Upload
hoangcong
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
� Ya Allah berilah aku buah kasih yang mendalam. Tolonglah aku
ingat akan kata-kata kasih-Mu hari ini, karena Engkaulah sumber
segala-galaNya bagi hidupku. Berikanlah aku sedetik lagi, jangan
melewatkan sedetik itu untuk berbuat kasih.
� Pasiencia hodi luta, manan buat hotu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
� Kongregasi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, sebagai salah satu dokumen
tertulis dalam sejarah.
� Para anggota, calon, dan kolaborator Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INSTITUT SEKULAR “MAUN ALIN IHA KRISTU”
DI DIOSES DILI TIMOR LESTE
TAHUN 1989-2009 Oleh : Filomena I. Ximenes
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Dioses Dili tahun 1989-2009. Topik ini dipilih untuk dibahas karena disadari bahwa sampai saat ini tulisan mengenai Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” belum pernah ditulis secara lengkap. Padahal penulisan sejarah Institut itu penting dan bermanfaat untuk membantu kongregasi memberi inspirasi penting bila kehilangan arah dalam menyikapi pelayanan pastoral, dan sekaligus sebagai bahan masukan bagi para calon Institut Sekular yang ingin menggabungkan diri.
Permasalahan yang muncul dalam skripsi ini ada tiga yaitu pertama, latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, kedua dinamika ISMAIK dan berperan dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga Institut terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah pertama, untuk menjelaskan tentang latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, yang kedua dinamika ISMAIK dan berperan dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga untuk menjelaskan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian sejarah. Karena metode penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui jalan inkulturasi-religius untuk mempermudah penulisan ini.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa untuk mengenal sejarah lahirnya dan perkembangan Institut di Gereja Timor Leste. Perlu mengenal situasi aktual masyarakat Timor Leste, yang mendorong lahirnya Institut di Timor. Pendiri kongregasi yaitu Mana Lu beserta karisma dan spiritualitasnya, telah mendorong para anggota untuk bergerak di bidang pelayanan di pedesaan. Para anggota berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat setempat, dan mencoba untuk masuk dalam alam di daerah pedesaan Timor Leste, sehingga dalam kerasulannya tidak mendapat kesulitan, dan diterima oleh lingkungan masyarakat.
Setelah Pendiri dan para anggota, calon Institut berkarya di Gereja Timor selama 9 tahun, maka pihak Gereja yang berwenang yakni uskup setempat mengesahkan menjadi lembaga awam hidup bakti di dalam Gereja setempat. Demikianlah sejarah agar Gereja setempat di Dioses Dili telah lahir lembaga awam hidup bakti ”Maun Alin Iha Kristu”, sebagai kongregasi pribumi. Inilah kongregasi pribumi yang tahu dan memahami situasi aktual masyarakat setempat untuk bergerak dalam hal berbagai bidang, untuk menjawab kebutuhan masyarakat melalui pendalaman iman, pelayanan kesehatan dan pendampingan pendidikan non formal melalui asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
SECULAR INSTITUTE OF “MAUN ALIN IHA KRISTU”
AT DIOSES DILI TIMOR LESTE
IN 1989-2009 By: Filomena I. Ximenes
ABSTRACT
This thesis discusses about Secular Institute of “Maun Alin Iha Kristu” at Dioses Dili on 1989-2009. This topic is chosen to discuss due to the fact that the history about Secular Institute of “Maun Alin Iha Kristu” has never been written completely while it is important and beneficial to support congregation give important inspiration if they loose the way in taking minister service. It also becomes an input for the secular institute candidate who are going to join in it.
This thesis discusses three problems. First is the background of the secular institute of “Maun Alin Iha Kristu”. Second is the dynamic of ISMAIK which has role for the church and the society of Timor Leste. Third is participation of the institute to realize the faith in the church.
The aims of writing the thesis are: first, to explain the background of secular institute of “Maun Alin Iha kristu”, second is to describe the dynamic of ISMAIK which has role for the church and the society of Timor Leste, third is to explain the participation of the institute to realize the faith in the church.
This thesis applies investigation history method it is the scientific way to gather data with the certain purpose and benefit through the religion-enculturation way to conduct this writing.
The result proves that to recognize the history and the development of the institute in Timor Leste church, it is important to know the actual situation of Timor Leste society that engages the institute in Timor Leste. The pioneer of the congregation is Mana Lu with her charisma and spiritual motivated the members of the institution to move to the village. The members attempted to adapt the society’s situation and try to enter into the village, so that their apostleship is easy and acceptable to the society.
After the candidate pioneers of the institute worked for nine years, the bishop of the church declared it being the lay institution of consecrated life of the church. This is aimed that the church can recognize if there is a lay institution of consecrated life in Dioses Dili. The secular institute of “Maun Alin Iha Kristu” also can receive their vows as indigenous congregation. As indigenous congregation, they know and understand the actual situation of the community in many aspects to fulfill what the community needs through deepening faith, healthy service, and assisting informal education in dormitory.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala cinta kasih-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas
Sastra, di Universitas Sanata Dharma.
Kelancaran dalam penyusunan skripsi ini berkat adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.
2. Ketua Program Studi Ilmu Sejarah.
3. Romo Dr. Gregorius Budi Subanar SJ, sebagai pembimbing yang telah bersedia
membimbing mengarahkan dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.
4. Bapak Drs. Igs. Sandiwan Suharso, yang rela mendampingi dan mengarahkan hingga skripsi
ini selesai.
5. Bapak Drs. Herbertus Hery Santosa, M. Hum, sebagai pembimbing akademik.
6. Ira. Maria de Lourdes Martins Cruz, sebagai Pendiri Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”
di Timor Leste dan para anggota, yang telah mendukung dan mendorong penulis untuk
menulis skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Semua dosen Ilmu Sejarah yang telah membagikan ilmu selama ini sebagai pengetahuan dan
pengalaman akan masa depan.
8. Padre Francisco Dos Santos Fatima Barreto Pr, Dokter Daniel, Fr. Yan Koppens, Bapak
Geraldo da Cruz, mana Maria Fatima, Bapa Marcus Ximenes, Maun Francisco dos Santos,
Maun Jose Maia, Maun Jose Dias, “Mana Lu”, Mana Maria Roza de Araujo, Bruder Carlos
Mendonca, yang telah rela diwawancarai untuk mendapatkan data-data penelitian skripsi ini.
9. Keluarga Besar Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, yang dengan setia dan penuh
perhatian memberi dukungan baik materil maupun moril hingga penulisan skripsi ini selesai.
10. Keluarga Besar Ayah, Ibu serta kakak, adik dan sanak saudara yang telah mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Romo Albert Rutten SJ, yang telah memberi masukan, dukungan dan doa dalam penulisan
ini hingga selesai.
12. Terima Kasih kepada semua pihak baik teman sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu namun turut mendukung dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, karena
keterbatasan kemampuan dan sumber-sumber data, terutama tentang manuskrip Institut. Oleh
karena itu penulis dengan senang hati menerima sumbangan pemikiran maupun saran yang
membangun. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
Filomena I. Ximenes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI HALAMAN
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO …………………………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………………... v
PERYATAAN KEASLIAN …………………………………………………………… vi
ABSTRAK …………………………………………………………………………….... vii
ABSTRACT …………………………………………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI………………………………………………………….............................. xi
BAB I: PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1
A. Latar Balakang ……………………………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………………….. 11
C. Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 12
D. Tujuan Penelitian …………………………………………………………….. 13
E. Manfaat penulisan ……………………………………………………………. 14
F. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………………... 15
G. Landasan Teori ………………………………………………………………. 17
H . Metode Penelitian …………………………………………………………… 20
I . Sistematika Penulisan ………………………………………………………... 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Bab II. MENGURAIKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG UNTUK
MERINTIS ISMAIK DI GEREJA TIMOR LESTE .……..................................... 24
A. Faktor Internal…………………………………………………………………… 25 B. Faktor Eksternal ………………………………………………………………… 34
Bab III. DINAMIKA ISMAIK DI GEREJA TIMOR LESTE DAN PERUBAHAN
SOSIAL MASYARAKATNYA …………………………………………….. 50
A. Tugas Perutusan Mana Lu Yang Pertama …………………………………... 55
B. Persiapan Program Pembinaan Simpatisan Institut Sekular ………………... 64
C. Anggota Pertama Yang Menerima Kaul ……………………………………. 71
D. Tahap Perkembangan Karya Pelayanan Institut Sekular di Gereja
Timor ………………………………………………………………………. 74
Bab IV. KELANJUTAN KARYA KERASULAN INSTITUT SEKULAR DI
GEREJA TIMOR LESTE …………………………………………………… 88
A. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, Baru di Dioses Dili …………......... 88 B. Panggilan Sekuler ……………………………………………………………… 93 C. Pengembangan Pelayanan ……………………………………………………... 99
Bab V. KESIMPULAN ……………………………………………………………….. 103
A. Kesimpulan ………………………………………………………………..….. 103 B. Saran …………………………………………………………………………… 104
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1970-an situasi di Timor Loro Sa’e sangat rumit. Pada waktu itu
masyarakat terombang-ambing dengan pilihan hidupnya, wajah-wajah yang penuh dengan
ketakutan dan kecemasan karena kekerasan politik yang menguasai kehidupan mereka.
Masyarakat selalu mengungsi dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari ketenangan
hidup. Namun impian itu tidak terwujud karena tempat-tempat pengungsian sudah dijangkau
oleh penguasa. Masyarakat yang miskin yang semakin tidak berdaya dan hanya pasrah.
Sementara itu, keluarga yang berada selalu ada solusi untuk mencari ketenangan dan
kenyamanan dalam hidup. Inilah situasi sosial-politik yang terjadi di Timor Loro Sa’e.
Situasi kekerasan politik di Timor Loro Sa’e memberi inspirasi dan motivasi Kepada
Pendiri Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”,1 Maria de Lourdes Martins Cruz. Nama
panggilannya Mana Lu.2 Dalam segala kemampuan dan sikap pelayanan, Mana Lu memiliki
kepedulian terhadap masyarakat dan keprihatinan terhadap sesama yang menderita. Inilah
pengalaman mendorong dan memotivasikan Pendiri untuk merintis ISMAIK. Awal itu
muncul ketika berpastoral bersama seorang Pater asal Portugal, Pe.Carlos Pereira Pr, di salah
satu desa Leorema, di Timor Leste. Kegiatan utama adalah katekese dan mendengarkan
jeritan-jeritan anak-anak yang menderita. Suatu ketika selesai berkatekese, ada seorang anak
kecil mendekati Mana Lu, dan katanya tinggallah bersama kami di sini. Kami sangat
1. Kata “Maun Alin Iha Kristu” sangat identik dengan mana persaudaraan dalam
tradisi Timor Leste. Nama unidade (kesatuan) Dan dalam Kristus kita bersaudara, karena Kristuslah yang mempersatukan persaudaraan.
2. Mana dalam arti kakak perempuan. Mengapa dipanggil mana? Karena panggilan nama mana merasa lebih akrab, dalam tradisi Timor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
merindukan kasih sayangmu yang tulus, dan membuat kami selalu teringat akan ibu dan ayah
yang kini telah pergi “meninggal”. Kami merindukan seorang sepertimu yang bisa membuat
kami selalu bahagia untuk menghadapi hidup. Kata-katanya itu membuat Mana Lu, dalam
hatinya tergerak oleh belas kasihan Allah untuk membangun Gereja dari bawah. Kehadiran
itu membawa inspirasi kepada saudara-saudari yang menderita ini bisa bangun kembali.
Mulai saat itu, Mana Lu memikirkan dengan cara bagaimana agar bisa menolong saudara-
saudari yang menderita ini. Kata-kata yang sering muncul dalam hati dan pikiran Mana Lu
“Na’I Saida mak Ita Bo’ot Hakarak hosi Ami?” (Tuhan apa yang Engkau Kehendaki dari
kami?). Untuk menolong, mendampingi dan memberi motivasi kepada sesama yang
menderita. Kekerasan yang merajalela, tanpa politik dalam keluarga, masyarakat, sesama
saudaranya sendiri saling membunuh, tanpa memikirkan apapun resikonya. Situasi Timor
Loro Sa’e pada saat itu memang sangat sulit dipahami, karena masing-masing partai politik
mempertahankan partainya dan kepentingan-kepentingan masing-masing.
Latar belakang ini sebenarnya tidak membahas soal situasi politik di Timor Loro Sa’e,
tetapi situasilah yang menjadi gambaran awal dari sejarah ISMAIK. Situasi politik di Timor
Loro Sa’e mengaris bawahi sejarah lahirnya ISMAIK dan ingin menolong dan membangun
komunitas basis. Ada faktor-faktor yang mendorong dan mempengaruhi Pendiri, merasa
tergerak dan dipanggil untuk merespon persoalan yang terjadi di Timor Loro Sa’e. Mana Lu
terinspirasi untuk mendirikan ISMAIK karena peristiwa-peristiwa yang dialami masyarakat
Timor Loro Sa’e, yang selalu dihina, bodoh, miskin, tersingkir dan tertindas. Di sinilah awal
ide untuk mendirikan ISMAIK. Pendiri merasa terpanggil untuk menjawab persoalan-
persoalan yang dihadapi oleh rakyat jelata dan fakir miskin yang tak berdaya ini. Kerjasama
dengan rakyat jelata yang tak berdaya ini, untuk mengejar kebodohan, kemiskinan dan
kelemahan dirombak menjadi suatu kekuatan daya energi dan bisa mengejar ketinggalan
sebagai bangsa yang tertindas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pendiri menggunakan kata “Maun-Alin”3 untuk munculkan nama kongregasi
ISMAIK. Kelompok saling mempercayai sebagai saudara-saudari dalam Kristus, dan saling
menolong untuk mempersiapkan diri menuju masa depan yang damai, tenteram dan harapan
masa yang akan datang dan tidak diperbodoh lagi oleh kaum penguasa. Ada makna tersendiri
dalam hidup bersama sebagai “maun-alin”. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” mau
memperjuangkan hidup bersama dengan membina dan mempererat persaudaraan. Setelah
sekian lama terjadi permusuhan antara sesama saudara dan diperbodohkan oleh para elit
politik. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, mau membangun kembali kesadaran dan
persaudaraan lewat komunitas basis, dan pendampingan iman umat di daerah-daerah
terpencil yang sulit dijangkau. Berjuang dan kerjasama yang baik untuk membagun
kesejahteraan hidup masyarakat meskipun tidak seberapa nilainya, namun berarti dan bernilai
bagi yang membutuhkannya.
Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan suatu asosiasi kaum awam yang
hendak menghayati bersama penyerahan diri kepada Allah dalam kelompok persaudaraan, di
dalam dunia. Cara hidup ini disahkan, diakui dan dilembagakan sesuai kitab hukum Gereja,
can. 714. Setelah didirikan serta disahkan, ISMAIK memperoleh personalitas yuridis yang
khas. Ada sejumlah orang dan benda dalam ISMAIK. Dalam Gereja Katolik, ada Institut
Religius dan Institut Sekulares. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” (ISMAIK), dalam
ambil bagian dalam “vida konsagrada Laikal”, karena para anggota juga mengikrarkan atau
mengucapkan ketiga Nasehat Injili sama seperti Institut Religius lainnya. Di tandai
mengucapkan kaul seperti kaul ketaatan, kemiskinan, keperawanan dan taat kepada
konstitusi.4 Anggota ISMAIK, terlibat dalam kegiatan kerasulan dan kesaksian hidup di
3. Nama maun dalam arti kakak laki-laki dan alin sama dengan adik. Dalam Kristus
kita bersaudara dan Kristuslah yang mempersatukan maun-alin.
4. Tom Jacobs “Hidup Membiara Makna dan Tantangannya”, Kanisius, Yogyakarta. 1987. hlm. 24-26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tengah dunia. Hidup dan berkarya dalam dunia, dari dunia dan di tengah dunia dengan penuh
kesetiaan terhadap pembaktian diri secara total bagi pengembangan dan kesejahteraan hidup
kaum kecil.
Di tengah dunia, para anggota dan kolaborator tidak memiliki suatu tanda lahiriah
apapun. Orang akan mengenal mereka lewat kesaksian hidup. Dengan karya, kesaksian
pelayanan orang akan mengenal siapakah mereka ditengah dunia ini. Dirumuskan dalam
pernyataan hidup “serbisu, hahalok ho lia fuan” (tindakan konkret dan kenyataan).5 Dalam
karya ingin menjiwai semangat Injili yang hidup, sikap pelayanan dan kepedulian terhadap
fakir miskin, kiak, ki’ik, beik (miskin, kecil, dan bodoh) menjadi fokus utama dalam
pelayanan ISMAIK, karena merekalah menjadi harta benda Institut.
Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan lembaga hidup bakti. Hidup di
tengah dunia sebagai garam dan terang dunia. Lembaga hidup bakti di bawah keuskupan
setempat. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, lembaga hidup bakti yang pertama lahir di
Dioses Dili. Pendirinya pribumi, Maria de Lourdes Martins Cruz. Sejarahnya ditandai ketika
mulai mengumpulkan adik-adiknya atau para pengikut pertama yang disebut ‘simpatisantes’
yang masih pelajar SMP dan SMA, lewat surat-menyurat dan pendekatan orang tua mulai
tahun 1989. Beberapa bulan kemudian memutuskan untuk tinggal bersama di rumah omnya
yang ditinggalkan ketika kerusuhan Timor Loro Sa’e tahun 1975. ‘Simpatisantes’ yang masih
pelajar ini, merasa diri dipanggil dari keluarga yang sederhana, ingin dibentuk dan dididik
supaya mampu memanusiakan manusia menjadi manusia. Harapannya mampu berinteraksi
dengan diri sendiri, sesama dalam kelompok persaudaraan, terhadap sosial masyarakat.
Dengan antusias yang tinggi untuk berkumpul bersama dalam kelompok persaudaraan,
‘simpatisantes’ dipanggil untuk mendampingi dan melayani sesamanya yang menderita.
5. “Serbisu, hahalok ho lia fuan” dalam hal ini mau menjelaskan bahwa lewat
tindakkan kongrit, kerya, kata-kata dan perbuatan. Iman tanpa perbuatan maka mati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Menderita dalam banyak hal secara fisik, mental dan rohani, karena kekerasan bukan hanya
secara fisik saja melainkan secara batiniah dan rohaniah. Unsur-unsur penting mencakup
nilai-nilai humanis, memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik,
berdasarkan asas-asas perikemanusiaan. Selama beberapa tahun yang silam rakyat merasa
harkat dan martabat manusia yang hina dan tersimpan dalam memori hidup masyarakat
Timor Loro Sa’e.
Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, berbeda dengan Institut religius lainnya.
Letak perbedaannya pada cara hidup, tidak berseragam, dan pelayanan yang dikembangkan
masing-masing sesuai dengan semangat hidup Pendiri, dan semangat Pendiri menjadi
semangat hidup kongregasi. Cara hidup Institut Sekular bisa memilih hidup sendiri, dalam
keluarga dan kelompok persaudaraan. Namun ISMAIK memilih hidup dalam kelompok
persaudaraan, berbeda dengan cara hidup religius.6 Institut religius harus tinggal bersama
dalam satu atap yang sama dan aturan yang menjadi patokan hidup. Letak persamaannya
ISMAIK dan institut religius pada kaul-kaul yang diucapkan.
Institut Sekulares dalam hal ini ISMAIK, mau memfokuskan diri pada kesejahteraan
masyarakat lewat pelayanan dan pendampingan, tanpa memikirkan untung dan ruginya
melainkan mencita-citakan kesejahteraan masyarakat dan hidup bersama dalam persaudaraan.
Maka para anggota dan kolaborator diutus kapan dan dimana saja dengan hati yang siap sedia
dalam tugas perutusan dan pelayanan. Mampu melepaskan diri untuk mengabdi, disinilah
imanmu ditantang dan diuji menjadi saksi-Nya.
Di dalam Gereja lokal yang menjadi kepala tertinggi adalah Uskup. Mgr. Martinho da
Costa Lopes menjabat sebagai Administrator Apostolik di Timor Loro Sa’e tahun 1977-1981.
Dan yang menggantikannya Pe.Carlos Filipe Ximenes Belo, SDB, Administrator Apostolik
6. Hidup persaudaraan dalam komunitas mempunyai arti biblis dari dahulu kala,
Kisah Para Rasul bab 4:32-35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1981-1983; dan menjabat sebagai uskup Administrator Apostolok 1983-2002. Institut Sekular
“Maun Alin Iha Kristu” lahir dan berkembang dibawah naungan keuskupan setempat, di
Dioses Dili. Sekarang menjadi berkembang dan bertambah di dua keuskupan lain Baucau
dan Maliana. Kini ISMAIK berkarya dan berkembang di ketiga keuskupan ini. Fokusnya
keprihatinan iman umat yang menjadi tantangan zaman sekarang. Sebagai Institut pribumi
yang baru di bawah naungan keuskupan setempat, ikut menyumbangkan kepada Gereja
pembaharuan iman dalam pelayanan. Institut sekular bukanlah biara, karena hidupnya di
tengah dunia menjadi terang dan saksi Kristus. Dengan segala usaha yang dibangun menjadi
milik bersama, dalam persaudaraan fasilitas sarana dan prasarana tidak menjadi persoalan dan
halangan dalam pelayanan. Berbeda dengan institut religius lainnya segala fasilitas sarana
dan prasarana disediakan oleh komunitas.
Skripsi ini secara singkat akan mengkisahkan panggilan Mana Lu. Pendiri Institut
Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Gereja Timor Leste. Panggilannya begitu khas, karena
sejak umur-umur belas tahun sudah ingin masuk suster Dominican, tetapi Mana Lu sendiri
tidak tahu caranya. Ia merasa diri tidak setara dengan suster-suster yang asal Barat ini, namun
ingin sekali menjadi suster. Dalam hatinya selalu dihantui oleh perasaan takut, minder dan
sebagainya. Suatu ketika, ia memberanikan diri untuk bertemu dengan Romo Jose Barbosa,
basal Portugal mau menyampaikan cita-citanya. Keinginannya mau masuk biara Dominican.
Dia hanya bertahan sementara karena merasa panggilannya bukan di Dominikan. Akhirnya
dia kembali ke rumah orang tuanya, merasa panggilannya bukan di Dominikan demikian
jawabnya. Ada beberapa biara yang Mana Lu masuk namun tidak menemukan jawaban yang
tepat dan pasti dalam panggilannya. Semakin hari semakin bingung dengan pilihannya.
Namun ada solusi untuk memberi jalan keluar. Mgr. Martinho, sering ungkapkan jadilah
seorang ibu yang baik demi banyak orang. Mau jadi suster tiga tahun sudah dapat pakaian
putih? Itu tidak. Tetapi mau tahu, Timor sekarang berjuang untuk merdeka sendiri, jadilah ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
yang baik pada situasi riil ini. Jangan lupa banyak perempuan yang menunggu siapa yang
berani berdiri di depan untuk memotivasikan mereka. Dalam kata-kata dari Mgr. Martinho,
Lourdes Espirito Santo (Roh Kudus) memberikan Kharisma yang secara Khusus dan sangat
spesial; jangan tanamkan dalam biara. Oleh karena itu, kembangkan talenta dan jadilah
pemimpin yang baik kepada sesama yang menantikan. Dengan kata-kata ini, Mana Lu
semakin jelas dengan pilihannya.
Pada tahun 1970-an politik di Timor Loro Sa’e tidak dapat dipahami karena para
politikus dan liurai (raja) selalu bekerja sama dalam hal politik. Pada zaman itu, Maria
Lourdes saksi mata tentang situasi aktual dan kekerasan yang dialami rakyat. Betapa sulitnya
untuk dipahami. Menurutnya ia akan berbuat sesuatu untuk menolong rakyat yang menjadi
korban politik ini. Cita-citanya ingin mempersatukan rakyat yang sekarang ini tercerai-berai
karena situasi politik. Dia ingin menyumbangkan pikiran dan tenaga sesuai dengan cita-
citanya, namun belum mampu karena masih merasa seorang diri. Ia membutuhkan teman-
teman yang mempunyai cita-cita dan keinginan yang sama untuk saling membantu dan
menolong.
Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan kader-kader generasi penerus
untuk memperjuangkan nasib kaum kecil sampai akhirnya, di Negara Timor-Leste lahirlah
Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”. Tujuannya mau merespon persoalan yang dihadapi
oleh rakyat dalam penindasan terutama rakyat jelata dan fakir miskin yang tak berdaya.
Rakyat menjadi salah satu obyek para politikus. Di mana situasi aktual memasuki era dunia
politik yaitu era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan demikian maka
pemerintah Portugal dan Indonesia menguasai Timor Loro Sa’e dalam dunia politik. Tentu
saja dalam pemerintahan Timor Loro Sa’e mengalami pasang-surut karena penindasan dan
kekerasan politik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Kondisi ini sangat mempengaruhi proses kekerasan dan penindasan dikalangan
masyarakat. Dengan kekerasan membentuk watak orang Timor menjadi keras, dalam hal ini
di dunia politik. Meskipun demikian selalu ada respon di saat-saat kekerasan itu muncul,
karena ISMAIK, sebagai salah satu komunitas pribumi yang bisa memahami situasi dan
kondisi masyarakat setempat. Banyak komunitas yang masuk di Timor Loro Sa’e dan
berkarya dengan bermacam-macam ragam pelayanan, namun tidak memberi jawaban yang
memuaskan kepada rakyat. Rakyat merasa ditinggalkan ketika mengalami penderitaan dalam
kekerasan politik. Pada tahun 1975, banyak komunitas yang mengungsi ke NTT dan
Australia. Dan pada tahun 1999, Timor Loro Sa'e memisahkan diri dari Indonesia. Timor
Loro Sa’e berdiri sendiri sebagai Negara baru dengan nama Timor Leste. Hal ini sangat
penting dan perlu ditinjau situasi politik memberi semangat dan inspirasi untuk bertindak dan
mau menjawab persoalan rakyat dalam sejarah Timor Leste. Institut Sekular sendiri lahir dan
berkembang sesuai dengan sejarah Timor Leste yang masih mengalami banyak kendala baik
dari fihak internal maupun external.
Realitas hidup masyarakat Timor Leste, yang hidupnya masih sederhana dengan
keterbelakangan sebagai bangsa yang tertindas di dunia politik. Namun masih berusaha untuk
mengejar kebebasan untuk merdeka dan ketinggalan di dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi. Institut Sekular hidup ditengah masyarakat yang tak berdaya ini, untuk berjuang
dan maju bersama dalam mengejar ketinggalan baik dibidang sosial maupun dibidang
espirituil. Menjadi masalah ketika mengejar ketinggalan selalu mengalami kemunduran
karena tidak tercapai apa yang diharapkan oleh masyarakat. Tetapi Institut hadir sebagai
garam dan terang dunia, selalu terus berjuang dan memberikan yang terbaik kepada
masyarakat yang dilayani.
Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, lahir dan berkembang selama sepuluh tahun
sebelum Timor Leste menjadi Negara. Selama masa persiapan untuk menanti kemerdekaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Bangsa, Pendiri Institut Sekular ingin mempersembahkan hidupnya untuk memotivasi rakyat
yang tak berdaya terus berjuang dan meraih cita-cita kemerdekaan bangsa. Dengan semangat
dan idealisme yang menjadi suatu kenyataan hidup, maka dengan impian tersebut menjadi
suatu bukti yang nyata dalam tindakan konkrit pendampingan dalam karya pelayanan
pastoral. Meskipun tidak sebanding berapa nilainya, yang terpenting dalam karya pelayanan
bisa menjawab persoalan rakyat dan mewakili suara rakyat untuk menuntut hak kebebasan.
Kedatangan bangsa Portugis dan Indonesia di Timor Leste untuk memenuhi
kepentingan politik dan ekonomi pada kenyataannya menjadikan masyarakat di sana tak
berdaya dan korban eksploitasi. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat Timor Leste sangat
sulit dipahami, karena para penguasa politik memperalat liurai (raja) untuk mempengaruhi
rakyat kecil dengan kekerasan dan saling membunuh antara sesama saudara. Permasalahan
yang dilalui oleh masyarakat Timor Leste membawa suatu gambaran yang jelas dengan cita-
cita perjuangan kemedekaan bangsa. Dengan berbagai macam masalah dan kekurangan hidup
yang dihadapinya, baik dibidang moral, spiritual dan material, namun secara berlahan-lahan
dalam persiapan pejuang-pejuang rakyat untuk membela keadilan Bangsa Timor Leste.
Seperti Xanana, Ramos Hortta, Uskup Belo dan masih banyak lagi yang tersembunyi dibalik
“kaca”.
Gaya hidup ISMAIK, sangat berbeda dengan yang lainnya, karena menjadi salah satu
gaya hidup orang Timor yang tidak terlepas dari kekhasan budayanya. Mengutamakan
solidaritas dan bela rasa dalam persaudaraan. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”,
kongregasi pribumi dan mengalami banyak tantangan dari fihak Gereja maupun non-Gereja.
Selalu dianggap aliran sesaat, merebut kekuasaan kaum laki-laki, hanya sementara dan tidak
bertahan lama dalam perjuangan.
Mau menyumbangkan ide dalam skripsi ini, sebagai realita hidup dalam ISMAIK.
