Upload
andry-syah-romeo
View
22
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vvvv
Citation preview
PERATURAN BUPATI SUMEDANG
NOMOR TAHUN 2013
TENTANG
PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, DAN MADRASAH ALIYAH NEGERI
DAN SWASTA DI KABUPATEN SUMEDANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUMEDANG,
Menimbang
: a. bahwa kebijakan pembebasan biaya pendidikan pada
jenjang pendidikan menengah di Kabupaten Sumedang
dalam bingkai program Pendidikan Menengah Universal (PMU) bertujuan untuk memberikan layanan, perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan menengah yang bermutu bagi setiap Warga Negara Indonesia di Kabupaten
Sumedang;
b. bahwa dalam rangka memberikan kesempatan,
menjaga kesinambungan pendidikan dan memperkuat daya saing dalam memperoleh pendidikan, Pemerintah Kabupaten Sumedang mengeluarkan kebijakan
pembebasan biaya Pendidikan bagi Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Madrasah Aliyah (MA);
c. bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Sumedang, pendanaan penyelenggaraan Pendidikan menengah merupakan
tanggungjawab pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Pembebasan Biaya Pendidikan Bagi Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah
Negeri dan Swasta di Kabupaten Sumedang;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2831);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5410); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Sekolah; 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69
Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasional Non
Personalia Tahun 2009 untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2010 tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria di Bidang Pendidikan;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah
Universal; 16. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 43);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di
Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2005 Nomor 12 Seri D).
18. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 7);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2010
Nomor 3); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 6
Tahun 2012 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 6);
21. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang (Berita Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 4); 22. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 113 Tahun 2009
tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda (Berita Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 113);
23. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 83 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Daerah Kabupaten Sumedang Tahun
2011 Nomor 83) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 1 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Sumedang Nomor 83 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Daerah
Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Nomor 1)
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, MADRASAH ALIYAH
NEGERI DAN SWASTA DI KABUPATEN SUMEDANG.
BAB I KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian Umum Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumedang.
2. Bupati adalah Bupati Sumedang. 3. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Sumedang. 4. Dinas adalah Dinas Pendidikan Kabupaten
Sumedang 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Sumedang. 6. Kementerian Agama adalah Kementerian Agama
Kantor Kabupaten Sumedang.
7. Kepala Kementerian Agama adalah Kepala Kementerian agama Kantor Kabupaten Sumedang.
8. Penyelengaraan Pembebasan Biaya Pendidikan
adalah pembebasan biaya bagi peserta dan orang tua peserta didik yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah.
9. Sekolah adalah SMA, SMK, dan MA, Negeri maupun
Swasta yang ada di Kabupaten Sumedang. 10. Sekolah Menengah Atas selanjutnya disingkat
SMA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP atau MTs.
11. Sekolah Menengah Kejuruan selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau
lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
12. Madrasah Aliyah selanjutnya disingkat MA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
keagamaan yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan hasil belajar yang diakui sama/setara SMP atau MTs.
13. Pendidikan Menengah Universal yang selanjutnya
disebut PMU adalah program pendidikan yang memberikan layanan seluas-luasnya kepada seluruh
warga negara Republik Indonesia untuk mengikuti pendidikan menengah yang bermutu.
14. Bantuan Operasional Sekolah yang selanjutnya
disingkat BOS adalah program pemerintah untuk menyediakan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan menengah sebagai salah satu strategi
pelaksanaan program PMU. 15. BOS Pusat adalah BOS yang dialokasikan oleh
Pemerintah Pusat. 16. BOS Provinsi adalah BOS yang dialokasikan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
17. Bantuan Operasional Sekolah Senyum Manis yang selanjutnya disingkat BOS-SM adalah program
Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk menyediakan biaya nonpersonalia tambahan bagi satuan pendidikan menengah sebagai salah satu
strategi pelaksanaan PMU di Kabupaten Sumedang. 18. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah yang
selanjutnya disingkat RKAS adalah rencana
kegiatan dan anggaran satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan SMA, SMK, dan MA.
19. Pembebasan biaya pendidikan adalah pembebasan biaya operasi nonpersonalia untuk SMA, SMK, dan MA, Negeri dan Swasta di Kabupaten Sumedang.
