25
i PERBEDAAN LEISURE INVOLVEMENT PADA REMAJA PECINTA KOREAN WAVE DITINJAU DARI JENIS KELAMIN OLEH MALINDA ARMA NUGRAHENI 80 2010 067 TUGAS AKHIR Ditujukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Mememenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Progam Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

i

PERBEDAAN LEISURE INVOLVEMENT PADA REMAJA PECINTA

KOREAN WAVE DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

OLEH

MALINDA ARMA NUGRAHENI

80 2010 067

TUGAS AKHIR

Ditujukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Mememenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Progam Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi
Page 3: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi
Page 4: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

ii

Page 5: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

iii

Page 6: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

iv

Page 7: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

v

PERBEDAAN LEISURE INVOLVEMENT PADA REMAJA PECINTA

KOREAN WAVE DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

Malinda Arma Nugraheni

Jusuf Tjahjo P.

Progam Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 8: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

vi

ABSTRAK

Korean Wave menjadi salah satu contoh fenomena global. Korean Wave atau Hallyu adalah

kata yang diberikan untuk penyebaran kultur pop Korea diseluruh dunia, seperti di Indonesia,

yang telah menghipnotis ribuan orang terutama remaja. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui Leisure Involvement pada remaja laki-laki dan perempuan. Leisure Involvement

adalah tingkat motivasi, arousal, atau ketertarikan terhadap sebuah aktivitas rekreasi atau

suatu produk, dalam hal ini selebriti dijadikan sebagai objek Leisure Involvement bagi para

penggemarnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan subjek 31 untuk laki-

laki dan 31 untuk perempuan. Hasil penelitian mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara

remaja laki-laki dan perempuan dengan skor hasil uji t -5.891 dengan signifikansi 0,000 ( p <

0,05). Skor per aspek menjelaskan bahwa skor perempuan lebih tinggi daripada laki-laki

terutama pada aspek Attraction dengan skor 4,339. Pada aspek Centrally dan Self-Expression,

kedua grup memiliki urutan yang sama meski skor subjek perempuan lebih tinggi dibanding

laki-laki dengan skor 3,605 untuk Centrally dan 3,694 untuk Self-Expression.

Keyword : Leisure Involvement, Remaja, Korean Wave, Hallyu

i

Page 9: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

vii

ABSTRACT

Korean Wave fever became one of globalization phenomenon. Korean Wave or hallyu was

the term given for the spread of Korean Pop culture globally over the world, such as in

Indonesia, which has been hypnotized thousand of humans especially teenager. The purpose

of this study was to know about Leisure Involvement in boys and girls. Leisure Involvement is

state of motivation, arousal or interest toward a recreational activity or associated product,

in this study celebrity is become an object of Leisure Involvement for their fans. This research

was a quantitative study with 31 subject for boys and 31 girls. Result of this study said that

there’s difference between girls and boys with score of Independent t-Test -5.891 with

significance 0,000 ( p < 0,05). Score per aspect explain that score for girls is higher than

boys particularly Attraction aspect with 4,339. For other aspect Centrally and Self-

Expression both have same level even score for girl higher than boys with 3,605 for Centrally

and 3,694 for Self-Expression.

Keyword : Leisure Involvement, Teenagers, Korean Wave, Hallyu

ii

Page 10: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

1

PENDAHULUAN

Saat ini Korea Selatan berhasil menyebarkan produk budayanya ke dunia internasional

dalam kurun waktu yang singkat. Berbagai produk budaya seperti musik, film, drama,

fashion, gaya hidup dan produk-produk lainnya berhasil masuk ke berbagai belahan dunia

dan mewarnai kehidupan masyarakatnya. Meningkatnya popularitas budaya Korea atau

Korean Hallyu di dunia internasional banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat di

banyak belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Fenomena ‘Korean Wave’ atau ’Hallyu’ yang

saat ini sedang melanda Indonesia banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat khususnya

kawula muda atau remaja. (Wijayanti dalam Pertiwi, 2013).

Budaya Korea yang berkembang begitu pesatnya dan diterima oleh penjuru dunia

menghasilkan sebuah fenomena yang disebut “Korean Hallyu” atau “Korean Wave”.

