Upload
liaangelinasimbolon
View
216
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nkk
Citation preview
Kram Pada Otot Tungkai Bawah dan Mekanismenya
Frisca 102011037 Malaura Elfrida S 102011108
Lia Angelina S 102011146 Tami Rieuwpassa 102011195
Catherine Dorinda 102011293 Alexandro Wiyanda 102011296
Stephanie S. Inguliman 102011402 Anthony Gunawan 102011412
Shinta Lestariyanti 102010045 Zebriyandi 102010102 C 2
SKENARIO
• Seorang anak laki-laki tengah berlatih
renang untuk mengikuti perlombaan. Tiba-
tiba, ia menjerit minta tolong karena
mengalami kram pada betis kanannya.
Dengan sigap, penjaga kolam memegang
kaki kanan si anak dan mendorong telapak
kaki kanannya ke arah dorsal selama 2
menit.
Identifikasi Istilahyang tidak diketahui
• Jaringan otot adalah “daging” tubuh dan
tersusun dari banyak dinding organ berongga dan
pembuluh-pembuluh tubuh.
• Secara sederhana, cramp (muscle cramp, kram)
pada otot adalah suatu keadaan di mana terjadi
kontraksi otot yang kuat tanpa dikehendaki.
Analisis MasalahKram Betis
Kram otot tungkai bawah
Makro
Mikro
Mekanisme otot
Mekanisme kerja otot
Jenis mekanisme
Kontraksi
Relaksasi
HIPOTESIS
Kram pada betis terjadi karena kontraksi otot yang terus menerus
SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mengetahui mengenai kram otot baik secara
makro maupun mikro
2. Mengetahui mekanisme kerja otot
3. Mengetahui metabolisme yang terjadi pada
otot
OTOT TUBUH
• Otot alat gerak aktif tulang bergerak kontraksi & relaksasi.
• Otot kelompok jaringan terbesar sekitar separuh massa tubuh
manusia• Fungsi otot *Otot rangka sbg penunjang homeostasis:
- mengunyah- menelan makanan- bernapas- menghindari bahaya
Otot rangka juga sbgai transduserMemiliki 4 ciri khusus, yaitu kontraktilitas, eksitabilitas, ekstensibilitas, dan elastisitasFungsi lain otot, yaitu (1) penghasil pergerakan, (2) penopang tubuh,dan (3) penghasil panas
OTOT RANGKA
• Makro
Tungkai bawah – antara lutut dan phalanges
pedis tungkai
Tulang tungkai bawah tibia dan fibula
TAMBAHAN buat hapalan/pengetahuan
• Tibia yang besar dan merupakan penyangga beban, proksimal bersendi dengan condylus femur dan distal dengan talus.
• Foramen nutriens tibia yang paling besar pada seluruh kerangka, terletak pada permukaan posterior bagian sepertiga proksimal tulang tersebut.
• Canalis nutriens melintas cukup jauh ke arah distal dalam tulang sebelum memasuki cavitas medullaris tibia.
• Fibula yang ramping, terletak posterolateral dari tibia dan terutama berguna sebagai tempat letak untuk otot dan tidak atau hanya sedikit berguna untuk menopang berat tubuh.
• Corpus tibiae dan corpus fibulae dihubungkan oleh lembar membrana interossea cruris.2
Terdiri dari:-Mm. Fleksor-Mm. Extensor -Mm. Peroneus
Mm. Fleksor dibagi atas:1.Lap dangkal : M. Gastrocremius M. Soleus M. Plantaris• Mm. Flexor lapisan dalam :
1. M. Popliteus2. M. Flexor digitorum longus3. M. Tibialis posterior4. M. Flexor hallucis longusMm. Extensor : M. Tibialis anterior M. Extensor digitorum longus M. Peroneus tertius M. Extensor hallucis longus
• Mm.peroneus yaitu :1. M. Peroneus longus2. M. Peroneus brevis
Makro
Bagian anterior:• M. Tibialis anterior• M. Extensor digitorum longus • M. Fibularis (peroneus) tertius • M. Extensor hallucis longus Bagian lateral:
• M. Fibularis (peroneus) longus • M. Fibularis (peroneus) brevis • Bagian Posterior, Lapis Superficial:• Mm. triceps surae
– M. gastrocnemius – M. soleus
• M. plantaris
Daerah Posterior, Lapis Profunda:
• M. popliteus • M. Flexor digitorum longus • M. Flexor hallucis longus • M. Tibialis posterior
• Musculus yang biasanya lebih sering terjadi kram adalah m. gastrocnemius, m. soleus, m. plantaris
Otot Tungkai BawahBerdasarkan Letak
Makro
Bagian anterior:• M. Tibialis anterior• M. Extensor digitorum longus • M. Fibularis (peroneus) tertius • M. Extensor hallucis longus
Bagian lateral:
• M. Fibularis (peroneus) longus • M. Fibularis (peroneus) brevis • Bagian Posterior, Lapis Superficial:• Mm. triceps surae – M. gastrocnemius – M. soleus
• M. plantaris
Daerah Posterior, Lapis Profunda:
• M. popliteus • M. Flexor digitorum longus • M. Flexor hallucis longus • M. Tibialis posterior
• Musculus yang biasanya lebih sering terjadi kram adalah m. gastrocnemius, m. soleus, m. plantaris
Otot Tungkai BawahBerdasarkan Gerakan yang Dilakukan
Mm. Fleksor Mm. Extensor Mm. Peroneus
Mm. Fleksor dibagi atas:
1.Lap dangkal : M. GastrocremiusM. SoleusM. Plantaris
Terdiri dari:
Mm. Flexor lapisan dalam :
1. M. Popliteus2. M. Flexor digitorum
longus3. M. Tibialis posterior4. M. Flexor hallucis
longus
Mm. Extensor :
1. M. Tibialis anterior2. M. Extensor
digitorum longus3. M. Peroneus tertius4. M. Extensor hallucis
longus
Mm.peroneus yaitu :1. M. Peroneus longus2. M. Peroneus brevis
Mikro
• 3 jenis jaringan otot:
- Otot rangka insersio dan origo
- Otot polos
- Otot Jantung
Perbedaan jenis jaringan otot
Metabolisme ototOtot transducer
Syarat agar otot dapat berkontraksi:
1. ATP dan kreatin-P
2. Kecepatan/lama waktu, kekuatan kontraksi
3. Mampu kembali berelaksasi
Struktur otot lurik sel2 serabut dilindungi
membran – sarkoplasma
unit serat otot yang dapat berfungsi sarkomer
Serat otot terdiri dari miofibril
ME pita A (gelap) dan pita I (terang)
Bagian pita A yang kurang gelap pita H
Bagian tengah pita I pita Z
Pita A miosin
Pita I aktin, tropomiosin, troponin
Tipe Otot Rangka
Otot Merah
• Mengandung banyak sitokrom dan mioglobin. Mioglobin banyak mengandung O2 yang diperlukan untuk terjadinya proses fosofolirasi oksidatif (sumber utama penghasil ATP).
• Merupakan otot rangka yang lambat• Miosin ATPase-nya rendah• Penggunaan energi rendah• Kontraksi berlangsung lambat dengan waktu yang lama.
Otot Putih:
• Mengandung sedikit sitokrom dan tidak memiliki mioglobin
• Termasuk otot rangka yang cepat• Menggunakan glikogen dan glukosa sebagai sumber
utama• Miosin ATPase-nya tinggi• Penggunaan energinya banyak• Kontraksi berlangsung dengan cepat dan singkat
Mekanisme Kontraksi-Relaksasi Miosin dicerna dengan enzim tripsin menjadi 2
bagian : Meromiosin berat dan Meromiosin ringan
Meromiosin berat dicerna oleh enzim papain, menjadi 2 fragmen : fragmen S-1 dan S-2
Meromiosin berat memiliki aktivitas katalitik dan yang akan berikatan dengan aktin
PELAJARI!!
Aktin akan berikatan dalam bentuk F-aktin
(filamen aktin)
Miosin S-1 menghidrolisis ATP menjadi ADP+P
Terbentuk kompleks aktin-miosin-ADP-P
Terbentuk jembatan silang (cross-bridge)
Power stroke menyebabkan filamen tipis
tertarik ke pusat sarkomer
Filamen tipis bertumpang tindih dengan
filamen tebal (sliding) : kontraksi
P dilepas dan digunakan untuk power stroke,
ADP juga dilepas
Miosin berikatan dengan ATP, aktin lepas :
relaksasi
• Potensial aksi menuju saraf motorik dan sampai di ujung serabut otot
• Setiap ujung menyekresi substansi neurotransmitter/asetilkolin dalamjumlah sedikit
• Asetikolin membuka banyak kanal”gerbang asetilkolin” melalui molekul-molekul protein terapung di atasmembran
MekanismeKerja Otot
• Pontesial aksi menimbulkan depolarisari, aliran listrik mengalir melalui pusat serabut otot,disebut setikulum
• Sarkoplasma melepaskan ion kalsium• Ion kalsium menarik filament aktin dan filamen
miosin saling bergeser kemudian kontraksi• >1 detik ion kalsium dipompa membran Ca++, ion
kalsium dari miofibril menyebabkan kontraksi otot berhenti
• Ca2+ dikembalikan ke kantung lateral saat aktifitas listrik lokal berhenti.
• Asetilkolinesterase menyingkirkan ACh dari taut neuromuscular potensial aksi serat otot terhenti.
• Ca2+ hilang dari sitosol• kompleks troponin – stropomiosin bergeser kembali
ke posisinya.• aktin dan miosin tidak lagi berikatan
Potensial Aksi
Fungsi Ion Kalsiumpada Saat Kontraksi
Saat ada stimulus, ion kalsium akan dipompakan ke sitosol oleh retikulum sarkoplasma
Ion kalsium ini bertindak sebagai “pembuka jalan”
Bila kadar ion kalsium berkurang, terjadi relaksasi. Ion kalsium disimpan kembali
Regulasi ion kalsium sangat penting dalam menentukan terjadinya kontraksi/relaksasi
Mekanisme Kram Kadar ion kalsium yang tinggi dalam sitosol
Jembatan silang yang terbentuk mencapai jumlah maksimum, terjadi kontraksi tetanik maksimal
Kontraksi terus terjadi dan tegangan otot mencapai puncaknya
Kontraksi pertama dan kedua tidak memiliki jarak waktu
ALASAN/MEKANISMENYA sengaja dibuat 2, SLIDE PLENO nanti dijadikan 1
Mekanisme kram
• Setiap pulsa kalsium berlangsung sekitar 1/20 detik
dan menghasilkan apa yang disebut sebagai kedutan
otot tunggal. Penjumlahan terjadi apabila kalsium
dipertahankan dalam kompartemen intrasel oleh
rangsangan saraf berulang pada otot. Penjumlahan
berarti masing-masing kedutan menyebabkan
penguatan kontraksi.
• Apabila stimulasi diperpanjang, maka
kedutan-kedutan individual akan menyatu
sampai kekuatan kontraksi maksimum. Timbul
kontraksi menetap dengan kekuatan maksimal
yang dikenal sebagai tetanus.
Yang Dapat Dilakukan Ketika Terjadi Kram
Hentikan kegiatan – relaksasikan otot
Regangkan otot yang mengalami kram secara pasif
dengan cara menarik sendi yang terkait ke arah
yang berlawanan, hingga panjang otot kembali
normal dan kedutan otot tidak lagi tampak
Usap/massage daerah yang mengalami kram ke
arah jantung
• pada saat kontraksi otot cukup regang sesuai
dengan sifat otot yang ekstensibilitas maka
ketika diregangkan lebih dengan mendorong
ke arah dorsal maka akan terjadi relaksasi
yang disebut dengan invers stretch refleks
KESIMPULAN
• Kram pada tungkai bawah atau spasme termasuk ke dalam
kram tetanik sempurna. Dimana terjadi kontraksi secara
terus menerus oleh otot yang disebabkan oleh serat otot
yang dirangsang sedemikian cepat sehingga tidak ada fase
relaksasi maka timbul kontraksi menetap dengan kekuatan
maksimal. Hal itu dapat diatasi dengan menjulurkan betis
atau tungkai bawah yang keram ke arah dorsal sebab dengan
peregangan yang lebih maka terjadi relaksasi.