11
___________ 1..----- _ PerbandiDgan Antara Moral Iunnanuel Kant dengan Moral Pancasila 'Entlang fJ)amm)Ism Stdf Pengdjdr S2 Progrdm Studi IImu FilSdfdt UGM Inti pembicaraan dalam moral atau etika adalah pertanyaan yang menyangkut hubungan antara manusia, apakah hubungan ito merupakan hubungan yang bail< atan hubungan yang buruk. Apabila diteliti dan dilihat dengan seksama,adanya peperangan atau pertikaian antar bangSa, ras, dan sesama manusia, pada dasarnya persoalan tersebut dapat dikem- balikan· pada masalah moral. Moralitas dengan begitq merupakan hubungan yang menyangkut semua manusia tanpa melihat perbedaan ras, bangsa, dan suku bangsa, ito 'moraiitas berlaku umum. A. Pengantar Sejak jaman Yunani kuno problem moral· ini telah mendapat perhatian Wltuk dibahas, sehingga timbul bermacam-macam. aliran moral, seperti misalnya aliran hedonisme, yang menyatakan bahwa .ke- baikan. yang tertinggi adalah keserumgan atau kebahagiaan Juga aliran epikurisme mempunyai tujuan bahwa yang baik berupa kesenangan, seda.ngkan aliran utilitarisme mendasarkan moralnya pada yaitu tindakan yang ·benar dan baik adalah tin ... dakan yang memberikan manfaat yang paling besar bagi masyarakat. B. Konsepsi Kant. mengenai Moral Teori-teori tersebut di atas me)[l1Jr1l1t Kant kurang sesuai, m.aka Kant berlJSa!la untuk mengajukan ,prinsip-prinsip yang dapat berlaku umum, jadi berlaku bali

PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

___________1..----- _

PerbandiDgan Antara MoralIunnanuel Kant dengan

Moral Pancasila

'Entlang fJ)amm)Ism

Stdf Pengdjdr S2 Progrdm Studi IImu FilSdfdt UGM

Inti pembicaraandalam moral atau etika adalah

pertanyaan yang menyangkut hubungan antaramanusia, apakah hubungan ito merupakan hubungan yang

bail< atan hubungan yang buruk. Apabila diteliti dan dilihat denganseksama,adanya peperangan atau pertikaian antar bangSa, ras, dansesama manusia, pada dasarnya persoalan tersebut dapat dikem­

balikan·pada masalah moral. Moralitas denganbegitq merupakan hubungan yang menyangkut

semua manusia tanpa melihat perbedaan ras,bangsa, dan suku bangsa,kar~ ito

'moraiitas berlaku umum.

A. PengantarSejak jaman Yunani kuno problem

moral· ini telah mendapat perhatian Wltukdibahas, sehingga timbul bermacam-macam.aliran moral, seperti misalnya aliranhedonisme, yang menyatakan bahwa .ke­baikan. yang tertinggi adalah keserumganatau kebahagiaan Juga aliran epikurismemempunyai tujuan bahwa yang baik berupakesenangan, seda.ngkan aliran utilitarisme

mendasarkan moralnya pada utilit~, yaitutindakan yang ·benar dan baik adalah tin...dakan yang memberikan manfaat yangpaling besar bagi masyarakat.

B. Konsepsi Kant. mengenai MoralTeori-teori tersebut di atas me)[l1Jr1l1t

Kant kurang sesuai, m.aka Kant berlJSa!la

untuk mengajukan ,prinsip-prinsipyang dapat berlaku umum, jadi berlaku bali

Page 2: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

semua manusia. Prinsip ini adalah prinsipmoral yang formal yang tidak dipengaruhioleh keadaan tertentu, dan juga mengikat.Hal ini disebabkan karma tilsafat moraltidak berhubungan d~ngan apa yang ·ada,me}ainkan berhuburigBn dengan apa yangseharusnya ada.. Pada setiap diri manUliaada kecenderungan untuk berbuat baik danuntuk melaksanakan kewajibannya, Sayaharns. Inilah menurut Kant hubunganmoral yang datang dari diri sendiri, darihakikat manusia yang paling dalam. Hu­kum moral ini datang dari kehendak yangmerupakan akal budi praktis. Karena itukehendak dikuasai oleh budi. Hukum moralini juga membawa manusia Wltuk ber­hubungan dengan alam, mengadakan kon­tak dengan alam, karena pada dasarnyahukum alam dan hukum moral yang dapatdikatakan hukum akal budi adalah sarna.

Sebagai titik pusat teon moral Kant.adalah kehendak baik. Hal yang pentingiadalah, bahwa manusia itu harusmenginginkan yang baik, dan tidak adayang baik kecuali kehendak yang baik, yangtimbul karena. merasa wajib. Apabila se­seorang bertindak dengan didasari motivasibaik, maka basil tindakannya tentu· baik,dengan tanpa melihatbasil atau kon­sekuensi yang timbul, jadikehendak yangbaik tidak tergantung pada basil tindakan.Kehendak yang.dikendalikan oleh akal budidan tidak oleh suatu keinginan atau ke­cenderungan adalah kehendakyang mut­18k, yang merupakan suatukewajubanyang dipatuhi. Jadi wajib ini datang daridiri sendiri, merupakan perintall·yang olehKant disebuat sebagai impe~atif kategoris,yang mempunyai tiga prinsip yang per­tama prinsip universalitas, yang kedua da­lab prinsip tujuan yang dalam hal ini ada­lab humsnitas dan yang ketiga adalah prin­sip kebebasan atau otonomi dari kehendak.

