PIH.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

repro

Citation preview

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    1/39

    SISTEM REPRODUKSI II

    PREGNANCY-INDUCED HYPERTENSION (PIH) / PREEKLAMPSIA

    DI SUSUN OLEH KELOMPOK TUTOR 9

    ANGGOTA KELOMPOK :

    Yelsi Wanti ( 220110110080 )

    Nurali ( 220110110086 ) / Scriber 2

    Arif Abdurahman ( 220110110092 )

    Mita Andriyani ( 220110110098 )

    Arini Raydian ( 220110110105 ) / Chair

    Lia Aryanti ( 220110110112 )

    Yunnisa Ramdhani ( 220110110118 )

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    2/39

    Yunnisa Ramdhani ( 220110110118 )

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

    dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah hasil reporting Kasus 1.

    Makalah yang berjudul Pregnancy-Induced Hypertension (PIH) / Preeklampsia ini disusun

    untuk memenuhi standar penilaian pada mata kuliah Sistem Reproduksi II.

    Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Ibu Ermiati, S.Kp., M.Kep. Sp. Mat selaku dosen koordinator mata kuliah SistemReproduksi II;

    2. Ibu Ayu Prawesti, S.Kep., Ners., M.Kep selaku dosen tutor kelompok sembilan;3. Orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam proses pembelajaran di

    Fakultas Keperawatan;

    4. Anggota kelompok tutorial 9 yang telah memberikan kontribusi dalam prosespenyusunan makalah ini;

    5. Pihak lain yang tidak dapat penulis kemukakan satu per satu, terima kasih atasdukungannya, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih baik.

    Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan di hari

    kemudian.

    Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan

    bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    3/39

    bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar.................................................................................................................. 2

    Daftar Isi........................................................................................................................... 3

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1Kasus .......................................................................................................................... 41.2Step 1 .......................................................................................................................... 41.3Step 2 .......................................................................................................................... 41.4Step 3 .......................................................................................................................... 51.5Step 4 .......................................................................................................................... 61.6Step 5 .......................................................................................................................... 61.7Step 6 .......................................................................................................................... 61.8Step 7........................................................................................................................... 7BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Perubahan Fisiologi Wanita Hamil.............................................................................. 9

    2.2 Definisi Preeklampsia.................................................................................................. 11

    2.3 Etiologi dan Faktor Resiko Preeklampsia.................................................................... 12

    2.4 Manifestasi Klinis Preeklampsia.................................................................................. 16

    2.5 Klasifikasi Preeklampsia.............................................................................................. 17

    2.6 Komplikasi Preeklampsia ............................................................................................ 17

    2 7 Patofisiologi 18

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    4/39

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1KasusSeorang wanita usia 19 tahun hamil 32 minggu datang ke poli kandungan. Saat ini

    merupakan kunjungan yang ke-3, pada kunjungan ke-1 dan ke-2 hasil pemeriksaan sama

    dalam batas normal. Pada kunjungan ke-3 saat ini diperoleh TD 140/90 mmHg, TFU 28 cm,

    DJJ 140x/menit, terdapat edema pada ekstermitas bawah 2+, tidak ada klonus. Klien

    menanyakan kondisi kehamilan dan janin yang dikandungnya apakah baikbaik saja.

    1.2Step 11. Klonus ?2. TFU ?3. DJJ ?4. Ekstremitas bawah 2+ ?Jawaban :

    1. Klonus : hipertensi (preeklamsi) pada ibu hamil tingkat 32. TFU : tinggi fundus uterus3 DJJ : denyut jantung janin

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    5/39

    8. Sebutkan komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan anak?9. Sebutkan pencegahan dan masalah keperawatan?10.Apa saja penatalaksanaannya?11.Apa dampak saat anak lahir?12.Kenapa TD pada ibu hamil harus normal?13.Sebutkan faktor resikonya?

