1
layouter: hadi JUMAT 23 FEBRUARI 2018 27 Potensi Ampel Tak Hanya Wisata Religi Layak untuk Edukasi dan Budaya AMPEL adalah sebuah kelu- rahan di wilayah Kecamatan Se- mampir, Kota Surabaya. Pendu- duknya dominan keturunan etnis Arab Yaman Hadramaut. Selain Arab, ada suku Jawa dan Ma- dura yang membuat asimilasi dan akulturasi tidak bisa tere- lakkan. Ketiga etnis itu mem- baur dan saling menyesuaikan sehingga terbentuk budaya baru yang dinamakan Budaya Ampel. PASAR AMPEL: Suasana pasar di kawasan Masjid Sunan Ampel, yang dipenuhi para pedagang busana muslim dan berbagai makanan dan buah khas timur tengah. FOTO-FOTO: ANDY SATRIA/RADAR SURABAYA WISATA RELIGI: Masjid Sunan Ampel yang terletak di kawasan Kecamatan Semampir, merupakan salah satu tempat wisata religi yang banyak dituju para peziarah. Beberapa yang paling nampak dari akulturasi budaya ini ada- lah adat istiadat utamanya adat pernikahan yang mengikuti bu- daya Timur Tengah, meski ia berasal dari etnis Jawa. Hal lain yang menonjol adalah percam- puran bahasa yang kemudian di- namakan bahasa Ampel. Wisata(Pokdarwis) Ampel, Muhammad Chotib, ia katakan akulturasi yang telah mengakar menjadi budaya baru ini hanya ada di Ampel dan tidak bisa ditemui di wilayah lain. “Kami juga me- miliki bahasa se- hari-hari yang ti- dak dimiliki di daerah lain yak- ni bahasa Ampel. Bahasa-ba- hasa itu sudah kami himpun dalam sebuah buku dengan judul yang sama, kamus bahasa Ampel,” jelasnya kepada Radar Surabaya, Sabtu (17/2). Adanya kebudayaan yang mengakar itu membuat Ampel memiliki potensi luar biasa seba- gai kawasan wisata edukasi dan budaya saat ini. Kebanyakan orang hanya melihat Ampel se- bagai kawasan wisata religi. Hal ini tak bisa di pungkiri, karena roda perekonomian dan perkem- bangan masyarakat Ampel me- mang berpusat dari adanya ma- kam salah satu Walisongo, Ra- den Rahmat atau Sunan Ampel. Dari situ, roda perekonomian dan persebaran penduduk sema- kin pesat seiring dengan ban- yaknya pendatang yang menetap dan mengadu nasib dari keber- kahan makam Sunan Ampel. Dari kekayaan budaya ini, kawasan wisata Ampel sudah seharusnya digaungkan sebagai kawasan wisata multisektor yang bisa dikaji kedalam beberapa sudut pandang. Hal ini disam- paikan oleh Chotib. Menurutnya, kawasan wisata Ampel sangat potensial untuk dijadikan seba- gai wisata budaya, pendidikan, kuliner, sejarah dan belanja. Hal ini sangat mungkin sekali terjadi karena keberagaman penduduk serta kekhasan tradisi masyarakat ampel menarik dikaji kedalam kajian budaya. Sementara keberadaan situs- situs dan bangunan bersejarah di dalamnya sangat berpotensi untuk dijadikan wisata sejarah. Kekhasan kuliner dan barang- barang di dalam Pasar Ampel mampu menarik wisatawan yang menggemari belanja dan kuliner. Untuk tujuan edukasi, Ampel beserta budayanya sa- ngat memadai untuk dijadikan objek penelitian akademisi. Tak hanya wacana, hal ini sudah Chotib realisasikan be- serta teman-temannya di Ke- lompok Sadar Wisata Ampel. Ia kerap menemani para wisata- wan yang berkunjung sesuai de- ngan kebutuhan mereka ke dalam tiga karakter wisatawan yakni peziarah, murni, dan mancanegara. Peziarah ini ia katakan seba- gai pengunjung ampel yang ingin berziarah. Sementara wi- satawan murni adalah golongan orang yang datang ke Ampel murni untuk belajar. Di sini di- dominasi oleh akademisi sejara- wan dan budayawan yang ter- tarik untuk mempelajari Ampel lebih dalam. Sementara wisa- tawan asing adalah wisatawan yang datang dri luar negeri. Chotip mengatakan, dirinya tidak akan membawa tamunya yang berasal dari negara lain untuk mendengarkan sejarah per- kembangan agama Islam di Ampel ataupun beribadah. Karena bagi- nya, esensi dari berdoa itu sendiri kadang tidak bisa diterima oleh logika masyarakat non muslim, utamanya masyarakat Barat. “Ya seperti makam Mbah So- leh yang ada sembilan di Ampel ini. Meskipun warga muslim meyakini, apa iya orang luar akan menalar itu,” paparnya. Dari pemikiran itulah, ia lebih mengarahkan