128
i PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: MAHATIR ILHAM MUHAMAD NIM. 11150850000022 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

i

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM

SYARIAH DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

MAHATIR ILHAM MUHAMAD

NIM. 11150850000022

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

ii

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA

TENGGARA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

MAHATIR ILHAM MUHAMAD

NIM. 11150850000065

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing

Ay Maryani, S.E., M.Si.

NIDN. 2019057902

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 3: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari Kamis, 11 April 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa/i:

1. Nama : Mahatir Ilham Muhamad

2. NIM : 11150850000022

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah di

Asia Tenggara dengan Metode Data Envelopment

Analysis

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta

kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka

diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut dinyatakan LULUS dengan diberi

kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 10 April 2019

1. Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.B.A. ( )

NIP. 197410182014112001 Dosen Penguji I

2. Muhammad Fadlillah Fauzukhaq, M.A., Ph.D. ( )

NIDN. 0304027901 Dosen Penguji II

Page 4: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari Kamis, Juni 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

Nama : Mahatir Ilham Muhamad

NIM : 11150850000022

Jurusan : Perbankan Syariah

Judul : Perbandingan tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di

Asia Tenggara dengan metode Data Envelopment Analysis

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2019

1. Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.BA. (____________________)

NIP. 197410182014112001 Ketua

2. Ay Maryani, S.E., M.Si (____________________)

NIDN. 2019057902 Sekretaris

3. Ay Maryani, S.E., M.Si (____________________)

NIDN. 2019057902 Pembimbing I

4. Riris Aishah Prasetyowati, S.E., MM. (____________________)

NIDN. 0421046805 Penguji Ahli

Page 5: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mahatir Ilham Muhamad

NIM : 11150850000022

Jurusan : Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya.

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk

dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Juni 2019

Page 6: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Mahatir Ilham Muhamad

Alamat Asal : Jalan Cipanas Puncak Cianjur, Rt 06 Rw 02 Ds.

Sindang Jaya Kec. Cipanas Kab. Cianjur Prov.

Jawabarat, 43253

Alamat Sekarang : Gg Bunin Rt 03 Rw 05 Kel. Cireundeu Kec.

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi

Banten, 15416

Telepon : +6281252586825

Email : [email protected]

Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 14 Oktober 1995

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

B. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah

Nama : H. Misar,S.Pd.

Pendidikan Terakhir : Sarjana (S1)

2. Ibu

Nama : Hj. Rini Nila Susanti, S.Pd.

Pendidikan Terakhir : Sarjana (S1)

C. PENDIDIKAN FORMAL

Pendidikan Nama Lembaga Wilayah Tahun

Masuk

Tahun

Keluar

SD SDN Lokasari Cianjur 2002 2008

SMP/SMA Pondok Modern

Darussalam Gontor Ponorogo 2008 2014

S1 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Tangerang

Selatan 2015 2019

D. PENDIDIKAN INFORMAL

Lembaga Jenis Pelatihan Kota Tahun

Pelatihan

PMDG Kursus pembina Mahir tingkat

Dasar (KMD) Ponorogo 2012

PMDG Kursus pembina Mahir tingkat

Lanjutan (KML) Ponorogo 2013

Page 7: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

vii

HMJ

Perbankan

Syariah

Pelatihan Bisnis Kreatif Tangerang

Selatan 2015

Kopma UIN

Jakarta Pelatihan Desain Grafis

Tangerang

Selatan 2016

Kopma UIN

Jakarta

DikSar Kop DikMen Kop DikJut

Kop

Tangerang

Selatan

2015-

2017

E. PENGALAMAN ORGANISASI

Lembaga/Institusi Tahun

Ketua Bag. Pengajaran OPPM 2013

Sekretaris KMI PMDG Campus 5 2014-2015

Kemahasiswaan HMJ Perbankan Syariah 2016-2017

Staf Admin Kopma UIN Jakarta 2016-2017

Sekor Sosgam DEMA FEB UIN Jakarta 2017-2018

Ketua Bidang 4 HMJ Perbankan Syariah 2018-2019

Div. Logistik BAWASLU UIN Jakarta 2018-2019

Page 8: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

viii

THE COMPARISON OF EFFICIENCY LEVEL OF ISLAMIC BANKS IN

ASEAN WITH DATA ENVELOPMENT ANALYSIS METHOD (DEA)

ABSTRACT

This research was to determine whether there are difference between of the

efficiency level of Islamic Commercial Banks in Southeast Asia with a period of

2013-2017. The variables in this research consisted of input variables and output

variables. Fixed Assets, Labor Costs, and Third Party Funds are included in the

input variables. While Total Financing, Other Operating Income, and Financial

Investment are included in the output variables. This research was using data from

financial statements published on the official websites of each Islamic banking. The

research sample consisted of 7 Islamic banks consisting of 2 Islamic banks in

Indonesia, 2 Islamic banks in Malaysia, 1 Islamic bank in Brunei Darussalam, 1

Islamic bank in the Philippines and 1 Islamic bank in Thailand. The method used

to measure the level of efficiency in this research is Data Envelopment Analysis.

The Kolmogorov-Smirnov test was used to test data normality and test hypotheses

using Kruskal-Wallis. The results found statistical results of Islamic Commercial

Banks in Malaysia and the Philippines were more efficient compared to Islamic

Commercial Banks in the other three countries, to according to the CRS, VRS and

Scale assumptions. As for the average that values optimum efficiency on Islamic

Commercial Banks in Malaysia and the Philippines are Maybank Islamic Berhad,

CIMB Islamic Berhad and Al Amanah Islamic Bank based on CRS, VRS, and Scale

assumptions at 100%, followed by Islamic Commercial Banks in Indonesia, namely

Bank Muamalat Indonesia is 99.48%, and Bank Mandiri Syariah is 99.41%, then,

Islamic Commercial Banks in Thailand, namely Islamic Bank of Thailand is

99.20%, while the lowest is the Islamic Bank of Brunei Darussalam which gets an

average value of 98.25%. However, the results of this research indicate that there is

no significant difference between the level of efficiency of Islamic banking in

Southeast Asia. Therefore, it can be said that the level of efficiency of Islamic

banking in Southeast Asia is almost the same.

Keywords: DEA, Islamic Commercial Bank efficiency level, Comparative

analysis, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Philippines,

Thailand.

Page 9: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

ix

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI

ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT

ANALYSIS (DEA)

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis perbandingan tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di

Asia Tenggara dengan rentang waktu tahun 2013-2017. Adapun variabel-variabel

dalam penelitian ini terdiri dari variabel input dan variabel output. Aset Tetap,

Biaya Tenaga Kerja, dan Dana Pihak Ketiga termasuk dalam variable input.

Sedangkan Total Pembiayaan, Pendapatan Operasional Lainnya, dan Investasi

Finansial termasuk dalam veriabel output. Penelitian ini menggunakan data dari

laporan keuangan yang dipublikasikan pada situs website resmi masing-masing

perbankan syariah. Sampel penelitian ini berjumlah 7 bank syariah yang terdiri dari

2 bank syariah di Indonesia, 2 bank syariah di Malaysia, 1 bank syariah di Brunei

Darussalam, 1 bank syariah di Filipina dan 1 bank syariah di Thailand. Metode yang

digunakan untuk pengukuran tingkat efisiensi pada penelitian ini adalah Data

Envelopment Analysis (DEA). Pengujian Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk

pengujian normalitas data dan pengujian hipotesis menggunakan Kruskal-Wallis.

Hasil penelitian menunjukan hasil statistik BUS di Malaysia dan Filipina lebih

efisien dibandingkan dengan BUS di ketiga negara lainnya, baik menurut asumsi

CRS, VRS dan Scale. Adapun secara rata-rata yang mencapai nilai efisiensi

optimum pada BUS di Malaysia dan Filipina adalah Maybank Islamic Berhad,

CIMB Islamic Berhad dan Al Amanah Islamic Bank baik berdasarkan asumsi CRS,

VRS, dan Scale yaitu pada titik 100%, dikuti oleh BUS di Indonesia yaitu Bank

Muamalat Indonesia sebesar 99.48%, dan Bank Mandiri Syariah sebesar 99.41%,

selanjutnya, BUS di Thailand yaitu, Islamic Bank of Thailand sebesar 99.20%,

sedangkan yang paling terendah adalah Bank Islam Brunei Darussalam yang

mendapat nilai rata-rata sebesar 98.25%. Meskipun begitu, hasil penelitian ini

menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi

perbankan syariah di Asia Tenggara. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

tingkat efisiensi perbankan syariah di Asia Tenggara hampir sama.

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis (DEA), Tingkat efisiensi Bank Umum

Syariah, Analisis komparatif, Indonesia, Malaysia, Brunei

Darussalam, Filipina, Thailand.

Page 10: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan segala

nikmat dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Perbandingan Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah

di Asia Tenggara dengan Metode Data Envelopmet Analysis (DEA)”. Shalawat

dan salam peneliti sanjung tinggikan kepada nabi Muhammad salllallahu wassalam

yang telah membawa cahaya dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang

seperti saat ini yaitu adanya ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan

manusia.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan kali ini, peneliti menyampaikan terimakasih

atas bantuan, saran, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung

maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ibu Hj. Rini Nilai Susanti, S.Pd. yang selalu

memberikan doa, mendukung peneliti baik secara material maupun

nonmaterial, dan Bapak H. Misar, S.Pd yang selalu menjadi semangat dan

motivasi peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Saudara tercinta, Mahamuiz Ilham Muhamad yang selalu memberikan

semangat dan dukungan untuk mendapatkan gelar sarjana.

3. Segenap keluarga besar peneliti yang yang selalu memberikan dukungan

kepada peneliti untuk menyelesaikan studi.

4. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kesempatan

kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

5. Ibu Ay Maryani, S.E, M.Si., selaku Dosen Penasehat Akademis sekaligus

Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan arahan serta bimbingan

baik dari aspek keilmuan maupun keorganisasian yang sangat berarti sejak

awal masuk perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini.

Page 11: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

xi

6. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan dan Ibu

Yuke Rahmawati, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu pemenuhan berkas-berkas administrasi peneliti.

7. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu yang sangat berharga bagi peneliti selama perkuliahan.

8. Seluruh jajaran karyawan dan staff di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah melayani dan membantu peneliti selama perkuliahan.

9. Sahabat-sahabatku, Kosan Pisangan, Taufik, Agung dan Syafruddin, atas

waktu yang telah kita habiskan bersama dan telah memberikan banyak suka

duka bersama selama di kosan dan di kampus.

10. Teman peneliti, Naurah, Rahmad, Miftah, Halid dan Aisyah yang bersedia

meluangkan waktu untuk membantu peneliti selama revisian skripsi hingga

larut malam.

11. Kak Erna yang telah sabar mengajari peneliti membuat skripsi bab per bab

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

12. Sahabat-sahabatku, Fiqi, Nae, Ayu, Karin, Arif, Afif, Teteh, Isal, Tegek,

Sule, Sandi, Om, Alysha, Zen, Caca, dan Arul yang selalu memberikan

dukungan dan doa

13. Teman-teman Perbankan Syariah 2015 kelas A dan B, atas kebersamaan

selama 4 tahun mulai dari belajar bersama, ujian bersama, diskusi bersama

hingga mengerjakan skripsi ini.

14. Teman-teman HMJ Perbankan Syariah, Kopma Uin Jakarta, DEMA FEB,

dan Patwa Suci Uin Jakarta yang selalu memberikan banyak pembelajaran

berorganisasi, pengalaman hidup, kekompakan, serta suka duka selama

menjabat di organisasi hingga penyelesaian skripsi ini.

15. Teman-teman KKN EPIC 038 Fadly, Fiji, Puput, Khansa, Aisyah, Roy,

Hesti, Rusdi, Ica, Anis, Wahyu, Pia, Novi, Aljabar, Anna, Aryo dan Faqih

yang telah memeberikan pengalaman berharga selama satu bulan di desa

Buaran Bambu.

Page 12: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

xii

16. Teman Tadabur Alam, Wildan, Alfi, Lutfi, Derry, Anjas dan Iskandar, yang

memberikan kebahagiaan, kebersamaan, dan motivasi hidup untuk menjadi

orang sukses dunia akhirat.

17. Teman-teman Alumni PMDG, Farabi, Ayyub, Irfan, Fuad, Rifqi, Nurul, dan

Faishol yang selalu ada menemani dan mendukung peneliti dalam setiap

kegiatan.

18. Teman-teman Syahida Inn Fitness Center, Tarmidzi, Rayen, Bank Obi,

Bang Yusuf, dan Bang Fadhil yang telah memberikan pengalaman berharga

bagi peneliti.

19. Serta seluruh pihak yang telah membantu peneliti baik selama masa

perkuliahan sampai pengerjaan skripsi yang tidak dapat peneliti sebut satu

persatu. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Aamiin.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki peneliti. Oleh sebab

itu, peneliti mengharapakan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Jakarta, Juni 2019

Mahatir Ilham Muhamad

Page 13: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi

ABSTRACT.................................................................................................................... viii

ABSTRAK ........................................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI................................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xviii

BAB I ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 8

C. Batasan Masalah..................................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah .................................................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................................................. 9

F. Tinjauan Penelitian Kajian Terdahulu .................................................................. 10

BAB II ............................................................................................................................. 14

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................... 14

A. TEORI TERKAIT DENGAN VARIABEL PENELITIAN .................................. 14

1. Bank Syariah .................................................................................................... 14

2. Kinerja Keuangan Bank ................................................................................... 19

3. Efisiensi ............................................................................................................ 22

B. KETERKAITAN HUBUNGAN VARIABEL INPUT DAN OUTPUT ............... 28

C. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................ 29

D. HIPOTESIS .......................................................................................................... 31

BAB III ............................................................................................................................ 32

METODE PENELITIAN ................................................................................................. 32

A. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 32

Page 14: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

xiv

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 34

C. Sumber Data ......................................................................................................... 34

D. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 35

1. Data (variable) .................................................................................................. 35

2. Software ........................................................................................................... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 37

F. Teknik Pengolahan Data ...................................................................................... 38

1. Mengukur Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis (DEA) ...................... 38

2. Uji Normalitas Data (Kolmogrov-Smirnov Test) .............................................. 42

3. Uji Beda ........................................................................................................... 43

BAB IV ............................................................................................................................ 46

TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 46

A. TEMUAN HASIL PENELTIAN ......................................................................... 46

A. Gambaran Objek Penelitian .............................................................................. 46

B. Statistik Deskriptif............................................................................................ 58

B. Hasil Analisis Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis ........................... 64

C. Hasil Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov ....................................................... 84

D. Hasil Uji Beda Nonparametrik Kruskal-Wallis ................................................ 85

B. PEMBAHASAN .................................................................................................. 87

1. Analisis Efisiensi BUS di ASEAN ................................................................... 87

2. Analisis Perbedaan Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di ASEAN............... 87

BAB V ............................................................................................................................. 89

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 89

A. KESIMPULAN .................................................................................................... 89

B. SARAN ................................................................................................................ 89

1. BAGI PRAKTISI ............................................................................................. 90

2. BAGI AKADEMISI ......................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 98

Page 15: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Review Penelitian Terdahulu ................................................................ 11

Tabel 1.2 Lanjutan ................................................................................................ 12

Tabel 1 3 Lanjutan ................................................................................................ 13

Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Sampel.................................................................... 33

Tabel 3.2 Spesifikasi Variabel Input dan Variabel Output Dalam Penelitian....... 35

Tabel 3.3 Instrumen Operasional Variabel Penelitian .......................................... 37

Tabel 3.4 Pengukuran Efisiensi dengan Menggunakan 1 Input dan 1 Output

................................................................................ Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.01Statistik Deskriptif Variabel Perbankan Syariah di ASEAN Periode

2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar) .................................................. 58

Tabel 4.02 BUS di ASEAN yang mencapai Efisiensi Optimum dengan metode

DEA .................................................................................................... 65

Tabel 4.03 Tingkat Efisiensi BUS di ASEAN ...................................................... 66

Tabel 4.04 Nilai Efisiensi Asumsi VRS Bank Syariah Mandiri (%) .................... 67

Tabel 4.05 Target Efisiensi BSM 2016 ................................................................. 68

Tabel 4.06 Nilai Efisiensi Asumsi VRS Bank Muamalat Indonesia (%) ............. 70

Tabel 4.07 Target Efisiensi BMI 2016 .................................................................. 71

Tabel 4.08 Nilai Efisiensi Asumsi VRS MayBank Islamic Behrad (%)............... 72

Tabel 4.09 Target Efisiensi Maybank IB 2016 ..................................................... 73

Tabel 4.10 Nilai Efisiensi Asumsi VRS Bank CIMB Islamic Behrad (%) ........... 74

Tabel 4.11 Target Efisiensi CIMB IB 2016 .......................................................... 75

Tabel 4.12 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BIDB (%) .............................................. 75

Tabel 4.13 Target Efisiensi BIDB 2016 ................................................................ 76

Tabel 4.14 Nilai Efisiensi Asumsi VRS Al Amanah IB (%) ................................ 78

Tabel 4.15 Target Efisiensi Al Amanah IB 2016 .................................................. 79

Tabel 4.16 Nilai Efisiensi Asumsi VRS IB Thailand (%) .................................... 79

Tabel 4.17 Target Efisiensi IB Thailand 2015 ...................................................... 80

Tabel 4.18 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................... 85

Tabel 4.19 Uji beda Kruskal Wallis ...................................................................... 86

Tabel 4.20 Uji beda Kruskal Wallis ...................................................................... 86

Page 16: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Presentase Aset Perbankan Syariah menurut negara di dunia ............... 3

Grafik 4.01 Pergerakan Biaya Tenaga Kerja Perbankan Syariah di ASEAN

periode 2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar) ................................... 60

Grafik 4.02 Pergerakan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di ASEAN periode

2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar) ................................................ 61

Grafik 4.03 Pergerakan Aset Tetap Perbankan Syariah di ASEAN periode 2013-

2017 (Dalam Ribu US Dollar) ......................................................... 61

Grafik 4.04 Pergerakan Total Pembiayaan Perbankan Syariah di ASEAN periode

2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar) ................................................ 62

Grafik 4.05 Pergerakan Pendapatan Operasional Lainnya Perbankan Syariah di

ASEAN periode 2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar) .................... 63

Grafik 4.06 Pergerakan Investasi Finansial Syariah di ASEAN periode 2013-2017

(Dalam Ribu US Dollar) .................................................................. 64

Grafik 4.07 Tingkat Efisiensi Rata-rata BUS di ASEAN asumsi CRS, VRS, dan

Scale Efficiency ............................................................................... 66

Grafik 4.08 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS Bank Syariah

Mandiri (BSM) ................................................................................ 68

Grafik 4.09 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS Bank Syariah

Mandiri (BSM) ................................................................................ 70

Grafik 4.10 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS MayBank

Islamic Berhad ................................................................................. 73

Grafik 4.11 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS Bank CIMB

Islamic Berhad ................................................................................. 74

Grafik 4.12 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS Bank Islam

Brunei Darussalam ........................................................................... 76

Grafik 4.13 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS Al Amanah

Islamic Bank .................................................................................... 78

Page 17: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

xvii

Grafik 4.14 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS Islamic Bank of

Thailand ........................................................................................... 80

Grafik 4.15 Total Potential Improvment BUS di Asia Tenggara.......................... 82

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Alur Operasional Bank Syariah........................................................ 18

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 30

Page 18: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Sekunder Sebelum di Olah...................................................... 99

Lampiran 2 : Hasil Efisiensi DEA Asumsi CRS ................................................. 101

Lampiran 3 : Hasil Efisiensi DEA Asumsi VRS ................................................ 104

Lampiran 4 : Target to Optimum Efficient DEA asumsi VRS ........................... 107

Lampiran 5 : Hasil Pengujian Normalitas Data .................................................. 110

Lampiran 6 : Hasil Pengujian beda Kruskal Wallis ............................................ 110

Page 19: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN kembali

menegaskan komitmen untuk mengimplementasikan integrasi keuangan di

kawasan sesuai kerangka masyarakat ekonomi ASEAN 2025. “Bank Indonesia

mendukung rencana aksi strategis untuk menciptakan sektor keuangan kawasan

yang stabil, terintegrasi, dan inklusif”, demikian disampaikan Gubernur Bank

Indonesia Agus D.W. Martowardojo usai menghadiri pertemuan tahunan tingkat

Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN Ke-4 yang dilaksanakan

pada 6 April 2018 di Singapura (www.bi.go.id)

Inisiatif integrasi keuangan di sektor perbankan, asuransi, dan pasar modal

yang ditempuh makin meningkatkan arus perdagangan dan investasi anatara negara

ASEAN, untuk menjaga ketahanan kawasan dalam menghadapi risiko cyber yang

semakin meluas serta menghadapi tantangan inovasi jasa keuangan yang baru pada

inklusi keuangan dan sistem pembayaran, sehingga meningkatkan kesadaran serta

kapabilitas masing-masing negara anggota sehingga mampu secara efektif

memfasilitasi perkembangan teknologi keuangan secara bertahap ( Martowardojo,

2018)

Kesepakatan ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) yang

akan dilaksanakan pada Tahun 2020 akan mengubah tatanan hukum Perbankan

Indonesia. UU No: 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No: 10

Tahun 1998 Tentang Perbankan dianggap tidak dapat lagi digunakan sebagai

payung hukum untuk mengatur perubahan aktivitas perbankan Indonesia,

khususnya untuk memanfaatkan peluang bersaing dengan Bank-bank dari negara

ASEAN yang akan beroperasi di Indonesia (Handayani & Abubakar, 2016)

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara

keuangan. Hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem

keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga

Page 20: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

2

yang mempunyai peran untuk mempertemukan antara pemilik dan pengguna

dana. Oleh karena itu, kegiatan bank harus berjalan secara efisien pada skala makro

maupun mikro (Neldawati, 2018).

Perbankan syariah di dunia berawal dari berdirinya Mit Ghamr local Saving

Bank pada tahun 1963. Kemudian bank komersial pertama yang membuka layanan

syariah ialah Dubai Islamic Bank pada tahun 1975. Di Asia Tenggara sendiri bank

syariah pertama ialah Bank Islam Malaysia Berhad di Malaysia pada tahun 1983

(Ascarya, 2005).

Dalam perkembangan keuangan syariah dunia, Kawasan Asia Tenggara

yang tergabung dalam organisasi ASEAN (Association of Southeast Asian Nation)

yang dibentuk pada tahun 1976 (Winantyo dkk., 2008: 1) juga ikut berkontribusi

dalam memajukan keuangan dan perbankan syariah dunia. Hal ini sejalan dengan

yang dikatakan oleh Ali Rama (2015) bahwa kawasan Asia Tenggara saat ini

berkembang untuk menjadi pusat keuangan dan perbankan syariah dunia.

Pertumbuhan yang signifikan pada industri perbankan syariah pada dekade

ini pun mengalami perkembangan yang pesat di kawasan Asia Tenggara, seiring

dengan perkembangan perekonomian global dan juga dipengaruhi oleh politik,

budaya, geografis, pertahanan dan keamanan (Wibowo, 2015). ASEAN (The

Association of Southeast Asian Nations) memperlihatkan pertumbuhan ekonomi

paling stabil diantara kawasan lainnya, Keadaan ini menunjukkan keberhasilan

ASEAN sebagai komunitas regional yang mampu menggalang dan

memantapkan stabilitas di kawasan (Widyawati, 2018).

Sementara itu, terdapatnya kesenjangan pada perkembangan Perbankan

Syariah di Asia Tenggara. Kualitas perkembangan di negara-negara ASEAN

tersebut tidak sama dan terdapat perbedaan jarak yang cukup signifikan di antara

negara-negara ASEAN (Rama, 2015). Hal ini sejalan dengan data yang diperoleh

dari IFSI berikut ini.

Page 21: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

3

Sumber: Islamic Financial Service Industry 2017 (data diolah)

Berdasarkan grafik 1.1 terlihat bahwa saat ini, persentase aset perbankan

syariah di dunia yang terbesar adalah negara Iran sebesar 33%. Kemudian diikuti

oleh Saudi Arabia sebesar 20,6%. Untuk negara-negara ASEAN terdapat Malaysia

dengan peringkat ketiga sebesar 9,3%. Kemudian Indonesia sebesar 1,6% dengan

peringkat kesepuluh dan Brunei Darussalam sebesar 0,5 % dengan posisi ketujuh

belas. Dalam grafik tersebut jelas terlihat bahwa negara ASEAN yang tidak semua

negaranya memiliki penduduk dengan mayoritas muslim, memberikan kontribusi

yang cukup besar kepada perbankan syariah di dunia. Meskipun demikian, seperti

yang telah dikatakan sebelumnya bahwa perkembangan tersebut tidak merata

diantara negara-negara di ASEAN. Kontribusi terbesar di berikan oleh Malaysia

kemudian baru Indonesia, lalu Brunei Darussalam. Menurut Rama (2015)

perbedaan yang cukup signifikan ini terjadi karena perbedaan regulasi di negara-

negara tersebut. Hal tersebut dapat menjadi kendala untuk integrasi keuangan

syariah di negara ASEAN nantinya (Rama, 2015).

Semakin berkembangnya perbankan syariah menyebabkan meningkatnya

tingkat kompetisi antar bank, khususnya setelah krisis ekonomi melanda. Karena

Grafik 1.1 Presentase Aset Perbankan Syariah menurut negara di dunia

Page 22: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

4

itu, penghitungan tingkat efisiensi perbankan menjadi perlu untuk dilakukan karena

efisiensi merupakan salah satu gambaran dari kinerja perusahaan.

Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 telah mengakibatkan

berbagai Lembaga keuangan global mengalami kerugian dan kebangkrutan.

Kondisi kebangkrutan dan kerugian tersebut, memberikan dampak yang cukup

mengkhawatirkan dalam industri perbankan di seluruh dunia, tidak terkecuali

industri perbankan di Indonesia. Kondisi bank konvensional di Indonesia

terpengaruh krisis keuangan global yang terjadi tahun 2008 sedangkan bank syariah

di Indonesia cenderung resisten (Faiz, 2010).

Sistem perbankan syariah lebih stabil dibandingkan dengan bank

konvensional dalam menghadapi krisis keuangan global. Sistem keuangan syariah

yang tidak mengenal bunga menjadikan bank syariah mampu bertahan dari

fluktuatif tingkat bunga yang disebabkan oleh turunnya nilai rupiah akibat

langkanya dolar dipasar. Selain itu, kinerja keuangan bank syariah dibandingkan

bank konvensional menunjukan kondisi keungan yang konsisten dan stabil.

(Sudarsono, 2009).

Ketahanan perbankan menunjukkan adanya perbedaan dalam kinerja

perbankan. Kinerja perbankan yang sehat dapat dilihat dari efektifitas dan efisiensi

dalam penggunaan input-output bank syariah. (Huri dan Susilowati, 2004).

Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada

merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi

dilakukan, lembaga keuangan dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan

tingkat output yang optimal dengan input yang ada atau dengan cara mendapatkan

tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Bank syariah yang

memenuhi persyaratan perbankan memiliki tujuan dan modus operasional yang

berbeda dari bank konvensional, juga memiliki karakteristik yang berbeda sehingga

berpotensi mempengaruhi output operasi (Majid, 2006).

Persaingan yang ketat antar bank Syariah menuntut untuk memiliki asset

yang besar, market share yang tinggi, maupun meningkatnya perekonomian

masyarakat melalui pemberian pembiayaan yang dapat diakses oleh kalangan

menengah kebawah, dan tidak dapat dipungkiri supaya menjadi lembaga yang

efisien.

Page 23: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

5

Efisiensi sendiri sering kali di definisikan dengan doing the thing right atau

melakukan sesuatu dengan benar. Hal ini dikaitkan dengan cara suatu perusahaan,

dalam hal ini perbankan syariah untuk mencapai tujuannya. Untuk itu, efisiensi

biasanya berkaitan dengan cara perusahaan untuk menekan biaya agar mendapatkan

keuntungan yang maksimal. Hal ini sesuai dengan teori produsen yakni

memaksimalkan keuntungan dengan meminimalisasi biaya. Dalam perbankan

syariah, semakin tinggi profit dan semakin rendah biaya yang dikeluarkan maka

efisiensi bank syariah akan semakin baik (Rusydiana, 2018).

Efisiensi dalam dunia perbankan adalah indikator penting dalam melihat

kemampuan bank syariah untuk bertahan dan menghadapi persaingan industri

perbankan di Indonesia. Efisiensi dalam perbankan juga merupakan salah satu

parameter kinerja yang cukup popular, banyak digunakan karena merupakan

jawaban atas kesulitas-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja

perbankan. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang

ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan.. Dengan diidentifikasikannya

alokasi input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidak

efisienan. (Gumilar dan Komariyah, 2011).

Bank yang lebih efisien diharapkan akan memperoleh keuntungan optimal,

memperoleh dana pinjaman yang lebih banyak, dan kualitas layanan yang lebih

baik kepada nasabah. Masalah efisiensi perbankan merupakan hal yang penting

pada saat ini maupun di masa mendatang, hal ini disebabkan oleh kompetisi yang

bertambah ketat, permasalahan yang timbul sebagai akibat berkurangnya sumber

daya, dan meningkatnya standar kepuasan nasabah. Keadaan ini menempatkan

efisiensi sebagai isu penting dalam dunia perbankan. Informasi yang diperoleh dari

pengukuran efisiensi perbankan sangat berguna untuk kebijakan pemerintah yang

berkaitan langsung dengan deregulasi perbankan seperti merger, identifikasi

struktur pasar, mengarahkan isu-isu penelitian tentang efisiensi industri baik

tentang ranking maupun metode yang digunakan, atau meningkatkan kinerja

manajerial berdasarkan pada pengalaman keberhasilan maupun pengalaman akan

kegagalan. (Suliyanto dan Jati, 2014:298)

Pada awalnya metode pengukuran tingkat kesehatan suatu perusahaan

menggunakan metode CAMELS. Pada metode tersebut terdapat enam komponen

Page 24: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

6

yang menjadi sumber perhitungan dan membentuk satu kesatuan nilai dalam

menggambarkan tingkat kesehatan suatu bank. Salah satu komponen dari metode

perhitungan tersebut adalah komponen Earning yang di dalamnya terdapat rasio

BOPO. Namun pada metode CAMELS bobot perhitungan tingkat efisiensi hanya

sebesar 5%, melihat urgensitas dari pengukuran tingkat efisiensi dalam

menggambarkan kinerja suatu bank. (Firdaus dan Hosen, 2013:170).

Guna mengatasi kekurangan yang ada pada analisis rasio dalam mengukur

kinerja bank terutama dalam bidang efisiensi, maka pendekatan frontier

dikembangkan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam hal ini adalah

bank. Salah satu pendekatan frontier yang digunakan untuk menghitung efisiensi

bank ialah Data Envelopment Analysis (DEA).

Data Envelopment Analysis menghitung nilai efisiensi untuk seluruh unit

bank-bank syariah. Data Envelopment Analysis merupakan prosedur yang

dirancang khusus untuk mengukur nilai efisiensi yang menggunakan banyak input

dan banyak output, dimana penggabungan input dan output tersebut tidak dapat

dilakukan. Metode ini memiliki keuntungan dibandingkan dengan metode

parametrik. Keuntungannya adalah kita dapat mengidentifikasi unit yang digunakan

sebagai referensi. (Fidaus dan Hosen, 2013:169)

Terdapat perbedaan hasil beberapa penelitian tentang Efisiensi yang

menggunakan metode SFA dengan metode DEA, yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Yulis Pramita Sari pada tahun 2016 dengan judul “Analisis Efisiensi

Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2012-2015: Metode Stohastic Frontier

Approach (SFA) dan Data Envelopment Analysis (DEA) serta pengaruhnya

terhadap kinerja profitabilitas” menunjukan rata-rata nilai efisiensi metode SFA

dan DEA dari kelima BUS hanya menunjukan nilai masing-masing sebesar 62,97%

dan 80,06%. Pada metode SFA tidak ada BUS yang mencapai tingkat Efisiensi

100%, sedangkan pada metode DEA terdapat dua BUS yang mencapai tingkat

efisiensi 100%, yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Bank Panin Syariah. Pengaruh

variable input dan output tiap bank berbeda-beda terhadap nilai efisiensinya.

Ketidakefisienan pada beberapa bank dapat berasal dari variable input dan variable

output.

Page 25: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

7

Norlina Kadri, Rossazana Ab-Rahim, & Dyg Siti Zahrah Abg-Abdillah

pada tahun 2016 dengan topik penelitian “The Efficiency Performance of Global

Islamic Banks” Hasil empiris menunjukkan bahwa selama periode penelitian,

efisiensi teknis murni melebihi efisiensi skala di sektor perbankan Islam global

yang menyiratkan bahwa bank syariah efisien manajerial sumber daya mereka;

Rahmat Hidayat pada tahun 2014 dengan topik penelitian “Efisiensi

Perbankan Syariah: Teori dan Praktik” Berdasarkan DEA, jumlah bank dari BUS

yang efisien sebanyak 92%, dan UUS 46%. Hal ini memberikan gambaran bahwa

mayoritas perbankan dari kelompok BUS memiliki tingkat efisiensi lebih tinggi

dibandingkan dengan UUS. Berdasarkan SFA, tingkat efisiensi perbankan syariah

rata-rata 65.7%, oleh sebab itu, untuk meningkatkan peringkat nilai efisiensinya

maka perbankan syariah harus mengurangi biaya sebesar 34.3%.Berdasarkan hasil

output model penentu efisiensi disimpulkan bahwa pembiayaan merupakan

variabel yang paling berpengaruh terhadap efisiensi;

Abdul Wahab, Muhammad Nadratuzzaman Hosen, & Syafaat Muhari pada

tahun 2014 melakukan penelitian dengan topik penelitian “Komparasi Efisiensi

Teknis BUK dan BUS di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis

(DEA)” Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi BUK lebih baik

dibandingkan BUS dengan 10 Bank Konvensional dan 10 Bank Syariah terbesar di

Indonesia yang dijadikan sampel dari tahun 2010-2012.

Data Envelopment Analysis mempunyai beberapa keuntungan

dibandingkan dengan teknik parametrik. Dalam mengukur efisiensi, DEA

mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi yang dapat membantu

untuk mencari penyebab dan jalan keluar dari inefisiensi, yang merupakan

keuntungan utama dalam aplikasi manajerial. (Henderson et al, 1989)

Tidak seperti SFA, Data Envelopment Analysis tidak memerlukan

hubungan fungsi tertentu antar output dan input produksi ataupun asumsi dari

distribusi error. DEA juga membolehkan penggunaan banyak input dan output.

Dibandingkan SFA, DEA juga menghasilkan informasi detail nilai efisiensi unit,

tidak hanya relative terhadap garis frontier efisiensi, tetapi juga terhadap unit efisien

tertentu yang lebih spesifik yang bisa dijadikan role model atau pembanding

(Hawdon, 2003).

Page 26: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

8

Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi yang mana

pendekatan ini unggul dalam mengevaluasi pentingnya efisiensi frontier terhadap

profitabilitas institusi keuangan karena minimisasi total cost diperlukan untuk

memaksimumkan profit dan bukan hanya meminimumkan biaya produksi itu

sendiri. Variabel input yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dana Pihak

Ketiga, Beban Tenaga Kerja, dan Aset Tetap, adapun untuk variabel outputnya

adalah Total Pembiayaan, Pendapatan Lainnya, dan Investasi Finansial.

Berdasarkan latar belakang diatas penelitian terkait perbandingan tingkat

efisiensi antar bank umum syariah di Asia Tenggara sangat penting untuk diteliti

mengingat potensi Kawasan ini pada tahun 2030 yang bisa menjadi kiblat bagi

ekonomi syariah di dunia. Selain itu, peran perbankan syariah dalam menjaga

efisiensi dan kestabilannya dapat mendukung keuangan syariah secara umum dan

menjadikan perekonomian global yang berkualitas. Untuk itulah peneliti

memandang penting untuk meneliti lebih jauh mengenai efisiensi perbankan

syariah ini dengan mengangkat judul penelitian “Perbandingan Efisiensi Bank

Umum Syariah di Asia Tenggara.”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persaingan yang sangat ketat antar Bank Umum Syariah.

2. Bank Syariah cenderung resisten dalam menghadapi krisis keuangan

global pada tahun 2008.

3. Beberapa metode pengukuran efisiensi bank menunjukan hasil yang

berbeda.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan untuk menghindari perluasan topik

yang dibahas agar penelitian yang dicapai lebih terarah. Penelitian ini dibatasi

pada:

1. Variable input untuk mengukur kinerja efisiensi yang digunakan

adalah Total Asset, Biaya Tenaga Kerja, dan Dana Pihak Ketiga,

sedangkan untuk variable output yang digunakan adalah Total

Pembiayaan, Pendapatan Operasional, dan Investasi Finansial.

Page 27: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

9

2. Pengukuran efisiensi dengan menggunakan metode non parametrik

yaitu, Data Envelopment Analysis (DEA)

3. Menggunakan Uji Beda untuk melihat perbedaan tingkat efisiensi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat efisiensi pada Bank Umum Syariah di Asia

Tenggara dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis

(DEA)?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi

pada Bank Umum Syariah di Asia Tenggara?

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk menguji tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Asia

Tenggara.

b. Untuk menguji perbandingan tingkat efisiensi Bank Umum

Syariah di Asia Tenggara.

2. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian

ini adalah:

1. Kontribusi Teoritis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan tambahan

pengetahuan mengenai kinerja perbankan, khususnya

tentang efisiensi keuangan bank syariah di Asia Tenggara,

serta dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama

di bangku perkuliahan.

b. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan

kepustakaan dan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan

Page 28: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

10

pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya dengan

permasalahan yang sejenis.

2. Kontirbusi Praktisi

a. Bagi Bank

Dapat digunakan untuk mengetahui kinerja bank

tertutama pada efisiensi keuangan bank sehingga bisa

menjadi salah satu pedoman bagi manajer dalam

mengambil keputusan di masa mendatang.

b. Bagi Nasabah

Dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan kinerja bank

syariah dalam menjalankan usahanya, serta dapat dijadikan

pilihan dalam hal penitipan dana, pengelolaan dana, dan

pembiayaan yang tepat.

c. Bagi Pemerintah

Dapat digunakan tolak ukur perbandingan dengan

negara lain sehingga bisa menjadi salah satu pembelajaran

bagi pihak pemerintah agar dapat menjadikan perbankan

syariah yang lebih maju dan dapat bersaing secara global.

F. Tinjauan Penelitian Kajian Terdahulu

Penelitian ini merupakan pembaharuan dan research ulang penelitian

mengenai tingkat efisiensi bank syariah secara global maupun nasional yang

berkisar dari tahun 2013 sampai dengan 2016. Berikut ini adalah penelitian

mengenai efisiensi bank syariah yang telah banyak dilakukan pada bank-bank

syariah maupun bank-bank konvensional baik domestik maupun luar negeri:

Page 29: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

11

Tabel 1.1 Review Penelitian Terdahulu

No

Nama

Peneliti dan

Tahun

Penelitian

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1

Muhammad

Faza

Firdaus dan

Muhamad

Nadratuzza-

man Hosen

(2013)

"Efisiensi Bank

Umum Syariah

mengguna-kan

Pendekatan Two

Stage Data

Envelopment

Analysis"

Data

Envelopment

Analysis (DEA)

pada First Stage

Variabel Input:

DPK (I1), total

aset (I2), dan

biaya tenaga kerja

(I3).

Variabel Output:

pembiayaan (O1)

dan pendapatan

operasional (O2).

Variabel Input: Aset

Tetap.

Variabel Output:

Investasi Financial.

Penelitian ini memberikan beberapa hasil temuan,

pertama, secara umum tingkat efisiensi 10

(sepuluh) Bank Umum Syariah memiliki trend yang

fluktuatif selama waktu penelitian. Secara individu,

Bank Muamalat Indonesia memiliki tingkat

efisiensi rata-rata yang paling tinggi dengan score

93,82 dan Bank Victoria Syariah dengan rata-rata

tingkat efisiensi paling rendah dengan score 72.12.

Kedua, dengan aplikasi model Tobit disimpulkan

bahwa variabel Cabang Bank, Non Performing

Financing (NPF), dan Capital Adequacy Ratio

(CAR) memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap tingkat efisiensi bank. Sedangkan pada

variabel Aset Retun On Asset (ROA), Return On

Equity (ROE) memiliki pengaruh positif dan

signifikan.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 30: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

12

Tabel 1.2 Lanjutan

No Nama &

Tahun Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

2

Abdul

Wahab,

Muhammad

Nadratuzza-

man Hosen,

& Syafaat

Muhari

(2014)

"Komparasi

Efisiensi Teknis

BUK dan BUS di

Indonesia dengan

Metode Data

Envelopment

Analysis (DEA)"

DEA dengan

Variabel Input:

DPK, BTK dan

Aset Tetap.

Variabel Output:

Total Kredit dan

Pendapatan

Lainnya.

Variabel Ouput:

Investasi Financial.

Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata

efisiensi BUK lebih baik dibandingkan BUS

dengan 10 Bank Konvensional dan 10 Bank Syariah

terbesar di Indonesia yang dijadikan sampel dari

tahun 2010-2012. Dari aspek Profitabilitas, BOPO

berpengaruh negatif, NPL berpengaruh negatif,

LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE

BUK tetapi berpengaruh positif signifikan terhadap

ROA BUS

3

Rahmat

Hidayat

(2014)

“Efisiensi

Perbankan

Syariah: Teori

dan Praktik”

DEA dengan

Variabel Input:

DPK, BTK dan

Aset Tetap.

Variabel Output:

Total Kredit dan

Surat Berharga

Variabel Output:

Investasi Financial

Berdasarkan DEA, jumlah bank dari BUS yang

efisien sebanyak 92%, dan UUS 46%. Hal ini

memberikan gambaran bahwa mayoritas perbankan

dari kelompok BUS memiliki tingkat efisiensi lebih

tinggi dibandingkan dengan UUS. Berdasarkan

SFA, tingkat efisiensi perbankan syariah rata-rata

65.7%, oleh sebab itu, untuk meningkatkan

peringkat nilai efisiensinya maka perbankan syariah

harus mengurangi biaya sebesar 34.3%.

Berdasarkan hasil output model penentu efisiensi

disimpulkan bahwa pembiayaan merupakan

variabel yang paling berpengaruh terhadap

efisiensi.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 31: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

13

Tabel 1 3 Lanjutan

No Nama

&Tahun Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

4

Solihin,

Noer Azam

Achsani, &

Imam T.

Saptono

(2016)

"The Islamic

Banking and The

Economic

Integration in

ASEAN"

DEA

Variabel Input:

Total Deposit,

Kewajiban ke

bank Lain, dan

Biaya Opex

Variabel Output:

Pembiayaan

Produktif (seluruh

financing, dan

investasi),

Penempatan pada

Bank Lain, dan

Surat Berharga

Variabel Input: Aset

Tetap.

Variabel Output:

Pendapatan Lainnya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data tahunan dari tahun 2008 sampai dengan tahun

2013. Data ini mencakup 32 bank syariah di

ASEAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

gabungan bank memiliki nilai yang paling efisien

dalam periode observasi. Efisiensi perbankan

syariah rata-rata di Indonesia, pada pendekatan

intermediasi, lebih rendah dari rata-rata ASEAN.

Penentu efisiensi Perbankan Islam di ASEAN,

hasilnya menunjukkan faktor-faktor yang paling

berpengaruh terhadap efisiensi perbankan syariah

di Indoneisa adalah ukuran total dari bank atau aset,

OPEX/OR, dan Pasar Power

5

Norlina

Kadri,

Rossazana

Ab-Rahim,

& Dyg Siti

Zahrah

Abg-

Abdillah

(2016)

"The Efficiency

Performance of

Global Islamic

Banks"

DEA, dengan

Variabel Input:

BTK, Fixed

Assets, Deposits

Variabel Output:

Total Asets,

Interest Income,

Interest Expense,

Non-Interest

Income

Variabel Output:

Total Kredit dan

Investasi Financial

Penelitian ini menggunakan sampel 14 negara yaitu

Bahrain, Bangladesh, Iran, Yordania, Kuwait,

Lebanon, Malaysia, Pakistan, Qatar, Saudi, Tunisia,

Turki, UEA, dan Yaman selama periode 2004-2011

dengan 44 bank syariah terlibat. Hasil empiris

menunjukkan bahwa selama periode penelitian,

efisiensi teknis murni melebihi efisiensi skala di

sektor perbankan Islam global yang menyiratkan

bahwa bank syariah efisien manajerial sumber daya

mereka

Sumber: Jurnal-jurnal terdahulu dan telaah peneliti

Page 32: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI TERKAIT DENGAN VARIABEL PENELITIAN

1. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada

Pasal 1 disebutkan bahwa definisi perbankan syariah adalah segala sesuatu

yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan

kegiatan usahanya. Adapun menurut Sadi (2015:36) bank syariah sendiri

memiliki pengertian yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat berdasarkan prinsip syariah .

Latumaerissa (2011, 331) menyatakan bahwa bank syariah merupakan

bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, yang memberikan

alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat

dan Bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi investasi

beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam

berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi

keuangan.

Menurut Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio,

bank Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-

ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara

bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara bermuamalah itu dijauhi

praktik-praktik yang mengandung unur-unsur riba untuk diisi dengan

kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan

perdagangan (Usman, 2012:33-34).

b. Fungsi Bank Syariah

Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah di

Pasal 4, disebutkan bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsi

Page 33: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

15

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Selain menjalankan

fungsinya sebagai lembaga intermediasi, ada berbagai macam fungsi yang

dapat dijalankan oleh bank syariah. Bank syariah setidaknya memiliki

empat fungsi, yaitu sebagai fungsi manajer investasi, fungsi investor, fungsi

sosial, dan fungsi jasa keuangan (Yaya et al, 2014:48-50).

c. Konsep Dasar Transaksi Bank Syariah

Bank syariah dalam menjalankan transaksi-transaksinya memiliki

konsep dasar yaitu (Rodoni dan Hamid, 2008:21-22):

1) Efisiensi, mengacu pada prinsip saling tolong menolong untuk berikhtiar

dengan tujuan mencapai laba sebesar mungkin dan biaya yang

dikeluarkan selayaknya.

2) Keadilan, mengacu pada hubungan yang tidak menzalimi (menganiaya),

saling ikhlas mengikhlaskan antara pihak-pihak yang terlibat dengan

persetujuan yang adil tentang proporsi bagi hasil, baik untung maupun

rugi.

3) Kebenaran, mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan

nasehat untuk saling meningkatkan produktvitas.

d. Produk dan Jasa Perbankan Syariah

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat

dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu:

1) Produk Penghimpunan Dana (Funding)

Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan,

dan deposito. Prinsip operasional syariah yang dapat diterapkan dalam

penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.

(Karim, 2014:107)

Pada dasarnya, penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank terdiri

dari dua unsur yaitu simpanan dan investasi. Simpanan merupakan dana

yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank syariah dan/atau UUS

berdasarkan akad Wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu. Investasi merupakan dana yang dipercayakan

oleh nasabah kepada bank syariah dan/atau UUS berdasarkan akad

Page 34: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

16

Mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah dalam bentuk deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu. (Soemitra, 2009:74)

2) Produk Penyaluran Dana (Financing)

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar

produk penyaluran dana terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: pembiayaan dengan prinsip jual

beli ditujukan untuk memiliki barang, pembiayaan dengan prinsip sewa

ditujukan untuk mendapatkan jasa, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

digunakan untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna mendapatkan

barang dan jasa sekaligus, pembiayaan dengan akad pelengkap ditujukan

untuk memperlancar pembiayaan dengan menggunakan tiga prinsip di

atas. (Karim, 2014:97)

a) Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli

Pembiayaan dengan prinsip jual beli ini dilaksanakan sehubungan

dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of

property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi

bagian harga atas barang yang dijual. (Karim, 2014:98)

Pembiayaan dengan pola jual beli ini dapat dibedakan menjadi

tiga bagian akad yaitu Murabahah, Salam, dan Isthisna’. (Soemitra,

2009:79-81)

b) Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil

Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil ini dilaksanakan

sehubungan dengan adanya kerja sama yang ditujukan guna

mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Tingkat keuntungan bank

ditentukan dan besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi

hasil. Pada pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, keuntungan

ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di muka. (Karim,

2014:98)

Page 35: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

17

Pembiayaan dengan pola bagi hasil ini dapat dibedakan menjadi

dua bagian akad yaitu Mudharabah dan Musyarakah. (Soemitra,

2009:81-83)

c) Pembiayaan dengan Prinsip Sewa

Pembiayaan dengan prinsip sewa ini dilandasi dengan adanya

perpindahan manfaat. Jadi, pada dasarnya prinsip sewa sama saja

dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek

transaksinya. Bila pada prinsip jual beli objek transaksinya adalah

barang, maka pada prinsip sewa objek transaksinya adalah jasa. Tingkat

keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas

barang yang dijual. (Karim, 2014:101)

Pembiayaan dengan pola sewa ini dapat dibedakan menjadi dua

bagian akad yaitu Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik. (Soemitra,

2009:85-86)

d) Pembiayaan dengan Prinsip Akad Pelengkap

Dalam rangka mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya

diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan

untuk mencari keuntungan tapi ditujukan untuk mempermudah

pelaksanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditujukan untuk mencari

keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta

pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini.

Besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk menutupi biaya yang benar-

benar timbul. (Karim, 2014:105).

Pembiayaan dengan akad pelengkap ini dapat dibedakan menjadi

beberapa bagian yaitu Qardh, Hawalah, dan Multijasa. (Soemitra,

2009:84-87).

3) Jasa Perbankan

Selain menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediari

(penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan

pihak yang kelebihan dana surplus unit), bank syariah dapat pula

melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan

imbalan berupa sewa atau keuntungan. (Karim, 2014:112).

Page 36: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

18

Beberapa produk jasa keuangan di perbankan syariah adalah

penukaran valuta asing (sharf), penyewaan kotak simpanan (safe deposit

box) dan jasa tatalaksana administrasi dokumen (custodian), pembukuan

L/C, inkaso, dan transfer uang (Soemitra, 2009:90-91).

e. Alur Operasional Bank Syariah

Secara umum, alur operasional bank syariah tercermin pada gambar di

bawah ini yaitu sebagai berikut:

Sumber: (Wiroso, 2011:112)

Adapun penjelasan dari gambar di atas dapat dijabarkan sebagai berikut

(Wiroso, 2011:113-115):

1) Penghimpunan dana bank syariah, yang diperhatikan bukan nama

produknya, namun prinsip syariah yang dipergunakan. Selain itu, bank

syariah juga mempunyai sumber dana lain yang berasal dari modal sendiri.

Semua penghimpunan dana atau sumber dana tersebut dicampur menjadi

satu, dalam bentuk pooling dana. Dalam penghimpunan dana inilah bank

syariah sangat berperan sebagai manager investasi dari pemilik dana yang

dihimpun, khususnya pemilik dana mudharabah, karena hasil pemilik

Gambar 2. 1 Alur Operasional Bank Syariah

Page 37: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

19

dana mudharabah tergantung pada hasil usaha pengelolaan dana yang

dilakukan oleh bank syariah.

2) Dana bank syariah yang dihimpun, kemudian disalurkan dengan pola-pola

penyaluran dana yang dibenarkan oleh syariah. Oleh karena dana bank

syariah dicampur menjadi satu dalam bentuk pooling dana, maka dalam

penyaluran tersebut tidak diketahui dengan jelas sumber dananya dari

prinsip wadi’ah atau mudharabah atau dari sumber dana modal sendiri.

3) Atas penyaluran dana tersebut akan diperoleh pendapatan yaitu margin,

bagi hasil, atau ujroh yang merupakan pendapatan operasi utama, yang

nantinya akan dibagihasilkan atau yang termasuk pada unsur pembagian

hasil usaha (profit distribution). Selain itu, bank syariah juga memperoleh

pendapatan operasi lainnya yang berasal dari pendapatan jasa perbankan

yang merupakan pendapatan sepenuhnya milik bank syariah.

4) Lalu dari pendapatan operasi utama yang penerimaannya benar-benar

terjadi (cash basis) inilah yang akan dibagihasilkan antara pemilik dana

dan pengelola dana. Secara prinsip pendapatan yang akan dibagihasilkan

antara pemilik dana dengan pengelola dana adalah pendapatan dari

penyaluran dana yang sumber dananya berasal dari mudharabah

mutlaqah.

5) Pendapatan bank syariah tidak hanya dari bagian pendapatan pengelolaan

dana mudharabah saja, tetapi ada pendapatan-pendapatan lainnya yang

menjadi hak sepenuhnya bagi bank syariah, dimana pendapatan-

pendapatan tersebut tidak dibagihasilkan antara pemilik dan pengelola

dana (bank). Pendapatan tersebut antara lain pendapatan yang berasal dari

fee base income, fee pembayaran payroll dan fee lain dari jasa layanan

yang diberikan oleh bank syariah. (Wiroso, 2011:113-115).

2. Kinerja Keuangan Bank

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan

pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana

Page 38: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

20

maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator

kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. (Jumingan, 2006:239)

Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai

perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat

kesehatan perusahaan tersebut. (Sutrisno, 2009:53)

Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian

keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai

atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa

kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan

aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi,

2012:2).

Peneliti berpendapat kinerja keuangan adalah gambaran yang

mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan yang dihasilkan dari analisis

terhadap kondisi keuangan dengan alat-alat analisis keuangan.

b. Pengukuran Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan

penilaian kinerja. Pengukuran kinerja (performing measurement) adalah

kualifikasi dan efisiensi serta efektivitas perusahaan dalam pengoperasian

bisnis selama periode akuntansi. Adapun penilaian kinerja menurut

Srimindarti (2006:34) adalah penentuan efektivitas operasional,

organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya secara periodik.

