20
  PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR TAHUN 2013  TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MEN ENGAH KEJUR UAN, DAN MADRASAH ALIYAH NEGERI DAN SWASTA DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa kebijakan pembebasan biaya pendidikan pada  jenjang pendidika n menengah di Kabupaten S umedang dalam bingkai program Pendidikan Menengah Universal (PMU) bertujuan untuk memberikan layanan, perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan menengah yang bermutu bagi setiap Warga Negara Indonesia di Kabupaten Sumedang; b. bahwa dalam rangka memberikan kesempatan, menjaga kesinambungan pendidikan dan memperkuat daya saing dalam memperoleh pendidikan, Pemerintah Kabupaten Sumedang mengeluarkan kebijakan pembebasan biaya Pendidikan bagi Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA); c. bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universa l dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Sumedang, pendanaan penyelenggaraan Pendidikan menengah merupakan tanggungjawab pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat;

Perbup Pembebasan Biaya Pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vvvv

Citation preview

  • PERATURAN BUPATI SUMEDANG

    NOMOR TAHUN 2013

    TENTANG

    PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, DAN MADRASAH ALIYAH NEGERI

    DAN SWASTA DI KABUPATEN SUMEDANG

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI SUMEDANG,

    Menimbang

    : a. bahwa kebijakan pembebasan biaya pendidikan pada

    jenjang pendidikan menengah di Kabupaten Sumedang

    dalam bingkai program Pendidikan Menengah Universal (PMU) bertujuan untuk memberikan layanan, perluasan dan pemerataan kesempatan

    memperoleh pendidikan menengah yang bermutu bagi setiap Warga Negara Indonesia di Kabupaten

    Sumedang;

    b. bahwa dalam rangka memberikan kesempatan,

    menjaga kesinambungan pendidikan dan memperkuat daya saing dalam memperoleh pendidikan, Pemerintah Kabupaten Sumedang mengeluarkan kebijakan

    pembebasan biaya Pendidikan bagi Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan

    Madrasah Aliyah (MA);

    c. bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang

    Nomor 3 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Sumedang, pendanaan penyelenggaraan Pendidikan menengah merupakan

    tanggungjawab pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat;

  • d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu

    menetapkan Peraturan Bupati tentang Pembebasan Biaya Pendidikan Bagi Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah

    Negeri dan Swasta di Kabupaten Sumedang;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

    Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah

    diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang

    Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah dalam Lingkungan Provinsi Jawa

    Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2831);

    2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

    Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

    3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

    sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

    tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

    Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4438);

    6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5234);

  • 7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5410); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

    Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang

    Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

    Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah

    dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

    Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

    12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19

    Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Sekolah; 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69

    Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasional Non

    Personalia Tahun 2009 untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB;

    14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2010 tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria di Bidang Pendidikan;

  • 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah

    Universal; 16. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun

    2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran

    Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 43);

    17. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di

    Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2005 Nomor 12 Seri D).

    18. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7

    Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 7);

    19. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

    Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah

    Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten

    Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2010

    Nomor 3); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 6

    Tahun 2012 tentang Pembentukan Produk Hukum

    Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 6);

    21. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang (Berita Daerah

    Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 4); 22. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 113 Tahun 2009

    tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda (Berita Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Nomor 113);

    23. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 83 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

    2011 Nomor 83) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 1 Tahun 2013

    tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Sumedang Nomor 83 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Daerah

    Kabupaten Sumedang Tahun 2013 Nomor 1)

  • MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, MADRASAH ALIYAH

    NEGERI DAN SWASTA DI KABUPATEN SUMEDANG.

    BAB I KETENTUAN UMUM

    Bagian Kesatu

    Pengertian Umum Pasal 1

    Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

    1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumedang.

    2. Bupati adalah Bupati Sumedang. 3. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Sumedang. 4. Dinas adalah Dinas Pendidikan Kabupaten

    Sumedang 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan

    Kabupaten Sumedang. 6. Kementerian Agama adalah Kementerian Agama

    Kantor Kabupaten Sumedang.

    7. Kepala Kementerian Agama adalah Kepala Kementerian agama Kantor Kabupaten Sumedang.

    8. Penyelengaraan Pembebasan Biaya Pendidikan

    adalah pembebasan biaya bagi peserta dan orang tua peserta didik yang berkaitan dengan proses

    belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah.

    9. Sekolah adalah SMA, SMK, dan MA, Negeri maupun

    Swasta yang ada di Kabupaten Sumedang. 10. Sekolah Menengah Atas selanjutnya disingkat

    SMA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai

    lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP atau MTs.

    11. Sekolah Menengah Kejuruan selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

    formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau

    lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

  • 12. Madrasah Aliyah selanjutnya disingkat MA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal

    keagamaan yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang

    sederajat atau lanjutan hasil belajar yang diakui sama/setara SMP atau MTs.

    13. Pendidikan Menengah Universal yang selanjutnya

    disebut PMU adalah program pendidikan yang memberikan layanan seluas-luasnya kepada seluruh

    warga negara Republik Indonesia untuk mengikuti pendidikan menengah yang bermutu.

    14. Bantuan Operasional Sekolah yang selanjutnya

    disingkat BOS adalah program pemerintah untuk menyediakan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan menengah sebagai salah satu strategi

    pelaksanaan program PMU. 15. BOS Pusat adalah BOS yang dialokasikan oleh

    Pemerintah Pusat. 16. BOS Provinsi adalah BOS yang dialokasikan oleh

    Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

    17. Bantuan Operasional Sekolah Senyum Manis yang selanjutnya disingkat BOS-SM adalah program

    Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk menyediakan biaya nonpersonalia tambahan bagi satuan pendidikan menengah sebagai salah satu

    strategi pelaksanaan PMU di Kabupaten Sumedang. 18. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah yang

    selanjutnya disingkat RKAS adalah rencana

    kegiatan dan anggaran satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan SMA, SMK, dan MA.

    19. Pembebasan biaya pendidikan adalah pembebasan biaya operasi nonpersonalia untuk SMA, SMK, dan MA, Negeri dan Swasta di Kabupaten Sumedang.

    20. Dana Sumbangan Pendidikan yang selanjutnya disingkat DSP adalah dana sumbangan yang berasal

    dari orang tua/wali siswa untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan di sekolah.

    Bagian Kedua

    Maksud, Tujuan dan Strategi Paragraf 1 Maksud

    Pasal 2

    Penyelenggaraan pembebasan biaya pendidikan

    dimaksudkan untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak, guna mendapatkan pendidikan

    yang layak dan bermutu serta untuk meringankan beban masyarakat, peserta didik, orang tua/wali peserta didik.

  • Paragraf 2

    Tujuan Pasal 3

    Pembebasan biaya pendidikan bertujuan : a. meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi

    semua anak usia sekolah;

    b. meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan lulusan;

    c. meningkatkan relevansi pendidikan yang berbasis kompetensi agar dapat mengikuti perkembangan global;

    d. meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan untuk memenuhi mutu dan produktivitas sumber daya manusia yang unggul.

    Paragraf 3

    Strategi Pasal 4

    Strategi yang dikembangkan dalam program pembebasan biaya pendidikan jenjang SMA/MA/SMK dilakukan

    melalui 4 (empat) Strategi, yaitu: a. membangun Kesepakatan bersama dalam

    pembebasan Biaya Pendidikan melalui pembagian

    dengan antara Anggaran Pemerintah Kabupaten Sumedang, Anggaran Provinsi dan Anggaran Pemerintah Pusat;

    b. membentuk tim Pengendalian Pembebasan Biaya Pendidikan di Tingkat Kabupaten;

    c. mensosialisasikan program Pembebasan Biaya Pendidikan secara intensif;

    d. mengembangkan program pendidikan terjangkau dan

    bermutu oleh Dinas Pendidikan.

    BAB II

    SASARAN DAN RUANG LINGKUP

    Pasal 5 (1) Pembebasan biaya pendidikan dilaksanakan pada

    sekolah Negeri maupun Swasta jenjang SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta di Kabupaten Sumedang.

