17
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi tumbuhan sirsak Sirsak (Annona muricata L) berupa tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda. Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat. Tetapi untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, maka yang paling balk ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air. Di Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut. Nama Sirsak itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda Zuurzak yang kuranglebih berarti kantung yang asam. Buah Sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 tahunan setelah ditanam. (Thomas, A. N. S, 1992). Adapun kandungan dari buah sirsak adalah sebagai berikut: kaya vitamin C buah sirsak dari 67,5% daging buah,20% kulit buah,8,5% biji buah dan 4% inti buah. Setelah air, kandungan gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat. Salah satu jenis karbohidrat yang terdapat dalam buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 – 93,6 persen dari kandungan gula total. Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3 g/100 g), sehingga sangat baik untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik non volatil terutama asam malat asam sitrat dan asam isositrat. Vitamin yang paling dominan pada buah sirsak adalah vitamin C, yaitu sekitar 20 mg per 100 gram daging buah. Kebutuhan vitamin C per orang per hari (yaitu 60 mg), telah dapat dipenuhi dengan hanya mengkonsumsi 300 gram daging buah sirsak. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada sirsak merupakan anti oksidan yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam memperlambat proses penuaan (tetap awet muda). Mineral yang cukup dominant adalah fosfor dan kalsium masing-masing Universitas Sumatera Utara

pharmacyy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pharmaaacy

Citation preview

Page 1: pharmacyy

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi tumbuhan sirsak

Sirsak (Annona muricata L) berupa tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil

dan rendah. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang

halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda.

Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat. Tetapi untuk memperoleh hasil buah yang

banyak dan besar-besar, maka yang paling balk ditanam di daerah yang tanahnya cukup

mengandung air. Di Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai

ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut. Nama Sirsak itu sendiri sebenarnya

berasal dari bahasa Belanda Zuurzak yang kuranglebih berarti kantung yang asam. Buah Sirsak

yang sudah masak lebih berasa asam daripada manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik

adalah melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 tahunan setelah ditanam.

(Thomas, A. N. S, 1992).

Adapun kandungan dari buah sirsak adalah sebagai berikut: kaya vitamin C buah sirsak

dari 67,5% daging buah,20% kulit buah,8,5% biji buah dan 4% inti buah. Setelah air, kandungan

gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat. Salah satu jenis karbohidrat yang terdapat

dalam buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 – 93,6 persen

dari kandungan gula total. Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3 g/100 g), sehingga

sangat baik untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik non volatil

terutama asam malat asam sitrat dan asam isositrat. Vitamin yang paling dominan pada buah

sirsak adalah vitamin C, yaitu sekitar 20 mg per 100 gram daging buah. Kebutuhan vitamin C per

orang per hari (yaitu 60 mg), telah dapat dipenuhi dengan hanya mengkonsumsi 300 gram

daging buah sirsak. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada sirsak merupakan anti oksidan

yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam memperlambat proses penuaan

(tetap awet muda). Mineral yang cukup dominant adalah fosfor dan kalsium masing-masing

Universitas Sumatera Utara

Page 2: pharmacyy

sebesar 27 dan 14 mg/100 g. kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang,

sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat osteoporosis.

Keunggulan sirsak terletak pada kadar sodium (natrium) yang rendah (14 mg/100 g)

tetapi tinggi potasium (kalium), yaitu 278 mg/l00 g. Perbandingan kalium dan natrium yang

tinggi sangat menguntungkan dalam rangka pencegahan penyakit hipertensi. Selain komponen

gizi, buah sirsak juga sangat kaya akan komponen non gizi. Salah satu diantaranya adalah

mengandung banyak serat pangan (dietary fiber), yaitu mencapai 3,3 g/100 g daging buah.

Konsumsi 100 g daging buah dapat memenuhi 13 persen kebutuhan serat pangan sehari.

Buah sirsak merupakan buah yang kaya akan senyawa fitokimia, sehingga dapat dipastikan

bahwa buah tersebut sangat banyak manfaat bagi kesehatan. Senyawa fitokimia tersebut

dipastikan memiliki khasiat bagi kesehatan, walaupun belum semuanya terbukti secara ilmiah.

