80
PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS BERBASIS PLATFORM ONLINE SEBAGAI MEDIA EVALUASI BELAJAR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh : Nurul Iman 11150162000053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA

TERHADAP KUIS BERBASIS PLATFORM ONLINE

SEBAGAI MEDIA EVALUASI BELAJAR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

Nurul Iman

11150162000053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Page 3: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

ii

Page 4: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

iii

PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

iv

ABSTRAK

Nurul Iman (NIM: 11150162000053). Persepsi Mahasiswa Pendidikan Kimia

Terhadap Kuis Berbasis Platform Online Sebagai Media Evaluasi Belajar.

Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pesatnya perkembangan teknologi pada saat ini menuntut tenaga pendidik untuk

dapat memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam pembelajaran, termasuk

dalam proses evaluasi belajar. Namun, pemanfaatan teknologi seperti pemanfaatan

kuis berbasis platform online dalam proses pembelajaran masih belum optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa pendidikan kimia

terhadap kuis berbasis platform online sebagai media evaluasi belajar. Pendekatan

yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Adapun instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 22 pertanyaan, dan

wawancara. Penelitian dilakukan di dua kelas kimia analitik di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menggunakan Kahoot setiap dua

minggu selama periode empat bulan sebagai alat untuk penilaian formatif. Tiga

mahasiswa dari masing-masing kelas diwawancarai untuk mengeksplorasi

pengalaman dan persepsi tentang Kahoot. Data kuesioner diolah dengan

menggunakan statistik deskriptif sederhana sedangkan data dari wawancara

dianalisis menggunakan analisis tematik. Temuan menunjukkan bahwa persepsi

mahasiswa pendidikan kimia terhadap kuis berbasis platform online sebagai media

evaluasi belajar tergolong baik. Mahasiswa mengungkapkan bahwa Kahoot

memberikan tantangan dalam belajar. Kahoot juga merupakan media penilaian

yang menyenangkan dan menarik minat mahasiswa. Selain itu mahasiswa merasa

motivasi belajarnya meningkat dalam mempersiapkan materi yang akan diujikan,

maka dengan adanya umpan balik secara langsung dari Kahoot sangat efektif untuk

memperbaiki kesalahan.

Kata Kunci: persepsi, evaluasi, platform online, formatif, Kahoot.

Page 6: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

v

ABSTRACT

Nurul Iman (NIM: 11150162000053). Perceptions of Chemistry Education

Student for Online Platform Based Quizzes as Learning Evaluation Media.

Skripsi, Chemistry Education Study Program, Department of Natural Sciences

Education, Faculty of Tarbiya and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah

Jakarta Islamic State University.

The rapid development of technology at this time requires lecturers or teachers to

utilize technology in learning, including in the evaluation process. Unfortunately

the application of technology evaluation by utilizing technology on online platform

in the learning process is still considered not optimally applied. This study aims to

determine the perception of chemistry education students on online platform based

quizzes as evaluation media. The approach that used in this study is mix method.

The instrument that used was a questionnaire containing 22 questions, and

interviews. The study was conducted in two analytical chemistry classes at Syarif

Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. Researchers use Kahoot every two

weeks over a four month period as a tool for formative assessment. Three students

from each class were interviewed to explore their experiences and perceptions on

Kahoot. Questionnaire data were processed analyzed using descriptive statistic and

data from interviews were analyzed using thematic analysis. The findings show that

chemistry students' perceptions of online platform based quizzes as a media for

learning evaluation are good. Students revealed that Kahoot provided challenges in

learning. Kahoot is also fun and attractive assessment media for students. In

addition, students feel that their motivation to learn increases and the feedback from

Kahoot is very effective to improve their understanding on the concept.

Keywords: perception, evaluation, platform online, formative, Kahoot.

Page 7: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini sesuai harapan dengan judul “Persepsi Mahasiswa Pendidikan Kimia

Terhadap Kuis Berbasis Platform Online Sebagai Media Evaluasi Belajar”.

Shalawat serta salam juga kita curahkan kepada junjungan baginda nabi

besar, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah

membawa kita semua dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang-benderang

seperti sekarang ini. Semoga kita selalu berada dalam syafa’at-Nya. Aamiin.

Dalam membuat skripsi ini, terdapat banyak kesulitan yang penulis alami

selama penyusunan skripsi. Tetapi, atas bantuan dan banyaknya partisipasi dari

berbagai pihak, skripsi ini pun dapat selesai sesuai dengan harapan penulis. Oleh

karena itu, penulis ingin sampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.

3. Munasprianto Ramli, Ph.D., selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan perhatiannya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Nanda Saridewi, M.Si., selaku pembimbing II yang telah membimbing

teknis penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Salamah Agung, M.A., Ph.D., selaku Penasihat Akademik yang telah

memberikan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Page 8: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

vii

6. Dr. Baiq Hana Susanti, S.PI., M.Sc., selaku validator ahli media. Terima

kasih atas saran dan masukkan dalam membantu penulis mengembangkan

buku pengayaan hasil skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan jajaran jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif

Hidayatulah Jakarta yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.

Terimakasih banyak atas segala ilmu dan kebaikan bapak serta ibu sekalian

selama peneliti menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Kimia UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Teruntuk kedua orang tua tercinta ibu dan abah yaitu Bapak Cholid dan Ibu

Syafi’ah, yang telah membesarkan, mendidik dengan cahaya cinta dan

mengajarkan banyak hal. Semoga Allah senantiasa menjaga dan

memberikan kasih sayang terhadapnya sebagaimana kasih sayangmu

dahulu.

9. Tak lupa pula teruntuk kakak-kakakku Darul Islam, Nurchilafiah, Haqul

Yakin, dan adikku M. Zia Ulhaq yang selalu mendukung dan mendoakan

penulis selama penyusunan skripsi ini berlangsung.

10. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2015 yang sama-sama sedang

berjuang untuk menyelesaikan skripsi dan tetap saling menyemangati satu

sama lain.

11. Kepada seluruh pengasuh Pondok Pesantren UICCI Sulaimaniyah, Abi-abi

yang setiap saat mengawasi, mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada

peneliti hingga berkat do’a, serta kesabaran semoga Allah selalu

memberikan kesehatan sehingga banyak yang bisa merasakan limpahan

ilmu dari jalan dakwah ini.

12. Dan terima kasih kepada teman-teman di Pondok Pesantren UICCI

Sulaimaniyah khususnya kelompok tekamul altι yang selalu mendukung

dan memberikan semangat.

Page 9: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

viii

13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu hingga tersusunnya karya ini.

Semoga Allah swt senantiasa membalas semua kebaikan dan ketulusan

semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Masih

banyak kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat diperlukan demi perbaikan yang berarti.

Semoga karya ini dapat memberikan kontribusi dan motivasi bagi banyak

orang serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 4 Februari 2020

Penulis

Page 10: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... i

PERNYATAAN KARYA SENDIRI ...................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 8

A. Kajian Teoritik ............................................................................................. 8

1. Pengertian Persepsi ................................................................................... 8

2. Evaluasi .................................................................................................. 11

3. Bentuk-Bentuk Tes ................................................................................. 22

4. Platform Online ...................................................................................... 25

1) Kahoot ................................................................................................ 30

Page 11: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

x

B. Penelitian Relevan ...................................................................................... 43

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 47

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 47

B. Metode Penelitian....................................................................................... 47

C. Desain Penelitian ........................................................................................ 48

D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 48

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 49

F. Instrumen penelitian ................................................................................... 50

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not

defined.

A. Hasil Penelitian ........................................... Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan ................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 93

A. Kesimpulan ................................................................................................ 93

B. Saran ........................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

Page 12: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 User Interface Kahoot ...................................................................... 44

Gambar 2. 2 Tampilan beranda setelah log in....................................................... 34

Gambar 2. 3 Pilihan Permainan yang akan dibuat ................................................ 34

Gambar 2. 4 Tampilan pembuatan permainan kuis .............................................. 35

Gambar 2. 5 Tampilan setelah membuat tema kuis .............................................. 35

Gambar 2. 6 Tampilan pembuatan soal kuis ......................................................... 35

Gambar 2. 7 Pengaturan durasi waktu per pertanyaan .......................................... 36

Gambar 2. 8 Soal yang telah dibuat dapat di edit, dilihat kembali, dimulai untuk

permainan dan dapat dibagi .................................................................................. 36

Gambar 2. 9 Pilihan permainan untuk perorangan atau grup................................ 36

Gambar 2. 10 Nomor pin yang digunakan untuk mengikuti permainan ............... 37

Gambar 2. 11 Kerangka Berpikir .......................................................................... 46

Gambar 3. 1 Bagan Prosedur Penelitian ............................................................... 48

Page 13: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen ............................................................................... 51

Tabel 3. 2 Kriteria Penskoran Skala Likert ........................................................... 53

Tabel 3. 3 Kriteria Penskoran Skala Persentase .................................................... 54

Tabel 3. 4 Kriteria Penskoran Skala Rata-rata (mean) .......................................... 55 Tabel 4. 1 Nilai rata-rata Kuisioner Persepsi MahasiswaError! Bookmark not

defined.

Tabel 4. 2 Fokus mahasiswa terhadap mata kuliah Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 Kahoot memotivasi untuk belajar lebih Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 Kahoot sebagai metode yang efektif untuk memberikan umpan balik

................................................................................ Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5 Kahoot meningkatkat pemahaman belajar mahasiswa ................. Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 Kahoot sebagai sebuah tantangan dalam belajarError! Bookmark not

defined.

Tabel 4. 7 Kahoot sebagai kontrol dalam proses pembelajaranError! Bookmark

not defined.

Tabel 4. 8 Pengaruh Kahoot dalam keterlibatan mahasiswa secara mendalam

................................................................................ Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 9 Kahoot sebagai daya tarik dalam pembelajaranError! Bookmark not

defined.

Tabel 4. 10 Kahoot membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran ........... Error!

Bookmark not defined.

Page 14: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 – Instrumen validasi Angket ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 2 – Surat Izin Validasi ........................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 3 – Surat Izin Penelitian......................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 4 – Angket Persepsi ............................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 5 – Data Hasil Penelitian ....................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 6 – Hasil Uji Validasi Instrumen ........... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 7 – Persentase Data Penelitian ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 8 – Pedoman Wawancara ...................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 9 – Transkrip Wawancara ...................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 10 – Koding Wawancara ....................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 11 – Transkrip Video Observasi ............ Error! Bookmark not defined.

Lampiran 12- Dokumentasi Penelitian................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 13 - Lembar Uji Referensi ..................... Error! Bookmark not defined.

Page 15: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi di zaman modern seperti sekarang

ini memberikan berbagai kemudahan bagi setiap individu dalam melakukan

kegiatan sehari-hari, tidak terkecuali dalam pendidikan. Salah satu

perkembangan teknologi yang sedang berkembang pesat adalah internet,

internet yaitu kumpulan dari jutaan komputer yang digunakan untuk

mendapatkan segala bentuk informasi baik mengirim maupun menerima dari

komputer lain yang ada di dalam kumpulan tersebut (Simarmata, 2010, hlm.

47).

Survei menunjukkan penetrasi pengguna internet mahasiswa di

Indonesia sebesar 92,6% (APJII, 2018). Pemanfaatan internet ini masih belum

maksimal digunakan oleh mahasiswa dalam mendukung pendidikannya.

Seperti dalam survei yang menunjukkan bahwa hanya 9,6% saja internet

dimanfaatkan untuk membantu sekolah atau perkuliahannya, ini masih sangat

rendah sekali dibandingkan dengan penggunaan internet untuk sosial media

sebesar 18,9%, aplikasi chat 24,7%, mencari informasi terkait pekerjaan

11,5%, dan yang lainnya digunakan untuk mengisi waktu luang 6,5%, bermain

game online 5,7%, mencari berita di media online 5,5%, nonton film dan video

5%, dan lain-lain sebesar 22,6% (APJII, 2018). Data tersebut menunjukkan

bahwa masih rendahnya pemanfaatan internet yang digunakan dalam bidang

pendidikan untuk proses pembelajaran. Hal ini dapat dijadikan sebagai peluang

untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam bidang pendidikan tidak terkecuali

perguruan tinggi dengan harapan hasil belajar akan meningkat.

Dunia pendidikan harus selalu menyesuaikan perkembangan teknologi

terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian

terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Meningkatnya

mutu pendidikan tidak lepas dari peranan perguruan tinggi sebagai salah satu

pelaksana tujuan pendidikan. Dalam melaksanakan peranan tersebut,

Page 16: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

2

perguruan tinggi juga didukung dengan proses pembelajaran yang dilakukan

oleh mahasiswanya baik di kelas ataupun di luar kelas. Maka dari itu, untuk

menunjang proses pembelajaran tersebut, perguruan tinggi perlu melakukan

dan menerapkan inovasi dan terobosan baru berbasis IPTEK yang melibatkan

dosen didalamnya.

Kebanyakan dosen dan guru masih belum maksimal memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk mengajar dikarenakan kurangnya

keahlian dan pemahaman dalam menggunakan media teknologi dan keraguan

akan kemampuan memanfaatkan teknologi (Becker, 2007). Menurut hasil

survei PUSTEKKOM hanya 40% pengajar yang siap dengan teknologi

(Antara, 2018). Hal itu menjadikan dosen enggan untuk menggunakan

teknologi dalam media pembelajaran, dengan kata lain dosen masih

mempertahankan gaya mengajarnya dengan metode konvensional.

Pembelajaran yang menggunakan metode konvensional cenderung membuat

kegiatan pembelajaran membosankan, karena suasana belajar yang kurang

menarik dan mahasiswa cenderung sulit untuk fokus pada proses pembelajaran.

Keadaan seperti ini tidak mendorong mahasiswa untuk kreatif dan

berkembang. Gaya mengajar yang konvensional ini kurang disukai oleh

mahasiswa (Licorish, Owen, Daniel, & George, 2018). Oleh sebab itu peranan

dosen atau guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

perlu terus di kembangkan.

Dosen sebagai penyampai ilmu dikelas sebaiknya dapat memanfaatkan

teknologi informasi sebagai alat bantu dalam keberhasilan proses belajar

mengajar. Pemanfaatan teknologi dibidang pendidikan dapat mempermudah

dosen dalam mengelola dan menyampaikan pesan kepada mahasiswa. Menurut

UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization)

terdapat lima manfaat dalam menerapkan teknologi di bidang pendidikan yaitu,

mempermudah dan memperluas akses pendidikan, meningkatkan kesetaraan

pendidikan, meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalisme

guru/dosen, dan meningkatkan efektifitas dan efisien manajemen, tata kelola,

Page 17: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

3

dan administrasi Pendidikan (Syafril & Zelhendri, 2017, hlm. 238-239).

Dengan demikian, manfaat teknologi dalam pembelajaran akan membuat

proses belajar menjadi lebih berkualitas, menarik dan lebih memotivasi

mahasiswa untuk meningkatkan semangat belajarnya.

Keberhasilan mahasiswa dalam pembelajaran dilihat melalui penilaian

hasil belajarnya. Penilaian merupakan komponen penting dalam

penyelanggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat

ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem

penilaiannya. Penilaian merupakan kegiatan yang sistematis dan

berkesinambungan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan

informasi tentang proses belajar mengajar dan hasil dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Sebagai proses yang sistematis, penilaian harus dilakukan secara

terencana dan bertahap untuk memperoleh gambaran umum tentang

perkembangan siswa. Sementara itu sebagai proses yang berkelanjutan,

penilaian harus dilakukan terus menerus selama periode pembelajaran

(Muskin, 2017). Penilaian memegang peranan yang sangat penting dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

Secara umum, ada dua jenis penilaian dalam proses pembelajaran, yaitu

penilaian sumatif dan formatif. Penilaian sumatif biasanya dilakukan setelah

semua materi pelajaran diajarkan. Penilaian ini dalam bentuk angka atau huruf

yang digunakan sebagai hasil dari belajar siswa. Penilaian sumatif dirancang

untuk mencatat prestasi keseluruhan siswa secara sistematis. Tujuan dari

penilaian sumatif adalah untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah

mengikuti suatu program serta menentukan posisi kemampuan siswa

dibandingkan dengan kawannya dalam kelas. Sedangkan penilaian formatif

yaitu penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran, yang

berfungsi sebagai umpan balik bagi siswa, guru maupun program

pembalajaran, untuk menilai pelaksanaan satu unit program pembelajaran

(Arikunto, 2013, hlm. 59).

Page 18: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

4

Penilaian formatif semakin ditekankan penggunaannya dalam dunia

pendidikan. Dalam rangka meningkatkan pembelajaran mahasiswa pada

sebuah materi pelajaran, penilaian formatif harus dilihat sebagai elemen

penting untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Oleh karena itu, umpan balik

penilaian formatif harus dirancang dengan benar untuk meningkatkan

pemahaman siswa tentang materi yang telah di pelajari. Penilaian formatif

untuk mengevaluasi kemajuan siswa dapat dikenali salah satunya dengan kuis

di kelas. Menurut kamus Oxford (2015, hlm. 1203) “Quiz a competition or

game in which people try to answers questions to test their knowledge” yang

artinya kuis merupakan sebuah kompetisi atau permainan yang mana orang-

orang mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk

menguji pengetahuan mereka. Kuis merupakan salah satu bentuk penilaian

formatif yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman

siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan pada waktu itu juga. Kuis

juga merupakan alat bantu bagi peserta didik untuk membangun kepercayaan

diri mereka (Dellos, 2015). Hal ini membantu dalam efektifitas pembelajaran

di kelas, dan guru dapat menilai kinerja peserta didik selama proses

pembelajaran.

Salah satu platform kuis yang menarik untuk diterapkan adalah Kahoot.

Kahoot merupakan platform pembelajaran berbasis permainan gratis yang

melibatkan siswa melalui permainan dalam bentuk kuis yang dibuat oleh dosen

atau guru. Banyak pengajar diluar negeri yang telah mengadopsi alat penilaian

ini untuk mengevaluasi pembelajaran. Kirew (2014) Penelitian di Universitas

Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) pada 2013 menemukan bahwa

mahasiswa yang berpartisipasi dalam berbagai kuis berbasis permainan

menggunakan Kahoot didalam kelas menunjukkan 22% belajar lebih banyak

daripada mahasiswa yang mengerjakan kuis kertas dan 25% siswa yang

menggunakan Kahoot lebih termotivasi dibandingkan dengan kuis kertas.

Sedangkan dalam penelitian Iwamoto, Hargis, Taitano, & Vuong (2017)

menunjukkan bahwa penggunaan Kahoot memiliki pengaruh dalam

menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan menarik sehingga

Page 19: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

5

memotivasi dalam kinerja akademik dan hasilnya memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap nilai ulangan.

Pada penelitian Ismail & Mohammad (2017) menemukan bahwa

Kahoot mampu membuat siswa lebih fokus dalam belajar dan dapat

menyesuaikan berbagai gaya belajar. Berdasarkan pengamatan Wang &

Lieberoth (2016) membuktikan bahwa penggunaan audio dan visual di Kahoot

memiliki dampak yang besar pada dinamika kelas dalam hal interaksi, respon,

semangat, dan lingkungan yang lebih interaktif.

Berdasarkan kondisi diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN

KIMIA TERHADAP KUIS BERBASIS PLATFORM ONLINE SEBAGAI

MEDIA EVALUASI BELAJAR”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa masih belum memanfaatkan internet secara maksimal dalam

mendukung pendidikannya.

2. Perguruan tinggi perlu melakukan dan menerapkan inovasi dan terobosan

baru berbasis IPTEK yang melibatkan dosen didalamnya.

3. Dosen atau guru belum memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pembelajaran secara maksimal.

C. Pembatasan Masalah

Peneliti hanya membatasi masalah pada persepsi mahasiswa

pendidikan kimia terhadap kuis berbasis platform online sebagai media

evaluasi belajar. Adapun poin-poin pembatasan masalahnya adalah sebagai

berikut:

1. Pengalaman dan pandangan mahasiswa terhadap kuis berbasis platform

online.

Page 20: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

6

2. Objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Kimia semester

4 angkatan 2017 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ruang lingkup belajar adalah penggunaan platform online pada kelas

Kimia Analitik 2.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa

pendidikan kimia terhadap kuis berbasis platform online sebagai media

evaluasi belajar?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui persepsi mahasiswa pendidikan kimia terhadap kuis berbasis

platform online sebagai media evaluasi belajar.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua

kalangan, diantaranya:

1. Bagi Dosen, Guru dan calon Guru

Memberikan informasi tentang pemanfaatan media evaluasi belajar

berbasis teknologi dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

penilaian dalam pembelajaran yang dapat dikembangkan dengan materi-

materi yang beragam.

2. Bagi Program Studi Pendidikan Kimia

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif dalam

pengambangan model pendekatan penilaian.

Page 21: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

7

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam pemanfaatan media

evaluasi belajar berbasis teknologi dan dapat dijadikan rujukan untuk

penelitian berikutnya.

Page 22: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang sangat penting

dalam kehidupan sosial manusia, untuk merespon berbagai aspek dan

gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas,

yang menyangkut dalam bidang internal maupun eksternal. Berbagai ahli

telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada

prinsipnya mengandung makna yang sama.

Dalam kamus psikologi, persepsi berasal dari kata “perception”

yang merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengingat atau

mengidentifikasikan sesuatu hal (Drever, 1986, hlm. 338). Menurut

(Atkinson, Richard, & Ernest, 1983, hlm. 201) Persepsi merupakan sebuah

proses mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus yang terdapat di

dalam lingkungan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2012) persepsi adalah sebuah tanggapan (penerimaan) langsung dari

sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal yang didapatkan

melalui panca inderanya. Menurut Thoha (2010, hlm. 141-142) persepsi

adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap individu dalam memahami

informasi tentang lingkungannya dengan inderanya, baik lewat

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Hal ini

berarti alat pengindera yang mengawali proses persepsi. Proses individu

mengenali objek-objek dengan alat inderanya sehingga individu tersebut

menyadari apa yang ia lihat, dengar, dan apa yang ia rasa, kemudian proses

persepsi itu berlangsung.

Menurut Zainal (2017, hlm. 236) Persepsi adalah suatu proses yang

dilalui oleh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-

kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan yang telah

Page 23: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

9

mereka rasakan melalui panca inderanya. Sedangkan menurut Sarwono

(1996, hlm. 39) persepsi adalah kemampuan individu untuk membeda-

bedakan, mengelompokkan, dan memfokuskan perhatian yang ia dapatkan

pada suatu objek. Persepsi merupakan proses seseorang mengatur dan

mengiterpretasikan kesan-kesan sensoris yang mereka dapatkan, serta

memberikan arti bagi lingkungan mereka atau secara singkat dapat disebut

juga sabagai proses penilaian seseorang terhadap objek tertentu sehigga

menghasilkan sebuah persepsi (Kuswana, 2011, hlm. 220). Menurut

Sanjaya (2016, hlm. 96) Persepsi adalah proses pemberian makna terhadap

sensasi yang diterima dari lingkungannya. Persepsi mengubah sensasi yang

diterima menjadi sebuah informasi. Dengan melakukan persepsi, manusia

memperoleh pengetahuan dari pertukaran data yang ia miliki terhadap apa

yang mereka rasakan.

Berdasarkan dari berbagai pengertian di atas, persepsi menurut

peneliti yang dimaksud adalah proses individu dalam memahami dan

menilai segala bentuk informasi yang didapat dari orang lain maupun

lingkungannya melalui panca indra baik lewat penglihatan, pendengaran,

penghayatan, perasaan, dan penciuman untuk memberikan makna dan

pendapat bagi lingkungannya.

a. Komponen Persepsi

Baron dan Byrne menyatakan bahwa terdapat tiga aspek yang

dapat membangun sebuah persepsi, yaitu:

a) Komponen kognitif (perseptual), yaitu komponen yang

berhubungan dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan

seseorang terhadap sebuah objek.

b) Komponen afektif (emosional), yaitu komponen yang berkaitan

rasa senang yang positif atau tidak senang yang negatif pada suatu

objek.

Page 24: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

10

c) Komponen konatif (perilaku), yaitu komponen yang berkaitan

dengan kecenderungan seseorang dalam bertindak terhadap suatu

objek (Kuswana, 2011, hlm. 57).

b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Dalam persepsi, terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi seseorang dalam menimbulkan persepsinya pada suatu

hal atau objek. Menurut Rakhmat (2008, hlm. 52-58) terdapat 3 faktor

yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:

a) Perhatian

Perhatian terjadi apabila kita berkonsentrasi pada salah satu

indera dan mengesampingkan indera yang lain. Perhatian memiliki

faktor eksternal dalam penarik perhatian dan faktor internal dalam

menaruh perhatian.

b) Faktor Fungsional

Faktor fungsional terjadi berdasarkan kebutuhan individu,

pengalaman dari masa lampau, serta hal-hal lain yang dapat

didefinisikan sebagai faktor-faktor kebutuhan personal.

c) Faktor Struktural

Faktor struktural terjadi karena sifat stimulus dari fisik dan

efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu dan bias

terjadi secara tidak sadar maupun sadar.

Selain ketiga faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor

psikologis yang dapat mempengaruhi seorang individu dalam

menghasilkan sebuah persepsi, faktor- faktor tersebut ialah:

a) Kebutuhan

Ketika seseorang membutuhkan memiliki ketertarikan, atau

menginginkan suatu hal, kita akan dengan mudah mempersepsikan

hal tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Page 25: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

11

b) Kepercayaan

Sesuatu yang kita anggap benar akan mempengaruhi

interpretasi kita terhadap sebuah sinyal sensorik yang ambigu.

c) Emosi

Emosi dapat mempengaruhi interpretasi kita mengenai suatu

informasi sensorik suatu hal, misalnya seperti rasa ketakutan dan

kecemasan.

d) Ekspektasi

Pengalaman seseorang dimasa lampau juga akan

mempengaruhi seseorang untuk mempersepsikan sesuatu (Wade

dan Travis, 2007, hlm. 228).

Sedangkan menurut Shaleh (2004, hal. 112), faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi persepsi antara lain:

a) Indra kita tidak memberikan respon terhadap aspek yang ada dalam

lingkungan.

b) Manusia sering kali melakukan persepsi rangsangan-rangsangan

yang pada kenyataannya tidak ada.

c) Persepsi seseorang tergantung dari apa yang ia harapkan dan

tergantung dari pengalaman masa lalu serta adanya motivasi.

Menurut Zainal dkk (2017, hlm. 328) Persepsi juga dapat dipengaruhi

oleh faktor-faktor dari dalam, seperti; belajar, motivasi, dan kerpibadian.

Perbedaan persepsi pun menurut Sawarsono (2013, hlm. 103-106) terjadi

karena dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya perhatian, kesiapan

mental, kebutuhan, sistem nilai, tipe kepribadian, dan gangguan kejiwaan.

2. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis, kompleks dan

berkelanjutan dengan tujuan menentukan kualitas nilai atau arti dari

sesuatu, berdasarkan hasil dari pertimbangan dan kriteria tertentu dalam

rangka pembuatan keputusan bersama (Arifin, 2014, hlm. 5). Menurut

Hamali (2014, hlm. 159) Evaluasi hasil belajar adalah kegiatan pengukuran

Page 26: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

12

berupa pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran dan

pertimbangan untuk membuat keputusan secara menyeluruh. Komite Studi

Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) atau

UCLA menyatakan bahwa evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan

memilih, mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang

dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan

program selanjutnya agar dapat dipertanggungjawabkan (Widoyoko, 2015,

hlm. 4).

Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

evaluasi Pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan

penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen Pendidikan pada

setiap jalur, jenjang dan jenis Pendidikan sebagai bentuk pertanggung

jawaban penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan menurut BSNP evaluasi

adalah pengambilan keputusan terhadap ketuntasan belajar peserta didik

dan efektifitas proses pembelajaran (Arifin, 2014, hlm. 52). Evaluasi

merupakan suatu proses pemberian makna, arti, nilai dan kualitas tentang

suatu objek yang di evaluasi atau penyusunan suatu keputusan tentang

suatu objek berdasarkan penilaian yang telah disepakati (Yusuf, 2015, hlm.

21). Secara umum evaluasi yaitu proses mencari data atau informasi

mengenai suatu objek atau subjek yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengambil keputusan terhadap objek atau subjek tersebut (Sukardi, 2015,

hlm. 2-3).

Jadi dapat ditarik kesimpulan evaluasi merupakan suatu proses

pemberian makna yang sistematis dan berkelanjutan untuk menetukan

kualitas nilai atau arti dari sesuatu objek, berdasarkan dari pertimbangan

dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan terhadap

ketuntasan belajar peserta didik dan efektifitas proses pembelajaran.

Page 27: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

13

a. Alat Evaluasi

Alat secara umum memiliki arti sebagai sesuatu yang dapat

digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas

untuk mencapai tujuan secara lebih mudah, efektif dan efisien. Kata

“alat” dapat disebut juga dengan istilah “instrument”. Dengan demikian

alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi (Arikunto, 2013

hlm. 40). Hal ini dikatakan Sugiyono (2017, hlm. 92) instrumen

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan melalui

pengukuran.

Evaluasi dalam pendidikan dibedakan menjadi tiga yaitu: (1)

evaluasi pembelajaran, digunakan untuk menentukan tingkatan materi

pembelajaran yang dikuasai oleh peserta didik; (2) evaluasi program

digunakan untuk menentukan tingkat ketercapaian program terhadap

tujuan yang telah diterapkan; (3) evaluasi sistem digunakan untuk

menentukan tingkat ketercapaian lembaga dan komitmen

kepemimpinan pengelolanya terhadap tujuan pokok dan fungsi

Lembaga tersebut (Sukardi, 2015, hlm. 3). Untuk mendapatkan data

evaluasi, pengajar bisa menggunakan cara melalui teknik nontes dan

tes, sebagai berikut:

1) Teknik Nontes

(a) Skala Bertingkat (rating scale)

Dalam bahasa inggris rate artinya angka atau nilai to rate

artinya memberikan sebuah angka atau nilai yang berupa angka.

Dalam pengertian harfiah rating scale artinya skala angka atau

skala nilai dengan rating adalah suatu klasifikasi menurut urutan

tingkatan atau ranking (Wirawan, 2012, hlm. 195). Skala

menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka terhadap suatu

hasil pertimbangan (Arikunto, 2013, hlm. 41).

Page 28: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

14

(b) Kuesioner

Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus

diisi oleh orang yang akan diukur dalam penelitian (Arikunto,

2013, hlm. 42). Kuesioner memiliki banyak kelebihan

diantaranya: (a) dapat dibuat dan digandakan dengan biaya yang

cukup murah; (b) dapat digunakan secara cepat dan praktis; (c)

dapat menjangkau responden dalam jumlah besar; (d) dapat

mencapai wilayah pelaksanaan program atau proyek yang akan

dievaluasi (Sukardi,2015, hlm. 82). Sedangkan kelemaannya

yakni (a) ada kemungkinan angket diisi orang lain; (b) hanya

diperuntukan bagi yang dapat melihat; (c) responden hanya

menjawab berdasarkan jawaban yang ada karena sistemnya

sudah terstruktur (Arifin, 2014, hlm. 228).

(c) Daftar Cocok (check list)

Daftar cocok adalah deretan peryataan yang biasanya di

singkat-singkat, dimana responden yang di evaluasi tinggal

memberikan tanda (check list) pada kolom yang sudah

disediakan oleh peneliti (Arikunto, 2013, hlm. 43). Daftar check

list memiliki banyak kelebihan, antara lain (a) dapat membantu

dalam mengingat-ingat apa saja yang harus diamati; (b) dapat

memberikan informasi kepada Stakeholder. Namun demikian,

evaluator harus tetap waspada kemungkinan perilaku penting

yang belum tercakup di dalam daftar cek, karena itu jangan

terlalu kaku dengan apa yang sudah tertulis pada daftar cek

tersebut, sehingga perlu pemeriksaan yang lebih teliti (Arifin,

2014 hlm. 242).

(d) Wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu metode atau prosedur yang

digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan

Page 29: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

15

cara tanya-jawab sepihak (Arikunto, 2013, hlm. 44). Teknik

wawancara pada umumnya digunakan oleh para evaluator

dengan tujuan untuk mendapatkan data atau informasi evaluatif

yang langsung diperoleh dari responden yang dinilai (Sukardi,

2015, hlm. 82).

(e) Pengamatan (observation)

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik atau

kegiatan yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

secara teliti serta pencatatan secara sistematis pada suatu objek

(Arikunto, 2013, hlm. 45). Observasi dapat menjaring data dan

informasi dengan berbagai macam jenisnya, sangat mendalam

dan dalam proses terjadinya suatu fenomena (Wirawan, 2012,

hlm. 200).

(f) Riwayat Hidup

Riwayat hidup adalah gambaran mengenai keadaan

seseorang selama masa kehidupannya. Dengan mempelajari

riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu

kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek

yang dinilai sehingga tidak ada kesalahan yang diperoleh pada

subjek evaluasi (Arikunto, 2013, hlm. 46).

2) Teknik Tes

(a) Tes diagnostik

Penilaian ini digunakan untuk mengetahui kelebihan dan

kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan

perlakuan yang tepat. Penilaian jenis ini berfungsi untuk

mengetahui masalah-masalah seperti kesulitan dalam belajar

yang dialami oleh siswa. Apabila alat yang digunakan dalam

penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat

Page 30: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

16

hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa dan faktor-

faktor penyebab terjadinya hal tersebut. Melakukan penilaian

ini, sebenarnya guru diagnosis siswa untuk mengetahui

kelebihan dan kelemahannya (Arikunto, 2013 hlm. 19). Dengan

demikian guru dapat membantu dalam mengatasi kesulitan atau

hambatan yang dialami oleh siswa ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran pada suatu bidang studi atau keseluruhan program

pengajaran yang dilakukan di sekolah (Sudaryono, 2014, hlm.

24)

(b) Tes formatif

Formatif berasal dari kata form yang merupakan dasar

dari istilah “formatif” berarti “bentuk” sehingga evaluasi

formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta

didik telah terbentuk setelah mengikuti suatu program

pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Penilaian formatif

diberikan pada awal dan akhir dari setiap programnya

(Arikunto, 2013 hlm. 50).

Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau

kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar

berlangsung, untuk memberikan umpan balik atau feedback

bagi penyempurnaan program pembelajaran, serta untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih perlu diperbaiki,

sehingga hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran

menjadi lebih baik. Soal-soal dalam penilaian formatif ada yang

mudah dan ada pula yang sukar, tergantung pada tugas-tugas

belajar (learning task) dalam program pembelajaran yang akan

dinilai. Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk

memperbaiki proses pembelajaran, bukan untuk menentukan

tingkat kemampuan peserta didik. penilaian formatif

Page 31: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

17

sesungguhnya merupakan penilaian acuan patokan (criterion-

reference assessment) (Arifin, 2014 hlm. 35).

Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan

informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi sebagai

dasar pengembangan selanjutnya (Abdulhak & Darmawan,

2015, hlm. 202). Tes formatif juga sering disebut dengan pretest

atau tes awal program dan posttest atau tes akhir program

(Arikunto, 2013 hlm. 50). Pretest yaitu tes yang diberikan

sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui

sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran

(pengetahuan atau keterampilan) yang akan diajarkan.

Sedangkan penjelasan posttest yaitu tes yang diberikan pada

setiap akhir program satuan pengajaran. Tujuan post test ialah

untuk mengatahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap

bahan pengajaran (pengetahuan maupun keterampilan) setelah

mengalami suatu kegiatan belajar (Purwanto, 1986, hlm. 36).

Dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki

program pengajaran dan strategi pelaksanaannya (Sudjana,

2009, hlm. 5).

Manfaat penilaian formatif yaitu sebagai berikut:

1. Pendidik dan peserta didi dapat megetahui tingkat

penguasaan materi serta kelemahan dan unit-unit yang

belum dikuasai sehubungan dengan materi pelajaran yang

sudah diberikan.

2. Dapat mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dan

meramalkan seberapa jauh peserat didik akan berhasil

dalam assessment sumatif.

3. Dapat meramalkan berhasil/ tidaknya suatu program yang

diberikan kepada peserta didik.

Page 32: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

18

4. Sangat bermanfaat dalam merencanakan dan menetapkan

topik-topik atau unit belajar.

5. Memberikan umpan balik kepada pendidik dan peserta

didik.

6. Memberi penguatan bagi peserta didik perbaikan dan

penyempurnaan kegiatan pendidikan dan atau

pembelajaran (Yusuf, 2015 hlm. 28-31).

(c) Tes sumatif

Istilah "sumatif" berasal dari kata "sum" yang berarti

"total obtained by adding together item, number or amounts".

Penilaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan apabila

satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran

dianggap telah selesai. Dengan demikian ujian akhir semester

dan Ujian Nasional termasuk ke dalam penilaian sumatif.

Penilaian sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui

apakah peserta didik sudah menguasai standar kompetensi yang

telah ditetapkan atau belum. Tujuan penilaian sumatif adalah

untuk menentukan nilai angka berdasarkan tingkat hasil belajar

peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor.

Hasil penilaian sumatif juga dapat dimanfaatkan untuk

perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan. (Arifin,

2014 hlm. 36).

Tes sumatif dilakukan untuk memperoleh data atau

informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar

siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama

jangka waktu tertentu (Purwanto, 2012, hlm. 26), dan sebagai

laporan pertanggungjawaban pelaksanaan proses pembelajaran

(Sukardi, 2011, hlm. 58). Evaluasi jenis ini umumnya

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program

Page 33: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

19

berhasil diterapkan, Sebagaimana yang diketahui bahwa

keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu

faktor guru, metode pembelajaran, kirikulum, sarana, dan

sistem administrasi yang berlangsung dalam proses

pembelajaran (Sudaryono, 2014, hlm. 24). Penilaian sumatif

dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan,

akhir semester, dan akhir tahun. Penilaian ini berorientasi pada

produk bukan proses (Sudjana, 2009, hlm. 5). Penilaian sumatif

termasuk penilaian yang menggunakan pendekatan acuan

norma (norm-referenced assessment), yaitu membandingkan

kemampuan peserta didik dengan teman sekelompoknya.

Cakupan materinya lebih luas dan soal-soalnya meliputi dari

tingkat mudah, sedang dan sulit (Arifin, 2014, hlm. 36).

Manfaat dari penilaian sumatif yaitu:

1. Untuk menentukan nilai atau untuk menentukan kedudukan

seorang anak diantara teman-temannya (grading).

2. Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya

mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya.

3. Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan

berguna bagi orang tua siswa, pembimbing, sekolah, dan

pihak yang bersangkutan (Arikunto, 2013 hlm. 54-55).

(d) Perbandingan antara tes formatif dan tes sumatif

(1) Ditinjau dari fungsinya

• Tes formatif sebagai umpan balik bagi siswa, guru

maupun program untuk menilai pelaksanaan satu unit

program.

• Tes sumatif untuk memberikan tanda kepada siswa

bahwa telah mengikuti suatu program serta menentukan

Page 34: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

20

posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan

kawannya dalam kelompok.

(2) ditinjau dari waktu

• Tes formatif selama pelajaran berlangsung untuk

mengetahui kekurangan agar pelajaran dapat

berlangsung sebaik-baiknya.

• Tes sumatif pada akhir unit caturwulan semester akhir

tahun atau akhir Pendidikan.

(3) Ditinjau dari titik berat

• Penilaian tes formatif menekankan pada tingkah laku

kognitif.

• Tes sumatif pada umumnya menekankan pada tingkah

laku kognitif tetapi Adakalanya pada tingkah laku

psikomotor dan kadang-kadang pada afektif akan tetapi

walaupun menekankan pada tingkah laku kognitif yang

diukur adalah tingkatan yang lebih tinggi (bukan sekedar

ingatan atau hafalan saja).

(4) Ditinjau dari alat evaluasi

• Tes formatif tes prestasi belajar yang tersusun secara

baik.

• Tes sumatif tes ujian akhir.

(5) Ditinjau dari cara memilih tujuan yang dievaluasi

• Tes formatif mengukur semua tujuan instruksional

khusus.

• Tes sumatif mengukur tujuan instruksional umum.

Page 35: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

21

(6) Ditinjau dari tingkat kesulitan tes

• Tes formatif belum dapat ditentukan.

• Tes sumatif rata-rata mempunyai tingkat kesulitan

(indeks kesukaran) antara 0,35 hingga 0,70. ditambah

beberapa soal yang sangat mudah dan beberapa lagi yang

sangat sukar.

(7) Ditinjau dari skoring (cara memberikan skor)

• Tes formatif menggunakan standar mutlak (criterion-

referenced).

• Tes sumatif kebanyakan menggunakan standar relatif

(norm referenced) tetapi dapat pula dipakai standar

mutlak (criterion referenced).

(8) Ditinjau dari tingkat pencapaian

Tingkat pencapaian adalah skor yang harus dicapai

siswa dalam setiap tes. tingkat pencapaian ini tidaklah sama.

tinggi rendahnya tuntutan terhadap tingkat pencapaian

tergantung dari fungsi dan tujuan masing-masing tes.

• Tes formatif ditinjau dari tujuan, tes formatif digunakan

untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai tujuan

instruksional umum yang diuraikan menjadi tujuan

instruksional khusus.

Dalam sistem pendidikan yang lama tidak ada tuntunan

terhadap pencapaian TIK namun dalam tahun 1975

dengan keluarnya kurikulum tahun 1975 dan modul,

tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75%. siswa

yang belum mencapai 75% dari skor yang diharapkan

diwajibkan menempuh kegiatan perbaikan (remedial

Page 36: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

22

program) hingga siswa yang bersangkutan lulus dalam

tes, yang artinya siswa tersebut telah mencapai skor 75%

dari skor maksimal yang diharapkan.

• tes sumatif sesuai dengan fungsi tes sumatif, yaitu

memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka telah

mengikuti suatu program dan untuk menentukan posisi

kemampuan siswa dibandingkan dengan kawan dalam

kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu tuntutan

harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai. Namun

demikian tidak berarti bahwa tes sumatif tidak penting.

perlu diingat bahwa tes sumatif ini dilaksanakan pada

akhir program, berarti nilainya digunakan untuk

menentukan kenaikan kelas atau kelulusan. secara

terpisah tidak ditentukan tingkat pencapaiannya, tetapi

secara keseluruhan akan dikenakan suatu norma tertentu

yaitu norma kenaikan kelas atau norma kelulusan.

(9) Ditinjau dari cara pencatatan hasil

• Tes formatif partisipasi tiap siswa dilaporkan dalam

bentuk catatan, berhasil atau gagal menguasai suatu

tugas.

• Tes sumatif keseluruhan atau sebagian skor dari tujuan

tujuan yang dicapai (Arikunto, 2013 hlm. 59-63).

3. Bentuk-Bentuk Tes

Dilihat dari bentuknya, tes atau dengan sebutan populernya yaitu

kuis memiliki dua pembagian yaitu yang pertama tes subjektif yang terdiri

dari uraian bebas dan uraian terbatas. Sedangkan tes objektif tardiri dari

beberapa bentuk tes yaitu seperti bentuk pilihan benar-salah, pilihan ganda,

menjodohkan dan isian singkat.

Page 37: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

23

1) Tes Subjektif

Tes subjektif umumnya berupa tes uraian atau esai, yang dalam

literatur disebut juga essay examination. Secara umum tes uraian adalah

pertanyaan yang menuntut siswa untuk menjawabnya dalam bentuk

menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,

memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan

tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan Bahasa sendiri

(Sudjana, 2009, hlm. 35). Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan

belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau

uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata

seperti: uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan,

simpulkan, dan sebagainya. Soal yang berbentuk esai bisanya

jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 butir soal. Soal-soal bentuk

esai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir,

menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah

dimiliki, dengan kata lain tes ini menuntut peserta didik untuk dapat

mengingat-ingat, mengenali kembali dan mempunyai tingkat

kreativitas yang tinggi (Arikunto, 2013 hlm. 177).

2) Tes Objektif

Tes Objektif adalah tes yang dilakukan secara objektif dalam

pemeriksaannya. Hal ini memang dimaksudkan untuk mangatasi

kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Dalam penggunaan tes

objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak dari pada tes

esai (Arikunto, 2013 hlm. 179). Soal-soal bentuk objektif ini dikenal

dengan beberapa bentuk yakni, jawaban singkat, benar-salah,

menjodohkan, dan pilihan ganda. Soal-soal bentuk ini telah tersedia

kemungkinan-kemungkinan jawaban yang dapat dipilih oleh siswa,

kecuali bentuk jawaban singkat (Sudjana, 2009, hlm. 44).

Page 38: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

24

(1) Bentuk soal Jawaban singkat

Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang

menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau

simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah saja

(Sudjana, 2009, hlm. 44). Soal bentuk ini biasanya dikemukakan

dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, soal tersebut berupa

suatu kalimat tanya yang dapat dijawab dengan singkat, berupa

kata, frase, nama, tempat, nama tokoh, lambang dan lain-lain

(Arifin, 2014, hlm. 145).

(2) Bentuk soal benar-salah

Bentuk tes benar salah adalah pernyataan yang mengandung

dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Soal-soalnya

berupa pernyataan-pernyataan. Peserta didik diminta untuk

menentukan pilihannya mengenai pertanyaan-pertanyaan dengan

menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf

B jika pernyataan itu benar dan melingkari huruf S jika

pernyataannya salah menurut pendapatnya (Arikunto, 2013 hlm.

181). Salah satu fungsi bentuk soal benar salah adalah untuk

mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara

fakta dengan pendapat (Arifin, 2014, hlm. 136).

(3) Bentuk soal menjodohkan

Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok

pernyataan yang paralel. Kedua kelompok pernyataan ini berada

dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian

yang berisi soal-soal yang harus dicari jawabannya dan sebelah

kanan berupa pilihan jawabannya. Dalam bentuk yang paling

sederhana, jumlah soal sama dengan jumlah jawabannya, tetapi

sebaiknya jumlah jawaban yang disediakan dibuat lebih banyak

daripada soalnya karena hal ini akan mengurangi kemungkinan

Page 39: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

25

siswa menjawab benar dengan hanya menebak (Sudjana, 2009,

hlm. 47).

(4) Bentuk soal pilihan ganda

Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu

jawaban yang paling benar atau paling tepat dari beberapa opsi

yang disajikan (Sudjana, 2009, hlm. 48). Soal tes bentuk pilihan

ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajara yang lebih

kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan

ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban.

Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk

pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan yang belum

sempurna yang disebut stem, sedangkan pilihan jawaban itu

mungkin berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat dan sering

disebut option. Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar

atau yang paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan

kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh atau

distractor, tetapi memungkinkan seseorang dapat memilihnya

apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan di dalam soal

(Arifin, 2014, hlm. 138).

4. Platform Online

Platform online adalah pendorong kuat dalam inovasi dan

memainkan peran penting dalam masyarakat digital dan ekonomi eropa.

Platform online mencakup berbagai kegiatan termasuk pasar online, media

sosial, outlet konten kreatif, toko aplikasi, situs web perbandingan harga,

platform untuk ekonomi kolaboratif serta mesin pencari. Platform online

meningkatkan pilihan konsumen, meningkatkan efisiensi, daya saing

industri dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat (European, 2016).

Page 40: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

26

Platform online memiliki berbagi karakteristik utama, seperti

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi

interaksi antara pengguna, pengumpulan dan penggunaan data tentang

interaksi tersebut, dan efek jaringan. Efek jaringan ini membuat

penggunaan platform dengan sebagian besar pengguna paling berharga

bagi pengguna lain (European, 2016).

Meskipun aspek online cukup mudah, definisi untuk platform tidak

begitu jelas. Wakil presiden dari komisi Eropa telah mengamati

menurutnya "kami bahkan tidak memiliki satu definisi platform yang

diterima oleh semua orang, kami memiliki ratusan definisi yang baik. Jadi

ketika orang yang berbeda berbicara tentang platform, mereka memiliki

pemahaman yang sama sekali berbeda”. Insinyur perangkat lunak

misalnya, dapat menganggap platform sebagai seperangkat teknologi atau

antarmuka umum yang tersedia untuk pengguna yang membangun

sesuatu, bagi mereka platform termasuk sistem operasi untuk komputer

atau telepon seluler. Kemudian misalnya menurut pedagang, di sisi lain

pedagang dapat menganggap platform hanya sebagai forum yang nyaman

di mana produk dan layanan dibeli dan dijual, bagi mereka platform online

dapat mencakup semua e-commerce, pada saat yang sama sejumlah

lembaga hukum telah mengajukan definisi hukum yang berbeda dalam

konteks intervensi peraturan yang khusus (OECD, 2019).

Platform online yang dimaksud dalam hal ini adalah alat atau

media berbasis online yang dapat membantu mahasiswa dalam

mempermudah pembelajaran terutama dalam membantu evaluasi belajar

yang dilakukan di dalam kelas. Platform online dalam membantu evaluasi

belajar yaitu berupa model kuis yang dapat digunakan baik ketika sebelum

memulai kelas ataupun setelah kelas berakhir sebagai evaluasi hasil belajar

yang telah dipelajari. Terdapat berbagai macam kuis yang berbasis

platform online yang dapat digunakan oleh para dosen dan guru seperti

berikut ini:

Page 41: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

27

a. Kahoot

Kahoot adalah platform pembelajaran berbasis permainan kuis

yang digunakan oleh jutaan siswa diberbagai negara untuk

menemukan, membuat, memainkan, dan berbagi permainan

pembelajaran yang menyenangkan. Kahoot banyak digunakan di

sekolah-sekolah, universitas, kantor perusahaan, lembaga sosial,

olahraga, kegiatan kebudayaan dan lain-lain. Baik tenaga pengajar

dan peserta didik, Kahoot membantu memperkenalkan, mengulas, dan

mempertahankan pengetahuan dengan cara yang menyenangkan,

interaktif, dan menarik, baik di kelas maupun sebagai pekerjaan

rumah. Misi Kahoot Adalah membuat belajar menjadi luar biasa

dalam berbagai konteks (Kahoot, 2019).

Kahoot merupakan aplikasi pembelajaran paling populer di

pasar. Ini berjalan pada perangkat apa pun yang memiliki browser

web. Kahoot juga memiliki aplikasi demo pada android. Poin paling

penting bagi Kahoot adalah bahwa jawaban ditampilkan hanya pada

proyektor bukan pada perangkat siswa. Siswa harus menonton

proyektor untuk pertanyaan dan mereka dapat memilih jawaban dari

menggunakan gambar atau warna pada perangkat mereka (Kahoot,

2019).

b. Quizizz

Quizizz merupakan platform online berupa pemainan kuis

yang digunakan dalam membantu proses pembelajaran. Quizizz ini

sudah ada sejak tahun 2015 yang dibangun oleh Ankit dan Deepak

yang merupakan guru matematika di sebuah sekolah disalah satu kota

di India. Quizizz telah mendukung jutaan siswa di lebih dari 100

negara. Quizizz memiliki misi yaitu untuk memotivasi setiap siswa.

Sudah lebih dari 10 juta siswa yang menggunakan Quizizz, dan

sebanyak 500 juta pertanyaan terjawab setiap bulannya. 1 dari 2

sekolah di Amerika menggunakan metode kuis (Quizizz, 2020).

