91
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 (STUDI DESA BARU KECAMATAN PANCUR BATU) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Oleh : MAYRISKA TRI AYU BR BANGUN NIM : 140200197 DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 6 TAHUN 2014 (STUDI DESA BARU KECAMATAN PANCUR

BATU)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh :

MAYRISKA TRI AYU BR BANGUN

NIM : 140200197

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

Page 2: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …
Page 3: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : Mayriska Tri Ayu Br Bangun

NIM : 140200197

DEPARTEMEN : HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

JUDUL SKRIPSI : Peran dan Tanggungjawab Kepala Desa Terhadap Pengelolaan Keuangan

Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (Studi Desa Baru

Kecamatan Pancur Batu)

Dengan ini menyatakan :

1. Skripsi yang saya tulis ini adalah benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau karya ilmiah

orang lain.

2. Apabila terbukti di kemudian hari skripsi tersebut adalah jiplakan, maka segala akibat hukum

yang timbul menjadi tanggung jawab saya.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya tanpa paksaan atau tekanan dari pihak

manapun.

Medan, Juni 2020

Mayriska Tri Ayu Br Bangun

Nim: 140200197

Page 4: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

1

ABSTRAK

PERAN DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA DESA TERHADAP

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 6 TAUN 2014 (STUDI DESA BARU KECAMATAN PANCUR

BATU)

*Mayriska Tri Ayu Br Bangun

**Dr. Affila, SH.M.Hum

***Erna Herlinda, SH.M.Hum

Otonomi desa adalah hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya persekutuan masyarakat

hukum tersebut, dengan batas-bats berupa hak dan kewenangan yang belum diatur

oleh persekutuan masyarakat hukum yang lebih luas dan tinggi tingkatannya

dalam rangka memenuhi kebutuhhan hidup dan penghidupan kesatuan masyarakat

hukum yang bersangkutan. Desa otonom memberikan ruang gerak yang luas pada

perencanaan pembangunan yang merupakan kebutuhan nyata masyarakat dan

tidak banyak dibebani oleh program-program kerja dari berbagai instansi dan

pemerintah. Untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya, desa

dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang mempunyai tugas melaksanakan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan

masyarakat desa, menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa, membina

dan meningkatkan perekonomian desa dalam rangka peningkatan kualitas

kehidupan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Judul penelitian “Peran

dan Tanggung jawab Kepala Desa dalam Pengelolaan Keuangan Desa Menurut

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014” memiliki rumusan masalah bagaimana

kedudukan desa dalam pemerintahan di Indonesia, sistem pengelolaan keuangan

desa serta peran dan tanggungjawab kepala desa dalam pengelolaan keuangan

desa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

hukum normatif yaitu metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti

bahan pustaka atau data sekunder dan wawancara (interview).

Berdasarkan hasil penelitian, kedudukan pemerintahan desa dalam tata

pemerintahan di Indonesia secara yuridis telah diatur atau diakui kewenangan-

kewenangan tradisionalnya dalam Pasal 18 B ayat (2) Undang Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengelolaan keuangan desa di Desa Baru

Kecamatan Pancur Batu meliputi tahap perencanaan, pengaanggaran,

pelaksanaan, dan penatausahaan. Kepala desa menyampaikan laporan

pertanggung jawaban kepada Bupati/Walikota melalui Camat, lalu menyampaikan

informasi kepada masyarakat melalui papan pengumuman.

Kata Kunci: Pengelolaan, Peran dan Tanggungjawab, Keuangan

*Mahasiswa

**Dosen Pembimbing I

***Dosen Pembimbing II

Page 5: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta

alam, berkat Rahmat, Taufik dan Inayah-Nyalah, skripsi yang berjudul PERAN

DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA MENURUT UNDANG UNDANG

NOMOR 6 TAHUN 2014 (STUDI DESA BARU KECAMATAN PANCUR

BATU) ini dapat terwujud. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah pada

Nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara Departemen Hukum Administrasi Negara sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum.

Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Saidin, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Page 6: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

3

4. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Agusmidah, S.H., M.Hum., selaku Ketua Departemen Hukum

Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Affila, S.H., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

memberikan waktu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses

penulisan skripsi ini.

7. Ibu Erna Herlinda, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II, ang telah

memberikan waktu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses

penulisan skripsi ini.

8. Bapak Dr. Mahmud Mulyadi, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing

Akademik, yang telah memberikan waktu, membimbing dan mengarahkan

penulis selama menjalani proses perkuliahan.

9. Bapak dan Ibu Dosen staf pengajar dan pegawai di lingkungan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuan beserta memberikan pelayanan administrasi kepada penulis

selama menjalani proses perkuliahan.

10. Bapak Stevanus Tarigan, S.E selaku Kepala Desa Baru Kecamatan

Pancurbatu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mendapatkan data dan bersedia memberikan informasi yang berkaitan

dengan penulisan skripsi ini.

Page 7: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

4

11. Kedua orang tua penulis Ayahanda Iktiono Okto Bangun dan Ibunda

Sabnida yang telah berjuang mendidik, merawat dan menasehati penulis

sejak kecil hingga beranjak dewasa sekarang ini dan senantiasa berdoa

bagi kesuksesan penulis. Sehingga penulis termotivasi untuk cepat

menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga penulis, kakanda Zulham Akbar Bangun dan istri, kakanda Arif

Gautama Bangun dan istri, serta keponakan penulis, Hafiz Ghani Thua

Bangun, Fira Lathifa Azzahra, M. Raffi Azzam yang telah memberikan

semangat dan motivasi kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

13. Sahabat penulis Dini Sari, Mahapertiwi, Rizka Aulia, Galuh, Khairani,

Mahmmudin, Fathur Roji dan lainnya yang selalu memberikan semangat

kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Dan juga teman-teman

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara angkatan 2014 terkhusus

grup F dan Ikatan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (IMAHARA)

2014 yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis, sehingga

penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.

14. Sahabat penulis Nila Asmala Sari, Siti Annisa Syafira Lubis, yang selalu

memberikan semangat kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekeliruan.

Oleh karena itu penulis meminta maaf kepada pembaca skripsi ini karena

Page 8: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

5

keterbatasan pengetahuan dari penulis. Besar harapan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada kita

semua dan semoga doa yang telah diberikan mendapatkan berkah dari Allah

SWT.

Medan, Maret 2020

Hormat Saya

Mayriska Tri Ayu Br.

Bangun

Page 9: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

LATAR BELAKANG .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan ................................................ 5

D. Keaslian Penulisan ................................................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 8

F. Metode Penelitian................................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan............................................................................. 15

BAB II KEDUDUKAN PEMERINTAH DESA DALAM TATA

PEMERINTAAN DI INDONESIA

A. Landasan HukumPemerintah Desa di Indonesia.................................... 18

B. Pengertian Desa dan Pemerintahan Desa ............................................... 19

C. Kedudukan Pemerintah Desa dalam Tata Pemerintahan di Indonesia... 25

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DESA BARU

KECAMATAN PANCUR BATU

A. Gambaran Umum Desa Baru ................................................................. 41

B. Pengertian dan Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Desa .................. 45

C. Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Baru ............................................ 48

BAB IV PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA DALAM

MENGELOLA KEUANGAN DESA DI DESA BARU

KECAMATAN PANCUR BATU

A. Peran Kepala Desa dalam Pengelolaan Keuangan Desa ........................ 61

B. Tanggung Jawab Kepala Desa dalam Pengelolaan Keuangan Desa ...... 71

C. Hambatan dalam Pengelolaan Keuangan Desa ...................................... 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 75

B. Saran ....................................................................................................... 78

Page 10: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79

LAMPIRAN

Page 11: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sistem pemerintahan di Indonesia terdapat pelimpahan wewenang dari

pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Sebagai negara yang menganut asas

desentralisasi mengandung arti bahwa urusan pemerintahan itu terdiri atas urusan

pemerintah pusat dan urusan pemerintah daerah. Artinya ada perangkat

pemerintah pusat dan pemerintah daerah, yang diberi otonomi yakni kebebasan

dan kemandirian untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangga daerah.1

Keberadaan desa di tengah Negara Kesatuan Republik Indonesia kemudian secara

yuridis normatif juga telah diatur, di mana desa telah diberikan atau lebih tepatnya

diakui kewenangan-kewenangan tradisionalnya menurut Pasal 18B ayat (2)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

menegaskan:

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan

masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya

sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang diatur dalam Undang-undang”.

Dalam perkembangannya, semangat untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui otonomi daerah tersebut kemudian

dikembangkan dalam sistem otonomi desa melalui penerapan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

2014 sebagai peraturan pelaksananya.

1Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2016, hlm. 17.

Page 12: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

2

Otonomi desa adalah hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri

yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya persekutuan masyarakat hukum

tersebut, dengan batas-batas berupa hak dan kewenangan yang belum diatur oleh

persekutuan masyarakat hukum yang lebih luas dan tinggi tingkatannya, dalam

rangka memenuhi kebutuhan hidup dan penghidupan kesatuan masyarakat hukum

yang bersangkutan.2 Desa otonom akan memberikan ruang gerak yang luas pada

perencanaan pembangunan yang merupakan kebutuhan nyata masyarakat dan

tidak banyak dibebani oleh program-program kerja dari berbagai instansi dan

pemerintah.3

Untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya, desa dipimpin oleh

seorang Kepala Desa yang mempunyai tugas melaksanakan pembangunan desa,

pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Selain itu

juga, kepala desa berwenang untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja

desa, membina dan meningkatkan perekonomian desa dalam rangka peningkatan

kualitas kehidupan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

Anggaran setiap desa di seluruh Indonesia akan mendapatkan dana yang

penghitungan anggarannya didasarkan pada jumlah desa dengan pertimbangan

diantaranya adalah jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat

kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan

pembangunan desa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018

“Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa yang selanjutnya disingkat

2Sadu Wasistiono., Kapita Selekta Pemerintahan Daerah, Alqa Print, Bandung,2001, hlm. 71.

3HAW. Widjaja., Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat, dan Utuh, Cetakan

Keenam, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 23.

Page 13: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

3

PKPKD adalah kepala desa atau sebutan nama lain yang karna jabatannya

mempunyai kewenangan menyelenggaraan keseluruhan keuangan desa”. Dalam

mengelola dana desa tersebut, kepala desa wajib menyampaikan laporan realisasi

pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota. Laporan ini dihasilkan dari suatu

siklus pengelolaan keuangan desa yang dimulai dari tahapan perencanaan,

penganggaran pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan

keuangan desa.

Tahap perencanaan dan penganggaran, pemerintah desa harus melibatkan

masyarakat desa yang di representasikan oleh Badan Permusyawaratan Desa

(BPD), sehingga program kerja dan kegiatan yang disusun dapat mengakomodir

kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa serta sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki oleh desa tersebut. Selain itu, pemerintah desa harus bisa

menyelenggarakan pencatatan, atau minimal melakukan pembukuan atas transaksi

keuangannya sebagai wujud pertanggungjawaban keuangan yang dilakukannya.

Suatu pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik meskipun ditunjang

dengan adanya perencanaan yang baik, pengawasan yang baik, partisipasi

masyarakat yang baik apabila tidak diimbangi dengan tersedianya dana yang

memadai serta pengelolaan dana yang baik pula. Oleh karna itu, dapat dikatakan

bahwa berhasil atau tidaknya suatu pembangunan dilihat dari keuangan yang

dikelola oleh pemerintah desa.

Peran besar yang diterima oleh Desa, tentunya disertai dengan tanggungjawab

yang besar pula. Oleh karena itu pemerintah Desa harus bisa menerapkan prinsip

akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana semua akhir kegiatan

Page 14: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

4

penyelenggaraan pemerintahan Desa harus dapat di pertanggungjawabkan kepada

masyarakat desa sesuai dengan ketentuan.

Namun demikian, peran dan tanggung jawab yang diterima oleh pemerintah

desa belum diimbangi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai baik

dari segi kuantitas maupun kualitas. Kendala umum lainnya yaitu desa belum

memiliki prosedur serta dukungan sarana dan prasarana dalam pengelolaan

keuangannya serta belum kritisnya masyarakat atas pengelolaan pendapatan dan

belanja desa. Besarnya dana yang harus dikelola oleh pemerintah desa memiliki

resiko yang cukup tinggi akan terjadinya permainan dalam pengunaan dana desa

ini.4

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengetahui lebih jauh dengan mengadakan penelitian lebih lanjut dengan

mengangkat suatu judul skripsi “Peran dan Tanggungjawab Kepala Desa

terhadap Pengelolaan Keuangan Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 (Studi Desa Baru Kecamatan Pancur Batu).”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan yang

dapat diangkat yaitu :

1. Bagaimanakah kedudukan pemerintahan desa dalam tata

pemerintahan di Indonesia?

2. Bagaimana pengelolaan keuangan desa di Desa Baru Kecamatan

Pancur Batu?

4Elisabeth Siringo Ringo, Pengelolaan Keuangan Desa Di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi

Besar Kabupaten Lampung Tengah, hlm., 1.

Page 15: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

5

3. Bagaimana peran dan tanggung jawab kepala desa dalam pengelolaan

keuangan desa di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari penulisan skripsi ini adala untuk memenuhi syarat

mendapat gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara. Namun, sesuai dengan masalah yang dibahas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penulisan skripsi adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan pemerintahan desa dalam

tata pemerintahan di Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengelolaan keuangan desa di Desa Baru

Kecamatan Pancur Batu.

3. Untuk mengetahui peran dan pertanggung jawaban kepala desa

terhadap pengelolaan keuangan desa.