Menjadi kenyataan dalam karya pelayanannya, terbukti dengan kehadiran para anggota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Situasi kapan dan di manapun akan terjadi sesuatu hal yang baru dalam sejarah manusia,
berdasarkan latar belakang manusia itu hidup. Sampai saat ini, permasalahan ini belum ada
yang meneliti dan menulis sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, ISMAIK
dan semangat dalam pelayanannya. Sehubungan dengan kenyataan ini, skripsi ini mau
mengupas dan menulis sejarah dan perkembangan pelayanan ISMAIK, dalam komunitas
yang memberi pelayanan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Sebab cita-cita Institut Sekular sangat searah dengan pastoral. Institut Sekular dilihat
sebagai tanda keberadaan Gereja dalam dunia, sesuai dengan aspek-aspek berikut ini; sebagai
bagian dari dunia, dipanggil untuk mengabdikan diri kepada dunia, menjadi jiwa dan ragi
bagi dunia, karena menerima panggilan khusus, untuk menyucikan dan mengarahkan dunia,
khususnya dengan meningkatkan nilai-nilai seperti keadilan, cinta kasih, dan perdamaian.7
Para anggota Institut Sekular ingin hidup di tengah masyarakat dan bersama-sama
rakyat, secara khusus yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang
masih terbelakang dalam segala segi kehidupan. Tujuannya adalah membantu dan
mendampingi mereka, baik dalam penghayatan dan pengembangan iman, maupun secara
fisik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sampai taraf yang lebih layak dan harmonis.
Dengan cita-cita inilah para anggota Institut Sekular mau mengejar tujuan hidupnya, yaitu
menyelamatkan dunia dari dalam dunia sendiri dan melalui dunia.8 Cara hidup itu
dimaksudkan menjelaskan kata sekular itu sendiri.9
7. S. Congr. Para os Religiosos e Institutos Seculares, “Identidade de Missao dos
Institutos Seculares”, hlm. 36.
8. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan HAK dan Sahe Institut for Liberation: Dili, Timor Leste. 2001. hlm. 76-77.
9. Kata Sekular mengandung arti yang luas: berabad-abad, berjutaan tahun, sangat tua, kontinuitas, bertahan dalam masa lampau,sekarang dan masa yang akan datang; secara simbolis sekular berarti kekal abadi, adanya sesuatu tanpa awal dan akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Identifikasi Masalah
Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan salah satu kongregasi pribumi
di Gereja Timor Leste dengan kekhasanya sendiri. Pada awalnya hanya semangat
pelayanannya difokuskan pada hal-hal tertentu saja. Kini menjadi berkembang karena sesuai
dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Pemberian nama ISMAIK mengacu pada
nama kesatuan dalam persaudaraan. Nama Maun-Alin juga mempunyai peranan penting
dalam sejarah bangsa Timor Leste.10 Salah satunya turut berperan dalam sejarah
kemerdekaan. Komunitas ISMAIK ini, pernah menjadi markas besar penampungan
pengungsi dalam sejarah perjuangan bangsa tahun 1999. Tidak hanya mengandalkan nama
ISMAIKnya saja melainkan ada hubungannya dengan keprihatinan dan kebutuhan hidup
masyarakat yang dikembangkan.
Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, tumbuh dan berkembang tidak terlepas
dari pendukung-pendukung baik secara rohani maupun secara fisik. Karya ISMAIK ini
banyak orang yang ikut memberi motivasi dan dorongan yang kuat dalam pelaksanaannya.
Dan cita-cita ini terlaksana tetapi masih banyak kendala yang perlu diperhatikan, dalam hal
ini perlu meninjau lebih lanjut:
1. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” berperan penting dalam bangsa Timor Leste.
Keterlibatan ISMAIK dalam situasi dan kondisi masyarakat. Di mana masyarakat
merasa
terhimpit oleh situasi politik maupun non-politik, kehadiran ISMAIK untuk
mendampingi,
mengarahkan dan menolong meskipun kecil, sederhana, strategis, sesuai dengan misi
yang
10. Nama “Maun Alin” itu sendiri bukan hanya sebutan dalam keluarga kandung saja
melainkan menjadi umum digunakan di Timor Leste, karena ada makna untuk persatuan bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dikembangkan.
2. Proses perubahan yang berlangsung saat ini. Misi populer “kepedulian dan pelayanan”
merupakan ciri khas karya kerasulan ISMAIK, yang sejak semula dijalankan dengan
sukses oleh Pendiri. Suatu giat pastoral yang membangun komunitas basis, terutama
dari dalam terjun ke tengah umat untuk mengenal secara langsung keluarga-keluarga
dengan masalah-masalahnya. Kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi karena jarang
mendapat kesempatan untuk bertatap muka dengan imam. Biasanya suatu paroki
mempunyai banyak stasi, oleh sebab itu satu bulan sebelum Paskah dan Natal, Pastor
paroki yang bekerjasama dengan ISMAIK. Kerja sama dalam tim pastoral sebagai salah
satu pelayanan dalam keprihatinan ISMAIK untuk merespon persoalan iman umat.
Sering terjun di berbagai wilayah-wilayah pedalaman untuk memberi retret dan
pendalaman iman kepada umat.
C. Rumusan Masalah
Bedasarkan dengan identifikasi masalah yang dipaparkan dalam latar belakang
ini, dengan pembatasan permasalahan itu memunculkan tiga pertanyaan. Permasalahan
ini, sebagai suatu rangkaian yang akan dibahas dalam penelitian yang dirinci sebagai
berikut:
1. Bagaimana latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, ISMAIK
di Timor-Leste?
2. Bagaimana dinamika ISMAIK berperan dalam Gereja dan masyarakat Timor-Leste
1989-2009?
3. Mengapa ISMAIK terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan yang ingin
dicapai dari penulisan tentang sajarah dan perkembangan ISMAIK di Gereja Timor
Leste, 1989-2009 adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Akademis
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang berdirinya Institut
Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” di Timor Leste. Penelitian ini juga ingin menguraikan
fenomena dan perkembangan yang terjadi dalam ISMAIK di Timor Leste. Bagaimana
ISMAIK tersebut mengalami pasang surut dalam perkembangan, yang sangat signifikan
dalam kurung waktu 1989-2009. Untuk mendeskripsikan sejarah dan perkembangan
ISMAIK dan membangun pengaruhnya dalam persaudaraan masyarakat Timor Leste.
2. Tujuan Praktis
Perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam ISMAIK, termasuk berbagai
faktor baik yang menghambat maupun yang memperlancar perubahan tersebut,
setidaknya dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam bidang kesejarahan di
dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste. Penulisan sejarah dan perkembangan
ISMAIK di Gereja Timor Leste, tujuan yang ingin dicapai adalah ikut menyumbang dan
mempersembahkan kepada komunitas dan masyarakat yang dilayani. Di harapkan dapat
menambah pemahaman akan sejarah ISMAIK serta menambah dokumen tertulis untuk
generasi mendatang. Sejarah dan perkembangan ISMAIK sebagai sejarah lokal yang
bermanfaat, perlu dikembangkan melalui tindakan nyata dalam hal-hal praktis dalam
bidang keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
E. Manfaat penulisan
Hasil penelitian harap memberikan manfaat bagi para pembaca secara teoritis dan
praktis, dan akan menguraikan sebagai berikut:
1. Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang
sejarah lahirnya ISMAIK serta perkembangannya di Gereja Timor Leste. Di harapkan
dapat menjadi acuan dalam mengembangkan karya misi ISMAIK dimasa yang akan
datang. Bagi ilmu sejarah dengan penulisan ini diharapkan dapat menambah nilai-nilai
Kristiani dalam sejarah ISMAIK dalam pelayanannya. Orang yang membaca karya ilmiah
ini, diharap dapat membantu memberikan informasi tentang peristiwa sejarah, khususnya
tentang sejarah Gereja lokal.
Pengembangan sejarah Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, dimaksudkan
sebagai salah satu karya ilmiah. Untuk mendiskripsikan tentang sejarah lahirnya dan
perkembangan ISMAIK dalam pelayanan yang diterima di Gereja lokal di Timor Leste.
Dimaksudkan juga untuk mendiskripsikan dan mengembangkan pelayanan pastoral
integral sejak berdirinya hingga tahun 2009.
2. Praktis
Manfaat praktis berdasarkan kenyataan ini, antara lain memberikan pemahaman
dan pengertian tentang sejarah dan perkembangan dalam membangun komunitas lokal.
Dari hasil penulisan ini diharapkan bahwa nantinya dapat memberikan masukan tentang
masalah-masalah yang dihadapi oleh komunitas terutama dalam bidang pelayanan. Dan
bagi masyarakat umum dengan penulisan ini diharapkan dapat lebih mengenal kehadiran
ISMAIK di tengah-tengah masyarakat, khususnya masyarakat yang tak berdaya. Bagi
ISMAIK dengan penulisan ini diharapkan dapat menambah pemahaman akan sejarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perkembangan serta dapat menambah dokumen-dokumen yang tertulis dalam sejarah
untuk generasi mendatang.
Manuskrip
Sumber yang digunakan dalam skripsi ini ada dua macam yaitu sumber primer
dan sumber sekunder. Sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan ini adalah sumber
tertulis dan sumber lisan. Sumber primer dalam bentuk buku dan arsip.
Sumber primer dalam bentuk buku: Kelompok Gerejani Basis, ditulis oleh Maria
de Lourdes Martins, diterbitkan Yayasan HAK dan Sahe Institute for Liberation 2001,
Timor Leste. Buku membahas tentang keterlibatan ISMAIK dalam praksis pastoral
kelompok gerejani basis, sumber ini berguna untuk menjelaskan sejarah lahirnya ISMAIK.
Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, 1998, berisi tentang Visi dan Misi
dengan tujuan memanusiakan manusia yang tak berdaya, terutama fakir miskin, dan
menjelaskan tentang tahap-tahap persiapan menjadi anggota serta cara hidup dalam
ISMAIK. Teks, agenda-agenda harian, tentang sejarah lahirnya ISMAIK dan
perkembangannya. Sumber-sumber ini digunakan untuk memperjelaskan sejarah lahir dan
perkembangan karya pelayanan di pedesaan Timor Leste, serta proses pengesahan
lembaga. Sumber-sumber ini diarsip di pusat pembinaan Dare, Dili, Timor Leste.
Sumber primer yang memberikan keterangan secara lisan dalam penelitian ini,
yaitu Pendiri ISMAIK sendiri serta para anggota perintis yang memberikan kesaksian
tentang lahirnya dan perkembangan ISMAIK dari tahun 1989-2009.
F. Tinjauan Pustaka
Beberapa sumber sekunder yang dalam bentuk wawancara dan buku yaitu:
Pertama, Perang Tersembunyi, ditulis oleh John G. Taylor, diterbitkan Forum Solidaritas
untuk Rakyat Timor Timur, 1998, Jakarta. Buku ini membahas tentang keterlibatan Gereja
dalam situasi politik di Timor Leste dan pengaruh pendidikan. Sumber ini berguna untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menjelaskan keterlibatan Gereja dan perkembangan sejarah politik yang terjadi dan ikut
mempengaruhi lahirnya ISMAIK di Timor Leste.
Kedua, Hari-hari Terakhir Timor Timur, ditulis oleh Zacky Anwar Makarim, dkk,
diterbitkan PT. Sportif Media Informasindo, 2003, Jakarta. Buku ini membahas tentang
pengaruh politik serta membawa perubahan dalam pembagian wilayah Timor Timur
dengan Timor Barat. Sedangkan sebelumnya kedua wilayah ini mempunyai hubungan
sangat erat, dan sangat berpengaruh dalam hubungan persaudaraan. Sumber ini sangat
berguna untuk mengetahui dasar dari persaudaraan itu sendiri dan muncul perang saudara
di Timor.
Ketiga, Dua Kali Merdeka Timor Leste, ditulis oleh Avelino M. Coelho,
diterbitkan Djaman Boroe, 2012, Yogyakarta. Buku ini membahas tentang Partai-partai
politik yang ada di Timor Leste, serta berperan penting untuk perjuangan meraih
kemerdekaan bangsa. Sumber ini untuk mengetahui gerakan-gerakan partai yang berjuang
untuk mempertahankan nasib kaum kecil di Timor Leste.
Keempat, Chega, Buku ini membahas tentang laporan-laporan kekerasan politik
yang terjadi di Timor Leste. Sumber ini memberi informasi tentang bagaimana
menyuarakan suara rakyat yang selama dua puluh empat tahum ini yang dibungkamkan.
Untuk mengetahui perkembangan masyarakat di Timor Leste.
Kelima, Hidup Membiara, ditulis oleh Tom Jacobs, diterbitkan Kanisius, 1987,
Yogyakarta. Buku ini berisi makna dan tantangannya dalam hidup membiara. Sumber ini
berguna untuk membahas ketiga nasehat Injil dalam hidup berbakti.
Keenam, Gereja menurut Vatikan II, ditulis oleh Tom Jacobs, diterbitkan Kanisius,
1987, Yogyakarta. Buku ini membahas semangat pembaharuan konsili vatikan II, sangat
membawa pengaruh bagi kehidupan Gereja. Sumber ini berguna untuk membahas Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan dunia, dalam pelayanan pengungkapan iman dan perwujudan. Bukan membawakan
iman kepada orang, melainkan membantu orang menyadari iman yang sudah ada.
Sumber sekunder dalam bentuk lisan, sumber yang diperoleh melalui hasil
wawancara, yang memberikan informasi tentang lahir dan perkembangan sejarah Institut
Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Timor Leste serta perkembangan misi pelayanan di
pedesaan. Sumber ini untuk memperkuat atau memberikan kesaksian dalam mendiskripsi
penulisan sejarah ISMAIK di Gereja Timor Leste.
G. Landasan Teori
Penggunaan landasan teori dalam penelitian sejarah menjadi hal yang utama
dalam mendekati pokok permasalahan. Sejarah politik sangatlah menonjol di Timor
Leste, dan sangat mempengaruhi Pendiri untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste.
Terkait dengan masalah di atas, maka tulisan ini juga menggunakan pendekatan dari ilmu
sosial. Untuk memperjelas tulisan ini, sejarah tidak hanya semata-mata bertujuan untuk
menceritakan kejadian tetapi bermaksud menerangkan kejadian yang telah terjadi dan
lebih mendalam hendak diadakan analisis. Membuat analisis sejarah ialah menyediakan
suatu kerangka pemikir atau kerangka referensi yang mencakup pelbagai konsep dan
teori yang akan dipakai dalam membuat analitis itu.11 Yang mau dianalisis dalam skripsi
ini adalah sejarah lahir dan perkembangan pelayanan Institut Sekular “Maun Alin Iha
Kristu” di Gereja Timor Leste, dan faktor yang menghambat dan yang mendukung
pelayanan di pedesaan dan sumbangan nyata Institut dalam masyarakat.
Peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang
terutama. Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Serjono Soekanto,
11. Sartono Kartodirojo “Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah”, PT
Gramedia, Jakarta, 1992, hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sebagai berikut: Peranan adalah sesuatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan
individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma
yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan
dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang
dalam kehidupan kemasyarakatan.12
Menurut Biddle dan Thomas:
Peran adalah rangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, penilaian, sangsi dan lain-lain. Istilah “peran” kerap diucapkan banyak orang. Sering mendengar kata peran dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang, atau “peran” dikaitkan dengan “apa yang dimainkan” aktor.13
Kerangka kerja dalam pelayanan sosial yang dikembangkan cukup besar perlu
kerangka yang sistematis, terorganisir dalam berkesinambungan. Permasalahan tidak
begitu mudah dengan tujuan pelayanan dalam masyarakat dari kepercayaan lama menuju
iman yang baru, serta kepercayaan agama merupakan sesuatu yang mendasar sehingga
tidak dapat dilakukan.
Sebelum masuk pada pembahasan permasalahan perlu dijelaskan konsep tentang
Institut Sekular itu sendiri. Secara historis, Institut Sekular timbul sejak era Kristus,
zaman para rasul, abad Gereja primitif.14 Atas undangan Yesus, para rasul meninggalkan
hidup sekularnya.15
12. Serjono Soekanto “Sosiologi Suatu Pengantar” Jakarta. Rajawali Press. 1982.
hlm. 238
13. Bdk W. J. Poewadarainta “Kamus Basar Bahasa Indonesia” Jakarta. PN Balai Pustaka. 1985. hlm. 735.
14. Yesus dalam misteri inkarnasi menjalani suatu kehidupan sekuler, secara tersembunyi selamat tigapuluh tahun di Nazaret (Lc. 2;23, 39-52)
15. Para rasul sebagai buruh dan nelayan, saudara-saudari, orang tua, istri dan anak mengikutinya sambil mengendalikan dorongan seksuil secara suka rela (Mat, 19;10-12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dokumen-dokumen resmi paling penting yang memberikan definisi secara tepat
tentang Institut Sekular adalah Konstitusi Apostolik Provida Mater Ecclesia (2
Februari1947).16 Motuproprio Primo Feliciter (12 Maret 1948).17 Kedua dokumen ini,
dari Paus Pius XII. Kedua konstitusi ini menguraikan secara spesifik tentang ciri khas
kepada eksistensi Institut Sekular dalam Gereja, sebagai organisasi orang-orang
Kristiani, baik klerus maupun awam, pria atau wanita penyempurnaan kehidupan
Kristiani, pengikraran nasihat-nasihat Injili, penyerahan diri kepada Allah dan
sekularitas.
Pengembangan misi pelayanan di Gereja Timor Leste, penyelenggaraan
pendidikan non-formal merupakan salah satu bentuk pelayanan sosial kepada masyarakat
yang paling dinamis dilaksanakan. Perkembangannya, pelayanan dilihat dari berbagai
unsur yang nampak dalam masyarakat. Pelayanan yang tidak berfokus pada hal-hal
tertentu saja melainkan, tergantung pada kondisi dan keberadaan masyarakatnya, kapan
dan saat mana saja yang membutuhkan uluran tangan. Oleh sebab itu, Institut Sekular
lahir, dan berkembang dalam dunia merupakan bagian dari komunitas Kristiani Gereja
setempat. Institut Sekular merupakan keluarga rohani yang hidup dan bekerja dalam
hubungan erat dengan lembaga hidup bakti lain yang ada dalam Gereja lokal. Institut
Sekular merupakan suatu bentuk hidup baru dalam Gereja, suatu asosiasi orang-orang
beriman yang mempunyai Kharisma dan Spiritualitas yang khas.
Pendekatan ilmu-ilmu sosial lainnya dibutuhkan dalam pendekatan untuk
penulisan sejarah. Penulisan sejarah dengan pendekatan-pendekatan yang digunakan oleh
sejarah sosiologis, mengamati objek manusia dalam realitasnya sebagai masyarakat,
yang terbentuk dari struktur sosial dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya.
16. EnchVC (cf. nt. 7), 2043.
17. EnchVC (cf. nt. 7), 2110.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pendekatan antropologis, mengamati manusia atau masyarakat dari aspek fungsi dan
nilai yang terbentuk menjadi perilaku bersama (perilaku sosial) sinkronik. Pendekatan
historis (sejarah) mengamati manusia atau masyarakat dari aspek struktur, fungsi dan
nilai sosial dan perubahannya dalam dimensi waktu (diakronis). Oleh karena sosiologi
lahir dalam suatu lingkungan sosial dan intelektual, maka tidaklah mengejutkan.18
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur sosial
masyarakat. Menurut Hans Garth dan C. Wright Mills; Perubahan sosial adalah apapun
yang terjadi (baik itu kemunculan, perkembangan ataupun kemunduran), dalam kurun
waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur sosial.
H. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk menulis sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun
Alin Iha Kristu” serta perkembangan pelayanan di Gereja Timor Leste adalah metode
sejarah. Ditempuh dengan studi kasus dan menelaah cacatan harian dari Pendiri
kongregasi sendiri. Karena Pendiri sebagai sumber utama dalam sejarah ISMAIK, maka
sepenuhnya mengandalkan sumber-sumber primer yang ada baik dari dalam komunitas
maupun dari luar komunitas. Pengumpulan data dan proses seleksi dengan kacamata
yang dipakai sejarah Gereja, dilakukan dengan mewawancari atau mencari sumber-
sumber yang terkait baik berupa buku-buku, catatan harian barupa teks dan genda-
agenda harian, laporan dari hasil penelitian ataupun bentuk tulisan yang terkait dengan
topik yang akan dibahas. Dalam studi kasus ini sumber yang akan dicari sumber primer
dan saksi mata yang ikut membagun dan mengembangkan karya misi ini. Sumber primer
adalah Pendiri Institut sendiri dan para anggota yang dapat menerangkan dinamika
18. Dr. Soerjono Soekanto “Fungsionalisme dan teori konflik dalam perkembangan
sosiologi”, Sinar Grafika. tahun 1988. hlm, 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sejarah lahir dan perkembangan pelayanan ISMAIK, dan ikut mempertanggungjawabkan
sejarahnya.
Metodologi penelitian sangat perlu untuk menentukan, tahap awal suatu
pengajian, peneliti perlu menetapkan bagaimana hendak mendekati objek studinya;
hendaknya menentukan pendekatan yang akan diterapkan. Sehubungan dengan itu
peneliti harus dilengkapi dengan alat-alat analitis, konseptual dan teoritis. Metodologi
sejarah, seperangkat alat analitis dan prosedur penalaran yang digunakan untuk
mendapatkan kebenaran objek sejarah.
Menurut Surachmad:
Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah menyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan. Tahap paling awal adalah pengumpulan sumber sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Perbaikan draft tulisan sudah barang tentu juga diarahkan pada persoalan-persoalan ketajaman analisis data.19
Teknik pengumpulan data
Ada macam-macam pengumpulan data, tetapi penulis hanya menggunakan dua
teknik saja dalam pengumpulan data tersebut. Sugiyono: menjelaskan bahwa, teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.20
Oleh karena itu, untuk memperoleh data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, maka
dalam penelitian ini peneliti dapat menggunakan ‘dua teknik’ yaitu: telaah dokumen dan
wawancara.
19. Arief Subyantoro dan FX. Suwarto “Metode Teknik Penelitian Sosail” Penerbit ANDI Yogyakarta. tahun 2006. hlm. 26-27.
20. Ibid. hlm. 66-67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Historiografi berasal dari kata latin history, historia, yang berarti sejarah. Historiografi
sebagai sebuah gajian dalam ilmu sejarah merupakan salah satu metode yang digunakan oleh
sejarawan dalam menganalisasi data dan fakta sejarah yang ada menjadi produk sejarah yang
sempurna. Memfokuskan sebuah peristiwa sejarah, sejarawan akan menggunakan beberapa
ilmu bantu yang digunakan untuk merekonstruksi peristiwa sejarah.
I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan dan hasil penelitian ini direncanakan akan dibuat
dalam 5 Bab, yang detilnya adalah sebagai berikut:
Dalam bab I, berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang
permasalahan, identifikasi masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, daftar pustaka.
Bab II, akan menguraikan faktor-faktor yang mendorong untuk merintisnya
Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” di Dioses Dili. Dalam memahami faktor-faktor
itu, bertitik tolak pada kisah tentang berdirinya Institut Sekular. Tentu saja hal ini tidak
dapat dipisahkan dari karisma khusus yang dianugerahkan Tuhan kepada Mana Lu sebagai
Pendiri kongregasi. Ini ternyata memberi inspirasi kepada para pengikutnya yang juga ikut
ambil bagian dalam karisma Pendiri dan menempuh jalan yang telah ditempuhnya.
Dalam bab III, akan dijelaskan tentang dinamika ISMAIK di Gereja Timor Leste
dan perubahan sosial masyarakatnya. Perjuangan ISMAIK yang ternyata tidak terlepas
dari situasi aktual masyarakat setempat, dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Institut
Sekular “Maun Alin Iha Kristu” berkembang berkat kejelihan Pendiri dan para perintis
yang ingin merespon situasi aktual yang muncul. Pendiri dan para perintis itu dengan
tekun dan penuh kepercayaan kepada penyelenggara Ilahi, membawa semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
persaudaraan dan karisma melaksanakan perutusannya. Situasi politik ikut mempengaruhi
perubahan sosial masyarakat di Timor Leste.
Dalam bab IV, akan menyajikan tentang pengembangan lebih lanjut karya
kerasulan Institut di Gereja Timor Leste. Usaha ISMAIK dalam menanggapi kebutuhan
masyarakat Timor sekaligus kebutuhan kongregasi di dalam mengembangkan karyanya.
Maka ini ditandai oleh kepekaan Institut terhadap tuntutan masyarakat serta usaha
menanggapi kebutuhan jaman yaitu mutu dan kualitas sebagai anggota dan kolaborator
dalam ISMAIK. Juga menguraikan tentang panggilan menjadi sekuler dalam Gereja yang
sudah berkembang. Dan semangat persaudaraan yang dikembangkan menjadi suatu
inspirasi bagi masyarakat, sehingga persaudaraan tetap maju dan berkembang dengan
baik.
Bab V, penutup berisi kesimpulan dan yang merupakan jawaban dari
permasalahan yang ada dan dalam bab pendahuluan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB II
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG UNTUK MERINTIS ISMAIK
Pada bagian Bab II ini akan membahas faktor-faktor yang mendorong untuk
mendirikan ISMAIK di Gereja Timor Leste, baik dari faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi Pendiri. Maka faktor-faktor ini dimengerti
sebagai sesuatu hal, keadaan peristiwa dan sebagainya yang ikut menyebabkan atau ikut
mempengaruhi terjadinya sesuatu. Penulisan skripsi ini lebih terarah, maka akan diberikan
suatu batasan dalam penulisan, sesuai dengan teori dan konsep-konsep yang diperoleh untuk
merespon permasalahan yang diangkat. Berdasarkan teori yang didapatkan dan dijadikan
sebagai suatu landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada dalam penelitian ini.
Agar lebih jelasnya bahwa, pada awal merintis ISMAIK selalu berupaya untuk
menumbuhkan Gereja dari bawah, maksudnya para anggota ingin hidup di tengah masyarakat
dan bersama-sama masyarakat, khususnya di antara mereka yang paling menderita dan
berada di daerah-daerah terpencil. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah
dirumuskan dalam Konstitusi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas masyarakat
yang tak berdaya ini melalui jalur pengembangan dalam bidang pendidikan non formal, dan
ingin menolong dan membagun komunitas basis. Hal ini sesuai dengan ruang lingkup batasan
penelitian sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang penelitian. Oleh sebab itu, peneliti
akan menggunakan manuskrip-manuskrip dan teori-teori yang ada, dan yang berkaitan
dengan konsep-konsep berikut sebagai landasan untuk menjawab pertanyaan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
A. Faktor Internal
1. Panggilan Pendiri dengan Jejak-Jejaknya
Pendiri merasa dipanggil yang secara khusus oleh Allah karena kepedulian
terhadap masalah kehidupan rakyat Timor Timur yang terlantar. Kehadiran ISMAIK
sebagai pendamping dan pengerak pada bidang pendidikan non-formal dan pelayanan
pastoral untuk mendampingi iman umat di pedesaan. Dalam peningkatan kesejahteraan
hidup masyarakat melalui tahap pelayanan yang sederhana, seperti pendampingan iman
umat sebagai kebutuhan hidup masyarakat setempat.
Berbicara tentang Pendiri tidak terlepas dari riwayat hidup dengan jejaknya, maka
sedikit memasukan dalam bagian ini biografi Pendiri Institut Sarekular “Maun Alin Iha
Kristu”.
1.1. Riwayat Hidup
Maria de Lourdes Martins Cruz, dilahirkan salah satu desa Aco-Mano, Kabupaten
Liquica terletak di Region Centro/Region Tengah sesuai dengan pembagian wilayah
secara Militer.21 Tempat dan tanggal kelahiran Aco-Mano 28 Februari 1963. Ayahnya
bernama Geraldo da Cruz dan Ibunya bernama Fernanda Martins, kedua orang tuanya
berasal dari keluarga petani, namun petani yang terpandang karena mempunyai lahan atau
kebun kopi yang luas. Maria Lourdes anak kedua dari delapan bersaudara, semuanya bisa
mendapatkan pendidikan yang layak karena dari penghasilan kopi sendiri. Pada tahun
1969, keluarga mendaftarkannya di salah satu sekolah SD yang disebut escola primaria
Colegio Dominicanas, di Ermera.22 Disitulah Maria Lourdes dipertemukan dengan suster-
suster Dominican, yang berasal dari Portugis, Spanyol, Italia, karena para misionaris ini
21 . Avelino M. Coelho “Dua kali Merdeka Esei Sejarah Politik” Djaman Boroe.
Yogyakarta. tahun 2012. hlm.69.
22. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan oleh Pendiri, (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
bekerja di Timor Loro Sa’e yang datang berdampingan dengan penguasa politik. Maria
Lourdes dibesarkan dalam keluarga Kristiani sejati.
Orang tuanya sangat menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga mereka di
tengah-tengah situasi kemerosotan politik pada waktu itu. Mereka tidak jenuh memberi
teladan yang baik kepada anak-anaknya. Bagi kedua orang tuanya memberi teladan yang
baik terutama faktor yang penting dalam pendidikan. Orang tuanya yang sangat saleh itu,
sungguh berpengaruh dalam menumbuh, mengembangkan pemahaman dan penghayatan
hidup rohani Maria Lourdes. Sikap saleh ini ditanamkan oleh ayahnya yang dengan setia
menceritakan riwayat orang kudus, dan berdevosi kepada Bunda Maria. Menceritakan
riwayat orang-orang kudus kepada anak-anaknya ketika berkumpul pada malam hari.
Keluarganya diperkaya dengan bacaan-bacaan rohani.23
Ketika Indonesia menyerbu Timor kedua orang tuanya berpisah karena situasi
politik, dalam hal berpisah karena ayahnya Fretilin yang dikejar-kejar oleh Militer.
Ayahnya membeli tanah di Dare pada tahun 1970, dengan beberapa hektar lahan kebun
kopi dan ibunya tinggal di Liquica dengan belasan hektar kebun kopi juga. Proses
perjuangan Maria Lourdes lahir pada situasi politik yang kejam ini, maka ia
memberanikan diri menolong ibunya karena ayahnya sudah berpisah dari mereka.