Prinsip universalitas mengandungarti, bahwa seseorang dalam bertindakhendaklah bertindak sesuai dengan mak­simnya dan maksim serta tindakan ituda­pat sekaligus diharapkan menjadi hukumumum.. Tindakan tersebut tidak boleh·da­tang karena kecenderungan, sebab apabiladatang karena kecenderungan tentu tidak

dapat berlaku umum.Mengenai tujuan, Kant mengatakan

bahwa manusia adalah tujuan bagi dirinyasendiri, dan bukan alat bagi manusiayanglain. Manusia adalah makbluk ··········berakalserta mempunyai pikiran. SE9ldiri, dankarena itu manusia yang satutidak dapatdieksploitasi oleh manusia yang lainnyaManusia bukan alat , hanya bendalah yangdapat dijadikan alate

Kebebasan dalam bertindak adalahkebebasan pribadi, jadi hukum moral yang­dipatuhi adalah bukan hukum yang dida­tangkan dari luar, tetapi munculdari dalamdiri manusia sendiri. Dengan demikian,malta memenuhi wajib dan mematuhiperintah dariakal budi dapat dikatakanmempunyai kedudukan yang tinggi, karenaperintah itu datang dari pribadi manusiayang paling dalam.

c. Otonomi Moralitas dalamMoralKant Dan Morsl Pancaslla

Konsepsi Kant mengenai moral yangbersifat rasionalistik tidak mengandungani bahwa Kant meninggalkan· keper­cayaan terhadap Tuhan. Justru. eksistensiTuhan merupakan salah satu· postulat, disamping im~rtalitas jiwa dan kebebasankehendak. Rasionalitas moral Kant ter­letak pada kemandirian akal budi untukmenentukan sendiri, karena memilihmacam prinsip moral yang mana yang akandiinginkan yang dapat ~enentukan

manusia dalamkehidupannya.Menurut Amin Abdullah (1992), etika

Kant yang rasionalistik ini mempunyai tu­juan ganda, pada satu pihak etika mem­berikan motivasi pada .akal budi manusiauntuk memahami fenomena alam., mema­bami manusia dankehidupan sosialmanusia, tanpa dibayang-bayangi olehganggwm yang bereifat skeptis·· maupunyang bersifatpsikologis. Pada pili8k~etika yang rasional ini dapat menerima danmengakui adanya keterbatasan padsmanusia yang rasional, sehingga denganeJemikian manusiamembuka dirinya untukmeneriJna postulat-postuIat· mengenai ek­sistensi Tuhan, dan ,imortalitas jiwa.Pendirian Kant ini adalah unik, karena ia

Page 3: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

<lapat mengembangkan konsepsinyamengenai etika yang rasional, tanpa meno­18k peranan prinsip relegius. Meskipunetika rasionalnya ini dapat dikatakan seku­lar, tetapi postulat-postul~yang ditunjuk­kannya dapat diterima "dan ide Kanttentang universalitas dari norma-normaetika dapat diSesuaikan tanpa mengor­bankan etika relegius.

Disamping itu, Kant berusaha agarhukum moral bersifat objektif dan dengandemikian dapat berlaku umum. Penggu­naan aka! merupakan suatu kehamsan,karena ilmu yang didapat dengan aka! ada­lab ilmu yang objektif.

Apabila seseorang mematuhi im­peratif kategoris, menumt Kant kehendakharuslah bebas dalam arti' bebas secaratransendental. Ini berarti bahwa kehendaktidak mendapat'· pengaruh dari doronganindera. Karena apabila mendapat pengaruhdari dorongan indra, malta' tiildakan orangtersebut akan merupakan tindakan yangfenomenal, motivasi untuk bertindak bukandatang dari aka} budi, melainkan daridorongan. Hanya aka! budilah yang da­pat memberikan motivasi agar suatu hu­kum moral menjadi hukum yang bersifatuniversal.

Apabila kehendak itu bebas daripengaruh kecenderungan dan juga bebasdari, pengaruh-pengaruh yang lain, maltakehendak hanya akan bertindak sesumdengan bentuk imperatif dan tidak melihatkepada materi' im.peratit: Apabila tindakanseseorang itu sesuai dengan isi, malta tin­dakan itu bukan karena kehendak, tetapimerupakan suatu tindakan yang impulsit:dan hanya memuaskankeinginan saja Im­peratif kategoris menekankan kepadamakhluk yang beraka! untuk bertindaksesuai dengan maksim, yang dapat berlakupula: bagi orang lain. Oleh karena itu mak­simpribadi hams juga menjadi maksimumum.

Dalam moral, manuSia dapat. di--katakan bebas apabila ia menentukan' ke­hendaknya, tetapi ia sekaligus terikat olehnorma-norma. Meskipun demikian norma­norma tidak. mamaksa, manusia bebas <la­pat menerima atau tidak menerimanya

Kebebasan kehendak ini berhubungan eratdengan otonomi atau kemandirian. Menu­rut Kant, kesusilaan barn ada apabila adaotonomi. Suatu perbuatan dikatakanotonom, apabila perbuatan itu dilakukansecara bebas, sedangkan apabila tidak be­bas, dalam arti ada paksaan ataupUIlpengaruh, malta perbuatan itu adalahheteronom. Manusia dikatakan bebas spa­hila perbuatannya hanya didorong oleh mo­tivasi kesusilaan yang baik, dan karenakehendak baik.. Jadi seseorang bertindakotonom atau mandiri apabila ia melakukansesuatu yang baik demi kebaikan itusendiri.

