3
Penularan Virus rubella menular dari satu orang ke orang lain melalui sejumlahkecil cairan hidung dan tenggorokan. Orang yang mengidap rubella sangat berpotensimenularkan virus tersebut dalam periode satu minggu sebelum sampai satu m i n g g u sesudah ruam muncul. Seseorang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala rubellatetap dapat menularkan virus tersebut Manifestasi Klinis Pada Ibu hamil : Adenopati (khas) terutama nodus limfatikus belakang telinga, oksipital dan leherbelakang Sakit kepala Sakit tenggorokan Ruam Ruam rubela bermacam-macam bentuknya. Ruam menetap selama 2 sampai 3 hari dalam pola yang disebut kaledidoskopik karena perubahan bentuknya. Mula- mula makula merah muda yang ireguler (biasanya dalam 24 jam) timbul di leher, badan, lengan dan akhirnya di kaki. Pada hari berikutnya lesi ini menyatu, membentuk komponen makulopapular dan menjadi skar; atiniformis. Muka sering bebas ruam pada saat ruam penuh sampai tungkai bawah. Jarang terjadi deskuamas. Demam (39 C-39C) Poliartralgia dan poliartritis (khas untuk wanita). Keluhan yang paling khas muncul dengan ruam atau dalam beberapa hari setelah serangan ruam. Sendi yang dikenai sering simetris bisa berkisar mulai dari kaku waktu pagi sampai keluhan artritis yang diti dengan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan. Manifestasi sendi pada rubela bersifat sementara dan tidak menimbulkan kerusakan sendi. Serologi: IgM : Terdeteksi pada 1-5 hari setelah muncul ruam dan betahan hingga 1-4 minggu. Titer turun, tidak terdeteksi setelah 6-12 minggu. IgG : Dapat di deteksi pada 1-3 hari setelah muncul gejala, bertahan seumur hidup. Diagnosa dan Mendeteksi Infeksi Rubella Pada Ibu Hamil atau Janinnya Wanita hamil Rubela bila mengenai wanita hamil, terutama pada awal kehamilan, dapat mendatangkan bahaya bagi janin

Penularan Virus Rubella Menular Dari Satu Orang Ke Orang Lain Melalui Sejumlahkecil Cairan Hidung Dan Tenggorokan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hh