tamunya ke objek yang nyata seperti situs- situs yang ada di Ampel seperti di kawasan makam yang men- yimpan potensi sejarah luar biasa jika dipelajari lebih jauh. Dari berbagai potensi yang ada, ia ke depannya ingin men- jadikan kawasan Ampel sebagai destinasi wisata model homes- tay, di mana pengunjung bisa menginap, berbaur dengan ma- syarakat, melihat indahnya perpaduan kebudayaan di da- lamnya dan merasakan kenik- matan kuliner khas ampel, “Itu akan sangat menarik ka- rena dari segi budaya, tradisi dan sejarah kita kaya itu. Pengunjung juga bisa lihat nanti kirab keli- ling kampung yang rutin di- laksanakan dalam haulnya Su- nan Ampel, imbuhnya.(is/no) Tarik Wisatawan, Sentra PKL Ampel Sajikan Menu Khas Ampel BERBICARA mengenai Semampir, pasti tidak bisa dilepaskan dengan kawasan wisata Ampel. Kecamatan di ujung utara Kota Surabaya ini terkenal dengan potensi wisata religi masyhur yang tak lain adalah Wisata Religi Ampel. Layaknya lokasi wisata lain, Ampel dipenuhi dengan Pedagang Kaki Lima(PKL) yang menjajakan daga- ngannya di sepanjang jalan depan pintu masuk Makam Sunan Ampel sehingga mengganggu laju jalan. Padahal, pemerintah setempat telah menyediakan sentra PKL di seberang kawasan Wisata Ampel. Berdiri sejak 2012 lalu, sentra PKL yang berada di jalan Jl. Nyamplungan No.197, Ampel, Semampir ini masih sepi. Menurut Camat Kecamatan Se- mampir, Siti Hindun Robbah, S.Pd, SE, M.Si, sentra PKL ini bisa menam- pung sekitar 200-an PKL namun saat ini, masih sekitar 58 PKL yang me- nempati sentra tersebut. “Dari dulu sudah kami berikan so- sialisasi dan pendekatan sehingga me- reka mau berjualan disana. Namun ya begitu, baru satu minggu menempati sentra PKL sudah balik lagi ke tempat awal karena mengaku sedikit pembeli- nya,” kata Siti Hindun Robbah kepada Radar Surabaya, Selasa (20/2). Menanggapi keluhan tersebut, Hindun menyampaikan, kedepannya pihaknya akan melakukan beberapa program dan pengembangan agar sentra PKL yang sepi ini mampu menarik peminat, baik dari pedagang sendiri maupun dari pengunjung. Pengembangan fasilitas itu meliputi penataan sarana dan prasarana sehingga pengunjung yang datang dapat merasa nyaman. Pemasangan hiasan, wifi dan kursi-kursi yang cantik juga akan dilakukan. “Yang namanya sentra kuliner, sudah pasti harus bersih, dan tidak bau sehingga pengunjung juga tidak risih untuk makan disana,” tambahnya. Selain itu, kenyamanan pengunjung juga akan dioptimalkan dengan melarang peminta-minta berada di kawasan sentra PKL. “Wwaktu makan kan juga bisa terganggu jika ada peminta-minta yang sedikit-dikit datang,” tegasnya. Sementara untuk promosi, kedepan- nya, ia akan melakukan berbagai upaya sehingga sentra PKL di Pegirian ini sama dengan sentra PKL yang ada di Pakal yang sudah dikenal masya- rakat luas. Beberapa upaya kedepan yang akan kami lakukan diantaranya adalah melakukan berbagai kegiatan disana seperti demo masak dan ber- bagai kegiatan promosi sehingga mampu menarik pengunjung. Hindun menambahkan, Sentra PKL di Ampel ini akan dijadikan salah satu Ikon kawasan wisata kuliner di sura- baya karena disini, akan dipusatkan se- bagai sentra makanan khas Ampel yang iconik dan tidak ada di wilayah lain. “Ini yang akan kami seriusi kedepannya. Ampel kan kaya akan kekhasan kuliner yang tidak dimiliki daerah lain. Nanti disini akan kami sajikan seperti nasi Kebuli, maryam, gulai, teh khas Ampel, jadi orang- orang yang ingin mencicipi kuliner khas ampel bisa langsung datang kesini. Jadi bisa menambah khasanah kekayaan kuliner surabaya juga,” pungkasnya. (is/rud) RAMAH: Camat Semampir, Siti Hindun Robbah (berkacamata), berbincang dengan pengunjung sentra PKL di kawasan Wisata Religi Ampel, untuk mengetahui secara langsung kondisi di lapangan, Selasa (21/2). FOTO-FOTO: ANDY SATRIA/RADAR SURABAYA PERSUASIF: Camat Semampir, Siti Hindun Robbah (dua dari kanan), menyampaikan peraturan yang harus ditaati bagi para pedagang di sentra PKL Wisata Religi Ampel secara persuasif. Siti Hindun Robbah

