15
Borang Portofolio Nama Peserta : dr. Candrika Izzatika Pramono Nama Wahana : RSUD Simo Boyolali Topik : Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponible Tanggal (kasus) : 4 Januari 2015 Nama Pasien : By. EN No. RM : 1501087758 Tanggal Presentasi : 20 Februari 2015 Pendamping : dr. Siti Nur Rokhmah Tempat Presentasi : RSUD Simo Boyolali Objektif Presentasi : √□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran √□ Tinjauan Pustaka √□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa Neonatus √□ Bayi □ Anak Remaja □ Dewasa Lansia □ Bumil Deskripsi : Seorang bayi, berusia 1,5 bulan, dibawa keluarganya datang ke IGD, dengan keluhan adanya benjolan di lipat paha kanan. Benjolan tersebut diketahui muncul sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. Benjolan muncul kambuh- kambuhan, terutama ketika pasien batuk atau menangis. Benjolan hilang ketika pasien dalam keadaan tenang atau sedang beristirahat. Mual (-), muntah (-), demam (-). BAB dan BAK lancar, tidak ada keluhan. Tujuan : Menegakkan diagnosis Hernia Inguinalis Reponible 1

Portofolio Hernia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

portofolio

Citation preview

Borang PortofolioNama Peserta :dr. Candrika Izzatika Pramono

Nama Wahana :RSUD Simo Boyolali

Topik : Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponible

Tanggal (kasus) :4 Januari 2015

Nama Pasien :By. ENNo. RM :1501087758

Tanggal Presentasi :20 Februari 2015Pendamping :dr. Siti Nur Rokhmah

Tempat Presentasi :RSUD Simo Boyolali

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Seorang bayi, berusia 1,5 bulan, dibawa keluarganya datang ke IGD, dengan keluhan adanya benjolan di lipat paha kanan. Benjolan tersebut diketahui muncul sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. Benjolan muncul kambuh-kambuhan, terutama ketika pasien batuk atau menangis. Benjolan hilang ketika pasien dalam keadaan tenang atau sedang beristirahat. Mual (-), muntah (-), demam (-). BAB dan BAK lancar, tidak ada keluhan.

Tujuan : Menegakkan diagnosis Hernia Inguinalis Reponible Penatalaksanaan dan edukasi pada keluarga pasien mengenai Hernia Inguinalis Reponible

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos

Data Pasien :By. ENNo. Registrasi : 1501087758

Nama Bangsal : Telp : Terdaftar sejak: 4 Januari 2015

Data Utama untuk Bahan Diskusi :

1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Hernia Inguinalis Lateralis Dextra / adanya benjolan di lipat paha kanan. Benjolan tersebut muncul sejak +1 minggu yang lalu. Benjolan muncul kambuh-kambuhan, terutama ketika pasien batuk atau menangis. Benjolan hilang ketika pasien dalam keadaan tenang atau sedang beristirahat. Mual (-), muntah (-), demam (-). BAB dan BAK lancar, tidak ada keluhan.

2. Riwayat Kesehatan/Penyakit:Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

3. Riwayat Pengobatan :Pasien belum pernah diperiksakan ke klinik ataupun rumah sakit untuk keluhan saat ini.

4. Riwayat Keluarga :Di keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

5. Kondisi lingkungan sosial dan ekonomi :Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan neneknya. Sosial ekonomi cukup. Pasien melakukan pembayaran jasa di rumah sakit dengan menggunakan jenis pembayaran umum.

Daftar Pustaka : 1. van Wessem KJ, Simons MP, Plaisier PW, et al. The etiology of indirect inguinal hernias: congenital and/or acquired? Hernia 2003; 7(2):769.2. van Veen RN, van Wessem KJ, Halm JA, et al. Patent processus vaginalis in the adult as a risk factor for the occurrence of indirect inguinal hernia. Surg Endosc 2007; 21(2):2025.3. Brandt ML. Pediatric Hernias. Surg Clin North Am 2008; 88:27-43.4. Lou CC, Chao HC. Prevention of unnecessary contralateral exploration using the silk glove sign (SGS) in pediatric patients with unilateral inguinal hernia. Eur J Pediatr 2007; 166(7):6679.5. Rosenberg J. Pediatric inguinal hernia repair: A critical appraisal. Hernia2008;12:113-5.6. Tan HL. Laparoscopic repair of inguinal hernias in children. J PediatrSurg 2001;36:833.

Hasil Pembelajaran :

1. Hernia Inguinalis Lateralis

2. Penegakan diagnosa hernia inguinalis lateralis

3. Penatalaksanaan hernia inguinalis lateralis

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio1. Subjektif : Adanya benjolan di lipat paha kanan Benjolan muncul sejak +1 minggu yang lalu Benjolan muncul kambuh-kambuhan, terutama ketika pasien batuk atau menangis Benjolan hilang ketika pasien dalam keadaan tenang atau sedang beristirahat Mual (-), muntah (-), demam (-) BAB dan BAK lancar, tidak ada keluhan

2. Objektif :Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum Keadaan umum: baik Derajat kesadaran: compos mentis Derajat gizi : gizi kesan cukup (berat badan = 4,1 kg)2. Kulit Kulit sawo matang, kelembaban baik, turgor kembali cepat.3. KepalaBentuk mesosefal, rambut kering (-), rambut warna hitam, sukar dicabut.4. MataHematoma periorbita (-/-), hifema (-/-), Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-) , sklera ikterik (-/-)5. HidungNapas cuping hidung (-), bloody rhinorea (-/-), deformitas (-/-)6. Mulut Mukosa basah (+), sianosis (-), pucat (-), kering (-)7. TelingaDaun telinga dalam batas normal, sekret (-/-), tragus pain (-/-)8. TenggorokUvula di tengah, mukosa pharing hiperemis (-), tonsil T1 - T19. LeherBentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak membesar, kaku kuduk (-), gerak bebas, deviasi trakhea (-). 10. ThoraksCor:Inspeksi : iktus kordis tidak tampak Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkatPerkusi : batas jantung kesan tidak melebar Auskultasi: BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)Pulmo: Inspeksi: Pengembangan dada kanan = kiriPalpasi: Fremitus raba dada kanan = kiriPerkusi: Sonor di seluruh lapang paruAuskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+)Suara tambahan (-/-)11. AbdomenInspeksi : Perut distended (-), damn contur (-)Auskultasi: Bising usus (+) normalPerkusi : TimpaniPalpasi: Nyeri tekan (-)12. GenitourinariaInspeksi: OUE (+), hipospadi (-), epispadi (-), anus (+)Palpasi: nyeri tekan (-), testis teraba 2 buah, discharge (-)13. Ekstremitas

--------Akral dinginOedem

Status LokalisRegio Inguinalis Sinistra:Inspeksi: benjolan (+), hiperemis (-), warna sama dengan kulit sekitarPalpasi: nyeri tekan (-), cincin teraba longgar Auskultasi: bising usus (+)Finger test: terdapat tekanan pada ujung jariThumb test: tidak keluar benjolan3. Assesment (Penalaran Klinis)A. PendahuluanHernia inguinalis lateralis adalah kelainan bedah yang paling sering terjadi pada anak-anak. Literatur tentang hernia telah dikenal sejak lebih dari 20 abad, dan telah banyak tehnik yang digunakan. Galen pada tahun 176 setelah Masehi yang pertama kali menggambarkan pathogenesis dari hernia inguinalis lateralis ketika dia memaparkan tentang processus vaginalis sebagai saluran ke bawah yang merupakan jalur turunnya testis dari rongga peritoneum ke scrotum (processus vaginalis peritonei).Terapi bedah hernia inguinalis lateralis didokumentasikan pertama kali pada abad ke V oleh Susruta dari india yang dikenal sebagai bapak Bedah India.1,2Kontribusi lain diberikan oleh Camper, Cooper,Hesselbach dan Scarpa yang mendasari Bassini dan Halstead melakukan repair hernia. Ferguson memperkenalkan repair hernia dengan hanya mengekspose, diseksi dan ligasi tinggi yang simp-le dan membuangkantung hernia dan diterapkan secara sukses pada anak-anak oleh Potts.3B. PatogenesisHernia inguinalis dan berbagai jenis hydrocele pada anak-anak diakibatkan adanya patent processus vaginalis (PPV) yang tidak menutup setelah proses penurunan testis.2