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan

perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan

perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian

secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur,

menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan

pada suatu periode tertentu.

Page 39: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

21

c. Alat Ukur Kinerja Keuangan

Alat ukur untuk menganalisis dan mengukur kinerja perusahaan

dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yaitu dengan

menggunakan rasio keuangan. Rasio Keuangan dibagi menjadi empat :

A. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan (laba). Dengan menggunakan rasio ini Anda

dapat mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

B. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban finansial jangka pendeknya, seperti membayar gaji, utang

yang jatuh tempo, biaya operasional, dan lainnya.

C. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi semua kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka

pendek jika perusahaan dilikuidasi. Jadi perusahaan yang solvable

belum tentu tidak likuid (ilikuid), dan perusahaan yang tidak solvable

juga belum tentu ilikuid. Perusahaan yang tidak mempunyai aktiva

yang cukup untuk membayar utang biasanya disebut dengan

perusahaan yang unsolvable.

D. Rasio Aktivitas

Mengukur tingkat penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan

kepada Anda. Caranya adalah dengan melihat beberapa aset, kemudian

menentukan berapa tingkat aktivitas pada aktiva-aktiva pada kegiatan

tertentu. Setelah itu, akan mengetahui aktiva mana yang produktif dan

aktiva mana yang kurang produktif. Sehingga selanjutnya dapat

memutuskan alokasi dana yang lebih besar untuk aktiva yang produktif.

d. Alat Analisis Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis.

Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi

(Jumingan, 2006:242):

Page 40: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

22

a) Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik

analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode

atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah

(absolut) maupun dalam persentase (relatif).

b) Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk

mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan

kenaikan atau penurunan.

c) Analisis Persentase per-Komponen (common size), merupakan

teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-

masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

d) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik

analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal

kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

e) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis

untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan

kas pada suatu periode waktu tertentu.

f) Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan

untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca

maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara

simultan.

g) Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

h) Analisis Break Event, merupakan teknik analisis untuk mengetahui

tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak

mengalami kerugian.

3. Efisiensi

a. Pengertian Efisiensi

Menurut Wirapati dalam (The Liang Gie, 1967:26), efisiensi adalah

usaha mencapai prestasi yang sebesar-besarnya dengan menggunakan

kemungkinan-kemungkinan yang tersedia seperti material, mesin dan

manusia dalam tempo sependek-pendeknya, di dalam keadaan yang nyata

Page 41: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

23

tanpa menggangu keseimbangan antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga dan

waktu. (Syamsi, 2007:4).

Efisiensi menurut Ghiselli dan Brown adalah the term efficiency has a

very definition. It is expressed as the ratio of output to input. Istilah efisiensi

yang dimaksud Ghiselli dan Brown menunjukkan adanya perbandingan

antara keluaran (output) dan masukan (input). (Syamsi, 2007:7).

Efisiensi merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai

perhitungan rasio output (keluaran) dan atau input (masuk) atau jumlah

keluaran yang dihasilkan dari suatu input yang digunakan. (Muharam dan

Puvitasari, 2007:85).

Bagi peneliti Efisiensi adalah kemampuan untuk menggunakan input

yang minim agar dapat menghasilkan output yang maksimal.

b. Konsep Efisiensi dalam Perspektif Islam

Dari sudut pandang ekonomi Islam, konsep efisiensi sejalan dengan

prinsip syariah yang bertujuan untuk mencapai dan menjaga Maqashid

Syariah yaitu terpeliharanya al-maal (Sari dan Suprayogi, 2015:677). Konsep

efisiensi pada dasarnya adalah menghindari segala bentuk pemborosan

sebagaimana terkandung dalam surat Al-Israa’ ayat 26-27:

ر ت بذيرا وءات ذا ٱلقرب حقهۥ وٱلمسكني وٱبن ٱلسب ٢٦يل ول ت بذ

ن ٱلشيطني وكان ٱلشيطن لرب هۦ كفور رين كان وا إخو ٢٧ا إن ٱلمبذ

Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga keluarga yang dekat akan

haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan

janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Sesungguhnya pemboros pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan

syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Q.S. Al-Israa : 26-27)

Makna kata boros pada ayat di atas berasal dari kata tabdzir yang

merupakan kata kerja (fi’il) dari kata sifat (isim) mubadzir yang oleh Imam

Syafi’i diartikan sebagai membelanjakan harta tidak pada jalannya. Lebih

lanjut dijelaskan oleh Mujahid bahwa walaupun seluruh harta dihabiskan

Page 42: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

24

untuk jalan yang benar, maka tidak dikategorikan sebagai mubadzir.

Sebaliknya, walaupun hanya segantang padi tapi digunakan untuk hal yang

tidak benar maka hal itu disebut dengan mubadzir. (Hamka, 2007:48)

Berdasarkan konsep di atas, maka konsep efisiensi pada bank syariah

merujuk pada keharusan manajemen bank untuk bisa mengelola

pengeluaran untuk pos-pos penggerak biaya dengan cara yang tepat guna

dan benar, hemat, layak, dan wajar. (Sari dan Suprayogi, 2015:678)

c. Konsep Efisiensi Perbankan

Konsep efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel (1957) yang

merupakan tindak lanjut dari model yang diajukan oleh Debreu (1951) dan

Koopmans (1951). Farrel (1957) mengemukakan bahwa efisiensi

perusahaan atau bank terdiri dari tiga komponen, yaitu (Abidin dan Endri,

2009:22):

1) Efisiensi Teknis

Efisiensi ini mencerminkan kemampuan untuk memproduksi

output semaksimal mungkin dari input yang ada. Efisien secara

teknis bukan berarti efisien dalam hal efisiensi harga atau alokatif.

2) Efisiensi Alokatif/Harga

Allocative efficiency menggambarkan kemampuan perusahaan

untuk menggunakan input dalam proporsi yang optimal yang juga

memasukkan perhitungan biaya. Decision Making Unit (DMU)

dianggap efisien alokatif, jika DMU menghasilkan outputnya

dengan biaya seminimal mungkin dengan menggunakan minimal

input.

3) Efisiensi Ekonomis

Kedua komponen efisiensi teknis dan alokatif kemudian

dikombinasikan untuk menghasilkan ukuran efisiensi total atau

efisiensi ekonomis (economic efficiency).

d. Teknik Pengukuran Efisiensi

Secara umum, ada dua pendekatan untuk mengukur tingkat

efisiensi perbankan yaitu pendekatan financial ratio dan pendekatan

operating research yaitu sebagai berikut (Hidayat, 2014:69-73):

Page 43: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

25

1) Pendekatan Financial Ratio

Pendekatan ini mengukur tingkat efisiensi dengan merujuk

pada kinerja keungan, seperti: pengukuran Return On Asset (ROA),

Return On Equity (ROE), dan Beban Operasional/Pendapatan

Operasional (BOPO).

2) Pendekatan Operating Research

Pendekatan ini didasarkan pada frontier atau batasan.

Pendekatan ini semakin popular diterapkan untuk mengukur tingkat

efisiensi, karena frontier didasarkan pada perilaku institusi, dalam

hal ini bagaimana pihak institusi memaksimalkan input ataupun

dengan meminimalkan output. Oleh karenanya, deviasi dari frontier

dapat diinterpretasikan sebagai ukuran dari efisiensi, yang

merupakan standar kondisi optimal yang mungkin dicapai. (Fauzi,

2014:126)

Dari pendekatan frontier inilah kemudian pengukuran efisiensi

terbagi kepada dua macam pendekatan pengukuran, yaitu (Fauzi,

2014:127):

a) Parametrik terdiri dari Stochastic Frontier Approach (SFA),

Thick Frontier Approach (TFA), Distribution Free Approach

(DFA).

b) Non-Parametrik terdiri dari Data Envelopment Analysis

(DEA), Free Disposal Hull (FDH).

DEA adalah analisa non-parametrik yang merupakan

pengembangan dari matematika linear programming untuk mengukur

tingkat efisiensi dari Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) relatif terhadap

(UKE) yang sejenis ketika semua unit-unit ini berada pada atau di bawah

“kurva” efisiensi frontiernya. Teknik DEA pertama kali diperkenalkan

oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes (1978), berdasarkan penyelidikan

Farrell (1957). Teknik ini sangat populer sebagai alat manajemen

(management tool), serta paling banyak dipergunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi. DEA juga merupakan sebuah teknik yang unggul dalam

mengukur tingkat efisiensi teknik secara total (overall). Sejak pertengahan

Page 44: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

26

tahun 1980-an, teknik non parametrik DEA telah banyak digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi industri perbankan dan secara luas

diaplikasikan dalam menilai kinerja usaha, sekolah, rumah sakit,

perbankan dan perencanaan produksi. (Hidayat, 2014:72-73)

DEA memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri, keunggulan

DEA adalah dapat menangani pengukuran efisiensi secara relatif beberapa

UKE sejenis dengan menggunakan banyak input dan output, DEA tidak

perlu mencari asumsi bentuk fungsi hubungan antara variabel input dan

output dari UKE sejenis yang akan diukur efisiensinya, UKE-UKE

dibandingkan secara langsung dengan sesamanya, faktor input dan output

dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda tanpa perlu melakukan

perubahan satuan dari kedua variabel tersebut. Adapun kelemahan yang

dimiliki oleh DEA yaitu DEA hanya menunjukkan perbandingan baik

buruk apa yang telah dilakukan sebuah UKE dibandingkan dengan

sekumpuan UKE sejenis (relatif), DEA merupakan teknik non parametrik

sehingga sulit dilakukan uji hipotesis statistik, DEA merupakan sebuah

exctreme point technique kesalahan-kesalahan pengukuran dapat

mengakibatkan masalah yang signifkan. (Muharam dan Pusvitasari,

2007:93-94)

e. Model Pengukuran Efisiensi DEA

Pada pengukuran tingkat efisiensi menggunakan Data

Envelopment Analysis (DEA) terdapat 2 model yang digunakan dalam

menganalisis efisiensi suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE), yaitu model

dengan asumsi constant return to scale (CRS) dan model dengan asumsi

variable return to scale (VRS). (Firdaus dan Hossen, 2013:175)

Model yang pertama kali dikembangkan adalah model dengan

asumsi constant return to scale (CRS) atau biasa disebut model CCR

(Charnes-Cooper-Rhodes). Dalam model constant return to scale setiap

UKE akan dibandingkan dengan seluruh UKE yang ada di sampel dengan

asumsi bahwa kondisi internal dan eksternal UKE adalah sama. Menurut

Charnes, Cooper, dan Rhodes model ini dapat menunjukkan technical

efficiency secara keseluruhan atau nilai dari profit efficiency untuk setiap

Page 45: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

27

UKE. Dalam persamaan CCR, dapat diterangkan bahwa nilai/score

efisiensi teknis didapatkan dengan perbandingan antara rasio output

terhadap rasio inputnya. Melalui persamaan CCR, dapat disimpulkan

bahwa bank dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio mendekati 1

atau 100 persen, sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank

semakin rendah. Dalam persamaan CCR juga dijelaskan bahwa fungsi

tujuan dari persamaan tersebut adalah memaksimalkan output dengan

fungsi kendala bahwa nilai input sama dengan satu, sehingga nilai output

yang dikurangi nilai input nilainya kurang atau sama dengan 0. Hal itu

berarti semua bank akan berada atau di bawah tingkat efisiensi teknis.

(Firdaus dan Hossen, 2013:175)

Model kedua yang dikembangkan dalam pengukuran tingkat

efisiensi adalah model dengan asumsi variable return to scale (VRS) atau

biasa disebut dengan model BCC (Bankers-Charnes-Cooper). Dalam

model ini diasumsikan bahwa kondisi semua UKE tidak sama atau dapat

dikatakan bahwa tidak semua UKE beroperasi secara optimal. Persaingan

tidak sempurna, kendala keuangan dan sebagainya mungkin menyebabkan

sebuah perusahaan tidak beroperasi pada skala yang optimal. Model

matematika dengan pendekatan VRS didapat melalui modifikasi dari

model dengan pendekatan CRS dan tetap berpedoman pada model

matematika umum DEA sebagai persamaan dalam mengukur tingkat

efisiensi teknis. (Firdaus dan Hossen, 2013:175)

f. Hubungan Input dan Output

Menurut Hadad et al., (2003:3), konsep-konsep yang digunakan

dalam mendefinisikan hubungan input output dalam tingkah laku dari

institusi finansial pada metode parametrik maupun nonparametrik adalah

sebagai berikut:

1) Pendekatan Produksi (The Production Approach)

Pendekatan produksi melihat institusi finansial sebagai produser

dari akun deposit (deposit accounts) and kredit pinjaman (loans);

mendefinisikan output sebagai jumlah dari akun-akun tersebut atau

dari transaksi-transaksi yang terkait. Input-input dalam kasus ini

Page 46: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

28

dihitung sebagai jumlah dari tenaga kerja, pengeluaran modal pada

aset-aset tetap (fixed assets) and material lainnya.

2) Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach)

Pendekatan intermediasi memandang sebuah institusi finansial

sebagai intermediator yaitu merubah dan mentransfer aset-aset

finansial dari unit-unit surplus menjadi unit-unit defisit. Dalam hal ini

input-input institusional seperti biaya tenaga kerja, modal dan

pembayaran bunga pada deposit, dengan output yang diukur dalam

bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi finansial (financial

investments).

3) Pendekatan Asset (The Asset Approach)

Pendekatan asset yang memvisualisasikan fungsi primer sebuah

institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans); dekat

sekali dengan pendekatan intermediasi, dimana output benar-benar

didefinisikan dalam bentuk aset-aset.

B. KETERKAITAN HUBUNGAN VARIABEL INPUT DAN OUTPUT

Menurut Berger dan Humphrey (1997) dalam (Muharram dan

Pusvitasari, 2007) menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan

pendekatan yang lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan

secara umum karena karakteristik lembaga keuangan sebagai financial

intermediation yang menghimpun dana dari surplus unit dan menyalurkan

kepada deficit unit. Dengan menggunakan pendekatan intermediasi ini juga

diharapkan dapat menggambarkan fungsi perbankan yang sesungguhnya.

Alasan lainnya, karena dalam praktik pendekatan intermediasi merupakan

pendekatan yang paling banyak digunakan untuk mengukur efisiensi.

(Hidayat, 2014:102). Ditambahkan menurut Iqbal dan Molyneux (2005),

pendekatan intermediasi lebih unggul untuk mengevaluasi frontier efficiency

dalam profitabilitas lembaga keuangan, karena meminimisasi total biaya dan

bukan hanya biaya produksi, hal ini diperlukan untuk memaksimumkan

keuntungan.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti menggunakan

pendekatan intermediasi dalam menganalisis efisiensi menggunakan Data

Page 47: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

29

Envelopment Analysis (DEA). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

dalam tinjauan teori terkait hubungan input dan output dalam Hadad, Santoso,

Ilyas, & Mardanugraha (2003:3), disebutkan bahwa variabel input-input

institusional yaitu biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada

deposit, sedangkan output yang diukur bisa dalam bentuk kredit pinjaman

(loans) dan investasi finansial (financial investments). Namun, variabel-

variabel yang digunakan dalam menganalisis perbandingan tingkat efisiensi

pada bank ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Norlina Kadri,

Rossazana Ab-Rahim, dan Dyg Siti Zahrah Abg-Abdillah (2016), Rahmat

Hidayat (2014) dan Abdul Wahab, Muhammad Nadratuzzaman Hosen, &

Syafaat Muhari (2013) dengan sedikit modifikasi dimana variabel outputnya

ditambahkan investasi finansial, sehingga variabel input yang digunakan

adalah dana pihak ketiga, aset tetap, dan biaya tenaga kerja, sedangkan

outputnya terdiri dari pembiayaan, pendapatan lainnya, dan investasi

finansial.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan frontier yaitu

metode nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Setelah

menentukan tingkat efisiensi dengan metode DEA dan didapatkan juga

variabel yang belum mencapai nilai efisiensi optimum (potential

improvment, kemudian dilakukan uji normalitas data dengan Kolmogrov-

smirnov untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data yang digunakan.

Jika data terdistribusi normal, maka uji yang digunakan adalah Uji ANOVA,

sedangkan jika data tidak terdistribusi normal, maka uji yang digunakan

adalah Uji Kruskal-Wallis.

Hubungan alur berpikir dalam analis yang akan diteliti oleh peneliti

dapat dilihat berikut ini:

Page 48: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

30

Hasil dan

Interpretasi

Penelitian

Kesimpulan dan

Rekomendasi

Penelitian

(Jika Data

terdistribusi

tidak Normal)

(Jika Data

terdistribusi

Normal)

Uji Normalitas Data dengan

Kolmogrov-smirnov

Uji ANOVA Uji Kruskal

Wallis

Laporan Keuangan

Pertahun Bank Umum

Syariah di Asia Tenggara

periode Tahun 2012-

Variabel Input:

1. Dana Pihak Ketiga

2. Aset Tetap 3. Biaya Tenaga Kerja

Variabel Output:

1. Pembiayaan

2. Pendapatan Operasional

Lainnya 3. Investasi Finansial

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Metode

Data Envelopment Analysis (DEA) dengan

Pendekatan Intermediasi

Asumsi VRS Asumsi CRS

Scale Efficiency Potential

Improvement

masing-masing

BUS

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran

Page 49: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

31

D. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan suatu penjelasan sementara tentanng perilaku,

fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi yang

merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam

penelitian. Dengan kata lain, hipotesi merupakan jawaban sementara yang

disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian

yang akan dilakukan. (Sugiyono, 2015:88)

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran di atas,

maka hipotesis yang dapat dirumuskan menjadi beberapa hipotesis yaitu sebagai

berikut:

1. Uji Beda (One Way ANOVA dan Kruskal Wallis)

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai efisiensi pada

BUS di Asia Tenggara.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai efisiensi pada BUS

di Asia Tenggara.

Page 50: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Jenis penelitian ini berdasarkan tingkat eksplanasinya yaitu penelitian

komparatif. Penelitian komparatif merupakan bentuk atau metode penelitian

yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (Supriyanto,

2009:117), adapun yang termasuk dalam penelitian komparatif yaitu

membandingkan nilai efisiensi BUS di Asia Tenggara.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,

2015, 363). Sedangkan Arikunto berpendapat populasi adalah keseluruhan

dari subjek penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang

memiliki sifat yang sama walaupun presentasi kesamaan itu sedikit, atau

seluruh individu yang akan dijadikan sebagai objek penelitian (Arikunto,

2013, 173).

Sampel dapat diartikan suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh pupulasi. (Sugiyono, 2015, 363). Dalam penelitian ini metode

yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode purposive

sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Adapun kriteria dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

A. Bank Umum Syariah yang beroperasi di Asia Tenggara, yaitu di

Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, dan Filipina.

B. Berperingkat top 2 yang memiliki nilai aset tertinggi pada Bank

Umum Syariah di negaranya masing-masing per Desember 2017.

C. Laporan keuangan Bank Syariah dapat di akses melalui website

perusahaan.

D. Menyajikan laporan keuangan selama periode pengamatan 2013-2017

dan telah dipublikasikan di website resmi bank umum syariah yang

bersangkutan.

Page 51: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

33

E. Tidak memiliki nilai atau bobot negatif pada variabel input dan output

di dalam laporan keuangan, hal ini merupakan syarat analisis efisiensi

dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA).

Berdasarkan kriteria diatas, maka proses pengambilan data dapat dilihat

dalam table berikut.

Tabel 3. 1 Kriteria Penentuan Sampel

No Keterangan Jumlah observasi

1

Bank Umum syariah yang

terdapat di ASEAN, yaitu

Indonesia, Malaysia, Brunei

Darussalam, Thailand, dan

Filipina.

13+16+2+1+1=

33 Bank Syariah

2

BUS berperingkat top 2 yang

memiliki nilai asset tertinggi di

masing-masing negara per

Desember 2017

8 Bank Syariah

3

BUS yang mempublikasikan

Laporan Keuangan Tahunan di

Website resminya.

35 Laporan Keuangan

Tahunan (7 Bank syariah

x 5 Tahun)

4

BUS yang menyajikan Laporan

Keuangan Tahunan sesuai periode

pengamatan 2013-2017

35 Laporan

5

Tidak memiliki nilai atau bobot

negatif pada variabel input dan

output di dalam laporan keuangan.

7 Bank Syariah

Bedasarkan kriteria yang telah di tetapkan, maka diambilah 7 sampel

penelitian yang dapat mewakili Bank Umum Syariah di ASEAN yang terdiri

dari Indonesia (Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia) dan

Malaysia (Maybank Islamic Berhad dan CIMB Islamic Berhad), Brunei

Darusalam (Bank Islam Brunei Darusalam), Filipina (Al Amanah Islamic

Bank), dan Thailand (Islamic Bank of Thailand). Untuk Filipina dan Thailand

hanya memiliki satu Bank Syariah di negaranya, namun Brunei Darusalam

Page 52: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

34

walaupun terdapat dua Bank Syariah di negaranya hanya satu yang

mempublikasikan Laporan Keuagan Tahunannya. Dari 33 Bank Syariah yang

terdapat di ASEAN peneliti hanya memperoleh sampel sebanyak 7 Bank

Syariah dengan 35 Laporan Keuangan Tahunan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu

penelitian. Lokasi penelitian adalah Website Bank Syariah di Asia Tenggara

yang memiliki kriteria sampel untuk dilakukan penelitian. Penelitian ini

dilakukan dalam waktu 8 bulan yaitu bulan Januari 2019 sampai bulan

September 2019.

C. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data dalam bentuk data sekunder.

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono,

2014, 137). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa Laporan

Tahunan (Annual Report) dan Laporan keuangan tahunan (Financial Report)

yang diterbitkan dan dipublikasikan di website resmi masing-masing Bank

Umum Syariah di Asia Tenggara.

Menurut (Purhantara, 2010, 80), ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan oleh peneliti berkaitan dengan data sekunder, terutama berkaitan

dengan keakurasian data. Adapun langkah yang perlu peneliti tempuh untuk

mendapatkan data yang akurat adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan data yang tersedia menjawab masalah atau pertanyaan

(kesesuaian dengan pentanyaan penelitian).

2. Kesesuaian antara periode waktu tersedianya data dengan periode

waktu yang diinginkan dalam penelitian.

3. Kesesuaian antara populasi data yang ada dengan populasi yang

menjadi perhatian peneliti.

4. Relevansi dan konsistensi unit ukur yang digunakan

5. Biaya yang dipergunakan untuk mengumpulkan data sekunder

6. Kemungkinan biasa yang ditimbulkan oleh data sekunder.

Page 53: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

35

7. Dapat atau tidaknya dilakukan pengujian terhadap akurasi

pengumpulan data.

Tabel 3. 2 Spesifikasi Variabel Input dan Variabel Output Dalam Penelitian

Variabel Input Sumber

(I1) Dana Pihak Ketiga Neraca

(I2) Aset Tetap Neraca

(I3) Beban Tenaga Kerja Laporan Laba Rugi

Variabel Output Sumber

(O1) Total Pembiayaan Neraca

(O2) Pendapatan Operasional Lainnya Laporan Laba Rugi

(O3) Investasi Finansial Neraca

Sumber: Hidayat (2014), diubah sesuai penelitian peneliti

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 intstrumen yang di gunakan oleh

peneliti. Adapun instrument tersebut adalah sebagai berikut :

1. Data (variable)

Pengukuran efisiensi memerlukan variable input dan output yang

dapat digunakan untuk mengukur kinerja efisiensi dalam penelitian ini :

a) Variabel Input

Variabel input merupakan variabel yang digunakan untuk

mengetahui efisiensi suatu entitas dimana variabel input adalah variabel

yang mempengaruhi variabel output. Variabel input yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak tiga variabel yaitu sebagai berikut:

1) Dana Pihak Ketiga

Dana Pihak Ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat

luas yang jumlahnya tidak terbatas sesuai dengan kemampuan bank

menyerap dana. Adapun sumber dana ini berasal dari deposan

rekening tabungan, giro, maupun deposito. (Iskandar, 2013:141)

2) Aset Tetap

Aset tetap atau fixed asset merupakan harta tetap perusahaan

yaitu kekayaan yang bersifat permanen yang memiliki umur

kegunaan jangka panjang atau mempunyai umum ekonomis lebih

Page 54: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

36

dari satu tahun. Adapun yang termasuk dalam aset tetap adalah

tanah, bangunan, gedung, kendaraan, dan inventaris. (Iskandar,

2013:480)

3) Biaya Tenaga Kerja

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri, maupun masyarakat. Adapun beban tenaga kerja

itu sendiri adalah pengeluaran seperti direct cost maupun indirect

cost yang digunakan untuk membayar seluruh pegawai perusahaan

(bank) yang terdiri dari biaya personalia. (Hidayat, 2014:105-106)

b) Variabel Output

Variabel output adalah variabel yang menjadi pusat perhatian.

Variabel output yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1) Total Pembiayaan

Menurut Antonio, (2001:160) pembiayaan adalah pemberian

fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak

yang merupakan defisit unit.

2) Pendapatan Operasional Lainnya

Pendapatan Operasional Lainnya merupakan kenaikan

manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus

kas masuk yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal

dari kontribusi penanam modal. Dengan kata lain pendapatan

operasional lainnya adalah sumber penghasilan lainnya yang

diterima oleh bank atas jasa yang telah diberikan kepada nasabahnya

(Iskandar, 2013:480). Adapun sumber dari pendapatan operasional

lainnya adalah pendapatan yang bukan berasal dari usaha pokok

bank seperti pendapatan biaya administrasi (fee based income),

penjualan aset tetap/inventaris dan lain-lain. (Iskandar, 2013:462)

Page 55: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

37

3) Investasi Finansial

Investasi Finansial atau Portfolio Investment adalah komitmen

untuk mengikatkan aset pada surat-surat berharga (securities), yang

diterbitkan oleh penerbitnya, dimana surat berharga adalah

instrumen lembaga keuangan atau perusahaan untuk berinvestasi.

(Iskandar, 2013:335)

2. Software

Software analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah software

DEA Frontier untuk mengestimasi bobot efisiensi pada DEA dengan bantuan

Microsoft Excel, dan SPSS 25.00 untuk uji normalitas data & uji beda,

Tabel 3. 3 Instrumen Operasional Variabel Penelitian

Variabel Pengukuran Skala

Dana Pihak Ketiga

(Hidayat, 2014)

Giro, Tabungan, dan Deposito

pada Laporan Neraca Nominal

Aset Tetap (Hidayat,

2014)

Aset Tetap pada Laporan

Neraca Nominal

Biaya Tenaga Kerja

(Hidayat, 2014)

Biaya Tenaga Kerja atau Biaya

Personel pada Laporan Laba

Rugi

Nominal

Pembiayaan,

(Hidayat, 2014)

Total Pembiayaan, termasuk

pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah, Piutang

Murabahah, Salam, Istishna

dan Ijarah, dan Pinjaman

Qardh pada Laporan Neraca

Nominal

Pendapatan

Operasional Lainnya

(Hidayat, 2014),

(Muhari, 2013)

Total Pendapatan biaya

administrasi, Penjualan

Inventaris, dll. pada Laporan

Laba Rugi.