    1.4Step 31. LO2. Progesteron meningkat sebagai diuretik ringan ekskresi Na meningkat

    penyempitan pembuluh darah vasokontriksi TD meningkat

    3. TTV normal per trimester 120/80 mmHg4. Na : bisa mengosmosis larutan

    Edema karena shift cairan, jadinya protein banyak keluar sehingga menyebabkan

    menurunnya tekanan onkotik

    5. Vasokontriksi pembuluh darah aliran 2dalam darah ke janin

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    6/39

    9. Pemeriksaan di awal (dini) semenjak 2 3 minggu setelah terlambat haid, lakukan cekdarah lengkap (TORCH,Hbs, Ag, dll)

    Ciriciri hamil: mual, muntah, pusing, emosi labil, tidak menstruasi, pipis teus menerus

    pada trimester ke-1 dan ke-3

    10. LO11.Dampak: Bayi premature Jika terjadi peningkatan TD harus diterminasi segera

    12.Dapat terjadi resiko komplikasi ke ibu dan janin, bisa stroke13.Faktor resiko:- wanita dengan kehamilan 20 minggu ke atas- partus berapa kali- usia (terlalu muda atau terlalu tua saat hamil)- kehamilan ganda (kembar)

    1.5Step 4MindMap

    Usia kehamilan < 20 tahun dan > 35tahun, jumlah paritas, DM, obesitas,

    kehamilan ganda

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    7/39

    1.6Step 5LO

    1. Konsep Umum2. Patofisiologi3. ASKEP

    1.7Step 6Self Study

    1.9Step 7Reporting (singkat)

    1. DefinisiPreeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin, dan

    nifas yang terdiri dari hipertensi, edema, dan protrinuria tetapi tidak menunjukkan gejala

    hipertensi sebelumnya, gejalanya muncul pada kehamilan yang berusia diatas 20 minggu.

    2. EtiologiPenyebab belum diketahui pasti (idiopatik)

    Faktor resiko :

    - Usia kehamilan- Status primigravida

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    8/39

    - Paruparu : edema paru- Serebral : gangguan funsi otak- Mata : edema retina, penglihatan kabur- Ginjal : gangguan fungsi ginjal6. Pemeriksaan Diagnostik- Pemeriksaan darah lengkap : HT , Hb , SGOT ,SGPT, billirubin- Urinalisis : proteinuria- USG- Kardiografi, untuk mengetahui DJJ7. Penatalaksanaan- preeklampsia ringan : tidur, istirahat, tirah baring- preeklampsia berat : kolaborasi pemberian sedatif kuat- eklampsia : kolaborasi pemberian beta bloker MgSO4, sedatif kuat8. Masalah keperawatan- Gangguan perfusi jaringan ke ibu dan janin- Gangguan pertukaran gas- Kelebihan volume cairan- Resiko tinggi gagal janin- Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    9/39

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1PERUBAHAN FISIOLOGIWANITA HAMILSegala perubahan fisik dialami wanita selama hamil berhubungan dengan beberapa

    sistem yang disebabkan oleh efek khusus dari hormon. Perubahan ini terjadi dalam rangkapersiapan perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin, perkembangan

    payudara untuk pembentukan / produksi air susu selama masa nifas (Salmah, 2006).

    1. UterusUterus akan membesar pada bulan bulan pertama dibawah pengaruh hormon estrogen

    dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh

    hipertropi otot polos uterus. Pada bulan bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti

    buah alpukat, agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk dan pada akhir

    kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur (Wiknjosastro, 2006).

    Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :

    1) Pada kehamilan 4 minggu, fundus uteri blum teraba2) Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek fundus uteri berada di

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    10/39

    2. VaginaVagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen sehingga tampak

    lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick.

    3. OvariumPada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya

    plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Namun akan mengecil setelah plasenta

    terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat

    laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta.

    4. PayudaraPayudara akan mengalami perubahan, yaitu membesar dan tegang akibat hormon

    somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, tetapi belum mengeluarkan air susu.

    Areola mammae pun tampak lebih hitam karena hiperpigmentasi.

    5. Sistem SirkulasiSirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus

    yang membesar dengan pembuluhpembuluh darah yang membesar pula. Volume darah

    ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang

    disebut hidremia. Volume darah akan bertambah kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan

    32 minggu, diikuti dengan cardiac outputyang meninggi kira-kira 30%.

    6. Sistem RespirasiWanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh rasa sesak nafas Hal

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    11/39

    kehamilan. Namun, akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena bagian terendah janin

    mulai turun memasuki Pintu Atas Panggul.

    9. KulitPada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh

    hormonMelanophore Stimulating Hormone(MSH) yang dikeluarkan oleh lobus anterior

    hipofisis. Kadangkadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal

    sebagai kloasma gravidarum. Namun, pada kulit perut dijumpai perubahan kulit menjadi

    kebirubiruan yang disebutstriae livide.