Citation preview

Penularan Virus rubella menular dari satu orang ke orang lain melalui sejumlahkecil cairan hidung dan tenggorokan. Orang yang mengidap rubella sangat berpotensimenularkan virus tersebut dalam periode satu minggu sebelum sampai satu minggusesudah ruam muncul. Seseorang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala rubellatetap dapat menularkan virus tersebutManifestasi KlinisPada Ibu hamil : Adenopati (khas) terutama nodus limfatikus belakang telinga, oksipital dan leherbelakang Sakit kepala Sakit tenggorokan Ruam Ruam rubela bermacam-macam bentuknya. Ruam menetap selama 2 sampai 3 hari dalam pola yang disebut kaledidoskopik karena perubahan bentuknya. Mula- mula makula merah muda yang ireguler (biasanya dalam 24 jam) timbul di leher, badan, lengan dan akhirnya di kaki. Pada hari berikutnya lesi ini menyatu, membentuk komponen makulopapular dan menjadi skar; atiniformis. Muka sering bebas ruam pada saat ruam penuh sampai tungkai bawah. Jarang terjadi deskuamas. Demam (39 C-39C) Poliartralgia dan poliartritis (khas untuk wanita). Keluhan yang paling khas muncul dengan ruam atau dalam beberapa hari setelah serangan ruam. Sendi yang dikenai sering simetris bisa berkisar mulai dari kaku waktu pagi sampai keluhan artritis yang diti dengan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan. Manifestasi sendi pada rubela bersifat sementara dan tidak menimbulkan kerusakan sendi. Serologi: IgM : Terdeteksi pada 1-5 hari setelah muncul ruam dan betahan hingga 1-4 minggu. Titer turun, tidak terdeteksi setelah 6-12 minggu. IgG : Dapat di deteksi pada 1-3 hari setelah muncul gejala, bertahan seumur hidup.Diagnosa dan Mendeteksi Infeksi Rubella Pada Ibu Hamil atau Janinnya Wanita hamil Rubela bila mengenai wanita hamil, terutama pada awal kehamilan, dapat mendatangkan bahaya bagi janin yang dikandungnya seperti terjadi abortus (keguguran), bayi meninggal pada saat lahir, atau mengalami sindrom Rubela Kongenital. Lebih dari 50% kasus infeksi Rubella pada Ibu hamil bersifat subklinis atau tanpa gejala sehingga sering tidak disadari. Karena dapat berdampak negatif bagi janin yang dikandungnya maka deteksi infeksi Rubella pada ibu hamil yang belum memiliki kekebalan terhadap infeksi Rubella sangat penting. Ada beberapa pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi infeksi Rubella, yang lazim dilakukan adalah pemeriksaan anti Rubella IgM dan anti Rubella IgG pada contoh darah dari ibu hamil. Untuk memastikan apakah janin terinfeksi atau tidak maka dilakukan pendeteksian virus Rubella dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Bahan pemeriksaan diambil dari air ketuban (cairan amnion) atau darah janin. Pengambilan sampel air ketuban atau pun darah janin harus dilakukan oleh dokter ahli kandungan & kebidanan, dan hanya dapat dilakukan setelah usia kehamilan di atas 22 minggu. Labolatorium Hemaglutinasi pasif Hasil: Bila terdapat aglutinasi maka tedapat antibodi spesifik terhadap rubela Uji Hemolisis Radial Hasil : Zona >5 mm pada lempengan tes menunjukan adanya imunitas antibodi terhadap virus rubela (Zona hemolisis pada lempengan kontrol terentang antara 3,5-5 mm). Uji Aglutinasi latek Tes ini dipakai untuk uji saring imunitas. Uji Inhibisi Hemaglutinasi (HI = Hemagglutinattion Inhibition). HI- test atau fiksasi Komplemen sekarang dianggap kurang efisien karena harus di tunggu 4x kenaikan liter ab masa tenggang 1 bulan. Untuk menentukan kadar antibodi terhadap virus rubela dipakai uji IFA (Indirect Fluorescent Antibody Test). Imunoasai Enzim (EIA) Imunoasai enzim yang dipakai untuk menentukan kadar antibodi terhadap virus rubela ada 2 jenis yaitu : 1. IgM captured ELISA: untuk menentukan kadar IgM Antirubela 2. ELISA tak langsung untuk menentukan kadar IgG Antirubela Kira-kira 1/3 sampai kasus wanita hamil yang menderita rubela tidak terdiagnosis. Bila ibu sedang hamil mengalami demam disertai bintik-bintik merah, pastikan apakah benar terkena rubela, cara yang cepat adalah dengan memeriksa anti-Rubela IgG dan anti-Rubela IgM setelah 1 minggu. Pemeriksaan Anti-rubela IgG dan IgM terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan < 18 minggu dan risiko infeksi rubela bawaan. Bila wanita hamil mengalami rubela, pastikan apakah janin tertular atau tidak Untuk memastikan apakah janin terinfeksi atau tidak maka dilakukan pendeteksian virus rubela dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Bahan pemeriksaan diambil dari air ketuban (cairan amnion). Pengambilan sampel air ketuban harus dilakukan oleh dokter ahli kandungan & kebidanan, dan baru dapat dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 22 minggu. Hasil pemeriksaan janin terinfeksi virus rubela dengan diti adanya virus rubela pada pemeriksaan PCR. # Pada bayi Pemeriksaan Laboratorium Bayi yang terkena infeksi rubela kongenital bisa tetap terinfeksi kronis selama berbulan-berulan setelah lahir. Virus rubela dapat ditemukan dari sekresi nasofaring 80% pada pada bayi dengan rubela kongenital usia kurang dari 1 bulan, 62% usia 1-4 bulan, 33% usia 5-8 bulan, 11% usia 9-12 bulan dan 3% usia tahun kedua. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan biakan virus dari sekret faring, urin, cairan serebrospinalis dan dari setiap organ.