Upload
vuongminh
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN GARAM KARBONAT YANG DISERTAKAN PADA PENGEMBALIANSISA PANEN TERHADAP KETERSEDlAAN P PADA TANAH JASINGA
Haryanto*
ABSTRAK
PERANAN GARAK KARBONAT YANG DISERTAKAN PADA PENGDIBALIAN SISA PANEK TERBADAP
KETERSEDIAAN P PADA TANAH JASINGA. Sebuah percobaan pot dalam rumah kaca telah
dilakukan untuk mempelajari peranan garam-garam karbonat yang diaplikasikan bersama
sama dengan pengembalian gisa panen ke dalam tanah Jasinga untuk meningkatkan
ketersediaan P. Tanah jenis podsolik merah kuning yang berasal dari Jasinga pH: 4,6
dan sisa panen padi digunakan dalam percobaan ini. Percobaan yang berbentuk
faktorial dan dirancang menurut Rancangan Acak Lengkap mempunyai faktor ke-1 adalah
jenis garam terdiri dari 3 taraf yaitu tanpa garam, Na2C03 0,025% berat dan CaC030,25% berat serta faktor ke-2 adalah takaran pupuk P terdiri dari 5 taraf yaitu
takaran pupuk P setara dengan 0, 30, 60, 120, dan 180 kg P2oSfha. Pupuk P diberikandalam bentuk TSP bertanda 32p. Ketersediaan P dalam tanah dikaji melalui berapa
banyak serapan P oleh tanaman kedelai galur 2C5D yang ditanam pada tanah tersebut.
Hasil menunjukkan bahwa efisiensi serapan pupuk P dalam tanaman meningkat oleh
adanya pemberian garam Na2C03 0,025% dan CaC03 0,25%. Secara statistik efisiensi
serapan pupuk P rata-rata dalam tanaman yang disebabkan oleh pemberian Na2C03
tidak berbeda nyata dengan cac03. Pemberian garam Na2C03 dan CaC03 .enyebabkankenaikan serapan P yang berasal dari tanah, merupakan indikasi adanya perta.bahan
mineralisasi P dari sisa panen yang diinkorporasikan ke dalall tanah dan penurunan
daya fiksasi P oleh tanah.
ABSTRACT
ROLE OF CARBONATE SALT APPLIED BESIDE THE CROP RISIDUJ:AltINDtO!:NTINTO .JASINGA
SOIL ON PHOSPHOROUS AVAILABILITY. A greenhouse pot experiment has been conducted to
study the role of carbonate salt applied together with crop residue amendment into
Jasinga soil to increase phosphorous availability. Red-yellow podsolic soil
originated from Jasinga, pH:4.6 and rice straw were used in this experi.ent. The
factorial experiment was designed as Completely Randomized Design having 2
factors. The first factor was kind of salt consist of 3 leveIs: without salt,
Na2C03 0.025% wfw, and caco3 0.25% wfw. The second factor was dosis of P fertilizerconsist of 5 levels: dose of P fertilizer is equal to 0, 30, 60, 120, and 180 kg
P205fha. The 32p labelled TSP fertilizer was used in this experiment. Phosphorousavailability in the soil was obsered by using the amount of P-uptake in the plant
* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, DATAN
41
of 2C5B line soybean growth on this soil. Results showed that the eficiency of P
derived from fertilizer in the plant was increased by Na2C03 0.025% w/w and
CaC03 0.250% w/w applications. Statistically, the average of eficiency in the plant
obtain~d du~ to Na2C03 application was not diff~r~nt significantly with CAC03
application. The uptake of P derived from soil was increased by Na2C03 and CaC03applications. That indicated the increase of P mineralization of crop residue
incorporated to the soil and the decrese of P fixation in the soil.
PENDAHULUAN
Fosfor adalah salah satu unsur esensial makro tanaman yang ber
sifat imobil di dalam tanah. Unsur ini di dalam tanah terikat oleh
koloid tanah dan mineral-mineral lainnya sehingga membentuk kompleks
yang tidak dapat diserap oleh tanaman. Unsur hara P sangat dibutuh
kan oleh tanaman sebagai pembentuk inti sel, berfungsi dalam
pembelahan sel dan reaksi ensim. Kekurangan unsur P menyebabkan
tanaman kedelai akan tumbuh kerdil dan buahnya sangat kurang (1).