    10.Metabolisme dalam KehamilanPada wanita hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meningkat hingga 15-20 %. Kelenjar

    gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada kehamilan trimester akhir. Protein

    yang diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk perkembangan badan, alat

    kandungan, mammae, dan untuk janin, serta disimpan pula untuk laktasi nanti. Janin

    membutuhkan 30 40 gr kalsium untuk pembentukan tulang terutama pada trimester

    ketiga. Dengan demikian makanan ibu hamil harus mengandung kalsium, paling tidak 1.5

    2,5 gr per harinya sehingga dapat diperkirakan 0,20,7 gr kalsium yang tertahan untuk

    keperluan janin sehingga janin tidak akan mengganggu kalsium ibu. Wanita hamil juga

    memerlukan tambahan zat besi sebanyak 800 mg untuk pembentukan hemoglobin dalam

    darah sebagai persiapan agar tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan.

    11 Kenaikan Berat Badan

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    12/39

    Preeklampsia adalah penyakit primigravida dan kalau timbul pada seorang multigravida

    biasanya ada faktor predisposisi seperti hipertensi, diabetes melitus atau kehamilan ganda.

    (Obstetri, UNPAD).

    Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang secara spesifik hanya muncul selama

    kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu (Helen Varney, 2007).

    2.3ETIOLOGIApa yang menjadi penyebab terjadinya preeklampsia hingga saat ini belum diketahui.

    Terdapat banyak teori yang ingin menjelaskan tentang penyebab dari penyakit ini tetapi tidak

    ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat

    menjelaskan tentang mengapa preeklampsia meningkat prevalensinya pada primigravida,

    hidramnion, kehamilan ganda dan mola hidatidosa. Selain itu, teori tersebut harus dapat

    menjelaskan penyebab bertambahnya frekuensi preeklampsia dengan bertambahnya usia

    kehamilan, penyebab terjadinya perbaikan keadaan penderita setelah janin mati dalam

    kandungan, dan penyebab timbulnya gejala-gejala seperti hipertensi, edema, proteinuria,

    kejang dan koma.

    Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan

    penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori. Namun, belum ada yang memberikan

    jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab preeklampsia

    adalah teori iskemia plasenta Teori ini pun belum dapat menerangkan semua hal yang

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    13/39

    2. Peran Faktor ImunologisPreeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama karena pada kehamilan pertama

    terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna

    sehingga timbul respons imun yang tidak menguntungkan terhadap Histikompatibilitas

    Plasenta. Pada preeklampsia terjadi kompleks imun humoral dan aktivasi komplemen.

    Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.

    3. Peran Faktor GenetikMenurut Chesley dan Cooper (1986) bahwa Preeklampsia/eklampsia bersifat diturunkan

    melalui gen resesif tunggal. Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada

    kejadian Preeklampsia-Eklampsia antara lain :

    a. Preeklampsia hanya terjadi pada manusia.b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia-Eklampsia pada

    anakanak dari ibu yang menderita Preeklampsia-Eklampsia.

    4. Iskemik dari uterusSperof (1973) menyatakan bahwa dasar terjadinya Preeklampsia adalah iskemik

    uteroplasentar, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara massa plasenta yang

    meningkat dengan aliran perfusi sirkulasi darah plasenta yang berkurang. Disfungsi

    plasenta juga ditemukan pada preeklampsia, sehingga terjadi penurunan kadar 1 -25

    (OH)2 dan Human Placental Lagtogen (HPL), akibatnya terjadi penurunan absorpsi

    kalsium dari saluran cerna Untuk mempertahankan penyediaan kalsium pada janin

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    14/39

    mengakibatkan vasokonstriksi vaskular daerah itu. Renin juga meningkatkan kepekaan

    vaskular terhadap zat-zat vasokonstriktor lain (angiotensin, aldosteron) sehingga terjadi

    tonus pembuluh darah yang lebih tinggi. Oleh karena gangguan sirkulasi uteroplasenter

    ini, terjadi penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke janin. Akibatnya terjadi gangguan

    pertumbuhan janin sampai hipoksia dan kematian janin.

    5. Disfungsi dan aktivasi dari endotelialKerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting dalam pathogenesis

    terjadinya preeklampsia. Fibronektin dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami

    kerusakan dan meningkat secara signifikan dalam darah wanita hamil dengan

    preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin sudah dimulai pada trimester pertama

    kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat sesuai dengan kemajuan kehamilan.

