PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-1922_Fulltext.pdfPERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP PENINGKATAN USAHA KECIL MENENGAH DI BAITUL

MAAL WA TAMWIL (BMT) AL-ITTIHAD TASIKMALAYA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Program Strata Satu (S-1) Pada Program Studi Keuangan Dan Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Bandung

OLEH : FITRI SUSILAWATI

NPM: 10010205020

FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2010 M / 1431 H

ii

PERSETUJUAN

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

H. M. Roji Iskandar, Drs., M.H.

Pembimbing II

Hj. Nunung Nurhayati, S.E., M.Si.

Mengetahui:

Dekan Fakultas Syariah

H. M. Zainuddin, Drs., Lc., Dipl., M.H.

Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah

Neneng Nurhasanah, Dra., M.H.

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dimunaqasyahkan oleh tim penguji skripsi pada hari Senin,

tanggal 22 Februari 2010 dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Syariah Program Studi Keuangan

dan Perbankan Syariah Universitas Islam Bandung.

Bandung, 22 Februari 2010 M 8 Rabiul Awal 1431H

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

Ketua

H. M. Zainuddin, Drs., Lc., Dipl., M.H.

Sekretaris

Neneng Nurhasanah, Dra., M.H.

TIM PENGUJI

1. DR. Tamyiez Dery, Drs., M.Ag. _____________________

2. H. A.Rifai Hasbi, Drs., M.Ag. _____________________

3. H. Asep Ramdan H., Drs., M.Si. _____________________

iv

MOTTO

��

��

�

! �"��"��#��$ �"��$ �"�� "��! ��

% ��"��"�"�& � ��'�%�� "��#��$�"�

% ��"��& � ��#��(��

��)��#�� *"��"(�� #��"��

�

�

�

�

�

�

�

�

��

��

��

��

��

��

��

ABSTRAK

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP PENINGKATANUSAHA KECIL MENENGAH DI BMT AL-ITTIHAD TASIKMALAYA

FITRI SUSILAWATI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemberian modal yang dilakukan oleh BMT Al-Ittihad kepada para UKM yang bertujuan untuk memberikan jalan keluar dalam pembiayaan modal usaha dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. BMT diharapkan mampu menggantikan peran rentenir yang memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. Inti permasalahan ini adalah apakah pembiayaan mudharabah sebagai modal yang diberikan pihak BMT Al-Ittihad kepada para UKM memberikan kontribusi yang positif dalam peningkatan usahanya, sehingga dapat memenuhi indikator-indikator peningkatan usaha yaitu kelayakan usaha, skill, sektor usaha, pendapatan dan modal.

Beberapa rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pembiayaan mudharabah di BMT Al Ittihad Tasikmalaya, bagaimana peningkatan UKM yang menjadi anggota di BMT Al Ittihad Tasikmalaya, dan bagaimana pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap peningkatan UKM di BMT Al Ittihad. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan mudharabah di BMT Al-Ittihad terhadap peningkatan UKM di Tasikmalaya.

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode korelasional dengan variabel bebas (independent) yaitu pembiayaan mudharabah, dan variabel terikat (dependent) yaitu peningkatan UKM. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan uji statistik yaitu analisis regresi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dokumenter, studi kepusakaan, wawancara dan penyebaran kuesioner kepada 67 responden pembiayaan mudharabahdi BMT Al-Ittihad Tasikmalaya.

Dari hasil penelitian ini, penulis memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: pelaksanaan pembiayaan mudharabah di BMT Al Ittihad telah sesuai dengan konsep mudharabah dimana jenis pembiayaan yang digunakan yaitu pembiayaan mudharabah muthlaqah. Sedangkan peningkatan UKM mengalami peningkatan dengan cukup baik berdasarkan beberapa indikator yaitu kelayakan usaha, skill, sektor usaha, pendapatan dan modal usaha. Dan dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembiayaan mudharabahterhadap peningkatan UKM di BMT Al-Ittihad Tasikmalaya. Hal ini disebabkan jika pembiayaan mudharabah meningkat maka peningkatan UKM pun meningkat, demikian pula sebaliknya jika pembiayaan mudharabah mengalami penurunan maka peningkatan UKM pun akan mengalami penurunan.

vi

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Maha Pencipta

alam semesta, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul : ”Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Peningkatan

Usaha Kecil Menengah Di BMT AL-ITTIHAD Tasikmalaya”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Namun penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan

manfaat di kemudian hari, bagi penulis khususnya maupun bagi pembaca pada

umumnya.

Selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis

menyadari begitu banyak keterlibatan dari berbagai pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung telah memberikan dorongan baik berupa materi maupun

moril. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Kedua orangtuaku, makasih Bapak Mamah atas segala kasih sayang,

pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan ananda serta doa yang

selalu terucap.....L0Ve U.....

2. Kakak Q,, A Agus, Teh Ita (ni umi ayena mah tos brez skripsina ge teu kedah

na2ros wae hehehh), Teh Ani (lancar truz usahana, bos roma irama heheh),

Teh Kiki (Chayo teh kmu pzti bsa!!!), T eey, A ade, A Asep, A Ayi ,

keponakanQ (anu sok ngaririweh bibina hehe,,tp reusep oge),,,Mkasih bwt

smuanya atas doa dan supportnya yang telah diberikan.

3. Bapak Prof. Dr. dr. M. Thaufik S. Boesoirie, M. S.,Sp.THT, KL (K) selaku

rektor Universitas Islam Bandung.

4. Bapak H. M. Zaenuddin, Drs., Lc., Dipl., M.H., selaku Dekan Fakultas Syariah

Universitas Islam Bandung.

vii

5. Bapak H. Roji Iskandar, S.Ag, M.A., selaku dosen pembimbing I yang dengan

sabar telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Hj. Nunung. Nurhayati, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing II yang

dengan sabar telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

8. Segenap karyawan BMT Al-Ittihad Tasikmalaya atas bimbingannya dan atas

waktu yang telah diluangkan untuk membantu menyebarkan kuesioner.

9. Sahabatku Risti (ceuceu tnyata nasib jerawatmu harus k’dokter jg sama ama Q

makanya jgn ngeledek heheheh), Echa (mkasih neng bantosanna2 bela2in dr

cikampek ke bdg hanya untuk ngabantuin Q hehe), Gilang (jgn shopping

mlulu heheh), Ifa (jadilah umi yang bsa mendidik anaknya heh), Pipit(hatur

nuhun tos nganganter abi ka global, n’ bantosanna2), Linda (kuncen chelsea),

Rida (ogoan, sgala harus ama ibu hehe, Cayo de kmu pzti bsa!!!), Aik (c jutek

tp asyik lho breng dy n’ mkasih slalu m’buka pintunya tuk dtg ke kostan sejuta

umat hehe), Ipey (cuek pizan n’ c’tabrak warna), Mita (mani perhatian

kasa2ha teh,, teu kenging bageur teuing neng...hehehe), Bundo Nisa (kaleum

pzn salut ama kmu bun), T’noe (sibodor nyetel sreng pipit) yang selalu

memberi motivasi dan semangat selama kuliah dan selama ngerjain

skripsi...Htr Nhn Smuanya.......

10. Seseorang (Mkasih A’) doa dan supportnya dalam penyelesaian skripsi ini

mudah mudahan diberikan yang terbaik bwt qt amin.....

11. Teman-teman Jurusan Keuangan Perbankan Syari’ah K’Agung, K Dendi,

K’Dana, angkatan 2005 (Rivni, Nova, Rina Y, Zilfa, Rika, Vima, Wida (klian

pzti bsa!!), Cae, Frenky, Hamdan, Agus, Nday dll yang telah memberikan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

12. Buat Pa Zaini mkasih udah minjemin tesisnya...htr nhn pak...

13. Semua pihak yang tidak mampu penulis tuliskan satu-persatu, terima kasih

banyak atas keikhlasan membantu. Jazakumullah khoiron katsiron.

viii

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Karena terbatasnya ilmu dan kemampuan yang dimiliki, untuk itu kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap skripsi ini dapat

memberikan manfaat untuk kita semua, khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi pembaca.

Akhirul Kalaam, Semoga Allah SWT, membalas segala kebaikan dan

senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua.Amin

Wassalaamu’alaikum wr. wb.

Bandung, Februari 2010

Penulis

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ............................................................................................. ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

MOTTO .......................................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 5

E. Metode dan Teknik Penelitian ................................................. 11

1. Metode Penelitian yang digunakan .................................... 11

2. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 11

3. Sumber Data ....................................................................... 12

4. Populasi Penelitian ............................................................. 12

x

5. Operasional Variabel .......................................................... 14

6. Pengujian Alat Ukur ........................................................... 15

a. Uji Validitas ................................................................. 15

b. Uji Reliabilitas ............................................................. 15

7. Teknis Analisis Data .......................................................... 16

8. Metode Analisis Data ......................................................... 17

F. Sitematika Penulisan ................................................................ 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembiayaan .............................................................................. 21

1. Pengertian Pembiayaan ...................................................... 21

2. Dasar Hukum Pembiayaan ................................................. 23

3. Jenis-jenis Pembiayaan ...................................................... 25

B. Pembiayaan Mudharabah ......................................................... 35

1. Pengertian Mudharabah ..................................................... 35

2. Dasar Hukum Mudharabah ................................................ 37

3. Jenis-jenis Mudharabah ...................................................... 37

4. Rukun dan Syarat Mudharabah .......................................... 38

C. Usaha Kecil Menengah ............................................................ 40

1. Pengertian Usaha Kecil Menengah .................................... 40

2. Pembiayaan Usaha Kecil Menengah di BMT .................... 44

3. Aspek-aspek Dalam Pengajuan Pembiayaan di BMT ....... 46

xi

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Objek Penelitian ....................................................................... 47

1. Profil Singkat BMT Al-Ittihad Tasikmalaya ..................... 47

2. Lingkup Kegiatan BMT Al-Ittihad Tasikmalaya ............... 48

3. Sasaran Nasabah BMT Al-Ittihad Tasikmalaya ................. 49

4. Visi dan Misi BMT Al-Ittihad Tasikmalaya ...................... 49

5. Struktur Organisasi BMT Al-Ittihad Tasikmalaya ............. 49

6. Produk-produk BMT Al-Ittihad Tasikmalaya .................... 55

a. Produk Penyaluran Dana .............................................. 55

b. Produk Pembiayaan ...................................................... 56

B. Mekanisme Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ittihad

Tasikmalaya ............................................................................. 57

C. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Peningkatan

UKM di BMT Al-Ittihad .......................................................... 61

BAB IV PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BAITUL

MAAL WA TAMWIL (BMT) AL-ITTIHAD TERHADAP

PENGARUH PENINGKATAN USAHA KECIL

MENENGAH DI TASIKMALAYA

A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ittihad

Tasikmalaya ............................................................................. 64

B. Gambaran Umum Responden .................................................. 69

C. Peningkatan UKM di BMT Al-Ittihad Tasikmalaya ................ 85

xii

D. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ittihad

Terhadap Peningkatan UKM di Tasikmalaya .......................... 94

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................. 99

B. Saran ......................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Produk pembiayaan di BMT Al Ittihad Tasikmalaya ................. 68

Grafik 4.2 Responden berdasarkan jenis kelamin ........................................ 70

Grafik 4.3 Responden berdasarkan usia ....................................................... 71

Grafik 4.4 Responden berdasarkan pendidikan ............................................ 71

Grafik 4.5 Responden berdasarkan jenis usaha ............................................ 72

Grafik 4.6 Tanggapan responden mengenai pembiayaan yang ditawarkan

kepada nasabah............................................................................ 73

Grafik 4.7 Tanggapan responden mengenai proses pelayanan administrasi

dalam pemberian pembiayaan mudharabah yang diberikan

kepada nasabah............................................................................ 74

Grafik 4.8 Tanggapan responden mengenai pembiayaan mudharabah yang

diberikan kepada nasabah tepat untuk kebutuhan modal kerja ... 75


diberikan kepada nasabah tepat untuk kebutuhan investasi ........ 76


diberikan kepada nasabah tepat untuk kbutuhan konsumtif ....... 77

Grafik 4.11 Tanggapan responden mengenai pengajuan pembiayaan

mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan

character ..................................................................................... 78


mudharabah yang dberikan nasabah berdasarkan capacity ........ 79

xiv


mudharabah yang dberikan nasabah berdasarkan capital ........... 80


mudharabah yang dberikan nasabah berdasarkan condition of

economy....................................................................................... 81


mudharabah yang dberikan nasabah berdasarkan collateral ...... 82

Grafik 4.16 Tanggapan responden mengenai perhitungan bagi hasil yang

kepada nasabah............................................................................ 83

Grafik 4.17 Tanggapan responden mengenai kemampuan nasabah dalam

pengembalian pembiayaan kepada BMT .................................... 84

Grafik 4.18 Tanggapan responden mengenai kemampuan dalam

peningkatan usaha ....................................................................... 85

Grafik 4.19 Tanggapan responden mengenai peningkatan penjualan ............ 86

Grafik 4.20 Tanggapan responden terhadap usaha sesuai dengan keahlian ... 87

Grafik 4.21 Tanggapan responden terhadap usaha sesuai dengan

kemampuan ................................................................................. 88

Grafik 4.22 Tanggapan responden mengenai pemberian pembiayaan

mudharabah sesuai untuk usaha perdagangan………................. 89


mudharabah sesuai untuk usaha produksi ................................... 90


mudharabah sesuai untuk usaha jasa ........................................... 91

xv

Grafik 4.25 Tanggapan responden mengenai peningkatan pendapatan

setelah diberikan pembiayaan mudharabah oleh BMT Al

Ittihad .......................................................................................... 92


diberikan tepat untuk modak usaha ............................................. 93

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema al-Mudharabah ................................................................ 36

Gambar 3.1 Susunan Pengurus Kopontren Al-Ittihad .................................... 49

Gambar 3.2 Susunan Pengelola USPS/BMT Al Ittihad .................................. 51

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel operasional variabel ............................................................. 14

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Skripsi

Lampiran 2 Daftar Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Data Hasil Kuesioner

Lampiran 4 Uji Validitas dan Realibilitas pembiayaan mudharabah dan

Peningkatan UKM

Lampiran 5 Rekap Uji Validitas dan Realibilitas

Lampiran 6 Tabulasi regresi sederhana

Lampiran 7 Kuesioner

Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari kegiatan yang bersifat ekonomi.

Demikian pula di Indonesia. Setiap individu yang telah memiliki tanggung jawab

dalam meniti kehidupannya selalu berupaya aktif dalam menjalankan kegiatan

ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat saling berkaitan satu

sama lain dan selalu ingin lebih berhasil. Kita dapat melihat orang-orang yang

setiap hari hilir mudik bekerja, di antaranya yaitu pegawai negeri, karyawan

swasta, pedagang kecil, konglomerat sampai pejabat. (Uce Suganda, 2006)

Salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat

yaitu dalam bentuk usaha kecil menengah (UKM). Kegiatan UKM merupakan

usaha kecil yang dilakukan sebagaian masyarakat di antaranya pedagang keliling,

pedagang barang-barang konsumsi, pedagang sayur, warung kebutuhan dapur,

warung makan, pengusaha-pengusaha pertanian. Pada pelaksanaannya, kegiatan

UKM mempunyai potensi yang sangat besar dan strategis dalam peningkatan

roda perekonomian rakyat. Keberadaan UKM yang tersebar luas di seluruh daerah

berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja. Namun dalam pelaksanaan peran

dan potensinya yang besar tersebut, UKM masih menghadapi berbagai masalah

terutama dalam hal permodalan. Padahal modal merupakan unsur utama dalam

mendukung peningkatan produksi usaha mereka. Kegiatan usaha kecil menengah

2

umumnya memang sering bermasalah dalam hal permodalan. Sehingga sering

mengalami kesulitan dalam pengembangan usahanya.

Untuk menghindari kekurangan modal, biasanya pengusaha kecil

mengambil jalan pragmatis atau jalan pintas dengan mencari permodalan dari

rentenir. Pola kredit yang dijalankan rentenir sangat praktis dan sederhana.

Hubungan baik dan kepercayaanlah yang mendasari pemberian kredit dari rentenir

kepada pengusaha kecil. Pengusaha kecil harus menanggung suku bunga yang

sangat tinggi bahkan banyak yang lebih tinggi dari tingkat profitabilitas usaha

yang dibiayai. Banyak pengusaha kecil yang tidak mempertimbangkan hal

tersebut sehingga terjebak hutang yang lama kelamaan akan mematikan usahanya.

Untuk mengatasi persoalan yang melingkari para pelaku usaha kecil

menengah (UKM) seperti dalam hal permodalan, keberadaan perbankan dan

lembaga keuangan syariah seperti halnya BMT sangat dibutuhkan. BMT dapat

memberikan kemudahan pelayanan jasa semi perbankan, terutama bagi pengusaha

atau pedagang golongan ekonomi lemah dengan memberikan pinjaman modal

usaha yang bersifat sementara sehingga akan mampu meningkatkan pendapatan

usaha, meningkatkan produktivitas, serta dapat mengembangkan perekonomian

di sektor riil.

Kekuatan lain yang memungkinkan BMT untuk memberdayakan UKM

adalah penyediaan pembiayaan. BMT menyediakan sarana pembiayaan yang

berbentuk produk penyaluran pembiayaan khusus untuk pengembangan usaha

yaitu pembiayaan mudharabah. Menurut Muhammad Syafi’i Antonio dalam

bukunya berjudul “Bank Syariah Dari Teori ke Praktik” disebutkan bahwa,

3

“Mudharabah yaitu akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak

pertama (shahib al maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak

lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut

kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung

oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.

Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si

pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut”.

Pembiayaan Mudharabah memiliki prinsip kemitraan dan kerjasama

dengan bersifat gotong royong (ta’awun). Dalam pelaksanaannya mampu

menciptakan adanya tolong menolong antar sesama pihak. BMT sebagai pihak

pertama yang disebut shahibul maal memberikan penambahan modal berupa

pembiayaan mudharabah kepada nasabah, dalam hal ini pelaku usaha kecil

sebagai pihak kedua yang disebut mudharib yang tidak memiliki modal sama

sekali untuk menjalankan usahanya sehingga pembiayaan tersebut dapat

membantu mensejahterakan ekonomi masyarakat dan meningkatkan pendapatan

usaha kecil.

Pelayananan pembiayaan mudharabah tersebut merupakan jenis produk

yang ditawarkan BMT AL Ittihad Tasikmalaya kepada masyarakat dalam bentuk

memberikan kontribusi modal untuk suatu usaha kecil dan menengah yang

bertujuan meningkatkan kesejahteraan bagi elemen masyarakat lapisan bawah,

BMT Al Ittihad Tasikmalaya memiliki peranan yang strategis untuk penanganan

permasalahan pembiayaan dalam modal usaha, dengan itu peranan pembiayaan

4

mudharabah pada BMT Al Ittihad Tasikmalaya diharapkan mampu membantu

meningkatkan pendapatan usaha kecil.

Dengan demikian keberadaan BMT diharapkan mempunyai efek yang

sangat kuat dalam menjalankan misinya dan dapat mengurangi ketergantungan

pengusaha kecil dari lembaga-lembaga keuangan informal yang bunganya relatif

tinggi. Pemberian pembiayaan sedapat mungkin mampu memandirikan ekonomi

pengusaha kecil. Di daerah Kota Tasikmalaya, terdapat pengusaha kecil yang

sangat membutuhkan pembiayaan untuk meningkatkan usaha dan taraf hidup

mereka. Melalui BMT Al Ittihad Tasikmalaya diharapkan pembiayaan yang

diberikan dapat membantu meningkatkan pendapatan usaha kecil dan

memandirikan ekonomi usaha kecil.

