452
Pikir Itu Pelita Hati

Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

  • Upload
    lamthu

  • View
    985

  • Download
    150

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

 

 

 

 

 

Pikir Itu Pelita Hati  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

 

 

 

 

Page 3: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

 

 

 

Suar Suroso  

Pikir Itu Pelita Hati  

Ilmu Berpikir Mengubah Dunia: 

dari Marxisme sampai Teori Deng Xiaoping  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

BANDUNG 2015  

 

Page 4: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Pikir Itu Pelita Hati Ilmu Berpikir Mengubah Dunia: dari Marxisme sampai Teori Deng Xiaoping ©Suar Suroso Editor: Bilven, Darwin Iskandar Desain sampul: Herry Sutresna Diterbitkan oleh Ultimus Cetakan 1, Agustus 2015 Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) SUROSO, Suar

Pikir Itu Pelita Hati Ilmu Berpikir Mengubah Dunia: dari Marxisme sampai Teori Deng Xiaoping Cetakan 1, Bandung: Ultimus, 2015 xlviii + 404 hlm.; 14,5 x 20,5 cm

978-602-8331-58-6

ULTIMUS Tel. (+62) 812 245 6452, (+62) 811 227 1267 [email protected] www.ultimus-online.com

Page 5: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Pengantar Penulis | v

 

 

 

 

 

PENGANTAR PENULIS  

 

 

 

 

KARYA  Pikir  Itu  Pelita  Hati  lahir  dari  hasrat  untuk  melawan 

pembodohan dan pembiadaban yang melanda bangsa Indonesia akibat 

sepertiga abad berkuasanya rezim orba jenderal fasis Soeharto.   

Soeharto naik panggung dengan penggulingan Bung Karno lewat 

kebohongan demi kebohongan dan pembantaian  terhadap pendukung 

Bung  Karno,  para  pimpinan  dan  anggota  PKI,  serta  manusia  tak 

berdosa.   

Manusia  tak berdosa korban pembantaian di  Indonesia melebihi 

jumlah manusia yang dibunuh fasis Jepang sebanyak 300.000 di Nanjing 

tahun  1937.  Lebih mengerikan  dari  kekejaman  fasis Nazi membunuh 

kaum Yahudi dalam Perang Dunia II. Dalam pembantaian di Indonesia, 

yang  mati  lebih  banyak  daripada  korban  bom  atom  yang  menimpa 

Hiroshima dan Nagasaki. Pembantaian  ini adalah  teror. Membenarkan 

teror untuk mencapai  tujuan  adalah kebiadaban. Di bawah kekuasaan 

orba,  teror  bersimaharajalela.  Berkembang  ajaran  yang membenarkan 

teror untuk mencapai  tujuan. Bangsa beradab  jadi biadab. Berlangsung 

kebiadaban yang tak ada taranya dalam sejarah Indonesia. 

Kebiadaban  ini  disembunyikan  rezim  orba  Soeharto  dengan 

berbagai cara, antara lain dengan kebohongan‐kebohongan dalam buku 

sejarah,  pembikinan  film  Pengkhianatan  G30S  PKI,  pembangunan 

Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, 

adalah  pembodohan  bangsa.  Bukan  hanya  ini,  bahkan  dibiarkan 

penyebaran  ajaran  kaum  fanatik  yang membenarkan  dan melakukan 

teror untuk mencapai tujuan. Salah satu puncaknya adalah pembantaian 

yang  dilakukan  rezim  orba  terhadap  kaum  komunis  Indonesia  dan 

manusia tak berdosa pendukung Bung Karno. 

Page 6: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

vi | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Pembodohan  dan  pembiadaban  inilah  yang  menyebabkan  meski 

berlalu  setengah  abad  tapi  pelaku  kebiadaban  ini  masih  terlindung. 

Jutaan  sanak  keluarga  korban  didera  siksaan  batin.  Tiada  permintaan 

maaf dari pemerintah, apalagi pengadilan atas yang berdosa. Ini berarti 

korban  dipaksa  memaafkan  pembunuh,  memaafkan  yang  biadab. 

Kebiadaban menyebabkan  tak  tahu  lagi membedakan mana benar dan 

salah. Pikiran siapa yang tak tergugah oleh siksa derita kebiadaban yang 

melanda bangsa ini?   

Pikiran  lahir  dari  kerja  otak.  Berpikir  adalah  kerja,  adalah  tindak‐

tanduk  otak  yang  menghasilkan  pikiran.  Mampu  berpikir  inilah  yang 

membedakan manusia  dengan makhluk  hidup  lainnya  di  alam  raya. 

Pikiran berperan membimbing setiap perbuatan sadar manusia. Tak bisa 

berpikir adalah bodoh. Berpikir tidak manusiawi adalah biadab. Bodoh dan 

biadab berakar pada cara berpikir yang salah. Membiasakan hidup  tanpa 

menggunakan otak,  tanpa menggunakan pikiran, hidup serba percaya, 

berarti melakukan  kebodohan. Menanamkan  kebiasaan  tidak  berpikir 

atau membiasakan berpikir salah, memelihara kebiasaan serba percaya 

tanpa  berpikir,  adalah  pembodohan.  Dari  bodoh,  manusia  bisa  jadi 

biadab.   

Dengan berpikir tepat, manusia bisa membedakan mana benar dan 

salah, bisa dapat akal memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena 

itu,  pikiran  yang  tepat  akan  menentukan  tepatnya  tindak‐tanduk 

manusia. Pikiran yang tepat akan membimbing tindakan tepat manusia. 

Sekali pikiran yang  tepat dikuasai manusia, akan melahirkan kekuatan 

maha perkasa. Pikiran  tepat, yang  ilmiah, bisa mengubah dunia.  Inilah 

akar pandangan: Tanpa Teori Revolusioner, Tak Ada Gerakan Revolusioner.   

Demikianlah  pentingnya  arti  pikiran  dalam  kehidupan.  Maka 

sungguh arif dan bijaksana nenek moyang kita mewariskan ungkapan 

Pikir  Itu  Pelita  Hati.  Memang,  pikiran  itu  adalah  suluh  hidup  bak 

mercusuar  memancarkan  sinar,  memandu  pelaut  di  samudera  raya 

dalam kegelapan malam. Maka  tak ayal  lagi, berpikir  itu ada  ilmunya, 

ada  hukumnya.  Untuk  bisa  berpikir  ilmiah,  perlu menguasai  hukum 

cara berpikir. 

Hukum‐hukum  cara  berpikir  dapat  dipelajari  dari  pengalaman 

kenyataan  perkembangan  cara  berpikir  dalam  sejarah.  Maka  perlu 

mempelajari  perkembangan  cara  berpikir  di  Nusantara.  Sejarah 

menunjukkan,  bahwa  di  Nusantara  terdapat  bermacam  ragam  cara 

Page 7: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Pengantar Penulis | vii

berpikir,  mulai  dari  animisme,  mistisisme,  pengaruh  Hinduisme, 

Buddhisme,  Islam,  agama‐agama  lain,  serta  bermacam  ragam 

kepercayaan, sampai pada masuknya cara berpikir  ilmiah, yang paling 

maju dalam sejarah, yaitu masuknya Marxisme pada abad ke‐20.   

Dengan kalimat‐kalimat “Ada hantu berkeliaran di Eropa—hantu 

komunisme”,  Manifesto  Partai  Komunis  karya  Marx  dan  Engels  pada 

pertengahan  abad  ke‐19 mengumandangkan  program Marxisme  demi 

mengubah dunia, yaitu melenyapkan penghisapan manusia oleh manusia, 

membangun masyarakat berkeadilan sosial, masyarakat sosialis, menuju 

komunisme.  Semenjak  itu,  sejarah  memasuki  zaman  baru,  zaman 

perjuangan hidup‐mati antara dua kekuatan dalam masyarakat, antara 

kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan tata kehidupan lama, yang 

mempertahankan  pembodohan  dan  pembiadaban, melawan  kekuatan 

klas  pekerja  yang  ingin  membangun  dunia  baru,  dunia  tanpa 

pembodohan  dan  pembiadaban,  yaitu  dunia  tanpa  penghisapan 

manusia oleh manusia. 

Dalam pelaksanaan Marxisme selama dua abad, sejarah mencatat 

kegagalan‐kegagalan  dan  kemenangan‐kemenangan.  Dua  puluh  tiga 

tahun  setelah Manifesto  diumumkan,  tahun  1871,  kekuasaan  borjuasi 

Perancis  sempat  digulingkan  oleh  Komune  Paris.  Tapi  dalam  waktu 

pendek Komune Paris dikalahkan oleh borjuasi.   

Empat  puluh  enam  tahun  kemudian,  pada  awal  abad  ke‐20, 

revolusi besar sosialis di bawah pimpinan Lenin mencapai kemenangan 

dengan  berdirinya  negara  diktatur  proletariat  Uni  Republik‐Republik 

Sovyet  Sosialis  (URSS).  Selama  tujuh  dasawarsa,  sosialisme  sempat 

berjaya di Uni Sovyet.   

Bangkitnya fasisme Jerman, Italia, dan Jepang dengan Pakta Anti‐

Komintern‐nya  yang  mengobarkan  Perang  Dunia  II  adalah  demi 

membasmi  komunisme.  Kekalahan  fasisme  dalam  Perang  Dunia  II 

disusul  oleh  Perang  Dingin  yang  digalakkan  Amerika  Serikat  untuk 

melanjutkan usaha membasmi komunisme sejagat. 

Maksud  buku  Pikir  Itu  Pelita  Hati  adalah  untuk  memaparkan 

perkembangan  pikiran  ilmiah,  terutama  di  bidang  kemasyarakatan 

semenjak  zaman  purba  sampai  abad  ke‐21.  Intinya  terpusat  pada 

perkembangan  Marxisme,  membantah  pandangan  yang  menyatakan 

Marxisme  sudah  punah,  menegakkan  pandangan  bahwa  Marxisme 

berkembang sampai lahir Teori Deng Xiaoping. 

Page 8: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

viii | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Berpikir  ilmiah  berarti memandang  segala‐galanya  berdasarkan 

kenyataan. Inilah materialisme. Lebih dulu dari Thales, pemikir materialis 

Yunani  kuno  yang  menyatakan  bahwa  air  adalah  asal‐usul  segala‐

galanya di alam  raya, di Tiongkok  telah  tampil pikiran bahwa di alam 

raya ada 5 unsur asal‐muasal. Wu Xing, yaitu air, api,  tanah, kayu, dan 

logam. Pemikir Lao Zi telah tampil dengan ajarannya Dao De Jing, ajaran 

agama Dao. Dao De Jing mengandung unsur materialisme dan dialektika.   

Pikir  Itu  Pelita  Hati  berusaha memaparkan  materialisme  sampai 

materialisme  Marxis,  yaitu  pandangan  materialisme  dengan  metode 

dialektika,  dan  penerapan  dalam  masalah  kemasyarakatan,  yaitu 

materialisme  historis. Marxisme dipaparkan  secara historis,  sampai pada 

perkembangan  menjadi Marxisme–Leninisme,  Pikiran Mao  Zedong,  dan 

Teori Deng Xiaoping. 

Pikir  Itu Pelita Hati bukan hanya memaparkan keunggulan  serta 

kemenangan‐kemenangan  Marxisme  dalam  sejarah,  tapi  juga 

memperkenalkan  kekuatan‐kekuatan  lawan  Marxisme,  para 

penyeleweng atas Marxisme, musuh‐musuh Marxisme, yaitu revisionisme, 

Trotskisme, para penganut Pasca‐Marxisme, Euro‐Komunisme. 

Marxisme  yang  lahir  pada  pertengahan  abad  ke‐19  mengalami 

ujian berat pada akhir abad ke‐19 dan pada abad ke‐20. Penggulingan 

kekuasaan borjuasi Perancis berakhir dengan kalahnya Komune Paris di 

tahun 1871.   

Kemenangan Revolusi Oktober dan kejayaan Uni Sovyet berujung 

pada rontoknya Tembok Berlin dan ambruknya Uni Sovyet. Disusul dengan 

ambruknya  negara‐negara  sosialis  Albania,  Bulgaria,  Rumania, 

Cekoslowakia, Polandia, dan  Jerman Timur. Borjuasi bergendang paha, 

sampai‐sampai  Presiden  Amerika,  George W.  Bush,  awal  tahun  1992 

dengan  khidmat  mendeklarasikan  “Perang  Dingin  sudah  usai, 

komunisme sudah mampus, dan kita menang!”   

Pembasmian  komunisme  dalam  Perang  Dingin  juga  melanda 

Indonesia. Muaranya adalah naik panggungnya  jenderal  fasis Soeharto 

dengan menggulingkan Bung Karno setelah membasmi kekuatan utama 

pendukung Bung Karno yaitu Partai Komunis Indonesia. Para pendukung 

orba,  antek  Perang  Dingin  di  Indonesia menepuk  dada, merasa  telah 

“berjasa”  membasmi  PKI,  melarang  komunisme  di  Indonesia  dan 

menggulingkan Bung Karno.   

Dengan  ambruknya  Uni  Sovyet,  berkumandang  suara 

Page 9: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Pengantar Penulis | ix

menyorakkan  punahnya  Marxisme.  Pikir  Itu  Pelita  Hati  membantah 

dengan memaparkan bahwa Marxisme tak salah apalagi punah. Sebab‐

musabab ambruknya sistem sosialis Sovyet bukanlah karena Marxisme 

yang  dipraktekkan  itu  yang  salah,  tapi  kesalahan  adalah  karena 

dicampakkannya ajaran pokok Marxisme, yaitu ajaran diktatur proletariat, 

dan secara sukarela dilepaskannya kepemimpinan Partai Komunis atas 

negara sosialis. 

Mengenai  pembangunan  sosialisme,  Pikir  Itu  Pelita  Hati  secara 

khusus  memaparkan  ajaran  Lenin  tentang  kapitalisme  negara  yang 

diperlukan selama masa peralihan menuju sosialisme di bawah diktatur 

proletariat.   

Soal  paham  pasca‐Marxisme  dikemukakan,  bahwa  penganut 

paham  ini  sesungguhnya  tidaklah  membela,  menyempurnakan 

Marxisme,  atau  mengoreksi  pelaksanaan  Marxisme,  tetapi  adalah 

mengebiri bahkan menegasi materialisme dialektis dan menentang ajaran 

Marx tentang diktatur proletariat. 

Belajar dari kegagalan sosialisme Sovyet dan ambruknya negara‐

negara sosialis Eropa Tengah dan Timur, Deng Xiaoping tampil dengan 

gagasan  Empat  Prinsip  Dasar,  yaitu  untuk  membangun  sosialisme  di 

Tiongkok haruslah: 1. menempuh jalan sosialisme; 2. menjunjung diktatur 

proletariat;  3.  di  bawah  pimpinan  Partai  Komunis;  dan  4. menjunjung 

ideologi  Marxisme–Leninisme,  Pikiran  Mao  Zedong.  Maka  walaupun 

mengalami Peristiwa Tian An Men berdarah, yaitu “gerakan demokrasi” 

demi menggulingkan  diktatur  proletariat  Tiongkok, Negara  Republik 

Rakyat Tiongkok tidak tergoyahkan. 

Tiongkok  dengan  seperlima  penduduk  dunia  yang miskin  dan 

terbelakang  pada  pertengahan  abad  ke‐20,  maju  melompat  menjadi 

negara  terbesar kedua di bidang  ekonomi mengungguli  Jepang.  Inilah 

demonstrasi kejayaan  realisasi pembangunan  sosialisme  berciri Tiongkok, 

yaitu pelaksanaan Marxisme yang di‐Tiongkok‐kan.   

Jiang Zemin mengemukakan  bahwa  Teori Deng Xiaoping  adalah 

pengembangan  Pikiran  Mao  Zedong,  pengembangan  Marxisme  yang 

diterapkan  di  Tiongkok.  Di  samping Marxisme–Leninisme  dan  Pikiran 

Mao Zedong, Hu Jingtao menampilkan rumusan pandangan ilmiah tentang 

perkembangan  sebagai  ideologi  pembimbing  PKT.  Maka  kemajuan 

ekonomi  Tiongkok  yang  mengagumkan  dunia  menunjukkan  bahwa 

Marxisme  tidaklah  punah.  PKT  yang  memimpin  Republik  Rakyat 

Page 10: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

x | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Tiongkok menjadikan Marxisme–Leninisme,  Pikiran Mao Zedong,  Pikiran 

Penting “Tiga Butir Mewakili”, pandangan ilmiah tentang perkembangan, dan 

Teori Deng Xiaoping, sebagai ideologi pembimbingnya.   

Di  bawah  pimpinan  Sekjen  Xi  Jinping,  dengan  pelaksanaan 

putusan‐putusan Kongres XVIII PKT, Tiongkok sedang maju bergelora 

demi mewujudkan  Impian  Tiongkok,  cita‐cita mulia  untuk  Kebangunan 

Kembali Tiongkok yang jaya, bersenjatakan Teori Deng Xiaoping yang telah 

memperkaya  Marxisme–Leninisme  dengan  gagasan‐gagasan  baru 

sosialisme  berciri  Tiongkok  yang  belum  ada  sebelumnya  dalam  literatur 

Marxis. Ungkapan‐ungkapan “menjadi kaya itu mulia” dan “kucing hitam 

atau kucing putih, asal bisa menangkap tikus adalah kucing yang baik” adalah 

memvulgarkan  Deng  Xiaoping.  Tanpa  mengenal  Teori  Deng  Xiaoping, 

yang merupakan  pengembangan Marxisme–Leninisme  dan  Pikiran Mao 

Zedong, adalah sulit untuk memahami perkembangan Tiongkok dewasa 

ini. 

Penulis  menyampaikan  ucapan  terima  kasih  kepada  Yoseph 

Tugio  Taher,  Ibrahim  Isa,  Chalik  Hamid,  atas  sambutannya.  Serta 

teramat berterima kasih kepada Koesalah Soebagyo Toer yang walaupun 

saat  ini  sedang  sakit  tetapi  tetap  memberikan  sekapur  sirih  sebagai 

pengganti  kata pengantar.  Juga  terima  kasih  kepada Bilven  serta para 

pengelola  Penerbit  ULTIMUS  yang  berjerih‐payah  menyusun  dan 

mengedit hingga  terbitnya Pikir  Itu Pelita Hati  ini. Terima kasih khusus 

disampaikan  kepada  Darwin  Iskandar,  editor  dan  menulis  “Catatan 

Editor” yang ikut memberi bobot. 

Kesan‐kesan dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan dan 

untuk itu terlebih dulu penulis mengucapkan banyak terima kasih. 

 

4 Februari 2015 

Suar Suroso 

 

 

Page 11: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Sekapur Sirih | xi

 

 

 

 

 

SEKAPUR SIRIH  

Koesalah Soebagyo Toer 

 

 

 

 

 

SEKITAR  tengah  tahun  2013,  Suar  Suroso  memesan  kata  pengantar 

untuk naskah baru yang akan  siap akhir  tahun 2014. Waktu  itu  sudah 

dilampirkan  daftar  isi  naskah  rinci  mulai  dari  filsafat  Yunani  kuno 

sampai  filsafat  Jawa. Atas permintaan  itu saya  jawab: “Sekiranya  tidak 

ada waktu lagi, pasti permintaan ini saya tolak!” Pengertiannya, karena 

masih  ada  waktu  untuk  memerhatikan  naskah,  boleh  jugalah 

diusahakan sekapur sirih. 

Masalahnya, pertengahan  tahun  2014, penyakit yang  selama  itu 

mengancam diri  saya, diabetes melitus,  kembali menyerang diri  saya. 

Kali  itu cukup dengan kesungguhan yang  tinggi, dan hingga sekarang 

pun belum ada tanda‐tanda mereda. Selama lima bulan ini, gerak tubuh 

saya hanya  terbatas pada  jalan‐jalan  sekitar  rumah  sekitar  seperempat 

jam  sehari.  Dan  dari  Kedutaan  Federasi  Rusia  yang  ngotot  akan 

merayakan hari lahir saya ke‐80 pada 27 Januari 2015 yang lalu, terpaksa 

saya minta  jaminan  dijemput  dan  diantarkan  pulang  ke  rumah. Dan 

pada awal sambutan saya terpaksa dengan terus terang saya mengakui 

bahwa hari itu kesehatan saya tidak baik. 

Itulah sebabnya Suar Suroso sampai beberapa kali menegur saya, 

beberapa kali di antaranya lewat orang lain. Terus terang, kesehatan ini 

demikian rupa, hingga untuk menjalankan komputer  terpaksa  terseok‐

seok dan untuk yang  seharusnya  satu ketukan  jari  terpaksa dilakukan 

dengan  4–5  ketukan  jari.  Tapi  janji  harus  ditepati.  Itulah maka  saya 

lakukan semua ini. 

Page 12: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xii | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Perlu  diketahui  bahwa  ungkapan  sekapur  sirih  dalam  bahasa 

Indonesia  bisa  berarti  vvedeniyei  atau  predisloviye  dalam  bahasa Rusia, 

yang kalau dikembalikan ke bahasa Indonesia bisa berarti pengantar atau 

kata  pengantar.  Tetapi  kembali  kalau  ungkapan  sekapur  sirih  dengan 

pengantar  atau  kata  pengantar diperbandingkan,  jelas ungkapan  sekapur 

sirih  lebih  enteng bobotnya. Dan kebetulan sekali Suar Suroso sekarang 

mengganti permintaan pada saya untuk hanya sekedar menulis sekapur 

sirih, dan tidak lagi pengantar atau kata pengantar. Sekiranya judul tulisan 

ini  adalah  pengantar  atau  kata  pengantar, maka  pada  tempatnya  kalau 

kita mengangkat  soal yang diangkat oleh Franz Magnis‐Suseno, Mudji 

Sutrisno,  dan  rekan‐rekan,  yang  pada  akhir  tahun  2014  memukul 

genderang perang dengan mulai bicara tentang filsafat Indonesia. 

Jadi,  tulisan  Suar  Suroso  ini  diam‐diam  merupakan  sambutan 

atas genderang perang Franz Magnis‐Suseno dan rekan‐rekan. 

 

Jakarta, 23 Februari 2015   

 

 

Page 13: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Sambutan | xiii

 

 

 

 

 

SAMBUTAN    

Yoseph Tugio Taher 

 

 

 

 

 

PEMBUBARAN  dan  pengusiran  paksa  para  jompo  korban  Peristiwa 

1965  yang  berkumpul  dan  bertemu  untuk  bersilaturahim  dan 

menceritakan  nasib  masing‐masing  serta  untuk  mendengarkan 

wejangan‐wejangan  dari  utusan  pusat  mengenai  rencana  pemerintah 

untuk para  jompo korban Peristiwa 1965, dilakukan oleh para preman 

dan  dibantu  aparat  pemerintah  yaitu  kepolisian  setempat  pada  bulan 

Februari 2015 di Bukittinggi.   

Ini adalah suatu contoh dan bukti yang gamblang bahwa jenderal 

fasis Soeharto yang sempat menguasai Indonesia selama 32 tahun bukan 

saja  telah membawa  Indonesia mundur  jauh ke belakang, namun  juga 

telah  merusak  hati  nurani  dan  pikiran  bangsa  Indonesia  sehingga 

menjadi  bodoh  dan  bertindak  semaunya  laksana  zombie  tanpa 

menggunakan  akal  dan  pikiran.  Sangat  disayangkan,  hal  ini  justru 

terjadi di tanah Minang, di mana adat turun‐temurun menjadi landasan 

pokok  pola  berpikir manusia.  Kejadian  serupa  juga  pernah  terjadi  di 

beberapa tempat lain di Indonesia. 

Di  Minangkabau,  semenjak  dini,  kaum  muda  telah  dibekali 

dengan  cara  dan  pola  berpikir  yang  mengutamakan  pemikiran, 

kenyataan,  dan  kebersamaan.  Orang‐orang  tua  menurunkan  segala 

nasihat dan petunjuk untuk kaum muda supaya bisa mengarungi lautan 

hidup  dengan  penuh  akal  pikiran  yang  baik,  bukannya  mengumbar 

segala  kejahatan  dan  kebatilan  yang  akan  menghancurkan  dan 

memporak‐porandakan kehidupan manusia di bumi ini. Banyak contoh 

Page 14: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xiv | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

dan  teladan  yang  telah  diberikan  oleh  para  tetua.  Seharusnya  kaum 

muda generasi bangsa bisa belajar darinya. 

Namun,  semenjak  Soeharto  yang  dengan  penuh  kelicikan  dan 

kebusukan  dapat merebut  kekuasaan  di  negeri  ini  pada  tahun  1965, 

mulailah secara sistematis dilakukan penghancuran nilai‐nilai luhur atas 

kehidupan  bangsa  Indonesia  demi  melanggengkan  kekuasaannya. 

Kendatipun  kekuatan  rakyat  telah  berhasil  mencampakkan  fasis 

Soeharto  dari  tampuk  kekuasaan,  namun  sistem  yang  dilahirkannya 

sudah menjadi warisan turun‐temurun dan alat ampuh bagi elite politik 

dalam mempertahankan kekuasaan sampai hari ini. Mereka tidak segan‐

segan  untuk  membiayai  preman‐preman  bahkan  alat  negara  untuk 

mempertahankan kedudukan.   

Manusia  tidak  lagi  melihat  sesuatu  berdasarkan  fakta  dan 

kenyataan, namun mengikuti arahan, ambisi, dan nafsu yang menjurus 

pada  penghancuran  total.  Tanpa  mengikuti  dan  mempertimbangkan 

pemikiran  yang  jernih. Rezim  orba  Soeharto menyembunyikan  segala 

kebiadabannya  dengan  segala  macam  cara,  seperti  kebohongan‐

kebohongan  dalam  buku‐buku  sejarah,  pembuatan  film  Pengkhianatan 

G30S PKI,  pembangunan Monumen Pancasila  Sakti di Lubang Buaya, 

dan Buku Putih Kopkamtib 1978 yang mengumbar fitnah bahwa PKI tidak 

punya  andil  dalam  Revolusi  1945.  Padahal  kalau  kita mau membuka 

dan  belajar  dari  kebenaran  sejarah,  Perdana  Menteri  Republik 

Indonesia,  Amir  Sjarifoeddin,  tahun  1948  telah  menunjukkan  bahwa 

tokoh komunis ini ikut memimpin Republik Indonesia sebagai perdana 

menteri.  Jelas  sekali  apa yang dikatakan dan ditulis dalam Buku Putih 

Kopkamtib  1978  adalah  satu  kebohongan  besar  dan  merupakan 

pembodohan bangsa. 

Setengah  abad  segala  pembohongan  dan  pembodohan  itu 

merajalela di bumi kita. Para pembohong serta pelaku pembiadaban itu 

masih  terlindung  sampai  sekarang,  sedang  para  korban  didera  siksa 

batin  yang  tak  berkesudahan.  Mereka  yang  tak  berdosa  sepertinya 

dipaksa  untuk  melupakan  segala  azab  dan  derita  yang  dilakukan 

oknum‐oknum biadab dan aparat pemerintah, hingga mereka mati satu 

per  satu,  tanpa  adanya  niat  dan  keberanian  dari  pemerintah  untuk 

meminta maaf dan mengadili yang berdosa dan melakukan pengadilan 

in absentia bagi yang sudah tiada.   

Page 15: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Sambutan | xv

Sejarah akan mencatat, bahwa siapa pun yang menjadi penguasa 

dan memegang pemerintahan Indonesia, selagi masalah Peristiwa 1965, 

yaitu pemusnahan 3  juta manusia  Indonesia dari satu golongan politik 

yang  dikomuniskan,  tidak  diselesaikan  secara  tuntas,  selama  itu  pula 

pemerintah akan senantiasa dihantui oleh sejarah kelam masa lalu. 

Dalam situasi demikian, dalam situasi di mana bangsa dan rakyat 

Indonesia sekarang telah meninggalkan dan melupakan cara pemikiran 

yang  jernih  berdasarkan  fakta  serta  kenyataan,  telah melupakan  asas 

kebersamaan  dan  kegotong‐royongan  dan  menghancurkan  nilai‐nilai 

luhur  warisan  nenek  moyang,  di  saat  kebiadaban  merajalela  tanpa 

menggunakan nalar dan pikiran, tak bisa lagi membedakan antara benar 

dan  salah,  pikiran  siapakah  yang  tak  akan  tergugah  oleh  siksa  derita 

kebiadaban yang melanda bangsa ini?   

Di saat inilah seorang putra bangsa, Suar Suroso, menggugah dan 

mengajak  kita  semua  untuk menggunakan  akal  pikiran  guna melihat 

segala  sesuatu  melalui  fakta,  kenyataan,  dan  kebenaran,  dengan 

mempersembahkan  kepada  kita  tulisan  barunya  dalam  sebuah  buku 

berjudul Pikir Itu Pelita Hati. 

Suar Suroso adalah seorang pemuda Indonesia yang lahir di kota 

Padang,  Indonesia.  Semenjak  kecil, menerima  didikan  dan mengeluti 

ajaran‐ajaran  Minangkabau  dari  ninik‐mamak  dan  para  tetua.  Ia 

dibekali  dengan  segala  ilmu  dan  petunjuk,  pepatah  dan  petitih  yang 

diterima  dan  diolahnya  dengan  akal  pikiran  berdasarkan  fakta, 

kenyataan,  dan  kebenaran.  Pada  masa  remaja,  Suar  Suroso  ikut 

berkiprah  dalam  Revolusi  Bersenjata  1945  di  Padang  dan  mendapat 

tanda penghargaan dari Gubernur Militer RI, Mr. Mohamad Nasroen. 

Suar Suroso  juga aktif dalam gerakan Pemuda Indonesia dan mewakili 

bangsa Indonesia dalam forum Internasional. 

Sebagai  aktivis  organisasi  pemuda,  ia  dipercaya  mewakili 

Indonesia  dalam  berbagai  pertemuan  pemuda  internasional,  seperti 

antara lain di Beijing, Wina, Kairo, Santiago‐Chili, dan mewakili Pemuda 

Rakyat  dalam  Gabungan  Pemuda  Demokratik  Sedunia  (GPDS)  dalam 

kapasitas  sebagai  wakil  presiden  yang  berkantor  pusat  di  Budapest. 

Dalam kapasitas itu ia menghadiri berbagai kegiatan pemuda di Korea, 

India, Nepal, Sri Langka, Mesir, Maroko, Guinea, Mali, Senegal, Ghana, 

Jerman, Rumania, Denmark, Finlandia, Polandia, Albania, dan lain‐lain. 

Page 16: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xvi | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Mulai  Septembar  1961,  ia  melanjutkan  studi  di  Fakultas  Fisika 

Universitas Lomonosov, Moskow. 

Setelah  Peristiwa  30  September  1965,  pada  bulan Agustus  1966 

paspornya dicabut oleh KBRI Moskow. Tahun 1967 dinyatakan persona‐

non‐grata oleh pemerintah Sovyet karena memprotes kerja  sama antar 

pemerintah  Uni  Sovyet  dan  pemerintah  Indonesia  di  bawah  rezim 

Soeharto.  Sejak  Februari  1967 meninggalkan Uni  Sovyet  dan  bersama 

istri dan dua anaknya bermukim di Tiongkok.   

Sejumlah  sajaknya  dimuat  dalam  Di  Negeri  Orang,  kumpulan 

sajak  para  penyair  eksil  di  Eropa  Barat.  Karya‐karya  yang  sudah 

dibukukan:  Asal‐Usul  Teori  Sosialisme; Marxisme  sampai  Komune  Paris; 

Bung  Karno,  Marxisme,  dan  Pancasila;  ‘Peristiwa  Madiun’  PKI  Korban 

Perdana  Perang Dingin  (Pustaka  Pena);  PKI  Korban  Perang Dingin  (Era 

Publisher); Bung Karno Korban Perang Dingin  (Hasta Mitra); Kumpulan 

Puisi  Jilid  I  Jelita  Senandung  Hidup  dan  Jilid  II  Pelita  Keajaiban  Dunia 

(Ultimus); Marxisme  Sebuah  Kajian,  Dinyatakan  Punah  Ternyata  Kiprah; 

Peristiwa Madiun, Realisasi Doktrin Truman di Asia (Hasta Mitra); dan Akar 

dan  Dalang  Pembantaian  Manusia  Tak  Berdosa  dan  Penggulingan  Bung 

Karno  (Ultimus).  Marxisme  Sebuah  Kajian,  Dinyatakan  Punah  Ternyata 

Kiprah diterjemahkan dan  terbit dalam bahasa Tionghoa dengan  judul 

Makesi Zhuyi De Shijian Yu Fazhan oleh Penerbit Contemporary World 

Publisher, Beijing. 

Buku  Pikir  Itu  Pelita Hati  ini merupakan  buku  kesepuluh  Suar 

Suroso.  Membaca  dan  mempelajari  tulisan  ini  memberi  kita 

pengetahuan  yang  akan membawa pada  pemblejetan  atas  kebohongan‐

kebohongan yang mengarah pada kebiadaban yang diakukan oleh fasis 

Soeharto serta semua pengikut dan antek‐anteknya. 

Bab pertama Pikir  Itu Pelita Hati bertemakan “Dari Pembodohan 

ke  Pembiadaban  Bangsa”.  Kita  dibawa  untuk  mengerti  akan  segala 

kebohongan  yang  telah  dilakukan  dan  dilancarkan  demi  melakukan 

pembodohan  bangsa,  seperti misalnya  fitnah  dan  pembohongan  orba 

tentang  “Mao  menghasut  Aidit”,  pembodohan  yang  mengeramatkan 

Pancasila  menjadi  berhala,  kebohongan  tokoh‐tokoh  orba  seperti 

Nugroho Notosusanto, Arifin C. Noer, bahkan Kopkamtib dan penulis‐

penulis  seperti  M.  Fic,  Jung  Chang,  dan  lain‐lain  yang  semuanya 

mengarah  pada  pembodohan  dan  budaya  main  kuasa  sebagai  akar 

Page 17: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Sambutan | xvii

pembiadaban  bangsa  untuk  mempertahankan  dan  melanggengkan 

kekuasaan fasisnya. 

Begitu  banyak  jenis  pembodohan  yang  berlangsung  di  zaman 

orba. Pembodohan merusak seperti jamur di musim hujan karena rakyat 

tidak dibekali cara berpikir ilmiah. Rakyat tidak dididik untuk berpikir 

secara  fakta, kebenaran, dan kenyataan. Rakyat hanya dibekali dengan 

keharusan untuk percaya dan harus mengikut apa yang diperintahkan. 

Masa  itu,  bangsa  tidak  diajarkan  untuk  menggunakan  otak, 

menggunakan pikiran, dan itu diwarisi sampai sekarang. Padahal dalam 

kehidupan  sehari‐hari,  sampai perubahan dalam masyarakat, manusia 

dibimbing oleh pikirannya. Pikiran  ini  lahir dari kerja otak. Kalau cara 

berpikir ngawur, maka hasilnya  juga akan ngawur,  tidak ada arti  sama 

sekali. 

Inilah  kunci  yang  diberikan  Suar  Suroso  dalam  buku  Pikir  Itu 

Pelita  Hati,  bahwa:  “Betapapun  bersimaharajalelanya  pembodohan 

sampai  sekarang,  pencerahan  akan  terus  berlangsung.  Kebebasan 

berpikir dan  bersuara  akan berkembang. Pembohongan‐pembohongan 

dan  segala  macam  fitnah  akan  kian  tertelanjangi.  Untuk  itu,  satu‐

satunya  jalan  ialah mendorong maju  rakyat  berpikir  ilmiah.  Berpikir 

ilmiah  berarti  mencari  kebenaran  dari  kenyataan.  Segala‐galanya 

bertolak dari kenyataan. Inilah pandangan materialisme.” 

Namun  sayang,  orang‐orang  yang  pikirannya  telah 

terkontaminasi  pembodohan  yang  mengarah  pada  pembiadaban, 

memandang setiap yang disebut materialisme adalah komunis.   

Yang  menarik  dalam  tulisan  ini,  pada  Bab  II,  Suar  Suroso 

membicarakan secara terperinci masalah agama dan kepercayaan: “Cara 

Berpikir dan Berbagai Pandangan Hidup di Nusantara, dari Animisme 

sampai  Kebatinan  Jawa”.  Tidak  ketinggalan  tentang  Hindu,  Buddha, 

Islam,  Kejawen,  bahkan  Bhinneka  Tunggal  Ika, Walisongo,  dan  lain 

sebagainya.  Tampak  di  sini  bahwa  penulis  paham  sekali  seluk‐beluk 

tentang segala bentuk kepercayaan di Nusantara.   

Akan  tetapi  seperti apa yang dikatakan oleh Geoffrey Parrinder 

dalam  buku World Relegions‐from Ancient History  to  the Present,  bahwa 

“mempelajari agama yang berbeda  tidak perlu berarti  tidak  setia pada 

kepercayaan sendiri, tetapi sebaliknya, kepercayaannya dapat diperluas 

dengan  melihat  bagaimana  orang‐orang  lain  mencari  kenyataan  dan 

memperkaya pencarian mereka.” 

Page 18: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xviii | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Sesungguhnya,  dalam mempelajari  agama‐agama  yang  berbeda 

itu Suar Suroso tidak terjebak dengan sumber kepercayaan‐kepercayaan 

itu, namun percaya dan berdiri di atas kepercayaan sendiri.   

Bahwa  “Semenjak  lahir  dari  kandungan  ibu,  manusia  mulai 

menyusu,  mengenal  dan  meraba  untuk  menghisap  buah  dada  ibu, 

mulai melihat, mengenal keadaan  sekitar menurut  apa  adanya, menurut 

kenyataan.  Manusia  mulai  menggunakan  otak,  membedakan  benda‐

benda yang ditemui, manusia berpikir secara materialis. Hidup dalam alam 

terbuka, manusia berkenalan dengan suasana sekelilingnya.   

Dari  melawan  haus  dan  lapar,  melawan  kedinginan  dan 

kepanasan,  manusia  jadi  berbuat,  bertindak  menggunakan  tangan, 

melakukan  kerja. Kerja  syaraf menimbulkan perasaan. Pusat  syarat,  otak 

pun  berfungsi,  bekerja melahirkan  pikiran.  Jadi,  kerja  otot  diiringi  oleh 

kerja  syaraf  sampai  kerja  otak.  Kerja  otak  adalah  berpikir, maka  kerja 

badan atau kerja fisik menyebabkan manusia berpikir. Dengan berpikir, 

lahirlah pikiran. Berpikir  itu adalah kerja, hasilnya adalah pikiran. Pikiran 

adalah  hasil  pencerminan  kenyataan.  Pikiran  yang  bersumber  atau 

bertolak dari kenyataan adalah materialis. Cara memandang hal  ihwal 

dengan bertolak dari kenyataan adalah materialisme.”   

Semenjak  manusia  mulai  berpikir  sudah  menggunakan 

pandangan materialis. Inilah kunci dari tulisan Suar Suroso dalam buku 

Pikir Itu Pelita Hati. 

Dalam  bab‐bab  selanjutnya  kita  akan  melihat  pembelajaran 

terhadap  teori‐teori  tentang  fakta,  kenyataan,  dan  kebenaran  yang 

dihasilkan dari kerja otak, pikiran, dan disebut materialisme, yang oleh 

orang‐orang dengan pikiran cupet dianggap sebagai  tabu. Dimulai dari 

perkenalan  tentang  Marxisme  dengan  Bung  Karno  dalam  karya 

Nasionalisme,  Islamisme,  dan  Marxisme  (1926)  sampai  hal‐hal  yang 

merupakan fakta, kenyataan, dan kebenaran dalam ajaran Marxisme.   

Semua itu bisa kita hayati dengan menggunakan kerja otak, yaitu 

pikiran. Karenanya, Pikir Itu Pelita Hati adalah suatu karya tulisan yang 

sangat baik dan berguna  sekali untuk bangsa yang masih  terbelenggu 

dengan pembodohan dan kebiadaban yang diwariskan orba Soeharto. 

Buku Pikir  Itu Pelita Hati adalah seumpama cambuk buat orang‐

orang  yang  menjadi  korban  pembodohan  yang  menjurus  pada 

pembiadaban.  Generasi muda  yang menggunakan  nalar  dan  pikiran, 

yang menilai  sesuatu  dengan  fakta,  kenyataan,  dan  kebenaran,  pasti 

Page 19: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Sambutan | xix

akan menyambut  gembira  atas hadirnya  buku Pikir  Itu Pelita Hati  ini. 

Inilah  pedang,  inilah  senjata,  dan  inilah  dian  yang  akan  membantu 

memberi penerangan dalam kegelapan masa kini.   

Kepada penulis disampaikan salam dan terima kasih karena telah 

berhasil menyusun dan menulis buku yang berharga ini. 

 

Australia, 5 Maret 2015   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xx | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

 

 

 

 

Page 21: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Sambutan | xxi

 

 

 

 

 

SAMBUTAN    

Ibrahim Isa 

 

 

 

 

 

KETIKA menerima  berita  dari  penulisnya mengenai  buku  yang  baru 

selesai ditulisnya, Pikir  Itu Pelita Hati,  sudah bisa diantisipasi buku  itu 

mengangkat  sebuah  tema  yang  teramat  serius  dan  mendesak.  Suar 

Suroso menulis  tentang masalah pemikiran  bangsa  ini. Diproyeksikan 

pada sejarah perkembangan pemikiran para ahli pikir sedunia mengenai 

kehidupan  dan  perkembangan  masyarakat  manusia  dan  masyarakat 

bangsa.  Teristimewa  kaitannya  dengan  perubahan  yang  terjadi  terus‐

menerus  dalam  kehidupan  masyarakat  manusia,  menuju  suatu 

kehidupan yang adil dan makmur. Jelas sekali apa yang menjadi tujuan 

penulisan Suar Suroso dengan mengangkat masalah Pikir Itu Pelita Hati, 

yaitu “untuk melawan pembodohan dan pembiadaban bangsa!” 

“Karya  Pikir  Itu  Pelita  Hati  lahir  dari  hasrat  untuk  melawan 

pembodohan dan pembiadaban yang melanda bangsa Indonesia akibat 

sepertiga abad berkuasanya rezim orba jenderal fasis Soeharto. Soeharto 

naik  panggung  dengan  penggulingan  Bung  Karno  lewat  kebohongan 

demi kebohongan dan pembantaian  terhadap pendukung Bung Karno, 

para  pimpinan dan  anggota PKI,  serta manusia  tak  berdosa. Manusia 

tak berdosa korban pembantaian di Indonesia melebihi jumlah manusia 

yang  dibunuh  fasis  Jepang  sebanyak  300.000  di  Nanjing  tahun  1937. 

Lebih mengerikan dari kekejaman  fasis Nazi membunuh kaum Yahudi 

dalam  Perang Dunia  II. Dalam  pembantaian  di  Indonesia,  yang mati 

lebih banyak daripada korban bom atom yang menimpa Hiroshima dan 

Nagasaki.  Pembantaian  ini  adalah  teror.  Membenarkan  teror  untuk 

mencapai  tujuan  adalah  kebiadaban. Di  bawah  kekuasaan  orba,  teror 

Page 22: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xxii | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

bersimaharajalela. Berkembang  ajaran  yang membenarkan  teror untuk 

mencapai  tujuan. Bangsa beradab  jadi biadab. Berlangsung kebiadaban 

yang tak ada taranya dalam sejarah Indonesia.” [“Pengantar Penulis”] 

Suar  Suroso  dengan  sistematis  dan  analitis  mengemukakan 

bahwa  ia  menulis  Pikir  Itu  Pelita  Hati  dengan  maksud  untuk 

memaparkan  perkembangan  pikiran  ilmiah,  terutama  di  bidang 

kemasyarakatan  semenjak  zaman purba  sampai  abad  ke‐20. Penulisan 

terpusat  pada  perkembangan Marxisme, membantah  pandangan  yang 

menyatakan  Marxisme  sudah  punah,  menegakkan  pandangan  bahwa 

Marxisme berkembang sampai lahir Teori Deng Xiaoping. 

Dengan uraian seperti di atas mengenai maksud dan tujuan buku 

Pikir  Itu Pelita Hati,  Suar  Suroso  telah mengangkat  satu masalah yang 

sungguh teramat penting, yaitu masalah pemikiran tentang masyarakat 

dan  perkembangannya  dari  zaman  kuno  sampai  abad  ke‐20.  Uraian 

terfokus pada Marxisme,  lahir dan perkembangannya di mancanegara 

dan di Indonesia. Penulis mengajak pembaca ikut memikirkan masalah 

teramat penting ini. 

Di negeri kita, penulisan  semacam  ini,  sepanjang  ingatan, belum 

pernah ada selama  ini. Di sinilah arti penting buku Pikir Itu Pelita Hati. 

Tanpa  ragu  sedikit  pun  Suar  Suroso  mengemukakan  analisa  dan 

pandangannya  sekitar Marxisme. Penulis membantah pernyataan para 

pencetus  dan  penganut  Perang  Dingin,  termasuk  pendukung‐

pendukungnya di Indonesia, bahwa Marxisme sudah “mampus”.   

Suar Suroso sebaliknya mengemukakan alasan, argumentasi, dan 

fakta‐fakta  sejarah,  bahwa Marxisme  telah  berkembang menjadi  Teori 

Deng  Xiaoping.  Ini  adalah  sikap  yang  melawan  arus.  Merupakan 

pandangan  yang  berani  menantang  paduan  suara  di  segala  pelosok 

dunia, yang dengan cemooh menyatakan bahwa ajaran Marxisme sudah 

menemui  ajalnya  dengan  runtuhnya  Tembok  Berlin,  dan  bahwa  apa 

yang  dilakukan  oleh  Deng  Xiaoping  adalah  revisionisme  yang 

merestorasi kapitalisme di Tiongkok. 

Suar  Suroso  mengemukakan  alasan  dan  argumentasi  untuk 

menjelaskan  uraiannya. Menunjukkan  contoh  fakta  perubahan  besar‐

besaran  yang  terjadi  di  Tiongkok.  Melonjaknya  pertumbuhan  dan 

perkembangan  ekonomi  negeri  yang  membikin  para  pemerhati  dan 

pakar  ekonomi dunia  terkejut dan  tercengang. Mereka  gagal mencari‐

cari  faktor  apa  yang menyebabkan  pertumbuhan  dan  perkembangan 

Page 23: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Sambutan | xxiii

ekonomi  yang  begitu  spektakuler  dalam  30  tahun  belakangan  ini  di 

Tiongkok.   

Penyebab  mengapa  mereka  itu  gagal  melihat  kenyataan 

perubahan besar yang  telah meningkatkan  taraf hidup 600  juta  rakyat 

Tiongkok  pada  akhir  abad  ke‐20  ialah  karena  mereka  memandang 

perubahan di Tiongkok dengan  kaca mata  “Perang Dingin”. Di pihak 

pandangan  lainnya,  mereka  masih  menggunakan  teori‐teori  ilmu 

filsafat, politik, sosial, dan ekonomi, yang diuraikan lebih seratus tahun 

yang  lalu. Maka mereka  itu  tidak mampu  atau  gagal  untuk melihat, 

apalagi memahami, perubahan besar yang terjadi di Tiongkok. Baik dari 

segi  perubahan  fisik maupun  perubahan mental,  termasuk  penerapan 

Marxisme di Tiongkok. 

Buku  Pikir  Itu  Pelita  Hati  berusaha  menguraikan  antara  lain 

mengapa  dan  bagaimana  penerapan  teori  Marxisme  pada  kondisi 

konkret.  Tiongkok  telah  berhasil mengangkat  negeri  dan  taraf  hidup 

rakyat  Tiongkok  ke  taraf  pertumbuhan  dan  perkembangan  yang 

termasuk paling tinggi di mancanegara dewasa ini. 

Kita merasa  terbantu dengan uraian Suar Suroso dalam Pikir  Itu 

Pelita Hati,  yang  secara  analitis,  sistematis,  dan  teoretis, menguraikan 

mengapa Marxisme  tidah  “punah”,  bahkan  berkembang pada  kondisi 

konkret  Tiongkok  dan  telah  mencapai  hasil‐hasil  yang  nyata.  Mari 

sambut  hangat  karya  Pikir  Itu  Pelita  Hati,  yang  telah  memperkaya 

khazanah  literatur  ilmu  filsafat, politik,  sosial, dan  ekonomi Marxis di 

Indonesia. 

 

9 Februari 2015 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xxiv | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Sambutan | xxv

 

 

 

 

 

SAMBUTAN    

Chalik Hamid 

 

 

 

 

 

BUNG KARNO memiliki cita‐cita  luhur dan  tinggi untuk membangun 

bangsa  dan  negara  Indonesia.  Sejak  perjuangan  pembebasan  negeri 

hingga  tercapainya  kemerdekaan RI,  Bung Karno  senantiasa  berjuang 

dengan  teguh  dan  tanpa  kompromi  melawan  kaum  kapitalis  dan 

imperialis serta budak‐budaknya, baik di dalam maupun di luar negeri. 

Setelah  tercapai kemerdekaan,  lagi‐lagi Bung Karno menunjukkan niat 

dan  tujuan bahwa negeri  Indonesia  jangan sampai dikuras oleh modal 

asing. Bung Karno memiliki sikap bahwa negeri  Indonesia yang sudah 

dibebaskan dengan darah dan keringat, harus dibangun oleh bangsanya 

sendiri  dengan  menggunakan  tenaga  para  pemuda  Indonesia.  Ia 

berusaha  agar  pembangunan  negeri  dilakukan  oleh  putra‐putri 

Indonesia, terbebas dari para ahli dan teknisi asing. 

Oleh  sebab  itu,  sejak  semula Bung Karno berusaha membangun 

kader‐kader muda dengan mengirimkan mereka untuk belajar ke  luar 

negeri,  di  samping  yang  ditempa  di  berbagai  universitas  di  dalam 

negeri.  Bung Karno, melalui Kementerian  Pendidikan, mengirim  para 

pemuda/i  belajar  ke  Amerika  Serikat  dan  Kanada,  ke  negeri‐negeri 

Eropa  Barat  seperti  Jerman,  Perancis,  Inggris,  dan  Belanda.  Tidak 

kurang  banyaknya  juga  dikirim  ke  Rusia  (dulu  pusat  Uni  Republik 

Sosialis  Sovyet),  Bulgaria, Hongaria,  Republik  Ceko  (dulu  bergabung 

dengan  Slowakia  menjadi  Cekoslowakia),  Rumania,  Polandia,  dan 

Albania.  Banyak  pula  dikirim  ke  Tiongkok,  Jepang,  Korea, Australia, 

hingga Kuba. 

Namun, pada akhirnya cita‐cita  luhur dan besar Bung Karno  itu 

Page 26: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xxvi | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

mengalami kegagalan sebagai akibat berhasilnya jenderal fasis Soeharto 

merampas  kekuasaan  dari  tangan  pemerintahan  sah  Bung  Karno. 

Soeharto dengan kejam menjadikan Bung Karno sebagai tahanan rumah 

dan akhirnya meninggal dunia karena penyakitnya  tidak mendapatkan 

pengobatan  yang  layak.  Soeharto  berhasil  merekayasa  Tap  MPRS 

No.25/1966 yang melarang keberadaan Partai Komunis  Indonesia  (PKI) 

dan melarang  ajaran Marxisme–Leninisme di  Indonesia. Soeharto  juga 

berhasil menelurkan Tap MPRS No.33/1967, di mana Presiden Soekarno 

dinyatakan sebagai pengkhianat karena memihak PKI.   

Dengan  demikian,  seluruh  kekuasaan  negara  RI  sepenuhnya 

jatuh  ke  tangan  Jenderal  Soeharto  dan  dengan  leluasa  ia melakukan 

pembunuhan  terhadap  rakyat  Indonesia.  Tidak  tanggung‐tanggung  ia 

telah membunuh 3  juta rakyat  Indonesia, mengasingkan ribuan patriot 

dan pejuang ke Pulau Buru. Penjara di seluruh  Indonesia penuh sesak, 

pemerkosaan  dan  pencabulan  terhadap  kaum wanita  yang  dilakukan 

oleh ABRI terjadi di mana‐mana. 

Demikian  pula  yang  terjadi  terhadap  warga  Indonesia  yang 

berada di  luar negeri. Terhadap para mahasiswa  terutama yang belajar 

di Eropa Timur dilakukan pemaksaan. Beberapa KBRI orba di berbagai 

negara  Eropa  Timur  memaksa  para  mahasiswa  agar  mengakui 

pemerintahan  Soeharto  sebagai  pemerintahan  yang  sah.  Namun, 

sebagian  besar mahasiswa  tidak mau mengakui  kekuasaan  Soeharto, 

mereka  tetap mengakui  Bung Karno  sebagai  Presiden RI  dan  bahkan 

mengutuk  pemerintahan  Soeharto.  Sebagai  akibat  perlawanan  ini, 

beberapa  KBRI  orba  Soeharto memanggil  dan mencabut  paspor  para 

mahasiswa  ikatan dinas  (mahid)  tersebut. Mereka kehilangan  identitas 

dan terpaksa menjadi staatenloos (tidak memiliki kewarganegaraan).   

Mereka ini banyak terdapat di berbagai negeri, terutama di Eropa 

Barat  seperti  di  Belanda,  Jerman,  Perancis,  Swedia,  dan  negeri‐negeri 

Eropa  Timur  seperti  di  Republik  Ceko,  Rusia,  Hongaria,  Polandia, 

Albania, Bulgaria, dan bahkan  juga di Tiongkok, Hongkong, Kuba, dan 

Australia.  Bersama  dengan  orang‐orang  Indonesia  lain  yang  pernah 

mendapat  tugas  di  berbagai  ormas  internasional  dan  lembaga  negara 

seperti  KBRI,  para  mahid  itu  menjadi  orang‐orang  gelandangan  di 

negeri  orang.  Sia‐sialah  pengetahuan  yang  mereka  peroleh  dengan 

menamatkan studi yang mestinya diabdikan di Indonesia sesuai dengan 

keinginan dan harapan Bung Karno. 

Page 27: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Sambutan | xxvii

Suar  Suroso,  pengarang  buku  Pikir  Itu  Pelita Hati’  yang  sedang 

kita hadapi ini merupakan salah seorang korban kebiadaban rezim fasis 

Jenderal Soeharto. Paspornya dirampas oleh KBRI di Moskow ketika itu. 

Ia  termasuk  orang  yang  dilarang  pulang  ke  negeri  leluhurnya, 

Indonesia. Betapa banyak orang sepertinya menjadi “orang kelayaban” 

di  luar  negeri,  istilah  yang  dilontarkan  Gus  Dur  ketika  ia  menjadi 

Presiden RI.   

Saya  kemukakan  beberapa  nama  sekedar  contoh  sebagai  orang 

yang  tergusur  dari  negerinya.  Duta  Besar  RI  untuk  RRT,  Djawoto, 

dilantik  Bung Karno  bertugas  di  Beijing.  Ia  tak  diizinkan  pulang  dan 

meninggal dunia di negeri Belanda. Saudara Sukrisno, pernah menjadi 

Dubes RI di Rumania dan Vietnam, meninggal dunia di Belanda dan 

dikubur  di  negeri  itu.  Saudara  M.  Ali  Chanafiah,  Dubes  RI  di  Sri 

Langka, meminta  suaka  di  Stockholm,  Swedia. Kemudian  kembali  ke 

Indonesia  dan meninggal  dunia  di  sana.  Saudara  A.M. Hanafi,  Duta 

Besar RI untuk Kuba, di zaman reformasi kembali dan meninggal dunia 

di  Indonesia. Saudara Tahsin, Duta Besar RI di Mali,  tidak bisa pulang 

ke Indonesia, lalu minta suaka dan meninggal dunia di negeri Belanda. 

Beberapa nama  lain  yang pernah  bertugas di  berbagai  lembaga 

internasional dan instansi negara di luar negeri: Yusuf Adjitorop (Josep 

Simanjuntak), perwakilan Delegasi PKI di Tiongkok, meninggal dunia 

di  Beijing; Wijanto  Rachman,  bertugas  di  Konakri,  Guinea,  meminta 

suaka dan meninggal dunia di Belanda; Agam Wispi,  seorang penyair 

terkenal Indonesia, meninggal dunia di Belanda; A. Suhaimi, pemimpin 

redaksi harian Gotong Rojong Medan, meninggal dunia di Belanda; A.S. 

Munandar, dosen Akademi Ilmu Sosial Aliarcham, meninggal dunia di 

Belanda;  Z. Afif,  dosen  bahasa  Indonesia  di Universitas  Kwangchow, 

meninggal  dunia  di  Swedia;  Sobron Aidit,  dosen  bahasa  Indonesia  di 

Universitas  Beijing,  meninggal  dunia  di  Perancis;  Anwar  Dharma, 

wartawan Harian  Rakjat  Jakarta  di Moskow, meninggal  dunia  Beijing; 

Kamaludin  Rangkuti,  dosen  bahasa  Indonesia  di  Bejing,  meninggal 

dunia di Belanda; Azis Akbar, sastrawan dari Medan, meninggal dunia 

Jerman;  Ibrahim  Isa,  perwakilan  tetap  Indonesia  di  Organisasi 

Internasional Solidaritas Rakyat‐Rakyat Asia–Afrika (OISRAA) di Kairo, 

kini  berdomisili  di  Amsterdam,  Belanda;  Francisca  Pattipilohy,  kini 

bertempat  tinggal  di  Amsterdam;  Suar  Suroso,  mewakili  Pemuda 

Indonesia  dalam  Gabungan  Pemuda  Demokratik  Sedunia  (GPDS)  di 

Page 28: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xxviii | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Budapest, kini berdomisili di Tiongkok; Francisca Fanggidaej, berangkat 

ke  luar  negeri mengikuti  Konferensi  Yurist  Internasional  dan  pernah 

mengikuti  Konferensi  Kalkuta  di  India, meninggal  dunia  di  Belanda; 

Umar  Said,  pemimpin  redaksi  harian  Ekonomi  Nasional  Jakarta, 

meninggal  dunia  di  Paris,  Perancis;  Utuy  Tatang  Sontany,  pengarang 

drama  (dramaturg)  terkenal  Indonesia, meninggal  dunia  di Moskow; 

Setiati  Surasto, wakil  buruh  Indonesia  di  Serikat  Buruh  Internasional 

berkedudukan di Praha, Republik Ceko, meninggal dunia di Swedia. 

Beberapa nama  tokoh  lainnya  adalah: Nungcik A.R., meninggal 

dunia  di  Tiongkok;  G.H.  Simamora,  meninggal  dunia  di  Tiongkok; 

Rolah Sarifah, meninggal dunia di Belanda; Sofyan Waluyo, meninggal 

dunia  di  Swedia;  Margono,  meninggal  dunia  di  Paris;  Budiman 

Sudharsono,  meninggal  dunia  di  Paris;  Willy  Hariandja,  meninggal 

dunia  di  Tiongkok;  Supangat,  meninggal  dunia  di  Belanda;  Aslam 

Hariadi,  meninggal  dunia  di  Belanda;  Rustomo,  meninggal  dunia 

Tiongkok; Rumambi, meninggal dunia di Tiongkok; Zaelani, meninggal 

dunia di Belanda; Surjo Subroto, meninggal dunia di Belanda; Kondar 

Sibarani,  meninggal  dunia  di  Jerman;  Supeno,  meninggal  dunia  di 

Belanda;  Suryono, meninggal  dunia  di  Belanda;  Didi Wiharnadi  dan 

Suparna Sastradiredja, aktivis buruh, meninggal dunia di Belanda.   

Saya sengaja menuliskan nama‐nama tersebut di atas agar orang 

bisa mengetahui apakah  tokoh‐tokoh  tersebut masih hidup atau sudah 

meninggal dunia. Dengan demikian bisa diketahui di mana kuburnya. 

Sekaligus orang akan mengetahui betapa kejamnya perlakuan orde baru 

yang  dikepalai  Jenderal  Soeharto  terhadap  warganya.  Dalam  nama‐

nama  tersebut  di  atas  belum  termasuk  nama  para mahid  (mahasiswa 

ikatan dinas) yang dilarang pulang ke Indonesia dan meninggal di luar 

negeri serta dikuburkan di negeri orang. 

Sebenarnya Presiden Gus Dur pernah melakukan niat baik untuk 

memulangkan  orang‐orang  Indonesia  yang  terhalang  pulang  dan 

bergelandangan  di  luar  negeri.  Awal  tahun  2001  ia  mengirimkan 

Menteri Hukum dan HAM, Yusril  Ihza Mahendra, agar memulangkan 

mereka ke  Indonesia. Yusril pun berusaha mengumpulkan masyarakat 

Indonesia  di  Kedutaan  Besar  RI  di  Belanda.  Ia  menjelaskan  bahwa 

dalam waktu  dekat  ia  akan mengembalikan  “orang‐orang  kelayaban” 

itu ke tanah tumpah darahnya. Namun, setelah ia kembali ke Indonesia, 

ia pun melupakan  janji yang pernah  ia ucapkan.  Ia mendapat  tekanan 

Page 29: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Sambutan | xxix

dari  partainya,  PBB  (Partai  Bulan  Bintang),  seolah‐olah  Yusril  akan 

menghidupkan  kembali  komunisme  di  Indonesia.  Sebuah  pandangan 

yang tidak sesuai dengan kenyataan konkret di Indonesia, dan akhirnya 

menteri terhormat ini bungkam seribu bahasa. Tak lama kemudian Gus 

Dur  pun  terjungkal  dari  kursi  kepresidenan. Usaha  pemulangan  para 

mahid itu pun lenyap bagaikan secangkir air tumpah ke pasir. 

Tulisan  ini  sudah  menerawang  jauh,  hampir  meninggalkan 

tugasnya sebagai kata sambutan terhadap terbitnya buku Pikir Itu Pelita 

Hati. Menurut  pendapat  saya,  buku  Suar  Suroso  yang  kesepuluh  ini 

hampir mirip dengan buku‐buku terdahulu, sejak yang pertama hingga 

yang kesembilan, Akar dan Dalang Pembantaian Manusia Tak Berdosa dan 

Penggulingan Bung Karno, kecuali buku ketujuh—Jelita Senandung Hidup 

dan  kedelapan—Pelita  Keajaiban  Dunia.  Dua  buku,  ketujuh  dan 

kedelapan  itu,  merupakan  kumpulan  puisi  yang  menyenandungkan 

tanah air  Indonesia, keindahan alamnya, kekayaan buminya, kecintaan 

rakyat  terhadap  negerinya. Di  luar  dua  buku  ini,  buku‐buku  lainnya 

saling bertautan dan saling mengisi, merupakan sejarah perkembangan 

masyarakat pada zamannya.   

Oleh  sebab  itu,  buku‐buku  ini  sangat  berguna  bagi  siapa  pun, 

terutama  bagi  generasi  muda  dan  penerus  bangsa,  agar  bisa  belajar 

dengan  baik  dalam  meneliti  perkembangan  masyarakat  dengan 

berbagai ideologi dan ajaran‐ajaran keyakinan yang berkembang sesuai 

dengan zamannya. Kita bisa belajar bagaimana berbagai ajaran Hindu, 

Buddha,  Kejawen,  bahkan  sampai  masuknya  Islam  ke  Indonesia. 

Namun  juga  merupakan  satu  kenyataan,  kita  tidak  bisa  menampik, 

merasuk dan berkembangnya ajaran Marxisme–Leninisme  lewat karya‐

karya Alimin, Tan Malaka, Njoto, D.N. Aidit, dan bahkan Bung Karno 

dengan tulisannya Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme.   

Sangat  menarik  dimuatnya  dalam  buku  ini  sebuah  bantahan 

seolah  Mao  Zedong  menghasut  Aidit  untuk  mengadakan  sebuah 

gerakan  di  Indonesia  ketika  Bung  Karno  menderita  sakit.  Bantahan 

demikian  ini  sangat  diperlukan  dalam  usaha  pelurusan  sejarah  yang 

dipelintir  oleh  orde  baru,  terutama  untuk  pembelajaran  bagi  generasi 

muda. Termasuk pelurusan anggapan bahwa PKI  turut sebagai dalang 

G30S. 

Dalam  kumpulan  puisi  Di  Negeri  Orang,  Nurdiana  menulis 

sebuah  puisi  dengan  judul  “Adat Hidup”.  Penulis Nurdiana  tak  lain 

Page 30: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xxx | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

adalah nama pena Suar Suroso dalam penulisan puisi. Dalam puisi itu ia 

menuliskan: 

 

Bila dahaga,   

sungguh terasa nikmatnya air, 

di kala lapar, 

terasa benar lezat makanan; 

kapan kepanasan,   

terasa nyaman embun di pagi hari; 

ketika dingin, 

amat terasa hangat api membara; 

bilamana gelap dicengkam kelam, 

betapa terasa terang sang Surya; 

semasa terkurung di penjara, 

alangkah terasa bahagia kebebasan. 

 

Dan di kala terpaksa berkelana di pengasingan, 

terasa nian 

indahnya kampung halaman. 

 

Buku  Pikir  Itu  Pelita  Hati,  karya  kesepuluh  Suar  Suroso  ini 

mengandung  banyak  bahan pelajaran yang perlu diketahui oleh  siapa 

pun,  terutama  bagi  generasi  muda  penerus  bangsa  untuk  meraih 

kemerdekaan  penuh,  terbebas  dari  neo‐kolonial  dan  neo‐liberal. 

Presiden  Jokowi  ketika  membagikan  buku‐buku  kepada  anak‐anak 

generasi  muda  selalu  berpesan,  “Membacalah,  dan  bangsa  ini  akan 

terhindar dari buta karena ketidaktahuan.” 

Pada  tanggal 16 Mei 2015, Suar Suroso genap berusia 85  tahun. 

Dalam  usia  tua  ia  masih  terus  kreatif  melahirkan  berbagai  macam 

tulisan.  Tentu  saja  kita menunggu  karya‐karya  Bung  Suar  selanjutnya 

yang sangat dibutuhkan anak bangsa. 

 

Amsterdam, 10 Februari 2015 

   

Page 31: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Catatan Editor | xxxi

 

 

 

 

 

CATATAN EDITOR  

Marxisme Tidak Usang dan Komunisme Tidak Mati  

 

 

 

 

PADA saat bendera merah dengan palu arit sebagai simbol buruh dan 

tani  diturunkan  dari  Istana Kremlin,  Tembok  Berlin  dihancurkan  dan 

negara‐negara sosialis di Eropa Timur tumbang, ketika itu banyak orang 

meyakini  dan mulai meragukan Marxisme  yang  dalam  sejarah  dunia 

untuk pertama kalinya diterapkan di bumi Rusia oleh kaum Bolsyewik 

dipimpin  oleh  Lenin  lewat  Revolusi Oktober  1917. Dengan  kata  lain, 

kegagalan  Uni  Soviet  dalam  menerapkan  Marxisme  tidak  hanya 

membuktikan  bahwa  “Revolusi Oktober  1917”  adalah  “dosa”,  bahkan 

juga  membuktikan  bahwa  prinsip‐prinsip  dasar  Marxisme  hanya 

imajinasi  utopis  belaka  dan  pantas  dimasukkan  dalam  “Museum 

Sejarah Dunia” sebagai warisan sejarah peradaban manusia.   

“Marxisme–Leninisme telah bangkrut dan gagal total,” demikian 

para  pemandu wisata  di  sekitar Museum  Sejarah  Peradaban Manusia 

menjelaskan  kepada  para  pengunjung  dari  seluruh  dunia.  Wakil 

Direktur  Think‐tank  Departemen  Luar  Negeri  AS,  Francis  Fukuyama, 

menulis  sebuah  buku  berjudul  The  End  of  History  and  The  Last Man. 

Dalam  buku  tersebut,  Fukuyama  ingin menjelaskan  bahwa  runtuhnya 

Uni  Sovyet  dan  negara‐negara  sosialis  di  Eropa  Timur  telah 

membuktikan  bahwa  “demokrasi  liberal  dan  ekonomi  pasar  adalah 

proses evolusi sejarah yang  tidak  tertandingi dan membuktikan bahwa 

Marxisme sudah punah dan komunisme sudah mati.”   

Namun,  apa  yang  terjadi  di  saat  kapitalisme  pada  awal  2008 

mulai mengalami goncangan besar. Pecahnya krisis keuangan 2007/2008 

dan menjalar menjadi krisis ekonomi global  telah membuktikan bahwa 

Page 32: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xxxii | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Karl Marx benar dan ajarannya masih sangatlah relevan. Marxisme tidak 

usang  dan  komunisme  tidak mati. Dalam  sebuah wawancara majalah 

Jepang pada 2009, Fukuyama mulai meragukan tesisnya sendiri dengan 

mengatakan, “Demokrasi Barat mungkin tidak akan menjadi akhir dari 

evolusi  sejarah manusia.”  Pada  2014,  dalam majalah  dwibulanan  The 

American  Interest  yang  diterbitkan  pada  bulan  Januari–Februari,  ia 

mengatakan  “pengaruh  dari  kelompok  dan  lobi  untuk  kepentingan 

Amerika  Serikat  (AS)  sedang menguat.  Ini  bukan  hanya mendistorsi 

proses demokrasi, tetapi juga mengikis efektivitas kemampuan tindakan 

pemerintah.” 

Begitu pula dengan Presiden AS Barack Obama, dalam pidatonya 

di  tahun  2008  dengan mengutip  argumen Marxis  yang  paling  klasik, 

khususnya  dalam  istilah  metafisika  ekonomi  politik,  mengkritik 

jalannya  ekonomi  virtual  yang  diterapkan  oleh  AS  dan  melepaskan 

paradigma  pembangunan  ekonomi  riil.  Obama  mengatakan, 

“Masalahnya bukanlah dalam kebijakan  tertentu, melainkan pada akar 

filsafat ekonomi  itu sendiri.” Dengan nada marah, Obama mengatakan 

bahwa,  “Krisis  ekonomi  saat  ini  adalah  akibat  langsung  dari 

keserakahan dan  tidak bertanggung  jawab. Tren  ini  telah mendominasi 

Washington dan Wall Street selama bertahun‐tahun.” 

Telah  begitu  banyak  intelektual  borjuasi  yang mempertanyakan 

lonceng kematian dari kapitalisme. Pandangan dari  intelektual borjuasi 

untuk  pertanyaan  tersebut  bermacam‐macam.  Misalkan  saja,  Joseph 

Schumpeter  dalam  bukunya  Kapitalisme,  Sosialisme,  dan  Demokrasi, 

mempertanyakan,  “Apakah  kapitalisme  bisa  bertahan?”  E.K.  Hunt 

memprovokasi  dengan  pertanyaan,  “Apakah  kapitalisme  akan 

menyebabkan  harmoni  atau  malah  sebaliknya  malah  menyebabkan 

konflik  sosial?” dan  “Apakah kapitalisme dalam dirinya  sendiri,  stabil 

atau tidak stabil?”   

Dengan  pecahnya  krisis  keuangan  2007/2008,  memicu  diskusi 

tentang “kapitalisme baru” dan “kapitalisme kreatif”. Media Barat dan 

Forum  Davos  berkali‐kali  mengajukan  topik  diskusi  tentang  krisis 

kapitalisme  Barat  dan masa  depan  kapitalisme, menemukan  kembali 

kapitalisme,  kapitalisme  negara,  kampanye  pendudukan  Wall  Street, 

diagnosis  kapitalisme,  dan  topik  diskusi  tentang  kapitalisme  lainnya. 

Tentang masa depan kapitalisme  itu sendiri, banyak yang memberikan 

berbagai macam  istilah,  “akhir  sejarah”,  “sistem  identitas”, dan  “teori 

Page 33: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Catatan Editor | xxxiii

keruntuhan”, dan  tampilan  lainnya. Pada  saat yang  sama, kapitalisme 

juga  telah  memakai  segala  macam  topi  baru:  “akhir  kapitalisme”, 

“imperialisme  baru”,  “masyarakat  pasca‐kapitalis”,  “kapitalisme 

kesejahteraan”,  “kapitalisme  yang  disesuaikan”,  “kapitalisme  kasino”, 

“kapitalisme keuangan”, dan sebagainya. 

Perkembangan  baru  dan  perubahan  dalam  kapitalisme 

kontemporer  menunjukkan  bahwa  kapitalisme  memiliki  tingkat 

pembaruan  diri  dan  kapasitas  untuk  pengembangan  diri.  Namun, 

kapitalisme  itu  sendiri  tidak mampu mengandalkan  kekuatan  dirinya 

untuk memecahkan kontradiksi di dalam dirinya  sendiri. Media Barat 

dan para  intelektual borjuasi percaya bahwa kapitalisme  saat  ini  tidak 

hanya menghadapi krisis ekonomi, tetapi  juga menghadapi krisis sosial 

dan  krisis  kelembagaan  yang  mendalam.  Dengan  terus  meluasnya 

polarisasi  antara  si kaya dan  si miskin,  rusaknya  alam, memburuknya 

pengangguran,  pendidikan,  perawatan  kesehatan,  dan  pemotongan 

pengeluaran  kesejahteraan  sosial  lainnya,  banyak  dari  intelektual 

borjuasi  akhirnya  juga  mempertanyakan  kembali  rasionalitas  sistem 

kapitalisme. 

Ekonom Perancis berusia 42  tahun, Thomas Piketty, dalam buku 

best‐seller‐nya Kapital Abad Ke‐21, menunjukkan, “Krisis keuangan global 

di awal tahun 2007—2008 dianggap sebagai krisis ekonomi yang paling 

serius  sejak  krisis  kapitalisme  di  tahun  1929.”  Selanjutnya,  Piketty 

mengatakan bahwa, “Saat  ini kita sudah memasuki abad ke‐21, orang‐

orang yang percaya bahwa polarisasi antara si kaya dan si miskin akan 

hilang ternyata tiba‐tiba telah kembali. Saat ini tingkat polarisasi antara 

yang kaya dan miskin  telah mendekati atau bahkan  lebih  tinggi dalam 

sepanjang masa.” Buku Piketty tersebut menunjukkan bahwa kebijakan 

pemerintah  liberal  tradisional  atas  pengeluaran,  perpajakan,  dan 

regulasi akan gagal dalam mengurangi ketimpangan. 

Argumen Piketty  ini  juga dikuatkan oleh data yang dikeluarkan 

oleh  lembaga analisis keuangan Bloomberg pada 2013 bahwa kekayaan 

300  orang  terkaya  di  dunia  adalah  $524  miliar  dan  sekarang  total 

kekayaan mereka  telah mencapai  $3,7  triliun.  Data  yang  dikeluarkan 

oleh Bloomberg  dikuatkan  oleh  keluhan  sebelumnya  dari  sekelompok 

peneliti  yang dipimpin  oleh Prof.  Jason Hickel dari London  School  of 

Economics.  Pada  waktu  itu  mereka  mencatat  bahwa  kekayaan 

akumulasi 300 orang terkaya di dunia melebihi total kekayaan 3,5 miliar 

Page 34: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xxxiv | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

orang  miskin.  Tiga  ratus  orang  terkaya  tersebut  semuanya  adalah 

sebagai  pemilik  atau  yang  berhubungan  langsung  dengan  Korporasi 

Multi‐Nasional (MNC).   

Setelah  krisis  keuangan  internasional  2007/2008,  inisiatif  yang 

diambil  oleh  AS  adalah  dengan  menjalankan  kebijakan  quantitative 

easing  (pelonggaran  kuantitatif),  yaitu  pemerintah AS mencetak  dolar 

dan mensubsidi kapital keuangan yang  justru merupakan inisiator dari 

krisis  itu  sendiri.  Ini  menunjukkan  begitu  parasit  dan  dekadennya 

kapitalisme  keuangan.  Kebijakan  mencetak  dolar  ini  pada  akhirnya 

hanya  akan menyebabkan  devaluasi mata  uang  dan meluasnya  krisis 

derivatif keuangan yang menular ke negara‐negara lain. Hal ini semakin 

memperburuk polarisasi antara  si kaya dan  si miskin, dan  selanjutnya 

mengurangi  permintaan  efektif  di  seluruh  dunia  serta  memperluas 

surplus produksi seluruh dunia.   

Tepat seperti yang dianalisis oleh Karl Marx 147 tahun yang lalu. 

Marx dalam Das Kapital telah menunjukkan bahwa “alasan terakhir bagi 

semua  krisis  sesungguhnya  selalu  tetap  kepada  kemiskinan  dan 

konsumsi  yang  terbatas  dari  massa,  berhadapan  dengan  pacuan 

produksi  kapitalis  untuk  mengembangkan  tenaga‐tenaga  produktif.” 

Krisis  keuangan  dan  ekonomi  yang  lebih  besar  belum  datang  dan 

kondisi untuk pecahnya krisis sosial yang lebih besar pada skala global 

semakin terlihat di depan mata kita saat ini. 

Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah AS untuk memulihkan 

kembali  perekonomiannya.  Selain  dengan menarik  kembali  kebijakan 

pelonggaran kuantitatifnya, juga menampilkan berita‐berita yang positif 

terhadap  perekonomiannya  serta  menampilkan  banyak  berita‐berita 

yang menyesatkan akan situasi ekonomi global dan gejolak finansial di 

negara‐negara  berkembang  di  dalam  tajuk  utama media  surat  kabar, 

majalah, maupun elektronik mereka. 

Ekonom  AS,  Dr.  Paul  Craig  Roberts  yang  pernah  menjabat 

sebagai Asisten Menteri Keuangan dalam pemerintahan Ronald Reagan, 

telah  mendalami  data  statistik  yang  dikeluarkan  oleh  Departemen 

Tenaga  Kerja  AS.  Roberts  telah  menemukan  adanya  kelemahan  dan 

kontradiksi.  Mengakui  bahwa  data  statistik  yang  dirilis  oleh  Biro 

Statistik  Tenaga Kerja AS, mereka  berharap  dapat  dimasukkan  dalam 

bekerja  penuh  waktu  padahal  jam  kerja mereka  telah  dipotong  atau 

karena mereka tidak dapat menemukan pekerjaan penuh waktu. Untuk 

Page 35: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Catatan Editor | xxxv

data  September  2012,  sebuah  gambaran  yang  lebih  benar  dari  situasi 

kerja  yang  mengerikan  disediakan  meningkat  menjadi  600.000  dari 

bulan sebelumnya di mana mereka dimasukkan dalam kategori bekerja 

penuh waktu, jauh melebihi 114.000 pekerjaan yang baru. 

Dari data  statistik  yang dikeluarkan  oleh Biro  Statistik AS  juga 

ditemukan kelemahan yang sangat penting. Misalkan saja data statistik 

resmi  yang  dikeluarkan  oleh  Biro  Statistik  AS  menunjukkan  bahwa 

pekerjaan  berpenghasilan  tinggi  di  AS  mengalami  penurunan. 

Penduduk miskin  yang  bergantung  pada  kupon  bantuan  pemerintah 

semakin meningkat, tetapi tampaknya tidak masuk akal, di mana orang‐

orang tampaknya lebih bersedia mengeluarkan uang mereka untuk bisa 

makan  di  luar. Menyebabkan  selama  beberapa  dekade meningkatnya 

orang‐orang  yang  mencari  pekerjaan  dengan  upah  yang  rendah  di 

restoran  dan  bar. Data  yang  dikeluarkan  oleh  Biro  Statistik AS masih 

banyak  juga  bisa  kita  lihat  kelemahannya.  Misalkan  saja  bahwa 

meskipun  pemerintah  negara  bagian  AS  terus  mengalami  kesulitan 

keuangan  dan  juga  terus menekan  pengeluaran  di  sektor  pendidikan, 

malah  sebaliknya,  departemen  pendidikan menginformasikan  tentang 

13.600  pekerjaan  baru  akan  tampak  aneh  dengan  adanya  PHK  terus‐

menerus terhadap para guru di AS.   

Joseph  Stiglitz,  ekonom  terkenal  AS  dan  pernah mendapatkan 

hadiah Nobel di bidang ilmu ekonomi, pada tahun 2012 pernah menulis 

dalam majalah Financial Times, “Pendapatan rata‐rata rakyat AS selama 

15 tahun belakangan ini, pendapatan rata‐rata dari seorang pekerja yang 

bekerja  seharian  penuh  bahkan  lebih  rendah  daripada  tingkat 

pendapatan seorang pekerja 40 tahun yang lalu.” Hampir 5 tahun lebih 

dari 2009 sampai 2013, pemerintah dan media AS setiap tahunnya selalu 

menciptakan  opini  publik  dengan  menggambarkan  bahwa 

perekonomian AS semakin kuat dan hampir pulih kembali. Jikalau data‐

data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah AS tentang pertumbuhan 

ekonomi dan  ketenagakerjaan  itu  benar  serta dapat diandalkan, maka 

tentunya  pendapatan  dan  harta  rakyat  AS  tidak  seperti  yang 

disampaikan oleh Stiglitz. Ini artinya bahwa opini yang diciptakan oleh 

pemerintah  dan  media  AS  sangat  berbeda  jauh  dengan  tren 

perkembangan ekonomi riil AS. 

Wu Chengliang,  jurnalis  dari  Tiongkok, menulis  sebuah  artikel 

yang berjudul  “Pemulihan Ekonomi AS Tidak Bermanfaat Bagi Orang 

Page 36: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xxxvi | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Miskin”  diterbitkan  oleh  Renmin  Ribao  (Harian  Rakyat)  pada  18 

September  2014.  Dalam  artikel  tersebut,  Wu  melaporkan  bahwa 

kesenjangan  orang  kaya  dan  miskin  dalam  masyarakat  AS  dalam 

beberapa  tahun  terakhir semakin  intensif dan menjadi  fenomena sosial 

yang  sangat  mengganggu.  Dalam  situasi  tersebut,  satu  sisi  karena 

pemulihan  ekonomi  selama  beberapa  tahun  terakhir  masih  dalam 

keadaan abnormal. Di sisi  lain, pemulihan ekonomi kebanyakan hanya 

tampilan  semata.  Dengan  dukungan  kebijakan  moneter  yang  ultra‐

longgar,  pasar  real  estate  AS  dalam  keadaan  pembalikan  yang  cepat, 

pasar saham mencapai  rekor  tertinggi,  tetapi penerima manfaat semua 

itu sebagian besar adalah orang kaya.   

Dalam  artikel  tersebut  juga  disebutkan  bahwa menurut  survei 

lain  yang dilakukan pada  bulan Agustus  2014, Wall  Street  Journal dan 

NBC‐AS menunjukkan bahwa 76 persen orang Amerika percaya bahwa 

kehidupan  anak‐anak  mereka  tidak  lebih  baik  dari  mereka.  Dana 

Milbank,  reporter  Washington  Post  dengan  tajam  berkomentar, 

“Optimisme  AS  sedang  sekarat,  inti  dari  American  Dream  adalah 

keyakinan  generasi  sebelumnya  dari  kehidupan  orang  tua  mereka, 

tetapi sekarang sudah menghilang.” 

 

 

Abad 21: Marxisme Bangkit Kembali   

 

Di  saat  banyak  orang meyakini  bahwa Marxisme  adalah  “teori  yang 

usang”  dan  “sosialisme  telah  berakhir”  ternyata  British  Broadcasting 

Corporation  (BBC)  pada  bulan  Juli  2005  mengumumkan  hasil  voting 

para pendengar Radio BBC 4 bahwa “Karl Marx terpilih sebagai seorang 

filsuf  yang  paling  dihormati  dan  berpengaruh  sepanjang  masa.” 

Pemikiran  terbesar yang bersinar  terang muncul pada  saat masyarakat 

manusia melewati  satu milenium. Walaupun Karl Marx  telah wafat 131 

tahun  lalu,  tetapi pemikiran besarnya  telah memberikan dampak yang 

sangat besar terhadap umat manusia sampai saat ini. 

Sejak kelahirannya  sampai  sekarang  ini, Marxisme  semakin hari 

semakin populer di hati  rakyat banyak dan daya vitalitasnya  semakin 

besar. Seperti yang dikatakan oleh Deng Xiaoping, “Saya sangat percaya 

bahwa para pendukung Marxisme di dunia ini akan semakin bertambah 

banyak  sebab Marxisme  adalah  ilmiah.” Marxisme meskipun  lahir  di 

Page 37: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Catatan Editor | xxxvii

abad ke‐19,  tetapi  tidak mandeg di  abad  tersebut. Marxisme walaupun 

lahir  di  Eropa  tetapi  pengaruhnya  terus  meluas  ke  seantero  jagat. 

“Nama  dan  karyanya  akan  tetap  bertahan  selama  berabad‐abad  ke 

depan,”  begitulah  ramalan  Friedrich  Engels  dalam  orasi  pidatonya  di 

saat  Karl  Marx  disemayamkan  di  pemakaman  Highgate,  Inggris. 

Kedengaran mungkin sedikit membual, tetapi Friedrich Engels benar. 

Sejak tumbangnya Uni Republik‐Republik Sovyet Sosialis (URSS) 

pada  akhir  abad  ke‐20,  negara‐negara  demokrasi  rakyat/sosialis  yang 

masih berdiri adalah: satu negara besar yaitu Republik Rakyat Tiongkok 

(RRT), dan empat negara kecil yaitu Kuba, Vietnam, Korea Utara, dan 

Laos,  sedang  melakukan  reformasi  dan  inovasi,  konsolidasi  dan 

pengembangan  sosialisme.  Namun  pada  abad  ke‐21,  menurut  Pusat 

Penelitian  Sosialisme  Dunia—Akademi  Ilmu  Sosial  Tiongkok,  pada 

tahun  2013—2014  ada  lebih  dari  130  partai  yang  berideologikan 

Marxisme–Leninisme dan kurang lebih 100 juta anggota Partai Komunis 

di mana RRT mempunyai  anggota  sekitar  85  juta  orang, Korea Utara 

sekitar  4  juta  orang, Vietnam  sekitar  3  juta  orang, Kuba  sekitar  1  juta 

orang.  Sedangkan  di  negara‐negara  kapitalis memiliki  lebih  dari  120 

partai  yang  berideologikan  Marxisme–Leninisme  dengan  jumlah 

anggota 8 juta orang. 

Banyak  orang mengira  bahwa  negara  yang mengklaim  sebagai 

negara sosialis atau demokrasi rakyat adalah negara miskin dan melarat. 

Kesan  ini  kita  dapatkan  melalui  propaganda  media  borjuasi  Barat. 

Mereka  ingin  menunjukkan  bahwa  negara  yang  menganut  dan 

menerapkan Marxisme–Leninisme  akan  hidup  dalam  keadaan miskin 

dan menderita. Misalkan, Kuba dan Korea Utara. Kuba yang selama 60 

tahun  lebih diblokade  oleh AS dan  sering mendapatkan  bantuan dari 

Tiongkok,  namun  standar  hidup  rakyat Kuba masih  jauh  lebih  tinggi 

dari Tiongkok dan negara‐negara lainnya. Apalagi jikalau dibandingkan 

dengan Indonesia.   

Sampai saat ini belum ada yang menandingi Kuba dalam bidang 

pendidikan, kesehatan, perumahan, pensiun, dan aspek  lain yang bisa 

didapatkan secara cuma‐cuma oleh warga negara dengan kualitas yang 

sangat  baik.  Seperti  dalam  pendidikan,  Kuba  memiliki  sistem 

pendidikan  kelas  dunia.  Semua  biaya  pendidikan  ditanggung  oleh 

negara.  Buku  dan  seragam  sekolah  didistribusikan  secara  gratis  oleh 

negara, bahkan warga negara tidak dikenakan biaya untuk melanjutkan 

Page 38: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xxxviii | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

ke perguruan  tinggi, mulai dari S1 sampai S3. Oleh karena  itu,  tingkat 

pendidikan  di  Kuba  cukup  tinggi,  karena  semua  warga  negara  bisa 

mendapatkan  pendidikan  gratis  dan  berkualitas,  angka  partisipasi 

sekolah  untuk  tingkat  SLTA mencapai  99%,  dan  proporsi mahasiswa 

hingga 7% dari populasi. Untuk bidang olah raga, Kuba cukup bersaing 

dalam  kompetisi  internasional,  termasuk  Olimpiade. Walaupun  tidak 

sebagus AS,  Tiongkok, Rusia,  Jerman,  dan  negara‐negara  yang  paling 

kuat  dalam  bidang  olah  raga,  tetapi Kuba masih  lebih  baik  daripada 

India dan banyak negara lainnya. 

Sistem  perawatan  kesehatan  Kuba  juga  kelas  dunia.  Menurut 

data  yang diberikan  oleh Organisasi Kesehatan Dunia, di Kuba  setiap 

170  orang  terdapat  1  orang dokter dan masuk peringkat  kedua dunia 

setelah  Italia.  Selain  itu,  warga  negara  mendapatkan  perawatan 

kesehatan gratis dan dapat berobat di berbagai klinik masyarakat (buka 

selama 24 jam), penyakit serius ke rumah sakit pusat, pembebasan biaya 

medis  apabila  dirawat  di  rumah  sakit,  dan  bahkan  sampai  biaya 

makanan. 

Pemerintah  Kuba  juga menyediakan  perumahan  untuk  rakyat. 

Setiap 4 keluarga dapat berbagi bersama dengan luas rumah sekitar 100 

meter persegi. Bangunan Kuba fokus pada kualitas, meskipun beberapa 

rumah tua tampak sedikit usang, tetapi tidak mempengaruhi kehidupan 

sehari‐hari.  Tingkat  melek  huruf  di  Kuba  sebesar  99,7%,  peringkat 

ketiga di dunia. Harapan  rata‐rata  hidup di Kuba  sebesar  78,3  tahun. 

Menurut data yang disediakan Wikipedia, tingkat pengangguran di Kuba 

pada  tahun  2009  adalah  1,6%,  Indeks Pembangunan Manusia di Kuba 

pada 2013 adalah 0,78 dan masuk peringkat 59 dunia.   

Akademi  Ilmu  Sosial  Tiongkok  pada  2013  merilis  “Indeks 

Peradilan Nasional Global”. Peringkat pertama di dunia adalah Kuba di 

mana  dalam  hal  angka  kejahatan  sangatlah  rendah,  fenomena 

perdagangan  narkoba  hampir  menghilang,  prostitusi  dan  AIDS  juga 

jarang terdengar. Selain itu, di Kuba tidak ada lingkungan yang terkena 

polusi  serius, pencemaran air, pencemaran  tanah,  tidak ada keracunan 

makanan yang dimodifikasi secara genetik, penipisan sumber daya dan 

fenomena lainnya. Menurut UNDP, Kuba adalah satu‐satunya negara di 

dunia  yang  telah  mencapai  pembangunan  sosial,  lingkungan,  dan 

ekonomi yang berkelanjutan. 

Kuba  yang  memproklamirkan  diri  sebagai  negara  sosialis 

Page 39: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Catatan Editor | xxxix

dibuktikan dengan pejabat negaranya yang hampir tidak ada perlakuan 

yang  istimewa dan korup. Hubungan antara pejabat negara dan rakyat 

juga  cukup  harmonis.  Misalkan,  tidak  adanya  perbedaan  gaji  yang 

diterima oleh para pejabat tinggi negara dengan profesor di universitas, 

bahkan dengan profesor  senior  sekalipun. Peraturan  yang  sangat  jelas 

oleh  pemerintah  Kuba  diberlakukan  di  mana  apabila  para  pejabat 

menggunakan mobil dinas dan ada bangku yang kosong, wajib untuk 

diisi  oleh  rakyat  biasa.  Para  pejabat  tinggi  negara  di Kuba—misalkan 

menteri—tidak seperti di negara‐negara  lain yang dijaga dengan super 

ketat. Bahkan untuk menjadi pejabat  tinggi negara di Kuba,  siapa pun 

boleh mendaftar seperti halnya kita masuk ke perpustakaan. 

Persis  apa  yang  dikatakan  oleh  Lenin.  Kaum  buruh,  setelah 

merebut kekuasaan politik, akan menghancurkan aparat birokrasi yang 

lama, meremukkannya sampai ke dasarnya dan memusnahkannya sama 

sekali, menggantinya dengan yang baru yang  terdiri dari kaum buruh 

dan  pegawai‐pegawai  yang  itu  juga,  dan  untuk  mencegah  mereka 

berubah  menjadi  birokrat‐birokrat  akan  segera  diambil  tindakan‐

tindakan yang telah diuraikan dengan terperinci oleh Marx dan Engels: 

1. tidak hanya dipilih tetapi  juga dapat diganti sewaktu‐waktu; 2. upah 

tidak lebih tinggi dari pada upah buruh; 3. segera beralih ke keadaan di 

mana  semua melaksanakan  fungsi mengawasi  dan menilik,  sehingga 

semua untuk sementara waktu menjadi “birokrat” dan sehingga karena 

itu tidak seorang pun dapat menjadi “birokrat”. 

Bagaimana  dengan  Korea  Utara? Apabila  kita  berjalan‐jalan  di 

kota  Pyongyang,  akan  terlihat  bahwa  semua  rumah  di  sana  dalam 

keadaan baik dan bagus. Begitu  juga dengan keadaan rumah sakit atau 

sekolah.  Kualitas  bangunan  perumahan,  instansi  pemerintah,  bank, 

sekolah,  dan  gedung‐gedung  lainnya  setaraf  dengan  yang  ada  di 

Tiongkok. Hanya saja untuk masalah energi, Korea Utara masih dalam 

keadaan  kekurangan.  Kalau malam  hari  tiba,  lampu  penerangan  dan 

lampu  merah  di  jalan  dalam  keadaan  gelap.  Meskipun  lampu 

penerangan  di  jalan  pada waktu malam  hari  sangatlah  redup,  tetapi 

lampu penerangan di  semua  rumah dalam keadaan  terang benderang. 

Inilah yang membuat wisatawan dari Singapura terkejut di saat mereka 

melakukan  anjangsana  di  negeri  yang  paling  dibenci  oleh  AS  dan 

sekutu‐sekutunya. 

Sekarang mari  kita  lihat data  statistik  yang diberikan  oleh Biro 

Page 40: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xl | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Statistik  Nasional  eks  negara‐negara  sosialis  dan  Bank  Dunia.  Dari 

tahun 1989—2006, eks negara‐negara  sosialis mengalami pertumbuhan 

ekonomi  yang  rendah,  yaitu  berkisar  3—5%,  sedangkan  yang  paling 

tinggi berkisar 7—8%. Rusia sendiri adalah 3% dengan rata‐rata tingkat 

pertumbuhan  ekonominya  kurang  lebih  3,3%.  Padahal  dalam  periode 

tersebut,  negara‐negara  berpenghasilan  rendah  lainnya memiliki  rata‐

rata  tingkat  pertumbuhan  tahunan  sebesar  6,8%,  negara‐negara 

berpenghasilan  menengah  memiliki  rata‐rata  tingkat  pertumbuhan 

sebesar  8,1%,  dan  untuk  negara‐negara  berpenghasilan  tinggi,  tingkat 

pertumbuhan tahunannya sebesar 4,8%. Asia Timur dan Pasifik, tingkat 

pertumbuhan  tahunan  rata‐rata  sebesar 6%, Sub‐Sahara Afrika  sebesar 

5,5%,  sedangkan  negara‐negara  berkembang  sebesar  6,4%.  Dari  data 

statistik  tersebut bisa  terlihat bahwa eks negara‐negara sosialis,  tingkat 

pertumbuhan  ekonominya  masih  lebih  rendah  dibandingkan  dengan 

negara‐negara Afrika. 

Dilihat  dari  Indeks  Koefisien  Gini,  sebelum  eks  negara‐negara 

sosialis  bubar,  Indeks Koefisien Gini mereka  sekitar  0,2,  tetapi  setelah 

sosialisme dicampakkan, dalam kurun waktu 20 tahun, Indeks Koefisien 

Gini  mereka  meningkat  secara  signifikan  dari  70%  menjadi  100%. 

Sementara  pada  saat  yang  sama, Koefisien Gini  di  negara‐negara  lain 

sedikit menyempit dan  tidak  berubah. Dilihat dari data‐data  tersebut, 

ini menandakan  bahwa  eks  negara‐negara  sosialis  dilihat  dari  tingkat 

pertumbuhan  ekonominya  berada  di  peringkat  paling  bawah  dengan 

polarisasi antara si kaya dan si miskin jurangnya semakin mendalam.   

Maka  tidak  mengherankan  apabila  pasca‐bubarnya  negara‐

negara sosialis di Eropa Timur, Uni Sovyet, dan  Jerman Timur, banyak 

dari warga negara mereka yang dulu pernah menikmati sistem negara 

sosialis,  merasa  bahwa  kehidupan  mereka  dulu  masih  lebih  baik 

ketimbang  saat  ini.  Institut  Amerika  Gallup  mempublikasikan  hasil 

survei  yang  dilakukan  di  antara  warga  negara  eks  Uni  Republik‐

Republik Sovyet Sosialis berkaitan dengan disintegrasi Uni Sovyet. Hasil 

survei  tersebut  sangatlah  mengejutkan  sosiolog  Amerika.  Ternyata 

hanya 24% dari eks warga negara URSS yang melihat bahwa disintegrasi 

Uni  Sovyet  sebagai  hal  yang  positif.  Sementara  51%  koresponden 

berpikir  bahwa  runtuhnya  Uni  Sovyet  menyebabkan  kerugian  baik 

secara pribadi maupun  republik—sekarang adalah negara‐negara yang 

independen—di  mana  mereka  tinggal.  Tidak  mengherankan  apabila 

Page 41: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Catatan Editor | xli

Rakyat Rusia dan eks‐URSS banyak yang merindukan sosok pemimpin 

seperti Lenin dan Stalin. 

Kebanyakan para  ahli di  Institut Amerika Gallup mendapatkan 

pendapat yang sangat menakjubkan tersebut dari Ukraina dan Moldova. 

Survei  yang  dilakukan  di  Lapangan  Kemerdekaan  Maidan  (Maidan 

Nezalezhnosti),  56%  responden memiliki  sikap  yang  negatif  terhadap 

hilangnya  satu negara besar, dan hanya  23% melihat hal  tersebut bisa 

bermanfaat. Di Moldova, ditandatanganinya Perjanjian Asosiasi dengan 

Uni Eropa, di mana Mahkamah Konstitusi menyatakan bahasa Rumania 

sebagai bahasa negara, 42% dari warga negara terus melihat runtuhnya 

Uni Sovyet lebih berbahaya dan 26% responden melihatnya sebagai hal 

yang bermanfaat. Rakyat Rusia  juga  tidak senang atas “balasan ulang” 

yang  dilakukan  oleh  beberapa  politisi  demokrat  bagaimana  mereka 

menggambarkan disintegrasinya Uni Sovyet: 55% responden melihat hal 

tersebut  sebagai  sebuah  kerusakan dan  hanya  19%  koresponden  yang 

menyatakan bahwa hal tersebut sangat bermanfaat.   

Pada  Desember  2012,  lembaga  penelitian  AS  “Pew  Research 

Center” merilis hasil pekerjaan mereka, dikhususkan untuk mempelajari 

bagaimana warga negara Lithuania, Rusia, dan Ukraina mengevaluasi 

perubahan  pada  tahun  1991,  2009, dan  2011. Kami melihatnya  bahwa 

reformasi di negara‐negara tersebut dilakukan oleh orang yang berbeda 

dan di bawah  skenario yang berbeda.  Jadi, munculnya  ekonomi pasar 

pada tahun 1991, didukung oleh 76%, pada tahun 2009—50%, dan pada 

tahun  2011—hanya  didukung  oleh  45%  dari warga  negara  Lithuania, 

salah satu negara yang pertama untuk keluar dari dari sistem ekonomi 

dan politik Uni Sovyet. Menurut para responden, perubahan selama dua 

puluh tahun terakhir yang menguntungkan bagi para politisi (91%) dan 

pengusaha  (78%),  sedangkan untuk orang biasa  (20%). 56%  responden 

di negara‐negara tersebut mengatakan bahwa dua puluh tahun terakhir 

membawa  dampak  yang  negatif  pada  kualitas  hidup  mereka. 

Demikianlah  bahwa  61%  dari  rakyat  Rusia  dan  82%  dari  penduduk 

Ukraina telah meresponnya. 

Menurut “Levada Center” Rusia, pada tahun 2012, di Rusia, 29% 

adalah  pendukung  sistem  politik  Uni  Sovyet,  dan  pada  tahun  2013 

sudah meningkat menjadi 36%. Pada saat yang sama terjadi penurunan 

persentase  pendukung  demokrasi  Barat  (22%  vs  29%).  Jajak  pendapat 

juga  bertanya  tentang  sistem  ekonomi  apakah  yang  tampaknya  lebih 

Page 42: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xlii | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

tepat  untuk  Rusia.  51%  menyatakan  bahwa  model  yang  didasarkan 

pada  perencanaan  negara  dan  distribusi  (pada  tahun  2012  angka  itu 

49%). Sistem yang didasarkan pada hak kepemilikan pribadi dan pasar 

pada  tahun  2012  hanya  didukung  oleh  36%,  dan  begitu  juga  tahun 

berikutnya dan bahkan lebih sedikit yaitu hanya 29%.   

Hasil  yang  paling mencolok  adalah dari  survei  yang  dilakukan 

oleh Institut Studi Opini Publik Emnid di Jerman pada tahun 2010. 80% 

orang yang pernah hidup  sebagai warga negara Republik Demokratik 

Jerman dan 72% dari responden di Jerman sekarang menyatakan bahwa 

hidup mereka cukup baik ketika mereka menjadi warga negara sosialis. 

Setelah dua puluhan tahun  tumbangnya Tembok Berlin dan reunifikasi 

Jerman, hanya 28% saja dari responden di sebelah timur negara tersebut 

yang mengatakan  bahwa mereka  baru  bisa menemukan  “kebebasan” 

dari  nilai‐nilai  politik  utama  saat  ini.  Pemimpin  Jerman  yang  juga 

mantan aktivis Pemuda Jerman Bebas—Freie Deutsche Jugend—Jerman 

Timur, Angela Merkel,  terkejut dengan hasil  survei  tersebut.  Sejak  itu 

penelitian  serupa  di  Jerman  tidak  terdengar  lagi.  Namun  di  negara‐

negara lain juga hasilnya tidak kurang mengesankan. 

Berdasarkan  peringkat  Gallup  World  yang  dibuat  dalam  tiga 

kategori, yaitu orang‐orang yang “makmur”, “perlu perjuangan hidup”, 

dan “menderita”, sampai dengan  tahun 2012, orang‐orang yang paling 

menderita  adalah  menjadi  rakyat  Bulgaria.  39%  penduduknya 

mengidentifikasikan diri mereka  sebagai orang yang bahagia. Dalam 5 

peringkat warga negara dunia yang paling menderita dan tidak pernah 

hidup makmur, Hongaria  termasuk  juga di dalamnya. 32% dari warga 

negara  tersebut,  yang  pernah  dendam  ketika  hidup  di  zaman  Uni 

Sovyet, juga menganggap dirinya tidak bahagia hidup di saat ini. Rakyat 

Rumania  bernostalgia  ketika  hidup  di  saat  zaman Nicolae Ceauşescu. 

Penelitian serupa menyatakan hal yang sama terdapat di sebagian besar 

negara‐negara  eks  Republik  Rakyat  Federal  Yugoslavia—Slovenia, 

Kroasia,  Makedonia,  Bosnia‐Herzegovina,  dan  Republik  Federal 

Yugoslavia—yang dipublikasikan oleh Serbia edisi “Kebijakan Online”. 

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut UNDP, Indonesia adalah 

salah  satu  negara  yang  memiliki  tingkat  ketimpangan  tertinggi  di 

kawasan Asia Timur, yaitu dengan naiknya Koefisen Gini dari 0,32 pada 

1999 menjadi 0,41 pada 2012. Hal  ini senada dengan  laporan dari Bank 

Dunia yang menyebutkan bahwa angka kesenjangan antara kaum kaya 

Page 43: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Catatan Editor | xliii

dan miskin di Indonesia mengalami peningkatan. Badan Pusat Statistik 

(BPS) menyatakan pada awal 2014 bahwa  tingkat kemiskinan yang ada 

di  Indonesia  semakin  parah.  Belum  lagi  dengan  parahnya  tingkat 

korupsi di  Indonesia di mana dibandingkan dengan negara‐negara di 

Asia  Tenggara misalkan  Filipina,  Thailand, Malaysia,  dan  Singapura, 

kita masih berada di urutan atas. Begitu juga dengan ketimpangan antar 

daerah bisa kita lihat sangat mencolok di mana sekitar 40 persen rakyat 

Indonesia  tidak  memiliki  akses  pada  air  bersih,  sekitar  30  persen 

wilayah  Republik  Indonesia  tidak  memiliki  akses  listrik,  dan  masih 

banyak  dari  penduduk  Indonesia  yang  belum  bisa  mendapatkan 

fasilitas  dasar  penyelenggaraan  pendidikan  yang  baik.  Tingkat 

pengangguran  terselubung  juga  sangat  tinggi,  yaitu  sekitar  37  juta 

orang. 

Rakyat  Indonesia masih  belum  berdaulat  dalam  bidang  politik, 

berdikari  dalam  bidang  ekonomi,  dan  berkepribadian  dalam  bidang 

kebudayaan.  Rakyat  Indonesia  masih  belum  bisa  menjadi  “tuan”  di 

negerinya  sendiri.  Dalam  cengkeram  neokolonial‐imperialisme, 

Indonesia  hanya  dijadikan  empat  sumber,  yaitu:  1.  Secara  geopolitik, 

posisi  Indonesia  sangat  strategis  di  kawasan  Asia  Pasifik  dan  Selat 

Malaka,  serta  secara  ekonomi,  Indonesia  adalah  negara  yang  sangat 

kaya dengan sumber daya alam dan mineral, baik di darat maupun di 

laut. Kekayaan  alam  Indonesia  yang  sangat  luar  biasa  ini  jelas  sangat 

menggoda  negara‐negara  imperialis  untuk  menguasainya,  sehingga 

Indonesia menjadi pemasok sumber bahan baku bagi industri di negeri‐

negeri  imperialis; 2. Penduduk  Indonesia yang  lebih dari 220  juta  jiwa 

merupakan  sumber buruh murah; dan 3. Pasar potensial bagi produk‐

produk  negara‐negara  industri;  4.  Serta  yang  paling  penting  adalah 

kapital‐finansial  mereka  yang  menggurita  dan  merajalela  di  bumi 

Indonesia dengan laba atau keuntungan yang berlipat‐lipat ganda.   

Marxisme  adalah  senjata  perjuangan  untuk  membongkar  dan 

mengubah itu semua. Bukankah para founding fathers kita di saat mereka 

berjuang  untuk  membebaskan  rakyat  Indonesia  dari  cengkeraman 

kolonialisme‐imperialisme  sangat  dipengaruhi  oleh  Marxisme.  Bung 

Karno  dengan  berani  menyatakan  bahwa,  “Nasionalisme  di  dunia 

Timur  itu  lantas  ‘berkawinlah’  dengan  Marxisme  itu,  menjadi  satu 

nasionalisme  baru,  satu  ilmu  baru,  satu  itikad  baru,  satu  senjata 

perjuangan yang baru, satu sikap hidup yang baru.”   

Page 44: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xliv | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Haji Misbach tanpa malu‐malu menyatakan dirinya adalah murid 

dari Karl Marx dan mencela kapitalisme sebagai biang kehancuran nilai‐

nilai  kemanusiaan.  Baginya,  melawan  kapitalisme  dan  pengikutnya 

sama  dengan  berjuang melawan  setan.  Begitu  juga  dengan  Ki  Hajar 

Dewantara  yang  memiliki  keterkaitan  erat  dengan  perjuangan  kaum 

buruh  sedunia.  Ia  menerjemahkan  syair  Internasionale  dari  bahasa 

Belanda  ke  bahasa  Indonesia  dan  dikenal  luas  di  seluruh  Indonesia. 

Sadurannya  tersebut  kemudian  dipopulerkan  oleh  para  pemimpin 

Partai Komunis Indonesia selama tahun 1951—1965. 

Untuk memahami Marxisme  lebih dalam  lagi, buku yang ditulis 

oleh  Suar  Suroso  sangat  layak  untuk  dijadikan  referensi.  Pengalaman 

yang  didapatkan  penulis  sangat  kaya  yang  didapatkan  langsung  dari 

dalam maupun  luar  negeri,  khususnya  dari  URSS  dan  RRT.  Dengan 

diterbitkannya buku Pikir  Itu Pelita Hati oleh Penerbit ULTIMUS maka 

akan memperkaya khazanah kita akan perkembangan teori dan praktek 

Marxisme  khususnya  di  bidang  filsafat.  Buku  ini  bisa menjadi  pintu 

gerbang  bagi  para  pembaca  pemula Marxisme. Melalui  buku  ini,  kita 

bisa  menimba  ilmu  mengenai  ajaran‐ajaran  Karl  Marx  dan  para 

muridnya, apakah itu Vladimir Ilyich Lenin, Joseph Stalin, Mao Zedong, 

hingga  Deng  Xiaoping.  Belajar  dari  para  founding  fathers  kita, 

menunjukkan  bahwa mempelajari  dan menerapkan  ajaran  guru‐guru 

besar  klas pekerja  sedunia  bukanlah dosa, malahan  sebuah  tugas  suci 

dan mulia. 

 

Jakarta, Januari 2015 

Darwin Iskandar 

 

Page 45: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Daftar Isi | xlv

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI  

 

 

 

 Pengantar Penulis —— v

Sekapur Sirih—Koesalah Soebagyo Toer —— xi Sambutan—Yoseph Tugio Taher —— xiii

Sambutan—Ibrahim Isa —— xxi Sambutan—Chalik Hamid —— xxv

Catatan Editor—Marxisme Tidak Usang dan Komunisme Tidak Mati —— xxxi

Pikir Itu Pelita Hati Ilmu Berpikir Mengubah Dunia: dari Marxisme sampai Teori Deng Xiaoping

I

Dari Pembodohan ke Pembiadaban Bangsa —— 3

1. Mao Zedong Difitnah Menghasut Aidit —— 3 2. PKI Dituduh sebagai Dalang G30S —— 8

3. Mengeramatkan Pancasila Jadi Berhala “Pancasila Sakti” —— 9 4. Budaya Main Kuasa Akar Pembiadaban Bangsa —— 10

II

Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara: dari Animisme sampai Kebatinan Jawa —— 19

1. Permulaan Manusia Berpikir adalah Secara Materialis —— 19

2. Munculnya Mistisisme —— 21 3. Hinduisme —— 24 4. Buddhisme —— 31

5. Bhinneka Tunggal Ika —— 36 6. Mistisisme Islam —— 38

7. Sufisme —— 45 8. Manunggaling Kawula-Gusti —— 47

9. Kebatinan Jawa, Kejawen —— 50 10. Dari Islam Mistik Sufisme sampai Islam Modernis Anti-Komunisme —— 52

11. Pengaruh Tiongkok atas Perkembangan Pikiran di Indonesia —— 64

Page 46: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xlvi | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

III Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika —— 83

1. Bung Karno dalam Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme (1926)

dan Pancasila (1945) —— 83 2. Analysis (1947) —— 88

3. Tan Malaka: Madilog (1951) —— 98 4. Njoto: Marxisme Ilmu dan Amalnya (1962) —— 107

5. D.N. Aidit, Tentang Marxisme (1964) —— 118

IV Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok: dari Lao Zi sampai Wang Zhong —— 145

1. Materialisme Tiongkok Kuno —— 145

2. Daoisme, Lao Zi (604—531 SM) —— 147 3. Kong Hucu —— 155 4. Yang Zhu —— 158 5. Zhuang Zi —— 159

6. Mo Zi —— 163 7. Meng Zi —— 165 8. Xun Zi —— 166 9. Han Fei —— 167

10. Wang Zhong —— 168

V Materialisme India Kuno —— 171

1. Dimulai dengan Materialisme —— 171

2. Hinduisme —— 173 3. Filsafat Aliran Samkhya —— 174

4. Dualisme Prakriti dan Purusha —— 176 5. Purusha —— 177 6. Prakriti —— 177

7. Upanisyad —— 178 8. Vaisyesika —— 178 9. Teori Atom —— 181 10. Jainisme —— 182

11. Buddhisme —— 184 12. Aliran Materialis Charvaka —— 185

VI

Filsafat Yunani Kuno: dari Thales sampai Lukretius —— 187

1. Thales —— 187 2. Anaximander —— 187 3. Anaximenes —— 188 4. Herakleitos —— 189 5. Anaxagoras —— 190 6. Demokritos —— 190

Page 47: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Daftar Isi | xlvii

7. Socrates —— 191 8. Aristoteles —— 193 9. Epikurus —— 198

10. Titus Lukretius Carus —— 201

VII Kemenangan-Kemenangan Materialisme dalam Sejarah —— 205

1. Pikiran Bertolak dari Kenyataan —— 205

2. Dari Antroposentris sampai Heliosentris ——209 3. Hakikat Teori Relativitas Einstein Materialistis —— 210

4. Pemenang Hadiah Nobel Fisika 2012 —— 214 5. Kemajuan Ilmu, Demonstrasi Kemenangan Materialisme —— 215

VIII

Kebenaran Lahir dari Kenyataan dan Praktek —— 221

1. Agnostisisme —— 221 2. Materialisme —— 223

IX

Materialisme Marxis: Tugas Filsafat adalah untuk Mengubah Dunia —— 231

1. Sebelas Tesis tentang Feuerbach —— 231 2. Empiriokritisisme Anti Materialisme Dialektis —— 240

X

Dialektika: dari Herakleitos, Lewat Hegel, Marx–Engels dan Lenin, sampai Mao Zedong —— 245

XI

Hukum Satu Pecah Jadi Dua dan Dua Bergabung Jadi Satu —— 253

XII Tentang Hukum Kontradiksi: Kontradiksi Dasar dan Kontradiksi Pokok —— 259

XIII

Hukum Negasi dari Negasi —— 265

XIV Hukum Peralihan: Perubahan-Perubahan

Kuantitatif Menjadi Perubahan Kualitatif —— 271

XV Materialisme Historis:

Penerapan Materialisme Dialektis dalam Ilmu Kemasyarakatan —— 279

1. Kehidupan Sosial Menentukan Pikiran Manusia —— 279 2. Cara Produksi —— 280

Page 48: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

xlviii | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

3. Formasi Ekonomi Masyarakat —— 283 4. Alienasi dan Penghisapan —— 285

5. Negara dan Diktatur Proletariat —— 285 6. Revolusi Sosial —— 288

XVI

Marxisme–Leninisme —— 291

1. Tentang Kapitalisme Negara di Bawah Diktatur Proletariat —— 298 2. Kejayaan Marxisme–Leninisme —— 302

XVII

Pikiran Mao Zedong —— 303

XVIII Polemik Anti-Revisionisme Modern

dalam Gerakan Komunis Internasional —— 315

XIX Trotskisme sampai Internasionale IV —— 323

XX

Kritik-Kritik atas Marxisme —— 333

1. Marxisme dalam Ujian —— 333 2. Revisionisme Yugoslavia —— 334

3. Kritik atas Kultus Individu Stalin —— 336 4. Euro-Komunisme Mencampakkan Marxisme–Leninisme —— 338

XXI

Pasca-Marxisme —— 343

1. Mazhab Frankfurt —— 343 2. Louis Pierre Althusser —— 347

3. Jacques Derrida —— 353 4. Alain Badiou —— 355

5. Theodor Ludwig Wiesengrund Adorno —— 359 6. Jurgen Habermas —— 361

XXII

Marxisme Bukannya Punah: Berkembang Maju dengan Teori Deng Xiaoping —— 367

Daftar Pustaka —— 395 Biodata Penulis —— 403

 

Page 49: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

 

 

 

Pikir Itu Pelita Hati  

Ilmu Berpikir Mengubah Dunia: 

dari Marxisme sampai Teori Deng Xiaoping  

 

 

 

 

 

 

Page 50: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

2 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Page 51: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

I — Dari Pembodohan ke Pembiadaban Bangsa | 3

 

 

 

 

 

Dari Pembodohan ke Pembiadaban Bangsa  

 

 

 

 

1. Mao Zedong Difitnah Menghasut Aidit 

 

PADA tahun 1965, dengan meletusnya Peristiwa 30 September/Gestapu 

1965,  Indonesia  berubah  wajah.  Dari  negara  mercusuar  anti‐

imperialisme  menjadi  antek  imperialis  mengekor  Amerika  Serikat. 

Indonesia dilanda musibah berdarah pembantaian manusia tak berdosa, 

pembasmian kaum komunis, pelarangan Partai Komunis Indonesia, dan 

berdirinya rezim diktator orde baru yang digembongi oleh Soeharto. 

Menurut Victor Miroslav Fic, asal‐usul Gestapu 1965 justru terjadi 

di  Zhongnanhai  Peking,  Cina,  antara  Aidit—Mao  pada  tanggal  5 

Agustus, menyusul  kabar  kesehatan  Presiden  yang memburuk:  jatuh 

pingsan  sebanyak  4  kali pada  tanggal  4 Agustus dan muntah‐muntah 

sebanyak  11  kali  akibat  gangguan  ginjal.  Para  dokter  Cina  yang 

merawatnya  yakin  bahwa  satu  serangan  lagi,  dapat  saja  membuat 

Presiden meninggal  atau  lumpuh.  Alhasil,  suksesi menjadi  persoalan 

mendesak yang tak terelakkan, karena pasti terjadi perebutan kekuasaan 

yang berdarah‐darah  antara PKI dan Angkatan Darat  yang  selama  ini 

berseteru. 

 Nasihat Mao adalah: “Habisi para jenderal dan perwira reaksioner itu dalam sekali pukul. Angkatan Darat lalu akan menjadi seekor naga yang tak berkepala dan akan mengikutimu....” Dari Cina, Aidit begitu tiba di bandara, langsung menghadap Presiden tanggal 7 dan 8 Agustus 1965.... Isi perjanjian rahasia antara Soekarno—Aidit—Mao, yang salah satunya Presiden akan

Page 52: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

4 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

beristirahat panjang dengan alasan kesehatan di sebuah tempat yang nyaman di Danau Angsa Cina.1  

Dalam  buku  berjudul Mao: Kisah‐Kisah  yang  Tak Diketahui,  Jung 

Chang dan Jon Halliday menulis: 

 Setelah Konferensi Asia–Afrika di Aljazair dibatalkan, dengan hati panas Mao menggerakkan PKI untuk merebut kekuasaan. Rencananya adalah membunuh para jenderal angkatan darat yang anti-komunis, yang boleh dikatakan tidak dapat dipengaruhi oleh Presiden Soekarno yang pro-Peking. Peking selalu menekan Soekarno untuk melakukan perombakan radikal di kalangan angkatan darat, dan dengan dukungan Soekarno, PKI cukup sukses menyusup masuk ke tubuh angkatan darat. PKI yakin, bahkan terlalu optimis, bahwa secara rahasia ia dapat mengontrol lebih dari setengah angkatan darat, dua pertiga angkatan udara, dan sepertiga angkatan laut. Menurut rencana itu, begitu para jenderal dibantai, komunis akan mampu menguasai angkatan darat, mungkin dengan Soekarno yang untuk sementara memainkan peran sebagai pemimpin boneka. Di awal bulan Agustus, Aidit datang ke China dan bertemu dengan Mao. Kemudian Aidit kembali ke Indonesia bersama tim dokter China, yang beberapa hari kemudian melaporkan bahwa Presiden Soekarno (yang pro-Peking), menderita sakit ginjal parah, dan diperkirakan hidupnya takkan lama lagi; karena itu, jika PKI ingin bertindak, sekaranglah saatnya. Pada tanggal 30 September sekelompok perwira menangkap dan membunuh Panglima Angkatan Darat Indonesia dan lima jenderal lain. Berbicara kepada Ketua Partai Komunis Jepang, Miyamoto, tak lama setelah peristiwa itu, Mao menyebut kudeta itu sebagai kebangkitan ... Partai Komunis Indonesia.2 

1 Victor M. Fic, Kudeta 1 Oktober 1965, Yayasan Obor Indonesia, September 2005, sampul buku. 2 Jung Chang, Jon Halliday, 2007, Mao: Kisah-Kisah yang Tak Diketahui, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, h.651. Prof. Andrew Nathan dari Columbia University mencatat bahwa “banyak penemuan mereka berasal dari sumber yang tidak jelas, sedangkan yang lainnya bersifat spekulatif atau didasarkan pada bukti-bukti tak langsung, dan beberapa hal tidaklah benar.” Demikian pula, Prof. Jonathan Spence dari Universitas Yale berpendapat di New York Review of Books bahwa “penulis berfokus untuk merusak Mao di mana banyak kekuatan cerita mereka

Page 53: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

I — Dari Pembodohan ke Pembiadaban Bangsa | 5

 

Tulisan  M.  Fic  dan  Jung  Chang  adalah  fitnah  terhadap  Mao 

Zedong  menghasut  Aidit  untuk  membunuh  para  jenderal  Angkatan 

Darat  Indonesia.  Tulisannya  tidak  berdasarkan  kenyataan  yang  bisa 

dibuktikan.  M.  Fic  mendasarkan  pendapatnya  atas  surat  Aidit  yang 

bertanggal 10 November 1965. Surat  itu  jelas adalah palsu. Pada  surat 

tersebut terdapat kejanggalan‐kejanggalan: 

 

1. Kepala surat berjudul Central Comite Partai Komunis Indonesia. PKI tidak memakai istilah Central Comite, tapi Comite Central. 

2. Kalimat  pertama  surat  berbunyi:  Kawan  seperjuangan  kaum 

Marxis/Leninis. Dalam berkorespondensi, CC PKI  tidak biasa 

menggunakan kalimat  ini. PKI tidak biasa menuliskan  istilah 

Marxis/Leninis, tetapi Marxis‐Leninis. 

3. Kalimat  yang  berbunyi  “telah  kami  perhitungkan,  namun  jelas 

semua  tindakan kaum reaksioner khususnya Dewan  Jenderal dapat 

mengecilkan  anggota  Partai  yang  masih  belum  berpengalaman.” 

Kalimat  ini  tidak  bisa  dipahami  isinya.  Sesuatu  yang  tak 

mungkin ditulis D.N. Aidit yang rapi bahasa Indonesianya. 

4. Surat ini adalah surat pribadi D.N.Aidit, tetapi menggunakan 

kalimat:  “3.  Karena  itu  sekali  lagi  CC  Partai  menandaskan, 

semua....” Ini adalah janggal. 

5. Kalimat  “bahwa  30  September  ‘En  Rimpel  in’t  grote  Ocean’” 

adalah  bahasa  Belanda  yang  salah  ejaannya,  memberi 

pengertian  lain,  satu  kecerobohan  tak  mungkin  atau  sulit 

dilakukan oleh D.N. Aidit. 

mungkin tidak ada.” Pada bulan Desember 2005, surat kabar The Observer menyatakan bahwa banyak kalangan akademisi secara luas mempertanyakan akurasi faktual beberapa klaim dari Chang dan Halliday. David S.G. Goodman, profesor di bidang ilmu politik Tiongkok dari University of Sydney menulis dalam The Pacific Review bahwa Mao: The Unknown Story, seperti contoh lain dari sejarah revisionis, tersirat bahwa ada “konspirasi akademisi dan sarjana yang telah memilih untuk tidak mengungkapkan kebenaran.” Goodman juga mempertanyakan metodologi dan penggunaan sumber serta kesimpulan tertentu yang diambil oleh Chang dan Halliday. Begitu pula profesor sosiologi di University of Southern California, Robert Weil, menerbitkan buku To be Attacked by the Enemy is a Good Thing yang mencoba mengekspos motif berbahaya dari Chang dan Halliday menulis buku tersebut dan masih banyak para sarjana Barat yang mengkritik habis-habisan buku tersebut.

Page 54: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

6 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

6. Kalimat:  “Bila  ketua  berhijrah  ke  tetangga  maka....”  Untuk 

kata  pengganti  dirinya,  adalah  janggal  jika  D.N.  Aidit 

menggunakan istilah ketua. 

7. Dalam  suratnya  ini,  D.N.  Aidit  menggunakan  ejaan  DJ 

sebagai singkatan Dewan Jenderal, mestinya adalah DD. 

 

Karena  itu,  dengan  sekian  banyak  kejanggalan  dan  kesalahan, 

surat  D.N.Aidit  tanggal  10  November  1965  ini  adalah  palsu.  Maka 

isinya  tak mungkin bisa dipercaya kebenarannya. Padahal  isi  surat  itu 

adalah  sangat  penting:  menyangkut  keterlibatan  Bung  Karno, 

Subandrio, dan negara tetangga. 

Memperkuat  pandangannya,  Fic menggunakan Dokumen No.3 

dengan  kepala  surat  “KOMITE‐CENTRAL  PARTAI  KOMUNIS 

INDONESIA,  KRAMAT  RAYA  81  JAKARTA  IV/4,  Tel.  448227”.  Pada 

dokumen  ini  juga ada kejanggalan‐kejanggalan. Nomor  telepon adalah 

salah.  Istilah  KOMITE‐CENTRAL,  bukanlah  ejaan  yang  biasa  dipakai 

oleh PKI. Yang dipergunakan bagi kepala  surat dari amplop  resmi CC 

PKI adalah: 

 COMITE CENTRAL PARTAI KOMUNIS INDONESIA Kramat Raja 81 – Djakarta IV/4 Telp: 4927 Gambir.  

Victor M.  Fic menggunakan  surat  bertanggal  28  September  ’65, 

jadi  sebelum  terjadinya Peristiwa  30 September,  tetapi  sudah memberi 

petunjuk  untuk  pembubaran  partai,  persembunyian  senjata,  cara‐cara 

upacara pembubaran partai di hadapan  instansi pemerintah. Ini semua 

sungguh tidak masuk akal. Bahkan surat ini sudah menggunakan Ejaan 

Baru Yang Disempurnakan. Karena itu, surat ini adalah palsu. 

Victor M. Fic secara licik menggunakan metodologi eklektika dalam 

melakukan pemalsuan  sejarah. Dipergunakannya  sederetan  fakta yang 

memang  terjadi dalam  kenyataan.  Seperti  pada  5 Agustus  1965, Aidit 

bertemu  dengan  Mao  Zedong  di  Zhong  Nanhai.  Namun  isi 

pembicaraannya dikarang sendiri oleh Fic, oleh karena itu kebenarannya 

tidak bisa dibuktikan. Lebih‐lebih lagi adalah tidak masuk akal di mana 

dalam pembicaraan tersebut, Mao Zedong memerintahkan Aidit segera 

membunuh para  jenderal pucuk pimpinan Angkatan Darat  Indonesia. 

Page 55: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

I — Dari Pembodohan ke Pembiadaban Bangsa | 7

Adalah benar bahwa Aidit pulang ke Jakarta dan segera menemui Bung 

Karno melapor. Namun  isi  laporannya dikarang  sendiri  oleh  Fic,  oleh 

karena itu kebenarannya tidak dapat dibuktikan. 

Jung Chang memfitnah Mao Zedong memulai gerakan Peristiwa 

1965 di  Indonesia, menyatakan bahwa Mao  lah yang harus disalahkan. 

Jung  Chang  mendasarkan  tulisannya  pada  keterangan  dari  Kenji 

Miyamoto,  Ketua  Partai  Komunis  Jepang  (PKJ),  yang  menyatakan 

bahwa  Mao  Zedong  sering  mendesak  Partai  Komunis  Jepang  dan 

Indonesia untuk melakukan pemberontakan. 

Jung  Chang menggunakan  Kenji Miyamoto  untuk mendukung 

pandangan‐pandangannya,  yaitu  dengan  menyalahkan  Mao  Zedong 

dan D.N. Aidit. Kenji Miyamoto  adalah Ketua Partai Komunis  Jepang 

semenjak kongres nasionalnya tahun 1958. Di bawah kepemimpinannya, 

PKJ meninggalkan garis Snazo Nosaka yang berpegang teguh pada jalan 

revolusioner untuk memenangkan  sosialisme di  Jepang. Sanzo Nosaka 

telah berjasa membangun persahabatan antara PKJ dan PKT. Di bawah 

kepemimpinan  Kenji  Miyamoto,  garis  Sanzo  Nosaka  dicampakkan, 

hubungan PKJ dan PKT menjadi rusak. Demikian buruknya hubungan 

kedua  partai  hingga  di mata  pimpinan  PKT,  Kenji Miyamoto  adalah 

pengkhianat Marxisme–Leninisme yang memalukan.   

Oleh karena itu, adalah sulit mempercayai kebenaran dari ucapan 

Kenji  Miyamoto  mengenai  tindak‐tanduk  Mao  Zedong,  terutama 

mengenai  pandangan  Mao  Zedong  tentang  PKJ  dan  PKI.  Tak  bisa 

dibuktikan  kebenaran  bahwa Mao  Zedong  sering mendesak  PKJ  dan 

PKI  untuk  melakukan  pemberontakan.  Dengan  sikap‐sikap  PKJ  di 

bawah  kepemimpinan  Kenji  Miyamoto  yang  tegas  menegasi  dan 

menentang  ajaran  diktatur  proletariat  dari  Marx,  mencampakkan 

Marxisme–Leninisme, maka  jelas‐jemelas  Kenji Miyamoto mengambil 

sikap  berlawanan  dengan  pandangan‐pandangan Mao  Zedong.  Oleh 

karena  itu, mudah  dimengerti  bahwa  Kenji Miyamoto menggunakan 

kesempatan  wawancara  dengan  Jung  Chang  untuk  mendiskreditkan 

Mao  Zedong  dan  D.N.  Aidit  yang  tangguh  membela  pandangan‐

pandangan PKT dan Mao Zedong. 

Terdapat perbedaan mencolok antara tulisan Fic dan Jung Chang 

mengenai soal kedatangan dan laporan dokter Tiongkok yang merawat 

Bung  Karno  mengenai  keadaan  sakitnya  Bung  Karno. Maka  tulisan‐

tulisan  Fic  dan  Jung Chang  adalah  fitnah  semata‐mata  terhadap Mao 

Page 56: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

8 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Zedong dan Aidit dalam hubungannya dengan Peristiwa G30 September. 

 

 

2. PKI Dituduh sebagai Dalang G30S 

 

PROF. Nugroho Notosusanto  adalah  pendukung  tangguh  rezim  orde 

baru Soeharto. Dengan lantang ia membela pendirian bahwa PKI adalah 

dalang  G30S.  Pandangannya  dipaparkan  bersama  Ismail  Saleh  dalam 

buku The Coup Attempt of the “September 30 Movement” in Indonesia. 

Dalam  buku  tersebut  dinyatakan  bahwa  “karena  alasan‐alasan 

ideologi,  jelaslah kalangan  agama dengan  sendirinya dianggap musuh 

oleh  PKI.  Namun  PKI  menganggap  tentara  sebagai  musuhnya  yang 

utama,  bukan  saja  karena  tentara merupakan  ancaman  fisik  terhadap 

partai,  tetapi  juga  atas  dasar  ideologi.  Komunisme  adalah  asing  bagi 

ideologi  negara,  Pancasila.  Komunisme  berdiri  atas  dasar  perjuangan 

klas  dan  bertujuan  menggulingkan  setiap  pemerintah  non‐komunis. 

Pancasila  berpendirian  untuk  kerja  sama  yang  saling menguntungkan 

dan toleransi. Dan satu dari lima prinsip Pancasila adalah percaya pada 

satu Tuhan sedangkan komunisme berpendirian ateisme.” 

Pandangan Nugroho Notosusanto  ini adalah pemalsuan sejarah. 

Tidaklah  benar  PKI  menganggap  tentara  sebagai  musuhnya  yang 

utama.  Bukannya musuh,  tetapi  PKI menilai  tinggi ABRI. D.N. Aidit 

dalam  kuliah di  Seskoad menyatakan  bahwa  “Angkatan Bersenjata RI 

adalah anti‐fasis, demokratis, anti‐imperialis, dan bercita‐cita Sosialisme 

Indonesia.  Ia  adalah  alat  untuk mengabdi  Revolusi  Indonesia,  untuk 

mengubah  masyarakat  Indonesia  dewasa  ini  menjadi  masyarakat 

Indonesia yang merdeka penuh dan demokratis sebagai landasan untuk 

menuju ke sosialisme.”3 

Nugroho  mempertentangkan  komunisme  dengan  ideologi 

negara,  Pancasila,  padahal  dalam  Preambul  Konstitusi  PKI  dinyatakan 

“PKI menerima dan mempertahankan UUD 1945 yang dalam Pembukaannya 

memuat Pancasila sebagai dasar‐dasar negara dan bertujuan membangun suatu 

masyarakat yang adil dan makmur menurut kepribadian bangsa Indonesia.”4 

3 D.N. Aidit, Angkatan Bersendjata dan Penjesuaian Kekuasaan Negara dengan Tugas2 Revolusi, Jajasan Pembaruan, Djakarta, 1964, h.7. 4 Comite Central Partai Komunis Indonesia, AD–ART (Konstitusi) PKI, Jakarta, 1962, h.17.

Page 57: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

I — Dari Pembodohan ke Pembiadaban Bangsa | 9

Adalah  benar  bahwa  PKI  berjuang  atas  dasar  perjuangan  klas, 

tetapi  tujuannya  bukanlah  untuk  menggulingkan  setiap  pemerintah 

non‐komunis. Tujuan PKI dalam tingkat sekarang ialah mencapai sistem 

demokrasi  rakyat  di  Indonesia,  sedangkan  tujuan  lebih  lanjut  ialah 

mewujudkan sosialisme dan kemudian komunisme di Indonesia. 

Pendirian  Nugroho  yang  mempertentangkan  Pancasila  dengan 

komunisme adalah salah, karena UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar 

negara justru menjamin semua golongan dan aliran serta kepercayaan di 

bawah naungan negara Republik Indonesia. 

Tidak  ada  alasan  yang  membenarkan  pernyataan  Nugroho 

bahwa  komunisme  adalah  asing  bagi  ideologi  negara,  Pancasila. 

Pancasila  justru  adalah  alat  pemersatu  yang  menghimpun  segenap 

aliran yang dianut bangsa  Indonesia.  Jelas‐jemelas, Pancasila bukanlah 

asing  bagi  PKI,  PKI  bukan  musuh  Pancasila.  Sejarah  menunjukkan, 

dalam  sidang‐sidang  Konstituante  tahun  1955  sampai  1957,  dalam 

merumuskan  dasar  negara,  PKI  bersama  PNI  adalah  partai  yang 

membela Pancasila sebagai dasar negara. 

Dengan  demikian  tidak  ada  dasar  pikiran  Nugroho  yang 

membenarkan kesimpulannya, bahwa PKI adalah dalang G30S. 

 

 

3. Mengeramatkan Pancasila Jadi Berhala “Pancasila Sakti” 

 

PENGUASA orba melancarkan pembodohan dengan pembohongan lewat 

pemaksaan, dengan menggunakan kekuasaan negara. Mengeramatkan 

Pancasila, menyatakan Pancasila adalah  sakti, mendirikan Museum dan 

Monumen Pancasila Sakti, mengadakan peringatan tahunan Hari Kesaktian 

Pancasila, adalah pembodohan bangsa dengan menggunakan kekuasaan. 

Membangun  tugu  peringatan  Pancasila  Sakti  di  Lubang  Buaya, 

mewajibkan  murid‐murid  sekolah  menonton  film  Pengkhianatan 

G30S/PKI  yang  disutradarai Arifin C. Noer  yang mempropagandakan 

kebohongan,  semuanya  adalah  pemalsuan  sejarah  yang  membodohi 

bangsa. 

Menjadikan  Pancasila  sebagai  sesuatu  yang  sakti  dengan  cara 

mengeramatkan  dasar  negara  adalah  takhayul  yang  tidak  ilmiah  dan 

tidak masuk akal. Memperingati Kesaktian Pancasila setiap tahun berarti 

menjadikan  Pancasila  satu  berhala,  membohongi  rakyat,  memalsu 

Page 58: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

10 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

sejarah bangsa. 

Museum  dan  Monumen  Pancasila  Sakti  tidak  saja  menjungkir‐

balikkan kenyataan  sekitar Peristiwa 30 September,  tetapi  juga memalsu 

peristiwa  sejarah  semenjak  tahun  1945,  bertujuan  untuk menyalahkan 

PKI.  Ini  ditunjukkan  oleh  pameran  mengenai  Peristiwa  Tiga  Daerah 

Oktober 1945, Peristiwa Tjirebon Februari 1946, Peristiwa Pemogokan Buruh 

Perkebunan  Delanggu  Juni  1948,  Peristiwa  Madiun  1948—pembasmian 

kekuatan  kiri  oleh  Pemerintah  Hatta,  Peristiwa  Serangan  atas  Asrama 

Polisi  Tanjung  Priok  Agustus  1951,  Peristiwa  Tanjung  Morawa  1953, 

Peristiwa Banda Betsi Mei 1965, Peristiwa Rapat Raksasa Ulang Tahun PKI 

ke‐45.  Semua  peristiwa  sejarah  ini  dilukiskan  tidak  sesuai  dengan 

kenyataan,  tetapi  disalahgunakan  untuk  menyalahkan  PKI  sebagai 

partai pemberontak yang merongrong kekuasaan Republik Indonesia. 

Pemalsuan  sejarah  sungguh  berkembang  biak  di  bawah 

kekuasaan  orba  Soeharto.  Ini  semua  mengakibatkan  pembodohan 

bangsa. 

 

 

4. Budaya Main Kuasa Akar Pembiadaban Bangsa 

 

SEPERTIGA  abad  kediktatoran  orba  berkuasa,  bersimaharajalelalah 

budaya main kuasa. Berkat pengorbanan dan perlawanan rakyat, diktator 

Soeharto terguling bangkrut. Namun budaya main kuasa masih berlanjut. 

Main  kuasa  dibimbing  cara  berpikir  yang  carut‐marut.  Sampai‐sampai 

wanita  dilarang  kentut.  Pembodohan  melanda  Indonesia.  Dari 

pembodohan meningkat ke pembiadaban. 

Tanggal  14  April  2013,  situs  wadiyan.com memberitakan  bahwa 

“Perempuan  Dilarang  Kentut  di  Aceh”.  Sebuah  kota  di  Aceh  akan 

melarang  warga  perempuan  buang  angin  (kentut).  Kentut  dianggap 

tidak  sesuai  dengan  nilai‐nilai  kesopanan  dalam  syariah  Islam. 

“Perempuan  muslim  tidak  diperbolehkan  kentut  bersuara,  itu 

bertentangan  dengan  ajaran  Islam,”  kata  Sayyid Yahia,  sang walikota. 

Sanksi  bagi  perempuan  yang  kentut  bersuara  tidak  main‐main. 

Disebutkan  bahwa  bagi  perempuan  mana  saja  yang  kentut  bersuara 

kecil akan menerima cambukan sebanyak 20 kali. Sementara  jika suara 

kentutnya keras akan dipenjara selama tiga bulan. 

“Para  pelacur  adalah  pahlawan,”  demikian  diucapkan  oleh 

Page 59: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

I — Dari Pembodohan ke Pembiadaban Bangsa | 11

Widya Kanti  Susanti, Bupati Kendal,  Jawa Tengah, kepada Kompas,  23 

Januari  2014.  Dipaparkannya  bahwa  mereka  adalah  pahlawan  bagi 

keluarganya,  karena  mereka  bisa  menghidupi  dan  memberi  makan 

keluarganya. Oleh karena itu, adalah tidak berperikemanusiaan apabila 

rumah‐rumah bordil  tersebut ditutup. Tindakan  ini  juga menimbulkan 

masalah  dalam  pengentasan  kemiskinan  dan  juga  pengawasan  atas 

penyebaran penyakit kelamin yang tak terkontrol. 

Ketua  MUI  Jawa  Timur  dalam  kuliah  subuhnya,  Selasa  11 

Februari 2014 di Masjid Al‐Akbar Surabaya, mengingatkan bahwa MUI 

telah memfatwakan haram merayakan Hari Valentine. 

Awal  tahun  2013  di  Lhokseumawe  diberlakukan  larangan  bagi 

para perempuan yang duduk mengangkang ketika naik  sepeda motor. 

Pada  bulan  April  telah  ditangkap  dan  ditahan  35  perempuan  yang 

duduk mengangkang ketika naik sepeda motor. 

Larangan menari di depan publik bagi para perempuan dewasa 

akan diterapkan di Kabupaten Aceh Utara menurut Bupati Aceh Utara, 

Muhammad Thaib, karena perempuan dewasa menari di depan publik 

bertentangan dengan syariat Islam. “Perempuan menari tarian apa pun 

di  depan  laki‐laki  itu  bertentangan  dengan  hukum  syariah,”  ungkap 

Muhammad Thaib, Sabtu 25 Mei 2013. 

Pernah pula diberitakan bahwa di Bogor  ada pimpinan  sekolah 

yang  melakukan  pemeriksaan  atas  keperawanan  3500  orang  murid 

perempuan.  Perempuan  ditempatkan  pada  kedudukan  yang  tak 

nyaman dan tak setara dengan pria, sesuatu yang tidak adil. Semua  ini 

menunjukkan hal‐hal yang menggelikan,  tak masuk akal pikiran waras 

dan  ilmiah. Paksaan  lewat ketentuan‐ketentuan pemerintah, atau  lewat 

fatwa  untuk  mempercayai,  membenarkan,  dan  mengikuti  pikiran 

demikian adalah pembodohan. 

Di Aceh dilarang melakukan  kegiatan menyambut Tahun Baru. 

Di  Banda  Aceh,  31  Desember  2013,  Polisi  Syariah  wilayah  Aceh 

merampas beribu‐ribu mercon dan terompet kadbod dalam satu serbuan 

menyusul  pelarangan  menyambut  malam  Tahun  Baru.  Serbuan  ke 

tempat‐tempat yang menjual barang‐barang  itu dilakukan pada malam 

hari menyusul fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh yang 

dikeluarkan  pada  24  Desember  2013,  yaitu  melarang  sambutan  itu 

diadakan dalam wilayah tersebut. 

Di  kompleks  parlemen,  Jakarta,  Sabtu  25  Mei  2013,  mantan 

Page 60: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

12 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Panglima TNI  Jenderal  (Purn.) Wiranto mengatakan, konflik masa  lalu 

tidak  akan dapat membawa perubahan  jika dibawa  ke dalam  konteks 

kehidupan masa kini. Ia pun meminta kepada para anak korban konflik 

politik masa lalu untuk melupakan apa yang telah terjadi. Yang telah terjadi 

adalah  pembantaian  manusia  tak  berdosa  oleh  rezim  militeris  orba 

Soeharto  yang menyebabkan  Indonesia  sebagai mercusuar  perjuangan 

melawan  imperialisme  berubah  warna  menjadi  pengekor  negara 

adikuasa  Amerika.  Melupakan  hal  ini  berarti  melupakan  peristiwa 

bersejarah yang maha‐kelam. Ini menyebabkan generasi muda tak kenal 

bagian  yang  sangat  penting  dari  sejarah  bangsanya. Alangkah  bodoh 

generasi  yang  tak  tahu  bagian  penting  sejarah  bangsanya  sendiri. 

Menganjurkan  untuk  melupakannya  tak  bisa  lain  adalah  satu 

pembodohan yang serius. 

Pembodohan  telah  berlangsung  di  banyak  bidang.  Demikian 

serius  pembodohan  ini  sampai‐sampai  lembaga  tertinggi  negara 

menyatakan  bahwa  Bung  Karno  melakukan  “pengkhianatan”.  Akhir 

Maret 2013, Rachmawati, putri Bung Karno, menampilkan gugatan atas 

putusan MPR No.1 tahun 2003 yang menyatakan adanya pengkhianatan 

Bung Karno. Merdeka.com  pada  Senin  25 Maret  2013 mempertanyakan 

cap  ʹpengkhianatʹ  yang  disematkan  negara  pada  Bung  Karno  seperti 

tertuang  dalam  Pasal  6  Ketetapan  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat 

(TAP‐MPR) Nomor 1/MPR/2003.   

Jauh  sebelum  itu,  ada  yang  menyatakan  bahwa  Bung  Karno 

menyelewengkan  Pancasila  karena  menampilkan  semboyan  persatuan 

nasional  berporoskan nasakom. Dan  rezim  orba  telah mengeramatkan 

Pancasila  dengan  mendirikan  tugu  peringatan  “Pancasila  Sakti”  di 

Lubang  Buaya.  Pancasila  adalah  dasar  negara,  mana  mungkin  dasar 

negara  adalah  sakti. Menyatakan  Pancasila  sakti,  dasar  negara  adalah 

sakti, sungguh satu pembodohan. 

TAP MPRS  No.25/1966  yang menyatakan  dilarangnya  PKI  dan 

penyebaran  Marxisme–Leninisme  di  Indonesia,  dimulai  dengan 

pertimbangan:  “Bahwa  faham  atau  ajaran  Komunisme/Marxisme–

Leninisme  pada  inti  hakikatnya  bertentangan  dengan  Pancasila”  dan 

“Bahwa  orang‐orang  dan  golongan‐golongan  di  Indonesia  yang 

mengenal  paham  atau  ajaran  Komunisme/Marxisme–Leninisme, 

khususnya Partai Komunis  Indonesia,  dalam  sejarah Kemerdekaan Republik 

Indonesia  telah  nyata‐nyata  terbukti  beberapa  kali  berusaha  merobohkan 

Page 61: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

I — Dari Pembodohan ke Pembiadaban Bangsa | 13

kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia yang sah dengan cara kekerasan.”5 

Kenyataan  menunjukkan  bahwa  di  kala  Konstituante  macet 

dalam  merumuskan  dasar  negara,  karena  wakil‐wakil  partai‐partai 

Islam seperti Masyumi dan NU, serta PSI, menentang Pancasila menjadi 

dasar negara, justru penganut Marxisme–Leninisme, yaitu PKI, yang teguh 

membela  Pancasila  sebagai  dasar  negara  dalam  sidang‐sidang 

Konstituante. Walaupun PKI bersama PNI  tangguh membela Pancasila 

sebagai  dasar  negara  adalah  mayoritas,  tetapi  jumlah  suara  mereka 

tidak  sampai  dua  pertiga.  Maka  Konstituante  tidak  berhasil 

merumuskan Pancasila sebagai dasar negara.   

Kongres  Nasional  VII  PKI  tahun  1962  memutuskan  rumusan 

dalam  Konstitusinya,  bahwa  “PKI  menerima  dan  mempertahankan 

Undang‐Undang  Dasar  1945  yang  dalam  Pembukaannya  memuat 

Pancasila  sebagai  dasar‐dasar  negara  dan  bertujuan membangun  satu 

masyarakat  yang  adil  dan  makmur  menurut  kepribadian  bangsa 

Indonesia.”6 

Sejarah  perjuangan  kemerdekaan  nasional  Indonesia 

menunjukkan  bahwa  penganut  Marxisme–Leninisme,  kaum  komunis 

Indonesia,  adalah  kekuatan  penting  dalam  merebut  dan  membela 

kemerdekaan  Indonesia, bahkan adalah pelopor dalam pemberontakan 

melawan  kekuasaan  kolonial  Belanda.  Tidak  ada  bukti  yang 

menunjukkan  bahwa  kaum  komunis  dengan  kekerasan  mau  merobohkan 

kekuasaan  Republik  Indonesia.  Tuduhan  dalam  TAP  MPRS  Nomor 

XXV/1966  itu  adalah  fitnah,  pemalsuan  sejarah.  Pemalsuan  sejarah 

membikin  bangsa  tak  kenal  sejarah  yang  sesungguhnya,  adalah 

pembodohan bangsa. 

Buku Putih yang dikeluarkan Kopkamtib 1978 menyatakan bahwa 

PKI  tidak  mempunyai  peranan  dalam  Revolusi  Agustus  1945.  Padahal 

keberadaan  Perdana  Menteri  Amir  Sjarifoeddin  sampai  tahun  1948 

menunjukkan  bahwa  berkat  peranan  penting  kaum  komunis  sebelum 

dan  dalam  revolusilah  yang  menyebabkan  tokoh  komunis  ini  ikut 

memimpin Republik  Indonesia. Maka  isi Buku Putih Kopkamtib  adalah 

salah satu bentuk pemalsuan sejarah. 

Begitu  terjadi  Peristiwa  30  September  1965,  semua  surat  kabar 

dilarang  terbit  kecuali  surat  kabar  Angkatan  Darat,  Berita  Yudha  dan 

5 MPRS, 1966, Ketetapan Nomor XXV. 6 AD–ART (Konstitusi) PKI, CC PKI, Jakarta, 1962, h.17.

Page 62: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

14 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Harian  Angkatan  Bersenjata.  Kedua  koran  ini  secara  besar‐besaran 

mempropagandakan  bahwa  para  perempuan  anggota  Gerwani 

bertelanjang melakukan  tarian  Harum  Bunga, menyilet  kemaluan  dan 

mencongkel mata para jenderal yang terbunuh di Lubang Buaya.   

Ketika  laporan penyelidikan Komnas HAM tentang pelanggaran 

HAM  dalam  pembunuhan  massal  di  tahun‐tahun  1965  dan  1966 

diumumkan,  Djoko  Suyanto,  Menteri  Koordinator  Bidang  Politik, 

Hukum, dan Keamanan, mengatakan bahwa pembunuhan  itu dibenarkan 

untuk  menyelamatkan  negara  dari  komunisme.  Dan  Presiden  Susilo 

Bambang  Yudhoyono  sekarang menyuarakan mitos  rezim  orde  baru, 

bahwa  pembunuhan  itu  dibenarkan  demi menyelamatkan  negeri  dari 

komunisme.7   

Justru yang  terjadi adalah: bukan hanya pembasmian atas kaum 

komunis  Indonesia,  tetapi  adalah  pembantaian  atas  manusia  tak 

berdosa.  Pembunuhan  atas manusia  tak  berdosa  di  bawah  kekuasaan 

rezim  orba  Soeharto  adalah  tindakan  biadab. Membenarkan  tindakan 

demikian, bukanlah lagi pembodohan tapi adalah pembiadaban bangsa. 

Profesor  Nugroho  Notosusanto  mengajarkan  bahwa  Pancasila 

bukanlah  hasil  galian  Bung  Karno.  Alasannya  adalah:  Pancasila  yang 

dipersoalkan  ialah Pancasila dasar negara, sebelum Bung Karno sudah 

ada beberapa pembicara, antara  lain Mr. Muhammad Yamin dan Prof. 

Soepomo yang mengajukan pandangan mengenai dasar negara. Karena 

itu,  bukanlah  Bung  Karno  yang  mengajukan  gagasan  tentang  dasar 

negara. Di sini Prof. Nugroho membuang kenyataan bahwa hanya Bung 

Karno  yang  mengajukan  rumusan  Pancasila  sebagai  dasar  negara, 

walaupun  Yamin  dan  Soepomo  memaparkan  masalah  dasar  negara 

lebih dulu dari Bung Karno. Menyatakan Pancasila bukan hasil galian 

Bung Karno adalah pemalsuan sejarah, adalah satu pembodohan. 

Rasialisme anti‐Tiongkok bersimaharajalela di bawah kekuasaan 

rezim orba Soeharto. Rakyat dilarang merayakan Hari Raya Imlek, hari 

raya  tradisional  Rakyat  Tiongkok  yang  juga  dijunjung  oleh  warga 

negara  Indonesia  keturunan  Tionghoa  secara  turun‐temurun.  Di 

samping  itu  dilarang  menggunakan  huruf  Tionghoa  dan  penerbitan 

dengan menggunakan huruf Tionghoa, dilarang adanya sekolah‐sekolah 

Tionghoa  yang  sudah  turun‐temurun  di  Indonesia.  Bahkan  nama 

7 James Balowski, Direct Action For Socialism in the 21st Century, majalah Revolutionary Socialist Party (RSP), Australia, 22 Oktober 2012.

Page 63: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

I — Dari Pembodohan ke Pembiadaban Bangsa | 15

pribadi  yang  menggunakan  nama  Tionghoa  diminta  diganti  dengan 

nama Indonesia.   

Dalam  rangka  kampanye  rasialis  anti‐Tiongkok,  rezim  orba 

secara resmi menyatakan bahwa “Dilihat dari sudut nilai‐nilai etnologis‐

politis  dan  etimologis‐historis,  maka  istilah  ‘Tionghoa/Tiongkok’ 

mengandung nilai‐nilai yang memberi asosiasi‐psikopolitis yang negatif 

bagi  rakyat  Indonesia,  sedang  istilah  ‘Cina’  tidak  lain  hanya 

mengandung arti nama dari  suatu dinasti dari mana  ras Cina  tersebut 

datang, dan bagi kita umumnya kedua  istilah  itu pun  tidak  lepas dari 

aspek‐aspek psikologis dan emosionil.”8   

Dalam  kenyataan,  tidaklah  benar  bahwa  istilah 

“Tionghoa/Tiongkok”  mengandung  nilai‐nilai  yang  memberi  asosiasi‐

psikopolitis  yang  negatif  bagi  rakyat  Indonesia.  Justru  istilah  Tiongkok 

dan Tionghoa  sudah berurat berakar dalam  sastra  Indonesia dan dalam 

kehidupan  politik  Indonesia. Bahkan dalam Pasal  58 Undang‐Undang 

Dasar  Sementara  Negara  RI  1950  mencantumkan,  “golongan‐golongan 

kecil Tionghoa, Eropa, dan Arab, akan mempunyai wakil dalam Dewan 

Perwakilan Rakyat.”9 

Warga  negara  keturunan  Tionghoa  telah  memainkan  peranan 

aktif  dalam  kehidupan  politik  Indonesia.  Sejarah  Indonesia mencatat 

bahwa Partai Tionghoa Indonesia adalah sebuah partai politik di Indonesia 

yang  didirikan  pada  tanggal  25  September  1932,  dengan  Ketua  Liem 

Koen Hian.  Pada  periode  1935—1939,  partai  ini  berhasil meraih  satu 

kursi  terpilih  dalam  Volksraad  (Dewan  Rakyat  Pemerintahan  Belanda). 

Justru  dalam  kehidupan  bermasyarakat,  istilah  Cina  jelas  berkonotasi 

penghinaan dan juga ejekan terhadap warga keturunan Tionghoa.. 

Di bawah kekuasaan orba, ada penguasa melakukan pembakaran 

buku  sejarah.  Ada  pimpinan  sekolah  yang  mau  memeriksa 

keperawanan 3500 gadis muridnya. Ada  fatwa bahwa “dangdutan”  itu 

haram. Para tenaga kerja perempuan yang bekerja di luar negeri, banyak 

diperlakukan  sebagai budak belian. Bahkan ada yang berangkat  sehat, 

pulangnya mayat. Sesudah  jadi mayat, ada yang tak bisa segera diantar 

pulang kampung. Ada yang terjun dari jendela lantai 15, tergelantung di 

8 Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera tentang Masalah Cina No.SE-06/ Pres.Kab/6/1967. 9 Muhammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Ghalia Indonesia, cetakan ke-6, Jakarta, 1982, h.187.

Page 64: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

16 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

angkasa  untuk melarikan  diri  karena  tak  tahan  siksaan majikan. Ada 

yang pulang dalam keadaan sakit syaraf. Ada yang dihukum pancung 

karena  telah melawan disebabkan  tak  tahan atas  siksaan dari majikan. 

Marsinah gugur mati dibunuh secara kejam karena gigih membela hak‐

hak buruh perempuan. 

Pada  1  Mei  2013,  GATRAnews  Jakarta  memberitakan  bahwa 

hingga  pada  peringatan  Hari  Buruh  Internasional  (May  Day)  tahun 

2013,  sebanyak  420  buruh  migran  asal  Indonesia  atau  Tenaga  Kerja 

Indonesia  (TKI)  terancam hukuman mati di Arab Saudi. “Migrant Care 

mencatat,  pada  tahun  2013  sedikitnya  420  orang  buruh migran  (TKI) 

masih terancam hukuman mati di Arab Saudi,” kata Direktur Eksekutif 

Migrant Care, Anis Hidayah. Dari jumlah 420 orang tersebut, 99 orang di 

antaranya  sudah divonis hukuman mati. Bahkan,  2 dari  99  orang TKI 

tersebut sudah dieksekusi mati oleh pemerintah Arab Saudi. 

Sungguh satu pembodohan, para buruh migran yang diperlakukan 

sebagai  budak  belian  yang  bekerja  penuh  penderitaan  ini  dipuja  oleh 

sementara kalangan sebagai pahlawan devisa. 

Poligami dinyatakan dibenarkan, demi kepentingan kaum hawa. 

Selama orba kuasa,  sering dikoar‐koarkan bahwa  Indonesia  akan  lepas 

landas  tahun  2000.  Dengan menampilkan  gagasan  persatuan  nasional 

berporos  nasakom,  Bung  Karno  dituduh  menyelewengkan  Pancasila; 

Bung Karno dituduh  terlibat G30S; PKI dikutuk  sebagai dalang G30S. 

Sebentar‐sebentar  dikobarkan  histeria  bahaya  laten  komunis.  Peristiwa 

Madiun dinyatakan sebagai pemberontakan PKI. Padahal dalam pidato 

di depan sidang BP KNIP  tanggal 20 September 1948, Perdana Menteri 

Moh. Hatta menyatakan bahwa “PKI – Musso  telah mengadakan  coup, 

perampasan  kekuasaan  di  Madiun....  entah  benar  entah  tidak,  bahwa 

Musso  akan menjadi  Presiden  Republik  rampasan  itu  dan Mr.  Amir 

Sjarifoeddin perdana menterinya.”10 

Walaupun pada masa kepresidenannya, Gus Dur dan Megawati 

sudah  berjasa  dalam  usaha melenyapkan  diskriminasi, warga  negara 

etnis  Tionghoa  yang  hidup  turun‐temurun  berbagai  generasi  di mana 

tokoh‐tokohnya  banyak  berjasa  dalam  perjuangan  merebut  dan 

membela  kemerdekaan  Indonesia,  masih  hidup  dalam  sasaran 

penindasan  diskriminasi  dan  tak  aman  dari  ancaman  penindasan 

10 Mohammad Hatta: Mendayung Antara Dua Karang, Pidato di Muka Sidang BP KNIP 20 September 1948, Kementerian Penerangan RI, Jakarta, 1951, h.87.

Page 65: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

I — Dari Pembodohan ke Pembiadaban Bangsa | 17

rasialis.  Ini  artinya  tidak  terjamin  sebagai  warga  negara  Indonesia 

seutuhnya.  Adalah  bentuk  kebohongan  dengan  menyatakan  bahwa 

warga negara etnis Tionghoa sudah tidak didiskriminasikan lagi. Dalam 

praktek di  lapangan, sampai sekarang  ini masih dianak‐tirikan, seperti 

dalam pelayanan birokrasi, termasuk untuk masuk dalam birokrasi. 

Satu  saat,  ada  pula  yang  mengoar‐koarkan:  Pram  membakar 

buku.  Sejarawan  terkemuka Asvi Warman Adam menemukan  bahwa 

terjemahan  Indonesia  buku  biografi  Bung Karno  karya Cindy Adams 

yang  diterbitkan  dengan  kata  pengantar  dari  Soeharto,  telah  dikebiri 

dengan  menambah  alinea  yang  berisikan  kebohongan  tentang  Bung 

Karno yang tidak suka kepada Bung Hatta. 

Ada  pembodohan  lewat  pembohongan  kasar  di  siang  bolong 

seperti  kampanye  tuduhan  Gerwani  melakukan  tari  Harum  Bunga, 

menyanyikan  Genjer‐Genjer  di  Lubang  Buaya,  orang‐orang  Gerwani 

menyilet kemaluan dan mencungkil mata para  jenderal yang dibunuh 

oleh Gerakan 30 September. 

Ada  pula  pembohongan  dengan  menggunakan  eklektisisme, 

metode  ilmiah‐gadungan,  seperti  yang  dipraktekkan  Prof.  Nugroho 

Notosusanto. Ia menerangkan bahwa Pancasila bukanlah hasil galian Bung 

Karno.  Eklektisisme  bisa  memesona,  karena  metode  ini  dalam 

menjelaskan satu hal‐ihwal menggunakan sederetan data yang seakan‐

akan  masuk  akal,  tapi  dengan  kesimpulan  yang  bertolak  belakang 

dengan kenyataan. Dengan cara beginilah, Prof. Nugroho Notosusanto 

meyakinkan  orang  bahwa  Pancasila  bukan  hasil  galian  Bung  Karno. 

Demikian pula halnya dengan tuduhan PKI adalah dalang G30S. Inilah 

pembodohan tingkat tinggi, kerja intelektual “terpelajar” pengagum orba.   

Para  intelektual  pendukung  orba  ini,  secara  internasional 

mendapat  dukungan  dari  para  sejarawan  gadungan  seperti  Antonie 

C.A. Dake dengan  karya‐karyanya  In  the  Spirit  of  the Red Banteng dan 

Soekarno Files; John Hughes dengan buku The End of Sukarno; Arnold C. 