Berbagai manfaat sirsak untuk terapi antara lain pengobatan batu empedu, antisembelit, asam

urat, dan meningkatkan selera makan. Selain itu, kandungan seratnya juga berfungsi untuk

memperlancar pencernaan, terutama untuk pengobatan sembelit (susah buang air besar). Sari

buah (jus) sirsak di dalam sistem pencernaan akan meningkatkan selera makan. Kegunaan lain

dari sari buah ini adalah untuk pengobatan pinggang pegal dan nyeri, penyakit wasir (ambeien),

batu empedu, dan lain-lain. (Oleh: Prof. DR. Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dan Gizi)

2.1.1 Sistematika tumbuhan Sirsak adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Ranales

Family : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata L.

Nama daerah : Sirsak

Universitas Sumatera Utara

Page 3: pharmacyy

2.1.2 Manfaat Tumbuhan Sirsak

Kulit batang tumbuhan sirsak ini berkhasiat sebagai obat mencret dan obat bisul, buah dan biji

masak berkhasiat sebagai obat cacing. Buah sirsak juga berfungsi untuk memperlancar

pencernaan. (Khomsan, A. 2009)

2.2. Senyawa Flavonoida

Senyawa flavonoida sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar,

kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. Kebanyakan flavonoida ini berada di dalam

tumbuh – tumbuhan kecuali alga. Namun ada juga flavonoida yang terdapat dalam hewan,

misalnya dalam kelenjar bau berang – berang dan sekresi lebah. Dalam sayap kupu – kupu

dengan anggapan bahwa flavonoida berasal dari tumbuh – tumbuhan yang menjadi makanan

hewan tersebut dan tidak dibiosintesis di dalam tubuh mereka. Penyebaran jenis flavonoida pada

golongan tumbuhan yang tersebar yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita (Markham,

1988).

2.2.1. Struktur dasar senyawa flavonoida

Senyawa flavonoida adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat yang

dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Struktur dasar flavonoida dapat digambarkan sebagai

berikut :

C C CA B

Kerangka dasar senyawa flavonoida

Cincin A adalah karakteristik phloroglusinol atau bentuk resorsinol tersubstitusi

O

C3OH

HO

C6

O

C3

HO

C6

Universitas Sumatera Utara

Page 4: pharmacyy

Namun sering terhidroksilasi lebih lanjut :

O

C3OH

HO

HO

C6

A

OCH3O

C3OCH3

H3CO

H3CO

C6

A

Cincin B adalah karakteristik 4-, 3,4-, 3,4,5- terhidroksilasi

C3(A)C6

R

R'

R''

B

R = R’ = H, R’ = OH

R = H, R’ = R” = OH

R = R’ = R” = OH

(juga, R = R’ = R” = H) (Sastrohamidjojo, 1996).

2.2.2. Klasifikasi senyawa Flavonoida

Flavonoida mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi sehingga menunjukkan pita serapan

kuat pada daerah spektrum sinar ultraviolet dan spectrum sinar tampak, umumnya dalam

tumbuhan terikat pada gula yang disebut dengan glikosida

(Harbone, 1996).

Menurut Robinson (1995), flavonoida dapat dikelompokkan berdasarkan keragaman pada rantai

C3 yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 5: pharmacyy

1.Flavonol

Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida, dan aglikon flavonol

yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan mirisetin yang berkhasiat sebagai antioksidan dan

antiimflamasi. Flavonol lain yang terdapat di alam bebas kebanyakan merupakan variasi struktur

sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana basa dioksidasi oleh udara tetapi tidak

begitu cepat sehingga penggunaan basa pada pengerjaannya masih dapat dilakukan.

2. Flavon

Flavon berbeda dengan flavonol dimana pada flavon tidak terdapat gugusan 3-hidroksi. Hal ini

mempunyai serapan UV-nya, gerakan kromatografi, serta reaksi warnanya. Flavon terdapat juga

sebagai glikosidanya lebih sedikit daripada jenis glikosida pada flavonol. Flavon yang paling

umum dijumpai adalah apigenin dan luteolin. Luteolin merupakan zat warna yang pertama kali

dipakai di Eropa. Jenis yang paling umum adalah 7-glukosida dan terdapat juga flavon yang

terikat pada gula melalui ikatan karbon-karbon. Contohnya luteolin 8-C-glikosida. Flavon

dianggap sebagai induk dalam nomenklatur kelompok senyawa flavonoida.