Lahan kering di Indonesia umumnya tergolong tanah yang bereaksi
masam dan berdaya fiksasi P kuat serta miskin akan P terekstrak
(2). Pada tanah masam, bentuk tersedia unsur P yaitu P04-3 membentuk
kompleks dengan Al+3 maupun Fe+3 sehingga tidak tersedia bagi
tanaman (3). Berbagai usaha untuk mengurangi fiksasi P dalam tanah
masam yang perlu dilakukan : pertama, menaikkan pH tanah misainya
dengan pemberian Na atau Ca karbon at. Ion OH- yang dihasilkan
dari ionisasi dan hidrolisis garam-garam tersebut di dalam tanah
akan bereaks i dengan Al+3 ataupun Fe+3 sehingga tidak terjadi
pengikatan ion fosfat dalam tanah (4). Usaha kedua adalah penyediaan
ion bermuatan negatif lainnya yang merupakan saingan bagi ion
fosfat dalam membentuk kompleks, ini bisa dilakukan dengan pembe
rian bahan organik yang menyediakan ion karboksilat.
Pengembalian slsa panen ke dalam tanah mempunyai berbagai ke
untungan bagi perbaikan daya produktivitas dan fertilitas tanah.
Pada proses mineralisasi bahan organik berbagai unsur akan dilepas
kan ke dalam tanah misalnya unsur P, sehingga menambah ketersediaan
P bagi tanaman (5).
Tanah Jasinga termasuk jenis tanah Podsolik Merah Kuning yang
bersifat masam dengan kandungan Al dapat ditukar tinggi. Pemupuk
an P pada tanah Jasinga yang disertai dengan pengembalian sisa panen
42
yang dikombinasi dengan Na dan Ca karbon at pada penelitiao ioi
diharapkao dapat meoiogkatkan ketersediaan P bagi tanaman. Keterse
diaan P bagi tanaman dikaji melalui berapa banyak serapan P oleh ta
naman kedelai yang ditanam pada tanah ini.
BAHAN DAN METODE
Sebuah percobaan pot dilaksanakan dalam rumah kaca PAIR-Batan,
menggunakan bahan antara lain: tanah jenis podsolik merah kuning
berasal dari Jasinga dengan pH 4,6 , sisa panen padi dengan kadar P
= 0,2%, Na2C03' CaC03, dan pupuk TSP bertanda 32p.Percobaan ini berbentuk faktorial dan dirancang menurut Ran
cangan Acak Lengkap. Faktor ke-1 adalah jenis garam terdiri dari 3
taraf dan faktor ke-2 takaran pupuk terdiri dari 5 taraf. Kombinasi
perlakuan diberikan pada Tabel 1 dan setiap perlakuan diulang 3
kali.
Tabel 1. Kode dan Keterangan Perlakuan.
-----------------------------------------------------------------
KodeKeterangan Perlakuan
-----------------------------------------------------------------GO POTanpa garam, tanpa pupuk P
GO P1Tanpa garam, diberi pupuk P setara 30 kg P205/ha
GO P2Tanpa garam, diberi pupuk P setara 60 kg P205/ha
GO P3Tanpa garam, diberi pupuk P setara 120 kg P205/ha
GO P4Tanpa garam, diberi pupuk P setara 180 kg P205/ha
G1 PO
Diberi Na2C03 0,025% berat, tanpa pupuk PG1 P1
Diberi Na2C03 0,025% berat, diberi ppk P 30 kg P205/haG1 P2
Diberi Na2C03 0,025% berat, diberi ppk P 60 kg P205/haG1 P3
Diberi Na2C03 0,025% berat, diberi ppk P 120 kg P205/haG1 P4
Diberi Na2C03 0,025% berat, diberi ppk P 180 kg P205/ha
G2 PO
Diberi CaC03 0,25% berat, tanpa pupuk PG2 P1
Diberi CaC03 0,25% berat, diberi pupuk P 30 kg P205/haG2 P2
Diberi CaC03 0,25% berat, diberi pupuk P 60 kg P205/haG2 P3
Diberi CaC03 0,25% berat, diberi pupuk P 120 kg P205/haG2 P4
Diberi CaC03 0,25% berat, diberi pupuk P 180 kg P205/ha-----------------------------------------------------------------
43
Pot-pot plastik yang berukuran kurang Iehih 10 I diisi 5 kg
tanah yang dicampur secara merata dengan sisa panen padi dengan
takaran 0,5%. Beberapa pot diberi Na2C03 atau CaC03 scauai denganperlakuan pada Tabel 1 dan diaduk dengan tanah dalam pot secara
merata. Selanjutnya pot seIuruhnya diairi sampai dengan kira-kira
2/3 kapasitas Iapang dan dibiarkan untuk inkubasi. Setelah 2 minggu
inkubasi tanah dalam pol diberi pupuk dasar N, P, dan K. Pupuk P
diberikan dalam bentuk TSP berlanda 32p dengan takaran sesuai dengan
periakuan pada Tabel 1, sedangkan punuk N dan K masing-masing
diberikan dengan takaran 0,4 g urea/pot dan 0,9 g KCl/pot. Benih
kedelai galur 2C5B ditanam pada percobaan ini.
