5
PEMBAHASAN BLEEDING TIME Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya luka atau trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk bekuan. Hal ini menunjukkan seberapa baik trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk bekuan darah. Prinsip pemeriksaannya adalah mengukur lamanya waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau cuping telinga. Bleeding time digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer atau interaksi antara trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk sumbat hemostatik, pasien dengan perdarahan yang memanjang setelah luka, pasien dengan riwayat keluarga gangguan perdarahan. Bleeding time paling sering digunakan untuk mendeteksi cacat kualitatif trombosit, seperti penyakit Von Willebrand. Tes ini membantu mengidentifikasi orang yang memiliki disfungsi trombosit. Ini adalah kemampuan darah untuk membeku setelah luka atau trauma. Biasanya, trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah menyebabkan gumpalan darah. Ada banyak faktor dalam mekanisme pembekuan, dan hal tersebut diprakarsai oleh trombosit. Uji waktu perdarahan atau bleeding time biasanya digunakan pada pasien yang memiliki riwayat perdarahan berkepanjangan setelah terluka, atau yang memiliki riwayat keturunan gangguan perdarahan. Selain itu, Uji waktu perdarahan kadang-kadang dilakukan sebagai tes pra operasi untuk menentukan

Pmbhsn BT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bleeding Time

Citation preview

Page 1: Pmbhsn BT

PEMBAHASAN BLEEDING TIME

Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya luka atau

trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk

bekuan. Hal ini menunjukkan seberapa baik trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh

darah untuk membentuk bekuan darah. Prinsip pemeriksaannya adalah mengukur lamanya waktu

perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau cuping telinga. Bleeding time

digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer atau interaksi antara trombosit dan

pembuluh darah dalam membentuk sumbat hemostatik, pasien dengan perdarahan yang

memanjang setelah luka, pasien dengan riwayat keluarga gangguan perdarahan. 

Bleeding time paling sering digunakan untuk mendeteksi cacat kualitatif trombosit,

seperti penyakit Von Willebrand. Tes ini membantu mengidentifikasi orang yang memiliki

disfungsi trombosit. Ini adalah kemampuan darah untuk membeku setelah luka atau trauma.

Biasanya, trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah menyebabkan gumpalan darah.

Ada banyak faktor dalam mekanisme pembekuan, dan hal tersebut diprakarsai oleh trombosit.

Uji waktu perdarahan atau bleeding time biasanya digunakan pada pasien yang memiliki riwayat

perdarahan berkepanjangan setelah terluka, atau yang memiliki riwayat keturunan gangguan

perdarahan. Selain itu, Uji waktu perdarahan kadang-kadang dilakukan sebagai tes pra operasi

untuk menentukan respon perdarahan yang mungkin terjadi selama dan setelah operasi. Namun,

pasien yang tidak memiliki riwayat masalah perdarahan, atau yang tidak memakai obat anti-

inflamasi, uji waktu perdarahan biasanya tidak diperlukan.

Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien sebaiknya ditanya terlebih dahulu mengenai obat yang

sedang mereka konsumsi. Beberapa obat akan mempengaruhi hasil tes waktu perdarahan. Obat-

obat ini termasuk antikoagulan, diuretik, obat anti kanker, sulfonamide, thiazide, aspirin, dan

obat anti inflamasi. Tes ini juga dapat dipengaruhi oleh anemia (kekurangan sel darah merah).

Penggunaan aspirin dan obat-obat sejenisnya adalah penyebab paling umum dari waktu

perdarahan berkepanjangan, maka penggunaannya harus dihentikan dua minggu sebelum

pemeriksaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pendarahan suatu darah yakni besar kecilnya

luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas kadar hemoglobin dalam darah.

Kisaran waktu pendarahan yang normal adalah 15 hingga 120 detik. (Dsyoghi, 2010)

Page 2: Pmbhsn BT

Seperti yang telah dijelaskan pada dasar teori terdapat beberapa cara atau metode yang

digunakan dalam pemeriksaan bleeding time yaitu metode Ivy dan duke, namun dalam

praktikum kali ini dilakukan dengan menggunakan cara duke. Perbandingan antara metode Ivy

dan Duke dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

No Metode Duke Metode Ivy

1. Luka Tidak terbentuk luka yang

membekas

Terbentuk luka yang membekas

2. Sakit Pasien tidak begitu merasakan

sakit

Pasien merasakan sakit

3. lokasi Cuping telinga Bagian Polar Lengan bawah

4. risiko Pada bagian cuping telinga

tidak terdapat pembuluh darah

vena , arteri, dan kapiler

sehingga dapat mewakili

kondisi perdarahan yang

terbentuk secara valid.

Pada bagian polar lengan bawah

terdapat pembuluh darah vena , arteri,

dan kapiler, ditakutkan torehan

merobek pembuluh darah sehingga

mengakibatkan waktu perdarahn

memanjang dan didapatkan hasil yang

kurang valid.

Berdasarkan pertimbangan di atas , maka dipilih cara atau metode duke dalam praktikum

ini karena dinilai lebih aman dan dapat memberikan hasil yang valid. Cara duke, mula-mula

dilakukan tindakan antisepsis dengan menggunakan alcohol 70% pada anak daun telinga.

Dengan lancet, dilakukan tususkan pada tepi anak daun telinga. Stopwatch dijalankan waktu

darah keluar. Setiap 30 detik, darah dapat dihisap dengan kertas saring. Setelah darah tidak

keluar lagi, stopwatch dihentikan. Nilai normal berkiasar antara 1-3 menit.

Pemeriksaan waktu perdarahan pada praktikum kali ini dilakukan antar sesame

mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes denpasar dan di dapatkan hasil waktu perdarahan

masing-masing mahasiswa yaitu :

Dewa Ayu Yuni Dewantari (Perempuan 20 tahun) : 1 menit 30 detik

A.A Trisna Pradnyadari (Perempuan 20 tahun) : 1 menit

Page 3: Pmbhsn BT

A.A Inten Pradnya Suamami (Perempuan 20 tahun) : 1 menit

Christian Naftali Ranni (Laki-Laki 19 tahun) : 1 menit

Ni Gst. Ayu Pradnya Dewi (Perempuan 20 tahun) : 1 menit

I Dewa Gd Aditya Satria DP (Laki-Laki 20 tahun) : 1 menit

Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui bahwa semua praktikan memiliki waktu

perdarahan yang normal , dimana waktu perdarahan yang normal yaitu 1-3 menit. Dalam

praktikum ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Semua alat dan bahan yang digunakan harus dalam kondisi steril.

2. Bagian cuping telinga yang akan ditusuk dengan menggunakan lanset harus pada

bagian bawah telinga pada lokasi yang berbentuk U. jika dilakukan dibagian pinggir

telinga maka waktu perdarahan bisa saja memanjang atau mengenai tulag yang

terdapat pada telinga.

3. Dilakukan desinfeksi pada daerah yang akan ditusuk dengan menggunakan lanset ,

kemudian ditunggu hingga kering . hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa perih

yang dialami pasien ketika dilakukan penusukan.

4. Waktu perdarahan harus dihitung dengan tepat , dimana saat setelah dilakukan

penusukan sudah mulai dihitung 30 detik pertama. Agar waktu yang dihitung tepat

maka sebaiknya menggunakan stopwatch.

5. Hasil pemeriksaan dicatat dan semua alat dan bahan yang digunakan dibuang pada

tempat sampah infeksius.