Dipertengahan tahun 1999, kata “Hallyu” diperkenalkan oleh media masa China untuk

pertama kalinya dan telah digunakan untuk mengindikasikan pertambahan ketertarikan pada

kultur populer Korea di beberapa negara Asia (Lee and Scott, 2008). Menurut Jang & Paik

(dalam Pertiwi, 2013), Korean Wave merupakan gelombang kebudayaan Korea yang

merupakan gabungan dari tradisional kebudayaan Korea dan budaya barat, dalam bahasa

Korea disebut “Hallyu”. Korean Wave berkisar dari drama televisi, film, musik populer (K-

Pop), tarian, video game, makanan, fashion, pariwisata, dan bahasa (Hangul). Fenomena ini

diikuti dengan banyaknya perhatian terhadap produk Korea Selatan, seperti misalnya

masakan, barang elektronik, musik dan film. Di Indonesia saat ini, fenomena gelombang

Korea melanda generasi muda Indonesia yang umumnya menyenangi drama dan musik

Korea (Nastiti, 2010).

Tingginya minat dan ketertarikan pada artis Korea dan segala produk budayanya, para

penggemar budaya pop Korea ini secara tak langsung akan mempelajari budaya-budaya

Page 11: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

2

Korea lainnya, seperti bahasa percakapan yang sederhana (seperti terima kasih, halo, dan

lain-lain), makanan-makanan khas Korea, baju tradisional Korea, acara kebudayaan di Korea.

Ketertarikan terhadap budaya pop Korea yang begitu besar telah menjadikan para

penggemarnya tidak hanya menikmati produk-produk budaya Korea, seperti lagu, film, dan

drama, tetapi juga menginginkan informasi lengkap seputar kegiatan artis dan segala macam

aspek kehidupan artis tersebut. Hal tersebut juga menunjukkan fenomena nyata bahwa

budaya pop Korea telah menciptakan suatu komunitas tertentu bagi para penggemarnya

(Nastiti, 2010).

Berdasarkan hasil wawancara dengan YS pada tanggal 10 Juli 2014 mengatakan bahwa

subjek sudah menyukai hal-hal yang berbau Korea sejak awal 2010. Meski subjek tidak

memiliki pernak-pernik tokoh idolanya, tapi subjek memiliki dan mengetahui hampir semua

hal yang berbau dengan idol disana. Subjek juga mengoleksi banyak video baik Music Video,

acara Variety dan Reality Show Korea Selatan, konser idol, drama, film, lagu-lagu lama

sampai yang terbaru dan juga gambar-gambar idol Korea Selatan di laptopnya. Subjek

mengaku menyukai hal-hal berbau K-Pop (Korean Pop) karena subjek menyukai tarian dan

K-Pop memiliki genre-nya musik performance yang membuat subjek suka, selain itu juga

karena musik mereka beda dari yang lain dan enak didengar, secara objektif mereka tampan

dan cantik sehingga enak dilihat dan tidak membosankan, dan juga mereka punya kualitas

yang bagus dari segi menyanyi, dance, dan lain-lain.

Menurut Storey (dalam Puspitasari dan Hermawan, 2013), konsumsi suatu budaya

populer akan selalu memunculkan adanya kelompok penggemar, bahwa penggemar adalah

bagian paling tampak dari konsumsi suatu aktivitas atau produk. Sementara Jenkins (2006)

memandang aktivitas yang dilakukan penggemar adalah sebuah pengembangan tindakan

pencarian informasi yang bersangkutan dengan suatu aktivitas atau produk. Penggemar

digambarkan oleh Jenkins sebagai individu yang melakukan sebuah pencarian informasi atas

Page 12: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

3

suatu produk budaya dimana pencarian itu adalah sebuah tindakan bebas yang melibatkan

intelektual dan emosinya. Manusia memiliki hasrat untuk mencari dan memaknai budaya

dalam rangka membentuk identitas dirinya dan penggemar adalah orang-orang yang menarik

suatu produk budaya agar bisa dimilikinya lalu menggabungkannya pada kehidupan mereka.

