Upload
vuongdang
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
“PERANAN KOPERASI BAGI ANGGOTANYA, SUATU STUDI KASUS PADA KOPERASI PETANI PENGUSAHA
TEMBAKAU “TANDANG” KAB. SUMEDANG”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuh Salah Sata Syarat Dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) di Fakultas Ekonomi Program Ilmu Ekonomi
Universitas Islam Bandung
Disusun Oleh:
Siti Ambarwati Ningsih
10090201041
ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1429 H/2009 M
�� ������ �� ������ �� ��������� ������ �� ��������� ���������� �� ������ �� ������ �� ���������� �� ��������� ���������� �� ������ �� ���������� �� ������LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL TUGAS AKHIR
PERANAN KOPERASI BAGI ANGGOTANYA, SUATU STUDI KASUS PADA KOPERASI PETANI PENGUSAHA
TEMBAKAU “TANDANG” KAB.SUMEDANG
Disusun oleh: SITI AMBARWATININGSIH
NPM. 10090201041
Diajukan untuk memenuhi Syarat salah satu dalam mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi
Universitas Islam Bandung
Bandung, Februari 2009
Menyetujui, Menyetujui,
WESTI RIANI, SE. MEIDY HAVIZ, SE.Pembimbing I Pembimbing II
Perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
(Al-Ankabuut 29:43)
Disetiap bagian dari kehidupan Anda pasti akan ditemui sisi yang gelap. Tiada lain bagi Anda untuk menanggulanginya, kecuali dengan menyalakan pelita dalam diri Anda sendiri.
Aidh al-Qarni.
Ku persembahkan skripsi ini untuk mewujudkan harapan ibuku, bapakku dan kakak-kakakku tercinta…
i
ABSTRAK
Nama : Siti Ambarwatiningsih NPM : 10090201041 Judul : Peranan Koperasi bagi Anggotanya, Suatu Studi Kasus Pada Koperasi Petani Pengusaha Tembakau “Tandang” Kab.Sumedang
Koperasi adalah suatu perhimpunan usaha rakyat kecil yang berbadan hukum dan berlandaskan Undang-undang 1945, dan memiliki tujuan mengembangkan usahanya dengan dasar keuntungan bersama. Eksistensi koperasi sebagai Badan Hukum diperoleh melalui prosedur hokum Koperasi yang diatur berdasar Undang-undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan pelaksanaannya. Koperasi dapat melakukan kegiatan usaha tertentu yang diperlukan oleh masyarakat sekitarnya dan menyediakan pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain. Oleh karenanya keberadaan koperasi dapat mengoptimalkan kemampuan masyarakat baik dalam berdemokrasi mau pun dalam hal berusaha.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa saja unit kegiatan yang dimiliki KPPTS “Tandng” Kabupaten Sumedang dan bagaimana peran KPPTS bagi anggotanya. Metode analisis yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang didasarkan pada hasil penelitian lapangan melalui penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 62 responden dari anggota koperasi.
KPPTS “Tandang kab. Sumedang mempunyai 4 Unit usaha yaitu Unit Simpan Pinjam, Unit Sarana dan peralatan pertanian, Unit Pasar dan Unit Radio. Peran masing-masing unit usaha bisa dilihat dari proporsi anggota yang memanfaatkan fasilitas tersebut menjadi bagian kegiatan KPPTS “Tandang” Kab. Sumedang yang paling banyak dimafaatkan anggotanya adalah Unit Simpan pinjam sebesar 55% atau 34 orang dengan proporsi anggota yang sering menggunakan fasilitas koperasi sebanyak 52% (32 orang). Dengan tingkat pemenuhan kebutuhan yang menurut anggotanya masih kurang sebesar 46% (29 orang) tetapi telah memberikan kemajuan usaha bagi anggotanya yang cukup signifikan yaitu sebesar 51% (32 orang).
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahrrohmaanirrohiim,
Dengan segala kerendahan hati, Penulis memanjatkan syukur kepada kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penyusunan skripsi yang berjudul “Pernan Koperasi bagi Anggotanya, Suatu Studi
Kasus pada Koperasi Petani Pengusaha Tembakau “Tandang” di Kabupaten
Sumedang” akhirnya dapat terselesaikan.
Dibawah bimbingan Ibu Westi Riani, S.E dan Bapak Meidy Haviz, S.E., penulis
diberikan banyak arahan, saran, koreksi, pemikiran, dan perbaikan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa usaha yang telah
dilakukan tidak terlepas dari bantuan barbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang merupakan syarat untuk mencapai kesarjanaan di
Fakultas Ekonomi Unisba. Sebagai rasa syukur atas terselesaikannya skripsi ini,
penulis menyampaikan rasa terimakasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. E. Saepfullah, S.H., L.L.M. selaku Rektor Universitas
Islam Bandung.
2. Bapak Prof. Dr. Muhardi, S.E., selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Ibu Dr. Atih Rohaeti, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi
4. Ibu Ria Haryatiningsih, S.E., selaku Sekretaris Program Sudi Ilmu
Ekonomi.
iii
5. Para Dosen dan Staff Administrasi Jurusan Ilmu Ekonomi yang telah
memberikan Ilmu, pengalaman dan memberikan segala bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dayat, S.P., selaku sekretaris KPPTS “Tandang” Kabupaten
Sumedang.
7. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendo’akan penulis serta selalu
memberikan dukungan baik dalam bentuk moril dan materiil.
8. Keempat kakak-kakakku tersayang: mak Yuni, mas Yuli, mas Yanto dan
mbak Tri yang selalu mengingatkan dan memberikan semangat penulis
untuk menyelesaikan skripsi, serta keenam “krucil” keponakanku: Rahma,
Rahmi, Syeila, Tiara, Angka, dan Yahfi yang telah memberikan keceriaan
dan menghilangkan kejenuhan penulis.
9. Sahabatku Dhiny Ocktariany, S.Kep., yang telah memberikan banyak
referensi buku Metlit.
10. Myna dan Rika yang banyak membantu, atas kebersamaan penelitian,
sarana transportasi, computer dan printer.
11. Meymunah, S.E., Siti Nurazizah, S.E., Istiqomah, S.E., dan Puja, S.E.,
yang selalu memberikan semangat selama melakukan penelitian.
12. Aji Langgeng yang selalu memberikan solusi atas semua masalah PC-ku
di rumah.
13. Rumah Kita yang telah menyediakan fasilitas untuk meringankan
tulisanku.
iv
14. Teman-temanku yang lain yang tidak dapat kusebutkan satu persatu.
Terimakasih atas dorongan dan bantuan kalian selama ini.
Harapan Penulis semoga senantiasa melimpahkan rahmat karunia-Nya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Bandung, Februari 2008
Siti Ambarwatiningsih.
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR ……………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………...
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR ….…………………………………………………..
DAFTAR DIAGRAM ……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah. ………………………………………..
1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………
1.3 Tujuan penelitian ………………………………………………
1.4 Kerangka Pemikiran ……………….……………………………
1.5 Metode Penelitian ……………………………………………..
1.5.1 Teknik Pengumpulan Data…………………………......
1.5.2 Konsep Pengumpulan Data ……………………………
1.5.3 Teknik Penarikan Sampel ……………………………...
1.5.4 Populasi dan Sampel Penelitian …………………….….
i
ii
v
viii
ix
x
1
5
6
6
9
10
11
13
13
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Koperasi …………………...………………………
2.2 Ciri-ciri koperasi ……...………………….……………………..
2.3 Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi ……………………………
2.4 Dasar hukum, Landasan, Azas dan Tujuan Koperasi …………..
2.5 Visi, Misi Koperasi Indonesia ………………………………….
2.6 Peranan Koperasi Bagi Anggotnya …………………………….
2.7 Penelitian Sebelumnya …………………………………………
2.7.1 Penelitian Asep Mulyadi ……………………………….
2.7.2 Penelitian R. Aryanti Ratnawati……………………….
2.7.3 Penelitian Tarya J. Sugarda …………………………….
BAB III OBJEK PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum KPPTS “Tandang” Kabupaten Sumedang….
