12
1. Arahan tata ruang pertanian Tujuan Analisis Data yang dibutuhkan Keluaran Untuk mendapatkan arahan pengembangan pertanian sesuai dengan kesesuaian lahannya. ATLAS Arahan Tata Ruang Pertanian Indonesia, Skala 1:1.000.000 (sumber: Departemen Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Pusat Litbang Tanah dan Agroklimat, 2001) Peta Tata Ruang Pertanian Langkah Pelaksanaan Delinasi Kawasan Perencanaan pada peta arahan tata ruang pertanian yang sudah ada Kemampuan Lahan Arahan Tata Ruang Pertanian Kelas Kemampuan Pengembangan Klasifikasi Nilai Kelas a Kemampuan Pengembangan Sangat Rendah Lindung 1 Kelas b Kemampuan Pengembangan Rendah Kawasan 2

Ppk Kelompok

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rdtr

Citation preview

1. Arahan tata ruang pertanianTujuan AnalisisData yang dibutuhkanKeluaran

Untuk mendapatkan arahan pengembangan pertanian sesuai dengan kesesuaian lahannya.ATLAS Arahan Tata Ruang Pertanian Indonesia, Skala 1:1.000.000 (sumber: Departemen Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Pusat Litbang Tanah dan Agroklimat, 2001)Peta Tata Ruang Pertanian

Langkah PelaksanaanDelinasi Kawasan Perencanaan pada peta arahan tata ruang pertanian yang sudah adaKemampuan LahanArahan Tata Ruang Pertanian

KelasKemampuan PengembanganKlasifikasiNilai

Kelas a Kemampuan Pengembangan Sangat Rendah Lindung1

Kelas bKemampuan Pengembangan RendahKawasan Penyangga 2

Kelas cKemampuan Pengembangan SedangTanaman Tahunan3

Kelas dKemampuan Pengembangan Agak TinggiTamanan Setahun4

Kelas eKemampuan Pengembangan Sangat tinggiTanaman Setahun5

2. Arahan Rasio Penutupan Lahan Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran perbandingan daerah yang bisa tertutup oleh bangunan bersifat kedap air dengan luas lahan keseluruhan. Dalam hal ini perlu mengetahui perbandingan daerah yang Boleh dibangun dengan luas lahan keseluruhan dan kendala fisik tiap wilayah. Kendala fisik yang menjadi pertimbangan adalah klasifikasi kemampuan lahan, kemampuan drainase, kestabilan lereng, tingkat erosi dan bencana alam.Tujuan Analisis Data yang dibutuhkanKeluaran

Mengetahui gambaran perbandingan daerah yang bisa tertutup oleh bangunan bersifat kedap air dengan luas lahan keseluruhan beserta kendala fisik pada setiap tingkatan 1) Klasifikasi Kemampuan Lahan,2) SKL Untuk Drainase,3) SKL Kestabilan Lereng,4) SKL Terhadap Erosi,5) SKL Terhadap Bencana Alam.

1) Peta Arahan Rasio Tutupan Lahan2) Batasan rasio tutupan lahan pada masing-masing arahan serta persyaratan pengembangannya.

Langkah-langkah1) Tentukan tingkatan rasio tutupan lahan berdasarkan klasifikasi kemampuan lahan, dan pertajam dengan skala SKL untuk drainase.2) Saring lagi kesesuaian rasio tutupan lahan ini dengan memperhatikan SKL kestabilan lereng, SKL terhadap erosi, dan SKL terhadap bencana alam.3) Gunakan kurva keseimbangan tata air untuk menentukan batasan rasio tutupan lahan, terutama perbandingan peningkatan aliran permukaan akibat peningkatan tutupan lahan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan1) Arahan rasio tutupan lahan ini lebih memperhatikan kemungkinan kesulitan drainase dan gangguan kestabilan lereng bila terjadi peningkatan tutupan lahan. Sedangkan untuk penurunan muka air tanah memang terjadi, namun konsekuensi dari mengikuti arahan tutupan lahan maksimum adalah sudah memikirkan sumber air lain guna memenuhi kebutuhan air bersih/baku.2) Arahan rasio tutupan lahan ini adalah merupakan perbandingan bruto, dengan pengertian perbandingan antara luas lahan yang tertutup oleh bangunan bersifat kedap air dengan luas lahan keseluruhan pada tingkat rasio tutupan lahan yang ditekan, terutama dalam satu sistem wilayah sungai atau daerah aliran sungai (DAS).3) Pengembangan yang kemungkinan diperkirakan akan melampaui arahan ini disarankan untuk dikembangkan secara vertikal atau bertingkat.