Potensi Ampel Tak Hanya Wisata Religi Layak untuk Edukasi ... · Beberapa yang paling nampak dari akulturasi budaya ini ada-lah adat istiadat utamanya adat pernikahan yang mengikuti

Embed Size (px)

Citation preview

layouter: hadi

JUMAT23 FEBRUARI 2018 27

Potensi Ampel Tak Hanya Wisata Religi

Layak untuk Edukasi dan BudayaAMPEL adalah sebuah kelu-

rahan di wilayah Kecamatan Se-mampir, Kota Surabaya. Pendu-duknya dominan keturunan etnis Arab Yaman Hadramaut. Selain Arab, ada suku Jawa dan Ma-dura yang membuat asimilasi dan akulturasi tidak bisa te re-lakkan. Ketiga etnis itu mem-baur dan saling menyesuaikan sehingga terbentuk budaya baru yang dinamakan Budaya Ampel.

PASAR AMPEL: Suasana pasar di kawasan Masjid Sunan Ampel, yang dipenuhi para pedagang busana muslim dan berbagai makanan dan buah khas timur tengah.

FOTO-FOTO: ANDY SATRIA/RADAR SURABAYA

WISATA RELIGI: Masjid Sunan Ampel yang terletak di kawasan Kecamatan Semampir, merupakan salah satu tempat wisata religi yang banyak dituju para peziarah.

Beberapa yang paling nampak dari akulturasi budaya ini ada-lah adat istiadat utamanya adat pernikahan yang mengikuti bu-daya Timur Tengah, meski ia berasal dari etnis Jawa. Hal lain yang menonjol adalah percam-puran bahasa yang kemudian di-namakan bahasa Ampel.

Wisata(Pokdarwis) Ampel, Muhammad Chotib, ia katakan akulturasi yang telah mengakar

menjadi budaya baru ini hanya ada di Ampel dan tidak bisa ditemui di wilayah lain.

“Kami juga me-miliki bahasa se-

hari-hari yang ti-

dak dimiliki di daerah lain yak-ni bahasa Ampel. Bahasa-ba-hasa itu sudah kami himpun dalam se buah buku dengan judul yang sama, kamus bahasa Ampel,” jelasnya kepada RadarSurabaya, Sabtu (17/2).

Adanya kebudayaan yang mengakar itu membuat Am pel memiliki potensi luar biasa seba-gai kawasan wi sata edukasi dan budaya saat ini. Kebanyakan orang hanya melihat Ampel se-ba gai kawasan wisata religi. Hal ini tak bisa di pungkiri, karena roda perekonomian dan perkem-bangan masyara kat Ampel me-mang berpusat dari adanya ma-kam salah satu Walisongo, Ra-den Rahmat atau Sunan Ampel.

Dari situ, roda perekonomian dan persebaran penduduk sema-kin pesat seiring dengan ban-yaknya pen datang yang menetap

dan mengadu nasib dari keber-kahan makam Sunan Ampel.