Maka berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui seberapa besar

pengaruh pembiayaan mudharabah pada peningkatan UKM di BMT Al Ittihad

Tasikmalaya. Hal ini sangat menarik penulis untuk lebih jauh membahas masalah

tersebut dengan penelitian ilmiah dengan judul: “ PENGARUH PEMBIAYAAN

MUDHARABAH TERHADAP PENINGKATAN USAHA KECIL

MENENGAH DI BMT AL-ITTIHAD TASIKMALAYA”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka pokok

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembiayaan Mudharabah di BMT Al Ittihad ?

5

2. Bagaimana peningkatan usaha kecil menengah yang menjadi anggota di BMT

Al Ittihad?

3. Bagaimana pengaruh pembiayaan Mudharabah terhadap peningkatan UKM di

BMT Al Ittihad?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembiayaan mudharabah di BMT

Al Ittihad

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan UKM yang menjadi anggota di

BMT Al Ittihad.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap

peningkatan UKM di BMT Al Ittihad.

D. Kerangka Pemikiran

Lahirnya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

memberikan ketegasan dan peluang yang cukup besar bagi perkembangan

perbankan syariah di Indonesia. Dalam UU tersebut yang dimaksud dengan

perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah

dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan

proses dalam melaksanakan kegiatannya. Salah satu bentuk kegiatan perbankan

syariah yaitu pembiayaan. Dalam UU pasal 1 angka 25 Tahun 2008 yang

dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah

dan musyarakah berdasarkan persetujuan atau kesepakatan meminjam antar bank

6

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.

Keberadaan perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah sangat

membantu pemerintah dalam pembangunan kembali sistem perbankan nasional.

Sebagai sebuah lembaga keuangan, Baitul maal Wa Tamwil mempunyai peran

cukup penting bagi aktivitas perekonomian, yaitu sebagai wahana yang mampu

menghimpun atau mengarahkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan,

giro dan deposito (simpanan dana pihak ketiga) dan menyalurkan kembali dana

tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas

pembiayaan secara efektif dan efisien kearah peningkatan taraf hidup rakyat

sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Selain menawarkan produk-produk seperti layaknya bank konvensional,

kehadiran lembaga keuangan syariah pun mampu memenuhi kebutuhan para

nasabah melebihi dari apa yang mereka harapkan yaitu memberikan konsep

ekonomi baru yang lebih terjamin kadar halal haramnya karena tidak

menggunakan sistem bunga yang identik dengan riba.

Pada prinsipnya, perekonomian yang dapat diridhai oleh Allah SWT

adalah sistem ekonomi yang sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadits yaitu dengan

menjalankan sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam adalah kumpulan dari

dasar-dasar ekonomi yang dibangun di atas dasar-dasar tinjauan islam diantaranya

seperti hukum yang diharamkannya riba sesuai dengan berbagai macam bid’ah

(lingkungan) dan setiap zaman. (Al-Fikri. 1997: 112).

7

BMT merupakan sebuah lembaga yang mengacu pada pendekatan sistem

ekonomi Islam yang integral dan merupakan suatu kumpulan dari orang-orang

yang bekerja bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Seperti yang dijelaskan dalam

QS al-Baqarah [2] : 85 disebutkan:

��

��

�� !"#��

“….. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat”. (Depag RI, 2006:13)

BMT sebagai badan usaha yang berlandaskan syariat Islam mengandung

misi saling tolong menolong dan saling menguatkan antar anggotanya. Dalam QS

al-Maidah (5) : 2 disebutkan:

�� $ �� $ ��% �&��

�� '#��

“…. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”

(Depag RI, 2006: 107).

8

Tolong-menolong merupakan kewajiban bagi sesama muslim dan

merupakan suatu keharusan dalam suatu komunitas di masyarakat. Masalah

tolong-menolong yang dapat dilakukan oleh seorang muslim banyak macam dan

ragamnya baik yang bersifat sosial maupun bersifat komersial.

Penekanan Islam pada kerjasama sebagai suatu konsep utama dalam

kehidupan ekonomi telah menimbulkan keyakinan pada pembagian laba dan

peranserta (mudharabah) sebagai alternatif dasar perbankan dan investasi di

dalam kerangka Islam. Kerjasama antara pemilik modal dengan pengusaha yang

tidak punya atau kekurangan modal untuk menjalankan usahanya. kerjasama ini

dapat dilakukan antarperorangan atau orang dengan institusi. Bagi yang tidak

memproduktifkan kekayaan yang dimilikinya, maka islam menganjurkan untuk

melakukan mudharabah atau musyarakah yaitu bisnis bagi hasil.

Berdasarkan UU pasal 1 angka 25 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,

yang dimaksud dengan pembiayaan adalah :

penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa

transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan meminjam antar bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.

Menurut Syafi’i Antonio (2005:95) pembiayaan mudharabah yaitu akad

kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahib al maal)

menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola”.

9

Dengan adanya pembiayaan mudharabah diharapkan mampu

meningkatkan usaha kecil menengah (UKM) yang masih mengalami kesulitan

dari segi permodalan dalam pengembangan usaha ekonomi mereka. Dengan

menyediakan pembiayaaan tersebut BMT diharapkan mampu mendorong pihak

UKM untuk dapat meningkatkan produksinya sehingga meningkatkan

pendapatannya.

Dalam melakukan aktifitas pemberian pembiayaan pada lembaga

keuangan syariah, BMT harus melakukan seleksi yang memadai meliputi

kewenangan meminjam, modal, jaminan serta kondisi ekonomi untuk memastikan

bahwa nasabah yang diberikan fasilitas pembiayaan tersebut dapat membayar

pinjamannya saat jatuh tempo. Dalam pemberian pembiayaannya BMT harus

memperhatikan prinsip-prinsip pemberian pembiayaan dengan analisis 5 C, yaitu:

1. Character

Penilaian selektif kepada calon para debitur dan mengukur profitabilitas bagi

pengembalian kredit.

2. Capacity

Untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kembali

pembiayaan yang diterimanya. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah

dalam mengelola bisnisnya.

3. Capital

Penilaian yang dapat diberikan kepada calon debitur sesuai dengan kelayakan

atas usaha yang akan atau sedang mereka laksanakan.

10

4. Condition of economy

Keadaan usaha calon debitur yang berkaitan dengan peluang atau prospek

usaha mereka dalam mengelola kredit yang diberikan oleh pihak BMT.

5. Collateral

Adanya jaminan yang diberikan calon debitur kepada pihak BMT, baik dari

segi kualitas maupun kuantitasnya. Keharusan adanya barang jaminan ini

bersifat kondisional.

Adapun mengenai UKM, usaha kecil menengah memiliki potensi yang

sangat besar dan strategis dalam peningkatan aktivitas ekonomi nasional,

termasuk menyediakan barang dan jasa dalam negeri. Keberadaan UKM yang

tersebar luas di seluruh daerah berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja.

Namun dalam pelaksanaan peran dan potensinya yang besar tersebut, UKM masih

menghadapi berbagai masalah terutama dalam hal permodalan dan kondusifnya

iklim usaha.

Untuk mengatasi persoalan yang melingkari usaha kecil menengah (UKM)

dalam hal permodalan, prospek pengembangan dan tantangannya, kehadiran

lembaga keuangan syariah merupakan momentum strategis bagi upaya

pembebasan masyarakat pengusaha kecil dari kesulitan pendanaan dalam

pengembangan usaha ekonomi mereka. Keistimewaan dan ciri-ciri yang ada pada

lembaga keuangan syariah dari lembaga konvensional sangat memungkinkan bagi

perkembangan dan masa depan ekonomi rakyat.


adalah penyediaan pembiayaan yang merupakan faktor penting untuk mendorong

11

kegiatan dan perkembangan ekonomi. Produk-produk pembiayaan BMT seperti

mudharabah dan musyarakah sangat diminati masyarakat. Dengan adanya

pembiayaan mudharabah diharapkan mampu mendorong pihak UKM untuk dapat

meningkatkan produksinya sehingga meningkatkan pendapatan dan mampu

bersaing dengan pengusaha lain.

E. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian yang Digunakan

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

korelasional dengan alat uji statistik regresi. Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui pengaruh antara pembiayaan mudharabah terhadap peningkatan

UKM. Menurut Nur Indrianto dan Bambang Supomo dalam bukunya Metode

Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen (1997:27) yang dimaksud

dengan metode korelasional adalah sebagai berikut:

Metode korelasional merupakan tipe penelitian dengan karakteristik

masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih,

tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi

antara variabel.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah :

a. Dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data dengan mengumpulkan

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Dokumen tersebut

merupakan dokumen yang membahas tentang kebijakan pembiayaan yang

diterapkan di BMT Al Ittihad Tasikmalaya dalam menyalurkan

pembiayaan kepada UKM (Usaha Kecil dan Menengah).

12

b. Studi Kepustakaan, yaitu penelitian yang dilaksanakan memakai bahan-

bahan yang diambil dari perpustakaan dan literatur lainnya, seperti buku-

buku yang membahas teori-teori yang berhubungan dengan pembiayaan

dan UKM.

c. Kuesioner, adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan

daftar pertanyaan kepada responden.

d. Wawancara secara langsung dengan pihak yang berwenang pada BMT Al-

Ittihad Tasikmalaya untuk dapat mengetahui mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan pemberian pembiayaan mudharabah terhadap UKM.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data-data yang diperoleh dari dokumen dan catatan-catatan

perusahaan, literatur, tulisan ilmiah yang dianggap relevan dengan topik

penelitian, dalil-dalil tentang pembiayaan, dan data-data yang bersumber

dari studi kepustakaan.

b. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari literatur, majalah, koran, internet dan

bacaan-bacaan lain yang mendukung penelitian ini.

4. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah nasabah UKM yang melakukan pembiayaan

Mudharabah di BMT Al Ittihad Tasikmalaya yang termasuk pengusaha kecil.

Sampel ditentukan dengan metode random sampling yaitu suatu cara pemilihan

sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, pemilihan

13

dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen mendapat kesempatan yang

sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Husein Umar 2003:137)

Untuk menentukan sampel dari suatu populasi, dapat digunakan rumus Slovin

(1960) sebagai berikut:

21 NeNn

+=

Di mana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = % kelonggaran (standard error) yang bisa ditolerir (Husein Umar,

2002: 141)

Misalnya, diketahui dari data observasi, jumlah nasabah UKM yang

fasilitas pembiayaan mudharabah pada BMT Al Ittihad Tasikmalaya yang tercatat

sebagai nasabah UKM aktif adalah 200 orang. Dengan jumlah populasi 200 dan

standard error 10 % sesuai dengan rumus penarikan Slovin, maka jumlah sampel

yang diambil adalah :

67)1,0)(200(1

2002

=+

=n

Dengan demikian sampel yang akan diambil sebagai responden dalam

penelitian ini adalah sebanyak 67 orang.

14

5. Operasional Variabel

Table 1.1

Operasional Variabel

variabel Dimensi Indikator Skala

Pembiayaan

Mudharabah

1. Pelayanan

pembiayaan

2. Penggunaan

dana.

3. Kelayakan

pengajuan

pembiayaan

- Produk yang ditawarkan

- Proses administrasi

- Pembiayaan modal kerja

- Pembiayaan investasi

- Pembiayaan konsumtif

- Character (penilaian selektif

kepada calon debitur)

- Capacity (kemampuan calon

debitur dalam usahanya)

- Capital (penilaian kepada calon

debitur sesuai dengan usaha

yang dijalankan)

- Condition of economy (keadaan

usaha calon debitur yang

berkaitan dengan peluang usaha

mereka dalam mengelola kredit

yang diberikan oleh BMT)

- Collateral (jaminan yang

diberikan calon debitur kepada

pihak BMT)

- Bagi hasil

- Kemampuan mengembalikan

pembiayaan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Peningkatan

UKM

1. Kelayakan

usaha

- Kemampuan meningkatkan

usaha

Ordinal

15

2. Skill

3. Sektor usaha

- Kemampuan meningkatkan

penjualan

- Sesuai keahlian atau latar

belakang pendidikan

- Sesuai kemampuan

- Tingkat kesalahan

- Usaha perdagangan

- Usaha produksi

- Usaha jasa

- modal

- pendapatan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Sumber: Syafe’I Antonio, 2000:98 Pinbuk

6. Pengujian Alat Ukur

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui alat ukur tersebut memiliki taraf

kesesuaian dan ketetapan dalam melakukan penilaian atau dengan kata lain alat

ukur tersebut sudah benar-benar mengukur sesuatu yang hendak diukur atau

dinilai. Jadi suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut mengukur

apa yang hendak diukur. Validitas adalah suatu suatu proses pengumpulan bukti-

bukti untuk menarik kesimpulan bahwa suatu alat ukur benar-benar dapat

mengukur atribut psikologis yang akan diukur (Noor, 2004: 7).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan, yang menunjukan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten (Ancok, 1989: 22). Reliabilitas untuk mengetahui

16

sejauh mana alat ukur yang digunakan memiliki taraf ketelitian, kepercayaan,

kekonstanan ataupun kestabilan.

7. Teknis Analisis Data

Dalam langkah analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara

statistik untuk melihat apakah hipotesis terbukti (Uma Sekaran, 2006:42). Dengan

demikian, dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan analisis data

statistik parametrik. Menurut Sidney Siegel (1997: 38) tes statistik parametrik

adalah suatu tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang

parameter populasi yang merupakan sumber sampel penelitiannya.

Analisis statistik parametrik memerlukan terpenuhinya persyaratan bahwa

skala pengukuran minimal interval, sedangkan bila dari data penelitian diperoleh

data yang memeberikan skala pengukuran ordinal, sehingga agar analisis tersebut

dapat dilanjutkan, maka skala pengukuran ordinal harus dinaikkan

(ditransformasikan) ke dalam skala interval dengan menggunakan Methods

Successive Interval (MSI). Yaitu cara untuk menaikkan skala pengukuran dari

skala ordinal (Likert) menjadi skala interval. (Suharto : 28)

Adapun langkah kerja Methods Successive Interval (MSI) adalah:

• Perhatikan tiap butir pertanyaan, misal dalam kuesioner.

• Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan

(menjawab) skor 5, 4, 3, 2, 1, yang disebut dengan frekuensi.

• Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya

disebut dengan proporsi.

• Tentukan proporsi kumulatif.

17

• Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai Z-

tabel untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

• Tentukan Nilai Densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dari

tabel).

• Tentukan Nilai Transformasi (Y) dengan menggunakan Rumus

• Kemudian menentukan Nilai Transformasi (Y) dengan menggunakan

Rumus :

8. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

analisis regresi sederhana, yaitu analisis regresi yang menyangkut sebuah variabel

independen dan sebuah variabel dependen. (Moh. Nazir, 2005: 459)

Rumus yang digunakan dalam regresi sederhana adalah:

Y = a + b X

Sedangkan untuk memperoleh nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: a = nilai intercept atau perpotongan dengan sumbu tegak

b = koefisien arah regresi (kemiringan atau gradient lurus)

18

X = variabel independen (pembiayaan mudharabah)

Y = Variabe dependen (peningkatan UKM)

a. Pengujian Hipotesis �

Untuk mengetahui pengaruh dari variabel independent terhadap variabel

dependent. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis � menurut Nunung

Nurhayati dan Tasya Aspiranti dalam bukunya statistika bisnis (2006: 134) adalah

sebagai berikut:

1) Penentuan Ho dan Ha

Ho : � = 0 Tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan mudharabah terhadap

peningakatan UKM

Ha : � � 0 Terdapat pengaruh antara pembiayaan mudharabah terhadap

peningkatan UKM

2) Penetapan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi yang digunakan penulis adalah 0,05 (� = 0,05) derajat

kebebasan (df) = n-2

3) Menentukan nilai t dengan cara menghitung pengujian terhadap �

Dimana Se diperoleh dari perhitungan Se =

Se = standart error of estimate

B = parameter koefisien regresi, merupakan besarnya variabel dependent

akibat perubahan tiap unit variabel independent.

�

−

=2X

Seb

t

β

19

X = variabel independen

Y = variabel dependent

n = jumlah sampel

� = persamaan regresi

4) Kriteria Keputusan Tolak/Terima Ho

Pengujian dengan 2 pihak:

-t ½ � � t � ½ � Ho diterima

t < -t ½ � atau t > ½ � Ho ditolak

5) Bandingkan t tabel dengan t hitung

t hitung < t tabel : Ho diterima

t hitung > t tabel : Ho ditolak

6) Membuat kesimpulan

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan-pembahasan dalam penulisan ini, akan penulis sistematika ke

dalam 5 (lima) bab, yang setiap babnya membahas secara garis besarnya sebagai

berikut :

BAB I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode dan Teknik Penelitian

serta Sistematika Pembahasan.

BAB II Landasan Teori, Pembiayaan Mudharabah di BMT dan

Peningkatan Usaha Kecil Menengah, meliputi Pengertian Pembiayaan, Dasar

Hukum Pembiayaan, Jenis-jenis Pembiayaan, Pembiayaan Mudharabah, Dasar

20

Hukum Pembiayaan Mudharabah, Jenis-jenis Mudharabah, Rukun dan Syarat

Muharabah, Pengertian Usaha kecil menengah, dan Pembiayaan bagi UKM di

BMT.

BAB III Objek Penelitian, meliputi Gambaran Umum BMT Al-Ittihad

Tasikmalaya, Profil Singkat BMT Al-Ittihad Tasikmalaya, Visi, Misi BMT Al-

Ittihad Tasikmalaya , Struktur Organisasi BMT Al-Ittihad Tasikmalaya, Produk-

produk pada BMT Al-Ittihad Tasikmalaya, dan Mekanisme pembiayaan

mudharabah di BMT Al-Ittihad Tasikmalaya.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi Pelaksanaan

produk pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ittihad Tasikmalaya, Peningkatan

UKM di BMT Al-Ittihad Tasikmalaya dan pengaruh pembiayaan Mudharabah

bagi peningkatan usaha kecil dan menengah (UKM) yang diberikan BMT Al-

Ittihad Tasikmalaya

BAB V Penutup.

21 �

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PEMBIAYAAN

1. Pengertian Pembiayaan

Muhammad (2005:17) dalam buku “Manajemen Pembiayaan Bank

Syariah”, menguraikan bahwa yang dimaksud pembiayaan atau financing yaitu

pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung

investasi yang telah direncanakan, baik yang dilakukan sendiri maupun lembaga”.

Sedangkan pengertian pembiayaan berdasarkan Undang-Undang No.21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 1 angka 25 “Pembiayaan adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

Menurut Sinungan (1983) yang dikutip oleh Muhammad (2005:19)

menyebutkan beberapa fungsi dari pembiayaan yaitu :

a. Meningkatkan daya guna uang

Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro,

tabungan, dan deposito. Uang tersebut dalam persentase tertentu

ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan

produktivitas.

22

b. Meningkatkan daya guna barang

Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat mengubah bahan

mentah menjadi barang jadi, sehingga utility dari bahan tersebut

meningkat.

c. Meningkatkan peredaran uang

Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran pengusaha

menciptakan pertambahan peredaran uang giral seperti cek, bilyet giro,

wesel, promes, dan sebagainya.

d. Menimbulkan kegairahan berusaha

Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha digunakan untuk

memperbesar volume usaha dan produktivitasnya, sehingga hal ini

menimbulkan kegairahan yang meluas di masyarakat untuk

meningkatkan produktivitas.

e. Stabilitas ekonomi

Stabilitas ekonomi diarahkan untuk usaha-usaha pengendalian inflasi,

peningkatan ekspor, rehabilitasi prasarana, dan pemenuhan kebutuhan

rakyat untuk menekan arus inflasi dan usaha pembangunan ekonomi

yang di dalamnya pembiayaan memegang peranan penting.

f. Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional

Para pengusaha yang mendapatkan pembiayaan akan berusaha untuk

meningkatkan usahanya, sehingga pendapatan akan terus bertambah dan

pajak pun akan bertambah. Hal ini menyebabkan pertambahan devisa

Negara.

23

Saad Al Hasan (1996:7) dalam buku “Islamic Finance : Partnership

Financing”, mengemukakan bahwa pembiayaan dalam perbankan syariah dapat

dibagi tiga golongan yaitu :

a. Return bearing financing, yaitu bentuk pembiayaan yang secara komersial

menguntungkan, ketika pemilik modal mau menanggung risiko kerugian dan

nasabah juga memberikan keuntungan.

b. Return free financing, yaitu bentuk pembiayaan yang tidak mencari

keuntungan lebih ditujukan kepada orang yang membutuhkan (poor), sehingga

tidak ada keuntungan yang dapat diberikan.

c. Charity financing, yaitu bentuk pembiayaan yang memang diberikan kepada

orang miskin dan membutuhkan, sehingga tidak ada klaim terhadap pokok dan

keuntungan.

2. Dasar Hukum Pembiayaan

Islam menganjurkan kepada manusia agar saling membantu atau kerja

sama dalam kebaikan atau kegiatan usaha yang mendatangkan manfaat bersama

serta kemaslahatan. Hal ini termaktub dalam QS al-Maidah [5] : 2 sebagai berikut

:

�� !��"#�$ �� %

“…Bertolong-tolonglah (kerja sama) kamu dalam kebaikan dan taqwa,

dan janganlah bertolong-tolong dalam dosa dan permusuhan”. (Depag RI, 2005 :

106).

24

&�$�'��(��)�*��'�+� ,�-�.� ��/��, 0�1.�# 2��3��+��4��.��& �� 5��4��6��&��7�8��9�# .�#�*�:�;�+� ,��%

<=�8�>�>��;+?

“Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza

wa Jalla berfirman, ‘Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama

salah satunya tidak mengkhianati yang lainnya” (Al Sajastani, 1395 H : 17)

Hadits di atas menjelaskan kecintaan Allah terhadap orang-orang yang

berserikat� dalam melakukan kegiatan usaha selama mereka saling menjunjung

tinggi amanat kebersamaan dan menjauhi pengkhianatan.

Keterangan di atas merupakan anjuran agama untuk manusia agar

senantiasa menjalin suatu bentuk kerja sama dalam kegiatan usaha. Dalam tataran

aplikasinya di perbankan, pihak bank selaku lembaga intermediasi di sektor

moneter dapat menjalin kerjasama dengan pihak lain (nasabah) yang berkelut di

sektor riil dengan bentuk penyaluran pembiayaan atau modal kerja kepada

mereka.

Dalam tatanan hukum positif di Indonesia, pembiayaan diatur dalam UU

pasal 1 angka 25 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan

pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau

tagihan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Regulasi atau ketentuan Bank Indonesia mengenai pembiayaan, hal ini

diatur dalam beberapa Peraturan Bank Indonesia, antara lain :

25

1. Peraturan Bank Indonesia No. 11/15/PBI/2009 17 April 2009 Tentang Batas

Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat.

2. Peraturan Bank Indonesia No. 08/01/PBI/2006 3 Januari 2006 Tentang

Fasilitas Pembiayaan Darurat

3. Peraturan Bank Indonesia No. 10/18/PBI/2008 25 September 2008 Tentang

Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Umum dan Unit Usaha Syariah.

4. Peraturan Bank Indonesia No. 11/29/PBI/2009 Tentang Fasilitas Pendanaan

Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

5. Peraturan Bank Indonesia NO. 06/26/PBI/2004 25 Oktober 2004 Tentang

Suku Bunga dan Nisbah Atas Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil Kredit

Program.

3. Jenis-jenis Pembiayaan

Dengan semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin

meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-

proyek pembangunan, pemerintah sangat terbatas untuk menutup kebutuhan dana

tersebut karena dana yang bersumber dari APBN terbatas. Karenanya pemerintah

menggandeng dan mendorong pihak swasta untuk ikut berperan serta dalam

pembiayaan pembangunan potensi ekonomi bangsa. Pihak swasta pun secara

individual kepemilikan dananya padahal terbatas untuk memenuhi operasional

dan pengembangan usahanya. Dengan keterbatasan tersebut lembaga keuangan

memegang peranan penting dan strategis dalam penyediaan permodalan

pengembangan sektor-sektor produktif.

26

Lembaga perbankan, khususnya bank syariah sebagai lembaga perantara

jasa keuanagan (financial intermediary), yang tugas pokoknya adalah

menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan dana pembaiayaan. Bank syariah merupakan sistem bebas

bunga, tidak hanya digunakan untuk kaum muslimin saja, namun sesuai landasan

Islam “rahmatan lil alamin”, didirikan guna melayani masyarakat tanpa

membedakan keyakinan yang dianut.

Sesuai dengan akad pengembangan produk, bank syariah sebagai lembaga

keuangan syariah yang melayani pembiayaan memiliki banyak jenis pembiayaan.

Muhammad (2005:22) jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat

dikelompokkan menurut beberapa aspek :

1. Pembiayaan menurut tujuan

Pembiayaan menurut tujuannya dibedakan menjadi :

a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk mendapatkan modal

dalam rangka pengembangan usaha.

b. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan untuk melakukan investasi atau

pengadaan barang konsumtif.

2. Pembiayaan menurut jangka waktu

Pembiayaan menurut jangka waktunya dibedakan menjadi :

a. Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan

waktu satu bulan sampai dengan satu tahun.

b. Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan

waktu satu tahun sampai dengan lima tahun.

27

c. Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan

lebih dari lima tahun.

Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva

produktif dan aktiva tidak produktif, yaitu :

1. Aktiva Produktif pada bank syariah, dialokasikan dalam bentuk pembiayaan

sebagai berikut :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil. Untuk jenis pembiayaan dengan

prinsip ini meliputi :

1) Mudharabah ( @��A� )

Secara bahasa menurut Abdurrahman Al-Jaziri yang dikutip oleh Helmi

Karim (1993:11) mudharabah berarti, “ungkapan terhadap pemberian harta dari

seorang kepada orang lain sebagai modal usaha, di mana keuntungan yang

diperoleh akan dibagi di antara mereka berdua, dan bila rugi akan ditanggung oleh

pemilik modal’’.

Sedangkan secara istilah menurut Sayyid Sabiq (1987:31) mudharabah

berarti, “akad antara dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha perdagangan di

mana salah satu pihak memberikan dana kepada pihak lain sebagai modal usaha

dan keuntungan dari usaha itu akan dibagi antara mereka berdua sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati”.

2) Musyarakah ( @B�� )

Secara bahasa diambil dari kata syaraka yang artinya berkumpul. Menurut

Sayyid Sabiq (1987:193) Musyarakah atau syirkah artinya ikhtilath atau

percampuran. Sedangkan menurut Al-Jaziri (1969:63) “Syirkah adalah

28

percampuran, yaitu seseorang mencampurkan hartanya dengan harta orang lain

sehingga tidak mungkin untuk dibedakan”. Dalam konteks ekonomi, musyarakah

adalah percampuran antara dua harta dengan yang lainnya tanpa dapat dibedakan

antara keduanya. Sedangkan secara istilah, menurut Maliki musyarakah sebagai

izin untuk menggunakan harta yang dimiliki oleh dua orang secara bersama, yakni

keduanya saling mengizinkan dan berhak untuk menggunakan harta tersebut.

(Wahbah Al-Zuhaily, 1989 : 792)

b. Pembiayaan dengan prinsip jual beli. jenis pembiayaan dengan prinsip ini

meliputi :

1) Pembiayaan Murabahah ( @C�� )

Sayyid Sabiq (1987:83) dalam buku ”Fikih Sunnah” menguraikan bahwa

yang dimaksud dengan murabahah adalah salah satu bagian dari bentuk jual beli

yang bersifat amanah.

Dalam bentuk jual beli BMT membelikan barang yang dibutuhkan

nasabah dan menjualnya kepada nasbah dengan harga plus keuntungan. Jadi dari

produk ini BMT menerima laba atas jual beli. Harga pokoknya sama-sama

diketahui kedua belah pihak.

2) Pembiayaan Salam� ( DEF )

Secara bahasa al’ Salam dinamakan pula al Salaf artinya pendahuluan

(Sayyid Sabiq XII, 1997 : 117). Pembiayaan salam adalah perjanjian jual beli

barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan barang

diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka.

29

Pembiayaan salam ini diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan sektor pertanian

dan sektor manufaktur.

Adapun persyaratan dari pembayaran dalam transaksi salam adalah harus

diketahui jelas jenisnya, kadarnya, dan diserahkan di majelis. Sedangkan syarat

dari objek barang dalam transaksi salam adalah bahwa barang tersebut ada dalam

tanggungan, berkriteria yang dapat menjelaskan kadar dan sifat-sifatnya yang

dapat membedakan dengan lainnya agar tidak mengandung unsur ghahar serta

terhindar dari perselisihan.

3) Pembiayaan Istishna� ( �GHI� )

Menurut jumhur ulama fuqaha, bai al-istishna merupakan suatu jenis

khusus dari bai al’salam. Biasanya, jenis ini dipergunakan di bidang manufaktur.

Dengan demikian, ketentuan istishna mengikuti ketentuan dan aturan akad bai al-

salam. Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna

pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayarannya.

Ketentuan umum :

1. Spesipikasi barang pesanan harus jelas seperti ; jenis, macam, ukuran dan

jumlah

2. Harga jual telah disepakati tercantum dalam akad istihna dan tidak boleh

berubah selama berlakunya akad.

3. Jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga

setelah akad ditandatangani, maka seluruh biaya tambahan tetap ditanggung

nasabah (Heri Sudarsono 2003:61)

30

c. Pembiayaan dengan prinsip sewa. Untuk jenis pembiayaan ini diklasifikasikan

menjadi :

1) Pembiayaan Ijarah ( ��J )

al Ijarah berasal dari kata al Ajru yang berarti penggantian atau upah.

Sedangkan menurut pengertian syara al Ijarah adalah suatu jenis akad untuk

mengambil manfaat dengan jalan penggantian (Sayyid Sabiq XII, 1997 : 7).

Menurut Maliki dan Hanbali, ijarah adalah pemilikan manfaat yang dibolehkan

dalam waktu tertentu dengan suatu imbalan. Dalam QS al-Baqarah [2] : 233

menyebutkan :

�K ��# ��) ��;� ��! 0��+� ��/� ��! ) �� L�5� ��1 0�� M�� 7� ��>�� +� ��N #�! �� +� �� >�8�+� �5��O� ��

��) ��)�;��O� �+� ��)�� %��

Dan jika ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak dosa

bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah

kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu

kerjakan. (Depag RI, 2006 : 37).

Dalam produk perbankan syariah, pembiayaan ijarah adalah akad

pemindahan hak guna (hak pakai) atas barang atau jasa, melalui pembayaran sewa

tanpa diikuti pemindahan hak kepemilikan (ownership) atas barang tersebut.

Pembiayaan ini diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan sewa.

2) Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik wa Iqtina

Pembiayaan ijarah muntahiya bittamlik wa iqtina yaitu perjanjian sewa

menyewa suatu barang yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan barang dari

pihak yang memberikan sewa kepada pihak penyewa.

31

d. Surat Berharga Syariah

Surat berharga syariah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip

syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal antara

lain wesel, obligasi syariah, sertifikat dana syariah, dan surat berharga lainnya

berdasarkan prinsip syariah.

e. Penempatan

Penempatan adalah penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya

atau Bank Perkreditan Syariah antara lain dalam bentuk giro, dan/atau

taabungan wadiah, deposito berjangka atau tabungan mudharabah,

pembiayaan yang diberikan, sertifikat investasi mudharabah antar bank

(Sertifikat IMA) dan bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip

syariah.

f. Penyertaan Modal

Penyertaan modal adalah penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham

pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah, termasuk

penanaman dana dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds)

dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu berdasarkan

prinsip syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki

saham pada perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan

syariah.

g. Penyertaan Modal Sementara

Penyertaan modal sementara adalah penyertaan modal bank syariah dalam

perusahaan untuk mengatasi kegagalan pembiayaan atau piutang (debt to

32

equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang

berlaku, termasuk dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds)

dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu berakibat bank

syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan perusahaan

nasabah.

h. Transaksi Rekening Administratif

Transaksi rekening administratif adalah komitmen dan kontijensi (Off Balance

Sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi,

akseptasi/endosemen, Irrevocable Letter of Credit (L/C), yang masih berjalan,

akseptasi wesel impor atas L/C berjangka, standby L/C, dan garansi lain

berdasarkan prinsip syariah.

i. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)

SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti

penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.

2. Aktiva Tidak Produktif

Asset bank yang tergolong tidak memberikan penghasilan disebut aktiva

tidak produktif. Pada aktiva produktif terdiri dari :

a. Aktiva dalam bentuk tunai (cash assets)

Aktiva dalam bentuk tunai atau cash assets terdiri dari uang tunai dalam vault,

cadangan likuiditas (primary reserve) yang harus dipelihara pada bank sentral,

giro pada bank dan item-item tunai lain yang masih dalam proses penagihan

(collections).

33

b. Pinjaman (Qard) ( P�� )

Menurut bahasa Qordh berasal dari kata al Qirodh (�P��) dalam bahasa Arab

yang berarti juga al Qoth’u (�Q�R��) yaitu “cabang” atau “potongan”, karena

dalam hal ini Qordh ialah memberikan potongan dari harta seseorang untuk

diberikan kepada pengusaha agar mengusahakan harta tersebut, dan pengusaha

akan memberikan potongan dari laba yang diperoleh. Dalam pengertian ini, al

Qiradh berarti jual-beli yang termasuk ke dalam akad tijarah yaitu

meminjamkan modal kepada pengusaha untuk digunakan dalam usahanya

tersebut sedangkan keuntungan dari kegiatan usaha tersebut dibagi dua antara

pemodal dan pengusaha. Sebagaimana yang diuraikan oleh Rachmat Syafe’i

(2001:223) dalam buku “Fiqih Muamalah” qiradh yaitu Mudharabah atau

qiradh termasuk salah satu bentuk akad syirkah. Istilah mudharabah

digunakan oleh orang Irak, sedangkan orang Hijaz menyebutnya dengan

istilah qiradh. Dengan demikian, mudharabah dan qiradh adalah dua istilah

untuk maksud yang sama. Sedangkan bentuk lain dari kata al Qiradh adalah

qardh atau isti’arah yang secara bahasa adalah pinjaman. (Al Munawir, 1997 :

1108). Secara Etimologis al-Qord adalah pemberian harta kepada orang lain

yang dapat ditarik atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan

tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fiqih klasik Qord di kategorikan

dalam aqad-tatawwu’i atau akad saling membantu dan bukan transaksi

komersial (tijarah). Secara Termologis qardh (benevolent loan) ialah suatu

pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata dimana

34

sipeminjam tidak dituntut pengembalian apapun kecuali pinjaman modal. QS

al-Hadid [57] : 11 menyebutkan :

S��'��SN #�6��& ��# ��.�T�U ��L� ,�/V�.�#��V# ��+��&��&��&�W��0�7��.

"Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka

Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan

memperoleh pahala yang banyak". (Depag RI, 2006 : 903).

Dalam produk di bank syariah, qardh (pinjaman) merupakan suatu

jenis pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dalam mewujudkan

tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam. Untuk kegiatan ini bank

tidak memperoleh penghasilan karena bank dilarang untuk meminta imbalan

apapun dari para penerima qardh. Oleh karena itu, bentuk pembiayaan ini

disebut dengan qardul hasan atau pinjaman kebajikan.

c. Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises and equipment)

Penanaman dana dalam bentuk ini juga tidak menghasilkan pendapatan bagi

bank, tetapi merupakan kebutuhan bank untuk memfasilitasi pelaksanaan

fungsi kegiatannya. Fasilitas itu terdiri dari bangunan gedung, kendaraan, dan

peralatan lainnya yang dipakai oleh bank dalam rangka penyediaan layanan

kepada nasabahnya.

35

B. PEMBIAYAAN MUDHARABAH

1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata al- dharab yang berarti secara harfiah

adalah berpergian atau berjalan sebagaimana firman Allah QS al-Muzzamil [73]:

20.

�� ! ��"�#�(�� !��$ �� %��

“… Dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia

Allah…” (Depag. 2006: 575)

Disebut juga qiradh yang berasal dari kata al- qardha yang berarti al-

qath’u (potongan) karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk

diperdagangkan dan diperoleh sebagian keuntungannya. Atau disebut juga

Mudharabah atau Qiradh dengan muamalah. (Sayid Syabiq 1988:31).

Secara bahasa menurut Abdurrahman Al-Jaziri yang dikutip oleh Helmi

Karim (1993:11) mudharabah berarti, “ungkapan terhadap pemberian harta dari

seorang kepada orang lain sebagai modal usaha, di mana keuntungan yang

diperoleh akan dibagi di antara mereka berdua, dan bila rugi akan ditanggung oleh

pemilik modal”.

Sedangkan secara istilah menurut Sayyid Sabiq (1987:31) mudharabah

yaitu“akad antara dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha perdagangan di

mana salah satu pihak memberikan dana kepada pihak lain sebagai modal usaha

dan keuntungan dari usaha itu akan dibagi antara mereka berdua sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati” .

36

Menurut Syafi’i Antonio Mudharabah yaitu, “akad kerja sama usaha antara

dua pihak di mana pihak pertama (shahib al maal) menyediakan seluruh modal

(100%), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola”. Untuk mempermudah

pemahaman mengenai mudharabah, berikut skema mudharabah pada gambar 1.

Gambar 2.1 Skema al Mudharabah

PERJANJIAN BAGI HASIL

Sumber: Syafe’i Antonio (2000:98)

Nasabah (Mudharib)

Bank (Shahib al-Maal)

PROYEK/ USAHA

PEMBAGIAN KEUNTUNGAN

MODAL

37

2. Dasar Hukum Pembiayaan Mudharabah

a. Al -Quran

Ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang pembiayaan Mudharabah dan

menjadi dasar hukum pembiayaan ini diantaranya adalah QS al- Jumu’ah

[62] :10, yaitu:

�� &��' ��% �)�!�� "(�� )�*�� "�#�(�� !�� %��%%%

“ Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi,

carilah karunia Allah...”(Depag, 2006:553)

b. Al- Hadits

Hadist yang dapat dijadikan sebagai landasan syariah mengenai

pembiayaan mudharabah yaitu :

��X�#�$��Y��Z��[��N�8��)��[\]��5��0�$��[��#�$��X�,�̂ 0�7�V_��#0��X�2��;

��0�$��[�̀ 0�$��%)\a0��N��\>��;�&��/��,;��=��8?

“Ada tiga perkara yang diberkati: jual beli yang ditangguhkan, memberi

modal (qiradh), dan mencampur gandum dengan jelai untuk dimakan

bukan untuk dijual”. (Riwayat Ibnu Majah dengan isnad yang lemah).

(A.Hassan, nomor 928, 2002:400).

3. Jenis-jenis Pembiayaan Mudharabah

Dalam buku karangan Muhammad Syafi’i Antonio (2001:91) jenis-jenis

mudharabah terdiri dari mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.

a. Mudharabah Muthlaqah

Yang dimaksud dengan transaksi Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk

kerjasama antara shahib al maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas

38

dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

Dalam pembahasan fiqih ulama salafus saleh seringkali dicontohkan dengan

ungkapan if’al ma syi’ta (lakukanlah sesukamu) dari shahib al maal ke

mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar.

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted

mudharabah atau specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah

muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,waktu atau

tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan

kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.

4. Rukun dan Syarat Mudharabah

Rachmat Syafe’i (2001:226) dalam buku “Fiqh Muamalah” ulama berbeda

pendapat tentang rukun mudharabah.

Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa rukun mudharabah adalah ijab dan

qabul, yakni lafadz yang menunjukkan ijab dan qabul dengan menggunakan

mudharabah, muqaridhah, muamalah, atau kata-kata yang searti dengannya.

Di lain pihak, jumhur ulama berpendapat bahwa rukun mudharabah ada

tiga, yaitu dua orang yang melakukan akad (al-aqidani), modal (ma’qud alaih),

dan shigat (ijab dan qabul).

Sedangkan Ulama Syafi’iyah lebih memerinci lagi menjadi lima rukun,

yaitu modal, pekerjaan, laa, shigat, dan dua orang akad. (Muhammad Asy-

Syarbini, Mugni Al-Muhtaj juz II. Hlm.310)

39

Dalam fiqh ‘Ala Madzabib al- Arba’ah ulama Syafi’iyah rukun

mudharabah ada enam, yaitu:

a. Pemilik barang yang menyerahkan barang-barangnya

b. Yang bekerja, yaitu mengelola barang yang diterima dari pemilik barang.

c. Akad mudharabah, dilakukan oleh pemilik dengan pengelola barang.

d. Maal, yaitu harta pokok atau modal.

e. Amal, yaitu pekerjaan pengelolaan harta sehingga menghasilkan laba.

f. Keuntungan

Menurut Sayid Sabiq, bahwa rukun mudharabah adalah ijab dan qabul

yang keluar dari orang yang memiliki keahlian.

Adapun syarat sah mudharabah yang berkaitan dengan rukunnya adalah

a. Modal atau barang yang diserahkan itu berbentuk uang tunai, maka bila

barang itu bebentuk emas atau perak batangan, atau barang dagangan lainnya,

mudharabah tersebut adalah batal.

b. Bagi yang melakukan akad diisyaratkan mampu melakukan tasharruf, maka

dibatalkan akad anak-anak yang masih kecil, orang gila dan orang-orang yang

berada dibawah penganpuan.

c. Modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara modal yang

diperdagangkan dengan keuntungan dari perdagangan tersebut yang akan

dibagikan kepada dua belah pihak sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati

d. Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal harus jelas

persentasenya.

40

e. Melafadzkan ijab dari yang punya modal.

f. Mudharabah bersifat mutlak, tidak mengikat pengelola harta untuk berdagang

di Negara tertentu, memperdagangkan barang-barang tertentu, waktu-waktu

tertentu. Menurut pendapat Syafi’i dan Malik bila dalam mudharabah terdapat

pesyaratan-persyaratan tersebut menjadi rusak sedangkan menurut Abu

Hanifah dan Ahmad bin Hambal, mudharabah adalah sah.

C. USAHA KECIL MENENGAH

1. Pengertian Usaha Kecil Menengah

Dalam literasi ekonomi, pengusaha kecil biasa disebut dengan pengusaha

kecil menengah (PKM) dan kegiatan usahanya disebut dengan Usaha Kecil

Menengah (UKM). Adapun pengertian dari UKM, berikut ini akan dijabarkan

beberapa definisi dari UKM, antara lain adalah :

1. Menurut Menkop dan UKM, usaha kecil adalah suatu badan usaha milik

warga negara Indonesia, baik perorangan maupun berbada hukum yang

memiliki kekayaan bersih kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp. 200 juta

atau mempunyai hasil penjualan sebanyak-banyaknya Rp. 1 miliyar.

2. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) usaha kecil adalah perusahaan yang

mempunyai tenaker 5-19, sedangkan usaha mikro antara 1-4 org, usaha

menengah 20-99 orang dan jika lebih banyak disebut usaha besar.

Adapun definisi dari UKM atau pengusaha kecil, menurut Budi Rachmat,

beliau mendefinisikan sebagai berikut :

41

Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan yang memenuhi kriteria-

kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan

sebagai berikut :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-.

3. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha menengah atau besar.

4. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum

atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. (Budi

Rachmat, 2005 : 15).

Sedangkan definisi dari usaha menengah, menurut Aldier Haymas

Manurung, beliau mengatakan :

Usaha menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi

kreiteria sebagai berikut :

1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih besar Rp. 200.000.000,-

sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah

dan bangunan usaha.

2. Usaha yang berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun

tidak langsung dengan usaha menengah atau skala besar.

42

3. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum

atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. (A.H

Manurung, 2005 : 18).

Kemudian mengenai UMKM, berikut ini dikemukakan definisi dari Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut Peraturan Bank Indonesia

No.7/39/PBI/2005 tentang Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah :

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga

Negara Indonesia, secara individu atau tergabung dalam koperasi dan

memiliki hasil penjualan secara individu paling banyak Rp 100.000.000,00

(seratus juta Rupiah) per tahun.

2. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan

memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus

juta Rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu

miliar Rupiah).

c. Milik Warga Negara Indonesia.

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha menengah dan usaha besar.

e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

atau badan usaha yang berbadan hukum

43

3. Usaha Menengah adalah usaha yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Memilliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,00 (dua ratus

juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh

miliar Rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Milik Warga Negara Indonesia

c. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha menengah dan usaha besar

d. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,

atau badan usaha yang berbadan hukum.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM adalah kegiatan usaha yang

dilakukan oleh pelaku usaha yang berkewarga-negaraan Indonesia, baik

perorangan maupun kelompok yang memiliki kisaran pendapatan dari hasil

kegiatan usahanya tersebut antara Rp. 100.000.000,- sampai dengan Rp.

10.000.000.000,- per tahun.

2. Pembiayaan Pengusaha Kecil dalam BMT

Mencermati kenyataan-kenyataan dan gagalnya berbagai model

pembangunan yang pernah diuji dalam memberdayakan ekonomi rakyat, maka

diperlukan sistem alternatif yang mampu merombak diskriminasi dan ketidak-

adilan sosial ekonomi. Dalam konteks inilah kehadiran lembaga keuangan yang

beroperasi atas dasar prinsip syariah dituntut untuk mewujudkan misi Islam

sebagai rahmat bagi seluruh alam.

44

Dengan memahami persoalan yang melingkari usaha mikro kecil menegah

(UKM) seperti permodalan, prospek pengembangan dan tantangannya, kehadiran

lembaga keuangan syariah merupakan momentum startegis bagi upaya

pembebasan masyarakat pengusaha kecil dari kesulitan pendanaan dalam

mengembangkan usaha ekonomi mereka. Keistimewaan dan ciri-ciri yang ada

pada lembaga keuangan syariah dari lembaga konvensional sangat memungkinkan

bagi perkembangan dan masa depan ekonomi rakyat.Muhammad Syafi’i Antonio,

beliau mengemukakan mengenai ciri-ciri keistimewaan dari lembaga keuangan

syariah sebagai berikut :

1. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham,

pengelola bank dan nasabahnya.

2. Diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga, sehingga akan

berdampak positif dalam menekan cost push inflation dan persaingan antar

bank.

3. Tersedianya fasilitas kredit kebaikan (qardhul hasan) yang diberikan secara

cuma-cuma.

4. Konsepsi dengan berorientasi kepada kebersamaan :

a. Mendorang kegiatan investasi dan menghambat simapanan yang tidak

produktif melalui sistem operasi profit and loss sharing.

b. Memerangi kemiskinan dengan membina golongan ekonomi lemah dan

tertindas, melalui bantuan hibah yang dilakukan bank secara produktif.

45

c. Mengembangkan produksi, menggalakan perdagangan dan memperluas

kesempatan kerja melalui kredit pemilikan barang atau peralatan modal

dengan pembayaran tangguh dan pembayaran cicilan.

d. Meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil dan kerugian, baik yang

diberikan kepada bank itu sendiri maupun kepada peminjam.

5. Penerapan bagi hasil yang tidak membebani biaya di luar kemampuan nasabah

dan akan terjamin adanya keterbukaan. (Antonio, 2002 : 35).

Berdasarkan ciri-ciri di atas, bank syariah memiliki peluang yang untuk

mewujudkan harapan pemerintah yang tertuang dalam kebijakan perubahan

regulasi dengan prioritas koperasi, pengusaha kecil dan menengah atau sistem

ekonomi rakyat yang memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat

tanpa diskriminasi.


adalah penyediaan pembiayaan yang merupakan faktor penting untuk mendorong

kegiatan dan perkembangan ekonomi. Produk-produk pembiayaan BMT seperti

mudharabah dan musyarakah sangat diminati masyarakat. Adanya pembiayaan

mudharabah diharapkan mampu mendorong pihak UKM untuk dapat

meningkatkan produksinya sehingga meningkatkan pendapatan dan mampu

bersaing dengan pengusaha lain.

3. Aspek-aspek dalam pengajuan pembiayaan di BMT

Mekanisme pelayanan pemberian pembiayaan yang dilakukan BMT,

umumnya menetapkan suatu teknis yang ditujukan bagi para nasabah atau para

46

pengusaha yang hendak menjalin kemitraan usaha dengan BMT. Beberapa aspek

yang perlu dipertimbangkan dalam hal pengajuan pembiayaan ke BMT adalah:

a. Jenis pembiayaan

1. Pembiayaan konsumtif, yakni pembiayaan yang digunakan bagi

kepentingan pemenuhan kebutuhan yang sifatnya pokok dan dapat

digunkan bagi hidup keseharian. Kredit semacam ini biasanya dilakukan

dengan cara qard al hasan.

2. Pembiayaan produktif, yakni bantuan akredit yang digunakan bagi

kepentingan modal usaha baik untuk penambahan modal maupun bagi

pemohon yang tidak memiliki modal sama sekali.jenis kredit semacam ini

umumnya dilakukan dalam bentuk mudharabah, musyarakah, dan bai

bitsaman ajil.

47

BAB III

OBJEK PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pembiayaan

mudharabah dan peningkatan UKM. Penulis melakukan penelitian ini pada sebuah

Koperasi Syariah yaitu Baitul Maal wa Tamwil Al Ittihad yang beralamat di Jalan

Raya Timur Pasar Cikurubuk Tasikmalaya yang mempunyai beberapa produk

pembiayaan. Pembiayaan-pembiayaan tersebut dapat mengatasi masalah permodalan

bagi para UKM yang tidak memiliki modal. salah satunya yaitu pembiayaan

mudharabah .

1. Profil Singkat BMT Al Ittihad Tasikmalaya

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan perpaduan dari Baitul Maal dan

Bait al-Tamwil. Berperan dalam pemberdayaan ekonomi ummat melalui

pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan ekonomi mikro dengan

sistem syariah.

Baitul Maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang

besifat nirlaba (sosial) dengan sumber dana berasal dari zakat, infaq/shadaqah atau

sumber lain yang halal, kemudian dana tersebut disalurkan kepada mustahik yang

berhak atau untuk kebaikan lainnya. Dalam operasionalnya BMT dapat berperan

sebagai lembaga Amil Zakat (LAZ) atau Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Sedangkan

48

�

�

Bait al-Tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dan

menyalurkannya untuk kegiatan usaha kepada masyarakat, Bait al-Tamwil bersifat

profit motive (komersial), dalam operasionalnya berperan sebagai Lembaga

Keuangan Mikro Syariah (LKMS).

BMT AL Ittihad Tasikmalaya adalah lembaga keuangan mikro syariah yang

berdiri pada tahun 1999 di Tasikmalaya. BMT Al Ittihad Tasikmalaya didirikan oleh

pihak Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al Ittihad. Pendiriannya

dilatarbelakangi oleh maraknya kehidupan usaha terutama di lingkungan pusat

perbelanjaan masyarakat (pasar) juga di perkampungan dan maraknya lembaga

keuangan ilegal (rentenir-rentenir) dalam kehidupan masyarakat menengah ke

bawah, akhirnya pada tanggal 20 Agustus 1999 BMT Al Ittihad Tasikmalaya resmi

berdiri dengan Badan Hukum Nomor: 11.224/BH/KWK 10/15/1994 yang

bekedudukan di Jl. Raya Timur Pasar Cikurubuk Tasikmalaya.

2. Lingkup Kegiatan BMT Al Ittihad

a. Mengelola usaha simpan pinjam dengan sistem syari’ah

b. Usaha sektor riil (Usaha nyata)

c. Mengelola titipan dana zakat maal, infaq dan shodaqoh serta penyalurannya.

d. Pengelolaan dana lainnya yang halal sesuai dengan peruntukkannya.

e. Bekerja sama dengan lembaga lain dalam pengembangan ekonomi mikro dan

pemberdayaan ummat untuk kemaslahatan.

49

�

�

3. Sasaran Nasabah BMT Al Ittihad

a. Masyarakat umum

b. Pedagang kecil (jongko atau warungan)

c. Pengrajin

d. Wilayah kerja meliputi kota dan kabupaten Tasikmalaya

e. Nasabah dapat berbentuk kelompok atau individu.

4. Visi dan Misi BMT AL Ittihad Tasikmalaya

a. Visi BMT Al Ittihad Tasikmalaya adalah:

Terwujudnya lembaga keuangan yang dikelola secara professional berdasakan

nilai-nilai Islami atau Syariat Islam.

b. Misi BMT Al Ittihad Tasikmalaya adalah:

Pengembangan ekonomi anggota melalui pelayanan simpanan/tabungan atau

pinjaman dengan sistem bagi hasil yang disepakati kedua belah pihak.

5. Struktur Organisasi BMT Al Ittihad Tasikmalaya

Gambar 3.1 Susunan Pengurus Kopontren Al Ittihad

Sumber: BMT Al Ittihad Tasikmalaya

Ketua

(H. Aep Lukmanul Hakim .Om)

Bendahara

(Dudung Kusdiana)

Manager Umum

(Odik S Hudori)

Sekretaris

(Asep Nasrudin S.E)

50

�

�

Dewan Pengurus BMT pada hakekatnya adalah wakil dari anggota dalam

melaksanakan hasil keputusan musyawarah tahunan. Oleh karenanya, pengurus harus

dapat menjaga amanah yang telah dibebankan kepadanya. Amanah ini nantinya akan

dipertanggungjawabkan kepada anggota pada tahun berikutnya. Masa kerja pengurus

sangat tergantung pada kepentingan organisasi. Artinya BMT dapat menetapkan masa

kerjanya 2,3,4 atau 5 tahun. Secara umum fungsi dan peran serta tanggungjawab

pengurus dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Dewan pengurus berfungsi menyusun perncanaan, baik jangka panjang

maupun jangka pendek, baik keuangan maupun non keuangan, sehingga diperlukan

pengurus yang memiliki wawasan luas, pengetahuan, dan pengalaman bisnis, serta

rasa optimis yang tinggi.

2) Personifikasi badan hukum

Dewan Pengurus merupakan personifikasi BMT baik dimuka maupun diluar

peradilan sesuai dengan keputusan musyawarah anggota. Pengurus pula yang paling

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan AD/ART organisasi.

3) Penyediaan sumber-sumber yang diperlukan

Dewan Pengurus harus mengusahakan berbagai sumber (resources) yang

diperlukan agar BMT dapat berjalan dengan baik.

51

�

�

4) Personalia

Dewan pengurus pada dasarnya memegang kuasa atas jalannya BMT, namun

karena keterbatasan tenaga kerja dan waktu, pengurus dapat mengangkat wakilnya si

pengelola. Namun hal ini tidak mengurangi sedikitpun tanggung jawabnya.

5) Pengawasan

Karena pengurus telah menunjuk pengelola dalam menjalankan operasional

rutin, maka fungsi pengurus terpenting berada pada fungsi pengawasan. Fungsi

melekat pada semua lini kepengurusan. Baik secara bersama-sama maupun

perbidang, pengurus harus melakukan fungsi ini secara berkala.

Gambar 3.2 Susunan Pengelola USPS/BMT Al Ittihad

Sumber: BMT Al Ittihad Tasikmalaya

Koordinator

(H. Omay Qamaruddin)

Manager

(Anwar Sidik)

Pembukuan

(Elis Lisnawati)

Teller

(Anita Santarina��

Marketing

1. Permana sidik

2. Danial Sail Umar

3. Asep Rendi

52

�

�

Pengelola merupakan satuan kerja yang dibentuk oleh dewan pengurus.

Mereka merupakan wakil pengurus dalam menjalankan fungsi operasional keseharian

yang bertanggungjawab kepada pengurus dan jika diminta, dapat memberikan

penjelasan kepada anggota dalam musyawarah anggota. Satuan kerja pengelola

dipimpin oleh manajer atau direktur diusulkan oleh pengurus dan ditetapkan dalam

musyawarah tahunan. Namun demikian, pengurus dapat mengusulkan diadakan

musyawarah bersama pengawas untuk memberikan dan mengganti direksi atau

manajer, jika nyata-nyata manajer/direktur telah melanggar aturan BMT.

Satuan kerja pengelola dapat terdiri minimal : manajer, bagian pembukuan,

marketing dan kasir. Dalam tahap awal dan dalam permodalan yang masih sangat

terbatas, fungsi pemasaran dapat dirangkap oleh manajer, sehingga strukturnya hanya

terdiri dari manajer, kasir dan bagian pembukuan.

1) Manajer/ Direktur

• Merupakan struktur pengelola yang tertinggi oleh karenanya ia yang paling

bertanggungjawab terhadap operasional BMT ;

• Manajer berfungsi merumuskan strategi dan taktik operasional dalam rangka

melaksanakan keputusan pengurus atau keputusan musyawarah tahunan;

• Ia dapat juga mengusulkan pemberhentian dan pengangkatan karyawan ;

• Ia juga melakukan fungsi kontrol atau pengawasan terhadap kinerja

karyawan;

53

�

�

• Manajer melaporkan kinerjanya kepada pengurus dalam periode waktu

tertentu minimal enam bulan sekali.

2) Pembukuan

• Staf khusus pembukuan sedapat mungkin diangkat dari mereka yang

memahami masalah akuntansi keuangan syariah;

• Bagian ini berfungsi membuat laporan keuangan yang minimal meliputi :

laporan neraca, laba rugi, dan perubahan modal dan arus kas;

• Bagian ini dapat memberikan masukan kepada manajer terutama yang

berkaitan dengan penafsiran atas laporan keuangan.

• Bagian ini juga berfungsi memberikan laporan perkembangan arus kas

pembiayaan dan penghimpunan dana pada setiap periode seperti harian,

mingguan, atau bulanan.

• Bagi organisasi yang sudah berkembang, dapat membentuk unit administrasi

tersendiri yang meliputi bagian administrasi pembiayaan, dan bagian

administrasi tabungan.

• Bagian administrasi pembiayaan akan berfungsi menyediakan berbagai

kelengkapan untuk realisasi pembiayaan, dokumentasi, serta informasi

berbagai hal tentang kondisi pembiayaan tersebut. Ia juga berfungsi mencatat

angsuran supaya sesuai antara kartu angsuran yang dibawa nasabah /anggota

dengan catatan BMT.

54

�

�

• Bagian administrasi tabungan akan berperan dalam penyiapan buku tabungan

bagi anggota baru, pencatatan saldo pada kartu monitoring, pemindahbukuan

bagi hasil, serta catatan atas perilaku anggota penabung termasuk jadwal

pengambilan tabungan dan informasi deposito jatuh tempo dan pengambilan

tabungan besar.