2. Manfaat Penulisan

Adapun suatu penelitian, selain mempunyai tujuan yang jelas juga

diharapkan memberikan manfaat terutama bagi bidang ilmu yang diteliti,

manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat dan

digunakan untuk memberikan gambaran dan uraian yang komprehensif mengenai

peran dan tanggungjawab kepala desa terhadap pengelolaan keuangan desa, serta

Page 16: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

6

menambah wawasan ilmiah baik dalam bidang ini maupun dalam bidang terkait

lainnya.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat dan

digunakan menjadi materi tambahan bagi para pembacanya baik bagi para

akademisi maupun umum serta dihharapkan menjadi masukan dan bahan referensi

bagi mahasiswa yang ingin membahas tentang pengelolaan keuangan desa dan

apa yang menjadi hambatan dalam melakukan pengelolaan keuangan desa.

D. Keaslian Penulisan

Keaslian penulisan skripsi ini benar merupakan hasil dari pemikiran sendiri

dengan mengambil panduan dari buku-buku yang penulis baca dan sumber-

sumber lain yang berkaitan dengan penulisan skripsi. Kemudian penulis juga

berkonsultasi dengan dosen pendamping untuk mengangkat judul dari penulisan

skripsi ini.

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan di Perpustakaan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum yang ada di Indonesia baik

secara fisik maupun online bahwa judul skripsi “Peran dan Tanggung Jawab

Kepala Desa Terhadap Pengelolaan Keuangan Desa Menurut Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 (Studi Desa Baru Kecamatan Pancur Batu)” belum pernah

dilakukan, yang kemudian pihak pengurus perpustakaan mengeluarkan surat pada

tanggal 10 Desember 2018 yang menyatakan bahwa telah diperiksa dan tidak ada

judul yang sama persis terkait judul yang diangkat oleh penulis.

Page 17: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

7

Namun ada beberapa judul skripsi berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Desa

antara lain :

Elisabeth Siringo Ringo, Universitas Lampung Bandar Lampung (2017), dengan

judul penelitian Pengelolaan Keuangan Desa Di Desa Adi Jaya Kecamatan

Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Adapun permasalahan dalam

penelitian ini:

1. Pengelolaan keuangan desa di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi

Besar Kabupaten Lampung Tenga.

2. Faktor yang menjadi penghambat dalam pengelolaan keuangan desa di

Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung

Tengah.

Sintiya Eka Pertiwi, Universitas Lampung Bandar Lampung (2019) dengan judul

penelitian Pengelolaan Keuangan Pekon Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten

Lampung Barat. Adapun permasalahan dalam penelitian ini:

1. Pengelolaan keuangan Pekon Kenali Kecamatan Belalau kabupaten

Lampung Barat.

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan keuangan

pekon Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat.

Muhammad Basirruddin, Universitas Riau (2012) dengan judul penelitian Peran

Pemerintahan Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Alai Kecamatan Tebing

Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2012. Adapun permasalahan

dalam penelitian ini:

Page 18: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

8

1. Pengelolaan keuangan desa yang dilakukan oleh aparatur pemerintahh

desa Alai kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan

Meranti.

2. Faktor penghambat pemerintah desa dalam mengelola keuangan desa

Alai kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti.

Berdasarkan keterangan di atas terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan oleh

penelitian sebelumnya selain objek dan subjek penelitian juga permasalahan yang

dibahas juga terdapat perbedaan, sehingga dapat dikatakan bahwa skripsi

merupakan karya penulis yang didukung dengan buku, jurnal, penelitian terdahulu

dan website, serta wawancara. Penulis dapat mempertanggung jawabkan baik

secara ilmiah maupun akademik.

E. Tinjauan Kepustakaan

Pada bagian ini penulis melengkapi penulisan skripsi ini dengan menjelaskan

tentang beberapa istilah yang menjadi fokus dalam penelitian ini.

1. Peran dan Tanggung Jawab

a. Peran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran didefinisikan sebagai

seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

dalam masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas yang harus

dilaksanakan oleh orang tersebut.

Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia

Page 19: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

9

menjalankan suatu peran.5 Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan

(status) yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulam

hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak

dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi.

Lebih lanjut Soerjono Soekanto juga mengemukakan aspek–aspek peranan

sebagai berikut :

1. Peranan meliputi norma–norma yang berhubungan dengan posisi

seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan–peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan masyarakat.

2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

bagi struktur sosial masyarakat.

b. Tanggung Jawab

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tanggung jawab adalah

kewajiban menanggung segala sesuatunya bila terjadi apa-apa boleh dituntut,

dipersalahkan, dan diperkarakan. Dalam kamus hukum, tanggung jawab adalah

suatu keseharusan bagi seseorang untuk melaksanakan apa yang telah diwajibkan

kepadanya.6 Selanjutnya mengenai Tanggung jawab hukum, Ridwan Halim

mendefinisikan tanggung jawab hukum sebagai sesuatu akibat lebih lanjut dari

pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan hak dan kewajiban ataupun

5Soerjono Soekanto, Teori Peranan, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal. 243.

6Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, 2005.

Page 20: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

10

kekuasaan. Secara umum tanggung jawab hukum diartikan sebagai kewajiban

untuk melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu tidak

menyimpang dari peraturan yang telah ada.7

Purbacaraka berpendapat bahwa tanggung jawab hukum bersumber atau

lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tiap orang untuk

menggunakan hak atau/dan melaksanakan kewajibannya. Lebih lanjut ditegaskan,

setiap pelaksanaan kewajiban dan setiap penggunaan hak baik yang dilakukan

secara tidak memadai maupun yang dilakukan secara memadai pada dasarnya

tetap harus disertai dengan pertanggungjawaban, demikian pula dengan

pelaksanaan kekuasaan.8

2. Pengelolaan Keuangan Desa

Menurut Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018,

pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggung jawaban

keuangan desa.

Keuangan desa dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan yang baik.

Asas-asas pengelolaan keuangan desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri

Nomor 20 Tahun 2018 yaitu transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan

dengan tertib dan disiplin anggaran, dengan uraian sebagai berikut:

a. Trasnparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan

masyarakat untuk mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-

luasnya tentang keuangan desa. Asas yang membuka diri terhadap hak

7Khairrunisa, Kedudukan, Peran dan Tanggung Jawab Hukum Direksi, Medan,2008,hlm. 4.

8Purbacaraka, Perihal Kaedah Hukum, Citra Aditya Bandung, 2010, hlm. 37.

Page 21: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

11

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak

diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dengan

tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung

jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan

kewajiban yang dipercayakan dalam rangkai pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan. Asas akuntabel yang menentukan bahwa setiap

kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaran pemerintahan desa

harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Partisifatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikut

sertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa

d. Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus

mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah yang

dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memperoleh pemecahan masalah

atau jawaban terhadap pertanyaan tertentu.9 Penelitian merupakan suatu kegiatan

ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara

metodologis, sistematis, dan konsisten. Sedangkan penelitian hukum merupakan

suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran

9Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Hukum, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2008, hlm.18.

Page 22: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

12

tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum

tertentu, dengan jalan menganalisanya.10

1. Jenis penelitian

Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian

ini, digunakan metode penelitian, yaitu penelitian ini bersifat deskriptif analitis

artinya dari data penelitian yang dianalisis dapat menggambarkan pelaksanaan

pengelolaan keuangan desa. Dalam penulisan skripsi ini, jenis penelitian yang

digunakan adalah memakai pendekatan penelitian hukum normatif dan penelitian

hukum empiris. Penelitian Hukum Normatif (yuridis normatif) adalah metode

penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data

sekunder belaka.11

Sedangkan penelitian yuridis empiris adalah metode penelitian

yang dilakukan untuk mendapat data primer, yang diperoleh melalui wawancara

dengan pihak tertentu yakni yang berkaitan dengan Peran dan Tanggungjawab

Kepala Desa dalam Pengelolaan Keuangan Desa.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber pertama dan data sekunder

yang merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang resmi, buku-

buku, hasil-hasil penelitian data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.12

Berikut ini adalah bahan yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu:

10

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan III, Jakarta: UI-Press, 1986, Hal. 43. 11

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat),

Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hlm. 13. 12

Bambang Sungguno, Metodologi Penelitian Hukum, PT Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

72.

Page 23: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

13

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat atau yang

membuat orang taat pada hukum seperti peraturan perundang-undangan, catatan-

catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan yang bersifat

mengikat dan disahkan oleh pihak yang berwenang, yaitu:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Peraturan

Pelaksana Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014.

4) Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan

berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-

dokumen resmi, meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal

hukum, dan komentar-komentar atas putusan maupun pengadilan.13

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan yang dapat memperjelas suatu

persoalan atau suatu istilah yang ditemukan pada bahan-bahan hukum primer dan

sekunder, yang berasal dari kamus, ensiklopedia, karya ilmiah, majalah, surat

kabar, materi seminar, makalah, sumber dari internet dan lain sebagainya.

13

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005, hlm.

141.

Page 24: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

14

3. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara

pengumpulan (dokumentasi) data sekunder berupa peraturan perundang-

undangan, artikel maupun dokumen lain yang dibutuhkan untuk kemudian di

kategorisasi menurut pengelompokan yang tepat. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik studi pustaka dan studi lapangan untuk mengumpulkan dan

menyusun data yang diperlukan melalui wawancara dengan pihak/orang yang

berkaitan dengan pemecahan masalah dalam skripsi ini.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai teknik pengumpulan data yaitu:

a. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penulis mencari dan

mengumpulkan serta mempelajari informasi sebanyak-banyaknya

dengan melakukan penelitian terhadap peraturan perundang-

undangan, buku karangan para sarjana dan ahli hukum serta situs

internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan

skripsi ini.

b. Penelitian lapangan (field research) yaitu penulis melakukan

wawancara terkait dengan pengelolaan keuangan desa dengan Kepala

Desa, Desa Baru Bapak Stevanus Tarigan, SE untuk melengkapi

bahan yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan di atas.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan dalam penelitian yang berupa

melakukan kajian atau telaah terhadap hasil pengolahan data yang dibantu dengan

teori-teori yang telah didapatkan sebelumnya. Secara sederhana analisis data ini

Page 25: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

15

disebut sebagai kegiatan memberikan telaah, yang dapat berarti menentang,

mengkritik, mendukung. Menambah atau memberi komentar dan kemudian

membuat suatu kesimpulan terhadap hasil penelitian dengan pikiran sendiri dan

bantuan teori yang telah dikuasainya.

Analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah analisis

kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan untuk

selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang

akan dibahas dan hasilnya dituangkan dalam bentuk skripsi. Pengertian analisis

disini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan penginterpretasian secara logis

sistematis. Logis sistematis menunjukan cara berfikir deduktif-induktif dan

mengikuti tata tertib dalam penulisan laporan-laporan penelitian ilmiah. Setelah

analisis data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan

menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang

diteliti.14

Dari hasil analisis dapat ditarik suatu kesimpulan. Mempergunakan

metode kualitatif tidak semata-mata bertujuan mengungkapkan kebenaran saja,

tapi juga memahami kebenaran tersebut dengan penggunaan metode kualitatif,

landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan

fakta lapangan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis skripsi ini, maka diperlukan adanya sistematika

penulisan yang teratur yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika

penulisan skripsi ini adalah :

14

H.B. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif Bagian II (Surakarta: UNS Press, 1988), hlm 37

Page 26: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

16

BAB I :PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan pengantar, dimana didalamnya dibahas

mengenai latar belakang dari masalah yang akan diteliti,

perumusan masalah yang diambil, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan,

serta sistematika penulisan.

BAB II : KEDUDUKAN PEMERINTAHAN DESA DALAM TATA

PEMERINTAHAN DI INDONESIA

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan hukum

pemerintahan desa di Indonesia, pengertian desa dan pemerintahan

desa serta kedudukan pemerintah desa.

BAB III :PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DESA BARU

KECAMATAN PANCUR BATU

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang gambaran umum desa

Pancur Batu serta dasar hukum pengelolaan keuangan desa dan

pengelolaan keuangan desa di Desa Baru.

BAB IV :PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA

DALAM MENGELOLA KEUANGAN DI DESA BARU

KECAMATAN PANCUR BATU

Dalam bab ini Penulis menguraikan tentang peran dan tanggung

jawab dalam mengelola keuangan desa, serta hambatan dalam

pengelolaan keuangan desa di Desa Baru. Berdasarkan hasil

penelitian/riset yang penulis temukan dilapangan.

Page 27: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

17

BAB V :PENUTUP

Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi. Bab ini

berisikan dari dua bagian, yaitu kesimpulan dan saran. Yang mana

kesimpulan merupakan jawaban dari permasalahan yang diambil.

Dan saran merupakan solusi berupa saran yang terkait dengan

temuan hasil penelitian dilapangan.

Page 28: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

18

BAB II

KEDUDUKAN PEMERINTAHAN DESA DALAM TATA

PEMERINTAHAN DI INDONESIA

A. Landasan Hukum Pemerintahan Desa di Indonesia

Keberadaan desa di Negara Kesatuan Republik Indonesia secara yuridis telah

diatur, dimana desa telah diberikan atau lebih tepatnya diakui kewenangan-

kewenangan tradisionalnya menurut Pasal 18 B ayat (2) Undang Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menegaskan:

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan

masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang

masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam

Undang-undang”.

Tujuan ditetapkan pengaturan desa dalam undang-undang ini memberikan

pengakuan dan penghormatan atas desa yang sudah ada dengan keberagaman

sebelum dan sesudah terbentuknya NKRI. Selain itu, dengan undang-undang ini

memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas desa dalam sistem

ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh

rakyat Indonesia. Lebih lanjut Pemerintahan Desa diatur dalam :

a. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan

Pelaksana UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas

Peraturann Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan

Pelaksana Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Page 29: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

19

d. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa

Yang Bersumber dari APBN.

e. Permendagri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis

Peraturan Desa.

f. Pemendagri Nomor 112 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Kepala Desa.

g. Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan

Desa.

h. Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman

Pembangunan Desa.