Bagi kebanyakan orang, fandom Kpop dikenal dengan stereotip yang melekat dengan

diri fans atau penggemarnya. Fans Kpop dianggap selalu bersikap berlebihan, gila, histeris,

obsesif, adiktif, dan konsumtif ketika mereka sangat gemar menghambur-hamburkan uang

utuk membeli merchandise idola maupun mengejar idola hingga ke belahan dunia manapun.

Stereotip tersebut salah satunya dapat dilihat di dunia maya. Mereka secara terang-terangan

dapat menyatakan rasa cinta kepada idola dengan menggunakan fungsi mention pada Twitter

dan ditujukan langsung ke akun Twitter sang idola. Melalui dunia maya, mereka dapat

dengan bebas mengungkapkan dan mencurahkan isi hati mereka kepada sesama fans K-pop

dengan posting pada blog maupun forum (Nastiti, 2010).

Fans Kpop juga dikenal selalu loyal terhadap idolanya. Mereka tak segan-segan untuk

mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membeli segala macam pernak-pernik tentang

idolanya. Mereka juga tidak sayang untuk mengeluarkan kocek yang besar untuk membeli

hingga sepuluh CD album, saat idolanya merilis album baru, agar idola mereka dapat

memenangkan penghargaan di berbagai ajang penghargaan musik. Merchandise sendiri

terkadang memiliki harga yang tidak masuk akal bagi kebanyakan orang, terutama di luar

fandom Kpop. Seperti contohnya aktor Park Shi Hoo dihadiahi mobil buatan Inggris, Jaguar.

Mobil tersebut seharga 150 juta won Korea. Selain jaguar, Park Shi Hoo juga dihadiahi

perangkat home theater di rumahnya. Home theater itu seharga 10 juta won Korea. Fans juga

memberi satu truk berisi makanan untuk staf produksi film yang dibintangi Park Shi Hoo.

Bukan hanya Park Shi Hoo, Jessica SNSD pernah mendapat hadiah ulang tahun dari fans

berupa kalung mutiara bersertifikat, kamera digital SLR, tas bermerek, hingga keyboard.

Page 13: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

4

Seungri Big Bang pernah dihadiahi 8 ribu USD atau sekitar Rp 80 juta. Sementara Leuteuk

Super Junior pernah diberi microphone dari emas pada tahun 2010 lalu. Aktor yang baru

selesai wajib militer, Hyun Bin, pernah mendapat hadiah seharga 32 ribu USD atau sekitar

Rp 320 juta berupa alat pencukur kumis. Alat ini bukan alat biasa, karena dihiasi 150 butir

berlian (Tartila, -).

Beberapa fans yang sangat fanatik (dalam bahasa Korea disebut ‘Sasaeng Fans’)

bahkan melakukan hal yang lebih ekstrim seperti mengikuti idola mereka 24 jam selama 7

hari, bahkan beberapa putus sekolah. Biasanya mereka mengikuti mereka saat makan, konser,

syuting, bahkan masuk kedalam asrama dimana mereka tinggal. Beberapa artis bahkan

mempertaruhkan nyawa mereka untuk menghindari fans fanatik ini.

Sedangkan Abercrombie dan Longhurst (dalam Lee & Scott, 2008) menjelaskan bahwa

penggemar dari media masa merupakan orang-orang yang melekat dengan beberapa program

atau artis dalam konteks penggunaan media masa secara aktif. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat keterlibatan selebriti yang kuat dalam kehidupan penggemar. Havitz dan Dimanche

(dalam Lee & Scott, 2008) turut menambahkan bahwa konsep Leisure Involvement

merupakan tingkat motivasi, arousal, atau ketertarikan terhadap sebuah aktivitas rekreasi atau

suatu produk, dengan kata lain bahwa seorang selebriti dapat turut menjadi objek dari Leisure

Involvement bagi penggemarnya, dalam hal ini selebriti Korean Wave (Hallyu Stars).

Penggemar selebriti tidak hanya mencurahkan waktu dan uang mereka untuk melakukan

aktivitas yang berhubungan dengan selebriti yang mereka sukai (seperti menonton film atau

program TV dengan selebriti yang mereka sukai ada didalamnya, atau membeli produk yang

juga dipakai oleh selebriti.), tapi juga secara emosional terikat dengan selebriti itu.

