14
STUDI ANALISIS TERHADAP HUBUNGAN DOKUMENTASI ELEKTRONIK DAN CARING PERAWAT- PASIEN (Electronic Documentation and the Caring Nurse-Patient Relationship) Disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata ajar Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Dosen Koordinator: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp., MARS Oleh: YUSNITA SIRAIT 1006755462 PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan

  • Upload
    dangbao

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan

STUDI ANALISIS TERHADAP HUBUNGAN DOKUMENTASI ELEKTRONIK DAN

CARING PERAWAT- PASIEN

(Electronic Documentation and the Caring Nurse-Patient Relationship)

Disusun untuk memenuhi tugas individu

pada mata ajar Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Dosen Koordinator: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp., MARS

Oleh:

YUSNITA SIRAIT

1006755462

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

KEKHUSUSAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2011

Page 2: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan

STUDI ANALISIS TERHADAP HUBUNGAN DOKUMENTASI ELEKTRONIK DAN

CARING PERAWAT- PASIEN

(Electronic Documentation and the Caring Nurse-Patient Relationship)

ABSTRAK

Perilaku caring perawat didemonstrasikan melalui fasilitasi perawat dalam hubungan

perawat-pasien dan berakhir pada promosi pemulihan. Di dalam kurikulum yang padat, pengajar

keperawatan berusaha untuk memadukan konsep caring. Selain itu, Saat ini lebih kompleks,

informasi-memicu lingkungan pelayanan kesehatan datang kepada pengajar agar mempersiapkan

pelajar untuk menggunakan informasi dan dokumen keperawatan secara tepat, bahkan di dalam

format elektronik. Meskipun terlihat terpisah, dokumentasi teknologi tinggi dan teknologi dapat

menambah dan mendukung aspek caring dalam hubungan perawat-pasien. Hal ini terjadi melalui

peningkatan komunikasi caring, akses informasi, demonstrasi dan praktek elemen hemat waktu

dengan teknik simulasi. Artikle ini mereview teknologi dan simulasi di dalam pendidikan

keperawatan dan diskusi penggunaan simulasi sebagaimana menggabungkan dokumentasi

elektronik di dalam hubungan caring perawat-pasien.

KEYWORD

Elektronik, dokumentasi, keperawatan, perawat-pasien, hubungan, pemulihan

LATAR BELAKANG

Organisasi profesional dan pemerintahan, seperti komisi profesi kesehatan The Pew

(1998), institusi medis (IOM) (2001), dan assosiasi perguruan tinggi keperawatan amerika

(AACN) (2008), merekomendasikan masuknya teknologi informasi (TI) di dalam kurikulum

pendidikan. Komisi profesi kesehatan the Pew (1998) memasukkan penggunaan komunikasi dan

teknologi informasi yang efektif dan tepat sebagai salah satu kompetensi di abad 21. IOM

menyatakan bahwa perkembangan teknologi yang sangat cepat dan kekompleksitasan pelayanan

kesehatan menyebabkan sistem pelayanan kesehatan amerika menjadi kekurangan didalam

kemampuan untuk menterjemahkan pengetahuan ke dalam praktek dan untuk menggunakan

teknologi baru dengan aman dan tepat. Masuknya manajemen informasi dan aplikasi teknologi

Page 3: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan

dalam perawatan pasien sebagai keterampilan yang dibutuhkan para lulusan baru di dalam

kurikulum sarjana muda sehingga nantinya lulusan dipersiapkan untuk mendokumentasikan

intervensi sehubungan dengan outcome keperawatan dan penggunaan informasi dalam

penyediaan perawatan secara aman dan efektif.

Disamping kebutuhan teknologi, dilaporkan bahwa mahasiswa keperawatan kurang akan

pengetahuan dan keterampilan tentang elektonik yang merupakan poin di dalam kompetensi

dokumentasi dan memasukkan data (Fetter, 2009). Pengajar harus mencari cara kreatif untuk

menyusun manajemen informasi dan dokumentasi teknologi tinggi ke dalam kurikulum program

keperawatan yang padat. Dokumentasi merupakan tanggung jawab keperawatan yang

membutuhkan konsep pengetahuan, pemikiran kritis selama proses informasi dan keterampilan

psikomotor. Dokumentasi elektronik membutuhkan keterampilan psikomotor yang unik dalam

menggunakan komputer yang kemungkinan tidak familiar pada beberapa mahasiswa

keperawatan. Ketika konsep dan prinsip dokumentasi diperkenalkan dilingkungan kelas

pendidikan, olehkarena itu nantinya dapat diaplikasikan di setting klinik.