B. Pengertian Desa dan Pemerintahan Desa

a. Pengertian Desa

Desa secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta, deca yang berarti

tanah air, tanah asal atau tanah kelahiran. Istilah desa secara etimologis berasal

dari kata “swadesi” bahasa sansekerta yang berarti wilayah, tempat atau bagian

yang mandiri dan otonom. Ateng Syafrudin juga memberikan informasi tentang

istilah yang digunakan sebagai kesamaan istilah desa yakni “swagarma, dhisa,

marga, nagari, mukim, kurnia, tumenggungan, negorey, wanua atau negoriy,

manoa, banjar dan penanian.15

Secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat

politik dan pemerintahan di Indonesia jauh sebelum negara ini terbentuk. Struktur

sosial sejenis desa, masyarakat adat dan lain sebagainya telah menjadi institusi

15

Ateng Safrudin & Suprin Na’a. Pergulatan Hukum Tradisonal dan Hukum Modern dalam

Desain otonomi Desa. Bandung, Rapublik Desa, 2010. Hal. 2

Page 30: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

20

sosial yang mempunyai posisi yang sangat penting. Dengan tingkat keragaman

yang tinggi, membuat desa merupakan wujud bangsa yang paling konkret.16

Desa merupakan satuan pemerintahan dibawah kabupaten/kota. Desa tidak

sama dengan kelurahan yang statusnya dibawah camat. Kelurahan hanyalah

wilayah kerja lurah dibawah camat yang tidak mempunyai hak mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat. Sedangkan desa atau yang disebut

dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 17

Desa merupakan entitas terdepan dalam segala proses pembangunan

bangsa dan negara. Hal ini menyebabkan desa memiliki arti sangat strategis

sebagai basis penyelenggaraan pelayanan publik dan memfasilitasi pemenuhan

hak-hak publik rakyat lokal. Sejak masa penjajahan Hindia Belanda sekalipun,

pemerintah kolonial telah menyadari peran strategis desa dalam konstelasi

ketatanegaraan pada masa itu. Desa adalah suatu kesatuan masyarakat

berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah yang

tertentu batas-batasnya; memiliki ikatan lahir dan batin yang sangat kuat, baik

karena keturunan maupun karena sama-sama memiliki kepentingan politik,

16

HAW. Widjaja. Otonomi Desa Merupakan otonomi yang Asli, Bulat dan utuh. Jakarta, Rajawali

Pers, 2008. Hal.4. 17

Arenawati, Administrasi Pemerintahan Daerah, Sejarah, konsep dan pelaksanaan di Indonesia.

Hal. 63.

Page 31: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

21

ekonomi, sosial, dan keamanan; memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu berhak

menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri.18

Menurut Y. Zakaria, sejatinya desa adalah negara kecil, karena sebagai

masyarakat hukum, desa memiliki semua perangkat suatu negara, seperti wilayah,

warga, aturan dan pemerintahan. Selain itu, pemerintahan desa memiliki alat

perlengkapan desa seperti polisi dan pengadilan yang memiliki kewenangan untuk

menggunakan kekerasan di dalam teritori atau wilayah hukumnya.19

Hal tersebut

membuat desa merupakan suatu institusi otonom dengan tradisi, adat istiadat dan

hukumnya sendiri serta relatif mandiri. Berdasarkan hal inilah maka desa harus

dipahami sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki hak dan kekuasaan

dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya untuk mencapai

kesejahteraan. Hak untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat inilah

yang disebut otonomi desa.

Jika ditinjau dari segi Geografis menurut Beratha berpendapat bahwa,

Desa adalah sebagai “suatu unsur perwujudan geografi yang ditimbulkan oleh

unsur-unsur fisiografis, sosial ekonomis, politis dan kultural yang terdapat di situ

dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain”.20

Selanjutnya, jika ditinjau dari segi pengertian Administrasi Desa, Daldjoeni

memberikan batasan tentang Desa adalah sebagai “suatu kesatuan hukum, di mana

18

Unang Sunardjo, Pemerintahan Desa dan Kelurahan. Bandung, Tarsito, 184. Hal. 11. 19

Y. Zakaria, Pemulihan Kehidupan Desa dalam Desentralisasi, Globalisasi, dan Demokrasi

Lokal. Jakarta,LP3S, 2005. Hal 332. 20

I Nyoman Beratha. Desa; Masarakat Desa dan Pembangunan Desa. Jakarta, Ghalia indonesia,

1982. Hal. 26.

Page 32: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

22

bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan

sendiri”.21

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (1) Tentang

Desa, desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

dan / hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.22

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menggambarkan

itikad negara untuk mengotomikan desa, dengan berbagai kemandirian

pemerintahan desa seperti pemilihan umum calon pemimpin desa, anggaran desa,

dan kemandirian pembuatan peraturan desa semacam perda, meyebabkan daerah

otonomi NKRI menjadi provinsi, kabupaten atau kota, dan desa.

b. Pemerintahan Desa

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (2)

yang dimaksud dengan pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.23

Pemerintahan diartikan sebagai keseluruhan lingkungan jabatan dalam

suatu organisasi negara, pemerintahan sebagai lingkungan jabatan adalah alat-alat

21

Daldjoni, N, Geografi Kota dan Desa, Bandung, Penerbit Alumni, 1987. Hal. 45. 22

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Pasal 1 ayat (1) 23 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, Pasal 1 ayat (2)

Page 33: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

23

kelengkapan negara seperti jabatan eksekutif, jabatan legislatif, jabatan yudikatif,

dan jabatan supra struktur lainnya. Pemerintahan yang berisi lingkungan

pekerjaaan tetap disebut juga pemerintahan dalam arti statis, dan dapat diartikan

dalam arti dinamis yang berisi gerak atau aktivitas berupa tindakan atau proses

menjalankan kekeuasaan pemerintahan. Untuk menjalankan wewenang atau

kekuasaan yang melekat pada lingkungan jabatan, harus ada pemangku jabatan

yaitu pejabat (ambstrager). Pemangku jabatan menjalankan pemerintahan, karna

itu disebut pemerintah.

Pemerintahan desa merupakan bagian dari pemerintahan nasional yang

penyelenggaraannya ditujukan pada pedesaaan. Pemerintahan desa adalah suatu

proses dimana usaha-usaha masyarakat desa yang bersangkutan dipadukan dengan

usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.24

.

Dalam konteks Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pemerintah

desa adalah kepala desa yang dibantu oleh perangkat desa lainnya dan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menjalankan tugasnya. Pada pasal 26 ayat

(2) menyatakan, bahwa dalam melaksanakan tugas Kepala Desa berwenang:

Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

Mengangkat dan memberhentikan Perangkat Desa;

Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa;

Menetapkan Peraturan Desa;

Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

Membina kehidupan masyarakat Desa;

24

Maria Eni Surasih, Pemerintahan Desa dan Implementasinya. Jakarta, Erlangga, 2006. Hal 23.

Page 34: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

24

Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;

Membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta

mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif

untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;

Mengembangkan sumber pendapatan Desa;

Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara

guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;

Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;

Memanfaatkan teknologi tepat guna;

Mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;

Mewakili Desa didalam dan diluar pengadilan atau menunjuk kuasa

hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh kepala desa, maka secara

hukum memiliki tanggung jawab yang besar, oleh karena itu untuk efektif harus

ada pendelegasian kewenangan kepada para pembantunya atau memberikan

mandat. Oleh karena itu dalam melaksanakan kewenangan kepala desa diberikan

sebagaimana ditegaskan pada pasal 26 ayat (3) UU No 6 Tahun 2014, yaitu :

Dalam melaksanakan tugas kepala desa berhak:

a. Mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa;

b. Mengajukan rancangan dan menetapkan peraturan desa;

Page 35: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

25

c. Menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan

lainnya yang sah, serta mendapat jaminan kesehatan;

d. Mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan;

dan

e. Memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada

perangkat desa.

Dari gambaran uraian diatas, Pemerintahan desa merupakan penyelenggaraan

mengenai urusan bagi pemerintahan dan kepentingan bagi masyarakat setempat

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

C. Kedudukan Pemerintah Desa dalam Tata Pemerintahan di Indonesia

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai peraturan yang berkaitan

dengan pengaturan desa yang pernah di berlakukan di Indonesia sebelum dan

sesudah kemerdekaan Indonesia. Selain itu, penulis akan membahas

mengenai perubahan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah desa dalam

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan hak asal usul

dan adat istiadat ang dimiliki.

Kedudukan pemerintah desa yang pernah diberlakukan di Indonesia antara

lain:

1. Kedudukan Desa berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 (di bawah

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948)

Batang tubuh UUD 1945 tidak secara eksplisit mengatur tentang desa,

Pasal 18 UUD 1945 hanya mengatur pembagian daerah yang berkonsekuensi pada

Page 36: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

26

pembentukan pemerintahan daerah. Bunyi selengkapnya BAB VI tentang

Pemerintahan Daerah Pasal 18 adalah sebagai berikut:

“Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan

bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-

undang, dengan memandang dan mengingati dasar

permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak asal-

usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa”.

Merujuk daerah besar dan daerah kecil yang dimaksud Pasal 18 UUD 1945

merujuk pada daerah besar dan daerah kecil dalam sistem pemerintahan zaman

Hindia Belanda, yaitu provintie sebagai daerah yang besar dan

regenschap/gemeente sebagai daerah kecil, masing-masing merupakan daerah

otonom sekaligus wilayah administrasi. Adapun desa, kuria, marga dan lain-lain

tidak termasuk dalam pengertian daerah besar dan daerah kecil.25

Akan tetapi,

dalam rapat-rapat BPUPKI Mochammad Yamin mengusulkan agar desa, kuria

marga, gampong, dan lain-lain ditempatkan sebagai pemerintahan kaki di bawah

pemerintahan tengah (pemerintahan daerah) setelah dirasionalisasi. Desa, kuria,

marga, gampong, dan lain-lain ditarik ke dalam sistem pemerintahan atau tidak

dibiarkan berada di luar sebagaimana kebijakan. Berbeda dengan Moch Yamin,

Soepomo mengusulkan agar desa, kuria, marga, gampong, dan lain-lain diakui

oleh negara sebagai kesatuan masyarakat hukum yang berhak mengatur rumah

tangganya karena memiliki susunan asli dan mempunyai susunan asal-usul yang

jelas. Konsepsi Soepomo lebih jelas ketika membuat Penjelasan UUD 1945

Februari 1946. Bunyi selengkapnya Penjelasan UUD 1945 Pasal 18 angka II

adalah sebagai berikut:

25

Hanif Nurcholis, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintaan Desa, Erlangga, Jakarta,

2011, hlm. 211-212

Page 37: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

27

“Dalam territoir Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250

zelfbesturende landchappen dan volksgemeenschappen, seperti

desa di Jawa dan Bali, nagari di Minangkabau, dusun dan marga di

Palembang dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai

susunan asli, dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah

yang bersifat istimewa”.

Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah daerah istimewa

tersebut dan segala peraturan negara yang mengenai daerah-daerah itu akan

mengingati hak-hak asal-usul daerah tersebut. Tampaknya Soepomo merujuk pada

sistem pemerintahan zaman kolonial. Di samping terdiri atas daerah besar

(provintie) dan daerah kecil (regenschap dan gemeente), sistem pemerintahan

daerah pada zaman penajajahan Belanda juga mengakui keberadaan

zelfbesturende landchappen dan volksgemeenschappen. Zelfbesturende

landchappen adalah daerah swapraja atau kerajaan-kerajaan pribumi yang

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hukum adat

masing-masing, sedangkan volksgemeenschappen adalah kesatuan masyarakat

hukum pribumi yang mengatur urusan dan kepentingannya sendiri sesuai dengan

adat kebiasaan yang berlaku secara turun-temurun (self governing community atau

zelfbesturende landchappen). Kepada zelfbesturende landchappen pemerintah

kolonial mengadakan perjanjian panjang atau perjanjian pendek, sedangkan

kepada volksgemeenschappen pemerintah Hindia Belanda mengakuinya

(membiarkan) sebagai kesatuan hukum pribumi yang berhak mengurus rumah

tangganya sendiri.

Di sini tampak konsepsi Soepomo mengenai pembentukan pemerintahan desa

tidak jauh berbeda dengan kebijakan pemerintah Hindia Belanda di era colonial

Negara mengakui keberdaan desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang

Page 38: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

28

menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan adat istiadat

turun-temurun karena mempunyai susunan asli, dalam arti merupakan hasil kreasi

bangsa Indonesia sendiri, bukan hasil bentukan pemerintah pusat. Meskipun

demikian, Soepomo tidak ingin mempertahankan desa sebagaimana adanya,

melainkan ingin memperbaharui desa dengan memasukkan sistem musyawarah

(sistem demokrasi) dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Jadi, menurut

konsepsi Soepomo, negara mengakui keberdaan desa sebagai self-governing

community atau zelfbestuur gemeinschap dan memperbaharuinya dengan

memasukkan sistem demokrasi di dalamnya.

Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 UUD 1945, dibuatlah Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1948 tentang Penetapan Aturan Pokok mengenai Pemerintahan

Sendiri di daerah-daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri. Dalam Undang Undang Nomor 22 Tahun 1948, desa ditetapkan sebagai

daerah otonom (local self government). Pasal 1 Undang Undang 22 Tahun 1948

mengatur bahawa Daerah Negara Republik Indinesia tersusun dalam tiga

tingkatan ialah Provinsi, Kabupaten (kota besar), dan Desa (Kota Kecil, Nagari,

Marga, dan sebagainya) yang berak mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 desan tegas menempatkan desa

sebagai daerah otonom tingkat tiga dengan hak otonomi dan hak medebewind.