Page 42: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

28

Quizizz adalah aplikasi pendidikan berbasis permainan, yang

menghadirkan aktivitas multipemain ke ruang kelas dan menjadikan

latihan di kelas interaktif dan menyenangkan. Menggunakan Quizizz,

siswa dapat melakukan latihan di dalam kelas pada perangkat

elektronik mereka. Tidak seperti aplikasi pendidikan lainnya, Quizizz

memiliki karakteristik permainan seperti avatar, tema, meme, dan

musik yang menghibur dalam proses pembelajaran. Quizizz juga

memungkinkan siswa untuk bersaing satu sama lain dan memotivasi

mereka untuk belajar. Siswa mengambil kuis pada saat yang sama di

kelas dan melihat peringkat langsung mereka di LCD proyektor.

Instruktur dapat memantau proses kegiatan dan mengunduh laporan

ketika kuis selesai untuk mengevaluasi kinerja siswa (Zhao, 2019).

c. Socrative

Socrative adalah salah satu sistem respons online siswa paling

populer yang memberdayakan para tenaga pendidik untuk melibatkan

siswa dalam kegiatan kelas. Socrative menyediakan platform bagi

tenaga pendidik untuk menghasilkan pertanyaan kuis, melihat prestasi

atau skor siswa, dan memantau respon dan kemajuan siswa secara real

time. Socrative ini dapat digunakan di mana saja dan kapan saja. Ini

memfasilitasi pembelajaran dan memungkinkan tenaga pendidik

untuk mendapatkan umpan balik untuk meningkatkan pengajaran

(Mohamad, Lestari, Zahidi, & Matore, 2019).

Kaya dan Balta (2016) menyatakan bahwa Socrative adalah

alat yang tepat, yang dapat diintegrasikan oleh tenaga pendidik ke

dalam kelas bahasa Inggris mereka untuk mencapai hasil belajar dan

mengajar yang lebih baik. O'Keeffe (2012) menyoroti beberapa

manfaat menggunakan sistem respons siswa. Menurutnya, ini

menyediakan platform bagi pendidik untuk menghasilkan pertanyaan

kuis, melihat skor siswa, dan memantau respons dan kemajuan siswa.

Ini memungkinkan siswa untuk secara kognitif memproses pertanyaan

yang diajukan oleh guru (Awedh et al., 2014). Ini memungkinkan

Page 43: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

29

siswa untuk memberikan umpan balik dan tanggapan terhadap

pertanyaan dan kuis sebagai kegiatan bahasa selama kuliah (Dervan,

2014).

d. Quizlet

Quizlet merupakan perangkat pembelajaran daring atau

platform online yang dikembangkan oleh seorang siswa sekolah

menengah atas di California yang bernama Andrew Sutherland. Ide

pengembangan perangkat ini berasal dari pengalaman pribadinya

ketika diminta untuk mengingat 111 nama-nama hewan oleh guru

bahasa Perancis. Hadirnya Quizlet sebenarnya tidak terhitung baru

karena perangkat ini mula-mula dirancang pada tahun 2005, namun

kemudian dirilis ke publik pada bulan Januari 2007 dalam bentuk

website. Selanjutnya, pada bulan Agustus 2012 Quizlet dirilis dalam

bentuk aplikasi mobile untuk iOS yang kemudian setahun berikutnya

disusul aplikasi untuk Android pada bulan Agustus 2013 (Aribowo,

2015).

Melalui aplikasi ini, pengguna dapat membuat serangkaian set

kartu yang dapat diisi pada kedua sisinya. Untuk versi gratis pengguna

hanya dapat menambahkan isian berupa teks, namun untuk versi

berbayar dapat menambahkan gambar dan rekaman suara. Selain

dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kosa kata, Quizlet juga dapat

mendukung self-direct learning, khususnya untuk para siswa.

Pengguna dapat memanfaatkan set kartu yang telah dibuatnya sebagai

latihan penulisan ejaan yang benar, tes pilihan ganda, permainan

mencocokkan, dan lain sebagainya (erickunto, 2015).

e. Quizalize

Quizalize adalah alat berbasis web yang memungkinkan guru

mengumpulkan dan melacak data khusus siswa yang dihasilkan secara

otomatis oleh platform zzish untuk mempersonalisasi instruksi.

Platform ini pada dasarnya membawa guru virtual ke kelas yang

menganalisis data siswa secara otomatis untuk instruktur. Ini sangat

Page 44: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

30

mirip dengan aplikasi Quizizz yang populer tetapi yang membedakan

dirinya yaitu "mode penguasaan" dan format pengumpulan datanya.

Gratis mendaftar dan menerapkan hingga 6 kelas dan jumlah siswa

yang tidak terbatas. Ada opsi harga lain yang tersedia untuk sekolah

atau kelompok guru. Setelah kelas diatur, kode yang dihasilkan tetap

sama selamanya. Dengan asisten langsung tersedia di obrolan,

pertanyaan dengan cepat dijawab (Ettzevoglou, 2018).

Quizalize ini dapat digunakan pada perangkat iOS dan

Android atau melalui website. Guru dapat membuat konten mereka

sendiri atau mencari kuis yang dibuat oleh orang lain di Perancis,

Spanyol, Italia, Jerman, Cina, dan Korea misalnya. Kuis tersedia

dalam berbagai pilihan, perebutan huruf, dan pencocokan dengan

gambar untuk beberapa nama. Setiap kuis dari platform zzish ini

memberikan siswa umpan balik langsung yang dihasilkan dari kuis

mereka selama dan setelah kegiatan. Untuk guru yang membuat set di

Quizlet, dengan beberapa klik, set Quizlet dapat diimpor ke Quizalize.

Guru dapat menyesuaikan pengaturan untuk membuat kompetisi atau

siswa dapat memainkan pertandingan melawan komputer. Guru juga

dapat mengatur berapa kali siswa dapat mengikuti kuis yang sama.

Jika diatur ke mode penguasaan, siswa akan mengulang pertanyaan

yang tidak terjawab berulang-ulang sampai dijawab dengan benar

(Ettzevoglou, 2018).

Dari beberapa platform online yang dijelaskan di atas, Platform

online Kahoot yang dipilih peneliti untuk digunakan dalam penelitian,

dikarenakan Kahoot menjadi Platform online yang paling popular dan juga

disesuaikan dengan mata kuliah dan dosen yang mengajarnya. Berikut

penjabaran Platform online Kahoot secara lebih rincinya.

1) Kahoot

Kahoot adalah platform pembelajaran berbasis permainan yang

digunakan setiap hari oleh jutaan orang di seluruh dunia untuk

Page 45: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

31

menemukan, membuat, memainkan, dan berbagi permainan

pembelajaran yang menyenangkan. Kahoot banyak digunakan di

sekolah-sekolah, universitas, kantor perusahaan, lembaga sosial,

olahraga, kegiatan kebudayaan dan lain-lain. Untuk tenaga pengajar

dan peserta didik, Kahoot membantu memperkenalkan, mengulas, dan

mempertahankan pengetahuan dengan cara yang menyenangkan,

interaktif, dan menarik, baik di kelas maupun sebagai pekerjaan rumah.

Misi Kahoot Adalah membuat belajar menjadi luar biasa dalam semua

konteks (Kahoot, 2019).

Sejak diluncurkan pada 2013, Kahoot telah melampaui 2 miliar

pengguna secara kumulatif. Pengguna Kahoot kebanyakan adalah

tenaga pengajar dan peserta didik. Pada 2019, lebih dari 50% tenaga

pengajar di Amerika Serikat mendaftar ke platform ini untuk

menjadikan pembelajaran di sekolanya menjadi lebih menyenangkan,

menarik, dan memiliki pengaruh. Pada tahun yang sama, lebih dari 50%

peserta didik di Amerika Serikat menggunakan Kahoot (Kahoot, 2019).

Kahoot tersedia secara gratis dan merupakan platform pembelajaran

berbasis permainan real-time yang telah diterima luas secara global.

Hal ini memungkinkan tenaga pengajar untuk membuat permainan

berbasis kuis, survei, dan menjodohkan. Peserta didik dengan jawaban

benar dan tercepat akan berada pada posisi teratas, untuk setiap

pertanyaan tertera dan pemenang keseluruhan akan ditampilkan di akhir

sesi. Papan skor di akhir kuis akan menampilkan pemenangnya.

Keuntungan lain dari Kahoot adalah hasil data analisis deskriptif dapat

diunduh oleh pengguna untuk di evaluasi (Kahoot, 2019).

Kahoot mengadaptasi sistem “formative assessment” untuk

memantau progress setiap peserta didik dalam mencapai tujuan

pembelajaran, dan dapat mengetahui letak keunggulan dan kelemahan

peserta didik dalam setiap tujuan pembelajaran yang direpresentasikan

pada setiap pertanyaan kuis. Juga menyediakan pembelajaran yang

Page 46: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

32

lebih menantang serta membangun pengetahuan dasar peserta didik

dalam pembelajaran. Evaluasi dapat langsung diketahui dan

ditampilkan dengan mudah dan praktis karena bersifat paperless

(Utami, 2016). Kahoot memiliki dua alamat website yang berbeda yaitu

https://kahoot.com/ untuk tenaga pengajar dan https://kahoot.it/ untuk

peserta didik. Kahoot dapat diakses dan digunakan secara gratis,

termasuk semua fitur-fitur yang ada di dalamnya. Platform Kahoot

dapat digunakan untuk beberapa bentuk asesmen diantaranya kuis

online, survei, dan diskusi dimana ketiganya memiliki cara yang

bermacam-macam untuk dimainkan. Diperlukan koneksi internet untuk

dapat menggunakan platform ini. Kahoot dapat dimainkan secara

individu, dan juga secara berkelompok, tergantung kebutuhan dalam

pembelajaran (Rofiyarti & Sari, 2017).

a) Cara menggunakan Kahoot

Kahoot adalah platform pembelajaran berbasis permainan

gratis yang melibatkan siswa melalui permainan dalam bentuk kuis

yang dibuat oleh dosen atau guru. Mahasiswa tidak perlu memiliki

akun Kahoot untuk mengakses kuis. Sementara itu, untuk dapat

menggunakan Kahoot dan membuat soal, dosen atau guru perlu

mendaftar atau memiliki akun Kahoot terlebih dahulu melalui alamat

web Kahoot (www.getkahoot.com). Setelah membuat akun, Kahoot

dapat digunakan dosen atau guru untuk membuat permainan melalui

fitur yang tersedia seperti, kuis pilihan ganda, survei ataupun soal

menjodohkan. Pemain tidak membutuhkan akun untuk memainkan

Kahoot, yang dibutuhkan adalah smartphone, tablet, laptop atau

komputer dengan koneksi internet dan web browser. Mahasiswa

cukup memasukkan pin di tampilan aplikasi Kahoot maupun di web

browser melalui kahoot.it (Plump & LaRosa, 2017).

Ketika kuis telah dibuat dan Kahoot telah dilaunching, secara

otomatis akan diberikan PIN khusus oleh system. Jika browser telah

Page 47: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

33

dibuka, (mahasiswa) sebagai player akan masuk dalam web

http://getkahoot.com dan menginput PIN unik yang telah dibagikan

oleh dosen, setelah itu menginput nama pemain sebelum diarahkan

ke layar untuk memulai kompetisi kuis (Utami, 2016). PIN tersebut

hanya berlaku pada sesi ini, dan PIN baru akan dibuat untuk setiap

permainan berikutnya (Bicen & Kocakoyun, 2017).

Ketika keseluruhan nama pemain sudah muncul pada layar,

guru menekan “START” untuk memulai kuis. Selama game

berlangsung pertanyaan pilihan ganda akan ditampilkan dalam 4

pilihan jawaban dan masing-masing jawaban direpresentasikan pada

4 tombol yang berbeda bentuk dan warna pada masing-masing layar

device siswa. Siswa harus menekan salah satu button yang dianggap

benar. Permainan ini di desain agar pemain (mahasiswa) memiliki

fokus/ perhatian penuh ke layar utama untuk melihat pertanyaan dan

kemudian layar device mereka untuk menentukan jawaban. Hal ini

dapat membangun interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa.

Untuk setiap jawaban benar, jumlah poin berdasar pada kecepatan

siswa dalam menjawab setiap pertanyaan. Diakhir setiap pertanyaan,

siswa dapat langsung melihat skor nilai dan ranking pada layar

utama. Siswa dengan peringkat 5 besar akan ditampilkan pada layar

utama untuk mendorong kompetisi yang sehat pada keseluruhan

mahasiswa (Utami, 2016).