Panfm dilakukan pada waktu masak buah, selanjutnya dilakukan
pengamatan terhadap hasi I, serapan P-total, serapan P-pupuk, dan
efisiensi serapan P-pupuk. Pengukuran 32p menggunakan "cerenkov
effect" pada Liquid Scintillation Counter dan efisiensi serapan P
pupuk dilakukan sesuai dengan metode yang tercantum pada Technical
Report Series No. 171 IAEA (6).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot kering biji, stover, dan tanaman kedelai pada berbagai
takaran pupuk P pada tanah Jasinga (yang diinkorporasi dengan sisa
panen) yang tidak dan diberi garam karbonat disajikan pada Tabel 2.
Pada tabel ini terlihat bahwa ketiga macam bentuk hasil ini
secara statistik tidak menunjukkan bed a nyata antar pemupukan P
dengan takaran setara 60, 120, dan 180 kg P205/ha baik pada
periakuan yang tidak maupun yang diberi garam karbonat. Pemupukan P
dengan takaran setara 60 kg P205 atau kurang menyebabkan kenaikanbobot kering biji, stover dan tanaman secara nyata tetapi selanjut
nya takaran pupuk P yang Iebih dari 60 kg P205/ha tidak memberikan
lonjakan bobot kering yang berarti. Pemberian garam karbonat
menyebabkan kenaikan bobot kering biji cukup memuaskan. Bobot kering
biji rata-rata dari kelima takaran pupuk P pada periakuan pemberian
garam karbonat berbeda nyata dengan yang tanpa garam karbon at dan
secara statistik bobot kering biji ini pada periakuan Na2C03 0,025%
berat tidak berbeda nyata dengan CaC03 0,25% berat. Kenaikan bobot
kering bij i yang dinyatakan dalam % pada berbagai takaran pupuk P
44
yang disebabkan oleh adanya garam karbonat dapat dilihat pada Tabel
3. Kenaikan bobot kering terbesar terjadi pada takaran pupuk yang
rendah dan menurun pada takaran pupuk P yang lebih tinggi. Pemberian
Na2C03 0,025% dan CaC03 0,25% yang tidak disertai dengan pupuk dapat
meningkatkan bobot kering bij i masing-masing sebesar 114 dan 77%.
Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pemberian garam karbonat yang
disertakan pada pengembalian sisa panen pada tanah Jasinga sangat
menguntungkan ditinjau dari segi hasil yang berupa bobot kering biji
untuk pemupukan P pada takaran yang rendah.
Serapan P-total, P-pupuk, dan P-tanaman dalam tanaman kedelai
pada berbagai takaran pupuk P pada tanah Jasinga yang diinkorporasi
kan dengan sisa panen dan garam karbonat serta kontrol (tanpa garam
karbonat) disaj ikan pada Tabel 4. Pada Tabel ini terlihat bahwa
semakin tinggi takaran pupuk P di ikuti oleh kenaikan serapan P
total, P-pupuk, dan P-tanah dalam tanaman kedelai, ini terjadi pada
tanah Jasinga baik yang tidak maupun diberikan garam karbonat.
Secara statistik serapan P-total dan P-pupuk pada perlakuan garam
karbonat berbeda nyata dengan yang tidak diberi garam karbon at
tetapi pemberian Na2C03 tidak berbeda nyata dengan CaC03. Pemberian
Na2C03 dan CaC03 menyebabkan kenaikan rata-rata serapan P-total
masing-masing sebesar 50 dan 48% serta kenaikan serapan P-pupuk
masing-masing sebesar 26 dan 33%.