Penelitian empirik sebelumnya sudah mengindikasikan bahwa leisure involvement dan

leisure benefits (hasil yang mengubah kualitas dan kuantitas hidup seseorang) memiliki

Page 14: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

5

korelasi positif yang signifikan terhadap kebahagiaan (Reich & Zautra dalam Chen et al.,

2013). Penelitan yang diteliti Chen, Cheng dan Lin (2013) menjelaskan bahwa hubungan

antara Leisure Involvement dan Leisure Benefits mencapai nilai signifikan. Semakin besar

Leisure Involvement maka semakin tinggi pula Leisure Benefits; keduanya berbagi hubungan

yang positif. Hasil analisa korelasi mengindikasikan bahwa faktor Leisure Involvement yaitu

Attraction secara positif berhubungan dengan faktor Leisure Benefits yaitu psychology

benefits (keuntungan yang diterima dalam psikologis seseorang) dan faktor kebahagiaan yaitu

the interpersonal communication. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya (Lu &

Argyle; Tinsley & Tinsley; Fun; Kujala et al., ; Currier dalam Chen et al., 2013) yang

menyatakan bahwa Leisure Involvement memiliki efek positif termasuk relaksasi, stres,

kecemasan, kepercayaan diri, hubungan interpersonal yang baik dan pencapaian diri.

Dalam penelitian Soojin Lee dan David Scoot menggunakan skala Leisure Involvement

untuk menghitung Celebrity Fan Involvement. Hasil penelitian mengatakan bahwa adanya

hubungan positif antara Celebrity Involvement dengan destination familiarity dan visitation

intentions. Banyak hubungan yang positif antara Celebrity Involvement dengan beberapa

perception destination, seperti intention to visit, familiarity. Ada pula efek tidak langsung

dari Celebrity Involvement dengan affective image, cognitive image, dan intention to visit.

Satu hal yang nyata dan menarik dalam masyarakat adalah leisure involvement laki-laki

dan perempuan berbeda (Gentry & Doering, Gurber, Bishop & Witt, Ragheb dalam White &

Gruber, 1985). Perbedaan gender ini mungkin dihubungkan dengan kepribadian (Kleiber &

Hemmer dalam White & Gruber, 1985). Secara umum, studi tentang pola leisure-need

(kebutuhan) telah menunjukkan bahwa partisipan dengan macam-macam aktivitas terkait

dengan kebutuhan untuk memenuhi kemampuan dari kegiatan ini (Becker, Tinsley, Barrett,

& Kass, dalam White & Gruber, 1985). Meskipun involvement telah muncul sebagai konsep

penting dalam memahami leisure behavior (perilaku), sifat gender dalam involvement telah

Page 15: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

6

menerima sedikit perhatian (Wiley et al., 2000). Dalam penelitian yang dilakukan Wiley,

Shaw, dan Havitz (2000) yang menguji perbedaan Leisure Involvement laki-laki dan

perempuan dalam bidang olahraga. Ditemukan hasil bahwa perempuan memiliki skor

attraction yang tinggi, pemain skaters wanita menunjukkan tingginya skor self-expression,

dan pemain hokey wanita memiliki skor tinggi dalam attraction dalam semua bidang

olahraga. Hal ini menyatakan bahwa Leisure Involvement dipengaruhi oleh ideologi sosial

tentang kelayakan gender dalam beraktivitas, sebaik ketertarikan individu dan pilihannya.

Gruber (1980) menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki Leisure

Involvement yang sama, yang membedakan adalah aktivitas yang tercantum dalam

penelitiannya. Laki-laki memilih aktivitas yang lebih maskulin dan perempuan memilih

aktivitas yang lebih feminim.

Fakta adanya perbedaan laki-laki dan perempuan dalam mengekspresikan berbagai hal

sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi yang penting tergantung dari jenis

aktivitas dan pengalaman yang laki-laki atau perempuan cari dalam hidup mereka (White &

Gruber, 1985). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan Leisure

Involvement pada laki-laki dan perempuan pecinta Korean Wave dimana saat ini sedang

maraknya fenomena mengenarik Korean Wave.