    Jika endotel mengalami gangguan oleh berbagai hal seperti shear stress hemodinamik,

    stress oksidatif maupun paparan dengan sitokin inflamasi dan hiperkolesterolemia, maka

    fungsi pengatur menjadi abnormal dan disebut disfungsi endotel. Pada keadaan ini terjadi

    ketidakseimbangan substansi vasoaktif sehingga dapat terjadi hipertensi. Disfungsi

    endotel juga menyebabkan permeabilitas vaskular meningkat sehingga menyebabkan

    edema dan proteinuria. Jika terjadi disfungsi endotel maka pada permukaan endotel akan

    diekspresikan molekul adhesi. seperti vascular cell adhesion molecule-1 (VCAM-1) dan

    intercellular cell adhesion molecule-1 (ICAM-1). Peningkatan kadar soluble VCAM-1

    ditemukan dalam supernatant kultur sel endotel yang diinkubasi dengan serum penderita

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    15/39

    FAKTOR RESIKO

    Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya

    preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor yang

    mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor risiko tersebut meliputi:

    a. UsiaInsidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada primigravida tua. Pada wanita

    hamil berusia kurang dari 25 tahun insidens > 3 kali lipat. Pada wanita hamil berusia

    lebih dari 35 tahun, dapat terjadi hipertensi yang menetap.

    b. ParitasAngka kejadian tinggi pada primigravida, muda maupun tua, primigravida tua risiko

    lebih tinggi untuk preeklampsia berat.

    c. Faktor GenetikJika ada riwayat preeklampsia/eklampsia pada ibu/nenek penderita, faktor risiko

    meningkat sampai 25%. Diduga adanya suatu sifat resesif (recessive trait), yang

    ditentukan genotip ibu dan janin. Terdapat bukti bahwa preeklampsia merupakan

    penyakit yang diturunkan, penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak wanita dari

    ibu penderita preeklampsia. Atau mempunyai riwayat preeklampsia/eklampsia dalam

    keluarga.

    d Diet / gizi

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    16/39

    g. Mola hidatidosaDegenerasi trofoblas berlebihan berperan menyebabkan preeklampsia. Pada kasus

    mola, hipertensi dan proteinuria terjadi lebih dini / pada usia kehamilan muda, dan

    ternyata hasil pemeriksaan patologi ginjal juga sesuai dengan pada preeklampsia.

    h. ObesitasHubungan antara berat badan wanita hamil dengan resiko terjadinya preeklampsia jelas

    ada, dimana terjadi peningkatan insiden dari 4,3% pada wanita dengan Body Mass

    Index (BMI) < 20 kg/m2 manjadi 13,3% pada wanita dengan Body Mass Index (BMI)

    > 35 kg/m2.

    i. Kehamilan multiplePreeklampsia dan eklampsia 3 kali lebih sering terjadi pada kehamilan ganda dari 105

    kasus kembar dua didapat 28,6% preeklampsia dan satu kematian ibu karena eklampsia

    pada kehamilan tunggal, dan sebagai faktor penyebabnya ialah dislensia uterus. Dari

    hasil penelitian Agung Supriandono dan Sulchan Sofoewan menyebutkan bahwa 8

    (4%) kasus preeklampsia berat mempunyai jumlah janin lebih dari satu, sedangkan

    pada kelompok kontrol, 2 (1,2%) kasus mempunyai jumlah janin lebih dari satu.

    2.4MANIFESTASI KLINISGejala Objektif :

    Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan dalam tubuh 1

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    17/39

    Pada preeklampsia berat terkadang terjadi gangguan kesadaran

    2.5KLASIFIKASIKlasifikasi menurutAmerican College of Obstetricians and Gynecologists, yaitu :

    1. Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut : Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau

    kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat

    tekanan darah normal

    Proteinuria kuantitatif 300 mg perliter dalam 24 jam atau kualitatif 1+ atau 2+ padaurine kateter atau midstream.

    2. Preeklampsia berat, preeklampsia berat tanpa impending eclampsia dan preeklampsiaberat dengan impending eclampsia

    Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih sedikitnya enam jam pada dua kalipemeriksaan. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di

    rumah sakit dan telah menjalani tirah baring

    Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+ Oliguri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam/kurang dari 0,5

    cc/kgBB/jam

    Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di epigastrium

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    18/39

    Platelet Cown); ablasi retina; KID (Koagulasi Intra Vaskular Diseminata); gagal ginjal;

    perdarahan otal;oedem paru; gagal jantung; syok dan kematian.

    Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya insufisiensi uteroplasental,

    misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.