Nominal

Investasi Financial

(Saptono, 2016)

Pendapatan dari surat berharga

pada Laporan Neraca Nominal

E. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang

Page 56: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

38

telah tersusun dalam data dokumkenter yang dipublikasikan dan tidak

dipublikasikan. (Indriyanto dan Suporno, 2002, 147)

Adapun data-data yang diolah oleh peneliti bersumber dari sebagai

berikut:

1. Literatur Kepustakaan

Data penelitian diambil dari literature seperti buku, jurnal, majalah,

makalah, modul, dan website perusahaan yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan diteliti.

2. Internet (Internet Research)

Penelitian ini menggunakan data tambahan dari internet

dikarenakan kurang memadainya data dari beberapa sumber lainnya

karena perkembangan ilmu pengetahuan.

F. Teknik Pengolahan Data

1. Mengukur Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis (DEA)

DEA adalah teknik pemrograman linier untuk meneliti kinerja unit

pembuat keputusan (Decision Making Unit/DMU) atau suatu bank dalam

suatu industri beroperasi dalam hubungannya dengan bank lain dalam sampel.

Teknik ini membuat kumpulan batas (frontier set) perbankan yang efisien dan

membandingkannya dengan perbankan lain yang tidak efisien. Hal ini

dilakukan untuk membat skor (nilai) efisiensi. Selanjutnya, skor efisiensi

bank dibatasi antara 0 dan 1, yang mana bank yang paling efisien mempunyai

skor 1 dan bank yang paling tidak efisien dengan skor 1 tidak perlu

menghasilkan output maksimum daripada input yang ada. Bank tersebut

cukup menghasilkan “best practice level of output” di antara bank lain dalam

sampel. Pendekatan yang biasa digunakan dalam pengukuran efisiensi adalah

penggunaan rasio output atas input, seperti persamaan 3.1 (Hidayat, 2014:99)

Dalam pendekatan DEA, pemrograman linier digunakan untuk

memaksimalkan nisbah antara input dan output. Demikian pula untuk DMU’s

industri perbankan syariah. Untuk DMU’s dalam industri perbankan syariah

Efisiensi = Output

Input

(3.1)

Page 57: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

39

(yang menjadi objek penelitian), seluruh sampel input dan output masing-

masing dinotasikan oleh ‘n’ dan ‘m’, yang mana n adalah input, m adalah

output, lalu efisiensi masing-masing bank dihitung melalui persamaan berikut

ini: (Hidayat, 2014:99)

𝒆 s = ∑ 𝒖𝒊 𝒚𝒊𝒔

𝒎𝒊=𝟏

∑ 𝒗𝒋𝒏𝒋=𝟏 𝒙𝒋𝒔

untuk i = 1,.., m dan j = 1,...., n. (3.2)

Keterangan:

yis : jumlah output ke-i yang dihasilkan oleh bank ke-s

xjs : jumlah input ke-j yang dihasilkan oleh bank ke-s

ui : pemberat (weight) output

vj : pemberat (weight) input

Nisbah efisiensi (es) dalam persamaan (3.2) kemudian dimaksimumkan

untuk memilih pemberat optimum dengan:

∑ 𝒖𝒊 𝒚𝒊𝒓

𝒎𝒊=𝟏

∑ 𝒗𝒋𝒏𝒋=𝟏 𝒙𝒋𝒓

Subject to ≤ 1, untuk r = 1,..,n dan ui dan vj ≥ 0 (3.3)

Ketidaksamaan persamaan (3.2) menjamin nisbah efisiensi menjadi

sekurang-kurangnya persamaan (3.1) dan ketidaksamaan persamaan (3.3)

menjamin bahwa pemberatnya positif. Charnes, Cooper, dan Rhodes (1978)

menyatakan bahwa bagian pemograman linier ini dapat diubah menjadi

pemograman linier biasa (ordinasry linier program) sebagai berikut:

𝑒𝑠 = ∑ 𝑢𝑖 𝑦𝑖𝑠

𝑚

𝑖=1

∑ 𝑢𝑖 𝑦𝑖𝑠

𝑚

𝑖=1

− ∑ 𝑢𝑗 𝑦𝑖𝑟

𝑚

𝑗=1

∑ 𝑢𝑗 𝑥𝑖𝑠

𝑚

𝑗=1

Dengan cara yang sama pemograman linier dapat diubah menjadi dwi

masalah:

𝜀𝑠

Maximuze

Subject to

≤ 0, r = 1,..,n;

(3.4)

= 1 dan ui dan uj ≥ 0

Maximuze

Subject to

(3.5)

= 1 dan ui dan uj ≥ 0

Page 58: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

40

∑ 𝜑𝑟 𝑦𝑖𝑟

𝑛

𝑟=1

≥ 𝑦𝑖𝑠,𝑖 = 1, … , 𝑚;

𝜀𝑠 𝑥𝑖𝑠 − ∑ ∅𝑟 𝑥𝑖𝑟 𝑛𝑟=1 ≥ 0, 𝑗 = 1, … , 𝑛; ∅𝑟 ≥

0,dan 0 ≤ εs ≤ 1

dengan εs adalah total nilai (skor) efisiensi teknik daripada bank ke-s,

yang mana nilai 1 menandakan titik batas. Persamaan pemograman linier

persamaan (4) dan (5) mengasumsikan constant return to scale (CRS). Batas

(garis) efisiensi dapat dilihat sebagai sempadan OC seperti yang ditujukan

dalam Gambar 3.1. oleh sebab itu, bank yang berada di batas (garis) tersebut

ialah efisien berdasarkan definisi Farrel (1957). Bank ke-s beralokasi di sisi

kanan daripada batas atau bank yang tidak efisien digambarkan sebagai titik

point S dalam Gambar 3.1. keseluruhan efisiensi teknik (εs) kemudian

dihitung dengan nisbah dari AQ/AS. Dengan demikian bank ke-s harus

dikurangi (1- εs) dari input untuk mencapai efisiensi di titik Q. (Hidayat,

2014:99-100)

Sumber: (Hidayat, 2014:101)

Jika masalah pada pemograman linier (4) dan (5) dapat diselesaikan

dengan menambah hambatan (restriction) 𝜑𝑟𝑠 dari 1 ke n sama dengan 1,

maka ada dua pengukuran efisiensi yaitu variable returns to scale (VRS)

yang dapat ditunjukkan oleh Gambar 3.1 sebagai VV’; dan pure technical

effeciency (PTE) yang ditunjukkan oleh ARAS = ps bagi bank ke-s pada titik

S. Ini berarti bahwa scale effeciency dihitung oleh Õs = s/ps. Kemudian,

Gambar 3. 1 Pengukuran Efisiensi dengan menggunakan 1 Input dan 1 Output

Page 59: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

41

pecahan daripada pengurangan keluaran (output lost) yang disebabkan scale

effeciency dapat diukur sebagai (1- Õs). (Hidayat, 2014:101)

Scale effeciency sama dengan 1 apabila dan hanya jika teknologi

menunjukkan CRS atau titik B dalam Gambar 3.1. meskipun demikian, scale

effeciency dapat terjadi disebabkan oleh adanya kenaikan (increasing/irs)

atau penurunan (decreasing/drs) return to scale. Untuk memperoleh kedua

hasil tersebut, penyelesaian daripada persamaan pemograman linier (4) dan

(5) harus dibatasi dengan penjumlahan ∅𝑟 dari 1 ke n kurang dari atau sama

dengan 1 (≤ 1) dalam hal mana penyelesaian gambar (pictorical solution)

dapat ditunjukkan sebagai OBV’. Pengukuran efisiensi dengan menggunakan

metodologi ini bagi bank ke-s pada titik S adalah ∅𝑠 = (AQ/AS) yang juga

sama dengan s. Oleh karena itu decreasing diperoleh dengan Õs = ∅𝑠 dan

increasing terjadi apabila Õs ≠ ∅𝑠 dengan demikian efisiensi terjadi apabila

Õs = ∅𝑠 = s = 1. (Hidayat, 2014:102)

Pada DEA, organisasi atau objek yang diteliti disebut DMU (Decision

Making Unit). Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weighted) atau

timbangan untuk setiap input dan output DMU. Secara umum DMU dianggap

sebagai entitas yang bertanggung jawab untuk mengubah input menjadi

output dan kinerjanya harus dievaluasi. Dalam aplikasi manajerial, DMU

dapat mencakup bank, department store dan supermarket, dan diperluas ke

pabrik mobil, rumah sakit, sekolah, perpustakaan umum dan sebagainya.

Dalam mengamankan perbandingan relatif, sekelompok DMU digunakan

untuk mengevaluasi satu sama lain dengan masing-masing DMU yang

memiliki tingkat kebebasan manajerial tertentu dalam pengambilan

keputusan. (Cooper, Seiford, & Tone, 2007:22)

Misalkan ada n DMU: DMU1, DMU2, ..., dan DMUke-n. Beberapa item

input dan output yang umum untuk masing-masing j = l, ..., n, DMU dipilih

sebagai berikut (Cooper, Seiford, & Tone, 2007:22):

a. Data numerik tersedia untuk setiap input dan output, dengan data

diasumsikan positif untuk semua DMU.

Page 60: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

42

b. Item (input, output dan pilihan DMU) harus mencerminkan kepentingan

analis atau manajer dalam komponen yang akan masuk ke dalam evaluasi

efisiensi relatif DMU.

c. Pada prinsipnya, jumlah input yang lebih kecil lebih baik dan jumlah

output yang lebih besar lebih disukai sehingga nilai efisiensi harus

mencerminkan prinsip-prinsip ini.

d. Unit pengukuran input dan output yang berbeda tidak perlu kongruen.

Beberapa mungkin melibatkan jumlah orang, atau area lantai, uang yang

dikeluarkan, dan lain-lain.

Analisis DEA pada awalnya digunakan untuk mengatasi kekurangan

analisis rasio dan regresi berganda, dimana DEA dapat mengukur efisiensi

relatif suatu DMU (Decision Making Unit) dengan menggunakan input dan

output lebih dari satu. Efisiensi relatif suatu DMU adalah efisiensi suatu

DMU dibanding dengan DMU lain dalam sampel yang menggunakan jenis

input dan output yang sama. DEA memformulasikan DMU sebagai program

linear fraksional untuk mencari solusi, apabila model tersebut

ditransformasikan ke dalam program linear dengan nilai bobot dari input dan

output. (Sutawijaya & Lestari, 2009:78).

Suatu DMU dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama

dengan 1 (nilai efisiensi 100 persen). Sebaliknya apabila nilai dualnya kurang

dari 1, maka DMU bersangkutan dianggap tidak efisien secara relatif atau

mengalami inefisiensi. (Huri & Susilowati, 2004:66).

Di samping mengukur tingkat efisiensi relatif suatu DMU terhadap

DMU dalam kelompoknya. DEA juga dapat melihat sumber ketidakefisienan

dengan ukuran peningkatan potensial (potential improvement) dari masing-

masing input dan output (Endri, 2011:76).

2. Uji Normalitas Data (Kolmogrov-Smirnov Test)

Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel

independen bila datanya berbentuk ordinal yang telah tersuun pada tabel

distribusi frekuensi kumulatif dengan menggunakan kelas-kelas interval.

Page 61: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

43

(Sugiyono, 2015:198). Dengan kata lain, uji normalitas dapat digunakan

untuk menguji kenormalan dari suatu data.

Rumus untuk menghitung uji normalitas Kolmogrov Smirnov ini adalah

sebagai berikut (Sugiyono, 2015:198):

D = maksimum [Sn1(x) – Sn2(x)] (3.6)

Uji Kolmogrov Smirnov ini dilakukan dengan membuat hipotesis:

• H0: Data residual berdistribusi normal

Jika hasil Uji Kolmogrov Smirnov menunjukkan nilai probabilitas tidak

signifikan yaitu di atas 0.05, maka hipotesis nol diterima yang berarti data

residual terdistribusi normal.

• H1: Data residual tidak terdistribusi normal.

Jika hasil Uji Kolmogrov Smirnov menunjukkan nilai probabilitas

signifikan yaitu di bawah atau sama dengan 0.05 maka hipotesis nol

ditolak yang berarti data residual tidak terdistribusi normal.

3. Uji Beda

a. Uji One Way ANOVA

Uji ANOVA atau One Way ANOVA adalah uji yang digunakan

untuk menguji rata-rata/pengaruh perlakuan dari suatu percobaan yang

menggunakan satu faktor, di mana satu faktor tersebut memiliki tiga atau

lebih kelompok. (Siregar, 2015). One Way ANOVA merupakan pengujian

hipotesis komparatif untuk data berjenis interval/rasio, dengan k sampel

(lebih dari dua sampel) yang berkorelasi dengan satu faktor yang

mempengaruhi.

Asumsi yang digunakan untuk menerapkan metode ini adalah

(Siregar, 2015):

1. Data dari sampel berjenis interval atau rasio

2. Sampel yang akan diuji lebih dari dua populasi (sampel)

3. Sampel yang akan diuji terdistribusi norma

4. Varian setiap populasi sama.

Rumus perhitungan uji ANOVA menggunakan Uji F adalah sebagai

berikut.

Page 62: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

44

1. Jika F-hitung < F-tabel Maka H0 diterima dan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan di antara sampel

2. Jika F-hitung > F-tabel Maka H0 ditolak dan terdapat

perbedaan yang signifikan di antara sampel

Atau jika menggunakan nilai signifikansi:

1. Jika p value > 0,05 ( ) Maka H0 diterima dan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan.

2. Jika p value < 0,05 ( ) Maka H0 ditolak dan terdapat

perbedaan yang signifikan.

b) Uji Kruskal-Wallis

Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif

antara k sampel independen untuk data yang bersifat ordinal (Sugiyono,

2007). Menurut Siregar (2015) Uji peringkat Kruskal-Wallis

diperkenalkan oleh W.H Kruskal dan Wallis pada 1952, yang merupakan

turunan dari uji Wilcoxon dengan kriteria lebih dari dua sampel bebas. Uji

ini juga merupakan perluasan dari Uji Mann-Whitney U-Test yang hanya

bisa membandingkan 2 sampel independen. Uji Kruskal-Wallis

merupakan uji non parametrik, untuk itu uji ini dilakukan sebagai alternatif

apabila data tidak terdistribusi normal.

Asumsi yang digunakan untuk menerapkan metode ini adalah

(Siregar, 2015):

1) Data merupakan sampel acak hasil pengamatan

2) Populasi (sampel) tidak terdistribusi tertentu

3) Jumlah sampel tidak besar

4) Skala pengukuran yang dipakai ordinal

5) Ketiga sampel tidak saling memengaruhi

6) Variabel yang diamati yaitu variabel acak kontinu.

Rumus yang digunakan untuk pengujian adalah:

𝐻 =12

𝑁(𝑁 + 1)∑

𝑅𝑗2

𝑛𝑗

𝑘

𝑗=1

− 3(𝑁 + 1)

Page 63: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

45

Dimana:

N = Banyak baris dan tabel

k = Banyak kolom

Rj = Jumlah ranking dalam kolom

Kriteria pengujian efisiensi adalah sebagai berikut.

1. Jika H-hitung > X2tabel Maka H0 diterima dan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan di antara sampel

2. Jika H-hitung < X2tabel Maka H0 ditolak dan terdapat

perbedaan yang signifikan di antara sampel

Atau jika menggunakan nilai signifikansi:

1. Jika p value > 0,05 ( ) Maka H0 diterima dan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan.

2. Jika p value < 0,05 ( ) Maka H0 ditolak dan terdapat

perbedaan yang signifikan.

Page 64: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

46

BAB IV

TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. TEMUAN HASIL PENELTIAN

A. Gambaran Objek Penelitian

ASEAN (Association of Southeast Asian Nation) adalah asosiasi

atau organisasi yang terdiri atas negara-negara di kawasan asia tenggara yaitu

di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei

Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. (Setnas ASEAN,

2019). Selama dua dekade terakhir sejak keuangan Asia krisis, negara-negara

Asia Tenggara telah membuat langkah positif dalam meningkatkan efisiensi

dan kesehatan lembaga keuangan mereka (MIFC, 2015). Dengan populasi

gabungan lebih dari 620 juta dan ekonomi senilai USD 2,6 triliun, Tenggara

Asia diperkirakan akan menjadi wilayah ekonomi terbesar kelima di dunia

pada tahun 2020 (ICD, 2017).

Sementara itu, wilayah Asia Tenggara merupakan salah satu wilayah

dengan populasi muslim terbesar di dunia. Sebanyak tiga dari lima negara

dalam penelitian ini merupakan negara dengan mayoritas penduduk yang

muslim. Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia dan Brunei

Darussalam. Selain itu, penduduk muslim juga terdapat di negara-negara

lainnya di Asia Tenggara, meskipun tidak menjadi mayoritas di negara-

negara tersebut. Menurut Public Life Project (2011) dalam Fakhrunnas

(2017) populasi muslim di Asia Tenggara pada 2010 sudah mencapai

angka 257,7 juta penduduk. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi

industri keuangan syariah untuk terus berkembang di ASEAN.

Dengan ekonomi yang meningkat, kemudian diikuti dengan peluang

populasi muslim yang jumlahnya cukup besar membuat industri keuangan

syariah di ASEAN mulai menjadi perhatian, terlebih sekarang ASEAN

menjadi salah satu kelompok negara dengan industri keuangan syariah

terbesar di dunia setelah GCC (Gulf Cooperation Countries) dan MENA

(Middle East and North Africa Region). Menurut ICD Thompson Reuters

(2017), wilayah Asia Tenggara dengan ASEAN di dalamnya berada pada

Page 65: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

47

peringkat ketiga di dunia untuk urutan total aset bank syariah setelah GCC

dan MENA pada 2016. Total aset bank syariah di ASEAN adalah U$D

200.242 juta dengan bank syariah berjumlah 81 bank. Hal tersebut dapat

dilihat pada gambar berikut ini.

Sumber: ICD Thompson Reuters, Annual Development Effectiveness Report 2017, diolah peneliti

Berdasarkan Grafik 4. 1 tersebut di atas, total aset perbankan

syariah terbesar di dunia adalah pada kelompok GCC sebesar USD

795.673 juta. Urutan selanjutnya adalah MENA (Selain dari GCC) sebesar

USD 511.254 juta. Kemudian urutan ketiga adalah Asia Tenggara yang di

dalamnya termasuk ASEAN yaitu sebesar USD 200,242 Juta. Hal ini

menjadikan peluang yang baik bagi industri perbankan syariah di ASEAN.

Oleh karena itu, perkembangan terhadap industri keuangan syariah,

khususnya perbankan syariah harus terus ditingkatkan guna mencapai

perekonomian yang semakin baik di ASEAN. Untuk perkembangan masing-

masing perbankan syariah di ASEAN adalah sebagai berikut.

1. Indonesia

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia

mempunyai potensi besar menjadi pusat pengembangan industri keuangan

syariah. Dalam beberapa tahun terakhir, industri keuangan syariah di

Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang positif. Posisi Indonesia

Grafik 4.0 1 Tolak Aset Perbankan Syariah Berdasarkan Regional (Dalam Juta USD)

Page 66: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

48

pada industri keuangan syariah di pasar global juga meningkat sebagai negara

yang diakui di antara negara-negara lainnya seperti negara-negara GCC,

MENA dan Malaysia. Berdasarkan laporan ICD-Thomson Reuters (2017)

Indonesia menempati posisi ke-7 dari total aset keuangan syariah dunia

dengan total aset USD 81 miliar, meningkat dari posisi sebelumnya yang

menempati posisi ke-9 pada laporan yang sama tahun sebelumnya.

Dalam 5 tahun terakhir, sektor jasa keuangan syariah Indonesia

mencatatkan perkembangan yang semakin baik. Kesadaran masyarakat

terhadap keuangan syariah pun semakin meningkat. Menurut Laporan

Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia (LPKSI) (2017) industri

keuangan syariah Indonesia tumbuh sebesar 26,97% pada tahun 2017. Nilai

aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk kapitalisasi saham syariah)

telah mencapai Rp1.133,71 triliun atau sekitar USD 83,68 miliar. Dalam

industri perbankan syariah khususnya, Indonesia yang terdiri dari 13 BUS, 21

UUS, dan 167 BPRS tercatat sebagai salah satu dari 10 besar negara dengan

aset perbankan syariah terbesar dunia, dengan total aset perbankan syariah

mencapai Rp435,02 triliun atau USD 26 miliar pada tahun 2017. Meskipun

sedikit mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2016, kinerja perbankan

syariah yang ditunjukkan oleh rasio keuangan utama, menunjukkan

perbaikan. Pertumbuhan aset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan yang

disalurkan juga masih terjaga. Pertumbuhan aset perbankan syariah pada

tahun 2017 berdampak kepada meningkatnya market share perbankan

syariah terhadap perbankan nasional. Market share perbankan syariah

tahun 2017 sebesar 5,78%, meningkat 0,45% dibandingkan dengan tahun

2016 yang mencapai 5,34%. Hal ini juga dipengaruhi oleh pertumbuhan

perbankan nasional yang lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan

aset perbankan syariah. Dalam industri perbankan syariah, terdapat 2 (dua)

BUS yang memiliki aset terbesar yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM) dan

Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pada Desember 2017, total aset

kedua BUS mencapai Rp.149,63 triliun atau mencapai 34,39% dari total aset

perbankan syariah yang mencapai Rp. Rp435,02.-.

a. Bank Syariah Mandiri

Page 67: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

49

PT Bank Syariah Mandiri mulai resmi diluncurkan pada hari Senin

tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah

Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi idealisme usaha dengan nilai-

nilai spiritual. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sungguh merupakan hikmah

sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Setelah

diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan

krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah

memunculkan bermacam-macam perbedaan negatif yang sangat hebat di

kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi

tersebut, industri perbankan nasional dipindahkan oleh bank konvensional.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan

merekapitalisasi sebagian besar bank-bank di Indonesia

(www.syariahmandiri.co.id).

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang

disokong oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang

Negara dan PT Mahkota Prestasi juga menghadapi krisis. BSB berusaha

keluar dari tantangan tersebut dengan melakukan merger dengan beberapa

bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan,

pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang

Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru

bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan

penggabungan ini juga mencari dan menetapkan PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk. sebagai pemilik kontribusi baru BSB. Sebagai tindak lanjut

dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan penilaian serta membentuk

Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk

mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank

Mandiri, sebagai respons atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang

memberikan peluang bank umum untuk melakukan transaksi syariah (dual

banking system). Per Desember 2017 Bank Syariah Mandiri memiliki 737

kantor layanan di seluruh Indonesia, dengan akses lebih dari 196.000 jaringan

ATM (www.syariahmandiri.co.id).

b. Bank Muamalat Indonesia

Page 68: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

50

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk merupakan Bank Syariah pertama di

Indonesia yang didirikan pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412

H. Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama

Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan

pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah

Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal

1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus berinovasi dan mengeluarkan

produk- produk keuangan syariah seperti Asuransi Syariah (Asuransi

Takaful), Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat)

dan multifinance syariah (Al-Ijarah Indonesia Finance), Shar-e, Shar-e Gold

Debit Visa serta layanan e-channel seperti internet banking, mobile banking,

ATM, dan cash management. Seluruh produk-produk tersebut menjadi pionir

produk syariah di Indonesia dan menjadi tonggak sejarah penting di industri

perbankan syariah (www.bankmuamalat.co.id).

Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin

sebagai Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak

listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2003, BMI melakukan

Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih

Dahulu (HMETD) sebanyak 5 (lima) kali dan merupakan lembaga perbankan

pertama di Indonesia yang mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah.

Hingga saat ini, Bank telah memiliki 325 kantor layanan termasuk 1 (satu)

kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank juga didukung oleh jaringan

layanan yang luas berupa 710 unit ATM Muamalat, 120.000 jaringan ATM

Bersama dan ATM Prima, serta lebih dari 11.000 jaringan ATM di Malaysia

melalui Malaysia Electronic Payment (MEPS). (www.bankmuamalat.co.id).

2. Malaysia

Malaysia merupakan salah satu negara dengan industri keuangan yang

paling maju di dunia bersama dengan Iran dan Saudi Arabia. Perbankan

syariah di Malaysia adalah yang paling maju di Asia didukung oleh hukum

dan peraturan yang kuat, lingkungan dan infrastruktur pendukung lainnya.

Untuk lebih meningkatkan perbankan undang-undang industri, Malaysia

Page 69: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

51

telah memberlakukan baru UU komprehensif, UU Jasa Keuangan Islam yang

telah berlaku sejak Juni

2013. (2) Industri perbankan syariah di Malaysia telah maju secara

signifikan selama bertahun-tahun. Dari pangsa pasar 5,3% pada tahun 2000,

pembiayaan syariah sekarang menyumbang 34,9% dari total pinjaman dan

pembiayaan. Bank syariah di Malaysia juga menawarkan berbagai produk

yang kompetitif dan inovatif. Pada tahun 2017, bank syariah mencatat laba

sebelum pajak yang lebih tinggi RM6,7 miliar (2016: RM5,6 miliar). Ini

terutama didorong oleh peningkatan pendapatan pembiayaan bersih yang

berasal dari jangka waktu pembiayaan untuk pembelian properti.

Pengembalian aset dan ekuitas stabil masing-masing sebesar 1,1% dan 14,3%

(2016: 1% dan 13,1%) (Financial Stability and Payment Systems Report,

2017).

Selain itu, Malaysia telah menerbitkan manual pendidik tentang standar

Syariah dan persyaratan operasional. Negara itu menawarkan sekitar 40

sertifikat dalam keuangan Islam yang berfokus pada bidang- bidang termasuk

perbankan syariah, keuangan syariah, audit syariah, pasar modal syariah dan

hukum syariah. (ICD-Thomson Reuters Islamic Finance Development

Report, 2017).

Perbankan syariah di Malaysia sendiri terdiri atas 16 Bank Syariah,

yaitu Affin Islamic Bank, Al Rajhi Islamic Bank, Allliance Islamic Bank,

AmBank Islamic Behard, Bank Islam Malaysia Berhad, Bank Muamalat

Malaysia Berhad, CIMB Islamic Berhad, HSBC Amanah, Hong Leong

Islamic Bank, Kuwait Finance House Berhad, MBSB Bank Berhad,

Maybank, OCBC Al Amin, Public Islamic Bank, RHB Islamic Bank dan

Standard Chartered Saadiq Berhad. Di antara ke-enam belas bank tersebut,

dua bank syariah dengan total aset tertinggi di Malaysia adalah Maybank

Islamic Berhad dan CIMB Islamic Berhad.

a. Maybank Islamic Berhad

Maybank Islamic Berhad, yang merupakan anak perusahaan dari

Maybank adalah pemain perbankan syariah terbesar di kawasan Asia

Pasifik. Ini bertujuan untuk memenuhi perkembangan yang menantang di

Page 70: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

52

dunia Perbankan syariah dan tentunya akan memenuhi kebutuhan keuangan

syariah dengan berbagai produk dan layanannya. Maybank didirikan pada 31

Mei dan mulai beroperasi di Kuala Lumpur pada 12 September. Maybank

merupakan singkatan dari Malayan Finance Corporation (kemudian

Maybank Finance) didirikan, perusahaan keuangan yang sepenuhnya

dimiliki bank pertama. Pada 17 Februari, Maybank mendaftar di Bursa Efek

Kuala Lumpur (Sekarang Bursa Malaysia). Pada 1974, Maybank Islamic

Berhad merupakan Pertama yang memperkenalkan skema kredit pedesaan

dan dua tahun kemudian menjadi bank pertama yang memperkenalkan

layanan perbankan bus seluler. Tahun 1978, Pelopor dalam komputerisasi

operasi perbankan di Malaysia. Kemudian dua tahun selanjutnya, Maybank

meluncurkan kartu kredit pertamanya - kartu Maybank Visa Classic

(www.maybank2u.com.my).