Leisure Involvement

Leisure Involvement diartikan sebagai tingkat dari hubungan kognitif antara diri sendiri

dan objek stimulus (Kyle, Absher, Norman, Hammitt, & Jodice dalam Tsai, 2014).

Berdasarkan Havitz dan Dimanche (dalam Huang, 2013), Leisure Involvement diartikan

sebagai tingkat motivasi, arousal, atau ketertarikan terhadap suatu aktivitas rekreasi atau

suatu produk, yang artinya seorang selebriti bisa menjadi objek dari ‘Leisure Involvement’

bagi penggemarnya (dalam Lee & Scott, 2008).

Page 16: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

7

McIntyre and Pigram (dalam Lee & Scott, 2008) mengembangkan Involvement Profile

(IP) milik Laurent and Kepferer (1985) untuk membuat tiga dimensi Leisure Involvement,

yaitu sebagai berikut :

1. Ketertarikan (Attraction) yaitu merasa penting atau tertarik dalam sebuah aktivitas atau

sebuah produk dan nilai kesenangan atau nilai hedonic yang diperoleh dari partisipan

(Lee and Scott, 2008). Attraction adalah komponen dari involvement yang mengukur

seberapa penting dan menyenangkannya suatu aktivitas rekreasi (Tsai, 2014).

2. Centrality meliputi konteks sosial, seperti teman dan keluarga yang berpartisipasi

dalam aktivitas itu, dan peranan pokok dari aktivitas dalam konteks kehidupan individu

(Lee and Scott, 2008). Centrality merupakan komponen yang mengukur pilihan gaya

hidup yang mengikat mereka dengan suatu aktivitas (Tsai, 2014).

3. Ekspresi-diri (Self-Expression) diartikan sebagai gambaran diri atau kesan yang ingin

ditunjukkan oleh individu pada orang lain dengan kata lain mengekspresikan gambaran

hasrat mereka (Kyle et al., 2004). Self-Expression sama seperti tanda atau simbol atau

gambaran diri bahwa orang ingin menyampaikan kepada yang lain melalui partisipasi

mereka dalam suatu kegiatan atau produk yang mereka gunakan (Chen et al., 2013).

METODE

Partisipan

Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki dan perempuan

pecinta Korean Wave berusia 12-22 tahun (Sarwono, 1997) dengan jumlah sampel masing-

masing 31 orang dengan kriteria remaja yang suka dengan hal-hal tentang Korea seperti lagu

Korea, drama, animasi, buku, budaya, bahasa, dan lain-lain. Jenis pengambilan sampel

menggunakan jenis snowball sampling. Dalam jenis ini, sampel diperoleh didapat dari

Page 17: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

8

sejumlah responden yang kemudian mereka mengajak teman yang memiliki kriteria tersebut

untuk dijadikan sampel.

Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala (kuisioner) yang

diberikan langsung kepada partisipan, yaitu skala leisure involvement dengan jumlah

pernyataan sebanyak 14 pernyataan.

Skala leisure involvement dengan tiga dimensi dari McIntyre and Pigram (1992 dalam

Kyle et al., 2004) digunakan untuk mengukur keterlibatan penggemar Korean Wave dalam

penelitian ini, yaitu Attraction (Saya tertarik dengan hal yang berhubungan dengan Korean

Wave), Self-Expression (Kegiatan yang berhubungan dengan Korean Wave menunjukkan

banyak hal tentang siapa saya), Centrality (Korean Wave memiliki peranan penting dalam

hidup saya). Skala ini menggunakan 5-point Likert-type scale (1= strongly disagree to 5=

strongly agree).

HASIL

Uji Reliabilitas

Berdasarkan seleksi item pada skala Leisure Involvement didapat 14 item yang

digunakan dalam pengolahan data. Besarnya koefisien korelasi aitem-total bergerak dari skor

0,603 sampai 0,874. Dalam penelitian ini standar untuk diskriminasi item adalah sebesar 0,30

menurut Azwar (2015). Setelah dilakukan penghitungan menggunakan SPSS tidak ada aitem

yang gugur dan hasilnya didapatkan 14 item memenuhi standar diskriminasi item yang

digunakan. Dan untuk reliabilitas alat ukur ini adalah sebesar 0,754 > 0,5. Yang berarti

bahwa alat ukur ini memiliki reliabilitas yang tinggi.