3) Kasir /Teller

• Bagian ini merupakan yang berkaitan langsung dengan bagian keuangan;

• Pada setiap hari, kasir harus melakukan pembukuan dan penutupan kas;

• Bagian ini bertugas membuat, merencanakan kebutuhan kas harian, mencatat

semua transaksi kas serta menerapkannya dalam catatan uang keluar dan

masuk;

• Staf khusus pada kasir harus terpisah dengan bagian pembukuan;

• Pada tahap awal staf kasir dapat berfungsi ganda yaitu sebagai fungsi

pelayanan nasabah atau anggota;

4) Marketing /Pemasaran

• Bagian ini menjadi ujung tombak BMT dalam merebut pasar;

• Marketing berfungsi dalam perencanaan sistem dan strategi pemasaran

meliputi : segmentasi pasar, taktis operasional, sampai pada pendampingan

anggota/nasabah;

• Bagian ini juga berfungsi untuk melakukan analisis usaha anggota /nasabah

calon peminjam;

55

�

�

• Menarik kembali pinjaman yang sudah digulirkan;

• Menjemput simpanan dan tabungan anggota ;

• Dalam keadaan tertentu (pada tahap awal dan modal masih terbatas) fungsi

marketing dapat dirangkap oleh manajer/direktur;

6. Produk- produk BMT Al Ittihad Tasikmalaya

a. Produk Penghimpunan Dana

Sebagai lembaga keuangan yang mempunyai tujuan mengangkat pengusaha

kecil dan memberikan alternatif simpanan bebas riba, maka BMT Al Ittihad

Tasikmalaya mengeluarkan produk-produk sebagai berikut:

1. Tabungan SIMADU

Tabungan SIMADU adalah sarana penyimpanan dana sesuai dengan syariat

Islam, dengan sistem bagi hasil (Mudharabah), yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat.

2. Tabungan Idul Fitri

Tabungan ini digunakan untuk keperluan hari raya, akad yang digunakan

sama dengan akad wadi’ah. Di mana setorannya dapat dilakukan sewaktu-waktu,

tetapi pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat Idul Fitri.

3. Tabungan Qurban

Tabungan ini digunakan untuk keperluan hari raya, akad yang digunakan

sama tabungan Idul Fitri yaitu akad wadiah dhamanah. Di mana setorannya dapat

56

�

�

dilakukan sewaktu-waktu, tetapi pengambilannya hanya dapat diambil menjelang

Qurban.

b. Produk Pembiayaan

1. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan Mudharabah adalah kerja sama antara BMT dengan nasabah, di

mana dana 100% dari BMT dan keuntungan dibagi menurut akad/perjanjian. Dengan

kata lain modal disediakan oleh BMT sedangkan nasabah menjalankan usahanya.

Dalam pembiayaan mudharabah ini biasanya keuntungan dibagi berdasarkan atas

kesepakatan yang umum berlaku misalnya 30% untuk pihak BMT sedangkan 70%

untuk nasabah. Hal ini juga berdasarkan kesepakatan awal antara kedua belah pihak

sehingga kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan.

2. Pembiayaan Murabahah��

Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan berupa talangan dana yang

dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang atau jasa dengan kewajiban

mengembalikan talangan dana tersebut secara angsuran maupun seluruhnya pada

waktu jatuh tempo, BMT AL Ittihad Tasikmalaya memperoleh margin keuntungan

dari hasil tawar-menawar dari pembeli dan penjual di mana margin jumlahnya tidak

ditentukan.

3. Pembiayaan Musyarakah..

Pembiayaan Musyarakah adalah kerjasama patungan. Dana disediakan

bersama dan keuntungan dibagi menurut akad/perjanjian. Dalam pembiayaan

musyarakah ini pembagian keuntungan yang umum berlaku adalah sekitar 50%:50%

57

�

�

dalam hal apabila pihak BMT ikut terlibat dalam pengelolaan usaha tersebut, akan

tetapi apabila pihak BMT menyerahkan pengelolaan usahanya kepada nasabah, akan

terjadi kesepakatan pembagian keuntungan sebesar 30%:70% karena pihak nasabah

selain menyerahkan modal juga menanggung pengelolaan usaha secara keseluruhan.

4. Produk Gadai Emas

5. Penerimaan Loket Pembayaran Telepon dan Listrik.

B. Mekanisme Pembiayaan Mudharabah di BMT Al ittihad

Pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh BMT Al Ittihad adalah

pembiayaan untuk tujuan produktif (modal kerja) kepada pengusaha kecil dengan

maksimum Rp. 100.000.000 melalui kerjasama usaha antara dua belah pihak di mana

pemilik modal atau BMT (shahib al maal) menyediakan modal 100% sedangkan

pihak lainnya menjadi pengelola usaha (mudharib). Pelaksanaan pembiayaan

mudharabah yang dikeluarkan oleh BMT Al Ittihad mensyaratkan beberapa

ketentuan sebagai berikut:

1. Telah menjadi anggota BMT selama 3 bulan (minimal)

2. Mempunyai saldo tabungan minimal Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu

rupiah)

3. Menandatangani atau mentaati akad perjanjian pembiayaan oleh yang

bersangkutan.

4. Bersedia diwawancarai dan dianalisa serta bersedia dikunjungi ke rumah (tempat

usaha)

58

�

�

5. Diwajibkan menyimpan jaminan seperti: sertifikat tanah atau surat-surat kios,

atau BPKB.

6. Jaminan yang dijaminkan tidak dapat diambil selama pembiayaannya belum lunas

(dengan alasan apapun)

7. Menyerahkan fhoto copy KTP suami istri dan ahli waris

8. Suami maupun istri yang menjadi anggota, dalam peminjaman pembiayaan hanya

berlaku salah satu saja (suami/istri).

9. Ahli waris ikut menandatangani pembiayaan sebagai pernyataan persetujuannya.

10. Pengurusan pembiayaan dari pengajuan sampai realisasi tidak dapat diwakilkan.

11. Membayar uang administrasi sebesar 2% dari jumlah realisasi pembiayaan yang

diterima

Adapun mekanisme pembiayaan di BMT Al Ittihad adalah sebagai berikut:

a. BMT Al Ittihad bertindak sebagai shahib al maal yang menyediakan dana dan

nasabah bertindak sebagai mudharib yang mengelola dana dalam kegiatan usaha.

b. Modal yang diberikan dalam bentuk tunai dan diserahkan secara penuh

c. Modal hanya diberikan untuk tujuan usaha yang sudah jelas dan disepakati

bersama

d. Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana dinyatakan dalam bentuk nisbah

yang disepakati

e. Pengembalian modal dilakukan secara angsuran baik setiap hari maupun bulanan.

59

�

�

f. Bila nasabah tidak melunasi pembiayaannya, BMT Al Ittihad menggunakan

jaminannya sebagai pembayarannya

g. Pihak BMT Al Ittihad melakukan pengawasan terhadap usaha nasabah

Dalam pelaksanaan pemberian pembiayaan kepada calon nasabah BMT Al

Ittihad melakukan beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahapan Persiapan

Tahapan ini merupakan kegiatan awal, dengan tujuan untuk saling menukar

informasi antara calon debitur dengan BMT, terutama informasi kepada calon

debitur yang pertama kali mengajukan pembiayaan. Pada tahap ini BMT

menginformasikan tentang prosedur pengajuan pembiayaan, sektor apa saja yang

dapat dibiayai serta persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon

debitur.

2. Tahapan Penilaian atau Analisis Pembiayaan

Dalam tahap ini BMT melalui analisa pembiayaan mengadakan penilaian dan

analisa yang mendalam tentang usahanya atau proyek yang akan dibiayai oleh

pembiayaan tersebut. Penilaian tersebut meliputi berbagai aspek yang pada

umumnya terdiri atas : aspek manajemen dan organisasi, aspek pemasaran, aspek

teknis, aspek keuangan, aspek hukum atau yuridis, dan aspek sosial ekonomi.

3. Tahap Keputusan Pembiayaan

Atas dasar hasil laporan penilaian atau analisa pembiayaan pihak BMT melalui

pihak yang berwenang atau komite pembiayaan, setelah membahasnya dengan

60

�

�

seksama, dapat memutuskan apakah permohonan pembiayaan tersebut layak

dikabulkan seluruh atau sebagian dari permohonan atau harus ditolak karena tidak

layak. Dalam hal harus ditolak, harus segera dinyatakan dalam surat penolakan

disertai alasan-alasan penolakan tersebut. Dalam hal permohonan pembiayaan

tersebut dapat dikabulkan, harus segera dituangkan dalam formulir surat

keputusan pembiayaan yang berisi antara lain ketentuan-ketentuan dan

persyaratan-persyaratan yang harus disepakati.

4. Tahap Pelaksanaan Pembiayaan

Setelah calon debitur membaca dan menyepakati ketentuan dan memenuhi semua

persyaratan dan menyerahkan segala warkat-warkat yang terkait,

ditandatanganilah persetujuan pembiayaan atau perjanjian pembiayaan atau akad

pembiayaan antara BMT dengan debitur, baik di bawah tangan atau dihadapan

notaris sebagai saksi. Di samping itu, diadakan pula ikatan atas

barang/benda/jaminan/agunan, sesuai dengan jenis-jenisnya. Setelah

penandatanganan dan persyaratan-persyaratan terpenuhi, BMT akan

membayarkan pembiayaan tersebut sesuai ketentuan-ketentuan yang telah

disepakati.

5. Tahap Administrasi/ Tata Usaha Pembiayaan

Selanjutnya BMT melalui bagian yang menanganinya, menata usahakan

pembiayaan tersebut melalui penyimpanan atau pemberkasan dokumen-dokumen

61

�

�

pembiayaan, surat-surat yang berkenaan dengan agunan dan lain sebagainya

dengan tertib di tempat yang aman.

6. Tahap Supervisi/Pengendalian Pembiayaan dan pembinaan Nasabah

Tahap terakhir dari suatu proses pembiayaan adalah tahap

supervise/pengendalaian/pengawasan/penagihan dan pembinaan usaha debitur.

Tahap ini merupakan tahap yang paling sukar dan berat apalagi kalau keadaan

usaha atau sikap debitur kurang menguntungkan.

C. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Peningkatan UKM di BMT

Beberapa indikator yang dapat mempengaruhi peningkatan usaha kecil

menengah di antaranya yaitu:

1. Kelayakan usaha

Untuk memperoleh pembiayaan dari BMT yang mendasarkan pada kelayakan

usaha harus dilakukan pembenahan dan peningkatan kemampuan usaha, keterampilan

teknis usaha yang digeluti, kemampuan inovasi, manajemen keuangan seperti

perencanaan keuangan, maupun kemampuan menyusun proposal kelayakan usaha

sangat dibutuhkan guna meningkatkan UKM dengan produktivias dan daya saing

tinggi. Upaya meningkatkan daya saing dimulai dengan mengembangkan

kewirausahaan dan para wirausahawan (pemilik dan pengelola usaha) yang telah ada

serta menumbuhkan wirausaha atau unit-unit usaha baru pada sektor-sektor yang

produktif sesuai dengan potensi daerah.

62

�

�

2. Skill

Skill merupakan kemampuan seseorang atau keahlian seseorang dalam suatu

bidang tertentu. Kemampuan seseorang dalam bidang tertentu akan memberikan

dampak pisitif di dalam usaha. Oleh karena itu dalam usaha para pengusaha

diharapkan dapat memiliki keahlian unik untuk meningkatkan usaha mereka karena

setiap pengusaha (setiap orang) memiliki bakat atau keahlian yang berbeda-beda

tergantung bagaimana orang tersebut menyalurkannya kearah positif.

3. Sektor usaha

Usaha kecil menengah merupakan jenis usaha yang menyerap tenaga kerja

dan memiliki daya tahan dan fleksibilitas yang lebih baik dalam menghadapi

kehidupan usaha. Usaha kecil ini terbagi dalam beberapa sektor usaha diantaranya

yaitu usaha perdagangan, usaha produksi dan usaha jasa. Dengan berbagai usaha

yang dijalani diharapkan pihak UKM mampu meningkatkan usahanya.

4. Modal

Modal merupakan unsur utama dalam mendukung peningkatan produksi dan

taraf hidup masyarakat terutama bagi para UKM yang kekurangan modal sehingga

sering mengalami kesulitan dalam pengembangan usahanya. Pemberian pinjaman

modal sifatnya sementara dan sebagai rangsangan untuk mendorong produksi

sehingga dapat meningkatkan pendapatan UKM. Dengan meningkatnya pendapatan

maka kesejahteraan dan keadilan masyarakat dapat terwujud. Kepudulian umat Islam

turut campur tangan membantu mengatasi masalah ini dengan mendirikan BMT.

63

�

�

Dalam hal ini BMT Al Ittihad menawarkan salah satu pembiayaan kepada

pihak UKM yaitu pembiayaan mudharabah dimana dapat meningkatkan usaha kecil

menengah yang masih mengalami kesulitan dari segi permodalan dalam

pengembangan usaha mereka. Dengan penyediaan pembiayaan tersebut BMT

diharapkan mampu mendorong pihak UKM untuk dapat meningkatkan usahanya

sehingga meningkatkan pendapatan.

5. Pendapatan

Pendapatan suatu usaha tergantung dari modal yang dimiliki, jika modal besar

maka hasil produksi tinggi sehingga pendapatan yang didapat juga tinggi. Namun jika

modal kecil maka hasil produksi rendah sehingga pendapatan yang diperoleh rendah.

Untuk menambah modal usaha guna meningkatkan pendapatan dibutuhkan

pembiayaan untuk meningkatkan pendapatan para UKM.

64

BAB IV

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH

TERHADAP PENINGKATAN USAHA KECIL MENENGAH

DI BMT AL-ITTIHAD TASIKMALAYA

Setelah penulis membahas dan menjabarkan latar belakang, landasan teori,

serta metodelogi penelitian dengan menggunakan uji statistik, maka pada bab

empat ini akan menjabarkan hasil pengolahan data dan pembahasan penelitian

yang telah dilakukan. Hasil ini berupa data-data yang diperoleh dari sumber yang

mendukung penelitian kemudian dilakukan pengolahan data yang terdiri dari atas

dua bagian yaitu pembiayaan mudharabah (variabel X) dan peningkatan usaha

kecil menengah (variabel Y).

Di bawah ini penulis akan menjelaskan tentang pelaksanaan pembiayaan

mudharabah yang diberikan BMT Al-Ittihad Tasikmalaya kepada UKM.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak BMT dan pihak nasabah yang

menggunakan fasilitas pembiayaan mudhrabah.

A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di BMT Al Ittihad

Pembiayaan mudharabah di BMT Al Ittihad Tasikmalaya dilakukan

berdasarkan akad mudharabah. Dalam pelaksanaannya pembiayaann di BMT Al-

Ittihad menggunakan jenis mudharabah muthlaqah, di mana para pihak dalam

pembiayaan tersebut saling bekerjasama yang cakupannya sangat luas dan tidak

dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

65 �

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak

BMT (shahib al maal) menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan UKM

sebagai pengelola. Berdasarkan keterangan tersebut, apa yang diterapkan BMT

Al-Ittihad dalam operasionalnya telah sesuai dengan teori yaitu BMT Al-Ittihad

sebagai penyedia modal (shahib al maal) sedangkan nasabah sebagai pengelola

dan besarnya modal yang diberikan kepada nasabah ditentukan oleh BMT sesuai

kemampuan nasabah dalam pengembalian modal ke BMT yang dilihat dari

perkiraan keuntungan yang akan didapatkan dari usaha.

Modal yang digunakan dalam pembiayaan mudharabah yang berasal dari

BMT adalah berupa uang. modal tersebut untuk tujuan produktif (modal kerja)

bagi pengusaha kecil, setiap bulannya nasabah akan melaporkan kondisi keuangan

kepada BMT, jika nasabah tidak melaporkan kondisi keuangannya kepada BMT,

BMT yang akan mengontrol kondisi usaha nasabah ke lapangan atau melakukan

komunikasi melalui telepon. (wawancara penulis dengan Pak Anwar sebagai

Manajer pada tanggal 21 - 12 – 2009).

Dalam pelaksanaannya, BMT Al-Ittihad terlebih dahulu melakukan analisa

terhadap pemberian pembiayaan kepada nasabah untuk mengetahui layak atau

tidaknya proyek atau usaha yang akan dibiayai. Analisa pembiayaan tersebut

terdiri atas prinsip 5C yaitu:

1. Character

Penilaian selektif kepada calon debitur dan mengukur profitabilitas bagi

pengembalian kredit.

66 �

2. Capacity

Untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kembali

pembiayaan yang diterimanya. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah

dalam mengelola bisnisnya.

3. Capital

Penilaian yang dapat diberikan kepada calon debitur sesuai dengan kelayakan

atas usaha yang akan atau sedang mereka laksanakan.

4. Condition of economy

Keadaan usaha calon debitur yang berkaitan dengan peluang atau prospek

usaha mereka dalam pengelolaan kredit yang diberikan oleh pihak BMT.

5. Collateral

Adanya jaminan yang diberikan calon debitur kepada pihak BMT, baik dari

segi kualitas maupun kuantitasnya. Keharusan adanya barang jaminan ini

bersifat kondisional.

Setelah analisa pembiayaan dilakukan dan dinilai telah memenuhi

persyaratan, hal selanjutnya adalah pemeriksaan, penelitian, penilaian usaha dan

agunan yang diberikan atas setiap permohonan pembiayaan yang diterima oleh

BMT Al Ittihad.

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui besaran pembiayaan yang

diberikan kepada nasabah maksimal sebesar Rp.100.000.000, sedangkan

pembiayaan yang sudah terlayani oleh BMT Al-Ittihad berkisar antara Rp.500.000

s/d Rp.50.000.000, batas lamanya pinjaman maksimal 10 bulan dan para nasabah

harus mengembalikan modal tersebut beserta bagi hasilnya sesuai kesepakatan.

67 �

Oleh karena itu, pada waktu kontrak perjanjian ditentukan pula besaran

persentase bagi hasil yang akan diperoleh para pihak. Nasabah memiliki hak

untuk mengajukan besaran nisbah yang diinginkan kepada pihak BMT dengan

cara negosiasi, dan BMT memiliki batas untuk nisbah yang boleh diambil. Pada

akhirnya tetap kesepakatan antara para pihak yang diambil, dan pada umumnya

BMT melakukan pembagian nisbah kepada nasabah sebesar 30 %: 70%.

Dalam periode satu tahun nasabah akan mengembalikan modal ke BMT

secara angsuran setiap hari, mingguan atau bulanan. Jika dalam jangka waktu

yang telah ditetapkan nasabah belum dapat melunasi maka nasabah dapat

mengajukan perpanjangan pengembalian dengan membayar biaya administrasi.

BMT akan memberikan waktu sampai lima kali perpanjangan, jika sampai lima

kali perpanjangan nasabah belum dapat melunasi juga, sebagai jalan akhir BMT

akan menggunakan jaminan sebagai pembayarannya dengan terlebih dahulu

membicarakannya dengan nasabah.

Dalam implementasinya BMT Al-Ittihad berperan sebagai mitra usaha

yang memberikan modal kepada pihak UKM. Selain itu, BMT Al-Ittihad juga

mengawasi dan mengontrol dalam pelaksanaan usaha para UKM demi kelancaran

pembiayaan.

Berdasarkan data yang diperoleh selama kurun waktu 3 tahun, dari tahun

2006-2008, perkembangan pembiayaan mudharabah dapat dilihat pada grafik di

bawah ini:

68 �

Grafik 4.1 Grafik Produk Pembiayaan di BMT Al Ittihad Tasikmalaya

Grafik di atas menunjukkan bahwa di BMT Al-Ittihad pembiayaan

Mudharabah sampai sekarang masih dominan, porsinya mencapai 64.7%, jauh

lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan Murabahah yang sebesar 25.25%

dan pembiayaan Musyarakah yang sebesar 10.05%. Semenjak tahun 2006-2008,

BMT Al-Ittihad memiliki asset yang sebesar Rp. 755.000.000,00, yang terdiri atas

modal sendiri Rp. 200.000.000, DPK Rp.255.000.000,00 dan pinjaman

Rp.300.000.000,00. Dari asset yang terkumpul tersebut BMT Al-Ittihad telah

menyalurkan pembiayaan kepada debitur yang sebesar Rp. 609.638.680,00 terdiri

atas, pembiayaan mudharabah yang sebesar Rp. 405.200.050,00, pembiayaan

murabahah yang sebesar Rp.120.210.875,00 dan pembiayaan musyarakah yang

sebesar Rp. 84.227.775,00.