O

O

OH

flavonol

HO

HO

OH

Universitas Sumatera Utara

Page 6: pharmacyy

O

O

flavon

OH

OH1

2

34105

6

78

91'

2'

3'

4'

5'

6'

3. Isoflavon

Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan sebagai fitoaleksin yaitu

senyawa pelindung yang terbentuk dalam tumbuhan sebagai pertahanan terhadap serangan

penyakit. Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan pereaksi warna manapun.

Beberapa isoflavon (misalnya daidzein) memberikan warna biru muda cemerlang dengan sinar

UV bila diuapi amonia, tetapi kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung yang

pudar dengan amonia berubah menjadi coklat.

O

O OHOH

HO

Struktur Isoflavon

4. Flavanon

Flavanon terdistribusi luas di alam. Flavanon terdapat di dalam kayu, daun dan bunga. Flavanon

glikosida merupakan konstituen utama dari tanaman genus prenus dan buah jeruk ; dua glikosida

yang paling lazim adalah neringenin dan hesperitin, terdapat dalam buah anggur dan jeruk.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: pharmacyy

O

O Struktur Flavanon

5. Flavanonol

Senyawa ini berkhasiat sebagai antioksidan dan hanya terdapat sedikit sekali jika dibandingkan

dengan flavonoida lain. Sebagian besar senyawa ini diabaikan karena konsentrasinya rendah

dan tidak berwarna.

O

OOH

Struktur Flavanonol

6. Katekin

Katekin terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada tumbuhan berkayu. Senyawa ini

mudah diperoleh dalam jumlah besar dari ekstrak kental Uncaria gambir

dan daun teh kering yang mengandung kira-kira 30% senyawa ini. Katekin berkhasiat sebagai

antioksidan.

OHO

OHOH

OHOH

Struktur Katekin

Universitas Sumatera Utara

Page 8: pharmacyy

7. Leukoantosianidin

Leukoantosianidin merupakan senyawa tan warna, terutama terdapat pada tumbuhan berkayu.

Senyawa ini jarang terdapat sebagai glikosida, contohnya melaksidin, apiferol.

O

OHHO OH

Struktur Leukoantosianidin

8. Antosianin

Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan.

Pigmen yng berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab hampir semua warna merah

jambu, merah marak , ungu, dan biru dalam daun, bunga, dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara

kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal yaitu sianidin, dan

semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus

hidroksil atau dengan metilasi atau glikosilasi.

O

OH Struktur Antosianin

9.Khalkon

Khalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat dengan sinar UV bila

dikromatografi kertas. Aglikon flavon dapat dibedakan dari glikosidanya, karena hanya pigmen

dalam bentuk glikosida yang dapat bergerak pada kromatografi kertas dalam pengembang air

(Harborne, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: pharmacyy

O Struktur Khalkon

10. Auron

Auron berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu dan briofita. Dalam

larutan basa senyawa ini berwarna merah ros dan tampak pada kromatografi kertas berupa

bercak kuning, dengan sinar ultraviolet warna kuning kuat berubah menjadi merah jingga bila

diberi uap amonia (Robinson, 1995).

HCO

O Struktur Auron

Prazat utama flavonoida sendiri sudah diketahui tanpa keraguan sebagai hasil dari banyak

percobaan, tetapi masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai jalur rinci yang

diikuti. Sering teramati bahwa dalam spesies tumbuhan tertentu semua flavoida yang berbeda-

beda mempunyai pola hidroksilasi cincin yang sama, perbedaan hanya terdapat asetilasi,

glikosilasi, dan struktur bagian C-3. Pengamatan ini menunjukkan bahwa terdapat senyawa

antara C-15 yang umum diubah menjadi berbagai senyawa flavonoida setelah pola hidroksilasi

cincin terbentuk.

Akan tetapi, tampaknya berbagai gugus hidroksil ini sesungguhnya dimasukkan pada

tahap yang berlainan dalam sintesis. Misalnya, jika hidroksil-7 harus terdapat pada produk akhir

(misalnya sianidin), gugus ini harus terdapat pada cincin A kalkon. Pemasukan gugus hidroksil-3

ke dalam molekul yang sudah mengandung hidroksil-4 dapat terjadi bahkan pada tahap akhir

jalur, dan jika telah ditambahkan tidak dapat dihilangkan. Hidroksil-3 ini terjadi dalam sistem

bebas sel. Gugus hidroksil-2 yang tidak begitu lazim sering kali ditambahkan pada tahap

flavonol dan jika telah ditambahkan biasanya tidak dihilangkan. Hidroksil-3 yang menjadi ciri

flavonol dan antosianidin tampaknya juga ditambahkan pada tahap flavanonol. Hidroksilase-3

Universitas Sumatera Utara

Page 10: pharmacyy

adalah oksigenase mikrosom, tetapi hidriksilasi-3 dikatalisis oleh enzim yamg larut. Pada

flavonoida C-glikosida, gula terikat pada atom karbon flavonoida dan dalam hal ini gula tersebut

terikat langsung pada inti benzene dengan suatu ikatan karbon-karbon yang tahan asam

(Robinson,1995).

Menurut Harborne (1996), dikenal sekitar sepuluh kelas flavonoida dimana semua

flavonoida, menurut strukturnya, merupakan turunan senyawa induk flavon dan semuanya

mempunyai sejumlah sifat yang sama yakni:

Golongan flavonoida Penyebaran Ciri khas

Antosianin

Proantosianidin

Flavonol

Flavon

Biflavonil

Khalkon dan auron

pigmen bunga merah marak, dan

biru juga dalam daun dan

jaringan lain.

terutama tan warna, dalam daun

tumbuhan berkayu.

Terutamako-pigmen tanwarna

dalam bunga sianik dan asianik;

tersebar luas dalam daun.

seperti flavonol

tanwarna; hampir seluruhnya

terbatas pada gimnospermae.

pigmen bunga kuning, kadang-

kadang terdapat juga dalam

larut dalam air, λmaks 515-545 nm,

bergerak dengan BAA pada kertas.

menghasilkan antosianidin (warna

dapat diekstraksi dengan amil

alkohol) bila jaringan dipanaskan

dalam HCl 2M selama setengah

jam.

Setelah hidrolisis, berupa bercak

kuning mirip pada kromatogram

Forestal bila disinari dengan sinar

UV;maksimal spektrum pada 330-

350 nm.

Setelah hidrolisis, berupa bercak

coklat redup pada kromatogram

forestal; maksimal spektrum pada

330-350nm

Pada kromatogram BAA berupa

bercak redup dengan Rf tinggi.

Dengan amonia berwarna merah

Maksimal spektrum 370-410nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: pharmacyy

Flavanon

Isoflavon

Glikoflavon

jaringan lain

tanwarna; dalam daun dan buah

( terutama dalam Citrus )

tanwarna; sering kali dalam akar;

hanya terdapat dalam satu

suku,Leguminosae

Seperti Flavonol

Berwarna merah kuat dengan

Mg/HCl; kadang-kadang sangat

pahit.

Bergerak pada kertas dengan

pengembang air; tak ada uji warna

yang khas

Mengandung gula yang terikat

melalui ikatan C-C; bergerak

dengan pengembang air, tidak

seperti flavon biasa.

2.2.3. Sifat kelarutan Flavonoida

Aglikon flavonoida adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia senyawa fenol, yaitu

bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Tetapi harus diingat, bila dibiarkan dalam

larutan basa, dan di samping itu terdapat oksigen, banyak yang akan terurai. Karena mempunyai

sejumlah gugus hidroksi, atau suatu gula, flavonoida merupakan senyawa polar, maka umumnya

flavonoida cukup larut dalam pelarut polar seperti Etanol (EtOH), Metanol (MeOH), Butanol

(BuOH), Aseton, Dimetilsulfoksida (DMSO), Dimetilformamida (DMF), Air dan lain-lain.

