232
Pledoi Sudisman April 11th, 2006 by dn-aidit1924 POKOK PERTAMA : PENGANTAR Sdr Hakim Ketua yang terhormat. Untuk sempurnanya sesuatu masalah biasanya diiringi oleh suatu pengantar. Pengantar sebagai pembuka pintu gerbang kejelasan untuk mencegah supaya tidak tersungkur dalam mencari dan meraba dalam kegelapan, supaya tidak "struikelen in het zuken en tastenin het duister". Pengantar ini hendak saya gunakan untuk menerangkan arti judul uraian. Saya lama mengendapkan diri dalam mencari judul uraian yang tepat, sesudah meringkuk ditahan dalam sel berukuran 2 M 20 cm kali 3 M 60 cm selama lebih dari 7 bulan atau kongkritnya 211 hari terhitung Mulai 6 Desember 1966; sesudah 14 kali diperiksa langsung selama 18 hari yang berlangsung tidak kurang dari 70 jam pemeriksaan dan menghasilkan Berita Acara Pemeriksaan setebal 152 halaman; sesudah mengalami keseluruhan pemeriksaan pendahuluan sebanyak 40 kali; sesudah mendapat bantuan kiriman sekedar makanan dan pakaian dari TEPERPU [Team Pemeriksa Pusat] sebanyak l6 kali; dan sesudah mendapat sekedar pemeriksaan dokter sebanyak 9 kali. Dalam pengendapan diri itu saya menemukan judul jang tepat, yaitu: URAIAN TANGGUNG JAWAB Kenapa tidak memilih judul lain? Misalnya "Pidato Pembelaan’.

Pledoi Sudisman

Embed Size (px)

Citation preview

Pledoi SudismanApril 11th, 2006 by dn-aidit1924 POKOK PERTAMA : PENGANTAR

Sdr Hakim Ketua yang terhormat.

Untuk sempurnanya sesuatu masalahbiasanya diiringi oleh suatu pengantar. Pengantar sebagai pembuka pintu gerbangkejelasan untuk mencegah supaya tidak tersungkur dalam mencari dan meraba dalamkegelapan, supaya tidak "struikelen in het zuken en tastenin hetduister".

Pengantar ini hendak saya gunakanuntuk menerangkan arti judul uraian.

Saya lama mengendapkan diri dalammencari judul uraian yang tepat, sesudah meringkuk ditahan dalam sel berukuran2 M 20 cm kali 3 M 60 cm selama lebih dari 7 bulan atau kongkritnya 211 hariterhitung Mulai 6 Desember 1966; sesudah 14 kali diperiksa langsung selama 18hari yang berlangsung tidak kurang dari 70 jam pemeriksaan dan menghasilkanBerita Acara Pemeriksaan setebal 152 halaman; sesudah mengalami keseluruhanpemeriksaan pendahuluan sebanyak 40 kali; sesudah mendapat bantuan kirimansekedar makanan dan pakaian dari TEPERPU [Team Pemeriksa Pusat] sebanyak l6kali; dan sesudah mendapat sekedar pemeriksaan dokter sebanyak 9 kali. Dalampengendapan diri itu saya menemukan judul jang tepat, yaitu: URAIAN TANGGUNG JAWAB

Kenapa tidak memilih judul lain?

Misalnya "Pidato Pembelaan’.Saya sengaja tidak menamakan uraian saya ini suatu pembelaan, karena suatupembelaan harus memiliki persenjataan yang lengkap baik di bidang teoriMarxisme-Leninisme maupun di bidang-bidang lainnya. Persenjataan itulah yangjustru tidak saya miliki karena persediaan perpustakaan tidak saya miliki,tidak ada ditangan saya, sehingga segala sesuatu yang saya uraikan inisemata-mata hanya didasarkan kepada ingatan-ingatan yang masih tersimpan dalamotak selaku "supreme headquarters" yang terdiri dari 3kompartemen, ialah:

1. Fantasi,imajinasi, emosi;2. Intelek yang menggali pikiran-pikiran dan ide;3. Memori dan kontrol gerak tubuh.

Karena keterbatasan pengetahuan

teori Marxisme-Leninisme yang ada pada saya, maka saya menyisihkan judul"Pidato Pembelaan" saya berpendirian bahwa pengetahuan seseorang ituterbatas. Seseorang bisa mengetahui banyak, tapi tidak bisa tahu semua. Jikaseseorang itu berani menyatakan "Saya tahu semua", maka akibatnyatidak lain kecuali tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.

Saya selalu berusaha dengan kerasuntuk mendengarkan pendapat orang lain memang pernah terlintas, yaitu,"PKI MENGGUGAT". Judul agung demikian tak mungkin saya pakai dalamkeadaan serba terisolasi, hidup sebatang kara di dalam sel tanpa diskusi denganseorang kawanpun. Daripada berlayar sendirian dalam keagungan judul uraian, sayaberpendapat lebih baik mendamparkan diri pada judul sederhana, "UraianTanggung Jawab".

Tanggung-jawab kepada siapa?Dengan sendirinya tanggung jawab kepada Rakyat. Siapakah yang dimaksud denganRakyat itu? Rakyat ialah : kaum buruh, kaum tani, burjuasi kecil di luar kaumtani termasuk kaum intelektual revolusioner, dan burjuasi nasional yanganti-imperialis dan anti tuan tanah (anti-feodal). Kaum buruh, kaum tani danburjuasi kecil di luar kaum tani termasuk kaum intelektual revolusioner adalahRakyat pekerja dan merupakan tenaga penggerak revolusi dalam tahap revolusiyang nasional dan demokratis, dalam tahap revolusi yang anti imperialis dananti feodal.

Sedangkan burjuasi nasionaladalah sekutu tambahan, sebab sesuai dengan watak bimbangnya, maka burjuasinasional dalam batas-batas tertentu dan untuk periode tertentu saya bisakonsekwen anti imperialis dan anti tuan tanah. Inilah pengertian saya tentangRakyat. Berdasarkan pengertian itu maka saya samasekali tidak merasa terikatuntuk bertanggung-jawab kepada musuh-musuh Rakyat. Siapakah yang dimaksuddengan musuh-musuh Rakyat itu ? Musuh-musuh Rakyat ialah kaum imperialis, tuantanah, burjuasi komprador dan kaum kapitalis birokrat yang dikenal oleh Rakyatsebagai kaum kabir [kapitalis birokrat] atau kaum pencoleng kekayaan negaramenurut istilah Bung Karno.

Tanggung jawab saya kepada Rakyatadalah sekaligus merupakan tanggung jawab kepada Partai Komunis Indonesia.Sungguh sayang bahwa sidang-sidang Mahmilub yang mengadili perkara saya initidak disiarkan oleh RRI seperti halnya dengan sidang-sidang Mahmillub yanglalu sejak mengadili perkara Sdr. Dr. Subandrio. Yah, walaupun tidak disiarkanoleh RRI, saya yakin bahwa secara "getok-tular", secara berantai akansampai pada mereka, sebab "mondblad", suara dari mulutkemulut, adalah lebih cepat tersiar daripada "staatsblad",suara Pemerintah Sdr. Mayor Suwarno.SH, Ketua Team Asisten Pembelaan Mahmillub,pernah menyatakan bahwa dihadapkannya saya di depan Sidang Mahmillub ini adalah

penting, sebab mempunyai arti nasional dan internasional. Sdr Mayor UdaraTrenggono SH pernah menjelaskan bahwa sidang Mahmillub adalah suatu "fairtrial", suatu peradilan yang jujur (fair). Ini semestinyaberarti peradilan yang terbuka. Dan Sdr LetKol. Subari SH pernah menerangkankepada sdr ex Brigjen. Suparjo, bahwa maksud sdr Jenderal Suharto mengadakanMahmilub yang terbuka untuk umum, adalah agar Rakyat dapat menilai tentangbeleid Pemerintah dalam mengadili perkara-perkara yang berhubungan denganG-30-S [Gerakan 30 September].

Dikatakannya pula, bahwabagaimana nanti penilaian Rakyat atas dirinya akan diserahkan kepada Rakyat.

Sesuai denganketerangan-keterangan sdr Mayor Suwarno SH, sdr Mayor Udara Trenggono SH dansdr Letkol Subari SH tersebut di atas semestinya logis kalau seluruh persidanganMahmillub ini disiarkan RRI. Sesuatu yang logis tapi politis dipandang bisamerugikan Pemerintah, pihak Pemerintah yang kuasa bisa saya berwenang untukmengesampingkan logika tersebut. Singkatnya, sesuatu yang logis bisadionlogiskan, sedangkan yang onlogis bisa dilogiskan. Sebagaimana sidangMahmillub sekarang ini adalah terbuka tapi tertutup, dan bersifat umum sesuaidengan pengumuman di koran-koran yang dihasilkan oleh briefing para petugasmiliter kepada para wartawan yang tidak diumumkan. Inilah yang dinamakan serbaumum tapi tidak umum, yang menurut bahasa Rakyat sederhana adalah sama dengan"didikte", artinya tidak demokratis. Jika wartawan yang bersangkutanberani menyimpang dari ketentuan briefing bisa diistirahatkan, di dalam "hotelpro deo". Ya jika diketuk rasa - keadilan saya, maka rasa keadilansaya tidak mengangguk membenarkan tapi dengan lantang menyatakan bahwa semuahal itu adalah tidak adil bagi kepentingan Rakyat banyak. Ini kalau didasarkankepada rasa keadilan saya. Tapi saya tahu, ini adalah politik yang tidak usahdirentang-panjangkan.

Oleh karena itu saya berusahakeras supaya seluruh uraian saya ini dapat dijelujuri oleh benang merahtangkisan saya pada saat sidang hari pertama, ketika saya diberi kesempatanmengemukakan exceptie, yaitu antara lain sbb:

PERTAMA: semua tindakan saya adalah tindakanpolitik jang saya la kukan berdasarkan keyakinan Komunis saya; KEDUA: pengertian hukum bagi saya adalah exposi atau pernyataan darikekuasaan yang ada;KETIGA: saya tidak setuju dengan kebijaksanaan politik pemerintahsekarang.

Saya mengucapkan terimakasihkepada sdr Oditur yang terhormat yang telah banyak mensilat soal-soal teori

Marxis-Leninis sehingga menyegarkan ingatan saya kembali setelah absen selama 7bulan dalam mempelajari Marxisme-Leninisme.

Juga terimakasih pada Sdr Odituryang terhormat yang telah mengemukakan dalam dakwaanya bahwa perbuatan sayaadalah suatu politiek misdrijf yang di dalam tata hukum Indonesia belumterdapat peraturannya jang khusus di dalam U.U. tersendiri dan di dalam tataperundang-undangan Hukum Pidana Indonesia hingga sekarang belum terdapat U.U.(kodifikasi) khusus tentang delik-delik politik. Sungguh saya sayangkan bahwaSdr Oditur yang terhormat dalam memperkuat alasan-alasannya menggunakan, selaindari Mr.Drs.E. Utrecht, kutipan-kutipan tafsiran antara lain dari Simons,Stammler, Mr. Robert Van Deputte, Van Bommelen dan Van Hattum, Mr. C. Noyon,Langemeyer yang umumnya sarjana-sarjana dari negeri Belanda yang pernahmenjajah Indonesia. Saja akan lebih bisa tegak berdiri dalam mendengarkanpembacaan dakwaan seandainya alasan-alasan tersebut dilandasi olehpendapat-pendapat Sarjan-Sarjana Hukum Indonesia sendiri, seperti SdrProdjodikoro SH, Sdr Susanto SH, Sdr almarhum Wirjono Djokosutono SH, dansebagainya, sehingga terpancang kuat kepribadian Indonesia yang saya junjungtinggi dan saya bela.

Saya sebagai seorang Komunis,putera Indonesia, malu bahwa pada zaman Belanda sebelum Perang Dunia Keduaditahan oleh pemerintah Kolonial Belanda karena persdelict dan dituduhmelanggar pasal-pasal Engelbrecht, pada zaman Belanda sesudah PerangDunia Kedua ditahan lagi oleh pemerintah Kolonial Belanda dituduh melanggarpasal-pasal Engelbrecht, dan pada zaman R.I. yang sudah merdeka hampir22 tahun masih juga dituntut melanggar pasal-pasal Engelbrecht.. Bukunyaitu-itu juga. Inilah salah satu ciri kenapa PKI menganalisa bahwa Indonesiaadalah masih setengah jajahan atau belum merdeka penuh.

Selain itu cirinya ialah belumterkikis habis Imperialisme dan sisa-sisa feodalisme dari persada bumiIndonesia. Saya terus terang tidak setuju jika "des Konings"harus dibaca "Presiden" sebab kita hidup tidak dalam suatu "Koninkrijk"(Kerajaan), tapi dalam suatu "Republik Indonesia" yang saya cintai.

Juga saya tidak setuju jika"ministerieele verandwoordelijkheid" dalam hal ini pemerintahBelanda diidentikan dengan "Kabinet R.I." - sebab jiwanya sama sekalilain. Tetapi kalau "Staten Generaal" disamakan dengan M.P.R.S.[Majelis Permusjawaratan Rakjat Sementara], bukan pilihan rakyat sekarang,terserah kepada Saudara Oditur jang terhormat.

Senoga ada persamaan pengertiandengan Saudara Oditur yang terhormat mengenai hal ini.

Kembali kepada masalahtanggung-jawab, saya berpendapat bahwa setiap tanggung-jawab tidak mungkinkokoh, kalau tidak disemen dengan tekad. Oleh karena itu saja memilih: POKOK KEDUA: TEKAD

Saudara Hakim Ketua yangterhormat.

Sejak sepasukan "OperasiKalong" bersama kawan Sujono Pradigdo Ketua Komisi Verifikasi CC-PKIdatang menggerebeg tempat tinggal saya dikampung tergenang air Tomang, danmenangkap saya, maka saya membulatkan diri dalam tekad antuk "teguh dantenang".

Tekad saya pada waktu itubersumber pada moral Komunis. Pengertian moral bagi saya, ialah :"norma-norma atau ketentuan-ketentuan yang mengatur kebebasan aktivitasseseorang sesuai dengan kedudukan kelasnya".

Perdasarkan pengertian ini, makamoral Komunis adalah:

1. Bersikap jujur;2. Bersatu;3. Berdisiplin;4. Bersetia-kawan; dan 5. Berkorban.

Dalam PKI senartiasa diutamakan danditanamkan kejujuran sebab dengan jujur terhadap satu sama lain, akan mudahdicapai persatuan melalui suatu perjuangan.

Persatuan itu sendiri bergerakdan berkembang sehingga terjadi ketidaksatuan dalam persatuan jang perludiperjuangkan lagi untuk mencapai persatuan kembali, demikian seterusnya,sehingga menurat hukumnya persatuan itu relatif dan perjuangan itu mutlak untukmencapai persatuan.

Hasil perjuangan dalam persatuanitu adalah mengkikis sesuatu yang usang dan menumbuhkan yang baru dan maju, sedangkanpertumbuhan dari yang maju, pasti mendapat perlawanan dari yang usang.

Hukum itu juga berlaku dalam PKI,kongkritnya hasil perjuangan dalam persatuan itu menelorkan keputusan yangharus ditaati dan dilaksanakan tanpa pamrih.

Inilah disiplin, sebab "dedicationof life" tidak mungkin dijalankan tanpa disiplin.

Arti disiplin yang berasal dariperkataan disipel adalah murid, penganut atau apostee. Jadi disiplin adalahkeputusan yang harus dilaksanakan oleh penganut-penganutnya, sama halnya dengandisiplin dikalangan ABRI yang terumuskan dalam marga kelima dari Sapta Margayaitu:

"Kami prajuritAngkatan Perang Republik Indonesia memegang teguh disiplin, patuh dan taatkepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan prajurit."

Berdasarkan ulasan ini, terangbahwa disiplin PKI bukannya suatu "Kadaver Discipline",bukannya "disiplin mati", dan seorang Komunis bukannya "manusiarobot", tapi seorang Komanis adalah manusia biasa yang berpandangan duniamaterialisme-dialektik dan histori (MDH).

Bagi PKI, disiplin dimaksud untukmenyelenggarakan pekerjaan dengan tepat dan baik. Dan suata pekerjaan barudapat diselenggarakan dengan tepat dan baik kalau disertai dengankesetia-kawanan atau solidaritas, dan untuk kesetia-kawanan harus berani berkorban,sebab tanpa berani berkorban menundukan kepentingan pribadi bagi kepentinganumum tidak akan mungkin tercapai solidaritas, tidak akan mungkin terciptapersatuan dan kesatuan antara yang memimpin dan yang dipimpin, tidak akanmungkin tergalang persatuan dan kesatuan antara Bapak dan anakbuahItulah sekedar uraian tentang moral Komunis.

Berdasarkan moral Komunis ituditerapkan pelaksanaan "Centralisme demokrasi", yaitucentralisme yang didasarkan kepada demokrasi dan demokrasi yang dipusatkan,dimana dipadukan pertanggungan-jawab kolektif dengan pertanggungan-jawabperseorangan.

Berdasarkan moral Komunis itusaya usahakan dengan sekuat tenaga untuk dalam derita, dalam kesulitan ditengah-tengah petir menyambar dan mati menghadang tetap melaksanakan "tigasatu", yaitu satu pikiran, satu hati, dan satu tujuan.

Satu pikiran ialah pikiran Marxis

- Leninis, satu hati ialah hati Komunis, dan satu tujuan ialah perobahanfundamentil nasib Rakjat, dari hidup miskin menjadi hidup layak, dan dari"serba salah" menjadi "serba benar". Denganlandasan "tiga satu" itulah saya berusaha keras dalam menjalankantugas, sebab saya selalu bersemboyan berdasarkan pepatah Inggris "bemindful of your task, and do it right, for a task is noble".

Tarjemahannya kurang-lebih sebagaiberikut: "curahkan penuh pikiran kepada tugasmu dan laksanakanlah denganbaik, sebab tugas adalah suci".

Dengan"tiga-satu"itulah saya melangkah dengan satu tekad seperti yang telah saya rumuskan dalamsuatu pernyataan tertanggal 21 Desember 1966 yang saya sampaikan kepada parasdr Pemeriksa saya, yaitu : Sdr. LetKol. Ali Said SH., Sdr. LetKol. DurmawelSH. dan, Sdr LetKol. Subari SH.

Lengkapnya, pernyataan itu adalahsebagai berikut: PERNJYATAAN SUDISMAN

Para Sdr Pemeriksa yth.

Saya tertangkap pada tanggal 6Desember 1966 di daerah terpencil Tomang, dalam juang terkepung lawan, tepatsetahun sesudah Kawan Njoto tertangkap. Peristiwa ini sungguh sesuatu adeganyang mengharukan, persamaan waktu mengibaratkan persamaan nasib dansepenanggungan.

Keharuan itu menghujam makindalam dan makin dalam lagi, karena tertusuk kehalusan tindak para Sdr Pemeriksayang dengan ramah masih memberikan kesempatan terakhir untuk memaparkankata-kata akhiran saya sebagai pejuang Komunis menjelang akhir tahun1966. Serba kebetulan, kalau tidak boleh dikatakan serba istimewa, bahwa akhirtahun mengakhiri hidup seorang Komunis. Betapa tidak mengharukan!

Dari haru, tergugahlah lubuk hatisaja untuk mengucapkan terima kasih atas segenap daya upaya yang telah ditempuholeh para Sdr Pemeriksa yang dengan penuh kesabaran telah berikhtiar untukmengubah tekad saya memilih "jalan-mati" menjadi "jalan-justisi".Juga tidak mungkin pernyataan terima kasih saya begitu saja saya lewatkan,tanpa mengulang, sekali lagi mengulang kembali, terima kasih saya atas adanyapengertian dari pihak para Sdr Pemeriksa mengenai pikiran dan perasaan sayajang terpancang dalam hati : untuk mensenyawakan sikap dengan massa anggota PKIyang telah tertembak mati, untuk melaraskan diri dengan sikap mati pemimpin-pemimpin

utama PKI, DN Aidit, MH Lukman, Njoto dan Sakirman, dan untuk memikul tanggungja wab terhadap ratusan ribu korban massa progressif karena kegagalan G-30-S.

Sajapun mengerti dengan baik,bahkan menghormati, bobot uraian yang diajukan para sdr Pemeriksa yang tetapmenganjurkan saya supaja mengambil "jalan - justisi".

Timbul pertanyaan. Kenapa justrusaya yang harus memilih "jalan-justisi". padahal kawan-kawan kasihsayang se-team saya dalam memimpin PKI, DN.Aidit, MH Lukman, Njoto dan Sakirmantelah merentas "jalan-mati" untuk kehormatan PKI ?

Mereka berempat telah matitertembak tanpa "jalan-justisi". Mereka berempat adalah saya, dansaya adalah mereka berempat, sehingga solidaritas Komunis mengharuskan sayauntuk menunggalkan sikap saya dengan mereka berempat dan memilih "jalanmati". Saya dengan mereka berempat telah berpanca-kawan, artinya, berlimatelah bersama-sama membangun kembali PKI sejak tahun 1951, dari kecil menjadibesar, dari berpolitik salah menjadi berpolitik benar, dari terisolasi menjadiberfrontluas, dari kurang belajar teori menjadi mulai belajar teori Marxisme -Leninisme, dan karena tidak menguasai teori Marxisme - Leninisme secarakongkrit kemudian berakhir terpelanting dalam kegagalan’ G-30-S yang membawakerusakan berat pada PKI. Saja pribadi terlibat dalam G-30-S yang gagal.Kegagalan ini berarti pula kegagalan saya dalam memimpin PKI, sehinggamendorong menjadi unggulnya pihak lawan politik PKI.

Keunggulan kaum kanan dalamkontradiksi kekuatan kanan, kekuatan tengah dan kekuatan kiri didalam negeri.Karena gagal, berarti kalah dan hukumnya bagi pribadi seorang pejuangyang gagal dan kalah digenggaman tangan lawan tidak ada lain, kecuali"MATI". Jadi, bagi saya - "jalan-justisi" - akan berakhirpada "mati, dan - "jalan-mati" - akan berakhir pula pada"tidak-hidup’. Dua jalan itu bertitik akhir sama. Itulah persamaannya,letak perbedaannya ialah dalam jarak, yang satu berjarak panjang bernama"jalan-justisi", sedangkan yang lainnya berjarak pendek bernama"jalan mati". Saya memilih jalan pendek ini - "jalan mati"jalan berlima menungal jadi satu, jalan yang telah dilalui oleh kawan-kawan DNAidit, MH Lukman, Njoto dan Sakirman.

Jika saya menempuh"jalan-mati’ dengan menggunakan "hak tidak mau menjawabpertanjaann-pertanyaan", maka ini berarti, bahwa: Bukannja saya nekad, sebab kalau mau nekad, sewaktu ditangkap saya melawan alat-alat negara jang mengurung rumah. Tidak, saya tidak mau mati dikenal sebagai seorang konyol;

Bukannya saya putus - asa, sebab kalau berputus-asa, dalam sel tahanan saya mencoba untuk bunuh diri. Tidak, saya tidak mau mati dikenal sebagai pengecut; Bukannya saya ingin berambisi manjadi pahlawan, sebab seorang pahlawan tidak ada yang gagal dalam perjuangannya, kalau terpaksa gugur seorang pahlawan gugur di medan pertarungan. Tidak, saya bukan salah-satu dari mereka; Bukannya saya tidak mencintai keluarga, terutama isteri, anak sebab aeluruh perjuangan saya sebagai Komunis justru saya abdikan untuk kepentingan Rakjat artinya, kalau Rakjat menang, maka Rakjat berbahagia, dan dalam kebahagiaan Rakjat itu termasuk kebahagiaan keluarga, isteri - anak saya yang saya cintai. Tidak, bukannya saya tidak mencintai keluarga, isteri - anak, tapi justru kebalikannya, saya sangat mencintai mereka.

Jelas-jemelaslah, bahwa sayabukannya seorang yang nekad, bukannya seorang yang putus-asa, bukannya seorangyang ingin berambisi menjadi pahlawan, dan bukannya seorang yang tidakmencintai istri anak, tapi saya hanya sebagai seorang Komunis yang maubersetia-kawan menempuh "jalan-mati" jalan berlima menunggal jadisatu.

Berlima kita pernah dihadapkankepada pemeriksaan, membela pendirian PKI yang tidak menyetujui kebijaksanaanpolitik Pemerintah R.I pada 8 Juli 1960. Berlima kita diperiksa bersama, danberlima kita bebas bersama. Kita berlima selalu bersama. ya, saya hanya sebagaiseorang Komunis yang telah berbicara sesuai dengan keperluan, dan selanjutnyamenggunakan "hak tidak menjawab pertanyaan", sebab banyak dokumenyang sudah tersita oleh kekuasaan militer sekarang. Dokumen-dokumen itu telahberbicara sendiri tentang PKI dan perjuangannya membela kepentingan Rakjatbanyak.

Jadi, berdasarkan alasan-alasantersebut diatas, menurut pendapat saya, bukanlah sesuatu yang berlebih-lebihansetelah kawan berempat saya tertembak mati, maka sayapun berhak memilih dengantulus-ikhlas jalan yang sama - "jalan-mati", untuk kita berlima."Jalan-mati" ini saja kira samasekali tidak menyalahi denganperintah-harian dari kekuasaan militer sekarang yang secara umum telahmemerintahkan tangkap hidup atau mati". Apakah ini artinya ? Bagi saya,ini berarti, saya telah dinyatakan sebagai "vogelvrij verklaard",ditangkap hidup pasti mati", dan ditangkap mati tidak diperkarakan.

Ini memperkuat keyakinan saya,bahwa "jalan-justisi" berakhir pada mati dan "jalan-mati"juga berakhir pada mati.

Merang benar, bahwa ada matikarena ada hidup, dan setiap hidup ditutup dengan mati. Jika saya mati sudahtentu bukannya berarti PKI ikut mati bersama kematian saya. Tidak, sama sekalitidak. Walaupun PKI sekarang sedang rusak berkeping-keping, saya tetap yakinbahwa ini hanya bersifat sementara dan dalam proses sejarah nantinya PKI akantumbuh kembali, sebab PKI adalah anak zaman yang dilahirkan oleh zaman.Tumbuhnya kembali PKI tidak tergantung kepada adanya kita berlima yang telahgagal memberikan pimpinan. Dengan berbagai jalan yang berat dan sulit PKI akanmenemukan kembali cara-caranya untuk tumbuh kembali dengan tenaga-tenaga yangjauh lebih segar daripada kita berlima. Mereka pasti akan menjadikankegagalan-kegagalan itu sebagai ibu kemenangan. Hukum perjuangan menentukan:berjuang gagal, berjuang lagi, gagal lagi, berjuang, gagal ……. akhirnyamenang. Kemenangan hanya ada pada mereka yang berani menghadapi kesukaran danberani berjuang. Dan untuk menang harus berani menempuh jalan panjang. Sayamenyadari, bahwa kegagalan dalam perjuangan disebabkan karenakesalahan-kesalahan. Demikian halnya dengan kegagalan G-30-S, karena adanyakesalahan-kesalahan PKI yang menumpuk untuk masa yang panjang, antara lain:

PERTAMA: dibidang,ideologi ialah subjekitivismeyang bersumber pada lautan burjuis kecil dan bersumber pada cara kerjakepicikan burjuis kecil. Ini berarti, meninjau sesuatu hanya dari satu segisaja, tidak secara menyeluruh sehingga menghadapi kenyataan itu tidak sebagaisesuatu yang utuh, tetapi sebagai sesuatu yang sepotong-potong. Inimengakibatkan pada saat PKI besar melupakan kewaspadaan bahwa kaum imperialisbersama dengan kaum reaksioner dalam negeri bisa menjadi kalap untuk menyergap.Dalam keadaan demikian sesungguhnya dibutuhkan kepandaian Marxis-Leninis untuksecara ilmiah menghitung imbangan kekuatan secara kongkrit dari kedua belahpihak, dari kekuatan PKI sendiri dan dari kekuatan lawan. Dan dalam mengaturgerakan sangat dibutuhkan disamping keberanian adanya kepandaian revolusionerdalam menentukan waktu yang tepat dan memimpin gerakan. Faktor-faktor ini tidakdipenuhi oleh G-30-S, sehingga menyebabkan kegagalannya. Ditambah lagi gerakanitu terpisah samasekali dari kebangkitan massa. Padahal menurutpengumuman-pengumuman Dewan Revolusi tujuan G-30-S adalah baik, yaitu: mencegahadanya diktatur militer, mengkonsekwenken Nasakomisasi di semua bidang, danbertindak kepada segenap bentuk penyelewengan dibidang finansiil dan ekonomi. Sayasetuju dengan G-30-S karena hendak membela dan tetap mempertahankan politikkiri R.I.

Selain subjektivisme pada diripimpinan PKI dihinggapi revisionisme - modern yang bersumber kepadapemburjuisan diri setelah berposisi di lembaga-lembaga negara.

Kelemahan-kelemahan ideologitersebut diatas menyebabkan adanya konsep-konsep teori dengan burjuasi. Suatu

contoh "Manipol [Manifes Politik] adalah program bersama". Perumusanini tepat". Tapi menjadi keliru setelah ditambah "jika Manipolsebagai program bersama dilaksanakan dengan konsekwen, maka.sama dengan programPKI". Manipol sebagai program bersama meliputi juga kepentingan kelasKapitalis (burjuasi) tetap mempertahankan adanya exploitasi terhadap kaumburuh. Padahal program PKI adalah Sosialisme yang menghapuskan sama sekali"exploitation de l’homme par l’homme", menghapuskan penindasanmanusia atas manusia. Jadi kaum Kapitalis Indonesia tidak mungkin dibawa sampaike Sosialisme, mereke akan melawan Sosialisme. Buktinya sesudah G-30-S gagal,mereka menuntut penghapusan Manipol, sebab Manipol menentukan bahwa hari depanrevolusi Indonesia adalah Sosialisme dan bukannya Kapitalisme.

Demikianlah persoalan yangmenyangkut kelemahan ideologi yang telah tertera dalam otokritik PKI.

KEDUA: di bidang politik pimpinan PKI telahtepat menggariskan pentingnya "bersatu dan berjuang" dalampolitik ber-front. Tapi dalam prakteknya PKI tenggelam dalam bersatunya"dan kurang "berjuangnya". Ber-front berarti bersama dengankelas-kelas lain, sehingga wajar harus dilakukan perjuangan kelas untukkepentingan tenaga-tenaga penggerak revolusi, yaitu: kaum buruh, kaun tanipenggarap dan burjuasi kecil lainnya bukan tani. Tanpa perjuangan, pekerjaanfront menjadi mati, dengan perjuangan, pekerjaan front menjadi hidup. Hal ini dibuktikandengan pekerjaan Front Nasional jang lalu, dimana keputusan-keputusannya tidakdicapai mela lui perjuangan maka Front Nasional kurang hidup.

KETIGA: dibidang organisasi pimpinan PKI tidakkonsekwen melak sanakan metode menyelesaikan kontradiksi dalam Partai dengankritik dan otokritik. Ini mengakibatkan disatu pihak adanya liberalisme, den dipihak lain adanya komandoisme. Tanpa kritik/ottokritik kita menjadi tidakkritis dan kritik dari bawah menjadi tidak berkembang.

Kesalahan PKI dibidang ideologi,politik dan organisasi tersebut diatas telah tercantum dalam otokritik PKI yangsudah ada ditangan kekuasaan militer sekarang. Segi positif dari kegagalanG-30-S ialah menggugah PKI untuk meneliti kesalahan-kesalahannya dan menelorkanotokritiknya. Dengan otokritik itu, saya yakin, bahwa dalam proses sejarahnantinya generasi baru dari PKI akan menarik pelajaran sebaik-baiknya. Generasibaru itulah yang akan menjadikan PKI sebagai Partai yang benar-benarMarxis-Leninis, memiliki program agraria revolutioner yang tepat, bebas darisegenap oportunisme dan revisionisme modern. PKI yang demikianlah yang akanmampu memecahkan masalah fundamentil Rakjat Indonesia, yaitu revolusi agrariabersenjata kaum tani, berlandaskan front persatuan nasional yang luas, persekutuankelas buruh dan kaum tani dibawah pimpinan kelas buruh PKI yang demikianlahjang pasti dalam kata-kata dan perbuatan dapat sungguh-sungguh mengintegrasikan

diri dengan Rakyat banyak, sesuai dengan idam-idaman dua bait sajak saya dalamRumah Tahanan Militer (RT) Jakarta, jang berjudul: SAMODERA BERPANTAI KRAKATAU

Samodera berpantaikrakataukrakatau berpantai samoderasamodera pantang asatwalau prahara bergunjingkrakatau tak menekukwalau taufan membadai.

Samodera itulahrakyatkrakatau itulah partaikeduanya saling mempantaisamodra berpantai krakataukrakatau berpantai samodera

Hanja dengan PKI yang memenuhisyarat-syarat seperti tersebut diataslah akan dapat diselenggarakan stabilisasipolitik dan ekonomi Indonesia. Kekuasaan militer sekarang, menurut keyakinansaya tidak mungkin dibebani tugas sejarah ini sebab:

Pertama, kaum buruh dan kaum tani terutama tidakmenyokong kekuasaan militer sekarang, karena penghidupannya makin hari, makinberat, dan pada suatu saat pasti bangkit berjuang menuntut kebebasan demokratisdan perbaikan nasib;

Kedua, kontradiksi intern dikalangan yangberkuasa makin hari makin menajam untuk memastikan siapa yang paling berkuasadibidang politik dan ekonomi, dan massa Rakjat serta partai-partai politik yangdemokratitis pasti menuntut penghapusan militerisasi, sebab dalam sejarah tidakpernah ada rezim yang secara mutlak dapat semata-mata mempertahankan diridiatas ujung bayonet;

Ketiga, stabilisasi ekonomi bersandarkan kepadaapa yang dikatakan bantuan dari kaum imperialis bukannya pemecahan, apalagimengundang kembali penanaman modal monopoli asing yang telah dilikwidasi olehrevolusi. Sebab sepanjang sejarah tidak ada kaum imperialis yang menyetujuipembebasan Rakyat, bahkan justru kebalikannya yang dipaksakan ialah penindasan,penghisapan dan pemerasan Rakyat. Inilah kebenaran fakta yang tak direlakan.

Sungguh sayang, keadaan subjektifPKI yang masih alam keadaan rusak berat belum memungkinkan untuk tampil ke

depan, dan terpaksar di tengah-tengah kejaran dan gencaran peluru lawanbertiarap untuk akhirnya merangkak kembali membidik musuh-musuh Rakyat ialahImperialisme, tuan-tanah dan kaum reaksioner lainnya dalam negeri.

Di balik keadaan subjektif yangbelum menguntungkan PKI itu, keadaan objektif sangat baik bagi perjuanganRakyat Indonesia, terutama dari segi posisi internasional, Indonesia berada diAsia Tenggara sebagai pusat telengnya kontradiksi dunia, dengan titik pusatVietnam. Perang yang dibiayai agresor imperialis AS di Vietnam yangbertulang-punggung tentara Vietsel akan berobah menjadi perang lokal yangbertulang-punggung tentara agresor imperialis AS langsung yang sekarang telahberjumlah lebih dari 320.000 serdadu. Menurut perkiraan saya dan danberdasarkan watak agresif imperialis AS, bahwa sekali perang lokal Vietnamberkobar pasti menjalar ke seluruh Asia Tenggara, sehingga perang berobahposisi menjadi Perang Rakyat yang lambat laun berkobar tanpa mengenal batas.Dalam keadaan demikian Indonesia akan dihadapkan kepada pilihan, memihak PerangRakyat atau Perang Agresi AS yang menjadikan Indonesia sebagaidaerah-belakangnya. Saya yakin bahwa perjuangan Rakyat Indonesia akanberpartisipasi kepada Perang Rakyat dan perubahan imbangan kekuatan baru akantimbul di Indonesia dan bangkit bersatu segenap tenaga penggerak revolusimenuju Indonesia Baru yang bebas dari imperialisme dan feodalisme. Inilahjalannya proses sejarah yang tidak dapat dibendung oleh kekuatan apapun juga,juga tidak oleh pulasan kata-kata "menghalau musuh dari Utara, dan membendungKomunisme" Ya, akhirul-kalam dunia telah berganti rupa, untuk kemenangankita. Demikianlah keyakinan saya.

Maafkanlah kalau ada saru-sikusaya selama dalam tahanan, dan izinkanlah saya menutup tulisan ini: » dengan rongga dada yang penuh digenggangi kemegahan lagu kebangsaan Indonesia Raya, » dengan hati berdebar mengiringi melodi mars kelas buruh sedunia Internasionale, » dengan sinar mata tajam mencahyai sembojan "Hidup PKI". » dengan seru kalbu bertalu "Kaum Buruh seluruh Dunia, Bersatulah!".

Sekian.

Jakarta, 21 Desember 1966Pembuat Pernyataan

ttd

SUDISMAN

Tekad saya tersebut diatas, ialahtekad untuk menggunakan "hak tidak menjawab pertanyaan" dengan maksudsupaya saya dapat menyatu-ragakan diri dengan sikap menempuh "jalanmati" sebagaimana sudah dialami oleh kawan-kawan Aidit, Lukman, Njoto danSakirman, ternyata tidak dapat diluluskan oleh yang berwajib, saya tidak bisamenepuk sebelah tangan. Mencegah supaya jangan sampai saya dituduh "maumengulur-ulur" penyelesaian perkara "atau mau mendelay perkara",maka saya kemudian menyelaraskan diri dengan kehendak para sdr Pemeriksa danmemasuki pemeriksaan pendahuluan.

Salah satu jawaban saya terhadappertanyaan penting para sdr Pemeriksa, ingin saya paparkan dalam: POKOK KETIGA: Disekitar PKI danG-30-S.

Sdr Hakim Ketua yth.

Pada tanggal 3 Januari 1967 paraSdr Pemeriksa mengajukan pertanyaan yang berbunyi sebagai berikut:

Pertanyaan: Apa yang mendorong PKI untuk mengambilsuatu tindakan yang menjurus kepada G-30-S pada akhir bulan September /permulaan1 Oktober 1965 dalam pemerintahan dibawah kekuasaan Presiden Sukarno?

Jawaban: Dalam menjawab pertanyaan tersebutdiatas, saya tetap berpegang teguh kepada statement Politburo CC PKI tertanggal6 Oktober 1965 yang antara lain menerangkan, bahwa "PKI tidak tahu menahutentang G-30-S dan peristiwa itu adalah intern AD". Alasanya ialah : Dalam sidang-sidang Politburo CC-PKI, oleh kawan DN Aidit dijelaskan bahwa ada perwira-perwira maju yang mau mendahului bertindak untuk mencegah kudeta Dewan Jenderal. Untuk itu DN Aidit menugaskan pengiriman beberapa tenaga ke daerah pada hari-hari menjelang mencetusnya G-30-S dengan garisnya "dengarkan pengumuman RRI Pusat dan sokong Dewan Revolusi". Jika PKI secara menyeluruh terlibat dalam G-30-S maka: a) Masalah yang begitu penting harus dibicarakan dalam sidang pleno CC-PKI mengingat scope-nasionalnya yang bersifat luas dan penerapan persoalan teori, bahwa "sekali mengangkat senjata haruslah dirampungkan sampai selesai, dan jangan sekali-kali main api dengan senjata"; b). Masalah yang begitu penting tidak cukup diletakkan penugasan kepada beberapa tenaga ke daerah hanya beberapa hari sebelum peristiwa, tapi seharusnya banyak tenaga yang ditugaskan ke daerah-daerah beberapa bulan sebelumnya dengan ga ris "bangkitkan massa,

adakan perlawanan massa dan bentuk Dewan Revolusil; Sesudah G-30-3 pecah kenyataannya menunjukkan, bahwa PKI pasif tidak berlawan, malahan menjadi korban penangkapan atas perintah "tindak dengan alasan langsung dan/atau tidak langsung tersangkut G-30-S", menjadi korban pembunuhan massal atas dasar perintah "habisi dan tindas sampai keakar-akarnya", dan witchhunting (pengejaran teror putih ketiga (1926, 1948, 1965). Dalam hati timbul tanda-tanya, apakak dosanya Ny.Njoto bersama anak-anaknya yang tidak tahu menahu tentang perbuatan politik suami- ajahnya, kawan Njoto, sampai dijebloskan ditahanan sel Kodim Budikemulyaan, sehingga oroknya tidak dapat menetek lagi karena air susu asat? Padahal pernah oleh yang berkuasa didesirkan ‘jangan balas dendam" yah, desiran itu hanya sebagai angin lalu saja sebab kenyataannya yang dilancarkan adalah meng-ex-Komunis-kan anggota PKI sekeluarganya komplit. Hal ini, pasif tak berlawan, tidak mungkin terjadi jika PKI mempersiapkan dan disiapkan untuk G-30-S. Yang bergerak dalam G-30-S kebanyakan perwira-perwira non-Komunis disamping yang Komunis, sehingga sesuai dengan keterangan kawan DN Aidit, bahwa perwira-perwira maju mau mendahului bertindak. Apalagi kalau dilihat rencana susunan Dewan Revolusi tidak terdiri dari tokoh utama Nasakom dan dipimpin langsung oleh kawan DN Aidit sendiri

Dengan mengemukakan tiga-faktortersebut diatas bukannya saya bermaksud untuk memungkiri bahwa tokoh-tokoh PKIterlibat langsung dalam G-30-S. Tidak, sebagaimana telah saya jelaskan tokoh-tokohPKI, termasuk saya sendiri, terlibat dalam G-30-S, tetapi PKI sebagai Partaitidak terlibat dalam G-30-S.

Dengan mengemukakan tiga-faktortersebut diatas, bukannya saya bermaksud untuk membandingkan dengan peristiwapemberontakan yang telah dicetuskan oleh Masjumi/PSI [PSI: Partai SosialisIndonesia]. Masjumi dikenal sebagai partai yang didirikan di zaman militerismeJepang, Masjumi dikenal anti-Pancasila sewaktu Konostituante, dan Masjumidikenal sebagai sebagai DI - TII yang legal sedangkan DI-TII [DarulIslam/Tentara Islam Indonesia] sebagai Masjumi yang ilegal yang bersama-samaPSI memberontak mendirikan negara dalam negara R.I. semasa PRRI/PERMESTA[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia / Piagam Perjuangan Semesta].Tokoh-tokoh utama Masjumi/PSI terang menjadi Menteri2 PRRI/PERMESTA, tetapiapakah tindakan Pemerinteh pada waktu itu? Tindakan Pemerintah pada waktu itutidaklah otomatis membubarkan Masjumi/PSI, apalagi membubarkan ormas2-ormasnja,menyita hak milik organisasi Masjumi/PSI, menghukum mati takoh-tokohnya danmelarang ajarannya. Malahan Pemerintah memberikan amnesti tokoh-tokohMasjumi/PSI dibebaskan dan sekarang mulai mengaktifkan kembali Masjumi/PSI.Yang terang GPII [Gerakan Pemuda Islam Indonesia] sudah memproklamasikan diri

legal kembali melalui pengumuman di salah satu koran.

Jika, mau mengetuk rasa keadilandan perikemanusiaan sebagai salah satu sila Pancasila, maka semestinya harusada perlakuan yang sama baik terhadap Masjumi/PSI maupun PKI, yaitu memisahkanperbuatan tokoh-tokoh PKI jang terlibat dalam G-30-S dan PKI sebagai partaiyang tidak tahu-menahu tentang G-30-S. Tetapi hal ini tidak terjadi. Bagi sayajelas, bahwa hal ini tidak terjadi karena yang berkuasa adalah satu kelasdengan Masjumi/PSI. Menurut hukumnya sesuatu klas tidak akan melikwidasikelasnya sendiri dan yang ditempuh ialah jalan kompromi baik dengan jalanabolisi maupun amnesti. Terhadap PKI yang merupakan lawan kelas dan kekuasanmiliter sekarang, maka dilakukan tindak likwidasi yang bisa berlangsung untuksementara dalam artian sejarah.

Disinilah relatifnya keadilan dankebenaran dipandang dari kekuasaan kelas yang ada pada suatu masa tertentu.Jadi, dengan demikian jelaslah bahwa perjuangan kelas bukannya sirna diIndonesia, tapi justru kebalikannya, perjuangan kelas menjadi menajam.

Sekarang saya akan mengajukan"kekinian" atau "het heden" daripada peristiwa sebelumG-30-S mencetus. Persoalan ini perlu saya ajukan, sebab bagi saya "hetheden is onderhevig aan het verleden en de tukomst". Atau"kekinian ditentukan oleh hari kemarin dan menentukan hari depan"Apakah "kekinian" pada waktu itu?

"Kekinian" pada waktuitu, menurut pendapat saya, yaitu beberapa pokok persoalan, yang hendak sayabagi dalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I, sikap PKIterhadap Pemerintahan dibawah kekuasaan Presiden Sukarno: PKI pada waktu itu menentukan sikapterhadap Pemerintahan, ialah menyokong politik Pemerintah yang maju, mengkritikpolitik Pemerintah yang ragu menentang politik Pemerintah yang merugikanRakyat. Yang maju dan disokong PKI ialah politik Pemerintah yang pada umamnyaanti-imperialis dan dalam batas-batas tertentu anti-tuan-tanah (anti-feodal).Politik anti-imperialis Pemerintah yang tepat adalah pembagian kekuatan duniadalam dua kubu, yaitu : Kubu NEFO yang terdiri dari negeri-negeriSosialis, negeri-negeri yang baru merdeka dan rakjat-rakjat progresif dinegeri-negeri Kapitalis menghadapi Kubu kedua yaitu kubu imperialis sebagaikubu OLDEFO. Berdasarkan politik Nefo ini dapatlah garis politikPresiden Sukarno yang merumuskan politik luar-negeri R.I., sebagai berikut :"not to make friends but to defend the revolution", dan"Nefo", termasuk RRC adalah "Comrades in arms".Inilah politik kiri yang tepat, politik anti-imperialis yang dalam perbuatan

telah menyokong perjuangan Rakyat Aljazair melawan imperialis Perancis,menyokong perjuangan Rakyat Vietnam melawan imperialis AS, menyokong perjuanganRakyat Kalimantan Utara melawan Inggris dalam bentuk kongkrit berkonfrontasidengan proyek bersama imperialis Inggris - AS "Malaysia", danmenyokong perjuangan Rakyat Pakistan melawan agresi India. Politik kirianti-imperialis ini sekarang pada hakekatnya sudah dianulir sekarang olehkekuasaan militer yang sudah tidak lagi anti-imperialis dalam perbuatan, buktinyaantara lain mengundang kembali penanaman modal asing dan mengadakan operasikeamanan terhadap "bahaya Komunisme" yang pada hakekatnya ditujukankepada kaum gerilyawan pejuang Kalimantan Utara. Sekian tentang politik luarnegeri anti-imperialis dari Pemerintah yang dulu.

Sedangkan politik dalam negeriyang maju ialah dalam batas-batas tertentu politik anti-tuan tanah (feodal),yaitu: pembatasan hak milik tanah tuan tanah sampai 5 ha dengan pengaturan olehUndang-Undang Pokok Agraria (UUPA) dan penurunan setoran kaum tani penggarapdari 5:5 menjadi minimal 6:4 untuk kaum tani penggarap dengan pengaturan olehUndang-Undang Perjanjian Bagi Hasil (UUPBM). Politik maju yang sekedarmenguntungkan kaum tani penggarap itu sekarang pada hakekatnya telah dianuliroleh kekuasaan militer sekarang, dengan bukti banyak tanah - lebih yang dulusudah dibagikan dicabut kembali oleh tuan-tanah yang bersangkutan dan bagihasil kembali kepada maksimaal 5:5, bawon (upah panen) dari 1:5 ada yangmenjadi 1:20, dan kaum tani penggarap dikenakan pajak-pajak berat lagi.Singakatnya nasib kaum tani penggarap kembali kepada "serba-salah",berani bicara dicap G-30-3 dan tidak bicara dituduh memboikot politik kekuasaanmiliter sekarang.