3.2 Sejarah Singkat KPPTS “Tandang” …………………………...
3.3 Visi, Misi dan Tujuan KPPTS “Tandang” …………………….
3.4 Strukutur Organisasi KPPTS “Tandang” ………………….…..
3.5 Unit Usaha yang dimiliki KPPTS “Tandang” …………………
3.5.1 Unit Simpan Pinjam ………………………………….
3.5.2 Unit Usaha Saprotan (sarana dan peralatan pertanian).
3.5.3 Unit Usaha Pengelolaan Pasar ………………………..
3.5.4 Unit Usaha Radio …………………………………….
3.6 Karakteristik Responden ………………………………………
16
17
24
27
32
33
34
34
34
36
37
39
43
44
52
53
54
54
56
56
56
vii
3.6.1 Umur Responden ……………………………………..
3.6.2 Tingkat Pendidikan …………………………………..
3.6.3 Pekerjaan Responden ………………………………...
3.6.4 Pendapatan Responden ……………………………….
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Peran KPPTS “Tandang” bagi Anggotanya …………………..
4.1.1 Peranan Unit Usaha Simpan Pinjam …………………
4.1.2 Peranan Unit Usaha Pemasaran ……………………...
4.1.3 Peranan Unit Usaha Saprotan ………………………..
4.1.4 Peranan Unit Radio …………………………………..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………………………………………………….
5.2 Saran …………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...
57
57
58
60
63
67
73
75
77
77
xiii
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Perkembangan Jumlah anggota KPPTS “Tandang” Kab.
Sumedang berdasarkan jenis usahanya …………………………
1.2 Konsep Instrumen Kuesioner …………………………………...
3
12
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Organisasi Koperasi Secara Sosio Ekonomi ……………………
2.2 Piramida Perencanaan & Tujuan Koperasi ……………………..
3.1 Denah Lokasi KPPTS “Tandang” Kab. Sumedang …………….
3.2 Struktur Organisasi KPPTS “Tandang” ………………………...
3.3 Struktur Organisasi UPP KPPTS “Tandang” …………………...
18
32
39
44
51
x
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
3.1 Umur Responden ……………………………….…………….
3.2 Tingkat Pendidikan Responden ………………………………
3.3 Pekerjaan Sampingan …………………………………………
3.4 Penghasilan Rata-rata Responden ……………………………
4.1 Unit Usaha Koperasi yang sering Dipakai ……………………
4.2 Frekuensi Penggunaan Fasilitas Koperasi ……………………
4.3 Pemenuhan Pelayanan Kebutuhan Koperasi ………………....
4.4 Kemajuan Usaha Anggota ……………………………………
4.5 Fasilitas USP yang sering Digunakan ………………………..
4.6 Alasan Menyimpan Uang …………………………………….
4.7 Penggunaan Pinjaman ………………………………………..
4.8 Alasan Meminjam di Koperasi ……………………………….
4.9 Jenis Pinjaman ………………………………………………..
4.10 Frekuensi Pembayaran ………………………………………..
4.11 Fasilitas yang sering Digunakan ……………………………...
4.12 Alasan Menggunakan Fasilitas ……………………………….
4.13 Fasilitas yang sering Digunakan Pedagang dan Petani ……….
4.14 Kepuasan Harga Penjualan Konsumen ……………………….
4.15 Kepuasan Harga Pembelian Pedagang ………………………..
4.16 Kemudahan Persyaratan Penggunaan Fasilitas ……………….
56
57
58
59
60
61
61
62
63
63
64
64
65
65
68
68
68
70
70
71
xi
4.17 Cara Pembayaran Fasilitas Pasar ……………………………..
4.18 Pembayaran Biaya Kios dan Gudang ………………………...
4.19 Pembayaran Biaya Lelang ……………………………………
4.20 Alasan Penggunaan Fasilitas ………………………………….
4.21 Fasilitas yang sering Digunakan ……………………………...
4.22 Pembayaran Fasilitas Saprotan ……………………………….
4.23 Frekuensi Pembelian Pupuk, Insektisida, tali & pembungkus
serta Alat Perkebunan …………………………………….......
4.24 Lama Mendengarkan, Waktu Mendengarkan, Acara yang
Didengarkan, dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi ………...
71
72
72
73
73
73
74
75
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Nilai urgensi pengembangan kemandirian usaha nasional sangat penting
karena akan mendukung kinerja pada sektor industri, perdagangan dan pertanian
dalam memperkokoh perekonomian termasuk juga profesionalisme kemandirian
koperasi. Kemandirian diartikan sebagai upaya untuk dapat bersaing dengan
perusahaan lain sehingga mempunyai kekuatan penawaran pada percaturan global
yang semakin menuntut prinsip efisiensi dan produktifitas. Masyarakat yang sadar
akan kebutuhannya akan memperbaiki diri, meningkatkan kesejahteraannya, atau
mengembangkan diri secara mandiri merupakan prasyarat bagi keberadaan
koperasi.
Terwujudnya koperasi mandiri pada setiap kecamatan berfungsi sebagai
pusat pengembangan perekonomian di pedesaan sehingga mampu mengerakkan,
mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada secara optimal dalam
rangka meningkatkan pendapatan serta kesempatan usaha, dan lapangan kerja di
pedesaan; serta terwujudnya sebuah koperasi mandiri inti yang mampu mengelola
komoditas andalan di setiap kabupaten dan berperan sebagai pusat pengembangan
koperasi lain di sekitarnya.
2
Salah satu cara untuk memandirikan dan menumbuh kembangkan koperasi
di suatu wilayah, antara lain melaui pembinaan peningkatan kualitas dan
kemampuan koperasi di wilayah tersebut sehingga mampu mandiri dalam
berkarya, berusaha, bekerja serta mampu berfungsi dan berperan secara optimal
dalam perekonomian rakyat. Koperasi harus mampu memanfaatkan pelbagai
peluang pengembangan agroindustri dan industri lain di sekitarnya, serta memberi
kesempatan bagi tumbuh dan berkembangnya koperasi sekunder yang secara
spesifik menangani komoditas tertentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
Eksistensi koperasi di Indonesia tercermin dalam Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 33 Ayat (1) bahwa perekonomian disusun atas usaha bersama
berdasar atas kekeluargaan. Eksistensi koperasi sebagai Badan Hukum diperoleh
melalui suatu prosedur hukum koperasi yang diatur berdasarkan Undang-Undang
No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Pelaksanaannya.
Koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha
tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat.
Kegiatan usaha yang dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan
keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Pada
tingkatan ini biasanya koperasi menyediakan pelayanan kegiatan usaha yang tidak
diberikan oleh lembaga usaha lain atau lembaga usaha lain tidak dapat
melaksanakannya akibat adanya hambatan peraturan. Peran koperasi ini juga
terjadi jika masyarakat tidak memiliki aksesibilitas pada pelayanan dari bentuk
lembaga lain, atau jika di beberapa daerah yang aspek geografisnya menjadi
3
kendala bagi masyarakat untuk menikmati pelayanan dari lembaga selain koperasi
yang berada di wilayahnya.