    (2) Pembebasan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya proses belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah.

  • BAB III ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

    Bagian Kesatu Organisasi

    Pasal 6

    (1) Organisasi pelaksanaan kegiatan program pembebasan biaya pendidikan jenjang pendidikan menengah akan

    melibatkan unsur-unsur sebagai berikut: a. Tim Pengendali Pembebasan Biaya Pendidikan b. Dinas Pendidikan;

    c. Dewan Pendidikan; d. Komite Sekolah;

    e. Satuan Pendidikan.

    (2) Struktur Tim Pengendali sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

    (3) Keanggotaan Tim Pengendali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari:

    a. Setda; b. Kepala Dinas Pendidikan; c. DPPKAD;

    d. Inspektorat; Bagian Kedua

    Tugas dan Pertanggungjawaban Pasal 7

    (1) Tim Pengendali Pembebasan Biaya Pendidikan

    mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan

    penilaian untuk menyempurnakan program pembebasan biaya pendidikan sesuai dengan maksud

    dan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 meliputi: a. melakukan penyuluhan kepada masyarakat

    tentang maksud dan tujuan serta ruang lingkup pembebasan biaya pendidikan;

    b. mengevaluasi program pembebasan biaya

    pendidikan, dan merumuskan langkah-langkah yang tepat untuk efektivitas dan efisiensi

    pelaksanaan program pembebasan biaya pendidikan;

    c. melakukan upaya untuk memperluas dan

    mengembangkan sumber-sumber pendanaan pendidikan untuk meningkatkan dana pembebasan biaya pendidikan;

  • d. melakukan pengkajian dan analisis terhadap beban biaya pendidikan yang berada di luar ruang

    lingkup program pembebasan biaya pendidikan serta memberikan rekomendasi sebagai solusi terhadap permasalahan tertentu yang dipandang

    perlu dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

    (2) Dinas Pendidikan mempunyai tugas dan bertanggung

    jawab menyusun perumusan kebijakan dan pembinaan teknis penyelenggaraan program

    pembebasan biaya pendidikan meliputi: a. menyiapkan panduan pelaksanaan dan dokumen

    lain yang berkaitan dengan pembebasan biaya

    pendidikan jenjang pendidikan menengah; b. melaksanakan sosialisasi pemberian bantuan

    dana pembebasan biaya pendidikan pada jenjang

    pendidikan menengah; c. melakukan penilaian dan seleksi calon penerima

    bantuan dana; d. merekomendasikan calon penerima bantuan

    untuk ditetapkan oleh Kuasa Penerima Anggaran

    (KPA); e. mengatur dan mengawasi penyaluran dana;

    (3) Dewan Pendidikan mempunyai tugas dan tanggung jawab mengawasi dan mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

    penyelenggaraan pembebasan biaya pendidikan di tingkat kabupaten.

    (4) Komite Sekolah mempunyai tugas dan tanggung

    jawab mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan

    efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan.

    (5) Satuan Pendidikan mempunyai tugas dan

    tanggungjawab dalam penyelenggaraan pembebasan biaya pendidikan di satuan pendidikan masing-

    masing, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: a. menyampaikan Surat Pernyataan Kesiapan untuk

    mengikuti program pembebasan biaya pendidikan;

    b. menyusun dan menandatangani Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) pelaksanaan kegiatan dan pemanfatan bantuan;

    c. membentuk dan menetapkan tim pengelola dana pendidikan gratis pada satuan pendidikan

    masing-masing; d. mengoordinasikan pelaksanan pembebasan biaya

    pendidikan dengan tim pengendali pembebasan

    biaya pendidikan;

  • e. menandatangani surat perjanjian pemberian bantuan dana antara penerima bantuan dengan

    Pejabat Pembuat Komitmen, bagian pembiayaan dan penganggaran program pembebasan biaya pendidikan;

    f. mempertanggungjawabkan secara mutlak seluruh pengelolaan keuangan, administrasi, teknis, dan keberlangsungan program pembebasan biaya

    pendidikan; g. memungut pajak-pajak yang timbul sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan; h. menyusun dan mengirimkan laporan hasil

    pelaksanaan pembebasan biaya pendidikan

    kepada Dinas Pendidikan.

    BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN

    Pasal 8

    (1) Kewajiban Pemerintah Daerah:

    a. memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terlaksananya pendidikan yang

    bermutu bagi setiap warga masyarakat; b. menjamin tersedianya dana dalam APBD guna

    terselenggaranya pembebasan biaya pendidikan

    sesuai kemampuan anggaran yang tersedia; c. menjamin kelancaran proses pencairan dana

    untuk penyelenggaraan pembelajaran secara

    optimal. (2) Kewajiban Orang Tua:

    a. berperan serta dalam memilih satuan pendidikan, memperoleh dan/atau memberi informasi tentang perkembanga pendidikan anaknya.

    b. Orang tua anak usia wajib belajar, berkewajiban menyekolahkan anaknya.

    (3) Hak dan Kewajiban Sekolah a. memberikan layanan dan kemudahan, serta

    menjamin terlaksananya pendidikan yang

    bermutu bagi setiap peserta didik serta menyampaikan laporan secara berkala kepada pemerintah dan masyarakat;

    b. mendapatkan jaminan kelancaran pencairan dana dari pemerintah untuk penyelenggaraan kegiatan

    pembelajaran secara optimal;

  • BAB V PERSYARATAN

    Pasal 9

    (1) Sekolah penyelenggara pembebasan biaya pendidikan

    wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. sekolah penyelenggara pembebasan biaya

    pendidikan yaitu SMA/MA/SMK Negeri dan Swasta di Kabupaten Sumedang;

    b. sekolah memiliki minimal tiga rombongan belajar

    dengan jumlah siswa setiap rombongan belajar minimal 32 orang;

    c. sekolah penyelenggara pembebasan biaya

    pendidikan memiliki kepala sekolah definitif; d. sekolah penyelenggara pembebasan biaya

    pendidikan memiliki izin operasional dan telah terakreditas minimal B;

    (2) sekolah yang tidak memenuhi persyaratan

    sebagaimana dimaksud pada huruf b, huruf c, dan huruf d, tidak diwajibkan menyelenggarakan

    program pembebasan biaya pendidikan.

    Pasal 10

    sebagai wujud keberpihakan terhadap siswa miskin sekolah diwajibkan untuk mengajukan penerimaan

    beasiswa miskin (BSM) untuk membebaskan (fee waive) dan/atau membantu (discount fee) siswa dalam memenuhi biaya personal.

    BAB VI

    PENDANAAN Pasal 11

    (1) Pendanaan untuk menanggulangi kebijakan pembebasan biaya pendidikan ini bersumber dari:

    a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Provinsi Jawa Barat;

    c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sumedang;

    d. Swadaya masyarakat dan partisipasi sektor

    swasta; dan e. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

    (2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c, dialokasikan dalam bentuk dana BOS Pusat, BOS Provinsi, dan BOS-SM.

    (3) Besaran dan alokasi dana BOS-SM sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan setiap tahun

    dengan Keputusan Bupati.

  • (4) Sumber lain yang sah dan tidak mengikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi

    partisipasi masyarakat dalam bentuk perhatian, dukungan, dan kepedulian, baik secara pribadi maupun lembaga dan/atau badan usaha terhadap

    penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang bersifat sukarela baik secara tetap ataupun insidental dan pengaturannya dilakukan oleh pemerintah daerah,

    melalui Tim Pengendalian Pembebasan biaya pendidikan.

    BAB VII MEKANISME

    Bagian Kesatu Perencanaan

    Pasal 12

    (1) Mekanisme pembebasan biaya pendidikan

    dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

    a. setiap satuan pendidikan sasaran penyelenggara

    pembebasan biaya pendidikan mengajukan data profil sekolah sesuai dengan format kepada Tim Pengendali Pembebasan Biaya Pendidikan Tingkat

    Kabupaten Sumedang.

    b. profil sekolah sebagaimana dimaksud pada huruf a

    disertakan dengan surat pernyataan dari Kepala Satuan Pendidikan tentang kebenaran data;

    c. Tim Pengendali Pembebasan Biaya Pendidikan

    Tingkat Kabupaten Sumedang melakukan verifikasi data yang diajukan oleh satuan pendidikan yang akan menjadi sasaran

    penyelenggaraan pembebasan biaya pendidikan;

    d. hasil verifikasi data berupa alokasi anggaran

    selama 1 (satu) semester dalam 1 (satu) Tahun Anggaran untuk setiap satuan pendidikan penerima dana pembebasan biaya pendidikan dan

    ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas;

    e. Dalam hal terjadi perubahan data pada setiap semester, seperti pada awal Tahun Anggaran

    (bulan Januari) dan awal tahun pelajaran (bulan Juli), maka satuan pendidikan wajib kembali

    menyampaikan data Profil Sekolah, untuk selanjutnya diverifikasi, guna disesuaikan dengan data terakhir sebelum alokasi anggarannya

    ditetapkan kembali oleh Keputusan Kepala Dinas.

    (2) Mekanisme penggunaan, besaran dan alokasi dana

    BOS Pusat dan BOS Provinsi, berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • Bagian Kedua

    Penganggaran Pasal 13

    (1) BOS SMK digunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional sekolah non personal, yang pengaturannya berpedoman pada ketentuan

    peraturan perundang-undangan. (2) BOS SMA/MA digunakan untuk memenuhi

    kebutuhan biaya operasional sekolah non personal yang pengaturannya berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (3) Dana Alokasi Khusus (DAK) penggunaannya mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (4) Bantuan Operasional APBD Propinsi dan APBD

    Kabupaten dipergunakan untuk peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan berbasis kinerja

    sesuai dengan kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan, meliputi antara lain: a. kegiatan akademik yang menunjang secara

    langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dan

    mutu pendidikan pada umumnya; b. pengembangan profesi guru dalam kegiatan

    Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

    Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Pelatihan; c. Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)

    Musyawarah Kerja Kepala Madrasah (MKKM );

    d. biaya umum dan administrasi pengelolaan kegiatan pembebasan biaya pendidikan;

    Bagian Ketiga Pencairan Pasal 14

    Tata cara pencairan biaya pembebasan pendidikan yaitu:

    a. setelah ditetapkan alokasi besaran anggaran yang diterima satuan pendidikan dalam satu semester (6 bulan) dalam bentuk Keputusan Kepala Dinas, maka

    Tim Pembebasan Biaya Pendidikan melalui PPTK Pembebasan biaya pendidikan membuat rincian alokasi anggaran untuk setiap triwulannya;

    b. Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada huruf a, dituangkan dalam bentuk kwitansi induk;

  • c. dana disalurkan ke sekolah yang telah ditetapkan selama 1 triwulan (yang besarannya dituangkan

    dalam format A3 sebagaimana tercantum dalam lampiran) sesuai dengan kwintasi induk;

    d. pihak PPTK dan Pihak Kepala Satuan Pendidikan

    penerima dana pembebasan biaya pendidikan membuat Perjanjian Pemberian Bantuan Dana Pembebasan biaya pendidikan

    e. kepala satuan pendidikan membuat pernyataan berupa kesanggupan menggunakan dana

    pembebasan biaya pendidikan tepat waktu, tepat sasaran, efesien, efektif, transparan dan akuntabel sesuai dengan aturan yang berlaku.

    f. pihak sekolah wajib :

    1. memilki rekening khusus pembebasan biaya pendidikan yang selanjutnya dilaporkan ke Tim

    Pengendali Tingkat Kabupaten Sumedang

    2. memiliki RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran

    Sekolah), yang mana RAPBS atau RKAS tersebut mencantumkan seluruh macam dana yang diterima oleh sekolah seperti dana Pembebasan

    biaya pendidikan, dana BOS, dana BOP dan termasuk jika ada dana sumbangan dari pihak

    masyarakat atau stakeholders lainnya.

    Bagian Keempat

    Pelaksanaan Pasal 15

    (1) Dana pembebasan biaya pendidikan disalurkan

    sesuai persyaratan kepada sekolah.