Hak otonomi adalah penyerahan penuh dari Pemerintah Pusat kepada Daerah baik

tentang asasnya maupun tentang kewajiban yang diserahkan. Hak medebewind

adalah penyerahan tidak penuh, artinya penyerahan hanya mengenai cara

Page 39: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

29

menjalankan saja sedangkan asas-asasnya ditetapkan sendiri oleh pemerintah

pusat.26

2. Kedudukan Desa Berdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (di

bawah Undang Undang Nomor 1 Tahun 1957)

Perundingan damai Indonesia-Belanda menghasilkan kesepakatan, antara

lain pembentukan Uni Indonesia-Belanda dengan Indonesia sebagai Republik

Indonesia Serikat (RIS), RIS menggunakan konstitusi RIS 1949. Akan tetapi

dengan adanya mosi integrasi Moch. Natsir dari Partai Masyumi, semua kekuatan

politk dan masyarakat menghendaki ke negara kesatuan. Akhirnya pada 17

Agustus 1950 RIS kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

konstitusi RIS 1949 diganti dengan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS)

1950.

Di bawah UUDS 1950 diundangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957

tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, menggantikan Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1948. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, daerah

otonom terdiri atas Daerah Tingkat ke-I, Daerah Tingkat ke-II, dan Daerah

Tingkat ke-III. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tidak secara jelas

diatur tentang desa. Dalam Memori Penjelasan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1957 Ad 2 dijelaskan bahwa dalam membentuk Daerah Tingkat ke-III sejauh

mungkin didasarkan pada kesatuan masyarakat hukum yang sudah ada dan hidup

dalam masyarakat Indonesia, karena dengan jalan ini otonomi daerah akan kuat

dan bermanfaat bagi rakyat. Hendaknya dihindari membentuk daerah otonom

26

Ibid, hlm 213

Page 40: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

30

tingkat tiga dengan cara bikin-bikinan, yaitu dengan cara membentuk wilayah

administrasi di bawah kabupaten tanpa mempertimbangkan kesatuan masyarakat

hukum adat yang ada dan hidup. Jika Daerah Tingkat ke-III dibentuk demikian,

maka daerah otonom terbawah ini tidak akan kuat. Prinsip yang kedua adalah

bahwa sesuatu daerah yang akan diberikan otonomi itu hendaklah sebanyak

mungkin merupakan suatu masyarakat yang sungguh mempunyai faktor-faktor

pengikat kesatuannya. Sebab itulah maka hendaknya dimana menurut keadaan

masyarakat belum dapat diadakan (3) tingkat, untuk sementara waktu dibentuk

dua tingkat dahulu.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1957 juga memberi arah bahwa pada akhirnya desa dijadikan Daerah Tingkat ke-

III sebagai daerah otonom, bukan sebagai kesatuan masyarakat hukum adat yang

diakui negara. Hanya saja, pembentukan daerah otonom Tingkat ke-III tersebut

berbasiskan kesatuan masyarakat hukum yang sudah ada dan masih terpelihara.

Sebab dengan cara ini, daerah otonom tingkat ketiga tersebut menjadi kuat karena

mempunyai faktor-faktor pengikat yang sudah berjalan turun-temurun.27

3. Kedudukan Desa Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 Era Demokrasi

Terpimpin (di Bawah Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965)

Dalam situasi politik dan keamanan yang tidak stabil, Presiden

mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Salah satu diktumnya adalah

berlakunya kembali Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Atas dasar Dekrit ini,

UUDS 1950 tidak berlaku. Berdasarkan Dekrit Presiden, Presiden mengubah

27

Ibid, hlm 214-215.

Page 41: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

31

sistem ketatanegaraan Republik Indonesia dari demokrasi liberal ke sistem

totaliter yang dikenal dengan nama Demokrasi Terpimpin. Sistem pemerintahan

yang semula desentralisasi diubah menjadi sentralisasi.

Pada tahun 1965 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang

Desa Praja sebagai Bentuk Peralihan untuk Mempercepat Terwujudnya Daerah

Tingkat III di Seluruh Wilayah Republik Indonesia. Menurut Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 1965, yang dimaksud dengan Desa Praja adalah

kesatuan masyarakat hukum yang tertentu batas-batas daerahnya, berhak

mengurus rumah tangganya sendiri, memilih penguasanya, dan mempunyai harta

bendanya sendiri. Dalam Penjelasan dinyatakan bahwa kesatuan-kesatuan

masyarakat hukum, volksgemeenschappen seperti desa di Jawa dan Bali, nagari di

Minangkabau, dusun dan marga di Palembang dan sebagainya yang bukan bekas

swapraja termasuk dalam pengertian desa dalam undang-undang ini.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 ditujukan sebagai undang-undang transisi

untuk membentuk Daerah Tingkat III sebagaimana dimaksud oleh Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.

Maksudnya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tidak dimaksudkan sebagai

undang-undang pengaturan desa secara permanen, melainkan hanya sebagai

undang-undang transisi. Tujuan akhir dari pembentukan pemerintahan daerah di

Indonesia adalah terbentuknya daerah otonom tiga tingkat. Pembentukan daerah

tingkat ketiga diawali dengan pembentukan desa praja, Desa Praja akan diubah

menjadi Daerah Tingkat III. Pada akhirnya jika pembentukan daerah tingkat tiga

sudah benar-benar dapat terbentuk, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965

Page 42: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

32

tentang Desa Praja tidak berlaku lagi. Hal tersebut dapat dibaca dalam Penjelasan

Umum tentang Desa Praja. Di sini dijelaskan bahwa Undang-Undang Nomor 19

Tahun 1965 tidak membentuk baru desa praja, melainkan mengakui kesatuan-

keatuan masyarakat hukum yang telah ada di seluruh Indonesia dengan berbagai

macam nama menjadi desa praja. Kesatuan-kesatuan masyarakat hukum yang

bersifat teritorial dan belum mengenal otonomi seperti yang terdapat di berbagai

wilayah daerah administratif tidak dijadikan desa praja, melainkan dapat langsung

dijadikan sebagai unit administratif dari Daerah Tingkat III. Penjelasan Umum

juga menyatakan bahwa desa praja bukan merupakan satu tujuan tersendiri,

melainkan hanya bentuk peralihan untuk mempercepat terwujudnya daerah

Tingkat III dalam rangka Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-

Pokok Pemerintahan Daerah. Suatu saat bila tiba waktunya, semua desa praja

harus ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat III dengan atau tanpa penggabungan

lebih dahulu mengikat besar kecilnya desa praja yang bersangkutan. Dengan

keluarnya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965, peraturan perundang-

undangan warisan kolonial IGO dan IGOB serta semua peraturan perundang-

undangan pelaksanaannya tidak berlaku lagi.28

Jadi, jiwa dan semangat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tidak jauh

berbeda dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 dan Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1957. Desa akan dijadikan daerah otonom tingkat tiga dengan

asas desentralisasi (hak otonomi) dan asas tugas pembantuan (hak madebewind).

Perbedaannya, jika dalam undang-undang sebelumnya untuk membentuk Daerah

28

Ibid, hlm 216-217.

Page 43: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

33

Tingkat III perlu dilakukan penyelidikan terlebih dahulu untuk menentukan

kesatuan masyarakat hukum mana yang layak ditingkatkan menjadi daerah

otonom tingkat tiga, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 langsung

menggabungkan kesatuan-kesatuan masyarakat hukum yang ada dijadikan desa

praja dengan luas wilayah kira-kira setingkat kecamatan.29

4. Kedudukan Desa Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 Masa Orde

Baru (di Bawah Undang Undang Nomor 5 Tahun 1979)

Sebelum rezim Orde Baru membuat udang-undang tentang desa,

pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-

Pokok Pemerintahan Daerah. Pemerintah Orde Baru mengatur pemerintah daerah

di bawah asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan secara

bersamaan yang dinilai dapat menjadi alat pencapaian program pembangunan

nasional secara efektif. Hal ini berbeda dengan kebijakan pemerintah sebelumnya

mengatur pemerintah dan desa dengan asas desentralisasi (hak otonomi) dan asas

tugas pembantuan (hak madebewind) yang berorientasi pada demokratisasi dan

pemberdayaan masyarakat lokal. Melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974

pemerintah Orde Baru menerapkan sistem sentralistis dalam menyelenggarakan

pemerintahan daerah mulai dari provinsi sampai ke desa. Pemerintah daerah

dijadikan instrumen pemerintah pusat agar bisa melaksanakan kebijakan pusat

secara efektif dan efisien. Oleh karena itu pemerintah pusat tidak memperkuat

daerah otonom (local self-goverment), tapi memperkuat wilayah administrasi

(local state goverment). Provinsi dan kabupaten/kota madya dijadikan daerah

29

Ibid, hlm 217.

Page 44: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

34

dengan status, yaitu sebagai daerah otonom sekaligus sebagai wilayah

administrasi. Di samping itu, pemerintah membentuk wilayah administrasi baru di

bawah kabupaten/kota administratif. Kecamatan yang dalam undang-undang

sebelumnya akan dihapus sebagaimana karesidenan dan kewedanaan kemudian

dipersiapkan untuk dijadikan daerah otonom tingkat tiga dipertahankan dan

diperkuat sebagai wilayah administrasi. Pemerintah juga membentuk wilayah

administrasi baru di bawah kecamatan sejajar dengan kelurahan dengan status

wilayah administrasi yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya. Kebijakan

Orde baru tentang pemerintahan daerah dan desa berkebalikan dengan era

sebelumnya. Kalau semua undang-undang yang dikeluarkan era pemerintahan

sebelumnya sedikit demi sedikit akan menghapus semua wilayah administrasi dan

kewenangan pamong praja, pejabat dan staf instansi vertikal, Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1974 justru menghidupkan dan memperkuat kedudukan pamong

praja dengan menyusun wilayah administrasi (local state goverment) dari pusat

sampai daerah dengan jenjang yang lebih panjang.30

Setelah mengundangkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, pemerintahan era

Orde Baru kemudian mengeluarkan Undang

-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1979 lebih merupakan operasionalisasi Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1974 pada tingkat desa. Desa diberi pengertian sebagai berikut:

“Desa adalah wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk

sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan

30

Ibid, hlm. 217-218.

Page 45: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

35

masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan

terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan

rumah tangganya sendiri”.

Pengertian tersebut menunjukan bahwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979

tidak mengatur desa sebagai kesatuan masyarakat adat, melainkan mengatur

kesatuan masyarakat yang di dalamnya terdapat kesatuan masyarakat hukum. jadi,

yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 adalah sejumlah

penduduk yang tinggal dalam suatu wilayah yang bernama desa. Pengertian ini

tentu sangat membingungkan karena kalimat “wilayah yang ditempati oleh

sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan

masyarakat hukum” menjadi sulit dipahami dari segi teori local goverment.

Apakah entitas tersebut local self-government atau self-governing community.

Dalam teori otonomi daerah, entitas yang dapat menyelenggarakan urusan rumah

tangganya sendiri atau otonomi adalah kesatuan masyarakat hukum, bukan

kesatuan masyarakat.31

Meskipun dipilih oleh rakyat desa setempat, kepala desa tidak ditempatkan

sebagai kepala desa otonom yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

rakyat desanya; melainkan, ditempatkan sebagai pejabat yang menjalankan

kebijakan negara. Dilihat dari semua pengaturan desa, Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1979 bertentangan dengan semua undang-undang sebelumnya (Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1948, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, dan

UndangUndang Nomor 19 Tahun 1965). Jika undang-undang sebelumnya akan

menjadikan desa sebagai daerah otonom tingkat tiga, maka Undang-Undang

31

Ibid, hlm. 218-219.

Page 46: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

36

Nomor 5 Tahun 1979 justru menempatkan desa sebagai wilayah administrasi

terendah. Hal ini paralel dengan sistem pemerintahan daerah sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 yang memperkuat wilayah

administrasi ketimbang memperkuat daerah otonom.32

5. Kedudukan Desa Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 Pasca

Amandemen (di Bawah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan

Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004)

Bab VI Pasal 18 UUD 1945 diamandemen menjadi Pasal 18. 18 A, dan

18B. Berdasarkan ketiga pasal ini maka pemerintah daerah di Indonesia terdiri

atas, tiga bentuk:

a. Pemerintah Daerah biasa (Pasal 18);

b. Pemerintah Daerah Khusus dan Istimewa (Pasal 18B ayat (1); dan

c. Kesatuan masyarakat hukum adat (Pasal 18B ayat (2).

Pemerintah daerah biasa menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan (Pasal

18 ayat (2). Adapun pemerintah khusus atau istimewa dan kesatuan masyarakat

hukum adat menggunakan penghormatan dan pengakuan, rekognisi (Pasal 18B

ayat (1) dan ayat (2)). Bahasa yang digunakan dalam Pasal 18B ayat (2) adalah:

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan

masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya”.

Pengaturan ini mengandung arti bahwa negara harus melakukan rekognisi

terhadap kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat, yang di dalamnya mencakup

32

Ibid, hlm. 220.

Page 47: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

37

desa, nagari, mukim, huta, sosor, kampung, marga, negeri, parangiu, pakraman,

lembang dan seterusnya.33

Dalam semangat otonomi daerah dan desa keluar Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang di

dalamnya diatur tentang desa. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengakui desa sebagai kesatuan

masyarakat hukum adat dengan hak-hak asal-usul dan adat istiadatnya. Oleh

karena itu, desa bisa disebut dengan nama lain sesuai dengan kondisi sosial-

budaya setempat. Paralel dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang mengakui desa atau nama lain,

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh juga

mengakui kembali keberadaan mukim (berada di tengah antara kecamatan dan

desa/gampong), yaitu selama Orde Baru dihilangkan dari stuktur hirarkis dan

hanya menempatkan gempong sebagai desa.

Di bawah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan UndangUndang Nomor 32

Tahun 2004, kedudukan desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum adat; hal

ini sesuai dengan Pasal 18B ayat (2) UUD 1945. Akan tetapi Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 menempatkan desa di bawah kabupaten/kota. Penempatan

desa di bawah kabupaten/kota berarti desa menjdi subkordinat kabupaten/kota

dalam hubungan wilayah administrasi dan/atau dekonsentrasi. Dengan demikian,

desa tidak berbeda dengan kelurahan yang sama-sama di bawah kabupaten/kota.

33

Ibid, hlm. 221.

Page 48: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

38

Model ini tidak jauh beda dengan pengaturan desa di bawah Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1979.

Kewenangan Desa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 menjadi tidak mempunyai arti apa-apa ketika urusan berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat tidak bisa didefinisikan dan diidentifikasi secara jelas. Demikian

halnya dengan urusan yang berasal dari penyerahan kabupaten/kota, yang sampai

sekarang tidak pernah diserahkan kepada desa. Tugas pembantuan dari

pemerintahan atasan pun sampai sekarang tidak kunjung ada baik dari

kabupaten/kota, provinsi, maupun pemerintah pusat. Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tidak mengatur kelembagaan desa secara rinci. Pengaturan

selanjutnya diserahkan kepada kabupaten/kota dengan peraturan daerah.

Meskipun semangat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengembalikan desa

sesuai dengan asal-usul dan adat istiadat, isi peraturan daerah yang dibuat

kabupaten/kota tentang kelembagaan desa ternyata sama dengan kelembagaan

desa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979. Stuktur

organisasi desa terdiri atas kepala desa, sekretaris desa yang membawahi kepala-

kepala urusan, dan kepala dusun. Peraturan daerah hanya mengadopsi sebutan

kepala desa menjadi lurah desa, kuwu, petinggi, pesirah dan lain-lain. Pemerintah

kabupaten/kota sudah lupa akan kelembagaan desa sesuai dengan asal-usul dan

adat istiadatnya.34

6. Kedudukan Pemerintah Desa menurut Undang Undang Nomor 6 Tahun

2014

34

Ibid, hlm. 221-223.

Page 49: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

39

Lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa membuat

masyarakat di desa telah mendapatkan payung hukum yang lebih kuat

dibandingkan pengaturan desa di dalam Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999

maupun Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004. Pandangan sebagian besar

masyarakat terhadap undang-undang ini lebih tertuju kepada alokasi dana yang

sangat besar. Padahal isi dari dari undang-undang desa tidak hanya mengatur

perihal dana desa tetapi mencakup hal yang sangat luas.35

Desa dalam sejarahnya telah ditetapkan dalam beberapa pengaturan

tentang desa, dalam pelaksanaannya pengaturan mengenai desa tersebut belum

dapat mewadahi segala kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa yang hingga

saat ini sudah berjumlah sekitar 73.000 (tujuh puluh tiga ribu) desa. Undang-

undang Nomor 6 Tahun 2014 ini disusun dengan semangat penerapan amanat

konstitusi, yaitu pengaturan masyarakat hukum adat sesuai dengan ketentuan

Pasal 18 B ayat (2) yang berbunyi:

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan

masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang

masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam

undang-undang”.

Pasal 18 B ayat (2) UUD 1945 tersebut mengatur mengenai pengakuan

keberadaan kesatuan masyarakat adat.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa maka

pemerintah desa secara administratif berada dibawah pemerintahan

35

Ni’ Matul Huda, Hukum Pemerintahan Desa. Malang, Setara Press, 2015. Hal 206.

Page 50: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

40

Kabupaten/Kota (local self government).36

Ketentuan dalam pasal 5 Undang-

undang Nomor 6 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa desa berkedudukan di

wilayah Kabupaten/kota tersebut diperkuat dengan asas rekognisi yaitu pengakuan

terhadap hak asal usul, dalam hal ini berarti desa diakui keberadaannya oleh

negara sebagai suatu organisasi pemerintahan yang sudah ada dan dilakukan

dalam kesatuan masyarakat adat sebelum lahirnya Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Penjelasan tersebut menunjukan bahwa sebagai kesatuan masyarakat

adat, desa diakui keberadaannya oleh negara sebagai satuan pemerintahan yang

paling kecil. Desa mempunyai kedudukan yang sederajat dan sama pentingnya

dengan kesatuan pemerintahan seperti kabupaten dan kota. Kesederajatan ini

mengandung makna, bahwa kesatuan masyarakat hukum atau sebutan nama

lainya berhak atas segala perlakuan dan diberi kesempatan berkembang sebagai

subsistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan tetap berada pada prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

36 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014, Pasal 5.

Page 51: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

41

BAB III

PENGELOLAAN KEUANGAN DI DESA BARU KECAMATAN PANCUR

BATU

A. Gambaran Umum Desa Baru

Desa Baru berlokasi di Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang,

Sumatera Utara. Luas wilayah Kecamatan Pancur Batu adalah 122.53 Km2

yang

berjarak ±18 Km dari Kota Medan. Kecamatan Pancur Batu terdiri dari 25 Desa,

yaitu Desa Baru, Bintang Meriah, Durin Tunggal, Durin Janggak, Durin

Simbelang, Gunung Tinggi, Hulu Kampung Hulu, Desa Lama, Namo Bintang,

Namo Riam, Namo Rih, Namo Simpur, Pertampilan, Perumnas Simalingkar,

Salam Tani, Sei Gelugur, Sembahe Baru, Simalingkar A, Sugou, Sukaraya,

Tanjung Anom, Kampung Tengah, Tiang Layar, Tuntungan I, Tuntungan II

dengan jumlah penduduk menurut data kantor mencapai 87.267 Jiwa.

Luas wilayah Desa Baru dimana terbagi atas Dusun I 12 HA, Dusun IIA

10 HA, Dusun IIB 10 HA, Dusun III 18 HA, Dusun IV 10 HA, dengan total luas

wilayah 60 HA. Adapun batas-batas wilayah Desa Baru adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Ladang Bambu

b. Sebelah Selatan : Desa Lama, Desa Tengah, Namo Simpur

c. Sebelah Timur : Desa Namo Bintang

Jumlah penduduk di Desa Baru yang terdiri dari 5 dusun menurut data

kantor kepala desa, yaitu 9,200 jiwa dari 1.675 KK yang terdiri dari 4.280 jiwa

laki-laki dan sekitar 4.920 jiwa perempuan. Gambaran jumlah penduduk Desa

Baru Kecamatan Pancur Batu dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Page 52: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

42

Tabel 1 Data Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin

Nama Dusun Jumlah KK Laki-Laki Perempuan Total

Penduduk

I 2.130

II A 1.580

II B 1.510

III 2.300

IV 1.680

Jumlah 9.200

Sumber:Data Penduduk Kantor Kepala Desa Baru Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 1 diatas, diketahui bahwa jumlah kepala keluarga terbanyak

terdapat di Dusun II yakni 550 kepala keluarga, jumlah penduduk berjenis

kelamin laki-laki terbanyak terdapat di Dusun I yakni 980 orang, dan jumlah

penduduk berjenis kelamin perempuan terbanyak terdapat di Dusun II yakni 1.350

orang, dan jumlah penduduk terbanyak terdapat di Dusun II yakni 2.300 orang

penduduk.

Tabel 2 Data Karakteristik Penduduk Desa Baru Berdasarkan Mata

Pencaharian

Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)

Petani

Buruh

Wiraswasta

Page 53: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

43

Mengurus Rumah Tanggga

Pegawai Negeri Sipil

Total

Sumber : Data Penduduk Di Kantor Kepala Desa Baru Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 2 diatas, diketahui mayoritas penduduk di Desa Baru bekerja

untuk mengurus rumah tangga yakni sebanyak 1.428 orang (37%), yang memiliki

pekerjaan sebagai wiraswasta yakni sebanyak 1.107 orang (28%), yang memiliki

mata pencaharian sebagai buruh yakni 856 orang (20%), yang memiliki mata

pencaharian sebagai petai yakni sebanyak 444 orang (10%), dan yang memiliki

pekerjaan sebagai PNS yakni sebanyak 215 orang (5%).

Tabel 3 Data Karakteristik Penduduk Desa Baru Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD/Sederajat

SMP/Sederajat

SMA/Sederajat

Perguruan Tinggi

Total

Sumber: Data Penduduk Kantor Kepala Desa Baru Tahun 2018

Berdasarkan Table 3 diatas, diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa Baru telah

menyelesaikan pendidikan pada tingkat SMA/Sederajat yakni sebanyak 2.011

orang (38.29%), penduduk yang telah menyelesaikan pendidikan ditingkat

Page 54: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

44

SMP/Sederajat yakni sebanyak 1.858 orang (35,38%), kemudian penduduk yang

telah menyelesaikan pendidikan ditingkat SD/Sederajat sebanyak 985 orang

(18,75%), dan penduduk yang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat

perguruan tinggi yakni sebanyak 398 orang (7,58%).

Untuk mendukung aktifitas masyarakat di Desa Baru terdapat beberapa

sarana dan prasarana yang mendukung beberapa kegiatan kehidupan masyarakat.

dengan adanya sarana dan prasarana tersebut kehidupan masyarakat di Desa Baru

akan terbantu dan berjalan dengan baik. Adapun sarana dan penunjang kegiatan

pemerintahan di Desa Baru adalah:

1. Sarana Kegiatan Pemerintahan

Sarana kegiatan dalam menunjang pemerintahan di Desa Baru dapat

dikatakan sudah memadai dan layak. Hal ini terlihat jelas dengan adanya fasilitas

yang lengkap yang terdapat di Desa Baru, yaitu Kantor Kepala Desa sebagai

tempat untuk melayani masyarakat misal untuk mengurus data-data

kependudukan. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana kantor Kepala Desa

Baru sangat tidak terurus, seperti yang disampaikan oleh petugas pemerintahan

desa: “Beberapa tahun lalu keadaan kantor tidak seperti sekarang ini, bangunan

rusak, atap-atap banyak yang bolong sehingga kalau hujan airnya masuk. Tapi

setelah mendapatkan bantuan dari pemerintah mulailah kantor ini di renovasi

dan kami juga membangun balai desa di samping kantor ini untuk menunjang

kegiatan para warga desa ini.”37

2. Sarana Pendidikan

37

Hasil Wawancara dengan Petugas Pemerintahan Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Tanggal 1

April 2019

Page 55: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

45

Sarana pendidikan di Desa Baru sudah bagus, karna sudah dapat dinikmati

oleh semua masyarakat desa. Di desa ini terdapat saran pendidikan yaitu Taman

Kanak-kanak (TK) 1 unit, Sekolah Dasar (SD) terdapat 3 unit, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) 1 unit. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas Swasta (SMA)

1 unit. Tetapi untuk perguruan tinggi belum ada, jadi banyak masyarakat desa

yang berkuliah di Perguruan Tinggi di Medan.

3. Sarana Ekonomi

Sarana ekonomi adalah sarana yang penting untuk setiap keberlangsungan

proses kehidupan manusia. Berdagang (wiraswasta) sangat mendominasi kegiatan

ekonomi di Desa Baru ini yaitu skitar 1.107 orang. Selain berdagang terdapat juga

kegiatan ekonimi lainnya yaitu seperti bertani padi, jangung, dan lain-lain.

4. Sarana Kesehatan

Di Desa Baru terdapat aktivitas yang menunjang kesehatan masyarakat

setempat. Setiap satu bulan sekali pemerintah setempat mengadakan posyandu

terhadap balita. Ada juga puskesmas beserta dokter dan bidan yang siap melayani

masyarakat setempat.

B. Pengertian dan Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Desa

Pemerintah desa dalam melaksanakan kewenangan pengelolaan keuangan

desa tidak lain untuk meningkatkan pembangunan menuju masyarakat yang adil,

makmur dan sejahtera. Pengelolaan Keuangan Desa diatur dalam Peraturan

Mentri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018. Sebagaimana diamanatkan dalam

Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang ditindaklanjuti dengan

terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Page 56: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

46

Pelaksana Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa serta Peraturan

Pemerinta Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang bersumber dari

APBN, dinyatakan bahwa tugas penataan desa serta pemantauan dan pengawasan

pembangunan desa diemban secara bersama-sama oleh Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Dalam konteks keuangan

desa, instansi pemerintah pusat dan daerah memiliki tugas dan fungsinya masing-

masing sesuai dengan tingkatannya.

Menurut Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 Keuangan Desa adalah semua

hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu

berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban desa.38

Sedangkan Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahhaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban keuangan desa. Keuanang Desa berasal dari pendapatan asli

desa, APBD dan APBN. Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang

menjadi kewenangan desa didanai dari APB Desa, bantuan pemerintah pusat, dan

bantuan pemerintah daerah. Penyelenggara urusan pemerintah daerah yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari APBD, sedangkan

penyelenggara urusan pemerintah pusat yang diselenggarakan oleh pemerintah

desa didanai dari APBN.

Pasal 71 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa menyebutkan:

38

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

Page 57: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

47

1. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat

dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang

berubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa,

2. Hak dan kewajiban yang dimaksud pada ayat (1) menimbulkan

pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan keuangan desa.

Pasal 72 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa menyebutkan:

1. Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 71 ayat (2)

bersumber dari:

a. Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha hasil aset, swadaya

dan partisipasi, gotong royong, dan lain lain.

b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah

Kabupaten/Kota

d. Alokasi Dana Desa yang merupakan bagian dari dana

perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota

e. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten/Kota

f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga

g. Lain-lain pendapatan desa yang sah.

2. Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

bersumber dari Belanja Pusat dengan mengefektifkan program yang

berbasis Desa secara merata dan berkeadilan

Page 58: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

48

3. Bagian hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota

sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c paling sedikit 10% dari pajak

dan retribusi daerah.

4. Alokasi dana desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d paling

sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi

Dana Alokasi Khusus

5. Dalam rangka Pengelolaan Keuangan Desa, kepala desa melimpahkan

sebagian kewenangan kepada perangkat desa yang ditunjuk

6. Bagi kabupaten/kota yang tidak memberikan alokasi dana desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pemerintah dapat melakukan

penundaan dan/atau pemotongan sebesar alokasi dana perimbangan

setelah dikurangi dana alokasi khusus yangg seharusnya disalurkan ke

desa.

C. Pengelolaan Keuangan Desa Baru

Pengelolaan merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu manajemen secara

etimologi berasal dari kata “Kelola” (to manage) dan biasanya merujuk pada

proses mengurus dan menangani sesuatu untuk mencapai tujuan. Dalam kamus

bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan adalah proses atau cara perbuatan

mengelola atau proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga

orang lain, proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan

Page 59: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

49

organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat

dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapai tujuan.39

Menurut Drs. Manulang istilah manajemen mengandung tiga pengertian,

yyaitu manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai kolektifitas orang-

orang yang melakukan aktivitas manajemen dan ang ketiga manajemen sebagai

suatu seni dan sebagai suatu ilmu.40

Menurut Balterdon bahwa pengelolaan sama

dengan manajemen yaitu menggerakkan, mengorganisasikan, dan mengarahkan

usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk

mencapai suatu tujuan. Sedangkan Moekijat mengemukakan bahwa pengelolaan

adalah merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, petunjuk pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan.41

Berdasarkan beberapa pengertian tentang pengelolaan bukan hanya

melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang

meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Pelaksanan

kewenangan dalam pengelolaan keuangan desa menuntut tanggungjawab untuk

mewujudkan kesejahteran rakyat yang dilakasanakan dalam koridor peraturan

perundang undangan yang berlaku.

Kekuasaan pengelolaan keuangan desa dipegang oleh kepala desa. Namun

demikian dalam pelaksanaannya, kekuasaan tersebut sebagian dikuasakan kepada

perangkat desa sehingga pelaksanaan pengelolaan keuangan dilaksanakan secara

39

Daryanto, Kamus Indonesia Lengkap, Apolio, Surabaya, 1997. 40

Drs. M. Manulang, Dasar Dasar Manajemen, Indonesi, Jakarta, 1990. 41

Moekijat, Manajemen Pemasaran, Mandar Maju, Bandung, 2000.

Page 60: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

50

bersama-sama oleh kepala desa dan pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa

(PTPKD).

Struktur organisasi desa baru kecamatan pancur batu dipimpin oleh seorang

kepala desa yang membawahi sekretaris desa, empat kaur dan lima kadus. Hal ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

STRUKTUR PEMERINTAHAN

DESA BARU KECAMATAN PANCUR BATU

DESA BARU KECAMATAN PANCUR BATU

Sumber: Struktur Pemerintahan di Kantor Kepala Desa Baru

1. Kepala Desa

Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk Desa Baru Kecamatan Pancurbatu.

Kepala Desa memimpin penyelenggara pemerintahan desa berdasarkan kebijakan

yang telah ditetapkan bersama Badan Pemusyawaratan Desa (BPD). Pada saat

Kepala Desa

Sekretaris Desa

Kaur

Pemerintahan

Kaur

Umum

Kaur

Pembangunan

Kaur

Keuangan

Kepala

Dusun I

Kepala

Dusun II A

Kepala

Dusun II B

Kepala

Dusun III

Kepala

Dusun IV

BPD

Page 61: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

51

pelaksanaan kewajibannya sebagai kepala desa bertanggung jawab kepada rakyat

melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tugasnya kepada bupati dengan tembusan kepada camat. Kepala Desa

adalah Pemegangan Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dan mewakili

pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan. Dalam

hal ini, kepala desa memiliki kewenangan:42

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan anggaran pendapatann dan

belanja desa;

b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik desa

c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

anggaran pendapatan dan belanja desa;

d. Menetapkan pelaksana pengelola keuangan desa

e. Menyetujui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Dokumen

Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) dan Dokumen Pelaksana

Perubaahan Anggaran (DPAL);

f. Menyetujui Rencana Anggaran Kas Desa (RAK Desa);

g. Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP).

Kepala Desa memegang jabatan selama 6 Tahun terhitung tanggal pelantikan dan

dapat menjabat paling lama 3 kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak

secara berurut-turut.

42 Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Pasal 3 ayat (2)

Page 62: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

52

2. Badan Permusyawaratan Desa

Badan permusyawaratan desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya

merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilaya dan

ditetapkan secara demokratis. Pemilihan anggota tugas badan

permusyawaratan desa dilakukan secara demokratis, yakni dipili langsung

oleh penduduk desa. Dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 110

Tahun 2016 badan permusyawaratan desa memiliki tugas:43

a. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala

desa;

b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa;

c. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

Badan permusyawaratan desa mempunyai tugas:44

a. Menggali aspirasi masyarakat;

b. Menampung aspirasi masyarakat;

c. Mengelola aspirasi masyarakat;

d. Menyalurkan aspirasi masyarakat;

e. Menyelenggarakan musyawarah badan penyelenggaraan desa;

f. Menyelenggarakan musyawarah desa;

g. Membentuk panitia pemilihan kepala desa;

h. Menyelenggarakan musyawarah desa khusus untuk pemilihan kepala

desa antar waktu;

43

Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016, Pasal 31. 44

Ibid, Pasal 32.

Page 63: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

53

i. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala

desa;

j. Melaksanakan pengawasan terhadap kinerja kepala desa;

k. Melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan

pemerintahan desa;

l. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan pemerintah desa

dan lembaga desa lainnya;

m. Melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan desa, kepala desa

menguasakan sebagian kekuasaannnya kepada perangkat desa, yaitu:

1. Sekretaris Desa

Sekretaris Desa adalah perangkat desa yang berkedudukan sebagai unsur

pimpinan sekretariat desa yang menjalankan tugas sebagai koordinator pelaksana

pengelola keuanga desa, dengan tugas: 45

a. Mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan anggaran

pendapatan dan belanja desa (APBDesa)

b. Mengoordinasikan penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan

belanja desa dan rancangan perubahan angaran pendapatan dan

belanja desa

c. Mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan desa tentang

anggaran pendapatan dan belanja desa, perubahan anggara pendapatan

45

Ibid, Pasal 5 ayat (2)

Page 64: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

54

desa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan

belanja desa

d. Mengordinasikan penyusunan rancangan peraturan kepala desa

tentang penjabaran anggaran pendapatan dan belanja desa dan

perubahan penjabaran anggaran pendapatan dan belanja desa

e. Mengordinasikan tugas perangkat desa lain yang menjalankan tugas

pelaksana pengelola keuangan desa

f. Mengordinasikan penyusunan laporan keuangan desa dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

desa.

Sekretaris desa mendapatkan pelimpahan kewenangan dari kepala desa dalam

melaksanakan pengelolaan keuanga desa dan bertanggungjawab kepada kepala

desa.

2. Kaur

Kepala urusan yang disebut dengan kaur adalah perangkat desa yang

berkedudukan sebagai pelaksana teknis yang menjalankan tugas pelaksana

pengelola keuangan desa. Kaur mempunyai tugas:46

a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

anggaran belanja sesuai bidang tugasnya

b. Melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya

c. Mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya

46

Ibid, Pasal 6 ayat (4)

Page 65: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

55

d. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran (DPA), dokumen

pelaksanaan perubahan anggaran (DPPA) dan dokumen pelaksana

anggaran lanjutan (DPAL) sesuai bidang tugasnya

e. Menandatangani perjanjian kerja sama dengan penyedia atas

pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang berada dalam bidang

tugasnya

f. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya untuk

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

desa.

3. Kaur Keuangan

Kaur keuangan adalah orang yang melaksanakan fungsi kebendaharaan.

Bendahara desa mengelola keuangan desa yang meliputi penerimaan pendapatan

desa dan pengeluaran/pembiayaan dalam ranggka pelaksanaan APBDesa.

Penatausahaan dilakukan dengan menggunakan buku kas umum, buku kas

pembantu pajak, dan buku bank.

Kaur keuanga mempunyai tugas:47

a. Menyusun rencana anggaran kas desa (RAKDesa);

b. Melakukan penatausahaan yang meliputi menerima menyimpan,

menyetorkan/membayar, menatausahakan dan mempertanggung

jawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran dalam rangka

pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja desa;

47

Ibid, Pasal 8 ayat (2)

Page 66: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

56

c. Kaur keuangan dalam melaksanakan fungsi kebendaharaan memiliki

nomor pokok wajib pajak pemerintah desa.

Dalam setiap tindakan dalam pengelolaan keuangan desa, keuangan haruslah

dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan yang baik. Asas-asas

Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri Nomor 20

Tahun 2018 yaitu transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib

dan disiplin anggaran. Dengan uraian sebagai berikut:48

a. Asas transparan

Asas transparan artinya memberikan informasi keuangan yang terbuka dan

jujur kepada masyarakat berdasarkan perimbangan bahwa masyarakat

memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggung jawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang

dipercaya kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

Transparan adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap

orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,

yakni informasi tentang kebijakan, proses pembentukan dan pelaksanaan,

serta hasil-hasil yang dicapai.49

b. Asas Akuntabel

Akuntabel artinya tata kelola pemerintahan yang baik merupakan salah

satu tuntutan masyarakat yang harus dipenuhi. Salah satu pilar tata kelola

tersebut adalah akuntabilitas. ”Akuntabilitas atau pertanggung jawaban

(accounttability) merupakan suatu bentuk keharusan seseorang

48

Ibid, Pasal 2 ayat (1) 49

Usuf Eko Nahuddin, Akuntanbilitas Keuangan Desa dan Kesejahteraan Aparatur Desa dalam

Pengelolaan Keuangan Desa. Hlm 7.

Page 67: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

57

(pimpinan/pejabat/ pelaksanaa) untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban

yang diembannya sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

Akuntabilitas dapat dilihat melalui laporan tertulis yang informatif dan

transparan”.50

c. Asas Partisipatif

Partisipasi artinya prinsip dimana bahwa setiap warga desa pada desa yang

bersangkutan mempunyai hak untuk terlibat dalam setiap pengambilan

keputusan pada setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh pemeritahan desa

dimana mereka tinggal. Keterlibatan masyarakat dalam rangka pengambilan

keputusan tersebut dapat secara langsung dan tidak langsung, serta dilakukan

dengan tertib dan disiplin anggaran.

d. Asas keuangan desa yang tertib dan disiplin anggaran

Keuangan desa yang tertib dan disiplin anggaran mempunyai pengertian

bahwa seluruh anggaran desa harus dilaksanakan secara konsisten dan

dilakukan penataan atas pengguanaannya yang sesuai dengan prinsip

akuntansi keuangan desa. Dalam perwujudan keuangan desa yang tertib dan

disiplin anggaran, maka pengelolaan keuangan desa harus taat hukum, tepat

waktu dan tepat jumlah dan sesuai prosedur yang ada. Tujuan menghindari

penyimpangan dan meningkatkan profesionalitas pengelolaannya.

Berikut ini adalah pengelolaan keuangan desa di desa baru kecamatan pancur

batu:

50

Ibid, Hal 8.

Page 68: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

58

1. Perencanaan

Perencanaan pengelolaan keuangan desa merupakan proses merumuskan

suatu kegiatan dalam rangka memperoleh hasil yang diharapkan dalam

kegiatan tersebut. Perencanaan diwujudkan dalam bentuk Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) yang ditetapkan melalui peraturan

desa mengenai anggran pendapatan dan belanja desa. Secara umum,

pembentukan sebuah peraturan desa yang baik setidaknya harus memenuhi tiga

syarat yang diantaranya adalah:51

a. Berlaku secara filosofis yakni apabila isi peraturan tersebut sesuai

dengan nilai-nilai tertinggi atau norma yang berlaku dan dihormati

didalam masyarakat tersebut;

b. Berlaku secara sosiologis yakni apabila isi peraturan tersebut

berhubungan dengan kebutuhan riil di dalam masyarakat tersebut;

c. Berlaku secara yuridis yakni apabila peraturan tersebut disusun sesuai

dengan prosedur atau tata cara pembentukan peraturan yang berlaku

didalam masyarakat tersebut dan tidak boleh bertentangan peraturan

diatasnya.

Perencanaan keuangan desa dilakukan setelah tersusunnya rencana

pembangunan jangka menengah desa (RPJM Desa) dan rencana kerja

pemerintah desa (RKP Desa) yang menjadi dasar untuk menyususn anggaran

pendapatan dan belanja desa (APBDesa).

51

Mohammad Fadli dan Mustafa Lutfi, Pembentukan Desa yang Partisipasif, Malang, Ub Press,

2013. Hal 131.

Page 69: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

59

Setelah anggaran pendapatan dan belanja desa disusun maka selanjutnya

pemerintah desa baru menyususun rencana pembangunan desa yaitu proses

tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa baru dengan

melibatkan badan permusyawaratan desa dan unsur masyarakat secara

partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam

rangka mencapai tujuan pembangunan desa.

Didalam tahapan perencanaan ini, rencana pembangunan desa disusun

sesuai dengan kewenangan pemerintah desa dengan melibatkan seluru

masyarakat desa dengan semangat gotong royong.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan implementasi atau eksekusi dari perencanaan

anggaran pendapatan dan belanja desa. Di desa baru sendiri ada beberapa

bidang dalam pelaksanaannya yaitu bidang penyelenggraan pemerintahan desa,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa dan

pemberdayaan masyarakat desa. Pengajuan kegiatan pelaksanaan bisa diterima

jika telah melengkapi berkas pelaksanaan kegiatan tersebut. Kemudian

sekretaris desa baru melakukan verifikasi dan kepala desa baru menyetujuinya

dan bendahara desa melakukan pengeluaran belanja desa atas kegiatan yang

dimaksud. Dalam pelaksanaannya tim pelaksana hharus menjunjung tinggi

aspek partisipatif, transparan dan akuntabel sehingga masyarakat dapat

mengetahui informasi pembangunan di desa baru.

Page 70: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

60

3. Penatausaaan

Penatausaaan keuangan desa adalah kegiatan pencatatan yang dilakukan

oleh bendahara desa. Bendahara desa wajib melakukan pencatatan teradap

seluruh transaksi yang ada berupa penerimaan dan pengeluaran serta

melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib. Dalam menjalankan

tugasnya, bendahara desa baru dituntut untuk selalu tekun dan teliti agar tidak

terjadi kesalahan pada saat pencatatan tersebut. Bendahara desa juga harus

menyampaikan kepada kepala desa jika ada penerimaan ataupun pengeluaran

agar tidak terjadi kesalahpahaman dikemudian hari.

4. Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak dan kewajibannya dalam

mengelola keuangan desa, kepala desa memiliki kewajiban untuk

menyampaikan laporan. Sekretaris desa menyusun rancangan peraturan desa

tentang laporan pertanggungjawaban realisasi dan menyampaikannya kepada

kepala desa untuk dibahas bersama badan permusyawaratan desa. Laporan

tersebut bersifat periodik semesteran dan tahunan yang disampaikan kepada

bupati melalui camat. Kepala desa juga wajib menginformasikan kepada

masyarakat secara tertulis atau media lain yang mudah diakses oleh masyarakat

yaitu papan pengumuman.

Page 71: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

61

BAB IV

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA DALAM

MENGELOLA KEUANGAN DESA DI DESA BARU

A. Peran Kepala Desa dalam Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Baru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran didefinisikan sebagai

seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

dalam masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas yang harus

dilaksanakan oleh orang tersebut.

Melalui peranan, orang dan organisasi saling berinteraksi. Sumber daya

manusia yang diinginkan disini adalah sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas karena keberadaan faktor lain sangat tergantung dari faktor ini.

Misalnya, dalam lingkup desa akan kesulitan dalam mengembangkan diri tanpa

sumber daya manusia yang berkualitas. Faktor SDM yang secara potensial

berpengaruh teradap pelaksanaan Otonomi Desa adalah aparatur pemerintahan

desa, khususnya kepala desa.

Keberadaan desa di tengah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara

yuridis normatif telah diatur, di mana desa telah diberikan atau lebih tepatnya

diakui kewenangan-kewenangan tradisionalnya menurut Pasal 18B ayat (2)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

menegaskan:

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum

adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan

Page 72: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

62

perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang diatur dalam Undang-undang”.

Peran kepala desa dalam pengelolaan keuangan desa diatur dalam Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang diatur dalam pasal 26 ayat 2 (c)

yaitu:

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala

Desa berwenang:

(c)Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa.

Lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

tentang Peraturan Pelaksana Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 yang diatur

dalam Pasal 93 (2) dan Pasal 106, yaitu:

Pasal 2 ayat (2):

Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 106 :

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan Desa diatur dalam

Peraturan Menteri.

Dan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Mentri dalam Negeri Nomor 20 Tahun

2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa diaur dalam Pasal 3, yaitu:

Page 73: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

63

1. Kepala Desa adalah Pelaksana Kegiatan Pengelolaan Keuangan Desa

(PKPKD) dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan

milik Desa yang dipisahkan.

2. Kepala Desa selaku Pelaksana Kegiatan Pengelolaan Keuangan Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai kewenangan:

1. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;

2. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik Desa;

3. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

APB Desa;

4. menetapkan PPKD;

5. menyetujui DPA, DPPA, dan DPAL;

6. menyetujui RAK Desa; dan

7. menyetujui SPP.

3. Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), kepala Desa menguasakan sebagian kekuasaannya

kepada perangkat Desa selaku PPKD.

4. Pelimpahan sebagian kekuasaan PKPKD kepada PPKD ditetapkan dengan

keputusan kepala Desa.

Berdasarkan hasil wawancara pada bulan april tahun 2019 bersama Kepala

Desa Baru, bapak Stevanus Tarigan,SE, beliau menjelaskan bahwa kepala desa

memiliki peranan penting dalam pengelolaan keuangan desa. Adapun peran

kepala desa baru dalam pengelolaan keuangan desa adalah:

Page 74: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

64

A. 1. Tahap Perencanaan

Dalam hal perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa tahun

2018 mulai direncanakan pada tahun 2017. Yang berperan dalam hal

perencanaan anggaran pendapatan dan belanja desa adalah kepala desa,

sekretaris desa dan bendahara desa. Perencanaan disusun di kantor kepala

desa. Proses perencanaan dimulai dari penyusunan rancangan peraturan desa

tentang anggaran pendapatan dan belanja desa berdasarkan rencana kerja

pemerintah desa dan diakhiri dengan penetapan hasil evaluasi rancangan

anggaran pendapatan dan belanja desa oleh Bupati kepada Camat. Dalam hal

perencanaan ini ada pendamping dari desa, ada pendamping dari kecamatan,

dan ada pendamping dari provinsi. Proses perencanaan APBDesa tahun 2018

itu diambil dari perencanaan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka

Menengah) dan RKP (Rencana Kerja Pembangunan). Berikut adalah data

Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDesa) yang ada di desa baru

kecamatan pancur batu:

ANGGARAN APBDESA TAHUN 2018

DESA BARU

KECAMATAN PANCUR BATU

KABUPATEN DELI SERDANG

Pendapatan Rp. 1.426.337.108 Belanja Rp. 1.426.337.108

Pendapatan Asli Desa (PAD)

Rp. 995.708

Penyertaan Modal Bumdes

Rp. 80.570.000

Page 75: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

65

Dana Desa (DD)

Rp. 806.849.000

Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa

Rp. 372.079.708

Bagi Hasil Pajak (BHP)

Rp. 81.499.000

Pembinaan Kemasyarakatan

Rp. 29.627.400

Alokasi Dana Desa (ADD)

Rp. 461.811.000

Pelaksanaan Pembangunan

Desa

Rp. 861.900.800

Silpa Tahun 2017

Rp. 75.182.400

Pemberdayaan Masyarakat

Rp. 82.159.200

Sumber : Data Anggaran APBDesa di Kantor Kepala Desa Baru

Dalam proses penyusunan perencanaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, penyusunannya dilakukan dari tingkat RT sampai desa sehingga

proses perencanaan anggaran belanja desa dilaksanakan secara bottom up artinya

peran masyarakat dapat optimal dalam memberikan masukan atau ide-ide kepada

pemerintah desa dalam menjalankan suatu program dengan melalui mekanisme

musyawarah untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Dalam tahap perencanaan ini kepala desa mempunyai peranan melakukan

musyawarah untuk membuat persiapan pembangunan desa agar perencanaan

pembangunan desa berjalan dengan baik yang dilakukan bersama dengan aparat

desa dan masyarakat desa.

Page 76: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

66

Berdasarkan hasil wawancara kepala desa mengatakan “bahwa dalam tahapan

musyawarah ini kita melakukan identifikasi permasalahan yang ada dilapangan

kemudian kita juga menampung usulan-usulan yang diberikan oleh masyarakat

melalui badan permusyawaratan desa dan tokoh-tokoh masyarakat kemudian kita

mempertimbangkan usulan-usulan dari masyarakat desa tersebut kira-kira

permasalahan yang mana yang menjadi prioritas, potensi dan kebutuhan

masyarakat setempat yang kita ambil untuk dijadikan program kerja”.52

B. 2. Pelaksanaan

Setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa disahkan, barulah

kegiatan belanja desa bisa berjalan. Hasil wawancara menyatakan bahwa

“keuangan yang dibebankan oleh pelaksanaan kegiatan cukup menggambarkan

kesesuaian keuangan yang dibutuhkan. Pengajuan kegiatan pelaksanaan bisa

diterima jika telah melengkapi berkas pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan

yang akan dilaksanakan dan besarnya keuangan yang telah ditentukan dalam

anggaran pendapatan dan belanja desa sudah direncanakan sebelumnya dalam

anngaran pendapatan dan belanja desa, sehingga semua kegiatan dan beban

keuangan sudah diatur dalam anggaran pendapatan dan belanja desa tinggal

dilaksanakan sesuai prosedurnya. Kemudian sekretaris desa melakukan

verifikasi, dan kepala desa menyetujuinya, lalu pelaksanaan kegiatannya

dilaksanakan. Ada beberapa bidang yang akan dilaksanakan yaitu di bidang

penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan

52

Hasil Wawancara dengan Stevanus Tarigan, Kepala Desa Baru Kecamatan Pancurbatu Tanggal

1 April 2019.

Page 77: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

67

kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, dan bidang pembiayaan”.53

Berikut adalah kegiatan yang dilakukan di desa baru kecamatan pancur batu

pada tahun 2018:

A. Kegiatan di bidang penyelenggaraan pemerintah desa:

1. Siltap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa Rp. 201.600.000

2. Tunjangan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Rp. 49.200.000

3. Tunjangan BPJS Rp. 16.514.580

4. Operasional perkantoran Rp. 69.714.928

5. Operasional badan permusyawaratan desa Rp. 2.679.200

6. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa Rp. 18.741.000

7. Pendapatan desa Rp. 9.630.000

8. Rehab kantor desa Rp. 4.000.00

Total : Rp. 372.079.708

B. Kegiatan di bidang pembangunan desa:

1. Pembangunan jalan pemukiman Rp. 685.114.800

Tujuan dan manfaatnya adalah memperlancar akses masyarakat untuk

keluar masuk desa. Meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa

guna menunjang pertumbuhan ekonomi di desa baru.

2. Bangunan paud Rp. 176.786.000

Tujuan dan manfaat dibangunnya paud adalah untuk membentuk anak

anak di desa baru sebagai anak yang berkualitas, bias mengembangkan

53

Ibid

Page 78: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

68

kemampuan bersosialisasi, mengembangkan kerja sama kelompok,

membentuk kepercayaan diri dan lain lain.

Total : Rp. 861.900.800

C. Kegiatan di bidang pembinaan kemasyarakatan:

1. Kegiatan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) dan

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Rp. 11.440.000.

Tujuan dan manfaat dilaksanakannya pembinaan masyarakat adalah

untuk meningkatkan prakarsa dan swadaya masyarakat dalam

menjalankan program pembangunan secara partisipatif dan

meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang

beriman kepada Tuhan YME, berahlak mulia, berbudi luhur, sehat

sejahtera, maju dan mandiri.

2. Pembuatan pos kamling Rp. 13.687.400.

Tujuan dan manfaat dibuatnya pos kamling adalah untuk menciptakan

situasi dan kondisi yang aman, tertib dan tentram di lingkungan desa

serta terwujudnya kesadaran warga dalam penanggulangan terhadap

setiap kemungkinan timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban

masyarakat.

3. Seni budaya dan olaraga Rp. 4.500.000

Tujuan dan manfaat adanya seni budaya dan olaraga untuk

melestarikan dan mengembangkan hasil karya seni dan budaya

tradisional daerah.

Total: Rp. 29.627.400

Page 79: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

69

D. Kegiatan pemberdayaan masyarakat:

1. Kegiatan posyandu Rp. 33.490.200

Kegiatan posyandu yang ada di desa baru antara lain adalah keluarga

berencana, imunisasi, peningkatan gizi dan lain lain. Tujuan dan

manfaat diadakannya posyandu adalah mempercepat penurunan angka

kematian ibu dan anak, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan

anak dan mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia

sejahtera.

2. Pengelolaan kegiatan paud Rp. 8.160.000

Dalam menjalankan kegiatan bermain dan mengajar, ada beberapa

penunjang yang diperlukan seperti taman bermain untuk anak-anak

serta buku ajar untuk anak-anak.

3. Penghijauan Rp. 10.620.000

Tujuan dan manfaat dilakukannya penghijauan di desa baru adalah

mencegah terjadinya banjir, menjaga kualitas air tanah, mengurangi

polusi udara, dan memperindah pemandangan.

4. Peningkatan kualitas dan SDM masyarakat Rp. 27.489.00

Tujuan dan manfaat peningkatan kualitas dan SDM masyarakat desa

agar masyarakat mampu merawat infrastruktur yang telah dibangun,

serta diharapkan agar bias mengembangkan ekonomi masyarakat desa.

Pengembangan ekonomi desa dilakukan melalui pelatihan dan

pemasaran kerajinan masyarakat, pengembangan usaha peternakan dan

perikanan.

Page 80: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

70

5. Ongkos angkutan raskin Rp. 2.400.000

Raskin adalah program bantuan pangan yang diselenggarakan oleh

pemerintah Indonesia untuk membantu rumah tangga miskin. Raskin

biasanya diberikan selama 12 kali dalam setahun. Dalam

pendistribusian raskin terdapat ongkos yang dibebankan kepada

pemerintah desa.