Koperasi Petani Pengusaha Tembakau Sumedang (KPPTS) “Tandang”
merupakan salah satu contoh koperasi yang dibentuk untuk memafaatkan sumber
daya pertanian yakni tembakau yang belum memiliki tempat transaksi atau pasar.
Adanya tuntutan dari sekelompok petani tembakau di daerah Sumedang untuk
bisa mendapatkan tambahan modal, iklim agribisnis yang sehat dengan
menetapkan harga jual yang kompetitif, juga cara berkebun yang berwawasan
lingkungan melaui sistem ketahanan pangan adalah penyebab berdirinya KPPTS
“Tandang” pada tahun 2000.
Koperasi Petani Pengusaha Tembakau Sumedang (KPPTS) “Tandang”
merupakan satu-satunya koperasi komoditi Tembakau di daerah Sumedang.
Keberadaan KPPTS “Tandang” dimaksudkan agar para petani memiliki wadah
atau lembaga untuk bertransaksi, membantu untuk mengatasi kurangnya modal,
pengetahuan budidaya perkebunan Tembakau, pengadaaan sarana produksi yang
terbatas, maupun pemasaran hasil produksi Tembakau.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Anggota KPPTS “Tandang” Kabupaten Sumedang berdasarkan jenis usahanya.
Tahun Petani Pedagang/ Pengusaha
Jumlah (orang)
2003 81 93 174 2004 80 93 173 2005 78 92 170 2006 75 90 165 2007 73 92 165
Sumber : Laporan RAT (diolah).
4
Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa pada awal pembentukan
koperasi menimbulkan banyak minat masyarakat untuk menjadi anggota koperasi
dengan alasan mereka dapat mendapatkan bantuan modal bagi usahanya.
Penurunan anggota dari tahun ketahun terjadi dikarenakan ketidaktahuan para
anggota koperasi bahwa bantuan yang diberikan koperasi adalah bantuan yang
tidak perlu dikembalikan, kemudian berimbas pada kredit macet. Selain itu
sebagian kecil penurunan anggota koperasi terjadi karena meninggalnya anggota
koperasi yang tidak diwariskan kembali, terjadi pada tahun 2005. Penurunan
anggota disebabkan oleh tidak mampunya anggota dalam menyelesainkan
kewajiban kredit yang diambil berimbas kepada berhentinya keanggotaan.
Koperasi Petani pengusaha Tembakau Sumedang (KPPTS) “Tandang”
mempunyai kegiatan usaha yang dilakukan melaui empat unit usaha,yaitu unit
usaha pengelolaan pasar, unit usaha simpan pinjam, unit usaha saprotan, unit
usaha pemasaran tembakau dan unit informasi (radio). Pengelolaan unit usaha
tersebut bertujuan untuk memberikan manfaat kepada anggota dan masyarakat
serta untuk mencari keuntungan bagi koperasi beberapa unit yang terdapat di
KPPTS “Tandang “ adalah Unit Simpan Pinjam yang berfungsi memfasilitasi bagi
anggota yang membutuhkan bantuan modal, Unit Saprotan yang difungsikan
sebagai sarana penyedia pupuk dan perlatan perkebunan, Unit Pengelolaan Pasar
sebagai sarana pemasaran dan pelelangan produk tembakau dan Unit Radio yang
berjalan sebagai salah satu penyedia informasi dan berita bagi para pengusaha
tembakau.
5
Sebagai koperasi produksi, KPPTS ”Tandang” merupakan wadah bagi
para anggota dalam menjual produksinya berupa daun tembakau, dan plastik
tembakau serta barang-barang yang diperlukan dibidang pertembakauan.
Keberadaan koperasi dapat meningkatkan pengetahuan umum dan keterampilan,
semangat berprakarsa, menjunjung nilai-nilai demokrasi dan keadilan.
Berkembangnya koperasi ditandai dengan dibentuknya lebih dari satu pelayanan
yang dapat dimanfaatkan oleh anggotanya karena kebutuhan masyarakat yang
beraneka ragan dengan harapan hasil usaha baik perdagangan atau produksi
maupun jasa dapat dimaksimalkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi
anggota dan masyarakat sekitarnya.
Koperasi sebagai wadah yang memberikan manfaat sesuai dengan peran
dan fungsinya masing-masing dapat membantu petani dalam menyelesaikan
masalah keterbatasan modal dan pemasaran hasil perkebunannya sekaligus
memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Dari uraian diatas penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam judul: ”Peranan
Koperasi Bagi Anggotanya: Suatu Studi Kasus Pada Koperasi Petani
Pengusaha Tembakau “Tandang” Kabupaten Sumedang”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana Peranan masing-masing unit usaha di KPPTS “Tandang”
Kabupaten Sumedang bagi para anggotanya?
6
1.3. Tujuan dan kegunaan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui sejauh mana pernan KPPTS ”Tandang”bagi anggotanya.
Kegunaan penelitian
1. Secara keilmuan penelitian ini dapat memberikan sumbangan
terhadapperkembangan ilmu ekonomi khususnya tentang perkoperasian
dan pertanian.
2. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan pemehaman ilmu
pengetahuan dibidang ekonomi dan mencoba menerpkan ilmu yang
didapat khususnya dalam masalah perkoperasian dan pertanian
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan refrensi dan informasi
dalam melakukan penelitian khususnya dalam bidang ekonomi, terutama
yang menyangkut masalah peranan koperasi terhadap pendapatan petani
tembakau.
1.4. Kerangka Pemikiran
Menurut Depertemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(www.depkop.go.id) yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang
beranggotankan orang-perorangan atau Badan Hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekomoni rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Kartasapoerta (2001:1)
menyatakan koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam
bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah
yang bergantung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban
7
melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
para anggotanya.
Sebagai fasilitator yang menghubungkan antara produsen dan
konsumennya koperasi juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya. Koperasi dibentuk bukan untuk mengejar keuntungan bagi
perusahaan itu sendiri, melainkan diberi tugas untuk melayani anggotanya agar
anggotanya meraih pendapatan yang lebih baik. Menurut Team Diklat Koperasi
Konsultan Manajemen & Bisnis BSM (2005:15), koperasi adalah badan usaha
yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para
anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah usaha ekonomi
untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan
soko guru perekonomian nasional.
Salah satu tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota.
Ditinjau dari aspek ekonomi kesejahteraan dapat disebut kemakmuran atau
kemampuan ekonomi dengan kata lain untuk memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional. Kehadiran koperasi diharapkan dapat meningkatkan
kehidupan mereka, salah satunya melaui pendapatan yang secara umum
merupakan salah satu penunjang kesejahteraan hidupnya.
Peranan dan fungsi koperasi yang tertuang dalam Undang-Undang Koperasi
No.25 tahun 1992 Pasal 4 adalah:
8
1. Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama atas azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
Koperasi Petani Pengusaha Sumedang (KPPTS) ”Tandang” merupakan
koperasi serba usaha yang mempunyai fungsi dan peranan yang spesifik, antara
lain :
1. Membantu melancarkan pemasarannya dengan harga kompetitif yang
diterima oleh para petani. Semakin banyak hasil yang dapat dipasarkan
semakin besar pula pendapatan yang diterima oleh para anggotanya,
sehingga kesejahteraan hidup para anggotanya dapat menjadi lebih baik.
2. Memberikan tempat untuk menjual produk tembakau yakni disediakannya
pasar tembakau dan pelelangan sehingga memudahkan para konsumen dan
produsen berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
3. Memfasilitasi anggotanya yang kesulitan modal dengan menyediakan
fasilitas kredit dengan suku bunga yang murah.