Brackman  dengan  The  Communist  Collaps  in  Indonesia  dan  Indonesia 

Communism: A History; Victor M. Fic dengan karya Kudeta 1 Oktober 1965: 

Sebuah  Studi  Tentang  Konspirasi;  karya  Jung  Chang  dan  Jon  Halliday, 

Mao:  Kisah‐Kisah  yang  Tak  Diketahui;  serta  sejarawan  asing  lain  yang 

mengebiri  sejarah  Indonesia  dengan  fitnah  terutama  dalam 

menghitamkan Bung Karno. 

Dari  pembodohan  lewat menetapkan  hal‐hal  sehari‐hari  yang  tak 

Page 66: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

18 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

masuk akal, berkembang menjadi fitnah pemalsuan sejarah bangsa. Maka 

pembodohan  akan  melahirkan  kehidupan  jahiliah,  akan  bermuara  pada 

pembiadaban bangsa. Pembohongan dan pembodohan berlangsung demi 

penggulingan  Presiden  Soekarno  dan  menegakkan  serta  memelihara 

kediktatoran orba Soeharto yang biadab. 

Sungguh  banyak  tersiar  kebohongan  lainnya.  Inilah  hasil 

pembodohan di zaman orba. Pembodohan terjadi dan bersimaharajalela 

karena  rakyat  tidak  dipersenjatai  dengan  cara  berpikir  yang  ilmiah, 

tetapi dicekoki dengan pembudakan yang serba‐harus‐percaya. Rakyat tidak 

dididik  untuk  terbiasa  berpikir  berdasarkan  mencari  kebenaran  dari 

kenyataan. 

Mulai dari  tindak‐tanduk dalam hidup sehari‐hari, sampai pada 

tindakan besar yang mengubah alam dan masyarakat serta menciptakan 

sesuatu  yang  baru.  Manusia  bertindak  dibimbing  oleh  pikirannya. 

Pikiran  lahir sebagai hasil kerja otak yang berpikir. Cara berpikir yang 

ngawur, melahirkan pikiran yang carut‐marut. Diperlukan cara berpikir 

yang tepat dan ilmiah untuk mendapatkan pikiran yang tepat. 

Betapapun  bersimaharajalelanya  pembodohan  sampai  sekarang, 

pencerahan  akan  terus  berlangsung. Kebebasan  berpikir  dan  bersuara 

akan  berkembang.  Pembohongan‐pembohongan  dan  segala  macam 

fitnah  akan  kian  tertelanjangi.  Untuk  itu,  satu‐satunya  jalan  ialah 

mendorong maju rakyat berpikir  ilmiah. Berpikir  ilmiah berarti mencari 

kebenaran dari  kenyataan. Segala‐galanya bertolak dari kenyataan.  Inilah 

pandangan materialisme. 

 

 

 

Page 67: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 19

 

 

 

 

 

II 

Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara: 

dari Animisme sampai Kebatinan Jawa  

 

 

 

 

1. Permulaan Manusia Berpikir adalah Secara Materialis 

 

PEMBODOHAN di Indonesia masih terjadi meskipun sudah memasuki 

akhir  abad ke‐20 dan  awal  abad ke‐21 di mana globalisasi mengalami 

perkembangan yang sangat pesat dibandingkan abad‐abad sebelumnya. 

Dunia  telah maju meninggalkan  zaman  jahiliah. Dunia  telah mencatat 

kemenangan‐kemenangan  akal,  kemenangan‐kemenangan  pikiran 

waras, ilmu pengetahuan, kemenangan besar materialisme. Manusia kian 

mengenal  dan  menguasai  hukum‐hukum  alam  semesta.  Ilmu 

pengetahuan  berkembang  pesat  di  semua  bidang.  Mulai  dari 

matematika, fisika, kimia, biologi, genetika, astronomi, ilmu kedokteran, 

pertanian,  penerbangan  antariksa,  dan  teknik  informasi.  Ilmu 

pengetahuan  maju  berkembang  berkat  hasil‐hasil  penelitian 

berdasarkan  kenyataan.  Mencari  kebenaran  dari  kenyataan  kian 

mempersenjatai manusia untuk mengenal dan menguasai hukum alam 

semesta. Pandangan mencari kebenaran dari kenyataan adalah materialisme. 

Semenjak  lahir  dari  kandungan  ibu,  manusia  mulai  menyusu, 

mengenal dan meraba untuk menghisap buah dada ibu, mulai melihat, 

mengenal  keadaan  sekitar  menurut  apa  adanya,  menurut  kenyataan. 

Manusia  mulai  menggunakan  otak,  membedakan  benda‐benda  yang 

ditemui, manusia berpikir secara materialis.   

Hidup dalam alam terbuka, manusia berkenalan dengan suasana 

sekelilingnya. Dari melawan haus dan  lapar, melawan kedinginan dan 

Page 68: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

20 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

kepanasan,  manusia  jadi  berbuat,  bertindak  menggunakan  tangan, 

melakukan  kerja. Dengan  kerja berusaha mendapatkan atau menciptakan 

sesuatu  yang  dibutuhkan:  mulai  dari  mencari  air  untuk  minum, 

memetik  buah  untuk  makan,  bercocok  tanam,  menangkap  ikan, 

berburu,  merajut  pakaian,  membangun  perumahan;  sampai 

membangun  irigasi  untuk  pertanian,  memelihara  ternak,  dan 

sebagainya. Dimulai dari mengenal, diikuti dengan berusaha mengubah 

dan akhirnya adalah menguasai alam. 

Dengan menggunakan  tangan, manusia mulai melakukan  kerja 

badan.  Syaraf‐syaraf  pun  berfungsi  sebagai  alat  perasa.  Kerja  syaraf 

menimbulkan  perasaan.  Pusat  syarat,  otak  pun  berfungsi,  bekerja 

melahirkan pikiran.  Jadi, kerja otot diiringi oleh kerja syaraf sampai kerja 

otak.  Kerja  otak  adalah  berpikir;  maka  kerja  badan  atau  kerja  fisik 

menyebabkan manusia berpikir. Dengan berpikir lahirlah pikiran. Berpikir 

itu  adalah  kerja,  hasilnya  adalah  pikiran.  Pikiran  adalah  hasil 

pencerminan  kenyataan.  Pikiran  yang  bersumber  atau  bertolak  dari 

kenyataan  adalah  materialis.  Cara  memandang  hal  ihwal  dengan 

bertolak  dari  kenyataan  adalah materialisme.  Semenjak manusia mulai 

berpikir sudah menggunakan pandangan materialis 

Hujan  lebat  menyebabkan  sungai  membludak  hingga  terjadi 

banjir  yang menyengsarakan manusia.  Tak  kuasa mengatasi musibah 

banjir, manusia  akhirnya mengeramatkan dan menyembah  sungai. Petir 

halilintar  menimbulkan  kebakaran  hutan.  Tak  berdaya  mengatasi 

musibah  karena  api, manusia  akhirnya  menyembah  api  sebagai  benda 

keramat.  Di  samping  menimbulkan  musibah,  api  juga  berguna  bagi 

kehidupan.  Ketidakmampuan  manusia  mengatasi  musibah  alam 

menyebabkan  lahirnya  pikiran  yang  percaya  akan  kekuatan  gaib. 

Karena  tidak  bisa  mengatasi  keperkasaan  api,  akhirnya  manusia 

menyembah  api.  Percaya  akan  kesaktian  gunung  berapi,  manusia 

akhirnya menyembah gunung berapi. 

Dari  hal‐hal  sederhana  dalam  kehidupan  sehari‐hari,  pikiran 

manusia  berkembang  maju.  Ungkapan‐ungkapan  dari  nenek  moyang 

kita  sudah menunjukkan  kearifan  dalam  berpikir.  Seperti  “patah  tumbuh 

hilang  berganti”,  menunjukkan  kearifan  akan  pemahaman  terjadinya 

perubahan mengikuti hukum dialektika negasi dari negasi. “Main air basah, 

main  api  letup”,  menunjukkan  pemahaman  akan  adanya  saling 

hubungan dan berlakunya hukum sebab‐akibat. “Berat sama dipikul, ringan 

Page 69: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 21

sama dijinjing” menunjukkan kearifan hidup bersama, koletivisme. “Duduk 

seorang  bersempit‐sempit,  duduk  banyak  berlapang‐lapang”  artinya  jika 

duduk  seorang  diri  kurang  dapat  pikiran  yang  benar,  tetapi  kalau 

bersama‐sama  dapat  bermusyawarah.  Begitu  pula  dalam  pekerjaan, 

kalau  dikerjakan  seorang  berasa  berat,  tetapi  kalau  bersama menjadi 

ringan. “Gabak di hulu tanda kan hujan, cewang di  langit tanda kan panas”, 

sesuatu tanda menunjukkan hal yang akan datang, sebab itu hendaklah 

ingat‐ingat  lebih  dahulu;  berarti  sudah  bisa  meramalkan  yang  akan 

datang. “Terkilat ikan dalam air, sudah tahu jantan betinanya” menunjukkan 

kearifan dalam mengenal yang hakiki dari gejala yang tampak. “Lambat 

laga  asalkan  menang”  menunjukkan  kearifan  yang  penuh  kesabaran 

dalam berusaha mencapai tujuan. Biar lambat, asal maksud tercapai. 

Sejumlah  ungkapan  dan  petuah  nenek  moyang  kita  ini 

menunjukkan adanya pikiran berdasarkan  kenyataan, adanya unsur‐unsur 

materialisme dan dialektika dalam berpikir. 

 

 

2. Munculnya Mistisisme 

 

NAMUN  dalam  perkembangan,  perasaan  memainkan  peranan  dalam 

mengatur  pikiran.  Perasaan  sedih,  takut,  khawatir,  ketidakmampuan 

dalam  mengatasi  kesulitan,  melahirkan  sesuatu  dalam  pikiran, 

melahirkan  khayalan  yang  tak  berdasarkan  kenyataan.  Khayalan  telah 

menjadi  menguasai  pikiran,  akhirnya  menjadi  kepercayaan.  Manusia 

akhirnya mempercayai sesuatu tanpa dasar kenyataan. Kepercayaan yang 

lahir  dari  perasaan  belaka:  percaya  pada  adanya  kekuatan  gaib,  setan 

siluman,  sesuatu yang dibayangkan,  sesuatu yang ada dalam  bayangan. 

Maka  manusia  yang  demikian  menjadi  manusia  yang  menganut 

kepercayaan  Animisme.11  Inilah  asas  kepercayaan  agama  yang  mula‐

mula  muncul  di  kalangan  manusia  primitif.  Kepercayaan  animisme 

mempercayai bahwa setiap benda di bumi ini, seperti kawasan tertentu, 

gua, pohon atau batu besar, mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar 

semangat  tersebut  tidak  mengganggu  manusia,  malah  membantu 

mereka dari  semangat dan  roh  jahat dan  juga dalam kehidupan  sehari‐

11 Kepercayaan animisme, dari bahasa latin yaitu anima atau “roh”, adalah kepercayaan akan adanya makhluk halus dan roh.

Page 70: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

22 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

hari  mereka.  Diperkirakan  bahwa  pada  awal  abad  ke‐21  di  Provinsi 

Kalimantan Barat masih  terdapat 7,5  juta orang Dayak yang  tergolong 

pemeluk animisme. 

Selain  jiwa  dan  roh  yang  mendiami  tempat‐tempat  yang 

dinyatakan di atas, animisme  juga mempercayai bahwa  roh orang yang 

telah  mati  bisa  masuk  ke  dalam  tubuh  hewan.  Misalnya  suku  Nias 

mempercayai  bahwa  seekor  tikus  yang  keluar‐masuk  dari  rumah 

merupakan roh dari perempuan yang telah mati beranak. Roh‐roh orang 

yang  telah  mati  juga  bisa  memasuki  tubuh  babi  atau  harimau  dan 

dipercayai  akan  membalas  dendam  terhadap  orang  yang  menjadi 

musuh bebuyutan pada masa hidupnya. 

Sampai  akhir  abad  ke‐20,  di  Indonesia  terdapat  aliran‐aliran 

kepercayaan dan kebatinan yang beraneka  ragam. M. As’ad El Hafidy 

mencatat  sebanyak  27  aliran  kepercayaan  dan  kebatinan  yang 

berpredikat agama dan 151 perguruan kebatinan.12  Antara  lain  tercatat 

apa  yang  disebut  agama  Pran‐Suh;  agama  Patuntung,  agama  Adam 

Makrifat, agama Sapta Darma; agama Baha’i; agama Toani Tolotang; agama 

paguyuban Sumarah; agama Kejambulan; agama Bairawa (Syekh Siti Jenar) 

(lahir tahun 1426 M); agama Kuring; minanga Benteng; dll. Masing‐masing 

memiliki kitab suci, seperti agama Pran‐Suh memiliki kitab suci bernama 

Pandom Suci; agama Patuntung memiliki Kitab Panuntung; agama Adam 

Makrifat  dengan  Pandung  Sukma;  agama  Sapta  Darma  dengan  buku 

Wewarah Agama Sapta Darma.   

Karena  bertentangan  dengan  hukum  yang  berlaku,  sejumlah 

aliran kepercayaan itu secara resmi telah dilarang pemerintah Indonesia, 

seperti  agama Baha’i  yang dilarang  tahun  1959 dan  agama  Suci Akhir 

Zaman.13 

Di  samping  itu,  sembilan  ajaran  agama  yang  ada  di  Sumatra 

12 M. As’ad El Hafidy, Aliran-Aliran Kepercayaan dan Kebatinan di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, Medan, Surabaya, Yogya, Bandung, Palembang, 1977; h.99—104. 13 Tanggal 15 Agustus 1962, Bung Karno mengeluarkan Keppres No.264/Tahun 1962 tentang pelarangan terhadap tujuh organisasi, termasuk Baha’i, Liga Demokrasi dan Rotary Club. Soeharto juga melarang Baha’i. Namun, ketika Abdurrahman Wahid menjadi presiden, larangan terhadap Baha’i dicabut. Hingga pada tanggal 24 Juli 2014, lewat kicauan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Twitter menyatakan bahwa Baha’i merupakan salah satu agama yang dilindungi konstitusi.

Page 71: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 23

Barat  dinyatakan  dilarang  dan  berada  dalam  pengawasan  dari  Badan 

Koordinasi  Pengawas  Aliran  Kepercayaan Masyarakat  (Bakorpakem). 

Kesembilan aliran kepercayaan tersebut adalah: Jamiʹatul Islamiyah, Islam 

Murni, Islam Jamʹah, Inkarsunnah, Ajaran Darul Arqam, Jemaʹat Ahmadiyah 

Indonesia,  Thariqat  Naqsyabandiyah  Yayasan  Kiblatul  Amin  II,  Ajaran  Al 

Qiyadah Islamiyah, Pengajian Abdul Karim Jama.   

Berdasarkan  data  dari  Kejaksaan  Tinggi  tahun  2011,  saat  ini 

terdapat  31  aliran  kepercayaan  di  Sumatra  Barat  yang  berada  dalam 

pengawasan  Kejaksaan  Tinggi  Sumatra  Barat.  Selain  dari  sembilan 

aliran kepercayaan yang dilarang, ada  tujuh aliran kepercayaan dalam 

pengawasan  Bakorpakem,  yakni: Naksabandiyah,  Sattariyah,  Zamaniyah, 

Muffarradiyah,  Bahaʹi,  Ajaran  Perkumpulan  Siswa  Al‐kitab  Saksi  Yahova, 

Lembaga Dakwah Islam Indonesia, dan Ajaran Thariqat Suluk Buya Khalidi.   

Untuk mencegah terjadinya gesekan antar penganut kepercayaan, 

Kemenag  Sumbar melalui  Forum Kerukunan Umat Beragama  (FKUB) 

melakukan  pencerdasan  kepada  masyarakat  agar  dapat  membina 

toleransi  antar  penganut  kepercayaan.  Sedangkan  untuk  aliran 

kepercayaan yang dilarang, FKUB  akan melakukan pendekatan  secara 

persuasif guna meluruskan pemahaman mereka terhadap ajaran agama 

yang diakui di Indonesia.14 

Menurut  Jawatan  Urusan  Agama  Provinsi  Jawa  Barat,  di 

wilayahnya  terdapat  tidak  kurang  dari  26  Aliran  yang  merupakan 

Gerakan Kebatinan.15  Di samping itu, di seluruh Indonesia tercatat sekian 

banyak  aliran  kepercayaan.  Yang  cukup  berakar  adalah  aliran  agama 

Bairawa (Bairawa berarti berahi) yang bermula semenjak zaman Kerajaan 

Singosari (1222—1291 M),16  dengan tokoh terkemukanya Syekh Siti Jenar. 

Pandangan  aliran  ini  bersumber  pada  aliran  Tantrayana.  Tantrayana 

adalah ajaran yang bercampur baur antara unsur‐unsur agama Hindu–

Buddha mazhab  Bairawa  dengan  unsur‐unsur  asli  Indonesia. Ajaran  ini 

mempunyai pengaruh besar di kalangan penduduk Indonesia, terutama 

di tempat‐tempat bekas Kerajaan Singosari. 

14 Kepala Kementerian Agama Sumatra Barat mengatakan hal itu melalui Kepala Bidang Humas, M. Rifki, Sabtu, 9 April 2011. 15 M. As’ad El Hafidy, op.cit., h.80. 16 Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.

Page 72: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

24 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

3. Hinduisme 

 

ANIMISME  yang  berakar  dan  tersebar  luas  di  kalangan  penduduk 

Nusantara  memberi  syarat  baik  untuk  masuk  dan  berkembangnya 

Hinduisme,  agama  yang  memuja  banyak  Dewa  di  Nusantara.  Cara 

berpikir  dan  pandangan‐pandangan  Hindu  tersebar  di  Nusantara 

semenjak  abad pertama Masehi. Dari  abad  ke‐1 Masehi, di Nusantara 

terbentuklah  kerajaan‐kerajaan  Hindu.  Dengan  demikian,  Hinduisme 

menjalar masuk. 

Kerajaan  Hindu  tertua  yang  tercatat  adalah  Salakanagara  yang 

dibangun oleh raja Dewawarman. Menurut catatan sejarah Dinasti Sung, 

dalam  tahun  132  sebuah  utusan  Raja  Dewawarman  dari  kerajaan  di 

Jawadwipa  berkunjung  mengantarkan  upeti  kepada  kaisar  Tiongkok. 

Kepada utusan ini diberikan meterai emas dan selendang sutera ungu.17 

Dewawarman pendiri Salakanagara, adalah duta keliling, pedagang 

sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap 

di  Nusantara  karena  menikah  dengan  Dewi  Pwahaci  Larasati,  putri 

penghulu, penguasa  setempat  bernama Aki Tirem  Luhur Mulya. Ketika 

Aki Tirem meninggal, Dewawarman menerima tongkat kekuasaan. Tahun 

130 Masehi,  ia mendirikan  sebuah kerajaan dengan nama Salakanagara 

(Negeri Perak)18  dengan ibu kota di Rajatapura. Ia menjadi raja pertama 

dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara.   

Beberapa  kerajaan  kecil  di  sekitarnya  menjadi  daerah 

kekuasaannya, antara  lain Kerajaan Agnynusa  (Negeri Api) yang berada 

di  Pulau  Krakatau.  Semenjak  itu,  berkembanglah  kerajaan‐kerajaan 

Hindu  di  Jawa.  Di  Kutai,  Kalimantan,  terdapat  kerajaan  Hindu  yang 

17 W. Fruin-Mees, Geschiedenis van Java, deel I Hindoetijdper, Commissie voor de Volkslectuur, Weltevreden, 1922, h.14. 18 Lokasi Kerajaan Salakanagara dipercaya berada di Teluk Lada, kota Pandeglang, kota yang terkenal dengan hasil logamnya. Pandeglang dalam bahasa Sunda merupakan singkatan dari kata-kata panday dan geulang yang artinya pembuat gelang. Dr. Edi S. Ekajati, sejarawan Sunda, memperkirakan bahwa letak ibu kota kerajaan tersebut adalah yang menjadi kota Merak sekarang—merak dalam bahasa Sunda artinya “membuat perak”. Sebagian lagi memperkirakan bahwa kerajaan tersebut terletak di sekitar Gunung Salak, berdasarkan pengucapan kata “Salaka” dan kata “Salak” yang hampir sama.

Page 73: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 25

dipimpin  oleh  raja  Purnawarman.  Di  Jawa  Barat  ada  kerajaan 

Tarumanagara dengan raja bernama Rajadirajaguru Jayasingawarman.   

Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah  sebuah kerajaan yang 

pernah  berkuasa  di wilayah  barat  Pulau  Jawa  pada  abad  ke‐4  hingga 

abad  ke‐7 M.  Tarumanagara merupakan  salah  satu  kerajaan  tertua  di 

Nusantara  yang meninggalkan  catatan  sejarah. Dalam  catatan  sejarah 

dan peninggalan di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu 

Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu. 

Bukti  keberadaan  Kerajaan  Tarumanagara  diketahui  melalui 

sumber‐sumber  yang  berasal dari dalam maupun  luar negeri.  Sumber 

dari dalam negeri berupa 7  (tujuh) buah prasasti batu yang ditemukan 

di Bogor, Jakarta, dan Lebak, Banten. Dari prasasti‐prasasti ini diketahui 

bahwa  Kerajaan  Tarumanagara  dibangun  oleh  Rajadirajaguru 

Jayasingawarman pada tahun 358M dan memerintah sampai tahun 382M. 

Makam Rajadirajaguru  Jayasingawarman  ada di  sekitar  Sungai Gomatri, 

wilayah  Bekasi.  Kerajaan  Tarumanagara  ialah  kelanjutan  dari  Kerajaan 

Salakanagara. 

Maharaja  Purnawarman  adalah  Raja  Tarumanagara  yang  ketiga 

(395—434M).  Ia membangun  ibu  kota  kerajaan  baru  pada  tahun  397 

yang  terletak  lebih  dekat  ke  pantai. Dinamainya  kota  itu  Sundapura—

pertama kalinya nama “Sunda” digunakan. 

Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian 

pemerintahan kepada Raja Sunda  itu dibuat  tahun 536M. Dalam  tahun 

tersebut  yang  menjadi  penguasa  Tarumanagara  adalah  Suryawarman 

(535—561M),  Raja  Tarumanagara  ke‐7.  Dalam  masa  pemerintahan 

Candrawarman  (515—535M),  ayah  Suryawarman,  banyak  penguasa 

daerah  yang  menerima  kembali  kekuasaan  pemerintahan  atas 

daerahnya  sebagai  hadiah  atas  kesetiaannya  terhadap  Tarumanagara. 

Ditinjau  dari  segi  ini,  maka  Suryawarman  melakukan  hal  yang  sama 

sebagai lanjutan politik ayahnya. 

Munculnya  kerajaan  Hindu–Buddha  adalah  berkat  hubungan 

dagang Nusantara dengan negara‐negara  tetangga maupun yang  lebih 

jauh seperti  India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu 

masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh 

para musafir  dari  India,  antara  lain Maha  Resi  Agastya  yang  di  Jawa 

terkenal dengan  sebutan Batara Guru  atau Dwipayana, dan  juga para 

musafir dari Tiongkok yakni musafir Buddha Fa Hien. 

Page 74: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

26 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Dalam  ajaran  agama Hindu, Wisynu  (Dewanagari,  disebut  juga 

Sri Wisynu  atau  Narayana)  adalah  Dewa  yang  bergelar  sebagai  shtiti 

(pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan 

Brahman  (Tuhan Yang Maha Esa). Dalam  filsafat Hindu, Waisnawa,  ia 

dipandang  sebagai  roh  suci  sekaligus  dewa  yang  tertinggi.  Dalam 

filsafat  Adwaita  Wedanta  dan  tradisi  Hindu  umumnya,  Dewa  Wisnu 

dipandang  sebagai  salah  satu manifestasi Brahman dan  enggan untuk 

dipuja sebagai Tuhan  tersendiri yang menyaingi atau sederajat dengan 

Brahman. 

Agastya adalah seorang  resi dari  India Selatan. Di dalam sejarah 

penyebaran  agama  Hindu,  Resi  Agastya  sangat  terkenal  jasa‐jasanya. 

Menurut  pustaka  Purana  dan  Mahabharata,  lahir  di  Kasi  (Benares) 

sebagai penganut Syiwa yang taat. Oleh karena kebesaran dan kesucian, 

Maha Resi Agastya juga disebut Batara Guru19  sebagai perwujudan Syiwa 

di  dunia  mengajarkan  dharma.  Di  dalam  sejarah  agama  Hindu  di 

Indonesia, Maha Resi Agastya disucikan namanya dalam prasasti‐prasasti 

dan  kesusastraaan‐kesusastraan  kuno. Yang  paling  awal  ialah  prasasti 

Dinaya  di  Jawa  Timur  tahun  Saka  682  di mana  seorang  raja  bernama 

Gajayana membuat pura suci yang sangat indah untuk Maha Resi Agastya 

dengan  maksud  untuk  memohon  kekuatan  suci  untuk  mengatasi 

kekuatan yang gelap. 

19 Dalam mitologi Jawa, Batara Guru adalah perwujudan dari Dewa Syiwa yang merajai kahyangan sehingga dikenal sebagai Mahadewa. Batara Guru mempunyai sakti (istri) bernama Dewi Uma dan mempunyai beberapa anak, yaitu Batara Sambu, Batara Brahma, Batara Indra, Batara Bayu, Batara Wisnu, Batara Ganesha, Batara Kala, dan Hanoman. Ia juga dikenal dengan berbagai nama seperti Sang Hyang Manikmaya, Sang Hyang Caturbuja, Sang Hyang Otipati, Sang Hyang Jagadnata, Nilakanta, Trinetra, dan Girinata. Dalam mitologi Batak, Batara Guru adalah salah satu dari Debata na Tolu (Dewata Tritunggal) yang menguasai Banua Ginjang (dunia atas, kediaman para dewa). Sedangkan dalam mitologi Bugis, berdasarkan Sureq Galigo, Batara Guru adalah seorang dewa, putra Sang Patotoqe dan Datu Palingeq, yang dikirim ke bumi untuk dibesarkan sebagai umat manusia. Nama kedewaannya adalah La Togeq Langiq. Menurut Anand Khrisna dalam bukunya yang berjudul Shalala Merayakan Hidup, Resi Agastya di Jawa dikenal dengan nama Semar. Begitu pula menurut novelis Damar Shashangka yang menyatakan bahwa setelah Kerajaan Majapahit runtuh, Sabdo Palon yang merupakan reinkarnasi Resi Agatsya mulai menghilang dan dikenal sebagai Semar. Hal ini akan sangat membingungkan di mana dalam serat-serat kuno seperti Kanda, Paramayoga, Purwakanda, dan Purwacarita, dikisahkan bahwa Batara Guru adalah adik dari Batara Semar.

Page 75: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 27

Prasasti Dinaya  ditulis  pada  tahun  Saka  682  bertepatan  dengan 

tahun  760  M.20   Disebutkan  ada  seorang  raja  bernama  Dewa  Singha, 

memerintah  keraton  yang  amat  besar  yang  disucikan  oleh  api  Sang 

Syiwa. Raja Dewa Singha mempunyai putra bernama Liswa, yang setelah 

memerintah  menggantikan  ayahnya  menjadi  raja  bergelar  Gajayana. 

Pada  masa  pemerintahan  Raja  Gajayana,  Kerajaan  Kanjuruhan 

berkembang  pesat,  baik  pemerintahan,  sosial,  ekonomi, maupun  seni 

budayanya. Dengan sekalian para pembesar negeri dan segenap rakyat 

Raja Gajayana membuat  tempat suci pemujaan yang sangat bagus guna 

memuliakan Resi Agastya. Sang raja  juga memerintahkan membuat arca 

sang Resi Agastya dari batu hitam yang  sangat elok,  sebagai pengganti 

arca Resi Agastya yang dibuat dari kayu oleh nenek Raja Gajayana. 

Di bawah pemerintahan Raja Gajayana,  rakyat merasa aman dan 

terlindung. Kekuasaan kerajaan meliputi daerah lereng timur dan barat 

Gunung  Kawi.  Ke  utara  hingga  pesisir  Laut  Jawa.  Keamanan  negeri 

terjamin  dan  tidak  ada  peperangan.  Jarang  terjadi  pencurian  dan 

perampokan,  karena  raja  selalu bertindak  tegas  sesuai dengan hukum 

yang  berlaku.  Dengan  demikian  rakyat  hidup  aman,  tenteram,  dan 

terhindar dari malapetaka. 

Raja Gajayana hanya mempunyai seorang putri yang diberi nama 

Uttejana.  Seorang  putri  kerajaan  pewaris  tahta  Kerajaan  Kanjuruhan. 

Ketika  dewasa,  ia  dijodohkan  dengan  seorang  pangeran  dari  Paradeh 

bernama  Pangeran  Jananiya.  Akhirnya  Pangeran  Jananiya  bersama 

Permaisuri Uttejana memerintah  kerajaan warisan  ayahnya  ketika  sang 

Raja  Gajayana  mangkat.  Seperti  leluhur‐leluhurnya,  mereka  berdua 

memerintah  dengan  penuh  keadilan.  Rakyat  Kanjuruhan  semakin 

mencintai  rajanya.  Demikianlah  secara  turun‐temurun  Kerajaan 

Kanjuruhan diperintah oleh raja‐raja keturunan Raja Dewa Singha. Semua 

raja itu terkenal akan kebijaksanaan, keadilan, serta kemurahan hatinya. 

Di bawah kekuasaan Kerajaan Kanjuruhan tersebar Hinduisme 

Di  bawah  kekuasaan  agama Hindu, masyarakat  terbagi  dalam 

berbagai  kasta.  Kasta  berasal  dari  bahasa  Portugis  yang  berarti 

pembagian  masyarakat.  Kasta  yang  sebenarnya  merupakan 

perkumpulan  tukang‐tukang,  atau  orang‐orang  ahli  dalam  bidang 

tertentu. Pembagian manusia dalam masyarakat agama Hindu bangsa‐

20 Tahun (kalender) menurut perhitungan tahun Jawa kalau dipindahkan ke tahun Masehi ditambah 78 tahun.

Page 76: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

28 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

bangsa kerajaan Nusantara adalah: 

 

1. Kasta Brahmana, orang yang mengabdikan diri dalam urusan 

bidang  spiritual;  sulinggih,  pandita  dan  rohaniawan. 

Disandang oleh para pribumi. 

2. Kasta  Ksatria,  para  kepala  dan  anggota  lembaga 

pemerintahan.  Seseorang  yang  menyandang  gelar  ini  tidak 

memiliki harta pribadi, semua harta milik negara. 

3. Kasta Waisya, orang yang  telah memiliki pekerjaan dan harta 

benda sendiri, petani dan nelayan. 

4. Kasta Sudra, pelayan bagi ketiga kasta di atasnya.  

Sedangkan di luar sistem kasta tersebut, ada pula istilah: 

 

1. Kaum  Paria,  golongan  orang  rendahan  yang  tugasnya 

melayani para Brahmana dan Ksatria. 

2. Kaum Candala, golongan orang yang berasal dari perkawinan 

antar warna atau bangsa asing. 

   

Sistem  ini  menjadi  doktrin  para  pribumi  sehingga  membuat 

bangsa‐bangsa zaman kerajaan di Nusantara tidak mudah ditindas oleh 

bangsa  asing.  Bangsa‐bangsa  pribumi  merasa  “kasta”  mereka  lebih 

tinggi dari bangsa  asing di  luar Nusantara,  sehingga  tidak  ada  alasan 

bagi mereka untuk tunduk kepada bangsa asing . 

 

Pokok‐Pokok Ajaran Hinduisme 

Hinduisme adalah salah satu agama yang paling tua yang diketahui, juga 

salah  satu yang paling beraneka  ragam dan  rumit dengan berjuta‐juta 

dewa. Orang‐orang Hindu memiliki  beraneka  ragam  inti  kepercayaan 

dan  terwujud  dalam  berbagai  sekte. Meskipun  Hindu  adalah  agama 

ketiga  terbesar di dunia, Hinduisme pada umumnya ada di  India dan 

Nepal.  Dalam  seluruh  sejarah  Hinduisme  terdapat  tradisi  kuat  dari 

filsafat  spekulasi  dan  skeptisisme,  yaitu  sikap  kesangsian,  sikap  keragu‐

raguan,  ketidakpercayaan,  serba  ketidakpastian.  Ini  tercermin  dalam  karya 

filsafat  Rig  Veda  dalam  memandang  masalah  fundamental  tentang 

terciptanya alam semesta dan mengenai Tuhan‐tuhan kepercayaan umat 

Hindu. Rig Veda adalah kumpulan lebih dari 1000 nyanyian Veda dalam 

Page 77: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 29

bahasa  Sanskrit  yang  menyenandungkan  pujaan  pada  Tuhan‐tuhan 

Hindu  yang  ditulis  sekitar  tahun‐tahun  1700  SM dan  1100  SM.  Isinya 

penuh  dengan  kesangsian,  keragu‐raguan,  ketidakpercayaan,  serba  ketidak‐

pastian tentang segala sesuatu, tentang penciptaan alam semesta, tentang 

ada  atau  tidaknya  segala  sesuatu. Dalam Rig  Veda  dipaparkan  pujaan 

atas Agni dan Wisynu. 

Agni, bahasa Sanskrit, adalah dewa agama Hindu, salah satu dari 

Tuhan‐tuhan  agama  Veda.  Ia  adalah  Dewa  Api,  adalah  penerima 

pengorbanan‐pengorbanan.  Pengorbanan‐pengorbanan  yang  diberikan 

kepada Agni diteruskan kepada dewa‐dewa  lainnya, sebab Agni adalah 

pembawa pesan dari dan kepada dewa‐dewa lainnya. Agni adalah muda 

abadi,  sebab  api  selalu  menyinarinya,  dan  ia  adalah  abadi.  Agni 

mempunyai  dua  kepala;  satu  melambangkan  keabadian,  yang  lainnya 

melambangkan hidup. Bersama Varuna dan Indra, Agni adalah salah satu 

dewa tertinggi dalam Hinduisme. 

Dalam  Rig  Veda  dinyatakan  bahwa  ada  sesuatu  yang  tak 

bernapas, kemudian dinapasi oleh alamnya sendiri. Di samping itu, apa 

pun, betapapun, tak ada lagi, hanyalah gelap, kegelapan. Pertama‐tama 

yang  tersembunyi dalam kegelapan  ini adalah  kekacau‐balauan yang  tak 

berketentuan.  Semua  yang  ada  itu  hanyalah  kehampaan  yang  tak 

berbentuk.  Berkat  kekuatan  yang  perkasa  dari  panas maka  lahirlah  ia. 

Kemudian  muncul  keinginan.  Keinginan  adalah  bibit  dasar  dari 

kecambah semangat. 

Rig Veda mempertanyakan, ”Siapakah yang  sesungguhnya  tahu dan 

yang bisa menyatakan kapan ia lahir dan kapan munculnya ciptaan ini? Tuhan‐

tuhan  muncul  kemudian  dari  hasil  bumi  ini.  Siapa  pula  yang  tahu  untuk 

pertama kali tentang munculnya ia? Ia yang merupakan asal‐usul pertama dari 

ciptaan, apakah ia yang membentuk semuanya itu ataukah bukan? Mata siapa 

pula  yang mengendalikan  dunia  ini  termasuk  cakrawala mahatinggi  di  atas 

langit. Tahukah  ia  tentang  ini  atau  sesungguhnya  ia barangkali  tidak  tahu?” 

Filsafat  kuno  Hindu  yang  dipaparkan  dalam  Rig  Veda  menunjukkan 

keragu‐raguan, kesangsian, ketidakpercayaan, ketidaktahuan. 

Di  samping  Rig  Veda  terdapat  Brahmanya  (900—650  SM)  yang 

memaparkan  pandangan  penuh  spekulasi,  dongeng  yang  juga mulai 

dengan  cara  berpikir  yang  berdasarkan  saling  hubungan  sebab‐akibat. 

Disusul oleh Upanishad (kira‐kira 650—530 SM) kemudian Uddalaka (600 

SM),  karya  yang  mengedepankan  materialisme  hilozoitis.  Hilozoisme 

Page 78: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

30 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

adalah pandangan  filsafat yang menganggap  segala‐galanya,  termasuk 

alam  semesta  secara  keseluruhan,  adalah  hidup.  Benda  tak  bernyawa 

pun dianggap punya sifat hidup. Pandangan ini dimiliki oleh para filsuf 

pra‐Socrates  dari  ajaran Milesia,  Yunani  kuno. Uddalaka  adalah  karya 

filsafat  materialis  India  yang  pertama  mengungkapkan  sejarah 

kemanusiaan. 

Upanishad  adalah  kumpulan  pandangan  filsafat  yang  menjadi 

dasar teori bagi agama Hinduisme. Ia dikenal juga sebagai Vedanta (akhir 

dari  Veda).  Penganut  agama  Hindu  kuno  memandang  Upanishad 

berisikan kebenaran yang mutlak (Sruti) mengenai ciri‐ciri kenyataan yang 

sesungguhnya (Brahman) dan memaparkan sifat‐sifat dan bentuk usaha 

penyelamatan manusia  (moksha). Dikenal ada  lebih dari 200 Upanishad. 

Bersamaan  dengan  Bhagawad  Gita  dan  Brahmanasutra  yang 

penggabungannya  dikenal  sebagai  Prasthanatrayi,  mukhrya  Upanishad 

menjadi dasar bagi sejumlah mazhab Vedanta, di antaranya dua mazhab 

monistik  yang  berpengaruh  dalam  Hinduisme.  Upanishad 

dikembangkan terus penulisannya sampai pada masa modern abad ke‐

19. 

Sebagai  guru,  Uddalaka  Aruni  sudah  mensistematiskan  ajaran‐

ajaran  Veda  dan  pikiran‐pikiran Upanishad. Antara  lain  diperkenalkan 

dan ditancapkan ajaran Tut Tvam Asi, Engkau adalah Dirimu yang dikenal 

sebagai Chandogya Upanishad,  yang  juga merupakan  bagian  dari  Sama 

Veda. Dalam Upanishad, Tut Tvam Asi dipahami sebagai kebenaran yang 

terakhir, yang paling pokok. Chandogya Upanishad adalah sumber utama 

dari dasar‐dasar pokok filsafat Vedanta. 

Tut Tvam Asi dalam filsafat Hinduisme adalah ungkapan mengenai 

hubungan antara pribadi dengan yang mutlak, yang mahakuasa. Ungkapan 

ini dikemukakan dalam Bab VI Chandogya Upanishad (kira‐kira 600 SM). 

Mengenai  ini  terdapat  berbagai  interpretasi  dari  berbagai  mazhab 

filsafat kuno Vedanta. Di abad ke‐7 sampai ke‐9 terdapat interpretasi dari 

filsuf  Shankara  dari  mazhab  Asvaita  yang  menjadikan  ungkapan  ini 

sebagai  ajaran  pokoknya.  Pandangan‐pandangan  Shankara  yang 

mencerminkan  idealisme  objektif  berpengaruh  besar  pada  masa 

feodalisme  India. Pandangan dasar ajaran Shankara adalah pengakuan 

akan adanya satu‐satunya kenyataan absolut (Tuhan); dunia nyata yang 

empiris  berupa  benda‐benda  itu  hanyalah  maya,  bayangan  belaka  dari 

kekuatan  gaib  dari  Tuhan.  Sumber  dari  pandangan  Shankara  adalah 

Page 79: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 31

pengakuan  terbuka  akan  ketuhanan  yang  terdapat  dalam  Veda  dan 

Upanishad.21 

Dalam Upanishad tercermin ajaran materialisme mengenai asal‐usul 

alam  semesta,  yaitu  pandangan  yang  berdasarkan  dari  kenyataan 

alamiah, tentang terdapatnya lima unsur yang merupakan asal‐usul alam 

semesta, yaitu adanya air, api, udara, sinar, dan ruang atau waktu.22 

 

 

4. Buddhisme 

 

PARA  cendekiawan  India  telah  menulis  tentang  Dwipantara  atau 

kerajaan Hindu Jawa Dwipa di Pulau Jawa dan di Sumatra atau Swarna 

Dwipa  sekitar  200  SM.  Bukti  fisik  awal  yang menyebutkan mengenai 

adanya dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke‐5 yaitu Kerajaan 

Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir 

Sungai Mahakam,  Kalimantan.  Pada  tahun  425,  agama  Buddha  telah 

mencapai wilayah tersebut 

Awal abad pertama Masehi, agama Buddha masuk ke Indonesia. 

Sesudah  Hinduisme,  Buddhisme  adalah  agama  kedua  tertua  di 

Indonesia  masuk  sekitar  abad  kedua  Masehi.  Sejarah  Buddhisme  di 

Indonesia  berjalin  erat  dengan Hinduisme.  Pada masa  yang  sama,  di 

Nusantara  terdapat  kerajaan‐kerajaan  berdasarkan  budaya  Dharma. 

Buddhisme tampil di Indonesia mengikuti kemajuan perdagangan yang 

mulai  berkembang  dari  awal  abad  pertama  Masehi  dengan 

berlangsungnya hubungan dagang antara India dan Indonesia. 

Hinduisme menjadi pelindung bagi klas penguasa feodal sebagai 

kelanjutan dari perbudakan dengan mendukung sistem kasta. Pemujaan 

berlangsung  terhadap  sekian  banyak  dewa  yang  dijunjung  tinggi. 

Perbedaan  kasta‐kasta  menunjukkan  dalamnya  penghisapan  yang 

berlangsung.  Klas  Brahmana,  kaum  pemimpin  agama  menempati 

kedudukan berkuasa yang dapat pujaan. Di  samping  itu  terdapat klas 

Ksatria, para pemegang senjata; klas Sudra, kaum pekerja rakyat biasa; 

21 Kratkii Ocyerk Istorii Filosofii (Risalah Ringkas Sejarah Filsafat), Izdatel'stvo Sotsial'no-Ekonomicheskoy Literaturnyy (Penerbit Literatur Sosial Ekonomi), Moskwa, 1960, h.92. 22 Filosofskii Slovar (Kamus Filsafat), Izdatel'stvo Politikal Literature (Penerbit Literatur Politik), Moskwa, 1963, h.466.

Page 80: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

32 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

dan Waisya, klas  terendah yang  tak punya hak  apa pun. Penghisapan 

yang  dilindungi  agama  Hindu  melahirkan  perlawanan  untuk 

kebebasan. Buddhisme  lahir dalam proses berlangsungnya perlawanan 

untuk pembebasan. 

Tujuan  terakhir  dari  Hinduisme  adalah  mencapai  atman 

(Brahman). Brahman  adalah  “kenyataan  yang  tak  berubah  di  dalam  dan  di 

luar  dunia”  yang  tak  bisa  diungkapkan.  Dalam  bahasa  Sanskrit 

diucapkan  sebagai  Sat‐cit‐ananda  (kebahagiaan  yang  sadar),  adalah 

kenyataan yang paling tinggi. Brahman dipahami sebagai Atman,23  sebagai 

kesadaran yang murni—yaitu perwujudan dari kebenaran  itu sendiri. Dalam 

Upanishad diajarkan bahwa Brahman  adalah  hakikat  sejati  dari  fenomena 

material,  termasuk ciri asli dari manusia  itu sendiri yang  tak dapat dilihat 

dan  didengar,  tetapi  sifatnya  dapat  diketahui  lewat  perkembangan 

(kemajuan) swa‐ilmu pengetahuan. 

Sedangkan  Buddhisme  mengajarkan  gagasan  anatman,  tak  ada 

atman,  pribadi.  Bagi  mereka,  yang  ada  itu  adalah  Brahman,  jiwa 

universal, dan memahami Brahman mendatangkan pencerahan. Mereka 

yang  berhasil  mencapai  pencerahan,  mengatasi  peredaran  kelahiran 

kembali, sehingga mencapai tujuan terakhir. 

Tujuan  terakhir dari Buddhisme  adalah  nirvana  (Kebenaran  yang 

mutlak).  Berbeda  dengan  agama  Hindu  yang  melakukan  banyak 

pemujaan,  memuja  ribuan  dewa,  agama  Buddha  tidak  melakukan 

pemujaan  tetapi mengutamakan  pencerahan.24  Lewat  pencerahan men‐

23 Lihat Brhadarayanka Upanishad, II, IV. 5; Filsafat India adalah Atman-sentris, artinya dimulai dari Atman dan berakhir di Atman. Sebagaimana tertulis dalam Srutti, “Atma va’re drastavyah” [oh, Atman, lihat (realisasikan)]. 24 Ajaran dari berbagai agama tentang hakikat Tuhan berbeda-beda, Buddha menjelaskan sebagai berikut: “Para bhikku, ada Sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak. Para bhikku, apabila Tiada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan ada kemungkinan untuk bebas dari hal-hal berikut ini, yaitu kelahiran, penjelmaan, penciptaan, pembentukan dari sebab terdahulu. Tetapi para bhikku, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari hal-hal berikut ini, yaitu kelahiran, penjelmaan, penciptaan, pembentukan dari sebab yang lalu.” (Udana 80—81) Buddha sendiri mengajarkan kepada para umatnya untuk tidak dibenarkan menyembah atau memohon diselamatkan kepada para dewa. Dalam Dhammapada 165, Buddha mengatakan, “Kemurnian dan ketidakmurnian tergantung pada diri sendiri, tidak ada kekuatan luar apa pun yang dapat

Page 81: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 33

capai nirvana, kehidupan yang  lepas dari  semua keterikatan,  termasuk 

bebas  dari  karma,  inkarnasi  dan  reinkarnasi,  bebas  dari  peredaran 

hidup yang mengikuti hukum karma. 

 

Buddhisme mengajarkan Empat Kebenaran Mulia: 

 

1. Hidup  adalah  penderitaan.  Suatu  manifestasi  bahwa 

eksistensi manusia  adalah  berpenderitaan  sejak  lahir  sampai 

mati. Kematian pun tidak akan membawakan kebaikan, sebab 

Buddha  mengambil  juga  pola  pemikiran  Hindu  tentang 

masalah kelahiran kembali. 

2. Semua  penderitaan  adalah  disebabkan  dari  mengingkari 

hakikat kenyataan serta dari melampiaskan hawa nafsu, dari 

terpikat dan tamak sebagai akibat dari pengingkaran tadi. 

3. Penderitaan bisa dihentikan dengan mengatasi pengingkaran 

dan keterpikatan. 

4. Jalan dalam memerangi penderitaan adalah Jalan Mulia Ganda 

Delapan,  yang  terdiri  dari  pandangan  yang  benar,  kehendak 

yang  benar,  pewicaraan  yang  benar,  tindakan  yang  benar, 

kehidupan yang benar, usaha yang benar, ingatan yang benar, 

dan  kontemplasi  atau  keheningan  yang  benar.  Kedelapan 

jalan ini biasanya dibagi dalam tiga kategori yang merupakan 

inti pokok  kepercayaan Buddhisme,  yaitu:  bermoral,  arif, dan 

bersemadi. 

 

Tujuan terakhir dari Buddhisme adalah kebebasan dari eksistensi 

fenomenal,  dan  dari  putaran  hidup  berulang  dengan  penderitaan. 

Untuk  mencapai  tujuan  ini  adalah  meraih  nirvana,  suatu  tingkat  di 

dalam  pencerahan,  di  mana  api  ketamakan,  kebencian,  dan 

pengingkaran  telah  padam.  Tidak  berarti  penyirnaan  total,  nirvana 

adalah  suatu  keberadaan  dalam  kesadaran  tanpa  mengenal  batas. 

Setelah meraih  nirvana,  seseorang  yang  sudah menguasai  pencerahan, 

bisa meneruskan hidupnya, memusnahkan karma yang masih menyisa, 

sampai  tercapai nirvana  terakhir, yaitu parinirvana pada saat meninggal 

dunia 

memurnikan orang lain.”

Page 82: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

34 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

Dharmakitri 

Menurut  sumber‐sumber Tiongkok,  seorang penganut Buddha  I‐Tsing, 

dalam  pengembaraannya  ke  India  menyaksikan  kekuasaan  Sriwijaya 

yang perkasa berpangkalan di Sumatra pada abad ke‐7 M. Kerajaan  ini 

bertindak sebagai pusat pendidikan Buddha di daerah tersebut. Seorang 

sarjana  Buddha  terkenal  yaitu  Dharmakitri,  seorang  pangeran  dari 

dinasti Syailendra, lahir di abad ke‐7 M di Sumatra. Ia menjadi seorang 

pendeta  terkenal  dari  Sriwijaya  yang  pindah  ke  India  menjadi  guru 

besar di universitas  terkemuka Nalanda  serta  terkenal  sebagai  seorang 

penyair.  Ia  menerjemahkan  karya  Dignaga,25  seorang  pelopor  filsafat 

pemikiran  Buddha,  dan  berpengaruh  pula  di  antara  para  pemikir 

Brahman.  Teori‐teorinya  dipergunakan  di  Tibet  dan  dipelajari  sampai 

dewasa  ini  sebagai bagian dari mata pelajaran dasar monastik. Pendeta 

Buddha  lainnya  yang  sudah  mengunjungi  Indonesia  adalah  pendeta 

Buddha  Vajrabodhi  dari  India  Selatan.  Sriwijaya  ketika  itu  adalah 

kerajaan Buddha yang terluas dalam sejarah Indonesia. 

Dharmakitri  berpendapat  bahwa  kegiatan  bangunan  gagasan 

adalah  satu  proses  pikiran  yang  menjadi  pencerminan  yang  mampu 

diucapkan dalam kata‐kata. Cita rasa mengenai hal ini tidak punya arti 

praktis  karena  ia  tidak  mempunyai  perbedaan.  Penilaian  yang 

menggunakan gagasan menjurus pada suksesnya satu kegiatan. Adalah 

satu  kesalahan  alamiah  yang mengganggap  gagasan  adalah  bayangan 

dari kenyataan. 

Dharmakitri menyatakan  bahwa pengenalan  yang  sesungguhnya 

adalah  hasil  kegiatan  manusia.  Terdapat  perasaan  (cita  rasa)  yang 

adalah  bebas  dari  penggagasan  dan  ini  adalah  dapat  diandalkan.  Ia 

menentang  pendapat  bahwa  pikiran  dan  bahasa  adalah  bergandeng 

tangan  satu  sama  lain  dan menganggap  bahwa  pikiran  adalah  lebih 

dahulu dari pada bahasa.   

 

Cita rasa terbagi atas empat jenis: 

 

1. kesan alat‐alat syaraf;   

25 Pandangan-pandangan Dignaga menyatakan bahwa kenyataan objektif adalah satu perubahan kekhususan yang tak dapat dijelaskan dan dirasakan. Masing-masing mempunyai kepastian fundamentalnya.

Page 83: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 35

2. satu  bayangan  mental  (jiwa,  rohani)  yang  dihasilkan  dari 

kesan‐kesan tadi;   

3. kesadaran sendiri atas setiap pikiran dan perasaan; dan   4. akhirnya  kesadaran  yang  bersifat  yoga  yang  dihasilkan  oleh 

pemikiran yang menjadikannya kebenaran.   

 

Cita  rasa  adalah  satu‐satunya  titik  saat  yang  khusus.  Ia  adalah 

sesungguhnya  objektif,  karena  kenyataan  berarti  kemampuan  untuk 

berbuat  yang  berhasil.  Kesadaran  menurut  perasaan  akan  menghasilkan 

pengetahuan  bila  ia  sungguh‐sungguh  dihubungkan  dengan  objek  nyata. 

Bayangan cerminan atau rekaman dari kesan cita rasa dan lainnya yang 

dihasilkan  pikiran  konstruktif.  Gagasan‐gagasan  yang  rumit,  pada 

akhirnya diserap dari kesan‐kesan cita rasa dan lain‐lain dihasilkan oleh 

pembayangan (imajinasi) yang kreatif. 

Yogacara, bahasa Sanskrit yang berarti mempraktekkan yoga, adalah 

ajaran Buddha yang berpengaruh besar. Ajaran ini berasal dari mazhab 

filsafat Buddha yang menekankan  fenomenologi atau ontologi melalui 

semadi  dan  praktek  yoga.  Ini  dilakukan  oleh  kaum  Buddha Mahayana 

India di sekitar abad keempat masehi, tetapi juga termasuk oleh mazhab 

non‐Mahayana  dari  ajaran  Darstantika.  Yogacara  mengajarkan 

bagaimana pengalaman manusia dibentuk oleh pikiran. Yogacara adalah satu 

tradisi utama Buddhisme Mahayana, yang berpendapat bahwa pikiran 

adalah nyata, tetapi benda‐benda adalah hanya bayangan dari kesadaran. 

Sautrantika—Yogacara  dari  Dignaga–Dharmakitri  mengajarkan 

bahwa sensasi berisi unsur pengetahuan yang nyata. Para pemikir ajaran ini 

adalah ekstrem nominalis dan empirisis, yang menekankan teori bahwa 

segala‐galanya yang ada ini bersifat sesaat, dan menganggap isi dari cita 

rasa sekarang ini adalah hanya satu‐satunya yang nyata. 

Dharmakitri berpendapat bahwa arus pikiran adalah tidak‐berawal, 

juga dilukiskan bahwa arus pikiran adalah rentetan waktu; dan bahwa 

karena  tak  ada  permulaan  yang  sesungguhnya, maka waktu  yang  tak‐

berawal, yang tak ada permulaannya, sering dipergunakan sebagai gagasan 

arus pikiran. 

Para  filsuf  Buddha  sering  menyuarakan  ketidakberawalan. 

Dinyatakan  bahwa  pikiran  dari  benda‐benda  hidup,  tidak  mempunyai 

awal,  demikian  pula  dengan  alam  raya  kita  ini,  tidak  berpermulaan, 

tidak  berawal,  berkembang  dalam  satu  putaran  perkembangan  dan 

Page 84: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

36 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

kehancuran.  Sejumlah  pemikir  Buddha  menganggap  bahwa  bahkan 

tugas yang paling sederhana pun  tidak memiliki awal. Karena  itu,  jika 

terdapat awal, maka akan ada satu saat, akan ada “sekarang” di mana ia 

terjadi. Karena  terdapat  sekarang, oleh  karena  itu, maka haruslah  ada 

masa lampau dan masa depan, karena kalau ada “sekarang” tentu  juga 

ada waktu selain dari sekarang. Maka tentu saja  jika ada masa lampau, 

maka  bagaimana  bisa  sekarang  adalah  satu  permulaan.  Apa  artinya 

“sekarang” jika tidak ada waktu yang lain dari sekarang. 

Pandangan‐pandangan Dharmakitri adalah inti dari filsafat Buddha. 

Dharmakitri  menulis  mengenai  sifat‐sifat  dari  arus  pikiran  dalam 

karyanya  Memperkuat  Aliran‐Aliran  Pikiran  Lainnya.  Ia  memaparkan 

aliran  pikiran  sebagai  deretan  waktu,  dan  bahwa  tak  ada  awal  yang 

sesungguhnya atau akhir yang sesungguhnya. Teorinya adalah melebihi 

dari  fase membendung  diri  sendiri  dalam  evolusi  pemikiran  Buddha 

(logika  Buddha).  Dharmakitri  menjadi  seorang  pemikir  dari  mazhab 

ajaran Yogachara. 

Gagasan mengenai  nirvana  berasal dari paparan Buddha  (566—

486  SM). Kepemimpinannya mencapai  pencerahan  pada  usia  35  tahun, 

terbangun  karena  kenyataan  alamiah  sejati,  yaitu  nirvana  (kebenaran 

mutlak).  Ungkapan  nirvana  berasal  dari  akar  kata  “meniup 

memadamkan”  yang  bermaksud  untuk  melenyapkan  api  kejahatan, 

kebencian,  dan  khayalan  angan‐angan.  Di  kala  kerusakan‐kerusakan 

emosional  dan  psikologis  ini  dihabiskan  oleh  kearifan, maka  pikiran 

menjadi  bebas,  bersinar  terang  dan  gembira  ria,  maka  di  waktu 

meninggal  tak  perlu  lagi  mengalami  kelahiran  kembali,  tak  perlu  lagi 

mengalami  reinkarnasi. Nirvana  adalah  kebahagiaan  yang  paling  akhir, 

yang termewah. Buddha melukiskan, bahwa pencapaian nirvana berarti 

mencapai keadaan “yang tak mati‐mati” adalah pencapaian spiritual yang 

paling  tinggi,  adalah penghargaan  bagi  seseorang  yang hidup dengan 

berbudi luhur. 

 

 

5. Bhinneka Tunggal Ika 

 

PADA masa kejayaan Majapahit, pujangga Mpu Tantular sekitar  tahun 

1365 dan 1389 berkarya Kakawin Sutasoma menyenandungkan kisah Raja 

Sutasoma.  Kakawin  Sutasoma  adalah  karya  sastra  Jawa  yang  berciri 

Page 85: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 37

khusus,  yaitu  bersifat  menganut  paham  Buddha. Mpu  Tantular  juga 

menghasilkan karya Kakawin Arjunawiwaha. 

Dalam  karya  Kakawin  Sutasoma  yang  berbentuk  puisi  ini 

ditampilkan  rumusan  yang  bersifat  filosofis  disenandungkan  kesamaan 

yang terdapat dalam agama Hindu dan Buddha sebagai berikut: 

 Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa  

(Kutipan dari sajak ke‐139, bait ke‐5), yang artinya adalah: 

 Dikatakan bahwa Buddha dan Syiwa adalah dua yang berbeda, Benar mereka berbeda, tapi bagaimana sekilas bisa mengetahui perbedaannya, Karena kebenaran Jina (Buddha) dan kebenaran Syiwa adalah satu, Mereka memang berbeda, tapi mereka adalah sama, sebagaimana Tiada duanya dalam Kebenaran. (Kebenaran adalah Satu)  

Ditampilkan pemahaman yang dialektis tentang adanya kesamaan 

dalam  perbedaan,  terdapatnya  Bhinneka  Tunggal  Ika,  yaitu  Berbeda  tapi 

Satu  jua;  Satu  dalam  adanya  perbedaan.  Toleransi  antara  penganut  dua 

agama Hinduisme dan Buddhisme, kesatuan kebenaran yang  terdapat 

pada  Jina dan Syiwa, yaitu kebenaran dalam agama Hindu dan agama 

Buddha. 

Dalam Kakawin Sutasoma yang mengungkapkan Bhinneka Tunggal 

Ika dijabarkan  tentang  sebuah  cerita  epos yang bagaikan  amanat kitab 

ini mengajarkan  toleransi  antar‐agama,  terutama  antar‐agama Hindu‐

Siwa dan Buddha. Kakawin  ini digubah oleh Mpu Tantular pada abad 

ke‐14,  pada  masa  keemasan  Majapahit  di  bawah  kekuasaan  Prabu 

Rajasanagara atau Raja Hayam Wuruk. 

Kakawin  Sutasoma  bisa  dikatakan  unik  dalam  khazanah  sejarah 

sastra  Jawa atau bisa dikatakan sastra agama. Karena merupakan satu‐

satunya  kakawin  bersifat  epos  yang  bernapaskan  agama  Buddha.  Ini 

menunjukkan bahwa Mpu Tantular memiliki toleransi keagamaan yang 

besar. 

Mpu Tantular seorang penganut agama Buddha, namun terbuka 

terhadap agama  lain, terutama agama Hindu‐Siwa. Hal  ini bisa terlihat 

Page 86: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

38 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pada  dua  kakawin  atau  syairnya  yang  ternama  yaitu  Kakawin 

Arjunawijaya  dan  terutama  Kakawin Sutasoma. Mpu  Tantular  memiliki 

pandangan tentang esensi nilai‐nilai keagamaan yang universal. 

Bahwa  agama‐agama  yang  ada  harus  dihormati.  Karena  jalan 

yang harus dilalui untuk menyembah Yang Maha Agung adalah seperti 

jalan menuju ke gunung. Orang dapat mencapai puncak gunung itu dari 

segenap penjuru, dari timur, barat, utara, dan selatan. 

Kejayaan Majapahit berakhir setelah melewati masa gemilang di 

bawah pimpinan Patih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk. Di bawah 

pimpinan Raden Patah, tahun 1500 masehi  lahirlah Kesultanan Demak, 

pecahan dari Majapahit. Kesultanan Demak mulai menebarkan  agama 

Islam. 

 

 

6. Mistisisme Islam  

MENURUT  sumber‐sumber  Tiongkok,  menjelang  akhir  abad  ke‐7, 

seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di 

pesisir  pantai  Sumatra.  Islam  pun  memberikan  pengaruh  kepada 

institusi politik yang ada. Hal ini tampak pada tahun 100 H (718 M) Raja 

Sriwijaya  Jambi  yang  bernama  Srindravarwan mengirim  surat  kepada 

Khalifah  Umar  bin  Abdul  Aziz26   dari  Kekhalifahan  Bani  Umayyah 

meminta dikirimkan daʹi yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat 

itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang 

istrinya  juga  cucu  seribu  raja,  yang  di  dalam  kandang  binatangnya 

terdapat  seribu  gajah,  yang  di wilayahnya  terdapat  dua  sungai  yang 

mengairi  pohon  gaharu,  bumbu‐bumbu wewangian,  pala,  dan  kapur 

barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada 

Raja Arab  yang  tidak menyekutukan  tuhan‐tuhan  lain  dengan Allah. 

Saya  telah  mengirimkan  kepada  Anda  hadiah,  yang  sebenarnya 

merupakan  hadiah  yang  tak  begitu  banyak,  tetapi  sekedar  tanda 

persahabatan.  Saya  ingin  Anda  mengirimkan  kepada  saya  seseorang 

yang  dapat mengajarkan  Islam  kepada  saya  dan menjelaskan  kepada 

saya tentang hukum‐hukumnya.”   

26 Cicit dari Khulafaur Rasyidin kedua Umar bin Khattab.

Page 87: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 39

Dua  tahun  kemudian,  yakni  tahun  720 M, Raja  Srindravarman, 

yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan 

nama  “Sribuza  Islam”.  Sayang,  pada  tahun  730  M,  Sriwijaya  Jambi 

ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Buddha. 

Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban 

Islam.  Misalnya,  sebuah  kesultanan  Islam  bernama  Kesultanan 

Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. 

Contoh  lain  adalah  Kerajaan  Ternate.  Islam  masuk  ke  kerajaan  di 

Kepulauan Maluku  ini  tahun  1440. Rajanya  seorang Muslim  bernama 

Bayanullah. 

Kesultanan  Islam  kemudian  semakin  menyebarkan  ajaran‐

ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu 

sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke‐16 di Jawa dan Sumatra. 

Islam masuk dan berkembang pesat di Jawa berkat peranan pen‐

ting Kesultanan Demak. Ketika Raden Patah27 mendirikan Kesultanan 

Demak, melepaskan diri dari Majapahit,  Sunan Giri bertindak  sebagai 

penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat 

dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan 

Giri. Sebagai salah seorang dari Walisongo,  ia diakui  juga sebagai mufti, 

pemimpin  tertinggi  keagamaan,  se‐Tanah  Jawa.  Kerajaan  Demak 

merupakan  kerajaan  berbasis  Islam pertama di Pulau  Jawa. Masuknya 

Islam  di  zaman  Kesultanan  Demak  (1475—1548)  membawa  paham 

sufisme. 

 

Walisongo 

Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di Jawa 

pada  abad  ke‐14. Mereka  tinggal di  tiga wilayah penting pantai utara 

Pulau  Jawa,  yaitu  Surabaya—Gresik—Lamongan  di  Jawa  Timur, 

Demak—Kudus—Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.   

 

27 Adipati Raden Patah alias Jin Bun bergelar Senapati Jimbun atau Panembahan Jimbun, lahir di Palembang, 1455; wafat di Demak, 1518, adalah pendiri Kerajaan Demak dan sultan Demak pertama, yang memerintah tahun 1500—1518. Menurut kronik Tiongkok dari Kuil Sam Po Kong, Semarang, ia memiliki nama Tionghoa yaitu Jin Bun tanpa nama marga di depannya, karena hanya ibunya yang berdarah Tiongkok. Jin Bun artinya orang kuat. Nama tersebut identik dengan nama Arab “Fatah” (Patah) yang berarti kemenangan. Pada masa pemerintahannya, Masjid Demak didirikan, dan kemudian ia dimakamkan di sana.

Page 88: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

40 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Nama para Walisongo adalah:   

 

1. Sunan Gresik (Maulana Ibrahim)   

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat) 

3. Sunan Bonang (Makhudum Ibrahim)   

4. Sunan Drajat 5. Sunan Kudus   6. Sunan Giri 7. Sunan Kalijaga   8. Sunan Muria (Raden Umar Said)   

9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) 

 

Dalam  perkembangan  agama  Islam,  sufisme  berkembang  di 

Timur  Tengah  pada  abad  ke‐7.  Semenjak  Kesultanan  Demak, 

selanjutnya  di  bawah  kekuasaan  Sultan  Agung,  Kerajaan  Mataram, 

dengan  peranan  penting  Walisongo,  Islam  tersebar  luas  di  Jawa. 

Pengaruh  sufisme  pun  berkembang  di  masa  Walisongo  menyebarkan 

Islam. Ketika Kesultanan Demak hendak didirikan, Sunan Ampel, salah 

seorang dari Walisongo, turut membidani lahirnya kerajaan Islam pertama 

di  Jawa  itu.  Ia pula yang menunjuk muridnya Raden Patah, putra dari 

Prabu Brawijaya V Raja Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak tahun 

1475 M. Sunan Ampel menganut Feqah mazhab Hanafi.28 

Namun, pada para  santrinya,  Sunan Ampel hanya memberikan 

pengajaran  sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan 

ibadah. Dialah  yang memperkenalkan  istilah mo  limo  (moh main, moh 

ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni  seruan  untuk  tidak 

berjudi,  tidak  minum  minuman  keras,  tidak  mencuri,  tidak  menggunakan 

narkotik, dan tidak berzina 

Walisongo  yang  berasal  dari  tanah  Pasundan  adalah  Syarif 

Hidayatullah  bergelar  Sunan Gunung  Jati.  Banyak  kisah  tidak masuk 

akal  yang  dikaitkan  dengan  Sunan Gunung  Jati. Di  antaranya  adalah 

28 Mazhab Hanafi ialah salah satu mazhab fiqh dalam Islam Sunni. Mazhab ini didirikan oleh Imam Abu Hanifah yang bernama lengkap Abu Hanifah bin Nu'man bin Tsabit Al-Taimi Al-Kufi, dan terkenal sebagai mazhab yang paling terbuka kepada ide modern. Mazhab ini diamalkan terutama sekali di kalangan orang Islam Sunni Mesir, Turki, anak-benua India, Tiongkok, dan sebagian Afrika Barat. Pelajar Islam seluruh dunia belajar pendapatnya mengenai amalan Islam.

Page 89: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 41

bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra’ Mi’raj, lalu 

bertemu Rasulullah  SAW,  bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat 

Nabi  Sulaiman.29   Kisah  demikian  adalah  sama  dengan  kisah  tokoh 

terkemuka  penganut  sufisme  Timur  Tengah.  Semua  itu  hanya 

mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa  itu pada Sunan Gunung 

Jati.  Sunan  Gunung  Jati  atau  Syarif  Hidayatullah  diperkirakan  lahir 

sekitar tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari Raja 

Pajajaran, Raden Manah Rarasa  atau  yang dikenal  sebagai  Sri Baduga 

Maharaja  Prabu  Siliwangi  dengan  Nyai  Subang  Larang.  Sedangkan 

ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir 

keturunan Bani Hasyim dari Palestina. 

Syarif  Hidayatullah  mendalami  ilmu  agama  sejak  berusia  14 

tahun dari para ulama Mesir.  Ia  sempat berkelana ke berbagai negara. 

Menyusul  berdirinya  Kesultanan  Bintoro  Demak,  dan  atas  restu 

kalangan  ulama  lain,  ia  mendirikan  Kasultanan  Cirebon  yang  juga 

dikenal  sebagai  Kasultanan  Pakungwati.  Dengan  demikian,  Sunan 

Gunung  Jati  adalah  satu‐satunya  Walisongo  yang  memimpin 

pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai 

cucu Raja  Pajajaran  untuk menyebarkan  Islam  dari  pesisir Cirebon  ke 

pedalaman  Pasundan  atau  Priangan. Dalam  berdakwah,  ia menganut 

kecenderungan Timur Tengah yang mudah. Namun  ia  juga mendekati 

rakyat  dengan  membangun  infrastruktur  berupa  jalan‐jalan  yang 

menghubungkan antar wilayah. 

Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 

tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit 

(berakhir  1478),  Kesultanan  Demak,  Kesultanan  Cirebon  dan  Banten, 

bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran 

Kerajaan Mataram  di  bawah  pimpinan  Panembahan  Senopati.  Ia  ikut 

pula  merancang  pembangunan  Masjid  Agung  Cirebon  dan  Masjid 

Agung  Demak.  Tiang  “tatal”  (pecahan  kayu)  yang  merupakan  salah 

satu  dari  tiang  utama  masjid  adalah  kreasi  Sunan  Kalijaga.  Dalam 

dakwah,  ia  punya  pola  yang  sama  dengan  guru  sekaligus  sahabat 

dekatnya,  Sunan  Bonang.  Paham  keagamaannya  cenderung  “sufistik 

berbasis salaf”—bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia  juga memilih 

kesenian dan  kebudayaan  sebagai  sarana untuk  berdakwah.  Ia  sangat 

29 Lihat Babad Cirebon Naskah Klayan, h.xxii.

Page 90: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

42 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

toleran pada budaya  setempat. Sunan Kalijaga berkeyakinan  jika  Islam 

sudah  dipahami,  dengan  sendirinya  kebiasaan  lama  berangsur‐angsur 

akan hilang. 

Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia 

berkelana  ke  berbagai  daerah  tandus  di  Jawa  Tengah  seperti  Sragen, 

Simo,  hingga  Gunung  Kidul.  Cara  berdakwahnya  pun  meniru 

pendekatan Sunan Kalijaga, sangat toleran pada budaya setempat. Cara 

penyampaiannya  bahkan  lebih  halus.  Itu  sebabnya  para  wali  yang 

kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya 

pemeluk  teguh  menunjuknya.  Cara  Sunan  Kudus  mendekati 

masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan  simbol‐simbol Hindu 

dan  Buddha.  Hal  itu  terlihat  dari  arsitektur  Masjid  Kudus.  Bentuk 

menara,  gerbang  dan  pancuran  air,  padasan  wudhu  yang 

melambangkan  delapan  jalan  Buddha.  Sebuah wujud  kompromi  yang 

dilakukan Sunan Kudus. Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk 

pergi  ke  masjid  mendengarkan  tabligh‐nya.  Untuk  itu,  ia  sengaja 

menambatkan  sapinya  yang  diberi  nama  Kebo  Gumarang  di  halaman 

masjid. Orang‐orang penganut agama Hindu yang mengagungkan sapi, 

menjadi  simpati. Apalagi  setelah mereka mendengar penjelasan Sunan 

Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti ʺsapi betinaʺ.   

Sunan  Kudus  juga  menggubah  cerita‐cerita  ketauhidan.  Kisah 

tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat  tertarik untuk 

mengikuti  kelanjutannya.  Sebuah  pendekatan  yang  tampaknya 

mengadopsi  cerita  1001  malam  dari  masa  kekhalifahan  Abbasiyah. 

Dengan  begitu  Sunan  Kudus mengikat masyarakatnya.  Bukan  hanya 

berdakwah  seperti  itu  yang  dilakukan  Sunan  Kudus.  Sebagaimana 

ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia 

ikut  bertempur  saat  Dema  di  bawah  kepemimpinan  Sultan  Prawata, 

bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.30 

Anggota Walisongo  lain: Maulana Malik  Ibrahim  atau Makdum 

Ibrahim As‐Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, 

30 Dalam Babad Tanah Jawi diceritakan bahwa pada waktu itu banyak orang Jawa yang belajar agama Islam, kedigdayaan, dan kekuatan badan. Ada dua orang guru yang terkenal, yaitu Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus. Sunan Kudus mempunyai tiga orang murid, yaitu Arya Penansang di Jipang, Sunan Prawata, dan Sultan Pajang. Sedangkan murid yang paling disayangi oleh Sunan Kudus adalah Arya Penangsang.

Page 91: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 43

pada paro awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya 

Asmarakandi,  mengikuti  pengucapan  lidah  Jawa  terhadap  As‐

Samarkandy,  berubah  menjadi  Asmarakandi.  Maulana  Malik  Ibrahim 

kadang  juga  disebut  sebagai  Syekh  Magribi.  Sebagian  rakyat  malah 

menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama 

terkenal  di  Samudera  Pasai,  sekaligus  ayah  dari  Sunan  Giri  (Raden 

Paku).  Ibrahim  dan  Ishak  adalah  anak  dari  seorang  ulama  Persia 

bernama  Maulana  Jumadil  Kubro  yang  menetap  di  Samarkand. 

Maulana  Jumadil  Kubro  diyakini  sebagai  keturunan  ke‐10  dari 

Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. 

Maulana Malik  Ibrahim  pernah  bermukim  di  Campa,31  selama 

tiga  belas  tahun  sejak  tahun  1379.  Ia  menikahi  putri  raja  yang 

memberinya  dua  putra. Mereka  adalah  Raden  Rahmat  yang  dikenal 

dengan Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri.   

Tahun  1392  M,  Maulana  Malik  Ibrahim  hijrah  ke  Pulau  Jawa 

meninggalkan  keluarganya.  Beberapa  versi  menyatakan  bahwa 

kedatangannya  disertai  beberapa  orang.  Daerah  yang  dituju  pertama 

kali  yakni  Desa  Sembalo,  daerah  yang  masih  berada  dalam  wilayah 

kekuasaan  Majapahit.  Desa  Sembalo  sekarang  adalah  daerah  Leran, 

Kecamatan Manyar,  9  kilometer  utara  kota Gresik. Aktivitas  pertama 

yang  dilakukan  ketika  itu  adalah  berdagang  dengan  cara  membuka 

warung.  Warung  itu  menyediakan  kebutuhan  pokok  dengan  harga 

murah. Selain  itu  secara khusus Malik  Ibrahim  juga menyediakan diri 

untuk mengobati masyarakat  secara gratis. Sebagai  tabib, kabarnya,  ia 

pernah diundang untuk mengobati  istri  raja yang berasal dari Campa. 

Besar kemungkinan permaisuri  tersebut masih kerabat  istrinya. Kakek 

Bantal  juga mengajarkan cara‐cara baru bercocok  tanam.  Ia merangkul 

masyarakat  bawah,  kasta  yang  disisihkan  dalam  tradisi  Hindu. Maka 

sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat 

sekitar  yang  ketika  itu  tengah  dilanda  krisis  ekonomi  dan  perang 

saudara.  Selesai  membangun  dan  menata  pondokan  tempat  belajar 

agama di Leran, tahun 1419, Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya 

kini terdapat di Kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur. 

Sunan Muria adalah putra Dewi Saroh, adik kandung Sunan Giri 

sekaligus  anak  Syekh Maulana  Ishak,  dengan  Sunan  Kalijaga.  Nama 

31 Sekarang termasuk wilayah tengah dan selatan Vietnam dan sebagian Kamboja.

Page 92: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

44 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

kecilnya  adalah  Raden  Prawoto.  Nama  Muria  diambil  dari  tempat 

tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota 

Kudus. Gaya  berdakwahnya  banyak mengambil  cara  ayahnya,  Sunan 

Kalijaga. Namun  berbeda  dengan  sang  ayah,  Sunan Muria  lebih  suka 

tinggal  di  daerah  sangat  terpencil  dan  jauh  dari  pusat  kota  untuk 

menyebarkan  agama  Islam.  Bergaul  dengan  rakyat  jelata,  sambil 

mengajarkan  keterampilan‐keterampilan  bercocok  tanam,  berdagang 

dan melaut adalah kesukaannya.   

Sunan Muria seringkali menjadi penengah dalam konflik internal 

di  Kesultanan  Demak  (1518—1530).  Ia  dikenal  sebagai  pribadi  yang 

mampu memecahkan  berbagai masalah  betapapun  rumitnya masalah 

itu. Solusi pemecahannya pun  selalu dapat diterima oleh  semua pihak 

yang  berseteru.  Sunan  Muria  berdakwah  dari  Jepara,  Tayu,  Juana, 

hingga  sekitar Kudus dan Pati. Salah  satu hasil dakwahnya  lewat  seni 

adalah lagu Sinom dan Kinanti. 

Sunan, dalam budaya  suku‐suku di Pulau  Jawa,  adalah  sebutan 

bagi  orang  yang  diagungkan  dan  dihormati,  biasanya  karena 

kedudukan  dan  jasanya  dalam  masyarakat.  Kata  ini  merupakan 

penyingkatan  dari  susuhunan.  Kata  ini  berarti  tempat  penerima 

ʺsusunanʺ jari yang sepuluh, atau dengan kata lain ʺsesembahanʺ. 

Walisongo  ternyata  adalah  para  sufi.  Ajaran  Sunan  Bonang 

memadukan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. 

Ia menguasai  ilmu  feqah,  usuludin. Ajaran  Sunan  Bonang  berintikan 

pada  falsafah  ʹcintaʹ  (‘isyq).  Sangat  mirip  dengan  kecenderungan 

Jalalludin  Rumi.32 Menurut  Sunan  Bonang,  cinta  sama  dengan  iman, 

pengetahuan  gerak  hati  (makrifat)  dan  kepatuhan  kepada  sawuf,  seni, 

sastra  dan  arsitek,  Allah  SWT  atau  haq  al  yaqqin.  Ajaran  tersebut 

disampaikannya  secara  popular melalui media  kesenian  yang  disukai 

masyarakat. 

Pada zaman Kerajaan Demak, majelis ulama Walisongo memiliki 

peran  penting,  bahkan  ikut mendirikan  kerajaan  tersebut. Majelis  ini 

bersidang  secara  rutin  selama  periode  tertentu  dan  ikut menentukan 

kebijakan politik Demak. Sepeninggal Trenggana, peran Walisongo ikut 

32 Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 M.

Page 93: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 45

memudar. Sunan Kudus bahkan  terlibat pembunuhan  terhadap Sunan 

Prawoto, raja baru pengganti Trenggana. Meskipun tidak lagi bersidang 

secara  aktif,  para wali masih  berperan  dalam  pengambilan  kebijakan 

politik  Pajang.  Misalnya,  Sunan  Prapen  bertindak  sebagai  pelantik 

Hadiwijaya  sebagai  raja.  Ia  juga  menjadi  mediator  pertemuan 

Hadiwijaya dengan para adipati Jawa Timur tahun 1568. Sementara itu, 

Sunan Kalijaga  juga pernah membantu Ki Ageng Pemanahan meminta 

haknya  pada  Hadiwijaya  atas  tanah Mataram  sebagai  hadiah  karena 

berhasil menumpas Arya Penangsang.33 

 

 

7. Sufisme  

PADA  awal  abad  ke‐9,  dalam  perkembangan  Islam  di  Timur  Tengah, 

muncul  kaum  sufi,  penganut  sufisme.  Tasawuf  (tasawwuf)  atau  sufisme 

adalah  ilmu  untuk  mengetahui  bagaimana  cara  menyucikan  jiwa, 

menjernihkan  akhlaq, membangun  zahir dan  bathin, untuk memperoleh 

kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud 

(menjauhi  hal  duniawi)  dalam  Islam,  dan  dalam  perkembangannya 

melahirkan tradisi mistisisme Islam. Tarekat (pelbagai aliran dalam sufi) 

sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang  lain, atau 

kombinasi. 

Akar  kata dari  sufi  adalah  safa  yang  berarti  kemurnian. Hal  ini 

menaruh penekanan pada sufisme tentang kemurnian hati dan  jiwa. Teori 

lain  mengatakan  bahwa  tasawuf  berasal  dari  bahasa  Yunani  theosofie 

artinya  ilmu  ketuhanan.  Sufi  adalah  istilah  untuk  mereka  yang 

mendalami  ilmu  tasawuf,  yaitu  ilmu  yang  mendalami  ketakwaan 

kepada Allah SWT. Istilah sufi (orang suci) akhirnya dipakai oleh dunia 

secara  luas, bukan  saja untuk  tokoh agama dari agama  tertentu,  tetapi 

bagi  seseorang  yang  secara  spiritual  dan  rohaniah  telah matang  dan 

yang kehidupannya tidak lagi membutuhkan dan melekat kepada dunia 

dan  segala  isinya,  kecuali  untuk  kebutuhan  dasarnya  saja.  Sufi  dalam 

konteks  ini diamalkan  sebagai  cara  sejati untuk memurnikan  jiwa dan 

hati, mendekatkan  diri  kepada  Tuhan  dan mendekatkan  diri  kepada 

33 Lihat Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam sampai Tahun 1647 (terj.), Yogyakarta: Narasi, 2007.

Page 94: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

46 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

surga‐Nya,  menjauhi  dunia.  Dalam  agama  Buddha,  dikenal  sebagai 

tahap  arupadatu,  dalam  agama  Nasrani  dikenal  sebagai  biarawan  atau 

biarawati  sebagai  cara  menjalani  kehendak  Tuhan  secara  penuh  dan 

memerdekakan diri dari budak kesenangan dunia, dan sebagainya.   

Di  Timur  Tengah  terdapat  Bayazid  al‐Busthami  yang  juga 

terkenal  sebagai Abu Yazid Bistami atau Tayfur Abu Yazid al‐Bustami 

(804—874  M),  seorang  Persi  penganut  sufi.  Keterus‐terangannya 

menyebabkan  banyak  orang  menilainya  sebagai  bida’ah,  pembohong 

karena ucapan‐ucapannya yang aneh, ganjil lagi ajaib. Ia mengaku telah 

naik  ke  langit  ketujuh  dalam  mimpinya.  Perjalanan  ini  dianggapnya 

sama  dengan mi’raj Nabi Muhammad. Antara  lain  ucapan‐ucapannya 

yang  terkenal adalah: “Mulialah aku! Alangkah  jayanya Keagunganku! 

Ketaatanmu kepadaku adalah  lebih besar dari ketaatanku kepada‐Nya! 

Aku  adalah  mahkota  dan  penunjang  kaki!  Di  alam  kehidupanku, 

genggamanku  lebih  kuat  dari  genggaman  Tuhan.  Aku  lihat  Ka’bah 

bergerak di kelilingku. Musa ingin melihat Tuhan, aku tak berkeinginan 

melihat Tuhan, Tuhan yang  ingin melihat aku. Percayalah, aku  sendiri 

sudah  jadi  Tuhan!  Tak  ada  Tuhan  yang  lain  selain  aku!  Jayalah  aku! 

Alangkah jayanya Keagunganku!”34 

Di  samping  itu,  terdapat Syekh Manshur al‐Hallaj.35  Ucapannya 

yang  terkenal  adalah:  “Ana  al‐Haqq”,  artinya  “Kebenaran  adalah  Aku”, 

yang artinya “Aku adalah Tuhan”, karena “Kebenaran” adalah salah satu 

dari 99 nama Tuhan. Di samping  itu  ia menyatakan “Ma  fi  jubbati  illa  l‐

Lah”  artinya  “Tak  ada  apa  pun  dalam  surbanku  kecuali  Allah”.  Karena 

ucapan‐ucapannya yang tak masuk akal, atas perintah Khalif Abbasid Al 

Muqtadir,  ia  dibawa  ke  pengadilan,  dituduh  melakukan  bida’ah, 

pembohongan.  Hasilnya,  ia  dipenjarakan  dalam  penjara  Baghdad  dan 

dihukum  mati  di  depan  umum  pada  29  Maret  tahun  922.  Sufisme 

berpengaruh  besar  di  kalangan  Islam. Dari  Timur  Tengah  tersebar  ke 

berbagai negeri, termasuk Nusantara. 

Sufisme menjalar ke Kerajaan Demak. Raden Patah adalah pendiri 

Kesultanan  Demak,  kerajaan  Islam  pertama.  Raden  Patah  memerintah 

34 Robert Payne, The History of Islam, Barne & Nooble Books New York, awalnya terbit dengan judul The Holy Sword, 1992, di USA, h.195. 35 Seorang Persia dengan nama lengkap Abū al-Muġīṭ Husayn Manṣūr al-Ḥallāğ (kira-kira 858—922 M), seorang mistik, penyair, guru sufisme, dan sastrawan terkenal dengan puisi-puisinya.

Page 95: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 47

antara  tahun  1500—1518.  Raden  Patah  adalah  penganut  Islam  yang 

mendukung  aliran  sufi.  Berlanjut masuk Kerajaan Mataram  di  bawah 

kekuasaan  Sultan Agung Adi  Prabu Hanyakrakusuma.  Sultan Agung 

lahir  di Kutagede, Kesultanan Mataram,  1593; wafat  di Karta  (Plered, 

Bantul), Kesultanan Mataram, 1645;  sultan ketiga Kesultanan Mataram 

yang memerintah pada tahun 1613—1645. Di bawah kepemimpinannya, 

Mataram berkembang menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara 

yang mengembangkan Islam pada saat itu. 

 

 

8. Manunggaling Kawula‐Gusti  

DALAM  proses  pengembangan  pengaruh  Islam  di  bawah  usaha 

Walisongo  tampil  tokoh  pembela  Islam  yang  tangguh,  Syekh  Siti  Jenar. 

Dikenal  dalam  banyak  nama  lain,  antara  lain  Sitibrit,  Lemahbang,  atau 

Lemah Abang. Adalah  seorang  tokoh  sufi  dan  salah  seorang  penyebar 

agama Islam di Pulau Jawa. Dalam masyarakat, terdapat banyak variasi 

cerita mengenai asal‐usul Syekh Siti Jenar. 

Sebagian  umat  Islam  menganggap  sesat  karena  ajaran  yang 

terkenal  yaitu Manunggaling Kawula Gusti. Akan  tetapi,  sebagian  yang 

lain  menganggap  bahwa  Syekh  Siti  Jenar  adalah  seorang  intelektual 

yang  telah  memperoleh  esensi  Islam  itu  sendiri.  Ajaran‐ajarannya 

tertuang  dalam  karya  sastra  yang  disebut  pupuh. Ajaran  yang  sangat 

mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti. 

Ajaran Syekh Siti  Jenar yang paling kontroversial  terkait dengan 

konsep  tentang  hidup  dan  mati,  Tuhan  dan  kebebasan,  serta  tempat 

berlakunya  syariat  tersebut.  Syekh  Siti  Jenar  memandang  bahwa 

kehidupan manusia di dunia  ini disebut  sebagai kematian. Sebaliknya, 

apa yang disebut umum sebagai kematian,  justru disebut sebagai awal 

dari kehidupan yang hakiki dan abadi olehnya. 

Sebagai  konsekuensinya,  kehidupan manusia di dunia  ini  tidak 

dapat  dikenai  hukum  yang  bersifat  keduniawian,  misalnya  hukum 

negara,  tetapi  tidak  termasuk hukum  syariat peribadatan  sebagaimana 

yang  ditentukan  oleh  syariah.  Menurut  ulama  pada  masa  itu  yang 

memahami inti ajaran Syekh Siti Jenar, manusia di dunia ini tidak harus 

memenuhi  rukun  Islam yang  lima, yaitu  syahadat,  salat, puasa,  zakat, 

dan  naik  haji.  Baginya,  syariah  baru  akan  berlaku  setelah  manusia 

Page 96: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

48 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

menjalani kehidupan pasca kematian. Syekh Siti Jenar juga berpendapat 

bahwa Allah  itu  ada dalam dirinya, yaitu di dalam budi. Pemahaman 

inilah  yang  dipropagandakan  oleh  para  ulama  pada masa  itu. Mirip 

dengan konsep Al‐Hallaj,  tokoh  sufi  Islam yang dihukum mati pada awal 

sejarah  perkembangan  Islam  pada  abad  kesembilan  masehi,  tentang 

hulul yang berkaitan dengan kesamaan sifat Tuhan dan manusia. 

 

Menurut  Syekh  Siti  Jenar,  seharusnya  pemahaman  ketauhidan 

melewati empat tahap, yaitu: 

 

1. Syariat,  dengan  menjalankan  hukum‐hukum  agama  seperti 

salat, zakat, dan lain‐lain, 

2. Tarekat, dengan melakukan amalan‐amalan seperti wirid, zikir 

dalam waktu dan hitungan tertentu, 

3. Hakikat, di mana hakikat dari manusia dan  kesejatian hidup 

akan ditemukan, dan 

4. Makrifat,  kecintaan  kepada  Allah  dengan  makna  seluas‐

luasnya. 

 

Bukan berarti bahwa setelah memasuki tahapan‐tahapan tersebut 

maka tahapan di bawahnya ditiadakan. Pemahaman inilah yang kurang 

bisa dimengerti  oleh para ulama pada masa  itu  tentang  ilmu  tasawuf 

yang  disampaikan  oleh  Syekh  Siti  Jenar.  Ilmu  itu  baru  bisa  dipahami 

ratusan  tahun  setelah  wafatnya  Syekh  Siti  Jenar.  Para  ulama 

mengkhawatirkan  adanya  kesalahpahaman  dalam  menerima  ajaran 

yang  disampaikan  oleh  Syekh  Siti  Jenar  kepada masyarakat  awam  di 

mana pada masa  itu ajaran  Islam yang harus disampaikan  seharusnya 

masih  pada  tingkatan  syariat,  sedangkan  ajaran  Syekh  Siti  Jenar  telah 

jauh  memasuki  tahap  hakikat,  bahkan  makrifat  kepada  Allah.  Oleh 

karena  itu,  ajaran  yang  disampaikan  oleh  Syekh  Siti  Jenar  dikatakan 

sesat. 

Dalam  pupuh‐nya,  Syekh  Siti  Jenar  tidak  memperdebatkan 

masalah  agama.  Alasannya,  dalam  agama  apa  pun,  setiap  pemeluk 

sebenarnya  menyembah  zat  Yang  Maha  Kuasa,  hanya  saja  masing‐

masing  menyembah  dengan  menyebut  nama  yang  berbeda  dan 

menjalankan  ajaran dengan  cara yang belum  tentu  sama. Oleh karena 

itu, masing‐masing pemeluk  agama  tidak perlu  saling berdebat untuk 

Page 97: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 49

mendapat pengakuan bahwa agama yang dianutnya adalah yang paling 

benar. 

Syekh  Siti  Jenar  juga  mengajarkan  agar  seseorang  dapat  lebih 

mengutamakan prinsip  ikhlas dalam menjalankan  ibadah. Orang yang 

beribadah dengan mengharapkan surga atau pahala berarti belum bisa 

dianggap bukan bercampurnya Tuhan dengan makhluk‐Nya, melainkan 

bahwa  Sang  Pencipta  adalah  tempat  kembali  semua  makhluk  dan 

dengan  kembali  kepada  Tuhannya,  manusia  telah  bersatu  dengan 

Tuhannya. 

Dalam ajarannya, Manunggaling Kawula‐Gusti bermakna bahwa di 

dalam  diri manusia  terdapat  roh  yang  berasal  dari  roh  Tuhan  sesuai 

dengan ayat Al Qurʹan yang menerangkan tentang penciptaan manusia: 

roh manusia  akan menyatu  dengan  roh  Tuhan  di  kala  penyembahan 

terhadap Tuhan  terjadi. Perbedaan penafsiran ayat Al‐Qur’an dari para 

murid  Syekh  Siti  Jenar  inilah  yang  menimbulkan  polemik  bahwa  di 

dalam  tubuh manusia  bersemayam  roh  Tuhan,  yaitu  polemik  paham 

Manunggaling Kawula Gusti.36 

Syekh  Siti  Jenar  mengembangkan  ajaran  cara  hidup  sufi  yang 

dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktek sufi 

Syekh  Siti  Jenar  dengan  Walisongo  terletak  pada  penekanan  aspek 

formal ketentuan syariah yang dilakukan oleh Walisongo. 

Saat  terjadi  perang  antara  Majapahit  dan  Demak,  Prabu 

Andayaningrat membela Majapahit, gugur di  tangan Sunan Ngudung. 

Kemudian  digantikan  oleh  putranya  yang  bernama  Raden  Kebo 

Kenanga, bergelar Ki Ageng Pengging. Sejak saat itu Pengging menjadi 

36 Dalam kepustakaan Islam Kejawen, konsep Manunggaling kawula Gusti atau kesatuan dengan Tuhan (wahdatul wujud) yang dipergunakan untuk mengambarkan adalah curiga manjing warangka, warangka manjing curiga. Yakni manusia masuk dalam diri Tuhan, laksana Arya Sena masuk dalam tubuh Dewaruci. Atau sebaliknya, warangka manjing curiga. Yakni Tuhan masuk (nitis) dalam diri manusia, seperti halnya Dewa Wisnu nitis pada diri Kresna. Oleh karena itu, uraian dalam kepustakaan Islam Kejawen yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, umumnya mengandung rumusan yang saling tumpang tindih. Tuhan dilukiskan memiliki sifat-sifat yang sama dengan manusia dan manusia digambarkan sama dengan Tuhan. Paham semacam ini dalam falsafah dinamakan Antropomorfisme. Lihat Simuh, Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita: Suatu Studi Terhadap Serat Wirid Hidayat Jati, 1998, Jakarta: UI Press, h.297—299. Lihat Purwadi, Ilmu Kasampurnan Syekh Siti Jenar, 2012, Jakarta: Oryza, h.167—166.

Page 98: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

50 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

daerah bawahan Kerajaan Demak. Ki Ageng Pengging adalah penganut 

Islam sufi, yang jadi murid setia dari Syekh Siti Djenar. 

Kontroversi yang  lebih hebat muncul mengenai hal  ihwal Syekh 

Siti  Jenar. Ajaran yang amat kontroversial  telah membuat gelisah para 

pejabat Kesultanan Demak. Kesultanan Demak khawatir ajaran ini akan 

berujung pada pemberontakan, mengingat salah satu murid Syekh Siti 

Jenar, Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo Kenanga, adalah keturunan elite 

Majapahit,  sama  seperti  Raden  Patah  dan  mengakibatkan  konflik  di 

antara keduanya. 

Dari  sisi  agama  Islam,  Walisongo  yang  menopang  kekuasaan 

Kesultanan Demak khawatir ajaran ini akan terus berkembang sehingga 

menyebarkan  kesesatan  di  kalangan  umat.  Kegelisahan  ini  membuat 

mereka  merencanakan  suatu  tindakan  bagi  Syekh  Siti  Jenar  untuk 

segera datang menghadap ke Kesultanan Demak. 

Era  Walisongo  adalah  era  berakhirnya  dominasi  Hindu–Budha 

dalam budaya Nusantara, digantikan oleh kebudayaan Islam. Walisongo 

adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu 

banyak  tokoh  lain yang  juga berperan. Namun peranan mereka sangat 

besar  dalam  mendirikan  kerajaan  Islam  di  Jawa.  Pengaruh  terhadap 

kebudayaan  masyarakat  secara  luas  serta  dakwah  secara  langsung, 

membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain 

Pada  periode  sejarah  Jawa  pra‐Islam,  gelar  sunan  ini  jarang 

dipakai  atau  tidak  banyak  didokumentasi.  Pada  awal‐awal masuknya 

Islam di  Jawa, gelar  ini biasa diberikan untuk mubaligh  atau penyebar 

agama Islam, khususnya di tanah Jawa pada abad ke‐15 hingga abad ke‐

16.  Selain  sunan,  ada  pula mubaligh  lainnya  yang disebut  syekh,  kyai, 

ustadz, penghulu, atau tuan guru. Gelar ʺsunanʺ atau ʺsusuhunanʺ  juga 

diberikan kepada penguasa Kraton Surakarta Hadiningrat  (Kasunanan 

Surakarta).   

 

 

9. Kebatinan Jawa, Kejawen 

 

MENURUT  Kejawen,  sebelum  manusia  lahir  di  dunia,  ia  adalah 

semangat. Asal‐usulnya adalah sepenuhnya berada di bawah kekuasaan 

Tuhan.  Dewa  atau  Dewi  adalah  juga  makhluk  Tuhan.  Mereka  juga 

adalah semangat, tapi tidak memiliki jasad. Hakikat mereka adalah sinar, 

Page 99: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 51

sebagaimana  juga  sama  dengan  semangat  manusia.  Karena  itu,  nenek 

moyang  orang  Jawa  menamakan  manusia  itu  adalah  wahong  yang 

artinya  adalah  turunan  dari  Tuhan. Dalam  perkembangannya, wahong 

berubah  jadi wong. Dalam  bahasa  Jawa  yang  dihaluskan  kromo  inggil, 

wong menjadi  tiyang  yang  berasal  dari  Ti Hyang  yang  berarti  Turunan 

Tuhan.   

Kepercayaan kepada Tuhan, menempatkan Tuhan di atas segala‐

galanya,  adalah  kunci  ajaran  spiritual  universal  dari  Kejawen.  Tuhan 

bukanlah berwujud  jasmaniah. Tuhan adalah Semangat yang Agung dan 

Maha  Pencipta.  Semangat  yang  agung  adalah  semangat  dalam  jasad 

manusia. Adalah bijaksana, jika manusia mengenal kenyataan diri sendiri, 

mengenal Semangat Agung  itu. Orang‐orang  tua penganut Kejawen  tak 

jemu‐jemunya  mengingatkan  kata  Eling.  Eling  berarti  ingat,  waspada. 

Haruslah  ingat  siapa  sesungguhnya  dirimu,  dan  apa  tugasmu 

sebenarnya di dunia. Dalam ungkapan Jawa dikenal Cakra Manggilingan. 

Ini  berarti  hidup  bagaikan  roda  berputar.  Penganut  spiritualis  Timur 

mempercayainya sebagai inkarnasi dan reinkarnasi. 

Dipercayai  bahwa  Semangat  itu  bepergian  dari  asal‐usulnya, 

kemudian  ia  diperintah  Gusti  untuk  hidup  di  dunia.  Lalu  kemudian 

kembali lagi ke tempat aslinya. Semangat yang tidak kembali ke asalnya 

dengan lancar adalah karena ia berbuat salah yang besar ketika hidup di 

dunia. Ia telah berbuat dosa, maka tak lancar kembali ke aslinya. 

Kejawen  bukanlah  agama,  ia mengajarkan  etika  dan  nilai‐nilai 

spiritual yang mendapat ilham dari tradisi Jawa. Intinya adalah gagasan 

ketenangan pikiran. Perbedaan penafsiran ayat Al Qurʹan dari para murid 

Syekh  Siti  Jenar  inilah  yang  menimbulkan  polemik  bahwa  di  dalam 

tubuh  manusia  bersemayam  roh  Tuhan,  yaitu  polemik  paham 

Manunggaling  Kawula Gusti.  Banyak  versi  di  dalam memahami  ajaran 

Syekh  Siti  Jenar  dengan  manunggaling  kawula  gustinya.  Ada  pro  dan 

kontra dalam masyarakat dalam menanggapinya. Salah satunya adalah 

tidak  setujunya  para Walisongo  terhadap  konsep  ajaran Manunggaling 

Kawula Gusti. Hingga pada akhirnya, menurut sejarah, Syekh Siti  Jenar 

mendapat  hukuman  mati  dari  para  Walisongo  karena  ajaran  yang 

menurut para wali dianggap sesat dan menyesatkan. 

Penganjur  panteisme,  Syekh  Siti  Jenar mengatakan  Ingsun  Gusti 

Sejati, sayalah Tuhan yang sebenarnya. Yang dikatakan Syekh Siti Jenar 

itu  pernah  diungkapkan  oleh  seorang  ahli  mistik  Islam  termasyhur 

Page 100: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

52 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

bernama  Al‐Hallaj  dari  Baghdad,  Iraq  (858—992  M).  Tokoh  ini  juga 

mengatakan Ana Al‐Haqq,  sayalah  kebenaran  sejati  itu,  sayalah  Tuhan 

itu.  Baik  Al‐Hallaj maupun  Syekh  Siti  Jenar,  keduanya menyebarkan 

ajaran yang bertentangan dengan ajaran  tauhid  Islam. Keduanya, pada 

akhirnya  mengalami  nasib  yang  sama  secara  tragis:  tewas  dalam 

eksekusi hukuman mati.37 

 

 

10.   Dari Islam Mistik Sufisme 

sampai Islam Modernis Anti‐Komunisme 

 

DEMIKIAN besar pengaruh Islam di Indonesia hingga pada awal abad 

ke‐21 Indonesia adalah negara berpenduduk penganut Islam terbesar di 

dunia.  Dalam  sejarah  Republik  Indonesia,  terdapat  beberapa  tokoh 

Islam yang menjabat perdana menteri, yaitu Sukiman, Moh. Natsir, serta 

Burhanuddin  Harahap.  Presiden  Pemerintah  Darurat  RI  pada  tahun 

1948 dijabat tokoh Islam, Sjafroeddin Prawiranegara. 

Masuknya  Islam ke  Indonesia adalah hasil meluasnya pengaruh 

sufisme  dari  Timur  Tengah.  Dari  Kerajaan  Demak,  pecahan  Kerajaan 

Buddha  Majapahit,  di  bawah  pimpinan  Raden  Patah,  serta  berkat 

kegiatan Walisongo, Islam berkembang meliputi daerah yang luas. 

Mula‐mula yang masuk dan tersebar adalah Islam aliran sufi. Sufi, 

kesufian,38  ialah  istilah  yang  diberikan  pada  sebuah  aliran  atau  tradisi 

pemahaman Islam yang merangkumi berbagai kepercayaan dan amalan. 

Di  antaranya  aspek  esoterik  (hanya  diketahui  oleh  orang‐orang  tertentu) 

atau  mistisisme  mengenai  hubungan  dan  dialog  langsung  antara 

penganut  Islam dengan Allah. Perkataan  tariqa  atau  tarekat digunakan 

oleh pengikut aliran sufi untuk kaidah atau tradisi tertentu yang diikuti 

oleh  seorang  individu  untuk  mendekatkan  dirinya  kepada  Tuhan. 

Unsur‐unsur  atau  tradisi  kesufian  tidak  terbatas  pada  satu  mazhab 

tertentu  di  dalam  agama  Islam,  yaitu  mazhab  Syiah  ataupun  Sunni, 

walaupun  kebanyakan  tokoh‐tokoh  sufi  dalam  sejarah  terdiri  dari 

pengikut  mazhab  Sunni.  Bahkan  boleh  dikatakan  contoh  pengaruh 

kesufian juga ada dalam tradisi agama yang lain. 

37 Mulyana, Universitas Negeri Yogyakarta, Spiritualisme Jawa: Meraba Dimensi dan Pergulatan Religiusitas Orang Jawa, h.7. 38 Bahasa Arab: تصوف, taṣawwuf ; bahasa Inggris: sufism.

Page 101: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 53

Pemikiran sufi muncul dari Timur Tengah pada abad VIII,  tetapi 

penganut‐penganutnya  kini  terdapat  di  seluruh  dunia.  Terdapat 

pengaruh  unsur‐unsur  kesufian  di  dalam  budaya,  pemikiran,  dan 

pengamalan masyarakat Islam kini. Namun pengaruh modernisasi dan 

kritikan segolongan ulama aliran salafi telah menyebabkan kemerosotan 

pengaruh  aliran‐aliran  sufi dan pengurangan  jumlah penganutnya  jika 

dibandingkan  ketika  zaman  pramodern.  Sejak  permulaan  abad  ke‐20, 

kedatangan  beberapa  pengamal  sufi  ke  negara‐negara  Barat  telah 

menyebabkan  penyebaran  ajaran  pemahaman  Sufi  dalam  beberapa 

bentuk. Walaupun  banyak  pengikut  kesufian  di  Barat  telah  memeluk 

agama Islam, banyak juga yang mengikut ajaran kesufian secara bebas. 

Ajaran sufi  telah memainkan peranan besar dalam pembentukan 

sastra di alam Islam. Penulis golongan Sufi telah menghasilkan sejumlah 

besar puisi dalam bahasa Arab, Turki, Parsi, Kurdi, Urdu, Punjabi, dan 

Sindhi  yang merangkumi  karya‐karya  Jalal  al‐Din Muhammad  Rumi, 

Abdul Qader Bedil, Bulleh Shah, Amir Khusro, Shah Abdul Latif Bhittai, 

Sachal  Sarmasts,  dan  Sultan  Bahu.  Banyak  tradisi  tarian  kesalihan 

(umpamanya pemusingan sufi) dan musik seperti Qawwali. 

Istilah tasawuf mulai muncul pada pertengahan abad ke‐3 H oleh 

Abu Hasyimal‐Kufi  (250 H)  dengan meletakkan  ʺal‐Sufiʺ  di  belakang 

namanya.  Dalam  sejarah  Islam  sebelum  timbulnya  aliran  tasawuf, 

terlebih dahulu muncul  aliran  zuhud. Aliran  zuhud  timbul pada  akhir 

abad pertama dan permulaan abad ke‐2 H. 

Pandangan  yang  lazim  adalah  bahwa  perkataan  ʺsufiʺ  berasal 

daripada suf   sepatah perkataan bahasa Arab untuk sakhlat yang ,(صوف)

merujuk kepada mantel sederhana yang dipakai oleh zahid‐zahid Islam 

pada  zaman  awal.  Bagaimanapun,  bukan  semua  ahli  sufi  memakai 

mantel atau pakaian yang diperbuat dari sakhlat. 

Satu  lagi  teori  etimologi menyatakan  bahwa  kata  dasar  untuk 

ʺsufiʺ  ialah perkataan bahasa Arab, safa   ,yang bermaksud kesucian (صفا)

dan  merujuk  kepada  penegasan  sufisme  terhadap  kesucian  hati  dan 

jiwa. Sementara orang mengatakan bahwa asal perkataan ʺsufiʺ adalah 

dari  perkataan  ʺAshab  al‐Suffaʺ  (teman‐teman  serambi)  atau  ʺAhl  al‐

Suffaʺ  (orang‐orang  serambi)  yang merupakan  sekumpulan  penganut 

Islam pada zaman Nabi Muhammad yang menghabiskan banyak masa 

di serambi masjid Nabi untuk bersembahyang. 

Abu Yazid,  tokoh  sufi Timur Tengah, orang pertama kesurupan 

Page 102: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

54 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Tuhan mengemukakan: “Percayalah, Saya sendiri menjadi Tuhan. Tidak ada 

Tuhan, kecuali Aku! Alangkah jayanya Pujaan Ku!” Yang disusul demikian 

pula oleh ucapan Al Mansur al‐Hallaj39  yang menyatakan: “Ana‘l Haqq! 

– Saya adalah Kebenaran! – Saya adalah Tuhan!”40 

Ungkapan  tokoh‐tokoh  sufis  ini menjalar  ke  Indonesia  dengan 

ungkapan  ”Manunggaling  Kawula  Gusti”,  ajaran  Syekh  Siti  Jenar. 

Demikianlah,  Islam  yang  berkembang  di  Indonesia  pada  awalnya 

adalah dari mazhab sufisme yang mistik. 

Pendidikan dan pengajaran Islam yang pada umumnya diberikan 

kepada anak‐anak adalah bersifat elementer. Dengan menekankan hafalan 

daripada pengertian. Dua cabang  ilmu yang diajarkan,  fiqih dan tasawuf. 

Yang pertama terutama dalam mazhab Syafii, yang kedua dalam bentuk 

tarekat,  terutama  Tarekat  Naqsyabandiyah.  Para  pengikut  ajaran  ini 

menerima  taklid yang memang merupakan paham yang berlaku dalam 

dunia Islam dari semenjak abad ke‐9, dan menolak ijtihad. 

Fikih  (Fiqih)  adalah  salah  satu  bidang  ilmu  dalam  syariat  Islam 

yang  secara  khusus  membahas  persoalan  hukum  yang  mengatur 

berbagai  aspek  kehidupan  manusia,  baik  kehidupan  pribadi, 

bermasyarakat  maupun  kehidupan  manusia  dengan  Tuhannya. 

Beberapa  ulama  fikih  seperti  Imam Abu Hanifah mendefinisikan  fikih 

sebagai  pengetahuan  seorang muslim  tentang  kewajiban  dan  haknya 

sebagai  hamba Allah.  Ciri  yang menonjol  dari  Tarekat Naqsyabandiyah 

adalah  diikutinya  syariʹat  secara  ketat,  keseriusan  dalam  beribadah 

menyebabkan  penolakan  terhadap  musik  dan  tari,  serta  lebih 

mengutamakan  berzikir  dalam  hati,  dan  kecenderungannya  semakin 

kuat ke arah keterlibatan dalam politik (meskipun tidak konsisten). 

Kalangan  tradisional  ini  juga  sengaja mengisolasi  diri.  Hal  itu 

dimaksudkan  untuk  menjaga  dan  memelihara  kemurnian  ajaran 

mereka. Namun  juga  berakibat  bahwa mereka menolak  apa  saja  yang 

datang dari Barat. Termasuk sistem dan teknik pendidikan. Pusat‐pusat 

pendidikan  tradisional  Islam  itu  sejak  tahun  1930‐an  masih  sangat 

lemah dalam soal organisasi. 

Pada  zaman  penjajahan  Belanda,  pada  awal  pertumbuhan 

gerakan  nasional,  Islam memainkan  peranan mempersatukan,  hingga 

39 Abū al-Muġīṭ Husayn Manṣūr al-Ḥallāğ; Mansūr-e Ḥallāj (858—922) tokoh mistik dari Persia. 40 Robert Payne, op.cit., h.195, 197.

Page 103: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 55

lahirnya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1911, yang kemudian menjadi 

Sarekat Islam tahun 1912. 

Dalam  teologi,  golongan  tradisional  di  Indonesia  mengikuti 

pikiran al‐Asy’ari dari abad ke‐10. Tercermin dalam pandangan fatalistis 

terhadap kehidupan; kecenderungaan untuk melihat keadaan atau nasib 

sebagai  sesuatu yang  sudah ditakdirkan amat kuat. Banyak pula yang 

percaya bahwa dunia akan kiamat. 

Sebaliknya,  ada  pula  dari  kalangan  Islam  yang  ingin  berusaha 

mengendalikan  nasib  mereka,  menolak  takdir  begitu  saja.  Mereka 

berkeyakinan  bahwa  Islam  memang  dan  seharusnya  sesuai  dengan 

zaman dan tempat mana pun, mereka melihat Islam itu modern, malah 

senantiasa  modern.  Oleh  sebab  itu  mereka  dapat  disebut  golongan 

modern  atau  modernis  untuk  membedakan  mereka  dari  golongan 

tradisional Islam. 

Tokoh‐tokoh golongan  Islam modernis datang dari Minangkabau, 

dengan  Haji  Abdullah  Ahmad  (1878—1933),  Haji  Abdul  Karim 

Amrullah (1879—1945), dan Syekh Muhammad Djamil Djambek (1860—

1947);  dari  Jakarta  dari  kalangan  orang‐orang  turunan  Arab  dengan 

mendirikan  organisasi  Djamijat  Chair  dan  kemudian  juga  Al‐Irsjad; 

Kesultanan  Yogyakarta  serta  Kasunanan  Surakarta,  masing‐masing 

tempat berdirinya Muhammadiyah  (1912) oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan 

(1869—1923). Dan  Sarekat Dagang  Islam  (1911),  kemudian  Sarekat  Islam 

(1912)  oleh  Ki  Haji  Samanhudi  (1868—1956);  dan  daerah  Priangan 

dengan Ahmad Hassan (1887—1957). 

Para kaum modernis  ini tidak  lagi menyerah pada takdir. Mereka 

melakukan  kegiatan  di  bidang  kemasyarakatan  terutama  pendidikan. 

Dengan  mendirikan  organisasi‐organisasi  keagamaan  dan 

kemasyarakatan,  sekolah‐sekolah,  kepanduan,  dan  lain‐lain. Akhirnya 

mendirikan partai politik dan aktif bergerak di bidang politik. Berdirilah 

Sarekat  Islam pada  tahun 1912, dan  tahun  itu  juga  lahir Muhammadiyah 

yang  melakukan  kegiatan  tanpa  mengandung  perlawanan  keras 

terhadap  pemerintah  kolonial  Belanda,  bahkan  bersedia  menerima 

subsidi dari pemerintah. 

Beberapa  kalangan  modernis  ada  yang  mendapat  pendidikan 

Barat, seperti Haji Agus Salim yang mendapatkan pendidikan di Jazirah 

Arab  dan  bekerja  pada  konsulat  Belanda  di  Jeddah.  Perkenalannya 

dengan  Sarekat  Islam  pada  tahun  1915  adalah  ketika  ia  dikirim  oleh 

Page 104: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

56 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pihak kepolisian Belanda untuk mengamati kongres dan kegiatan SI di 

Surabaya; dengan kata lain, ketika ia menjadi intel Belanda.41 

Dalam  Kongres  V  Sarekat  Islam  hadir  Tan  Malaka, 

H.O.S.Tjokroaminoto, H. Agus  Salim, Darsono,  dan  Semaun. Kongres 

memperdebatkan  keanggotaan  rangkap. Agus  Salim  dan Abdul Muis 

menentang  keanggotaan  rangkap.  Sedangkan  Semaun  dan  Darsono, 

anggota  pimpinan  SI  adalah  anggota  PKI.  Kongres  memutuskan 

melarang keanggotaan rangkap. Sarekat Islam menjadi pecah. Terbentuk 

SI  Putih  di  bawah  pimpinan  H.O.S.  Tjokroaminoto  dan  SI Merah  di 

bawah pimpinan Semaun. Selanjutnya SI Merah menjadi Sarekat Rakyat 

di bawah pimpinan PKI. 

Tahun 1923 di Priangan berdiri Persatuan Islam dengan tokohnya 

Ahmad Hassan  yang  banyak menulis  tentang  ke‐Islaman.  Tulisannya 

berpengaruh pada Bung Karno dan Mohammad Natsir. Berlainan dari 

Muhammadiyah,  Persatuan  Islam  bersikap  keras  terhadap  kebiasaan‐

kebiasaan umat yang mereka anggap berlawanan dengan ajaran pokok 

Islam.  Mereka  kuat  sekali  merujuk  segala  sesuatu  pada  Qur’an  dan 

Hadits,  sedangkan Muhammadiyah  tidak mengesampingkan  begitu  saja 

pendapat  para  ulama  zaman  dahulu. Kalangan  nasionalis  yang  netral 

agama,  mereka  tuduh  mempunyai  keinginan  untuk  menegakkan 

kepercayaan Hindu dan animisme. 

Tahun  1926  berdirilah  Nahdhatul  Ulama  (NU).  Di  Sumatra, 

golongan  tradisionalis  Islam  pada  tahun  1930  mendirikan  Persatuan 

Tarbiyah  Islamiyah  (Perti)  dengan  berpusat  di  Bukittinggi,  serta  Al‐

Jamiyatul Wasliyah di Medan. 

Pada tahun 1935 berdiri Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), tempat 

berkumpul  organisasi‐organisasi  Islam  yang  banyak  itu.  Mula‐mula 

anggotanya  7  organisasi,  lalu  pada  tahun  1941 meningkat menjadi  21 

organisasi. 

Pada  tahun 1938 berdiri Partai  Islam  Indonesia dengan mendapat 

dukungan para  tokoh Muhammadiyah, Persatuan  Islam, dan Thawalib di 

Sumatra. Dalam bidang sosial, partai‐partai Islam itu dapat bekerja sama 

dalam  federasi  MIAI.  Namun  dalam  bidang  politik  masing‐masing 

bergerak  sendiri‐sendiri.  Ketika  Gabungan  Politik  Indonesia  (GAPI) 

didirikan  pada  tahun  1939,  PSII  hanya  bersedia masuk  di  dalamnya 

41 Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional, Penerbit PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, h.13.

Page 105: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 57

setelah mendapat jaminan bahwa Penyadar (Salim) tidak akan diajak.   

Hubungan  antara  organisasi‐organisasi  Islam  dan  kalangan 

nasionalis  yang  netral  agama,  yang  bermusuhan di paro  kedua  tahun 

1920‐an  dan  paro  pertama  tahun  1930‐an,  membaik  dengan  adanya 

GAPI serta Majelis Rakyat Indonesia (MRI) pada tahun 1941. MRI adalah 

forum  pertemuan  antara  GAPI,  MIAI,  dan  federasi  pekerja  pegawai 

negeri Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri. 

Mengutamakan, memperjuangkan, serta membela Islam, menjadi 

benang  merah  pendirian  para  pemeluk  Islam.  Suara  keras 

mengutamakan  Islam  dikemukakan  jurubicara  MIAI,  Wondoamiseno 

(1895—1952)  yang menyokong  tuntutan  Indonesia  Berparlemen  dengan 

catatan bahwa parlemen itu harus berdasar Islam. Pada tahun 1941, ketika 

GAPI  menyusun  suatu  memorandum  mengenai  Konstitusi  Indonesia 

masa  depan,  MIAI  mengatakan  bahwa  kepala  negara  Indonesia 

haruslah beragama  Islam dan dua pertiga anggota kabinet  terdiri dari 

orang‐orang Islam. Haruslah mendirikan satu departemen agama. 

MIAI  yang  didirikan  kembali  di  Jakarta  tahun  1942,  diubah 

menjadi Madjelis Sjoero Moeslimin Indonesia (Masjoemi) pada akhir tahun 

1943.  Di  zaman  pendudukan  Jepang,  tahun  1944  didirikan  Hizbullah 

yang  memberikan  latihan  kemiliteran  bagi  para  pemuda.  Hizbullah 

mendapat dukungan pemerintah Jepang. Ketika itu, Pemerintah Jepang 

mendirikan kantor administrasi agama yang berusaha mengatur semua 

kegiatan tentang Islam. 

Usaha  menegakkan  Islam  sampai  mendirikan  negara  Islam  di 

Indonesia  berlanjut.  Termasuk  dalam  sidang‐sidang  Badan  Penyelidik 

Usaha‐Usaha  Persiapan  Kemerdekaan  Indonesia  (BPUPKI).  Dalam  sidang 

pertama badan ini, pada 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan pidato 

mengenai  dasar  negara,  yang  kemudian  terkenal  dengan  Lahirnya 

Pancasila.  Berlangsung  perdebatan  mengenai  dasar  negara.  Kalangan 

Islam  yang  ingin  menegakkan  ideologi  Islam,  menuntut  agar  Islam 

dijadikan  dasar  negara.  Dan  diajukan  pendapat  agar  kepala  negara 

hendaknya seorang muslim dan rumusan ini perlu dicantumkan dalam 

ayat  bersangkutan.  Pendapat  ini  ditolak  oleh  kalangan  nasionalis  dan 

mereka yang beragama Kristen. Dibentuk komisi kecil yang terdiri dari 

Haji Agus Salim, Kiai Wahid Hasjim, Abikusno, Abdul Kahar Muzakir, 

Bung Karno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Achmad Soebardjo, dan 

Muhammad  Yamin.  22  Juni  1945  tercapai  persetujuan  yang 

Page 106: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

58 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

ditandatangani  semua  anggota  komisi  9  orang  ini,  bahwa  negara 

berdasar pada “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi 

pemeluk‐pemeluknya.” 

Akhirnya  pada  tanggal  18  Agustus  1945,  kata‐kata  tentang 

kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya dihapus kembali dari 

mukadimah  konstitusi  yang  terkenal  dengan  nama  Undang‐Undang 

Dasar 1945. Malah kata Allah, nama khas dalam  Islam bagi kata Tuhan, 

diganti dengan kata Tuhan, berdasar usul dari I Gusti Ktut Pudja, wakil 

dari Bali. 

Wakil‐wakil  Islam  tetap  tidak  puas  dengan  hasil  rumusan  ini. 

Mereka  berharap  bahwa  enam  bulan  setelah  proklamasi,  benar‐benar 

tegak  satu  pemerintahan  yang  sah  dalam  arti  mewakili  rakyat.  Dan 

direncanakan  ketika  itu  untuk mengadakan  pemilihan  umum  setelah 

enam  bulan.  Optimisme  semua  kalangan  sangat  tinggi.  Mereka 

membayangkan  ketenangan  dan  ketertiban  hingga  berlangsung 

pemilihan  umum  untuk  penyusun  konstitusi  baru,  pengganti Undang‐

Undang  Dasar  1945.  Sampai  tahun  1955,  kaum  Islam  yakin  bahwa 

mereka  akan  keluar  sebagai  pemenang  dalam  pemilihan  umum. Dan 

akan  berhasil  menyusun  Undang‐Undang  Dasar  Negara  berdasarkan 

Islam. 

Pengumuman  Pemerintah  3  Oktober  1945  menyerukan  agar 

rakyat mendirikan partai‐partai politik. Pada 7 dan 8 November 1945 di 

Yogyakarta  diadakan  Muktamar  Islam  Indonesia  yang  dihadiri  oleh 

hampir  semua  tokoh  berbagai  organisasi  Islam  dari  masa  sebelum 

perang. Muktamar memutuskan untuk mendirikan majelis syuro pusat 

bagi  umat  Islam  Indonesia,  Masyumi,  yang  dianggap  sebagai  satu‐

satunya  partai  politik  bagi  umat  Islam.  Masyumi  mempunyai  dua 

macam  anggota:  1.  Perseorangan  dan  2.  Organisasi.  Anggota 

perseorangan minimum  berumur  18  tahun  atau  sudah  kawin.  Tidak 

dibenarkan merangkap keanggotaan partai  lain. Mulanya hanya empat 

organisasi yang masuk Masyumi, yakni Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, 

Perikatan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam. Persatuan Ulama Seluruh 

Atjeh  (PUSA) dengan Ketua Teungku Daud Beureueh bergabung pada 

tahun 1949. 

Tanggal  17  Desember  1945,  Masyumi  mengeluarkan  suatu 

program  aksi,  bahwa  Islam  “menghendaki  kesejahteraan  masyarakat 

serta penghidupan yang damai antara bangsa‐bangsa di muka bumi ini 

Page 107: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 59

dan menentang kekejaman, kebuasan  serta kepalsuan kapitalisme dan 

imperialisme.” Partai  bermaksud  “melaksanakan  cita‐cita  Islam dalam 

urusan  kenegaraan  hingga  dapat  mewujudkan  susunan  negara  yang 

berdasarkan  kedaulatan  rakyat  dan  masyarakat  yang  berdasarkan 

keadilan menurut ajaran‐ajaran Islam.” 

Dalam masalah keadilan dan kemakmuran menurut ajaran‐ajaran 

Islam  ini,  tersembunyi sikap anti‐komunisme dari  tokoh‐tokoh Masyumi. 

Natsir  menyatakan,  “komunisme  dalam  mencapai  kemakmuran, 

menekan  dan  memperkosa  tabiat  dan  hak‐hak  asasi  manusia. 

Sedangkan kapitalisme, dalam membiarkan kebebasan kepada tiap‐tiap 

orang,  tidak  mengindahkan  perikemanusiaan  dan  hidup  dari 

pemerasan  keringat  orang  lain  dan  membukakan  jalan  untuk 

kehancuran kekayaan alam.”42   

Ditambahkannya, “Islam itu berlainan daripada komunisme. Islam 

mengakui  hak  kepribadian  dan  memberikan  kebebasan,  bahkan 

mewajibkan  kepada  tiap‐tiap  orang  supaya  mencari  rezeki  sekuat 

tenaga. Dan—berlainan pula dari kapitalisme—kekayaan yang didapat 

itu tidaklah boleh digunakan untuk kepentingan diri sendiri saja, tetapi 

harus  pula  dikeluarkan  untuk  menolong  sesama  manusia,  guna 

menciptakan  kemakmuran  bersama.” 43   Dalam  hubungan  dengan 

komunisme, memang Majelis Syuro Masyumi mengutuk komunisme itu 

sebagai  kufur  dan  mereka  yang  secara  sadar  dan  dengan  yakin 

menyokong ideologi ini sebagai kafir. 

Dasar  pengutukan  terhadap  komunisme  itu  ialah  karena 

komunisme  merupakan  ideologi  yang:  1)  Bersandar  pada  historis 

materialisme yang tidak sesuai dengan Islam yang mengajarkan bahwa 

segala  sesuatu berasal dari Tuhan;  2) Bermusuhan dengan  agama dan 

menolak  adanya  Tuhan;  3)  Mengabaikan  hubungan  keluarga  dan 

menganggap  wanita  sebagai  milik  bersama;  4)  Tidak  mengakui  hak 

milik pribadi; 5) Berusaha mencapai  tujuannya dengan  sistem diktatur 

dan ini berlawanan dengan prinsip musyawarah dalam Islam.44 

Masyumi  menyamakan  komunisme  dengan  kapitalisme.  Dalam 

Tafsir  Asas  Masyumi  dinyatakan:  ”Kapitalisme  dan  materialisme  yang 

42 Harian Abadi. “Kita Punya Taruhan Sendiri untuk Pecahkan Soal-Soal Hidup”, 15 Januari 1952. 43 Deliar Noer, op.cit., h.13. 44 Ibid., h.136—137.

Page 108: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

60 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

menghasilkan falsafah perebutan hidup (struggle for life) dan kejayaan si 

kuat yang mengalahkan  si  lemah  (survival  of  the  fittest) mengakibatkan 

permusuhan antara majikan dan buruh. Dengan demikian, damai tidak 

akan  muncul  karena  masyarakat  terpecah  dalam  golongan  yang 

bermusuhan tanpa berniat untuk mengutamakan kepentingan bersama. 

Komunisme  pun  tak  jauh  beda  dengan  ini.  Dalam  komunisme, 

kesewenangan  diperbarui,  hak‐hak  rakyat  ditindas,  dan  dunia  juga 

ingin direbut.”45 

Natsir  adalah  tokoh Masyumi  yang  keras  anti‐komunis dengan 

menulis,  membandingkan  demokrasi  dengan  komunisme:  “Tujuan 

utamanya  ialah  kekuasaan.  Inilah  anti‐komunisme–Marxisme–

Leninisme. Kekuasaan  itu dilancarkan dalam  sifat  kediktatoran. Mana 

yang  menghalangi  harus  disingkirkan,  kalau  perlu  dengan  jalan 

membunuh.  Komunisme  adalah  satu  paham  yang  bertentangan 

seluruhnya dengan paham demokrasi.”46 

Dalam  menggalakkan  kampanye  anti‐komunisme,  sementara 

tokoh Masyumi mendirikan organisasi‐organisasi  anti‐komunis. Antara 

lain  terkenal dengan  Front Anti‐Komunis dengan  tokohnya  Isa Ansjari. 

Kegiatan  demikian  berlanjut  dan  berkembang  di  bawah  kekuasaan 

kediktatoran  orba  Soeharto.  Selanjutnya,  bertopengkan  agama  Islam, 

terbentuk  organisasi  Front  Pembela  Islam  dan  Front  Anti  Komunis 

Indonesia (FAKI) yang giat berkampanye anti‐komunis. FPI berkampanye 

menuntut  MPR/DPR  untuk  mengembalikan  Pancasila  sesuai  dengan 

Piagam Jakarta, serta untuk pemberlakuan syariat Islam di Indonesia 

Di  samping  Masyumi,  kalangan  Islam  membangun  berbagai 

partai  politik  demi  memperjuangkan  cita‐citanya.  Antara  lain  partai 

politik Perti berasal dari organisasi tradisional Islam, Persatuan Tarbiyah 

Islamiyah yang berpusat di Bukittinggi, Sumatra Tengah. Organisasi ini 

didirikan  di  suatu  pesantren  terkenal  di  Candung,  dekat  Bukittinggi, 

pada  tanggal  20 Mei  1930.  Dalam  Kongres  bulan  Desember  1945  di 

Bukititinggi  dinyatakan  sebagai  partai  politik.  Berbeda  dari  kalangan 

tradisionalis  di  Jawa  yang  pada  umumnya  teguh  dalam  berhadapan 

dengan pihak kiri, terutama komunis, Perti seakan‐akan sangat bersedia 

bekerja  sama  dengan  kegiatan‐kegiatan  yang  diprakarsai  PKI.  Perti 

memperlihatkan  kegigihan  dalam  hubungan  dengan  mazhab  Syafii. 

45 Ibid., h.138. 46 Ibid., h.360.

Page 109: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 61

Dalam Anggaran Dasar  dinyatakan,  Perti  “harus  hidup  dari  abad  ke 

abad  sebagai  benteng  pertahanan  Kaum  Ahluss  Sunnah  wal  Jamaah 

yang bermazhab Syafii.” 

Partai Syarikat  Islam  Indonesia  (PSII) adalah partai  Islam  tertua di 

Indonesia,  berasal  dari  Sarekat  Dagang  Islam  (1911)  dan  Sarekat  Islam 

(1912).  Segera  sesudah  PSII  didirikan  kembali  pada  tahun  1947, 

pimpinan  PSII  mengumumkan  menyatakan  bahwa  PSII  tidak 

mempunyai pertikaian dengan Masyumi. 

Nahdatul  Ulama  (NU)  didirikan  di  Surabaya  31  Januari  1926, 

sebagai usaha menahan perkembangan paham pembaharu dalam Islam 

di  Tanah  Air,  serta  usaha  mempertahankan  ajaran  tradisional  dan 

mazhab di Tanah Suci yang baru dikuasai golongan Wahabi di bawah 

Raja Abdul Aziz  bin  Sa’ud.  Perhatian NU  dalam  bidang  politik  lebih 

kentara di masa revolusi. Pada tahun 1945 mengeluarkan fatwa, bahwa 

mempertahankan  tanah air dari  serangan musuh merupakan hal yang 

wajib  bagi  tiap muslim; NU  juga memanggil  jihad  terhadap  Belanda. 

Oktober 1952, NU menyatakan keluar dari Masyumi. 

Pada  30  Agustus  1952,  berdiri  Liga  Muslimin  Indonesia,  yang 

meliputi  tiga  partai  Islam:  Perti,  NU,  dan  PSII.  Tujuannya  adalah 

mencapai  masyarakat  Islam  sesuai  dengan  hukum  Allah  dan  Sunah 

Nabi. Kemudian sebuah organisasi  Islam  lainnya Persyarikatan Tionghoa 

Islam  Indonesia  yang  berpusat  di  Ujungpandang  bergabung  ke  Liga 

Muslimin Indonesia. 

Usaha mendirikan negara Islam tak padam‐padamnya. Tafsir Asas 

Masyumi  menyatakan  bahwa,  “semua  hukum  dan  peraturan  negara 

harus  sesuai  dengan  hukum  dan  peraturan  Islam,”  dan  dinyatakan 

bahwa “Masyumi memperjuangkan kalimah Allah, terlaksananya ajaran‐

ajaran  Islam  dalam  kehidupan  orang  perseorangan,  masyarakat,  dan 

negara dengan  tujuan negara yang berkebajikan diliputi oleh kerelaan 

Ilahi.” Dalam  Piagam  Perjuangan Masyumi  dinyatakan  bahwa Masyumi 

memperjuangkan  terbentuknya negara  hukum menurut  Islam  dengan  bentuk 

Republik. 

Sekarmadji  Maridjan  Kartosuwirjo  (1905—1962)  yang  semula 

adalah  seorang  murid  H.O.S.  Tjokroaminoto  dan  menjadi  pimpinan 

Partai Sarekat  Islam, memimpin pasukan  bersenjata Hizbullah di  zaman 

Jepang, menentang Persetujuan Renville yang ditandatangani pemerintah 

Amir  Sjarifoeddin.  Pada  tanggal  7  Agustus  1949  memproklamasikan 

Page 110: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

62 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

berdirinya  Darul  Islam  di  Jawa  Barat.  Ini  mendapat  dukungan  dari 

Abdul  Kahar Muzakkar  di  Sulawesi  Selatan  tahun  1951  dan  disusul 

dengan deklarasi Aceh menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia oleh 

Daud Beureueh pada tanggal pada 20 September 1953. 

Pemilihan  Umum  tahun  1955  menampilkan  empat  besar,  yaitu 

PNI,  Masyumi,  NU,  dan  PKI,  dan  melahirkan  parlemen  baru  dan 

Konstituante  yang  bertugas  merumuskan  Undang‐Undang  Dasar  baru 

Republik  Indonesia.  Dari  anti‐komunisme,  Masyumi  berkembang 

menjadi anti‐Pancasila untuk dasar negara. Dan berlanjut dengan usaha‐

usaha  pemberontakan  bersenjata  menggulingkan  RI  demi  mendirikan 

negara Islam. 

Sesudah Pemilihan Umum, Bung Karno mengumumkan Konsepsi 

Presiden  untuk  membentuk  Kabinet  Gotong‐Royong,  yang  terdiri  dari 

wakil‐wakil  partai  nasionalis,  agama,  dan  komunis.  Keinginan  Bung 

Karno membentuk pemerintah koalisi  ini ditentang oleh Masyumi dan 

Partai  Katolik.  Sementara  itu  dalam  Konstituante  timbul  perbedaan 

pendapat  mengenai  dasar  negara.  Pemerintah  mengambil  inisiatif 

mengusulkan untuk kembali ke Undang‐Undang Dasar 1945. Para wakil 

Islam  memperjuangkan  masuknya  ungkapan  tujuh  kata:  “dengan 

kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” ke dalam Mukadimah 

Undang‐Undang Dasar. Berlangsung  tiga kali pemungutan  suara. Tidak 

tercapai hasil dua pertiga jumlah suara untuk mengambil keputusan. 

Konstituante menghadapi  jalan buntu dalam merumuskan dasar 

negara.  Pada  permulaan  tahun  1959,  Konstituante  telah  dapat 

menyelesaikan  90%  dari  kerjanya.  Namun  macet  dalam  hal  dasar 

negara,  karena  wakil‐wakil  partai  Islam  terus  teguh  berpegang  pada 

pendirian tentang Islam sebagai dasar negara. 

Konstituante tidak berhasil merumuskan Undang‐Undang Dasar 

baru,  karena  perbedaan  pendapat  tak  terdamaikan  mengenai  dasar 

negara.  Masyumi  bersama  partai‐partai  Islam  menghendaki  Islam 

sebagai  dasar  negara.  PSI  tak  menghendaki  Pancasila  sebagai  dasar 

negara.  Hanya  PNI  dan  PKI  serta  beberapa  partai  kecil  yang 

menghendaki  Pancasila  sebagai  dasar  negara.  Jalan  buntu  diatasi 

dengan mengambil usulan dari pemerintah yakni kembali ke Undang‐

Undang  Dasar  1945.  Ini  pun  ditentang  oleh  Masyumi.  Nasution  dan 

Suwirjo, Ketua Umum PNI, mengusulkan agar Bung Karno membubarkan 

Konstituante  dan mendekritkan  “Kembali  ke Undang‐Undang Dasar  1945”. 

Page 111: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 63

Hingga pada 29 Juni 1959, Bung Karno mengumumkan dekrit di Istana 

Bogor. 

Tidak  berhasil menempuh  jalan  legal mendirikan  negara  Islam, 

Masyumi  menempuh  jalan  pemberontakan.  Pada  permulaan  tahun 

1958,  tiga  tokoh  Masyumi  yang  pernah  mengepalai  pemerintah 

Indonesia sebagai perdana menteri di masa lalu, berkumpul di Sumatra 

Tengah.  Turut  hadir  dalam  pembicaraan‐pembicaraan  yang  diadakan 

oleh wakil‐wakil  dewan  dan  komandan militer  berbagai  daerah  serta 

tokoh‐tokoh politik lain dari ibu kota (seperti Sumitro Djojohadikusumo 

dari  PSI)  yang  semuanya  telah  menolak  kebijaksanaan  pemerintah 

pusat. Wakil‐wakil dewan dan panglima daerah itu datang dari Sumatra 

Utara, Tengah, dan Selatan, serta dari Sulawesi  (Utara dan Selatan). Di 

antara  mereka,  para  panglima  militer  ini  serta  kalangan  PSI,  telah 

memperlihatkan  sikap  radikal  terhadap pemerintahan pusat. Pendapat 

mereka  berkisar  dari  pemberontakan  sampai  pelepasan  ikatan  dari 

Jakarta  (dan  mendirikan  negara  sendiri).  Kemungkinan  lain  ialah 

bergabung ke Malaya dengan membentuk negara baru.47 

Tanggal  10  Februari  1958,  atas  nama  Dewan  Perjuangan  yang 

didukung panglima‐panglima militer  berbagai daerah  itu mengajukan 

ultimatum ke pusat agar dalam waktu 5 x 24  jam membentuk kabinet 

baru  dengan  pimpinan  Mohammad  Hatta  dan  Sultan  Hamengku 

Buwono. Ultimatum  tidak mendapat  respon  dari  pemerintah  Juanda; 

terbentuklah PRRI dengan Sjafroeddin Prawiranegara  sebagai perdana 

menteri  dengan  kedudukan  di  Bukittinggi, Natsir menjadi  jurubicara, 

Burhanuddin Harahap menjadi Menteri Pertahanan dan Kehakiman. 

Dengan  terlibatnya  tokoh‐tokoh  pimpinan  Masyumi  dalam 

pemberontakan PRRI, pada tanggal 17 Agustus 1960 dengan keputusan 

Presiden  No.200/1960,  diperintahkan  agar  pimpinan  Masyumi 

menyatakan partainya bubar. Kalau  tidak, Masyumi akan diumumkan 

sebagai “partai terlarang”. 

Partai Masyumi dinyatakan  terlarang. Kekuatan penganut  Islam 

tetap melanjutkan kehidupan dan perjuangan untuk menegakkan Islam 

di  Indonesia.  Kekuatan  Islam  digunakan  dalam  teror  berdarah 

pembantaian  komunis  demi  menegakkan  kekuasaan  orba.  Kalangan 

pengemban  politik  anti‐komunis  berjaya  di  bawah  kekuasaan  orba 

47 Ibid., h.375.

Page 112: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

64 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Soeharto,  menjadi  tenaga  penegak  dan  pembela  rezim  orba.  Demi 

menegakkan  Islam,  kekerasan  demi  kekerasan  melanda  kehidupan 

masyarakat. Bermuara sampai pada  teror berdarah yang mengobankan 

jiwa manusia. 

 

 

11. Pengaruh Tiongkok atas Perkembangan Pikiran di Indonesia 

 

TIONGKOK bukan hanya negara tetangga yang besar, tetapi  juga salah 

satu  tempat asal penduduk Nusantara. Masuknya para pendatang dari 

daratan  Tiongkok  berlangsung  berkali‐kali  selama  berabad‐abad. 

Berdasarkan  sensus  tahun 1930, dari 1,25  juta orang Tionghoa, 750.000 

berasal  dari  golongan  yang  dikategorikan  sebagai  peranakan,  420.000 

dari peranakan ini tinggal di Pulau Jawa dan Madura.48 

Pada  akhir  abad  ke‐20,  di  Indonesia  terdapat  sekitar  2% 

penduduk  turunan  Tionghoa.  Ini  berarti,  dari  230  juta  penduduk 

Indonesia,  terdapat  hampir  5  juta  orang  turunan  Tionghoa.  Warga 

turunan Tionghoa yang sekian besar  jumlahnya  itu membawa kebiasaan 

hidup  dan  cara  berpikir  yang  dianut  turun‐temurun.  Karena  itu, 

berpengaruh  pada  masyarakat  yang  dibaurinya.  Mempengaruhi 

kehidupan masyarakat di bidang ekonomi, budaya, agama, dan politik.   

Agama Buddha masuk Nusantara dibawa oleh pendeta Buddha. 

Agama  Islam  berkembang  semenjak  tampilnya  Kesultanan Demak  di 

bawah  pimpinan  Raden  Patah  (1475–1518),  turunan  darah  Tionghoa. 

Walisongo  juga memainkan peranan penting dalam menyebarkan Islam. 

Di  antara  Walisongo  terdapat  tiga  orang  yang  berasal  dari  turunan 

Tionghoa.  Maka  pengaruh  Tiongkok  dan  Tionghoa  besar  sekali  bagi 

perkembangan  pikiran  penduduk,  perkembangan  peradaban;  bagi 

pembangunan dan konsolidasi nasion Indonesia. 

Jauh  sebelum Raden Patah membangun Kesultanan Demak dan 

mengembangkan  agama  Islam  di  Jawa,  telah  berlangsung  hubungan 

antara  Nusantara  dan  kerajaan  di  daratan  Tiongkok.  Raden  Patah 

adalah seorang turunan darah Tionghoa. Ada keterangan bahwa nenek 

moyangnya adalah orang Tionghoa bernama Cek Ko‐po. Patah berasal 

dari  bahasa  Arab  “Fatah”, menurut  catatan  Portugis  dipanggil  “Patre 

48 Siauw Tiong Djin, Siauw Giok Tjhan, Hasta Mitra, Jakarta, 1999, h.14.

Page 113: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 65

Rodin” dan dalam catatan sejarah Tiongkok bernama “Jin Bun”.  Ibunya 

adalah  seorang wanita  Tionghoa,  seorang  selir  dari Kertabhumi  yang 

memerintah sebagai Raja Brawijaya V dari Majapahit (1468—1478). 

Sejarah  mencatat,  pada  abad  ke‐2  M,  Kerajaan  Salakanagara 

dengan  Raja  Dewawarman  telah  mengirim  utusan  ke  Tiongkok.  Di 

samping  itu sudah berlangsung perpindahan penduduk dari Tiongkok 

masuk Nusantara.  Para  peneliti  sejarah menyimpulkan  bahwa  bagian 

utama  dari  penduduk  yang  menjadi  bangsa  Indonesia  berasal  dari 

selatan Asia, dari daerah sekitar Yunnan, Tiongkok Barat Daya.49 

Candi Batujaya, stupa bata di Kabupaten Karawang,  Jawa Barat, 

yang  diduga  mulai  dibangun  pada  abad  ke‐4  M  adalah  salah  satu 

bangunan  Buddha  tertua  di  Nusantara.  Sepuluh  abad  sebelum 

Christopher  Colombus  menemukan  Amerika  tahun  1492,  pada  awal 

abad  V  pengelana  dari  Tiongkok  bernama  Fa  Xian  (337—422)  yang 

49 Terjadi perbedaan pendapat di antara para ahli sejarah tentang asal-muasal bangsa Indonesia. Dilihat dari akar bahasa yang sama yakni bahasa Austronesia, bahasa-bahasa yang digunakan di kepulauan Nusantara, Polinesia, dan Melanesia, Prof. Kern menyatakan bahwa nasion Indonesia berasal dari Asia. Sedangkan Willem Smith yang juga melihatnya dari aspek bahasa di mana Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang digunakan, yakni bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman, dan bangsa yang berbahasa Austria. Lalu bahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia. Menurut Smith, bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia. Sedangkan Brandes dengan melakukan perbandingan bahasa, ada kesamaan nasion-nasion yang bermukim di wilayah yang membentang dari sebelah utara Pulau Formosa di Taiwan; sebelah barat Pulau Madagaskar; sebelah selatan yaitu Jawa, Bali; sebelah timur hingga ke tepi pantai batas Amerika. Berbeda dengan Mayundar yang berpendapat bahwa bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India, lalu menyebar ke wilayah Indocina terus ke daerah Indonesia dan Pasifik. Dilihat dari penemuan artefak, Van Heine Geldern berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia Tengah, sedangkan Moh. Ahli berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Yunnan. Para ahli lainnya seperti Hogen berpendapat bahwa orang-orang Melayu yang hidup di pesisir Melayu berasal dari Sumatra, lalu mereka bercampur baur dengan bangsa Mongol dan kemudian disebut dengan Proto Melayu dan Deutro Melayu (Melayu Muda) yang akhirnya menyebar ke seluruh pulau-pulau di Indonesia. Berbagai pendapat dari para ahli tersebut ditentang oleh Yamin yang berani menyatakan bahwa bangsa Indonesia bukanlah berasal dari luar kepulauan Indonesia tetapi asli berasal dari Indonesia sendiri. Ini dibuktikan dari penemuan fosil dan artefak yang ditemukan di Indonesia bahkan lebih lengkap dibandingkan dengan daerah-daerah lain di luar kepulauan Indonesia.

Page 114: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

66 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

dalam literatur Inggris biasa ditulis Fa Hien atau Fa Hsien, mengunjungi 

Nusantara dalam pengembaraannya mencari buku‐buku ajaran Buddha. 

Kerajaan Buddha pertama kali yang berkembang di Nusantara  adalah 

Kerajaan  Sriwijaya  yang  berjaya  pada  abad  ke‐7  sampai  tahun  1377. 

Kerajaan  Sriwijaya  pernah  menjadi  salah  satu  pusat  pengembangan 

agama Buddha di Asia Tenggara.  Ini disaksikan oleh pendeta Buddha 

yang pertama dari Tiongkok berkunjung ke Nusantara Fa Xian, mampir 

di  Jawa  selama  lima bulan dalam perjalanannya menuju  India.  Ia  juga 

menemukan Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat. 

Pendeta  Buddha  kedua mengunjungi Nusantara  adalah  Yi  Jing 

(635‐712),50  yang dalam literatur Inggris biasa ditulis I Tsing, atau I Ching 

dari dinasti Tang yang aslinya bernama Zhang Wenming. 

Pada  bulan  November  tahun  671,  Yi  Jing  berlayar  dari 

Guangzhou menuju  India, mampir di Pulau Sumatra  (kala  itu disebut 

Swarnabhumi)  yang  merupakan  bagian  dari  Kerajaan  Sriwijaya.  Ia 

menemukan  bahwa  Buddhisme  diterima  secara  luas  oleh  rakyat,  dan 

ibu  kota  Sriwijaya  (sekarang  Palembang)  merupakan  pusat  penting 

untuk  pembelajaran  Buddhisme  (kala  itu  Buddha  Vajrayana).  Yi  Jing 

belajar  di  Sriwijaya  selama  beberapa  waktu  sebelum  melanjutkan 

perjalanan  ke  India.  Yi  Jing menjadi  pendeta  pada  usia  14  tahun.  Ia 

adalah  pengagum  pendeta‐pendeta  Fa  Xian  dan  Xuan  Zang.  Karena 

bermaksud belajar di Universitas Nalanda di Bihar,  India, dengan naik 

kapal Persia, Yi Jing berlayar dari Guangzhou selama 22 hari, sampai di 

Palembang,  Sriwijaya.  Tinggal  di  sana  selama  enam  bulan,  belajar 

bahasa  Sanskrit  dan  bahasa Melayu.  Bepergian  ke  Kedah,  sampai  di 

sebuah  kerajaan  di  Barat  Shu. Menurut  catatannya,  “Orang  Kunlun”, 

maksudnya  Melayu,  tak  bersepatu  dan  pakai  sarung.  Ia  terus  ke 

Nalanda,  India,  tinggal di  sana  11  tahun. Yi  Jing, yang berkunjung ke 

50 Yi Jing (635—713 M) adalah salah satu di antara tiga peziarah utama dari Tiongkok, selain dua pendahulunya, Fa Xian dan Xuan Zang. Sejak berusia 18 tahun mempunyai impian untuk pergi ke India yang merupakan pusat pembelajaran pada masa itu. Keinginannya terwujud ketika berusia 37 tahun. Selama lebih kurang 25 tahun, Yi Jing berada di luar negeri. Di antara tempat utama kunjungan adalah Foshi/Shili Foshi dan Moluoyou (Melayu) di mana ia menetap sekitar 10 tahun, begitu juga di Nalanda (India) sekitar 10 tahun. Lihat karya Yi Jing berjudul A Record of the Buddhist Religion as Practiced in India and the Malay Archipelago (A.D.671—695), dapat diakses di https://archive.org/stream/recordofbuddhist00ichi/ recordofbuddhist00ichi_djvu.txt

Page 115: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 67

Nusantara antara  tahun 688—695 menulis bahwa ada  sebuah kerajaan 

yang  dikenal  dengan  Mo‐Lo‐Yu  (Melayu),  yang  berjarak  15  hari 

pelayaran  dari  Sriwijaya.  Dari  Ka‐Cha  (Kedah),  jaraknya  15  hari 

pelayaran. Menurut catatan Yi Jing, kerajaan tersebut merupakan negara 

yang merdeka dan akhirnya ditaklukkan oleh Sriwijaya. 

Yi Jing memaparkan berbagai mazhab Buddha di India. Di Barat 

India  ada  mazhab  Mahasamghika  Nikoya,  Sthavira  Nikoya, 

Mulasarvastivadca Nikoya, dan Sammitiya Nikoya. Keempat mazhab ini 

tergabung  dalam  dua mazhab Mahayana  atau mazhab Hinayana. Yi  Jing 

memuji  tingginya  taraf  pengetahuan  Buddhisme  di  Sriwijaya.  Ia 

menasihatkan agar pendeta Tiongkok yang akan belajar ke Nalanda di 

India  supaya  terlebih dahulu  belajar di  Sriwijaya. Kesempatan Yi  Jing 

mengunjungi  Sriwijaya  memberi  syarat  untuk  berkenalan  dengan 

mereka yang berdatangan dari negeri‐negeri tetangga. Ia menulis bahwa 

di timur kota tempatnya belajar, Bhoga, terdapat Kerajaan Jawa, Holing. 

Dicatatnya bahwa Buddhisme berkembang di seluruh pulau‐pulau Asia 

Tenggara dan banyak  raja atau penguasa pulau di Laut Selatan adalah 

penganut  agama  Buddha.  Menurut  Yi  Jing,  di  India  Utara  kaum 

Buddhis adalah penganut mazhab Mahayana 

Dari Nalanda, di tahun 687 Yi Jing kembali ke Tiongkok, mampir 

lagi  di  Sriwijaya,  tinggal  di  Palembang  selama  dua  tahun, 

menerjemahkan  karya‐karya  asli  agama  Buddha  dari  bahasa  Sanskrit. 

Tahun 695,  ia menyelesaikan  terjemahan  lengkap  sebanyak 400  tulisan 

tentang  Buddhisme,  dibawa  pulang  ke  Luo  Yang.  Ia  mendapat 

sambutan  kehormatan  dari  Ratu Wu  Zetian.  Dua  catatan  perjalanan 

karya besar Yi  Jing berjudul:  1. Catatan Tentang Buddhisme  di Samudera 

Selatan,  dan  2.  Catatan  Perjalanan  Pendeta  Buddha  dari  Dinasti  Tang, 

memaparkan  perjalanannya  ke  Sriwijaya  dan  India.  Perjalanannya 

berlangsung selama dua puluh lima tahun. Ia sudah menerjemahkan 60 

buku  agama  Buddha  ke  dalam  bahasa  Tionghoa,  termasuk: 

Saravanabhava Vinaya; Avadana,  yaitu Kisah‐Kisah  Perbuatan  Besar  dalam 

tahun 710 dan Suvarnaprabhascottamaraja—Sutra, Kitab  tentang Raja yang 

Paling Terhormat dalam tahun 703. 

Kunjungan  pendeta‐pendeta  Fa  Xian  dan  Yi  Jing  ke  Sriwijaya 

membuahkan  persahabatan  dan  penyebaran  agama  Buddha.  Inilah 

kenyataan  sejarah  manifestasi  hubungan  baik  dan  bersahabat  kedua 

negeri  dan  rakyat.  Tidak  sejengkal  pun  tanah  yang  direbut  dan 

Page 116: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

68 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

dikuasainya. Fa Xian dan Yi Jing telah berjasa besar menjalin hubungan 

Nusantara dan Tiongkok. Catatan perjalanan Fa Xian dan Yi  Jing  telah 

membakukan Sriwijaya dalam sejarah, memperkenalkan Nusantara ke dunia 

luar. 

Tahun 1293 Kubilai Khan, Kaisar Mongol, cucu dari Jengis Khan, 

pendiri  dinasti  Yuan, menyerang  untuk menguasai  Jawa.  Pasukannya 

dipimpin oleh Ike Mese. Mereka dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk 

mengalahkan  Jayakatwang  di  Kerajaan  Kediri.  Setelah  Kediri  runtuh, 

Raden Wijaya dengan siasat cerdik bisa mengusir tentara Mongol keluar 

dari  Jawa.  Raden  Wijaya  kemudian  mendirikan  Kerajaan  Majapahit 

sebagai kelanjutan Singhasari dan menyatakan dirinya sebagai anggota 

Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok. 

Berbagai  invasi ke negeri‐negeri Asia Timur dan Asia Tenggara 

dilancarkan  oleh  Kubilai  Khan  untuk  memperluas  kekuasaan, 

melancarkan perdagangan, dan menuntut upeti dari negara‐negara lain 

Asia. Kekaisaran Dinasti Yuan mencapai batas terluasnya saat di bawah 

kekuasaan  Kubilai  Khan,  dengan  penaklukan  tuntasnya  atas  dinasti 

Sung pada tahun 1279. 

Usaha  Kubilai  Khan menguasai  Kerajaan  Singhasari mendapat 

perlawanan. Duta besar yang ditugaskan menuntut upeti dipermalukan. 

Mukanya dilukai dan disuruh pulang. Pada akhir tahun 1292, angkatan 

perang  Mongol  mulai  dikirim  ke  Jawa  karena  duta  besarnya 

dipermalukan  oleh  Kerajaan  Singhasari  di  bawah  Raja  Kertanegara. 

Pada  tahun 1293, angkatan perang  tersebut mendarat di Rembang dan 

mulai  melaju  ke  arah  timur.  Pada  saat  mereka  tiba,  Jawa  sedang 

mengalami  kehancuran  yang  diakibatkan  oleh  perang.  Kerajaan 

Singhasari  sendiri  sudah  jauh  hari  dihancurkan  oleh Kerajaan Kediri. 

Pasukan Mongol  itu  disiasati  oleh  Raden Wijaya  agar membantunya 

memberontak  melawan  Jayakatwang,  Kerajaan  Kediri.  Jayakatwang 

akhirnya tertangkap dan Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang diberi 

nama  Majapahit.  Pasukan  Mongol  kemudian  diserang  oleh  Raden 

Wijaya dan diusir dari  Jawa. Panglima Mongol,  Ike Mese, yang  sudah 

kehilangan  sedikitnya  3000  tentara dan  tidak  tahan menghadapi  iklim 

tropis yang lembab dan panas itu memutuskan untuk berlayar kembali 

ke Mongolia dengan berbekal emas, budak, dan hasil rampasan perang 

lainnya  dari  Jawa.  Kekuasaan  Kubilai  Khan  adalah  bersifat  angkara 

murka.  Masuknya  ke  Nusantara  tidaklah  bersifat  bersahabat,  maka 

Page 117: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 69

mendapat perlawanan yang menyebabkannya terusir. 

Sekitar  satu  abad  sebelum  pelaut‐pelaut  terkemuka  dari  Italia 

Christopher  Columbus  (1451—1506),  dari  Portugis  tahun  1488 

Bartholomeuz  Diaz  dan  Vasco  da  Gama  (1460—1524)  berlayar 

meninggalkan  Eropa,  melewati  ujung  Afrika  Selatan,  sampai 

menemukan benua Amerika; Laksamana Zheng He (1371–1433),51  yang 

dalam  literatur  Inggris  biasa  ditulis  Cheng Ho  untuk  pertama  kalinya 

sudah  mengarungi  Samudera  Hindia  sampai  ke  Afrika  Timur  atas 

perintah Kaisar Yong Le, dinasti Ming. Bahwa mendahului pelaut Eropa, 

Tiongkok pada abad ke‐15  telah memiliki pengetahuan pelayaran yang 

maju.  Menguasai  teknologi  perkapalan  hingga  mampu  membangun 

armada yang kuat dan perkasa. 

Kunjungan  Laksamana  Zheng  He  semenjak  tahun  1405 

merupakan  peristiwa  bersejarah  dalam  hubungan  Tiongkok  dan 

Nusantara, serta pengembangan pengaruh Islam. Tujuh kali kunjungan 

selama tahun 1405—1435 merupakan peristiwa yang menjalin hubungan 

dan  kerja  sama  kalangan  Islam  Tiongkok  dan  Indonesia.  Laksamana 

Zheng  He  berkunjung  tahun  1405  membawa  Islam  dan  laki‐laki 

Tionghoa  yang  membaur  dengan  penduduk  setempat.  Berasal  dari 

keluarga Islam bangsa Hui, Zheng He adalah seorang pelaut, diplomat, 

laksamana angkatan laut pada awal dinasti Ming. Zheng He memimpin 

pelayaran ekspedisi ke Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan 

Afrika Timur dari tahun 1405 sampai 1433. 

Sebagai  peringatan  atas  kunjungan  Zheng  He,  di  Semarang 

terdapat gedung yang terkenal dengan nama Sam Po Kong, yang berarti 

Istana  San  Po,  Kuil  San  Po.  Tahun  1404  Kaisar  Yong  Le 

menganugerahinya  nama  marga  “Zheng”  atas  jasanya  membela 

Bendungan Zhenglunba dalam pertempuran  tahun  1399 di Beijing dan 

mengangkatnya  jadi Kepala  Pejabat‐Pejabat  Istana.  Tahun  1430,  kaisar 

baru Xuan De mengangkat Zheng He memimpin ekspedisi laut ketujuh 

ke Samudera Barat (Samudera India). Tahun 1431 Zheng He dianugerahi 

pangkat  “San Bao Taijian”. Dalam  setiap  ekspedisi mulai dari pertama 

sampai  ketujuh,  Zheng  He  mengunjungi  Jawa  dan  Sumatra.  Ini 

berlangsung pada tahun‐tahun 1405 sampai 1433. Pada kesempatan ini, 

51 Nama asli Zheng He adalah Ma San Bao atau 三寶 artinya “Tiga Anugerah”, 三宝, artinya "Tiga Permata", “Tri Ratna” dalam ungkapan Buddha atau 三保, artinya "Tiga Perlindungan", diucapkan sān bǎo.

Page 118: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

70 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Zheng  He  telah  mengunjungi  negeri  dan  kota‐kota  Champa,  Jawa, 

Palembang, Malaka, Aru,  Samudera,  Lambri, Ceylon, Qiulon, Kollam, 

Cochin, Calicut, Siam, Kayal, Coimbatore, Puttanpur, Kelantan, Pahang, 

Hormuz, Maldive, Mogadishu, Barawa, Malindi, Aden, Muscat, Dhofar, 

Bengal, Sharwayn, Djofar. 

Pada  tahun  1416,  Laksamana  Zheng  He  dari  dinasti  Ming 

melakukan  ekspedisi  ke‐5  menuju  Nusantara.  Dalam  rombongannya 

terdapat  Syekh Hasanuddin  atau  yang  dikenal  dengan  nama  sebagai 

Syekh Qura yang berasal dari Champa. Saat armada Zheng He singgah 

di  Karawang,  Syekh  Hasanuddin  beserta  pengikutnya  turun  dan 

bermukim  di  Tanjungpura.  Atas  izin  Prabu  Niskala Wastu  Kancana, 

Syekh  Hasanuddin  mendirikan  pesantren  bernama  Pondok  Qura  di 

Tanjungpura  yang  merupakan  pesantren  tertua  di  Jawa  Barat.  Ia 

kemudian menjadi guru dari Nyi Mas  Subang Larang,  salah  satu  istri 

dari Prabu Sri Baduga Maharaja52  yang menganut Islam. 

Salah  seorang  nenek  moyang  Zheng  He  adalah  Zaidinsyah 

Shamsuddin,  seorang  putra  raja  Xian  Yang  dari  Provinsi  Yunnan  di 

masa dinasti Yuan. Kakek Zheng He adalah Haji Charamedin, bapaknya 

adalah Haji Myrikyn. Maka Zheng He mempunyai latar belakang Islam 

yang kuat.   

Ekspedisi pelayaran Zheng He  adalah untuk penyebaran  Islam, 

perdamaian, dan persahabatan. Zheng He mengomandoi armada yang 

besar,  perkasa,  mampu  mengalahkan  bajak  laut,  menangkap 

pimpinannya dan membawa kembali ke Tiongkok. Walaupun Zeng He 

mengomandoi  armada  besar  lagi  perkasa, mengarungi  samudera  luas 

dan mengunjungi  berbagai  negeri Asia  Selatan  sampai Afrika  Timur, 

tidak  sejengkal  pun  daerah  negeri  lain  yang  didudukinya,  tidak  satu 

pun  benteng  didirikannya  di  negeri  asing.  Penghargaan  persahabatan 

dari negeri‐negeri yang dikunjungi Zheng He ditunjukkan oleh berbagai 

peninggalan  sejarah.  Salah  satu  di  antaranya  adalah  di  Semarang, 

dibangun  Kuil  Sam  Po  Kong,  peringatan  bersejarah  atas  kunjungan 

52 Masyarakat Sunda lebih mengenalnya dengan nama Prabu Siliwangi (nama lainnya adalah Pangeran Pamanah Rasa) yang memerintah Kerajaan Sunda dan Galuh selama 39 tahun (1482—1521 M). Dalam kitab Suwasit yang ditulis dalam bahasa Sunda kuno diceritakan bahwa Prabu Siliwangi berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di tanah Sunda. Pada masa kepemimpinannyalah Pakuan mengalami kejayaan. Dari hasil perkawinanan dengan Nyi Mas Subang Larang, lahirlah Kian Santang dan Rara Santang, ibunda dari Sunan Gunung Jati.

Page 119: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 71

Zheng He. 

Selama 28  tahun, dari  tahun 1405 sampai 1433, Zheng He sudah 

melangsungkan  tujuh  kali  pelayaran.  Tiap  pelayaran  ia  memimpin 

armada meliputi  sekitar  200  kapal.  Yang  terbesar  kapal  yang mampu 

membawa 1000 awak kapal, ditambah 1.000 ton muatan, panjangnya 150 

meter  dan  lebar  60  meter.  Kapal  yang  digerakkan  dengan  kekuatan 

angin atas 12  layar dengan  sembilan  tiang. Zheng He  telah mampir di 

banyak  negeri  Asia  dan  Afrika,  termasuk  Brunei,  Malaka,  Jawa 

(Semarang  dan  Surabaya),  Palembang,  Aceh,  Pontianak,  Sri  Langka, 

serta Jeddah dan Mekah. 

Dalam  perjalanan  ini,  Zheng  He  didampingi  sejumlah  pejabat 

beragama  Islam. Ketika singgah di Semarang dan Surabaya, Zheng He 

sudah menemui penduduk beragama  Islam, orang Tionghoa penganut 

Islam  yang  sudah  membangun  masjid‐masjid.  Mereka  menyebarkan 

Islam mazhab Hanafi dalam bahasa Tionghoa. 

Hubungan  Nusantara  dan  Tiongkok  telah  berlangsung  selama 

berabad‐abad. Tercatat para pendeta Buddha yaitu Fa Xian dan Yi  Jing 

berjasa menyebarkan agama Buddha. Di samping itu, Laksamana Zheng 

He  mengembangkan  agama  Islam.  Sejarah  menunjukkan  bahwa 

hubungan ini adalah hubungan persahabatan yang memainkan peranan 

penting bagi peradaban. 

Salah satu pernyataan hormat dan penghargaan pada Zheng He 

ditunjukkan oleh Klenteng Sam Po Kong yang  terletak di dalam  sebuah 

gua di peluaran kota Semarang dengan nama ‘rumah batu’ atau ‘Gua Sam 

Po Kong’,  dikelilingi  gunung  dan  di  sekitarnya  penuh  dengan  pohon‐

pohon  besar  yang  rimbun  dan  rindang.  Setelah  memasuki  gua  dan 

mendekati Klenteng Sam Po Kong, yang  tampak pertama adalah sebuah 

gapura  lengkung  yang  besar  dan  megah,  di  kiri‐kanan  atap  gapura 

terdapat  dua  ekor  naga melingkar  pada  cucuran  atap,  dengan mulut 

ternganga  memperebutkan  sebuah  bola  mutiara  mengilau, 

menunjukkan  gaya  “dua  naga  bermain  mutiara”.  Di  depan  pintu 

mendekam  sepasang  singa  batu,  dan  di  belakangnya masing‐masing 

berdiri gagah patung batu seorang jenderal penjaga pintu. Seluruh pintu 

kelenteng  dilengkapi  dengan  atap  cucuran melengkung  ke  atas,  tiang 

dan  kasau  dirias  dengan  ukiran  dan  lukisan  sepenuhnya  bercorak 

bangunan  tradisional Tionghoa. Pada kedua  sisi pintu gerbang  tertulis 

sepasang  sajak  kuplet  antitesis  yang  berbunyi  “Tokoh  Yunnan  dinasti 

Page 120: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

72 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Ming meninggalkan  nama  dalam  sejarah  dunia,  air  sumur  dan  gua  gunung 

mengenang  kepergiannya.”  Kalimat  melintang  berbunyi:  “Kebajikan 

menenteramkan dan kewibawaan meyakinkan.”53 

Klenteng  Sam  Po  Kong  berhubungan  erat  dengan  sejarah mulia 

orang  Tionghoa  yang  telah  bekerja  sama  bahu‐membahu  dengan 

penduduk  pribumi  Indonesia,  dengan  susah‐payah membangun  kota 

Semarang  selama  Zheng  He  mengunjungi  Jawa.  Ia  juga  merupakan 

sebuah  contoh  dan  bukti  hidup  tentang  sumbangan  positif  orang 

Tionghoa untuk pembangunan Indonesia.54 

Pendatang Tionghoa masuk Nusantara menjadi penduduk tetap, 

membaur  dan  bersatu  padu  dengan  penduduk  asli  tanpa membuang 

budaya  asli  mereka,  tetapi  tidak menduduki  kekuasaan  politik  yang 

menguasai hidup kenegaraan. Lewat pembauran dengan penduduk asli, 

lahirlah peranakan Tionghoa. 

Pada  tahun  1596,  empat kapal  ekspedisi Belanda dipimpin oleh 

Cornelis  de  Houtman  berlayar  menuju  Indonesia.  Ini  adalah  kontak 

pertama  Nusantara  dengan  Belanda.  Ekspedisi  ini  mencapai  Banten, 

pelabuhan  lada  utama  di  Jawa  Barat.  Di  sini  mereka  terlibat  dalam 

perseteruan  dengan  orang  Portugis  dan  penduduk  lokal.  Houtman 

berlayar  lagi ke arah  timur melalui pantai utara  Jawa, sempat diserang 

oleh  penduduk  lokal  di  Sedayu,  yang  berakibat  kehilangan  12  orang 

awak dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura yang 

menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan 

separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk 

kembali ke Belanda, namun rempah‐rempah yang dibawa cukup untuk 

menghasilkan keuntungan. 

Pada tanggal 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan 

Verenigde  Oost‐Indische  Compagnie—VOC  (Perkumpulan  Dagang  India 

Timur). Pada masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara‐negara 

Eropa,  yaitu  Portugis,  Spanyol  kemudian  juga  Inggris,  Perancis,  dan 

Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. 

Untuk menghadapi masalah  ini,  oleh  Staaten Generaal  (pemerintah)  di 

Belanda,  VOC  diberi  wewenang  memiliki  tentara  yang  harus  mereka 

biayai  sendiri.  Selain  itu,  VOC  juga  mempunyai  hak,  atas  nama 

53 Prof. Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia, PT Bhuana Ilmu Populer, Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005, h.92. 54 Ibid., h.112.

Page 121: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 73

Pemerintah Belanda—yang waktu itu masih berbentuk republik—untuk 

membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu 

negara.  Wewenang  ini  mengakibatkan  bahwa  suatu  perkumpulan 

dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara. 

Dari  berdagang,  VOC  berubah  menjadi  penguasa  kolonial 

Belanda  di  Indonesia.  Berakar  pada  rasialisme  dan  diskriminasi  sosial, 

pihak kolonial Belanda menjalankan kebijakan memecah‐belah, dengan 

membagi‐bagi  penduduk  menjadi  tiga  golongan:  golongan  pertama 

adalah  orang  Eropa,  golongan  kedua  adalah  orang  asing  Timur 

termasuk  orang  Tionghoa,  dan  golongan  terendah  adalah  orang 

pribumi.  Dari  zaman  Jan  Pieterszoon  Coen  (1587—1629),  VOC 

membentuk  satu minoritas yang  terdiri dari orang‐orang Tionghoa dan 

Peranakan  Tionghoa.  Sejumlah  orang  Tionghoa  yang  membantu 

kolonialisme  Belanda  mendapat  kedudukan  khusus.  Mereka  diberi 

kedudukan  dengan  menyandang  pangkat  letnan,  kapten,  dan  mayor. 

Mereka mendapat berbagai fasilitas dalam berdagang seperti mendapat 

pinjaman  tanpa  bunga,  kebebasan  pajak,  dan  sebagainya.  Kekuasaan 

kolonial Belanda berusaha menggunakan peranakan Tionghoa sebagai alat 

untuk  memperkuat  kekuasaan  kolonialnya.  Belanda  menempuh  cara 

memberi  kedudukan  istimewa  bagi  unsur‐unsur  peranakan  Tionghoa 

sebagai  orang  asing  Timur  yang  disebut  “Oostersche  vreemdelingen”. 

Belanda membatasi kebebasan bergerak para pendatang dari Tiongkok, 

mereka ditempatkan di daerah‐daerah khusus bernama Chinesche Kamp, 

Kampung Tionghoa, Pecinan.   

Walaupun  diasingkan  oleh  kekuasaan  kolonial  Belanda,  jumlah 

terbesar para pendatang dari Tiongkok itu membaur dalam masyarakat 

Indonesia.  Pada  pokoknya,  mereka  adalah  kaum  pekerja.  Mulai  dari 

buruh  tambang,  kaum  tani  yang  mampu  bercocok‐tanam,  para  ahli 

kerajinan  tangan,  pedagang,  tukang  kayu,  pengrajin  kerajinan  tangan 

mengolah perak, tukang gunting rambut, pewarung makanan, dan lain‐

lain keahlian. Penduduk asli Nusantara dapat pelajaran dari pendatang 

ini dalam banyak hal,  terutama dalam menghasilkan kebutuhan hidup 

sehari‐hari.  Menghasilkan  gula  dari  tebu  atau  aren,  bercocok‐tanam 

berbagai  macam  sayur,  memelihara  ternak,  menghasilkan  barang 

porselen,  berdagang,  dan  lain‐lain.  Pengaruh  penduduk  Tionghoa 

menjadi  saingan  bagi  kekuasaan  kolonial  Belanda.  Maka  dilakukan 

pembatasan‐pembatasan. Karena itu lahirlah kalangan minoritas berupa 

Page 122: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

74 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

keturunan Tionghoa. Dari sini muncul pandangan tentang penduduk asli 

dan  tidak  asli.  Ini  berkembang  jadi  rasialisme  yang  dianut  sementara 

politikus  Indonesia.  Maka  dalam  Undang‐Undang  Dasar  RI  1945, 

terdapat rumusan: “Presiden ialah orang Indonesia asli.”55 

Dari  sini muncul politik diskriminasi  rasial,  rasialisme. Kekuasaan 

kolonial yang  rasialis  secara  sadar berusaha membatasi dan melenyapkan 

pengaruh Tiongkok dari Indonesia. Ini dilanjutkan dan dipraktekkan rezim 

orde  baru  Soeharto.  Rezim  fasis  ini menggunakan  istilah  Cina  untuk 

menggantikan Tiongkok dan Tionghoa. Perbuatan  ini dituangkan dalam 

keputusan  Seminar  ke‐2 Angkatan Darat  di  Bandung  25—31 Agustus 

1966  yang  memutuskan  sebutan  “Republik  Rakyat  Tjina”  untuk 

menggantikan  sebutan  “Republik  Rakjat  Tiongkok”,  dan  “warga  Tjina” 

menggantikan “warga Tionghoa”. Istilah “Tjina” adalah untuk menghina 

rakyat  Tiongkok.  Bahkan  semua  berbau  budaya  Tiongkok  dilarang  di 

bawah  kekuasaan  rezim  orba  Soeharto.  Mulai  dari  melarang 

penggunaan huruf Hanzi, melarang peringatan Hari Raya  Imlek, sampai 

melarang  penerbitan  berbahasa  Tionghoa  dan  sekolah‐sekolah 

Tionghoa.  Digalakkan  usaha  mengganti  nama‐nama  pribadi  menjadi 

nama‐nama Indonesia. 

Ini  semua  hakikatnya  adalah  eliminasi,  pelenyapan  pengaruh 

Tiongkok  di  Indonesia.  Dari  pengertian  adanya  golongan  minoritas 

Tionghoa, timbullah masalah asli dan tidak asli. Sesungguhnya ini adalah 

suatu  bentuk  diskriminasi  terhadap  segolongan  warga  negara  yang 

mengabdi  pada  kepentingan  ekonomi  kalangan  tertentu. Kementerian 

Ekonomi dari  tahun  1950  sampai  1953 dipimpin  oleh Hatta, Djuanda, 

Sjafroeddin  Prawiranegara,  dan  Sumitro Djojohadikusumo. Walaupun 

mereka  tidak  menghapus  program  politik  “asli”,  mereka  tetap 

membantah  adanya  diskriminasi  sosial.  Untuk  melenyapkan  segala 

yang  bersifat  Tionghoa,  kalangan  penguasa  Indonesia  di  zaman  rezim 

orba  menampilkan  gagasan  asimilasi  bagi  warga  turunan  Tionghoa. 

Melenyapkan segala sesuatu yang bersifat Tionghoa dalam masyarakat 

Indonesia  adalah  tidak  mungkin.  Ini  berarti  mengebiri  sejarah. 

Kenyataan  dalam  sejarah  Indonesia  tidak  mungkin  dipalsukan. 

Tiongkok berpengaruh, mempunyai peranan penting dalam kelahiran, 

perkembangan bangsa dan budaya Indonesia. 

55 Muhammad Yamin, op.cit., h.190.

Page 123: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 75

Menurut Babad Tanah Jawi, Majapahit dikalahkan oleh Kesultanan 

Demak  pada  tahun  1527.  Pendiri  Kesultanan  Demak,  Raden  Patah, 

adalah putra Raja Majapahit terakhir, Brawijaya V, dengan selir turunan 

Tionghoa. Di antara Walisongo yang berjasa dalam menyebarkan Islam di 

Jawa  ada  yang  berasal  dari  turunan  Tionghoa.  Kunjungan  pertama 

Laksamana  Zheng  He  yang  Islam  (1405—1407)  membawa  Islam  ke 

Indonesia. Ada Walisongo yang  lahir dari  ibu Tionghoa, seperti Sunan 

Ampel (1401—1481) yang bernama asli Bong Swi Ho, adalah guru dari 

Raden Patah; Sunan Bonang, putra Sunan Ampel bernama Bong An; dan 

Sunan Kalijaga bernama Gam Si Cang.   

Gus Dur  secara  terbuka pernah menyatakan bahwa  ia memiliki 

darah  Tionghoa.  Abdurrahman  Wahid  mengaku  bahwa  ia  adalah 

keturunan dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara 

kandung Raden Patah  (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak. Tan 

A Lok dan Tan Eng Hwa  ini merupakan anak dari Putri Campa, putri 

Tiongkok  yang  merupakan  selir  Raden  Brawijaya  V.  Tan  Kim  Han 

sendiri  kemudian  berdasarkan  penelitian  seorang  peneliti  Perancis, 

Louis‐Charles Damais, diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al‐

Shini yang diketemukan makamnya di Trowulan. 

Perdagangan  yang  dilakukan  oleh  orang  Tionghoa  sudah 

berlangsung di  Indonesia sejak abad ke‐7. Kedatangan orang Tionghoa 

dalam  gelombang  besar  dimulai  sejak  abad  ke‐15.  Pada waktu  orang 

Belanda  mendarat  di  Indonesia  pada  awal  abad  ke‐17,  pedagang 

Tionghoa dalam  jumlah yang cukup besar telah beroperasi di kota‐kota 

Pulau Jawa. Pada umumnya mereka berasal dari golongan Hokkian. 

Pada abad ke‐17, VOC juga mendatangkan pekerja dari Tiongkok 

untuk  keperluan  pertambangan.  Ketidakadilan  terhadap  kaum  buruh 

menimbulkan  perlawanan  terhadap  penguasa  kolonial  Belanda. 

Pemberontakan  terhadap  VOC  menyebabkan  VOC  membunuh  7.500 

orang Tionghoa tahun 1740. Peristiwa ini terkenal dengan Angke Merah, 

Sungai Angke di Jakarta berlumuran darah. 

Di  pertengahan  abad  ke‐19,  perpindahan  orang  Tionghoa  ke 

Hindia‐Belanda  meningkat  dengan  hebat.  Mereka  pada  umumnya 

berasal  dari  Tiongkok  Selatan  dan  meninggalkan  daerahnya  karena 

keadaan  ekonomi  yang  parah  dan  kekacauan  yang  disebabkan  oleh 

pemberontakan Tai Ping. Mereka juga tertarik untuk ke Hindia‐Belanda 

karena perkembangan  ekonomi di  sana,  apalagi  setelah  tahun  1870 di 

Page 124: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

76 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

mana investasi Belanda dalam bidang perkebunan dan pertambangan di 

Sumatra dan Kalimantan melonjak dengan cepat. Pendatang baru pada 

akhir  abad ke‐19  ini umumnya berasal dari kelompok Hakka dan Teo 

Chiu.56 

Berkembangnya nasionalisme Tionghoa akibat pengaruh revolusi 

di  Tiongkok  di  bawah  pimpinan  Dr.  Sun  Yat  Sen  mendorong 

terbentuknya  organisasi  Tiong  Hoa  Hwee  Koan  (THHK),  Persatuan 

Tionghoa  pada  tahun  1900.  THHK  telah membuka  kemungkinan  bagi 

para penduduk Tionghoa dari  berbagai macam  aliran, Hokkian, Hakka, 

dan  Teo  Chiu,  untuk  saling  berkomunikasi.  THHK  didirikan  untuk 

membangkitkan rasa ke‐Tionghoa‐an melalui norma‐norma ajaran Kong 

Hucu. Para  pemimpinnya  yang  sebagian  besar  adalah  para  peranakan 

yang  berpendidikan  juga  membuka  sekolah‐sekolah  Tionghoa  yang 

menggunakan bahasa Kuo Yu  (Mandarin). Nasionalisme Tionghoa  juga 

terwujud melalui  terbentuknya  Tiong  Hoa  Siang  Hwee  (Kamar  Dagang 

Tionghoa) pada tahun 1906, dan Soe Poe Sia (Klub Pembaca Tionghoa) pada 

tahun  1909.  Soe  Poe  Sia  sangat  aktif  dalam  menerbitkan  dan 

menyebarkan bahan‐bahan bacaan tentang nasionalisme Tionghoa. 

Organisasi  kemasyarakatan  ini  disusul  dengan  munculnya 

beberapa penerbitan  surat kabar baru dalam bahasa Tionghoa‐Melayu 

yang ditujukan untuk penduduk Tionghoa pada  tahun 1909 dan 1910. 

Di Batavia terbit Hoak Tok Po dan Sin Po. Di Semarang terbit Djawa Kong 

Po. Di Deli‐Sumatra terbit Han Boen Sin Po. Pewarta Soerabaja terbit tahun 

1902 di bawah pimpinan The Ping Oen.   

Adalah  para  pendatang  dari  Tiongkok  yang  memulai 

membangun  organisasi  kemasyarakatan  modern  pada  awal  abad  ke‐20. 

Tahun 1909 di Buitenzorg  (Bogor), Sarekat Dagang  Islamiyah didirikan 

oleh R.A. Tirto Adisuryo mengikuti model Siang Hwee (kamar dagang 

orang  Tionghoa)  yang  dibentuk  tahun  1906  di  Batavia.  Bahkan 

pembentukan Sarekat Islam (SI) di Surakarta tidak terlepas dari pengaruh 

asosiasi  yang  lebih dulu dibuat  oleh warga Tionghoa. Pendiri  SI, Haji 

Samanhudi,  pada  mulanya  adalah  anggota  Kong  Sing,  organisasi 

paguyuban  tolong‐menolong orang Tionghoa di Surakarta. Samanhudi 

juga  kemudian membentuk  Rekso  Rumekso  yaitu  Kong  Sing‐nya  orang 

Jawa. 

56 Siauw Tiong Djin, op.cit., h.11—12.

Page 125: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 77

Pada  awal  abad  ke‐20,  sekitar  tahun  dua  puluhan, masyarakat 

peranakan Tionghoa  terbagi atas  tiga aliran. Pertama, para pendukung 

Harian Sin Po menganut pandangan mendukung nasionalisme Tionghoa. 

Kedua, tahun 1927 berdiri Chung Hua Hui yang berfungsi sebagai partai 

politik  yang  berkiblat  ke  Belanda  dan  tokoh‐tokohnya  segera  menjadi 

anggota  Volksraad  (Dewan  Rakyat)  yang  dibentuk  pemerintah  kolonial 

Belanda  sebagai  wakil‐wakil  Tionghoa.  Tokoh‐tokohnya  adalah:  Kan 

Hok Hoei, ketua partai Chung Hua Hui  (Persatuan Tionghoa). Politiknya 

adalah mendukung pemerintah kolonial Belanda. Ketiga, muncul aliran 

baru. Tahun 1932,  tokohnya Liem Koen Hian mendirikan partai politik 

bernama Partai Tionghoa  Indonesia  (PTI) dan memimpin surat kabar Sin 

Tit  Po.  PTI  bertujuan  mendirikan  negara  Indonesia.  Partai  ini 

menumbuhkan  patriotisme,  mendorong  orang  Tionghoa  terutama 

peranakannya  untuk menganggap  Indonesia  sebagai  tanah  airnya.  Tokoh‐

tokoh pimpinan partai  ini adalah Liem Koen Hian, Tan Ling Djie, Tjoa 

Sik  Ien, Siauw Giok Tjhan, dan The Boen Liang. Semenjak  tahun 30‐an 

sejumlah  tokoh  Huakiao  telah  memainkan  peranan  penting  dalam 

pergerakan nasional Indonesia. 

Juga  dalam  usaha  penerbitan  yang  mengembangkan  bahasa 

Melayu menjadi bahasa Indonesia. Sejumlah tokoh Hua Kiao memainkan 

peranan  aktif dalam mengembangkan bahasa dan  sastra Melayu yang 

memajukan  bahasa  Indonesia.  Dalam  perbendaharaan  kata‐kata 

Indonesia  terdapat  tidak  kurang  dari  seribu  empat  ratus  kata  yang 

berasal dari bahasa Tionghoa. Yang paling menonjol menjadi kata‐kata 

sehari‐hari adalah tahu, tauco, tauge, teko teh, suun, swikee, sekoteng, kucai. 

Istilah yang berasal dari bahasa Tionghoa ini menunjukkan bahwa jenis 

makanan  dan  alat  ini  menjadi  populer  di  Indonesia  berkat  ajaran 

pendatang peranakan Tionghoa. 

Selama akhir abad ke‐19 dan awal abad ke‐20 koran‐koran orang 

Tionghoa dalam bahasa Melayu berrmunculan sebagai  jamur di musim 

hujan. Antara  lain  terdapat  Tamboer Melajoe  (1885,  Semarang),  Bintang 

Semarang  (1885,  Semarang),  Warna  Warta  (1902,  Semarang),  Pewarta 

Soerabaja (1902, Surabaya), Chabar Perniagaan (1903, Batavia), Ik Po (1904, 

Solo),  Djawa  Tengah  (1909,  Semarang),  Sin  Po  (1910,  Batavia),  Tjahaja 

Timoer  (1914  Surabaya),  Tjhoen  Tjhioe  (Semi  Rontok,  1914  Surabaya), 

Tjahaja  Soematera  (1918,  Padang),  Kong  Po  (1921,  Batavia),  Asia  (1921, 

Semarang), Bin Seng (1922, Batavia), Hoa Po (1922, Semarang), Nan Yang 

Page 126: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

78 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

(1922, Medan), Pelita (1923, Surabaya), Keng Po (1923, Batavia), Sin Jit Po 

(1924,  Surabaya),  Sin  Bin  (1925,  Bandung),  Soeara  Oemoem  (1925, 

Surabaya) yang diubah menjadi Sin Tik Po (1929), dan sebagainya.57 

Pada  1920‐an  itu  harian  Sin  Po  memelopori  penggunaan  kata 

Indonesia  bumiputera  sebagai pengganti kata Belanda  inlander di  semua 

penerbitannya. Langkah  ini kemudian diikuti oleh banyak harian  lain. 

Sebagai balas budi, semua pers lokal kemudian mengganti kata ʺTjinaʺ 

dengan  kata  Tionghoa.  Pada  1931,  Liem Koen Hian mendirikan  Partai 

Tionghoa Indonesia (dan bukan Partai Tjina Indonesia). Lagu Indonesia Raya 

yang diciptakan oleh W.R. Supratman pun pertama kali dipublikasikan 

oleh koran Sin Po. 

Sebelum Sumpah Pemuda tahun 1928 menyatakan bahasa Indonesia 

sebagai  bahasa  persatuan,  telah  tersebar  banyak  karya‐karya  sastra 

dalam  Tionghoa‐Melayu.  Bahasa  ini  lahir  dari  bahasa  pergaulan 

peranakan turunan Tionghoa, hingga jadi bahasa peranakan Tionghoa dan 

berkembang  menjadi  bahasa  Tionghoa‐Melayu.  Sastra  Tionghoa‐Melayu 

adalah  sumbangan  bersejarah  dari  peranakan  Tionghoa  bagi 

perkembangan  bahasa  Indonesia.  Surat‐surat  kabar  Sin  Po,  Sin  Tit Po, 

Pewarta  Soerabaja,  yang  terbit mulai  tahun  1910  sudah menggunakan 

bahasa Tionghoa‐Melayu ini.   

Sebelum  tahun  1930‐an,  harian  edisi  Melayu  yang 

diselenggarakan  oleh  peranakan  Tionghoa  sekurang‐kurangnya 

berjumlah 24 buah. Badan penerbit peranakan Tionghoa yang berbobot 

antara lain Tjoe Siauw Hoei (mertua Tio Ie Soei) dan Wong Kam Po.58 

Di  samping mendorong  perkembangan  bahasa  Indonesia,  para 

pendatang ini  juga menyebarkan agama Tao, Buddha, Ajaran Kong Hucu, 

San  Jiao, dan  juga  Islam; memperkenalkan berbagai  jenis makanan dan 

keahlian. 

Dari  para  pendatang,  penduduk  asli  mendapat  pengetahuan 

kedokteran  dan  obat‐obat  tradisional  Tiongkok,  penambangan  dan 

penggunaan  alat‐alat  dari  logam,  pengolahan  tanah,  cara  bercocok 

tanam, perikanan, pembuatan teh, kertas, penenunan sutera, pembuatan 

gula, arak, minyak, pembuatan kapal, pembuatan mesiu, sampai senjata 

api.  Dan  yang  lebih  penting  lagi,  juga  mempelopori  pembentukan 

organisasi  modern  kemasyarakatan  sampai  kepada  pembentukan  partai 

57 Prof. Kong Yuanzhi, op.cit., h.273. 58 Ibid., h.121.

Page 127: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 79

politik. 

Di  bidang  pendidikan,  peranakan  Tionghoa memberikan  urun 

yang  sangat  besar.  Salah  satu di  antaranya  adalah Universitas Trisakti 

yang kini menjadi salah satu universitas terkenal di Indonesia dan  juga 

merupakan salah satu sumbangsih warga Tionghoa di  Indonesia. Pada 

tahun  1958,  universitas  ini  didirikan  oleh  para  petinggi  Baperki  yang 

kebanyakan  keturunan  Tionghoa,  salah  satu  yaitu  Siauw Giok  Tjhan. 

Pada  tahun  1962  oleh  Presiden  Soekarno  nama  universitas  ini  diganti 

menjadi  Universitas  Res  Publika  hingga  1965,  dan  sejak  orde  baru, 

universitas  ini  beralih  nama  menjadi  Universitas  Trisakti  hingga 

sekarang. 

Kemajuan  gerakan  revolusioner  Tiongkok  berpengaruh  besar 

pada  gerakan  nasional  Indonesia.  Bung  Karno  sebagai  tokoh  utama 

gerakan nasionalisme Indonesia mengakui bahwa ia belajar dari San Min 

Zhu  Yi  ajaran  Sun  Yat  Sen  dan menggali  Pancasila.  Pada  tahun  1907, 

mendahului  terbentuknya Budi Utomo, di  Jakarta  sudah berdiri  cabang 

Tong Men Hui, organisasi  revolusioner yang didirikan oleh Dr. Sun Yat 

Sen. 

Sejarah mencatat,  kontribusi  pemuda  turunan  Tionghoa  dalam 

proses  Kongres  Pemuda  II  yang  menghasilkan  Sumpah  Pemuda.  Ada 

beberapa nama dari kelompok Tionghoa yang duduk dalam kepanitiaan 

kongres,  di  antaranya  Kwee  Tiong Hong  dan  tiga  pemuda  Tionghoa 

yang  lain.  Kongres  menggunakan  pondokan  pelajar  sebagai 

pangkalannya. Salah satu di antara pondokan pelajar itu adalah Gedung 

Kramat 106 milik Sie Kok Liong. Di Gedung Kramat 106 inilah sejumlah 

pemuda pergerakan dan pelajar  sering berkumpul. Gedung  itu,  selain 

menjadi  tempat  tinggal  dan  sering  digunakan  sebagai  tempat  latihan 

kesenian Langen Siswo, juga sering dipakai untuk tempat diskusi tentang 

politik  para  pemuda  dan  pelajar.  Terlebih  lagi  setelah  Perhimpunan 

Pelajar  Pelajar  Indonesia  (PPPI)  didirikan  pada  September  1926.  Selain 

dijadikan kantor PPPI dan kantor  redaksi majalah  Indonesia Raya yang 

diterbitkan oleh PPPI, berbagai organisasi pemuda sering menggunakan 

gedung  ini  sebagai  tempat  kongres.  Bahkan  pada  tahun  1928 Gedung 

Kramat  106  jadi  salah  satu  tempat  penyelenggaraan Kongres  Pemuda  II 

tanggal 27—28 Oktober 1928. 

Dalam  Badan  Penyelidik  Usaha  Persiapan  Kemerdekaan 

Indonesia  (BPUPKI)  yang  merumuskan  UUD  1945  terdapat  4  orang 

Page 128: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

80 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Tionghoa,  yaitu  Liem Koen Hian,  Tan  Eng Hoa, Oey  Tiang  Tjoe,  dan 

Oey  Tjong  Hauw.  Dalam  Panitia  Persiapan  Kemerdekaan  Indonesia 

(PPKI)  terdapat  1  (satu)  orang  Tionghoa  yaitu  Drs.  Yap  Tjwan  Bing. 

Liem Koen Hian  yang meninggal  dalam  status  sebagai warga  negara 

asing  sesungguhnya  ikut merancang  UUD  1945.  Lagu  Indonesia  Raya 

yang diciptakan oleh W.R. Supratman pun pertama kali dipublikasikan 

oleh Koran Sin Po. 

Demikian pula dalam Peristiwa Rengasdengklok yang punya arti 

bersejarah  mendahului  proklamasi  kemerdekaan  Indonesia.  Dalam 

rangka  pemuda mendesak  agar  segera mengumumkan  kemerdekaan, 

Bung  Karno  dan  Bung  Hatta  dilarikan  pemuda  ke  Rengasdengklok, 

daerah  yang  dikuasai  oleh  Umar  Bachsan,  perwira  PETA.  Teks 

proklamasi  disusun  di  Rengasdengklok,  di  rumah  seorang  Tionghoa, 

Djiaw Kie Siong. Bendera Merah‐Putih sudah dikibarkan para pejuang 

di  Rengasdengklok  pada  Kamis  tanggal  16  Agustus  1945,  sebagai 

persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia. 

Dalam  pergerakan  nasional  Indonesia  tampil  sejumlah  tokoh 

turunan  Tionghoa  sebagai  organisator.  Ada  yang memangku  jabatan 

menteri dalam berbagai kabinet,  seperti Mr. Tan Po Goan, Siauw Giok 

Tjhan, Dr. Ong Eng Die, Dr. Lie Kiat Teng, Oey Tjoe Tat, Kwik Kian Gie. 

Umumnya  tokoh‐tokoh  ini  diilhami  oleh  perkembangan  gerakan 

revolusioner  Tiongkok  di  bawah  pimpinan  Dr.  Sun  Yat  Sen.  Bukan 

hanya San Min Zhu Yi karya Dr. Sun Yat Sen yang populer di Indonesia. 

Dengan  kemenangan  revolusi  Tiongkok  di  bawah  pimpinan  Partai 

Komunis  Tiongkok,  karya‐karya Mao Zedong  pun  diterjemahkan  dan 

banyak beredar dalam bahasa Indonesia. 

Yayasan Pembaruan,59  badan penerbitan PKI yang aktif menyebar‐

kan  literatur  revolusioner,  banyak  menerbitkan  dan  mengedarkan 

karya‐karya Mao Zedong. Di tahun lima puluhan sudah tersebar dalam 

bahasa Indonesia dan Inggris karya‐karya Mao Zedong: Masalah‐Masalah 

Strategi  Perang  Revolusioner  Tiongkok, Membetulkan  Pikiran  yang  Keliru, 

Tentang Praktek, Tentang Kontradiksi, Mengubah Pelajaran Kita. Di samping 

karya  Mao  Zedong,  juga  beredar  karya‐karya  Liu  Shaoqi  seperti: 

Bagaimana Menjadi Komunis yang Baik, Tentang Partai, Tentang Perjuangan 

Intern Partai, Nasionalisme dan Internasionalisme. 

59 Ejaan lama Jajasan Pembaroean.

Page 129: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

II — Cara Berpikir dan Pandangan Hidup di Nusantara | 81

Dalam mempelajari  teori  revolusioner,  di  samping mempelajari 

karya‐karya Marx, Engels, Lenin, dan Stalin, PKI melakukan pendidikan 

kader dengan karya‐karya Mao Zedong dan tulisan‐tulisan pengalaman 

revolusi Tiongkok. Sesudah mengalami pukulan hebat Provokasi Madiun 

1948,  PKI  bangkit  kembali  di  bawah  pimpinan  D.N.  Aidit,  M.H. 

Lukman,  dan  Njoto.  Dalam  awal  kebangkitan  ini,  terinspirasi  oleh 

kemenangan  revolusi  Tiongkok,  di  kalangan  kader  PKI  berlangsung 

gerakan belajar menggunakan buku tulisan Kian Ling.   

Mengenai  ini D.N. Aidit menulis:  “Belakangan  ini  kader‐kader 

dan  anggota‐anggota partai banyak membicarakan brosur kecil  tulisan 

Kian Ling tentang: cara berpikir, cara bekerja, kritik dan selfkritik. Tersiarnya 

brosur  kecil  ini  tepat  pada  waktunya,  yaitu  di  waktu  kelemahan‐

kelemahan  dalam  partai  sedang  menonjol  kelihatan,  dan  untuk 

mengatasinya  hanya  jika  kader‐kader  atau  anggota‐anggota  partai 

mempunyai cara berpikir yang  tepat, cara bekerja yang  tepat pula, dan 

dengan rajin dan sungguh‐sungguh mengadakan kritik dan selfkritik.”60 

Tulisan dalam brosur Kian Ling secara sederhana dan mudah dimengerti 

dalam memaparkan masalah  pikiran,  cara  berpikir  yang  bertolak dari 

kenyataan, yaitu penerapan materialisme dialektis dalam kehidupan. 

Demikian  besarnya  pengaruh  kemenangan  revolusi  Tiongkok, 

hingga pada tahun 1954, D.N. Aidit menulis artikel berjudul “Jalan Mao 

Tjetung  adalah  Satu‐satunya  Jalan Revolusi  Indonesia”. Dalam  hal  belajar 

dari  revolusi  Tiongkok,  tulisan D.N. Aidit  ini meninggalkan masalah 

perjuangan  bersenjata  sebagai  bentuk  perjuangan  yang  utama,  tidak 

mengingatkan  ajaran Mao  Zedong  bahwa  “kekuasaan  politik  lahir  dari 

laras  senapan”,  tetapi  menitikberatkan  pada  politik  front  persatuan 

nasional. 

Dengan melewati  liku‐liku  rumit  sejarah, Tiongkok berkembang 

terus  di  bawah  pimpinan  PKT membangun  sosialisme  berciri  Tiongkok. 

Dari  negeri  miskin  dan  terbelakang  pada  pertengahan  abad  XX, 

Tiongkok  berubah  menjadi  negara  terbesar  kedua  di  dunia  dalam 

bidang  ekonomi, mengungguli  Jepang  pada  awal  abad  XXI.  Ideologi 

pembimbing  PKT  pun  berkembang  menjadi:  Marxisme–Leninisme, 

Pikiran  Mao  Zedong,  Teori  Deng  Xiaoping,  Tiga  Butir  Mewakili,  dan 

Pandangan Ilmiah Tentang Perkembangan. 

60 D.N. Aidit, Mengatasi Kelemahan Kita, dalam Pilihan Tulisan, Djilid I, Jajasan Pembaruan, Djakarta, 1959, h.37—38.

Page 130: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

82 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Kenyataan  sejarah  menunjukkan,  bahwa  rakyat  Indonesia 

menimba hikmah dari peradaban dan kemajuan Tiongkok. Sebagaimana 

di masa  silam, dalam perkembangan  sejarah  selanjutnya,  tak bisa  lain, 

Tiongkok  akan  tetap  berpengaruh  bagi  perkembangan  pikiran  di 

Indonesia. 

 

Page 131: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 83

 

 

 

 

 

III 

Perkenalan tentang Marxisme, 

Materialisme dan Dialektika  

 

 

 

 

1. Bung Karno dalam Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme (1926) 

dan Pancasila (1945) 

 

ISDV 61  mendahului  pembentukan  PKI.  Lahir  organisasi  yang  per‐

juangannya  didasarkan  pada  Marxisme.  Marxisme  mulai  tersebar  di 

Indonesia.   

Pada tahun 1926, Bung Karno tampil dengan tulisannya berjudul 

Nasionalisme,  Islamisme dan Marxisme.62  PKI yang  terbentuk  tahun 1920, 

mendasarkan  pekerjaannya  pada Marxisme–Leninisme.  Baru  tumbuh 

telah  mulai  menerapkan  Marxisme,  yaitu  memadukan  diri  dengan 

gerakan  revolusioner  Indonesia. Lewat berbagai penerbitan partai, Het 

Vrije Woord, Si Tetap, Nyala, Djago‐Djago, Api, Proletar, Soeara Ra’jat, Titir, 

mulai berlangsung pekerjaan mempropagandakan program partai dan 

Marxisme.  Pemerintah  kolonial  Belanda  segera memberikan  pukulan‐

61 Berdirinya Indische Sociaal-Democratische Vereniging (ISDV) atau Perhimpunan Sosial Demokrasi Hindia (PSDH) tidak terlepas dari peranan sayap internasionalis yang diwakili oleh Sociaal-Democratische Party (SDP), kelak pada tahun 1919 telah mengubah SDP menjadi Communistische Partij Nederland (CPN). ISDV didirikan pada 9 Mei 1914, atas inisiatif dari Henk Sneevliet, anggota Sociaal-Democratische Arbeiders Partij (Partai Buruh Sosial-Demokrat, Belanda). Pada Kongres tahunan VII, ISDV berubah nama menjadi Perserikatan Komunist di India (PKI) atau Partij der Komunisten in Indie. 62 Sukarno, Dibawah Bendera Revolusi, Djilid Pertama, Panitya Penerbit Dibawah Bendera Revolusi, 1959, h.1—23.

Page 132: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

84 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pukulan dahsyat dengan melarang pers revolusioner dan penangkapan‐

penangkapan  atas  kader‐kader  pimpinan  gerakan  buruh  yang 

mengadakan berbagai aksi. Dalam  suasana demikianlah  tersiar  tulisan 

Bung  Karno,  Nasionalisme,  Islamisme  dan Marxisme. Merupakan  angin 

segar, siraman sejuk bagi kecambah gerakan revolusioner yang sedang 

tumbuh  dan  menuju  puncaknya  dengan  Pemberontakan  Nasional 

Bersenjata di bawah pimpinan PKI. 

Dalam  tulisan  tersebut  Bung Karno mengumandangkan  seruan 

Karl  Marx:  “Kaum  buruh  dari  semua  negeri,  kumpullah  jadi  satu! 

Dikemukakan  bahwa  berlainan  dengan  sosialis‐sosialis  lain,  yang 

mengira  bahwa  cita‐cita  mereka  itu  dapat  tercapai  dengan  jalan 

persahabatan antara buruh dan majikan, berlainan dengan umpamanya: 

Ferdinand  Lassalle,  yang  teriaknya  itu  ada  suatu  teriak‐pendamaian, 

maka  Karl  Marx,  yang  dalam  tulisan‐tulisannya  tidak  satu  kali 

mempersoalkan  kata  asih  atau  kata  cinta, membeberkan  pula  paham 

pertentangan  golongan,  paham  klassenstrijd,  dan  mengajarkan  pula, 

bahwa  lepasnya kaum buruh dari nasibnya  itu,  ialah oleh perlawanan‐

zonder‐damai  terhadap  pada  kaum  ‘bursuasi’,  satu  perlawanan  yang 

tidak boleh  tidak, musti  terjadi oleh karena peraturan yang kapitalistis 

itu adanya.” 

Bung  Karno menulis,  bahwa  berguna  pulalah  agaknya,  jikalau 

kita di sini mengingatkan, bahwa jasanya ahli pikir ini (Karl Marx) ialah: 

“ia mengadakan  suatu pelajaran  gerakan  fikiran  yang  bersandar pada 

perbendaan  (Materialistische  Dialectiek);—ia  membentangkan  teori, 

bahwa  harganya  barang‐barang  itu  ditentukan  oleh  banyaknya  ‘kerja’ 

untuk  membikin  barang‐barang  itu,  sehingga  ‘kerja’  ini  yalah 

‘wertbildende  Substanz’  dari  barang‐barang  (arbeids‐waarde‐leer);—ia 

membeberkan  teori,  bahwa  hasil  pekerjaan  kaum  buruh  dalam 

pembikinan  barang  itu  adalah  lebih  besar  harganya  daripada  yang  ia 

terima  sebagai  upah  (meerwaarde);—ia  mengadakan  suatu  pelajaran 

riwayat yang berdasar perikebendaaan, yang mengajarkan bahwa ‘bukan 

budi‐akal  manusialah  yang  menentukan  keadaannya,  tetapi  sebaliknya 

keadaannya  berhubung  dengan  pergaulan  hiduplah  yang  menentukan  budi‐

akalnya’  (materialistische  geschiedenis—opvatting);  ia  mengadakan  teori, 

bahwa oleh karena ‘meerwaarde’ itu dijadikan kapital pula, maka kapital 

itu  makin  lama  makin  menjadi  besar  (kapitaalsaccumulatie),  sedang 

kapital‐kapital  yang  kecil  sama mempersatukan  diri  jadi modal  yang 

Page 133: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 85

besar  (kapitaalscentralisatie),  dan  bahwa,  oleh  karena  persaingan, 

perusahaan‐perusahaan yang kecil sama mati terdesak oleh perusahaan‐

perusahaan yang besar, sehingga oleh desak‐desakan ini akhirnya cuma 

tinggal  beberapa  perusahaan  sahaja  yang  amat  besarnya 

(kapitaalsconcentratie);  –dan  ia  mendirikan  teori,  yang  dalam  aturan 

kemodalan  ini  nasibnya  kaum  buruh  makin  lama  makin  tak 

menyenangkan dan menimbulkan dendam‐hati yang makin lama makin 

sangat (Verellendungstheorie).” 

“Sebagai  tebaran benih yang ditiup angin kemana‐mana  tempat, 

dan  tumbuh  pula  dimana‐mana  ia  jatuh,  maka  benih  Marxisme  ini 

berakar dan bersulur; dimana‐mana pula, maka kaum  ‘bursuasi’  sama 

menyiapkan diri dan  berusaha membasmi  tumbuh‐tumbuhan  ‘bahaya 

proletariat’  yang  makin  lama  makin  subur  itu.  Benih  yang  ditebar‐

tebarkankan di Eropa itu, sebagian telah diterbangkan oleh tofan‐zaman 

ke  arah  khatulistiwa.  Terus  ke  Timur,  hingga  jatuh  dan  tumbuh  di 

antara  bukit‐bukit  dan  gunung‐gunung  yang  tersebar  di  segenap 

kepulauan  ‘sabuk‐zamrud’,  yang  bernama  Indonesia.  Dengungnya 

nyanyian ‘Internasionale’, yang dari sehari kesehari menggetarkan udara 

Barat, sampai‐kuatlah haibatnya bergaung dan berkumandang di udara 

Timur...” 

Bung  Karno  menulis:  “taktik  Marxisme  yang  baru,  tidaklah 

menolak  pekerjaan‐bersama‐sama  dengan  Nasionalis  dan  Islamis  di 

Asia.  Taktik  Marxisme  yang  baru,  malahan  menyokong  pergerakan‐

pergerakan Nasionalis dan  Islamis  yang  sungguh‐sungguh. Marxis  yang 

masih  sahaja  bermusuhan  dengan  pergerakan‐pergerakan  Nasionalis 

dan Islamis yang keras di Asia, Marxis yang demikian itu tak mengikuti 

aliran  zaman,  dan  tak  mengerti  akan  taktik  Marxisme  yang  sudah 

berobah.” 

“Ada  pun  teori  Marxisme  sudah  berobah  pula.  Memang 

seharusnya  begitu!  Marx  dan  Engels  bukanlah  nabi‐nabi,  yang  bisa 

mengadakan  aturan‐aturan  yang  bisa  terpakai  segala  zaman.  Teori‐

teorinya  haruslah  diobah,  kalau  zaman  itu  berobah;  teori‐teorinya 

haruslah diikutkan pada perobahannya dunia kalau tidak mau menjadi 

bangkrut.” 

“Kaum  Marxis  haruslah  ingat,  bahwa  pergerakannya  itu,  tak 

boleh  tidak pastilah menumbuhkan rasa Nasionalisme di hati sanubari 

kaum  buruh  Indonesia,  oleh  karena  modal  di  Indonesia  itu 

Page 134: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

86 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

kebanyakannya ialah modal asing, dan oleh karena budi perlawanan itu 

menumbuhkan  suatu  rasa  tak  senang dalam  sanubari kaum‐buruhnya 

Rakyat  di‐‘bawah’  terhadap  pada  Rakyat  yang  d’atas’‐nya,  dan 

menumbuhkan suatu keinginan pada nationale machtspolitiek dari Rakyat 

sendiri.  Mereka  harus  ingat,  bahwa  rasa‐internasionalisme  itu  di 

Indonesia  niscaya  tidak  begitu  tebal  sebagai  di  Eropah,  oleh  karena 

kaum  buruh  di  Indonesia  ini menerima  paham  internasionalisme  itu 

pertama‐tama ialah sebagai taktik, dan oleh karena bangsa Indonesia itu 

oleh  ‘gehechtheid’  pada  negerinya,  dan  pula  oleh  kekurangan  bekal, 

belum banyak yang nekat meninggalkan Indonesia, untuk mencari kerja 

di  lain‐lain negeri, dengan  iktikad:  ‘ibi bene,  ibi patria: di mana aturan 

kerja  bagus,  di  situlah  tanahair  saya’,—sebagai  kaum  buruh  Eropah 

yang  menjadi  tidak  tetap‐rumah  dan  tidak  tetap  tanah‐air  oleh 

karenanya.” 

“Demikian pula, tak pantaslah kaum Marxis itu bermusuhan dan 

berbenturan  dengan  pergerakan  Islam  yang  sungguh‐sungguh.  Tak 

pantas mereka memerangi  pergerakan,  yang,  sebagaimana  sudah  kita 

uraikan  di  atas,  dengan  seterang‐terangnya  bersikap  anti‐kapitalisme; 

tak pantas mereka memerangi suatu pergerakan yang dengan sikapnya 

anti‐riba  dan  anti‐bunga  dengan  seterang‐terangnya  yalah  anti‐

meerwaarde pula; dan  tak pantas mereka memerangi  suatu pergerakan 

yang  dengan  seterang‐terangnya  mengejar  nationale  autonomie.  Tak 

pantas mereka bersikap demikian itu, oleh karena taktik Marxisme‐baru 

terhadap  agama  adalah  berlainan  dengan  taktik  Marxisme‐dulu. 

Marxisme‐baru  adalah  berlainan  dengan  Marxisme  dari  tahun  1847, 

yang dalam  ‘Manifes Komunis’ mengatakan, bahwa agama  itu harus di‐

‘abschaffen’ atau dilepaskan adanya.” 

“Kita  harus  membedakan  Historis‐Materialisme  itu  dari  pada 

wijsgerig‐Materialisme;  kita  harus memperingatkan,  bahwa maksudnya 

Historis‐Materialisme  itu  berlainan  dari  pada  maksudnya  Wijsgerig‐

Materialisme  tahadi.  Wijsgerig‐Materialisme  memberi  jawaban  atas 

pertanyaan: bagaimanakah hubungannya antara fikiran (denken) dengan 

benda (materie), bagaimanakah fikiran  itu terjadi, sedang: sebab apakah 

fikiran  itu  dalam  suatu  zaman  ada  begitu  atau  begini;  wijsgerig‐

materialisme menanyakan  adanya  (wezen)  fikiran  itu;  historis‐materialisme 

menanyakan  sebab‐sebabnya  fikiran  itu  berobah;wijsgerig‐materialisme 

mencari  asalnya  fikiran,  wijsgerig‐materialisme  adalah  wijsgerig,  historis‐

Page 135: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 87

materialisme adalah historis.” 

Di  sini  Bung  Karno memaparkan,  bahwa  sumber  permusuhan 

kaum  agama  dengan  kaum Marxis  itu  adalah  kesalahan  pemahaman 

tentang  perbedaan  pengertian  Wijsgerig‐Materialisme  (materialisme 

filsafat)  dengan  Historis‐Materialisme  (materialisme  historis).  “Musuh‐

musuh Marxisme di Eropah, terutama kaum gereja, dalam propaganda 

anti‐Marxisme  tak berhenti‐henti mengusahakan kekeliruan  faham  itu, 

tak berhenti‐henti mereka menuduh‐nuduh, bahwa kaum Marxisme itu 

yalah  kaum  yang  mempelajarkan,  bahwa  fikiran  itu  hanyalah  suatu 

pengeluaran  sahaja  dari  otak,  sebagai  ludah  dari mulut  dan  sebagai 

empedu  dari  limpa;  tak  berhenti‐henti  mereka  menamakan  kaum 

Marxis  suatu  kaum  yang  menyembah  benda,  suatu  kaum  yang 

bertuhankan materi.”63 

Pandangan  dan  gagasan  Bung  Karno  menggalang  persatuan 

bangsa yang tertuang dalam Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme tahun 

1926 berkembang menjadi Pancasila di  tahun 1945 dan bermuara pada 

gagasan  persatuan  nasional  berporoskan  nasakom  pada  tahun  enam 

puluhan abad XX di puncak kejayaan Bung Karno memegang  tampuk 

negara Republik Indonesia. 

Dengan  berkobar‐kobar  gandrung  akan  Marxisme,  pada 

kesempatan memperingati  50  tahun wafatnya Karl Marx, Bung Karno 

menulis: “Nasionalisme di dunia Timur itu lantas ‘berkawinlah’ dengan 

Marxisme itu, menjadi satu nasionalisme baru, satu ilmu baru, satu iktikad 

baru,  satu  senjata‐perjoangan  yang  baru,  satu  sikap‐hidup  yang  baru. 

Nasionalisme‐baru  inilah  yang  hidup  di  kalangan  Rakyat  Marhaen 

Indonesia.” 64   Dalam  banyak  kesempatan,  Bung  Karno  terus  terang 

mengaku  sebagai  seorang  Marxis,  dan  dalam  perkembangannya 

menyatakan  bahwa  ajarannya  yaitu  Marhaenisme  adalah  penerapan 

Marxisme di Indonesia.65 

63 Ibid., h.1—23. 64 Ibid., h.220—221. 65 Bung Karno menyatakan bahwa “Marhenisme adalah Marxisme yang diseleng-garakan, dicocokkan, dilaksanakan di Indonesia.” Selanjutnya Bung Karno menjelaskan bahwa, “Kalau dus ingin memahami betul Marhaenisme—ini saya menyimpang sebentar—harus memahami dua hal. Lebih dulu memahami Marxisme, apakah Marxisme itu, satu. Dan kedua, memahami keadaan-keadaan di Indonesia.” Lihat Pancasila Bung Karno, Demokrasi Indonesia Membawa Corak Kepribadian Bangsa, Kursus ke-5 Tentang Pancasila, 3 September 1958 di Istana Negara,

Page 136: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

88 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

2. Analysis (1947) 

 

BULAN  April  1947,  Agitprop  CC  PKI,  Djokjakarta,  menerbitkan 

Analysis, karya Alimin.   

Alimin  sebagai  seorang pejuang  revolusioner  yang  baru datang 

dari luar negeri mengemukakan bahwa karya ini ditulis atas permintaan 

kawan‐kawan, untuk menjawab  soal‐soal yang  langsung bersangkutan 

dengan  partai.  Yang  dipaparkan  adalah  mengenai:  20  tahun  partai 

terlantar,  dirusak  oleh  reaksi  dan  kawan‐kawan  sendiri  yang  masih 

terjangkit  penyakit  ‘kiri’—penyakit  kanak‐kanak,  dan  kawan‐kawan 

yang  tidak  lurus  hati  (yang  dimaksud  adalah  penganut  paham 

Trotskisme). Namun,  “sekarang  Partai  banyak mendapat  tenaga  yang 

baik, Partai mulai menuju ke arah teori, teori Marxisme dan Leninisme. 

Partai  mewajibkan  pada  seluruh  anggotanya  supaya  banyak  belajar 

tentang  ilmu revolusi dan perjoangan kaum sekerja,  inilah  tanda‐tanda 

yang sehat.”66 

Dikemukakan  bahwa  “Partai Komunis  ialah  partai  kasta  buruh 

dan  kasta  tani,  ialah  avangard  kasta proletar.  Supaya partai  sungguh‐

sungguh menjadi  Partai‐Avangard,  perlulah  partai  diberi  senjata  teori 

revolusioner—teori  dan  wet‐wet  revolusi.  Apabila  tidak  begitu,  Partai 

akan  tinggal  impoten.  Partai  tidak  bisa  memberi  pimpinan  pada 

perjuangan proletar.” 

Mengenai  riwayat  Revolusi  Indonesia,  harus  diketahui  yang 

penting  dan  bagian  historis,  agar  supaya  orang  bisa  mengetahui 

kekuatan  dan  kelemahannya  revolusi  dan  dengan  jalan  begitu  orang 

mendapat  paham  yang  jelas  tentang  revolusi  itu.  Revolusi  Indonesia 

mempunyai watak  sendiri, watak  yang  berlainan  daripada watak  yang 

menurut  hukum‐hukum  (wet‐wet)  revolusi  pada  umumnya.  Kekuatan 

revolusi nasional mulai dari 8 Maret 1942 yang didahului oleh intervensi 

militer  Jepang di  Indonesia  itu adalah datang dari  luar. Ada beberapa 

hal  dan  keadaan  internasional  yang  menetapkan  kemenangannya 

h.193—196. Lihat Amanat Gemblengan Pertama dan Kedua Paduka Yang Mulia Presiden/Pemimpin Besar Revolusi/Bapak Marhaenisme Bung Karno, 24—25 Maret 1965, Gelora Bung Karno Senayan Jakarta. 66 Alimin, Analysis, Agit-prop CC PKI, Yogyakarta, 1947.

Page 137: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 89

revolusi di Indonesia. Kemenangan revolusi itu telah mematahkan salah 

satu mata‐rantai  imperialisme di Lautan Pasifik. Dengan kekuatan dari 

luar  dan  kekuatan  dari  dalam,  maka  dapatlah  revolusi  Indonesia 

menggugurkan  kekuasaan  borjuis  nasional  (raja,  regen,  dan  lain‐lain 

perkakas  negara)  dan  selanjutnya  dengan  mudah  membasmi  pula 

restan‐restan dan kekuatan borjuis asing (Belanda dan kaki tangannya). 

Sebab‐musabab  kemenangan  revolusi  Indonesia  adalah:               

1.  Kemenangan  Sekutu  (Uni  Sovyet,  Amerika,  Inggris,  Perancis  dan 

Tiongkok) dalam Perang Dunia  II; 2. Kekalahan  Jepang di Asia‐Pasifik; 

3.  Ambruknya  kekuatan  imperialisme  Belanda  seusai  Perang  Dunia 

kedua;  4.  Cita‐cita  kemerdekaan  bangsa‐bangsa  mendapat  dukungan 

klas  pekerja  di  seluruh dunia;  5. Yang  terpenting, di  Indonesia  sudah 

terdapat  berbagai  partai  yang  berpengalaman  dan  militan  melawan 

imperialisme. 

Analysis ini mengkritik buku Thesis karya Tan Malaka yang terbit 

tahun  1946. Dikemukakan  bahwa  “Tan Malaka menulis  beberapa  soal 

rempah‐rempah yang tidak aktueel lagi.” Dan bahwa “kewajiban kaum 

kerja  pada  masa  yang  akan  datang  ialah  mempelajari  politik  empat 

negeri  besar,  terutama  politik  dan  ekonomi Amerika  dan  Sovyet Uni. 

Harus mempelajari  dua  aliran  besar  sedalam‐dalamnya.  Dalam  abad 

yang  ke‐20  ini,  adalah  hanya  dua  sistem  sosial  saja,  sistem  sosialisme 

dan sistem kapitalisme.” 

Analysis  mengkritik  Thesis  yang  mengatakan  sosialisme  itu 

dibentuk  oleh Marx  dan  Engels  kira‐kira  100  tahun  yang  lampau.  Ini 

tidak  tepat, Robert Owen adalah orang yang mencoba mempraktekkan 

sosialisme  di  Irlandia  dan  kemudian  di  Amerika.  Sosialisme  Owen 

adalah sosialisme utopi.67   

67 Nama utopis diambil dari buku Thomas More, Kanselir Inggris di masa pemerintahan Raja Henry VIII yang diterbitkan pada tahun 1816 yang berjudul Tentang Keadaan Negara yang Terbaik dan Tentang Pulau yang Baru Utopia. Di Pulau Utopia tidak akan ada lagi milik perorangan, hari kerja ditetapkan sampai jam 6 dan baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan bekerja. Kewajiban belajar yang umum bagi anak laki-laki maupun perempuan serta kebebasan agama yang mutlak. Kata “sosialisme” berasal dari bahasa Latin kuno “socialis” yang berarti pendamping, pandai bergaul/supel/ramah tamah, dan seterusnya. Istilah ini muncul di Jerman, Italia, dan negara-negara lainnya pada abad XVIII yang mengacu pada sifat sosial manusia. Pada 1820-an, Saint-Simon dan Robert Owen mulai menggunakan kata “sosialisme” sebagai pemikiran sosial baru, nama sistem sosial

Page 138: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

90 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Marx  dan  Engels  tidak  membentuk  sosialisme,  akan  tetapi 

mereka mempelajari  dan meninggikan  teori masyarakat  sosialis.  Jadi 

ada dua  corak  sosialisme. Satu  sosialisme utopi dan yang  lain “scientific 

socialism” atau sosialisme yang berdasarkan ilmu pengetahuan.68 

Dalam Thesis, Tan Malaka menerangkan bahwa sistem sosialisme 

dan  sistem  kapitalisme  bertentangan,  dan  buntut  kapitalisme  ialah 

imperialisme.  Analysis  menulis  bahwa  “sistem  sosialisme  dan  sistem 

kapitalisme  itu  terus‐menerus  tentang‐menentang  dan  tidak  saja 

pertentangan  yang  terus‐menerus,  akan  tetapi  sebaliknya  pada 

puncaknya krisis kapitalisme, kapitalisme itu sendiri akan memperkosa 

diri  sendiri  untuk  melahirkan  sosialisme  atau  lebih  terang  lagi, 

sosialisme itu lahir dari kandungan kapitalisme sendiri. Ia lahir dipaksa 

oleh  tenaga  pendorong  atau  akal  revolusioner  dari  kaum  kerja.... 

Sosialisme  itu  ialah  suatu  sistem  sosial  yang  dilahirkan  oleh  aksi 

revolusioner dari kaum kerja dan kawan‐kawan seperjuangannya.  Jadi, 

sosialisme itu lahir dari kandungan masyarakat kapitalis dengan syarat 

tenaga  pendorong—aksi  yang  aktif  dan  aksi  revolusioner.  Menurut 

historis‐materialisme,  peralihan  dari  satu  masyarakat  ke  lain 

masyarakat—peralihan  ke  tingkat  yang  lebih  tinggi—umpamanya 

masyarakat  perbudakan  menjadi  masyarakat  feodal,  dan  dari 

kandungan  masyarakat  feodal  itu  lahirlah  masyarakat  kapitalis. 

Perpindahan atau peralihan dari satu masyarakat ke masyarakat lain itu 

tidak  terjadi  dengan  jalan  damai  atau  aman,  tetapi  dengan  jalan 

baru. Pemikir utama sosialis utopis tidak pernah benar-benar menggunakan ini untuk menyebut diri mereka; istilah “sosialisme utopis” awalnya diperkenalkan oleh Karl Marx dan kemudian digunakan oleh pemikir-pemikir sosialis setelahnya. Pemikir utama sosialisme utopis: Robert Owen, Étienne Cabet, Saint-Simon, dan Charles Fourier. 68 Pada 1872, Friedrich Engels untuk pertama kalinya menggunakan konsep “sosialisme ilmiah” yang ia tuangkan dalam karyanya yang berjudul Tentang Masalah Perumahan. Dua tahun kemudian, Karl Marx dalam Ikhtisar Statis dan Anarkis Bakunin menjelaskan bahwa: mereka menggunakan konsep sosialisme ilmiah sebagai lawan dari sosialisme utopis. Pada 1875, Marx dalam Kritik terhadap Program Gotha mengusulkan teori dua tahap perkembangan komunisme, namun tidak mengungkapkan bahwa tahap awal komunisme adalah sosialisme. Pada 1916, Lenin, dalam sebuah artikel “Diskusi Kesimpulan Perdebatan Tentang Isu Penentuan Nasib Sendiri” menunjukkan bahwa sosialisme adalah tahap pertama dalam perkembangan komunisme. Pada 1917, Lenin dalam bukunya Negara dan Revolusi menjelaskan bahwa sosialisme adalah tahap pertama dari komunisme.

Page 139: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 91

pertentangan dan perjuangan—dengan jalan perlawanan mati‐matian.” 

Tan Malaka menerangkan  bahwa  “masyarakat  sosialis  itu  ialah 

masyarakat  yang  tidak  berkasta‐kasta.  Itu  tidak  hanya  begitu  saja. 

Sosialisme  ialah  sistem  sosial  dari  suatu  masyarakat  di  mana  orang 

bebas dari  tindasan orang  lain.  Jadi, sosialisme  ialah suatu masyarakat 

di mana penduduknya terhindar dari segala macam penindasan. Dalam 

masyarakat sosialis, alat‐alat pembikinan barang dikuasai oleh segenap 

kaum  kerja,  dan  sebaliknya  dalam  masyarakat  kapitalis  alat‐alat  itu 

dimiliki hanya oleh  segenggam orang  saja. Sistem kapitalisme  tumbuh 

menjadi  tinggi  dan  puncaknya  ialah  imperialisme.  Jadi  imperialisme 

bukan buntut,  tetapi  sebaliknya  imperialisme  ialah yang  tertinggi atau 

ujung  daripada  kapitalisme.  Dan  bersama‐sama  dengan  timbulnya 

imperialisme,  timbullah  revolusi  proletar.  Jadi  imperialisme  ialah 

tingkat  kapitalisme  yang  tertinggi—tingkat  yang  penghabisan,  tingkat 

yang melahirkan corak revolusi yang tertinggi, yaitu revolusi proletar.”69 

Analysis  mengkritik  Thesis  yang  menganjurkan  semangat 

‘adventure’, mencoba‐coba  sesuatu  yang mengandung  bahaya maupun 

mesti  dilakukan.  Ia  menghargai  semangat  ‘adventure’  sebagai  syarat 

untuk mencoba‐coba  sesuatu  perbuatan  yang  berbahaya.  Jadi, dengan 

semangat  ‘adventure’,  ia  ingin  merebut  kekuasaan.  Jadi,  untuk 

melakukan ‘putsch’ yang berbahaya—dengan tidak pakai perhitungan—

‘by  chance’  orang  harus  bertindak  dengan  berani  disertai  dengan 

semangat ‘adventure’. 

Dalam Thesis, Tan Malaka menyangkal keras tuduhan Trotskisme.70 

69 Baca buku Imperialisme Tingkat Tertinggi dari Kapitalisme karya V.I. Lenin. Buku tersebut mengungkapkan esensi dan karakteristik dasar dari kapitalisme monopoli. Penulis buku tersebut berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu tentang imperialisme dari J.A. Hobson, Imperialism (1902) dan Rudolf Hilferding, Finance Capital (1909), menunjukkan bahwa “imperialisme ditandai oleh rezim kapital monopoli” dan juga telah menyimpulkan bahwa “imperialisme adalah fase resesi atau menurunnya dari kapitalisme.” 70 Tan Malaka ada yang mengategorikannya sebagai Trotskis, terutama karena telah meninggalkan PKI dan dilihat dari ulah kekiri-kiriannya. Namun Komite Internasional dari Internasionale Keempat (ICFI) menolak penyamaan politiknya dengan politik Tan Malaka. Di Srilangka, Partai Langka Samasamaja (LSSP) yang pernah terkenal sebagai partai Trotskis, oleh ICFI dikategorikan sebagai partai borjuis. Di sini tidak berarti membenarkan garis politik ICFI. Penolakan ICFI terhadap politik Tan Malaka dan politik Partai Langka Samasamaja adalah untuk menutupi belangnya sebagai organisasi pseudo-revolusioner. Sebab, bekas pengikut-

Page 140: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

92 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Analysis  menyatakan,  “kami  tidak  menuduh,  kami  tidak  mendakwa, 

kami  tidak pernah memfitnah orang, kami  tidak  suka menusuk‐nusuk 

dan membusuk‐busukkan kawan atau lawan, kami hanya bekerja untuk 

keperluan Partai, meninggikan  kwaliteit Partai dan menjunjung  tinggi 

prestise Partai. Dalam Partai Komunis (Bolsyewik) tidak ada perbedaan 

besar  kecil,  tidak  ada  perbedaan  pemimpin  dan  anggota,  pemimpin 

yang berjasa atau anggota biasa yang jujur dan bekerja baik buat Partai, 

mereka di muka Partai berdiri  tegak bersama‐sama, bertanggungjawab 

bersama  bagi  keperluan  Partai.  Partai  Komunis  bukan  Partai  borjuis, 

bukan Partai adpokat atau  juris yang mendakwa atau yang menentang 

atau  memungkiri  dakwaan  dengan  cerdik  dan  licin  bicara  untuk 

menghindari  tuduhan  atau  dakwaan.  Partai  Komunis  melakukan 

pemeriksaan atau suatu soal—meminta pada anggota‐anggotanya siapa 

pun  juga,  pemimpin  atau  anggota  biasa,  menerangkan  terus‐terang, 

menunjukkan kebenarannya dan mengakui kesalahannya sebagai orang 

Komunis—sebagai Bolsyewik di hadapan Partai. Kami orang Komunis 

bukan  seorang dua orang yang  tercerai‐berai, akan  tetapi kami adalah 

Partai  yang  bulat  sebagai  satu  badan  Partai  yang  mengikat  seluruh 

anggota dan pemimpinnya dalam satu  ikatan. Partai adalah kekuasaan 

atau autoriteit yang tertinggi dan yang berkuasa. 

Di  negeri  sejuk,  di  negeri  Jerman,  di  Amerika,  di  Inggris,  di 

Perancis dan  juga di Tiongkok kawan‐kawan Komunis yang mengakui 

kesalahannya dan menolak  tuduhan‐tuduhan yang memberatkan pada 

dirinya  dengan  perbuatan  yang  nyata  dan  yang  jujur  terhadap 

Partainya, dapatlah kehormatan dan junjungan yang tinggi.” 

Mengenai  ‘royeeran’  (pemecatan  dari  partai),  Analysis 

memaparkan bahwa Tan Malaka merasa  tidak  senang hati, bahwa ada 

kabar  ia telah diroyeer.... “Dari fihak Partai, waktu Partai dipimpin oleh 

kawan‐kawan lain, dan juga setelah kembali di tangan kami, kami tidak 

memperhatikan soal‐soal partai lain atau soal‐soal seseorang yang tidak 

berhubungan  dengan  Partai.  Kami  hanya  berdaya‐upaya 

membangunkan  dan  mendidik  kader  baru,  mengumpulkan  kawan‐

kawan  yang  tidak  curang  dan  kawan‐kawan  yang  lurus  hati  dan 

pengikutnya banyak yang memanifestasikan diri di dalam politik yang tidak ada ubahnya seperti politik borjuasi. Lihat Soegiri D.S., Spektrum Kemerdekaan Indonesia: Sebuah Tinjauan Elektif, diakses dari http://www.geocities.org/edicahy/ sej-ind/spektrum.html.

Page 141: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 93

bersama‐sama kami berikhtiar mendirikan sekolahan dan kursus‐kursus 

bagi pemuda yang kami didik dalam ilmu Marxisme – Leninisme, yang 

kemudian  hari  akan  jadi  dasarnya  Partai  kami.  Partainya  Lenin  dan 

Stalin. Kami  tidak suka meminta dan mengundang kawan‐kawan atau 

anggota  Partai  yang  lama  kembali  ke  dalam  Partai  dengan  tidak 

kehendaknya sendiri. Menurut hukum Partai, anggota Partai yang telah 

lama  tidak  bekerja  bagi  Partai  atau  telah  lama  dengan  sengaja 

menjauhkan diri dari Partai atau masuk anggota Partai lain, maka orang 

atau anggota itu dengan sendirinya dikeluarkan dari Partai—jadi orang 

itu bukan anggota Partai  lagi. Partai Komunis mempunyai disiplin dan 

hukum  sendiri.  Partai  Komunis  bukan  Partai  borjuis  dan  juga  bukan 

Partai  nasional  di  mana  anggota‐anggotanya  bertindak  atau  berbuat 

semau‐maunya sendiri. 

Pada  kaca  yang  penghabisan  penulis  Thesis  minta  dibuktikan 

siapa yang meroyeernya dan di mana  ia berada pada waktu  ia diroyeer. 

Lebih  lanjut  dikatakannya,  bahwa  di  sini  ada  dua  Tan  Malaka.  Tan 

Malaka palsu dan Tan Malaka sebenarnya. 

PKI  tidak  bisa meroyeer  orang  yang  bukan  anggota  partai,  dan 

Tan Malaka bukan anggota partai  lagi. Seperti Nath Roy di  India—ex‐

Komunis,  yang  mendirikan  partai  lain  di  India  telah  diroyeer  oleh 

partai—akan  tetapi Roy nekat, dikatakannya  ‘Saya  tidak mau diroyeer, 

saya  orang Komunis’. Partai  tidak mau mengakuinya  sebagai  anggota 

lagi. Baik Tan Malaka palsu atau Tan Malaka sebenarnya. Partai menolak 

kedua‐duanya, baik yang sebenarnya, apalagi yang palsu. 

Dalam ‘Thesis’ di sana‐sini orang mengutip dua tiga kalimat dari 

buku  Riwayat  Partai  Komunis  Negeri  Persatuan  Komunis  (History  of  the 

CPSU). Kutipan‐kutipan  itu  untuk menunjukkan  kesalahan  seseorang 

dan membenarkan  orang  lain.  Dalam  tulisan  itu  disebut  nama‐nama 

Zinoviev,  Kamenyev,  dan  lain‐lain.  Orang‐orang  ini  termasuk  dalam 

golongan  atau  blok  Trotskisten  seperti  Bukharin  dan  lain‐lain, 

Limonadze  dan  Shatskin,  orang  dua  inilah  yang  senantiasa  berteriak‐

teriak—‘real  shouters’—pada  satu  masa  mereka  memuji  Partai  dan 

mencela NEP71  dan pada  lain masa mereka memuji NEP dan mencela 

71 Pada 15 Maret dalam Kongres X PKUS (B) atas usulan Lenin, Kongres mengesahkan resolusi, memutuskan untuk mengganti pemungutan pajak surplus makanan gandum, menggantikan Komunisme Perang dengan Politik Ekonomi Baru (New Economic Policy, Novaya Ekonomicheskaya Politika). Gagasan penting dari

Page 142: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

94 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Partai  serta mencela  ini  dan  itu.  Sepak  terjang  dua  orang  ini  diamat‐

amati. Setelah ketahuan bahwa ternyata mereka menjadi sel Trotskisten, 

mereka kemudian mengambil keputusan sendiri  ... mereka bunuh diri. 

Kejadian  semacam  ini  banyak  sekali  terjadi  pada  waktu  diadakan 

pembersihan dalam Partai.” 

Mengenai Trotskisme,72  Analysis memaparkan  bahwa  itu  adalah 

oposisi menentang partai. Mula‐mula oposisi dijalankan dengan alasan 

politik.  Tetapi  kemudian  dalam  prosesnya  menjadi  satu  gerakan 

sabotase, menggunakan  teror, membunuh  pegawai  negeri  dan  orang‐

orang  Sovyet  yang  ternama.  Pergerakan  Trotskisten  dan  Trotskisme 

menjadi pergerakan teroris. Moralnya kaum Trotskisten merosot begitu 

rendah sehingga melakukan beberapa pembunuhan seperti pada Gorky 

di Moskow, Kirov di Leningrad, meracun beberapa pegawai negeri yang 

baik‐baik, menggulingkan  kereta  api, memberi  racun  dalam makanan 

yang disediakan untuk rakyat Sovyet. 

“Trotski  atau  Trotskisme  adalah  satu  golongan  yang  berbahaya. 

Trotski  pernah menjadi  salah  satu  anggota  pergerakan  kaum  kerja  di 

Rusia.  Ia dan kawan‐kawannya  telah  terbuka  rahasianya dan bersama‐

sama dengan  lain kaum kontra‐revolusioner. Trotskisten dan Trotskisme 

telah dibasmi di negeri Sovyet. Di Eropa, Trotskisme itu masih berlaku di 

antara  kasta  borjuis  kecil  dan  golongan  anti‐revolusioner.  Trotskisten 

dan  Trotskisme  itu  berbahaya,  karena  bekerja  diam‐diam  dan  dengan 

Lenin tersebut adalah secara objektif memperkirakan kompleksitas dan pengembangan tahap transisi menuju sosialisme. Sosialisme harus memiliki bahan pondasi yang kuat, mengambil keuntungan dari hubungan antara uang dan komoditi yang didistribusikan, mengadakan koperasi untuk kaum tani yang akan membimbing mereka ke jalan sosialisme, benar-benar harus melihat dan memanfaatkan kapitalisme. 72 Trotski dan penerusnya selalu membantah adanya “Trotskisme”. Mereka mengaku menjadi murid yang setia dari Lenin. Menurut mereka istilah tersebut diciptakan oleh “Stalinis” untuk siapa pun yang telah menyerang Uni Soviet di bawah kepemimpinan Stalin. Namun untuk adilnya, Trotski yang mengaku murid Lenin harus dibiarkan berbicara bagi dirinya sendiri, “Para petengkar yang malang secara sistematis diprovokasi oleh Lenin, bahwa tangan lama dalam permainan, secara profesional mengeksploitasi semua yang terbelakang dalam gerakan buruh Rusia, tampaknya seperti obsesi yang tidak masuk akal.... Seluruh bangunan Leninisme dibangun di atas kebohongan dan pemalsuan dan para beruang di dalam dirinya terdapat unsur-unsur beracun dari pembusukannya sendiri.” (“Surat kepada Chkeidze”, 1913)

Page 143: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 95

sembunyi  memakai  nama  ‘komunis’,  ‘revolusioner’,  ‘Marxis’.  Dulu 

banyak kaum Trotskisten menjadi anggota Partai. Mereka tahu cara‐cara 

kami bekerja.” 

Sesuai dengan pengalaman orang komunis keluar dari partai dan 

membangun partai  lain yang dipaparkan dalam Analysis, di  Indonesia, 

partai  Pari73  yang  dibangun  Tan  Malaka  di  luar  negeri  tahun  1927, 

berlanjut  dengan  Partai Murba memainkan  peranan  dalam membantu 

Pemerintah Hatta melancarkan provokasi Madiun 1948 yang membasmi 

tokoh‐tokoh utama PKI, termasuk Musso. Tokoh‐tokoh terkemuka Partai 

Murba,  terutama  Adam  Malik—anak  emas  Tan  Malaka  dan  seorang 

pengagum  Trotski,  sampai  anaknya  pun  diberi  nama  Trotski— 

mengambil  sikap  anti‐PKI,  anti  politik‐politik  besar  Bung  Karno,  jadi 

tiang  penyangga  rezim  orba menggulingkan  Bung Karno,  jadi  sekutu 

setia dari Soeharto, bahkan jadi wakil presiden. 

Mengenai  dialektika,  Analysis  memaparkan  bahwa  “dialectics 

adalah  hukum  pergoyangan  (beweging),  hukum  gerak,  hukum 

tegenstelling  atau pertentangan,  ialah hukum  kemajuannya masyarakat 

yang  terdiri  dari  beberapa  golongan.  Dialectics  adalah  hukum  segala 

gerak, gerak baik di luar (lahir), maupun di dalam jalan pikiran manusia 

(bathin), semua itu terikat oleh hukum dialectics, bahwa hukum dialectics 

itu  menentukan  proses  lahir‐melahirkan,  proses  terus‐menerus  atau 

ungkir‐mengungkiri (negasinya negasi—negation of negation). 

Dialectics  dalam  proses  ganti‐mengganti,  robah‐merobah  dari 

encer  menjadi  kental  (beku)  dan  dari  beku  menjadi  encer,  jadi  dari 

kwantiteit  menjadi  kwaliteit  dan  vice  versa  atau  sebaliknya.  Inilah 

dialectikanya kwantiteit. 

Di  lain  soal,  dialectics  itu  memeriksa  hal‐hal  seperti  dialectics 

biologi, dialectics botani  (ilmu  tumbuh‐tumbuhan) dan dialectics zoologi 

73 Menurut Tan Malaka, Pari didirikan bukan sebagai penerus PKI, tetapi sebagai partai baru, Partai Proletaris-Revolusioner yang berdikari lepas dari Komintern. Jadi di sini Tan Malaka dalam keadaan PKI sedang terpukul karena kekalahan pemberontakan, bukannya berusaha memperbaiki PKI agar bisa bangun kembali, malahan mendirikan partai baru sama sekali. Karena Komintern memang tidak mengetahui usaha perseorangan Tan Malaka ini, Komintern masih terus memberikan tugas-tugas kepadanya. Tetapi demikian Komintern mengetahui tindakan Tan Malaka dengan adanya dan tujuan Pari, maka hubungan antara Tan Malaka dengan Komintern putus dan tidak dipulihkan kembali. Lihat: Imam Soedjono, Yang Berlawan: Membongkar Tabir Pemalsuan Sejarah PKI, Resist Book, 2006.

Page 144: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

96 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

yang  telah  berjuta‐juta  abad  terus‐menerus  lahir‐melahirkan,  ada 

mengadakan, menjadi dan rusak. Begitu juga dialectics dalam alam, yaitu 

Naturas atau Alam mengalamkan, turun‐temurun. 

Dialectics  Marx  itu  khususnya  digunakan  untuk  memandang 

jalannya  gerakan  revolusioner.  Pemandangan  yang  jauh  dari  fantasi, 

jauh  dari  cita‐cita,  jauh  dari  taksiran  dan  jauh  lagi  dialectics  yang 

berdasarkan  atas  semangat  ‘adventure’,  ‘avontorisme’,  etc.,  etc.  Maka 

apabila orang mengerti kebenarannya dialectics dengan didasarkan atas 

semangat  ‘adventure’  maka  orang  itu  menyasarkan  faham  dialectics. 

Dalam  Marxisme  sangat  terlarang  adanya  aliran  ‘oportunisme’, 

‘putchisme’.... Orang  yang menuju  ke  sesuatu  tujuan  yang  ‘tinggi’  dan 

mendasarkan  kehendaknya  itu  atas  perasaan  yang  ‘ambitious’, 

‘adventurous’, maka orang  itu  akan mengandaskan dirinya  atas karang 

oportunisme, atas karang kontra‐dialectics.’” 

Analysis membantah  pandangan mengenai  Peristiwa  Tahun  1926 

yang  dipaparkan  Thesis.  Dikemukakan  bahwa  Tan  Malaka 

mengumumkan dirinya  sebagai  seorang yang memegang mandat dari 

Internasionale  III,  sebagai  seorang yang “berkuasa”, yang “dibenoemd”. 

Mengumumkan  hal  yang  demikian  adalah  melanggar  hukum  kerja 

rahasia,  yang  merupakan  pengakuan  akan  terlibatnya  Internasionale 

dalam masalah revolusi negeri‐negeri tertentu.74 

Dinyatakan  bahwa  Thesis mengaduk‐aduk Keputusan  Prambanan 

dan  putusan  lainnya  yang  diambil  oleh  partai.  Revolusi  1926  adalah 

suatu  kejadian  yang  penting  dalam  sejarah  perjuangan  kemerdekaan 

Indonesia. Revolusi yang pertama yang pecah pada  tahun 1926 adalah 

pelopornya  revolusi‐revolusi  jajahan  di  Lautan  Pasifik.  Di  Indonesia 

pada  tahun 1927, yang kedua. Kejadian‐kejadian di Burma pada  tahun 

1926—1927 ialah yang ketiga. 

Di  Indonesia  telah  terjadi  beberapa  pemogokan  besar  dan  kecil 

74 Tan Malaka beranggapan bahwa Pemberontakan 1926 itu tindakan “advonturis” dan berakibat hancurnya satu generasi PKI. Menurutnya, sebelum PKI memutuskan pemberontakan, seharusnya dukungan rakyat sudah dipastikan. Berbeda dengan Aliarcham yang berpendapat bahwa, “suatu pemberontakan yang mengalami kekalahan adalah tetap sah dan benar. Kita terima kekalahan ini karena musuh lebih kuat. Kita terima pembuangan ini sebagai satu risiko perjuangan yang kalah. Tidak ada di antara kita yang salah, karena kita berjuang melawan penjajahan. Pemerintah kolonial yang bersalah. Kita harus melawannya, juga di tanah pembuangan ini. Dan persatuan harus terus kita pelihara.”

Page 145: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 97

(kereta  api  tahun  1923  dan  pemogokan  umum  lain).  Jadi  revolusi  di 

Indonesia  ialah revolusi pertama di negeri‐negeri Pasifik, revolusi yang 

menentang  lanjutnya  tindasan  imperialisme Belanda atas penghidupan 

kaum  pekerja  dan  revolusi  yang  telah  menjadi  permulaan  dan 

pengajaran bagi tani dan buruh, bagi kaum revolusioner. 

“Bagaimanapun juga, Revolusi 1926 di Indonesia akan lebih hebat 

menghantam  imperialisme;  lebih  hebat  mengacaukan  kekuatan 

imperialisme  Belanda,  jika  revolusi  itu  tidak  dipotong‐potong,  tidak 

disabotir  oleh  pihak  indisiplinairen.  Betapa  tidak  akan  lebih  hebat, 

betapa  tidak  akan  lebih  besar  effect  dan  pengaruhnya  jika  diingat, 

bahwa Revolusi 1926 yang  tidak  sepenuhnya dijalankan  itu  saja  sudah 

mendapat sambutan begitu hangat di negeri‐negeri tetangga. 

Tahun  1926  ialah  sinar, dan dengan  sinar  ini  sejarah Tanah Air 

kita mulai bercahaya!”75 

Mengenai  Partai Komunis, Analysis memaparkan,  bahwa  Partai 

Komunis ialah “partai baru, partainya Lenin dan Stalin. Partai Komunis 

ialah  partai  proletar  yang  revolusioner  yang  menjadi  petunjuk 

perjuangan  kasta  proletar  dan  lain‐lain  kaum  kerja.  Partai  Komunis 

menuju ke pembentukan masyarakat  sosialis. Sesuai dengan masanya, 

lebih  dahulu  mementingkan  penyelesaian  revolusi  nasional.  Partai 

Komunis menerima anggota‐anggota baru yang  jujur dan berani, yang 

militan,  menerima  kaum  kerja  yang  sadar  akan  kastanya  dan  juga 

75 Takashi Shiraishi dalam buku Zaman Bergerak, berpendapat bahwa, “Sekalipun pemberontakan itu berakhir dengan kematian yang memilukan, tetapi sejak itu ide dan bentuk-bentuk pergerakan telah menjadi pengetahuan umum dalam bahasa melayu dan Indonesia.” Hal ini diakui oleh Bung Karno dalam Sarinah, “Imperialisme Belanda pada waktu itu baru saja mengamuk tabula rasa di kalangan kaum komunis. Partai Komunis Indonesia dan Sarekat Rakyat dipukulnya dengan hebatnya, ribuan pemimpinnya dilemparkannya dalam penjara dan dalam pembuangan di Boven Digul. Untuk meneruskan perjuangan revolusioner, maka saya mendirikan Partai Nasional Indonesia.” Pemberontakan 1926 adalah pemberontakan nasional bersenjata yang pertama melawan imperialisme di bawah pimpinan proletariat. Walaupun Pemberontakan 1926 gagal di mana PKI masih lemah di lapangan ideologi, politik, dan organisasi, namun mereka adalah pahlawan-pahlawan terhormat yang melawan imperialisme. Walaupun gagal, tetapi mereka dapat diberi sebutan seperti yang diberikan oleh Karl Marx kepada pemberontak-pemberontak Komune Paris 1871: “Mereka adalah malaikat-malaikat yang menyerbu langit.” Lihat: Busjarie Latif–Lembaga Sejarah PKI, Manuskrip Sejarah 45 Tahun PKI (1920–1965), cetakan 1, Bandung: Ultimus, 2014.

Page 146: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

98 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

menerima  golongan‐golongan  lain  dari  lapisan  masyarakat.  Partai 

Komunis  menjalankan  pimpinan  yang  revolusioner  dan  yang  taktis 

teoretis. Anggota Partai Komunis harus tunduk pada disiplin dan harus 

mempertahankan demokrasi revolusioner, yaitu demokrasi‐sentralisme. 

Tiap‐tiap  anggota  sangat  diwajibkan  belajar Marxisme  dan  Leninisme 

dan  ilmu‐pengetahuan  lain  yang  berhubungan  dengan  perjuangan 

revolusioner. Tiap‐tiap anggota harus tunduk dan menjalankan hukum‐

hukum yang termuat dalam program dan undang‐undang partai. Tiap‐

tiap  anggota  harus  bekerja  dan  berbuat  banyak  bagi  partai, 

mengunjungi  rapat‐rapat  partai  dan  tiap‐tiap  anggota  diwajibkan 

mengambil bagian dalam pekerjaan partai sebanyak‐banyaknya.” 

Kewajiban  Partai  Komunis  yang  terpenting  dalam  revolusi 

nasional adalah: “Menolak dan menentang akan adanya bahaya perang 

dunia  ketiga;  membantu  pemerintah  nasional  dan  memperkuat 

persatuan  nasional  dan  bersama‐sama  dengan  itu  mendidik  dan 

memperkuat  pergerakan  kaum  buruh  dan  kaum  tani;  menentang 

sekalian  aliran  reaksioner,  aliran  oportunisme  dan  aliran‐aliran  lain 

dalam perjuangan kaum kerja; menjalankan agitasi dan propaganda di 

kalangan rakyat banyak untuk memperkuat persenjataan dan kekuatan 

militer pemerintah nasional; menggiatkan pemuda revolusioner, buruh 

tani  dan  intelektual  sebagai  dasar  jaminan  tegak  berdirinya  republik; 

menjalankan massa  agitasi  di  seluruh  lapisan  rakyat  guna  persatuan 

nasional, guna menjalankan pekerjaan revolusioner.” 

 

 

3. Tan Malaka: Madilog (1951) 

 

TAHUN  1951,  terbit  karya  filsafat  Tan  Malaka  berjudul:  Madilog 

(Materialisme,  Dialektika  dan  Logika).  Dalam  buku  itu,  Tan  Malaka 

bermaksud  menerangkan  “hukum  kaum  proletar  berpikir”, 

memaparkan  “arti  dan  daerahnya  materialisme,  arti  dan  daerahnya 

dialektika, serta arti dan daerahnya logika.”76 

Dikemukakan  bahwa  “Madilog  ialah  cara  berpikir  berdasarkan 

materialisme, dialektika, dan  logika buat mencari akibat, yang berdiri atas 

76 Tan Malaka, Madilog, Teplok Press, Jakarta, 2000, h.14, 15.

Page 147: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 99

bukti yang cukup banyaknya dan cukup eksperimen dan diamati.”77 

Tan  Malaka  memulai  uraiannya  dengan  masalah  logika  mistik. 

Dikemukakan  bahwa  para  pemikir Mesir  6000—8000  tahun  yang  lalu 

sudah memikirkan asal bumi dan bintang, memikirkan asal dunia yang 

terkembang. Dinyatakan bahwa Rah ialah Dewa Matahari, ialah rohani, 

yang  lebih  dahulu  ada  dari  dunia,  bumi,  bintang,  dan  langit. Maha 

Dewa  Rah  tentulah  sempurna,  yakni Mahakuasa,  terkuasa,  asal  dari 

pada semua benda yang ada di dunia ini. Dengan firman yang berbunyi 

sabda saja, bumi, langit, bintang beribu juta, Sungai Nil dan gurun pasir 

bisa  timbul. Timbulnya  itu  adalah  pada  satu  saat  saja,  sesudah  sabda 

tadi difirmankan.  Jadi  rohanilah yang pertama,  zatlah yang  kedua. Zat  ini 

berasal  dari  rohani.  Bukan  sebaliknya,  yakni  rohani  yang  berasal  dari 

zat.78   

Dalam bab “Filsafat”, Tan Malaka menulis: “Engels memisahkan 

para  ahli  filsafat  dari  zaman  Yunani  sampai  pada  zaman  hidupnya 

Marx–Engels dalam dua barisan. Pada satu barisan didapat kaum idealis 

yang  bertentangan  dengan  barisan  kedua,  kaum  materialis.  Kaum 

idealis  ‘umumnya’  memihak  kepada  kaum  yang  berpunya  dan 

berkuasa, sedangkan kaum materialis berpihak pada proletar dan kaum 

tertindas.  Kadang‐kadang  perlawanan  tinggal  tersembunyi,  tetapi 

kadang‐kadang  terbuka  terus‐terang,  cocok  dengan  riwayatnya 

perjuangan proletar dan kapitalis dalam politik.79 Menurut pemisahan 

yang  diadakan  oleh  Engels, maka  pada  barisan  idealisten,  kita  dapati 

penganjur  terkemuka  sekali  seperti  Plato,  Hume,  Berkeley  yang 

berpuncak  pada Hegel.  Pada  barisan materialis,  kita  dapati Heraklit, 

Demokrit,  dan  Epikur,  di  masa  Yunani,  Diderot,  Lamartine  di  masa 

Revolusi Perancis yang berpuncak pada Marx–Engels. Di antaranya  itu 

didapati  banyak  ahli  filsafat  campur  aduk  scientists,  setengah  idealis 

setengah materialis.”80 

“Idealis  dan  materialis  yang  dijadikan  Engels  sebagai  ukuran 

buat  memisahkan  para  ahli  filsafat  dalam  dua  barisan,  semata‐mata 

berdasarkan  atas  sikap  yang  diambil  si  pemikir,  ahli  filsafat  dalam 

77 Ibid, h.271. 78 Ibid., h.26—27. 79 Ibid., h.38—39. Lihat Friedrich Engels, Ludwig Feuerbach dan Akhir Filsafat Klasik Jerman, Bab II – Materialisme dan Idealisme (1886). 80 Ibid., h.39.

Page 148: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

100 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

persoalan  yang  sudah  kita  tuliskan  lebih  dahulu,  yakni:  mana  yang 

pertama,  primus, mana  yang  kedua.  Benda  atau  fikiran, matter  atau 

idea. Yang mengatakan pikiran lebih dahulu, itulah pengikut idealisme, 

itulah  yang  idealis.  Yang  mengatakan  matter,  benda,  lebih  dahulu, 

barulah datang pikiran, itulah yang mengikuti materialisme.”81 

Dalam hal memisahkan ide dan materi, tokoh filsuf idealis David 

Hume sampai pada kesimpulan mengenai sebuah  jeruk: “yang ia insafi 

cuma rasanya yang manis itu, kulitnya yang licin itu, beratnya yang q/3 

atau 1/4 kilo  itu, warnanya yang hijau atau kuning  itu, bunyinya yang 

nyaring  itu  atau  lembek  itu.  Bunyi  itu  ada  di  telinga,  dalam  badan 

Hume, bukan pada  jeruk, beratnya di tangan Hume, bukan pada  jeruk, 

rupanya pada mata, rasanya pada lidah atau di ujung jari Hume, bukan 

pada  jeruk. Semua bunyi, rupa, dan rasa  itu dengan perantaraan saraf, 

nerve, berjalan ke pusat, ke centre, ke otak. Otak mencatat bunyi, rupa 

dan rasa tadi menjadi pengertian, conception, seperti pengertian merdu, 

kuning, berat,  lezat dan  licin. Semua pengertian  itu  ini di  ‘dalam’ saya, 

kata Hume, bukan di  luar  saya.  Jeruk  itu  sebagai benda,  tak  ada bagi 

saya. Yang ada cuma ‘ide’, pikiran, pengertian, ‘bundles of conceptions’, 

kata Hume.  Jeruk  sebagai  benda,  lembu  sebagai  benda,  tak  ada  buat 

saya.  Yang  ada  cuma  ide,  pikiran,  pengertian,  gambaran  dari  jeruk, 

lembu, bumi, bintang dan engkau. ‘Engkau’ kata Hume cuma ’ide’ buat 

saya.”82 

“Buat Hegel, ‘Absolute Idea’ ialah yang membikin benda ‘Realitat’. 

‘Die Absolute  Ide macht die Geschichte’. Absolute  Idea yang membikin 

sejarah,  histori,  dan  membayang  pada  filsafat.  Bukan  filsafat  yang 

membikin  sejarah,  katanya,  melainkan  Absolute  Idea  deren 

nachdrucklichen Ausdruck, die Philosophie  ist’, yang  tergambar nyata 

pada  filsafat.  Jadi  menurut  Hegel,  sejarah  ialah  sejarah  dunia  dan 

masyarakat dibikin Absolute Idea, dan hal ini tergambar pada filsafat. Pada 

81 Ibid., h.39—40. “Mereka yang menegaskan bahwa jiwa ada yang primer jika dibandingkan dengan alam, dan karenanya, akhirnya, menganggap adanya penciptaan dunia dalam satu atau lain bentuk—dan di kalangan para ahli filsafat, Hegel, misalnya, penciptaan ini sering menjadi lebih rumit dan mustahil daripada dalam agama Nasrani—merupakan kubu idealisme. Yang lain, yang menganggap alam sebagai yang primer, tergolong ke dalam berbagai mazhab materialisme.” Lihat: Friedrich Engels, Ludwig Feuerbach dan Akhir Filsafat Klasik Jerman, Bab II – Materialisme dan Idealisme (1886). 82 Ibid., h.40—41.

Page 149: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 101

lain  tempat,  Hegel  mengatakan,  bahwa  Negara  dan  Staat  ialah 

‘verwicklichung’,  penjelmaan  Absolute  Idea  itu.  Absolute  Idea  itu  sama 

dengan metaphysik, Idea sendirinya, Ide yang tak dibikin, yang tunggal, 

tak jatuh pada hukum sebab dan akibat, hidup dan mati, tak melahirkan 

atau dilahirkan, tak takluk pada waktu dan tempat, melainkan tunggal, 

terkuasa  dan  sempurna.  Absolute  Idea  itu  membuat  sejarah  dunia, 

masyarakat dan negara, Absolute Idea itu tergambar jelas dan pasti pada 

filsafat. Absolute  Idea akhirnya sama dengan metaphysik, yakni gaib, di 

luar ilmu alam, rohani, Ammon kata Mesir purbakala, Dewa Rah.”83 

“Sebagaimana  bumi  dan  bintang  berjalan,  bersejarah, menurut 

hukum tarik‐menarik yang didapat oleh Newton, sebagaimana tumbuh‐

tumbuhan  dan  manusia  bersejarah  menurut  hukum‐hukum  Darwin, 

beginilah  sejarahnya masyarakat manusia menurut  hukum Historisch‐

Materialisme, yang juga dinamai Dialektisch‐Materialisme. 

Dengan  lahirnya  Marxisme,  maka  Hegelisme  berbelah  dua: 

Dialektika Idealis dan Dialektika Materialistis. Yang pertama dipegang oleh 

kaum yang bermodal dan berkuasa dengan pengikutnya, yang kedua, 

oleh kaum proletar yang revolusioner.”84 

“Apakah  artinya  alam  dan  apakah  artinya  fikiran  itu? 

Demikianlah  kalau  kita  amati  kemajuan  ilmu  filsafat  tadi, maka  kita 

lihat  zaman  tengah  tahun  478—1492 pencari hakikat dilekati  oleh  ke‐

Tuhanan. Kaum  Scholastic,  namanya  di  Eropa  Barat  tak  bisa mencari 

hakikat  itu, kalau persoalan  itu  tidak digarami, dilimaui  (dijeruki) dan 

dimasak  dengan  God  dan  agama  ialah  agama Nasrani.  Sesudah  itu, 

pada  zaman  borjuis  filsafat  tadi  sudah  susut  pada  persoalan  ‘Jasmani 

dan Rohani’, badan dan pikiran.”85 

“Engels  sudah  mendapat  kesimpulan,  bahwa  sisanya  filsafat 

ialah  Dialektika  dan  Logika.  Semua  cabangnya  yang  lain  jatuh  pada 

bermacam‐macam  ilmu  alam  dan  sejarah,  ialah  sejarah  masyarakat 

manusia. Marx memandang dari sudut pertarungan klas, berkata dalam 

11  thesis: Die  Pylosophen  haben  die Welt  nur  verschieden  interpretiert.  Es 

komt aber daraufen die Welt zu verandern. Para ahli filsafat sudah memberi 

bermacam‐macam  pemandangan  tentang  dunia  itu.  Yang  perlu  lagi 

83 Ibid., h.43. 84 Ibid., h.45. 85 Ibid., h.58—59.

Page 150: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

102 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

ialah menukar dunia itu!”86 

Dalam  bab  “Dialektika”,  Tan  Malaka  memaparkan  masalah 

munculnya  persoalan  dialektika,  tentang  dialektika  dan  logika,  dialektika 

idealistis  dan  dialektika  materialistis,  tentang  matter  dan  ide,  tentang 

perlantunan  (masyarakat  dan  paham),  tentang  benda  (masyarakat) 

mengenai  pikiran,  tentang  bayangan  masyarakat,  tentang  masyarakat  dan 

seni, tentang dampak hubungan antara benda dan masyarakat. 

 Dalam logika sebagai ilmu berpikir, semua pertanyaan yang diajukan boleh dijawab dengan ya atau tidak. Menurut logika, ya itu semata-mata ya, bukan berarti tidak. Dan tidak itu sama sekali tidak, bukan berarti ya. Sekarang sampai waktunya buat memeriksa pertanyaan yang tidak bisa lagi dijawab dengan ya atau tidak. Dalam kehidupan sehari-hari pun, kita berjumpa dengan bermacam-macam pertanyaan yang tidak bisa diputuskan dengan ya atau tidak saja, kalau sang waktu campur. Mudah mengatakan orang itu tua, kalau memang sudah atau lebih seratus tahun umurnya, bermata kabur, berambut putih, dan bertelinga pekak dsb. Atau masih bayi, kalau berumur tiga atau empat bulan. Tetapi jawablah dengan ya atau tidak kalau seseorang tetap kuat berupa muda, walaupun umpamanya sudah kira-kira 50 tahun. Adalah saatnya di mana kita semua makhluk bernyawa ini, seorang dokter yang pintar pun, tidak bisa menjawab dengan pasti bahwa kita sudah mati atau masih hidup. Jadi jikalau pertanyaan itu dicampuri oleh waktu di mana campur perkara timbul dan hilang, hidup dan mati, di sinilah Logika semata-mata menjadi gagal.  

Mengenai  masalah  yang  saling  berhubungan  dan  bersenyawa, 

Tan Malaka menulis  bahwa  terdapat  perbedaan  besar  antara dua  ahli 

biologi  yang  besar  Lenxeus  dan  Darwin.  “Lenxeus menganggap  tiap 

jenis  (spesies)  baik  tumbuhan  ataupun  hewan,  sebagai  berdiri 

sendirinya, tunggal. Tak berkenaan dan tak ada seluk‐beluknya dengan 

jenis  lain.  Sedangkan Darwin menganggap  sebaliknya,  satu  sama  lain 

tak  bisa  dipisah‐pisahkan.  Lenxues menganggap masing‐masing  jenis, 

86 Ibid., h.50—51.

Page 151: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 103

sebagai barang yang tetap yang pada satu saat dibuat Yang Mahakuasa. 

Sedangkan  Darwin  menganggap  masing‐masing  jenis  itu  berubah 

sesudah beberapa  lama disebabkan oleh seleksi alam  (natural  selection). 

Lenxues berpendapat bahwa masing‐masing  jenis mesti diperiksa  satu 

per satu, pemisahan dari  jenis yang lain. Sebaliknya Darwin memeriksa 

dan menguji masing‐masing  jenis dengan  seketika pun  tak melupakan 

hubungan dan seluk‐beluk jenis itu dengan jenis lain. 

Lenxues setia pada  logika: hewan  ini masuk  jenis  ini, bukan  jenis 

itu. Kodok  ini  tak  ada  seluk‐beluk dan hubungannya dengan  burung, 

dan seterusnya. 

Darwin  setia  pada  logika:  di  mana  logika  bisa  berlaku.  Tetapi 

meninggalkan logika, kalau logika tidak berdaya lagi: ini jenis berkenaan 

dengan  itu, berseluk‐beluk dengan  itu, bukan  ini  atau  itu  saja. Kodok 

hubungan  betul dengan  burung. Perbandingkanlah  tengkorak,  tulang‐

belulang,  hati,  jantung,  dan  sebagainya  di  antara  kedua  jenis  itu. 

Perhatikanlah  tulang‐belulang dan sekalian anggota hewan dari cacing 

sampai ke manusia. Tidakkah  tuan menjumpai  seluk‐beluk, hubungan 

satu sama lainnya? 

Hasil  pekerjaan  Lenxues,  ialah  membagi  satu  sistem  (tata) 

tumbuhan  dan  hewan  yang mati,  yang dipelajari  oleh  pengikut  logika 

saja  terutama  pengikut  logika mistik.  Sedangkan  teori Darwin menjadi 

pedoman  bekerja  buat  ahli  kebun  dan  ahli  hewan  yang  tak  putus 

mencangkokkan  tanaman  dan  memilih  yang  baik,  membuang  yang 

buruk, baik tumbuhan maupun tampang hewan, sehingga makin lama, 

kita  mendapat  bunga  yang  lebih  harum,  buah  yang  lebih  lezat  dan 

hewan  yang  lebih  tegap,  kuat,  gemuk,  berfaedah,  dan  berkembang 

biak.”87 

Dalam mengungkap masalah kontradiksi, Tan Malaka mengambil 

contoh  tentang  keadilan putusan  suatu pengadilan  yang dikendalikan 

oleh kekuatan uang atau kekuasaan. 

 Adil atau tidaknya satu keputusan pengadilan yang demikian tidak dapat menggunakan jawaban ya atau tidak. Sebelum kita mengambil pendirian, mengambil penjuru dari mana kita mesti memandang, point of view. Apa yang dipandang adil dari satu pihak, berarti tak adil di pandangan dari pihak yang lain, dan

87 Ibid., h.127—128.

Page 152: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

104 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

sebaliknya. Sebab itu kita mesti lebih dahulu berpihak pada yang lain, atau sebaliknya. Inilah artinya menentukan point of view. Dari salah satu sudut barulah kita bisa memandang dan memutuskan ya atau tidak.88 Sering sekali dialektika dinamai ilmu berpikir kontradiksi. Dan juga pernah dinamai ilmu berpikir dalam gerakan. Kata Engels juga kita mesti mempelajari suatu benda dengan memperlihatkan ‘kontradiksinya’, kena-mengenainya serta seluk-beluknya, pergerakannya, tumbuh dan hilangnya.89  

Mengenai Dialektika dan Logika Tan Malaka menulis: 

 Bentuk yang lazim dipakai menggambarkan logika, yakni: A = A; A bukan non A (tidak A). Jadi hukum berpikir yang berbentuk A = A ini sebetulnya tidak lain dari ya itu ya. Dan hukum berpikir yang berbentuk A bukan non A itu, sama maknanya dengan ya itu bukan tidak ya. Dalam buku logika juga sering dikatakan ‘sesuatu barang bukanlah lawannya barang itu’, ‘a thing is not its opposite’. Pada matematika dan ilmu alam dasar dan tengah, besar sekali kekuasaan logika itu. Sedangkan pada matematika dan ilmu alam tertinggi, kita terutama mesti lari pada dialektika.  

Mengenai dialektika idealistis dan dialektika materialistis, Tan Malaka 

menulis,  “Perbedaan  terutama  di  antara  dialektika Marx–Engels &  co 

dan  gurunya  Hegel,  ialah:  Hegel  menganggap  gerakan  pikiran  itu 

sebagai  gerakan  ide  semata‐mata  (janganlah  dilupakan  absolute  idea, 

maha rohani dari Hegel), sedangkan Marx dan Engels menganggap otak 

itu seolah‐olah cermin yang membayangkan gerakan benda sebenarnya 

yang  ada  di  luar  otak  kita.  Dalam  perbedaan  di  antara  kedua  jenis 

dialektika,  adalah  pula  persamaan,  kedua  pihak  berdiri  atas  gerakan, 

bukan pada ketetapan.”90 

Dalam menjelaskan masalah materi dan  ide (matter dan  ide), Tan 

Malaka mengungkap bagian penting dari  tulisan Marx, 11 Tesis  tentang 

Feuerbach.  Begitu  pentingnya  tulisan  ini  dinyatakan  bahwa 

“materialisme  kolot  termasuk  materialisme  Feuerbach,  yakni 

88 Ibid., h.131. 89 Ibid., h.132. 90 Ibid., h.139.

Page 153: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 105

materialisme  yang  tak mengakui  perbuatan manusia  itu  sebagai  yang 

nyata, berpuncak pada pandangan  seorang  individu, pada masyarakat 

borjuis.” 

Selanjutnya, Marx  mengambil  kesimpulan  bahwa  materialisme 

kolot  itu  ialah  pandangan  borjuis  yang  individualistis,  terpisah  dari 

masyarakatnya.  Sedangkan pandangan materialisme  baru  berdasarkan 

masyarakat,  berdasarkan  seseorang  dalam  masyarakatnya  bersama, 

kolektif. Dan dalam tesis ke‐11, tesis terakhir Marx menutup tulisannya 

dengan  ungkapan:  “Ahli  filsafat  sudah  menerjemahkan  dunia  ini 

berlainan  satu dengan  lainnya. Yang  terpenting  ialah mengubah dunia 

ini.”91 

“Buat Hegel, absolute  ide, rohani  itulah yang  ‘membikin’ sejarah 

masyarakat manusia.  Sedangkan  buat Marx,  pertarungan  klas  dalam 

masyarakat  itulah  yang  memajukan  masyarakat  itu  dari  tingkat  ke 

tingkat  yang  lebih  tinggi....  Zaman  feodalisme  itu  berubah,  bertukar 

pula  menjadi  zaman  kapitalisme,  kemodalan  yang  masih  umum 

sekarang.  Sedangkan  akhirnya  zaman  setengah  feodal  dan  setengah 

kapitalisme  itu  di  Rusia  pada  tahun  1917  berubah,  bertukar menjadi 

zaman  sosialisme,  berdasarkan  kolektivisme,  tolong‐menolong  sampai 

ke zaman komunisme.”92 

Mengenai kuantitas dan kualitas dikemukakan bahwa “Menurut 

dialektika, kenaikan quantity  (banyaknya graad, derajat) bisa mengubah 

sifat, sifat mengadakan sifat quality baru. Sesudah quantity, banyak dari 

80  derajat  sampai  100  derajat, maka  sifat  tadi  berubah:  air  jadi  uap, 

quantity  menjadi  quality.  Perubahan  bilangan  (banyak)  menjadi 

perubahan  sifat  dari  air  ke  uap.  Jadi  ‘banyak’  dan  ‘sifat’  quantity  dan 

quality  itu  ada hubungan,  berkaitan.  (2) Menurut  logika  seperti  sudah 

lebih cukup dibicarakan  lebih dahulu  ‘ya’  tinggal  ‘ya’ dan’tidak  tinggal 

tidak.” 

“Dialektika menyimpulkan pergerakan ‘ya’ dan ‘tidak’ itu dengan 

suatu  ‘Negation  der  Negation’.  Yang  ‘ya’  itu  mulanya  dibatalkan. 

Kebatalan ini dibatalkan pula. Umpamanya ambil sebiji padi, kita tanam 

Sesudah  berapa  lama  biji  padi  bukan  biji  lagi, melainkan  sudah  jadi 

91 Ibid., h.149. Lihat: Karl Marx, Tesis tentang Feuerbach (1845): “Para filsuf hanya menafsirkan dunia, dengan berbagai cara; akan tetapi soalnya ialah bagaimana mengubahnya.” 92 Ibid., h.157.

Page 154: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

106 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pohon.  Inilah  satu  kebatalan:  pohon  tadi mengeluarkan  biji  padi  lagi 

lebih banyak dari bermula. Di sini  terjadi pembatalan dari pohon  tadi: 

Biji membatalkan pohon. Pada seluruhnya proses lakon pada padi, kita 

peroleh  biji  padi,  pohon  padi  (kebatalan),  dan  banyak  biji  padi 

(pembatalan).  Inilah  yang  dinamakan  Negation  der  Negation  itu, 

pembatalan kebatalan.”93 

Dalam  Madilog  setebal  554  halaman  itu  sesungguhnya  Tan 

Malaka  bergumul  dengan  penjelasan mengenai  logika  dan  penjelasan 

mengenai perkembangan matematika,  fisika, kimia, dan alam  semesta, 

sebagai  bagian  dari  ilmu  pengetahuan  (science). Yang  banyak,  berkali‐

kali dipaparkan  adalah mengenai perubahan  kuantitas menjadi  kualitas, 

mengenai negasi dari negasi yang diterjemahkan jadi pembatalan kebatalan. 

Walaupun disebut‐sebut karya Lenin Materialisme dan Empiriokritisisme, 

tetapi  dalam  mengungkap  masalah  materialisme  tidak  dipaparkan 

masalah  kebenaran  mutlak  dan  kebenaran  relatif,  tentang  praktek  dan 

kenyataan adalah ukuran kebenaran. Mengenai dialektika, tidak dipaparkan 

hukum  pokoknya,  yaitu  persatuan  dan  perjuangan  dari  segi‐segi  yang 

bertentangan. Juga tidak didalami hukum kontradiksi. 

Madilog  tidak  sampai  menguraikan  materialisme  historis, 

penerapan  materialisme  dialektis  dalam  ilmu  masyarakat.  Karena  itu, 

Madilog tidak memasuki masalah perkembangan perjuangan klas sampai 

pada  pembangunan  diktatur  proletariat  untuk  membangun  sosialisme. 

Masalah  diktatur  proletariat  adalah  sangat  penting.  Menurut  Lenin, 

pengakuan akan ajaran tentang diktatur proletariat, adalah ukuran bagi 

Marxis tidaknya seseorang.94 

93 Ibid., h.282. 94 Dalam surat kepada kawannya Joseph Weydemeyer di New York tertangal 5 Maret 1852, Marx mengatakan, “...Dan sekarang mengenai diri saya, bukanlah jasa saya ditemukannya adanya klas-klas dalam masyarakat modern dan juga ditemukannya adanya perjuangan di antara mereka itu. Jauh sebelum saya para ahli sejarah borjuis telah menguraikan perkembangan historis perjuangan klas-klas ini dan para ahli ekonomi borjuis menguraikan anatomi ekonomi dari klas-klas. Hal baru yang telah saya lakukan adalah membuktikan: 1) bahwa adanya klas-klas itu hanyalah bertalian dengan fase-fase kesejarahan khusus dalam perkembangan produksi [historische Entwicklungesphasen der Produktion]; 2) bahwa perjuangan klas pasti menuju pada diktatur proletariat; 3) bahwa diktatur ini sendiri hanyalah merupakan peralihan ke arah penghapusan semua klas dan ke arah masyarakat tanpa klas...” Lihat juga Negara dan Revolusi, Bab II “Pengalaman dari Tahun 1848–1851”, karya V.I. Lenin. Dalam tulisan tersebut, Lenin mengkritik Karl

Page 155: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 107

 

 

4. Njoto: Marxisme Ilmu dan Amalnya (1962) 

 

DESEMBER  tahun 1962 diterbitkan brosur Marxisme  Ilmu dan Amalnya, 

karya Njoto, Wakil Ketua II PKI. Njoto menyatakan bahwa paparannya 

ini hanyalah  sebagai  introduksi,  sebagai pengantar. Uraiannya dimulai 

dengan kutipan majalah Katolik berbahasa Perancis: “Suatu pandangan 

yang  sempit  akan memberikan  suatu  tinjauan  yang  palsu  dan  sesat. 

Marxisme bukanlah  suatu cara dan  rancangan pemerintahan  saja,  juga 

bukan suatu pemecahan  teknis untuk masalah‐masalah perekonomian, 

bukan  pula  suatu  pendirian  yang  bolak‐balik  atau  suatu  semboyan 

dalam suatu pidato yang mengharukan.  Ia menyebutkan dirinya suatu 

tafsiran yang  luas  tentang manusia dan  sejarah,  tentang makhluk dan 

masyarakat, tentang alam dan Tuhan; suatu sintese umum, menurut teori 

dan praktek, pendek kata, suatu sistem yang menyeluruh.”95 

Mengapa  Lenin  mengatakan  bahwa  Marxisme  itu  ‘komplit  dan 

harmonis’?96  Karena Marxisme memberi  jawaban pada masalah‐masalah 

yang sudah diajukan oleh ahli‐ahli pikir umat manusia yang terkemuka. 

“Ahli‐ahli pikir umat manusia yang  terkemuka  itu  sudah  sejak beribu‐

ribu  tahun yang  lalu mengajukan pertanyaan‐pertanyaan yang bersifat 

fundamentil,  bersifat  pokok  sekali.  Misalnya,  salah  satu  di  antara 

pertanyaan  itu  ialah  ‘Apakah  keadilan  itu?’  Marxisme  menjawab 

pertanyaan  itu  dengan  merumuskan  bahwa  keadilan  ialah  suatu 

keadaan  di mana  penghisapan  atas manusia  oleh manusia  tiada  lagi. 

Dan  jawaban  Marxisme  tidak  berhenti  pada  perumusan  teori  ini. 

Kautsky dan kaum oportunis lainnya yang mendistorsi Marxisme yang seakan-akan “Inti dalam ajaran Marx adalah perjuangan klas”. Menurut Lenin, “Hanya dialah seorang Marxis, yaitu yang meluaskan pengakuan atas perjuangan klas sampai pada pengakuan atas diktatur proletariat. Inilah yang merupakan perbedaan paling mendalam antara orang Marxis dan borjuis kecil (maupun yang besar juga).” 95 Njoto, Marxisme Ilmu & Amalnya, Penerbit HR, Djakarta 1962, h.7—8. 96 V.I. Lenin, Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme, Pilihan Karya Lenin, Volume 19, Progress Publishers, 1977, Moscow, h.21—28. “Doktrin-doktrin Marxis bersifat serba guna karena tingkat kebenarannya yang tinggi. Juga komplit dan harmonis, serta melengkapi kita dengan suatu pandangan dunia yang integral, yang tidak bisa dipersatukan dengan berbagai macam takhayul, reaksi, atau tekanan dari pihak borjuis.”

Page 156: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

108 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Marxisme  juga menunjukkan  jalan  bagaimana mencapai  keadilan  itu. 

Yaitu  melalui  revolusi  sosialis  mendirikan  masyarakat  yang  tidak 

berklas.”97 

“Di  dalam  kehidupan  ilmiah,  teori  itu  selalu  menempati 

kedudukan  yang  sangat  penting.  Tetapi  jika  sesuatu  teori  tidak  teruji 

oleh praktek, apalah harga teori semacam itu.”   

“Untuk  memberikan  pelukisan  yang  lebih  jelas  tentang  sifat 

ilmiah  Marxisme,  saya  ingin  mengemukakan  cara  kerja  pencipta 

Marxisme,  yaitu  Karl  Marx,  yang  tahun  ini  kebetulan  kita  peringati 

ulang tahun yang ke‐140 dari hari lahirnya dan ulang tahun yang ke‐75 

hari  wafatnya.  Tidak  mungkin  Marx  sampai  pada  kesimpulan‐

kesimpulan  ilmiah  sekiranya  cara  kerjanya  tidak  ilmiah.  Friedrich 

Engels,  sahabat  Marx  yang  paling  akrab  dan  pencipta‐serta  ajaran 

Marxisme,  pernah  mengatakan  begini:  ‘Sebagaimana  Darwin 

menemukan hukum perkembangan alam organik, demikian pula Marx 

menemukan hukum perkembangan sejarah manusia’.” 

“Bagaimana  Marx  dan  Darwin  sampai  pada  kesimpulan‐

kesimpulan yang begitu penting dan begitu tinggi mutu kebenarannya? 

Mereka  sama‐sama  menempuh  cara  kerja  yang  ilmiah,  yang  seperti 

dikatakan  Marx  selalu  mempunyai  5  tingkatan:  1.  Penyelidikan;             

2.  Percobaan  atau  eksperimen;  3.  Pencatatan;  4.  Perenungan;  dan           

5. penyimpulan atau penggeneralisasian.   

Marx  adalah  benar‐benar  seorang  sarjana.  Seperti  juga Darwin, 

Marx  adalah  seorang  bibliotik,  seorang  orang  laboratorium.  Tetapi 

sedangkan Darwin boleh dikatakan hanya  seorang orang bibliotik dan 

hanya  seorang  orang  laboratorium,  dari mana  ia menyusun  teorinya 

yang besar  tentang  evolusi, Marx  adalah  sekaligus  seorang orang dari 

bibliotik  dan  laboratorium  yang  lebih  luas  lagi,  dari  bibliotik 

masyarakat, dari  laboratorium masyarakat. Marx bukan hanya seorang 

sarjana,  ia  seorang  pemimpin  revolusioner,  yang  seperti dikatakannya 

sendiri, tidak puas dengan hanya menafsirkan dunia, tetapi menafsirkan 

dunia dan merombaknya.”98   

97 Njoto, op.cit., h.8. 98 Ibid., h.13—14. Beberapa bulan setelah buku The Origin of Species karya Charles Darwin terbit, Friedrich Engels menulis kepada Karl Marx, “Darwin, yang [bukunya] kini sedang saya baca, sungguh bagus.” Marx lalu membalas surat Engels pada tanggal 19 Desember 1860, “Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada

Page 157: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 109

Untuk  kepentingan  pekerjaan  ilmiahnya,  “Marx  mempelajari 

sejumlah cukup banyak bahasa, lebih daripada cukup barangkali untuk 

seseorang  pada  umurnya  ketika  itu.  Ia  bisa mengarang  dalam  bahasa 

Jerman,  Inggris,  dan  Perancis  dengan  sama  bagusnya  dan  sama 

bersihnya dalam tata bahasa. Tentang bahasa‐bahasa yang ia pahami, ia 

membaca Dante  dalam  bahasa  Itali  dan membaca Demokritos  dalam 

bahasa  Yunani,  ia  mengerti  bahasa  Belanda  dan  bahasa  Hongaria, 

bahasa Denmark dan bahasa Spanyol. Dan ketika ia berusia 50 tahun, ia 

merasa masih cukup muda untuk mulai mempelajari bahasa Rusia, dan 

6 bulan kemudian  ia  sudah pandai menikmati  syair‐syair Pusykin dan 

novel‐novel  Gogol  dalam  bahasa  aslinya.  ‘Bahasa  asing’  kata  Marx, 

‘adalah senjata dalam perjuangan hidup’.”99 

Barangsiapa  membaca  kumpulan  karangan  Marx,  “tahulah  ia 

bahwa Marx  bukan  hanya  besar  perhatian  pada  soal‐soal masyarakat, 

tetapi  juga  besar  perhatiannya  pada  ilmu  alam  pada  umumnya,  pada 

matematika,  pada  biologi.  Tetapi  sebagian  sangat  terbesar  dari 

waktunya digunakannya untuk penyelidikannya di  lapangan ekonomi. 

Karya  utamanya  yang  monumental,  Kapital,  adalah  hasil  pekerjaan 

selama 40  tahun. Ada baiknya kalau  saya mencatat di  sini  sumbangan 

Indonesia pada kelahiran Kapital. Kalau karya utama Darwin Origin  of 

Species mendapatkan  di  antara  bahan‐bahannya  yang  penting  laporan 

mengenai  fauna dan  flora Maluku, Kapital Marx mendapatkan  bahan‐

bahannya  pula  dari  penghisapan  VOC  di Maluku  dan  dari  susunan 

pedesaan di Jawa dan Bali.”100 

“Marxisme  mempunyai  3  bagiannya  yang  tidak  terpisah‐

pisahkan  satu  sama  lain.  Yaitu  ajaran‐ajaran  tentang  ekonomi  politik, 

filsafat, dan sejarah.”101 

sejarah alam bagi pandangan kita.” Dalam sebuah surat yang ditulis Marx kepada Lassalle, seorang rekan sosialisnya pada tanggal 16 Januari 1861, Marx mengatakan, “Buku Darwin sangatlah penting dan membantu saya [meletakkan] landasan berpijak dalam ilmu alam bagi perjuangan klas dalam sejarah.” Marx juga menunjukkan simpatinya kepada Darwin dengan mempersembahkan buku Das Kapital, yang dianggap sebagai karya terbesarnya, kepada Darwin. Dalam bukunya yang berbahasa Jerman, ia menulis: “Dari seorang pengagum setia kepada Charles Darwin.” 99 Ibid., h.14—15. 100 Njoto, op.cit., h.16. 101 V.I. Lenin, loc.cit., “Marxisme merupakan penerus yang sah dari beberapa

Page 158: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

110 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Ekonomi  politik  Marxis,  seperti  umum  tahu,  bersumber  pada 

ajaran‐ajaran ekonomi politik klasik  Inggris,  terutama dasar‐dasar  teori 

nilai  kerja  yang  diletakkan  oleh  Adam  Smith  dan  David  Ricardo. 

Berpegangan pada dan melanjutkan  secara konsekuen  teori  ini,  sambil 

menyelidiki  ‘hukum gerak ekonomi masyarakat modern’, Marx sampai 

pada kesimpulannya yang menjadi  ‘batu pertama  teori ekonomi Marx, 

yaitu  teori  nilai  lebih.  Dari  batu  pertama  inilah  Marx  membangun 

teorinya  bahwa  krisis  umum  kapitalisme  itu  tak  terhindarkan,  bahwa 

kapitalisme itu di dalam dirinya sendiri  ‘mengandung dan menyimpan 

satu hukuman mati, dan bahwa mau tak mau dalam sistem kapitalisme 

harus  menyingkir  dari  panggung  sejarah  untuk  memberikan  tempat 

pada sistem yang baru yaitu sosialisme’.102 

“Ada sekarang orang mengatakan, bahwa ekonomi‐politik Marxis 

itu memang  sesuai  untuk  ‘kapitalisme  klasik’  tetapi  tidak  cocok  lagi 

untuk  ‘kapitalisme  zaman  sekarang’.  Tentu  kapitalisme  itu  tidak 

mandek  saja.  Sekarang  ada  ‘kapitalisme  kerakyatan’,  ‘kapitalisme 

terorganisasi’,  ‘kapitalisme berencana’, dan entah kapitalisme apa  lagi. 

Tetapi satu hal sebetulnya tidak berubah, yaitu: ia tetap kapitalisme. Kita 

cukup  membaca  suratkabar‐suratkabar  harian,  maka  kita  bacalah 

hampir  setiap  hari: Amerika  terkena  resesi  pengangguran meningkat, 

harga‐harga naik, upah riil merosot—tidakkah semua ini membuktikan 

bahwa  Marxisme  tetap  benar?  Sejarah  bukan  meralat,  tetapi 

memperkuat  Marxisme.  Lawan‐lawan  Marxisme  mencoba  meng‐

gambarkan bahwa Marxisme  ‘dulu  ilmiah,  sekarang  tidak  lagi  ilmiah’. 

Tetapi  jalannya  sejarah  membuktikan  bahwa  bukan  Marxisme  yang 

sudah tidak ilmiah lagi, melainkan bantahan‐bantahan mereka. Ada lagi 

yang mengatakan bahwa Marxisme  itu  ‘hanya cocok buat Eropa,  tidak 

cocok  buat  negeri‐negeri  lain’.  Baiklah  singkat  saja,  apakah  Vietnam, 

Korea, Mongolia, dan Tiongkok itu Eropa?” 

“Apa  yang  selalu  disebut  oleh  penceramah‐penceramah  bukan‐

Marxis, mereka  itu  selalu mengatakan  bahwa  salah  satu  bagian  yang 

penting  dari  ‘teori  Marxisme’  ialah  apa  yang  mereka  sebut  ‘teori 

verelendung’,  teori  pemelaratan.  Dengan  ini  mereka  mencoba  meng‐

gambarkan  bahwa  kaum  Marxis  itu  ‘gandrung  kemelaratan’,  karena 

pemikiran besar umat manusia dalam abad ke-19 yang direpresentasikan oleh filsafat klasik Jerman, ekonomi-politik Inggris, dan sosialisme Perancis.” 102 Njoto, op.cit., h.17—18.

Page 159: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 111

dari  ‘kemelaratan  akan  lahir  kemenangannya’.  Bahwa  hari  depan  itu 

miliknya  ‘kaum  melarat’  dan  bukan  miliknya  ‘kaum  kaya’,  ‘kaum 

kapitalis’,  ini  tak  perlu  dipersengketakan.  Tetapi  kaum  Marxis 

‘gandrung kemelaratan’? Kita  cukup mengingat bahwa yang membela 

kenaikan‐kenaikan  upah,  yang  membela  perbaikan  nasib  pada 

umumnya,  baik  bagi  kaum  buruh,  kaum  tani maupun  kaum  pekerja 

lainnya,  adalah  tidak  lain  daripada  kaum Marxis,  dan  bahwa  lawan‐

lawan Marxisme biasanya menentang perbaikan nasib itu, sehingga apa 

yang  disebut  ‘teori  verelendung’  itu  lebih  mengenai  mereka  daripada 

mengenai kaum Marxis.” 

“Mengenai  filsafat Marxisme, seperti diketahui, bersumber pada 

filsafat klasik Jerman yang mencapai puncaknya pada dua nama: Hegel 

dan  Feuerbach.  Sumbangan  Hegel  terpenting  adalah  sistem 

dialektikanya, yang karena berdiri di  atas  landasan yang  idealis,  telah 

dirombak oleh Marx dan ditegakkan di atas  landasan yang sebaliknya, 

yaitu  materialisme. 103   Sedang  sumbangan  Feuerbach  yang  terpenting 

adalah  kritiknya  terhadap  idealisme  Hegel.  Tetapi  Feuerbach  sendiri, 

yang materialis  dalam  pendekatannya  pada  gejala‐gejala  alam, masih 

seorang idealis dalam konsepsinya mengenai gejala‐gejala sosial, gejala‐

gejala  masyarakat.  Sesudah  hal  ini  pun  dirombak  oleh  Marx,  maka 

seperti  dikatakan  oleh  Friedrich  Engels,  ‘idealisme  diusir  dari  tempat 

pengungsiannya yang terakhir, yaitu filsafat sejarah’.” 

“Filsafat  Marxis  adalah  universil,  karena  ia  berlaku  bagi 

pendekatan pada gejala‐gejala  alam, pada masyarakat, dan pada  alam 

pikiran.”104 

Maka,  “Marxisme–Leninisme  adalah  ‘ilmu  tentang  hukum 

perkembangan alam dan masyarakat, tentang revolusi massa tertindas, tentang 

kemenangan sosialisme, tentang pembangunan masyarakat komunis’.”105 

103 Karl Marx, Kapital, Jilid I, Hasta Mitra, 2004. Dalam kata pengantar Kapital, Marx mengatakan bahwa, “Metode dialektika saya sendiri bukan saja berbeda dari metode dialektika Hegel, tetapi lawan langsung darinya. Bagi Hegel, proses berpikir itu adalah pencipta dari dunia nyata, dan dunia nyata hanya manifestasi lahir dari ‘ide’. Bagi saya sebaliknya dari itu, yang berupa dalam cita tidak lain dari dunia nyata yang direfleksikan oleh pikiran manusia dan dipindahkan menjadi buah pikiran.” 104 Njoto, op.cit., h.19—20. 105 Ibid., h.22—23. Kata “komunisme” berasal dari bahasa Latin kuno yaitu “communis” yang berarti masyarakat atau publik/umum. Friedrich Engels pada

Page 160: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

112 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Mengenai  filsafat,  Njoto  menulis:  “Filsafat  hidup  proletariat 

dibandingkan  dengan  filsafat  hidup  borjuasi  memang  sangat 

bertentangan.  Proletariat  tahu,  bahwa  tanpa  kebebasan  buat  semua 

tidak  adalah  kebebasan  buat  diri  orang  seorang.  Sebaliknya,  borjuasi 

beranggapan bahwa jika dirinya tidak bebas maka kebebasan itu sendiri 

tidak  ada.  Filsafat  hidup  ini  dinyatakan  dalam  sikap  mereka  dalam 

perjuangan.  Perjuangan  proletariat  adalah  untuk mencapai  kebebasan 

buat  semua, dan  jika buat  cita‐cita  ini dirinya  sendiri harus berkorban 

sampai  pun  berkorban  nyawa,  kaum  proletar menempuhnya  dengan 

ikhlas. Sebaliknya, borjuasi ‘berjuang’ buat kebebasan diri sendiri, tetapi 

untuk  kebebasan diri  sendiri  ini  jangankan  korban  jiwa,  korban  harta 

benda pun mereka liat, alot.”106 

“Cita‐cita proletariat adalah suatu masyarakat yang bebas, bukan 

saja  bebas  dari  imperialisme  dan  feodalisme,  tetapi  pun  bebas  dari 

setiap  penghisapan  oleh  manusia  atas  manusia,  sehingga  individu 

seorang‐seorang akan bebas pula, dan pada gilirannya  ‘perkembangan 

bebas dari  setiap orang menjadi  syarat bagi perkembangan bebas dari 

semuanya.”107 

“Materialisme  adalah  konsepsi  filsafat Marxis,  sedang  dialektika 

adalah metodenya....108 Materialisme  itu mengandung  di dalam  dirinya 

sikap berpihak.... Filsafat dewasa ini sama berpihaknya seperti filsafat 2.000 

tahun  yang  lalu...:  Adakah  di  zaman  perbudakan  filsafat  yang  tidak 

memihak pawang  budak dan  tidak memihak  kaum  budak,  adakah di 

zaman  feodalisme  filsafat  yang  tidak memihak  tuan‐tuan  feodal  dan 

tidak memihak  kaum  tani,  adakah di  zaman  kapitalisme  filsafat  yang 

tahun 1847 dalam dua draf program untuk Liga Komunis dalam bentuk sebuah katekismus yang berjudul “Prinsip-Prinsip Komunisme” mengatakan bahwa “komunisme adalah ajaran tentang syarat-syarat pembebasan kaum proletariat.” Lalu pada tahun 1885 Engels mengatakan bahwa komunisme “berarti pemahaman yang mendalam tentang hakikat perjuangan, kondisi dan tujuan umum yang ingin dicapai oleh kaum proletariat.” 106 Ibid., h.30—31. 107 Ibid., h.31—32. 108 J.V. Stalin, Materialisme Dialektis dan Historia, Jajasan Pembaruan, 1964. “Materialisme dialektis adalah pandangan dunia partai Marxis–Leninis. Ia dinamakan materialisme dialektis sebab tjaranja mendekati gedjala² alam, tjaranja mempeladjari dan memahami gedjala² ini adalah dialektis, sedangkan keterangannja (interpretasinja) mengenai gedjala² alam, pengertiannja mengenai gedjala² ini, teorinja, adalah materialis.”

Page 161: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 113

tidak  memihak  borjuasi  dan  tidak  memihak  proletariat,  adakah  di 

Indonesia sekarang misalnya filsafat yang tidak memihak imperialisme, 

tidak memihak demokrasi,  tidak memihak kapitalisme,  tidak memihak 

sosialisme?”109 

Mengenai  dialektika,  Njoto  menyatakan,  “Filsuf  demokrat 

revolusioner  Alexander  Herzen  pernah  mengatakannya  dengan  baik 

sekali:  ‘dialektika  adalah  aljabarnya  revolusi’.110  Sesungguhnya,  seseorang 

akan  kebingungan  dan  tersesat  di  dalam  revolusi,  jika  ia  tak  kenal 

dialektika. Dialektika ‘bukan hanya suatu teori ilmiah, tetapi juga suatu 

metode pengenalan dan pedoman untuk aksi. Pengetahuan  tentang hukum 

umum perkembangan memungkinkan untuk menganalisa masa  silam, 

untuk memahami  secara  tepat  apa  yang  sedang  berlaku  di masa  kini 

dan untuk melihat masa depan. Maka itu, dialektika adalah suatu metode 

pendekatan untuk penyelidikan dan untuk aksi‐aksi praktis berdasarkan 

hasil‐hasil penyelidikan itu.”111 

“Buat  dialektika  adalah  sangat  penting  untuk  bertanya  pada 

setiap  hal  ‘untuk  siapa’.  Misalnya,  pada  suatu  hari  kita  diberi  tahu, 

bahwa  ‘situasi  politik  baik’.  Kita  harus  segera  bertanya,  baik  buat 

siapa—buat  rakyat  atau  buat musuh‐musuh  rakyat? Begitu pun  kalau 

misalnya  ada  orang  berkata  ‘production  share  itu  menguntungkan’. 

Baiknya  kita  buru‐buru  bertanya:  menguntungkan  buat  siapa—buat 

Indonesia  atau  buat  si  kapitalis  asing? Untuk menerangkannya  secara 

lain: segala sesuatu punya dua segi. Hal yang baik tentu ada tidak baiknya, 

hal yang tidak baik tentu ada baiknya.”112 

“Satu metode  lagi  dari  dialektika  adalah  ‘perubahan  kuantitas  ke 

kualitas’. 

Buat  filsafat  non‐dialektik  hukum  ini  terasa  aneh  dan  asing 

barangkali,  toh  hukum  ini  sederhana  seperti  kebenaran  itu  sendiri.   

Prof.  Bernal  menerangkannya  dengan  bersahaja:  ‘Jika  sebuah  atom 

hanya bisa berpaut dengan satu atom lainnya, hasilnya adalah gas. Jika 

ia  berpaut  dengan  dua  atau  tiga,  hasilnya  adalah  zat  padat  yang 

109 Njoto, op.cit., h.32—33. 110 Alexander Herzen, Selected Philisophical Works, diterjemahkan dari bahasa Rusia oleh L. Navrozov, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1956. 111 Ibid., h.33. Dikutip dari Fundamentals of Marxism–Leninism, Moscow, Foreign Languages Pub. House, 1961, h.69. 112 Ibid., h.39—40.

Page 162: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

114 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

berserat....  Jika  dengan  empat,  zat  padat  kristal  yang  keras  seperti 

berlian. Jika dengan lebih dari empat, logam.’”113 

Mao  Zedong  dalam  Pilihan  Tulisan  Jilid  IV  menulis:  “Setiap 

kualitas  menyatakan  dirinya  dalam  kuantitas  tertentu,  dan  tanpa 

kuantitas  tak mungkin ada kualitas. Hingga sekarang banyak di antara 

kawan kita belum  juga mengerti bahwa mereka harus memperhatikan 

segi  kuantitas  dari  hal  ihwal—statistik‐statistik  pokok,  presentase‐

presantase  pokok  serta  limit‐limit  (batas‐batas)  kuantitas  yang 

menentukan  kualitas  hal‐ihwal....  Dalam  semua  gerakan  massa  kita 

harus  melakukan  penyelidikan  dan  analisa  pokok  tentang  jumlah 

penyokong aktif,  lawan dan kaum netral dan  tidak boleh memutuskan 

soal‐soal secara subjektif dan tanpa dasar.”114 

“Adalah pula pemahaman  tentang hukum  ‘perubahan kuantitas ke 

kualitas’ yang menyebabkan Marx dan Engels menulis bahwa proletariat 

‘tidak saja bertambah jumlahnya... kekuatannya bertambah besar dan ia 

semakin merasakan kekuatan itu’ dan Lenin menyatakan: ‘Kemenangan 

akan  datang  pada  kaum  yang  tertindas  karena  dengan  merekalah 

kehidupan, kekuatan jumlah, kekuatan massa.’”115 

Mengenai hukum  ‘negasi daripada negasi’, Njoto menulis: “Istilah 

negasi  ini,  yang  mula‐mula  dipakai  Hegel  untuk  melukiskan 

digantikannya  sesuatu bentuk keadaan oleh yang  lain, oleh  lawannya, 

kemudian dipakai oleh Marx dan Engels dengan diberi arti materialis. 

Kata Marx, dalam lapangan apa pun, ‘tak ada perkembangan yang tidak 

menegasi  bentuk  keadaan  yang  mendahuluinya.’116  Kalau  kita  ambil 

sejarah umat manusia sebagai misal, nyatalah bahwa pemilikan bersama 

di masyarakat primitif  telah ditiadakan, dinegasi oleh  lawannya, yaitu 

pemilikan  perseorangan,  dan  bahwa  kemudian,  dalam  masyarakat 

113 J.D. Bernal, The Freedom of Necessity, London: Routledge & Kegan Paul, 1949, h.353—354. 114 Njoto, op.cit., h.42—43. Dikutip dari karya Mao Zedong berjudul Tentang Kontradiksi. Karya filsafat ini ditulis oleh Mao Zedong pada bulan Agustus 1937 dengan tujuan untuk mengatasi pikiran dogmatis yang serius yang pada waktu itu terdapat di dalam PKT. Tulisan ini pertama kali disampaikan oleh Mao Zedong di Universitas Militer dan Politik Anti-Jepang di Yénan. 115 Ibid., h.43—44. Dikutip dari Manifes Partai Komunis karya Karl Marx dan Friedrich Engels, h.61. 116 Dikutip dari Die Moralisierende Kritik und die Kritisierende Moral karya Karl Marx, h.303—304.

Page 163: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 115

sosialis, sebagai  ‘negasi daripada negasi’ itu muncul kembali pemilikan 

bersama, tetapi dalam bentuk dan tingkat serta mutu yang lebih tinggi. 

Begitulah  kalau  kita  ambil  sejarah  Indonesia  sebagai  misal.  Tadinya 

Indonesia ini merdeka, kemudian kemerdekaan itu ditiadakan, di‐negasi 

oleh  lawannya, yaitu penjajahan, dan sebagai  ’negasi daripada negasi’  itu 

muncul  kembali  kemerdekaan  tetapi dalam  bentuk,  tingkat dan mutu 

yang  lebih  tinggi.  Perlu  diingat,  bahwa  tidak  ada  negasi  yang 

penghabisan!”117 

“Lenin pernah memperingatkan,  jangan kita  ‘berdiri di  ambang 

pintu  materialisme,  dan  berhenti—sebelum  materialisme  historis’. 118 

Materialisme  historis  adalah  penerapan  atau  pengenaan  materialisme 

dialektik  ke  dalam  sejarah  manusia.  Sebelum  Marx—materialis  yang 

integral, harmonis dan konsekuen itu—kaum materialis dari abad yang 

lalu umumnya menjadi naif dalam hal yang mengenai sejarah manusia. 

Seperti halnya Hegel, Marx memandang sejarah manusia sebagai suatu 

proses  yang  menuruti  hukum‐hukum  perkembangan  dan  tidak 

bergantung  dari  kemauan  manusia;  seperti  halnya  Hegel,  Marx 

memandang  segala  gejala  dalam  timbul  dan  tenggelamnya,  dalam 

kelahiran  dan  kelenyapannya;  seperti  halnya  Hegel,  Marx  pun 

mengusahakan  dan menemukan  sumber  tunggal  dari  segala  aksi  dan 

interaksi  kekuatan‐kekuatan  sosial.  Tetapi  sedang Hegel menganggap 

sumber tunggal itu suatu ’jiwa universil’, Marx tahu bahwa ia itu tak lain 

daripada  rakyat,  rakyat  pekerja.  Marx  menunjukkan  bahwa  bukan 

kemauan manusia, melainkan  perkembangan  tenaga‐tenaga  produktif 

materiillah yang menentukan jalannya sejarah dan bahwa rakyatlah satu‐

satunya  pencipta  sejarah.  Itulah  kesimpulan  terpenting  dari materialisme 

historis.”119 

“Mengapa Herzen menamakan  dialektika  itu  ‘aljabarnya  revolusi?’ 

Karena  hanya  dengan  dialektikalah,  dialektika  materialis  sudah  tentu, 

seseorang, sesuatu golongan atau sesuatu klas dapat memegang kemudi 

di  tengah‐tengah gelombang  revolusi yang menggebu‐gebu memecah‐

mecah  memukul‐mukul  dan  dengan  pandangan  yang  jernih  serta 

tangan yang teguh memegang kemudi itu ke arah yang benar.”120 

117 Ibid., h.44. 118 Dikutip dari Lenin, Polnoe Sobranic Setjinenii, Jilid 26, h.364. 119 Ibid., h.45. 120 Ibid., h.45—46.

Page 164: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

116 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Buat  revolusi  Indonesia  sekarang,  hal  ini  berarti  jawaban  atas 

pertanyaan:  klas manakah  yang mampu memecahkan  krisis  ekonomi 

yang  berlangsung,  dan  lebih  dari  itu—klas  manakah  yang  mampu 

memimpin  revolusi  sampai  terselesaikannya  tugas‐tugasnya  dan 

tercapainya  tujuannya  sampai  ke  akar‐akarnya. Permasalahan  revolusi 

sama  sekali  tidak mudah dan  tidak  sederhana. Hanya dengan  senjata 

filsafat yang benar‐benar revolusionerlah permasalahan revolusi itu bisa 

dijawab dengan tepat.121 

Mengenai  teori  ekonomi  Marxis,  Njoto  memaparkan  bahwa 

“ekonomi Marxisme,—batu  dasarnya  ialah  ajaran  tentang  nilai  lebih. 

Tentang teori nilai lebih yang dasarnya adalah teori nilai kerja ini, tidak 

sedikit  ekonom‐ekonom  yang  dengan  salah  menggambarkan  seolah‐

olah Marx‐lah  penemunya  yang  pertama‐tama. Cukup  jika  kita  ingat, 

bahwa Adam Smith maupun David Ricardo sudah mengemukakan teori 

nilai kerja, bahkan juga teori nilai lebih. Marx melanjutkan ajaran‐ajaran 

mereka, melanjutkannya secara dialektis dan konsekuen. 

Di  mana  letak  perbedaan  antara  ajaran  ekonomi  Marxisme 

dengan  kebanyakan  ajaran‐ajaran  ekonomi  lainnya?  Perbedaannya 

terutama terletak dalam kenyataan, bahwa sedang kebanyakan ekonomi 

lainnya  melihat  hubungan  antara  barang  dan  barang,  Marx  melihat 

hubungan antara manusia dan manusia.122 

Kita  semua  tahu,  bahwa  ajaran‐ajaran  Marx  tentang  ekonomi 

politik dijelaskannya di dalam  buku  standarnya, Kapital. Marx  sendiri 

menerangkan, bahwa  ‘tujuan akhir karangan  ini  ialah menyingkapkan 

hukum  gerak  ekonomi  dari masyarakat modern’,  artinya, masyarakat 

kapitalis.  Jadi, Marx memahami  dan  mengungkapkan  adanya  hukum 

yang menguasai  gerak  ekonomi masyarakat.  Kesimpulan  ini  berhasil 

ditarik  olehnya  karena  pandangannya  materialis—yaitu  menganggap 

segala  sesuatu  menurut  adanya—dan  karena  metodenya  dalam 

menyelidiki  segala  sesuatu  itu  metode  dialektik.  Peluasan  materialisme 

dialektik  pada masyarakat  dan  sejarahnya  itu,  yang  di  dalam  literatur 

modern galib disebut materialisme historis, dijelaskan oleh Marx di dalam 

bukunya Kritik atas Ekonomi Politik.”123 

121 Ibid., h.46—47. 122 Lenin, loc.cit., “Jika para ahli ekonomi borjuis melihat hubungan antar-benda (pertukaran antar-komoditi), Marx memperhatikan hubungan antar-manusia.” 123 Tahun 1843, Karl Marx mulai mensistematiskan dalam hal pengumpulan data,

Page 165: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 117

Kapitalisme, yang dasarnya adalah milik perseorangan atas alat 

produksi,  berarti  akumulasi  kapital,  dan  akumulasi  kapital  berarti: 

akumulasi  kekayaan  bagi  kaum  kapitalis  dan  akumulasi  kemelaratan 

bagi  kaum  pekerja.  Sebab,  akumulasi  kapital  timbul  dari  nilai  lebih, 

yaitu tenaga kerja yang tidak dibayar. 

Oleh  sebab  itu,  sebagaimana  diterangkan  oleh Marx,  tidak  ada 

persamaan kepentingan antara kaum kapitalis dan pekerja, kepentingan 

mereka  diam,  netral  bertentangan.  Dan  maka  itu,  sebagaimana 

kemudian  ditegaskannya  pula, melalui  perjuangan  klas  kaum  pekerja 

harus menghapuskan sistem kerja upahan, yaitu sistem kapitalisme. 

Kapitalisme  berarti  bahwa  produksi  bersifat  sosial,  sedangkan 

konsumsi  individuil;  sosialisme berarti bahwa produksi bersifat  sosial, 

tetapi  juga  konsumsi  bersifat  sosial.  Satu‐satunya  jalan  yang 

memungkinkan  hal  ini  ialah menjadikan  alat‐alat  produksi  dari milik 

perseorangan menjadi milik masyarakat.  Inilah  langkah yang nyata ke 

arah  sosialisme.  Tetapi  bagaimana  kita  dapat merumuskan  sosialisme 

dengan singkat dan tepat? Saya meminta perhatian bahwa terlalu sering 

orang  bukan  menjelaskan,  melainkan  mensimplifikasikannya. 

Perumusan‐perumusan  seperti  ‘segala  sesuatu milik  bersama’,  atau  ’sama 

rata  sama  rasa’,  tidak  menggambarkan  persoalannya  yang 

sesuangguhnya.  Marx  dan  Engels  memberikan  perumusan  yang 

sederhana  tetapi  tepat  tentang  sosialisme,  yaitu:  Setiap  orang  bekerja 

menurut kesanggupannya, setiap orang menerima menurut hasil kerjanya. 

Dengan  perumusan  ini  jelaslah  perbedaan  antara  sosialisme 

menyiapkan penulisan tentang kritik terhadap sistem kapitalis dan ekonomi politik borjuis, dan diberi judul Kritik Ekonomi Politik. Enam salinan: kapital, real estate, tenaga kerja, nasional, perdagangan luar negeri, pasar dunia. Dalam Kapital, Marx melakukan penyelidikan tentang komoditi dan uang (Kapital Jilid I, Bab 1) dan dipublikasikan pada Juni 1859. Manuskrip ekonomi 1861—1863, mendorong Marx mengubah rencana awal di mana menamakan Kapital sebagai judul bukunya dan Kritik Ekonomi Politik sebagai subjudul. Dipublikasikan dalam 4 jilid dari semua karya Marx tentang ekonomi. Pada 1885 dan 1894, Friedrich Engels menyelesaikan Jilid II dan III. Naskah Jilid IV disusun menurut pemahaman Karl Kautsky sendiri dan diberi judul Sejarah Teori Nilai Lebih. Jilid IV ini merupakan karya yang berdiri sendiri dan pararel dengan karya Kapital. Kapital IV ini dibagi menjadi tiga jilid dan diterbitkan tahun 1904, 1905, 1910. Pada 1954—1961, Uni Soviet mempublikasikan kembali naskah Kapital IV dan diberi judul Teori Nilai Lebih, dan dijadikan sebagai Kapital Jilid IV. Tahun 1962—1964 dipublikasikan dalam Pilihan Marx–Engels Jilid 26.

Page 166: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

118 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

dengan  kapitalisme,  tetapi  juga  antara  sosialisme dengan  komunisme, 

sebab  komunisme  berarti:  Setiap  orang  bekerja  menurut  kemampuannya, 

setiap orang menerima menurut kebutuhannya.124 

 

 

5. D.N. Aidit, Tentang Marxisme (1964) 

 

TAHUN 1964 Akademi  Ilmu Sosial Aliarcham menerbitkan karya D.N. 

Aidit, Tentang Marxisme. Dalam buku ini D.N. Aidit memaparkan bahwa 

“Marxisme terdiri dari tiga sumber dan tiga bagian, yaitu filsafat, ekonomi 

politik, dan sosialisme.”125 

 

1. Filsafat 

Untuk  dapat mengenal  dan memahami  apalagi menguasai Marxisme, 

pertama‐tama dan terutama kita harus mengenal dan memahami filsafat 

materialisme dialektis dan historis. Untuk dapat mengenal dan memahami 

materialisme  dialektis  dan  historis  (MDH) 126   secara  tepat,  perlu  kita 

terlebih dahulu mendapat gambaran, walaupun secara singkat dan garis 

besar, tentang sejarah perkembangan filsafat. 

 

a. Dua kubu dalam dunia filsafat 

Filsafat  adalah  pandangan  dunia,  adalah  pandangan  manusia  yang 

paling umum mengenai dunia keseluruhannya, mengenai gejala‐gejala 

124 Ibid., h.53—54. 125 D.N. Aidit, Tentang Marxisme, cetakan ketiga, Akademi Ilmu Sosial Aliarcham, Djakarta, 1964, h.8. 126 Pada 1887, Joseph Dietzgen yang pernah berkorespondensi dengan Karl Marx selama dan setelah gagalnya Revolusi Jerman 1848, menciptakan istilah materialisme dialektis. Namun teori materialisme dialektis yang dibangun oleh Dietzgen berbeda dengan teori materialisme dialektis Marx dan Engels. Karl Kautsky pun dalam karyanya yang berjudul Frederick Engels (1887/1899) menggunakan istilah materialisme dialektis. Marx sendiri telah berbicara tentang “konsepsi materialis tentang sejarah”, yang kemudian oleh Engels menyebutnya sebagai “materialisme historis”. Engels sendiri dalam Dialektika Alam (1883) tidak menggunakan istilah materialisme dialektis tetapi menggunakan istilah dialektika materialisme. Kemudian Georgi Plekhanov memperkenalkan istilah tersebut dalam literatur Marxis. Hingga akhirnya J.W. Stalin menggambarkan dan mendefinisikan Materialisme Dialektis dan Historis sebagai pandangan dunia Marxisme–Leninisme, dan sebagai metode untuk mempelajari masyarakat dan sejarahnya.

Page 167: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 119

alam, masyarakat  dan  pikiran  atau  pengetahuan manusia  itu  sendiri. 

Oleh  karenanya,  masalah  pokok  di  dalam  filsafat  adalah  masalah 

hubungan  antara  pikiran  dengan  keadaan,  antara  dunia‐subjektif  dengan 

dunia‐objektif 

Dalam  karya  Ludwig  Feuerbach  dan  Akhir  Filsafat  Klasik  Jerman, 

Engels  menerangkan:  “Masalah  fundamentil  yang  besar  dari  semua 

filsafat,  ...  ialah  masalah  mengenai  hubungan  antara  pikiran  dengan 

keadaan,  hubungan  antara  jiwa  dengan  alam  ... masalah: mana  yang 

primer, jiwa atau alam.... Jawaban‐jawaban yang diberikan oleh para ahli 

filsafat kepada masalah ini membagi mereka ke dalam dua kubu besar. 

Mereka  yang  menegaskan  bahwa  jiwa  adalah  yang  primer  jika 

dibandingkan dengan alam, dan oleh karenanya, akhirnya menganggap 

adanya  penciptaan  dunia  dalam  satu  atau  lain  bentuk  ... merupakan 

kubu idealisme. Yang lain, yang menganggap alam sebagai yang primer, 

tergolong ke dalam berbagai mazhab materialisme.” Jelasnya, pandangan 

dunia materialisme bertolak dari  kenyataan  objektif,  sedang pandangan dunia 

idealisme  berpangkal  pada  pikiran,  atau  ide. Demikianlah  arti  sebenarnya 

daripada istilah‐istilah materialisme dan idealisme dalam filsafat. 

 

b. Idealisme 

Filsafat  idealisme yang pada dasarnya berpendapat bahwa  ide atau  jiwa 

ada  lebih dahulu, sedang alam atau kenyataan objektif diciptakan atau 

diwujudkan  oleh  ide  itu  bersumber  pada  dua  hal:  1.  Kepicikan 

pengetahuan atau takhayul; dan 2. Watak klasnya. 

“Sejak  zaman  purbakala”,  tulis  Engels,  “ketika  manusia,  yang 

masih sama sekali tidak tahu tentang susunan tubuh mereka sendiri, di 

bawah  rangsang  khayal‐khayal  impian mulai  percaya,  bahwa  pikiran 

dan perasaan mereka bukanlah aktivitas‐aktivitas  tubuh mereka,  tetapi 

aktivitas‐aktivitas  suatu  nyawa  yang  tersendiri  yang  mendiami 

tubuhnya  dan  meninggalkan  tubuh  itu  ketika  mati—sejak  waktu  itu 

manusia didorong untuk memikirkan  tentang hubungan antara nyawa 

dengan dunia  luar. Jika pada waktu seseorang meninggal dunia nyawa 

itu meninggalkan tubuh dan hidup terus, maka tidak ada alasan untuk 

mereka‐reka  suatu  kematian  lain  yang  tersendiri  baginya.”  Dengan 

demikian  timbul  ide  tentang  kekekalan,  timbul  kebingungan  karena 

ketidaktahuan. Dari sinilah kemudian timbul dan berkembang berbagai 

macam  bentuk‐bentuk  kepercayaan,  ketakhayulan  dan  filsafat 

Page 168: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

120 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

idealisme. 

Akan tetapi, ketidaktahuan atau kepicikan pengetahuan manusia, 

yang  disebabkan  karena  pembatasan  syarat‐syarat  sejarah  yang  ada 

padanya,  atau  oleh  keterbatasan  pengalaman  praktek  sosialnya, 

bukanlah  akar  yang  kuat  bagi  pertumbuhan  filsafat  idealisme.  Sebab, 

seiring  dengan  perkembangan masyarakat,  dengan  kemajuan  praktek 

sosial  manusia,  makin  besar  pulalah  kemampuan  manusia  untuk 

mengenal  sekitarnya.  Pengetahuan  manusia  makin  luas,  dalam  dan 

tepat  mengenai  keadaan  di  sekelilingnya  maupun  mengenai  dirinya 

sendiri, sehingga pandangan idealis yang bersumber pada pengetahuan 

yang  salah  itu  dengan  sendirinya  gugur.  Tetapi  kenyataan  sejarah 

menunjukkan bahwa filsafat  idealisme dapat mempertahankan dirinya, 

bahkan dapat berpengaruh kuat, walaupun di dalam keadaan di mana 

ilmu atau pengetahuan manusia telah berkembang sangat tinggi seperti 

sekarang  ini.  Ini  bisa  terjadi  justru  karena  pandangan  idealisme  itu 

dapat memberikan kegunaan kepada kekuatan‐kekuatan sosial tertentu, 

dan  karenanya mendapat  dukungan mereka.  Dengan  perkataan  lain, 

sebagaimana dikatakan oleh Lenin,  filsafat  idealisme “dikonsolidasi  oleh 

kepentingan  klas‐klas  yang  berkuasa”—pemilik  budak,  kaum  feodal  atau 

borjuasi. Di sinilah letak akar klas dari idealisme. 

 

c. Idealisme objektif 

Pokok pangkal dari segala macam idealisme adalah sama, yaitu ide. Akan 

tetapi,  ide  itu  dapat  diartikan  pikiran  manusia,  baik  sebagai  umat 

manusia  keseluruhannya  maupun  sebagai  orang‐seorang,  dan  juga 

dapat diartikan  ide yang berada di  luar manusia, misalnya,  ide dewa‐

dewa,  atau  ide  absolut  ajaran  Hegel,  dan  entah  berapa  banyak  lagi 

sebutan lainnya. 

Idealisme objektif adalah pandangan dunia yang berpokok‐pangkal 

pada ide yang berada di luar manusia, yang ‘objektif’. Pandangan dunia 

semacam  ini  pada  dasarnya  mengakui  adanya  sesuatu  yang  bukan‐

materiil, yang ada secara abadi di luar dunia dan manusia. Sesuatu yang 

bukan  materiil  itu  ada  sebelum  dunia  alam  semesta  ini  ada,  malah 

sebagai  pencipta  dunia  alam  semesta  ini,  termasuk  manusia  dengan 

segala pikiran dan perasaannya. Semua yang materiil, menurut idealisme 

objektif, adalah hasil ciptaan atau sebagai perwujudan konkret daripada 

ide. Dalam  bentuknya  yang  amat  primitif,  pandangan  ini menyatakan 

Page 169: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 121

dirinya dalam penyembahan kepada pohon, batu, dan sebagainya. 

Akan  tetapi,  sebagai  suatu  sistem  filsafat,  pandangan dunia  ini 

dalam sejarah dunia kita kenal pertama‐tama adalah sistem filsafat Plato 

(427—347 SM) atau Platonisme. Menurut Plato,127  dunia luar yang dapat 

ditanggap oleh pancaindera atau cita rasa kita itu bukanlah dunia yang 

riil, melainkan bayangan daripada dunia ‘idea’ yang abadi dan riil. Oleh 

karenanya, ia selanjutnya berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu 

adalah penemuan kembali atau pengingatan kembali (Anamnesia) pada 

‘ide’  itu  dan  tujuan  dari  pengetahuan  manusia  adalah  untuk 

menemukan kembali seluruh dunia ‘idea’ itu. Pandangan dunia Plato ini 

mewakili kepentingan klas yang berkuasa pada waktu  itu, yakni kaum 

bangsawan  pemilik‐budak,  dan  ini  tampak  dengan  jelasnya  dalam 

ajarannya tentang ‘masyarakat ideal’ atau sosialisme kaum bangsawan. 

Pada zaman  tengah  (feodal),  filsafat  idealisme  objektif mengambil 

bentuk yang dikenal dengan  sebutan:  skolastisisme.128  Sistem  filsafat  ini 

adalah suatu pandangan dunia yang memadukan unsur‐unsur idealisme 

dari filsafat Aristoteles (384—322 SM) dengan teologi. Pokok pandangan 

filsafat  skolastisisme  ini  ialah  bahwa  dunia  kita  ini  merupakan  satu 

tingkatan  hierarki  dari  seluruh  sistem  hierarki  dunia  semesta  yang 

diciptakan oleh Tuhan, begitu pun hierarki yang ada dalam masyarakat 

feodal merupakan  kelanjutan  dari  hierarki  dunia  ke‐Tuhanan.  Segala 

sesuatu yang ada dan yang terjadi di atas dunia kita maupun di seluruh 

alam semesta ini tidak lain adalah pelaksanaan titah Tuhan atau sebagai 

perwujudan  konkret  daripada  ide  Tuhan.  Filsafat  ini  membela 

kepentingan kaum bangsawan feodal dan kekuasaan Gereja yang pada 

waktu  itu  merupakan  tuan‐tanah  besar  di  Eropa.  Tokoh‐tokoh  yang 

terkenal  dari  aliran  filsafat  ini  dapat  dikemukakan  di  sini,  misalnya 

127 Plato lahir sekitar tahun 427 SM dalam sebuah keluarga bangsawan Athena yang kaya raya. Hidup ketika Yunani menjadi pusat kebudayaan besar selama empat abad. Jasa besar Plato adalah mendirikan perguruan tinggi tempat para sarjana, guru, dan mahasiswa bekerja sama, mengabdikan diri untuk mempelajari filsafat dan ilmu yang dinamakan Akademi. Hasil karyanya diteruskan oleh murid-muridnya di antaranya adalah Socrates. Lihat Jejak Langkah Pemikiran Plato karya David Melling, Bentang Budaya, 2002. 128 Gerakan intelektual dari para Skolastik Eropa abad pertengahan. Metode yang digunakan oleh kaum Skolastik adalah metode debat di mana setiap permasalahan akan dibagi ke dalam beberapa bagian. Setiap sanggahan akan diajukan dan dijawab secara sistematis.

Page 170: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

122 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Johannes  Eriugena  (833—880),  Thomas  Aquinas  (1225—1274),  Duns 

Scotus (1270—1308), dan sebagainya. 

Dalam  zaman modern,  pada  akhir  abad  ke‐18  dan  awal  abad   

ke‐19,  filsafat  idealisme  objektif  mengambil  bentuknya  yang  terkenal 

dengan sistem filsafat Hegel (1770—1831). Menurut Hegel, hakikat dari 

dunia ini adalah ‘ide absolut’,129  yang berada secara absolut dan ‘objektif’ 

di dalam  segala  sesuatu, dan  tak  terbatas pada  ruang dan waktu.  ‘Ide 

absolut’  ini,  dalam  proses  perkembangannya  menampakkan  dirinya 

dalam wujud gejala alam, gejala masyarakat dan gejala pikiran. Dengan 

demikian,  ‘ide  absolut’  itu  tak  lain  adalah  pencipta  segala  sesuatu  di 

dunia ini. Filsafat Hegel mewakili klas borjuis Jerman yang pada ketika 

itu baru  tumbuh dan masih  lemah, kepentingan klasnya menghendaki 

suatu  perubahan  sosial,  menghendaki  hapusnya  hak‐hak  istimewa 

kaum  bangsawan  Junker.  Hal  ini  tercermin  dalam  pandangan 

dialektisnya  yang  beranggapan  bahwa  segala  sesuatu  itu  senantiasa 

berikembang dan berubah, tidak ada yang abadi dan mutlak, termasuk 

juga kekuasaan kaum feodal. Akan tetapi, kekuatan dan kedudukannya 

yang masih serba lemah itu membikin mereka tak berani secara terang‐

terangan melawan filsafat skolastisisme dan ajaran agama yang berkuasa 

pada ketika itu. Perlawanan mereka terbatas pada usaha menggantikan 

Tuhan dengan ‘ide absolut’. 

Pikiran  filsafat  idealisme  objektif  itu  juga  dapat  kita  jumpai  di 

dalam  kehidupan  sehari‐hari  dengan  berbagai  macam  bentuk. 

Perwujudannya yang paling umum antara  lain adalah  formalisme dan 

doktrinisme. Kaum formalis dan doktrinis secara buta‐tuli mempercayai 

dalil‐dalil  atau  formula‐formula  sebagai  kekuatan  yang  mahakuasa, 

129 George Wilhelm Friedrich Hegel lahir di Stuttgart, Jerman, pada tahun 1770. Hegel memperoleh pendidikan filsafat dan teologinya dari Universitas Tubingen pada usia 18 tahun. Pada 1799, Hegel bekerja dengan Schelling di Jena pada waktu Gerakan Romantik mengalami perkembangan pesatnya. Kemudian pada 1818 menjadi profesor di Heidelberg, dan terakhir di Berlin. Meninggal dunia karena penyakit kolera pada 1831 setelah Hegelianisme berhasil mendapatkan pengikut yang besar di hamper semua universitas d Jerman. Hegel membangun filsafatnya dari suatu keyakinan dasar tentang kesatuan (unity). Universe sebagai simbol kesatuan adalah manifestasi dari “yang Mutlak” (The Absolute). Yang mutlak bukan sebagai the thing in itself (ada dalam dirinya sendiri), bukan sesuatu kekuatan yang transenden dan bukan pula ego subjektif, yang mutlak adalah proses dunia dalam dirinya sendiri (a process world itself) yang aktif, dan Hegel menyebutnya ide absolut.

Page 171: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 123

sebagai  obat  yang  manjur  untuk  segala  macam  penyakit,  sehingga 

dalam melakukan  tugas‐tugas atau menyelesaikan persoalan‐persoalan 

tidak bisa berpikir dan bertindak secara hidup berdasarkan situasi dan 

syarat‐syarat yang konkret. 

 

d. Idealisme subjektif 

Berbeda  dengan  idealisme  objektif,  maka  idealisme  subjektif  adalah 

pandangan dunia yang berpangkal pada ide manusia, baik ide manusia 

secara  keseluruhannya  maupun  secara  perseorangan.  Jelasnya,  aliran 

filsafat  ini  berpendapat  bahwa dunia di  sekeliling  kita  ini merupakan 

kumpulan  daripada  sensasi‐sensasi  manusia,  dengan  perkataan  lain, 

dunia  luar  yang  ada  di  sekitar  ini  dipandangnya  sebagai  khayalan 

belaka,  sedang  perasaan  dan  pikiran  kita  dipandangnya  sebagai  satu‐

satunya zat (substansi) yang riil. 

Salah satu  tokoh yang  terkenal dari aliran  idealisme subjektif  ini 

adalah  seorang uskup  Inggris  yang  bernama George Berkeley  (1684—

1753),130  segala sesuatu yang tertanggap oleh sensasi atau perasaan kita 

bukanlah  dunia materiil  yang  riil  dan  ada  secara  objektif, melainkan 

khayalan  daripada  ide  kita  belaka.  Sesuatu  yang  materiil,  misalnya, 

bunga  mawar  merah,  dianggapnya  sebagai  suatu  kumpulan  dari 

berbagai  macam  perasaan  tertentu,  yaitu  perasaan  mengenal  warna, 

bau, bentuk, dan  sebagainya; dan yang dimaksud dengan  sensasi atau 

perasaan  itu  adalah  ide  yang  telah  kita  sadari,  atau  sebagai  bentuk 

eksistensi  daripada  ide  kita.  Dengan  demikian,  Berkeley menyangkal 

adanya dunia materiil yang objektif, dan hanya mengakui adanya dunia 

yang riil di dalam sensasi atau ide manusia. Kesimpulan yang logis yang 

dapat  ditarik  dari  pandangan  idealisme  subjektif  ini  adalah  akuisme 

atau solipsisme, suatu pikiran filsafat yang menyatakan bahwa yang ada 

secara riil di dunia ini hanyalah ‘aku’, segala sesuatu lainnya, termasuk 

juga  orang  tuaku,  tidak  lain  hanya  sebagai  perwujudan  konkret 

daripada  sensasi  aku.  Untuk  ‘menghindarkan  diri  dari  solipsisme’, 

maka  Berkeley  menyatakan  bahwa  hanya  Tuhan  yang  berada  tanpa 

tergantung  pada  sensasi,  bahkan  sebagai  penggerak  daripada  sensasi 

kita. Filsafat Berkeley ini adalah filsafat kaum borjuis besar Inggris pada 

130 George Barkeley menyangkal keberadaan dunia material di luar pikiran manusia. Menurutnya, persepsi-persepsi indera kita berasal dari Tuhan. Karya utamanya adalah A Treatise Concerning the Principles of Human Knowledge (1710).

Page 172: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

124 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

abad  ke‐18,  yang  sudah  merupakan  kekuatan  reaksioner,  dalam 

menentang  materialisme,  sebagai  manifestasi  kekhawatiran  terhadap 

revolusi. Berkeley sendiri secara terus terang menyatakan bahwa filsafat 

idealisnya  ditujukan  untuk  menyangkal  materialisme  dan  untuk 

memperkuat Tuhan. 

Idealisme  subjektif  dalam  abad  ke‐19  mengambil  bentuk 

positivisme dari  filsuf August Comte  (1798—1857). Diajarkannya bahwa 

hanya  ‘pengalaman’  yang  merupakan  kenyataan  yang  sesungguhnya. 

Selain dari pengalaman manusia tidak ada lagi dunia kenyataan, dunia 

adalah hasil  ciptaan dari pengalaman, dan  ilmu hanya bertugas untuk 

menguraikan pengalaman praktis  itu. Kaum positivis mengaku dirinya 

berdiri di atas materialisme dan idealisme, hendak menyamakan begitu 

saja  ilmu  dengan  filsafat,  tetapi  sesungguhnya mereka  bersama‐sama 

dengan  idealisme  menyerang  materialisme.  Menurut  Comte, 

kapitalisme  merupakan  sistem  paling  rasionil  sebagai  hasil  daripada 

kemenangan pikiran ilmiah pada tingkatan empiris. 

Kelanjutan dari filsafat positivisme pada awal abad ke‐20 adalah 

pragmatisme.  Tokoh‐tokohnya  yang  terkenal  antara  lain,  ialah William 

James  (1842—1910)  dan  John  Dewey  (1859—1952).  Pragmatisme 

sebenarnya  hanya  mengakui  adanya  kebenaran  subjektif,  tidak 

mengakui adanya kebenaran objektif. Filsafat  ini adalah  filsafatnya  ‘big 

businessmen’  atau  kaum  borjuis  besar,  mewakili  kepentingan  kaum 

imperialis. 

Bentuk  lain dari  idealisme subjektif yang  juga sangat populer di 

dunia  Barat  adalah  eksistensialisme.131  Pemukanya  adalah  filsuf  Jerman 

Martin Heidegger.132   

131 Eksistensialisme adalah istilah kolektif untuk beberapa aliran filsafat yang mengambil situasi eksistensial manusia sebagai titik tolak. Eksistensialis muncul sebagai kecenderungan yang irasional dalam filsafat khususnya pasca Perang Dunia II di Jerman dan kemudian di Perancis dan negara-negara lain. Asal-usulnya terletak pada fenomenologi Husserl dan ajaran mistik-agama Kierkegard. Tokoh-tokoh filsuf Eksistensialisme di antaranya adalah Søren Kierkegaard, Albert Camus, Jean-Paul Sartre, Friedrich Nietzsche, dan Martin Heidegger. 132 Di bawah bimbingan Edmund Husserl, penggagas fenomenologi, Martin Heideger belajar filsafat di Universitas Freiburg. Pemikirannya sangat mempengaruhi banyak filsuf lainnya, di antaranya Hans-Georg Gadamer, Hans Jonas, Emmanuel Levinas, Hannah Arendt, Leo Strauss, Xavier Zubiri, Karl Löwith, Maurice Merleau-Ponty, Jean-Paul Sartre, Jacques Derrida, Michel Foucault, Jean-Luc Nancy, dan Philippe Lacoue-Labarthe. Pada saat Perang Dunia II di mana Hitler

Page 173: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 125

Pokok  pandangan  eksistensialisme  adalah  pengakuan  bahwa 

manusia  tak mampu mengenal  dunia  luar  yang  serba misterius  dan 

rumit  itu. Eksistensialisme mendemonstrasikan kekosongan spirituil dan 

degradasi moral  yang  berasal  dari  individualisme  borjuis.  Filsafat  ini 

sebagai pencerminan ketakutan borjuasi akan kehancurannya yang  tak 

dapat  dielakkan  dan  sebagai  bentuk  manifestasinya  ada  kalanya 

berwujud  tindakan yang kalap. Eksistensialisme bersama‐sama dengan 

aliran‐aliran idealisme subjektif lainnya merupakan tanah ideologi yang 

subur bagi pertumbuhan fasisme dan militerisme. 

 

2. Materialisme 

Berlawanan  dengan  filsafat  idealisme,  filsafat  materialisme  pada 

umumnya  bersandar  pada  ilmu  dan  mempunyai  watak  klas  yang 

revolusioner.  Materialisme  berkembang  dalam  sejarahnya:  dari 

materialisme primitif, materialisme mekanis, sampai materialisme Marxis. 

 

a. Materialisme primitif 

Bentuk  pertama  filsafat  materialisme  adalah  materialisme  primitif  atau 

materialisme  spontan  yang  dikemukakan  oleh  filsuf‐filsuf  Yunani  kuno 

pada  600  tahun  sebelum masehi. Materialisme  pada  ketika  itu  adalah 

sederhana,  kesederhanaannya  sesuai  dengan  tingkat  perkembangan 

masyarakat pada zaman  itu. Sekali pun demikian, arti sejarahnya serta 

sumbangannya  kepada  pikiran  manusia  pada  zaman‐zaman 

selanjutnya,  terutama  kepada  kelahiran  materialisme  dialektis  adalah 

besar sekali. 

Wakil‐wakil  tersohor  filsuf‐filsuf materialisme Yunani  antara  lain 

adalah Thales (640—546 SM), Anaximander (611—546 SM), Anaximenes, 

Herakleitos  (kira‐kira  500  tahun  SM),  Demokritos  (kira‐kira  460—360 

SM), dan sebagainya. Sekalipun ajaran‐ajaran mereka berbeda‐beda satu 

sama lain, di antara mereka ada satu persamaan pendapat: bahwa dunia 

ini  terdiri dari materi; bahwa segala sesuatu di dunia pada hakikatnya 

adalah  materi  yang  senantiasa  berubah  dan  berkembang.  Misalnya 

Thales  mengatakan  segala  sesuatu  itu  bersumber  pada  air,  air 

merupakan  unsur  pokok  dari  dunia  ini.  Anaximenes  berpendapat, 

dengan politik rasialismenya menggenosida jutaan orang Yahudi, Heidegger merupakan anggota akademik yang penting dari Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (Partai Pekerja Nasional-Sosialis Jerman atau Partai Nazi).

Page 174: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

126 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

bahwa  hakikat  dari  dunia  ini  adalah  hawa. Herakleitos menganggap 

dunia  ini diciptakan oleh api. Pada antara abad ke‐5 dan ke‐4 sebelum 

masehi,  Demokritos mengemukakan  teori  atomnya  yang mempunyai 

nilai ilmu yang sangat besar sekali. 

Menurut Demokritos,  dunia  ini  terdiri  dari  atom,  atom  adalah 

bagian‐bagian  terkecil  yang  tak  dapat  dipecah  lagi  dari  segala  benda. 

Perbedaan  jumlah  dan  susunan  atom membentuk  benda‐benda  yang 

berlainan. Kecuali atom, Demokritos  juga berpendapat masih ada  satu 

hal lagi yang ada di dunia ini, yaitu ruang. Ruang merupakan tempat di 

mana atom‐atom itu bergerak, saling mendorong dan bentrok, sehingga 

terjadi  berbagai  macam  gejala  dan  gerak.  Mengenai  ide  dan 

pengetahuan,  Demokritos  menerangkannya  sebagai  pencerminan 

keadaan dunia  luar di dalam hati dengan melalui perasaan, karenanya 

perasaan dipandangnya sebagai satu‐satunya sumber pengetahuan.   

Kemudian,  Epikurus  (341—270  SM)  sebagai  penerus  dari 

Demokritos  menerangkan  bahwa  gejala  pikiran,  perasaan,  dan 

sebagainya,  termasuk  juga roh manusia, semuanya adalah perwujudan 

dari gerak atom‐atom. Dengan demikian, filsafat Epikurus berpendirian 

materi menentukan ide, bukan ide menentukan materi. 

Selain daripada  itu, materialisme Yunani kuno  juga mengandung 

metodologi dialektis. Misalnya, Thales beranggapan bahwa segala sesuatu 

itu senantiasa berada dalam keadaan gerak,... segala sesuatu itu berubah 

terus menerus. Anaximander juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu 

bergerak dan berubah, bahkan ia menerangkan gerak dan perubahan itu 

adalah suatu proses perjuangan dari dua hal yang berlawanan. Akan tetapi, 

pandangan  Herakleitos  dalam  hal  ini  lebih  maju  lagi.  Menurut 

Herakleitos,  segala  sesuatu  itu  mengalir,  pantarhei.  Herakleitos  tidak 

hanya menerangkan segala sesuatu itu mengalir, berkembang, tetapi juga 

menjelaskan bahwa perkembangan  itu  sendiri adalah proses perjuangan 

dari kontradiksi. 

 

b. Materialisme mekanis 

Pada  akhir  abad  ke‐17, di mana  kaum  borjuis  sebagai  klas  baru  yang 

mewakili  cara  produksi  baru  sudah  mulai  tumbuh  dengan  kuatnya, 

materialisme mulai muncul kembali dalam bentuk yang umumnya kita 

sebut materialisme modern. Materialisme modern ini sudah tentu jauh lebih 

maju  daripada  materialisme  primitif,  sesuai  dengan  tingkat 

Page 175: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 127

perkembangan  masyarakat  dan  tingkat  ilmu  pada  waktu  itu. 

Materialisme modern  ini  lahir sebagai senjata  ideologi klas borjuis dalam 

perjuangannya  melawan  klas  feodal  yang  berkuasa  pada  waktu  itu. 

Oleh karenanya, materialisme modern ini justru tumbuh dan berkembang 

luas  terutama  di  negeri‐negeri  di  mana  gelombang  revolusi  borjuis 

sedang pasang, yaitu di negeri Belanda, Inggris, dan Perancis. 

Sebagai wakil yang tersohor dalam abad ke‐17 antara lain adalah 

seorang ahli pikir Belanda bernama Spinoza133  (Benedictus, 1632—1677). 

Menurut Spinoza, dunia ini terdiri hanya dari satu substansi, kecuali itu 

tidak ada zat lainnya. Substansi ini olehnya disebut ‘Tuhan’. Akan tetapi 

‘Tuhan’ yang dimaksudkan itu, menurut penjelasannya, bukanlah Tuhan 

dalam dunia agama atau Tuhan yang menciptakan dunia dan manusia, 

melainkan  alam  dan  hukum‐hukumnya.  Spinoza  berbeda  dengan 

Descartes  (1596—1650). Descartes menganggap  yang  ada  di  dunia  ini 

dua unsur: Tuhan dan benda. Sedang Spinoza hanya mengakui satu zat 

saja: alam. Walaupun ia sudah mengatasi dualismenya Descartes, tetapi 

ia  belum  konsekuen meninggalkan  pandangannya  yang memisahkan 

dan  mempertentangkan  dunia  materi  dengan  ide.  Menurut 

pendapatnya,  substansi  itu mempunyai dua  sifat: pikiran dan  ekstensi 

(artinya  memiliki  ruang),  hakikat  dari  substansi  itu  dinyatakan 

sepenuhnya  oleh  tiap  sifat  itu. Dua  sifat  itu merupakan dua  segi dari   

satu hal yang sama, yaitu alam, mereka masing‐masing berdiri sendiri‐

sendiri,  satu  sama  lain  tidak  saling  tidak  bergantungan.  Ini 

menunjukkan masih adanya sisa pengaruh dualisme Descartes di dalam 

alam  pikiran  Spinoza.  Selanjutnya  Spinoza  juga  memandang  dunia 

sebagai  suatu  mesin,  segala  sesuatu  yang  ada  di  dalam  dunia  ini 

dihubungkan satu dengan  lainnya oleh satu  tali.  Ia  juga menggunakan 

metode mekanisnya pada  etika dan politik. Dalam karya utama Ethica 

133 Spinoza adalah orang pertama yang menerapkan penafsiran historis-kritis atas Bibel. Cara membaca yang kritis ini mengungkapkan sejumlah ketidakkonsekuenan dalam teks-teks tersebut. Salah satu pilar filsafat Spinoza sesungguhnya adalah melihat segala sesuatu dari perspektif keabadian. Spinoza tidak hanya mengatakan bahwa segala sesuatu adalah alam. Ia menyamakan alam dengan Tuhan. Bagi Spinoza, Tuhan tidak menciptakan dunia agar dapat berdiri di luarnya. Tuhan adalah dunia itu sendiri. Kadang kala Spinoza mengungkapkannya dengan cara yang berbeda. Ia menyatakan bahwa dunia itu ada dalam diri Tuhan. Spinoza adalah seorang panties.

Page 176: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

128 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Ordine  Geometrico  Demonstrata 134   antara  lain  ia  berkata:  “Janganlah 

menangis,  janganlah  ketawa,  tapi  pahamilah—inilah  justru  tugas 

manusia yang sesungguhnya.” Ia  juga mengatakan bahwa  individu  tak 

dapat memisahkan dirinya dari masyarakat, kehidupan kemasyarakatan 

merupakan keharusan; di dalam kehidupan semacam ini, tiap individu 

harus memadukan antara ‘mempertahankan dirinya’ dengan ‘mencintai 

sesamanya’. Mengenai negara, ia berpendapat bahwa negara seharusnya 

tidak mengekang  kepribadian manusia,  sebaliknya  harus memberikan 

syarat‐syarat  untuk  mengembangkan  kegiatan‐kegiatan  materiil  dan 

spiritual manusia. 

Sistem  pemikiran  Spinoza  adalah  rasionalisme  dan mekanisme, 

suatu  sistem  ideologi  borjuis  pada  abad  ke‐17  yang  menyatakan 

perlawanan  terhadap hak‐hak  istimewa kaum  feodal  serta perlawanan 

terhadap  penindasan  atas  demokrasi  borjuis,  sementara  itu  juga 

merupakan suatu ajaran ateisme yang menentang  teologi dan  takhayul. 

Filsuf‐filsuf  kenamaan  dari materialisme modern  yang  sezaman  dengan 

Spinoza  antara  lain  adalah  Bacon  (Francis,  1561—1626),  Hobbes 

(Thomas,  1588—1679),  Locke  (John,  1632—1704)  di  Inggris,  dan 

Cassendi  (Pierre,  1592—1655)  di  Perancis.  Zaman mereka merupakan 

periode pertama dari pertumbuhan materialisme mekanis. Aliran  filsafat 

ini  kemudian  mencapai  puncak  perkembangannya  di  Perancis  pada 

abad  ke‐18  yang  umumnya  kita  sebut  materialisme  Perancis.  Sebagai 

wakil‐wakil  terkemuka antara  lain  ialah Holbach  (Paul d’, 1723—1789) 

dan Lamettrie (Julien Offray de, 1709—1751). 

Dalam menjawab masalah  terpokok  dalam  filsafat, materialisme 

Perancis  secara  tegas  menyatakan  bahwa  materi  adalah  primer,  ide 

sekunder;  ide  dilahirkan  dan  ditentukan  oleh  materi.  Holbach 

mengatakan:  “Materi  adalah  sesuatu  yang  selalu  dengan  cara‐cara 

tertentu menyentuh pancaindera kita, sedang sifat‐sifat yang kita kenal 

dari berbagai macam perubahan yang terjadi di dalam alam pikiran kita 

terhadap  hal  ihwal  itu.” Dengan  demikian materialisme  Perancis  telah 

134 Etika Dibuktikan secara Geometris. Ketika Spinoza menggunakan kata etika, yang dimaksudkannya adalah seni kehidupan dan kelakuan moral yang dibuktikan secara geometris. Ia ingin etikanya dapat membuktikan bahwa kehidupan manusia itu tergantung pada hukum alam yang universal. Oleh karena itu, menurutnya kita harus membebaskan diri dari perasaan dan nafsu kita. Setelah itu, barulah kita dapat menemukan kepuasan hati dan kebahagiaan.

Page 177: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 129

menyangkal  dan  menggulingkan  pandangan  mistisisme  religius,  teori 

tentang  pencipta  dunia  (Demiurge),  yang  sebelum  itu  telah  lama 

menguasai  alam  pikiran  manusia.  Bahkan  secara  terang‐terangan 

Holbach  menyatakan:  “tampaknya  agama  itu  diada‐adakan  hanya 

untuk  memperbudak  rakyat  dan  supaya  mereka  tunduk  di  bawah 

kekuasaan  raja  lalim. Asal manusia merasa dirinya di dalam dunia  ini 

sangat celaka, maka ada orang datang mengancam dengan kemarahan 

Tuhan, memaksa mereka diam dan mengarahkan pandangannya ke atas 

langit,  dengan  demikian  membikin  mereka  tak  dapat  melihat  sebab 

sesungguhnya  daripada  kemalangannya  itu,  juga  berpikir 

menggunakan  cara‐cara  yang  diberikan  kepadanya  oleh  dunia  alam 

untuk melakukan perjuangan terhadap bencana‐bencana itu.” 

Materialisme  Perancis  adalah  materialisme  mekanis,  yang 

menerangkan  bahwa  tiap  gejala  adalah  bagaikan mesin, dikuasai  oleh 

hukum‐hukum  mekanika.  Segala  macam  gerak  dipandangnya  hanya 

bagaikan  sebagai  gerak  mekanis,  yaitu  pergeseran  tempat  dan 

perubahan  jumlah  saja. Bahkan manusia  serta  aktivitasnya disamakan 

dengan mesin. Ini tampak dengan mencolok sekali dari karya Lamettrie 

yang  berjudul  Manusia  adalah  Mesin.  Menurut  pendapatnya,  tubuh 

manusia itu adalah mesin yang paling sempurna: perasaan, pikiran, roh 

dan sifat‐sifat manusia  lainnya sama halnya dengan sifat mesin. Tanpa 

tubuh,  tiada  perasaan,  tiada  pikiran.  Mereka  tidak  melihat  adanya 

peranan  aktif  daripada  pikiran  atau  ide  terhadap materi.  Pandangan 

yang  mekanis  ini  adalah  salah  satu  ciri,  malahan  ciri  kelemahan 

daripada materialisme Perancis. 

Selanjutnya  kaum materialis  Perancis  abad  ke‐18  dalam masalah 

epistemologi  (teori  tentang  pengetahuan)  secara  tegas  menentang 

pandangan  idealisme  yang menyatakan  bahwa  sebagian  akal manusia 

didapatnya  tidak dari pengalaman sensasionilnya, melainkan sudah ada 

semenjak  ia  dilahirkan.  Kaum  materialis  Perancis  (juga  di  Inggris  dan 

Belanda) berpendapat bahwa  pengalaman  itu  adalah  satu‐satunya  sumber 

pengetahuan,  pengalaman  itu  didapat  dari  hubungan  langsung materi 

objektif  dengan  pancaindera.  Mereka  mengutamakan  pengetahuan 

sensasionil,  dan  mengabaikan  peranan  pengetahuan  rasional.  Oleh 

karenanya materialisme mekanis sekaligus juga sensualisme atau empirisme. 

Ini juga merupakan kelemahannya. 

Akan  tetapi  kelemahannya  yang  paling  besar  ialah  pandangan 

Page 178: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

130 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

sejarahnya. Karena mengenai gejala masyarakat, mereka berpijak pada 

idealisme. Menurut pandangan mereka, kekuatan penggerak perkembangan 

masyarakat  adalah pikiran  atau  ide. Oleh karenanya mereka berpendirian 

jalan  satu‐satunya  untuk  mengubah  sistem  masyarakat  ialah 

pembangunan  mental,  pendidikan,  pembasmian  kebodohan  dan 

sebagainya. 

Walaupun materialisme mekanis mengandung banyak kelemahan, 

ketika  itu  ia  merupakan  pandangan  dunia  yang  revolusioner,  suatu 

kemajuan  dalam  dunia  pikiran.  Kemajuan  itu  ditentukan  oleh 

kemajuan‐kemajuan yang terdapat dalam hubungan sosial ekonomi dan 

ilmu,  tetapi  syarat‐syarat  sejarah  itu  juga  menentukan  kelemahan‐

kelemahannya. 

 

c. Lahirnya materialisme Marxis 

Pada masa peralihan dari abad ke‐18 ke abad ke‐19, di Jerman, di mana 

kapitalisme  berkembang  agak  terbelakang,  ideologi  borjuis  berwujud 

dalam bentuk yang umumnya kita sebut filsafat klasik Jerman. Sebagai 

puncak  perkembangan  aliran  filsafat  ini  adalah Hegelianisme.  Filsafat 

Hegel adalah idealisme objektif. 

Sumbangan  ajaran Hegel  dalam  sejarah  perkembangan  pikiran 

manusia  besar  sekali  nilainya,  bukan  pandangan  idealismenya, 

melainkan ajaran dialektikanya,  ‘jiwa’  filsafatnya. Hegel sendiri pernah 

mengatakan:  ‘Yang  penting  di  dalam  filsafat  ialah  metode,  bukan 

kesimpulan‐kesimpulan  khusus  mengenai  ini  dan  itu’.  Hegel  telah 

berhasil mengkristalisasi segala unsur dialektis yang  terdapat di dalam 

sistem pemikiran dari filsuf‐filsuf besar yang ada sebelumnya, sehingga 

tercipta  metodologi  dialektis  yang  komplit.  Dengan  demikian  ia  telah 

menggulingkan  metafisika,  metodologi  kuno  yang  sudah  lama 

menguasai alam pikiran manusia dan ilmu. 

Hegel  mengemukakan  bahwa  kaum  materialis  Inggris  dan 

Perancis pada abad ke‐17 dan ke‐18 dan juga kaum idealis yang menjadi 

lawannya,  semuanya  adalah  ahli  pikir  metafisis.  Ia  menunjukkan 

kesalahan‐kesalahan  atau  kelemahan‐kelemahan  metafisika.  Pertama, 

kaum metafisis, memandang segala sesuatu tidak dari keseluruhannya, 

tidak dari saling hubungannya, tetapi ditinjaunya sebagai sesuatu yang 

berdiri  sendiri‐sendiri;  sedang Hegel memandang  dunia  sebagai  satu 

badan kesatuan, segala sesuatu di dalamnya  terdapat saling‐hubungan 

Page 179: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 131

yang  organik.  Kedua,  kaum  metafisis  melihat  sesuatu  tidak  dari 

geraknya,  melainkan  sebagai  yang  diam,  mati,  tidak  berubah‐ubah, 

sedang Hegel melihat  dari  perkembangannya,  dan  perkembangan  ini 

disebabkan  adanya  kontradiksi  internal. Kaum metafisis  berpendirian 

bahwa  ‘segala  yang  bertentangan  adalah  irasionil’.  Mereka  tak 

mengetahui bahwa akal  (reason,  raison)  itu sendiri adalah pertentangan 

(kontradiksi).  Ketiga,  sumbangan  Hegel  yang  penting  ialah  kritik 

mengenai  pandangan  evolusi  vulgar,  yang  pada  ketika  itu  sangat 

merajalela, dengan mengemukakan  teorinya  tentang  ‘lompatan’  (sprong) 

dalam proses perkembangan. Sebelum Hegel, sudah banyak filsuf yang 

mengakui  bahwa  dunia  ini  berkembang,  dan  meninjau  sesuatu  dari 

proses perkembangannya, tetapi pandangannya tentang perkembangan 

hanya  terbatas  pada  perubahan‐perubahan  berangsur‐angsur, 

perubahan  evolusioner  saja.  Sedang Hegel  berpendapat, dalam proses 

perkembangan  itu  pertentangan  intern  makin  mendalam  dan 

meruncing,  dan  pada  suatu  tingkat  tertentu  perubahan  berangsur‐

angsur  berhenti,  terputus,  terjadilah  ‘lompatan’.  Setelah  ‘lompatan’  itu 

terjadi, maka kualitas sesuatu itu mengalami perubahan. 

Dengan  tersusunnya dialektika Hegel, maka dalam dunia pikiran 

manusia  terjadi  revolusi  menghancurkan  metodologi  metafisis  yang 

berkuasa  lebih  dari  2000  tahun  lamanya.  Logika  dialektis  Hegel  telah 

memberi  dorongan  yang  kuat  bagi  kemajuan  pikiran  ilmiah  dan 

meletakkan dasar yang kuat pula bagi materialisme Marxis. 

Akan tetapi dialektika Hegel itu diselubungi dengan kulit mistik, 

reaksioner, yaitu pandangan idealismenya, sehingga ia memutarbalikkan 

keadaan  yang  sebenarnya.  Hukum  dialektika,  yaitu  hukum  tentang 

saling‐hubungan dan perkembangan gejala‐gejala yang berlaku di dunia 

ini dipandangnya bukan  sebagai  suatu hal yang objektif, yang primer, 

melainkan  sebagai  perwujudan  dari  ‘jiwa  absolut’,  yang  sekunder. 

‘Kulit’ yang  reaksioner  inilah yang kemudian dibuang oleh Marx, dan 

isinya  yang  ‘rasionil’  diambil  serta  ditempatkan  pada  kedudukannya  yang 

benar. 

Kontradiksi  yang  ada  di  dalam  filsafat  Hegel  itu  justru 

mencerminkan  keadaan  masyarakat  Jerman  dalam  zaman  revolusi 

borjuis demokratis. Hegel sendiri juga pernah mengatakan bahwa filsafat 

itu ‘adalah pernyataan zaman di dalam pikiran’. Pada ketika itu kapitalisme 

di  Jerman mulai  berkembang,  tetapi  kekuatan  borjuasi masih  lemah, 

Page 180: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

132 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

sedang kekuasaan feodal masih kokoh dan kuat. Dialektika Hegel yang 

revolusioner itu menyatakan tuntutan klas borjuis, sedang idealismenya 

yang  reaksioner  itu  di  samping  sesuai  dengan  keinginan  klas  feodal 

yang  berkuasa,  mencerminkan  kelemahan  watak  kompromisnya 

borjuasi  Jerman  pada  ketika  itu.  Kelemahan  dan  watak  kompromis 

mereka  itu  tidak  hanya  karena  ketidakmampuannya  melawan 

feodalisme yang masih kuat itu, tetapi juga karena ketakutannya kepada 

klas proletar yang sudah mulai ‘bergelora’. 

Pada  pertengahan  abad  ke‐19,  kapitalisme  di  Jerman  sudah 

berkembang  dengan  pesat,  kekuasaan  feodal  mulai  goncang  tetapi 

masih mampu mempertahankan  diri  dengan  gigih  dan  nekat. Dalam 

keadaan  itu, muncullah materialisme  Feuerbach  (Ludwig,  1804—1872) 

yang  tidak  hanya  mewakili  kepentingan  kaum  borjuis,  tetapi  juga 

borjuis kecil yang sangat menderita pada waktu itu. 

“Materialisme  Feuerbach  pertama‐tama  menentang  idealisme 

Hegel, menyangkal adanya  ‘jiwa absolut’, dan secara tegas menyatakan 

bahwa  hakikat  dunia  ini  adalah  alam  yang materiil.  Ia  dengan  tajam 

mengemukakan  bahwa  segala  idealisme  tidak  berbeda dengan  teologi 

yang  sudah  tidak  sesuai  dengan  tuntutan  zaman  dan  harus  diganti 

dengan  filsafat  baru.  Filsafat  baru  ini,  menurut  Feuerbach,  harus 

bertolak  dari  materi  yang  benar‐benar  ada  di  ruang  dan  waktu  dan 

dapat  dirasakan  oleh  kita,  pendeknya  harus  materialis  dan  ateis. 

Selanjutnya  Feuerbach mengkritik  filsafat Hegel,  dikatakannya  bahwa 

Hegel  berdiri  di  atas  teologi  berusaha  menegasi  teologi.  Menurut 

Feuerbach,  hanya  dengan  berdasarkan  ateisme  dan materialisme  baru 

bisa mengalahkan  teologi. Dalam  filsafat Feuerbach, kedudukan Tuhan 

diganti  dengan  manusia,  ke‐Tuhanan  diganti  dengan  kemanusiaan, 

secara  tegas  ia mengatakan, manusia  itu  sendiri  adalah  Tuhan.  Tidak 

hanya sampai di situ, ia bahkan mengatakan bahwa bukan Tuhan yang 

menciptakan manusia,  sebaliknya  ‘Tuhan adalah bayangan manusia di 

dalam cermin’. Ia berpendapat, sebagaimana Holbach, bahwa agama itu 

pada  permulaannya  adalah  untuk  memenuhi  sesuatu  kebutuhan 

manusia,  akan  tetapi,  setelah  ia  dilahirkan,  pastor  dan  yang  berkuasa 

(kaum  bangsawan  dan  padri) menggunakannya  untuk memperbudak 

rakyat banyak atas nama Tuhan. Demikianlah Ludwig Feuerbach.”135 

135 D.N. Aidit, op.cit., h.27.

Page 181: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 133

Marx  dan  Engels  telah  merombak  dialektika  Hegel  secara 

materialis dan merombak materialisme Feuerbach secara dialektis. 

 

3. Pokok‐pokok pandangan materialisme dialektis 

 

a. Dunia adalah materiil 

1.) Apakah materi itu? 

Pengertian materi dalam filsafat adalah luas dan bersifat umum, ia tidak 

terbatas  pada  benda‐benda  atau  proses‐proses  alam  saja,  tetapi 

melingkupi  juga  gejala‐gejala  sosial,  sedang  pengertian materi  dalam 

ilmu alam hanya khusus mengenai benda‐benda alam saja. Selanjutnya, 

pengertian  materi  dalam  filsafat  bersifat  mutlak  dan  abadi,  karena 

bagaimanapun majunya pengetahuan manusia,  ini  tak akan mengubah 

kebenaran bahwa materi  itu berada  secara objektif dan  tak  tergantung 

pada  kesadaran  manusia.  Sebaliknya,  pengertian  materi  dalam  ilmu 

alam  bersifat  relatif  dan  sementara,  karena  ia  tergantung  pada 

perkembangan  pengetahuan  manusia.  Misalnya,  perkembangan  teori 

atom  adalah  perkembangan  pengetahuan  manusia  tentang  materi  di 

dunia alam. 

Di samping berbeda dua pengertian itu, pengertian materi dalam 

filsafat merupakan  perluasan  atau  generalisasi  dari  pengertian materi 

dalam  ilmu  alam.  Jelasnya,  hubungan  antara  dua macam  pengertian 

materi  itu  adalah hubungan  antara  yang umum dengan  yang  khusus, 

antara yang abstrak dengan yang konkret, antara yang absolut dengan 

yang relatif. 

 

2.) Apakah ide itu? 

Pengertian  ide menurut materialisme dialektis  tidak hanya berlawanan 

dengan  pandangan  idealisme,  yang  beranggapan  bahwa  ide  itu 

merupakan  sesuatu  yang  berdiri  sendiri  tak  tergantung  pada materi, 

bahkan  sudah  ada  lebih  dahulu  daripada materi. Oleh  Lenin,  filsafat 

idealisme  dengan  tajamnya  dinamakan  ‘filsafat  tidak  berotak’. 

Pengertian  ide menurut materialisme dialektis  juga bertentangan dengan 

pandangan‐pandangan materialisme vulgar dan materialisme metafisis 

yang  menyatakan,  misalnya,  bahwa  segala  materi  atau  benda 

mempunyai ide, sebagaimana dikemukakan juga oleh Plekhanov bahwa 

batu  pun  mempunyai  ide;  atau  yang  beranggapan  bahwa  ide  atau 

Page 182: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

134 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pikiran itu merupakan suatu zat yang ditimbulkan oleh proses fisiologis 

seperti halnya berliur, atau sebagaimana sering dikemukakan oleh orang 

bahwa pikiran itu adalah fosfor. 

 

3.) Peranan aktif ide 

Materialisme  dialektis  menentang  pendapat  agnostisisme  dari  Kant 

(Immanuel,  1724—1804).  Menurut  Kant,  manusia  tak  akan  dapat 

mengenal  atau mencerminkan  keadaan  objektif  sebagaimana  adanya. 

Kemajuan  ilmu, misalnya  penguasaan  dan  penggunaan  tenaga  atom, 

telah membuktikan bahwa pengetahuan manusia  tentang atom adalah 

benar,  adalah  sesuai  dengan  kenyataan  (atom)  sebagaimana  adanya. 

Dengan  demikian  terbuktilah  juga  ketidakbenaran  pandangan 

agnostisisme itu, dan memperkuat pandangan materialisme dialektis. 

Pandangan  materialisme  dialektis  juga  bertentangan  dengan 

pandangan mekanis yang mengabaikan peranan aktif dari ide terhadap 

materi. 

Dengan  dikemukakannya  keprimerannya  materi  dan  peranan 

aktif  ide  terhadap materi, materialisme  dialektis mengajarkan  kepada 

kita  supaya  dalam  memandang  dan  memecahkan  sesuatu  masalah 

harus  bertolak  dari  kenyataan  yang  konkret,  harus  berdasarkan  data‐

data keadaan  secara objektif  jangan  sekali‐kali bersandar pada dugaan 

subjektif dan dalil atau buku‐buku yang mati dan  juga harus ditujukan 

untuk  kebutuhan  praktek  yang  konkret.  Di  pihak  lain  ia 

memperingatkan  kita  betapa  pentingnya  peranan  teori,  berhubung 

dengan adanya peranan aktif dari  ide, untuk mengenal dan mengubah 

keadaan  sebagaimana  dikatakan  Lenin:  “tanpa  teori  revolusioner  tak 

akan ada gerakan revolusioner.”136 

 

b. Dunia materiil adalah satu kesatuan organik. 

Ciri  terpenting  yang membedakan materialisme  filsafat Marx  dengan 

aliran‐aliran materialisme  lainnya  sebelum Marx  ialah  bahwa  caranya 

(metodenya)  mendekati  gejala‐gejala  alam,  caranya  mempelajari  dan 

memahami  gejala‐gejala  ini  adalah  dialektis,  sedangkan  keterangannya 

(interpretasinya)  mengenai  gejala‐gejala  alam,  pengertiannya 

(konsepsinya) mengenai gejala‐gejala ini, teorinya, adalah materialis. 

136 Ibid., h.32.

Page 183: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 135

Metode dialektis  adalah  suatu  cara mengenal, mempelajari dan 

menganalisa segala sesuatu dengan berdasarkan hukum dialektika, yaitu 

hukum  tentang saling hubungan dan perkembangan gejala‐gejala yang 

berlaku secara objektif di alam semesta ini. 

 

1.) Saling hubungan gejala‐gejala adalah objektif 

Kaum materialis  dialektis  berpendapat,  bahwa  saling  hubungan  antara 

gejala‐gejala  itu  berlaku  secara  objektif,  tidak  tergantung  pada 

kesadaran  manusia.  Maka  itu,  untuk  mengenal  secara  tepat  saling 

hubungan  itu  kita  harus meneliti  dan mempelajarinya  secara  ilmiah, 

sedikit  pun  tak  boleh  ditambahkan  dengan  dugaan‐dugaan  subjektif. 

Pahamilah  kenyataan  itu  sebagaimana  adanya  dan  temukanlah 

interkoneksi (saling hubungan) yang ada padanya. 

 

2.) Segala sesuatu ditentukan oleh keadaan, tempat, dan waktu 

Materialisme dialektis bertentangan dengan pandangan metafisis yang 

beku,  yang  berusaha  mengabadikan  atau  memutlakkan  arti  sesuatu, 

atau  memandang  dan  menganalisa  sesuatu  dipisahkan  dari  keadaan 

sekitarnya, dari hubungannya dengan hal‐hal lain. 

Dengan  pandangan  saling‐hubungan  ini  kita  diajarkan  supaya 

dalam  memandang  dan  memecahkan  sesuatu  masalah  jangan 

dipisahkan dari hubungan keseluruhannya, karena  tiada satu hal yang 

tidak ada sebab atau akibatnya, segala sesuatu ditentukan oleh keadaan, 

tempat dan waktu. 

 

3.) Saling hubungan yang pokok dan yang bukan pokok 

Setiap hal mempunyai saling hubungan dengan banyak hal lainnya, baik 

secara  langsung maupun  tidak  langsung. Akan  tetapi, di antara sekian 

banyak  saling  hubungan  itu  tidaklah  semuanya  sama  artinya, 

peranannya  atau  kedudukannya.  Di  antaranya  ada  saling  hubungan 

yang  memainkan  peranan  menentukan,  ada  yang  hanya  memainkan 

peranan  mempengaruhi  saja,  ada  yang  bersifat  keharusan,  ada  juga 

yang  bersifat  kebetulan,  ada  yang  merupakan  sebab,  ada  pula  yang 

merupakan akibat; ada yang pokok, ada yang bukan pokok. 

Pandangan  demikian  ini  berlawanan  dengan  pandangan 

metafisis  yang  cenderung  menyamaratakan  saling  hubungan  yang 

bersegi  banyak  itu,  sehingga  mengaburkan  pokok  persoalan,  yang 

Page 184: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

136 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

berakibat berlarut‐larutnya persoalan sehingga tak terselesaikan. 

 

c. Dunia materiil senantiasa bergerak dan berkembang 

   —patah tumbuh hilang berganti 

“Seluruh  alam”,  kata  Engels  dalam  karyanya  yang  terkenal Dialektika 

Alam,  “dari  sesuatu  yang  sekecil‐kecilnya  sampai  pada  yang  sebesar‐

besarnya,  dari  sebutir  pasir  sampai matahari,  dari  protista  sampai  ke 

manusia,  adalah dalam  keadaan  senantiasa  timbul dan  lenyap, dalam 

keadaan  senantiasa mengalir, dalam keadaan gerak dan berubah yang 

tak henti‐hentinya.” 

Dalam  Anti‐Dühring,  Engels menerangkan  lebih  lanjut:  “Gerak 

adalah bentuk eksistensi materi. Di mana pun tak pernah ada, dan juga 

tak mungkin ada materi  tanpa gerak.... Materi  tanpa gerak  sama  tidak 

mungkinnya  seperti  gerak  tanpa  materi.  Oleh  karena  itu,  gerak 

sebagaimana materi  itu sendiri,  tak dapat diciptakan dan dilenyapkan; 

sebagaimana  dinyatakan  oleh  filsafat  yang  lebih  tua  (Descartes), 

kuantitas  daripada  gerak  yang  ada  di  dunia  selamanya  sama.  Oleh 

karena itu gerak tak dapat diciptakan, ia hanya dapat ditransfer.” 

Pandangan  materialisme  dialektis  demikian  ini  berdasarkan 

kenyataan objektif—alam, masyarakat maupun pikiran manusia—yang 

memang  dalam  keadaan  senantiasa  bergerak  dan  berkembang, 

sebagaimana dikatakan oleh Herakleitos,  ‘Pantarhei’, atau sebagaimana 

peribahasa kita mengatakan ‘patah tumbuh hilang berganti’ atau ‘zaman 

beralih musim bertukar’. 

 

1.) Gerak materi adalah gerak sendiri 

Dengan dikatakan gerak adalah bentuk eksistensi materi berarti bahwa 

gerak materi  itu bukan disebabkan karena dorongan dari kekuatan di 

luar  materi, melainkan  oleh  kekuatan  yang  ada  di  dalam materi  itu 

sendiri.  Kemajuan‐kemajuan  yang  telah  dicapai  dalam  ilmu  alam, 

misalnya  tentang atom,  transmutasi unsur‐unsur dan sebagainya,  telah 

membenarkan  hal  ini.  Pengalaman  sejarah  juga  telah  membuktikan 

bahwa  perkembangan  masyarakat  bukan  disebabkan  oleh  kekuatan 

yang  berada  di  luar  masyarakat  itu,  melainkan  ditentukan  oleh 

kekuatan‐kekuatan yang berada di dalam masyarakat itu sendiri. 

 

 

Page 185: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 137

2.) Diam adalah salah satu bentuk gerak 

Dengan  pandangan  bahwa  dunia  materiil  itu  selalu  bergerak  dan 

berkembang,  tidaklah  berarti  bahwa  materialisme  dialektis menyangkal 

adanya  keadaan  diam  atau  statis.  Materialisme  dialektis  berpendapat 

bahwa  gejala  demikian  adalah  suatu  bentuk  daripada  gerak  materi, 

suatu  bentuk  gerak  di  dalam  keadaan  tertentu  di  mana  imbangan 

kekuatan‐kekuatan  dalam  dengan  kekuatan‐kekuatan  luar  dari materi 

itu  mencapai  keseimbangan  yang  sifatnya  sementara  dan  relatif. 

Keadaan  demikian  ini  disebut  juga  sebagai  kestabilan  relatif  dari 

kualitas. 

Dengan  demikian,  materialisme  dialektis  berpendapat  bahwa 

bentuk  gerak materi  atau  kenyataan  objektif  itu  beraneka  corak  dan 

ragamnya,  makin  berkembang  praktek  sosial  manusia,  makin  maju 

ilmu,  makin  banyaklah  kita  kenal  akan  bentuk‐bentuk  gerak  materi. 

Engels mengatakan: “gerak materi, tak dapat digolongkan begitu saja ke 

dalam  semacam  gerak  mekanis  yang  sederhana  dan  mati,  semacam 

gerak sederhana yang berupa pergeseran  tempat saja; panas dan sinar, 

listrik dan magnet, persenyawaan (kombinasi) dan peruraian (disosiasi) 

dalam  kimia,  kehidupan,  dan  akhirnya  ide,  semuanya  adalah  gerak 

materi.”137 

 

d. Dunia materiil berkembang menurut hukumnya sendiri 

Hukum  dialektika  atau  hukum  tentang  perkembangan  dirumuskan 

Engels dalam tiga hukum dasar: 

 

1. Hukum  tentang kesatuan dan perjuangan dari segi‐segi yang 

berlawanan atau tentang kontradiksi. 

2. Hukum  tentang  perubahan  kuantitatif  ke  perubahan 

kualitatif. 

3. Hukum tentang negasi dari negasi. 

 

1.) Hukum tentang kontradiksi 

Hukum  kontradiksi  ini  merupakan  ‘inti’  atau  ‘jiwa’  dari  dialektika, 

karena  ia  menerangkan  sumber  dan  hakikat  perkembangan.  Lenin 

mengatakan:  “Terbaginya  kesatuan  dan  pengenalan  atas  bagian‐

137 Ibid., h.38.

Page 186: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

138 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

bagiannya  yang  berkontradiksi  adalah  hakikat  dari  dialektika.”  Oleh 

karenanya  ia  adalah  salah  satu  ciri  terpenting  yang  membedakan 

dialektika  dengan  metafisika.  Dan  merupakan  kunci  bagi  kita  untuk 

memahami dengan baik dialektika keseluruhannya. 

Hukum  kontradiksi  adalah  umum  dan  universal.  Segala  hal 

ihwal  pada  waktu  dan  tempat  mana  pun  juga,  selalu  mengandung 

kontradiksi  di  dalamnya.  Sudah  tentu,  tiap‐tiap  hal  mempunyai 

kontradiksinya  sendiri‐sendiri  yang  khas  yang membedakan  hal  yang 

satu  dari  lainnya.  Satu  hal  yang  sama,  pada  tingkat‐tingkat  yang 

berbeda  dari  proses  perkembangannya,  juga mempunyai  kekhususan‐

kekhususan  dalam  kontradiksi‐kontradiksinya,  yang  membedakan 

tingkat perkembangan yang  satu dari yang  lainnya. Kesadaran bahwa 

kontradiksi  berlaku  secara  umum  dan  universal,  berarti  bahwa  kita 

harus  mengenal  kekhususan‐kekhususan  kontradiksi  yang  ada  pada 

sesuatu  hal  yang  konkret.  Dan  dalam  mempelajari  kekhususan 

kontradiksi  itu yang  terpenting  ialah untuk mengenal  kontradiksi  pokok 

dan segi pokok dari kontradiksi. 

Di dalam proses perkembangan sesuatu hal yang rumit, terdapat 

banyak  kontradiksi.  Kontradiksi‐kontradiksi  yang  dikandungnya 

mempunyai  arti  atau  peranan  dan  kedudukan  yang  berbeda‐beda  di 

sepanjang  proses  perkembangannya.  Seperti  dikatakan Mao  Zedong, 

pada  setiap  tingkat  perkembangannya,  hanya  satu  di  antaranya  yang 

merupakan  kontradiksi  pokok  yang  memegang  peranan  memimpin  dan 

menentukan, sedangkan yang lain menempati kedudukan yang sekunder 

atau  yang  dibawahkan.  Dengan  perkataan  lain,  kontradiksi  pokok 

adalah kontradiksi yang memegang peranan memimpin pada suatu tingkat di 

dalam proses perkembangan sesuatu. 

Oleh  karena  kontradiksi  pokok  memainkan  peranan  yang 

memimpin  kontradiksi‐kontradiksi  lainnya  pada  suatu  tingkat 

perkembangan tertentu, maka ia merupakan mata rantai persoalan yang 

harus dipecahkan  lebih dulu, dan hanya dengan demikian kontradiksi‐

kontradiksi lainnya baru bisa dan lebih mudah diselesaikan.138 

Setiap  kontradiksi  terdiri  dari  dua  segi.  Dua  segi  dalam 

kontradiksi  itu mempunyai  arti,  peranan,  dan  kedudukan  yang  tidak 

sama.  Di  antaranya  ada  satu  segi  yang  mewakili  kekuatan‐kekuatan 

138 Ibid., h.43.

Page 187: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 139

lama  atau  ‘the  old  established  forces’,  dan  segi  lainnya  yang  mewakili 

kekuatan‐kekuatan  baru  atau  ‘the  new  emerging  forces’  atau  dengan 

perkataan  lain, segi negatif dan segi positif. Selain  itu, kedudukan dua 

segi  itu dalam  proses  perkembangan  kontradiksi memainkan  peranan 

yang tidak sama, ada yang menguasai dan ada yang dikuasai, ada yang 

memimpin dan ada yang dipimpin. Dalam keadaan tertentu dua segi itu 

bisa  berada  dalam  kedudukan  yang  seimbang,  tetapi  ini  bersifat 

sementara dan relatif. Segi yang berperan menguasai atau berdominasi 

dalam seluruh proses perkembangan mempunyai arti yang menentukan 

kualitas  kontradiksi  itu.  Segi  yang  berperan memimpin  pada  tingkat‐

tingkat perkembangan  tertentu mempunyai  arti menentukan  terhadap 

arah yang dituju oleh perkembangan kontradiksi pada tingkat tertentu. 

Segi  yang  baru  pada  permulaan  proses  perkembangan 

kontradiksi masih kecil dan lemah, dan karenanya merupakan segi yang 

dipimpin dan dikuasai. Tetapi dalam proses perkembangan selanjutnya, 

ia  tumbuh  makin  besar  dan  kuat,  sehingga  kedudukannya  berubah 

menjadi  yang  memimpin,  dan  kemudian  berdominasi.  Apabila  ini 

terjadi, berarti kualitas kontradiksi itu berubah. 

Memahami  keadaan  dua  segi  dalam  kontradiksi  adalah  penting 

sekali  artinya  bagi  usaha‐usaha menyelesaikan  kontradiksi  itu. Hanya 

dengan mengenal secara tepat keadaan musuh dan keadaan kita sendiri, 

kita dapat menyelesaikan kontradiksi antara kita dengan musuh secara 

lebih tepat. Dan dalam mengenal keadaan dua segi yang berkontradiksi 

itu  pertama‐tama  kita  perlu mengetahui mana  yang merupakan  segi 

baru,  segi  yang  mempunyai  hari  depan,  dengan  maksud  agar  kita 

berorientasi  pada  segi  baru  ini  serta  menyiapkan  syarat‐syarat  yang 

diperlukan untuk pertumbuhannya. Selanjutnya perlu diketahui syarat‐

syarat yang diperlukan untuk menempati kedudukan yang memimpin 

dan lebih lanjut dikembangkan untuk menjadi segi yang menguasai. 

 

2.) Hukum tentang perubahan kuantitatif ke perubahan kualitatif 

Hukum  tentang  perubahan  kuantitatif  ke  perubahan  kualitatif 

menerangkan jalannya proses perkembangan segala sesuatu. Hukum ini 

mengungkapkan  bahwa  perkembangan  segala  sesuatu  itu  terdiri  dari 

dua  tingkatan,  yaitu  tingkatan  perubahan  kuantitatif  dan  tingkatan 

perubahan  kualitatif.  Perubahan  kuantitatif  berlangsung  secara 

berangsur‐angsur, secara evolusioner; tetapi sampai pada batas tertentu, 

Page 188: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

140 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

apabila  bingkai  lama  diterjang,  ia menimbulkan  perubahan  kualitatif 

yang berlangsung secara  tiba‐tiba, secara  revolusioner, dan merupakan 

suatu lompatan. Perubahan kuantitatif menyiapkan perubahan kualitatif, dan 

perubahan  kualitatif  menyelesaikan  perubahan  kuantitatif  yang  lama  dan 

melahirkan  serta  mengembangkan  perubahan  kuantitatif  yang  baru. 

Demikianlah  proses  perkembangan  segala  sesuatu  itu  merupakan 

rentetan  perubahan  kuantitatif  dan  perubahan  kualitatif  yang  silih 

berganti secara terus‐menerus tak kunjung hentinya. 

Berdasarkan hukum ini maka dalam memandang dan mengubah 

segala  sesuatu  kita  harus  mengetahui  dengan  jelas  kuantitas  dan 

kualitasnya, mengetahui dengan  jelas perubahan‐perubahan kuantitatif 

apa  yang  diperlukan  untuk  memungkinkan  lahirnya  perubahan 

kualitatif yang dituju. Hanya mengenal perubahan kualitatif saja, tetapi 

mengabaikan  perubahan  kuantitatif  yang  diperlukan,  berarti  kita 

membuat  kesalahan  avonturisme.  Sebaliknya  hanya  puas  dengan 

perubahan‐perubahan  kuantitatif  saja,  tidak  menghendaki  perubahan 

kualitatif, berarti kita membuat kesalahan reformisme. 

Pendeknya, jika secara sadar kita menggunakan hukum ini dalam 

praktek  perjuangan,  maka  kita  dapat  menentukan  secara  tepat  garis 

strategi dan taktik perjuangan. 

 

3.) Hukum tentang negasi dari negasi 

Hukum negasi dari negasi mengungkapkan arah atau kecenderungan umum 

dari  gerak  atau  perkembangan  segala  sesuatu.  Ia  mengungkapkan 

penggantian  kualitas  lama  dengan  kualitas  baru  dalam  proses 

perkembangan dan  peningkatan dari  bentuk‐bentuk  yang  rendah dan 

sederhana  ke  bentuk‐bentuk  yang  lebih  tinggi,  yang  lebih  kompleks. 

Oleh  sebab  itu,  hukum  negasi  daripada  negasi  ini menyatakan watak 

progresif  dari  perkembangan mengikuti  garis maju.  Hukum  ini  juga 

menunjukkan bahwa perkembangan segala sesuatu itu tidak merupakan 

garis  lingkaran yang tak mengenal ujung‐pangkalnya,  juga bukan garis 

lurus yang menaik, melainkan garis spiral. 

Dalam tulisannya yang berjudul Karl Marx, mengenai pengertian 

dialektika  tentang  perkembangan,  Lenin  antara  lain  mengatakan 

“Perkembangan  yang  kelihatannya  mengulangi  taraf‐taraf  yang  telah 

dilalui, tetapi mengulangi taraf‐taraf itu secara lain atas dasar yang lebih 

tinggi (‘negasi dari negasi’), suatu perkembangan bisa dikatakan dalam 

Page 189: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 141

bentuk  spiral, bukan menurut garis  lurus.” Sebagai  ilustrasi mengenai 

hukum ini, Engels pernah memberikan suatu contoh seperti berikut: 

 “Mari kita ambil sebagai contoh sebutir jelai.... jika butir jelai itu berada dalam keadaan yang baginya normal, jika jelai itu ditabur di atas tanah yang cocok, dan kemudian di bawah pengaruh hawa panas dan lembab ia mengalami perubahan yang khas, ia berkecambah; butir jelai seperti yang semula tidak ada lagi, ia dinegasi, dan dari jelai itu muncul sebatang pohon, negasi terhadap jelai itu.... Ia tumbuh, berbunga, menjadi subur dan akhirnya sekali lagi menghasilkan butir-butir jelai, dan segera butir-butir jelai itu masak batangnya mati, pada gilirannya ia dinegasi. Sebagai akibat daripada negasi ini kita sekali lagi mempunyai butir jelai semula, tetapi bukan satu, melainkan lipat sepuluh, dua puluh dan tiga puluh kali.”  

Sejarah  perkembangan  masyarakat  juga  menunjukkan  proses 

perkembangan  negasi  dari  negasi.  Misalnya,  masyarakat  komunisme 

primitif  (tidak  berklas)  dinegasi  oleh  masyarakat‐masyarakat  berklas 

(pemilikan  budak,  feodal,  dan  kapitalis)  dan  kemudian  dinegasi  lagi 

oleh  masyarakat  sosialis  dan  komunis  (tidak  berklas).  Masyarakat 

sosialis dan komunis menunjukkan  ciri‐ciri yang ada  semula di dalam 

masyarakat komunis‐primitif, yaitu antara  lain hak milik bersama atas 

alat‐alat produksi, meskipun dasarnya berlainan sama sekali. Hak milik 

bersama atas alat‐alat produksi dalam masyarakat sosialis dan komunis 

adalah  atas  dasar  yang  jauh  lebih  tinggi  karena  tenaga  produktif 

masyarakatnya sudah jauh lebih maju. 

 

4. Materialisme historis 

Materialisme historis adalah penerapan materialisme dialektis di dalam 

sejarah  dan  kehidupan  masyarakat.  Dengan  lahirnya  materialisme 

historis  ini  terjadilah  suatu  revolusi  di  dalam  pandangan  sejarah.  Ia 

telah mendobrak  pandangan  sejarah  idealis  yang  hampir  2000  tahun 

lamanya menguasai alam pikiran manusia, dan menegakkan pandangan 

sejarah  yang  ilmiah. Dan  ini merupakan  suatu  ciri  yang penting  yang 

membedakan  materialisme  Marx  dengan  materialisme‐materialisme 

sebelumnya,  karena materialisme  sebelum Marx  tak dapat memegang 

teguh  dan  konsekuen  pandangan  materialisme  dalam  menghadapi 

masalah‐masalah sosial dan sejarah. 

Page 190: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

142 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Lenin berkata: “Penemuan konsepsi materialis  tentang sejarah,139 

atau  lebih  tepat,  pelanjutan  dan  peluasan  yang  konsekuen  dari 

materialisme ke bidang gejala sosial,  telah meniadakan dua kelemahan 

pokok  teori‐teori  sejarah  sebelumnya.  Pertama,  teori‐teori  sejarah 

sebelum  itu paling banter hanyalah memeriksa  teori‐teori  ideologi dari 

kegiatan sejarah umat manusia, tanpa menyelidiki apa yang melahirkan 

motif‐motif itu tanpa menguasai hukum‐hukum objektif yang mengatur 

perkembangan  sistem  hubungan‐hubungan  sosial,  dan  tanpa 

memperhatikan  akar‐akar  hubungan‐hubungan  itu  menurut  derajat 

perkembangan  produksi  materiil;  kedua,  teori  itu  tidak  mencakup 

aktivitas massa dari  penduduk,  sedangkan materialisme  sejarah  untuk 

pertama kalinya memberikan kemungkinan untuk mempelajari dengan 

ketepatan  ilmu‐ilmu  alam  syarat‐syarat  sosial  kehidupan  massa  dan 

perubahan‐perubahan di dalam syarat‐syarat itu.” 

Dengan  materialisme  historis,  Marx  menunjukkan  hukum‐

hukum  objektif  perkembangan masyarakat, menjelaskan  secara  ilmiah 

sebab‐sebab  kelahiran,  perkembangan  dan  kehancuran  suatu  sistem 

masyarakat. Ia menyatakan bahwa pencipta sejarah adalah massa rakyat 

pekerja,  bukan  individu‐indiividu  istimewa, misalnya  raja,  pahlawan, 

dan  lain  sebagainya. Filsafat materialisme dialektis adalah hasil  tertinggi 

dari  perkembangan  sejarah  filsafat,  karena mendasarkan dirinya  pada 

hasil‐hasil  ilmu  yang  termaju  sepanjang  sejarah  umat  manusia.  Di 

samping  itu,  ia  juga  mempunyai  ciri  yang  menonjol,  yang 

membedakannya  dari  filsafat‐filsafat  lainnya,  yaitu  bahwa  filsafat 

materialisme  dialektis  tidak  hanya  menjelaskan  gejala‐gejala  alam, 

masyarakat  dan  pikiran,  tetapi  yang  terpenting  memberikan  senjata 

kepada  manusia  untuk  mengubah  keadaan  dunia  objektif  maupun 

dunia  subjektif. Marx  sendiri  pernah  mengatakan:  “Para  ahli  filsafat 

hanya  telah  menafsirkan  dunia  dengan  berbagai  cara;  akan  tetapi 

139 Engels dalam Anti-Dühring mengatakan, “Konsepsi materialis tentang sejarah dimulai dari proposisi bahwa produksi kebutuhan-kebutuhan untuk mendukung kehidupan manusia dan di samping produksi, pertukaran barang-barang yang diproduksi, merupakan dasar dari semua struktur masyarakat; bahwa dalam setiap masyarakat yang telah muncul dalam sejarah, cara kekayaan didistribusi dan cara masyarakat dibagi ke dalam klas-klas atau tatanan-tatanan bergantung pada apa yang diproduksi, bagaimana itu diproduksi, dan bagaimana produk-produk itu dipertukarkan.” Marx sendiri menyimpulkan konsepsi materialis tentang sejarah dalam kata pengantar Kritik Ekonomi Politik.

Page 191: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

III — Perkenalan tentang Marxisme, Materialisme dan Dialektika | 143

soalnya ialah mengubahnya.” Justru oleh karena itulah, oleh karena harus 

mengubah  dunia,  maka  Marx  juga  pernah  mengetengahkan  bahwa 

filsafat materialisme dialektis dan historis mendapatkan kekuatan materiil 

pada  proletariat,  dan  proletariat  mendapatkan  senjata  moril  pada 

filsafat materialisme dialektis dan historis. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 192: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

144 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

Page 193: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 145

 

 

 

 

 

IV 

Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok: 

dari Lao Zi sampai Wang Zhong    

 

 

 

 

1. Materialisme Tiongkok Kuno 

 

DALAM  sejarah,  materialisme  berkembang  dari  materialisme  kuno, 

materialisme  antik,  sampai  pada  materialisme  dialektis.  Sejarah 

materialisme  adalah  sejarah  perkembangan  pikiran  manusia.  Pikiran 

manusia  berkembang maju,  sesuai  dengan  perkembangan  kehidupan 

manusia  dalam  masyarakat.  Semenjak  ratusan  ribu  tahun  yang  lalu, 

sudah terdapat manusia yang bermasyarakat. Penemuan atas tengkorak 

Sinanthropus Pekingensis  (manusia Beijing) menunjukkan bahwa 500.000 

tahun  yang  lalu  sudah  terdapat  manusia  yang  hidup  di  daerah 

Choukoutien,  di  barat  daya  Beijing  sekarang.  Mereka  hidup 

berkelompok‐kelompok  dalam  masyarakat  yang  tak  mengenal 

pemilikan  pribadi,  tak  mengenal  penghisapan,  tak  mengenal  klas‐klas. 

Ratusan ribu tahun lamanya berlangsung masyarakat primitif semenjak 

masa manusia Beijing sampai terbentuknya masyarakat klan di Tiongkok. 

Semenjak abad ke‐21 sampai ke‐18 SM, di Tiongkok berlangsung 

pertarungan  dan  perubahan  dalam  masyarakat.  Kekuasaan  negara 

perbudakan dinasti Xia,140 melahirkan dinasti Shang141  (1600—1046 SM). 

140 夏朝; xià cháo; dalam bahasa Mandarin berarti dinasti Xia (dibaca: Sia). Dinasti pertama dalam sejarah Tiongkok berlangsung hampir 500 tahun antara abad ke-21 dan ke-16 SM. Wilayah sentral kekuasaannya terletak di sekitar bagian selatan Pro-vinsi Shanxi, Tiongkok Utara, dan bagian barat Provinsi Henan, Tiongkok Tengah. 141 商朝; Shāng cháo; dalam bahasa Mandarin berarti dinasti Shang. Dengan masuknya dinasti Shang menandai masuknya Tiongkok ke zaman sejarah. Pada

Page 194: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

146 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Sistem  perbudakan  digantikan  oleh  feodalisme.  Pada  zaman  itulah 

terbentuk kebudayaan Long Shan142  di Tiongkok. 

Tata krama masyarakat Tiongkok pada masa dinasti Xia  (2100—

1600 SM) berkembang dan disempurnakan dalam zaman Shang, sekitar 

1800 SM. Pada masa  itu, pertanian sudah cukup maju. Yang dihasilkan 

pertanian  sebagai  bahan makanan  utama waktu  itu  berlanjut  sampai 

saat  sekarang. Untuk  kepentingan memajukan  pertanian,  berlangsung 

penelitian atas iklim dan perubahan cuaca. Atas pengamatan yang terus‐

menerus dalam kehidupan, manusia  jadi mengenal arti penting hujan, 

awan,  api,  rembulan,  matahari,  dan  benda‐benda  alam  lainnya. 

Rembulan dan matahari, yang dalam bahasa Tionghoa disebut Yin dan 

Yang143  jadi patokan utama untuk mengetahui peredaran musim dan da‐

lam menghitung waktu. Dari penelitian atas perubahan iklim dan cuaca, 

lahirlah  sistem  kalender  berdasarkan  bulan  dan  matahari.  Kalender 

berdasarkan peredaran bulan disebut Yin Li. Yin berarti rembulan dan Li 

adalah kalender. Di Indonesia, kata Yin Li  ini diucapkan menjadi Imlek. 

Imlek  berarti  hari  raya  berdasarkan  peredaran  bulan,  yaitu  hari  raya 

menyambut munculnya bulan pertama setelah musim salju, yang berarti 

hari  raya  menyambut  datangnya  musim  semi.  Di  Tiongkok,  dalam 

bahasa Mandarin, Hari Raya  Imlek disebut Chun  Jie, yang berarti hari 

raya musim semi. Chun berarti musim semi dan Jie adalah hari raya, hari 

besar.  Selanjutnya,  kian  berkembang  pemahaman  akan  arti  serta 

awalnya Shang adalah nama sebuah suku yang mendiami salah satu bagian Sungai Huang He dan merupakan bawahan dari dinasti Xia. Kaisar Tang yang merupakan pendiri dinasti Shang adalah keturunan ke-14 dari Xia. 142 龙山;龍山; Lóngshān. Kebudayaan Longshan di masa Neolitikum Tiongkok tersebar di lembah Sungai Kuning sejak milenium ketiga sebelum masehi. Budaya ini merupakan platform untuk perubahan sosial secara fundamental untuk tiga dinasti awal: Xia , Shang, dan Zhou. 143 Secara terminologi, 阴 Yīn (Yin) dan 阳 Yáng (Yang) diterjemahkan sebagai negatif dan positif. Harfiah Yin berarti feminin; asas negatif dalam alam; berarti rembulan; berarti mendung; naungan; tempat yang teduh; bayang-bayang; sebelah utara bukit atau sebelah selatan sungai; bagian belakang; sisi belakang; sisi balik; lekuk; toreh; alur; tersembunyi; alam samar; alam barzah; dunia orang yang sudah mati; negatif; kemaluan wanita; ion negatif; anion. Aksara Yang berarti maskulin atau positif dalam alam; matahari; sebelah selatan gunung atau sebelah utara sungai; timbul; pada lahirnya; termasuk dunia; bersangkutan dengan makhluk hidup; kemaluan laki-laki; ion positif; kation. Setiap benda bersifat dualisme yang terdiri dari unsur positif dan unsur negatif.

Page 195: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 147

hubungan Yin dan Yang dalam hal cara berpikir, dalam filsafat. 

Enam  abad  sebelum  masehi,  pada  tahun  ke‐27  pemerintahan 

Pangeran Xiang  (590—573 SM) dalam  catatan Zuo Zhuan144  dikemuka‐

kan:  “Alam  raya  sudah  menciptakan  lima  unsur  yang  memenuhi 

kebutuhan manusia, dan umat manusia  semua menggunakannya. Tak 

satu pun boleh kurang dari padanya.” Ini  terjadi  lebih dahulu sebelum 

Thales dari Miletus di Yunani  (kira‐kira  624—546 SM) menyatakan  air 

sebagai  sumber  segala‐galanya  di  alam  semesta.  Lebih  dahulu  dari 

Herakleitos memperkenalkan Panta Rhei, segala‐galanya mengalir. 

Dari pengalaman kehidupan, manusia sampailah kepada pikiran 

bahwa asal‐usul segala‐galanya dalam alam adalah lima unsur, yaitu: air, 

api,  logam,  kayu, dan  tanah. Lima unsur  ini disebut Wu Xing.145  Dari 

arti kata aksara, Wu Xing bisa diterjemahkan  lima kegiatan,  lima gaya. 

Maka Wu  Xing  sesungguhnya  berarti  lima  yang  bergerak,  yang  saling 

mengatasi,  saling  mengungguli,  saling  mengubah:  air  memadamkan 

api, api melebur  logam,  logam memotong kayu, kayu menusuk  tanah, 

tanah menelan air. Wu Xing adalah gagasan filsafat Tiongkok kuno yang 

materialis mengenai  struktur materi  jagat  raya. Gagasan  yang  bertolak 

dari kenyataan yang dihadapi dalam kehidupan ini berkembang terus. 

Dari  penggalian makam‐makam  kuno  ditemukan  peninggalan‐

peninggalan yang menunjukkan bahwa pada zaman dinasti Shang yaitu 

pada  abad  ke‐17  SM,  sudah  terdapat  huruf‐huruf  ukiran  tulang‐

belulang.  Huruf‐huruf  adalah  perkembangan  lukisan  benda,  lukisan 

dari  kenyataan  yang  dipantau  pandangan  manusia.  Pikiran  yang 

dituangkan dalam bentuk lukisan hingga menjadi huruf‐huruf. 

 

 

2. Daoisme, Lao Zi (604—531 SM) 

 

PADA  abad  ke‐6  SM,  pujangga  Laozi146 mengajarkan  pandangan: Dao 

144 Terkadang diterjemahkan sebagai Kronik Zuo, termasuk karya catatan sejarah paling awal meliputi periode tahun 722—468 SM. 145 五行; wŭ xíng, aksara Tionghoa Wu berarti lima, Xing (transkripsi Ping Yin bahasa Tionghoa ini dibaca: Sing) berarti pergi, berjalan, bepergian, bergerak, bertindak, berbuat, berlaku, beredar, mengedarkan, baiklah, kelakuan, budi pekerti. mampu, dapat. 146 老子; Lǎozǐ. Cendekiawan Tiongkok yang berbakat bertugas sebagai penjaga

Page 196: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

148 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

(baca:  Tao)  adalah  asal‐usul  dan  hukum  yang  mengatur  gerak  dan 

perkembangan  segala‐galanya.  Inilah  ajaran  yang  akhirnya menjadi Dao‐

isme, agama Dao. Secara harfiah, Dao berarti jalan; jalan raya; jalan kecil; 

aliran;  saluran;  cara;  metode;  doktrin;  asas;  prinsip;  sekte/mazhab 

takhyul; garis; berbicara; berkata; berucap; mengira. 

Karya  Laozi,  yang  juga  dikenal  sebagai  Dao  De  Jing,147  adalah 

karya klasik kaum Taois. Diberitakan bahwa karya  ini ditulis oleh Lao 

Dan, seorang penduduk negara Chu pada akhir zaman Musim Semi dan 

Musim  Rontok.  Buku  ini  terdiri  dari  81  bab.  Lebih  dahulu  dari 

Herakleitos (kira‐kira 535—475 SM) memperkenalkan Panta Rhei, Segala‐

galanya  mengalir.  Buku  Laozi  sudah  memperkenalkan  unsur  hukum 

dasar  dialektika.  Buku  ini  adalah  rekaman  ucapan‐ucapan  Lao  Dan 

mengenai  filsafatnya.  Karya  ini  dengan  sistematik  memaparkan 

pandangan dunia, pandangan politik dan epistemologi Lao Dan. “Dao” 

adalah kategori dasar, adalah asal‐usul dan hukum yang mengatur alam 

semesta,  yang  senantiasa  berubah,  dan  bergerak  dalam  lingkaran‐lingkaran. 

Di  lain  pihak,  “De”  adalah  perluasan  “Dao”  dan  pelaksanaannya, 

penggunaannya dalam kehidupan, masyarakat dan politik.148 

Ide pokok filsafat Lao Zi adalah melawan takhayul, melawan mistik 

dan melawan  idealisme. Diajarkannya bahwa “kehidupan alam dan manusia 

bukanlah  diatur  oleh  ‘kekuasaan  dari  langit’,  tapi  dilahirkan  dari  dan 

mengikuti  hukum  Dao.”  Filsafat  Dao  juga  mengajarkan  bahwa  segala‐

galanya  di  dunia  ini  bergerak  dan  berubah, dan dalam proses  itu,  segala‐

galanya pasti berubah menjadi kebalikannya. Dengan demikian Lao Zi 

mengajarkan bahwa dalam proses perubahan yang  tak ada batasnya, yang 

paling lemah di dunia akan berubah menjadi mengungguli yang paling 

kuat. Gagasan ajaran Dao, Daoisme menganut unsur materialisme, bertolak 

dari kenyataan yang dialami dalam hidup. 

arsip kerajaan dinasti Chou. Lao Zi lahir di negara Chu (Provinsi Henan). Nama Lao Zi dapat diterjemahkan sebagai “Putra Tua”, “Sahabat Tua”, ataupun “Sang Guru Tua”. Sebutan ini merupakan suatu gelar kecintaan dan penghormatan. 147 道德经 ; Dao De Jing atau Tao Te Ching. Ajaran Lao Zi selengkapnya dipaparkan dalam buku Dao De Jing, Kitab Suci Tao Te. Dao berarti jalan; jalan raya; aliran; saluran; cara; metode; doktrin; asas; prinsip. Secara harfiah De berarti kebajikan, moral, akhlak, hati, pikiran, kebaikan hati, kemurahan hati. Jing berarti Kitab Suci, Kitab Agama. Dao De Jing berarti Kitab Suci Kebajikan Tao. 148 Zhong Hua Wen Ku, Han Ying Dui Zhao, Lao Zi, Library of Chinese Classics, Chinese-English, Hunan People’s Publishing House, 1999.

Page 197: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 149

Buku Lao Zi adalah buku pertama yang secara luas memaparkan 

sistem  filsafat Tiongkok dalam sejarah  filsafat Tiongkok. Filsafat Lao Zi 

pertama‐tama adalah mengenai alam semesta, kehidupan manusia, dan 

politik kemasyarakatan. “Dao” dan “De” adalah dasar  teori pandangan 

filsafat Lao Zi. Dao adalah inti metafisika, yang diserap dari generalisasi 

kecerdasan  manusia  dalam  kehidupan,  perpolitikan  masyarakat.  De 

adalah  pemaparan  dan  perluasan,  pelaksanaan  Dao  untuk  memberi 

bimbingan bagi kehidupan  sosial, politik, dan kemanusian. Hubungan 

antara  Dao  dan  De  adalah  hubungan  antara  jasmani  dan  fungsi‐

fungsinya. Dao bersangkutan dengan pengaturan alam  tanpa  satu pun 

campur  tangan  manusia.  Pengaturan  kehidupan  masyarakat,  politik, 

dan  kehidupan manusia  adalah  termasuk dalam  kerangka  bidang De. 

Asal‐usul alam semesta dan semua yang ada di alam raya adalah Dao. 

Dalam  karya  Lao Zi dinyatakan:  “Dao  itu  tidak  beralas,  tak  berdasar, 

adalah leluhur dari semua benda di jagat raya. Semangat Dao tak pernah 

mati, maka disebut Wanita Ajaib. Dao melahirkan sesuatunya, yang lahir 

itu melahirkan berturut‐turut dua, tiga hingga puluhan ribu.” 

Inti  ajaran Taoisme  adalahʺDaoʺ. Dao dipahami  sebagai  sesuatu 

yang  tidak  berbentuk,  tidak  terlihat,  tapi merupakan  proses  kejadian 

dari  semua benda hidup dan  segala benda yang ada di alam  semesta. 

Dao yang berwujud dalam bentuk benda hidup dan kebendaan lainnya 

adalah  De.  Secara  harfiah  De  berarti  kebajikan;  moral;  akhlak;  hati; 

pikiran;  kebaikan  hati;  kemurahan  hati.  Gabungan  Dao  dengan  De 

dikenal sebagai Taoisme yang merupakan landasan kealamian. Taoisme 

bersifat tenang, bersifat lembut seperti air, dan bersifat abadi. Keabadian 

manusia terwujud di saat seseorang mencapai kesadaran Dao, dan orang 

tersebut  akan  menjadi  dewa.  Penganut‐penganut  Taoisme  mem‐

praktekkan Dao untuk mencapai  kesadaran Dao, dan menjadi  seorang 

dewa. 

Taoisme juga memperkenalkan teori Yin Yang. Dalam Dao De Jing, 

Bab 42 ditulis: 

 

道生一,一生二,二生三,三生万物。万物负阴而抱阳,冲

气以为和 Dao Sheng Yi, Yi Sheng Er, Er Sheng San, San Sheng Wan Wu. Wan Wu Fu Yin Er Pao Yang, Chong Qi Yi Wei Ho. Berarti: Dao melahirkan sesuatu, satu melahirkan dua, dua melahirkan tiga, tiga melahirkan puluhan ribu. Puluhan ribu ini

Page 198: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

150 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

tidak saja memikul Yin bahkan memeluk Yang, mereka saling melengkapi untuk mencapai keseimbangan.149  

Walaupun  Dao mempunyai  arti  yang  banyak,  ada  dua  hukum 

yang paling penting, yaitu persatuan dari yang bertentangan dan kembali ke 

akar. Teori persatuan dari yang bertentangan dalam memandang  alam 

raya dan perubahan‐perubahannya  adalah berasal dari pikiran‐pikiran 

primitif.  Dalam  buku  itu  banyak  dipaparkan  tidak  hanya  tentang 

pasangan‐pasangan  yang  bertentangan,  misalnya  kesulitan  dan 

kemudahan, tentang nihil (ketidakadaan) dan wujud (eksistensi), tinggi 

dan  rendah,  dan  sebagainya,  tetapi  juga  ditekankan  gagasan 

universalitas.  “Ratusan  ribu  makhluk  itu  tak  bisa  mengarahkan 

punggungnya  ke  arah  yang  gelap  tanpa  memiliki  matahari  di  perut 

mereka. Benda yang banyak jumlahnya itu menyandang Yin di bahu dan 

memeluk Yang.” (Pasal 42) 

Ia mencengkeram erat mengenai segi‐segi yang bertentangan dari 

kontradiksi. Juga saling tergantungnya segi‐segi yang berkontradiksi. Ia 

menekankan  keseimbangan  dan  keselarasan  dari  kontradiksi‐

kontradiksi: 

 “lewat percampuran napas mereka tergantung keselarasan (Lewat percampuran Yin dan Yang tercapai keadaan keselarasan). Juga ditekankannya saling tergantungnya segi-segi yang bertentangan. Karena segala-galanya di bawah cakrawala mengakui yang cantik adalah cantik, maka terdapat pikiran tentang kejelekan. Demikian pula halnya dengan pengakuan akan kebajikan (kebaikan) adalah baik, ini juga mengakibatkan lahirnya gagasan tentang kejahatan (Pasal 2). Segala macam yang banyak jumlahnya di bawah cakrawala tidak saja saling bertentangan dan saling tergantung sesamanya, tetapi juga saling berubah, dan perubahan pasti berlangsung. Badai topan tak mungkin terjadi, hujan lebat tak mungkin berlangsung sehari suntuk. (Pasal 23, h.46) Selanjutnya, setiap perubahan bergerak ke arah segi kebalikannya. Untuk bisa tetap lurus, haruslah bengkok; untuk bisa tetap penuh, harus kosong sebagian.”

149 Ibid., h.86.

Page 199: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 151

 

Mengenai hakikat dari Dao antara lain dikemukakan dalam Pasal 

14 Dao De Jing: 

 Dipandang ia tak tampak, maka disebut sukar dibayangkan; didengar ia hening belaka; maka disebut langka; diraba ia tak terasa, ia disebut sangat kecil. Ketiga sifat ini digabung menjadi satu, maka terbitnya tak bersinar, tenggelamnya tak jadi gelap. Semuanya bergerak, yang tak terhingga banyaknya benda tak bernama, kembali ke tempat semula yang kosong melompong. Mereka adalah bentuk yang tak ada rupa, bayangan yang tak kelihatan, disebut bagaikan samar-samar. Kalau didekati menemuinya, wajahnya tak kelihatan. Ikuti dari belakang, punggungnya tak tampak. Maka dermikianlah memahami adanya Dao, inilah hakikat dari Dao itu.150  

Kemudian Taoisme memiliki penekanan kuat terhadap keselarasan 

manusia  dengan Dao dan  alam  semesta. Dao dipandang mengatasi  segala 

hal, baik manusia maupun alam, dan  sekaligus  juga  tersebar di dalam 

alam ini. Dalam Taoisme dikatakan bahwa manusia harus hidup menurut 

tata cara alam, memahami hakikatnya, dan hidup selaras dengannya. 

Inti filsafat Lao Zi, Dao menolak kemutlakan dan sifat ketuhanan 

kekuasaan langit, dan mengajukan teori pikiran‐pikiran ateistik. Pikiran 

maju  ini  berpengaruh  terhadap  generasi  selanjutnya.  Arti  Dao  dalam 

buku Lao Zi terutama adalah metafisis atau abstrak, tapi juga menganut 

hukum‐hukum konkret dalam  arti  tertentu. Misalnya Dao mempunyai 

arti  yang  sama  dengan  De:  “Kebaikan  air  adalah:  ia  berguna  bagi 

puluhan ribu umat, tapi  ia sendiri tidak bergolak, tidak mengharapkan 

tempat  tertentu,  berada  di  tempatnya  yang  rendah  di  mana  orang 

tersiksa. Inilah yang membikin air menjadi begitu dekat pada Dao.” 

150 Ibid., h.28.

Page 200: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

152 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 Lambang Yin Yang

 

Lambang Yin Yang yang paling populer adalah lambang Xiantian 

Taiji (先天太極圖) atau Yin Yang Yu (陰陽魚), Ikan Ying Yang. Lambang ini 

diperkenalkan  oleh  Lai  Zhide  (來知德 ;  tahun  1525—1604).  Sejarah 

pengkajian  dan  perkembangan  lambang  Yin  Yang  dimulai  pada masa 

dinasti Song hingga abad ke‐15. 

Yin adalah sisi hitam dengan titik putih pada bagian atasnya dan 

Yang  adalah  sisi  putih  dengan  titik  hitam  pada  bagian  atasnya. 

Hubungan  antara  Yin  dan  Yang  sering  digambarkan  dengan  bentuk 

sinar matahari yang berada di atas gunung dan di  lembah. Yin  (secara 

harfiah yaitu tempat yang teduh) adalah daerah gelap yang merupakan 

bayangan  dari  gunung,  sementara  Yang  (secara  harfiah  yaitu  tempat 

yang  terang  atau  cerah)  adalah  bagian  yang  tidak  terhalang  oleh 

gunung. Saat matahari bergerak, Yin dan Yang secara bertahap bertukar 

tempat  satu  sama  lain,  mengungkapkan  apa  yang  tidak  jelas  dan 

menyembunyikan yang sudah  terungkap. Yin ditandai dengan sesuatu 

yang lambat, lembut, menghasilkan, menyebar, dingin, basah, dan pasif. 

Berhubungan dengan air, bumi, bulan, feminitas, dan malam hari. Yang 

sebaliknya  ditandai  dengan  cepat,  keras,  padat,  fokus,  panas,  kering, 

dan  agresif.  Berhubungan  dengan  api,  langit, matahari, maskulinitas, 

dan siang hari. 

Page 201: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 153

Dalam  Daoisme  dikembangkan  ajaran  Wu‐Wei 151   yang  dapat 

secara  harfiah  diterjemahkan  dengan  ‘tidak  mempunyai  kegiatan’  atau 

‘tidak berbuat’, tidak bertindak. Istilah  ini sesungguhnya bukanlah berarti 

sama sekali tidak ada kegiatan, atau sama sekali tidak berbuat apa pun, 

melainkan berarti berbuat tanpa dibuat‐buat dan tidak semau‐maunya. 

Dalam Pasal  63 Dao De  Jing dikemukakan Wei Wu Wei,  Shi Wu 

Shi,  Wen  Wu  Wen  yang  berarti:  “Ada  tindakan  tanpa  bertindak,  ada 

perbuatan tanpa berbuat, ada aroma tanpa berbau.”152 

Wu‐Wei adalah  sifat dasar kehidupan yang  selaras dengan alam 

semesta.  Bersikap  dibuat‐buat  dan  semau‐maunya  adalah  berlawanan 

dengan  sikap  kodrati  atau  sikap  yang wajar. Menurut  ajaran Wu‐Wei, 

seseorang  hendaknya membatasi  kegiatan‐kegiatannya  pada  apa  yang 

diperlukan  dan  apa  yang  kodrati  atau wajar.  Seperti  dalam mencapai 

tujuan  tertentu,  jangan  sampai  berbuat  berlebihan  atau  melakukan 

upaya  semau‐maunya.  Dalam  melakukan  perbuatan  ini,  hendaknya 

orang  mengambil  kesederhanaan  sebagai  prinsip  hidup  yang 

membimbingnya,  sebab  umat manusia mempunyai  terlampau  banyak 

keinginan  dan  terlalu  banyak  pengetahuan.  Mereka  mencari 

kebahagiaan  dengan  cara memenuhi  keinginan mereka.  Akan  tetapi, 

ketika  mereka  berusaha  memenuhi  terlampau  banyak  keinginan, 

mereka memperoleh hasil yang sebaliknya. 

Wu‐Wei  adalah  hidup  yang  dijalani  tanpa  ketegangan. Wu‐Wei 

merupakan  perwujudan  yang  murni  dari  kelemah‐lembutan, 

kesederhanaan,  dan  kebebasan;  suatu  kemampuan  yang  efektif,  yang 

murni di mana  tidak ada gerak yang dihambur‐hambur sekedar untuk 

dipamerkan  ke  luar.  Jika Wu‐Wei dilihat dari  luar,  terlihatlah  ia  tanpa 

daya, karena  tidak pernah memaksa dan  tidak pernah  terlihat  tegang. 

Rahasianya  terletak pada cara mencari ruang kosong dalam hidup dan 

alam, dan bergerak melaluinya. Zhuang Zi menjelaskan hal  ini dengan 

ceritanya tentang seorang penjagal yang pisaunya tidak pernah tumpul 

selama  dua  puluh  tahun.  Sewaktu  didesak  untuk  menjelaskan 

151 无为; Wúwéi. Wu-Wei adalah kepercayaan Taoisme yang secara harfiah berarti tidak melakukan. Dalam Dao De Jing, Laozi menjelaskan bahwa fenomena yang harmonis dengan Dao adalah fenomena yang alami. Misalnya, ketika pohon tumbuh, pohon hanya tumbuh tanpa mencoba tumbuh. Maka tujuan praktek spiritual pada manusia menurut Laozi adalah mempertahankan perilaku yang alami. 152 Ibid., h.128.

Page 202: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

154 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

rahasianya,  pejagal  itu  menjawab,  “Dari  antara  tulang‐tulang  pada 

setiap  persendian  selalu  ada  suatu  ruang.  Jika  tidak  demikian,  tentu 

tidak akan ada gerakan. Dengan mencari ruang  ini dan meingisinya di 

situ,  maka  pisau  saya  dapat  melalui  tulang‐tulang  itu  tanpa 

menyentuhnya.”153   Dengan  demikian,  Wu  Wei  sesungguhnya  berarti 

kewajaran, segala‐galanya berlangsung dengan wajar. 

Gejala  alam  yang  paling mirip  dengan  Dao  dalam  pandangan 

para penganut Daoisme adalah air. Mereka kagum dengan cara air yang 

dapat menyesuaikan  diri  dengan  lingkungan  sekitarnya  dan mencari 

tempat‐tempat  yang  terletak  paling  rendah.  Air  juga  mempunyai 

kekuatan  yang mampu meluluhkan  batu  karang  dan menghanyutkan 

bukit‐bukit. Sifat  luwes  tak berhingga namun kokoh  tanpa bandingan. 

Itulah kebajikan air dan demikian juga kebajikan dari Wu‐Wei. Ciri yang 

terakhir adalah kejernihan di saat  ia  tenang. Namun, kejernihan hanya 

dapat tertangkap oleh mata batin jika kehidupan manusia itu mencapai 

ketenangan yang diam dari suatu telaga yang dalam dan hening. 

Menurut  pandangan Daoisme,  hidup manusia  sudah  digariskan 

oleh  ‘langit’. Manusia  sudah  memiliki  jalannya  masing‐masing.  Yang 

harus dilakukan manusia hanya meneliti  jalan  itu dan mengikuti  jejak 

itu  tanpa  coba memaksakan  pandangannya  yang  sempit,  serta  tanpa 

kehendak  ingin  menyelewangkan  diri  dari  yang  alamiah  demi 

keuntungan pribadi. Sikap semacam itulah yang disebut dengan Wu Wei 

yang  artinya  tidak  mencampuri.  Wu‐Wei  dapat  juga  diartikan  ‘tidak 

berkeinginan’. Manusia dalam pandangan Daoisme, harus menghilangkan 

keinginannya, dan mengikuti  jalannya proses alam  tanpa mencampuri 

proses itu. 

Menurut  Daoisme,  apabila  manusia  menjadi  sombong  dan 

melakukan  hal  di  luar  kemampuannya,  maka  suatu  saat  ia  akan 

mendapat  celaan  yang  dapat  membuatnya  berduka  atau  menderita. 

Karena itu, seorang bijaksana yang mengenal Dao dan hukum alam akan 

memilih  mengundurkan  diri  dan  menolak  segala  penghargaan  yang 

diberikan  padanya.  Ia  memilih  untuk  tidak  menonjolkan  dirinya. 

Meskipun demikian, Daoisme tidak mengajarkan bahwa seseorang harus 

menyingkirkan  seluruh  harta  benda  yang  dimiliki  untuk  mencapai 

ketenteraman  batin.  Hal  yang  perlu  dibuang  adalah  rasa  keterikatan 

153 Zhuang Zi, Quan Shu, h.39—40.

Page 203: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 155

terhadap  harta  tersebut.  Apabila  harta  dibuang  namun  masih  ada 

keterikatan  terhadap  harta  tersebut,  maka  sia‐sia  saja.  Karena  itu 

buanglah keterikatan terhadap harta dari diri manusia, dan harta benda 

harus digunakan untuk kepentingan sosial. Dengan demikian manusia 

tidak akan merasakan penderitaan akibat kehilangan harta. 

Manusia  yang  mengikuti  Dao  tidak  mencampuri  hidup  orang 

lain,  dalam  arti  ia  tidak  memaksakan  orang  lain  membutuhkan,  ia 

menolong mereka menjadi bebas dengan mengikuti Dao. Manusia yang 

baik  adalah  yang  mampu  mengikuti  jalannya  alam  semesta  sesuai 

dengan Dao. 

Jika manusia  telah  berhasil mengikuti  jalan Dao, maka  ia  tidak 

perlu  takut  akan  kematian. Kematian  adalah  sebuah  proses  alam  dan 

manusia tidak dapat melawan alam, oleh karena itu manusia tidak perlu 

takut atau  cemas  terhadap kematian. Kematian hanya mengembalikan 

manusia kepada Dao. 

Dalam menjalani kehidupan yang ada, manusia mengarah pada 

kehidupan yang alamiah  tanpa adanya proses  ikut campur. Kehidupan 

yang  alami  inilah  yang menjadi  suatu  kebajikan  dasar  yang memicu 

munculnya  tiga  buah  kebajikan  lain  yang menuntun manusia  dalam 

kehidupannya,  yaitu  lemah  lembut,  rendah  hati,  dan  menyangkal  diri. 

Kelemah‐lembutan  merupakan  teman  dari  kehidupan,  sebaliknya, 

kekerasan  dan  kekakuan  adalah  teman  dari  kematian.  Rendah  hati 

adalah sikap mampu membatasi diri dengan berbuat seperlunya saja. Di 

dalam  kitab  Dao  De  Jing  dikatakan,  “Tidak  ada  kutuk  yang  lebih  besar 

daripada merasa kurang puas. Tidak ada dosa yang  lebih besar daripada selalu 

ingin memiliki.” Kemudian, menyangkal diri adalah  sikap menganggap 

diri dan hidup manusia hanyalah  sebagai pinjaman dari alam  semesta 

kepada  manusia.  Oleh  karena  itu,  manusia  yang  bijaksana  dan 

menginginkan  hidup  tenang  dan  tenteram  akan  mempercayakan 

seluruh hidupnya kepada Dao atau alam semesta. 

 

 

3. Kong Hucu 

 

KONG  HUCU  (551—479  SM),  cendekiawan  yang  berpengaruh  besar 

dalam  filsafat  Tiongkok. Ajaran‐ajaran Kong Hucu  dipaparkan  dalam 

Page 204: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

156 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Lun  Yu,154  yang  isinya  adalah  Bunga  Rampai  Petuah  Kong  Hucu  dalam 

Pertukaran  Pikiran,  Analects,  (bahasa  Inggris)  yang  diterbitkan  dalam 

bentuk  buku  pada  zaman  permulaan  Masa  Negara‐Negara  Berperang 

(475—221 SM).155  Lun Yu adalah himpunan petuah‐petuah Kong Hucu 

dalam pertukaran pikiran dengan murid‐muridnya. 

Kong Hucu  keturunan  keluarga miskin,  berasal  dari  negara  Lu 

yang  kini  termasuk  daerah  Provinsi  Shandong.  Berkat  usaha  dan 

pendidikan sendiri mencapai ketokohan sebagai pujangga terkemuka.156 

Demikian  penting  peranannya,  sampai  di  Indonesia,  Kong  Hucu 

dianggap agama. Di Tiongkok, tanpa Kong Hucu dan karyanya Lun Yu, 

tidak bisa berbicara mengenai “terobosan  filsafat”. Sebagaimana sering 

didengar,  filsafat  Tiongkok  adalah  mengutamakan  etika.  Memang 

sesungguhnya  inti  dari  filsafat  Tiongkok  adalah  ajaran‐ajaran  tentang 

etika  dan  kesusilaan.  Berbagai  bentuk  budaya  Eropa  menekankan 

masalah mencari kebenaran, maka bisa dikatakan bahwa berbagai bentuk 

budaya Tiongkok menekankan hal mencari kebaikan.157 

Kong Hucu  adalah  filsuf  dan  ahli  pendidikan.  Inti  dari  Bunga 

Rampai Petuah Kong Hucu dalam Pertukaran Pikiran adalah “仁; ren” yang 

berarti “cinta manusia” yang perwujudannya adalah “礼; li”. Arti kata ren 

adalah  kebajikan,  kebaikan/kemurahan  hati,  perikemanusiaan,  politik  murah 

hati, pemerintahan murah hati, berperasaan. Arti kata li adalah upacara, tata 

krama, budi bahasa, peri sopan santun. 

Salah satu petuah Kong Hucu yang terkenal adalah: 

 

克己复礼为仁; ke ji fu li wei ren, yang berarti haruslah dengan khidmat bersikap menundukkan diri sendiri (menahan diri, mengendalikan nafsu), bersikap sopan santun dan berbuat kebajikan. Menurut petuah Kong Hucu: “yang menaati tata krama

154 论语; Lúnyǔ. Berisi kumpulan tulisan ajaran, diskusi, percakapan, komentar dari Khong Hucu, dengan para murid, antar murid, dan wacana ajaran Kong Hucu. Kitab ini terdiri dari 2 jilid, masing-masing 10 bab (= 20 bab), 15.917 huruf. Kitab ini ada tiga macam, yaitu versi naskah kuno, versi Shi’i, dan versi Lu. Yang kebanyakan dipakai sekarang adalah versi Lu. Antara ketiga versi itu berbeda-beda. 155 战国时代; Zhànguó Shídài. 156 Feng Youlan, Zhong Guo Zhe Xue Jian Shi (Sejarah Singkat Filsafat Tiongkok), Beijing Daxue Chu Ban She (Penerbit Universitas Peking), 1947, h.34. 157 Library of Chinese Classics, Chinese-English, Da Zhonghua Wen Ku, Han Ying Dui Zhao, Lun Yu, The Analects, Bunga Rampai Petuah Kong Hucu dalam Pertukaran Pikiran, Hunan People’s Publishing House, 1999, h.18.

Page 205: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 157

adalah baik; jika penguasa bisa menaati tata krama, semua orang di alam raya akan mengikuti kebaikannya ini.”158  

Menurut Kong Hucu, nasib manusia ditentukan oleh penguasa Langit 

(Tuhan), manusia terbagi dua menjadi atasan dan bawahan, bawahan harus 

tunduk pada atasan, yang muda tunduk pada yang tua.159 

Cita‐cita  politik  Kong  Hucu  adalah  mengajarkan  supaya 

memerintah  dengan  kebijaksanaan  yang  sopan  santun,  “tanpa 

menekankan  perbedaaan‐perbedaan  klas”.  Ia  mendidik  murid‐muridnya 

sesuai  dengan  bakat  dan  kecerdasannya  serta  memiliki  kepercayaan 

pada adanya kekuatan gaib yang mahakuasa.160 

Kong Hucu mengajarkan bahwa kebajikan adalah perikemanusiaan. 

Kebajikan  adalah  cara  yang  penting  untuk  tujuan  tertinggi  mencapai 

“seluruh  dunia  adalah  satu  kesatuan  masyarakat.”  Diajarkannya  bahwa 

“Ketika  Dao  yang  agung  berdominasi,  maka  dunia  akan  jadi  satu 

kesatuan  masyarakat,  manusia  akan  memilih  yang  baik  dan 

mengembangkan yang mampu, orang akan saling mencintai, bukan saja 

terhadap  anak‐cucu  dan  turunannya,  tapi  juga  terhadap  tugas  dan 

kewajiban.... Maka  boleh dikatakan  seluruh dunia  betul‐betul menjadi 

satu kesatuan masyarakat.”161 

Diajarkannya  bahwa  kebajikan  dapat  dihimpun  sedikit  demi 

sedikit dalam kehidupan sehari‐hari. Kebajikan berarti mencintai rakyat. 

Cara  untuk melaksanakan  kebajikan  adalah menempatkan  diri  sendiri 

pada tempat orang lain. “Mampu melaksanakan lima hal di mana‐mana 

di  bawah  kolong  langit  adalah  merupakan  kebajikan  yang  sempurna, 

yaitu:  1.  bersikap  hormat  (takzim);  2.  lapang  hati;  3.  bersikap  benar, 

betul‐betul; 4. bersikap lincah, cekatan; 5. baik hati.”   

“Secara  konkret,  kebajikan  adalah  mencintai  semua  manusia. 

Sumber dari kebajikan adalah kasih sayang yang alim dan ketundukan 

158 Da Zhong Hua Wen Ku, Lun Yu, Library of Chinese Classics, China-English, The Analects,, Hunan People’s Publishing House, Buku XII, h.124. 159 Filosofskii Slovar, op.cit., h.213. 160 Da Zhong Hua Wen Ku, Han Ying Dui Zhao, Lun Yu; Library of Chinese Classics, Chinese–English, The Analects, Pustaka Klasik Tiongkok, Tionghoa–Inggris, Bunga Rampai Petuah Kong Hucu dalam Pertukaran Pikiran, Hunan People’s Publishing House, First edition, 1999. 161 Ibid., h.40—41.

Page 206: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

158 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

persaudaraan.”162   Zhang  Zai  seorang  pengikut  Kong  Hucu,  sarjana 

pada dinasti Song mengatakan: “Rakyat adalah saudaraku seketurunan, 

saya  akan  memberikan  kepadanya  semua  hak  milikku.  Demikianlah 

persaudaraan  yang  mengembangkan  kasih  sayang  pernyataan  cinta 

penduduk dan menebarkan semangat kemanusiaan sampai pada sikap 

‘penyatuan Tuhan dan manusia’– ‘Manunggaling Kawula Gusti’.”163 Saling  hubungan  antara  kebajikan  dan  tata  krama  adalah  sebagai 

akar dan  cabang. Tata krama berfungsi  sebagai pengatur, membetulkan, 

menyempurnakan pelaksanaan kebajikan. Secara  ringkas,  inti dari Lun 

Yu  adalah  kebajikan.  Sedangkan  tata  krama  hanyalah  mengabdi  pada 

kebajikan.164 

Sesuai  dengan  kondisi  zaman,  pada  hakikatnya  ajaran  Kong 

Hucu adalah mengabdi pada kekuasaan yang ada, pada klas penguasa 

feodal. 

 

 

4. Yang Zhu 

 

PENGIKUT  dan  penerus  Lao  Zi,  Yang  Zhu  (440—360  SM), 

mengembangkan ajaran Lao Zi. Yang Zhu menentang adanya “kekuasaan 

dari  langit”,  kekuasaan  Tuhan,  dan  melawan  pemujaan  atas  pemuka 

agama.  Ia  mengajarkan  bahwa  segala‐galanya  di  dunia  diatur  oleh 

hukumnya masing‐masing dan  selalu berada dalam keadaan berubah. 

Menurut Yang Zhu,  roh manusia  tak  bisa dipisahkan dari  jasmaninya, dan 

roh akan lenyap bersamaan dengan kematian jasmani. 

Menurut Yang Zhu, hidup adalah penuh penderitaan dan tujuan 

utama  hidup  adalah  kesenangan.  Tidak  ada  Tuhan  dan  tak  ada 

kehidupan  sesudah  manusia  meninggal.  Manusia  adalah  boneka‐

boneka  malang  buatan  kekuatan  alam  yang  buta,  yang  memberinya 

nenek moyang yang tidak mereka pilih sendiri. Manusia bijaksana akan 

menerima  nasib  ini  tanpa  keluhan,  tapi  tak  akan mau menjadi  tolol 

akibat omong kosong Kong Hucu dan Mozi mengenai kebajikan yang 

diwarisi, mengenai  cinta  yang universal, dan nama  baik:  bermoral  itu 

semua  adalah  penipuan  yang  dijalankan  terhadap  orang‐orang 

162 Ibid., h.43. 163 Ibid., h.44. 164 Ibid., h.46—48.

Page 207: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 159

sederhana oleh orang‐orang pintar; cinta universal adalah pengelabuan 

terhadap  anak‐anak  yang  tidak  mengerti  akan  permusuhan 

internasional  yang  membentuk  hukum  kehidupan;  dan  nama  baik 

adalah satu kegemilangan anumerta yang menyenangkan bagi si bodoh 

yang menganggapnya begitu berharga karena  ia  tak dapat menikmati. 

Dalam kehidupan, penderitaan dialami orang baik sebagai orang  jelek, 

yang  jahat nampaknya menikmati bagi dirinya  sendiri  lebih dari yang 

dialami orang baik. 

 

 

5. Zhuang Zi 

 

PADA  abad  ke‐4  sampai  ke‐3  SM,  terjadi  perkembangan  penting 

Daoisme di bawah Zhuang Zi (kira‐kira 369—286 SM). Sebagaimana Lao 

Zi,  Zhuang  Zi  berpendapat  bahwa  pada  benda‐benda  di  alam  raya 

berlaku  hukum  alam Dao  yang mengatur  gerak  dan  perubahannya  terus‐

menerus. Zhuang Zi berpendapat bahwa dari bagian terkecil benda organik 

dalam  air  yang  dinamakannya Qi  (baca:  Ci)  terbentuklah makhluk  hidup 

yang  akhirnya  berkembang  jadi manusia. Aksara  Tionghoa Qi  berarti 

hawa, udara, cuaca, sikap,  lagak, semangat,  jiwa, marah, gusar, gencar, 

hina, nista, daya batin, energi  jiwa, energi vital. Qi adalah satu‐satunya 

yang menjadi asal dari segala‐galanya yang ada di bawah kolong langit. 

Qi terdapat di seluruh alam raya. 

Zhuang  Zi  adalah  penganut  filsafat  relativisme. 165 Pandangan 

Zhuang  Zi  berisi  materialisme  naif  dan  unsur  dialektika  spontan.  Di 

samping itu, ajaran Zhuang Zi  juga berisi unsur yang  idealistis. Baginya 

tak ada kebenaran objektif. Hidup dianggapnya adalah ilusi. Zhuang Zi 

menghindari  perjuangan  politik  yang  nyata,  tak  ambil  bagian  dalam 

gerakan politik,  tapi  tidak berani secara  terbuka menentang kenyataan. 

Meskipun ia mengharapkan tidak mencampuri politik, tetapi sebaliknya 

kenyataan  politik  mengganggu  penghidupannya.  Ia  tidak  berani 

melakukan kegiatan menentang kenyataan, tetapi berusaha menemukan 

semangat  yang  mabuk  berkhayal  akan  perubahan  ajaib.  Ia 

memperlihatkan idealisme, relativisme.166 

165 Da Xue Zhexue Chong Shu, Zhong Guo Zhexue Shi (Sejarah Filsafat Tiongkok), Renmin Chuban She (Penerbit Rakyat), Jilid I, 1997, h.171. 166 Ibid., h.171—172.

Page 208: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

160 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Pada masa Negara‐Negara Berperang,  filsafat Lao Zi  terpecah dua 

ke arah kiri dan kanan. Tradisi materialismenya dilanjutkan oleh Song Yi, 

Xun Zi, Han Fei, dan lain‐lain. Filsafat Zhuang Zi mengembangkan segi‐

segi  kekurangan  sistem  filsafat  Lao  Zi,  hingga  berkembang  ke  arah 

idealisme. 

Demi  menentang  kekuasaan  langit  yang  mahakuasa,  Lao  Zi 

menampilkan  ciri  materiil  dari  Dao.  Diajarkannya  bahwa  Dao  adalah 

sumber  dari materi,  sebab‐musabab  adanya materi  dan  hukum  yang 

mengatur  gerak materi.  Oleh  karena  itu  Dao  sungguh memiliki  sifat 

yang  sama  sekali  tidak  sama  dengan  kekhususan  sifat materi.  Lao Zi 

sudah  menyatakan  bahwa  Dao  mempunyai  sifat  khusus,  berbeda 

dengan materi,  tetapi pemaparan Lao Zi  tidak  cukup  jelas. Zhuang Zi 

mengembangkan bagian sifat Dao yang  tidak materiil  itu. Dari Wu Wei 

ajaran Dao, Zhuang Zi mengembangkannya jadi fatalisme. 

Dalam karya  lengkap Zhuang Zi Bab VI, Da Zong Shi, Pujangga 

Besar,  dinyatakan  bahwa:  “Dao  punya  kenyataan,  punya  tanda‐tanda, 

tapi tanpa gerak dan tanpa bentuk. Bisa diwarisi, tapi tak bisa diperoleh, 

bisa  mendapatnya,  tapi  tak  kelihatan.  Ia  punya  sumbernya,  punya 

akarnya sendiri. Sebelum alam semesta dan bumi terjadi,  ia sudah ada, 

jauh  semenjak masa  purbakala.  Ia memberi  semangat  pada  jiwa  dan 

Tuhan,  tapi  tak  bisa  disebut  agung.  Ia masuk  ke  dalam  batas  ujung 

paling  jauh,  tapi  tak  bisa  dikatakan  berada  di  tempat  yang  dalam.  Ia 

lahir mendahului alam semesta dan bumi, tapi tak bisa disebut ia sudah 

ada semenjak lama; ia ada lebih dahulu dari waktu yang paling dahulu, 

tapi  tak bisa dikatakan  ia sudah  tua.” Dengan demikian, ajaran Lao Zi 

tentang Dao yang berisi unsur materialisme berubah jadi mistisisme.167 

Dalam  Qi Wu  Lun,  Tentang  Serba  Samanya  Benda‐Benda,  Bab  II, 

karya  lengkap  Zhuang  Zi,  dipaparkan:  “Menggunakan  jari  untuk 

menunjukkan  bahwa  jari  itu  bukanlah  jari,  tidaklah  sebaik 

menggunakan bukan  jari untuk menunjukkan bahwa  jari  itu bukanlah 

jari.  Menggunakan  kuda  putih  untuk  menunjukkan  bahwa  kuda 

bukanlah kuda,  tidaklah  sebaik menggunakan yang bukan kuda putih 

untuk  menunjukkan  kuda  putih  itu  bukanlah  kuda.  Menurut 

pandangan  Dao,  di  langit  dan  bumi,  sebuah  jari,  berbagai  benda, 

puluhan ribu kuda, tak ada bedanya.” Ini tak cocok dengan kenyataan, 

167 Ibid., h.172.

Page 209: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 161

maka ini adalah pandangan Zhuang Zi yang idealis. 

“Yang bisa kita terima adalah karena bisa diterima; apa yang tak 

bisa diterima adalah karena tak bisa diterima. Jalan dibikin orang untuk 

berjalan di atasnya. Berbagai benda adalah begitu, kita sebut  ia begitu. 

Kenapa  seperti  itu?  Jika  seperti  itu,  disebut  seperti  itu.  Kenapa 

demikian? Seperti itu karena ia demikian; kenapa tidak demikian? Tidak 

demikian, ya disebut tidak demikian. Materi yang demikian ada sebab‐

musababnya.  Puluhan  ribu  (berbagai)  materi  ada  sebab‐musababnya 

yang  beralasan  (masuk  akal).  Tidak  satu  pun  benda  yang  tidak 

demikian,  tidak  ada  satu pun benda yang  tidak masuk  akal. Menurut 

pandangan Dao,  tangkai  rumput  atau  tiang penyangga  gedung,  orang 

jelek atau si cantik Xi Shi,168  segala‐galanya secara  luas, dengan mudah 

dapat berubah, bagai gagasan hantu iblis, semuanya adalah sama, dapat 

menjadi  satu  sistem.  Berbagai  benda  ada  bagian‐bagiannya,  pasti  ada 

yang  baik utuh  lengkap;  ada  yang  baik utuh  lengkap,  pasti  ada  yang 

tidak baik bersifat merusak; semua  itu pun masih bisa merupakan satu 

sistem.”   

Dao membikinnya  semua menjadi  satu.  Terbagi‐baginya  benda‐

benda  itu adalah  satu kesempurnaan. Tak  ada  benda yang  sempurna dan 

tanpa  cacat,  tetapi  semua  lagi‐lagi  dibikin  jadi  satu.  Hanyalah  orang 

berpandangan  jauh  yang  tahu  bagaimana membikinnya  jadi  satu. Demikian 

juga benda yang  tak berguna,  tetapi memindahkannya  semua menjadi 

tetap (tak berubah). Yang tetap (tak berubah) itu adalah yang berguna, yang 

berguna  itu adalah cukup baik; yang cukup baik  itu adalah yang berhasil; dan 

dengan berhasil semua jadi sudah terlaksana. Ia hanya bergantung atas ini dan 

tidak tahu bahwa ia melakukan itu demikian. Inilah yang disebut Dao.169 

Relativisme  dan  materialisme  naif  tampil  dalam  karya  lengkap 

Zhuang  Zi,  Zhuang  Zi  Quan  Shu,  Bab  II  yang  berjudul  Qi  Wu  Lun, 

Tentang  Serba  Samanya  Benda‐Benda.  Di  sini  dipaparkan  pandangan 

mengenai  teori  pengenalan  yang  bersifat  idealisme  objektif. Antara  lain 

dikemukakan  mengenai  wujud  (eksistensi,  being)  dan  nihil,  non‐being. 

Dipaparkan  bahwa:  “Ada  satu  permulaan.  Belum  lagi  mulai  untuk 

adanya  permulaan.  Belum  mulai  untuk  adanya  permulaan  untuk 

memulai satu permulaan. Ada wujud. Ada nihil. Belum lagi mulai untuk 

168 Xi Shi adalah salah seorang wanita tercantik terkenal di zaman kuno Tiongkok. 169 Zhuang Zi Quan Shu, Bab II Qi Wu Lun, Tentang Serba Samanya Benda-Benda, h.24.

Page 210: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

162 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

permulaan.  Belum  ada  permulaan  untuk  belum  mulai  adanya  nihil. 

Mendadak sontak ada nihil. Tapi saya tidak tahu, kapan munculnya nihil 

itu, apa  itu  sesungguhnya wujud, dan apa  itu nihil. Sekarang baru  saja 

saya katakan  sesuatu. Namun  saya  tidak  tahu, kapan munculnya nihil 

itu,  apa  sebenarnya wujud  dan mana  yang  nihil.  Sekarang  saya  sudah 

mengatakan  sesuatu. Namun  saya  tidak  tahu apakah yang  sudah  saya 

katakan  itu  betul‐betul  sudah  saya  katakan  sesuatu,  atau  apakah  saya 

tidak mengatakan apa pun.” Artinya, dunia mengalami masanya belum 

mulai, didorong ke hulu, masih ada masanya belum mulai.  Ini adalah 

pernyataan mistisisme. Dikatakannya  lagi “di dunia ada wujud (eksistensi) 

dan  ada  nihil,”  selanjutnya  dikatakan  “tidak  ada wujud  (eksistensi)”  dan 

“nihil”.  Ini adalah  terjerumus ke dalam kekosongan mistisisme. Bahkan 

Zhuang Zi menyatakan bahwa: “Tak bisa diketahui bahwa di dunia ada 

sesungguhnya  wujud  dan  ada  sesungguhnya  nihil.”  Ini  adalah  benar‐

benar idealisme. 

Dari  menganut  relativisme,  Zhuang  Zi  jadi  penganut  nihilisme. 

Dalam Bab II karya Qi Wu Lun dipaparkan bahwa hakikat hal ihwal itu 

adalah  relatif,  tak  bisa  dibedakan,  sebab  hakikat  hal  ihwal  tak  dapat 

diketahui. Dinyatakan bahwa “Tak ada benda yang sempurna dan tanpa 

cacat,  tetapi  semua  lagi‐lagi  dibikin  jadi  satu.  Hanyalah  orang 

berpandangan  jauh  yang  tahu  bagaimana  membikin  menjadi  satu. 

Demikian  juga  ia  yang  tak  berguna  (untuk  kategori),  tetapi 

memindahkannya  semua menjadi  tetap  (tak  berubah). Yang  tetap  (tak 

berubah) itu adalah yang berguna, yang berguna itu adalah cukup baik; 

yang  cukup baik  itu adalah yang berhasil; dan dengan berhasil  semua 

jadi  sudah  terlaksana.  Ia  hanya  bergantung  atas  ini  dan  tidak  tahu 

bahwa  ia melakukan  itu demikian.  Inilah yang disebut Dao.”170  Di  sini 

Zhuang  Zi menggunakan  sifat‐sifat  gejala  khusus materi,  tapi  keluar 

dari kesimpulan yang ilmiah, secara idealis memahami Dao ajaran Lao Zi. 

Pandangan Zhuang Zi  adalah  hasil  dari  pengembangan  filsafat 

Lao  Zi.  Ia  mengembangkan  mata‐rantai  kekurangan,  kelemahan  dan 

kesalahan  dari  filsafat  Lao  Zi.  Pandangan  Zhuang  Zi mencerminkan 

sikap  semangat  defaitisme  yang  kehilangan  semangat,  yang  tak 

mempunyai masa depan dari klas budak di akhir masa feodalisme.171 

 

170 Ibid., h.23—24. 171 Da Xue Zhexue Chong Shu, op.cit., h.184.

Page 211: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 163

 

6. Mo Zi   

 

MO Zi172 menentang ajaran Kong Hucu. Mo Zi termasuk kaum Ming Jia, 

mazhab  ahli mantik  pada masa  Chun  Qiu  dan masa Negara‐Negara 

Berperang,  770—221  SM.  Aksara  Ming  berarti  nama,  sebutan; 

kemasyhuran,  reputasi,  ketenaran;  ternama,  termasyhur,  populer; 

menyatakan, melukiskan, menggambarkan. Dalam bahasa Inggris, Ming 

Jia  juga  diterjemahkan  jadi  kaum  sophists,  logicians,  dan  dialecticians. 

Dalam mengkritik  ajaran Kong Hucu, Mo Zi mengajukan pandangan, 

bahwa tak ada nasib yang telah ditentukan terlebih dahulu. 

Inti  dari  filsafat  Mo  Zi  adalah  Jian  Ai, 173   yang  berarti  cinta 

menyeluruh.  Mo  Zi  mengajarkan  dan  menyerukan  supaya  manusia 

saling membantu, tak pandang dari kedudukan sosialnya. Menurut Mo 

Zi,  nasib  seseorang  tergantung  pada  hal  bagaimana  orang  itu  dalam 

hidup mewujudkan Jian Ai, cinta yang menyeluruh. Tergantung dari sikap 

inilah  “penguasa  langit”  menghargai  atau  menghukumnya.  Mo  Zi 

menentang perang‐perang perampokan, mendorong perdamaian, saling 

bantu antar negara‐negara. Dalam bidang  teori pengenalan, ajaran Mo 

Zi  mengandung  unsur‐unsur  materialisme.  Ia  menyatakan  bahwa 

kesadaran, pikiran,  lahir dari penelitian‐penelitian yang  terus‐menerus  secara 

langsung  atas  kenyataan.  Para  pengikut Mo  Zi membebaskan  diri  dari 

lingkaran mistik  serta mengembangkan materialisme  naif mereka. Pada 

pokoknya, Mo  Zi mengolah  logika  dan  teori  pengenalan.  Pandangan 

filsafatnya  mengakui  terdapatnya  benda‐benda  objektif  di  luar  kesadaran 

manusia. Menurut  ajarannya,  semua  pengenalan manusia  adalah  hasil 

dari usaha bersama alat‐alat perasa. Mo Zi mengajarkan kategori Bian174 

sebagai  dasar  metode  logika.  Aksara  Bian  berarti  memperdebatkan, 

mempersoalkan,  mempertikaikan,  memperselisihkan.  Bian  Zheng 175 

berarti  dialektika.  Mo  Zi  memaparkan  tujuan,  kegunaan,  dan  cara 

penggunaan metode Bian. Dengan bantuan metode ini dapat ditentukan 

172 墨子 (baca: Mo Dze, e lemah). Mo Zi hidup antara 479—381 SM. 173 兼愛; Jian'ai. Aksara Jian berarti dua kali lipat, dobel, bersamaan, berbarengan, merangkap. Aksara Ai berarti cinta, asmara, kasih sayang, suka, gemar, tertarik, sangat menyayangi, mencintai, memelihara baik-baik, mudah, gampang. 174 Baca: Pian. 175 Baca: Pian Ceng.

Page 212: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

164 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

yang  hakiki  dan  yang  palsu,  tindakan  yang  menurut  hukum  atau 

melanggar hukum, hal yang sama atau yang berbeda. Maka materialisme 

dan dialektika kian berkembang di kalangan filsuf Tiongkok kuno. 

Mo  Zi  adalah  nama  karya  filsafat  yang  dihimpun  oleh  kaum 

Mohis dari  ajaran‐ajaran Mo Zi. Aslinya, karya  ini  terdiri dari  71 bab. 

Dalam  masa  dinasti  Han,  Konfusianisme  berdominasi  di  Tiongkok. 

Mohisme  adalah  anti‐Konfusianisme,  maka  karya  filsafat  Mo  Zi 

diabaikan  saja.  Semasa dinasi  Song, hanya  tinggal  61  bab. Dewasa  ini 

didapati hanya 53 bab. Dari  tiga bab “menentang Konfusianisme”, hanya 

tinggal satu bab. 

Mohisme mengalami penindasan selama dinasti Qin dan  lenyap 

sepenuhnya dalam dinasti Han yang menjadikan Konfusianisme sebagai 

ajaran  resmi. Walaupun  demikian,  banyak  pikiran  Mo  Zi  masuk  ke 

dalam  aliran pokok  filsafat Tiongkok dan diterima di  zaman modern. 

Sun Yat  Sen menggunakan  “cinta  universal” Mo Zi  sebagai  dasar  dari 

pikiran  demokrasi  Tiongkok.  Ada  yang  beranggapan  Mo  Zi  sebagai 

“filsuf  rakyat”, mengangkat  tinggi  sikap  rasional‐empirisnya  ke  taraf 

pikiran dunia bahkan menilainya berlatar belakang “proletariat”. 

Ada  sementara pendapat yang mengangkat  filsafat Mo Zi  lebih 

maju atau  tidak kurang dari Kong Hucu. Gagasan “cinta universal”‐nya 

mencakup lebih luas dari ide kemanusiaan Kong Hucu, tetapi ia kurang 

toleran  dibanding  dengan  Kong Hucu  dalam mengutuk  semua  yang 

“tidak berguna”  secara  langsung,  ia mengabaikan  fungsi kemanusiaan 

dari seni musik. Zhuang Zi, yang mengkritik ajaran Kong Hucu dan Mo 

Zi,  mempunyai  pikiran  yang  ia  ajukan  dalam  ungkapan  sebagai 

“kegunaan  yang  tak  berguna”.  Tentu  saja  yang  dimaksud  dengan 

“kegunaan” datang dari masa‐masa perang dan kelaparan melanda luas 

dan  yang  menyebabkan  arak‐arakan  kebesaran  raja  menjadi  sesuatu 

yang  sembrono.  Walaupun  demikian,  ada  yang  berpendapat  bahwa 

pendapat  di  atas  tidak  sepenuhnya  benar,  dan  bahwa  sesungguhnya 

“cinta  universal” 博愛  (bo  ai)  sebagaimana  halnya 天下為公  (tian  xia 

wei  gong)  “di  bawah  kolong  langit mengabdi  umum”  yang  dinilai  tinggi 

oleh Sun Yat Sen adalah ajaran‐ajaran Kong Hucu. 

“Cinta  universal”  (博愛)  dalam  ajaran  Kong  Hucu  ada  sedikit 

perbedaan dengan ʺcinta universalʺ  (兼愛,  Jianʹai) ajaran Mo Zi. Dalam 

ajaran Kong Hucu  cinta  itu  ditekankan  pada  sifat  alamiah  hubungan 

sesama  manusia,  sedangkan  dalam  ajaran  Mo  Zi  ditekankan  pada 

Page 213: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 165

orientasi kemasyarakatan, tidak pandang pribadi.   

 

 

7. Meng Zi 

 

MENG Zi  (372—289 SM),  filsuf Tiongkok yang memusatkan perhatian 

pada masalah  sifat  alamiah manusia. Meng Zi mengajarkan bahwa  sifat 

hakiki  dari  pribadi  manusia  adalah  baik.  Namun  karena  pengaruh 

kurangnya  mendapat  pendidikan  yang  baik,  menyebabkan  moralnya 

jahat.   

Meng Zi mengajarkan, empat permulaan atau empat tunas, yaitu:   

 

1. perasaan  penyesalan  atau  simpati  adalah  permulaan  sifat 

manusiawi (kemanusiaan);   

2. perasaan  malu  atau  tidak  suka  adalah  permulaan  dari 

kebenaran;   

3. perasaan  rasa  hormat  dan  kerelaan  adalah  permulaan 

kesopanan;   

4. perasaan benar atau salah adalah permulaan dari kearifan. 

 

Menurut  Meng  Zi,  sifat  alamiah  manusia  adalah 

berkecenderungan baik,  tetapi kebenaran  (tepatnya) moral  tidak dapat 

diatur sampai jelimet. Oleh karena itu pengawasan dari luar selalu gagal 

dalam  memperbaiki  masyarakat.  Perbaikan  lingkungan  yang  tepat 

(benar) adalah hasil dari pendidikan yang baik. Lingkungan yang  jelek 

menyebabkan sifat‐sifat jelek manusia. Pendapat ini menyebabkan Meng 

Zi mengambil tempat antara Kong Hucu dan Xun Zi yang menganggap 

manusia mempunyai  sikap  asli  jelek. Sedang kaum Taois berpendapat 

bahwa  manusia  tak  memerlukan  pendidikan  karena  manusia  hanya 

cukup memerlukan mengembangkan  ciri  aslinya. Dengan  cara  begini, 

Meng  Zi  memadukan  Taoisme  ke  dalam  Kong‐Hucuisme.  Yaitu, 

diperlukan  usaha  sendiri  untuk  mendidik  diri  sendiri,  tetapi  sifat 

alamiah manusia mempunyai kecenderungan baik. Tujuan pendidikan 

adalah  untuk  menanamkan  kebajikan  yang  dikenal  sebagai  Ren. 

Menurut Meng  Zi,  pendidikan  haruslah membangkitkan  kemampuan 

asli  dari  pikiran  manusia.  Ia  menentang  pendidikan  yang  bersifat 

menghafal dan mendorong pendidikan yang aktif bertanya. 

Page 214: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

166 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Menurut  Meng  Zi,  “Prinsip  Yang  adalah  sesuatu  untuk  ia 

sendiri—yang  tidak  mengakui  tuntutan  akan  kekuasaan.”  Meng  Zi 

mengkritik Yang Zhu sebagai seorang “yang tak akan mencabut sehelai 

rambut pun.” 

 

 

8. Xun Zi 

 

PENGANUT Daoisme, Xun Zi (298—238 SM)176 mengembangkan ajaran 

tentang  substansi  material.  Ia  juga  mengajarkan  bahwa  asal‐usul  dari 

semua benda di alam  raya adalah Qi, yang di dalamnya mengandung 

gerak dan perubahan. Qi terbagi dalam dua  jenis, yang halus dan yang 

kasar. Manusia  terjadi  sebagai hasil dari penyatuan kedua  jenis Qi  itu. 

Roh berasal dari Qi yang halus, dan jasmani dari Qi yang kasar. Peranan 

penting dalam  organisme manusia dimainkan  oleh  syaraf. Dari  syaraf 

ini  tergantung  kepandaian  dan  kemampuan  manusia.  Kepandaian 

manusia bukanlah datang dari pemberian kekuatan Tuhan, tapi berasal 

dari Qi  yang  halus. Materialisme  naif  Tiongkok  berkembang  di  bawah 

ajaran Xun Zi yang juga adalah tokoh penganut ajaran Kong Hucu.   

Berbeda  dengan  para  penganut  Kong  Hucu  lainnya,  Xun  Zi 

berpendapat bahwa langit adalah merupakan bagian dari alam. Baginya, 

pengertian  ‘langit’  adalah  gejala  alam,  sebagaimana  juga  bintang‐

bintang, matahari dan bulan, waktu tahunan, sinar dan awan, angin dan 

hujan.  Perubahan  gejala  di  cakrawala  berlangsung  menurut  hukum 

tertentu  dari  alam.  Perubahan‐perubahan  ini  tak  ada  hubungannya 

dengan  bijaksana  atau  tidaknya  pengatur  kekuasaan  negara.  Nasib 

manusia tidak ditentukan oleh kemauan Tuhan, tetapi tergantung pada 

manusia  itu  sendiri. Menurut Xun Zi, berbeda dengan makhluk hidup 

lainnya, manusia bisa menggunakan semua kemampuannya dan hidup 

dalam masyarakat. Di samping itu, manusia bisa mengenal gejala‐gejala 

di  lingkungannya  serta  menggunakannya  demi  kepentingannya. 

Kesadaran dimulai dari perasaan. Alat perasa yang mengatur pemikiran 

manusia  dinamakannya  Xin.177  Aksara  Tionghoa  Xin  berarti  jantung, 

hati, perasaan hati, pusat. Xin mengikuti hukum‐hukum alam. Menurut 

176 Baca: Sun Dze, e lemah. 177 Baca: Sin.

Page 215: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 167

alamnya, semua manusia adalah sama. Dari semenjak lahirnya, manusia 

memiliki  sifat  jahat, mementingkan diri  sendiri,  egois. Kewajiban para 

cendekiawan adalah mendidik manusia dengan etika Kong Hucu, agar 

manusia menjadi baik. Sebagai  seorang  ideolog klas penguasa, Xun Zi 

mengajarkan  bahwa  dalam  masyarakat  harus  ada  rakyat,  harus  ada 

yang  memerintah  dan  yang  diperintah.  Sebagian  mengerjakan  kerja 

badan,  yang  lainnya  kerja  otak.  Filsafat  Xun  Zi memihak, mengabdi 

pada penguasa. 

 

 

9. Han Fei 

 

PERKEMBANGAN  masyarakat  Tiongkok  melahirkan  klas‐klas  baru 

yang  menginginkan  pemerintah  melakukan  perubahan‐perubahan. 

Pengikut Xun Zi, Han Fei (abad ke‐3 SM) merupakan  tokoh dari aliran 

Fa  Jia.  Aksara  Fa  berarti  hukum,  perundang‐undangan.  Jia  berarti 

rumah,  keluarga,  aliran,  mazhab,  ahli  dalam  bidang  tertentu.  Fa  Jia 

berarti  kaum  legalis  pada  masa  Chun  Qiu,178   Periode  Musim  Semi 

Musim  Gugur  dan  Negara‐Negara  Berperang  (475—221  SM),  yaitu 

tahun 770—221 SM. Han Fei mengajarkan bahwa hukum perkembangan 

alam Dao terletak atas dasar semua hukum alam Li. Sebagaimana dalam 

alam,  dalam  masyarakat  manusia  terdapat  Fa,  perundang‐undangan 

yang menetapkan ketentuan‐ketentuan tentang tindak‐tanduk manusia. 

Undang‐undanglah  yang  menetapkan  patokan‐patokan  tentang  baik 

atau  jahatnya  tindak‐tanduk  manusia.  Undang‐undang  itu  berubah 

sesuai  dengan  tuntutan  waktu.  Dan  undang‐undang  menjadi  senjata 

perkasa  dalam  memperkuat  negara.  Han  Fei  mengkritik  takhayul 

keagamaan.  Ia menyatakan  bahwa  eksistensi  iblis  dan  Tuhan  itu  tak 

mungkin  bisa  dibuktikan,  bahwa  sering  orang  bersembunyi  di  balik 

‘kehendak Tuhan’ hanya  sekedar untuk  tidak menaati undang‐undang 

negara.  Sebagaimana  pengikut  lainnya  dari  aliran  Fa  Jia,  Han  Fei 

mengambil  pendirian  memihak  klas  penghisap.  Ia  membenarkan 

pembagian masyarakat atas orang‐orang kaya dan orang‐orang miskin. 

Ia  menyebarkan  pandangan  supaya  tidak  dibatasinya  kekayaan 

minoritas dengan menghisap yang mayoritas. Dengan demikian tambah 

178 Baca: Cun Ciu.

Page 216: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

168 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

memperdalam  jurang  perbedaan  klas  dalam masyarakat.  Filsafat Han 

Fei memihak dan mengabdi pada klas penghisap. 

 

 

10. Wang Zhong 

 

WANG Zhong  (baca: Wang Cung)  tahun  27  sampai  kira‐kira  tahun  97 

masehi mengembangkan  pandangan‐pandangan materialis  para  filsuf 

terdahulu. Wang Zhong berpendapat bahwa dunia terdiri dari substansi 

material Qi  yang  abadi,  di mana  berlaku  hukum Dao  sebagai  hukum 

perkembangan  dirinya  sendiri.  Satu  jenis  Qi  yang  bersifat  renggang 

terdapat  di  atas,  di  angkasa,  dalam  ruang  cakrawala  dalam  bentuk 

kumpulan  awan;  dan  yang  lainnya  berada  di  bawah,  di  bumi  dalam 

bentuk mengental  berupa  bermacam  ragam  benda. Ada  dua  jenis Qi: 

yang merenggang  atau menipis disebut Yang Qi, dan  yang mengental 

disebut  Yin Qi.179 Menurut Wang  Zhong,  Yang Qi  dan  Yin Qi  adalah 

abadi; adalah dua unsur yang  saling berkontradiksi, dan  sebagai hasil 

kontradiksi  serta  tarik‐menarik  sesamanya,  terbentuklah  semua  benda 

di alam raya. 

Gagasan Wu Xing sudah menjawab masalah struktur materi jagat 

raya,  tapi  belum  menjawab  tentang  asal  mula  dan  hukum 

perkembangan jagat raya. Gagasan Yin dan Yang lah yang menjawabnya. 

Aksara Yang asalnya mempunyai arti sinar matahari; aksara Yin berarti 

tak  ada  sinar  matahari.  Kemudian,  pengertian  Yin  dan  Yang 

berkembang. Yang  jadi  berarti matahari,  jenis  kelamin  pria, maskulin, 

aktif,  hangat,  terang  benderang,  kering,  kuat,  dan  sebagainya. Aksara 

Yin berarti rembulan, jenis kelamin wanita, feminin, pasif, dingin, basah, 

lemah, dan  sebagainya.  Selanjutnya,  para  filsuf  penganut  gagasan Yin 

dan  Yang  mengembangkan  gagasan  ini  dengan  menghubungkannya 

dengan filsafat angka, Shu. Yin berarti angka negatif, Yang adalah angka 

positif.  Ini  berlanjut  dengan  menghubungkan  gagasan  Yin  dan  Yang 

dengan  bulan  dan  matahari,  ibu  dan  bapa,  wanita  dan  pria.  Bagi 

pengamat  jagat raya, Yin dan Yang adalah dua hal yang saling bergerak 

tanpa  henti‐hentinya,  saling  mempengaruhi,  saling  susup‐menyusup, 

saling  berkontradiksi,  yang  hasil  geraknya melahirkan  segala‐galanya 

179 Baca: In Ci.

Page 217: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IV — Perkembangan Awal Filsafat Tiongkok | 169

dalam  jagat  raya. Dengan Wu Xing dan gagasan Yin dan Yang,  filsafat 

Tiongkok  kuno  menjawab  masalah  struktur,  asal‐usul  dan  hukum 

perkembangan jagat raya. 

Dalam  ajaran  yang  materialistik, Wang  Zhong  memblejeti  teori 

Kong  Hucu  mengenai  pengetahuan  bawaan  dari  kelahiran,  dan 

menegaskan bahwa kebenaran hanya mungkin dibuktikan lewat pengalaman. 

Akan  tetapi  tanpa  pemikiran  yang  logis,  pengalaman  yang  dirasakan 

dari perasaan, masih belum bisa memberikan bukti yang benar. Kesatuan 

pengalaman dengan pemikiran  logis—demikianlah dasar  teori pengenalan 

pada  Wang  Zhong.  Materialisme  Wang  Zhong  mengandung  sifat 

metafisika.  Ia  berpendapat  bahwa  langit dan  bumi  tidak  berubah dan 

bahwa tak ada yang kebetulan dalam alam dan dalam masyarakat. Tapi 

penggunaan pembagian Qi dalam Yang dan Yin merupakan unsur‐unsur 

dialektika dalam ajarannya. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 218: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

170 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 219: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

V — Materialisme India Kuno | 171

 

 

 

 

 

Materialisme India Kuno  

 

 

 

 

1. Dimulai dengan Materialisme 

 

DI  India,  filsafat  dimulai  dengan  materialisme.  “Sesungguhnya, 

materialisme adalah dasar gagasan bagi ateisme. Ia adalah sama tuanya 

dengan  filsafat  India.  Tapi malangnya,  ajaran  para  pemikir  tua  India 

yang  memberontak  terhadap  ajaran  Veda  dan  melawan  gagasan 

mengenai Tuhan pencipta alam semesta sudah hilang  lenyap,  terutama 

dihancurkan  karena  sikap  tidak  toleran.  Memang  masih  ada  sedikit 

bukti‐bukti  yang  tak  terbantah  yang  menunjukkan  adanya 

pemberontakan  dan  pikiran‐pikiran  yang  memberontak  itu.  Ajaran‐

ajaran filsafat yang memihak pada para pemikir tua itu dianggap adalah 

‘bidah’  dan  ‘nihilis’. Mereka  yang menentang  otoritas  Veda  dituding 

sebagai ‘bidah’.”180 

Di  India, kaum  intelek  juga berusaha mengenal dan memahami 

alam.  Ini melahirkan  filsafat. Karena usaha  itu  adalah untuk mengerti 

dan memahami  serta menjelaskan  fenomena‐fenomena  alam,  pikiran‐

pikiran yang muncul adalah materialisme. Maka filsafat di India dimulai 

dengan  materialisme.  Ini  disebut  Swabhava  vada  (naturalisme,  bersifat 

alamiah). Maka  buku‐buku  agama  Veda  dan Upanishad  pada  awalnya 

merujuk  pada  Swabhava  vada  dan  gagasan‐gagasannya.  Intinya  adalah 

menolak  Tuhan  dari  agama  alamiah  dan  menolak  dominasi  para 

pendeta.  Inilah  yang  merupakan  hasil  dari  buku‐buku  Veda  pada 

180 Avula Sambasiva Rao, The Materialistic Thought In India, diakses dari http://www.positiveatheism.org/india/s1990a21.htm

Page 220: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

172 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

awalnya. Bagi mereka, perasaan,  cita  rasa  adalah  satu‐satunya  sumber 

pengetahuan.  Mestinya,  bagaimanapun  juga  dapat  dijelaskan  bahwa 

perujukan  pada  Swabhada  vada dan  gagasan‐gagasannya disensor  oleh 

Veda  dan  Upanishad  awal.  Yang  dimuat  dalam  Veda  dan  Upanishad 

hanyalah untuk  tujuan membantah Swabhada vada. Adalah  ironis sekali 

bahwa bantahan itu bisa didapat, tetapi ajaran‐ajaran yang dibantah itu 

hilang  lenyap. Sebab‐musabab hilangnya karya yang memuat gagasan‐

gagasan yang dibantah itu dapat dengan mudah diusut 

Dalam  banyak  buku  Darshana  berusaha menjelaskan  alam  dan 

fenomena‐fenomena  yang  muncul  jadi  kenyataan.  Lokayata  Darshana 

tampil sebagai salah satu buku paling awal sebagai usaha keras filosofis. 

Penulisnya  adalah pujangga  besar Brihaspati.  “Lokayata”  ini  yang  juga 

disebut sistem “Charvaka”181  dianggap adalah pikiran filosofis materialis 

di  India  kuno.  Krishna Mishra,  yang  hidup  semasa  dengan  Gautama 

Buddha  menyatakan  mengenai  inti  dari  Lokayata  Darshana  sebagai 

berikut: “Di dalamnya, hanyalah bukti‐bukti yang dapat dirasakan yang 

dianggap  tepat.  Unsur‐unsur  asli  adalah  bumi  (tanah),  air,  api,  dan 

udara. Materi dapat berpikir. Tak ada dunia yang lain. Mati adalah akhir 

segala‐galanya.”182 

Karya Pujangga Kanaada Vaisyesika Darsana  adalah  secara  tegas 

materialistis  dalam  gagasan  dan  pemaparannya,  dengan menyatakan 

bahwa atom‐atom adalah asal‐usul dunia. Karya pujangga Kapila Saankhya 

adalah  materialistis  dalam  pemaparannya.  Ia  bersandar  pada  dunia 

materialis untuk menerangkan wujud adanya kenyataan. 

 

 

181 Chārvāka juga dikenal sebagai Lokāyata dikenali sebagai mazhab yang materialistis dan ateistis. Adalah sistem filsafat India yang mengandung sejumlah pemikiran materialisme, skeptisisme filosofis, dan pengabaian nilai religius. Meskipun filsafat India ini kini tidak dianggap sebagai bagian dari mazhab filsafat Hindu ortodoks, sejumlah sarjana mendeskripsikannya sebagai suatu gerakan filsafat ateistis atau materialistis dalam tubuh Hinduis. Lihat Radhakrishnan, Sarvepalli, dan Moore, Charles A., A Source Book in Indian Philosophy, Princeton University Press, 1957, h.227. 182 Dikutip dari buku Indian Materialism karya Dr. D.R. Shastri. Lihat The Philosophy of Sarvepalli Radhakrishnan, The Library of Living Philosophers, dipublikasikan bersama The Library of Living Philosophers and Open Court Publishing Company, Amerika Serikat, 1952, h.562.

Page 221: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

V — Materialisme India Kuno | 173

2. Hinduisme 

 

MASYARAKAT  perbudakan  India  pada  pertengahan  tahun  1000  SM 

terbagi  atas  kasta‐kasta.  Klas‐klas  pokok  dalam  masyarakat  adalah 

pemilik  budak  dan  kaum  tertindas:  para  budak  dan  kaum  tani. Yang 

memegang kekuasaan dalam masyarakat itu adalah raja. Raja didukung 

oleh  kekuasaan  kaum  aristokrat  pemilik  budak  dan  para  pemuka 

agama, kaum Brahmana. Dalam masyarakat  terdapat 1. Kasta aristokrat 

tentara,  ksyatria;  2.  Kasta  pemuka  agama,  brahmana;  3.  Kasta  pemilik 

tanah yang bebas, waisya; 4. Kasta paling bawah,  syudra. Kasta  syudra 

berada di bawah pemilikan ksyatria, brahmana, dan waisya. Mereka tidak 

mempunyai  hak  untuk  memiliki  apa‐apa,  mereka  tidak  diikutkan 

sebagai  anggota  dalam  rukun  tetangga,  tidak  berhak  ambil  bagian 

dalam  mengambil  keputusan  yang  menyangkut  diri  mereka.  Sistem 

kasta ini diperkuat oleh Undang‐Undang Manu yang menyatakan bahwa 

kaum  Brahmana  dilahirkan  untuk mempertahankan  khazanah  dharma, 

yaitu  hukum  yang  kudus,  karena  itu menduduki  tempat  tertinggi  di 

dunia, dan adalah jadi pemilik semua yang ada. Dalam Undang‐Undang 

Manu  dilukiskan  bahwa  kasta  adalah  diciptakan  oleh  Tuhan  sendiri. 

Filsafat yang dianut kaum Brahmana memihak dan mengabdi pada kasta 

Brahmana. 

Pada  masa  inilah  berkembang  paham  reinkarnasi,  perpindahan 

jiwa dari  jasad yang satu ke  jasad yang lain setelah manusia meninggal 

sebagai  dasar  dari  agama  Hindu,  Hinduisme.  Paham  reinkarnasi  yang 

berasal dari kepercayaan  suku bangsa Dravida dan Munda  ini diambil, 

dikembangkan dan diajarkan juga oleh penganut agama Brahmana 

Bangsa  Dravida merujuk  pada  orang  yang menuturkan  bahasa 

pada  rumpun  bahasa  Dravida.  Kebanyakan  penutur  bahasa  tersebut 

dapat ditemui di Asia Selatan. Orang Dravida  lainnya dapat ditemui di 

sebagian India Tengah, Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan, Afganistan, dan 

Iran.  Bahasa  Dravida  yang  paling  dikenal  adalah  Tamil,  Telugu, 

Kannada, dan Malayam. Suku Munda adalah kelompok etnis di daerah 

dataran  tinggi  Chota  Nagpur  di  India.  Mereka  dapat  ditemukan  di 

Jharkhand, Bihar, Benggala Barat, Chatisgarh, Orissa dan Assam,  serta 

di  sebagian  Bangladesh.  Mereka  menuturkan  bahasa  Mundari  yang 

termasuk  ke  dalam  bahasa Austro‐Asia. Diperkirakan  jumlah mereka 

mencapai dua juta orang. Sebagian besar merupakan penganut “Sarna”, 

Page 222: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

174 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

agama  suku Munda.  Pada  dasarnya mereka memercayai  adanya  roh 

alam yang disebut Singbonga. Namun sekitar seperempat orang Munda 

telah menganut agama Nasrani.   

Menurut  pemahaman  Hinduisme,  jiwa  bisa  berpindah.  Jiwa 

dianggap  tidaklah mati  setelah  orang meninggal,  tetapi  berpindah  ke 

jasmani  yang  lain. Ke mana  berpindahnya  jiwa  itu  adalah  tergantung 

pada  tingkah  laku  manusia  yang  meninggal  tersebut  pada  masa 

hidupnya.  Terutama  ia  terikat  pada  kastanya.  Jika  seorang  dari  kasta 

Syudra  berbuat  banyak  mengabdi  kepada  kasta  yang  lain,  ia  bisa 

mengalami  reinkarnasi dalam hidup berikutnya  sebagai  anggota kasta 

yang lebih tinggi. Demikian pula sebaliknya. Dasar teori reinkarnasi ini 

disebut  hukum  karma.  Ide  hukum  karma  ini  sangat  rumit,  ditafsirkan 

dalam  bermacam  cara  oleh  berbagai  filsafat  India.  Pada  pokoknya 

tergantung pada dua gagasan: sebab‐musabab dan nasib. Nasib seseorang 

dalam  hidupnya  adalah  hasil  dari  tindak‐tanduknya  di  masa  hidup 

yang  lalu.  Seseorang  yang  berbuat  baik  dalam  hidup  akan mendapat 

balasan  dengan  kebaikan.  Balasan  ia  terima  bukan  dalam  hidup 

sekarang,  tapi  setelah  melalui  reinkarnasi  dalam  hidup  berikutnya. 

Hukum  karma  menjadi  dasar  bagi  ajaran  Brahma  tentang  reinkarnasi. 

Filsafat  yang  dianut  pemeluk  agama  Hindu  memihak  dan  mengabdi 

pada kaum Brahmana. 

 

 

3. Filsafat Aliran Samkhya 

 

SALAH  satu aliran penting dalam  filsafat Hindu adalah Samkhya,  juga 

disebut  dengan  Sankhya.  Para  ahli meyakini  bahwa  ajaran  ini  berakar 

dari nilai‐nilai positif  ateis. Kemudian Maharesi Kapila, putra Devaguti, 

membangun  ajaran  Samkhya  yang  bersifat  teistik,  seperti  yang 

disebutkan dalam Bhagavatapurana. 

Samkhya  adalah  ajaran  filsafat  tertua dalam  filsafat  India. Karya 

sastra mengenai Saṁkhya yang kini dapat diwarisi adalah Saṁkhyakarika yang  ditulis  oleh  Īśvarakṛeṣṇa  sekitar  200  SM.  Ajaran  ini  banyak 

membawa pengaruh pada ajaran Yoga, Sruti, Smrti,  Itihasa, dan Purana. 

Saat ini ajaran Samkhya yang murni sudah tak ada. 

Kata  Saṁkhya  berarti:  pemantulan,  yaitu  pemantulan  filsafati. 

Ajaran  Saṁkhya  bersifat  realistis,  karena  di  dalamnya  terdapat 

Page 223: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

V — Materialisme India Kuno | 175

pengakuan  akan  realitas  dunia  yang  bebas  dari  roh.  Samkhya  juga 

disebut dualistis karena dalam ajarannya terdapat dua realitas yang saling 

bertentangan tetapi bisa berpadu, yaitu purusha dan prakriti. 

Aliran Samkhya menyimpulkan bahwa  jalan pemikiran Brahmana 

memusatkan segala sesuatu kepada manusia. Jika memang benar bahwa 

manusialah  yang  menjadi  pusat  segala  sesuatu,  maka  harus 

disimpulkan  bahwa  Tuhan  sebenarnya  tak  ada.  Di  dalam  dunia 

sebenarnya  hanya  ada  perkembangan  roh  dan  benda,  purusha  dan 

prakriti. 

Jalan  pemikiran  yang  demikian  itu  kemudian  dikembangkan 

secara  religius  di  dalam  agama  Buddha.  Pengaruh  pemikiran  Samkhya 

memang besar sekali. Segala sistem agama yang timbul sesudah agama 

Buddha dipengaruhi  oleh  pemikiran  Samkhya. Buku‐buku  filsafat  pada 

masa itu seperti Katha Upanishad, Shvetashvatara Upanishad, dan Bhagawad 

Gita menggunakan  istilah‐istilah  dan  gagasan‐gagasan  Samkhya.  Katha 

Upanishad memahami  purusha  sebagai  jiwa  perseorangan  seperti  yang 

dimiliki oleh Atman. Upanishad  juga menganggap purusha adalah  lebih 

kecil dari empu jari. 

Pokok  ajaran  dalam  Bhagawadgita  adalah  sebagai  berikut:  baik 

benda (prakrti) maupun jiwa (purusha) berasal dari Tuhan. Jiwa dikurung 

di  dalam  tubuh.  Oleh  karena  itu  dipengaruhi  oleh  segala  macam 

pengaruh  serta  perbuatan  benda‐benda.  Tugas manusia  ialah  berbuat 

sedemikian  rupa,  sehingga  jiwanya dapat kembali pada  asalnya, yaitu 

Tuhan.183 

Persekutuan  purusha  dan  prakirti,  atau  Shiwa  dengan  saktinya, 

perlu  sekali  bagi  penciptaan  dunia.  Karena  persekutuan  ini,  dunia 

mengalir  keluar  dari  Brahman,  bagaikan  laba‐laba  yang  melingkupi 

dirinya  sendiri dengan benang  ludahnya. Kelak pada zaman pralaya,184 

183 Bandingkan dengan ajaran filsafat Jawa tentang Sangkan Paraning Dumadi yang mengajarkan hakikat tentang kehidupan dari mana asalnya manusia hidup, apa yang akan dilakukan di alam kehidupan, dan ke mana akhir tujuan hidup, agar manusia mengetahui jati dirinya. 184 Hindu menyebut Maha Pralaya sebagai hari kiamat, berkaitan erat dengan evolusi umur bumi yang disebut Yuga. Kosmologi Hindu mengatakan alam semesta dibangun dari lima unsur, yang disebut dengan panca maha bhuta, yakni: pertiwi (zat padat); apah (zat cair); teja (plasmi, api); bayu (zat gas, udara); akasa (ether). Menurut kitab Purana dan Upanisad, panca maha bhuta paramanu atau dikatakan benih yang lebih halus dari atom. Saat kehampaan, di mana masing-masing zat

Page 224: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

176 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

artinya  kiamat  total,  alam  semesta  akan  dikembalikan  lagi  kepada 

Brahman.  Penciptaan  sebenarnya  hanya  suatu  ragam  saja  dari 

penjelmaan  ilahi.  Dunia  yang  mengalir  dari  Brahman  itu  terdiri  dari 

Mahabrahmanda  atau  makrokosmos  dan  Brhatbrahmanda  atau 

mikrokosmos. 

Pandangan‐pandangan  tradisional  seperti Samkhya, Lokayata dan 

Sramana, dan lain‐lain, yang semua berpangkalan di India Timur menolak 

pikiran mengenai Tuhan; menyatakan bahwa alam raya dikendalikan oleh 

hukum‐hukum  alamiahnya  bukan  oleh  Tuhan;  mereka  menganggap 

alam  semesta  sebagai  satu  sistem  yang  digerakkan  oleh  sebab‐sebab 

tertentu, yaitu hukum sebab dan akibat; mereka menolak ajaran‐ajaran 

yang  memaksakan;  menyerukan  agar  hanya  bersandar  pada 

pengalaman;  dan  semuanya  mereka  bertujuan  untuk  melenyapkan 

penderitaan manusia. 

 

 

4. Dualisme Prakriti dan Purusha 

 

SAMKHYA mengajukan pandangan hubungan erat dualisme substansial, 

hubungan erat dualisme dengan menarik garis metafisik antara kesadaran 

dan materi, di mana materi termasuk dalam jasad dan pikiran. 

Menurut  sistem  Samkhya,  dualisme  antara  kesadaran  dan  materi 

dengan  mendalilkan  dua  realitas  yang  bebas,  yang  tidak  saling 

tergantung  yaitu  Purusha  dan  Prakriti.  Prakriti  adalah  satu  keesaan, 

Purusha adalah kemajemukan dalam dunia ini. Sedangkan Prakriti adalah 

tunggal  sebagai  sumber  terakhir  dari  dunia  objektif  yang mempunyai 

kekuatan  secara  mutlak  pada  dasarnya.  Purusha  dianggap  sebagai 

prinsip  yang  sadar,  sebagai  pengikut  yang  pasif  (bhokta)  dan  Prakriti 

adalah  yang  diikuti  (bhogya).  Menurut  Samkhya,  Purusha  tidak  bisa 

dianggap  sebagai  sumber  dunia  yang  tak  berjiwa,  sebab  prinsip  yang 

cerdas  tidak dapat mengubah dirinya  sendiri menjadi dunia  yang  tak 

sadar.  Ini  adalah  spiritualisme  yang  pluralistik,  realisme  yang  ateistik 

dan dualisme yang tanpa kompromis. 

 

mendominasi alam yang tersusun, misalnya unsur teja mendominasi matahari, dan bumi mendominasi pertiwi dan apah. Demikianlah Brahman menciptakan alam semesta.

Page 225: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

V — Materialisme India Kuno | 177

 

5. Purusha 

 

PURUSHA  adalah  kesadaran  yang murni  sesuatu  yang  transenden.  Ia 

adalah  mutlak,  bebas,  tak  tergantung  pada  mana  pun,  tak  dapat 

dirasakan, tak bisa dikenal lewat alat perasa, melebihi pengalaman yang 

dapat dirasakan,  yang  tak dapat dijelaskan dengan  kata‐kata.  Ia  tetap 

murni,  “kesadaran  yang  tak  dapat  dijelaskan”.  Purusha  tidak  dihasilkan 

dan  tidak menghasilkan. Samkhya percaya akan kemajemukan Purusha. 

Purusha tidak seperti Advaita Vedanta dan seperti Purva‐Mimamsa 

 

 

6. Prakriti 

 

PRAKRITI  adalah  sebab  pertama  perwujudan material  alam  semesta, 

sebab‐musabab  segala‐galanya,  kecuali  Purusha.  Prakriti  mencangkup 

segala‐galanya  yang  bersifat  fisik,  baik  pikiran  maupun  materi, 

termasuk  energi  dan  gaya.  Oleh  karena  ia  adalah  prinsip  pertama 

(tattva) dari alam raya, maka ia disebut Pradhana, tetapi karena ia adalah 

prinsip yang tak sadar, maka ia juga disebut jada. Ia terdiri dari tiga ciri 

utama (triguna), yaitu: 

 

1. Sattva,  bersikap  tenang,  halus,  ringan,  tak  bersinar,  dan gembira 

2. Rajas, dinamis, giat, aktif, suka terharu, dan pedih. 

3. Tamas,  inertia,  berat,  berbobot,  bersifat  kasar,  lamban, 

penghalang. 

 

Semua  gejala  fisis  adalah  perwujudan dari  evolusi Prakriti  atau 

alam pertama sumber dari segala  jasad‐jasad  fisis. Semua yang bersifat 

perasaan  atau  jiva  adalah  gabungan  dari  Purusha  dan  Prakriti,  yang 

jiwa/Purusha adalah  tanpa batas dan  tak dapat dibatasi oleh  jasad  fisik. 

Samsara  atau  perbudakan  muncul  ketika  Purusha  tidak  memiliki 

pengetahuan  yang  lengkap,  oleh  karena  itu  tersesat  bingung  sendiri 

dengan Ego/ahamkaara  yang  sesungguhnya  adalah  salah  satu  sifat dari 

Prakriti. Semangat  itu  jadi bebas,  jika pengetahuan yang  selengkapnya 

mengenai perbedaan Purusha yang  sadar dan Prakriti yang  tidak  sadar 

Page 226: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

178 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

diketahui oleh Purusha. 

 

 

7. Upanisyad 

 

TAHUN 650—530 SM, pandangan‐pandangan permulaan  filsafat kuno 

India dipaparkan dalam  buku Upanisyad. Upanisyad  berisikan paparan 

berbagai  ajaran  teologi.  Di  dalamnya  terdapat  sekitar  250  karangan 

filsafat‐teologi.  Ini melukiskan  rumitnya  kehidupan  keagamaan  pada 

masa  itu.  Bermacam  kepentingan  berbagai  klas  tercermin  dalam 

Upanisyad. Akhirnya  terpusat  pada  enam  aliran  klasik  atau  ortodoks, 

yaitu  Vedanta, Mimamsa,  Sankhya,  Yoga,  Nyaya,  dan Waisyesika.  Sistem 

Vedanta  dan  Mimamsa  adalah  sepenuhnya  berisikan  mistik  kaum 

Brahmana.  Vedanta mengajarkan  ide  panteisme, menganut  kepercayaan 

bahwa  jiwa  seseorang  lahir  dari  Atman,  yaitu  jiwa  universal  Brahma, 

Tuhan agung dari kaum Brahmana. 

Kasta  Ksyatria  yang  sekular,  yang  bersaing  dengan  kaum 

Brahmana,  mengembangkan  sejenis  sistem  filsafat  yang  lain,  Sankhya 

yang  mendekat  pada  materialisme.  Dasar  dari  sistem  yang  diajarkan 

Sankhya adalah berlawanan dengan panteisme Vedanta, yaitu menganut 

pandangan  kebebasan  materi.  Vaisyesika  mengajarkan  teori  atomistik. 

Sedangkan  Charvaka  yang  tidak  ortodoks  adalah  lebih  ateistik,  yang 

menganggap  dunia  adalah  kombinasi  dari  empat  unsur  material. 

Lokayata  memaparkan  ajaran  tentang  perlawanan  menentang  adanya 

Tuhan.  Ajaran  filsafat  yang  terdapat  dalam  Upanisyad  di  satu  pihak 

berisikan pandangan idealis, di lain pihak ada pandangan materialis. 

 

 

8. Vaisyesika 

 

VAISYESIKA  adalah  salah  satu  dari  enam  ajaran  filsafat  Veda  Hindu. 

Menurut  sejarahnya,  filsafat  ini erat berhubungan dengan ajaran  logika 

Hindu, Nyaya. Vaisyesika mendukung pandangan  atomisme dan postulat 

bahwa  segala‐galanya  yang  berwujud  fisik  di  alam  raya  adalah 

himpunan dari jumlah tertentu atom. Asal mula pandangan ini diajarkan 

oleh pujangga Kanyada, atau Kanya‐bhuk, yang berarti pemakan atom, di 

sekitar abad ke‐2 SM. 

Page 227: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

V — Materialisme India Kuno | 179

Vaisyesika  tampak  bergabung  dengan  mazhab  filsafat  Nyaya 

karena erat dengan teori metafisikanya. Tetapi dalam bentuk klasiknya, 

Vaishesika  berbeda  dengan  Nyaya  dalam  masalah  penting:  Nyaya 

menerima  empat  sumber pengetahuan, Vaisyesika hanya menerima  cita 

rasa  (persepsi)  dan  inferensi  (kesimpulan)  sebagai  sumber  pengetahuan. 