    (2) Sekolah yang menerima dana pembebasan biaya

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk membiaya kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4).

    (3) Sekolah penerima biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melaporkan hasil

    pelaksanaan kegiatan.

    Pasal 16

    Format pembebasan biaya pendidikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

  • BAB VIII PENGAWASAN, PENGENDALIAN EVALUASI DAN

    PELAPORAN Bagian Kesatu

    Pengawasan dan Pengendalian

    Pasal 17 (1) Pemerintah daerah, dewan pendidikan dan komite

    sekolah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan

    jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing.

    (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.

    Bagian Kedua Evaluasi

    Pasal 18 (1) Evaluasi dan pembinaan umum atas pelaksanakan

    Peraturan Bupati ini dilakukan oleh Bupati. (2) Evaluasi dan pembinaan teknis atas pelaksanaan

    Peraturan Bupati ini dilakukan oleh Kepala Dinas untuk SMA dan SMK, serta oleh Kepala Kementerian Agama untuk MA.

    (3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), meliputi evaluasi masukan, proses, dan keluaran.

    (4) Hasil evaluasi dan pembinaan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati.

    (5) Hasil evaluasi dan pembinaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

    Bagian Ketiga

    Pelaporan Pasal 19

    (1) Laporan pelaksanaan program pembebasan biaya pendidikan mengacu kepada petunjuk teknis penyusunan laporan yang dikeluarkan pemerintah

    sesuai dengan jenis sumber dana yang ada. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

    dapat memberikan data dan informasi lengkap dan jelas mengenai proses kegiatan dari awal pelaksanaan sampai pekerjaan dinyatakan selesai.

    (3) Laporan hasil pelaksanaan harus menjelaskan mengenai :

  • a. pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan berupa kuitansi, nota/faktur pembelian, bukti

    setoran pajak; b. laporan akhir pelaksanaan disusun oleh tim

    pelaksana penerima dana bantuan pelaksanaan

    pembebasan biaya pendidikan. c. laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

    huruf b disampaikan kepada Bupati atau pejabat

    yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    BAB IX PERTANGGUNGJAWABAN

    Pasal 20 Pertanggungjawaban penggunaan dana pembebasan

    biaya pendidikan dilakukan melalui tahapan: a. setiap penggunaan dana bantuan harus dapat

    dipertanggungjawabkan dan didukung dengan bukti fisik, administrasi dan keuangan;

    b. menyiapkan dokumen teknis, administrasi dan

    keuangan untuk kepentingan pemerikasaan oleh aparat pengawas terkait;

    c. bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    d. dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai peruntukannya (misalnya honor, transport dan pembelian barang/jasa) dan diberi tanggal dan bukti

    pengeluaran, termasuk pembayaran pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    e. memiliki NPWP dan memungut pajak-pajak serta menyetor ke kas Negara atas pembayaran uang lelah/honor, pembelian/pengadaan barang/jasa

    dalam jenis dan jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    f. melaporkan hasil program pembebasan biaya pendidikan secara administrasi, keuangan dan teknis kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang;

    g. apabila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan dana bantuan maka ketua tim pelaksana pembebasan biaya pendidikan pada tingkat satuan

    pendidikan dan unsur lainnya yang menerima bantuan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan

    peraturan perundang-undangan; h. apabila terdapat sisa dana, maka harus di setor ke

    kas negara dan atau daerah dengan menggunakan

    format sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

  • BAB X LARANGAN

    Pasal 21 Sekolah penyelenggara pembebasan biaya pendidikan

    secara langsung atau tidak, secara pribadi atau lembaga, dilarang melakukan jenis-jenis pungutan antara lain: a. pungutan dana pembangunan gedung dan atau

    bentuk dana investasi lainnya; b. memperjualbelikan buku baik buku teks pelajaran,

    buku referensi dan atau buku penunjang lainnya; c. pembayaran iuran pramuka dan kegiatan

    ekstrakurikuler lainnya;

    d. memperjualbelikan Lembaran Kerja Siswa (LKS); e. pembayaran uang ujian nasional; f. pembayaran uang ulangan harian/semester;

    g. pembayaran uang pengayaan dan remidial h. pembayaran uang rapor;

    i. pembayaran uang penulisan ijazah. BAB XI

    SANKSI ADMINISTRASI Pasal 22

    Kepala Sekolah, Guru dan atau tenaga kependidikan

    yang melakukan pungutan akan diberikan sanksi

    administrasi atas pelanggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    BAB XII PARTISIPASI MASYARAKAT