    2.7PATOFISIOLOGITERLAMPIR

    2.8PENATALAKSANAANTujuan utama penanganan preeklampsia adalah mencegah terjadinya preeklampsia berat atau

    eklampsia, melahirkan janin hidup dan melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya,

    mencegah perdarahan intrakranial, serta mencegah gangguan fungsi organ vital.

    1. Preeklampsia RinganIstirahat di tempat tidur merupakan terapi utama dalam penanganan preeklampsia

    ringan. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan aliran darah ke plasenta

    dan aliran darah ke ginjal meningkat, tekanan vena pada ekstrimitas bawah juga menurun

    dan reabsorpsi cairan di daerah tersebut juga bertambah. Selain itu dengan istirahat di

    tempat tidur mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar dan juga dapat

    menurunkan tekanan darah dan kejadian edema. Penambahan aliran darah ke ginjal akan

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    19/39

    prenatal. Tidak diberikan obat-obat diuretik antihipertensi, dan sedative. Dilakukan

    pemeriksaan laboratorium HB, hematokrit, fungsi hati, urin lengkap dan fungsi ginjal.

    Apabila preeklampsia tersebut tidak membaik dengan penanganan konservatif, maka

    dalam hal ini pengakhiran kehamilan dilakukan walaupun janin masih prematur.

    Rawat inap

    Keadaan dimana ibu hamil dengan preeklampsia ringan perlu dirawat di rumah

    sakit ialah a) Bila tidak ada perbaikan : tekanan darah, kadar proteinuria selama 2 minggu

    b) adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda preeklampsia berat. Selama di rumah

    sakit dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorik. Pemeriksaan kesejahteraan

    janin berupa pemeriksaan USG dan Doppler khususnya untuk evaluasi pertumbuhan

    janin dan jumlah cairan amnion. Pemeriksaan nonstress test dilakukan 2 kali seminggu

    dan konsultasi dengan bagian mata, jantung dan lain lain.

    Perawatan obstetri k yaitu sikap terhadap kehamilannya

    Menurut Williams, kehamilan preterm ialah kehamilan antara 22 minggu sampai

    37 minggu. Pada kehamilan preterm (37 minggu), persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau

    dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    20/39

    yang terlibat, dan saat yang tepat untuk persalinan. Pemeriksaan sangat teliti diikuti

    dengan observasi harian tentang tanda tanda klinik berupa : nyeri kepala, gangguan visus,

    nyeri epigastrium dan kenaikan cepat berat badan. Selain itu perlu dilakukan

    penimbangan berat badan, pengukuran proteinuria, pengukuran tekanan darah,

    pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan USG dan NST.

    Perawatan preeklampsia berat sama halnya dengan perawatan preeklampsia

    ringan, dibagi menjadi dua unsur yakni sikap terhadap penyakitnya, yaitu pemberian

    obat-obat atau terapi medisinalis dan sikap terhadap kehamilannya ialah manajemen

    agresif, kehamilan diakhiri (terminasi) setiap saat bila keadaan hemodinamika sudah

    stabil.

    Medikamentosa

    Penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap

    dan dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri). Perawatan yang penting pada

    preeklampsia berat ialah pengelolaan cairan karena penderita preeklampsia dan

    eklampsia mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya edema paru dan oligouria. Sebab

    terjadinya kedua keadaan tersebut belum jelas, tetapi faktor yang sangat menentukan

    terjadinya edema paru dan oligouria ialah hipovolemia, vasospasme, kerusakan sel

    endotel, penurunan gradient tekanan onkotik koloid/pulmonary capillary wedge pressure.

    Oleh karena itu monitoring input cairan (melalui oral ataupun infuse) dan output cairan

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    21/39

    aspirasi asam lambung yang sangat asam. Diet yang cukup protein, rendah karbohidrat,

    lemak dan garam.

    Pemberi an obat antikejang

    MgSO4

    Pemberian magnesium sulfat sebagai antikejang lebih efektif dibanding fenitoin,

    berdasar Cochrane review terhadap enam uji klinik yang melibatkan 897 penderitaeklampsia.

    Magnesium sulfat menghambat atau menurunkan kadar asetilkolin pada

    rangsangan serat saraf dengan menghambat transmisi neuromuskular. Transmisi

    neuromuskular membutuhkan kalsium pada sinaps. Pada pemberian magnesium sulfat,

    magnesium akan menggeser kalsium, sehingga aliran rangsangan tidak terjadi (terjadi

    kompetitif inhibition antara ion kalsium dan ion magnesium). Kadar kalsium yang tinggi

    dalam darah dapat menghambat kerja magnesium sulfat. Magnesium sulfat sampai saat

    ini tetap menjadi pilihan pertama untuk antikejang pada preeklampsia atau eklampsia.