Tentang politik pemerintah yangragu dan dikritik oleh PKI, adalah politik yang kurang konsekwen dalampelaksanaan politik anti-imperialis dan pelaksanaan UUPA dan UUPBH. Contohnyatidak adanya ketegasan dalam tindakan terhadap investasi imperialis AS dibidangperminyakan yang merupakan sebagian terbesar devisen R.I.

Contoh lain, ialah tidakkonsekwen melaksanakan UUPA dan UUPBH. Akibatnya kaum tani penggarap mengadakanaksi-aksi untuk mengkonsekwenkan pelaksanaan dua undang-undang tersebut. Tetapianehnya justru kaum tani yang mau melaksanakan Undang-undang yang ditindaktetapi kaum tuan-tanah yang mengingkari Undang-Undang tidak dipersalahkan.Inilah kenyataan "yang benar dipersalahkan, dan yang salah dibenarkan.Tentang politik yang merugikan Rakyat dan ditentang oleh PKI ialah politikfinek yang berlainan dengan Dekon, yaitu menjadikan pertanian sebagaibasis dan industri, sebagai tulang-punggung dan politik menaikkan harga dantarif untuk menannggulangi kesulitan ekonomi semestinya dengan sungguh-sungguhdilaksanakn social-support, social-control dan social-participation untukmelikwidasi salah urus serta salah duduk. Satu-satunya jalan adalah meniadakan

"steurleven" atau meniadakan" kehidupan yang serba takmenentu, memper- panjang penderitaan rakyat) dengan mengadakan Nasakomisasidisemua bidang sebagai penyesuaian aparatur negara dengan tuntutan Manipol danDekon untuk menumpas tiga sebab pokok kemelaratan Rakyat yaitu:

a) Kaum imperialis, terutamaimperialis AS sebagai musuh utama Rakyat-rakyat progresif sedunia;

b) Di desa menumpas 7 setan-desa:tuan-tanah jahat yang tidak mau melaksapakan UUPA dan UUPIH; penguasa jahat yang membela kepentingen tuan-tanah jahat; tengkulak jahat yang memeras kaum tani; tabir yang menyalah-gunakan kekuasan untuk memperkaya diri dengan memeras kaum tani; bandit desa yang manjadi centeng (tukang pukul tuan-tanah); takang ijon [money lenders]; lintah-darat yang menjerat kaum-tani dalam hutang sepanjang hidupnya.

c) Di kota menumpas 3 setan kotabaik sipil maupun militer yaitu: Kabir (?) (kapitalis ?) Penipu (?); dan Koruptor [corrupt officials].

Dalam pengalaman tindakanterhadap pejabat militer adalah lebih sukar, sesuai dengan pepatah: "bloodis thicker than water", atau ikatan korps (kesatuan) adalah lebihkental daripada ikatan hukum.

Faktor sikap tersebut diataslahyang menjadi syarat mutlak untuk menerapkan Dekon, jadi bukannya peraturan 26Mei yang sebenarnya menghancurkan Dekon dan yang menggantungkan diri kepada apayang disebut bantuan imperialis, bukannya memboroskan ekonomi Indonesia kepada exportdrive saja yang menjadikan Indonesia pasar bahan mentah bagi kaumimperialis, persis seperti ekonomi kolonial dulu. Politik ini akan menjadikanIndonesia sebagai negeri yang tergantung kepada imperialis dan bukan sebagainegeri yang berdikari.

Demikian mengenai sikap PKIterhadap Pemerintah untuk meniadakan sebab-sebab adanya "sleur-leven"yang memperpanjang kemelaratan Rakyat.

Bab II:menghadapi kemungkinan agresi imperialis: Saya setuju dengan peringatan Presiden Sukarnobahwa death-line imperialis Inggris membentang dari Teluk Aden,kepulauan Andamanen, "Malaysia" sampai Hong Kong. Untukmempertahankan death-line sebagai life-line terachir dariimperialis Inggris, logislah jika Inggris memusatkan kekuatan armada angkatanlautnya, angkatan daratnya dan angkatan udaranya di Malaysia dalam menghadapipolitik R.I. jang tepat yaitu bantu Kaltara mengganyang Malaysia. Jadipengganyangan Malaysia bukannya karena tidak mau rukun dengan bangsa serumpunMelayu tetapi karena imperialis Inggris membentuk federasi Malaysia untukmenumpas Kaltara jang memproklamasikan diri bebas dari belenggu imperialisInggris.

Inilah politik konfrontasi R.I.yang membawa suasana "on the brink of war", suasana di tepijurang perang, konsekwensi dari politik ini ialah menjadikan daerah R.I.sebagai daerah berlatih dan beristirahat bagi para pejuang Kaltara, danpejuang-pejuang Sukarelawan R.I. bertempur membantu pejuang-pejuang Kaltaramelawan imperialis Inggris suasana,agresi imperialis Inggris yang inginmengamankan daerah belakangnya dan imperialis Amerika pasti membantu sekutunyaimperialis Inggris sebab Amerika Serikat takut kalau semangat anti imperialisrakyat Indonesia yang tinggi menular ke Pilipina, sebab akan mengganggu daerahbelakang agresi imperials AS di Vietnam. Gaya berpendapat pada waktu itu memangnyaris adanya agresi imperialis, sehingga rakyat harus dibikin werrbaar danparaat. Caranya ialah mempesenjatai Rakyat dengan senjata dari manapun saja,termasuk dari RRC. Rakyat yang bersenjata sebagai pertahanan dan ketahanan nasionalyang ampuh harus diatur dalam ikatan organik yang saya rasakan cocok dengandicetuskannya gagasan Angkatan Kelima oleh Presiden Sukarno.

Dengan demikian Rakyat yangbersenjata adalah tubuh kekar dengan ABRI sebagai tinjunya menghadapi agresiimperialis.

Dengan demikian Rakyat dan ABRIbetul-betul menjelma sebagai air dan ikan yang tak terpisahkan.

Inilah wurbaarlheid danparaatheid rakyat yang tak terkalahkan menghadapi kemungkinan operasiimparialis. Dalam suasana nyaris agresi imperialis, saya kira tidak salah kalauAURI mengorganisasi latihan-latihan sukerelawan sebagaimana diselenggarakanjuga oleh Angkatan-angkatan lainnya. Juga tidak keliru kalau massa anggota PKIikut serta dalam latihan sukarelewan oleh AURI [Angkatan Udara Republik Indonesia],sebagaimana dilakukan pula oleh massa-anggota partai lainnya untuk ikut sertadalam latihan Sukarelawan oleh Angkatan Bersenjata lainnya.

Andaikata Angkatan ke-V terbentuksaya rasa tidak akan terjadi latihan-latihan Sukarelawan yang terpisah-pisah, tapisemuanya dapat diselenggarakan bersama sebagai suatu kesatuan oleh ABRI secarabersama. Sekian mengenai Bab II.

BAB III: keadaanfinek makin memburuk:saya berpendapat pada waktu itu bahwa keadaan finek (finansiil dan ekonomi)makin memburuk, harga-harga barang meningkat tinggi, dajy beli dan tingkathidup rakyat makin merosot. Secara pokok sebab-sebabnya telah saya utarakan didepan.

Jalan keluarnya selalu oleh PKIdiajukan konsep-konsep, antara lain tidak setuju dengan politik kenaikan barga,menolak deferred payment, dan hukuman mati bagi koruptor-koruptor besar.Konsep-konsep PKI ada yang disetujui Pemerintah, tetapi setelah menjadikeputusan resmi tinggal sebagai keputusan di atas kertas belaka. Malahanlucunya tidak jarang suatu keputusan diembel-embeli dengan pembentukanlembaga-negara baru yang berarti: menambah beban anggaran belanja negara,menyimpang-siurkan wewenang, tugas dan peraturan, serta memacetkan Kementerianyang bersangkutan, karena wewenangnya tergeser oleh lembaga negara baru. Padahalgarisnya lembaga-lembaga negara harus di-streamline-kan ataudisederhanakan yang menurut hitungan kawan Njito jumlah lembaga negara pusattidak kurang dari 150 dan ada seorang pejabat yang menjabat sampai 32 jabatanrangkap. Apakah ini bukan skeur? Disamping skeur, jika Rakyat menuntuttanggung-jawab para Menteri tentang adanya skeur itu, maka mereka lariberlindung dibawah kewibawaan Presiden Sukarno dan menyatakan mereka hanyasekedar pembantu saja Mereka lupa pembantu rumah-tangga biasa saja jika adabarang hilang bisa diperkarakan, apalagi pembantu Presiden. Mereka lupa padapantun:

cerutu bukansembarang cerutucerutu cap Kapiten, mahal harganya.

pembantu bukansembarang perbantupembantu Bapak Presiden,besar tanggung-jawabnya.

Yang membahayakan ialah pikirandi pihak menteri-menteri yang menganggap usaha swasta lebih baik daripadaperusahaan negara, sehingga ada gejala-gejala mau menswasta-kanperusahan-perusahaan negara.

Secara sederhana pikiran inihendak menunjukkan bahwa Kapitalisme adalah lebih baik daripada Sosialisme,padahal haridepan revolusi Indonesia menurut Manipol adalah Sosialisme danbukannya Kapitalisme. Pikiran mereka itu adalah menentang hari depan. Merekamemang sengaja mempertahankaln "steur leven" karena sudah vestedinterest sebagai OKB (Orang Kaja Baru), dan mereka sengaja menutup mataterhadap adanya perusahaan-perusahaan negara yang menguntungkan sepertibeberapa pabrik gula, pabrik semen Gresik dan tambang timah Bangka sebab:

a). Kaum buruh maumemberikan social-support, karena ada kebebasan demokratis dan dijamin sekedarperbaikan tingkat hidupnya;

b). Kaum buruhdiberi hak social-control dengan diikutsertakan dalam Dewan Perusahaan yangmengawasi management dan maintenance perusahaan;

c). Kaum buruhdiberi social-participation, dengan diikutsertakan dalam Dewan Direksi untukbersama-sama menentukan planning mengadakan meer-produksi jang sebagiandaripada hasilnya digunakan untuk sekedar kesejahteraan kaum buruh.

Inilah yang menyebabkan adanyasekedar arbeidsvreugde di kalangan kaum buruh. Semuanya itu menunjukan bahwajalan ke Socialisme bukannya jalan yang bertaburan bunga, tapi jalan yang penuhdengan duri dan jurang curam. Orang bisa sepanjang hari berkomat-komit setujuSocialisme" sebagai lip-service, tapi menghantam"habis-habisan pelaksanaan sosialisme dalam praktek.

Sekian Bab III

BAB IV, pimpinankanan AD berpolitik mengisolasi PKI: berdasarkan informasi-infornasi dari kawan DNAidit yang teliti dalam menerima informasi-informasi dan cukup memiliki saluransebagai Menko untuk mencek, maka dijelaskan bahwa pimpinan kanan AD berpolitikmengisolasi PKI. Hal tersebut saya benarkan dan yang saya ingat antara laindihebohkannya penjelasan kawan DH Aidit mengenai persetujuan PKI terhadapPancasila. Serba sulit, diam tentang Pzncasila dituduh anti, menerima Pancasiladicap sekedar muslihat. Padahal di konstituante PKI adalah salah satu partaiyang gigih membela Pancasila. Lalu dokumen palsu tentang rencana kudeta PKIyang sudah digugat oleh DN Aidit dalam pertemuan partai-partai di Bogor masihsaja disiarkan dikalangan AD bahwa dokumen itu betul. Padahal semestinyabersama-sama mencari konseptornya dan bertindak terhadap konseptor itu. Padapermulaan tahun 1965 Jenderal Yani di depan Resimen Yogya menerangkan bahwa kalau

tergantung padanya sebaiknya hanya ada satu partai Pancasila, dan alatpenghubung dengan massa yang dapat diandalkan oleh AD adalah SOKSI [SentralOrganisasi Karyawan Sosialis Indonesia], sehingga adanya SOKSI perludipartahankan. Ini berarti bagi saya bahwa perlu dilikwidasinya partai-partaiyang ada, terutama PKI dan ormas-ormas PKI harus ditandingi antara lain Sobsidihadapi Soksi. Setelah ulang tahun ke-45 PKI sukses, disiarkan dikalangan ADbahwa PKI bukannya menunjukan kekuatannya tetapi sudah menunjukkan gigi untukbertindak, padahal PKI tidak ada niat untuk itu. Politik Nasakom bersatu yangdisetujui oleh PKI diubah menjadi Nasakom jiwaku. Bagi saya,, ini berarti,bahwa kalau sudah berjiwa Nasakom, maka tidak perlu lagi adanya Kom, tidakperlu lagi adanya PKI. Padahal Nasakom adalah persatuan dari tiga aliranpolitik yang hidup di Indonesia. Kemudian disuruh oleh penjelasan Jenderal YANIpada tanggal 27 atau 28 Mei di depan rapat para Panglima daerah AD, bahwaJenderal YANI sendirilah yang membentuk Dewan Jenderal yang bertugas,memberikan penilaian politik. Jadi tidak sebagai badan yang memberikanpernilaian kenaikan pangkat, sebab untuk itu sudah ada Panitia JenderalSudirman sebagai penggan ti Panitia Jenderal Gatot. Menurut kawan DN Aidit politikDewan Jenderal berproses kepada penyelesaian formasi Kabinet dan tindakanKudeta yang diperkirakan pada peringatan Hari Angkatan Perang.Persispan-persiapan ke arah itu nampak dengan menarik kekuatan politik lainnyauntuk diajak mengisolasi PKI, yaitu pertemuan pimpinan AD dengan PNI [PartaiNasionalis Indonesia] pada tanggal 8 Juni 1965 dirumah Sdr Chaerul Saleh. Jikamau menggalang parsatuan semestinya pertermuan semacam itu diadakan juga denganpartai-partai lain termasuk PKI. Hal ini tidak terjadi, sehingga jelas yangdimaksud ialah mengubah sepenuhnya sesudah G-30-S gagal dengan ikut campurnyalangsung pimpinan AD dalam intern PNI. Sedangkan terhadap sesama partaimarhaenisnya dilakukan politik "biar mati dengan sendirinya". Sesudahpertemuan 8 Juni tersebut, oleh SUAD I tertanggal 12 Juni 1965 diadakan edaranyang pokoknya memperingatkan bahwa yang terjadi di daerah-daerah terutama diJatim/Jateng bukannya konsultasi Nasakom tetapi konfrontasi Nasakom dan masalahtanah menjadi hangat. Oleh karena itu disimpulkan supaya para pejabat baiksipil maupun militer untuk tidak menggunakan istilah-istilah seperti integrasidengan Rakyat, sebab penggunaan istilah semacam itu sudah memihak, danmengawasi pelaksanaan landreform. Dalam praktik ini berarti mengawasigerakan rakyat, mengawasi PKI dengan ormas-ormasnya, dan bertindak terhadappelaksanaan landreform terbatas, bertindak terhadap BTI dan PKI. Jurusannyatidak bisa lain kecuali pembekuan PKI dengan ormas-ormasnya, yang pernahdialami oleh PKI dengan peristiwa 3 S (Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan danSumatera Selatan). Kemudian pada permulaan Agustus 1965 ada keputusan KOTIkalau tidak keliru no. 86 yang mengatur pembatasan lebih ketat lagi kebebasandemokratis dengan alasan untuk pengamanan rencana ekonomi KOTU, yang kolonialialah melulu mendasarkan kepada export-drive. Semua penjelasan kawan DNAidit saya benarkan, sebab saya berpendapat untuk menjamin berlangsungnyakekuasaan militer harus dilakukan pembatasan hak-hak demokrasi dan dilakukanpolitik mengisolasi PKI sebelum dapat dilikwidasinya. Selamanya PKI berjuang

untuk kebebasan demokratis dan menolak kekuasaan militer. Oleh karena itu PKI,selalu berjuang menuntut penghapusan SOB, dan setelah SOB hapus mensinyalirbahayanya "SOB tanpa SOB". Sesungguhnya secara hakekat kekuasaanmiliter itu sudah ada sejak SOB. Walaupun SOB hapus tapi kekuasaan militertidak berubah posisi, dan dengan gagalnya G-30-S menjadi terealisasisepenuhnya. Walaupun secara resmi bukan sebagai partai politik, tetapi hakekatnyaAD adalah partai politik yang politik umumnya ditentukan oleh Seminar ADsemacam Kongres partai antara dua seminar AD pelaksanaan politiknya dilakukanoleh Komando golongan karya AD semacam Dewan Pimpinan Pleno partai, dan politikpraktis sehari-hari dilaksanakan oleh para Menteri AD dalam Kabinet semacamDewan Harian partai. Malahan pimpinan kanan AD telah menentukan diri sebagaifaktor stabilisasi, ini berarti, kekuasaan negara sepenuhnya di tangankekuasaan militer, de overwinning is kompleet inihanden. Jadi diktator militeryang ditentang oleh G-30-S dan Dewan Revolusi sekarang menjadi kenataan. Danmeng-ekskomuniskan atau meng-eksklusifkan PKI yang ditentang oleh PKI sekarangmenjadi kenyataan. Politik kiri R.I. bermutasi menjadi kanan. Sekian Bab IV.

BAB V,perwira-perwira maju dipimpin eks Letkol Untung mendahului bertindak untukmencegah kudeta Dewan Jenderal: Kawan DN Aidit menjelaskan hal tersebut yyang saya yakini akankebenarannya. Sebab Dewan Jenderal saya artikan sebagai potensi politik kanandari pimpinan AD yang bertujuan untuk berdominasi penuh dalam kekuasaan negara,sebagaimana sekarang menjadi suatu kenyataan, setiap kekuasaan adalah diktaturdan kekuasaan militer adalah diktatur militer. Hal inilah yang mau dicegah olehperwira-perwira maju dibawah pimpinan ex Letkol Untung yang mau mendahuluibertindak. Saya setuju, sebab sejak dulu saya berjuang anti-militerisme. Dansudah tentu persetujuan saya itu didasarkan kepada perkiraan bahwa segalasesuatunya sudah diperhitungkan dengan baik dan secara militer memang ada dalikyang menyataken bahwa "aanval is de beste verdediging" atau"menyerang adalah pertahanan yang terbaik". Selain itu suasana padawaktu itu diliputi oleh sakitnya Presiden Sukarno yang serius. Semua anggotapimpinan PKI menjadi prihatin. Dibalik keprihatinan itu sebagai seorang politikharus memikirkan pengamanan atau "safe-steleen" politik kiri PresidenSukarno. Saya perkirakan, bahwa tindakan perwira-perwira maju itulah yang akandapat "safe-steleen" politik kiri Presiden Sukarno, apalagi situasipolitik pada waktu itu sebagai situasi politik revolusioner, jang berciri; Pemerintah terpaksa menyesuaikan politiknya dengan tuntutan massa Rakyat banyak; Politik Pemerintah ditentukan di pabrik, perkebunan-perkebunan dan desa oleh massa-aksi Rakyat; dan Aksi-aksi Rakyat terus meningkat dalam birofensi revolusioner

Jadi perkiraan saya pada waktuitu tindakan para perwira maju dengan Dewan Revolusionernya yang Nasakom

bersama Presiden Sukarno akan menyudahi "steur-leven" dan mengkonsekwenkanPanca Azimat, yaitu: Nasakom (1926) Pancasila (1945) Manipol (1959) Trisakti (1964) Berdikari (1965)

Tindakan tersebut bukan untukmemenuhi sebait sajak Inggris:

Man is a foolWhen it’s hot, he wants it coolWhen it’s cool, he wants its hotHe always wants what he has not,

tapi untuk mendekati kalau belumdapat meluluskan rising-demands massa Rakyat banyak.

Berdasarkan 5 Bab pokok persoalantersebut diatas, dan berdasarken tanggapan saya mengenai segenap penjelasankawan Aidit yang menurut pengalaman saya senantiasa teliti dalam menghitungimbangan kekuatan, maka dasar-dasar itulah merupakan latar belakang saya untukmenyetujui tindakan para perwira maju yang menjurus kepada G-30-S pada akhirbulan September/permulaan 1 Oktober 1965 dalam Pemerintahan dibawah kekuasaanPresiden Sukarno, sebab keyakinan saya ialah, dengan Dewan Revolusi bersamaPresiden Sukarno, maka:

PERTAMA: akan dapat dikonsekwenkan politikanti-imperialis dan anti tuan-tanah terbatas daripada Pemerintah R.I.;

KEDUA: akan lebih weerbaar dan paraat Rakjatdalam menghadapi kemungkinan agresi imperialis;

KETIGA: akan dapat dikonsekwenkan pelaksanaanDekon untuk menanggulangi kesulitan ekonomi dengan meritul dan men-Nasakom-kanaparatuur finek, serta bertindak terhadap kaum imperialis, 7 setan desa dan 3setan kota;

KEEMPAT: akan dapat dicegah adanya diktaturmiliter, dilakukan penghapusan SOB tanpa SOB, dan diadakan Nasa komisasidisemua bidang;

KELIMA:.akan dapat direalisasi dengan baik PancaAzimat.

Jawaban hendak saya tutup denganmengemukakan bahwa cukuplah sudah penjelasan saya dari saya telah bulat dalamperasaan, pikiran dan hati untuk teguh pada pernjataan saya tertanggal 21Desember 1966.

Sekian.

Jakarta, 3 Januari 1967.Pembuat jawaban,

ttd.

SUDISMAN

Berdasarkan penjelasan sayatersebut diatas dan sesudah mempelajari Pleidoi Sdr. ex Brigjen. Suparjo perlusaya tandaskan bahwa:

PERTAMA: Sajayakin bahwa Dewan Jenderal itu ada, berdasarkan dikemukakan oleh kawan Aidit, yaitu antara lain penjelasanSdr. Jenderal Yani almarhum pada tanggal 27 Mei atau tanggal 28 Mei 1965:didepan rapat Panglima AD, bahwa Sdr. Jendera1 Yani sendirilah yang membentukDewan Jenderal yang bertugas memberikan penilaian politik, kalau masihtersimpan baik tentunya risalah (notulen) rapat tersebut masih utuh dan dapatditeliti. Keyakinan saya menjadi tambah kukuh dengan penegasan Sdr. ex BrigjenSuparjo yang dimuat dalam pleidoinya, halaman 31, ialah sebagai berikut:"Saya mengusulkan agar diadakan suatu Mahkamah Nasional jang dapatmengadili kedua belah pihak. Yaitu mengadili G.30.S. seperti MAHMILUB sekarangini, tapi juga mengadili Dewan Jenderal dilain pihak. Karena seperti yang sayapernah jelaskan G.30.S. tidak berkelahi sendirian; tentu ada yang dilawan. Danmenurut G.30.S. lawannya adalah Dewan Jenderal. Sampai sekarang yang terusdiadili adalah mereka-merreka dari G-30-S. yang dituduh G.30.S. danmereka-mereka yang dapat dituduh G-30-S. Bagaimana dengan para anggauta DewanJenderal atau yang dapat dituduh Dewan Jenderal. Bila diperlukan saya mempunyaibeberapa bahan untuk memulai dengan pengusutan hal tersebut:

a). Keteranganbahwa Dewan Jenderal itu ada;b). Kegiatan-kegiatan pada masa proloog yang menjurus kearah itu; c). Kegiatan-kegiatan semasa meletusnya G-30-S.;d). Bahan-bahan pengusutan pada masa epiloog, teratama dalam rangka memintapertanggungan jawab atas pembunuhan terhadap sekian banyaknya Rakjat."

Sungguh sayang dan sangatdisesalkan bahwa Sdr. ex Brigjen Suparjo yang saya minta sebagai Saksi àdécharge tidak dapat didatangkan Andaikata dapat didatangkan, maka dengan tanyajawab dalam Sidang MAHMILUB ini akan dapat disingkap penjelasan-penjelasanlebih lanjut . Adil sepihak ini sangat berlawanan dengan rasa keadilan yang adapada saya. Kalau PKI mengadakan aksi sepihak, dihebohkan bukan kepalangtanggung, tapi kalau dalam sidang MAHMILUB ini terjadi adil sepihak dianggapsah dan "never mind" kalau tidak boleh dikatakan tidak perduli.Tentunya alasan-alasan saya tersebut di atas akan dipukul dengan sanggahan bahwa"Panitia Udang" sudah mengumpulkan semacam petisi atas inisiatif Sdr.Jenderal Nasution, bahwa Dewan Jenderal itu tidak ada. Jika hal ini digunakansebagai bahan pukulan, maka dalam bathin saya akan ketawa, sebab siapa yangberani pada waktu itu menjatakan "Dewan Jenderal" memang betul ada.Sedangkan Sdr. Dr. Subandrio yang tidak mau memberikan keterangan tentang haltersebut menjadi bulan-bulanan dalam sidang Mahmilub dan hasilpeng-Mahmillub-an Sdr. Dr. Subandrio mendapat gelar M.T., singkatan dari"mati". Sindiran Rakyat memang tajam dan secara kreatif Rakyat selalumenemukan sesuatu, antara lain pernyataan bahwa, baik salah maupan benarMahmilub hanya membagikan dua gelar, jaitu: "M.T." bukannya "Masterin Teaching" atau "SH" bukannja Sarjana Hukum" tapiSeumur Hidup. Semuanya ini sesuai dengan sifat keluarbiasaan militer. Kembalikepada masalah Dewan Jenderal oleh kawan Aidit diterangkan bahwa politiknyakanan dengan ciri:

a). Tidak antiImperialis;b). Tidak anti Tuan Tanah;c). Anti Nasakom.

Dalam proses sesudah G-30-S.gagal ternyata ciri politiknya kanan tersebut dilaksanakan oleh kekuasaanmiliter sekarang yang secara hakekat dipimpin oleh sdr. Jenderal Nasution danSdr. Jenderal Suharto yang secara berangsur-angsur meluncur secara diam-diam (geruischloos)telah "menaragadingkan" Bung Karno alias "mengamankan"alias "menahan" Bung Karno. Karena kuasa sudah dengan sendirinyasegenap perbuatannya adalah sah dan adil, walaupun berlawanan dengan rasakeadilan Rakyat banyak. Demikianlah masalah pertama tentang adanya DewanJenderal.

KEDUA: Karenaada Dewan Jenderal maka kawan Aidit menjelaskan dengan meyakinkan bahwa adaperwira-perwira maju dan G.30.S. yang mengadakan operasi militer membentukDewan Revolusi.

aya yakin akan kebenaran

penjelasan kawan Aidit bahwa memang benar ada perwira-perwira maju tersebutsesudah mendalami pleidoi Sdr. ex Brigjen Suparjo, halaman 5 yang antara lainmengemukakan persoalan sebagai berikut: "Apakah Sdr. Saksi (Sdr. OmarDani) masih ingat, bahwa saya (Sdr.Suparjo) pernah mengusulkan kepada Saksi(Sdr. Omar Dani) untuk menghadapkan perwira-perwira yang ontevreden terhadapDewan Jenderal kehadapan Presiden ? Oleh Sdr. Omar Dani dijawab: "masihingat betul malah lama sebelumnya". Demikian pleidoi Sdr.Suparjo. Perwira-perwirayang ontevreden itulah yangdimaksud oleh Kawan Aidit sebagai perwira-perwiramaju yang mempertahankan dan membela politik kiri dan pribadi Presiden Sukarno,ciri politiknya ialah:

(a).Anti-imperialis;(b). Anti-tuan tanah;(c) Pro-Nasakom.

Dalam proses sesudah G.30.S.gagal ternyata ciri politik kiri tersebut dilaksanakan oleh perwira-perwiradalam bentuk melawan pendongkelan terhadap Presiden Sukarno yang berkonsekwensimereka meringkuk dalam tahanan antara lain: Sdr. Kolonel Bambang Supeno, penggali"Sapta Marga" dari rumpun "Browidjojo" dan Sdr. Brigjen.Sukendro. Mereka bukan komunis malah bersimpatipun tidak, tapi antara merekadan PKI ada persamaan politik dalam mempertahankan dan membela politik kiri danpribadi Presiden Sukarno sungguh suatu komedi sejarah, suata lelucon sejarah,bahwa Indonesia yang ber-Pancasila membungkam penggalinya ialah Bung Karno, danABRI yang ber-Sapta Marga membrangus penggalinya ialah Sdr. Kolonel BambangSupeno. Karena kuasa tentunya tindakan ini adil, walaupan bertentangan denganrasa keadilan. Sungguh sayang dan sangat saya sesalkan bahwa kawan-kawan Aidit,Lukman dan Njoto yang saya minta sebagai saksi-saksi á décharge tidak dapatdidatangkan dengan alasan diplomatis ialah "hingga kini tidak /belum dalampenguasaan yang berwajib". Alasan diplomatis tersebut sama sekali tidaksesuai dengan sifat militer persidangan Mahmilub ini, yang seharusnya bersikaptegas. Kalau sudah ditembak mati katakanlah terus terang dihadapan Mahmilubini, bahwa mereka sudah "ditembak mati" dengan alasan-alasan yangmeyakinkan berdasarkan hukum yang berlaku sah di Republik Indonesia. Jikaalasannya tidak meyakinkan tentu saya berhak, tentu saya "gerchtig"untuk bertanja apakah di R.I. sedang berlangsang "terreur dan schrikbewind"?Ya, malahan kawan Lukman ditembak mati bersama kurirnya, kawan Drs. SalehJunaedi. Berturut-turut kawan Aidit dihabisi sekitar tanggal 25 November 1965,kemudian kawan Njoto di sekitar tanggal 6 Desember 1965, lalu kawan Lukman disekitar tanggal 30 April 1966. Alasan diplomatis yang biasanya dicap plin-planoleh kekuasaan militer sekarang adalah tidak sesuai dengan sifat kesatriaseorang militer yang dikenal "jujur dalam janji, kata dan konsekwensiperbuatannya". Saja kemudian ingat akan dunia pewayangan ialah sekelumitfragmen dari cerita pakem pedalangan Rama Wijaya tentang penggunaan GUHYA

WIJAYA secara salah yang saya ibaratkan sebagai penyalahgunaan kekuasaan secarasewenang-wenang,"Guhija Wijaya" memang senjata ampuh senjata pemunahyang tidak pilih sasaran. Karena ita justru berbahayalah bila senjata itu tidakdikendalikan atas dasar heningnya cipta, kesadaran dengan tujuan untuk mengabdiKebenaran sebagai dasarnya.

"Pada suatu ketika, sewaktuRamawijaja menerima percobaan Dewata dengan hilangnya Sinta karena dilarikanRahwana Raja, maka ia mengeluh. Mengeluh yang disaksikan oleh adiknya Laksmana.Keluhan bathin yang ditujukan kepada kelilingnya Angin, Mega, semak-semak sertapepohonan diumpatnya; mengapa mereka membisu, padahal mustahil bilagunung-gunung dan sebagainya itu tidak tahu kemana perginya Sinta. Gundahhatinya begitu hebatnya, sehingga sejenak lupalah ia akan tugas utamanyasebagai pemayu-ayu jagad raja ini. Merah telinganya, berlinanglah sudutmatanya. Dengan gemetar ia meraba astra panah pemanah: dengan Guhya Wijaya iahendak melebur awan dan dunia. "Laksmana mengetahui dan mengerti gelagadkemarahan kakaknya. Ia segeralah bersimpuh, mencium kaki kakaknya dengan isakjang tak tertahan: "O, kakanda Rama. Paduka hendak berbuat apa lagi? Tahulahhamba dan tahauah semuanya yang paduka panggil bahwa paduka lagi kecewa, pedihdan kesal hati.

Bukanlah semenjak dahalu raja danbrahmana dan kesatria jang merasa diri pernah beramal kebajikan, merasa kecewadi saat-saat tertentu yang tak dikehendaki sendiri? Paduka kini meluapkangelombang amarah. Hendak melebur bumi dan udara sekaliannya? Bukanlah kitahanya menumpang hidup padanya? Sestungguhnya sesekali manusia akan benci padadiri sendiri. Tetapi bukanlah hidup ini ada: Kesetiaan cinta kasih dan harapan?Ketiga-tiganya adalah kunci abadi. Membuat kita berlembut hati, sabar maumengalah ikhlas dan tahu berterima kasih.

"Kata para sarjana itulahkunci untuk menjangkau dan mencari cita-cita betapapun tingginya. Dan orangakan sampai padanya. Tidakkah ini merupakan jalan jang lebih baik daripadamenuruti genderang dendam hati yang kesal dan murung, sehingga paduka hendakmelebur bumi dan adara dengan senjata pemunah Guhya Wijaya.

"Mendengar isak adiknya itu,luluhlah amarah Rama. Dengan lemas lunglai dipeluknya adiknya, setelahmenurunkan busur yang telah siap direntang, keduanya malah menjadi menangisberpelukan. Alam turut terharu menyaksikannya. "Atas ketajaman pandangankewaaspadaan serta kebijaksanaan Laksmana, terhindarlah dunia dari malapetaka,dan terhindarlah senjata ampuh Guhya Wijaya dari keruntuhan dan kehancuran.Itulah sekelumit fragmen dari cerita dunia pedalangan. Dari fragmen itu sayadapat menarik pelajaran supaya jangan sampai karena mentang-mentang berkuasaterus main- main serampangan, main gebyah uyah karena kekecewaan, kepedihan dan

kekesalan hati, menggelombangkan diri dalam amarah. Jika tidak dalam amarah danmerasa dirinya benar dan kuat, maka kekuasaan militer sekarang tidak usahmematikan kawan-kawan Aidit, Lukman dan Njoto tanpa melalui proses pengadilan.Demi sembojan Mahmillub sendiri jaitu "Pro Justisia" atau"untuk keadilan" dan bukannya karena ‘dumeh Kuasa"("mentang-mentang kuasa"), saya mengharapkan jawaban apakah tindakanitu adil dan sesuai dengan rasa keadilan Rakjat banyak untuk membina supayakita benar diri tidak lupa daratan maka seorang Jawa biasa berselogan "Ojodumeh" yang terasa sukar bagi saya untuk menemukan terjemahannya yang sregdalam bahasa Indonesia. Kalau diurai kenapa karena "mumpung" atau"dumeh kuasa" bartindak sewenang-wenang diperingatkan secara halusdengan "ojo dumeh"? Saja berpendapat bahwa sebab musababnya masalahini timbul adalah sebagaimana diterangkan oleh Sdr. MJ Prajogo, kalau tidakkeliru perwira CPM dalam tulisannya dimajalah Tentara, pada tahan 1964, sebagaiberikut: "dengan meningkatnya usia, baik dari individu maupanorganisasi; biasanya timbul kecenderungan mengingkari adanya perobahan danpembaruan dan yang akan lebih suka untuk mengadakan pembatasaan-pembatasan itudikira akan tercapai suatu stabiliteit dalam hal pemikiran, perasaan sertakeadaan, suatu stabiliteit dalam suatu kehidupan." Saya sangat setujudengan pendapat sdr. M.J. Prajogo ini dan apabila rumus Sdr. M.J. Prajogo itudiuji kebenarannya dapat ditemukan dalam tulisan Sdr. Ds. P.T. Sarumpaet,kolonel Tituler dari Pusroh Protestan AD, dalam bakunya kalau tidak keliru"Kepribadian TNI dan seterusnya….. yang antara lain mengemukakan risalahsebagai berikut: "Tugas dari TNI lebih mengandung arti melayani pemerintahNegara dan masyarakat. Melayani dalam arti yang baik yaitu: menyediakan diriuntuk kebahagiaan semuanya. Salah satu akibat dari keadaan S.O.B. yang terlalulama ialah bahwa seorang tentara tidak merasa dirinya lagi sebagai bayangkari,tetapi sudah lebih merasakan dirinya sebagai penguasa dan insyaf atau tidakinsyaf tindakannyapun menunjukkan corak itu pula; kita juga menginsyafibenar-benar bahaya yang mengancam apabila, pembela masjarakat itu beralihmenjadi penguasa. Mungkin didalam hal inilah nilai daripada "baju ijo"yang dulunya sangat tinggi di mata masjarakat makin lama makin luntur, makintidak mendapat simpati dari masjarakat. Kiranya aspek melayani ini jangansampai hilang dari kepribadian TNI. Dan sejajar dengan itu TNI adalah pembela...Rakyat dan bukan penguasa dan lain sebagainya. Memang setiap orang dapatmengakui bahwa tugas seorang tentara adalah bangat berat. Tetapi janganlah olehkarena itu, seorang tentara menganggap dirinya diperbolehkan melakukantindakan-tindakan yang bisa menimbulkan kerugian moril dan tentara itu sendiridan juga mungkin juga bisa menyakiti hati Rakyat dan pemerintah. Denganmenetapkan diri sendiri saya sengaja mengambil pendapat-pendapat orang-orangbukan komunis dan juga tidak dari sarjana-sarjana Belanda atau lainnya, supayakita dapat menggali dari dalam masyarakat Indonesia sendiri. Semua yang sayakatakan tersebut di atas adalah fakta-fakta dan pepatah Inggeris menyatakan,bahwa "facts are stronger than words" (fakta-fakta adalahlebih kuat daripada kita). Sangguh interesant dan apakah kiranya yang akan

dikatakan oleh sdr. Ds. P.T. Sarumpaet setelah sebagian Jenderal menetapkanbahwa AD adalah faktor stabilator dan penentu sebagai hasil dariseminar AD setahun yang lalu. Andaikata hal yang sama yaitu menetapkan dirisebagai faktor stabilator dan penentu" ini dikatakan oleh PKI pasti akandigegerkan "Zie je nou wel, PKI mau menang sendiri."

Sebagai faktor stabilatordinamisator dan penentu, maka saya berpendapat, bahwa:

(a). AD sebagai penentu atau bisa terjadidisesuaikannya politik Jenderal-jenderal kanan AD untuk mempercepat danmemperbanyak penyesuaian politik tingkat atas, sehingga jumlah Jenderal makinmenjadi bertambah. Dalam Komisi C DPR-GR AD dulu pernah dihitung-bitung bahwajumlah jenderal tidak kurang dari 150 membawai kekuatan tentara kurang lebih350.000. Ini berarti seorang Jenderal membawai lebih kurang 2500 anak buah,atau seorang jenderal memimpin satu Resimen, padahal kenjataannya suatu resimenpada umumnya dipimpin oleh seorang Letnan Kolonel,

Selama sebagai anggota Komisi CDPR-GR dapat saya mengerti perassan tidak puas tentangpengangkatan-pengangkatan politik yang kadang-kadang terjadi naik sampai 2 kalinaik pangkat setahun.

Ketidakpuasan itu tercermin dalamcetusan-cetusan seperti: "nggak naik pangkat nggak petheken" (tidaknaik tidak mengapa, dalam nada serius ada Kolonel blawuken - lumuten atau SHakan seumur hidup, artinya sekali Kolonel tetap Kolonel, karena kebetulan tidakdekat dengan pihak atasan yang berwenang memberi kenaikan pangkat politik.

Hal-hal demikian bisa menimbulkanapati atau sinesme dikalangan para perwira yang bisa membahayakan spiritjuangnya dalam tugas pertahanan. Saya tidak mengatakan bahwa dengan demikianakan terjadi inflasi jenderal, tidak. Tapi jang terang banyak jenderal yangtidak langsung aktif dalam dinas militer, karena dapat penugasandibidang-bidang non militer. Saya takut bahwa akibatnya ialah sebagai militermengurus semua bidang kecuali bidang militer itu sendiri.

Mudah-mudahan saja jangan sampaidemikian. Lazimnya jika atasan penuh dengan kesibukan lupa pada bawahan, dansesudah hampir 22 tahun merdeka, untuk naik pangkat dan prajurit Bintara harusmelalui jenderal-jenderal: 1. PRADA, 2. PRATU, 3. PRAKAT 4. KOPDA, 5. KOPTU, 6.KOPKA, 7. SERDA, 8. SERTU, 9. SERKA, 10. SERMA, ll.PELDA dan 12 PELTU. Jadiuntuk naik pangkat dari Tamtama menjadi Bintara dibutuhkan 12 jenjang, dan jikakenaikan sejenjang dibutuhkan 2 tahun, maka baru dalam waktu tidak kurang dari10 tahun baru menjadi Bintara dan sekaligus dipensiunkan. Hal lain tentunya

sudah sama-sama kita maklumi bahwa bawahan kalau dapat IB (izin libur) terpaksatidak dapat menggunakannya, walaupun sudah diusahakan dengan setengah matimelalui "ngobyek" atau "cari rejeki". Kalau toh pergi,terpaksa menjawab "orba" sewaktu ditarik karcis "orba"bukannya "orde baru" tetapi dalam hal "Ora Bayar". Kecualiitu bukannya suatu rahasia lagi, bahwa ini bawahan makan rangsum dengan lauktempe atau tahu raup (cuci muka), artinya dengan tempe dan tahu godok yangtidak masak betul. Semua ini perlu saya kemukakan untuk menunjukkan bahwa nasibbawahan sudah betul-betul mepet, mereka betul-betul hidup sebagai "prajurit,dalam arti perasojo, jujur lan arif" (sederhana, jujur dan hemat).Sebabnya hal-hal yang sampai demikian itu bisa terjadi karena sampai sekarangbelum ada U.U. Pokok Pertahanan sebagai sumber untuk mengaturperundang-undangan organik lainnya. Tujuannya yalah tak lain kecuali untukmeletakkan dasar dasar pertahanan R.I. dan menyederhanakan jenjang pangkat,dengan maksud mendekatkan atasan dan bawahan. Sewaktu masih menjadi anggotaKomisi C DPR-GR dan Wakil Ketua Sub Komisi C (Pertahanan) MPRS dsb itu telahsaya ajukan.

Ini perlu saya kemukakan untukmembuktikan bahwa saya dan PKI tidak seujung rambut-pun anti ABRI, dan PKI pernahmenjelogankan "Dwitunggal, ABRI dan Rakyat" dan untuk Tertib SipilBantu Polisi". Jang benar-benar ialah saya dan PKI tidak setuju politikkanan beberapa jenderal AD.

(b). AD sebagai penentu akan bisa menjuruskearah politik jenderal-jenderal kanan AD di bidang anggaran belanja AD denganmenyedot anggaran belanja keatas yang berakibat tidak menguntungkan bawahan.Tentang anggaran belanja negara, tepat apa yang dikatakan Presiden Sukarnodalam pidatonya 17 Agustus 1966, bahwa sebagian besar anggaran belanja negaraadalah untuk ABRI lebih kurang 60%, dan dari sekian besar anggaran belanja ituyang terbesar ialah untuk AD.

Demikian juga tentang pinjamandari luar negeri sebesar 2, 3 miljard dolar AS, dimana yang l, 3 miljard dolarAS adalah dari Uni Sovyet, benarlah bahwa sebagian besar anggaran belanja itudigunakan untuk perlengkapan modernisasi ABRI. Jika betul-betul mau jujur,mustahilah kalau sdr Jenderal Nasution tidak tahu, bahwa selama menghancurkanpemberontakan PRRI/PERMESTA dari RRC didapat bantuan senjata seharga lebihkurang 28, 8 juta dolar AS jang kemudian ditiadakan (di-kwyschedea) pinjamanitu oleh permintah RRC dengan alasan bahwa persenjataan itu digunakan untukmenghancurkan karena kontra revolusioner yang berpolitik satu dengan imperialismeAS. Andaikata bukan Presiden Sukarno yang dikenal berpolitik kiri dananti-imperialis, saja rasa Uni Sovyet dan RRC tidak akan memberi bantuan, dantanpa bantuan tersebut tentu perkembangan ABRI tidak akan semodern sepertisekarang.

Hati siapa yang tidak memberontakmenatap kenyataan, bahwa Presiden Sukarno yang berjasa dalam memodernkan ABRIdidongkel, sedangkan pengkhianat DR. Sumitro yang sudah mengabaikan keadaanfinek Indonesia, dan pernah mengatur perongrongan diluar negeri terhadap R.I.mendapat kehormatan menduduki singgasana penasehat ekonomi pemerintah.Pengkhianat DR. Sumitro yang sudah terang-terangan ikut serta memimpinpemberontakan membentuk negara di dalam negara R.I., dinyatakan masalahnyasudah beres (clear) dan pengkhianatannya dianggap tidak ada, sedangkanG-30-S yang jelas-jemelas tidak membentuk negara dalam negara, tapi tetap taatpada Presiden/Pangti ABRI Sukarno sudah banyak yang telah dijatuhi hukuman matiTimbulah pertanyaan, apakah tindakan itu sungguh-sungguh sesuai dengan rasakeadilan rakyat. Jika dijawab, yah, adil. maka sebagai putra Indonesia, sayaberhak menyatakan bahwa sudah terang-terangan tersisihkan "the rule oflaw" oleh "the rule of will" kalau tidak bolehdikatakan "the rule of power". Jika ini didiamkan, saya takutmenjadi kenyataan ucapan Ki Dalang dalam dunia pewayangan pada waktumenggambarkan ketidakadilan Rahwana Raja pada saat mengusir adiknya Wibisono,sebagai berikut: Jojo bang ma-wingo-wingo, sapa siro sapa ingsun, kuntul denarangi dandang, dandang den arani kuntul". Terjemahannya kurang lebih"perduli amat", saya berkuasa, dapat mengatakan putih sebagai hitamdan hitam sebagai putih", saya mengharap berdasarkan "proJustitia" tidak terjadi hal yang demikian. Dan melalui sidang Mahmilub inisaya menyatakan bahwa saya menyatakan solidaritas saya dengan keluargaKader-kader PKI yang dibakar hidup-hidup di Situjuh Sumatra Barat olehPRRI/PERMESTA; saya menyatakan solidaritas saya dengan para janda prajurit yangmenyatakan rasa tersinggung kemanusiaannya berkenaan dengan dibenarkannyapengkhianat DR. Sumitro untuk tinggal di Indonesia dengan tidak melaluipangadilan yang meyakinkan . Kembali tentang anggaran belanja Angkatan Daratpengalaman saya selama dalam Komisi C DPR-GR ialah amat sulit menelitinya sebabselalu terbentur kepada mata-anggaran pro menteri" dan mata anggarankhusus". Dan kalau diminta penjelasan lebih lanjut dijawab rahasiamiliter, sehingga berhentilah untuk meneliti selanjutnya, dan dalam komisi CDPR-GR menjadi persoalan sampai kemana pengertian dan batas-batas rahasiamiliter itu. Semua ini tentunya sdr. Jenderal Nasution tahu sebab saya sebelumditangkap pernah membaca koran yang memberitakan bahwa sdr. Jenderal Nasutiontidak membenarkan bahwa tidak bahwa anggaran belanja negara sebagian besaradalah untuk ABRI. Hal itu diucapkan sesudah pidato Presiden Sukarno tanggal 17Agustus 1966. Dalam rangka anggran belanja negara penting sekali penelitiannyapenggunaannya apakah betul-betul berguna. Ada baiknya ‘Operasi Budi"dilakukan lagi secara jujur dengan tidak mengenal bulu. Sebab menurut adr.Jenderal Nasution katanya "operasi Budi" dulu dihentikan kerenadilarang oleh Presiden Sukarno, Saya tekankan supaya dilakukan kembali"operasi Budi" dengan jujur, untuk mencegah jangan sampai kalaumengenai "konco atau lingkungannya sendiri" dengan macam-macam akal

diberi ulasan "Hij is rijk van huis uit" (ia kaja sejak darirumah semula), tapi kenjataan sebenarnya adalah "hij is bedelaar vanhuis uit, en wordt rijk door te breken langs de hiuzen heen" (iaadalah pengemis dari rumah semula dan menjadi kaya dengan mendobrak dari rumahkerumah). Semua itu saya lakukan demi nama baik Angkatan Darat dan saya tidakada niat untuk merongrongnya.

(c). Sebagai penentu mengharuskan paraJenderal kanan Angkatan Darat bertanggung jawab dalam menentukan haluan danpolitik negara.

Untuk itu mereka benar-benarmeneliti diri dan apakah sudah mempraktekkan hal-hal jang sudah ditulis didalambuku jang sudah saja sebut di depan oleh Saudara Ds. P.T. Sarumpaet, yaitu sebagaiberikut.

"untukmenjalankan politik apalagi mengamankan politik, sangat diperlukan keahlianyang dapat dicapai dengan banyak belajar, banjak bergaul dengan rakyat,sehingga paham akan kesukarar-kesukaran dan keperluan-keperluannya."

Apakah hal-hal tersebut sudahdipenuhi? Yang paling bisa menjawab dengan tepat ialah -Jenderal-Jenderal kanansendiri, apakah mereka banyak bergaul dengan rakyat sehingga paham akankesukaran-kesukaran dan keperluannya.

Jika ada kebebasan demokratismaka rakyatpun akan bersuara.

Jika PKI dalam keadaan legal,maka PKI akan lebih bebas tampil kedepan menyuarakan suara rakjat itu.

Demi kepentingan rakyat inilahPKI berjuang dan saya menyatakan terima kasih kepada Saudara Oditur yangterhormat sebab:

PERTAMA, Saudara Oditur yang terhormat telahmencap PKI sebagai makhluk-makhluk iblis, dan PKI memang benar-benar iblis yangakan mengikis habis kaum Imperialis dan feodalis;

KEDUA, Sudara Oditur yang terhormat telahmenempatkan diri dipihak bukan tani dan kaum pekerja lainnya, karena sudahmenetapkan bahwa kaum tani dan pekerja kurang memiliki kewaspadaan.

Bagi PKI kaum tani dan pekerja

lainnya adalah sumber dari segala kreasi, mereka adalah yang paling waspada,dan kalau mau bicara tentang kurang waspada maka pada saat tertentu malahanbisa dilakukan oleh PKI, jadi PKI bisa salah tapi rakyat tidak pernah salah;

KETIGA, Saudara Oditur yang terhormat telahmengakui adanya produk-produk legislatif dan pelaksanaannya dari PKI dalambidang agraria dan tenaga kerja pada umumnya.

Dengan pengakuan ini, jelaslahbahwa PKI tidak berbuat jahat bagi rakyat banyak. Andaikata kaum Komunis itujahat, maka jumlah Komunis tidak mungkin berkembang dari hanya dua orang, yaituKarl Marx dan Friedrich Engels, selama 119 tahun dihitung sejak keluarnya"Manifesto Komunis" (1848) menjadi lebih kurang 40 juta sekarang diseluruh dunia, dan memegang tampuk pimpinan Negara untuk lebih kurang sepertigapenduduk dunia atau lebih dari 1.000 juta umat manusia, di sebagian Eropa, Asiadan Amerika Latin.

KEEMPAT, Saudara Oditur yang terhormat menetapkanPKI sebagai "an invisible man", yang dapat saya artikan"PKI is nergens maar overal" (PKI itu tiada tapi ada di mana-mana).

Dengan demikian di sidangMahmilub ini sebenarnya secara hakekat ada pengakuan bahwa keyakinan itu tidakdapat diberangus. Menurut hukumnya kalau keyakinan itu benar-benar mengabdipada rakyat banyak pada akhirnya pasti menang, kalau meminjam bahasa rakyatadalah "wolak-waliking jaman" atau roda dunia berputar".

Saya tetap jakin, walaupun PKIsekarang dilarang tetapi sejarah pasti membebaskan PKI Dan Marxisme - Leninismetetap bersemayam dalam hati tiap Komunis.

KELIMA, Saudara Oditur yang terhormat dalamketerangannya menambahkan, bahwa "PKI adalah racun", dan memang benar"PKI adalah racun yang mematikan bagi kaum-kaum penghisap, penindas danpemeras rakyat, tapi PKI sekaligus racun obat penyegar tubuh rakyat".

Bagi saya, segala sesuata tidakhanya bersegi tunggal, tapi bisa bersegi dua, atau bersegi banyak. Misalnjytubuh manusia tak bisa tumbuh tanpa phospor, atau phospor termasuk racun yangmempunyai daya mematikan kuman disamping daya menumbuhkan tulang.

Sekali lagi terimakasih kepadaSaudara Oditur yang terhormat untuk hal-hal tersebut di atas.

Sekarang saya mau kembali kepada

tulisan Saudara MJ Prajogo dalam majalah yang sama seperti yang saja sebutkandi depan, yang memberi alasan, bahwa dalam kecenderungan-kecenderungan untukmengingkari adanya perubahan dan pembaharuan, maka:

"Orang akan lebihmementingkan pangkat dan kedudukan daripada tugas kewajiban; lebih mementingkenketenangan hidup dan kemewahan daripada jasa yang bisa ditunaikan; lebih sukauntuk berpegang teguh-teguh pada pengalaman yang dikodifiikasikan daripadapemikiran kreatif; lebih suka akan keamanan yang berdasarkan pengalamandaripada kesempatan untuk mencoba memperbaharui pemikiran dan keadaan".Demikian sdr. MJ Prajogo, dan menurut pendapat saya, contoh konkritnya ialah:

a. Sebelum menjadi Ketua MPRS, sdr. JenderalNasution satuju pemilihan umum segera diadakan paling lambat pada tehun 1968,tetapi sesudah menjadi Ketua MPRS dan berhasil menjatuhkan Presiden Sukarno,mengatakan setuju jika pemilihan umum tidak terlaksana tepat pada waktunyaalias setuju pemilihan umum diundur. Saya tidak mengatakan, karena adanya sikaptersebut, bahwa sdr. Jenderal Nasution ada plin-plan atau munafik, sebabyang.paling mengetahui keplin-planan dan kemunafikan sdr. Jenderal Nasutionadalah sdr. Jenderal Nasution sendiri. Saja sadar bahwa sikap itu adalahpolitik.

b. Saja dan Sdr. Nasution bersama-samamenjadi anggauta MPRS sebelum diompongi seperti sekarang ini, sebab keanggotaanMPRS sekarang lebih banyak-jumlahnya yang diangkat dari yang dihasilkan olehpemilihan Umum yang lalu. Dan sesama anggauta MPRS menyetujui pemberian gelaruntuk Presiden Sukarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi Indonesia, yangmasing-masing suara kita berdua dibawa oleh stemmotevering ksi PKI bagi sajadan oleh stemmotevering Kelompok Karyawan ABRI bagi Jenderal Nasution. Sesudahmenjadi ketua MPRS, maka sdr. Jenderal Nasution setuju dengan penanggalan gelarbagi Presiden Sukarno. Jika mau ditarik garis lempang semestinya di satu pihaksetuju dengan menanggalkan gelar bagi Presiden Sukarno, maka di lain pihakseharusnya menolak pemberian gelar baginya sendiri, walaupun itu baru gelardari Kampungnya sendiri, yaitu sdr. Jenral Nasution kalau saya tidak keliru: RajaIskandar, setiap orang tahu bahwa seorang memanjat bukannya dari atas,tetapi seorang memanjat tetap dari bawah dan jatuh dari atas. Dalam hal inisaya tidak mengemukakan bahwa sdr. Jenderal Nasution tidak konsekwen, sebabketidak konsekwenan sdr. Jenderal Nasution adalah sdr. Jenderal Nasutionsendiri yang paling tahu, saya sadar bahwa samua itu adalah politik.

c. Para tahanan G.30.S. dipenjara Salembabisa ditanya bahwa dengan meminjam istilah sdr. Oditur yth., yaitu pada tanggalyang tidak dapat ditentukan lagi dengan pasti, setidak-tidaknya pada bulanAgustus 1966, jadi sebelum saya tertangkap, pernah sdr. Nyonya JenderalNasution datang dipenjara tersebut, dan menjumpai para tahanan jang tersangkut

dengan penembakan terhadap sdr. Jenderal Nasution. Kedatangan sdr. Nyona.Jenderal Nasution itu dirasaken oleh para tahanan yang bersangkutan sebagaisesuatu yang janggal, dan bukannya sekedar "bezuk", tetapi dirasakansebagai seorang pemeriksa yang mangajukan bertubi-tubi pertanyaan. Meminjamparool atau semboyan hukum sdr. Oditur yth, ialah: "bahwa setiap orangdianggap mengenal hukum" ("ieder wordt geacht de wet te kennen"),apakah menurut hukum yang ada dan berlaku sah di Republik Indonesia, tindakanSdr. Ny. Jenderal Nasution itu dapat dibenarkan? Kalau dibenarkan pasal-pasalKUHP manakah yang mangatur atau perundang-undangan manakah yang mengaturnya?Saya takut bukannya menuduh, kalau "Orde Baru" sudah menggariskanbahwa seorang isteri pembesar haruslah dianggap pembesarnya itu sendiri danbisa bertindak sesuai dengan fungsi suaminya, atau suami bisa mendelegeer(mendelegasikan) bisa memberi mandaat, bisa menguasakan kekuasaanya kepadaisterinya. Jika ini betul maka saya hanya bisa bergeleng kepala dengan menyebut"bukan main"

Semua perasaan dan pikiran yangsaya pandang ada hubungannya dengan diajukannya saya di depan MAHMILUB inidengan sadar saya tenangkan supaya pihak Mahkamah cukup memiliki bahan-bahanpertimbangan untuk menentukan penilaian yang dapat mendekati objektiefitet.Saya berusaha keras dengan tangan terbuka dan dada lapang menjayakanberibu-ribu terima kasih kepada semua penilaian yang ditujukan pada diri saya,baik dari kawan maupun lawan, baik negatif maupun positif. Khusus kepada sdr.Oditur yang terhormat saya mengangkat topi dan menyatakan terima kasih bahwamasih mempunyai "moed" dan mau menyatakan antara lain bahwa"saya dalam sidang Mahkamah ini menunjukkan sikap yang sopan". Sayaberpendirian bahwa penting sakali menerima segenap penilaian-penilaian itu,supaya dalam sisa-hidup saya yang masih menyisa, semua penilaian itu dapat sayagunakan, untuk:

1. memeriksa diri,2. mengenal diri,3. memperbaiki diri.

Saya berpendapat tidak mungkinseorang dapat memperbaiki diri tanpa mengenal diri, dan bohong besar seseorangyang menyatakan telah mengenal diri tanpa melakukan pemeriksaan diri. Inilahpangkal utama untuk memberanikan diri melakukan kritik terhadap diri sendirisebagaimana saya telah berusaha untuk melaksanakannya. Kritik trhadap dirisendiri itu berjudul: "TEGAKKAN PKI YANG MARXIS-LENINIS UNTUK MEMIMPINREVOLUSI DEMOKRASI RAKYAT. Agar Rakyat banyak dapat menilai secara tepat,saya mengusulkan supaya kritik terhadap diri sendiri itu dapat menjadi lampirandari "Uraian tangung-jawab" ini, sehingga samua menjadi terbuka.

Sikap terbuka bagi Rakyat banyak

yang demikian itu adalah sepenuhnya sesuai dengan ajaran PKI. Sikap terbukabagi Rakyat banyak yang demikian akan menembus keheningan dan memancarkan rasatenteram, sebab pada hakekatnya orang harus belajar untuk setiap kalimeninggalkan bentuk pandahuluan daripada usaha dan hasil kerjanya, dan harusselalu mencari bentuk-bentuk baru. Orang tidak akan dapat berhenti dan mengasountuk menikmati hasil-hasil kerjanya, karena hal yang demikian itu merupakansuatu pengkhianatan terhadap sikap sendiri dan terhadap tuntutan yangdibebankan kepada generasi baru Indonesia. Dengan terus menerus orang harusmengatasi (transcenderen) diri sendiri, meninggalkan diri sendiri besertakepentingan-kepentingannya, dan juga meninggalkan hasil-hasil kerjanya yangsudah pernah dicapai. Berdasarkan keterangan inilah PKI menggariskan: Tundukkan kepentingan pribadi bagi kepentingan umum, sehingga berlaku semboyan-semboyan: a. Partai adalah saya, tapi saya bukannya Partai; b. Hati lebih keras daripada lapar; c. Tak seorang, berniat pulang walau mati menanti. Rakyat pekerja adalah kreator segala keindahan, maka itu PKI mendidik anggautanya untuk cinta kepada kerja dengan slogan 3 baik: - bekerja baik; - belajar baik, - moral baik. Dalam memimpin aksi-aksi Rakyat, PKI mendasarkan diri kepada 4 jelas: - jelas tuntutan; - jelas sandaran; - jelas sekutu; - jelas sasaran. Dalam menempuh hidup supaya teguh memegang prinsip 4 kuat yaitu: - Kuat mencintai Rakyat, PKI dan Revolusi; - Kuat membenci musuh-musuh Rakyat, PKI dan Revolusi; - Kuat pahit dalam arti tahan dalam derita; - kuat manis dalam arti tetap sederhana sewaktu berfungsi sosial penting. Dalam malaksanakan solidaritas internasional supaya dipadukan patriotisme dengan internasionalisme proletar, untuk melawan sovinisme dan sekaligus melawan cosmopolitanisme. Dalam melakukan kritik dan kritik terhadap diri sendiri supaya bersikap keras terhadap diri sendiri dan bijiaksana trhadap orang lain. Hal ini dimaksud supaya setiap Komunis teguh memegang prinsip dan luwes dalam peneterapannya. Dalam menghadapi kesukaran dan kesulitan supaya berani, pandai dan waspada secara ravolusioner dengan menjunjung tinggi semboyan: "sanantiasa mengharap yang baik, tapi siap untuk yang paling sulit".

Tujuh garis PKI itulah yangmenuntun saya untuk mengabdi tanpa reserve kepada Rakyat, Partai dan Revolusi.Saya berusaha keras untuk merealisesikannya dalam praktek dengan suatukeyakinan Komunis bahwa dalam praktek revolusioner saya pasti terdapatkekurangan dan kesalahan. Karena bekerja dan berjuang tentu terdapat kekurangandan kesalahan, sebab hanya orang yang tidak bekerja dan tidak berjuang sajayang tidak berbuat salah. Maka itu saya mengharap adanya pengertian dari pihak

Mahkamah akan pikiran dan perasaan saya, bahwa bagi pribadi saya kehadirankawan-kawan Aidit, Lukman, dan Njoto adalah sangat penting. Sebab saya berjuangtidak untuk menipu Rakyat banyak dan saya berjuang juga tidak untuk ditipu olehkawan-kawan separtai saya. Selama saya dalam parjuangan mengenal kawan-kawanAidit, Lukman dan Njoto, maka mereka belum dan tidak pernah menipu saya dansaya mempunyai keyakinan bulat, bahwa meraka tidak akan dan tidak mau menipusaya, Mengingat bahwa mereka bertiga telah mati, maka "het gaat tegenmijn geweten in" (bertentangan dengan hati nurani saya) untukmempersoalkan perbuatan-perbuatan diri mereka yang telah mati, apalagimenyalahkannya justru dalam sesuatu kegagalan. Juga "het gaat tegenmijn geweten in" untuk menjebut nama kawan-kawan separtai saya dantempat-tempat yang telah memberi perlindungan pada saya selama berjuang dibawah tanah, sehingga saya berpendirian untuk tetap tidak mau menyebut nama dantempat kawan, dan terima kasih kepada semua sdr. Pemeriksa yang mau mengertiakan pendirian saya itu.

Juga "het goat tegan mijngeweten in" untuk berdebat dengan kawan-kawan separtai saya yangdihadapkan sebagai SAKSI, sebab saya tidak mau ditarungkan dengan kawan-kawansepartai saya dalam sidang Mahmilub ini; saya menggarisbawahi pernyataan sdr.Hakim Ketua yth., yang menegaskan bahwa persidangan,ini adalah Mahkamah danbukannya rapat; dan tepat keterangan sdr. pemeriksa Major Udara Trenggono SHpada saya bahwa dalam sidang Mahmilub saya bisa di-expos, hal mana sedapatmungkin harus saya hindari .

Berdasarkan keterangan tersebutdi atas dan justru karena G-30-S. gagal, maka saya perlu menandaskan, demitanggung jawab dan demi solidaritas Komunis, bahwa:

Pertama: Karena kawan-kawan Aidit, Lukman, Njotodan Sakirman sudah mati, maka saya ambil oper tanggung-jawabnya segenapperbuatan politik mereka dalam rangka G.30.S.

Kedua: Walaupun saya tidak ikut membuat Dekrit,tidak ikut menyusun komposisi Dewan Revolusi; tidak berada di Halim, LubangBuaja atau Pondok Gede baik di sekitar maupun pada saat dicetuskannya G.30.S.,tapi karena semua perbuatan itu adalah perbuatan oknum-oknum anggauta PKI, makasaya ambil oper tanggung-jawabnya, dan;

Ketiga: dengan penegasan tersebut di atas makamenjadi makin jelas bahwa G.30.S. adalah tanggung-jawab TERTUDUH SUDISMAN danbukannya tanggung-jawab PKI.

Sesuai dengan rasa tanggung-jawabtersebut di atas perlu saya kemukakan, bahwa terasa sukar untuk menjawab

pertanyaan sdr. Hakim Ketua yang terhormat, yang berbunyi: ‘Apakah sdr.Tertuduh merasa menyesal atas perbuatan-perbuatannya?

Pertanyaannya sendiri memangsederhana, tapi jawabannya yang sukar, dan lazimnya sesuatu yang sederhanaitulah yang sukar sebab tidak mungkin hanya dengan menjawab "YA" atau"TIDAK" tanpa suatu pemikiran dan penerangan. Akhirnya demi keyakinanKomunis saya, demi tanggung jawab saya, demi solidaritas Komunis, saya terhadapkawan-kawan Aidit, Lukman, Njoto dan Sakirman selaku "wapensbroeders"saya yang telah mati, saya membulatkan diri saya untuk mengatakan tidakmenjesal. Tapi dibalik itu saya menyadari adanya korban jatuh, dan untuk itutidak ada lain jalan sebagai seorang Komunis, kecuali saya hening sejenakmenundukkan kepala.

Sekarang bertolak kepada rasatanggung jawab, ingin saya kemukakan fakta-fakta sebagai bahan penilaianMAHMILUB, yaitu bahwa baik dalam sidang-sidang Dewan Harian Politbiro CC-PKImaupun sidang-sidang Politbiro CC-PKI oleh kawan Aidit dijelaskan bahwa paraPerwira maju mau mengadakan operasi militer dan tidak pernah mengemukakan bahwaPKI mau mengadakan operesi militer, dan oleh kawan Aidit juga tidak pernahdikemukakan bahwa PKI mau mencetuskan revolusi pada saat itu. Jika hal iniyang, dikemukakan oleh kawan Aidit dalam sidang Dewan Harian Politbiro CC-PKIdan sidang Politbiro CC-PKI, maka walaupun saya masih ada kelemahan-kelemahantertentu di dalam pengertian teori Marxisme-Leninisme, tapi terlalu tolol bagisaya untuk menyanggahnya karena tidak ada Partai Komunis yang bisa mencetuskanrevolusi, dan juga tidak ada Partai Komunis yang dapat dibenarkan mengadakandan memimpin sendiri operasi militer dalam artian aventurisme militer.

Timbul kemudian pertanyaan,apakah dapat dibenarken suatu Partai Komunis mendukung suatu operasi militersemacam G.30.S.? Jawabannya: bisa dan tidak.

Bisa: Ya, jika operasi militer bersifatrevolusioner, seperti G.30.S. Karena G.30.S itu mempertahankan anti penjajahan,anti tuan tanah dan kebijakan pro Nasakom dari Presiden Sukarno dan secaranyata melindungi pribadi Presiden Sukarno. Adakah contoh di luar negeri tentangterjadinya suatu operasi militer yang revolusioner? Ada, yaitu salah satudiantaranya ialah operasi militer Kolonel Kasim yang anti imperialismenjatuhkan pemerintahan El Nuri yang pro-imperialis. Hasilnya pemerintahanIrak yang berpakta militer Bagdad dengan Imperialis Amerika Serikat, digantimenjadi Pemerintahan Irak tanpa, Pakta Bagdad, tanpa pakta militer denganImperialis Amerika Serikat.

Sekarang jawaban kedua: yaitu tidakdapat mendukung suatu operasi militer, jika operasi militer itu reaksioner

yaitu seperti:

Pertama: kudeta ex Letkol. Zulkifli Lubis dan exMajor Zaelani Komandan Rekad sebagai proloog pemberontakan PRRI/PERMESTA yanganehnya pemberontak ex. Letkol. Lubis sekarang sudah bebas tanpa diajukan didepan pengadilan;

Kedua: kudeta yang gagal, 17 Oktober 1952, olehsdr. Jenderal. Nasution dengan menempatkan moncong-moncong meriam menghadapIstana Merdeka yang berarti ditujukan kepada Presiden Sukarno yang berpolitik antiImperialis. Karena dukungan rakyat terhadap Presiden Sukarno dan karenaketeguhan Presiden Sukarno, maka kudeta itu dapat digagalkan yang mengakibatkanjatuhnya sdr. Sultan Hamengkubuwono selaku Menteri Pertahanan dan dinonaktifkannya sdr. Jenderal Nasution. Malahan peristiwa 17 Oktober 1952 yangnyata-nyata konkrit ada oleh sdr. Jenderal Nasution dinyatakan tidak ada,karena sudah diselesaikan secara intern dalam Angkatan Darat dengan antara lainIkrar Yogya dan sebagainya. Ini berarti mengabstrakkan sesuatu yang konkrit.Jika peristiwa 17 Oktober 1952 boleh diabstrakkan sebagai pemberontakan (opstand)melakukan makar (aanslag) yang didahului dengan mengadakan permufakatanjahat (samenspanning), apakah ini bukannya "emban cinde","emban siladan" (pipih kasih). Padahal kenyataanya sebagaimanatercantum dalam halaman 14 Pleidooi sdr. ex. Brigjen. Suparjo ialah sebagaiberikut:

"Tertudah (sdr.Suparjo) diminta bantuannya untuk membuat teks pengumuman bahwa Presiden dalamkeadaan selamat, sehat. Teks diperlukan agar rakjat segera mengetahui tentangsituasi Presiden. Dan diumumkan melalui Istana oleh Letkol. Marokeh. Saksi(Brig. Jen. Moch. Sabur) mengusulkan agar Presiden segera pindah dari Halim.Tetapi Presiden menjawab bahwa untuk sementara tinggal di Halim saja, untukmengasakan sidang dengan menteri-menteri di Halim. Komentar saya (sdr. Suparjo)dari ketarangan saksi menunjukkan bahwa Kepala Negara vult zich op zijngemak - berarti tidak ada tekanan physik maupun psychis".

Dari penandasan Pleidooi sdr.Suparjo tersebut diatas sebetulnja gamblang bahwa Presiden Sukarno tidakdiganggu gugat oleh G.30.S. dan tetap dalam fungsi sebagai Presidan yangmenurut fasal 4 Undang-Undang Dasar ‘45 dinyatakan, bahwa "PresidenRepublik Indonesia memegang kekuasaan Pemerintah menurut Undang-UndangDasar" berdasarkan fakta ini jelas bahwa: G.30.S. secara konkrit menyelamatkan Presiden Sukarno. G.30.S. taat kepada Presiden, dengan bukti-bukti bahwa sdr. Let.Kol. Untung akan melaksanakan keputusan apapun dari Presiden (ploidooi sdr. Suparjo halaman 19).

Dari segi taat kepada PresidenSukarno yang sekaligus adalah Pangti ABRI/Pemimpin Besar Revolusi, pada waktuitu, sesuai dengan Sumpah Prajurit, maka sesunguhnya tidak ada faktamenggulingkan Pemerintahan Republik Indonesia yang sah. Jika G.30.S. yang taatkepada perintah Presiden/Pangti ABRI/Presiden Sukarno sesuai dengan"Sumpah Prajurit" dikategorikan sebagai memberontak, maka kategoriapakah jang harus diberikan kepada sejumlah Jenderal jang tidak taat kepadaperintah Presiden/Pangti ABRI/Presiden Sukarno dan pada tanggal 1 Oktober 1965berhimpun di Kostrad dan melakukan serangkaian (Ploidooi sdr. ex BrigjenSuparjo) halaman 26 dan 27 sebagai berikut: Jenderal Pranoto yang diperintahkan mengadap Pangti Presiden R.I./PBR kemudian tidak menghadap, perintah ini melalui Ajudan Presiden yaitu Kombes Sunirat sebagai kurier pribadi Presiden. Jenderal Umar Wirahadikusuma selaku Pangdam V/Jaya dipanggil Presiden R.I./PBR juga tidak datang. (perintah ini disampaikan oleh kurier pribadi Presiden jaitu Kolonel Bambang Wijanarko). Waktu Kolonel Bambang Wijanarko masuk ke Kostrad melihat Jenderal Harto sedang berdialog dengan sejumlah Perwira-perwira Kemudian waktu Kolonel Bambang Wijanarko menyampaikan pesan atas perintah Presiden untuk memanggil Pangdam V Jaya, maka dijawab oleh Pak Harto: "Jenderal Umar blyft hier" artinja "Jenderal Umar tetap di sini". Dan ditegaskan pula bahwa semua perintah harus melalui Pak Harto. Waktu Menteri/Pangal menjampaikan Keputusan Presiden/Pangti ABRI/PBR tentang: » Angkatan Darat sementara dipegang oleh Pangti; » Care-taker Angkatan Darat sebagai pelaksana sehari-hari dan sifatnya sementara. » Berhenti garakan (keputusan ini adalah hasil panitia ad hoc yang disusun oleh 3 Menteri Angkatan dengan seorang Perdana Menteri dan disahkan ditanda-tangani Presiden R.I.) Kemudian Jenderal Nasution berkata kepada Menteri/Pangal "mengapa ikut-ikut mengurusi soal-soal lain Angkatan Kita jangan rame-rame. Persoalan militer, adalah soal militer, persoalan politik adalah politik. Marilah kita pecahkan masalah kemiliteran ini dan serahkan masalah politik pada Presiden. Terjadi dialoog antara Kolonel Bambang dan Jenderal Harto sebagai berikut: Presiden ada di mana - di Halim- Jenderal Pranoto tidak boleh menghadap - kemudian Jenderal Harto menetapkan: Saya mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Semua perintah harus melalui saja.

Bila dibandingkan kegiatan tertuduh (sdr. ex Brigjen. Suparjo) yang selalu taat pada perintah-perintah kepala negara, sekalipun dengan hal-hal yang sepele yang menyangkut peristiwa di Kostrad. Jadi siapa yang seharusnya dituduh sebagai dalang persekongkolan?.

Demikian sekelumit sejarah yangsaya ambil dari pleidooi sdr. ex Brigjen. Suparjo yang intisarinya adalahmengetengahkan tidak taatnya sejumlah Jenderal kepada perintah atasannya dalamhal ini Pangti/Presiden Sukarno. Tindakan ini adalah berlawanan dengan"Sumpah Prajurit", dan apa jadinya dengan TNI kalau tingkat bawahanmengikuti jejak para Jenderal tersebut? Yang pasti apabila tingkat bawahanmelanggar "Sumpah Prajurit" maka mereka akan ditindak tanpa ampun,tapi kalau hal jang sama dilakukan oleh sejumlah Bapak Jenderal bisa diampuni.Singkatnya untuk tingkat bawahan berlaku tak kenal ampun, tapi untuk atasanberlaku boleh diampuni. Apakah ini bukannya diskriminasi dalam disiplin, apakahhal ini tidak berbahaya bagi pelaksanaan "degorder" atau"perintah harian"? Apakah ini tidak merobek-robek jiwa "SumpahPrajurit" junjungan ABRI?. Saya berpendapat bahwa serangkaian ceramah sdr.Jenderal Nasution yang tanggalnya tidak saya ingat secara pasti, tetapi padaakhir pertengahan tahun 1966 kepada para Perwira AURI, yang menyatakan bahwasudah biasa bagi setiap perintah dari perwira atasan tidak dilaksanakan,menunjukkan gejala ketidakdisplinan yang serius bagi ABRI. Mungkin perumusanSdr. Jenderal Nasution tidak setegas perumusan yang saja ajukan, tetapi intinyasama. Bagaimana kita dapat menerima rasa keadilan dengan dihukumnya para pelakuG.30.S seperti sdr. Hargijono dan kawan-kawannya yang taat kepada perintahKomandannya dan kepada Presiden Sukarno dan yang perbuatannya menjadi tanggungjawab Komandannya, sementara pengabaian disiplin yang dilakukan JenderalNasution tidak diakui sebagai subversi TNI. Saya sadar bahwa tindakan sdr.Jenderal Nasution itu adalah tindakan politik untuk mencapat tujuan politiktertentu yang mengarah keeinddoel. Saya tidak mengatakan bahwa sdr.Jenderal Nasution ingin menjadi Presiden R.I. - tidak. Sebab, setiapwarganegara R.I. yang baik berhak untuk mencalonkan diri sebagai Presiden, tapijalannya apakah mesti dengan menjadikan sebagai suatu Presiden yang mengabaikandisiplin TNI?

"Karena tindakanitu tidak dilakukan oleh PKI, maka dengan sendirinya bukannya diberi stempel"het dul heiligt de middelen". Alangkah baiknya jika segalasesuatu tersebut ditelaah oleh fihak Mahkamah dan betul-betul demi keadilan,demi kemurnian "sumpah prajurit" dan "Sapta Marga."

Sekarang saya hendak melangkahke:

POKOK KE-EMPAT:

Dari penangkapan sampai kesidang MAHMILLUB.

Saudara Hakim Ketua yangterhormat.

Untuk dapat menggambarkan secaratepat bagaimana jalannya suatu penangkapan, baiklah saja ketengahkan sebaitsajak saya, berjudul:

DISERGAP

Seisi rumah lagi enaknyenyak,mendadak terperanjat, bangun terbentak,oleh gedoran pintu dibarengi derap sepatu,todongan pistol bernikel menuding-nuding,mengabakan, ayo jongkok dipojok,dengan baju celana dalam thok,alangkah berkesan bagiku adegan ini,disergap sesaat mentari merekah pagi.

Dari sebait sajak ini terlukispistol nikel terkokang diputar-putar á là cowboy Amerika Serikat, sambilmenghardik-hardik. Saja rasa hal demikian tidak perlu terjadi lagi. Sebabsewaktu saya tertangkap pada zaman kolonial Belanda dan fasis Jepang, sayatidak diperlakukan demikian. Saya berpikir penting juga saya kemukakanpenertiban cara menangkap demi Republik Indonesia yang berazaskan Pancasila,tentang barang bukti sitaan, ketika pada zaman Belanda dan Jepang duludilakukan pendaftaran ditempat sehingga tidak terdapat kekeliruan. Pengalamanmenunjukkan bahwa sewaktu saya ditangkap telah disita selain dokumen-dokumenyang sudah diserahkan kepada Sdr. Hakim Ketua Yth., juga disita barang lainnya,seperti: arloji tangan merk Tudor, uang lebih kurang Rp.3.000, radiotransistor, pakaian dan sebagainya. Tetapi sungguh mati saya tidak tahudikemanakan barang-barang itu. Belum lagi barang-barang kawan-kawan Sukadi danTan Sui Liang yang serumah dengan saya. Memang sengaja baru sekarang ini halitu saya kemukakan, bukan dengan maksud untuk minta kembali barang-barangtersebut, tidak sama sekali, tapi untuk mengukur kejujuran para petugas militer"Operasi Kalong" yang menangkap saya demi Pancasila.

Saya malu bahwa hal demikianmasih terjadi dalam alam Indonesia Merdeka, sedangkan pada waktu zaman Kolonialdulu tidak saya alami keganjilan seperti itu. Ini tidak berarti bahwa saya maukembali ke zaman normal, dalam arti zaman penjajahan lagi,tidak, tetapi sayamenginginkan peraturan dan pengaturan yang lebih baik daripada zaman penjajahandulu baik dalam kata-kata maupun perbuatan. Jangan biarkan senjata menjadi

bagian penangkapan dan jangan biarkan tangkapan menjadi semacam penjarahan.Saya mengharap melalui Mahkamah ini supaya diteruskan kepada yang berwajibuntuk ditertibkan cara menangkap orang, supaya tidak terganggu rasa "freedomfrom fear" rakyat. inilah praktek konkrit yang saya kemukakan tanpaembel-embel.

Dari persoalan penangkapan sayamenjurus ke pemeriksaan. Saya ingin mengemukakan bahwa saya pribadi tidakpernah mengalami pukulan selama pemeriksaan, malahan hubungan antara pemeriksadan yang diperiksa berdasarkan saling menghormati dan saling mengerti akankeyakinan masing-masing titik tolaknya, saling menghormati walaupun menganutperbedaan politik. Tetapi tidak demikian halnya jyng dialami oleh kawan-kawansaya, sampai-sampai kawan Anwar Sanusi, calon anggota Politbiro CC-PKI danbekas wakil Sek.Jen. Front Nasional pusat masih dipukul juga, apalagi yanglain. Ragam pukulan hampir menyerupai siksaan sewaktu zaman fasis Jepang, hanyadigantung sajalah yang tidak digunakan. Sungguh mengerikan kalau melihat deritaakibat pukulan yang dialami kader-kader PKI dan mereka yang dituduh tersangkutdengan G.30.S., padahal ke- salahan mereka belum terbukti, dan belum tentumereka itu bersalah. Belum tentu bersalah tetapi badannya sudah rusak akibatpukulan dan diselomoti (dibakar) dengan nyala rokok, sandal karet yang dibakar,sampai distrom.

Saya tidak sampai hati untukmenyebut satu persatu macam pukulan dengan dalih pertanyaan tentang pengertianmereka mengenai Pancasila. Kepada saya waktu ditahan di Kodim Budikemuliaan,pernah oleh seorang yang mengaku bernama Jimmy, dan memperkenalkan diri sebagaiIntelligence Service (IS), ditawarkan untuk melihat kawan-kawan sayayang bergelimpangan di dalam sal. Saya menolak untuk menghindari penderitaanbatin. Akibat siksaan selama pemeriksaan pendahuluan kawan-kawan separtai saya,dapat dilihat langsung ketika mereka dihadapkan sebagai saksi-saksi. Malahanseorang non komunis, sdr. Sarjono dari Partindo jatuh pingsan saya tidakmenyanggah keterangan yang telah menyatakan, bahwa sdr. Sarjono terserangmasung angin. Ini satu segi, tapi saya ingin mengajukan segi lain yaitubagaimana perasaan seorang civil berhadapan dengan pembesar militer, ialahsebagai berikut: umumnya ada rasa gelisah, rasa takut dan rasa kuatir yangsangat mendalam, sebagai gejala psychis yang ditimbulkan oleh adanyakonflik-konflik emosionil disertai ciri-ciri yang khas, ialah berdebarnyajantung secara tidak normal yang dapat sekaligus dirasakan mengerasnya denyutanurat nadi.

Dan sebab-sebab itulah dimulainyaneurose jantung dengan gejala-gejala khusus umpamanya: nafas atau di dalam dadamenjadi sesak atau setengah mampet".

Persoalan tersebut perlu saya

kemukakan supaya dapat digunakan sebagai bahan dalam mempertimbangkan kebenaranketerangan Saksi, dan sekaligus menegaskan bahwa seorang sipil seharusnyadihadapkan ke depan pengadilan biasa dan bukan ke pengadilan militer.

Sewaktu mereka diperiksa diMahmilub dengan jelas terlihat adanya siksaan-siksaan terhadap para Saksi,Kader-Kader PKI, maka demi Pancasila saya mengusulkan kepada Mahkamah: Dengan adanya siksaan-siksaan diluar batas perikemanusiaan itu tidak lain karena anggapan bahwa tidak ada salahnya membunuh orang Komunis sebab: a. Adakalanya seorang pembesar militer mengemukakan melalui wawancara di koran-koran supaya tokoh-tokoh Komunis "ditangkap hidup atau mati", atau "kalau orang-orang Komunis setelah dibebaskan bergerak lagi supaya ditembak saja". Dapatkah hal ini dibenarkan secara hukum yang sah berlaku di Indonesia? Apakah ucapan-ucapan semacam itu tidak menggelisahkan masyarakat luas, terutama para keluarga anggauta dan simpatisan PKI yang berjumlah jutaan orang? b. Instruksi yang sangat luas dari sdr. Jenderal Nasution yang isinya kurang lebih, supaya terhadap orang-orang Komunis dihabisin sampai keakar-akarnya" dan tindak mereka yang ada indikasi G.30.S. baik langsung maupun tidak langsung? Dengan adanya instruksi tersebut, maka terjadi pembunuhan massal. Apakah fihak Mahkamah tidak sependapat dengan tertuduh bahwa dalam hal pembunuhan massal itu mesti diminta pertanggungjawaban sdr. Jenderal Nasution? Mengundang International Fact Finding Commission melalui Kedutaan-Kedutaan Besar Negara Sosialis di Indonesia, yang berkewajiban mencari fakta kebenaran tentang: a. Terbunuhnya tanpa melalui proses pengadilan anggota CC dan Kader-kader penting PKI lainnya diataranya kawan-kawan: Aidit, Lukman, Njoto, Sakirman, S. Samidikin dan Thayb Adamy (Aceh), Rachman, Ainuddin dan Nursutind (Sumbar), J.Suak (Sul. Utara) Rissi (Kupang) dan lain-lainnya; b. Cara-cara pembunuhan massal meilputi kurang lebih 70,000 orang Jawa Tengah 60.000 (Jawa Timur), 50.000 (Bali) dan ribuan lagi di tempat-tempat lainnya. Caranya antara lain ada yang ditenggelamkan bersama kapal Adri (J.Suak dengan tigapuluh kawan lainnya), hidup-hidup dimasukkan parit alam (luweng) di Wonosari dan sebagainya; c. Keadaan para tahanan yang masih menyisa, apakah cukup kalori makanannya untuk sekedar hidup, kalau tidak apakah tidak menjurus ke ‘"geleidelijke moord" (pembunuhan secara halus)?

Fakta-fakta tersebut sangatpenting untuk diteliti secara obyektif oleh International Fact FindingCommission supaya tidak berat sebelah. Ini jika mau mencari kebenaran.

Dalam sidangMahmillub ini dapat diketahuibahwa dalam PKI, diberi kebebasan dalam menganut kepercayaan, sehingga ada yangtak beragama, ada yang tidak beragama tapi percaya kepada Tuhan, ada yangberagama Islam, Kristen, Protestan dan Khong Hu Cu. Sebab PKI berpendapat bahwaajaran seseorang tidak dapat dibatasi secara administratif, dan kepercayaan ituadalah soal pribadi sehingga pada masing-masing anggauta PKI diberi kebebasanuntuk menetapkan kepercayaan masing-masing dengan menekankan bahwa setiapanggota satu sama lain saling menghormati kepercayaan masing-masing. Bertolakpada dasar inilah, maka seorang Komunis tidak boleh memiliki dendam perorangan,dan kebenarannya dapat dibuktikan oleh persetujuan saya terhadap penetapan sdr.Moch. Daljono SH sebagai penasehat hukum saya, walaupun saja tahu benar bahwasdr. Moch. Daljono SH adalah bekas pemimpin Masyumi. Hal ini perlu sajakemukakan untuk menghilangkan salah tafsir bahwa orang-orang Komunis itumempunyai perasaan dendam, karena itu ide revolusi mereka ditafsirkan sebagaihanja mau bunuh-membunuh saja.

Pengertian Komunis tentangrevolusi bukannya indentik dengan bunuh-membunuh tetapi revolusi adalahpemindahan kekuasaan dari klas yang menindas ke klas jang tertindas. Sekarangsaya mau menjelaskan:

POKOK KELIMA:Plebisit untuk Memilih Presiden.

Jika kita betul-betul jujurterhadap satu sama lain dan menganalisa keadaan secara tenang lepas dari rasasentimen, harus diakui bahwa dalam kenyataannya SP 11 Maret 1966 dicapai dengankudeta yang geruisloos (tanpa sanggahan), sebab sdr. Jenderal Suharto beradadalam overmacht (posisi yang sangat kuat). Saja berpendapat, bahwa SP ll Maret1966 dapat keluar karena Presiden didatangi oleh tiga Jenderal Angkatan Daratyaitu Jenderal Basuki Rachmad, Jenderal. Amir Machmud, dan Jenderal Jusuf, yangmempunyai dukungan kuat dari Angkatan Darat dan tindakan tiga Jenderal itutidak mungkin terlepas dari pertemuan duapuluh Februari 1966, atau kalaumeminjam istilah sdr. Oditur yth. setidak -tidaknya pada sekitar akhir Februari1966 di Aula MBAD, yang dihadiri oleh lebih dari 20 perwira. Saya tidakmenyebut di sini siapa-siapa saja, yang hadir, tapi kalau betul-betul maumencari kebenaran, lepas dari segenap sentimen tentunya yang merasa hadir padapertemuan itu akan dapat datang kehadapan Mahkamah dan dengan terus terangmenjelaskan. Selain, penjelasan tersebut di atas perlu saja ketengahkan bahwasaja berpendapat "show of force" l2 Maret 1966 itu sebetulnyamempunyai dua aspek:

Pertama: Kalau Presiden Sukarno menolak untukmenandatangani maka akan ada gerakan operasi militer.

Kedua: Kalau Presiden Sukarno menandatanganiakan digunakan untuk show of force atau pamer kekuatan sebagai pemenang.

Setelah tercapai Surat Perintah11 Maret, maka berangsur dlakukan usaha-usaha untuk menjatuhkan Presiden Sukarno,dari kedudukannya. Umumnya taktik yang dipakai adalah menyerang PKI dulusetelah itu tujuan sasaran adalah "inner centre" seperti PNI,Partindo, dan penyokong-penyokong Presiden Sukarno lainnya, dan sesudah itulangsung menyerang "centrumnja" jaitu Presiden Sukarno.

Motivasi seranganpolitikdariJenderal beraliran kanan Angkatan Darat terhadap Presiden Sukarnoyang dikenal sebagai "trouble-maker" bagi Imperialis AmerikaSerikat, ialah untuk "to merry go round", agar secara politikbergandengan tangan dengan Imperialisme Amerika Serikat. Contoh konkritIndonesia sekarang sudah menjauhkan diri dari perasaan solidaritas dengannegara blok Asia Afrika, misalnya tidak mengatur solidaritas terhadap RPA(Republik Persatuan Arab –Pimpinan Jenderal Gammal Abdel Nasser) dalam melawanagresi Israel. Menurut perhitungan sederhana Israel tidak mungkin menyerangR.P.A secara besar-besaran tanpa ada "backbone", tulangpunggungnya yaitu kaum Imperialis Amerika dan Inggris terutama ImperialisAmerika Serikat pencipta gerakan "zionisme". Israel baru menjerangR.P.A. setelah konfrontasi Indonesia terhadap Malaysia. Berhenti. Ini berartibagi kaum imperalis bahwa keamanan sudah terjamin dan kaum imperialis tidaktakut terganggu kedudukannya di Indonesia dan sekitarnya. Sementara itu, kalaupemerintah R.I. masih revolusioner dan anti Imperialis sesuai dengan alineapreamble mukadimah UUD-1945 jang berbunji:

"bahwasesungguhnya kemerdekaaa itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, makapenjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai denganperikemanusiaan dan perikeadilan",

maka harus menjadi pelopor dalammengorganisasi solidaritas A-A untuk "membantu negara-negara Arabmengganyang Israel". Ini kalau mau memurnikan UUD 1945 dalam kata-kata danperbuatan. Selaku orang revolusioner semestinya harus memukul Imperialis, sebabsalah satu ciri dunia sekarang ialah perjuangan sengit antara kaum imperialisdengan gerakan pembebasan nasional secara menyeluruh. Tentunya kita sama-samaingat bahwa Jenderal bermata satu, Jenderal Dayan dari Israel pernah dijagoioleh Imperialis Amerika Serikat untuk memimpin pertempuran di Vietnam Selatandan harapan Imparialis meleset sama sekali, sebab pasukan-pasukan Jenderalbermata satu itu dibikin hancur oleh pasukan Front Nasional Pembebasan VietnamSelatan.

Jadi kalau kaum revolusionersedunia ini konsekwen memukul kaum Imperialis, maka kaum revolusioner bisamembikin kaum Imperialis lari mondar mandir kian kemari sehingga capai dijalan,dan menjadi terkencing-kencing sebelum sampai di W.C. Ini jika mau revolusioner"in weerd en daad", dan bukannya revolusioner sebegai"lamis-lamising lambe" atau sebagai "lip-service".

Dan untuk aktivis imperialisAmerika saja merasa berkewajiban untuk mengemukakan, bahwa: Bussines Amerika pada saat ini telah merupakan bussines yang internasional sifatnya. Modal A.S. mempunyai kepentingan dan investasi hampir di semua negara di benua-benua di dunia ini, Amerika Serikat mengirimkan hasil-hasil industrinya,, memberikan berbagai macam kredit serta sumbangan, di samping membeli bahan-bahan mentah dari negara-negara tersebut; Bertuk baru penanaman modal AS melalui bank, dan dilakukan oleh bank yaitu Bank of America dan First National City Bank Strategi AS. untuk berekspansi kalau negeri yang bersangkutan tidak mengizinkan, maka dielakkan peraturan jang berlaku dengan jalan membeli saham bank swasta atau lembaga keuangan lainnya". Contoh di Jerman Barat kaum Imperialis Amerika berhasil membeli saham Deutsche Bank Union Frankfurt sampai 55 juta dollar AS Jalan ini ditempuh oleh AS untuk mencegah jangan ada kebencian rakyat terhadapnya, karena usahanya tertutup. Jalan ini jang disabut oleh AS yang paling "workable" dan "profitable". Cara seperti tersebut di atas dibarengi oleh kegiatan CIA, misalnya mendirikan, "American friends of the Middle East" yang membiayai harian "Al Hiwar" yang berpolitik anti RPA, sehingga RPA melarang beredarnya "Al Hiwar", dan pers Kairo terus menerus mengutuk. dominasi Imperialis AS dalam mengeskploitasi perminyakan Arab. Ingat saja sejak tahun 1965 investment AS dalam produksi minyak Arab keuntungannya 50 persen dari penanamannya dalam minyak Eropah Barat "Egyptian Mail" pernah berseru, supaja Rakjat Arab bertekad melawan kartel-kartel minjak asing AS yang berkeras kepala dalam menggaruk keuntungan sebesar-besarnya. Jelaslah bahwa setiap penanaman modal asing mengakibatkan pengerukan keuntungan keuntungan ke luar negeri. Contohnya "Inter American Development Bank" selama 2 tahun telah mengeluarkan kredit 700 juta dollar AS untuk Amerika Latin dalam bukunya, tetapi dalam kenyataannya hanya: a. mengeluarkan 60 juta dollar AS, diantaranya kredit sebanjak 24 juta dollar untuk Equador, hanya dikeluarkan 240 ribu dollar AS. b. Sisanya 600 juta dollar AS, untuk membeli saham AS.

Mengingat pengalaman-pengalaman tersebut di atas saja mengharap kewaspadaan patriot Indonsaia yang cinta-tanah air dan Rakjat Indonesia dan supaya meneliti pemberian kredit sebanyak 295 juta dollar AS kepada Indonesia, Cegah adanya kong kalikong sebagaimana terjadi di Amerika Latin. Untuk membangun Indonesia bantuan kresit tidak mencukup, dan pembiayaan dengan kredit adalah "uang mahal" Juga pembangunan Indonesia pesat bisa ditempuh dengan kenaikan harga dan tarif yang sengaja ditujukan untuk menghilangkan kejanggalan perimbangan harga-harga dan untuk menekan subsidi Pemerintah. Dan inflasi diatasi dengan memotong uang dalam peredaran yang berakibat depresi dengan menurunkan kegiatan-kegiatan ekonomi, memperluas pengangguran, karena pembangunan berhenti, industri berhenti dan perdagangan menjadi spekulatif, achlirnya pajak diperkeras semuanya ini mengakibatkan harga terus meningkat, daya beli rakyat merosot dan upah sebulan kerja hanya cukup untuk seminggu saja.

Rakyat banyak gelisah karenaketidakmampuan pemerintah dalam mencari pemecahan secara tepat di bidangekonomi dan keuangan yang menguntungkan rakjat banjak, dan teringatlah rakyatpada waktu ada PKI ada yang memperjuangkan nasibnya, tetapi sekarang serbasukar. Kalau mengeluh soal nasibnya di cap setuju dengan "G.30.S, tetapikalau diam saja bisa mati kelaparan. Akhirnya rakyat yang hidup senen-kemis.Achirnja menyeletuk ORLA [Orde Lama] artinya "Ora Lali Bapak".Demikianlah suara Kampung.

Sesudah dengan positif PresidenSukarno berhasil didongkel, maka apa yang dikatakan oleh kawan Aidit semasaproloog G.30.S. menjadi suatu kenyataan sekarang, yaitu:

Pertama: Dewan Jenderal mau mengadakan kudeta,menjadi suatu kenyataan hanya saja geriuschloos (secara diam-diam) sebabimbangan kekuatan menjomplang menguntungkan Jenderal Angkatan Darat yangberaliran kanan;

kedua: Dawaan Jenderal tidak anti-imperialis,sekarang menjadi suatu kenyataan dengan diundangnya kembali modal monopoliasing dan dikembalikannya lagi perusahaan-perusahaan Imperialis antara lain Goodyeardan dijadikannya pengkhianat Sumitro sebagai penasehat ekonomi pemerintah;tidak ada pembatasan modal asing buka areal sawah; dan Taiwan mengolah 750.000bal kapas untuk Indonesia;

ketiga: Dewan Jenderal tidak anti tuan-tanahsekarang menjadi suatu kenyataan sebab tidak lagi melaksanakan UUPA dan UUPBH,dan kaum tani dilanda pajak antara lain dikenakan penyetoran 10 persen padi;Rakjat kewalahan (keberatan) bayar pajak; wayang golek dipajak Rp.1000,–;

lenong/ tanjidor dipajak Rp.500,– ;

keempat: Dewan Jenderal anti Nasakom sekarangmenjadi kenyataan dengan pembubarakan PKI, tidak oleh Presiden Sukarno tetapioleh sdr. Jenderal Suharto.

Karena menang, maka DewanJenderal sebagai kekuatan kanan tidak dikenakan tuduhan konspirasi (samenspanning),tidak malakukan penyerangan (aanslag) dan tidak malakukan pemberontakan(opstand). Ini semuanya menujukkan benarnya teorie Marxisme-Leninisme,yang menyatakan bahwa: Negara adalah alat kekuasaan atau diktatur dari klasyang satu untuk menindak klas lain, dan bentuk konkritnya alat kekuasaan ituadalah ABRI dan Birokrasi ada di tangan siapa. Di Indonesia sekarang ada ditangan para Jenderal beraliran kanan Angkatan Derat dan pengaruh politiknya.Walaupun sesama Jenderal tetapi politiknya kiri pasti ditangkap. Bung Karnotidak boleh mengadakan aktivitas politik adalah politik yang tidak demokratis,sebab Bung Karno adalah seorang politikus tapi dilarang mengadakan aktivitaspolitik. Apakah demokratis seorang politikal dilarang berpolitik. Akan tetapisecara terang-terangan menyatakan Bung Karno ditahan, tidak berani karena takutrakyat banjak akan marah. Jika betul-betul memihak demokrasi, kekuatan militersekarang supaya mengadakan plebisit dengan tema: Bung Karno, ya atau tidak. Atau pilih antara Bung Karno dan Jenderal Nasution misalnya.

Plebisit tanpa biaya dapatdiselenggarakan, yaitu dengan serentak di seluruh Indonesia diadakan pemilihanlurah dengan tema seperti diatas, Sampai sekarang dalam pemilihan umum lurah,rakjat membiayainya sendiri dan tidak ada anggaran dari pemerintah untuk itu.Ini jika mau menempuh jalan demokratis, jangan dengan jalan seperti sekarangini.

Dengan plebisit saya yakin rakyatakan pilih kembali Bung Karno sebagai Presiden. Sungguh suatu tragedi nasional,Bung Karno dijatuhkan oleh MPRS yang sebagian besar angautanya adalah‘conflicten regoling’ yang mengatur sengketa antara Presiden dengan MPR belumada dan sekarang terang ada konflik. Jalan satu-satunya adalah plebisit. Sajateringat pada zaman penjajahan Belanda du1u kita minta "Volksraad"dan "Rood van Indie" diganti dengan "Parlemen"karena baik "Volkraad" maupun "Rood van Indie"tidak dipilih langsung oleh rakjat dan sebagai anggautanya terdiri darianggota-anggota angkatan Gubermur Jenderal. Dimana letak tragedinya? Tragedinyaialah di zaman penjajahan kita berjuang maju ke Indonesia Berparlemen, tapisetelah merdeka kita mundur ke semacam "Rood van Indie" bahasaJawanjy "jo kebangeten" atau "keterlaluan".

Saja dan PKI tidak. pernahmemberikan gelar ini atau itu kepada Bung Karno, tidak pernah memberikan agungini, atau agung itu, sebab gelar satu-satunya jang tepat adalah "BungKarno" sehingga nama Bung Kerno berkembang dari Sukarno (adakesukaran) ke Bung Karno (artinjy bongkar kesukaran). Sebagai sesama orangrevolusioner, justru dalam keadaan sulit separti sekarang inilah saya terusmembela dan mempertahankan Bung Karno, sebab sesuatu mengatakan bahwa "inde nood leert men zijn vrien den kennen" (dalam kesulitan kitamengenal kawan) dan "jo sanak, jo kedang, jen mati aku sing kelangan"kata Bung Karno untuk PKI. Sebagai arek Surabaya, saja sambut uluran tanganBung Karno dengan: "ali-ali nggak ilang, nggak isa lali ambek kancane".(artinya tidak bisa lupa sama kawannya).

Kenapa saja bela dan pertahankanBung Karno? Sebabnya ialah sepanjang sejarahnya Bung Karno konsekwen antiImperialis sampai berani menyemboyankan "go to hell with your aid"terhadap imperialis Amerika Serikat; Bung Karno setuju mengikis sisa-sisafeodal dengan mengadakan landreform terbatas; dan Bung Karno setia padapersatuan tenaga-tenaga revolusioner. Inilah dasar daripada instruksi saya padaanggota-anggota PKI, untuk masuk dan bentuk "Barisan Sukarno".

Dalam kesulitan seperti sekarangini berlakulah pepatah Pavlov bagi Bung Karno "a discovery begins wherean unsuccessful experiment ends" (suatu penemuan mulai pada saatpengalaman yang tidak sukses berhenti).

Sekarang saya sampai ke pokokterachir yaitu:

POKOK KEENAM:Hidup untuk berjuang, dan berjuang untuk hidup.

Sdr. Hakim Ketua yang terhormat,selama saya hidup, saya jumpai bermacam-macam pendirian tentang hidup. Adasementara orang berpedoman pada pepatah Jerman "Ein Leben ist ein Spiel",atau "hidup itu adalah suatu sandiwara".

Bagi saya, saya tidak sependapatdengan pendapat tersebut, sebab tarasa kelihatannya sebagai sesuatu yang entengyang ringan, ya asal saja. Artinya menjadi ini boleh, menjadi itu baik, dansemuanya dikerjakan serba main-main tanpa kesungguhan, tanpa kebulatan hati.

Tidak saya tidak inginbersandiwara dalam hidup, maka itu selogan Jerman tadi harus diubah menjadi:

"Ein laben ist nicht ein Spiel, aber en Leben ist ein Streit".Terjemahannya ialah: Hidup bukannya sandiwara, tapi hidup adalah suatuperjuangan".

Kita hidup untuk berjuang, dankita berjuang untuk hidup, Kita hidup bukan sekedar hidup, kita hidup untukmempertahankan hidup itu dengan keberanian sampai jantung berhenti berdenyut.Sejak manusia dilahirkan mulai dengan rengek baji pertama sampai hembusan nafasterakhir, tak lain merupakan suatu perjuangan. Kadang-kadang menghadapiperjuangan sangat berat menghadapi pertarungan sengit dan pertarungan bisasengit tapi tidak setiap pertarungan sengit dimahkotai dengan suatu kemenangan.Tujuan hidup, adalah berani mamasuki pertarungan sengit dan sekaligusmemenangkan pertarungan sengit itu sendiri. Inilah yang diimpikan oleh setiappejuang, tak ketinggalan seorang pejuang komunis , Inipun impian saya dalamhidup. Tanpa impian, tanpa cita-cita, hidup menjadi tandus: "Whatwonder of wonders is the living, is life!"

Aijaib bin ajaib dalam kehidupanadalah hidup.

Hidup untuk berjuang dan berjuanguntuk hidup. Demikian tujuan Komunis-ku.

Tujuan itu tak mungkin terciptatanpa tanggung-jawab. Dan tanggung jawab bagi saya adalah ibarat kata-intan.Bersumber pada kata intan inilah saya sajikan sajak coretan dalam sel tahanan,sebagai berikut: KATA INTAN TANGGUNG JAWAB

kuhadapi,razia demi razia,kuhadapi,pemeriksa demi pemeriksakuhadapi sel siksa-demi sel siksa.

kuhadapi,penjara demi penjaradengan kepala dan hati,rela mati bagi PKI,demikian maknakata intan tanggung jawab.

Sungguh kilaukegemilapan cahaya,Kata intan tanggung iawab

tapi, kalaudiingkari sama dengan insan khianatdan lari menanggalkan itulah laknatsebab, terangtanggung-jawab mengamanatkantri eka tunggal ekatunggal dalam pikiran, hati dan tujuan

Kalau petirmenyambar dan mati menghadang,kuhadapitanggung jawab silih bergantiku tak ingar, ku tak lariapalagi menanggalkankuhadapi dengan teguh dan tenangsederhana dan rendah hatidemi rakyat, PKI dan revolusidemi proletariat sejagad dan PKI,demikian makn akata intan tanggung jawab.

Setelah saya sajikan sajaktersebut, dengan meminjam perkataan penulis Andrew Carve, saya akan menatappelaksanaan hukuman bagi saya dengan:

No tears forDisman - Tiada airmatabagi Disman,

sedangkan bagi para petugasnya,saya sampaikan:

You had done theworld a service - Kaliantelah berbuat bakti bagi dunia.

Saya adalah seorang Komunisberasal dari Jawa sehingga berkewajiban sesuai dengan kebiasaan Jawa, untukmenyampaikan:

Pertama: matur nuwun, terima kasih kepada semuapihak yang telah merasa membantu saya selama berjuang;

Kedua: nyuwun gunging pangaksomo, minta seribumaaf, terutama kepada massa progressif revolusioner jang merasa saya rugikan

selama dalam perjuangan;

Ketiga: nyuwun pangestu, minta restu terutamapada semua keluarga istri dan anak-anak dalam saya melaksanakan putusanhukuman.

HidupRepublik Indonesia! Hidup Partai Komunis Indonesia!

TTD

Sudisman

Posted in Uncategorized | 5 Comments »Sedjarah Hidupku Bag.IDecember 5th, 2005 by dn-aidit1924

SEDJARAH HIDUPKU

(DARI BELITUNG SAMPAI BERKELANA TAK HINGGA)

DISUSUN OLEH

DIPA NUSANTARA AIDIT

I

Saya akan berbagi kisah dengansaudara-saudara tentang pengalaman hidup saya di masa lalu, yang kini memanghanya tinggal sejarah yang bisa saya kenang di masa tua saya, saya tulis ceritadengan ejaan Orde Baru bukan edjaan Suwandi· dimana saya terbiasa menggunakannya, Cerita ini hanya sekedarkenang-kenangan dari seorang tua yang mungkin dapat memberi pelajaran bagi kaummuda agar lebih dapat melihat hidup bukan hanya sekedar di jalani tapi juga dimaknai.

Masa Ketjil dan berandjak dewasa

Saya dilahirkan di sebuah kota kecil di Pulaubelitung bernama Pagar Alang, tahun 1924, ayah saya Abdullah Aidit adalahseorang mantri pengawas hutan, gajinya 60 gulden sebulan. Masyarakat PulauBelitung mayoritas keturunan Melayu yang notabene memiliki kekentalan dalammenjalani ajaran agama Islam, begitu juga dengan keluarga kami, saya masihingat bagaimana dulu saya diajari mengeja kata bahasa arab, mengaji, shalat,dan berbagai pembelajaran agama, dan alhamdulillah saat ini ajaran itu bergunasekali buat saya untuk mendekatkan diri pada Allah di masa tua. Seingat sayaayah saya termasuk orang terpandang di kota kami, walaupun hanya menjabat mantrihutan, karena keluwesan bergaul beliau dapat pula beliau mendirikan semacamorganisasi Islam, semacam pusat pendidikan namanya Nurul Islam, bahkan padatahun 1950-an ayah saya diangkat terpilih jadi anggota parlemen dari perwakilangolongan (bukan Masyumi yang selama ini tersebar beritanya).

Mengenang masa kecil saya adalah mengenangsebuah keindahan P. belitung, di pulau itu ada perusahaan Timah besar milikpemerintah Hindia Belanda, disanalah kadang-kadang naluri pembelajaran sayatentang perekonomian kapitalis dan sikap kritis terhadap system kapitalismuncul, kebetulan juga kami sekeluarga sangat membenci orang kaya dan ketidakadilan yang ditimbulkan oleh orang kaya. Saya banyak berpikir mengapa dunia initidak adil, dimana ada orang bekerja keras tetapi tidak mendapat hasil yangmemadai, tetapi ada orang yang hanya duduk-duduk namun bisa menikmati hasilnya,yah melalui , pemerasan atau penindasanmanusia atas manusia lainnya eksplotation home par home-lah menurutistilah Bung Karno.Pada saat saya awal

mempelajari ekonomi, yah seperti adik-adik waktu belajar pelajaran pertamaekonomi tentunya diajari tentang nilai lebih dan nilai manfaat, nah nilai-nilaiini ternyata digunakan untuk menindas manusia agar si pemilik modal dapatberleha-leha sementara yang lainnya hidup dalam kesengsaraan.

Sewaktu di Belitung tentunya konsepperjuangan saya belumlah jelas, saya hanya baru mempelajari dasar-dasarnyasaja. Namun jiwa sosial saya tumbuh dengan pesat, saya rasakan itu, ada semacamkeinginan saya untuk membantu rakyat kecil, saya merasa girang jiwa saya biladekat dengan rakyat yang hidup dengan keringatnya sendiri yang menyimpan airmatanya dengan senyum tulus, itulah rakyat yang sesungguhnya yang memiliki hatiuntuk bicara namun di sekap oleh kekuasaan, yang memiliki hak hidup layak namundi bohongi dan uangnya dicuri juga atas nama kekuasaan, dan kekuasaan ituberkedok dalam topeng kapitalisme dan menurut teori Sukarno kapitalisme adalah siklus terakhir darikolonialisme. Saya pelajaripenderitaan mereka dengan berhari-hari ada di tengah mereka, saya hayatikesengsaraannya, ternyata kesimpulan saya waktu itu adalah bahwa mereka tidakmemiliki kesempatan untuk maju, mereka dibutakan dengan gagasan-gagasan bohongoleh penguasa, mereka di hancurkan keberaniannya tahap demi tahap sehinggamenjadi manusia yang tumpul, bukan manusia yang berani sementara keberanianhanya menjadi hak milik kaum penguasa dan antek-anteknya. Saya pahami betulpenderitaan rakyat.

Saya masih inget tentang kejadian lucu di P.Belitung tiap bulan kelahiran Ratu Juliana ada semacem pertandingan sepak bola,nah untuk Bantu-bantu ayah saya dalam hal keuangan saya kerap berjualan kerupuknah kerupuk Belitung ini namanya Kampelang yang artinya kalau bahasa Jakarta“Tabok” nah, ada seorang yang kalau tidak salah bernama Samsudin, ini seringmengolok-olok saya, dia ciptakan lagu “Amat Kampelang Jurok Amat babelang”masakan pantat saya di bilang berbelang, marahlah saya, pada saat si Sam inilewat di depan rumah paman saya Busu (paman) Rahman, kebetulan saya sedang adadisitu, bernyanyilah ia, “Amat kampelang jurok amat babelang”, kontan saja sayasergap ia, saya loncat jendela dan saya piting kemudian saya gebuki sampaibabak belur, kalau tidak ada busu Rahman memisahkan habislah ia. Sejak saat itusaya terkenal jagoan dan ditakuti oleh pemuda-pemuda Belitung, ha….ha.

Hal indah yang saya juga kenang adalahkegembiraan saya tiap saya khatam Al Qur’an pasti ada pesta kendurian, makanayam kampung panggang dan kue-kue enak khas Belitung, saya mengenang masa indahsaya dulu dengan penuh rasa syukur.

Anak Rantau di Djakarta

Tahun 1930-an akhir saya merantau keDjakarta, beberapa hari saya tinggal di daerah yang tidak djelas, akhirnja sayabertemu dengan uda Ali dan tinggal bersamanya, Ali ini seorang penjahit iasenang menjahit baju satu di jadikan dua celana pendek, diajarilah aku caramenjahit baju model begituan, Ali dan aku tinggal di daerah sekitar Senen, sayatinggal lajaknja gembel, karena saya tinggal di bedeng-bedeng liar yang tidakada besluit-nja (ijin), dimana sewaktu-waktu bisa dibongkar, tapipemerintahan kota Batavia (sekarang Djakarta) tidak sekedjam seperti sekarangini yang senang main gusur dan bakar perkampungan yang akan digusur, dulupemerintahan Batavia nampaknya mendiamkan saja adanya bedeng-bedeng liar, DiDjakarta inilah saya sekolah di Sekolah Dagang Menengah.. Suatu senja kalautidak salah di tahun 1943, saya bertemudengan Pardjono dan A.M Hanafiah, kebetulan A.M Hanafiah -(kelak menteripenerangan pertama dan Duta besar di Kuba pada saat terdjadinja GESTOK)- adalahsekjen GERINDO, A.M Hanafiah menggantikan Wikana yang katanya terlalu kepalabatu , Gerindo adalah sebuah gerakan politik yang dipimpin Bapak Adnan KapauGani. A.M Hanafiah, Pardjono dan kawan-kawan seperdjuangannja bermarkas disebuah rumah di Menteng, no.31, mereka ini merupakan bagian terdepan generasiintelektual muda di Djakarta kelompok mereka sering disebut kelompok menteng31.

Anak didik Hatta Setelah saya masuk ke asrama Menteng 31,saya aktif melakukan studi-studi politik, pada saat itu mentor-mentor politiek,adalah orang-orang pergerakan senior seperti: Sukarno, Hatta, Sjahrir,AK Ganidll, tapi yang paling aktif mendidik adalah Hatta, sedangkan Sjahrir lebihasyik bermain di gerakan bawah tanah bersama kelompoknya, kabarnya salah satuloyalis Sjahrir, Djohan Sjahruzah membuka tjabang pendidikan kadernja diDjogjakarta, di sebuah daerah bernama Pathuk, kelak kelompok Pathuk ini jugabanyak berperanan dalam gerakan kiri Indonesia. Hatta sangat rajin memberikanilmunya kepada kami. Ia adalah sardjana, seorang doctorandus economiee, lulusanBelanda, sedjak muda Hatta bersemangat memperdjuangkan kemerdekaan Indonesia,di Belanda ia mendjadi bendahara PI (Perhimpoenan Indonesia), pemikiran Hattasangat dipengaruhi gaya pikir pemikir-pemikir sosialisme, tapi djelas terlihatHatta sangat tidak menjukai Kominisme, walaupun bagi saya Hatta adalah pemikirMarxist Indonesia yang paling jago. Padasuatu pagi yang indah di akhir tahun 1943, saya sedang duduk-duduk di bangkudepan asrama, hanya saya seorang tiba-tiba datang Hatta, entah kenapa ia datangjam 6.00 pagi, saya karena shalat subuh selalu bangun lebih awal dibandingkawan-kawan yang senangnya begadang, Hatta menegur saya dan ia langsung duduk,saya ditanya dimana kawan yang lain, dan saya bilang belum pada bangun.Disinilah hubungan saya dan Hatta mulai dekat. “asal kamu dari mana, Mat?”tanya

Hatta, Hatta memanggil saya dengan sapaan Amat, sampai tahun 1960-an saatterakhir saya ketemu dia, dia tetap memanggil saya dengan nama Ahmad “BangkaBelitung, Pak”djawab saya, saya sedjak awal menjapa Hatta itu Pak, djuga pada Bung Karno malah di tahun 1960-an sayamenjapa BK itu Paduka, tidak seperti Hanafiah atau Wikana yang menjapa Hattaatau Sukarno itu dengan sapaan Bung.

“Oooh…Bangkayah, timah itu”sahut Hatta, aku membalasnya “iya, Pak” tak lama kemudiankeluarlah A.M Hanafiah, rupanya ia belum mandi dan agak kaget melihat Hattasudah duduk di beranda asrama kami, ia langsung masuk lagi dan mandi, lalu bergegaskeluar menemui kami berdua yang sedang asyik ngobrol, disitulah Hattamenguraikan pandangannya tentang ekonomi kalau tidak salah sampai jam makansiang, Hatta pamit pulang. Sedjak kedjadian itu saya sering menemui Hatta, bagisaya Hatta adalah guru utama saya, walaupun kelak kami berseberangan pandangan.Di Asrama Menteng 31 inilah, saya berganti nama depan bukan Ahmad atau Amatlagi, tapi Dipa Nusantara artinya Banteng-nya Nusantara, alasannya sederhanasadja kawan-kawan meminta saya mengganti nama soalnya banyak sekali kawan yangbernama Ahmad daripada bingung mereka suruh saya ganti nama, setelah menulissurat kepada ayah untuk minta idjin saya mengganti nama, dan ayah mengidjinkanmaka nama lengkap saya yang baru adalah Dipa Nusantara Aidit jang disingkat DNAidit.

Hobby Membatja

Di Djakarta ini juga saya gandrung denganpemikiran Sukarno, tiap-tiap pemikirannya saya baca di Koran-koran lokal. Namunpengaruh terbesar saya ada pada Musso dan Alimin tokoh tua PKI yang lari akibatpemberontakannya yang gagal tahun 1926.Saya banyak membaca tentang filsafatEropa, perkenalan saya dengan filsafat Eropa adalah dari seseorang yang sayainget bernama Samingan, dia orang Solo yang lama tinggal di Semarang dankemudian merantau ke Djakarta, ia tinggal di daerah Kramat Lontar, pekerdjaanjaadalah berdagang buku bekas di Senen. Ia memberikan saya lima buku dalam bahasaBelanda dan Jerman kalau tiada salah buku keluaran antara tahun 1900-1915. Iamemberikan saya buku sebagai hadiah, walaupun Samingan orang yang tidak sukamembaca tapi ia sangat menyenangi orang yang gemar membaca dan ia melihat padadiriku. Disitulah saya banyak bergelut dengan positivisme Inggris, tradisiilmiah Perancis, Historisitas Djerman dan Pragmatisme Amerika Serikat ala JohnDewey, kupasan filsafat saya semakin saya asah.

Kemudian Samingan mendjadi penyuplai tetapbuku-buku bagi saya, djika ada buku bagus, buku itu di simpan dulu olehnja agarsaya batja, saya banjak berhutang budi pada Samingan, terakhir perdjumpaan kamidi tahun 1961, saya kebetulan datang ke Solo karena ada keperluan Partai

sekalian ke rumah keluarga isteri saya, Samingan tinggal di daerah Kepatihan,rupanya ia aktif mendjadi anggota Muhammadijah, waktu itu akibat provokasiMasjumi, hubungan antara PKI dan Muhammadijah agak renggang, apalagi memangsedjarahnya PKI dan Muhammadijah tidak pernah akur,tapi Samingan menyambutkudengan penuh bangganya, di kenalkannya saya dengan tokoh-tokoh Muhammadijahsetempat, kawan-kawan Muhammadijah-nya tentu kaget melihat DN Aidit, ketua PKI, gembongnya-gembong PKI.Tapi memang orang Solo itu terkenal tidak mau menunjukkan perasaan, merekamenyapaku dengan ramah. Kabarnya akibat Samingan membawaku ke kawan-kawannya,ia dicurigai PKI susupan, dan di tahun 1965 ia sempat ditjiduk tapi berkatlindungan tokoh Muhammadijah Saminganberhasil dibebaskan dari cengkeraman tentara kanan.

Pergulatan mendjelang Proklamasi

Di Djakarta saya banyak bertemu denganpemikir-pemikir muda dari beberapa kelompok seperti Soedjatmoko, Sjahruzah,Soedarpo, Adam Malik, Wikana, Suroto, Jusuf Kunto, Soebadio Sastrosatomo,Lukman,AM Hanafiah, Chaerul Saleh dan beberapa tokoh muda dari PETA. Kebetulansaya tinggal di Asrama menteng 31 dimana tempat mangkalnya kelompok-kelompokperlawanan kaum muda. Dari kelompok Sjahrir saya mendengar bahwa Jepang sudahmengalami kekalahan, Sjahrir mendengar beritanya dari radio gelap di gerakanbawah tanah. Kelompok radikal-sosialis pengikut Tan Malaka seperti Sukarni,Chaerul Saleh dan Adam Malik sangat antusias mendengar berita kekalahanDjepang, ada ide dari Chaerul untuk segera memerdekakan Indonesia sebelumDjepang datang, kemudian Sukarni yang kebetulan tinggalnya berdekatan dengankumengajak saya ke tempatnya si Chaerul, di tempat Chaerul ada sekitar 10 orangyang sedang berkumpul diantaranya saya lihat ada Adam Malik dan Buntaran, Chaerul yang Tan Malakais ini berapi-apiingin cepat-cepat melakukakan sebuah revolusi. Saya tanya sama Chaerul “Rulkalau kamu mau bikin aksi-aksian lalu apa yang melegitimasi gerakan kamu?” Chaeruldiam kemudian Sukarni membalas pertanyaan saya “Dit, gimana kalo kita jadikanSukarno sebagai simbol gerakan kita?” saya terdiam lalu si kecil Adam Malikmelompat dari tempat duduknya dan berseru “Setuju” pertemuan pun bubar besoknyatanggal 9 Agustus 1945, Chudancho Singgih dari PETA datang ke tempat kami, iabersama Chudancho Ali dan Chudancho Latief Hendraningrat, di tempat kamiSinggih bercerita bahwa PETA dari seluruh Djawa siap menyambut gerakan kami,apabila kami memerintahkan menyerbu tangsi-tangsi militer Djepang detik itujuga akan mereka serbu, disinilah saya sudah lihat bibit ketaatan militerterhadap sipil. Kawan saya Jusuf Kunto mencegah pernyataan Singgih ia ingin adasebuah gerakan sistematis dan menyimbolkan gerakan kemerdekaan negara yang rapibukan sekedar perang. Tak lama kemudian Sukarni datang ke tempat kami berikut

petikan dialog antara kami dan kelompok PETA yang masih saya ingat.

Singgih :

“Seluruh pusat-pusat pelatihan PETA sudah kami adakan semacamkoordinasi rahasia apabila Jepang mengalami kekalahan di perang Pasifik,Indonesia jangan sampai mengalami kekosongan kekuasaan.Kita siap perang…!!!

Jusuf Kunto :

Sabar…sabar nggih, kamu siap perang lha rakyat apa sudah terkondisikanakan peperangan yang mungkin saja kejam, nggih….begini Nggih saya ingat pesandari Tan Malaka agar jangan dulu mengadakan peperangan sebelum ada kepastianakan kekuatan kita, dan saya dengar dari Bung Karno, tanpa perangpun kita bisamenang.

Saya :

Saya setuju dengan Singgih tapi juga tidak menolak pendapat Jusuf Kuntoada baiknya kita konsultasikan dengan kawan-kawan yang lainnya.

Tak lama kemudian Sukarni datang.

Sukarni :

Tadi Ahmad Subardjo datang menemui saya dia bilang Sukarno tidak setujukalau kemerdekaan tanpa persetujuan orang-orang dari PPKI dan ex-BPUPKI.

Wikana :

Kita culik saja Sukarno dan Hatta, biar mereka mau ikut gerakan kita.

Saya :

Lho kok Hatta ikut-ikutan diculik

Wikana :

Ya jangan Sukarno saja yang memimpin musti ada pendamping yang orangluar Jawa jadi Hatta cocoklah buat dampingin Sukarno.

Adam Malik :

Oke, saya setuju

Sukarni :

Gerakan menculik Sukarno – Hatta langsung di bawah komando saya, kalo kelompok sosialis Sjahrir mencegahmereka harus kita tahan juga, tapi saya rasa sampai saat ini orang-orangSjahrir tidak setuju dengan kemerdekaan yang cepet, saya denger dia tidak maumemerdekakan Indonesia sebelum ada kesepakatan internasional antara pemenangperang ya…sekutu dengan Belanda secara de jure masih bertjokol diIndonesia.

Saya :

Saya pikir kelompok simpatisan Kominis yang di luar negeri akanmendukung gerakan ini, tapi jangan dilupakan gerakan militer akan memancingsikap anti fasis orang-orang Sjahrir, ini harus diwaspadai, sekarang kita mulai

gerak!!!!

Beberapa hari setelah pertemuan di tempat kami, Wikana mengundang seluruh elemengerakan bawah tanah untuk rapat di laboratorium Bakteriologi, di jalan Pegangsaan deket rumah Bung Karno. Pada saatitu di tengah hingar bingarnya teriakan untuk segera memerdekakan diri, rapatmemutuskan untuk mengutus Saya, Jusuf Kunto, Subadio Sastrosatomo dan Surotountuk menemui Sukarno. Di rumah Bung Karno yang kebetulan ada Hatta, kamimendesak agar mereka berdua mengumumkan kemerdekaan, namun Sukarno menolak bilatidak ada jaminan dari pihak Djepang untuk keamanan. Kami dengan nada marahmengancam Bung Karno jika tidak akan mengumumkan kemerdekaan maka kami akanbertindak tegas terhadap Bung Karno, saya inget Sukarno dengan nada marahmenanggapi ancaman kami “Ini leher saya, goroklah leher saya dan seretlah ke pojokitu, jangan menunggu besok” Bung Karno sangat marah dengan nada sabar BungHatta menengahi “kami tidak bisa dipaksa, sudahlah jangan terburu-buru kitalihat keadaannya”, lalu Bung Hatta menantang kami bila kami sanggup, bikinsadja proklamasi sendiri tanpa melibatkan mereka, tentu saja kami tidak akanmampu melaksanakan manapula percaya dan kenal pada kami, selain pada Sukarnodan Hatta….? Tanggal 16 Agustus 1945, Sukarni, Singgih, Jusuf Kunto danMoewardi nekat mentjulik Bung Karno, Bung Hatta, Fatmawati dan bayinya Gunturuntuk diamankan ke Rengasdengklok, di Rengasdengklok Para pemimpin itu di suruhtinggal di rumah Djiauw Kie Song di bawah pengawasan PETA pimpinandr.Soetjipto. Mendengar Sukarno diculik marahlah Ahmad Subardjo ia memarahiWikana dan Chaerul Saleh yang kebetulan di Djakarta,namun yang terpenting taklama kemudian Laksamana Maeda mengeluarkan statement dan pesan kepada penculikSukarno dan Hatta, agar mereka membebaskan Sukarno, Maeda menyatakan pihakDjepang tidak akan mengganggu jalannya Proklamasi dan membiarkannya, prosesupacara itu. Malamnya Sukarno, Hatta,Fatmawati dan Guntur pulang ke Djakarta,di rumah Laksamana Maeda konsep proklamasi disusun Sayuti Melik suamiSk.Trimurti yang mengetik draft proklamasi. Paginya proklamasi dibacakan,air mata saya sampai saat ini masih berlinang bila mengingat kejadian itu.

II

Revolusi Bersendjata 1945-1949

(Dari Tan Malaka sampai FDR Madiun)

Setelah 17 Agustus 1945, dan penyusunan UUDberhasil diselesaikan, suhu politik semakin panas, saya lihat Sukarno semakintersudut ke dalam ketidak berdayaan politik, Hatta dan Sjahrir makin pegangperanan berkat pengalaman politik mereka di Luar Negeri, tampaknya Belanda danpihak USA lebih menyenangi melakukan negosiasi politik dengan Hatta dan Sjahriryang dinilai moderat, tidak radikal, dan tidak terlalu kental warna Djepangnyaapalagi Sjahrir yang bagi sebagian orang Belanda dianggap Pahlawan karenaberani melawan Djepang pada saat djaman pendudukan Nippon. Sjahrir membangunkubu sosialis demokratnja perlahan-lahan sedemikian kuatnya, jaringan di luarnegeri hebat betul, sampai-sampai sang legenda tua macam Agus Salim-pun tundukdi bawah Sjahrir, kelompok Sjahrir terdiri orang-orang yang pandai danberpendidikan luar negeri, ada pula seorang muda yang saya perhatikan bernamaSoemitro Djojohadikoesoemo, dia anaknya Margono Djojohadikoesoemo, saya nilaiSoemitro adalah pemuda yang sedemikian pandainya, ia lebih senior dari saya.Kelak Mitro ini terlibat dalam pemberontakan PRRI/Permesta di tahun 1950-anakhir.

Saya inget setelahProklamasi 1945, pengikut Sjahrir selama dua minggu menolak pernyataanSukarno-Hatta terhadap Proklamasi 1945, ia menilai tidak selayaknya Indonesiadipimpin oleh orang yang pernah bekerjasama dengan pemerintahan fasis Djepang,Sjahrir dan beberapa tokoh pemuda melakukan perjalanan panjang ke seluruh pulauDjawa, ia ingin melihat pendapat rakyat terhadap Proklamasi 1945, ternyatarakyat mendukung penuh Proklamasi Sukarno-Hatta, dan setelah balik ke Djakartaotak Sjahrir berubah, ia berbalik mendukung Sukarno.Dan sejak 1945 sampairevolusi bersenjata selesai tahun 1949 akhir, Sjahrir adalah orang paling loyalterhadap kepemimpinan Sukarno, tidak demikiannya dengan Tan Malaka, kabarnyaTan Malaka sempat mendatangi Sjahrir dan meminta Sjahrir bergabung ke dalamgerakan Tan Malaka untuk menggulingkan Sukarno-Hatta dan mendirikan sebuahnegara sosialis berhaluan kiri-moderat, Sjahrir menolak tawaran Tan Malakamalah ia menganjurkan bila Tan Malaka ingin menyaingi kepopuleran Sukarno TanMalaka harus banyak melihat kenyataan Objektif bangsa Indonesia dan jiwa bangsaIndonesia, “saat ini” Kata Sjahrir “Rakyat mencintai Bung Karno dengan sepenuhjiwanya”

Tan Malaka tidakmenuruti saja kata Sjahrir, ada sebuah kejadian yang menguatkan Tan Malakamendapat angin yaitu ada semacam isu bahwa Sukarno-Hatta membuat surat wasiat,

bahwa bila dalam perjuangan revolusi dua orang ini gugur maka yangmenggantikannya adalah : Tan Malaka (Kelompok Sosialis Radikal-Kiri), Sjahrir(Kelompok Sosial-Demokrat), Iwa Koesoemasoemantri (Kelompok Islam),Wongsonegoro (Birokrat dan elite ningrat Djawa), nah Sukarno ini menulis suratwasiat tersebut dan memerintahkan kepada Ahmad Subardjo untuk membagikannyakepada orang yang bersangkutan, kebetulan Ahmad Subardjo tidak membagikan suratitu kepada tiga orang dan hanya Tan Malaka yang menerimanya, kontan sadja inimembuat kelompok Tan Malaka diatas angin ia berkeliling kemana-mana untukmenyebarkan surat wasiat itu , hal ini biar seakan-akan rakyat tahu bahwa penggantisah Sukarno dan Hatta bila terjadi sesuatu adalah Tan Malaka, tentu sajakelompok loyalis Sukarno curiga terhadap perbuatan Tan Malaka, mereka mengirasayap militer Tan Malaka akan membunuh Sukarno dan Hatta, atas pertimbanganitulah Sukarno pindah ke Jogjakarta, jadi selama ini sedjarah melihat bahwakepindahan Sukarno dan Hatta Ke Jogja sekaligus mendjadikan Jogja sebagaiibukota adalah karena menghindari penangkapan oleh tentara NICA, tetapi sayamelihatnya ini agar Sukarno dan Hatta menghindar bahaya dari serangan kelompokTan Malaka yang memang sudah sangat kuat di Djakarta, Jogja menurut Sukarnomerupakan basis pendukungnya, memang pendukung inti Sukarno adalah Djawa yangmemiliki basis budaya Mataraman (mulai dari Cirebon sampai Surabaya).

Seiring menguatnyakelompok Tan Malaka, kelompok kominis orthodox yang pernah melarikan diri keluar negeri mulai berdatangan, dibebaskannya Amir Sjarifuddien dari tahananDjepang djuga menambah pembedaharaan pejuang kiri yang terlibat dalam kancahrevolusi,Di tahun 1948 Musso dan Alimin dua dedengkot pemberontakan PKI ditahun 1926 kembali ke Djakarta setelah berkelana ke negara-negara Eropa, paraex-Digulis djuga mulai aktif berpolitik, namun saya melihat bahwa kharisma TanMalaka bagi pejuang kominis tua mengalahkan kharisma Musso dan Alimin, sayakataken Musso sangat salah dalam memperdjuangkan PKI dialah titik lemah PKI dijaman Belanda dan Revolusi, saya sering berangan-angan andai saja symbolkominisme itu Sukarno tentu PKI akan berjaya tapi ini Musso yang dari rautwajah yang kurang menarik bila dibandingkan Bung Karno, cara bicara dankenaifannya dalam berstrategi merupakan kesalahan besar PKI, sementara sayamasih sangat muda pada waktu itu, masih 22 tahun, belumlah saya ini diperhitungkan oleh kawan-kawan Kominisme, apalagi datang pula Tan Ling Djietokoh tua peranakan Cina, memimpin unsur PKI dalam kesatuan Sosialisme, TanLing Djie terlalu penakut untuk berdjuang sendjata, sementara Musso sangattolol dalam berstrategi, kamerad-kamerad tua yang memang harus dilindassedjarah.

Dalam revolusi inilahsaya djuga berdjumpa dengan Tanti, jang kelak akan mendjadi istri saya, sayamencintai Tanti sepenuh hati saya, dia mati dalam penjara Orde Baru yang kejamtanpa proses peradilan.

Kedjadian palingpenting dalam karir politik saya di djaman revolusi tentunya adalah peristiwaFDR (Front Demokrasi Rakyat) kesalahan politik Musso yang paling konyol,peristiwa itu sebenarnya adalah perselisihan kecil antara kelompok tentaraKantong (Divisi Siliwangi yang hijrah ke Djawa tengah akibat persetujuanRenville) dengan tentara-tentara pendukung Djenderal Sudirman dan Lasjkarrakyat.

BulanJuni 1947, kabinet Amir Sjarifuddien ditawari berunding oleh KTN (Komisi TigaNegara) : Australia, Amerika Serikat dan Belgia, saya lihat ini KTN yang ditengahi Amerika Serikat, lebih merupakan misi tersembunyi dari AS untukmembendung Kominisme, apalagi intelijen AS sudah melihat bahwa Uni Soviet akanmengarahkan kekuatan pengaruhnya ke Asia Tenggara. Apalagi perkembangan di Tiongkokyang mengarah kemenangan orang-orang Kominis dari Henan pimpinan Mao Tse Tungyang sudah menguasai 70% kota-kota di daratan Cina dan memukul mundur Kuo MinTang pimpinan Tjiang K’ai Sek. Hitung-hitungannya adalah apabila Republik Indonesia pimpinan Sukarno-Hattaberhasil digulingkan oleh Belanda, maka potensial yang akan memusuhi Belandaadalah orang-orang dari sayap kiri garis keras, apalagi kabar mulaitersingkirnya kelompok Tan Malaka oleh orang-orang Kominis Orthodox ya…macamsaya ini. Nah AS melihat kekuatan PKI potensi jadi terbesar ketiga di dunia,setelah Uni Soviet dan Tiongkok. Amerika Serikat masih melihat pengaruh Sukarnodapat membendung kekuatan Kominis di Indonesia, dimana ide-ide nasionalisme mautidak mau bertentangan dengan prinsip internasionale Kominis. Kalau tiada salahbulan Februari 1948 Amir Sjafruddien menandatangani persetujuan antara RIdengan Belanda di Kapal perang AS yang bersandar di tanjung Priok yang bernamaUSS Renville, walaupun sebelum persetujuan ditandatangani Amir sudah memasukkanunsur Masyumi ke dalam kabinetnya dengan memberi lima jatah kursi di kabinettapi setelah melihat kekecewaan tentara terhadap persetujuan renville Masyumimenarik dari struktur kabinet Amir Sjafruddien, tak lama kemudian Sutan Sjahrirmenarik diri dari keanggotaan Partai Sosialis di bawah pimpinan AmirSjafruddien dan mendirikan partai baru bernama Partai Sosialisme Indonesia(PSI), puncaknya ketika PNI menyatakan mosi tidak percaya kepada Kabinet AmirSjarifuddien, maka mau tidak mau Amir meletakkan jabatan Perdana Menteri danmembubarken kabinetnya. Sukarno lalu memutuskan Hatta untuk diangkat jadiPerdana Menteri dan memerintahkan segera membentuk kabinet, Masyumi, PSI danPNI bersatu di belakang Hatta, kecuali Partai Sosialis pimpinan AmirSjarifuddien dan golongan kiri lainnya menyatakan oposisi pada kabinetHatta.Amir Sjarifuddien akhirnya bertemu dengan kelompok kiri yang menentangTan Malaka dan Sjahrir untuk bergabung mendjadi satu kekuatan besar, merekamenjebut Hatta, Tan Malaka dan Sjahrir adalah pengkhianat kaum kiri. Untukmembentuk front bersatu, maka dibentuklah Front Demokrasi Rakyat (FDR),terpilih Musso sebagai ketuanya, dedengkot PKI yang baru sadja pulang dariMoskow. Musso ini sangat dekat dengan Joseph Stalin, bersama Semaun ia adalah

anggota dari Komintern (kominis internasional), tatkala PKI angkat sendjata ditahun 1927 melawan pemerintahan Hindia Belanda, Stalin mengirim telegram untukmelarang pemberontakan tersebut, Stalin khawatir pergolakan di Hindia Belandaakan memancing Inggris dan Amerika Serikat turut campur, sedangkan Stalinsendiri masih repot menyingkirkan orang-orang Lenin dan Trotsky di pusatpemerintahannya dan gencar melakukan politik Lenin yang sedikit borjuis ke industrialisasi berbasiskan kominisme, tapisayang telegram yang di kawatkan Stalin terlambat sampai ke tangan Semaun makaterjadilah pemberontakan PKI terhadap Belanda di Sumatera Barat dan beberapadaerah di Jawa Barat.

Ada sebuah keputusan presiden yang sudahditandatangani pada bulan Februari tahun 1948, yaitu mulai dilakukannyareorganisasi dan restrukturisasi (ReRa) Tentara Nasional Indonesia (TNI).Sukarno memerintahkan Hatta melakukankan agenda ini, di bawah kabinet HattaReRa menjadi program kerja yang utama, dan Menteri Pertahanannya pada waktu ituadalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dukungan paling kuat dari pihak TNIterhadap Hatta adalah dari pasukan Siliwangi dibawah komando AH Nasution,perwira jebolan KNIL. Pada saat itu seingat saya TNI terpecah jadi tigakelompok walaupun perpecahannya tidak kentara, Kelompok luar Jawa danperwira-perwira KNIL lebih memihak kepada AH Nasution, TNI orang-orang Jawa Tengah dan Timur lebih condong kepadaJenderal Sudirman dan TNI masyarakat seperti FDR, Hizbullah, Pesindo dll. Padasaat dilakukan ReRa tentulah yang banyak diuntungkan adalah orang-orangnyaNasution yang memang sudah tentara professional sejak jaman belum merdeka,sementara yang paling dirugikan adalah TNI Masyarakat, sedangkan kelopokJenderal Sudirman walaupun bersikap netral mereka agak memihak kepada TNIMasyarakat.

Kedatangantentara-tentara kantong ke wilayah RI di Jawa Tengah dan Timur bagian Barat,menyebabkan timbulnya perselisihan dilapangan bermula dari tewasnya KolonelSutarto komandan divisi IV Panembahan Senopati ditembak sekelompok orang yangdicurigai Tentara Siliwangi, membangkitkan amarah kelompok TNI asli JawaTengah.

· Saya minta maaf bila saya banjak salah ketik, saya kerap menggunakanedjaan Suwandi ( sic!)bukan EYD versi Orde baru, hal ini karena kebiasaan sayasadja, sengadja saya tidak koreksi karena memang tidak begitu penting.

Posted in Uncategorized | 1 Comment »Sedjarah Hidup Aidit bag.IIADecember 5th, 2005 by dn-aidit1924

Penculikan dan pembunuhan itu memancingtentara kelompok Jawa Tengah mengambiltindakan dengan membalas ke orang-orang Siliwangi, penyerbuan-penyerbuan kemarkas-markas tentara Siliwangi tidak dapat di hindari, kontak senjata seringterjadi di jalan-jalan Kota Solo. Pada saat itu saya berada di Solo, lupalahurusan apa, tapi yang jelas saya bersama Pak AK Gani dan Letnan Kolonel Suharto(kelak orang ini berpangkat mayor Djenderal, ia pelaku utama penghantjuran PKItahun 1965-1966) dari Jogjakarta. Mas Harto yang asli Jogja sangat mengertiseluk beluk kota Solo, membawa saya ke temannya yang saya lupa namanya,markasnya ada di dekat Pasar Gede Solo, disana Mas Harto, saya, Pak Gani, danteman Mas Harto mendengarkan laporan dari orang bernama Letnan Sudarjono, iamengatakan Kota Solo hampir sepenuhnya dikuasai oleh orang-orang Siliwangi. Taklama kemudian Suharto kembali ke Jogjakarta dan saya pun kembali ke Djakarta.

Sayaingat pula sebelum ke Solo saya menghadiri konferensi Partai Komunis Indonesiayang mengeluarkan sebuah resolusi bernama “Djalan Baru” resolusi inimenghendaki diselesaikannya dengan cepat demokrasi borjuis, kaum Kominis sadarbahwa tiadalah mampu kominis menyelesaikan revolusi sendirian tanpa bantuandari pihak-pihak yah….katakanlah Borjuis kanan. Disitu saya diminta olehkelompok kiri sayap PKI untuk menjadi ketua seksi Buruh walaupun sedari awalsaya menolak jabatan itu, tapi saya pikir bolehlah.

Tiba-tiba peristiwaMadiun meletus, saat itu saya ada di Djakarta (tidak benar dikatakan saya

berada di Madiun seperti cerita banyak orang), berita gegernya Madiun saya dengar dari Mas Djamin Amiseno dan PakDjajeng, pak Djajeng yang ex-Digulis mengatakan pada saya kalau Musso sudahbertindak sembrono dan ngawur, Musso menyerang kebijakan dan cara-carapeyelesaian militer kabinet Hatta, tapi yang diserang malah Bung Karno, Mussobahkan berteriak-teriak kalau Sukarno itu antek Djepang. “lha piye thomas dit, lha Musso kok ditandingkan dengan Bung Karno, lha kalau di adu ya, djelas kalah, Bung Karno itu punden-nyawong Jawa, lha Musso kok ujug-ujug dari Moskow tarung sama Bung Karno, wistho ini bakal merugikan PKI” kata Pak Djajeng, saya masih ingat Pak Djajengmengucapkan itu dengan geram. Kalau tiada salah pagi entah 25 apa 26 Septembersaya didatangi oleh Harjono Maskoem, tokoh pemuda dari FDR tjabang Banten diabilang FDR Banten menolak gerakan Musso, kontan saya marahi dia, bagi sayakalah atau menang bila kita satu ideology dan cita-cita djangan sekali-kalikita tinggalkan kawan sendirian bertarung.

Sebentar sadja sayapFDR militer menguasai Madiun, lalu mereka dikalahkan oleh pasukan Siliwangi danpasukan Djawa Tengah yang setia pada Bung Karno, seingat saya FDR sempatmenguasai total Madiun, kalau tiada salah Walikota Madiun sedang sakit yang adawakil walikotanya, gerakan Madiun jelas tidak mendapatkan dukungan rakyat,apalagi Bung Karno berpidato yang isinya memihak kepada kebijakan kabinetHatta, mengecam Musso dan menuduh gerakan Musso/ FDR merupakan sinyalemen akandibentuknya negara Sovyet di Indonesia.Pasukan Siliwangi yang ditugaskan menyerang FDR dengan mudah menaklukkanpasukan yang kurang berpengalaman itu, perlawanan terakhir ada di daerah Maospati, sekitar 1500 tentara FDRbertempur dengan ribuan pasukan Siliwangi, tapi FDR kalah telak. Kekalahan FDRdisusul oleh penangkapan gembong-gembong FDR.

Hatta mengambilkebijakan untuk menahan semua pasukan yang terlibat tanpa adanya toleransipengampunan politik.Banyak tentara-tentara yang memihak FDR di penjara oleh pihak TNI. Penjara militer penuh sesak, bahkan ada kebijakan dariTNI beberapa penjara diledakkan sehingga orang-orang FDR tewas. Kebijakan inidiambil katanya untuk menghindari pembalasan dendam orang FDR jika Belandamelakukan agresi, maka dipekirakan Belanda akan membebaskan orang-orang FDR,dan TNI tentu akan bertarung lagi dengan orang-orang FDR. Sukarno sendiri sudahmemberi pengampunan politik bagi kelompok pemberontak FDR namun tampaknya Hattaenggan untuk membebaskan orang-orang FDR. Gubernur Milter Kolonel Gatot Subroto,orang yang ditunjuk Sukarno mendjadi orang yang bertanggung djawab terhadapkeamanan Djawa dengan senang hati mendjalankan keinginan Hatta itu. Nasib Pak Musso

Pak Musso, tokoh PKI pedjuang pergerakan ditahun 20-an jang bernasib buruk itu, kabur dari markasnja setelah pasukanSiliwangi pimpinan Letnan Kolonel Sadikin masuk kota Madiun, Pak Musso kabur ditemani Mas Djumino dan Agil Atjo,mereka lari ke arah kota Ponorogo, disitu ia bertemu dengan Remang, seorangwarok yang paling ditakuti di kota Ponorogo, Remang yang mendukung gerakan FDRmenolak memberikan bantuan kepada Pak Musso karena keluarganya sendiri akanterancam oleh pihak TNI yang memang sudah mengawasinya, akhirnya Remangmenyarankan untuk bertemu dengan Hasjim Geplak seorang kusir delman diPonorogo, Hasjim ini walaupun rakjat ketjil namun sangat berani, ia memberikantempat kepada tiga orang pelarian dari Madiun tempat tinggal di belakangrumahnya dan memberikan sebuah delman tua, akhirnja Pak Musso menjamar sebagaikusir delman, sementara Mas Djumino dan Agil Atjo diperintahkan Musso menudjuDjakarta untuk menemui saya dan Lukman. Tapi sayang di daerah Tegal Mas Djuminodan Agil Atjo tertangkap oleh pasukan Siliwangi, tjelakanja si Agil Atjomembawa-bawa bendera PKI dan beberapa dokumen FDR, Agil Atjo ditembak matidan kabar Mas Djumino sampai sekarangmasih sangat gelap.

Pak Musso jang masih tinggal di Ponorogo danmenjamar djadi kusir Delman mangkal di pasar Ponorogo, tapi pada suatu saat adaseorang anggota GRR (Gerakan Ravolusi Rakjat) bernama Amin, jang mengenaliwajah Pak Musso, diam-diam Amin menjelidiki keberadaan Pak Musso setelah djelasrutinitas Pak Musso, Amin akhirnja melapor ke Letnan Dul Masduki, tapi untungLetnan Dul Masduki ada di pihak Pak Musso, Letnan Dul Masduki rupanjasimpatisan FDR, laporan Amin didiamkan sadja. Beberapa hari kemudian datanglahpasukan Kapten Jusuf Idham dari Siliwangi ke Madiun tujuannya adalah menangkapipara warok jang terlibat peristiwa Madiun. Si Amin ini kemudian bertjeritabahwa ia melihat orang jang persis sekali dengan wadjah Pak Musso, akhirnjalaporan ini di tindak landjuti oleh Kapten Jusuf, tak lama kemudian padatanggal 30 Oktober 1948 Pak Musso ditangkap dan ditembak mati.

Penangkapan besar-besaran kelompok FDR

Kabar Belanda akan melantjarkan agresinjaternyata benar-benar terdjadi, di tengah situasi darurat kabinet Hattabersidang membahas kemungkinan yang terdjadi bila Belanda menyerang Indonesia,salah satu pembahasan yang paling utama adalah menyangkut berita bekas pasukanFDR baik yang lolos ataupun yang ditawan akan melakukan tindakan balas dendam,informasi ini di dapat dari Kolonel Gatot Subroto yang disampaikan kepadaMenteri Pertahanan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, unsur Masjumi dalam kabinetHatta mendesak agar semua tawanan yang berpotensi memimpin perlawanan terhadappemerintahan yang sah tidak usah dibebaskan bahkan di tembak mati sadja, tapiunsur PNI menolak termasuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX, bahkan Sultan

berkeyakinan FDR merupakan kader potensial yang masih dapat dibina, akhirnyaHatta mengambil keputusan untuk melakukan voting terhadap nasib tawanan FDR.Voting di hadiri 12 Menteri, 4 Menteri menyetujui tawanan FDR di tembak mati, 4Menteri menolak tawanan FDR di tembak mati dan setuju untuk di bebaskan dan 4lainnya lagi dalam posisi abstain. Mendengar adanya jalan buntu terhadap nasibtawanan FDR, Sukarno mem-veto kebijakan kabinet Hatta, ia menolak usul ditembak matinya tawanan FDR, tapi tetap di tawan dulu.

Geram atas Sukarno yang lembek terhadap FDR,diam-diam Kolonel Gatot Subroto mengambil tindakan sepihak untuk menembak matitokoh-tokoh penting FDR, saya tidak tahu apakah Hatta terlibat dalam hal ini.Yang jelas Kolonel Gatot Subroto membawa tawanan ke desa Ngaliyan, KelurahanLalung, Kabupaten Karanganyar, Karesidenan Surakarta. Disana Kolonel berbadantambun, berjenggot dan berkumis tebal itu memerintahkan penduduk desa membuatlubang besar, dan akan digunakan sebagai liang lahat para tawanan FDR.Tokoh-tokoh FDR yang dibawa adalah: Amir Sjarifoeddin (mantan PerdanaMenteri/Ketua Partai Sosialis), Maroeto Daroesman(ex-Digulis/Mantan ketuapemuda PKI tahun 1924), Soeripno (anggota PKI), Oei Gee Hwat (mantan redakturHarian Sin Tit Po/guru Sekolah PTI), Sardjono, Sukarno, Djoko Sujono,Katamhadi, Ronomarsono dan D. Mangku. Amir Sjarifoeddien terus mendekap injil,dan sebelum di tembak mati ia sempat berpidato kemudian regu tembakmeng-eksekusinya, sedangkan semua tawanan lain langsung ditembak mati, merekadi kuburkan dalam satu liang lahat.Berita yang saya terima selain di tembakmatinya pimpinan-pimpinan FDR, ada sekitar 8.000 orang tewas akibat penangkapandan penyiksaan, 14.000 lainnya sempat di tawan, saya pikir peristiwa FDRsungguh merugikan gerakan PKI ke depan.

Sikap saya terhadap Peristiwa Madiun[1]

PeristiwaMadiun bagi saja merupakan ketjelakaan politik PKI jang akibatnja sangat luarbiasa. Berikut pokok pemikiran saya terhadap peristiwa Madiun berikutpendjelasan saya setjara detil, yang saya rangkum dari dokumentasi milikAgitrop PKI djuga pidato saya di bulan februari 1958 (pada lampiran kedua):

Lampiran Satu

Pada tanggal 27 Juni 1947 Kabinet Sjahrir jatuh. Sebagal ganti kabinetSjahrir, pada tanggal 3 Juli 1947 terbentuk kabinet Amir Sjarifudin yangterdiri dari 11 orang Sayap Kiri, 7 orang dari PNI dan 8 orang dan PSII.

Masyumi yang semula ikut duduk dalama kabinet Sjahrir, dalam kabinet Amir iniMasyumi menolak untuk ikut duduk. Tetapi PSII sebagai anggota Masyumi telahmengambil keputusan sendiri untuk ikut duduk dalam kabinet bersama dengan PMdan Sayap Kiri. Juga tak seorangpun dari grup Sjahrir dalam Partai Sosialisyang ikut duduk dalam kabinet

KabinetAmir melanjutkan perundingan dengan Belanda, yang telah dirintis oleh kabinetSyahrir, dengan tetap mempertahankan kehadiran negara RI, tetap mempertahanakanpengakuan berbagal negara terhadap RI dan tetap menolak gendarmeri bersamaRI-Belanda. Hal-hal ini yang menjadikan perundingan antara RI-Belanda tidaklancar dan hambatan utamanya yalah masalah gendameri bersama.

Tanggal15 Juli van Mook mengultimatum supaya RI me narik mundur pasukannya sejauh 10km. dari garis demarkasi. RI menolak ultimatum Belanda ini. Tanggal 21 Juli1947 dilancarkan agresi militer terhadap Republik dengan maksud samasekalimenghancurkan Republik. Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15Agustus 1947 Belanda mengakhiri agresinya.

Belandaberhasil merebut daerah ekonomi yang sangat pen ting dari Republik, seperti:minyak, perkebunan, tambang, kota pelabuhan. Tak kebetulan bahwa agresi Belandaini menggunakan kode "Operatie Product".

Setelahgencatan senjata dipulihkan kembali perundingan RI- Belanda di bawah pengawasanKomisi Tiga Negara yang terdiri dan Australia, Belgia dan Amerika. Dari fihakRepublik, PM Amir bertindak sebagai ketua delegasi. Sementara itu van Mook,pada tanggal 29 Agustus 1947, secara sefihak telah menggeser garis demarkasiyang sangat menguntungkan fihak Belanda dari segi perluasan daerah. Beberapabulan kemudian (11 November 1947) akhirya Masyumi mau masuk kabinet dengan mendapatempat buah kursi.

Dariperundingan RI-Belanda, di atas kapal Amerika yang bernama Renville, padatanggal 17 Januari 1948 telah ditandatangani Persetujuan Renville. DalamPersetujuan Renville tercantum antara lain fasal yang menyatakan, bahwa RIharus menarik semua pasukan yang berasa di kantong-kantong yang terdapat dibelakang garis demarkasi hasll ‘ciptaan’ van Mook dan harus dimasukkan kedaaerah Republik. PNI dan Masyumi yang semula ikut mendukung perundinganRenville dan ikut berunding sebagai anggota delegasi, menjelang penandatangananperun- dingan menyatakan menarik diri dari delegasi dan kabinet, dan setelahpenandatanganan PNI menarik dukungan terhadap persetujuan Renville. Dengandemikian kabinet Amir kehilangan dukungan dua partai besar dan pada tanggal 23

Januari 1948 kabinet Amir mengundurkan diri. Mengenai tindakan Masyumi dan PNIterhadap penandatanganan Renville Sumarsono berpendapat, bahwa oposisi yangdilakukan kedua partai itu adalah hanya suatu cara untuk mengeluarkan SayapKiri dan pemerintahan.

Padatanggal 29 Januari 1948 Hatta naik panggung kekuasaan dimana ikut duduk PNI danMasyumi, dengan Hatta sebagai PM merangkap menteri pertahanan dan Sukimansebagai menteri dalam negeri. Program kabinet Hatta antara lain yalah:berunding dengan Belanda atas dasar persetujuan Renville dan rasionalisasi.

Sampaisaat diadakannya reorganisasi dan rasionalisasi (re-ra) oleh PM Hatta, diantara laskar-laskar perjuangan yang ada, maka Pesindo merupakan laskarbersenjata yang terkuat Jumlah pasukannya terbesar, disiplinnya yang palingbaik dan persenjataannya terlengkap. Kesatuannya tersebar di setiap kabupatenJaTim dan JaTeng, beberapa kabupaten di JaBar dan malahan sampai ke SumUt.Kekuatan laskar bersenjata Pesindo, kalau tidak dapat dikatakan melebihi, makapaling sedikit sama dengan TRI, tentara Pemerintah.

Padatanggal 3 Juli 1946, Tan malaka beserta orang-orangnya melakukan kup terhadappemerintahan Sjalrrir. Kup ini dilancar kan oleh Divisi III/Sudarsono, yangberteritorium Yogyakarta. Letnan Kolonel Suharto, komandan resimen Yogyakarta(Wehrkreise X), diperintahkan oleh Presiden Sukarno, gagal. Malah Sjahrirdiculik oleh golongan kup. Karena Suharto gagal dalam menangkap Tan Malaka,maka bergeraklah pasukan dari kesatuan- kesatuan Pesindo JaTim dan berhasilmembebaskan Sjahrir. Dengan berhasilnya kesataan Pesindo menggagalkan kup TanMalaka ini maka prestise Pesindo menjadi sangat tinggi di kalangan laskarbersenjata.

Darikesatuan-kesatuan Pesindo yang ada maka kesatuan ‘Divisi Surabaya’ (JaTim)adalah yang terkuat. Perbandingan antara bedil dan orang adalah satu bandingempat (di dalam divisi Nasution/JaBar, pada waktu itu, hanya terdapat seratuspucuk senjata). Dengan demikian kekuatan tempur riel (artinya; satu orangdengan satil bedil) adalah kurang lebih satu resimen (=3 batal yon = 3×800orang) denagan Overste (letKoI) Sidik Arselan sebagai komandan. Setelah re-ra,kesatuan mi menjadi Be (Brigade) 29 dengan Overste Moliammad (Aldimad) Dablansebagai komandan, yang belakangan menjadi tulangpunggung dalam PerlawananMadiun.

Untukmenentukan garis barunya, Sayap Kiri pada tanggal 26 Februari 1948 mengadakankongres di Solo. Kongres memu tuskan untuk membentuk Front Demokrasi Rakyat

(FDR). Setelah kongres cabang-cabang FDR segera terbentuk di kota-kotakabupaten seluruh daerah Republik, terutama di JaTim dan Jateng. FDRberanggotakan, pada pokoknya, sama dengan keanggotaan Sayap Kiri.

Setelahterbentuknya FDR ini, dalam pidato-pidato pimpinan FDR (Amir, Maruto Darusman,Setiadjid dan yang lain-lain) di berbagai tempat, sasaran serangan hanyaditujukan kepada Masyumi, terutama terhadap Sukirnan sebagai menteri dalamnegeri. Sedangkan masalah yang diangkat adalah soal berbagai macam pajak. FDRmengandalkan kekuatannya pertama, pada kaum buruh yang tergabung dalam SOBSIdan ini memang cukup besar jumlahnya dan kedua, pada kekuatan bersenjata yangdimilikinya. Kekuatan bersenjata yang diandalkan ini terutama laskar bersenjataPesindo dan di samping itu FDR masih dapat memperhitungkan simpati-simpatisejumlah besar perwira yang mempunyai kedudukan kunci di dalam TNI (tentararesmi Pemerintah) dan TNI-Masyarakat terhadap FDR.

Denganterbentuknya Sekretariat yang baru dari FDR maka tenaga Sekretariat kebanyakandiisi oleh tenaga muda, antara lain seperti Sudisman, Aidit, Njoto dan Lukmanyang belakangan dipindah ke majalah Bintang Merah. Sebagai ilustrasi, dapatdikatakan di sini, bahwa kesatuan empat serangkai Aidit-Lukman- Njoto-Sudismantelah terbentuk sejak masa Sekretariat FDR ini. Belakangan, mereka berempatbeserta sejumlah orang muda yang lain menyebut dirinya "kekuatanbaru" atau "generasi baru".

SejakRepublik baru berdiri grup Tan Malaka selalu bertindak sebagai fihak oposisiterhadap Pemerintah, di samping sebagai grup anti-Komunis. Dalam menghadapikabinet Hatta, grup Tan Malaka bersikap mendukung pemerintah Hatta danbergabung dalam Gerakan Revolusi Rakyat (GRR) yang didirikan pada tanggal 6Juni 1948. Karena grup Tan Malaka mendukung kabinet Hatta, maka sebagal‘hadiah’ semua tahanan kup 3 Juli, yang semuanya adalah pendukung Tan Malaka,termasuk Tan Malaka sendiri, dibebaskan oleh Hatta dengan alasan pengadilantiada bukti.

Banyakanggota FDR yang merasa kecewa terhadap persetu juan Renville, penarikan TNIdari kantong-kantong dan di atas semuanya adalah pengunduran diri Kabinet Amir,yang dipandan merupakan Iangkah yang salah. Tetapi karena, di muka mataangggota maupun pimpinan FDR, otoritas Amir Sjanfudin sangat tinggi maka semuakesalahan bukan ditimpakan kepada Amir. Kesalahan ditimpakan kepada ‘policymaker’, yaitu lingkaran dalam Amir dari Dewan-Partai Partai Sosialis yangsebagian anggotanya berasal dari Politbiro CCPKI-ilegal yang dipimpin oleh TanLing Djie.

Dalamsituasi Sayap Kiri, dan selanjutnya FDR, sedang diselimuti oleh pertentanganintern yang menyangkut masalah pokok revoIusi yang belum dapat terselesaikandan sebagian anggota maupun pimpinan FDR terkena kekecewaan, maka pada tanggal11 Agustus datanglah Muso.

TentaraPembebasan Rakyat Tiongkok berhasil terus meng giring pasukan Chiang Kai-shekmenuju ke selatan. Pasukan Vietminh, di bawah pimpinan Partai Bur Vietnam,telah setahun berhasil mempertahankan perjuangan bersenjatanya melawan agresorPerancis. Kaum gerilya Hukbalahap di Filipina, yang berpusat di Luzon Tengah,telah memperluas operasinya. Di Malaya, di samping kaum buruh melakukanpemogokan besar- besaran, pada bulan Juni 1948 Partai Komunis Malayamelancarkan pemberontakan bersenjata melawan penjajah Inggris. PK Birma yangdipimpin oleh Thakin Than Tim, menolak persetujuan perjajian Inggris-Birma yangditandatangani oleh U Nu pada bulan Januari 1948; oleh Thakin Than Tim bersamaPartainya, pemerintah U Nu disebut sebagai "alat imperialis Ingrris"dan diserukan untuk menggulingkannya; pada bulan Maret Thakin memimpin Partaimelancarkan perjuangan bersenjata.

Padabulan Februari di Kalkuta diadakan "Konferensi Pemuda Mahasiswa Asia yangbeijuang untuk Kebebasan dan Kemerdekaan". Konferensi ini dihadiri olehwakil-wakil antara lain dan Tiongkok, Birma, Malaya, Indonesia.

Seiringdengan perkembangan gerakan revolusioner di ber bagai negeri itu, AmerikaSerikat berusaha mencari tumpuan di mana-mana, termasuk di negeri-negeri Asiayang berbatasan dengan Lautan Teduh. Indonesia yang mempunyai letak strategisdan kaya alamnya dipandang oleh Amerika sebagai tempat yang masih ‘kosong’.Sejak 17 Agustus 1945 Amerika melihat suatu kenyataan bahwa di Indonesia telahlahir sebuah Republik yang didukung oleh seluruh rakyat. Bukan karena kebaikanhati Amerika bilamana Amerika cenderung "merestui" lahirnya Republikini. Sebab bilamana penjajah Belanda sampai kembali menguasai Indonesia maka,menurut Amerika, keadaan di indonesia takkan pernah tenteram. Situasi Indonesiayang demikian takkan menguntungkan "strategi sedunia" Amerika. Makabagi Amerika akan lebih menguntungkan bilamana Indonesia menjadi negeri yangmerdeka, tetapi dikuasai oleh orang yang dapat dikendalikan oleh Amerika.Beruntunglah Amerika, karena di Indonesia muncul orang yang dikehendakinya,yaitu Mohamad Hatta.

SetelabFDR berdiri dan mulai aktif, usaha pertama yalah mengadakan turne, penjelasankeliling ke daerah-daerah. Penjelasan keliling ini antara lain dilakukan oleh:Amir Sjarifiidin (Partai Sosialis), Luat Siregar (PKI), Setiajid (PBI) dan

Krissubanu (Pesindo). Dalam rapat-rapat umum yang diadakan waktu penjelasankeliling ini wakil-wakil FDR menjelaskan kepada rakyat tentang politik FDR;sikap clan pembelejetan terhadap pemerintah Hatta, khususnya masalah re-radalam Angkatan Perang; menjawab fitnahan-fitnahan kaum reaksioner, khususnyaMurba; yang memalsu dokumen FDR; dan tuntutan berdirinya Front Nasional.

Disamping penjelasan keliling sebagai kegiatan FDR, kaum buruh yang tergabungdalam SOBSI juga mengadakaan aksi, a.l. tuntutan kenaikan jaminan sosial olehanggota Sarbupri/Sobsi Delanggu/Solo.

Padatanggal 2 Juli 1948, jam 8 malam, Sutarto, Komandan Divisi PertempuranPanembahan Senopati (DPPS), secara pengecut ditembak dari belakang. Penembakanterhadap Sutarto dengan cara demikian ada yang menyebut "rasionalisasidengan cara lain".

Padabulan Mei 1948, berdasar peraturan rasionalisasi, Sutarto yang divisinya kompakdan persenjataannya cukup baik, dinayatakan non-aktif dan pasukannyadiperintahkan melapor kepada Markas Besar di Yogya. Sutarto bersama komandobawahannya menentang perintah Markas Besar ini. Sikap Sutarto besertaperwiranya ini didukung oleh kekuatan Kiri di Solo beserta laskar- laskar yangmenentang re-ra. Untuk menyatakan dukungannya, pada tanggal 20 Mei, bertepatandengan Hari Kebangkitan Nasional, di Solo terjadi demonstrasi protes yang besarmenentang re-ra pemerintah Hatta. Demonstrasi ini juga diikuti oleh parade,sekaligus protes, oleh beberapa batalyon bersenjata lengkap dan berat dariPesindo dan Tentara Laut Republik Indonesia (TLRI). Dalam parade dandemonstrasi tersebut diserukan dukungan terhadap kelanjutan Sutarto sebagaikomandan divisi dan tuntutan agar Pemerintah membatalkan re-ranya.

Padabulan Juli di dalam Divisi IV diadakan ‘reorganisasi sendiri’. Divisi IV berubahnama menjadi ‘Divisi Pertempuran Panembahan Senopati’ (DPPS). ‘Reorganisasisendiri’ yang diadakan oleh Panembahan Senopati ini jauh dari keinginan,apalagi melegakan, Hatta dan Nasution di Yogya. Sebab: jumlah anak buah,personalia dan kedudukan komandan dan pembagian senjata di dalam DPPS adalahsama dengan di dalam Divisi Panembahan Senopati yang semula.

SetelahSutarto tertembak, komandan DPPS dipegang oleh LeKol Suadi.

Mengenairasionalisasi di kalangan Angkatan Bersenjata, pa- da tanggal 2 September 1948,Hatta di muka sidang BP-KNIP menyatakan antara lain bahwa: "Istimewa

terhadap angkatan perang kita rasionalisasi harus dilaksanakan dengan tegas dannyata…; "… berpedoman kepada cita-cita "satu tentara, satukomando"; "… dalam bentuk dan susunan yang efektif’; "…mengurangkan jumlah angkatan perang kita sampai kepada susunan yangrasionil". Fikiran Hatta ini tidak jatuh dari langit. Beberapa peristiwayang dapat dicatat adalan sebagai berikut.

PadaHet Corps Algemene Politie te Batavia laporan yang sangat rahasia bertanggal 1April 1948 dan berbunyi antara lain sebagai berikut: "Sementara itu telahdiadakan pertemuan rahasia antara Graham, Sukarno dan Sukiman. Grahammenyatakan, bahwa Indonesia dianggap layak untuk dimasukkan dalam pelaksanaanbantuan rencana Marshall (Marshall-plan) untuk Asia Tenggara dan agar supayapemerintah membendung semua kegiatan Sayap Kiri".

Untukpelaksanaan rasionalisasi di kalangan angkatan bersenjata pada tanggal 8 Mei1948 telah diadakan rapat Dewan Siasat Militer yang dihadiri oleh Hatta bersamapimpinan Angkatan Bersenjata: Sudirman, Nasution, Latif, Subijakto danSurjadarma.

Dalamrapat ini dibicarakan dua hal. Pertama, yang disetujui oleh semua yang hadir,TNI-Masyarakat secepat mungkin dibubarkan. Mengenai soal ini Nasutionberpendapat, bahwa TNI- Masyarakat pada prinsipnya telah dibubarkan. Kedua,Hatta bersedia memberikan basis militer kepada Amerika, yang ditukar dengansenjata. RI yang belum berumur tiga tahun ini oleh Hatta telah dijual kepada Amenika.

Seiringdengan peristiwa itu John Coast, G. Hopkins dan 5 orang "diplomat"Amerika Iainnya dipindalikan dari Bangkok dan New Delhi ke ibukota RI.Pemindahan mereka ini bukan kebetulan.

Padatanggal 21 Juli 1948 secara rahasia telah diadakan pertemuan di hotel"Huisje Hansje" Sarangan (Madiun). Pertemuan itu dihadiri oleh:Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran (wakil baruAmerika, pengganti Graham, dalam Komisi Jasa-jasa Baik), Sukarno, Hatta,Sukiman (ketua Masyumi dan menteri dalam negeri), Mokhamad Roem (anggotaMasyumi) dan Kepala Polisi Sukanto (menurut: Roger Vailland dalam buku"Borobudur"). Dalam pertemuan ini tidak hadir orang dari PNI. Dalampertemuan Sarangan ini, yang belakangan terkenal dengan sebutan "PerundinganSarangan", dihasilkan "Red Drive Proposals" atau usul-usulPembasmian Kaum Merah" Setelah pertemuan Sarangan ini, atas laporanCochran, State Department (Kementerian Luar Negeri A.S.) berpendapat bahwa

posisi Hatta harus cepat diperkuat agar supaya dapat menahan perkembanaanKomunisme. Setelah pertemuan Sarangan ini pula Kepala Polisi Sukanto dikirim keAmerika untuk mengurus bantuan. Temyata tidak tanggung-tangggng bantuan yangditerima oleh Hatta: 56 juta dollar AS dari State Department Amerika. Uang inioleh Hatta antara lain untuk memperlengkapi pasukanan dalam Pemerintah, divisiSiliwangi. Jadi kalau Hatta di depan BP-KNIP mengajukan masalah: "Mestikahkita bangsa Indonesia, yang mem perjuangkan bangsa dan negara kita, hanya harusmemilih antara pro Rusia dan pro Arnerika?”,. maka jawabnya yalah peristiwa-peristiwa di atas.

Dalambulan Agustus, tanpa kehadiran Panglima Sudirman, pimpinan angkatan daratmengadakan sidang. Sidang itu mensinyalir adanya "ancaman" PKIterhadap jalan perundingan dengan Belanda, keamanan dalam negeri danrasionalisasi. Dalam sidang itu Nasution menyatakan kesediaannya menggunakandivisi Siliwangi untuk menghancurkan pengaruh Komunis.

Dalampidato di muka BP-KNlP mengenai rasionalisasi Hatta juga menyatakan,bahwa:"… di sinilah terdapat pemakaian tenaga yang tidak lagiproduktif.."; "…angkatan perang yang jumlahnya 463.000 orang tidakdapat dibelanjai oleh negara… Rasionalisasi yang kita tuju yalahpenyempurnaan dan pembangunan yang meringankan beban masyarakat besertamengurangkan penderitaan rakyat". Alasan yang nampaknya logis dan menarikini sebenarnya hanya dalih. Sasaran tombak reorganisasi dan rasionalisasi Hattatetap pada pasukan yang berbau "Kiri".

IdeHatta-Nasution mengenai re-ra dan pembentukan "tentara yang efektif"sebenarnya bertolak dari persekutaan, yang dimulai sejak berdirinya kabinetHatta pada Januari 1948, antara politisi yang pro Amerika yang dipelopori olehHatta dan Masyumi di satu fihak dan para perwira "profesional" yangdipelopori oleh Nasution dan Simatupang di fihak lain. Tujuan bersamapersekutuan itu yalah melaksanakan ide: mendemobiliser laskar "yangsedikit banyak dipengaruhi oleh organisasi Komunis"; menyingkirkanperwira-perwira yang "tidak dapat dipercaya"; posisi pimpinan hanyadiberikan kepada "perwira-perwira profesional" dan tipe tentaramendatang yang dikehendaki yalah tipe tentara Divisi Siliwangi (yang notabenedipimpin oleh Nasution) dan Corps Polisi Militer (yang dipimpin oleh GatotSubroto).

(dokumenresmi DN Aidit, jang disimpan dalam perpustakaan pribadi dan resmi milik seksiAgitasi dan Propaganda/Agitrop PKI, keluaran tahun 1962)

[1] Untuklebih jelasnya sikap saya, saya akan lampirkan pidato saya pada saat sidangparlemen di tahun 1958, dimana saya mengkritik kebijaksanaan Hatta terhadapperistiwa Madiun, isi pidato itu saya lampirkan setelah dokumen peristiwa Madiun.

Posted in Uncategorized | 1 Comment »Sedjarah Hidup Aidit Bag.IIBDecember 5th, 2005 by dn-aidit1924

Pidatosaja 11 Februari 1958

(pidatoini saja utjapkan atas reaksi Udin Sjamsuddien dari Faksi Masjumi jangmengait-ngaitkan peristiwa Madiun dengan kudeta PRRI/PERMESTA)

Terlebih dulu saja ingin menjatakan bahwa PemerintahAli-ldham dalam keterangannja pada tanggal 21 Djanuari dan dalam djawabannjapada pandangan umum babak pertama pada tanggal 4 Februari jl. bisa membatasidiri pada persoalannja, jaitu tentang kedjadian2 di Sumatera dalam bulanDesember 1956. Hal ini dapat saja hargai dan tentang ini kawan2 sefraksi sajasudah menjatakan pendapat Fraksi PKI.

Pada pokoknja pendapat kami mengenai kedjadian2 di Sumateradalam bulan Desember tahun jl. Adalah sbb. :

Pertama : Kedjadian2 di Sumatera Utara, Sumatera Tengah danSumatera Selatan adalah rentetan kedjadian jang sengadja ditimbulkan olehsebuah partai ketjil jang kalah dalam pemilihan umum jl. jang berhasilmendalangi sebuah partai besar dan oknum2 liar, jang tidak melihat kemungkinandengan djalan demokratis dapat duduk kembali dalam kekuasaan sentral, dan janghanja melihat kemungkinan dengan djalan menggunakan saluran partai2 lain,dengan djalan mempertadjam pertentangan antara partai2 agama dengan PKI danPNI, dengan bikin2an menimbulkan kemarahan Rakjat didaerah2 supaja memberontakterhadap Pemerintah Pusat, dengan djalan mengadudomba suku satu dengan sukulainnja dan dengan djalan menghasut orang2 militer supaja memberontak kepadaatasannja.

Kedua : Kedjadian2 tersebut terang sedjalan dan berhubungandengan rentjana kaum imperialis, jang dipelopori oleh Amerika Serikat untukmenarik Indonesia kedalam pakt militer SEATO. Rentjana2 dari pemberontak diSumatera untuk memisahkan Sumatera dan Kalimantan dari Pemerintah Pusat danuntuk mendirikan negara sendiri jang mempunjai peralatan sipil dan militer

sendiri, jang mempunjai hubungan luarnegeri sendiri, adalah sepenuhnja sedjalandengan rentjana Amerika Serikat jang diatur oleh Pentagon (KementerianPertahanan) dan State Department (Kementerian Luarnegeri) Amerika Serikat, oleh"djendral2" DI-TII dan oleh aparat2 serta kakitangan2 Amerika Serikatjang ada di Indonesia.

Djadi, persoalannja adalah djelas, jaitu kepentingan vital RakjatIndonesia disatu fihak berhadapan langsung dengan kepentingan kaum imperialisasing difihak lain. Dalam hal ini Pemerintah Ali-Idham menjatukan diri dengankepentingan Rakjat Indonesia, dan oleh karena itu PKI tidak ragu2 berdiridifihak Pemerintah dan melawan kaum pemberontak serta aktor2 intelektualisnja.

Demikianlah, kalau mengenai persoalannja. Djelas dimanakami berdiri, dan djelas pula dimana fihak lain berdiri.

Tetapi, disamping pemerintah dapat membatasi diri padapersoalan jang sedang dihadapi, anggota jang terhormat Udin Sjamsudin telahmem-bawa2 Peristiwa Madiun, dengan maksud mengaburkan persoalan.

Dalam Soal Peristiwa Madiun Kaum Komunis Adalah Pendakwa

Anggota tsb. telah me-njebut2 Peristiwa Madiun dalamhubungan dengan Peristiwa Sumatera, antara lain dikatakannja "peloporpemberontakan di Indonesia ini setelah Indonesia Merdeka adalah Partai KoniunisIndonesia", selandjutnja "kaum Komunislah jang mendjadi mahagurupemberontakan" dan "bibitnja sudah menular keseluruh Indonesia".Maksud pembitjara tsb. djelas, jaitu supaja dalam soal peniberontakan KolonelSimbolon dan Letnan Kolonel Ahmad Husein djuga PKI jang disalahkan.Lihatlah, betapa tidak tahu malunja orang mentjari kambinghitamnja, sama dengantidak tahu malunja mereka menjalahkan PKI dalam hubungan dengan PeristiwaMadiun.

Saja tidak membantah, bahwa baik Peristiwa Madiun maupunPeristiwa Sumatera mempunjai satu sumber dan satu tudjuan, jaitu bersumber padaimperialisme Amerika dan Belanda dan bertudjuan untuk meletakkan Indonesia sepenuhnjadibawah telapak kaki mereka.

Berhubung dengan sebuah statement Politbiro CC PKI tanggal13 September 1953 saja pernah dihadapkan kemuka pengadilan. Dalam sidangpengadilan tanggal 27 Djanuari 1955, dengan berpegang pada ajat 3 fasal 310KUHP jang ditimpakan pada saja, sudah saja njatakan kesediaan saja kepadapengadilan untuk membuktikan dengan saksi2 bahwa Peristiwa Madiun memangprovokasi dan bahwa dalam Peristiwa Madiun tsb. tangan Hatta-Sukiman-Natsir cs.memang berlumuran darah. Dengan ini berarti bahwa Hatta, ketika itu masih wakilPresiden, harus tampil sebagai saksi berhadapan dengan saja. Kesediaan saja

ini, jang djuga diperkuat oleh advokat saja, Sdr. Mr. Suprapto, tidak mendapatpersetudjuan. pengadilan. Djaksa menjatakan keberatannja akan pembuktian jangmau saja adjukan dengan saksi2. Oleh karena djaksa menolak pembuktian jang mausaja adjukan, maka djaksa terpaksa mentjabut tuduhan melanggar fasal 310 dan311 KUHP. Djelaslah, bahwa ada orang2 jang kuatir kalau Peristiwa Madiun ini mendjaditerang bagi Rakjat.

Djadi, mengenai Peristiwa Madiun kami sudah lama siapberhadapan dimuka pengadilan dengan arsiteknja Moh. Hatta. Ini saja njatakantidak hanja sesudah Hatta berhenti sebagai wakil Presiden, tetapi sepertidiatas sudah saja katakan, djuga ketika Hatta masih Wakil Presiden. Saja tidakingin menantang siapa-siapa, tetapi kapan sadja Hatta ingin Peristiwa Madiundibawa kepengadilan, kami dari PKI selarnanja bersedia menghadapinja. Kamijakin, bahwa djika soal ini dibawa kepengadilan bukanlah kami jang akanmendjadi terdakwa, tetapi kamilah pendakwa. Kamilah jang akan tampil kedepansebagai pendakwa atas nama Amir Sjarifuddin, putera utama bangsa Indonesia jangberasal dari tanah Batak, atas nama Suripno, Maruto Darusman, Dr. Wiroreno, Dr.Rustam, Harjono, Djokosujono, Sukarno, Sutrisno, Sardjono dan beribu-ribu lagiputera Indonesia jang terbaik dari suku Djawa jang mendjadi korban keganasansatu pemerintah jang dipimpin oleh burdjuis Minangkabau, Mohammad Hatta.Demikian kalau kita mau berbitjara dalam istilah kesukuan, sebagaimana sekarangbanjak digunakan oleh pembela2 kaum pemberontak di Sumatera, hal jang sedapatmungkin ingin kami hindari. Ja, kami djuga akan berbitjara atasnama perwira2,bintara2 dan pradjurit2 TNI jang tewas dalam "membasmi Komunis" atasperintah Hatta, karena mereka djuga tidak bersalah dan mereka djuga adalahkorban perang-saudara jang dikobarkan oleh Hatta.

Dalam pembelaan saja dimuka pengadilan tanggal 24 Februari1955 telah saja katakan "bahwa diantara orang2 jang karena tidakmengertinja telah ikut dalam pengedjaran ‘terhadap kaum Komunis’, tidak sedikitsekarang sudah tidak mempunjai purbasangka lagi terhadap PKI dan sudahberdjandji pada diri sendiri untuk tidak lagi mendjadi alat perang-saudara darikaum imperialis dan kakitangannja". Alat2 negara sipil maupun militersudah mengerti bahwa dalam Peristiwa Madiun mereka telah disuruh memerangisaudara2 dan teman2nja sendiri.

Sudah mendjadi rahasia umum, bahwa dalam pemiiihan umumuntuk Parlemen maupun untuk Konstituante lebih 80% daripada anggota2 AngkatanPerang memberikan suaranja kepada partai2 demokratis, dan 30% daripada suarajang diberikan anggota Angkatan Perang adalah diberikan kepada PKI. PSI danMasjumi hanja mendapat kurang dari 20%, djadi kurang dari suara jang didapatoleh PKI sendiri atau PNI sendiri. PSI jang mempunjai pengaruh disedjumlahopsir tinggi adalah partai kelima didalam Angkatan Perang, sedangkan Masjumi,karena politik pro Dl-nja, adalah partai keenam. Dengan ini, saja hanja hendakmemibuktikan bahwa memukul PKI dengan menjembar-njemburkan Peristiwa Madiun

adalah tidak merugikan PKI, malahan memberi alasan pada kami untuk berbitjaradan mendjelas-djelaskan tentang Peristiwa Madiun.

Apalagi sekarang, sesudah terdjadi pemberontakan kolonelSimbolon di Sumatera Utara dan pemberontakan "Dewan Banteng"di Sumatera Barat, menggunakan Peristiwa Madiun untuk memukul PKI adalahseperti menepuk air didulang, bukan muka PKI jang kena, tetapi muka Masjumi danPSI sendiri jang sekarang membela pemberontak2 di Sumatera itu dengan mati2an.

Hatta Bertanggungdjawab Atas Pentjulikan, Pembunuhan DanPerang-Saudara Tahun 1948

Mari, dalam menilai kebidjaksanaan pemerintah Ali-Idhamsekarang, kita perbandingkan antara kebidjaksanaan pemerintah Hatta tahun 1948mengenai Peristiwa Madiun dengan kebidjaksanaan pemerintah Ali-ldham sekarang.Dari hasil penilaian ini saja akan rnenentukan sikap saia terhadapkebidjaksanaan pemerintah sekarang.

Peristiwa Madiun didahului oleh kedjadian2 di Solo, mula2dengan pembunuhan atas diri kolonel Sutarto, Komandan TNI Divisi IV, dankemudian pada permulaan September 1948 dengan pentjulikan dan pembunuhanterhadap 5 orang perwira TNI, jaitu major Esmara Sugeng, kapten Sutarto, kaptenSapardi, kapten Suradi dan letnan Muljono. Djuga ditjulik 2 orang anggota PKI,Slamet Widja,ja dan Pardijo. Kenjataan bahwa saudara jang ditjulik ini pada tgl24 September dimasukkan kedalam kamp resmi di Danuredjan, Djokdjakarta,membuktikan bahwa pemerntah Hatta langs ung tjampurtangan dalam soal pentjulikan2dan pembunuhan2 diatas. Ini tidak bisa diragukan lagi !

Dalam pidatonja tgl. 19 September 1948 Presiden Sukarnomengatakan bahwa Peristiwa Solo dan Peristiwa Madiun tidak berdiri sendiri. Inisepenuhnja benar ! Sesudah pentjulikan2 dan pembunuhan2 di Solo jang diaturdari Djokja, keadaan di Madiun mendjadi sangat tegang sehingga terdjadilahpertempuran antara pasukan2 dalam Angkatan Darat jang pro dan jang antipentjulikan2 serta pembunuhan2 di Solo, jaitu pertempuran pada tgl. 18September 1948 malam. Dalam keadaan katjaubalau demikian ini Residen KepalaDaerah tidak ada di Madiun, Wakil Residen tidak mengambil tindakan apa2sedangkan Walikota sedang sakit. Untuk mengatasi keadaan ini maka FrontDemokrasi Rakjat, dimana PKI termasuk didalamnja, mendesak supaja KawanSupardi, Wakil Walikota Madiun bertindak untuk sementara sebagai pendjabatResiden selama Residen Madiun belum kembali. Wakil Walikota Supardi beranimengambil tanggungdjawab ini. Pongangkatan Kawan Supardi sebagai Residensementara ternjata djuga disetudjui oleh pembesar2 militer dan pembesar2 Sipillainnja. Tindakan ini segera dilaporkan kepemerintah pusat dan dimintakaninstruksi dari pemerintah pusat tentang apa jang harus dikerdjakanselandjutnja.

Nah, tindakan inilah, tindakan mengangkat Wakil Walikotamendjadi Residen sementara inilah jang dinamakan oleh pemerintah Hatta tindakan"merobohkan pemerintah Republik Indonesia", tindakan "mengadakankudeta" dan tindakan "mendirikan pemerintah Sovjet".

Kalau dengan mengangkat seorang Wakil Walikota mendjadiResiden sementara bisa dinamakan merobohkan pemerintah Republik Indonesia, bisadinamakan kudeta dan bisa dinamakan mendirikan pemerintah Sovjet, nama apakahlagi jang bisa diberikan kepada tindakan komplotan Simbolon dan "DewanBanteng" di Sumatera? Selain daripada itu, djika memang demikian halnja,alangkah mudahnja merobohkan pemerintah Republik Indonesia, alangkah mudahnjamengadakan kudeta dan alangkah mudahnja mendirikan pemerintah Sovjet ! Djikamemang demikian mudahnja, saja kira sekarang sudah tidak ada lagi Republikkita, karena nafsu merobohkan Republik sekarang, begitu di-kobar2kan dan begitubesarnja disementara golongan, terutama dikalangan sebuah partai ketjil jangkalah dalam pemilihan umum jang lalu. Tetapi saja kira, merobohkan RepublikIndonesia tidaklah begitu mudah sebagaimana sudah dibuktikan oleh kegagalanSimbolon dan oleh makin merosotnja pamor "Dewan Banteng", disampingRepublik Indonesia tetap berdiri tegak. Apalagi mendirikan pemerintah Sovjet,tidaklah semudah mengangkat seorang Wakil Walikota mendjadi Residen sementara.Rakjat Tiongkok dan Tentara Pembebasan Rakiat Tiongkok jang sudah berdjuangmati2an selama ber-puluh2 tahun dibawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok hinggasekarang belum sampai ketaraf mendirikan pemerintah Sovjet, artinja pemerintahsosialis di Tiongkok. Djadi, alangkah bebalnja, atau alangkah mentjari2njaorang2 jang menuduh PKI merobohkan Republik dan mendirikan pemerintah Sovjet diMadiun dengan mengangkat Wakil Walikota Supardi mendjadi Residen sementara.

Berdasarkan kedjadian pengangkatan Wakil Walikota Supardimendjadi Residen sementara dan atas tanggungdjawab sepenuhnja dari pemerintahHatta, maka pada tanggal 19 September 1948 oleh Presiden Sukarno dadakan pidatojang berisi seruan kepada seluruh Rakjat ber-sama2 membasmi "kaumpengatjau", maksudnja membasmi kaum Komunis dan kaum progresif lainnjasetjara djasmaniah. Saja katakan sepenuhnja tanggungdjawab pemerintah Hatta,karena Hattalah jang mendjadi Perdana Menteri ketika itu. Tapi karena Hattatahu bahwa pengaruhnja sangat ketjil dikalangan Angkatan Perang dan alat2negara lainnja, apalagi dikalangan masjarakat, maka Hatta menggunakan mulutSukarno dan rnemindjam kewibawaan Sukarno untuk membasmi Amir Sjarifuddin danbe-ribu2 putera Indonesia asal suku Djawa. Ini, sekali lagi, kalau kita rnauberbitjara dalam istilah kesukuan jang sekarang banjak dilakukan oleh pembela2kaum pemberontak di Sumatera, sesuatu jang sedapat niungkin ingin kami hindari.

Demikianlah, "kebidjaksanaan" Hatta sebagaiPerdana Menteri dalam menghadapi persoalan-persoalan masjarakat dan persoalanpolitik jang kongkrit. Karena kepitjikannja dari kesornbongannja sebagai

burdjuis Minang jang ingin melondjak tjepat sampai keangkasa, karenakehausannja akan kekuasaan, karena kepalabatunja, karena ketakutannja jangketerlaluan kepada Komunisme, maka Hatta sebagai Perdana Menteri dengan setjaragegabah mengerahkan alat2 kekuasaan negara untuk mentjulik, membunuh danmengobarkan perangsaudara. Orang sering salah kira dengan menjamakan sifatkepalabatu Hatta dengan "kemauan keras" atau sikap jang"konsekwen". Tetapi saja jang djuga mengenal Hatta dari dekatberpendapat, bahwa sifat kepalabatu Hatta adalah disebabkan karena sempitpikirannja, dan karena sempit pikirannja ia tidak bisa bertukar fikiran setjarasehat, tidak pandai bermusjawarah dan tahunja hanja main "ngotot","mutung", "basmi" dan "tangan besi". Dan apaakibatnja permainan "basmi" dan "tangan besi" Hatta ?Be-ribu2 pemuda dan Rakjat dari kedua belah fihak jang berperang matikarenanja. Seluruh Rakjat sudah mengetahui dari pengalamannja sendiri bahwasemua ini dilakukan hanja untuk melapangkan djalan bagi Hatta buat pelaksanaanKonferensi Medja Bundar dengan Belanda jang langsung diawasi oleh AmerikaSerikat, untuk membikin perdjandjian KMB jang chianat dan jang sudah kitabatalkan itu.

Sifat gegabah dari tindakan Hatta lebih nampak lagi ketikaia meminta kekuasaan penuh dari BPKNIP, dimana didalam pidatonja dinjatakanbahwa "Tersiar pula berita — entah benar entah tidak — bahwa Musso akanmendjadi Presiden Republik rampasan itu dan Mr. Amir Sjarifuddin PerdanaMenteri". Lihatlah betapa tidak bertanggungdjawabnja tindakan Hatta. labertindak atas dasar berita jang sifatnja "entah benar entah tidak"bahwa sesuatu "akan" terdjadi. Ja, Hatta bertindak atas berita jangmasih diragukan tentang akan terdjadinja sesuatu. Tetapi, adalah tidakdiragukan lagi bahwa tindakan Hatta sudah berakibat dibunuhnja ribuan orangjang tidak berdosa tanpa proses.

Hatta lngin Berkuasa Sewenang-wenang Lagi

Berdasarkan pengalaman dengan Peristiwa Madiun, dimanaHatta menelandjangi dirinja sebagai manusia jang tidak berperikemanusiaan, makasaja seudjung rambutpun tidak ragu bahwa Hatta, seperti belum lama berselangdimuat dalam koran2 pemah mengutjapkan kepada Firdaus A. N., hanja bersediaberkuasa djika tidak bisa didjatuhan oleh Parlemen. Kalau mau tahu tentangHatta, inilah dia ! lnilah politiknja, inilah moralnja, inilah segala-galanja!Jaitu, seorang jang mau berkuasa setjara se-wenang2.

Hatta samasekali tidak menghargai djerihpajah Rakjat jangkepanasan dan kehudjanan antri untuk memberikan suaranja untuk Parlemen kitasekarang. Lebih daripada itu, ia djuga tidak menghargai suaranja sendiri jangdiberikannja ketika memilih Parlemen ini. Orang jang tidak menghargai oranglain sering kita temukan didunia ini. Tetapi orang jang tidak menghargai

suaranja sendiri, ini keterlaluan.

Hatta ingin berkuasa kembali tanpa bisa didjatuhkan olehParlemen, ia mengimpikan masa keemasannja ditahun 1948. Kali ini jang maudidjadikannja mangsa bukan hanja putera2 Indonesia asal suku Djawa dan Batak,tetapi djuga putera2 suku lain, termasuk putera2 suku Minangkabau, karena PKIsekarang sudah tersebar diseluruh Indonesia dan disemua suku. Tetapi, sebelum Hattasampai kesitu, perlu saja peringatkan bahwa dalam tahun 1948 ia hanjaberhadapan dengan 10.000 Komunis jang hanja tersebar setjara sangat tidakmerata dipulau Djawa dan Sumatera, karena PKI ketika itu dilarang berdirididaerah pendudukan Belanda. Tetapi sekarang, Hatta harus berhadapan denganlebih satu djuta Komunis jang tersebar disemua pulau dan disemua suku. Sajaperlu menjatakan ini, hanja untuk menerangkan betapa besar akibatnja kalauHatta bermain "tangan besi" lagi. Dan …. besipun bisa patah !

Saja jakin, bahwa tiap2 orang jang mempunjai perantanggungdjawab tidak ingin terulang kembali tragedi nasional seperti PeristiwaMadiun itu. Dari fihak Partai Komunis Indonesia, seperti sudah berulang-ulangkami njatakan, dan sudah mendjadi peladjaran didalam Sekolah2 Kursus2 Partaikami, kami ingin dan kami jakin bisa mentjapai tudjuan2 politik kami setjaraparlementer. Kami akan menghindari tiap2 perang-saudara selama kepada kamididjamin hak2 politik untuk memperdjuangkan tjita2 kami. Tetapi, kalau kepadakami disodorkan bajonet dan didesingkan peluru seperti dalam peristiwa Madiun,djuga seperti selama peristiwa itu, kami tidak akan memberikan dada kami untukditembus bajonet dan ditembus peluru kaum kontra-revolusioner.

Kami kaum Komunis tidak ingin menggangu siapa2selama kami tidak diganggu. Kami ingin bersahabat dengan semua orang, semuagolongan dan semua partai jang mau bersahabat dan bekerdiasama dengan kamiuntuk haridepan jang lebih baik bagi tanahair dan Rakjat Indonesia. Walaupundihadapan kantor pusat Masjumi di Kramat Raja 45, Djakarta, terpantjang dengandjelas papan "Front Anti-Komunis", djadi anti kami, anti saja dananti kawan2 saja, tetapi kami kaum Komunis tidak akan ikut gila untuk djugamemantjangkan papan "Front Anti-Masjumi"’, apalagi "FrontAnti-lslam". Kami tidak akan membiarkan diri kami terprovokasi olehpemimpin Masjumi ini. Saja pribadi tidak mau diprovokasi oleh kenalan lamasaja, Sdr. Mohamad Isa Anshari, pemimpin akbar "Front Anti-Komunis".

Ber-angsur2 Rakjat Indonesia berdasarkan pengalamannjasendiri mendjadi makin jakin bahwa bukanlah kaum Komunis jang anti-agama,tetapi sebaliknja, sedjumlah pemimpin partai2 agamalah jang anti-Komunis danmenghasut anggota2nja supaja anti-Komunis.

Rakjat Indonesa sudah mengetahui bahwa dalam soalpemerintahan kami menginginkan terbentuknja pemerintah persatuan nasional

dimana didalamnja duduk 4-Besar, djadi termasuk PKI dan Masjumi, ber-sama2dengan partai2 lain. Ini akan kami perdjuangkan terus walaupun sampai ini harisaja kira Masjumi belum mau, karena masih mengikuti apa jang dikatakan olehpemimpin Masjumi Sdr. Moh. Natsir dalam muktamar Masjumi di Bandung bulanDesember 1956. Dalam muktamar tsb. Sdr. Moh. Natsir mengatakan antara lainbahwa pimpinan partai Masjumi "meletakkan strateginja menghadapipembentukan kabinet kepada dua pokok pikiran jaitu (a) Memulihkan kerdjasamaantara partai2 Islam (b) Menggabungkan tenaga2 non-Komunis dalam kabinet,Parlemen dan masjarakat serta mengisolir PKI atau para crypto-Koi-ntinis darikabinet". (Halaman 22 "Laporan Beleid Politik Pimpinan PartaiMasjumi"). Tjobalah renungkan, bukan persatuan nasional jang merekaadjarkan dan amalkan, tetapi perpetjahan nasional. Mengisolasi PKI adalahidentik dengan mengisolasi berdjuta-djuta Rakjat Indonesia. Bagaimana persatuannasional akan bisa tertjapai dengan sikap jang a-priori sematjam ini. Sikapsematjam ini hanja mempertegas keadaan politik dinegeri kita, dan jang untungbukan bangsa Indonesia, tetapi kaum imperialis asing, jang memang menginginkanperuntjingan keadaan dan perpetjahan didalam tubuh bangsa kita.

Djadi, kapankah semua pemuka bangsa kita akan beladjar daripengalaman Peristiwa Madiun jang tragis itu, supaja tidak lagi mengulangikesalahan tindakan dan kebidjaksanaan agar persatuan bangsa kita terpeliharabaik, supaja kita tidak gegabah dalam mengambil tindakan2, apalagi tindakan2jang bisa berakibat luas ? Saja berusaha dan terus akan berusaha untuk menarikpeladjaran sebanjak-banjaknja dari pengalaman sedjarah itu.

Kabinet Ali-ldham Ber-puluh2 Kali Lebih Bidjaksana DaripadaKabinet Hatta

Dibanding dengan kebidjaksanaan pemerintah Hatta dalammenghadapi kedjadian di Madiun dalam bulan September 1948, kabinet Ali-ldhamsekarang ber-puluh2 kali lebih bidjaksana. Padahal kalau melihat kedjadiannja,pengangkatan seorang Wakil Walikota mendjadi Residen sementara karena dipaksaoleh keadaan, belumlah apa2 kalau dibanding dengan pengoperan pimpinanpemerintah daerah Sumatera Tengah oleh orang2 "Dewan Banteng", jangterang-terangan direntjanakan terlebih dulu dalam reunie ex-divisi Bantengbulan November 1956, dan jang terang2an sudah pernah menolak dan menghinaperutusan pemerintah pusat jang datang untuk berunding. Apalagi kalau dibandingdengan perbuatan komplotan kolonel Simbolon pada tanggal 22 Desember 1956, jangterang2an menjatakan tidak lagi mengakui pemerintah jang sah sekarang. Apalagi,kalau kita ingat bahwa maksud jang sesungguhnja dari semua tindakan itu jalahuntuk memisahkan Sumatera dan Kalimantan dari Pemerintah Pusat, mendirikannegara Sumatera dan Kalimantan serta mengadakan hubungan luarnegeri sendiri.Apalagi kalau diingat bahwa ada maksud2 untuk menjerahkan pulau We di UtaraSumatera kepada negara besar tertentu untuk didjadikan pangkalan-perang.Apalagi kalau diigat bahwa semua rentjana itu sesuai sepenuhnja dengan apa jang

direntjanakan oleh Pentagon dan State Department Amerika Serikat, oleh"djendral2" DI-Tll dan aparat2 serta kakitangan2 Amerika lainnja jangada di Indonesia. Djika diingat semuanja ini, maka pengangkatan Wakil WalikotaSupardi mendjadi Residen sementara Madiun adalah hanja "kinderspel"(permainan kanak2).

Tetapi penamaan apa jang diberikan oleh Hatta kepadakedjadian2 di Madiun bulan September 1948 dan penamaan apa pula jang, diberikanorang kepada perbuatan-perbuatan kaum pemberontak di Sumatera pada bulanDesember 1956 ? Peristiwa Madiun dinamakan "merobohkan RepublikIndonesia", dinamakan "kudeta", tetapi pemberontakan di Sumaterajang sepenuhnja dan setjara terang2an disokong oleh kaum imperialis asing,terutama kaum imperialis Amerika dan Belanda, mereka namakan "tindakankonstruktif" demi "kepentingan daerah". Saja bertanja :Konstruktif untuk siapa ? Untuk kepentingan daerah mana ? Memang konstruktifsekali tindakan kaum pemberontak di Sumatera, konstruktif dalam rangkamembangun pangkalan-pangkalan perang SEATO ! Memang untuk kepentingan daerah,kepentingan perluasan daerah SEATO ! Djadi, samasekali tidak konstruktif untukRakjat Indonesia dan samasekali bukan untuk kepentingan daerah Indonesia !

Demikianlah, apa sebabnja saja katakan bahwa mengemukakanPeristiwa Madiun dalam keadaan sekarang untuk memukul PKI adalah sepertimenepuk air didulang. Bukannja PKI jang ketjipratan, tetapi djustru si-penepukair jang sial itu. Mengemukakan soal Peristiwa Madiun dalam menghadapiPeristiwa Sumatera sekarang berarti memberi alasan jang kuat untukmengkonfrontasikan kebidjaksanaan jang memang bidjaksana dari kabinet Ali-ldhamsekarang dengan kebidjaksanaan jang tidak bidjaksana dari Kabinet Hatta dalamtahun 1948. Djika sudah dikonfrontasikan, maka akan merasa berdosalah orang2jang ber-teriak2 ingin melihat naiknja Hatta kembali, ketjuali kalau orang2 itumemang ingin melihat Hatta sekali lagi mempermainkan njawa umat Indonesiasebagai mempermainkan njawa anak ajam.

Kebidjaksanaan kabinet Ali-ldham dalam menghadapi PeristiwaSumatera sekarang tidak disebabkan terutama karena Ali Sastroamidjojo seorangIndonesia dari suku Djawa jang toleran, tidak, tetapi karena pimpinan kabinetsekarang terdiri dari orang2 jang mempunjai perasaan tanggungdjawab jang besar.Sukurlah, bahwa ketika terdjadi Peristiwa Sumatera Hatta tidak memegang fungsidalam pimpinan negara, walaupun saja tidak ragu adanja sangkutpaut Hatta dengankedjadian2 itu. Kalau Hatta memegang fungsi penting, apalagi kalau Hattamemegang tampuk pemerintahan, entah berapa banjak lagi korban jang dibikinnja.

Dalam usaha menjelesaikan Peristiwa Sumatera ada orang2jang ingin supaja soal kolonel Simbolon "diselesaikan setjara adat",supaja soal "Dewan Banteng" diselesaikan "setjaramusjawarat", setjara "potong kerbau" dan dengan

"menggunakan pepatah dan petitih". Pendeknja, adat, kerbau sertapepatah dan petitih mau dimobilisasi untuk menjelesaikan soal kolonel Simbolondan soal "Dewan Banteng". Sampai2 orang2, jang tidak beradat djugaberbitjara tentang "penjelesaian setjara adat".

Tetapi, orang-orang ini pada bungkam semua ketika AmirSjarifuddin dengan tanpa proses ditembus oleh peluru atas perintah Hatta.Ketika Amir Sjarifuddin masih ditahan dipendjara Djokja sebelum dibawa ke Solodan digiring kedesa Ngalian untuk ditembak, tidak ada seorang Batak atausiapapun jang tampil kedepan, dan mengatakan: "Mari soal Amir Sjarifuddinkita selesaikan setjara adat tanah Batak", atau "Mari soal AmirSjarifuddin kita selesaikan setjara Kristen".

Saja hanja ingin bertanja: Apakah Amir Sjarifuddin jangbermarga Harahap itu kurang Bataknja daripada kolonel Simbolon sehingga adatBatak mendjadi tidak berlaku bagi dirinja? Saja kira Amir Sjarifuddin tidakkalah Bataknja daripada orang Batak jang mana djuapun, malahan ia tidak kalahKeristennja daripada kebanjakan orang Keristen. Amir Sjarifuddin meninggalsesudah ia menjanjikan lagu Internasionale, lagu Partainja, lagu kesajangannja,dan ia meninggal dengan Kitab Indjil ditangannja. Amir Sjarifuddin adalahputera Batak jang baik, jang patriotik, dan karena itu djuga ia adalah seorangputera Indonesia jang baik. Djadi tidak sepantasnja adat tanah Batak tidakberlaku baginja.

Bagaimana pula halnja ribuan orang Djawa jang didrel tanpaproses atas perintah Hatta itu ? Apakah suku Djawa jang menderita dari abadkeabad tidak mengenal musjawarat dan tidak mengenal pepatah dan petitihsehingga ketika dilantjarkan kampanje pembunuhan terhadap orang2 Djawa selamaPeristiwa Madiun tidak ada orang Djawa jang beradat dan tidak adatjerdik-pandai Djawa jang tampil kedepan untuk menjelesaikan persoalan ketikaitu setjara rembugan (musjawarat), setjara adat, .dan dengan berbitjaramenggunakan banjak paribasan (peribahasa), dengan potong sapi, potong kerbau, dandengan mbeleh wedus (potong kambing) ? Ataukah karena pulau Djawa sudahkepadatan penduduk maka pembunuhan atas orang2 Djawa oleh tangan besi burdjuisMinang Mohammad Hatta boleh dibiarkan ? PKI tampil kedepan untuk kepentingan,"de zwijgende Javanen" ("Orang2 Djawa Jang Berdiam Diri")ini, baik mereka Komunis ataupun bukan-Komunis. Ja, djika soal ini dibawakepengadilan, PKI djuga akan berbitjara atasnama pradjurit2, bintara2 danperwira2 dari suku Djawa jang mati karena melakukan tugas "membasmi Komunis"jang diperintahkan oleh Hatta. Pradjurit2, bintara2 dan perwira2 jang matidalam pertempuran melawan Komunis ketika itu adalah tidak bersalah, sama tidakbersalahnja dengan Komunis2 jang mereka tembak. Mereka semuanja adalah korbanpermainan politik ‘perang-saudara Hatta. Tidak hanja kami, sebagai pewaris2dari pahlawan2 Komunis dalam Peristiwa Madiun, tetapi djuga keluarga parapradjurit, bintara dan perwira TNI jang disuruh "membasmi Komunis"

berhak untuk mendakwa Hatta sebagai pembunuh sanak-saudara mereka, djika soalini dibawa kepengadilan.

Mari sekarang kita lihat bagairnana sikap pemerintah Hattaterhadap perwira jang belum tentu bersalah dalam Peristiwa Madiun, danbagaimana sikap pemerintah Ali-ldham sekarang terhadap opsir2 jang sudah terangbersalah dalarn pemberontakan2 di Sumatera.

Pemerintah Hatta dengan tanpa memeriksa lebih dulukesalahan mereka terus sadja memetjat perwira2, antara lain jang masih hidupsekarang bekas Djenderal Major Ir. Sakirman, bekas Letnan Kolonel Martono,bekas Major Pramudji, dan banjak lagi. Padahal perwira2 ini belum pernahdipanggil untuk menghadap, apalagi diperiksa; djadi samasekali tidak ada dasaruntuk memetjat mereka. Para perwira jang belum tentu bersalah tidak hanjadipetjat, tetapi banjak djuga jang disiksa diluar perikemanusiaan dan dibunuhtanpa dibuktikan kesalahannja terlebih dahulu.

Sekedar untuk mengetahui bagaimana penibunuhan2 kedjam olehalat-alat resmi ketika itu, bersama ini, saja lampirkan 3 buah turunan laporanresmi dan pengakuan resmi tentang pembunuhan terhadap diri Sidik Aslan dkk. danterhadap letnan kolonel Dachlan dan major Mustoffa. Untuk menghemat waktu tidaksaja batjakan lampiran-Iampiran ini. Lampiran2 ini, saja sampaikan lepas daripenilaian siapa dan bagaimana major Sabarudin, pembuat pengakuan2 tsb. Jangsudah terang major Sabarudin bukan simpatisan PKI, apalagi anggota PKI.

Kekedjaman pemerintah Hatta selama Peristiwa Madiun adalahber-puluh2 kali lebih kedjam daripada pemerintah kolonial Belanda ketikamenghadapi pemberontakan Rakjat tahun 1926. Pemerintah kolonial Belanda masihmemakai alasan2 hukum untuk membunuh, memendjarakan dan mengasingkan kaumpemberontak, tetapi Hatta sepenuhnja mempraktekkan hukum rimba. Semuanja inimengingatkan saja kembali pada tulisan Hatta jang berkepala "14Djuli", dimuat dalam harian "Pemandangan" pada 14 Djuli 1941dimana antara lain ia menulis tentang Petain, seorang Perantjis boneka Hitler,sebagai "seorang serdadu jang berhati lurus dan djudjur". Hanjaserigala mengagumi serigala, hanja fasis mengagumi fasis !

Bandingkanlah sikap pemerintah Hatta terhadap kedjadian diMadiun dengan sikap pemerintah sekarang terhadap kolonel Siinbolon jang sudahterang bersalah karena merebut kekuasaan disebagian wilajah Republik Indonesia,jang sudah terang melanggar disiplin militer atau jang oleh PresidenSukarno/Panglima Tertinggi dalam amanatnja tanggal 25 Desember 1956 dirumuskantelah berbuat jang "menggontjangkan sendi2 ketentaraan dan kenegaraankita, dan jang membahajakan keutuhan tentara dan negara kita pula". KolonelSimbolon hanja diberhentikan sementara sebagai Panglima Tentara dan TeritoriumI. Sedangkan terhadap pemimpin2 pemberontakan militer di Sumatera Tengah sampai

sekarang belum diambil tindakan apa2.

Tentu ada orang2 jang mengatakan: ja, karena PanglimaTertinggi, Pemerintah dan Gabungan Kepala Staf Angkatan Perang sekarang tidakmempunjai kewibawaan, maka mereka tidak menghukum perwira2 tersebut sepertiHatta dulu menghukum perwira2 jang disangka tersangkut dalam Peristiwa Madiun.

Istilah "wibawa" pada waktu belakangan ini banjakdipergunakan orang dengan masing2 mempunjai interpretasinja sendiri2. Kalaudengan istilah "wibawa" jang dimaksudkan jalah kemampuan pemerintahuntuk bertindak, maka terang bahwa pemerintah sekarang sanggup bertindak, sanggupmemerintah, artinja mempunjai kewibawaan. Apakah bukan tanda wibawa daripemerintah sekarang dengan dapatnja digulingkan keradjaan sehari komplotankolonel Simbolon dalam waktu jang sangat singkat ?

Tanggal 22 Desember 1956 pemerintah memutuskan danmengumumkan pemberhentian sementara kolonel Simbolon sebagai Panglima TT I danmenjerahkan tanggungdjawab TT I kepada letnan-kolonel Djamin Gintings atauletnan-kolonel A. Wahab Macmour. Dalam waktu hanja empat hari, jaitu padatanggal 27 Desember 1956 komplotan kolonel Simbolon sudah dapat diturunkan darikeradjaan seharinja. Ini artinja bahwa seruan pemerintah dipatuhi, ini artinjapemerintah mempunjai kewibawaan.

Tentu ada orang2 jang berkata lagi: ja, tetapi itu mengenaiSumatera Utara. Mengenai Sumatera Tengah pemerintah tidak mempunjai kewibawaan.Mengenai ini saja djawab sbb. : Tiap2 orang jang tahu imbangan kekuatan didalamnegeri tidak sukar memahamkan, bahwa kalau pemerintah pusat sekarang maubertindak, apalagi kalau mau bertindak serampangan seperti Hatta, maka denganpengerahan serentak seluruh kekuatan Angkatan Darat, Angkatan Laut dan AngkatanUdara, dengan dibantu oleh massa Rakjat, maka keradjaan "DewanBanteng" djuga hanja akan merupakan keradjaan sehari.

Soalnja bukanlah hanja menundjukkan kemampuan menggunakankekuatan seperti jang pernah dilakukan oleh Hatta, tetapi djuga kebidjaksanaan.Pada pokoknja kami setudju bahwa pemerintah sekarang mengkombinasi kekuatanriilnja dengan kebidjaksanaan. Sikap ini merupakan dasar jang kuat bagi pemerintah,djika pada satu waktu pemerintah harus bertindak keras, karena djalanperundingan sudah tidak mempan lagi.

Walaupun kami kaum Komunis pernah diperlakukan setjarakedjam oleh pemerintah Hatta selama Peristiwa Madiun, tetapi kami tidakmenjetudjui djika pemerintah sekarang mentjontoh perbuatan Hatta jang gegabahdan tidak bertanggungdjawab itu. Kita semua mengetahui bahwa politik"tangan besi" Hatta sepenuhnja menguntungkan kepentingan kaumimperialis asing. Ja, walaupuin banjak perwira penganut tjita-tjita PKI jang

dibasmi setjara djasmaniah dalam Peristiwa Madiun, tetapi kami tidak menuntutsupaja kolonel Simbolon, letnankolonel Abmad Husein dll. dibasmi setjaradjasmaniah. Apalagi kami tahu bahwa banjak opsir2 jang tersangkut dalampemberontakan2 di Sumatera adalah karena hasutan-hasutan sebuah partai ketjiljang keok dalam pemilihan umun, jl. Kami tidak menghendaki penumpahan darahjang disebabkan oleh kehampaan kebidjaksanaan.

Djadi apakah jang kami inginkan ?

Kami hanja ingin, supaja disiplin militer berdjalansebagaimana mestinja, supaja hierarchie ketentaraan ditaati dengan patuh,supaja Angkatan Perang tetap setia kepada tjita2 Revolusi Agustus 1945, karenahanja dengan demikian kita dapat membangun Angkatan Perang jang mampu membantumenjelesaikan semua tuntutan Revolusi Agustus 1945. Hanja dengan penegakantatatertib hukum dalam ketentaraan jang berdjiwa Revolusi Agustus 1945 AngkatanPerang kita akan setia kepada sumbernja, jaitu Revolusi dan Rakjat.

Sebagaimana sudah saja katakan diatas, ada sementara orangberteriak supaja diadakan penjelesaian "setjara adat", "denganpotong kerbau" dan "dengan menggunakan pepatah dan petitih".Tetapi, djika kita tidak waspada, apakah jang tersembunji dibelakang kata2 inisemuanja? Tidak lain jalah untuk mentjairkan disiplin dalam Angkatan Perangkita, untuk mengatjau-balaukan hierarchie dan tatatertib hukum didalamketentaraan kita. Saja tidak berkeberatan djika djuga ditempuh djalan setjaraadat, kerbau2 dipotongi dan segala matjam pepatah dan petitih nenekmojangdigali dan dipakai, karena semuanja ini memang warisan dan milik kita sendiri.Tetapi djangan lupa, bahwa semuanja ini hanialah faktor tambahan. Jang primerbagi orang2 militer jalah tatatertib hukum didalam ketentaraan. Kalau tidakdemikian lebih baik perwira2 jang bersangkutan menanggalkan epoletnja dankembali kekampung untuk duduk dalam lembaga2 adat dikampung. Disanalahbarangkali mereka akan menemukan ketenteraman djiwanja.

Sesudah mengkonfrontasikan Peristiwa Madiun 1948 denganPeristiwa Sumatera 1956, maka sampailah saja pada kesimpulan, bahwa peinerintahAli-ldham sekarang berpuluh-puluh kali lebih bidjaksana daripada pemerintahHatta ketika menghadapi kedjadian2 di Madiun dalam bulan September 1948. Inidilihat dari sudut kebidjaksanaan. Dilihat dari sudut kewibawaan pemerintahAli-Idham mempunjai kewibawaan, dibuktikan oleh ketaatan alat2nja pada umumnja.Jang tidak mentaati pemerintah sekarang hanja minoritet iang sangat ketjil jangsudah diratjuni oleh sebuah partai ketjil dan oknum2 liar jang tidak melihatharidepannja dalam demokrasi, tetapi dalam sesuatu kekuasaan militeris-fasis.Adalah djanggal dan tidak bertanggungdjawab djika pemerintah Ali-Idham menjerahkepada ambisi partai ketjil dan oknum2 liar ini.

Selandjutnja dapat pula ditarik kesimpulan, bahwa adalah

perbuatan jang tidak bertanggungdjawab untuk memberi kans sekali lagi kepadaMohamad Hatta, bapak perang-saudara, seorang jang karena haus kekuasaan danpendek akal telah menewaskan be-ribu2 Rakjat dan pemuda baik orang2 sipil maupunorang2 militer kita jang baik2.

Dwitunggal Tidak Pernah Ada

Sementara orang tentu akan bertanja: Tetapi bagaimanadengan "dwitunggal"? Per-tama2 perlu saja njatakan bahwa dwitunggaltidak pernah ada, bahwa dwitunggal hanja ada dalam dunia impian orang2 jangtidak mengerti seluk-beluk sedjarah perdjuangan kemerdekaan dan sedjarahpentjetusan Revolusi Agustus 1945.

Kalau orang mau tenang dan mau meng-ingat2 kembali padapertentangan pendapat jang sengit antara Sukarno dengan "PartaiIndonesia" (Partindo) disatu fihak dan Hatta-Sjahrir dengan apa jangdinamakan "Pendidikan Nasional Indonesia" difihak lain, maka orangakan sependapat bahwa dwitunggal jang sungguh2 memang tidak pernah ada. Untukpertama kali, pada kesempatan ini ingin saja njatakan, bahwa saja sudah lamamerasa ikut berdosa karena sudah ambil bagian aktif dalam gerakan memaksa Hattamenandatangani Proklamasi 17 Agustus 1945. Hatta sudah sedjak semula setjarangotot menentang pentjetusan Revolusi Agustus. la menggantungkan kemerdekaanIndonesia sepenuhnja pada rachmat Saikoo Sikikan (Panglima Tertinggi TentaraDjepang di Indonesia) jang tidak kundjung tiba itu.

Saja merasa lebih2 ikut berdosa lagi ketika membatja pidatoHatta waktu menerima gelar Dr. HC dari Universitas "Gadjah Mada"dimana dengan tegas dikatakannja bahwa revolusi harus dibendung. Kalau sajatidak salah Universitas "Gadjah Mada" sudah tiga kali memberikangelar kehormatan, pertama kepada Presiden Sukarno, kedua kepada Hatta danketiga kepada Ki Hadjar Dewantara. Pemberian jang pertama dan ketiga, menurutpendapat saja, adalah tepat, karena Universitas "Gadjah Mada" jangdilahirkan oleh revolusi memberikan gelar kehormatan kepada orang2revolusioner, pengabdi2 revolusi. Tetapi pemberian jang kedua, jaitu padaHatta, maaf, adalah satu kekeliruan jang mungkln tidak disengadja. Betapa tidakkeliru, sebuah universitas jang dilahirkan oleh revolusi memberikan gelarkehormatan kepada seorang jang ingin membendung revolusi, kepada seorangkontra-revolusioner.

Dwitunggal jang terdiri dari seorang revolusioner dan jangseorang lagi kontra-revolusioner samasekali bukan dwitunggal. Oleh karenaitulah saja katakan, dwitunggal tidak pernah ada, ketjuali didalam dongengandan impian. Dongengan tentang dwitunggal inilah jang antara lain telah membikinrevolusi kita mendjadi matjet, karena dwitunggal jang di-bikin2 itu, jangheterogeen itu, telah membikin kita terdjepit diantara dua kutub, kutub

revolusi dan kutub kontra-revolusi. Selama lebih sebelas tahun Rakjat Indonesiasudah ditipu dengan apa jang dinamakan dwitunggal.

Revolusi kita berdjalan terus, semua kekuatan revolusionerharus dipersatukan dan dimobilisasi untuk mengalahkan kekuatan2kontra-revolusioner.

Demikianlah, penilaian saja mengenai kebidjaksanaanpemerintah sekarang, sesudah saja mengkonfrontasikan kebidjaksanaan pemerintahsekarang dengan kebidjaksanaan pemerintah Hatta ditahun 1948. Saja dipaksauntuk memberikan penilaian setjara ini, karena ada salah seorang anggotaParlemen kita jang dalam pemandangan umumnja membawa-bawa Peristiwa Madiun.

Keterangan:

*) jl : Ialah

Djadi kawan muda, djelaslah bahwa peristiwa Madiun bukan pemberontakanPKI tapi merupakan gerakan provokasi pihak TNI dan kabinet Hatta untukmembantai orang merah, sebagai jualan politik Hatta kepada Amerika Serikat. Inipelajaran sedjarah kawan muda, kita terlalu menghamba kepada pihak asingterutama Amerika Serikat, sedjak awalnja Indonesia memang tidak di djadjahBelanda lagi tapi Amerika Serikat. Sementara Sukarno tidak punja kekuatanpolitiek riil, ia memang mampu membakar massa rakjat, tapi saja perhatikanSukarno kurang mampu melakukan tindakan administrasi partai yang kuat,disinilah saya pikir bisa masuk pada kelemahan Sukarno yang pesolek danagitator ulung.

Posted in Uncategorized | No Comments »Sedjarah Hidup Aidit Bag.IIIDecember 5th, 2005 by dn-aidit1924 Revitalisasi PKI

Akibat peristiwa Madiun, PKI hancur lebur,saya perhatikan kaum kiri sudah terkena gerakan provokasi pemerintahan Hatta.Setelah peristiwa Madiun usai, saya mendapat laporan bahwa memang ada pertemuanrahasia antara:Sukarno,Hatta, Sukiman, Moh. Natsir, Moh. Roem dan Sukamto (Kepala Polisi) dengan delegasiAmerika Serikat: Gerald Hopkins dan Merle Cochran. di Sarangan pada tanggal 21Juli 1948. Rupanya bagi sebagian orang menyebut pertemuan ini adalah ‘reddrive proporsal’ atau AS mau bantu Indonesia untuk melawan agresiBelanda,asalkan kelompok merah di bersihkan, rupanya pihak AS sudah membacabahwa “Stalin’s gank” sudah adadi Indonesia dan sedang membangun kekuatan, AS tidak mau kecolongan Indonesia akan di jadikan negara‘Sovyet’. Bagi mereka lebih baik menekan Belanda daripada harus menyerahkanIndonesia ke genggaman Kominis. Dan Sukarno-Hatta dinilai jauh dari pikirankominis. Kabarnya Sukarno agak enggan menerima usul AS, dan meninggalkan ruangpertemuan tatkala delegasi Indonesia dan AS masih sibuk berunding, tapi apa maudikata Sukarno di tahun 1945-1949 lumpuh secara politik, akibat dominasi Hattadan Sjahrir. Dan sedjarah membuktikan bahwa setelah pertemuan di Sarangan, TNISiliwangi dan Corps Militair dibawah komando Hatta membantai orang-orang kiridi Madiun.

Saya, Lukman dan Setiadjid berhasil lolosdari operasi penangkapan terhadap ‘orang-orang kiri’ sementara Wikana hilangtak jelas rimbanya. Saya pun menggelandang dari sudut Djakarta ke sudutDjakarta lainnja, dari Priok sampai wilayah perkebunan dekat Depok. Di Prioksaya berkenalan dengan Sjamsul Qamar bin Mubaidah, dia orang Arab bekas anggotaPAI (Persatoean Arab Indonesia), Sjamsul Qamar bagi sebagian orang dikenaldengan nama Sjam Kamarruzaman. Di Priok ia adalah ketua SBKP (Serikat BuruhPelabuhan dan Kapal).

Saya dan Lukman tetap memiliki apiperdjuangan membangkitkan PKI kembali, tjita-tjita kami sudah bulat, PKI harusdi djauhkan dari orang-orang jang selalu memberontak seperti: Wikana, Mussoatau Semaun. PKI harus sadar bahwa orang-orang Bordjuis adalah kenjataanpolitik dan perdjuangan sendjata tidaklah mungkin ketjuali adanya penguasaanterhadap Angkatan Darat.

Setelah kedjadian Madiun, banyak orang tidakmau lagi berhubungan dengan PKI, orang-orang ex Digul yang dulu di buangBelanda akibat terlibat pemberontakan 1926 bahkan kerap mentjemooh PKI, sayamerasa kurang senang dengan keadaan ini, apalagi saya melihat PKI hanyamerupakan sayap kecil dari gerakan Sosialis. Dan saya sering merenung tentangkegagalan PKI selama ini, saya inget di sebuah daerah persembunyian saya diwilayah Tanah Abang, di sebuah rumah kontrakan ketjil jang kumuh dan djorok,saya mendapat inspirasi, bahwa revolusinja PKI di Indonesia adalah revolusi duatahap, pertama revolusi demokrasi bordjuis, disinilah kekuatan PKI di udjiapakah PKI di dukung rakjat atau tidak, pada tahap ini kita bisa melihatdjumlah kekuatan kita sebenarnya, djangan kita terdjebak pada subjektivitas,menganggap diri kita kuat, menganggap orang lain musti ikut dengan kita dangampang dipengaruhi. Kita mau tidak mau harus bersama gerakan bordjuis untukikut dalam perdjuangan mereka, perdjuangan Nasionalisme. Tahap kedua adalahsetelah kita menguasai parlemen, setelah revolusi bordjuis kita kelar dan kitatahu beberapa kekuatan kita, barulah kita melakukan gerakan revolusi kaum buruhdan tani, kalau perlu mereka di persendjatai. Djadi kesimpulanku djanganburu-burulah kita angkat sendjata. Hal ini saja sampaikan pada M.H Lukman,Njoto, Sudisman dan Njono mereka setudju. Masalahnja saya harus menjingkirkandulu elemen tua PKI jang sedikit mengganggu yaitu: Alimin dan Tan Ling Djie.

Sjam Kamarruzaman

Banjak ahli sedjarah baik orang Indonesia maupun asing jangmempertanjakan siapa Sjam?, bahkan dibilang Sjam adalah ‘mata rantai yanghilang’ dalam peristiwa G 30 S atau Gestok 1965. Baiklah saya ceritakan Sjamadalah seorang pria keturunan Arab, kulitnja hitam tidak seperti pria keturunanArab lainnya yang rata-rata berkulit putih bersih, namun wajahnya sangatterlihat arab,dengan hidung mancungnya dan bibir yang tebal, waktu jamanrevolusi perawakan Sjam kurus, tingginya sedang sadja tidak setinggiorang-orang Arab pada umumnya. Pada djaman Djepang ia adalah intelijenKomisaris Polisi Mudigdo (kelak Kompol Mudigdo adalah mertua saya, karenaanaknya dokter Tanti yang akrab dipanggil ‘Bolle’ saya nikahi). Aktivitaspolitik Sjam pertama kali terlihat adalah sebagai orang yang seringmengundjungi lingkaran diskusi Pathok. Sjam bukan anggota aktif Pathok, tapiwajahnya tjukup dikenal bagi kalangan anggota Pathok. Kelompok Pathok adalahsebuah lingkaran intelektual di Djogjakarta yang memperdjuangkan kemerdekaanIndonesia, di djaman revolusi kelompok ini sangat berperanan dalam aktivitastempur maupun politik, apalagi setelah ibukota RI dipindah ke Djogjakarta.

Sjam sangat dekatbanjak kalangan, ia dikabarkan adalah orang PSI, karena kedekatannya dengan

orang-orang PSI, tapi ia djuga tentara aktif, ia dekat dengan perwira-perwiradari Djawa Tengah seperti : Suharto (kelak orang inilah sebagai penjebab utamakehantjuran PKI di Indonesia), lewat Sjam pula saya kenal dengan Suharto, jangakrab saya panggil Mas Harto. Sjamadalah orang jang lihai dia mampu berdiri di banjak tempat itulah jang sayabutuhkan, saya tidak mau lagi PKI terdjerembab dalam aksi provokasi pihak luar.Seperti peristiwa Madiun, ini dikarenakan FDR dan PKI tidak melihat memang adausaha pembantaian terhadap orang kiri melalui skenario red drive proporsal,sebabnja apa? Sebabnja PKI tidak punja informan, Sjam bahkan tahu bahwa adaperundingan rahasia di Sarangan, dia djuga banjak tahu bahwa ada skenarioSukiman untuk membantai PKI di kemudian hari, dan ini terbukti benar pada raziaAgustus 1951.Tentang Sjam jang terlibat peristiwa Gestok 1965 bersama saya,baiklah akan saya tjeritakan di belakang agar tjerita ini mendjadi runtutadanja.

PKI dibawah kepemimpinan Saya

Setelah peristiwaMadiun, kami terpaksa tidak muntjul ke permukaan , pergerakan perdjuanganotomatis dikuasai Sukarno, Hatta dan Sjahrir. Kawan-kawan saya banyak yang dipendjara, di Djakarta pendjara Tjipinang penuh dengan PKI. Pada tahun 1951Sukarno mau merehabilitir PKI asalkan tidak mengulangi ‘pemberontakan’ sepertidi Madiun, walaupun kami menolak kata ‘pemberontakan’, karena itu memang provokasiHatta dan Nasution, kami turut sadja kemauan Sukarno.

Di tahun itu pula diadakan kongres PKI, danPKI berhasil melakukan re-organisasi dengan mendirikan Comite Central dan BiroChusus, Sekretaris Djenderal (sebutan ketua untuk PKI) terpilih Tan Ling Djie,tokoh tua ini memang intelektual, latar belakangnya wartawan, tapi ia orangkurang revolusioner, kurang berani. Saya, M.H Lukman,Njoto dan Sudisman tinggaltunggu waktu untuk menjingkirkan ini orang.

Tahun 1954 lewat kongres CC PKI, susunankepengurusan PKI berhasil kita rebut dari tangan Tan Ling Djie, dan orang-orangtua matjem Alimin sudah kita singkirkan, biarlah mereka mengenang keindahanperdjuangan masa lalu, tapi hari ini dan esok milik kami, kaum mudanyaIndonesia.

Susunan CC- PKI hasil kongres 1954 adalah sebagai berikut:

Sekdjen PKI : DipaNusantara Aidit

Deputy Sekdjen I : M.HLukman

Deputy Sekdjen II : Njoto

Anggota :SudismanSakirmanJusuf AdjitoropPeris PardedeKarel SupitDjoko SudjonoAchmad Sumadi.

Di bulan Meret 1954, itulah kami mulai startberdjuang dari awal, anggota PKI kami hanja 8.000 (delapan ribu) orang, setelahkami pegang kendali dan kami lalui liwat kerdja keras dengan mengenalkanprogram partai, anggota kami berdjumlah 1.000.000 (satu juta) orang, dan massapendukung kami. Dari onderbouw kami seperti Barisan Tani Indonesia (BTI)anggotanya di tahun 1955 berjumlah 3.300.000 (tiga juta tiga ratus ribu) orang,dulu di awal-awal BTI terbentuk anggotanya hanya 360.000 (tiga ratus enem puluhribu) orang, Pemuda Rakjat gantinja Pesindo anggotanya di tahun 1955 sekitar700.000 (tujuh ratus ribu) orang. Surat kabar kami ‘Harian Rakjat’ memilikitiras paling besar di Indonesia djumlahnja sekitar 55.000 (lima puluh limaribu) eksemplar, di bawah kepemimpinan kami kaum muda kominis, PKI mendjadipartei raksasa, bukan partei ketjil seperti mainan Madiun tahun 1948, kamilahpemilik masa depan Indonesia yang berdjuang untuk menghilangkan penindasan kaum kaya, kaum kapitalis,komprador-komprador Amerika Serikat dan Inggris, kapitalis birokrat (pedjabatjang korup) itulah musuh kami. Kawan kami adalah kaum djelata, kaum jangdihinakan, veteran-veteran tua yang dilupakan, anak-anak djalanan, kaum miskindan kaum yang haknja diambil.

Tak terasameraksasanja partei kami mengundang ketjemburuan dari partei lain, PNI danMasjumi enggan memasukkan anggota kami duduk di kabinet mereka, PSI parteiketjil malah banjak memasukkan orang-orangnja. Tapi kami diam sadja wilayahkami bukan mengurusi kabinet jang djatuh bangun, kami harus berkonsentrasi padaperdjuangan ke bawah, membela kaum djelata itu mata pokok kami, bukanberpolitiek lalu main korupsi….bukan…. sama sekali bukan.

Mengapa Fokus Kami Langsung Ke Massa Rakjat

Kami tidak akan langsung mau main kedalam struktur pemerintahan di kabinet, atau bertarung langsung denganelite-elite politiek lawan kami, kami memilih menghindari mereka dulu denganalasan, Partei kami bukan Partei Bordjuis, kami tidak mau terdjebak ke dalamlingkaran pergaulan Bordjuis, kami harus djaga djarak, kami djuga masih melihatbanjak persoalan rakjat djelata jang musti kami bantu selesaikan. Kegiatan kamiberpusat pada pemogokan massal kaum buruh, berpusat pada perbaikan kondisihidup massa rakjat, membangun pemahaman konsep-konsep perdjuangan PKI dikalangan rakjat banjak, membina hubungan dengan seluruh jaringan intelektualmuda baik dari kalangan sipil maupun militair, kami pertjaja pada mereka ataslojalitas mereka terhadap negara, atas dedikasi mereka kepada bangsa dannegara.

Tahun 1955 kami menuai hasil atas kerdjakeras kami, dalam pemilu partai kamimasuk nomor urutan empat di bawah PNI, Masjumi dan NU. Kami kaum mudanja PKIdapet sorotan luas, ditengah-tengah gemebjar kemenangan kami, kami tetepsederhana tetep bekerdja keras, karena kami jakin dengan begitu rakjat masihpertjaja dengan kami. Suatu sore di tahun 1956 jang saja lupa di bulanapa,kalau tidak salah di awal tahun, Sukarno mengundang saja dateng ke IstanaMerdeka di Gambir sana, saja di suruh menunggu di teras belakang Istana,Sukarno tampaknja sedang menjelesaikan beberapa surat penting, Ia kemudianmenemui saya, dengan hanja menggunakan kaus oblong putih dengan ikat pinggangcouple warna krem terang dan celana pentalon coklat terang djuga, tanpa petji,kepalanja jang botak terlihat djelas, ia mengenakan katja mata batja-nja, Iasapa aku “Dit, bagaimana kabarmu, ini hari sangat tjapek aku, itu Hatta danorang-orang Islam drop-dropan Masjumi sudah ribut sadja masalah keberhasilankau ini, aku nggak mau mereka djadi terpantjing bikin ribut, ini djuga akusudah dapet laporan bahwa Kolonel-Kolonel jang nggak puas sama Nas, sudah muleiitu mau bikin aksi ribut, aku khawatir mereka digunakan oleh Amerika Serikatbuat bikin stroom ke aku, lha itu si Natsir dan Mitro kok ikut-ikutan

gerak kesana,kalo suruh aku bilang ke Sjahrit Niet…lah Aku dari dulu nggaksuka itu Sjahrir, ngene Dit, Kamu punja partei akan djadi kambing hitammereka buat antem aku. Lha apa kamu siap di belakang aku….aku sudah pikirmasak-masak mau ganti ini sistem konstitusi jang sudah rusak, nanti aku djugamau panggil itu orang NU djawa timur, dengan orang Nasionalis, kau tunggulahkabar dari aku” Sukarno terus bitjara termasuk ketidaksenangannja dengan Hattadan Sjahrir djuga keengganannja meneruskan sistem demokrasi liberal, saya lupaapa yang di bitjarakan Sukarno, termasuk lawakan-lawakannja di tengah tjeritahanja sadja saya mulei berpikir bahwa sore itu gagasan Nasakom mulai di gagasSukarno.

Bekerdja di tengah Rakjat menimbulkankegairahan saya, saya djadi inget kerdja keras Mao di pedaleman Henan. Sayabekerdja keras untuk partei, untuk rakjat, untuk bangsa ini, saya perhatikenpenderitaan rakjat semuanja saya kerdjaken, akhirnja simpulken kekuatan pokokkita ada pada buruh dan tani jang memang selalu di kerdjai oleh komprador-kompradorkapitalis jang banjak dari mereka tjukong-tjukong jang di bekeng olehperwira-perwira militer, itu kesimpulan pertama saya.

Saya djuga mulai perhatiken gedjalatumbuhnja sikap maen korupsi uang negara sikap nggak mau tahu terhadap masalahdalam negeri, sikap jang mau menang sendiri di kalangan partei, ini saya resapisaya renungkan. Suatu hari saya bertemu Pak Kurmaen, petani dari TadjurSukabumi, ia banjak memberi peladjaran saya bertjotjok tanam bunga di bawa sayake daerah Puntjak, Tjipanas di deket Villa Kolonel Kawilarang (katanja sekarangdjadi Restoran Rindu Alam), saya buka kebun bunga, disitu banjak pemuda rakjatsaya suruh beladjar.

Di djakarta saya sering mengundjungiwilayah senen, disana banjak veteran-veteran dan kaum seniman saya bina, sayadjuga seniman, saya sering bikin puisi ini salah satu puisi saya…

Puing-puing rakyatRakjat dimana kau?

Kutjari dalam ribuan luka

Kuhempas badai mentjari lukamu

Rakjat dimana kau…

Deritamu siksa aku dalam djuangku

Biarlah aku ditjabik jutaan harimau agarkau bisa tegak berdiri

Bukan di tindas dan tertekuk dalam kehinaan

Rakjat tjintaku padamu

Ada pada gubuk-gubuk liar

Dan ilalang tanpa nama

Karena kaulah tjintaku tak akan mati

Akulah perindumu yang digotong oleh djoang

Di bantu oleh ketidakberdajaan

Akulah tjintamu

Jang aku inginken di tiap malam gelap

Akan adanja perubahan

Akan adanja perubahan………

Djakarta, 2 Januari 1954

DN Aidit

Pemberontakan PRRI/Permesta

Benar sadja peringatan Sukarnoterhadapku, beberapa kolonel bordjuis membangkang terhadap pemerintahan pusat,mereka menuduh Sukarno mentjeng ke Komunis, lha ini sudah keterlaluan masakankominis jang dianggap biang keladi karena PKI dianggap membawa-bawa Sukarno kekalangan Kominis Internasional, tuduhan ini luar biasa kedji. Saja marah besar,lalu malam tanggal 4 Djanuari 1957 saja memanggil Njoto, Njono, dan MH Lukmansaja kataken ini sudah tidak benar masakan Sukarno jang ingin mereka antem tapimalah PKI di djadikan sasaran mana benar ini uraiku kepada mereka, Njoto jangmalem itu saja inget pakai badju tjoklat tentara dan berkatja mata bulat tebalmalah mendukung langkah PRRI/Permesta alasannja apabila PRRI gagal maka Sukarnodapat didesak membubarken Masjumi dan PSI, karena dalam gerakan itu bertjokolpemimpin-pemimpin Masjumi dan PSI, sekarang tinggal PKI dan PNI sadja jangdapet membangun djembatan dengan Sukarno, dan tugas besar PKI adalah mendekatpada pemimpin-pemimpin Angkatan Darat terutama jang di djawa.

Dalem pada itu saja mulai mengaktifkangerakan-gerakan pemuda, saja melihat masih banjak tugas besar nasional jangbelum dibereskan, seperti perebutan kembali Irian Barat dan gerakan antikorupsi jang dilakukan kapitalis-kapitalis Birokrat. Saja pikir biar sadja TNIAD jang membereskan aksi sepihak PRRI di Sumatera toch jang berontak djugakawan mereka, saja lihat ini Kolonel Achmad Jani, sedang naik daun, dia anakdidik Jenderal Gatot Subroto, orangnja tjerdas saja denger djuga bisaberbitjara dalem banjak bahasa, Sukarno suka dengan dia, Saja bilang sama Njoto,ini Jani akan singkirkan Nasution.

Sementara Pasukan Jani berperangmelawan PRRI, saja mulai melakukan konsentrasi terhadap arah perdjuanganpartei, saya mulai melakukan penggiatan organisasi dan memasuki tahap gerakanpemahaman partei. Saya keliling Indonesia dari Atjeh sampe Maluku saya datangi,saya berbintjang dengan orang-orang daerah saya resapi penderitaannya, sayapahami keinginannya dan saya mendapat kesimpulan perdjuangan buruh dan tanimusti disegerakan.

Tahun 1958, awal di depan Parlemen parteinsaya dihudjat terus oleh kelompok-kelompok Masjumi dan PSI dan saya diam sadjahanja pernah saya melakuken pembelaan di depan parlemen terhadap serangan PakUdin Sjamsuddien jang seakan-akan menjamakan PRRI dengan Madiun Affair. Sayalihat kembali Jani cs sudah berhasil menangani PRRI/Permesta, sementara

penumpasan gerombolan DI/TII lambat sekali dilakukan oleh kelompok Siliwangi,saya tidak tahu apakah ini disengadja oleh militer Siliwangi.Tapi saya muliamelihat Sukarno akan mendekat ke kelompok militer, saya putuskan untuk ikutdalem permainan Sukarno.

Sukarno,Militer dan PKI

Sedjak kegagalan gerakan kolonel-kolonel diSumatera, Sukarno tanpaknya butuh perlindungan politik dari tentara, apalagisetelah ia berhasil menendang musuh-musuh politiknya keluar dari arena politik,musuh-musuh politik Sukarno yang ia kenal sedari muda seperti; Sjahrir, Hatta,Hamka, Natsir dll djuga dari kalangan generasi yang lebih muda seperti:Soemitro Djojohadikoesomo, Soedarpo, Djohan Sjahruzah, Yunan Nasution dan IsaAnshary,membuat Sukarno perlu membangun benteng politik baru. Nadhlatul Ulamayang bermusuhan dengan Masyumi rupanya tetap bersikap baik dengan Sukarno,apalagi Sukarno dilihat djuga bagian dari mereka, sama-sama berdarah DjawaTimur, PNI sudah djelas akan memihak Sukarno, dan kini sikap PKI harus memilikikedjelasan, dari kedua partei itu djelas PKI adalah partei jang paling memilikikonsep dan punja pandangan eropa jang paling kuat sementara mereka berpahamDjawa sekali, apalagi TNI. Akhirnja liwat keputusan kolektif PKI mendekat keSukarno, sayap saya menang untuk mendukung Sukarno, walaupun Sudismanhabis-habisan menolak untuk merayap mendekati Bung Karno.

Lama saja berpikir, saja perhatikentaktik Njoto agak ke Rusia-rusia-an, lalu saja beralih pada pandangan Sudismanjang lebih nasionalis, Sudisman ini kawan kominis tapi pikirannja terlaluIndonesia sekali,djauhlah dari pandangan Internasionalisme, saja merenung diruang beladjar saja, pertanjaan besar saja apakah saja ikut denganSukarno…lalu saja akan djadi makanannja, saja tau percis watak Sukarno…taupercis.Sukarno akan rela memakan teman seperdjoangan bila taktiknja memerlukan itu, tapi setjarapribadi ia tetep hangat, ia tiada kedjam, bila kita di antem Sukarno, makapribadi kita tidak diantjem, saja tau ini djustru dari Hatta dan Hamka, Sukarnoorangnja tidak tegaan sama temen, tapi kalo maen politiek wah profesioniilsekali dia. Apakah PKI hanja akan djadi mainan Sukarno? Itu pertanjaan besarsaja.

Saya inget hari itu hari senin, sayalupa tanggal berapa tapi bulan february 1959, Saya dipanggil lagi ke Istana,Sukarno mengenakan pakaian netjisnja. Badju putih dengan banjak taburan bintangdjasa, katja matanja tidak dilepas, ia masih membatja beberapa surat dan nampakmenandatanganinja, saja mengenakan kemedja putih berbahan kasar, dia melihatsaya dan menjapa “wah, dit sudah sampai kau…duduklah disana aku mau teken ini

beberapa surat….” saya pun duduk dan setjara takzim memperhatikan Sukarno.“Dit, jij tahu bahwa ada kabar itu orang PSI di luaran mau bikin aksi sirkuslagi buat antem aku, lha kamu kok diem sadja Dit, mana lojaliteitmu buataku…?” utjap Sukarno sambil terus membatja, matanja tidak lepas darikertas-kertas jang akan di tandanganinja. “maksud Bapak bantu apa?” djawabku, tiba-tibawadjah Sukarno mendongak ke atas matanja jang tadjem memandangku. “ Dit aku maudukungan kamu, disini aku masih menang, di Djakarta aku pegang kekuasaan opini,tapi di luar negeri apa-apaan aku bukan siapa-siapa, apa itu Ike (maksudnyaDwight Eisenhower-Presiden USA,pen) mau denger aku, apa itu Nikita (NikitaKruschev, pen) mau denger aku, Nehru sadja masih pandang remeh aku….aku maukau lobby ke dunia internasional, bikinlah namaku harum, djangan kauketinggalan sama aksi bikin djelek namaku oleh PSI, oleh itu si Mitro sardjanaekonoom tapi aksinja memaluken” aku langsung teringet wadjah SumitroDjojohadikusumo, dengan tubuh kurusnja, terlihat sekali Sukarno tiada suka dengan dia…aku harusakui Mitro ini tjerdas sekali.Sukarno berdiri dan mengambil sebuah bundelkertas di medja podjok, aku perhatiken kok tiada adjudan jang berdiri disekitarPresiden, hanja pak Boleng dan Pak Mi’un petugas istana jang suka anter minumdan makanan ketjil mereka duduk di ruang kanan. “Dit, nih aku sudah buat konsepNasakom, Nationalisme, Agama dan Kominisme, jij [1]mustibatja ini draftnja, nanti saja suruh si Seyuti bikin hard copynja, jijpeladjari dulu, tapi tjobalah jij bangun kontak itu ke Kremlin dan Tjina-njaMao, bilang aku akan mendukung aksi dia, aku sudah muak liat aksi Amerika,liatitu si Pahlawan D-Day (maksudnya Eisenhower-pen) edjek terus aku”sukarnomenundjuk-nundjuk aku dan meneruskan kata-katanja “Dit, jij punja kerdjabagus,punja bikin partei heibat, buat iri itu matjan-matjan politiek, Nasutionsadja sampai mengagumi kamu, baiknja kamu dan Nasution bertemu kita bertigabitjara” Sukarno langsung duduk lagi dan menoleh ke arah Pak Boleng, “lengtolong ambil itu, obat ramuan tjina jang kemarin Bapak taruh di lemari dalem”Boleng mengangguk dan agak berdjalan tjepat menudju ruang dalem, aku masihmembuka-buka halaman demi halaman kulihat sekilas dan wadjah Sukarno nampaklelah sekali, “Dit aku beri kamu itu obat dari Tjina, ini hadiah dari dokterGouw, ia baru sadja tiba dari Tjina, itu obat bagus buat djaga kesehatan, Ditbagaimana kabar Tanti isterimu?” aku memandang ke arah beliau kuperhatikanwadjahnja jang terlihat letih, “baik Pak”djawabku. Sukarno memandang lurus kearahku…dalem sekali, dia sepertinja mau nyondro (membatja pikiran danraut wadjahku) aku diem sadja, dan pura-pura tidak memperhatikan tatapanSukarno jang luar biasa tadjem. “ Dit, jij orang haibat, jij bisa bangun jijpunja partei sampe besar, maha besar, partei Jij adalah parteinja rakjat, bukanpartei elite partei penguasa, jij bisa arahkan gelombang besar rakjat ke dalemtenaga kominis…..itu bagus…bagus, tapi jij djuga musti tahu, Islam danNasionalisme adalah kenjataan jang objektief djuga, jij tidak bisa serta mertamemusuhi Islam dan kaum agama lainnja, jij djuga tidak bisa sikut-sikutandengan itu PNI, jij akan berat nantinja…Dit, sudah kukataken, baiknja energiini disatuken, digunakan dalem tenaganja rahayat, dalem djiwanja rahayat agarkita bisa mengumpulkan tenaga jang besar ini, untuk melandjutken revolusi,

revolusi belum selesai Dit”tutur Sukarno.

Sedjak itu aku memahami ladju pikiranSukarno, aku mau tidak mau harus bekerja sama dengan orang ini,karena bilatidak partaiku akan hancur untuk ketiga kalinya. Walaupun keputusankubekerjasama dengan Sukarno dicibiri oleh banyak orang, banyak kawan dan banyakorang kominis di dunia Internasional bilang aku ini partei jang bisanja bergauldengan kaum bordjuis, tapi aku mulai dengan sikap tegas taktik aku djalanken,strategi harus aku mulai…dengan mendekati Sukarno.

PKI PenuhDibelakang Sukarno

Sukarnomenawarkan konsep Nasakom padaku pada dasarnja aku menyetudjui, ini bagian daristrategi besarku, aku membiarkan revolusi bordjuis berdjalan dulu, eentoch..aku pikir Sukarno sama sekali tidak punja watak kapitalis, walaupun tidakbisa dikatakan kominis, Sukarno petjinta kemewahan, petjinta seni tinggi, gayahidupnja adalah gaya hidup kaum kraton, dia orang berselera tinggi. Pernah satukali aku bertandang ke Istana Bogor, disana hadir isteri kedua Sukarno ibuHartini, Ali Sastroamidjojo (ketua umum PNI), Djenderal Nasution dan RoeslanAbdulgani. Saja ditegur di depan mereka-mereka tentang ketidak rapihan pakaiansaya oleh Bung Karno, saya inget utjapannja “ Hei, Dit jij pemimpin parteibesar, masakan pake dasi sadja meleset, sini saja betulken” Sukarno mengangkattangannya ke arah kerah dasiku dan membetulkan letak dasi, sedjak itu akuselalu berpenampilan rapih.

Saya pimpin PKI ini mendjadi partaijang penuh mendukung perdjuangan Sukarno. Pada 5 Juli 1959, Sukarno memberlakukandekrit Presiden dan membubarkan konstituante, ini berarti pemberlakuan UUD 1945kembali menggantikan UUD Sementara 1950, tertutup sudah ambisi membentuk negaraIslam bagi kelompok Masyumi, apalagi banyak dari mereka tersingkir akibatterlibat gerakan PRRI/Permesta.Sukarno lalu mengumumkan berlakunya Nasakom,baginya semua kekuatan politik yang ada harus bersatu menjalankan revolusi,revolusinja Sukarno, dan saya putusken untuk ikut apa maunja Sukarno, PKI adadi belakang Sukarno.

Program utama Sukarno setelah berhasilmembreidel musuh-musuh politiknja adalah membereskan masalah jang tertunda dariKonferensi Medja Bundar 1949, jaitu masalah Irian Barat, kemudian djuga Sukarnopernah setjara diem-diem mengumpulken beberapa orang intelidjennja untuk memperhatikan

Malaya, Irian Barat djadi program pertama Sukarno, dan Malaya djadi programberikutnja. Saya ambil keputusan untuk memilih Malaya sebagai penggalanganpemuda rakjat, bukan masalah Irian Barat, pertimbangannya adalah Malaya adalahtempat yang tempat untuk menghadapi front Kapitalis Inggris dan AmerikaSerikat, saya akan melihat ke depan bila Vietnam Selatan berhasil menahanserbuan Ho Chi Minh, maka konsentrasi AS adalah Djakarta. Dan bagi sayaperebutan Irian Barat adalah konsumsi politiek Sukarno, sementara PKI berpusatpada Malaya.

Dalem pada itu, saya berusaha sepenuhtenaga untuk memperkuat secara keras garis-garis massa rakyat yang akanberhadapan dengan kaum kapitalis lokal. Pemuda rakyat saya djadiken barisanutama sebagai barisan pemuda pelopor, ke depan saya sudah berpikir untukmembentuk angkatan ke V, setelah angkatan darat, laut, udara dan kepolisian.Yaitu Tani dan Buruh dipersendjatai.Tapi program itu saya simpan dulu, sayamasih akan berkonsentrasi pada perang sosial, front-front politik agraria sayaakan tjoba untuk mengetes kekuatan PKI dalam menghadapi kelompok bordjuis, makaperistiwa-demi peristiwa terdjadi di lapangan, pertarungan politik antara PKIdan kelompok bordjuis, dikit demi dikit musuh saya djelas, perwira-perwira kapitalisdukungan Amerika Serikat !!!, dan mereka bertjokol di Angkatan Darat.

Penilaian saya terhadap Angkatan Daratsemakin kuat menudju kesimpulan bahwa Angkatan Darat terlibat dalamgerakan-gerakan anti revolusioner Bung Karno, AD terlalu deket dengan Washington.Banjak Djenderal-Djenderal perang AD dikirim ke negara-negara kapitalis baratseperti: Inggris, Djerman Barat dan AS. Perwira-perwira itu terpengaruh padagaya hidup dan pemikiran kapitalis, mereka mulai banjak memiliki usaha-usahabisnis sendiri, pelan-pelan para perwira-perwira AD di daerah menjadi ‘warlord’(tuan-tuan perang) yang menguasai kehidupan orang banjak. Inilah jang seringterdjadi konfliek antara PKI dan AD. PKI jang merupakan partei massa, sudahmembuktiken diri mendjadi partei rakjat, milik rakjat. Sementaraperwira-perwira AD menjusun sebuah garis komando dimana elite perwira bukansadja pemimpin di lingkungan militer tetapi djuga pemimpin di dalam masjarakat.AD mulai bermain politiek di mana ruang gerak itu seharusnya di gerakan olehpartei politik bukan militer.Selain itu AD sudah bermain bisnis, sektor-sektorproduktif di kuasai AD dari perkebunan karet, pabrik gula sampai minyak bumi dikuasai oleh perwira-perwira AD. Sementara rakjat tetap didjadikan barisan buruhjang di peras tenaganja, barisan petani jang dirugikan dan dirampas tanahnjauntuk kebun-kebun tebu.

Djika akumerenung dalam kesendirian bertanja apa arti tudjuan hidupku, aku merasakensebuah gerakan dalem hatiku, sebuah senjawa jang selalu mentjampurken aku pada

apa jang diderita dari kaum miskin, kaum tertindas. Seluruh hidupku aku abdikenpada partai ini, pada djiwa dari politieken komunis, aku merasa tudjuan masihpandjang…pandjang sekali. Aku bersjukur dalem-dalem atas berkembangnja parteikuini, partei jang diisi anak-anak muda djebolan proklamasi 1945. Berani danmenantang djamannja. Hidupku kuisi sepenuhnja pada perdjuangan ini, dengansegala sumpah setiaku pada cita-cita Marxisme.

[1] Jij (-dibatja, yei- bhs belanda) =kamu

Posted in Uncategorized | No Comments »Sedjarah Hidup Aidit (Bag.IV)December 5th, 2005 by dn-aidit1924

PKI adalah Partai Rakjat

PKIjang saja bangun sedjak 1950, saja djadiken sebuah partei jang berorientasibukan hanja pada perdjoangan nasionalisme, perdjoangan kemerdekaan, Partei jangsaja bentuk akan saja djadikan partei jang berbasiskan pada rakjat, jangmelajani rakjat. Saja meliat bahwasanja kemerdekaan jang diperdjoangken olehkita sedari awal abad ini, sudah djauh melentjeng maknanja, hal ini disebabkendaripada adanja mainan democtratie liberal dan capitalist kapiran, kenapa sajabilang kapitalis….itu kapitalis kapiran, karena jang ada di Indonesiabukanlah kapitalis sesungguhnja tetapi kapitalis tai kutjing, kapitalis jangbekerdjasama dengan birokraat untuk djebol itu daripada uang negara, dan bikinsengsara rahajat banjak.

PKI saja hadepkan padagaris perang seperti itu, PKI tidak sadja dibangun buat memadjukan tjaraberpikir tapi djuga memadjuken daripada tjara bertindak, Sajangnja ada beberapapartei jang kalah beratrung dengan PKI di arena pemilu, menggunakan isu agamauntuk antem itu partei kami, jang paling gentjar tampaknja ex masjumi. Sajakataken pada kawan-kawan separtei, bahwa PKI tidak anti agama, saja, saudara

dan banjak diantara kita adalah orang beragama, saja beragama Islam, manalahmungkin saja bertarung dengan agama saja sendiri, djusteru jang sajapertanjaken kenapa itu, orang2 dari partei ex masjumi bilang saja kapir, apakahdjusteru mereka jang djual agama untuk bertarung dalem politiek, kapir atautidak kapir hanja Tuhan jang berhak memutuskan bukan manusia.

Tapi jang djelas sajaingin daripada partei saja ini saja djadiken partai jang berakar penuh dikalangan rakjat. Untuk itu saja radjin ke desa-desa saja resapi penderitaanrakjat, saja perhatikan keluhan rakjat, ternjata banjak sekali penderitaanrahajat jang luar biasa besar, paling utama adalah masalah tanah atau agrariadan masalah renteniir, saja builang tidak benar itu…..bila masihdilandjutken. Saja sering menangis sendirian, bila mengingat nasib daripadarakjatku, bila meliat dengan mata kepala sendiri bagaimana rakjat dibohongi,didjegal dan diperas habis-habisan tenaganja. Kemerdekaan 1945 masih milikorang2 bordjuis, masih milik daripada tuan2 tanah, masih milik daripadapedjabat atau kapitalis-birokrat, dan rakjat ketjil-lah jang djadi udjungdaripada indjakan kaki kaum kapitalis-birokrat ini.

Suatu hari di bulanAgustus 1959, Presiden Sukarno memanggilku lagi, di belakang ruang istanatepatnja. Presiden hanja mengenakan badju santai dan tiada berpetji, terlihatkepalanja jang agak botak, lajaknjay seperti seorang professoren. Hadir djugadisitu Pak Muljadi, Pak Ali Sastroamidjojo dan kalau tiada salahDjuanda…waktu itu pula Sukarno memanggil saja untuk meminta keterangan sajaatas banjaknja komplein daripada gerakan partei saja di berbagai daerah, sajadateng dengan pakaian rapih namun masih dalam suasana santai. “Dit, ini gimanajij punja partei kok selalu di isuken buat rusuh, apa jij djuga sering dengeritu banjak intrik di daerah gara-gara rebutan tanah” tanja Presiden. “Wah,memang saja sering denger tapi saja pikir itu biasa, Pak dalam suasana politikseperti ini…apalagi ada isu kuat tentara akan banjak bikin itu aksinasionalisasi perusahaan Belanda dan ekses politik Banteng, tapi jang saja tahuPKI tidak ikut-ikutan, PKI hanja berdjoang dalam garis jang sudah ditetapkenoleh partai, dan mungkin sadja di lapangan ada itu propaganda jang bikin panaspihak lain, seperti di Kotagede, Yogyakarta atau di Pasuruan itu hanja kemelutketjil dari kelompok Muhammadijah dan NU sadja, bisa diberesi Pak, apalagi khansebentar lagi sudah ada ketentuan dari pemerintah untuk bikin itu aksi frontnasional bersatu, saja pikir tiadalah dimasalahkan karena masalah terbesar bagikita jaitu, bagaimana merebut Irian Barat, bagi kami PKI, pemuda rakjatsudahlah siap untuk bikin aksi rebut Irian” Presiden kulihat agak tersenjumsenang, hatinja bungah, saja tahu aksi Irian barat adalah impian terbesarnja,ia ingin menjelesaikan kasus Irian Barat agar tidak ada lagi PR bagi kerdjapolitiknja. “ Dit, ini Pak Muljadi akan kasih kamu djalur-djalur pikiran saja,ia sudah siapken draft-nja, sebentar lagi, Tjak Ruslan akan dateng, jij tunggudia, dia sudah saja suruh bikin itu konsep Nasakom, tjoba nanti jij peladjari”

Tak lama kemudian adjudan Presiden dateng dan membisikkan sesuatu, kemudianPresiden berdiri lalu mengutjapkan permisi dan berjalan perlahan ke ruang dalemistana, tampaknja Presiden menerima telepon.

Saja masih duduk sadjadan berbitjara ringan dengan Pak Muljadi, Pak Ali dan Pak Djuanda, tak lamakemudian Presiden kembali lagi ke tempat kami dan ikut dalem perbintjangan “tadi duta besar kita dari Amerika menelpon katanja, ada seorang muda dariBoston jang akan djadi tjalon kuat untuk lawan orang2nja Republiken matjemNixon, nah orang ini katanja bersedia membangun hubungan jang lebih kuat lagidengan Indonesia” djelas Presiden sambil mengaduk2 gelas kopinja. “siapa dia,Pak?” tanja Muljadi. “ John Fritzgerald Kennedy” jawab Presiden singkat danlangsung menjeruput kopinja, “ooh anak Joseph Kennedy dia itu…eks daripada DutaBesar Amerika untuk Inggeris djaman perang kemaren, wah hebat aku denger memangdia masih sangat muda” landjut Pak Ali, “Jah betul, Li…dia masih sangat mudakalau tiada salah kelahiran tahun tudjuh belas, saja berharap ini orang tidakakan melibatken Amerika untuk bikin kisruh Asia Tenggara, aku denger dari PamanHo, katanja Amerika sudah bikin aksi intelijen di Vietnam, biasalah ini mainanMcCarthy, apalagi waktu PRRI Permesta itu gagal total, rupanja Vietnam djadisasaran, aku sudah bilang,…Indonesia di belakang penuh Vietnam”Presidenkemudian mengalihkan pandagannja kepadaku, “menurutmu bagaimana Aidit?” akukaget dan kontan djawab “ah, Pak sekalinja kapitalis, jah kapitalis” Pak Ali,Muljadi dan Presiden langsung tertawa terbahak-bahak, di saat suasana ramaiitulah Tjak Ruslan dateng. RuslanAbdulgani ini orang Surabaja asli, orangnja tinggi besar dan berwadjahintelektual namun terlihat tegas, bitjaranja berlogat Belanda sekali, dan jangdjadi tjiri chasnja Tjak Ruslan adalah tangan kirinja jang tinggal tigadjari, aku dengar karena terkena bomdjaman perang november di Surabaja. Presiden langsung mejuruh Tjak Ruslan duduk“Tjak, kon pije kabare…wis suwi ra’ketemu?” tanja Presiden dengan matatadjam. “baik Bung, saja di djakarta sadja, kemarin hari saja pergi ke Semarangketemu dengan beberapa perwira tinggi Angkatan Darat, zakelijk sadja merekahe…he” Bagi kami Tjak Ruslan ini dalem politieken oportunis, sama-lah sepertiDr. Subandrio. Kadang ia dekat dangan nasionalis, kadang dekat dekat koministapi terakhir saja denger tjak Ruslan deket dengan Jenderal-Jenderal Staf Umum.

Hari itu pembitjaraan melintas hanja pada kisaran politiekinternational sadja tidak sampai pada masalah-masalah dalam negeri, kami merasahubungan dengan Sukarno bertambah baik dan saja kira itu menguntungkan bagiperkembangan PKI. PKI tidak menginginkan konflik, karena kami lihat dan kamijakin tanpa konflik kami bisa menang, kami tahu untuk merdeka dan bersatu itutidak gampang, hanja karena agen-agen Nekolim itu sadjalah jang ngipas-ngipasisekelompok orang jang kalah untuk berontak dan mendjelek-djelekkan kami. Tapi

buat apa kami lajani. Energi kami hanja untuk rakjat lain tidak.

Kehidupan Kami Pengurus PKI

Terngiang ditelinga saya tentang pesan saudara AM Hanafiah, ketika sayamasuk PKI. “Mat, jadi PKI itu susah, kamu memang bisa berbuat apa saja, tapikamu tidak akan mendapat apa-apa, jangan harap kamu bisa kaya dari cara hidupkominisme”. Yah kami memang tidak bisa kaya, buat apa kekayaan kalau didapatdengan merampok atau mencuri uang rakyat. Buat apa kekayaan bila semuakenikmatan jadi pembenaran untuk berlaku justa kepada rakyat. Di rakyat-lahkesejahteraan musti dibangun, bukan pada kesewenang-wenangan untuk ngerampokuang rakyat, lalu memanipulasi sejarah, membangun benteng psikologis, ataumenyalahgunakan hukum untuk berbuat ketidakadilan.

Tahun 1960-an aku sudah mendapat posisi Menteri. Karena aku Sekjen PKImaka serta merta aku orang nomor satu partai, dan berhak mendapat posisiMenteri Koordinator, punya mobil dinas satu (mobil pribadi mana aku kuat beli)walaupun tanpa kantor. Gaji hanya cukup makan sebulan, kadang-kadang dibantuuang isteri yang jadi dokter di RS CBZ/ sekarang RS Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo(RSCM). Dalam kesederhanaan kami tidaklah kurang menjadi manusia berbudaya,karena kami sering mendengarkan irama-irama musik yang bermutu sepertiTjakovsky ataupun DeBussy, aku juga senang menonton sandiwara-sandiwara rakyat.PKI banyak membina sandiwara rakyat.

Dalam pada itu suasana revolusi Indonesia semakin panas, rakyatbergegap gempita menjambut kepemimpinan Sukarno, dan PKI dibelakang penuh.Terakhir Bung Karno kecewa terhadap beberapa negara yang dulu pernah dekat.Dengan dirinya. Dan ternyata Bung Karno lebih bersimpati kepada Republik RakyatTjina/Tiongkok (RRT) yang juga dikucilkan oleh pergaulan dunia internasional.

(Bersambung…)

Posted in Uncategorized | No Comments »Djawaban untuk Nak AdhisDecember 2nd, 2005 by dn-aidit1924

Ooohh, rupanya anda sangat sibuk ya sekarang? Jaga kesehatan, nanti anda sakit… Tak apa toh, kan sebenarnya saya berpikiran kritis tentang PKI, apakah PKI benar-benar seburuk yang diceritakan selama ini, atau hanya sekedar rekayasa orba? Anda yang harus menjelaskan pada saya… Ada teman saya bertanya, apakah gerakan 30 sept yang dilakukan PKI benar adanya? Jikapun benar, kenapa Soeharto yang pada waktu itu merupakan salah satu jajaran tinggi di ABRI tidak menjadi korban juga? Dan apakah isyu dewan jenderal benar adanya? Apakah peristiwa PKI ini dijadikan Soeharto untuk mengambil alih tampuk pimpinan negara? Lalu mengenai Jendral Untung, apakah kematiannya seperti yang ada di buku sejarah kami? Hehehehe… (Maaf bung, saya benar-benar gak tau apa-apa) Dimana saya bisa mengetahui ide/pemikiran dari partai komunis sedunia? Kenapa kalian sangat dibenci oleh dunia? Terutama Amerika? Maaf, makin lama saya makin ‘cerewet’ bertanya, karena penasaran saya, hehehe…

Back

Menjambung pertanjaan nakjang tertunda sekian bulan silam, Saja mohon maaf karena barulah saja bisamembalasnja karena lama saja berpergian, bulan lalu sadja saja berpergian keBelanda dan beberapa bagian di ProvinsiPerantjis mengundjungi kawan-kawan lama. Ada djuga beberapa kawan jang

menanjakan Bung Sidik Kertapati, opa nak adhis, mereka bertanja tentangkesehatannja. Saja bilang Sidik masih gagah sadja. Walaupun saja tahu dia kinidi kursi roda. Nak Adhis semoga di akhir tahun 2005 karirmu semakin lantjar,saja sebagai orang tua hanja bisa mendoakan, banjak-banjak berdoalah dan jangradjin terhadap karirmu.

Tentang PKI nak adhis. Adaungkapan sedjarah adalah milik pemenang. Tapi ada ungkapan djuga jangmengataken bahwa ‘ orang bisa melakukan kebohongan suatu saat dengan beberapaorang, tapi tidak dapat melakukan kebohongan untuk selamanya terhadap semuaorang’ kata-kata siapa itu nak Adhis. Itu kata Presiden Abraham Lincoln. Nakadhis tentang PKI, marilah kita berdiskusi setjara pragmatis dan tidak terlaluteoritis.

Apa itu Kominisme.

Kominisme adalah sebuahadjaran ideologi jang dikembangken oleh Karl Marx pada abad 19 akhir. Pangkalpemikirannja adalah sebuah kerdja ekonomi jang tidak menindas manusia atasmanusia lainnja. Dasarnja begini, bila nak adhis memproduksi sesuatu, tentunjanak adhis akan menghasilken katakanlah : Rp. 10.000,- melalui hasil nak adhis.

Artinja ;

Barang A, jang diproduksinak adhis, dan melalui keringat nak adhis, sama dengan : Rp.10.000,-

Bagi kominisme itulah hakNak adhis.

Tapi bagi pengertiankapitalis berbeda.

Barang A, = Rp. 10.000,-

Dilempar ke pasaran =Rp.15.000,-

Harga Buruh = Rp.150,-

Dan pemilik modal,mendapatkan

10.000 + 5.000 = 15.000(5.000 ~ uang keuntungan kotor/margin kotor)

dan hak buruh = 150,-

hak pengusaha ; 15.000-150= 14.850,-

djadi diluar biaja lain2pengusaha menjedot tenaga buruh/Nak adhis sebesar njaris 95% dari hak jangsesungguhnja bukan miliknja.

Djadi disini adapenghisapan manusia atas manusia lainnja. Jang diingini oleh PKI adalah sebuahmodel negara jang tidak boleh ada orangmiskin. Semua orang berhak mendapat fasilitas jang sama.Tidak ada lebih, tidakada boleh kurang. Tapi ini sering bagi orang2 jang melawan PKI dianggap ‘bahwa manusiatidak ditjiptakan sama’ inilah orang2 jang memahami bahwa kelas-kelas perlu adauntuk tetap menjamankan kelompok/kelas mereka maka ditjiptakanlah kelas jangbisa ditindas.

Siapakah jang ditindas Nak Adhis.

1. Kelompok jangberpendidikan kurang, tjoba perhatiken, betapa sistem sosial tidak menghendakiperubahan vertikal jang menjempatkan tiap orang sama dalam ladju kariernja.Sekolah-sekolah dibangun bukan untuk mendjadi ladang sumber ilmu, tapi malahdigunakan sebagai penegas ruang-ruang kekuasaan negara jang berselingkuh dengandunia kapitalis. Tjoba anda perhatiken apa negara model kapitalis-fasisIndonesia Suhartorian memperhatikan dunia pendidikan. Djawabannja tidak.Kenapa.Tjoba anda perhatiken mana ada kampus murah. Universitas Indonesia hak milik

kelompok menengah, mana ada anak buruh tani, bisa bersekolah di UI. Mana adaanak buruh tjutji bisa bersekolah di UI. Tidak…bisa kenapa, lha wong untukbiaja hidup sehari-hari sadja susah. Dalam negara modelKapitalis-Fasis-Suhartorian (KFS). Memang seakan-akan dibuat apa-apa murah.Tapi murah bagi orang-orang kaja, tidak bagi kaum miskin jang majoritas. Kaummiskin semakin dipermiskin ruang hidupnja, mereka didjadikan budak oleh sistem,kemudian dimanipulasi seakan-akan jang bisa menolong mereka adalah orang-orangmampu, jah pedjabat-pedjabat. Darimana pedjabat dapat uang dengan gadjinja jangsedikit. Dari korupsi. Djadi Suharto memang mentjiptakan sistem ketergantunganmanusia akan manusia lainnja, jang nantinja mentjiptakan rantai kekuasaan jangsaling menindas tapi tak akan bisa lepas satu sama lain ketjuali ada kesadarandari satu kelas untuk lepas dari sistem itu.

2. Kemudian, jang keduakaum intelektualiteen jang dilatjurkan. Kaum intelektuil dibajar untukmendukung sistem kedji itu. Diberi pembenaran seakan-akan sistem itu, sistemjang benar. Jah benar untuk menindas. Mereka dibajar dengan penghasilan dengankekajaan dari kekuasaan. Lalu siapa sadja kaum intelektuilen itu. Mereka adalahpara guru-guru, mahasiswa dan kaum terdidik jang diberikan pengelabuan sedjarahdan pembenaran seakan-akan ekonomi kapitalis model amerika sebagai satu-satunjamodel ekonomi terbaik, tapi njatanja? Anda lihat sendiri, ekonomi Amerikaadalah ekonomi jang mengadjarkan untuk menindas bukan mengasihi.

3. Para Ulama dan Kaum Agamawanjang dibohongi. Kelompok jang bersimpati pada agama jang bersimpati padagerakan-gerakan agama. Dibohongi seakan-akan kominis anti agama, tidak bertuhanhanja salah satu utjapan Karl Marx jang mengatakan bahwa agama adalah tjandu.Kominisme tidak mempersoalkan masalah Tuhan. Tidak sama sekali, seperti orangliberalisme di USA jang sekuler mereka tidak mempersoalkan masalahTuhan.Kominisme memberikan kebebasan orang menganut agamanja, pertjaja Tuhanitu ada, dan jang terpenting tidak mengekang spiritualitas. Jang tidakdiinginkan kominis adalah pengelabuan digunakannja agama untuk kepentingankekuasaan kapitalisme jang menindas rakjat miskin. Dan memang sedjarahagama-agama berkembang tidak lepas dari sedjarah kekuasaan itu sendiri dimanaagama digunakan oleh kekuasaan sebagai kedok untuk menindas. Tapi agama jangbenar, kaum kominis sangat menghargainja. Bahkan gerakan kominis di Indonesiadi dahului oleh gerakan radikal para ulama Islam (Sebagai majoritas agama diIndonesia), ingat gerakan Hadji Misbach..tanja opamu Sidik siapa Hadji Misbach.Sebagai tjatatan untuk umat Islam, Karl Marx adalah salah satu ilmuwan sosialterbesar Eropa di djamannja jang begitu memudji Nabi Muhammad, padahal djamanitu banjak dari ilmuwan2 Eropa memandang sinis dunia Islam.

4. Orang Miskin jangmelihat ketjermelangan hidup bagi si Kaya. Kaum kominis melihat ketimpangankehidupan antar kelas musti dihindarkan, tidak ada manusia menghisap tenaga

manusia lainnja untuk kenjamanan mereka, untuk keenakan hidup mereka, dansikap-sikap buruk jang hinggap di diri manusia akibat timpangnja kekajaan. Kamulihat di Indonesia bagaimana ketimpangan malah membuat orang-orang semakinbernafsu untuk kaja, walaupun tjaranja musti malingi uang negara, korupsihak-hak rakjat, mengebiri hukum. Itulah akibat dari pemalsuan sosial jangsangat kedji. Orang disuruh melihat bagaimana si Kaja memiliki gaja hidup danpada dasarnja manusia ingin mempunjai sikap meniru maka disinilah pangkal darisegala kehantjuran. Kekajaan tidak didapat dari keringat dari hasil sendiritapi memeras, menindas menipu dan mentjoleng. Itulah kekajaan jang membawapetaka. Kini kamu lihat hasil dari sistem itu. Indonesia mendjadi negara jangburuk sama sekali.

Itulah poin-poin kenapakominisme musti mendjadi atjuan, untuk menghilangkan perbedaan kelas. Untuklebih lengkapnja saja sarankan kamu membatja buku-buku karja Karl Marx,kabarnja sekarang di Indonesia sudah di djual bebas.

Apakah PKI itu kedji.

Ini pertanjaan menarik.Kominisme di Indonesia atau PKI. Adalah sebuah tragedi sedjarah, dia sepertianak djelek jang diburuk-burukkan terus menerus, bahkan sampai detik ini.Ketika terdjadi pengeboman di Bali beberapa waktu lalu. Seorang ketua MPR RIdari sebuah partai Islam, PKS jah namanja, mengatakan bahwa jang mengebom ituPKI. Terus beberapa waktu kemudian saja lihat di saluran TV kabel Perantjis,polisi Indonesia menangkap beberapa orang pengebom dan menajangkan rekaman VCD,bahwa jang mengebom memang berdasarkan pemahamannya terhada agama Islam jangsempit dan pitjik dan didjandjiken masuk sorga (-masuk sorga kok bikin sengsaraorang lain, egois amat-DN Aidit). Seorang ketua MPR sadja masih bersikap goblokbegitu bagaimana rakjat Indonesia jang saban waktu dikelabui, dibohongi. Bukanmasalah agama jang musti dilihat tapi masalah pembunuhan karakter terusmenerus, ini sama sadja mengata-ngatai Nak Adhis tidak pertjaja Tuhan, tukangperkosa anak orang, maling, mentjuri…padahal Nak Adhis tidak melakukan itu.Itu jang namanja disebut pembunuhan karakter.

Jang djelas sepandjangsedjarah PKI tidak pernah melakukan pembunuhan jang lebih kedji dari Orde Baru,

mungkin di beberapa daerah ada benturan tapi itu tjuma ekses. Bangsa ini punjabakat kedjam, simak kedjadian peristiwa di djaman Nak Adhis di Singkawang,Sampit, kerusuhan etnis Tjina dll. Untuk jang rekajasa politik adalah Poso,Maluku dan pembunuhan Kjai-Kjai di daerah tapal kuda jang dilakukan olehnindja-nindja, jang digunakan oleh Orba jang seakan-akan ada pembalasan thdpembunuhan kominis, tapi nampaknja pihak Nadhlatul Ulama (NU), sudah tahu bahwaitu rekajasa makanja mereka tidak terdjebak untuk memusuhi PDI-P ataumembiaskan bahwa lawan politiek mereka Orde Baru, tjoba betapa kedjamnja itu.Dan puntjaknja pembunuhan tiga djuta….tiga djuta manusia dalam peristiwa pembantaian1965-1966, dalam waktu setahun!!!!!!, dan Bung Karno pernah berkata bahwa‘Pembunuhan-pembunuhan jang dilakukan thd orang2 PKI dalam beberapa bulan samasadja dengan perang Vietnam selama tiga tahun’. Djadi mana jang kedji Orde Baruatau PKI, tjoba anda tanja dengan pikiran normal saudara.

Tentang G-30-S, saja tidakakan mengulang-ulang tjerita ini nak adhis, nak adhis tjari buku2 ttg G-30-Sdipasaran sudah banjak beredar. Atau nak adhis liat tulisan-tulisan saja janglain. Tapi Nak adhis, untuk mengatakan Suharto menggunakan peristiwa G-30-Suntuk merebut kekuasaan Presiden Sukarno itu betul adanja.

Jah, saja sadar setengahmenjesali bahwa sistem kekuasaan kita di djaman Bung Karno tidak demokratissehingga Pemilu tjenderung ditunda2, tanjakan orang2 tua siapa jang akan menangbila Pemilu diadaken, PKI djelas diatas angin, tapi Angkatan Darat dan mungkinpihak BK sendiri menunda-nunda ini. Tapi untuk kelakuan Major Djenderal Suhartodi djaman itu jang merebut kuasa dari Presiden Sukarno bolehlah saja djelaskensedikit.

Peristiwa G-30-S

Gerakan ini adalah sebuahgerakan jang dipimpin oleh Letnan Kolonel (TNI/AD) Untung Bin Sjamsuri danBrigadier Djenderal Supardjo jang dibantu oleh Kolonel (TNI/Inf) Latief. Jangdilakuken pada malam hari tanggal 30 September 1965, atau dini hari tanggal 1Oktober 1965. Sasaran-sasaran mereka adalah, perwira-perwira tinggi jang tidaklojal dan dinilai memiliki potensi untuk mendongkel PJM Presiden Sukarno.Gerakan ini, awalnja menghadapkan para perwira tinggi ke depan Presiden Sukarno

untuk ditanjai apakah Dewan Djenderal (DD), sebuah institusi jang dibentukmereka dan sudah terendus oleh Intelidjen Subandrio bahwa DD akan melakukangerakan kudeta thd Bung Karno dan membentuk pemerintahan militer adalah Ada,dansampai sedjauh mana DD bergerak dan musti dimintai pertanggungdjawaban.Kemudian gerakan mengalami kekatjauan karena tidak berhasil menangkap DjenderalAH Nasution, dan malah membunuh Jani dan dua djenderal lainnja di tempat.

Gerakan Untung semakintidak terkendali, dan semakin katjau arahnja, ketika mereka malah mengumumkansusunan Dewan Revolusi jang 90% isinja orang2 militer dan tidak memasukken namaSukarno sebagai Presiden RI, atau Perdana Menteri Utama. Itu pagi hari.

Perlu didjelaskan posisiSuharto, pada saat mendjelang peristiwa gerakan Untung, Majdjen Suharto sudahdiberitahu oleh Kolonel Latief, anak buah Suharto sedjak di bataljon Jogjakartadulu. Dua kali Suharto diberi tahu, pertama pada atjara keluarga, kedua padasaat Suharto berada di RS menunggui anaknja Tommy Suharto. Suharto mengakuLatief ingin membunuh tapi Latief takut karena disana banjak orang. Kitagunakan logika begini, kalau Latief ingin membunuh.

1. Pastilah latiefmembawa banjak pasukan

2. Dengan dasar GerakanG-30-S, bahwa kalaupun Suharto diambil oleh Latief pastilah atas nama PresidenSukarno, atau akan dibawa ke istana, seperti jang dilakukan oleh pasukan Untungthd Jani cs.

Tapi Latief memangmemberitahu Suharto bahwa ada gerakan Untung untuk mentjulik atau membawa paksapara Djenderal. Nah jang perlu diselidiki bahwa waktu selama (during period)antara informasi Latief masuk ke Suharto sampai tindakan Suharto di sore haritanggal 1 Oktober 1965. Itu jang musti diselidiki. Djenderal Suharto tahu Letkol Untung mau ambil gerakan,tapi dia diam sadja. Setelah dia tahu di pagi hari bahwa Djenderal AH Nasutionselamat. Maka diambil kesimpulan, separuh dari gerakan Untung gagal, makanjadia bertindak tjepat untuk memihak AH Nasution dan memburu kelompok Untung.Jang djadi pertanjaan, bila AH Nasution tertangkap gerakan Untung, apa jangdilakukan Suharto?.

Disini perlu diperhatikan,dengan ditangkapnja AH Nasution maka separuh dari gerakan Untung gagal, danSuharto dengan strategis menggunakan AH Nasution untuk menggandjal Untung,melibas PKI sekaligus menghadjar pendukung Sukarno. Djadi kedjadian GerakanUntung membuat posisi Sukarno terdjepit karena djelas akan membendung kemarahanAngkatan Darat, posisi PKI jang dituduh melakukan pembunuhan itu, menguapnjaisu DD, dan membangkitkan kesempatan kaum Nekolim menggunakan tangan AD untukmelawan PKI sekaligus menghantjurkan Sukarno.

AH Nasution ditawan olehSuharto, begitu djuga Menpagad (Menteri Panglima Angkatan Darat) baru jangditundjuk Sukarno. Major Djenderal Pranoto Reksosamudro, Pak Pran jang sianghari menemui Presiden, lalu ditundjuk Presiden untuk menggantikan posisi AhmadJani, jang sudah dibunuh Gerakan Untung. Di suruh Presiden ke Kostrad untukmembawa Major Djenderal Suharto, Major Djenderal Umar Wirahadikusumah selakuPangdam Djakarta Raja. Pak Pran (nama akrab panggilan Major Djenderal PranotoReksosamudro) dan Adjudan Presiden Kolonel (KKO) Widjanarko awalnja ke kantorUmar, tapi mendapat kabar bahwa Umar berada di Kostrad, Pak Pran ke markasKostrad, Pak Pran kaget disana ada ternjata sudah ada Djenderal Nasution.Suharto jang dikabari Pak Pran bahwa Presiden memanggil Umar dan Suharto,dengan tegas ditolak Suharto dengan alasan, Suharto tidak tahu posisi Presiden,sebagai orang bebas atau orang tahanan Gerakan Untung. Kolonel Widjanarkodisuruh pulang Suharto, dan Pak Pran di tahan. Disini ada dua tafsir, bahwa,pertama Suharto memperhatikan posisi Presiden Sukarno, apakah masih sebagaiPresiden atau tawanan Gerakan Untung, kedua ini jang terpenting Suharto sudahmelakukan tindakan subversif jang sesungguhnja, menahan Menpangad MajorDjenderal Pranoto Reksosamudro dan menolak perintah Presiden, bandingkan dengankepatuhan enam djenderal jang dibawa Gerakan Untung untuk menghadap Presiden.Suharto mungkin takut bahwa nanti ia djuga dibunuh, apalagi AH Nasutionintjaran Gerakan Untung di kantornja. Pada taraf ini kebandelan Suharto masihbisa ditolerir dengan alasan jang masuk akal.

Kemudian, Widjanarkoberhadapan lagi dengan Suharto, dan meminta Presiden pindah dari Halim, karenamenurut Suharto gerakan Untung berpusat di Halim, padahal tidak benar samasekali pusat Gerakan Untung ada di Lubang Buaja, di luar teritorial Halim jangmilik AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia). Nah pada taraf ini Suhartosudah tahu posisi Presiden, bahwa Presiden orang bebas. Tapi kekuasaan Suharto

djuga meningkat, ia punja pasukan, jang dapat digunakan sebagai alasan membalastindakan sepihak Gerakan Untung dan mengangkat dirinja sendiri estjara sepihaksebagai Menpangad. Nah disini berarti Suharto sudah tahu posisi Presidenbagaimana tapi dia tetap membandel untuk tidak mematuhi perintah Presiden bahwajang mendjadi Menpangad adalah Pranoto, belakangan dia mengangkat dirinjasendiri mendjadi Menpangad. Ini benar2 lawakan jang tidak lutju. Presiden djugasebenarnja dalam kondisi bingung, karena sesungguhnja orang jang diperjaja diAngkatan Darat adalah Achmad Jani, tapi Jani sudah dibunuh, Gerakan Untungdjuga dilihat sebagai Gerakan jang menjelamatkan posisi Presiden walaupunbelakangan malah menjingkirken Posisi Presiden, Presiden djuga tidakmenginginken adanja pertempuran antara Angkatan Darat dan AURI, ini sama sadjaanak-anak jang tidak boleh berantem oleh ajahnja, Presiden musti mentjegah,kemudian Presiden tidak mau djuga kasus ini melebar djadi kasus jang luar biasajang melibatkan PKI, kalau ini terdjadi akan memantjing negeri luar turuntangan dan Indonesia djadi adjang pertarungan atau perang saudara. PKI pastididukung RRT atau Moskow, dan AD pasti didrop bantuan oleh CIA dan Angkatan BersedjataUSA dan sekutu2nja. Pulau Djawa akan bandjir darah. Itu jang ada di benakPresiden. Maka dengan wadjah jang tidak menundjukkan kesedihan akan kematianJani, guna meredam semua amarah jang tak terkendali, Presiden bilang bahwasemua itu adalah ‘rimpeltje de ocean’, hanja riak ketjil pada gemuruhnjasamudra revolusi itu kata Presiden.

Suharto jang sudah diatasangin atas dalam,

1. Tidak terbebani setjara moral ataupun tuduhan bahwadia jang membunuhi para Djenderal.

2. Posisi dia sebagai‘orang Angkatan Darat’ jang merasa terluka terhadap dibunuhnja Ahmad Jani cs,jang dinilai menghina kehormatan korps. Disini di pihak jang akan melakukanrevans/balas dendam dengan alasan jang tepat.

3. AH Nasution, beradadi belakang dia. AH Nasution enggan berhadapan dengan Sukarno, orang jang telahbanjak berdjasa mengangkat dirinja sebagai orang nomor satu di AngkatanBersendjata Republik Indonesia (ABRI) dengan latar belakang dia bekas KNIL.Dimana ia berhadapan dengan perwira tinggi djebolan PETA (Pembela Tanah Air) janglebih dinilai patriotis.Tapi Sukarno selalu membela dan mendukung karir AHNasution. Namun dengan usahanya dibunuhnja AH Nasution dalam Gerakan Untung, AHNasution tentunja punja amarah, apalagi puterinja meninggal dalam peristiwamalem itu. Disinilah Suharto mulai bertindak.

Posisi Presiden Sukarno,

1. Terbebani setjaramoral dan politik dengan terbunuhnja Perwira tinggi Angkatan Darat, berartikeseimbangan militer-Sukarno-PKI runtuh sudah.

2. Berusaha mentjegahperang antar Angkatan jakni antara AURI dan AD.

3. Mentjegah agar kasusini tidak meluas dengan tidak melibatkan unur lain di luar AD.

4. Kebingungan Sukarnoterhadap apa sesungguhnja jang terdjadi. Gerakan Untung melindungi dia atautidak, DD ada atau tidak, posisi Suharto itu apa?, kenapa Jani cs dibunuh.Makanja Sukarno meminta Brigdjen Suopardjo bukti ada tidaknja DD, tapi BrigdjenSupardjo tidak membawa bukti itu, karena Djenderal2 sudah keburu dihabisi.

Posisi PKI

1. Saja tidak maumelibatkan posisi saja, karena saja tetap berpegangan pada alibi saja bahwasaja pada malam itu dibawa beberapa orang ke sebuah kampung di Djatinegarakemudian di bawa ke AURI dan kemudian diterbangkan ke Yogyakarta. Saja tahumelalui Sjam memang akan ada gerakan Untung, Sjam ini orang saja jang tempatkandi Biro Chusus. Dia djadi informan saja thd perwira2 militer. Dan ini djamaksadja, setiap partai pasti punja informannja.

2. Gerakan Untung,merupakan konflik internal Angkatan Darat, tapi bila disuruh memburu opinidjelas PKI akan memihak pada Gerakan Untung (lepas ada atau tidaknjapembunuhan). Bagi PKI djelas posisi Presiden perlu diselamatkan, tapi PKI djugabingung dengan susunan Dewan Revolusi buatan Untung, kenapa proporsi orang2militernja berlebihan. Namun untuk DD, PKI djelas lebih memberi kesempatandiadakannja bukti2.

3. PKI tidak akanmelakukan kudeta thd Presiden Sukarno, karena bagi PKI lebih baik menunggupemilu di tahun 1975, daripada berbuat jang tidak2.

Suharto memanfaatkan :

1. Kematian LetnanDjenderal (TNI/AD) Ahmad Jani, sebagai djalan untuk mengangkat dirinja sebagaiMenpangad, tanpa persetudjuan Panglima Tertinggi ABRI, Presiden Sukarno, jangdjelas disebutken dalam UUD 1945. Bahwa Presiden merupakan Panglima TertinggiAngkatan Bersendjata.

2. Memanfaatkankeenganan Presiden untuk membubarkan PKI karena menurut Suharto, PKI dibelakangsemua ini, dengan alasan pihak jang paling memusuhi Jani cs adalah PKI. Lalusedjarah membuktikan lewat djalan ini Suharto mengkudeta Sukarno,dengan lakonpura-pura konstitusional MPRS, jang semua anggotanja diganti, bahkan mahasiswa djalananjang sudah di tjutji otaknja masuk sebagai anggota MPRS.

3. Membangun teror jangkedji dan membentuk opini bohong, Suharto membalas pada tingkat akar rumputpembunuhan thd orang2 PKI, dengan tjara mengatakan bahwa G-30-S atau GerakanUntung merupakan pembunuhan di tingkat pusat, PKI merentjanakan ada pembunuhan2di daerah, dan CIA menjebarkan isu dan dokumen2 palsu seakan2 PKI akanmelakukan pembunuhan thd orang-orang intjarannja, orang2 jang merasa diintjarmarah dan balas membunuh orang2 jang dituduh anggota atau simpatisan PKI.Bahkan situasi semakin tak terkendali, dendam pribadi, persaingan dll matjamnjajang djauh dari posisi jang sesungguhnja membuat orang2 saling membunuh. Dalamsituasi ini Suharto mendorong anak buahnja, melakukan pembunuhan pantjingan,kemudian diikuti orang2 kanan jang sudah terprovokasi, ini persis denganlaporan jang saja dapat pada peristiwa Mei 1998 di Djakarta, dimana militerdengan pakaian sipil merusak keamanan dgn membakar gedung2, memperkosa wanita,membunuhi orang2 tjina kemudian diikuti oleh massa. Atau peristiwapenghantjuran kantor PDI Megawati binti Sukarno, Juli 1996. Dimana tentaraberpakaian sipil sebagai front terdepan jang merusak kantor Megawati diMenteng. Itulah tjara kerdja Suharo atau Orde Baru. Bikin rekajasa kerusuhandan buat kambing hitam. Nah pada tahun 1965-1966 saat pembunuhan2 terdjadi dansemakin tak terkendali Suharto sebenarnja melakukan bargaining politik terhadapPresiden, ‘Lu serahin kekuasaan, lu… atau rakjat terus bunuh-bunuhan’ dengan katalain bubarin PKI, nah djika PKI dibubarken maka sama sadja melutjuti kekuasaanPresiden, salah satu legitimasi Sukarno sebagai Presiden adalah Nasakom.(Nasionalisme, Agama, Komunisme). Tapi achirnja kondisi memperlihatkan situasijang sangat memprihatinkan, Presiden tidak ingin Persatuan Indonesia bubar,makanja ia tidak mau melawan, walaupun Brawidjaja dan KKO mendukungnja bilaSukarno melawan Angkatan Darat.

Achirnja Presiden mengalahterhadap Suharto, walaupun enggan ia dipaksa turun. Itulah kenapa sebenarnjajang melakukan kudeta itu Suharto. Bukan Jani, Bukan Saja, Bukan PKI, atauBukan Sukarno jang disebut2 djuga sebagai dalang G-30-S. Menurut terminologiSuharto, G-30-S adalah kudeta, bila dibilang Sukarno dalang, masak Sukarno maukudeta Sukarno, atau seperti iklan jang pernah saja lihat di televisi channelIndonesia, jang dibawakan anak ketjil ‘masak djeruk makan djeruk’.

Nasib Untung, Letkol(TNI/Inf) Untung Bin Sjamsuri, ditembak mati setelah di vonis PengadilanMiliter dan dipendjara sekian bulan. Di pendjara Untung sempat bilang keSubandrio, tak mungkin Suharto akan membunuhnja. –entahlah apa maksud Untung-.Latief achirnja bebas dan Sjam Kamaruzzaman sampai sekarang tak ketahuan dimanarimbanja.

Mengenai Suharto tidakdidjadikan sasaran Gerakan Untung, menurut kabar jang saja terima.Perwira-perwira muda progresif menilai Suharto, bukan Djenderal politik.Suharto tidak pernah terlibat dalam aksi-aksi untuk mendongkel Presiden, iadinilai perwira tinggi pendiam, dan jang terpenting. Semua tokoh dalam gerakanUntung adalah anak buah terdekat Suharto. Untung Bin Sjamsuri dekat Suhartosedjak Untung masih djadi perwira rendah. Latief sedjak masa revolusi danSupardjo wakil Suharto di Operasi Militer Dwikora. Dan Suharto sudah diberitahu akan adanja gerakan Untung. Banjak orang tahu dalam buku2 sedjarah jangmembahas G-30-S…..Bahwa Suharto terdiam saat Latief memberikaninformasi itu.

Demikianlah Nak Adhis,keterangan singkat saja….History has many cunning passages…

DN AIDIT

Sekdjen PKI

Posted in Uncategorized | 1 Comment »Djawaban AiditOctober 10th, 2005 by dn-aidit1924

PERTANJAAN DARI Saudara LEWI

Pertanyaan saya, 1. Mengapa harus ada

G30/S PKI, apa tujuan akhir dari gerakan tersebut?; 2.Seberapa penting sampai PKI harus melakukan G30/S PKI?; 3. Apakahpidato Presiden Soekarno pada malam 30 S, pada pertemuan ahliteknik, yang tiba-tiba berbicara mengenai cerita Arjuna untukjangan ragu-ragu menyerang setiap pemberontak atas bimbinganKresna merupakan sinyal kepada Untung untuk melakukan G30/S PKI?;4. Apakah senjata PKI didapat dari AURI, dan apakah "AnakLanang" Pak Karno terlibat?; 5. Apakah Soehartoterlibat?Terima Kasih.

DJAWABAN AIDIT

Nah saja sudah merasasenang karena disini anda tiada lagi menggunakan subjektivitas hasilbentukan sedjarah jang setjara brutal dipalsuken. Saja periksaternjata anda belum masuk ke dalam inner account saja sehingga adapertanjaan-pertanjaan seperti itu, karena pertanjaan itu djugapertanjaan jang bagi kalangan sedjarawan, ahli politiek Indonesia(Indologi) dan para pemerhati kebenararan sedjarah Indonesia jangsudah banjak berkembang dengan dimulainja Cornell Paper oleh BenAnderson dalam melihat setjara utuh ttg bagaimana sedjarah ituberkembang. Dan bila anda sudah bergabung ke dalem inner account sajamungkin sudah banjak tulisan-tulisan saja jang membahas hal itu,namun chusus untuk anda akan saja djawab, dan mohon djawaban ini andakonfrontir dengan pustakaloka jang berkembang sekarang, saja dengerdari kawan-kawan saja, buku-buku mengenai G-30-S di toko-toko bukuIndonesia sudah berkembang ke arah memahami sedjarah tidak dengansatu warna.

Oke kita mulai djawabanSaja,

Mengapa musti ada G-30-S

Saja utjapken G-30-Stanpa embel-embel PKI, karena itulah jang setjara de facto terdjadidan paham ini sudah diterima bagi banjak kalangan sedjarawan,intelektual, mahasiswa dan masjarakat jang paham kedjadiansebenarnja. G-30-S adalah sebuah puntjak peristiwa dari politiekSukarno jang segitiga setelah gagalnja PRRI/PERMESTA tahun 1958,Sukarno mengikis habis kelompok kanan, jaitu GolonganSosialis-Demokrat atau Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan GolonganAgama (dalam ha ini Masjumi), ditengarai dan memang terbukti beberapapimpinan kedua partai itu terlibat dalam gerakan kudetaPRRI/PERMESTA. Pada tahun 1959, Sukarno mengumumken berlakunja UUD1945 (jang susungguhnja merupakan UU Darurat untuk mengantisipasikedatangan sekutu 1945), dekrit Presiden 1959, djuga mengukuhken alampikiran Sukarno ke dalam watjana politiek resmi negara jang diungkapdalam MANIPOL (Manifestasi Politik), Nah di dalam manipol inipemikiran Sukarno berlandaskan pada hal-hal jang menghantjurkenpaham lama dan unsur-unusr jang membuat paham lama itu ada seperti :Feodalisme, Kapitalisme dan Kolonialisme. Bahkan Sukarno membentukgagasan besar ttg dunia yang terlepas dari ketiga unsur tadi. Nahdisinilah ada kekuatan-kekuatan jang memang mendukung paham Sukarno,

pertama Partai kami PKI, jang sedjak kehantjuranja di tahun 1948akibat provokasi Hatta yang kemudian djuga berusaha dihantjurken olehSukiman lewat razia 17 Agustus 1951, mulai merasaken kebutuhan figurSukarno sebagai pemimpin jang walaupun dia seorang nasionalis (IngatPKI bukan berasas Nasionalisme tapi Internasionalisme) tapipemikiran-pemikirannja sedjak muda paham dengan Marxisme danKomunisme. PKI djuga menjalurken kebutuhan-kebutuhan Sukarno buatmendjalanken apa jang digagasnja, Medan Perang Irian Barat, PerebutanMalaja dan segala aspek ttg Revolusioner Sukarnois PKI ada dibelakangnja, karena dalam paham gerakan kami bahwa biarlah RevolusiBordjuis berdjalan dulu baru kemudian nanti Revolusi Komunis (inilahjang dimaksud Revolusi dua tahap).

Lalu jang kedua adalah,Sukarno djuga membuka pintu untuk militer, dan kebetulan sekalisedjak peristiwa Oktober 1952, Militer (-dalam hal ini djika sajamengutjap militer berarti Angkatan Darat ja-) sudah dikuasai olehkelompok Kolonel AH Nasution, setelah intrik sedemikian lama danberakhirnja kekuasaan tiga bambang (Bambang Sugeng, Bambang Utojo danBambang Supeno) untuk mendjegal Nasution liwat Zulkifli Lubis dan TBSimatupang. Segala konflik berudjung pada kemenangan Nasution jangdjuga didukung bulat-bulat oleh perwira-perwira tinggi bersuku Djawa.Dan mungkin anda sudah paham ttg bargain politik Nasution thd Sukarnomasalah Dwifungsi ABRI, nah disinilah AH Nasution setjara tidak sadarmengambil peranan sebagai kapitalis, dulu di daerah-daerahpengusaha-pengusaha itu bukan sipil tetapi para Tuan-Tuan Perang jangberpangkat Kolonel-Kolonel. Dan Sukarno djelas memanfaatkan Militeruntuk kepentingan program-program revolusi dia baik itu menumpaspemberontakan dalam negeri seperti PRRI/PERMESTA maupun DI/TII,kemudian Militer djuga merasa berhak atas saham Indonesia merdekakarena perdjoangan fisiknja di tahun 1945-1949, jang mampu membuateksistensi negara Indonesia itu ada.

Golongan Agama hanjatinggal Nadhlatul Ulama (NU) jang setjara politiek tidak begitu kuatkarena hanja didukung oleh rakjat Djawa (chususnja Djawa Tengah danTimur), dan bukan merupakan bagian gerakan besar dunia, NU tidakseperti PKI jang mendapat dukungan internasional dari RRT dan UniSovjet atau sekelompok perwira militer AD jang di back Up AmerikaSerikat. Djadi NU dengan ini bukan mendjadi bagian pentingpertarungan sesungguhnja.

Nah, puntjak dari

politiek segitiga itu adalah, sebuah kenjataan jang sesungguhnjasedih, djudjur sadja Sukarno gagal membangun demokrasi dan memberikesempatan jang sangat luas thd Militer untuk terdjun langsung kedalam struktur masjarakat sipil. Militer terlalu ikut tjampur dankemungkinan besar bila tidak dibendung maka di Indonesia akanterbentuk pemerintahan fasis jang kedjam (dan ini terbukti ketikaSuharto berkuasa). Kemudian walaupun ini selalu ditutupi tetapisebagai bagian dari kebenaran intelidjen, berbagai dokumen-dokumendjuga ditemukan bahwa memang ada kesiapan dari TNI AD untuk melakukankudeta sebelum diselengarakannja Pemilu, bagi kami Nak Lewi, tidakperlu itu kudeta karena kami siap dengan Pemilu. Nah Ternjata sajasebagai pemimpin PKI mendengar bahwa memang akan ada gerakan jangmengarah pada permintaan pendjelasan dari kalangan militer muda jangSukarnois untuk melindungi Sukarno, bagi mereka pemimpin AD sudahmelakukan bentuk-bentuk penjelewengan dari tjita-tjita revolusi,sebelum melandjutken ini mari kita bahas dulu kategori-kategoripemimpin militer jang ada di tahun 1965,

Kategori Pertama

Kelompok perwira militerjang berada di Djakarta, mereka ini tipikal sebagai petinggi militerjang benar-benar hidup di alam pemikiran barat, mereka bisa bitjarabanjak bahasa, tjerdas, tertjerabut dalem alam pikiran budajatradional (chususnja Djawa), memiliki kekajaan melimpah, berlatarbelakang pendidikan di Amerika Serikat, banjak dari mereka beristrilebih dari satu (mungkin pengaruh gaja hidup Sukarno), danbenar-benar anti Komunis serta berpeluang besar menggantikan Sukarno,Mereka ini berada dalam lingkaran AH Nasution, tipikal jang palingstereotype thd perwira djenis ini adalah : Ahmad Jani, MT Harjono danS Parman. (Perhatiken djuga semua jang ditjulik Untung adalah paraperwira staff dari Mabesad di dalem lingkaran A Jani)

Kategori Kedua

Kelompok perwira jangsangat kuat nilai-nilai paham Djawanja, mereka dibesarken di alamlingkungan Djawa jang kental dengan kepatuhan akan nilai-nilaitradisi militer Djawa, dan pendukung kuat Nasionalisme. Mereka tidaksuka pada politik dan gaja hidup perwira-perwira tinggi di Djakarta,mereka teguh dengan nilai-nilai kepradjuritan. Dan biasanja merekaini berada pada lingkaran Semarang (TT IV Diponegoro). Perwira djenisini adalah : Sarbini, Rukman, Pranoto Reksosamudro, dan para perwira

tinggi di lingkaran Gatot Subroto. Djuga kelompok Perwira tinggi dilingkungan Kodam Brawidjaja.

Kategori Ketiga

Perwira muda progresifjang tidak tahan melihat tingkah laku perwira-perwira tinggi diDjakarta dan memiliki pandangan ke depan, mereka tidak aktif ikutpolitik tetapi memiliki potensi besar sebagai pemimpin militer diIndonesia kelak, orang-orang seperti ini adalah seperti : BrigadierDjenderal Supardjo, Letnan Kolonel Untung dan beberapa perwira tinggidan menengah jang sangat Sukarnois.

Dalam hal Sukarnoiskategori pertama dan kategori ketiga adalah pendukung kuat Sukarnoisttp kategori kedua agak berdjarak dengan Sukarno ketjuali darilingkungan Brawidjaja.

Nah darikategori-kategori ini, mari kita tarik posisi Untung. Letnan KolonelUntung adalah perwira tinggi paling bereputasi, djaman perebutanIrian Barat 1962-1963, ada dua major jang bereputasi tinggi, jaituMajor Untung dan Major LB Moerdani alias Major Benny. Nah ketikaSukarno meminta Untung dan Benny masuk ke dalam Tjakrabirawa, Untungmau dan benny menolak, rupanja ini sebagai garis takdir hidup mereka,kelak Major benny bertugas sebagai agen intelidjen Kostrad dalamperistiwa G-30-S. (LANDJUT KE BEDA GERAKAN DAN PERISTIWA)

Beda antara GERAKAN danPERISTIWA.

Kita sudah membahas latarbelakang politiek segitiga dan konflik kepentingan diantara mereka.Maka kita masuk ke dalam apa jang dinamakan GERAKAN. Di wilajah ini,kita akan membahas GERAKAN Untung dalam memanggil Atasannja untukdihadapken ke Presiden Sukarno. Nak, Lewi disinilah kita mustibitjara setjara djelas dan penuh perhatian. Saja DN Aidit memangmengetahui adanja gerakan, dan saja tahu itu dari Sjam Kamaruzzamanjang bertugas sebagai djembatan informasi saja ke tubuh Militer, Saja

tahu akan adanja Gerakan Untung, bahkan saja analisis gerakan Untungsangat menguntungken posisi kami, tapi sekali lagi saja kataken PKIsebagai organisasi tidak terlibat thd Gerakan Untung. Bahkan Sajanilai Gerakan Untung dilakukan oleh orang jang sangat amatir dalemmelakukan gerakan politik. Karena dengan tjepat gerakan itu bubar,ini jang djadi pertanjaan saja sampai sekarang kenapa Gerakan initjepat bubar oke kita djelasken dalem poin-poin:

gerakan Untungtjepat sekali bubar, dan tidak melakukan perlawanan sebagaipembenaran gerakan, apalagi gerakan Untung memiliki dasar jang benaruntuk melindungi Presiden Sukarno dari kemungkinan Kudeta.

Adanja sebuahkedjadian di luar dugaan saja, jaitu; adanja pembunuhan-pembunuhandi luar perintah, atau Prosedur Standar Operasi. Ini jang belumdiungkap, siapa jang memerintahken untuk menghabisi para djenderalitu dan urung mengadjukan mereka ke depan Presiden Sukarno.

Setelah Gerakankemudian masuk ke dalam Peristiwa 1 Oktober (Gestok), adanjaketjepatan gerakan dari kelompok Suharto untuk masuk ke dalamGerakan untung dengan menumpas, melakukan pelingkaran thd posisiPresiden Sukarno dan Menntjap gerakan ini di dalangi oleh PKI.

Adanja susunan DewanRevolusi jang ada di kantong Untung dan dibatjaken oleh Untung ditjorong radio RRI pada pagi 1 Oktober 1965, sebelum Suharto menjerbuRRI. Tjoba anda tjek itu susunan Dewan revolusi semuanja militer,djadi ini djelas bilapun Untung menang, kelompok militer jang akannaik dan PKI dirugikan.

Nah jang terpenting daripoin-poin itu semua adalah Major Djenderal (TNI/AD) Soeharto tahusemua gerakan Untung, dan ini sudah berkali-kali di laporken olehKolonel Latief, terakhir Kolonel Latief menemui Suharto di RumahSakit (Tjoba anda batja Pledoi Latief). Djadi disini anda mustitjermat kedudukan Saja dengan Suharto adalah sama, Saja tahu adaGerakan Untung, Suharto djuga tahu akan ada gerakan djuga. Djadi skor1-1

Setelah tanggal 1 Oktober1965, Suharto sedemikian tjepat melakukan tindakan-tindakan jang

bukan sadja diluar wewenang dia, tetapi sudah mendjurus padabentuk-bentuk kudeta sebenarnja, Djadi dalam hal ini, jang mustidiperdjelas, Siapa Jang Menggerakkan Untung sesungguhnja?.Karena bilaSuharto menstop tindakan Untung ja setjara politis Suharto harusberhenti hanja pada interogasi di kubu Untung, itu sadja, tidakmelebar kemana-mana, apalagi melangkahi wewenang Sukarno. Tjoba andaperhatikan peristiwa PRRI/PERMESTA dimana Natsir, SjarifuddienPrawiranegara (keduanja dari Masjumi) dan Soemitro Djojohadikoesoemodjelas-djelas terlibat tetapi een toch, tidak ada bentuk pembunuhanbesar-besaran jang dilakukan tentara thd Partai PSI atau Masjumi.Nah,ini jang dilakukan Suharto bukan sadja sebates wewenang keamanantetapi sudah pada wewenang Presiden setjara hakikat konstitusionaldjelas Suharto sudah melakukan kudeta sedjak 1 Oktober 1965, denganmemanfaatkan pengetahuannja thd apa jang dilakuken dengan gerakanUntung. Tjoba anda perhatiken pendjelasan saja, thd apa-apakeuntungan Suharto thd keuntungan dari Gerakan Untung :

Soeharto setjarabertahap menumpas musuh-musuhnja dengan keberuntungan dari gerakanUntung. Ahmad Jani sesungguhnja bukan kawan dekat Suharto bahkanSuharto pernah menjimpan dendam thd Ahmad Jani, pada kasuspenjelundupan gula dan beras, Suharto melakukan tindakan gila-gilaanthd penjelundupan itu. Liem Sioe Liong jang kelak saja dengar kronidekat Suharto pada era kekuasaannja, disuruh Suharto menjelundupkengula dan beras setjara besar-besaran, ini dilaporken kepada Sukarnodan Sukarno memerintahken Nasution untuk menjelidiki kebenaran itu,dan itu terbukti Nasution menjuruh Ahmad Jani, mantan atasan Suhartountuk menanjai kebenarannja, dan interogasinja berlangsung keras,Ahmad Jani bahkan menampar Suharto, menempeleng Suharto, sebagaiorang Djawa jang dibesarken dan menikah dengan prijaji Djawa,perasaan atau martabat Suharto terhina atas kedjadian ini, Ia sangatdendam pada Jani, djuga kepada AH Nasution, inilah jang mungkinmendjelasken kenapa AH Nasution jang selamat dari gerakan untung,dan digunakan Suharto sebagai alat legitimasi dia untuk mendjadiPresiden, ternjata djuga disingkirken Suharto pada tahun-tahun 70-andan berpuntjak pada peristiwa Petisi 50 tahun 1980, baru kemudiandidekati Suharto ketika ia sudah sangat tua dan tidak bisa apa-apa.Achirnja Ahmad Jani dan AH Nasution mengambil keputusan untukmemberhentikan Suharto tetapi berita ttg Suharto didengar DjenderalGatot Subroto, Gatot menemui Sukarno langsung dan berbitjara denganA Jani djuga Nasution, bahwa Suharto masih dibina, djangandisingkirken dulu. Achirnja AH Nasution memutusken Suharto untukdisekolahken lagi di SESKOAD Tjimahi, Bandung. Dan Pimpinan DIVISITT IV Diponegoro, diberiken ke tangan Djenderal Pranoto Reksosamudrojang oleh orang-orang Suharto di Diponegoro dianggap

mendjelek-djelekkan Suharto, Inilah makanja Suharto djuga dendamdengan Pranoto, djadi dendam pribadi Suharto pada AH Nasution, Janidan Pranoto terbereskan dengan gerakan Untung.

Setelah mendapatkeuntungan dari gerakan Untung, Suharto melihat bahwa jangmenghalangi Keinginannja untuk djabatan Presiden adalah PKI, makadengan tjepat Suharto memanfaatkan keadaan dengan kemarahan darimiliter anak buah A. Jani terutama mantan kesatuan banteng raiders,dan orang-orang Siliwangi jang masih memiliki kedekatan dengan AHNasution, ditahap ini Suharto masih menjimpan orang-orang jangsesungguhnja pendukung dia sedjati, di tahap awal jang penuhtjoba-tjoba Suharto memanfaatkan orang-orang di luar lingkaran diaseperti : Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, Djenderal HR Dharsono (PakTon), Djenderal Kemal Idris, dan beberapa perwira Siliwangi dan dariKODAM II Djakarta Raja, Djenderal Umar dan Djenderal M Jusuf.Orang-orangnja jang disimpan adalah ( Ali Murtopo, Joga Sugomo,Djenderal Sumitro,Sudjono Humardhani dan beberapa perwira dilingkaran Diponegoro pro Suharto, jang kelak memegang djabatanpenting di era Orde Baru). PKI di labur sehitam-hitamnja,seakan-akan saja merupakan dalang thd G-30-S, adanja kebohonganpublik jang dilakukan Suharto thd pesta tabur bunga Gerwani,kemudian penjiksaan jang kedjam thd Djenderal-Djenderal menambahkemarahan rakjat jang tak tahu peristiwa sesungguhnja. Nah di titikinilah saja ingin balik bertanja kepada anda nak Lewi, setelahSuharto melabur sehitam-hitamnja PKI tanpa pengadilan dan kedjelasanthd peristiwa, ada pembunuhan thd 3 juta…sekali lagi 3 juta orang(menurut Kolonel Sarwo Edhie) thd rakjat jang sama sekali tidak tahuterhadap Gerakan Untung, Apakah itu bukannja peristiwa jangsanagat-sangat biadab, dan kenapa PKI jang tidak djelasketerlibatannja thd Gerakan Untung dan belum dibuktiken diPengadilan, lalu Sukarno di isolir dan seakan-akan menjuruh Untungmembunuh Djenderal-Djenderal dengan dibiarken mati perlahan-lahanseperti tumbuhan jangkurang disiram air bahkan Hattaberteriak-teriak agar Sukarno diadili agar djelas posisinja, djangandibiarken anatara orang bersalah dan tiada bersalah, kasusnjadigantung begitu sadja. Lalu pembunuhan-pembunuhan jang dilakukanmassa jang kebanjakan dari kelompok Agama jang diprovokasi dengankehadiran tentara, djadi sinjalnja begini, setiap Kolonel SarwoEdhie dateng ke suatu kota, maka akan ada pembunuhan besar-besaran,dan tanpa sadar Sarwo diperalat Suharto ini diakuinja sendiri,ketika ia mengundurken diri dari keanggotaan MPR dan menolak untukikut dalam strukur kepemerintahan Suharto, demikian djuga dengan SriSultan HB IX jang setelah mengetahui duduk peristiwa sesungguhnjamerasa djidjik dengan tangan Suharto jang berdarah-darah, ia bahkan

menolak untuk duduk kembali di bangku Wakil Presiden setelahterpilih oleh MPR di tahun 1978, bahkan hubungannja memburuk denganSuharto lalu meninggal setjara misterius di luar negeri. Nah apajang kamu katakan Nak Lewi thd pembunuhan besar-besaran jangdilakukan atas rekajasa Suharto, apa itu bukan kekedjeman? Lalusudah itu kamu menuduh kami PKI sebagai orang-orang kedjam atasperbuatan jang tidak kami lakukan bahkan kami sendiri jang djadikorbannja. Dimana-mana terdjadi kepanikan besar dalam tubuh bangsaini, saling tuduh dan saling tjuriga bahkan dendam pribadi bisamasuk kedalam aksi pembunuhan-pembunuhan ini, sekali lagi Suhartomampu memainken perannja (jang kelak bisa sering kita batja, diamelakukan tapi dia jang dibilang Pahlawan), Ia menodong Sukarnountuk membubarken PKI dan mendesak Presiden untuk menjingkirkenorang-orang PKI, Sukarnois, PNI dan kelompok-kelompok jang netralthd peristiwa Gestok (gerakan satu oktober), tentunja Sukarnomenolak atas permintaan Suharto, dan reaksi atas penolakan Sukarno,Suharto mengambil langkah-langkah jang terkesan proseduram tetapimendjebak jaitu; memaksa Sukarno menandatangani surat perintah danuntuk itu kita masuk ke dalam tahapan Suharto berhadapan denganSukarno.

Pada peristiwa 1Oktober 1965, djuga perlu diperhatikan AH Nasution, kalah langkahthd Suharto, AH Nasution jang djuga mendegar bahwa puterinja djugameninggal akibat Gerakan Untung, ia seakan-akan dilindungi ke dalammarkas Kostrad, tapi ia tidak diikutken pada brieffing penting diMAKOSTRAD pada pagi hari pada 1 Oktober 1965, jang setjara tegasmemposisiken Suharto sebagai pemegang tertinggi pasukan di AngkatanDarat, walaupun ini sesuai prosedur tapi ini seharusnja mendapatkenpersetudjuan Presiden, tapi Suharto memaksa, dalem hal ini, AHNasution djuga langsung dikutjilkan dari lingkarannja, agar AHNasution tidak melakukan komando operasi, karena setjara pangkatdjelas AH Nasution punja wewenang lebih tinggi dari Suharto, KondisiPsikologis AH Nasution dan keengganan AH Nasution berhadapan denganSukarno djelas menguntungken Suharto. Nah setelah Suharto berhasilmembangun opini di RRI, TVRI dan membreidel semua media massa(inilah jang perlu djadi perhatian) ketjuali Harian milik AngkatanBersendjata, maka Suharto tinggal mendjegal Sukarno, dan ini langkahpaling mudah tapi dilakukan paling hati-hati oleh Suharto. Denganmengambil keuntungan dari kepanikan thd pembunuhan orang-orang jangdianggep PKI, Suharto melakuken keedjahatan paling djelas lagi,jaitu pembunuhan karakter thd Bung Karno dan memaksa Sukarno untukbertindak di luar kemauan dan wewenangnja, Sukarno djuga mendapatkennama djelek dari Gerakan Untung, dan ini dilakukan massa pemuda danmahasiswa djadi Suharto djuga merusak karakter Sukarno, dengan

memanfaatken intelektual-intelektual muda jang biasanja resah dengankemapanan rezim. Selain itu Sukarno djuga tahu, bahwa USA sudahsiap-siap masuk ke Indonesia apabila Sukarno, militer pro Sukarno,PKI, dan PNI angkat sendjata maka Amerika akan menarik pasukan dariVietnam Selatan dan masuk ke Djawa, karena bagaimanapun Djawa lebihpenting daripada Vietnam Selatan, itulah jang mendasari mengapa USAmerasa sudah menang di Asia Tenggara thd Komunisme. Sukarno tidakingin sebuah bangsa jang diradjut sedjak masa pergerakan politik1900-1942, dan banjak meminta pengorbanan hantjur begitu sadjakarena intervensi asing, dan USA pasti akan masuk ke Indonesia, bilaini terdjadi maka dengan mduah USA akan menguasai Indonesia Timur,itulah mengapa Sukarno lebih baik diam dan agar cenderung membiarkentingkah laku Suharto, karena menurutnja (pada waktu itu)toch kalauini djadi di pegang Suharto, minimal masih anak bangsa, masihpribumi dan bangsa sendiri. Pemaksaan thd Sukarno sendiri sudahkeliwat batas, karena (-mungkin anda sudah tahu-) bahwa jang keistana Bogor untuk meminta Surat Perintah, adalah empat Djenderalbukan tiga Djenderal (mereka adalah ; Djenderal M Jusuf, DjenderalBasuki Rachmat, Djenderal Amir Machmud dan terakhir datengbelakangan adalah Djenderal Maraden Panggabean), DjenderalPanggabean bahkan menodongkan sendjata ke arah BK, dan peristiwa inimusti diselidiki karena ini bisa di djadiken bukti bahwa jangdilakukan kelompok Suharto adalah kudeta sesungguhnja.

Setelah Sukarno dihabisi, maka Suharto dengan tenang mendjadi Presiden, dan menguatkandirinja sebagai Presiden diktator jang sangat kedji, anda bolehmenjaksiken sendiri kekedjiannja, ia dimulai pada peristiwa Gestokjang meminta korban djutaan njawa, dan djutaan orang kehilanganharkat hidup kemudian diakhiri dengan peristiwa dibakarnja Djakartadan beberapa kota dengan kekedjeman luar biasa serta pembunuhan thdmahasiswa (mungkin senior-senior anda)

Pendjelasan diatas bisamendjelasken semua pertanjaan, termasuk apakah Sukarno memberi sinjaldengan adegan Kresna memerintah Ardjuna, kalau menurut saja itu hanjakebetulan, dan saja amat jakin Sukarno sama sekali tidak tahu menahuthd gerakan Untung, ini dilihat dari kebingungannja jang luar biasathd kedjadian itu, dan lamban mengambil keputusan, memang Sukarnosangat menggemari kisah-kisah Mahabharata ini bisa dibandingkendengan Suharto jang sangat gemar kisah-kisah Ramajana jang lebihklasik dan tidak menggambarken perang saudara.

Dan Anak lanang Sukarno,jang dimaksud adalah Marsekal Umar Dhani, dinjataken terlibat menurutsaja itu tiada benar sama sekali, Umar Dhani hanja seorang Sukarnois,dan tindakannja membawa Sukarno ke Halim adalah sesuai prosedur,karena pada pagi hari setelah kedjadian Untung, Sukarno dibangunkenoleh adjudannja dan diberitahu ada kedjadian bahwa Untung melakukantindakan pembunuhan thd atasannja, nah ini jang membuat Sukarnoberpikir akan ada ketidakamanan, maka Sukarno di bawa ke Halim,(dekat dengan pesawat kepresidenan) prosedur lain Sukarno bisa sadjake Angkatan Laut menaiki kapal Varuna dan memerintah disana, tapipilihan thd Halim adalah karena faktor kepraktisan sadja. Apalagiaksi tembak menembak dengan pasukan Sarwo dengan pasukan AURImerupakan salah paham karena AURI tidak mau pangkalannja dimasukipasukan dari Angkatan lain, sementara Sarwo menganggap kekuatanUntung ada disana, dan ternjata salah karena Lubang Buaja ada dua,pertama Lubang Buaja jang ada di Pondok Gede, dan kedua Lubang Buajadi Zone Paracutte AURI, djadi masalah kekeliruan bahasa sadja.

Kesimpulan dari djawabanini adalah :

pemanfaatan setjaradjelas Suharto thd gerakan Untung, dan pembunuhan anggota PKI danorang-orang jang dituduh PKI adalah hasil rekajasa dia, mentjapbahwa aksi Untung adalah aksi PKI, maka saja tanja kepada andaapakah PRRI/PERMESTA jang di dukung petinggi PSI dan Masjumi kenapatidak disebut PRRI/PERMESTA/PSI/Masjumi????djadi tjap G-30-S/PKIadalah benar-benar kedjahatan sedjarah karena dibuat hanja untukmeluruskan kemauan politiknja dan tidak dibuktiken di Pengadilanjang netral.

Suharto melakukankudeta thd Sukarno, menjingkirken orang-orang jang membantunjatetapi tidak di lingkaran dia, seperti : Kemal Idris, HR Dharsonoalias Pak Ton (Bahkan Pak Ton sempat di pendjara karena dituduhmeledakkan Borobudur dan Usharto tidak sudi Pak Ton dimakamkan dimakam pahlawan Kalibata), Sarwo Edhie Wibowo (lihat Sarwo Edhietidak pernah mendapatken kedudukan penting di djadjaran pemerintahanSuharto beda sekali dengan Ali, Sudjono Humardhani atau DjenderalMitro.

Suharto berkuasasekalligus membuktiken teori PKI bahwa ada Djenderal-Djenderal

Kapbir (Kapitalis Birokrat), tjoba anda perhatiken mana ada bedaantara Pedjabat dengan pengusaha jang melakukan perselingkuhan modaldan kekuasaan jang sangat merugikan bangsa. Lalu korupsi jang luarbiasa sadis, ini hanja bisa dilakuken oleh orang-orang jang tiadamentjintai negaranja, Tjoba anda lihat kami orang-orang PKI, jangdituduh tidak beragama, tidak bermoral apakah kami melakukankorupsi? Apakah kami sanggup membunuhi bangsa kami sendiri dengankedjam, apakah kami mendjual dengan murah negeri ini, seperti minjakbumi dan hasil kaju,???? dan mengambil hak rakjat???? membohongirakjat terus menerus.

Pikiran anda harusdjelas dan kritis, kemudian tjari smeua informasi hjang bisa membuatanda agar berpikiran luas, sehingga anda bisa djadi intelektual mudajang sebisa mungkin tidak melakukan perbuatan hina sepertiintelektual-intelektual Orde Baru jang melatjurkan diri (lihatlahAbdul gafur, Akbar tandjung dll)

Djudjurlah pada dirianda, bahwa bangsa ini memang sudah rusak, karena dalam satugenerasi sudah dirusak mentalnja, manusia Indonesia dibentuk alampikiran Suharto jang menarik kedalam arah rendah manusia jaitu;semuanja diukur dari nilai-nilai materiil dan tiada peduli hasilnjadapet darimana, mau mentjuri, maling, korupsi dsb asal tidakketahuan dan bisa bekerdjasama dengan aparat.

Bentuk djiwa andadjadi manusia djudjur sehingga kedjadian di tahun-tahun gela tidakbisa diulang kembali.

INGAT RAKJAT

begitulah djawaban sajaNak Lewi, dan saja minta nada mengkonfrontir keterangan saja denganreferensi jang anda punja lalu berpikirlah djernih.

SALAM HORMAT

DN AIDIT

Sekdjen PKI

Posted in Uncategorized | 4 Comments »Beda Antara Gerakan Dan PeristiwaOctober 4th, 2005 by dn-aidit1924

Beda Gerakan dan Peristiwa

Bila anda memahamisedjarah dari sudut pandang hegelian, tentunja anda paham denganpemaknaan bahasa dalam kaitannja dengan materialisme itu sendiri.Maka akan saja tjoba kembali tentang perbedaan thd tjara pandangsedjarah dari sisi pembedaan makna “Gerakan” dan “Peristiwa”jang terdjadi di akhir Sepetember 1965 sampai dengan naiknja Suhartodan serdadu-serdadu tangsinja untuk mendepak Presiden Sukarno.

Gerakan 30 September 1965atau G-30-S

Gerakan jang dilantjarkanLetnan Kolonel (TNI/AD) Untung Bin Sjamsuri, dengan membawa beberapapasukan Tjakrabirawa dan unsur-unsur organik militer untuk menangkapperwira-perwira tinggi jang diduga terlibat akan melakukan kudetaterhadap Presiden Sukarno. Nah perbuatan ini merupakan gerakan,merupakan sebuah tindakan antisipatif, apa jang dilakukan LetkolUntung sama dengan apa jang dilakukan Major Djenderal Dharsono ditahun 1946 jang terlibat dalam gerakan Tan Malaka, Gerakan Oktober1952 dimana AH Nasution, Simatupang dan perwira-perwira tinggilainnja menuntut pembubaran parlemen, djuga gerakan Major Kemal Idrisbersama Major Djaini dengan membawa pasukan RPKAD dari Bandung keDjakarta untuk menentang AH Nasution. Nah apa jang dilakukan LetkolUntung thd atasannja dengan melakukan tindakan peniadaan, ataupenghilangan njawa setjara sengadja merupakan hal-hal jang perludiselidiki tentunja dengan koridor-koridor hukum militer bukannjamenerapkan situasi darurat sipil atau mendjurus pemusnahan massaljang melibatkan seakan-akan PKI ada dibaliknja.

Gerakan ini memang sajaketahui, tapi kedudukan saja hanja mengetahui, dan posisi saja sama

dengan posisi Suharto, jang djuga mengetahui.(Berdasarkan pengakuanKolonel Latief), artinja setjara posisi dan pengetahuan informatifjang menguntungkan posisinja antara saja, DN AIDIT dan MajorDjenderal Suharto adalah : SAMA. Ini berbeda dengan PresidenSukarno, Beberapa pedjabat dan ratusan djuta rakjat lainnja termasukPKI setjara institusi tidak mengetahui akan adanja gerakan ini. Djadisetjara kategori, gerakan ini merupakan gerakan intelijen jangmelibatkan unsur tentara dan hanja bergerak pada lingkungan ketjil.

Djadi dalam KategoriGerakan, saja dan Major Djenderal Suharto, memiliki posisi jang samajaitu : Sama-Sama mengetahui,adanja gerakan penangkapanperwira-perwira tinggi dan setudju terhadap penangkapan itu, motivasisaja djelas, penangkapan ini akan mengungkap setjara djudjur apakahmemang benar Dewan Djenderal itu ada dan melakukan kegiatan-kegiatanjang mengarah pada pendongkelan Presiden Sukarno, djadi setjarakonstitusi saja djelas berpihak pada Pemerintahan jang sah. Nah sajatidak mengetahui motivasi diam atau zonder tidakan dari MajorDjenderal Suharto, apa jang mendasarinja dan ini mungkin kategori:PERISTIWA jang bisa mendjawab kenapa Suharto diam thd apa jangdilakukan Kolonel Latief.

PERISTIWA 1 Oktober1965-1967

Nah, kita masuk padakategori Peristiwa. Dalam peristiwa ini djelas posisi saja menjurut,karena :

Tindakan LetkolUntung jang tidak tjerdas menangkap situasi jang berkembang, denganlangsung membubarkan diri Gerakannja sehingga seakan-akan gerakannjaini bisa di kategorikan illegal.

Kepanikan darikelompok-kelompok jang sedari awal memang berlawanan politikterhadap Letnan Djenderal Ahmad Jani, termasuk saja sendiri

Tindakan tjepat dariMajor Djenderal Suharto, jang pagi itu djuga mengambil kesimpulan

dan membentuk opini di masjarakat bahwa jang melakukan adalah PKI.

Dari ketiga alasan palingawal dalam mendjelaskan tentang perkembangan Gerakan ini, djelas dinomor tigalah, sebagai penentu kemenangan dari kelompok Suharto.

Nah, dari nomor tigadjuga kita bisa mendjelaskan PERISTIWA dan pelaksanaan penjelewenganbahasa, opini politik, bahkan subversi thd Presiden Sukarno.

Dari Segi bahasa :

Suharto langsungmengatakan gerakan itu sebagai G-30-S/ PKI, ada penjimpangan itusendiri dari akurasi kedjadian jang melibatkan unsur waktu, unsurkondisi-objektief dan unsur keterlibatan.

Unsur waktu:

Ini merupakan kesalahanjang sangat fatal, Suharto mengatakan gerakan itu adalah, gerakan 30September 1965, bukan gerakan 1 Oktober 1965. Padahal gerakan ituterdjadi setelah jam 24.00 WIB, atau 1 Oktober 1965 dini hari.Suharto berhasil memisahkan unsur psikologis dengan unusr akurasiwaktu internasional jang sama-sama disepakati, setjara psikologismungkin orang Indonesia mengingat sebelum adzan Subuh waktu belumberganti, tetapi dalam aturan waktu internasional setelah djam 24.00,hari dan tanggal sudah berubah. Kenapa Suharto melakukan keputusanmenamai gerakan ini, G-30-S/PKI, Bukannja GESTOK (Gerakan SatuOktober) seperti jang dikatakan Bung Karno.Karena Suharto bertindakpada tanggal 1 Oktober 1965, dan tindakannja itu terus berlangsungkebablasan sampai pada puntjaknja jaitu : Naiknja dia mendjadiPresiden, dan mendepak Sukarno.

Unsur KondisiSubjektif-Objektief :

Unsur Kondisi Subjektiefadalah Suharto berhasil membentuk sebuah kesimpulan besar dan sangatberbahaja, bahwa PKI ada di belakang gerakan ini hanja karena PKI

bermusuhan dengan A Jani apalagi setelah usul PKI ttg Angkatan ke V,Buruh dan tani dipersendjatai, di tentang habis-habisan oleh A. Jani.Dan ini tanpa pembuktian, djadi Suharto bertindak dengan mengambilkesimpulan harafiah, bukan kesimpulan jang reflektif dan adapembuktiannja. Hal ini djelas karena dengan melibatkan PKI sebagaitenaga penggerak gerakan Untung maka djelas, Suharto diuntungkanjaitu, akan mempermudah membubarkan PKI. Padahal Kondisi Objektiefadalah tidak adanja unsur PKI jang terbukti terlibat dalampentjulikan, seperti Pemuda Rakjat, Gerwani atau unsur-unsur lainnja.Hanja saja jang tahu Gerakan itu ada, dan posisi ini sama denganSuharto, sama dengan Sutan Sjahrir jang tahu adanja peristiwaPRRI/PERMESTA. Bahkan peristiwa PRRI/PERMESTA jang djelas-djelasingin mnggulingkan Sukarno mentjantumken setjara djelas nama Natsir,Sjarifuddien Prawiranegara dan Sumitro Djojohadikusumo sebagaiunsur-unusr utama pembentuk pemerintahan tandingan, sementara namasaja sadja tidak terjantum, dari daftar susunan Dewan Revolusi jangdibentuk oleh Letkol Untung, hanja satu bahkan unsur PKI jaitu,Tjugito. Sementara majoritas adalah Angkatan Darat.

Unsur Keterlibatan :

Disinilah setjara djelasSuharto melakukan tindakan jang amat tidak manusiawi, jaitumentjantumken nama PKI dalam G-30-S, saja djadi ingin membandingken,apakah PRRI/PERMESTA mentjantumken nama Partai Sosialis Indonesia(PSI), ataupun Masjumi. Khan tidak padahal keterlibatan unsurpimpinan Partai djelas ada didalam Pemberontakan itu. Nah Suhartomelakukan ini dengan konsukuensi jang sangat tadjam, jaituterbunuhnja djutaan orang jang tidak berdosa, pentjemaran nama baikdan melabur sehitam-hitamnja wadjah PKI dalam benak orang Indonesiasebagai Partai Kedjam jang melibatken diri dalam gerakan Untung.

Disini djelas, Saja danSuharto memiliki posisi jang sama dalam kategori GERAKAN tapi tidakpada Kategori PERISTIWA. Dimana Kategori Peristiwa memiliki implikasijang sangat luasa dan kedji, selain mendongkel Presiden Sukarno,membubarken PKI, dan Mendorong terdjadinja pembunuhan besar-besarankepada orang-orang PKI. Djuga memiliki implikasi jang djauh lebihpandjang lagi, jaitu :

Penipuan sedjarahjang sangat brutal

Merampokhabis-habisan Sumber Daya Di Indonesia

Penjingkiran harkathidup orang-orang miskin

Penjelewenganfalsafah hidup orang Indonesia jang menjingkirken kekakajaan djiwamendjadi manusia jang tjinta terhadap harta benda (alam kebendaan),dengan menghalalken segala tjara.

Mengadjarimanusia-manusia Indonesia sebagai koruptor dan bangsa jang tiadaberwatak.

Meletjehkantjita-tjita Proklamasi 1945, dimana tugas utama negara adalahmelindungi rakjat, mentjerdasken rakjat dan menjedjahteraken rakjat.Mendjadi Negara jang kedji, fasistis, dan meneror rakajat ketjil.

Membohongi terusmenerus rakjat Indonesia dengan subsidi jang dibiajai hutang, sambilmemperkaja diri dengan komisi-komisi porojek negara jang di biajaihutang dan rakjat mendjadi beban.

Mentjiptakan djurangkelas jang tadjam antara kelompok kaja jang segelintir denganratusan djuta rakjat di bawah garis kemiskinan.

Itulah makna PERISTIWAsesungguhnja terhadap apa jang dinamakan G-30-S dan PERISTIWASUHARTO.