20. Dana Sumbangan Pendidikan yang selanjutnya disingkat DSP adalah dana sumbangan yang berasal
dari orang tua/wali siswa untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan di sekolah.
Bagian Kedua
Maksud, Tujuan dan Strategi Paragraf 1 Maksud
Pasal 2
Penyelenggaraan pembebasan biaya pendidikan
dimaksudkan untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak, guna mendapatkan pendidikan
yang layak dan bermutu serta untuk meringankan beban masyarakat, peserta didik, orang tua/wali peserta didik.
Paragraf 2
Tujuan Pasal 3
Pembebasan biaya pendidikan bertujuan : a. meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi
semua anak usia sekolah;
b. meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan lulusan;
c. meningkatkan relevansi pendidikan yang berbasis kompetensi agar dapat mengikuti perkembangan global;
d. meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan untuk memenuhi mutu dan produktivitas sumber daya manusia yang unggul.
Paragraf 3
Strategi Pasal 4
Strategi yang dikembangkan dalam program pembebasan biaya pendidikan jenjang SMA/MA/SMK dilakukan
melalui 4 (empat) Strategi, yaitu: a. membangun Kesepakatan bersama dalam
pembebasan Biaya Pendidikan melalui pembagian
dengan antara Anggaran Pemerintah Kabupaten Sumedang, Anggaran Provinsi dan Anggaran Pemerintah Pusat;
b. membentuk tim Pengendalian Pembebasan Biaya Pendidikan di Tingkat Kabupaten;
c. mensosialisasikan program Pembebasan Biaya Pendidikan secara intensif;
d. mengembangkan program pendidikan terjangkau dan
bermutu oleh Dinas Pendidikan.
BAB II
SASARAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 5 (1) Pembebasan biaya pendidikan dilaksanakan pada
sekolah Negeri maupun Swasta jenjang SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta di Kabupaten Sumedang.
(2) Pembebasan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya proses belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah.
BAB III ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
Bagian Kesatu Organisasi
Pasal 6
(1) Organisasi pelaksanaan kegiatan program pembebasan biaya pendidikan jenjang pendidikan menengah akan
melibatkan unsur-unsur sebagai berikut: a. Tim Pengendali Pembebasan Biaya Pendidikan b. Dinas Pendidikan;
c. Dewan Pendidikan; d. Komite Sekolah;
e. Satuan Pendidikan.
(2) Struktur Tim Pengendali sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Keanggotaan Tim Pengendali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari:
a. Setda; b. Kepala Dinas Pendidikan; c. DPPKAD;
d. Inspektorat; Bagian Kedua
Tugas dan Pertanggungjawaban Pasal 7
(1) Tim Pengendali Pembebasan Biaya Pendidikan
mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan
penilaian untuk menyempurnakan program pembebasan biaya pendidikan sesuai dengan maksud
dan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 meliputi: a. melakukan penyuluhan kepada masyarakat
tentang maksud dan tujuan serta ruang lingkup pembebasan biaya pendidikan;
b. mengevaluasi program pembebasan biaya
pendidikan, dan merumuskan langkah-langkah yang tepat untuk efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan program pembebasan biaya pendidikan;
c. melakukan upaya untuk memperluas dan
mengembangkan sumber-sumber pendanaan pendidikan untuk meningkatkan dana pembebasan biaya pendidikan;
d. melakukan pengkajian dan analisis terhadap beban biaya pendidikan yang berada di luar ruang
lingkup program pembebasan biaya pendidikan serta memberikan rekomendasi sebagai solusi terhadap permasalahan tertentu yang dipandang
perlu dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(2) Dinas Pendidikan mempunyai tugas dan bertanggung
jawab menyusun perumusan kebijakan dan pembinaan teknis penyelenggaraan program
pembebasan biaya pendidikan meliputi: a. menyiapkan panduan pelaksanaan dan dokumen
lain yang berkaitan dengan pembebasan biaya
pendidikan jenjang pendidikan menengah; b. melaksanakan sosialisasi pemberian bantuan
dana pembebasan biaya pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah; c. melakukan penilaian dan seleksi calon penerima
bantuan dana; d. merekomendasikan calon penerima bantuan
untuk ditetapkan oleh Kuasa Penerima Anggaran
(KPA); e. mengatur dan mengawasi penyaluran dana;
(3) Dewan Pendidikan mempunyai tugas dan tanggung jawab mengawasi dan mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pembebasan biaya pendidikan di tingkat kabupaten.