    Cara pemberian MgSO4

    - Loading dose : initial dose 4 gram MgSO4: intravena, (40 % dalam 10 cc) selama 15menit

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    22/39

    - Hilangnya reflex tendon 10 mEq/liter atau 12 mg/dll- Terhentinya pernafasan 15 mEq/liter atau 18 mg/dll- Terhentinya jantung >30 mEq/liter atau > 36 mg/dll

    Magnesium sulfat dihentikan bila ada tanda tanda intoksikasi atau setelah 24 jam

    pascapersalinan atau 24 jam setelah kejang terakhir. Pemberian magnesium sulfat dapat

    menurunkan resiko kematian ibu dan didapatkan 50 % dari pemberiannya menimbulkan

    efekflushes(rasa panas).

    Contoh obat-obat lain yang dipakai untuk antikejang yaitu diazepam atau fenitoin

    (difenilhidantoin), thiopental sodium dan sodium amobarbital. Fenitoin sodium

    mempunyai khasiat stabilisasi membrane neuron, cepat masuk jaringan otak dan efek

    antikejang terjadi 3 menit setelah injeksi intravena. Fenitoin sodium diberikan dalam

    dosis 15 mg/kg berat badan dengan pemberian intravena 50 mg/menit. Hasilnya tidak

    lebih baik dari magnesium sulfat. Pengalaman pemakaian fenitoin di beberapa senter di

    dunia masih sedikit.

    Diuretikum

    Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paru-paru, payahjantung kongestif atau anasarka. Diuretikum yang dipakai ialah furosemida. Pemberian

    diuretikum dapat merugikan yaitu memperberat hipovolemia memperburuk perfusi

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    23/39

    Jenis obat antihipertensi yang diberikan di Amerika adalah hidralazin (apresoline)

    injeksi (di Indonesia tidak ada), suatu vasodilator langsung pada arteriole yang

    menimbulkan reflex takikardia, peningkatan cardiac output, sehingga memperbaiki

    perfusi uteroplasenta. Obat antihipertensi lain adalah labetalol injeksi, suatu alfa 1

    bocker, non selektif beta bloker. Obat-obat antihipertensi yang tersedia dalam bentuk

    suntikan di Indonesia ialah clonidin (catapres). Satu ampul mengandung 0,15 mg/cc.

    Klonidin 1 ampul dilarutkan dalam 10 cc larutan garam faal atau larutan air untuk

    suntikan.

    Antihipertensi lini pertamaNifedipin. Dosis 10-20 mg/oral, diulangi setelah 30 menit, maksimum 120 mg dalam

    24 jam

    Antihipertensi lini kedua- Sodium nitroprussida : 0,25g iv/kg/menit, infuse ditingkatkan 0,25g iv/kg/5 menit

    -Diazokside : 30-60 mg iv/5 menit; atau iv infuse 10 mg/menit/dititrasi.

    Kortikosteroid

    Pada preeklampsia berat dapat terjadi edema paru akibat kardiogenik (payah

    jantung ventrikel kiri akibat peningkatan afterload) atau nonkardiogenik (akibat

    kerusakan sel endotel pembuluh darah paru). Prognosis preeclampsia berat menjadi buruk

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    24/39

    2. Konservatif (ekspektatif) : berarti kehamilan tetap dipertahankan bersamaan denganpemberian medikamentosa.

    Perawatan konservatif

    Indikasi perawatan konservatif ialah bila kehamilan preterm 37 minggu tanpa

    disertai tandatanda impending eklampsia dengan keadaan janin baik. Diberi pengobatan

    yang sama dengan pengobatan medikamentosa pada pengelolaan secara aktif. Selama

    perawatan konservatif, sikap terhadap kehamilannya ialah hanya observasi dan evaluasi

    sama seperti perawatan aktif, kehamilan tidak diakhiri. Magnesium sulfat dihentikan bila

    ibu sudah mencapai tanda-tanda preeclampsia ringan, selambat-lambatnya dalam waktu

    24 jam. Bila setelaah 24 jam tidak ada perbaikan keadaan ini dianggap sebagai kegagalan

    pengobatan medikamentosa dan harus diterminasi. Penderita boleh dipulangkan bila

    penderita kembali ke gejala-gejala atau tanda tanda preeklampsia ringan.