Selanjutnya  Vaishesika  berbeda  dengan  penganut  teori  pengetahuan 

modern  atomisme  dengan menyatakan  bahwa  fungsi‐fungsi  atom  atau 

ciri‐cirinya  dipimpin  oleh  kemauan  Yang  Mahakuasa  atau  mengikuti 

Gagasan Yang Mahakuasa. 

Pemaparan  sistematik paling awal dari Vaisyesika didapat dalam 

Vaisyesika Sutra dari Kanyada atau Kanyabhaksha yang terdiri dari sepuluh 

buku. Dua buku berupa komentar tentang Vaishesika Sutra, Ravanabhasya 

dan  Bharadvajavriti.  Prasatapada,  Padathadharmasaringraha  (sekitar  abad 

ke‐4) adalah teks penting mengenai ajaran ini. 

Menurut  ajaran  Vaisyesika,  semua  benda  yang  ada,  yang  dapat 

dikenal, diberi nama padartha, yang berarti arti sebuah istilah, yaitu objek 

dari  pengalaman.  Semua  objek  pengalaman  dapat  diklasifikasi  dalam 

enam kategori:   

 

1. Dravya (substansi),   2. Guna (kualitas),   3. Karma (aktivitas),   4. Samanya (keumuman),   

5. Visesa (kekhususan) dan   6. Samavaya (sifat aslinya).    

Penganut  Vaisyesika  selanjutnya  (Sindhara  dan  Udayana  serta 

Sibvaditya) menambahkan kategori abhava (ketidakadaan, non‐existence). 

Tiga kategori pertama disebut artha (yang bisa diraba), yang mempunyai 

eksistensi nyata, riil, Tiga lainnya disebut budhya peksam (hasil pemikiran 

intelektual), dan ia adalah kategori‐kategori logis. 

Dravya  (substansi).  Substansi  berjumlah  9,  yaitu:  prthvi  (bumi, 

tanah); ap (air); tejas (api); vayu (udara); akasa (ether); kala (waktu); atman 

(diri);  manas  (Pikiran).  Lima  yang  pertama  disebut  bhutas  (substansi 

yang memiliki kualitas khusus hingga mereka dapat diraba, dirasakan 

oleh seseorang atau oleh alat perasa eksternal. 

Guna (kualitas). Menurut Vaisyesika Sutra ada 17 gunas (kualitas), 

Page 228: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

180 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

yang  menurut  Prasastapada  ditambah  lagi  dengan  tujuh.  Dalam 

keadaan  suatu benda bisa eksis dengan kemampuannya  sendiri  secara 

bebas, suatu guna (kualitas) tak bisa eksis secara demikian. Ada 17 guna 

(kualitas),  yaitu  rupa  (warna);  rasa  (rasa);  gandha  (bau);  sparsa  (rasa 

sentuhan);  sampkhya  (jumlah);  panmana  (ukuran,  dimensi,  kuantitas); 

prthaktva  (individualitas);  samyoga  (penyambung,  penghubung, 

pendamping); vibhaga  (terputus,  tak bersambungan); paratva  (prioritas); 

aparatva  (kelanjutan);  budhi  (pengetahuan);  sukha  (menyenangkan, 

nikmat);  dukha  (sakit,  pedih);  iccha  (berhasrat,  nafsu,  keinginan);  dvesa 

(menghindari);  dan  prayatna  (usaha).  Prasastapada  menambahkan  lagi 

dengan  gurutva  (bobot);  dravatva  (kemudahan mengalir,  keadaan  cair); 

sneha (kekentalan, sifat merekat); dharma (jasa, kebaikan); adharma (cela, 

kekurangan); sabda (bunyi, suara) dan samkasra (panca‐indera). 

Karma  (aktivitas,  kegiatan).  Karma  (aktivitas)  seperti  guna 

(kualitas)  tidak  berwujud  eksistensi  yang  terpisah,  mereka  termasuk 

substansi.  Tetapi  dalam  keadaan  kualitas  adalah  sifat  permanen  dari 

satu  substansi, maka kegiatan adalah bersifat  sementara. Akasa  (ether), 

kala  (waktu),  dik  (ruang)  dan  atman  (diri) walaupun  adalah  substansi, 

tapi tanpa karma (aktivitas). 

Samanya  (keumuman):  Oleh  karena  terdapat  banyak  substansi, 

maka ada saling hubungan sesama mereka. Jika terdapat kesamaan bagi 

banyak substansi, maka disebut samanya. 

Visesa  (kekhususan).  Yang  dimaksud  dengan  visesa,  kita  dapat 

merasakan substansi yang berbeda antara satu sama  lain. Karena atom 

itu jumlahnya tidak terhingga, maka demikian pulalah visesa. 

Samavaya (ciri yang menjadi sifatnya): Kanada menamai samavaya 

bagi  hubungan‐hubungan  antara  sebab  dan  akibat.  Prasastapada 

menyebutnya  sebagai hubungan‐hubungan yang ada antara  substansi‐

substansi yang tak dapat dipisahkan, yang satu sama lain berhubungan 

sebagai  yang mengisi  dan  yang  diisi. Hubungan  samavaya  adalah  tak 

dapat  dirasakan  tapi  hanya  dapat  diduga  dari  saling  hubungan 

substansi‐substansi yang tak dapat dipisahkan. 

Epistemologi  awal  Vaisyesika  hanya menganggap  bahwa  hanya 

pratyaksa (persepsi, cita rasa) dan anumana (kesimpulan) adalah pramana 

(cara  mendapatkan  pengetahuan  yang  sah).  Dua  jalan  lainnya  yang 

diterima oleh mazhab Nyaya, upamana (pembandingan) dan sabda (bukti 

lisan) adalah dianggap termasuk dalam anumana. Silogisme dari mazhab 

Page 229: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

V — Materialisme India Kuno | 181

Vaisyesika adalah sama seperti pada Nyaya,  tetapi nama yang diberikan 

oleh Prasastapada terhadap 5 anggota silogisme adalah berbeda. 

 

 

9. Teori Atom 

 

KARYA‐KARYA  tulis  awal  Vaisyesika  memaparkan  silogisme  berikut 

untuk membuktikan bahwa empat bhuta (unsur asal): prthvi (bumi, tanah), 

ap (air), tejas (api), dan vayu (angin, udara) adalah terdiri dari paramanus 

(atom‐atom) yang  tak dapat dipisah‐pisahkan.  Jika materi  tidak  terdiri 

dari atom‐atom yang  tak dapat dibagi‐bagi, maka  ia  adalah  sambung‐

bersambung, berkesinambungan. Ambillah contoh batu. Ia dapat dibagi. 

Dipecah menjadi banyak kepingan‐kepingan yang tak terhingga karena 

materi  tadi  adalah  berkesinambungan.  Oleh  karena  itu,  gunung 

Himalaya juga adalah kepingan‐kepingan yang tak terhingga jumlahnya 

yang menjadi satu. Maka orang memulai dengan satu batu dan berakhir 

jadi Himalaya, oleh karena  itu adalah  jadi paradoks; maka pikiran atau 

kesimpulan  semula  yang  pertama  yang  menganggap  materi  adalah 

berkesinambungan adalah salah; oleh karena  itu semua objek haruslah 

terdiri  dari  jumlah  atom  yang  tertentu  jumlahnya  yaitu  paramanus 

(atom‐atom). 

Menurut  ajaran  mazhab  Vaisyesika,  trasarenu  (debu  partikel‐

partikel  yang  kelihatan  di  bawah  sinar melalui  celah  jendela)  adalah 

mahat  (dapat  tercatat,  teraba),  partikel  terkecil  yang  disebut  tryanuka 

(triad).  Ia  terdiri  dari  tiga  bagian  yang  masing‐masing  dinamakan 

dvyanuka  (dyad).  Dvyanuka  tersusun  dari  dua  bagian,  yang  masing‐

masingnya  disebut  paramanu  (atom).  Paramanu‐paramanu  tak  dapat 

dibagi  lagi,  adalah  abadi,  ia  tak  dapat  diciptakan  dan  tak  dapat 

dihancurkan.  Tiap  paramanu  (atom)  memiliki  kekhususan  visesanya, 

kepribadiannya. 

Ukuran  tentang  tak  terbaginya  atom‐atom  dikenal  sebagai 

parimandala  parimana.  Ia  bersifat  abadi  dan  ia  tak  bisa  berbuat  jadi 

ukuran substansi‐substansi lainnya. Ukurannya adalah kemutlakannya 

Perkembangan selanjutnya, selama berabad‐abad ajaran Vaisyesika 

bergabung  dengan  mazhab  filsafat  India  Nyaya,  maka  terbentuklah 

nyaya‐vaisyesika.  Sesudah  abad  ke‐15  ajaran  ini  jadi  merosot  secara 

alamiah. 

Page 230: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

182 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Vaisyesika mengajarkan bahwa alam semesta yang kelihatan oleh 

mata  adalah  tercipta  dari  aslinya  berupa  tumpukan  atom‐atom  (janim 

asatah). Menurut Vaisyesika  Sutra  karya Kanyada,  ni  tyam  parimandalam 

(yang  ukurannya  terkecil  itu,  atom,  adalah  abadi),  ia  dan  para 

pengikutnya  juga  mendalilkan  keabadian  yang  lain,  kesatuan  yang 

bukan atom, termasuk jiwa‐jiwa yang jadi menjasmani, bahkan jadi Jiwa 

Yang Maha Agung. Namun kosmologi Vaisyesika  jiwa‐jiwa dan Jiwa Yang 

Maha Agung hanya memainkan peranan dalam memproduksikan atom‐

atom  alam  semesta.  Brahma  Sutra  menyatakan  bahwa  ubhayathani  na 

kaarmatas  tad‐abhavah. Menurut  buku  ini,  orang  tak dapat menyatakan 

bahwa  pada  waktu  terjadinya  penciptaan  alam  semesta,  atom‐atom 

pertama bergabung sesamanya disebabkan oleh paksaan atau dorongan 

gaya  yang  bersifat  karma  yang  terdapat dalam  atom‐atom  itu  sendiri, 

sebab atom‐atom itu sendiri dalam keadaan aslinya sebelum bergabung 

menjadi objek yang kompleks, tidaklah mempunyai tanggung jawab etis 

yang  bisa  membimbingnya  menjadi  reaksi  yang  salah.  Juga  tidaklah 

dapat  disebut  bahwa  penggabungan  atom‐atom  itu  adalah  hasil  dari 

sisa‐sisa karma dari benda‐benda hidup yang selama waktu penciptaan 

berada dalam keadaan tidur, karena setiap aksi itu adalah berupa reaksi 

dari  masing‐masing  jiva  dan  tidak  dapat  dipindahkan  dari  mereka 

bahkan kepada jiva lainnya, yang berarti sifat internal dari atom‐atom. 

 

 

10. Jainisme 

 

PADA  abad  ke‐5  SM,  Varadhamana Mahavira menjadi  seorang  guru 

yang  paling  berpengaruh  dari  Jainisme.  Diperkirakan,  Mahavira 

bukanlah pendiri Jainisme walaupun ia dianggap nabi mereka. Ia tampil 

secara  tradisional  sebagai  seorang  yang  dari  permulaan  mengikuti 

agama ini sudah sejak lama. 

Parsva,  seorang  pendahulu  tradisional  dari  Mahavira  adalah 

tokoh pertama dari Jainisme. Ia hidup pada masa abad ke‐9 sampai ke‐7 

SM.  Para  pengikut  Parsva  disebut‐sebut  dalam  buku  keagamaan  dan 

dongeng‐dongeng  Uttaradhayana  Sutra  berkenaan  dengan  pertemuan 

para  pengikut  Mahavira  yang  mempertemukan  dan  menyatukan 

cabang‐cabang tua Jainisme dan yang baru. 

Jainisme yang bergerak bersamaan waktunya dengan Buddhisme, 

Page 231: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

V — Materialisme India Kuno | 183

menolak  ajaran  Brahman  sebagai  Tuhan.  Jainisme  secara  kritis meneliti 

gagasan‐gagasan  kemutlakan,  kesatuan  dan  keabadian,  dan 

menyimpulkan  bahwa  ajaran  Brahman  (Tuhan)  tak  dapat  diterima. 

Tetapi, ia percaya pada jiwa, dan berlawanan dengan kepercayaan yang 

ortodoks, ia menerima itu sebagai suatu kesatuan perubahan yang terus‐

menerus.  Menurut  pandangan  Jainisme,  dunia  fenomenal  adalah 

permanen dan nyata dengan perubahan yang terus‐menerus. 

Sebagai hasil dari perkembangan Brahmanisme yang mengajarkan 

ajaran nabi yang turun‐temurun, lahirlah filsafat Jainisme. Brahmana yang 

merupakan urutan nabi  terakhir pada abad ke‐6 SM mendapat  julukan 

Jin. Para pengikutnya disebut kaum Jainis. Isi pokok dari Jainisme adalah 

ajaran tentang etika, yang menunjukkan  jalan untuk “membebaskan”  jiwa 

dari tindasan nafsu.   

Tujuan dari filsafat Jainisme adalah “kesucian”. Menurut Jainisme, 

sumber  dari  kearifan  bukanlah  Tuhan,  tetapi  kesucian  yang  khusus, 

yang  dicapai  atas  dasar  penyempurnaan  kesadaran  dan  dengan  jalan 

tingkah laku yang dihasilkan oleh kesadaran itu. Sebagai ajaran tentang 

etika,  Jainisme  terutama menelaah masalah  tentang penghidupan,  tidak 

menerima sistem kasta, menerima berlakunya hukum karma.   

Jainisme mengajarkan bahwa terdapat sejumlah besar benda yang 

terbagi  atas yang nyata dan yang  tidak nyata; di  satu pihak  ada yang 

tetap atau bersifat substansial, di  lain pihak ada yang secara kebetulan 

atau  bersifat  dalam  peralihan.  Dalam  benda‐benda  yang  tak  hidup 

terdapat terutama pudgala, yaitu materi. Materi berwujud sebagai unsur‐

unsur yang  tak dapat dipecah  lagi, atom‐atom, atau  sebagai gabungan 

atom‐atom. Di samping materi, termasuk ke dalam substansi yang tidak 

hidup adalah ruang, waktu, dan syarat‐syarat gerak dan diam.   

Menurut Jainisme, ciri utama dari jiwa adalah kesadaran. Jiwa‐jiwa 

yang  berbeda,  memiliki  taraf  kesadaran  yang  berbeda  pula.  Menurut 

alamnya,  jiwa  itu  adalah  sempurna,  kemungkinan  untuk  itu  tak 

berhingga,  ada  kemungkinan  jiwa  mencapai  kesadaran  yang  tak 

berhingga,  mencapai  kemampuan  yang  tak  berhingga,  mencapai 

kebahagiaan yang tak berhingga. Jiwa cenderung mengimbangi jasmani. 

Bagian  material  dari  jasmani  memasok  jiwa  dengan  perangai  atau 

watak.  Pada  setiap  saat,  jiwa  adalah  hasil  dari  seluruh  hidup  masa 

lampau:  hasil  dari  semua  tindak‐tanduk  seseorang,  perasaan  dan 

pemikiran  seseorang  di  masa  lampau.  Tujuan  dari  ajaran  Jainisme 

Page 232: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

184 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

adalah “pembebasan” jiwa dari jasmani. Ini bisa dicapai dengan asketisme, 

dengan menahan nafsu, menahan diri. 

 

 

11. Buddhisme 

 

PADA  abad  ke‐6 dan  ke‐5  SM  lahirlah  agama Buddha,  Buddhisme  yang 

melawan  agama  Brahmanisme.  Buddhisme  tersebar  di  kalangan  bawah 

dari  para  pemilik  budak  di  kota‐kota, di mana  terdapat  pertentangan 

klas  yang  tajam. Klas penguasa mengakui dan mendukung Buddhisme 

sesuai  dengan  kepentingan  klasnya.  Pada masa  itu,  di  India  terdapat 

negara pemilik budak yang kuat. Brahmanisme melindungi hak istimewa 

kasta  pendeta.  Dalam  Buddhisme  terdapat  kecenderungan  keras  anti 

kaum pendeta.   

Ideologi  Buddhisme  menuntut  ketaatan,  ketundukan,  dan 

kedamaian.  Karena  itu  tidaklah  membahayakan  bagi  klas  penguasa. 

Buddhisme  adalah  agama  damai.  Ajaran  Buddhisme  didasarkan  pada 

dongeng  tentang  pendiri  agama—Pangeran  Sidharta  atau  Gautama 

Buddha yang hidup pada abad ke‐6 SM. 

Dalam  perkembangannya  Buddhisme  terbagi  dalam  mazhab 

Mahayana  dan  Hinayana.  Mahayana  menunjukkan  sifat  berkompromi 

terhadap Brahmanisme, sedangkan Hinayana mempertahankan ajaran asli 

Buddhisme.   

Selanjutnya, Buddhisme pecah menjadi beberapa mazhab. Mazhab 

Majhamika mengajarkan bahwa tak ada realitas materi atau  jiwa. Semua 

yang  ada  itu  hanyalah  penglihatan  yang  berisikan  Syunya,  yaitu 

kekosongan. Mazhab Yogacari mengakui  hanya  adanya  kehidupan  jiwa. 

Mazhab ketiga mengakui kenyataan yang ada sebagai bersifat material. 

Mazhab  Waibhasyik  mengajarkan  bahwa  benda‐benda  material  dunia 

tidak sederhana untuk dapat diketahui. Mazhab Sautrantik mengajarkan 

bahwa  benda‐benda  dapat  dipahami  lewat  penyimpulan  penelitian. 

Buddhisme mengandung  filsafat memihak  kaum yang ditindas  agama Hindu, 

melakukan  perlawanan  terhadap Hinduisme.  Tapi  Buddhisme  juga memihak 

dan mengabdi pada klas penguasa, para pemilik budak. Karena itu Buddhisme 

diakui dan dilindungi oleh kaum penguasa pada waktu lahirnya. 

 

 

Page 233: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

V — Materialisme India Kuno | 185

 

12. Aliran Materialis Charvaka 

 

PADA  abad  ke‐6  SM, muncul  aliran  filsafat materialis  kuno  di  India 

berupa  ajaran  Lokayata  atau  Charvaka  Lokayata.  Aliran  ini  menentang 

adanya dunia yang  lain kecuali dunia material. Filsafat Lokayata muncul 

pada  saat  struktur  masyarakat  kuno  India  berubah  dengan  lahirnya 

negara klas, dan ketika klas Ksyatria dan klas Brahmana diungguli oleh 

klas  pedagang;  dan  kaum  pemilik  tanah mulai  terbagi menjadi  kaum 

tani merdeka dan para pekerja kerajinan tangan. 

Menurut  ajaran  Lokayata,  semua  dunia  objektif  terbentuk  dari 

unsur pertama yang bersifat material. Kepercayaan pada adanya Tuhan, 

jiwa, dan akhirat adalah palsu belaka. Kepercayaan ini tak tercapai oleh 

tanggapan  persepsi.  Benda‐benda  alam  yang  ada,  terjadi  dari  empat 

unsur:  hawa  atau  angin,  api  atau  sinar,  air,  dan  tanah. Organisme  yang 

mati akan kembali menjadi unsur asal semula. 

Aliran  Charvaka  atau  Lokayata  telah  tampil  mendahului  masa 

Buddha dan Mahavira, bersejarah  sekitar  tiga  ribu  tahun.  Jadi, berbagai 

aliran  materialisme  atau  rasionalisme  yang  menolak  adanya  jiwa  dan 

menolak memercayai  adanya  berbagai  jenis  jiwa  dan  roh,  terdapat  di 

India lebih dahulu dari masa Buddha. 

Pandangan materialisme Charvaka  terdapat dalam buku Charvaka 

Darshana.  Charvaka  menerima  pratyaksa‐pramana  (cita  rasa  langsung 

lewat  syaraf  perasa  sebagai  satu‐satunya  pengenalan  yang  tepat,  dan 

hanya  melalui  pengenalan  yang  demikian  seseorang  dapat  diperiksa 

oleh  orang  lain.  Diajarkan:  praktyaksha‐mevaikam  pramanam,  indriya‐

jnanam,  jnanam  pratyaksham yang berarti  “Pandanglah  hanya  yang  adalah 

objek  langsung  dari  pengamatan  cita  rasa,  dan  letakkan  di  belakang  apa  saja 

yang tak dapat dirasakan oleh syaraf perasa.” 

Sikap  Charvaka  sangat  keras  terhadap  Veda  terutama mengenai 

Mimamsa,  yaitu menolak  sepenuhnya  ungkapan‐ungkapan  tradisional, 

dan menyebut itu hanyalah desas‐desus, yang harus diabaikan saja dan 

menganggapnya  omong  kosong.  “Veda  adalah  dipupur  dengan  tiga 

kesalahan:  ketidakbenaran,  saling  berkontradiksi,  dan  tautologi  (permainan 

kata‐kata).” Maka mereka  yang menamakan  dirinya  pengkhotbah  Veda 

adalah  saling‐merusak  belaka,  kewenangan  jmina‐kanda  dicampakkan 

oleh  mereka  yang  mempertahankan  karma‐kanda,  dan  akhirnya, 

Page 234: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

186 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pengkhotbah  Veda  itu  adalah  hanya  bangsat‐bangsat  yang  tak  ada 

gunanya. 

Page 235: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VI — Filsafat Yunani Kuno | 187

 

 

 

 

 

VI 

Filsafat Yunani Kuno: 

dari Thales sampai Lukretius  

 

 

 

 

1. Thales 

 

Pada abad ke‐7 sampai ke‐6 SM, filsuf materialis Yunani kuno, Thales185 

dari  Miletus 186   (kira‐kira  624—546  SM)  berpendapat  bahwa  segala‐

galanya yang ada  ini berasal dari air. Bumi  ini sendiri berada  terapung 

di  atas  air,  dikelilingi  dari  semua  arah  oleh  lautan.  Bumi  adalah 

berbentuk piring yang  terapung di atas air. Air dan semua yang  terjadi 

dari air tidaklah mati, adalah hidup. Thales yang menemukan sifat besi 

berani menarik  batu  yang mengandung  zat  besi, menganggap  benda‐

benda itu memiliki  jiwa. Thales berusaha mencoba melukiskan struktur 

alam  raya, menggambarkan  letak  dan  saling  hubungan  benda‐benda 

langit  dalam  hubungan  terhadap  bumi  seperti  bulan,  matahari,  dan 

bintang‐bintang. Yang dianggap paling jauh dari bumi adalah matahari. 

 

 

2. Anaximander 

 

BERSAMAAN  waktu  dengan  Thales,  materialis  Anaximander  dari 

185 Thales sering berkelana ke banyak negeri termasuk Mesir. Di sana ia pernah menghitung tinggi sebuah piramida dengan mengukur bayangannya pada saat yang tepat ketika panjang bayangannya sendiri sama dengan tinggi badannya. Thales di-kisahkan pernah meramalkan secara tepat terjadinya gerhana matahari pada 585 SM. 186 Sebuah koloni Yunani di Asia Kecil.

Page 236: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

188 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Miletus, kira‐kira tahun 610—546 SM, berpendapat bahwa yang menjadi 

sumber  segala‐galanya  ini  bukanlah  air  tapi  apeiron.  Apeiron  tak 

mempunyai  bentuk,  tak  mempunyai  batas.  Apeiron  mengeluarkan 

sesuatu yang saling bertentangan yang menghasilkan panas dan dingin 

yang  merupakan  asal‐usul  semua  benda.  Anaximander  menganggap 

bumi bagaikan berbentuk irisan tabung, terletak di tengah‐tengah alam 

dan  tidak bergerak. Makhluk hidup dan manusia  terjadi dari zat dasar 

laut  yang  selalu  berubah  bentuknya  dalam  proses  peralihan menjadi 

daratan.  Semua  yang  berasal  dari  zat  yang  tak  berbatas  haruslah 

kembali  menjadi  zat  asalnya.  Karena  itu  dunia  terbentuk  dan  akan 

hancur sendiri. 

 

 

3. Anaximenes 

 

ANAXIMENES dari Miletus, kira‐kira  tahun 588—525 SM, mempunyai 

pandangan  baru mengenai  alam.  Ia  berpendapat  bahwa  udara,  hawa, 

adalah  zat  pertama,  zat  asal  segala‐galanya. Anaximenes mengajukan 

gagasan  tentang gerak  saling bertentangan berupa proses merenggang 

dan  menciut,  hingga  dari  hawa  terbentuk  segala‐galanya:  air,  tanah, 

batu, dan api. Hawa baginya adalah napas yang memeluk seluruh alam. 

Anaximenes  menampilkan  pikiran  tentang  proses‐proses  kontradiksi 

berupa merenggang, mengembang, menipis dan menciut, menciut dan 

mengentalnya udaralah yang melahirkan semua benda: air, bumi, batu, 

api.   

Anaximenes  mengajarkan  tentang  berlangsungnya  perubahan 

gejala  alam  yang  terus‐menerus,  berupa merenggang  dan menciutnya 

hawa.  Dengan  merenggang,  udara  menjadi  api;  dengan  menciut, 

mengental  berubah  jadi  angin,  kemudian  jadi  awan,  lebih  lanjut  lagi 

menjadi air, tanah dan akhirnya menjadi batu. Menurut alamnya, udara 

yang melahirkan uap atau awan gelap adalah  lahir dari  ruang hampa. 

Bumi  adalah  berbentuk  piring  datar  yang  didukung  oleh  udara, 

bagaikan  bidang  rata  berbentuk  piring  api  bersinar.  Anaximenes 

menyempurnakan  ajaran Anaximander  tentang  tata  letak  ruang  alam: 

bulan, matahari, dan bintang‐bintang. 

 

 

Page 237: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VI — Filsafat Yunani Kuno | 189

4. Herakleitos 

 

PENGANUT  materialisme  dan  dialektika  Yunani  kuno  terkemuka 

adalah  Herakleitos187  dari  Ephesos,  kira‐kira  530—470  SM.  Menurut 

Herakleitos, dasar material asal‐usul segala‐gala gejala alam adalah api. 

Gejala‐gejala  alam  berubah menurut  garis melingkar.  “Segala‐galanya 

berubah  jadi  api,  dan  api  jadi  segala‐galanya,  sebagaimana  emas  jadi 

barang dagangan dan barang dagangan jadi emas.“ 

Api  itu  hidup  dan  tanah  mati.  Perubahan  alam  berlangsung 

menurut  arah:  tanah—air—udara—api. Herakleitos menyebut  arah  ini 

adalah  “jalan  ke  atas”. Dan  arah  sebaliknya  adalah  “jalan  ke  bawah”. 

Herakleitos mengajarkan, “Segala‐galanya mengalir, segala‐galanya berubah, 

tak  ada  yang  tanpa  gerak.” Dialektika  spontan Herakleitos mengajarkan 

pentingnya  peranan  segi‐segi  yang  bertentangan  dalam  semua 

perubahan alam, tentang perpindahan segi‐segi yang bertentangan dari 

yang  satu menjadi  yang  lain, dan  tentang perjuangan  sesama mereka. 

Herakleitos  terutama  menekankan  pentingnya  peralihan  gejala‐gejala 

alam menjadi segi‐seginya yang berlawanan. “Bagi kita, hidup dan mati 

adalah  sama;  demikian  pula  bangun  atau  tidur,  muda  atau  tua. 

Bukankah  itu  saling berganti  jadi  sebaliknya; yang berubah  itu, ya  itu 

juga.  Dingin  menjadi  panas,  panas  jadi  dingin,  lembab  jadi  kering, 

kering menjadi  lembab. Saling hubungan antara keseluruhan dan  satu 

bagian,  antara  memusat  dan  memencar,  antara  sepakat  dan  berbeda 

pendapat;  dari  jumlah  yang  banyak menjadi  satu,  dari  satu menjadi 

berjumlah  banyak.  Dari  bermusuhan  jadi  bersahabat,  dari  cerai‐berai 

jadi  bersatu  selaras  yang  baik;  ....  dan  semuanya  berlangsung  lewat 

perjuangan.”   

Dari pandangan‐pandangan Herakleitos  ini sudah  tercermin  inti 

dialektika  terbaginya  satu  kesatuan  menjadi  dua  dalam  proses  saling 

menyisihkan, yaitu hubungan yang  tak  terpisahkan dari segi‐segi yang 

saling bertentangan, tentang perjuangan dan persatuan sesama mereka. 

187 Berasal dari Ephesus di Asia Kecil. Rekan sezaman Parmenides yang beranggapan bahwa segala sesuatu yang ada pasti telah selalu ada, tidak ada sesuatu yang dapat muncul dari ketiadaan dan tidak ada sesuatu pun yang ada dapat menjadi tiada. Terdapat perbedaan antara Parmenides dengan Heraklitos di mana akal Permenides menegaskan bahwa tidak ada sesuatu yang dapat berubah, sedangkan persepsi Herakleitos menegaskan bahwa alam selalu berubah.

Page 238: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

190 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Herakleitos berjuang melawan pikiran‐pikiran kuno yang tak mengakui 

adanya segi‐segi yang bertentangan dalam alam raya. 

 

 

5. Anaxagoras 

 

ANAXAGORAS dari Klazomenai, kira‐kira  tahun 500—428 SM adalah 

filsuf  alam  yang  berkecenderungan  materialis.  Di  bidang  penelitian 

alam dan matematika, Anaxagoras menampilkan pengertian “bilangan 

kecil  tak  berhingga”  dan  “bilangan  besar  tak  berhingga”. Anaxagoras 

mengajarkan,  bahwa  “homoemerai”  adalah  sesuatu  yang  ada  tak 

berhingga,  yang  menjadi  unsur  asal  segala‐galanya.  Anaxagoras 

berpendapat  bahwa  matahari  adalah  benda  material.  Sinar  bulan 

bukanlah berasal dari bulan  itu sendiri, tapi adalah pantulan sinar dari 

matahari. Gerhana  bulan  sudah  diterangkan  oleh Anaxagoras  sebagai 

terjadinya bayangan bumi pada bulan yang berasal dari sinar matahari. 

Pandangan‐pandangan  materialistis  Anaxagoras  ini  bertentangan 

dengan  kepercayaan  para  penganut  agama  dan  kaum  pemilik  budak 

yang  berkuasa  waktu  itu.  Karena  pandangannya  ini,  Anaxagoras 

dihukum dan dibuang ke luar negeri.188 

 

 

6. Demokritos 

 

KIRA‐KIRA  tahun  460—370  SM,  Demokritos  berasal  dari  kota  kecil 

Abdera  di  pantai  utara  Aegea  mengembangkan  ajaran  Leukippos 

mengenai  atom,189  zat  terkecil  yang  tak  dapat  dibagi  lagi. Demokritos 

188 Anaxagoras dituduh ateis dan akhirnya dipaksa meninggalkan kota disebabkan ia mengatakan bahwa matahari bukanlah dewa, melainkan sebuah batu merah panas, yang lebih besar daripada jazirah Peloponesia. 189 Kata A-tom berarti “tak dapat dipotong”. Kini, kita dapat menyatakan bahwa teori atom Demokritos kurang lebih benar. Alam memang tersusun dari “atom-atom” yang berbeda yang menyatu dan terpisah lagi. Namun pada zaman sekarang ini, para ilmuwan telah menemukan bahwa atom dapat dipecah menjadi “partikel elementer” yang lebih kecil lagi yaitu proton, neutron, dan elektron. Demokritos tidak percaya dengan yang dinamakan “jiwa” atau “kekuatan” yang dapat ikut campur dalam proses alam. Satu-satunya yang ada adalah atom dan ruang hampa. Sehingga pantas apabila ia disebut sebagai seorang materialis.

Page 239: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VI — Filsafat Yunani Kuno | 191

juga berpendapat bahwa semua yang ada dalam alam terdiri dari atom‐

atom yang tak bisa dibagi lagi. Atom‐atom terdapat dalam ruang hampa. 

Ruang  hampa  adalah  riil,  sebagaimana  atom‐atom.  Atom‐atom  dan 

ruang hampa mempunyai sifat saling mengucilkan yang mutlak. Atom 

dan ruang hampa adalah asal segala‐galanya dalam alam. Atom adalah 

zat  terkecil yang  tak dapat dibagi  lagi, yang abadi,  tak berubah,  selalu 

dalam keadaan bergerak, satu sama lain berbeda dalam bentuk, jumlah, 

posisi  dan  urutan  susunan. Adanya  suara, warna,  rasa,  dan  lain‐lain, 

adalah  bersyarat,  tidaklah  merupakan  benda  alam  sendiri.  Dalam 

pandangan  ini  lahirlah  ajaran  tentang  kualitas  pertama  dan  kualitas 

kedua  benda‐benda.  Dari  gabungan  atom‐atom  terbentuklah  benda‐

benda,  perpecahan  atau  penguraian  atom‐atom  menyebabkan 

lenyapnya  benda‐benda.  Atom‐atom  yang  tak  berhingga  jumlahnya 

bergerak dalam  ruang hampa  yang  tak  berhingga,  yang  berpindah  ke 

arah yang bermacam‐macam, kadang‐kadang saling bertabrakan sesama 

mereka, menimbulkan pusaran atom‐atom. Dengan demikianlah terjadi 

lahir dan  lenyapnya benda‐benda alam yang  tak berhingga banyaknya, 

yang  tak  ada  hubungannya  dengan  ciptaan  Tuhan,  yang  lahir  dan 

lenyap secara alamiah menurut keharusan. Demokritos menentang soal 

kebetulan,  menganggapnya  sebagai  suatu  ketidaktahuan.  Demokritos 

menghasilkan  karya‐karya  tulis  mengenai  filosofi,  logika,  psikologi, 

etika, politik, pedagogi,  teori kesenian,  ilmu bahasa, matematika,  fisika 

dan kosmologi. 

 

 

7. Socrates 

 

FILSUF  dan  ahli  pikir  terkemuka  dari  Athena,  469—399  SM,  adalah 

Socrates  dengan  profesi  pemahat  patung.  Socrates  adalah  penganut 

idealisme  objektif.  Socrates menjadi  terkenal  bukan  lewat  karya‐karya 

tulisnya, akan  tetapi  lewat karya murid‐muridnya, Xenofon dan Plato, 

dan  kemudian  Aristoteles.  Socrates menentang  pemujaan  atas  Tuhan 

yang  dianut  para  penguasa  ketika  itu.  Karena  itu  ia  dibawa  ke 

pengadilan  pada  Mei  399  SM,  didakwa  menghasut  generasi  muda 

dengan  ajaran  yang  menyesatkan,  hingga  dijatuhi  hukuman  mati 

Page 240: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

192 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

dengan minum racun.190 

Socrates  menentang  filsafat  alam  yang  waktu  itu  sudah 

berkembang. Menurut  Socrates,  yang  dipelajari  dalam  filsafat  adalah 

jiwa  manusia  “saya”.  Baginya,  Tuhan  adalah  pengatur  dunia  yang 

tertinggi.  Socrates  menentang  pandangan  dunia  materialis.  Ia 

menganggap  pengenalan  atas  alam  secara  ilmiah  adalah  tak  berguna. 

Baginya, dunia material  tak  berguna  bagi  filsafat.  Ia menegasi hukum 

alamiah gejala‐gejala alam. Etika menempati kedudukan  sentral dalam 

filsafat Socrates. Etikanya mengandung ciri idealisme‐religius. Menurut 

Socrates,  hakikat  moral  haruslah  datang  dari  pengakuan  atas  jiwa 

manusia yang merupakan asal‐usul manusia dalam alam. Etikanya yang 

idealistis  berkembang menjadi  teologi—ajaran  tentang  Tuhan,  tentang 

jiwa  dunia. Menurut  Socrates,  kesusilaan  hanyalah  dimiliki  sejumlah 

kecil manusia  tertentu. Socrates menolak demokrasi yang dianggapnya 

sebagai “kekuasaan hitam”. Baginya, kekuasaan dalam negara haruslah 

ada  di  tangan  kaum  aristokrat  yang  dianggapnya  sebagai  pemilik 

kesusilaan.  Pandangan‐pandangan  politik  dan  filsafat  Socrates  tidak 

diajukan secara tertulis, tetapi diajarkan secara lisan atau dikemukakan 

dalam pertukaran pendapat. 

Metodologi  Socrates  adalah  dialektika  idealis.  Ia menggunakan 

seni menemukan kontradiksi‐kontradiksi dalam pandangan‐pandangan 

para  penentangnya  dengan  cara  mempertentangkan  pandangan‐

pandangan  itu.  Metodenya  terdiri  dari  empat  bagian:  1.  Ironi;                 

2. Mayeuftika, 3. Induksi; dan 4. Definisi.   

Mayeuftika,  bahasa  Yunani  yang  arti  harfiahnya  adalah  cara 

dukun  beranak,  seni  melahirkan,  cara  membuka  pengetahuan  yang 

tertutup  pada  seseorang  dengan  bantuan  menggunakan  pertanyaan‐

pertanyaan  cerdik.  Berkat  mayeuftika,  kesadaran  menjadi  meningkat 

190 Socrates selalu mengatakan bahwa ia menyimpan “suara ilahi” dalam dirinya. Socrates mengajukan protes, misalnya, terhadap tindakan menghukum mati orang. Ia juga menolak untuk memberi informasi kepada musuh-musuh politiknya. Akhirnya ia dihukum mati dengan dakwaan “memperkenalkan dewa-dewa baru dan merusak kaum muda” serta tidak memercayai dewa-dewa yang telah diterima. Mayoritas tipis yang terdiri dari 500 orang, akhirnya memutuskan Socrates bersalah. Bisa saja waktu itu ia mengajukan kelonggaran sehingga hanya dihukum untuk meninggalkan Athena, tetapi ia lebih menghargai hati nurani dan kebenarannya. Ia meyakinkan juri bahwa tindakannya dilakukan untuk menyelamatkan negara, namun ia tetap dihukum untuk minum racun cemara.

Page 241: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VI — Filsafat Yunani Kuno | 193

atau  beralih  dari  kesadaran  filsafat  (“Saya  tahu,  bahwa  tak  ada  yang 

saya  ketahui”)  menjadi  lahirnya  kebenaran  sebagai  akibat 

perkembangan  kesadaran  sendiri.  Boleh  dikatakan:  “Usahakanlah 

sendiri mengenal hal itu.”   

Metode  Socrates  pertama‐tama  adalah  dengan  cara  bertanya, 

yaitu  bertujuan membawa  lawannya menjadi  berkontradiksi  terhadap 

dirinya sendiri; dan seterusnya bermuara pada pengakuan atas hakikat 

ketidaktahuannya. Inilah metode ironi dari Socrates. 

 

 

8. Aristoteles 

 

FILSUF  dan  ahli  pikir  terkemuka  Aristoteles191   dari  Stageira,  tahun 

384—322  SM,  dalam  kumpulan  karyanya  mengakui  objektivitas 

eksistensi dunia material. Menurut Aristoteles, alam adalah himpunan 

benda‐benda yang mempunyai sifat material, yang berada dalam gerak 

serta dalam perubahan yang tak henti‐hentinya. Dunia material ada dan 

akan selalu ada untuk selama‐lamanya. Untuk menerangkan hal ini, tak 

perlu menggunakan gagasan “ide” menurut khayalan Plato. Pengenalan 

atas  kebenaran,  pertama‐tama  adalah  pengenalan  atas  gejala‐gejala 

alam;  hasil  perasaan  berupa  gambaran  dan  pencerminan  dari  benda‐

benda  riil yang nyata. Dengan demikian, Aristoteles mengkritik Plato, 

yaitu  mengkritik  gagasan  “ide”  dari  Plato.  Ini  berarti  kritik  atas 

idealisme secara menyeluruh. 

Aristoteles  mengajarkan  teori  universalitas,  teori  keumuman. 

Dalam  ilmu  bahasa  terdapat  kata  benda  dan  kata  sifat.  Kata  benda 

dipakai  untuk  menyebut  suatu  benda  atau  seseorang.  “matahari”, 

“bulan”,  “Perancis”,  “Napoleon”,  adalah  kata  yang  menunjukkan 

sesuatu yang khusus. Kata‐kata ini hanya berlaku buat mereka saja, tak 

bisa  dipergunakan  terhadap  yang  lain.  Lain  halnya  dengan  kata 

“kucing”,  “anjing”,  “orang”.  Kata‐kata  ini  bisa  dipakai  tidak  hanya 

tertentu terhadap seekor kucing, seekor anjing, satu orang, dan lain‐lain, 

tapi bisa dipakai  terhadap umumnya kucing, anjing, orang  lainnya.  Ini 

191 Aristoteles menimba ilmu di Akademi Plato. Pada saat itu, Plato berusia 61 tahun. Ayah Aristoteles adalah seorang dokter yang dihormati. Aristoteles bukan hanya filsuf Yunani besar yang terakhir tetapi juga sebagai ahli biologi besar Eropa yang pertama.

Page 242: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

194 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

mempunyai  sifat keumuman. Demikian pula halnya dengan kata  sifat 

“putih”,  “keras”,  “bundar”,  dan  lain‐lain.  Aristoteles  menyatakan, 

bahwa  yang  dimaksud  dengan  “keumuman”  adalah  satu  sifat  yang 

dimiliki  oleh  banyak  objek. Maksud  ”kekhususan”  adalah  sifat  yang 

dimiliki  satu  objek  tertentu.  Kata  benda  seperti  ”orang”,  “manusia”, 

menunjukkan satu hakikat, sedangkan kata sifat “kemanusiaan” adalah 

menunjukkan  sesuatu  yang  umum.  Aristoteles  menyatakan  bahwa 

adalah tidak mungkin nama suatu substansi memiliki sifat keumuman. 

Sebab, substansi setiap barang adalah khusus bagi barang  itu, yang tak 

dimiliki oleh yang  lainnya, sedangkan yang bersifat keumuman adalah 

sifat yang dimiliki  juga oleh yang  lain.  Inti pemikiran  ini adalah: Yang 

bersifat  keumuman  tak  bisa  terdapat  dengan  sendirinya,  tapi  hanya 

terdapat  di  dalam  benda‐benda  khusus.  Keumuman  terdapat  dalam 

kekhususan. 

Aristoteles  menyusun  teori  sebab‐musabab  mengenai  eksistensi 

dan perkembangan materi. Dan menyatakan bahwa hakikat (substansi) 

materi terdapat pada benda itu sendiri. Segala sesuatu yang terjadi tentu 

mempunyai  sebab‐musabab.  Aristoteles  mengemukakan  empat  sebab‐

musabab mengenai  perkembangan materi.  1.  sebab‐musabab material, 

yaitu materi; 2. sebab‐musabab  formal, yaitu bentuk; 3. sebab‐musabab 

yang menghasilkan; 4. sebab‐musabab akhir atau tujuan.   

Aristoteles menjelaskan teorinya dengan bantuan contoh sebagai 

berikut:  Pertama,  seorang  arsitek  yang membangun  gedung  dan  seni 

arsitektur  adalah  sebab  asal‐usul  pembangunan  gedung;  kedua,  rencana 

bangunan  adalah  sebab  asal‐usul  bentuk  bangunan;  ketiga,  bahan 

bangunan  adalah  sebab  asal‐usul materi  gedung;  keempat,  gedung  yang 

telah selesai dibangun adalah sebab akhir, yaitu tujuan.   

Sebab‐musabab  yang  terjadi  adalah menentukan  bagaimana  dan 

apa yang dihasilkan. Sebab‐musabab yang berikutnya adalah sumber, dari 

mana  datang  perubahan  pertama,  perubahan  asal. Misalnya, manusia 

yang  memberi  nasihat  adalah  sebab‐musabab  asal  pikiran  untuk 

bertindak; bapak adalah sebab‐musabab lahirnya anak. Secara umum, apa 

yang dilakukan adalah sebab‐musabab dari yang dihasilkan; dan apa yang 

diubah  adalah  sebab‐musabab  sesuatu  yang  berubah.  Sebab‐musabab 

“terakhir”  berupa  tujuan,  adalah  “demi  apa”,  “untuk  apa”.  Orang 

berjalan‐jalan adalah untuk kesehatan. Kesehatan adalah tujuan, adalah 

sebab‐musabab dari berjalan‐jalan. 

Page 243: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VI — Filsafat Yunani Kuno | 195

Dalam  penjelasan  Aristoteles  ini  terdapat  kecenderungan 

dialektis  dari  hubungan  materi  dan  bentuk  yang  ditinjau  dalam  satu 

kesatuan.  Aristoteles  mengembangkan  gagasan  tentang  saling 

hubungan materi dan bentuk, gagasan tentang perkembangan gejala alam 

sebagai proses pembentukan materi. 

Aristoteles  memandang  alam  dalam  geraknya,  dalam 

perkembangannya.  Perkembangan  dipahaminya  sebagai  peralihan 

kemungkinan menjadi kenyataan. Aristoteles menyamakan perkembangan 

alam dengan aktivitas manusia, memandang alam secara antropomorfis. 

Materi  dan  bentuk  dipandang  Aristoteles  sebagai  sesuatu  yang 

menerangkan  dari  mana  terjadinya  benda‐benda.  Materi  adalah 

“perasan  terakhir” dari  setiap  benda. Menurut Aristoteles, untuk  bisa 

berkembang,  materi  hanya  memerlukan  bentuk.  Justru  oleh  karena 

pengaruh  bentuk‐bentuk  ia  jadi  berubah menjadi  kenyataan. Aristoteles 

mengajarkan, bahwa bentuk adalah  inti.  Jiwa adalah bentuk dari badan. 

Bentuk  bukanlah  berarti  sekadar  penampilan  rupa,  atau  potongan 

badan.  Bentuk  merupakan  bagian  teleologis  dari  materi.  Bentuk 

mempunyai arti substansial. Jika seorang membikin bola tembaga, maka 

materi  dan  bentuk  sudah  ada.  Yang  dikerjakan  orang  itu  hanyalah 

menggabungkannya.  Orang  itu  tidak  membikin  bentuk,  juga  tidak 

membikin  tembaga.  Penggabungan  yang  dilakukannya menghasilkan 

bola tembaga. 

Aristoteles berpendapat,  tidak semua benda mempunyai materi. 

Dan  tidak  ada  benda‐benda  yang  abadi.  Benda‐benda  ini  tak 

mempunyai materi,  kecuali  benda‐benda  yang  bergerak  di  cakrawala 

angkasa  raya.  Benda‐benda  bertambah  banyak  dengan  memperoleh 

bentuk. Materi tanpa bentuk berarti hanyalah kemampuan, potensialitas.   

Menurut pandangan Aristoteles, bentuk adalah substansi (hakikat, 

inti) yang beradanya terlepas dari materi. Bentuk adalah berbeda dengan 

keumuman, tapi mempunyai ciri yang sama. Bentuk adalah lebih nyata 

dari  materi.  Bentuk  menurut  gagasan  Aristoteles  adalah  seperti  Ide 

gagasan  Plato,  yaitu  adalah  syarat  bagi  eksistensi  materi.  Ajaran 

Aristoteles  tentang materi  dan  bentuk  adalah berhubungan  erat dengan 

pembedaan  antara  kemampuan  dan  keadaan  sesungguhnya,  antara 

potensialitas  dan  aktualitas.  Materi  yang  paling  sederhana,  dipahami 

sebagai  satu  bentuk  dari  kemampuan,  dari  potensialitas.  Semua 

perubahan  kita  sebut  “evolusi”  dalam  arti  bahwa  sesudah  perubahan 

Page 244: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

196 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

benda  yang  dipersoalkan memiliki  bentuk  lebih  banyak  dari  semula. 

Yang memiliki bentuk lebih banyak berarti adalah aktualitas yang lebih 

aktif.  Tuhan  adalah  bentuk  yang  murni  dan  aktualitas  yang  murni, 

karena itu pada‐Nya tak terdapat perubahan. 

Menurut  Aristoteles,  ada  tiga macam  substansi:  1.  yang  dapat 

diamati, diraba, dan dapat dihancurkan seperti  tumbuh‐tumbuhan dan 

binatang;  2.  yang  dapat  diamati  tapi  tak  dapat  dimusnahkan,  seperti 

benda‐benda  langit;  3.  yang  tak  dapat  diamati  dan  tak  dapat 

dihancurkan,  seperti  jiwa manusia  dan  juga  Tuhan.  Bagi  Aristoteles, 

Tuhan adalah sebab‐musabab pertama substansi dan aktualitas, yang  tak 

bisa digerakkan, adalah yang abadi. 

Mengenai jiwa, Aristoteles berpendapat bahwa jiwa adalah terikat 

pada  jasad, dan perpindahan  jiwa,  reinkarnasi, adalah  tak masuk akal. 

Jiwa dan jasad adalah berhubungan erat sebagaimana halnya bentuk dan 

materi. Jiwa adalah substansi dalam arti bentuk dari benda yang material 

yang  memiliki  kemampuan  di  dalam  dirinya.  Jiwa  adalah  sebab‐

musabab terakhir dari benda. 

Aristoteles menganggap materi  adalah pasif dan  tak berbentuk. 

Bentuk  adalah  aktif,  adalah  asal‐muasal  yang  aktif.  Filsafat Aristoteles 

yang  khas  ini,  yang  mempertentangkan  bentuk  dengan  materi,  dan 

mengubah bentuk menjadi hakikat  semua benda, adalah salah satu contoh 

yang  jelas‐jemelas  membawa  mundur  pemikiran  Yunani  kuno  dari 

materialisme ke  idealisme. Aristoteles mengajarkan pentingnya  tentang 

hakikat.  Yang  dimaksud  itu  tak  bisa  disamakan  dengan  keumuman. 

Menurut  Aristoteles,  “hakikatmu  adalah  bagaimana  sifatmu 

sesungguhnya.” 

Menurut  teori  pengenalan  Aristoteles,  perasaan  adalah  bentuk 

persepsi  tanpa  materi.  Aristoteles  mengakui  perasaan  sebagai 

pencerminan  bentuk  dari  materi.  Di  samping  itu,  ia  juga  mencatat 

perasaan  sebagai  sumber  pemikiran  teoretis.  Di  sini  Aristoteles 

menganut  sensualisme  yang  materialistis.  Marx  dan  Lenin  menilai 

tinggi  Aristoteles  sebagai  ahli  pikir  besar  yang  ensiklopedis.  Filsafat 

Aristoteles adalah goyang‐gemoyang antara materialisme dan idealisme. 

Salah  satu  dari  bagian  filsafat Aristoteles  yang  sangat  berharga 

adalah  ajarannya  mengenai  bermacam  jenis,  bentuk  gerak  dan 

perkembangan.  Aristoteles  mengungkap  enam  jenis  gerak.  Secara 

umum, gerak dipahami sebagai perubahan.   

Page 245: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VI — Filsafat Yunani Kuno | 197

Gerak  terjadi dalam:  1.  peristiwa  kelahiran, munculnya  sesuatu 

yang  baru;  2.  peristiwa  kehancuran,  rusak  atau  lenyapnya  sesuatu;         

3. perubahan dari keadaan yang satu ke keadaan yang lain; 4. peristiwa 

pertambahan;  5.  peristiwa  pengurangan;  6.  peristiwa  perpindahan, 

perubahan kedudukan.   

Teori  tentang gerak ajaran Aristoteles adalah hasil yang bernilai 

tinggi  yang  dicapai  oleh  ilmu  pengetahuan  Yunani  kuno. Herakleitos 

dan Demokritos  belum  lagi membedakan macam‐macam  jenis  gerak. 

Dari  para  filsuf  Yunani  kuno,  Aristoteles  adalah  yang  pertama 

menguraikan hal ini. 

Aristoteles secara mendalam menggarap masalah dialektika dan 

logika. Aristoteles membela prinsip‐prinsip pengetahuan  ilmiah dalam 

menggarap  masalah  logika.  Logika  Aristoteles  didasarkan  pada 

membedakan  secara  tajam  antara  kebenaran  dan  kepalsuan.  Ia 

menyatakan: Kebenaran adalah satunya pikiran dengan kenyataan. Di sini 

Aristoteles  adalah  penganut  materialisme  sejati.  Dasar  utama  dari 

pikiran  logika  menurut  Aristoteles  adalah  tak  diperkenankannya 

kontradiksi.  Katanya:  “Adalah  tidak  mungkin  yang  satu  dengan 

lawannya  itu  juga  terdapat  dalam  satu  pikiran.”  Dengan  prinsip 

mengeluarkan yang ketiga, “Jika  sekarang  terdapat kepalsuan,  sebagai 

penegasian kebenaran, maka  tak mungkin  semuanya palsu, atau  salah 

satu  dari  dua  yang  berkontradiksi  haruslah  benar.”  Aristoteles 

memahami  logika  sebagai  teori  pembuktian,  di mana  dibedakan  dua 

pihak;  hasilnya  ialah:  yang  umum  adalah  khusus  (induksi)  dan  hasil 

yang khusus dari keumuman. 

Aristoteles berjasa dalam mengungkap dan menganalisa masalah 

kategori.  Aristoteles mengajukan  sepuluh macam  klasifikasi  kategori:   

1.  hakikat—dasar  yang  terdapat  pada  semua  benda  lainnya  (misalnya 

manusia, kuda); 2. kuantitas  (panjang, dua atau  tiga meter); 3. kualitas 

(putih,  hitam);  4.  perbandingan  (besar,  kecil);  5.  tempat  (di  pasar);         

6.  waktu  (bilamana,  tahun  yang  lalu);  7.  kedudukan  (tegak,  tidur);         

8.  pemilikan  (sepatu,  senjata):  9.  tindakan;  10.  ketakutan.  Aristoteles 

berusaha  menetapkan  kategori  supaya  tiap‐tiapnya  berhubungan 

dengan  yang  lainnya  dan  untuk  memberi  kesempatan  mengenal 

sepenuhnya kehidupan. 

Aristoteles menjadikan masalah hukum‐hukum berpikir manusia 

sebagai objek studi khusus dan terperinci. Menurut Engels, “para filsuf 

Page 246: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

198 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Yunani kuno  semua  lahir  sebagai dialektikus alamiah, dan Aristoteles, 

intelektual  yang  paling  ensiklopedis  di  antara  mereka,  sudah 

menganalisa bentuk‐bentuk yang paling pokok dari pikiran dialektis.”192   

Menurut Aristoteles, matematika diserap dari semua gejala alam 

yang  banyak  segi  dengan  terpusat  pada  masalah  kuantitas.  Lenin 

mencatat bahwa pandangan Aristoteles ini mengandung dialektika. Para 

ahli  matematika  menghitung  ukuran  panas,  berat,  dan  lain‐lain 

“kontradiksi‐kontradiksi perasaan” dan hanya mengenai “yang bersifat 

kuantitas”  ...  tepat  seperti  juga halnya dalam hubungan dengan  segala 

yang  ada.  Lenin menulis:  “Di  sini,  terdapat  pandangan materialisme 

dialektis,  tapi secara kebetulan,  tidak konsekuen,  tidak dikembangkan, 

hanya sepintas lalu saja.”193 

Ciri  ensiklopedis  Aristoteles  dapat  dilihat  dari  kumpulan 

karyanya  yang  kaya  raya,  antara  lain:  Fisika,  Tentang  Kelahiran  dan 

Kehancuran,  Tentang  Cakrawala,  Meteorologi,  Sejarah  Makhluk  Hidup, 

Tentang  Kekhususan  Makhluk  Hidup,  Tentang  Lahirnya  Makhluk  Hidup. 

Dalam pandangan‐pandangan  filsafat  alam, Aristoteles  tampil dengan 

menggunakan  dialektika.  Pandangannya  tidak  konsekuen,  berpindah‐

pindah,  goyang‐gemoyang,  kadang‐kadang materialisme  dan  kadang‐

kadang idealisme. 

 

 

9. Epikurus 

 

EPIKURUS  (341—270  SM)  dari  Pulau  Samos  adalah  filsuf  yang 

melakukan  pendidikan  ateisme  dan  berusaha mengembangkan  dasar‐

dasar  materialisme.  Menurut  Epikurus,  dasar  dari  semua  yang  ada 

dalam  alam  adalah  bagian‐bagian materi  yang  tak  dapat  dibagi  lagi, 

yaitu atom‐atom yang bergerak dalam ruang hampa. Semua gejala alam 

adalah  terjadi  dari  perpaduan,  kombinasi  atom‐atom  yang  bergerak 

dalam  ruang  hampa.  Epikurus mengajarkan  bahwa  tidak  ada  sesuatu 

pun  yang  berasal  dari  yang  tidak  ada,  tidak  ada  sesuatu  pun  yang 

192 Friedrich Engels, Anti-Dühring, edisi bahasa Inggris, h.32, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1954. 193 V.I. Lenin: Fiilosofski Tyedradhi—Kumpulan Karya, edisi Rusia, cetakan V, Jilid XXIX, h.328, Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Penerbit Negara Literatur Politik), Moskwa, 1963.

Page 247: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VI — Filsafat Yunani Kuno | 199

terbentuk dari yang tidak ada.   

Dalam alam raya, tidak satu pun bisa masuk ke dalam alam dan 

melangsungkan  perubahan  terhadapnya.  Dengan  pandangan  ini, 

ditegakkanlah  gagasan  tentang  keabadian  dan  tentang  tak 

terhancurkannya materi.  Epikurus mengajarkan  bahwa  atom  tak  bisa 

dipecah dan  tak dapat diubah. Atom‐atom memiliki bermacam‐ragam 

bentuk.  Dengan  demikian  terjadilah  gejala‐gejala  alam  yang  tak 

terhingga jumlahnya.   

Epikurus  sudah  mengajarkan  tentang  berat  atom  dan  volume 

atom. Menurut  Epikurus,  benda‐benda  alam  yang  terdiri  dari  atom‐

atom, memiliki warna, bau, rasa, dan sifat‐sifat lain yang dapat diamati 

manusia.  Ajaran  Epikurus  mengenai  atom  menunjukkan  tingkat 

kemajuan materialisme  yang  sudah  tercapai  oleh  masyarakat  Yunani 

kuno  masa  itu.  Ini  memperkuat  kedudukan  ilmu  pengetahuan  atas 

pandangan‐pandangan  pemuja  kekuasaan  Tuhan  yang menggerakkan 

alam.   

Ajarannya  tentang  gerak  atom  yang  spontan merupakan  dasar 

penggunaan  dialektika  spontan  tentang  sumber‐dalam  dari  gerak 

materi.  Atom‐atom  yang  tak  terhingga  jumlahnya  dalam  alam  raya 

bergerak secara spontan. Gerak atom yang sembarangan menimbulkan 

perubahan  sudut pada arah gerak yang  semula mengikuti garis  lurus, 

menjadi  garis melengkung dan  berlangsungnya pemisahan‐pemisahan 

atom.   

Dari  ajaran  Epikurus  tentang  pemisahan  atom‐atom  secara 

spontan,  lahirlah  pandangan  tentang  sifat  dialektis  gerak  materi. 

Bersamaan dengan itu, dicampakkanlah pemahaman yang fatal tentang 

hukum‐hukum  alam.  Menurut  Epikurus,  keharusan  hukum  alam 

tidaklah berarti bahwa manusia adalah mainan nasib. Epikurus berkata, 

“Janganlah  memaksa  alam,  tunduklah  padanya;  kita  harus  tunduk 

kepadanya  dan menggunakan  kemauannya,  demikianlah  yang wajar, 

alamiah...”   

Menurut Epikurus,  tugas  filsuf adalah memberikan  teori umum 

tentang  alam,  terutama  tentang  gejala‐gejala  astronomi,  yang  berlaku 

dalam  fisika  atom.  Epikurus  menganggap  pandangan‐pandangan 

astronomi Plato tidak ilmiah. 

Kaum  materialis  Yunani  kuno  memperkuat  ajaran  kosmologi 

yang menyatakan  bahwa  alam  raya  adalah  abadi  dan  tak  berhingga. 

Page 248: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

200 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Bertolak dari prinsip‐prinsip teori pengenalan Epikurus, maka diakuilah 

pengaruh  sentuhan  bayangan  benda‐benda  alam  atas  alat‐alat  perasa 

manusia. Dari pandangan mata, penglihatan adalah hasil bayangan dari 

permukaan  benda  yang  menyentuh  mata  manusia.  Demikian  pula 

halnya mengenai pendengaran, penciuman, perasaan lainnya. Pemikiran 

yang bersifat teori adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari perasaan.   

Mengenai kebenaran dari pengenalan, Epikurus menolak semua 

keragu‐raguan  dalam  kemungkinan  mengenal  kebenaran  objektif. 

Epikurus  menolak  semua  campur‐tangan  Tuhan  terhadap 

perkembangan alam, terhadap nasib dunia dan nasib manusia. Menurut 

pengertiannya,  Tuhan  tak  mempunyai  hubungan  apa  pun  terhadap 

alam  dan  manusia.  Etika  Epikurus  mengandung  ciri  ateisme,  secara 

sadar diarahkan menentang takhayul keagamaan.   

Menurut  Epikurus,  tujuan  hidup  adalah  kesenangan, 

kebahagiaan.  Yang  dimaksud  dengan  kebahagiaan  adalah  tak  adanya 

penderitaan. Supaya bisa bebas menikmati kebahagiaan hidup duniawi, 

manusia  haruslah  berjuang  melawan  ketakutan,  yaitu  melawan 

ketakutan  akan  mati  dan  ketakutan  menghadapi  Tuhan.  Epikurus 

menyatakan,  “Demikianlah,  jika  kita  berbicara  bahwa  kebahagiaan 

adalah  tujuan  terakhir,  maka  tentu  yang  kita  maksudkan  bukanlah 

kebahagiaan cabul buaya darat dan bukanlah kenikmatan syaraf perasa 

manusia  sebagaimana yang dipikirkan oleh  sementara orang yang  tak 

tahu,  atau  oleh mereka  yang  tak memahami  secara  tepat,  tetapi  yang 

kita  inginkan  adalah  kebebasan  dari  penderitaan  jasmaniah  dan 

kebebasan dari kecemasan rohaniah.”194   

Menurut  Epikurus,  jalan  bagi  manusia  mencapai  kebahagiaan 

adalah  harus  melenyapkan  semua  ketakutan  pada  campur  tangan 

Tuhan  atas  penghidupan  manusia,  ketakutan  menghadapi  kematian, 

dan  ketakutan  menghadapi  dunia  akhirat.  Epikurus  membuktikan 

bahwa  semua  ketakutan  itu  tak  ada  dasarnya,  karena  Tuhan  tak  bisa 

campur  tangan  atas  kehidupan manusia.  Tuhan  tidak  hidup  di  alam 

kita, tapi hidup dalam sekejap waktu pada pikiran manusia. 

 

 

194 Epikurus: “Surat kepada Menoikeus”, dalam buku Matyerialisthi Dryevnyei Gryetskii – Kaum Materialis Yunani Kuno, h.211—212; dan Philosophen Lesebuch, Band 1, h.230, Dietz Verlag Berlin, 1988.

Page 249: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VI — Filsafat Yunani Kuno | 201

10. Titus Lukretius Carus 

 

TITUS  Lukretius  Carus  (kira‐kira  99—55  SM)  adalah  filsuf materialis 

yang mengembangkan pandangan‐pandangan materialisme Leukippos, 

Demokritos, dan Epikurus. Lukretius adalah seorang ateis yang militan. 

Ia ingin membebaskan manusia dari kegelapan tradisi keagamaan Roma 

yang  penuh  kekerasan.  Lukretius  berusaha  dengan  sistematis 

mengajarkan  pemahaman  tentang  alam  secara  materialistis.  Dalam 

ajarannya  mengenai  alam,  Lukretius  berbuat  menuruti  pandangan 

Epikurus. Lukretius mengajarkan bahwa  tidak satu pun bisa  lahir dari 

sesuatu yang tak ada. Jika benda‐benda bisa lahir dari sesuatu yang tak 

ada, maka tak perlu adanya keluarga untuk melahirkan turunan, maka 

orang bisa muncul berasal dari lautan, ikan dari tanah, ternak besar dan 

kecil muncul  dari  langit, maka  dari  setiap  pohon  akan muncul  buah‐

buahan apa saja. 

Lukretius  mengajarkan  tentang  keabadian  materi.  Lukretius 

menyatakan  bahwa  di  dunia  tak  ada  kehancuran  sepenuhnya,  tetapi 

hanyalah berlangsung penguraian benda‐benda yang rumit atas bagian‐

bagiannya,  unsur‐unsur  terkecil,  zat  asli  yang  tak  bisa  dilihat  dengan 

mata karena kecilnya. Kita  tak bisa melihat arus udara yang  terjadi di 

kala badai,  tetapi bisa melihat  akibat kerusakan yang ditimbulkannya. 

Di  pinggir  laut,  pakaian menjadi  lembab,  di  bawah  sinar matahari  ia 

menjadi kering, tapi kita tidak melihat muncul dan lenyapnya zat cairan 

yang membikin lembab itu.   

Lukretius mengajarkan  bahwa  yang  ada di  alam  raya  hanyalah 

benda dan  ruang  hampa. Pori‐pori  pada  benda dan  berat  jenis  benda 

yang  berbeda‐beda menunjukkan  adanya  ruang  hampa.  Semua  yang 

lain  yang  kita  kenal  adalah  sifat‐sifat,  ciri‐ciri  benda  atau  gejala‐

gejalanya.  Sifat‐sifat  benda  ada  secara  objektif,  tapi  bukanlah  ada 

dengan  berdiri  sendiri.  Sifat‐sifat  itu  tak  bisa  terlepas  dari  bendanya. 

Misalnya berat pada batu, panas pada api, kelembaban pada air. 

Menurut  Lukretius, waktu  adalah  juga  sifat materi.  Tidak  ada 

waktu  yang  berdiri  sendiri,  terlepas  dari  gerak  benda. Adanya waktu 

tergantung pada adanya materi yang bergerak.   

Lukretius memahami tiga macam gerak zat asli: 1. Gerak karena 

dorongan; 2. Gerak ke bawah menurut garis  lurus  sebagai akibat gaya 

berat;  3.  Gerak  sendiri  yang  sembarangan,  yang  membawa  zat  asli 

Page 250: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

202 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

keluar dari gerak garis lurus.   

Pikiran  tentang  perubahan  arah  gerak  zat  asli  yang  bersumber 

dari gerak‐sendiri, swa‐gerak yang sembarangan dari zat‐zat asli adalah 

ciri dialektika spontan dari pandangan‐pandangan Lukretius. Gerak tak 

bisa dipisahkan dari materi, dan gerak‐sendiri, swa‐gerak sembarangan 

terjadi tanpa segala campur tangan Tuhan.   

Lukretius  bertanya,  “Jika  Tuhan  mengatur  dunia,  maka  dari 

mana  datangnya  ketidakadilan,  malapetaka,  penderitaan  dan 

kemiskinan?  Tidak,  bagi  kita  sama  sekali  tidak  ada  perilaku  Tuhan 

terhadap gejala‐gejala alam itu.”195   

Mengikuti Epikurus, Lukretius mengkritik pandangan Plato yang 

menyatakan  eksistensi  roh  atau  jiwa  yang  berdiri  sendiri,  di  luar 

jasmani. Lukretius membantah pandangan para penganut ajaran atomis 

yang  percaya  bahwa  tabrakan  zat‐zat  asli  bisa menjelaskan  kecepatan 

lebih  tinggi  gerak  zat‐zat  asli  yang  lebih  berat  dalam  ruang  hampa. 

Terbentuknya  dunia  menurut  pandangannya  dapat  dijelaskan  hanya 

dengan  syarat‐syarat  internal  gerak  spontan  yang  menyebabkan 

penyelewengan alur gerak zat‐zat asli. Dengan demikian, dalam ajaran 

Lukretius  muncul  gagasan  dialektis  tentang  gerak  kontinu  yang 

berhubungan dengan materi, yaitu  swa‐gerak yang berlangsung  tanpa 

campur‐tangan Tuhan. 

Dengan  melanjutkan  tradisi  materialisme  antik,  Lukretius 

membuktikan  secara menyeluruh  tentang  perubahan‐perubahan  alam 

yang  terus‐menerus,  memaparkan  bahwa  berlangsung  pembentukan 

dan  kehancuran  benda‐benda  alam  yang  terus‐menerus,  berlangsung 

pembaruan  alam  yang  tak henti‐hentinya.  Ini  terjadi  lewat:  lahir  yang 

satu, lenyap yang lain. Karena gerak zat‐zat asli yang tak henti‐hentinya 

selama waktu  tak  berhingga,  sesama mereka  terjadi  saling  bergabung 

yang  tak  terhitung  jumlahnya.  Dari  sinilah  datangnya  semua  gejala 

alam.  Lukretius  berusaha  menjelaskan  sebab‐musabab  alamiah 

terbentuknya  bumi,  laut,  langit,  benda‐benda  bersinar  di  alam  raya, 

kehidupan  di  bumi,  tumbuh‐tumbuhan,  hujan  dan  akhirnya manusia. 

Juga dijelaskan dari segi pandangan atomisme kuno  tentang  terjadinya 

berbagai  gejala  alam  seperti  guruh  dan  petir,  hujan,  embun,  topan, 

195 Lukretius, De Rerum Natura—O Prirodye Vesyei—Tentang Sifat Zat-Zat, I Izdatel'stvo Akademii Nauk SSSR (Balai Penerbitan Akademi Ilmu Pengetahuan URSS), 1945, h.295.

Page 251: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VI — Filsafat Yunani Kuno | 203

angin,  hujan  es,  salju,  embun  beku,  gempa  bumi,  ledakan  gunung 

berapi,  sifat‐sifat  besi  berani  dan  lain‐lain.  Juga  terdapat  keterangan 

yang orisinal, walaupun masih belum ilmiah, seperti mengenai gerhana‐

gerhana matahari dan bulan, dan gejala‐gejala astronomi lainnya.   

Lukretius menyebut  ajaran  tentang  reinkarnasi  sebagai  omong 

kosong. Tak  terpisahkannya  roh dari  jasmani,  jiwa dari  badan,  adalah 

bukti  bahwa  hidup  di  akhirat  atau  “pembalasan  di  akhirat”  adalah 

omong  kosong  belaka.  Lukretius mengajarkan  bahwa makhluk  hidup 

lahir dari  alam  anorganik dengan  cara  lahir  sendiri. Bumi yang muda 

melahirkan  organisme  menurut  urutan:  mula‐mula  muncul  tumbuh‐

tumbuhan, kemudian binatang, dan akhirnya manusia. Sekarang ini, di 

kala  bumi  sudah  menua,  melalui  kelahiran  sendiri,  di  bumi  hanya 

muncul  binatang‐binatang  kecil.  Dengan  demikian,  Lukretius 

menjelaskan  tentang  lenyap  dan  punahnya  sementara  hewan  dan 

tumbuh‐tumbuhan di permukaan bumi.   

Lukretius  mengkritik  ajaran  Empedokles  mengenai  terjadinya 

keajaiban, yaitu mukjizat  tentang munculnya makhluk hidup  setengah 

hewan,  setengah  manusia.  Lukretius  dengan  keras  menentang 

ketakutan  akan  mati.  Mati  itu  tidak  apa‐apa.  Mati  adalah  bukan 

penderitaan,  tetapi  adalah  penyelamatan  dari  penderitaan.  Sesudah 

mati, kita  sudah  tak ada, maka  tak ada  lagi perasaan kepekaan  syaraf. 

Perasaan takut akan mati terdapat pada manusia, karena tak tahu akan 

hukum alam. 

Teori  pengenalan  Lukretius  mengandung  ciri  materialisme.  Ia 

bertolak dari  pengakuan  bahwa  persepsi dari  tanggapan  syaraf‐syaraf 

perasa  memberi  pengenalan  objektif  tentang  kenyataan,  dan  bahwa 

kualitas barang (benda) ada secara objektif, bukan hanya dalam persepsi 

kita. Saling pengaruh antara zat‐zat asli yang berlangsung di luar benda‐

benda  yang  ditangkap  syaraf‐syaraf  perasa  menimbulkaan  perasaan, 

sinyal‐sinyal  mana  diolah  oleh  otak,  dan  menghasilkan  pengenalan 

pertama.   

Lukretius mengembangkan  ajaran  Epikurus  tentang  banyaknya 

sebab‐sebab  gejala  alam  dan  dibuangnya  hal‐hal  gaib,  dibuangnya 

mukjizat  dalam  menjelaskan  gejala‐gejala  alam  serta  masyarakat.  Ini 

merupakan  sumbangan  sangat  bernilai  bagi  ajaran  Epikurus  tentang 

teori sebab‐musabab yang materialistis.   

Lukretius mengembangkan filsafat materialisme dengan berjuang 

Page 252: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

204 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

sangat  sengit  melawan  bermacam‐ragam  idealisme:  melawan  ajaran 

Plato  tentang  jiwa  yang  tak  mati‐mati;  melawan  ajaran  Aritoteles 

tentang  “sebab‐sebab  yang  ada  tujuan”,  melawan  ajaran  Pythagoras 

mengenai  berpindah‐pindahnya  jiwa  dan  seterusnya.  Dengan  sangat 

kuat  Lukretius  menentang  ajaran  idealisme  religius  kaum  Stoikus 

mengenai Tuhan. Lukretius mempertentangkan kesewenang‐wenangan 

ajaran  ketuhanan  dengan  hukum  alam  yang  tak  dapat  dilawan, 

membuktikan bahwa alam  terbentuk sendiri  tanpa segala bantuan dari 

yang mahakuasa.   

Lukretius  adalah  seorang  pendidik  ateis  yang  berusaha  sampai 

akhir  mencabut  akar  kepercayaan  pada  Tuhan.  Menurut  Lukretius, 

munculnya  agama  datang  dari  ketakutan  orang‐orang  yang  tak 

berpengetahuan, manusia purba yang  takut  akan kekuatan  alam yang 

mengerikan, dan juga dari khayalan manusia yang tidak benar, dan dari 

ketidaktahuan sebab‐sebab alamiah semua yang terjadi.   

Dengan menerangkan  bahwa  Tuhan  lahir  dari  fantasi manusia, 

Lukretius melebihi Epikurus, maju  lebih  jauh dengan  ateismenya dan 

mengkritik ajaran mengenai adanya Tuhan yang menghuni celah‐celah 

ruang  alam.  Lukretius  memaparkan  tentang  sifat‐sifat  Tuhan  yang 

sepenuhnya  tak dapat dipahami oleh perasaan, oleh akal manusia dan 

yang tak ada hubungannya dengan semua yang ada. 

Menurut  ajaran  Lukretius,  perkembangan  masyarakat  juga 

tunduk  pada  hukum  yang  tak  dapat  dilawan,  kalau  tidak  demikian, 

berhentilah  perkembangan  turunan  manusia.  Dengan  memaparkan 

pandangan  materialismenya,  Lukretius  menyerukan  agar  manusia 

berpandangan sendiri, melakukan penelitian atas alam dan melakukan 

pencarian  lebih  lanjut.  Lukretius  berpendapat  bahwa  untuk 

perkembangan masyarakat diperlukan tenaga penggeraknya. Kemajuan 

kemanusiaan adalah hasil dari perkembangan rasio. 

Filsafat  Lukretius  memihak  dan  mengabdi  pada  kaum  yang 

mengalami  penindasan  agama, melawan  kekuasaan  kaum  agama  dan 

feodal yang memerintah. Lukretius dimusuhi kaum penguasa, ditindak, 

dihukum.  Penyebaran  ajaran‐ajarannya  dilarang.  Barulah  tahun  1473 

karya‐karya Lukretius bebas diterbitkan. 

 

Page 253: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VII — Kemenangan-Kemenangan Materialisme dalam Sejarah | 205

 

 

 

 

 

VII 

Kemenangan‐Kemenangan Materialisme dalam Sejarah  

 

 

 

 

1. Pikiran Bertolak dari Kenyataan 

 

DARI galian makam‐makam kuno  semenjak  zaman periode paleoletik 

tua, zaman batu tua (kira‐kira 40.000—18.000 tahun yang lalu), semenjak 

terdapatnya Homo Sapiens,  sudah  terbukti adanya kepercayaan manusia 

atau  kepercayaan  agama.  Manusia  percaya  akan  adanya  kehidupan 

sesudah  meninggal.  Ini  dibuktikan  dengan  peninggalan‐peninggalan 

berbagai  jenis makanan mendampingi mayat‐mayat  yang dikuburkan. 

Ini  berarti  bahwa  terdapat  gagasan  tentang  adanya  kelanjutan  hidup 

sesudah meninggal.   

Zaman  neolitik  juga  dikenal  sebagai  zaman  batu  baru, 

diperkirakan  berlangsung  di  seluruh  dunia  antara  tahun  5000  hingga 

3000 SM. Sejarah awal manusia bermula pada akhir zaman neolitik  ini. 

Zaman neolitik telah menunjukkan perubahan kehidupan manusia yang 

amat besar. Daerah kediaman orang neolitik ialah lembah Sungai  Indus 

di  India,  lembah  Sungai  Kuning  (Huang  He)  di  Tiongkok,  lembah 

Sungai Euphrates dan Tigris di Timur Tengah, di sejumlah negeri Timur 

Tengah,  di  Kepulauan  Aegea,  di  daerah  Balkan,  semenanjung  Iberia, 

Perancis,  Inggris,  dan  Skandinavia,  melukiskan  jasad  wanita.  Ini 

melambangkan  pujaan  pada  wanita  di  zaman  itu. Wanita  jadi  pujaan, 

dipuja sebagai juru selamat, sebagai dewi yang dihormati. 

Pada  permulaan  zaman  tembaga  terdapat  bukti‐bukti  kebiasaan 

memuja  matahari.  Matahari  dipuja  sebagai  sumber  kemakmuran. 

Matahari  dilukiskan  dalam  bentuk  piring  bundar,  lingkaran  yang 

memancarkan  sinar  dan  tanpa  sinar.  Pujaan  pada  matahari 

Page 254: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

206 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

menunjukkan  kenyataan  adanya  hubungan manusia  yang melakukan 

pertanian,  yang  menginginkan  kesuburan  yang  bersumber  dari  sinar 

matahari.  Hasil‐hasil  penggalian  makam‐makam  kuno  menunjukkan 

terjadinya pemujaan oleh manusia terhadap benda‐benda konkret yang 

berpengaruh besar bagi kehidupan. 

Berpikir  dengan  bertolak  dari  kenyataan,  lahirnya  pikiran  yang 

mencerminkan  kenyataan  adalah  wujud  nyata  dari  kecambah 

materialisme.  Semenjak dari  sejarah Tiongkok,  India, dan Yunani Kuno 

telah  lahir materialisme  primitif, materialisme  spontan,  yaitu  pikiran  yang 

bertolak dari kenyataan. 

Thales  dari Miletus  (624—546  SM),  bapak  filsuf  Yunani  kuno, 

dijuluki  Bapak  Ilmu  Pengetahuan  oleh  Bertrand  Russel  yang 

menyatakan bahwa “filsafat Barat dimulai dengan Thales”. Thales telah 

memaparkan  masalah  fenomena  alam,  menyatakan  bahwa  air  adalah 

asal‐usul dari segala‐galanya di alam raya.   

Bertolak  dari  kenyataan  alam,  dengan  menyimpulkan 

pengalaman dari kehidupan nyata,  ilmu  fisika berkembang pesat. Dari 

teori  atom  Leukippus  (paro  pertama  abad  ke‐5  SM)  dan  Demokritos 

(kira‐kira 460—370 SM) yang menyatakan  segala‐galanya di alam  raya 

terdiri dari unsur terkecil yang tak dapat dibagi lagi yang disebut atom.   

Tahun 1808 berkembang menjadi  teori  atom  John Dalton  (1766—

1844) yang dikembangkan  lagi oleh Joseph John Thomson (1856—1940) 

yang menyatakan  bahwa dalam  atom  ada  elektron, partikel  bermuatan 

listrik negatif. Kemudian dikembangkan  lagi oleh  teori  atom Rutherford 

yang menyatakan: atom memiliki inti atom bermuatan listrik positif yang 

merupakan  pusat  massa  atom,  elektron  bergerak  mengelilingi  inti 

dengan  kecepatan  yang  sangat  tinggi,  sebagian  besar  partikel  alfa  (α) 

lewat  tanpa  mengalami  pembelokkan/hambatan,  sebagian  kecil 

dibelokkan,  dan  sedikit  sekali  yang  dipantulkan;  partikel  alfa 

dipancarkan oleh inti atom yang radioaktif seperti uranium atau radium 

dalam  proses  yang  disebut  dengan  peluruhan  alfa.  Kadang‐kadang 

proses ini membuat inti atom berada dalam keadaan gairah (excited state) 

dan  akan memancarkan  sinar  gamma  untuk membuang  energi  yang 

lebih. 

Pada  tahun  1913,  teori  atom  Ernest  Rutherford  (1871—1937) 

disempurnakan oleh Niels Henrik David Bohr (1885—1962). Kelemahan 

teori atom Rutherford diperbaiki oleh Neils Bohr dengan postulat Bohr: 

Page 255: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VII — Kemenangan-Kemenangan Materialisme dalam Sejarah | 207

menurut  model  atom  Bohr,  atom  terdiri  dari  beberapa  kulit  untuk 

tempat berpindahnya elektron. Elektron‐elektron yang mengelilingi inti 

mempunyai  lintasan dan energi  tertentu; dalam orbital  tertentu, energi 

elektron adalah tetap; elektron akan menyerap energi  jika berpindah ke 

orbit yang  lebih  luar dan akan membebaskan energi  jika berpindah ke 

orbit yang lebih dalam. 

Dalam fisika nuklir, berlangsungnya fusi nuklir yaitu reaksi nuklir 

di mana terjadi tabrakan dua atau lebih inti atom dalam kecepatan yang 

sangat  tinggi  yang  membentuk  jenis  inti  atom  baru.  Peristiwa  ini 

mengeluarkan energi yang besar. Demikianlah energi yang dipancarkan 

matahari ke alam raya, yaitu adalah hasil reaksi nuklir yang terjadi dari 

tabrakan  inti  hidrogen  dan  terbentuknya  inti  helium.  Peristiwa  fusi 

nuklir adalah proses yang menjadi sumber energi bintang‐bintang yang 

aktif.  Fisika  nuklir  telah  memberi  urun  bagi  ditemukannya  sumber 

energi  yang  besar  untuk  pembangkit  tenaga  listrik.  Pengenalan, 

pemahaman dan penguasaan akan hukum alam  telah bermanfaat bagi 

kehidupan  umat  manusia.  Inilah  salah  satu  hasil  pandangan  ilmiah 

bertolak dari kenyataan, hasil pandangan materialisme. 

Di kala mekanika Newton  (1643—1727)  tidak memadai  lagi untuk 

menerangkan hal ihwal gerak materi yang rumit dan supra halus, maka 

tampillah mekanika kuantum dengan teori kuantum Niels Bohr yang bisa 

menerangkan  dan  menghitung  gaya  dan  gerak  yang  terjadi  dalam 

proses perubahan  inti nuklir. Teori  relativitas Einstein  (1879—1955)  telah 

membawa maju fisika hingga dapat menghitung saling hubungan massa 

dan  energi dengan  rumusnya  yang  terkenal: Energi  sama  dengan massa 

dikalikan  dengan  kuadrat  kecepatan  sinar.  Penemuan  tenaga  nuklir 

merupakan  langkah  besar  maju  untuk  memanfaatkan  alam.  Sampai 

awal abad ke‐20 manusia hanya mengenal dua macam gaya dalam alam 

semesta, yaitu gaya tarik bumi (gravitasi) dan gaya elektromagnet. Kini 

dikenal  gaya  (tenaga)  nuklir  yang  besar  sekali.  Hasil  besar  dari 

mekanika kuantum adalah dapat membuktikan bahwa sifat‐sifat benda 

alam,  struktur  atom  dan  molekul,  dapat  sepenuhnya  diterangkan 

sebagai gaya listrik antara elektron dan nuklir. Dengan mempelajari inti 

atom, manusia menemukan  tenaga baru alam yaitu  tenaga  inti,  tenaga 

nuklir yang  luar  biasa  besarnya. Perkembangan  fisika plasma, dengan 

fusi‐nuklir  telah  membawa  manusia  sampai  pada  taraf  menjelang 

Page 256: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

208 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

mampu menciptakan  energi yang  tak habis‐habisnya  seperti matahari, 

menciptakan matahari buatan manusia. 

Asal mula ajaran‐ajaran  filsafat Yunani kuno adalah dari Milesia 

abad  ke‐ke‐6  SM,  dipimpin  oleh  Thales  yang  mengajarkan  bahwa 

kesatuan materi adalah dasar universal dari alam raya (segala‐galanya). 

Diajarkan,  bahwa  segala‐galanya  berasal  dari  satu materi  yang  dasar. 

Ciri pokok dari alam semesta adalah:—penjadian yang terus‐menerus—

yang terdapat pada unsur asal‐muasal, yang menurut Thales adalah air. 

Air adalah asal dari segala‐galanya. 

Menurut  pengikutnya, Anaximander,  dasar  dari  segala‐galanya 

bukan air,  tapi adalah apeiron, sesuatu yang  tak  terhingga, yang kacau‐

balau, yang secara abadi bertindak terhadap semua hal ihwal dan yang 

di dalamnya berisikan prinsip‐prinsip yang kontradiktif, prinsip‐prinsip 

yang saling bertentangan. Anaximenes dari Miletus menganggap unsur 

yang  tak  terhingga  ini  adalah  sumber  dari  segala‐galanya.  Segala‐

galanya adalah terbentuk dari unsur ini, yaitu udara yang bisa memadat 

dan  mengembang  dan  dengan  napasnya  melahirkan  segala‐gala 

sebagaimana  jiwa.  Sejumlah  ahli  pikir  abad  kelima  sebelum  masehi 

menganut paham ini seperti Hippon (abad ke‐5 SM), Idaeus (abad ke‐5 

SM), dan Diogenes (412 atau 404—323 SM) dari Apollonia.   

Materialisme  berkembang  maju  melewati  perjuangan  melawan 

musuh‐musuh kebenaran. Di Yunani purba, kaum aristokrat reaksioner 

memusnahkan  karya‐karya  ahli  filsafat  materialis  Demokritos,  filsuf 

yang merumuskan  teori  atom,  yaitu materi  yang  terkecil  adalah  atom 

yang tak dapat dibagi lagi, yang menolak campur tangan kekuatan gaib 

di  dalam  alam  dan  urusan‐urusan  manusia.  Anaxagoras  menganut 

pandangan bahwa Nous  (Pikiran) adalah yang mengatur alam  semesta, 

dibuang dari Athena sebagai seorang ateis.   

Epikurus  pengikut  Demokritos  yang  telah  membebaskan 

manusia  dari  rasa  takut  terhadap  kekuatan  gaib  dan  membela 

kebenaran  ilmu,  dengan  ajarannya  yang  terkenal  “Jangan  takut  pada 

Tuhan,  jangan  khawatir  akan mati;  yang  baik  itu  gampang  diperdapat;  yang 

mengerikan  itu gampang diatasi.” Maka  selama dua  ribu  tahun Epikurus 

dikutuk  oleh  pemimpin  gereja,  yang  secara  palsu  melukiskannya 

sebagai musuh kesusilaan dan penyebar kejahatan. 

Perpustakaan  Iskandariah yang  terkenal  itu mempunyai 700.000 

karya  penulis‐penulis  dari  sarjana‐sarjana  purba,  telah  dibakar  oleh 

Page 257: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VII — Kemenangan-Kemenangan Materialisme dalam Sejarah | 209

pendeta‐pendeta Kristen pada tahun 391 masehi. Paus Gregory I (590—

604),  seorang musuh  bebuyutan  dari  ilmu  dan  pengetahuan  sekuler, 

memusnahkan banyak karya‐karya berharga dari penulis‐penulis purba, 

terutama karya‐karya ahli filsafat materialis. 

Inkuisisi,  alat  ciptaan  Paus  untuk menindas  semua  perlawanan 

terhadap  Gereja  Katolik,  dengan  biadab  mengejar‐ngejar  semua  ahli 

pikir progresif. Pada tahun 1600, atas perintah inkuisisi, Giordano Bruno 

(1548—1600),  ahli  filsafat  dan  sarjana  besar  yang  mempertahankan 

ajaran Copernicus (1473—1543), dibakar hidup‐hidup. Pada tahun 1619, 

seorang  ahli  pikir  besar  lainnya,  Lucilio  Vanini  (1585—1619)  telah 

dibunuh di Toulouse, Perancis—atas perintah inkuisisi, lidahnya dicabut 

dan kemudian ia dibakar hidup‐hidup.   

Inkuisisi  berusaha  memaksa  Galileo  Galilei  (1564—1642),  ahli 

ilmu  falak  Italia yang  terkenal yang membela  teori Copernicus, untuk 

melepaskan  pandangan‐pandangannya.  Voltaire  (1694—1778),  ahli 

filsafat Perancis yang besar dari mazhab penerangan, telah dipenjarakan 

di dalam penjara Bastille. Ahli filsafat materialis Perancis lain dari abad 

ke‐18, Diderot (1713—1784), juga dijebloskan ke dalam penjara.196 

 

 

2. Dari Antroposentris sampai Heliosentris 

 

SAMPAI  abad  ke‐17,  pemahaman manusia  akan  alam  semesta  sudah 

melewati  berbagai  tingkat  perkembangan. Mulai  dari manusia  purba 

yang menganggap dirinya adalah pusat alam semesta, dirinya manusia 

adalah  pusat  alam  semesta—antroposentris;  berkembang menjadi  bumi 

sebagai  pusat  alam  raya—geosentris;  kemudian  menjadi  matahari 

sebagai pusat peredaran  alam  raya—heliosentris. Aristarchus  (310—230 

SM)  telah  mengatakan  bahwa  bumi  mengelilingi  matahari,  tetapi 

teorinya  ditolak  karena  tidak  sesuai  dengan  kepercayaan  agama  dan 

filsafat masa itu. 

Dari  praktek  dalam  penghidupan,  pengetahuan  manusia  jadi 

berkembang  maju.  Praktek  yang  mengharuskan  serba  menghitung, 

menyebabkan  lahirnya  ilmu  hitung:  aritmetika,  matematika,  aljabar, 

196 Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy, Osnovhii Marksizma Leninizma, Ucyebnoye Posobiye, Izdaniye vtoroye, Moskwa, 1962, h.11—12.

Page 258: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

210 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

ilmu  ukur  sudut,  ilmu  ukur  bidang,  ilmu  ukur  ruang,  sampai  aljabar 

tinggi: hitungan diferensial dan  integral. Maka tersusunlah matematika 

Euklides. Untuk penghitungan gerak dalam  fisika modern yang  rumit, 

tak  memadai  lagi  ilmu  hitung  Euklides,  lahirlah  matematika 

Lobachevsky, Nikolai Ivanovich Lobachevsky. Demikian pula di bidang 

ilmu  fisika. Mekanika Newton  yang  berdominasi  dalam  bidang  fisika 

semenjak abad ke‐17 sudah tak memadai lagi untuk penghitungan gerak 

dalam  fisika  nuklir, maka muncullah  mekanika  kuantum.  Fisika  klasik 

bisa  menjelaskan  gerak‐gerik  materi  dan  energi  dalam  skala 

makroskopis,  yaitu  yang  dalam  skala  dapat  dipantau  pancaindera 

manusia, termasuk gerak‐gerik benda‐benda alam angkasa raya. Ia tetap 

menjadi kunci untuk pengukuran berbagai bidang  teknologi dan  ilmu 

pengetahuan  modern.  Di  samping  itu,  pada  akhir  abad  ke‐19  para 

sarjana  menemukan  fenomena  dalam  dunia  mikro,  yaitu  masalah 

mengukur  gerak  dalam  inti  nuklir  yang  tak  dapat  dijelaskan  dengan 

fisika  klasik. Dengan  demikian,  seiring  dengan munculnjya  teori  atom 

Ernest  Rutherford  tampillah  mekanika  kuantum  yang  dipelopori  oleh 

Niels Bohr. Ini adalah suatu revolusi besar dalam fisika. 

Mekanika  kuantum adalah  cabang dasar  fisika yang menggantikan 

mekanika klasik pada tataran atom dan sub‐atom. Ilmu ini memberikan 

kerangka matematika untuk berbagai cabang fisika dan kimia, termasuk 

fisika  atom,  fisika molekular,  kimia  komputasi,  kimia  kuantum,  fisika 

partikel,  dan  fisika  nuklir. Mekanika  kuantum  adalah  bagian  dari  teori 

medan  kuantum  dan  fisika  kuantum  umum,  yang  bersama  relativitas 

umum merupakan salah satu pilar fisika modern.   

Dasar  dari  mekanika  kuantum  adalah  bahwa  energi  itu  tidak 

kontinu,  tapi  diskrit—berupa  ‘paket’  atau  ‘kuanta.  Konsep  ini  cukup 

revolusioner, karena bertentangan dengan  fisika klasik yang berasumsi 

bahwa energi itu berkesinambungan.197 

 

 

3. Hakikat Teori Relativitas Einstein Materialistis 

 

SEPTEMBER  1905  disiarkan  tulisan  Albert  Einstein  berjudul  Tentang 

Elektrodinamika  Benda‐Benda  yang  Bergerak.  Tulisan  ini merupakan  titik 

197 Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

Page 259: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VII — Kemenangan-Kemenangan Materialisme dalam Sejarah | 211

balik  dari  sejarah  fisika,  bahkan  lebih  dari  itu  adalah  titik  balik  dari 

sejarah  seluruh  pemikiran  hidup manusia.198  Teori Relativitas Einstein 

adalah bukan saja teori fisika, tapi juga teori filsafat.199 

Teori  relativitas  Einstein  adalah  teori  yang  revolusioner.  Ia 

menyisihkan  pandangan  lama  yang  metafisis  mengenai  alam  dan 

bersamaan  dengan  itu  ia  menampilkan  pandangan  baru  yang  lebih 

dalam yang isinya adalah objektif materialistis dan dialektis.200 

Penemuan  prinsip  relativitas  dari  gerak  adalah  satu  penemuan 

terbesar manusia dalam  fisika. Fisika  tak akan bisa berkembang  tanpa 

teori ini. Kita pantas menyamakannya dengan kejenialan Galileo Galilei 

yang dengan tegas menentang ajaran Aristoteles yang berdominasi dan 

didukung  kuat  Gereja  Katolik  waktu  itu. Menurut  Aristoteles,  suatu 

gerak  hanya mungkin  jika  ada  gaya  yang menggerakkan,  dan  tanpa 

gaya, gerak  itu pasti berhenti. Galilei membuktikan  sebaliknya, dalam 

berbagai percobaan yang brilian, ia menunjukkan bahwa adalah gesekan 

yang menyebabkan benda bergerak  jadi berhenti dan suatu benda yang 

begitu  digerakkan  akan  terus  bergerak  selama‐lamanya  jika  tidak  ada 

gesekan.201 

Pandangan fisika klasik dalam mekanika menjadi berubah setelah 

dipelajari dan ditemukannya medan  elektromagnet  sebagai objek khusus 

materi.  Ternyata materi  tidak  hanya  berwujud  benda,  tapi  juga  dalam 

bentuk medan elektromagnet. Dengan teorinya, Einstein mendapatkan alat 

yang kuat untuk meneliti masalah hubungan materi dengan gerak. Maka 

jelas‐jemelas arti filosofis dari keuniversalan dari relativitas gerak.202 

Pada  1905,  Einstein  mengembangkan  teori  relativitas  khusus 

sampai  menghasilkan  rumus  ekuivalen  (kesamaan)  massa  dan  energi. 

Dikemukakan bahwa inertia dari suatu objek adalah tergantung pada isi 

198 B.G. Kuznetsov, Besedni O Teorii Otnositel'nosti, Vtoroye Izdaniye (Percakapan Tentang Teori Relativitas Edisi Kedua), Izdatyelstvo Akademii Nauk SSSR (Penerbit Akademi Ilmu Pengetahuan URSS), Moskwa, 1963, h.3. 199 B.G. Kuznetsof, Etyudy Ob Eynshteyne (Studi Tentang Einstein), Izdatyelstvo “Nauka” (Penerbit Nauka), Moskwa, 1965, h.8. 200 M.V. Mostyepanyenko, Materialisticheskaya Sushchnost' Teorii Otnositel'nosti Eynshteyna (Inti dari Teori Relativitas Materialis), Izdatel'stvo Sotsial'nno-Ekonomicheskoy Literaturnyy (Penerbit Literatur Sosial Ekonomi), Moskwa, 1962. 201 L. Landau, Y. Rumier, What is the Theory of Relativity, Foreign Languages Publishing House, Moscow, tt, h.21. 202 M.V. Mostyepanyenko, op.cit., h.53—54.

Page 260: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

212 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

energinya.  Secara matematis  dirumuskannya  dengan  persamaan  yang 

terkenal:  E=mc2,  energi  sama  dengan massa  dikalikan  dengan  kecepatan 

sinar  kuadrat  (E=energi;  m=massa;  c=kecepatan  sinar).  Inertia  adalah 

kecenderungan  suatu  objek  bertahan  terhadap  percepatan  (tambahan 

kecepatan),  kecenderungan  suatu  objek untuk  tetap  tinggal diam  atau 

untuk tetap bergerak dalam garis lurus, jika tidak dipengaruhi oleh gaya 

luar. 

Einstein  bukanlah  orang  pertama  yang memaparkan  hubungan 

antara massa dan  energi. Namun Einstein  adalah  sarjana pertama yang 

mengusulkan  rumus E=mc2 dan  yang pertama memaparkan  ekuivalen 

massa  dan  energi  sebagai  prinsip  fundamental  yang  lahir  dari  simetri 

relativistis dari  ruang dan waktu. Ruang dan waktu  adalah perwujudan 

materi yang terdapat ada di luar kemauan dan pikiran manusia. 

Rumus  E=mc2  adalah  berguna  untuk memahami  jumlah  energi 

yang  dikeluarkan  dalam  reaksi  fissi.  Hubungan  antara  rumus  E=mc2 

dengan energi nuklir sudah demikian melekatnya, maka rumus ini telah 

menjadi  persamaan  terkenal  secara  sedunia.  Bagaimanapun  juga,  teori 

relativitas  Einstein  terutama  rumus  yang  terkenal  E=mc2  memainkan 

peranan  penting  dalam  teori  fissi  yang  diperlukan  untuk  pembuatan 

bom nuklir.203   

Fissi nuklir adalah proses dalam fisika nuklir atau kimia nuklir, di 

mana berlangsung reaksi nuklir atau proses penghancuran radioaktif, di 

mana  inti  sebuah  atom  terpecah  menjadi  bagian‐bagian  lebih  kecil. 

Proses  fissi menghasilkan  neutron  dan  foton  yang  bebas  dalam  bentuk 

sinar gamma, dan melepaskan energi dalam jumlah sangat besar. 

Dari  rumus  persamaan  Einstein  E=mc2  terungkap  saling 

hubungan yang materialistis  antara  energi, massa materi,  kecepatan  sinar 

merambat. Ini semua terjadi dalam ruang dan waktu tertentu. Semuanya 

memanifestasikan saling hubungan materiil. 

Semua proses kejadian di alam semesta berlangsung dalam waktu 

tertentu.  Waktu  itu  ada,  tak  tergantung  pada  kemauan  atau  pikiran 

manusia. Karena  itu, waktu  adalah  salah  satu  bentuk  eksistensi materi. 

Pengertian  waktu  memainkan  peranan  sangat  penting  dalam  fisika. 

Fisika klasik bertolak dari pandangan bahwa waktu mengalir secara sama 

dalam  semua  sistem  material.  Pandangan  ini  ternyata  tidak  benar. 

203 David Bodanis, E=mc2: A Biography of the World's Most Famous Equation, New York: Walker, 2000.

Page 261: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VII — Kemenangan-Kemenangan Materialisme dalam Sejarah | 213

Sesudah ditemukannya teori relativitas Einstein, dengan pengakuan atas 

bumi adalah bundar, dan terbuktinya kecepatan sinar merambat adalah 

konstan, maka dipahamilah bahwa sebagaimana halnya ruang, waktu itu 

juga relatif. 

Teori  relativitas  Einstein  bukanlah  mencampakkan  pandangan 

dan  gagasan‐gagasan  fisika  yang  terdahulu,  tapi memperluasnya  dan 

menetapkan  batas‐batas  dalam  rangka  mana  gagasan‐gagasan  lama 

dapat  dipakai  tanpa  adanya  bahaya  akan  kesalahan.  Hukum‐hukum 

alam yang ditemukan oleh para ahli fisika pada masa sebelum lahir teori 

relativitas  sama  sekali  tidak  dicampakkan,  hanya  penggunaannya 

sekarang lebih ditetapkan dengan jelas. 

Saling hubungan antara  fisika yang berdasarkan  teori  relativitas 

dan fisika ajaran lama yang dikenal dengan fisika klasik adalah kira‐kira 

sama  dengan  saling  hubungan  antara  geodesi  tinggi  yang 

memperhitungkan  bahwa  bumi  adalah  bundar,  dengan  geodesi  dasar 

yang mengabaikan  bundarnya  bumi  itu. Geodesi  tinggi  bertolak  dari 

pandangan  relatifnya  vertikalitas  sesuatu,  dan  fisika  relatif 

memperhitungkan ke‐relatif‐an dimensi benda‐benda dan masalah jarak 

waktu  antara  dua  kejadian;  sedangkan  fisika  klasik  sama  sekali  tidak 

memperhitungkan gagasan relativitas.204 

Jika bumi ini datar, semua yang tegak lurus di atas bumi itu adalah 

sejajar. Namun, karena kenyataan bumi adalah bundar, maka yang tegak 

lurus di Jakarta, tidaklah sejajar dengan yang tegak lurus di Moskow atau 

di  Sidney.  Orang  berdiri  di  Jakarta  dengan  kepalanya  ke  atas;  orang 

berdiri  di Moskow  atau  Sidney  juga  dengan  kepalanya  ke  atas.  Jika 

ditarik garis tegak lurus dari kepala ke kaki, dari atas ke bawah, garis itu 

akan  menuju  ke  pusat  bumi.  Tegak  lurus  di  Jakarta,  Moskow  dan 

Sidney, di tiga tempat ini tidaklah sejajar, tidaklah sama. Maka tegak lurus 

itu adalah relatif, tergantung dengan tempat di mana berdiri, tergantung 

pada tempat di bumi. 

Atas  dan  bawah  itu  relatif. Di mana‐mana  di  permukaan  bumi, 

orang  berdiri  dengan  kepala  ke  atas  dan  kaki  ke  bawah.  Kalau  bumi 

dipantau dari  jarak  jauh, hingga merupakan  satu bola, maka  atas bagi 

yang berdiri di kutub utara, adalah kebalikan dari atas bagi yang berdiri 

di kutub selatan. Jadi, atas dan bawah itu adalah relatif.  

204 L. Landau, Y. Rumier, op.cit., h.63.

Page 262: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

214 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

4. Pemenang Hadiah Nobel Fisika 2012 

 

SAMPAI awal abad ke‐21 fisika kuantum menjadi pusat penelitian para 

ahli fisika. Maka  tahun 2012 hadiah Nobel untuk fisika  jatuh pada dua 

ahli  fisika  Perancis  dan  Amerika:  Serge Haroche  dari  the  College  de 

France dan Ecole Normale Supérieure di Paris, dan David Wineland dari 

US  dari  the National  Institute  of  Standards  and  Technology  dan  the 

University of Colorado at Boulder National  Institute  for Standards and 

Technology.   

Penelitian mereka  terpusat pada segi  fundamental masalah sinar 

dan  materi.  Karya  mereka  mengenai  “optika  kuantum”  menggunakan 

foton‐foton  tunggal  dan  atom‐atom  yang  bermuatan  sudah membuka 

suatu bidang baru yang menyeluruh dalam fisika. Ini akan membimbing 

ke arah cara terbaru dalam masalah komunikasi dan komputerisasi. 

Kedua  fisikawan  secara  terpisah  telah berhasil menemukan dan 

mengembangkan cara pengukuran dan menggerakkan partikel‐partikel 

sambil  memelihara  sifat  kuantum  mekanisnya,  dengan  cara  yang 

sebelum  ini  belum  terpikirkan  atau  dianggap  tak  bisa  dicapai.  Jadi, 

kedua pemenang hadiah Nobel ini telah membuka pintu era baru fisika 

kuantum dengan menunjukkan pengamatan langsung terhadap partikel 

kuantum tertentu tanpa merusaknya. 

Di  samping  keberhasilan  yang  dicapai  para  sarjana  fisika,  juga 

terdapat  penemuan‐penemuan  baru  di  bidang  kimia,  biologi,  ilmu 

kedokteran,  teknik  informasi,  sampai  pada  pengharungan  ruang 

angkasa  raya  dengan  pesawat‐pesawat  berawak.  Ini  semua 

mendemonstrasikan kemenangan materialisme. Manusia kian maju dalam 

mengenal  alam,  jadi  mengendalikan  alam,  memanfaatkannya  demi 

kepentingan perbaikan kehidupan umat manusia. 

Dalam  fisika,  yaitu  mekanika  kuantum,  bereaksinya  sinar  dan 

materi  dalam  ukuran  sangat  kecil  yaitu  pada  satu  partikel,  terjadi  hal 

yang mengherankan. Dalam ukuran demikian kecilnya, bekerja dengan 

sinar dan materi  adalah bagaikan  tak masuk  akal  sebelum  terdapatnya 

pemecahan untuk mendapatkan, memanipulasi, dan mengukur  foton‐

foton  dan  ion‐ion  secara  terpisah‐pisah,  berarti  memasuki  dunia 

mikroskopis yang justru adalah termasuk bidang teori ilmiah. 

Walaupun  penemuan‐penemuan  besar  dan  bersejarah  dalam 

ilmu  pasti  alam  banyak  dihasilkan  oleh  para  sarjana  berdasarkan 

Page 263: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VII — Kemenangan-Kemenangan Materialisme dalam Sejarah | 215

pandangan  materialisme,  tetapi  sejumlah  sarjana  itu  tidak  mengakui 

dirinya  sebagai  materialis.  Misalnya  Thomas  Henry  Huxley  (1825—

1895) ahli ilmu‐ilmu alam Inggris abad ke‐19, dalam studinya mengenai 

ilmu  hewan,  anatomi  banding,  antropologi,  ia  mempertahankan 

pendirian  materialis,  menyatakan  bahwa  idealisme  filsafat  hanya 

menimbulkan kekacauan dan kebodohan, tapi tidak menyatakan dirinya 

adalah  seorang  materialis.  Engels  melukiskan  sarjana‐sarjana  tipe  ini 

sebagai “kaum materialis yang kemalu‐maluan”. Lenin menyatakan bahwa 

“pernyataan  yang  membatasi  diri  yang  bersifat  anti‐materialis  dari 

Huxley  itu  hanyalah  secabik  kain  untuk menutupi  materialisme  ilmu‐

alamiahnya yang spontan.”205 

Ada  pula  sarjana  ilmu‐ilmu  alam  modern  yang  berusaha 

memberikan  tafsiran  filsafat  terhadap  penemuan‐penemuan  ilmiah 

sampai  pada  kesimpulan‐kesimpulan  idealis.  Tetapi  selama  mereka 

berpegang  pada  lapangan  ilmu,  pada  pekerjaan  praktis  di  dalam 

laboratorium,  pabrik,  atau  kebun  percobaan—selama  mereka  tidak 

mengumbar  diri  dalam  menyusun  teori  filsafat,  tetapi  mencurahkan 

perhatiannya pada gejala‐gejala alam yang sedang mereka selidiki, sikap 

hidup mereka adalah sebagai materialis‐materialis spontan. 

Demikian  pula  halnya  dengan  Albert  Einstein  yang  menjadi 

sarjana terkenal karena teori relativitasnya yang isi sesungguhnya adalah 

materialis,  tetapi  beberapa  gagasan  filsafatnya  telah  dipengaruhi  oleh 

idealisme. Juga Max Planck (1858—1947) salah seorang pendiri ilmu fisi‐

ka kuantum modern, meskipun ia juga tidak menyatakan dirinya adalah 

materialis,  dalam  karya‐karyanya  tentang  ilmu  fisika  dan  filsafat,  ia 

membela ide tentang “pandangan dunia sehat” yang mengakui eksistensi 

alam  tak  tergantung  pada  pikiran  manusia.  Max  Planck  memerangi 

idealisme filsafat dan dalam kenyataan ia adalah seorang materialis. 

 

 

5. Kemajuan Ilmu, Demonstrasi Kemenangan Materialisme 

 

LAO  ZI,  ahli  pikir  Tiongkok  abad  ke‐7  SM  yang menciptakan  ajaran 

Daoisme dengan karyanya Dao De Jing. Begitu  juga dengan Thales  telah 

205 Lenin, Materialism and Empiriokriticism, Fifth Printing, Progress Publishers, Moscow, 1970, h.78.

Page 264: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

216 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

memaparkan masalah fenomena alam, menyatakan bahwa air adalah asal 

usul  dari  segala‐galanya  di  alam  raya  diikuti  oleh  Anaximander  murid 

Thales. 

Bertolak  dari  kenyataan  alam,  dengan  menyimpulkan 

pengalaman  dari  kehidupan  nyata,  ilmu  fisika  berkembang  pesat. 

Leukippus  dan  Demokritos menyatakan  segala‐galanya  di  alam  raya 

terdiri dari unsur terkecil yang tak dapat dibagi lagi yang disebut atom. 

A  berarti  tidak,  tom  berarti  unsur  yang  terkecil.  Inilah  teori  atom 

Leukippus dan Demokritos.   

Tahun 1808  teori  ini berkembang menjadi  teori atom  John Dalton 

yang dikembangkan  lagi oleh  Joseph  John Thomson yang menyatakan 

bahwa  dalam  atom  ada  elektron,  partikel  bermuatan  listrik  negatif. 

Kemudian  dikembangkan  lagi  oleh  teori  atom  Rutherford  yang 

menyatakan:  atom  memiliki  inti  atom  bermuatan  listrik  positif  yang 

merupakan  pusat  massa  atom,  elektron  bergerak  mengelilingi  inti 

dengan  kecepatan  yang  sangat  tinggi,  sebagian  besar  partikel  alfa  (α) 

lewat  tanpa  mengalami  pembelokkan/hambatan,  sebagian  kecil 

dibelokkan,  dan  sedikit  sekali  yang  dipantulkan.  Partikel  Alfa 

dipancarkan oleh inti atom yang radioaktif seperti uranium atau radium 

dalam  proses  yang  disebut  dengan  peluruhan  alpha.  Kadang‐kadang 

proses ini membuat inti atom berada dalam keadaan gairah (excited state) 

dan  akan memancarkan  sinar  gamma  untuk membuang  energi  yang 

lebih. 

Pada  tahun  1913,  teori  atom  Ernest  Rutherford  disempurnakan 

oleh  Niels  Henrik  David  Bohr.  Kelemahan  teori  atom  Rutherford 

diperbaiki oleh Niels Bohr dengan  postulat Bohr. Menurut model  atom 

Bohr,  atom  terdiri  dari  beberapa  kulit  untuk  tempat  berpindahnya 

elektron. Elektron‐elektron  yang mengelilingi  inti mempunyai  lintasan 

dan energi tertentu; dalam orbital tertentu, energi elektron adalah tetap; 

elektron akan menyerap energi  jika berpindah ke orbit yang  lebih  luar 

dan akan membebaskan energi jika berpindah ke orbit yang lebih dalam. 

Dalam  fisika  nuklir,  diajarkan  tentang  berlangsungnya  fusi 

nuklir,  yaitu  reaksi  nuklir  di mana  terjadi  tabrakan  dua  atau  lebih  inti 

atom  dalam  kecepatan  yang  sangat  tinggi, maka  terbentuk  jenis  inti 

atom baru. Peristiwa  ini mengeluarkan energi yang besar. Demikianlah 

energi  yang  dipancarkan  matahari  ke  alam  raya,  yaitu  adalah  hasil 

reaksi nuklir yang terjadi dari tabrakan  inti hidrogen dan terbentuknya 

Page 265: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VII — Kemenangan-Kemenangan Materialisme dalam Sejarah | 217

inti  helium.  Peristiwa  fusi  nuklir  adalah  proses  yang menjadi  sumber 

energi bintang‐bintang yang aktif. Fisika nuklir telah memberi urun bagi 

ditemukannya  sumber  energi  yang  besar  untuk  pembangkit  tenaga 

listrik.  Pengenalan,  pemahaman  dan  penguasaan  akan  hukum  alam 

telah bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Inilah salah satu hasil 

pandangan ilmiah bertolak dari kenyataan, hasil pandangan materialisme. 

Di kala mekanika Newton tidak memadai lagi untuk menerangkan 

hal  ihwal  gerak materi  yang  rumit  dan  supra  halus, maka  tampillah 

mekanika  kuantum  dengan  teori  kuantum  Niels  Bohr  yang  bisa 

menerangkan  dan  menghitung  gaya  dan  gerak  yang  terjadi  dalam 

proses perubahan inti nuklir.   

Teori  relativitas Einsten  telah membawa maju  fisika hingga dapat 

menghitung saling hubungan massa dan energi dengan rumusnya yang 

terkenal: Energi sama dengan massa dikalikan dengan kuadrat kecepatan sinar. 

Penemuan  tenaga  nuklir  merupakan  langkah  besar  maju  untuk 

memanfaatkan  alam.  Sampai  awal  abad  ke  ke‐20  manusia  hanya 

mengenal dua macam gaya dalam alam semesta, yaitu gaya tarik bumi 

(gravitasi)  dan  gaya  elektromagnet. Kini  dikenal  gaya  (tenaga)  nuklir 

yang besar sekali.   

Hasil besar dari mekanika kuantum adalah dapat membuktikan 

bahwa  sifat‐sifat  benda  alam,  struktur  atom  dan  molekul  dapat 

sepenuhnya diterangkan sebagai gaya listrik antara elektron dan nuklir. 

Dengan mempelajari inti atom, manusia menemukan tenaga baru alam, 

yaitu tenaga inti, tenaga nuklir yang luar biasa besarnya. Perkembangan 

fisika plasma, dengan fusi‐nuklir telah membawa manusia sampai pada 

taraf menjelang mampu menciptakan  energi  yang  tak  habis‐habisnya 

seperti matahari, menciptakan matahari buatan manusia. 

Berdasarkan mencari  kebenaran  dari  kenyataan,  penelitian  dengan 

menggunakan  kapal  ruang  angkasa,  menyebabkan  para  ahli  fisika 

pemenang  hadiah Nobel  2006,  John  C. Mather  dan  George  F.  Smoot 

menemukan  sifat  radiasi  benda  hitam,  radiasi  yang  berasal  dari  ledakan 

maha  raksasa—Big  Bang,  yaitu  ledakan  lahirnya  alam  semesta.  Dengan 

penemuan ini, pemahaman tentang asal‐usul alam semesta yang selama 

ini bersifat  teoretis, kini berubah menjadi praktis, yaitu dapat dipantau 

dan  diukur.  Galileo  Galilei  yang  dulunya  dikutuk  oleh  kekuasaan 

agama,  terpaksa  diakui  kebenaran  pandangannya  tentang  ilmu  tata 

surya. 

Page 266: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

218 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Biologi  berkembang  sampai  manusia  berhasil  menggunakan 

kloning, yang berarti  tanpa  lewat pembuahan  telur di  indung  telur bisa 

menghasilkan  turunan  hewan  sejenis.  Teori  evolusi  Charles  Darwin 

(1809—1882) disusul oleh teori keturunan Johann Gregor Mendel (1822—

1884)  awal  abad  ke‐20,  kini  berkembang  pesat  dengan  penemuan‐

penemuan baru dalam ilmu genetika.   

Ilmu  genetika  sudah  sampai  pada  taraf  mengenal  hukum 

perubahan  mikrosom  dalam  sel  benda  hidup,  hingga  akan  berguna 

dalam pengobatan untuk mengatasi penyakit Alzheimer, Parkinson, dan 

Huntington yang menyerang otak. Juga akan berguna bagi menghadapi 

penyakit kanker, AIDS. Demikian pesatnya penemuan‐penemuan baru 

dalam  ilmu genetika, hingga  ada kalangan yang menamakan  abad  ini 

adalah  abad  genetika.  Ilmu  kedokteran  dengan menggunakan  alat‐alat 

modern, kini dapat mengetahui  jenis kelamin bayi,  jauh  sebelum bayi 

dilahirkan. 

Penelitian  astronomi  lewat  penerbangan  antariksa  telah  sampai 

pada  taraf  menemukan  planet  lain  yang  mempunyai  syarat  untuk 

kehidupan. Perkembangan astronomi mendemonstrasikan kemenangan 

materialisme dalam  sejarah. Dari pengamatan atas kenyataan cakrawala 

yang  dapat  dipantau, manusia  kian memahami  hukum  gerak  benda‐

benda  langit. Manusia primitif menganggap manusialah yang menjadi 

pusat  alam  raya  (homosentris).  Pandangan  ini  berkembang  dari 

pengalaman menatap matahari yang  tiap hari: pagi  terbit di  timur dan 

sore  tenggelam  di  barat,  maka  matahari  dianggap  mengedari  bumi, 

menjadi menganggap  bumi  tempat  berdiri  sang  pengamat  yang  tidak 

bergerak sebagai pusat alam raya (geosentris). Namun, akhirnya manusia 

sampai pada hasil pengamatan dan pemikiran bahwa bukan matahari yang 

mengedari  bumi,  tapi  bumi  yang  mengedari  matahari.  Maka 

disimpulkan mataharilah sebagai pusat alam raya (heliosentris). 

Pada abad ke‐3 SM, Aristarchus dari Samos sudah menampilkan 

gagasan bumi mengedari matahari, heliosentrisme. Gagasan ini tak dapat 

sambutan, bahkan ditolak karena bertentangan dengan kepercayaan dan 

filsafat masa  itu, maka  pandangan  ini  tidak  berkembang.  Pada  tahun 

1543, Nicolaus Copernicus menerbitkan buku yang mengubah persepsi 

tentang  alam  semesta.  Dalam  De  Revolutionibus  Orbitum  Coelestium 

(mengenai  revolusi  orbit  langit),  Copernicus  mengatakan  bahwa 

mataharilah  yang  berada  di  pusat  alam  semesta,  bukan  bumi;  bumi 

Page 267: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VII — Kemenangan-Kemenangan Materialisme dalam Sejarah | 219

tidak berada pada pusat alam semesta. Temuan ini berarti bertentangan 

dengan  ajaran  agama  Protestan  dan  Katolik.  Pada  1616  semua  buku 

yang ditulis Copernicus dan para ahli lainnya yang menyatakan bahwa 

matahari adalah pusat alam semesta dilarang oleh Gereja Katolik.206 

Hampir  dua  puluh  abad  kemudian,  baru  pada  abad  ke‐16 

pandangan  ini  dipaparkan  lagi  dan  dikembangkan  oleh  Nicolaus 

Copernicus.  Copernicus,  seorang  ahli  matematika  Polandia, 

memaparkan  gagasan  heliosentrisnya  dengan  perhitungan‐perhitungan 

matematis.  Di  abad  berikutnya,  Johannes  Keppler  membuktikan 

kebenaran  gagasan  Copernicus  dengan  menggunakan  alat  teropong 

hasil penemuan Galileo Galilei.   

Pandangan  heliosentris  berbeda  dengan  kepercayaan  agama 

Katolik  zaman  itu  yang mempercayai  geosentris.  500  tahun  kemudian, 

tahun  2012,  sesudah  lima  abad  terpendam dalam makamnya,  jenazah 

Copernicus  digali  dan  dimakamkan  kembali  dengan  upacara 

keagamaan. Di  batu  nisannya  yang  baru  dilukiskan matahari  dengan 

enam planet yang mengitarnya, yaitu: Mercurius, Venus, Saturnus, Bumi 

dengan bulannya, Mars, dan Yupiter.  Inilah pengakuan agama Katolik 

akan  kebenaran  pandangan  materialis  Copernicus.  Inilah  salah  satu 

demonstrasi penting akan kemenangan materialisme di awal abad ke‐21. 

Tahun 1920, Edwin Powell Hubble  (1889—1953), ahli  ilmu  falak 

Amerika  terkemuka  menunjukkan  bahwa  sistem  matahari  dengan 

planet‐planetnya  adalah  bagian dari  bimasakti.  Sistem matahari  adalah 

salah  satu  di  antara  bermiliar‐miliar  sistem  perbintangan  dalam 

bimasakti di cakrawala. 

Materialisme  tidak  hanya mencapai  kemenangan  dalam  bidang 

ilmu  pasti‐alam,  tapi  juga  di  bidang  kemasyarakatan.  Sejarah  umat 

manusia  telah  menunjukkan  berubah  dan  berkembangnya  sistem 

masyarakat.  Dari  masyarakat  komune  primitif,  berubah  menjadi 

masyarakat perbudakan, kemudian masyarakat feodal, berlanjut dengan 

masyarakat kapitalis, maka muncullah cita‐cita masyarakat sosialis dan 

masyarakat  komunis.  Masyarakat  manusia  berkembang  maju  seiring 

dengan  perkembangan  ekonomi  bangsa‐bangsa.  Proses  dan  hukum 

berlangsungnya perubahan sistem masyarakat dalam sejarah, mulai dari 

masyarakat  komune  primitif,  ke  masyarakat  perbudakan,  dan 

206 Jendela Iptek, Astronomi, 2013, PT Balai Pustaka, Jakarta, Dorling Kindersley, London, h.18.

Page 268: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

220 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

masyarakat  feodal,  terus  ke  masyarakat  kapitalis,  hanyalah  dapat 

diterangkan dengan pandangan Marxis, yaitu materialisme historis. 

 

 

 

Page 269: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VIII — Kebenaran Lahir dari Kenyataan dan Praktek | 221

 

 

 

 

 

VIII 

Kebenaran Lahir dari Kenyataan dan Praktek  

 

 

 

 

1. Agnostisisme 

 

DALAM  sejarah  pemikiran  manusia,  muncul  kaum  yang  menganut 

paham  agnostisis,  yaitu  paham  yang  tak  percaya  akan  kemampuan 

manusia untuk mengenal sesungguhnya kenyataan alam raya. Kaum ini 

berpendapat bahwa manusia tidak mungkin mengetahui sesungguhnya 

alam raya. Karena itu paham ini disebut agnostisis, penganutnya disebut 

agnostikus  yang  berarti  tidak  bisa  mengetahui  akan  kenyataan 

sesungguhnya  dari  alam  raya.  Paham  ini  sudah  muncul  semenjak 

zaman  Yunani  kuno. Agnostisisme  adalah  pandangan  bahwa  nilai‐nilai 

kebenaran  dari  sementara  tuntutan—terutama  tuntutan‐tuntutan 

mengenai  ada  atau  tak  adanya  suatu  tuhan,  sebagaimana  halnya 

tuntutan‐tuntutan  agama  dan  tuntutan  metafisik  lain—adalah  tak 

dikenal dan  tak mungkin dikenal. Agnostik berasal dari bahasa Yunani 

kuno  a  +  gnosis  yang  berarti:  a  adalah  “tanpa”,  gnosis  adalah 

“pengetahuan”. 

Paham  yang  penuh  kesangsian  terdapat  dalam  Hinduisme. 

Dalam  seluruh  sejarah  Hinduisme  terdapat  tradisi  kuat  dari  filsafat 

spekulasi  dan  skeptisisme,  yaitu  sikap  kesangsian,  sikap  keragu‐raguan, 

ketidakpercayaan,  serba  ketidakpastian.  Ini  tercermin  dalam  karya  filsafat 

Rig Veda dalam memandang masalah  fundamental  tentang  terciptanya 

alam  semesta  dan  Tuhan‐Tuhan  kepercayaan Hindu.  Rig  Veda  adalah 

kumpulan  lebih  dari  1000  nyanyian  Veda  bahasa  Sanskrit 

menyenandungkan  pujaan  pada  Tuhan‐Tuhan  Hindu  yang  ditulis 

sekitar 1700 SM dan 1100 SM.  Isinya penuh dengan  kesangsian,  keragu‐

Page 270: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

222 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

raguan,  ketidakpercayaan,  serba  ketidakpastian  tentang  sesuatu,  tentang 

penciptaan alam semesta, tentang ada atau tidaknya segala sesuatu. 

Dalam  filsafat  Yunani  kuno,  keragu‐raguan,  kesangsian, 

ketidakpastian, skeptisisme muncul sebagai filsafat resmi yang dianut oleh 

Protagoras  (490—420  SM),  Pyrrho  (kira‐kira  360—270  SM), Carneades 

(214—129/8 SM), Sextus Empiricus  (kira‐kira 160—210 SM), dan dalam 

taraf  tertentu  dianut  oleh  Socrates.  Para  pemikir  ini menolak  pikiran 

bahwa adalah mungkin tentang adanya kepastian. Jadi, bagi mereka tak ada 

yang pasti. 

Menyusul Aristoteles  (384—322 SM), para  filsuf Saint Anselm of 

Canterbury  (1033—1109),  Thomas  Aquinas  (1225—1274),  dan  René 

Descartes  (1596—1650),  mengedepankan  argumen‐argumen  yang 

berusaha membuktikan secara rasional mengenai adanya Tuhan. David 

Hume  (1711—1776),  Immanuel  Kant  (1724—1804),  Soren  Kiekegaard 

(1813—1855), meyakinkan para  filsuf  lain untuk mencampakkan usaha 

ini, mengenai  adalah  tidak mungkin  untuk membuktikan  tentang  ada 

atau tidaknya Tuhan. 

Dalam  batas  tertentu,  agnostisisme  boleh  dikatakan  mengambil 

pendirian  mengenai  perbedaan  antara  yang  berkepercayaan  dengan 

pengetahuan.  Secara  populer,  seorang  agnostik  adalah  mereka  yang 

tidak  percaya  tentang  adanya  Tuhan  atau  ke‐Tuhanan,  sedangkan 

seorang  teis  adalah  berkepercayaan.  Seorang  ateis  adalah  tidak 

berkepercayaan. Lebih tegas lagi, agnostisisme adalah pandangan bahwa 

umat  manusia  tidak  mempunyai  syarat  pengetahuan  atau  memiliki 

cukup syarat dasar rasional untuk membenarkan kepercayaan atas ada 

atau tak adanya Tuhan. 

Kehidupan memaksa manusia mengenal  kenyataan.  Kenyataan 

dikenal mulai  dari  yang  paling  sederhana  sampai  yang  rumit. Mulai 

dari  membedakan  benda‐benda  yang  bermacam  ragam  sampai 

mengenal  ciri‐ciri  khusus  masing‐masing  benda.  Dari  keharusan 

menjumlahkan  banyaknya  buah  yang  dipanen,  manusia  mulai 

berhitung. Untuk mencatatnya, manusia mulai mengenal angka. Untuk 

menjumlahkan,  manusia  mulai  mengenal  ilmu  hitung,  aritmetika. 

Demikian  pula  untuk menakar  banyaknya  air  yang  ditimba, manusia 

mulai mengenal volume  air; untuk mengukur panjangnya bambu dan 

kayu buat membangun rumah, maka mulai mengenal ukuran panjang; 

untuk  membedakan  jarak  jauh  dan  dekat,  manusia  mulai  mengenal 

Page 271: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VIII — Kebenaran Lahir dari Kenyataan dan Praktek | 223

ukuran jarak.   

Pengetahuan jadi berkembang sampai pada ukuran berat, ukuran 

kecepatan, ukuran panas, ukuran  sudut, ukuran harga barang, ukuran 

nilai,  dan  seterusnya.  Maka  berkembanglah  ilmu  hitung  aritmetika 

menjadi matematika, aljabar,  ilmu ukur sudut,  ilmu ukur ruang. Fisika 

mengenal matematika Euklides. Matematika Euklides tak memadai lagi 

untuk  pengukuran  dalam  fisika  nuklir,  maka  lahirlah  matematika 

Lobacyovski.   

Mekanika Newton yang selama sekian abad mendominasi fisika, 

sudah  tak memadai  lagi  bagi  pengukuran  gerak  dalam  fisika  nuklir, 

maka lahirlah mekanika kuantum.   

Pengenalan manusia akan alam  raya  jadi melahirkan  ilmu  fisika 

dan  ilmu  kimia,  ilmu  bumi,  ilmu  falak.  Ilmu  Pasti memperkenalkan 

pada manusia  ukuran  tentang  kenyataan. Kenyataan  jadi  bisa  diukur 

dengan pasti. Manusia  bisa mengenal kenyataan  sampai pada dengan 

ukuran yang pasti. 

 

 

2. Materialisme 

 

BERLAWANAN  dengan  agnostisisme  dan  skeptisisme  yang  penuh 

keragu‐raguan,  penuh  kesangsian,  ketidakpercayaan,  penuh 

ketidaktahuan,  Marxisme  dengan  tegas  menyatakan  bahwa  manusia 

mempunyai kemampuan untuk mengetahui alam semesta, mengetahui 

hukum  alam  semesta,  sampai  pada  mengenal  hukum  itu  untuk 

mengubah alam semesta. Inilah materialisme Marxis, materialisme dialektis. 

Materialisme  Marxis  menempatkan  kenyataan  dan  praktek  pada 

kedudukan  menentukan.  Kenyataan  dan  prakteklah  yang  menjadi 

sumber  serta  jadi  ukuran  kebenaran.  Maka  Marxisme  mengajarkan: 

mencari kebenaran dari kenyataan. 

Dengan  memahami  arti  penting  praktek  dan  kenyataan  bagi 

materialisme,  Mao  Zedong  menulis  karya  filsafat  berjudul  Tentang 

Praktek  untuk  melawan  subjektivisme,  empirisisme,  dan  dogmatisme 

dalam  Partai  Komunis  Tiongkok  pada  tahun‐tahun  1931—1934. Mao 

Zedong menulis bahwa “manusia mendapat pengetahuan dalam tingkat 

berbeda‐beda  mengenai  berbagai  hubungan  antara  manusia  dengan 

manusia  bukan  saja  melalui  kehidupan  materiil,  tetapi  juga  melalui 

Page 272: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

224 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

kehidupan  politik  dan  kehidupan  kebudayaan  (kedua‐duanya 

berhubungan  erat  dengan  kehidupan  materiil).  Di  antaranya 

teristimewa  perjuangan  klas  dengan  segala  macam  bentuknya  itulah 

yang  memberi  pengaruh  yang  mendalam  pada  perkembangan 

pengetahuan manusia. Di dalam masyarakat yang berklas, setiap orang 

hidup dengan kedudukan klas yang tertentu, dan setiap macam pikiran, 

tanpa kecuali, dicap dengan tanda selar sesuatu klas.”207 

“Kaum Marxis berpendapat bahwa hanya praktek sosial manusia 

sajalah  yang  menjadi  ukuran  bagi  kebenaran  pengetahuan  manusia 

tentang  dunia  luar.  Jika  seseorang  hendak memperoleh  sukses  dalam 

pekerjaannya,  yaitu  mencapai  hasil  yang  diharapkan,  ia  mesti 

menyesuaikan pikirannya dengan hukum dunia luar objektif,  jika tidak 

sesuai,  ia akan gagal dalam praktek. Setelah  ia gagal,  ia akan menarik 

pelajaran  dari  kegagalannya,  membetulkan  pikirannya  supaya  sesuai 

dengan  hukum  dunia  luar,  dan  dengan  demikian  dapat  mengubah 

kegagalan menjadi sukses,  inilah yang dimaksudkan dengan  ‘kegagalan 

adalah  ibu sukses’ dan  ‘sekali kandas, bertambah cerdas’. Teori materialisme 

dialektis  tentang  pengetahuan  menempatkan  praktek  pada  kedudukan 

primer.”208 

Filsafat  Marxis  yaitu  materialisme  dialektis  mempunyai  dua  ciri 

yang paling menonjol. Yang  satu  ialah watak  klasnya—ia  secara  terang‐

terangan  menyatakan  bahwa  materialisme  dialektis  mengabdi  kepada 

proletariat.  Yang  lainnya  ialah  kepraktekannya—ia  menekankan 

ketergantungan  teori  pada  praktek,  menekankan  bahwa  praktek  adalah 

dasar  teori  dan  teori  pada  gilirannya  mengabdi  kepada  praktek. 

Kebenaran  sesuatu  pengetahuan  atau  teori  tidaklah  ditentukan  oleh 

perasaan  subjektif,  melainkan  oleh  hasil‐hasil  objektif  dari  praktek. 

Dalam  teori  materialisme  dialektis  tentang  pengetahuan,  pendirian 

praktek adalah yang primer dan fundamental.209 

Pengenalan  manusia  atas  hal  ihwal  berkembang  dari  sensasi, 

inferensi,  ke  persepsi,  ke  konklusi,  ke  konsepsi  (dari  kesan  perasaan, 

dapat bayangan, pakai pertimbangan akal, ambil kesimpulan, lahirlah gagasan). 

207 Mao Tje-Tung, Tentang Praktek, Pustaka Bahasa Asing, Peking, 1966, h.2. 208 Ibid., h.4—5. 209 W.I. Lenin, Ikhtisar Buku Hegel Ilmu Logika, Collected Works, Philosophical Notebooks, Kumpulan Karya, Buku Catatan Filsafat, cetakan IV, Jilid XXXVIII, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1961, h.171.

Page 273: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VIII — Kebenaran Lahir dari Kenyataan dan Praktek | 225

Kenyataan  ialah  bahwa  dalam  proses  praktek,  manusia  mula‐

mula hanya melihat segi‐segi gejala dari hal  ihwal. Artinya, gejala‐gejala 

dari  hal  ihwal,  segi‐segi  yang  berdiri  sendiri‐sendiri  dan  hubungan‐

hubungan eksternalnya. Ini namanya tingkat persepsi (bayangan, cita rasa) 

dari pengetahuan, yaitu  tingkat  tanggapan‐tanggapan  sensasi  (perasaan) 

dan  kesan‐kesan.  Pada  tingkat  ini,  manusia  masih  belum  bisa 

membentuk  konsepsi  (gagasan)  yang  dalam  dan  menarik  kesimpulan 

yang logis. Dengan terus berlangsungnya praktek sosial, hal ihwal yang 

selama praktek menimbulkan  tanggapan‐tanggapan perasaan  (sensasi) 

dan  kesan‐kesan  manusia  itu  pun  terulang  berkali‐kali,  kemudian 

terjadi dalam pikiran manusia  suatu perubahan mendadak  (lompatan) 

dalam proses pengetahuan, dan terbentuklah konsepsi (gagasan). Konsepsi 

berarti  bukan  lagi  mengenai  gejala‐gejala  hal  ihwal,  bukan  lagi 

mengenai  segi‐segi  yang  berdiri  sendiri‐sendiri,  dan  bukan  lagi 

mengenai  hubungan  eksternalnya,  melainkan  mencakup  hakikat  hal 

ihwal,  keseluruhan  hal  ihwal,  dan  hubungan  internalnya.  Antara 

konsepsi  dengan  sensasi  tidak  hanya  terdapat  perbedaan  kuantitatif, 

tetapi juga perbedaan kualitatif.   

Maju  lebih  jauh sepanjang arah  ini, maka dengan  jalan perbedaan 

kualitatif dengan menggunakan pertimbangan akal dan  inferensi, orang 

dapat mencapai  kesimpulan  logis.  Dalam  ungkapan  Tiongkok  “sekali 

berkerut  kening,  timbullah  muslihat  dalam  hati”  atau  senapas  dengan 

ungkapan orang‐orang tua, “pikir itu pelita hati”. Jadi, dari bayangan cita 

rasa yang dihasilkan perasaan, manusia menggunakan pikiran dengan 

pertimbangan‐pertimbangan  untuk  membuat  kesimpulan  dan 

melahirkan  konsepsi  (gagasan‐gagasan).  Tingkat  konsepsi  sesudah 

melewati  pertimbangan‐pertimbangan  adalah  tingkat  yang  lebih 

penting dalam  seluruh  proses  pengetahuan  tentang  sesuatu  hal,  yaitu 

tingkat pengetahuan rasional.   

Mao Zedong menulis,  “Tugas pengetahuan  yang  sesungguhnya 

ialah mencapai  alam  pemikiran melalui  persepsi mencapai  selangkah 

demi  selangkah  pengertian  tentang  kontradiksi  intern  dari  hal  ihwal 

objektif,  tentang  hukumnya,  tentang  hubungan  internal  antara  proses 

yang satu dengan proses lainnya, yaitu mencapai pengetahuan logis.”210 

Teori  materialis‐dialektis  tentang  proses  perkembangan 

210 Mao Tje-tung, op.cit., h.8.

Page 274: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

226 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pengetahuan yang berdasarkan praktek dan bertolak dari yang dangkal 

sampai yang dalam  itu,  tidak pernah diajukan oleh siapa pun sebelum 

lahirnya  Marxisme.  Untuk  pertama  kali  materialisme  Marxis 

memecahkan  masalah  ini  secara  tepat,  dengan  menunjukkan  secara 

materialis  dan  dialektis  gerak  pengetahuan  yang  semakin  mendalam, 

gerak pengetahuan manusia sosial yang beralih dari pengetahuan persepsi 

(cita  rasa)  ke  pengetahuan  logis  (imliah)  dalam  praktek  produksi  dan 

perjuangan klas mereka yang rumit dan selalu berulang‐ulang itu.   

Lenin berkata, “Abstraksi (perasan mendapatkan saripati) tentang 

materi,  tentang  hukum  alam,  abstraksi  tentang  nilai,  dan  sebagainya, 

pendek kata, semua abstraksi yang ilmiah (tepat, serius, bukan secara tak 

masuk  akal) mencerminkan  alam  secara  lebih  dalam,  lebih  benar  dan 

lebih  lengkap. Dari persepsi yang hidup, menjadi pikiran yang abstrak, 

dan  dari  sini  ke  praktek—demikianlah  jalan  dialektis  mendapatkan 

kebenaran, mendapatkan kenyataan yang objektif.”211 

Marxisme–Leninisme  berpendapat  bahwa  kedua  tingkat  dalam 

proses  pengetahuan  itu  masing‐masing  mempunyai  ciri‐ciri  sendiri, 

yaitu pada  tingkat  rendah pengetahuan  berwujud  sebagai  pengetahuan 

persepsi  (cita‐rasa,  bayangan  perasaan),  sedangkan  pada  tingkat  tinggi 

pengetahuan berwujud sebagai pengetahuan logis (pengetahuan rasional, 

ilmiah),  tetapi  kedua‐duanya merupakan  tingkat‐tingkat  dalam  suatu 

proses  pengetahuan  yang  tunggal.  Persepsi  (bayangan  cita  rasa)  dan 

tanggapan  akal  itu  berbeda  secara  kualitatif,  tetapi  tidak  terpisah  satu 

sama  lainnya,  mereka  dipersatukan  atas  dasar  praktek.  Praktek 

membuktikan  bahwa  apa  yang  tertangkap  oleh  pancaindera  berupa 

sensasi  (perasaan) kita  itu  tidak  segera dapat kita pahami, dan bahwa 

hanya  apa  yang  telah  kita  pahami  dapat  kita  tanggap  dengan  lebih 

mendalam.  Persepsi  (bayangan  cita  rasa)  semata‐mata  memecahkan 

masalah  gejala.  Sesudah  mencapai  taraf  gagasan  (konsepsi),  kemudian 

dirumuskan  menjadi  teori.  Hanya  teori  sajalah  yang  dapat  memecahkan 

masalah  hakikat.  Benar  atau  tidaknya  teori  itu,  haruslah  diuji  dalam 

praktek. 

“Jika kita hendak memiliki pengetahuan, kita harus ambil bagian 

dalam  praktek mengubah  realitas.  Jika kita hendak mengetahui  teori dan 

metode  revolusi,  kita  harus  ambil  bagian  dalam  revolusi.  Semua 

211 V.I. Lenin, op.cit., h.171.

Page 275: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VIII — Kebenaran Lahir dari Kenyataan dan Praktek | 227

pengetahuan yang sejati berasal dari pengalaman langsung.”212 

“Jadi jelaslah bahwa langkah pertama dalam proses pengetahuan 

ialah  permulaan  kontak  dengan  hal  ihwal  dunia  luar,  ini  termasuk 

dalam  tingkat  persepsi.  Langkah  kedua  ialah  sintesis  bahan‐bahan 

tanggapan sensasi itu dengan mengatur dan menyusunnya kembali, ini 

termasuk dalam tingkat konsepsi, pertimbangan, dan inferensi. Hanya bila 

bahan–bahan  tanggapan  sensasi  itu  sangat  kaya  (bukan  sepotong‐

sepotong dan  tak  lengkap) dan sesuai dengan  realitas  (bukan khayali), 

maka  bahan‐bahan  demikian  dapatlah  diambil  sebagai  dasar  untuk 

membentuk konsepsi dan logika yang tepat.”213 

Pengetahuan  mulai  dengan  pengalaman—demikianlah 

materialisme  teori  pengetahuan.  Kemudian  pengalaman  itu  harus 

diperdalam,  harus  dikembangkan  dari  tingkat  persepsi  ke  tingkat 

rasional—demikianlah dialektika  teori pengetahuan. “Untuk sepenuhnya 

mencerminkan  sesuatu  dalam  keseluruhan,  untuk  mencerminkan 

hakikat, mencerminkan  hukum‐hukum  internal,  adalah  perlu melalui 

pemikiran, menyusun  kembali dan mengolah  bahan‐bahan  tanggapan 

sensasi  yang  kaya  itu  dengan membuang  ampasnya  dan mengambil 

saripatinya,  menyingkirkan  yang  palsu  dan  mempertahankan  yang 

benar, bertolak dari segi yang satu ke segi yang lain, dari luar ke dalam, 

guna membentuk suatu sistem konsepsi dan teori—adalah perlu membuat 

suatu lompatan dari pengetahuan persepsi ke pengetahuan rasional.”214   

“Gerak  pengetahuan  secara  materialis‐dialektis  dari  persepsi  ke 

rasional  berlaku  bagi  suatu  proses  pengetahuan  yang  kecil  (misalnya 

mengenai  suatu  benda  atau  suatu  pekerjaan),  dan  juga  berlaku  bagi 

suatu  proses  pengetahuan  yang  besar  (misalnya  mengenai  suatu 

masyarakat  atau  suatu  revolusi).  Filsafat Marxis  berpendapat  bahwa 

masalah  yang  terpenting  tidak  terletak  pada  keinsafan  akan  hukum‐

hukum  dunia  objektif  dan  karena  itu  sanggup  menerangkan  dunia, 

melainkan  terletak  pada  penerapan  pengetahuan  tentang  hukum‐

hukum  objektif  itu  untuk  secara  aktif  mengubah  dunia.  Menurut 

Marxisme,  teori  adalah  penting,  dan  pentingnya  teori  itu  dinyatakan 

dengan sepenuhnya dalam perkataan Lenin: ‘Tanpa teori revolusioner, tak 

212 Mao Tjetung, op.cit., h.13. 213 Ibid., h.13—14. 214 Ibid., h.21.

Page 276: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

228 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

mungkin ada gerakan revolusioner.’”215 

“Marxisme  menganggap  penting  teori  justru  dan  semata‐mata 

karena  ia  dapat menuntun  aksi.  Pengetahuan mulai  dengan  praktek, 

dan  pengetahuan  teoretis  diperoleh melalui  praktek,  kemudian  harus 

kembali  lagi  ke  dalam  praktek.  Peranan  aktif  dari  pengetahuan  tidak 

saja  berwujud  dalam  lompatan  aktif  dari  pengetahuan  persepsi  ke 

pengetahuan  rasional,  tapi  juga—dan  ini  yang  lebih  penting—harus 

berwujud  dalam  lompatan  dari  pengetahuan  rasional  ke  praktek 

revolusioner.”216 

Sejarah  pengetahuan  manusia  mengatakan  kepada  kita  bahwa 

banyak  teori yang kebenarannya  tidak  lengkap, dan ketidaklengkapan 

itu  diperbaiki  melalui  ujian  praktek.  Banyak  teori  adalah  salah,  dan 

kesalahannya  itu dibetulkan melalui ujian praktek. Di sinilah sebabnya 

mengapa  praktek  merupakan  ukuran  kebenaran  dan  mengapa 

“pendirian  kehidupan,  pendirian  praktek,  harus  menjadi  pendirian  yang 

pertama dan yang fundamental dalam teori pengetahuan.”217 

Kaum Marxis mengakui bahwa di dalam proses perkembangan 

alam  semesta yang umum dan mutlak, perkembangan  tiap‐tiap proses 

yang  khusus  adalah  relatif,  karena  itu dalam  aliran  sungai  kebenaran 

mutlak  yang  tak  berujung  itu, pengetahuan manusia  tentang  tiap‐tiap 

proses yang khusus pada tingkat‐tingkat perkembangan tertentu hanya 

merupakan kebenaran relatif. Total jenderal kebenaran‐kebenaran relatif 

yang tak terhitung itu merupakan kebenaran mutlak.218 

Perkembangan proses objektif adalah penuh dengan kontradiksi 

dan  perjuangan,  demikian  juga  perkembangan  gerak  pengetahuan 

manusia  penuh  dengan  kontradiksi  dan  perjuangan.  Semua  gerak 

dialektis  dalam  dunia  objektif  cepat  atau  lambat  bisa  bisa mendapat 

cerminan  dalam  pengetahuan manusia.  Dalam  praktek  sosial,  proses 

timbul,  berkembang  dan  lenyap  itu  tidak  berhingga,  demikian  juga 

proses,  timbul,  berkembang  dan  lenyap  dalam  pengetahuan manusia 

tidak  berhingga.  Praktek  untuk  mengubah  realitas  objektif  yang 

215 W.I. Lenin, Apa Yang Harus Dikerjakan?, Bab I, Bagian 4, Penerbit Indonesia Progresif, 1981, h.48. 216 Mao Tjetung, op.cit., h.24. 217 W.I. Lenin, Materialisme dan Empiriokritisisme, Bab II, Bagian 6, Matyerializm I Empiriokrititsizm, Polnoye Sobraniye Socinyenii, izdanye pyatoye, Gosudarstvenoye Izdatyelstvo Politicyeskoi Lityeraturhi, Moskwa, 1961, h.145. 218 Lihat: W.I. Lenin, Materialisme dan Empiriokritisme, Bab II, Bagian 5.

Page 277: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

VIII — Kebenaran Lahir dari Kenyataan dan Praktek | 229

dilakukan  sesuai  dengan  ide,  teori,  rencana  atau  konsep  tertentu  itu 

selalu maju  lebih  jauh dan  lebih  jauh  lagi, demikian  juga pengetahuan 

manusia tentang realitas objektif selalu mendalam dan lebih mendalam 

lagi. Gerak perubahan dalam dunia realitas objektif selamanya tak akan 

berakhir, demikian  juga pengetahuan manusia akan kebenaran melalui 

praktek  selamanya  tak  akan  berakhir. Marxisme–Leninisme  sekali‐kali 

tidak  menyudahi  kebenaran,  melainkan  terus‐menerus  merintis  jalan 

untuk mengenal  kebenaran di dalam proses praktek. Kesimpulan  kita 

ialah: kesatuan yang konkret dan historis antara yang subjektif dengan 

yang objektif,  antara  teori dengan praktek,  antara mengetahui dengan 

berbuat, dan menentang  segala macam  ideologi  yang  salah,  baik  ‘kiri’ 

ataupun kanan, yang menyimpang dari sejarah yang konkret.219 

“Menemukan  kebenaran  melalui  praktek,  dan melalui  praktek 

pula  membuktikan  serta  mengembangkan  kebenaran.  Bertolak  dari 

pengetahuan  persepsi  dan  secara  aktif  mengembangkan  menjadi 

pengetahuan  rasional,  kemudian  bertolak  dari  pengetahuan  rasional 

dan  secara  aktif  memimpin  praktek  revolusioner,  untuk  mengubah 

dunia  subjektif dan dunia objektif. Praktek, pengetahuan, praktek  lagi, 

pengetahuan  lagi—bentuk  demikian  ini  berulang‐ulang  sebagai 

lingkaran  yang  tak  habis‐habisnya,  dan  untuk  setiap  lingkaran  itu  isi 

praktek dan pengetahuan naik ke tingkat yang lebih tinggi. Demikianlah 

seluruh teori materialisme dialektis tentang pengetahuan dan demikianlah 

pandangan  materialisme  dialektis  tentang  kesatuan  antara  mengetahui 

dengan berbuat.”220 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

219 Mao Tje-tung, op.cit., h.32. 220 Ibid., h.34.

Page 278: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

230 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

 

 

 

 

 

Page 279: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IX — Materialisme Marxis: Tugas Filsafat adalah untuk Mengubah Dunia | 231

 

 

 

 

 

IX 

Materialisme Marxis: 

Tugas Filsafat adalah untuk Mengubah Dunia    

 

 

 

 

1. Sebelas Tesis tentang Feuerbach 

 

TAHUN 1845, tiga tahun sebelum diumumkan Manifesto Partai Komunis, 

Marx menulis Sebelas Tesis tentang Feuerbach. Tulisan ini mempunyai arti 

historis  dalam  perkembangan  filsafat materialisme. Dengan  tesis‐tesis 

ini,  Marx  mengkritik  dan  mengembangkan  materialisme  Feuerbach. 

Justru  dewasa  ini,  menguasai  dan  menggunakan  materialisme,  yaitu 

cara berpikir yang  ilmiah, adalah cara untuk mengenal dan memahami 

kenyataan,  membedakan  yang  benar  dan  yang  salah,  melawan 

kepalsuan,  melawan  pembodohan,  melawan  jahiliah,  melawan 

keedanan. 

Dengan  mengkritik  Feuerbach,  Marx  mengubah  materialisme 

yang  pasif,  yang  kontemplatif,  yang  bersifat  renungan,  yang  hanya 

untuk tafakur, menjadi materialisme militan, menjadi alat berpikir yang 

aktif. Menjadikannya senjata ampuh perjuangan klas, yaitu materialisme 

dialektis.  Ini  tak  hanya  punya  arti  teoretis,  tetapi  bahkan  punya  arti 

praktis,  yaitu  membimbing  pikiran  manusia  untuk  bertindak  maju. 

Dalam  tesis‐tesis  ini, Marx mengkritik  Feuerbach  dengan menyatakan 

bahwa  “kekurangan utama materialisme  yang  ada  sampai  sekarang—

termasuk  materialisme  Feuerbach—adalah  bahwa  benda,  kenyataan, 

kesan  pancaindera,  dipahami  hanya  dalam  bentuk  objek  atau 

pandangan,  hasil  renungan,  tetapi  tidak  sebagai  aktivitas  alat  perasa 

pancaindera manusia, yaitu praktek....”   

Page 280: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

232 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Dengan  mengangkat  tinggi  arti  praktek,  dalam  tesis  ini Marx 

menyatakan bahwa Feuerbach “tidak mencengkam arti penting aktivitas 

yang  ‘revolusioner’, aktivitas yang  ‘praktis‐kritis’.” Dalam tesis‐tesis ini 

Marx juga menulis bahwa “masalah apakah kebenaran objektif terdapat 

pada  pikiran  manusia  adalah  bukan  satu  masalah  teori,  tetapi  satu 

masalah  praktek.  Dalam  prakteklah  orang  harus  membuktikan 

kebenaran pikiran, yaitu bahwa pikiran adalah kenyataan dan kekuatan, 

adalah bersifat duniawi.” 

Di  samping  itu  Marx  menulis  bahwa  “terjadinya  secara 

bersamaan  perubahan  lingkungan  dan  perubahan  aktivitas  manusia 

hanyalah dapat dipahami secara rasional sebagai praktek revolusioner.” 

Seterusnya Marx menulis  bahwa  “Feuerbach  bertolak  dari  kenyataan 

swa‐alienasi keagamaan, yaitu dari terbagi‐duanya dunia menjadi dunia 

keagamaan,  dunia  khayal  dan  dunia  nyata.  Ia  berkarya  tentang 

meleburnya dunia keagamaan ke dalam dasarnya yang sekular. Ia tidak 

mencatat  kenyataan,  bahwa  sesudah  karyanya  selesai,  masalah  yang 

utama masih  harus  dikerjakan.  Yaitu  kenyataan  bahwa  dasar  sekular 

memisahkan  dirinya  dari  dirinya  sendiri  dan  membawa  dirinya  ke 

dalam  awan  sebagai  kerajaan  yang  bebas,  hanya  dapat  dijelaskan 

dengan swa‐alienasi dan swa‐berkontradiksi dari dasar sekular ini. Yang 

terakhir  ini  harus  dipahami  dalam  kontradiksinya  dan  kemudian 

direvolusionerkan dalam praktek dengan pelenyapan kontradiksi.  Jadi 

misalnya,  begitu  keluarga  duniawi  ditemukan  sebagai  rahasia  dari 

seluruh keluarga suci, maka keluarga duniawi  itu harus dikritik dalam 

teori dan direvolusionerkan dalam praktek.”   

Lagi‐lagi  dengan mengangkat  arti  penting  praktek,  selanjutnya 

Marx  menulis  bahwa,  “Tidak  puas  dengan  pemikiran  abstrak, 

Feuerbach  berpaling  pada  renungan  yang  dapat  dirasakan;  tetapi  ia 

tidak menganggap sesuatu yang dapat dirasakan itu sebagai hal praktis, 

sebagai aktivitas perasaan manusia.” 

Lebih  lanjut Marx  menulis  bahwa,  “Pada  akhirnya,  Feuerbach 

tidak melihat  bahwa  ‘perasaan  keagamaan’  itu  sendiri  adalah  produk 

kemasyarakatan dan bahwa perseorangan yang abstrak yang  ia analisa 

terdapat pada kenyataan bentuk masyarakat yang khusus.”   

Lagi‐lagi dengan mengangkat arti penting praktek, Marx menulis 

bahwa,  “Penghidupan kemasyarakatan pada pokoknya  adalah praktis. 

Semua  keajaiban  yang  menyesatkan  teori  menjadi  mistisisme 

Page 281: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IX — Materialisme Marxis: Tugas Filsafat adalah untuk Mengubah Dunia | 233

mendapatkan  pemecahan  yang  rasional  dalam  praktek  kemanusiaan 

dan dalam praktek yang dapat dipahami.”   

Seterusnya  Marx  menulis  bahwa,  “Puncak  yang  tercapai  oleh 

materialisme  kontemplatif  (materialisme  renungan,  materialisme 

tafakur),  yaitu  materialisme  yang  tidak  memahami  bahwa  perasaan 

adalah  aktivitas  praktek,  adalah  renungan  seorang  individu  dalam 

‘masyarakat madani’.” 

Selanjutnya ditulis Marx  bahwa,  “Titik  tolak materialisme  kuno 

adalah  masyarakat  ‘madani’,  titik  tolak  materialisme  baru  adalah 

masyarakat  manusia  yang  baru,  atau  kemanusiaan  yang 

dimasyarakatkan.”  Paling  akhir,  dalam  tesis  kesebelas, Marx menulis 

bahwa,  “Para  filsuf  hanyalah  menginterpretasi  dunia  dengan  berbagai 

caranya, akan tetapi masalahnya adalah mengubah dunia  itu.” Tesis  terakhir 

ini mempunyai arti menjungkirbalikkan tugas filsafat. Menjungkirbalik‐

kan  materialisme  kontemplatif,  materialisme  renungan,  materialisme 

tafakur, menjadi materialisme militan untuk mengubah dunia. 

Mengubah  dunia!  Tiga  tahun  kemudian,  tahun  1848, Marx  dan 

Engels memaparkan gagasan mengubah dunia  itu dalam Manifesto Partai 

Komunis. Dunia ketika itu sedang dikuasai oleh feodalisme dan borjuasi 

pemilik  kapital  yang  baru  berkembang.  Dunia  dengan  penghisapan 

feodal yang sudah mencapai puncaknya, dan penghisapan kapital yang 

sedang  berkembang  pesat,  akan  diubah  menjadi  dunia  tanpa 

penghisapan oleh manusia atas manusia. Sungguh satu gagasan raksasa. 

Ini berarti dilenyapkannya penghisapan feodal dan penghisapan kapital. 

Di sinilah arti historis Tesis‐Tesis tentang Feuerbach yang ditulis Marx 160 

tahun  yang  lalu.  Maka  selanjutnya  materialisme  pun  berkembang 

menjadi materialisme historis, yaitu penerapan materialisme dialektis dalam 

ilmu  kemasyarakatan.  Inilah  alat  berpikir,  senjata  perjuangan  bagi 

manusia untuk mengubah dunia. 

 

Tentang Feuerbach 

Ludwig  Feuerbach  (1804—1872)  berjasa  mengembangkan  tradisi 

revolusioner materialisme abad ke‐17 dan ke‐18. Yang dimaksud dengan 

filsafat antropologis oleh Feuerbach adalah filsafat yang mengutamakan 

manusia.  Prinsip  antropologis  dinyatakan  oleh  Feuerbach  dengan 

mengutamakan  kesatuan  alam  kemanusiaan.  Menurut  Feuerbach, 

manusia  adalah  produk  alam  dan  bagian  dari  alam.  Alam,  materi, 

Page 282: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

234 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

adalah satu‐satunya substansi, dan adalah substansi sejati yang berada 

di luar manusia dan yang menciptakan manusia.   

Feuerbach  berpendapat  bahwa  filsafat  baru  harus  mengubah 

manusia serta alam sebagai basis manusia, menjadi sasaran satu‐satunya 

yang universal dan paling tinggi dalam filsafat. Karena itu, antropologi 

termasuk  fisiologi  baginya  menjadi  ilmu  yang  universal.  Feuerbach 

memandang masalah  ruang  dan waktu  secara materialis.  Ruang  dan 

waktu  adalah  syarat‐syarat  dasar,  adalah  bentuk‐bentuk  dan 

perwujudan  substansi. Materi  bukan  hanya  ada,  tetapi  juga  bergerak 

dan  berkembang.  Tanpa  ruang  dan  waktu,  maka  gerak  dan 

perkembangan  adalah  tidak  mungkin.  Tanpa  ruang  dan  waktu  tak 

mungkin ada materi.   

Di samping  itu, dinyatakannya bahwa alam  itu konkret, bersifat 

material, dapat diraba dan dirasa. Materi tak dapat dibasmi, selalu ada, 

akan tetap ada, yaitu adalah abadi, tanpa awal dan tanpa akhir, adalah 

tak  berhingga.  Dengan  mengikuti  Spinoza,  Feuerbach  menyatakan, 

bahwa alam adalah sebab‐musabab  itu sendiri. Materi adalah primer,  ide 

adalah  sekunder.  Pandangan  ini  adalah  bertolak  belakang  dengan 

pandangan  Hegel  yang menjadikan  ide  absolut  sebagai  yang  utama, 

sebagai  sumber  segala‐galanya. Dengan  demikian, mengenai masalah 

terpokok dalam filsafat, yaitu masalah hubungan antara ide dan materi, 

dipecahkan  oleh  Feuerbach  secara  materialis  dengan  mengutamakan 

materi. 

Menurut  Feuerbach,  alam  adalah  banyak  segi.  Manusia 

mengenalnya lewat syaraf perasa, hingga mengenal air, api, listrik, sinar, 

magnetisme, tumbuh‐tumbuhan, dunia, dan seterusnya. Itulah sebagian 

dari substansi dengan berbagai kualitas. Substansi tanpa kualitas adalah 

omong kosong. Kualitas  tak  terpisahkan dari  substansi  sesuatu. Alam, 

materi, adalah satu‐satunya substansi dan adalah hakikat substansi yang 

terdapat di  luar manusia dan  yang melahirkan manusia.  Satu‐satunya 

dasar manusia adalah jasmani. Ambillah dari manusia jasmaninya, akan 

terambil  jiwanya,  terambil  semangatnya.  Jasmani  adalah  bagian  dari 

dunia  objektif  dan  adanya  jiwa  adalah  tergantung  pada  jasmani.  Ini 

adalah  pandangan  monisme  antropologis  yang  berlawanan  dengan 

pandangan dualisme. Pandangan dualisme menyetarakan  jasmani dan 

jiwa—jasmani  adalah  dari  alam  material,  dan  jiwa  adalah  dari  alam 

spiritual.  Pandangan monisme  antropologis  dari  Feuerbach  ini  adalah 

Page 283: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IX — Materialisme Marxis: Tugas Filsafat adalah untuk Mengubah Dunia | 235

pandangan materialis. 

Berakarnya  pandangan  Feuerbach  pada  manusia  ditunjukkan 

oleh  tulisannya:  “Pandang  dan  renungkanlah  alam,  pandang  dan 

renungkanlah manusia! Di  sini,  di  depan matamu  terdapat  keajaiban 

filsafat!”   

Lebih lanjut dinyatakannya bahwa dasar materialismenya adalah 

manusia. Kebenaran bukanlah materialisme atau idealisme, tetapi adalah 

antropologi.  Karena  itu,  materialisme  Feuerbach  disebut  materialisme 

antropologis, materialisme manusiawi. 

Feuerbach  membawa  maju  ajaran  materialis  dalam  teori 

pengenalan,  dalam  epistemologi.  Feuerbach  menyatakan  bahwa 

“perasaan  saya  adalah  subjektif,  tetapi  dasarnya,  sebab‐musababnya, 

adalah  objektif.”  Sejarah  pengenalan  menunjukkan  pada  kaum 

materialis  Jerman,  bahwa  batas‐batas  pengenalan  manusia  selalu 

bertambah  luas;  bahwa  dalam  perkembangannya,  akal  manusia 

memungkinkan kita untuk menemukan rahasia‐rahasia alam.   

Kaum  agnostis  berpendapat,  bahwa  alam  terbentuk  sedemikian 

rupa  hingga  tak mungkin manusia mengenal  sesungguhnya  alam  itu. 

Berlawanan dengan kaum agnostis, Feuerbach menyatakan bahwa “apa 

yang belum kita ketahui sekarang, akan diketahui oleh anak‐cucu kita di 

kemudian hari.” Dengan demikian, Feuerbach secara  tajam menentang 

agnostisisme Kant. 

Feuerbach menjadikan  perasaan  sebagai  titik  tolak  pengenalan. 

Menurutnya,  “adalah  sepenuhnya  tepat,  bahwa  empirisisme 

memandang  sumber‐sumber  ide‐ide kita pada perasaan.  Saya berpikir 

dengan bantuan perasaan,  terutama dengan bantuan pandangan—saya 

mendasarkan dalil, kesimpulan saya, pada sesuatu yang material, yang 

kita tangkap (serap) lewat alat perasa bagian luar. Bukannya benda berasal 

dari pikiran, tetapi pikiran berasal dari benda. Benda pun adalah tak lain dan 

tak bukan apa yang terdapat di luar kepala saya.”   

Maka,  materi,  alam,  bukan  saja  adalah  dasar  dari  jiwa,  tetapi 

bahkan  dasar  prinsip  dari  semua  pengetahuan  dari  filsafat.  Benda, 

materi adalah  tak  lain dan  tak bukan sesuatu yang secara nyata ada di 

luar  kita,  sedangkan  pikiran mengenai  benda  itu  adalah  pencerminan 

(bayangannya) dalam kepala manusia. 

Feuerbach  membuktikan  bahwa  jika  tidak  ada  materi  yang 

terdapat secara objektif di  luar kita, maka syaraf perasa kita tidak akan 

Page 284: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

236 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

tersentuh. Oleh karena itu, materi, alam—bukan hanya adalah basis dari 

jiwa,  tapi  juga  dasar  permulaan  dari  semua  pengenalan  dan  filsafat. 

Menurut  Feuerbach,  perasaan  bukanlah  memisahkan  manusia  dari 

dunia  luar,  tetapi menghubungkannya,  karena  perasaan  adalah  hasil 

pengaruh benda‐benda  luar  terhadap alat perasa manusia. Pengenalan 

ilmiah dimulai dengan pengamatan dan cita rasa.   

Ia menyatakan bahwa “tak ada perasaan tanpa kepala, tanpa akal 

dan pemikiran.” Manusia harus bertolak dari “perasaan sebagai sesuatu 

yang  paling  sederhana,  yang  jelas‐jemelas  dan  tak  disangsikan  lagi,” 

kemudian memasuki masalah  “objek‐objek  yang  rumit  dan  jauh  dari 

mata.”   

Menurut  Feuerbach,  peranan  akal  adalah  menghubungkan 

pengenalan cita rasa dari pengalaman yang sepotong‐sepotong dengan 

bagian  lain  dari  kenyataan  di  luar  pengalaman.  Sebagaimana  halnya 

hubungan  antara  kata‐kata menjadi  pikiran,  demikian  pula  data‐data 

yang ditangkap  perasaan  hanya dapat dipahami  jika  ia dihubungkan, 

disusun,  dengan  bantuan  akal.  “Dengan  perasaan,  kita  membaca 

bukunya alam, tetapi memahaminya bukanlah dengan perasaan.”   

Dengan  bantuan  akal,  kita menghubungkan  sebab  dan  akibat, 

sebab‐sebab  dan  tindak‐tanduk  antara  gejala‐gejala,  hanyalah  karena 

mereka “menurut kenyataan, secara materiil, secara kenyataan terdapat 

tepat dalam hubungan  sedemikian antara  sesamanya.” Feuerbach  juga 

menyatakan  bahwa  “hanya  pikiran  yang  riil,  yang  objektif  yang 

memastikan dan membikin  tepat  renungan  perasaan,  hanyalah dalam 

keadaan  yang  demikian,  pemikiran  adalah  pemikiran  objektif  dan 

kebenaran.” 

Feuerbach membuang  dualisme  antara  renungan  cita  rasa  dan 

pertimbangan  akal  yang  merupakan  ciri  dari  epistemologi  Kant. 

Menurut Feuerbach, pertimbangan akal bukanlah  sumber yang berdiri 

sendiri  dari  pengenalan.  Semua  prinsip  dan  kategori‐kategorinya 

bukanlah  ditimbanya  dari  dirinya  sendiri,  tetapi  dari  perasaan 

berdasarkan  pengalaman.  Kant  mencari  ukuran  kebenaran  pada 

pemikiran  yang murni.  Sebaliknya,  Feuerbach menemukan  kebenaran 

dalam  kehidupan,  dalam  kenyataan,  dalam  praktek.  “Sesuatu  yang 

disangsikan  yang  tak  dapat  selesai  dan  dikerjakan  oleh  teori,  akan 

diselesaikan oleh praktek.” 

Tetapi  Feuerbach  tidak  sampai  memahami  praktek  menurut 

Page 285: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IX — Materialisme Marxis: Tugas Filsafat adalah untuk Mengubah Dunia | 237

pemahaman  materialis  tentang  praktek  kemasyarakatan  manusia. 

Hubungan antara  sesama manusia hanya dipahami Feuerbach  sebagai 

hubungan  dalam  “gens”,  yaitu  hubungan  kemasyarakatan  yang 

bersumber pada hubungan keluarga, hubungan  fisiologis. Gens, puak, 

suku,  adalah  organisasi  kemasyarakatan  dasar  dalam  susunan 

masyarakat komune‐primitif, organisasi yang merupakan kesatuan dari 

pada  keluarga‐keluarga  seketurunan.  Asal‐mula  diorganisasi  secara 

keibuan—secara matriarki, kemudian berubah menjadi patriarki dalam 

proses  berkembangnya  masyarakat  komune‐primitif.  Gens  memiliki 

seorang kepala, mendiami suatu daerah tertentu dan mempunyai nama 

tertentu. 

Feuerbach  memahami  praktek  manusia  sebagai  “makan  dan 

minum”,  bukanlah  praktek  berproduksi,  bukanlah  tindakan‐tindakan 

revolusioner.  Dalam  pemahaman  Feuerbach  tentang  praktek, 

terkandung antropologisme dan naturalisme. Ukuran kebenaran ia lihat 

dalam “gens”. Ia menyatakan bahwa, “jika saya berpikir sesuai dengan 

patokan‐patokan  gens,  berarti  saya  adalah  berpikir  sebagaimana 

manusia umumnya. Kebenaran adalah apa yang sesuai dengan hakikat 

gens, palsu adalah apa yang bertentangan dengan itu. Hukum lain dari 

kebenaran  tidak  ada.”  Demikianlah,  Feuerbach  tidak  bisa melangkah 

lebih  jauh dari pemahamannya yang abstrak dan pasif  tentang praktek 

kemasyarakatan manusia. 

Dalam  seluruh  karyanya,  pada  pokoknya  Feuerbach 

menempatkan masalah  agama  dalam  pusat  perhatiannya.  Ia menulis 

bahwa  dalam  semua  karyanya,  ia  tidak  pernah  “melepaskan masalah 

agama  dan  teologi  dari  pandangan”  bahkan menjadikan  “agama  dan 

teologi  sebagai  tema  pokok  pikiran  serta  kehidupannya”.  Feuerbach 

berusaha  mengangkat  obor  akal,  supaya  manusia  akhirnya  dapat 

mengubah  permainan  kekuatan‐kekuatan  yang  fantastis,  yang 

dipergunakan  penguasa  agama  untuk menindas manusia.  Pikirannya 

selalu terlibat dalam hal supaya mengubah manusia dari serba percaya 

menjadi manusia yang berpikir, dari serba hidup sembahyang menjadi 

kaum pekerja. 

Menurut  Feuerbach,  alam,  kenyataan,  hanyalah  memberikan 

materi, kebendaan bagi adanya  ide  tentang Tuhan;  tetapi bentuk yang 

diberikan oleh benda itu menjadi hakikat Tuhan, adalah dilahirkan oleh 

fantasi,  oleh  daya  pembayangan.  Oleh  karena  itu,  fantasi,  daya 

Page 286: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

238 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pembayangan,  adalah  “sebab‐sebab  teoretis  atau  adalah  sumber  dari 

agama. Manusia  adalah  permulaan,  adalah  bagian  tengah  dan  adalah 

akhir dari agama.” 

Feuerbach mencatat bahwa peranan alam dalam hidup manusia 

adalah sangat besar. Alam adalah sebab‐musabab, adalah dasar, sumber 

eksistensi manusia. Alam mengharuskan  lahir dan hidupnya manusia. 

Manusia—bagian dari alam dan hanya bisa terdapat dalam alam, adalah 

berkat alam. Alam adalah ibu kandung manusia. Feuerbach menyatakan 

bahwa  arti  alam  yang  demikian  bagi manusia  adalah menjadi  sebab, 

hingga alam menjadi objek pertama dari agama, menjadi Tuhan pertama 

dari manusia. Agama tertua dari manusia—adalah agama yang memuja 

alam,  agama  “alamiah”.  Bagi manusia‐manusia  purba,  hanyalah  alam 

yang menjadi  subjek  pemujaan  keagamaan. Agama  zaman  purbakala 

menunjukkan  manusia  dan  satunya  manusia  dengan  alam, 

menunjukkan  ketergantungan  manusia  pada  alam.  Perasaan 

ketergantungan  adalah  dasar  dari  agama.  Manusia  semenjak 

kelahirannya dalam  sejarah,  selalu dalam  syarat‐syarat  tertentu berada 

dalam ketergantungan bukan dari alam secara umum,  tetapi dari alam 

tertentu,  dari  alam  negerinya,  dan  tempat  kelahirannya.  Manusia‐

manusia  purba,  oleh  karena  itu  menjadikan  alam  konkret  yang 

mengitarinya sebagai objek agamanya. Manusia‐manusia purba memuja 

dalam  agama  mereka  syarat‐syarat  alam  dan  gejala‐gejala  alam  dari 

mana kehidupan mereka  tergantung. Maka oleh karena  itu, Feuerbach 

menyatakan bahwa menurut kenyataan sejarah, manusia‐manusia purba 

memuja sungai, gunung, dan laut tanah airnya. Orang Mesir purbakala 

berpendapat  bahwa  asal‐usul  semua  kehidupan  termasuk  manusia 

adalah Sungai Nil. Rakyat Yunani purba percaya bahwa semua sumber 

sungai,  danau,  laut,  terdapat  di  samudera  raya.  Rakyat  Persia  purba 

menganggap  bahwa  semua  gunung  berasal  dari  gunung  Alborda. 

Manusia Meksiko purba memuja Tuhan dari garam. Demikianlah bagi 

manusia‐manusia purba, Tuhan mereka  berasal dari  alam  sekitar  atau 

iklim yang mengitarinya. Feuerbach menyatakan bahwa manusia yang 

masih kurang pengalaman dan kurang pendidikan bahkan menganggap 

negerinya itulah dunia, atau pusat bumi. 

Feuerbach  menyatakan  bahwa  bagi  kaum  budak,  tanpa  tuan 

budak, dalam masyarakat  tidak ada  tata  tertib, dan  tanpa kaisar  tidak 

ada  ketenteraman  dalam  negeri. Oleh  karena  itu mereka  tunduk  dan 

Page 287: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IX — Materialisme Marxis: Tugas Filsafat adalah untuk Mengubah Dunia | 239

menyembah  tuan‐budak  serta  kaisar.  Feuerbach  menarik  kesimpulan 

bahwa bukan Tuhan yang menciptakan manusia,  tetapi manusia yang 

hidup dalam masyarakat menciptakan Tuhannya sendiri. 

Pandangan‐pandangan  Feuerbach mempunyai  arti  besar  dalam 

hal memasukkan pengertian antropologis manusia dalam ajaran tentang 

moral. Feuerbach mencatat bahwa semua usaha manusia adalah menuju 

kebahagiaan.  Bahagia  atau  sengsara,  suka  cita  atau  duka  nestapa 

diketahui  lewat  perasaan.  Bagi  Feuerbach,  perasaan  adalah  syarat 

pertama  bagi moral.  Di mana  tidak  ada  perasaan,  di  sana  tidak  ada 

perbedaan bahagia dan sengsara, antara kebaikan dan kejelekan, antara 

suka  dan  duka,  di  sana  tidak  ada  moral.  Ajaran  tentang  moral 

merupakan  puncak  ajaran  Feuerbach  tentang masyarakat.  Dalam  hal 

inilah  terletak keterbatasan  filsafat Feuerbach. Prinsip dasar moral dari 

Feuerbach  adalah  kecenderungan  hati  manusia  terhadap  sesamanya, 

yang  dimiliki  sebagai  sifat  alamiah  dari  manusia,  yaitu  sifat 

menginginkan  kebahagiaan. Menurut  Feuerbach,  supaya manusia  jadi 

bahagia,  mereka  harus  saling  mencintai.  Kata  ‘cinta’  bagi  Feuerbach 

adalah azimat sakti, bahan ramuan mujarab mengobati semua penyakit. 

Feuerbach mengajarkan cinta yang menyeluruh dalam masyarakat yang 

terbagi  dalam  berbagai  klas  yang  antagonistik. Cinta  sesama manusia 

adalah puncak ajaran moral Feuerbach.   

Di  samping  itu,  dalam  berbagai  kesempatan  secara  tepat 

Feuerbach  menulis  bahwa,  “orang  di  dalam  istana  berpikiran  lain 

daripada  yang  di  dalam  gubuk.”  Tetapi  ia  salah menilai  orang  yang 

melarat dengan menyatakan  lebih  lanjut bahwa “jika karena kelaparan, 

karena  kesengsaraan,  orang  tidak mempunyai  isi  di  dalam  tubuhnya, 

akan  begitu  juga  ia  tidak  mempunyai  isi  untuk  moral  di  dalam 

kepalanya, di dalam jiwanya maupun hatinya.”   

Moral  Feuerbach  adalah  moral  borjuasi, 221   yang  mengajarkan 

perdamaian  klas,  yang  menutup‐nutupi  kontradiksi  kepentingan‐

kepentingan  klas,  yang memadamkan  dan menegasi  perjuangan  klas. 

Karena  itu,  materialisme  Feuerbach  adalah  materialisme  yang  tidak 

berjuang,  materialisme  yang  pasif.  Inilah  yang  disebut  materialisme 

kontemplatif. 

221 Dalam bahasa Jerman, bürgerlich diartikan sebagai “sipil” dan “borjuis”. Hegel memberikan nama “masyarakat sipil” untuk totalitas hubungan ekonomi (hak milik, budaya, hubungannya setiap hari) dalam kontraposisi kepada negara.

Page 288: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

240 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Demikianlah  materialisme  Feuerbach,  materialisme  antropologis 

dan  kontemplatif, yang mengabaikan praktek kemasyarakatan manusia, 

yang menentang  agama  dan  berpaling  pada  “cinta”  sesama manusia 

dan  lari  dari  perjuangan  klas,  yang  mengkritik  idealisme  Hegel, 

menentang agnostisisme Kant, serta yang tidak memahami arti penting 

perjuangan  politik.  Walaupun  pandangannya  materialis,  Feuerbach 

tidak menggunakan metodologi dialektika, tidak menggunakan hukum 

pokok dialektika—kesatuan dan perjuangan dari segi‐segi yang berlawanan.   

Materialisme  Feuerbach  adalah  materialisme  metafisis. 

Keterbatasan  materialisme  Feuerbach  tidaklah  mengurangi  akan  arti 

historisnya.  Materialisme  Feuerbach  memberikan  pengaruh  yang 

mendalam atas Marx dan Engels pada masa pembentukan pandangan‐

pandangan  filsafatnya. Marx dan Engels mengambil dari materialisme 

Feuerbach  hanya  “inti  pokoknya”,  mengembangkannya  lebih  lanjut 

menjadi  filsafat  ilmiah materialisme dialektis dan membuang  lapisannya 

yang bersifat idealis dan metafisis 

 

 

2. Empiriokritisisme Anti Materialisme Dialektis 

 

PADA  akhir  abad  ke‐18  dan  awal  abad  ke‐19,  perkembangan  ilmu 

pengetahuan  dan  masyarakat,  terutama  fisika,  menyebabkan 

bermunculannya tokoh‐tokoh filsafat mengkritik atau anti‐materialisme.   

Di  Irlandia, George Berkeley  (1685—1753) dengan  karya Traktat 

Mengenai  Asal‐Usul  Kesadaran Manusia, mengajarkan  idealisme  subjektif. 

Di  Inggris,  David  Hume  (1711—1776)  mengajarkan  skeptisisme.  Di 

Jerman, Immanuel Kant (1724—1804) dengan karya Kritik atas Pemikiran 

Murni dan Kritik atas Pemikiran Praktis, mengajarkan agnostisisme;  Johan 

Gotlieb Fichte  (1762—1814) mengajarkan  idealisme  subjektif. Di Austria, 

Ernest  Mach  (1838—1916)  mengajarkan  empiriokritisisme.  Di  Swiss, 

Richard Avenarius  (1843—1896)  seorang  idealis  subjektif  dengan  karya 

Kritik atas Eksperimen Murni, salah seorang penyusun empiriokritisisme. 

Idealisme  subjektif,  skeptisisme,  agnostisisme,  dan  empiriokritisisme 

adalah  filsafat‐filsafat  yang  berlawanan  dengan  materialisme  dialektis. 

Bukan hanya berlawanan, empiriokritisisme bahkan menegasi materialisme 

dialektis Marx. 

Profesor  Universitas  Zurich,  Swiss,  Richard  Avenarius, 

Page 289: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IX — Materialisme Marxis: Tugas Filsafat adalah untuk Mengubah Dunia | 241

menampilkan  ajaran  filsafat  empiriokritisisme.  Inti  dari  pandangannya 

adalah  pengertian  tentang  pengalaman,  yang  bersifat  berlawanannya 

kesadaran  dengan  materi,  berlawanannya  fisis  dan  psikis.  Avenarius 

menampilkan ajaran berupa  teori pengenalan materialis yang  kritis, yang 

disebutnya  sebagai  introyeksi,  yaitu  menguraikan  dunia  luar  pada 

kesadaran  manusia.  Dalam  karya  Kritik  atas  Pengalaman  Murni,  ia 

menampilkan teori yang disebut koordinat pokok dari subjek dan objek. 

Ernst Mach  (1838—1916),  ahli  fisika dan  filsuf  idealisme  subjektif 

Austria,  adalah  salah  seorang  pendiri  aliran  filsafat  empiriokritisisme. 

Bertolak  dari  pandangan  David  Hume,  pada  pokoknya  ia  menolak 

pengertian sebab dan akibat, menolak tentang keharusan, menolak yang hakiki 

yang  tak  terdapat dalam pengalaman. Dengan karya‐karya Analisa  tentang 

Perasaan  dan  Hubungan  Fisis  ke  Psikis  serta  Pemahaman  dan  Kekesalan, 

Mach memahami kerumitan perasaan. 

Empiriokritisisme, Paham Kritis atas Pengalaman, yang  juga disebut 

Machisme, ditampilkan oleh Avenarius dan Mach. Berdasarkan hukum 

ekonomi  pemikiran,  empiriokritisisme  ‘membersihkan,  menghapus’ 

pemahaman  tentang  pengalaman  dari  pengertian  materi  (substansi), 

keharusan,  hukum  sebab  dan  akibat,  dan  sebagainya,  bagaikan 

tanggapan apriori. Empiriokritisisme memahami dunia bagaikan ‘tumpukan 

unsur‐unsur  yang  netral’  atau  ‘perasaan’.  Menurut  ajaran  ini  terdapat 

‘koordinasi  utama’  terus‐menerus  antara  subjek  dan  objek,  yaitu 

koordinasi yang  terus‐menerus antara objek dan subjek.  Ini bersumber 

dari ajaran‐ajaran Berkeley dan David Hume, yang mengajarkan  filsafat 

itu netral. 

Setelah  kekalahan  Revolusi  Rusia  1905,  berkecamuklah  tahun‐

tahun  reaksi  Stolipin. Ketika pemerintah Tsar melakukan  represi  yang 

kejam  terhadap  klas  buruh  dan  partainya,  maka  di  antara  pengikut 

revolusi  yang  tidak  konsekuen  mulailah  timbul  kemerosotan  dan 

kebobrokan.  Kerontokan  juga melanda  kaum  intelek  sosial  demokrat 

(Bogdanov, Bazarov, Lunacharski, Yuskevitch, Valentinov, dan lain‐lain). 

Mereka  menganggap  bahwa  beberapa  prinsip  Marxisme  telah 

ketinggalan  zaman,  dan  menurut  pendapat  mereka, Marxisme  perlu 

dilengkapi dengan data‐data baru dari ilmu alam terbaru. Mereka ingin 

mengganti Marxisme dengan filsafat idealis—empiriokritisisme. 

Tahun 1909  terbit karya Lenin Materialisme dan Empiriokritisisme. 

Dengan  karya  ini,  Lenin  tampil  membela  materialisme  dialektis  secara 

Page 290: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

242 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

mendalam  dan  ilmiah.  Lenin  memusatkan  pengkritikan  atas  empirio‐

kritisisme  Mach  dan  Avenarius.  Dalam  buku  ini  Lenin  memaparkan 

masalah‐masalah  pengertian  materi  dalam  filsafat,  tentang  alam  sebagai 

sasaran penyelidikan ilmiah, tentang peranan praktek dalam proses pemahaman 

pengetahuan,  tafsiran mengenai perasaan  sebagai  sumber pengetahuan, masa‐

lah  hubungan  dialektika  dengan  teori  pengenalan,  tentang  problem‐problem 

hukum tentang ruang dan waktu, pengertian tentang hakikat, tentang kebenar‐

an objektif, tentang filsafat yang berwatak klas, dan masalah filsafat lain. 

Lenin menulis: “Selama kurang dari setengah  tahun,  telah  terbit 

empat  buku  yang  terutama  hampir  sepenuhnya  ditujukan  untuk 

menyerang materialisme dialektis. Di antaranya termasuk pertama‐tama 

Sketsa  tentang  Filsafat  Marxisme,  Petersburg,  1908,  kumpulan  artikel 

Bazarov, Bogdanov, Lunacarski, Berman, Helfond, Yusykewic, Suworov; 

kemudian  buku  Yusykewic,  Materialisme  dan  Realisme  Kritis;  buku 

Berman, Dialektika Dilihat dari Sudut Teori Pengetahuan Modern; dan buku 

Walentinov,  Susunan  Filsafat  Marxisme.  Semua  orang  ini,  yang 

dipersatukan  oleh  permusuhannya  terhadap  materialisme  dialektis—

sekalipun terdapat perbedaan tajam dalam pandangan politik mereka— 

bersamaan  itu menganggap dirinya orang‐orang Marxis dalam  filsafat! 

Dialektika  Engels  adalah  ‘mistik’,  kata  Berman.  Pandangan‐pandangan 

Engels  telah  ‘menjadi usang’, secara sambil  lalu  terlontar kata Bazarov, 

seolah‐olah  sesuatu  yang  sudah  sewajarnya.  Materialisme  dengan 

demikian  tampaknya  telah  dibantah  oleh  prajurit‐prajurit  kita  yang 

pemberani,  yang dengan  bangga menyebut‐nyebut  ‘teori pengetahuan 

modern’,  ‘filsafat mutakhir’, (atau  ‘positifisme mutakhir’),  ‘filsafat  ilmu 

alam modern’, atau bahkan ‘filsafat ilmu alam abad ke‐20’.”222 

Dalam menjawab Lunacarski yang dalam membenarkan  teman‐

temannya—orang‐orang  revisionis  dalam  filsafat—berkata,  “Mungkin 

kami  tersesat,  tetapi kami sedang mencari.” Lenin menulis, “Mengenai 

saya,  saya  juga  seorang  yang  ‘sedang  mencari’  dalam  filsafat.  Yaitu: 

dalam catatan‐catatan ini (yaitu buku Materialisme dan Empiriokritisisme) 

saya  menetapkan  sebagai  tugas  saya  menemukan  apa  yang  menye‐

222 V.I. Lenin, Matyerializm I Empiriokrititzism, Kriticheskiye Zametki Ob Odnoy Reaktsionnoy Filosofii, Sochineniya Tom 14, izdanye cyetvyertoye, 1947, Materialisme dan Empiriokritisisme, Catatan Kritis tentang Sebuah Filsafat Reaksioner, Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politichestoy Literaturnyy, cetakan keempat, h.7.

Page 291: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

IX — Materialisme Marxis: Tugas Filsafat adalah untuk Mengubah Dunia | 243

babkan  terpelecoknya  orang‐orang  ini  yang  dengan  kedok Marxisme 

menyajikan sesuatu yang luar biasa kacau, kusut, dan reaksioner.”223 

Namun kenyataan buku Lenin itu jauh melampaui bingkai tugas 

yang  sederhana  ini.  Sesungguhnya  buku  Lenin  tersebut  bukan  hanya 

kritik  terhadap Bogdanov, Yusykewic, Bazarov, Walentinov, dan  guru‐

guru filsafat mereka—Avenarius dan Mach, yang berusaha dalam karya‐

karya mereka menyajikan idealisme yang diperhalus dan diperlicin untuk 

mengimbangi  materialisme  Marxis.  Bersamaan  itu  buku  Lenin 

merupakan  pembelaan  terhadap  dasar‐dasar  teori  Marxisme— 

materialisme  dialektis  dan  historis—dan  merupakan  penggeneralisasian 

secara materialis semua yang penting dan esensial yang diperoleh ilmu 

dan  terutama  ilmu  alam,  selama  satu  periode  sejarah  yang  penuh, 

selama periode dari meninggalnya Engels sampai pada  terbitnya buku 

Lenin Materialisme dan Empiriokritisisme. 

Mengenai  pengertian  tentang  materi,  Lenin  membantah 

pandangan‐pandangan kaum penganut ajaran Mach, seperti Avenarius, 

Pearson,  Bogdanov,  Carstanjen,  Petzoldt,  A.  Riehl, Wundt,  Cauelaert. 

Avenarius  yang menyatakan,  “dalam  pengalaman  yang  lengkap  yang 

sudah  dimurnikan  tidak  terdapat  apa‐apa  ‘yang  bersifat  fisik’—‘materi’ 

menurut gagasan mutlak metafisika—karena  ‘materi’ menurut gagasan 

ini  adalah hanya  satu  abstraksi  (satu perasan);  itu  adalah  jumlah dari 

’istilah’,  perasan  dari  istilah  utama,  suatu  istilah  yang  tak  dapat 

dipikirkan  tanpa  istilah  utama,  maka  ‘materi’  dalam  gagasan  mutlak 

metafisika adalah sepenuhnya satu gagasan yang tak masuk akal.”224   

Lenin  mengemukakan  bahwa  materi  adalah  segala  sesuatu  yang 

terdapat di luar kesadaran kita. 

Menurut  Mach,  “yang  kita  sebut  ‘materi’  adalah  kombinasi 

sistematik  tertentu  dari  unsur‐unsur  (sensasi).” Mach mengira  bahwa 

dengan  ungkapan  ini,  ia menampilkan  satu  ‘perubahan  radikal’  dalam 

pandangan  dunia  yang  biasa.  Sesungguhnya,  dalam  kenyataan,  ini 

adalah  idealisme  subjektif  lama.  Kemudian  penganut  ajaran  Mach, 

Pearson—seorang  penentang  tangguh  materialisme—mengatakan, 

“Sekarang  tak mungkin  lagi  ada keberatan  ilmiah  atas ungkapan kita, 

bahwa materi adalah perasaan golongan‐golongan yang permanen.”   

Selanjutnya  ini  adalah  mendekati  definisi  John  Stuart  Mill 

223 Ibid., h.8. 224 Ibid., h.131.

Page 292: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

244 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

mengenai  ‘materi’  sebagai  kemungkinan  permanen  dari  sensasi;  tetapi 

definisi  mengenai  materi  ini  membawa  kita  jauh  dari  materi  sebagai 

sesuatu yang bergerak. Di sini tidak ada selembar daun pun dari ‘unsur‐

unsur,  dan  dengan  demikian  kaum  idealis  secara  tangan  terbuka 

menyambut kaum agnostisis. 

Dalam  karya  ini,  Lenin  membantah  Machisme  dengan 

menyatakan:  “Seluruh  Machisme  berjuang  dari  awal  sampai  akhir 

melawan ilmu‐alam ‘metafisis’ dengan menamakan materialisme alamiah‐

ilmiah,  yaitu  keyakinan  yang  secara  instingtif,  yang  tak disadari,  yang 

tak  tersusun,  yang  secara  filosofis  tak  sadar,  keyakinan  daripada 

mayoritas  terbesar ahli  ilmu‐alam  terhadap  realitas objektif dunia  luar 

yang dicerminkan oleh kesadaran kita.” 

Lenin  menyatakan  bahwa  kaum  idealis  filosofis  adalah  kawan 

seperjuangan dan penerus dari kaum  empiriokritisis.225  Sesudah mengkritik 

keras,  sebagaimana  mestinya,  kaum  empiriokritisis  Rusia  dan  guru‐

guru  asing  mereka,  Lenin  dalam  bukunya  sampai  pada  kesimpulan 

mengenai revisionisme di bidang filsafat dan teori sebagai berikut: 

 1. Pemalsuan Marxisme yang semakin halus, penyajian yang

semakin halus ajaran-ajaran anti-materialis dengan kedok Marxisme—itulah yang mencirikan revisionisme modern baik dalam ekonomi politik, dalam masalah-masalah taktik maupun dalam filsafat pada umumnya.

2. Seluruh mazhab Mach dan Avenarius menuju idealisme. 3. Kaum Machis kita semuanya telah terjerat dalam idealisme. 4. Di belakang skolastisisme epistemologis dari empiriokritisme

orang tidak boleh tidak melihat perjuangan partai-partai dalam filsafat, perjuangan yang pada akhirnya mencerminkan kecenderungan-kecenderungan dari ideologi klas-klas yang bermusuhan dalam masyarakat modern

5. Peranan klas yang objektif dari empiriokritisisme pokoknya berupa pengabdian sepenuhnya kepada kaum fideis (kaum reaksioner yang mengutamakan kepercayaan daripada ilmu) dalam perjuangan mereka menentang materialisme pada umumnya dan materialisme historis pada khususnya.

6. Idealisme filsafat adalah ... jalan menuju klerikalisme.226   225 Ibid., h.181. 226 Komisi CC PKUS (B), Sejarah Partai Komunis Uni Sovyet (Bolsyewiki), Bahan Pelajaran Singkat, Disahkan oleh CC PKUS (B) 1938, Penerbit Indonesia Progresif, 1984, h.157.

Page 293: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

X — Dialektika: dari Herakleitos sampai Mao Zedong | 245

 

 

 

 

 

Dialektika: dari Herakleitos, Lewat Hegel,   

Marx–Engels dan Lenin, sampai Mao Zedong  

 

 

 

 

MATERIALISME  berkembang  maju  seiring  dengan  perkembangan 

pemikiran  manusia.  Dari  materialisme  primitif  filsuf  Yunani  kuno 

Demokritos  (kira‐kira  460—370  SM)  yang mengajarkan  bahwa materi 

terkecil  adalah  atom yang  tak dapat dibagi  lagi yang berada di  ruang 

hampa, menjadi materialisme Epikurus (341—270 SM) yang mengajarkan 

atom‐atom itu bergerak secara abadi dengan kecepatan yang sama, tidak 

mempunyai  kualitas  kecuali  bentuk,  ukuran,  dan  berat;  berkembang 

menjadi materialisme Feuerbach  (1804—1872) yang metafisis; dan  sampai 

pada materialisme Marx, materialisme dialektis—pandangan materialisme 

dengan metode berpikir dialektika. 

Cara berpikir manusia berkembang sesuai dengan perkembangan 

sejarah kemanusiaan. Pada zaman Tiongkok kuno, menurut ajaran Lao 

Zi  (kira‐kira  581—500  SM) dalam Daoisme, di  alam  raya  tak  ada  yang 

tetap,  yang  permanen,  yang  tak  berubah;  ada  yang  lenyap,  datang 

penggantinya, maka sudah  terdapat pikiran mengenai peralihan  sesuatu 

menjadi  lawannya. 227   Dao  adalah  kategori  alam  raya  yang  tidak 

tergantung pada benda‐benda lainnya yang mana pun, Dao adalah selalu 

berubah dan bergerak, bergerak dalam  lingkaran‐lingkaran. De, di  lain pihak 

adalah perluasan dari Dao, penerapannya dalam kehidupan, masyarakat 

dan  politik.  Pandangan  ajaran  Daoisme  yang  menyatakan  hal  ihwal 

selalu berubah, dan ungkapan‐ungkapan yang  terdapat dalam Dao De 

Jing: “yang  tak penuh, berubah menjadi penuh; yang bengkok menjadi 

227 Laozi, op.cit., h.45.

Page 294: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

246 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

lurus;  yang  usang menjadi  baru” menunjukkan  perubahan  hal  ihwal 

menjadi yang sebaliknya, adalah mengandung unsur‐unsur dialektika. 

Ahli  pikir  Yunani  kuno  Herakleitos  (kira‐kira  535—475  SM) 

mengajukan ungkapan Panta Rhei, segala‐galanya mengalir, segala‐galanya 

berubah.  Inilah  akar  dari  dialektika.  Di  samping  Herakleitos  terdapat 

Plutarchus dengan ungkapannya: ”yang hidup dan yang mati”, “yang 

jaga dan yang tidur”, “yang muda dan yang tua”, “bagi kita adalah itu‐

itu  juga”.  Di  sini  terdapat  unsur‐unsur  kesatuan  dari  hal‐hal  yang 

bertentangan, salah satu unsur penting dari dialektika. 

Menurut George Wilhelm Friedrich Hegel (1770—1831), dialektika 

adalah  satu‐satunya metode pengenalan  yang benar, yang berlawanan 

dengan  metafisika.  Pertama‐tama  Hegel  mengungkapkan  masalah 

kesamaan antara dialektika, logika dan teori pengenalan (epistemologi). Hegel 

merumuskan  bahwa  hukum‐hukum  pokok  dialektika  adalah:  hukum 

kontradiksi,  hukum  peralihan  kuantitas  ke  kualitas,  dan  hukum  negasi  dari 

negasi.  Hegel  memaparkan  hukum  dialektika  tentang  perkembangan 

sebagai sebab dan akibat, kemungkinan dan keharusan, kesamaan dan 

perbedaan, isi dan bentuk, yang abstrak dan yang konkret. 

Dialektika  berkembang  dari  masa  ke  masa,  sesuai  dengan 

perkembangan  sejarah  manusia  berpikir.  Hegel  adalah  filsuf  Jerman 

yang mengembangkan metode berpikir dialektika dari Herakleitos. Hegel 

mengungkap,  mendalami,  berbagai  segi  dan  unsur  dari  dialektika. 

Masalah  pokok  dari  filsafat  dipecahkan  oleh  Hegel  dengan  posisi 

idealisme positif. Yang menjadi dasar semua gejala alam dan masyarakat 

adalah  jiwa  dunia.  Menurut  Hegel,  jiwa  dunia  adalah  yang  utama 

(primer) dan abadi, alam adalah kelahiran  (turunan) dari  jiwa. Baginya, 

jiwa dunia adalah “ide mutlak (absolut)” adalah “kesadaran ketuhanan”.228   

“Ide  mutlak”  Hegel  yang  melahirkan  alam  dan  manusia,  pada 

hakikatnya tidak berbeda dengan Tuhan menurut kepercayaan gereja.229 

Inilah  akar  idealisme  Hegel.  Mengenai  hal  ini  Lenin  menyatakan: 

“Hakikat  idealisme adalah mengutamakan kejiwaan  sebagai  titik  tolak; dari 

sifat luarnya; dari situ baru kemudian muncul alam, dan hanya kemudian 

barulah  ada  alam  kesadaran  manusia  biasa.  Oleh  karena  itu,  yang 

bersifat  ‘kejiwaan’  yang  primer  ini  selalu  menjadi  ‘abstraksi  yang  tak 

228 Istoriya Filosofii (Sejarah Filsafat), Jilid II, Izdatyelstvo Akademii Nauk SSSR (Balai Penerbitan Akademi Ilmu Pengetahuan URSS), Moskwa, 1957, h.74—75. 229 Ibid., h.80.

Page 295: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

X — Dialektika: dari Herakleitos sampai Mao Zedong | 247

bernyawa’ yang menyembunyikan teologi yang cair. Misalnya saja, setiap 

orang  tahu  tentang  apa  itu  pikiran  (ide) manusia,  tetapi  pikiran  (ide) 

yang  bebas  dari  manusia  dan  ada  lebih  dulu  dari  manusia  adalah 

omong kosong; satu ide yang abstrak, Ide Absolut, adalah satu penemuan 

teologi dari Hegel yang idealis.”230 

 Marx menjungkirbalikkan dialektika Hegel, mengambil  intinya, 

membuang  seginya  yang  idealis  dan  menggantinya  dengan  yang 

materialis. Mengenai  dialektika, Engels memaparkan dalam karya Anti‐

Dühring  tentang  “perubahan‐perubahan  kuantitas  menjadi  kualitas”, 

bahwa  ”perubahan  kuantitatif  pada  rumus  molekul  menghasilkan 

benda yang kualitatif berbeda.”231 

Dalam Dialektika Alam, Engels menulis: “Dialektika sebagai  ilmu 

dari  saling  hubungan  universal;  hukum‐hukum  pokoknya  adalah: 

perubahan kuantitas dan kualitas; saling menyusup antara kutub‐kutub 

yang  bertentangan  dan  saling  berubah  sesamanya;  perkembangan 

melalui  kontradiksi  atau  negasi  dari  negasi;  perkembangan  yang 

berlangsung dalam bentuk lingkaran spiral.”232 

Dalam Anti‐Dühring,  Engels menulis:  “Gerak  itu  sendiri  adalah 

kontradiksi.  Jika  perpindahan  tempat  yang  sederhana  mengandung 

kontradiksi, maka demikian pulalah dalam  bentuk‐bentuk  gerak  lebih 

tinggi  dari materi,  dan  lebih  istimewa  lagi  dalam  kehidupan  organik 

dan perkembangannya. Maka oleh karena itu hidup adalah kontradiksi ... 

begitu berhenti kontradiksi, maka hidup pun berakhir.”233 

Lenin secara luas dan mendalam mempelajari masalah dialektika. 

Dari mempelajari  karya Hegel,  Ilmu  Logika,  Lenin mencatat  16  unsur 

dialektika sebagai berikut: 

 1. Objektivitas dalam memandang hal ihwal. 2. Pelajari keseluruhan saling-hubungan yang banyak segi dari

hal ihwal. 3. Pelajari perkembangan hal ihwal, geraknya sendiri, hidupnya

sendiri.

230 V.I. Lenin, op.cit., h.214. 231 Frederick Engels, Anti-Dühring, Herr Eugen Dühring’s Revolution in Science, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1954, h.177. 232 Frederick Engels, Dialectics of Nature, Progress Publishers, Moscow, 1964, h.17. 233 Frederick Engels, op.cit., h.167—168.

Page 296: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

248 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

4. Pelajari kecenderungan kontradiksi internal hal ihwal tersebut. 5. Hal ihwal (gejala) harus dipandang sebagai jumlah dan

persatuan segi-segi yang bertentangan. 6. Perjuangan dari segi-segi yang bertentangan. 7. Pemaduan analisa dan sintesa—terpecahnya bagian-bagian,

penjumlahan bagian-bagian itu bersama. 8. Saling hubungan setiap hal-ihwal. 9. Bukan hanya persatuan dari segi-segi yang bertentangan, tetapi

juga peralihan tiap-tiap kualitasnya, peralihan penampilannya, segi-seginya menjadi tiap-tiap lainnya (lawannya yang berkontradiksi).

10. Proses penemuan yang tak habis-habisnya atas segi-segi baru, saling hubungan, dan lain-lain.

11. Proses yang tak habis-habisnya dalam pendalaman pemahaman manusia atas hal ihwal, gejala-gejala, berbagai proses, dan lain-lain, dari gejala luar ke hakikat, dan dari hakikat yang kurang mendalam ke yang lebih mendalam.

12. Dari koeksistensi ke sebab dan akibat (kausalitas) dan dari satu bentuk saling hubungan ke bentuk yang lain, yang lebih mendalam, lebih bersifat umum.

13. Pengulangan menjadi tingkat yang lebih tinggi dari penampilan tertentu sifat hal-ihwal.

14. Pengulangan bagaikan kembali balik pada yang lama, negasi dari negasi.

15. Perjuangan isi dan bentuk dan sebaliknya. Pembuangan bentuk, transformasi isi.

16. Peralihan kuantitas dan kualitas, dan sebaliknya.234  

Selanjutnya  Lenin  menulis,  “Secara  ringkas,  dialektika  dapat 

didefinisikan sebagai ajaran tentang persatuan segi‐segi yang bertentangan. 

Ini  adalah  inti  dialektika,  tapi  ini  memerlukan  penjelasan  dan 

pengembangan.”235 

 

Dari 16 unsur dialektika ini, Lenin memusatkan pada tiga hal:   

 

1. Persatuan dan perjuangan dari segi‐segi yang berkontradiksi.   2. Perubahan  sesuatu  menjadi  segi  yang  berlawanan,  peralihan kuantitas menjadi kualitas, dan sebaliknya.   

3. Negasi dari negasi.  234 V.I. Lenin, Kumpulan Karya, bahasa Rusia, edisi V, Jilid XXIX, h.203—204. 235 V.I. Lenin, op.cit., h.204.

Page 297: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

X — Dialektika: dari Herakleitos sampai Mao Zedong | 249

 

Lenin mengajarkan bahwa, “Dialektika adalah ajaran yang paling 

menyeluruh dan mendalam mengenai perkembangan.”236   

Lebih  lanjut,  dalam  tulisan  Tentang  Masalah  Dialektika,  Lenin 

menulis, “Terbaginya suatu kesatuan menjadi dua dan pengenalan atas 

bagian‐bagiannya  yang  berkontradiksi  adalah  hakikat  (salah  satu  yang 

hakiki, salah satu karakteristik atau ciri yang pokok, jika bukan terpokok) 

dialektika….  Kesamaan  dari  segi‐segi  yang  bertentangan  …  adanya 

tendensi‐tendensi yang berkontradiksi, saling menyisihkan dan berlawanan 

di dalam segala gejala dan proses alam (termasuk jiwa dan masyarakat). 

Syarat  bagi  pengetahuan  tentang  semua  proses  dunia  dalam  ‘gerak 

sendiri’  mereka,  dalam  perkembangan  spontan  mereka,  dalam 

kehidupan nyata mereka, adalah pengetahuan  tentang mereka  sebagai 

kesatuan  dari  segi‐segi  yang  bertentangan.  Perkembangan  adalah 

‘perjuangan’ dari segi‐segi yang bertentangan.   

Kesatuan  (kesesuaian,  kesamaan,  keseimbangan‐aksi)  segi‐segi 

yang  berlawanan  adalah  bersyarat,  sementara,  tak  kekal,  relatif. 

Perjuangan segi‐segi yang berlawanan yang saling menyisihkan adalah 

mutlak, sebagaimana  juga perkembangan dan gerak adalah mutlak.”237 

Dalam  banyak  kesempatan  Lenin  mengemukakan  bahwa  kontradiksi 

adalah inti dari dialektika. 

Dari  mempelajari  karya‐karya  Lenin  inilah  Mao  Zedong  pada 

tahun  1937  menulis  karyanya  Tentang  Kontradiksi.  Karya  ini  dimulai 

dengan kalimat: “Hukum kontradiksi di dalam hal ihwal, yaitu hukum 

kesatuan  dari  segi‐segi  yang  berlawanan,  adalah  hukum  terpokok 

dialektika  materialis.  Lenin  sering  menamakan  hukum  ini  hakikat 

dialektika,  juga menamakannya  inti dialektika.”238 Mao Zedong  sangat 

mencengkam  isi  karya  Lenin  Tentang Masalah Dialektika. Dalam  karya 

Tentang Kontradiksi terdapat 13 kutipan karya Lenin. Tujuh di antaranya 

236 V.I. Lenin, Karl Marx, Kumpulan Karya Lengkap, Jilid XXVI, h.53. 237 V.I. Lenin, Ibid., h.316—322. 238 Lihat Empat Karya Filsafat, Ketua Mao Tjetung, Pustaka Bahasa Asing, Peking, 1970, h.47. Semenjak pertengahan tahun lima puluhan abad lalu, karya Mao Zedong ini sudah dikenal di Indonesia. Antara tahun 1956 dan 1964, Jajasan Pembaruan sudah mencetak empat kali terjemahan Indonesia karya ini. Di samping itu, Pustaka Bahasa Asing Peking berkali-kali menerbitkan terjemahan Indonesia karya ini. Dan juga dimuat dalam Pilihan Tulisan Mao Tje-tung, Jilid Pertama, serta terdapat berbagai edisi ukuran saku.

Page 298: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

250 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

adalah dari karya Lenin Tentang Masalah Dialektika. 

Tentang  Kontradiksi  adalah  karya  filsafat.  Sebagaimana  karya 

filsafat  pada  umumnya,  adalah  tidak  mudah  untuk  dicerna  dan 

dikuasai. Lebih‐lebih  lagi  jika membacanya bukan dari bahasa aslinya. 

Tetapi  karena  pemaparannya  yang  populer,  Mao  Zedong  bisa 

menguraikan inti dialektika, yaitu ajaran Tentang Kontradiksi yang mudah 

dipahami. 

Sayang,  kesalahan  dalam  terjemahan  menyebabkan  kesalahan 

dalam memahaminya. Dalam  edisi  Indonesia  yang  diterbitkan  Jajasan 

Pembaruan  tahun 1958 h.22, dan edisi  tahun 1959 h.25,  istilah Tionghoa 

gen  ben  diterjemahkan  pokok; maka  gen  ben  mao  dun239  diterjemahkan 

menjadi kontradiksi pokok. Dalam edisi  tahun 1958 h.30, dan edisi  tahun 

1959 h.35,  istilah Tionghoa  zhu  yao diterjemahkan  juga  jadi  pokok; dan 

zhu  yao  mao  dun240   diterjemahkan  menjadi  kontradiksi  pokok.  Dengan 

demikian dua  istilah Tionghoa yang berbeda artinya, yaitu gen ben mao 

dun dan zhu yao mao dun diterjemahkan menjadi kontradiksi pokok. Oleh 

karena  itu  adalah  salah,  memahami  kontradiksi  dasar  sama  dengan 

kontradiksi pokok.   

Yang  rapi  adalah  terjemahan  bahasa Rusia,  yang menggunakan 

kata  osnovnoye  protivoreciye 241   untuk  gen  ben  mao  dun,  dan  glavnoye 

protivoreciye242  buat  zhu  yao  mao  dun.  Osnovnoye  protivoryeciye  adalah 

kontradiksi dasar, dan glavnoye protivoryeciye adalah kontradiksi pokok. Dua 

kontradiksi  ini  sangat  berbeda.  Penyelesaian  kontradiksi  dasar  berarti 

terjadinya perubahan kualitatif hal  ihwal.  Jadi, untuk mengubah kualitas 

suatu  hal  ihwal,  haruslah  diselesaikan  kontradiksi  dasarnya.  Dalam 

keadaan  banyaknya  kontradiksi  dalam  satu  hal  ihwal,  terdapat  satu 

kontradiksi  yang  pokok,  yang memainkan  peranan memimpin  dalam 

hal  ihwal  tersebut;  yang  jika  diselesaikan,  akan  mempermudah 

penyelesaian  kontradiksi  dasar. Maka  pilihlah  dan  tetapkan  kontradiksi 

239 根本矛盾;Gēnběn máodùn, dalam bahasa Mandarin berarti “kontradiksi dasar”. 240 主要矛盾;Zhǔyào máodùn, dalam bahasa Mandarin berarti “kontradiksi pokok”. 241 Oсновной противоречие; osnovnoy protivorechiye, dalam bahasa Rusia berarti “kontradiksi dasar”. 242 Главное противоречие; glavnoye protivorechiye, dalam bahasa Rusia berarti “kontradiksi pokok”.

Page 299: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

X — Dialektika: dari Herakleitos sampai Mao Zedong | 251

pokok,  salah  satu  di  antara  kontradiksi  yang  banyak  itu.  Penyelesaian 

kontradiksi  pokok  itu  akan memudahkan  penyelesaian  kontradiksi  dasar. 

Oleh  karena  itu,  memilih  dan  menetapkan  kontradiksi  pokok  serta 

mencengkam penyelesaian kontradiksi pokok adalah sangat penting untuk 

memudahkan penyelesaian kontradiksi dasar. 

Dengan  karya  Tentang  Kontradiksi,  Mao  Zedong  telah 

memperkaya  filsafat  Marxis,  memperdalam  ajaran  tentang  dialektika. 

Memahami dan menguasai karya ini berarti mempersenjatai diri dengan 

dialektika  Marxis,  metode  berpikir  ilmiah  yang  diperlukan  untuk 

melawan pembodohan. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 300: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

252 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 301: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XI — Hukum Satu Pecah Jadi Dua dan Dua Bergabung Jadi Satu | 253

 

 

 

 

 

XI 

Hukum Satu Pecah Jadi Dua   

dan Dua Bergabung Jadi Satu  

 

 

 

 

DALAM  memandang  atau  mempelajari  semua  hal  ihwal,  Lenin 

mengajukan metode razdvoyeniye yedyinovo243—terbaginya satu kesatuan 

menjadi  dua  dan  yedyinstvo  protivopolozhnostyei244—persatuan  segi‐segi 

yang  bertentangan,  sebagai  hukum  dari  dialektika. 245   Ungkapan  ini 

secara  populer  bisa  dipahami  sebagai  satu  pecah menjadi  dua  dan  dua 

bergabung menjadi satu.   

Segala  hal  ihwal,  baik  hal  ihwal  alam  semesta,  hal  ihwal 

masyarakat,  atau  pun  hal  ihwal  pikiran,  haruslah  dipandang  atau 

dipelajari dalam geraknya, dalam proses perubahannya. Pada setiap hal 

ihwal pasti terdapat berbagai seginya. Segi‐segi dalam satu hal ihwal itu 

saling  berbeda,  saling  bertentangan,  saling  berkontradiksi.  Proses 

perubahan hal  ihwal  itu  terjadi dalam bentuk bentrok atau perjuangan 

segi‐segi yang bertentangan. Atau dalam bentuk persatuan dari segi‐segi 

yang bertentangan. Kedua‐dua kejadian ini adalah pelaksanaan hukum 

dialektika. 

Hujan  adalah  peristiwa  alam  yang  sangat  biasa.  Hujan  terjadi 

karena mengendapnya uap  air dari  awan disebabkan  oleh penurunan 

temperatur.  Uap  yang  ringan  karena  molekul‐molekul  air  yang 

243 Раздвоение единого; razdvoyeniye yedinogo, dalam bahasa Rusia berarti “terbaginya satu kesatuan menjadi dua”. 244 Единствоп ротивоположностей; yedinstvo protivopolozhnostey, dalam bahasa Rusia berarti “persatuan segi-segi yang bertentangan”. 245 Baca karya Lenin Tentang Masalah Dialektika.

Page 302: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

254 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

renggang melayang  sebagai  awan.  Dengan  penurunan  temperatur  di 

udara, molekul‐molekul air yang renggang itu jadi memadat, bersatunya 

molekul‐molekul air itu menjadi air. Turunlah hujan. Yang terjadi adalah 

bersatunya  segi‐segi  hal  ihwal,  dalam  hal  ini  bersatunya  molekul‐

molekul  uap  air,  hingga menghasilkan  hal  ihwal  yang  baru,  yaitu  air 

hujan.  Campuran  dua  warna  bisa  menghasilkan  warna  baru,  seperti 

kuning  dicampur  dengan  biru  akan  menghasilkan  hijau;  merah 

dicampur  dengan  biru  akan menghasilkan  lembayung. Di  sini  terjadi 

bersatunya  segi‐segi  yang  bertentangan, menghasilkan  hal  yang  baru, 

dua bergabung menjadi satu. 

Mendidihnya  air  yang  dipanaskan  adalah  peristiwa  fisika 

perubahan  air menjadi  uap. Molekul  air  yang  semula  bersatu,  karena 

dipanaskan menjadi saling berpisahan hingga terbentuk uap air. Di sini 

terjadi  terpecahnya  kesatuan molekul  air menjadi molekul  uap  yang 

berbeda sifatnya dengan air. Sinar yang tanpa warna bisa diurai menjadi 

pelangi  warna‐warni  dengan  melewatkan  sinar  tersebut  pada  suatu 

prisma. Yang  terjadi adalah  terbaginya satu kesatuan menjadi segi‐segi 

yang berlainan, satu pecah menjadi dua. 

Bom hidrogen adalah bahan ledak fusi nuklir yang terjadi karena 

berlangsungnya  fusi nuklir,  yaitu penggabungan dua  isotop hidrogen, 

deuterium dan  tritium.  Fusi  ini membentuk  helium dan  neutron, dan 

mengeluarkan energi yang dahsyat. Ini adalah peristiwa penggabungan, 

bersatunya  dua  jenis  atom  yang melahirkan  atom  baru. Dalam  fisika 

plasma  terjadi proses  fusi nuklir, yaitu penggabungan atom‐atom yang 

berbeda  dan  melahirkan  unsur  baru  dan  bersamaan  dengan  itu 

timbulnya energi yang  luar biasa besarnya. Di  sini berlangsung proses 

dua bergabung menjadi satu. 

Di samping itu, terjadi pemecahan nuklir, fisi‐nuklir, transmutasi 

nuklir,  yaitu  atom  yang  radioaktif  berproses  mengeluarkan  sinar 

(radiasi) alfa, beta, dan gamma, dan menjadi unsur baru. Helium‐4 yang 

memiliki  dua  neutron  dan  dua  proton,  karena  radiasinya  sendiri 

menjadi berubah menjadi unsur baru, deuterium. Demikian pula atom‐

atom  yang  radioaktif  uranium  U‐235  dan  plutonium  Pu‐239 

mengeluarkan radiasi. Proses ini mengeluarkan energi yang besar. Inilah 

dasar  pembentukan  bom  atom  dan  pembangkit  tenaga  listrik  nuklir 

komersial. Di sini terjadi terpecahnya atom melahirkan yang baru. Yang 

terjadi adalah satu pecah menjadi dua. 

Page 303: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XI — Hukum Satu Pecah Jadi Dua dan Dua Bergabung Jadi Satu | 255

Penguraian  dalam  proses  kimia  adalah  terpecahnya  segi‐segi 

yang  bertentangan  dari  suatu  persenyawaan  kimia. Molekul  air, H2O, 

adalah  persenyawaan  yang  terdiri  dari  atom‐atom  H2  dan  O2,  dapat 

pecah  menjadi  molekul‐molekul  H2  dan  O2.  Kebalikannya, 

penggabungan  dua  atom  hidrogen  dengan  satu  atom  oksigen 

membentuk molekul air. Kualitas molekul air berbeda dengan kualitas 

molekul  hidrogen  dan molekul  oksigen. Dalam  kedua macam  proses 

kimia  itu,  terjadi  perubahan  kualitas  air  (H2O)  menjadi  molekul 

hidrogen  (H2)  dan  molekul  oksigen  (O2).  Dan  sebaliknya,  molekul 

hidrogen  (H2)  bergabung  dengan  molekul  oksigen  (O2)  membentuk 

molekul  air  (H2O).  Banyak  sekali  peristiwa  reaksi  kimia  berlangsung 

dalam  bentuk  penyatuan  atom‐atom  yang  berbeda, menjadi  molekul 

dengan  kualitas  baru  sama  sekali.  Penyatuan  dan  pemisahan  terjadi 

dalam proses perubahan kualitas suatu persenyawaan kimia. 

Dalam biologi, bergabungnya sperma dengan telur dalam indung 

telur  melahirkan  embrio—kecambah  yang  akan  tumbuh  jadi  benda 

hidup  baru.  Hidup  adalah  berlangsungnya  proses  perubahan  kimia 

dalam  sel‐sel  yang merupakan  bagian  dari  benda  hidup.  Dari  benda 

hidup yang paling  sederhana, mikroba‐mikroba atau binatang  satu  sel 

hidup  dengan melangsungkan mengonsumsi  oksigen  dan membuang 

kotoran  ampas  dari  cernaan.  Oksigen  yang  dikonsumsi  beroperasi 

dalam  sel,  menyebabkan  perubahan‐perubahan  kromosom  yang 

terpecah menjadi berlipat ganda. Penggandaan kromosom, terpecahnya 

kromosom menjadi  berlipat‐ganda menyebabkan  terbentuknya  sel‐sel 

baru. Terbentuknya sel baru  itulah yang merupakan proses hidup. Hal 

ini  terjadi pada  binatang  satu  sel  sampai pada makhluk paling  rumit, 

manusia.  Proses  penggabungan‐penggabungan  dan  pemecahan‐

pemecahan jalin‐berjalin. Demikianlah dialektika hidup. 

Dalam masyarakat, banyak  terjadi perubahan kekuasaan negara, 

perubahan pemerintah, perubahan kekuasaan politik yang berlangsung 

lewat perjuangan golongan‐golongan politik yang saling mengalahkan, 

lewat  perjuangan  klas,  satu  klas  mengalahkan  klas  lawannya,  lewat 

revolusi hingga terbentuk kekuasaan politik baru yang menjadi ciri baru 

dari  masyarakat  yang  berubah  itu.  Perubahan  ini  terjadi  lewat 

kontradiksi  yang  antagonistik,  yaitu  salah  satu  dari  segi‐segi  yang 

berkontradiksi  itu  menang  mengalahkan  segi  lawannya.  Inilah 

perjuangan dari segi‐segi yang bertentangan. 

Page 304: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

256 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Banyak  juga  terjadi  perubahan  kekuasaan  politik,  yang 

berlangsung lewat persatuan dari segi‐segi yang bertentangan, yaitu terjadi 

dengan  terwujudnya  koalisi  berbagai  kekuatan  sosial  yang  semula 

saling bertentangan, hingga melahirkan satu pemerintah koalisi dengan 

ikut  serta  atau  didukung  oleh  semua  unsur  masyarakat  yang  saling 

bertentangan itu. 

Jadi, satu pecah menjadi dua dan dua bergabung menjadi satu adalah 

hukum dialektika yang  tidak semestinya dipertentangkan, karena dua‐

duanya  berlaku  dalam  syarat‐syarat  tertentu  pada  proses  perubahan 

suatu hal ihwal. 

Dalam karya Tentang Mengurus Secara Tepat Kontradiksi di Kalangan 

Rakyat, tahun 1957, Mao Zedong secara populer memaparkan perbedaan 

antara kontradiksi di kalangan  rakyat dan kontradiksi dengan musuh; 

dipaparkan  pengertian  rakyat  dan  pengertian musuh;  serta  jalan  dan 

usaha yang harus ditempuh dalam menyelesaikan berbagai kontradiksi 

di  kalangan  rakyat. Dipergunakan  kediktaturan  terhadap musuh,  dan 

demokrasi  terhadap  rakyat.  Inilah  pelaksanaan  diktatur  demokrasi 

rakyat.  Diktatur  demokrasi  rakyat  hakikatnya  adalah  diktatur 

proletariat. Di Tiongkok, diktatur demokrasi  rakyat  adalah  kekuasaan 

politik kerja sama multi‐partai di bawah pimpinan Partai Komunis.   

Dalam  menyelesaikan  kontradiksi  di  kalangan  rakyat 

dipergunakan  metode  meyakinkan,  metode  kritik  menghindari 

kontradiksi  yang  antagonistis.  Dipergunakan  pedoman  mengobat 

penyakit  untuk  menyembuhkan  si  sakit.  Dewasa  ini,  dalam 

pembangunan  sosialisme  berkepribadian  Tiongkok,  membangun 

masyarakat  yang  cukup  sejahtera dan  harmonis, pasti  akan menghadapi 

banyak  kontradiksi  dalam masyarakat.  Tentulah  akan  banyak  berlaku 

metode  dialektika  persatuan  segi‐segi  yang  bertentangan,  dua 

bergabung  menjadi  satu  menghindari  kontradiksi‐kontradiksi  yang 

antagonistis dalam memecahkan kontradiksi‐kontradiksi ini. 

Dalam masyarakat  Indonesia, pengalaman menunjukkan di kala 

berlangsungnya  Revolusi  Agustus  1945,  rakyat  sedang  berjuang 

melawan kaum kolonial Belanda yang ingin kembali berkuasa. Berbagai 

kontradiksi  terdapat dalam masyarakat. Kontradiksi  antara  kaum  tani 

dengan  kaum  tuan  tanah  feodal,  kontradiksi  kaum  buruh  lawan 

majikan,  kontradiksi  antara  berbagai  partai  politik  yang  tumbuh 

bagaikan  jamur  seusai  hujan,  kontradiksi  antara  berbagai  kekuatan 

Page 305: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XI — Hukum Satu Pecah Jadi Dua dan Dua Bergabung Jadi Satu | 257

bersenjata yang dibentuk rakyat. Kontradiksi‐kontradiksi ini dipecahkan 

dengan  metode  persatuan  segi‐segi  yang  bertentangan.  Namun 

kontradiksi rakyat melawan kaum kolonial dipecahkan dengan metode 

saling mengalahkan,  bahkan  lewat  pertempuran  bersenjata. Dua  jenis 

kontradiksi,  dipecahkan  dengan  dua  metode  yang  berbeda.  Kedua 

metode itu adalah metode dialektika. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 306: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

258 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 307: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XII — Tentang Hukum Kontradiksi: Kontradiksi Dasar dan Kontradiksi Pokok | 259

 

 

 

 

 

XII 

Tentang Hukum Kontradiksi: 

Kontradiksi Dasar dan Kontradiksi Pokok  

 

 

 

 

DALAM karya Tentang Masalah Dialektika, Lenin mengemukakan bahwa 

hukum  kontradiksi  adalah  hukum  pokok  dari  dialektika.  Lenin 

mendalami  studi  tentang masalah  dialektika,  sampai menemukan  16 

jenis  unsur  dialektika.  Dalam  proses  perkembangan  segala  hal  ihwal 

terdapat  banyak  kontradiksi.  Bertambah  rumit  hal  ihwal,  bertambah 

banyak kontradiksi di dalamnya. Di antaranya  terdapat satu kontradiksi 

dasar dan satu kontradiksi pokok. Memahami perbedaan antara kontadiksi 

dasar dan kontradiksi pokok ini sangat penting.   

Perubahan satu hal ihwal ditentukan oleh penyelesaian kontradiksi 

dasar  itu.  Jika  kontradiksi  dasarnya  terselesaikan,  maka  terjadilah 

perubahan  hal  ihwal  itu.  Selama  kontradiksi  dasar  belum  terselesaikan, 

belumlah berubah hakikat atau kualitas hal  ihwal  tersebut. Karena  itu, 

menemukan  dan  memahami  kontradiksi  dasar  satu  hal  ihwal  adalah 

sangat penting. 

Untuk mengubah  kualitas  suatu  hal  ihwal,  harus  dengan  tepat 

menentukan  kontradiksi  dasarnya.  Itu  dimulai  dengan meneliti  hakikat 

hal  ihwal  yang  akan  diubah.  Harus  dipelajari  secara  konkret  semua 

saling hubungan dan semua kontradiksi yang ada. Dari sekian banyak 

kontradiksi, pasti ada satu kontradiksi dasar. Pada hal  ihwal yang rumit, 

di  samping  kontradiksi  dasar  terdapat  banyak  kontradiksi  lainnya. 

Seringkali  tidak  bisa  langsung  kontradiksi  dasar  yang  diselesaikan.  Di 

antara  kontradiksi  yang  banyak  itu,  ada  kontradiksi,  yang  jika 

diselesaikan akan memudahkan atau membantu penyelesaian kontradiksi 

Page 308: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

260 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

dasar.  Kontradiksi  ini  adalah  kontradiksi  pokok.  Dalam  penyelesaian 

semua hal  ihwal, mencari  kontradiksi pokoknya adalah  jalan yang harus 

ditempuh  untuk  sampai menyelesaikan  kontradiksi  dasar. Menghadapi 

hal  ihwal  yang  rumit,  yang  banyak  kontradiksinya,  haruslah 

mencengkam  satu  kontradiksi  pokok,  sedangkan  kontradiksi‐kontradiksi 

lainnya adalah kontradiksi yang sekunder. 

Dalam  praktek, misalnya  rombongan  yang  ingin menyeberangi 

sungai. Untuk bisa  sampai ke  seberang,  terdapat berbagai kontradiksi. 

Melintasi,  menyeberang  sungai,  adalah  kontradiksi  dasar.  Sungai  bisa 

diseberangi jika ada jembatan, atau jika rombongan bisa berenang, atau 

jika ada perahu. Dalam keadaan sungai sangat dalam, lebar, dan dengan 

arus  yang  kuat,  sulitlah  penyeberangan  dilakukan  dengan  berenang. 

Jika  tak  ada  jembatan, menyeberang dengan naik perahu  adalah  satu‐

satunya  jalan. Maka mendapatkan perahu merupakan kontradiksi pokok. 

Adanya  perahu,  tetapi  kalau  tidak  dipakai,  kontradiksi  dasar  belum 

terpecahkan.  Dengan  didapatnya  perahu,  maka  mudahlah  dilakukan 

penyeberangan  sungai,  yaitu  dapatlah  memecahkan  kontradiksi  dasar. 

Maka sebelum menyelesaikan kontradiksi dasar, harus diselesaikan  lebih 

dulu  kontradiksi  pokok.  Tanpa  menyelesaikan  kontradiksi  pokok  ini, 

kontradiksi dasar tidak bisa diselesaikan. 

Dalam alam semesta, setiap hal ihwal yang berubah selalu terjadi 

lewat penyelesaian  kontradiksi dasarnya. Air bisa berubah menjadi uap, 

jika molekul air mencapai titik didih 100 derajat celsius. Temperatur air 

adalah menentukan  sifat air  sebagai benda padat  (es), benda cair  (air), 

atau uap (yang menguap). Dengan memberi panas, maka temperatur air 

bisa  mencapai  titik  didih,  yaitu  100  derajat  celsius,  maka  terjadilah 

perubahan  air  menjadi  uap.  Di  sini,  perubahan  temperatur  adalah 

kontradiksi dasar dalam proses perubahan sifat air. Mengubah temperatur 

air adalah cara memecahkan kontradiksi dasar itu. 

Dalam  biologi,  tumbuh‐tumbuhan  hidup  mulai  dari  biji‐bijian 

kering  yang  tumbuh  menjadi  kecambah.  Tumbuhnya  biji  kacang 

menjadi  kecambah  adalah  lewat  proses  kimia,  yaitu  berlangsungnya 

perubahan  sel‐sel  organik  dalam  biji  kacang  itu.  Biji  kacang  harus 

dipandang  satu kesatuan dengan  sekitarnya. Untuk proses perubahan, 

di  sekitarnya  harus  terdapat  peranan:  air,  temperatur  tertentu,  dan 

oksigen.  Dalam  keadaan  biasa,  yaitu  temperatur  ruangan  dan  udara 

sebagaimana  biasa,  maka  adanya  air  adalah  menentukan  untuk 

Page 309: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XII — Tentang Hukum Kontradiksi: Kontradiksi Dasar dan Kontradiksi Pokok | 261

berlangsungnya  proses  kimia  dalam  biji  kacang  tersebut.  Adanya  air 

merupakan  kontradiksi  pokok  untuk  bisa  berlangsungnya  penyelesaian 

kontradiksi  dasar,  yaitu  dengan  disiramkan  air  ke  biji  kacang,  atau  biji 

kacang direndam dalam air berlangsunglah hidup biji kacang menjadi 

kecambah.  Tanpa  air  yang  disiramkan  pada  biji  kacang,  tak  akan 

tumbuh biji  itu,  tak akan  selesai  kontradiksi dasarnya. Mendapatkan air 

adalah  kontradiksi  pokoknya.  Adanya  air  saja,  yaitu  terpecahkannya 

kontradiksi  pokok,  belumlah  berarti  terpecahkan  kontradiksi  dasar.  Biji 

kacang  baru  berubah  menjadi  kecambah,  kontradiksi  dasar  baru 

terpecahkan, bila air disiramkan pada kacang atau kacang direndamkan 

dalam air. Dengan demikian,  sangat  jelas beda artinya  kontradiksi dasar 

dan kontradiksi pokok. 

Dalam  proses  perubahan  masyarakat,  masyarakat  jajahan  bisa 

berubah menjadi masyarakat merdeka. Menurut pengalaman Indonesia, 

dalam masyarakat jajahan terdapat banyak kontradiksi. Ada kontradiksi 

antara  rakyat melawan  kaum  kolonial,  kontradiksi  antara  kaum  tani 

melawan tuan tanah feodal, kontradiksi antara buruh melawan majikan, 

kontradiksi  antara  berbagai  golongan  pedagang,  kontradiksi  antara 

pedagang melawan  kaum  tani,  kontradiksi  antara  berbagai  golongan 

politik atau partai politik. Kontradiksi dasarnya adalah kontradiksi antara 

massa  rakyat  anti‐kolonial melawan  kaum  kolonial. Kalau  kontradiksi 

ini  terpecahkan,  maka  berubahlah  masyarakat  jajahan  itu  menjadi 

masyarakat merdeka. Walaupun kontradiksi antara kaum tani dan tuan 

tanah  terpecahkan,  kontradiksi  antara  pedagang  dengan  kaum  tani 

terpecahkan,  tetapi  jika kontradiksi rakyat dengan kaum kolonial  tidak 

terpecahkan, maka masyarakat  tetap  adalah masyarakat  jajahan,  tidak 

terjadi  perubahan  sifat  masyarakat.  Maka  kontradiksi  antara  rakyat 

tertindas melawan  kaum  kolonial  adalah  kontradiksi  dasar masyarakat 

jajahan. Oleh karena itu, penyelesaian berbagai kontradiksi yang banyak 

itu harus mengabdi pada penyelesaian kontradiksi dasar. 

Jadi,  kontradiksi‐kontradiksi  yang  banyak  terdapat  dalam  satu 

hal ihwal itu tidak menempati kedudukan yang sama. Satu di antaranya 

adalah  kontradiksi  dasar.  Pada  umumnya,  tidaklah  bisa  langsung 

diselesaikan kontradiksi dasar itu. Ada sejumlah kontradiksi tertentu yang 

harus diselesaikan  terlebih dulu untuk bisa menyelesaikan kontradiksi 

dasar. Di  antara  sekian  banyak  kontradiksi  itu,  ada  satu  di  antaranya 

yang  jika  diselesaikan,  memainkan  peranan  mempercepat  atau 

Page 310: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

262 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

mempermudah penyelesaian  kontradiksi dasar. Kontradiksi  ini  adalah 

kontradiksi pokok. Selesaikan dulu kontradiksi pokok, maka akan mudah 

dan  cepat  bisa  diselesaikan  kontradiksi  dasar.  Penyelesaian  kontradiksi 

pokok  ini  mempunyai  peranan  mempermudah  atau  mempercepat 

penyelesaian  kontradiksi  dasar.  Kontradiksi  dasar  tidak  bisa  langsung 

diselesaikan  sebelum berbagai kontradiksi yang ada diselesaikan  lebih 

dulu. Oleh karena itu, perlu dengan tepat menentukan kontradiksi pokok 

suatu  hal  ihwal.  Jika  kontradiksi  pokok  diselesaikan,  akan mudah  atau 

cepat  dapat  diselesaikan  kontradiksi  dasar. Maka  kontradiksi  pokok  bisa 

diartikan ambeg parama arta. 

Semenjak  awal  abad  ke‐20,  sejarah  Indonesia  mencatat 

perubahan‐perubahan  masyarakat  yang  penting.  Dari  penjajahan 

Belanda,  tahun  1942  Indonesia  berubah  menjadi  penjajahan  Jepang. 

Selama  penjajahan  Belanda,  kontradiksi  dasar  masyarakat  Indonesia 

adalah  kontradiksi  antara  rakyat  jajahan  melawan  kaum  kolonial 

Belanda. Di  zaman  Jepang,  kontradiksi  dasar masyarakat  adalah  antara 

rakyat melawan penguasa  fasis  Jepang. Kekalahan  fasis  Jepang dalam 

Perang Dunia  II memberi  kesempatan  bagi  rakyat  Indonesia merebut 

kemerdekaan.  Meletuslah  Revolusi  Agustus  1945  dan  dengan 

Proklamasi 17 Agustus Indonesia menjadi negeri merdeka. Kontradiksi 

rakyat  melawan  penguasa  fasis  Jepang  sudah  terpecahkan  dengan 

kemenangan rakyat.   

Sesudah  menjadi  negeri  merdeka,  timbullah  kontradiksi  baru. 

Kemerdekaan Indonesia diancam oleh usaha kembalinya kaum kolonial 

Belanda  untuk  berkuasa.  Jika  Belanda  berhasil  menguasai  kembali 

Indonesia,  Indonesia  berubah  lagi menjadi  negeri  jajahan.  Karena  itu 

kontradiksi  rakyat  Indonesia  melawan  usaha  kembalinya  kolonial 

Belanda  adalah  kontradiksi  dasar.  Belanda melancarkan  dua  kali  agresi 

bersenjata  untuk  mengalahkan  Republik  Indonesia.  Indonesia 

memenangkan perjuangan membela  kemerdekaan  ini, hingga Belanda 

mengakui  kemerdekaan  Indonesia.  Sesudah  kemerdekaan  diakui 

Belanda, Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri di tengah‐tengah 

kehidupan bangsa‐bangsa merdeka di dunia.   

Selanjutnya, Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia menghadapi 

kontradiksi‐kontradiksi baru, yaitu masalah membangun perekonomian 

negeri, membangun kebudayaan bangsa, mengembangkan pendidikan 

nasional, membangun Angkatan  Bersenjata  RI, melawan  usaha  kaum 

Page 311: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XII — Tentang Hukum Kontradiksi: Kontradiksi Dasar dan Kontradiksi Pokok | 263

rasialis  mengadu‐domba  antar  berbagai  etnis,  melawan  usaha‐usaha 

kaum  separatis  yang  membahayakan  keutuhan  Negara  Kesatuan  RI. 

Dari  sekian  banyak  kontradiksi  yang  muncul  sesudah  kedaulatan 

Indonesia diakui Belanda, membela keutuhan NKRI  adalah  kontradiksi 

dasar.  Kontradiksi  ini  berwujud  perjuangan melawan  kaum  separatis, 

mulai  dari  melawan  DI/TII  yang  mau  mendirikan  Negara  Islam 

Indonesia, sampai PRRI–Permesta yang mendirikan republik tandingan 

di Sumatra. 

Selama masa penjajahan Belanda pada awal abad ke‐20, berbagai 

perjuangan  berlangsung  untuk  memecahkan  kontradiksi  dasar,  yaitu 

untuk mengalahkan  Belanda. Mulai  dari  lahirnya  berbagai  organisasi 

rakyat,  sampai  berdirinya  partai‐partai  politik  yang memperjuangkan 

kemerdekaan  nasional.  Bahkan  terjadi  pemberontakan  nasional 

bersenjata  tahun  1926  di  bawah  pimpinan  PKI.  Pemberontakan  ini 

ditindas  dan  dipadamkan  Belanda  karena  kekuatan  rakyat  yang 

memberontak  tidak  seimbang  dengan  kekuatan  kekuasaan  kolonial. 

Partai‐partai  politik  yang  membahayakan  kekuasaan  Belanda 

dinyatakan terlarang oleh pemerintah Belanda seperti PKI dan PNI. 

Dari  mempelajari  proses  penyelesaian  kontradiksi  dasar 

masyarakat  Indonesia  semenjak  awal  abad  ke‐20  itu  dapat  dicatat, 

pentingnya  memperhatikan  segi‐segi  kontradiksi,  yaitu  kekuatan  yang 

bertarung dalam proses kontradiksi itu. Di zaman kolonial Belanda ada 

dua segi yang berkontradiksi, yaitu kekuatan rakyat melawan kolonialisme 

dan kekuatan kekuasaan kolonial. Kekuatan kekuasaan kolonial adalah 

mengungguli  kekuatan  rakyat.  Segi  kontradiksi  ini  menduduki 

kedudukan  berkuasa,  kedudukan  memimpin.  Hakikat  hal  ihwal 

ditentukan  oleh  segi  yang  memimpin  dalam  kontradiksi  dasarnya. 

Kekuatan rakyat yang berlawan adalah segi kontradiksi yang lemah, tidak 

memimpin.  Kedua  segi  yang  berkontradiksi  ini  tidaklah  tetap,  bisa 

berubah. Yang kuat berubah menjadi lemah, sebaliknya yang lemah bisa 

berubah menjadi kuat. Kegiatan pejuang kemerdekaan, mengorganisasi, 

menggerakkan  rakyat  berpolitik,  meningkatkan  kesadaran  rakyat, 

adalah usaha untuk mengubah kekuatan yang  lemah  itu menjadi kuat. 

Dalam situasi belum mampu mengalahkan kekuasaan kolonial Belanda, 

maka  membangun  dan  memperkuat  kekuatan  rakyat  yang  berjuang 

merupakan  kontradiksi  pokok.  Dengan  kegiatan  ini,  segi  rakyat  yang 

berjuang dapat diperkuat.  Jadi  segi‐segi yang  saling berjuang,  segi‐segi 

Page 312: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

264 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

yang berkontradiksi dalam kontradiksi dasar itu bisa berubah.   

Karena  pecahnya  Perang Asia  Timur  Raya,  kekuasaan  kolonial 

Belanda  menjadi  goyah  dan  ambruk,  kedudukannya  sebagai  segi 

kontradiksi  yang  memimpin  digantikan  oleh  kekuasaan  fasis  Jepang. 

Adanya  segi  kontradiksi  baru,  fasis  Jepang  yang memegang  kekuasaan, 

segi  kontradiksi  yang  memimpin,  maka  hakikat  masyarakat  Indonesia 

berubah menjadi masyarakat penjajahan Jepang. 

Untuk  mengubah  satu  hal  ihwal,  perlu  diperhatikan  segi‐segi 

kontradiksi hal ihwal tersebut. Segi‐segi kontradiksi itu tidak tetap, bisa 

berubah.  Yang  lemah  menjadi  kuat,  yang  kuat  jadi  lemah.  Dengan 

bermacam  ragam  kegiatan,  bisa  diusahakan  mengubah  segi‐segi 

kontradiksi  itu  menurut  kebutuhan.  Perlu  dicengkam  segi  pokok 

kontradiksi, yaitu  segi yang berdominasi, yang menentukan hakikat hal 

ihwal. 

 

 

 

Page 313: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIII — Hukum Negasi dari Negasi | 265

 

 

 

 

 

XIII 

Hukum Negasi dari Negasi  

 

 

 

 

DI  samping  hukum  persatuan  dan  perjuangan  dari  segi‐segi  yang 

bertentangan,  yaitu  hukum  kontradiksi  yang  adalah  inti  dialektika, 

terdapat hukum‐hukum dialektika lainnya: hukum negasi dari negasi dan 

hukum perubahan‐perubahan kuantitatif menjadi perubahan kualitatif.   

Sejarah alam  semesta adalah  sejarah perubahan  isi alam. Secara 

terus‐menerus terjadi lahirnya yang baru dari yang lama. Penggantian yang 

lama oleh yang baru terjadi dalam semua isi alam. Terjadi dalam benda‐

benda langit di tata surya, terjadi dalam kehidupan di bumi, dalam flora 

dan  fauna, dalam kehidupan makhluk manusia dan makhluk hewani. 

Juga dalam masyarakat manusia.   

Penggantian  yang  lama oleh yang baru  terjadi  juga dalam  ilmu 

pengetahuan. Hal  ini  terjadi  dalam matematika,  biologi,  kimia,  fisika, 

masyarakat  manusia,  serta  alam  pikiran  manusia.  Perubahan  silih 

berganti  ini  berlangsung  tak  habis‐habisnya.  Inilah  hukum  negasi  dari 

negasi. Karena  itu,  hukum  negasi  dari  negasi  adalah  salah  satu  hukum 

umum dialektika. Dengan menguasai hukum ini dapat dipahami proses 

perubahan suatu hal ihwal, dapat diramalkan perubahan satu hal ihwal, 

bahkan dapat dikendalikan arah perubahan satu hal ihwal. 

Lahirnya bayi dari kandungan ibu, menghasilkan keturunan yang 

melanjutkan ciri‐ciri pokok orang tuanya, ciri‐ciri pokok sang bapak dan 

ibu. Di sini terjadi, yang baru  lahir dari yang  lama. Yang baru berpisah 

dengan yang  lama, yang baru adalah negasi yang  lama. Yang baru  tak 

sepenuhnya  sama dengan  yang  lama,  tetapi  ciri‐ciri  pokok  yang  lama 

terdapat padanya. Dalam satu hal  ihwal yang berubah, bibit yang baru 

sudah  terdapat  dalam  yang  lama.  Bayi  sebagai  negasi  dari  ibu  itu 

Page 314: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

266 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

tumbuh menjadi dewasa. Pada waktunya akan dinegasi lagi oleh lahirnya 

bayi  baru  dari  kandungannya.  Turun‐temurun,  silih  berganti, 

berlangsunglah negasi dari negasi dalam kehidupan manusia. Proses silih 

berganti  ini berlangsung  tak habis‐habisnya. Di  sini kata negasi adalah 

istilah filsafat. Artinya adalah pengganti dan kelanjutan dari yang lama, 

jadi  bukanlah  berarti  bantahan  atau  pembatalan  sebagaimana  yang 

dipahami dalam istilah pergaulan. 

Tumbuh‐tumbuhan,  turun‐temurun  berlangsung  mengikuti 

hukum perubahan ini. Dalam proses turun‐temurun, terjadi perubahan, 

hingga  sifat‐sifat  yang  lama  tak  sepenuhnya  dipertahankan,  tapi 

ditambah dengan  sifat‐sifat baru. Misalnya, biji  rambutan  jika ditanam 

akan  tumbuh  pohon.  Yang  tumbuh  bukan  pohon  mangga,  tapi 

rambutan.  Buahnya  tetap  rambutan,  sama  dengan  rambutan  yang 

bijinya  ditanam  itu.  Bisa  terjadi  perubahan,  rasanya  bertambah manis 

atau menjadi kurang manis. Hakikat pokoknya  tetap rambutan. Dalam 

perubahan  ini  berlaku hukum dialektika  negasi  dari  negasi. Yang  baru, 

lahir  dari  yang  lama.  Yang  lama,  biji  rambutan  lama  hilang,  dinegasi, 

muncul yang baru. Yang baru tetap memiliki sifat‐sifat yang lama. Yang 

baru adalah negasi dari yang  lama. Dalam yang  lama sudah  terkandung 

bibit  yang  baru.  Dalam  proses  perubahan  selanjutnya,  yang  baru  ini 

akan  dinegasi  lagi  dan muncul  lagi  yang  baru.  Ini  adalah  negasi  dari 

negasi  yang  dialektis.  Jika  biji  rambutan  itu  dipukul  dengan  palu,  atau 

diinjak dengan sepatu, bisa hancur, menjadi  lenyap, dinegasi,  tapi  tidak 

melahirkan  yang  baru.  Ini  adalah  negasi  yang  tidak  dialektis,  adalah 

negasi  yang  non‐dialektis.  Dalam  hal  ini  tidak  terjadi  perkembangan. 

Untuk  perkembangan  satu  hal  ihwal,  diperlukan  negasi  yang  dialektis, 

yaitu ada syarat bagi lahirnya pengganti yang dinegasi.   

Dengan  menguasai  hukum  negasi  dari  negasi,  perkembangan 

biologi  bisa  dikendalikan  dengan  menciptakan  syarat‐syarat  bagi 

munculnya  negasi  yang  diinginkan.  Dengan  demikianlah  ditemukan 

bibit  unggul,  hingga  bisa meningkatkan  hasil  pertanian.  Begitu  pula 

dalam  peternakan,  turun‐temurunnya  ternak  yang  dipelihara  bisa 

ditingkatkan  kualitasnya  dengan  menciptakan  syarat‐syarat  yang 

dibutuhkan bagi negasi yang dilahirkan dari ternak induk. 

Hukum  negasi  dari  negasi  juga  berlaku  dalam matematika.  Jika 

bilangan  a  dinegasi,  ia  menjadi  –a.  Bilangan  –a  adalah  negasi  dari 

bilangan  a. Dan  jika  bilangan  –a  dinegasi  lagi  dengan mengalikannya 

Page 315: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIII — Hukum Negasi dari Negasi | 267

dengan  –a  ,  kita mendapat  +a  pangkat  dua,  yaitu  bilangan  a  positif 

semula,  tapi  dalam  tingkat  lebih  tinggi,  a  pangkat  dua.  Terjadi 

pengulangan,  dengan  yang  baru  itu  lebih  tinggi  dari  yang  semula. 

Demikian pula kita bisa mendapat a pangkat dua dengan mengalikan a 

dengan  a. A pangkat dua  jika dicabut  akarnya  akan menghasilkan  +a 

atau –a.   

Yang  lama  dinegasi, muncul  yang  baru  dengan  tetap membawa 

ciri  unsur  yang  lama.  Terjadi  proses  silih  berganti.  Operasi‐operasi 

matematika adalah proses negasi dari negasi. Mulai dari operasi‐operasi 

sederhana,  seperti  penambahan,  pengurangan,  pengalian,  pembagian, 

pencabutan  akar,  sampai  operasi  matematika  yang  rumit  seperti 

logaritma,  persamaan  diferensial,  dan  persamaan  integral.  Bahkan 

matematika modern pemodelan, komputasi dan simulasi adalah proses 

negasi dari negasi.246 

Dalam  sejarah,  terjadi  perubahan  masyarakat  dari  masyarakat 

komune  primitif  menjadi  masyarakat  perbudakan,  masyarakat 

perbudakan digantikan  lagi oleh masyarakat  feodal, masyarakat  feodal 

digantikan  oleh  masyarakat  kapitalis.  Peralihan  masyarakat  komune 

primitif  menjadi  masyarakat  perbudakan  adalah  lewat  hancurnya 

masyarakat komune primitif, dinegasinya masyarakat komune primitif, 

dan  digantikan  oleh  negasinya,  yaitu  masyarakat  perbudakan,  dan 

seterusnya. 

Hukum  negasi  dari  negasi  juga  berlaku dalam proses perubahan 

masyarakat dalam sejarah Indonesia. Masyarakat jajahan lenyap, diganti 

oleh  masyarakat  Indonesia  merdeka.  Penjajahan  dinegasi  oleh 

kemerdekaan.  Kekuasaan  politik  kolonial  digantikan  oleh  kekuasaan 

pemerintah  nasional.  Dari  segi  hukum  dialektika  negasi  dari  negasi, 

pemerintah sipil Bung Karno digulingkan oleh rezim Soeharto, dinegasi 

dengan mendirikan kediktatoran militer. Pemerintah Bung Karno yang 

bekerja  sama dengan komunis, yang mengangkat  semboyan nasakom, 

dinegasi  oleh  pemerintah  Soeharto  yang  anti‐komunis.  Teror  anti‐

komunis  dengan  pembantaian  ratusan  ribu  manusia  oleh  rezim 

Soeharto  hanyalah  satu  adegan  dari  skenario  global  pembasmian 

komunisme  dunia  yang  digalakkan  Amerika  Serikat.  Bibit‐bibit  anti‐

komunis  itu  sudah  terdapat  dalam  pemerintah  Bung  Karno,  yaitu 

246 Baca karya Prof. M. Bunjamin, Pemodelan, Komputasi, dan Simulasi, dalam Sains dan Teknologi.

Page 316: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

268 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Golkar  dan  kekuatan  kanan Angkatan Darat  yang mengikuti  strategi 

Perang  Dingin,  strategi  the  Policy  of  Containment—pembasmian 

komunisme  dunia—yang  dikobarkan  Amerika  Serikat. Hukum  negasi 

dari  negasi  berlaku  dalam  proses  penggulingan  dan  penggantian 

pemerintah Bung Karno. 

Hukum  negasi  dari  negasi  berlaku  pula  bagi  proses 

perkembangan  semua  ilmu  pengetahuan,  termasuk  ilmu  sosial. 

Mekanika  Newton  digantikan  oleh  mekanika  kuantum  kelanjutan  dari 

gagasan  Niels  Bohr  tentang  kuantum.  Filsafat  bertarung  jalin‐berjalin 

antara  materialisme  dan  idealisme.  Dialektika  Hegel  yang  idealis 

diserap  dan  dijungkirbalikkan  oleh Marx menjadi  dialektika  materialis. 

Materialisme  Feuerbach  yang  metafisik  dijungkirbalikkan  menjadi 

materialisme  dialektik.  Ajaran‐ajaran  ekonomi  politik  Adam  Smith  dan 

David  Ricardo  diserap  dan  dikembangkan  oleh  Marx  dan  Engels 

dengan karya Das Kapital dan lain‐lain.   

Lahirnya Marxisme adalah negasi dari ilmu sosial yang sudah ada 

sebelumnya, yaitu  semua  ilmu  sosial yang membenarkan penghisapan 

manusia  oleh  manusia.  Marx  bukan  hanya  memakukan  ajaran 

perjuangan  klas  dari  tokoh‐tokoh  ilmu  sosial  sebelumnya,  bahkan 

melengkapinya  dengan  ajaran  tentang  diktatur  proletariat.  Dalam 

perkembangan masyarakat  kapitalis, Marxisme  sudah  tidak memadai 

untuk melawan  penghisapan  kapital,  untuk mewujudkan masyarakat 

bebas dari penghisapan kapital, masyarakat tanpa penghisapan manusia 

oleh manusia, untuk mewujudkan sosialisme. 

Ajaran  Marx  tentang  diktatur  proletariat  yang  ditentang  oleh 

Bernstein,  Kautsky,  dan  kaum  sosial‐demokrat,  dibela  oleh  Lenin. 

Dengan tegas Lenin menyatakan, bahwa seseorang barulah Marxis,  jika 

di  samping menerima ajaran klas dan perjuangan klas,  juga menerima 

ajaran diktatur proletariat. Memang, ajaran tentang klas dan perjuangan 

klas bukanlah penemuan Marx.  Jauh mendahului Marx, ajaran  tentang 

klas dan perjuangan klas sudah dipaparkan oleh tokoh sosialisme utopi 

Perancis, Claude Henry Saint‐Simon,  lebih‐lebih  lagi Adam Smith dan 

David  Ricardo.  Jadi  yang  asli  dari Marx  bukanlah  ajaran  perjuangan 

klas, tetapi ajaran tentang diktatur proletariat.   

Lenin  bukan  hanya membela  ajaran  diktatur  proletariat Marx, 

tetapi  dengan  konsekuen  melaksanakannya  dalam  praktek  hingga 

berhasil memimpin  Revolusi Oktober  Sosialis  Rusia  tahun  1917  serta 

Page 317: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIII — Hukum Negasi dari Negasi | 269

mendirikan Uni Republik‐republik Sovyet Sosialis (URSS). 

Mendirikan  negara  diktatur  proletariat  yang  pertama  di  dunia. 

Lenin mengembangkan  ajaran  tentang  sosialisme, mulai  dari  filsafat, 

ekonomi  politik,  pembangunan  partai  politik  proletariat,  hingga 

Marxisme  menjadi  Leninisme.  Leninisme  lahir  dari  Marxisme. 

Dipandang  secara  filosofis,  dari  segi  metode  dialektika,  Leninisme 

adalah negasi dari Marxisme.   

Teori  tentang  sosialisme  tidak  berhenti  sampai  Leninisme.  Di 

Tiongkok,  Leninisme  yang  dipraktekkan  dalam  revolusi  dan  dalam 

pembangunan  sosialis  berkembang  menjadi  Pikiran  Mao  Zedong. 

Pelaksanaan  Pikiran  Mao  Zedong  dalam  pembangunan  sosialisme 

bercirikan  Tiongkok  di  ujung  abad  ke‐20  melahirkan  Teori  Deng 

Xiaoping.   

Di  Vietnam,  berdasarkan  syarat‐syarat  sejarahnya  sendiri, 

Marxisme–Leninisme  berkembang  dengan  Pikiran  Ho  Chi  Minh.  Di 

Republik  Demokrasi  Korea,  Marxime–Leninisme  berlanjut  menjadi 

ajaran  Juche  dari  Kim  Il  Sung.  Partai  Komunis  Kuba  yang  dipimpin 

Fidel  Castro  tetap  menjadikan Marxisme–Leninisme  sebagai  ideologi 

pembimbing partai, memimpin pembangunan sosialisme di Kuba. 

Demikianlah  hukum  negasi  dari  negasi  berlaku  dalam 

perkembangan  teori  sosialisme.  Bahkan  di  Tiongkok,  pada  awal  abad 

ke‐21, sebagai hasil dari penyimpulan pengalaman dalam pembangunan 

sosialisme  berkepribadian  Tiongkok,  Teori  Deng  Xiaoping  diperkaya 

lagi dengan Pikiran Penting Tiga Butir Mewakili yang diajarkan oleh Jiang 

Zemin,  selanjutnya  diperkaya  lagi  dengan  Pandangan  Ilmiah  Tentang 

Perkembangan  yang  dicetuskan  oleh  Hu  Jintao.  Dengan  demikian, 

ideologi  pembimbing  Partai  Komunis  Tiongkok  dewasa  ini  adalah 

Marxisme–Leninisme,  Pikiran  Mao  Zedong,  Teori  Deng  Xiaoping,  Pikiran 

Penting Tiga Butir Mewakili, serta Pandangan Ilmiah tentang Perkembangan.   

Jadi Marxisme  tidaklah mandeg,  tetapi  berkembang  terus. Maka 

perkembangan teori sosialisme  juga mengikuti hukum dialektika negasi 

dari  negasi,  yaitu  berkembang  maju  terus‐menerus.  Berdasarkan 

penyimpulan pengalaman praktek, muncul  rumusan  baru melengkapi 

yang lama, yang lama tak ditinggalkan atau dibuang. 

Ambruknya  Uni  Sovyet  dan  lahirnya  berbagai  republik  yang 

berdaulat,  juga  adalah  mengikuti  hukum  negasi  dari  negasi.  Uni 

Republik‐republik  Sovyet  Sosialis  dinegasi  oleh  berbagai  negara 

Page 318: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

270 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

berdaulat.  Sebabnya  adalah,  pimpinan  URSS  mencampakkan  ajaran 

diktatur  proletariat.  Ajaran  diktatur  proletariat  dinegasi  oleh  gagasan 

Khrusycyov  tentang  negara  seluruh  rakyat  dan  partai  seluruh  rakyat. 

Selanjutnya  dilengkapi  lagi  oleh  ajaran  Gorbacyov  dalam  bukunya 

Pyeryestroika  I Novoye Mishlyeniye  (Perestroika  dan Pemikiran Baru)  yang 

mencampakkan  ajaran  Lenin  tentang  diktatur  proletariat.  Ini  adalah 

negasi dari Leninisme. Negasi dari Leninisme menghasilkan negasi dari 

URSS,  inilah  yang  menyebabkan  ambruknya  URSS.  Hancurnya  Uni 

Sovyet  bukanlah  karena  salahnya  Marxisme–Leninisme  atau 

bangkrutnya Marxisme–Leninisme, tapi karena dicampakkannya ajaran 

perjuangan klas dan diktatur proletariat yang menjadi batu alas ajaran 

Marxisme–Leninisme. 

Dengan  ambruknya Uni  Sovyet,  kekuatan  anti‐sosialisme dunia 

bergendang  paha,  bersorak‐sorai  mempropagandakan  bangkrutnya 

Marxisme. Tetapi  kenyataan,  sosialisme dan  gerakan untuk  sosialisme 

tidaklah  punah  di  dunia.  Tiongkok  dengan  sukses  membangun 

ekonomi yang mengagumkan dunia. Republik Rakyat Tiongkok dengan 

seperlima  penduduk  dunia  itu  adalah  negara  diktatur multipartai  di 

bawah  pimpinan  Partai  Komunis  Tiongkok,  diktatur  proletariat  yang 

disesuaikan dengan  kondisi‐kondisi  sejarah Tiongkok. Partai Komunis 

Tiongkok menjadikan Marxisme–Leninisme ideologi pembimbingnya.   

Dengan  demikian,  sukses‐sukses  pembangunan  sosialisme 

berkepribadian  Tiongkok  adalah  demonstrasi  kemenangan Marxisme 

yang  tak  terbantahkan.  Kenyataan  ini  diperkuat  lagi  dengan  sukses‐

sukses Republik Sosialis Vietnam dalam pembangunan, hingga Vietnam 

tampil  sebagai  kekuatan  ekonomi  baru  Asia  Tenggara.  Kemenangan 

Partai Komunis Nepal  (Maois) melawan  otokrasi  feodal Nepal hingga 

wakilnya  masuk  pemerintah  Nepal,  dan  gelora  kebangkitan  rakyat‐

rakyat Amerika Latin dengan dipelopori Venezuela mengumandangkan 

cita‐cita membangun sosialisme, adalah demonstrasi yang  jelas‐jemelas, 

terang  benderang  bagaikan  bersuluh  matahari  menunjukkan 

kemenangan‐kemenangan baru Marxisme.   

 

Page 319: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIV — Hukum Peralihan | 271

 

 

 

 

 

XIV 

Hukum Peralihan: Perubahan‐Perubahan   

Kuantitatif Menjadi Perubahan Kualitatif  

 

 

 

 

MENGENAL dan memahami  kualitas hal  ihwal adalah  sangat penting. 

Setiap hari dalam kehidupan, kita menemui dan berhubungan dengan 

sesuatu yang kita kenal dari  kualitasnya. Benda apa  saja yang ditemui, 

selalu  berada  dalam  jumlah  atau  ukuran  tertentu. Nasi  berada  dalam 

ukuran  sepiring  nasi,  sesendok  nasi,  empat  gelas  kopi,  beberapa  jilid 

buku,  sekian  ekor  burung.  Sepiring,  sesendok,  empat  gelas,  beberapa  jilid, 

sekian  ekor  adalah  ungkapan  menunjukkan  jumlah,  menunjukkan 

ukuran  banyak  atau  kuantitas  dari  nasi,  kopi,  buku,  burung.  Semua 

benda  atau  hal  ihwal  yang  dihadapi  manusia  selalu  berada  dalam 

kuantitas  tertentu. Secara alamiah,  terdapat hubungan  kuantitas dengan 

kualitas. Tak ada kualitas tanpa kuantitas, demikian pula tak ada kuantitas 

tanpa  kualitas.  Hubungan  dialektis  antara  kuantitas  dan  kualitas  ini 

mempunyai arti filosofis. 

Diperlukan  ketelitian  untuk mengenal  dan memahami  hakikat 

atau  kualitas  hal  ihwal. Hal  ihwal  yang  sederhana, mudah  dibedakan 

dan  dikenal  kualitasnya.  Tapi  yang  rumit,  tidaklah  gampang 

mengenalnya. Batu dan air gampang dibedakan. Batu benda padat, air 

benda cair. Dua sifat benda ini tidak sulit dibedakan. Tetapi bagaimana 

membedakan  Partai  Golkar  dengan  PDI  Perjuangan?  Keduanya  partai 

politik.  Jadi  sama.  Tapi  hakikat  kualitasnya  tidaklah  sama.  Golkar 

semenjak lahir sudah ditentukan untuk melawan SOBSI dan PKI, untuk 

mencegah kemenangan kaum kiri dalam pemilihan umum, menentang 

politik‐politik Bung Karno. Dalam  rezim  fasis  Soeharto, Golkar  adalah 

Page 320: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

272 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

tulang  punggung  kekuasaan  orba  bersama  Angkatan  Darat.  Golkar 

adalah  pembela  tangguh  Soeharto  hingga  bisa  berkali‐kali 

memenangkan  mutlak  pemilihan  Soeharto  sebagai  presiden.  Golkar 

adalah  tulang‐punggung  penting  kediktatoran  orba.  Sampai  sekarang 

Golkar  tetap menduduki  tempat  berkuasa.  Sedangkan  PDI  Perjuangan 

lahir dari PNI dan berbagai partai politik lain yang dulunya mendukung 

politik Bung Karno, termasuk mendukung persatuan nasional berporos 

nasakom, pernah punya sejarah ditindas Soeharto hingga terjadi Peristiwa 

27  Juli demi menyingkirkan Megawati dari kedudukan memimpin PDI 

Perjuangan.  Sementara  kadernya  masih  ada  yang  bersuara  membela 

Marhaenisme Bung Karno. Dengan demikian  kualitas dua partai politik 

ini tidaklah sama.   

Untuk mengenal  hakikat  kualitas  sesuatu  diperlukan  penelitian 

akan  sifat‐sifat,  sikap‐sikap  dalam  berhubungan  dengan  yang  ada  di 

sekitarnya,  diperlukan  pengetahuan  tentang  kekhususan  hal  ihwal 

tersebut.  Tidak  bisa  secara  gampang‐gampangan  dan  subjektif 

menetapkannya.  Kerancuan mengenai  sejarah  Indonesia  terjadi  justru 

karena  tidak  ilmiah  menetapkan  kualitas  atau  hakikat  peristiwa‐

peristiwa  bersejarah.  Peristiwa  Madiun  dinyatakan  sebagai 

pemberontakan PKI. Padahal  ini adalah proses pembasmian pimpinan 

utama  PKI,  sebagai  realisasi  strategi  Perang  Dingin  yang  dikobarkan 

Amerika  Serikat  dalam  rangka  membasmi  komunisme  dunia.  Tanpa 

bukti‐bukti  yang  meyakinkan,  G30S  pun  dinyatakan  sebagai 

pemberontakan  PKI.  Kesalahan  menentukan  kualitas  hal  ihwal  bisa 

menimbulkan akibat yang fatal. Berapa banyak warga negara Indonesia 

yang  sampai  kini mengalami  persekusi  diskriminasi  akibat  kesalahan 

penguasa menilai kualitas Peristiwa G30S. 

Pengenalan manusia atas hal  ihwal  sekelilingnya  selalu berubah 

maju,  sesuai  dengan  kemajuan  ilmu  pengetahuan. Di  kala  ilmu  fisika 

masih  jauh  terbelakang,  filsuf  materialis  Demokritos  mengatakan, 

bahwa  hanya  pada  perasaan manusia  ada  warna,  aroma  wangi,  bau 

busuk; sebenarnya yang ada di alam raya itu hanyalah atom dan ruang 

hampa.  Pandangan  ini  masih  didukung  oleh  Galileo  Galilei  yang 

menyatakan  bahwa  jika  kita  membuang  telinga,  lidah,  dan  hidung, 

maka  yang  tinggal  adalah  bentuk‐bentuk  benda dan  gerak,  tapi  tidak 

terdapat  bunyi  suara,  rasa  enak,  bau wangi, dan  busuk; maka di  luar 

manusia  tak  ada  lagi  selain  dari  ruang  hampa.  Adanya  warna  dan 

Page 321: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIV — Hukum Peralihan | 273

aroma  dianggap  tergantung  pada  perasaan  manusia,  bukan  secara 

objektif ada di alam raya.   

Pada abad ke‐17 sampai ke‐18, orang membedakan benda‐benda 

dari  sifat‐sifat mekaniknya, yaitu dari  sifat‐sifat keras dan  lembut,  cair 

dan padat. Ini didukung oleh teori mekanika Newton yang sangat besar 

pengaruhnya dalam fisika di zaman itu. Dari mencermati panas dan api, 

orang menganggap api itu adalah terdiri dari satu zat yang dinamakan 

flogiston. Lahirlah  teori  flogiston yang mendahului perkembangan  ilmu 

kimia.  Fisika  berkembang  pesat  berkat ditemukannya mikroskop, dan 

kemajuan  di  bidang  optika,  maka  dengan  analisa  spektrum—

penguraian warna—tambah diketahui  sifat‐sifat warna, hingga dengan 

perkembangan teori elektromagnet sampai ditemukan bahwa warna sinar 

merah  itu  adalah  getaran  elektromagnet  dengan  frekuensi  450  triliun 

dalam satu detik, dan warna biru adalah getaran elektromagnet dengan 

frekuensi  620  triliun  dalam  satu  detik.  Jadi,  warna  itu  ada  secara 

objektif, bukan tergantung pada perasaan manusia.   

Kemudian diketahui bahwa api itu bukanlah bersumber pada zat 

flogiston,  tapi  karena  terjadinya  reaksi  kimia  persenyawaan  dengan 

oksigen.  Jadi,  sampai  abad  ke‐18 masih  ada  benda‐benda  alam  yang 

belum  diketahui manusia  kualitasnya.  Kualitas  satu  hal  ihwal  tidaklah 

tergantung pada kemauan manusia,  tetapi ada secara objektif pada hal 

ihwal  tersebut. Hakikat atau kualitas satu hal  ihwal adalah keseluruhan 

ciri‐cirinya,  yang  membedakan  dengan  benda  atau  hal  ihwal  lain. 

Perubahan satu hal ihwal terjadi bila kualitasnya itu berubah. 

Manusia  lahir,  dari  bayi  menjadi  remaja,  kemudian  menjadi 

orang  dewasa,  selanjutnya  jadi  tua  bangka,  akhirnya meninggal,  jadi 

mayat. Manusia  berubah menjadi mayat. Manusia  dan mayat  adalah 

dua  kualitas  yang  berbeda.  Dengan  meninggal,  terjadi  perubahan 

manusia  jadi mayat. Yang berubah adalah kualitas manusia. Perubahan 

ini  adalah  perubahan  kualitatif. Dalam  alam  raya,  terus‐menerus  terjadi 

perubahan  kualitas  hal  ihwal,  terjadi  perubahan‐perubahan  kualitatif.  Air 

berubah menjadi uap, yaitu benda cair berubah jadi uap. Atom uranium 

berubah menjadi helium dalam proses transmutasi nuklir.   

Dalam  sejarah  terjadi  perubahan‐perubahan  kualitatif masyarakat, 

masyarakat komune primitif berubah menjadi masyarakat perbudakan. 

Masyarakat perbudakan berubah jadi masyarakat feodal. Dalam sejarah 

Indonesia, selama abad ke‐20  terjadi perubahan masyarakat penjajahan 

Page 322: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

274 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Belanda menjadi masyarakat penjajahan Jepang; masyarakat penjajahan 

Jepang  berubah  menjadi  masyarakat  merdeka.  Masyarakat  manusia 

mengalami perubahan‐perubahan kualitatif dalam sejarah. 

Dalam perkembangan sejarah, ilmu pengetahuan juga mengalami 

perubahan‐perubahan  kualitatif.  Dari  materialisme  Demokritos  yang 

mengajarkan  unsur materi  terkecil  adalah  atom  yang  tak  bisa  dibagi 

lagi,  berkembang dengan  ajaran Leukippos  yang mengajarkan  adanya 

ruang  hampa  yang  tak  terhingga,  atom‐atom  itu  bergerak  di  dalam 

ruang hampa  itu, dan Epikurus menambahkan  lagi bahwa gerak‐gerak 

atom  itu  adalah  disebabkan  oleh  kekuatan  dalam  atom  itu  sendiri. 

Muncul  pula  aliran  yang  menyatakan  adanya  kekuatan  luar  yang 

menentukan  gerak  materi.  Dunia  filsafat  jadi  terbagi  dua  kubu. 

Materialisme dan idealisme. Pandangan materialisme yang menyatakan 

materi yang utama dan ide sekunder, bertarung terus dengan idealisme 

yang menyatakan  ide yang utama dan materi adalah sekunder. Sampai 

kini  dipahami,  bahwa  masalah  terpokok  dalam  filsafat  adalah  masalah 

hubungan antara ide dan materi, antara pikiran dan kenyataan. Sampai pada 

materialisme Feuerbach yang metafisis dan dijungkirbalikkan oleh Marx 

menjadi materialisme dialektis. 

Demikian pula metode berpikir. Metode berpikir  dialektika yang 

bersumber  pada  ajaran Herakleitos  Panta  Rhei,  segala‐galanya mengalir, 

segala‐galanya  berubah  berkembang.  Metode  berpikir  ini  berkembang 

sampai  dialektika  Hegel  yang  idealis.  Selanjutnya  dijungkirbalikkan 

Marx menjadi dialektika materialis. Perubahan‐perubahan terjadi terus‐ 

menerus.   

Satu  abad  yang  lalu,  tahun  1908,  materialisme  Marx 

dikembangkan  oleh  Lenin  dengan  karyanya  Materialisme  dan 

Empiriokritisisme. Dalam karya  ini Lenin memaparkan kritik atas kaum 

empiriokritisis,  penganut  paham  materialisme  yang  subjektif‐idealis, 

yaitu yang menganut paham Machisme untuk menggantikan Marxisme. 

Machisme  sesungguhnya  adalah  penganut  idealisme  subjektif  dan 

agnostisisme.  Juga  dipaparkan  pemahaman  tentang materi,  ruang  dan 

waktu, pengalaman, sebab dan akibat, kebebasan dan keharusan.   

Lenin memaparkan  sesuatu yang baru, yaitu  sifat  filsafat Marxis 

yang memihak, membantah pandangan borjuasi yang menyatakan filsafat 

itu netral, objektif  tanpa memihak. Filsafat Marxis  adalah memihak  kaum 

tertindas,  adalah  berwatak  klas. Karena  itu materialisme dialektis dimusuhi 

Page 323: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIV — Hukum Peralihan | 275

oleh borjuasi. 

 Dengan  demikian,  Marxisme  juga  berkembang  maju,  dari 

Marxisme jadi Marxisme–Leninisme. Lenin mendalami masalah metode 

berpikir  dialektika.  Secara  brilian  mengajukan  dalam  karya  Tentang 

Masalah Dialektika bahwa inti dialektika adalah hukum kontradiksi.   

Belajar dari Lenin, tujuh puluh tahun yang lalu, tahun 1937, Mao 

Zedong  tampil  dengan  karya  Tentang  Kontradiksi  yang  memaparkan 

secara populer salah satu hukum dialektika materialis,  tentang metode 

berpikir Marxis.  Yang  lama  digantikan  yang  baru.  Dalam  yang  baru 

masih  terdapat  unsur‐unsur  yang  lama. Marxisme  adalah  ilmu  sosial 

yang menyerap  semua pandangan pendahulunya:  filsafat materialisme 

dan  dialektika  Jerman,  ekonomi  politik  Inggris  serta  teori  sosialisme 

Perancis. Dengan sumbangan Lenin di bidang  filsafat, ekonomi politik, 

pembangunan  partai  klas  pekerja  dan  plan  pembangunan  sosialisme, 

Marxisme berkembang menjadi Marxisme–Leninisme.   

Praktek  pelaksanaan  Marxisme–Leninisme  di  berbagai  negeri 

melahirkan pengalaman yang disimpulkan menjadi  teori. Di Tiongkok, 

Marxisme–Leninisme  berkembang  menjadi  Pikiran  Mao  Zedong,  Teori 

Deng  Xiaoping,  Pikiran  Penting  Tiga  Mewakili  dari  Jiang  Zemin,  dan 

Pandangan  Ilmiah  tentang  Perkembangan  dari  Hu  Jintao.  Di  Korea, 

Marxisme–Leninisme berlanjut menjadi ajaran  Juche dari Kim  Il Sung. 

Di  Vietnam  berkembang  dengan  Pikiran  Ho  Chi  Minh.  Di  Kuba, 

Marxisme–Leninisme  tetap  menjadi  ideologi  pembimbing  Partai 

Komunis Kuba di bawah pimpinan Fidel Castro. Perubahan‐perubahan 

terjadi,  yang  baru  adalah  lebih  maju,  tapi  tetap  mengandung  unsur 

pokok  yang  lama.  Adalah  tidak  benar  yang  menyatakan  bahwa 

Marxisme  itu  sudah  ketinggalan  zaman.  Kenyataan  ialah  Marxisme 

berkembang terus sesuai dengan perkembangan zaman. 

Pengalaman hidup mengajarkan, bahwa  perubahan  kualitatif  satu 

hal  ihwal  terjadi  lewat  satu proses  tertentu. Perubahan bayi membesar 

menjadi  remaja,  remaja menjadi orang dewasa, orang dewasa menjadi 

tua  bangka  adalah  perubahan  yang  dialami  manusia  hidup.  Terjadi 

perubahan,  tapi  kualitas manusia  tidak  berubah. Perubahan  ini  adalah 

perubahan  kuantitatif. Ketika manusia meninggal, manusia berubah  jadi 

mayat, maka terjadilah satu loncatan, yaitu terjadi perubahan kualitas hal 

ihwal.  Perubahan  ini  adalah  perubahan  kualitatif.  Perubahan  kuantitatif 

beralih menjadi perubahan kualitatif. Perubahan kualitatif terjadi sebagai satu 

Page 324: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

276 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

loncatan  dari  perubahan‐perubahan  kuantitatif.  Perubahan  kuantitatif 

berlangsung  dengan  berangsur‐angsur.  Ini  adalah  salah  satu  hukum 

pokok  dialektika.  Hukum  ini  berlaku  dalam  semua  perubahan  hal 

ihwal. Mengenal dan menguasai  perubahan‐perubahan  kuantitatif  adalah 

sangat penting untuk mengendalikan perubahan hal  ihwal. Perubahan‐

perubahan  kuantitatif  yang  berlangsung  secara  berangsur‐angsur  dapat 

dan perlu dikendalikan untuk mencapai tujuan perubahan kualitatif. 

Naik panggungnya Soeharto dengan menggulingkan Bung Karno 

adalah perubahan kualitas kekuasaan negara RI. Dari pemerintah yang 

tangguh  melawan  imperialisme  berubah  menjadi  mengekor  Amerika 

Serikat. Perubahan  ini adalah perubahan  kualitatif. Perubahan  ini  terjadi 

lewat  perubahan  yang  berangsur‐angsur,  lewat  perubahan‐perubahan 

kuantitatif.  Dimulai  dengan  Soeharto  membangkang  pada  panglima 

tertinggi  dengan  menentang  pengangkatan  Jenderal  Pranoto  sebagai 

Panglima Angkatan Darat, menciptakan  syarat  lahirnya Surat Perintah 

Sebelas Maret, menyalahgunakan Surat Perintah Sebelas Maret dengan 

membubarkan PKI, menangkapi menteri‐menteri pembantu setia Bung 

Karno,  memecat  para  pendukung  Bung  Karno  dari  MPRS  Gotong 

Royong,  lewat MPRS  yang  sudah  dikebiri  itu  mengambil  keputusan 

menolak pidato Nawaksara Bung Karno, maka dicabutlah mandat MPRS 

pada Bung Karno, dan Soeharto diangkat menjadi pejabat presiden dan 

akhirnya  menjadi  presiden.  Terjadilah  perubahan  kualitatif  dalam 

kekuasaan  negara  RI.  Perubahan  kualitatif  terjadi  lewat  perubahan‐

perubahan kuantitatif. 

Tiga  puluh  dua  tahun  kekuasaan  Soeharto  berlangsung  lewat 

kediktatoran  militer  yang  mahakejam.  Dengan  tulang  punggung 

Angkatan  Darat  dan  Golkar,  Soeharto  menjadikan  Indonesia  neraka 

dunia.  Pembantaian  atas  manusia  yang  mengorbankan  manusia  tak 

bersalah dalam  jumlah yang  tak ada  taranya dalam  sejarah, membikin 

halaman  paling  gelap  dalam  sejarah  Indonesia.  Pembodohan  yang 

melanda  Indonesia  dewasa  ini  adalah  buah  dari  kediktatoran  orba 

selama  hampir  sepertiga  abad.  Begitu  rendahnya  pembodohan  itu 

sampai  Pancasila  dinyatakan  sakti,  hingga  ada  peringatan  Kesaktian 

Pancasila.   

Hanyalah dengan perubahan kualitas kekuasaan negara RI, yaitu 

tuntasnya dilenyapkan kekuasaan orba, barulah pembodohan itu dapat 

dihilangkan. Haruslah disadari bahwa hal ini tidaklah gampang. Rezim 

Page 325: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIV — Hukum Peralihan | 277

militer  fasis yang menodai  sejarah  Indonesia  ini bisa bertahan hampir 

sepertiga  abad  karena  didukung  oleh  kekuasaan  adikuasa  dunia, 

Amerika Serikat. Tetapi kedudukan Soeharto yang demikian kokoh  itu 

pun tidak lepas dari hukum dialektika sejarah, yaitu tidaklah abadi, dan 

bisa  berubah,  hingga  Soeharto  lengser.  Lengsernya  Soeharto  tidaklah 

membawa  perubahan  kualitatif  pada  kekuasaan  negara RI. Yang  terjadi 

hanyalah  perubahan  kuantitatif.  Perubahan  kualitatif  kekuasaan  negara 

mungkin dan bisa terjadi. Rakyat akan bangkit berjuang untuk itu. 

Adalah  sangat  penting  memahami  adanya  perubahan‐perubahan 

kuantatif  dalam  semua  perubahan  hal  ihwal.  Memahami, 

mengendalikan,  menggunakan  atau  memberi  arah  pada  perubahan‐

perubahan kuantitatf, adalah cara untuk bisa mencapai perubahan kualitatif 

sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu, pertama‐tama haruslah tepat 

menilai  kualitas  hal  ihwal  yang  sedang  berubah  dan  mengenal 

perubahan‐perubahan yang terjadi, betapa pun kecilnya perubahan  itu. 

Dari  himpunan  perubahan‐perubahan  kecil  yang  bersifat  kuantitatif 

itulah  akan  lahir  loncatan  terjadinya  perubahan  kualitatif.  Pandangan 

yang  menginginkan  perubahan  kualitatif  tanpa  adanya  perubahan 

kuantitatif adalah pandangan yang  tidak dialektis.  Ini berarti mengingkari 

dialektika. 

Di  samping  itu,  rakyat  harus  dibebaskan  dari  belenggu  cara 

berpikir yang tidak ilmiah. Harus dilenyapkan kebiasaan serba‐percaya 

dan  serba‐menerima.  Harus  ditegakkan  cara  berpikir  ilmiah, 

menggunakan  metode  berpikir  dialektika  materialis,  demi  mencari 

kebenaran dari kenyataan, segala‐galanya bertolak dari kenyataan. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 326: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

278 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 327: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XV — Materialisme Historis | 279

 

 

 

 

 

XV 

Materialisme Historis:   

Penerapan Materialisme Dialektis   

dalam Ilmu Kemasyarakatan  

 

 

 

 

1. Kehidupan Sosial Menentukan Pikiran Manusia 

 

MARX dan Engels mengajarkan materialisme  dialektis  tidak  hanya  bagi 

pemecahan  masalah‐masalah  alam  semesta,  tapi  juga  berlaku  bagi 

pemecahan  masalah‐masalah  kemasyarakatan.  Penerapan  materialisme 

dialektis  dalam  masalah  kemasyarakatan  berarti  memandang  sejarah 

secara  materialistis.  Karena  itu  pandangan  ini  disebut  materialisme 

historis. 

Adalah  Marx  yang  pertama  menggunakan  materialisme  dialektis 

dalam  mempelajari  masyarakat,  mempelajari  sejarah  manusia. 

Kenyataan menunjukkan bahwa pikiran manusia adalah hasil kerja otak. 

Sebelum  ada  pikiran,  haruslah  ada  otak  yang  berpikir.  Sebelum  bisa 

berpikir,  manusia  harus  makan.  Inilah  manifestasi  pikiran,  ide, 

tergantung pada otak, pada materi. Materi dulu baru ada pikiran, ada ide.247 

Dalam masyarakat  terdapat  berbagai macam  saling  hubungan. 

247 Apa pun yang dilakukan manusia dalam praktek sehari-hari, pertama sekali harus melalui otaknya. Kesadarannya membedakan secara fundamental dari semua makhluk yang lain. Karl Marx menjelaskan hal ini dalam Das Kapital, “Tetapi yang langsung membedakan arsitek yang paling buruk dari seekor lebah yang paling pandai adalah, bahwa ia telah membangun sel itu di dalam kepalanya sebelum ia (si arsitek) membangunnya dari lilin. Pada akhir setiap proses kerja muncul suatu hasil yang sudah sejak awal dibayangkan oleh pekerja itu, karenanya sudah ada secara ideal/angan-angan.” (Karl Marx, Kapital, Jilid 1, Hasta Mitra, Jakarta, h.178).

Page 328: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

280 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Hubungan  antara  sesama  manusia,  hubungan  dalam  kehidupan, 

mengenai  ekonomi,  politik,  keagamaan,  hukum,  moral,  kebudayaan, 

kekuasaan,  dan  sebagainya.  Materialisme  historis  mempelajari  semua 

hubungan yang ada dalam masyarakat, dalam sejarah.   

Dalam  studi mengenai  sejarah, Marx  sampai pada  satu  ide yang 

mendasar,  yaitu  adalah  masalah  hubungan‐hubungan  produksi  yang 

memainkan  peranan  menentukan  bagi  hubungan‐hubungan  lainnya. 

Marx  menulis,  “Penelitian  yang  saya  lakukan  menghasilkan  bahwa 

dalam  produksi  sosial  dalam  kehidupan,  manusia  masuk  dalam 

hubungan‐hubungan yang pasti, yaitu hubungan‐hubungan produksi yang 

bersangkutan dengan tingkat tertentu dari perkembangan tenaga‐tenaga 

produktif  mereka.  Hasil  semua  dari  hubungan‐hubungan  produksi  itu 

adalah  struktur  ekonomi masyarakat  tersebut,  adalah dasar  sejati dari 

bangunan atas, hukum dan politik yang menyangkut atau berhubungan 

dengan  bentuk‐bentuk  tertentu  dari  kesadaran  masyarakat.  Cara 

produksi materiil  untuk  kebutuhan  hidup menentukan  proses  hidup 

politik dan intelektual pada umumnya. Bukanlah kesadaran manusia yang 

menentukan kehidupannya,  tapi sebaliknya keadaan kehidupan sosialnya yang 

menentukan kesadarannya.”248 

 

 

2. Cara Produksi 

 

MATERIALISME historis adalah penggunaan materialisme dialektis untuk 

meninjau  masyarakat. Masyarakat  dipandang  sebagai  materi,  sesuatu 

yang  hidup,  berubah,  dan  berkembang.  Masyarakat  adalah  berbeda 

secara  kualitatif  dari materi  umumnya.  Tetapi masyarakat  dan materi 

umumnya mempunyai kesamaan sifat yang hakiki, yaitu sifat yang selalu 

berubah, yang selalu berkembang. Dunia materi, alam raya berubah dengan 

sendirinya, secara alamiah, tanpa peranan pikiran atau gagasan pikiran 

yang mempengaruhi atau merencanakan.   

Masyarakat  berunsurkan  manusia  yang  menggunakan  otak 

berpikir.  Gerak  perubahan  masyarakat  tidaklah  dengan  sendirinya, 

tetapi karena tindakan manusia, karena pengaruh, keinginan, gagasan dan 

248 V.I. Lenin, Socinyeniya, Izdaniye cyetvyertoye, Tom 1, Kumpulan Karya, cetakan keempat, Jilid 1, 1950, h.125.

Page 329: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XV — Materialisme Historis | 281

tindak‐tanduk, bahkan karena  rencana manusia. Masyarakat bergerak, 

berubah karena peranan manusia yang memainkan peranan penggagas 

atau perencanaan. Gerak yang utama manusia dalam masyarakat adalah 

berbuat  untuk memenuhi  kebutuhan  hidup, menghasilkan  kebutuhan 

hidup, berproduksi. 

Untuk berproduksi, manusia menggerakkan tangan, menggunakan 

tenaga.  Inilah  tenaga  produktif. Tenaga  produktif masyarakat  adalah  yang 

utama dalam  berproduksi  bagi  kebutuhan  hidup masyarakat. Dengan 

perubahan  tenaga  produktif  masyarakat,  terjadilah  perubahan  cara 

menghasilkan  produksi  material  untuk  kehidupan  manusia.  Marx 

menulis,  “Terjadi  gerak  pertumbuhan  yang  terus‐menerus dari  tenaga 

produktif, gerak perubahan hubungan‐hubungan kemasyarakatan, dan 

gerak  terbentuknya  pandangan‐pandangan;  satu‐satunya  yang  tak 

berubah adalah abstraksi gerak ‘kematian yang tak mati‐mati’.”249 

Sebagaimana  lazimnya  ilmu  pengetahuan,  materialisme  historis 

mempunyai  sasaran  khusus dalam mempelajari proses perkembangan 

sejarah  masyarakat.  Yang  terpokok  adalah  mempelajari  eksistensi 

kenyataan  masyarakat,  mempelajari  kesadaran  dalam  masyarakat, 

formasi  ekonomi masyarakat,  tentang  cara  berproduksi menghasilkan 

kebutuhan  material  bagi  masyarakat,  tentang  tenaga  produktif 

masyarakat,  tentang  dasar  ekonomi masyarakat,  hubungan‐hubungan 

produksi  penduduk,  bangunan  atas  masyarakat,  tentang  klas‐klas, 

tentang negara, dan tentang revolusi. 

Materialisme Marx mengajarkan  bahwa  filsafatnya  adalah  untuk 

mengubah  dunia. 250Materialisme  historis  adalah  teori  untuk  mengubah 

masyarakat.  Mengubah  masyarakat  lama  menjadi  masyarakat  baru. 

Teori  tak  bisa  dipisahkan  dari  praktek.  Prakteknya  adalah  mengubah 

dunia, mengubah masyarakat  lama menjadi masyarakat  baru. Mengubah 

berarti menghendaki  yang  lebih  baik,  berarti memihak  pada  yang  baru. 

Maka materialisme historis adalah filsafat yang mempunyai sifat memihak. 

249 Karl Marx, The Poverty of Philosophy, Foreign Languages Publishing House, Moscow, third impression, h.105. 250 Kesadaran manusia merefleksikan kesatuan yang dialektis dari manusia dan alam, menguatkan kesatuan tersebut dan mengembangkannya ke tingkat yang lebih tinggi. Lenin menyimpulkan hal tersebut dalam Ringkasan dari Buku Hegel tentang Ilmu logika: “Kesadaran manusia tidak hanya merefleksikan dunia objektif, tetapi malah menciptakannya … dunia tidak memuaskan manusia, dan manusia menentukan untuk mengubahnya dengan aktivitasnya.”

Page 330: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

282 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Mengenai  perjuangan  klas  proletar  melawan  borjuasi,  materialisme 

historis memihak proletariat. 

Usaha mengubah masyarakat demi meningkatkan kemakmuran‐

nya  berarti  harus  memusatkan  perhatian  pada  kenyataan  dan 

perkembangannya. Kemakmuran masyarakat  tergantung pada produksi 

material  yang  dihasilkan  oleh  kerja manusia. Untuk  perubahan  demi 

perkembangannya,  materialisme  historis  menggunakan  materialisme 

dialektis,  memusatkan  studi  pada  masalah  produksi  kebutuhan  hidup 

masyarakat. Dengan  teliti dipelajari  semua unsur yang berperan dalam 

proses  produksi, mulai dari  bahan  kerja,  perkakas  kerja,  (alat‐alat  produksi), 

tenaga kerja, (tenaga produktif), cara berproduksi. 

Cara  berproduksi  adalah  kesatuan  dua  unsur  yang  saling 

berhubungan  yang  tak  terpisahkan—tenaga  produksi  dan  hubungan‐

hubungan  produksi.  Dalam  proses  berproduksi  yang  pertama  tampil 

adalah hubungan manusia  terhadap  sasaran kerja dan kekuatan  alam. 

Setiap  hari  manusia  bekerja,  berproduksi  menghasilkan  kebutuhan 

hidup.  Bermacam  ragam  yang  dihasilkan,  bermacam  ragam  pula  cara 

produksinya.  Bagaimanapun  berbedanya  cara  produksi,  dalam 

berproduksi  selalu  terdapat unsur‐unsur  yang  sama, unsur‐unsur  cara 

produksi.  Cara  produksi  adalah  kesatuan  dua  segi  yang  tak  bisa 

dipisahkan,  yaitu  tenaga  produksi  dan  hubungan‐hubungan  produksi. 

Dalam  proses  berproduksi  pertama‐tama  terdapat  hubungan  manusia 

dengan benda, bahan dan  tenaga‐tenaga  alam, yang berkat usaha dan 

perjuangan dengan itu manusia menghasilkan kebutuhan hidup. Kedua, 

terdapat hubungan manusia terhadap manusia. 

Tenaga‐tenaga  produksi  adalah  alat‐alat  produksi  yang  dipakai 

dalam masyarakat, pertama‐tama alat‐alat kerja, alat‐alat produksi,  juga 

manusia,  yang  berbuat,  bertindak  dan  menghasilkan  barang‐barang 

kebutuhan  berkat  percobaan‐percobaan  dan  kecakapannya 

menghasilkan  kekayaan  material  bagi  manusia.  Untuk  berproduksi, 

diperlukan  bahan  dan  alat‐alat  kerja,  alat‐alat  produksi.  Bagi  semua  cara 

produksi, yang menentukan untuk berproduksi adalah  perkakas  kerja.  Ia 

memberi  tanda‐tanda  ciri‐ciri  tertentu  dari  zaman  produksi 

kemasyarakatan. Taraf perkembangan produksi pada tiap zaman sejarah 

ditunjukkan oleh taraf perkakas produksi, perkakas kerja. 

Untuk  memasak  nasi  goreng  diperlukan  nasi,  minyak  goreng, 

bumbu‐bumbu  sebagai  bahan  produksi. Kuali  sebagai  perkakas  kerja,  alat 

Page 331: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XV — Materialisme Historis | 283

produksi. Untuk membuat meja diperlukan papan, kayu,  sebagai  bahan 

produksi,  diperlukan  gergaji  sebagai  perkakas/alat  kerja,  alat  produksi. 

Pertama‐tama,  diperlukan  manusia  yang  menggunakan  tenaga  kerja 

untuk berproduksi. Maka untuk berproduksi menghasilkan kebutuhan 

hidup manusia diperlukan tiga unsur: 1. tenaga kerja manusia, 2. bahan 

produksi, dan 3. perkakas kerja, alat produksi. 

Perkakas  kerja,  perkakas  produksi  (mesin‐mesin,  pesawat‐pesawat, 

instrumen‐instrumen, dan  sebagainya) adalah bagian dasar dan pokok 

dari alat‐alat produksi yang dipergunakan manusia mengolah bahan‐bahan 

kerja  dalam  proses  produksi.  Perubahan  dan  perkembangan  alat‐alat 

kerja mempengaruhi  cara dan proses produksi. Kian maju alat‐alat kerja, 

maju  pula  proses  produksi.  Tingkat  kemajuan  proses  produksi 

menentukan  tingkat  tertentu  perkembangan masyarakat,  yang  dalam 

teori ekonomi disebut formasi ekonomi masyarakat. 

 

 

3. Formasi Ekonomi Masyarakat 

 

MENURUT  materialisme  historis,  formasi  ekonomi  masyarakat  adalah 

tingkat  tertentu  perkembangan masyarakat  yang  ditentukan  oleh  cara 

produksi, basis ekonomi, dan bangunan atasnya. Pengertian tentang formasi 

ekonomi  masyarakat  adalah  dasar  dari  Marxisme  mengenai 

perkembangan  masyarakat.  Marx  dan  Engels  meneliti  sejarah 

perkembangan  dan  jaringan‐jaringan  masyarakat  yang  sangat  rumit, 

sampai menyimpulkan adanya  formasi  ekonomi masyarakat. Pemahaman 

mengenai  ini  menunjukkan  jalan  bagi  mempelajari  secara  objektif 

perkembangan  masyarakat,  kekuatan  pendorong  perkembangan 

masyarakat, bisa menerangkan sebab‐musabab materiil dari pikiran dan 

tujuan  tindak‐tanduk  manusia  yang  tampak  dari  pencerminan 

kenyataan‐kenyataan  masyarakat.  Hubungan‐hubungan  produksi  adalah 

dasar, adalah yang utama dari semua saling hubungan kemasyarakatan. 

Formasi‐formasi  ekonomi  masyarakat  yang  terdapat  dalam  sejarah 

adalah:  1.  masyarakat  primitif,  2.  masyarakat  perbudakan,  3.  masyarakat 

feodalisme, dan  4. masyarakat  kapitalisme.  Struktur  setiap  formasi  ekonomi 

masyarakat  itu  ditentukan  oleh  cara  produksi  bersangkutan.  Berbeda 

dengan  pemahaman  kaum  idealis  borjuasi  bahwa masyarakat  adalah 

ciptaan yang mahakuasa, adalah abadi; materialisme historis mengajarkan 

Page 332: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

284 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

bahwa  dalam  sejarah  terdapat  berbagai  formasi  ekonomi  masyarakat. 

Formasi  ekonomi  masyarakat  ini  berubah  menurut  hukumnya. 

Mempelajari  dan  menguasai  hukum  perubahan  formasi  ekonomi 

masyarakat itu adalah tugas materialisme historis. 

Perkembangan  dan  pergantian  formasi  ekonomi  masyarakat 

berlangsung  menurut  hukumnya.  Dari  formasi  ekonomi  masyarakat 

primitif  berubah  menjadi  formasi  ekonomi  masyarakat  perbudakan, 

formasi  ekonomi masyarakat  feodal,  dan  formasi  ekonomi masyarakat 

kapitalis.  Dalam  perubahan‐perubahan  ini,  perkembangan  tenaga 

produktif memainkan peranan menentukan.   

Mengenai perkembangan tenaga produktif yang melahirkan formasi 

ekonomi  masyarakat  kapitalis  Marx  menulis  dalam  Manifesto  Partai 

Komunis:  “Borjuasi,  selama  kekuasaan  kelasnya  yang  belum  genap 

seratus tahun itu, telah menciptakan tenaga‐tenaga produktif yang jauh 

lebih  banyak  dan  jauh  lebih  besar  daripada  yang  telah  diciptakan 

seluruh  generasi  terdahulu.  Penundukan  kekuatan‐kekuatan  alam, 

mesin‐mesin,  penggunaan  kimia  dalam  industri  dan  pertanian, 

pelayaran kapal api, jalan kereta api, telegrafi listrik, pembukaan benua‐

benua  utuh  untuk  tanah  garapan,  pembukaan  sungai‐sungai  bagi 

pelayaran,  seluruh  penduduk  yang  bagaikan  dijelmakan  dari  dalam 

tanah—abad‐abad  terdahulu  yang  manakah  yang  menduga  bahwa 

tenaga‐tenaga produktif yang sedemikian  itu  tertidur dalam pangkuan 

kerja masyarakat?”251 

Menurut  pemahaman  sejarah  secara  materialis,  perubahan 

masyarakat bersumber pada tindak‐tanduk manusia. Yang paling utama 

adalah tindakan bekerja manusia, menghasilkan produksi material untuk 

kebutuhan hidup. Tanpa produksi tidaklah mungkin terjadi pertukaran 

barang‐barang  antara manusia,  tidaklah mungkin  kehidupan manusia 

itu  sendiri. Saling hubungan antara manusia dan alam, ditinjau  secara 

umum,  adalah  diatur  dan  diawasi  oleh manusia,  termasuk  peredaran 

dan pertukaran barang sesamanya. Masyarakat tak mungkin hidup dan 

berkembang di  luar  syarat‐syarat  alamiah  tanpa menggunakan  tenaga 

berproduksi untuk kebutuhan hidup alamiah. 

Berproduksi  berarti  manusia  menggunakan  perkakas  kerja,  alat 

produksi.  Terjadi  pemilikan  pribadi  atas  perkakas  kerja,  atas  alat‐alat 

251 Karl Marx dan Friedrich Engels, Manifesto Partai Komunis, Ultimus, 2015, h.35.

Page 333: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XV — Materialisme Historis | 285

produksi. Perbedaan penguasaan  atas  alat‐alat produksi menimbulkan 

perbedaan penghasilan. Perbedaan yang bersumber pada ketidakadilan 

dalam menerima hasil kerja. Terjadi kepincangan dalam  tingkat hidup 

anggota  masyarakat.  Muncul  para  penghisap  dan  yang  terhisap.  Ini 

merupakan akar lahirnya klas‐klas dalam masyarakat, yaitu klas penghisap 

dan klas terhisap. 

 

 

4. Alienasi dan Penghisapan 

 

SEBELUM  menerbitkan  Manifesto  Partai  Komunis,  bersumber  pada 

pemahaman filsafat yang dianut Hegel dan Feuerbach, dalam karyanya 

Economic  and Philosophic Manuscripts  of 1844, Marx  sudah memaparkan 

alienasi kerja dalam masyarakat kapitalis.   

Yang dimaksud Marx dengan alienasi,252  menjadikan asing, adalah 

kerja paksa untuk kepentingan kapitalis, perampasan oleh kapitalis atas 

produk  kerja  kaum  buruh,  dan  pemisahan  kaum  buruh  dari  alat‐alat 

produksi  yang  menjadi  milik  kaum  kapitalis;  kaum  kapitalis 

menghadapi kaum buruh sebagai sesuatu yang asing; sebagai kekuatan 

yang diperbudak. Di  sini Marx  sudah mendekati pengungkapan  sifat‐

sifat  ciri  penghisapan  kapitalis:  “Kaum  buruh,  yang  kian  lama  kian 

menghasilkan  kekayaan, malah menjadi  kian miskin,  ...  kaum  buruh 

menjadi  barang  dagangan  yang  kian murah....  Yang  dihasilkan  kerja, 

sesuatu  yang nyata, menjadi  lenyap  bagi  kaum  buruh,  jadi  rampasan, 

adalah  suatu  alienasi,  sesuatu  yang diasingkan dari penghasilnya, dari 

penciptanya.”253 

Selanjutnya dengan teori nilai lebih Marx, penghisapan atas kaum 

buruh ini lebih gampang dipahami, sebagai upah buruh yang tak dibayar. 

 

 

5. Negara dan Diktatur Proletariat 

 

MARX dan Engels untuk pertama kali memaparkan teori ilmiah tentang 

252 Dalam bahasa Inggris alienation, sedangkan dalam bahasa Jerman adalah Entfremdung, Ent-ausserung. 253 Karl Marx, Economic and Philosophic Manuscripts of 1844, second impression, Foreign Languages Puibliishing House, Moscow, 1961, h.8, 69.

Page 334: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

286 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

klas‐klas  dan  perjuangan  klas. Mereka  mengungkapkan  tentang  sebab‐

musabab lahir dan hakikat pembagian klas dalam masyarakat, memberi 

analisa  yang mendalam mengenai  perkembangan  hubungan  klas‐klas, 

sampai  terdapatnya  klas‐klas  yang  berlawanan  dan  tak  terdamaikan   

yang melahirkan negara.   

Engels  mengajarkan,  “Negara  adalah  produk  masyarakat  pada 

tingkat  perkembangan  tertentu;  negara  adalah  pengakuan  bahwa 

masyarakat ini terlibat dalam kontradiksi yang tak terpecahkan dengan 

dirinya  sendiri,  bahwa  ia  telah  terpecah  menjadi  segi‐segi  yang 

berlawanan yang tak terdamaikan dan ia tidak berdaya melepaskan diri 

dari keadaan demikian  itu. Dan  supaya  segi‐segi yang berlawanan  ini, 

klas‐klas yang kepentingan‐kepentingan ekonominya berlawanan, tidak 

membinasakan  satu  sama  lain  dan  tidak  membinasakan  masyarakat 

dalam perjuangan  yang  sia‐sia, maka untuk  itu diperlukan  kekuasaan 

yang  tampaknya berdiri di atas masyarakat, kekuatan yang seharusnya 

meredakan  bentrokan  itu,  mempertahankannya  di  dalam  batas‐batas 

‘tata  tertib’.  Dan  kekuatan  ini  yang  lahir  dari  masyarakat,  tetapi 

menempatkan diri di atas masyarakat dan yang semakin mengasingkan 

diri darinya adalah negara.”254 

Kemudian  Lenin menulis,  “Negara  adalah  organisasi  kekuatan 

khusus, adalah organisasi kekerasan untuk menindas sesuatu klas. Klas 

mana  yang  harus  ditindas  oleh  proletariat?  Tentu  saja  hanya  klas 

penghisap, yaitu borjuasi.”255 

“Dan Marx  dengan  konsekuen mengembangkan  ajaran  tentang 

perjuangan  klas  sampai  pada  ajaran  tentang  kekuasaan  politik,  ajaran 

tentang negara.... Ajaran tentang perjuangan klas, yang diterapkan oleh 

Marx pada masalah negara dan revolusi sosialis, pasti menjurus kepada 

pengakuan  atas  kekuasaan  politik  proletariat,  atas  diktaturnya,  yaitu 

kekuasaan yang tidak dibagi‐bagi dengan siapa pun dan yang langsung 

bersandar pada kekuatan bersenjata massa. Penggulingan borjuasi dapat 

dicapai  hanya  dengan  pengubahan  proletariat  menjadi  klas  yang 

berkuasa, yang sanggup menindas perlawanan yang  tak  terelakkan dan 

254 Friedrich Engels, Asal-Usul Keluarga, Milik Perseorangan dan Negara, The Origin of the Family, Private Property and the State, fifth impression, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1958, h.279. 255 W.I. Lenin, Negara dan Revolusi, Ajaran Marxisme tentang Negara dan Tugas-Tugas Proletariat dalam Revolusi, Penerbit Indonesia Progresif, 1976, h.49.

Page 335: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XV — Materialisme Historis | 287

kalap  dari  borjuasi,  dan  yang  sanggup mengorganisasi  seluruh massa 

pekerja dan terhisap untuk sistem ekonomi baru.”256 

Dengan tangguh membela ajaran Marx tentang diktatur proletariat, 

Lenin menulis, “Yang pokok dalam ajaran Marx adalah perjuangan klas. 

Demikian sering dikatakan dan ditulis orang. Tetapi ini tidak benar. Dan 

dari  ketidakbenaran  ini  sering  sekali  terjadi pemutarbalikan  oportunis 

atas Marxisme, pemalsuannya menurut  semangat yang dapat diterima 

oleh  borjuasi. Karena  ajaran  tentang perjuangan  klas  bukan diciptakan 

oleh  Marx,  melainkan  oleh  borjuasi  sebelum  Marx,  dan  bagi  borjuasi, 

berbicara  secara  umum,  dapat  diterima.  Barangsiapa  hanya  mengakui 

perjuangan  klas  belumlah  seorang Marxis,  ia  mungkin  masih  belum 

keluar  dari  kerangka  pikiran  borjuis  dan  politik  borjuis.  Membatasi 

Marxisme  pada  ajaran  tentang  perjuangan  klas  berarti  memenggal 

Marxisme,  memutarbalikkannya,  memerosotkannya  menjadi  sesuatu 

yang  dapat  diterima  oleh  borjuasi. Hanya  yang meluaskan  pengakuan 

atas  perjuangan  klas  sampai  pada  pengakuan  atas  diktatur  proletariat, 

barulah  ia  seorang  Marxis.  Di  sinilah  letak  perbedaan  yang  paling 

mendalam  antara  orang Marxis dengan  orang  borjuis  kecil  biasa  (dan 

juga borjuis besar). Di atas batu ujian inilah harus diuji pemahaman dan 

pengakuan yang sesungguhnya atas Marxisme.”257 

Dari mengungkap asal‐usul dan perkembangan perjuangan klas 

dalam  kapitalisme,  Marx  tampil  mempersenjatai  klas  buruh  dengan 

teori  revolusioner  bagi  klas  proletar,  yaitu  ajaran  tentang  diktatur 

proletariat. Mengenai ini Marx menulis, “Sesuatu yang baru saya lakukan 

adalah membuktikan hal‐hal berikut: 1) bahwa adanya klas‐klas itu adalah 

berhubungan dengan taraf sejarah tertentu perkembangan produksi; 2) bahwa 

perjuangan  klas  tentulah  menjurus  ke  diktatur  proletariat;  3)  bahwa 

kediktaturan  itu  sendiri  hanyalah  merupakan  peralihan  ke  arah 

pelenyapan semua klas dan ke masyarakat tanpa klas‐klas.”258 

Ungkapan Marx ini menunjukkan arti penting diktatur proletariat, 

dan diakuinya, bahwa ini adalah sebagai hasil penemuannya. Karena itu, 

Lenin menyatakan  bahwa  hanyalah  dengan menerima  ajaran  tentang 

diktatur proletariat barulah seseorang menjadi Marxis. 

256 Ibid., h.50, 51. 257 Ibid., h.64. 258 Karl Marx, Surat kepada J. Weydemeyer, 5-3-1852, dalam Pilihan Surat-Surat Marx dan Engels, edisi Inggris, h.86.

Page 336: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

288 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Arti  penting  diktatur  proletariat  didemonstrasikan  oleh  kejayaan 

Uni Sovyet berkat penerapannya selama tujuh puluh tahun. Uni Sovyet 

hancur  begitu dicampakkannya  ajaran  diktatur  proletariat  oleh Kongres 

ke‐28 PKUS di bawah pimpinan Gorbacyov tahun 1990. 

Ajaran tentang diktatur proletariat adalah salah satu puncak ajaran 

tentang negara menurut materialisme  historis. Borjuasi dan kaum  sosial 

demokrat semenjak masa Internasionale II sampai sekarang dengan kuat 

menentang ajaran ini.   

Belajar  dari  kehancuran  URSS  yang  mencampakkan  ajaran 

tentang diktatur proletariat, Tiongkok tampil dengan menjunjung tinggi 

diktatur  proletariat,  berjaya  membangun  sosialisme  berciri  Tiongkok. 

Berkat  dipimpin  oleh  Teori  Deng  Xiaoping,  dari  negeri  miskin  dan 

terbelakang di pertengahan abad ke‐20,  tampil menjadi negeri  terbesar 

kedua di dunia di bidang ekonomi pada awal abad ke‐21.   

Salah  satu  unsur  dari  Teori Deng Xiaoping  adalah  Empat  Prinsip 

Dasar,  yaitu:  1. Menempuh  jalan  sosialis;  2. Menjunjung  tinggi  ajaran 

diktatur proletariat; 3. Di bawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok; dan 

4.  Dengan  ideologi  pembimbing  Marxisme–Leninisme,  Pikiran  Mao 

Zedong.   

Empat Prinsip Dasar ini dicantumkan dalam Konstitusi PKT dan 

Konstitusi  Republik  Rakyat  Tiongkok.  Jadi,  Tiongkok  berjaya  sampai 

menjadi  negeri  terbesar  nomor  dua  di  dunia  di  bidang  ekonomi 

mengungguli Jepang adalah berkat dipertahankannya diktatur proletariat 

dalam wujud kerja sama multipartai di bawah pimpinan Partai Komunis 

Tiongkok. 

 

 

6. Revolusi Sosial 

 

MENURUT pandangan Marxisme–Leninisme, revolusi sosial akan terjadi 

mengikuti  hukum  tahap‐tahap  perkembangan  masyarakat  di  suatu 

negeri. Sebab‐musabab  revolusi sosial  justru bersumber pada produksi 

material,  pada  pertentangan‐pertentangan  antagonistik  dalam 

masyarakat  yang  akarnya  ada  pada  pemilikan  pribadi  atas  alat‐alat 

produksi. 

Materialisme  historis  mengajarkan,  revolusi  sosial  adalah 

penjungkirbalikan semua sistem hubungan‐hubungan kemasyarakatan. 

Page 337: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XV — Materialisme Historis | 289

Ia  meliputi  basis  ekonomi  masyarakat  serta  bangunan  atasnya.  Marx 

menulis  bahwa,  “Tiap  revolusi  menghancurkan  masyarakat  lama, 

menggulingkan kekuasaan lama, dengan demikian ia bersifat politik.”259 

Revolusi  terjadi  karena  situasi  mencapai  puncaknya  berupa 

situasi  revolusioner.  Situasi  revolusioner  terjadi  karena  krisis  yang 

menyeluruh  seluruh  negeri,  meliputi  ekonomi  dan  politik,  yang 

menyangkut  klas  tertindas melawan  klas  penindas. Mengenai  situasi 

revolusioner,  Lenin  menulis  tiga  ciri  yang  menandakan  situasi 

revolusioner:   

 1. Klas penguasa tidak mampu lagi mempertahankan

kekuasaannya tanpa perubahan; ketika terjadi suatu krisis dalam berbagai bentuk di “kalangan atas”, suatu krisis dalam kebijaksanaan klas penguasa, yang menjurus pada perpecahan yang menimbulkan meledaknya ketidakpuasan dan kemarahan klas tertindas. Untuk berlangsungnya revolusi, tidaklah cukup hanya “klas bawahan tak mau” lagi hidup dengan cara-cara lama; adalah juga diperlukan bahwa “klas atasan tak mampu lagi” hidup dengan cara-cara lama;

2. Ketika klas-klas yang menderita dan tertindas menjadi besar dan berlawan melebihi kebiasaan;

3. Ketika, sebagai akibat syarat-syarat di atas kegiatan massa meningkat luar biasa, yang sudah tidak rela lagi dirampok seperti di masa damai, tetapi dalam waktu bergolak, membawa kedua belah pihaknya ke dalam krisis dan “klas penguasa sendiri sudah tidak tahan.”260

259 Karl Marx, Kumpulan Karya, edisi Rusia, Jilid I, edisi kedua, Gosudarstvennoye Izdatyelstvo Politicyeskoi Lityeraturhi (Penerbit Negara Literatur Politik), Moskwa, 1955, h.448. 260 V.I. Lenin, Kehancuran Internasional II, Kumpulan Karya, edisi Rusia, Jilid XXI, Gosudarstvennoye Izdatyelstvo Politicyeskoi Lityeraturhi (Penerbit Negara Literatur Politik), 1953, h.189—190.

Page 338: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

290 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Page 339: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVI — Marxisme – Leninisme | 291

 

 

 

 

 

XVI 

Marxisme–Leninisme  

 

 

 

 

MASYARAKAT  dan  sejarah  berkembang  maju.  Demikian  pula 

Marxisme, sebagai ilmu berkembang sesuai dengan kemajuan sejarah.   

Dalam pengembangan Marxisme, tahun 1924, Stalin memaparkan 

Dasar‐Dasar  Leninisme.  Dikemukakannya  bahwa  “Leninisme  adalah 

Marxisme  pada  zaman  imperialisme  dan  revolusi  proletar.  Lebih  tepatnya, 

Leninisme  adalah  teori dan praktek  revolusi proletar pada umumnya, 

teori  dan  taktik  diktatur  proletariat  pada  khususnya.  Marx  dan  Engels 

melakukan kegiatan mereka dalam periode pra‐revolusi,261  ketika impe‐

rialisme  yang  telah  berkembang  masih  belum  ada,  dalam  periode 

persiapan  kaum  proletar  untuk  revolusi,  dalam  periode  di  mana 

revolusi  proletar  masih  belum  merupakan  keharusan  praktis  yang 

langsung.   

Sedang Lenin, murid Marx dan Engels, melakukan kegiatannya 

dalam  periode  revolusi  proletar  yang  sedang  berkembang  meluas, 

ketika  revolusi  proletar  sudah  menang  di  satu  negeri,  sudah 

menghancurkan  demokrasi  borjuis  dan  sudah  membuka  zaman 

demokrasi  proletar,  zaman  sovyet‐sovyet.”262  Secara  terperinci  Stalin 

memaparkan masalah akar sejarah Leninisme, masalah metode, masalah 

teori,  tentang  diktatur  proletariat,  masalah  tani,  tentang  strategi  dan 

taktik, tentang partai, dan tentang langgam kerja. 

261 revolusi proletar 262 Y.W. Stalin, Tentang Dasar-Dasar Leninisme, Ceramah yang Diberikan di Universitas Sverdlov, Pravda No.96, 97, 103, 105, 107, 108, III; 26 dan 30 April, 9, 11, 14, 15 dan 18 Mei 1924; Penerbit Indonesia Progresif, 1975, h.13—14.

Page 340: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

292 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Stalin  mengemukakan  mengenai  metode  otokritik  sebagai  salah 

satu metode Leninisme. “Sikap suatu partai politik  terhadap kesalahan‐

kesalahannya  sendiri  adalah  salah  satu  ukuran  yang  terpenting  dan 

terpercaya  dari  kesungguh‐sungguhan  partai  itu  dan  bagaimana  ia 

menunaikan  dalam  praktek  kewajiban‐kewajiban  terhadap  klasnya  dan 

massa pekerja. Secara terbuka mengakui kesalahan, menyingkap sebab‐

sebabnya, menganalisa  keadaan‐keadaan  yang  telah menimbulkannya, 

dan  dengan  seksama  mendiskusikan  cara‐cara  untuk 

memperbaikinya—inilah  tanda  suatu  partai  yang  serius,  beginilah  ia 

menunaikan  kewajiban‐kewajibannya,  beginilah  ia  mendidik  dan 

melatih klas, dan kemudian massa.”263 

Selanjutnya  dikemukakan,  “Apa  yang  terdapat  dalam  metode 

Lenin  pada  pokoknya  sudah  ada  dalam  ajaran Marx,  yang menurut 

kata‐kata Marx  ‘pada hakikatnya  kritis dan  revolusioner’.  Justru  jiwa  kritis 

dan revolusioner itulah yang menjelujuri metode Lenin dari awal sampai 

akhir.  Tetapi  salah  jika  menganggap  bahwa  metode  Lenin  hanya 

merupakan  pemulihan  dari  apa  yang  telah  diberikan  oleh  Marx. 

Sebenarnya  metode  Lenin  bukan  hanya  merupakan  pemulihan, 

melainkan  juga pengkonkretan dan pengembangan  lebih  lanjut metode 

kritis dan revolusioner Marx dan dialektika materialisnya.”264 

Mengenai  teori,  Stalin  lebih  lanjut  mengemukakan  bahwa, 

“Bukan  orang  lain  kecuali  Lenin  yang  mengatakan  dan  mengulang 

puluhan kali tesis terkenal, bahwa  ‘tanpa teori revolusioner tidak mungkin 

ada  gerakan  revolusioner.’  Lenin,  dibanding  dengan  siapa  pun  lebih 

mengerti  tentang  arti  yang  sangat  penting  dari  teori,  terutama  bagi 

partai seperti partai kita, mengingat peranan pejuang pelopor proletariat 

internasional  yang  jatuh  padanya,  dan  mengingat  kerumitan  situasi 

dalam  negeri  dan  internasional  yang  mengelilinginya.  Sudah  pada 

tahun 1902, ketika meramalkan peranan  istimewa partai kita  ini, Lenin 

sudah pada waktu itu menganggap perlu mengingatkan bahwa ‘Peranan 

pejuang pelopor dapat dilaksanakan hanya oleh partai yang dibimbing oleh teori 

yang paling maju.’” 

Mungkin  perwujudan  yang  paling  jelas  dari  arti  penting  yang 

besar  yang  diberikan  oleh  Lenin  pada  teori  adalah  kenyataan,  bahwa 

bukan  orang  lain,  tetapi  hanya  Leninlah,  yang  telah  memikul  tugas 

263 Ibid., h.36. 264 Ibid., h.37.

Page 341: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVI — Marxisme – Leninisme | 293

paling serius, yaitu berdasarkan filsafat materialis menggeneralisasi yang 

terpenting dari apa yang telah diberikan oleh  ilmu selama periode dari 

Engels sampai Lenin, dan  tugas pengkritikan dari segala segi  terhadap 

aliran  anti‐materialis  di  kalangan  kaum  Marxis.  Engels  mengatakan, 

bahwa  “materialisme  harus  mengambil  bentuk  baru  seiring  dengan  setiap 

penemuan baru yang besar.” 

Mengenai  hukum  fundamental  dari  revolusi,  Lenin  mengajarkan, 

“Hukum  fundamental  revolusi, yang  telah dibuktikan kebenarannya oleh 

semua  revolusi dan khususnya oleh ketiga Revolusi Rusia dalam abad 

ke‐20, adalah sebagai berikut: untuk  revolusi  tidak cukup kalau hanya 

massa yang terhisap dan tertindas menyadari ketidakmungkinan hidup 

menurut cara lama dan menuntut perubahan‐perubahan; untuk revolusi 

masih diperlukan keadaan di mana kaum penghisap tidak dapat hidup 

dan memerintah menurut cara lama. Hanya apabila ‘kaum bawahan’ tidak 

menghendaki  cara  lama  dan  ‘kaum  atasan’  tidak  dapat  berjalan  terus 

menurut cara lama, barulah revolusi dapat menang. Kebenaran ini dapat 

dinyatakan dengan  kata‐kata  lain:  revolusi  tidaklah mungkin  tanpa  krisis 

yang meliputi  seluruh  negeri  (yang menyangkut  baik  yang  dihisap maupun 

yang menghisap)’.... Ini berarti bahwa untuk revolusi diperlukan keadaan, 

pertama,  di  mana  mayoritas  kaum  buruh  (atau  setidak‐tidaknya 

mayoritas  kaum  buruh  yang  sadar;  berpikir  dan  aktif  dalam  politik) 

mengerti  sepenuhnya  akan  perlunya  revolusi dan  siap mengorbankan 

jiwanya  demi  revolusi;  kedua,  di  mana  klas‐klas  yang  berkuasa 

mengalami  krisis  pemerintahan  yang  menyeret  bahkan  massa  yang 

paling  terbelakang ke dalam politik  ...  ’memperlemah pemerintah dan 

memungkinkan kaum revolusioner menggulingkannya dengan cepat’.” 

Lenin  dengan  tangguh  membela  ajaran  Marx  tentang  diktatur 

proletariat.  Sampai‐sampai  ia  menyatakan  bahwa,  “Hanyalah  mereka 

yang menerima ajaran Marx tentang diktatur proletariat adalah seorang 

Marxis.”   

Dalam Dasar‐Dasar Leninisme, Stalin memaparkan bahwa ‘masalah 

diktatur  proletariat  pertama‐tama  adalah  masalah  isi  pokok  revolusi 

proletar. Revolusi proletar, geraknya,  jangkauannya, dan hasil‐hasilnya 

mengambil bentuk konkret hanya melalui diktatur proletariat. Diktatur 

proletariat  adalah  alat  revolusi  proletar,  organnya,  sandarannya  yang 

paling  penting,  yang  dilahirkan  untuk  tujuan,  pertama,  menindas 

perlawanan  kaum  penghisap  yang  telah  digulingkan  dan 

Page 342: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

294 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

mengonsolidasi  hasil‐hasil  revolusi  proletar;  kedua,  melaksanakan 

revolusi  proletar  sampai  selesai,  melaksanakan  revolusi  sampai 

tercapainya kemenangan penuh sosialisme.’ 

Lenin  mengajarkan  bahwa,  “diktatur  proletariat  adalah 

peperangan  yang  paling  tak  takut  berkorban  dan  paling  tak  kenal 

ampun dari klas yang baru melawan musuh yang lebih perkasa, melawan 

borjuasi  yang  perlawanannya  menjadi  berlipat  sepuluh  kali  karena  ia 

telah digulingkan; bahwa  ‘diktatur proletariat adalah perjuangan yang 

gigih, berdarah dan  tak berdarah, dengan kekerasan dan secara damai, 

secara  militer  dan  secara  ekonomi,  secara  pendidikan  dan  secara 

administratif,  melawan  kekuatan‐kekuatan  dan  tradisi‐tradisi  masya‐

rakat  lama.  Diktatur  proletariat  adalah  kekuasaan  revolusioner  yang 

berdasarkan kekerasan terhadap bojuasi.” 