Tahun 2013, Maybank adalah bank ASEAN pertama yang mengadopsi

Microsoft Windows 8 platform untuk aplikasi mobile banking

perusahaannya, Maybank2E- Uang Tunai Regional. Maybank meluncurkan

rencana terkait investasi pertamanya, Edisi Mewah, rencana asuransi

terkait investasi tertutup premium tunggal di Malaysia untuk menawarkan

kombinasi perlindungan asuransi dan investasi untuk pasar barang mewah.

Maybank JUGA meluncurkan Maybank2u Pay, yang lainnya pertama oleh

bank di Malaysia. Pembayaran Maybank2u adalah gateway pembayaran

untuk memudahkan pembelian di toko blog, tidak hanya menawarkan cepat

dan aman transaksi, tetapi juga belanja online yang nyaman dan dapat

diandalkan pengalaman. (www.maybank2u.com.my).

b. CIMB Islamic Berhad

CIMB Islamic Berhad adalah waralaba layanan perbankan dan

keuangan syariah global dari CIMB Group. CIMB berkantor pusat di Kuala

Lumpur, Malaysia dan menawarkan perbankan konsumen, perbankan

grosir, produk dan layanan manajemen aset yang mematuhi prinsip-prinsip

Syariah. CIMB Islamic Berhad adalah bagian dari grup perbankan terbesar

kelima di ASEAN, dengan lebih dari 39.000 staf di 15 negara di ASEAN,

Asia dan sekitarnya. Hal ini memungkinkan CIMB Islamic Berhad untuk

Page 71: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

53

menyediakan berbagai macam produk dan layanan kepada pelanggan

komersial, perusahaan, dan institusi di seluruh ASEAN, Timur Tengah, Asia

Selatan, Asia Utara, dan pusat keuangan internasional utama. Produk dan

operasi CIMB Islamic Berhad dikelola dengan sangat ketat dengan prinsip-

prinsip Syariah di bawah bimbingan Komite Syariah CIMB, yang terdiri dari

para cendekiawan Islam terkemuka di dunia (www.cimbislamic.com).

CIMB Islamic Bank diluncurkan oleh Tan Sri Dato 'Seri Dr Zeti Akthar

Aziz, Gubernur Bank Negara Malaysia pada 2 Juni 2003. Kemudian pada

2005 CIMB Islamic Bank bergabung dengan Commerce Tijari Bank pada

6 Juni 2005. Setahun kemudian, CIMB Group memulai latihan rebranding

dan CIMB Islamic diganti merek dan meluncurkan logo baru berwarna hijau.

Pada tahun yang sama, jendela CIMB Islamic dimulai di Singapura. Pada

2008 CIMB bermitra dengan Principal Financial Group (PFG) untuk

mendirikan usaha patungan dalam pengelolaan dana syariah. Berbasis di

Kuala Lumpur, CIMB-Principal Islamic Asset Management adalah unit

manajemen dana Syariah global PFG yang memanfaatkan kredensial kuat

CIMB Islamic Bank untuk memanfaatkan selera institusional global yang

berkembang untuk investasi yang sesuai dengan Syariah. Di Indonesia, Niaga

Syariah dan Lippo Salam bergabung menjadi CIMB Niaga Syariah. Setelah

dua tahun, CIMB Islamic Bank memodifikasi logo CIMB Islamic Bank yang

sekarang berwarna merah. Pendapatan CIMB Islamic menembus angka RM1

miliar untuk pertama kalinya. Pada 2013, CIMB Islamic menutup tahun

sebagai bank syariah terbesar kedua di ASEAN dengan aset

(www.cimbislamic.com).

3. Brunei Darussalam (Bank Islam Brunei Darussalam)

Brunei merupakan salah satu negara mayoritas muslim lainnya di

ASEAN memiliki pasar aset perbankan syariah US $ 6,3 miliar (World Bank

Group, 2017). Dari total bank di Brunei Darussalam, Bank Islam Brunei

(BIB) dan Tabung Amanah Islam Brunei (TAIB) adalah satu-satunya bank

yang menawarkan layanan perbankan syariah. Pada awal 1990-an fasilitas

perbankan syariah baru tersedia. Bank Islam pertama muncul dengan

Page 72: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

54

pelantikan TAIB pada tahun 1992. Pembentukan awal TAIB adalah sebagai

dana perwalian yang Fungsi utamanya adalah menyediakan fasilitas bagi

umat Islam untuk berziarah Mekah. Bank Islam kedua, BIB, didirikan pada

tahun 1993 untuk menyediakan Muslim dengan fasilitas perbankan

syariah terutama dalam perdagangan dan komersial keuangan. Pada 1992 dan

1997, setoran nasabah BIB telah tumbuh luar biasa dari sekitar BND 386 juta

hingga sekitar BND782 juta. (Ebrahim dan Joo, 2001).

Saat ini, BIBD merupakan bank terbesar Brunei dan lembaga keuangan

syariah unggulan, dibentuk pada 2005 melalui penggabungan Bank Islam

Brunei dan Bank Pembangunan Islam Brunei. Ini adalah lembaga keuangan

yang diakui secara internasional yang diatur oleh praktik terbaik global di

bawah bimbingan tim manajemen yang berpengalaman. BIBD

berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dari semua lapisan

masyarakat melalui inovasi layanan, produk dan teknologi yang

berkelanjutan. Sebagai bank Islam andalan Brunei dan penyedia layanan

keuangan terbesar, dengan sekitar 900 karyawan dan aset senilai B $ 9,5

miliar yang dikelola, BIBD melayani lebih dari 200.000 pelanggan, yang

meliputi klien ritel, perusahaan, dan internasional. Berkantor pusat di Bandar

Seri Begawan, BIBD memiliki enam belas cabang di lokasi strategis di empat

distrik Brunei dan jaringan ATM terbesar di negara ini, melayani lebih dari

seperempat populasi Brunei. Berkat kehadiran BIBD di seluruh negeri,

BIBD memiliki pusat kontak terbesar di Brunei bersama dengan

kemampuan solusi seperti internet dan mobile banking (www.bibd.com.bn).

4. Filipina (Amanah Islamic Bank Filipina)

Keuangan syariah menjadi salah satu prioritas negara Filipina dalam

Rencana Pembangunan Filipina 2011-2016. Minat dalam mengembangkan

keuangan syariah di Filipina ditunjukkan dalam beberapa tahun terakhir oleh

Pemerintah, legislator dan sektor swasta didorong oleh empat faktor utama.

Faktor pertama adalah keinginan untuk menjawab kebutuhan populasi

Muslim Filipina. Faktor kedua adalah integrasi ASEAN. Sebagai anggota

ASEAN dan tetangga Indonesia dan Malaysia, Filipina berupaya memperluas

Page 73: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

55

hubungan ekonomi dengan negara-negara tetangga dan melihat pasar Halal

regional dan global dan pembiayaan terkait sebagai hal yang penting

komponen strategi integrasi ASEAN-nya. Faktor ketiga adalah peluang untuk

memanfaatkan keuangan internasional pasar untuk mobilisasi sumber daya

dan diversifikasi investasi melalui pasar Sukuk dan ekuitas. Dan yang

keempat adalah kebutuhan untuk menemukan solusi bagi Bank Al Amanah -

bank syariah yang terdapat catatan kinerja yang buruk. (Mylenko dan Iqbal,

2017).

Pada tahun 1972, Keputusan Presiden No. 264 menciptakan Bank

Islam Amanah dengan kapitalisasi awal 50 Juta peso. Dimaksudkan untuk

menjadi bank pembangunan, ia menginvestasikan 75% dari total dana

pinjamannya untuk menyediakan, antara lain, fasilitas kredit jangka

menengah dan panjang yang wajar untuk masyarakat provinsi yang

didominasi Muslim di Cotabato, Cotabato Selatan, Lanao del Sur, Lanao del

Norte, Sulu, Basilan, Zamboanga del Norte, Zamboanga del Sur dan Palawan.

Pada tahun 1974, Keputusan Presiden No. 542 mengulangi arahan Bank

untuk mengadopsi "prinsip tanpa bunga" dalam prinsip perbankan dan

kemitraan Islam. Namun, kurangnya pengakuan dan dukungan perbankan

syariah di Negara tersebut membuat Bank kurang kompetitif dalam

perbankan konvensional yang dominan di Negara tersebut. Pada tahun

1990, Bank menjadi Bank Universal melalui berlakunya Undang-Undang

Republik No. 6848, atau dikenal sebagai Piagam Bank Investasi Islam Al-

Amanah Filipina, dengan modal saham resmi 1 miliar peso yang terdiri dari

10 juta saham biasa. Tujuan utamanya adalah untuk berpartisipasi dalam

pengembangan sosial-ekonomi Daerah Otonomi Muslim Mindanao dengan

mempromosikan dan memanfaatkan perbankan syariah, pembiayaan dan

investasi dalam usaha pertanian, komersial dan industri di Daerah Otonomi

Muslim Mindanao. Pada tahun 2008, Bank Investasi Islam Al-Amanah

Filipina menjadi anak perusahaan dari Bank Pembangunan Filipina, yang

memiliki 99,9% dari modal sahamnya, yang memperkenalkan logo dan nama

tag saat ini. "Bank Islam Amanah" (www.amanahbank.gov.ph).

Page 74: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

56

Populasi Muslim saat ini di Filipina mencapai 5-11% 3 dari total

populasi sekitar 100 juta. Sekitar 60 persen Muslim tinggal di Mindanao

dan pulau-pulau terdekat. Otonomi Wilayah di Muslim Mindanao, dengan

populasi 3,3 juta, adalah wilayah mayoritas Muslim. Meskipun, Filipina

adalah salah satu negara paling awal yang memperkenalkan lembaga

perbankan syariah yakni tahun 1973, namun tidak ada infrastruktur

pendukung yang dikembangkan sejak saat itu. (Mylenko dan Iqbal, 2017).

Oleh karena itu, sebuah pembaharuan dalam keuangan syariah sangat

dibutuhkan di negara ini.

5. Thailand (Islamic Bank of Thailand)

Bagi negara-negara mayoritas Islam seperti Malaysia, Indonesia dan

Timur Tengah, keuangan syariah dilihat sebagai sesuatu yang umum, namun

ini baru untuk negara yang bukan mayoritas Islam. Arab Saudi adalah

pemain perbankan syariah terbesar di dunia dalam hal volume dana dan

memiliki lembaga keuangan syariah terbesar di dunia. Sementara itu, pasar

modal Islam Malaysia telah melampaui RM 1 triliun (US $ 327 miliar) dan

menyebarkan pengaruhnya di seluruh wilayah Asia Tenggara termasuk

Thailand (Pooprasert dan Chaiyasri, 2012). Di Thailand dan di mana sebagian

besar negara di mana umat Islam adalah minoritas, keuangan syariah

mungkin kedengarannya tidak begitu akrab. Secara umum, ketika

orang Thailand memandang dunia Islam, mereka belum terlalu

memperhatikan sektor keuangannya.

Gagasan mendirikan Bank Islam di Thailand muncul dari kebutuhan

populasi Muslim akan layanan keuangan yang mematuhi prinsip Syariah,

terutama yang berada di tiga provinsi selatan negara itu (Narathiwat, Pattani

dan Yala). Pada tahun 1998 pemerintah mendorong pengembangan sistem

perbankan syariah untuk memfasilitasi Muslim Thailand dalam melakukan

transaksi perbankan sesuai dengan prinsip syariah. Karena pemerintah

bermaksud untuk mendirikan Bank Islam di bawah yurisdiksi pemerintah

dengan perangkat hukumnya sendiri, Departemen Keuangan kemudian

ditugaskan untuk merancang “The Islamic Bank of Thailand Act”, yang

Page 75: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

57

kemudian disetujui oleh parlemen pada Oktober 2002. Islamic Bank of

Thailand didirikan di bawah Islamic Bank of Thailand Act

2002 dan diatur oleh Departemen Keuangan. Bank mulai beroperasi

pada Juni 2003 dengan modal disetor 1 miliar Baht dan memiliki kantor

pusat, yang juga merupakan cabang pertama, di Klongton. Bank terus

membuka cabang terutama di Bangkok dan provinsi Selatan dan memiliki

total 9 cabang pada akhir 2005. Perluasan bisnis Bank berlanjut melalui

akuisisi Layanan Perbankan Syariah dari Krung Thai Bank PCL pada

November 2005 di bawah kebijakan pemerintah. Ini meningkatkan jumlah

cabang dari 18 menjadi 27. Pada Agustus 2005, Bank memindahkan kantor

pusatnya dari Klongton ke area bisnis utama, Asoke, untuk memfasilitasi

pertumbuhan bisnis dan meningkatkan efisiensi operasi

(www.ibank.co.th/2010).

IBank Thailand hanya berfokus pada segmentasi pasar Muslim selama

tahap awal operasi. Namun, IBank Thailand melihat peluang untuk

memperluas layanan perbankan Syariah ke masyarakat umum, kemudian

menciptakan dan mengembangkan produk yang lebih inovatif dan

kompetitif, sambil memulai latihan rebranding untuk memberikan layanan

terbaik kepada pelanggan, juga dengan mempromosikan budaya etis,

tanggung jawab sosial, prinsip Islam dan tata kelola yang baik melalui

kerangka kerja operasional. Pada bulan Oktober 2007, Departemen Keuangan

menjadi pemegang saham utama IBank. Saat ini, IBank Thailand memiliki

108 cabang di seluruh negeri (www.ibank.co.th/2010).

6. Negara Anggota ASEAN Lainnya

Pada negara anggota ASEAN lainnya, seperti Singapura, Vietnam,

Laos, Myanmar, dan Kamboja belum terdapat perbankan syariah yang bisa

dijadikan untuk sampel penelitian ini. Belum pesatnya industri keuangan

syariah di negara-negara ini disebabkan karena populasi muslim di negara

tersebut tidak menjadi mayoritas layaknya Indonesia, Malaysia dan Brunei.

Selain itu, kurangnya pengetahuan dari warga negara tersebut mengenai

industri keuangan syariah pun masih minim, juga dukungan pemerintah yang

Page 76: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

58

belum maksimal. Akan tetapi, beberapa negara sudah mencoba ikut andil

dalam industri keuangan syariah. Di Singapura misalnya, sebelumnya telah

ada Islamic Bank of ASIA, akan tetapi anak perusahaan DBS Holdings ini

telah ditutup pada 2015 karena kalah bersaing dengan bank lainnya.

Meskipun demikian, Singapura masih turut andil dalam penerbitan sukuk

sebagai bagian dari industri syariah. Sementara itu, Vietnam Myanmar dan

Kamboja juga mulai meningkat kesadarannya mengenai industri keuangan

syariah.

B. Statistik Deskriptif

Sebelum mengukur tingkat efisiensi perbankan syariah di ASEAN,

terlebih dahulu menentukan variabel yang digunakan. Untuk efisiensi,

variabel input yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biaya Tenaga

Kerja, DPK dan Aset Tetap. Untuk variabel outputnya adalah Total

Pembiayaan, Pendapatan Operasional Lainnya, dan Investasi Finansial.

Untuk hasil analisis statistik deskriptif variabel yang digunakan dalam

penelitian ini, dapat dilihat sebagai berikut:

Sumber: Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah peneliti dengan

menggunakan kurs US Dollar 28 Agustus 2019

Variabel Mean Max Min Std. Dev

Biaya

Tenaga

Kerja

146,656.74 880,452.17 7,303.32 263,787.18

Dana Pihak

Ketiga 9,318,964.04 37,472,886.49 2,784,697.35 9,715,188.72

Aset Tetap 250,569.22 2,078,233.41 3,976.30 461,291.95

Total

Pembiayaan 7,897,257.68 38,405,849.53 1,400,077.79 9,902,601.38

Pendapatan

Operasional

Lainnya

190,405.53 769,427.96 958.64 241,967.41

Investasi

Finansial 685,597.61 2,341,707.11 22,036.01 705,042.36

Tabel 4.0 1Statistik Deskriptif Variabel Perbankan Syariah di ASEAN Periode

2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar)

Page 77: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

59

Berdasarkan tabel di atas, nilai standar deviasi setiap variabel yang

digunakan dalam penelitian ini cukup tinggi. Hal tersebut berarti bahwa nilai

variabel-variabel tersebut dari Perbankan Syariah di ASEAN pada periode

2013-2017 bervariasi. Biaya tenaga kerja memiliki nilai rata-ratanya adalah

U$D 146,656.74 ribu. Kemudian untuk nilai tertinggi dan terendahnya

masing-masing sebesar U$D 880,452.17 ribu dan U$D 7,303.32 ribu. Untuk

Dana Pihak Ketiga (DPK) nilai rata-ratanya adalah U$D 9,318,964.04 ribu.

Selanjutnya untuk nilai tertinggi dan terendahnya masing-masing sebesar

U$D 37,472,886.49 ribu dan U$D 2,784,697.35 ribu. Sementara itu, untuk

Aset Tetap, nilai rata-ratanya adalah U$D 250,569.22 ribu. Kemudian untuk

nilai tertinggi dan terendahnya masing-masing sebesar U$D 2,078,233.41

ribu dan U$D 3,976.30 ribu. Variabel output dalam perhitungan efisiensi nilai

rata-rata Total Pembiayaan adalah U$D 7,897,257.68 ribu. Selanjutnya untuk

nilai tertinggi dan terendahnya masing-masing sebesar U$D 38,405,849.53

ribu dan U$D 1,400,077.79 ribu. Untuk Pendapatan Operasional Lainnya nilai

rata-ratanya adalah U$D 190,405.53 ribu. Selanjutnya untuk nilai tertinggi

dan terendahnya masing-masing sebesar U$D 769,427.96 ribu dan U$D

958.64 ribu. Sementara itu, untuk Investasi Finansial, nilai rata-ratanya adalah

U$D 685,597.61 ribu. Kemudian untuk nilai tertinggi dan terendahnya

masing-masing sebesar U$D 2,341,707.11 ribu dan U$D 22,036.01 ribu.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, variasi nilai Biaya Tenaga

Kerja, DPK, Aset Tetap, Total Pembiayaan, Pendapatan Operasional

Lainnya dan Investasi Finansial perbankan syariah di ASEAN pada periode

2013-2017 sangat bervariasi. Hal ini terlihat dari nilai standar deviasi yang

tinggi dari setiap variabel. Selain itu juga dapat terlihat dari nilai minimum

dan maksimum yang rentang atau jaraknya cukup jauh antara satu sama

lain. Variasi tersebut disebabkan karena perbedaan mata uang yang

berbeda setiap negara, meskipun telah disamakan dengan menggunakan

mata uang Dolar Amerika. Sedangkan untuk nilai rata- rata setiap variabel

menunjukan angka yang masih wajar. Untuk lebih jelasnya, deskripsi per

variabel yang digunakan adalah sebagai berikut.

Page 78: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

60

A. BIAYA TENAGA KERJA

Sumber: Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah

peneliti dengan menggunakan kurs US Dollar 28 Agustus 2019

Keterangan:

BSM: Bank Syariah Mandiri CIMB IB: CIMB Islamic Berhad

BMI: Bank Muamalat Indonesia BIBD: Bank Islam Brunei Darussalam

MIB: Maybank Islamic Berhad IB Thailand: Islamic Bank of Thailand

Berdasarkan Grafik di atas, menggambarkan pergerakan Biaya Tenaga

Kerja pada Perbankan Syariah di ASEAN selama 2013-2017 sangat

bervariasi. Jumlah Biaya Tenaga Kerja tertinggi adalah pada Amanah Islamic

Bank Filipina tahun 2017. Sementara itu, untuk yang terendah adalah pada

CIMB Islamic Berhad tahun 2017. Kemudian untuk rata- rata tertinggi adalah

pada Amanah Islamic Bank Filipina dengan mencapai 880,452.17 ribu US

dollar. Selanjutnya, untuk keenam bank sisanya memiliki selisih yang tidak

jauh berbeda, dengan rata-rata terendah oleh CIMB Islamic Berhad. Dari

grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa Biaya Tenaga Kerja perbankan

syariah di ASEAN cederung meningkat, kecuali pada CIMB Islamic

Berhad, dan IB Thailand.

0,00

200.000,00

400.000,00

600.000,00

800.000,00

1.000.000,00

BSM BMI MIB CIMB IB BIBD AL

Amanah

IB

Thailand

Biaya Tenaga Kerja

2013 2014 2015 2016 2017

Grafik 4.02 Pergerakan Biaya Tenaga Kerja Perbankan Syariah di

ASEAN periode 2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar)

Page 79: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

61

B. DANA PIHAK KETIGA

Sumber: Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah

peneliti dengan menggunakan kurs US Dollar 28 Agustus 2019

Berdasarkan Grafik di atas, terlihat bahwa pergerakan Dana Pihak

Ketiga pada Perbankan Syariah di ASEAN selama 2013-2017 sangat

bervariasi. Jumlah Dana Pihak Ketiga tertinggi adalah pada Maybank

Islamic Berhad tahun 2017. Sementara itu, untuk yang terendah adalah

pada Islamic Bank of Thailand tahun 2017 lalu diikuti dengan CIMB

Islamic Berhad. Selanjutnya, untuk kelima bank sisanya memiliki selisih

yang tidak jauh berbeda. Kemudian untuk rata- rata terendah adalah pada

Islamic Bank of Thailand.

C. ASET TETAP

Sumber: Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah peneliti

dengan menggunakan kurs US Dollar 28 Agustus 2019

0,00

5.000.000,00

10.000.000,00

15.000.000,00

20.000.000,00

25.000.000,00

30.000.000,00

35.000.000,00

40.000.000,00

BSM BMI MIB CIMB

IB

BIBD AL

Amanah

IB

Thailand

Dana Pihak Ketiga

2013 2014 2015 2016 2017

0,00

500.000,00

1.000.000,00

1.500.000,00

2.000.000,00

2.500.000,00

BSM BMI MIB CIMB IB BIBD AL

Amanah

IB

Thailand

Aset Tetap

2013 2014 2015 2016 2017

Grafik 4.03 Pergerakan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah

di ASEAN periode 2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar)

Grafik 4.04 Pergerakan Aset Tetap Perbankan Syariah di ASEAN

periode 2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar)

Page 80: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

62

Berdasarkan Grafik di atas, terlihat bahwa jumlah Aset Tetap

tertinggi adalah pada Maybank Islamic Berhad tahun 2013. Sementara itu,

untuk yang terendah adalah pada CIMB Islamic Berhad tahun 2015.

Kemudian untuk rata-rata tertinggi adalah pada Maybank Islamic Berhad.

Selanjutnya, untuk keenam bank sisanya memiliki selisih yang tidak jauh

berbeda, dengan rata-rata terendah oleh Bank Islam Brunei Darussalam. Dari

grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa Asert Tetap perbankan syariah di

ASEAN cenderung fluktuatif, namun tidak terlihat jarak yang jauh kecuali

pada Maybank Islamic Berhad dengan penurunan yang cukup jauh pada

2014.

D. TOTAL PEMBIAYAAN

Sumber: Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah peneliti

dengan menggunakan kurs US Dollar 28 Agustus 2019

Berdasarkan Grafik di atas, terlihat bahwa terlihat bahwa Total

Pembiayaan perbankan Syariah di ASEAN bersifat variatif dan cenderung

meningkat, kecuali AIBF, IBT dan BMI. Total Pembiayaan tertinggi

adalah pada Maybank Islami Berhad tahun 2017. Sementara itu, untuk yang

terendah adalah pada Islamic Bank of Thailand tahun 2017. Kemudian untuk

rata-rata tertinggi adalah pada Maybank Islamic Berhad lalu diikuti oleh

CIMB Islamic Berhad. Selanjutnya untuk kelima bank sisanya memiliki

0,00

5.000.000,00

10.000.000,00

15.000.000,00

20.000.000,00

25.000.000,00

30.000.000,00

35.000.000,00

40.000.000,00

45.000.000,00

Total Pembiayaan

2013

2014

2015

2016

2017

Grafik 4.05 Pergerakan Total Pembiayaan Perbankan Syariah

di ASEAN periode 2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar)

Page 81: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

63

selisih yang tidak jauh berbeda, dengan rata-rata terendah oleh Bank Syariah

Mandiri.

E. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA

Sumber: Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah peneliti

dengan menggunakan kurs US Dollar 28 Agustus 2019

Berdasarkan Grafik di atas, terlihat bahwa terlihat bahwa Total

Pendapatan Operasional Lainnya perbankan Syariah di ASEAN bersifat

fluktuatif. Pendapatan Operasional Lainnya tertinggi adalah pada CIMB

Islamic Berhad tahun 2017. Sementara itu, untuk yang terendah adalah pada

Islamic Bank of Thailand tahun 2015. Kemudian untuk rata-rata tertinggi

adalah pada Maybank Islamic Berhad lalu diikuti oleh CIMB Islamic Berhad

dan diikuti oleh Al Amanah IB. Selanjutnya untuk keempat bank sisanya

memiliki selisih yang tidak jauh berbeda, dengan rata-rata terendah oleh

Bank Syariah Mandiri.

0,00

100.000,00

200.000,00

300.000,00

400.000,00

500.000,00

600.000,00

700.000,00

800.000,00

900.000,00

BSM BMI MIB CIMB IB BIBD AL

Amanah

IB Thailand

Pendapatan Operasional Lainnya

2013 2014 2015 2016 2017

Grafik 4.0 6 Pergerakan Pendapatan Operasional Lainnya Perbankan

Syariah di ASEAN periode 2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar)

Page 82: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

64

F. INVESTASI FINANSIAL

Sumber: Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah peneliti

dengan menggunakan kurs US Dollar 28 Agustus 2019

Berdasarkan Grafik di atas, terlihat bahwa terlihat bahwa Investasi

Finansial perbankan Syariah di ASEAN bersifat variatif. Investasi

Finansial tertinggi adalah pada Maybank Islami Berhad tahun 2017.

Sementara itu, untuk yang terendah adalah pada Al Amanah IB tahun 2014.

Kemudian untuk rata-rata tertinggi adalah pada Maybank Islamic Berhad

lalu diikuti oleh CIMB Islamic Berhad. Selanjutnya untuk kelima bank

sisanya memiliki selisih yang tidak jauh berbeda, dengan rata-rata terendah

oleh Al Amanah IB.

B. Hasil Analisis Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis

1. Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Di ASEAN

Berdasarkan data tahunan BUS di ASEAN yang menjadi objek

penelitian ini pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2017, diperoleh hasil

perhitungan tingkat efisiensi dengan metode Data Envelompent Analysis

menggunakan asumsi CRS (Constant Return Scale), asumsi VRS (Variabel

Return Scale), dan Scale Efficiency.

Berdasarkan pendekatan asumsi CRS, bank yang mencapai efisien

optimum sangat sedikit apabila dibandingkan dengan yang tidak efisien, atau

dengan kata lain lebih mudah memperoleh bank yang tidak efisien daripada

yang efisien. Adapun dengan pendekatan asumsi VRS, bank yang efisien

lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah bank yang tidak efisien. Untuk

lebih mudah melihat perbedaan efisiensi dengan dua asumsi tersebut, dapat

0,00

500.000,00

1.000.000,00

1.500.000,00

2.000.000,00

2.500.000,00

BSM BMI MIB CIMB

IB

BIBD AL

Amanah

IB

Thailand

Investasi Finansial

2013 2014 2015 2016 2017

Grafik 4.0 7 Pergerakan Investasi Finansial Syariah di ASEAN periode

2013-2017 (Dalam Ribu US Dollar)

Page 83: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

65

dilihat pada tabel dibawah yaitu tabel yang menggambarkan bank yang

mencapai efisiensi optimum selama periode penelitian dengan asumsi CRS

dan VRS.

Berdasarkan tabel, jumlah bank umum syariah di ASEAN yang

mempunyai tingkat efisiensi terendah (berdasarkan asumsi CRS) terjadi pada

tahun 2016, dimana hanya 4 dari 7 BUS dalam penelitian ini yang mencapai

tingkat efisiensi optimum. Lalu, jumlah bank yang mencapai efisiensi

optimum terbanyak terjadi pada tahun 2013 dan tahun 2017.

Adapun untuk pendekatan asumsi VRS, jumlah bank umum syariah di

Indonesia yang mempunyai tingkat efisiensi terendah terjadi pada tahun 2016

yaitu hanya 4 BUS hasil ini sama dengan asumsi CRS. Lalu, jumlah bank

yang mencapai efisiensi optimum terbanyak terjadi pada tahun 2013, 2014

dan 2017.

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Keterangan*:

1: Bank Syariah Mandiri 5: Bank Islam Brunei Darussalam

2: Bank Muamalat Indonesia 6: Al Amanah Islamic Bank

3: MayBank Islamic Berhad 7: Islamic Bank of Thailand

4: CIMB Islamic Berhad

Berdasarkan tabel diatas, peneliti membuat rata-rata bagi ke-7 BUS

selama periode penelitian. Berikut ini hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi

BUS di ASEAN dengan asumsi CRS, VRS, dan Scale Efficiency:

Periode Kode Bank

CRS* Jumlah

Bank Periode

Kode Bank

VRS* Jumlah

Bank

2013 1,2,3,4,5,6,7 7 2013 1,2,3,4,5,6,7 7

2014 1,2,3,4,5,6 6 2014 1,2,3,4,5,6,7 7

2015 1,2,3,4,5,6 6 2015 1,2,3,4,5,6 6

2016 3,4,6,7 4 2016 3,4,6,7 4

2017 1,2,3,4,5,6,7 7 2017 1,2,3,4,5,6,7 7

Tabel 4.0 2 BUS di ASEAN yang mencapai Efisiensi Optimum dengan metode

DEA

Page 84: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

66

Tabel 4.0 3 Tingkat Efisiensi BUS di ASEAN

Bank CRS VRS Scale Efficiency

Bank Syariah Mandiri 99.12% 99.18% 99.94%

Bank Muamalat Indonesia 99.23% 99.79% 99.43%

MayBank Islamic Berhad 100.00% 100.00% 100.00%

CIMB Islamic Berhad 100.00% 100.00% 100.00%

Bank Islam Brunei Darussalam 97.38% 97.77% 99.60%

Al Amanah Islamic Bank 100.00% 100.00% 100.00%

Islamic Bank of Thailand 98.81% 99.39% 99.41%

Average 99.22% 99.45% 99.77%

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 3 BUS dalam penelitian ini yang

mencapai efisiensi optimum baik berdasarkan asumsi CRS, VRS, maupun

Scale. Adapun yang paling mendekati efisiensi optimum adalah Bank

Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri baik berdasarkan asumsi

CRS, VRS, dan Scale yaitu pada titik 99%, sedangkan yang paling terendah

adalah Bank Bank Islam Brunei Darussalam yang mendapat nilai di bawah

99%

.

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Berdasarkan grafik di atas, tingkat efisiensi yang dimiliki oleh Bank

Umum Syariah dalam penelitian ini berada pada posisi yang hampir sama.

MayBank, CIMB, dan Al Amanah memiliki tingkat efisiensi optimum, hanya

96,00%96,50%97,00%97,50%98,00%98,50%99,00%99,50%

100,00%

Tingkat Efisiensi BUS di ASEAN

CRS VRS Scale

Grafik 4.0 8 Tingkat Efisiensi Rata-rata BUS di ASEAN asumsi CRS, VRS, dan

Scale Efficiency

Page 85: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

67

Bank Bank Islam Brunei Darussalam saja yang nilainya berkisar pada angka

97% (asumsi CRS), sedangkan ketiga bank lainnya berada pada posisi di atas

98%. Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi, asumsi VRS mendapatkan nilai

rata-rata efisiensi lebih tinggi dari asumsi CRS, maka dari itu peneliti

menggunakan hasil asumsi VRS sebagai objek penelitian.

Berikut ini akan dibahas hasil pengukuran tingkat efisiensi Bank Umum

Syariah di ASEAN secara individu dengan pendekatan intermediasi

menggunakan Model BBC dengan asumsi VRS (Variabel Return Scale).

a. Bank Syariah Mandiri

Berikut ini adalah hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi dengan

asumsi VRS (Variabel Return Scale) Bank Syariah Mandiri:

Tabel 4.0 4 Nilai Efisiensi Asumsi VRS Bank Syariah Mandiri (%)

PERIODE NILAI EFISIENSI

2013 100.00

2014 100.00

2015 100.00

2016 95.92

2017 100.00

TOTAL 495.92

RATA-RATA 99.18

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2013, 2014, 2015 nilai efisiensi

mencapai maksimum diperoleh oleh Bank Syariah Mandiri. Namun, pada

tahun 2016, nilai efisiensinya hanya mencapai 95.92%, terjadi penurunan

efisiensi dari tahun sebelumnya sebesar 4.08%.. Namun, di tahun selanjutnya

yaitu tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 100.00%. Setelah tiga

tahun berturut-turut mencapai tingakat efesiensi optimum, pada tahun 2016

Bank Syariah Mandiri mengalami inefisiensi, akhirnya pada tahun 2017 Bank

Syariah Mandiri mencapai nilai efisiensi 100%.

Pergerakan tingkat rata-rata efisiensi Bank Syariah Mandiri selama

periode penelitian ini dapat dilihat pada grafik diatas. Berdasarkan grafik

diatas, terlihat bahwa pergerakan tingkat efisiensi Bank Syariah Mandiri

(BSM) mengalami fluktuasi turun dan naik. Pada tahun 2013 sampai dengan

Page 86: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

68

2015 mencapai tingkat optimum, kemudian pada tahun 2016 mengalami

penurunan, dan pada 2017 meningkat hingga mencapai efisiensi optimum.

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Akan dijelaskan mengenai keadaan inefisien Bank Syariah Mandiri

pada tahun 2016:

Tabel 4.0 5 Target Efisiensi BSM 2016

Efficiency Variable Actual Target To Gain Achieved

Bank

Syariah

Mandiri

2016

95.92%

Inp

ut

BTK 1,485,175 1,406,456 5.60% 94.40%

DPK 69,999,843 67,143,554 4.25% 95.75%

Aset Tetap 973,273 887,786 9.63% 90.37%

Outp

ut

Pendapatan

Lainnya 860,071 1,036,895 17.05% 82.95%

Pembiayaan 52,837,460 52,837,460 0.00% 100.00%

Investasi

Finansial 6,435,380 6,435,380 0.00% 100.00%

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, Bank Syariah Mandiri pada tahun 2016

mengalami inefisiensi terendah yaitu sebesar 95.92% dibandingkan dengan

tahun lainnya pada periode penelitian ini. Semua variabel input mengalami

inefisiensi, dan hanya satu variabel output yang mengalami inefsiensi yaitu

Pendapatan Lainnya. Beban Tenaga Kerja atau BTK tingkat efisiennya hanya

mencapai 94.40% dan untuk mencapai nilai efisiensi optimum, perlu

dilakukan perbaikan dengan cara menurunkannya sebesar 5.60%.

Implementasi anggaran untuk BTK cukup tinggi mencapai Rp1,485,175 juta.

Hal ini mengindikasikan telah terjadi pemborosan dalam BTK, padahal hanya

100,00% 100,00% 100,00%

95,92%

100,00%

93,00%

94,00%

95,00%

96,00%

97,00%

98,00%

99,00%

100,00%

101,00%

2013 2014 2015 2016 2017

Tingkat Efisiensi Asumsi VRS

Bank Syariah Mandiri (BSM)

Grafik 4.0 9 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS

Bank Syariah Mandiri (BSM)

Page 87: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

69

dengan Rp1,406,456 juta saja, variabel BTK sudah dapat mencapai efisiensi

optimum.

Pencapaian efisiensi pada variabel aset tetap hanya mencapai 90.37%

dan untuk mencapai nilai efisiensi optimum, perlu dilakukan perbaikan

dengan cara menurunkannya sebesar 9.63%. Aset tetap yang dimiliki oleh

Bank Syariah Mandiri mencapai Rp973,273 juta. Aset tetap ini juga

mengalami pemborosan, karena hanya dengan Rp887,786 juta saja, variabel

aset tetap sudah dapat mencapai nilai efisiensi yang optimum.

Pada variabel DPK yang juga mengalami inefisiensi, dengan nilai

95.75%, maka dari itu diperlukan perbaikan pada variabel DPK dengan cara

menurunkan sebesar 4.25%. Hal ini mengindikasikan DPK yang dihimpun

oleh Bank Syariah Mandiri melebihi target dan tidak disertai dengan

penyaluran kepada nasabah pihak ketiga sehingga tidak bisa mencapai

efisiensi secara optimum. Implementasi DPK yang dihimpun mencapai

Rp69,999,843 juta, sedangkan target yang disarankan agar mencapai efisiensi

optimum adalah sebesar Rp67,143,554 juta.

Variabel output yaitu Pendapatan Lainnya juga mengalami inefisiensi

dengan nilai 82.95%, maka dari itu diperlukan perbaikan pada variabel

Pendapatan Lainnya dengan cara menaikkan sebesar 17.05%. Hal ini

mengindikasikan pendapatan lainnya masih kurang dari target yang

seharusnya dicapai oleh Bank Syariah Mandiri. Implementasi pendapatan

lainnya hanya mencapai Rp860,071 juta saja, oleh karena itu Bank Syariah

Mandiri harus menaikkan pendapatan lainnya menjadi Rp1,036,895 juta, agar

dapar mencapai efisiensi yang optimum.

b. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Berikut ini adalah hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi dengan

asumsi VRS (Variabel Return Scale) Bank Muamalat Indonesia:

Page 88: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

70

Tabel 4.0 6 Nilai Efisiensi Asumsi VRS Bank Muamalat Indonesia (%)

PERIODE NILAI EFISIENSI

2013 100.00

2014 100.00

2015 100.00

2016 98.95

2017 100.00

TOTAL 498.95

RATA-RATA 99.79

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2013, 2014, 2015 nilai efisiensi

mencapai maksimum diperoleh oleh Muamalat Indonesia. Namun, pada

tahun 2016, nilai efisiensinya hanya mencapai 98.95%, terjadi penurunan

efisiensi dari tahun sebelumnya sebesar 1.05%.. Namun, di tahun selanjutnya

yaitu tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 100.00%. Setelah tiga

tahun berturut-turut mencapai tingakat efesiensi optimum, pada tahun 2016

Bank Muamalat Indonesia mengalami inefisiensi, akhirnya pada tahun 2017

Bank Muamalat Indonesia mencapai nilai efisiensi 100%.

Pergerakan tingkat rata-rata efisiensi Bank Muamalat Indonesia selama

periode penelitian ini dapat dilihat pada grafik diatas. Berdasarkan grafik

diatas, terlihat bahwa pergerakan tingkat efisiensi Muamalat Indonesia (BMI)

mengalami fluktuasi turun dan naik. Pada tahun 2013 sampai dengan 2015

mencapai tingkat optimum, kemudian pada tahun 2016 mengalami

penurunan, dan pada 2017 meningkat hingga mencapai efisiensi optimum.

100,00%100,00% 100,00%

98,95%

100,00%

98,00%

98,50%

99,00%

99,50%

100,00%

100,50%

2013 2014 2015 2016 2017

Tingkat Efisiensi Asumsi VRS

Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Grafik 4.0 10 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi

VRS Bank Syariah Mandiri (BSM)

Page 89: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

71

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Akan dijelaskan mengenai keadaan inefisien Bank Muamalat Indonesia

pada tahun 2016:

Tabel 4.0 7 Target Efisiensi BMI 2016

Efficiency Variable Actual Target To Gain Achieved

Bank

Muamalat

Indonesia

2016

98.95%

Inp

ut BTK 880,811 857,371 2.73% 97.27%

DPK 48,332,326 47,824,276 1.06% 98.94%

Aset Tetap 2,638,164 2,321,275 13.65% 86.35%

Outp

ut

Pendapatan

Lainnya 324,813 336,942 3.60% 96.40%

Pembiayaan 38,370,896 38,370,896 0.00% 100.00%

Investasi

Finansial 3,831,311 3,831,311 0.00% 100.00%

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2016

mengalami inefisiensi terendah yaitu sebesar 98.95% dibandingkan dengan

tahun lainnya pada periode penelitian ini. Semua variabel input mengalami

inefisiensi, dan hanya satu variabel output yang mengalami inefsiensi yaitu

Pendapatan Lainnya. Beban Tenaga Kerja atau BTK tingkat efisiennya hanya

mencapai 97.27% dan untuk mencapai nilai efisiensi optimum, perlu

dilakukan perbaikan dengan cara menurunkannya sebesar 2.73%.

Implementasi anggaran untuk BTK cukup tinggi mencapai Rp880,811 juta.

Hal ini mengindikasikan telah terjadi pemborosan dalam BTK, padahal hanya

dengan Rp857,371 juta saja, variabel BTK sudah dapat mencapai efisiensi

optimum.

Adapun pencapaian efisiensi pada variabel aset tetap hanya mencapai

86.35% dan untuk mencapai nilai efisiensi optimum, perlu dilakukan

perbaikan dengan cara menurunkannya sebesar 13.65%. Aset tetap yang

dimiliki oleh Bank Muamalat Indonesia mencapai Rp2,638,164 juta. Aset

tetap ini juga mengalami pemborosan, karena hanya dengan Rp2,321,275 juta

saja, variabel aset tetap sudah dapat mencapai nilai efisiensi yang optimum.

Begitu pula dengan DPK yang juga mengalami inefisiensi, dengan nilai

98.94%, maka dari itu diperlukan perbaikan pada variabel DPK dengan cara

Page 90: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

72

menurunkan sebesar 1.06%. Hal ini mengindikasikan DPK yang dihimpun

oleh Bank Muamalat Indonesia melebihi target dan tidak disertai dengan

penyaluran kepada nasabah pihak ketiga sehingga tidak bisa mencapai

efisiensi secara optimum. Implementasi DPK yang dihimpun mencapai

Rp48,332,326 juta, sedangkan target yang disarankan agar mencapai efisiensi

optimum adalah sebesar Rp47,824,276 juta.

Adapun untuk variabel output yaitu Pendapatan Lainnya juga

mengalami inefisiensi dengan nilai 96.40%, maka dari itu diperlukan

perbaikan pada variabel Pendapatan Lainnya dengan cara menaikkan sebesar

3.60%. Hal ini mengindikasikan pendapatan lainnya masih kurang dari target

yang seharusnya dicapai oleh Bank Muamalat Indonesia. Implementasi

pendapatan lainnya hanya mencapai Rp324,813 juta saja, oleh karena itu

Bank Muamalat Indonesia harus menaikkan pendapatan lainnya menjadi

Rp336,942 juta, agar dapar mencapai efisiensi yang optimum.

c. Maybank Islamic Berhad

Berikut ini adalah hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi dengan

asumsi VRS (Variabel Return Scale) MayBank Islamic Berhad:

Tabel 4.0 8 Nilai Efisiensi Asumsi VRS MayBank Islamic Behrad (%)

PERIODE NILAI EFISIENSI

2013 100.00

2014 100.00

2015 100.00

2016 100.00

2017 100.00

TOTAL 500.00

RATA-RATA 100.00

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, tingkat efisiensi pada MayBank Islamic

Berhad mencapai nilai optimum dari tahun 2013 sampai tahun 2017.

Pergerakan tingkat rata-rata efisiensi MayBank Islamic Berhad selama

periode penelitian ini dapat dilihat pada grafik diatas. Berdasarkan grafik

Page 91: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

73

diatas, terlihat bahwa pergerakan tingkat efisiensi MayBank Islamic Berhad

menunjukan konsistensi terhadap tingkat efisiensi yang optimal.

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Dengan optimumnya tingkat efisien MayBank Islamic Berhad tidak

terdapat variable yang menunjukan pemborosan ataupun variable yang

kurang dari target untuk mencapai tingkat efisiensi yang optimum.

Tabel 4.0 9 Target Efisiensi Maybank IB 2016

Efficiency Variable

Actual Target To

Gain Achieved

Maybank

Islamic

Berhad

2016

100.00%

Inp

ut BTK 40,880 40,880 0 100.00%

DPK 136,946,498 136,946,498 0 100.00%

Aset Tetap 4,506,551 4,506,551 0 100.00%

Outp

ut

Pendapatan

Lainnya 300,509 300,509 0 100.00%

Pembiayaan 148,523,310 148,523,310 0 100.00%

Investasi

Finansial 8,719,654 8,719,654 0 100.00%

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

d. CIMB Islamic Berhad

Berikut ini adalah hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi dengan

asumsi VRS (Variabel Return Scale) Bank CIMB Islamic Berhad:

100% 100% 100% 100% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2013 2014 2015 2016 2017

Tingkat Efisiensi Asumsi VRS

MayBank Islamic Berhad

Grafik 4.11 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi

VRS MayBank Islamic Berhad

Page 92: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

74

Tabel 4.10 Nilai Efisiensi Asumsi VRS Bank CIMB Islamic Behrad (%)

PERIODE NILAI EFISIENSI

2013 100.00

2014 100.00

2015 100.00

2016 100.00

2017 100.00

TOTAL 500.00

RATA-RATA 100.00

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, tingkat efisiensi pada Bank CIMB Islamic

Berhad mencapai nilai optimum dari tahun 2013 sampai tahun 2017.

Pergerakan tingkat rata-rata efisiensi Bank CIMB Islamic Berhad selama

periode penelitian ini dapat dilihat pada grafik diatas. Berdasarkan grafik

diatas, terlihat bahwa pergerakan tingkat efisiensi Bank CIMB Islamic

Berhad menunjukan konsistensi terhadap tingkat efisiensi yang optimal.

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Dengan optimumnya tingkat efisien Bank CIMB Islamic Berhad tidak

terdapat variable yang menunjukan pemborosan ataupun variable yang

kurang dari target untuk mencapai tingkat efisiensi yang optimum.

100% 100% 100% 100% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2013 2014 2015 2016 2017

Tingkat Efisiensi Asumsi VRS

Bank CIMB Islamic Berhad

Grafik 4.1 1 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS Bank

CIMB Islamic Berhad

Page 93: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

75

Tabel 4.1 1 Target Efisiensi CIMB IB 2016

Efficiency Variable Actual Target To

Gain Achieved

CIMB

Islamic

Berhad

2016

100.00%

Inp

ut BTK 34,108 34,108 0 100.00%

DPK 52,754,396 52,754,396 0 100.00%

Aset Tetap 883,378 883,378 0 100.00% O

utp

ut

Pendapatan

Lainnya 2,704,520 2,704,520 0 100.00%

Pembiayaan 47,172,873 47,172,873 0 100.00%

Investasi

Finansial 4,955,682 4,955,682 0 100.00%

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

e. Bank Islam Brunei Darussalam

Berikut ini adalah hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi dengan

asumsi VRS (Variabel Return Scale) Bank Islam Brunei Darussalam:

Tabel 4.1 2 Nilai Efisiensi Asumsi VRS BIDB (%)

PERIODE NILAI EFISIENSI

2013 100.00

2014 100.00

2015 100.00

2016 88.85

2017 100.00

TOTAL 488.85

RATA-RATA 97.77

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2013, 2014, 2015 nilai efisiensi

mencapai maksimum diperoleh oleh Bank Islam Brunei Darussalam. Namun,

pada tahun 2016, nilai efisiensinya hanya mencapai 88.85%, terjadi

penurunan efisiensi dari tahun sebelumnya sebesar 11.15%.. Namun, di tahun

selanjutnya yaitu tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 100.00%.

Setelah tiga tahun berturut-turut mencapai tingakat efesiensi optimum, pada

tahun 2016 Bank Islam Brunei Darussalam mengalami inefisiensi, akhirnya

pada tahun 2017 Bank Islam Brunei Darussalam mencapai nilai efisiensi

100%.

Page 94: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

76

Pergerakan tingkat rata-rata efisiensi Bank Islam Brunei Darussalam

Indonesia selama periode penelitian ini dapat dilihat pada grafik diatas.

Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa pergerakan tingkat efisiensi Bank

Islam Brunei Darussalam mengalami fluktuasi turun dan naik. Pada tahun

2013 sampai dengan 2015 mencapai tingkat optimum, kemudian pada tahun

2016 mengalami penurunan, dan pada 2017 meningkat hingga mencapai

efisiensi optimum.

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Dari grafik di atas, terlihat bahwa pergerakan tingkat efisiensi Bank

islam Brunei Darussalam mengalami fluktuasi turun dan naik. Pada tahun

2013 sampai dengan 2015 konsisten mencapai tingkat optimum, kemudian

pada tahun 2016 mengalami penurunan dan pada tahun 2017 meningkat

hingga mencapai efisiensi optimum.

Tabel 4.1 3 Target Efisiensi BIDB 2016

Efficiency Variable Actual Target To Gain Achieved

Bank Islam

Brunei

Darussalam

2016

88.85%

Inp

ut BTK 54,310 48,256 12.55% 87.45%

DPK 7,114,615 5,348,246 33.03% 66.97%

Aset Tetap 47,955 34,359 39.57% 60.43%

Outp

ut

Pendapatan

Lainnya 68,677 87,567 21.57% 78.43%

Pembiayaan 2,602,613 2,602,613 0.00% 100.00%

Investasi

Finansial 874,068 874,068 0.00% 100.00%

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, Bank Islam Brunei Darussalam pada tahun

2016 mengalami inefisiensi terendah yaitu sebesar 88.85% dibandingkan

100,00% 100,00% 100,00%

88,85%

100,00%

80,00%

85,00%

90,00%

95,00%

100,00%

105,00%

2013 2014 2015 2016 2017

Tingkat Efisiensi Asumsi VRS

Bank Islam Brunei Darussalam

Grafik 4.1 2 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS

Bank Islam Brunei Darussalam

Page 95: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

77

dengan tahun lainnya pada periode penelitian ini. Semua variabel input

mengalami inefisiensi, dan hanya satu variabel output yang mengalami

inefsiensi yaitu Pendapatan Lainnya. Beban Tenaga Kerja atau BTK tingkat

efisiennya hanya mencapai 87.45% dan untuk mencapai nilai efisiensi

optimum, perlu dilakukan perbaikan dengan cara menurunkannya sebesar

12.55%. Implementasi anggaran untuk BTK cukup tinggi mencapai

B$54,310 ribu. Hal ini mengindikasikan telah terjadi pemborosan dalam

BTK, padahal hanya dengan B$48,256 ribu saja, variabel BTK sudah dapat

mencapai efisiensi optimum.

Adapun pencapaian efisiensi pada variabel aset tetap hanya mencapai

60.43% dan untuk mencapai nilai efisiensi optimum, perlu dilakukan

perbaikan dengan cara menurunkannya sebesar 39.57%. Aset tetap yang

dimiliki oleh Bank Islam Brunei Darussalam mencapai B$47,955 ribu. Aset

tetap ini juga mengalami pemborosan, karena hanya dengan B$34,359 ribu

saja, variabel aset tetap sudah dapat mencapai nilai efisiensi yang optimum.

Begitu pula dengan DPK yang juga mengalami inefisiensi, dengan nilai

66.97%, maka dari itu diperlukan perbaikan pada variabel DPK dengan cara

menurunkan sebesar 33.03%. Hal ini mengindikasikan DPK yang dihimpun

oleh Bank Islam Brunei Darussalam melebihi target dan tidak disertai dengan

penyaluran kepada nasabah pihak ketiga sehingga tidak bisa mencapai

efisiensi secara optimum. Implementasi DPK yang dihimpun mencapai

B$7,114,615 ribu, sedangkan target yang disarankan agar mencapai efisiensi

optimum adalah sebesar B$5,348,246 ribu.

Adapun untuk variabel output yaitu Pendapatan Lainnya juga

mengalami inefisiensi dengan nilai 78.43%, maka dari itu diperlukan

perbaikan pada variabel Pendapatan Lainnya dengan cara menaikkan sebesar

21.57%. Hal ini mengindikasikan pendapatan lainnya masih kurang dari

target yang seharusnya dicapai oleh Islam Brunei Darussalam. Implementasi

pendapatan lainnya hanya mencapai B$68,677 ribu saja, oleh karena itu

BIDB harus menaikkan pendapatan lainnya menjadi B$87,567 ribu, agar

dapar mencapai efisiensi yang optimum.

Page 96: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

78

f. Al Amanah Islamic Bank

Berikut ini adalah hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi dengan

asumsi VRS (Variabel Return Scale) Al Amanah Islamic Bank:

Tabel 4.1 4 Nilai Efisiensi Asumsi VRS Al Amanah IB (%)

PERIODE NILAI EFISIENSI

2013 100.00

2014 100.00

2015 100.00

2016 100.00

2017 100.00

TOTAL 500.00

RATA-RATA 100.00

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, tingkat efisiensi pada Al Amanah Islamic

Bank mencapai nilai optimum dari tahun 2013 sampai tahun 2017.

Pergerakan tingkat rata-rata efisiensi Bank CIMB Islamic Berhad selama

periode penelitian ini dapat dilihat pada grafik diatas. Berdasarkan grafik

diatas, terlihat bahwa pergerakan tingkat efisiensi Bank CIMB Islamic

Berhad menunjukan konsistensi terhadap tingkat efisiensi yang optimal.

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan grafik diatas tingkat efisien Al Amanah Islamic Bank tidak

terdapat variable yang menunjukan pemborosan ataupun variable yang

kurang dari target untuk mencapai tingkat efisiensi yang optimum.

100% 100% 100% 100% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2013 2014 2015 2016 2017

Tingkat Efisiensi Asumsi VRS

Al Amanah Islamic Bank

Grafik 4.1 3 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi

VRS Al Amanah Islamic Bank

Page 97: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

79

Tabel 4.1 5 Target Efisiensi Al Amanah IB 2016

Efficiency Variable

Actual Target To

Gain Achieved

Al

Amanah

Islamic

Bank

2016

100.00%

Inp

ut BTK 41,867,017 41,867,017 0 100.00%

DPK 304,622,249 304,622,249 0 100.00%

Aset Tetap 6,440,300 6,440,300 0 100.00% O

utp

ut

Pendapatan

Lainnya 27,490,254 27,490,254 0 100.00%

Pembiayaan 179,878,102 179,878,102 0 100.00%

Investasi

Finansial 2,750,500 2,750,500 0 100.00%

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

g. Islamic Bank Of Thailand

Berikut ini adalah hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi dengan

asumsi VRS (Variabel Return Scale) Islamic Bank of Thailand:

Tabel 4.1 6 Nilai Efisiensi Asumsi VRS IB Thailand (%)

PERIODE NILAI EFISIENSI

2013 100.00

2014 100.00

2015 96.95

2016 100.00

2017 100.00

TOTAL 496.95

RATA-RATA 99.39

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2013, dan 2014 nilai efisiensi

mencapai maksimum diperoleh oleh Islamic Bank of Thailand. Namun, pada

tahun 2015, nilai efisiensinya hanya mencapai 96.95%, terjadi penurunan

efisiensi dari tahun sebelumnya sebesar 3.05%.. Namun, di tahun selanjutnya

yaitu tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 100.00%. Setelah dua

tahun berturut-turut mencapai tingkat efesiensi optimum, pada tahun 2015

Islamic Bank of Thailand mengalami inefisiensi, akhirnya pada tahun 2016

dan 2017 Islamic Bank of Thailand mencapai nilai efisiensi 100%.

Pergerakan tingkat rata-rata efisiensi Islamic Bank of Thailand selama

periode penelitian ini dapat dilihat pada grafik diatas. Berdasarkan grafik

Page 98: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

80

diatas, terlihat bahwa pergerakan tingkat efisiensi Islamic Bank of Thailand

mengalami fluktuasi turun dan naik. Pada tahun 2013 sampai dengan 2014

mencapai tingkat optimum, kemudian pada tahun 2015 mengalami

penurunan, dan pada 2016 samapi 2017 meningkat hingga mencapai efisiensi

optimum.

Sumber: DEA Frontier, data diolah oleh peneliti

Dari grafik di atas, terlihat bahwa pergerakan tingkat efisiensi Islamic

Bank of Thailand mengalami fluktuasi turun dan naik. Pada tahun 2013

sampai dengan 2014 konsisten mencapai tingkat optimum, kemudian pada

tahun 2015 mengalami penurunan dan pada tahun 2016 sampai 2017

meningkat hingga mencapai efisiensi optimum.

Tabel 4.1 7 Target Efisiensi IB Thailand 2015

Efficiency Variable Actual Target To Gain Achieved

Islamic

Bank of

Thailand

2015

96.95%

Inp

ut

BTK 980,076 950,192 3.15% 96.85%

DPK 99,530,203 96,495,359 3.15% 96.85%

Aset Tetap 1,087,773 955,926 13.79% 86.21%

Outp

ut

Pendapatan

Lainnya 29,344 46,909 37.44% 62.56%

Pembiayaan 98,720,637 98,720,637 0.00% 100.00%

Investasi

Finansial 9,594,738 12,148,772 21.02% 78.98%

Sumber: DEA Frontier Asumsi VRS, data diolah oleh peneliti

100,00% 100,00%

96,95%

100,00% 100,00%

95,00%

95,50%

96,00%

96,50%

97,00%

97,50%

98,00%

98,50%

99,00%

99,50%

100,00%

100,50%

2013 2014 2015 2016 2017

NILAI EFISIENSI

Grafik 4.1 4 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Asumsi VRS

Islamic Bank of Thailand

Page 99: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

81

Berdasarkan tabel di atas, Islamic Bank of Thailand pada tahun 2015

mengalami inefisiensi terendah yaitu sebesar 96.95% dibandingkan dengan

tahun lainnya pada periode penelitian ini. Semua variabel input mengalami

inefisiensi, dan dua variabel output yang mengalami inefsiensi kecuali

pembiayaan. Beban Tenaga Kerja atau BTK tingkat efisiennya hanya

mencapai 96.85% dan untuk mencapai nilai efisiensi optimum, perlu

dilakukan perbaikan dengan cara menurunkannya sebesar 3.15%.

Implementasi anggaran untuk BTK cukup tinggi mencapai 980,076 ribu Bhat.

Hal ini mengindikasikan telah terjadi pemborosan dalam BTK, padahal hanya

dengan 950,192 ribu Baht saja, variabel BTK sudah dapat mencapai efisiensi

optimum.

Adapun pencapaian efisiensi pada variabel aset tetap hanya mencapai

86.21% dan untuk mencapai nilai efisiensi optimum, perlu dilakukan

perbaikan dengan cara menurunkannya sebesar 13.79%. Aset tetap yang

dimiliki oleh Islamic Bank of Thailand mencapai 1,087,773 ribu Baht. Aset

tetap ini juga mengalami pemborosan, karena hanya dengan 955,926 ribu

Baht, variabel aset tetap sudah dapat mencapai nilai efisiensi yang optimum.

Begitu pula dengan DPK yang juga mengalami inefisiensi, dengan nilai

96.85%, maka dari itu diperlukan perbaikan pada variabel DPK dengan cara

menurunkan sebesar 3.15%. Hal ini mengindikasikan DPK yang dihimpun

oleh Islamic Bank of Thailand melebihi target dan tidak disertai dengan

penyaluran kepada nasabah pihak ketiga sehingga tidak bisa mencapai

efisiensi secara optimum. Implementasi DPK yang dihimpun mencapai

99,530,203 ribu Baht, sedangkan target yang disarankan agar mencapai

efisiensi optimum adalah sebesar 96,495,359 ribu Baht.

Adapun untuk variabel output yaitu pendapatan lainnya juga

mengalami inefisiensi dengan nilai 62.56%, maka dari itu diperlukan

perbaikan pada variabel pendapatan lainnya dengan cara menaikkan sebesar

37.44%. Hal ini mengindikasikan pendapatan lainnya masih kurang dari

target yang seharusnya dicapai oleh Islamic Bank of Thailand. Implementasi

pendapatan lainnya hanya mencapai 29,344 ribu Baht saja, oleh karena itu

Page 100: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

82

Islamic Bank of Thailand harus menaikkan pendapatan lainnya menjadi

46,909 ribu Baht, agar dapar mencapai efisiensi yang optimum.

Variabel investasi finansial juga mengalami inefisiensi dengan nilai

78.98%, maka dari itu diperlukan perbaikan pada variabel investasi finansial

dengan cara menaikkan sebesar 21.02%. Hal ini mengindikasikan dana yang

disalurkan oleh Islamic Bank of Thailand ke sektor invetasi finansial belum

mencapai target sehingga tidak bisa mencapai efisiensi secara optimum.

Implementasi investasi finansial hanya mencapai 9,594,738 ribu Baht saja,

oleh karena itu Islamic Bank of Thailand harus menaikkan investasi

finansialnya menjadi 12,148,772ribu Baht, agar dapar mencapai efisiensi

yang optimum.

2. Total Potential Improvement BUS di ASEAN

Hasil perhitungan DEA juga memperlihatkan potential improvement

yang dapat dilakukan oleh bank-bank yang belum beroperasi secara efisien.

Berdasarkan pendekatan intermediasi yang berorientasi input, maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas bank syariah di Asia Tenggara harus

mengurangi jumlah total inputnya, sekaligus meningkatkan outputnya untuk

menghasilkan output yang ideal oleh DMU pada tahun-tahun tersebut.

Berikut ini penyebab inefisiensi pada BUS yang berada di Indonesia

dan Pakistan yang akan dijadikan perbandingan bagi kedua negara tersebut:

Sumber: Data diolah dari Target Input Oriented DEA Frontier

Berdasarkan grafik di atas, total improvment (variabel yang perlu

mendapatkan perbaikan) terdapat pada variable input dan variabel output.

4,23%3,77%

13,05%

0,00%14,94%

10,97%

BUS DI ASEANBeban Tenaga Kerja Dana Pihak Ketiga

Aset tetap Total Pembiayaan

Pendapatan Operasional Lainnya Investasi Finansial

Grafik 4.1 5 Total Potential Improvment BUS di Asia Tenggara

Page 101: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

83

Variabel input meliputi Beban Tenaga Kerja, Dana Pihak Ketiga, dan Aset

Tetap. Adapun untuk variabel output yang perlu mendapatkan perhatian

adalah Pendapatan Lainnya, dan Investasi Finansial.

Di ASEAN, variabel yang menjadi penyebab inefisiensi terbesar adalah

Pendapatan Operasional Lainnya yaitu sebesar 14.94% dan Aset Tetap

sebesar 13.05%, sedangkan variabel yang efisien adalah Pembiayaan yang

hanya sebesar 0.00%.

Membengkaknya Beban Tenaga Kerja diakibatkan adanya agresifitas

ekspansif Bank Umum Syariah. Ketika ekspansi, tentu membuka kantor

cabang baru dan akhirnya terjadi peningkatan jumlah SDM. Ketika jumlah

SDM meningkat, tentunya cost pun ikut meningkat. Belum lagi, cost of

training dan pendidikan bagi SDM menjadi ikut membengkak, karena

minimnya jumlah SDM Syariah dari sisi supply namun demand dari industri

syariah yang meningkat (ekspansifitas). Manajemen bank syariah perlu

adanya terobosan baru, misalnya untuk menghemat Beban Tenaga Kerja

namun tetap efektif. Ketika SDM mencapai efisien dan efektif, bukan hal

yang tidak mungkin target efisiensi Beban Tenaga Kerja yang masih kurang

sebesar 4.23% bisa tercapai.

Masih kurangnya efisiensi pendapatan lainnya yang berasal dari fee

based income perlu mendapat perhatian yang harus dilakukan. Hanya saja

persoalannya apabila masih terkait dengan rencana investasi tentu menjadi

kendala tersendiri. Misalnya saja feee based income diperoleh dari layanan

jasa ATM. Maka sepanjang ATMnya tidak bertambah akan sulit. Tetapi,

celakanya menambah ATM juga berarti mengeluarkan sejumlah biaya yang

tidak sedikit. Meningkatkan fee based income harus tetap memperhatikan

input output ratio. Pada umumnya peningkatan fee based income selalu

berkaitan dengan penggunaan teknologi yang mampu meningkatkan

pelayanan kepada nasabahnya. Jadi sebenarnya peluang peningkatan fee

based income hanya akan lebih banyak dimanfaatkan oleh sejumlah bank

yang secara teknologi sudah maju.

Aset tetap yang berlebih, hal ini terjadi bukan hal yang tidak mungkin

karena adanya ekspansifitas tinggi. Pembangunan cabang baru, kendaraan

Page 102: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

84

operasional, mesin ATM, dan sebagainya, menambah daftar panjang

inefisiensi dari segi Aset Tetap yang berlebih. Sebenarnya hal ini bisa diatasi

atau diminimalisir melalui kerjasama yang apik dengan bank konvensional

induknya untuk menekan cost of fixed asset, misalnya dengan optimalisasi

office channeling, strategi ATM bersama, atau dengan terobosan baru yaitu

branchless banking dimana cabang tanpa kantor berbentuk fisik. Selain bisa

menghemat biaya fixed asset, Bank Umum Syariah pun bisa menjangkau

lebih dekat dengan calon nasabah, khususnya nasabah unbankable sehingga

bisa tercapainya financial inclusion.

C. Hasil Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov

Setelah didapatkan hasil efisiensi dari masing-masing BUS di Asia

Tenggara, maka selanjutnya dilakukan pengujian statistik untuk mengetahui

ada tidaknya signifikansi perbedaan antara tingkat efisiensi di Asia tenggara.

Namun, sebelum itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan

menguji data hasil analisis DEA dengan pengujian statistik yaitu Uji

Normalitas Kolmogrov Smirnov, agar dapat diketahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak. Apabila data terdistribusi normal, maka

pengujian statistik untuk uji bedanya menggunakan Uji ANOVA one way.

Apabila data tidak terdistribusi normal, maka pengujian statistik untuk uji

bedanya menggunakan Uji Kruskal Wallis.

Uji Kolmogrov smirnov ini dilakukan dengan membuat hipotesis :

1. H0 : Data residual terdistribusi normal

Jika hasil uji menunjukan nilai probablilitas tidak signifikan yaitu

diatas 0.05, maka hipotesis nol diterima yang berarti data residual

terdistribusi normal.

2. H1 : Data residual tidak terdistribusi normal

Jika hasil uji menunjukan nilai probablilitas signifikan yaitu

dibawah atau sama dengan 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang

berarti data residual tidak terdistribusi normal.

Adapun hasil pengolahan menggunakan program SPSS 25.0 didapatkan

hasil analisis data sebagai berikut:

Page 103: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

85

Tabel 4.18 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber: Data diolah dari SPSS 25.0

Berdasarkan tabel diatas, Uji Normalitas Data denngan Kolmogrov

Smirnov di atas, menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000.

Maka H0 ditolak dan data efisiensi tersebut tidak terdistribusi normal, karena

nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0.05. Oleh sebab itu, pengujian statistik untuk

signifikansi perbedaan pada penelitian ini dilakukan dengan uji Kruskal

Wallis.

D. Hasil Uji Beda Nonparametrik Kruskal-Wallis Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov Smirnov yang telah dilakukan

sebelumnya, data efisiensi tidak terdistribusi normal. Untuk itu, uji beda

yang digunakan adalah Uji Kruskal-Wallis. Uji beda merupakan pengujian

yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan di

antara sampel yang ada. Uji Kruskal-Wallis adalah uji nonparametrik yang

digunakan untuk membedakan lebih dari dua sampel yang ada.

Uji Kruskal Wallis ini dilakukan dengan membuat hipotesis :

1. H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai efisiensi pada

BUS di ASEAN

Jika hasil uji menunjukan nilai probablilitas tidak signifikan yaitu

diatas 0.05, maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.

Efisiensi

N 35

Normal Parametersa,b Mean .9945

Std. Deviation .02034

Most Extreme Differences

Absolute .493

Positive .393

Negative -.493

Test Statistic .493

Asymp. Sig. (2-tailed) .000c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 104: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

86

2. H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan nilai efisiensi pada BUS

di ASEAN

Jika hasil uji menunjukan nilai probablilitas signifikan yaitu

dibawah atau sama dengan 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang

berarti terdapat perbedaan yang signifikan.

Berikut adalah hasil uji Kruskal-Wallis untuk data efisiensi perbankan

syariah di ASEAN secara simultan:

Tabel 4.19 Uji beda Kruskal Wallis

Sumber: Data diolah dari SPSS 25.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai Asymp. Sig = 0,770 > nilai

signifikansi (α = 0.05). Maka H0 diterima dan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara tingkat efisiensi perbankan syariah di ASEAN.

Berikut adalah hasil uji Kruskal-Wallis untuk data efisiensi perbankan

syariah di ASEAN secara parsial:

Tabel 4.10 Uji beda Kruskal Wallis

Test Statisticsa,b

Efisiensi_

2013

Efisiensi_

2014

Efisiensi_

2015

Efisiensi_

2016

Efisiensi

_2017

Kruskal-Wallis H .000 .000 6.000 6.000 .000

df 6 6 6 6 6

Asymp. Sig. 1.000 1.000 .423 .423 1.000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Bank_Syariah

Sumber: Data diolah dari SPSS 25.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai Asymp. Sig seluruh

periode pada penelitian ini lebih dari nilai signifikansi (α = 0.05). Maka H0

Test Statisticsa,b

Efisiensi

Kruskal-Wallis H 3.306

df 6

Asymp. Sig. .770

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: BS

Page 105: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

87

diterima dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi

perbankan syariah di ASEAN.

B. PEMBAHASAN

1. Analisis Efisiensi BUS di ASEAN

Berdasarkan hasil penelitian, BUS di Malaysia dan Philipina lebih

efisien dibandingkan dengan BUS di Indonesia, Brunei Darussalam, dan

Thailand baik menurut asumsi CRS, VRS, dan Scale,. Adapun secara rata-rata

yang mencapai nilai efisiensi optimum pada BUS di ASEAN adalah Maybank

Islamic Berhad, CIMB Islamic Berhad dan Al Amanah Islamic Bank baik

berdasarkan asumsi CRS, VRS, dan Scale yaitu pada titik 100%, sedangkan

yang paling terendah adalah Bank Islam Brunei Darussalam yang mendapat

nilai rata-rata di bawah 99%.

Hasil perhitungan DEA juga memperlihatkan potential improvement

yang dapat dilakukan oleh bank-bank yang belum beroperasi secara efisien.

Berdasarkan pendekatan intermediasi yang berorientasi input, maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas bank syariah di negara ASEAN harus

mengurangi jumlah total inputnya, sekaligus meningkatkan outputnya untuk

menghasilkan output yang ideal oleh DMU pada tahun-tahun tersebut.

Di Asia Tenggara, variabel Input yang menjadi penyebab inefisiensi

terbesar adalah Beban Tenaga Kerja yaitu sebesar 4.23% Dana Pihak Ketiga

yaitu sebesar 3.77% dan Aset Tetap sebesar 12.20%, sedangkan variabel

output yang inefisien adalah Pendapatan Operasional Lainnya sebesar

14.94% dan Investasi Finansial sebesar 10.97%. Kemudian, variable yang

efisien hanya Total Pembiayaan yaitu sebesar 0.00%.

Bahwa hasil ini dibuat proporsional dengan menggunakan metode non

parametrik menggambarkan secara garis besar mengenai tingkat efisiensi

Bank Umum Syariah di Asia Tenggara.

2. Analisis Perbedaan Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di ASEAN

Dalam melihat perbedaan efisiensi di antara perbankan Syariah di

ASEAN periode 2013-2017, peneliti menggunakan uji beda Kruskal- Wallis

terhadap tujuh bank syariah di lima negara yang termasuk dalam anggota

ASEAN, meliputi Indonesia (Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat

Page 106: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

88

Indonesia), Malaysia (Maybank Islamic Berhad dan CIMB Islamic Berhad),

Brunei Darussalam (Bank Islam Brunei Darussalam), Filipina (Amanah

Islamic Bank Filipina), dan Thailand (Islamic Bank of Thailand).

Berdasarkan Uji Kruskal-Wallis tersebut, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara tingkat efisiensi perbankan syariah di ASEAN. Hal ini

disebabkan karena tingkat efisiensi perbankan syariah di ASEAN cenderung

pada level yang sangat baik, dan beberapa bank mencapai nilai 1 yang

dinilai sebagai efisiensi maksimum. Hal ini membuat perbedaan efisiensi di

antara bank-bank syariah tersebut tidak signifikan.

Penulis tidak dapat membandingkan hasil uji Kruskal-Wallis pada

bagian pembahasan. Akan tetapi, peneliti menemukan beberapa penelitian

yang masih berkaitan dengan uji beda pada efisiensi ini. Beberapa penelitian

yang membandingkan efisiensi perbankan syariah Indonesia dan Malaysia

telah dilakukan sebelumnya, mengingat kedua negara ini yang menjadi leader

dalam industri perbankan syariah di ASEAN. Yulita dan Rizal (2017)

menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi

dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) perbankan syariah di

Indonesia dan Malaysia pada 2006-2014. Begitu pula dengan penelitian yang

dilakukan oleh Maulidiyah dan Laila (2016), uji Mann Whitney yang

dilakukan membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara efisiensi dengan metode DEA pada perbankan syariah di Indonesia dan

Malaysia periode 2010-2014. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini yang

menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara tingkat

efisiensi perbankan syariah di ASEAN.

Page 107: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat

efisiensi Bank Umum Syariah di Asia Tenggara selama periode 2013-2017

dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis berdasarkan

asumsi CRS, VRS dan juga Scale Efficiency. Penelitian ini menggunakan 7

sampel BUS di Asia Tenggara pada tahun 2013-2017. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dibahas pada bab IV, adapun kesimpulan yang didapat

pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, BUS di Malaysia dan Philipina lebih

efisien dibandingkan dengan BUS di Indonesia, Brunei Darussalam dan

Thailand baik menurut asumsi CRS, VRS dan Scale. Adapun secara

rata-rata yang mencapai nilai efisiensi optimum pada BUS di Malaysia

dan Philipina adalah Maybank Islamic Berhad, CIMB Islamic Berhad

dan Al Amanah Islamic Bank dikategorikan baik berdasarkan asumsi

CRS, VRS dan Scale yaitu pada titik 100%, dikuti oleh BUS di

Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia sebesar 99.48%, dan Bank

Mandiri Syariah sebesar 99.41%, lalu BUS di Thailand yaitu, Islamic

Bank of Thailand sebesar 99.20%, sedangkan yang paling terendah

adalah Bank Islam Brunei Darussalam yang mendapat nilai rata-rata di

bawah 98.25%.

2. Analisis statistik menggunakan uji beda Kruskal-Wallis

menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

tingkat efisiensi perbankan syariah di ASEAN dengan nilai Asymp.

Sig = 0,770.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka peneliti mencoba mengemukakan saran yang dapat

bermanfaat, diantaranya sebagai berikut:

Page 108: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

90

1. BAGI PRAKTISI

a) Perbankan Syariah

1. Kebijakan ekspansifitas yang agresif di tengah masih minimnya

tingkat aset Bank Umum Syariah bisa membuat inefisiensi pada

entitas tersebut, oleh karenanya perlu adanya kontrol dan strategi

yang baik dari internal bank.

2. Perlu adanya strategi marketing dan inovasi produk yang kompetitif

baik dari produk penghimpunan dana maupun dari produk

penyaluran dana agar bisa bersaing, dengan penguatan kerjasama

yang baik antara internal bank, DSN-MUI, dan regulator.

3. Beban personalia yang menjadi penyebab utama dalam inefisiensi

Bank Umum Syariah, hal ini perlu adanya strategi dalam manajemen

SDM, seperti menerapkan AO Multispesialisasi. Selain itu, perlu

melakukan penghematan, dari transformasi ke digital, core banking,

dan sebagainya. Ini memang upaya yang tidak bisa sesaat karena

perkembangan teknologi yang sangat cepat, sehingga perbankan

syariah juga dituntut harus sustainable.

4. Untuk mengatasi fixed asset yang membengkak, hal ini bisa

diterapkan strategi branchless banking, sehingga selain

meningkatkan efisiensi, bank dapat efektif dalam penyaluran

pembiayaan bagi nasabah yang unbankable. Selain itu, penguatan

kerjasama office channeling maupun teknologi perbankannya untuk

menekan cost of fixed asset bisa menjadi solusi. Tentu hal ini perlu

dukungan kebijakan supervisi dari regulator agar bisa berjalan

dengan baik.

5. Peningkatan teknologi pun juga menjadi perhatian penting bagi bank

syariah di era milenium ini, karena penggunaan teknologi menjadi

hal yang dimanfaatkan beberapa bank untuk meningkatkan

pendapatan operasional lainnya. Khususnya yang berasal dari fee

based income perlu mendapat perhatian yang harus dilakukan terkait

dengan input output ratio. Pada umumnya peningkatan fee based

Page 109: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

91

income selalu berkaitan dengan penggunaan teknologi yang mampu

meningkatkan pelayanan kepada nasabahnya. Jadi, sebenarnya

peluang peningkatan fee based income hanya akan lebih banyak

dimanfaatkan oleh sejumlah bank yang secara teknologi sudah maju.

Adapun cara lain yang dapat digunakan dengan melakukan joint atau

sharing operation. Dalam bidang ATM penggunaan fasilitas VSAT

dan disaster recovery center dapat dilakukan secara bersama-sama.

b) Pemerintah

1). Bagi pemerintah, diharapkan dapat memberikan dukungan yang

maksimal terhadap industry keuangan syariah, khususnya

perbankan syariah. Dukungan tersebut bisa diberikan dalam hal

kebijakan yang membantu dan tidak mempersulit industri terkait

namun tetap dapat dipantau dengan baik. Hal ini akan sangat

mendukung sektor perbankan syariah, terlebih untuk negara-

negaram yang bukan mayoritas muslim di ASEAN, seperti

Thailand dan Filipina. Bagi negara-negara tersebut, dukungan

pemerintah dapat sangat membantu kelangsungan perbankan

syariah di negara tersebut, sehingga perbankan syariah di negara

tersebut pun dapat lebih efisien dan stabil.

2). Sebaiknya pemerintah juga dapat meningkatkan literasi keuangan

syariah pada masyarakat atau penduduknya. Baik di negara

mayoritas muslim, ataupun di negara minoritas muslim,

ketidaktahuan masyarakat menjadi alasan untuk tidak berhubungan

dengan perbankan syariah. Apabila minat masyarakat terhadap

perbankan syariah tinggi, maka akan dapat meningkatkan efisiensi

dan stabilitas perbankan syariah, khususnya di ASEAN.

3). Pemerintah sebaiknya lebih ketat dalam menjaga kepatuhan

syariah. Bila di Indonesia terdapat Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI), maka akan sangat baik jika bias menjadi pelopor untuk

negara-negara minoritas muslim di ASEAN lainnya.

Page 110: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

92

4). Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat memiliki koordinasi

yang baik dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan industri

perbankan syariah ini. Koordinasi yang baik juga dapat mendukung

keberlangsungan, efisiensi serta stabilitas perbankan syariah di

ASEAN.

2. BAGI AKADEMISI

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

mengenai kinerja perbankan, khususnya tentang efisiensi keuangan

bank syariah di Asia Tenggara bagi peneliti maupun bagi peneliti

selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan

kepustakaan dan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan

pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya dengan permasalahan

yang sejenis.

2. Adapun bagi peneliti selanjutnya sebaiknya objek pada penelitian ini

tidak hanya menggunakan tujuh Bank Umum Syariah bisa juga

ditambah menjadi sepuluh atau lebih Bank Umum Syariah. Begitu pula

dengan periode penelitian juga dapat diperbaharui agar hasil yang

diperoleh dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi berkaitan

dengan penelitian ini. Begitu pula compare dengan negara lain bahkan

kalau bisa objek penelitiannya se-Asia supaya lebih komprehensif.

Selain itu, alat analisisnya bisa menggunakan metode analisis yang

bersifat parametrik misalnya metode Stochatic Frontier Analysis (SFA).

Dengan metode analisis ini, peneliti dapat menganalisis efisiensi bank

syariah dengan menggunakan pendekatan efisiensi biaya, sehingga

diperoleh tingkat efisiensi berdasarkan biaya yang dikeluarkan oleh

bank. Adapun untuk two stage-nya, bisa menggunakan metode analisis

Regresi Tobit, yaitu untuk melihat faktor-faktor lingkungan (eksternal)

apa saja yang mempengaruhi nilai efisiensi, sehingga bisa didapatkan

hasil penelitian yang lebih komprehensif mengenai efisiensi bank

syariah.

Page 111: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

93

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal., dan Endri. 2009. "Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan

Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis (Dea)". Jurnal Akuntansi

Dan Keuangan, Vol. Ii, No. 1, 21-29.

Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001. Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek. Gema

Insani Press: Jakarta.

Arikunto, S (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta

:RinekaCipta.

Ascarya dan Yumanita, Diana. 2005. Bank Syariah : Gambaran Umum. Pusat

Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia. Jakarta.

Bakti, Nurimansyah Setivia. (2017). Analisis Dpk, Car, Roa, Dan Npf Terhadap

Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, Vol.

17 No 2.

Berger, Allen N., dan Humphrey, David B. 1997. "Efficiency Of Financial

Institutions: International Survey And Directions For Future Research".

European Journal Of Operational Research.

Endri. 2011. Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan di Indonesia:Aplikasi Two-Stage

Data EnvelopmentAnalysis. Paper pada Forum Riset Perbankan SyariahIV.

DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia(IAEI) dan Bank Indonesia.

Epstein Mk, Henderson Jc (1989). Data Envelopment Analysis For Managerial

Control And Diagnosis. Decis. Sci., 20(1):

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta. Bandung

Faiz, Ihda A. (2010), “Ketahanan Kredit Perbankan Syariah Terhadap Krisis

Keuangan Global”, Jurnal Ekonomi Islam. La Riba. Vol/Iv/02/2010

Fauzi, Ahmad. 2014. "Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Bprs) Indonesia: Apakah

Efisien Dalam Profitabilitas Operasional?" Forum Riset Keuangan Syariah

2014, Hal. 215.

Firdaus, Muhammad Faza. dan Hosen, Muhamad Nadratuzzaman. 2013. “Efisiensi

Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data

Page 112: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

94

Envelopment Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan Edisi

Oktober 2013. 167-188.

Gumilar, Ivan Dan Komariyah, Siti. 2011. Pengaruh Efisiensi Kinerja Dengan

Metode Stochastic Frontier Approach Pada Perbankan Syariah. Jurnal

Manajemen Dan Bisnis, Vol. 7 No. 2, Januari 2011

Hadad, M. D., Santoso, W., Ilyas, D., & Mardanugraha, E. 2003. "Analisis Efisensi

Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data

Envelopment Analysis (Dea)." Biro Stabilitas Sistem Keuangan Bank

Indonesia Research Paper, No. 7/5

Hamka. (2007). Tafsir Al-Azhar Juz Xv. Jakarta:

Handayani, Tri dan Lastuti Abubakar. (2016). Implikasi Kesepakatan ASEAN

Banking Integration Framework (ABIF) terhadap Pembaharuan Hukum

Perbankan Indonesia. Jurnal Rechtidee Unpad, Vol. 11 No. 2.

Hawdon, J. E., Ryan, J. And Griffin, S. P. 2003. Policing Tactics And Perceptions

Of Police Legitimacy. Police Quarterly, 6(4)

Hidayat, Rahmat. 2011. "Kajian Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia". Media

Riset Bisnis & Manajemen Vol. 11, No. 1, April.

Hidayat, Rahmat. 2014. Efisiensi Perbankan Syariah: Teori Dan Praktik. Bekasi:

Gramata Publishing

Huri, Mumu Daman dan Susilowati (2004), “Pengukuran Efisiensi Relatif Dan

Emiten Perbankan”, Jurnal Ekonomi.

Indriyantoro, N. dan B. Supomo. (2002). Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Iqbal, M., Molyneux, P. (2005), Thirty Years Of Islamic Banking History,

Performance And Prospects. Printed In Great Britain By Antony Rowe Ltd,

Chippenham And Eastbourne.

Iskandar, S. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: PT.Semesta Asa

Bersama.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Pt Bumi Aksara.

Karim, Adiwarman. 2014. Bank Islam: Analisis Fiqh Dan Keuangan. Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Page 113: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

95

Kadri, Norlina., Ar-Rahim,Rossazana., Abdillah, Siti Zahrah. 2016. The Efficiency

performance of Global Islamic Banks. Journal UNIMAS Review of

Accounting and Finance Vo.1 Nol. 1.

Kartika, R.D. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Klien

Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Changes). Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. 2006

Latumaerissa, Julius R. (2011). Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Pt

Raja Grafindo Persada

Majid, Mariani Abdul (2008). “Efficiency In Islamic And Conventional Banking:

An International Comparison” Aston Academy Research

Martowardojo, Agus. (2018). Negara-negara ASEAN Kembali Menegaskan

Komitmen Integrasi Keuangan di Kawasan. Di download www.bi.go.id

Muharam, Harum., dan Pusvitasari, Rizki. 2007. "Analisis Perbandingan Efisiensi

Bank Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis".

Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam.

Neldawati, Rika. (2018). Perbandingan Kinerja Bank Syariah San Abnk

Konvensional. Jurnal Development, Vol 6 No 1.

Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Rama, Ali (2015), Analisis Deskriptif Perkembangan Perbankan Syariah Di Asi

Tenggara. The Journal Of Tauhidinomics, Vol. 1 No 2

Rusydiana,Aam Slamet (2018) Efisiensi Dan Stabilitas Bank Umum Syariah Di

Indonesia. Akuntabilitas Vol 11 No 2

Rodoni, Ahmad., dan Hamid, Abdul. 2008. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:

Zikrul Hakim.

Sadi, Muhammad. 2015. Konsep Hukum Perbankan Syariah: Pola Relasi Sebagai

Institusi Intermediasi Dan Agen Investasi. Malang: Setara Press.

Sari, Ditta Feicyllia., & Suprayogi, Noven. 2015. "Membandingkan Efisiensi

Pembiayaan Bank Umum Syariah Dan Bank Umum Konvensional Di

Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Anaysis (Dea)". Jestt Vol. 2,

No. 8, 673-688.

Page 114: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

96

Siregar, Syofian, 2015. Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT

Kharisma Putra Utama.

Soemitra, Andri. 2009. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.

Srimindarti, C. 2006. Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur

Kinerja. Semarang: Stie Stikubank.

Sudarsono, Heri. 2008. Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi Dan

Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Sugiyono. 2015. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto & Jati, D. P. (2014). Perbandingan Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat

Dan Bank Umum Dengan Data Envelopment Analysis. Jurnal Keuangan

Dan Perbankan, Vol. 18, No. 2 Mei: 297-306.

Supriyanto. 2009. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Indeks.

Sutawijaya, A. Lestari. dan Etty, P. 2009. Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia

Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal

Ekonomi Pembangunan, Volume 10 (1).

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, Dan Aplikasi. Yogyakarta:

Ekonisia.

Syamsi, Ibnu. 2007. Efisiensi, Sistem, Dan Prosedur Kerja. Jakarta: Pt. Bumi

Aksara.

Undang- Undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2008

Usman, Rachmadi. 2012. Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia. Jakarta:

Sinar.

Vivin, Yenni Annor Dan Budi Wahono. (2017) Analisi Perbandingan Kinerja

Keuangan Bank Umum Syariah Dengan Bank Umu Konvensional Di

Indonesia. Jurnal Riset Dan Manajemen.

Wibowo, Susanto. (2015). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah Dengan Metode Camels Di Asean (Studi Komparasi Indonesia,

Malaysia Dan Thailand. Jurnal Of Research In Economics And Management,

Vol 15 No 1

Page 115: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

97

Widyawati, Wiwik Dan Musdholifah .(2018). Analisis Komparatif Tingkat

Kesehatan Perbankan Dengan Metode Camels Di Asean. Jurnal Ilmu

Manajemen, Vol. 6 No 4

Winantyo, R. Dkk. 2008. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jakarta: PT Elex

Media Komputindo Kelompok Kompas Gramedia

Wiroso. 2011. Produk Perbankan Syariah. Jakarta: Lpfe Usakti.

Yaya, R., Martawireja, A. E., & Abdurahim, A. 2014. Akuntansi Perbankan

Syariah: Teori Dan Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat

https://www.webekper.files.wordpress.com/2F2017/10/frontier-dan-dea.pdf

diakses pada tanggal 10 Juni 2019

https://webekper.files.wordpress.com/2017/10/frontier-dan-dea.pdf diakses pada

tanggal 8 april 2019.

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=11&cad=

rja&uact=8&ved=2ahUKEwjw3aii6b7jAhUv6XMBHeFkBPkQFjAKegQIB

RAC&url=https%3A%2F%2Fwebekper.files.wordpress.com%2F2017%2F

10%2Ffrontier-dan-dea.pdf&usg=AOvVaw1iAAuPa4UHfv0drJYEnFRY

diakses pada tanggal 5 maret 2019

https://equilibriumsolution2013.wordpress.com/2016/08/07/tutorial-menjalankan-

software-deap/ diakses pada tanggal 30 maret 2019

http://www.amanahbank.gov.ph/ diakses pada tanggal 23 Januari 2019

http://www.bibd.com.bn/ diakses pada tanggal 21 Januari 2019

https://www.ibank.co.th/2010/ diakses pada tanggal 13 Maret 2019

http://www.bankmuamalat.co.id/ diakses pada tanggal 21 April 2019

https://www.bi.go.id/ diakses pada tanggal 22 Desember 2018

https://www.cimbislamic.com/ diakses pada tanggal 14 April 2019

https://www.maybank2u.com.my/ diakses pada tanggal 14 April 2019

https://www.setnas-asean.id/ diakses pada tanggal 30 April 2019

https://www.syariahmandiri.co.id/ diakses pada tanggal 22 Desember 2018

Page 116: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

98

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Daftar Lampiran:

1. Data Sekunder Sebelum Diolah

2. Hasil Efisiensi DEA CRS – (Sumber: DEAFrontier)

3. Hasil Efisiensi DEA VRS – (Sumber: DEAFrontier)

4. Target to Optimum Efficient DEA – VRS (Sumber: DEAFrontier)

5. Hasil Pengujian Normalitas Data

6. Hasil Pengujian Kruskal Wallis

Page 117: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

99

Lampiran 1 : Data Sekunder Sebelum di Olah

Indonesia (dalam Jutaan Rupiah)

Bank Tahun PM PL IF BTK DPK AT

BSM 2013 48,669,398 1,193,419 1,373,650 1,192,403 56,474,678 787,871

BSM 2014 46,576,875 1,002,553 1,722,438 1,359,776 59,851,848 725,405

BSM 2015 48,486,706 938,859 7,575,001 1,370,215 62,146,802 1,124,136

BSM 2016 52,837,460 860,071 6,435,380 1,485,175 69,999,843 973,273

BSM 2017 57,977,439 943,252 10,235,644 1,599,262 77,966,205 881,504

BMI 2013 40,922,616 441,960 3,601,092 754,059 46,952,819 868,255

BMI 2014 41,613,619 313,515 4,922,225 858,067 55,048,109 2,297,070

BMI 2015 38,825,318 311,894 4,504,594 924,521 50,372,870 2,394,218

BMI 2016 38,370,896 324,813 3,831,312 880,812 48,332,326 2,638,165

BMI 2017 39,964,561 476,126 3,820,522 802,493 52,587,640 2,653,439

Malaysia (dalam Jutaan Ringgit)

Bank Tahun PM PL IF BTK DPK AT

Maybank 2013 86,136 287 8,935 33 116,389 8,770

Maybank 2014 107,729 247 9,247 40 126,169 2,525

Maybank 2015 130,166 321 9,328 40 127,131 3,674

Maybank 2016 148,523 301 8,720 41 136,946 4,507

Maybank 2017 162,073 255 9,882 41 158,136 6,691

CIMB 2013 35,073 2,277 1,890 84 38,467 283

CIMB 2014 36,300 2,249 2,645 72 41,328 101

CIMB 2015 40,325 2,464 3,591 72 44,248 17

CIMB 2016 47,173 2,705 4,956 34 52,754 883

CIMB 2017 57,551 3,247 6,656 31 64,910 604

Brunei Darussalam (dalam Jutaan Dollar Brunei)

Bank Tahun PM PL IF BTK DPK AT

BIBD 2013 2,262 44 758 44 4,369 32

BIBD 2014 2,815 108 847 48 5,405 31

BIBD 2015 2,426 195 668 50 5,243 47

BIBD 2016 2,603 69 874 54 7,115 48

BIBD 2017 2,639 114 1,242 60 7,435 50

Page 118: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

100

Filipina (dalam Jutaan Peso)

Bank Tahun PM PL IF BTK DPK AT

AL Amanah 2013 215,690 9,397 1,160 37,971 244,466 10,686

AL Amanah 2014 185,503 29,475 1,151 36,741 294,071 9,383

AL Amanah 2015 189,158 31,070 1,151 40,301 402,290 6,965

AL Amanah 2016 179,878 27,490 2,751 41,867 304,622 6,440

AL Amanah 2017 201,923 27,108 2,751 45,968 463,486 4,906

Thailand (dalam Jutaan Baht)

Bank Tahun PM PL IF BTK DPK AT

IB Thailand 2013 108,257 59 12,774 1,335 99,894 1,183

IB Thailand 2014 110,314 30 10,805 1,040 111,855 1,193

IB Thailand 2015 98,721 29 9,595 980 99,530 1,088

IB Thailand 2016 91,944 40 11,813 696 93,498 797

IB Thailand 2017 42,856 59 3,880 663 85,240 475

Page 119: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

101

A. Bank Syariah Mandiri

B. Bank Muamalat Indonesia

Inputs Outputs

Biaya TK Pendapatan Operasional Lainnya

DPK Total Pembiayaan

Aset Tetap Investasi Financial

Input-Oriented

CRS Sum of Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 BSM2013 1.00000 1.000 Constant 1.000 BSM2013

2 BSM2014 1.00000 1.000 Constant 1.000 BSM2014

3 BSM2015 1.00000 1.000 Constant 1.000 BSM2015

4 BSM2016 0.95624 1.016Decreasing 0.362 BSM2013 0.284 BSM2015 0.370 BSM2017

5 BSM2017 1.00000 1.000 Constant 1.000 BSM2017

Input-Oriented

CRS Sum of Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 BMI2013 1.00000 1.000 Constant 1.000 BMI2013

2 BMI2014 1.00000 1.000 Constant 1.000 BMI2014

3 BMI2015 1.00000 1.000 Constant 1.000 BMI2015

4 BMI2016 0.96127 0.959Increasing 0.541 BMI2013 0.418 BMI2015 0.370 BSM2017

5 BMI2017 1.00000 1.000 Constant 1.000 BMI2017

Lampiran 2 : Hasil Efisiensi DEA Asumsi CRS

Page 120: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

102

C. Maybank Islamic Behad

D. CIMB Islamic Berhad

E. Bank Islam Brunei Darussalam

Input-Oriented

CRS Sum of Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 MayBank2013 1.00000 1.000 Constant 1.000 MayBank2013

2 MayBank2014 1.00000 1.000 Constant 1.000 MayBank2014

3 MayBank2015 1.00000 1.000 Constant 1.000 MayBank2015

4 MayBank2016 1.00000 1.000 Constant 1.000 MayBank2016

5 MayBank2017 1.00000 1.000 Constant 1.000 MayBank2017

Input-Oriented

CRS Sum of Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 CIMB2013 1.00000 1.000 Constant 1.000 CIMB2013

2 CIMB2014 1.00000 1.000 Constant 1.000 CIMB2014

3 CIMB2015 1.00000 1.000 Constant 1.000 CIMB2015

4 CIMB2016 1.00000 1.000 Constant 1.000 CIMB2016

5 CIMB2017 1.00000 1.000 Constant 1.000 CIMB2017

Input-Oriented

CRS Sum of Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 BIBD2013 1.00000 1.000 Constant 1.000 BIBD2013

2 BIBD2014 1.00000 1.000 Constant 1.000 BIBD2014

3 BIBD2015 1.00000 1.000 Constant 1.000 BIBD2015

4 BIBD2016 0.86897 0.937 Increasing 0.734 BIBD2014 0.203BIBD2017

5 BIBD2017 1.00000 1.000 Constant 1.000 BIBD2017

Page 121: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

103

F. Al Amanah IB

G. IB Thailand

Input-Oriented

CRS Sum of Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 AlAmanah2013 1.00000 1.000 Constant 1.000 AlAmanah2013

2 AlAmanah2014 1.00000 1.000 Constant 1.000 AlAmanah2014

3 AlAmanah2015 1.00000 1.000 Constant 1.000 AlAmanah2015

4 AlAmanah2016 1.00000 1.000 Constant 1.000 AlAmanah2016

5 AlAmanah2017 1.00000 1.000 Constant 1.000 AlAmanah2017

Input-Oriented

CRS Sum of Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 IBThailand2013 1.00000 1.000 Constant 1.000IBThailand2013

2 IBThailand2014 0.97184 1.139 Decreasing 0.341IBThailand2013 0.799IBThailand2016

3 IBThailand2015 0.96855 1.004 Decreasing 0.391IBThailand2013 0.613IBThailand2016

4 IBThailand2016 1.00000 1.000 Constant 1.000IBThailand2016

5 IBThailand2017 1.00000 1.000 Constant 1.000IBThailand2017

Page 122: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

104

A. Bank Syariah Mandiri

B. Bank Muamalat Indonesia

Input-Oriented

VRS Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency with Benchmarks

1 BMI2013 1.00000 1.000 BMI2013

2 BMI2014 1.00000 1.000 BMI2014

3 BMI2015 1.00000 1.000 BMI2015

4 BMI2016 0.98949 0.745 BMI2013 0.255 BMI2015

5 BMI2017 1.00000 1.000 BMI2017

Inputs Outputs

Biaya TK Pendapatan Operasional Lainnya

DPK Total Pembiayaan

Aset Tetap Investasi Financial

Input-Oriented

VRS Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency with Benchmarks

1 BSM2013 1.00000 1.000 BSM2013

2 BSM2014 1.00000 1.000 BSM2014

3 BSM2015 1.00000 1.000 BSM2015

4 BSM2016 0.95920 0.377 BSM2013 0.172 BSM2015 0.451 BSM2017

5 BSM2017 1.00000 1.000 BSM2017

Lampiran 3 : Hasil Efisiensi DEA Asumsi VRS

Page 123: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

105

C. Maybank Islamic Berhad

D. CIMB Islamic Berhad

E. Bank Islam Brunei Darussalam

Input-Oriented

VRS Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency with Benchmarks

1 MayBank2013 1.00000 1.000 MayBank2013

2 MayBank2014 1.00000 1.000 MayBank2014

3 MayBank2015 1.00000 1.000 MayBank2015

4 MayBank2016 1.00000 1.000 MayBank2016

5 MayBank2017 1.00000 1.000 MayBank2017

Input-Oriented

VRS Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency with Benchmarks

1 CIMB2013 1.00000 1.000 CIMB2013

2 CIMB2014 1.00000 1.000 CIMB2014

3 CIMB2015 1.00000 1.000 CIMB2015

4 CIMB2016 1.00000 1.000 CIMB2016

5 CIMB2017 1.00000 1.000 CIMB2017

Input-Oriented

VRS Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency with Benchmarks

1 BIBD2013 1.00000 1.000 BIBD2013

2 BIBD2014 1.00000 1.000 BIBD2014

3 BIBD2015 1.00000 1.000 BIBD2015

4 BIBD2016 0.88852 0.338 BIBD2013 0.517 BIBD2014 0.145 BIBD2017

5 BIBD2017 1.00000 1.000 BIBD2017

Page 124: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

106

F. Al Amanah Islamic Bank

G. Islamic Bank of Thailand

Input-Oriented

VRS Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency with Benchmarks

1 AlAmanah2013 1.00000 1.000 AlAmanah2013

2 AlAmanah2014 1.00000 1.000 AlAmanah2014

3 AlAmanah2015 1.00000 1.000 AlAmanah2015

4 AlAmanah2016 1.00000 1.000 AlAmanah2016

5 AlAmanah2017 1.00000 1.000 AlAmanah2017

Input-Oriented

VRS Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency with Benchmarks

1 IBThailand2013 1.00000 1.000 IBThailand2013

2 IBThailand2014 1.00000 1.000 IBThailand2014

3 IBThailand2015 0.96951 0.381 IBThailand2013 0.031 IBThailand2014 0.588 IBThailand2016

4 IBThailand2016 1.00000 1.000 IBThailand2016

5 IBThailand2017 1.00000 1.000 IBThailand2017

Page 125: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

107

Lampiran 4 : Target to Optimum Efficient DEA asumsi VRS

A. Bank Syariah Mandiri

B. Bank Muamalat Indonesia

C. Maybank Islamic Berhad

Input-Oriented

VRS Model Target

Efficient Input Target Efficient Output Target

DMU No. DMU Name Biaya TK DPK Aset Tetap Pendapatan Operasional LainnyaTotal Pembiayaan Investasi Financial

1 BSM2013 1,192,402,774 56,474,678,066 787,871,084 48,669,398,189 1,193,418,733 1,373,649,604

2 BSM2014 1,359,776,221 59,851,848,105 725,404,520 46,576,875,053 1,002,552,855 1,722,438,073

3 BSM2015 1,370,214,647 62,146,802,159 1,124,136,356 48,486,705,626 938,859,244 7,575,000,735

4 BSM2016 1,406,456,385 67,143,554,064 887,786,021 52,837,460,058 1,036,895,433 6,435,379,918

5 BSM2017 1,599,262,000 77,966,205,000 881,504,000 57,977,439,000 943,252,000 10,235,644,000

Efficient Input Target Efficient Output Target

DMU No. DMU Name Biaya TK DPK Aset Tetap Pendapatan Operasional LainnyaTotal Pembiayaan Investasi Financial

1 BMI2013 754,058,623 46,952,819,494 868,254,573 441,960,363 40,922,616,337 3,601,092,103

2 BMI2014 858,067,414 55,048,109,428 2,297,070,118 313,514,925 41,613,618,814 4,922,225,165

3 BMI2015 924,521,476 50,372,869,934 2,394,218,133 311,893,892 38,825,318,016 4,504,593,754

4 BMI2016 857,371,077 47,824,276,344 2,321,274,973 336,942,420 38,370,896,244 3,831,311,720

5 BMI2017 802,492,698 52,587,640,199 2,653,438,931 476,126,287 39,964,560,634 3,820,521,866

Efficient Input Target Efficient Output Target

DMU No. DMU Name Biaya TK DPK Aset Tetap Pendapatan Operasional LainnyaTotal Pembiayaan Investasi Financial

1 MayBank2013 32,929 116,388,914 8,770,145 286,572 86,135,734 8,935,209

2 MayBank2014 40,125 126,168,730 2,524,593 247,273 107,729,239 9,247,496

3 MayBank2015 39,545 127,130,788 3,673,991 320,681 130,166,349 9,327,813

4 MayBank2016 40,880 136,946,498 4,506,551 300,509 148,523,310 8,719,654

5 MayBank2017 40,779 158,135,581 6,690,982 254,683 162,072,685 9,882,004

Page 126: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

108

D. CIMB Islamic Berhad

E. Bank Islam Brunei Darussalam

F. Al Amanah Islamic Bank

Efficient Input Target Efficient Output Target

DMU No. DMU Name Biaya TK DPK Aset Tetap Pendapatan Operasional LainnyaTotal PembiayaanInvestasi Financial

1 CIMB2013 84,398 38,466,874 283,094 2,277,266 35,072,564 1,890,303

2 CIMB2014 72,306 41,328,044 101,374 2,249,260 36,299,580 2,644,934

3 CIMB2015 72,161 44,247,880 169,780 2,463,760 40,325,440 3,590,590

4 CIMB2016 34,108 52,754,396 883,378 2,704,520 47,172,873 4,955,682

5 CIMB2017 30,820 64,910,083 604,089 3,246,986 57,551,408 6,655,997

Efficient Input Target Efficient Output Target

DMU No. DMU Name Biaya TK DPK Aset Tetap Pendapatan Operasional LainnyaTotal PembiayaanInvestasi Financial

1 BIBD2013 44,096 4,369,163 32,097 44,430 2,262,151 757,802

2 BIBD2014 47,780 5,404,718 31,353 108,475 2,815,031 847,133

3 BIBD2015 50,016 5,242,793 46,641 195,128 2,425,531 667,510

4 BIBD2016 48,256 5,348,246 34,359 87,567 2,602,613 874,068

5 BIBD2017 59,677 7,434,748 50,392 113,659 2,639,100 1,242,084

Efficient Input Target Efficient Output Target

DMU No. DMU Name Biaya TK DPK Aset Tetap Pendapatan Operasional LainnyaTotal PembiayaanInvestasi Financial

1 AlAmanah2013 37,971,063 244,466,100 10,685,532 9,396,830 215,690,312 1,160,150

2 AlAmanah2014 36,741,455 294,070,770 9,382,742 29,474,780 185,502,746 1,150,500

3 AlAmanah2015 40,300,710 402,290,169 6,965,485 31,069,855 189,158,090 1,150,500

4 AlAmanah2016 41,867,017 304,622,249 6,440,300 27,490,254 179,878,102 2,750,500

5 AlAmanah2017 45,968,408 463,486,027 4,906,199 27,107,709 201,923,201 2,750,500

Page 127: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

109

G. Islamic Bank of Thailand

Efficient Input Target Efficient Output Target

DMU No. DMU Name Biaya TK DPK Aset Tetap Pendapatan Operasional LainnyaTotal PembiayaanInvestasi Financial

1 IBThailand2013 1,334,927 99,893,739 1,182,921 58,544 108,257,223 12,774,131

2 IBThailand2014 1,040,306 111,855,445 1,192,586 30,335 110,314,177 10,804,952

3 IBThailand2015 950,192 96,495,359 955,926 46,909 98,720,637 12,148,772

4 IBThailand2016 696,371 93,498,081 796,656 40,234 91,943,692 11,813,488

5 IBThailand2017 663,411 85,239,586 474,686 58,544 42,856,381 3,880,051

Page 128: PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49315...ii PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM DI ASIA TENGGARA DENGAN METODE DATA

110

Lampiran 5 : Hasil Pengujian Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Efisiensi

N 35

Normal Parametersa,b Mean .9945

Std. Deviation .02034

Most Extreme Differences Absolute .493

Positive .393

Negative -.493

Test Statistic .493

Asymp. Sig. (2-tailed) .000c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Lampiran 6 : Hasil Pengujian beda Kruskal Wallis

Test Statisticsa,b

Efisiensi

Kruskal-Wallis H 3.306

df 6

Asymp. Sig. .770

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: BS

Test Statisticsa,b

Efisiensi_

2013

Efisiensi_

2014

Efisiensi_

2015

Efisiensi_

2016

Efisiensi_

2017

Kruskal-Wallis H .000 .000 6.000 6.000 .000

df 6 6 6 6 6

Asymp. Sig. 1.000 1.000 .423 .423 1.000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Bank_Syariah