Total : Rp. 82.159.200

E. Kegiatan di bidang pembiayaan

1. Penyertaan modal desa RP. 80.570.10

2. Penyertaan modal desa bertujuan untuk menambah modal Badan Usaha

Milik Desa.

Proses pencairan dana desa dilalui setelah menyelesaikan APBDesa

sebelumnya, persyaratan pencairan dana desa tersebut adalah Ada 2 (dua) tahap,

tahap awal pencairan dana desa sebesar 60% ditransfer di bulan 3 (tiga), tahap

kedua pencairan dana desa sebesar 40% ditransfer di bulan 9 (Sembilan) dan dana

tersebut masuk ke rekening Desa Baru dan yang mengelolanya adalah Kepala

Desa, Sekretaris Desa, dan Bendahara.

A. 3. Penatausahaan

Berdasarkan PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan

desa, bahwa kepala desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan desa

harus menetapkan bendahara desa dan penetapan bendahara desa harus

dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran dan berdasarkan keputusan

Page 81: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

71

kepala desa. Pencairan dana anggaran dilakukan melalui bendahara desa. Dana

anggaran selanjutnya diserahkan kepada pos-pos yang memerlukan sesuai

dengan anggaran pengelolaannya. Bendahara desa memiliki kewajiban untuk

melakukan pencatatan setiap akhir bulan secara tertib dan

mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.

Bendahara desa sebagai salah satu perangkat desa bertanggungjawab kepada

kepala desa dalam hal laporan pertanggungjawaban yang disampaikan kepada

kepala desa setiap bulannya dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Kepala Desa mengatakan “untuk masalah penatausahaan keuangan, bendahara

harus menyusun laporannya, berapa pemasukan dan berapa pengeluaran lalu

semuanya di rincikan untuk apa saja dana tersebut dipakai. Setiap ada

pengeluaran ataupun pemasukan kita selalu berkoordinasi agar tidak terjadi

kekeliruan dikemudian hari.”54 Adapun beberapa dokumen yang digunakan

bendahara desa dalam melaksanakan penatausahaan pengeluaran meliputi:

a. Buku kas umum

b. Buku kas pembantu perinci obyek pengeluaran

c. Buku kas harian pembantu.

B. Tanggungjawab Kepala Desa dalam Pengelolaan Keuangan Desa

Berdasarkan pasal 75 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahhun 2014

tenatng Desa, pasal 39 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

tentang Desa sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun

54

Ibid

Page 82: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

72

2015 dikatakan bahwa kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan desa. Sebagaimana pada pasal 49 ayat (2) Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 bahwa bentuk pertanggungjawaban

kepala desa teradap pengelolaan keuangan desa meliputi:

1. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap

akhir tahun anggaran kepada Bupati/Walikota;

2. Menyampaikan laporan penyelenggraan pemerintahan desa pada akhir

masa jabatan kepada Bupati/Walikota;

3. Menyampaikan laporan keterangan pemerintahan desa secara tertulis

kepada badan permusawaratan desa setiap akhir tahun anggaran.

4. Laporan disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Camat

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terakhir yang memuat :

a. Pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa

b. Pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan

c. Pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan

d. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.

Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa disampaikan dalam jangka 5

(lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan yang memuat:

a. Ringkasan tahun-tahun sebelumnya

b. Rencana penyelenggraan pemerinta desa dalam jangka waktu 5 (lima)

bulan sisa masa jabatan

Page 83: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

73

c. Hasil yang suda dicapai dan yang belum tercapai

d. Hal yang dianggap perlu perbaikan.

Laporan keterangan pemerintah desa kepada Badan Permusyawaratan Desa

yang diserahkan setiap akhir tahun kepada badan permusyawaratan desa secara

tertulis selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terakhir. Selain adanya pengawasan

dari pemerintah kabupaten/kota dan masarakat desa juga harus terlibat langsung

dalam mengawasi laporan pertanggungjawaban tersebut. Kepala desa harus

menginformasikan secara tertulis maupun dengan media yang mudahh diakses

oleh masyarakat mengenai pertanggungjawaban keuangan desa kepada

masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara bersama kepala desa beliau menyatakan bahwa

“semuanya berjalan sesuai prosedur, kepala desa selalu terbuka tentang masalah

keuangan desa, saya selalu melibatkan perwakilan dari rakyat (BPD) dalam

proses-proses pembuatan kebijakan, bahkan untuk masalah keuangan yang kata

orang tertutup padahal tidak, semuanya berjalan sesuai aturan yang ada”.55

C. Hambatan Dalam Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Baru

Berikut hasil wawancara kepada Kepala Desa mengenai hambatan-hambatan

yang mereka hadapi:

1. Hambatan yang terjadi di kantor desa yaitu minimnya sumber daya

manusia yang handal terkait dengan pengetahuan mengenai

pembukuan, karena pada dasarnya yang mengerti tentang pembukuan

55

Ibid

Page 84: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

74

adalah orang yang berlatar belakang dari bidang akuntansi. Oleh sebab

itu pemerintah desa masih mersa kesulitan dalam mengerjakan

pembukuan.

2. Hambatan yang terjadi di lingkungan masyarakat adalah rendahnya

partisipasi masyarakat di karenakan tingkat pendidikan yang masih

rendah lalu masih rendahnya kemampuan masyarakat dalam

memberikan data, minimnya usulan dari warga, serta masih adanya

respon pasif peserta musyawarah atas ususlan yang muncul dari peserta

lain.

Page 85: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

75

BAB V

Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan:

1. Desa adalah desa dan desa adat yang disebut dengan nama lain ,

selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Kedudukan pemerintah desa dalam tata pemerintahan di

Indonesia telah diakui kewenangan kewenangan tradisionalnya menurut

pasal 18 B ayat (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

desa maka pemerintah desa secara administratif berada dibawah

pemerintahan Kabupaten/Kota.

2. Pengelolaan keuangan desa baru kecamatan pancur batu yang

dilaksanakan oleh aparat pemerintah desa sudah dijalankan sesuai dengan

prosedur dari Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018, yang

dimulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,

penataushaan, dan pertanggung jawaban. Dalam tahap perencanaan,

Page 86: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

76

setelah anggaran pendapatan dan belanja desa disusun maka selanjutnya

pemerintah desa menyususun rencana pembangunan desa yaitu proses

tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa baru dengan

melibatkan badan permusyawaratan desa dan unsur masyarakat secara

partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam

rangka mencapai tujuan pembangunan desa. Tahap pelaksanaan

merupakan implementasi atau eksekusi dari perencanaan anggaran

pendapatan dan belanja desa. Pengajuan kegiatan pelaksanaan bisa

diterima jika telah melengkapi berkas pelaksanaan kegiatan tersebut.

Kemudian sekretaris desa baru melakukan verifikasi dan kepala desa baru

menyetujuinya.

Di dalam tahapan perencanaan ini, rencana pembangunan desa disusun

sesuai dengan kewenangan pemerintah desa dengan melibatkan seluru

masyarakat desa dengan semangat gotong royong. Dalam tahap

penatausaaan keuangan desa, bendahara desa wajib melakukan pencatatan

teradap seluruh transaksi yang ada berupa penerimaan dan pengeluaran

serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib. Dalam tahap

pelaporan dan pertanggungjawaban kepala desa wajib memberikan

laporannya kepada Bupati/Walikota serta memberikan informasi kepada

masyarakat melalui media papan cetak.

3. Peran kepala desa dalam pengelolaan keuangan desa di desa baru yaitu

melakukan musyawarah untuk membuat persiapan anggaran pendapatan

dan belanja desa serta pembangunan desa agar perencanaan pembangunan

Page 87: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

77

desa berjalan dengan baik yang dilakukan bersama dengan aparat desa dan

masyarakat desa. Anggaran pendapatan belanja desa itu dibuat bertujuan

untuk memperkirakan target penerimaan dan di lain pihak mengandung

perkiraan batas tertinggi pengeluaran keuangan desa sehingga dapat

tercapai pembangunan yang efesien dan efektif menuju tercapainya

kemandirian daerah dan kemajuan yang merata.

Setelah anggaran pendapatan belanja desa dan perencanaan pembangunan

desa disetujui maka sekretaris desa melakukan verifikasi, dan kepala desa

menyetujuinya, lalu pelaksanaan kegiatannya dilaksanakan. Ada beberapa

bidang yang akan dilaksanakan yaitu di bidang penyelenggaraan

pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan

kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakatan.

Penatausahan keuangan dilaksanakan oleh kepala desa dan kepala desa

menunjuk bendahara desa untuk melakukan penatausahaan. Bendara desa

memiliki kewajiban untuk melakukan pencatatan setiap akhir bulan secara

tertib dan mempertanggung jawabkan uang melalui laporan pertangggung

jawaban. Bendahara desa sebagai salah satu perangkat desa bertanggung

jawab kepada kepala desa dalam hal pertanggung jawaban yang

disampaikan kepada kepala desa setiap bulan.

Dalam hal pertanggungjawaban kepala desa pada dasarnya

bertanggungjawab kepada rakyat yang prosedur pertanggungjawabannya

disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat. Sedangkan kepada

Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Desa wajib memberikan

Page 88: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

78

keterangan laporan pertanggung jawaban secara tertulis, dan kepada rakyat

kepala desa menyampaikan informasi pokok-pokok pertanggung

jawabannya lewat acara-acara yang dilakukan baik oleh kepala desa

maupun masyarakat desa.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas adapun saran dalam penelitian ini adalah :

1. Dengan adanya desa didalam tata pemerintahan di Indonesia diharapkan

semua pihak yang berkepentingan dapat berkontribusi dengan baik dalam

melangsungkan tata pemerintahan di desa guna memajukan dan

mensejahterakan masyarakat desa.

2. Dalam mengelola keuangan desa, kepala desa berserta perangkat desa

lainnya harus sering berkomunikasi dan berkoordinasi agar tidak terjadi

kekeliruan dikemudian hari yang dapat merugikan desa.

3. Dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya, kepala desa harus

selalu terbuka/transparan kepada semua pihak baik itu perangkat desa

ataupu masyarakat desa. Sehingga semua pihak yang bersangkutan

mempunyai rasa percaya yang tinggi terhadap kinerja kepala desa.

Page 89: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

79

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Beratha,I Nyoman. 1982. Desa; Masarakat Desa dan Pembangunan Desa.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Fadli, Mohammad dan Mustafa Lutfi. 2013. Pembentukan Desa yang Partisipasif.

Malang: Ub Press.

Hamzah,Andi. 2005. Kamus Hukum. Ghalia Indonesia.

Kartohadikusumo,Sutarjo. 1988. Desa. Jakarta: Balai Pustaka.

Khairrunisa. 2008. Kedudukan, Peran dan Tanggung Jawab Hukum Direksi.

Medan.

Matul, Ni’ Huda. 2015. Hukum Pemerintahan Desa. Malang: Setara Press.

Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

N,Daldjoni. 1987. Geografi Kota dan Desa. Bandung: Penerbit Alumni.

Nurcholis,Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintaan Desa.

Jakarta: Erlangga.

Purbacaraka. 2010. Perihal Kaedah Hukum. Bandung: Citra Aditya.

Ridwan HR. 2016. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian Hukum. Bandung: CV. Pustaka

Setia.

Safrudin,Ateng dan Suprin Na’a. 2010. Pergulatan Hukum Tradisonal dan

Hukum Modern dalam Desain otonomi Desa. Bandung: Rapublik Desa.

Soleh,Chabib dan Heru Rochmansjah. 2015. Pengelolaan Keuangan Desa.

Bandung: Fokusmedia.

Page 90: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

80

Soekanto,Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan III, Jakarta: UI-

Press.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2001. Penelitian Hukum Normatif (Suatu

Tinjauan Singkat). Jakarta: Rajawali Pers.

Sunardjo,Unang. 1984. Pemerintahan Desa dan Kelurahan. Bandung: Tarsito.

Sungguno,Bambang. 2003. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT Grafindo

Persada.

Surasih, Maria Eni. 2006. Pemerintahan Desa dan Implementasinya. Jakarta:

Erlangga.

Wasistiono,Sadu. 2001. Kapita Selekta Pemerintahan Daerah. Bandung:Alqa

Print.

Widjaja,HAW. 2003. Otonomi Desa, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

-----------------; 2014, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan

Utuh. Jakarta: Rajawali Pers.

Zakaria, Y. 2005. Pemulihan Kehidupan Desa dalam Desentralisasi, Globalisasi,

dan Demokrasi Lokal. Jakarta :LP3S.

2. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksana UU

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksana Undang Undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan

Keuangan Desa.

Page 91: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA DESA TERHADAP …

81

3. Jurnal

Elisabeth Siringo Ringo. Pengelolaan Keuangan Desa Di Desa Adi Jaya

Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

Arenawati. Administrasi Pemerintahan Daerah, Sejarah, konsep dan

pelaksanaan di Indonesia.

Edy Supriadi. Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan

Desa Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentnag Desa.

Sintiya Eka Pertiwi. Pengelolaan Keuangan Pekon Kenali Kecamatan Belalau

Kabupaten Lampung Barat.

Muhammad Basirruddin. Peran Pemerintahan Desa dalam Pengelolaan

Keuangan Desa Alai Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan

Meranti Tahun 2012.

Waniarsih. Peran Kepala Desa dalam Merealisasikan Penggunaan Anggaran

Desa.

Satria Mentari Tumbel. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Dana Desa di

Desa Tumaluntung Satu Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan.

Yusuf Eko Nahuddin. Akuntanbilitas Keuangan Desa dan Kesejahteraan

Aparatur Desa dalam Pengelolaan Keuangan Desa.

Yongky Putut Angkianata. Perubahan Kewenangan Pemerintah Desa di

Indonesia.

Sugiman. Pemerintahan Desa.