Adanya gula yang terikat pada flavonoida (bentuk yang umum ditemukan) cenderung

menyebabkan flavonoida lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut

yang disebut diatas dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida. Sebaliknya,

aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol yang

termetoksilasa cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti Eter dan Kloroform (Markham,

1988).

Universitas Sumatera Utara

Page 12: pharmacyy

2.3. Teknik Pemisahan

2.3.1 Ekstraksi

Ekstraksi dapat dilakukan dengan metoda maserasi, perkolasi, dan sokletasi. Sebelum ekstraksi

dilakukan, biasanya serbuk tumbuhan dikeringkan lalu dihaluskan dengan derajat kehalusan

tertentu, kemudian diekstraksi dengan salah satu cara di atas. Ekstraksi dengan metoda sokletasi

dapat dilakukan secara bertingkat dengan berbagai pelarut berdasarkan kepolarannya, misalnya :

n–heksana, eter, benzena, kloroform, etil asetat, etanol, metanol, dan air.

Ekstraksi dianggap selesai bila tetesan ekstrak yang terakhir memberikan reaksi negatif.

Untuk mendapatkan larutan ekstrak yang pekat biasanya pelarut ekstrak diuapkan dengan

menggunakan alat rotary evaporator. (Harborne, 1987 )

2.3.2. Kromatografi

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan teknik kromatografi. Kebanyakan berdasarkan pada

macam fasa yang digunakan (fasa gerak-fasa diam), misalnya kromatografi gas dan kromatografi

cairan. Cara pengelompokan lainnya berdasarkan mekanisme yang membuat distribusi fasa.

Disini metoda kromatografi sebagian dikelompokkan berdasarkan macam fasa yang digunakan

dan sebagian lain berdasarkan pada mekanisme pada distribusi fasa.

Kromatografi cairan-padat atau kromatografi serapan, ditemukan oleh Tswett dan

dikenalkan kembali oleh Khun dan Lederer pada 1931, telah digunakan sangat luas untuk

analisis organik dan biokima. Pada umumnya sebagai isi kolom adalah silika gel atau alumina,

yang mempunyai angka banding luas permukaan terhadap volume sangat besar.

Kromatografi cairan-cairan atau kromatografi partisi, dikenalkan oleh Martin dan Synge

pada 1941, dan kemudian mendapatkan hadiah Nobel untuk itu. Fasa diam terdiri atas lapisan

tipis cairan yang melapisi permukaan dari padatan inert yang berpori-pori.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: pharmacyy

Kromatografi gas-padat, digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Pada

waktu dulu teknik ini tidak berkembang karena keterbatasannya yang sama seperti halnya

kromatografi cairan-padat, tetapi penelitian lebih lanjut dengan macam fasa padat baru

memperluas penggunaan teknik ini.

Kromatografi gas-cairan merupakan metoda pemisahan yang sangat efisien dan serba

guna. Teknik ini telah menyebabkan revolusi dalam kimia Organik sejak dikenalkan pertama kali

oleh James dan martin pada 1052. Hambatan yang paling utama adalah bahan cuplikan harus

mempunyai tekanan uap paling tidak beberapa torr pada suhu kolom. Sistem ini sangat baik

sehingga dapat dikatakan sebagai metoda pilihan dalam kromatografi karena dapat memisahkan

dengan cepat dan peka. (Sudjadi, 1986 ).

2.3.2.1. Kromatografi Lapisan Tipis

Kromatografi lapisan tipis (KLT) dapat dipakai dengan dua tujuan. Yang pertama, dipakai

selayaknya sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, dan preparative.Kedua

dipkai untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan dipakai dalam

kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.

Pada hakikatnya Kromatografi lapisan tipis melibatkan dua sifat fase : sifat fasa diam

atau sifat lapisan dan sifat fase gerak atau campuran pelarut pengembang .Fasa diam dapat

berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap (kromatografi cair padat ) atau

berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair).Fasa diam pada KLT

sering disebut penyerap, walaupun sering berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair di

dalam sistem kromatogarafi cair-cair . Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai

penyerap pada KLT , yaitu : silika gel (asam silikat). Alumina (aluminium oksida),kiselgur

(tanah diatome), dan selulosa. Fasa gerak dapat berupa hampir segala macam pelarut atau

campuran pelarut (Sudjadi, 1986).

2.3.2.2. Kromatografi Kolom

Kolom kromatografi atau tabung untuk pengaliran karena gaya tarik bumi (gravitasi) atau sistem

bertekanan rendah biasanya terbuat dari kaca yang dilengkapi dengan keran jenis tertentu pada

Universitas Sumatera Utara

Page 14: pharmacyy

bagian bawahnya untuk mengatur aliran pelarut. Ukuran keseluruhan kolom sungguh beragam,

tetapi biasanya panjangnya sekurang –kurangnya 10 kali garis tengah dalamnya dan mungkin

saja sampai 100 kali.

Pada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita pada

bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam atau bahkan tabung

plastik. Pelarut (fasa gerak ) dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran yang disebabkan

oleh gaya berat atau didorong oleh tekanan. Pita senyawa linarut bergerak melalui kolom dengan

laju yang berbeda, memisah dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari alas kolom

(Gritter , 1991).

2.3.2.3. Harga Rf (Retension Factor)

Mengidentifikasi noda – noda dalam lapisan tipis lazim menggunakan harga Rf yang

diidentifikasi sebagai perbandingan antara jarak perambatan suatu zat dengan jarak perambatan

pelarut yang dihitung dari titik penotolan pelarut zat. Jarak yang ditempuh oleh tiap bercak dari

titik penotolan diukur dari pusat bercak. Untuk mengidentifikasi suatu senyawa, maka harga Rf

senyawa tersebut dapat dibandingkan dengan harga Rf senyawa pembanding (Sastrohamidjojo,

1991).

penotolantitikdaripelarutperambaJarakpenotolantitikdaribercaknperambatJarakRf

tana

=

2.4. Teknik Spektroskopi

Teknik spektroskopi adalah salah satu teknik analisis kimia – fisika yang mengamati tentang

interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektronagnetik. Ada dua macam instrument pada

teknik spekstroskopi yaitu spectrometer dan spektrofotometer. Instrumen yang memakai

monokromator celah tetap pada bidang focus disebut sebagai spectrometer. Apabila spectrometer

tersebut dilengkapi dengan detektor yang bersifat fotoelektrik maka disebut spektrofotometer

(Muldja, 1995).

Informasi Spektroskoi Inframerah menunjukkan tipe-tipe dari adanya gugus fungsi dalam satu

molekul . Resonansi magnetik inti memberikan informasi tentang bilangan dari setiap tipe dari

Universitas Sumatera Utara

Page 15: pharmacyy

atom hidrogen. Kombinasinya dan data kadang-kadang menentukan struktur yang lengkap dari

molekul yang tidak diketahui (Pavia, 1986).

Walaupun spektrum infra – merah merupakan kekhasan sebuah molekul secara

menyeluruh, gugus atom tertentu memberikan penambahan pita-pita pada kerapatan tertentu,

ataupun didekatnya, apapun bangun molekul selebihnya. Keberlakuan seperti itulah yang

memungkinkan kimiawan memperoleh informasi tentang struktur yang berguna serta

mendapatkan acuan bagi peta umum frekuensi gugus yang khas (Silverstain , 1986).

2.4.1. Spektrometri ultra violet

Serapan molekul di dalam derah ultra ungu dan terlihat dari spektrum bergantung pada struktur

ultra elektronik dari molekul. Penyerapan sejumlah energi, menghasilkan percepatan dari

elektron dalam orbital tingkat dasar ke orbital yang berenergi lebih tinggi di dalam keadaan

tereksitasi (Silverstein, 1986).

Spektrum Flavonoida biasanya ditentukan dalam larutan dengan pelarut Metanol

(MeOH) atau Etanol (EtOH). Spektrum khas terdiri atas dua maksima pada rentang 240-285 nm

(pita II) dan 300-550 nm (pita I). Kedudukan yang tepat dan kekuatan nisbi maksima tersebut

memberikan informasi yang berharga mengenai sifat flavonoida dan pola oksigenasinya. Ciri

khas spektrum tersebut ialah kekuatan nisbi yang rendah pada pita I dalam dihidroflavon,

dihidroflavonol, dan isoflavon serta kedudukan pita I pada spektrum khalkon, auron dan

antosianin yang terdapat pada panjang gelombang yang tinggi.