Ayahnya seorang Fretilin yang radikal, yang dikejar-kejar oleh Militer Indonesia. Maka
Maria Lourdes ingin berjuang dengan ibunya untuk menolong adik-adiknya di bidang
pendidikan. Meskipun demikian, Maria Lourdes tidak pernah patah semangat dan pantang
menyerah untuk berjuang dan terus berusaha yang terbaik dan melangkah. Taat dan
berbakti kepada keluarganya. Inilah riwayat singkat Pendiri ISMAIK dalam keluarganya.
23. Wawancara dengan Bapa Geraldo da Cruz, ayahnya tanggal 17 Agustus 2011. di
rumah Dare, Dili Timor Leste.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1.2. Panggilan Menjadi Fundadora (Pendiri) ISMAIK
Pendiri pada umumnya dalam Gereja Katolik, hidupnya tidak terlepas dari
Doa dalam hidup. Hubungan intim dengan Allah. Seperti pendiri PRR Bapak Uskup
Gabriel Manek SVD, asal Timor Lahurus baginya berdoa Rosario adalah segala-galanya.24
Pergulatan pribadi lewat Doa, menjadi kekuatan dan motivasi hidup yang
diwujudnyatakan lewat tindakan kongrit para Pendiri. Situasi masyarakat setempat dimana
para Pendiri berada menjadi tolok ukur atau motivasi dasar dalam panggilannya, karena
situasi setempat yang menginspirasikan para Pendiri untuk bertindak. Kendala-kendala
yang muncul dari masyarakat setempat dengan tantangan dan persoalan yang muncul
dalam kehidupan masyarakat.
Dalam sharingnya bahwa hidupnya dipanggil secara khusus oleh Allah
dengan maksud dan tujuan tertentu karena keprihatinannya terhadap rakyat setempat.
Dengan beberapa biara yang berkarya di Timor Leste, sebagai komunitas tertua dan
berkembang seperti; Dominican, Kanosian, Carmelitas, Salesian, Fransiscan, SSPS, CB
dan lain-lain di Timor. Namun, tidak ada satu biara pun yang cocok atau untuk merespon
panggilannya, dengan menguji coba dalam mengikuti berbagai kegiatan kebiaraan.
Muncul dalam pikiran dan ingatan Pendiri, penderitaan rakyat dipedesaan yang tak
tertolong dan diperbodohkan oleh kaum elit. Maka penderitaan rakyat menjadi motivator
yang tergerak dan mendorong untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste.25
24. Putri Reinha Rosari “Remah-Remah Kenangan syukur 50 Tahun Kaul
Kebiaraan” Jakarta. tahun 2012. hlm. 31.
25. Sharing pengelaman dari Maria Lourdes, Pendiri ISMAIK, tanggal 25 Juni 1996, di Dare Dili.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Panggilan Pendiri Dengan Tantangannya
Panggilan Pendiri menjadi panggilan komunitas. Meskipun sesederhana
apapun menjadi suatu kekuatan awal dalam panggilan komunitas. Institut Sekular “Maun-
Alin Iha Kristu” masih baru diakui oleh Gereja, namun kini keterlibatan ISMAIK didalam
Gereja dan Negara sangat jelas biarpun kecil dan sederhana.26 Partisipasi ISMAIK
sebagai garam dan terang dunia. Upaya menumbuhkan Gereja dari bawah, seperti yang
tertuang dalam buku Kelompok Gerejani Basis, karangan Maria Lourdes sendiri.
2.1. Tantangan Dan Pemaknaan
Pada awal merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste, yang menjadi kendala
bagi Pendiri adalah Gereja setempat yang tidak mendukung dan mendorong eksistensi
ISMAIK. Dalam wawancara dengan seorang Romo mengatakan bahwa:
Saya bertemu dengan Mana Lu, pada tahun 1987 di Kota Baru Yogyakarta,
ketika saya berkuliah di Malang. Bertemu dengan Mana Lu, sharingkan pengalamannya
kepada saya tentang mimpinya, ingin merintis komunitas baru di Timor ketika selesai
studi di STFK. Sebagai pribadi Imam Projo, sangat mendukung dengan idealisme mau
membangun atau merintis sebuah kelompok kecil di Gereja setempat. Dengan kelompok
kecil ini untuk melatih dirimu menjadi seorang Leader (Pemimpin) di generasi mendatang.
Tetapi satu hal yang perlu diketahui bahwa tantangan yang pertama menantang dirimu
adalah Gereja. Maka janganlah putus asa dan patah semangat dalam hal ini membangun
dan merealisasikan impianmu dalam karya nyata. Mulai dari sekarang siaplah batin dan
mental untuk menerima konsekuensinya yang akan muncul kapan dan dimana saja.27
26. wawancara dengan Romo Fransisco dos Santos Fatima Barreto Pr. Tanggal 1 Juli
2010. di pusat pembinaan ISMAIK Dare Dili, Timor Leste.
27. wawancara dengan Romo Fransisco dos Santos Fatima Barreto Pr. Tanggal 24 Agustus 2012. di Rumah Becusi Atas Dili, Timor Leste.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.2. Pengalaman Dan Inspirasi
Dalam setiap pengalaman menjadi guru yang hidup, yang tak bisa dilupakan.
Maka memunculkan pengalaman menjadi inspirasi dalam setiap langkah-langkah hidup.
Liu hosi sofremento oi-oin hodi hahu Instituto moris iha Diosece Dili, hare ba Maria nia
atetude pronto hamamuk-an hatan nafatin ba Maromak Nia bolu. Hare ba Maria nia
vocasaun sai mos Mana Lu nian hodi hari Instituto. Atetude hanesan Maria nian, sai
exemplo diak hodi hanoin fila fali historia tempo uluk nebe liu iha familia bo’ot ISMAIK.
(Dengan berbagai pengelaman merintis Institut di Dioses Dili, Pendiri merenungkan
panggilan Bunda Maria berani melepaskan diri untuk menjawab panggilan Allah.
Panggilan Bunda Maria menjadi inspirasi bagi Mana Lu untuk merintis Institut.
Pengalaman Maria sebagai contoh yang hidup untuk mengingatkan kembali sejarah
keluarga besar ISMAIK yang telah dilalui bersama).28
Maka cinta selibat sebetulnya dengan sendirinya merupakan dasar yang kuat
sekali untuk pembangunan komunitas. Sebab gerakan cinta yang menuju ke persatuan
yang ada. Dan keterbukaannya dapat mempersatukan banyak orang dalam satu gerakan
cinta itu. Kesatuannya adalah kesatuan semangat religius: saling mendukung dan saling
memberi inspirasi.29
3. Tokoh-Tokoh Yang Terlibat Dalam Sejarah ISMAIK
Pertama-tama orang yang menjadi pendukung utama dalam panggilan Mana Lu
adalah kedua orang tua dan keluarganya. Meskipun belum mengetahui dengan arah dan
28 . Hasil rekolesi dari mana Maria da Costa dan mana Maria Rosa Araujo, anggota
ISMAIK, Tanggal 12 Desember 2008, di Pusat Pembinaan Dare, Dili, di ambil dari teks rangkuman reflexi (tanpa tahun penerbit, 2008), hlm. 2.
29 . Tom Jacobs “Hidup Membiara Makna dan Tantangannya” Kanisius, Yogyakarta. tahun 1987. hlm.76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tujuan yang jelas dalam hidupnya, tetapi keluarga sangat mendukung dan mendorong
panggilannya. Lewat dukungan dalam hal ini Doa, kata-kata yang menyemangati dan
dalam hal lain materi yang disumbangkan dari keluarga. Ketika mulai berkumpul dalam
hidup bersama di dalam kelompok persaudaraan.
Dalam berpengaruh dan terlibat langsung dengan karya nyata dalam ISMAIK
adalah para pendukung baik awam maupun religius dalam hal ini pembimbing Rohani.
Ikut mengembangkan karya misi dengan keterlibatan dan dukungan secara langsung dan
tak langsung. Secara langsung berupa materi yang disumbangkan untuk memperlancar
karya misi di pedesaan. Seperti materi yang berupa uang, makanan, pakaian bekas yang
layak digunakan. Secara tidak langsung dalam hal ini, dukungan moral, doa dan semangat
dorongan lewat kata-kata yang berinisiatif untuk karya pelayanan di mana saja ISMAIK
berada, suatu kekuatan tak terbanding nilainya.
3.1. Tokoh Yang Berpengaruh Pada Pribadi Mana Lu
Pendukung atau orang-orang yang berpengaruh dan berperan penting dalam
hidupnya, para pendidik baik formal maupun non formal. Baik secara langsung maupun
tidak langsung. Salah satu guru SD dengan kata-katanya yang masih teringat hingga
sekarang, Sr. Celeste guru agama SD, tahun 1971. “To’os bo’ot ema laiha atu kaer”
(Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit)30 dalam hal ini di Gereja Timor Loro Sa’e,
masih banyak rakyat yang hidupnya terlantar tidak mendapatkan pendidikan yang layak.
Maka pendidikan itu bukan hanya dapat disekolah formal saja melainkan fokus pendidikan
yang non formal. Dampingilah anak-anak miskin dan terlantar dari keluarga yang tidak
mampu membiayainya, terutama yang tinggal dipedesaan. Pendidikan itu sangat
dibutuhkan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini orang-orang yang mendukung
30. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun
2008. hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dalam panggilannya. Sangat berpengaruh pembimbing rohani dengan kata-kata yang
memberi inspirasi dan motivasi, membangkitkan semangatnya dalam perjuangan untuk
merintis Institut.
Pada tahun 1977, Padre Jose Barboza pastor paroki Ermera, dalam kata-katanya;
keta ancia sai Madre ho idade ki’ik foin 14 anos, O nia idade ne’e sei estuda. Ami Padre sira fo batismo ba ema barak, percisa Madre ho katekista barak acompanha hodi educa nafatin kristaun sira nia fiar. Hau lakohi hare O sai Madre sulan deit iha uma laran. (Janganlah terburu-buru mau masuk suster dengan umur 14 tahun ini, umurmu masih usia sekolah. Kami para Imam-imam membaptis banyak orang menjadi Katolik, namun sangat membutuhkan para suster dan katekis supaya melibatkan diri dalam pelayanan dan mendampingi iman umat).31
Pengalaman pertama yang dialami oleh Mana Lu, mempersiapkan 10.000 orang
calon Krisma di paroki Liquica pada bulan September 1982. Pada peristiwa ini Uskup
Martinho dan Uskup Carlos mengagumi persiapan dan pelayanan yang dijalankan oleh
Mana Lu di paroki Liquica. Perkataan; Uskup Martinho profisiat. Kapan jadi suster?
Jawabnya masih satu setegah tahun lagi.
Bispo husu O hakarak tebes sai Madre? Ya. O hatene saida mak sai Madre? Sai Madre ne’e sai Inan ba ema barak. Atu sai Inan ba ema barak ne’e percisa tempo la’os de’it tinan tolu, hatais mutin sai Madre ona. Lourdes, Espirito Santo fo ba O Karisma especial. O keta hakoi Don ne’e iha konvento. Desemvolve O nia capasidades tomak nu’udar feto hodi halo diak liu tan ba feto maluk sira. Diak liu kontinua estudus iha Kateketik iha Yogyakarta. Kontinua estudus hodi nakloke liu tan hili dalan ne’ebe O sente diak liu hodi realize O nia hanoin. (Tanya Uskup kamu mau jadi suster? Ya. Kamu tahu apa itu suster? Jadi suster, jadilah ibu yang baik bagi banyak orang. Mau jadi ibu bagi banyak orang membutuhkan waktu bukan hanya ditargetkan tiga tahun saja sudah menggunakan seragam putih. Lourdes Roh Kudus memberikan kepadamu Karisma Khusus. Jangan menyembunyikan Karisma ini dibiara. Kembangkan talentamu sebagai perempuan yang berguna untuk memperjuangkan nasip kaum kecil. Lebih baik melanjutkan kuliah Kateketik di Yogyakarta. Melanjutkan studi untuk
31. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008.
hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mengembangkan talentamu dan memilih jalan yang terbaik dalam mengembangkan pemikiranmu). 32
Pendukung yang berwewenang dalam Gereja lokal adalah Uskup. Pada tahun
1985 percakapan Uskup Belo dengan Padre Monteiro, Mana Lu tepatnya di residencia
Paroki Becora Dili. Padre Monteiro setelah mendengar perkataan Mana Lu yang ingin
memperjuangkan masa depan rakyat kecil. Dalam ingatan Padre Monteiro Irmans
Diosesanas nia serbisu iha area barak, (misi Institut Sekular di berbagai bidang). Maka
Gereja Timor Loro Sa’e mengharapkan dan membutuhkan Institut pribumi. Padre
Silvester OCSO, dengan semangat membimbing Mana Lu dalam ret-retnya mengatakan
bahwa apakah kamu percaya pada Allah? Selama ini meragukan dirimu? Kaget dengan
kata-kata Romo, ya. Memang sangat meragukan dengan apa yang akan diperjuangkan
untuk mewujudkan impian yang ingin menolong rakyat di Timor.
Kini umat Katolik menjadi bertambah jumlahnya, tetapi banyak yang terlantar
lahetan assistencia pastoral, tan falta asentes pastorais (tidak mendapatkan pastoral yang
baik, karena kekurangan pewarta) baik dari imam maupun dari biarawan-biaraawati.
Apakah bisa di Dioses Dili mendirikan sebuah Institut Sekular? Kata Padre Monteiro asal
India kepada Uskup Carlos, jawabnya kita hanya menabur saja benih, bila benih itu jatuh
ditanah yang subur akan menghasilkan buah. Dengan kata-kata ini membangkitkan
semangat bagaimana merespon persoalan pastoral yang dihadapi oleh Gereja Timor.
Saatnya untuk berpikir mulailah sesuatu yang baru di Gereja Timor, kata uskup: Suka jadi
suster ikut-ikutan?33
32. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun
2008. hlm. 13.
33. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan oleh pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Para pendukung hanya memberikan motivasi dasar dan suport saja, ia sendirilah
yang mengelolah, menelaah dan menata bagaimana selanjutnya kehendak Allah
terlaksana. Salah satu hal utama adalah kedekatan dengan penyerahan Doa, karena Doa
menjadi sumber kekuatan dalam segala-galanya. Sebab tentu saja Doa merupakan bagian
integral dari seluruh hidup rohani, dan ditentukan oleh semangat khusus masing-masing
kelompok kebiaraan.34 Karisma adalah anugerah dari Roh yang menjadi daya penggerak
untuk mengabdi tetapi juga menjadi daya kekuatan hidup. Karisma yang dianugerahkan
oleh Allah kepada seseorang sangat ditentukan oleh kerinduan, situasi yang dihadapi, juga
jeritan-jeritan suara yang terdengar.
3.2. Hubungan ISMAIK Dengan Para Pendukung
Kekhasan hidup di dalam ISMAIK menjiwai tradisi Timor. Tidak jauh berbeda
dengan apa yang menjadi lisan (tradisi) Timor. Lisan Timor membawa corak warna
tersendiri dalam hidup bersama yang dimiliki oleh ema (orang) Timor, baik dalam
komunitas maupun dalam keluarga. Relasi dengan sesama tidak sehubungan darah pun
menjadi akrab ketika sudah saling mengenal. Keakraban yang di tanamkan dalam hidup
persaudaraan, dan saling mendukung baik secara moril, materil, dan spiritual dapat
dirasakan dan dinikmati bersama. Karena tidak ada perbedaan dalam ISMAIK, semuanya
menjadi saudara. Dalam tradisi para nenek moyang orang Timor yang dulu dikenal dengan
Maun-Alin hemu Ran35 (persahabatan dengan sumpah minum darah), menjalin keakrapan
dengan orang yang bukan hubungan keluarga dalam persahabatan. Lisan (tradisi) ini
menjadi dasar hidup kristiani yang memiliki daya kekuatan, persaudaraan dalam Kristus.
34. Tom Jacobs “Hidup Membiara Makna dan Tantangannya”, Kanisius, Yogyakarta. 1987.
hlm. 77.
35. Wawancara dengan Bapak Marcus Ximenes, tanggal 25 Juni 2010, di Rumah Bei-aek, Balibo Timor Leste.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Maka semangat Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, menjalin relasi dengan
para pendukung terus berlanjut. Baik dalam Negeri maupun luar Negeri, saling
mendukung dan memperhatikan. Institut Sekular bekerja sama dengan berbagai instansi
demi memperlancar karya misi di Timor Leste maupun di Timor Barat.36 Maka tokoh-
tokoh yang sebutkan diatas ini sangat berpengaruh dan berperan penting dalam pribadi
Mana Lu.
B. Faktor Eksternal
Gambaran umum untuk mendiskripsikan faktor eksternal pertama-tama harus
merincikan pembahasan secara eksplisit mengenai faktor ini.
1. Situasi Geografis Dili
Distrik (kabupaten) Dili terletak disepanjang pantai Utara pulau Timor Loro Sa’e,
sekitar 60 km kearah Timor dari perbatasan dengan Barat. Secara geografis Distrik Dili
beraneka ragam. Disamping jalan pesisir dan pantainya. Distrik ini menjangkau sampai
daerah bergunung-gunung yang tidak datar. Distrik Dili seluas sekitar 170 km persegi.
Distrik Dili mencakup pulau Atauro, yang sekitar 30 km ke arah utara pantai Kota Dili.
Pada arah selatan Dili berbatasan dengan Distrik Aileu, ke arah barat, Distrik Liquica dan
ke arah timur, Distrik Manatuto.
Menurut data terakhir dari bagian sensus dan statistik, Distrik Dili mempunyai
jumlah penduduk pada saat ini sebanyak 137.879 dan jumlah kepala keluarga sebanyak
26.785. Jumlah penduduk orang perempuan sebanyak 65.225 dan jumlah penduduk orang
laki-laki sebanyak 72.133. Daerah yang paling terpadat penduduk di Distrik Dili adalah
Zona Dom Aleixo, Zona Cristo Rei dan Zona Vera Cruz, di mana jumlah penduduknya
36. Wawancara dengan Fransisco dos Santos, tanggal 22 Agustus 2012, di Klinik
Bairopite, Dili Timor Leste.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
antara 30.000 dan 40.000 orang. Jumlah pendatang baru yang dilaporkan oleh para chefe
dos suco (kepala desa) di Distrik Dili sekitar beberapa ribu, yang mayoritasnya
ditempatkan kembali di zona Don Aleixo. Hal ini sebagian besar disebabkan kenyataan
bahwa jumlah rumah yang dibakar dan dihancurkan lebih rendah daripada di zona yang
lain. CNRT dan pemimpin setempat menyebut keberadaan pendatang baru sebagai salah
satu faktor yang menyumbang kepada kegoncangan stabilitas di Dili. Jumlah pengungsi
dalam negeri (IDP) di Dili merupakan persoalan besar dan memerlukan tindakan
terkoordinasi pada tingkat nasional dan distrik.37
Distrik Dili adalah salah satu distrik terbesar di Timor Loro Sa’e. Ada enam sub-
distrik (kecamatan) yang terdiri atas 48 suco (desa) dan 243 aldeia (kampung). Utara,
Atauro ada (5 socu), Selatan, Vera Cruz (11 suco), Timur, Cristo Rei (10 suco) dan
Metinaro (3 suco), Barat, Dom Aleixo (10 suco), Kota Dili, Nain Feto (9 suco).
1.1.Letak Suco Dare
Situasi geografis dan secara khusus pusat pembinaan ISMAIK. Letak rumah pusat
pembinaan ISMAIK di pegunungan Dare di sebelah selatan ibu kota Dili, dalam wilayah
Kabupaten Dili, sub-distrik Selatan Vera Cruz dengan jarak 14 km dari kota. Rumah pusat
pembinaan ini dibangun dalam wilayah satu Paroki, dan mempunyai dua stasi. Yang
pertama terletak di Laulara, 4 km di sebelah selatan paroki Dare. Stasi yang kedua adalah
Besilau, kecamatan Laulara, 18 km di sebelah utara di wilayah paroki Dare.
Pembagian stasi dan wilayah paroki Dare mengikuti pembagian dua Distrik
yaitu distrik (kabupaten) Dili dan Aileu. Oleh karena itu masing-masing stasi seperti
halnya paroki Dare, mempunyai beberapa wilayah berdasarkan desa-desa yang ada.
Rumah pusat pembinaan sendiri termasuk desa Dare, dan masih terbagi lagi delapan aldeia
37. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Timor_Leste, diakses, tanggal 27 November
2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(RT), yaitu aldeia Kasnafar, Lelaus, Laulara, Sukalau, Fila be Matua, Fatunaba, Lumarana,
Nahaek. Jarak dari satu aldeia ke aldeia lain bisa dicapai dengan jalan kaki selama satu
sampai tiga jam. Tinggalnya berdekatan melainkan hidup di kampung-kampung yang jauh
dan terpencar. Penduduknya tinggal diwilayah-wilayahnya sendiri sesuai dengan tanah
yang dimiliki.
1.2. Keadaan Alam dan Geografis
Wilayah Dare sucu (desa) ini, terletak di atas lereng-lereng gunung, namun
alamnya sangat subur penuh dengan hutan rimba. Tetapi dibeberapa lereng itu juga sangat
gundul dan ada jurang yang memperlihatkan kecenderungan untuk erosi, ketika musim
hujan. Pergantian musimnya dua kali dalam setahun musim panas dan hujan, biasanya
musim panas mulai dari bulan Mei-November dan musim hujan hujan Desember-April.38
Situasi alam dan musim seperti inilah menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat
untuk beraktivitas.
1.3. Matapencaharian.
Alam yang ditempati penduduk ikut menentukan matapencaharian dan
kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Yang ditempati itu daerah lereng dan
pengunungan, maka matapencaharian utama terdapat bidang pertanian seperti; penanaman
kopi, jagung, ubi-ubian, sayur-sayuran, dan pemeliharaan ternak sapi, kambing, babi dan
ayam. Dan sebagai tambahan produksi arak dengan cara yang tradisional. Sebagian kecil
dari masyarakat setempat menjadi pegawai pemerintah dan buruh.
Berhasil tidaknya kehidupan ekonomi masyarakat tergantung pada musim.
38. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe
Institut for Liberation, Dili, 2001, hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Musim kemarau atau musim kering masyarakat sulit untuk mendapatkan air dan tanah
menjadi gersang dimana-mana. Ketika jatuh musim hujan lumpur, sumber mata air juga
banyak. Kehidupan ekonomi juga tergantung dari musim, bila musimnya baik
kehidupannya dikatakan baik juga. Tetapi musimnya tidak baik seperti hujan yang tidak
teratur, datangnya badai merusak tanaman sepanjang tahun bisa menderita. Salah satu
untuk mengatasi masalah tersebut mencari bantuan dari daerah-daerah tetangga lain,
dengan cara menjual ternak peliharaannya berupa uang atau makanan, dan juga sistem
barter.39
Masyarakatnya tinggal di pedesaan yang sangat sulit dengan perdagangan,
karena sulit dijangkau oleh angkot. Kendalanya kurang alat tranportasi dan jalan raya yang
menghubungkan antara desa dan kota berhubung dengan pasar. Barang-barang yang harus
dijual diangkut sesuai dengan tenaga manusia.40 Faktor kemiskinan yang tak teratasi
menjadi pintu masuk lahirnya beragam persoalan sosial lainnya yang sulit diurai.
Kemiskinan masih ada dan menjadi sumber masalah bagi masyarakat Timor Leste.
Apakah kemiskinan lahir dari diri sendiri, oleh kemalasannya? Atau ada sesuatu yang
diluar dirinya yang menciptakan kondisi sehingga masyarakat tidak mengubah pola
kehidupan? Ada banyak pihak meyakini kemiskinan yang lahir akibat yang datang dari
luar, karena situasi politik yang datang silih berganti. Dalam sejarahnya para penguasa
tidak memberikan kesempatan kepada orang pribumi untuk mengali potensi yang ada.
Menciptakan lapangan kerja hanya sebatas buruh kasar, dan bergerak diruang lingkup
yang dibatasi.41
39. Berdasarkan pengamatan dan pengelaman peneliti atas situasi masyarakat.
40 . wawancara dengan Bapak Jose Maia, tanggal 26 Juli 2010, di Pasar Halilaran, Dili Timor Leste.
41. George J. Aditjondro “Menyongsong Matahari Terbit Di Puncak Ramelau” Yayasan Hak dan Fortilos. Dili Timor Loro Sa’e. tahun 2000. hlm. 179.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
“Dalam laporan sejarah bahwa perkembangan ekonomi sesudah perang dunia
II, Timor Leste itu dimasukan kedalam Imperio Portugal dan ke dalam “Espaco
Economico Nacional” yang diciptakan oleh Salazar. Hal itu berarti mendukung dan
mempermudah perdagangan antara anggota Imperio Portugal itu meskipun letak jauh satu
sama lain dan mempersulit perdagangan dengan daerah-daerah yang sesungguhnya dekat
dan lebih mudah dihubungi. Tetapi karena daerah-daerah itu tidak termasuk Imperio
Portugal dan tidak memakai bahasa Portugis, maka perdagangan dengan mereka dipersulit
karena ekonomi yang lemah dan bahasa yang digunakan.. Perkembangan ekonomi dalam
Espaco Economico Nasional itu terhambat karena kedudukan ekonomis Portugal yang
sangat lemah dalam lingkungannya di Eropa. Di Eropa Portugal menjadi Negara
pinggiran. Hal ini membawa akibat bagi Timor Leste, ialah bahwa kemampuan
ekonominya kurang dapat berkembang”.42
2. Situasi Politik
Situasi politik yang muncul dengan pertentangan ideologi. Partai-partai politik
yang ada atau elit politik tertentu di Timor Timur mulai mendirikan perhimpunan politik
tetap menjadi privinsi Portugal (pilih Uni Demoktatik Timor. Uniao Democratica
Timorense (UDT) bergabung dengan Indonesia pilihannya, Asociacao popular
Democratica Timorense (Apodete) dan mereka (100%) pilih Frente Revolucionara do
Timor Leste Independente (Fretilin) ingin merdeka sendiri.43 Partai UDT, Kota dan
Apodete kalah dalam militer dan politik maka ketiga partai ini meninggalkan wilayah
Teritorial Timor Leste. Dengan begitu, Fretilin tinggal satu-satunya kekuatan yang sah dan
42. Albert Rutten, “Curso da Historia de Timor Leste” (tanpa penerbit) tahun 2006.
hlm. 46.
43. Avelino M. Coelho (Shalar Kosi FF), “Dua Kali Merdeka Esei Sejarah Politik Timor Leste” Djaman Baroe, Yogyakarta. tahun 2012. hlm. 2-3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
ril. Diambil dari kata pengantar Max Lane dalam buku Dua Kali Merdeka Esei Sejarah
politik.
2.1. Persoalan Politik
Perselisihan politik yang terjadi di Timor Timur menjadi awal dari kehancuran
ideologi yang dibentuk oleh masing-masing partai politik. Perubahan yang paling
mendasar terjadi dalam tubuh ASDT. Selama bulan Juni dan Agustus 1974, ASDT telah
bekerja penuh di daerah-daerah. Meskipun tidak menjadi partai paling besar, tetapi ASDT
berhasil meraih dukungan dikalangan Liurai (raja) yang menguasai wilayah-wilayah yang
lebih strategis. Di Timor Leste para Liurai (raja) memiliki wewenang atau kekuasaan yang
tinggi, dan sangat dijunjung dan hormati dimana-mana. Dukungan ini disimbolkan dengan
bertemunya para pemimpin partai dengan Dom Boaventura, seorang Liurai (raja)
pemimpin pemberontakan tahun 1912. Selama berkampanye, ASDT berulang kali
menghadapi tuntutan untuk mewujudkan transisi ke kemerdekaan lebih jauh ketimbang
yang lebih disebut dalam programnya. Keadaan ini membuat anggota ASDT merasa perlu
mengubah struktur organisasi dan sasarannya. Hal ini dilakukan dalam sebuah konfrensi di
Dili pada tanggal 12 September 1974. ASDT berubah menjadi organisasi politik baru,
bernama Fretilin. Perubahan itu untuk mempertahankan gagasan mengenai hak
menentukan nasib sendiri; sedang Fretilin dibentuk untuk memperjuangkan
kemerdekaan.44
Perang saudara terjadi pada tahun 1975, pada saat itu terdapat dua kelompok yang
bersengketa, yaitu Fretilin di satu pihak, dan kelompok gabungan Apodete, UDT, Kota
dan Trabalhista di pihak lain. Fretilin mempunyai aliran yang radikal memilih untuk
merdeka sendiri, sedangkan kelompok Apodete, UDT, Trabalhista, dan Kota mendukung
44. John G. Taylor, “Perang Tersembunyi“ Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan,
Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur. Jakarta. tahun 1998. hlm. 59-60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
integrasi dengan Indonesia. Kedua kelompok ini saling bersengketa mengenai masa depan
Timor-Timur.
Persoalan menjadi lebih rumit setelah perselisihan dan pertentangan antara
kelompok UDT dan Fretilin berujung pada Perang Saudara, dan ribuan senjata berbagai
jenis dan caliber eks Portugal ketangan Fretilin. Dengan senjata itu pula ribuan warga Pro-
Intergrasi dibantai dan dibunuh oleh kelompok Fretilin. Hingga kini kenangan tentang
pembantaian ini masih dapat dilihat dan didengar dalam bentuk monumen yang dibangun
di daerah Same dan Aileu, serta kesaksian orang-orang yang selamat dari pembantain.