Dari kekayaan budaya ini, kawasan wisata Ampel sudah seharusnya digaungkan sebagai kawasan wisata multisektor yang bisa dikaji kedalam beberapa sudut pandang. Hal ini disam-

paikan oleh Chotib. Menurutnya, kawasan wisata Ampel sangat potensial untuk dijadikan seba-gai wisata budaya, pendidikan, kuliner, sejarah dan belanja.

Hal ini sangat mungkin sekali terjadi karena keberagaman penduduk serta kekhasan tradisi masyarakat ampel menarik dikaji kedalam kajian budaya. Sementara keberadaan situs-situs dan bangunan bersejarah di dalamnya sangat berpotensi untuk dijadikan wisata sejarah.

Kekhasan kuliner dan barang-barang di dalam Pasar Ampel mampu menarik wisatawan yang menggemari belanja dan kuliner. Untuk tujuan edukasi,Ampel beserta budayanya sa-ngat memadai untuk dijadikanobjek penelitian akademisi.

Tak hanya wacana, hal ini sudah Chotib realisasikan be-serta teman-temannya di Ke-lompok Sadar Wisata Ampel. Ia kerap menemani para wisata-wan yang berkunjung sesuai de-ngan kebutuhan mereka ke dalam tiga karakter wisatawan yakni peziarah, murni, dan

mancanegara. Peziarah ini ia katakan seba-

gai pengunjung ampel yang ingin berziarah. Sementara wi-sa tawan murni adalah golongan orang yang datang ke Ampel murni untuk belajar. Di sini di-dominasi oleh akademisi sejara-wan dan budayawan yang ter-tarik untuk mempelajari Ampellebih dalam. Sementara wisa-tawan asing adalah wisatawan yang datang dri luar negeri.

Chotip mengatakan, dirinya tidak akan membawa tamunya yang berasal dari negara lain untuk mendengarkan sejarah per- kembangan agama Islam di Ampel ataupun beribadah. Karena bagi-nya, esensi dari berdoa itu sendiri kadang tidak bisa diterima oleh logika masyarakat non muslim, utamanya masyarakat Barat.

“Ya seperti makam Mbah So-leh yang ada sembilan di Ampel ini. Meskipun warga muslim meyakini, apa iya orang luar akan menalar itu,” paparnya.

Dari pemikiran itulah, ia lebih mengarahkan tamunya ke objek yang nyata seperti situs-situs yang ada di Ampel seperti di kawasan makam yang men-yimpan potensi sejarah luar biasa jika dipelajari lebih jauh.

Dari berbagai potensi yang ada, ia ke depannya ingin men-jadikan kawasan Ampel sebagai destinasi wisata model homes-tay, di mana pengunjung bisa me nginap, berbaur dengan ma-syarakat, melihat indahnya perpaduan kebudayaan di da-lamnya dan merasakan kenik-matan kuliner khas ampel,

“Itu akan sangat menarik ka-rena dari segi budaya, tradisi dan sejarah kita kaya itu. Pengunjung juga bisa lihat nanti kirab keli-ling kampung yang rutin di-laksanakan dalam haulnya Su-nan Ampel, imbuhnya.(is/no)

Tarik Wisatawan, Sentra PKL Ampel Sajikan Menu Khas Ampel

BERBICARA mengenai Semampir, pasti tidak bisa dilepaskan dengan kawasan wisata Ampel. Kecamatan di ujung utara Kota Surabaya ini terkenal dengan potensi wisata religi masyhur yang tak lain adalah Wisata Religi Ampel. Layaknya lokasi wisata lain, Ampel dipenuhi dengan Pedagang Kaki Lima(PKL) yang menjajakan daga-ngannya di sepanjang jalan depan pintu masuk Makam Sunan Ampel sehingga mengganggu laju jalan.

Padahal, pemerintah setempat telah menyediakan sentra PKL di seberang kawasan Wisata Ampel. Berdiri sejak 2012 lalu, sentra PKL yang berada di jalan Jl. Nyamplungan No.197, Ampel, Semampir ini masih sepi. Menurut Camat Kecamatan Se-mampir, Siti Hindun Robbah, S.Pd, SE, M.Si, sentra PKL ini bisa menam-pung sekitar 200-an PKL namun saat ini, masih sekitar 58 PKL yang me-nempati sentra tersebut.

“Dari dulu sudah kami berikan so-sialisasi dan pendekatan sehingga me-reka mau berjualan disana. Namun ya begitu, baru satu minggu menempati sentra PKL sudah balik lagi ke tempat awal karena mengaku sedikit pembeli-nya,” kata Siti Hindun Robbah kepada

Radar Surabaya, Selasa (20/2).Menanggapi keluhan tersebut,

Hindun menyampaikan, kedepannya

pihaknya akan melakukan beberapa program dan pengembangan agar sentra PKL yang sepi ini mampu menarik peminat, baik dari pedagang sendiri maupun dari pengunjung.

Pengembangan fasilitas itu meliputi penataan sarana dan prasarana sehingga pengunjung yang datang dapat merasa nyaman. Pemasangan hiasan, wifi dan kursi-kursi yang cantik juga akan dilakukan. “Yang namanya sentra kuliner, sudah pasti harus bersih, dan tidak bau sehingga pengunjung juga tidak risih untuk makan disana,” tambahnya.

Selain itu, kenyamanan pengunjung juga akan dioptimalkan dengan melarang peminta-minta berada di kawasan sentra PKL. “Wwaktu makan kan juga bisa terganggu jika ada peminta-minta yang sedikit-dikit datang,” tegasnya.

Sementara untuk promosi, kedepan-nya, ia akan melakukan berbagai upaya sehingga sentra PKL di Pegirian

ini sama dengan sentra PKL yang ada di Pakal yang sudah dikenal masya-rakat luas. Beberapa upaya kedepan yang akan kami lakukan diantaranya adalah melakukan berbagai kegiatan disana seperti demo masak dan ber-bagai kegiatan promosi sehingga mampu menarik pengunjung.

Hindun menambahkan, Sentra PKL di Ampel ini akan dijadikan salah satu Ikon kawasan wisata kuliner di sura-baya karena disini, akan dipusatkan se-bagai sentra makanan khas Ampel yang iconik dan tidak ada di wilayah lain.

“Ini yang akan kami seriusi kedepannya. Ampel kan kaya akan kekhasan kuliner yang tidak dimiliki daerah lain. Nanti disini akan kami sajikan seperti nasi Kebuli, maryam, gulai, teh khas Ampel, jadi orang-orang yang ingin mencicipi kuliner khas ampel bisa langsung datang kesini. Jadi bisa menambah khasanah kekayaan kuliner surabaya juga,” pungkasnya. (is/rud)

RAMAH: Camat Semampir, Siti Hindun Robbah (berkacamata), berbincang dengan pengunjung sentra PKL di kawasan Wisata Religi Ampel, untuk mengetahui secara langsung kondisi di lapangan, Selasa (21/2).

FOTO-FOTO: ANDY SATRIA/RADAR SURABAYA

PERSUASIF:Camat Semampir, Siti Hindun Robbah (dua dari kanan), menyampaikanperaturan yang harus ditaati bagi para pedagang di sentra PKL Wisata Religi Ampel secara persuasif.

Siti Hindun Robbah

Tarik Wisatawan, Sentra PKL Ampel

ini sama dengan sentra PKL yang ada di Pakal yang sudah dikenal masya-rakat luas. Beberapa upaya kedepan yang akan kami lakukan diantaranya adalah melakukan berbagai kegiatan disana seperti demo masak dan ber-bagai kegiatan promosi sehingga mampu menarik pengunjung.

Hindun menambahkan, Sentra PKL di Ampel ini akan dijadikan salah satu Ikon kawasan wisata kuliner di sura-baya karena disini, akan dipusatkan se-bagai sentra makanan khas Ampel yang iconik dan tidak ada di wilayah lain.

“Ini yang akan kami seriusi kedepannya. Ampel kan kaya akan kekhasan kuliner yang tidak dimiliki daerah lain. Nanti disini akan kami sajikan seperti nasi Kebuli, maryam, gulai, teh khas Ampel, jadi orang-orang yang ingin mencicipi kuliner khas ampel bisa langsung datang kesini. Jadi bisa menambah khasanah kekayaan kuliner surabaya juga,” Siti Hindun

Robbah