Page 18: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

9

Uji Normalitas

Untuk uji normalitas sebaran skor digunakan uji Kolmogorof Smirnov. Dari hasil uji

yang menggunakan Kolmogorof smirnov pada laki-laki diketahui dari nilai koefisien korelasi

(r) sebesar 0.106 dengan nilai signifikansi sebesar 0.200 ( p > 0,05 ). Hal ini menunjukan

bahwa distribusi pada partisipan pria adalah normal.

Selanjutnya hasil uji normalitas pada wanita memiliki nilai statistik sebesar 0.114

dengan nilai signifikansi sebesar 0.200 (p > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa distribusi pada

partisipan wanita adalah normal.

Tabel 1

Uji Normalitas

Tests of Normality

sex

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Leisure

Involvement

laki-laki .106 31 .200* .952 31 .177

perempuan .114 31 .200* .986 31 .942

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Homogenitas

Untuk uji homogenitas diketahui nilai Levene Statistic pada Based on Mean adalah

16,984. Dari hasil uji ini juga didapatkan nilai signifikansi 0.000 (p < 0,05). Hal ini

menunjukan bahwa distribusi skor pada penelitian ini tidak homogen.

Page 19: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

10

Tabel 2

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Leisure

Involvement

Based on Mean 16.984 1 60 .000

Based on Median 14.227 1 60 .000

Based on Median and with

adjusted df 14.227 1 45.713 .000

Based on trimmed mean 17.034 1 60 .000

ANALISA DESKRIPTIF

Variabel leisure involvement memiliki skala yang berisi 14 aitem dengan nilai

berjenjang antara nilai 1 hingga nilai 5.

Tabel 3

Kategori Skor Skala Leisure Involvement

No Interval Kategori Frekuensi

Laki-laki % Mean

Frekuensi

Perempuan % Mean

1 56 ≤ x ≤ 70 Sangat

Tinggi 5 16,1 %

39,58

14 45,1%

55,23 2 42 ≤ x < 56 Tinggi 9 29,03 % 16 51,6 %

3 28 ≤ x < 42 Rendah 11 35,4 % 1 3,2 %

4 14 ≤ x < 28 Sangat

Rendah 6 19,3 % 0 0 %

Page 20: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

11

Hasil dari data yang diperoleh rata-rata untuk laki-laki adalah 39,58. Sedangkan rata-

rata yang diperoleh untuk perempuan adalah 55,22. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan

memiliki rata-rata leisure involvement yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Jika

dilihat dari kategori tinggi, perempuan memiliki nilai presentase sebanyak 51,6 % lebih tinggi

dari pada laki-laki yang hanya memiliki nilai 29,03 %.

Mean dan Standar Deviasi

Tabel 4

Mean dan Standar Deviasi Leisure Involvement

Group Statistics

sex N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Leisure

Involvement

laki-laki 31 39.58 13.140 2.360

perempuan 31 55.23 6.781 1.218

Tabel 5

Hasil Rata-rata Per Aspek

Aspek

Leisure Involvement

Mean

Laki-laki Perempuan

Attraction 3,269 4,339

Centrally 2,315 3,605

Self-Expression 2,677 3,694

Tabel 5 menunjukkan skor per aspek pada laki-laki dan perempuan. Seperti yang

tertulis dalam tabel 5, laki-laki dan perempuan memiliki skor tertinggi pada aspek Attraction

(Ketertarikan) dengan skor laki-laki 3,269 dan perempuan dengan skor 4,339. Hal ini

menunjukkan bahwa laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki ketertarikan yang

tinggi pada Korean Wave. Aspek Self-Expression berada pada urutan kedua setelah Attraction

yaitu 2,677 pada laki-laki dan 3,694 pada perempuan. Sedangkan pada aspek ketiga yaitu

Page 21: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

12

Centrally memiliki skor 2,315 pada laki-laki dan 3,605 pada perempuan. Meskipun memiliki

urutan yang sama, skor pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki dalam semua

aspek.