69 �

Semua ini menunjukkan bahwa BMT Al-Ittihad telah berhasil

menjalankan fungsinya sebagai mitra usaha UKM dengan baik, dan telah

menjalankan prinsip kehati-hatian, karena dengan menyalurkan pembiayaan

mudharabah BMT Al-Ittihad telah mampu menganalisis perusahaan mana yang

lebih menguntungkan dan aman untuk diberikan pembiayaan.

B. Gambaran Umum Responden

Untuk mengetahui gambaran umum responden pembiayaan mudharabah

bagi peningkatan usaha kecil dan menengah di BMT Al-Ittihad Tasikmalaya,

penulis menyebarkan kuesioner kepada pihak nasabah BMT Al-Ittihad yang

menggunakan fasilitas pembiayaan mudharabah yang diukur dengan uji validitas

dan realibitas dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5, responden yang berkaitan

dengan pembiayaan mudharabah terdiri atas 67 (enam puluh tujuh) orang.

Adapun pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi:

1. Jenis Kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan, Jenis Usaha

Berdasarkan hasil kuesioner jenis kelamin, usia, pendidikan dan jenis

usaha nasabah BMT Al-Ittihad Tasikmalaya yang menggunakan akad

mudharabah dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

70 �

Grafik 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

28

39

0

5

10

15

20

25

30

35

40Ju

mla

h R

espo

nden

Wanita Pria

Jenis Kelamin

Sumber: Data Primer yang diolah (Desember-Januari)

Grafik di atas menunjukkan, jenis kelamin sebagian besar nasabah

pembiayaan mudharabah di BMT Al-Ittihad Tasikmalaya adalah laki-laki, yang

sebesar 58.2%, Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan wirausaha yang berbasis

kemandirian sebagai bagian dari kegiatan ekonomi mikro masih didominasi oleh

kaum laki-laki.

71 �

Grafik 4.3 Responden Berdasarkan Usia

10

20 20

17

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20Ju

mla

h R

espo

nden

17 - 25 tahun 26 - 35 tahun 36 - 45 tahun 46 tahun ke atas

Usia


Kemudian dari segi usia, nasabah pembiayaan mudharabah di BMT Al-

Ittihad Tasikmalaya berdasarkan data tersebut, sebagian besar berkisar pada usia

produktif.

Grafik 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan

1012

25

15

5

0

5

10

15

20

25

Jum

lah

Res

pond

en

SD SLTP SMA Diploma Sarjana

Pendidikan Terakhir


72 �

Grafik di atas menunjukkan, latar belakang pendidikan nasabah di BMT

Al-Ittihad Tasikmalaya didominasi oleh lulusan SLTA, hal ini mengindikasikan

bahwa kualitas tingkat pendidikan nasabah di BMT Al-Ittihad Tasikmalaya cukup

baik. Kualitas pendidikan suatu daerah akan menghasilkan potensi SDM yang

baik dalam pembangunan ekonomi daerah tersebut.

Grafik 4.5 Responden Berdasarkan Jenis Usaha

45

1210

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Jum

lah

Res

pond

en

Perdagangan Produksi Jasa

Jenis Usaha


Adapun mengenai pekerjaan nasabah pembiayaan mudharabah di BMT

Al-Ittihad Tasikmalaya adalah perdagangan yaitu 67.2% (warung rumahan,

jongko) Karena posisi BMT Al-Ittihad berada di Pasar Cikurubuk Tasikmalaya,

dimungkinkan para UKM sebagian besar melakukan pekerjaannya di Pasar

Cikurubuk Tasikmalaya. Sehingga usaha perdagangan relatif lebih berpeluang

dibandingkan dengan sektor usaha yang lain.

73 �

2. Pelayanan Pembiayaan

Grafik 4.6 Tanggapan Responden mengenai pembiayaan yang ditawarkan kepada

nasabah

21

36

10

0 00

5

10

15

20

25

30

35

40

Jum

lah

Res

pond

en

Sangat baik Baik Cukup baik Tidak baik Sangat tidakbaik

Ukuran

Sumber: Data primer yang diolah (Desember-Januari)

Grafik di atas menunjukkan persentase tanggapan responden mengenai

pembiayaan yang ditawarkan kepada nasabah, yang menyatakan sangat baik

sebesar 31.3% dan yang menyatakan baik sebesar 53.8%, dengan demikian

responden berpendapat bahwa BMT telah memberikan pembiayaan dengan baik

kepada nasabahnya. Sedangkan sisanya yang menyatakan cukup baik sebesar

14,9%.

74 �

Grafik 4.7 Tanggapan Responden mengenai proses pelayanan administrasi

dalam pemberian pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah

11

31

25

0 00

5

10

15

20

25

30

35Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran



proses pelayanan administrasi dalam pemberian pembiayaan mudharabah yang

diberikan kepada nasabah, yang menyatakan sangat baik sebesar 16.4% dan yang

menyatakan baik sebesar 46.3% dengan demikian responden berpendapat bahwa

nasabah mendapatkan pelayanan pembiayaan mudharabah dengan baik. Dan

yang menyatakan cukup baik sebesar 37.3%.

3. Penggunaan Dana

Dalam mekanisme pelayanan pembiayaan mudharabah yang diberikan

oleh pihak BMT Al-Ittihad, umumnya menetapkan suatu teknis yang ditujukan

bagi para nasabah atau pengusaha yang hendak menjalin kemitraaan dengan BMT

dalam penggunaan pembiayaan mudharabah di antaranya yaitu pembiayaan untuk

kebutuhan modal kerja, kebutuhan investasi dan kebutuhan konsumtif.

75 �

Grafik 4.8 Tanggapan Responden mengenai pembiayaan mudharabah yang diberikan

kepada nasabah tepat untuk kebutuhan modal kerja

30

26

11

0 00

5

10

15

20

25

30Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran


Grafik di atas menunjukkan persentase tanggapan mengenai pembiayaan

mudharabah yang diberikan kepada nasabah untuk modal kerja, nasabah yang

menyatakan sangat baik sebesar 44,7% dan yang menyatakan baik sebesar 38.8%

dengan demikian responden berpendapat bahwa nasabah merasa tepat dalam

penggunaan dana yang dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja. Sedangkan

sisanya, yang menyatakan cukup baik sebesar 16.4%.

76 �


kepada nasabah tepat untuk kebutuhan investasi

8

12

25

22

00

5

10

15

20

25Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran



mudharabah yang diberikan kepada nasabah untuk kebutuhan investasi, nasabah

yang menyatakan sangat baik sebesar 11.9% dan yang menyatakan baik sebesar

17.9% dengan demikian responden berpendapat bahwa pembiayaan mudharabah

yang diberikan kepada nasabah tepat untuk kebutuhan investasi demi kelancaran

usahanya. Sedangkan yang menyatakan cukup baik sebesar 37,3% dan yang

menyatakan tidak baik sebesar 32,9%. Adanya nasabah yang menyatakan tidak

baik sebesar 32.9% mengenai pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada

nasabah untuk kebutuhan investasi dikarenakan nasabah setelah diberikan

pembiayaan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian barang modal

(persediaan) yang akan diperdagangkan.

77 �


kepada nasabah tepat untuk kebutuhan konsumtif

0

8

12

25

22

0

5

10

15

20

25Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran



mudharabah yang diberikan kepada nasabah untuk kebutuhan konsumtif,

nasabah yang menyatakan baik sebesar 11.9% dan yang menyatakan cukup baik

17.9% dengan demikian responden berpendapat bahwa nasabah menggunakan

pembiayaan mudharabah untuk kebutuhan konsumtif. Sedangkan yang

menyatakan tidak baik sebesar 37.3% , hal ini dikarenakan nasabah BMT Al-

Ittihad dalam penggunaan dananya tidak hanya digunakan untuk kebutuhan

konsumtif akan tetapi untuk kebutuhan modal kerja sebagaimana grafik 4.8 yang

menyatakan bahwa pembiayaan tepat untuk modal kerja sebesar 44.7%. Dan yang

menyatakan sangat tidak baik mengenai penggunaan dana yang dialokasikan

untuk kebutuhan konsumtif sebesar 32.9%. Adanya nasabah yang menyatakan

sangat tidak baik dikarenakan pembiayaan mudharabah yang diberikan BMT Al-

Ittihad kepada nasabahnya bukan untuk kebutuhan konsumtif akan tetapi dominan

78 �

pada kebutuhan modal kerja seperti pembelian barang modal (persediaan) yang

akan diperdagangkan.

4. Kelayakan Pengajuan Pembiayaan Mudharabah

Dalam melakukan aktifitas pemberian pembiyaan mudharabah, BMT Al

Ittihad memperhatikan prinsip-prinsip pemberian pembiayaan mudharabah

dengan analisis 5C yaitu character, capacity, capital, condition economy, dan

collateral.

Grafik 4.11 Tanggapan Responden mengenai pengajuan pembiayaan mudharabah yang

diberikan kepada nasabah berdasarkan character

25

36

6

0 00

5

10

15

20

25

30

35

40

Jum

lah

Res

pond

en


Ukuran


Grafik di atas menunjukkan persentase tanggapan mengenai pengajuan

pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan character,

nasabah yang menyatakan sangat baik sebesar 37.4% dan yang menyatakan baik

sebesar 53.7% dengan demikian responden berpendapat bahwa pengajuan

pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan character

79 �

sangat baik dilaksanakan guna memperlancar pembiayaan. Sedangkan sisanya

yang menyatakan cukup baik sebesar 8.95%.


diberikan kepada nasabah berdasarkan capacity

23

33

11

0 00

5

10

15

20

25

30

35

Jum

lah

Res

pond

en


Ukuran



pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan capacity,



pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan capacity

cukup baik dilaksanakan guna memperlancar pembiayaan. Seda yang

menyatakan cukup baik sebesar 16,4%.

80 �


diberikan kepada nasabah berdasarkan capital

17

29

21

0 00

5

10

15

20

25

30Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran



pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan capital,



pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan capital

cukup baik dilaksanakan guna memperlancar pembiayaan. Sedangkan sisanya

yang menyatakan cukup baik sebesar 31,4%.

81 �


diberikan kepada nasabah berdasarkan condition of economy

20

33

14

0 00

5

10

15

20

25

30

35Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran



pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan condition

of economy, nasabah menyatakan sangat baik sebesar 29.8% dan yang

menyatakan baik sebesar 49.3% dengan demikian responden berpendapat bahwa

pengajuan pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan

condition of economy cukup baik dilaksanakan, untuk mengetahui keadaan usaha

para UKM dalam pengelolaan pembiayaan yang diberikan BMT Al-Ittihad kepada

pihak UKM.. Sedangkan sisanya yang menyatakan cukup baik sebesar 20,9%.

82 �


diberikan kepada nasabah berdasarkan collateral

14

18

23

12

00

5

10

15

20

25Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran



pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan collateral,



pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan collateral

cukup baik dilaksanakan oleh BMT Al-Ittihad Tasikmalaya. Sedangkan yang

menyatakan cukup baik sebesar 34,4% dan yang menyatakan tidak baik sebesar

17,9%. Adanya responden yang menyatakan tidak baik sebesar 17,9%

dikarenakan nasabah merasa keberatan dengan adanya jaminan yang diterapkan

BMT Al-Ittihad kepada nasabahnya dalam pembiayaan mudharabah.

83 �

Grafik 4.16 Tanggapan Responden mengenai perhitungan bagi hasil yang diberikan

kepada nasabah

19

31

17

0 00

5

10

15

20

25

30

35Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran


Grafik di atas menunjukkan persentase tanggapan mengenai bagi hasil

yang diberikan kepada nasabah yang menyatakan sangat baik sebesar 28.4% dan

yang menyatakan baik sebesar 46.3% dengan demikian responden berpendapat

bahwa bagi hasil yang diberikan kepada nasabah perhitungannya cukup baik. Dan

yang menyatakan cukup baik sebesar 25,3%.

84 �

Grafik 4.17 Tanggapan Responden mengenai kemampuan nasabah dalam pengembalian

pembiayaan kepada BMT

20

25

22

0 00

5

10

15

20

25Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran


Grafik di atas menunjukkan persentase tanggapan mengenai kemampuan

nasabah dalam pengembalian pembiayaan kepada BMT, nasabah yang

menyatakan sangat baik sebesar 29.8% dan yang menyatakan baik sebesar 37.3%

dengan demikian responden berpendapat bahwa nasabah mampu mengembalikan

pembiayaan kepada BMT. Sedangkan sisanya yang menyatakan cukup baik

sebesar 32,9%.

85 �

C. Peningkatan UKM di BMT Al Ittihad

1. Kelayakan Usaha

Grafik 4.18 Tanggapan Responden mengenai kemampuan dalam peningkatan usaha

23

27

17

0 00

5

10

15

20

25

30

Jum

lah

Res

pond

en

Sangat Baik Baik Cukup baik Tidak baik Sangat tidakbaik

Ukuran



kemampuan dalam peningkatan usaha, nasabah yang menyatakan sangat baik

sebesar 34.4% dan yang menyatakan baik sebesar 40.3% dengan demikian

berdasarkan data tersebut dapat dikategorikan bahwa para UKM cukup baik

meningkatkan usahanya sesuai dengan kemampuan mereka. Sedangkan responden

yang menyatakan cukup baik meningkatkan usahanya sebesar 25,3%.

86 �

Grafik 4.19 Tanggapan Responden mengenai peningkatan penjualan

24 25

18

0 00

5

10

15

20

25

Jum

lah

Res

pond

en

Sangat Baik Baik Cukup baik Tidak baik Sangat tidakbaik

Ukuran



peningkatan penjualan dalam usaha yang mereka jalani, yang menyatakan sangat

baik sebesar 35.8% dan yang menyatakan baik sebesar 37.4% dengan demikian

berdasarkan data tersebut dapat dikategorikan bahwa para UKM cukup baik

meningkatkan penjualannya demi meningkatkan usaha mereka. Dan nasabah yang

menyatakan cukup baik sebsar 26.8%.

87 �

2. Skill

Grafik 4.20 Tanggapan Responden terhadap Usaha Sesuai dengan Keahlian

10

18

24

14

10

5

10

15

20

25Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran


Grafik di atas menunjukkan persentase tanggapan responden terhadap

usaha sesuai dengan keahlian, nasabah yang menyatakan sangat baik sebesar

14.9% dan yang menyatakan baik sebesar 26.8% dengan demikian berdasarkan

data tersebut dapat dikategorikan bahwa para UKM di BMT Al-Ittihad

Tasikmalaya pada umumya usaha yang dilakukannya telah sesuai dengan keahlian

yang dimiliki. Sedangkan yang menyatakan cukup baik sebesar 35.9%, yang

menyatakan tidak baik sebesar 20.8% dan yang meyatakan sangat tidak baik

1.5%. Adanya nasabah yang menyatakan tidak baik sebesar 20.8% dikarenakan

para nasabah kurang memiliki inovasi dalam mengelola usahanya sehingga usaha

mereka kurang meningkat.

88 �

Grafik 4.21 Tanggapan Responden terhadap Usaha Sesuai dengan Kemampuan

11

31

23

20

0

5

10

15

20

25

30

35

Jum

lah

Res

pond

en


Ukuran


Grafik di atas menunjukkan persentase tanggapan responden terhadap

usaha sesuai dengan kemampuan, nasabah yang menyatakan sangat baik sebesar

16.4% dan yang menyatakan baik sebesar 46.2% dengan demikian berdasarkan

data tersebut dapat dikategorikan bahwa para UKM melakukan usahanya telah

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dan yang menyatakan cukup baik

sebesar 34.4%, walaupun masih ada responden yang menyatakan tidak baik

sebesar 3%, dikarenakan nasabah dalam pengelolaan usahanya kurang memiliki

kemampuan yang maksimal.

89 �

3. Sektor Usaha

Grafik 4.22 Tanggapan Responden mengenai pemberian pembiayaan mudharabah

sesuai untuk usaha perdagangan

20

26

17

4

00

5

10

15

20

25

30

Jum

lah

Res

pond

en


Ukuran



pemberian pembiayaan mudharabah sesuai untuk usaha perdagangan, nasabah

yang menyatakan sangat baik sebesar 29.9% dan yang menyatakan baik sebesar

38.9% dengan demikian berdasarkan data tersebut dapat dikategorikan bahwa

para UKM di BMT Al-Ittihad Tasikmalaya setelah mendapatkan pembiayaan

mudharabah cukup baik untuk usaha perdagangannya. Sedangkan yang

menyatakan cukup baik sebesar 25,3 dan sisanya yang menyatakan tidak baik

untuk usaha perdagangan sebesar 5,9% dimungkinkan para UKM setelah

mendapatkan pembiayaan mudharabah dari BMT tidak sesuai untuk usaha

perdagangan akan tetapi usaha lainnya.

90 �


sesuai untuk usaha produksi

17

23

20

6

10

5

10

15

20

25Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran



pemberian pembiayaan mudharabah sesuai untuk usaha produksi, nasabah yang


dengan demikian berdasarkan data tersebut dapat dikategorikan bahwa para UKM

setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah telah sesuai untuk usaha produksi.

Sedangkan yang menyatakan cukup baik sebesar 29,8%, yang menyatakan tidak

baik sebesar 9% dan yang menyatakan sangat tidak baik untuk sebesar 1,5%.

91 �


sesuai untuk usaha jasa

1

17

27

21

10

5

10

15

20

25

30Ju

mla

h R

espo

nden


Ukuran



pemberian pembiayaan mudharabah sesuai untuk usaha jasa, nasabah yang


dengan demikian berdasarkan data tersebut dapat dikategorikan bahwa para UKM

setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah telah sesuai untuk usaha jasa.

Sedangkan yang menyatakan cukup baik sebesar 40,3%, yang menyatakan tidak

baik sebesar 31.3% dan sisanya yang menyatakan sangat tidak baik sebesar 1.5%.

Adanya nasabah yang menyatakan tidak baik sebesar 31.3% dan yang menyatakan

sangat tidak baik sebesar 1.5% dikarenakan dana yang diberikan BMT Al-Ittihad

kepada nasabahnya dominan digunakan untuk usaha perdagangan sebagaimana

grafik 4.2.

92 �

4. Pendapatan

Grafik 4.25 Tanggapan Responden mengenai peningkatan pendapatan setelah diberikan

pembiayaan mudharabah oleh BMT Al Ittihad

3

21

35

8

00

5

10

15

20

25

30

35

Jum

lah

Res

pond

en


Ukuran



peningkatan pendapatan setelah diberikan pembiayaan mudharabah oleh BMT

Al-Ittihad, nasabah yang menyatakan sangat baik sebesar 4.7% dan yang

menyatakan baik sebesar 31.3%, dengan demikian berdasarkan data tersebut dapat

dikategorikan bahwa para UKM setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah

mengalami peningkatan dalam pendapatan usahanya. Sedangkan yang

menyatakan cukup baik sebesar 52,2% dan sisanya, yang menyatakan tidak baik

sebesar 11.9%. Adanya para UKM yang tidak mengalami peningkatan dalam

pendapatannya dimungkinkan adanya faktor lain yang menyebabkan pendapatan

mereka tidak meningkat misalnya dari kurangnya skill dalam usaha mereka.

93 �

5. Modal


tepat untuk modal usaha

20

37

10

0 00

5

10

15

20

25

30

35

40

Jum

lah

Res

pond

en


Ukuran



mudharabah yang diberikan tepat untuk modal usaha, nasabah yang menyatakan

sangat baik sebesar 29,9% dan yang menyatakan baik sebesar 55,2% dengan

demikian bahwa para UKM setelah diberikan pembiayaan mudharabah oleh BMT

Al-Ittihad tepat untuk modal usaha. Sedangkan yang menyatakan cukup baik

sebesar 14.9%.

