Upload
anak-agung-sandraa
View
215
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
Kelompok 4
03011006 Aditya Yogarama03011037 Annisa Rizky Maulida03011039 Apriesta Athica Caroline03011320 Zena Anzani Suci Octavianti03012001 A.A. Putu Sandra P03012003 Yuni Adenafsia03012045 Azlina Darsaniya Wandawa03012048 Bernio Yustindra Pratama03012049 Bertvi Mayda Putri Andayani03012102 Fauzan Hilman03012104 Elvina Febriasari03012105 Felly03012141 Keris Nanda
Tuan Hendra tertawa terbahak-bahak. Tuan Hendra usia 31 tahun, dibawa ke UGD RSU oleh polisi setelah mengendarai sepeda motor menabrak pohon. Diruang tunggu UGD ia tertawa terbahak-bahak, marah-marah,banyak bicara, bekeringat banyak dan matanya merah
Tuan Hendra31 tahun
•-Menabrak pohon saat mengendarai motor
•-Tertawa terbahak bahak•-Marah-marah
•-Banyak bekeringat•-Mata merah
•-Banyak bicara
Konsentrasi terganggu
Tuan Hendra 31 tahun
Kemungkinan menggunakan
zat psikotropika
golongan kanabis
Tertawa-tawa, marah-marah , banyak bicara
Gangguan Mental &
Perilaku akibat Zat Psikotropika
Mengendarai motor dan Menabrak
pohon
Mata merah dan berkeringat
banyak
Menerima rangsanganMemproses rangsangan
Meneruskan rangsangan
Ca2+ masuk ke synaptic knob
Neurotransmitter dibebaskan dengan eksositosis ke dalam
celah sinaps
Neurotransmitter berikatan dengan reseptor di neuron
pascasinaps
Potensial aksi menjalar ke ujung sebuah neuron prasinaps
Saluran ion terbuka di membran subsinaps
Neurotransmitter Fungsi
Asetil kolin (excitatory) Atensi, gerakan volunter, memori, pengaturan mood
Norepinefrin (excitatory)
Pikiran, persepsi, fungsi kardiovaskular, kewaspadaan
Epinefrin (excitatory) Energi, meningkatkan respirasi
Dopamin (excitatory) Gerak motorik, koordinasi, emosional
Serotonin (excitatory) Tidur, nafsu makan, perasaan, persepsi nyeri, koordinasi
GABA & Glycin (inhibitatory)
Tidur, kemunduran aktivitas tubuh
F10 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol F11 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida F12 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabionoida F13 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
sedativa/hipnotika F14 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kokain F15 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia
laintermasuk kafein F16 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika F17 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau F18 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut
yangmudah menguap F19 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan multiple
dan penggunaan zat psikoaktif lainnya
Gangguan yang bervariasi luas dan berbeda keparahannya,
Dari intoksikasi tanpa komplikasi sampai psikotik dan demensia,
Diakibatkan oleh penggunaan satu/lebih zat psikoaktif.
Data laporan individu,Analisis objektif (urin,darah),Bukti lain (adanya sampel obat, tanda dan
gejala klinis, dari pihak ketiga).
Peredaran narkoba di Indonesia semakin meluas. Angka kenaikannya di atas rata-rata dunia. Bila tidak ada kesungguhan untuk memeranginya, diprediksi pada tahun 2015 mendatang, penggunanya bisa mencapai 5,1 juta orang. Berdasarkan penelitian BNN bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia periode 2011, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba sebesar 2,2 persen atau setara dengan 3,8 - 4,2 juta orang.
1. Opioid (heroin,morfin,dll) : mengikatkan diri pada reseptor (mu,gamma,delta,kappa) yang terdapat dalam dinding neuron dan sel tertentu
2. Amfetamin : menyebabkan pelepasan norepinefrin,dopamin,dan serotonin dari neuron prasinaps
3. Kokain : menghambat reuptake dopamin,norepinefrin, dan serotonin4. Kafein : sebagai antagonis reseptor adenosin. Aktivasi reseptor adenosin
mengaktifkan suatu protein G-inhibisi, jadi menginhibisi pembentukan cAMP. Sehingga asupan kafein menyebabkan peningkatan cAMP intraneural.
5. LSD (asam lisergant dietilamid): bekerja pada sistem serotonergik, baik sebagai antagonis maupun agonis. Agonis parsial pada reseptor sertonin pascasinaps.
6. Kanabis : inhibisi dari channel kalsium voltage-dependent,aktivasi dari channel pottasium dan interferensi langsung dengan mekanisme pelepasan sinaptik vesikel.
Patofisiologi
Memicu pelepasan
NT di mesolimbik
Interaksi zat kanabinoid
dgn reseptor
Mempengaruhi jalur
kenikmatan (VTA ke
system limbik
Memberikan reinforcing (+) & adiksi
Anxietas 10-30 menit pertama
Halusinasi visual dlm 2
jam
Euforia dan tenang
setelah 2 jam
Gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
Euforia (intoksikasi)Halsusinasi, ilusi (pada
keadaan putus alkohol)Depresi hingga
skizofrenia merupakan gangguan mental yang dapat disebabkan oleh efek alkohol.
Gejala withdrawal menyebabkan perilaku agresif.
SuicideDepresi berat
sampai skizofrenia
Opioid
Gangguan memori sampai kesulitan belajar.
Sindrom amotivasional.Ansietas, panik sampai
reaksi bingung.Psikosi paranoid sampai
skozofrenia.Depresi berat samapai
suicide.Apatis, perilaku
antisosial.
Tidak mampu mengendalikan diri.
Agitasi, depresi, cemas, marah meledek-ledak, gangguan tidur, mimpi aneh, makan berlebihan, mudah tersinggung.
Kokain
Perilaku agresifConfusional state,
psikosis paranoid sampai skizofrenia
kondisi putus zat menyebabkan: serangan panik, gangguan tidur.
Depresi berat sampai suicide
Halusinasi (terutama penggunaan ectasy dan shabu)
Perilaku agresif (terutama saat intoksiakasi)
Anxietas, panik, confusional state
Withdrawal state menimbulkan agresif dan violance
Benzodiazepinn
1. Sikap mental petugas : . bersikap positif . berempati . tidak menghina, mengkritik
2. Teknik wawancara : . Alloanamnesis dilakukan sebelum autoanamnesis . Alloanamnesis dilakukan setelah autoanamnesis
3. Pemeriksaana. Fisik . Perhatikan terutama : kesadaran, pernapasan, tensi, nadi, pupil. Adanya bekas suntikan atau tidak
b. Psikiatrik. Derajat kesadaran. Daya nilai realitas. Gangguan pada alam perasaan ( cemas, gelisah, marah, emosi, labil ). Gangguan pada proses pikir ( waham, curiga, paranoid, halusinasi ). Gangguan psikomotorc. Penunjang. Analisa urin : bertujuan untuk mendeteksi adanya NAPZA. HBsAg, HIV : apabila menggunakan zat psikoaktif lainnya dengan cara suntikan
Pemeriksaan status mentalGambaran umum : penampilan baik Alam perasaan : ambivalensi,labilFungsi intelektual : Perilaku gelisah Proses Pikiran : kompulsifSensorium dan kognitif : Kesadaran biologik,
kompos mentis, kesadaran psikologik dan sosial terganggu
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dan neurologis tidak
ditemukan kelainan mungkin Normal
Pemeriksaan LanjutanPemeriksaan fisik• Tensi biasanya Terjadinya hipertensi
akibat daripada penggunaan ganja• Nadi : 120 Terjadinya takikardia akibat
daripada penggunaan ganja• Pupil melebar Terjadi midriasis diduga
akibat daripada penggunaan ganja• Konjungtiva merah Terjadi dilatasi
pembuluh darah konjungtiva akibat penggunaan ganja
Pemeriksaan laboratorium darah dan urine : normal, kecuali
tetrahidrokanabiol positifPEMERIKSAAN PENUNJANGPada pemeriksaan laboratorium darah Normal Pada pemeriksaan laboratorium urin
tetrahidrokanabinol positif
Penanganan penggunaan kanabis pada prinsipnya sama seperti penanganan penyalahgunaan zat lain
1. AbstinensiDapat melalui intervensi langsung, seperti rawat inap atau melakui pementauan ketat berbasis rawat jalan dengan menggunakan penapisan zat dalam urin
1. DukunganMelalui psikoterapi individual, keluarga atau kelompok
2. Obat antiansietasPereda jangka pendek gejala putus zat
3. Terapi antidepresan
Medika mentosa:Antipsikotik jangka pendekAgitasi ringan: diazepam (valium) 10 mg IM atau
peroral 2 jam untuk 4 dosisAgitasi parah: haldol 1-5 mg IM diulang tiap 6 jam
Nonmedika mentosa:Dukungan emosional (menenangkan)Psikoterapi (individual, keluarga, kelompok)
Pencegahan
- Prevensi primer : pencegahan orang sehat agar tidak terlibat penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA
- Prevensi sekunder : terapi pengobatan terhadap mereka yang menyalahgunakan/ketergantungan NAPZA
- Prevensi tersier : rehabilitasi bagi penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA setelah pemeberian terapi
Intoksifikasi cannabis:Ad vitam : BonamAd functionam : BonamAd sanationam : Bonam
Cannabis tidak memberikan efek withdrawal syndrome. Meskipun ketergantungan psikologis dapat terjadi, ketergantungan secara fisik tidak terjadi.
Prognosis tergantung dari pemakaian. Untuk pengguna rekreasional tidak terbukti memberikan efek jangka panjang. Pada pengguna berat, dapat terjadi penurunan memori, organisasi dan atensi seiring dengan waktu.
Amotivational Syndrome: Penurunan motivasi dan kinerja buruk pada pekerjaan maupun dirumah. Terlihat pada pengguna cannabis berat.