Sifat rasionalistik dan adanyaotonomi dalam moralitas dapat pula kitatelusuri dan kita ketemukan pada Pan-#casila, yang dalam hal ini Pancasila sebagaipandanganhidup bangsa Indonesia. Pan­casila adalah suatu ideologi yang realistik,karena unsur-unsurnya diambil dari ke­hidupan manusia konkrit, tidak hanya darirealitas manusia Indonesia saja, tetapi darirealitas manusia pada umumnya(Driyarkara,1978). lsi arti dari setiap sila,yaitu : Tuhan, manusia, satu, rakyat, danadil, dapat berlaku bagi setiapa manusi.Sebagai basil olah pikir dari para penda­huiu kita yang mendalam, dalam susunansila-silanya dapat dilihat keteraturannyayang harmonis serta adanya herarkhi da­lam susunannya, dari sila yang mempunyaipengertian yang paling luas menuju ke silayang mempunyai pengertian yang khusus.Dalam sila-silanya terdapat kekhususan­nya Pancasila yang merumuskan keadaanmanusia Indonesia, tidak hanya meru­muskan realitas 'yang ada, 'tetapi jugamerumuskan yang seharusnya ada. Sebagaibasil pemikiran manusia, malta Pancasilajuga bersifat rasionaIistik. Notonagoromengatakan bahwa : "Pancasila itu adalahha3il perenungan jiwa yang dalam danpenelitian cipta yang aeksama alas daaarpengetahucm dan pengalaman hidup yangluas." (Noionagoro, 1971).

DaIam kehidupan sehari-hari, Pan­casila merupakan pedoman, khususnya pe­doman ' tingkah laku bangsa Indonesia.Moral Pancasila bertumpu pada manusia

Page 4: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

yang mempunyai bakjkat monopluralitas,yaitu terdiri atas susunan kodrat : jiwa danraga, sifat kodrat sebagai makhuluk indi­vidu dan makhluk sosial; ,~rta kedudukankodratnya sebagai makhlUk. yang dicip­takan Tuhan dan makhlUk yang berdirisendiri. Dalamjiwa terdapat akal, rasa, dankehendak yang bekerja sama., ~lehingga da-'pat menghasilkan suatu keputusan yangsesuai dengan yang di.inginkan, yang meru­pakan keputusan yang baik.

Dengan mempergunakan Pancasilasebagai pedoman moral, maka bangsa In­donesia menentukan. sendiri hukum dannorma-norma moralnya. Dengan akalpikirnya sendiri manusia Indonesia me­nentukan suatu pedoman, bagaimana tin­dakannya menjadi manusia Indonesia yangbermoral baik.. Pedoman ini ditentukansendiri dan dipilih sendiri; ada keyakinan:bahwa PancasilJ;l sebagai pedoman moraladalah baik. Jadi dapat dikatakan bahwaPancasila datang d.ari aka! budi dan. d.arimanusia Indonesia sendiri. Hukum moralsem.acam ini oleh Kant disebut sebagai da­tang d.ari akal budi praktis dan akal budipraktis itu adalah kehendak. Karena itumoral Pancasila bersifat rasional, objektit:dan universal, dalam. ani dapat berlakuumum bagi bangsa Indonesia. Moral Pan­casila juga dapat disebut otonom karenanilai-nilainya tidak mendapat pengaruhdari luar hakikat manusia Indonesia, dandapat dipertanggungjawabkan secara ra­sional dan juga dapat dikatakan dapatdipertanggungjawabkan secara mosons.Tidak dapat pula. dielakkan adanya ban­tuan dari nilai-nilai agama, adat dan bu­daya, karena nilai-nilai Pancasila secara defado berasal d.ari agama-agama dan. adatserta budaya Indonesia.. Hanya saja nilai­nilai yang tersebut tadi tidak menentukandasar-dasar Pancasila, tetapi memberi ban­tuan danjuStru memperkuat.

Dalam meIientukan suatu tindakan,moral Pancasila tidak hanya mengandalkanpada akal saja, tetapi juga pads. kehendakyang oleh Kant juga disebut akal budi prak­tis, tetapi juga perlu mendapat bantuandari rasa. Cipta., rasa, dan karsa hamsbekerja sarna; akal memberi petunjuk ba-

gairnsD8 suatu tindakan hams dikerjakan,rasa mengujinya dengan berpedoman padahasratnya sendiri, sedangksn kehendakmenentukan apakah suatu perbuatan ituakan dilaksanakan atau tidak. Kemampuanseseorang untuk bertindak atas keputusanakal, pertimbangan. rasa, dan kemampuankehendak akan menjadi sifat penghati-batiatau bijaksana. Apabila dilengkapi dengansifat adil, sifat sederhana dan teguh akanterbentuk tabiat saleh (Notonagoro, 1971).

.Mengenai ba.k kebebasan kehendakdalan moral Pancasila, perlu mendapat per­batian, bahwa kebebasan politis diberikansejauh tidak menyimpang dari nilai-nilaimoral Pancasila. Akan tetapi secara moral,manusia dapat menolaknya juga denganmenggunakan kebebasannya melalui carayang hams dipertanggungjawabkan. Pan­casila merupakan pagar, yang membatasikebebasan kehendak bangsa Indonesiayang tercerminkan dalam pengendalian din,yang akan mengarahkan agar bangsa Indo­nesia f tidak keluar d.ari jalur yang telahditetapkan dalam ·kelima sila dari Pan­casila. .

Sifat universal dapat juga ditemukandalam. moral Pancasila, yaitu dalam"kemanusiaan". Dengan "kemanusisan"yang menjadi. inti atau persoalan pokokdalam. Pancasila, maka moral Pancasiladapat berlaku universal. Sifat universal inidapat juga dilihat pads hakikat dari setiapslla, yaitu : Tuhan, manusia, s.atu, rakyat,dan adil. Hakikat atau inti sari sila-silaPancasila ini dapat berlaku universal,karena bersifat abstrak, umum. dan univer­sal. Sedangkan sila-sila Pancssila dalam.urutan dan. kedudukan yang sudah tetap,herlaku abstrak umum kolekti( hanya her­laku di Indonesia.

