16
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN PERSAINGAN INTRASPESIFIK DAN INTERSPESIFIK OLEH : JEAN NIHANA MANALU 05121007071 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2012/2013 I. PENDAHULUAN A. L!" #$%&'(

Persaingan Intraspesifik Dan Interspesifik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Ekologi Pertanian

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMEKOLOGI PERTANIAN

PERSAINGAN INTRASPESIFIK DAN INTERSPESIFIK OLEH :JEAN NIHANA MANALU05121007071

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA2012/2013

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling berinteraksi antar satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.

Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intraspesies. Penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman. Mengingat pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman, maka dilakukan penelitian tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis maupun berbedaspesies.

Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan jagung. Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan Jagung akan mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah percobaan ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays).B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum persaingan intraspesifik dan interspesiik adalah mempelajari pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman) terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1990).Faktor yang berpengaruh dalam interaksi populasi adalah faktor biotik lingkungan yang pada dasarnya bersifat acak tidak langsung terkait dengan perubahan komunitas, terutama faktor iklim dan curah hujan. Banyak data mengarahkan perubahan acak iklim itulah yang pertama-tama menentukan kerapatan populasi. Perubahan yang cocok dapat meningkatkan kerapatan populasi, sebaliknya poipulasi dapat mati kalau tidak cocok. Pada dasarnya pengaruh yang baru diuraikan berlaku bagi kebanyakan organisme tetapi pengaruh yang sebenarnya malah dapat memicu perubahan mendasar sampai kepada variasai. Jika pembahasan berbagai factor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai parameter toleransi, sebaran dan optimasi, factor biotic didak langsung terkait dengan factor itu. Tetapi di sisi lain factor biotic lebih realistic, bervariasi dan mampu menciptakan stabilitas populasi. Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain lain (Setiyadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang dimaksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama.Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas :

1.Persaingan aktivitas

2.Persaingan sumber daya alamDua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara bebas di kendalikan oleh hal hal sebagai berikut :

1. Perbedaan unsur hara

2. Perbedaan sebab sebab kematian

3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun

4. Kepekaan terhadap faktor faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada tanggal Mei 2013 Laboratorium Ekologi Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah : 1) Benih biji jagung 2) Benih biji kacang hijau 3) Pot 4) Ember 5) Tanah 6) Cawan 7) Kertas Milimeter 8) Embrat 9) Polybag.C. Cara Kerja

Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah :

1) Beberapa pot plastik yang berisi tanaman disediakan secukupnya.2) Biji jagung atau kacang hijau yang masih baik dipilih kemudian direndam dalam air selama satu jam.3) Biji-biji tersebut ditanam kedalam pot plastik yang berbeda dan diatur sedemikian rupa sehingga dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan sebagai berikut :- Pot no 1 ditanam dengan 1 biji jagung atau biji kacang hijau.-Pot no 2 ditanam dengan 2 biji jagung atau biji kacang hijau.- Pot no 3 ditanam dengan biji jagung atau biji kacang hijau.-Pot no 4 ditanami dengan 6 biji jagung atau biji kacang hijau.-Pot no 5 ditanami dengan 8 biji jagung atau biji kacang hijau,

Setiap perlakuan dilakukan dengan tiga ulangan.4) Sebagai cadangan sediakan beberapa pot yang ditanami jenis yang sama untuk penyulaman apabila selama percobaan ada tanaman yang mati.5) Penyiraman dilakukan setiap hari6) Pengamatan dilakukan setiap minggu dan diukur tinggi tanamannya dengan kertas milimeter sampai tanaman berumur 4 minggu.7) Tinggi tanaman yang berbeda jarak tanamannya dibandingkan pada setiap jenis tersebut.8) Dibuat grafik pertumbuhan untuk masing-masing pot. Besaran pada sumbu X dinyatakan dalam waktu (minggu) dan pada sumbu Y dinyatakan dalam LPT (laju pertumbuhan tanaman).9) Untuk mengetahui pengaruh yang nyata dari tiap perlakuan dilakukan uji statis.IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

Adapun hasil dari praktikum persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah sebagai berikut :

Intraspesifik Kacang Hijau

MingguPerlakuan ( cm )

ABCDEFGHIJ

121951187,5---

24515132012,513.5---

3892024312223,5---

418173040,6463032---

Intraspesifik Jagung

MingguPerlakuan ( cm )

ABCDEFGHIJ

139,5-12,510-19---

21320-30,624-41---

32434-42,541-63---

43150-5163-81---

InterspesifikMingguPerlakuan ( cm )

ABCD

132121912

250152515

3622130,528

470304333

PengulanganMingguPerlakuan ( cm )

ABCD

112142018

218183327

321224338

430345741

Kelompok B

MingguPerlakuan ( cm )

ABCDE

1-208--

2-2211--

3-412941-

4-50445358

Pengulangan

MingguPerlakuan ( cm )

ABCDE

1108

21513

32220

43232

Kontrol

MingguPerlakuan ( cm )

KL ( kontrol 1 )M ( kontrol 2 )

155

2125

3188

42614

PengulanganMingguPerlakuan ( cm )

KL ( kontrol 1 )M ( kontrol 2 )

1513

2828

31332

42245

B. Pembahasan

Hasil yang dapat kami simpulkan pada praktikum persaingan antara tanaman sejenis (INTASPESIFIK) dan INTERSPESIFIK bahwa terdapat faktor- faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan tumbuhan dalam kompetisi atau persaingan diantaranya adalah cahaya, air, tanah, oksigen, unsur hara dan karbon dioksida. Selain faktor yang diperebutkan terdapat pula faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari tanaman tersebut. Adapun faktor eksternal tersebut diantaranya adalah keberadaan hewan penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi tanah, kelembaban tanah dan udara serta angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan.

Pada percobaan ini diamati pertumbuhan pada biji kacang hijau dan biji jagung yang di tanam pada polybag dengan jumlah, jarak dan kepadatan yang berbeda pada setiap polybag. Semua polybag diberi perlakuan yang sama dimulai dari jumlah intensitas cahaya dan suplai air setip harinya. Perlakuan ini bertujuan untuk melihat perbandingan pertumbuhan suatu tanaman dengan ruang lingkup yang sama. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 4 minggu dengan pengukuran pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan dalam jangka waktu 3 hari 1 kali sampai tanaman dipanen. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah trjadi persaingan jenis atau tidak karena pada umumnya tumbuhan yang berasal dari biji untuk awal kehidupannya mendapat suplai makanan dari kotiledonnya (cadangan makanan).

Dan setelah beberapa hari secara perlahan kotiledon akan gugur dan dengan sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan suplai makanannya sendiri dan harus bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan hidupnya. Selain itu, penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap plotnya bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan melihat perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot. Pada umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan menyebabkan tumbuhan tersebut mencapai tinggi yang lebih besar, mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan unsur hara tanah lebih besar tumbuhnya (Indriyanti, 2006). Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung hal tersebut terjadi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya. Enam faktor yang merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan biji-biji yang di tanam. Namun dalam praktikum ini yang lebih dilihat adalah persaingan yang terjadi antara biji yang ditanam dalam 1 plot baik persaingan intaraspesifik ataupun persaing interspesifiknya.Untuk menguji hipotesis dan mengukur perbedaan antar perlakuan dengan menggunakan ulangan yang sama maka digunakan metode analisis varians satu jalur atau ANOVA 1 jalur dengan sistem Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berikut adalah hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode tersebut.Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung pemutusan dormansi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya. NoFaktor fisikAwalAkhir

1pH Tanah55.8

2Suhu Tanah29 0C28.5 0C

3Kelembaban Udara67%75%

4Intensitas cahaya0,59 Lux2,08 Lux

5Suhu udara27 0C27 0C

6Kelembaban tanah33.6

Faktor-faktor pada tabel diatas adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman biji jagung dan biji kacang hijau pada praktikum ini. Faktor-faktor tersebut diukur agar mengetahui keadaan makroklimat pada awal penanaman dan akhir penanaman. Dan selama pengamatan pertumbuhan tanaman, yang lebih dilihat adalah persaingan yang terjadi antara biji yang ditanam dalam 1 plot baik persaingan intaraspesifik ataupun persaing interspesifiknya. V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam ppraktiikum persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman, dan waktu lamanya tanaman hidup.2. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat karena persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari tanah semakin ketat.3. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi.4. Terjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman mati5. Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing.

B. Saran

Praktikan diharapkan dapat mengetahui pengertian tentang persaingan tanaman sejenis intraspesifik dan cara perlakuannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arnita,indriani.1990.Ekologi Umum.Gita Media Press: Jakarta.

Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta.

Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI Press . Jakarta.

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta.Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono,B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU Ilmu Hayat. IPB: Bogor.

Salisbury, F.B. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 2. Penerbit ITB: Bandung .

Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI- Press: Jakarta.