(4) Komite Sekolah mempunyai tugas dan tanggung
jawab mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan
efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan.
(5) Satuan Pendidikan mempunyai tugas dan
tanggungjawab dalam penyelenggaraan pembebasan biaya pendidikan di satuan pendidikan masing-
masing, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: a. menyampaikan Surat Pernyataan Kesiapan untuk
mengikuti program pembebasan biaya pendidikan;
b. menyusun dan menandatangani Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) pelaksanaan kegiatan dan pemanfatan bantuan;
c. membentuk dan menetapkan tim pengelola dana pendidikan gratis pada satuan pendidikan
masing-masing; d. mengoordinasikan pelaksanan pembebasan biaya
pendidikan dengan tim pengendali pembebasan
biaya pendidikan;
e. menandatangani surat perjanjian pemberian bantuan dana antara penerima bantuan dengan
Pejabat Pembuat Komitmen, bagian pembiayaan dan penganggaran program pembebasan biaya pendidikan;
f. mempertanggungjawabkan secara mutlak seluruh pengelolaan keuangan, administrasi, teknis, dan keberlangsungan program pembebasan biaya
pendidikan; g. memungut pajak-pajak yang timbul sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; h. menyusun dan mengirimkan laporan hasil
pelaksanaan pembebasan biaya pendidikan
kepada Dinas Pendidikan.
BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 8
(1) Kewajiban Pemerintah Daerah:
a. memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terlaksananya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga masyarakat; b. menjamin tersedianya dana dalam APBD guna
terselenggaranya pembebasan biaya pendidikan
sesuai kemampuan anggaran yang tersedia; c. menjamin kelancaran proses pencairan dana
untuk penyelenggaraan pembelajaran secara
optimal. (2) Kewajiban Orang Tua:
a. berperan serta dalam memilih satuan pendidikan, memperoleh dan/atau memberi informasi tentang perkembanga pendidikan anaknya.
b. Orang tua anak usia wajib belajar, berkewajiban menyekolahkan anaknya.
(3) Hak dan Kewajiban Sekolah a. memberikan layanan dan kemudahan, serta
menjamin terlaksananya pendidikan yang
bermutu bagi setiap peserta didik serta menyampaikan laporan secara berkala kepada pemerintah dan masyarakat;
b. mendapatkan jaminan kelancaran pencairan dana dari pemerintah untuk penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran secara optimal;
BAB V PERSYARATAN
Pasal 9
(1) Sekolah penyelenggara pembebasan biaya pendidikan
wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. sekolah penyelenggara pembebasan biaya
pendidikan yaitu SMA/MA/SMK Negeri dan Swasta di Kabupaten Sumedang;
b. sekolah memiliki minimal tiga rombongan belajar
dengan jumlah siswa setiap rombongan belajar minimal 32 orang;
c. sekolah penyelenggara pembebasan biaya
pendidikan memiliki kepala sekolah definitif; d. sekolah penyelenggara pembebasan biaya
pendidikan memiliki izin operasional dan telah terakreditas minimal B;
(2) sekolah yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada huruf b, huruf c, dan huruf d, tidak diwajibkan menyelenggarakan
program pembebasan biaya pendidikan.
Pasal 10
sebagai wujud keberpihakan terhadap siswa miskin sekolah diwajibkan untuk mengajukan penerimaan
beasiswa miskin (BSM) untuk membebaskan (fee waive) dan/atau membantu (discount fee) siswa dalam memenuhi biaya personal.
BAB VI
PENDANAAN Pasal 11
(1) Pendanaan untuk menanggulangi kebijakan pembebasan biaya pendidikan ini bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Jawa Barat;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sumedang;
d. Swadaya masyarakat dan partisipasi sektor
swasta; dan e. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
(2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c, dialokasikan dalam bentuk dana BOS Pusat, BOS Provinsi, dan BOS-SM.
(3) Besaran dan alokasi dana BOS-SM sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan setiap tahun
dengan Keputusan Bupati.
(4) Sumber lain yang sah dan tidak mengikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi
partisipasi masyarakat dalam bentuk perhatian, dukungan, dan kepedulian, baik secara pribadi maupun lembaga dan/atau badan usaha terhadap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang bersifat sukarela baik secara tetap ataupun insidental dan pengaturannya dilakukan oleh pemerintah daerah,
melalui Tim Pengendalian Pembebasan biaya pendidikan.
BAB VII MEKANISME
Bagian Kesatu Perencanaan
Pasal 12
(1) Mekanisme pembebasan biaya pendidikan
dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
a. setiap satuan pendidikan sasaran penyelenggara
pembebasan biaya pendidikan mengajukan data profil sekolah sesuai dengan format kepada Tim Pengendali Pembebasan Biaya Pendidikan Tingkat
Kabupaten Sumedang.
b. profil sekolah sebagaimana dimaksud pada huruf a
disertakan dengan surat pernyataan dari Kepala Satuan Pendidikan tentang kebenaran data;
c. Tim Pengendali Pembebasan Biaya Pendidikan
Tingkat Kabupaten Sumedang melakukan verifikasi data yang diajukan oleh satuan pendidikan yang akan menjadi sasaran
penyelenggaraan pembebasan biaya pendidikan;
d. hasil verifikasi data berupa alokasi anggaran
selama 1 (satu) semester dalam 1 (satu) Tahun Anggaran untuk setiap satuan pendidikan penerima dana pembebasan biaya pendidikan dan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas;
e. Dalam hal terjadi perubahan data pada setiap semester, seperti pada awal Tahun Anggaran
(bulan Januari) dan awal tahun pelajaran (bulan Juli), maka satuan pendidikan wajib kembali
menyampaikan data Profil Sekolah, untuk selanjutnya diverifikasi, guna disesuaikan dengan data terakhir sebelum alokasi anggarannya
ditetapkan kembali oleh Keputusan Kepala Dinas.
(2) Mekanisme penggunaan, besaran dan alokasi dana
BOS Pusat dan BOS Provinsi, berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Penganggaran Pasal 13
(1) BOS SMK digunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional sekolah non personal, yang pengaturannya berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan. (2) BOS SMA/MA digunakan untuk memenuhi
kebutuhan biaya operasional sekolah non personal yang pengaturannya berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Dana Alokasi Khusus (DAK) penggunaannya mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Bantuan Operasional APBD Propinsi dan APBD
Kabupaten dipergunakan untuk peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan berbasis kinerja
sesuai dengan kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan, meliputi antara lain: a. kegiatan akademik yang menunjang secara
langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dan
mutu pendidikan pada umumnya; b. pengembangan profesi guru dalam kegiatan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Pelatihan; c. Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)
Musyawarah Kerja Kepala Madrasah (MKKM );
d. biaya umum dan administrasi pengelolaan kegiatan pembebasan biaya pendidikan;
Bagian Ketiga Pencairan Pasal 14
Tata cara pencairan biaya pembebasan pendidikan yaitu:
a. setelah ditetapkan alokasi besaran anggaran yang diterima satuan pendidikan dalam satu semester (6 bulan) dalam bentuk Keputusan Kepala Dinas, maka
Tim Pembebasan Biaya Pendidikan melalui PPTK Pembebasan biaya pendidikan membuat rincian alokasi anggaran untuk setiap triwulannya;
b. Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada huruf a, dituangkan dalam bentuk kwitansi induk;
c. dana disalurkan ke sekolah yang telah ditetapkan selama 1 triwulan (yang besarannya dituangkan
dalam format A3 sebagaimana tercantum dalam lampiran) sesuai dengan kwintasi induk;
d. pihak PPTK dan Pihak Kepala Satuan Pendidikan
penerima dana pembebasan biaya pendidikan membuat Perjanjian Pemberian Bantuan Dana Pembebasan biaya pendidikan
e. kepala satuan pendidikan membuat pernyataan berupa kesanggupan menggunakan dana
pembebasan biaya pendidikan tepat waktu, tepat sasaran, efesien, efektif, transparan dan akuntabel sesuai dengan aturan yang berlaku.
f. pihak sekolah wajib :
1. memilki rekening khusus pembebasan biaya pendidikan yang selanjutnya dilaporkan ke Tim
Pengendali Tingkat Kabupaten Sumedang
2. memiliki RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah), yang mana RAPBS atau RKAS tersebut mencantumkan seluruh macam dana yang diterima oleh sekolah seperti dana Pembebasan
biaya pendidikan, dana BOS, dana BOP dan termasuk jika ada dana sumbangan dari pihak
masyarakat atau stakeholders lainnya.
Bagian Keempat
Pelaksanaan Pasal 15
(1) Dana pembebasan biaya pendidikan disalurkan
sesuai persyaratan kepada sekolah.
(2) Sekolah yang menerima dana pembebasan biaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk membiaya kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4).
(3) Sekolah penerima biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan.
Pasal 16
Format pembebasan biaya pendidikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
BAB VIII PENGAWASAN, PENGENDALIAN EVALUASI DAN
PELAPORAN Bagian Kesatu
Pengawasan dan Pengendalian
Pasal 17 (1) Pemerintah daerah, dewan pendidikan dan komite
sekolah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan
jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.
Bagian Kedua Evaluasi
Pasal 18 (1) Evaluasi dan pembinaan umum atas pelaksanakan
Peraturan Bupati ini dilakukan oleh Bupati. (2) Evaluasi dan pembinaan teknis atas pelaksanaan
Peraturan Bupati ini dilakukan oleh Kepala Dinas untuk SMA dan SMK, serta oleh Kepala Kementerian Agama untuk MA.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), meliputi evaluasi masukan, proses, dan keluaran.
(4) Hasil evaluasi dan pembinaan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati.
(5) Hasil evaluasi dan pembinaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Bagian Ketiga
Pelaporan Pasal 19
(1) Laporan pelaksanaan program pembebasan biaya pendidikan mengacu kepada petunjuk teknis penyusunan laporan yang dikeluarkan pemerintah
sesuai dengan jenis sumber dana yang ada. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dapat memberikan data dan informasi lengkap dan jelas mengenai proses kegiatan dari awal pelaksanaan sampai pekerjaan dinyatakan selesai.
(3) Laporan hasil pelaksanaan harus menjelaskan mengenai :
a. pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan berupa kuitansi, nota/faktur pembelian, bukti
setoran pajak; b. laporan akhir pelaksanaan disusun oleh tim
pelaksana penerima dana bantuan pelaksanaan
pembebasan biaya pendidikan. c. laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b disampaikan kepada Bupati atau pejabat
yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IX PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 20 Pertanggungjawaban penggunaan dana pembebasan
biaya pendidikan dilakukan melalui tahapan: a. setiap penggunaan dana bantuan harus dapat
dipertanggungjawabkan dan didukung dengan bukti fisik, administrasi dan keuangan;
b. menyiapkan dokumen teknis, administrasi dan
keuangan untuk kepentingan pemerikasaan oleh aparat pengawas terkait;
c. bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai peruntukannya (misalnya honor, transport dan pembelian barang/jasa) dan diberi tanggal dan bukti
pengeluaran, termasuk pembayaran pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. memiliki NPWP dan memungut pajak-pajak serta menyetor ke kas Negara atas pembayaran uang lelah/honor, pembelian/pengadaan barang/jasa
dalam jenis dan jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. melaporkan hasil program pembebasan biaya pendidikan secara administrasi, keuangan dan teknis kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang;
g. apabila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan dana bantuan maka ketua tim pelaksana pembebasan biaya pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan dan unsur lainnya yang menerima bantuan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; h. apabila terdapat sisa dana, maka harus di setor ke
kas negara dan atau daerah dengan menggunakan
format sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
BAB X LARANGAN
Pasal 21 Sekolah penyelenggara pembebasan biaya pendidikan
secara langsung atau tidak, secara pribadi atau lembaga, dilarang melakukan jenis-jenis pungutan antara lain: a. pungutan dana pembangunan gedung dan atau
bentuk dana investasi lainnya; b. memperjualbelikan buku baik buku teks pelajaran,
buku referensi dan atau buku penunjang lainnya; c. pembayaran iuran pramuka dan kegiatan
ekstrakurikuler lainnya;
d. memperjualbelikan Lembaran Kerja Siswa (LKS); e. pembayaran uang ujian nasional; f. pembayaran uang ulangan harian/semester;
g. pembayaran uang pengayaan dan remidial h. pembayaran uang rapor;
i. pembayaran uang penulisan ijazah. BAB XI
SANKSI ADMINISTRASI Pasal 22
Kepala Sekolah, Guru dan atau tenaga kependidikan
yang melakukan pungutan akan diberikan sanksi
administrasi atas pelanggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XII PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 23 (1) Masyarakat berperan serta untuk mensukseskan
kebijakan pembebasan biaya pendidikan di Kabupaten Sumedang.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui perorangan, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, Lembaga
Swadaya Masyarakat atau organisasi lainnya. (3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi:
a. berperan aktif dalam mensosialisasikan dan menanamkan pemahaman mengenai pentingnya
kebijakan pembebasan biaya pendidikan untuk meningkatkan derajat pendidikan masyarakat;
b. berperan aktif dalam manajemen kebijakan
pembebasan biaya pendidikan, mulai dari tahap perumusan, pelaksanaan sampai dengan
pengawasannya; dan c. memberikan saran dan masukan kepada Bupati
untuk menyempurnakan kebijakan pembebasan biaya pendidikan.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, Sekolah yang telah memungut DSP harus diaudit oleh inspektorat atau
akuntan publik, serta wajib mempertanggungjawabkan penggunaannya kepada Komite Sekolah dan orang tua siswa serta menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas
untuk SMA dan SMK, serta kepada Kepala Kementerian Agama untuk MA.
BAB XIV KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Sumedang.
Ditetapkan di Sumedang
pada tanggal
BUPATI SUMEDANG,
ENDANG SUKANDAR Diundangkan di Sumedang pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SUMEDANG
ZAENAL ALIMIN
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2013 NOMOR
Sumedang, Oktober 2003
Kepada:
Nomor : /Per.Huk./VII/2013 Yth. Bapak Bupati Sumedang
Di
SUMEDANG
NOTA PENGAJUAN KONSEP NASKAH DINAS
Disampaikan dengan hormat:
Tentang : Pembebasan Biaya Pendidikan Bagi Sekolah Menengah Atas,
Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah, Negeri dan Swasta di Kabupaten Sumedang
Catatan : - Peraturan Bupati ini disampaikan sesuai dengan usulan yang
disampaikan oleh Dinas pendidikan Kabupaten Sumedang;
- Dasar pertimbangannya penyampaian peraturan ini yaitu: a. bahwa kebijakan pembebasan biaya pendidikan pada
jenjang pendidikan menengah di Kabupaten Sumedang
dalam bingkai program Pendidikan Menengah Universal
(PMU) bertujuan untuk memberikan layanan, perluasan
dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
menengah yang bermutu bagi setiap Warga Negara Indonesia di Kabupaten Sumedang;
b. bahwa dalam rangka memberikan kesempatan, menjaga
kesinambungan pendidikan dan memperkuat daya saing
dalam memperoleh pendidikan, Pemerintah Kabupaten
Sumedang mengeluarkan kebijakan penbebasan biaya
Pendidikan bagi Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA);
c. bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal
dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di
Kabupaten Sumedang, pendanaan penyelenggaraan
Pendidikan menengah merupakan tanggungjawab
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat;
Lampiran : -
Untuk mohon persetujuan dan tanda tangan atas
Naskah Peraturan Bupati Sumedang
DISPOSISI PIMPINAN,
Tindak lanjut staf
Sekretaris Daerah
Kabupaten Sumedang,
Drs. H. ZAENAL ALIMIN, M.M
Pembina Utama Madya
NIP. 19590201 198603 1 002