Hal yang perlu mendapat perhatiandalam. filsafat moral Kant adalah maksimyang bersifat umum dan formal,· sehinggamoral Kant hanya melihat bentuk dari tin­dakan dan bukan pada materi tindakan itu.Hal ini berbeda dengan Pancasila, karenamoral Pancasila mempunyai maksim yangtelah ditentukan, yaitu nilai-nilai yangterkandung di dalam sila-sila Pancasila..

MeskiplID. otonomi dan juga kebeba-

Page 5: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

san kehendak tidak dapat dielakkan da­lam setiap fllsafat moral, yang dengansendirinya juga berlaku bagi fllsafat moralKant dan Pancasila, namun dalam hal mak­siro. jelas ada perbedaan. Maksim Kantadalah formal, sedangkan':~;maksim Pan­casila terletak pada kelima sila dari Pan­casil&, sehingga maksim Pancasila adalab.konkrit dan jelas ada seeara material.

D. Kewajiban MoralNorma-norma moral mempuny81 81­

fat mewajibkan agar seseorang bertindakatau bertingkah laku sesuai dengan hukummoral. Meskiptm hukum moral itu mende­sak-manusia tmtuk berbuat baik, tetapihukum moral tidak memaksa; seseorangdapat saja melaksanakan atau tidakmel~anakannya.Merasa wajib bertindaksesuai dengan hukum moral harus didorongoleh kehendak baik dan didasari oleh moti­vasi baik. Kant sangat menekankan wajibyang semacam ini, dan memandang wajibsebagai pokok dari kesusilaan. Manusiawajibmematuhi hukum moral yang berartiia tidak mengindahkan keinginannyasendiri dan juga tidak mengindahkandorongan _dari luar diri sendiri dan tidakmengindahkan akibat dari tindakan terse­but. "Du aollsf', kamu harus merupakanperintah yang datang dari diri sendiri,lang­sung dari manusia itu sendiri, ini- adalahimperatif kategoris. Menurut Kant harusdibedakan antara tindakan demi kewajibandan tindakankarena kewajiban. Tindakandemi .kewajiban di$ebabkan hanya karenahormat pada hukum, sedangkan _ karenakewajiban dapat terjadi karena dorongandan -luar atau -karena kecenderungan,meskipun juga dikerjakan karenahormatpada hukum. Tindakan demi - .kewajibanadalah tindakan -moral, sedangkan yangkedua adalah tindakan legal.

Kant melawari.kan .kewajiban dengankecenderungan, tetapi ia mengakui bahwakeduanya tidak bertabrakan. Hanya sajaKant mengatakanbaha kewajiban jangan­Ish didasarkan·. pada keeenderungan. -Se­seorang· harus insyaf· akan adanya· norma _kesusilaan yang mewajibkan dan memerin­tabkan untuk berbuat baik, tanpa tergan-

tung pada apapun..Etika Pancasila menuntut

ketaatan, semangat dan K:et;egtlban

serta adanya kesadaran tmtuk DeJ~daJit:·

sesuai dengan nilai-nilai yang terKallC1Unar'di dalam Pancasila. Kesadaran adalahre8.eksi aka! budi manusia tmtuk mengeta..·hui diri sendiri, untuk mengamati diri .pribadi agar terdorong untuk bertindak.yang baik, sebingga mempunyai rasa·w~buntuk melaksanskan

Etika Pancsila mewajibkan padasetiap warga negara Indonesia untuk her­tindak sesuai dengan nilai-nilai yanagterkandung dalam -sila-sila Pancasila.Zakiah Darajat (1971) mengatakan bahwauntuk membina moral Pancasila perluadanya penjelasan dari setiap sila, sepertiberikut.

1. Ketllbanan Yang Maha Esa, Silapertama Wi mengandung konsekuensipengakuan terhadap Tuhan Yang MaltaEsa atau nilai-nilai moral yang ditentukanoleh Tuhan, yang -dituangkan dalam ajaranagama.

2. Kemanusiaan yang adil dan hera­dab, Konsekuensisilakedua ini adalah,bahwa setiap warga IndonesIa dalam. ting­kah -lakunya, dalam tindakannya men­dasarkan diri pada kemanusiaan, padakeadilan dan pada adab sopan santun.

3.Persatuan Indonesia, Moral PElr­satuan terkandungdalam sila ketiga ini.Setiap ·warga negara Indonesia harusmempunym keinginan untuk ..bersatu danmemper satukan .

4.Kerakyat8n yang dipimpinoleh hikmah kebijaksanaan dalam per­musyawaratan I perwakilan. Nilai moraldalam sila keempat ini· adalah setiap warganegara Indonesia yang bermoral Pancasilaharus merasa ·tmtuk-·· bertindak sesuaidengan Pancasila,- takut untuk melang­garnya. Dia juga hams merasa bahwasetiap orang melJlPUIlyai .halt. dan wajibyang sama. Segala .kewajiban ditentukandenganhukum dan aturan yang. sam8se­cara adil,. jujur, dan benar sesuai ·denganketentuan Tuhan.

5. Keadilan ·sosial bagi seluruh rak­yat Indonesia. Keadilan soRa! ini dijiwai

Page 6: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

oleh sila pertama, sehingga keadilan initidak. menyimpang dari keadilan yangditentukan oleh Tuhan

Bagi bangsa Indonesia, bertindak. danbertingkab laku sesuai dengan Pancasilamerupakan suatu l(8Wajiban, dalam rangkamembentuk manusia Indonesia seutuhnyayang bem).oral Paneasila.

Apabila dalam otonomi dankebebaSan kehendak antara moral Kantdan moral pancasila ada kesesuaian, maltadalam hal kewajiban moral ternyata adaperbedaan yang sangat menyolok, dan da­pat dikatakan mendasar. Imperatif katego­ris Kant menWltut suatu tindakan moralhanya demi wajib, dan tidak melihat padayang lain. Bertindak demi wajib, dan bukankarena merasa wajib, istilah Kant adalahtindakan Qua Plficht dan bukan Plficht­maessig. Kewajiban ini adalah

4

kewajibanyang hanya dilakukan tWltutan moral yangdatang dari diri sendiri.

Kewajiban moral Pancasila bukanwajib yang formal, melainkan wajibmengamalkan nilai-nilai Pancasila, yaitunilai religius, nilai kemanusiaan, nilai per­satuan, nilai kerakyatan, dan nilaikeadilan. Nilai-nilai yang terkandung da­lam Pancasila merupakan pokok nilai. yangharns dan wajib dilaksanakan oleh rakyatIndonesia tanpa terkecuali. Kewajiban inidatangnya tidak dengan tiba-tiba, tetapididahului oleh kesadaran yang merupakanbasil perenungan daari akaI budi manusia.Dengan adanya kesadaran ini ada doronganuntuk merasa wajib yang dalam hal ini ada­lab merasa wajib tultuk bertindak sesuaidengan nilai-nilai moral yang terkandungdalam Pancasila..

E. Tujuan Tindakan MoralHarus menjadi manusia yang bagai­

manakah seseorang itu dalamkehidupanmoralnya, apakah ia akan menjadi sesorangyang bermoral baik ataukah bermoral bu­ruk, sesungguhnya tergantung padamasing-masing pribadi. Pada dasarnyasetiap orang itu menghendaki yang baik,juga dalam bidang moral. Apabila seseorangberbuat salah, malta ia akan herosaha men­jelaskannya, sebab-sebab kesalahannya

tersebut, agar dapat m_­jawabkan kekeliruannya. Dapat dikatakan,bahwa manusia insyaf akan perbuatannyayang salah dan kemtmgkinan akan manye­sal. Dalam uraian di. atas dapat dilihatadanya kebebasan untuk menentukan ke­hendaknya dan adanya rasa tanggungjawah.

Tidakan moral bagi Kant adalah tin­dakan yang bebas dengan motivasi kesusi­laan yang baik, tanpa dipengaruhi oleh

,ap&pl.Ul, juga tidak dipengaruhi akanadanya tujuan sebagai basil atau sebagaiim.balan perbuatan baik. Im.peratif katego­ris menlIDtut agar seseorang bertindak se­suai dengan maksimnya sendiri, namunmaksim itu sekaligus juga maksim yangdapat berlaku umum. Dengan demikian,malta tindakan moral itu tidak hanya baikbagi diri sendiri, tetapi juga baik bagi oranglain, baik secara umum. Bagi Kant manusiaadalah tujuan dari dirinyasendiri, manusiabukan alat, tidak bagi dirinya dan juga bagioang lain,. Tujuan akhir dari imperatifkategoris adalah kebaikan moral, yanghanya clapat dicapai apabila setiap orangmempunyai pandangan yanag sarna, mem­punyai maksim. yang sarna..Karena maksimini bersifat formal, danrasional. Dengandemikian maka tidak ada moral yang ber­beda antara bangsa yang satu dengan yanglain. Kebaikan sosia! iniharus diusahakanoleh setiap orang, manusia hams berusahauntuk mencapai kebahagiaan, dan tidakmenggantungkan diriIl:Ya pada Tuhan.

.Untuk mendapatkan tujuan akhirdari moralitas, hamslah diterima adanyaPencipta Yang azali untuk dapatmeneruskan tujuan akhir dari hukum.moral. Hukum. moral menuju ke tujuan ak­hir yaitu Kebaikan Yang Tertinggi danmengakui bahwa semua kewajiban adalahkewajiban yang datang dari Tuhan. Ak­hirnya kesempurnaan etika ada padaagama; dengan otonomi dari makhlukberakal, perintah Tuhan dapat dipenuhi,dan Tuhan adalah tujuan moral yang adadalam kerajaan moral.

Moral Pancasila mempunyai tujuanmembentuk manusia Indonesia yang her­moral Pancasila, ialah manusia Indonesia

Page 7: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

F. Religiusitasdan MoralitasApabila Kant mengatakan bahwa

moral tidak.· berdasarkan pada agama, initidak. berarti bahwa Kant tidak. percayapada Tuhan. Justru eksistensi Tuhan·danimortalitas jiwa adalah postulat-postulatyang tidak. periu dibuktikan lagi. Kant inginmenegaskanbahwa· melalui ide tentangKebaikan Yang Tertinggi manusia akansampai pada pengertian Tuhan.

Ada semacam kontradiksi dalam

yang mempunyia kepribadian yang sesuai pandangan moral Kant. Konsepsi Kantdengan setiap sila dari Paneasila. mengenai Kebaikan Yang Tertinggi menujuKepribadian ini dapat tercapai apabila pada adanya dua hal yang bertentang~

setiap manusia IndoneSia ,,,,sfapat menjel- dalam aka! budi praktis. Pada satu pihakmakan jiwa Pancasila dafabl kehidupan aka! budi praktis ini menghendaki adanyasehari-hari. Tujuan moral Pancasila jelas kemungkinan untuk dapat mencapai Ke­berbeda dengan Kant, sebab motivasi dalam baikan Yang Tertinggi; pada lain pihak da­moral Pancasila adalah membentuk lam kenyataannya dalam kehidupan sehari­manusia Indonesia yang Pancasilais, yang han terdapatkejahatan moral, kejahatandalam kehidupan sehan-han tercermin da- sosial dan juga bencana alamo Hal-hal inilamtingkah lakunya. akan menimbulkan keraguan pada

Bangsa Indonesia mempunyai cita- manusia, apakah usahanya illltuk: mencapaieita serta berkeinginan agar dasar moral moral yang baik clapat dipertahankanbangsa dapat dilihat secara rill dalam ke- karena Kebaikan Yang Tertinggi tidak. akanhidupan sehan-han. Meskipun demikian dapat dicapai. Tetapi melalui moral,perumusan Pancasila tidak dapat ditaf- manusia dapat percaya pada Tuhan;sirkan sendiri-sendiri, karena dapat mem- manusia yang bermoral adalah manusiaberikan penafsiran yang berbeda-bed.a. Un- yang mengakui bahwa dunia ini adalah cip­tuk mencegah agar tidak. ada penafsiran taan dari Pencipta yang Sempurna. Makayang berbeda dipandang perlu ·adanya pen- percaya pads Sang Pencipta adalah percayajabaran sila-sila Pancasila seperti yang da- pada Tuhan dan percaya bahwa dunia inipat kita lihat pada butir-butir Pancasila adalah dunia moral. Karena itu usahapada pedoman .Penghayatandan Pengama- manusia tmtuk menjadi manusia yang ber­Ian Pan.casila. . moral sesungguhnya bukan usaha yang

Harapan Kant adalah membentuk tanpa"arti.masyarakat yang ideal yang di dalamnya Negara Indonesia bukanlah negaraberlaku norma-norma moral. Inilah tujuan agama, dalam arti negara Indonesia tidak.dan masyrakat, yang mencapai kebebasan menganut agama tertentu dalam hukumyang sempurna dan dapat menjalankan dan undang-undang yang mengatur negara,.wajibnya.Masyarakat semacam·· ini tidak. meskipun dasar negara' yang pertam8 ada-dapat tercapai di dunia nam\lll dengan lah Ketuhanan Yang Maha Esa. Negaraadanya harapan untuk mencapai Indonesia bukan negara teokrasi, tetapimasyarakat yang semacam ini akan mem- juga. bukan negara sekuler. Pelaksanaanberi dorongan pada manusia untuk bertin~ Sila pertama diserahkan kepada masing­dak demi· wajibnya, berbuat baik demi baik masing warga negara, sesuai dengan keyak­itu sendiri. inan agama masing-masing. Pancasila ada-

Dapat dikatakan bahwa tujuan moral lab suatu human response (Driyarkara,Kant dengan moralPancasila terdapat per- 1978). yang mengandung pertanyaan ba­bedaan. gaimanakah seharusnya suatunegara

mengatur kehidupan bemegara dan her­masyarakat dalam negaranya. Negara Pan­easila wajib menciptakan kehidupan yangtertib yang sesuai dengan dasar negaranyayang sekaligus menjadi pandangan hidupbangsanya.

Sila yang pertama dan Pancasila da­lah Ketuhanan Yang MahaEsa, mempun­yai kedudukan yang penting, karenasila inimendasari .sila-sila .yang lain. Notonagorotnengatakan bahwa susunan sila-sila Pan­casila merupakan bentuk piramida yang

Page 8: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

basisnya adal~ Ketuhanan Yang MahaEsa (Notonagoro, 1975). Berdasarkankedudukan sila, maka" tanpa sila pertamasila-sila yang lain adalah kosong(Driyarkara, 1978).,.Ketuhanan YaDg MahaEsa tidak menuD/Uk agama tertentu ,meskipWl demikian di Indonesia hidup kea­gamaan dapat dikatakan menjiwai lain-lainsektor kehidupan. Hal ini menunjukkanbahwa inti keagamaan di Indonesia adalahpengakuan terhadap Tuhan Yang MahaEsa. Pengakuan ini datang dan manusiasendiri, karena manusia mempunyai pen­dapat tentang dirinya sendiri dan mengenaldirinya sendiri, mengenal realitasnyasendin. Pendapat ini menempatkanmanusia sebagai makhluk yang tidak sem­puma, terganttmg adanya, tidak ada den­gan sendirinya, jadi ada yang mengadakanManusia kemudian menentukan sikap danmengakui Tuhan sebagai Realitas· YangTertinggi, sumber dan segala realitas. Tu­han bukan sesuatu, melainkan suatuPribadi, dan pada Pribadi ini manusiamenyerahkan dirinya. Tuhan adalah sum..ber dan segala daya upaya kita, jadi jugasumber menegara. Juga diakui bahwa Tu­han adalah tujuan dari segalanya. Jugatujuan menegara. Dapat dikatakan Tuhandalah sumber dan dasar serta tujuan· yangmutlak dan segala sesuatu (Driyarkara,1978).

Meskipun di dalam Pancasila tidakdipersoalkan mengenai adanya Tuhan,karena Pancasila berlandaskan pada Tuhansebagai Kenyataan. yang objektit: tetapiperlu disadan bahwa pembuktian tentangadanya Tuhan itubesar sekaliartinya bagipendirian dan sikap hidup bangsa. Indone­sia. Kesadaranakan adanya Tuhan berlan­daskan pada aka! pikir manusia sebagaisumber dan jiwa untuk mendapatkankenyataan atas usaha manusia sendiri, se­hingga kesadaran adanya TuhanmempWlyai nilai yang sarna dengan ilmupengetahuan, karena kesadaran ini· adalahkesadaran yang berasal dan aka! pikir. Halyang mudah dimengerti dalam pembuktianini adalah yang bertolak dan pengalamanmanusia tentang segala sesuatu yang ada diduma ini, yang tidak ada karena dirinya

sendiri dan tentu disebabkan oleh Sebabyang tidak disebabkan oleh sesuatu yanglain, Sebab yang mampu dengan sendirinyamenimbulan akibat dan merupakan SebabYang Pertama atan· Causa Prima. Suatupengertian yang merupakan milik rakyatJawa adalah tmgkapan sangkan parani1l8dumadi, asal mula serta arab tujuan segalamakhluk yang ada. Melalui pengalamanjuga dapat diketahui bahwa segala makhukyang ada. Melalui pengalaman juga dapatdiketahui bahwa segala sesuatu itu padsmulanya tidak ada dan laIu ada dan kemu­dian menjadi tidak ada. Jadi danpengalaman da~t diketahui bahwa segalasesuatu itu tidak mutlak adanya. Dari pem~buktian ini dapat juga disimpulkan bahwadi ·dunia ada perubahan dan bersifat terba­tas. Kesimpulan yang dapat diambil danpengertian melalui aka! pikir bahwa Tuhanitu adalah Causa Prima ialah: Tuhan itutidak berubah, tidak terbatas, adanya ada­lah mutlak dan sebagai Pengatur dan se­mua gerak yang ada di dunia ini(Notonagoro, 1975).

Berdasarkan urman di atas dapatdiketahui bahwa seeara rasional· dapat di­yakini tentang adanya Tuhan yang MahaSempuma yang tentunya Maha Semprnadalam Kebaikan dan merupakan KebaikanYang Tertinggi. Manusia sebagai· makhlukyang tidak sempuma hams berusaha untuk.mencapai kesempurnaan dengan berting­kah laku baik, bermoral baik, Tuhan adalahdasar dan tujuan moral.

Pancasila bagi bangsa Indonesia ada­lab tuntunan moral, yang memberi ~ahbagaimana setiap warga negara harus ber­tindak dan bertingkah laku, sesuai dengannilai-nilai yang terkandtmg dalam sila-silaPancasila. Maka moralitas Pancasila adalahmoralitas yang relegius dan humanistik.

Hubtmgan. antara religiusitas danmoralitas pada Kant adalah hubungan.yangmengikuti tatanan pengetahuan, ordo 00­

gnoscendi, dimulai dengan argumentasi se­cara ilmiah, sehingga akhirnya datang padapengertian tentang Tuhan. Dalam hal iniKant mempertanggungjawabkan ·moralitasyang menuntun manusia pada pengertianpada Tuhan, sebagai Kebaikan Yang

Page 9: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

Tertinggi.Sila-sila Pancasila tersusun secara

tatanan ordo esaendi, tatanan ke­mengadaan. Sila pertamame~dasardari sila-sila yang lain, seHingga sepertidiungkapkan di depan tanpa. sila pertam.a,sila-sila yang lain adalah kosong. Dengankata lain, sila pertama menjiwai, men­dasari, dan melingkupi sila-sila yang lain.Malta moralitas Pancasila adalah moralitasyang didasari dan dijiwai ·oleh sila pertama,oleh Ketuhanan Ynag Maha Esa.

dak perlu ada buktinya. namun pengakuanakan adanya Tuhan menurut teori Kantdatang dari moral. Melalui moral, manusiamengakui adanya Moral yang Tertinggi,adanya Kebaikan Yang Tertinggi. Pen­gakuan tentang adanya Tuhan itu bagibangsa Indonesia juga dapat dicapaimelalui hasil pengamatan dan basilpemikiran tentang segala sesuatu yang adadi slam semesta ini yang harus ada sebab­nya.. Malta Tuhan adalah Causa Prima.

Antara imperatif kategoris Kantdengan moral Pancasila disamping ada ke-

G.Kesimpulan sesuaoan ada pula perbedaan-perbedaan.Manusia mempunyai sifat untuk Perbedaan ini dapat dikatakan mena

menjadi manusia yang bermoral, mena perbedaan ruang dan waktu, perbedaanmanusia itu pada dasamya mempunyai adat istiadat dan budaya serta agama. Se­dorongan untuk bertindak baik, kata Kant. dangkan kesesuaian-kesesuaian yang adaSecara umum,moral yang baik, ada pada dapat dipakai sebagai pelengkap bagiimperatif kategoris yang bersifat otonom. bangsa Indonesia dalam mengamalkanTindakan yang baik datang dari din sendiri Pancasila sebagai pedoman akal. pedomandan merupakan suatu imperatif yang bagi tercapainya manusia Indonesia seu­berakar pada kehendak sebagai akal budi tuhnya.praktis. Malta moral Kant berasal dari rasio . Perbedaan imperatif kategorisdan bersifat rasional, dan tidakmendapat dengan moral Pancasila clapat dilihat padapengaruh apa pun yang datang dari luar diri beberapa segi, yaitu pada formalitas, padamanusia. Yang baik adalah kehendak baik. maksim, pada kewajiban dan pada tujuan.

Silat rasionalistik imperatif katego- Imperatif kategoris bersifat formalris tidak terlepas dari kehendak, karena dan kaku, rigoristik. Bagi bangsa Indonesia,'kehendak adalah rasio praktis. Malta ra- meskipun juga formal, dalam arti sesuaisionalisme Kant ini berlandaskan pada dengan nilai Pancasila, tetapi isitindakanotonomi manusia itu sendiri. manusia bebas juga diperhatikan yaitu nilai-nilai yang adaillltuk menentukan tindakan apa. yanag pada Pancasila, sedangkan imperatif kate-dikerjakan. goris tidak melihat padamateri tindakan.

Pada moral Pancasila dapat diketa- Perbedaan yang lain terletak padahui adanya otonomi kehendak. Tindakan maksim. Maksim dalam imperatif kategorissesuai dengan moralPancasila adalah tin- adalah maksim pribadi. Namun maksim inidakan moral yang terletak pada hakikat harus dapat menjadi maksim orang lain,manusia yang harus menghayati struk- jadi harus sesum dengan maksim umum.turnya secara harmonis. Penghayatan ini Dengan demikian malta tindakan moraldapat diketemukan manusia Indonesia adalah tindakan yang berlaku bagi siapapada aka! pikirnya sendiri. Moral, Pancasila saja, berlaku universal.dibimbing oleh akal, untuk mencapai kebe- Moral Pancasila mempunyai maksimnaran, dituntun pula olehrasa dan dilak- yang juga berlaku umum bagi warga ne­snakan oleh kehendak. Akal, rasa dan ke- gara Republik Indonesia, dan maksim inihendak bekerja sarna secara harmonis un- adalah nilai-nilai yang terkandung padatuk mencapai moral yanag diharapkan, Pancasila.yaitu tabiat saleh. Jadi moralPancasila Bagi Kant yang penting adalah her...tidak hanya dianalisis oleh kehendak. tindak demi kewajiban dan tidak

Kant tidak menolak relegiusitas da- mementiilgkan konsekuensi yan akan di­lam moral. Tuhan adalah postulat yang ti- timbulkan ikeh tindakandemikewajiban

Page 10: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

itu. Adanya basil yang timbul hanya akanmemperkuat tindakan demi kewajiban ter­sebut. Dalam hal ini' ternyata antara im­peratif kategoris dan moral Pa.ncasila ter·d8pat perbedaan yq besar. Paneasila se­bagai dasar fiIsafat negara dan juga pedo­man moral bangsa Indonesia mempunyaihat untuk mewajibkan warga negara·!ndo­nesia untuk melaksanakannya. Pa.ncasilatidak hanya diketahui saja, tidak hansyaditaati, namun juga harus menimbulkankesadaran untuk mengamalkan, sehinggadengan demikian timbul rasa wajib melak­sanakan.

Kewajiban untuk. bertindak secaramoral tentunya akan membawa skibat,namWl bagi Kant akibat ini bukan tujuan,meskipun pada Kant ada tujuan akhiryaitu terbentuknya masyarakat yang mora­lis, masyarakat yang mencapai keba­hagiaan yang sempurna. Namun keba­hagiaan ini tidak akan tercapai di dunia ini,dan akan tercapai di dunia sesudah mati.

Berbeda dengan moral Pancasila,

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.Amin, , 1992, The Idea of Uni­versality of Ethical Norm in GhazaJiand Immanuel Kant, Turkye DiyanetVakfi, Ankara.

Acton, N.B., 1970, Kant"s Moral Philosophy,Mcmillan and Ltd" London.

Allison, Heri E., 1983Kant's Transcenden­tal Idealism, An Interpretation mdDefense. Yale University Press, Lon­don

Bakker, Anton, 1984, Metode-metode Fil:safat. Ghalia, Indonesia.

Bertens, ·1981, Filsatal Barat~ AhAdXX, Gramedia, Jakarta.

.Bertens, 1993, Etika, PT. Gramedia Pus­taka Utama, Jakarta.

Bradley, F.R., 1952, Ethical Studies, sec.ed, The Clarendon Press, oxford

Cassirere, H.W., 1978, ~First Kritik,Humanities Press Inc., New York.

Copleston, Frederick, 1968, AHistory ofPhilosophy. Volume 6, Modern Phi­losophy, Part IT, Kant, Image Books,A Division ofDoubleday & Company,

yang mempunyai landasan bertindak seearamoral adalah°bertindak sesum dengan nilai­nilai yang terkandung pada sila-sila Pan­casila. Maka moral Pancasila melihat padatujwm tindakan tersebut, jadi bukan tinda­kan hanya demi kewajiban, Damtm tinda­kan itu harus mempunyai konsekuensi,yaitu tercapainya manusia-manusia Indo­nesia &yang bermoral Pancasila. Manausiayang diharapkan adalah manusia yangmenghayati Kebmanan yang Maha Esa,manusia yang berperikemanusiaan .yangadil dan beradab, manusia yang menghayatipersatuan Indonesia, dan berkerakyatandan yang berkeadilan sosial.

Di samping ada perbedaan-perb&­daan, imperatif kategoris Kant ada kese­suman dengan moral Pancasila. Ditinjaudari teori polygenesis, yaitu kebebasan un­tuk. menemukan sesuatu yang asli hal inimungkin, karena pemikiran tentang moralbersifat universal, tanpa memandang ras,wama kulit dan bangsa.

Inc., Garden City, New York.Darajat, Zakiah, 1979, Membina nilai..nilai

Moral <Ii Indonesia, Bulan Bintang.,Jakarta.

Darmodihardjo,·Dardji, 1985, Pancasiladalam Beberapa Perspektif. AriesLima, Jakarta.

Drijarkara, N., Gamharan Manusia Pan­casila. Yayasan Pendidikan Paramita,Yogyakarta (Untuk memenuhi kebu­tuhan sendin).

Dundas, Alan, 1965, The Study of Folk~

lore. Prentice- Hall, Inc., New York.Hadiwijino,·Harun, 1980, Sari sejarah Filsa~

fat Barat 2, Kanisius, Yogyakarta.Kant, Inunanuel, 1952, Kritik ~ reinen

Vemunft, von RaymWld Schmidt,. Fe­lix Meiner, Hamburg

-'---,1952, Kritik der praktischen Ver­~ Felix Meiner, Haniburg

_.--, 1952, Grundlegung zur Metaphysikder Sitten. Felix Meiner, Hamburg

---, 1954, &itik del Urteilskarft, FelixMeiner, Hamburg

---, 1963, Lectures 2D Ethics, Tr. byLouis Infield, Harper and Row, NewYork.

40

Page 11: PerbandiDganAntaraMoral IunnanuelKant dengan Pancasila · 2020. 4. 27. · adalah kehendak baik. Hal yang pentingi adalah, bahwa manusia itu harus menginginkan yang baik, dan tidak

Moerdiono, CS., 1992, Pancasila sebagaiIdeologi. ·Dalam Berbagai Bidang.Ke­hidupan· Masyarakat, Berbangsa danBemegara,BP-:7 ~~~JJakarta.

Notonagoro, . .1971, P8tica.sila ~Dmiah Populer, Pantjuran Tujuh, Ja­karta.

Wibisono, Koento, 1985, .•.1lmY ·Filsafat daDAktualitasnya~ PembanmmanNasional, Universitas Oadjah Mada,Yogyakarta.