Puncaknya Perang Saudara 1975, yang dipicu oleh kegagalan dekolonisasi. Portugal
secara tidak bertanggung jawab akhirnya meninggalkanTimor Timur.45
2.2. Situasi Yang Tidak Terkendali
Pengambilan ibu kota Timor Leste, Dili, pada 7 Desember 1975 mengadung
implikasi yuridis. Artinya, pristiwa politik militer tersebut mengakhiri hukum Tata Negara
RDTL yang baru saja dilahirkan sebagai Negara baru melalui proklamasi kemerdekaan
secara unilateral.46 Salah satu kekerasan sesudah pemungutan suara di Dili yang paling
banyak dilaporkan adalah serangan tanggal 6 Septermber terhadap kompleks kediaman
Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo, tepat sekitar 5.000 orang mengungsi setelah
pemungutan suara. Setidaknya satu orang dibunuh dalam serangan tersebut dan beberapa
terluka, termasuk setidaknya seorang anak kecil. Namun serangan terhadap kediaman
Uskup menjadi mencolok bukan karena jumlah orang yang dibunuh, melainkan karena
fakta bahwa serangan itu merupakan satu dari empat serangan yang hampir sama terhadap
tempat pengungsian di Dili dalam waktu 24 jam. Serangan-serangan terorganisasi ini,
45. Zacky Anwar Makarin, dkk “Hari-hari Terakhir Timor Timur”, Sebuah
Kesaksian PT. Enka Parahiyangan. Jakarta. tahun 2003. hlm. 22-23.
46. Avelino M. Coelho (Shalar Kosi FF), “Dua Kali Merdeka Esei Sejarah Politik Timor Leste” Djaman Baroe, Yogyakarta. tahun 2012. hlm. 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
yang semuanya mengakibatkan setidak 17 orang meninggal, menandai metode yang
digunakan bersama oleh Milisi, Polri, dan TNI di seluruh wilayah Timor Timur untuk
mendesak penduduk lari ke Timor Barat (Lihat Studi Kasus: Penidasan paksa dan
pembunuhan pengungsi di Dili).47
3. Situasi Keuskupan Dili
Membahas soal situasi Gereja Katolik di Timor Leste tidak terlepas dari
sejarahnya. Berhubung cukup luas ruang lingkup karya misi Gereja Timor maka akan
membatasi pembahasan mengenai situasi di keuskupan Dili dan peranannya. Inilah sejarah
berdirinya Dioses Dili. “Diketahui bahwa pada tahun 1512-1561 telah datang ke pulau
Timor dua orang Misionaris dari Ordo Dominikus yaitu Frei Antonio Taveiro OP. dan Frei
Antonio da Cruz OP. Kedatangan mereka bersamaan dengan kaum penguasa, namun
tujuan para misionaris adalah memperkenalkan dan mengajar agama Katolik kepada
penduduk asli”.48
3.1. Sejarah Singkat Dioses Dili
Santo Padre Pio XII mendirikan Dioses Dili pada tahun 1940, lewat Solemnibus
Conventionibus. Administradores Apostolicos no Bispos, ne’ebe ukun Diocese Dili nia naran
mak ne’e (uskup-uskup yang berkarya di Dioses Dili dengan nama-nama) yaitu: P. Jaime
Garcia Goulart, Misionaris yang masuk di Timor pada tahun 1942, menerima tugas sebagai
Administrador Apostolico (1941-1945). Menjabat Uskup Dili pada tahun 1945-1967.
Menggantikan Uskup Jose Joaquim Ribero dari tahun 1967-1977. Indonesia masuk di Timor
47. Geoffrey Robinson “Timor Timur 1999 Kejahatan Terhadap Umat Manusia”
Perkumpulan Hak dan Elsam, Dili dan Jakarta. tahun 2003. hlm. 154.
48. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute for Liberation, Dili Timor Lorosae. tahun 2001. hlm. 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tanggal 7 Desember 1975. Dan menggantikan Jose Joaquim Ribero, uskup Martinho da Costa
Lopes, uskup peribumi Administrador Apostolico tahun 1977-1983. Padre Carlos Filipe
Ximenes Belo, SDB, Administrator Apostolico (1981-1983) dan menjabat sebagai Uskup
1983-2002. Pada tahun 1996 Paus memberikan ijin untuk mendirikan Dioses Baucau dengan
Uskup baru Basilio do Nacimento Pr. Dan Uskup Belo menerima hadia Nobel da Paz. Pada
tanggal 30 Agustus 1999 Timor Timur lewat jajak pendapat ingin menentukan nasib sendiri.
Bulan November 2002; uskup Carlos dipindahkan ke Portugal oleh komunitasnya. Dan yang
menggantikan Uskup Basilio do Nasimento, sebagai Administrador Apostolico 2002-2004.
Pada tanggal 6 Maret 2004, Pe. Alberto Reicardo da Silva menjabat sebagai uskup Dioses
Dili. Paus Benediktus XVI mengangkat Pe. Norberto do Amaral, menjadi uskup Dioses
Maliana pada tanggal 31 Januari 2010 Dioses baru di Timor Leste.”SEARA”.49
3.2. Gereja Dan Peranannya
Suasana di kota Dili semakin rumit untuk dikendalikan oleh pihak pemerintah
dan keamanan, karena rancangan di Timor Timur dalam masa sesudah gencatan senjata lebih
mudah operasi karena berlimpahnya informasi daripada sebelumnya. Informasi itu tidak
hanya dari surat-surat, dan cerita para pengungsi, atau pun dari gerakan kemerdekaan itu
sendiri yang dalam waktu singkat berhasil membangun kembali jalur radionya dengan
Australia Utara selama tahun 1985, tetapi bahan atau dokumen yang dikeluarkan oleh pihak
Gereja menjadi bukti. Ini sekaligus merefleksikan semakin meningkatnya operasi terhadap
kehadiran Indonesia, terjadi tidak hanya di kalangan pastor wilayah tetapi juga dari wali
Gereja pada jajaran lebih tinggi. Ini menunjukkan Gereja mulai memainkan peranan secara
49. Boletim Eclesiastica-Diocese de Dili-20.04.2010-No.6. hlm. 28-29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kualitatif baru, salah satunya adalah menentang kekuasaan kolonial yang mengontrol Timor
Timur.50
Secara unik Gereja telah melibatkan dirinya dalam masyarakat Timor Loro Sa’e.
Pe. Martinho G. da Silva Gusmao, mengatakan dalam “SEARA 50 TAHUN”51 Bahwa Gereja
dan Masyarakat Timor Loro Sa’e: Sebuah Realitas Paradoksal. Pertama: Pada tingkat
populis wajah Gereja dapat dilukiskan dengan sebuah kepentingan yang sangat menduniawi.
Masyarakat Timor Loro Sa’e melihat Gereja sebagai sebuah institusi yang dengan gagah
berani membela kepentingan rakyat. Kedua: Pada tingkat politik masyarakat Timor Loro
Sa’e memperlakukan Gereja sebagai sebuah kekuatan oposisi lokal dalam politik tandingan.
Banyak tokoh politik yang berusaha memakai “wibawa” Gereja untuk mencari dukungan
politis. Ketiga: secara teologis muncullah perbedaan tajam antara kekatolikan yang doktrinal
(doctrinal Catholicism) dan kekatolikan yang popular (popular catholicism). Gereja Katolik
di Timor Leste pada situasi politik sangat berperan penting dan aktif melibatkan diri untuk
memperjuangkan nasib kaum kecil, karena Gerejalah satu-satuya sebagai tempat
perlindungan rakyat.
Gereja ini sebenarnya sangat tersembunyi dan belum banyak direfleksikan.
Gereja dan gejolak di arus bawah itu akan sangat menentukan peran dan penilaian orang atas
sikap Gereja Katolik di Timor Loro Sa’e. Konflik yang terjadi sebenarnya ialah pergolakan di
kalangan elit politik, pro dan kontra di satu sisi dan sisi lainnya ialah pengorbanan
(penderitaan) di kalangan rakyat kecil. Di antara kedua konflik itulah Gereja harus
menentukan sikap. Dan Gereja telah menyatakan diri dan membentuk aliansi dengan rakyat
50. John G. Taylor “PERANG TERSEMBUNYI” Sejarah Timor Timur yang
Dilupakan, Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor-Timur. Jakarta. tahun 1998. hlm. 271-275.
51. SEARA Boletim Eclesiastico da Diacese de Dili Timor oriental 50 Tahun (1949-1999) AA. No. Ex.1. +87.12.05. him. 43-48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kecil. Sikap Gereja sebagaimana dirumuskan oleh Uskup Belo ialah menjadi suara dari kaum
yang tak bersuara” (voice of voiceless people of East Timor). Gereja memainkan peran yang
sangat besar. Kebutuhan terhadap pimpinan Gereja sering digambarkan sama kuatnya untuk
menyatakannya tidak lebih besar dengan kepatuhan terhadap pimpinan adat/suku maupun
terhadap birokrat pemerintah.52 Pada September 1978, Dom Martinho da Costa Lopes, saat
itu Administrador Apostolik Dili, juga berhasil mengirimkan pesannya ke dunia luar,
terutama yang mengungkapkan bahwa sebab-sebab kelaparan itu terkait erat dengan upaya
kejam Indonesia untuk mengendalikan dan memindahkan penduduk. Tetapi dimulai pada
periode 1979-1980 laporan-laporan yang mengerikan sampai di dunia luar Gereja dan
sumber-sumber lain tentang pembantaian-pembantaian terhadap para pendukung Fretilin di
tempat-tempat seperti pelabuhan Dili, pantai Areia Branca, dan Quelicai. Yang palin terkenal
adalah pembantaian penduduk sipil di desa Kraras dekat Viqueque pada bulan Agustus
1983.53
Peranan Uskup Belo di masa perjuangan Timor Loro Sa’e, sangat berpengaruh
baik dalam Gereja Katolik maupun politik. Jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol di
Gereja Katolik Timor. Rakyat sangat mempercayainya dan menggambarkan sebagai tokoh
pejuang yang tanpa pamrih.
Pada tahun 1990, satu tahun sesudah kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Dili,
uskup Belo pergi ke Roma untuk kunjungan “ad limina”, suatu kunjungan ke Vatikan yang
tiap lima tahun harus dilakukan oleh semua Uskup seluruh dunia. Ia pergi ke Vatikan, tetapi
tidak diterima. Selama lebih dari dua minggu mereka membiarkan dia menunggu di kamar
tunggu. Akhirnya ia dapat bertemu dengan Paus Yohanes Paus II sendiri, yang waktu itu
52. Zacky Anwar Makarin, dkk “Hari-Hari Terakhir Timor-Timur Sebuah
Kesaksian” PT. Enka Parahiyangan. Jakarta. tahun 2003. hlm. 94.
53. Geoffrey C. Gunn “500 Tahun Timor Loro Sa’e” Sa’he Institute for Liberation (SIL) Farol, Dili Timor Leste. Tahun 2005. hlm. 446.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tidak ada di Vatikan tetapi di suatu tempat lain di luar kota Roma. Kepada Paus Uskup Belo
dapat menceritakan segala kejadian yang terjadi di Timor.54
3.3. Kaum Awam dan Peranannya
Pengertian awam berarti biasa, bukan klerus atau biarawan. Awam berarti orang
yang tidak termasuk golongan khusus atau istimewa. Konsili Suci beberapa kali berbicara
mengenai awam tetapi tidak memberi pengertian yang pasti tentang awam. “Peranan Kaum
Awam dalam hidup Gereja” (Joao Manuel Belo, S.Ag) Dosen IPI-Filial Sto. Tomas Aquinas,
Dili.55 Kaum awam juga mempunyai peranan penting dalam pelayanan baik dalam Gereja
maupun diluar Gereja. Orang-orang awam, agar mampu hidup menurut ajaran kristiani dan
mewartakannya sendiri dan, jika perlu, dapat membelanya, lagi pula agar dapat menjalankan
peranannya dalam merasul, terikat kewajiban dan mempunyai hak untuk memperoleh
pengetahuan tentang ajaran itu, yang disesuaikan dengan kemampuan serta kedudukan
masing-masing. (Kan. 229). Kitab Hukum Kanonik yang menjelaskan peranan kaum awam
yang hidup menurut ajaran Kristiani dan mewartakannya.
4. Perkembangan Sistem Pendidikan Di Timor
Sekolah Liceu pertama di buka di Dili tahun 1952. Seminario menengah sebagai
Liceu dibuka pada tahun 1954. Sekolah-sekolah Dasar sebagai persiapan untuk masuk ke
Liceu dibuka oleh pemerintah sekitar tahun 1962 di Dili, Bobonaro, Baucau, dan pantai
Makasar. Jumlah siswa yang terdaftar di Liceu pada tahun 1966-1967 itu 833. Apa yang
diharapkan oleh para siswa di Liceu ialah supaya mereka nanti dapat meneruskan studi
mereka di Lisboa. Tetapi hanya sedikit yang dapat mencapai hal itu. Apalagi lulusan di
Universitas Lisboa itu tidak berarti bahwa mereka lalu dapat kembali ke Timor Loro Sa’e dan
54. Albert Rutten, “Curso da Historia de Timor Leste” (tanpa penerbit) tahun 2006.
hlm. 66.
55. SEARA Boletim Eclesiastico da Diocese de Dili Timor oriental 50 Tahun (1949-1999) AA. No. 759. Ex.1. +87.12.05. hlm. 54.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
bekerja disana. Yang dikirim ke Timor Loro Sa’e itu orang-orang dari Afrika dari Goa atau
Macao. Lulusan dari Lisboa yang berasal dari Timor dikirim ke Angola atau Mozambique.56
Usaha Gereja untuk memperkenalkan pendidikan di Timor Loro Sa’e itu lebih
kuat daripada usaha pemerintah. Yang sebelum 1962, membuka sekolah di pegunungan di
Timor Loro Sa’e itu hanya Gereja saja. Menjelang penyerangan Indonesia pada tahun 1975,
Gereja sudah menjalankan 57 eskolah primaria (tingkat sekolah dasar), dan satu eskola
segundaria (satu sekolah SMA) dan ada dua seminario menengah yang tingkatannya sama
dengan Liceu. Sebagian dari pemimpin-pemimpin pertama dari Partido Fretilin (Partai
Fretilin) lulusan seminario di Dare, termasuk Presiden Fretilin yang pertama yang lulusan
seminario tinggi di Macao.
Bagaimanapun juga pada tahun 1974 masih ada 90 % dari rakyat yang tidak
mempunyai kebiasaan membaca-menulis. Dari jumlah orang muda yang umurnya sudah
cukup untuk bersekolah itu pada tahun 1970-1971 hanya 28 % yang jadi masuk sekolah.
Tetapi tiga tahun kemudian jumlah itu sudah bertambah betul-betul menjadi 77 %. Jadi dalam
tahun ketujuh puluhan keinginan untuk berkembang itu menjadi kuat sekali.
4.1. Usaha Indonesia di Bidang Pendidikan
Proses serupa juga berlangsung dalam sistem pendidikan. Sampai kudeta pada 25
April 1974, kira-kira 93 persen orang Timor Loro Sa’e masih buta huruf. Dalam proses
dekolonisasi, Fretilin telah berkomitmen untuk memberantas buta huruf. Termasuk dalam
program ASDT dan Fretilin. Tetapi persiapan program baru dimulai sekitar pertengahan
tahun 1974; bahan-bahan untuk membuat buku panduan belajar membaca dalam bahasa
tetum dikumpulkan. Bahasa tetum adalah salah satu bahasa Timor yang paling dikenal, dan
56. Albert Rutten, “Curso da Historia de Timor Leste” (tanpa penerbit) tahun 2006.
hlm. 45-46.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menjadi bahasa pergaulan umum. Program pendidikan diorganisir oleh salah seorang Fretilin
yang paling cerdas dan menonjol, bekas mahasiswa di Lisboa, Antonio Cavarinho (kemudian
menggunakan nama Mau Lear).57
Indonesia mendirikan banyak sekolah di Timor Loro Sa’e. Jumlah Sekolah Dasar
di Timor pada tahun Indonesia masuk Timor Loro Sa’e (1975), itu tujuh puluh dua, dengan
murid-murid sebanyak 13.501. Jumlahnya pada tahun 1986 sudah menjadi 498 dengan
jumlah murid 109.884. Bahasa yang dipakai bahasa Indonesia. Harapan pemerintah supaya
mereka yang sudah pandai berbahasa Indonesia juga senang kalau dapat tetap bersatu dengan
Negara Indonesia. Mereka lupa bahwa zaman dulu memakai bahasa Belanda dan belajar
dimacam-macam sekolah di negeri Belanda. Tetapi kepandaian mereka yang berbahasa
Belanda sama sekali tidak membuat mereka ingin tetap bersatu dengan Negara Belanda.
Bahkan sebaliknya mereka makin kuat memahami kemampuan mereka untuk mengatur hidup
mereka sendiri menurut kebudayaan mereka sendiri. Demikian anak-anak Timor dalam
tahun-tahun delapan puluhan dan Sembilan puluhan.
4.2. Usaha Pendidikan Non Formal Oleh ISMAIK
Dalam pendidikan non formal yang diadakan oleh ISMAIK, dengan berbagai cara
untuk mendampingi, baik secara intelektual maupun bidang humanihora. Pendidikan tidak
hanya terggantung pada keluarga saja melainkan dari niat, kemauan dan usaha. Seperti yang
digambarkan “pelayanan sosial kepada masyarakat dalam konteks kegiatan Misi yang sering
terlupakan dalam kajian sejarah Gereja adalah penyelenggaraan pendidikan non formal”.58
Maka asrama atau yang disebut dengan istilah Timor uma bibi atan diak (rumah gembala
baik), ISMAIK tidak pernah memungut biaya dari asrama yang ditempati, hanya
57. John G. Taylor “PERANG TERSEMBUNYI” Sejarah Timor-Timur yang
Dilupakan, Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur Jakarta. tahun 1998. hlm. 63-64.
58. Anton Haryono “Awal Mulanya adalah Muntilan”, Kanisius, Yogyakarta, 2009, hlm. 147.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengutamakan solidaritas dan bela rasa untuk mendidik anak-anak dari keluarga yang tak
mampu ini.
Tekanan-tekanan tertentu yang dialami oleh rakyat dibidang pendidikan juga
karena dipedesaan yang sulit dijangkau. Daerah-daerah atau pendalaman yang ditempati oleh
rakyat sangat sulit untuk menempuh pendidikan dan mutu pendidikan juga sangat kurang.
Seperti digambarkan diatas bahwa perkembangan pendidikan di tahun 1970-an sudah
berkembang, namun ditingkat perkotaan. Dibandingkan dengan tingkat pedesaan masih
kurang, dalam hal ini kurangnya tenaga pengajar, buku-buku sangat terbatas dan ekonomi
menjadi salah satu faktor penghambat juga dibidang pendidikan.
Timor Leste dibumi-hanguskan pada tahun 1999. Salah satu insiden kekerasan
yang paling awal dan paling mengejutkan di tahun 1999 adalah pembantaian di Liquica.
Selama serangan itu terjadi, pada tanggal empat dan lima April, puluhan rumah dibakar dan
sejumlah penduduk sipil dibunuh.59 Tanda-tanda awal dari kerusuhan Timor mulai nampak.
Mulai dari jajak pendapat 30 Agustus hingga September 1999, semua bangunan dibakar dan
dihancurkan gedung sekolah kantor-kantor pemerintahan, rumah-rumah pribadi juga
dihancurkan oleh tangan kanan Militer alias milisi. Sesuai dengan hasil pengamatan di
lapangan.
Pada tahun 1999-2000 pendidikan di Timor Leste tersendat oleh situasi politik
dan sama sekali tidak ada sekolah, karena gedung-gedung sekolah dibakar hanya tinggal
puing-puingnya saja tanpa dokumen yang diselamatkan.60 Pendidikan di Timor Leste mulai
lagi pada Oktober 2000 tetapi tidak berjalan dengan lancar berhubung dengan tidak adanya
gedung sekolah dan prasarana yang mendukung pendidikan: berupa kursi, meja, buku-buku
59 . Geoffrey Robinson “Timor-Timur 1999” Kejahatan Terhadap Umat Manusia,
Perkumpulan Hak dan Elsam, Dili dan Jakarta. tahun 2003. hlm. 183.
60. Berdasarkan pengamatan dan pengelaman penulis atas situasi Timor Leste.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dan kurangnya sarana dan prasarana lainnya. Salah satu contoh di kabupaten Aileu, ketika
anak-anak asrama ke sekolah harus membawa kursi dari rumah agar bisa duduk untuk
mendapat pelajaran. Pada tahun 2000-2001-an gedung-gedung sekolah diperbaiki lagi agar
memperlancar kinergi belajar-mengajar di Timor Leste setelah kerusuhan itu terjadi.
Hal ini menjadi keprihatinan ISMAIK juga dalam situasi sosial masyarakat.
Keterlibatan ISMAIK dalam situasi yang riil dalam Gereja dan Negara, yang sangat
sederhana untuk menjawab persoalan masyarakat. Secara mendalam menelusuri faktor
pendorong untuk merintisnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” didalam Gereja. Secara
institusional Gereja lokal, khusunya Dioses Dili ikut memotivasikan atau mendorong,
bergeraknya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” dalam bidang pelayanan. Gereja yang
tumbuh dari bawah, yang melibatkan kaum awam untuk bergerak dibidang pewartaan iman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB III
DINAMIKA ISMAIK DI GEREJA TIMOR LESTE DAN
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKATNYA.
Pada bab ini akan memfokuskan pembahasan tentang pembinaan para calon
menjadi anggota pertama dan perkembangan karya pelayanan di pedesaan Timor Leste, serta
proses perubahan masyarakatnya sesuai dengan situasi politik yang terjadi. Situasi politik
juga membawa pengaruh yang sangat kental sekali, dalam hal ini kekerasan yang dialami
oleh masyarakat. Ketika mau menjelaskan dinamika perkembangan sejarah lahirnya Institut,
tidak terlepas dari proses sejarah politik yang terjadi di Timor Leste. Situasi politik yang
terjadi, menjadi suatu inspirasi bagi Pendiri untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor, karena
melihat penderitaan rakyat. Bukanlah semata-mata menceritakan perjalanannya sejarah,
melainkan suatu tindakan konkret yang di kisahkan dalam sejarah Gereja Timor. Tindakan
konkret ini berlangsung dalam ISMAIK melalui karya pelayanan yang dikembangkan oleh
para anggota dan kolaborator di wilayah pedesaan Timor Leste. Dan akan dibahas dalam bab
ini, bagaimana proses dinamikanya pelayanan ISMAIK di wilayah pedesaan untuk menjawab
kebutuhan-kebutuhan masyarakat setempat melalui karya-karya yang dikembangkan oleh
Pendiri, para anggota dan kolaborator ISMAIK. Tidak terlepas juga sedikit menjelaskan
tentang perubahan sosial masyarakat yang terjadi di Timor Leste.
Perubahan yang terjadi di Timor tidak terlepas dari sejarahnya. Sejarah rakyat
Timor Timur seakan terulang. Jika dulu tali-temali sejarah yang mempersatukan orang Timor
Timur dengan orang Timor Barat (NTT) diputus oleh kolonialisme/imperialisme Portugal dan
Belanda dan sekarang Timor Timur lepas dari Indonesia melalui tangan PBB. Rakyat Timor
Timur dalam segala hal terikat hubungan dengan orang Timor Barat. Perkawinan antarsuku
di kedua daerah telah lama berlangsung, bahkan jauh sebelum Portugal dan Belanda datang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
ke pulau Timor. Begitu juga dengan lalulintas orang dan barang, yang menjadi pemandangan
sehari-hari. Tinjauan aspek etnis, budaya, dan sejarah menunjukkan rakyat kedua bagian
Pulau Timor mempunyai hubungan erat.61 Bahwa budaya Timor Timur sekarang ini sangat
jauh berbeda dengan Timor Barat, dan Timor Timur lebih berwarna Portugal.
Perubahan kebudayaan juga datang dari penguasa yang menguasai. Tetapi pada
bagian ini bukan mau membahas soal politik yang menguasai, melainkan dari segi politik
yang menyoroti perubahan di Timor Leste. Satu segi yang sangat penting dalam
perkembangan di Timor Leste adalah kebebasan. Dalam hal kebebasan ialah bebas
beraktivitas tidak ada teror atau ancaman-ancaman, dan kekerasan yang mengganggu situasi
rakyat.62 Masyarakat bebas dari ancaman dan ikatan-ikatan untuk berggerak setelah Timor
Timur memisahkan diri dari Indonesia. Perkembangan yang lain dalam bentuk fisik yaitu
bangunan.
Ketika kerusuhan Timor Timur pada tahun 1999, kantor-kantor, gedung sekolah,
rumah-rumah warga dihancurkan atau diratakan oleh pihak anti kemerdekaan. Suatu
kegembiraan yang lahir dari kebebasan yang baru didapatkan tetapi juga penderitaan besar
akibat kesulitan kehidupan sehari-hari bagi mayoritas rakyat.63 Dengan situasi militer yang
buntu, oposisi Gereja semakin kuat dan dalam pemerintahan sendiri juga tetap ada, untuk
membela rakyat . Begitu pula akan terus terjadi protes yang spontan di kota-kota utama dan
desa-desa. Betapapun, perubahan itu penting hanya akan datang kalau ada perubahan politik
61. Zacky Anwar Makarin, dkk “Hari-hari Terakhir Timor-Timur, Sebuah
kesaksian” PT. Enka Parahiyangan. Jakarta. tahun 2003. hlm. 394.
62. Joseph Nevins “ Pembantaian Timor Timur” Galangpress. Yogyakarta. tahun 2008. hlm. 6.
63 . Ibid. hlm. 275.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
di Indonesia.64 Ini merupakan suatu tahap perkembangan awal yang terjadi dalam sejarah
Timor Leste setelah memisahkan diri sebagai Negara terkecil di Asia. Maka akan dijelaskan
pula dinamika internal dan dinamika eksternal, tetapi lebih berfokus pada dinamika sejarah
lahir dan pembentukan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” dan karya yang
dikembangkan di Timor Leste.
Dinamika internalnya, Pendiri dan para anggota menunaikan tugas misinya di
Timor sejak tahun 1989-2009 di Gereja Timor. Selama 20 tahun pertama ini, karya yang
dikembangkan membuka asrama untuk anak-anak yang kurang mampu dalam segi ekonomi,
pendampingan iman umat, pelayanan kesehatan, pendidikan non formal, pelayanan sosial.65
Misi Institut Sekular di Timor dilaksanakan oleh Pendiri dan para anggota yang pertama.
Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, primeiro Instituto nativo Diocesana, fundadora
hahu iha Dili tinan 1989 (ISMAIK, Institut Sekular yang pertama lahir di Dioses Dili,
Pendirinya memulai pada tahun 1989).66 Pendiri merasa didorong oleh situasi dan keadaan
masyarakat yang ada, dipanggil untuk mendirikan ISMAIK, dengan semangat mengabdikan
dirinya kepada sesama, terutama kaum kecil yang tak berdaya dipedesaan Timor Leste.
Semangat perjuangan tanpa menyerah meskipun banyak cobaan dan tantangan yang harus
dihadapi baik dalam kelompok maupun realita dalam masyarakat. Perjuangan selalu
menjiwai dirinya untuk terus berkembang dan berggerak untuk menjawab persoalan
masyarakat dipedesaan. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” sebagai awam hidup bakti
yang hidup ditengah dunia dan menguduskan dunia. Menjadi pusat perhatian dalam ISMAIK
adalah kaum kecil yang tak berdaya.
64. John G. Taylor “Perang Tersembunyi” Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan,
Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur. Jakarta. tahun 1998. hlm. 346.
65. Diambil dari catatan harian “Agenda Pendiri” tahun 2005.
66. Diambil dari tulisan Pendiri “ISMAIK Vocacao Foun ba Igreja no RDTL” (tanpa penerbit) tahun 2004. hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dinamika eksternal. Institut Sekular di Gereja Timor Leste, menaggapi situasi
dan perkembangan masyarakat setempat. Perkembangan situasi politik yang terjadi di Timor
Leste, mewarnai Gereja yang berperan aktif dalam situasi aktual. Atas cara yang sangat unik
Gereja telah melibatkan dirinya dalam situasi rakyat Timor Loro Sa’e. Kenyataan ini bukan
diukur dengan kwalitasnya saja, bahwa setelah bergulirnya politik “integrasi ke dalam
wilayah Indonesia” umat Katolik bisa berkembang menjadi 97% dari penduduk Timor Loro
Sa’e. Masyarakat Timor Loro Sa’e melihat Gereja sebagai sebuah institusi yang dengan
gagah berani membela kepentingan masyarakat. Khususnya ketika mereka merasa tertekan
dan terpenjara di kampung halamannya.67
Perubahan sosial masyarakat yang konkret terjadi di Timor Leste yaitu kebebasan
dari penindasan politik. Masyarakat merasa nyaman dan tidak ada lagi segala macam
ancaman dan teror yang mengganggu aktivitas masyarakat. Juga kebebasan sangat dirasakan
oleh masyarakat, untuk berinteraksi, kebebasan mengungkapkan pendapat atau bersuara,
adanya hak asasi manusia melalui CAVR.68 Keadaan yang terjadi dan berubah drastis di
tahun 1999 dalam sosial masyarakat Timor Leste. Hubungan antara kelompok masyarakat
terlihat kaku, yang paling terasa adalah pudarnya budaya masyarakat dengan militer
Indonesia. Ketakutan, cemas dan bingung, bahkan putus harapan karena terjadi penindasan
yang di alami oleh masyarakat. Adanya usaha dan kerjasama untuk memperjuangkan
kemerdekaan Bangsa. Jalan untuk penyelesaian konflik di Timor Timur secara politik baru
terbuka di akhir perang dingin, setelah terjadi perubahan tatanan politik internasional.
Membahas tentang perubahan sosial masyarakat di Timor Leste, sungguh tidak terlepas dari
peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada 7 Desember 1975 di Timor Loro Sa’e; yakni
67. SEARA Boletim Eclesiastico da Diocese deDili Timor oriental 50 tahun (1949-
1999) AA. No. 759.Ex. +87.12.05. hlm. 46.
68. Chega. hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang terjadi Indonesia masuk Timor Timur. Perubahan dalam beradu ideologi untuk
mempertahankan kebebasan. Lembaga-lembaga yang muncul berkat kebebasan pengaturan
pemilihan presiden pertama dimuat dalam Regulasi No. 2002/1 yang merupakan produk
hokum bersama antara pemerintah transisi yang didominasi oleh Fretilin dan pengaruh
UNTAET.69 Ketika suatu rejim kekerasan berakhir, peluang untuk menciptakan masa depan
yang damai akan lebih besar, jika ketidakadilan yang pernah dialami itu tidak dilupakan.
Perkembangan situasi di Timor Leste dengan adanya usaha Gereja semakin berakar dalam
masyarakat.
Pemerintahan pasca Suharto bisa jadi membuat perubahan di Timor Timur.
Gambaran masyarakat Timor Timur yang paling penting adalah sistem kekerabatan dan
aliansi sosial politik, yang merupakan inti dalam masyarakat maupun antara masyarakat.
Sistem ini begitu besar mempengaruhi semua lapangan kehidupan, baik di bidang ekonomi
maupun agama dan kebudayaan yang berbeda namun menciptakan suasana kekerabatan
dalam persaudaraan. Terjaganya sistem kekerabatan memungkinkan masyarakat
mempertahankan perlawanan terhadap gangguan dari luar. Pada masa akhir kekuasaan
kolonial, Portugal mulai menyadari pentingnya sistem kekerabatan dalam organisasi
perlawanan kekuasaan kolonial.70 Dengan intimidasi yang dialami oleh kelompok maupun
perorangan dalam keluarga, orang dewasa maupun anak-anak sekolah yang terjadi di Timor
Timur dalam situasi politik sesungguhnya.71
69. Avelino M. Coelho (Shalar Kosi FF), “Dua Kali Merdeka Esai Sejarah Politik
Timor Leste”, Djaman Baroe, Yogyakarta. 2002. hlm. 105
70. John G. Tylor “Perang Tersembunyi” Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur. Jakarta. tahun 1998. hlm. 346-347.
71. Zacky Anwar Makarin, dkk “Hari-hari Terakhir Timor-Timur, Sebuah kesaksian” PT. Enka Parahiyangan. Jakarta. tahun 2003. hlm. 1-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Negara Timor Leste setelah memisahkan diri dari Negara Indonesia menjadi
sebuah Negara yang kecil, dan mengalami perubahan. Masyarakat bebas dari ancaman atau
teror dan penindasan yang terjadi selama dua puluh empat tahun di Timor Timur. Masyarakat
Timor harus menentukankan haknya sendiri. Ada tiga syarat hak yang diberikan kepada
rakyat Timor, bebas untuk memilih atau menentukan estado (pemerintahnya) sendiri, bebas
untuk mengatur ekonominya, sosial, budayanya. Bebas untuk mengembangkan potensi alam
yang ada.72 Perkembangan dan kebebasan yang dialami oleh masyarakat, menjadi suatu
kebanggaannya tersendiri. Akan tetapi masih mengalami kekurangan dan kendala yang
muncul seperti; masih banyak penganguran, kurangnya lapangan kerja, masih banyak yang
menjadi penontong atau pasif dan banyak juga yang mencari kerja keluar Timor Leste
sendiri. Kualitas manusianyapun masih kurang dan dalam tahap persiapan. Suatu tantangan
yang dihadapi pada zaman sekarang ini, kesenjangan ini dapat dijumpai dalam realita
masyarakat yang dilayani. Kendala-kendala ini yang dapat dijumpai dalam masyarakat,
meskipun Timor Leste sudah diakui oleh dunia internasional 20 Mei 2002, sebagai Negara
baru.73 Tetapi masih dalam tahap berjuang untuk membangun Negara yang baru ini. Maka
Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” yang lahir dan hadir ditengah dunia ikut
memperihatinkan juga generasi penerus Bangsa melalui karya pelayanan dimana ISMAIK
berkarya.
A. Tugas Perutusan Mana Lu Yang Pertama
Pada kesempatan istimewa ini juga, Pendiri Institut Sekular “Maun Alin Iha
Kristu”, menerima tugas perutusan pertama dari uskup Belo, bulan September 1989, dan
menempatkan di Baucau. Dengan tujuan mau membantu mengajar di PGA (Pendidikan Guru
72. Chega. 2005. Laporan (Komisi Pemerintahan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi). hlm.
53.
73. Avelino M. Coelho (Shalar Kosi FF), Dua Kali Merdeka Esai Sejarah Politik Timor Leste, Djaman Baroe, Yogyakarta. 2012. hlm. 104.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Agama) Baucau karena sangat membutuhkan tenaga guru, tetapi tugas perutusan ini tidak
disetujui oleh ketua Yayasan yaitu Padre Filomeno Jacob. Ia tidak memberikan surat
rekomendasi untuk mengajar di PGA Baucau. Oleh karena itu kedatangan Mana Lu di
Baucau tidak diterima oleh Padre Superior yaitu Padre Manuel yang sebagai pastor paroki di
Baucau. Meragukan panggilan Mana Lu, meskipun uskup mengharapkan padre Manuel bisa
menolong dan mendukung panggilannya namun semuanya ini hanya sia-sia.74 Padre hanya
menggunakan Mana Lu, sebagai tenaga penolong di paroki Baucau, dalam bidang pembinaan
dengan kelompok-kelompok yang telah dibentuk seperti: kelompok doa, Legio Maria, muda-
mudi, katekis, calon komuni pertama dan lain-lain. Pengalaman yang dialami oleh Pendiri di
Baucau.
Setelah melewati cobaan dan pengalaman itu, Padre Agustinho Pr, staf pengajar
PGA, meminta Mana Lu untuk menggantikannya mengajar mata pelajaran psikologi, liturgi
dan pastoral, per minggu delapan belas jam mengajarnya, tanpa gaji dari ketua yayasan.75
Hanya mendapat sumbangan dari kepala sekolah Bapak Yosef Seran, senilai tiga puluh lima
ribu rupiah (Rp 35.000), untuk kebutuhan sehari-hari Mana Lu dan Meriquita. Yosef Seran
adalah kakak kelasnya Mana Lu di STFK Yogyakarta, yang menjabat sebagai kepala sekolah.
Meriquita bukan aspiran tetapi Meriquita sebagai teman untuk menemani Mana Lu di
Baucau.
Bukan suatu persoalan dengan pengalaman yang dialami oleh Mana Lu di
Baucau, melainkan sesuatu kesempatan yang berharga dan penting untuk bertemu dengan
para aspiran di paroki Viqueque dan Ossu. Selain waktu mengajar Mana Lu juga diundang
oleh pastor paroki, Padre Antonio Gonsalves Pr. dan padre Andreas Hane SVD, untuk
74. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan Lahirnya ISMAIK tahun
1989-1993” (tanpa penerbit) Dare, Dili-Timor Leste. tahun 1996 hlm. 6.
75. Ibid. hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
memberi pembinaan kepada kelompok-kelompok yang telah dibentuk oleh paroki. Seperti
kelompok anak-anak, putra-putri altar, muda-mudi, kelompok orang dewasa, katekis dan lain-
lain. Kelompok binaan ini bukan baru bertemu di tahun 1989, melainkan tahun 80-an itu
sudah sering bertemu. Maka banyak kaum muda-mudi yang di paroki Viqueque dan Ossu
sudah kenal siapakah Mana Lu itu, dengan cita-cita yang tinggi untuk menolong kaum kecil
dipedesaan.
Perutusan ini menjadi moment yang penting, untuk mengadakan pertemuan
dengan para aspiran dan simpatisan yang telah saling mengenal satu sama lain di tahun 80-an
itu. Banyak kaum remaja dan muda yang bersimpati dengan cita-citanya, kebanyakan yang
berpendidikan SLTP dan SLTA. Ada tiga orang aspiran yang bertemu tahun 1988 di paroki
Viqueque yaitu; Palmira, Adelia, Rita Gonzaga, akan tetapi masih tahap pendidikan SLTA,
dan masih tinggal bersama keluarganya masing-masing.76 Dari ketiga orang ini, dan
bertambah lagi tujuh belas orang yang masih SMP tahap akhir, kecuali di antara mereka satu
orang yang sudah SMA kelas tiga. Simpatisan pertama terdiri dari kelompok pelajar SLTA
mereka ini berasal dari kabupaten Ermera, Viqueque Dili dan Liquica. Kelompok ini ada
yang sudah lama bergaul dengan Pendiri dan ada pula yang baru, mereka adalah dari ketiga
yang diatas dan ditambah lagi dari Kabupaten Viqueque; Helena Alves, Recardina, Cicilia,
Herminha, Margarida, Francisca Rangel, Maria Lina, Felisidade, Felizmina, Marcelina
Soares, Juleta Soares, Anastacia Soares, Fransisco Pinto. Dan kabupaten Ermera; Ermelinda
Martins dan Dominggas da Costa. Kabupaten Liquica; Dominggas Gonsalves dan kabupaten
Dili; Lourdes Cruz.77
76.Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan ISMAIK tahun 1989-1993”
Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1996. hlm. 8.
77. Diambil dari catatan harian “Agenda Pendiri” tahun 1989. di Baucau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Meskipun pendidikannya yang masih SMP dan SMA akan tetapi diperhatikan
secara khusus ketika berkunjung ke paroki Viqueque untuk dipersiapkan masuk aspiran dan
simpatisan Institut. Dengan demikian mereka hanya menunggu panggilan dari Mana Lu, yang
sebagai Pendiri kapan mereka akan berkumpul dan hidup bersama dalam kelompok dengan
cita-cita yang sama.78 Ini misi pertama Pendiri dengan cita-citanya yang akan dirintis menjadi
suatu lembaga hidup bakti di tengah dunia.
1. Penarikan Kembali Mana Lu ke Dili
Selama setahun tugas perutusan di Baucau, Mana Lu menjalankan tugasnya
mengajar di PGA dan kegiatan-kegiatan ekstra lainnya. Tujuan pertama penarikan kembali
oleh uskup Belo ke Dili, karena mau mengajar di IPI (Institut Pastoral Indonesia), Dili dan
bekerja di komisi Kateketik Diosesan. Dan tujuan kedua karena permintaan kembali ke Dili,
Mana Lu mau memulai hidup bersama untuk mendidik dan mempersiapkan para simpatisan
yang bergabung. Maka selalu berkonsultasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
Uskup Belo, tentang panggilannya yang dimulai hidup bersama sebagai Institut Sekular.79
Dengan permintaan ini Uskup Belo, menarik diri kembali ke Dili. Untuk memulai karirnya di
rumah omnya Manuel Cruz, yang ditinggalkan ketika pasca kerusuhan tahun 1975, di Bairo-
pite Dili. Tahap-tahap persiapan awal, tempat yang diberikan oleh keluarganya dan
kebutuhan-kebutuhan lain yang akan digunakan dalam kelompok, maupun sumbangan dari
keluarga para aspiran dan simpatisan.
Pada tahun 1989, para aspiran dan Pendiri sering pertemuan dan melakukan
Ekaristi bersama di kediaman Uskup. Dengan tujuan agar saling mengenal satu sama lain,
78. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan ISMAIK tahun 1989-1993”
Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1996. hlm. 10.
79. Ibid. hlm. 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dan saling membagi pengalaman, terutama cita-cita yang akan dicapai. Pertemuan dan retret
bersama kelompok pertama atau disebut “Pre-simpatisan” tanggal 19-29 Desember 1989,
selama seminggu. Pertemuan itu atas persetujuan Bapak Uskup Carlos dan diselenggarakan
di kediamannya Lecidere, Dili.80 Setelah pertemuan pre-simpatisan, tepat pada tanggal 29
Desember 1989, ditutup dengan pembaharuan profesi yang ke IV Mana Lu, di kapel “Paco
Episcopal Dili”. Perayaan Ekaristi diselenggarakan oleh Bapak Uskup beserta tiga orang
imam yaitu; padre Hilario Pr.(almarhum), padre Antonio Gonsalves Pr. dan padre Yosep Tani
SVD. Mana Lu mengucapkan janji setia dihadapan hirarki Gereja, kelompok simpatisan dan
utusan dari keluarga.81 Inilah pertemuan pertama para pre-simpatisan Institut dan
menyaksikan langsung dalam pengucapan janji setianya pendiri dihadapan para hirarki di
tahun 1989.
2. Tahap Persiapan Awal
Sebelum hidup bersama dalam kelompok persaudaraan, hal yang dilakukan oleh
Pendiri mengundang pre-simpatisan pada bulan Juli 1990, baik kelompok yang sudah ada
maupun akan masuk berkumpul dan diadakan retret bersama. Persetujuan Bapak Uskup,
maka mulailah Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Diosesan Dili. Oleh sebab itu
sebelum hidup bersama hal yang dilakukan adalah retret selama seminggu bersama Romo
Fransiskus Tan SJ, di TOR (Tahun Orientasi Rohani) Dare, pembimbing retret adalah Romo
Tan bersama Mana Lu sendiri. Dalam retret ini Romo menegaskan bahwa bagaimana
menanggapi panggilan Tuhan menjadi anggota Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”,
sebagai kongregasi pribumi di situasi real ini. Maka Romo menegaskan bahwa harus rajin
berdoa, bekerja dan perhitungkan dengan alam Timor yang kaya-raya pada tanah dan lautan
80. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan Lahirnya ISMAIK tahun
1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1986. hlm. 4.
81. Ibid. hlm. 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
jangan malas bekerja, menjadikan pengelaman untuk memotivasikan rakyat yang masih
ketinggalan dalam segi kehidupan.
Dalam hidup kebersamaan hal utama adalah doa, oleh karena itu jangan
melalaikan hidup doa bersama dan pribadi. Romo Tan adalah seorang yang berdevosional
kuat kepada Bunda Maria, maka retret sore hari diadakan berdoa Rosario bersama di Gua
Lopez Dare. Dan berdoa khusus untuk kelompok yang akan dirintis ini menjadi kuat, dan
Bunda Maria menjadi pelindung dan pembimbing kelompok yang masih lemah ini.82 Intinya
bahwa hidup doa adalah penting dalam kebersamaan. Institut Sekular hidup di tengah dunia
dan sebagai awam hidup berbakti dan hidup di dunia ramai.
Namun dalam tahap persiapan ini, Mana Lu cinta akan panggilannya maka terus
berusaha untuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan di dalam rumah. Dan orang tua sangat
berperan penting untuk melengkapi kebutuhan berupa materi dan dukungan dalam tahap
persiapan awal ISMAIK ini.83 Pendiri mulai memikirkan program pembinaan dan latihan-
latihan yang akan diberikan oleh Pendiri dan pembina, kepada aspiran yang akan berkumpul
dan dikembangkan menjadi salah satu kegiatan rutinitas untuk pembentukan diri menjadi
anggota Institut Sekular. Maka perlu merancang latar belakang aspiran itu sendiri.
Faktor eksternal juga mempengaruhi latar belakang aspiran dan simpatisan
Institut Sekular Dioses Dili. Hampir 70% dari masyarakat Timor Timur berada di daerah
pedesaan yang berekonomi lemah. Ketidaktahuan dan kurangnya pendidikan mengakibatkan
kemiskinan. Kemiskinan dalam berbagai macam bentuk kehidupan antara lain: Kesehatan,
ekonomi, pendidikan, kesejahteraan hidup. Masyarakat menghendaki suatu kehidupan yang
82. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan Lahirnya ISMAIK tahun
1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1986. hlm. 30.
83. Diambil dari cacatan harian “Agenda Pendiri”, tahun 1990.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
lebih layak dan harmonis, tetapi belum ada jalan bagi mereka.84 Situasi dan kondisi seperti
diatas menjadi keprihatinan dari banyak pihak yang ingin berbuat sesuatu demi kesejahteraan
masyarakat.
Untuk menjelaskan penyebab kemiskinan diatas data yang diperoleh dari
“Chega” Penyebab kemiskinan datangnya dari penindasan politik yang terjadi di Timor dan
mengakibatkan kematian karena kelaparan yang terjadi di tahun 1976-1979. Pada tahun
tersebut terdapat angka kematiannya orang-orang sipil 84,200-180,000 yang meninggal.85
Anak-anak maupun orang-orang dewasa yang jatuh sakit karena kekurangan gizi dan
makanan menyebabkan angka kematiannya meningkat.86
Faktor internal, pada tahun 1989-1990, lahirlah sebuah kelompok baru dalam
Dioses Dili yang ingin menolong masyarakat. Para anggota Institut Sekular, khususnya di
Keuskupan Dili, ingin hidup di tengah masyarakat, dan bersama-sama masyarakat, khususnya
di antara mereka yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang masih
terbelakang dalam segi kehidupan. Tujuan membantu dan mendampingi mereka, baik dalam
penghayatan dan pengembangan iman maupun dalam pengembangan masyarakat untuk
peningkatan kesejahteraan hidup sampai taraf yang lebih layak dan harmonis. Dengan cita-
cita ini para anggota mau mengejar tujuan hidupnya, yaitu menyelamatkan dunia dari dalam
dunia sendiri dan melalui dunia.87 Dibentuklah kelompok Institut Sekular “Maun Alin Iha
Kristu” atas dasar cita-cita yang sama, yaitu membantu meningkatkan iman umat dan
pengembangan masyarakat pedesaan.
84. Maria de Lourdes “Program Pembinaan Aspiran dan Simpatisan ISMAIK” (tanpa penerbit) Yogyakarta. tahun 1992. hlm. 1.
85. Chega, “Laporan CAVR (Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi) tahun 2009. hlm. 162.
86. Frederic Durand “Istoria Timor Leste Nian” LIDEL, tahun 2002. hlm. 130.
87. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute for Liberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Mengapa disebut aspiran dan simpatisan Institut? Institut secara formal
organisatoris sementara waktu belum terbentuk. Yang ada sekarang baru peminat-peminat
yang berkeinginan menjadi anggota Institut Sekular atau mengikuti semangat Institut.
Kekhasan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” adalah sifat sekularnya. Dalam sifat
sekular ini terletak perbedaan dengan hidup membiara, yang “membawa serta pemisahan dari
dunia” (kan. 606:3). Oleh karena sekularitas ini, sesuai dengan LG. 31, Anggota Institut
Sekular adalah pertama-tama awam. Anggota melaksanakan pengudusan dirinya dalam
kegiatan kerasulan ialah selaku ragi dan meresapkan segala sesuatu dengan semangat Injil
(kan 713:1).
3. Kembali dari Retret
Hidup bersama kelompok dimulai. Dalam ketiadaan dan kekosongan tetap
bersama untuk mau memahami panggilan Tuhan melalui kehadiran aspiran. Meskipun
semuanya masih pelajar SMA, Mana Lu menjalankan fungsi sebagai orang tua untuk
menolong dan menghidupi para aspiran dan simpatisan yang sudah ada maupun yang akan
bergabung. Kembalinya dari retret akan diputuskan tinggal bersama di Bairo-pite. Mulai
hidup dalam persekutuan. Dalam persekutuan ini, akan dibimbing dan diarahkan sesuai
dengan cita-cita yang dikembangkan oleh Pendiri. “Na’I saida mak Ita Bo’ot hakarak housi
ami? (Tuhan apakah yang Engkau kehendaki dari kami?) Kalimat ini menjadi inspirasi yang
tegas bagi kelompok, karena memiliki makna yang terdalam ketika Mana Lu mau memulai
Institut di Gereja Timor Leste. Selalu diungkapkan ketika menjalani doa bersama pagi dan
malam hari. Bukan saja kalimat ini melainkan ada syair lagu juga yang dinyayikan. Mengapa
tidak memilih lagu atau syair yang lain untuk dinyanyikan bersama? Melainkan lagu ini
memiliki sejarah khusus dalam pribadi Mana Lu, ketika mau memulai Institut di Gereja
Timor Leste, yang selalu memberi inspirasi dan semangat untuk merintis ISMAIK.
Tunjukkan padaku, JalanMu Ya Tuhan Tiada ku tahu arah mana ku tujuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Meski hati slalu ragu dan bimbang Terdengar bisikan pengharapan.
Jangan Takut dan cemas. Inilah Aku.
Lagu ini dilagukan bersama pada pagi dan malam hari ketika berdoa bersama. Di saat-
saat kelabu hidup susah, banyak tantangan dan kritik yang membingungkan para aspiran,
Pendiri selalu mempunyai inisiatif untuk mendampingi dan mengarahkan kelompok dan
mencoba untuk memperdalam syair dari lagu ini menjadi suatu kekuatan iman dalam
kelompok. Maka dengan lagu ini untuk memotivasikan kelompok di awal-awal tahun
pertama memulai Institut.
4. Usaha Yang Dikembangkan Oleh Mana Lu
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa Pendiri berperang penting dalam
kelompok, harus menggantikan fungsi orang tua dalam menghidupi kelompok ini. Usaha
kerja keras, menjadi bagian dari hidup, karena hidup tidak tergantung pada pegawai
negerinya. Melainkan kerja keras yang dilakukan adalah menghidupkan kelompok dengan
berbagai cara kerja. Salah satu kerja kelompok yang untuk meringankan biaya hidup di kota
maupun dipedesaan, kerja kebun yang ditanami jagung, ubi-ubian dan sayur-sayuran,
dilakukan diawal-awal tahun ketika memulai Institut hingga sekarang menjadi suatu
kebiasaan dalam hidup sebagai orang Timor.
Pengalaman kerja menjadi guru yang hidup bagi pribadi Mana Lu, karena
ayahnya menjadi petani teladan bagi keluarganya dan sebagai inspirasi bagi dirinya berjuang
dan kerja keras. Maka selalu terinspirasi oleh pengalamaan tersebut menjadi tindakan kongrit
ketika hidup bersama dalam kelompok. Di awal-awal tahun merintis Institut sebagai dasar
dari bangunan yang dibangun bersama dalam persaudaraan. Pekerjaan yang dikerjakan
semuanya menarik dalam pribadi Mana Lu bahwa mengekspresikan melalui tindakan kongrit
sesuai dengan budaya Timor yang hidupnya tidak terlepas dari pertanian. Masyarakatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yang hidup masih sederhana dengan cara yang tradisional, bagaimana dengan usaha agar
melatih para simpatisan bertani yang produktif. Inilah tujuan dan usaha yang dikembangkan.
Usaha pertama-tama yang dilakukan oleh Mana Lu, adalah hidup perlepasan diri
dari pegawai negerinya. Untuk memfokuskan diri pada panggilan yang dicita-citakan sebagai
dasar hidup. Salah satu usaha yang dikembangkan dari tahun 1990-an hingga sekarang masih
terus berlanjut sebagai hal penting dalam sejarah yaitu mencari usaha dana. Usaha yang
dilakukan dengan berbagai cara, menyulam, mengelolah bahan mentah dari umbi-umbian
yang makanan khas Timor dalam bentuk tepung dengan berbagai variasi masakan. Untuk
melengkapi kebutuhan para aspiran dan simpatisan yang masih dalam tahap pendidikan dan
karya pelayanan.
Cara yang ditempuh membagikan pengalaman dan kreativitas yang dimiliki
kepada aspiran dan simpatisan bagaimana menghasilkan uang dengan hasil usaha kerja keras.
Dengan tujuan untuk mendidik para aspiran dan simpatisan berkreatif dalam usaha untuk
menolong masyarakat mengejar ketinggalan dalam kemiskinan. Dengan cara kerjasama di
dalam kelompok persaudaraan bisa dapat dipelajari dari berbagai pengetahuan dan
pengalaman yang saling memperkaya hidup.88 Dari kekosongan ini, Mana Lu melatih para
aspiran dan simpatisan untuk bekerja keras dan trampil untuk menolong kaum kecil
dipedesaan Timor Leste.
B. Persiapan Program Pembinaan Simapatisan Institut Sekular
Calon Institut Sekular yang dimaksudkan di sini ialah teman-teman yang merasa
diri tertarik dengan cita-cita Pendiri untuk menjadi anggota Institut Sekular di Dioses Dili.
Perlunya perencanaan program pembinaan ini dimaksudkan sebagai suatu sarana untuk
mencapai tujuan. Tujuannya; “hidup di tengah masyarakat dan bersama masyarakat,
88. Diambil dari catatan “Agenda Pendiri” tahun 1991.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
khususnya paling menderita dan berada didaerah-daerah terpencil yang masih terbelakang,
guna membantu dan mendampingi baik dalam penghayatan dan pengembangan iman,
maupun dalam pengembangan masyarakat.89 Ingin menjadi anggota Institut Sekular “Maun
Alin Iha Kristu” harus melalui Syarat-syarat di bawah ini, sebagai tahap awal untuk
menemukan jawaban atas panggilannya.
1. Syarat-syarat Diterima Sebagai Calon Institut Sekular
Beriman Katolik. Bermotivasi tinggi untuk mengorbankan diri demi kesejahteraan
masyarakat. Pendidikan minimal SMA. Para simpatisan bersedia mengikuti secara penuh tiga
tahap program pembinaan (Pembentukan Kepribadian, Usaha Mandiri Pelatihan Pelayanan
Pengembangan Masyarakat dan Persiapan Kaul). Para Simpatisan diharapkan dapat
mengikuti dua tahap: Masa pembinaan secara penuh dan tidak terikat dengan pekerjaan lain.
Bagi aspiran batas umur 16-28 tahun, untuk simpatisan batas umur 16-40 tahun.
Sesuai dengan data awal pre-simpatisan dan melanjutkan masa formasio lanjut
tahun 1991-1992 yakni: Dominggas da Costa, Ermelinda Martins dari paroki Ermera; Maria
da Costa, Olinda Caldeira, tamatan SMA dan SMEA Same; Miranda da Silva, Maria Roza de
Araujo, Joaquim Soares tamatan SMA Aileu. Dari keempat orang ini dari paroki Same, dan
Joaquim Soares dari paroki Turiskain. Pada tahun 1993, yang tamatan SMA dan SMKK Dili
masih melanjutkan masa formasio yakni; Fransisca Rangel, Felisidade, Cecilia Soares, Maria
Lina, Helena Alves Ximenes, dari paroki Viqueque.90 Mulai dari angkatan tahun 1991-1993
dibentuk jadi satu kelompok dan satu angkatan.
Para aspiran dan simpatisan Institut Sekular ini mau menjadikan dirinya saudara
dan teman bagi sesamanya. Terlebih-lebih bagi mereka yang mengalami berbagai penderitaan
89. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe
Institute for Liberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 83-84.
90. Diambil dari tulisan Pendiri “ Sejarah Perkembangan ISMAIK tahun 1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1996. hlm. 139.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
serta keterbelakangan (kurang pendidikan, kemiskinan, kesehatan, situasi sosial terpojokan).
Kelompok mau hidup ditengah masyarakat, untuk masyarakat dan bersama dengan
masyarakat serta membantu meningkatkan kesejahteraan hidup. Sebagai saudara dan teman,
siap sedia untuk kehidupan di tengah masyarakat khususnya bersama mereka yang menderita
dan membutuhkan pertolongan.
Berjuang bersama dalam suka dan duka. Segala macam kegiatan baik yang sudah
ada maupun yang akan diadakan untuk kesejahtraan masyarakat, akan dibuat dan diputuskan
bersama-sama masyarakat atau pendekatan langsung dengan setiap anggota masyarakat dan
terutama para tokoh masyarakat. Sungguh-sungguh mau melayani masyarakat dengan
kegiatan-kegiatan yang menunjukkan diri sebagai pelayan. Ingin menjadi anggota Institut
Sekular harus melalui program dibawah ini, sebagai tahap awal untuk menemukan jawaban
atas panggilannya.
Pada tanggal 2 Pebruari 1972, Paus Paulus VI dalam amanatnya kepada Institut
Sekular menegaskan bahwa: sifat sekuler bukan hanya suatu kondisi sosial atau kenyataan
lahiriah, melainkan suatu sikap, yakni; Hadir di tengah dunia dalam kesadaran. Mempunyai
tanggungjawab untuk melayani dunia. Membentuknya sesuai dengan kehendak Allah.
Membuatnya menjadi lebih adil dan manusiawi. Dan dengan demikian menguduskannya dari
dalam.
Catatan : Untuk menjadi anggota Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” dibutuhkan waktu
empat sampai tujuh tahun, empat atau lima tahun bagi mereka yang baru mengenal kelompok
setelah tamat SMA. Mereka diwajibkan mengikuti masa pembentukan kepribadian untuk satu
atau dua tahun, kemudian dilanjutkan dengan tahap-tahap berikut. Tujuh tahun untuk mereka
yang selama studi SLTA sudah menjadi aspiran atau simpatisan, agar tercapainya kerja sama
antara para simpatisan dan anggota Institut Sekular, maka diharapkan supaya mereka juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
mengikuti masa pembentukan kepribadian maksimal tiga tahun, dan minimal satu tahun.
Maka tahap kedua wajib diikuti secara penuh.91
2. Program Pembinaan Pembentukan Kepribadian Dan Usaha Mandiri
Program pembinaan tahap pertama ini merupakan dasar untuk tahap-tahap
selanjutnya.92 pembentukan kepribadian seseorang membutuhkan waktu dan juga sebaiknya
dilaksanakan dalam kelompok sebagai medan uji coba bagi perubahan dan kematangan diri.