Tabel 5 manyajikan efisiensi serapan P-pupuk dalam biji.
stover, dan tanam kedelai. Pada Tabel ini terlihat bahwa semakin
tinggi takaran P-pupuk semakin rendah efisiensi serapan P-pupuk
dalam bij i, stover, dan tanaman. Sebagaimana halnya dengan bobot
kering biji dan serapan P-total dalam tanaman, efisiensi serapan P
pupuk rata-rata dalam tanaman pada perlakuan pemberian garam
karbonat berbeda nyata dengan yang tanpa garam karbonat serta tidak
ada beda nyata antara pemberian Na2C03 dan CaC03 menyebabkan
kenaikan efisiensi serapan P-pupuk rata-rata dalam tanaman masing
masing sebesar 33% dan 44%.
Ketersediaan unsur hara dalam tanah dapat di uj i dengan
menggunakan teknik nilai A. Teknik nilai A adalah suatu teknik yang
digunakan untuk menyatakan ukuran relatif dari status kesuburan
tanah dengan suatu nilai yang menggambarkan ketersediaan (availabi
lity) relatif suatu unsur hara bagi tanaman (7 dan 8). Dengan
45
menggunakan cara perhitungan yang diberikan oleh SISWORO dan SISWORO
(7) maka dari Tabel 4 dapat diperoleh nilai A pada berbagai takaran
pupuk P dan banyaknya unsur hara P tersedia bagi tanaman setara
dengan TSP oleh adanya pemberian Na2C03 dan CaC03 (Tabel 6). Pada
tabel ini dapat dilihat bahwa pemberian garam karbonat menyebabkan
kenaikan jumlah P tersedia dalam tanah dan kenaikan tersebut semakin
meningkat dengan semakin besarnya takaran pupuk P yang diberikan.
Banyaknya P tersedia 01 eh karena pengaruh pemberian Na2C03 0,025%
berkisar an tara 21 - 36 % dan oleh CaCt'3 0,25% berkisar antara 17 20 %.
Kenaikan hasil yang berupa bobot kering bij i dan serapan P
dalam tanaman kedelai oleh pemberian garam karbonat pada tanah
Jasinga yang diinkorporasi dengan sisa panen, disebabkan oleh bebe
rapa alasan, yakni bettambahnya jumlah P tersedia, kemudahan aksi
penyerapan P oleh akar tanaman karena adanya substansi yang bersifat
sebagai ensim, dan adanya keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dalam tanah. Pemberian garam karbonat yang berkonskuensi
dengan kenaikan pH tanah mengakibatkan jasad renik lebih giat
melakukan proses dekomposisi dan mineralisasi bahan organik (9 dan
10). Di samping itu dengan adanya bahan organik dalam tanah membe
rikan kenaikan ketersediaan P terutama disebabkan oleh adanya
aksi dari asam-asam organik yang dilepaskan selama proses de
komposisi bahan organik berlangsung. Menurut WHITEHEAD (11) dan
CHENG (12) asam-asam organik ini membentuk kompleks yang stabil atau
senyawa "chelate" dengan kation-kation yang bertanggungjawab dalam
fiksasi phosphat melalui proses ·pertukaran anion atau dengan cara
melarutkan secara sempurna molekul-molekul "sesquioxide phosphate"
kemudian dilanjutkan dengan pembentukan suatu "metal complex ion".
Pada proses dekomposisi bahan organik dihasilkan substansi
humus yai tu "humic acid" yang menurut CHENG (12) substansi ini
berfungsi sebagai ensim. Adanya "humic acid" dalam konsentrasi
rendah menyebabkan kenaikan permiabi litas membran-membran sel akar
tanaman dan oleh karenanya merangsang penyerapan air dan nutrisi
oleh tanaman serta membantu transportasi ion dalam tubuh tanaman.
Selain itu, pada proses dekomposisi dan mineralisasi bahan organik
terjadi pelepasan unsur-unsur mikro ke dalam tanah sehingga terjadi
keseimbangan unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan berakibat adanya
46
pertumbuhan tanaman yang mampu berproduksi tinggi dan mampu melaku
kan penyerapan unsur khususnya P yang lebih tinggi.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan,
yakn i:
1. Garam karbonat yang berupa NaZC03 0,025% berat dan CaC03
0,25% berat yang disertakan pada pf'ngembalian sisa panen pada
tanah Jasinga sangat menguntungkan apabila tanah tersebut dipupuk
P dengan takaran rendah, ditinjau dari segi bobot kering biji.
