26
Matakuliah : Dosen Pembimbing : Teori Komunikasi Toni Hartono, M.Si TEORI BUDAYA ORGANISASI Disusun Oleh Kelompok IV : ANDI HAMZAH 1

Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

Matakuliah : Dosen Pembimbing :

Teori Komunikasi Toni Hartono, M.Si

TEORI BUDAYA ORGANISASI

Disusun Oleh Kelompok IV :

ANDI HAMZAH

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN SYARIF KASIM

RIAU 2012

1

Page 2: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alam fikiran manusia bersifat sinambung. Fikiran yang baru mempunyai ciri

tersendiri untuk membedakannya dengan yang lama. Ilmu yang berkembang pada

abad kedua puluh adalah jawaban dari persoalan yang dibuat sendiri oleh manusia di

akhir abad sebelumnya.

Di zaman kontemporer ini manusia tidak perlu pusing memikirkan bagaimana

cara mendapatkan alat-alat untuk memenuhi kebutuhan kehidupan. Semua telah

tersedia, hampir semua kegiatan bersentuhan dengan teknologi canggih dan hal ini

sudah menjadi kewajaran. Mereka tinggal menjadi konsumen teknologi yang siap

pakai. Mereka tidak pernah ambil pusing tentang bagaimana teknologi itu dibuat.

Generasi saat ini tinggal mengembangkan. Dan seperti yang telah disebutkan di atas

bahwa perkembangan yang ada saat ini tidak akan luput dari jasa pemikiran masa

lampau.

Untuk itu alangkah lebih baiknya kita mengetahui dan memahami sejarah

perkembangan ilmu(dalam hal ini adalah sejarah ilmu zaman kontemporer), terkait

dengan tokoh-tokoh kontemporer beserta pemikirannya dan juga isu yang

berkembang di zaman kontemporer.

Dari sini diharapkan para pembaca mampu memahami akar perkembangan

ilmu dan dapat memahami juga karakteristiknya.

 

 

2

Page 3: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

B. Abstrak

Bila di zaman purba, manusia prasejarah tercatat mempunyai benih ilmu di bidang

astronomi, kemudian mulai mengenal tulisan dan hitungan yang mengawali zaman

sejarah, lalu zaman modern dihentikan dengan masa Renaissance sebagai masa

bangkitnya kembali Eropa dari kegelapan, maka zaman kontemporer sangat kental

dengan inovasi-inovasi teknologi di berbagai bidang.(Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu,

2011:71)

Dan seperti yang kita ketahui bersama bahwa sejak zaman modern sampai saat ini

hampir semua sisi kehidupan manusia baik dari sektor ekonomi, politik, sosial,

budaya, pertahanan dan keamanan, transportasi, pendidikan, seni, kesehatan dan lain-

lain semuanya membutuhkan sentuhan teknologi. Yang selanjutnya selalu mengalami

perkembangan dan semakin mengarah pada kehidupan praktis.

Percepatan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi sangat di luar

dugaan, begitu cepat. Dampak positifnya sudah jelas bahwa hidup semakin terasa

praktis namun dampak negatifnya pun mengkhawatirkan, mencakup kehidupan

materil maupun spirituil.

 

 

3

Page 4: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Zaman Kontemporer

“There is no perfect in the World”, barang kali ungkapan ini tepat dan perlu

dihadirkan dan direfleksikan disini. Sebab, bila kita menelusuri jejak pemikiran

filsafat mulai abad klasik, pertengahan, dan modern, ternyata ada kelemahan dan

kekurangan di satu sisi serta kelebihan dan kesempurnaan di lain sisi. Proses

dialektika, meminjam istilahnya Hegel, antara tesis-antitesis dan sintesis acap kita

jumpai dalam khazanah pemikiran filsafat. Filsafat modern yang konon katanya,

sudah lebih sempurna ternyata masih ada sisi kurangnya hingga akhirnya muncul

pemikiran baru dalam aras pemikiran baru dalam aras pemikiran yang disebut

pemikiran filsafat kontemporer. (Ali Maksum, Pengantar Filsafat, 2011:195)

Suatu warisan kultural renaisans yang mencerminkan kelemahan manusia

modern adalah sikap mendewakan rasio manusia secara berlebihan. Pendewaan ini

mengakibatkan adanya kecenderungan untuk menyisihkan seluruh nilai dan norma

dalam menyandang kenyataan kehidupan.

Soedjatmoko (1984:202) mengatakan bahwa ilmu dan teknologi sekarang ini

berhadapan dengn pertanyaan pokok tentang jalan yang haru ditempuh selanjutnya;

pertaan itu sebenarnya berkisar pada masalah ketidakmampuan manusia

mengendalikan ilmu dan teknologinya itu, jalannya ilmu dan teklogi tidak dapat lagi

dikendalikan manusia. Pertanyaan-pertanyaan mengenai dirinya sendiri, mengenai

tujuannya dan mengenai cara-cara pengembangannya, tidak akan dapat dijawab oleh

ilmu dan teknologi tanpa menoleh kepada patokan-patokan mengenai moralitas,

makna dan tujua hidup manusia modern. Patokan-patokan tentang moralitas, makna

4

Page 5: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

dan tujuan hidup ternyata berakar pada Agama. (Ahmad Tafsir, Fillsafat Umum,

2008:258)

Tiga dasa warsa terakhir menjelang berakhirnya abad ke 20, terjadi

perkembangan baru yang mulai menyadari bahwa manusia selama ini telah salah

dalam menjalani kehidupannya. Manusia mulai merindukan dimensi spiritual yang

telah hilang dari kehidupannya. Di dunia ilmu muncul pandangan yang menggugat

paradigma positivistik. Tokoh seperti Kuhn (1970) telah mengisyaratkan adanya

upaya pendobrakan tatkala ia mengatakan bahwa kebenaran ilmu bukanlah suatu

kebenaran sui generis (objektif). (Ahmad Tafsir, Fillsafat Umum, 2008:259)

Capra mengatakan bahwa budaya dunia (dalam hal ini terutama Barat) telah

terpuruk di lembah kehancuran, penuh kontradiksi, kacau. Penyebab pertamanya

ialah tidak tepatnya paradigma yang digunakan dalam penyusunan kebudayaan

Barat itu. Inilah kekeliruan pemikiran yang dimaksud. (Ahmad Tafsir, Fillsafat

Umum, 2008:263)

Sebenarnya untuk pengembangan budaya sains, paradigma sains (Secientivic

Paradigma) sungguh sesuai dan amat memadai, tetapi untuk mengembangkan Budaya

dalam bidang seni dan etika paradigma itu tidak memadai. Yang dilakukan di Barat

selama ini ialah paradigma sains itu digunakan dalam pengembangan budaya sains,

dan dipaksakan digunakan juga dalam pengembangan budaya seni dan etika.

Capra melihat bahwa penyebab kekacauan itu karena tidak didunakannya

paradigma utuh dalam merekayasa budaya. Dan Capra menuding bahwa Cartesian

dan Newtonian-lah yang bertanggung jawab memunculkan paradigma tunggal itu.

Selanjutnya penggunaan paradigma tunggal itulah sebagai penyebab kekacauan

budaya. Proses kehancura budaya Barat yang dijelaskan Capra itu dapat digambarkan

dalam skema berikut.

5

Page 6: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

capra mengusulkan harus ada paradigma tunggal (yang mampu melihat alam sebagi

sesuatu yang wholeness) untuk digunakan dalam mendesains kembali budaya dunia.

Dia menghendaki agar filsafat China yaitu I Ching digunakan dalam

memformulasikan paradigma baru tersebut. Menurutnya filsafat China tersebut

mampu melihat dunia sebagai suatu sistem. (Ahmad Tafsir, Fillsafat Umum,

2008:263)

a. Tokoh-Tokoh dan Pemikirannya

1) William James dan Perkembangan pragmatisme

William James dilahirkan di New York pada tahun 1842. Setelah belajar

ilmu kedokteran di Universitas Hadvard, kemudian pada tahun 1855-1860

William James belajar di Inggris, Prancis, Swiss, dan Jerman. Ia kembali ke

amerika dan memberi kuliah di Hardvrat dalam bidang anatomi, fisiologi,

psikologi, dan filsafat hingga tahun 1907. Pada tahun 1910 ia meninggal dunia.

William James selain menamakan filsafatnya dengan “pragmatism” yang 

juga di sebut dengan istilah “Radical Emperisme”. Pragmatisme adalah suatu

aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya

sebagai yang benar dengan perantaraan yang akibat-akibatnya bermanfaat secara

praktis. (Ali Maksum, Pengantar Filsafat, 2011:197). Patokan Pragmatisme

adalah manfaat bagi hidup praktis.

Sedangkan “Emperisme Radikal” adalah suatu empirisme harus tidak

menerima suatu unsur alam bentuk apa pun yang tidak di alami secara

langsung,atau mengeluarkan dari bentuknya unsur yang di alami secara langsung.

(Ali Maksum, Pengantar Filsafat, 2011:197).

6

Page 7: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

a) Kebenaran Pragmatis

Dalam bukunya The meaning of The Truth (1909), James

mengemukakan bahwa tidak ada kebenaran mutlak, yang berlaku umum, yang

bersifat tetap, dan berdiri sendiri yang terlepas dari segala akal yang

mengenal. Yang ada adalah kebenaran-kebenaran “Plural”, yuaitu apa yang

benar dalam pengalaman-pengalaman khusus yang setiap kali dapat di ubah

oleh pengalaman berikutnya. (Ali Maksum, Pengantar Filsafat, 2011:198).

b) Pragmatisme dan Etika

Menurut James,terdapat hubungan yang erat antara konsep

pragmatisme mengenai kebenaran dan sumber kebaikan. Suatu bentuk teori

Etika dapat di bangun demi teori pragmatisme ini,metode Pragmatisme dalam

memberikan batasan antara yang baik atau jelek,adalah sama seperti

membatasi apakah suatu itu benar atau salah.

c) Kepercayaan Religius menurut James

Menurut James dalam bermacam macam pengalaman kehidupan,

manusia mempunyai hubungan dengan suatu Zat yang lebih (a more). Ia

menunjukan sikap bersandarnya kepada Zat tersebut dalam sembahyang dan

do’a. dalam arti Keagamaan,Tuhan adalah kecondongan ideal atau pendukung

yang murah hati dalam pengalaman manusia.( Harold H. Titus, Persoalan-

Persoalan Filsafat.hlm 346.)

Dalam bukunya The Varietes of Religious Experience

(Keanekaragaman Pengalaman Keagamaan). James mengemukakan bahwa

gejala-gejala keagamaan itu berasal dari kebutuhan-kebutuhan perorangan

yang tidak di sadari. Keagamaan mempunyai nilai yang saman-sama memberi

kepuasan kepada kebutuhan keagamaan.(William S. Sahakian History of

Phylosophy,hlm 262-263; Juhana S.Praja,Aliran-Aliran Filsafat dan Etika,

Bandung: Yayasan Piara, 1993, hlm 116)

 

7

Page 8: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

2) John Dewey

Dilahirkan di Burlington pada tahun 1859.  Setelah menyelesaikan

studinya di Baltimore menjadi guru besar di bidang filsafat kemudian juga

bidang pendidikan pada universitas-universitas di Mionnesata, Michigan,

Chicago ( 1894-1904 ), dan akhirnya di universitas Colombia ( 1904-1929 ).

(Harun Hadiwijono, sari sejarah filsafat barat..hlm. 133 ; Juhaya S. Praja,

aliran-aliran filsafat )

Dewey adalah seorang pragmatis, namun ia lebih suka menyebut

sistemnya dengan istilah instrumentalisme. Intrumentalisme adalah suatu

usaha untuk menyusun suatu teori yang logis dan tepat dari konsep-konsep,

pertimbangan-pertimbangan penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya

yang bermacam-macam itu dengan cara utama menyelidiki bagaimana

pikiran-pikiran berfungsi dalam penemuan-penemuan yang berdasarkan

pengalaman yang mengenai konsekuensi-konsekuensi di masa depan.

( Willliam S. Sahakian, History of phyplosophy, hlm. 269; Juhaya S, praja,

aliran-aliran filsafat, hlm. 116 ). Sikap dewey yang dapat kita teliti mengenai

intrumentalisme ada 3 aspek. Pertama  kata temporalisme yang berarti ada

gerak dan kemajuan nyata dalam waktu. Kedua, kata futurism, mendorong

kita untuk melihat hari esok dan tidak pula pada hari kemarin. Ketiga,

milionarisme, berarti bahwa dunia dapat dibuat lebih baik dengan tenaga kita.

Pandangan ini juga dianut oleh William James. ( Juhaya S. Praja, aliran-aliran

filsafat hlm. 117; Harold H. Titus, persoalan-persoalan filsafat hlm. 349 ).

a) Konsep Dewey tentang pengalaman

Menurut Dewey pengalaman bukanya suatu tabir yang menutupi

manusia sehingga tidak melihat alam; pengalaman adalah satu-satunya jalan

8

Page 9: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

bagi manusia untuk memasuki rahasi-rahasia alam ( Harold H. Titus,

persoalan-persoalan filsafat hlm. 347 )

b) Dewey dan Pendidikan progresif

Dewey berpandangan bahwa pragmatisme merupakan sesuatu yang

mempunyai jangkauan aplikasi dalam masyarakat. Pendidikan dipandang

sebagai wahana yang strategis dan sentral dalam upaya kelangsungan hidup di

masa depan. Menurutnya pendidikan itu harus mampu membekali anak didik

sesuai dengan kebutuhan yang ada pada lingkungan sosialnya. Sehingga,

apabila anak didik tersebut telah lulus dari lembaga sekolah, ia bisa

beradaptasi dengan masyarakatnya.

Untuk merealisasikan konsep tersebut, Dewey menawarkan dua

metode pendekatan dalam pengajaran, yaitu problem solving method dan

learning by doing.

c) Analisis kritis atas kekuatan dan kelemahan pragmatism

1) Kekuatan pragmatism

1. Pragmatisme mampu mengarahkan aktivitas manusia untuk hanya

sekedar memercayai pada hal yang sifatnya riil, inderawi, dan yang

manfaatnya bias dinikmati secara praktis-pragmatis dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Pragmatisme telah berhasil mendorong berpikir yang liberal, bebas,

dan selalu menyangsikan segala yang ada. Berangkat dari sikap

skeptis, akan memberikan dorongan semangat pada seseorang untuk

berlomba-lomba membuktikan suatu konsep lewat penelitian-

penelitian, pembuktian-pembuktian dan eksperimen-eksperimen

sehingga muncullah temuan-temuan baru dalam dunia ilmu

pengetahuan dan teknologi

9

Page 10: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

2) Kelemahan pragmatism

1. Tidak mau mengakui sesuatu yang bersifat metafisika dan kebenaran

absolut, hanya mengakui kebenaran apabila terbukti secara alamiah

dan percaya bahwa dunia ini mampu “dibuat” manusia itu sendiri,

secara tidak langsung pragmatisme sudah mengingkari sesuatu yang

trasendental.

2. Karena yang menjadi kebutuhan utama dalam filsafat pragmatisme

adalah sesuatu yang nyata, praktis, dan langsung dapat dinikmati

hasinya oleh manusia, maka pragmatisme menciptakan pola pikir

masyarakat yang materialis.

3. Untuk mencapai tujuan materialismenya, manusia mengejarnya

dengan berbagai cara, tanpa memperdulikan lagi bahwa dirinya

merupakan anggota dari masyarakat sosialnya. Ia bekerja tanpa

mengenal batas waktu hanya sekedar memenuhi kebutuhan materinya,

maka dalam struktur masyarakatnya manusia hidup semakin egois

individualis.

3) Michel Foucault (1926-1984)

Nema lengkapnya yaitu Paul-Michel Foucault. Ia lahir di Poiters, 15

oktober 1926 di Paris, dan wafat orang filsuf yang sangat berpengaruh di Prancis,

utamanya pada zaman pasca Perang Dunia II. Foulcault di kenal akan

penelaahannya yang kritis terhadap berbagaiinstitusi sosial, terutama psikiatri,

kedokteran, dan sistem penjara serta akan karya-karyanyatentang riwayat

seksualitas. Karyanya yang terkait kekuasaan dan hubungan antara kekuasaan

dengan pengetahuan telah banyak didiskusikan dan diterapkan, selain pula

10

Page 11: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

pemikirannya yang terkait dengan “diskursus” dalam konteks sejarah filsafat

barat.(Listiyono Santoso dkk. Epistermologi Kiri…hlm 163-164)

Paul Raymond Harrison, dalam artikelnya mengenai Foucault, menengarai

kontribusi besarnya bagi khazanah pemikiran filsafat dan ilmu-ilmu sosial. Karya

Foucult tentang teori kebenaran (the teory of truth, 1926-1984) merupakan suatu

kontribusi filosofis yang amat menakjubkan. Namun demikian, dalam upayanya

untuk melancarkan serangkaian decentring radical, karya Foucault menempati

satu sudut yang tidak searah dengan arus utama dalam dunia filsafat. Dari pada

menyusun teori tentang subjektifitas  konstitutif, Foucault pertama-tama justru

mengeksplorasi praktik-praktik diskursif serta wujud-wujud kekuasaan yang

membentuk subjek.(Michel Fousault, Power/Knowledge: Selected Interviews and

Other Writing New York: Pantheon Book, 1980)

Karya Foucault itu dapat pula dipandang sebagai kontributor terhadap

teori kebudayaan dalam teori sosial, yakni:

1. Obyek studinya seperti rumah sakit jiwa, klinik, penjara, telah menggeser

fokus studi mengenai domonasi, sehingga terjauhkan dari analisis kelas dan

basis ekonomi.

2. Kebudayaan tidaklah ditematisasikan sebagai suatu yang tercakup dalam

bidang yang sekadar representasional sebagaimana terdapat pada pandangan

Marxismeyang sederhana.

3. Kebudayaan tidak dipandang sebagai totalitas spiritual seperti dalam

historisisme.

4. Meskipun Foucault sama sekali bukan seorang fungsionalis, ia beroperasi

dengan suatu konsep tentang masyarakat dan kebudayaan yang secara implisit

mengakui perbedaannya karakter masyarakat dan kebudayaan dalam

modernitas.

11

Page 12: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

Dengan demikian, dari berbagai segi, karya Foucault tersebut merupakan

sebuah kontribusi terhadap pembacaan kulturalis atas modernitas. Gagasan

mengenai kekuasaan dalam karya Faucault adalah jawaban atas persoalan

bagaimana dan mengapa formasi-formasi diskursif berubah. Dalam karya

Foucault periode terakhir terdapat pengakuan tentang keterbatasan kerangka

teoretis kekuasaan dan ia berupaya menyempurnakan dengan jenis arkeologi

lainnya.

a) Arkeologi Foucalut

Karya awalnya berkaitan dengan kebudayaan modernitas. Jika kita

pandang pada abad ke-16 dan ke-17, maka karya Foucault bisa di lihat sebagai

refleksi kritis atas perbedaan antara bentuk-bentuk kebudayaan pra-modern

dan modern. Dalam The Order of Things: An Archaeology of The Human

Science (1966) terdapat tiga domain pembatasan baru yang menarik minat

Foucault: kehidupan, kerja dan bahasa.

b) Genealogy of Knowledge

Gagasan ini muncul sejak pidato inaugurasi Foucault yang lantas

diterbitkan dalam bahasa inggris dengan judul “Discourse on Language”

(1971-1972), gagasan tersebut muncul demi melengkapi analisis tentang

aspek diskursus yang mirip system dengan suatu analisis tentang bagaimana

aspek itu terbentuk, akan tetapi genealogi di sini lantas menggantikan

arkeologi.

c) Kilas Balik Filsafat Foucault

Dalam karyanya Use of Pleasure 1984 dan Care of The Self 1984,

Foucault menjelaskan ada beberapa gerak kembali ke arkeologi. Namun yang

12

Page 13: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

dibahas Foucault disini adalah kelanjutan dari arkeologi problematisasi, dan

bukan mengenai diskursus lainnya. Dalam dua buku itu Foucault kembali,

meski dalam bentuk yang telah dimodifikasi, pada jenis gaya analisis

komplementer yang pernah ia janjikan dalam pidato inaugurasinya. Baik

arkeologi maupun genealogi itu ia pakai sebagai sarana analisis  atas aspek-

aspek doktrinal  dan praktis dalam “estetika eksistensi” pada zaman kuno

beserta  transformasinya di zaman kuno akhir.

b. Isu-Isu Perkembangan Ilmu Kontemporer

1. Teknologi Rekayasa Genetika

Salah satubentuk perkembangan ilmu zaman kontemporer yang sangat

masyhur adalah di budang rekayasa genetikaberupa teknologi kloning. Loning ini

pertama kali dilakukan oleh Dr. Gurdon dari Medical Council Laboratory of

molecular Biology, Universitas Cambridge, Inggris, tahun 1961. Gurdon berhasil

memanipulasi telur-telur katak sehingga tumbuh menjadi kecebong yang

identik(kecebong kloning). Tiga puluh empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal

23 Februari 1997, Dr. Ian Wilmut dari Scotland’s Roslin Institute, berhasil

melakukan kloning mamalia pertama. Di tahun 2000, Prof. Gerald Schatten

darinOregon Health Sciences University, Amerika berhasil membuat  kera kloning.

( Amsal Bakhtiar, 2011:77)

Begitulah perkembangan teknik rekayasa genetika dari waktu ke waktu.

Setelah berbagai keberhasilan, para ahli malah berencana melakukan kloning

manusia. Ide ini menjadika kloning sebagai isu yang sangat kontroversial.

2. Teknologi Informasi

Pada tahun1973, seorang insinyur Amerika bernama Howard Aiken

merancang IBM Mark 7 yang merupakan nenek moyangnya komputer mainframe

13

Page 14: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

saat ini. Komputer tersebut menggunakan tabung vakum dan elektro mekanikal dan

bukan tombol-tombol belaka.(Amsal Bakhtiar, 2011:78)

Komputer elektronik pertama yang sukses secara komersial adalah UNIVAC

yang dirancang oleh Ekcert dan Mauchly dan diperkenalkan pada tahun 1951. Ide

mengenai komputer pribadi (Personal Computer) muncul pada tahun 1977 oleh Steve

Jobs dan Steve Wozniak. Lalu mereka mendirikan perusahaan computer bernama

Apple Computer Inc. Dan Apple II adalah komputer pribadi pertama yang diciptakan.

(Amsal Bakhtiar, 2011:78)

Demikianlah teknologi terus berkembang dan melahirkan inovasi. Hampir

setiap tahun perusahaan komputer internasional mengeluarkan model komputer

terbaru dengan berbaagai fitur dan keistimewaan serta perbaikan terhadap generasi

sebelumnya. Ukurannya pun dibuat semakin simpel tapi menarik dan daya

memorinya terus diperbesar. Yang selanjutnya komputer tida hanya jadi alat

pengolahan tapi juga memasuki wilayah komunikasi interaktif dalam  bentuk internet.

B. Karakteristik Ilmu Kontemporer

Perkembangan ilmu setiap zaman mempunyai karakteristik khusus yang

membedakan dengan zaman-zaman lainnya.

Di dalam literature filsafat, biasanya babakan sejarah filsafat dibagi menjadi

tiga: Pertama, Filsafat Yunani Kuno(Ancient Philosophy) yang didominasi

Rasionalisme, kedua, Filsafat Abad Tengah disebut juga The Dark Ages philosophy

(Filsafat Abad Kegelapan), yang didominasi oleh pemikiran tokoh Kristen yang

kontra dengan para filsuf, ketiga Filsafat Modern (Modern Philosophy) yang

didominasi lagi oleh rasionalisme. (Prof. Dr. Ahmad Tafsir, 2006: 78)

14

Page 15: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

Walaupun sama-sama didominasi rasionalisme, namun perkembangan ilmu

zaman modern telah melahirkan hal-hal yang radikal yang membedakannya dengan

ilmu zaman klasik. Zaman modern misalnya, dalam banyak hal melakukan

dekonstruksi terhadap teori-teori yang dianggap established (mapan) pada zaman

klasik. Salah satu contohnya adalah teori heliosentrisme ,- bahwa matahari adalah

pusat tata surya dan planet-planet termasuk bumi berputar mengelilinginya- yang

dikemukakan oleh Copernicus, jelas-jelas bertentangan dengan teori geosentrisme

yang diterima secara umum manusia saat itu. (Amsal Bakhtiar, 2011: 69)

Yang dimaksud zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun

terakhir yang kita jalani hingga saat ini. Perbedaannya dengan zaman modern adalah

bahwa zaman modern merupakan perkembangan ilmu di era abad 15, yang mana

ditandai dengan hilangnya otoritas gereja, pembuktian kebenaran dengan teori dan

metode, keyakinan bahwa pengetahuan bukanlah dari wahyu melainkan dari rasional,

adanya antroposentris yang memunculkan berbagai disiplin ilmu. Sedangkan zaman

kontemporer lebih fokus pada perkembangan-perkembangan mutakhir dalam

berbagai sektor disiplin ilmu.

Berikut adalah berbagai hal yang menjadi karakter spesifik ilmu kontemporer.

Pertama, aplikasi ilmu dan teknologi dalam berbagai sektor kehidupan manusia yang

tidak hanya terjadi di lapangan ilmu eksakta namun juga ilmu-ilmu sosial dan 

keagamaan. Kedua, ilmu kontemporer tidak segan-segan melakukan dekonstruksi dan

peruntuhan terhadap teori yang pernah ada untuk kemudian menyodorkan pandangan

baru dalam rekonstruksi ilmu yang mereka bangun. (Amsal Bakhtiar, 2011: 71)

Pada intinya, Filsafat Kontemporer mengkritik Filsafat Modern. Menurut para

filsuf kontemporer, Rasionalisme yang mendominasi filsafat modern harus

didekonstruksi, karena menurut mereka sumber kebenaran tidak  hanya berdasarkan

15

Page 16: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

rasio tapi juga intuisi, atau agama, misalnya. Inilah yang kemudian disebut wacana

“postmodernisme”. (Prof. Dr. Ahmad Tafsir, 2006: 80)

Kita biasa meneyebut era sekarang adalah era “postmo”. Postmodernisme ada

di mana-mana, dari seni dan arsitektur ke sastra dan filsafat. Postmodernisme adalah

istilah yang digunakan untuk mengacu pada kritik dan penolakan terhadap proyek

modern pencerahan. Postmodernisme tidak percaya pada kemampuan akal manusia

dan keuniversalannya. Postmodernisme tidak berbicara tentang kategori-kategori

aplikatif manusia sebagi manusia, justru mereka lebih menaruh perhatian kepada

kebiasaan unik, cara hidup dan kebudayaan perorangan. (Ali Maksum, 2011:245)

 

 

 

16

Page 17: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

BAB III

PENUTUP

A. Ringkasan

Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia sangat terpengaruh dengan

peran ilmu. Bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu berjalan

seiring dengan sejarah perkembangan ilmu.

Sudah menjadi sifat alami manusia untuk selalu mencari dan menemukan hal

baru, yang lebih praktis, yang lebih canggih. Dan selalu mengoreksi serta menutup

kesalahan dari masa sebelumnya.

Kemajuan ilmu dari masa ke masa ibarat mata rantai yang tidak terputus satu

sama lain. Hal-hal baru yang ditemukan pada satu masa menjadi unsur penting bagi

penemuan-pemnemuan lainnya di masa berikutnya. Demikianlah semuanya saling

terkait. Oleh karena itu melihat sejarah perkembangan ilmu zaman kontemporer tidak

lain pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut dari rentetan sejarah ilmu sebelum

 

 

17

Page 18: Perkembangan ilmu zaman kontemporer 2

DAFTAR PUSTAKA

Maksum, Ali, 2011, Pengantar Filsafat, Arruz Media, Jogjakarta.

Tafsir, Ahmad, 2008, Filsafat Umum, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Tafsir, Ahmad, 2006, Filsafat Ilmu, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Bakhtiar, Amsal, 2011, Filsafat Ilmu, Rajawali Pers, Jakarta.

Delfgaauw, Bernard, 2001, Filsafat Abad 2o, Tiara Wacana Yogya, Jogjakarta.

18