94 �

D. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah di BMT Al Ittihad Terhadap

Peningkatan Usaha Kecil Menengah di Tasikmalaya

Dari hasil kuesioner dan data yang diperoleh selama penelitian melalui

proses pengumpulan data dan pengolahan awal merupakan dasar bagi pengujian

hipotesis pembahasan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang telah ditetapkan selanjutnya akan diuji untuk menentukan

apakah terdapat pengaruh antara pembiayaan mudharabah dengan peningkatan

UKM. Sebelumnya akan dijelaskan bagaimana data diolah dengan hitungan

statistik dan pengujian hipotesis serta interpretasinya dengan menggunakan

analisis persamaan regresi linier. Untuk mempermudah perhitungan maka data-

data penelitian akan ditabulasikan dapat dilihat pada lampiran 7.

Dari perhitungannya diperoleh:

1901,44X =� 2025,23Y =�

2 54923,69X =� 2 61896,74Y =�

b x = -0,02 57718,44XY =�

b y = -0,18 b x^² = 961,42

b Y^ = 2025,414 b Y-Y^ = -0,19

b (Y-Y)^² = 618,195

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

kedua variabel X dan variabel Y, analisis regresi linier sederhana ini biasanya

dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

c = a + b X

95 �

Berdasarkan tabel 4.1 didapat nilai dari variabel-variabel yang

dioperasikan berasarkan bentuk persamaan di atas:

1) Nilai konstanta (a) diperoleh sebagai berikut:

a = ))((

))(())((2

2

XXXn

XXYXY

ΣΣ−Σ

ΣΣ−ΣΣ

= (2025.23) (54923.69) – (57718.44) ( 1901.44)

67. 54923.69 – (1901.44) (1901.44)

= 111233104.7 – 109748150.6

3679887.23 – 3615474.074

= 1484954.1

64413.156

= 23.053

2) Nilai (b) diperoleh sebagai berikut:

b = ))((

))((2 XXXn

XYXYn

ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ

= 67. 57718.44 – (2025.23) (1901.44)

67. 54923.69 – (1901.44) (1901.44)

= 3867135.48 – 3850853.331

3679887.23 – 3615474.074

= 16282.149

64413.156

= 0.253

96 �

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, di mana dari data di

atas diperleh nilai konstanta 23.05 dan koefisien sebesar 0.253 sehingga diperoleh

persamaan regresi Y = 23.05 + 0.253 X. Artinya a = pada saat pembiayaan

mudharabah di BMT tidak ada (= 0), maka peningkatan UKM sebesar 23.05 dan b

= jika pembiayaan mudharabah naik sebesar Rp. 1,-, maka peningkatan UKM

naik sebesar 0.253 x Rp. 1,- = Rp. 0.253. nilai b adalah positif, hal tersebut

menandakan bahwa persamaan regresi tersebut adalah sifatnya searah (positif).

Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikkan pada variabel X akan diikuti oleh

kenaikkan variabel Y yang sifatnya searah. Jika pembiayaan mudharabah di BMT

meningkat maka akan diikuti dengan peningkatan UKM. Hasil diatas akan

dilakukan uji hipotesis yang telah dikemukakan penulis sebelumnya. Uji hipotesis

dalam penulisan ini dengan cara pengujian hipotesis � yang bertujuan untuk

mengetahui apakah pembiayaan mudharabah mempunyai pengaruh terhadap

peningkatan UKM.

Untuk menguji koefisien �, maka penulis terlebih dahulu menetukan

hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu sebagai berikut:

Ho : � = 0 Pembiayaan mudarabah tidak berpengaruh terhadap peningkatan

UKM

Ha : � � 0 Pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap peningkatan

UKM.

97 �

Dengan tingkat signifikansi 5% dan menggunakan rumus:

2

btSe

x

β−=

� �

Sebelum menghitung t, penulis terlebih dahulu mencari nilai dari Se yaitu

dengan rumus sebagi berikut:

= 3.084

Setelah diketahui Se, berdasarkan grafik 4.1 maka diketahui nilai dx2

961.42. Maka nilai t yaitu:

961.423.0840.253t =

t = 2.543

Dari perhitungan diatas, maka diperoleh t hitung sebesar 2.543. sedangkan

t grafik dari signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (df) = n-2 = 67-2 = 65, oleh

karena nilai df = 65 terletak diantara df 60 (2.000) dan df 120 (1.980), untuk itu

dilakukan interpolasi sebagai berikut:

010.2

000.22

980,1000.2

=

+−=

2)( 2�^�

−−��=�

n�Y�Y�Se�

98 �

Sehingga diperoleh t tabel adalah 2.010, di mana nilai t tabel ini akan

menjadi dasar bagi penerimaan atau penolakan hipotesis. Selanjutnya nilai t

hitung yang telah diperoleh dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan t tabel.

Kriteria t hitung yang diperoleh adalah sebesar 2.543, maka yang

memenuhi kriteria adalah 2.543 > 2.010, dengan kata lain t hitung lebih besar dari

pada t tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak, dan

hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini menunjukkan bahwa pembiayaan

mudharabah di BMT Al-Ittihad berpengaruh terhadap peningkatan UKM di

Tasikmalaya, dengan demikian maka hipotesis yang penulis kemukakan terbukti.

Setelah diketahui adanya pengaruh antara pembiayaan mudharabah

terhadap peningkatan UKM yaitu 2.543 > 2.010, maka peningkatan UKM

disebabkan adanya pembiayaan mudharabah di BMT Al Ittihad. Selain faktor dari

pembiayaan mudharabah terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi

peningkatan UKM yaitu kelayakan usaha, skill, sektor usaha, pendapatan dan

modal. Salah satu dari indikator tersebut yaitu diberikannya pembiayaan

mudharabah dari BMT Al Ittihad untuk kebutuhan modal usaha sebesar 55.2%

(grafik 4.26) yang disalurkan untuk usaha perdagangan sebesar 38.9% (4.22).

Sehingga pendapatan usaha setelah diberikannya pembiayaan tersebut mengalami

kenaikkan sebesar 31.3% (grafik 4.25) dengan demikan para UKM mengalami

peningkatan dalam usahanya.

��

99

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, penelitian mengenai

Pengaruh pembiayaan mudharabah di Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Al-Ittihad

terhadap peningkatan usaha kecil menengah di Tasikmalaya, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembiayaan mudharabah yang diterapkan pada BMT Al-Ittihad

Tasikmalaya telah sesuai dengan konsep mudharabah secara teori di mana jenis

pembiayaan mudharabah yang diterapkan menggunakan jenis mudharabah

muthlaqah artinya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah

bisnis.

2. Berdasarkan beberapa indikator yang diajukan dalam kuesioner kepada 67

responden, nasabah pembiayaan mudharabah di BMT Al-Ittihad menyatakan

bahwa setelah mendapat tambahan modal usaha, terjadi peningkatan volume

usaha yang dijalankan UKM. Indikator peningkatan usaha tersebut, meliputi

kelayakan usaha, sektor usaha, skill, pendapatan dan modal.

3. Pengaruh pembiayaan mudharabah di baitul maal wa tamwil (BMT) Al-Ittihad

terhadap peningkatan usaha kecil menengah di Tasikmalaya bersifat positif

100 �

artinya pemberian pembiayaan mudharabah mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan UKM, berdasarkan hasil perhitungan persamaan

regresi dan penetapan uji statistik. Hal ini disebabkan jika pembiayaan

mudharabah meningkat maka peningkatan UKM pun meningkat, demikian

sebaliknya jika pembiayaan mudharabah mengalami penurunan maka

peningkatan UKM pun akan mengalami penurunan.

B. Saran

1. Semua karyawan BMT lebih meningkatkan disiplin kerja dan profesionalisme

serta meningkatkan pengetahuan tentang lembaga keuangan syariah sehingga

setiap karyawan dapat menjelaskannya terhadap nasabah yang datang.

2. Dalam menjalankan pembiayaan mudharabah BMT tetap menerapkan prinsip

ta’awun (tolong-menolong) dan ukhuwah (persaudaraan) terhadap seluruh

nasabah pembiayaan untuk mencapai kemajuan bersama.

3. Dalam menjalankan usahanya, UKM diharapkan mampu menunjukan

transparansi keuntungan yang jelas kepada pihak BMT

101�

DAFTAR PUSTAKA

Adler Haymans Manurung. Bisnis UKM (Usaha Kecil Menengah). Penerbit Buku Kompas, Jakarta : 2006.

Al-Fikri,. 1997. Wawasan Islam dan Ekonomi : Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Islam. Jakarta: LPFEUI

Departemen Agama Republik Indonesia. 2005. Al-Quran dan Terjemah, Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.

Heri Sudarsono, 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripdi dan Ilustrasi, Edisi Dua, Yoyakarta: Ekonisia.

Husein Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Muhammad Syafi’i Antonio,. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah, Edisi Revisi, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Muhammad bin Asy’as al Sajastani/Imam Abu Daud, dalam Sunan Abu Dawud Kitabul Buyu’ Hadis no.2936 , Global Islamic Company, Jakarta, 1395 H : 17

Moh Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nunung Nurhayati, dan Tasya Aspiranti. 2004. Dasar-dasar Statistika Bisnis, Bandung: Fakultas Ekonomi UNISBA.

Nur Indrianto dan Bambang Supomo. 1999. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Jogyakarta: BPFE.

Peraturan Bank Indonesia No.11/15/PBI/2009 tanggal 17 April 2009

Rachmat Syafe’i. 2004. Fiqh Muamalat. Bandung: Pustaka Setia

Saad Al Haran 1996 : 7 dalam buku “Islamic Finance : Partnership Financing” Pelanduk Publication, Selangor

102

��

Uce Karna Suganda,. 2006. Peran Perbankan Dalam Meningkatkan Taraf Hiduf Masyarakat. Bandung: Refta Grafika

Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

---------. 2008. Undang-Undang Perbankan No.21 Tahun 2008

www.ukm.com

www.bi.go.id

�

�

�

�

�

�

�

�

�

Lampiran 1 SK Skripsi

Lampiran 2 Daftar Bimbingan Skripsi

�

Pert.

1Pe

rt.2

Pert.

3Pe

rt.4

Pert.

5Pe

rt.6

Pert.

7Pe

rt.8

Pert.

9Pe

rt.10

Pert.

11Pe

rt.12

Tota

l X1

55

53

35

55

54

44

532

54

53

25

45

53

53

493

44

42

14

44

43

44

424

55

54

34

45

52

34

495

55

54

45

55

54

55

576

34

42

14

33

45

43

407

44

53

33

54

44

54

488

54

54

35

44

44

54

519

43

43

35

44

44

44

4610

33

44

44

43

43

44

4411

44

44

34

45

33

45

4712

45

33

35

35

33

33

4313

44

43

24

53

42

33

4114

53

52

24

53

55

33

4515

43

52

44

44

55

45

4916

44

53

24

54

43

45

4717

44

52

24

53

43

45

4518

44

42

35

43

43

34

4319

44

52

34

44

44

34

4520

44

43

35

44

33

35

4521

53

43

14

33

34

43

4022

53

52

35

45

54

53

4923

33

53

45

35

55

53

49

Pem

biay

aan

Mud

hara

bah

No

Res

p

Lam

pira

n 3

Dat

a O

rdin

al V

aria

bel X

(Pem

biay

aan

Mud

hara

bah)

Pert.

1Pe

rt.2

Pert.

3Pe

rt.4

Pert.

5Pe

rt.6

Pert.

7Pe

rt.8

Pert.

9Pe

rt.10

Pert.

11Pe

rt.12

Tota

l XPe

mbi

ayaa

n M

udha

raba

hN

o R

esp

243

34

23

44

33

55

342

254

54

53

44

34

24

446

263

43

52

35

45

23

544

275

34

32

35

45

54

548

284

43

22

45

44

54

546

294

45

52

45

44

25

347

304

33

51

54

45

25

344

314

45

33

45

54

33

346

324

35

42

44

34

34

343

335

35

32

54

34

44

345

345

35

24

44

44

34

547

353

55

23

55

43

43

547

365

44

23

43

53

33

544

374

45

31

35

54

33

444

384

34

21

54

45

44

444

394

34

22

54

55

34

546

404

44

23

44

53

34

343

414

45

32

44

34

25

444

425

35

21

53

45

43

444

434

34

33

44

35

54

547

443

44

34

43

34

44

343

454

53

21

44

44

45

444

464

44

43

54

55

44

450

474

43

43

55

34

33

445

485

55

23

45

34

35

448

495

53

34

45

44

34

347

Pert.

1Pe

rt.2

Pert.

3Pe

rt.4

Pert.

5Pe

rt.6

Pert.

7Pe

rt.8

Pert.

9Pe

rt.10

Pert.

11Pe

rt.12

Tota

l XPe

mbi

ayaa

n M

udha

raba

hN

o R

esp

504

45

43

35

44

25

346

515

45

33

34

43

55

347

525

34

42

45

43

54

346

533

45

42

44

45

34

446

544

45

34

53

45

35

550

554

34

32

44

43

35

544

565

34

22

43

34

45

544

575

34

53

55

34

34

347

583

43

53

55

44

43

346

593

53

33

44

43

44

444

604

44

21

45

33

54

443

615

45

53

55

54

55

556

624

53

52

44

45

25

447

635

33

33

54

45

24

546

644

44

33

44

34

54

547

654

35

22

54

54

53

446

664

35

42

53

53

23

443

674

34

31

43

34

24

439

Pert.

1Pe

rt.2

Pert.

3Pe

rt.4

Pert.

5Pe

rt.6

Pert.

7Pe

rt.8

Pert.

9Pe

rt.10

Tota

l Y1

54

54

55

54

55

472

44

43

44

43

34

373

45

34

44

54

24

394

54

23

44

33

23

335

34

54

55

54

34

426

45

43

34

44

35

397

54

35

45

43

35

418

44

34

45

43

34

389

44

54

43

32

34

3610

55

44

34

52

45

4111

53

33

44

44

44

3812

33

13

34

34

34

3113

33

24

43

33

34

3214

45

43

54

13

34

3615

45

44

44

32

23

3516

55

54

55

22

25

4017

54

45

55

52

45

4418

35

34

55

41

35

3819

35

34

54

24

45

3920

45

43

43

24

34

3621

44

54

35

33

44

3922

45

42

45

43

45

4023

44

33

44

43

35

37

Lam

pira

n 3

Dat

a O

rdin

al V

aria

bel Y

(Pen

ingk

atan

UK

M)

No

Res

pPe

ning

kata

n U

KM

Pert.

1Pe

rt.2

Pert.

3Pe

rt.4

Pert.

5Pe

rt.6

Pert.

7Pe

rt.8

Pert.

9Pe

rt.10

Tota

l YN

o R

esp

Peni

ngka

tan

UK

M

245

33

33

35

23

434

255

33

54

45

44

441

263

52

55

24

43

336

274

53

45

53

44

441

283

43

34

55

33

437

293

52

44

54

33

437

303

32

35

55

23

536

314

45

44

43

24

438

324

44

34

35

25

438

335

53

54

44

23

338

345

42

45

34

24

437

353

45

43

34

43

538

363

54

43

33

44

437

374

43

34

45

34

539

385

43

44

44

33

539

395

45

33

45

33

439

403

54

44

24

24

335

414

42

44

45

23

436

424

52

55

44

23

337

435

43

43

35

32

436

445

32

44

33

32

433

455

32

35

55

23

538

464

54

44

54

33

541

474

55

24

54

33

439

485

44

33

54

34

439

493

53

33

43

44

436

Pert.

1Pe

rt.2

Pert.

3Pe

rt.4

Pert.

5Pe

rt.6

Pert.

7Pe

rt.8

Pert.

9Pe

rt.10

Tota

l YN

o R

esp

Peni

ngka

tan

UK

M

504

33

53

35

34

336

515

53

55

44

43

341

524

52

34

33

32

433

533

42

35

33

23

331

545

53

33

33

23

434

554

33

44

44

53

539

565

45

35

25

33

439

575

32

45

42

34

537

583

24

45

33

34

435

593

34

53

33

24

434

604

34

44

44

25

337

614

34

44

43

44

438

624

53

54

53

33

439

634

43

54

52

43

438

644

34

44

32

32

534

655

33

34

43

24

435

665

43

35

23

23

434

673

32

45

54

33

537

p1p2

p3p4

p5p6

p7p8

p9p1

0p1

1p1

2X

p1p2

p3p4

p5p6

p7p8

p9p1

0Y

15

55

33

55

55

44

453

54

54

55

54

55

472

54

53

25

45

53

53

494

44

34

44

33

437

34

44

21

44

44

34

442

45

34

44

54

24

394

55

54

34

45

52

34

495

42

34

43

32

333

55

55

44

55

55

45

557

34

54

55

54

34

426

34

42

14

33

45

43

404

54

33

44

33

538

74

45

33

35

44

45

448

54

35

45

44

35

428

54

54

35

54

45

54

534

43

44

54

33

438

94

44

33

54

44

44

447

44

54

43

32

34

3610

33

44

44

43

43

44

445

54

45

45

44

545

114

44

43

55

53

44

550

55

33

44

43

44

3912

43

33

34

45

33

33

413

31

33

43

13

428

134

34

32

43

34

23

338

33

24

33

32

34

3014

54

52

24

43

53

33

434

44

34

41

23

433

154

55

24

55

45

54

553

43

44

44

32

23

3316

44

53

25

54

44

45

495

55

45

52

42

542

174

45

22

44

34

34

544

55

45

55

54

45

4718

43

42

34

43

43

34

413

53

45

54

33

540

194

45

23

44

44

33

444

35

34

54

24

45

3920

44

43

34

44

33

35

444

54

34

32

23

434

0.57

0.76

0.62

0.5

0.54

0.66

0.84

0.63

0.45

0.51

0.64

0.53

0.51

0.59

0.57

0.59

0.77

0.66

0.62

0.88

0.52

0.69

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

0.44

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

0.38

0.42

0.37

0.62

0.75

0.34

0.41

0.63

0.45

0.79

0.56

0.58

26.5

0.62

0.54

1.21

0.41

0.48

0.48

1.42

0.89

0.62

0.43

27.7

6.29

7.11

r0.

83r

0.83

Res

pPe

mbi

ayaa

n M

udha

raba

hPe

ning

kata

n U

KM

Lam

pira

n 4

Uji

Val

idita

s dan

Rea

libili

tas P

embi

ayaa

n M

udha

raba

h da

n Pe

ning

kata

n U

KM

Lam

pira

n 5 Var

iabe

lPe

rtan

yaan

Koe

f. V

alid

itas

Titi

k K

ritis

Kes

impu

lan

Koe

f. R

elia

bilit

asT

itik

Kri

tisK

esim

pula

nPe

rt.1

0.56

80.

440

valid

Pert.

2 0.

757

0.44

0va

lidPe

rt.3

0.61

50.

440

valid

Pert.

40.

505

0.44

0va

lidPe

rt.5

0.54

10.

440

valid

Pert.

60.

659

0.44

0va

lidPe

rt.7

0.84

50.

440

valid

Pert.

80.

631

0.44

0va

lidPe

rt.9

0.45

20.

440

valid

Pert.

100.

512

0.44

0va

lidPe

rt.11

0.63

60.

440

valid

Pert.

120.

533

0.44

0va

lidPe

rt.1

0.50

50.

440

valid

Pert.

2 0.

593

0.44

0va

lidPe

rt.3

0.57

30.

440

valid

Pert.

40.

587

0.44

0va

lidPe

rt.5

0.77

10.

440

valid

Pert.

60.

656

0.44

0va

lidPe

rt.7

0.62

10.

440

valid

Pert.

80.

878

0.44

0va

lidPe

rt.9

0.51

80.

440

valid

Pert.

100.

691

0.44

0va

lid

Rek

apitu

lasi

Has

il U

ji V

alid

itas R

elia

bilit

as

Peni

ngka

tan

UK

M (Y

)0.

826

0.7

relia

bel

Pem

biay

aan

Mud

hara

bah

(X)

0.83

20.

7re

liabe

l

No.

Res

pX

YX

2Y

2X

Yx

yx^

2a

bY

topi

Y-Y

topi

(Y-Y

topi

)^2

137

.32

41.0

313

92.4

516

83.4

915

31.0

78.

9410

.80

79.8

423

.05

0.25

332

.490

8450

68.

5472

.923

1301

4691

782

33.0

629

.31

1092

.96

858.

8696

8.87

4.68

-0.9

221

.90

23.0

50.

253

31.4

1416

13-2

.11

4.44

2864

7019

974

324

.31

31.6

259

0.87

999.

5576

8.51

-4.0

71.

3916

.58

23.0

50.

253

29.1

9987

084

2.42

5.83

6022

7991

393

432

.27

25.0

910

41.4

262

9.31

809.

553.

89-5

.14

15.1

423

.05

0.25

331

.214

5630

4-6

.13

37.5

5796

1404

8032

541

.67

34.8

917

36.7

412

17.0

014

53.8

313

.29

4.66

176.

7423

.05

0.25

333

.593

5757

51.

291.

6692

0228

4879

66

21.1

431

.65

446.

8610

01.9

866

9.14

-7.2

41.

4252

.43

23.0

50.

253

28.3

9821

263

3.26

10.6

0013

2568

4403

730

.68

34.5

894

1.29

1195

.54

1060

.82

2.30

4.35

5.29

23.0

50.

253

30.8

1214

216

3.76

14.1

7085

3153

8422

834

.33

30.7

911

78.5

094

8.29

1057

.15

5.95

0.56

35.3

923

.05

0.25

331

.735

3255

6-0

.94

0.88

5426

4389

698

928

.39

28.5

280

5.93

813.

3580

9.63

0.01

-1.7

10.

0023

.05

0.25

330

.232

4028

-1.7

12.

9347

5031

1125

910

25.6

234

.14

656.

4411

65.4

987

4.68

-2.7

63.

917.

6123

.05

0.25

329

.532

1105

54.

6121

.226

0061

0264

6311

29.2

930

.91

858.

1895

5.68

905.

620.

910.

680.

8423

.05

0.25

330

.461

5774

20.

450.

2047

8783

3366

912

25.2

822

.95

638.

9752

6.56

580.

05-3

.10

-7.2

89.

6223

.05

0.25

329

.445

3182

5-6

.50

42.2

2976

8846

0611

1323

.14

24.6

453

5.42

607.

3357

0.24

-5.2

4-5

.59

27.4

723

.05

0.25

328

.904

2260

2-4

.26

18.1

4899

8116

3187

1427

.44

29.0

375

3.14

842.

6279

6.62

-0.9

4-1

.20

0.88

23.0

50.

253

29.9

9316

963

-0.9

70.

9317

7211

3970

115

31.6

826

.97

1003

.67

727.

5785

4.54

3.30

-3.2

610

.90

23.0

50.

253

31.0

6524

852

-4.0

916

.742

0558

6847

9316

30.1

633

.36

909.

7211

13.1

310

06.3

01.

783.

133.

1723

.05

0.25

330

.680

8801

2.68

7.19

7270

4840

423

1727

.81

37.8

877

3.51

1435

.14

1053

.61

-0.5

77.

650.

3223

.05

0.25

330

.086

4344

47.

8060

.790

4384

7868

2218

25.3

030

.86

640.

2895

2.17

780.

80-3

.08

0.63

9.46

23.0

50.

253

29.4

5184

154

1.41

1.97

5008

4457

653

1927

.17

32.8

273

8.31

1077

.10

891.

76-1

.21

2.59

1.46

23.0

50.

253

29.9

2447

025

2.89

8.37

9713

1300

122

2027

.52

28.7

975

7.47

829.

0479

2.45

-0.8

6-1

.44

0.74

23.0

50.

253

30.0

1312

675

-1.2

21.

4884

0962

7980

321

21.4

531

.69

460.

1910

04.3

567

9.85

-6.9

31.

4648

.00

23.0

50.

253

28.4

7737

731

3.21

10.3

3026

6610

4401

2232

.43

32.8

410

51.9

210

78.2

910

65.0

24.

052.

6116

.43

23.0

50.

253

31.2

5561

594

1.58

2.50

1582

7849

387

2331

.80

29.8

310

11.2

788

9.97

948.

683.

42-0

.40

11.7

023

.05

0.25

331

.095

5381

4-1

.26

1.59

5804

6862

678

2423

.09

26.3

753

3.33

695.

4260

9.00

-5.2

9-3

.86

27.9

423

.05

0.25

328

.892

7621

9-2

.52

6.36

0593

8128

752

2528

.04

34.3

978

6.22

1182

.97

964.

40-0

.34

4.16

0.12

23.0

50.

253

30.1

4402

032

4.25

18.0

6473

6017

5636

2625

.67

28.8

965

8.81

834.

8774

1.63

-2.7

1-1

.34

7.36

23.0

50.

253

29.5

4382

123

-0.6

50.

4221

0332

2394

527

30.6

134

.65

936.

9812

00.5

610

60.6

12.

234.

424.

9723

.05

0.25

330

.794

3648

13.

8514

.858

9271

7038

35

Lam

pira

n 6

Tab

ulas

i Reg

resi

Sed

erha

na

No.

Res

pX

YX

2Y

2X

Yx

yx^

2a

bY

topi

Y-Y

topi

(Y-Y

topi

)^2

2828

.41

29.5

380

6.85

871.

9483

8.76

0.03

-0.7

00.

0023

.05

0.25

330

.236

4897

-0.7

10.

5011

4427

1408

529

29.7

029

.81

882.

1788

8.87

885.

511.

32-0

.42

1.75

23.0

50.

253

30.5

6442

456

-0.7

50.

5632

7892

8924

030

26.3

929

.04

696.

3284

3.32

766.

31-1

.99

-1.1

93.

9723

.05

0.25

329

.726

1393

9-0

.69

0.47

0762

9333

845

3128

.86

30.6

983

2.86

941.

9988

5.75

0.48

0.46

0.23

23.0

50.

253

30.3

5139

423

0.34

0.11

5947

0993

643

3224

.86

30.7

661

8.02

945.

9176

4.59

-3.5

20.

5312

.39

23.0

50.

253

29.3

3960

675

1.42

2.00

4962

6343

747

3327

.66

30.7

676

5.23

946.

3785

0.99

-0.7

20.

530.

5123

.05

0.25

330

.048

6717

20.

710.

5105

4341

5964

934

29.9

830

.29

898.

9591

7.59

908.

221.

600.

062.

5723

.05

0.25

330

.635

5593

8-0

.34

0.11

8179

5423

705

3529

.67

30.5

688

0.21

933.

8390

6.62

1.29

0.33

1.66

23.0

50.

253

30.5

5608

069

0.00

0.00

0006

1759

531

3626

.24

29.7

268

8.70

883.

2477

9.93

-2.1

4-0

.51

4.57

23.0

50.

253

29.6

8950

488

0.03

0.00

0890

7804

002

3726

.59

32.1

270

6.79

1031

.92

854.

02-1

.79

1.89

3.22

23.0

50.

253

29.7

7613

147

2.35

5.51

0537

0782

456

3826

.52

32.2

170

3.43

1037

.51

854.

29-1

.86

1.98

3.45

23.0

50.

253

29.7

6010

932.

456.

0036

0755

2723

339

29.0

331

.28

842.

6197

8.27

907.

910.

651.

050.

4223

.05

0.25

330

.394

0274

10.

880.

7801

7255

2353

640

25.1

127

.27

630.

3874

3.45

684.

58-3

.27

-2.9

610

.71

23.0

50.

253

29.4

0215

121

-2.1

44.

5618

5195

4342

241

26.6

828

.61

712.

0881

8.68

763.

52-1

.70

-1.6

22.

8723

.05

0.25

329

.801

2510

7-1

.19

1.41

3129

5628

910

4226

.66

29.8

671

0.76

891.

7179

6.11

-1.7

2-0

.37

2.96

23.0

50.

253

29.7

9499

223

0.07

0.00

4427

7909

886

4329

.13

28.3

784

8.52

804.

8082

6.37

0.75

-1.8

60.

5623

.05

0.25

330

.419

7114

7-2

.05

4.20

5068

2132

268

4424

.54

25.6

460

2.36

657.

4862

9.32

-3.8

4-4

.59

14.7

223

.05

0.25

329

.259

3813

2-3

.62

13.0

8932

4073

3601

4526

.45

31.3

769

9.68

984.

3082

9.87

-1.9

31.

143.

7223

.05

0.25

329

.742

1992

11.

632.

6612

5922

1099

646

32.9

434

.17

1084

.93

1167

.39

1125

.41

4.56

3.94

20.7

823

.05

0.25

331

.383

4011

2.78

7.74

8677

8417

392

4727

.42

31.2

175

1.77

974.

2385

5.80

-0.9

60.

980.

9223

.05

0.25

329

.986

8589

81.

231.

5024

5500

2789

848

31.5

031

.61

992.

5399

9.03

995.

773.

121.

389.

7623

.05

0.25

331

.020

6221

0.59

0.34

4366

5183

449

4930

.31

28.6

491

8.46

820.

0186

7.84

1.93

-1.5

93.

7123

.05

0.25

330

.717

4390

7-2

.08

4.33

3497

1538

095

5028

.45

28.5

880

9.54

816.

7981

3.15

0.07

-1.6

50.

0123

.05

0.25

330

.248

4414

8-1

.67

2.78

5254

0877

659

5129

.29

34.2

385

7.98

1171

.71

1002

.65

0.91

4.00

0.83

23.0

50.

253

30.4

6070

827

3.77

14.2

0983

2145

7055

5228

.00

25.4

678

3.90

648.

0771

2.76

-0.3

8-4

.77

0.15

23.0

50.

253

30.1

3352

698

-4.6

821

.867

2412

1583

3853

28.4

623

.31

810.

0454

3.43

663.

470.

08-6

.92

0.01

23.0

50.

253

30.2

5066

217

-6.9

448

.150

6063

2044

4754

33.7

326

.61

1138

.02

708.

2389

7.76

5.35

-3.6

228

.67

23.0

50.

253

31.5

8482

968

-4.9

724

.723

3225

9950

5555

26.2

632

.44

689.

7410

52.0

385

1.84

-2.1

22.

214.

4823

.05

0.25

329

.694

4945

42.

747.

5104

3799

9894

756

26.0

731

.81

679.

8710

11.7

282

9.36

-2.3

11.

585.

3223

.05

0.25

329

.646

7846

92.

164.

6691

3898

8028

357

29.5

330

.89

872.

1695

4.22

912.

271.

150.

661.

3323

.05

0.25

330

.521

6795

90.

370.

1359

8366

0110

9

No.

Res

pX

YX

2Y

2X

Yx

yx^

2a

bY

topi

Y-Y

topi

(Y-Y

topi

)^2

5827

.82

27.6

177

3.73

762.

5876

8.13

-0.5

6-2

.62

0.32

23.0

50.

253

30.0

8742

682

-2.4

76.

1139

5306

5073

459

25.7

826

.57

664.

7670

5.70

684.

93-2

.60

-3.6

66.

7423

.05

0.25

329

.573

0995

3-3

.01

9.04

8550

1070

594

6024

.93

29.4

462

1.63

866.

8373

4.06

-3.4

5-0

.79

11.8

823

.05

0.25

329

.357

9415

40.

080.

0070

6219

6529

861

39.7

630

.87

1580

.78

953.

1512

27.4

911

.38

0.64

129.

4823

.05

0.25

333

.109

0488

4-2

.24

4.99

9297

4847

597

6229

.64

32.2

987

8.62

1042

.85

957.

221.

262.

061.

5923

.05

0.25

330

.549

3158

91.

743.

0408

6845

8346

663

29.1

531

.29

849.

9897

9.32

912.

360.

771.

060.

6023

.05

0.25

330

.426

0731

70.

870.

7533

9707

6603

664

29.1

426

.75

849.

3971

5.50

779.

580.

76-3

.48

0.58

23.0

50.

253

30.4

2352

666

-3.6

713

.503

8015

7275

8165

28.4

427

.85

808.

6977

5.38

791.

860.

06-2

.38

0.00

23.0

50.

253

30.2

4469

134

-2.4

05.

7555

3674

8601

666

25.0

126

.93

625.

4772

5.34

673.

56-3

.37

-3.3

011

.36

23.0

50.

253

29.3

7736

301

-2.4

55.

9787

9153

6659

067

20.6

130

.27

424.

9591

6.43

624.

05-7

.77

0.04

60.3

123

.05

0.25

328

.265

4204

22.

014.

0287

4640

0273

1Ju

mla

h19

01.4

420

25.2

354

923.

6961

896.

7457

718.

44-0

.02

-0.1

896

1.42

2025

.414

184

-0.1

961

8.19

4499

2243

150

Lampiran 7

Kuesioner

Kepada:

Yth. Bapak/Ibu Di Tempat

Dengan Hormat

Berkaitan dengan pelaksanaan penelitian skripsi yang merupakan syarat

utama sidang Sarjana Hukum Islam yang diselenggarakan oleh Fakultas Syariah

Universitas Islam Bandung, maka yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : FITRI SUSILAWATI

NPM : 10010205020

Jurusan/ Fak : Keuangan dan Perbankan Syariah Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung

Memohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner yang telah terlampir

sebagai sarana bagi saya dalam memperoleh data pelengkap skripsi saya yang

berjudul PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BAITUL MAAL

WA TAMWIL (BMT) AL ITTIHAD TERHADAP PENINGKATAN UKM DI

TASIKMALAYA. Informasi dan jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan saya

gunakan semata-mata untuk penelitian yang sifatnya ilmiah.

Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Fitri Susilawati

KUESIONER

Bagian Pertama Petunjuk pengisian untuk bagian pertama

Berilah jawaban dengan mengisi pertanyaan-pertanyaan di bawah ini

Data Responden

1. Jenis Kelamin : Pria / Wanita

2. Umur : ……….. tahun

3. Pendidikan Terakhir :………………..

4. Jenis usaha :………………..

Bagian Kedua

Petunjuk Pengisian Untuk Bagian Kedua

1. Di bawah ini tersedia daftar pernyataan beserta kemungkinan jawabannya.

Bapak/Ibu diminta untuk memilih salah satu jawaban yang paling tepat/sesuai

dengan pendapat Bapak/Ibu dengan membubuhkan tanda silang (X) pada

pilihan jawabannya yang telah disediakan.

2. Setiap pertanyaan mempunyai lima (5) alternatif jawaban, dalam bentuk

pilihan ganda yang harus dipilih salah satu oleh Bapak/Ibu.

3. Kuesioner ini bukan untuk menguji pengetahuan, karena tidak ada alternatif

jawaban yang benar atau salah.

1. Pembiayaan Mudharabah

A. Pelayanan Pembiayaan

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana mengenai produk pembiayaan yang

ditawarkan BMT kepada nasabah?

A. Sangat baik D. Tidak baik

B. Baik E. Sangat tidak baik

C. Cukup baik

2. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana proses pelayanan administrasi dalam

pemberian pembiayaan mudharabah yang diberikan BMT kepada

nasabah?



C. Cukup baik

D. Penggunaan Dana

1. Menurut Bapak/Ibu, apakah pembiayaan mudharabah yang diberikan

BMT kepada nasabah tepat untuk kebutuhan modal kerja?


B. baik E. Sangat tidak baik

C. Cukup baik


BMT kepada nasabah tepat untuk kebutuhan investasi?



C. Cukup baik


BMT kepada nasabah tepat untuk kebutuhan konsumtif?



C. Cukup baik

C. Kelayakan Pengajuan Pembiayaan Mudharabah

1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu, mengenai pengajuan pembiayaan

mudharabah yang diberikan BMT kepada nasabah yang didasarkan

dengan memperhatikan character (penilaian selektif kepada calon

nasabah)?



C. Cukup baik



dengan memperhatikan capacity (kemampuan calon debitur dalam

usahanya)?



C. Cukup baik



dengan memperhatikan capital (penilaian yang diberikan kepada calon

debitur sesuai dengan usaha yang dijalankan)?



C. Cukup baik



dengan memperhatikan condition of economy (keadaan usaha calon

debitur yang berkaitan dengan peluang usaha mereka dalam mengelola

kredit yang diberikan oleh BMT)?



C. Cukup baik



dengan memperhatikan collateral (jaminan yang diberikan calon

debitur kepada pihak BMT)?



C. Cukup baik

��Keuntungan bagi hasil�

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana keuntungan bagi hasil yang diberikan

BMT kepada nasabah?



C. Cukup baik

2. Menurut Bapak/Ibu, apakah Bapak/Ibu mampu mengembalikan

kembali pembiayaan mudharabah kepada BMT Al Ittihad

Tasikmalaya?



C. Cukup baik

2. Peningkatan UKM

A. Kelayakan Usaha

1. Menurut Bapak/Ibu, sejauh ini dalam menjalankan usaha, apakah

Bapak/Ibu selalu berusaha meningkatkan kemampuan dalam usaha?



C. Cukup baik

2. Menurut Bapak/Ibu, sejauh ini dalam penjualan, apakah Bapak/Ibu

selalu berusaha meningkatkan penjualan usaha mereka?



C. Cukup baik

B. Skill

1. Menurut Bapak/Ibu, sejauh ini dalam membuka usaha, apakah

Bapak/Ibu membuka usaha sesuai dengan keahlian atau latar belakang

pendidikan?



C. Cukup baik

2. Menurut Bapak/Ibu, sejauh ini dalam membuka usaha, apakah

Bapak/Ibu membuka usaha sesuai dengan kemampuan?



C. Cukup baik

3. Menurut Bapak/Ibu, sejauh ini dalam menjalankan usaha, bagaimana

tingkat kesalahan para nasabah rendah dalam menjalankan usaha?



C. Cukup baik

C. Sektor Usaha


BMT kepada nasabah sesuai untuk usaha perdagangan?



C. Cukup baik


BMT kepada nasabah sesuai untuk usaha produksi?



C. Cukup baik


BMT kepada nasabah sesuai untuk usaha jasa?



C. Cukup baik

D. Pendapatan

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana peningkatan pendapatan Bapak/Ibu

setelah diberikan pembiaayaan mudharabah oleh BMT Al Ittihad?



C. Cukup baik

E. Modal

1. Menurut Bpak/Ibu, apakah pembiayaan mudharabah yang diberikan

BMT kepada nasabah tepat untuk modal usaha?



C. Cukup baik

Lampiran 8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Personal Data

Nama Fitri Susilawati

Alamat Rumah Perum Winaya Jaya Blok E:66 Kawalu Tasikmalaya

46181

Mobile 081321020316

Tempat Lahir Tasikmalaya

Tanggal Lahir 25 Mei 1987

Kewarganegaraan Indonesia

Jenis Kelamin Perempuan

Status Perkawinan Belum Kawin

Email [email protected]

Hobby Jalan2, mendengarkan music, baca

Pendidikan

1993 – 1999 SDN Muhammadiyah 1 Tasikmalaya

1999 – 2002 SMP PLUS Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya

2002 – 2005 Aliyah Muhammadiyah Tasikmalaya

2005 – 2009 UNISBA

Pengalaman Organisasi

2003 – 2005 Bendahara IRM Aliyah Muhammadiyah TSM

2006 – 2007 Staf Departemen Dakwah BEM-F Syariah

2007 – 2008 Staf Departemen Kaderisasi BEM-F Syariah

Documents

PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/10-1922_Fulltext.pdfPERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi