Upload
syizae
View
1.355
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan praktikum ini membahas tentang peristiwa polarisasi kaitannya dengan besarnya sudut putar pada polarometer.
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR LISTRIK
MAGNET DAN OPTIKA
POLARIMETER
Disusun Oleh :
Siti Zainab (12302241030)
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
PERCOBAAN II
POLARIMETER
A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menentukan prinsip kerja polarimeter
2. Menentukan kadar gula dalam suatu larutan gula
B. Alat dan Bahan
1. Sepasang polarisator
2. Sumber cahaya (led)
3. Bak air (pralon)
4. Penyangga bak
5. Statif
6. Gelas ukur
7. Neraca ohauss
8. Gula pasir halus
9. air
C. Dasar teori
Beberapa jenis Kristal yang terbentuk secara alami, jika dipotong menjadi bentuk-
bentuk yang tepat, akan menyerap dan memancarkan cahaya secara berbeda bergantung
pada polarisasi cahaya tersebut. Kristal-kristal tersebut dapat digunakan untuk
menghasilkan cahaya yag terpolarisasi secara linier. Pada tahun 1938, E. H. Land
menemukan film polarisasi komersial sederhana yang disebut Polaroid. Material ini
terdiri dari molekul-molekul hodrokarbon rantai panjang yang berjajar ketika lembaran
tersebut direnggangkan pada satu arah selama proses pembuatan. Rantai-rantai tersebut
melewatkan cahaya pada frekuensi optis jika lembaran tersebut dimasukkan ke dalam
larutan yang berisi yodium. Saat cahaya masuk dengan vector medan listriknya
parallel(sejajar) rantai-rantai tersebut, arus listrik mengalir sepanjang rantai tersebut dan
energy cahaya diserap. Jika medan listrik tegak lurus rantai-rantai tersebut. Cahaya
ditransmisikan. Arah tegak lurus rantai-rantai tersebut disebut Sumbu Transmisi.
(Paul A. Tipler, 2001;460)
Polarimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kadar gula suatu
larutan. Pada dasarnya polarimeter terdiri atas dua alat polarisator dan zat yang akan
diukur kadar gulanya. Larutan gula merupakan zat aktif yang dapat memutar bidang
polarisasi. Berdasarkan prinsip ini yaitu sudut putaran bidang polarisasi akan dapat
diketahui besar kadar gula dalam suatu larutan. Polarisator yang berhadapan dengan
sumber cahaya dinamakan polarisator sedangkan polarisator yang lain setelah cahaya
melalui zat aktif dinamakan analisator. (Tim Fisika Dasar, 2013: 8).
Berikut gambar polarimeter :
(google image. polarimeter)
Cahaya yang tidak terpolarisasi dapat dibuat polarisasi bidang, yaitu osilasi yang terjadi
pada bidang dengan alat polarisasi atau dikenal dengan nama Polarisator Polarimeter adalah
suatu alat yang tersusun atas dua polaroid, yaitu polarisator dan analisator. Polaroid yang
berhadapan dengan sumber cahaya yang menunjukkan berkas sinar tidak terpolarisasi yang
datang pada lembaran polarisasi pertama dinamakan polarisator. Oleh karena sumbu
transmisinya berorientasi vertikal, maka cahaya yang dihantarkan melewati lembaran tersebut
akan dipolarisasikan secara vertikal atau tegak lurus. Dan selanjutnya akan dianalisis pada
lembaran polarisasi kedua, setelah cahaya melalui zat aktif, paraloid ini dinamakan
analisator.
Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator, maka sinar yang
mempunyai arah getaran yang sama dengan arah polarisator diteruskan seluruhnya. Tetapi
apabila arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah analisator maka tak ada sinar
yang diteruskan. Dan bila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar yang diteruskan hanya
sebagian. Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami
pemutaran bidang polarisasi. Paraloid berwarna hitam menghilangkan 50% cahaya yang
tidak terpolarisasi karena properti polarisasinya yang menyerap lebih banyak warna karena
berwarna.
(Douglas C. Giancoli, 2001: 316).
D. Data hasil pengamatan
No Konsentrasi (g/150mL) Putar (kanan/kiri) Sudut Putar (0)
1 4 Kanan 12,5
2 8 Kanan 15
3 12 Kanan 20
4 16 Kanan 25
5 20 Kanan 35
Volume air : 150 mL : 0,15 L
E. Analisis
a. Ketidakpastian volume (V)
∆V =1
2nst =
1
22 ml = 1 𝑚𝑙 = 10−3 𝐿
b. Ketidakpastian massa (m)
∆m =1
2nst =
1
20,1 gr = 0,05𝑔𝑟 = 5𝑥10−5 𝑘𝑔
c. Ketidakpastian
∆𝛼 =1
2nst =
1
2 50 = 2,50
d. Persamaan kadar
𝐶 =𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎
𝑉𝑎𝑖𝑟𝑥 100%
e. Ralat kadar
∆𝐶 = 𝜕𝐶
𝜕𝑚
2 ∆𝑚 2 +
𝜕𝐶
𝜕𝑉
2 ∆𝑉 2
∆𝐶 = 1
𝑉𝑥100%
2 ∆𝑚 2 +
−𝑚
𝑉2 𝑥100% 2 ∆𝑉 2
∆𝐶 = 100
𝑉
2 ∆𝑚 2 +
−𝑚𝑥 100
𝑉2
2 ∆𝑉 2
f. Menghitung kadar dari gula beserta ketidakpastiannya
a) Data 1
𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎 = 4 𝑔𝑟 = 4𝑥10−3𝑘𝑔
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 150 𝑚𝐿 = 0,15 𝐿
𝐶 =𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎
𝑉𝑎𝑖𝑟𝑥 100%
𝐶 =4𝑥10−3𝑘𝑔
0,15 𝐿𝑥 100% = 2,6667%
∆𝐶 = 𝜕𝐶
𝜕𝑚
2 ∆𝑚 2 +
𝜕𝐶
𝜕𝑉
2 ∆𝑉 2
∆𝐶 = 1
0,15𝑥100%
2 5𝑥10−5 2 +
−4𝑥10−3
0,152 𝑥100% 2 10−3 2
∆𝐶 = 100
0,15
2 5𝑥10−5 2 +
−4𝑥10−3.100
0,152
2 10−3 2
∆𝐶 = 1,427𝑥10−3%
𝐶 ± ∆𝐶 = (2,667 ± 0,001)%
b) Data 2
𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎 = 8 𝑔𝑟 = 8𝑥10−3𝑘𝑔
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 150 𝑚𝐿 = 0,15 𝐿
𝐶 =𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎
𝑉𝑎𝑖𝑟𝑥 100%
𝐶 =8𝑥10−3𝑘𝑔
0,15 𝐿𝑥 100% = 5,3333%
∆𝐶 = 𝜕𝐶
𝜕𝑚
2 ∆𝑚 2 +
𝜕𝐶
𝜕𝑉
2 ∆𝑉 2
∆𝐶 = 1
0,15𝑥100%
2 5𝑥10−5 2 +
−8𝑥10−3
0,152 𝑥100% 2 10−3 2
∆𝐶 = 100
0,15
2 5𝑥10−5 2 +
−8𝑥10−3.100
0,152
2 10−3 2
∆𝐶 = 2,375𝑥10−3%
𝐶 ± ∆𝐶 = (5,333 ± 0,002)%
c) Data 3
𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎 = 12 𝑔𝑟 = 12𝑥10−3𝑘𝑔
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 150 𝑚𝐿 = 0,15 𝐿
𝐶 =𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎
𝑉𝑎𝑖𝑟𝑥 100%
𝐶 =12𝑥10−3𝑘𝑔
0,15 𝐿𝑥 100% = 8%
∆𝐶 = 𝜕𝐶
𝜕𝑚
2 ∆𝑚 2 +
𝜕𝐶
𝜕𝑉
2 ∆𝑉 2
∆𝐶 = 1
0,15𝑥100%
2 5𝑥10−5 2 +
−12𝑥10−3
0,152 𝑥100% 2 10−3 2
∆𝐶 = 100
0,15
2 5𝑥10−5 2 +
−12𝑥10−3 .100
0,152
2 10−3 2
∆𝐶 = 2,8444𝑥10−3%
𝐶 ± ∆𝐶 = (8,000 ± 0,003)%
d) Data 4
𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎 = 16 𝑔𝑟 = 16𝑥10−3𝑘𝑔
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 150 𝑚𝐿 = 0,15 𝐿
𝐶 =𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎
𝑉𝑎𝑖𝑟𝑥 100%
𝐶 =16𝑥10−3𝑘𝑔
0,15 𝐿𝑥 100% = 10,6667%
∆𝐶 = 𝜕𝐶
𝜕𝑚
2 ∆𝑚 2 +
𝜕𝐶
𝜕𝑉
2 ∆𝑉 2
∆𝐶 = 1
0,15𝑥100%
2 5𝑥10−5 2 +
−16𝑥10−3
0,152 𝑥100% 2 10−3 2
∆𝐶 = 100
0,15
2 5𝑥10−5 2 +
−16𝑥10−3 .100
0,152
2 10−3 2
∆𝐶 = 6,1679𝑥10−3%
𝐶 ± ∆𝐶 = (10,667 ± 0,006)%
e) Data 5
𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎 = 20 𝑔𝑟 = 2𝑥10−2𝑘𝑔
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 150 𝑚𝐿 = 0,15 𝐿
𝐶 =𝑚𝑔𝑢𝑙𝑎
𝑉𝑎𝑖𝑟𝑥 100%
𝐶 =2𝑥10−2𝑘𝑔
0,15 𝐿𝑥 100% = 13,3333%
∆𝐶 = 𝜕𝐶
𝜕𝑚
2 ∆𝑚 2 +
𝜕𝐶
𝜕𝑉
2 ∆𝑉 2
∆𝐶 = 1
0,15𝑥100%
2 5𝑥10−5 2 +
−2𝑥10−2
0,152 𝑥100% 2 10−3 2
∆𝐶 = 100
0,15
2 5𝑥10−5 2 +
−2𝑥10−2.100
0,152
2 10−3 2
∆𝐶 = 9,0123𝑥10−3%
𝐶 ± ∆𝐶 = (13,333 ± 0,009)%
g. Analisis Grafik
No Kadar(%) Sudut Putar (0)
1 2,667 12,5
2 5,333 15
3 8,000 20
4 10,667 25
5 13,333 35
h. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Gula dan Sudut Putar Polarisasi
Gradien m melewati titik (10,667;25) dan (13,333;35)
tan 𝜃 =∆𝑦
∆𝑥=
(𝑦2−𝑦1 )
(𝑥2−𝑥1)
tan 𝜃 =∆𝛼
∆𝐶=
(𝛼2 − 𝛼1)
(𝐶2 − 𝐶1)=
(350 − 250)
(13,333% − 10,667%)= 3,7509 ≈ 3,75
i. Mencari Persamaan Garis
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1)
𝑦 − 25 = 3,75 𝑥 − 10,667
𝑦 − 25 = 3,75𝑥 − 40,00
𝑦 = 3,75𝑥 − 15,00
j. Mencari Kadar (C) berdasarkan Grafik
Persamaannya : 𝐶 =𝛼
tan 𝜃
a) Data 1
𝛼1 = 12,50
tan 𝜃 = 3,75
𝐶 =𝛼
tan 𝜃=
12,5
3,75= 3,333%
b) Data 2
𝛼2 = 150
tan 𝜃 = 3,75
𝐶 =𝛼
tan 𝜃=
15
3,75= 4,000%
c) Data 3
𝛼3 = 200
tan 𝜃 = 3,75
𝐶 =𝛼
tan 𝜃=
20
3,75= 5,333%
d) Data 4
𝛼4 = 250
tan 𝜃 = 3,75
𝐶 =𝛼
tan 𝜃=
25
3,75= 6,667%
e) Data 5
𝛼1 = 350
tan 𝜃 = 3,75
𝐶 =𝛼
tan 𝜃=
35
3,75= 9,333%
k. Perbandingan hasil perhitungan kadar berdasarkan hitugan dengan analisis grafik
No Perhitungan Grafik
𝐶 ± ∆𝐶 (%) C(%)
1 (2,667±0,001) 3,333
2 (5,333±0,002) 4,000
3 (8,000±0,003) 5,333
4 (10,667±0,006) 6,667
5 (13,333±0,009) 9,333
F. Jawaban Pertanyaan
1. Buat grafik hubungan konsentrasi larutan gula dengan sudut putar polarisasi
Jawab :
2. Buat persamaan dari grafik yang anda peroleh
Jawab :
Ambil salah satu dari titik yang dilewati oleh garis pada grafik, yaitu titik (10,667;25)
dan (13,333;35), lalu mencari gradienya dengan persamaan 𝑚 =∆𝑦
∆𝑥 , maka diperoleh
persamaan :
tan 𝜃 =∆𝑦
∆𝑥=
(𝑦2−𝑦1)
(𝑥2−𝑥1)
tan 𝜃 =∆𝛼
∆𝐶=
(35−25)
(13,333−10,667)= 3,7509 ≈ 3,75
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1)
𝑦 − 25 = 3,75 𝑥 − 10,667
𝑦 − 25 = 3,75𝑥 − 40,00
𝑦 = 3,75𝑥 − 15,00
3. Beri kesimpulan dari hasil percobaan yang anda peroleh
Jawab :
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kesimpulan :
a. Prinsip kerja polarimeter adalah ketika cahaya yang tidak terpolarisasi berada di
depan polarisator yaitu Polaroid yang berhadapan dengan sumber cahaya yang
menunjukkan berkas sinar yang tidak terpolarisasi yang datang pada lembar
polarisasi pertama. Oleh karena sumbu transmisi berorientasi vertikal, maka
cahaya yang masuk pada lembar tersebut akan ditransmisikan tegak lurus atau
vertikal. Kemudian akan dilanjutkan untuk dianalisis pada lembar Polaroid kedua
yang disebut analisator, setelah melewati zat aktif dengan memutar bidang
polarisasi ke kanan maupun ke kiri. Sehinga komponen cahaya yang tidak
terpolarisasi akan diserap oleh analisator ketika melewati sudut putar bidang
polarisasi.
Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator, maka sinar
yang mempunyai arah getaran yang sama dengan arah polarisator diteruskan
seluruhnya. Tetapi apabila arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah
analisator maka tak ada sinar yang diteruskan. Dan bila arahnya membentuk suatu
sudut maka sinar yang diteruskan hanya sebagian. Sinar terpolarisasi linear yang
melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi.
Sehingga prinsip kerja pada polarimeter berdasarkan putaran sudut bidang polarisasi
dan bisa dibelokkan jika melalui zat aktif. Karena gula merupakan zat aktif, sehingga
dapat dibelokkan dan membentuk sudut putar. Dan semakin besar kelarutan suatu zat
altif (gula) maka semakin besar pula sudut putarnya.
a. Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis grafik diperoleh kadar gula sebagai
berikut:
No Perhitungan Grafik
𝐶 ± ∆𝐶 (%) C(%)
1 (2,667±0,001) 3,333
2 (5,333±0,002) 4,000
3 (8,000±0,003) 5,333
4 (10,667±0,006) 6,667
5 (13,333±0,009) 9,333
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas bisa disimpulkan bahwa:
b. Prinsip kerja polarimeter adalah ketika cahaya yang tidak terpolarisasi berada di
depan polarisator yaitu Polaroid yang berhadapan dengan sumber cahaya yang
menunjukkan berkas sinar yang tidak terpolarisasi yang datang pada lembar polarisasi
pertama. Oleh karena sumbu transmisi berorientasi vertikal, maka cahaya yang masuk
pada lembar tersebut akan ditransmisikan tegak lurus atau vertikal. Kemudian akan
dilanjutkan untuk dianalisis pada lembar Polaroid kedua yang disebut analisator,
setelah melewati zat aktif dengan memutar bidang polarisasi ke kanan maupun ke
kiri. Sehinga komponen cahaya yang tidak terpolarisasi akan diserap oleh analisator
ketika melewati sudut putar bidang polarisasi.
Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator, maka sinar yang
mempunyai arah getaran yang sama dengan arah polarisator diteruskan seluruhnya.
Tetapi apabila arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah analisator maka tak
ada sinar yang diteruskan. Dan bila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar yang
diteruskan hanya sebagian. Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik
aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi. Sehingga prinsip kerja pada
polarimeter berdasarkan putaran sudut bidang polarisasi dan bisa dibelokkan jika melalui
zat aktif. Karena gula merupakan zat aktif, sehingga dapat dibelokkan dan membentuk
sudut putar. Dan semakin besar kelarutan suatu zat altif (gula) maka semakin besar pula
sudut putarnya.
c. Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis grafik diperoleh kadar gula sebagai
berikut:
No Perhitungan Grafik
𝐶 ± ∆𝐶 (%) C(%)
1 (2,667±0,001) 3,333
2 (5,333±0,002) 4,000
3 (8,000±0,003) 5,333
4 (10,667±0,006) 6,667
5 (13,333±0,009) 9,333
H. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang berjudul polarimeter dengan tujuan untuk mengetahui
prinsip kerja polarimeter dan mengukur kadar gula dari larutan gula. Dalam praktikum
kali ini, kami menggunakan massa gula sebagai variabel bebasnya dan variabel
kontrolnya berupa volume air yang akan digunakan utuk melarutkan gula sedangkan
variabel terikatnya berupa sudut putaran pada polarimeter.
Data yang kami ambil sebanyak 5 data dengan variasi massa gula seperti data yang
kami peroleh pada data hasil percobaan di atas. Dengan massa 4 gr, 8 gr, 12 gr, 16 gr dan
20 gr serta airnya sebanyak 150 mL. Dari berbagai variasi massa gula di atas diperoleh
sudut putaran yang berbeda beda, dan ini sesuai dengan dasar teori yang ada jika semakin
besar kadar larutan gulanya, maka semkin besar pula sudut putar polarimeternya. Jika
sumber cahaya melewati suatu zat aktif maka cahaya akan dibelokkan dengan sudut putar
pada bidang polarisasi degan besar tertentu sesuai dengan kelarutan suatu zat aktif
tersebut. Jika semakin besar kelarutan suatu zat, maka akan semakin besar pula sudut
putar polarisasinya. Berdasarkan prinsip erja polarimeter ini, cahaya (lampu Led) yang
diletakkan didepan polarisator akan ditransmisikan tegak lurus. Kemudian baru
dilanjutkan ke analisator setelah melewati zat aktif dengan membentuk sudut putar. Jadi
gula dengan konsentrasi tertentu dapat memutar sudut polarisasi.
Kemudian untuk mencari kadar diperoleh dengan menggunakan persamaan %100V
mC
Setelah dianalisis berdasarkan hitungan dan analisis grafik diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Berdasarkan analisis perhitungan
%009,0333,13
%006,0667,10
%003,0000,8
%002,0333,5
%001,0667,2
55
44
33
22
11
CC
CC
CC
CC
CC
2. Berdasarkan analisis grafik
%333,9
%667,6
%333,5
%000,4
%333,3
5
4
3
2
1
C
C
C
C
C
Berdasarkan hasil dari kedua analisis di atas, ternyata terdapat selisih yang tidak
begitu terpaut jauh, namun namun, untuk data yang ke 4 dan ke 5 mempuyai selisih
paling jauh. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
sebagai berikut :
1. Karena alat sudah terlalu lama digunakan dan sudah kotor akibat banyak
lumutnya, menyebabkan pengamatan pada sudut putar polarimeter menjadi
kurang akurat, sehingga akan berpengaruh pada hasilnya.
2. Ketelitian alat ukur yang terlalu besar yaitu 2 mL untuk volume, dan kesalahan
paralaks pada saat mengamati volume air pada gelas ukur yang tidak tegak lurus
akan berpengaruh juga dengan hasil konsentrasi dari gula yang akan dicari.
3. Karena percobaan diulangi beberapa kali dengan konsentrasi gula yang berbeda-
beda, maka akan berpengaruh pada hasilnya, jika alat yang digunakan tidak dicuci
bersih, dan ini akan berpengaruh dengan konsentrasi gula untuk percobaan
berikutnya dengan konsentrasi yang beda dari sebelumya.
4. Karena pengamatan seeorang berbeda-beda, maka bisa jadi ketika pengamatan
salah satu anggota praktikan itu menurutnya sudah paling gelap, namun bisa jadi
menurut praktikan yang lainnya belum, sehingga akan mempengaruhi pula pada
sudut putar yang dihasilkan.
5. Alat ukur yang sulit dikalibrasi akan berpengaruh pada hasil yang diperoleh.
I. Daftar Pustaka
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Tim Fisika Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Pengantar lastrik magnet dan Optika.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika, Jilid 2. Alih bahasa, Bambang Soegijono. Jakarta: Erlangga.