Dalam tahap pertama ada tiga tema besar yang akan dibahas. Tiga tema tersebut:
1. Pengenalan Diri
2. Latihan Usaha Mandiri
3. Peranan Kaum Awam di tengah Dunia.
Tema Pertama : Pengenalan Diri
Tujuan Umum:
Membantu para peserta untuk semakin mengenal, mendalami dan menerima
dirinya dan juga orang lain, sehingga berkembang menjadi pribadi yang utuh berdasarkan
Visi Kristiani.
Tujuan Khusus :
Melalui pembinaan kepribadian dan interaksi dengan kelompok diharapkan
supaya para aspiran dan simpatisan dapat; Mengenal, memahami dan menerima dirinya
sebagai pribadi yang unik dengan segala kelebihan dan kekurangan. Memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada. Bertanggungjawab dan jujur dalam tugas dan sikap hidup.
Disiplin dalam tugas (sebagai pelajar) dan juga sebagai anggota kelompok. Sadar akan
panggilan Tuhan dalam dirinya. Mempunyai pembimbing rohani.
91. Maria de Lourdes Martins Cruz “Program Pembinaan Aspiran dan Simpatisan ISMAIK” (tanpa penerbit) Yogyakarta. tahun 1992. hlm. 2.
92. Maria de Lourdes Martins Cruz “Program Pembinaan Aspiran dan Simpatisan ISMAIK” (tanpa penerbit) Yogyakarta tahun 1992. hlm. 5-12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Strategi pembinaan untuk tema pertama:
Upaya untuk mencapai tujuan tersebut diatas, ditempuh dengan srategi dan
kebijakan sebagai berikut: Pembinaan dan latihan pengenalan diri, supaya mampu mengenal
dirinya sebagai pribadi yang utuh. Kegiatan pembinaan teoritis yang dilakukan di rumah pada
malam hari, sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Kegiatan-kegiatan praktis untuk
mengenal dan menilai kepekaan tanggungjawab peserta, yang dapat dilaksanakan dalam
bentuk kelompok atau pribadi sesuai dengan tugas yang ditentukan. Materi pembinaan
diangkat dari pengalaman konkret, baik dan buruk, yang dialami sendiri maupun bersama-
sama. Pengembangan hidup dilatih melalui doa pribadi dan bersama sesuai dengan jadwal
doa yang sudah ditetapkan. Menghubungi secara berkala pembimbing rohani pribadi.
Metode Pembinaan:
Ceramah, Dinamika Kelompok. Evaluasi pengalaman hidup dalam komunitas dan
tugas-tugas pribadi atau bersama sekali sebulan. Refleksi tertulis tentang perkembagan dan
kemunduran hidup sekali sebulan. Sharing pengalaman dalam kelompok. Bimbingan pribadi
dengan pembimbing.
Lokasi : Pusat pembinaan Dare
Pembina: Mana Lu, Maun Alegria, Padre Jose Martins SJ.
3. Program Pembinaan Latihan Usaha Mandiri
Salah satu kerasulan para anggota Institut Sekular di Timor Leste adalah
membantu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dalam bidang sosial ekonomi
dengan cara mengembangkan swadaya masyarakat. Oleh sebab itu diadakan program
pelatihan, untuk membekali dan melatih para peserta dalam bidang praktis sosial ekonomi.
Dengan harapan supaya di tengah masyarakat mereka mampu melaksanakan tugasnya
sebagai penggerak dan fasilitator yang efektif.
Tema: Pelatihan Pelayanan Pengembangan Swadaya Masyarakat Pedesaan.
Sub Tema: Latihan Pertanian, Peternakan dan PKK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tujuan Umum:
Melalui latihan pertanian, peternakan dan PKK, diharapkan peserta dapat
memiliki pengetahuan dan pengalaman praktis sebagai bekal untuk terjun ke tengah
masyarakat.
Tujuan Khusus:
Pada akhir tahun pertama latihan pelayanan, pengembangan swadaya masyarakat
diharapkan: Para aspiran dan simpatisan siap untuk menjadi penggerak dan fasilitator yang
mengenal peran dan karyanya dalam bidang sosial ekonomi di tengah masyarakat. Para
aspiran dan simpatisan trampil dalam bidang pertanian peternakan dan PKK praktis sesuai
dengan situasi setempat. Dapat membentuk dan membina swadaya kelompok binaan untuk
meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan hidup lewat usaha pertanian, peternakan dan PKK.
Strategi Pembinaan:
Sebagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut diatas, ditempuh dengan kebijakan
dan strategi sebagai berikut: Latihan pertanian, peternakan dan PKK untuk membekali
pengetahuan dan pengalaman praktis para peserta dilaksanakan dalam waktu satu tahun.
Kegiatan latihan diadakan dalam kelas, praktek langsung dan praktek lapangan. Persiapan
sosial dengan mengadakan kunjungan rumah, dan musyawarah dengan tokoh-tokoh
masyarakat. Pembentukan kelompok tani, peternak dan PKK di masing-masing desa binaan.
Mengadakan pengolahan intensif empat kali sebulan.
Metode Pembinaan: Praktek langsung dan praktek lapangan. Observasi lapangan. diskusi
kelompok. Refleksi dan evaluasi pengalaman praktek.
Lokasi pelaksanaan: Pusat latihan wiraswasta tani (PUSLAWITA), Lopes Dare-Dili.
Pembina: Padre Fransiscos Tan, beserta Staf PUSLAWITA.
4. Program Pembinaan Pelayanan Dan Pengembangan Swadaya Masyarakat Pedesaan
Tema: Latihan Pelayanan pengembangan Swadaya masyarakat pedesaan.
Sub Tema: Latihan Kepekaan Sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Pemikiran Dasar:
Orang yang peka terhadap situasi adalah orang yang dalam hidupnya tidak bisa
tenang, kalau belum berbuat sesuatu bagi orang lain. Sikap kepekaan sosial sangat diharapkan
supaya memiliki oleh para anggota Institut Sekular. Maka dari itu program ini, merupakan
salah satu cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap kepekaan dalam diri para
penggerak masyarakat (Aspiran dan Simpatisan Institut Sekular).
Tujuan Umum:
Melalui program latihan kepekaan sosial, selama satu tahun diharapkan peserta
mampu menanggapi dan peka terhadap situasi masyarakat dan bersama masyarakat mencari
jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi atau dialami.
Tujuan Khusus:
Melalui program latihan kepekaan sosial diharapkan para aspiran dan simpatisan
dapat; Mampu mengembangkan sikap, tanggapan terhadap desa binaannya. Mampu
mengenal dan memahami masalah-masalah sosial. Mampu mengkomunikasikan sikap dan
tanggapannya terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya lewat laporan tertulis.
Mempu mencari jalan keluar untuk membantu masyarakat mengatasi permasalahannya. Peka
terhadap dorongan Roh Kudus dalam mengambil keputusan yang baik dan benar.
Strategi Pembinaan:
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas ditempuh dengan cara sebagai berikut:
Latihan kepekaan sosial untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepekaan peserta
terhadap situasi kongrit yang dihadapi dan mencari pemecahannya. Latihan teoritis kepekaan
sosial diadakan di kelas, sedangkan yang praktis di desa binaan masing-masing. Masalah
sosial yang ditemukan diuraikan dalam bentuk laporan tertulis. Pembahasan masalah dibahas
bersama staf Pembina di tempat latihan.
Metode pembinaan:
Studi kasus: refleksi dan laporan tertulis. Diskusi kelompok: Ceramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Dinamika kelompok: Tanya jawab.
Tempat Pembinaan:
1. Aileu (paroki)
2.Tempat sasaran: Desa-desa sekitar kabupaten Aileu.
3. Staf Pembina: Suster-suster Merykknol dan Pendamping Simpatisan.
C. Anggota Pertama Yang Menerima Kaul
Setelah menempuh tahap di atas para calon akan menerima kaul sebagai anggota
Institut. Awal yang sangat sederhana, yang tak punya kekuatan manusiawi, tetapi telah nyata
dan terjadi pada pendiri dan para anggota di dalam ISMAIK, yaitu bahwa Institut Sekular ini
diresmikan berdirinya melalui kehadiran calon-calon anggota ISMAIK yang pertama. Mereka
ini adalah Maria Lina Soares, Fransisca Rangel, Helena Alves Ximenes, dari paroki
Viqueque. Maria Roza Araujo, Maria da Silva, Miranda da Silva, dari paroki Same. Maria
Leque Misquita, Izabel de Araujo dari paroki Aileu. Ermelida Soares dari paroki Bobonaro.93
Mereka ini telah mengukir sejarah lahirnya atau hidupnya ISMAIK, dengan menyerahkan diri
secara total kepada Tuhan, berani mengikrarkan kaul sebagai ikatan keanggotaan suatu
komunitas. Banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Para perintis inilah yang meletakan
dasar bangunan ISMAIK bersama Pendiri untuk menunjukan panggilan hidupnya. Sebagai
generasi awal dan peletak-peletak dasar hidup ISMAIK, namun tetap sadar bahwa tanpa
kekuatan dari Tuhan mereka tidak berbuat apa-apa. Inilah yang terjadi pada tanggal 2 dan 3
Pebruari 1998 di Katedral Dili dan paroki Dare.
Penyerahan diri para anggota Institut Sekular tidak nampak melalui tanda-tanda
lahiriah, melainkan melalui kesaksian hidupnya di tengah masyarakat tanpa memisahkan diri
dari kehidupan sekular. Itu tidak berarti bahwa masing-masing anggota bebas mengikuti
93. Diambil dari cacatan harian “Pendiri Agenda” tahun 1997.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kehendaknya sendiri, sebab konsekwensi dari penyerahan, ialah bahwa setiap anggota taat
kepada pemimpin dan norma-norma Institut. Sebagai awam yang berbakti mengandaikan
sesuatu kesedian hati untuk hidup di tengah dunia, bersama dunia dan bagi dunia sebagai
saksi, lewat pekerjaan, pewartaan, dan tingkah laku.94 Maka panggilan menjadi sekular tidak
menjauhi dari dunia, melainkan awam hidup bakti.
1. Anggota Yang Mengundurkan Diri di Tahun 2002
Sebelum pengesahan lembaga dan para anggota pertama, mengucapkan
profesinya pada tanggal 3 Pebruari 1998 di paroki Dare Dioses Dili, dan pada bulan Juli 1997
Pendiri mengutus dua orang calon pertama yaitu; Maria Lina Soares dan Francisca Rangel,
melanjutkan studi di STFK Yogyakarta. Dengan tujuan untuk dipersiapkan sebagai staf
pengajar dalam komunitas yang akan diresmikan oleh Gereja sebagai suatu institusi di Gereja
lokal. Setelah satu semester kemudian kedua calon ini, kembali lagi ke Timor untuk
dipersiapkan bersama tujuh orang teman lainnya selama sebulan untuk menerima kaul
pertama. Dan tepat pada tanggal 3 Pebruari 1998 di Paroki Dare, Sembilan orang anggota
mengucapkan profesi yang pertama dihadapan pimpinan Gereja lokal Mgr. Basilio do
Nacimento Pr. dan Mana Lu sebagai Pendiri dan pimpinan umum Institut Sekular “Maun Alin
Iha Kristu”, menerima kaul dari sembilan orang anggota yang pertama.95 Setelah itu Pendiri
mengutus dua orang lagi yaitu; Ermelinda Soares dan Izabel dos Santos, menjadi empat orang
yang studi di Yogyakarta tahun 1998, dengan jurusan yang berbeda namun tujuannya sama,
untuk membentuk tim pengajar. Pada tahun 2000, mengirim satu orang anggota lagi yaitu
Inez Monis, mengambil jurusan menajemen perkantoran. Kader-kader ini yang dipersiapkan
94. Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, tahun 1998. hlm. 13.
95. Diambil dari tulisan Pendiri “ISMAIK Vocacao Foun ba Igreja no RDTL” (tanpa penerbit) tahun 2004. hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
untuk masa depan Institut Sekular, sebagai tonggak dalam sejarah ISMAIK.96 Namun Tuhan
mempunyai kehendak dan rencana yang berbeda.
Peristiwa-peristiwa yang penting dan terjadi dalam sejarah Institut Sekular “Maun
Alih Iha Kristu” setelah disahkan menjadi suatu lembaga di tahun 1998 di Gereja Katedral
Dili. Peristiwa yang terjadi di dalam kongregasi sendiri di tahun 2001, ada seorang anggota
yang mengundurkan diri yaitu Miranda da Silva, keluar karena melanggar kaul ketaatan itu
sendiri. Setelah empat tahun, dari tahun 1998-2002, peristiwa yang terjadi lagi dalam Institut
Sekular sendiri, empat orang anggota mengundurkan diri secara bersamaan di Yogyakarta.
Hanya satu orang yang masih bertahan sampai tahun 2006, yaitu Ermelinda Soares, akhirnya
mengudurkan diri juga dan mempengaruhi seorang anggota lain lagi yaitu Elda da Costa.
Inilah yang terjadi di tahun 2006. Dengan berbagai alasan untuk mengundurkan diri. Alasan
yang pertama dengan kesibukan kuliah, mereka tidak bisa bertemu dengan pimpinan untuk
memperbaharui kaulnya. Alasan lain lagi tidak ada waktu, masing-masing dengan
kesibukannya sendiri-sendiri.97 Inilah yang terjadi dalam sejarah Institut Sekular “Sekular
Maun Alin Iha Kristu”, setelah pengesahan lembaga mengalami kemunduran dengan para
anggota yang diutus bekerja dan melanjutkan studi di Yogyakarta, mengalami pasang
surutnya.
2. Kolaborator ISMAIK dengan Masa Formasionya
Ide dari Pendiri untuk merintis dengan adanya kolaborator di Institut Sekular
“Maun Alin Iha Kristu”. Pada tahun 2004 Pendiri Institut pergi ke Belanda, melihat Gereja
terutama biarawan-biarawati mulai ditutup karena tidak ada lagi panggilan yang ingin masuk
biara, karena dunia modern dan perkembangannya. Akan tetapi dengan inisiatif Gereja dan
biarawan-biarawati membentuk kolaborator untuk misi pelayanannya. Mereka mendapatkan
96. Diambil dari catatan harian “Pendiri Agenda” tahun 1990.
97. Diambil dari catatan harian “Pendiri Agenda” tahun 2003.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pendidikan dan pembinaan yang secara khusus untuk melayani sesama. Pendiri juga mulai
memikirkan Gereja Timor Leste, dengan dunia perkembangan yang terjadi sekarang ini, sulit
untuk mendapat panggilan terutama dalam misi Institut, bagaimana membina dan
membentuk kolaborator baik perempuan maupun laki-laki, melalui tahap pembinaan untuk
mendukung dan kolaborasi dalam pelayanan di pedesaan Timor Leste.
Pada tahun 1997, sudah ada dengan kolaboratornya akan tetapi mereka tidak
mendapatkan pembinaan secara rutin, teori dan praktek tetapi harus menjawab kebutuhan
masyarakat setempat, sesuai dengan misi pelayanannya. Sedang pada tahun 2004, kolaborator
sudah mendapatkan pembinaan khusus selama tiga tahun, teori dan praktek yang didampingi
oleh Mana Lu sendiri beserta Pe. Antonio Gonsalves dan para anggota komunitas. Tujuannya
kolaborator yang bergabung harus mengenal karisma dan spiritualitas Institut Sekular.
Melalui teori dan praktek pastoral untuk mengenal lebih mendalam misi pelayanan sebagai
awam hidup bakti ditengah dunia. Hadir sebagai garam dan terang dunia. Untuk mengabdi di
Institut, selama tiga tahun ini selesai bisa memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi
bisa tinggal di residencia (asrama) ISMAIK bisa juga dengan keluarga. Selama masa studi
Institut juga ikut bertanggungjawab membiayai. Setelah menyelesaikan studi, setahun tinggal
dengan Institut, setelah itu bisa bekerja di kantor atau dimana saja, tetap saling mendukung.
Inilah ide dan mimpi dari Pendiri untuk kolaborator Institut, yang sekarang terjadi.98
D. Tahap Perkembangan Karya Pelayanan Institut Sekular di Gereja
Timor
Institut Sekular sendiri sudah dijelaskan dibagian awal bahwa Institut Sekular
adalah lembaga hidup bakti. Sebagai perkumpulan umat yang mengikrarkan tiga nasehat
98. Wawancara dengan Mana Lu (pendiri) ISMAIK, kamis tanggal 27 Nopember
2012. di pusat pembinaan Dare, Dili-Timor Leste.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Injili, secara pribadi, di hadapan pimpinan-pimpinan yang diakui secara resmi oleh Gereja.
Tahap perkembangan pelayanan Institut Sekular di daerah-daerah terpencil di Timor Leste,
sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Pembentukan Rumah dan Karya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, di
Gereja Timor Leste. Sejak merintisnya tahun 1989 hingga tahun 2009, masih dalam tahap
pembentukan. Baik dari segi bentuk bangunan maupun karya-karya yang dikembangkan oleh
para anggota yang menerima tanggungjawab diwilayah-wilayah pedesaan.99 Dimana Institut
Sekular “Maun Alin Iha Kristu” berkarya untuk menolong rakyat dalam bentuk
pendampingan iman umat, pelayanan kesehatan, pendidikan non formal melalui asrama-
asrama yang ada, sesuai dengan semangat pelayanan dan cita-cita yang dikembangkan dalam
ISMAIK.
1. Distritu (Kabupaten) Dili
Sejak awal berdirinya Institut pada tahun 1989 dimulai dengan kelompok
simpatisan yang masih SMA, SMKK, STM di Bairo-pite, Dili. Pada tahun 1990-1993 pada
tahun-tahun itu sudah ada dua belas orang dari Viqueque; Helena Alves, Recardina, Cicilia,
Herminha, Margarida, Fransisca Rangel, Maria Lina, Felisidade, Felizmina, Marcelina
Soares, Francisco Pinto. Dan dua orang dari Kabupaten Ermera; Ermelinda Martins dan
Dominggas da Costa. Kabupaten Liquica; Dominggas Gonsalves dan kabupaten Dili;
Lourdes Cruz. Mengingkat bahwa di Dili biaya hidupnya yang mahal dan membutuhkan
pendampingan yang lebih lanjut untuk karya misi. Maka pada tahun 1992-1993, mulai
membangun pusat pembinaan di Dare. Tujuannya bahwa untuk membina para calon adalah
membantu dan mendampingi mereka baik dalam penghayatan dan pengembangan iman,
maupun dalam pengembangan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan hidup sampai
taraf yang layak dan harmonis.
99. Diambil dari catatan harian “Agenda Pendiri” tahun 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pada bulan Juli 1992-1993 simpatisan yang sudah menyelesaikan pendidikan
SMA yaitu; Maria da Silva, Maria Roza de Araujo, Miranda da Silva, Olinda Caldeira,
Dominggas Soares, Ermelida Martins dan Joaquim Soares. Dan yang tamatan SMP yaitu;
Ermelinda Maia, Filomena, Rosa Soares, Lucia, tahap orientasi mau melanjutkan SMA.
Berhubung dengan banyaknya para aspiran dan simpatisan, maka Pendiri memikirkan lebih
lanjut untuk membangun pusat pembinaan di Dare. Dengan kehadiran aspiran dan simpatisan
baik yang sudah tamat SMA maupun yang akan menempuh SMA, memberi inspirasi kepada
Pendiri untuk mendirikan pusat pembinaan lebih lanjut kepada calon anggota menjadi Institut
Sekular. Dana yang diperoleh bukan berbentuk uang melainkan dalam bentuk materi, dari
LSM AIDAP. Suatu LSM yang pusatnya di Australia.100 Dan bantuan yang berbentuk uang
dari Kongregasi CMM, yang pertama kalinya menyumbang sebesar Rp. Satu juta101 untuk
konsumsi ketika membangun pusat pembinaan di Dare dan sumbangan dari keluarga Mana
Lu sendiri.
Mulai Juli 1992/93-2009 centro de formasaun (Pusat pembinaan) ISMAIK
mengalami tiga kali perombakkan atau modifikasi bentuk bangunan rumah. Tujuan
memperbaharui bukan hanya khusus untuk pembinanaan calon, anggota dan kolaborator,
melainkan berfungsi untuk, tim pembinaan pastoral dari paroki-paroki. Juga sebagai
penginapan untuk mencari dana dalam membiayai studi dan misi pelayanan di daerah
pedesaan. Selain itu juga tempat retret untuk semua kalangan baik awam maupun religius
yang mau cari ketenangan. Selain itu juga menampung anak-anak SD dan SMP, dibawah
pendampingan para anggota, asrama untuk anak-anak ini dibuka serentakan pada Juni 1998,
seperti; Pusat Dare, Same, dan Viqueque. Kecuali Aileu untuk simpatisan SMA dibuka sejak
100. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan Lahirnya ISMAIK tahun
1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1996. hlm. 195.
101. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan Lahirnya ISMAIK tahun 1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1996. hlm. 130.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
tahun 1991, cabang dari Dili, Bairo-Pite. Di Dare sendiri menampung duapuluh tujuh anak,
mereka ini datang dari berbagai distrik, kecamatan dan desa yang sulit dijangkau. Ide ini
muncul ketika aspiran Institut angkatan pertama mengalami sendiri dipedesaan, pengelaman
pelayanan pastoral.102 Disinilah para anggota ditantang sebagai seorang ibu yang baik untuk
mengasuh anak-anaknya. Dan karya yang lain, menolong Paroki dan sekitarnya. Inilah karya
yang dikembangkan di pusat pembinaan Dare.
2. Pembentukan di Culu-Hun, Dili dan Karyanya
Melalui Praktek Pelayanan Pastoral, diwilayah Aileu, Same, Viqueque, Liquica,
Dare, para calon (aspiran) diutus sendiri maupun ada yang ditugaskan dua orang. Di situlah
dilatih kepekaan hati untuk melihat situasi aktual di pedesaan. Kebutuhan apa yang
ditemukan dalam pelayanan terhadap sesama, dan apa keprihatinan terhadap situasi aktual
tersebut. Pada tahun 1998, ada seorang anggota Institut Sekular (Maria Roza de Araujo)
dengan idenya mau merawat orang sakit di pedesaan yang jauh dari puskesmas dan hanya
tinggal pasrah, karena kurangnya obat, dan tidak mendapatkan perawatan dengan baik dan
perhatiannya yang tidak memadai. Persoalan ini ketika dijumpai di wilayah pedesaan karena
mengadakan kunjungan pastoral keluarga.103
Dengan pengalaman dan keprihatinan ini ISMAIK mau mempersembahkan
kepada rakyat rumah Culu-Hun sebagai tempat penginapan orang-orang sakit, supaya
mendapatkan perawatan khusus dari medis. Rumah ini dibeli dengan harga limabelas juta
rupiah, mendapat sumbangan dari Kongregasi CMM dan Romo Tom Jacobs SJ, yang di
102. Praktek Pelayanan Pastoral, Aspiran Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”,
(tanpa penerbit), dirumuskan Tahun 1994. hlm. 8.
103. Wawancara dengan seorang anggota ISMAIK Maria Roza Araujo,7 Februari 2011 Perumnas, Dili. Timor Leste.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
sumbangkan kepada rakyat yang menderita di Timor Leste, melalui misi Institut yang
menampung orang-orang sakit. Pada tahun-tahun itu juga situasi politik sangatlah kejam.
Maka mengakibatkan banyak orang menderita karena kena peluru, katana ho samurai
(parang dan kris) mengalami penderitaan luka-luka. Setelah funu (perang), pemisahan
Indonesia dengan Timor tahun 1999, rakyat banyak mengalami sakit paru-paru (TBC) akibat
pukulan atau kroyok, dan udaranya juga tidak sehat akibat bakaran dimana-mana.
Institut menjalin kerjasama dengan seorang dokter yang asal Amerika untuk
memulai sebuah klinik baru di Bairo-pite, Dili tahun 2000-2001, bekas klinik militer
Indonesia angkatan Udara, yang sekarang dikenal dengan nama Bairo-pite Clinik. Culu-Hun
tidak bisa menampung pasien 30-an keatas karena tempat dan kondisinya tidak memadai.
Maka pada tahun 2004-2005 dari sosial memberikan bekas rumah dinas sosial di Tibar,
dengan bantuan dana dari Cooperacao Portuquesa (Portugal), untuk merenovasi kembali
rumah-rumah tersebut untuk menampung para pasien TBC yang menginap enam sampai
delapan bulan, kurang gizi, draumatis dan lain-lain. Inilah proses misi pelayanan ISMAIK di
bagian kesehatan, Culu-Hun, Bairo-pite Clinik, dan Tibar.104
Prinsip dokter dalam karirnya ingin melawan TBC yang berkembang di Timor
Leste. Pada tahun 2006-2007 Culu-Hun direnovasi untuk tempat tinggal mahasiswa baik dari
anggota maupun kolaborator. Mahasiswa-mahasiswi yang tinggal di asrama Culu-Hun
berjumlah delapan orang, dan satu lagi di Perumnas, Dili untuk mahasiswa-mahasiswi
dengan jumlah sepuluh orang dan satu orang anggota. Maka Culu-Hun dan Perumnas
diberinama tetun “Recidensia Universitario, Culu-Hun dan Perumnas”. Karyanya tidak
sebanding apa karena mahasiwa-mahasiswi, pelayanannya di Klinik, mengatasi masalah yang
104. Wawancara dengan Dokter Daniel, 24 Agustus 2012, di Bairo-pite Clinik, Dili.
Timor Leste.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
terjadi di kota, seperti menagani kasus-kasus perceraian, menikah dibawah umur, dan lain-
lain yang terjadi di kota.
3. Perkembangan Rumah Aileu dan Karyanya
Pada tahun 1991 sekitar bulan Juli-november, mulailah mendirikan rumah
‘simpatisantes’ di Aileu. Dengan dana yang diperoleh dari Pe. Jose Barboza, seorang Romo
asal Portugal yang pernah tinggal di Timor. Tempat ini cabang dari Bairo-Pite dibagun
dengan tujuan untuk mendidik para ‘simpatisantes’ yang ingin selesai studi di bangku SMA,
akan melanjutkan ke Dare. Awal-awal membangunannya dibantu oleh seorang katekis, yang
bernama Maria Fatima, dan ditangani langsung oleh Mana Lu, sendiri. Ketika Pusat
pembinaan sudah didirikan tahun 1992-1993, Aileu dan Bairo-Pite hanya dipercayakan pada
ketua asrama. Mana Lu hanya kontrol saja, karena harus berfokus pada pembinaan dan
pendampingan para calon Institut. Para ‘simpatisantes’ ini, dididik dan dilatih untuk
bertanggungjawab di Paroki Aileu, melalui tugas-tugas sederhana, mulai dari menyapu,
menata bunga di altar, liturgi, koor, lector, putra-putri altar dan lain sebagaiaya.105
Pada tahun 1994, sudah mulai ada pendamping asrama, tetapi tidak menetap karena
para calon ini masih dalam tahap formasio. Pada tahun 1997 baru ada pendamping, untuk
mendampingi para ‘simpatisantes’. Disitulah berkarya Institut dikembangkan dalam rangka
mempertajam misi-misi yang sudah dijalani. Paroki mempercayakan wilayah-wilayah yang
jauh dari Paroki kepada Institut, adanya kelompok basis, biasa disebut “comunidade base”.
Juga menolong pastor paroki dibidang pelayanan pastoral di pedesaan, karena tahu bahwa
paroki Aileu memiliki tiga stasi dengan luas wilayahnya 426 Km, dengan total umat katolik
16.505106 sesuai data diperoleh bulan Januari 1999.
105.Wawancara dengan Mana Maria Fatima de Araujo, 23 Agustus 2012. di asrama
Culu-Hun, Dili Timor Leste.
106. Boletim Eclesiastica-Diocese de Dili-20.04.2010-No.6. hlm. 97.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Pada tahun 2000-2001 asrama dirombak dan dipindahkan tempat yang baru, sekilo
jauh dari paroki. Pada tahun 2004-2005, bantuan dari Cooperacao Portuquesa (bantuan dari
Portugal), menambah satu gedung baru untuk Tk di Aileu. Dan digunakan juga untuk kursus
portugis, komputer bagi anak-anak muda, guru-guru sekolah baik di tingkat SD, SMP, dan
SMA. Tenaga yang membantu TK dan kursus tersebut mahasiswa-mahasiswi sukarelawan
dari Portugal. Selain itu juga digunakan untuk pelatihan-pelatihan, ISMAIK hanya
memfasilitaskan sarana dan prasarana. Inilah perkebangan karya pelayanan di Aileu. Maka
asrama Aileu diberi nama “Uma Libur Mutuk”.
4. Pembentukan Rumah dan Karyanya di Betano
Misi perutusan sama tahun 1997, dengan dua orang calon dan satu orang
kolaborator karena belum memiliki tempat atau asrama sendiri, maka mereka menginap di
rumah keluarga, namun siap untuk diutus. Dan beberapa bulan kemudian mereka pindah dan
tinggal di residensi kapel karena mengingat banyak kegiatan yang dilakukan. Berhubung
kapel yang jauh dari paroki, luas wilayah 407.2 km2, dengan jumlah Katolik di paroki Same
sekitar 21.543 jiwa. Tujuan Institut yakni, “hidup ditengah masyarakat dan bersama
masyarakat, khususnya yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang
masih terbelakang, guna membantu dan mendampingi mereka baik dalam penghayatan dan
pengembangan iman, maupun dalam pengembangan masyarakat”.107 Dengan tujuan calon
maupun kolaborator mengembangkan diri melalui misi pelayanan ini.