Page 48: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

34

Gambar 2. 1 User Interface Kahoot

Gambar 2. 2 Tampilan beranda setelah log in

Gambar 2. 3 Pilihan Permainan yang akan dibuat

Adapun langkah-langkah pembuatan dan penggunaan

Kahoot dapat dilihat dibawah ini:

Page 49: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

35

Gambar 2. 4 Tampilan pembuatan permainan kuis

Gambar 2. 5 Tampilan setelah membuat tema kuis

Gambar 2. 6 Tampilan pembuatan soal kuis

Page 50: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

36

Gambar 2. 7 Pengaturan durasi waktu per pertanyaan

Gambar 2. 8 Soal yang telah dibuat dapat di edit, dilihat

kembali, dimulai untuk permainan dan dapat dibagi

Gambar 2. 9 Pilihan permainan untuk perorangan

atau grup

Page 51: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

37

Gambar 2. 10 Nomor pin yang digunakan untuk

mengikuti permainan

b) Kelebihan Kahoot

Menurut Plump dan La Rosa (2017) kelebihan dalam

menggunakan Kahoot di kelas sebagai berikut: (1) Kahoot sebagai

platform yang dapat diakses secara gratis, (2) Mudah dipelajari bagi

pengajar, (3) Proses yang dibutuhkan mahasiswa dalam mengakses

Kahoot sangat sederhana (tidak diperlukan pendaftaran akun atau

mengunduh aplikasi), (4) platform Kahoot kompatibel dengan

smartphone, tablet, atau komputer, (6) Hasilnya membantu pengajar

memberikan klarifikasi bila diperlukan, (7) pada platform Kahoot

terdapat musik dan warna yang menambah semangat dan energi

siswa, (8) Meningkatkan keterlibatan siswa didalam kelas, (9)

Pengajar dapat mengunduh, mengulas, dan menyimpan hasil kuis

siswa, (10) Siswa dapat mengikuti kuis beberapa kali, (11) pengajar

dapat membuat kuis, pertanyaan diskusi, atau survei, (12) pengajar

dapat menyesuaikan waktu yang diperlukan sesuai tingkat kesulitan

soal.

Kahoot menjadikan pembelajaran menyenangkan, mudah

digunakan, interaktif, dan membantu mahasiswa memahami mata

pelajaran dengan lebih baik (Ismail dan Muhammad, 2017). Kahoot

Page 52: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

38

dapat memberikan umpan balik langsung kepada siswa. Selain itu,

Kahoot juga membantu untuk menyelamatkan lingkungan dengan

tidak menggunakan kertas (Ramli, 2018).

c) Kekurangan Kahoot

Kahoot memiliki bebrapa kelemahan saat menerapkan di

kelas diataranya yaitu, Kahoot tidak dapat diterapkan ketika

mahasiswa atau kelas memiliki koneksi internet yang terbatas.

Menurut mahasiswa, mereka harus melakukan tes dengan tergesa-

gesa karena diberikan waktu tertentu untuk menjawab pertanyaan

(Ramli, 2018). kemudian Kahoot memiliki keterbatasan tidak dapat

menyederhanakan subjek yang kompleks (Ismail dan Muhammad,

2017). Adanya batasan jumlah karakter dalam pembuatan

pertanyaan dan tanggapan menjadi salah satu kekurangan, dan

pendidik tidak dapat mengajukan pertanyaan terbuka atau menerima

tanggapan terbuka (Plump dan La Rosa, 2017).

Dalam mengukur persepsi mahasiswa terhadap kuis berbasis

platform online sebagai media evaluasi belajar terdapat dua aspek yang

digunakan yaitu manfaat penggunaan Kahoot di dalam pembelajaran dan

pengaruh penggunaan Kahoot pada keterlibatan belajar mahasiswa. Aspek

manfaat penggunaan Kahoot di dalam pembelajaran dibagi menjadi empat

aspek yaitu fokus, motivasi, umpan balik dan pemahaman.

1) Fokus

Fokus adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti

konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2008, hlm.

170). Slameto (2002, hlm. 56) mengungkapkan fokud dalam belajar

merupakan pemusatan perhatian terhadap mata pelajaran dengan

mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan

pelajaran. Maka dari itu fokus merupakan salah satu aspek yang

mendukung siswa untuk mencapai prestasi yang baik dan apabila fokus

Page 53: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

39

ini berkurang maka dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun belajar

secara pribadi akan terganggu. fokus dipengaruhi oleh faktor

lingkungan (seperti suara, pencahayaan, temperatur dan desain belajar),

pergaulan, psikologi dan modalitas belajar. Faktor-faktor inilah yang

menentukan siswa dapat memproses setiap informasi (Tonienase,

2007). Menurut Slameto (2002, hlm. 57) seseorang yang sering

mengalami kesulitan untuk fokus disebabkan oleh kurang berminat

terhadap mata pelajaran yang dipelajari, terganggu oleh keadaan

lingkungan (bising, keadaan yang semrawut, cuaca buruk dan lain-

lain), pikiran kacau dengan banyak urusan atau masalah-masalah

kesehatan (jiwa dan raga) yang terganggu (badan lemah), bosan

terhadap pelajaran/sekolah dan lain-lain.

2) Motivasi

Motivasi menurut Syah (2010, hlm. 134) ialah “Keadaan

internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya

untuk berbuat sesuatu”. Motivasi belajar penting karena fungsinya

untuk mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar

(Hamalik, 2009, hlm. 156). Dalam proses pembelajaran, motivasi

merupakan salah satu asepek dinamis yang penting. Siswa yang kurang

berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi

karena tidak adanya motivasi untuk belajar (Sanjaya, 2016, hlm. 28).

Menurut Uno (2008, hlm. 23) motivasi dan belajar merupakan

dua hal yang saling memengaruhi. Hakikat motivasi yaitu: Dorongan

internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa

indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan

besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi

belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan

keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;

(3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan

dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6)

Page 54: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

40

adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor

yang mendorong peserta didik untuk belajar yang berasal dalam diri

peserta didik maupun luar peserta didik.

3) Umpan Balik

Menurut Ad Rooijakkers (1986, hlm. 11), berpendapat bahwa

umpan balik adalah mencari informasi sampai dimana murid mengerti

bahan yang telah dibahas. Selain itu murid diberi kesempatan untuk

memeriksa diri sampai dimana mereka mengerti bahan tersebut

sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum

lengkap.

Umpan balik yang dikemukakan oleh Silverius (1991, hlm. 148)

adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur

lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan

pencapaian hasil belajarnya. Menurut Arikunto (2013, hlm. 5) umpan

balik adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun

transformasi. Dalam hal ini output adalah lulusan yang kurang bermutu

atau yang belum memenuhi harapan sedangkan transformasi yang

dimaksud adalah segala hal yang dapat menunjang proses belajar

mengajar.

Sedangkan menurut Slameto (2002, hlm. 190) umpan balik

adalah informasi yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuannya

kearah pencapaian tujuan-tujuan pengajaran. Secara lebih konkrit

umpan balik diartikan memberitahu siswa mengenali hasil mereka

dalam suatu tes yang mereka kerjakan setelah mereka melakukan proses

pembelajaran. Umpan balik dapat diberikan kepada siswa untuk

mengatasi kesulitan belajar atau untuk meningkatkan prestasinya.

Nasution M.A (1992, hlm. 53) mengemukakan bahwa dengan cara

mengajar yang biasa guru tidak akan mencapai penguasaan tuntas oleh

murid, usaha guru itu harus dibantu dengan kegiatan umpan balik.

Page 55: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

41

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa unpan balik

berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar terdahulu yang

dievaluasi dengan suatu alat evaluasi. Hasil evaluasi tersebut

memberikan informasi mengenai sejauh mana penguasaan siswa

terhadap materi yang disajikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

4) Pemahaman

Pemahaman menurut Sudijono (2014, hlm. 50) adalah

kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu itu

diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui

tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Sedangkan

menurut Ngalim Purwanto (2012, hlm. 44) pemahaman adalah tingkat

kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti

atau konsep, situasi atau fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak

hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah

atau fakta yang ditanyakan. Maka operasionalnya dapat membedakan,

mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur,

menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi

contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.

Pemahaman berhubungan dengan kemampuan untuk

menjelaskan pengetahuan atau informasi yang telah diketahui dengan

kata-kata sendiri, sehingga siswa diharapkan dapat menerjemahkan dan

menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.

Kata kerja operasional pada level ini antara lain: menerjemahkan,

mengubah, generalisasi, menguraikan (dengan kata-kata sendiri),

menulis ulang (dengan kalimat sendiri), meringkas, membedakan,

mempertahankan, menyimpulkan, berpendapat dan menjelaskan

(Rosyada, 2004, hlm. 69). pemahaman lebih ditekankan pada jenjang

kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau

hafalan. pemahaman dapat dilihat dari pemberian uraian seorang

peserta didik yang lebih rinci tentang suatu konsep.

Page 56: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

42

Sedangkan aspek yang kedua yaitu pengaruh penggunaan Kahoot

pada keterlibatan belajar mahasiswa. Keterlibatan menurut Whitton (2010)

merupakan salah satu faktor yang berkontribusi dalam pengukuran manfaat

maupun kelebihan dari permaianan dalam pembelajaran. Benyon, Turner,

dan Turner dalam bukunya, keterlibatan dapat digambarkan sebagai

perhatian dengan semua kualitas pengalaman yang benar-benar menarik

orang kedalamnya, apakah ini perasaan didalam hati yang dirasakan

seseorang ketika membaca buku yang bagus, atau tantangan yang

dirasakannya ketika bermain permainan yang bagus, atau liputan drama

radio yang menarik. Terdapat lima sub aspek dalam melihat keterlibatan

belajar peserta didik diantaranya yaitu:

1) Tantangan

Tantangan adalah gagasan tentang suatu kegiatan yang

membutuhkan keterampilan, dengan aturan dan tujuan yang jelas, dan

dianggap dapat dicapai, tetapi tidak bersifat sementara.

2) Kontrol

Kontrol merangkum gagasan untuk dapat membuat pilihan dalam

kegiatan dan untuk tindakan yang memiliki umpan balik yang jelas,

adil, dan konsisten.

3) Terlibatan Secara Mendalam

Keterlibatan adalah suatu ide penyerapan dan konsentrasi pada suatu

kegiatan, kehilangan jejak waktu dan kehilangan kesadaran diri.

4) Ketertarikan

Ketertarikan adalah gagasan yang memiliki daya tarik atau daya

tarik intrinsik dengan subjek atau konteks suatu kegiatan.

Page 57: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

43

5) Tujuan

Nilai yang dirasakan dari aktivitas untuk belajar, apakah itu

dipandang bermanfaat dalam konteks studi (Whitton, 2010).

B. Penelitian Relevan

Peneliti dalam melaksanakan penelitiannya mengacu pada beberapa

penelititan yang sudah ada dan dianggap sebagai penelitian yang relevan

dangan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Ismail dan Mohammad (2017) yang

berjudul Kahoot!: a promising tool for formative assessment in medical

education hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sangat menganggap

Kahoot sebagai hal yang menyenangkan, efektif dan lebih baik daripada

platform e-learning untuk umpan balik. Kahoot menjadi alat penilaian

formatif yang menjanjikan, layak, praktis dan membuat belajar menjadi

menyenangkan. Kahoot dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam

belajar. Namun, Kahoot bukan alat terbaik untuk menyederhanakan mata

pelajaran kompleks seperti yang dirasakan oleh mahasiswa kedokteran.

b. Huseyin Bicen (2018) dalam penlitiannya yang berjudul “Perceptions of

Students for Gamification Approach: Kahoot as a Case Study” hasil

penelitian menunjukkan bahwa dimasukkannya metode gamifikasi

meningkatkan minat siswa di kelas, dan meningkatkan ambisi siswa untuk

sukses. Metode ini juga ditemukan memiliki dampak positif pada motivasi

siswa. Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi

Kahoot dapat digunakan secara efektif untuk gamifikasi pelajaran.

Kesimpulannya, metode gamifikasi berdampak pada siswa yang membuat

mereka lebih ambisius dan termotivasi untuk belajar.

c. Pada penelitian yang dilakukan oleh Licorish (2017) yang berjudul ““Go

Kahoot” Enriching Classroom Engagement, Motivation and Learning

Experience with Games” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

penyebaran Kahoot memperkaya kualitas belajar siswa di kelas, dengan

Page 58: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

44

pengaruh tertinggi dilaporkan pada dinamika kelas, keterlibatan, motivasi

dan pengalaman belajar yang meningkat. Dan juga penggunaan permainan

di kelas sebagian besar dapat meminimalkan perilaku dan kegiatan kelas

yang mengganggu, dan meningkatkan kualitas pengajaran dan

pembelajaran ini di luar dari apa yang disediakan di kelas konvensional

(mis., Slide PowerPoint normal dan kapur tulis dan bicara).

d. Plump dan LaRosa (2017) dengan judul Using Kahoot!! In the classroom

to create engagement and active learning: A game based technology

solution for elearning novices management Teaching Review. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa siswa menyambut penggunaan permainan

ini. Umpan balik secara real-time memberikan peluang bagi para pengajar

di berbagai disiplin ilmu untuk menyesuaikan instruksi mereka

berdasarkan pemahaman siswa tentang kuis. Permaianan ini mendukung

eksplorasi konsep, dan menambahkan kesenangan ke dalam kelas dalam

peningkatan pemahaman dan motivasi. Kemudian meningkatkan

keterlibatan siswa dengan menarik bagi semua siswa, bahkan yang paling

tertutup.

e. Iwamoto, Hargis, Taitano dan Vuong (2017) dalam penelitannya yang

berjudul Analyzing the efficacy of the testing effect using kahoot on student

performance hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perbedaan yang

signifikan dalam nilai ujian berisiko tinggi untuk siswa yang menggunakan

Kahoot dibandingkan siswa yang tidak. Alat pedagogis seperti Kahoot

memiliki potensi untuk meningkatkan nilai ujian berisiko tinggi di tingkat

perguruan tinggi dan universitas. Selain itu siswa yang menggunakan

Kahoot merasakan penglaman yang positif. Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa dapat menciptakan lingkungan yang menyenangkan

dan menarik juga mendukung peningkatan kinerja akademik.

C. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran baik yang dilakukan di pendidikan dasar

maupun pendidikan tinggi masih dinilai belum maksimal. Hal itu terlihat dari

Page 59: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

45

banyaknya guru atau dosen yang belum memanfaatkan teknologi secara

maksimal dalam pembelajaran termasuk dalam proses evaluasi belajar. Salah

satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan pemanfaatan teknologi dalam

evaluasi pembelajaran berupa penggunaan media evaluasi berbasis platform

online seperti Kahoot. Dalam menggunakan media berbasis teknologi masih

banyak kendala yang dihadapi dikarenakan kurangnya keahlian dan

pemahaman dalam menggunakan media teknologi dan keraguan akan

kemampuan pemanfaatan teknologi tersebut. Padahal media evaluasi ini

mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Pendidikan Kimia merupakan salah satu program studi yang belum

memaksimalkan teknologi dan informasi tersebut. Penggunaan media evaluasi

berupa platform online Kahoot diharapkan pembelajaran dapat menjadi

semakin menarik pada mata kuliah kimia, sehingga dapat meningkatkan

motivasi mahasiswa yang nantinya berdampak pada hasil belajar yang tinggi.

Berdasarkan kajian teori dan penelitian relevan di atas kerangka berpikir dalam

penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.11.

Page 60: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

46

Gambar 2. 11 Kerangka Berpikir

Persepsi mahasiswa terhadap kuis

berbasis platform online Kahoot

Masih terbatasnya penggunaan teknologi

dalam proses pembelajaran kimia

Proses pembelajaran kimia

Analitik 2

Penggunaan media evaluasi

berbasis platform online Kahoot

Page 61: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Objek

yang diteliti adalah mahasiswa-mahasiswi program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan semester 4 angkatan 2017, adapun

waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai

dengan bulan September 2019.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya (Arikunto, 2013, hlm. 203). Penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif. Menurut Arifin (2014, hlm.41) penelitian deskriptif

adalah penelitian tentang bagaimana menggambarkan, menjelaskan dan

menjawab persoalan-persoalan mengenai fenomena dan peristiwa yang sedang

terjadi. Tujuan dari dilakukannya penelitian deskriptif ini yaitu membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang akan diselidiki

(Nazir, 2009, hlm. 54). Ditinjau dari pendekatan penelitian yang digunakan,

penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan

melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu,

sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang digeneralisasikan, yang

terlepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan

terutama data kuantitatif (Arifin, 2011, hlm. 29).

Page 62: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

48

C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu:

Gambar 3. 1 Bagan Prosedur Penelitian

D. Populasi dan Sampel

Populasi merupakah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu sehingga peneliti

dapat menggunakannya untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2017, hlm. 80). Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa aktif

Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah

Jakarta semester 4 angkatan 2017. Sedangkan menurut Sugiyono (2017, hlm.

81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi.

Melakukan

studi literatur

Menyusun angket

dan wawancara

Melakukan

Konsultasi

Instrumen dengan

Dosen

Pembimbing dan

Observasi,

Pengambilan data

(Pengisian angket

oleh mahasiswa)

Menghitung

total skor dari

masing-masing

mahasiswa

Wawancara

langsung dengan

beberapa mahasiswa

Pendidikan kimia

semester 4

Mengolah dan

menganalisis data

Menarik kesimpulan

dari hasil

Tahap Perencanaan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Penyelesaian

Page 63: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

49

Sampel yang digunakan adalah mahasiswa-mahasiswi aktif Program Studi

Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta

semester 4 angkatan 2017 atau semua populasi. Menurut Sugiyono (2017, hlm.

131) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500. Sulistyaningsih (2011, hlm. 65), mengatakan bahwa jika populasi

kurang dari 100 dapat digunakan sampel 50% nya, jika lebih dari 1000 dapat

digunakan 15% nya. Maka dalam penelitian ini merupakan penelitian populasi

karena sampel kurang dari 100.

Teknik penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik yang digunakan dalam

menentukan sampel dengan kondisi tertentu (Sugiyono, 2017, hlm. 85). Alasan

pemilihan teknik purposive sampling dalam penelitian ini berhubungan dengan

tujuan penelitian, yakni mengetahui persepsi mahasiswa terhadap kuis berbasis

platform online sebagai media evaluasi penilaian. Mahasiswa yang sedang

menggunakan kuis berbasis platform online kahoot adalah mahasiswa semester

4 angkatan 2017 dikelas Kimia Analitik 2.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam mendukung penelitian (Nazir, 2009,

hlm. 174). Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini,

maka peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:

1. Angket (kuesioner)

Angket atau Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

dengan tujuan mendapatkan informasi dari responden tentang pribadinya,

atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2013, hlm. 194). Angket ini

diberikan kepada mahasiswa untuk memperoleh informasi mengenai

persepsi mahasiswa pendidikan kimia terhadap kuis berbasis platform

online sebagai media evaluasi belajar.

Page 64: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

50

2. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara yang mendalam

(in-dept interview) berupa wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur

menurut (Sugiyono, 2017, hlm. 138) yaitu teknik pengumpulan data

dengan menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis

dengan pertanyaan yang sama untuk setiap responden. Sedangkan

Menurut (Arikunto, 2013, hlm. 270) wawancara terstruktur yaitu

wawancara yang disusun secara terperinci dan jelas sehingga menyerupai

ceklis, kemudian responden hanya perlu memberikan ceklis pada kolom

pertanyaan yang diajukan. Dalam melakukan wawancara pewawancara

menggunakan alat bantu seperti recorder untuk merekam hasil wawancara

agar mudah di olah dan tidak hilang nantinya.

Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai 6 mahasiswa yang

telah mengikuti rangkaian kuis selama satu semester dan dipilih

mahasiswa dengan nilai Kahoot tertinggi, sedang, dan rendah dari masing-

masing kelas. Dalam melakukan wawacara, peneliti menggunakan

bantuan pedoman wawancara untuk memudahkan dan memfokuskan

pertanyaan yang akan diutarakan. Peneliti juga menggunakan alat bantu

rekam untuk memudahkan dalam proses pengolahan data.

3. Observasi

Observasi merupakan sebuah pengamatan pada suatu kegiatan

secara langsung pada objek penelitian yang akan dilakukan (Sudaryono,

2017, hlm. 216). Observasi ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan kuis berbasis platform online di dalam kelas.

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data dengan tujuan memudahkan peneliti dan memberikan

hasil yang lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah nantinya setelah semua data terkumpul (Arikunto, 2013,

Page 65: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

51

hlm. 203). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi kuesioner

dan daftar pertanyaan wawancara. Instrumen kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini berisi 22 pertanyaan yang diadaptasi dari kuesioner penelitian

Ismail dan Mohammad (2017) dan penelitian (Lin, Ganapathy, & Kaur, 2018).

Instrumen ini dikembangkan dengan mempertimbangkan kondisi serta

kebutuhan sampel yang banyak. Instrumen dikonsultasikan kepada dosen ahli

sebagai expert judgement.

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen

Aspek Sub aspek Pernyataan No. soal

Manfaat

Kahoot!

Fokus Membantu fokus pada

pelajaran 1

Motivasi Memotivasi untuk belajar

lebih 2

umpan balik Memberikan umpan balik 3

Pemahaman

Menyederhanakan materi

yang kompleks 4

Meningkatkan pemahaman

mahasiswa 5

Membantu daya ingat 6

Memperbaiki

kesalahpahaman dalam

belajar

7

Keterlibatan

Belajar

Tantangan Motivasi untuk

memenangkan kuis Kahoot 8

Kontrol Fokus dalam setiap sesi 9

Keterlibatan

secara

mendalam

Menikmati kegiatan kuis 10

Menjawab setiap pertanyaan 11

Merespon cepat setiap

pertanyaan 12

Menjawab dengan benar-

benar setiap pertanyaan 13

Ketertarikan

Kahoot! sebagai media yang

dinanti-nanti dalam

pembelajaran

14

Merasa senang ketika

bermain Kahoot! 15

Menikmati suasana

kompetisi 16

Termotivasi untuk

memenangkan kuis 17

Page 66: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

52

Tujuan

Kahoot! sebagai media

pembelajaran 18

Kahoot! sebagai media yang

efektif dalam pembelajaran 19

Kahoot! dapat digunakan di

perguruan tinggi 20

Dapat mengambil pelajaran

dari media Kahoot! 21

Memperhatikan proses

pembelajaran 22

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data dari

masing-masing aspek yang diteliti. Data hasil penelitian ini berupa data

kuantitatif dan data kualitatif. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis

untuk menjawab rumusan masalah. Data kuantitatif yang diperoleh selanjutnya

akan disajikan dalam bentuk deskripsi data. Dengan demikian, untuk

menganalisis data kuantitatif, peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Analisis Data Kuantitatif

a) Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti

selesai menghimpun data di lapangan. Setelah angket diisi dan

dikembalikan pada peneliti, peneliti segera meneliti satu persatu angket

yang dikembalikan. Apabila ada jawaban yang meragukan atau tidak

dijawab, maka peneliti memanggil responden yang bersakutan untuk

dibetulkan atau disempurnakan jawabannya agar angket itu sah.

Peneliti berusaha meneliti sedetail mungkin terhadap angket yang telah

disebarkan kepada populasi yang ada. Hal ini dilakukan untuk

menghindari kesalahan dan diharapkan hasil yang diperoleh benar-

benar valid.

Page 67: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

53

b) Scoring

Setelah tahap editing selesai, maka proses selanjutnya adalah

scoring. Adapun untuk menentukan scoring semua pertanyaan setiap

butirnya dengan bobot nilai setiap jawaban sebagai berikut dengan

menggunakan skala likert.

Tabel 3. 2 Kriteria Penskoran Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Skor

1. SS (Sangat Setuju) 5

2. S (Setuju) 4

3. TT (Tidak Tahu) 3

4. TS (Tidak Setuju) 2

5. STS (Sangat Tidak Setuju) 1

c) Tabulasi

Tabulasi adalah memasukan data pada table-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya. Berdasarkan data-data

yang telah terkumpul setela diberi skor, data dimasukan ke dalam

table, karena kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah dalam

menginterpretasi data.

d) Persentase

Setelah data ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban

responden untuk setiap alternatif jawaban, maka rumus persentase

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

𝑃 =F

N × 100%

Keterangan:

P = Angka Persentase

Page 68: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

54

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Number of Cases (Jumlah frekuensi) atau banyaknya

individu

100% = Bilangan tetap (Konstanta) (Sudijono, 2014, hlm. 43).

Hasil perhitungan persentase ini kemudian dikelompokkan

sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Kriteria Penskoran Skala Persentase

Skor (%) Kriteria

81-100 Sangat Baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

0-20 Sangat Kurang

(Riduwan, 2007, hlm. 15).

Sedangkan untuk rata-rata dari hasil sebaran kuesioner dapat

dicari menggunakan rumus:

Nilai rata − rata =∑(𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 ∗ 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡)

∑ Popuasi (𝑛)

Setelah rata-rata skor dihitung, maka untuk mengkategorikan

mengklasifikasikan kecenderungan jawaban responden kedalam skala

dengan formulasi sebagai berikut:

Skor minimum = 1

Skor maksimum = 5

Lebar skala =5−1

5= 0,8

Page 69: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

55

Dengan demikian kategori skala dapat ditentukan swbagai berikut:

Tabel 3. 4 Kriteria Penskoran Skala Rata-rata (mean)

Interval Kriteria

1,00-1,80 Sangat tidak baik/ sangat rendah

1,81-2,60 Tidak baik/ rendah

2,61-3,40 Cukup/ sedang

3,41-4,20 Baik/ tinggi

4,21-5,00 Sangat baik/ sangat tinggi

(Umar, 2011, hlm. 130)

2. Analisis Data Kualitatif

Untuk analisis data kualitatif menggunakan analisis tematik menurut

Braun dan Clarke (2006) yang dikembangkan lagi oleh Ramli (2014).

Penggunaan analisis tematik ini dikarenakan agar dapat mengolah data

tersebut menjadi lebih terperinci, data yang akan diolah ialah berupa

transkip wawancara mahasiswa. Menurut (Braun & Clarke, 2006) analisis

tematik ialah analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi,

menganalisa serta mengolah pola dalam suatu data kualitatif karena

pendekatannya yang mudah diakses serta fleksibel. Adapun langkah-

langkahnya terbagi menjadi 3 tahapan yaitu :

a) Tahap 1 dari Data ke Coding

1) Familiarisasi data : Familiarisasi data adalah kegiatan

mentranskripsi data verbal menjadi data tertulis (Braun & Clarke,

2006), Peneliti mentranskripsi data verbal yang diperoleh dari

rekaman recorder wawancara menjadi sebuah transkrip dialog,

kemudian data yang dihasilkan dibaca secara berulang kali (Ramli,

2014), untuk menemukan data yang krusial, sehingga data tersebut

dapat dieliminasi.

Page 70: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

56

2) Menghasilkan kode awal : Menurut Braun & Clarke (2006) pada

tahap ini peneliti akan mengembangkan kode berdasarkan data

yang ada, guna mengidentifikasi beberapa informasi yang menarik

dari data terhadap penelitian. Pada transkrip wawancara peneliti

menggunakan tematik analisis yang bersifat teoritis untuk

mempermudah peneliti dalam mengidentifikasi persepsi

mahasiswa terhadap Kahoot sebagai evaluasi pembelajaran.

Menurut Braun & Clarke (2006), analisis tematik yang bersifat

teoritis terjadi ketika peneliti menetukan kode dan tema

sebagaimana teori atau penelitian sebelumnya sesuai dengan

ketertarikan peneliti, sehingga tema yang dihasilkan menjadi lebih

spesifik terhadap aspek yang ingin dikaji.

b) Tahap 2 Pembuatan Tema

1) Mencari tema: Menyusun kode menjadi tema potensial,

mengumpulkan semua data yang relevan dengan setiap tema

potensial (Braun & Clarke, 2006). peneliti mengurutkan berbagai

kode dengan mencari relevansi, persamaan dan perbedaan antar

kode dengan tema yang yang sudah ada. Pada data transkrip

wawancara peneliti membagi menjadi dua tema besar, pertama

adalah tema menurut penelitian Ismail dan Muhammad (2017)

untuk melihat manfaat dari Kahoot di antaranya: fokus, motivasi,

umpan balik dan pemahaman. Kedua, peneliti mengidentifikasi tema

berdasarkan Whitton (2010) untuk menentukan keterlibatan belajar

mahasiswa, terdapat lima jenis tema di antaranya: tantangan,

kontrol, keterlibatan secara mendalam, ketertarikan dan tujuan,

2) Meninjau tema : Peneliti memeriksa kembali apakah tema telah

sesuai dengan kode dan seluruh kumpulan data transkrip

wawancara.

Page 71: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

57

c) Tahap 3 dari Tema ke Laporan

1) Pengembangan log tema : Mengumpulkan kode-kode menjadi

sebuah tema yang potensial, serta mengumpulkan semua data yang

relevan untuk masing-masing tema potensial. Adapun pada data

transkrip wawancara peneliti tidak mengembangkan tema namun

peneliti menggunakan tema berdasarkan teori Whitton (2010) serta

penelitian Ismail dan Muhammad (2017). Log tema adalah

dokumen yang berisi tema, sub-tema jika ada, definisi tema dan

contoh atau bukti dari masing-masing tema.

2) Menghasilkan laporan : ini merupakan kesempatan terakhir untuk

analisis data dari tahap sebelumnya. Pemilihannya secara jelas,

seperti intisari yang menarik dipilih untuk analisis akhir yang

berkaitan dengan pertanyaan penelitian dan literatur, serta

menghasilkan laporan ilmiah (Braun & Clarke, 2006).

Page 72: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Persepsi mahasiswa terhadap kuis berbasis platform online sebagai

media evaluasi belajar secara keseluruhan termasuk ke dalam kategori baik.

Pada penilaian persepsi mahasiswa mengenai aspek manfaat penggunaan

Kahoot di dalam pembelajaran persentase tertinggi diperoleh pada sub

aspek motivasi (92,45%), sub aspek umpan balik (81,14%), sub aspek fokus

(79,85%), dan sub aspek pemahaman (63,21%). Mahasiswa merasa

motivasi belajarnya meningkat dalam mempersiapkan materi yang akan

diujikan, maka dengan adanya umpan balik secara langsung dari Kahoot

sangat efektif untuk memperbaiki kesalahan. Kemudian hasil belajar siswa

sangat dipengaruhi oleh keterlibatan belajar siswa. Aspek persepsi

mahasiswa mengenai pengaruh Kahoot dalam keterlibatan belajar

mahasiswa dengan persentase tertinggi pada sub aspek kontrol (92,45%),

sub aspek tantangan (86,8%), sub aspek terlibat secara mendalam (78,77%),

sub aspek ketertarikan (74,52%), dan sub aspek tujuan (69,43%).

Mahasiswa mengungkapkan bahwa Kahoot memberikan tantangan dalam

belajar. Kahoot juga merupakan media penilaian yang menyenangkan dan

menarik minat mahasiswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran

sebagai berikut:

1. Penelitian ini memberi ruang bagi peneliti lain untuk melakukan

penelitian pada mata kuliah lain yang tidak terlalu kompleks.

2. Penelitian ini sebaiknya dilakukan di tempat yang mendukung koneksi

internet dengan baik atau dilakukan di tempat yang tersedia wifi.

Page 73: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

94

3. Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan dalam penelitian lebih lanjut

untuk menggali potensi lain yang dimiliki Kahoot terkait keterampilan

sosial dan pemikiran kritis mahasiswa ataupun siswa.

Page 74: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

95

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I., & Darmawan, D. (2015). Teknologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Al-hadithy, T., & Ali, S. (2018). Gamification In Learning English For Academic

Purposes: Designing Assessment For Learning Using Kahoot With Uae

Undergraduate Law Students. International Journal of Management and

Applied Science, 4(5), 66-70.

Antara. (2018, Desember 04). Hanya 40 Persen Guru Melek Teknologi. Retrieved

from medcom.id: https://www.medcom.id/pendidikan/news-

pendidikan/dN6n2nRN-hanya-40-persen-guru-melek-teknologi

Arifin, Z. (2014). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik dan Prosedur. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Arifin, Z. (2014). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Atkinson, R. L., Richard, C. A., & Ernest, R. L. (1983). Pengantar Psikologi Edisi

kedelapan Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Becker, K. (2007). Digital game-based learning once removed: Teaching teachers.

British Journal of Educational Technology, 38(3), 478-488.

Bicen, H., & Kocakoyun, S. (2017). Determination of university students' most

preferred mobile application for gamification. World Journal on

Educational Technology: Current Issues, 9(1), 18-23.

Page 75: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

96

Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using Thematic Analysis in Psychology.

Qualitative Research in Psychology, 3, 77-101.

Cetin, H. S. (2018). Implementation of the Digital Assessment Tool ‘Kahoot!’ in

Elementary School. International Technology and Education Journal, 2(1),

9-20.

Chaiyo, Y., & Ranchana, N. (2017). The Effect of Kahoot, Quizizz and Google

forms on the Student's Perception in the Classrooms Response System.

International Conference on Digital Art, Media and Tecnology, 178-182.

Clark, R., & Mayer, R. (2008). eLearning and the science of instruction: Proven

guidelines for consumers and designers of multimedia learning. San

Francisco: Pfeiffer.

Dellos, R. (2015). Kahoot!! A digital game resource for learning. International

Journal of Instructional Technology and Distance Learning, 12(4), 49-52.

Drever, J. (1986). Kamus Psikologi. Jakarta: Bina Aksara.

El-Nasr, M., & Smith, B. (2006). Learning Through Game Modding. ACM

Computers in Entertainment, 4(1), 1-20.

Emarketer. (2016, Juli 19). Breaking Down Indonesian Smartphone Habits by Age.

Retrieved from Emarketer: https://www.emarketer.com/Article/Breaking-

Down-Indonesian-Smartphone-Habits-by-Age/1014225

Graham, K. (2015). TechMatters: Getting into Kahoot!!(s): Exploring a game-

based learning system to enhance student learning. LOEX Quarterly, 42(3),

6-7.

Hamali, O. (2014). Kurikulu dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Indonesia, A. P. (2018). Penetrasi & Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia

Survey 2018. Jakarta: Polling Indonesia.

Page 76: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

97

Ismail, M. A.-A., & Mohammad, J. A.-M. (2017). Kahoot!: a promising tool for

formative assessment in medical education. Education in Medicine Journal,

9(2), 19–26.

Iwamoto, D., Hargis, J., Taitano, E. J., & Vuong, K. (2017). Analyzing The Efficacy

Of The Testing Effect Using Kahoot! On Student Performance. Turkish

Online Journal of Distance Education, 18(2), 80-93.

Kahoot. (2019). Kahoot! library guide and tutorial. Retrieved from

https://kahoot.com/files/2019/10/kahoot-for-schools-solution-brief-oct-

2019.pdf

Kirew. (2014, Juli 05). Results from using various quiz-approaches in class.

Retrieved from Kahoot!: https://kahoot.com/blog/2014/07/05/results-using-

various-quiz-approaches-class/

Kuswana, W. S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Licorish, S. A., Owen, H. E., Daniel, B., & George, J. L. (2017). “Go Kahoot!”

enriching classroom engagement, motivation and learning experience with

games. In Proceedings of the 25th International Conference on Computers

in Education(ICCE 2017), 755-764.

Licorish, S. A., Owen, H. E., Daniel, B., & George, J. L. (2018). Students’

Perception of Kahoot!’s Influence on Teaching and Learning. Research and

Practice in Technology Enhanced Learning, 13(9), 1-23.

Lin, D. T., Ganapathy, M., & Kaur, M. (2018). Kahoot! It: Gamification in Higher

Education. Pertanika Journal Social Sciences and Humanities, 26(1), 565-

582.

Muskin, J. A. (2017). Continuous Assessment for Improved Teaching and

Learning: A Critical Review to Inform Policy and Practice. Current and

Critical Issues in Curriculum, Learning and Assessment, IBE-UNESCO.

Page 77: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

98

Nasional, D. P. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Ningrum, G. D. (2018). Studi Penerapan Media Kuis Interaktif Berbasis Game

Edukasi Kahoot! Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Ilmu

Pendidikan, 9(1), 22-28.

Oxford, U. (2015). Oxford Advanced Learner’s Dictionary International Student’s

Edition Ninth Edition. United Kingdom: Oxford University Press.

Plump, C. M., & LaRosa, J. (2017). Using Kahoot!! In the classroom to create

engagement and active learning: A game based technology solution for

elearning novices. Management Teaching Review. Management Teaching

Review, 2(2), 151-158.

Purwanto, N. (1986). Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Purwanto, N. (2012). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Ramli, M. (2014). Science Educators Attitudes Toward The New Thematic

Integrated Curriculum In Indonesia. Edusains, 6(1), 80-86.

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rofiyarti, F., & Sari, A. Y. (2017). TIK untuk AUD: Penggunaan Platform

“Kahoot!” Dalam Menumbuhkan Jiwa Kompetitif Dan Kolaboratif Anak.

PEDAGOGI: Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini, 3(3b),

164-172.

Sanjaya, W. (2016). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia

Group.

Sarwono, S. W. (1996). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan bintang.

Page 78: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

99

Simarmata, J. (2010). Rekayasa Web. Yogyakarta: Andi Offset.

Sudaryono. (2014). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Lentera Ilmu

Cendikia.

Sudaryono. (2017). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudijono. (2014). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. ( 2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods. Bandung:

Alfabeta.

Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasional. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sukardi. (2015). Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Syafril, & Zelhendri, Z. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Kecana.

Thoha, M. (2010). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasi. Jakarta:

Rajawali Pers.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 21.

Utami, D. D. (2016). Kahoot & Assure, Sebuah Kombinasi Gamefikasi & Model

Pembelajaran Untuk Membangun Partisipasi Aktif, Motivasi Dan

Pengalaman Belajar Siswa. Inovasi Pendidikan di era Big data dan aspek

Psikologi PROSIDING, 73-78.

Wang, A. I., & Lieberoth, A. (2016). The Effect of Points and Audio on

Concentration, Engagement, Enjoyment, Learning, Motivation, and

Page 79: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

100

Classroom Dynamics Using Kahoot! In Proceedings from the 10th

European Conference on Games Based Learning, 738-747.

Wichadee, S., & Pattanapichet, F. (2018). Enhancement Of Performance And

Motivation Through Application Of Digital Games In An English Language

Class. Teaching English with Technology, 18(1), 77-92.

Widoyoko, E. P. (2015). Evaluasi Program Pembelajaran Penduan Praktis bagi

Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wirawan. (2012). Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta:

Rajawali Pers.

Yusuf, M. (2015). Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi

dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Zainal, V. R. (2017). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali

pers.

Zarzycka, P. E. (2016). Kahoot! It or Not? Can Games Be Motivating in Learning

Grammar? Teaching English with Technology, 16(3), 17-36.

Page 80: PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA TERHADAP KUIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51181... · 2020. 6. 30. · buku pengayaan hasil skripsi ini. 7. Seluruh dosen

101