    Perawatan aktif

    Indikasi perawatan aktif bila didapatkan satu atau lebih keadaan di bawah ini, yaitu :

    Ibu

    1. Umur kehamilan 37 minggu2. Adanya tanda-tanda/gejala-gejala impending eklampsia

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    25/39

    2.9PENCEGAHAN PREEKLAMPSIAa. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu secara teliti, mengenali tanda tanda

    sedini mungkin (preeklampsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya

    penyakit tidak menjadi lebih berat

    b. Istirahat dan mengurangi pekerjaan sehari-hari, lebih banyak duduk dan berbaringc. Penambahan berat badan yang tidak berlebihand. Diet tinggi protein, rendah lemak, karbohidrat, dan garam yang bertujuan :- Mencapai dan mempertahankan status gizi normal- Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal- Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air- Menjaga keseimbangan nitrogen- Menjaga agar pertambahan berat badan tidak melebihi normal- Mengurangi atau mencegah timbulnya resiko lain atau penyulit baru pada saat kehamilan

    atau persalinan.

    2.10 PEMERIKSAANPemeriksaan Fisik

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg dan

    diastolik 15 mmHg atau tekanan darah meningkat 140/90 mmHg pada preeklampsia

    ringan dan 160/110 mmHg pada preeklampsia berat Selain itu kita juga akan

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    26/39

    serum biasanya normal tetapi bisa meningkat pada preeklampsia berat. Alkalin fosfatase

    meningkat hingga 2-3 kali lipat. Laktat dehidrogenase bisa sedikit meningkat dikarenakan

    hemolisis. Glukosa darah dan elektrolit pada pasien preeklampsia biasanya dalam batas

    normal.

    2.11 ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajian ( dalam Kasus )

    Identitas Klien

    Nama :

    Usia : 19 tahun

    Jenis Kelamin : Wanita

    Pekerjaan : tidak dikaji

    Keluhan Utama : -

    Riwayat Kesehatan Sekarang : Tekanan darah 140 / 90 mmHg, TFU 28 cm, DJJ 140 x /

    menit, terdapat edema pada ekstermitas bawah 2+, tidak ada klonus

    Riwayat Kesehatan Masa lalu : Tidak dikaji

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    27/39

    Pemeriksaan diagnostik :

    DJJ 140 x / menit

    B. Analisa DataData Etiologi Masalah

    DS : -DO : TD ibu 140 / 90 mmHg,

    edema ekstermitas bawah 2+

    Proses Cardiac Output

    Merangsang medula

    oblongata dan sistem saraf

    Penurunan fungsi organ

    Vasospasme dan peningkatan

    tekanan darah

    Perubahan perfusi jaringan

    Gangguan Perfusi Jaringan

    DS : -

    DO : TD ibu 140 / 90 mmHg,

    Preeklampsia Kelebihan Volume Cairan

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    28/39

    angiotensin II

    Merangsang korteks adrenal

    menghasilkan aldosteron

    Endotheliosis pada

    glomerulus

    Permeabilitas kapiler

    terhadap protein

    Proteinuria

    Kadar albumin dalam darah

    (hipoalbuminnemia)

    Tekanan onkotik plasma

    Perpindahan cairan

    intravaskuler ke intersisial

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    29/39

    DS : klien menanyakan

    apakah kondiisi kehamilan

    dan janin yang dikandungnya

    apakah baikbaik saja

    DO : TD ibu 140 / 90 mmHg,

    DJJ 140 x / menit, edema

    ekstermitas bawah 2+

    Preeklampsia

    Spasme pembuluh darah

    Suplai darah ke plasenta

    Perfusi uteroplasenter

    prostaglandin plasenta

    Suplai O2 dan nutrisi pada

    janin

    Fetal distress

    Risiko gawat janin

    Resiko Gawat Janin

    C Diagnosa Keperawatan

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    30/39

    D. Asuhan KeperawatanDiagnosa

    Keperawatan

    Tujuan Intervensi Rasional

    Gangguan Perfusi

    Jaringan

    tidak terjadi

    vasospasme dan

    perfusi jaringan

    dengan kriteria hasil :

    klien akan mengalami

    vasodilatasi ditandai

    dengan diuresis,

    penurunan tekanan

    darah, edema

    1. Memantau asupanoral dan ifus IV

    MGSO4

    2. Mempertahankantirah baring total

    dengan posisi

    mirin

    1. MGSO4adalahobat anti kejang

    yang bekerja pada

    sambungan

    mioneural dan

    merelaksasi

    vasospasme

    sehingga

    menyebabkan

    peningkatan

    perfusi ginjal,

    mobilisasi cairan

    ekstra seluler

    (edema dan

    dieresis

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    31/39

    Kelebihan Volume

    Cairan

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 3 x 24 jam

    diharapkan volume

    cairan seimbang

    dengan kriteria hasil :

    a. Tidak terdapattandatanda

    edema

    b. Hasil laboratoriumhematokrit dalam

    batas normal

    c. Balance cairanmasuk dan keluar

    d. Vital sign dalambatas yang

    diterima

    e. Tanda-tandaedema tidak ada

    f Suara nafas bersih

    1. Auskultasi bunyinafas akan adanya

    krekels

    2. Catat adanya DVJ,adanya edema

    dependen

    3. Ukur masukanatau keluaran, catat

    penurunan

    pengeluaran, sifat

    konsentrasi, hitung

    keseimbangan

    cairan

    4. Pertahankanpemasukan total

    cairan 2000 cc / 24

    jam dalam

    toleransi

    kardiovaskuler

    5 Berikan diet

    1. Mengidentifikasiedema paru

    skunder akibatdekompensasijantung

    2. Dicurigai adanyagagal jantung

    kongestif,kelebihan volume

    cairan

    3. Penurunan curahjantungmengakibatkan

    gangguan perfusiginjal, retensi

    cairan/Na, danpenurunan

    keluaran urin,

    keseimbangancairan fositif

    berulang padaadanya gejala lain

    menunjukakkankelebihan

    volume/gagaljantung

    4. Memenuhikebutuhan cairan

    tubuh orang

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    32/39

    gawat janin tidak

    terjadi, bayi dapat

    dipertahankan sampai

    umur 37 minggu dan

    atau BBL 2500 gr

    dengan kriteria hasil :

    1. Gerakan janinaktif

    2. DJJ 120-140 x /menit

    3. Kontraksi uterustidak ada

    tidur miring ke

    kiri

    2. Anjurkan pasienuntuk melakukan

    ANC secara

    teratur sesuai

    dengan masa

    kehamilan:

    - x/bln padatrisemester I

    - 2 x/bln padatrisemester II

    - 1 x/minggupada

    trisemester III

    3. Pantau DJJ,kontraksi

    uterus/his gerakanjanin setiap hari

    4 Motivasi pasien

    sehingga yang di

    supply2ke

    plasenta dan janin

    lebih lancar

    2. Deteksi diniterhadap adanya

    penyimpangan

    pada kehamilan

    3. Penurunan DJJdan gerakan janin

    sebagai prediksi

    adanya asfiksia

    janin fase istirahat

    yang lebih akan

    membantu

    meminimalkan

    pemakaian energi

    2dan sekaligus

    dapat

    mengistirahatkan

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    33/39

    menurun

    - Kontraksi/ histerus-menerus

    - Pendarahan- Nyeri abdomen- Perut mengeras

    dan sangat

    nyeri

    - Bila perlu beri22 liter/menit

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    34/39

    BAB III

    PENUTUP

    3.1SimpulanPreeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin, dan

    nifas pada 48 jam postpartum yang terdiri dari hipertensi, edema, dan proteinuria, tetapi tidak

    menunjukkan tanda tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya. Sedangkan

    gejalanya muncul setelah kehamilan berusia 20 minggu ke atas (trimester ke-3), tetapi juga

    bisa muncul pada trimester sebelumnya, misalnya pada molaidatidosa atau pada

    khoriokarsinoma.

    Faktor resiko preeklampsia diantaranya; usia wanita yang hamil < 20 tahun atau 300 mg / L.

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    35/39

    DAFTAR PUSTAKA

    - Doengoes, Marilynn E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.- Mandriwati, G. (2008).Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.Jakarta: EGC.- Mansjoer, A. (2000).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: EGC.- Salmah. (2006).Asuhan Kebidanan Antenatal.Jakarta: EGC.- Wiknjosastro, H. (2006).Ilmu Kebidanan Edisi ketiga.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    36/39

    36 |S I S T E M R E P R O D U K S I I I

    LAMPIRAN (PATOFISIOLOGI)

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    37/39

    37 |S I S T E M R E P R O D U K S I I I

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    38/39

    38 |S I S T E M R E P R O D U K S I I I

  • 5/25/2018 PIH.pdf

    39/39

    39 |S I S T E M R E P R O D U K S I I I