Arahan Rasio Tutupan

Kelas Kemampuan LahanKlasifikasiNilai

Kelas a Non Bangunan 1

Kelas bRasio Tutupan lahan Maks. 10%2

Kelas cRasio Tutupan lahan Maks. 20%3

Kelas dRasio Tutupan lahan Maks. 30%

Kelas eRasio Tutupan lahan Maks. 50%4

3. Arahan Ketinggian Bangunan Arahan ketinggian bangunan dimaksudkan untuk. Dasar pertimbangan arahan ketinggian bangunan juga memperhatikan karakteristik fisik seperti kestabilan pondasi serta bencana alam.Tujuan Analisis Data yang dibutuhkanKeluaran

mengetahui daerah-daerah yang sesuai untuk dikembangkan dengan bangunan berat/tinggi pada pengembangan kawasan1) Klasifikasi Kemampuan Lahan,2) SKL Kestabilan Pondasi,3) SKL Terhadap Bencana Alam,4) Penggunaan Lahan yang ada saat ini.

1) Peta Arahan Ketinggian Bangunan. Contoh Peta Arahan Ketinggian Bangunan 2) Batasan/persyaratan pengembangan bangunan tinggi.

Sasaran1) Mengetahui daerah-daerah yang sesuai untuk dikembangkan bangunan tinggi.2) Mengetahui perkiraan batasan/persyaratan pengembangan bangunan tinggi pada daerah-daerah yang sesuai ataupun sesuai bersyaratLangkah-langkah1) Menentukan arahan ketinggian bangunan berdasarkan klasifikasi kemampuan lahan dan memperhatikan SKL kestabilan pondasi dan SKL terhadap bencana alam.2) Memperhatikan penggunaan lahan yang ada saat ini yang kemungkinan akan memperlemah kekuatan bangunan, seperti penggalian bahan galian golongan C, atau daerah bekas penambangan/pengurukan.3) Menentukan batasan atau pasyaratan pengembangan bangunan tinggi pada masing-masing arahan.Arahan Ketinggian Bangunan

Kelas Kemampuan LahanKlasifikasiNilai

Kelas a Non Bangunan 1

Kelas bNon Bangunan2

Kelas cBangunan < 4 lantai3

Kelas d

Kelas eBangunan >4 lantai4

Hal-hal yang perlu diperhatikanArahan Ketinggian Bangunan Bersifat Umum, Yakni Sesuai Untuk pengembangan bangunan tinggi (4 lantai ke atas), sesuai dengan persyaratan tertentu, dan tidak sesuai.

4. Arahan Pemanfaatan Air Baku Tujuan Analisis Data yang dibutuhkanKeluaran

Mengetahui sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku dalam perencaaan tata ruang1. Peta-peta : SKL Ketersediaan Air. Penggunaan Lahan yang ada saat ini.2. Data : Hasil Perhitungan Ketersediaan Air.

1. Peta Arahan pemanfaatan air Baku2. Kapasitas sumber-sumber air yang disarankan untuk dikembangkan3. Gambaran prioritas pengembangan sumber air baku sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan, serta teknis pemanfaatannya

Langkah-langkah1. Mempelajari SKL ketersediaan air, dan tentukan sumber-sumber air yang paling memungkinkan sebagai sumber air baku untuk pusat-pusat kegiatan dalam wilayah dan/atau kawasan (termasuk memperhitungkan jarak) berdasarkan SKL tersebut.2. Memperhatikan juga penggunaan lahan yang ada saat ini, terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan air seperti pertanian, industri, dan lainnya.3. Menentukan prioritas pemanfaatan sumber-sumber yang telah diarahkan tersebut sesuai dengan tingkat kebutuhan dan ketersediaan, serta teknis eksploitasinya.

Arahan Pemanfaatan Air Baku

Kelas Kemampuan LahanKlasifikasiNilai

Kelas a Sangat Rendah1

Kelas bRendah2

Kelas cCukup3

Kelas dBaik4

Kelas eSangat Baik5

Perhatikan1. Dalam memberikan arahan pemanfaatan sumber-sumber air baku, berikan juga tindakan pengamanan pada sumber-sumber tersebut agar kesinambungan tata air tetap terjaga2. Untuk arahan pemanfaatan air yang mengambil dari sumber penggunaannlain seperti irigasi, industri dan lainya, hitung dengan teliti agar tidak mengganggu sistem yang sudah ada

5. Perkiraan daya tampung lahanPerkiraan daya tampung lahan dimaksudkan untuk mengetahui perkiraan jumlah penduduk yang bias ditampung di wilayah / kawasan dengan pengertian masih dalam batas kemampuan lahan. Berikut daya tampung lahan terkait dengan : 1. Daya tampung berdasarkan ketersediaan air tinggi 2. Daya tampung berdasarkan arahan rasio tutupan lahan 3. Membandingkan daya tampung ini dengan jumlah penduduk yang ada saat ini dan proyeksinya untuk waktu perencanaan Dalam konteks ini, asumsi masing-masing arahan rasio tersebut dipenuhi maksimum dan dengan anggapan luas lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari luas lahan efektif yang akan dikembangkan.Sasaran1) Memperoleh gambaran daya tampung lahan di wilayah dan/atau kawasan.2) Memperoleh gambaran distribusi penduduk berdasarkan daya tampungnya.3) Memperoleh persyaratan pengembangan penduduk untuk daerah yangmelampaui daya tampung.

Hal-hal yang perlu diperhatikan1) Dalam memberikan arahan pemanfaatan sumber-sumber air baku, berikan juga tindakan pengamanan pada sumber-sumber tersebut agar kesinambungan ketersediaan air dan keseimbangan tata air tetap terjaga.2) Untuk arahan pemanfaatan air yang mengambil dari sumber penggunaan lain seperti irigasi, industri dan lainnya, hitung dengan teliti agar tidak menganggu sistem yang sudah ada.

6. Persyaratan dan Pembatasan PengembanganTujuan Analisis Data yang dibutuhkanKeluaran

Untuk mengetahui persyaratan dan pembatasan pengembangan pada masing-masing arahan peruntukan dan kendala fisiknya1. Peta-peta : Semuan SKL Klasifikasi Kemampuan Lahan2. Data : Arahan Kesesuaian Lahan1. Persyaratan dan batasan pengembangan dari masing arahan peruntukan lahan 2. Gambaran penanggulangan kendala fisik3. Gambaran Proporsi pengembangan perkotaan

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui persyaratan dan pembatasan pengembangan pada masing-masing arahan peruntukan dan kendala fisiknya. Kendala fisik yang digunakan adalah analisis bencana alam. Dengan mengacu pada kondisi / karakteristik bencana alam yang berpotensi terjadi di kota depok maka dapat disimpulkan bahwa: Pembatasan evaluasi lahan untuk menghindari erosi yang tinggi karena Janis tanah pada umumnya mudah erosi. Pada Kawasan yang memiliki potensi gerakan tanah yang menengah tinggi sebaiknya tidak membangun bangunan tinggi.

Terkait dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup kota Depok, berikut kesimpulan yang diperoleh berdasarkan analisa fisik : 1. Kondisi topografi dan kelerengan. Dengan karakteristik topografi topografidan kelerengan yang banyak datar maka secara umum daya dukung untuk pemanfaatan untuk kawasan budidaya khususnya permukiman, peragangan dan jasa serta pertanian/perkebunan dapat dikembangkan. 2. Karakteristik sumber daya air yang mempengaruhinya. Sumberdaya air merupakan persyaratan utama dalam pengembangan wilayah dengan kondisi yang ada dengan banyaknya sungai yang melintasi wilayah di kota Depok maka potensi pengembangan wilayah sangat tinggi. 3. Kondisi geologi lingkungan yang dimiliki Secara umum kondisi geologi yang dimiliki tidak berbahaya sehingga dapat dikembangkan sebagai kawasan budidaya.

3.1.3 Kesesuaian Lahan

Berdasarkan analisis Skl Skl, Analisis arahan-arahan dan kriteria kawasan lindung dan budidaya menurut RTRWN dan permen Pu 41/2007, kota depok memiliki kesesuaian lahan untuk kawasan lindung dan kawasan budidaya dengan rincian klasifikasi sebagai berikut: