PM_7_2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Peraturan Menteri Perhubungan tentang klasifikasi kapal

Citation preview

  • i'ENTERI PERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

    PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

    NOMOR : PM 7 TAHUN 2OI3

    TENTANG

    KEWAJIBAN KLASIFIKASI BAGI KAPAL BERBENDERA INDONESIAPADA BADAN KLASIFIKASI

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    Menimbang

    MENTERI PERHUBUNGAN.

    bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal I29Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentangPelayaran dan Pasal 59 Peraturan PemerintahNomor 51 Tahun 2OO2 tentang Perkapalan, perlumenetapkan Peraturan Menteri Perhubungantentang Kewajiban Klasifikasi Bagi KapalBerbendera Indonesia Pada Badan Klasifikasi;

    1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentangPelayaran (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 64, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor a8a9);

    2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OO2tentang Perkapalan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO2 Nomor 95, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor a227);

    3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2OO9tentang Pembentukan dan OrganisasiKementerian Negara sebagaimana telah diubahbeberapa kali, terakhir dengan PeraturanPresiden Nomor 91 Tahun 2Oll

    Mengingat

  • Menetapkan

    4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2OIOtentang Kedudukan, T\rgas, dan FungsiKementerian Negara serta Susunan Organisasi,Tugas, dan Fungsi Eselon I KementerianNegara sebagaimana telah diubah terakhirdengan Peraturan presiden Nomor 92Tahun 2OIL;

    5. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor5 Tahun 2005 tentang pemberdayaan IndustriPelayaran Nasional;

    6. Peraturan Menteri perhubungan NomorKM 65 Tahun 2OOg tentang Standar Kapal NonKonvensi (Non Conuention Vesse/ StandardlBerbendera Indonesia;

    7. Peraturan Menteri perhubungan NomorKM 60 Tahun 2OIO tentang Organisasi danTata Kerja Kementerian perhubungan;

    MEMUTUSKAN:

    PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANGKEWAJIBAN KLASIFIKASI BAGI KAPALBERBENDERA INDONESIA PADA BADANKLASIFIKASI.

    BAB IKETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

    1. Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yangmemenuhi persyaratan material, t

  • 2.

    3 .

    Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasikapal yang melakukan pengaturan kekuatankonstruksi dan permesinan kapal, jaminanmutu material marine, pengawasanpembangunan, pemeliharaan, dan perombakankapal sesuai dengan peraturan klasifikasi.

    Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk danjenis tertentu, yang digerakkan dengan tenagaangin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarikatau ditunda, termasuk kendaraan yang berdayadukung dinamis, kendaraan di bawahpermukaan air, serta alat apung dan bangunanterapung yang tidak berpindah-pindah.

    DuaI Class adalah kapal yang dikelaskan kepada2 (dua) badan klasifikasi dimana di antara keduabadan klasifikasi tersebut membuat perjanjianberkaitan dengan pembagian pekerjaan dalamsurueA kapal dan dengan single inuoice.

    Direktur Jenderal adalah Direktur JenderalPerhubungan Laut.

    Menteri adalah Menteri Perhubungan.

    BAB IIKLASIFIKASI KAPAL BENDERA INDONESIA

    Pasal 2

    Kapal berbendera Indonesia wajibdiklasifikasikan pada badan klasifikasi dengankriteria:a. ukuran panjang antara garis tegak depan

    dan belakang 20 (dua puluh) meter ataulebih;

    b. tonase kotor GI 100 (seratus Gross Tonnage)atau lebih; atau

    c. yang digerakkan dengan tenaga penggerakutama 25O HP atau lebih.

    4 .

    5.

    6.

    (1 )

  • (2) Kapal berbendera Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (1) yang dioperasikan untukDaerah Pelayaran Kawasan Indonesia wajibdiklasifikasikan pada Biro Klasifikasi Indonesiaatau dual class dengan badan klasifikasi asingyang diakui.

    Kapal berbendera Indonesia yang melakukanpelayaran internasional dapat diklasifikasikanpada Biro Klasifikasi Indonesia atau badanklasifikasi asing yang diakui atau dual classantara Biro Klasifikasi Indonesia dengan badanklasifikasi asing yang diakui.

    Daerah Pelayaran Kawasan Indonesiasebagaimana dimaksud pada ayat (21 adalahdaerah pelayaran yang meliputi daerah yangdibatasi oleh garis-garis yang ditarik dari titikLintang 10" O0' 00" Utara di Pantai BaratMalaysia, sepanjang Pantai Malaysia, Singapura,Thailand, Kamboja dan Vietnam Selatan diTanjung Tiwan dan garis-garis yang ditarikantara Tanjung Tiwan dengan TanjungBaturampon di Philipina, sepanjang PantaiSelatan Philipina sampai Tanjung San Augustinke tit ik Lintang 00" O0'00" dan Bujur 140" 00'OO" Timur, titik Lintang 02" 35'00" Selatan danBujur 141" 00' 00" Timur ditarik ke Selatanhingga ke titik 09' 10' 00" Selatan dan Bujur141" 00'00" Timur, ke t i t ik L intang 10" O0'00"Selatan dan Bujur 140" 00' 00" Timur ke titikLintang 10" 11' 00" Selatan dan Bujur 121" OO'00" Timur, ke titik Lintang 09" 30' 00" Selatandan Bujur 105" 00' 00" Timur ke titik Lintang02" 00'00" Utara dan Bujur O94" OO'00" Timurke titik Lintang 06" 30' OO" Utara dan BujurO94" 00'00" sampai dengan tit ik Lintang 1Oo 00'00" Utara di Pantai Barat Malavsia atau NearCoastal Vogage.

    Pelayaran internasional sebagaimana dimaksudpada ayat (3) merupakan kegiatan pelayaran daripelabuhan Indonesia ke pelabuhan luar negeriatau dari pelabuhan luar negeri ke pelabuhanIndonesia.

    (3)

    (4)

    (s)

  • (1 )

    (2)

    BAB IIIBADAN KLASIFIKASI

    Pasal 3

    Badan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 2 terdiri atas:a. badan klasifikasi nasional; danb. badan klasifikasi asing yang diakui.

    Badan klasifikasi nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a adalah PT. BiroKlasifikasi Indonesia (Persero).

    Badan klasifikasi asing yang diakui sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b merupakananggota International Association of ClassificationSocietg (rqcq.

    Anggota International Association of ClassificationSocietg (/ACS) sebagaimana dimaksud pada ayat(3) meliputi:a. American Bureau of Shipping (ABS);b. Bureau Veritas (BV);c. China Classification Societg (CC$;d. Croatian Register of Sttipping (CR,S);e. Det Norske Veritas (DNV);f. Germanischer Llogd (GL);g. Indian Register of Shipping (IR,S);h. Korean Register of Shipping (KR);i. Lloyd's Register (L$;j. Nippon Kaiji Kgokai (NKlClass 1V{;k. Polish Register of Sttipping (PRS);l. Registro ltaliano Nauale (R/I[A); danm. Russian Maritime Register of Shipping (R,S).

    (5) Badan klasifikasi asing yang diakuisebagaimana dimaksud pada ayat (3) harusmemenuhi persyaratan:a. memiliki kantor cabang di Indonesia dan

    didaftarkan di instansi yang melaksanakanpembinaan bidang keselamatan kapal diIndonesia;

    b. memiliki surueAor berkewarganegaraanIndonesia pada masing-masing kantorcabang di Indonesia; dan

    (3)

    (4)

  • c. memiliki perjanjian kerjasama dengan BiroKlasifikasi Indonesia.

    (6) Pemberian pengakuan dan penunjukan badanklasifikasi asing sebagaimana dimaksud padaayat (5) diberikan oleh Direktur Jenderal.

    Pasal 4

    Hasil pemeriksaan, pengujian, dan sertifikatklasifikasi kapal dapat digunakan sebagai dasarpenerbitan sertifikat keselamatan kapal.

    Pasal 5

    Untuk memberikan pelayanan prima, badanklasifikasi nasional harus:a. melaksanakan kegiatan secara profesional

    terhadap pemenuhan persyaratan administrasidan teknis sesuai standar operasional danprosedur dari kegiatan pelayanan yangdiberikan oleh badan klasifikasi nasional; dan

    b. menerapkan asas transparansi dalam halpembiayaan terhadap kegiatan klasifikasikapal.

    Pasal 6

    Pemeriksaan yang berkaitan dengan dual classdilaksanakan oleh surueAor badan klasifikasidengan satu tarif klasifikasi.

    Pasal 7

    Badan klasifikasi yang melaksanakan kegiatan yangberkaitan dengan keselamatan kapal wajibmelaporkan kegiatannya secara berkala setiap3 (tiga) bulan kepada Direktur Jenderal.

    Pasal 8

    (1) Direktur Jenderal melakukan evaluasi danmonitoring terhadap pelaksanaan kegiatanbadan klasifikasi.

    6

  • (2) Hasil evaluasi dan monitoring sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaporkan setiap tahunkepada Menteri.

    BAB IVSANKSI ADMINISTRATIF

    Pasal 9

    Apabila kewajiban klasifikasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 tidak dipenuhi makakepada pemilik kapal dikenai sanksi administratifberupa:a. peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali

    dengan tenggang waktu masing-masing palinglama 14 (empat belas) hari kerja; atau

    b. apabila peringatan tertulis tidak dipenuhi makadikenai sanksi berupa tidak diberikan sertifikatkapal dan surat-surat kapal.

    BAB VKETENTUAN LAIN-LAIN

    Pasal 10

    (1) Kewajiban klasifikasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 ayat (1) tidak berlaku bagi kapalpenangkap ikan dan kapal kayu yang dibangunsecara tradisional.

    (2) Terhadap kapal berbendera Indonesia dengankriteria yang tidak diatur dalam Pasal 2 ayat (I)diatur lebih lanjut dengan Peraturan DirekturJenderal.

    BAB VIKETENTUAN PENUTUP

    Pasal 1 1

    Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, makaPeraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20Tahun 2006 tentang Kewajiban Bagi KapalBerbendera Indonesia Untuk Masuk Klas Pada BiroKlasifikasi Indonesia. dicabut dan dinvatakan tidakberlaku.

  • Pasal 12

    Direktur Jenderal melakukan pembinaan danpengawasan teknis terhadap pelaksanaan Peraturanini.

    Pasat 13

    Peraturan Menteri Ferhubungan ini mulai berlakupada tanggal diundangkan.,

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Menteri Perhubungan inidengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia, '

    , Ditetapkan di Jakarta'pada tanggal 12 Februari 2013

    MENTBRI PERHUBUNGAN,

    Diundangkan di Jakartapada tanggai 15 Februari 2013

    ttd.

    tr.E. MANGINDAAN

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,REPUBLIK INDONESIA I

    ttd..

    AMIR SYAMSUDIN i :

    BERITA NEGARA REPUBI.IK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 282

    Saliqan sesuai dengan 4slinya