“Negara  adalah  mesin  di  tangan  klas  yang  berkuasa  untuk 

menindas  perlawanan musuh‐musuh  klasnya.  Dalam  hal  ini  diktatur 

proletariat pada hakikatnya  tidak berbeda sedikit pun dengan diktatur 

klas yang  lain mana pun, sebab negara proletariat adalah mesin untuk 

menindas borjuasi. Tetapi di  sini ada  satu perbedaan hakiki. Perbedaan 

itu ialah bahwa semua negara berklas yang ada sampai sekarang adalah 

diktatur minoritas  yang menghisap  terhadap mayoritas  yang  terhisap, 

sedang  diktatur  proletariat  adalah  diktatur  mayoritas  yang  terhisap 

terhadap minoritas yang menghisap. 

Pendeknya,  diktatur  proletariat  adalah  kekuasaan  proletariat 

yang  tidak  dibatasi  oleh  undang‐undang  dan  yang  berdasarkan 

kekerasan terhadap borjuasi, yang mendapat simpati dan sokongan dari 

massa pekerja dan terhisap.” 

Di  samping  itu,  dipaparkan  pentingnya  arti Masalah  Tani  bagi 

Leninisme. Masalah  tani  adalah  bagian  dari  masalah  umum  tentang 

diktatur  proletariat,  dan  sebagai  bagian  itu,  ia  merupakan  salah  satu 

masalah  yang  paling  vital  dari  Leninisme.  Demikian  pula  mengenai 

Masalah Nasional.  Leninisme  telah memperluas  pengertian menentukan 

nasib sendiri dengan menafsirkannya sebagai hak rakyat tertindas negeri 

tergantung  dan  tanah  jajahan  untuk  pemisahan  diri  sepenuhnya, 

sebagai  hak  bangsa‐bangsa  untuk  hidup  merdeka  sebagai  negara. 

Leninisme  telah membuktikan, dan perang  imperialis  serta  revolusi di 

Rusia  telah membenarkan,  bahwa masalah nasional dapat dipecahkan 

hanya dalam hubungannya dengan dan di atas dasar revolusi proletar.... 

Page 343: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVI — Marxisme – Leninisme | 295

Masalah nasional adalah bagian dari masalah umum  revolusi proletar, 

bagian dari masalah diktatur proletariat. 

Dalam  Dasar‐Dasar  Leninisme,  Stalin  memaparkan  masalah 

Strategi  dan  Taktik. Dikemukakannya  bahwa  Strategi  dan  Taktik  adalah 

ilmu memimpin perjuangan klas dari proletariat. Lenin tidak membatasi 

diri pada pemulihan sejumlah dalil taktik tertentu dari Marx dan Engels. 

Ia mengembangkannya  lebih  lanjut dan melengkapinya dengan  ide‐ide 

dan  dalil‐dalil  baru,  dan  menggabungkan  semua  itu  menjadi  suatu 

sistem  peraturan‐peraturan  dan  prinsip‐prinsip  pembimbing  untuk 

memimpin perjuangan klas dari proletariat. Karya‐karya Lenin, seperti 

Apa yang Harus Dikerjakan, Dua Taktik,  Imperialisme, Negara dan Revolusi, 

Revolusi Proletar dan Renegat Kautsky, Penyakit Kekanak‐Kekanakan;  tanpa 

diragukan  lagi merupakan sumbangan paling berharga pada khazanah 

umum Marxisme,  pada  gudang  senjata  revolusionernya.  Strategi  dan 

taktik  Leninisme  adalah  ilmu  memimpin  perjuangan  revolusioner 

proletariat. 

Strategi adalah penentuan arah pukulan pokok proletariat dalam 

tahap  tertentu  revolusi,  penyusunan  rencana  yang  sesuai  untuk 

penempatan  kekuatan  revolusioner  (cadangan  pokok  dan  cadangan 

sekunder),  perjuangan  untuk melaksanakan  rencana  itu  selama  tahap 

tertentu revolusi itu. 

Taktik  adalah  penetapan  garis  bagi  tindakan  proletariat  dalam 

periode yang relatif pendek dari pasang naik atau pasang surut gerakan, 

kebangkitan atau kemunduran revolusi, perjuangan untuk pelaksanaan 

garis ini dengan jalan penggantian bentuk‐bentuk lama perjuangan dan 

bentuk‐bentuk  lama  organisasi  dengan  bentuk‐bentuk  yang  baru, 

dengan mengombinasi  bentuk‐bentuk  itu....  Taktik  adalah  bagian  dari 

strategi,  tunduk  kepada  strategi  dan  mengabdi  kepadanya.  Taktik 

berubah  menurut  pasang  naik  dan  pasang  surut  revolusi.  Taktik 

berurusan  dengan  bentuk‐bentuk  perjuangan  dan  bentuk‐bentuk 

organisasi proletariat, dengan pergantian dan kombinasi bentuk‐bentuk 

itu. Dalam  tahap  tertentu revolusi,  taktik dapat berubah beberapa kali, 

tergantung  pada  pasang  naik  atau  pasang  surut  revolusi,  pada 

kebangkitan atau kemunduran revolusi. 

Lenin  menjelaskan  mengenai  syarat  penggunaan  strategis 

kekuatan‐kekuatan revolusi  itu dengan kata‐kata sendiri dari  tesis‐tesis 

terkenal Marx dan Engels  tentang pemberontakan: 1. Sekali‐kali  jangan 

Page 344: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

296 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

bermain‐main dengan pemberontakan, tetapi apabila memulainya, harus 

sungguh‐sungguh  menyadari,  bahwa  harus  melakukannya  sampai 

selesai. 2. Harus memusatkan kekuatan‐kekuatan yang besar di  tempat 

yang  menentukan,  pada  saat  yang  menentukan,  kalau  tidak,  musuh 

yang  mempunyai  persiapan  dan  organisasi  yang  lebih  baik  akan 

membinasakan  kaum  pemberontak.  3.  Sekali  pemberontakan  dimulai, 

harus  bertindak  dengan  ketegasan  yang  sebesar‐besarnya  dan  dengan 

pasti, tanpa ragu‐ragu berofensif. ‘Defensif’ adalah kematian bagi setiap 

pemberontakan bersenjata. 4. Harus berusaha menyergap musuh secara 

mendadak, mencari  saat  ketika  tentaranya  terpencar‐pencar.  5. Harus 

setiap  hari memperoleh  hasil, meskipun  kecil  (dapat  dikatakan  setiap 

jam,  jika  persoalannya mengenai  satu  kota),  dan  bagaimanapun  juga 

harus mempertahankan ‘keunggulan moril’. 

Pertempuran  yang  menentukan,  kata  Lenin,  dapat  dianggap 

sepenuhnya  sudah  matang,  jika  (1)  semua  kekuatan  klas  yang 

bermusuhan  dengan  kita  cukup  kacau‐balau,  cukup  terlibat  dalam 

perkelahian‐perkelahian di antara mereka sendiri, cukup memperlemah 

diri dengan pergulatan yang di luar kekuatannya; jika (2) semua elemen 

tengah yang bimbang, goyang,  tidak  teguh, yaitu borjuasi kecil, kaum 

demokrat  borjuis  kecil  yang  berbeda  dengan  borjuasi  telah  cukup 

menelanjangi diri di hadapan rakyat,  telah cukup menodai diri dengan 

kebangkrutan prakteknya;  jika  (3) di kalangan proletariat  telah bangkit 

dan mulai timbul dan menanjak dengan perkasa semangat massal untuk 

menyokong aksi‐aksi  revolusioner yang paling  tegas, gagah‐berani  tak 

takut berkorban melawan borjuasi. Pada waktu  itulah, kalau kita  telah 

dengan tepat memperhitungkan semua syarat yang ditunjukkan di atas 

dan telah dengan tepat memilih saat, kemenangan kita terjamin. 

“Partai‐partai  revolusioner”,  kata  Lenin,  “harus  menyelesaikan 

pelajaran mereka. Mereka  telah  belajar menyerang.  Sekarang mereka 

harus  menginsafi,  bahwa  ilmu  ini  harus  dilengkapi  dengan  ilmu 

bagaimana mundur dengan  tepat. Mereka harus memahami—dan klas 

revolusioner  berdasarkan  pengalaman  pahit  mereka  sendiri  belajar 

memahami—bahwa  tidaklah  mungkin  menang,  jika  mereka  belum 

belajar menyerang dengan tepat dan mundur dengan tepat.” 

Apakah  yang  dimaksud  dengan  menggunakan  bentuk 

perjuangan dan bentuk organisasi proletar dengan  tepat?  ... Tugas kita 

ialah memberikan kemungkinan kepada jutaan massa untuk menginsafi 

Page 345: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVI — Marxisme – Leninisme | 297

tak  terelakkannya  penggulingan  kekuasaan  lama  berdasarkan 

pengalaman mereka  sendiri, mengemukakan cara‐cara perjuangan dan 

bentuk‐bentuk organisasi yang akan mempermudah massa menginsafi 

kebenaran semboyan‐semboyan  revolusioner berdasarkan pengalaman. 

Dengan  jelimet  Lenin  mengajarkan  masalah  strategi  dan  taktik  yang 

harus  dikuasai  oleh  partai  yang memimpin  revolusi. Mulai  dari  soal 

menerbitkan  koran  yang  berfungsi  sebagai  organisator  untuk merajut 

jaringan  organisasi‐organisasi  yang  masih  tercerai‐berai,  mengenai 

bentuk  organisasi  dan  bentuk‐bentuk  perjuangan  di  berbagai  tingkat 

perjuangan,  masalah  mencegah  terpisahnya  partai  dari  massa  yang 

harus dipimpin, menjalankan taktik ‘menjelaskan dengan sabar’ kesalahan‐

kesalahan  partai  yang  harus  dikoreksi,  memilih  dan  menetapkan 

dengan tepat tugas yang harus ditunaikan pada setiap saat, menetapkan 

mata  rantai  pokok  dan  tugas  pokok  dalam mata  rantai  tugas.  Lenin 

mengajarkan  sikap yang  tepat  terhadap  reformisme dan  revolusionerisme. 

Dalam syarat‐syarat  tertentu reformasi pada umumnya, kompromi dan 

persetujuan pada khususnya, adalah perlu dan berguna. 

Lenin  mengajarkan  bahwa,  “hubungan  antara  reformasi  dan 

revolusi,  didefinisikan  dengan  tepat  dan  betul  hanya  oleh Marxisme. 

Tetapi Marx  dapat melihat  hubungan  ini  hanya  dari  satu  segi,  yaitu 

dalam keadaan sebelum kemenangan pertama proletariat yang sampai 

batas  tertentu  kokoh  dan  berlangsung  lama, meskipun  hanya  di  satu 

negeri. Dalam  keadaan  semacam  itu  dasar  bagi  hubungan  yang  tepat 

ialah: reformasi adalah hasil sampingan perjuangan klas yang revolusioner dari 

proletariat....“ 

Dalam Dasar‐Dasar Leninisme, Stalin memaparkan masalah ajaran 

tentang partai  tipe baru, partai  tipe Lenin. Diajarkan bahwa partai adalah 

detasemen  pelopor  klas  buruh,  yang  harus menyerap  semua  elemen 

terbaik dari klas buruh, pengalaman mereka, kerevolusioneran mereka, 

kesetiaan  mereka  yang  tulus  ikhlas  pada  usaha  proletariat,  harus 

dipersenjatai  dengan  teori  revolusioner,  dengan  pengetahuan  tentang 

hukum‐hukum  gerakan,  dengan  pengetahuan  tentang  hukum‐hukum 

revolusi. Partai adalah pemimpin politik klas buruh, adalah staf tempur 

proletariat.  Partai  adalah  sistem  tunggal  dari  organisasi‐organisasi, 

penyatuan  mereka  secara  formal  menjadi  satu  keseluruhan,  dengan 

badan‐badan  pimpinan  atasan  dan  bawahan,  dengan  ketundukan 

minoritas kepada mayoritas, dengan keputusan‐keputusan praktis yang 

Page 346: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

298 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

mengikat  semua  anggota  partai.  Partai  adalah  bentuk  tertinggi 

organisasi klas proletariat. Partai sebagai alat diktatur proletariat. 

Mengenai  langgam  kerja  partai,  Stalin  memaparkan  bahwa 

langgam Leninisme adalah pemaduan dua kekhususan: yaitu semangat 

berani  bertindak  revolusioner  Rusia  dan  efisiensi Amerika.  Semangat 

berani  bertindak  revolusioner  Rusia  merupakan  obat  penawar  bagi 

kelambanan,  rutinisme, konservatisme, kemandekan pikiran dan  sikap 

membudak  terhadap  tradisi  kuno.  Semangat  berani  bertindak 

revolusioner  Rusia  adalah  kekuatan  pemberi  hidup  yang menggugah 

pikiran, mendorong maju, menghancurkan  yang  lama  dan membuka 

perspektif. Tanpa semangat ini tidak mungkin ada gerak maju apa pun. 

Efisiensi Amerika  adalah  kekuatan  yang  tak  dapat  ditaklukkan 

yang  tak  mengenal  dan  tak  mengakui  rintangan,  yang  dengan 

keuletannya  yang  efisien menyingkirkan  semua  dan  segala  rintangan, 

yang  pasti  akan menyelesaikan  usaha  yang  sekali  dimulai, walaupun 

usaha  kecil;  dan  tanpa  ini  pekerjaan  pembangunan  yang  serius  tidak 

dapat dibayangkan. 

Perpaduan semangat berani bertindak revolusioner Rusia dengan 

efisiensi Amerika—inilah hakikat  langgam Leninisme dalam pekerjaan 

partai dan pekerjaan negara. 

 

 

1. Tentang Kapitalisme Negara di Bawah Diktatur Proletariat 

 

PADA saat Tiongkok mulai menggalakkan program reformasi dan politik 

terbuka  di  bawah  pimpinan  Deng  Xiaoping,  berlangsung  politik 

memberi konsesi pada kapitalisme dengan mengundang masuk kapital 

asing,  maka  bermunculan  suara  yang  menyatakan  Tiongkok  sudah 

merevisi Marxisme, PKT sudah menjadi partai revisionis. 

Sesungguhnya,  pemberian  konsesi  pada  kapitalisme  di  bawah 

syarat  diktatur  proletariat  adalah  ajaran  Lenin.  Sesudah  terbentuknya 

URSS  dan  kian  terkonsolidasinya  diktatur  proletariat  di  Uni  Sovyet, 

dalam  berbagai  kesempatan,  Lenin  telah  memaparkan  masalah  teori 

kapitalisme negara. Pada masa peralihan ke sosialisme, walaupun sudah 

berdiri  diktatur  proletariat,  kapitalisme  belumlah  terbasmi,  bahkan 

diperlukan  demi  kepentingan  pembangunan  sosialisme.  Diktatur 

proletariat melindungi kapitalisme ini berupa kapitalisme negara. 

Page 347: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVI — Marxisme – Leninisme | 299

Lenin yang tangguh membela dan menegakkan diktatur proletariat 

mengajarkan  bahwa  untuk  jangka  panjang  masa  peralihan  menuju 

sosialisme  di  mana  berlangsungnya  diktatur  proletariat,  maka  berlaku 

kapitalisme  negara.  Dikemukakan  bahwa  “sosialisme  berarti 

penghapusan  klas‐klas.  Diktatur  proletariat  berusaha  dengan  semua 

kemampuannya untuk menghapuskan  klas‐klas. Tetapi  klas‐klas  tidak 

bisa dihapuskan sekaligus. Dan klas‐klas ada dan serta akan ada selama 

masa  diktatur  proletariat.  Bila  klas‐klas  lenyap,  diktatur  akan menjadi 

tidak perlu. Tanpa diktatur proletariat, klas‐klas  tidak akan  lenyap. Klas‐

klas  tetap  ada,  tetapi  selama  masa  diktatur  proletariat,  tiap  klas 

mengalami  perubahan,  dan  hubungan‐hubungan  antara  klas‐klas 

berubah pula. Perjuangan klas tidak lenyap di bawah diktatur proletariat, 

perjuangan klas itu hanya mengambil bermacam‐macam bentuk.”265 

Dalam  laporan  kepada  Kongres  III  Komintern  5  Juli  1921 

mengenai  Taktik  Partai  Komunis  Rusia,  Lenin  memaparkan  bahwa 

“kapitalisme  negara  dalam  masyarakat  di  mana  kekuasaan  berada  di 

tangan kapital, dan  kapitalisme negara di bawah negara proletar adalah 

dua  pengertian  yang  berbeda.  Di  bawah  negara  kapitalis,  kapitalisme 

negara  itu  berarti  bahwa  ia  diakui  dan  diawasi  oleh  negara  demi 

kepentingan  borjuasi  melawan  proletariat.  Di  bawah  negara  proletar 

juga demikian,  ia mengabdi pada klas pekerja dengan  tujuan melawan 

semua  sisa‐sisa  borjuasi  yang  masih  kuat.  Dengan  sendirinya,  harus 

dipahami  bahwa  kita  harus  menghadapi  dan  memberi  konsesi  pada 

borjuasi  yang  banyak  akal,  pada  kapital  asing.  Tanpa  denasionalisasi, 

kita memberikan  sedikit  bahan  baku,  hutan,  sumber minyak  kepada 

kapital  asing,  supaya  kita  memperoleh  hasil  produksi  industrinya, 

mesin‐mesin, dan  lain‐lain; dengan demikian kita membangun  industri 

kita sendiri.”266 

“Negara  proletar,  tanpa  mengubah  hakikatnya,  bisa 

memperbolehkan perdagangan bebas, dan membiarkan perkembangan 

kapitalisme hanya sampai batas‐batas dan hanya di bawah syarat‐syarat 

265 W.I. Lenin, Ekonomi dan Politik Selama Masa Diktatur Proletariat, Pustaka Ketjil Marxis, delapan belas, Jajasan Pembaruan, Jakarta, 1958. 266 V.I. Lenin, O Gosudarstvennom Kapitalizme—Gosudarstvennyy Kapitalizm V Period Perekhoda K Sotsializmu (Tentang Kapitalisme Negara—Kapitalisme Negara dalam Periode Peralihan Menuju Sosialisme), Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Balai Penerbitan Negara Literatur Politik), Moskwa, 1957, h.136.

Page 348: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

300 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pengaturan  negara  (pengawasan,  kontrol,  bentuk‐bentuk  penentuan, 

pengaturan‐pengaturan,  dan  sebagainya),  perdagangan  swasta  dan 

kapitalisme  usaha  swasta.  Berhasilnya  pengaturan  yang  demikian, 

tergantung  tidak hanya pada kekuasaan negara,  tetapi  lebih besar  lagi 

tergantung  pada  tingkat  kematangan  proletariat  dan  massa  pekerja 

pada  umumnya,  juga  pada  tingkatan  kebudayaan  dan  sebagainya. 

Lebih‐lebih  lagi,  tentu  saja,  berhasilnya  pengaturan  yang  demikian 

berlawanan dengan kepentingan klas pekerja dan kapital. Oleh karena 

itu  salah  satu  tugas  utama  serikat  buruh  adalah  dari  sekarang  secara 

menyeluruh dan dengan segala jalan membela kepentingan klas proletar 

dan berjuang melawan kapital.”267 

Dalam  laporan politik CC PKR(B) ke Kongres XI, 27 Maret 1922, 

Lenin  mengemukakan,  “Mengenai  kapitalisme  negara,  saya  berpikir, 

bahwa pada umumnya persuratkabaran kita, juga partai kita, membikin 

kesalahan yang demikian, yaitu kita menyerang kaum intelektual, yang 

bermuara  pada  liberalisme,  mencari  kearifan  untuk  bagaimana 

memahami kapitalisme negara, dengan berpaling pada buku‐buku  lama. 

Di  sana  ditulis  sepenuhnya  bahwa  mengenai  kapitalisme  negara  yang 

terdapat di bawah kapitalisme, dan  tidak satu buku pun yang menulis 

mengenai kapitalisme negara yang terdapat di bawah komunisme. Bahkan 

Marx pun belum  sempat menulis  satu kata  juga mengenai hal  ini dan 

beliau  sudah  berpulang,  tanpa  meninggalkan  satu  titik  catatan  serta 

petunjuk yang berupa sangkalan. Oleh karena itu, sekarang kita sendiri 

berhadapan dengan hal ini dan merangkak keluar dari masalah ini. Dan 

jika  ditemukan  pada  pikiran  persuratkabaran  kita mengenai masalah 

kapitalisme negara, sebagaimana yang saya berusaha mengungkapkannya 

dalam laporan ini, jelas tampak pandangan dari segi yang lain. 

Kapitalisme  negara,  dalam  semua  literatur  ekonomi—itu  adalah 

kapitalisme,  yang  terdapat  dalam  masyarakat  kapitalis,  ketika 

kekuasaan negara secara langsung tunduk kepada perusahaan kapitalis 

tertentu.  Sedangkan  pada  kita,  negara  adalah  negara  proletariat, 

memberlakukan  hukum  proletariat;  pada  proletariat  terdapat  semua 

keunggulan  politik,  dan  lewat  proletariat  terdapat  kaum  tani.  Oleh 

karena itu, kapitalisme negara pada kita adalah masalah yang sama sekali 

lain. Supaya halnya tidak  jadi demikian, maka haruslah dipahami yang 

267 Ibid., h.167.

Page 349: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVI — Marxisme – Leninisme | 301

pokok,  yaitu  kapitalisme  negara  dalam  bentuk  demikian,  sebagaimana 

yang ada pada kita,  tidak ada dalam  teori mana pun,  tidak ada dalam 

literatur mana  pun,  tidak  diungkap  semata‐mata  karena  alasan  yang 

sederhana, bahwa semua biasanya, sehubungan dengan kata‐kata yang 

demikian,  adalah  dihubungkan  pada  kekuasaan  borjuasi  dalam 

masyarakat kapitalis. Sedangkan pada kita, masyarakat sudah meluncur 

turun  dari  rel  kapitalis,  tapi  rel  baru  belumlah  ada,  sedangkan  yang 

memimpin  negara  bukanlah  borjuasi,  tetapi  proletariat. Kita  tak  ingin 

mengetahui, bahwa yang kita maksud dengan  ‘negara’  itu  adalah kita, 

adalah  proletariat,  adalah  pelopor  klas  pekerja.  Kapitalisme  negara, 

adalah  kapitalisme,  yang dapat  kita  batasi,  yang  batas‐batasnya dapat 

kita  tentukan,  kapitalisme  negara  itu  berhubungan  dengan  negara,  dan 

negara itu adalah klas pekerja, itu adalah bagian dari pekerja yang maju, 

pelopor itu adalah kita. 

Kapitalisme  negara  itu  adalah  kapitalisme  yang  kita  harus 

menetapkannya  dalam  kerangka  yang  tertentu  yang  sampai  sekarang 

kita  belum  mampu  mendirikannya.  Ya,  itulah  masalahnya.  Dan  kini 

sudah  tergantung  pada  kita,  bagaimana  jadinya  kapitalisme  negara  itu. 

Kekuasaan politik yang ada pada kita adalah cukup, sungguh‐sungguh 

cukup.”268 

Dengan  demikian,  Lenin  mengajarkan  bahwa  di  bawah 

kekuasaan  diktatur  proletariat,  dapat  membolehkan  berlangsungnya 

kapitalisme  negara  yang  dikendalikan  oleh  negara. Maka  di  Tiongkok 

berlangsunglah  kegiatan mengundang  kapital  asing untuk melakukan 

investasi,  kerja  sama  ekonomi  dengan  negara  kapitalis,  menjalankan 

perdagangan  bebas  dengan  negara  kapitalis,  sampai‐sampai 

menggunakan pasar sebagai pengungkit ekonomi untuk meningkatkan 

produksi.  Ini  jelas‐jemelas bukan merevisi Marxisme,  tetapi manerapkan 

ajaran Lenin sesuai dengan syarat‐syarat objektif Tiongkok. 

Kapitalisme  negara  di  bawah  diktatur  proletariat  telah  menjadi 

salah  satu  faktor  yang  menyebabkan  perekonomian  Tiongkok  maju 

pesat  menakjubkan,  hingga  negeri  yang  terbelakang  dan  miskin  di 

pertengahan  abad  ke‐20,  pada  awal  abad  ke‐21 menjadi  negara  besar 

kedua di  bidang  ekonomi, mengungguli  Jepang dan  berada di  bawah 

Amerika Serikat. 

268 Ibid., h.168—169.

Page 350: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

302 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

2. Kejayaan Marxisme–Leninisme 

 

DENGAN  diperkenalkannya  Leninisme  sebagai  pengembangan 

Marxisme,  maka  partai‐partai  komunis  dan  buruh  di  dunia  mulai 

menggunakan  rumusan  Marxisme–Leninisme  sebagai  ideologi 

pembimbing pekerjaan partai. PKI pun menggunakan istilah Marxisme–

Leninisme  sebagai  ideologi  pembimbing  partai.  Konstitusi  PKI  hasil 

Kongres Nasional  VI  1959 menyatakan  bahwa  seluruh  pekerjaan  PKI 

didasarkan atas teori Marxisme–Leninisme.269 

Sukses‐sukses pembangunan  sosialisme di Uni Sovyet di bawah 

bimbingan  ideologi  Marxisme–Leninisme  didemonstrasikan  dengan 

suksesnya pembangunan ekonomi berupa pelaksanaan Plan Lima Tahun 

Pertama  dan  selanjutnya,  sampai  kemenangan Uni  Sovyet  dan  Sekutu 

atas  fasisme Nazi  Jerman  dalam  Perang Dunia  II.  Kekalahan  fasisme 

Jerman  dan  Jepang  dalam  Perang  Dunia  II  disusul  dengan  lahirnya 

negara‐negara  demokrasi  rakyat  di  Eropa  Tengah  dan  Timur, 

terbentuknya  Republik  Rakyat  Tiongkok,  Republik  Rakyat Demokrasi 

Korea,  dan  Republik  Demokrasi  Rakyat  Vietnam.  Semua  negara  ini 

dipimpin  oleh  partai‐partai  komunis  yang  menjadikan  Marxisme–

Leninisme  sebagai  ideologi  pembimbing.  Seusai  Perang  Dunia  II, 

pembangunan sosialisme berlanjut di Uni Sovyet. 

 

 

   

269 Konstitusi (AD–ART) PKI, Comite Central Partai Komunis Indonesia, Djakarta 1961, h.3.

Page 351: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVII — Pikiran Mao Zedong | 303

 

 

 

 

 

XVII 

Pikiran Mao Zedong  

 

 

 

 

SEMENJAK  terbentuknya  PKT  tahun  1921, 270   sudah  menjadikan 

Marxisme sebagai  ideologi pembimbing partai. Dalam praktek revolusi 

Tiongkok,  lewat  perjuangan mengalahkan  pikiran‐pikiran  salah  Chen 

Duxiu271  dan Wang Ming,272  tampil  pemimpin  PKT  yang  terkemuka, 

Mao  Zedong. Dari  penyimpulan  pengalaman  revolusi  Tiongkok,  PKT 

memimpin  revolusi  dengan  menerapkan  Marxisme  sesuai  dengan 

kondisi konkret Tiongkok. Dalam Kongres Nasional VII PKT tahun 1945 

diputuskan Pikiran Mao Zedong sebagai pengintegrasian teori Marxisme–

Leninisme  dengan  praktek  revolusi  Tiongkok  menjadi  ideologi 

pembimbing PKT. 

“Pikiran Mao  Zedong  terbentuk  dan  berkembang  setapak  demi 

setapak  dalam  proses  perjuangan  melawan  kecenderungan‐

270 Seiring dengan berlangsungnya Kongres Komintern di Moskow, 22 Juni–12 Juli 1921, dibentuklah Partai Komunis Tiongkok. Pembentukan atau kongres pertama diadakan di Shanghai dan dihadiri oleh 12 orang yaitu Mao Zedong, Chang Kuotao, Tung Pi-wu, Chou Fu-hai, Chen Kung-po, Chen Wang-tao, Chen Tan-chiu, Li Han-chun, Li Ta, Ho Shu Cheng, Lu Jen-ching, dan Pao Hui-Sheng. Sedangkan wakil Komintern yang hadir adalah Henricus Sneevliet. 271 Pemimpin gerakan budaya baru Tiongkok pada awal abad ke-20, pendiri dan juga pemimpin awal Partai Komunis Tiongkok. 272 Nama aslinya adalah Chen Shao-yu. Salah seorang dari “28 Orang Bolsyewik” atau ada yang menyebut “Fraksi Siswa yang Kembali”, sebab mereka mendapatkan pendidikan kader-kader revolusioner dari Timur di Universitas Sun Yat Sen Moskow. Pada Sidang Pleno IV CC PKT, Grup 28 Orang Bolsyewik ini berhasil memegang kontrol yang kuat dalam tubuh PKT. Dalam proses selanjutnya politik mereka ini dikategorikan sebagai garis oportunis kiri ketiga.

Page 352: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

304 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

kecenderungan  salah  dan  dalam  menyimpulkan  secara  mendalam 

pengalaman  sejarah.  Ia  mencapai  kesimpulan  yang  sistematis  dan 

berkembang  meluas  meliputi  berbagai  bidang  serta  menjadi  matang 

dalam masa akhir Perang Revolusi Agraria dan pada masa Perang Anti‐

Jepang  dan  kemudian  terus  berkembang  dalam  masa  Perang 

Pembebasan dan  setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Pikiran 

Mao Zedong adalah penerapan dan pengembangan Marxisme–Leninisme 

di Tiongkok,  adalah prinsip  teori dan penyimpulan pengalaman  yang 

tepat mengenai  revolusi Tiongkok yang  telah dibuktikan oleh praktek, 

adalah kristalisasi kebijakan kolektif Partai Komunis Tiongkok.”273 

Pikiran Mao Zedong mempunyai  isi  yang  banyak  segi.  Ia  adalah 

teori  yang  orisinal,  yang  telah  memperkaya  dan  mengembangkan 

Marxisme–Leninisme dalam beberapa segi di bawah ini: 

 

A. Mengenai revolusi demokrasi baru. 

Mao Zedong bertolak dari keadaan  sejarah dan masyarakat Tiongkok, 

secara  mendalam  telah  menyelidiki  ciri‐ciri  revolusi  Tiongkok  dan 

hukum‐hukum  revolusi  Tiongkok,  telah  mengembangkan  pikiran 

Marxisme–Leninisme  mengenai  kepemimpinan  proletariat  dalam 

revolusi  demokratik,  menciptakan  teori  revolusi  demokrasi  baru—

revolusi  anti‐imperialisme,  anti‐feodalisme,  dan  anti‐kapitalisme 

birokrat  dari massa  rakyat  yang  luas,  berbasiskan  persekutuan  buruh 

dan tani di bawah pimpinan proletariat. 

 

Pokok‐pokok teori itu adalah: 

Pertama,  borjuasi  Tiongkok  terdiri  dari  dua  bagian:  pertama,  adalah 

borjuasi  besar  yang  bersandar  kepada  imperialisme  (yaitu  borjuasi 

komprador  dan  kapitalisme  birokrat),  yang  satu  lagi  adalah  borjuasi 

nasional di samping mempunyai keinginan berrevolusi juga mempunyai 

watak  bimbang.  Proletariat  harus menarik  borjuasi  nasional  ke  dalam 

front persatuan yang dipimpin proletariat, yang dalam keadaan khusus 

juga mencakup di dalamnya  sebagian borjuasi besar, agar dalam batas 

yang  paling  luas mengisolasi musuh  pokok.  Pada  waktu melakukan 

front  persatuan  dengan  borjuasi,  proletariat  harus  mempertahankan 

273 Resolusi tentang Beberapa Masalah dalam Sejarah Partai Sejak Berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, Disahkan oleh Kongres PKT XI Sidang Pleno ke-6 CC Partai Komunis Tiongkok pada tanggal 27 Juni 1981.

Page 353: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVII — Pikiran Mao Zedong | 305

kebebasannya,  melaksanakan  politik  ‘bersatu  dan  berjuang’,  ‘mencapai 

persatuan melalui perjuangan’; pada waktu  terpaksa harus pecah dengan 

borjuasi,  terutama  dengan  borjuasi  besar,  harus  berani  dan  pandai 

melancarkan perjuangan  bersenjata  yang  teguh dengan  borjuasi  besar, 

bersamaan  dengan  itu  harus  terus merebut  simpati  borjuasi  nasional 

atau menetralisir mereka. 

Kedua, karena di Tiongkok tidak ada demokrasi borjuis, dan klas‐

klas  penguasa  reaksioner  dengan  bersandar  pada  kekuatan 

bersenjatanya  melaksanakan  kediktaturan  teror  terhadap  rakyat, 

revolusi  hanya  dapat  mengambil  bentuk  perjuangan  bersenjata  yang 

berjangka panjang  sebagai  bentuk pokoknya. Perjuangan bersenjata di 

Tiongkok  adalah  perang  revolusioner  yang  dipimpin  oleh  proletariat 

dengan  kaum  tani  sebagai  kekuatan  pokoknya.  Kaum  tani  adalah 

sekutu paling terpercaya dari proletariat. Melalui detasemen pelopornya 

sendiri,  dengan  menggunakan  ideologi  yang  maju  dan  kesadaran 

berorganisasi  dan  berdisiplin,  proletariat  mungkin  dan  harus 

meningkatkan kesadaran massa kaum tani, membangun daerah basis di 

pedesaan,  dan  melancarkan  perang  revolusioner  berjangka  panjang, 

serta mengembangkan dan memperbesar kekuatan revolusi. 

Mao  Zedong mengemukakan,  ‘front  persatuan  dan  perjuangan 

bersenjata,  adalah  dua  senjata  utama  dalam  mengalahkan  musuh’. 

Ditambah  dengan  pembangunan  partai,  maka  menjadi  ‘tiga  senjata 

utama’ revolusi. Ini merupakan dasar pokok yang memungkinkan Partai 

Komunis  Tiongkok  menjadi  inti  pimpinan  dari  seluruh  nasion,  dan 

meretas  jalan  dari  desa  mengepung  kota,  dan  akhirnya  mencapai 

kemenangan di seluruh negeri. 

 

B. Mengenai revolusi sosialis dan pembangunan sosialis. Dipaparkan  bahwa  PKT  mengambil  pedoman  pada  waktu  yang 

bersamaan  industrialisasi  sosialis  dan  melaksanakan  politik‐politik 

konkret untuk berangsur‐angsur mengubah hak milik perseorangan atas 

alat‐alat  produksi,  dengan  demikian  dari  segi  teori  dan  praktek  telah 

memecahkan tugas‐tugas berat membangun sistem sosialisme di negeri 

besar  seperti  Tiongkok  yang  mempunyai  penduduk  seperempat 

penduduk dunia dan yang terbelakang ekonomi dan kebudayaannya. 

Dengan  mengemukakan  tesis  bahwa  perpaduan  antara 

demokrasi  bagi  rakyat dan diktatur  terhadap  kaum  reaksioner  adalah 

Page 354: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

306 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

diktatur  demokrasi  rakyat,  Mao  Zedong  telah  memperkaya  ajaran 

Marxisme–Leninisme tentang diktatur proletariat. 

Setelah dibangunnya  sistem  sosialis, Mao Zedong menunjukkan 

bahwa di bawah sistem sosialis, kepentingan fundamental rakyat adalah 

sama,  tetapi  di  kalangan  rakyat  masih  terdapat  berbagai  macam 

kontradiksi,  dan  bahwa  kontradiksi  di  kalangan  rakyat  harus  dengan 

keras  dibedakan  dan  dengan  tepat  dipecahkan.  Bahwa  di  kalangan 

rakyat,  harus  melaksanakan  politik  “persatuan—kritik—persatuan”; 

dalam  mengatur  hubungan  antara  partai  dengan  partai‐partai  dan 

golongan‐golongan  demokratik,  melaksanakan  politik  “hidup 

berdampingan  untuk  jangka  panjang  dan  saling  mengawasi”;  dalam 

pekerjaan  ilmu  pengetahuan  dan  kebudayaan  melaksanakan  politik 

“berbagai bunga mekar bersama”, “berbagai aliran bersaing bersuara”; dan di 

bidang  ekonomi  melaksanakan  pengaturan  menyeluruh  terhadap 

berbagai lapisan di kota dan di pedesaan seluruh negeri dan bersamaan 

dengan  itu memperhatikan  kepentingan  tiga  pihak  yaitu  kepentingan 

negara,  kolektif,  dan  perseorangan,  dan  seperangkat  pedoman  tepat 

lainnya. Berkali‐kali ditekankan  agar  jangan menjiplak  secara mekanis 

pengalaman dari luar negeri. 

 

C. Mengenai pembangunan tentara revolusioner dan strategi militer. Mao  Zedong  secara  sistematis  memecahkan  masalah  bagaimana 

membangun  tentara  revolusioner  yang  unsur  utamanya  terdiri  dari 

kaum  tani  menjadi  tentara  rakyat  tipe  baru  yang  berwatak  proletar, 

memiliki  disiplin  keras  dan mempertahankan  hubungan  erat  dengan 

massa rakyat. Bahwa mengabdi sepenuh hati kepada rakyat adalah asas 

tujuan  satu‐satunya dari  tentara  rakyat, dan  telah mengajukan prinsip 

partai  mengomando  senapan  dan  senapan  sekali‐kali  tidak  boleh 

mengomando partai. 

Di  dalam  karya‐karya  militer  seperti:  Tentang  Membetulkan 

Pikiran‐Pikiran Salah di Dalam Partai, Masalah Strategi Perang Revolusioner 

Tiongkok,  Masalah  Strategi  Perang  Gerilya  Anti‐Jepang,  Tentang  Perang 

Tahan Lama, Masalah Perang dan Strategi, dan karya‐karya militer lainnya, 

Mao Zedong menyimpulkan pengalaman perang revolusioner Tiongkok 

yang  berjangka  panjang,  dengan  sistematis  mengemukakan  pikiran 

mengenai membangun tentara rakyat, dan menunjukkan dengan tentara 

rakyat  sebagai  tulang  punggung,  bersandar  pada massa  rakyat  yang 

Page 355: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVII — Pikiran Mao Zedong | 307

luas, mendirikan daerah basis di pedesaan dan menjalankan ide perang 

rakyat.   

Dengan mengangkat  perang  gerilya  ke  tingkat  strategi,  bahwa 

untuk  waktu  yang  lama  bentuk  operasi  militer  yang  utama  dalam 

perang revolusioner Tiongkok adalah perang gerilya dan perang mobil 

yang  bersifat  perang  gerilya.  Seperangkat  strategi  dan  taktik  perang 

rakyat bagi tentara revolusioner: dalam keadaan musuh kuat kita lemah, 

melaksanakan  perang  tahan  lama dalam  strategi,  perang  cepat  selesai 

dalam kampanye dan pertempuran, mengubah keasoran dalam strategi 

menjadi keunggulan dalam kampanye dan pertempuran, memusatkan 

kekuatan  unggul,  dan  menghancurkan  musuh  satu  demi  satu. 

Semuanya ini merupakan sumbangan yang sangat penting Mao Zedong 

kepada teori militer Marxisme–Leninisme.274 

 

D. Mengenai politik dan taktik. 

Mao Zedong sangat mendalam menguraikan arti yang menentukan dari 

masalah  politik  dan  taktik  dalam  perjuangan  revolusioner,  dan 

mengemukakan  bahwa  politik  dan  taktik  adalah  jiwa  partai,  adalah  titik 

tolak  dan  hasil  terakhir  dari  segala  tindakan  praktek  sebuah  partai 

politik  revolusioner,  dan  bahwa  partai  harus  menetapkan  politik‐

politiknya  berdasarkan  situasi  politik,  hubungan  klas  dan  keadaan 

nyata, serta perubahan‐perubahannya, dan dengan memadukan antara 

memegang prinsip dengan keluwesan. 

 

E. Mengenai pekerjaan ideologi & politik dan pekerjaan kebudayaan. 

Dalam  karya  Tentang  Demokrasi  Baru,  Mao  Zedong  mengemukakan, 

“Kebudayaan  tertentu  (kebudayaan  sebagai  bentuk  ideologi)  adalah 

pencerminan  politik  dan  ekonomi  masyarakat  tertentu,  juga 

memberikan  pengaruh  dan  peranan  yang  besar  terhadap  politik  dan 

ekonomi masyarakat  tertentu dan ekonomi adalah basis, politik adalah 

manifestasi terpusat dari ekonomi.” Berdasarkan pandangan pokok  ini, 

274 Metode strategi dan taktik perang Mao Zedong adalah karya Mao Zedong yang secara kreatif menggunakan pandangan materialisme dialektika histori—Marxisme–Leninisme. Mao Zedong menganalisis kekhususan dari revolusi Tiongkok sehingga menghasilkan teori militer yang menjadi panduan bagi Tentara Pembebasan Rakyat di dalam menuai kemenangan dalam beberapa kali peperangan: perang dalam negeri, perang pembebasan, perang anti agresi, dan perang defensif anti-hegemoni.

Page 356: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

308 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pernah  banyak  ide  penting  yang  mempunyai  arti  menjangkau  jauh. 

Misalnya  tesis bahwa pekerjaan  ideologi dan politik adalah  tali nyawa 

pekerjaan  ekonomi  dan  pekerjaan‐pekerjaan  lainnya,  bahwa  harus 

melaksanakan  pedoman‐pedoman  mempersatukan  politik  dengan 

ekonomi,  mempersatukan  politik  dengan  keahlian  profesional,  serta 

menjadi  merah  dan  ahli;  mengembangkan  kebudayaan  yang  bersifat 

nasional,  ilmiah,  dan massal, melaksanakan  pedoman  berbagai  bunga 

mekar  bersama,  menyisihkan  yang  lama  untuk  menumbuhkan  yang 

baru, mengabdikan  yang  kuno  kepada  kekinian,  dan  yang  dari  luar 

negeri  kepada  Tiongkok;  tesis  bahwa  kaum  intelektual  mempunyai 

peranan yang sangat penting dalam revolusi dan pembangunan, bahwa 

kaum intelektual harus mengintegrasikan diri dengan kaum buruh dan 

kaum  tani, menegakkan  pandangan  dunia  proletariat melalui  belajar 

Marxisme–Leninisme,  belajar  dalam masyarakat  dan  praktek  kerja  dan 

lain  sebagainya. Bahwa  “masalah mengabdi  kepada  siapa  adalah  satu 

masalah fundamental, masalah prinsipil”, dan menekankan bahwa kita 

harus sepenuh hati mengabdi rakyat, harus mempunyai tanggung jawab 

yang  tinggi  terhadap  pekerjaan  revolusioner,  harus  berjuang  dengan 

tidak kenal susah‐payah dan tidak takut berkorban. 

Banyak  karya  Mao  Zedong  yang  terkenal  mengenai  ideologi, 

politik dan kebudayaan, seperti Arah Gerakan Pemuda, Menarik Sejumlah 

Besar Kaum  Intelektual, Pidato dalam Simposium Sastra dan Seni di Yan’an, 

Memperingati  Norman  Bethune,  Mengabdi  kepada  Rakyat,  Kakek  Pandir 

Memindahkan Gunung, dan lain‐lain. 

 

F. Mengenai pembangunan partai. 

Adalah suatu tugas yang luar biasa berat untuk membangun satu partai 

politik  proletar Marxis  yang mempunyai  karakter massa  di  negeri,  di 

mana  kaum  tani  dan  klas  borjuis‐kecil  lainnya merupakan mayoritas 

penduduk,  sedangkan  proletariat  jumlahnya  sangat  kecil  tetapi  daya 

juangnya sangat kuat. Ajaran‐ajaran Mao Zedong tentang pembangunan 

partai  telah  dengan  berhasil  memecahkan  masalah  ini.  Karya‐karya 

pokok  dalam  masalah  ini  ialah:  Lawan  Liberalisme,  Kedudukan  Partai 

Komunis  Tiongkok  dalam  Perang  Nasional,  Mengubah  Studi  Kita, 

Membetulkan Langgam Partai, Melawan Gaya Delapan dalam Partai, Belajar 

dan  Situasi,  Mengenai  Penyempurnaan  Sistem  Comite  Partai,  Cara  Kerja 

Comite Partai, dan lain‐lain. 

Page 357: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVII — Pikiran Mao Zedong | 309

Terutama  sangat  ditekankan  pembangunan  partai  di  bidang 

ideologi,  dengan  mengemukakan  bahwa  anggota  partai  tidak  hanya 

masuk  partai  secara  organisasi,  tetapi  juga  harus masuk  partai  secara 

ideologi, dan selalu berusaha untuk mengubah dan mengatasi berbagai 

macam  pikiran  non‐proletar  dengan  menegakkan  pikiran  proletar. 

Bahwa  langgam  pemaduan  teori  dengan  praktek,  langgam  hubungan 

yang  erat  dengan massa  rakyat,  serta  langgam  otokritik, merupakan 

tanda  yang  penting  yang  membedakan  Partai  Komunis  Tiongkok 

dengan semua partai politik lainnya. 

Dalam  menghadapi  kesalahan  kecenderungan  kiri  “perjuangan 

yang tak kenal belas kasihan dan pukulan yang tak kenal ampun” yang pernah 

ada  dalam  sejarah  perjuangan  internal  partai,  dikemukakan  politik 

tepat,  “bercermin  kepada  yang  lampau  supaya  lebih  hati‐hati,  kemudian 

mengobati  penyakit  untuk menyelamatkan  si  sakit.” Dengan menekankan 

bahwa dalam perjuangan  internal partai, di samping  tujuan kejernihan 

dalam  ideologi,  juga  harus  mencapai  persatuan  di  kalangan  kawan‐

kawan. 

Mao Zedong menciptakan bentuk gerakan pembetulan  langgam 

di  seluruh  partai  yang  merupakan  pendidikan  ideologi  Marxisme–

Leninisme di  seluruh partai melalui kritik dan otokritik menjelang dan 

sesudah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, mengingat bahwa partai 

menjadi  partai  yang  berkuasa  yang  memimpin  seluruh  negeri,  Mao 

Zedong  berulang  kali  mengemukakan  harus  terus  mempertahankan 

langgam  kerja  yang  rendah  hati  dan  berhati‐hati,  tidak  sombong  dan 

tidak  terburu  nafsu,  hidup  sederhana  dan  berjuang  dengan  tak  kenal 

susah  payah, waspada  terhadap  penggerowotan  ideologi  borjuis,  dan 

menentang birokratisme yang akan memisahkan kita dari massa. 

Jiwa hidup dari Pikiran Mao Zedong adalah pendirian, pandangan dan 

metode  yang menjelujuri  berbagai  komponen  yang  telah  diuraikan  di 

atas. Pendirian,  pandangan, dan metode  itu mempunyai  tiga  segi pokok, 

yaitu mencari kebenaran dari kenyataan, garis massa, dan berdiri sendiri dan 

bebas.  Mao  Zedong  telah  menggunakan  materialisme  dialektis  dan 

materialisme historis dalam seluruh pekerjaan partai politik proletariat 

dan telah membentuk pendirian, pandangan, dan metode yang menjadi 

ciri‐ciri  khas  kaum  komunis  Tiongkok  dalam  perjuangan  yang  susah 

payah dan berjangka panjang dari revolusi Tiongkok, dengan demikian 

telah memperkaya dan mengembangkan Marxisme–Leninisme. Pendirian, 

Page 358: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

310 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pandangan, dan metode ini tidak hanya termanifestasi dalam karya‐karya 

penting  seperti Melawan Bukuisme, Tentang Praktek, Tentang Kontradiksi, 

Kata  Pengantar  dan  Kata  Susulan  Penyelidikan  di Desa,  Tentang  Beberapa 

Masalah Metode Memimpin,  dan  Dari Mana  Datangnya  Pikiran Manusia 

yang Tepat,  tetapi  juga  termanifestasi dalam seluruh karya‐karya  ilmiah 

Mao Zedong, dan dalam aktivitas‐aktivitas revolusioner kaum komunis 

Tiongkok. 

Mencari  kebenaran  dari  kenyataan  berarti  harus  bertolak  dari 

kenyataan  dan  menghubungkan  teori  dengan  praktek,  yaitu 

memadukan  prinsip  umum  Marxisme–Leninisme  dengan  praktek 

konkret  revolusi  Tiongkok.  Mao  Zedong  selalu  menentang  studi 

Marxisme  yang  terpisah  dari  keadaan  masyarakat  Tiongkok  dan 

revolusi Tiongkok. 

Jauh pada  tahun  1930, Mao Zedong  telah menentang bukuisme 

yang  membuta  dengan  menekankan  bahwa  penyelidikan  dan  studi 

adalah  langkah  pertama  dari  semua  pekerjaan,  dan  bahwa  tanpa 

penyelidikan  tak  ada  hak  berbicara.  Menjelang  gerakan  pembetulan 

langgam Yan’an, ditegaskan  bahwa  subjektivisme  adalah musuh  besar 

Partai Komunis, semacam manifestasi ketidakmurnian semangat partai. 

Tesis  brilian  ini  telah  mendobrak  belenggu  dogmatisme,  sehingga 

pikiran  orang  telah  mencapai  satu  pembebasan  besar.  Ketika 

menyimpulkan pengalaman dan pelajaran revolusi Tiongkok, di dalam 

karya‐karya  filsafat  dan  karya‐karya  lain  yang  mengandung  pikiran 

filsafat yang kaya, Mao Zedong dengan mendalam  telah menguraikan 

dan memperkaya teori pengetahuan dan dialektika Marxis. Mao Zedong 

secara  tandas  menjelaskan  bahwa  teori  pengetahuan  materialisme 

dialektik  adalah  teori  pencerminan  yang  dinamis  dan  revolusioner, 

terutama  menekankan  agar  sepenuhnya  mengembangkan  peranan 

dinamis  dari  kesadaran  manusia  berdasarkan  dan  sesuai  dengan 

kenyataan  objektif. Dengan praktek  sosial  sebagai dasar, Mao Zedong 

secara menyeluruh dan  sistematis  telah menguraikan  teori materialisme 

dialektik tentang sumber, proses perkembangan dan tujuan pengetahuan, 

serta  ukuran  kebenaran;  dikemukakan  bahwa  terbentuk  dan 

berkembangnya  pengetahuan  yang  tepat,  sering  harus  melalui 

pengulangan  proses  yang  berkali‐kali  dari materi  ke  kesadaran,  dari 

kesadaran  ke  materi,  yaitu  dari  praktek  ke  pengetahuan,  dari 

pengetahuan ke praktek. Mao Zedong mengemukakan bahwa benar itu 

Page 359: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVII — Pikiran Mao Zedong | 311

ada  dalam  perbandingan  dengan  salah,  dan  berkembang  dalam 

perjuangan  terhadapnya,  kebenaran  tidak  akan  habis‐habisnya,  benar 

tidaknya  pengetahuan,  yaitu  sesuai  atau  tidak  dengan  kenyataan 

objektif, pada akhirnya hanya dapat dipecahkan melalui praktek sosial. 

Mao  Zedong  telah  menjelaskan  dan  mengembangkan  inti 

dialektika Marxis—hukum  kesatuan  dari  segi‐segi  yang  bertentangan. 

dikemukakan  bahwa  tidak  hanya  studi  keumuman  kontradiksi  hal 

ihwal  objektif,  tetapi  yang  teristimewa  pentingnya  adalah  studi 

kekhususan  kontradiksi,  dan  bahwa  harus  memecahkan  kontradiksi 

yang berbeda sifatnya dengan cara yang berbeda pula. Oleh karena itu, 

tidak  boleh menjadikan  dialektika  sebagai  rumus  yang  hanya  dihafal 

dan  digunakan  secara  mekanis,  tetapi  harus  erat  dipadukan  dengan 

praktek dan dengan penyelidikan dan penelitian dan menggunakannya 

dengan luwes.   

Mao Zedong menjadikan filsafat sungguh‐sungguh senjata tajam 

proletariat  dan  massa  rakyat  untuk  mengenal  dunia  dan  mengubah 

dunia. Khususnya  uraian  dalam  karya‐karya  utama mengenai  perang 

revolusioner Tiongkok, telah memberikan contoh yang paling gemilang 

dalam  menerapkan  dan  mengembangkan  teori  pengetahuan  dan 

dialektika  Marxis  di  dalam  praktek.  PKT  selama‐lamanya 

mempertahankan garis ideologi Mao Zedong yang diuraikan di atas. 

Garis  massa,  berarti  segala‐galanya  demi  massa,  dalam  segala  hal 

bersandar pada massa, dan dari massa kembali ke massa. Garis massa partai 

dalam  setiap  pekerjaan  terbentuk melalui  penerapan  secara  sistematis 

prinsip  Marxisme–Leninisme  tentang  massa  rakyat  adalah  pencipta 

sejarah,  di  dalam  semua  kegiatan  partai.  Ia  adalah  penyimpulan 

pengalaman  sejarah  yang  tak  ternilai  harganya  dari  PKT  dalam 

melancarkan aktivitas revolusioner dalam waktu panjang dalam situasi 

yang sulit di mana kekuatan musuh jauh lebih unggul.   

Mao  Zedong  selalu  menekankan,  asalkan  kita  bersandar  pada 

rakyat,  dengan  teguh  percaya  bahwa  daya  cipta  rakyat  tak  kunjung 

habis, dengan demikian percaya pada rakyat, dan mengintegrasikan diri 

dengan rakyat, maka musuh mana pun tidak akan dapat menaklukkan 

kita,  sedang  kita  dapat menaklukkan musuh,  dan  kesulitan  apa  pun 

dapat kita atasi. Bahwa ketika memimpin massa melakukan pekerjaan 

praktis, pendapat pimpinan yang  tepat hanya dapat diperoleh dengan 

metode  dari  massa  kembali  ke  massa,  dan  dengan  melaksanakan 

Page 360: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

312 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

perpaduan pimpinan dengan massa, memadukan seruan umum dengan 

bimbingan  konkret.  Ini  berarti,  pendapat  massa  dipusatkan  menjadi 

pendapat  yang  sistematis,  lalu  dibawa  ke  tengah‐tengah massa  untuk 

dipertahankan dan dilaksanakan, kemudian dalam aktivitas massa diuji 

benar  tidaknya pendapat‐pendapat  itu. Begitulah seterusnya, berulang‐

ulang  dengan  tak  henti‐hentinya  sehingga  pengenalan  pimpinan 

menjadi lebih tepat, lebih hidup dan lebih kaya.   

Demikianlah,  Mao  Zedong  menyatukan  teori  pengetahuan 

Marxisme dengan garis massa partai. Partai adalah detasemen pelopor 

dari  proletariat.  Partai  ada  dan  berjuang  demi  kepentingan  rakyat. 

Tetapi  partai  selama‐lamanya  adalah  sebagian  kecil  dari  rakyat, 

sehingga apabila terpisah dari rakyat maka segala perjuangan dan cita‐

cita  partai  tidak  hanya  tidak  ada  artinya  sama  sekali,  tetapi  tak  akan 

mungkin  mencapai  hasil  apa  pun.  Agar  dapat  dengan  teguh 

mempertahankan revolusi dan mendorong maju usaha sosialisme, maka 

menurut Mao Zedong, PKT harus mempertahankan garis massa. 

Berdiri  sendiri  dan  bebas,  serta  berdiri  di  atas  kaki  sendiri  adalah 

kesimpulan wajar dari melakukan revolusi dan pembangunan Tiongkok 

dengan  bertolak  dari  keadaan  konkret  Tiongkok,  dan  bersandar  pada 

massa. Revolusi proletar adalah usaha yang bersifat internasional, diper‐

lukan saling menyokong antara proletariat berbagai negeri. Tetapi untuk 

menyelesaikan  usaha  ini,  pertama‐tama  proletariat  berbagai  negeri 

harus  teguh  berpijak  di  negerinya  sendiri,  bersandar  pada  kekuatan 

revolusioner dan usaha massa rakyat di negerinya, memadukan prinsip 

umum Marxisme–Leninisme dengan praktek konkret revolusi negeri itu 

sendiri, agar melakukan dengan baik usaha revolusi di negerinya.   

Mao  Zedong  selalu  menekankan  bahwa  pedoman  kita  harus 

diletakkan  di  atas  dasar  kekuatan  sendiri, mencari  sendiri  jalan maju 

yang  sesuai dengan keadaan negeri kita. Di  suatu negeri besar  seperti 

Tiongkok,  lebih‐lebih  lagi  harus  terutama  bersandar  pada  kekuatan 

sendiri  dalam  mengembangkan  usaha  revolusi  dan  pembangunan. 

Harus mempunyai  tekad berjuang  sendiri hingga akhir, harus percaya 

dan  bersandar  pada  kecerdasan  dan  kekuatan  ratusan  juta  rakyat 

Tiongkok.  Kalau  tidak,  revolusi  maupun  pembangunan  tidak  akan 

dapat memperoleh kemenangan, kalaupun mencapai kemenangan  juga 

tidak akan dapat dikonsolidasi. Tentu saja, revolusi dan pembangunan 

negeri  kita  bukan  dan  juga  tidak mungkin  terisolasi  dari  dunia  luar. 

Page 361: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVII — Pikiran Mao Zedong | 313

Kapan pun kita memerlukan bantuan luar negeri, terutama perlu belajar 

segala hal ihwal maju luar negeri yang berfaedah bagi kita. Politik pintu 

tertutup dan secara membabi buta menentang sesuatu dari  luar negeri 

serta  segala  pikiran  dan  tindakan  sovinisme  negara  besar  semuanya 

adalah  salah  sepenuhnya. Tetapi, meskipun  ekonomi dan  kebudayaan 

negeri  Tiongkok masih  agak  terbelakang,  terhadap  negeri  besar,  kuat 

dan kaya yang mana pun, kita harus mempertahankan  rasa harga diri 

nasional dan  keyakinan  kita  sendiri,  sama  sekali  tidak diperkenankan 

segala  macam  manifestasi  merendahkan  diri  dan  membungkuk‐

bungkuk di hadapan mereka. 

Baik  sebelum  maupun  setelah  berdirinya  Tiongkok  Baru,  di 

bawah  pimpinan  partai  dan  Mao  Zedong,  tak  peduli  menjumpai 

kesulitan yang bagaimanapun, PKT bertekad untuk tetap bebas, berdiri 

sendiri dan berdiri di atas kaki sendiri tidak pernah goyah, tidak pernah 

tunduk  di  hadapan  tekanan  apa  pun  dari  luar.  Ini  telah 

memanifestasikan  kegagah‐perwiraan  yang  tak  kenal  gentar  PKT  dan 

rakyat  berbagai  bangsa  di  Tiongkok.  PKT  berpendirian  bahwa  rakyat 

berbagai negeri harus hidup berdampingan secara damai, sama derajat 

dan saling membantu. PKT mempertahankan prinsip bebas dan berdiri 

sendiri,  juga menghormati  hak  bebas  dan  berdiri  sendiri  dari  rakyat 

negeri  lain.  Jalan  revolusi dan  jalan pembangunan yang sesuai dengan 

ciri‐ciri masing‐masing, hanya dapat dicari, diciptakan dan ditentukan 

oleh  rakyat negeri  itu  sendiri.  Siapa  saja  tidak mempunyai hak untuk 

memaksakan pendapatnya kepada orang  lain. Hanya di bawah  syarat‐

syarat demikian, barulah mungkin ada internasionalisme yang sungguh‐

sungguh,  kalau  tidak  hanya  akan  merupakan  hegemonisme.  Dalam 

hubungan  internasional,  kita  selamanya  akan  mempertahankan 

pendirian berprinsip yang demikian. 

Pikiran Mao  Zedong  adalah  kekayaan  spiritual  yang  berharga 

dari  PKT.  Ia  membimbing  tindakan  PKT  dalam  jangka  panjang. 

Pemimpin‐pemimpin  dan  sejumlah  besar  kader‐kader  partai  yang 

diasuh  oleh Marxisme–Leninisme–Pikiran Mao  Zedong,  di masa  lalu 

adalah  tulang  punggung  pokok  dalam  mencapai  kemenangan  yang 

sangat  besar  demi  usaha  kita; mereka  sekarang  dan  kemudian  akan 

tetap  menjadi  teras  yang  sangat  berharga  dari  usaha  pembangunan 

modernisasi sosialis. 

Banyak  karya  penting  Mao  Zedong  yang  ditulis  pada  masa 

Page 362: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

314 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

revolusi  demokrasi  baru  dan  pengubahan  sosialis,  tetap  harus  kita 

pelajari.  Ini  tidak  hanya  karena  sejarah  tidak  boleh  dipotong‐potong, 

lagi pula, jika tidak mengenal masa yang lalu, maka dapat menghalangi 

pengenalan  terhadap masalah dewasa  ini,  tetapi  juga karena  teori‐teori 

dasar, prinsip‐prinsip dan metode ilmiah yang terkandung dalam karya‐

karya  itu mempunyai arti universal, mempunyai peranan membimbing 

yang  tak  ternilai  besarnya,  baik  sekarang maupun  di  kemudian  hari, 

oleh  karena  itu  harus  terus  mempertahankan  Pikiran  Mao  Zedong, 

dengan  sungguh‐sungguh  mempelajari  dan  menggunakan  pendirian, 

pandangan  dan  metodenya  untuk  studi  keadaan  baru  yang  muncul 

dalam praktek, dan memecahkan masalah‐masalah baru.   

Pikiran  Mao  Zedong  telah  sangat  menambah  khazanah  teori 

Marxisme–Leninisme dengan isi baru. Harus memadukan belajar karya‐

karya  ilmiah  Mao  Zedong  dengan  karya‐karya  ilmiah Marx,  Engels, 

Lenin, dan Stalin. Adalah  sepenuhnya  salah untuk berusaha menegasi 

nilai  ilmiah  Pikiran  Mao  Zedong,  menegasi  peranan  membimbing 

Pikiran Mao Zedong bagi revolusi dan pembangunan negeri kita, hanya 

karena Mao Zedong  telah berbuat kesalahan pada masa  tuanya. Tetapi 

adalah  juga  sama  sekali  salah,  apabila  mengambil  sikap  dogmatis 

terhadap segala ucapan Mao Zedong, menganggap bahwa kata‐kata apa 

saja yang pernah diucapkan oleh Mao Zedong adalah kebenaran yang 

tak dapat diubah‐ubah, yang harus diterapkan secara mekanis di mana 

saja,  bahkan  tidak  mau  secara  apa  adanya  mengakui  bahwa  Mao 

Zedong berbuat kesalahan pada masa  tuanya, dan  lagi masih berusaha 

dalam  kegiatan‐kegiatan  mempertahankan  kesalahan‐kesalahan  itu. 

Kedua  sikap yang demikian  ini  telah gagal membedakan Pikiran Mao 

Zedong yang telah terbentuk menjadi teori  ilmiah melalui ujian sejarah 

berjangka  panjang  dengan  kesalahan‐kesalahan  yang  dilakukan  oleh 

Mao Zedong  pada masa  tuanya.  PKT menghargai  semua  hasil  positif 

pemaduan prinsip umum Marxisme–Leninisme dengan praktek konkret 

Tiongkok  selama  proses  revolusi  Tiongkok  dan  pembangunan  dalam 

setengah abad lebih ini, menerapkan dan mengembangkan semua hasil 

tersebut,  dalam  praktek  yang  baru,  dan  memperkaya  dan 

mengembangkan  teori  partai  dengan  prinsip‐prinsip  baru  dan 

kesimpulan‐kesimpulan  baru  yang  sesuai  dengan  kenyataan  konkret, 

untuk menjamin  agar usaha untuk  terus maju menyusuri  jalan  ilmiah 

Marxisme–Leninisme–Pikiran Mao Zedong.   

Page 363: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVIII — Polemik Anti-Revisionisme Modern | 315

 

 

 

 

 

XVIII 

Polemik Anti‐Revisionisme Modern   

dalam Gerakan Komunis Internasional  

 

 

 

 

DALAM Kongres Nasional XX Partai Komunis Uni  Sovyet  tanggal  24 

Februari  1956,  Sekjen  CC  PKUS,  Nikita  Sergeyevich  Khrusycyov, 

menyampaikan  laporan rahasia mengkritik Stalin.  Inti kritiknya adalah 

Stalin  sudah  menumbuhkan  kultus  individu  terhadap  dirinya.  Kritik 

tentang kultus  individu  ini merambat ke kesalahan‐kesalahan di bidang 

lainnya,  hingga  dengan  kesalahan‐kesalahannya  itu  peranan  positif 

Stalin dalam sejarah dinegasi.275 

Musuh‐musuh  Stalin  terutama  kaum  sosial  demokrat  seluruh 

dunia  bergendang  paha.  Sampai‐sampai  empat  puluh  tahun  sesudah 

laporan Khrusycyov itu diumumkan, pada puncak gelora Perang Dingin 

yang  dikendalikan  Amerika  Serikat  untuk  membasmi  komunisme 

sedunia,  Partai  Sosial  Demokrat  Jerman  secara  besar‐besaran 

memperingati  peristiwa  “Khrusycyov  mengutuk  Stalin”  ini.  Gerakan 

komunis  internasional  goncang  karena  peristiwa  ini.  Banyak  Partai 

Komunis  mengikuti  pandangan  PKUS  itu.  Kecuali  Partai  Komunis 

Tiongkok dan Partai Buruh Albania tetap menjunjung Stalin.   

Dengan  dua  kali  artikel  yang  berjudul  “Sejarah  Pengalaman 

Diktatur  Proletariat”  dan  “Sekali  Lagi  Pelajaran  Sejarah  dari  Diktatur 

Proletariat” disiarkan, Partai Komunis Tiongkok memberikan penilaian 

sendiri  mengenai  peranan  Stalin  dalam  sejarah.  Betapapun  ada 

275 Pidato Khrusycyov Mengutuk Stalin, di depan Kongres XX Partai Komunis Sovjet Uni, 24 Februari 1956, Lampiran Harian Pedoman Djakarta. Akhir Djuli 1956.

Page 364: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

316 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

kesalahan,  Stalin  adalah  tokoh  gerakan  komunis  internasional  yang 

berjasa besar, yang karya‐karnyanya tetap dipelajari.276 

Mengenai  kritik  terhadap  kultus  individu  ini,  D.N.  Aidit 

menyatakan,  “sudah  pada  tempatnya  jikalau  PKUS  membikin 

keterangan  yang  jelas  tentang  kebaikan‐kebaikan  yang  sudah  dibikin 

oleh  Stalin  selama  hidup  di  samping  menunjukkan  kesalahannya. 

Dalam Kongres XX PKUS  tentang kebaikan‐kebaikannya  tidak banyak 

dikemukakan,  karena  memang  kongres  itu  bukan  ditujukan  untuk 

mengemukakan  kebaikan‐kebaikan  Stalin,  tetapi  ditujukan  untuk 

menunjukkan  kesalahan‐kesalahan  Stalin  supaya  kesalahan‐kesalahan 

itu  tidak  diulangi  lagi  oleh  kaum  komunis.  Saya  setuju  sepenuhnya 

dengan pendirian Partai Komunis Tiongkok yang menganggap bahwa 

‘tulisan‐tulisan  Stalin  akan masih,  seperti  selama  ini,  dipelajari  secara 

serius. Semua yang bermanfaat di dalam tulisan‐tulisannya, teristimewa 

banyak dari  tulisannya dalam mempertahankan Leninisme dan dalam 

menyimpulkan  secara  tepat  pengalaman  Sovyet  di  lapangan 

pembangunan,  haruslah  kita  pandang  sebagai  warisan  sejarah  yang 

penting. Berbuat lain daripada ini akan merupakan suatu kesalahan.’”277 

Partai‐partai  komunis  di  banyak  negeri  tidak  satu  pendapat 

mengenai  kritik  Khrusycyov  terhadap  Stalin  itu.  Perbedaan  pendapat 

juga menyangkut masalah  jalan damai mencapai sosialisme yang diajukan 

Khrusycyov.  Dalam  keadaan  berlangsungnya  perbedaan‐perbedaan 

pendapat  itu,  pada  bulan  November  1960  di  Moskow  berlangsung 

pertemuan  81  partai  komunis  dan  partai  buruh  sedunia.  Pertemuan 

menghasilkan dokumen berupa Pernyataan yang disetujui dan ditanda‐

tangani  bersama  oleh  para  wakil  partai‐partai  yang  hadir.  Indonesia 

diwakili oleh M.H. Lukman, Wakil Ketua I CC PKI. Dinyatakan bahwa 

“semua  persoalan  didiskusikan  dalam  suasana  persahabatan  yang 

bersifat  sekawan,  atas dasar prinsip‐prinsip yang  tak  terpatahkan dari 

276 PKT di bawah kepemimpinan Mao Zedong menentang keras keputusan Kongres PKUS XX. Dalam editorial koran Harian Rakyat (Renmin Ribao) dan Bendera Merah (Hongqi) pada 6 September 1963 dengan jelas dinyatakan bahwa Kongres PKUS XX adalah langkah pertama yang diambil oleh kepemimpinan PKUS dalam jalan revisionisme, kritik atas Stalin adalah keliru baik dalam prinsip maupun metode dan dengan menegasi peranan Stalin berarti telah mengolok-olok kediktaturan proletariat, sistem sosialis, PKUS, Uni Soviet, dan Gerakan Komunis Internasional. 277 D.N. Aidit, Pilihan Tulisan, Jilid II, Jajasan Pembaruan, Djakarta 1960, h.25–26.

Page 365: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVIII — Polemik Anti-Revisionisme Modern | 317

Marxisme–Leninisme dan internasionalisme proletar.”278 

Perbedaan‐perbedaan  di  kalangan  partai‐partai  komunis  dan 

partai  buruh  sedunia dapat diredam.  Suasana  anti  revisionisme modern 

kian bergelora. Berlangsung dan berkembang terus perbedaan mengenai 

Yugoslavia, yang oleh PKUS dinilai sebagai negara sosialis. Partai Buruh 

Albania menentang dengan keras pendirian ini. 

Pada  Juni  1960  berlangsung  Kongres Nasional  Partai  Komunis 

Rumania  di  Bukarest.  Sejumlah  delegasi  partai  luar  negeri  hadir, 

termasuk  Khrusycyov  dari  PKUS  dan  Peng  Chen  dari  PKT.  Pada 

kesempatan  itu  terjadi  peristiwa  usaha Khrusycyov menawarkan  teks 

pernyataan  untuk  ditandatangani wakil‐wakil  partai  luar  negeri  yang 

hadir.  Isi  teks  dan  cara‐cara  pengajuan  ini  dikritik  oleh  delegasi 

Tiongkok. 

Tak  lama  kemudian,  dalam  Kongres  XXII  Partai  Komunis  Uni 

Sovyet,  Oktober  1961,  Khrusycyov  tampil  dengan  gagasan‐gagasan 

baru, “Dari ekonomi sosialis ke ekonomi komunis, pembentukan dasar materiil 

dan teknik komunisme.”279 

Dalam  rencana  program  ini  dikemukakan  antara  lain:                   

1.  Membangun  Masyarakat  Tak  Berklas  di  Uni  Sovyet;  2.  Dari  Diktatur 

Proletariat  ke  suatu  Negara  Seluruh  Rakyat.280  Selanjutnya  dikemukakan 

bahwa “Partai dalam jangka waktu pembangunan semesta untuk komunisme, 

Partai Marxis‐Leninis yang lahir sebagai partai klas buruh telah menjadi partai 

segenap Rakyat.”281 

Resolusi  Kongres  tentang  laporan  umum  ditutup  dengan 

pernyataan,  “PKUS  akan  senantiasa  menjunjung  tinggi  panji  jaya 

Marxisme–Leninisme, melakukan  kewajiban  internasionalnya  terhadap  rakyat 

pekerja  semua  negeri  dan mencurahkan  segala  tenaganya  untuk  perjuangan 

bagi  kepentingan  rakyat,  untuk  mencapai  tujuan  historis  yang  besar,  ialah 

pembangunan masyarakat komunis.” 

“Partai dengan  khidmat menyatakan: generasi  rakyat Sovyet  sekarang 

ini akan hidup di bawah komunisme!”282 

278

Pernyataan & Seruan Pertemuan Wakil-Wakil Partai-Partai Komunis dan Partai-Partai Buruh, Jajasan Pembaruan, Djakarta 1960, h.5. 279 N.S. Chrusjtjov, Laporan tentang Program Partai Komunis Uni Sovjet, 18 Oktober 1961, Bagian Penerangan Kedutaan Besar URSS di Indonesia. 280 Ibid., h.71—72. 281 Ibid., h.118. 282 N.S. Chrusjtjov, op.cit., h.66.

Page 366: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

318 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Gagasan  pembangunan  dasar  materiil  dan  teknik  komunisme, 

mengubah  diktatur  proletariat  menjadi  negara  seluruh  rakyat  dan 

mengubah  partai  pelopor  klas  pekerja  menjadi  partai  seluruh  rakyat 

menimbulkan perdebatan besar di kalangan partai‐partai komunis dan 

partai  buruh  sedunia.  Gagasan  ini  dinilai  tidak  sesuai  dengan 

Marxisme–Leninisme,  bahkan  dinyatakan  merevisi  Marxisme–

Leninisme. 

Dengan  menyatakan  tetap  berpegang  pada  rumusan‐rumusan 

dalam Pernyataan dan Seruan Pertemuan Wakil‐Wakil Partai‐Partai Komunis 

dan  Partai‐Partai  Buruh  1960,  PKT  dan  PKUS  menyatakan  berhasrat 

untuk  mempersiapkan  pertemuan  baru  partai‐partai  komunis  dan 

partai  buruh  sedunia.  Berlangsung  proses  pertukaran  pikiran  lewat 

surat‐menyurat  antara  kedua  pimpinan  partai.  Pada  tanggal  14  Juni 

1963,  membalas  surat  CC  PKUS  tanggal  30  Maret  1963,  CC  PKT 

mengajukan Usul Mengenai Garis Umum Gerakan Komunis  Internasional. 

Dalam  usul  ini  dikemukakan,  “Garis  Umum  Gerakan  Komunis 

Internasional  seharusnya  memanifestasikan  hukum  umum 

perkembangan  sejarah  dunia.  Perjuangan  revolusioner  dari  proletariat 

semua negeri dan rakyat‐rakyat semua negeri akan menempuh tingkat‐

tingkat  yang  berlainan,  menunjukkan  ciri‐cirinya  sendiri,  tetapi 

kesemuanya  tidak  akan  melampaui  hukum  umum  perkembangan 

sejarah dunia. Garis Umum Gerakan Komunis Internasional seharusnya 

menunjukkan  arah  tujuan  pokok  bagi  perjuangan  revolusioner 

proletariat semua negeri dan rakyat semua negeri.”283 

Langkah‐langkah  PKUS membuka  hubungan  baik  dengan  Liga 

Komunis  Yugoslavia mendapat  tentangan  dari  Partai  Buruh  Albania, 

PKT,  dan  partai‐partai  yang  berpendapat  bahwa  Liga  Komunis 

Yugoslavia  adalah  revisionis.  PKI  termasuk  partai  yang  menyatakan 

Liga Komunis Yugoslavia adalah revisionis. Berlangsung polemik yang 

saling mengkritik antara berbagai partai. Dalam hal  ini  terlibat partai‐

partai  Partai  Buruh  Albania,  Partai  Komunis  Italia,  Partai  Komunis 

Perancis, Partai Komunis Amerika Serikat, PKUS. 

Pada  14  Juli  1963,  PKUS mengeluarkan  sepucuk  Surat  Terbuka 

kepada  organisasi‐organisasi  partai  dan  semua  kaum  komunis  Uni 

283 Usul Mengenai Garis Umum Gerakan Komunis Internasional, Surat Balasan CC PKT atas surat CC PKUS tertanggal 30 Maret 1963. Pustaka Bahasa Asing, Peking 1963, h.5.

Page 367: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVIII — Polemik Anti-Revisionisme Modern | 319

Sovyet. Surat Terbuka  itu merupakan penilaian  terhadap  surat CC PKT 

tertanggal  14  Juni  1963. Membantah dan mengkritik  Surat Terbuka  itu, 

PKT  mengeluarkan  sembilan  komentar  atas  Surat  Terbuka  PKUS. 

tersebut, yaitu: 

 

1. Asal‐Usul  dan  Perkembangan  Perselisihan‐Perselisihan  Antara Pimpinan PKUS dengan Kita (6 September 1963) 

2. Tentang Masalah Stalin (13 September 1963) 

3. Apakah Yugoslavia Negara Sosialis? (26 September 1963) 

4. Pembela‐Pembela Neo‐Kolonialisme (22 Oktober 1963) 5. Dua Garis  yang Berbeda  tentang Masalah Perang  dan Damai  (19 

November 1963) 

6. Dua Macam Politik Ko‐Eksistensi Secara Damai yang Bertentangan Sama Sekali (12 Desember 1963) 

7. Pemimpin‐Pemimpin  PKUS  adalah  Pemecah‐belah  Terbesar  pada Zaman Kita (4 Februari 1964) 

8. Revolusi Proletar dan Revisionisme Khrusycyov (31 Maret 1964) 

9. Tentang  Komunisme  Palsu  Khrusycyov  dan  Pelajaran‐Pelajaran Sejarahnya bagi Dunia (14 Juni 1964) 

 

Polemik  besar  di  kalangan  partai‐partai  komunis  dan  partai 

buruh  sedunia menjadi  kian  bergelora.  PKI  yang  semula mengambil 

sikap  bebas  dan  berusaha menyatukan  pandangan  antara  PKUS  dan 

PKT,  dalam  perkembangannya menjadi memihak  PKT, menilai  PKUS 

telah menjalankan revisionisme modern. 

Bulan  November  1964  terjadi  penggantian  pimpinan  tertinggi 

PKUS. Sekjen CC PKUS, Khrusycyov diganti Leonid  Ilyich Brezhnyev. 

Turun  panggungnya  Khrusycyov  dinilai  PKT  karena  kesalahan‐

kesalahan  sebagai  berikut:  “Khrusycyov  telah  menghimpun  semua 

pandangan anti‐Marxis dari kaum oportunis dan kaum revisionis dalam 

sejarah dan menyusunnya menjadi suatu garis revisionis yang  lengkap 

yang  terdiri  dari  ‘koeksistensi  secara  damai’,  ‘perlombaan  secara  damai’, 

‘peralihan secara damai’,  ‘negara seluruh rakyat’, dan  ‘partai seluruh rakyat’. 

Ia  melakukan  kapitulasionisme  terhadap  imperialisme  dan 

menggunakan teori perdamaian klas untuk melikuidasi dan menentang 

perjuangan  revolusioner  rakyat‐rakyat.  Dalam  gerakan  komunis 

internasional,  ia  menjalankan  pecah‐belahisme  dan  mengganti 

Page 368: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

320 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

internasionalisme  proletar  dengan  sovinisme  negara‐besar.  Di  dalam 

negeri,  ia  berusaha  keras  untuk  membikin  berantakan  diktatur 

proletariat, mencoba mengganti sistem sosialis dengan ideologi, politik, 

ekonomi  dan  kebudayaan  borjuis,  dan  menempuh  jalan  restorasi 

kapitalisme.”284 

Di  bawah  pimpinan  Brezhnyev,  PKUS  tetap  menjalankan 

pandangan‐pandangan  Khrusycyov  untuk  pembangunan  komunisme 

dan menempuh  cara‐cara  Khrusycyov menghadapi  gerakan  komunis 

internasional.  Bulan Maret  1965,  pimpinan  baru  PKUS memprakarsai 

pertemuan Moskow dengan mengundang 26 partai komunis dan buruh 

di dunia. Tujuh partai menolak hadir, yaitu Partai Buruh Albania, Partai 

Pekerja  Vietnam,  PKI,  PKT,  Partai  Pekerja  Korea,  Partai  Komunis 

Rumania, dan Partai Komunis  Jepang. Dengan Pertemuan Moskow  ini 

perpecahan dalam GKI kian berlarut‐larut. 

Mengkritik pertemuan  ini, PKT menyatakan bahwa, “Kita harus 

berterima  kasih  kepada  pimpinan  baru  PKUS  karena  bersikeras 

menyelenggarakan pertemuan memecah‐belah  itu. Hal yang buruk  ini 

bisa  berubah  menjadi  hal  yang  baik.  Pertemuan  memecah‐belah  itu 

dengan  cepat  membantu  orang  menyingkap  selubung  Marxisme–

Leninisme  dari  pimpinan  baru  PKUS  dan  menelanjangi  tampang 

revisionis mereka yang sebenarnya.”285   

Selanjutnya  PKT  menuntut  pimpinan  PKUS  supaya  “Secara 

terbuka  dan  serius  di  hadapan  kaum  komunis  dan  rakyat  sedunia 

bahwa  revisionisme  Khrusycyov,  sovinisme  negara‐besar  dan  pecah‐

belahisme  adalah  salah.  Mengakui  secara  terbuka  bahwa  garis  dan 

program revisionis yang diterima oleh Kongres XX dan XXII PKUS yang 

dipimpin Khrusycyov adalah salah.”286 

Di  bawah  pimpinan  L.I.  Brezhnyev,  Kongres  Nasional  XXIII 

PKUS,  Maret  1966,  memutuskan  melanjutkan  pelaksanaan  garis 

Kongres  XX  dan  XXII,  yaitu melanjutkan  pelaksanaan  pembangunan 

dasar‐dasar material  dan  teknik  komunisme. Dalam  resolusi  Kongres 

284 Mengapa Chrusytjov Turun Panggung, Editorial Majalah Hong Qi, No.21—22, 1964, Pustaka Bahasa Asing, Peking, 1964, h.3. 285 Komentar tentang Pertemuan Moskow Maret, Dewan Redaksi Renmin Ribao (Harian Rakjat) dan Dewan Redaksi Hongqi (Bendera Merah), Pustaka Bahasa Asing, Peking, 1965, h.23. 286 Ibid., h.25.

Page 369: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XVIII — Polemik Anti-Revisionisme Modern | 321

dinyatakan:  “Dalam  periode  itu  telah  dilaksanakan  garis  yang 

ditetapkan  oleh Kongres XX—XXII  yang  diarahkan  pada  pelaksanaan 

Program  PKUS  untuk  membangun  dasar  material  dan  teknik 

komunisme,  dan  selanjutnya  menyempurnakan  hubungan‐hubungan 

kemasyarakatan  sosialis,  dan  pendidikan  komunis  bagi  kaum 

pekerja.”287 

Perjuangan  melawan  revisionisme  modern  dalam  Gerakan 

Komunis  Internasional  menjadi  kian  bergelora.  Perang  Dingin  yang 

dikobarkan Amerika Serikat untuk membasmi komunisme  sejagat  jadi 

mendapat  angin.  Dalam  kesempatan  ini,  kekuatan  sosial  demokrat 

Eropa dan kaum Trotskis bergandengan tangan ikut arus Perang Dingin 

memusuhi Uni Sovyet. 

PKUS yang kian hanyut arus revisionisme, berlanjut dengan naik 

panggungnya  Mikhail  Sergeyevich  Gorbacyov  mengumandangkan 

Pemikiran Baru yang mencapai puncak pada Kongres XXVIII PKUS yang 

dengan resmi mencampakkan diktatur proletariat. 

Revisionisme  PKUS  bermuara  pada  ambruknya  Uni  Republik‐

republik  Sovyet  Sosialis  (URSS),  disusul  oleh  berantakannya  negara‐

negara sosialis Eropa Tengah dan Timur. 

Sementara itu, dengan setia membela pendirian anti‐revisionisme 

dalam Gerakan Komunis Internasional, di Tiongkok dengan tangguh Deng 

Xiaoping  tampil  dengan  Empat  Prinsip Dasarnya,  yaitu:  1. Menempuh 

jalan  sosialis;  2. Menjunjung  tinggi  diktatur  proletariat;  3.  Di  bawah 

pimpinan  Partai  Komunis;  4.  Menjunjung  ideologi  Marxisme–

Leninisme–Pikiran  Mao  Zedong.  Sosialisme  berciri  Tiongkok 

menunjukkan  keunggulannya  hingga  Tiongkok maju menjadi  negara 

terbesar kedua di bidang ekonomi. 

Kemenangan  nyata  ditunjukkan  dalam  membangun  sosialisme 

berciri Tiongkok lewat perlombaan damai dengan kapitalisme. 

 

   

 

 

 

 

287 Ryezolyutsiya XXIII Siyezda Kommunisticyeskoi Partiii Sovyetskovo Soyuza Po Otcyetnomu Dokladu TsK KPSS, h.3.

Page 370: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

322 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 371: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIX — Trotskisme sampai Internasionale IV | 323

 

 

 

 

 

XIX 

Trotskisme sampai Internasionale IV  

 

 

 

 

SEJAK  sebelum Revolusi Oktober  sudah  terdapat perbedaan pendapat 

antara  Lenin  dan  Trotski.  Mula‐mula  Trotski  adalah  anggota  Partai 

Buruh  Sosial  Demokrat  Rusia  faksi  Mensyewik.  Menjelang  Revolusi 

Oktober  1917,  diterima  menjadi  anggota  faksi  Bolsyewik.  Pada  awal 

negara  Sovyet,  terpilih  sebagai Komisaris Rakyat untuk Masalah Luar 

Negeri dan salah satu anggota Politbiro Partai.   

Tahun 1905 Trotski sudah menampilkan teori “revolusi permanen” 

yang bertolak belakang dengan  teori dua  tingkat  revolusi yang diajukan 

Lenin.  Perbedaan  itu  mencapai  puncaknya  mengenai  soal  bisa  atau 

tidaknya  membangun  sosialisme  di  satu  negeri. 288   Lenin  percaya  akan 

kemungkinan  itu,  sedangkan  Trotski  menganggap  tak  mungkin 

membangun  sosialisme di  satu negeri,  tapi harus  lewat memenangkan 

revolusi dunia. Untuk itu ia mempertahankan teori “revolusi permanen”. 

Dua  tahun  sesudah  diumumkannya  Manifesto  Partai  Komunis, 

ungkapan  “revolusi  permanen”  terdapat  dalam  Seruan  Comite  Central 

kepada  Liga  Komunis  yang  ditulis Marx  dan  Engels  bulan Maret  1850. 

Seruan  ini  mengungkapkan  kemungkinan  perkembangan  gerakan 

revolusioner  di  Jerman  dan  Perancis.  Langkah  pertama  usaha 

revolusioner  di  Jerman  akan  bersamaan  dengan  kemenangan 

perjuangan  klas  pekerja  Perancis.  Haruslah  secepat  mungkin 

membebaskan  diri  dari  ungkapan‐ungkapan  munafik  borjuis  kecil 

288 Walaupun punya perbedaan pendapat, Trotski tetap diikutkan dalam Politbiro CC PKUS, bahkan menjadi tokoh terkemuka dalam Tentara Merah yang dibangun sesudah Revolusi Oktober.

Page 372: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

324 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

demokrat yang menjauhkan diri dari organisasi bebas partai proletariat. 

“Semboyan perjuangan mereka mestinya adalah: revolusi yang terus‐menerus, 

revolusi permanen.”289 

Teori  “revolusi  permanen”  Trotski mempertimbangkan  bahwa  di 

banyak  negeri  yang  belum melaksanakan  revolusi  demokrasi  borjuis, 

kaum kapitalis menentang untuk menciptakan  situasi  revolusioner. Di 

Rusia pada revolusi tahun 1905, kaum kapitalis merasa perlu bersekutu 

dengan  anasir‐anasir  reaksioner  seperti  tuan  tanah  feodal  bahkan 

dengan  kekuasaan  negara  Tsar  Rusia. Oleh  karena  itu, menurut  teori 

“revolusi permanen”, kaum kapitalis dari negeri‐negeri yang terbelakang 

ekonominya  adalah  lemah  dan  tidak  mampu  melakukan  perubahan 

revolusioner. Maka mereka mendekat dan  bersandar pada  kaum  tuan 

tanah  feodal. Oleh karena  itu, menurut Trotski, oleh karena mayoritas 

cabang  industri  di  Rusia  asal‐usulnya  berada  di  bawah  kekuasaan 

pemerintah,  klas  kapitalis  lagi‐lagi  tergantung  pada  penguasa.  Kaum 

kapitalis adalah pengekor pada kapital Eropa. 

Menurut  Trotski,  satu  negara  sosialis  baru  dengan  sistem 

ekonomi baru di negeri seperti Rusia  tak akan  tahan melawan  tekanan 

jahat dunia kapitalis. Oleh karena  itu revolusi harus segera diusahakan 

menjalar  ke  negeri‐negeri  kapitalis, menyebarkan  revolusi  sosialis  ke 

seluruh  dunia.  Demikianlah  “revolusi  permanen”  mula‐mula  bergerak 

dari revolusi borjuis menjadi revolusi klas buruh dan  tanpa henti‐henti 

menjalar ke Eropa menjadi revolusi‐revolusi seluruh dunia. 

Lenin  dan  Stalin  percaya  bahwa  revolusi  bisa  dimenangkan  di 

mata rantai terlemah dari imperialisme, dan sosialisme dapat dibangun 

di satu negeri. Menghadapi kesulitan ekonomi, pada tahun 1921, di kala 

Uni  Sovyet  sedang  akan menjalankan  politik  ekonomi  baru, maka  kian 

meningkat pergolakan dalam pimpinan PKUS. Trotski menentang garis 

Lenin melaksanakan gagasan  politik  ekonomi  baru. Perbedaan pendapat 

jadi  berlarut,  hingga  Trotski  membentuk  kelompok  oposisi  bernama 

“Oposisi  Buruh”  dengan  ikut  sertanya  sejumlah  tokoh  seperti 

Syliapnikov. 

Dalam  Kongres  X,  atas  usul‐usul  Lenin  diputuskan  resolusi 

berjudul Tentang Persatuan Partai dan Tentang Penyelesaian Sindikalis dan 

289 Karl Marx and Friedrich Engels, Address of the Central Committee to the Communist League, Marx–Engels Selected Works Volume I, Foreign Languages Publishing House, Moscow 1950, h.108.

Page 373: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIX — Trotskisme sampai Internasionale IV | 325

Anarkis  dalam  Partai  Kita.  Resolusi  Kongres  X  ini  mengutuk  “Oposisi 

Buruh”.  Kongres  menyatakan  bahwa  propaganda  tentang  ide‐ide 

penyelewengan  anarko‐sindikalis  itu  bertentangan  dengan  keanggotaan 

Partai Komunis, Kongres X mengambil keputusan yang sangat penting 

tentang peralihan dari  sistem pengumpulan kelebihan bahan makanan 

ke sistem pajak berupa hasil bumi,  tentang peralihan ke politik  ekonomi 

baru (PEB). 

Kaum  Trotskis  dan  kaum  oposisi  lainnya  menganggap  bahwa 

PEB tak  lain hanyalah  langkah mundur. Kedalamnya  termasuk Trotski, 

Radek, Zinowiyev, Sokolnikov, Kamenyev, Syliapnikov, Bukharin, Rikov, 

yang  tidak  percaya  bahwa  perkembangan  sosialis  adalah  mungkin 

dengan menempuh  PEB.  Dalam  hubungan  ini,  pada  tahun  1921  CC 

melakukan  pekerjaan  besar  untuk  memperkokoh  partai  dengan 

mengorganisasi  pembersihan  partai.  Sebagai  akibat  pembersihan, 

hampir  170.000  orang  atau  kira‐kira  25% dari  jumlah  seluruh  anggota 

dikeluarkan dari partai. Dengan peristiwa ini partai bertambah kuat dan 

bersatu. 

Bulan Januari 1924 berlangsung Konferensi XIII Partai Bolsyewik. 

Konferensi mengutuk oposisi Trotski dengan menyatakan bahwa oposisi 

itu  adalah  penyelewengan  borjuis  kecil  dari  Marxisme.  Keputusan‐

keputusan Konferensi kemudian disetujui oleh Kongres XIII Partai dan 

Kongres V Komintern. Komintern mendukung Partai Bolsyewik dalam 

perjuangannya melawan Trotskisme. 

Tetapi  kaum  Trotskis  tidak  menghentikan  pekerjaan  mereka. 

Musim  rontok  1924,  Trotski  menyiarkan  tulisan  Pelajaran‐Pelajaran 

Oktober yang memfitnah partai, yaitu memfitnah sejarah Bolsyewikisme. 

Stalin  memblejeti  usaha  Trotski  yang  berusaha  mengganti  Leninisme 

dengan Trotskisme. Stalin menyatakan bahwa “tugas partai ialah mengubur 

Trotskisme sebagai suatu aliran ideologi.” Tahun itu diterbitkan karya Stalin 

Dasar‐Dasar  Leninisme.  Dalam  bab  tentang  partai,  dipaparkan  ciri‐ciri 

kepeloporan  partai,  partai  tipe  baru,  tipe  Lenin,  dan  keharusan 

membubarkan semua faksi yang ada dalam partai. Ini adalah penekanan 

atas  keputusan Kongres XIII partai  yang mengutuk  kesalahan Trotski, 

membangun faksi “oposisi buruh” yang mengembangkan Trotskisme. 

Sesudah  empat  tahun  melaksanakan  politik  ekonomi  baru, 

perekonomian  Sovyet  berkembang  maju,  prestise  URSS  di  dunia 

internasional menjadi meningkat. Uni  Sovyet  diundang  ke Konferensi 

Page 374: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

326 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Internasional Genoa. Dalam konferensi  ini wakil‐wakil negara kapitalis 

mengajukan  tuntutan  agar  pemerintah  URSS  mengembalikan  atau 

mengganti  rugi  industri  perusahaan‐perusahaan  kapitalis  yang  telah 

dinasionalisasi.  Tuntutan  ini  ditolak  pemerintah  URSS.  Timbullah 

masalah  serius  menghadapi  tekanan  internasional  negara‐negara 

kapitalis  terhadap URSS. Maka mencuat masalah dapat  atau  tidaknya 

sosialisme  dimenangkan  di  satu  negeri  yang  dikepung  oleh  dunia 

kapitalisme.  URSS  di  bawah  pimpinan  Stalin  mempertahankan 

pandangan  Lenin,  dengan  tegas  berpendirian  bahwa  sosialisme  dapat 

dibangun  di  satu  negeri.  Pandangan  ini  dilawan  oleh  Trotski  dengan 

mempertentangkannya dengan “teori revolusi permanen”. Pengikut aliran 

ini membentuk “oposisi baru” diikuti oleh Zinoviev dan Kamenyev. 

Dalam  Kongres  XIV  Partai  Bolsyewik,  Desember  1925,  Stalin 

menyampaikan  laporan  umum  berisikan:  “Tugas  utama  partai  ialah 

berjuang  untuk  industrialisasi  sosialis  negeri,  berjuang  untuk 

kemenangan  sosialisme.  Mengubah  negeri  kita  dari  negeri  agraris 

menjadi negeri industri yang mampu memproduksi perlengkapan yang 

diperlukan  dengan  kekuatannya  sendiri—itulah  hakikat,  dasar  garis 

umum kita.”290  Dalam Kongres XIV diputuskan mengubah nama Partai 

menjadi Partai Komunis Uni Sovyet (Bolsyewik). 

Sesudah  kongres  XIV,  PKUS  melancarkan  perjuangan  untuk 

melaksanakan  garis  umum  kekuasaan  Sovyet—industrialisasi  sosialis 

negeri. Usaha  industrialisasi melangkah maju. Negeri‐negeri  kapitalis 

memandang  semakin  bertambah  kuatnya  ekonomi  sosialis  URSS 

sebagai  ancaman  terhadap  eksistensi  ekonomi  kapitalis.  Karena  itu, 

pemerintah‐pemerintah  imperialis  mengambil  segala  tindakan  yang 

mungkin untuk melakukan tekanan baru terhadap URSS, menimbulkan 

rasa  bimbang,  menggagalkan  atau  setidak‐tidaknya  menghambat 

industrialisasi URSS. Berlangsung persekutuan antara Chamberlain dan 

Trotski untuk menentang kekuasaan Sovyet. 

Pada  musim  panas  tahun  1926,  kaum  Trotskis  dan  kaum 

Zinovievis  bergabung  membentuk  blok  anti‐partai.  Comite  Central 

Partai memperingatkan  bahwa  jika  blok  anti‐partai  tidak  dibubarkan, 

maka pengikut‐pengikutnya  tidak akan berkesudahan baik. Konferensi 

290 Penerbit Indonesia Progresif, 1984, Sejarah Partai Komunis Uni Sovyet (Bolsyewiki), Bahan Pelajaran Singkat, diedit oleh Komisi CC PKUS (B), disahkan oleh CC PKUS (B) 1938, h.401.

Page 375: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIX — Trotskisme sampai Internasionale IV | 327

XV Partai, November 1926, dan sidang pleno diperluas Komite Eksekutif 

Internasionale Komunis, Desember  1926, mendiskusikan masalah  blok 

Trotski–Zinovievis, dan dalam resolusi‐resolusinya mengecap pengikut‐

pengikut blok  ini sebagai pemecah‐belah yang dengan programnya  itu 

meluncur  ke  pendirian  Mensyewik.  Pada  14  November  1927  sidang 

gabungan Comite Central dan Komisi Kontrol Central memecat  Trotski 

dan Zinoviev dari partai. 

Kongres  XV  PKUS  pada  2  Desember  1927  memberi  instruksi 

kepada  badan‐badan  yang  bersangkutan  supaya  menyusun  Rencana 

Lima Tahun Pertama ekonomi nasional. Sesudah selesai dengan masalah‐

masalah pembangunan sosialis, Kongres beralih ke masalah melikuidasi 

blok  Trotskis–Zinovievis.  Kongres  mengakui  bahwa  oposisi  telah 

memutuskan  hubungan  secara  ideologi  dengan  Leninisme,  telah 

merosot  menjadi  kelompok  Mensyewik.  Perbedaan  pendapat  dengan 

oposisi  telah  berkembang  menjadi  perbedaan  mengenai  program, 

bahwa  oposisi  Trotski  telah menempuh  jalan  anti‐Sovyet.  Karena  itu, 

Kongres  XV  menyatakan  bahwa  masuk  oposisi  Trotski  dan 

mempropagandakan  pandangan‐pandangannya  adalah  bertentangan 

dengan kehadiran dalam barisan Partai Bolsyewik. Kongres menyetujui 

keputusan gabungan Comite Central dan Komisi Kontrol Central untuk 

memecat  semua  tokoh  aktif  blok  Trotskis–Zinovievis  seperti  Radek, 

Preobrazyenski,  Rakovski,  Pyatakov,  Serebryakov,  I.  Smirnov, 

Kamenyev,  Sarkis,  Safarov,  Lifsyits,  Mdiwani,  Smilga,  dan  seluruh 

kelompok “Sentralisme Demokratik”. 

Pada  1927  terbongkar  organisasi  sabotase  yang  besar  dari  ahli‐

ahli borjuis di Distrik Syakhti di Donbas. Pada awal tahun 1929 ternyata 

bahwa  Bukharin,  yang  diberi  kuasa  oleh  kelompok  kapitulasionis 

kanan,  berhubungan  dengan  kaum  Trotskis  melalui  Kamenyev  dan 

mengadakan  persetujuan  dengan  mereka  untuk  perjuangan  bersama 

melawan partai. Comite Central membongkar kegiatan kriminal kaum 

kapitulasionis  kanan  ini  dan memperingatkan  bahwa  kasus  ini  dapat 

berakhir dengan menyedihkan bagi Bukharin, Rikov, Tomski, dan  lain‐

lainnya. 

Dalam  kongres  XVII  PKUS,  Bukharin,  Rikov,  dan  Tomski 

mengucapkan  pidato‐pidato  penuh  penyesalan, menyanjung‐nyanjung 

PKUS dan memuji hasil‐hasil yang dicapai partai setinggi langit. Orang‐

orang Trotskis–Zinovievis dan Kamenyev  juga berpidato, yang dengan 

Page 376: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

328 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

berlebih‐lebihan  mendera  diri  sendiri  karena  kesalahan‐kesalahan 

mereka  dan  memuji‐muji  PKUS.  Tetapi  PKUS  belum  tahu,  tidak 

menduga  bahwa  tuan‐tuan  ini  selagi  dalam  kongres  mengucapkan 

pidato yang manis‐manis, bersamaan  itu  juga mereka mempersiapkan 

pembunuhan keji atas diri S.M. Kirov.   

Tanggal  1  Desember  1924,  S.M.  Kirov  dibunuh  secara  keji  di 

Smolni di Leningrad dengan tembakan pistol. Pembunuhnya tertangkap 

basah dan ternyata anggota kelompok kontra‐revolusioner bawah tanah 

yang  terdiri dari  anggota‐anggota  kelompok  anti‐Sovyet Zinovievis di 

Leningrad.  Kemudian  terbukti,  pembunuhan  terhadap  S.M.  Kirov 

dilakukan  oleh  gerombolan  gabungan  Trotskis–Bukharinis.  Setahun 

kemudian  diketahui  bahwa  organisator‐organisator  yang  benar‐benar, 

langsung  dan  sesungguhnya  dari  pembunuhan  terhadap  S.M.  Kirov, 

dan  organisator‐organisator  langkah  persiapan  untuk  membunuh 

anggota‐anggota CC  lainnya  adalah  Trotski, Zinoviev, Kamenyev,  dan 

kaki‐kaki  tangan mereka.  Zinoviev,  Kamenyev,  Bakayev,  Yevdokimov, 

Piel,  I.N.  Smirnov,  Mrackowski,  Ter‐Waganyan,  Reingold,  diseret  ke 

muka  pengadilan  yang  berlangsung  di  Moskow  pada  tahun  1926. 

Penghasut utama dan organisator  seluruh gerombolan pembunuh dan 

mata‐mata  ini  ialah  Trotski.  Mereka  mempersiapkan  supaya  URSS 

kalah, jika terjadi serangan kaum imperialis terhadapnya. 

Pada 1927 juga tersingkap fakta‐fakta baru mengenai gerombolan 

Bukharinis–Trotskis.  Proses  pengadilan  perkara  Pyatakov,  Radek,  dan 

lain‐lainnya; proses pengadilan perkara Tukhacyevski, Yakir, dan  lain‐

lainnya;  dan  akhirnya,  proses  pengadilan  perkara  Bukharin,  Rikov, 

Krestinski, Rosengoltz, dan lain‐lainnya, semua proses itu menunjukkan 

bahwa kaum Bukharinis dan kaum Trotskis  ternyata  sudah  sejak  lama 

membentuk satu gerombolan musuh rakyat dengan kedok “blok kanan‐

Trotski”.   

Proses pengadilan memperlihatkan bahwa Trotski, Zinoviev, dan 

Kamenyev,  sudah  sejak  hari‐hari  pertama  Revolusi  Sosialis  Oktober 

bersekongkol  menentang  Lenin,  menentang  partai  dan  menentang 

negara  Sovyet.  Percobaan‐percobaan  provokatif  untuk  menggagalkan 

perdamaian  Brest  pada  awal  tahun  1918;  persekongkolan menentang 

Lenin  dan  persekongkolan  dengan  kaum  sosialis‐revolusioner  “kiri” 

untuk menangkap  dan membunuh  Lenin,  Stalin,  dan  Swerdlov  pada 

musim  semi  tahun  1918,  penembakan  keji  terhadap  Lenin  dan  yang 

Page 377: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIX — Trotskisme sampai Internasionale IV | 329

melukai  Lenin  pada musim  panas  tahun  1918;  pemberontakan  kaum 

sosialis‐revolusioner  “kiri”  pada musim  panas  tahun  1918;  penajaman 

dengan  sengaja  perbedaan  pendapat  di  dalam  Partai  Bolsyewik  pada 

tahun 1921 dengan tujuan menggerowoti dan menggulingkan pimpinan 

Lenin  dari  dalam;  percobaan‐percobaan  untuk  menggulingkan 

pimpinan Partai Bolsyewik  selama Lenin  sakit dan  sesudah wafatnya; 

pembocoran rahasia‐rahasia negara dan penyampaian keterangan yang 

bersifat  spionase  kepada  dinas‐dinas  rahasia  asing;  pembunuhan  keji 

atas  diri  S.M.  Kirov;  sabotase,  gerakan  tipuan  dan  peledakan; 

pembunuhan  keji  terhadap Menzyinski, Kuibisyev, dan Gorki—semua 

ini dan kejahatan‐kejahatan yang serupa selama masa 20 tahun, ternyata 

dilakukan  dengan  turut  sertanya  atau  di  bawah  pimpinan  Trotski, 

Zinoviev,  Kamenyev,  Bukharin,  Rikov,  dan  begundal‐begundal 

mereka—atas perintah dinas rahasia borjuasi asing. 

Pengadilan  Sovyet  menjatuhkan  hukuman  tembak  bagi 

Bukharin–Trotski.  Tahun  1929  Trotski  diusir  dari  Uni  Sovyet.  Trotski 

melakukan  perlawanan  terhadap  Komintern  yang  dianggapnya 

dikuasai oleh Stalin. Tidak punya  syarat berjuang di dalam organisasi 

Komintern, Trotski mendirikan organisasi oposisi  terhadap Komintern. 

Tidak puas dengan ini, tahun 1938 Trotski mendirikan Internasionale IV, 

Internasionale Trotskis di Perancis. 

Trotski  mengasingkan  diri  ke  Meksiko.  Akhir  tahun  1930‐an 

melakukan  perlawanan,  menentang  pakta  non‐agresi  Molotov–

Ribbentrop  yang  dilakukan  Stalin.  Tahun  1940  Trotski  terbunuh  di 

Meksiko. 

Trotskisme  tetap  bergema  dalam  gerakan  sosialisme  dunia. 

Internasionale IV yang dibangun Trotski mempunyai jaringan di berbagai 

negeri  Eropa.  Memainkan  peranan  dalam  menentang  Stalin  yang 

memegang pimpinan tertinggi di Uni Sovyet. Dalam Perang Dingin yang 

digalakkan  Amerika  Serikat  untuk  membasmi  komunisme  dunia, 

penganut  Trotskisme  ambil  bagian  berkampanye  anti‐Sovyet  dengan 

semboyan  anti  kediktaturan Stalin. Dengan  laporan  rahasia Khrusycyov 

mengutuk Stalin, tahun 1956, kaum Trotskis mendapat angin segar. 

Di  Indonesia,  pandangan  Trotski  dianut  oleh  pengikut  Tan 

Malaka.  Sejak  tahun  1926,  Tan Malaka menentang  keputusan CC  PKI 

memimpin pemberontakan nasional November 1926. Menempuh politik 

anti‐PKI, mendirikan Partai Republik  Indonesia  (Pari), bersekutu dengan 

Page 378: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

330 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

fasisme  Jepang  yang  masuk  menduduki  Indonesia.  Tan  Malaka 

mempunyai hubungan dengan jaringan Trotskisme internasional.   

Tahun 1948 berdirilah Partai Murba yang melanjutkan menganut 

pandangan Tan Malaka. Partai Murba mengambil politik anti‐PKI, anti 

politik‐politik besar Bung Karno seperti menentang Pancasila dijadikan 

dasar negara dalam sidang‐sidang Konstituante  tahun 1955—1957, anti 

persatuan nasional berporos nasakom gagasan Bung Karno. Tahun 1965 

dinyatakan sebagai partai terlarang oleh Bung Karno. Dalam kekuasaan 

fasis orba Soeharto, Partai Murba menjadi salah satu tulang punggung. 

Bahkan  tokoh  terkemukanya, Adam Malik, menjabat kedudukan wakil 

presiden. 

Bagi  PKI,  melawan  Trotskisme  adalah  masalah  yang  sangat 

penting.  Sidang  Pleno  IV  CC  VII  PKI,  Mei  1965,  secara  mendalam 

mendiskusikan masalah  ini. Ketua CC PKI, D.N. Aidit, menyampaikan 

laporan yang antara  lain mengemukakan, “Pada  tahun 1964 kombinasi 

imperialis,  kapitalis  birokrat  (kabir),  dan  Trotskis menandai  kegiatan‐

kegiatan kontra‐revolusioner di  Indonesia. Tujuan pokok mereka  ialah 

memindahkan kontradiksi antara rakyat Indonesia dengan imperialisme 

menjadi  kontradiksi  di  kalangan  rakyat  sendiri. Mereka menjalankan 

politik  anti‐komunis  dan  anti‐Soekarno  dengan  kedok  ‘Pancasilaisme’ 

dan  ‘Soekarnoisme’  dalam  bentuk  gerakan  yang  dinamakan  Badan 

Pendukung  Soekarnoisme  (BPS).  Semuanya  bergerak  menurut  tongkat 

komando CIA, organisasi intelijen Amerika Serikat. Tetapi karena sangat 

jelas bagi rakyat bahwa ajaran‐ajaran Bung Karno sama sekali tidak anti‐

komunisme,  maka  dalam  waktu  singkat  kedok  mereka  terbuka  dan 

kemunafikannya  menjadi  telanjang  bulat.  Apalagi  setelah  ada 

kristalisasi politik dengan  tindakan Presiden Soekarno dan pemerintah 

Indonesia terhadap Partai Murba, termasuk tindakan terhadap beberapa 

tokoh Trotskis yang menjadi tokoh partai itu. Tindakan ini mengandung 

arti politik yang penting  sekali. Kaum Trotskis  Indonesia  sejak mereka 

mengkhianati PKI sesudah kegagalan pemberontakan nasional pertama 

tahun  1926  dan  mendirikan  Pari  (Partai  Republik  Indonesia)  selalu 

memainkan peranan memecah‐belah persatuan nasional.” 

“Pada  zaman  Belanda,  di  dalam  pendudukan  fasis  Jepang, 

sesudah Proklamasi Kemerdekaan  17 Agustus  1945, pekerjaan mereka 

terus  memecah‐belah  persatuan  nasional.  Trotskisme  sudah  lama 

merupakan  bukan  lagi  penyelewengan  dari  Marxisme,  tetapi 

Page 379: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XIX — Trotskisme sampai Internasionale IV | 331

sepenuhnya  komplotan  bandit‐bandit  politik  yang  pekerjaannya  tidak 

lain daripada membikin intrik‐intrik dan kriminalitas politik.” 

“Kaum Trotskis menggunakan jubah Marxisme untuk menentang 

Marxisme, menggunakan  semboyan‐semboyan  ‘revolusioner’ dan  ‘kiri’ 

untuk menentang  gerakan  revolusioner,  sehingga massa  rakyat  yang 

belum terdidik politik dalam batas‐batas tertentu dapat tertarik olehnya. 

Kaum Trotskis  terang bukannya kekuatan kiri dan bukannya kekuatan 

tengah,  tetapi  kekuatan  ultra‐kanan  yang  sadar  anti‐komunis.  Oleh 

karena  itu,  penggalangan  persatuan  nasional  berporoskan  nasakom 

tidak mungkin  tanpa  bertindak  terhadap  kaum  Trotskis  seperti  yang 

sudah dilakukan oleh Presiden Soekarno.”291 

Selanjutnya  Aidit  menyatakan,  “Politik  anti‐demokrasi,  anti‐

rakyat,  dan  anti‐nasakom  dari  kaum  Trotskis  dalam  prakteknya  tidak 

berbeda dengan politik partai‐partai terlarang Masyumi dan PSI. Hal ini 

antara  lain dapat dibuktikan dengan  jelas  sekali dari  intrik‐intrik  serta 

kampanye‐kampanye  mereka  tentang  pembubaran  partai‐partai, 

penaikan  harga  beras  resmi  sehingga  lebih  tinggi  harga  pasar,  usaha 

penaikan  harga  bensin,  penyetopan  pemboikotan  film  imperialis  AS, 

melancarkan  politik  rasialis,  dan  anti‐kerja  sama  dengan  RRT, 

menghebohkan  Pancasila,  membikin  gerakan  Soekarnoisme–BPS 

bersekongkol  dengan  agen‐agen Malaysia,  dan  bernafsu  besar  untuk 

mengganti Presiden Soekarno. Tetapi politik dan intrik mereka dilawan 

oleh rakyat dengan gigih, dan dalam perlawanan‐perlawanan itu rakyat 

mendapat  kemenangan  satu  demi  satu  dan  maksud‐maksud  jahat 

mereka menjadi terbongkar pula satu demi satu.”292 

“Dalam  bulan‐bulan  terakhir  tahun  1964,  puncak‐puncak 

ketegangan  di  dalam  negeri  telah  ditimbulkan  oleh  kombinasi 

imperialis, kapitalis birokrat, dan Trotskis  ini. Untuk menarik kekuatan 

tengah  ke  pihaknya,  mereka  memfitnah  bahwa  kaum  komunis  akan 

‘merebut kekuasaan’ berdasarkan apa yang mereka namakan ‘dokumen 

rahasia  PKI’  bikinan  mereka  sendiri,  yang  berisi  fitnahan‐fitnahan 

tentang ‘bahaya komunis’ yang sedang mengancam, berhubung dengan 

‘kesehatan Bung Karno’ yang kata mereka ‘makin memburuk’.” 

291 D.N. Aidit, Perhebat Ofensif Revolusioner di Segala Bidang!, Laporan Politik kepada Sidang Pleno IV CC VII yang Diperluas, 11 Mei 1965, Jajasan Pembaruan, Djakarta, 1965, h.13—14. 292 Ibid., h.14.

Page 380: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

332 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

“Mengenai apa yang dinamakan ‘dokumen rahasia PKI’ sudah kita 

kupas  kepalsuannya  dalam  pertemuan  antara  Presiden  Soekarno 

dengan semua partai politik di Bogor pada  tanggal 12 Desember 1964. 

Tiap orang revolusioner yang berpengalaman sudah mengetahui bahwa 

apa  yang  dinamakan  ‘dokumen  rahasia  PKI’  adalah  hasil  pekerjaan 

ceroboh  daripada  pelaksanaan  cara  klasik  agen‐agen  provokator 

Trotskis yang bermaksud membikin edisi kedua dari ‘Peristiwa Madiun’. 

Teknik  provokasi  mereka  kali  ini  jauh  lebih  jelek  daripada  untuk 

provokasinya pada tahun 1948 (Peristiwa Madiun).” 

“Pekerjaan mereka menghubungkan  ‘bahaya  komunisme’  dengan 

‘kesehatan Bung Karno’ kata mereka ‘makin memburuk’ dan oleh karena itu 

sudah  diperlukan  ‘troon‐opvolger’  hanya  mendemonstrasikan  satunya 

mereka  dengan  kaum  imperialis  internasional  yang  juga melancarkan 

tema yang sama lewat pers dan radio.”293 

Di  bawah  kekuasaan  orba  Soeharto,  para  penganut  aliran 

Trotskis, yaitu pengikut Partai Murba memainkan peranan memperkuat 

rezim  diktatorial  fasis  ini.  Mengenai  Peristiwa  G30S  mereka 

menyalahkan  pimpinan  PKI,  yang menurut mereka  adalah  “Stalinis”. 

Pimpinan PKI dituduh menjalankan kesalahan karena menempuh  jalan 

dua tingkat revolusi, tidak menempuh jalan revolusi permanen. 

Secara  internasional,  Internasionale  IV,  Internasionale  Trotskis, 

penganut Trotskisme memainkan peranan dalam Perang Dingin sebagai 

kekuatan yang menentang Uni Sovyet, menentang “Stalinisme”. 

Jaringan  internet  Internasionale  IV, World  Socialists Web  Service—

WSWS,  aktif  berpropaganda  mengenai  “revolusi  permanen”,  ajaran 

Trotski.  Banyak  tulisan  yang  disebarkan  menentang  pimpinan  partai 

komunis  tertentu  yang  dianggap  Stalinis.  Termasuk  terhadap  Partai 

Komunis Kuba dan Partai Komunis Tiongkok. Jaringan  internet WSWS 

menyuarakan  pandangan  negatif  terhadap  pembangunan  sosialisme 

berkepribadian  Tiongkok.  Tentang  Indonesia  menyiarkan  pandangan 

negatif  terhadap  pimpinan  PKI  yang  dianggap  “Stalinis”  dan  banyak 

mempropagandakan Tan Malaka. 

 

 

293 Ibid., h.14—15.

Page 381: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XX — Kritik-Kritik atas Marxisme | 333

 

 

 

 

 

XX 

Kritik‐Kritik atas Marxisme  

 

 

 

 

1. Marxisme dalam Ujian  

SESUDAH  meninggalnya  Marx  dan  Engels,  Marxisme  mendapat 

perlawanan  dari  kaum  sosial  demokrat  yang  revisionis.  Pandangan 

filsafatnya adalah menentang materialisme dialektis.   

Tokoh  utamanya  Eduard  Bernstein  (1850—1932),  menolak 

materialisme  dialektis  secara  keseluruhan, menghendaki  berpaling  pada 

ilmu  profesor  borjuis  “sampai  taraf  tertentu” Kant.  Ia menulis  bahwa 

materialisme  yang  murni  atau  yang  mutlak  sebagaimana  spiritualisme 

adalah  sama dengan  idealisme yang murni atau yang mutlak.  Ini  sama 

halnya  dengan  menyatakan  bahwa  pikiran  dan  kenyataan  adalah 

identik  (sama).  Pada  akhirnya,  ia  hanya  berbeda  dalam  cara 

mengungkapkannya.  Sebaliknya,  kaum  materialis  yang  paling  baru 

menyatakan bahwa pada pokoknya sama dengan ungkapan Kant.   

Demikianlah,  pendirian  dasar  kaum  revisionis  menolak 

materialisme  dialektis,  berpaling  pada  pandangan  Kant.  Selanjutnya, 

Bernstein menyatakan  “dialektika  itu  adalah  jebakan”.294  Bernstein me‐

nentang  jalan  revolusioner mencapai  sosialisme,  tetapi menginginkan 

jalan demokratis, jalan damai, lewat reformasi dewan‐dewan perwakilan 

dalam masyarakat demokratis. 

294 Akademii Nauk SSSR, Protiv Sovryemyennovo Revizionizma V Filosofii I Sotsiologii (Menentang Revisionisme Modern Dalam Filsafat dan Sosiologi), Izdatyelstvo Akademii Nauk SSSR (Balai Penerbitan Akademi Ilmu Pengetahuan URSS), Moskwa, 1960, h.24—25.

Page 382: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

334 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Kaum  revisionisme  modern  secara  kata‐kata  mengakui  filsafat 

Marxisme  adalah  materialisme  dialektis,  tetapi  dalam  tindakan 

menggunakan  eklektika. Mereka  secara hangat mendukung materialisme 

dialektis, menjadi  pembela  tangguh  “materialisme  dialektis  yang murni”, 

“membela  kemurian  materialisme  dialektis”,  “secara  kreatif  memperkaya 

materialisme dialektis”. Demikianlah, bertahun‐tahun  lamanya dilakukan 

oleh  para  filsuf  revisionis295  dengan  tokohnya György  Lukács  (1885—

1971).296   

Tahun  1922,  György  Lukács  menerbitkan  karya  Sejarah  dan 

Kesadaran  Klas,  di  mana  dipaparkan  usaha  pemaduan  pandangan 

borjuasi  dan  proletariat,  pemaduan Marxisme  dengan Neo‐Kantianisme 

serta  reformisme Kautski. Membantah Engels, Lukács dalam  Sejarah  dan 

Kesadaran  Klas  mendasarkan  pandangannya  pada  Neo‐Kantianisme. 

Lukács  tidak  hanya  menyangsikan  kebenaran  pandangan  ekonomi 

Marx, bahkan  ia mencampakkan materialisme  historis. Dalam karya  ini, 

mengikuti  eksistensialisme  Heidegger,  Lukacs  menyatakan  “kenyataan 

bukanlah keberadaan sesuatu, tapi sesuatunya yang akan terjadi”.   

Karya  Lukacs  Kerusakan  Rasio  (Kerusakan  Akal  Budi) 

menunjukkan  pandangannya  merevisi  gagasan  Marx  mengenai 

perkembangan  filsafat,  menunjukkan  peralihannya  ke  kedudukan 

idealis. Lukacs memandang Hegel dan Marx hanya sebagai wakil‐wakil 

dari aliran rasionalisme yang bertentangan dengan irasionalisme. 

 

 

2. Revisionisme Yugoslavia 

 

PERANG  Dunia  II  usai.  Di  bawah  pimpinan  Stalin,  URSS  bersama 

dengan  negara‐negara  Sekutu,  Amerika  Serikat,  Inggris,  Perancis, 

Tiongkok,  tampil  sebagai  pemenang  perang.  Di  Eropa  Tengah  dan 

Timur lahir negara‐negara berdasarkan sistem demokrasi rakyat, di bawah 

pimpinan  partai‐partai  komunis:  Cekoslowakia,  Polandia,  Rumania, 

295 Para tokoh revisionis ini menulis tentang “teori dan praktek” (Jorjkevitch); “teori pencerminan” (H. Lefebvre); “hubungan dialektis materi dan kesadaran” (E.Bloch); “perjuangan dialektika dan metafisika” (G. Lukacs); “saling keter-gantungan filsafat dan moral” (L. Kolakowski), dan sebagainya. 296 Filsuf Hongaria, Menteri Kebudayaan pada pemerintahan Bela Kun, 1919, dan juga Menteri Kebudayaan dalam pemerintahan Imre Nagy tahun 1957.

Page 383: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XX — Kritik-Kritik atas Marxisme | 335

Bulgaria,  Hongaria,  Albania,  dan  Yugoslavia.  Di  Timur,  Tiongkok 

menjelang kemenangan revolusi yang akan melahirkan Republik Rakyat 

Tiongkok.  Di  Perancis,  sementara  tokoh  komunis  masuk  dalam 

pemerintahan  De  Gaulle.  Di  Italia,  partai  komunis  tampil  unggul 

menghadapi pemilihan umum demokratis. Di bawah pimpinan PKUS, 

dibentuk  Badan  Informasi Kominform,  dengan  anggota‐anggota  semua 

partai komunis negara‐negara demokrasi  rakyat Eropa, bersama Partai 

Komunis Perancis dan Italia. 

Kominform terkenal dengan publikasi periodiknya berjudul For a 

Lasting  Peace,  and  for  People’s  Democracy.  Presiden  Truman  tersentak, 

membayangkan  bahaya  komunisme  akan menguasai  dunia.  Ia  tampil 

dengan  doktrin  “the  policy  of  containment”,  politik  membendung 

komunisme  sejagat.  Inilah  akar  Perang  Dingin.  Segera  Amerika 

menyiapkan  Plan  Marshall,  dengan  ekonomi  membendung  komunisme  di 

Eropa. Dan membentuk North Atlantic Treaty Organisation  (NATO), pakta 

militer untuk membendung komunisme di Barat. Sesudah terbentuknya 

Pakta Militer NATO, Uni Sovyet membentuk Pakta Warsawa, badan kerja 

sama militer antar negara‐negara sosialis Eropa. 

Milovan  Djilas  (1911—1995)  tokoh  pimpinan  Liga  Komunis 

Yugoslavia  tampil  dengan  kritik‐kritiknya  atas  sosialisme  yang 

dipraktekkan di Uni  Sovyet. Dengan  bukunya  yang diterbitkan  tahun 

1957, The New Class: An Analysis of the Communist System,  ia mengkritik 

Leninisme,  mengkritik  penjabaran  Marxisme  oleh  Lenin.  Djilas 

berpendapat  bahwa  hubungan‐hubungan  khusus  “klas  baru”  dengan 

alat‐alat  produksi  adalah  salah  satu  kontrol  politik  kolektif.  Maka 

menurut Djilas, klas baru tidak hanya mencari reproduksi material yang 

diperluas sampai pada pembenaran eksistensinya secara politik sebagai 

klas  pekerja,  bahkan  juga mencari  perluasan  reproduksi  kontrol  politik 

sebagai  bentuk  dalam  pemilikan  itu  sendiri.  Ini  dapat  dibandingkan 

(disamakan) dengan kaum kapitalis yang mencari nilai yang diperluas 

melalui  peningkatan  nilai  pemilikan  saham,  bahkan  pasar  saham  itu 

sendiri  tidak  perlu  mencerminkan  peningkatan  nilai  komoditi  yang 

telah dihasilkan.   

Djilas  mempergunakan  alasan  bentuk‐bentuk  pemilikan  untuk 

menunjukkan,  kenapa  klas  baru  mencari  parade‐parade,  pawai‐pawai 

dan  pameran‐pameran  pertunjukan  khusus,  walaupun  kegiatan  ini 

adalah  mengenai  bentuk‐bentuk  pemilikan,  adalah  merendahkan 

Page 384: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

336 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

tingkat produktivitas material. 

Djilas memperhitungkan  bahwa  klas  baru  hanya  lambat‐lambat 

menyadari dirinya sebagai satu klas. Ketika sampai pada saat kesadaran 

sendiri  sepenuhnya,  maka  usaha  pertamanya  adalah  melakukan 

industrialisasi  besar‐besaran  dengan  tujuan  memperkuat  jaminan 

keamanan luar bagi klas baru menghadapi klas penguasa lainnya.   

Pola yang diajukan Djilas  ini adalah membayangkan Uni Sovyet 

di  tahun 1930 dan 1940. Karena  klas  baru mempengaruhi kepentingan‐

kepentingan  semua  yang  lainnya  atas  keamanannya  sendiri  dalam 

periode  ini,  ia  dengan  leluasa  menghukum  atau  menindak  anggota‐

anggotanya  sendiri  demi  mencapai  tujuan  pokoknya,  yaitu 

keamanannya  sebagai  satu  klas  penguasa.  Sesudah  keamanan  bagi 

dirinya  tercapai,  klas  baru menjalankan  politik  lebih  longgar  terhadap 

anggota‐anggotanya,  memberikan  jaminan  materiil  dan  kebebasan 

berpikir  serta  beraksi  di  dalam  klas  baru—sebatas  kebebasan  ini  tidak 

membahayakan kekuasaan klas baru.   

Djilas  memaparkannya  sebagaimana  yang  berlangsung  dalam 

pemerintahan di bawah Khrusycyov di Uni Sovyet. Karena munculnya 

konflik‐konflik politik di kalangan klas baru, maka  terjadilah perebutan 

kekuasaan,  atau  mungkin  revolusi‐revolusi  kerakyatan  seperti 

pengalaman Polandia dan Hongaria. 

Yang dikritik Djilas sesungguhnya adalah sistem yang berlaku di 

Uni  Sovyet  di  bawah  pimpinan  Stalin,  yaitu  pelaksanaan  kekuasaan 

negara diktatur proletariat yang melahirkan pimpinan dengan kekuasaan 

sangat terpusat. 

Pimpinan  Yugoslavia,  Joseph  Broz  Tito,  tidak  menerima 

kepemimpinan  Uni  Sovyet  atas  negara‐negara  sosialis,  tidak 

membenarkan  analisa  tentang  dua  kubu  di  dunia:  kubu  sosialis  dan 

kubu kapitalis. Yugoslavia menerima bantuan Plan Marshall. Yugoslavia 

dinilai  menempuh  jalan  revisionisme.  Yugoslavia  dipecat  dari 

Kominform. 

 

 

3. Kritik atas Kultus Individu Stalin 

 

PADA  akhir  tahun  1950‐an,  gelora  Perang  Dingin  yang  digalakkan 

Amerika  untuk  membasmi  komunisme  sejagat  kian  meningkat. 

Page 385: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XX — Kritik-Kritik atas Marxisme | 337

Perlombaan persenjataan mengauskan daya ekonomi Uni Sovyet. Tahun 

1956, Khrusycyov mengutuk  kultus  individu  Stalin  dalam Kongres  XX 

PKUS.  Ini  membangkitkan  arus  anti  diktatur  proletariat.  Diktatur 

proletariat  dinilai  adalah  kekuasaan  yang  tanpa  humanisme.  Maka 

gelombang membela  humanisme menjadi  naik  daun. Kritik Khrusycyov 

atas kultus  individu Stalin melahirkan perbedaan pendapat di kalangan 

partai‐partai  komunis  sedunia.  Ada  yang  mendukung  seperti  Partai 

Komunis Perancis, Partai Komunis  Italia, dan berbagai partai komunis 

di Eropa.   

Mewakili  PKI,  D.N.  Aidit  menyatakan,  “Saya  berpendapat, 

bahwa memang  sudah  pada  tempatnya  jikalau  Stalin  disalahkan  oleh 

Kongres XX PKUS. Bukanlah sesuatu yang  luar biasa  jika sesuatu yang 

salah  disalahkan.  Menyalahkan  yang  salah  adalah  sangat  perlu, 

sekalipun orangnya sudah meninggal, agar kesalahan itu tidak diulangi 

lagi. Di samping itu saya juga berpendapat adalah benar jika yang benar 

dibenarkan.  Kelirulah  jika  yang  benar  tidak  dibenarkan,  karena 

mungkin  yang  benar  itu  orang  anggap  salah.  Oleh  karena  itu  saya 

sependapat dengan Kongres PKUS yang tetap mengakui jasa‐jasa Stalin, 

mengakui  Stalin  sebagai  Marxis  yang  besar  dan  menunjukkan 

perbuatan‐perbuatan  Stalin  yang  benar,  dan  menguntungkan  rakyat 

Sovyet dan proletariat sedunia.”297 

Partai  Komunis  Tiongkok  menentang  kutukan  atas  Stalin  ini. 

Pendirian PKT dituangkan dalam dua kali artikel dalam Ren Min Ribao 

berjudul  “Pengalaman  dari  Sejarah Diktatur  Proletariat”  dan  “Sekali  Lagi 

Pelajaran Sejarah dari Pengalaman Diktatur Proletariat”. 

Laporan  rahasia  Khrusycyov,  berisikan  kritik  mengenai  kultus 

individu  bermuara  pada  menegasi  peranan  Stalin  yang  telah  berjasa 

menegakkan Leninisme dalam membela diktatur proletariat, membangun 

dan membela URSS.  Bersama  dengan  kaum  Trotskis  yang  anti‐Stalin, 

kaum  sosial  demokrat  yang  sejak  semula  menentang  ajaran  Marx 

tentang  diktatur  proletariat menjadi mendapat  angin,  ikut  arus  Perang 

Dingin  melawan  PKUS  dan  URSS.  Bergejolaklah  arus 

mempertentangkan  diktatur  proletariat dengan  humanisme, menganggap 

kultus individu adalah dilahirkan oleh diktatur proletariat. 

Program  pembangunan  komunisme  yang  digalakkan 

297 D.N. Aidit, loc.cit.

Page 386: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

338 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Khrusycyov sebagai hasil Kongres Nasional XXII PKUS  tahun 1962  tak 

terealisasi.  Berkat  perlawanan  di  dalam  dan  luar  PKUS  mengkritik 

Khrusycyov,  tahun  1964  Khrusycyov  turun  panggung,  digantikan 

Leonid Ilyich Brezhnyev.   

Usaha melawan  revisionisme modern berkecamuk dalam Gerakan 

Komunisme  Internasional. Dengan memanipulasi  Peristiwa  Tiga  Puluh 

September  1965,  di  Indonesia  berlangsung  penggulingan  pemerintahan 

Bung  Karno  lewat  pembantaian  kader‐kader  dan  anggota  Partai 

Komunis  Indonesia.  Partai  Komunis  terbesar  di  luar  kubu  sosialis 

diobrak‐abrik,  dinyatakan  terlarang.  Terbentuk  rezim  anti‐komunis, 

kediktatoran militer orde baru Soeharto. 

Di Vietnam berkecamuk perang agresi Amerika untuk membasmi 

komunisme di Indocina. Di Eropa bermunculan beberapa aliran pikiran 

di  kalangan  pengamat  ilmu  sosial  yang  menyangsikan  kebenaran 

Marxisme.  Termasuk  sementara  kalangan  filsuf  dalam  Partai Komunis 

Perancis. Muncullah Euro‐Komunisme. 

 

 

4. Euro‐Komunisme Mencampakkan Marxisme–Leninisme  

TAHUN 1944, Palmiro Togliatti (1893—1964) dalam pidato menyatakan 

bahwa, “zaman sudah berubah, klas buruh sudah mengubah cara‐cara 

untuk merebut kekuasaan, yaitu masa revolusi sudah lewat, kini datang 

zaman  evolusi, yaitu kekuasaan  tak bisa direbut, kecuali dengan  jalan 

reform‐reform, jalan parlementer, lewat pemungutan suara.” 

Kemudian, dalam sidang CC Partai Komunis Italia, 28 Juni 1956, 

segera  sesudah  Kongres  XX  PKUS,  Togliatti menyatakan,  “kita  harus 

memandang  kemajuan  sosialis  yang  berlangsung  sebagaimana 

ditunjukkan  oleh  Konstitusi  Italia,  yaitu  medan  kemerdekaan 

demokratis  dan  transformasi‐transformasi  sosial  yang  progresif. 

Konstitusi  ini  belumlah  Konstitusi  Sosialis.  Tetapi  karena  ia 

mencerminkan pernyataan gerakan peremajaan persatuan yang  luas,  ia 

berbeda  secara  mendalam  dengan  konstitusi  borjuis  lainnya  dan 

mewakili satu dasar yang efektif bagi kemajuan masyarakat Italia di atas 

jalan menuju  sosialisme.” Kongres X Partai Komunis  Italia pada  tahun 

1962 memakukan  ide‐ide  Togliatti  yang  secara  terbuka meninggalkan 

Marxisme–Leninisme,  seperti  gagasan  “polycentrisme”,  “pluralisme” 

Page 387: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XX — Kritik-Kritik atas Marxisme | 339

menuju sosialisme, “kemerdekaan beragama”, “kemerdekaan bersuara”, 

“hak‐hak  manusia”,  dan  sebagainya.  Inilah  jalan  Italia  menuju 

sosialisme. 

Dalam  Kongres  XV  Partai  Komunis  Italia,  April  1979,  Enrico 

Berlinguer  (1922—1984),  Sekretaris  Nasional  Comite  Central, 

menyampaikan laporan berjudul “Untuk Sosialisme dalam Perdamaian dan 

Demokrasi  di  Seluruh  Italia  dan  Eropa”.  Dalam  laporan  ini  dipaparkan 

“jalan  ketiga” menuju  sosialisme. Dinyatakan,  tugas  gerakan  buruh  di 

Eropa  Barat  sekarang  adalah  “menemukan  jalan‐jalan  baru  untuk  maju 

mencapai sosialisme dan membangun sosialisme”, jalan itu sudah diletakkan 

dalam  Konstitusi  Republik  Italia,  yaitu  membimbing  Italia  ke  jalan 

transformasi  menjadi  masyarakat  sosialis  berdasarkan  demokrasi 

politik.  Pandangan  mencapai  sosialisme  melalui  konstitusi  borjuasi 

sudah lama dimiliki oleh kaum komunis Italia. 

Menurut  teori  “reform‐reform  struktural”, peralihan  ke  sosialisme 

akan berlangsung melalui reform‐reform secara setingkat demi setingkat 

yang  akan  dipaksakan  dari  kapital  monopoli  secara  jalan  damai. 

Reform‐reform  berangsur‐angsur  ini  akan  berlangsung  dengan  cara 

parlementarisme,  melalui  kekuatan  pungutan  suara,  tak  pandang 

kenyataan,  bahwa  kaum  kapitalis  monopoli  memiliki  dalam  tangan‐

tangannya  kekayaan  negeri,  senjata,  dan  menjalankan  pemerintahan 

serta mengelola parlemen. Menurut Partai Komunis Italia, “reform‐reform 

struktur  ekonomi  sosial” yang mungkin dijalankan dalam  rangka negara 

borjuasi, “akan dapat membasmi penghisapan dan ketidaksamaan klas, 

dan  akan  mungkin  secara  berangur‐angsur  mengatasi  kesenjangan 

antara  penguasa  dan  yang  dikuasai,  dan  bergerak  maju  untuk 

pembebasan sepenuhnya manusia dan masyarakat.” 

Dalam Kongres IX Partai Komunis Spanyol, April 1978, Santiago 

José Carrillo Solares  (1915—2012), Sekretaris  Jenderal CC, menyatakan 

bahwa Partai Komunis Spanyol bukan  lagi Partai Marxis–Leninis,  tetapi 

sebuah  Partai  Marxis  Revolusioner  Demokratis.  Dinyatakan  bahwa 

memandang  “Leninisme  adalah Marxisme  zaman  kita”  adalah  tak  dapat 

diterima. Kongres XXIII Partai Komunis Perancis, Mei 1979, menyatakan 

bahwa  dalam  dokumen‐dokumen  Partai  Komunis  Perancis  tidak  lagi 

memakai  istilah  Marxisme–Leninisme,  tetapi  diganti  dengan  istilah 

“sosialisme ilmiah”.   

Pada  April  1979  dalam  Kongres  XV  Partai  Komunis  Italia, 

Page 388: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

340 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

diputuskan untuk menghapuskan dari Konstitusi Partai  tuntutan  bagi 

anggota  partai  untuk  menguasai  Marxisme–Leninisme  dan 

melaksanakannya.  Dinyatakan  bahwa  rumusan  “Marxisme–Leninisme” 

tidak mencerminkan seluruh kekayaan warisan  teori dan  ideologi kita. 

Sekarang, setiap orang dapat ambil bagian dalam Partai Komunis Italia, 

tak pandang ideologi mana yang dianutnya. 

Dengan  cara  beginilah  kaum  revisionis  Eropa  secara  resmi 

memisahkan  diri  dari  Marxisme–Leninisme,  membangun  Euro‐

Komunisme.  Peralihan  partai‐partai  komunis  ini  menjadi  sepenuhnya 

menganut sosial‐demokrasi, disambut hangat oleh propaganda borjuasi 

hingga tahun 1979 dijuluki sebagai “tahun euro‐komunisme”. 

Mengenai  euro‐komunisme,  Enver Hodja menulis,  ”Sebagaimana 

Khrusycyov  menyerang  Stalin,  mau  menyerang  teori  dan  praktek 

pembangunan  sosialisme; kaum  euro‐komunis menyerang Lenin, mau 

menyerang  teori  dan  praktek  revolusi  proletar.  Karya‐karya  Lenin 

adalah  sangat  luas,  tetapi  justru  berhubungan  erat  dengan  persiapan 

dan  pelaksanaan  revolusi.  Oleh  karena  itu,  sebagaimana  halnya 

Khrusycyov  yang  tidak  bisa  menghancurkan  sosialisme  tanpa 

melenyapkan  Stalin,  kaum  euro‐komunis  tidak  bisa menghalangi  dan 

menyabot  revolusi  tanpa  melenyapkan  Lenin  dari  pikiran  dan  hati 

rakyat pekerja.” 

Dalam  perjuangan  menegasi  dan  mengabaikan  Marxisme–

Leninisme, borjuasi selalu mendapat dukungan dari kaum oportunis dan 

pengkhianat dari  segala macam  jenis,  sesuai dengan masanya. Mereka 

semua  menyatakan  berakhirnya  Marxisme.  Mereka  melukiskan 

Marxisme  tak  sesuai  lagi  dengan  zaman  baru,  sementara  mereka 

mempropagandakan “ide‐ide modern” sebagai ilmu masa depan. 

Namun bagaimana nasib Proudhon, Lassalle, Bakunin, Bernstein, 

Kautski, Trotski, dan para pendukungnya? Sejarah  tidak mencatat apa 

pun yang positif bagi mereka. Ocehan mereka hanyalah mengabdi pada 

merintangi  dan  menyabot  revolusi,  menyabot  perjuangan  proletariat 

dan  usaha  sosialisme.  Mereka  dikalahkan  oleh  Marxisme–Leninisme 

dalam perjuangan dan dilemparkan ke keranjang  sampah. Dari waktu 

ke waktu kaum oportunis baru menyeret mereka keluar dari keranjang 

ini,  mengutak‐atik  rumusan‐rumusan  mereka  yang  bangkrut, 

dipergunakan  untuk  melawan  Marxisme–Leninisme.  Inilah  yang 

diperbuat  kaum  euro‐komunis.  Kaum  euro‐komunis  bukanlah  sesuatu 

Page 389: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XX — Kritik-Kritik atas Marxisme | 341

yang asli dalam usaha menegasi Marxisme–Leninisme, yang menganggap 

Marxisme–Lenisme sudah “ketinggalan zaman”, dan bahwa teori‐teori baru 

sudah  ditemukan  bagi  setiap  orang,  bagi  proletariat  dan  borjuasi, 

pendeta  dan  polisi,  untuk  bersama‐sama  menuju  sosialisme,  tanpa 

perjuangan klas, tanpa revolusi dan tanpa diktatur proletariat. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 390: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

342 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

Page 391: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 343

 

 

 

 

 

XXI 

Pasca‐Marxisme  

 

 

 

 

1. Mazhab Frankfurt 

 

AKHIR tahun dua puluhan abad ke‐20, sejumlah ahli psikoanalisa Barat 

tampil  mempersoalkan  kelemahan‐kelemahan  Marxisme.  Tahun  1929 

terbit  karya  Wilhelm  Reich  berjudul  Dialectical  Materialism  and 

Psychoanalysis.  Dalam  hubungan  ini,  ada  yang  berpendapat  bahwa 

psikoanalisa  adalah  inti  dari materialisme  dialektis masa  depan. Dengan 

para  ahli  psikoanalisa  sebagai  kekuatan  pokok  dan  dengan  tokoh‐

tokohnya  Erich  Fromm,  Max  Horkheimer,  Theodor  W.  Adorno, 

muncullah Mazhab Frankfurt yang mengkritik Marxisme. 

Para  pengkritik  Marxisme  berpendapat,  bahwa  sementara 

pengikut Marx hanya memamah‐biak pilihan pikiran‐pikiran Marx, dan 

biasanya membela partai‐partai komunis yang “ortodoks”. Para pekerja 

teori Mazhab Frankfurt  ini percaya bahwa  teori  tradisional Marxis  tidak 

lagi  memadai  untuk  memecahkan  masalah‐masalah  perkembangan 

masyarakat kapitalis yang dahsyat dan tak terduga di abad ke‐20. Maka 

diperlukan  neo‐Marxisme. Mereka mengkritik  kapitalisme  dan  sosialisme 

Sovyet.  Tulisan‐tulisan  mereka  menunjukkan  kemungkinan  jalan 

alternatif, pilihan lain bagi perkembangan masyarakat. 

Terbentuklah  Mazhab  Frankfurt,  penganut  aliran  teori 

kemasyarakatan  interdisiplin Neo‐Marxis  dari  Institut  Penelitian  Sosial 

Universitas Goethe  Frankfurt,  Jerman. Menurut Kevin  B. MacDonald, 

banyak tokoh Mazhab Frankfurt adalah orang Yahudi. Para filsuf Yahudi 

yang  melarikan  diri  dari  Jerman  di  tahun  1930‐an,  bergabung  di 

Universitas Columbia di New York, menemukan Marxisme yang “tidak 

Page 392: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

344 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

ortodoks”, memperkenalkannya ke dalam budaya Amerika ketimbang 

ke dalam perekonomian. 

Untuk mengisi kekurangan yang menurut mereka terdapat pada 

Marxisme  tradisional,  mereka  biasa  menggunakan  pandangan‐

pandangan sosiologi anti‐positivis, psikoanalisa, filsafat eksistensialisme, dan 

bidang‐bidang  lainnya.  Tokoh‐tokoh  mazhab  ini  belajar  dari  dan 

mensintesiskan karya‐karya berbagai pemikir seperti Kant, Hegel, Marx, 

Freud, Weber,  dan  Lukács. Mengikuti Marx,  mereka  memperhatikan 

syarat‐syarat  yang  memungkinkan  perubahan  sosial  dan  masalah 

pembentukan  lembaga‐lembaga  rasional.  Dalam  usaha  keluar  dari 

keterbatasan positivisme, materialisme dan determinisme, mereka berpaling 

pada  filsafat  kritis  Kant  dan  pengikutnya  dalam  idealisme  Jerman, 

terutama  filsafat  Hegel  dengan  penekanan  pada  dialektika  dan 

kontradiksi.   

Sejak  tahun  enam  puluhan,  teori‐teori  kritis  Mazhab  Frankfurt 

dibimbing  oleh  karya‐karya  Jurgen  Habermas  mengenai  rasio 

komunikatif,  intersubjektivitas  bahasa,  dan  apa  yang  disebut  Habermas 

ajaran  filsafat  modernitas.  Seorang  anggota  grup  Berlin  dari  para 

psikoanalisis Marxis ini adalah Erich Fromm, yang menampilkan ide‐ide 

Marxis–Freudo bagi kalangan Mazhab Frankkfurt di bawah pimpinan Max 

Horcheimer dan Theodor W. Adorno. 

Yang dilakukan oleh Mazhab Frankfurt ini adalah memilih bagian‐

bagian  dari  karya  Marx  yang  dapat  mengabdi  pada  menjelaskan 

kondisi‐kondisi kehidupan masyarakat yang  tidak  jadi perhatian Marx. 

Mereka  mengambil  pikiran‐pikiran  ajaran  lainnya  untuk  mengisi 

kekurangan‐kekurangan  Marx.  Max  Weber  berpengaruh  besar 

sebagaimana  halnya  Sigmund  Freud.  Ikut  ambil  bagian  dalam  hal  ini 

Erich  Fromm mengenai  psikologi masyarakat.  Di  tahun  1950‐an  juga 

ikut Herbert Marcuse. 

Karya‐karya utama dari Mazhab Frankfurt menggunakan kategori 

Marxis  antara  lain  adalah  Tentang  Musik  Rakyat  karya  Adorno  yang 

ditulis  bersama  George  Simpson,  1941.  Adorno  khawatir  oleh  tanda‐

tanda  keseragaman  masyarakat  massal  modern  dan  juga  oleh 

perubahan pernyataan  artisitik pribadi menjadi produk massal barang 

dagangan  yang  distandardisasi.  Ia  berpendapat  bahwa  musik  rakyat 

adalah  dengan  potongan  model  dan  promosi  sepenuhnya 

berkontradiksi antagonistik terhadap cita‐cita pribadi dalam masyarakat 

Page 393: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 345

liberal  yang  bebas.  Karya  Adorno  dan  Horkheimer,  Industri  Budaya: 

Pencerahan  sebagai  Penyesatan  Massa,  asalnya  adalah  satu  bab  dari 

Dialektika Pencerahan (1947) yang menyatakan kebudayaan memperkuat 

“kekuasaan  absolut dari  kapitalisme” dan pidato  radio Adorno  tahun 

1963 berjudul Mempertimbangkan Kembali Industri Budaya. 

Kaum  Neo‐Marxis  menyatakan  bahwa  mereka  adalah  Marxis 

tanpa menerima seluruh ajaran teori sejarah dan ekonomi Marx, sambil 

menjunjung  sosialisme melawan  kapitalisme  sebagai  pendirian moral. 

Sesudah itu, kaum sosialis harus membangun gagasan‐gagasan mereka 

atas  dasar  ajaran Marx mengenai  “alienasi”  yang  diserap  dari  karya‐

karya Marx tahun 1840. Oleh karena itu mereka menghindar dari analisa 

materialis  yang  sempurna dan  berpaling pada  agama, moralitas,  serta 

estetika. 

Semenjak  tahun  1990‐an  ditampilkan  istilah  Marxisme  kultural. 

Pekerja  budaya  yang  konservatif  berargumentasi,  bahwa  kaum Marxis 

Kultural  dan  pengikut  Mazhab  Frankfurt  mencetuskan  gerakan 

masyarakat  anti‐kultur  tahun  1960‐an  sebagai  kelanjutan  rencana 

mengubah  gerakan  Marxis  menjadi  bentuk  Freudo  Marxis.  Marxisme 

kultural  semenjak  tahun  1990‐an  secara  luas  dipergunakan  oleh  kaum 

kiri  Amerika,  menggabungkannya  dengan  filsafat  untuk  membasmi 

peradaban  Barat. Mereka  berpendapat  bahwa Marxisme  kultural  adalah 

ketepatan  politik,  adalah Marxisme  yang  diterjemahkan  dari  ungkapan 

ekonomi  jadi  ungkapan  kultural.  Ini  adalah  usaha  untuk  kembali  ke 

tahun 1960‐an gerakan hippies dan gerakan perdamaian di Perang Dunia 

pertama.  Ini  dianggap  sejajar  dengan Marxisme  klasik.  Karya  Adorno 

Dialektika yang Negatif dipergunakan untuk menunjukkan Marxismenya 

Foucault,  Derrida,  dan  Derleuze  yang  anti‐dialektis.  Kaum  post‐

strukturalis  menggeser  dialektika  menjadi  “pertentangan”  demi 

menciptakan  jawaban  revolusioner  terhadap  neoliberalisme.  Akhirnya 

dalam  karya Negri  dan Hardt  berjudul  Empire  and Multitude, mereka 

menyerukan  untuk  kembali  pada  dialektika  menghadapi  tantangan 

radikal dunia nyata, mempersenjatai gerakan anti‐kapitalis. 

Dalam  karya  Fredric  Jameson,  Late Marxism, dipaparkan  bahwa 

sejumlah pekerja  teori  termasuk Theodor Adorno, sibuk dengan usaha 

mencuci “gagasan‐gagasan dialektis” Marx yang dianggap utopi. Menurut 

Horst Muller, Mazhab  Frankfurt  pada  umumnya  secara  salah melukiskan 

Marx. 

Page 394: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

346 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Martha  E. Gimenez  dalam  karyanya Marxism  and  Class,  Gender 

and Race, Rethinking  the  Trilogy menulis,  “Kita mengikuti  istilah Marx, 

pengakuan  akan  satu  kesatuan  dalam  hubungan‐hubungan 

kemasyarakatan  dan  kita  hidup  dalam  keadaan  saling  jalin‐berjalin 

hubungan‐hubungan  yang  tak  setara  berdasarkan  bangunan  hierarki 

yang  saling  berhubungan,  bersama‐sama  menentukan  kekhususan 

historis dari cara produksi kapitalis dan reproduksi kapitalis serta yang 

manifestasinya yang dapat dipantau.” 

Menurut  Douglas  Kellner,  profesor  teori  kritis,  “Banyak 

teoretikus  Marxis  abad  ke‐20,  mulai  dari  George  Lukacs,  Antonio 

Gramsci, Ernst Bloch, Walter Benjamin, dan T.W. Adorno, sampai pada 

Fredric Jameson serta Terry Eagleton mempergunakan teori Marx untuk 

menganalisa  bentuk‐bentuk  kultural  dalam  hubungan  pada  produksi 

mereka,  keterlibatan  mereka  dalam  masyarakat  dan  sejarah,  dan 

pengaruhnya  atas  kehidupan  kemasyarakatan.  Para  ahli  telah 

mempergunakan  berbagai  tipe  kritik  sosial Marxis  untuk menganalisa 

budaya kultrural. Ke dalam kalangan  tokoh Mazhab Frankfurt  termasuk 

Theodor W. Adorno, Max Horkheimer,  Ernst  Bloch, Walter  Benjamin, 

Eric  Fromm,  Herbert  Mercuse,  Wolfgang  Fritz  Haug,  dan  Jurgen 

Habermas.” 

Semenjak  tahun 1990‐an,  istilah Marxisme kultural sering dipakai 

di kalangan budayawan konservatif. Mereka beranggapan bahwa kaum 

Marxis  kultural  dan  kalangan  Mazhab  Frankfurt  membantu  usaha 

mengubah  Marxisme  menjadi  Marxisme  Freudo.  Dalam  buku  Paul 

Gottfried  berjudul  Kematian  yang  Aneh  dari  Marxisme,  menyatakan 

bahwa  Marxisme  hidup  kembali  semenjak  kehancuran  Uni  Sovyet 

dalam bentuk Marxisme kultural. 

Kaum  Neo‐Marxis  menyebut  dirinya  Marxis  tanpa  menerima 

semua  ajaran  Marx  mengenai  sejarah  dan  teori  ekonomi,  sementara 

menjunjung  sosialisme melawan  kapitalisme  sebagai  pendirian moral. 

Kemudian  mengharuskan  kaum  sosialis  membangun  gagasan 

mengikuti  ajaran  alienasi yang dipaparkan Marx dalam karya‐karya di 

tahun 1840‐an dan menggeser analisa yang tegas materialis ke arah agama, 

moralitas,  dan  estetika.  Menerima  ajaran  Marx  tentang  alienasi,  ajaran 

Marx  yang  dipaparkan  dalam  Economic  and  Philosophic Manuscript  of 

Page 395: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 347

1844,  h.67—83,298  tetapi  mengabaikan  bahkan  mencampakkan  ajaran 

tentang diktatur proletariat.   

Demikian pentingnya ajaran tentang diktatur proletariat ini, hingga 

Lenin menyatakan, hanyalah dengan menerima ajaran  tentang diktatur 

proletariat  barulah  seseorang  menjadi  Marxis.  Praktek  menunjukkan 

bahwa URSS  terbentuk di  bawah  pimpinan Lenin dan  berjaya  selama 

tujuh  dasawarsa  adalah  karena  mempraktekkan  ajaran  diktatur 

proletariat. Begitu ajaran ini dicampakkan oleh Kongres XXVIII PKUS di 

bawah  pimpinan  Gorbacyov,  maka  URSS  pun  hancur  berantakan, 

lenyap dari peta politik dunia. 

Bertolak  dari  ajaran  filsafat  Hegel,  dengan  alienasi  Marx 

menjelaskan  masalah  penghisapan,  yaitu  hasil  kerja  buruh  yang 

mestinya  adalah  milik  buruh,  tetapi  menjadi  milik  kapitalis.  Ajaran 

Marx berlanjut pada perjuangan klas yang bermuara pada ajaran tentang 

diktatur  proletariat,  demi menegakkan  kekuasan  negara  proletar  untuk 

pelenyapan  penghisapan.  Kaum  Neo‐Marxis menerima  ajaran  tentang 

alienansi  tetapi  menolak  atau  mencampakkan  ajaran  tentang  diktatur 

proletariat. Yang dicampakkan adalah inti dari ajaran Marx. 

Marxisme  di  bawah  Mazhab  Frankfurt  sudah  berubah,  hingga 

hanya  sedikit  saja  sisa‐sisa Marxismenya. Daya‐tarik  teori  kritis  tinggal 

berupa  tata  formalitas,  teorinya  sudah  bercampur‐baur  dengan  teori 

non‐Marxis.  Pendeknya,  mereka  bergerak  membelakangi  Marxisme, 

menjadi  berpendirian  anti‐borjuis  yang  militan  yang  terlepas  dari 

pemahaman ekonomi Marxis.   

 

 

2. Louis Pierre Althusser 

 

KRITIK  Khrusycyov  atas  “kultus  individu”  Stalin  dalam  Kongres  XX 

PKUS  tahun  1956  disambut  baik  oleh  sementara  Marxis  Perancis, 

termasuk  Roger  Garaudy,  teoretikus  Partai  Komunis  Perancis.  Tokoh 

terkemuka eksistensialis Jean‐Paul Sartre menganggap kritik atas “kultus 

individu”  ini adalah penemuan  kembali  akar humanis dari pikiran‐pikiran 

Marx, dan membuka pintu untuk berlangsungnya dialog antara kaum 

298 Karl Marx, 1961, Economic and Philosophic Manuscripts of 1844, second impression, Foreign Languages Publishing House, Moscow.

Page 396: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

348 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Marxis dengan sosialis moderat, eksistensialis, dan penganut Kristen. 

Louis Pierre Althusser (16 Oktober 1918—22 Oktober 1990), filsuf 

Marxis  Perancis,  anggota  Partai  Komunis  Perancis,  mempersoalkan 

pemahaman yang  tepat mengenai Marxisme. Argumen‐argumen dan  tesis‐

tesisnya  adalah  menentang  ancaman‐ancaman  yang  dilihatnya 

menyerang  dasar‐dasar  teori  Marxisme.  Yang  dimaksud  adalah 

pengaruh empirisisme atas teori Marxisme, serta orientasi sosialis humanis 

dan  reformis  sebagaimana  sikap‐sikap  yang  ditunjukkan  oleh  partai‐

partai komunis di Eropa mengenai masalah “kultus individu”. Althusser 

adalah seorang Marxis yang menganut paham strukturalis. 

Dalam  karya  Marxisme  dan  Humanisme  (1964),  Althusser 

menyatakan,  “Oleh  karena  Uni  Sovyet  kini  memasuki  periode  yang 

akan membimbingnya dari sosialisme (seseorang memperoleh menurut 

hasil  kerja)  menuju  komunisme  (seseorang  menerima  menurut 

kebutuhannya),  maka  di  Uni  Sovyet  sudah  dinyatakan  semboyan: 

‘Segala‐galanya untuk manusia’, dan diperkenalkan tema‐tema kebebasan 

pribadi, menghormati hukum, menghormati martabat pribadi.   

Dalam  partai‐partai  buruh,  kemajuan  humanisme  sosialis  dapat 

sambutan  dan  dibenarkan  sebagaimana  dinyatakan  oleh  tuntutan‐

tuntutan  teoretis Marx dalam Kapital, dan  lebih‐lebih  lagi dalam karya‐

karya pendahuluan Marx.” 

Menurut Althusser, “Berakhirnya diktatur proletariat di Uni Sovyet 

membuka  suatu  fase  sejarah  kedua. Di Uni  Sovyet dinyatakan  bahwa 

klas‐klas  yang  antagonistik  sudah  lenyap,  diktatur  proletariat  sudah 

memenuhi  fungsinya,  negara  tidak  lagi  suatu  negara  klas,  tetapi  negara 

seluruh  rakyat.  Di  URSS,  manusia  betul‐betul  kini  dilayani  tanpa 

perbedaan‐perbedaan  klas,  yaitu  dilayani  sebagaimana  pribadi 

perseorangan.  Dengan  demikian  dalam  ideologi  terlihat  tema‐tema 

humanisme klas sudah digantikan oleh tema‐tema humanisme sosialis dari 

pribadi perseorangan.” 

Althusser menyatakan bahwa dalam sejarahnya, humanisme yang 

dianut Marx baru sampai pada  tahap  teori sejarah yang  ilmiah sebagai 

hasil  kritik  radikalnya  atas  filsafat  kemanusiaan  yang  dianut  sebagai 

“dasar  teori”  semasa  remaja  (1840—1845).  Bagi  Marx  yang  remaja, 

“manusia”  bukanlah hanya ucapan  yang meneriakkan  kemiskinan dan 

perbudakan.  Ia  adalah  dasar  teori  dalam  pandangan  dunianya  dan 

dalam  sikap‐sikap  praktisnya.  “Hakikat  manusia”  (baik  kemerdekaan, 

Page 397: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 349

rasio,  atau masyarakat)  adalah  dasar  bagi  teori  sejarahnya  yang  tepat 

dan untuk praktek politik yang teguh. 

Althusser membagi dua periode  sejarah  humanisme yang dianut 

Marx.  Ia  juga mengajukan pandangan  teoretis yang humanis. Althusser 

akhirnya dijauhi oleh Partai Komunis Perancis, dikritik oleh Sekjen PKP, 

Waldeck  Rochet.  Dalam  perkembangannya,  Althusser  menampilkan 

“materialisme  aleatoris”,  sambil  menyatakan  bahwa  ia  memihak 

Marxisme.  Dalam  karya  Marxisme  dan  Humanisme,  ia  menilai 

terdapatnya anti‐humanisme dalam teori Marxis, ia mengutuk ide “potensi 

manusia”  dan  “asal‐usul  manusia”  yang  sering  dikedepankan  kaum 

Marxis sebagai  ideologi borjuasi  tentang “kemanusiaan”. Pandangannya 

mengenai  kekuasaan  dan  negara  adalah  dekat  dengan  pandangan 

Gramsci, yaitu mengenai hegemoni kultural. 

Menurut  anggapan Althusser, pikiran Marx  secara  fundamental 

disalahpahami atau disalahmengerti oleh penganutnya. Ia dengan teguh 

mengutuk  kaum  Marxis  yang  menginterpretasi  karya‐karya  Marx 

historisisme, idealisme, dan ekonomisme, yaitu “ilmu sejarah”—“materialisme 

historis”,  dengan  menganggap  Marx  sudah  membangun  suatu 

pandangan  revolusioner mengenai  perubahan masyarakat.  Ia  percaya, 

bahwa  kesalahan  ini  berasal  dari  pemahaman  bahwa  seluruh  tubuh 

ajaran  Marx  dapat  dipahami  sebagai  satu  keseluruhan.  Sebaliknya, 

Althusser  berpendapat  bahwa  pikiran‐pikiran  Marx  berisikan 

“keterputusan epistemologi” (loncatan epistemologi) yang radikal. Walaupun 

karya‐karya Marx masa muda  penuh  dengan  kategori  filsafat  Jerman 

dan ekonomi politik klasik, tetapi Ideologi Jerman yang ditulis tahun 1845 

merupakan satu loncatan pemisahan yang tak ada taranya. Maksudnya, 

pada  awalnya  karya  Marx  berisikan  humanisme.  Kemudian  terjadi 

loncatan,  pemutusan  epistemologis.  “Pemutusan”‐nya  ini  merupakan 

satu  pergeseran  dalam  karya‐karya  Marx  menjadi  perbedaan 

fundamental  secara  problematis,  yaitu  tampilnya  satu  kerangka 

fundamental di bidang teori. 

Dalam Ideologi Jerman, Marx memaparkan masalah lahirnya negara 

dan  proses  melenyap  negara.  Ini  terjadi  lewat  menggunakan  diktatur 

proletariat yang berfungsi melenyapkan klas dan bermuara pada lenyapnya 

negara. 

Dalam  tahun  tujuh  puluhan,  Althusser meneruskan  perevisian 

yang dimulainya tahun 1967, memaparkan gagasan‐gagasan Marx yang 

Page 398: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

350 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

dianggapnya  kurang  dikembangkan  selama  ini.  Ia  melakukan 

“interpelasi  ideologi”. Dalam karya  Ideologi dan Alat‐Alat Negara  Ideologis 

(1970)  dipaparkannya  bagaimana  manusia  bisa  menjadi  pokok  yang 

berkesadaran  sendiri.  Ini  adalah  ringkasan  dari  tulisan  yang 

memaparkan  masalah  sifat  negara,  dan  kenapa  Partai  Komunis  tidak 

boleh mencampakkan  posisinya,  dan  bahwa  diktatur  proletariat  adalah 

diperlukan  dalam  masa  peralihan  menuju  komunisme.  Kekuasaan 

politik,  negara  mampu  mengawasi,  melakukan  kontrol  dengan 

melahirkan  kekuatan  yang  percaya  bahwa  kedudukan mereka  dalam 

struktur masyarakat  adalah  sesuatu  yang  alamiah.  Ideologi  atau  latar 

belakang ide‐ide bahwa bagaimana dunia akan berfungsi dalam rangka 

itu  dipahami  sebagai  sesuatu  yang  selalu  demikian.  Akan  tetapi, 

struktur  sosial‐ekonomi  tertentu  akan  selalu  membutuhkan  ideologi 

tertentu.  Ideologi  ini  ditata  oleh  lembaga  “alat‐alat  ideologi  negara”, 

seperti  keluarga,  sekolah,  gereja,  dan  sebagainya,  yang  memberikan 

kekuatan  yang  berkembang  dalam  kategori  yang  diakuinya  sendiri. 

Oleh karena itu, Althusser berpendapat bahwa adalah diperlukan diktatur 

proletariat  supaya alat‐alat  ideologi negara dari borjuasi dapat digantikan 

dengan yang dihasilkan oleh kekuatan proletariat atau komunis. 

Di bidang filsafat, dalam perkembangannya, Althusser menganut 

materialisme  aleatoris, materialisme yang  berlawan, yang  serba menolak  atau 

serba  menentang.  Materialisme  aleatoris  jelas  berbeda  dengan  atau 

mengingkari  materialisme  dialektis.  Materialisme  aleatoris  tidak  mampu 

menjelaskan gejala‐gejala perkembangan alam  semesta,  lebih‐lebih  lagi 

perkembangan masyarakat manusia  yang  rumit. Materialisme  dialektis, 

materialisme Marxis, justru mampu menjelaskan bahkan meramalkan dan 

membimbing tindakan manusia demi perkembangan alam semesta serta 

perkembangan masyarakat manusia. 

Dalam  karya  Philosophy  of  the  Encounter—Filsafat  Berlawan— 

dikemukakan  sebagai  tesis  dasar  filsafatnya  bahwa  dalam  sejarah 

filsafat terdapat “tradisi bawah tanah”, tradisi yang tak banyak diketahui 

atau kurang diakui. Materialisme  aleatoris—materialisme  yang  berlawan— 

pandangan yang serba melawan dipakainya dalam memaparkan seluruh 

sejarah filsafat yang untuk menunjukkan di mana dan bagaimana serta 

sampai batas mana. Di samping karya‐karya Marx, ia mengutip bagian‐

bagian  dari  tradisi  “bawah  tanah”  karya‐karya  filsafat  para  filsuf 

termasuk  Demokritos,  Epicurus,  Lucretius,  Machiavelli,  Spinoza, 

Page 399: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 351

Hobbes,  Rousseau,  Montesqieu,  Heidegger,  dan  Wittgenstein.  Dari 

bacaan  yang  berasal  dari  sejarah  filsafat  ini,  Althusser  bermaksud 

menunjukkan bahwa dalam  filsafat  terdapat  tradisi  ini, dan  tradisi  ini 

adalah  subur dan hidup  terus.  Ia  juga menekankan bahwa pada akhir 

tahun  1960‐an,  sungguh‐sungguh  terdapat  hanya  dua  kubu  filsafat: 

materialisme  dan  idealisme.  Kedua  kubu  ini  selalu  saling  bertempur 

berhadap‐hadapan, saling atas‐mengatasi. 

Karena  fungsinya  yang  melawan  kecenderungan  idealis  dalam 

filsafat,  maka  materialisme  aleatoris  mempunyai  ciri  sedemikian  rupa 

penolakan  yang  dianggap  positif mengenai  dunia  dan  sejarah. Marx 

dimasukkan  dalam  lingkup  menganut  tradisi  ini,  maka  banyak 

penolakannya  dalam  karya‐karya  awal  Althusser.  Ini  termasuk 

penolakannya  atas  apa  yang  disebut  Althusser:  “pemikiran  dasar”—

“alasan‐alasan  yang  pokok”  atau pikiran  tentang  alam  semesta  dan  sejarah 

mempunyai asal‐usul dan akhir. Dengan demikian, Althusser menganggap 

perlu membuang tradisi ini, tidak saja segi‐segi rasional tradisi yang ada, 

tapi juga materialisme mekanik dan dialektis dengan logika‐logikanya. 

Menurut  Demokritos,  segala  yang  ada  itu  adalah  materi. 

Althusser mengajukan tesis bahwa perubahan atau aleator ada pada asal‐

usul  segala‐galanya.  Bahwa  adalah  benar,  pola  yang  merupakan  dan 

menetapkan  segala‐galanya  itu dapat diketahui, dapat dilukiskan, dan 

dapat  diramalkan  sesuai  dengan  hukum‐hukum  atau  sebab‐musabab. 

Akan  tetapi  kenyataan  bahwa  segala‐galanya  itu  pernah  tampil  dan 

lenyap. 

Ia  bertahan  menolak  mitos,  bahwa  filsafat  dan  para  filsuf  itu 

adalah otonom, mereka memandang dunia dari luar dan secara objektif. 

Walaupun  ada  dunia  objektif,  filsafat  tidak mempunyai  pengetahuan 

tentang dunia  ini sebagai objeknya karena  tak ada  jalan baginya untuk 

menggarapnya dan materi yang ia pikirkan secara mendalam itu adalah 

lahir secara historis. Oleh karena itu, filsafat bukanlah ilmunya ilmu dan 

ia tidak menghasilkan kebenaran universal. Bahkan, kebenaran‐kebenaran 

yang dihasilkannya adalah kumpulan yang diberikan untuk menentang 

atau  melawan  kebenaran‐kebenaran  lainnya.  Jika  filsafat  tidak 

mempunyai  objek,  adalah  kehampaan,  atau  itu  berarti  belum  terjadi 

tetapi adalah yang mestinya ada. 

Bahwa  filsafat berlawan adalah kekurangan objek  tidaklah berarti 

bahwa  ia  kekurangan pendapat‐pendapat positif. Akan  tetapi, dengan 

Page 400: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

352 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

memberikan  status  epistemologis  menurut  filsafat  yang  ditunjukkan 

Althusser,  pendapat‐pendapat  metafisika  atau  “tesis‐tesis”  ini  adalah 

benar  hanya  sebatas  ia  memiliki  nilai  praktis  atau  dapat  memberi 

penjelasan. Antara lain, pertama‐tama menurut Demokritos, tesis bahwa 

materi adalah segala‐galanya yang eksis (ada).   

Kedua,  adalah  tesis  yang menetapkan  bahwa  kesempatan  atau 

aleatori  adalah  asal  dari  segala‐galanya.  Bahwa  pola  yang membentuk 

dan menentukan  segala‐galanya  itu  akan  dapat  diketahui,  dilukiskan, 

dan diramalkan  sesuai dengan hukum  tertentu  atau  rasio  adalah  juga 

benar. Akan  tetapi, kenyataan bahwa  segala‐galanya  itu pernah  tampil 

tersusun  oleh  pola‐pola  itu  adalah  aleatoris  dan  pola‐pola  itu  sendiri 

hanya dapat dikenal secara tetap.   

Ketiga, segala yang baru itu dan tata krama yang baru itu sendiri 

muncul dari kesempatan berlawan antara unsur‐unsur materi yang ada 

sebelumnya.  Apakah  tata  krama  yang  demikian  munculnya  adalah 

berupa kesatuan: ia tidak terjadi demikian. Apabila unsur‐unsur materi 

itu bertabrakan, maka mereka akan “mengambil” dan terbentuklah tata 

krama  baru,  atau  sebaliknya,  maka  tata  krama  (dunia)  lama  akan 

berlanjut. 

Bagi Althusser, pikiran‐pikiran yang mempunyai nilai penjelasan 

dalam  tingkat  ontologi  dan  kosmologi  juga  mempunyai  nilai  pada 

tingkat  filsafat  politik.  Sesudah  mula‐mula  mengutip  Rousseau  dan 

Hobbes  sebagai  umpama  para  filsuf  yang mengakui  bahwa  asal‐usul 

dan kelanjutan dari tata krama politik adalah penggabungan, Althusser 

berpaling kepada Machiavelli dan Marx untuk keperluan contoh‐contoh 

bagaimana fungsi‐fungsi materialisme aleatoris dalam kenyataan politik.   

Pasca‐Marxisme  merujuk  pada  tampilnya  para  filsuf  dan 

teoretikus  sosial  yang  mendasarkan  dalil‐dalilnya  atas  tulisan‐tulisan 

Karl Marx, yakni Marxisme, sehingga mau mengungguli Marxisme yang 

ortodoks.  Secara  filsafat, Kaum  Pasca‐Marxis menentang  penyimpulan 

dan  esensialisme,  yaitu menentang  “negara  alat  yang  fungsinya mengabdi 

pada kepentingan satu klas tertentu”. Hakikatnya adalah menentang ajaran 

Marx  tentang  negara,  yang  dipakukan  oleh  Lenin,  yaitu  diktatur 

proletariat. 

Althusser  berpendapat  bahwa  Marx  tidak  sepenuhnya 

memahami  akan  arti  penting  karyanya  sendiri,  dan  hanya  mampu 

memaparkan  secara  ragu‐ragu  dan  bersifat  sementara.  Pergeseran 

Page 401: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 353

pendirian  Marx  ini  hanya  dapat  dirasakan  dengan  membaca  karya‐

karya Marx  dengan  penuh  perasaan  dan  “simptomatik”  (memahami 

gejala‐gejala).  Althusser  menyatakan  bahwa  ia  bermaksud  berusaha 

untuk  membantu  para  pembaca,  agar  bisa  mencengkam  orisinalitas 

(keaslian)  dan  kekuatan  dari  teori  Marx  yang  luar  biasa.  Althusser 

berpendapat bahwa Marx sudah menemukan “benua  ilmu pengetahuan”. 

Ini adalah setara dengan sumbangan Thales untuk matematika, Galileo 

untuk fisika, atau lebih‐lebih lagi psikoanalisa oleh Freud. Struktur teori 

Marx tidak ada bandingnya pada para pendahulunya. 

Berbeda  dengan  berbagai  tokoh  Marxisme  Barat,  Althusser 

membela ajaran “perjuangan klas sebagai penggerak sejarah”. 

 

 

3. Jacques Derrida  

DALAM  perkembangan  timbulnya  gejala‐gejala  baru  mengkritik 

Marxisme,  muncul  Jacques  Elie  Derrida  (1930—2004),  filsuf  Perancis 

kelahiran  Maroko,  menampilkan  gagasan  “deconstruction”  yang 

dianggapnya sebagai radikalisasi semangat tertentu dari Marxisme. Pada 

1990, Derrida berkarya menyangkut bidang‐bidang politik dan agama, 

dengan buku tahun 1989, Kekuatan Hukum.   

Tahun  1989  ia  menulis  buku  Hantu‐Hantu  Marx,  di  mana 

dinyatakannya  bahwa  pikiran‐pikiran Marx  yang  sudah  didekonstruksi, 

dikritik masih berlaku, yaitu menjadi pengusung “demokrasi masa depan” 

walaupun berlangsung globalisasi. 

Derrida  menampilkan  ajaran  deconstruction,  yang  merupakan 

ajaran  pengembangan  analisa  semiotik.  Derrida  juga  dikenal  sebagai 

tokoh  yang  berperanan  dalam  filsafat  post‐modernisme  dan  post‐

strukturalisme.  Hantu‐Hantu  Marx  adalah  satu  sindiran  terhadap 

ungkapan Marx dan Engels dalam pembukaan Manifesto Partai Komunis, 

“ada  hantu  berkeliaran  di  Eropa,  yaitu  hantu  komunisme”.  Bagi  Derrida, 

semangat Marx  lebih  relevan  dewasa  ini  semenjak  robohnya  Tembok 

Berlin  tahun  1989 dan  “matinya  komunisme”. Dengan  kematiannya  itu, 

hantu komunisme mulai gentayangan di muka bumi. Derrida berusaha 

berkarya mengambil warisan Marx, yaitu bukan mengambil komunisme, 

tetapi filsafat yang bertanggung jawab, dan semangat kritik yang radikal dari 

Marx.   

Page 402: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

354 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Pertama‐tama  Derrida  mencatat,  bahwa  semenjak  “rontoknya 

komunisme”,  di  Barat  banyak  tampil  para  “pemenang”,  sebagaimana 

ditunjukkan  oleh  terbentuknya  kelompok‐kelompok  Neo‐konservatif, 

dan digantikannya  jalan kaum kiri menjadi  jalan  ketiga dalam  formasi‐

formasi  politik.  Di  kalangan  kaum  intelektual,  jelas  sekali  dengan 

Francis  Fukuyama  memproklamasikan  tamatnya  sejarah,  tamatnya 

ideologi. 

Derrida mengambil dari Marx “filsafat yang bertangung jawab” dan 

“kritik  yang  radikal”,  tetapi  bukan  komunisme.  Ini menunjukkan  bahwa 

Derrida  bukanlah  pengikut  Marx  yang  sejati,  tetapi  mengebiri  atau 

mereduksi  Marx,  hingga  menjadi  hanya  seorang  kritikus  radikal. 

Padahal  Marx  bukan  hanya  kritikus,  tetapi  seorang  penggagas,  yang 

mengedepankan gagasan mengganti masyarakat lama yang dikritiknya, 

melenyapkan penghisapan manusia atas manusia dengan membangun 

satu masyarakat  baru, masyarakat  tanpa  penghisapan,  yaitu  sosialisme 

menuju  komunisme.  Marx  menunjukkan  jalan  untuk  itu  dengan 

membangun  diktatur  proletariat,  satu  negara  tipe  baru,  di  mana  yang 

berkuasa  adalah  proletariat  yang  sebelum  ini  dihisap  dan  ditindas 

borjuasi. 

Pada  waktu  yang  tepat,  Derrida  mengingatkan  alasan‐alasan 

gentayangannya hantu‐hantu Marx, yaitu atas nama  idealnya demokrasi 

liberal yang pada akhirnya menunjukkan dirinya sebagai cita‐cita  ideal 

sejarah manusia: yaitu lenyapnya kekerasan, lenyapnya ketidaksamaan, 

saling  menyisihkan,  kelaparan,  yaitu  ekonomi  penghisapan  yang 

menimpa  sekian  banyak  umat manusia  di muka  bumi  dalam  sejarah. 

Sebaliknya, hendaklah kumandangkan nyanyi cita‐cita demokrasi liberal 

dan ekonomi pasar kapitalis;  sebaliknya dari  suara “lenyapnya  ideologi” 

serta  ajaran‐ajaran  pembebasan  manusia  yang  perkasa,  Derrida 

mengajak  agar  jangan  mengabaikan  kenyataan  yang  jelas‐jemelas 

tentang penderitaan yang tak terhingga, begitu banyak pria dan wanita 

serta anak‐anak menjadi korban, kelaparan atau punah di muka bumi. 

Derrida  menderetkan  sejumlah  musibah  akibat  sistem  kapital 

atau  global.  Ia  menyerukan  agar  para  kelompok‐kelompok  aktivis 

berusaha untuk membentuk satu “Internasionale Baru”.   

“Internasionale Baru” adalah tanpa status, tanpa koordinasi, tanpa 

kewarganegaraan,  tanpa negeri,  tanpa kedudukan klas  tertentu. Nama 

Internasionale dipakai adalah demi untuk persahabatan dan persekutuan 

Page 403: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 355

tanpa  kelembagaan,  yang  demi  meneruskan  inspirasi  salah  satu 

semangat Marx, yaitu Marxisme. Diserukan untuk mempersatukan diri 

dalam perserikatan cara baru yang konkret, walaupun perserikatan  ini 

tidak  lagi dalam bentuk  satu partai atau  Internasionale kaum pekerja.  Ini 

adalah demi mengkritik hukum internasional yang berlaku, mengkritik 

gagasan  negara  dan  nasion,  kritik‐kritik  ini  diperbaharui  terutama 

dengan meradikalisasinya. 

Dalam karya Hantu‐Hantu Marx, Derrida memperkenalkan istilah 

hauntology dalam sejarah filsafat, yang berarti pandangan pemburuan atau 

ilmu pemburuan. Ini berjalin dekat dengan pengertian “hantu yang bersifat 

paradoks,  yang  dianggap  ada  atau  tidak  ada.”  Pikiran  ini menjurus  pada 

pemahaman  bahwa  yang  ada  sekarang  hanyalah  sesuatu  berkat  yang 

lalu,  dan  bahwa masyarakat  sesudah  berakhirnya  sejarah  akan  dimulai 

dengan  berorientasi  pada  ide‐ide  aestetika  yang  sudah  karatan,  ajaib, 

“sudah  kuno”,  yaitu  ke  arah  “hantu”  masa  lampau.  Derrida 

berpendapat  bahwa  disebabkan  oleh  pemikiran  kembali  intelektual, 

maka  berakhirnya  sejarah  adalah  tidak  memuaskan  dan  tak  dapat 

dipertahankan. 

Hantu‐Hantu Marx ditulis Derrida dalam konteks kritik “orde baru 

dunia”  yang memproklamasikan  matinya Marx  dan Marxisme.  Derrida 

menyerap dari bacaan “spectropoetics” Marx—gangguan pikiran karena 

hantu‐hantu, setan‐setan, dan roh‐roh. Derrida memperdebatkan bahwa 

terdapat lebih dari satu semangat Marx. 

Terry  Eagleton  mengkritik  Derrida,  menyatakan  bahwa  dalam 

karya Hantu‐Hantu Marx,  pada  setiap  huruf  buku  ini melekat  berurat 

akar  bagaikan  suatu  sandiwara  membosankan  yang  penuh  masalah 

retorik  ejekan.  Ide mengenai hauntology mendapat kritik dari  sejumlah 

filsuf termasuk Jurgen Habermas dan Richard Rorty. 

 

 

4. Alain Badiou  

ALAN  Badiou,  warga  Perancis  kelahiran  Maroko,  filsuf  pengkritik 

Marxis.  Badiou  sudah  menulis  tentang  gagasan  mengenai  being— 

keberadaan—, kebenaran dan subjek dengan cara sedemikian rupa, hingga 

ia  menyatakan  bahwa  ia  bukanlah  seorang  postmodernis,  atau  sekedar 

pengulangan dari modernitas.   

Page 404: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

356 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Secara politik, Badiou adalah tergolong sangat kiri dan termasuk 

menganut tradisi komunis. Semenjak remaja aktif dalam gerakan politik 

dan  menjadi  salah  seorang  pendiri  Partai  Sosialis  Persatuan  (Parti 

Socialiste  Unifie),  aktif  mendukung  perjuangan  kemerdekaan  Aljazair. 

Tahun  1964  menulis  novel  Almagestes,  ia  bahkan  menjadi  pengikut 

Althusser dan Jacques Lacan. 

Tahun 1967, bergabung ke dalam kelompok studi yang dipimpin 

Louis  Althusser,  menjadi  kian  terpengaruh  oleh  Jacques  Lacan  dan 

menjadi  anggota  dewan  editor  Cahiers  pour  l’Analyse.  Dengan 

penguasaannya atas matematika dan logika, ia mengembangkan sendiri 

pandangan  filsafatnya  sejalan dengan  teori‐teori Lacan. Lacan  terkenal 

dengan  ajaran  psikoanalisanya.  Pada  tahun  80‐an,  di  Eropa  pengaruh 

Marxisme Althusser dan psikoanalisa Lacan menjadi menurun. Badiou 

menerbitkan  sejumlah  tulisan  filsafat  abstrak  seperti  Theorie  du  sujet 

(1982) dan karya utama Being and Event, Keberadaan dan Peristiwa (1988), 

tulisan‐tulisannya  tidak  membuang  pandangan  Althusser  dan  Lacan 

serta menunjukkan simpatinya pada Marxisme serta psikoanalisa. 

Kebangkitan  perlawanan  mahasiswa  Perancis  1968  membawa 

Badiou masuk golongan kiri,  ikut dalam barisan militan  seperti Union 

des Communistes de France marxiste‐leniniste (UCFml, Persatuan Komunis 

Marxis–Leninis  Perancis).  Menurut  Badiou,  UCFml  adalah  organisasi 

Maois yang didirikan oleh Natacha Michel dan Sylvain Lazarus. 

Pandangan  yang  menyejajarkan  Marxisme  revolusioner  dengan 

Kekristenan  yang  mesianis  adalah  hal  yang  lumrah  di  kalangan 

pengkritik  liberal  seperti  Bertrand  Russel,  yang  menolak  Marxisme 

sebagai  ideologi  keagamaan  sekuler.  Sebaliknya,  Badiou  (mengikuti 

garis  dari  Engels  sampai  Fredric  Jameson),  sepenuhnya  menerima 

homologi  ini.  Badiou  sangat  bersemangat  membela  Paul  yang 

mengartikulasikan  kebenaran‐peristiwa  kebangkitan  Yesus  sebagai  “satu‐

satunya  yang universal”  (satu‐satunya  peristiwa  yang menginterpelasi 

pribadi  manusia  menjadi  subjek  universal,  tak  pandang  bangsa, 

kelamin, klas  sosial, dan  sebagainya)  sesuai dengan  syarat‐syarat yang 

mengizinkan.  Tentu  saja  Badiou  mengetahui  bahwa  sekarang  ini,  di 

zaman ilmu pengetahuan modern, kita tidak bisa lagi menerima bentuk 

peristiwa‐kebenaran yang didongengkan dalam kebangkitan yang ajaib. 

Slavoj Zizek  dalam  tulisan  Psychoanalysis  and  Post‐Marxism,  The 

Case  of  Alain  Badiou  menulis,  “Dalam  sejarah  Marxisme,  psikoanalisa 

Page 405: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 357

memainkan  peranan  strategis.  Dewasa  ini,  dengan  ‘mampusnya 

Marxisme’,  seluruh  situasi  sudah  berubah:  telah  tampil  filsafat  politik 

kaum  post‐Marxis  yang  ‘radikal’,  yang menyatakan  bahwa  psikoanalisis 

tidak dapat memberikan  sesuatunya, yang berguna bagi menerangkan 

fenomena‐fenomena kemunduran.” 

“Pasca‐Marxisme”  Alain  Badiou  tidak  ada  hubungannya  sama 

sekali dengan penolakan atas “esensialisme” Marxis, sebaliknya ia adalah 

penolakan  radikal  atas  ajaran  dekonstruksionis  sebagai  satu  bentuk 

pemikiran‐palsu, sebagai satu versi dari sofisme modern. 

Menurut  Badiou,  jurus  kebenaran  menuju  pada 

ketidakterbatasan,  seperti kesetiaan adalah mengungguli pengetahuan. 

Badiou,  mengikuti  Lacan  dan  Heidegger,  memisahkan  kebenaran  dari 

pengetahuan.  Ideologi  yang  berdominasi  sekarang  ini menurut  Badiou 

adalah  “materialisme  demokratis”,  menolak  (tak  mengakui)  adanya 

kebenaran  dan  hanya  mengakui  “jasmani”  dan  “bahasa”.  Badiou 

mengusulkan  untuk  melakukan  pembalikan  terhadap  “dialektika 

materialis”, ia hanya mengakui ada jasmani‐jasmani dan bahasa‐bahasa. 

Dengan menampilkan materialisme demokratis, dan menolak untuk 

mengakui  adanya  kebenaran,  Badiou meninggalkan materialisme  dialektis, 

mengesampingkan dasar filsafat Marxisme. 

Slavoj  Zizek  menulis:  “Kesamaan  kaum  Leninis  sejati  dengan 

kaum konservatif politik  sejati adalah kenyataan bahwa kedua‐duanya 

menolak  ‘tak bertanggung  jawabnya’ kaum kiri  liberal—yang membela 

gagasan‐gagasan  raksasa  solidaritas, kebebasan, dan  sebagainya,  tetapi 

sambil menghindar ketika akibatnya ternyata konkret dan sering berupa 

langkah‐langkah  politik  yang  kejam—suatu  kekonservatifan  sejati, 

seperti  kaum  Leninis  sesungguhnya,  tidaklah,  walaupun  demikian, 

takut  melewati  untuk  bertindak  dan  memikul  konsekuensinya, 

betapapun tidak menyenangkannya pelaksanaan gagasan politik ini.” 

Umpamanya  Kipling—yang  sangat  dikagumi  Brecht—meng‐

anggap  rendah  kaum  liberal  Inggris  yang  membela  kebebasan  dan 

keadilan  sambil  secara  diam‐diam  mengharapkan  kaum  konservatif 

untuk melakukan pekerjaan kotor yang diperlukan untuk mereka, hal 

yang sama bisa dikatakan mengenai sikap kaum kiri liberal (atau kaum 

“sosial  demokrat”)  terhadap  kaum  komunis  Leninis:  “kaum  sosial‐

demokrat” menolak  “kompromi”  sosial‐demokrat,  karena mengingin‐

kan  revolusi yang sesungguhnya  tetapi menghindari harga yang harus 

Page 406: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

358 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

dibayar untuk itu, maka mereka lebih suka menerima sikap “jiwa yang 

indah”,  mempertahankan  tangannya  bersih.  Berlawanan  dengan  ini, 

posisi  kaum  kiri‐liberal—pro‐demokrasi  untuk  rakyat  selama  tak  ada 

polisi rahasia untuk dilawan dan tak ada ancaman terhadap kedudukan 

istimewa  akademisnya—maka  seorang  Leninis,  sebagaimana  halnya 

seorang  konservatif,  yang  otentik  dalam  arti  sepenuhnya  menerima 

akibat dari politiknya, yang sepenuhnya tahu tentang apa sesungguhnya 

arti  mengambil  dan  mempergunakan  kekuasaan.  Di  sinilah  letaknya 

kelemahan yang  fatal mereka  seperti halnya Badiou, yang bergantung 

pada  oposisi  proto‐Kant  antara  tata  krama  positif  dari  keberadaan  dan 

keradikalan  (atau  the  service  des  biens),  tuntutan  tanpa  syarat  untuk 

egaliberte  yang  memberi  sinyal‐sinyal  tentang  keberadaan  oposisi 

kebenaran‐peristiwa, yaitu antara tata kemasyarakatan dunia dan dimensi 

universalitas,  yang memotong  sebuah  garis  pemisah masuk  ke  dalam 

tata dunia—tuntutannya yang tanpa syarat untuk kebenaran tinggal pada 

taraf provokasi histeris yang ditujukan pada penguasa, menguji batas‐

batasnya. 

Sebagaimana  kebanyakan  pemikir  Barat  sezamannya,  Alain 

Badiou yakin bahwa filsafat harus bersuara menurut zamannya, menen‐

tang pikiran‐pikiran yang menganggap  filsafat adalah abadi. Akhirnya 

ia  menjadi  pengkritik  filsafat  post‐modernisme  atau  juga  demokrasi 

parlementer,  yang  atas  nama  demokrasi  “menurut  aslinya”,  adanya 

rakyat yang mengemban kekuasaan pada dirinya. Ia membela komunis‐

me walaupun pandangan  ini  tidak menentang kehancuran komunisme 

dogmatis. Di tahun 2008, ia berpendapat bahwa kata “komunisme” sudah 

diselewengkan dan diperkosa (diprostitusi). Selanjutnya  ia meneruskan 

dukungan  pada Maoisme  dan  terorisme  revolusioner.  Tahun  2009  ia 

membenarkan teror sebagai “syarat untuk kebebasan”. 

Sehubungan  dengan  perdebatan  filsafat  mengenai  tema  Satu 

Pecah Menjadi Dua atau Dua Bergabung Jadi Satu yang berlangsung dalam 

Revolusi Besar Kebudayaan Proletar Tiongkok, Badiou menyiarkan tulisan 

berjudul  Satu  Pecah Menjadi Dua,  1999.  Badiou menulis,  “Dewasa  ini, 

karya‐karya  politik  Lenin  seluruhnya  dipelajari  kembali  lewat 

pengamatan  atas pertentangan  resmi  antara  demokrasi dan  kediktaturan 

totaliter.  Sesungguhnya,  perdebatan  mengenai  ini  sudah  berlangsung 

semenjak  tahun  1918  dan  seterusnya,  kaum  sosial‐demokrat  Barat  yang 

dipimpin  Kautsky  berusaha  mendiskreditkan  bukan  saja  revolusi 

Page 407: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 359

Bolsyewik, tetapi juga pikiran politik Lenin. Yang menarik dalam hal ini 

adalah terutama  jawaban teoretis Lenin terhadap serangan kaum sosial 

demokrat  yang  diwakili  Kautsky,  terutama  dengan  karya  berjudul 

Revolusi Proletar dan Renegat Kautsky, membantah karya Kautsky Diktatur 

Proletariat,  yang diterbitkan di Wina  tahun  1918. Dalam hal  ini, Lenin 

dengan  tegas  membela  diktatur  proletariat  yang  dicampakkan  oleh 

Kautsky dan kaum sosial demokrat.” 

Badiou menulis,  “Lenin  adalah  pemikir  politik  yang membuka 

abad.  Ia  adalah  seorang  yang  membikin  kemenangan  suatu  politik 

revolusioner yang nyata efektif menjadi syarat intern bagi teori. Dengan 

demikian, Lenin menetapkan apa yang akan menjadi pokok politik yang 

utama abad itu, paling kurang sampai kuartal terakhirnya.” 

Menurut Badiou,  sebagaimana diakui oleh kaum  liberal dewasa 

ini,  antara  tahun  1917  dan  akhir  tahun  tujuh  puluhan  bukanlah  abad 

ideologi  pengelamun  atau  abad  utopi.  Badiou  menulis,  bahwa  abad  itu 

adalah  abad  bertindak,  yang  efektif,  bukanlah  abad  isyarat.  Sesudah 

romantisme abad ke‐19 yang penuh kegagalan, abad ke‐20 mengalami 

sendiri  sebagai  abad  kemenangan;  abad  ke‐20  menunjukkan 

kemenangan  Revolusi  Oktober  1917,  kemenangan  Revolusi  Tiongkok 

dan Kuba, Revolusi Vietnam, Revolusi Aljazair.   

Badiou  mengutip  ucapan  Mao  Zedong,  bahwa  revolusi  bukan 

jamuan makan dan memaparkan bahwa dalam Revolusi Besar Kebudayaan 

Proletar  Tiongkok  terjadi  pengerahan massa  buruh  dan  pemuda  yang 

tak  ada  bandingnya  untuk  berdemonstrasi,  rapat‐rapat  politik, 

pemblejetan‐pemblejetan,  penyiksaan‐penyiksaan  atas  kaum  intelektual, 

perdebatan  yang  keras  dan  penggunaan  kekerasan,  sampai  kekerasan 

bersenjata  melawan  Deng  Xiaoping  yang  dinilai  sebagai  orang  kedua 

penempuh jalan kapitalis. Menurut Badiou, sesudah Mao meninggal, Deng 

Xiaoping merebut kekuasaan  secara  kudeta  birokratis, dan dalam  tahun 

delapan  puluhan  sampai  saat  kematiannya,  menghidupkan  secara 

menyeluruh neo‐kapitalisme yang  sepenuhnya biadab dan korup,  lebih‐

lebih lagi ia mempertahankan despotisme partai.  

 

5. Theodor Ludwig Wiesengrund Adorno  

ADORNO adalah seorang pendiri dan pemikir  terkemuka dari Mazhab 

Frankfurt.  Ia  bekerja  sama  dengan  Max  Horkheimer  pada  Institut 

Page 408: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

360 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Penelitian  Sosial  di  New  York,  kemudian mengajar  pada  Universitas 

Frankfurt sampai tahun 1969. 

Menurut Horst Muller, karya Adorno Kritik der Kritischen Theorie 

(Kritik  atas  Teori  Kritis) menganut  paham  keseluruhan  sebagai  sistem 

otomatis. Menurut  pikiran Adorno, masyarakat  adalah  sebagai  sistem 

yang mengatur sendiri, dari mana manusia harus membebaskan dirinya, 

tetapi  tak  seorang pun bisa membebaskan diri. Baginya, hal  ini  terjadi 

dalam kenyataan, tetapi ini tak berperikemanusiaan. Muller menentang 

sistem  yang  demikian  dan  menyatakan  bahwa  Teori  Kritis  tidak 

memberikan penyelesaian praktis bagi perubahan masyarakat. 

Adorno adalah anggota terkemuka dari Mazhab Frankfurt dengan 

teori kritisnya, yang karya‐karyanya berhubungan erat dengan pikiran‐

pikiran  Ernst  Bloch, Walter  Benjamin, Max Horkheimer,  dan Herbert 

Marcuse  yang pada pokoknya menggunakan  ajaran  Freud, Marx, dan 

Hegel,  untuk  mengkritik  masyarakat  modern.  Karya‐karya  yang 

terkenal  adalah  Dialectic  of  Enlightment  (Dialektika  Pencerahan,  1947), 

Minima Mralia  (1951),  dan  Dialektika  Negatif  (1966)  yang  berpengaruh 

kuat pada kaum kiri baru Eropa. 

Adorno menampilkan gagasan dialektis tentang sejarah alam yang 

mengkritik godaan‐godaan ontologi dan empirisisme lewat mempelajari 

Kierkegaard  dan  Husserl.  Adorno  memuji  egalitarianisme  dan 

keterbukaan  masyarakat  Amerika.  Menurutnya,  ciri  khusus  dalam 

kehidupan di Amerika adalah kedamaian, baik hati.   

Tulisan  Adorno  Ujung  Kapitalisme  atau  Masyarakat  Industri? 

memaparkan  keinginan  untuk  memikirkan  kembali  mengenai  ujung 

kapitalisme  dan  versi  modern  dari  ajaran  Marx  tentang  hubungan‐

hubungan produksi, dan masyarakat industri.   

Adorno  menggunakan  pandangan  yang  dipaparkan  dalam 

Dialektika yang Negatif, yang memetik bagian dari antinomi yuridis dari 

filsafat  Kant  dan  antinomi  nasionalisme  serta  identitas  nasional  dari 

Hegel,  semua  dalam  konteks  kategori Marx  tentang  fetisisme  barang 

dagangan,  akumulasi,  sejarah  alam,  dan  sejarah  masyarakat.  Bagian 

terakhir dari Dialektika yang Negatif memaparkan secara  luas dialektika 

multinasional  yang  berhubungan  langsung  dengan  karya‐karya  Pierre 

Bourdieu serta Fredric Jameson. 

Dialektika yang Negatif berisikan kritik Adorno atas filsafat‐filsafat 

Kant, Hegel,  dan Heidegger,  dan  pengembangan  pandangan Adorno 

Page 409: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 361

mengenai  dialektika.  Adorno  mengungkap  masalah  dialektika  lewat 

pembahasan masalah‐masalah: Peephole Metaphysics, Relationship  to Left 

Hegelianism, Logic of Dissassembly, Objectivity of the Contradiction, Critique 

of  Positive  Negation,  Essence  and  Appearance;  On  the  Subject‐Object 

Dialectics, Objectivity  and Reification, dan  lain‐lain. Tapi  ini  semua  tidak 

mengubah  bahkan  tak  ada  pengaruhnya  terhadap  hukum‐hukum  pokok 

dialektika  yang  sudah  diungkapkan  oleh  Engels  dan  Lenin,  yaitu:           

1. hukum kesatuan dan perjuangan dari segi‐segi yang bertentangan; 2. hukum 

kontradiksi; 3. hukum negasi dari negasi; dan 4. hukum perubahan‐perubahan 

kuantitatif menjadi perubahan kualitatif. 

Adalah  Lenin  yang  secara  mendalam  mempelajari  masalah 

dialektika  hingga menghimpun  enam  belas  unsur  dialektika dan  sampai 

pada  kesimpulan  bahwa  hukum  pokok  dialektika  adalah  hukum 

kesatuan dan perjuangan dari segi yang bertentangan. 

 

 

6. Jurgen Habermas 

 

JURGEN HABERMAS terutama, dan Mazhab Frankfurt pada umumnya, 

secara  salah  melukiskan  Marx.  Karyanya  paradigma  Marxisme  Analitis 

adalah bertujuan “menjernihkan” teori Marx. Pandangan ini diserap dari 

filsafat  analitis  modern.  Karya‐karya  G.A.  Cohen  dan  Jon  Ester 

mengenai Marx mudah  dipahami  dari  kaca mata  filsafat  analitis  ini. 

Pada  akhirnya,  keterbatasan  fatal  dari  paradigma  analitis  secara 

keseluruhan, dan  interpretasinya mengenai  teori Marx  tentang  sejarah 

khususnya,  berasal dari  satu  kontradiksi di  taraf  filsafat  ini. Marxisme 

Analitis  berusaha  untuk  membikin  ”jernih”  pikiran  Marx  lewat 

metodologi yang sudah karatan dalam arti aktif‐praktisnya pikiran itu. 

Habermas  yang  bergabung  pada  Mazhab  Frankfurt,  terkenal 

sebagai  seorang  sosiolog dan  filsuf dengan  teori  kritis dan pragmatisme. 

Teorinya  yang  terkenal  adalah  mengenai  rasionalitas  komunikatif 

lapangan  publik.  Karya‐karyanya  dipusatkan  pada  masalah‐masalah 

dasar‐dasar  teori  sosial  dan  epistemologi,  menganalisa  masyarakat 

kapitalis yang maju dan demokrasi, kekuasaan hukum dalam konteks 

sosial‐evolusioner. Sistem teori Habermas diabdikan pada kemungkinan 

rasio,  emansipasi,  dan  komunikasi  kritis  rasional  dalam  lembaga‐

lembaga modern serta dalam kapasitas manusia untuk mencapai tujuan 

Page 410: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

362 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

kepentingannya yang rasional. Habermas terkenal dengan karya tentang 

gagasan modernitas.  Ia  terpengaruh  oleh  pragmatisme Amerika,  teori 

aksi dan juga oleh post‐strukturalisme 

Ciri karya‐karya Mazhab Frankfurt adalah teori kritis, yang diwakili 

oleh karya‐karya Max Horkheimer, Theodor Adorno, Herbert Marcuse, 

dan  Jurgen Habermas. Teori‐teori kritis mereka dianggap sesuai dengan 

kebutuhan usaha untuk menggagas kembali politik radikal, yaitu model 

baru politik emansipatoris. Generasi pertama penganut teori kritis tidak 

berhasil  membebaskan  diri  mereka  dari  kerangka  subjek‐objek  yang 

menyebabkan  keterbatasan  usaha‐usaha  mereka.  Usaha  Habermas 

mengubah  teori  kritis  menjadi  menggunakan  dasar‐dasar  baru  yang 

membebaskan  mereka  dari  filsafat  kesadaran  kerangka  subjek‐objek, 

tetapi  juga secara fundamental berubah dan akhirnya menerima politik 

radikal. 

Karya  Habermas  berjudul  Strukturwandel  der  Öffentlichkeit; 

Untersuchungen  zu  einer  Kategorie  der  Bürgerlichen  Gesellschaft,  terbit 

dalam  bahasa  Inggris  tahun  1989  The  Structural  Transformation  of  the 

Public  Sphere:  an  Inquiry  into  a  Category  of  Bourgeois  Society.  Karya  ini 

memaparkan  secara  rinci  kelahiran  borjuasi  sejak  asal‐usulnya  pada 

abad ke‐18 sampai dengan perkembangannya dan perubahannya akibat 

pengaruh  media  massa  yang  dikendalikan  kapital.  Habermas 

membangun  kerangka  teori  sosial  dan  filsafatnya  dengan  menyerap 

tradisi  sejumlah  intelektual  termasuk  tradisi  Marx,  juga  kritik‐kritik 

kaum  Neo‐Marxis  dari  Mazhab  Frankfurt  seperti  Max  Horkheimer, 

Theodor Adorno, dan Herbert Marcuse. 

Karya‐karya Habermas menyuarakan tradisi Kant dan Pencerahan 

serta  sosialisme‐demokratis  yang  menekankan  pada  potensi  untuk 

mengubah  dunia  untuk  mencapai  lebih  berperikemanusiaan, 

berkeadilan, dan masyarakat yang  sama derajat  lewat  realisasi potensi 

manusia  demi  rasio,  sebagian  lewat  pendidikan  etika.  Sementara 

Habermas  mengemukakan  bahwa  Pencerahan  adalah  “proyek  yang 

belum  selesai”,  dan  menegaskan  bahwa  itu  harus  dikoreksi  dan 

dilengkapi,  bukannya  dicampakkan.  Dalam  hal  ini  ia  tidak  sejalan 

dengan  Mazhab  Frankfurt  dan  mengkritiknya  sebagaimana  halnya 

dengan pikiran‐pikiran kaum post‐modernis, yang keterlaluan menganut 

pesimisme, radikalisme, serta serba berlebih‐lebihan. 

Page 411: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 363

Di  bidang  sosiologi,  urunan  besar  Habermas  adalah  dalam 

mengajukan  teori  evolusi  sosial  dan  modernisasi.  Habermas  merasa 

rasionalisasi, humanisasi, dan demokratisasi masyarakat dalam wujud 

pelembagaan potensi untuk rasionalisasi yang sesuai dengan wewenang 

yang komunikatif adalah sesuatu yang khusus bagi manusia. Habermas 

berpendapat  bahwa wewenang  komunikatif  sudah  berkembang  lewat 

jalan evolusi,  tetapi dalam masyarakat modern  itu sering ditindas atau 

diperlemah sedemikian rupa oleh kehidupan masyarakat seperti pasar, 

negara, dan organisasi‐organisasi. 

Habermas memperkenalkan gagasan “ilmu  rekonstruktif” dengan 

tujuan  rangkap: menempatkan  “teori  umum masyarakat”  antara  filsafat 

dan  ilmu  sosial  dan  mendirikan  lagi  pergeseran  antara  “teori  yang 

besar” dan “penelitian empiris”. Model “rekonstruksi rasional” mewakili 

jelujur pokok dari penelitian mengenai “struktur” dari kehidupan dunia 

(“budaya”, “masyarakat”, dan “kepribadian”)  serta “fungsi‐fungsinya” 

masing‐masing  (reproduksi  kultural,  integrasi  sosial,  dan  sosialisasi). 

Untuk  itu, dialektika antara “perwakilan simbolis” dari “struktur yang 

membawahi semua kehidupan dunia” (“saling hubungan internal”) dan 

“reproduksi material”  dari  sistem‐sistem  sosial  yang  kompleks  harus 

dipertimbangkan.  Model  ini  mendapatkan  penggunaannya,  di  atas 

segala‐galanya,  dalam  “teori  ekolusi  sosial”,  mulai  dari  rekonstruksi 

syarat‐syarat  yang  diperlukan  untuk  phylogeny  bentuk‐bentuk 

kehidupan  sosio‐kultural  (“hominisasi”)  sampai  satu  analisa  tentang 

perkembangan  “formasi‐formasi  sosial”,  yang  terbagi  atas  primitif, 

tradisional, modern, dan formasi‐formasi dewasa ini. Kedua, ini adalah 

usaha untuk memberikan penjelasan metodologis mengenai “penjelasan 

tentang dinamika” dari “proses sejarah”.   

Dalam  karya  The  Structural  Transformation  of  the  Public  Sphere, 

Habermas berpendapat bahwa sebelum abad ke‐18, kebudayaan Eropa 

didominasi  oleh  budaya  “perwakilan”,  di  mana  satu  partai  yang 

berusaha  berdominasi.  Budaya  “perwakilan”  adalah  berhubungan 

dengan  tingkat  feodal dari perkembangan, yang menurut  teori Marxis, 

tingkat  perkembangan  selanjutnya  ditandai  dengan  munculnya 

kapitalisme  dengan  ciri  keterbukaan  (lingkungan  masyarakat).  Dalam 

budaya yang bercirikan keterbukaan terdapat rongga di luar bidang yang 

diawasi  negara,  di  mana  pribadi‐pribadi  dapat  bertukar  pikiran. 

Berbeda dengan budaya “perwakilan” di mana hanya satu partai yang 

Page 412: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

364 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

aktif  sedangkan  yang  lainnya  pasif,  maka  budaya  keterbukaan 

mempunyai ciri ada kebebasan dialog antar pribadi‐pribadi, baik  lewat 

percakapan,  lewat  percakapan  atau  tukar  pikiran  dalam  media 

penerbitan. 

Dalam  karyanya  yang  paling  terkenal,  Theory  of  Communicative 

Action—Teori  Aksi  Komunikatif,  1981, Habermas mengemukakan  kritik 

mengenai proses modernisasi, yang dipandangnya sebagai pengarahan 

paksaan yang  tidak  luwes melalui rasionalisasi ekonomi dan administrasi. 

Habermas memaparkan  tentang  kehidupan  sehari‐hari  yang  disusupi 

oleh  sistem‐sistem  formal  yang  sejajar  dengan  perkembangan  negara 

sejahtera,  kapitalisme  korporasi,  dan  konsumsi  massa.  Kecenderungan‐

kecenderungan yang dipaksakan  ini merasionalisasi kehidupan umum. 

Terjadi  pencabutan  hak warga  negara  karena  partai‐partai  politik dan 

grup‐grup  yang  berkepentingan menjadi  dirasionalisasi  dan  demokrasi 

perwakilan menggantikan demokrasi partisipatoris. Akibatnya, batas‐batas 

antara  perseorangan  dan  masyarakat,  antara  sistem  dan  dunia 

kehidupan menjadi  rusak. Kehidupan demokratis dari masyarakat  tak 

bisa  berkembang  di mana masalah‐masalah  umum  yang  penting  tak 

bisa didiskusikan oleh warga negara. Situasi yang  ideal membutuhkan 

para pengikut yang mempunyai hak bicara sama, persamaan sosial, dan 

ucapan  mereka  tidak  dikacaukan  oleh  ideologi  atau  kesalahan‐

kesalahan  lainnya. Dalam  hal  ini,  konsensus  tentang  teori  kebenaran, 

Habermas  bertahan  bahwa  kebenaran  adalah  harus  disetujui  bersama 

dalam syarat situasi pembicaraan yang ideal. 

Habermas  optimis  tentang  kemungkinan  hidupnya  kembali 

lingkungan umum (public sphere). Ia percaya bahwa ada harapan untuk 

masa  depan  di  mana  demokrasi  perwakilan  bersandar  pada  negara‐

bangsa akan digantikan oleh demokrasi deliberatif yang bersandar pada 

organisme politik berdasarkan hak‐hak sama dan kewajiban‐kewajiban 

sama  dari  warga  negara.  Dalam  sistem  demokrasi  langsung  yang 

demikian,  lingkungan  publik  para  aktivis  diperlukan  untuk 

memperdebatkan  masalah‐masalah  penting  masyarakat  sebagaimana 

halnya  mekanisme  untuk  diskusi  yang  berpengaruh  pada  proses 

pengambilan keputusan. 

Teori  Habermas,  Rekonstruktif  dan  Offenlichkeit  (Keterbukaan) 

diumumkan  tahun  1984.  Semenjak  itu,  penganut  pandangan  Pasca‐

Page 413: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXI — Pasca-Marxisme | 365

Marxisme yang menganggap “Marxisme sudah sekarat” giat menyebarkan 

gagasan ini di Barat. 

Tahun 1987, Gorbacyov menerbitkan karya berjudul Pyeryestroika 

I Novoye Mishlyeniye—Rekonstruksi  dan  Pemikiran  Baru.299 Memaparkan 

jalan  yang  harus  ditempuh  Uni  Sovyet,  yaitu  mewujudkan  gagasan 

Pyeryestroika  dan  Glaznoscy—Rekonstruksi  dan  Keterbukaan.  Rekonstruksi 

dan  Keterbukaan  yang  dilancarkan  di  bawah  pimpinan  Gorbacyov 

merupakan  langkah  menentukan  untuk  lahirnya  putusan  Kongres 

XXVIII  PKUS  1990  yang  mencabut  kedudukan  memimpin  diktatur 

proletariat dari Konstitusi Negara URSS. Maka bendera merah berpalu‐arit 

dikerek  turun  dari  puncak  Istana  Kremlin.  URSS  yang  dibangun  di 

bawah  pimpinan  Lenin  dan  sudah  berjaya  selama  tujuh  dasawarsa 

menjadi berantakan, lenyap dari peta politik dunia. 

Para  penganut  pasca‐Marxisme  bukanlah  pembela  Marxisme. 

Mereka menyatakan dan berpendapat mau “menjernihkan Marxisme”, 

“mengungguli  Marxisme  ortodoks”,  “melengkapi  Marxisme”, 

“menampilkan  Neo‐Marxisme”,  “teori  tradisional  Marxis  tidak  lagi 

memadai  untuk  memecahkan  masalah‐masalah  perkembangan 

masyarakat  kapitalis  yang  dahsyat  dan  tak  terduga  di  abad  XX”, 

”terdapat anti‐humanisme dalam teori Marxis”, ”mengkritik kapitalisme 

dan  sosialisme  Sovyet”,  “menggunakan  pandangan‐pandangan 

sosiologi  anti‐positivis,  psikoanalisa,  filsafat  eksistensialisme”, 

“berpaling  pada  filsafat  kritis Kant  dan  pengikutnya  dalam  idealisme 

Jerman,  terutama  filsafat  Hegel”,  ”menggunakan  pandangan‐

pandangan  sosiologi  anti‐positivis,  psikoanalisa,  filsafat 

existensialisme”,  ”dibimbing  oleh  karya‐karya  Jurgen  Habermas 

mengenai rasio komunikatif, intersubjektivitas bahasa”, “adalah Marxis 

tanpa  menerima  seluruh  ajaran  teori  sejarah  dan  ekonomi  Marx”, 

”membangun  gagasan‐gagasan  mereka  atas  dasar  ajaran  Marx 

mengenai  ‘alienasi’”,  “menghindar  dari  analisa  materialis  yang 

sempurna  dan  berpaling  mengubah  gerakan  Marxis  menjadi  bentuk 

Freudo‐Marxis”,  “kaum  Marxis‐kultural  dan  kalangan  Mazhab 

Frankfurt membantu  usaha mengubah Marxisme menjadi Marxisme‐

Freudo”,  “Marxismenya  Foucault, Derrida,  dan Derleuze  adalah  anti‐

299 Karya M.S. Gorbacyov bisa dibaca di Pyeryestroika I Novoye Mishlyeniye—Rekonstruksi dan Pemikiran Baru, Izdatyelstvo Politicyeskoi Lityeraturhi (Penerbit Literatur Politik), Moskwa.

Page 414: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

366 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

dialektis”,  “menggeser  dialektika  menjadi  ‘pertentangan’“,  “gagasan‐

gagasan  mereka  atas  dasar  ajaran  Marx  mengenai  ‘alienasi’”, 

“menghindar dari analisa materialis yang sempurna dan berpaling pada 

agama,  moralitas,  serta  estetika”,  “sibuk  dengan  usaha  mencuci 

‘gagasan‐gagasan  dialektis’  Marx  yang  dianggap  utopi”,  “mereka 

bergerak  membelakangi  Marxisme,  menjadi  berpendirian  anti‐borjuis 

militan  yang  terlepas  dari  pemahaman  ekonomi  Marxis”, 

”menampilkan  materialisme  aleatoris”,  “memisahkan  kebenaran  dari 

pengetahuan”,  ”menampilkan  materialisme‐demokratis,  dan  menolak 

untuk mengakui adanya kebenaran”. 

Semuanya  ini  menunjukkan  bahwa  kaum  penganut  pasca‐

Marxisme  pada  intinya  menegasi  materialisme  dialektis,  dan  menegasi 

diktatur  proletariat  ajaran  Marx  yang  ilmiah  untuk  pembangunan 

sosialisme.  Dalam  praktek,  tidak  ada  gagasan  kaum  pasca‐Marxisme 

yang terwujud menjadi kenyataan. 

Sebaliknya,  berkat  sangat  tangguh,  Deng  Xiaoping  memimpin 

pembangunan  sosialisme  berciri  Tiongkok,  dengan menjunjung  tinggi 

materialisme dialektis,  tak henti‐hentinya mengajarkan harus bertolak dari 

kenyataan,  segala‐galanya  bertolak  dari  kenyataan,  harus  menari  kebenaran 

dari kenyataan. Yang paling penting adalah menjunjung  tinggi dan setia 

pada  Empat  Prinsip  Dasar,  yaitu  menempuh  jalan  sosialis,  menjunjung 

diktatur  proletariat,  di  bawah  pimpinan  Partai  Komunis,  dan  menjunjung 

ideologi  Marxisme–Leninisme–Pikiran  Mao  Zedong.  Maka  realisasi 

Marxisme  dalam  pembangunan  sosialisme  berjaya  di  Tiongkok, 

mengubah  negeri miskin  dan  terbelakang  di  pertengahan  abad  ke‐20 

telah menjadi  negara  terbesar  kedua  dunia  di  bidang  ekonomi  pada 

awal abad ke‐21. 

 

 

 

Page 415: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 367

 

 

 

 

 

XXII 

Marxisme Bukannya Punah: 

Berkembang Maju dengan Teori Deng Xiaoping  

 

 

 

 

MENGUBAH dunia!  Itulah  tujuan manusia berpikir  ilmiah. Dunia yang 

dimaksud  adalah  segala‐galanya:  alam  raya  sampai  masyarakat. 

Masyarakat  menjadi  sasaran  utama,  karena  langsung  menyangkut 

kehidupan manusia. 

Demi  mengubah  dunia,  “Ada  hantu  berkeliaran  di  Eropa—hantu 

komunisme.”  Dimulai  dengan  kalimat  ini,  Manifesto  Partai  Komunis 

diterbitkan  oleh Marx  dan  Engels  pada  tahun  1848. Manifesto  ditutup 

dengan  rangkaian  kalimat:  “Kaum  komunis  tidak  sudi 

menyembunyikan pandangan‐pandangan dan maksud‐maksud mereka. 

Mereka  menyatakan  dengan  terang‐terangan,  bahwa  tujuannya  akan 

dapat  tercapai  hanya melalui  penggulingan  dengan  kekerasan  semua 

sistem masyarakat  yang  ada  sampai  sekarang  ini.  Biarlah  kelas‐kelas 

yang  berkuasa  gemetar  di  hadapan  revolusi  komunis.  Kaum  proletar 

tidak akan kehilangan apa pun kecuali belenggu mereka. Mereka punya 

satu  dunia  untuk  dimenangkan.  Kaum  Proletar  Semua  Negeri, 

Bersatulah!”300 Manifesto itulah yang menjadi program dasar Marxisme. 

Semenjak  itu, Marxisme menjadi  senjata  ilmiah  bagi  klas  pekerja 

berjuang  demi  perubahan.  Perubahan  yang  digagas  adalah 

melenyapkan  penghisapan  manusia  atas  manusia.  Membangun 

masyarakat  baru  berkeadilan  sosial.  Ini  berarti  menggulingkan 

kekuasaan borjuasi. Jelas‐jemelas, klas borjuis tak rela digulingkan. 

300 Karl Marx dan Friedrich Engels, Manifesto Partai Komunis, Ultimus, 2015, h.27, 72—73.

Page 416: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

368 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Karena  itu,  semenjak  pertengahan  abad  ke‐19,  borjuasi 

mengerahkan  pembasmian  atas  kaum  komunis  dengan  segala 

kekejaman  dan  kekejian.  “Dinding  Komunar”  di makam  Père  Lachaise, 

Paris,  menjadi  saksi  kebiadaban  borjuasi  membasmi  kaum  komunar 

Paris  di  tahun  1871. Dalam  usaha membasmi  kaum  komunis,  sejarah 

mencatat  kekejaman  fasis  Jerman  dan  Jepang  dalam  Perang Dunia  II. 

Korban‐korban  berguguran  selama  Perang Dingin  di  paro  kedua  abad 

ke‐20.   

Melebihi  jumlah  korban  malapetaka  sebelumnya,  melebihi 

korban  bom  atom menimpa Hiroshima,  tak  terhitung  jumlah  anggota 

dan kader Partai Komunis  Indonesia  serta manusia  tak berdosa dibantai 

oleh  rezim  orba  Soeharto.  Nusantara  dipenuhi  makam  tanpa  nisan. 

Penjara‐penjara penuh  sesak di  semua pulau. Pulau Buru pun menjadi 

saksi  abadi.  Inilah  bukti  sejarah  tentang  kebiadaban  borjuasi  dalam 

usaha  membasmi  kaum  komunis.  Sempat  sepertiga  abad  berkuasa, 

rezim  orba  Soeharto  menepuk  dada  “sudah  berjasa”  menggulingkan 

Bung Karno dan membasmi komunisme di Indonesia. 

Dasawarsa  demi  dasawarsa,  perjuangan  dan  revolusi‐revolusi 

terjadi  di  banyak  negeri.  Borjuasi  tak  rela  digulingkan.  Segala  usaha 

ditempuh  untuk melenyapkan  komunisme.  Puncaknya  adalah  Perang 

Dingin seusai Perang Dunia II. Inilah realisasi doktrin Truman, the policy 

of containment. Bukan hanya negeri‐negeri sosialis yang menjadi sasaran, 

semua partai komunis di lima benua disasar. 

Akhir 1991 URSS hancur berantakan. “Perang Dingin  sudah usai. 

Komunisme  sudah mampus. Dan  kita menang!”  demikian  dideklarasikan 

dalam  pidato  kenegaraan  Presiden  Amerika  G.H.W.  Bush  pada  awal 

tahun  1992.  Para  sarjana  tokoh‐tokoh  terkemuka  pembela  kapitalisme 

bergendang  paha.  Francis  Fukuyama  tampil  dengan  karya  The  End  of 

History and The Last Man, dan Samuel P. Huntington dengan karya The 

Clash  of  Civilizations  and  The  Remaking  of  World  Order.  Keduanya 

bersenandung,  bersorak‐sorai  atas  robohnya  Tembok  Berlin  yang 

disusul dengan rontoknya Uni Sovyet dan berantakannya negara‐negara 

sosialis  Eropa  Tengah  dan  Timur.  Dinyatakannya,  liberalisme  sudah 

mengungguli  Marxisme.  Fukuyama  menulis,  “sosialisme  Marxis–Leninis 

adalah  rintangan  yang  serius  bagi  penciptaan  kemakmuran  dan  peradaban 

teknologi modern,  tampak  bagai pengetahuan umum pada dasawarsa  terakhir 

Page 417: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 369

abad ke‐21”.301  Huntington menulis, “Ideologi komunis menarik bagi rakyat 

seluruh dunia pada  tahun 1950 dan 1960‐an  ketika  ia dikaitkan pada  sukses‐

sukses  ekonomi  dan  kejayaan  militer  Uni  Sovyet.  Daya  tariknya  itu  telah 

menguap  ketika  ekonomi  Sovyet  macet  dan  tak  mampu  mempertahankan 

kekuatan militer Sovyet.”302  Tidak sedikit yang menulis buku menyatakan 

Marxisme sudah bangkrut, sudah punah. 

Dari  awal  sampai  akhir  abad  ke‐20,  kejayaan  Marxisme  telah 

didemonstrasikan  oleh  menangnya  Revolusi  Oktober  di  bawah 

pimpinan Lenin dan jayanya Uni Republik‐republik Sovyet Sosialis (URSS) 

sebagai  negara  diktatur  proletariat  selama  tujuh  dasawarsa.  Dari 

menggulingkan  kekuasaan  Tsar,  membangun  ekonomi  berdasarkan 

Marxisme–Leninisme, mengalahkan  serangan militer  fasis  Jerman dalam 

Perang  Dunia  II,  melaksanakan  pembangunan  ekonomi  dengan 

rencana‐rencana  lima  tahun,  sampai  menjadi  negara  adidaya  hingga 

penghujung abad ke‐20.   

Kehancuran  URSS  terjadi  karena  dicampakkannya  ajaran 

fundamental  Marxisme,  yaitu  kepemimpinan  partai  atas  negara, 

dicampakkannya  diktatur  proletariat  dan  prinsip  organisasi  partai 

sentralisme  demokratis. Kongres XXVIII PKUS  1990 di  bawah  pimpinan 

M.S. Gorbacyov mencampakkan  ajaran  diktatur  proletariat, melepaskan 

kepemimpinan partai atas negara.303 

URSS  lenyap  dari  peta  politik  dunia.  Proses  pelenyapan  ini 

dimulai  dengan  N.S.  Khrusycyov  mengutuk  kultus  individu  Stalin 

dengan  laporan  rahasianya dalam Kongres XX PKUS  tahun 1956. Kaum 

Trotskis  yang  anti‐Stalin  dan  kaum  sosial  demokrat  yang  anti  diktatur 

proletariat  bergandengan  tangan  satu  sama  lain  mendukung  Perang 

Dingin yang digalakkan Amerika Serikat, memusuhi URSS. 

Perang  Dingin  digalakkan  AS  dalam  realisasi  the  policy  of 

containment,  demi  membasmi  komunisme  sejagat.  Mulai  dari 

menggerakkan Plan Marshall, pembentukan pakta‐pakta militer NATO, 

301 Francis Fukuyama, The End of History and The Last Man, Avon Book, Inc., New York, Oktober 1998, h.98. 302 Samuel P. Huntington, The Clash of Civilisations and the Remaking of World Order, Toughstone Books, London, New York, Sydney, Tokyo, Toronto, Singapore, 1998, h.92. 303 KPSS (PKUS), Matyerialhi XXVIII Siyezda Kommunisticyekoi Partii Sovyetskovo Soyuza (Materi Kongres PKUS XXVIII), Politizdat, Moskwa, 1990. h.94—95.

Page 418: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

370 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

SEATO, CENTO, ANZUS, dan  lain‐lain. Dikobarkan  tiga  tahun Perang 

Korea, tiga belas tahun Perang Vietnam dengan pengerahan seperempat 

juta  pasukan.  Dikerahkan  pusat‐pusat  radio  propaganda  anti‐

komunisme:  Radio  Free  Europe,  Radio  Swoboda,  Radio  Free  Asia. 

Digalakkan  operasi‐operasi  rahasia  CIA.  Dikobarkan  kampanye 

perlombaan  persenjataan.  Digelorakannya  gerakan  mewujudkan 

perubahan  damai di  semua  negara  sosialis. Gerakan  ini  bermuara  pada 

robohnya Tembok Berlin, hancur berantakannya Uni Sovyet dan negara‐

negara sosialis Eropa Timur.   

Gerakan  ini menjalar  sampai  ke  Asia  dengan  berpuncak  pada 

terjadinya Peristiwa Tian An Men  yang  bertujuan merobohkan Republik 

Rakyat Tiongkok. Namun apa yang dikatakan “gerakan demokratis”304  itu, 

yang menjadi  berlumuran  darah,  tak  berhasil menggoyahkan Republik 

Rakyat Tiongkok. Apalagi melenyapkan Marxisme dari bumi Tiongkok. 

Pengalaman  praktek  revolusioner  Rakyat  Tiongkok  di  bawah 

pimpinan  PKT  dengan  Ketua  Mao  Zedong  telah  mengembangkan 

Marxisme  dengan  Pikiran Mao Zedong. Dalam Kongres VII  PKT,  tahun 

1945,  Liu  Shaoqi  menampilkan  Pikiran  Mao  Zedong  sebagai  ideologi 

pembimbing  partai  di  samping  Marxisme–Leninisme.  Dinyatakan, 

“Program  Umum  Konstitusi  Partai  menyatakan  bahwa  Teori Mao  Zedong 

(Pikiran Mao Zedong) mengenai Revolusi Tiongkok akan membimbing  semua 

pekerjaan  partai  kita. Konstitusi  itu  sendiri menyatakan  bahwa  adalah  tugas 

bagi  setiap anggota partai untuk berusaha memahami dasar‐dasar Marxisme–

Leninisme  dan  Teori Mao  Zedong  mengenai  Revolusi  Tiongkok.”305  Berkat 

304 Atas nama Gerakan Demokrasi dan Revolusi Warna di mana biasanya operasi-operasi kerja mereka melalui agen-agen intelijen seperti via CIA dan peran LSM skala internasional yakni National Endowment for Democracy (NED), Freedom House, Albert Einstein Institute, International Republic Institute, dan LSM “seribu proyek” lainnya milik Pentagon yang dibiayai Kongres AS hingga jutaan dolar per tahun serta dari Uni Eropa misalkan saja Balkan Trust for Democracy, Yayasan Anak dan Remaja Balkan, dan Friedrich Nauman-Stiftung Jerman, bekerja sama dengan LSM-LSM lokal yang pendanaannya amat tergantung dari yayasan swasta seperti Ford, Rockefeller, McArthur, Tides, dsb. Operasi kerja mereka di Jerman Barat 17 Juni 1953, Hongaria tahun 1953, Musim Semi Praha di Cekoslowakia tahun 1968, Lapangan Tiananmen Tiongkok tahun 1989, Cekoslowakia tahun 1989, Singing Revolution tahun 1987—1992 di Baltik. Operasi ini bukan hanya dilaksanakan di negara-negara sosialis tetapi juga di beberapa yang tidak mau tunduk atau komprador mereka yang sudah tidak dianggap efektif lagi. 305 Liu Shaoqi, On The Party, fifth edition, Foreign Languages Press, Peking, 1954,

Page 419: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 371

bimbingan  ideologi  Pikiran Mao  Zedong,  Revolusi  Tiongkok mencapai 

kemenangan dengan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. 

Perjuangan  revolusioner  rakyat  Tiongkok  dalam  menerapkan 

Marxisme  penuh  lika‐liku,  kemenangan  demi  kemenangan  di  sela 

kesulitan  dan  kegagalan.  Revolusi  Besar  Kebudayaan  Proletar  (RBKP) 

selama  tahun  1966  sampai  1976  adalah  salah  satu  puncak  kesalahan 

yang  bersejarah.  Sidang  Pleno  VI  CC  PKT  XI  pada  27  Juni  1981 

mengesahkan Resolusi tentang Beberapa Masalah dalam Sejarah Partai Sejak 

Berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Resolusi secara analitis merumuskan 

penilaian  tentang  Revolusi  Besar  Kebudayaan  Proletar.  Sepuluh  tahun 

RBKP  telah  menggelorakan  Tiongkok,  menggoncangkan  dunia. 

Demikian pentingnya RBKP ini, hingga ada yang menilai, bahwa RBKP 

adalah  puncak  tertinggi  dari  pengembangan Marxisme.  Sejak  semula, 

pimpinan PKI pun menyambut dan mendukung serta menilai tinggi arti 

RBKP. Dalam  Pesan  Politbiro  CC  PKI  pada  23 Mei  1967  dirumuskan 

“sukses‐sukses  besar  RBKP  Tiongkok  adalah  peristiwa  terbesar 

internasional yang mempunyai arti bersejarah yang besar.”306 

Mengenai  RBKP, Resolusi  tentang  Beberapa Masalah  dalam  Sejarah 

Partai  Sejak  Berdirinya  Republik  Rakyat  Tiongkok  menyatakan  bahwa 

“Sejarah  ‘Revolusi  Besar  Kebudayaan’  telah  membuktikan  bahwa  tesis 

pokok ‘Revolusi Besar Kebudayaan’ yang dibangkitkan oleh Mao Zedong, 

tidak sesuai dengan Marxisme–Leninisme dan juga tidak sesuai dengan 

keadaan  konkret  Tiongkok.  Tesis  ini  sama  sekali  salah menilai  situasi 

klas  di  negeri  kita  pada  waktu  itu  dan  keadaan  politik  partai  dan 

negara.” 

Dalam resolusi tersebut  juga dikatakan bahwa, “RBKP dikatakan 

perjuangan  melawan  garis  revisionis  atau  jalan  kapitalis.  Argumen 

demikian  itu  tidak mempunyai dasar kenyataan sama sekali. Lagi pula 

dalam  serentetan  masalah  penting  teori  dan  politik  telah 

mencampuradukkan  yang  benar  dan  yang  salah.  Banyak  hal  yang 

dikritik sebagai revisionis atau kapitalis dalam RBKP, sebenarnya justru 

prinsip‐prinsip  Marxis  dan  sosialis,  di  antaranya  banyak  yang 

dikemukakan  dan  disokong  sendiri  oleh  Kawan Mao  Zedong.  RBKP 

telah menegasi  sejumlah besar pedoman dan politik‐politik  tepat  serta 

h.30, Report on the revision of the Party Constitution delivered by Liu Shao-chi in May 1945 to the Seventh Congress of the Communist Party of China. 306 Delegasi CC PKI, Lima Dokumen Penting Politbiro CC PKI, h.230—231.

Page 420: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

372 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

hasil‐hasil selama 17 tahun sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, 

dalam  kenyataannya  pada  derajat  tertentu  juga  telah  menegasi 

pekerjaan  Comite  Central  Partai  dan  Pemerintah  Rakyat  termasuk 

pekerjaan Kawan Mao Zedong sendiri, dan  telah menegasi perjuangan 

luar biasa berat dan sulit dari Rakyat berbagai bangsa di seluruh negeri 

dalam pembangunan sosialis.”307 

Sesudah melewati  pahit  getir  dengan  pengorbanan  yang  besar 

sepuluh  tahun  RBKP,  mulai  tahun  1978  di  bawah  pimpinan  Deng 

Xiaoping  dilangsungkan  reformasi  dan  politik  pintu  terbuka. 

Berlangsunglah  pembenahan  partai  dan  negara,  meninggalkan 

semboyan  RBKP,  perjuangan  klas  sebagai  poros  digantikan  dengan, 

pembangunan  ekonomi  sebagai  tugas utama, melaksanakan pembangunan 

empat modernisasi, membangun sosialisme berciri Tiongkok. 

Dalam  pidato  peringatan  ulang  tahun  ke‐80  PKT,  Jiang  Zemin 

mengemukakan,  “Di  bawah  pimpinan  kolektif  CC  Partai  generasi 

pertama  dan  kedua, Kawan Mao Zedong  dan Deng Xiaoping  sebagai 

intinya,  partai  kita  dengan  teguh  memadukan  prinsip‐prinsip  dasar 

Marxisme–Leninisme  dengan  kenyataan  Tiongkok.  Hasilnya, 

terbentuklah Pikiran Mao Zedong dan Teori Deng Xiaoping. Kedua teori ini 

adalah  Marxisme  Tiongkok  yang  mencakup  prinsip‐prinsip  dasar 

Marxisme–Leninisme  dan  filsafat  bangsa  Tiongkok  serta  pengalaman 

praktek kaum komunis Tiongkok. Teori Deng Xiaoping adalah kelanjutan 

terbaik dan perkembangan yang kreatif dari Pikiran Mao Zedong dalam 

syarat‐syarat sejarah baru.”308 

 

Ada 16 unsur Teori Deng Xiaoping, yaitu:   

 

1. teori garis ideologi pembangunan sosialisme;   

2. teori tentang hakikat dan garis perkembangan sosialisme;   

3. tentang tingkat‐tingkat perkembangan sosialisme;   

4. tentang Empat Prinsip Dasar;   5. teori strategi perkembangan pembangunan sosialisme;   

307 CC PKT, Resolusi tentang Beberapa Masalah dalam Sejarah Partai Sejak Berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, keputusan sidang pleno ke-6 CC XI PKT, 27 Juni 1981. 308 Jiang Zemin, Jiang Zemin on the “Three Represents”, Foreign Languages Press, Beijing, second printing, 2003, h.180—181.

Page 421: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 373

6. teori tenaga penggerak perkembangan sosialisme;   

7. teori politik terbuka dari negara sosialis terhadap dunia luar;   8. tentang  reformasi  sistem  ekonomi,  tentang  perencanaan dan 

pasar,  tak  ada  kontradiksi  dasar  antara  sosialisme  dan 

ekonomi pasar; 

9. teori reformasi sistem politik sosialisme;   

10. teori tentang peradaban sosialis;   11. teori  tentang  jaminan  bagi  politik  pembangunan  sosialisme; 

yaitu menekankan pentingnya Empat Prinsip Dasar;   

12. teori strategi diplomasi negara melawan hegemonisme;   

13. teori  tentang  penyatuan  negara,  pedoman  Satu  Negara  Dua 

Sistem;   

14. teori tentang kekuatan sandaran bagi usaha sosialisme;   

15. teori tentang pembangunan tentara negara sosialis; dan   

16. teori tentang inti pimpinan usaha sosialisme.309 

 

Dari negeri miskin dan  terbelakang pada pertengahan  abad ke‐

20,  Tiongkok  dengan  penduduk  1,3 miliar  jiwa,  seperlima  penduduk 

dunia,  berubah  menjadi  negara  terbesar  kedua  di  bidang  ekonomi, 

mengungguli Jepang. 600 juta rakyat dibebaskan dari kemiskinan.   

Berhasil mengorbitkan pesawat  ruang  angkasa permanen  Istana 

Langit, mengorbitkan  pesawat  angkasa  luar  berawak  satu  sampai  tiga 

orang,  termasuk awak pesawat wanita, berhasil mengorbitkan pesawat 

Yu  Du  (Kelinci  Giok)  penjelajah  rembulan,  menghasilkan  kereta  api 

tercepat  dengan  kecepatan  lebih  dari  300  km  per  jam, menghasilkan 

komputer  termodern Bima  Sakti dengan kecepatan operasi  tertinggi di 

dunia, memiliki cadangan valuta asing  lebih dari  tiga  triliun dolar AS, 

memainkan  peranan  lebih  penting  dalam  masalah  moneter 

internasional,  termasuk  berinisiatif  mendirikan  Bank  Investasi  untuk 

Infrastruktur  Asia  Pasifik,  mata  uang  RMB  berkembang  ke  arah  jadi 

convertible.   

Tiongkok memainkan peranan kian besar di bidang internasional, 

termasuk  negara  pengirim  pasukan  keamanan  PBB  yang  terbesar 

309 Zhong Gong Zhong Yang Dang Xiao, Kua Yue She Ji De Wei Da Qi Zhi—Panji Jaya Yang Melangkaui Zaman, Xuexi Jiang Zemin Tongzhi Zai Zhong Yang Dang Xiao De Jiang Hua, Zhong Gong Zhong Yang Dang Xiao Chu Ban She, Beijing, 1997, h.14—17.

Page 422: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

374 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

jumlahnya, dengan sukses menggalang organisasi kerja sama Shanghai, 

organisasi kerja sama BRICS meliputi Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan 

Afrika  Selatan,  memainkan  peranan  penting  dalam  organisasi  kerja 

sama  ekonomi  APEC.  Dunia  kagum  akan  kemajuan  pesat  Tiongkok 

selama tiga dasawarsa terakhir. 

Deng Xiaoping memperhitungkan bahwa pada akhir abad ke‐20, 

GNP  per  kapita  Tiongkok  akan  mencapai  $1.000.  Dan  50  tahun 

kemudian  akan mencapai  $4.000  dengan  penduduk  1,5 miliar,  berarti 

GNP  Tiongkok  akan  mencapai  6  triliun  dolar  AS.  Informasi  yang 

bersumber  dari  IMF  menyatakan  bahwa  akhir  tahun  2014,  GNP 

Tiongkok mencapai 17,6 triliun dolar AS, sedang Amerika mencapai 17,4 

triliun  dollar  AS,  yang  berarti  Tiongkok  telah mengungguli  Amerika 

dalam  GNP.  Dasawarsa  pertama  abad  ke‐21  menunjukkan  bahwa 

kenyataan sudah jauh melampaui ramalan ini.   

Kemajuan  ini  mendemonstrasikan  sukses‐sukses  dari 

pelaksanaan  politik  reformasi  dan  pintu  terbuka,  pelaksanaan 

pembangunan  sosialisme berciri Tiongkok gagasan Deng Xiaoping.  Inilah 

demonstrasi  sukses‐sukses  pelaksanaan  Pikiran Mao  Zedong  dan  Teori 

Deng Xiaoping, pelaksanaan Marxisme–Leninisme  sesuai dengan kondisi 

konkret Tiongkok. 

Sesungguhnya,  pembangunan  sosialisme  berciri  Tiongkok  dengan 

menempuh  reformasi  dan  politik  pintu  terbuka  adalah  sehaluan  dengan 

strategi Lenin memenangkan sosialisme lewat koeksistensi dan perlombaan 

damai dengan kapitalisme. Sejak semula, sesudah kemenangan Revolusi 

Oktober,  Lenin  yakin  akan  keunggulan  sosialisme,  berkoeksistensi  dan 

berlomba  damai  dengan  kapitalisme.  Lenin  dengan  berani  membuka 

pintu,  bekerja  sama  dengan  negara  kapitalis  dan  dengan  perusahaan‐

perusahaan  raksasa  kapitalis.  Bahkan  Lenin  membenarkan 

dijalankannya kapitalisme negara di bawah syarat diktatur proletariat.310 

Tiongkok menempuh politik pintu terbuka, dengan inisiatif sendiri 

melepaskan  diri  dari  isolasi, memasuki  semua  organisasi  dan  badan 

internasional  yang  ada.  Sampai‐sampai  Tiongkok  berunding  selama 

lima belas tahun untuk bisa masuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). 

310 Lihat Lenin, O Gosudarstvyennom Kapitalizme—Gosudarstvyenni Kapitalizm V Period Pyeryekhoda K Sotsializmu, (Tentang Kapitalisme Negara—Kapitalisme Negara dalam Periode Peralihan Menuju Sosialisme), Gosudarsvyennoye Izdatyelstvo Politicyeskoi Lityeraturhi, Moskwa, 1957, h.215.

Page 423: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 375

Deng  Xiaoping  berkali‐kali mengemukakan  bahwa  Tiongkok menjadi 

terbelakang  karena mengisolasi diri,  karena  tidak  terbuka pada dunia 

luar. Karena  itu dianjurkannya  supaya melakukan Kaifang, menempuh 

politik pintu terbuka. 

Situasi  sehabis  Revolusi  Besar  Kebudayaan  Proletar  (RBKP) 

melahirkan  banyak  hal  baru  yang  rumit.  Marxisme–Leninisme–Pikiran 

Mao  Zedong  saja  sudah  tidak  memadai  untuk  memecahkan  soal‐soal 

yang  dihadapi  Tiongkok  untuk merealisasi  empat modernisasi. Dengan 

berpegang  pada  Marxisme–Leninisme  dan  Pikiran  Mao  Zedong,  Deng 

Xiaoping  tampil dengan pikiran dan gagasan‐gagasan baru. Marxisme 

bukanlah punah. Namun dijunjung  tinggi oleh Deng Xiaoping dengan 

mengembangkannya  sesuai  dengan  kondisi  Tiongkok.  Marxisme  di‐

Tiongkokkan.  Deng  Xiaoping  menampilkan  gagasan  pembangunan 

sosialisme berciri Tiongkok. 

Bermunculan  suara  menentang  atau  menyangsikan  kebenaran 

pikiran‐pikiran  Deng  Xiaoping.  Pikiran‐pikiran  Deng  Xiaoping 

divulgarkan.  Berkumandang  ungkapan‐ungkapan  sinis  seperti:  “Teori 

Deng Xiaoping adalah teori kucing hitam kucing putih”, “Menjadi kaya  itu 

adalah mulia.” Bukan hanya ungkapan yang benar dipelesetkan menjadi 

salah.  Tetapi  gagasan  besar  Deng  Xiaoping,  Kaige  Kaifang,  reform  dan 

politik pintu terbuka ditafsirkan dan dinilai secara menyesatkan oleh Prof. 

Bao Yuching, seorang peneliti masalah‐masalah Tiongkok dari Amerika. 

Yaitu dikemukakan bahwa politik pintu terbuka akan membikin Tiongkok 

tergantung pada  luar negeri di bidang moneter dan di bidang  ilmu dan 

teknologi. Kenyataan membantah pandangan‐pandangan keliru ini. Yang 

terjadi justru sebaliknya. 

Teori  Deng  Xiaoping  menampilkan  serentetan  gagasan  yang 

meliputi  ideologi,  politik,  dan  teori  yang  belum  ada  selama  ini  dalam 

literatur Marxis. Teori Deng Xiaoping dapat dicatat dari berbagai pidato, 

uraian  atau  pembicaraannya  dalam  berbagai  kesempatan.  Yang 

diungkap oleh Teori Deng Xiaoping antara  lain adalah masalah‐masalah 

berikut: 

 

1. Masalah “dua apa saja” tak sesuai dengan Marxisme. 

Berakhirnya Revolusi Besar Kebudayaan Proletar  (RBKP) merupakan  titik 

balik  dalam  sejarah  modern  Tiongkok,  sesudah  berdirinya  Republik 

Rakyat Tiongkok. Dalam RBKP, pujaan  terhadap Mao Zedong  sebagai 

Page 424: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

376 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

pemimpin  mencapai  puncaknya.  Sampai‐sampai  muncul  ungkapan 

“dua  apa  saja”.  Yaitu  “apa  saja  yang  diucapkan  Mao  Zedong  harus 

dilaksanakan”. Dengan  demikian,  ucapan Mao  Zedong  telah  dijadikan 

ukuran  kebenaran.  Ini  menimbulkan  banyak  kesalahan  dalam 

menyimpulkan  sesuatu,  termasuk  dalam  menyimpulkan  masalah 

sejarah. Deng Xiaoping menyatakan,  “’dua  apa  saja’  tidak  sesuai  dengan 

Marxisme.... Ini adalah satu masalah teori yang penting, satu masalah apakah 

kita berpegang pada materialisme historis ... generasi demi generasi, kita harus 

menggunakan  Pikiran Mao  Zedong  sebagai  keseluruhan  dalam membimbing 

partai kita, tentara dan rakyat kita maju demi usaha sosialisme di Tiongkok dan 

demi usaha gerakan komunis internasional.”311 

 

2. Bebaskan pikiran, cari kebenaran dari kenyataan. 

Menjelang  Sidang  Pleno  III  CC  PKT  XI  yang  bersejarah,  yaitu 

menghadapi  pelaksanaan  gagasan  baru  memindahkan  titik  berat 

pekerjaan partai dari Revolusi Besar Kebudayaan Proletar  (RBKP) menjadi 

empat modernisasi. Desember  1978, Deng Xiaoping  berpidato  dengan 

judul:  “Bebaskan  pikiran,  cari  kebenaran  dari  kenyataan  dan  bersatu  padu 

memandang  masa  depan”.312  Sidang  Pleno  III  CC  PKT  XI  inilah  yang 

merumuskan program melaksanakan pembangunan ekonomi sebagai tugas 

utama  untuk  empat  modernisasi,  mengganti  semboyan  “perjuangan  klas 

sebagai poros” yang dikobarkan dalam RBKP. 

Deng  Xiaoping  dengan  tangguh membela  materialisme  dialektis, 

mengajarkan  bahwa  “membangun  sosialisme  haruslah  bersenjatakan 

materialisme dialektis dan materialisme historis Marxis, harus belajar filsafat 

Marxisme  dan  karya‐karya  filsafat  Mao  Zedong;  harus  mempelajari 

situasi  baru  dengan  menggunakan  Pikiran  Mao  Zedong,  harus 

mendukung  dan  mengembangkan  Marxisme–Leninisme;  harus 

membebaskan  pikiran, mencari  kebenaran  dari  kenyataan. Mencari  kebenaran 

dari kenyataan adalah dasar dari pandangan dunia klas proletar, adalah 

dasar ideologi Marxisme.”313 

311 Deng Xiaoping, Selected Works of Deng Xiaoping (1975—1982), People’s Publishing House, Beijing, 1983, h.51—52. 312 Deng Xiaoping, Deng Xiaoping Wen Xuan (1975—1982), Ren Min Chubanshe (Penerbit Rakyat), 1983, h.130—170. 313 Zhong Gong Zhongyang Dangxiao, Deng Xiaoping Zhexue Sixiang (Pikiran Filsafat Deng Xiaoping), Zhong Gong Zhongyang Dangxiao Zhexue Jiao Yan Bu Pian, Zhong Gong Zhong Yang Dang Xiao Chu Ban She, Beijing, 1995, h.29.

Page 425: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 377

Deng  Xiaoping  mengajarkan,  segala‐galanya  harus  bertolak  dari 

kenyataan, universalitas Marxisme  harus dipadukan dengan  kenyataan 

konkret,  teori  harus  dipadukan  dengan  praktek,  pembangunan 

modernisasi  Tiongkok  harus  menempuh  jalan  sendiri  bertolak  dari 

kenyataan Tiongkok;  tingkat  permulaan  dari  sosialisme  adalah  titik  tolak 

politik praktis kita. Ungkapan tingkat permulaan dari sosialisme belum ada 

dalam literatur Marxis selama ini. 

 

3. Empat prinsip dasar. 

Di akhir  tahun  tujuh puluhan, di kala Perang Dingin kian bergelora, di 

Eropa  Tengah  dan  Timur,  terutama  di  Polandia,  bergemuruh  gerakan 

anti‐sosialisme,  anti‐komunisme.  Mulai  muncul  organisasi‐organisasi 

intelektual  dan  buruh  yang  menampilkan  semboyan  tuntutan 

“demokrasi”  dan  “kebebasan”.  Sangat menonjol  lahirnya  gerakan  buruh 

Solidaritas di Polandia dengan dukungan kalangan Katolik dan Amerika, 

yang  pada  puncak  gerakannya  menjadi  menentang  sistem  sosialis, 

menggulingkan  diktatur  proletariat.  Dalam  pada  itu  berkembanglah 

gerakan  “perubahan  secara  damai”  di  banyak  negeri  sosialis.  Akhirnya 

menjalar sampai ke Tiongkok, hingga berpuncak dengan Peristiwa Tian 

An Men pada tahun 1989. 

Menghadapi gagasan raksasa membangun Tiongkok, tahun 1979, 

berpidato  dalam  Forum  mengenai  Prinsip‐prinsip  Pekerjaan  Teori 

Partai,  Deng  Xiaoping  tampil  dengan  Empat  Prinsip  Dasar. 

Dikemukakannya,  “Dalam  membangun  empat  modernisasi  di 

Tiongkok, di  bidang  ideologi dan politik haruslah: mendukung Empat 

Prinsip  Dasar,  yaitu:  1.  harus  menempuh  jalan  sosialis;  2.  harus 

mempertahankan  diktatur  proletariat;  3.  harus  mendukung  pimpinan 

Partai Komunis;  dan  4.  harus menjunjung Marxisme–Leninisme,  Pikiran 

Mao Zedong. Semuanya tahu, Empat Prinsip Dasar ini bukanlah hal yang 

baru, tapi adalah sudah lama didukung oleh Partai kita.”314 

Deng  Xiaoping  dalam  semua  pidato  penting  atau  pembicaraan 

semenjak  tahun  1978,  berkali‐kali  mengemukakan  arti  penting 

menjunjung  Empat  Prinsip  Dasar.  Seperti  dalam  keterangan mengenai 

komentar‐komentar  tentang  reformasi,  mengenai  reformasi  untuk 

pengembangan tenaga produktif, pidatonya dalam Konferensi Nasional 

314 Deng Xiaoping, op.cit., h.150—151.

Page 426: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

378 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

PKT  September  1985,  keterangan  mengenai  kegunaan  pasar  bagi 

sosialisme,  dalam  pidato  di  sidang  Dewan  Harian  Politbiro  CC  PKT 

Januari  1986,  tentang melawan  liberalisasi borjuis, dalam pembicaraan 

mengenai perencanaan dan pasar adalah untuk pengembangan  tenaga 

produktif, mengenai  pendidikan  sejarah  bagi  pemuda,  tentang  hanya 

jalan  sosialis  bagi  Tiongkok,  tentang  pembangunan  sosialis  di  bawah 

pimpinan  partai,  tentang  hukum  dasar  bagi  Hongkong,  dalam 

pembicaraan  mengenai  tidak  boleh  menolerir  kekacauan,  mengenai 

pimpinan  kolektif  pelaksana  reformasi,  tentang  pelaksanaan  keadaan 

darurat di Beijing menghadapi Peristiwa Tian An Men 9‐6‐1989, pidato di 

depan  perwira‐perwira  para  panglima  pasukan menghadapi  keadaan 

darurat Beijing, pidato mengenai tugas utama generasi ketiga pimpinan 

CC PKT, dan lain‐lain.315 

Dikemukakannya,  “Generasi  ketiga  pimpinan  CC  Partai  harus 

memenangkan  kepercayaan  rakyat,  dengan  demikian  mereka  akan 

bersatu di sekitar kita. Kita harus  tanpa ragu‐ragu melawan  liberalisasi 

borjuis dan setia pada Empat Prinsip Dasar. Mengenai hal ini, saya tidak 

pernah  memberikan  sedikit  pun  konsesi.  Bisakah  Tiongkok 

mencampakkan  Empat  Prinsip  Dasar?  Bisakah  kita  tidak menjalankan 

diktatur demokrasi  rakyat?  Ini  adalah masalah penting yang prinsipil, 

yaitu  apakah  kita  menjunjung  diktatur  demokrasi  rakyat, Marxisme, 

sosialisme dan pimpinan Partai Komunis.”316 

Deng  Xiaoping  juga  memaparkan  dalam  pembicaraan‐

pembicaraan  dengan  berbagai  pemimpin  dunia,  seperti  pembicaraan 

dengan  PM  Robert Mugabe  dari  Zimbabwe;  dengan  Julius  Kambare 

Nyerere, mantan  Presiden  Tanzania;  dengan  Presiden  El  Hadi  Omar 

Bongo  dari  Republik  Gabon;  dengan  Presiden  Ali  Hassan  Mwinyi 

Republik Persatuan Tanzania; dengan  Janos Kadar Sekjen Partai Buruh 

Sosialis Hongaria; dengan M.S. Gorbacyov, Sekjen PKUS, pada 16 Mei 

1989. 

Demikian  pula  dalam  pembicaraan  16  September  1989  dengan 

Prof.  Tsung‐Dao  Lee  (Li  Cheng‐dao),  pemenang  hadiah Nobel  untuk 

fisika  dari  Universitas  Columbia.  Antara  lain  Deng  Xiaoping 

mengemukakan,  ”Belum  lama  berselang,  kami  mempunyai  dua 

315 Seluruh hasil karya Deng Xiaoping terdapat dalam Selected Works of Deng Xiaoping, Pilihan Karya Deng Xiaoping Jilid III, 1982—1992. 316 Ibid., h.291.

Page 427: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 379

Sekretaris  Jenderal  (yang  dimaksud  adalah  Hu  Yaobang  dan  Zhao 

Ziyang) yang tidak lama menduduki jabatannya. Itu bukanlah karena ia 

tidak memenuhi syarat ketika dipilih. Adalah  tepat memilihnya waktu 

itu,  tetapi  kemudian  ia  berbuat  salah  yang  bersangkutan  dengan 

masalah fundamental, yaitu masalah sikap terhadap Empat Prinsip Dasar 

yang menyebabkannya tersandung dan jatuh. Dari empat prinsip itu, dua 

yang  paling  penting  adalah  harus  menjunjung  kepemimpinan  partai 

dan harus menjunjung sosialisme. Berlawanan dengan empat prinsip itu 

adalah  liberalisasi  borjuis. Dalam  beberapa  tahun  akhir‐akhir  ini,  saya 

dalam  banyak  kesempatan  telah menekankan  pentingnya menjunjung 

Empat  Prinsip  Dasar  ini  dan  menentang  liberalisasi  borjuis.  Namun 

mereka tidak melakukannya. Pada saat‐saat timbulnya kekacauan baru‐

baru  ini, Zhao Ziyang  ternyata  terang‐terangan berpihak pada mereka 

yang menimbulkan  kekacauan.  Ia  sesungguhnya mencoba  memecah‐

belah partai.”317 

Selanjutnya  dikemukakan,  “Kenyataan  bahwa masalah  korupsi 

sudah menjadi soal yang begitu serius adalah berhubungan erat dengan 

kegagalan mengatasi  liberalisasi borjuis secara  tegas. Kekacauan sudah 

melanda  kita  semua.  Jika  kita  tidak menjunjung  tinggi  Empat  Prinsip 

Dasar, kekacauan itu tidak dapat diakhiri.”318 

Pada  24  Desember  1990,  dalam  pembicaraan  dengan  anggota‐

anggota  pimpinan  CC  PKT,  Deng  Xiaoping  menyatakan,  “Sudah 

berkali‐kali  saya  kemukakan,  bahwa  stabilitas  adalah  hal  yang  sangat 

penting,  dan  bahwa  kita  tidak  bisa  membuang  diktatur  demokrasi 

rakyat.  Jika  sejumlah  orang  mempraktekkan  liberalisasi  borjuis,  dan 

menciptakan  kekacauan dengan menuntut hak‐hak  asasi manusia dan 

demokrasi,  kita  akan mencegahnya. Marx  pernah mengatakan  bahwa 

teori  perjuangan  klas  bukanlah  hasil  penemuannya.  Inti  dari  teorinya 

adalah diktatur proletariat. Untuk waktu yang sangat  lama, proletariat 

sebagai  satu klas yang baru muncul, adalah  lebih  lemah dari borjuasi. 

Jika  ia akan merebut kekuasaan politik dan membangun  sosialisme,  ia 

harus  menjalankan  kediktaturan  untuk  berlawan  terhadap  serangan 

borjuasi. Untuk mempertahankan  jalan  sosialis, kita harus menjunjung 

diktatur proletariat, yang kita sebut diktatur demokrasi  rakyat. Prinsip 

317 Deng Xiaoping, Selected Works of Deng Xiaoping, Volume III (1982—1992), Foreign Languages Press, Beijing, 1994, h.314. 318 Ibid., h.315.

Page 428: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

380 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

ini  adalah  sama  pentingnya  dengan  tiga  prinsip  lainnya.  Jadi,  adalah 

penting  untuk menjelaskan  secara  teori  akan  pentingnya menjunjung 

diktatur demokrasi rakyat.”319 

Empat Prinsip Dasar ini merupakan salah satu unsur penting Teori 

Deng  Xiaoping.  Belum  ada  buku  khusus  memaparkan  Teori  Deng 

Xiaoping  secara  lengkap. Sesudah  tiga dasawarsa Teori Deng Xiaoping 

dilaksanakan  dalam wujud melaksanakan  reformasi  dan  politik  pintu 

terbuka,  Tiongkok  menjadi  unggul  di  bidang  moneter,  memiliki 

cadangan valuta asing  lebih dari  tiga  triliun dolar AS, dan mata uang 

Tiongkok  RMB  mengarah  jadi  convertible,  maju  tampil  akan  menjadi 

mata  uang  internasional.  Tiongkok  maju  pesat  di  bidang  ilmu  dan 

teknologi,  sampai  mampu  mengorbitkan  pesawat  ruang  angkasa 

berawak serta pesawat ruang angkasa Istana Langit yang permanen. 

 

4.  Hakikat  sosialisme,  tugas  utama  sosialisme:  mengembangkan 

tenaga produktif. 

Dengan  berakhirnya  RBKP,  di  Tiongkok  berlangsung  diskusi  di 

kalangan  kader  PKT  mengenai  hakikat  dan  tugas  utama  sosialisme. 

Pemahaman yang tidak sama mengenai hakikat dan tugas utama sosialisme 

sangat jelas dari kenyataan‐kenyataan pemahaman di Uni Sovyet.   

Kongres XXII PKUS  tahun 1961 di bawah pimpinan Khrusycyov 

menyatakan  bahwa  di  Uni  Sovyet  sudah  dibangun  sosialisme,  dan  mulai 

membangun  dasar‐dasar  materiil  dan  teknik  komunisme.  Kongres  ditutup 

dengan  pidato  Khrusycyov  mengumandangkan  semboyan:  “Partai 

dengan khidmat menyatakan: generasi rakyat Sovyet sekarang ini akan hidup di 

bawah komunisme!”320 

Kongres XXIII  dan XXIV  PKUS  di  bawah  pimpinan  Brezhnyev 

melanjutkan  pelaksanaan  program  PKUS  yang  dirumuskan  di  bawah 

pimpinan  Khrusycyov,  yaitu membangun  dasar‐dasar materiil  dan  teknik 

komunisme. 

Di bawah pimpinan Sekjen Chernyenko, di samping melanjutkan 

pelaksanaan  program  Khrusycyov,  dinyatakan  bahwa  Uni  Sovyet 

sedang membangun sosialisme yang sudah berkembang. 

Semua  partai  negara‐negara  sosialis  Eropa  Tengah  dan  Timur, 

yaitu  Partai  Buruh  Albania,  Partai  Pekerja  Sosialis  Hongaria,  Partai 

319 Ibid., h.351—352. 320 N.S. Chrusjtjov, op.cit., h.66.

Page 429: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 381

Persatuan  Sosialis  Jerman  Timur,  Partai  Komunis  Rumania,  Partai 

Komunis  Bulgaria,  Partai  Komunis  Cekoslowakia,  dan  Partai  Pekerja 

Polandia, menyatakan melangsungkan pembangunan sosialisme di negara 

mereka  masing‐masing.  Partai  Rakyat  Revolusioner  Mongolia,  juga 

menyatakan  membangun  sosialisme.  Demikian  pula  Vietnam  bahkan 

menamakan  negaranya  Republik  Sosialis  Vietnam.  Partai  Pekerja  Korea 

juga  menyatakan  membangun  sosialisme  di  Korea  dengan  negara 

bernama Republik Rakyat Demokrasi Korea. 

Tahun  1987, M.S. Gorbacyov  tampil dengan pemikiran  barunya 

yang  dipaparkan  dalam  karya  Pyeryestroika  I  Novoye  Mishlyeniye—

Reformasi  dan  Pemikiran  Baru,  yaitu  harus membangun  sosialisme  yang 

berkemanusiaan dan demokratis. Kongres XXVIII PKUS  tahun 1990, yang 

melaksanakan  Pemikiran  Baru  Gorbacyov  demi  “sosialisme  yang 

berkemanusiaan  dan  demokratis”  memutuskan  mencampakkan  ajaran 

diktatur  proletariat,  membuang  prinsip  organisasi  partai  sentralisme 

demokratis.   

Dengan  demikian  menjungkirbalikkan  PKUS,  dari  partai  yang 

memimpin  negara  diktatur  proletariat,  menjadi  tak  berdaya  karena 

dicampakkannya  ajaran  diktatur  proletariat  dan  dibuangnya  prinsip 

organisasi  partai  sentralisme  demokratis,  hingga  kepeloporan  dan 

kepemimpinan  partai menjadi  lenyap.  URSS  berantakan,  lenyap  dari 

peta politik dunia. Negara sosialis pertama di dunia yang sudah berjaya 

selama  tujuh  dasawarsa  menjadi  lenyap.  Sosialisme  lenyap  di  Uni 

Sovyet. 

Berantakannya  negara  diktatur  proletariat  yang  dibangun  Lenin 

dengan  kemenangan  Revolusi  Oktober  1917, mengetuk  hati manusia 

untuk  berpikir,  di mana  keunggulan  dan  keperkasaan  sistem  sosialis 

itu? 

Pada  musim  rontok  tahun  1965,  dalam  rangka  melawan 

revisionisme  modern,  yaitu  mengkritik  komunisme  Khrusycyov,  Mao 

Zedong  dengan  sajaknya  “Tanya  Jawab  Sepasang  Burung”  secara  halus 

dan tajam mengkritik “komunisme gulasy” yang dibangun Khrusycyov di 

Uni Sovyet. 

Page 430: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

382 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Tanya Jawab Sepasang Burung321 menurut irama Nian Nu Qiao

Luas merentang sayap burung raksasa, Melayang terbang sembilan puluh ribu li, Mendengung gaung puting beliung. Langit biru dibelakangi, menatapi bumi, Mencermat jagat manusia penuh kota dan desa, Asap mesiu menjilat langit, Dentam meriam menghunjam alam, Pipit mencicit kekar gemetar di belukar, “Betapa celaka kacau balau! Ah, sudahlah, aku mau terbang melayang” “Boleh tanya, mau ke mana?” Pipit menjawab, “Ke istana bertata permata di bukit dewata, Kau tak tahu ada Persetujuan Tiga Negara,322 Ditandatangani di bawah sinar purnama musim rontok dua tahun lalu? Di sana hidangan lezat melimpah ruah, Ada sup gulasy323 panas” “Kau omong kosong! Lihatlah, dunia raya tengah berubah wajah!”324  

Sebelum  adanya  sajak  ini,  redaksi  Renmin  Ribao  dan  majalah 

Hongqi  mengeluarkan  artikel  berjudul  “Tentang  Komunisme  Palsu 

Khrusycyov  dan  Pelajaran‐Pelajaran  Sejarahnya  bagi  Dunia”.  Artikel  ini 

secara mendalam mengkritik kesalahan pemahaman tentang komunisme 

yang  dianut  PKUS  di  bawah  pimpinan  Khrusycyov.  Kenyataan‐

kenyataan  di  Uni  Sovyet menunjukkan  bahwa  hakikat  sosialisme  dan 

komunisme sungguh tidak dipahami. 

321 Diambil dari Mao Zedong Shi Ci Quan Ji, Kumpulan Lengkap Sajak-Sajak Mao Zedong, Cheng Du Chu Ban She, Desember 1995, h.305—306. 322 Persetujuan 5 Agustus 1963 antara Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Sovyet mengenai larangan percobaan senjata nuklir. 323 Makanan tradisional Rusia sup kentang pakai daging sapi, melambangkan komunisme yang dibangun Khrusycyov. 324 Oktober 1964, N.S. Khrusycyov turun panggung digantikan L.I. Brezhnyev, Partai Konservatif dikalahkan Partai Buruh dalam pemilu Inggris, Tiongkok meledakkan bom nuklir yang pertama.

Page 431: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 383

Deng  Xiaoping  mempertanyakan  dan  memberi  jawaban 

mengenai masalah pemahaman tentang sosialisme. “Apakah sosialisme dan 

apakah Marxisme  itu? Mengenai hal  ini  tidak begitu  jelas bagi kita di 

masa  lampau.  Yang  paling  penting  bagi  Marxisme  adalah 

mengembangkan  tenaga produktif. Kita mengatakan bahwa  sosialisme 

adalah  tingkat pertama dari komunisme dan pada  tingkat yang  sudah 

maju  akan  diberlakukan  prinsip  bekerja menurut  kemampuan, menerima 

menurut kebutuhan. Ini menuntut tenaga produktif yang maju sekali dan 

kemakmuran materiil yang melimpah‐ruah. Oleh karena itu, tugas utama 

pada tingkat sosialisme adalah mengembangkan tenaga‐tenaga produktif. Pada 

akhirnya, keunggulan  sistem  sosialis ditunjukkan oleh  lebih  cepat dan 

lebih  besarnya  perkembangan  tenaga  produktif  dibanding  dengan  di 

bawah  sistem  kapitalis. Karena  ia  berkembang,  penghidupan material 

dan kultural rakyat akan meningkat terus. Salah satu kekurangan kita di 

masa lampau sesudah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok adalah kita 

tidak memberikan perhatian yang penuh pada masalah pengembangan 

tenaga  produktif.  Sosialisme  berarti  melenyapkan  kemiskinan. 

Pemiskinan  itu  bukanlah  sosialisme,  lebih‐lebih  lagi  bukanlah 

komunisme.”325 

Berkali‐kali Deng Xiaoping mengungkapkan hakikat sosialisme dan 

tugas  utama  sosialisme,  yaitu  membebaskan  dan  mengembangkan  tenaga 

produktif. Untuk mencapai  tujuan  ini  dilangsungkan  reform  dan  politik 

pintu terbuka, kaige kaifang. 

 

5.  Reformasi  adalah  membebaskan  dan  mengembangkan  tenaga 

produktif. Reformasi adalah revolusi kedua Tiongkok. 

Deng  Xiaoping  menyatakan,  “Prinsip  dasar  kita  adalah,  kita  harus 

menempuh  jalan  sosialis,  harus  menjunjung  diktatur  demokrasi  rakyat, 

menjunjung pimpinan Partai Komunis dan menjunjung Marxisme–Leninisme 

dan Pikiran Mao Zedong. Prinsip‐prinsip  ini  sudah dicantumkan dalam 

Konstitusi Tiongkok. Masalahnya adalah bagaimana melaksanakannya. 

Apakah  kita  akan menempuh  politik  yang  tidak  akan membantu  kita 

untuk menghapuskan kemiskinan dan keterbelakangan, atau haruskah 

kita atas dasar  empat prinsip dasar  tadi memilih politik yang  lebih baik 

yang memungkinkan kita dengan cepat mengembangkan tenaga‐tenaga 

325 Deng Xiaoping, op.cit., h.73.

Page 432: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

384 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

produktif?  Putusan  Sidang  Pleno  III  CC  XI  adalah  melancarkan 

reformasi  yang  berarti  kita  memilih  politik  yang  lebih  baik. 

Sebagaimana  revolusi‐revolusi  di  masa  lalu,  reformasi  adalah 

dimaksudkan  untuk  melenyapkan  rintangan  bagi  perkembangan 

tenaga‐tenaga  produktif  dan  mengangkat  Tiongkok  keluar  dari 

kemiskinan  dan  keterbelakangan.  Dalam  arti  yang  demikianlah, 

reformasi bisa juga disebut perubahan revolusioner.”326 

“Reformasi  kami  adalah  satu  eksperimen  bukan  hanya  buat 

Tiongkok,  tetapi  juga  bagi  bagian  lain  dari  dunia.  Kami  percaya 

eksperimen  ini  akan  berhasil.  Jika  demikian,  pengalaman  kami  akan 

berguna  bagi  usaha  sosialisme  dunia  dan  bagi  negeri‐negeri  yang 

sedang berkembang. Tentu  saja, kami  tidak bermaksud bahwa negeri‐

negeri lain harus menjiplak contoh kami. Prinsip kami ialah bahwa kami 

harus  mengintegrasikan  Marxisme  dengan  kenyataan  Tiongkok  dan 

kami menempuh  jalan sendiri. Inilah apa yang kami sebut membangun 

sosialisme dengan ciri‐ciri Tiongkok.”327 

 

6. Sosialisme berciri Tiongkok. 

Dengan  Deng  Xiaoping  sebagai  inti  pimpinan  Comite  Central  Partai, 

secara tepat menilai Kawan Mao Zedong, membela kedudukan historis 

Pikiran Mao Zedong. Ini terjadi pada saat yang mempunyai arti sangat 

penting  menyangkut  nasib  partai  dan  negara  menentukan  jalan 

Tiongkok mewujudkan modernisasi sosialis. Semenjak tahun 50‐an, PKT 

sudah  memulai  usaha  raksasa,  menghadapi  kesulitan  sejarah, 

mengalami sukses‐sukses dan kegagalan‐kegagalan berulang kali sangat 

rumit.  Dalam  tahap  sejarah  yang  sangat  penting  ini,  Deng  Xiaoping 

menggunakan  prinsip‐prinsip  dasar Marxisme  sesuai  dengan  kondisi 

konkret  Tiongkok  dan  keharusan  zaman,  mewarisi  dan 

mengembangkan Pikiran Mao Zedong, mulai dengan berani membuka 

politik raksasa  jalan baru pembangunan sosialisme dengan berani yang 

luar biasa menembus batas‐batas baru Marxisme di bidang  teori, yaitu 

menampilkan teori pembangunan sosialisme berciri Tiongkok. 

Teori ini secara ilmiah telah menjawab masalah apakah sosialisme 

itu,  dan  bagaimana membangunnya,  telah menjawab masalah  pokok 

yang  utama,  yaitu  tugas  utama  sosialisme  adalah  membebaskan  dan 

326 Ibid., h.134—135. 327 Ibid., h.135.

Page 433: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 385

mengembangkan  tenaga  produksi,  melenyapkan  penghisapan, 

mencegah polarisasi, untuk mencapai tujuan terakhir makmur bersama. 

Ini  adalah  teori  pertama  untuk  membangun  dan  mengonsolidasi 

sosialisme. Dalam  teori  ini ditunjukkan bahwa pembangunan ekonomi 

adalah  usaha  utama,  harus  mendukung  empat  prinsip  dasar,  harus 

menjalankan  reformasi  dan  politik  pintu  terbuka.  Ini  adalah  garis  umum 

partai  pada  tahap  awal  sosialisme.  Inilah  jalan  yang  tepat  untuk 

mewujudkan modernisasi sosialis Tiongkok.328 

 

7. Pasar dan sosialisme. 

Sementara  orang  yang  mengaku  telah  belajar  Marxisme,  menganut 

pikiran bahwa “pasar adalah tempat lahir borjuasi.” Oleh karena itu, pasar 

dianggap asing bagi  sosialisme. Karena Tiongkok menggunakan pasar 

di  samping melakukan  perekonomian  berencana, maka  disimpulkan, 

Tiongkok telah menjadi negeri kapitalis. 

Dalam  karya  klasik  studi mengenai  Perkembangan Kapitalisme  di 

Rusia,  Lenin menulis,  “kapitalisme menghasilkan  komoditi  yang  kian 

banyak  dan  berkembang.  Tenaga  kerja  pun  menjadi  komoditi. 

Perkembangan  kapitalisme  memaksanya  melahirkan  pasar  untuk 

peredaran  komoditi  yang  kian melimpah.  Bukan  hanya  pasar  dalam 

negeri,  bahkan  sampai membutuhkan  pasar  luar  negeri.  Pasar  adalah 

sesuatu  yang  objektif  diperlukan  dalam  perkembangan  ekonomi  di 

bawah kapitalisme.” 

Di masa akhir hidupnya, Stalin ambil bagian dalam penyusunan 

buku pelajaran Ekonomi Politik Marxis. Untuk itu, ia menulis dalam buku 

Masalah‐Masalah  Ekonomi  Sosialisme  di  Uni  Sovyet,  bahwa  dalam 

sosialisme yang dihasilkan adalah barang dagangan. Namun Stalin tidak 

mengembangkan  tulisannya,  bahwa  barang  dagangan  harus 

diperedarkan,  dan  untuk  peredaran  barang  dagangan  mau  tak  mau 

dibutuhkan pasar. Adalah tidak mungkin adanya barang dagangan tanpa 

adanya  pasar.  Jadi,  menurut  Stalin,  pasar  adalah  diperlukan  dalam 

ekonomi barang dagangan.329 

328 Jiang Zemin, Pidato pada Peringatan Seratus Tahun Mao Zedong, Jiang Zemin Wen Xuan, (Pilihan Karya Jiang Zemin), Jilid I, Ren Min Chubanshe (Penerbit Rakyat), Beijing, 2006, h.349. 329 Lihat J.Stalin, Economic Problems of Socialism in the USSR (Masalah-Masalah Ekonomi Sosialisme di Uni Sovyet), Foreign Languages Press, Peking, 1972, h.9–18

Page 434: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

386 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Deng Xiaoping mempertanyakan masalah pasar sebagai berikut: 

“Kenapa  sementara  orang  selalu  mengatakan  bahwa  pasar  adalah 

kapitalis dan hanya ekonomi berencana adalah sosialis? Sesungguhnya, 

kedua‐duanya adalah alat untuk pengembangan tenaga‐tenaga produk‐

tif. Selama ia mengabdi pada kepentingan ini, kita harus memperguna‐

kannya.  Jika  ia  mengabdi  sosialisme,  ia  adalah  sosialis;  jika  mereka 

mengabdi kapitalisme mereka adalah kapitalis. Adalah  tidak  tepat  jika 

mengatakan bahwa hanyalah ekonomi berencana adalah sosialis, karena 

ada  departemen  perencanaan  di  Jepang,  dan  juga  ada  departemen 

perencanaan  di Amerika.... Dalam  Kongres Nasional  XIII  Partai  akan 

disampaikan laporan memaparkan teori sosialisme dan akan dijelaskan 

bahwa  reformasi  kita  adalah  bersifat  sosialis.  Di  samping  itu  akan 

dikemukakan dengan  jelas dari  segi pandangan  teori  tentang penting‐

nya  berpegang  pada  Empat  Prinsip  Dasar,  untuk melawan  liberalisasi 

borjuis, untuk melaksanakan reform dan politik pintu terbuka.”330 

Kongres  XIII  secara  sistematis memaparkan  teori  tentang  tahap 

pertama  sosialisme  dan  garis  pokok  partai  pada  tahap  ini.  Dinyatakan 

bahwa pemahaman yang  tepat mengenai  tingkat  sejarah  sekarang dari 

masyarakat  Tiongkok  mempunyai  arti  sangat  penting  untuk 

pembangunan sosialisme berciri Tiongkok,  ia adalah dasar yang pokok 

atas  dasar mana  dirumuskan  dan  dilaksanakannya  secara  tepat  garis 

dan  politik‐politik  partai.  Kongres menetapkan  “tiga  langkah”  strategi 

perkembangan  ekonomi.  Pertama,  melipatduakan  GNP  tahun  1980 

untuk memecahkan masalah kekurangan makanan dan pakaian; kedua, 

melipat‐empatkan GNP tahun 1980 pada akhir abad ini untuk mencapai 

tingkat hidup yang cukup baik bagi rakyat; dan ketiga, pada pokoknya 

menyelesaikan modernisasi bangsa, meningkatkan GNP per kapita agar 

mencapai  taraf negeri‐negeri menengah maju dan memperbaiki  tingkat 

hidup  rakyat.  Tugas  utama  yang  dipaparkan  dalam  kongres  adalah 

mempercepat dan memperdalam reformasi. Restrukturisasi ekonomi dituntut 

untuk  dipusatkan  pada  mengubah  mekanisme  operasi  perusahaan‐

perusahaan. 

 

8. Tentang kesalahan Ketua Mao. 

Mengenai kesalahan Ketua Mao, Deng Xiaoping berpendapat, “Kawan 

330 Deng Xiaoping, op.cit., h.203.

Page 435: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 387

Mao Zedong adalah seorang pemimpin besar, di bawah pimpinannyalah 

Revolusi Tiongkok mencapai kemenangan. Akan  tetapi, malangnya,  ia 

membuat  kesalahan  yang  besar  sekali,  mengabaikan  perkembangan 

tenaga  produktif.  Maksud  saya,  bukannya  ia  tidak  mau  mengem‐

bangkannya. Masalahnya ialah, tidak semua metode yang dipergunakan 

adalah  tepat. Misalnya Maju Melompat  Besar  dan mendirikan  Komune 

Rakyat  tidak  sesuai  dengan  hukum  yang  memimpin  perkembangan 

ekonomi sosial. 

Prinsip  pokok Marxisme  adalah  harus mengembangkan  tenaga 

produktif.  Tujuan  terakhir  kaum  Marxis  adalah  mewujudkan 

komunisme,  yang  harus  dibangun  atas  dasar  tenaga  produktif  yang 

sudah  berkembang  tinggi.  Sosialisme merupakan  tahap  pertama  dari 

komunisme dan akan berlangsung dalam periode sejarah yang panjang. 

Tugas  utama  dalam  periode  sosialis  adalah  mengembangkan  tenaga 

produktif  dan  secara  berangsur‐angsur  memperbaiki  kehidupan 

material  dan  kultural  rakyat.  Pengalaman  kami  selama  20  tahun  dari 

1958  sampai  1978  mengajar  kami,  bahwa  kemiskinan  itu  bukanlah 

sosialisme,  bahwa  sosialisme  berarti  melenyapkan  kemiskinan.  Jika 

tidak mengembangkan tenaga produktif dan meningkatkan taraf hidup 

Rakyat, tidaklah dapat dikatakan membangun sosialisme.”331 

 

9. Ilmu dan teknologi adalah tenaga produktif yang utama. 

“Dunia  sedang  berubah,  dan  kita  harus  mengubah  pikiran  kita  dan 

tindakan‐tindakan  kita  sesuai  dengan  itu.  Di  masa  lampau  kita 

menempuh  politik  pintu  tertutup  dan  mengisolasi  diri  sendiri. 

Bagaimana  itu  bisa  berguna  bagi  sosialisme?  Roda  sejarah  berputar 

terus,  tapi kita berhenti dan  jadi  terbelakang dibanding dengan orang 

lain. Marx mengatakan  bahwa  ilmu dan  teknologi  adalah  bagian  dari 

tenaga‐tenaga  produktif.  Kenyataan  menunjukkan  bahwa  ia  adalah 

benar.  Menurut  pendapat  saya,  ilmu  dan  teknologi  adalah  tenaga 

produktif  yang  utama.  Bagi  kita,  tugas  dasar  adalah  mempertahankan 

keyakinan dan prinsip‐prinsip  sosialis, mengembangkan  tenaga‐tenaga 

produktif dan meningkat taraf hidup rakyat. Untuk memenuhi tugas ini, 

kita  harus membuka  negeri  kita  pada  dunia  luar.  Jika  tidak,  kita  tak 

akan mampu mempertahankan sosialisme.”332 

331 Ibid., h.122. 332 Ibid., h.269.

Page 436: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

388 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

10. Tanpa demokrasi, tak ada sosialisme. 

“Untuk  melakukan  empat  modernisasi,  kita  harus  mengembangkan 

demokrasi. Kita sudah mempropagandakan besar‐besaran, menjelaskan 

bahwa diktatur proletariat berarti demokrasi sosialis bagi rakyat, adalah 

demokrasi  bagi  kaum  buruh,  kaum  tani,  dan  kaum  intelektual  serta 

pekerja  lainnya,  adalah  demokrasi  yang  paling  luas  terdapat  dalam 

sejarah.  Di  masa  lampau,  Tiongkok  tidak  cukup  melaksanakan 

demokrasi, dan membuat kesalahan‐kesalahan.   

Lin  Biao  dan  ‘Gerombolan  Empat  Orang’,  sambil  berkoar‐koar 

mengenai  ‘kediktaturan  yang  menyeluruh’,  mereka  menjalankan 

kediktatoran  fasis  feodal  atas  rakyat.  Kita  sudah  melenyapkan 

kediktatoran ini, kediktatoran yang tak mirip‐miripnya dengan diktatur 

proletariat, tapi justru adalah kebalikannya.   

Sekarang kita sudah mengoreksi kesalahan di masa  lampau dan 

mengambil  berbagai  langkah  untuk  terus‐menerus  mengembangkan 

demokrasi dalam partai dan dalam kalangan  rakyat. Tanpa demokrasi 

tak mungkin ada sosialisme dan tak ada modernisasi sosialis. Tentu saja 

demokratisasi sebagaimana  juga modernisasi, haruslah maju selangkah 

demi  selangkah.  Lebih maju  berkembang  sosialisme,  lebih maju  pula 

berkembang demokrasi. Ini tak usah disangsikan lagi.   

Akan  tetapi  perkembangan  demokrasi  sosialis  tidaklah  berarti 

bahwa kita mencampakkan diktatur proletariat menghadapi kekuatan‐

kekuatan yang memusuhi sosialisme.”333 

 

11.  Pedoman  satu  negara  dua  sistem, membebaskan Hongkong  dan 

Makau, serta menyelesaikan masalah Taiwan. 

Semenjak  tahun  1950,  Pemerintah  Tiongkok  sudah  mengajukan  usul 

untuk  penyatuan  kembali  Taiwan.  Bulan Mei  1955,  Perdana Menteri 

Zhou Enlai menyatakan bahwa “Rakyat Tiongkok  ingin membebaskan 

Taiwan dengan jalan damai, jika syarat‐syaratnya sudah mengizinkan.”   

Pada bulan Mei 1960, mengenai pengembalian Taiwan ke  tanah 

air, Ketua Mao menyatakan bahwa terkecuali masalah  luar negeri yang 

masih  diurus  oleh  pemerintah  pusat,  semua  kekuasaan  militer  dan 

politik  dan  kekuasaan  mengangkat  para  pejabat  dapat  diserahkan 

333 Deng Xiaoping, Deng Xiaoping Wen Xuan, Jilid II, h.168.

Page 437: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 389

kepada  penguasa  Taiwan.  Inilah  asal‐usul  gagasan  “satu  negeri  dua 

sistem”.   

Januari  1979,  Deng  Xiaoping  mengedepankan  gagasan  “satu 

negeri dua sistem” dan menyatakan “begitu Taiwan kembali ke pangkuan 

tanah air, kita akan menghormati kenyataan‐kenyataan dan sistem yang 

ada di sana.”   

Pada  30  September  1981,  Ye  Jianying,  Ketua  Badan  Pekerja 

Kongres Rakyat Nasional Tiongkok secara resmi mengajukan sembilan 

pasal  usul  untuk  mewujudkan  penyatuan  tanah  air  secara  damai. 

Dikemukakannya  bahwa  “sesudah  Tiongkok  disatukan,  Taiwan  bisa 

menjadi  daerah  administratif  khusus,  yang memiliki  otonomi  tingkat 

tinggi dan dapat mempertahankan angkatan bersenjatanya. Pemerintah 

pusat  tak akan mencampuri masalah‐masalah setempat Taiwan. Sistem 

sosial dan ekonomi Taiwan sekarang  ini akan tetap tidak berubah, cara 

hidup mereka tak akan berubah, dan hubungan‐hubungan ekonomi dan 

kebudayaannya  dengan  luar  negeri  tak  akan  berubah.”  Ke  dalam 

Konstitusi RRT ditambahkan satu pasal mengenai didirikannya sebuah 

daerah  administratif  khusus.  Sidang  V  KRN  tahun  1982 menetapkan 

basis legal untuk pelaksanaan “satu negeri dua sistem”.   

Pada  30  Januari  1995,  Presiden  Jiang  Zemin  menyampaikan 

pidato  berjudul  “Meneruskan  Perjuangan  Menyelesaikan  Usaha  Besar 

Penyatuan Tiongkok”. Dalam pidato  ini dipaparkan gagasan “satu negeri 

dua  sistem”  dan  diajukan  delapan  pasal  usul  untuk  memperbaiki 

hubungan‐hubungan  antar  seberang  selat dalam  tingkat  sekarang dan 

mendorong maju proses penyatuan Tiongkok secara damai. 

Gagasan  ilmiah  Deng  Xiaoping  “satu  negeri  dua  sistem” 

ditampilkan  sesuai  dengan  kenyataan  Taiwan.  Kedua‐duanya 

menjunjung  kedaulatan  negara  Tiongkok  dan  sepenuhnya 

mempertimbangkan  kondisi  khusus  Taiwan.  Menurut  gagasan  satu 

negeri  dua  sistem,  dua  sistem  akan  dipraktekkan  dalam  satu  negara 

berdaulat Republik Rakyat Tiongkok. 

Dalam perundingan dengan Perdana Menteri Margaret Thatcher, 

24  September  1982,  Deng  Xiaoping mengemukakan,  “Pendirian  kami 

mengenai Hongkong adalah  jelas.  Ini meliputi  tiga masalah besar. Satu 

adalah  masalah  kedaulatan.  Yang  lainnya  adalah  cara  bagaimana 

Tiongkok  akan  memerintah  Hongkong  agar  mempertahankan 

kemakmuran Hongkong sesudah  tahun 1997. Yang  lainnya  lagi adalah 

Page 438: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

390 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

kebutuhan  bagi  pemerintah  Tiongkok  dan  Inggris  melakukan 

perundingan  yang  tepat  mengenai  cara‐cara  mencegah  kekacauan‐

kekacauan  besar di Hongkong dalam  15  tahun  selama masa  sekarang 

sampai tahun 1997. 

Mengenai  masalah  kedaulatan,  Tiongkok  tidak  mempunyai 

rongga untuk bermanuver. Terus  terang saja, masalah  ini  tidak terbuka 

lagi  untuk  diskusi.  Waktunya  sudah  tiba  untuk  menyatakan  bahwa 

tanpa  ditawar‐tawar  lagi  adalah  jelas  Tiongkok  akan  mengambil 

kembali Hongkong dalam tahun 1997. Yang dimaksud adalah, Tiongkok 

akan mengambil  tidak  saja New Territories  tapi  juga Pulau Hongkong 

dan Kowloon.”334 

Dalam  pembicaraan  dengan  para  tokoh  industrialis  dan 

perdagangan  Hongkong,  Juni  1984,  Deng  Xiaoping  menyatakan, 

”Pemerintah  Tiongkok  adalah  teguh  dalam  pendirian,  prinsip‐prinsip 

dan  politik  mengenai  Hongkong.  Kami  sudah  menyatakan  dalam 

berbagai  kesempatan,  bahwa  sesudah mengambil  kembali  kedaulatan 

atas  Hongkong  di  tahun  1997,  sistem  sosial  dan  perekonomian 

Hongkong  yang  berlaku  sekarang pada dasarnya  tidak  akan  berubah, 

cara  hidupnya  dan  statusnya  sebagai  pelabuhan  bebas  dan  pusat 

perdagangan  serta  moneter  internasional  tidak  akan  berubah,  dan 

hubungannya  dengan  negeri‐negeri  serta  daerah  lainnya  dapat 

diteruskan  atau mendirikan  hubungan  ekonomi  dengan  negeri‐negeri 

dan daerah  lainnya. Berulang kali  sudah kami nyatakan, bahwa  selain 

dari  menempatkan  pasukan  di  sana,  Beijing  tidak  akan  mengangkat 

pejabat  buat  pemerintah  Daerah  Administrasi  Khusus  Hongkong. 

Politik  ini pun  tidak akan berubah. Kami akan menempatkan pasukan 

di  sana  untuk  membela  keamanan  nasional,  bukan  untuk 

mengintervensi  masalah‐masalah  internal  Hongkong.  Politik  kami 

untuk  Hongkong  tidak  akan  berubah  selama  50  tahun,  ini  kami 

tegaskan”  335 

 

12.  Tentang  pengembangan  Marxisme,  pusat  gerakan  komunis 

internasional dan hubungan antar partai‐partai. 

Dalam  pembicaraan  dengan  Perdana  Menteri  Jepang  Yasuhiro 

Nakasone,  9  November  1986,  Deng  Xiaoping  mengemukakan: 

334 Deng Xiaoping, op.cit., h.23. 335 Ibid, h.68.

Page 439: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 391

“Marxisme  harus  dikembangkan.  Kami  tidak  memandang  Marxisme 

sebagai  dogma:  melainkan  kami  merumuskan  prinsip‐prinsip  kami 

sendiri.  dengan memadukan Marxisme  dengan  kenyataan  konkret  di 

Tiongkok. Itulah sebabnya kami telah mencapai sukses‐sukses. Revolusi 

kami sudah mencapai kemenangan, karena kami mengepung kota dari 

desa.  Strategi  ini  tidak  terdapat  dalam  buku‐buku  Marxis–Leninis. 

Sekarang  kami  tetap  menjunjung  tinggi  Marxisme–Leninisme  dan 

Pikiran  Mao  Zedong,  yang  sebagiannya  adalah  warisan  yang  kami 

terima  dan  bagian  lainnya  adalah  kami  kembangkan  sendiri.  Kami 

sedang  membangun  sosialisme,  atau  lebih  tepat  lagi  kami  sedang 

membangun  sosialisme yang  sesuai dengan  syarat‐syarat di Tiongkok. 

Dengan  cara  beginilah  kami  sungguh‐sungguh  setia  pada Marxisme. 

Kami  selalu  percaya,  bahwa  Partai‐Partai Komunis  di mana  saja  akan 

membawa maju dan mengembangkan Marxisme sesuai dengan syarat‐

syarat negeri mereka sendiri. Jika kami mengabaikan kenyataan, adalah 

omong  kosong  berbicara  tentang  Marxisme.  Itulah  sebabnya  kami 

percaya  bahwa  tidak  ada,  dan  tak  bisa  ada  pusat  Gerakan  Komunis 

Internasional. Demikian  juga kami tak bisa menyetujui mendirikan apa 

yang disebut masyarakat bangsa‐bangsa, sebab hanya kemerdekaan tiap 

negeri adalah sungguh‐sungguh perwujudan ajaran Marxisme.”336 

“Harus  menghormati  cara  setiap  partai  dan  rakyat  berbagai 

negeri memecahkan masalah‐masalah mereka  sendiri. Biarkan mereka 

menemukan jalan mereka sendiri serta cara‐cara mereka menyelesaikan 

masalah‐masalahnya.  Tidak  boleh  ada  partai  bertindak  sebagai  partai 

bapak  dan mengeluarkan  perintah‐perintah  terhadap  partai  lain. Kita 

menentang diperintah mengenai masalah kita, dan di pihak kita, kita tak 

akan mengeluarkan perintah terhadap yang lain. Haruslah ini dianggap 

sebagai satu prinsip yang penting.”337 

Oleh karena itu, PKT menetapkan Empat Prinsip Hubungan Antar 

Partai,  yaitu:  bebas  mandiri,  sama  derajat,  saling  menghormati,  dan 

tidak mencampuri masalah internal masing‐masing. 

 

13. Tahap awal sosialisme. 

Dalam pembicaraan dengan Takako Doi, Ketua Komite Eksekutif Partai 

Sosialis  Jepang,  16  November  1987,  Deng  Xiaoping  mengemukakan,   

336 Ibid., h.191. 337 Deng Xiaoping, Selected Works of Deng Xiaoping (1975—1982), h.301.

Page 440: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

392 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

“Salah  satu  ciri  dari  Kongres  Nasional  XIII  PKT  adalah  ia  telah 

memaparkan  teori bahwa Tiongkok berada dalam  tahap awal  sosialisme. 

Adalah dalam rangka teori ini, kami akan melaksanakan garis, prinsip‐

prinsip dan politik yang dirumuskan semenjak Sidang Pleno III CC XI. 

Ciri  lain  adalah  kongres  sudah  memilih  pimpinan  baru  yang  akan 

menjamin  melanjutkan  dan  mempercepat  pelaksanaan  politik‐politik 

kami  mengenai  reformasi  dan  politik  pintu  terbuka  ke  dunia  luar. 

Sebelum kongres, ada orang di dalam dan  luar negeri khawatir, bahwa 

politik‐politik  ini  tidak  akan  berlanjut.  Tapi  kongres  sudah menjawab 

masalah  ini,  menjamin  rakyat  Tiongkok  dan  sahabat‐sahabat 

internasional.” 

“Betapapun juga, usaha kami ini adalah sama sekali baru, adalah 

sesuatu  yang  tak  pernah  dikemukakan  oleh  Marx,  tidak  pernah 

ditempuh oleh para pendahulu kami dan tak pernah dicoba oleh negeri 

sosialis  lainnya.  Oleh  karena  itu,  tidak  ada  sesuatunya  yang  bisa 

memberi  pelajaran  pada  kami.  Kami  hanya  bisa  belajar  dari  praktek, 

meraba jalan sambil bergerak maju. Kami berusaha mengubah Tiongkok 

menjadi  satu negeri  sosialis yang modern. Secara ekonomi, kami  ingin 

mencapai  taraf  negeri‐negeri  agak  maju.  Bagi  kami  akan  diperlukan 

waktu  50  sampai  60  tahun,  atau  kira‐kira  100  tahun dari waktu  kami 

mendirikan Republik Rakyat Tiongkok.”338 

 

14. Tanpa Peradaban Spiritual, Tak Bisa Membangun Sosialisme. 

Pada  saat  Kongres  IV  Sastrawan  dan  Seniman  Tiongkok,  30 Oktober 

1979, Deng Xiaoping berkata: “Negeri kita sudah memasuki satu masa 

baru,  masa  modernisasi  sosialis.  Seiring  dengan  perluasan  dan 

perkembangan  tenaga‐tenaga  produktif,  kita  juga  harus  melakukan 

reformasi  dan  menyempurnakan  struktur  ekonomi  dan  politik, 

membangun  demokrasi  sosialis  yang  berkembang  tinggi  dan  sistem 

perundang‐undangan sosialis yang sempurna. Seiring dengan pekerjaan 

pembangunan peradaban sosialis yang sudah maju secara materiil, kita 

juga  harus membangun  peradaban  yang maju di  bidang  kultural dan 

ideologi dengan meningkatkan  taraf  ilmu dan  budaya  seluruh  bangsa 

dan  mendorong  maju  tingkat  kehidupan  kultural  yang  bermacam 

ragam diilhami cita‐cita yang agung.”339 

338 Deng Xiaoping, op.cit., h.235—245. 339 Deng Xiaoping, op.cit., h.210.

Page 441: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

XXII — Marxisme Bukannya Punah | 393

“Kita harus setia berpegang pada prinsip yang diajarkan Kawan 

Mao Zedong,  yaitu  sastra dan  seni harus mengabdi pada massa  yang 

luas,  dan  terutama  kaum  buruh,  tani,  dan  prajurit.  Kita  harus  selalu 

menjunjung  tinggi  prinsip‐prinsip  ‘berbagai  bunga  mekar  bersama’, 

‘menyiangi  yang  lama menampilkan  yang  baru’,  dan  ‘membuat  yang masa 

lampau mengabdi  yang  sekarang  dan  yang  luar  negeri mengabdi  Tiongkok’. 

Kita harus mendorong perkembangan yang tak dirintangi bagi berbagai 

bentuk dan gaya sastra dan seni, demikian pula diskusi bebas mengenai 

teori‐teori sastra dan seni di antara para tokoh berbagai pandangan dan 

aliran  pikiran.  Lenin  pernah mengatakan  bahwa  dalam  literatur,  bagi 

inisiatif perseorangan harus diberi kebebasan cakrawala yang luas, tentu 

saja  harus  diperbolehkan  bagi  inisiatif  perseorangan,  kecenderungan 

perseorangan, pikiran dan fantasi, bentuk dan isi.”340 

“Dengan Empat Modernisasi sebagai tujuan kita,  jalan di hadapan 

sastra  dan  seni  haruslah  terus‐menerus  bertambah  lapang.  Di  bawah 

pimpinan  prinsip‐prinsip  yang  tepat  untuk  karya‐karya  kreatif,  para 

sastrawan dan seniman akan berhadapan dengan tema‐tema yang lebih 

luas  dan  lapang, meningkatkan  ragam  cara‐cara  ekspresi mereka  dan 

berani untuk menerobos ke  jalan baru. Kita harus berhati‐hati terhadap 

dan mengatasi kecenderungan‐kecenderungan  formalistik dan abstrak, 

yang  menghasilkan  karya‐karya  monoton,  kaku,  mekanis,  dan 

stereotipis.”341 

Demikianlah,  dengan  menjunjung  tinggi  Marxisme–Leninisme 

dan Pikiran Mao Zedong, Deng Xiaoping telah menampilkan serentetan 

gagasan mengenai  ideologi, politik, ekonomi, ketatanegaraan, seni, dan 

sastra.  Realisasi  gagasan‐gagasan  Deng  Xiaoping  inilah  yang 

menghasilkan perkembangan Tiongkok mengagumkan dunia. 

Kebenaran  teori  Deng  Xiaoping  sudah  diuji  dalam  praktek. 

Berkat realisasi teori Deng Xiaoping, dari negeri miskin dan terbelakang 

di  pertengahan  abad  ke‐20,  Tiongkok  telah  berubah  menjadi  negeri 

adidaya di bidang ekonomi pada awal abad ke‐21. Kemajuan‐kemajuan 

Tiongkok  telah  meningkatkan  martabat  sosialisme  dan Marxisme.  Ia 

memberi  harapan  bagi  kemenangan  perjuangan  rakyat  sedunia 

mewujudkan  sosialisme.  Gagasan‐gagasan  Deng  Xiaoping  itu  tidak 

340 Lihat: V.I. Lenin, Organisasi Partai dan Literatur Partai, Collected Works, Eng. ed. FLPH, Moscow, 1962, Vol.10, h.46. 341 Deng Xiaoping, op.cit., h.210, 203.

Page 442: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

394 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

terdapat  dalam  literatur  Marxis  sebelum  ini.  Karena  itu  ia  telah 

memperkaya Marxisme. Ia adalah pengembangan Marxisme. 

Maka  jelas‐jemelas, Marxisme  tidaklah punah,  tapi  berkembang 

maju dengan Teori Deng Xiaoping! 

 

29 Desember 2014 

 

 

 

 

 

Page 443: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Daftar Pustaka | 395

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA  

 

 

 

 

Aidit, D.N. (1959), Pilihan Tulisan, Jilid I, Jajasan Pembaruan, Jakarta.

Aidit, D.N. (1960), Pilihan Tulisan, Jilid II, Jajasan Pembaruan, Jakarta.

Aidit, D.N. (1964), Angkatan Bersendjata dan Penjesuaian Kekuasaan Negara dengan Tugas-Tugas Revolusi, Jajasan Pembaruan, Jakarta.

Aidit, D.N. (1964), Tentang Marxisme, cetakan ketiga, Akademi Ilmu Sosial Aliarcham, Jakarta.

Aidit, D.N. (1965), Perhebat Ofensif Revolusioner di Segala Bidang! Laporan Politik kepada Sidang Pleno IV CC VII yang Diperluas, 11 Mei 1965, Jajasan Pembaruan, Jakarta.

Alimin (1947), Analysis, Agit-prop CC PKI, Yogyakarta.

Akademii Nauk SSSR (Akademi Ilmu Pengetahuan URSS) (1960), Filosofskaya Entsiklopediya (Ensiklopedi Filsafat), Nauchnyy Sovet Izdatel'stva‘Sovyetskaya Entsiklopediya’, Institut Filosofii Akademii Nauk SSSR (Institut Filsafat Akademi Ilmu Pengetahuan URSS), Moskow.

Akademii Nauk SSSR (Akademi Ilmu Pengetahuan URSS) (1960), Protiv Sovryemyennovo Revizionizma VFilosofii I Sotsiologii (Menentang Revisionisme Modern dalam Filsafat dan Sosiologi), Izdatyelstvo Akademii Nauk SSSR (Balai Penerbitan Akademi Ilmu Pengetahuan URSS), Moskow.

Balai Pustaka, PT (2013), Jendela Iptek Astronomia, Jakarta, Dorling Kindersley, London.

Balowski, Jamess (2012, 22 Oktober), Direct Action for Socialism in the 21st Century, majalah Revolutionary Socialist Party (RSP), Australia.

Chang, Jung dan Jon Halliday (2007), Mao: Kisah-Kisah yang Tak Diketahui, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Chrusjtjov, N.S. (1962), Laporan Tentang Program Partai Komunis Uni Sovjet,

Page 444: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

396 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

18 Oktober 1961, Bagian Penerangan Kedutaan Besar URSS di Indonesia.

Chrusjtjov, N.S. (1961), Pidato Penyimpulan, Resolusi Kongres ke-22 PKUS, 27 Oktober 1961, Bagian Penerangan Kedutaan Besar URSS di Indonesia (BAPUS).

Comite Central Partai Komunis Indonesia (1962), AD-ART (Konstitusi) PKI, Jakarta.

Comite Central Partai Komunis Tiongkok (1981), Resolusi Tentang Beberapa Masalah dalam Sejarah Partai Sejak Berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, Disahkan oleh Sidang Pleno ke-6 CC XI Partai Komunis Tiongkok pada tanggal 27 Juni 1981.

Dasgupta, Surendranath (2004), A History of Indian Philosophy, Vol.1 [EBook #12956].

Da Xue Zhexue Chong Shu (1997), Zhong Guo Zhexue Shi (Sejarah Filsafat Tiongkok), Jilid I, Renmin Chuban She (Penerbit Rakyat).

Da Zhong Hua Wen Ku (1999), Han Ying Dui Zhao, Lao Zi, Library of Chinese Classics, Chinese-English, Hunan People’s Publishing House.

Da Zhong Hua Wen Ku (1999), HanYing Dui Zhao, Lun Yu; Library of Chinese Classics, Chinese English, The Analects; Pustaka Klasik Tiongkok, Tionghoa-Inggris, Bunga Rampai Petuah Kong Hucu, First edition, Hunan People’s Publishing House.

Delegasi CC PKI, Lima Dokumen Penting Politbiro CC PKI.

Dewan Redaksi Renmin Ribao (1965), Komentar Tentang Pertemuan Moskow Maret, Dewan Redaksi Renmin Ribao (Harian Rakyat) dan Dewan Redaksi Hongqi (Bendera Merah), Pustaka Bahasa Asing, Peking.

Editorial Majalah Hong Qi (1964, No.21–22), Mengapa Chrusytjov Turun Panggung, Pustaka Bahasa Asing, Peking.

Engels, Frederick (1958), The Origin of the Family, Private Property and the State, Fifth Impression, Foreign Languages Publishing House, Moscow.

Engels, Friedrich (1954), Anti-Dühring, Foreign Languages Publishing House, Moscow.

Engels, Friedrich (1964), Dialectics of Nature, Progress Publishers, Moscow.

Fic, Victor Miroslav (2005), Kudeta 1 Oktober 1965, Yayasan Obor Indonesia, kulit buku.

Fukuyama, Francis(1998), The End of History and the Last Man, Avon Book, Inc., New York.

Gorbacyov, Mikhail Sergeyevitch (1987), Perestroyka I Novoye Myshleniye (Rekonstruksi Dan Pemikiran Baru), Izdatel'stvo Politicheski Literaturnyy (Balai Penerbitan Literatur Politik), Moskow.

Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy Osnovhii Marksizma

Page 445: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Daftar Pustaka | 397

Leninizma (Buku Pelajaran Dasar-Dasar Marxisme–Leninisme) (1962), Izdaniye vtoroye (Edisi Kedua), Ucyebnoye Posobiye, (Penerbit Balai Penerbitan Literatur Politik), Moskwa.

Harian Abadi (1952, 15 Januari), “Kita Punya Taruhan Sendiri untuk Pecahkan Soal-Soal Hidup”.

Harian Pedoman, Djakarta (1956, Akhir Juli), “Pidato Khrusycyov Mengutuk Stalin, di Depan Kongres ke-XX Partai Komunis Sovjet Uni, 24 Februari 1956”.

Hatta, Mohammad (1951), Mendayung Antara Dua Karang, Pidato di Muka Sidang BPKNP, 20 September 1948, Kementerian Penerangan RI, Jakarta.

Huntington, Samuel P. (1998), The Clash of Civilisations and the Remaking of World Order, Toughstone Books, London, New York, Sydney, Tokyo, Toronto, Singapura.

Izdatel'stvo Akademii Nauk SSSR (Balai Penerbitan Akademi Ilmu Pengetahuan URSS) (1957), Istoriya Filosofii (Sejarah Filsafat), Jilid II, Izdatel'stvo Akademii Nauk SSSR (Balai Penerbitan Akademi Ilmu Pengetahuan URSS), Moskow.

Izdatel'stvo Politicheski Literaturnyy (Balai Penerbitan Akademi Ilmu Pengetahuan URSS) (1963), Filosofskiy Slovar (Kamus Filsafat), Izdatel'stvo Politicheski Literaturnyy (Balai Penerbitan Literatur Politik), Moskow.

Izdatel'stvo Politicheski Literaturnyy (1966), Rezolyutsiya XXIII S'yezda Kommunisticheskoy Partiii Sovetskovo Soyuza Po Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Resolusi PKUS XXIII yang Diterbitkan oleh Balai Penerbitan Literatur Politik), Otcyetnomu Dokladu TsK KPSS, Izdatel'stvo Politicheski Literaturnyy (Balai Penerbitan Literatur Politik), Moskow.

Jajasan Pembaruan (1960), Pernyataan & Seruan Pertemuan Wakil-Wakil Partai-Partai Komunis dan Partai-Partai Buruh, Jajasan Pembaruan, Jakarta.

Komisi CC PKUS (B) (1984) Sejarah Partai Komunis Uni Sovyet (Bolsyewiki) Bahan Pelajaran Singkat, Disahkan oleh CC PKUS (B) 1938, Penerbit Indonesia Progresif.

Kratkii Ocyerk Istorii Filosofii (Risalah Ringkas Sejarah Filsafat) (1960), Izdatel'stvo Sotsial'no-Ekonomicheskoy Literaturnyy (Penerbit Literatur Sosial Ekonomi), Moskwa.

KPSS (PKUS) (1990), Material'ny XXVIII S'yezda Kommunistichekoy Partii Sovetskovo Soyuza (Materi Kongres PKUS XXVIII), Politizdat, Moskow.

Kuznetsov, B.G. (1963), Besedy O Teorii Otnositel'nosti Vtoroye Izdaniye (Percakapan Tentang Teori Relativitas Edisi Kedua), Izdatel'stvo

Page 446: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

398 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Akademii Nauk SSSR (Penerbit Akademi Ilmu Pengetahuan URSS), Moskwa.

Kuznetsov, B.G. (1965), Etyudni Ob Eynsoteyne (Studi Tentang Einstein), Izdatyelstvo “Nauka”, Moskwa.

Lenin, Vladimir Ilyitch (1947), Materializm I Empiriokrititsism (Materialisme dan Empiriokritisisme), Kumpulan Karya, Jilid XIV, cetakan IV, Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Balai Penerbitan Negara Literatur Politik).

Lenin, Vladimir Ilyitch (1947), Matyerializm I Empiriokrititzism, Kriticyeskiye ZamyetkiOb Odnoi Ryeaktsionnoi Filosofii, Socyinyeniya Tom 14, izdanye Cyetvyertoye (Materialisme dan Empiriokritisisme, Catatan Kritis Tentang Sebuah Filsafat Reaksioner, Kumpulan Karya Lengkap Jilid ke-14, cetakan keempat), Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Balai Penerbitan Negara Literatur Politik).

Lenin, Vladimir Ilyitch (1950), Sochineniya, Izdaniye Chetvertoye, Tom 1, (Kumpulan Karya, cetakan IV, Jilid 1).

Lenin, Vladimir Ilyitch (1953), Kehancuran Internasional II, Kumpulan Karya, edisi Rusia, Jilid XXI, h.189–190, Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Balai Penerbitan Negara Literatur Politik).

Lenin, Vladimir Ilyitch (1957), O Gosudarstvennom Kapitalizme– Gosudarstvennyy Kapitalizm V Period Perekhoda K Sotsializmu (Tentang Kapitalisme Negara – Kapitalisme Negara dalam Periode Peralihan Menuju Sosialisme), Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Balai Penerbitan Negara Literatur Politik), Moskwa.

Lenin, Vladimir Ilyitch (1958), Ekonomi dan Politik Selama Masa Diktatur Proletariat, Pustaka Ketjil Marxis Delapanbelas, Jajasan Pembaruan, Jakarta.

Lenin, Vladimir Ilyitch (1958), Kumpulan Karya, bahasa Rusia, Jilid XXIX, edisi V.

Lenin, Vladimir Ilyitch (1958), Tentang Masalah Dialektika, Kumpulan Karya Lenin, Jilid XXXVIII, Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Balai Penerbitan Negara Literatur Politik).

Lenin, Vladimir Ilyitch (1961), Ikhtisar Buku Hegel Ilmu Logika, Buku Catatan Filsafat, Kumpulan Karya, Jilid XXXVIII, cetakan IV, Foreign Languages Publishing House, Moskwa.

Lenin, Vladimir Ilyitch (1961), Karl Marx, Kumpulan Karya Lengkap, Jilid XXVI, edisi V, Moskwa.

Lenin, Vladimir Ilyitch (1961), Materializm I Empiriokrititsism (Materialisme dan Empiriokritisisme), Bab II, Bagian 6, Polnoye Sobraniye Sochineniy (Kumpulan Karya Lengkap), Izdaniye Pyatoye (Edisi Kelima),

Page 447: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Daftar Pustaka | 399

Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Balai Penerbitan Negara Literatur Politik), Moskwa.

Lenin, Vladimir Ilyitch (1961), Polnoye Sobraniye Socinyenii, izdaniye pyatoye, tom 18, Matyerializm I Empiriokriticizm (Kumpulan Lengkap Karya, cetakan kelima, Jilid 18, Materialisme dan Empiriokritisisme), Moskwa.

Lenin, Vladimir Ilyitch (1962), Organisasi Partai dan Literatur Partai, Collected Works, Eng.ed., FLPH, Moscow, 1962, Vol.10.

Lenin, Vladimir Ilyitch (1976), Negara dan Revolusi, Ajaran Marxisme Tentang Negara dan Tugas-Tugas Proletariat dalam Revolusi, Penerbit Indonesia Progresif.

Lenin, Vladimir Ilyitch (1981), Apa yang Harus Dikerjakan?, Bab I, Bagian 4, Penerbit Indonesia Progresif.

Lukretius (1945), De Rerum Natura – O Prirodye Vesyei (Tentang Sifat-Sifat Zat-Zat), Izdatel'stvo Akademii Nauk SSSR (Balai Penerbitan Akademi Ilmu Pengetahuan URSS).

Marx, Karl (1954), Surat kepada J. Weydemeyer, 5-3-1852, dalam Pilihan Surat-Surat Marx dan Engels, edisi Inggris.

Marx, Karl (1955), Kumpulan Karya, edisi Rusia, Jilid I, edisi kedua, Gosudarstvennoye Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Balai Penerbitan Negara Literatur Politik).

Marx, Karl (1960), The Poverty of Philosophy, Foreign Languages Publishing House, Moscow, Third Impression.

Marx, Karl (1961), Economic and Philosophic Manuscripts of 1844, Second Impression, Foreign Languages Publishing House, Moscow.

Marx, Karl dan Frederich Engels (1950), Address of the Central Committee to the Communist League, Marx–Engels Selected Works Volume I, Foreign Languages Publishing House, Moscow.

Marx, Karl dan Frederich Engels (1966), Izbrannhiye Proizvyedyeniya, V Tryokh Tomakh, (Pilihan Karya dalam Tiga Jilid), Izdatel'stvo Politicheskoy Literaturnyy (Balai Penerbitan Literatur Politik), Moskwa.

Marx, Karl dan Friedrich Engels, 2015, Manifesto Partai Komunis, Ultimus, Bandung.

Malaka, Tan (2000), Madilog, Teplok Press, Jakarta.

Mostyepanyenko, M.V. (1962), Materialisticheskaya Sushchnost' Teorii Otnositel'nosti Eynshteyna (Inti dari Teori Relativitas Materialis), Izdatel'stvo Sotsial'nno-Ekonomicheskoy Literaturnyy (Penerbit Literatur Sosial Ekonomi), Moskwa.

MPRS (1967), Ketetapan No.25/1966 Presidium Kabinet Ampera Surat Edaran

Page 448: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

400 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Tentang Masalah Cina, No.SE-06/Pres.Kab/6/1967.

Noer, Deliar (1987), Partai Islam di Pentas Nasional, Penerbit PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.

Njoto (1961), Marxisme Ilmu & Amalnya, Penerbit HR, Jakarta.

Penerbit Indonesia Progresif (1984), Sejarah Partai Komunis Uni Sovyet (Bolsyewiki), Bahan Pelajaran Singkat, Diedit oleh Komisi CC PKUS (B), Disahkan oleh CC PKUS (B) 1938.

Shaoqi, Liu (1954), On The Party, fifth edition, Foreign Languages Press, Peking, 1954, Report on the revision of the Party Constitution delivered by Liu Shao-qi in May 1945 to the Seventh Congress of the Communist Party of China.

Tiong Djin, Siauw (1999), Siauw Giok Tjhan, Riwayat Perjuangan Seorang Patriot Membangun Nasion Indonesia dan Masyarakat Bhineka Tunggal Ika, Hasta Mitra, Jakarta.

Smith, Huston (1999), Agama-Agama Manusia, Yayasan Obor, Jakarta.

Stalin, Josef Vissarionowitch (1924), Tentang Dasar-Dasar Leninisme, Ceramah yang Diberikan di Universitas Sverdlov, Pravda No.96, 97, 103, 105, 107, 108, III; 26 dan 30 April, 9, 11, 14, 15, dan 18 Mei 1924; Penerbit Indonesia Progresif, 1975.

Stalin, Josef Vissarionowitch (1964), Materialisme Dialektis dan Historia, Jajasan Pembaruan.

Stalin, Josef Vissarionowitch (1972), Economic Problems of Socialism in the U.S.S.R, Foreign Languages Press, Peking.

Sukarno (1959), Dibawah Bendera Revolusi, Jilid Pertama, Panitya Penerbit Dibawah Bendera Revolusi.

Surat Balasan CC PKT (1963), Usul Mengenai Garis Umum Gerakan Komunis Internasional, Surat Balasan CC PKT atas Surat CC PKUS tertanggal 30 Maret 1963, Pustaka Bahasa Asing.

Xiaoping, Deng (1983), Deng Xiaoping Wen Xuan 1975–1982 (Kumpulan Karya Deng Xiaoping 1975–1982), Renmin Chubanshe (Penerbit Rakyat).

Xiaoping, Deng (1995), Deng Xiaoping Zhexue Sixiang (Pikiran Filsafat Deng Xiaoping), Zhong Gong Zhongyang Dangxiao Zhexue Jiao Yan Bu Pian (Departemen Filsafat Sekolah Komite Sentral PKT), Zhong Gong Zhongyang Dangxiao Chu Ban She (Penerbit Sekolah Komite Sentral PKT), Beijing.

Yamin, Muhammad (1982), Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Ghalia Indonesia, cetakan keenam, Jakarta.

Youlan, Feng (1947), Zhong Guo Zhe Xue Jian Shi (Sejarah Singkat Filsafat Tiongkok), Beijing Daxue Chu Ban She (Penerbit Universitas Peking).

Page 449: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Daftar Pustaka | 401

Yuanzhi, Kong (2005), Silang Budaya Tiongkok Indonesia, PT Bhuana Ilmu Populer, Kelompok Gramedia, Jakarta.

Tjetung, Mao (1958, 1959 dan 1964), Tentang Kontradiksi, Jajasan Pembaruan, Jakarta.

Tjetung, Mao (1966), Tentang Praktek, Pustaka Bahasa Asing, Peking.

Tjetung, Mao (1968), Tentang Kontradiksi, Pustaka Bahasa Asing, Peking

Tjetung, Mao (1970), Empat Karya Filsafat, Pustaka Bahasa Asing, Peking.

Tse-Tung, Mao (1966), Ausgewählte Werke Band I (Karya Pilihan Jilid I), Verlag für fremdsprachige Literatur (Penerbit Progresif), Peking.

Tzedun, Mao (1968), Cyetirhi Rabothi Po Filosofii (Empat Karya Filsafat), Izdatel'stvo Literatury Na Inostrannykh Yazykakh (Lembaga Penerbitan Literatur dalam Bahasa Asing), Peking.

Zedong, Mao (1995), Mao Zedong Shi Ci Quan Ji, Kumpulan Lengkap Sajak-Sajak Mao Zedong, Cheng Du Chu Ban She (Penerbit Cheng Du).

Zemin, Jiang (2003), Jiang Zemin On The “Three Represents”, Foreign Languages Press, second printing, Beijing.

Zemin, Jiang (2006), Pidato pada Peringatan Seratus Tahun Mao Zedong, Jiang Zemin Wen Xuan (Pilihan Karya Jiang Zemin), Jilid I, Renmin Chubanshe (Penerbit Rakyat), Beijing.

Zhong Gong Zhongyang Dang Xiao (1997), Kua Yue She Ji De Wei Da Qi Zhi (Panji Jaya yang Melangkaui Zaman), Xuexi Jiang Zemin Tongzhi Zai Zhong Yang Dang Xiao De Jiang Hua (Belajar dari Kumpulan Pidato Kawan Jiang di Sekolah Komite Sentral), Zhong Gong Zhong Yang Dang Xiao Chu Ban She (Penerbit Sekolah Komite Sentral PKT), Beijing.

Zhong Gong Zhongyang Dangxiao (1995), Deng Xiaoping Zhexue Sixiang (Pikiran Deng Xiaoping), Zhong Gong Zhongyang Dangxiao Zhexue Jiao Yan Bu Pian (Departemen Filsafat Komite Sentral PKT), Zhong Gong Zhong Yang Dang Xiao Chu Ban She (Penerbit Sekolah Komite Sentral PKT), Beijing.

Zi, Lao (1999), Dao de Jin, Library of Chinese Classics, Chinese-English, Laozi, Chapter 22, Hunan Peoples Publishing House.

Zi, Zhuang (2013), Quan Shu (Karya Lengkap), Zhong Guo Hua Qiao Chu Ban She (Penerbit Tionghoa Perantauan Tiongkok), Beijing.

 

 

 

 

 

 

Page 450: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

402 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 451: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

Biodata Penulis | 403

 

 

 

 

 

BIODATA PENULIS  

 

 

 

 

SUAR  SUROSO  lahir  di  Padang,  Sumatra  Barat,  16  Mei  1930. 

Menyelesaikan SMP dan SMA di Padang dan Bukittinggi, 1950 kuliah di 

ITB Bandung jurusan elektro‐teknik. Semasa Revolusi Bersenjata 1945—

1949 menjadi anggota batalyon Teras Lasykar Rakyat Padang Luar Kota 

(mendapat  Tanda  Penghargaan  dari  Gubernur Militer, Mr. Mohamad 

Nasroen).  1949  Wakil  Ketua  IPPI  Padang;  1951  anggota  Consentrasi 

Mahasiswa  Bandung  (CMB),  kemudian  1954  Sekretaris  DPD  Pemuda 

Rakyat  Jawa Barat, Sekretaris Kongres Rakyat  Jawa Barat, 1956 sekretaris 

DPP Pemuda Rakyat. 

Sebagai  aktivis  organisasi  pemuda,  dipercaya  untuk  mewakili 

Indonesia  dalam  berbagai  pertemuan  pemuda  internasional,  seperti 

antara lain di Beijing, Wina, Kairo, Santiago‐Chili, dan mewakili Pemuda 

Rakyat  dalam  Gabungan  Pemuda  Demokratik  Sedunia  (GPDS)  dalam 

kapasitas  sebagai  wakil  presiden  yang  berkantor  pusat  di  Budapest. 

Dalam kapasitas itu ia menghadiri berbagai kegiatan pemuda di Korea, 

India, Nepal, Sri Langka, Mesir, Maroko, Guinea, Mali, Senegal, Ghana, 

Jerman, Rumania, Denmark, Finlandia, Polandia, Albania, dan lain‐lain. 

Mulai Septembar 1961 melanjutkan  studi di Fakultas Fisika Universitas 

Lomonosov, Moskow. 

Setelah  Peristiwa  30  September  1965,  pada  bulan Agustus  1966 

paspornya dicabut  oleh KBRI Moskow;  1967 dinyatakan  persona‐non‐

grata  oleh  Pemerintah  Sovyet  karena  memprotes  kerja  sama  antar 

Pemerintah  Uni  Sovyet  dan  Pemerintah  Indonesia  di  bawah  rezim 

Soeharto.  Sejak  Februari  1967 meninggalkan Uni  Sovyet  dan  bersama 

istri  dan  dua  anaknya  bermukim  di  Tiongkok.  Sejumlah  sajaknya 

dimuat  dalam Di Negeri Orang,  kumpulan  sajak  para  penyair  eksil  di 

Page 452: Pikir Itu Pelita Hati - gelora45.com · Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Ini adalah pemalsuan sejarah, adalah pembodohan bangsa. ... kekuatan klas borjuasi yang mempertahankan

404 | Suar Suroso — Pikir Itu Pelita Hati

Eropa  Barat.  Karya‐karya  yang  sudah  dibukukan:  Asal‐Usul  Teori 

Sosialisme,  Marxisme  sampai  Komune  Paris;  Bung  Karno,  Marxisme  dan 

Pancasila;  ‘Peristiwa Madiun’ PKI Korban Perdana Perang Dingin  (Pustaka 

Pena);  PKI  Korban  Perang  Dingin  (Era  Publisher);  Bung  Karno  Korban 

Perang  Dingin  (Hasta Mitra);  Kumpulan  Puisi  Jilid  I,  Jelita  Senandung 

Hidup,  dan  Jilid  II,  Pelita  Keajaiban  Dunia  (Ultimus); Marxisme  Sebuah 

Kajian,  Dinyatakan  Punah  Ternyata  Kiprah;  Peristiwa  Madiun,  Realisasi 

Doktrin  Truman  di  Asia  (Hasta  Mitra);  Akar  dan  Dalang  Pembantaian 

Manusia  Tak  Berdosa  dan  Penggulingan  Bung  Karno  (Ultimus).  Yang 

diterjemahkan  dan  terbit  dalam  bahasa  Tionghoa,  Marxisme  Sebuah 

Kajian, Dinyatakan Punah Ternyata Kiprah dengan  judul Makesi Zhuyi De 

Shijian Yu Fazhan oleh Penerbit Contemporary World Publisher, Beijing.