2. Efisiensi serapan P-pupuk rata-rata dalam tanaman meningkat
secara nyata dengan adanya pemberian garam karbonat yang diserta
kan pada pengembalian sisa panen pada tanah Jasinga. Kenaikan
efisiensi serapan P-pupuk rata-rata dalam tanaman dengan adanya
pemberian Na2C03 0,025% dan CaC03 0,25% masing-masing sebesar 33dan 44 %.
3. Serapan P yang berasal dari tanah meningkat oleh adanya pemberi
an garam karbonat disebabkan oleh adanya kenaikan laju dekompo
sisi dan mineralisasi bahan organik dalam tanah sehingga me
nambah jumlah P tersedia dalam tanah serta disebabkan oleh
menurunnya daya fiksasi P oleh koloid tanah. Besarnya pertambahan
P tersedia dalam tanah oleh adanya Na2C03 dan CaC03 masing
masing adalah berkisar antara 21 - 36% dan 17 - 20 %.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sdr. Supandi
dan Sdr. Sardjio atas bantuannya di dalam melaksakan percobaan di
rumah kaca serta Ny. Karaliani dan Ny. Halimah atas bantuannya
dalam menganalisis unsur di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
1. SHOLEH, Pengaruh pemupukan P terhadap kedelai pada beberapa ta
nah masam Lampung di rumah kaca, BPPP, Bogor (1982)151.
47
2. SOEPARDI, G., DJAJAKIRANA, G., MITROSUHARDJO, M.M., dan ABDUL
LAH, N., "Ketersediaan P-pupuk yang diberikan setelah tanah
Sitiung Sumatera Barat dikapur untuk beberapa waktu lamanya",
ApEkasi Isotop dan Radlasl lIHs. ~lmp. IH .1akarta, gM),BATAN, Jakarta (1988) 513.
3. COTTENIE, A. and VERLOO, M., "Soil chemistry", International
Training Center for Post-Graduate Soil Scientists, State
University Gent, Belgium (1985).
4. DE CONINCK, Fr., "Physico-chemical aspects of pedogenesis", In
ternational Training Center for Post-Graduate Soil Scientists,State University Gent, Belgium (1978).
5. SUBBA RAO, N.S., Advances in Agricultural Microbiology, OxfordNew Delhi (1982).
6. IAEA, Tracer Manual on Crops and Soils, (Technical Reports
Series No. 171), IAEA, Vienna (1976).
7. SISWORO, W.H. dan SISWORO, E.L., Penguj ian pupuk alam denganteknik isotop, Buletin Batan VI 1 (1985) 6.
8. BAERT, L., Radio Agrology, Agricultural Faculty, Gent Universi
ty, Gent-Belgium (1985).
9. ALEXANDER, M., Introduction to Soil Microbiology, John Wiley andSons, New York (1967).
10. KONONOVA,M.M., Soil Organic Matter, 2nd. Ed., Pergamon Press,Oxford (1966).
11. WHITEHEAD, D.C., Some aspects of the influence of organic
matter on soil fertility, Soil and Fertilizer XXVI, 4(1963). 217.
12. CHENG, B.T., "Soil organic matter as a plant nutrient", Soil
Organic Matter Studies, I, IAEA, Vienna (1977) 31.
48
Tabel 2. Bobot kering biji, stover dan tanaman kedelai pada
berbagai takaran pupuk P pada tanah Jasinga (+sisapanen) yang tidak dan diberi garam karbonat.
Perlakuan Bij i Stover Tanaman
............... g/pot .................
GO PO
0,221,962,18
GO P1
0,882,663,54
GO P2
1,243,234,47GO P3
1,263,254,51
GO P4
1.243.564,80
Rata-rata
GO0,972,933,90
G1 PO
0,472,242,70
G1 P1
1,362,533,88
G1 P2
1,514,065,57
G1 P3
1,463,964,79G1 P4
1,473,785,25
Rata-rata
G11,253,314,44
G2 PO
0,392,002,39
G2 PI
1,273,064,33
G2 P2
1,423,875,29
G2 P3
1,643,955,59
G2 P4
1,423,665,08
Rata-rata
G21,233,314,54----------------------------------------------------------------BNT (5%)
G 0,25nsns
BNT (5%)
P 0,320,810,83
KK
(% ) 28,6826,5420,06----------------------------------------------------------------
ns : tidak berbeda nyata.
49
Tabel 3. Kenaikan bobot kering biji kedelai pada berbagai takaran
pupuk P oleh adanya pemberian garam karbon at yang diser
takan pada pengembalian sisa panen pada tanah Jasinga
Takaran pupuk P
(mg P/pot)
o78
156
312
468
50
114
5522
1519
CaC03 0,25%
% ••••••••••••••
7'7
4415
3015
Tabel 4. Serapan P-total, P-pupuk dan P-tanah dalam tanaman pada
berbagai takaran pupuk P yang diberikan pada tanah Jasi
nga yang diinkorporasi dengan sisa panen dan garam kar
bonat serta kontrol (tanpa garam)
Serapan P-Perlakuan
Total Pupuk Tanah
............... mg P/pot ..............
GO PO
3,63-3,63
GO PI8,623,644,98
GO P213,255,817,44
GO P314,566,837,73
'GO P419,8010,609,20
Rata-rata GO
11 ,976,725,25
G1 PO
7,53-7,53
Gl PI13,285,018,27
G1 P221,598,1813,41
Gl P323,309,6013,70
G1 P424,1511,0813,07
Rata-rata G1
17,978,479,50
G2 PO
4,88-4,88
G2 PI15,335,889,45
G2 P220,858,2712,58
G2 P324,2210,2713,95
G2 P423,3011,4411,86
Rata-rata G2
17,728,978,75----------------------------------------------------------------BNT (5%)
G1,99 1,14*BNT (5%)
P2,56 1,31
KK (% )
16,7716,76----------------------------------------------------------------
* : tidak dihitung Anovanya
51
Tabel 5. Efisiensi serapan P-pupuk dalam biji, stover, dan
tanaman kedelai pada berbagai takaran pupuk P yang
dipengaruhi oleh pemberian garam karbonat serta pe-
ngembalian sisa panen pada tanah Jasinga..
Efisiensi serapan P-pupukPerlakuan
Biji Stover Tanaman
•••••••••••••••••• % •••••••••••••••••••
GO P1
1,862,804,66GO P2
1,392,343,73
GO P3
0,861,372,23GO P4
1,121,152,27
Rata-rata
GO1,31 1,913,22
G1 P1
2,114,326,43G1 P2
2,123,135,25G1 P3
1,361,733,09G1 P4
1,021,352,37
Rata-rata
G11,65 2,634,28
G2 P1
2,345,207,54G2 P2
2,123,185,30G2 P3
1,371,933,30G2 P4
1,031,422,45
Rata-rata
G21,71 2,934,64-----------------------------------------------------------------BNT (5%)
Gns 0,590,72
BNT (5%)
P0,50 0,680,83
KK (%)
32,7328,2321,19
ns : tidak berbeda nyata.
52
Tabel 6. Nilai A tanah Jasinga dan banyaknya P tersedia
disebabkan oleh adanya pemberian garam karbonat
berbagai takaran pupuk P.
yangpada
Takaran
pupuk P
(mg P/pot)
Nilai A Banyaknya P tersedia oleh
................. mg P setara TSP ••••••••••.••.••••
78
107129125 22 (21)18 (17)156
200256237 56 (28)37 (19)
312
353445424 92 (26)71 (20)468
406552485 146 (36)79 (19)
* : Tanpa garam karbon at
Angka-angka di dalam kurung menunjukkan nilai dalam % pertambahan
P oleh adanya garam karbonat
53
DISKUSI
SOETJIPTO
Garam Na2C03 dan CaC03 mungkin suatu senyawa yang higroskopis. Dalampercobaan diperoleh hasil dengan pemberian garam tersebut dapat
menaikan serapan P. Bagaimana prosesnya ?
Apakah karena kedua .garam tersebut higroskopis menarik air dalam
senyawa pupuk P, jadi P nya mudah terse rap ?
HARYANTO
Naiknya serapan P bukan karena sifat garam karbon at yang higroskopis
tapi melalui proses sebagai berikut :
Garam karbon at dalam tanah mengalami hidrolisis yang menghasilkan
ion OH-. Ion ini berkompetisi dengan ion P04-3 untuk membentuk kom
leks dengan Al+3 atau Fe+3 sehingg ion P04-3 bisa bebas dan tersedia
bagi tanaman. Di samping itu pH tanah juga naik, akibatnya proses
dekomposisi dan mineralisasi berlangsung lebih cepat, unsur P di
lepaskan dan tersedia bagi tanaman. Dengan meningkatnya jumlah P
tersedia maka serapan P dalam tanaman meningkat pul~.
SISMIYATI R.
Bagaimana pengaruh Na2C03 dan CaC03 terhadap pH tanah. Mana yanglebih baik dalam meningkatkan pH tanah.
HARYANTO
Na2C03 lebih baik dalam meningkatkan pH karena Na2C03 mempunyai daya
ionisasi yang lebih tinggi sehingga ion-ion OH- lebih cepat terben
tuk.
BAGYO SOEMINTO
Dengan penambahan garam karbonat (Na & Ca karbonat) tentu akan ber
pengaruh terhadap pH tanah, Mohon penjelasan hubungan/pengaruh pH
tersebut terhadap availability P yang meningkat pada data penelitian
ini.
54
HARYANTO
Memang benar dengan adanya penambahan garam karbonat menyebabkan pH
tanah naik. Dengan menggunakan teknik nilai A ki ta bisa melihat
adanya peningkatan ketersediaan P dalam tanah. Oleh adanya pemberian
garam karbonat (Na & Ca karbonat) ini bisa dilihat pada Tabel 6.
ISTIQLAL AMI EN
Pemberian karbon at akan meningkatkan pH tanah dalam hal ini Na2C03
yang lebih sedikit mungkin lebih cepat terurai dan bereaksi. Apakah
perubahan pH tanah diukur ?
HARYANTO
Saya melakukan pengukuran perubahan/kenaikan pH tanah oleh adanya
pemberian garam karbonat pada percobaan sebelumnya, yaitu pada
percobaan inkubasi dalam laboratorium.
UKUP SUDRIATNA
Bagaimana yang dimaksud dengan percobaan yang berbentuk faktorial
dan dirancang menurut rancangan acak lengkap. Apakah tidak sebaiknya
dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan petak utama (main
plot) level yaitu pemberian garam dan anak petak (sub plot) level
yaitu takaran pemberian P sehingga terlihat interaksinya.
HARYANTO
Percobaan saya adalah percobaan pot sehingga percobaan tersebut
dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap.
M. MARDJO
Pemberian garam (Na dan Ca ) karbonat efektif pada kontrol dan
pemupukan P takaran rendah. Apakah hal ini disebabkan oleh tingkat
fiksasi P ? Mohon dijelaskan
HARYANTO
Benar. Pada takaran P yang rendah tingkat fiksasi pada tanah Jasinga
ini tinggi sedangkan pada takaran P yang tinggi tingkat fiksasinya
lebih redah. Dengan demikian maka pemberian garam karbonat lebih
55
efektif pada pemupukan P yang bertakaran rendah.
NGADlMAN
Bagaimana Anda bisa menyimpulkan bahIVa pemberian garam karbon at
menurunkan daya fiksasi P oleh tanah, sementara Anda hanya punya
data "kenaikan serapan P dari tanah" ?
HARYANTO
Dengan menggunakan tehnik nilai A (A value) saya bisa melihat adanya
kenaikan ketersediaan P dalam tanah. Kenaikan P tersedia dalam tanah
oleh adanya pemberian garam karbonat dapat dilihat pada Tabel 6.
EKA SUGIYARTA
1. Perlu standarisasi perlakuan (jumlah P/jumlah N) dari percobaan
percobaan pot dalam satuan yang jelas (misal ppm atau mg/100 gr
media jadi bukan mgjpot).
2. Bagaimana penerapan konsep penjenuhan P tanah pada lahan-lahan
masam dengan pemupukan P awal tinggi, baru diikuti oleh pempukan
sebatas kebutuhan untuk tanaman, bi la di bandingkan dengan
percobaan ini.
HARYANTO
1. Pot saya isi dengan 5 kg tanah, 1 pot = 5 kg tanah
2. Konsep itu memang bisa dilakukan, tetapi tujuan penelititan saya
adalah untuk mempelajari pengaruh garam karbon at terhadap kece
patan laju pelapukan/mineralisasi bahan organik pada tanah
masam, dan ketersediaan P sebagai parameternya.
56