Ciri spektrum golongan flavonoida utama dapat ditunjukkan sebagai berikut :

λ maksimum

utama (nm)

λ maksimum tambahan

(nm) (dengan intensitas

nisbi)

Jenis flavonoida

475-560

390-430

365-390

350-390

± 275 (55%)

240-270 (32%)

240-260 (30%)

± 300 (40%)

Antosianin

Auron

Kalkol

Flavonol

Universitas Sumatera Utara

Page 16: pharmacyy

250-270

330-350

300-350

275-295

± 225

310-330

± 300 (40%)

tidak ada

tidak ada

310-330 (30%)

310-330 (30%)

310-330 (25%)

Flavonol

Flavon dan biflavonil

Flavon dan biflavonil

Flavanon dan flavononol

Flavonon dan flavononon

Isoflavon

2.4.2. Spektrofotometri Infra Merah (FT - IR)

Cahaya tampak terdiri dari beberapa range frekuensi elektromagnetik yang berbeda dimana

setiap frekuensi bias dilihat sebagai warna yang berbeda. Radiasi infra merah juga mengandung

beberapa range frekuensi tetapi tidak dapat dilihat oleh mata. Pengukuran pada spectrum infra

merah dilakukan pada daerah cahaya infra merah tengah (mid infrared) yaitu pada panjang

gelombang 2.5 – 50 μm atau bilangan gelombang 4000 – 200 cm -1. energi yang dihasilkan oleh

radiasi ini akan menyebabkan vibrasi atau getaran pada molekul. Pita absorbsi inframerah sangat

khas dan spesifik untuk setiap tipe ikatan kimia atau gugus fungsi. Metoda ini sangat berguna

mengidentifikasi senyawa organik dan organometalik. (Dachriyanus, 2004)

Spekrum infra merah suatu molekul adalah hasil transisi antara tingkat energi getaran

yang berlainan. Pancaran infra merah yang kerapatannya kurang dari 100 cm-1 (panjang

gelombang lebih daripada 100 µm) diserap oleh sebuah molekul organik dan diubah menjadi

putaran energi molekul. (Silverstein, 1986).

2.4.3. Spektrofotometri Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR)

Spektrometri Resonansi Magnetik Inti (Nuclear Magnetic Rresonance, NMR ) merupakan alat

yang berguna pada penentuan struktur molekul organik. Teknik ini memberikan informasi

mengenai berbagai jenis atom hidrogen dalam molekul. Struktur NMR memberikan informasi

mengenai lingkungan kimia atom hydrogen, jumlah atom hydrogen dalam setiap lingkungan dan

struktur gugusan yang berdekatan dengan setiap atom hydrogen (Cresswell, 1982).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: pharmacyy

2.4.3.1. Penggunaan chemical shifts (pergeseran kimia)

Posisi sinyal memberikan informasi yang berguna tentang gugus masing-masing atom hidrogen.

Pergeseran kimia yang penting untuk masing-masing gugus pada metilpropanoat adalah:

Tabel Pergeseran Kimia Beberapa Proton.

δ Pergeseran Kimia

R-CH3 0,76 – 1,6

O-CH3 atau O-CH2-R 3,3 – 4,3

R-CH2-C=O 2,0 – 2,9

H-C=O 9,0 – 10,0

-COOH 11,0 – 12,0

Keterangan :

“R” adalah gugus alkil. Pergeseran kimia ditunjukkan dalam range. Posisi yang tepat tergantung

pada bagian gugus yang melekat padanya didalam molekul.

(Dachriyanus, 2004)

Pergeseran kimia adalah pengukuran medan dalam keadaan bebas. Semua proton-proton

dalam satu molekul yang ada dalam lingkungan kimia yang serupa kadang-kadang

menunujukkan pergeseran kimia yang sama. Setiap senyawa memberikan penaikan menjadi

puncak absorpsi tunggal dalam spektrum NMR.

(Bernasconi,1995)

Universitas Sumatera Utara