TINJAUAN LITERATUR

Simpson (2008) menyatakan bahwa perkembangan teknologi, seperti dokumentasi

elektronik dapat meningkatkan dan mempromosikan perawatan secara aktual dengan

meningkatkan komunikasi dan kolaborasi. Teknologi dapat diaplikasikan secara otomatis

didalam interaksi manusia normal, seperti transaksi bank dan belanja online. Simpson (2008)

menyatakan bahwa ikatan perawat adalah dalam 4 hubungan utama yaitu perawat dan perawat,

perawat dan dokter, perawat dan pasien, dan perawat dan administrator. Tipe interaksi ikatan

perawat adalah konversasional dan kolaborasi. Interaksi konversasional ditujukan pada

pertukaran informasi, menemukan sesuatu, atau membangun hubungan; sementara pertukaran

kolaborasi dikarakteristikkan sebagai sesuatu yang kompleks, bekerja secara interdependen

untuk mencapai tujuan bersama.

Pada Tahun 1988, Watson menyatakan bahwa caring adalah inti dari semua aktivitas

keperawatan dan profesional caring perawat tetap secara penuh dalam ikatan hubungan perawat-

pasien. Caring sebagai sentral untuk praktek keperawatan merupakan suatu cara yang dinamis

dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada pasien. Pada tahun

Page 4: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan

2007, Watson menyatakan 10 proses “caritas” di dalam praktek keperawatan yang dapat di

aplikasikan selama interaksi perawat-pasien.

Dokumentasi dan review penyimpanan data elektronik memberikan perawat

pengetahuan tentang status kesehatan terbaru dan kesiapan berpartisipasi di dalam proses belajar

mengajar. Berdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen

pasien dan oleh sebab itu merupakan waktu belajar mengajar maksimal bagi perawat dan pasien.

Pada tahun 2005, Sensmeier melakukan survey (2006), bahwa lebih dari dua pertiga dari

1760 rumah sakit di amerika mengidentifikasi aspek-aspek positif dati teknologi informasi

kesehatan, termasuk didalamnya aspek peningkatan keterlibatan pasien dan keluarga di dalam

perawatan, efisiensi perawatan, akses informasi yang mempengaruhi keselamatan pasien dan

pengambilan keputusan mandiri oleh perawat. Desain sistem informasi yang baik, dapat

digunakan perawat untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan dokumentasi keperawatan,

sehingga lebih banyak waktu perawat untuk caring. MacDonald (2008) menyatakan perawat

dapat mendemonstrasikan caring setelah mendapatkan data dari dokumentasi elektronik dimana

perawat lebih banyak tahu tentang pasien. Efisiensi teknologi juga mendukung perawat dalam

waktu dokumentasi yang lebih singkat, Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Banner and Olney (2009).

Computerized nursing documentation adalah suatu modul keperawatan yang

dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf perawat. Dengan sistem yang

terkomputerisasi ini perawat dapat melakukan akses ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan

disiplin yang lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, dan disiplin ilmu lain seperti ahli gizi,

fisioterapis, occupational therapies. Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan yang

terkomputerisasi di buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendokumentasian

asuhan keperawatan yang dibuat. Dengan sistem ini perawat lebih dapat menghemat waktu dan

perawat akan lebih sering berada di samping pasien. Dengan dokumentasi yang terkomputerisasi

ini pencatatan dapat dilakukan akurat dan lengkap.

ANA Committee for Nursing Practice Information Infrastructure (CNPII) mendefinisikan

spesifik kriteria penggunaan istilah (terminologi) yang terstandar. Kriteria ini berdasarkan

standar dokumentasi keperawatan dan komunikasi verbal sehingga mampu mengurangi

terjadinya kesalahan dan meningkatkan kualitas dan kesinambungan perawatan (ANA,2006)

Page 5: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan

Kriteria :

a. Memiliki vocabulary yang mendukung praktik keperawatan yang relevan dengan area

keperawatan

b. Istilah tersebut harus jelas dan tidak memiliki arti yang mendua

c. Istilah tersebut harus berisi dokumentasi yang di uji reabilitas, validitas dan

penggunaannnya dalam praktik klinik.

Pendokumentasian keperawatan yang tertulis (paper-based documentation) saat ini

dilaporkan mutunya sangat rendah dan ini juga berdampak terhadap penerimaan publik termasuk

profesi kesehatan yang lain terhadap profesinalisasi keperawatan di Indonesia. Menurut

Griffiths dan Hutchings (1999 dalam Gapko Dawn yang diakses dari

http://www.hhdev.psu.edu/nurs/), perawat yang menyatakan alasan terhadap dokumentasi yang

kurang akurat dan kurang lengkap dihubungkan dengan permasalahan seperti kekurangan staf,

sensus yang tinggi, lembur kerja, dan juga kurangya pengetahuan tentang apa yang dituliskan

dalam dokumentasi.

Electronik health Record dilaporkan memiliki manfaat sebagai berikut yaitu :

- Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan

- Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip

- Penyimpanan data (Record) pasien menjadi lebih lama

- Electronic Health Record (EHR) yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi

yang dapat dipertanggung jawabkan

- Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu dalam

pengambilan keputusan yang cepat juga.

- Meningkatkan produktivitas bekerja

- Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.

Page 6: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan

Menurut Abdrbo, etc dalam penelitiannya menyebutkan beberapa manfaat sistem

informasi dalam keperawatan yang dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan,

diantaranya adalah komunikasi dan dokumentasi, menghemat waktu dan efisiensi, dan praktek

profesional. Manfaat sistem informasi dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang

dimaksud berhubungan dengan aksesibilitas, kecepatan dan kelengkapan informasi kesehatan

pasien sehingga dapat meningkatakan keefektifanasuhan keperawatan. Keuntungan berhubungan

dengan komunikasi dan dokumentasi diartikan dengan pertukaran dan data dan informasi. Sistem

informasi memfasilitasi komunikasi antara perawat-dokter dan tim kesehatan lain untuk

meningkatkan outcome pasien. Sistem informasi juga menjamin kelengkapan dokumentasi

asuhan keperawatan pasien, memfasilitasi outcome asuhan keperawatan pasien,dan

meningkatkan keselamatan pasien. Manfaat dari menghemat waktu dan efisiensi maksudnya

adalah produksi/outcome yang diinginkan dengan menggunakan waktu, sumber dan usaha yang

minimal. Sedangkan manfaat sistem informasi berhubungan dengan praktek profesional terdiri

dari aktivitas dan kualifikasi yang khusus dari profesi spesifik. Penggunaan sistem informasi

keperawatan meningkatkan otonomi, rasa profesionalisme, tanggung jawab dan peningkatan

pengambilan keputusan dan keselamatan pasien, tanggung jawab dan kegembiraan kerja

perawat.

Melihat banyaknya manfaat dan keuntungan yang diberikan dari pendokumentasian

asuhan keperawatan yang terkomputerisasi ini tentunya merupakan tantangan yang besar bagi

dunia keperawatan di Indonesia. Perkembangan pemanfaatan tehnologi komputer khususnya

dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di   Indonesia sampai saat ini masih sangat

minim. Sampai saat ini sebagian kecil rumah sakit telah menggunakan dokumentasi proses

keperawatan berbasis komputer namun hasil evaluasi terhadap keberhasilan tersebut belum

disosialisasikan secara global.     

Sebelum suatu instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian keperawatan yang

terkomputerisasi ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan

penyediaan hardware dan software komputer itu sendiri, tetapi yang lebih dipentingkan adalah

kemampuan perawat dalam menggunakan teknologi informasi ini.  Sebuah studi di Medical

Center Taiwan menunjukkan bahwa permasalahan perawat yang menggunakan sistem informasi

keperawatan adalah pelatihan yang tidak cukup, perhatian terhadap keamanan data, stress

Page 7: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan

karena adanya tambahan beban kerja , kerjasama antar disiplin rendah. Peneliti mengusulkan

adanya pelatihan yang cukup bagi perawat dalam penggunaan sistem ini, membuat alur kerja dan

meningkatkan komunikasi interdisiplin. (Ting Ting Lee .2007)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dokumentasi elektronik merupakan poin perawatan yang dapat meningkatkan caring

hubungan perawat-pasien dengan meningkatkan komunikasi dan akses informasi dan

mempersingkat waktu dokumentasi sehingga waktu perawat dengan pasien lebih banyak.

Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi klinis.

Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi namun juga berkaitan dengan

aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan. Dengan pendokumentasian yang

baik pengembangan riset keperawatan juga akan optimal. Bagaimanapun, saat ini

pendokumentasian proses keperawatan di Indonesia sangatlah kurang dan kualitasnya sangat

rendah. Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan komputer diharapkan akan

membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang berkualitas. Namun sebelum suatu

instansi rumah sakit menggunakan pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada

beberapa hal yang perlu dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan penyediaan hardware dan

software computer itu sendiri, tetapi yang lebih dipentingkan adalah  kemampuan perawat dalam

menggunakan teknologi informasi ini.

Di Indonesia masih bervariasinya tingkat pendidikan dan pengetahuan perawat terhadap isi

(contens) dari dokumentasi keperawatan masih merupakan problem yang belum terpecahkan.

Untuk menghadapi masalah ini mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi

perawat bekerjasama dengan institusi pelayanan kesehatan untuk dapat mempersiapkan hal-hal

sebagai berikut :

- Perlu adanya peningkatan pengetahuan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan

- Perlu adanya pelatihan dalam penggunaan komputer terutama berkaitan dengan teknis

pencatatan dan software yang digunakan.

- Perlunya kerja sama dengan pihak luar (swasta) terutama bagi rumah sakit pemerintah

dalam hal penyediaan komputer.

Page 8: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan

Keuntungan implementasi standarisasi teknologi dengan penyimpanan data kesehatan secara

elektronik (electronic health records):

1. Bagi Pasien

Adanya kesinambungan perawatan dengan penggunaan standarisasi terminologi melalui

perbaikan dan komunikasi yang tidak ambigu

2. Bagi Organisasi

a) Dapat mengukur pelayanan asuhan keperawatan dan berpengaruh pada perawatan pasien

yang meragukan dari pendokumentasian yang manual. Bagi keperawatan penting untuk

memvalidasi kontribusi perawat akan asuhan keperawatan dan keselamatan pasien

b) Penggunaan standarisasi terminologi melalui penyediaan admin dengan biaya aktual

c) Dapat mengatur rasio staff (dalam pelayanan keperawatan)

d) Dapat berguna untuk dokter dalam penggunaan Common Procedural Codes/CPT untuk biling

3. Bagi Perawat

a) Perawat pendidik dapat menggunakan standarisasi terminologi dan menambah tehnologi

informasi di dalam kurikulum untuk mengajar konsep keperawatan yang kritis dan konsep

dan prinsip penggunaan teknologi dalam keperawatan yang sangat vital dalam pengembangan

perawat baru

b) Bagi perawat pelaksana dapat mempersingkat waktu dokumentasi sehingga lebih banyak

waktu ke pasien dalam melakukan caring

c) Registered Nurse/RN memfasilitasi pemikiran kritis dan pengambilan keputusan pada poin

keperawatan

d) Profesi Keperawatan: Adanya dokumen yang berarti sebagai penyimpananan data dan

mendapatkan kembali Evidence Based Practice dalam memfasilitasi riset keperawatan dan

menyatakan pengaruh pelayanan keperawatan secara elektonik

4. Bagi masing-masing Negara

Adanya pengambilan kode data dapat menyatukan pelaporan informasi atau set data. Pelaporan

memungkinkan negara untuk membandingkan kontribusi keperawatan secara nasional dan

internasional dengan penggunaan data set minimum internasional

Page 9: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan

REFERENSI

Abdrbo, Zauszniewski,Hudak, and Anthony. (2011). Development and Testing of a Survey Instrument to Measure Benefits of a Nursing Information System. http://www.proquest.com. Di akses tanggal 14 Oktober 2011

Baldwin, G. (2010). Nurses Have the I.T. Touch. http://www.proquest.com. Di akses tanggal 14 Oktober 2011

Baldwin, G. (2010). Helping Hand. http://www.proquest.com. Di akses tanggal 15 Oktober 2011

Douglas. (2011) Turning Nurses Into Health IT Superuser. http://www.proquest.com. Diakses tanggal 29 September 2009

Gapko dawn. (1999). Improving Nursing Documentation in a Computer-based Inpatient Hospital Setting. http://www.hhdev.psu.edu/nurs/ojni/dm/52/article7.htm. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2011

Garvey. P. (2010). Creating a Paperless Documentation System for Nursing Continuing

Education Activities. http://www.ebsco.com. Di akses tanggal 28 Oktober 2011

Gurley, L. (2008). Advantages and Disadvantages of the Electronic Medical Record. http://www.aameda.org/memberservices/Exec/Articles. Diakses tanggal 20 September 2011

Hsia, Lin, Wu and Tsai. (2006). A Framework for Designing Nursing Knowledge Management Systems. http://www.proquest.com. Diakses tanggal 20 September 2011

Lundberg, etc. (2007). Selecting a Standardized Terminology for the Electronic Health Record that Reveals the Impact of Nursing on Patient Care. http://ojni.org/12_2/lunberg.pdfDiakses tanggal 20 September 2011

Shuffitt, J. S. (2011). Utilization and influence of health information technology on kentucky advanced practice registered nurses’ clinical decision making: Disertation. http://www.proquest.com. Di akses tanggal 14 Oktober 2011

Spencer. J. A and Lunsford V. (2010). Electronic Documentation and the Caring Nurse-Patient Relationship. http://www.ebsco.com. Di akses tanggal 28 Oktober 2011

Ting Ting Lee. (2007). Nurses' Experiences Using a Nursing Information System: Early Stage of Technology Implementation. http://harnawatiaj.wordpress.com, Diakses tanggal 14 Oktober 2011

Page 10: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/yusnita.uts SIM.doc · Web viewBerdasarkan dokumentasi elektronik ini, perawat memberikan edukasi dokumen pasien dan oleh sebab itu merupakan