    Pasal 23 (1) Masyarakat berperan serta untuk mensukseskan

    kebijakan pembebasan biaya pendidikan di Kabupaten Sumedang.

    (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui perorangan, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, Lembaga

    Swadaya Masyarakat atau organisasi lainnya. (3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), meliputi:

    a. berperan aktif dalam mensosialisasikan dan menanamkan pemahaman mengenai pentingnya

    kebijakan pembebasan biaya pendidikan untuk meningkatkan derajat pendidikan masyarakat;

    b. berperan aktif dalam manajemen kebijakan

    pembebasan biaya pendidikan, mulai dari tahap perumusan, pelaksanaan sampai dengan

  • pengawasannya; dan c. memberikan saran dan masukan kepada Bupati

    untuk menyempurnakan kebijakan pembebasan biaya pendidikan.

    BAB XIII

    KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24

    Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, Sekolah yang telah memungut DSP harus diaudit oleh inspektorat atau

    akuntan publik, serta wajib mempertanggungjawabkan penggunaannya kepada Komite Sekolah dan orang tua siswa serta menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas

    untuk SMA dan SMK, serta kepada Kepala Kementerian Agama untuk MA.

    BAB XIV KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 25

    Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten

    Sumedang.

    Ditetapkan di Sumedang

    pada tanggal

    BUPATI SUMEDANG,

    ENDANG SUKANDAR Diundangkan di Sumedang pada tanggal

    SEKRETARIS DAERAH

    KABUPATEN SUMEDANG

    ZAENAL ALIMIN

    BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2013 NOMOR

  • Sumedang, Oktober 2003

    Kepada:

    Nomor : /Per.Huk./VII/2013 Yth. Bapak Bupati Sumedang

    Di

    SUMEDANG

    NOTA PENGAJUAN KONSEP NASKAH DINAS

    Disampaikan dengan hormat:

    Tentang : Pembebasan Biaya Pendidikan Bagi Sekolah Menengah Atas,

    Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah, Negeri dan Swasta di Kabupaten Sumedang

    Catatan : - Peraturan Bupati ini disampaikan sesuai dengan usulan yang

    disampaikan oleh Dinas pendidikan Kabupaten Sumedang;

    - Dasar pertimbangannya penyampaian peraturan ini yaitu: a. bahwa kebijakan pembebasan biaya pendidikan pada

    jenjang pendidikan menengah di Kabupaten Sumedang

    dalam bingkai program Pendidikan Menengah Universal

    (PMU) bertujuan untuk memberikan layanan, perluasan

    dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

    menengah yang bermutu bagi setiap Warga Negara Indonesia di Kabupaten Sumedang;

    b. bahwa dalam rangka memberikan kesempatan, menjaga

    kesinambungan pendidikan dan memperkuat daya saing

    dalam memperoleh pendidikan, Pemerintah Kabupaten

    Sumedang mengeluarkan kebijakan penbebasan biaya

    Pendidikan bagi Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA);

    c. bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

    80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal

    dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di

    Kabupaten Sumedang, pendanaan penyelenggaraan

    Pendidikan menengah merupakan tanggungjawab

    pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat;

    Lampiran : -

    Untuk mohon persetujuan dan tanda tangan atas

    Naskah Peraturan Bupati Sumedang

    DISPOSISI PIMPINAN,

    Tindak lanjut staf

    Sekretaris Daerah

    Kabupaten Sumedang,

    Drs. H. ZAENAL ALIMIN, M.M

    Pembina Utama Madya

    NIP. 19590201 198603 1 002