Tabel 6

Uji T Leisure Involvement

Independent Samples Test

aitem

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Levene's Test for Equality of

Variances

F 16.984

Sig. .000

t-test for Equality of Means t -5.891 -5.891

df 60 44.921

Sig. (2-tailed) .000 .000

Mean Difference -15.645 -15.645

Std. Error Difference 2.656 2.656

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower -20.957 -20.994

Upper -10.333 -10.296

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Leisure Involvement pada remaja pecinta

Korean Wave, maka digunakanlah rumus Independent Sample Test. Nilai t-test sebesar -5.891

dengan signifikansi 0,000 ( p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan Leisure Involvement

pada remaja pecinta Korean Wave.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan leisure involvement pada Remaja

Pecinta Korean Wave didapatkan hasil perhitungan Independent Sample Test sebesar -5.891

dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian, maka hasil penelitian ini sejalan

dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan leisure involvement

pada laki-laki dan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak,

artinya ada perbedaan leisure involvement pada remaja laki-laki dan perempuan.

Page 22: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

13

Jika dilihat dari penggolongan kategori Leisure Involvement berdasarkan jenis kelamin,

pada laki-laki memiliki tingkat Leisure Involvement dengan rata-rata 39,58 sedangkan

perempuan memiliki rata-rata 55,23. Hal ini bisa terjadi karena banyak laki-laki yang hanya

menyukai beberapa atau salah satu kegiatan atau produk yang berhubungan dengan Korean

Wave/K-POP. Berdasarkan asumsi umum yang dikumpulkan oleh peneliti menyatakan

bahwa laki-laki yang menyukai Korean Wave di cap miring oleh lingkungan atau teman-

temannya sehingga banyak laki-laki yang menyukai Korean Wave lebih memilih untuk tidak

menunjukkan kesukaannya. Berbeda dengan perempuan yang lebih terbuka apabila dirinya

menyukai hal-hal yang berhubungan dengan Korean Wave.

Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian dalam White & Gruber (1985) yang

menyatakan bahwa Stereotype umum tentang sex-role dan penelitian telah mendukung

asumsi bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang jelas tentang kebutuhan

masing-masing. Masyarakat umum memiliki stereotype pada laki-laki dan perempuan yang

sampai saat ini masih kuat, seperti laki-laki yang dianggap kuat, tidak sensitif, logis, rasional,

dan lain-lain, sedangkan perempuan dianggap kekanakan, sensitif, tidak stabil, tidak rasional

dan lain-lain (http://www.psychalive.org/sexual-stereotyping/).

Terdapat anggapan di lingkungan bahwa laki-laki yang menyukai hal-hal yang berbau

Korea dianggap tidak biasa, oleh karena itu banyak laki-laki yang tidak menunjukkan

ketertarikan mereka terhadap Korean Wave meskipun sebenarnya mereka memiliki

ketertarikan tersebut. Terdapat identitas gender atau gender identity yang menunjukkan

image laki-laki dan perempuan meliputi feminin, maskulin, undifferentiated dan

androgynous. Identitas gender yang terbentuk pada budaya Korean Wave ini cenderung

memiliki image feminin. Hal ini terlihat dari drama korea yang kebanyakan mengangkat

tokoh wanita, penampilan fisik tokoh pria yang menawan dan memiliki image penyayang

wanita, juga dari lagu-lagu Korea yang cenderung mengangkat tema romantis. Begitu pula

Page 23: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

14

dengan identitas gender kelompok penggemarnya (Nastiti, 2010). Hal ini yang membuat laki-

laki yang menyukai hal berbau Korean Wave dianggap memiliki image feminin.

.Perbedaan yang terlihat juga dari kesukaan mereka pada Korean Wave, mayoritas laki-

laki menyukai musik dan drama saja sedangkan pada perempuan mayoritas menyukai banyak

hal yang berhubungan dengan Korean Wave seperti musik, tarian, film, drama, dll.

Berdasarkan tabel 5, terlihat jelas bahwa perempuan memiliki skor Attraction yang

lebih tinggi dibandingkan laki-laki meski skor Attraction pada laki-laki juga termasuk tinggi

dibandingkan skor aspek lainnya. Skor pada aspek Centrally dan Self-Expression memiliki

skor yang lebih rendah dibanding skor Attraction pada laki-laki dan perempuan yang

menunjukkan bahwa ketertarikan mereka tidak terlalu berpengaruh pada kehidupan mereka

yang merupakan tujuan pertanyaan pada Centrally dan tidak terlalu berpengaruh pula sebagai

gambaran diri mereka yang merupakan tujuan pertanyaan Self-Expression.

Page 24: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

15

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas tentang leisure involvement pada

remaja laki-laki dan perempuan, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan leisure involvement

pada remaja pecinta Korean Wave.

SARAN

1. Tidak banyak penelitian tentang Leisure Involvement terutama di Indonesia.

Diharapkan bagi penelitian selanjutnya agar dapat meneliti Leisure Involvement dengan

sampel dan bidang yang lebih bervariasi lagi agar banyak orang memahami tentang arti

Leisure Involvement.

2. Diharapkan bahwa penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti-peneliti

selanjutnya terkait dengan variabel Leisure Involvement seperti Leisure Benefit,

Psychology Benefit, Social Benefit.

Page 25: Perbedaan Leisure Involvement pada Remaja Pecinta Korean ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9298/2/T1_802010067_Full... · sosial dan mengidentifikasi kebutuhan memiliki implikasi

16

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2015). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Chen, C.C., Cheng, C.H., & Lin, S.Y. (2013). The Relationship among Leisure Involvement,

Leisure Benefits, and Happiness of Elementary School Teacher in Tainan Country.

International Research in Education, 1 (1), 1-23.

Fontenelle, S. M., Zinkhan, G. M. (1993). Gender Differences in the Perception of Leisure: a

Conceptual Model. Advances in Consumer Research, 20, 534-540.

http://www.psychalive.org/sexual-stereotyping/

Huang, Y. T. (2013). A Study on the Relationships between Leisure Activity Involvement,

Well-Being, the Benefits of Serious Leisure Activity, and Sports Volunteer Self-

Actualization in the Changhua National Games. The Journal of Human Resource and

Adult Learning, 9(1), 12-25.

Kyle, G., Graefe, A., & Manning, R. (2004). Satisfaction Derived through Leisure

Involvement and Setting Attachment. Research of Leisure, 28(3-4), 277-306.

Lee, S., & Scott, D. (2008). Celebrity Fan Involvement and Destination Perceptions. Annals

of Tourism Research, 35 (3), 809-832.

Nastiti, A. D. (2010). Korean Wave di Indonesia: Antara Budaya Pop, Internet, dan

Fanatisme pada Remaja. Jurnal Komunikasi.1-23.

Pertiwi, S. A. (2013). Konformitas dan Fanatisme Pada Remaja Korean Wave (Penelitian

pada Komunitas Super Junior Fans Club ELF “Ever Lasting Friend”) di Samarinda.

Jurnal Psikologi, 1 (2), 157-166.

Puspitasari, W., & Hermawan, Y. (2013). Gaya Hidup Penggemar K-Pop (Budaya Korea)

dalam Mengekspresikan Kehidupannya Studi Kasus K-Pop Lovers di Surakarta. Jurnal

Sosiologi-Antropologi, 1-10.

Sarwono, S. W. (1997). Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Tsai, S. M. (2014). A Study of Leisure Motivation, Leisure Involvement, Leisure Benefits

and Well-being for Taiwanese Female University Teachers Travelling in Asia. Storage

Management Solutions, Issue 1, 1-21.

White, Jacquelyn, W., & Gruber, Kenneth, J. (1985). Gender differences in leisure-need

activity patterns. Sex Roles, 12 (11-12), 1173-1186.

Wiley, C. G. E., Shaw, S. M., & Havitz, M. E. (2000). Men’s and Women’s Involvement in

Sports : An Examination of the Gendered Aspects of Leisure Involvement. Leisure

Sciences, 22(1), 19-31.