Gambar 1. Gambaran skematik anatomi normal dari funiculus spermatikus dan kanalis inguinalis

Gambar 2. Hidrokel komunikan yang terjadi ketika terjadi patent processus vaginalis sepanjang kanalis inguinalis

Gambar 3. Herniasi dari usus kedalam scrotum pada hernia inguinalis lateralisTerjadinya hernia inguinalis pada anak-anak berhubungan secara langsung dengan proses penurunan dari perkembangan gonad. Pada fetus, processus vaginalis petama kali tampak sebagai penonjolan dari cavum peritoneum pada bulan ketiga masa gestasi. Testis terbentuk pada rongga retroperitoneum embrio dekat dengan ginjal dan menempati kanalis interna pada bulan ketujuh. Processus vaginalis memanjang melewati canalis inguinalis kearah skrotum dan memberikan jalur untuk dilewati testis ke skrotum. Setelah terjadi penurunan testis, pada beberapa bulan awal kehidupan, processus meutup kecuali bagian terminal sekitar testis yang dikenal sebagai tunicavaginalis. Caliber dari patent processus menentukan apakah akan terjadi hernia atau hidrokel. Caliber kecil hanya dapat dilalui oleh cairan peritoneum yang berkembang menjadi hidrokel komunikan, dan caliber yang besar dapat dilalui oleh organ intraabdomen sehingga terjadi hernia inguinalis.1Penutupan spontan dari processus terjadi bervariasi pada anak-anak. Pada beberapa didapatkan 40% patent processus vaginalis menutup pada beberapa bulan pertama kehidupan, 20% terjadi pada usia 2 tahun. Karena testis yang kiri turun terlebih dahulu sebelum yang kanan, menjelaskan mengapa hernia sebelah kanan memiliki angka insidens yang lebih tinggi dibandingkan yang kiri. Semua hernia inguinalis lateralis terjadi karena adanya patent processus vaginalis, tapi tidak semua pasien dengan patent processus vaginalis berkembang menjadi hernia. Pada beberapa penelitian hernia dewasa processus kontralateral didapatkan pada 12-14 % dan dari kesemuanya hanya 12 14% yang berkembang menjadi hernia. Karena incidens keseluruhan dari hernia 1 2% dan insidens patent processus vaginalis 12 14%, secara klinis didapatkan hanay 8 12 % dari pasien tersebut yang berkembang menjadi hernia. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terbukanya kanalis interna tidak sertamerta menimbulkan hernia. Mungkin terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi timbulnya hernia.1C. Gambaran KlinisGejalaHernia inguinalis dicurigai terjadi pada anak dengan riwayat adanya pembesaran didaerah inguinalis atau srotum. Secara klasik didapatkan gejala timbulnya benjolan yang hilang timbul, timbul ketika tekanan intra abdomen meningkat, hal ini terjadi ketika anak batuk, atau menangis. Pada stadium ini hernia masih reponibilis. Nyeri yang signifikan merupakan tanda-tanda adanya incarserata atau strangulasi.2PemeriksaanPemeriksaan untuk hernia membutuhkan kesabaran terutama pada anak-anak. Secara klinis pada anak dengan hernia tampak massa lunak yang keluar dari kanalis eksternus yang terletak pada superior dan lateral dari tuberculum pubicum. Benjolan ini akan Nampak jelas pada saat anak mengejan, menangis atau batuk. Kadangkala hernia dicurigai berdasarkan riwayat saja dan tidak dapat dilihat pada saat pemeriksaan. Tanda yang lain adalah Silk Glove Sign dimana pada pemeriksaan teraba penebalan dari spermatic cord yang dapat dipalpasi saat spermatic cord melintasi tuberculum pubicum. Hal ini menunjukkan adanya kantung hernia sekitar spermatic cord dan akan Nampak jelas pada hernia unilateral karena dapat dibandingkan dengan sisi yang sehat.4Kadangkala retractile testis terletak dekat dengan kanalis eksterna dapat disalahartikan sebagai hernia. Dengan begitu harus dipastikan dulu posisi dari testis sebelum memulai pemeriksaan hernia. Jika ada retractile testis maka testis harus diturunkan dulu kedalam kantung scrotum sebelum memulai pemeriksaan hernia. Dapat juga hernia merupakan bagian dari undescendens testiculorum, dan pada kondisi ini perlu dilakukan orchidopexy.5Alat lain untuk mempertajam diagnosis adalah menggunakan usg pada kasus yang meragukan. USG dapat membedakan antara procesus vaginalis yang patent dan hernia. Pada penelitian 600 anak dengan hernia inguinalis yang menjalani pemeriksaan USG preoperative , Frez et al melaporkan bahwa struktur hypoechoic pada kanalis inguinalis yang berukuran lebih dari 6 mm mnunjukkan adanya hernia, sedangkan ukuran antara 4-5 mm menunjukkan procesus vaginalis yang patent.2D. Prosedur PembedahanMeskipun Ferguson dan Czerny yang pertama kali mendeskripsikan ligasi tinggi dari kantung hernia pada pasien anak-anak, repair hernia inguinalis lateralis pada anak-anak pertamakali dipopulerkan oleh Potts. Ligasi tinggi kantung hernia secara umum telah dilakukan oleh ahli bedah anak dan urologi.3Dengan adanmya tehnik laparaskopi, banyak variasi tehnik yang sering digunakan dan aman untuk herniarepair pada anak-anak, meskipun keuntungannya dibandingkan dengan tehnik konvensional masih diperdebatkan. Repair hernia inguinalis dengan metode laparoskopi sudah dimulai sejak dua dekade terakhir. Metode ini telah menjadi pilihan untuk herniarepair pada anak-anak. Beberapa tehnik telah bermunculan sejak awal kelahirannya. Salah satu tehnik yang dikenal saan ini adalah herniotomi laparoskopi ekstrakorporeal single port. Saat ini tehnik ini belum distandarisasi dan masih sedikit laporan mengenai prosedur tersebut.6E. Tehnik konvensional ( Open herniorepair )Pembedahan untuk hernia inguinalis lateralis pada anak biasanya dilakukan melaui insisi lipatan kulit terbawah dengan memisahkan aponeurosis muskulus obligus eksternus sampai pada kanalis inguinalis interna. Setelah nervus ilioinguinalis diidentifikasi, kantung hernia dicari dan pembuluh darah dan vas deferens dipisahkan dari kantung hernia. Dilakukan ligasi tinggi setelah kantung dibuka dan dievaluasi.3Komplikasi tehnik konvensional:1. Pendarahan2. Infeksi luka operasi3. Cedera nervus ilioinguinalis4. Cedera vas deferens5. Atropi testis6. Postoperative hydrocele7. Ascendensus testis iatrogenic8. Rekurensi9. Methachronous contralateral hernia

4. Plan :DIAGNOSIS KERJA Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponible

TATALAKSANA Motivasi rujuk ke spesialis bedah untuk dilakukan hernia repair

5