Setahun kemudian membuka lagi tempat untuk menampung anak-anak asrama
yang datang dari berbagai distrito (kabupaten) sub-distrito (kecamatan) dan desa, dengan
pendidikan SD dan SMP dengan jumlah tiga puluh orang anak. Institut bekerjasama dengan
orang tua dalam hal, biaya pendidikan, kesehatan serta membantu makanan, tetapi tidak
107. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe
Institute for Liberation, Dili Timor Lorosae. tahun. 2001. hlm. 84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
memaksa, memberikan dengan suka rela. Tujuan membuka asrama ini, untuk melengkapi
pendidikan anak-anak diusia sekolah. Melatih diri untuk melengkapi kepribadian menjadi
penggerak “eskola ba moris” (istilah ini digunakan untuk menjelaskan teori dengan praktek
harus berjalan sejajar dalam pendidikan di asrama untuk memperdayakan penggerak).
Pada tahun 2006-2007, dana dari Cooperacao Portuquesa, (Portugal)
membangun lagi sebuah gedung baru untuk menampung atau dijadikan penginapan, orang-
orang yang menderita berbagai penyakit. Penginapan ini dibuka sesuai dengan misi
pelayanan Institut, dan kerjasama dengan rumah sakit umum Same, bila ada pasien yang
perluh berobat secara rutinitas seperti TBC, Institut memfasilitaskan tempat di Betano.
Institut memfasilitaskan tempat, dari pihak rumah sakit dan Institut kerja sama, dalam hal ini
keuangan dari fihak rumah sakit. Institut hanya mengelola, mengontrol makanan dan
merawat, dari pihak medis langsung menangani pasien.
Keprihatinan dalam kesehatan karena di daerah pedesaan yang ISMAIK berkarya
jauh dari kota dan rumah sakit. Institut hanya membantu dengan ramuan tradisioal, dan
membantu mendampingi dalam hal rohani. Tetapi pada tahun 2011, penginapan ini
mengalami kendala karena kurangnya air dan listrik, menyebabkan tidak adanya pasien yang
menginap. Inilah yang menjadi kendala yang dihadapi oleh ISMAIK.
5. Uma Bibi Atan Diak Viqueque
Perutusannya sama tahun 1997, dengan dua orang calon dan satu orang
kolaborator, perutusan ke Viqueque (daerah transmigrasi), daerah ini termasuk Dioses
Baucau, dengan luas wilayah 932 km2, dan jumlah umat Katolik 21.560, jiwa. Tujuan tugas
perutusan ISMAIK, berkarya di Trans ini karena ingin mendampingi umat dengan berbagai
pelayanan yang dikembangkan. Dengan membuka asrama untuk anak-anak SD yang disebut
dengan nama “Uma bibi Atan Diak” Viqueque. Keprihatinan terhadap situasi masyarakat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
pedesaan terutaman anak-anak, karena banyak anak yang masih terlantar tidak bersekolah
dan kurang diperhatikan oleh ibu, berkeliaran diluar rumah sepanjang hari.
Banyak ibu-ibu yang menikah dengan umur yang sangat muda dan kebanyakan
buta huruf, dan orangnya sederhana dan polos. Mempunyai banyak anak tetapi tidak tahu
cara mendidik dan merawat anak-anak. Kesehatan anak yang tidak terawat atau kurang
perhatian, kurang gizi dan hanya makan sekali sehari. Orang sakit hanya tinggal pasrah
begitu saja.108
Maka ISMAIK dengan tujuan mendirikan asrama di pedesaan yang terpencil ini
untuk mendampingi dan mengarahkan anak-anak baik rohani maupun humanis. Pengetahuan
yang dikembangkan untuk mengembangkan pribadi anak-anak sebagai pengetahuan dasar.
Pendampingan belajar, kerja, ketrampilan dan dengan berbagai variasi untuk mengali potensi
anak. Selain asrama, pendampingan iman umat dengan berbagai macam pelayanan sesuai
dengan kebutuhan dan situasi masyarakat yang dilayani.
6. Uma Bibi Diak Loes
Misi perutusan pertama ke Loes adalah kedua saudara ini, maun Carlos
Mendonca dan maun Joaquim Soares. Perutusan pada tanggal 10 November 1998, ke paroki
Liquica, sub-distrito (kecamatan) Maubara di salah satu kapela Desa Vatu Boro/Loes.
Dengan luas wilayah paroki Liqueca 548.1 dan jumlah umat Katolik 40542, dengan
komunitas yang berkarya di wilayah Liqueca: PRR, Ordo Carmelita dan ISMAIK di Loes.
Selama setahun tinggal diresidensi kapela Rai Meda Loes. Dengan tujuan hanya hadir
ditengah mereka sebagai garam dan terang. Keduanya hanya sendiri tinggal di residensia
kapela Rai-Meda, dan hal pertama yang dilakukan kunjungan keluarga, berdaptasi dengan
lingkungan dan bahasa, karena bahasanya Tokodede sedangkan keduanya ini bahasanya
108. Diambil dari tulisan Pendiri “Praktek Pelayanan Pastoral” (tanpa penerbit)
tahun 1994. hlm. 8-9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Mambae. Oleh sebab itu, keduanya harus berusaha untuk belajar bahasanya baru bisa
berinteraksi dengan masyarakat.
Kerusuhan Timor dengan Indonesia pada tahun 1999, keduanya bersama umat di
Loes ikut mengungsi ke Timor Barat, tepatnya tanggal 20 September 1999 sampai 20 Januari
2000, baru kembali lagi ke Timor Leste. Selama kurang lebih tujuh bulan keduanya tinggal di
pusat Dare untuk memperdalam spiritualitas Institut. Pada tanggal 16 September 2000, baru
kembali lagi ke Loes untuk memulai lagi dengan misi yang ditinggalkan itu109. Di Liquica
terkenal dengan Besi Merah Putih (BMP), Besi Merah Putih ini tangan kanan para Militer
Indonesia, mereka ini sangatlah kejam.
Salah satu insiden kekerasan yang paling awal dan paling mengejutkan di tahun 1999 adalah pembantaian terhadap sebanyak 60 orang pengungsi di Gereja Katolik di Kota Liquica pada tanggal 6 April. Serangan itu juga memberikan beberapa bukti terkuat tentang hubungan erat antara milisi dan pihak berwenang militer dan sipil. Pembantaian di Gereja Liquica terjadi dengan latar belakang meningkatnya kekerasan milisi di kabupaten ini.110
Terjadi serangan itu puluhan rumah dibakar dan dihancurkan oleh milisi, inilah
kekerasan yang dilakukan dan terjadi ketika Timor ingin memisahkan diri dari Indonesia.
Pembakaran atau penghancuran gedung-gedung, kekerasan yang lain juga merambat
kemana-mana. Dari situlah Institut ditantang dengan situasi aktual. Maka Institut Sekular
“Maun Alin Iha Kristu” mulai berggerak, untuk menolong dan mendampingi para pengungsi
yang dari desa harus mengungsi ke kota Liquica, karena Gereja sudah ditinggalkan oleh
Pastor paroki, dan kongregasi-kongregasi yang berkarya di paroki Liquica.
Melihat bahwa di Loes sangat membutuhkan mengembangkan pelayanan di
pedesaan Vatu Boro/Loes. Maka tepat pada tanggal 16 September 2000, keduanya kembali
109. Wawancara dengan Bruder Carlos Mendonca, tanggal 21 Desember 2011. di
rumah Dare, Dili Timor Leste.
110. Geoffrey Robinson “Timor-Timur, Kejahatan Terhadap umat manusia” Perkumpulan Hak dan ELSAM, Dili dan Jakarta, juli 2003. hlm. 183.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
lagi untuk berkarya. Mulai lagi dari awal pastoral kunjungan ke rumah-rumah warga melihat
bahwa sangat sulit berkomunikasi dengan mereka karena tidak tahu berbahasa tetun sebagai
yang digunakan dikalangan umum. Para orang tua dan anak-anak tidak tahu bahasa Tetun
maka sulit sekali untuk berkomunikasi. Namun tetap mencoba dengan penerjema dari bahasa
ibu ke bahasa Tetun. Sangat memprihatinkan masa depan anak-anak di dunia pendidikan,
bagaimana selanjutnya ketika melanjutkan ke tingkat SMP, SMA dan penguruan Tinggi.
Perlu diperhatikan mulai dari tingkat sekolah dasar, karena merekalah generasi penerus
bangsa, dalam sharingnya maun Carlos. Meskipun sesulit apapun kita harus mencoba dan
memperjuangkan dulu, jangan menyerah dalam hal pendampingan anak-anak baik lewat
asrama terbuka maupun dalam pembinaan yang diadakan setiap hari minggu. Gembala baik
harus tahu mengembalakan domba-dombanya agar tidak tersesat.111
Maka mengingat bahwa anak-anak yang pada usia sekolah hanya menggunakan
bahasa ibu dan mempersulitkan masa depan dan sulit untuk berkomunikasi dengan guru-guru.
Maka pada tanggal 19 Januari 2001, diputuskan bersama dalam komunitas untuk asrama
terbuka. Dengan pendekatan pastoral sudah tahu bahwa perlu membutuhkan tempat untuk
mendidik anak-anak di usia pendidikan. Maka Pendiri mengutus seorang calon lagi yaitu
Filomena, menjadi tiga orang di Loes untuk memulai asrama terbuka.
Tepat pada bulan Januari tahun 2001, diutus untuk mengadakan pertemuan
dengan orang tua dan kerjasama dalam mendidik anak-anak. Asrama ini dibuka untuk semua
golongan, dengan program selama sebulan ada empat minggu, dan dibagi empat kelompok
karena banyak jumlahnya. Satu kelompok terdiri dari tiga puluh lima orang murid dan kadang
lebih dari jumlah itu. Selama seminggu mereka tinggal di asrama dan dengan berbagai cara
untuk mendidik mereka, pendalaman bidang rohani, tingkatkan waktu belajar, rekreasi, kerja
111. Majalah Misi Rosario, edisi IV tahun I Oktober-Desember 2012. Gembala yang
baik menyerahkan nyawa bagi Domba-dombanya, susteran PRR St. Fransiskus Asisi Depok Jawa-Barat tahun. 2012. hlm. 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
bakti dan lain-lain. Setiap minggu ada perggantian kelompok binaan. Misi yang
dikembangkan di asrama Loes, dan meningkatkan pelayanan pastoral di desa-desa yang
terdekat.
Pada tahun 1999-2001, sebagai tahun yang bersejarah juga bagi ISMAIK, karena
pada tahun 2001 Pendiri bersama para anggota dan kolaborator menyebarkan misi pelayanan
di wilayah Indonesia bagian Timur yaitu Atambua. Misi pelayanan di Atambua mendampingi
dan mengarahkan para pengungsi yang masih tinggal di Timor Barat ketika kerusuhan tahun
1999, Timur Timor memisahkan diri dari Indonesia. Dengan tujuan Institut Sekular hanya
hadir ditengah para pengungsi sebagai garam dan terang dunia, dan tidak memihak kepada
siapa yang benar dan salah. Misi pelayanan ini yang membutuhkan proses yang lama dalam
pendampingan, karena tidak saling menerima pro dan kontra meskipun sesama saudara.
Situasi politik yang menciptakan sesama saudara saling bermusuhan dalam keluarga.
Meskipun sesulit apapun Institut Sekular ingin mencoba hadir ditengah para pengungsi untuk
mendengarkan keluh kesah yang dihadapi oleh para pengungsi. Misi pelayanan di wilayah
Atambua karena kerja sama dengan pastor paroki Atapupu yaitu Padre Yosep Meak Pr. dan
padre Maksi Pr, paroki St. Agustinus Vatubenao dengan pastor parokinya Padre Andreas
Hane SVD.112 Kerjasama ISMAIK dengan pastor paroki ini, untuk mendampingi dan
memberi motivasi kepada para pengungsi yang ingin kembali ke Timor Leste. Kebanyakan
para pengungsi hidupnya terlantar, dan banyak pengangguran. Dan hidupnya sangat
menderita, dalam hal menderita dengan berbagai macam, tempat tinggal yang tidak layak,
kurangnya ekonomi dan hidupnya melarat karena tidak memiliki lahan untuk bertani dan
sebagainya.
112. Diambil dari catatan harian “Pendiri Agenda” tahun 2001.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
7. Distrito (kabupaten) Ainaro/Sub-Distrito Hatu-Builico
Misi pelayanan ISMAIK di Hatu-Builico dimulai pada bulan Februari 2001.
Institut tidak memiliki rumah, hanya menumpang di residensia kapel Hatu-Builico untuk
mendampingi umat setempat. Wilayah Ainaro dengan luas 466.3 km2 dan jumlah umat
Katolik 20.000 jiwa. Wilayah ini dipegunungan juga sulit dijangkau dari satu desa ke desa
yang lain, karena sangat kejauhan dan berbukit-bukit. Dengan demikian membutuhkan waktu
untuk berjalan kaki ketika berpastoral dan mengadakan kunjungan keluarga. Institut hanya
memfokuskan pada pelayanan pastoral, pembinaan dan pendampingan iman umat, tidak ada
anak asrama yang mengikat misi pelayanan ini.
Dalam pengembangan Misi di antara orang-orang Timor, suatu kebutuhan
masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan pengelaman dan mengelolah potensi pribadi
sebagai suatu kekuatan yang mau berkembang. Keinginan ISMAIK hadir di tengah umat
untuk melibatkan masyarakat dalam mengembangkan ketrampilan dan pola berpikir sebagai
kaum kecil yang tak berdaya di pedesaan. Seperti sudah di jelaskan di depan bahwa mau
mengejar ketinggalan sebagai rakyat yang ditindas oleh rejim Indonesia yang datang. Institut
mau mewujudkan Karisma lewat tindakan kongrit hidup di tengah masyarakat. Maka misi
Institut itu berfokus pada masyarakat yang tak berdaya di pedesaan dan pendidikan non
formal melalui asrama-asrama yang dibentuk, dan pelayanannya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat.
Penjelasan yang telah diuraikan pada bab ini, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa; faktor yang mendorong lahirnya Institut di Gereja Timor Leste adalah pengaruh
politik yang terjadi di Timor Timur. Penderitaan rakyat yang terus berlangsung selama dua
puluh empat tahun dari tahun 1975 hingga tahun 1999. Sejak jajak pendapat di Timor Timur,
dan kerusuhan terjadi dimana-mana dan banyak aksi pro dan kontra. Sorotan sejarah yang
silih berganti di Timor ini memberi inspirasi kepada Pendiri untuk merintis Institut Sekular
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
“Maun Alin Iha Kristu” di Gereja Timor Leste. Penulis mau menggambarkan bahwa ISMAIK
itu lahir karena ada latar belakang situasi masyarakat. Latar belakang sejarah Timor yang
mengariswahi sejarah lahirnya Institut. Maka Institut hadir di tengah dunia sebagai garam dan
terang dunia. Meskipun Timor Leste sudah merdeka sendiri tetapi masih ada kendala-kendala
yang perlu diperhatikan, karena masih kurang adanya usaha pelayanan yang dari bawah
untuk meningkatkan pelayanan integral, meningkatkan penghayatan iman umat, katekese
dan lain-lain untuk menunjang kebutuhan masyarakat. Dengan demikian umat menantikan
segala hal dari atas. Maka Institut ingin mengembangkan pelayanan pastoral di daerah
pedesaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Institut juga mengembangkan misi pelayanan atau pendampingan para pengungsi
yang masih tersebar di Timor Barat. Institut mau mengambil bagian dalam penderitaan
rakyat, hadir ditengah mereka sebagai garam dan terang dunia. Suatu pelayanan yang tidak
gampang yaitu misi pelayanan di Timor Barat, dengan cara mau mempertemukan kedua
kelompok pro dan kontra ini, tetapi Institut berusaha dan kerja sama dengan pihak pemerintah
bagaimana memecahkan masalah dan mencari solusinya. Namun belum ada solusi yang
efektif untuk mempertemukan kedua belah pihak ini, karena masing-masing masih
mempertahankan komitmennya. Inilah kendala dalam pelayanan Institut di Timor Barat,
membutuhkan suatu proses perjuangan. Keterlibatan Institut dalam pelayanan tidak
sebanding berapa, akan tetapi terus berjuang melalui kehadiran di tengah masyarakat dengan
tindakkan konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB IV
KELANJUTAN KARYA KERASULAN INSTITUT SEKULAR
DI GEREJA TIMOR LESTE
Pada bagian ini, masih membahas mengenai perkembangan lanjut serta
mengembangkan semangat persaudaraan dalam Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”.
Tentu ini hubungan dengan misi pelayanan. Sebab mengharapkan suatu pelayanan dengan
sendirinya akan tumbuh dari bawah dengan semangat persaudaraan. Oleh sebab itu Institut
Sekular, yang dimulai di Timor Leste, sebagai salah satu bentuk karya kerasulannya
berangkali pertama-tama akan membimbing dan menolong Gereja dari bawah dengan
semangat persaudaraan. Seperti sudah dijelaskan bahwa ISMAIK dilihat sebagai tanda
kehadiran Gereja dalam dunia. Hadir ditengah dunia dan mengambil bagian dalam dunia,
sesuai dengan misi menjadi pendamping dan penggerak rakyat kecil sehingga mereka
diperdayakan untuk menjadi manusia yang utuh. Kelanjutan pelayanan pastoral di tempat-
tempat yang disebutkan pada bab tiga, dimana ISMAIK tinggal dan memfokuskan misi
pelayanan sesuai dengan keadaan masyarakat setempat. Hadir sebagai penggerak dan secara
khusus meningkatkan nilai-nilai seperti cintakasih dan perdamaian.113 Keterlibatan Institut
dengan kenyataan hidup dalam masyarakat melalui kesaksian iman.
A. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, Baru di Dioses Dili
Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, mulai ada dalam bentuk kelompok
persaudaraan pada tahun 1989. Dikatakan baru karena dilihat dari sejarahnya saja belum
lama, dan masih sangat kontemporer di dalam Gereja. Tetapi tidak begitu penting
mempersoalkan baru atau lamanya melainkan tindakan konkret, dalam mengambil bagian
113. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe
Institute forLiberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 71.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dalam pelayanan masyarakat setempat. Baru diakui oleh Gereja, akan tetapi keterlibatan
ISMAIK dalam Gereja dan Negara yang sangat jelas dan sederhana melalui tindakkan
konkret. Sesudah sepuluh tahun persiapan, ISMAIK didirikan dan disahkan secara resmi
dalam Dioses Dili, 2 Pebruari 1998.114 Institut adalah bagaikan seorang bayi yang barusan
lahir. Tanggal 2 adalah peristiwa yang Maha Penting, karena tidak semua orang itu dipanggil
menjadi Pendiri. Maka suatu moment yang terpenting dalam sejarah Gereja khususnya
Dioses Dili. Karena benih panggilan yang telah ditanamkan oleh Tuhan dan sedang
bertumbuh di Gereja Timor Leste, jangan disia-siakan. Jadikanlah panggilan itu sebagai
rahmat dari Tuhan.115
Baru di Gereja Timor Leste, dengan perkembangan ini menjadi salah satu usaha
yang dikembangkan oleh Pendiri dan para anggota Institut Sekular, khususnya di keuskupan
Dili, ingin hidup ditengah masyarakat dan bersama-sama masyarakat. Khususnya di antara
mereka yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang masih terbelakang
dalam segi kehidupan. Dengan cita-cita inilah para anggota Institut Sekular mau mengejar
tujuan hidupnya, yaitu menyelamatkan dunia dari dalam dunia sendiri dan melalui dunia.116
Sejak merintisnya ISMAIK di Timor Leste pada tahun 1989, ISMAIK selalu
berusaha untuk mengembangkan pendidikan non formal di pedesaan yang terpencil,
walaupun mengalami kendala-kendala yang cukup berat. Namun dalam kenyataan kendala-
kendala yang ada dapat diatasi dengan baik oleh para mana dan maun pada saat itu, sehingga
pelayanan tetap berjalan dan berkembang dengan baik. Semuanya itu berkat ketangguhan
114. Diambil dari tulisan Pendiri “ISMAIK Vocacao Foun ba Igreja no RDTL” (tanpa
penerbit) tahun 2004. hlm. 2.
115. Wawancara dengan Fr. Yan Coppen, CMM. tanggal 28 Agustus 2012. di Biara CMM Becora, Dili Timor Leste.
116. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis, Yayasan Hak dan Sahe Institut for Liberation, Dili, Timor Leste. tahun 2001. hlm. 77.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pendiri dan para perintis di dalam usahanya untuk melestarikan pelayanan demi masyarakat
di Timor Leste. Demikian ISMAIK mau mewujudkan cita-cita dalam pelayanan pastoral
integral di Gereja lokal yang memulai dari bawah.117 Pengembangan iman umat melalui
kehadiran para anggota dan kolaborator dimana ISMAIK berkarya sebagai tanda kehadiran
dalam dunia. Maka pelayanan dipedesaan tidak diragukan lagi oleh para anggota dan
kolaborator.
1. Gereja (Hirarki) Memberi Kebebasan untuk Berkembang
Awal yang sangat sederhana, yang tak punya kekuatan manusiawi, tetapi telah
nyata dan terjadi pada Pendiri dan para anggota di dalam ISMAIK, yaitu bahwa Institut
Sekular ini diresmikan berdirinya melalui kehadiran calon-calon anggota ISMAIK yang
pertama. Mereka ini adalah Maria Lina Soares, Fransisca Rangel, Helena Alves Ximenes,
dari paroki Viqueque. Maria Roza Araujo, Maria da Silva, Miranda da Silva, dari paroki
Same. Maria Leque Misquita Izabel de Araujo dari paroki Aileu. Ermelida Soares dari paroki
Bobonaro.118 Mereka ini telah mengukir sejarah lahirnya atau hidupnya ISMAIK, dengan
menyerahkan diri secara total kepada Tuhan, berani mengikrarkan kaul sebagai ikatan
keanggotaan suatu komunitas. Banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Para perintis
inilah yang meletakan dasar bangunan ISMAIK bersama Pendiri untuk menunjukan
panggilan hidupnya. Sebagai generasi awal dan peletak-peletak dasar hidup ISMAIK, namun
tetap sadar bahwa tanpa kekuatan dari Tuhan mereka tidak berbuat apa-apa.
Penyerahan diri para anggota Institut Sekular tidak nampak melalui tanda-tanda
lahiriah, melainkan melalui kesaksian hidupnya di tengah masyarakat tanpa memisahkan diri
dari kehidupan sekular. Itu tidak berarti bahwa masing-masing anggota bebas mengikuti
kehendaknya sendiri, sebab konsekuwensi dari penyerahan, ialah bahwa setiap anggota taat
117. Diambil dari cacatan harian “Pendiri agenda” tahun 2008.
118. Diambil dari cacatan harian “Pendiri agenda” tahun 1997.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
kepada pemimpin dan norma-norma Institut. Sebagai awam yang berbakti mengandaikan
sesuatu kesediaan hati untuk hidup di tengah dunia, bersama dunia dan bagi dunia sebagai
saksi, lewat pekerjaan, pewartaan, dan tingkah laku.119 Maka panggilan menjadi sekular tidak
menjauhi dari dunia, melainkan awam hidup bakti di dalam dunia itu sendiri.
2. Berkembang Dengan Kendalanya Yang Terjadi Dalam ISMAIK.
Mengingat karya kerasulan yang menekankan pengembangan iman dan
pengembangan masyarakat, khususnya masyarakat terpencil dengan bermacam-macam
tantangan hidup, maka misi Institut Sekular tidak mudah. Masyarakat di pedesaan tentu
mengharapkan kehadiran penggerak di aneka tantangan hidup yang dihadapi, dan
mengharapkan pemikiran dan kerjasama yang baik sehingga martabatnya dapat diangkat dan
hidupnya lebih manusiawi.120 Kendala yang dihadapi pada jaman atau saat ini yang paling
mendesak adalah berkurangnya panggilan. Maka perlu di imbangi bahwa ketiga kaul yang
diikrarkan, dalam hidup dan pilihan mencoba agar ketiga kaul ini nampak terwujud dalam
hidup sehari-hari. Menghayati kaul berarti bekerja keras dan mempunyai daya juang yang
tinggi serta memiliki semangat dalam karya pewartaan.
3. Kehadiran Para Anggota
Dengan hadirnya para anggota telah mengukir sejarah hidup persaudaraan dalam
Institut Sekular, dengan menyerahkan diri, demi pelayanan kepada sesama. Suatu awal yang
sederhana dan benar-benar terjadi dalam sejarah Institut. Kehadiran para anggota sebagai
garam dan terang dunia, di dalam karya pelayanan yang dikembangkan dipedesaan.
Pelayanan dan pendampingan oleh Pendiri, para anggota dan kolaborator sebagai salah
satunya memberi jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Maka
119. Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, tahun 1998. hlm. 13.
120. Maria de Lourdes Martins “ Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute for Liberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
setiap peristiwa yang muncul dan dihadapi oleh para anggota dan kolaborator di wilayah-
wilayah pedesaan menjadi moment yang penting dalam panggilannya.121 Disanalah mereka
mengalami suasana yang justru semakin memberi dorongan bagi dirinya untuk maju terus
dan menghayati panggilan. Para anggota dan kolaborator mengambil bagian dalam
pengembangan karya kerasulan. Dalam karya evangelisasi yang integral perlu digarisbawahi
dimensi sosio-budaya-manusiawi, juga ditekankan kesatuan antara pelayanan iman dan
penegakkan keadilan.122 Kegiatan mengembangkan pastoral integral harus menyatukan
dengan kegiatan katekese umat dengan tindakan nyata.
Pastoral adalah usaha (dari hirarki, para biarawan/biarawati, dan katekis)
terutama melalui bidang-bidang pewartaan dan liturgis, untuk menyampaikan Kabar Sukacita
pada orang-orang yang belum dibaptis, serta meningkatkan penghayatan iman bagi mereka
yang sudah menjadi anggota Gereja. Berdasarkan rumusan tersebut dapat dikatakan bahwa
pelayanan pastoral di Timor Leste masih cukup berpengaruh oleh model Gereja piramidal
dan Sakramental. Ternyata yang bertanggungjawab bagi pembangunan Gereja hanya hirarki,
para rohaniwan dan katekis. Umat pada umumnya tidak dilibatkan.123 Oleh karena itu mau
memulai Kelompok Gerejani Basis di Timor, ada bahaya jangan-jangan diartikan mau
memikirkan suatu Gereja yang “baru” yang berlawanan dengan Gereja yang tradisional.
Maka harus dijelaskan yang diinginkan adalah memikirkan suatu cara baru menjadi Gereja.124
Gereja yang akan bergerak dari bawah harus melalui orang-orang sederhana, yang tinggal
jauh dari paroki.
121. Diambil dari cacatan harian “Pendiri Agenda” tahun 2004.
122. Tom Jacobs “Gereja Menurut Vatikan II” Kanisius, Yogyakarta, tahun 1987. hlm. 38.
123. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute forLiberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 24.
124. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute forLiberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001 hlm. 28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pertama-tama tumbuh dan berkembang dalam Institut sendiri, sehingga Institut
mampu terlibat dalam dunia katekese, membantu umat mengimani Kristus dengan karya
pewartaan, mulai dari bawah. Pengembangan pelayanan pastoral itu sendiri di Gereja dan
masyarakat yang dilayani, merupakan hal pokok yang dikembangkan oleh Institut.
Merupakan tindakan kongrit yang diwujudnyatakan melalui pendampingan iman umat di
daerah pedesaan Timor Leste. Merupakan perwujudan Karisma kongregasi karena kekhasan
kongregasi juga adalah keterlibatan aktif dalam hal pelayanan integral dalam Gereja lokal.
Maka Gereja-gereja lokal janganlah dilihat sebagai cabang dan perwakilan dari Gereja
universal, melainkan sebaliknya Gereja universal dibentuk dari bawah, Gereja-gereja lokal.125
Dalam hal ini Institut Sekular terlibat langsung dengan masyarakat melalui pendidikan non
formal dalam asrama, kesehatan dan pendampingan komunitas basis, yang saat ini
dikembangkan oleh Pendiri, para anggota dan kolaborator Institut Sekular.
B. Panggilan Sekuler
Pada bagian ini sedikit memberikan keterangan sebagaimana juga terjadi pada
tahun 1553, yang lama berkembang secara historis, Institut sekular telah ada dari duluh
sebagai perkumpulan umat yang mengikrarkan tiga nasehat Injil. Secara pribadi dihadapan
pimpinan yang diakui secara resmi oleh Gereja. Santa Angela Mericilah yang mendirikan
Institut sekular pada tahun 1553, dan berubah menjadi lembaga hidup religius ordo Santa
Ursula (Ursulin) disingkat menjadi OSSU, dan dalam tingkat kepausan.
Dalam perbedaannya adalah Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, yang masih
dalam tingkat keuskupan setempat, dan masih asli tidak berubah menjadi Institut religius.
Sedangkan dalam kesamaannya terdapat hubungan erat antara Institut Sekulir, Gereja dan
125. Tom Jacobs “Gereja Menurut Vatikan II” Kanisius, Yogyakarta. tahun 1989.
hlm. 31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Dunia.126 Gereja ada dalam jaman dan dunia. Orang-orang kristiani yang menyerahkan
dirinya kepada Allah lewat pengikraran ikatan suci nasehat-nasehat Injili, dan pada waktu
yang sama menghayati serta menjadi saksinya, secara perorangan atau hidup bersama dalam
keluarga, atau dalam kelompok persaudaraan.
Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, memilih hidup dalam kelompok
persaudaraan dan mengembangkan hidup kebersamaan dalam Institut.127 Dengan cara hidup
bersama ini ISMAIK mau mewujudkan rasa persaudaraan dan kegembiraan yang diciptakan
bersama, menjadi tolok ukur hidup sebagai povo (rakyat) yang tercerai-berani oleh situasi
politik. Seringkali terjadi diantara masyarakat Timor sendiri, masih membeda-bedakan antara
suku dan bahasa dengan istilah loro-sae loro-monu, firaku kaladi, inilah yang menjadi
kendala dan saling bermusuhan antara sesama. Perang saudara yang terjadi di Timor. Sesuai
dengan pembagian wilayah secara militer, Region Ujung Timor; Lospalos, Viqueque, Baucau
dan Manatuto, Region Tengah; Dili, Aileu, Ermera, dan Liquica dan Region Perbatasan;
Suai, Ainaro, Maliana dan Ambeno. Sumber: Chega-CAVR, 2009.128
1. Panggilan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”
Bergabung dengan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, panggilan yang
adikodrati yaitu panggilan pribadi dari Tuhan untuk mengabdikan hidup seseorang kepada-
Nya untuk menyucikan dalam pekerjaan sehari-hari dan dalam kehidupan sosial. Institut
Sekular menjadikan pekerjaan dan hubungan sosial sebagai jalan untuk mendekatkan diri
kepada Allah dan untuk membantu orang lain menjadi dekat dengan Allah. Institut Sekular
126. Lihat Pe. Antonio Gonsalves, “Suatu tinjaun Sejarah tentang Institut Sekular”
tahun 2003. Tesis, hlm. 2.
127. Lihat Joos Van Vugt, “Dengan Kepedulian dan Kesederhanaan” Tahun 2005. hlm. 96-97.
128. Avelino M. Coelho “Dua Kali Merdeka” Djaman Baroe, Yogyakarta. tahun 2012. hlm. 69.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
menekankan tanggung jawab setiap anggota untuk mencari kekudusan diri dan untuk
mencapainya melalui situasi hidup yang umum, tanpa mengharapkan imbalan untuk
menghayati iman.129 Ingin terlibat dengan dunia, sesuai dengan Karisma dan Spiritualitas
Institut.
Panggilan ini adalah suatu bentuk khusus dari panggilan umum Kristiani yang
telah diterima di Sakramen Pembaptisan. Dan panggilan ini membawa para anggota mencari
kesucian dan partisipasi dalam Gereja sesuai dengan semangat jemaat pertama. Oleh sebab
itu Institut Sekular mau memfokuskan perhatian terutama pada usaha-usaha membantu
masyarakat di daerah-daerah terpencil, yang haus akan Sabda Tuhan. Membantu dalam hal
disini bukan memberikan barang-barang berupa materi, melainkan membantu dalam hal
memberi semangat, dorongan dan motivasi untuk berjuang dan melangkah merubah hidup
yang layak.
1.1. Cara Pengembangan Semangat Persaudaraan
Suasana yang dikembangkan dalam komunitas Institut Sekular, semangat bela-rasa
kekeluargaan dan persaudaraan menjadi dasar hidup Institut. Dengan semangat persaudaraan
para anggota membawa diri sebagai anak bagi yang tua, kakak untuk yang muda dan kecil,
saudara-saudari bagi yang sesama, dan tanpa membedakan status, golongan, ras, dan agama.
Melalui cara hidup ini, para anggota memperjuangkan dan terus-menerus mengupayakan
tindakan nyata melalui pekerjaan sehari-hari. Sebagai garam dan terang dunia dapat
diwujudkan dalam masyarakat yang haus akan persaudaraan, perhatian dan cinta kasih.
Semangat dan Spiritualitas ISMAIK.130 Persaudaraan yang dikembangkan menjadi tindakkan
konkret berdasarkan cara hidup Institut Sekular. Para anggota dari tarekat yang sama
hendaknya memelihara persekutuan antar mereka, dengan mengusahakan secara tekun
129. Diambil dari cacatan harian “Pendiri Agenda” tahun 2005.
130. Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”. tahun 1998. hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
kesatuan semangat serta persaudaraan sejati. Kan.716 ayat 2. Sebagaimana semangat
persaudaraan menjadi salah satu bentuk hidup dalam ISMAIK di Timor Leste dengan
kekhasannya tersendiri serta menyatukan dengan budayanya.
1.2. Usaha Pengembangan Semangat Persaudaraan
Untuk mengembangkan semangat persaudaraan. Betapa indahnya kehidupan dalam
persaudaraan yang tidak hanya terikat pada hubungan darah melainkan karena nilai
kekeluargaan yang meningkat dalam satu wilayah yang sama mencari kehidupan dan
menikmati kebaikan Allah. Institut Sekular meningkatkan persaudaraan melalui perwujudan
iman umat. Semangat persaudaraan dan kegembiraan yang tulus ikhlas akan membawa
kebebasan, kedamaian dan kepercayaan, keterbukaan ketenangan bagi sesama yang dilayani.
Kesederhanaan juga harus nampak pula dalam pembawaan diri sebagai saudara bagi sesama.
Persaudaraan merupakan sesuatu yang ideal untuk seluruh umat manusia, yang
terhimpun dalam persaudaraan universial. Keterbukaan pun diharapkan dari segi pelayanan
bagi umat dan masyarakat, dengan memperioritaskan kaum kecil dan miskin. Suatu
persaudaraan akan tegak selalu berusaha untuk meningkatkan semangat dan pelayanan itu
sendiri. Pengembangan semangat persaudaraan dan kekeluargaan menjadi salah satu
semangat baru, yang diperjuangkan terus-menerus sebagai identitas ISMAIK yang khas.
Kesederhanaan dalam persaudaraan yang nampak dalam setiap perjuangan hidup
Institut, yang membuktikan lewat usaha kerja keras Pendiri dan para anggota yang
memberikan dirinya bagi hidup sesama yang menderita. Persaudaraan tanpa membedakan
status, golongan, ras dan agama. Melalui cara ini, Institut ingin berusaha dan menciptakan
untuk memperdalam persaudaraan itu sendiri di dalam hidup bersama, baik dalam komunitas,
bersama masyarakat yang dilayani di pedesaan dan dimana saja para anggota berada dan
menciptakan suasana semangat persaudaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
2. Hidup Bersama Menjadi Moment yang Penting
Hidup bersama dan solidaritas menjadi moment yang penting dalam hidup
bersama di dalam komunitas Institut. Melalui hidup kebersamaan dalam persaudaraan
menunjukan personalitasnya yang unik dalam ISMAIK. Berjuang bersama dan memelihara
untuk memperlihatkan hal-hal yang mempengaruhi orang lain, dan tertuju pada Allah.
Perjuangan bersama dalam persaudaraan mudah dan akan membuka mata bagi
kesulitan-kesulitan orang lain, untuk menanggapi situasi aktual. Dan menjadi inspirasi, dan
inspirasi itu sendiri berarti motivasi. Motivasi langsung berhubungan dengan iman. Maka dari
itu suatu inspirasi yang sungguh-sungguh kiranya tidak dapat diharapkan dari agama di luar
iman kristiani.131 Tanggung jawab merasul ini bagian hakiki panggilan Kristiani, demikian
hal ini juga merupakan bagian dari hakikat panggilan ISMAIK.
2.1. Menghayati Semangat Hidup Pelayanan
Para anggota yang mempunyai semangat hidup menghayati Karisma dan
Spiritualitas Institut. Hal itu nampak dalam hasil pembinaannya Pendiri selama masa
persiapan calon menjadi anggota. Setelah para anggota selesai dari tahap pembinaan mampu
mewujudkan penghayatan Karisma dan Spiritualitas Institut dalam karya dan pelayanannya.
Hal ini menunjukkan bahwa para anggota mampu memberikan diri untuk melayani sesama,
karena berhasilnya didikan Pendiri. Pendiri atau pemimpin hendak memperhatikan sungguh-
sungguh kerohaninan para anggota, (KHK. kan 724 ayat 2).
Teladan dari para anggota pendahulu menghayati Karisma ISMAIK yaitu
sederhana, siap sedia dan gembira itu dapat dirasakan oleh orang-orang yang dilayaninya.
Perlu menghayati Karisma dan Spiritualitas sebagai buah yang dianugerahkan dari Roh
Allah, yang membuahkan melalui Pendiri dan menyalurkan kepada para anggota-anggota
131. Tom Jacobs “Hidup Membiara Makna dan Tantangannya” Kanisius,
Yogyakarta, tahun 1987. hlm. 168.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Institut. Usaha tersebut mendapat kesempatan yang baik untuk mengembangkan diri melalui
pelayanan-pelayanan di pedesaan.. Dan disadari bahwa demi pelayanan kepada umat agar
lebih efektif dan demi perkembangan Gereja, maka membutuhkan kebersamaan dan kerja
sama yang baik.
2.2. Perwujudan Pelayanan Institut di Timor
Institut merupakan awam hidup bakti yang bersifat apostolis aktif. Dengan
tujuannya membantu dan mendampingi, baik dalam penghayatan dan pengembangan iman.
Perwujudan iman yang dilaksanakan berdasarkan panggilan khusus sebagai awam hidup
bakti. Maka Institut hidup tidak terlepas dari kehidupan masyarakat setempat, dengan
kesederhanaan dimana masyarakat itu hidup atau tinggal. Seperti yang dikatakan oleh Mana
Lu.132
Institut halo adaptasaun tuir povo nia necesidade, hodi fo responde ba povo nia situasaun actual. Membros sira hatudu sira nia sasin iha povo nia le’et, liu hosi hahalok, serbisu no lia fuan. (Institut berdaptasi dengan situasi aktual masyarakat, untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Para anggota mewujudkan tindakkan ini melalui perbuatan, dan tindakan konkret).
Pengembangan pelayanan ini, diungkapkan melalui usaha kerja kerasnya Pendiri
dan para anggota, calon dan kolaborator untuk memperlihatkan identitas pelayanannya.
Untuk mengembangkan pelayanan, para anggota coba menyesuaikan diri dengan situasi yang
saat ini berkembang. Para anggota berusaha untuk menekuni pelayanan sebagai tugas pokok
dalam panggilan menjadi Sekular. Para anggota karya kerasulan tidak hanya harus
memperhatikan perkembangan iman umat, melainkan juga perkembangan masyarakat
132. Wawancara dengan Mana Lu (Pendiri) ISMAIK, selasa tanggal 21 Agustus
2012. di pusat pembinaan Dare, Dili Timor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
melalui kegiatan sosial, sesuai dengan bidang rohani, sosial, pendidikan dan ketrampilan.133
Pelayanan itu sendiri diwujudkan melalui tindakan konkret sehari-hari dalam hidup. Maka
para anggota dan kolaborator yang ditugaskan diwilayah dan dimana saja berada, mampu
memurnikan motivasi panggilannya sebagai sekular yang hidup ditengah dunia ramai.
C. Pengembangan Pelayanan
Dalam mengembangkan pelayanan, Pendiri dan para anggota dengan kejeliannya
mencoba menyesuaikan diri dengan situasi aktual yang ada. Pendiri merasa bahwa situasi
masyarakat Timor Leste, yang menjadi persoalan untuk berggerak dibidang pengembangan
pelayanan pastoral integral dan pendampingan. Masyarakat di mana para anggota Institut
berkarya, menginginkan agar para anggota meluaskan karya kerasulannya di pedesaan-
pedesaan yang terpencil di Timor Leste. Namun ISMAIK, berhubung tenaganya masih
berkurang maka dipedesaan yang terdekat hanya mendampingi menjelang paskah dan natal
saja. Masyarakat penuh kerinduan untuk mengetahui dan mempraktekkan ajaran kristiani
tetapi kurangnya pewarta. Masyarakat membutuhkan saksi iman yang hidup, melalui
tindakan konkret.
Pelayanan-pelayanan yang dilakukan oleh para anggota dan kolaborator Institut
Sekular berdasarkan pada panggilan khususnya, yaitu sebagai awam, tetapi sebagai awam
“Consagrada” (yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk Tuhan), yang dipanggil Tuhan
untuk mengusahakan kesempurnaan cinta kasih demi pengudusan dunia terutama dari dunia
itu sendiri. Pembaktian dirinya dalam kegiatan kerasulan seperti dalam kanon, (KHK kan.
713). Kitab Hukum Kanonok yang menjelaskan tentang para anggota yang membaktikan diri.
133. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe
Institute for Liberation, Dili, Timor Leste. tahun 2001. hlm. 84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
1. Usaha Pelayanan Pastoral
Pandangan baru yang terungkap dalam Gaudium et Spes ialah bahwa dimensi iman
tidak harus ditambahkan, melainkan ditemukan dalam realita hidup konkret. Maka usaha
pastoral pertama-tama berarti kepekaan untuk karya Allah dalam diri manusia.134 Pastoral
adalah segala usaha yang tertuju kepada perkembangan iman sebagai unsur hidup. Karya
pastoral, membantu dan menunjang proses penyadaran iman. Bukan mewartakan iman
kepada orang, melainkan membantu orang menyadari iman yang sudah ada (baik pada orang
yang sudah dibaptis, maupun yang belum). Namun karya pastoral tidak hanya berarti proses
penyadaran. Yang pokok segala usaha untuk membantu dan mendukung perkembangan iman
dan membuatnya semakin relevan dalam hidup manusia.
Tujuan utama karya pastoral ialah pengintegrasian iman ke dalam keseluruhan
hidup. Maka Institut Sekular ingin mengambil bagian dalam karya pastoral, terutama tumbuh
dari bawah. Institut nia serbisu iha povo nia le’et. Iha povo nia le’et hodi hamatan, hamaluk,
koidado liu hosi serbisu hotu nebe halao. Institut serbisu hamutuk ho povo ba disenvolmento
hodi hadian moris, ho sistema nebe Institut iha. Institut uza sistema pratika mak ba nia
teoria. 135 (Institut berkarya di tengah dunia. Di tengah dunia mau mendampingi,
mengarahkan, memperhatikan, melalui karya yang dikembangkan. Institut bekerjasama
dengan masyarakat untuk usaha pengembangan hidup, melalui sistem yang digunakan oleh
Institut. Institut mengunakan sistem praktek mendahului teori, maksudnya terjung ke
lapangan untuk melihat keadaan masyarakat setempat, kebutuhan apa yang mendesak dan
harus di jawab sebagai kebutuhan mendasar). Maka Institut berusaha dan kerjasama dengan
outoridade (pihak yang berwewenang) untuk mencari solusinya, untuk mengatasi kebutuhan
134. Tom Jacobs, “Gereja Menurut Vatikan II" Kanisius, Yogyakarta. tahun 1989.
hlm. 36.
135. Dalam Sharing Mana Lu bersama dua orang anggota Lena dan Minggas tanggal 27 Juli 2012, di Viqueque, Timor Leste.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
masyarakat setempat. Seperti yang dikembangkan dengan pelayanan kesehatan baik secara
langsung maupun tidak langsung di daerah pendesaan, melalui perobatan yang alternatif
dengan ramuan tradisional, dan bergerak dibidang pendidikan non formal dan kolaborasi
ISMAIK dengan masyarakat di dalam pendidikan.
2. Perkembagan Pelayannan Institut
Perkembangan pelayanan Institut Sekular di pedesaan Timor Leste tidak
sebanding berapa, melainkan usaha yang diperjuangkan menjadi salah satu jawaban atas
permasalahan masyarakat. Pelayanan-pelayanan yang dilaksanakan oleh Pendiri, para
anggota dan kolaborator Institut Sekular berdasarkan pada panggilan serta misinya.
Memprakarsai kegiatan-kegiatan konkret untuk membangun hubungan persaudaraan dan
persatuan antara masyarakat yang terpecah belah. Pelayanan Institut Sekular diberbagai
bidang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat yang dilayani. Kebutuhan masyarakat
yang berbeda, juga menantang Pendiri dan para anggota untuk berfikir dan lihai untuk
menjawab kebutuhan masyarakat setempat. Masyarakat adalah dinamis, yang selalu berubah-
ubah dalam segi kehidupan dan kebutuhan.
Oleh karena itu, mulailah meningkatkan dan mengembangkan mutuh pendidikan
bagi para anggota maupun kolaborator untuk mengejar ketinggalannya. Dengan tujuan agar
karya pelayanannya sungguh dapat berkembang dan dapat dirasakan oleh masyarakat Timor
Leste, sesuai dengan tuntutan jamannya. Jaman berkembang manusiapun berkembang
mengikuti perkembangan jaman. Perkembangan jamanpun membawa serta sisi negatif dan
positif yang bisa dialami dan dirasakan oleh orang yang hidup pada jaman ini. Agama-agama
berlomba-lomba untuk menampilkan yang terbaik dalam agamanya untuk menarik perhatian
banyak orang.
Tak ketinggalan Gereja, dari hari ke hari berusaha untuk menemukan cara yang
cukup relevan untuk membuat orang begitu cepat dan kebutuhan tetap tegar dalam imannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
akan Yesus Kristus. Selain dengan media komunikasi, ditemukan juga unsur yang tak kalah
saingnya dengan jaman yakni kesaksian hidup yang nyata. Banyak orang bersaksi tentang
imannya dengan cara yang baik, tanpa banyak kata, tanpa banyak ajaran, tanpa banyak
berkotbah, hanya pada “kesaksian hidup yang nyata” yang membawa keselamatan.136
Perkembangan karya ISMAIK yang saat ini diusahakan dan dikembangkan di pedesaan
Timor Leste, perlu digaris bawahi bahwa sangat membutuhkan suatu proses yang panjang
dalam sejarah Institut Sekular di dalam Gereja.
Proses yang diperjuangkan untuk mensejahterakan rakyat tidak semuda yang
dipikirkan dan dibayangkan, melainkan perjuangan yang terus-menerus dan perlu adanya
motivator yang menggerakan. Perlu adanya kebersamaan yang di dorong oleh Roh, untuk
berinteraksi dengan sesama melalui suatu komunitas, dan dalam membina kebersamaan
tersebut. Kini perkembangan situasi masyarakat setempat menantang misi kelanjutan
pelayanannya itu sendiri. Benar-benar lihai dengan perkembangan masyarakat. Masyarakat
melihat adanya tindakan yang konkret, yang efektif dan kreatif dalam mengembangkan
pelayanan baik dalam Gereja maupun dalam sosial masyarakat. Dan sekarang masyarakat
semakin berkembang dan berpikir kritis terhadap terhadap situasi dimana mereka berada.
Sudah jelas kiranya bahwa lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, serta
perkembangan pelayanan yang dikembangkan oleh Pendiri para anggota dan kolaborator
dimana ISMAIK berkarya. Hal ini menunjukan bahwa para anggota dan kolaborator mampu
memberikan diri untuk melayani sesama karena hal didikan Pendiri. Maka ISMAIK ada
karena situasi rakyat dan atas dorongan Roh Kudus, kini Institut berkembang dengan
misinya. Oleh karena itu, para anggota dan kolaborator harus lihai membaca tanda-tanda
jaman, terutama situasi dimana Institut berkarya.
136. Majalah Misi Rosario, edisi IV tahun I Oktober-Desember 2012. Gembala yang
baik menyerahkan nyawa bagi Domba-dombanya, susteran PRR St. Fransiskus Asisi Depok Jawa-Barat tahun. 2012. hlm. 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pokok-pokok pembahasan dalam skripsi ini, maka pada bab II, III,
dan bab IV dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui sejarah lahirnya Institut Sekular
“Maun Alin Iha Kristu” di Timor Leste dari tahun 1989-2009, harus mengetahui sejarahnya
lebih dahulu. Untuk mengenal sejarah perlu mengenal Pendirinya yaitu Maria de Lourdes
Martins Cruz, beserta karisma dan spiritualitasnya. Karena dan spiritualitas kongregasi
ISMAIK itu bersumber pada Pendiri. Kendati demikian diharapkan supaya para anggota tetap
mempertahankan ciri khas Sekular dari dunia di dalam dunia, melalui profesi dan karisma
masing-masing, melalui kegiatan-kegiatan dan kesaksian hidup, agar dengan demikian
sungguh menjadi ragi dan terang bagi dunia.
Dengan mengenali sejarah dalam pelayanan kongregasi ISMAIK, akan lebih
mudah untuk mengetahui bagaimana kongregasi ISMAIK lahir di Timor Leste. Pendiri ingin
menolong dan membangun komunitas basis untuk pengabdiannya. Karisma dan Spiritualitas
itu diwujudkan dalam karya pelayanan sehari-hari.
Lahirnya ISMAIK di Gereja Timor Leste, pada dasarnya karena adanya situasi
Gereja di Timor saat itu, khususnya kaum kecil yang sangat membutuhkan tenaga untuk
karya pewartaan dan pendampingan iman umat di daerah-daerah yang terpencil di Timor
Leste. Akhirnya dari pihak Gereja mengakui dan mengesahkan ISMAIK sebagai kongregasi
pribumi dibawah naungan uskup setempat. Untuk dapat berkarya terutama mengerakkan
Gereja dari bawah, para anggota mencoba untuk mengenal karakter orang di masing-masing
tempat dimana ISMAIK berkarya. Sehingga memperlancar komunikasi dan dapat diterima
dan juga dapat melayani mereka dengan baik, bahkan dapat bekerja sama dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Setelah 10 tahun kongregasi ISMAIK berkarya di Timor Leste terutama di daerah yang jauh
dari kota, dan melihat bahwa partisipasi dalam masyarakat, dan merasa bahwa menjawab
kebutuhan mereka, serta memungkinkan untuk menerima ISMAIK sebagai tempat sandaran
masyarakat.
Demi perkembangan pelayanan, maka ISMAIK dengan tekun berusaha
mengembangkan yang terbaik demi melayani sesama di pedesaan. Dengan berbagai cara
yang telah diusahakan, walaupun mengalami beberapa kendala. Namun kendala-kendala
yang ada juga dapat diatasi dengan baik berkat kejelihan Pendiri dan para anggota dalam
menanggapi situasi masyarakat. Semuanya ini berkat usaha dan kerja sama dalam
persaudaraan ISMAIK sehingga misi pelayanan berjalan dengan lancar. Dengan demikian
ISMAIK di Gereja Timor Leste sejak merintisnya sampai tahun 2009 dapat dikatakan maju
dan berkembang dengan baik.
B. Saran
1. Semoga Nama Tuhan semakin dimuliakan dan semakin diabadikan. Dengan adanya
penulisan skripsi tentang Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, ini semoga dapat
membantu kongregasi ISMAIK untuk semakin lebih mengutamakan dan memperhatikan
pelayanan terhadap sesama yang membutuhkan pertolongan dari ISMAIK. Dengan
mengetahui sejarah awal merintisnya ini semoga kongregasi ISMAIK dapat mengambil
maknanya untuk mendidik dan dapat berkembang juga menghasilkan buah yang lebih baik
pula.
2. Dalam pelayanan di ISMAIK hendaknya semakin banyak diperkenalkan dengan Mana Lu
sebagai Pendiri kongregasi ISMAIK, dan memahami tentang spiritualitas kongregasi
ISMAIK, sehingga mereka dapat meresapkan dan akhirnya menjadikan miliknya sendiri
yang akan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
3. Dalam pelayanan di ISMAIK hendaknya selalu ditekankan untuk menyadari betapa
berharganya Pendiri dan para perintis atau pendahulu, karena merekalah yang telah
berjuang dalam kongregasi ISMAIK. Dari mereka dapat diambil teladanya dalam
menghidupi Spiritualitas dalam persaudaraan, solidaritas, kegembiraan dan
kesederhanaan.
4. Semoga dengan tulisan ini dapat membantu para Mana dan Maun, dan semua yang ada di
ISMAIK untuk semakin merefleksikan diri dalam keanggotaannya sebagai bagian dari
ISMAIK. Dengan demikian akan tergeraklah hatinya untuk semakin menghidupi Karisma
dan Spiritualitas ISMAIK yang diwujudkan dalam karya perutusannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Anton Haryono. (2009) Awal Mulanya adalah Muntilan. Yogyakat: Kanisius.
Arief Subyantoro dan FX. (2006) Metode Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta: ANDI.
Aditjondro, George J. (2000) Menyongsong Matahari Terbit di Puncak Ramelau. Dili
Timor Loro Sa’e: Yayasan Hak dan FORTILOS.
Coelho,Avelino M. (Shalar Kosi FF). (2012) Dua Kali Merdeka: Esai Sejarah Politik Timor
Leste. Djaman Baroe, Yogyakarta.
Chega. (2005) Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi Timor Leste
(CAVR).
Durand Frederic. (2002) Istoria Timor Leste Nian. LIDEL.
Soerjono Soekanto. (1988) Fungsionalisme dan Teori Konflik Dalam Perkembangan
Sosiologi. Sinar Grafika.
Gunn C. Geoffrey. (2005) 500 Tahun Tomor Loro Sa’e, Sa’he Institute for Liberation:
(SIL) dan Nagasaki University.
Jacobs, Tom, SJ. (1987) Hidup Membiara Makna dan Tantangannya..Yogyakarta:
Kanisius.
_____________(1987) Gereja Menurut Vatikan II, Yogyakarta : Kanisius.
Mgr. V. Kartosiswoyo dan Mgr. Ign. Suharyo, (2009) Kitab Hukum Kanonnik.
Konfrensi
Waligereja Indonesia, Jakarta.
Maria de Lourdes Martins, (2001) Kelompak Gereja Basis. Yayasan HAK dan Sahe
Institut for Liberti: Dili.
Nevins, Joseph. (2008) Pembantaian Timor-Timur Horor Masyarakat Internasional.
Yogyakarta: Galangpress.
N.n, Remah-Remah Kenangan (2012) Syukur 50 Tahun Kaul Kebiaraan Suster Putri
ReinhaRosari. Jakarta.
Robinson, Geoffrey, (2003) Timor-Timur 1999: Kejahatan Terhadap Umat Manusia
perkumpulan Hak dan ELSAM Dili dan Jakarta. ???????
Sartono Kartodirdjo. (1992) Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta:
PT. Gramedia.
Soerjono Soekanto. (1982) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Taylor, John G. (1998) Perang Tersembunyi Sejarah Timor-Timur Yang Dilupakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Forum Solidaritas Untuk Rakyat Timor-Timur Jakarta.
Zacky Anwar Makarim, Glenny Kairupan, Andreas Sugiyanto, Ibnu Fatah. (2003) Hari-
Hari Terakhir Timor-Timur. PT. Sportif Media Informasindo, Jakarta.
B. Majalah
Irmans Franciscanas Divina Providencia, Seara 50 tahun Diosis Dili, 2006.
SEARA. Boletim Eclesiastico da Diocese de Dili Timor oriental 50 Tahun (1949-1999) AA.
No. 759. Ex.1. +87.12.05. Hml. 54.
SEARA. Boletim Eclesiastica-Diocese de Dili-20.04.2010-No.6.
Majalah Misi Rosario, edisi IV tahun I Oktober-Desember 2012. Gembala yang baik
menyerahkan nyawa bagi Domba-dombanya, susteran PRR St. Fransiskus Asisi Depok Jawa-
Barat Tahun. 2012.
C. Arsip/ Dokumen
Agenda-agendanya Pendiri
Rutten Albert, S.J. Curso da Historia de Timor Leste, Dili, 2006
Film “Dalan ba Dame” CAVR.
Diambil dari Historia Vocasaun ISMAIK, tulisan Pendiri, (Tanpa penerbit) tahun 2008.
Dalam sharing Pendiri Institut, lewat materi pendalaman Institut, Pusat pembinaan Dare.
tanggal 24 juli 2009.
Praktek Pelayanan Pastoral, Aspiran Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, (tanpa
penerbit), dirumuskan Tahun 1994.
S. Congregasi. Para os Religiosos e Institutos Seculares, “Identidade de Missao dos Institutos
Seculares.
D. Internet
http.//id.wilipedia.org/wiki/Sejarah Timor Leste. Di akses, Tanggal 27 November 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
E. SUMBER LISAN/ DATA RESPONDEN
No Nama TTL Pekerjaan Alamat
Dulu Sekarang Dulu Sekarang
1. Maria de Lourdes Martins Cruz (Pendiri ISMAIK)
Aco-Mano/ Liqueca 28 Pebruari 1963
Pendiri/ Pemimpin umum
Pendiri/ Pemimpin umum
Dili Dare
2. Francisco dos Santos Fatima Barreto (Pastor)
Fohorem/ Suai-Covalima 7 September 1955
Pastor Paroki Staf Seminari Minor balide
Aileu Dili
3. Yan Coppens (CMM) Belanda 15 Maret 1943 Pimimpin provinsi Indonesia
Pemimpin provinsi Belanda
Yogyakarta Belanda
4. Dokter Daniel Amerika 23 September 1943
Dokter Dokter Bairo-Pite/ Klinik
Dili
5. Geraldo da Cruz (ayahnya Mana Lu)
Liqueca 5 Pebruari 1932 Tropa (Militer) Tani Dili Dare
6. Marcus Ximenes Bei-Aek/ Boalib 14 April 1947
Tani Tani Bei-Aek/ Balibo
Balibo
7. Fransisco dos santos Dili 7 Juni 1971 Guru Guru Dili Dili 8. Jose Maia Hatu-Builico 3 Mei 1970 Tani Dagang Hatu-Buliko Dili
9. Maria Fatima de Araujo Saboria 24 September 1964 Anggota DPR Katekis Saboria/ Aileu
Saboria/ Aileu
10. Maria Roza Araujo (Anggota)
Same 2 Pebruari 1966 Penanggung jawab asrama
Penanggung jawab asrama
Dare Betano/ Same
11. Carlos Mendonca (Anggota)
Carlos Mendonca (Anggota) Pendamping asrama Pendamping asrama Dare Loes/Liqueca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI