35
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Sejarah Penjas dan Olahraga 1. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani terdiri dari kata pendidikan dan jasmani, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan sesorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (KBBI, 1989), jasmani adalah tubuh atau badan (fisik). Namun yang dimaksud jasmani di sini bukan hanya badan saja tetapi keseluruhan (manusia seutuhnya), karena antara jasmani dan rohani tidak dapat dipisah-pisahkan. Jasmani dan rohanai merupakan satu kesatuan yang utuh yang selalu berhubungan dan selalu saling berpengaruah. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis.

penjaskes.doc

  • Upload
    tria

  • View
    226

  • Download
    11

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Penjas dan Olahraga

1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani terdiri dari kata pendidikan dan jasmani, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan sesorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (KBBI, 1989), jasmani adalah tubuh atau badan (fisik). Namun yang dimaksud jasmani di sini bukan hanya badan saja tetapi keseluruhan (manusia seutuhnya), karena antara jasmani dan rohani tidak dapat dipisah-pisahkan. Jasmani dan rohanai merupakan satu kesatuan yang utuh yang selalu berhubungan dan selalu saling berpengaruah.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromoskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional.

2. Pengertian Olahraga

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.3. Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Istilah pendidikan jasmani telah dikenal pada tahun 1950-an di Indonesia, cukup lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari perubahan tersebut sangat luas dan mendalam, terutama terhadap struktur dan isi kurikulum di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman juga terjadi terhadap makna kedua istilah itu, karena hampir selalu hanya dikaitkan dengan kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian derajat kebugaran jasmani. Konsep dasar pendidikan jasmani dapat di pandang dari 3 (tiga) aspek yakni sejarah, pandangan filsafat, dan bukti-bukti ilmiah.

Untuk menjawab tantangan berupa gerak perubahan dinamik yang dibangkitkan oleh globalisasi yang menempatkan pembangunan modal manusia dan modal sosial dalam kedudukan strategis, maka arah pembaharuan pendidikan jasmani adalah untuk mendukung pembaharuan pendidikan pada umumnya.

Konsep pendidikan jasmani erat kaitannya dengan pendidikan rekreasi, dan pendidikan kesehatan, yang menghasilkan bidang studi Penjaskes, perpaduan antara pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan dengan titik persamaan dalam tujuan terbentuknya gaya hidup aktif sepanjang hayat untuk mencapai kesehatan. Meskipun demikian pebelajaran Penjaskes menjadi tidak menentu dalam hal substansi dan tujuan, persaingan dalam alokasi bagi penyampaian substansi dan akhirnya menggiring guru-guru hanya sekedar menyampaikan informasi dan bahkan pengetahuan yang tidak fungsional atau teori sebagai ganti kegiatan praktik. Masalah lainnya terjadi pada evaluasi yang hanya sampai pada pengukuran kemampuan kognitif paling rendah. Pengajaran terpadu tidak mampu diterapkan oleh guru-guru penjas mengaktualisasi konsep Penjaskes tersebut.

Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin diharapkan bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral. Begitu dekat pula tujuannya untuk pembinaan kesehatan dan kesadaran tentang lingkungan hidup.

Dari sejarah tersebut, aktivitas jasmani seperti dalam bentuk kegiatan bermain merupakan alat utama pendidikan. Para pendidik dan filosof percaya bahwa kegiatan itu sangat efektif untuk menumbuhkembangkan keseluruhan potensi peserta didik. Konsep ini telah dirintis penerapannya melalui UU pendidikan tahun 1950-an, yang kemudian sempat luntur akibat perubahan kebijakan. Kini kita berusaha untuk kembali ke asal, memposisikan pendidikan jasmani sebagai alat pendidikan yang dapat diandalkan.

4. Fungsi Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani dan kesehatan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembiasaan hidup sehat yang menjadi penunjang pertumbuhan dan pengemabangan siswa, memiliki fungsi pembelajaran pada:

a. Aspek organik (Perkembangan strukur dan fungsi tubuh) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik.

Meningkatkan kekuatan sejumlah otot.

Meningkatkan daya tahan otot atau kelompok otot.

Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler.

Meningkatkan fleksibelitas, yaitu; kemampuan dalam rentang gerak atau perluasan persendian.

b. Aspek neuromuskuler atau Psikomotor (Keterampilan Gerak) Mengembangkan keterampilan lokomotor.

Mengembangkan keterampilan non-lokomotor.

Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif.

Mengembangkan faktor-faktor gerak terampil.

Mengembangkan keterampilan olahraga.

Mengembangkan keterampilan rekreasi.

c. Aspek perseptual (Keterampilan Penalaran) Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat yang berhubungan dengantempat atau ruang dalam mengenali obyek.

d. Aspek kognitif (Keterampilan Berpikir) Mengembangkan kemampuan pengetahuan dan membuat keputusan serta memahami peraturan permainan, keselamatan, dan etika.

Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik cabang olahraga.

e. Aspek Afektif (keterampilan Sikap mental, sosial dan emosional) Menyesuaikan diri dengan orang lain dan belajar berkomunikasi.

Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif.

Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.

5. Tujuan Penjas dan OlahragaPendidikan jasmani dan kesehatan memiliki tujuan untuk membantu siswa memperbaiki derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap positif, keterampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas jasmani, sehingga siswa dapat :

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani dan olahraga

2. Memacu pertumuhan termasuk bartambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis.

3. Mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dasar berbagai cabang olahraga.

4. Mengerti akan pentingnya kesehatan dan kebugaran jasmani.

5. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

6. Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

7. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawaba, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

8. Menumbuhkan sikap positif dan mengisi waktu luang dengan berolahraga demi peningkatan kesegaran jasmani.

9. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

10. Memahami konsep aktifitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil dan memiliki sikap yang positif.

Pendidikan jasmani dan kesehatan di Sekolah Dasar, memiliki beberapa tujuan yang lebih mempertimbangkan kemampuan anak-anak Sekolah Dasar, yaitu : 1. Memacu pertumbuhan dan perkembangan.

2. Meningkatkan dan mengembangkan kesehatan, kesegaran jasmani, dan keterampilan bergerak.

3. Memahami pentingnya hidup sehat.

4. Mengenal dan mencoba keterampilan berolahraga.

Tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar dari segi keterampilan gerak, antara lain : 1. Siswa mengenal dan dapat melakukan gerak dasar yang berguna sebagai dasar berbagai aktivitas jasmani.

2. Siswa dapat mengenal dan melakukan berbagai keterampilan gerak dasar cabang olahraga.

3. Siswa mengerti pola hidup sehat diri dan lingkungannya.

4. Siswa belajar mendisiplinkan diri dan mengikuti bentk-bentuk peraturan.

Sebagi catatan tambahan : Pendidikan jasmani yang bermutu tidak selalu dalam bentuk kegiatan olahraga yang lebih menekankan pada keterampilan, tetapi hasil dari pendidikan jasmani di sekolah mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh manfaat dari aktivitas jasmani untuk kesehatan dan kebugaran siswa.

6. Ruang Lingkup Penjas dan Olahraga

Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

7. Perbedaan dan Persamaan Penjas dan Olahraga Perbedaan:1. Pendidikan jasmani diselenggarakan terutama di lingkungan sekolah,sedangdkan olahraga di selenggarakan terutama di lingkungan masyarakat.

2. Pendidikan jasmani dikelola dibawah Mendiknas,sedangkan olahraga dibawah wewenang Menpora bersama organisasi olahraga di masyarakat

3. Pendidikan jasmani cenderung memasyarakatkan olahraga,sedangkan olahraga cenderung mengolahragakan masyarakat

4. Materi pendidikan jasmani berpusat pada anak sesuai perkembangan psikofisik,sedangkan materi olahraga berpusat pada jenis olahraga yang harus dikuasai sepenuhnya.

Persamaan:1. Kesamaan tujuan

Pendidikan jasmani dan olahraga ikut membantu meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia seutuhnya

2. Penekanan tujuan

Pendidikan jasmani menganut prinsippendidikan melalui jasmani,sedangkan olahraga cenderung pada prinsip pendidikan untuk jasmani

3. Kesamaan medium yang digunakan

Keduanya menggunakan medium jasmani atau psikomotor.

B. Permainan Sederhana untuk Anak SD

1. Teori-teori dalam Permainan

Melalui permainan yang menarik seorang siswa akan mengikuti pembelajaran penjas dengan perasaan yang senang. Untuk itu guru penjas dituntut lebih kreatif dalam menciptakan permainan-permainan dalam pembelajarannya dan juga mengetahui teori bermain dalam penjas. Banyak teori dikembangkan untuk menerangkan tentang bermain. Tiap teori yang dirumuskan kebanyakan menyinarkan semangat, dan menggambarkan kekuasaan pada saat teori permainan itu dirumuskan. Adapun teori tersebut merupakan pendapat para pakar psikologi dan biologi. Ada pula yang mengkategorikan teori- teori ini dalam kelompok teori klasik, sebab teori- teori ini kebanyakan diutarakan sebelum abad ke dua puluh. Bigot, Kohnstam dan Palland (1950 : 272-275), dan Rob dengan Leertouwer (1990 : 17-19) mengutarakan beberapa pendapat para pakar tentang bermain sebagai berikut :

2. Teori rekreasi atau teori pelepasan.

Teori ini diutarakan oleh bangsa Jerman, yang bernama Schaller dan Lazarus, menerangkan bahwa permainan itu merupakan kegiatan manusia yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan tiidup, tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja dengan istirahat. Orang yang merasa penat, ia akan bermain untuk mengadakan pelepasan agar dapat mengembalikan kesegaran jasmani maupun rokhani.

3. Teori surplus atau teori kelebihan tenaga

Teori ini diutarakan oleh Herbert Spencer, seorang bangsa Inggris, ia mengatakan bahwa kelebihan tenaga (kekuatan, atau vitalitas) pada anak atau orang dewasa yang belum digunakan, disalurkan untuk bermain. Kelebihan tenaga dimaksudkan sebagai kelebihan energi, kelebihan kekuatan hidup, dan vitalitas, yang dianggap oleh manusia untuk memelihara lewat permainan.

4. Teori teleologi.

Karl Groos, seorang bangsa Jerman, mengatakan bahwa permainan mempunyai tugas biologik, yang mempelajari fungsi hidup sebagai persiapan untuk hidup yang akan datang. Pengutaraan teori ini merupakan pengutaraan yang paling terkenal dan pengutaraan tentang permainan yang dapat diterima.

5. Teori sublimasi

Teori ini diutarakan oleh seorang bangsa Swis yang bemama Ed Claparede. Ia mengutarakan bahwa permainan bukan hanya mempelajari fungsi hidup (teori Groos), tetapi juga merupakan proses sublimasi (menjadi lebih mulia, tinggi, atau indah), ialah dengan bermain, insting rendah akan menjadi tingkat perbuatan yang tinggi.

6. Teori Buhler

Carl Buhler seorang Jerman, mengatakan bahwa permainan itu kecuali mempelajari fungsi hidup (teori Groos), juga merupakan "Funktion Lust" (nafsu berfungsi), dan juga merupakan "Aktivitats Drang" (kemauan untuk aktif). Selanjutnya ia mengatakan bahwa bila perbuatan seperti berjalan, lari, dan lompat itu mempunyai kegunaan bagi kehidupannya kelak, di samping itu haruslah anak mempunyai kemauan untuk berjalan, lari, dan lompat.

7. Teori Reinkarnasi

Di samping ke lima teori tersebut, ada suatu teori lain yang masih banyak dibicarakan orang ialah teori reinkamasi. Adapun maksud teori tersebut ialah bahwa anak-anak selalu bermain dengan permainan yang dilakukan oleh nenek moyangnya. Jadi anak selalu bermain pernlainan yang telah dilakukan orang-orang terdahulu. Teori ini sebenarnya telah usang karena sekarang banyak anak bermain dengan permainan baru sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teori bermain yang tersebutkan tadi merupakan sebagian dari usaha penelaahan tentang bermain yang kiranya dapat digunakan dalam usaha Pendidikan. Teori yang bermacam-macam itu masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tidak ada perkaitan antara yang satu dengan yang lain, namun juga tidak bertentangan.Memang ada beberapa teori yang sedikit mencakup dan menerima teori yang lain dan membubuhi teorinya sendiri sehingga menjadi teori yang lebih baik. Ada juga para pakar lain yang mengkritik teori-teori tadi, tetapi perkembangan teori bermain sebagai wahana Pendidikan banyak sedikitnya didorong atau dijiwai oleh teori-teori klasik ini. Adapun beberapa pendapat tentang teori bermain sebagai wahana Pendidikan dibicarakan pada bagian berikut ini.

2. Macam macam pemanasan olah raga dalam bentuk permainan :a. Penculik AnakPeraturan Permainan :

1. Permainan menggunakan lapangan yang berukuran 1010 m

2. 2 orang siswa menjadi penculik dan siswa lainnya menjadi anak

3. Bagi anak yang berhasil ditangkap maka ikut bergabung menjadi penculik

4. Bagi siswa yang bertugas sebagai penculik, cara menangkap anak harus dengan berjalan cepat dan saling berpegangan tangan dan tidak boleh sampai terlepas.

5. Sedangkan bagi siswa yang menjadi anak maka dalam menghindari penculik harus dengan melakukan lompat.

6. Baik penculik maupun anak tidak diperkenankan untuk berlari

7. Bagi yang melanggar peraturan tersebut dikenai hukuman yaitu melakukan lompat pagar sebanyak 5 kali.

b. Pembunuh AyamPeraturan Permainan :

1. Permainan menggunakan lapangan yang berukuran 1010 m

2. 1 orang siswa menjadi pembunuh yang berada di luar lapangan dan siswa lainnya menjadi ayam yang berada di dalam lapangan.

3. Si pembunuh bertugas untuk mematikan ayam dengan cara melempari ayam dengan bola dengan catatan tidak boleh masuk ke lapangan dan hanya diperbolehkan memutari lapangan dengan batas menginjak garis lapangan.

4. Bagi ayam yang terkena lemparan maka si ayam dianggap mati dan harus bergabung dengan pembunuh untuk ikut menjadi pembunuh.

