4
PERITONITIS DEFINISI Peritonitis merupakan suatu peradangan pada peritoneum dengan eksudasi berupa serum, fibrin sel atau pus. ETIOLOGI 1. Infeksi - Primer : infeksi bakteri pada peritoneum tanpa hilangnya integritas organ visceral GI ( eg: spontaneous bacterial peritonitis) - Sekunder : infeksi bakteri pada peritoneum karena hilangnya integritas organ visceral GI (eg : perforasi saluran cerna) - Tersier : infeksi bakteri pada peritoneum yang persisten atau berulang setelah terapi adekuat ( eg : kasus imunodefisiensi ) 2. Non infeksi - kimiawi (asam lambung , asam empedu, obat-obatan) - Mekanik MANIFESTASI KLINIS DIAGNOSIS Diagnosis peritonitis ditegakkanterutama berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang digunakan untuk menentukan etiologi dari peritonitis. Dalam mendiagnosis peritonitis juga harus ditentukan komplikasinya karena kejadian syok sepsis sering menjadi komplikasi dari peritonitis dan merupakan kegawatdaruratan yang harus segera ditangani secara cepat dan tepat 1. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK Gejala dan tanda klinik pada pasien peritonitis Sistemik ( pada keadaan sepsis atau syok sepsis) - Demam atau hipotermia (pada sepsis berat) - Takikardia - Hipotensi - Oliguria

Peritonitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

peritonitis

Citation preview

Page 1: Peritonitis

PERITONITIS

DEFINISIPeritonitis merupakan suatu peradangan pada peritoneum dengan eksudasi berupa serum, fibrin sel atau pus.

ETIOLOGI1. Infeksi - Primer : infeksi bakteri pada peritoneum tanpa hilangnya integritas organ visceral GI ( eg: spontaneous bacterial peritonitis) - Sekunder : infeksi bakteri pada peritoneum karena hilangnya integritas organ visceral GI (eg : perforasi saluran cerna)

- Tersier : infeksi bakteri pada peritoneum yang persisten atau berulang setelah terapi adekuat ( eg : kasus imunodefisiensi )

2. Non infeksi- kimiawi (asam lambung , asam empedu, obat-obatan)- Mekanik

MANIFESTASI KLINIS

DIAGNOSISDiagnosis peritonitis ditegakkanterutama berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang digunakan untuk menentukan etiologi dari peritonitis. Dalam mendiagnosis peritonitis juga harus ditentukan komplikasinya karena kejadian syok sepsis sering menjadi komplikasi dari peritonitis dan merupakan kegawatdaruratan yang harus segera ditangani secara cepat dan tepat

1. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK Gejala dan tanda klinik pada pasien peritonitis Sistemik ( pada keadaan sepsis atau syok sepsis)- Demam atau hipotermia (pada sepsis berat)- Takikardia- Hipotensi - Oliguria

Lokal

- Nyeri perut lokal atau general ( seluruh area perut)- Defans muscular- Tenderness pada area tertentu atau general

Ileus paralitik

- Distensi abdomen / kembung- Pekak hepar menghilang

Page 2: Peritonitis

- Kontraksi sfingter ani externus melemah pad rectal toucher

2. PEMERIKSAAN PENUNJANG - Laboratorium

Leukositosis Hitung jenis leukosit bergeser ke kiriAnalisis cairan peritoneal > 250 PMN/ mm3

- Radiologi Pada peritonitis sekunder, foto polos abdomen 3 posisi tidak konklusif menunjukkan bukti peritonitis , melainkan menunjukkan proses yang mendasarinya yaitu adanya perforasi organ visceral abdomen sehingga muncul tanda tanda pneumoperitoneum :

Supinasi : - preperitoneal fat menghilang- psoas line menghilang- kavum abdomen mengabur

Erect / semierect : - terdapat free air pada subdiafragmatik ( crescent sign)

Left Lateral decubitus : - free air intraperitoneal pada are paling tinggi

TERAPI TATALAKSANA SEGERA

- Airway : penilaian patensi jalan nafas. Memastikan tidak ada gangguan jalan nafas. Lakukan intubasi endotrakeal pada pasien dengan penurunan kesadaran berat (GCS < 8) untuk mencegah aspirasi.

- Breathing : penilaian nafas spontan pasien. Pemberian oksigen 100% untuk pasien syok.- Circulaton : menilai tekanan darah, denyut nadi, dan perfusi jaringan.

Segera pasang IV line. Jika terdapat tanda syok ( TD sistolik < 90 mmHg, nadi > 100, WPK > 2 detik, akral dingin) , berikan cairan kristaloid ( NaCl 0,9% atau ringer laktat) 20 ml/kgBB dalam 30-60 menit. Target MAP ≥65 mmHg

- Pasang DC untuk monitor urine output . Target UO : ≥ 0,5cc/kgBB/jamTATALAKSANA KONSERVATIF

- Pasang nasogastric tube untuk dekompresi- Berikan antibiotic spectrum luas yang mencakup bateri aerob gram negative dan

anaerob.Pilihan antibiotic pada peritonitis primer (Spontaneous bacterial peritonitis):A. ceftriaxone 1 gram/12 jam selama 5 hariPilihan antibiotic pada peritonitis sekunder ( eg: perforasi saluran cerna)

Page 3: Peritonitis

A. Ceftriaxone 1gr/24 jam + metronidazole 500mg/8 jam IV atau

B. Ciprofloxacin 400mg/12 jam + metronidazole 500mg/8 jam

- Berikan analgetik : injeksi ketorolac 30 mg/ 8 jam agar basal metabolic rate pasien tidak meningkat sehingga mengurangi kebutuhan Oksigen pada pasien sepsis atai syok sepsis.

Rujuk pasien ke rumah sakit dengan dokter spesialis bedah jika sudah stabil dengan target :- MAP ≥65 mmHg - UO ≥ 0,5cc/kgBB/jam

TATALAKSANA DEFINITIF ( SETELAH DIRUJUK)

- Laparotomi Eksplorasi + Omental plug (cellan-Jones repair) : plugging the perforation with pedicled omentoplasty atau

- primary closure by interupted sutures covered with pedicled omentoplasty , jika memungkinkan operasi definitif penyebab perforasi