9
4. Memberikan jasa dengan menyalurkan produk keperluan untuk pertanian
seperti pupuk, obat dan plastik, serta keperluan hidup anggota koperasi
dengan harga yang layak tetapi juga dapat dijangkau oleh para anggota
koperasi yang beesangkutan.
Koperasi berperan sebagai organisasi mitra atau kerja sama yang dibentuk atas
dasar kekeluargaan, karena secara perundang-undangan Koperasi berdiri sendiri
yang telah diatur dan berada di bawah Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian dan mempunyai Badan Hukun tersendiri berdasarkan pengesahan
Menteri Koperasi dan UKM, serta memiliki Anggaran Dasar dan Rumah Tangga
sendiri agar dapat melakukan kerja sama dengan Departemen Pertanian atau
lembaga masyarakat lain dalam kegiatan perkoperasian dan mendapatkan bantuan
modal untuk mencapai tujuan utama koperasi yakni meningkatkan kesejahteraan
atau pendapatan anggota.
1.5. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Moch. Natzir
(2003:54) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa
pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki. Menurut Moch.Natzir (2003:55) metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
10
1.5.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :
1. Penelitian Lapangan
peneliti dalam mendapatkan data ini dengan meninjau langsung dari
koperasi KPPTS ”Tandang” di Kabupaten Sumedang yang pengumpulan
datanya dilakukan dengan cara :
a. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitaian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka.
Menurut Moch. Natzir (2003:193) wawancara melibatkan peneliti
atau pewawancara dengan pengurus petugas KPPTS ”Tandang”
serta petani tembakau yang menjadi anggota koperasi atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan
wawancara dengan tujuan untuk memperoleh gambaran dan
penjelasan yang berkaitan denagn peran koperasi dan pendapatan
petani.
b. Observasi
Menurut Moch. Natzir (2003:175) Observasi adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain. Untuk keperluan tersebut peneliti
mangadakan tinjauan langgsung di lapangan sehingga dapat
mengamati langsung peran koperasibagi anggotanya.
11
c. Kuesioner
Kuesioner yaitu daftar pertanyaan-pertanyaan yang disususn secara
tertulis dan telah disiapkan peneliti kemudian disebar kepada
anggota koperasi, berkenaan dengan masalah yang akan dibahas.
Kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti disajikan dalam bentu
pertanyaan yang diserta alternatif dan kategori jawaban. Bentuk
pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini adalah pertanyaan
berstruktur, dibuat dengan pertimbangan agar dapat menghimpun
data kuantitatif atau data yang bisa dikuantifikasi. Responden
diberi peluang untuk memilih salah satu alternatif atau kategori
jawaban yang telah disediakan oleh peneliti yang bertujuan untuk
memperoleh data berupa jawaban-jawaban para responden,
Mudrajat Kuncoro (2000:155).
2. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur, dokumen-
dokumen perusahaan, majalah, brosur dan lain-lain yang berkaitan dengan objek
permasalahan yang sedang diteliti.
1.5.2. Konsep Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan input yang berkaitan dengan peranan KPPTS
”Tandang” bagi anggotanya perlu dibuat kuesioner yang mencakup
berbagai fasilitas yang disediakan. Selengkapnya dapat kita lihat dari tabel
di bawah ini :
12
Tabel 1.2
Konsep Instrumen Kuesioner
Konsep Instrumen Indikator
Peranan Koperasi Unit Usaha Simpan Pinjam - Partisipasi anggota dalam setiap
aktivitas simpan pinjam
- Motivasi melakukan simpanan
- Motivasi melakukan pinjaman
- Pendapatan rata-rata anggota
Unit Usaha Pasar - Partisipasi anggota dalam setiap
aktivitas pasar
- Alasan melakukan penjualan
- Alasan melakukan penjualan
- Alasan melakukan pembelian
- Frekuensi pelelangan
- Pelayanan jasa pemasaran
komoditi tembakau
Unit Usaha Saprotan - Partisipasi anggota dalam setiap
aktivitas usaha
- Alasan melakukan pembelan
- Pelayanan kebutuhan perkebunan
tembakau
Unit Usaha radio - Partisipasi anggota dalam setiap
aktivitas radio
- Pemberian informasi
perkembangan sosial ekonomi
khususnya pertembakauan.
13
1.5.3. Teknik Penarikan sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sample adalah Stratified
Random Sampling, yakni pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan
secara acak dengan memperhatikan strata dari setiap kelompok yang ada dalam
populasi itu.
1.5.4. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Arikunto (2002:108) keseluruhan penelitian yang
meliputi seluruh elemen yang ada di wilayah penelitian. Populasi penelitian ini
adalah anggota koperasi, meliputi petani dan pengusaha Tembakau Tanjungsari,
dengan menggunakan metode pemilihan sampel purposive sample (sampel
bertujuan) yaitu dalam pemilihan subjek sampelnya diambil anggota-anggota
sampel sedemikian rupa sehingga sampel tersebut benar-benar mencerminkan ciri
dari populasi yang sudah dikenal sebelumnya.
Menurut Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian atau wakilpopulasi
yang diteliti. Peneliti perlu melakukan penarikan sampel dengan mengambil
sebaran dari jumlah populasi tersebut berkaitan dengan hal itu menurut Husein
Umar (2000:147), ukuran minimal sampel yang dapat diterima berdasarkan
desain penelitian yang digunakan untuk metode deskriptif minimal 10% dari
populasi dan untuk populasi relatif kecil minimal 20% dari populasi. Jumlah
sampel yang diambil menurut Slovin dikutip Sevilla adalah:
n = 2.1 �NN
+
14
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
� = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang ditolelir atau diinginkan, yaitu sebesar 10%.
Jumlah sampel yang diambil dari populasi sebesar 165 orang dan tingkat
kepercayaan yang dipakai sebesar 90% adalah:
n = 165 = 62.2 = 62
1+165(0,1)2
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang diambil
sebagai sampel adalah 62 orang responden.
Banyaknya sampel yang diambil dari masing-masing kelompok yaitu
petani dan pedagang, menggunakan rumus:
n’ = N
nN ×'
Keterangan:
n’ = besar sampel pada masing-masing kelompok.
n = total sampel
N’ = Jumlah populasi masing-masing kelompok.
N = Jumlah populasi
Dari rumus diatas didapatkan jumlah responden untuk kelompok petani
adalah:
15
n’ = 43,27165
6273 =×
Dan jumlah responden untuk kelompok pedagang sebanyak:
n’ = 5,34165
6292 =×
Banyaknya jumlah responden petani adalah sebanyak 27 dan pedagang
sejumlah 34 dari jumlah sampel yang diambil yaitu 62 responden.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari perkataan cooperation yang berasal dari kata co.
yang berarti perusahaan atau gabungan dari orang per orang dan operation yang
artinya tindakan, yang mengandung arti suatu kelompok yang berkerjasama untuk
mencapai tujuan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian Pasal 1, yang dimaksud dengan Koperasi adalah:
“Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip Koperasi sekaligus sebagai penggerak ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.”
Koperasi merupakan suatu perkumpulan orang per orang atau lembaga berbadan
hukum yang mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakan dengan bentuk badan
usaha lainnya yang tidak mengutamakan keuntungan melainkan berjalan atas
dasar kekeluargaan dan kegotong-royongaan.
Ciri khusus Koperasi di sini yakni karakteristik yang dimiliki Koperasi
secara universal, artinya ciri-ciri organisasi Koperasi yang berlaku secara
universal diterima umum di berbagai negara sedangkan ciri khusus secara lokal
bergantung kepada ciri-ciri yang berlaku di suatu negara karena identitas Koperasi
Indonesia belum tentu sama dengan identitas Koperasi di Malaysia atau di negara-
negara lain, misalnya atas dasar perundang-undangan atau peraturan yang
dituangkan pada UU Perkoperasian No.25 tahun 1992.
17
Koperasi merupakan suatu badan usaha atau perserikatan yang terdiri dari
orang-orang berekonomi lemah dengan tujuan usaha yang dititikberatkan pada
kegiatan bersama dengan mengutamakan semangat tidak memikirkan diri sendiri
sedemikian rupa –potensi ekonomi yang semula tersebar akan dapat dihimpun
menjadi suatu kekuatan ekonomi bersama yang di dalamnya saling menunjang
dan saling melengkapi dan sebagai lembaga merupakan suatu kesatuan ekonomi
yang memiliki ketahanan lebih tangguh atau dikenal dengan asas gotong royong,
sehingga setiap anggota sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan
mendapat imbalan yang sebanding dengan partisipasi anggota di Koperasi.
2.2 Ciri-Ciri Koperasi
Hasil telaah dari beberapa pendapat pakar Koperasi terdapat 5 Ciri
Universal Organisasi Koperasi diantaranya adalah:
1. Memiliki 4 ciri organisasi Koperasi secara sosio-ekonomi;
Koperasi mengandung unsure ekonomi dan social ini berarti ia harus
bekerja menurut prinsip ekonomi tanpa menghilangkan nunsur social yang
terkandung dalam asaz-asaz koperasi. Untuk memahami koperasi
berorientasi tujuan dan tata kerjanya perlu dipahami terlebih dahulu
pengertian koperasi sebagai suatu system sosio-ekonomi. Yang dimaksud
dengan organisasi sosio-ekonomi disini dapat kita jelaskan melalui gambar
dibawah ini:
18
Anggota sbg. pengguna jasa atau Hub. Pelayanan
Ket: IA= Individu anggota; UA= Usaha anggota; NA= Non-anggota
= garis hub. Koperasi dgn bukan anggota
= garis hub. Koperasi dengan pesaing koperasi Gambar 2.1
Organisasi Koperasi Secara Sosio Ekonomi
Ilustrasi yang tercermin pada gambar 1, selain memperlihatkan
empat ciri organisasi Koperasi secara sosio-ekonomi yakni juga
memperlihatkan bahwa Koperasi sebagai suatu sistem yang terbuka,
artinya bisa melakukan hubungan dengan pihak anggota (sesama anggota)
dan bisa juga melakukan hubungan bisnis dengan non-anggota
(perusahaan non-koperasi atau pesaing koperasi).
Suatu organisasi kerja sama ekonomi dapat disebut sebagai
Koperasi, apabila memenuhi kriteria-kriteria pokok sebagai berikut Tim
Diklat BSM (2005:3):
1. Adanya kelompok individu yang bersatu dalam suatu kelompok karena
adanya kepentingan ekonomi yang sama yang disebut kelompok
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS PENGAWAS
PERUSAHAANKOPERASI
PERUSAHAAN BERORIENTASI LAYANAN
PERUSAHAAN BERORIENTASI LABA
PASAR
UA
UA
UA
UA
IA
IA
IA
IA
Kelompok Koperasi
Members Promotions Anggota sbg. Pe-milik atau Hub. Pemilikan
NA
NA
NA
19
Koperasi (Cooperative Group).
2. Anggota-anggota kelompok Koperasi bertekad mewujudkan tujuan
kepentingan yang sama melalui solidaritas bersama, kekeluargaan dan
tolong menolong atas kekuatan yang dimilikinya sendiri yang disebut
swadaya Koperasi (Self Help Cooperative).
3. Sebagai alat untuk mewujudkan pencapaian tujuan atau kepentingan
kelompok tersebut kemudian dibentuklah perusahaan yang didirikan,
dimodali, dibiayai, dikelola, diawasi dan dimanfaatkan sendiri oleh para
anggotanya dan perusahaan ini disebut perusahaan Koperasi/ unit
usaha Koperasi (Cooperative Enterprise).
4. Tugas pokok perusahaan Koperasi adalah menyediakan pelayanan-
pelayanan barang dan jasa yang dapat menunjang perbaikan
perekonomian rumah tangga anggotanya atau unit ekonomi/ usaha
anggota, yang kemudian disebut sebagai tugas pokok Koperasi yakni
mempromosikan anggota (Member’s Promotion).
Jika koperasi hanya memiliki ciri ke satu dan ke dua dinamakan
pra-koperasi atau kelompok arisan, sedangkan apabila syarat ke 1,2 dan 3
yang terpenuhi disebut koperasi papan nama atau perusahaan biasa yang
menggunakan nama koperasi.
2. Organisasi yang memiliki dua unit ekonomi dengan dua sifat yang
berbeda;
Koperasi secra sosio ekonomi mencerminkan adanya 2 perusahaan
yang memiliki 2 sifat yang berbeda. Kelompok koperasi memiliki 2 sifat
dasar pada satu sisi merupakan kelompok sosial, pada sisi lain
20
penggabungan dari kepentingan-kepentingan ekonomi anggota yang sama.
Sebagai perkumpulan orang (organisasi koperasi), yang mengelola
perusahaan bersama milik mereka sendiri. H.Münker 1997:41
mengemukakan wajah ganda sebagai kesatuan sosial yang terorganisir
pada saat yang sama mereka merupakan unit ekonomi yakni perusahaan
yang dimodali, dikelola dan diawasi bersama, yang digunakan anggotanya
sebagai sarana untuk menyediakan barang dan jasa yang mereka perlukan,
dan yang secara perseorangan tidak dapat mereka peroleh dalam keadaan
yang sama.
2 perusahaan yang terdapat dalam koperasi adalah:
1. Perusahaan koperasi
Perusahaan koperasi adalah perusahaan anggota yang dimiliki secara
kolektif, atau perusahaan milik bersama para anggotanya yang di
negara kita sering disebut dengan Unit usaha Koperasi. Koperasi yang
memiliki beberapa unit usaha otonom, biasa dikenal oleh kita dengan
sebutan Koperasi Serba Usaha. Suatu unit usaha otonom tidak
memerlukan badan hukum sendiri, berdasarkan PSAK 27/1999 No.35
yang disebut Unit Usaha Otonom adalah bagian organisasi mandiri
berkegiatan dan beranggota khusus dalam sebuah Koperasi.
Perusahaan koperasi bersifat collegial cooperative yang bertugas Dr.
Tiktik Sartika Pratomo,M.S. 2004:60 menunjang kegiatan usaha
para anggotanya dalam rangka meningkatkan kepentingan
perekonomian para anggotanya, bertujuan dan berfungsi untuk
membantu mempermudah tercapainya tujuan masing-masing
21
anggotanya secara individu dengan kata lain adalah promosi anggota
atau member promotion Prof.Dr. H.Rusidi, Ir.,Ms. 2002:68 yang
secara tidak langsung membantu kesejahteraan anggota secara
keseluruhan. Contohnya hasil bisnis dengan non-anggota dipakai
untuk mempromosikan anggota melalui penyediaan/ pelayanan barang
dan jasa yang menguntungkan bagi anggota, sehingga anggota
memperoleh manfaat ekonomi langsung. Bisa juga melalui pembagian
SHU yang dilakukan secara adil sesuai dengan jasa masing-masing
anggota
2. Perusahaan anggota / rumah tangga konsumsi anggota
Perusahaan anggota / rumah tangga konsumsi anggota adalah (Dr.
Tiktik Sartika Pratomo,M.S. 2004:72) perusahaan/ rumah tangga
milik masing-masing anggota secara individu.
Adanya perusahaan anggota terdapat pada Koperasi produsen
(pemasaran dan pengadaan input) sedangkan pada Koperasi konsumen
dan Koperasi produksi tidak dikenal adanya perusahaan atau usaha
anggota, tetapi yang ada adalah rumah tangga konsumsi anggota.
Sebab posisi anggota adalah sebagai konsumen yang mengkonsumsi
secara langsung barang dan jasa yang disediakan Koperasinya. Pada
posisi anggota sebagai produsen (pada Koperasi produsen) perusahaan
anggota berorientasi mencari keuntungan/ laba yang maksimal/
optimal. Sedangkan pada posisi anggota sebagai konsumen (pada
Koperasi konsumen) berorientasi kepada optimalisasi dayabeli atas
pendapatannya dan optimalisasi kepuasannya, dan pada posisi anggota
22
sebagai pekerja (pada Koperasi produksi) orientasinya adalah
diperolehnya upah kerja yang optimal.
2. Prinsip Identitas Ganda Anggota (PIGA) yang bergantung kepada
jenis Koperasinya;
Ciri-ciri organisasi Koperasi secara sosio-ekonomi membentuk
struktur organisasi Koperasi yang unik dan menggambarkan suatu sistem
sosial ekonomi yang melibatkan anggota, perusahaan Koperasi dan pasar
sedemikian rupa dan membentuk sistem Koperasi. Keunikan itu terletak
pada posisi anggotanya yang bertindak sebagai pemilik perusahaan
Koperasi dan sekaligus sebagai pengguna/ pelanggan Koperasinya.
Sebagai perbandingan, maka pemilik perusahaan kapitalistik tidak identik
dengan pelanggannya. status khusus anggota Koperasi tersebut merupakan
identitas Koperasi yaitu memiliki identitas ganda, atau prinsip identitas
ganda anggota (dual identity). Pemilik perusahaan identik dengan
pelanggan perusahaan. Apabila identitas ganda dari anggota Koperasi
tersebut hilang, hilang pula ciri perusahannya sebagai Koperasi. Karena
itu dalam Koperasi berlaku prinsip-prinsip (Tim diklat Koperasi
Konsultan Manajemen & Bisnis BSM 2005:10):
1. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dari Koperasi;
2. Satu anggota satu hak suara tanpa melihat besar kecilnya sumbangan
modal masing-masing;
3. Manajemen Koperasi bersifat terbuka (tentunya terhadap anggotanya)
serta dilengkapi dengan prinsip-prinsip Koperasi lainnya untuk
mempertegas identitas Koperasi tersebut.
23
Pengertian identitas ganda sebagai pemilik pada koperasi dapat
diartikan sebagai keharusan/ kewajiban anggota mengetahui, memahami,
dan melaksanakan hak, tanggungjawab dan kewajiban terhadap koperasi.
Bila anggota telah mengetahui,memahami, dan melaksanakan hak,
tanggung jawab dan kewajiban, maka anggota tersebut telah memiliki
identitas (ciri) yang disebut sebagai pemilik (owner).
4. Adanya Hak dan Kewajiban Anggota (partisipasi anggota);
Partisipasi anggota adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seorang anggota
Koperasi terhadap Koperasinya. Bentuk-bentuk partisipasi anggota
menurut dihubungkan dengan prinsip identitas ganda anggota yaitu :
(1) Sebagai pemilik anggota harus turut serta mengambil keputusan,
evaluasi dan pengawasan terhadap jalannya perusahaan Koperasi yang
biasanya dilakukan pada waktu rapat anggota;
(2) Sebagai pemilik, anggota harus turut serta melakukan kontribusi
modal melalui berbagai bentuk simpanan, untuk memodali jalannnya
usaha perusahaan Koperasi;
(3) Sebagai pemilik, anggota harus turut serta menanggung resiko usaha
Koperasi yang disebabkan oleh kesalahan manajemen; dan
(4) Sebagai pengguna/ pelanggan/ pekerja/ nasabah anggota harus turut
serta memanfaatkan barang dan jasa yang disediakan oleh Koperasi.
Dra. Ninik Widiyanti 2003:121.
Nilai partisipasi anggota dalam kedudukan sebagai pengguna akan
menentukan besar kecilnya manfaat Koperasi bagi anggota (member
benefit), sekaligus akan menentukan berhasil atau tidaknya Koperasi
24
dalam mencapai tujuannya. Banyak para pakar yang berpendapat bahwa,
partisipasi anggota sebagai pilar keberhasilan Koperasi, atau dapat
dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan Koperasi. Artinya partisipasi
anggota sebagai faktor yang dominan dalam menentukan bahwa
keberhasilan Koperasi.
5. Bentuk Umum Koperasi
Organisasi Koperasi terdiri dari kelompok Koperasi, perusahaan
Koperasi, usaha/ perusahaan anggota dan individu anggota. Bentuk
umumnya adalah semuanya merupakan suatu kesatuan. Prof.Dr.
H.Rusidi, Ir.,Ms. 2002:45 Didalam kelompok Koperasi terdapat unsur-
unsur pokok:
1. Rapat Anggota (sebagai kekuasaan Tertinggi dalam Koperasi);
2. Pengurus yang diberi tugas untuk menjalankan aktivitas organisasi
Koperasi, diangkat dan diberhentikan oleh rapat anggota;
3. Pengawas yang diberi tugas oleh Rapat Anggota untuk mengawasi
seluruh tata kehidupan Koperasi. Ketiga unsur kelompok tersebut
tampaknya sama saja seperti yang terdapat dalam badan usaha yang lain
misalnya perseroan terbatas (PT), tetapi sebenarnya berbeda.
2.3 Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi
Menurut Undang-undang no. 25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian Bab
III Pasal 4 menetapkan bahwa fungsi dan peran Koperasi adalah:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
25
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat;
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya;
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Prinsip Koperasi juga tertuang dalam UU no.25 Tahun 1992 bab III pasal
5 ayat 1, didalamnya disebutkan bahwa Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi
sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersihat sukarela dan terbuka
Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan Koperasi mengandung makna
bahwa menjadi anggota Koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun.
Sifat kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seorang anggota dapat
mengundurkan diri dari Koperasinya sesuai dengan syarat yang ditentukan
dalam anggaran dasar Koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti
bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi
dalam bentuk apapun.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan Koperasi dilakukan
atas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yang
memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
Pengawasan Usaha Koperasi juga dilakukan oleh anggota yang memenuhi
syarat untuk itu. Dengan demikian kedudukan anggota Koperasi di dalam
26
pengelolaan usaha koperasi adalah sebagai pemilik, pengelola dan
pengawas.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan adil dan sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota
Pembagian SHU dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang
dimiliki seseorang dalam Koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan
jasa anggota terhadap Koperasi. Ketentuan yang demikian ini merupakan
perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Modal dalam Koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan
anggota dan bukan sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa
terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan
tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang
dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalm arti tidak melebihi suku
bunga yang berlaku di pasar.
e. Kemandirian
Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa
bergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada
pertimbangan, keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri. Dalam
kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang bertanggung
jawab, otonomi, swadaya, berani mempertanggungjawabkan perbuatan
sendiri, dan kehendak untuk mengelola diri sendiri.
Ayat 2 menjelaskan dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi
melaksanakan pula prinsip:
27
a. Pendidikan perkoperasian.
Penyelenggaraan pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar
Koperasi merupakan prinsip Koperasi yang penting dalam
meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan anggota, dan
memperkuat solidaritas dalam mewujudkan Koperasi.
b. Kerjasama antaranggota.
Kerjasama dimaksud disini dapat dilakukan antar Koperasi di tingkat
lokal, regional, nasional.
2.4 Dasar Hukum, Landasan, Asaz dan Tujuan Koperasi
Dasar hukum perkoperasian di Indonesia adalah Undang-undang Dasar
1945 Pasal 33 ayat 1 yang berbunyi:
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.”
Dalam pasal tersebut tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi
dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pimpinan atau kepemilikan anggota-
anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan orang
seorang, sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan. Bentuk perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi.
Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 1992 pasal 2 Koperasi mempunyai
landasan sendiri. Landasan yang dimaksud adalah penyangga berdirinya Koperasi
serta cita-cita yang terkandung di dalamnya, antara lain terdiri dari:
• Landasan idiil,
Pandangan hidup dan cita-cita moral yang ingin di capai suatu bangsa
sesuai dengan Bab II UU No.25/1992, landasan idiil Koperasi Indonesia adalah
28
Pancasila yang akan menentukan arah perjalan Koperasi. Pancasila adalah
pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila yang dimaksud di sini
adalah rumusan yang ada dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea
ke-4 yakni, kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Koperasi sebagai pemersatu, pengerahan dan pengembangan potensi,
daya kreasi, daya usaha rakyat menuju pendapatan adil dan makmur dan merata,
juga untuk mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasan rakyat serta membina
kelangsungan, perkembangan demokrasi ekonomi.
• Landasan Strukturiil
Landasan Strukturiil Koperasi adalah Undang-Undang Dasar 1945
sebagaimana diketahui merupakan aturan pokok organisasi Negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila. Dijelaskan pada pasal 33 ayat 1 UUD 1945
dengan tegas menggariskan bahwa perekonomian yang hendak disusun di
Indonesia adalah suatu perekonomian dengan semangat “usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan.” Yang dimaksud dengan kalimat tersebut
29
ditegaskan oleh Bung Hatta adalah membangun perusahaan yang sesuai dengan
susunan perekonomian usaha bersama berdasar atas asas dan semangat
kekeluargaan itu adalah Koperasi. Perlu ditambahkan, pasal 33 UUD 1945 pada
dasarnya mengatur perikehidupan ekonomi bangsa Indonesia yang di dalam gerak
pelaksaaannya didasarkan pada prinsip demokrasi ekonomi. Artinya, usaha
pemenuhan kebutuhan ekonomi warga Negara Indonesia harus dilakukan melalui
usaha bersama di antara para anggota masyarakat. Dengan demikian kegiatan
ekonomi merupakan kegiatan untuk mencapai kepentingan ekonomi bersama,
yang bergerak di bawah pimpinan dan pengawasan secara demokratis oleh warga
atau anggota-anggota masyarakat sendiri. Tujuannya adalah untuk mencapai
kemakmuran masyarakat sebesar-besarnya. Semua ketentuan atau Tata tertib
dasar yang mengatur agar falsafah bangsa, sebagai jiwa dan cita-cita moral
bangsa, benar-benar dihayati dan diamalkan.
• Landasan Moral atau Mental
Bekerja atas dasar setia kawan dan kesadaran berpribadi. Setia kawan
yang dimaksud adalah bersama-sama memiliki hak dan tanggungjawab dari diri
sendiri akan perlunya hidup mandiri, terdorong dari rasa senasib dari segi
ekonomi yang memupuk rasa tolong-menolong yang melahirkan rasa percaya
kepada diri sendiri. Keinsafan akan harga diri sendiri dan percaya pada diri sendii
adalah mutlak untuk menaikan derajat penghidupan dan kemakmuran.
• Landasan Operasional
Landasan operasional Koperasi Indonesia adalah:
a. Undang-undang dasar 1945 pasal 33
b. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999-2004
30
c. UU No.29/1992 Tentang Perkoperasian
d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi
Asas Koperasi adalah asas kekeluargaan, yang dimaksud dengan
kekeluargaan adalah hubungan anggota satu sama lain mencerminkan orang-orang
bersaudara, bukan hubungan antar alat-alat atau komponen produksi. Para anggota
bekerja atas dasar keadilan, kebenaran serta keberanian berkorban bagi
kepentingan bersama.
Tujuan Koperasi harus benar-benar merupakan kepentingan bersama dari
semua anggotanya dan dalam hal mencapainya, masing-masing anggota
menyumbangkan karya dan jasanya, di mana peran serta para anggota tersebut
akan memperoleh imbalan yang adil. Menurut UU no.25/1992 pasal 3 tujuan
Koperasi Indonesia adalah sebagai berikut:
“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-undang 1945.”
Dari jabaran tujuan Koperasi diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan Koperasi dalam
garis besarnya meliputi 2 hal sebagai berikut:
a. Untuk memajukan Kesejahteraan anggota dan masyarakat;
b. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Dengan kedua tujuan tersebut, mudah dimengerti bila Koperasi mendapat
kedudukan yang sangat terhormat dalam perekonomian Indonesia. Ia tidak hanya
merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan
31
sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun di negeri ini, tapi
juga dinyatakan sebagai sokoguru Perekonomian nasioanl.
Tujuan koperasi Indonesia menurut Dinas Koperasi dan UKM Jawa
Barat (2005:8) adalah memajukan kesejahteraan anggota misalnya adalah
meningkatkan kemakmuran anggota, karena kesejahteraan ditinjau dari aspek
ekonomi dapat disebut kemakmuran atau kemampuan ekonomi. Sasaran dan
tagetnya adalah meningkatkan pendapatan dan atau daya beli anggota. Srategi
sebagai pennjabaran dari sasaran targetnya, yaitu meningkatkan efisiensi dan
efektivitas serta produktivitas usaha, baik ditinjau dari sudut ekonomi anggota
maupun perusahaan koperasi, khususnya dalam jangka panjang. Kemudian
kebijakan koperasi sebagi penjabaran dari srateginya adalah memilih dari
alternatif yang ada. Selanjutnya hal tersebut dapat dijabarkan secara berturut-turut
seperti terlihat pada gambar 2 berikut ini.
32
Tu juan Kope rasi
Sasaran &
Target
STRATEGI
Kebijakan
Peraturan, Prosedur, Juklas & Juknis
Program-program
Anggaran-anggaran Koperasi
Memajukan Kesejahteraan dan Memakmurkan Anggota
Meningkatkan Pendapatan dan / atau daya beli Anggota
Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas usaha, baik ditinjau dari sudut perusahaan koperasi maupun anggota
Memilih alternatif berorientasi kepada: • Pemberian manfaat Ekonomi langsung pada saat transasksi; • Perolehan SPA yang optimal untuk dikembalikan lagi ke anggota; • Mencari laba koperasi yang optimal untuk didistribusikan ke
anggota sbg manfaat ekonomi tidak langsung melalui distribusi SHU atau untuk meningkatkan kualitas pelyanan ke anggota (subsidi harga atau pelayanan;
• SPA dengan Laba kopersi (SHU) sebagai hasil kebijakan pengelola koperasi –pengelola perusahan koperasi dan anggotanya dan tak bisa digabungkan, karena karakteristiknya yang berbeda
Penetapan peraturan, prosedur, juklas dan juknis, khususnya yang berhubungan dgn pemberian pelayanan kpd anggota dan berbisnis dgn non-anggota
Penyusunnan Rencana Aktivitas Pemberian pelayanan kpd anggota (promotio plan) dan rancana Bisnis dgn non-anggota
Penyusunan berbagai jenis anggaran koperasi (jangka panjang-jangka pendek; anggaran operasional dan anggaran keuangan), misalnya: • Anggaran pemberian pelayanan kpd anggota • Anggaran bisnis dgn non-anggota • Anggaran-anggaran lainnya
Gambar 2.2 Piramida Perencanaan dan Tujuan Koperasi. Sumber: Diklat Koperasi konsultan dan Manajemen bisnis BSM
2.5 Visi , Misi Koperasi Indonesia
Koperasi Indonesia memiliki visi terwujudnya Koperasi sebagai kekuatan
ekonomi rakyat yang tangguh dan profesional dan misinya adalah
Memberdayakan Koperasi melalui :
1. Peningkatan kualitas SDM bagi Koperasi
2. Pengembangan organisasi dan managemen bagi Koperasi
3. Penambahan kemitraan usaha bagi Koperasi dengan BUMN maupun swasta.
33
2.6 Peranan Koperasi bagi Anggotanya
Peran koperasi yang terpenting dibutuhkan untuk mengatur penggunaan
sumber-sumber secara efektif yang diberikan oleh pemerintah pusat dan untuk
memobilisasikan sumber-sumber lokal setempat (desa) secara cukup dalam proses
pembangunan. Selain itu, koperasi dapat memainkan peranan penting dalam
memberikan input-input produksi dan pelayanan yang diperlukan oleh para
anggotanya maupun mengelola input-input dan pelayanan yang berasal dari
berbagai saluran dalam sistem lembaga.
Selanjutnya koperasi dapat meningkatkan kemampuan para anggotanya
dalam berorganisasi secara efektif, sehingga para anggotanya mempunyai
kesempatan yang besar dalam menyalurkan kebutuhan-kebutuhan dan tuntutan
mereka. Terakhir, koperasi dapat berperan dalam menghubungkan penduduk dan
lembaga-lembaga nasional yang menguasai sumber-sumber dan kebijakan.
Dengan demikian, koperasi dapat memberikan sumbangan-sumbangan bagi
keberhasilan pembangunan dalam konteks memperbaiki atau meningkatkan
produktivitas, memperluas kesempatan-kesempatan kerja dan memberikan
pemerataan yang lebih besar dalam pembagian pendapatan penduduk.
Peran serta yang bermakna anggota koperasi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Peran serta anggota secara menyeluruh dalam merumuskan kebijakan dan
penetapan keputusan tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana keterlibatan
mereka dalam mengawasi jalannya usaha permodalan usaha dan menikmati
keuntungan-keuntungan usaha serta keterlibatan mereka dalam mengevaluasi hasil
kegiatan koperasi.
34
2.7 Penelitian Sebelumnya
1. Berdasarkan hasil penelitian Tugas Akhir dari Asep Mulyadi tahun 1998
Universitas Islam Bandung Jurusan Ilmu Studi Pembangunan, dalam
penelitiannya yang berjudul Peranan KUD dalam Memasarkan Bata Merah
dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Anggotanya (Studi Kasus pada KUD
Mekar Jaya Kecamatan Marga Cinta Kodya Bandung), menyimpulkan untuk
dapat mengembangkan usaha perajin bata merah, KUD membantu dengan
cara memberikan modal dan berusaha memasarkan bata merah produksi
anggotanya melalui koperasi agar dapat meningkatkan pendapatan serta
terjalin kerjasama yang saling menunjang antara koperasi dan anggota perajin
bata merah.
Kemampuan koperasi dalam penyerapan hasil produksi bata merah untuk
membantu memasarkan dari ke 36 anggota yang ada hanya 44.56% daritotal
produksi anggota keseluruhan dalam satu musim sedagnkan 55.35% dari total
produksi anggota keseluruhan dipasarkan oleh non koperasi, yang artinya
daya serap koperasi masih minim. Karena terbatasnya modal dan gudang
yang dimiliki koperasi dan kurang kerjasama yang baik antara anggota
dengan pengurus ataupun pengurus dengan pihak luar. Dan faktor-faktor
intern yang mempengaruhi koperasi dalam usahanya seperti modal, tenaga
kerja, gudang, harga dan partisipasi modal dari anggota. Faktor ekstern terdiri
dari lingkungan ekonomi dan persaingan.
2. Berdasarkan penelitian Tesis yang dilakukan oleh R. Aryanti Ratnawati tahun
2000 Universitas Padjajaran jurusan Magister Managemen dalam judulnya
Peranan Kinerja Pengurus, Pengawas, dalam Menunjang Kesuksesan Bisnis
35
Koperasi Susu di Kabupaten Bandung. Dalam penelitiannya secara empiris
terdapat pengaruh parsial yang diberikan ketiga faktor antara pengurus,
pengawas, dan manajer sebagai pengelola koperasi, tetapi hanya terbatas pada
variable kerja pengelola, sedangkan dua variable lainnya tidak berpengaruh
secara signifikan, yakni varibel kinerja pengurus maupun variable kinerja
pengawas. Sedangkan yang menyatakan bahwa secara simultan variable kerja
pengurus, pengawas dan pengelola berpengaruh terhadap kesuksesan bisnis
koperasi signifikan atau diterima.
Rendahnya prosentase kesuksesan bisnis yang diperoleh koperasi selain
hanya ada satu variable yang memiliki akses yang paling dominan dalam
mengurusi bisnis koperasi, juga kinerja pengelola telah terpola dengan tradisi
kerja warisan pendahulunya. Keputusan serba pengurus dalam arti manajer
sebagai pengelola koperasi diangkat dan diberhentikan oleh pengurus, maka
apapun yang dilakukan dalam hal kebijakan maupun tindakan strategis selalu
meminta pertimbangan pengurus, sehingga peluang seharusnya direbut
dengan keputusan yang cepat, dilewatkan dengan alasan belum disetujui
pengurus sebagai badan hukum koperasi yang mendapat kepercayaan anggota
untuk mengurus koperasi.
Selain rendahnya prestasi bisnis koperasi muncul sebagai refleksi dari
kurangnya semangat kewiraswasraan dari kalangan pengelola, sehingga
koperasi relatif lamban dalam mengejar ketinggalannya. Sehinggga akibat
yang muncul adalah lahirnya karyawan yang tidak kualified, dengan tingkat
kinerja yang rendah. Dengan demikian koperasi cenderung sebagai taman
36
penitipan keluarga. Hal ini telah berlangsung lama sehingga sulit sekali
dihilangkan.
3. Berdasarkan penelitian Disertasi yang dilakukan oleh Tarya J. Sugarda tahun
1992 Universitas Padjajaran jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dalam
judulnya Peranan Koperasi Unit Desa dalam Perubahan sosial masyarakat
terutama masyarakat Tani, menyatakan keberadaan KUD ikut andil dalam
perubahan sosial mayarakat desa baik dalam penggunaan teknologi,
peningkatan pendapatan, perubahan sikap ke arah yang positif terhadap
lembaga koperasi. Rendahnya partisipasi masyarakat desa (khususnya petani)
dalam kegiatan KUD banyak dipengaruhi oleh kelemahan pengurus dalam
mengelola KUD dan efektifitas pendekatan pengurus kepada anggota atau
pelanggan belum seperti perusahaan swasta serta masih kurang
mencerminkan organisasi swadaya masyarakat. Karena baru sebagian kecil
masyarakat pedesaan yang turut berperan serta dalam kegiatan KUD,
sehingga hanya sebagian kecil pula yang telah merasakan menfaat keberadaan
KUD di wilayahnya. Hanya orang-orang dekat dengan pusat kegiatan KUD
dan termasuk lapisan atas masyarakat desa saja yang telah banyak
memanfaatkan jasa KUD.
FULLTEXT TIDAK BISA DITAMPILKAN SEMUA
DIKARENAKAN UKURAN FILENYA BESAR