5. Sasaran lemparan yaitu perut ke bawah, jika lemparan mengenai perut ke atas maka ayam dianggap tidak mati.

6. Demikian seterusnya seperti itu sampai ayam habis terbunuh.

7. Permainan ini pertama kali hanya menggunakan satu bola, tetapi selanjutnya jumlah bola bertambah karena pembunuh juga bertambah banyak.

8. Dalam permainan ini maksimal menggunakan tiga bola.

c. Kaki BerdansaPemain: Bebas (boleh berpasangan)

Menit :10-15 menit

Tujuan: Melatih keterampilan mengumpan dengan satu dan dua sentuahan dalam melatih sentuhan Persiapan: Arena latihan 3040 meter, tandai dengan garis pembatas. Mainkan secara berpasangan dengan satu bola. Masing-masing pasangan berada di dalam arena, di pisahkan dengan jarak 2 hingga 3 meter. Prosedur: Tiap pasangan saling mengumpan, menggunakan kaki bagian dalam atau luar sambil melakukan gerakan di seputar arena. Mereka harus terus bergerak begitu permainan dimulai tidak di perkenankan menendang bola lalu diam tanpa gerakan. Masing-masing hendaknya berusaha menjaga jarak 2 sampai 3 meter saat melakukan gerakan dan mengumpan. Hanya di perbolehkan mengumpan dengan 1 dan dua sentuhan. Mainkan 10 sampa 15 babak masing-masing selama 1 menit, di selingi istirahat sebentar. Penilaian: Tiap pasangan terus menghitung jumlah tendangan dalam tiap babak. Yang melakukan tendangan terbanyak mendapat 2 poin, urutan kedua mendapat 1 poin. Pasangan yang mengumpulkan poin terbanyak dalam semua babak dinyatakan menang. Tips Latihan: Umpan yang cermat, kontrol bola yang baik dan kejelasan pandangan di sekitar arena permainan adalah faktor-faktor yang sangat menentukan untuk bisa bermain bagus. Jika mungkin, pemain hanya mengumpan dengan satu sentuhan saja. Luas arena tergantung pada jumlah, usia dan kemampuan pemain. Sepuluh sampai 12 pasang pemain bisa berlatih dengan leluasa dalam arena seluas 30 x 40 meter. Jika perlu di perluas lagi untuk lebih banyak pasangan. d. Adu JuglingPemain : Bebas (beberapa grup, masing-masing 3)

Menit: 5-10 menit

TujuanMengahangatkan suhu otot sebelum memulai latihan lanjutan dan memperbaiki kontrol bola. Persiapan: Siapkan arena latihan seluas sekitar 1015 meter untuk tiap grup, tandai dengan garis pembatas. Masing-masing grup menggunakan sebuah bola. Prosedur: Pemain berusaha mempertahankan bola selama mungkin di udara dengan menggunakan kaki, paha, dada dan kepala tetapi bukan dengan lengan dan tangan. Tiga pemain hanya hanya di perbolehkan melakukan paling banyak tiga kali sentuhan sebelum melepaskanya. Penilaian: Pemain yang menjatuhkan bola ketanah atau menyebabkan bola keluar arena dikenai 1 poin penalti. Pemain yang dikenai poin penalti paling sedikit dinyatakan menang. Tips Latihan: Unsur penting yang di perlukan untuk kecermatan untuk mengontrol bola adalah rasa percaya diri, konsentrasi dan teknik yang tepat. Pemain pemula sering kurang percaya diri, akibatnya kaku dan tegang dalam bermain. Ingatan mereka untuk selalu bersikap santai dan menarik permukaan badan yang tersentuh bola. Dengan begitu, bola lebih mudah di kontrol. Permainan ini bisa di lihat lebih sulit dengan mengurangi jumlah sentuhan bola yang diperkenankan atau dengan menyuruh pemain melakukan ball jugling sambil joging di seputar arena. e. Adu NutmegMenit: 10 (dua kali 5 menit)

Tujuan: Meningkatkan suhu otot dan menghangatkan badan sebelum memulai latihan lanjutan, meningkatkan keterampilan menggiring bola (dribbling) di sektor yang sempit. Persiapan: Siapkan arena latihan seluas kira-kira 25 kali 30 meter, tandai dengan garis pembatas. Tempatkan pemain Tim I secara bebas dalam arena dengan kedua kaki tegak dan merenggang selebar 0,5 sampai 1 meter. Tempatkan pemain tim 2 diluar arena, masing-masing dengan sebuah bola. Prosedur: Pemain tim 2 menggiring bola memasuki arena dan berusaha sebanyak mungkin melewatkan bola, menerobos selangkangan kaki pemian Tim 1 selama lima menit (manuver ini di kenal dengan"nutmeg"). Pemain Tim 1 harus tetap berdiri harus tetap berdiri di tempat dengan kaki tegak dan merenggang. Penggiring bola (dribbler) tidak diperbolehkan melakukan nutmeg dua kali berturut-turut pada orang yang sama. Pada babak kedua, kedua tim berganti peran. Penilaian: Tipe pemain menghitung jumlah nutmeg yang telah di lakukannya. Jumlah nilai semua pemain di gabung sebagai nilai tim. Tim dengan jumlah nilai tertinggi dinyatakan menang. Tips Latihan: Sesuaikan luas arena dengan jumlah pemain. Ingatkan dribbler untuk selalu menegakan kepala agar bisa melihat sekeliling arena secara optimal. f. Menggiring Bola Keliling LingkaranMenit: 10 menit

Pemain: Dua tim, masing-masing 6 sampai 10

Tujuan: Meningkatkan kebugaran dan memperbaiki kecepatan menggiring bola. Persiapan: Siapkan arena latihan berupa lingkaran berdiameter 20 sampai 25 meter. Tiap pemain berpasangan dengan pemain dari tim lawan. Pasangan di beri nomor, menggunakan sebuah bola dan di tempatkan terpisah dengan posisi berhadapan, masing-masing berada pada titik lingkaran terjauh. Prosedur: Mulai dengan menyebut nomor salah satu pasangan, misalnya "nomor 3? . Kedua pemain pada pasangan ini segera berlarian di sepanjang tepi lingkaran, berlawanan arah dengan jarum jam. Pemain yang satu menggiring bola dengan cermat mengelilingi garis lingkaran sebelum bola di rebut dengan pemain lain. Begitu pasangan tadi kembali ketempat semula, panggil pasangan lain dengan menyebut nomornya. Demikian seterusnya, tidak perlu urut, Sehabis satu putaran, masing-masing pasangan bertukar posisi. Penilaian: Tim memperoleh 1 poin jika dribbler berhasil melewati satu putaran tanpa di halau pasangan mainnya. Tim dengan perolehan poin terbanyak dinyatakan menang. Tips Latihan: Sesuaikan ukuran lingkaran dengan tingkat usia dan kemampuan pemain. Besarnya lingkaran hendaknya di atur begitu rupa sehingga memungkinkan si pengejar mampu menghalau si penggiring bola. Tentukan ukuran lingkaran dengan menguji dribbler menyelesaikan dua kali putaran tanpa terkejar. g. Lari Berantai KelilingMenit : 15 menit

Pemain: Bebas (dua tim, masing-masing 5-7)

Tujuan: Mengembangkan kecepatan menggiring bola dan meningkatkan kebugaran. Persiapan: Buat garis pembatas atau garis tepi sebagai titik start. Tempatkan kedua tim secara terpisah pada jarak sedikitnya 3 meter dengan posisi sejajar di belakang garis start. Pancangkan sebuah bendera sejauh 25 meter di depan masing-masing tim. Pemain pertama tiap tim membawa sebuah bola. Prosedur: Begitu terdengar aba-aba "Mulai", pemain pertama tiap tim segera menggiring bola secepat-cepatnya memutari bendera lalu kembali ke garis start dan menyerahkan bola ke pemain berikutnya. Semua pemain bergiliran melakukan hal yang sama. Tim yang berhasil menyelesaikan putaran lebih cepat dinyatakan menang. Ulangi putaran ini sampai 10 kali, di selingi istirahat sebentar sesuai tiap putaran. Penilaian: Tim yang berhasil menyelesaikan putaran lebih awal memperoleh 1 poin. Tim yang mengumpulkan poin lebih terbanyak dalam 10 kali putaran di nyatakan menang. Tips Latihan: Teknik yang di gunakan untuk menggiring bola di tempat terbuka tentu berbeda dengan teknik menggiring bola di tengah kerumunan pemain. Pemain tidak perlu terlalu ketat mengontrol bola, tetapi harus menyorongkan bola beberapa langkah kedepan lalu mengejar dan menangkapnya. Sesuaikan jarak putaran dengan usia dan kondisi pemain. h. Lomba Lompat KatakMenit: 5-10 menit

Pemain: Bebas (beberapa tim masing-masing 3-5)

Tujuan: Memperkuat otot kaki dan tubuh bagian atas Persiapan: Buat garis start dan garis finish berjarak 50 meter. Pemain tiap tim berada di belakang garis start. Jarak posisi tiap tim sedikitnya 5 meter. Pemainan pertama di tiap garis start berjongkok dengan tangan di letakkan di atas lutut. Prosedur: Begitu pelatih memberikan aba-aba "mulai" pemain kedua di garis start meletakkan tanganya di atas punggung pemain pertama lalu melompatinya dan berjongkok lagi. Pemain ketiga melewati pemain pertama, kedua dan seterusnya. Pemain terus melakukan lompat katak sampai garis finish. Penilaian: Tim yang semua pemainnya berhasil mencapai garis finish terlebih dahulu dinyatakan menang Tips Latihan: Lomba lompat katak lebih cocok untuk pemain senior yang membutuhkan kekuatan otot kaki dan otot tubuh bagian atas. Untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, jarak tempuh dapat di perpendek untuk mengurangi kelelahan fisik. Selain untuk menguatkan otot, lomba katak terasa lucu dan menghibur. i. Lari Silang dalam LingkaranMenit: 5-10 menit

Pemain: Dua tim, Masing-masing 3-5

Tujuan: Meningkatkan kecepatan lari dan mengembangkan stamina Persiapan: Siapkan arena latihan berupa lingkaran berdiameter 20 sampai 25 meter. Pemain dari kedua tim saling berpasangan. Tiap tim di beri nomor. tiap pasangan di tempatkan dengan posisi berhadanpan, masing-masing berada pada titik lingkaran terjauh. Prosedur: Panggil nomor salah satu pasangan, misalnya, "nomor 3?. Kedua pemain ini segera berlari menyilang secepatnya lalu berganti posisi. Maksudnya adalah untuk mengetahui siapa yang lebih cepat mencapai posisi lawan bermain. Pelatih menyebutkan nomor tiap pasangan secara acak. Boleh memanggil dua pasangan sekaligus dalam waktu yang sama. Penilaian: Pemain yang lebih dahulu mencapai posisi lawan bermainya memperoleh 1 poin atas nama tim. Tim dengan perolehan poin tertinggi di nyatakan menang. Tips Latihan: Sesuaikan ukuran lingkaran dengan kondisi fisik pemain. Untuk pemain di bawah 12 tahun, diameter cukup 10 sampai 15 meter. Tentukan besar lingkaran dengan menyuruh pemain berlari menyilang lalu kembali ke tempat semula. j. Gerakan Menyamping 3-BarisanMenit: 5 menit

Pemain: Bebas (tiga tim)

Tujuan: Menghangatkan suhu otot sebelum memulai latihan lanjutan, dan meningkatkan ketangkasan dan kelincahan gerakan. Persiapan: Tiap tim berada dalam 1 barisan, semua menghadap pelatih. Jarak antar barisan 5 meter. Tim diberi nomor 1,2 dan 3. Prosedur: Pemain harus cepat tanggap terhadap aba-aba pelatih, yang akan memilih salah satu dari tiga nomor tim. Jika pelatih memberi aba-aba" nomor 1? barisan 1 dan 2 bertukar tempat, dengan gerakan kaki menyamping, begitu seterusnya, pelatih menyebutkan nomor secara acak agar tidak bisa di antisipasi oleh pemain, nomor akan berganti sesuai dengan barisan yang di tempati. Penilaian: Pemain yang bergerak ke arah yang salah dan ke tempat yang salah di kenai 1 poin penalti. Tim dengan jumlah poin paling sedikit dinyatakan menang. Tips Latihan: Pemain hendaknya melakukan gerakan menyamping tanpa menyilang kakinya. Mereka harus menjaga jangan sampai menabrak pemain. Keberhasilan latihan ini tergantung pada konsentasi pikiran, kecepatan reaksi dan kelincahan gerak kaki. k. Anjing dan Kucing Menit: 3 - 8 (3 sampai 5 babak selama 60 sampai 90 detik untuk tiap pasangan)

Pemain: 6 - 8 (Berpasangan)

Tujuan: Meningkatkan kelicahan gerakan, ketangkasan dan kebugaran. Persiapan: Arena latihan berupa lingkaran diameter 20 sampai 25 meter. Beri nomor pada tiap pasangan. Tempatkan pemain tiap pasangan saling berhadapan, masing-masing pada titik lingkaran terjauh. Prosedur: Panggil nomor pasangan, misalnya " nomor 1' pemain segera masuk lingkaran. Salah satu pemain yang di juluki "anjing" segera mengejar dan menghalau lawan mainya "kucing". Begitu si kucing tertangkap, pemain segera berganti peran.setelah 60 sampai 90 detik, panggil lagi pasangan lain untuk memasuki lingkaran, begitu seterusnya. Penilaian: Pemain yang paling sedikit tertangkap dinyatakan menang. Tips Latihan: si "kucing" hendaknya berlari dengan mengubah-ubah arah dan kecepatan begitu rupa untuk menghindar si"anjing" . Buatlah latihan untuk lebih menguji ketahanan fisik pemain dengan memperpanjang waktu setiap babak atau memperbesar lingkaran. Sebagai selingan , panggil 2 atau 3 pasangan sekaligus untuk memasuki lingkaran. l. Rantai PenghalangMenit: 5 - 10 menit

Pemain: Bebas

Tujuan: Meningkatkan kelicahan gerakan, ketangkasan dan stamina. Persiapan: Arena latihan seluas 30 x 35 meter. Pilih 2 pemain sebagai "X" dan tempatkan mereka di luar arena dan pemain "bebas" di dalam arena. Prosedur: Pemain "X" memasuki arena mengejar dan menghalau pemain "bebas". Pemain bebas yang berhasil di halau harus bergandengan tangan dengan pemain yang mengalaunya membentuk rantai. Rantai semula tidak boleh terbagi menjadi beberapa rantai pendek saat mencoba menangkap pemain bebas, hanya dua rantai yang di perbolehkan dalam sekali putaran. Rantai boleh bekerja sama untuk menyudutkan dan menjebak pemain bebas. Semua pemain harus tetap didalam arena. Ulangi permainan bila perlu 5 hingga 10 menit. Penilaian: Rantai terpanjang di akhir permainan dinyatakan menang Tips Latihan: sesuaikan ukuran arena, atau jumlah rantai yang di perbolehkan tergantung pada jumlah pemain. Pemain bebas hendaknya mengubah kecepatan dan arah gerakna diselingi gerakan tipuan untuk menghindari kejaran. m. Lingkaran PinballMenit: 10 - 15 menit

Pemain: 5 - 8 orang

Tujuan: Menghangatkan badan sebelum melakukan latihan lanjutan dan mengembangkan teknik mengumpan dengan satu sentuhan. Persiapan: siapkan lingkaran berdiameter 9 meter. Tempatkan seorang pemain bertahan (defender) dalam lingkaran, tempatkan semua pemain lain (penyerang) secara terpisah pada jarak yang sama di luar lingkaran, di sepanjang garis lingkaran. Salah satu penyerang membawa sebuah bola. Prosedur: Penyerang berusaha menguasai bola tanpa dihadang defender dengan saling mengumpan melintasi lingkaran. Mereka di perbolehkan bergerak sepanjang garis lingkaran untuk menerima umpan tetapi tidak di perbolehkan memasuki lingkaran. Penyerang boleh mengirim umpan kepada rekannya tetapi harus mengumpan dengan satu sentuhan saja. Jika boleh keluar lingkaran, atau jika defender berhasil menghadang bola, bola segera di kembalikan kepada salah satu penyerang dan permainan dilanjutkan. Penilaian: Penyerang mendapat 1 poin jika berhasil mengirim 8 umpan berturut-turut tanpa di hadang defender. Defender memperoleh 1 poin setiap kali berhasil menghadang bola atau menyebabkan penyerang mengirim umpan dengan lebih dari satu sentuhan. Setiap kali bola keluar dari lingkaran, defender juga mendapat 1 poin. Lakukan permainan hingga mencapai nilai 10, lalu gantikan defender. Tips Latihan: Pemain yang kurang terampil di perbolehkan mengumpan dengan dua sentuhan dalam lingkaran yang lebih besar. Tempatkan dua defender dalam lingkaran untuk menciptakan keadaan yang lebih menantang bagi penyerang.

n. Jalan melewati tongkatJalan melewati tongkat berguna untuk melatih keterampilan dan kekuatan. Cara melakukannya adalah1. Buat garis start dan finis jaraknya 5 meter.2. Letakkan 4 buah tongkat antara garis start dan finis, masing-masing berjarak 1 meter. Setiap tongkat diberi nomor 1 sampai 4.3. Buat formasi barisan satu-satu di belakang garis start.4. Setelah mendengar aba-aba mulai, langkahkan kaki kiri melewati tongkat kesatu. Langkahkan kaki kanan melewati tongkat kedua. Langkahkan kaki kiri melewati Tongkat ketiga. Langkahkan kaki kanan melewati tongkat keempat.5. Lakukan berulang-ulang.

o. Jalan sambil bergandengan tanganJalan sambil bergandengan tangan bermanfaat untuk melatih keterampilan dan kerja sama.

Cara melakukannya adalah

1. Buatlah kelompok dengan anggota 4 orang.

2. Setiap kelompok membentuk barisan, saling bergandengan

tangan satu dengan yang lainnya.

3. Setelah mendengar aba-aba mulai, kelima anggota kelompok jalan bersama-sama ke

Berbagai arah tanpa saling bertabrakan.

4. Saat berjalan pegangan tangan tidak dilepaskan.

5. Lakukan berulang-ulang, dengan mengganti anggota kelompok.

p. Tiga serangkaiAnak membuat kelompok yang terdiri dari tiga orang. Mereka mengaitkan kaki kanannya dibelakang pangkal paha mereka, dengan ketinggian kira-kira setinggi pangkal paha, sehingga mereka berdiri di atas kaki kirinya. Setelah kaitan dianggap baik lomba dapat dimulai. Dengan irama tepukan tangan para peserta lomba anak dalam satu kelompok itu berjengket seirama dengan tepukan tangan, sambil mengucapkan sair atau nyanyian. Adapun sair itu sebagai berikut:" Satu hati, satu hati "" Seirama satu gerak "" Kena badai tersiram air "" Tidak goyah tetap tegak "Irama dapat dipercepat, sehingga jengket mereka dapal makin cepat pula. Regu yang kaitan kakinya lepas dianggap kalah.Permainan ini dapat dimainkan untuk klas I sampai klas VI. Sifat permainan ini; latihan kekuatan otot tungkai, koordinasi, dan kerjasama antar teman.

q. Berburu kijang.Lapangan lebih kurang 7 x 7 m. Alat sebuah bola atau dua buah bola untuk bola tangan atau bola tenis. Delapan orang anak bertugas sebagai penembak, sedang sisa siswa yang lain berperanan sebagai kelinci. Tembakan harus dilakukan dengan lemparan ayunan bawah, yang dilakukan dengan menginjak garis lapangan, pada tiap sisi lapangan ada dua orang penembak. Bila kijang kena tembak, ganti menjadi Permainan ini dapat dimainkan oleh anak dari klas I sampai klas VI. Sifat permainan, kelentukan sendi bahu dan koordinasi para penembak, serta kelincahan dari kelentukan bagi para kijang untuk menghindari tembakan.

r. Adu kuat.Kelas dibagi lima, dan tiap kelompok memasuki lingkaran yang sudah disediakan. Tiap anak dalam satu kelompok saling bermusuhan, dengan berusaha mengeluarkan lawan dari lingkaran. Cara mengeluarkan lawan hanya boleh mendorong dengan bahu, yang harus dikenakan dengan bahu lawan salah satu kaki harus selalu diangkat dan ditekuk ke atas, serta dipegang dengan tangan yang searah dengan kaki yang ditekuk. Siku tangan yang lain harus tetap melekat pada pinggang. Anak dianggap kalah bila menginjak garis lingkaran, atau ke luardari lingkaran Anak yang kalah harus menunggu di luar sehingga adu kuat selesai, ialah tinggal ada seorang pemain saja yang ada di dalam lingkaran. Bila tiap lingkaran sudah dapatditentukan pemenangnya, dilanjutkan dengan perebutan gelar. "raja kuat" dengan mempertandingkan para pemenang kelompok. Permainan ini sangat baik bagi anak klas tinggi sekolah dasar. Sifat latihan kekuatan, dan keseimbangan.

s. Menarik ular.

Anak dibagi dalam kelompok, kelompok harus dibuat genap, karena tiap dua kelompok diharuskan berebut menarik ular. Anak yang paling depan pada tiap kelompok yang berhadapan saling berpegangan tangan dengan dua tangan. Anak yang ada dibelakang berpegang pada pinggang temannya yang ada di depannya. Tapi kepala ular pada kesiapannya harus berdiri pada garis batasnya. Guru memberi aba: Siap ....... Ya. Mulailah kedua kelompok yang saling berhadapan saling menarik kelompok lawannya. Regu dianggap menang, bila dapat menarik lawan sehingga anak yang paling depan dari lawannya menginjak garis batas kelompoknya, atau ikatan pegangan dari lawannya terlepas.

Permainan tersebut sangat baik bagi klas III keatas.Sifat permainan, latihan kekuatan otot lengan dan tungkai, serta memupuk kerja sama antar anggota kelompok.

KESIMPULAN

Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin diharapkan bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral. Begitu dekat pula tujuannya untuk pembinaan kesehatan dan kesadaran tentang lingkungan hidup. Fungsi Pendidikan Jasmani

a. Aspek organik (Perkembangan strukur dan fungsi tubuh)b. Aspek neuromuskuler atau Psikomotor (Keterampilan Gerak)c. Aspek perseptual (Keterampilan Penalaran)d. Aspek kognitif (Keterampilan Berpikir)e.Aspek Afektif (keterampilan Sikap mental, sosial dan emosional)Pendidikan jasmani dan kesehatan memiliki tujuan untuk membantu siswa memperbaiki derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap positif, keterampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas jasmani.Macam macam pemanasan olah raga dalam bentuk permainan antara lain Penculik Anak

Pembunuh ayam Lomba lompat katak Jalan melewati tongkat Adu kuat Dan menarik ularPendidikan jasmani yang bermutu tidak selalu dalam bentuk kegiatan olahraga yang lebih menekankan pada keterampilan, tetapi hasil dari pendidikan jasmani di sekolah mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh manfaat dari aktivitas jasmani untuk kesehatan dan kebugaran siswaDAFTAR PUSTAKA

http://djornystkipcitrabakti.blogspot.com/p/pengertian-pendidikan-jasmani.htmlhttp://rinpunya.blogspot.com/2013/10/pemanasan-olah-raga-dalam-bentuk.htmlhttp://firdaus55.blogspot.com/2013/11/permainan-sederhana-pada-anak-sekolah.htmlhttp://sintaprima.blogspot.com/2012/06/permainan-penjas-sd.htmlhttp://jiamper.blogspot.com/2012/03/konsep-pendidikan-jasmani-dan-olahraga.html(3/06/2012)