137
PREDIKSI TES BAKAT (APTITUDE TEST) TERHADAP PERFORMANSI KERJA KARYAWAN CIRCLE - K YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Program Studi Psikologi Oleh : FLORA CHRISTINA SAMOSIR 039114055 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

PREDIKSI APTITUDE TEST TERHADAP PERFORMANSI1].pdfbentuk tes. Perusahaan akan menggunakan paper and pencil test untuk melihat kemampuan dan kepribadian calon karyawan. Hasil-hasil dari

  • Upload
    others

  • View
    30

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

  • PREDIKSI TES BAKAT (APTITUDE TEST) TERHADAP PERFORMANSI

    KERJA KARYAWAN CIRCLE - K

    YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

    Program Studi Psikologi

    Oleh :

    FLORA CHRISTINA SAMOSIR

    039114055

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2008

  • i

    PREDIKSI TES BAKAT (APTITUDE TEST) TERHADAP

    PERFORMANSI KERJA KARYAWAN CIRCLE - K

    YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

    Program Studi Psikologi

    Oleh :

    FLORA CHRISTINA SAMOSIR

    039114055

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2008

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    ABSTRAK

    PREDIKSI TES BAKAT TERHADAP PERFORMANSI KERJA KARYAWAN CIRCLE - K

    YOGYAKARTA

    Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tes bakat (aptitude test)

    berkorelasi dengan performansi kerja karyawan. Perusahaan melakukan performance appraisal untuk mengevaluasi metode seleksi yang mereka lakukan, dalam hal ini untuk melihat sejauh mana keberhasilan tes bakat yang mereka gunakan dapat memprediksi perfomasi kerja karyawan.

    Subyek penelitian yang digunakan adalah karyawan Circle K Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang dimaksudkan untuk mendeteksi sejauh mana variabel satu berhubungan dengan variabel lainnya. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes bakat sebagai variabel bebas dan performansi kerja sebagai variabel terikat. Sumber data meliputi data dokumentasi untuk performansi kerja dan tes bakat. Teknik analisis data yang digunakan dalam peneltian ini adalah analisis korelasi product moment.

    Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,533 signifikan pada taraf 0,05 sehingga disimpulkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara skor psikotes dengan skor performansi karyawan Circle K Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki skor psikotes dan performansi yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata.

    Kata kunci: tes bakat (aptitude test), performance appraisal

  • vi

    ABSTRACT

    THE APTITUDE TEST PREDICTION FOR WORK PERFORMANCE OF THE CIRCLE-K EMPLOYEE,

    YOGYAKARTA

    This study aimed to know the extent to which aptitude test was correlated to employee performance. The company carried out performance appraisal to evaluate the selection method that they had implemented, that is, to observe the success of aptitude test that they had used can predicting the employee performance.

    The subjects of this study were the Circle-K employees, Yogyakarta. It was correlation study designed to observe the correlations among the variables of study. These variable were aptitude test as an independent variable and work performance as a dependent variable. The source of data was documentation data that consisted of work performance and aptitude test data The data analysis technique used for this study was product moment correlational analysis.

    The results of correlation analysis indicated that the value of nilai r-count was 0.533, significant at 0.05 level, so that it was concluded that there was a significant and positive correlation between the psychological test scores and the employee performance scores. It was also indicated that the subjects of study in fact obtained scores which were higher that the average score on psychological test and performance.

    Key Word: Aptitude test, performance appraisal

  • vii

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur atas Rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa sehingga

    skripsi yang berjudul “ Prediksi Tes Bakat (Aptitude Test) Terhadap

    Performansi Kerja Karyawan Circle K Yogyakarta” ini dapat terselesaikan.

    Selama studi dan pelaksanaan penelitian, peneliti memperoleh dukungan

    baik secara moril maupun materi dari berbagai pihak. Atas terselesaikannya

    skripsi ini, peneliti mengucapkan Terima kasih secara tulus kepada :

    1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma.

    2. Bapak Minta Istono, S.Psi, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah

    membantu memberikan saran dan pengarahan yang bermanfaat bagi penulis

    selama melakukan penelitian.

    3. Para dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang membimbing

    peneliti selama menjalankan studi.

    4. Segenap Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Mbak

    Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni dan Pak Gi yang telah membantu

    penulis selama menjalankan studi.

    5. Segenap Karyawan Circle K Yogyakarta yang telah berpartisipasi membantu

    peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

    6. Kedua orang tuaku yang tidak henti-hentinya memberikan semangat selama

    menjalankan studi.

  • ix

    7. Abangku, Tagor yang menjadi sumber semangatku untuk cepat lulus dan bisa

    cepat mendapat kerja seperti dia.

    8. Buat my luv, Iwan, yang udah selalu ngasih semangat selama menyelesaikan

    skripsi ini & buat hari-hariku jadi lebih menyenangkan.

    9. Mbak Nita, teman kostku yang selalu memberikanku semangat biar cepat lulus

    dan selalu jadi ”tong sampah” buat semua uneg-unegku.

    10. Buat Anton & Mario yang rela minjamin printer di detik-detik trakir

    pengumpulan skripsi.

    11. Buat semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN TIGA DOSEN..................................................... iii

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....... ................................... iv

    ABSTRAK ............................................................................................................ v

    ABSTRACT..................................................................................................... ..... vi

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.,….................................................. vii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI......................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL............................................................................................ ..... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    A. Latar Belakang .............................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7

    A. Performansi Kerja ......................................................................... 7

    1. Pengertian Performansi Kerja ................................................. 7

    2. Faktor yang Mempengaruhi Performansi Kerja...................... 8

    3. Pengertian Performance Appraisal (Penilaian

    Performansi) ........................................................................... 9

    4. Metode Performance Appraisal.............................................. 13

    5. Aspek dalam Performansi ....................................................... 17

    6. Manfaat Penilaian Performansi ............................................... 20

    B. Tes Psikologis (Psikotes) .............................................................. 22

    1. Pengertian Tes Psikologis (Psikotes) ...................................... 22

    2. Fungsi dan Syarat Tes Psikologis ........................................... 25

    3. Penggolongan Tes Psikologis ................................................. 26

  • xi

    4. Tes Bakat (Aptitude Test)........................................................ 29

    C. Prediksi Tes Bakat (Aptitude Test) dengan Performansi

    Kerja Karyawan ............................................................................ 31

    D. Hipotesis........................................................................................ 33

    BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 34

    A. Jenis Penelitian.............................................................................. 34

    B. Identifikasi Variabel...................................................................... 34

    C. Definisi Operasional ..................................................................... 34

    1. Performansi Kerja ................................................................... 34

    2. Tes Bakat................................................................................. 35

    D. Subjek Penelitian........................................................................... 37

    E. Deskripsi Alat ............................................................................... 37

    F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ............................................. 39

    1. Validitas.......................................................... ........................ 39

    2. Seleksi Item..... ........................................................................ 40

    3. Reliabilitas........................... ................................................... 41

    G. Teknik Analisis Data..................................................................... 42

    1. Uji Asumsi .............................................................................. 42

    2. Uji Hipotesis ........................................................................... 43

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 44

    A. Deskripsi Subyek Penelitian ......................................................... 44

    B. Deskripsi Data Penelitian.............................................................. 45

    1. Deskripsi Data Skor Psikotes .................................................. 45

    2. Deskripsi Data Skor Performansi............................................ 47

    C. Uji Prasyarat Analisis.................................................................... 49

    1. Uji Normalitas......................................................................... 49

    2. Uji Linieritas ........................................................................... 50

    D. Uji Hipotesis ................................................................................. 51

    E. Pembahasan................................................................................... 52

    BAB V PENUTUP................................................................................................ 56

    A. Kesimpulan ................................................................................... 56

  • xii

    B. Kelemahan Penelitian ................................................................... 56

    C. Saran.............................................................................................. 57

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58

    LAMPIRAN.......................................................................................................... 60

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Hasil Uji Validitas Item .................................................................... 40

    Tabel 2. Hasil Uji Validitas Item...... .............................................................. 40

    Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 42

    Tabel 4. Deskripsi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin................. 45

    Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian Skor Psikotes ........................................... 46

    Tabel 6. Kategorisasi Skor pada Hasil Psikotes.............................................. 47

    Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian Skor Performansi..................................... 48

    Tabel 8. Kategorisasi Skor pada Performansi Kerja ....................................... 48

    Tabel 9. Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 49

    Tabel 10. Hasil Analisis Korelasi...................................................................... 51

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Data Skor Tes Bakat............................................................ 60

    Lampiran 2 : Data Performansi Kerja........................................................ 69

    Lampiran 3 : Data Penelitian..................................................................... 98

    Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...................................... 101

    Lampiran 5 : Hasil Analisis Korelasi......................................................... 119

    Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian................................................. 122

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, di kota-kota besar dapat

    dilihat bahwa kebanyakan orang-orang menghabiskan waktunya dengan

    bekerja. Orang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja daripada

    untuk beristirahat bersama teman ataupun keluarga. Dapat dikatakan bahwa

    hidup seseorang zaman sekarang tidak dapat dipisahkan dari bekerja. Oleh

    karena itu pekerja berusaha untuk mengembangkan kemampuan agar pekerja

    dapat memiliki performansi yang maksimal.

    Pekerja merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan dalam

    menjalankan kegiatan operasionalnya. Pekerja akan sangat membantu

    perusahaan dalam mencapai tujuan sesuai dengan apa yang telah

    direncanakan. Perusahaan ingin menyeleksi pekerja yang tidak hanya efektif

    dalam bekerja tetapi juga yang loyal pada perusahaan dan tidak akan membuat

    kecelakaan kerja, pencurian maupun kekerasan. Perusahaan juga perlu

    memperhatikan penempatan setiap pekerjanya agar pekerja dapat memiliki

    kualitas kerja yang tinggi, produktivitas yang baik dan kinerja yang maksimal

    serta kemampuan menjalankan fungsi dan tanggung jawab yang diberikan.

    Hal ini berhubungan langsung dengan performansi kerja mereka. Perusahaan

    yang memiliki karyawan dengan performansi yang tinggi akan lebih maksimal

    dalam mencapai tujuannya. Sebaliknya perusahaan yang memiliki karyawan

  • 2

    dengan performansi yang rendah akan kurang maksimal dalam mencapai

    tujuannya (Gomes, 2003; 118). .

    Seorang pekerja sangat memperhatikan performansinya saat bekerja. Hal

    ini sangat berguna untuk meningkatkan karier seseorang. Pekerja yang

    memiliki performansi yang baik akan memiliki rasa puas dan akan dapat

    meningkatkan kariernya serta dapat membantu perusahaan dalam mencapai

    tujuannya. Sedangkan performansi yang kurang baik akan membuat pekerja

    tidak dapat meningkatkan kariernya serta tidak dapat membantu perusahaan

    dalam mencapai tujuannya. Jika seorang pekerja tidak dapat memenuhi

    keinginan perusahaan dalam mencapai tujuannya maka pekerja tersebut tidak

    dapat bertahan lama dalam pekerjaan tersebut. Oleh karena itu sebuah

    perusahaan harus benar-benar dapat memprediksi performansi kerja seorang

    calon pekerjaanya agar nantinya perusahaan tidak akan merasa menyesal

    dengan performansi pekerja saat sudah bekerja. Oleh karena itu peneliti ingin

    melihat apakah tes psikologis dapat memprediksi performansi kerja seorang

    calon pekerja saat ia bekerja nantinya.

    Dari sekian banyak alasan yang dimiliki oleh setiap perusahaan, maka

    perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pekerja sesuai

    dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Salah satu caranya adalah dengan

    membuat serangkaian tes masuk untuk menyaring calon pekerja agar

    perusahaan mendapatkan pekerja sesuai dengan apa yang diharapkan. Jika

    perusahaan dapat memprediksi performansi kerja calon karyawannya dari

  • 3

    awal maka akan memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Gomes,

    2003; 119).

    Setiap perusahaan memiliki berbagai metode seleksi sebagai cara untuk

    memperoleh pekerja yang berkualitas sesuai dengan keinginan perusahaan.

    Secara umum tahap yang dilakukan oleh perusahaan antara lain rekruitmen,

    penyaringan (screening), tes. Tes yang dimaksud di sini bisa tes tertulis

    maupun tes non tertulis. Tes-tes tertulis ini disebut tes psikologis (psikotes).

    Tes psikologis adalah suatu proses untuk mengukur berbagai variabel yang

    berhubungan dengan psikologis dengan menggunakan alat ataupun prosedur

    yang dimaksudkan untuk mendapatkan contoh perilaku tertentu (Cohen &

    Swerdlik, 2005; 3). Beberapa jenis tes-tes tertulis yang umumnya digunakan

    dalam proses seleksi yaitu ketangkasan (aptitude), kemampuan (ability), dan

    kinerja/penampilan (performance) (Gomes, 2003; 124). Untuk mendapatkan

    pekerja yang berkualitas, umumnya perusahaan akan menggunakan beberapa

    bentuk tes. Perusahaan akan menggunakan paper and pencil test untuk

    melihat kemampuan dan kepribadian calon karyawan. Hasil-hasil dari tes-tes

    tertulis ini umumnya digunakan untuk memprediksi performansi kerja calon

    karyawan nantinya (Cronbach, 1960; 17).

    Salah satu tes tertulis yang digunakan untuk memprediksi performansi

    karyawan adalah tes bakat. Menurut Mathis dan Jackson (2006, 308) selain tes

    bakat, faktor motivasi dan kemampuan merupakan salah satu faktor yang

    digunakan dalam memprediksi performansi seorang karyawan. Beberapa

    perusahaan juga menggunakan prediktor seperti pengalaman, minat individu,

  • 4

    gaji yang diminta, kinerja yang lampau, ijazah yang dimiliki, referensi kerja,

    tes obat-obat terlarang, dan catatan kepolisian untuk memprediksi performansi

    karyawan. Namun secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi

    performansi menurut As’ad (2003; 56) ada dua yaitu faktor individu dan

    faktor situasi.

    Faktor individu dan faktor situasi adalah dua hal yang sangat

    mempengaruhi performansi kerja seorang karyawan. Sebuah perusahaan

    haruslah melihat faktor-faktor tersebut dalam menilai performansi kerja

    karyawannya agar hasil yang diperoleh maksimal. Seorang psikolog

    berpendapat lebih baik memilih seseorang yang memiliki nilai rata-rata namun

    bisa menghadapi rutinitas pekerjaan sehari-hari dengan baik tanpa adanya rasa

    bosan (Cronbach, 1960;9). Oleh karena itu tidaklah cukup hanya

    menggunakan sebuah tes saja untuk mendapatkan seorang karyawan yang

    memiliki performansi yang baik saat dia bekerja nantinya.

    Tes bakat merupakan salah satu tes yang digunakan perusahaan untuk

    mendapatkan karyawan yang baik. Perusahaan akan melihat seberapa efektif

    tes bakat yang diberikan sebelumnya, yaitu dengan cara melakukan

    pengukuran dan penilaian kinerja (performance appraisal) terhadap

    karyawannya. Selain itu pengukuran dan penilaian kinerja karyawan ini juga

    dapat digunakan untuk melihat efektivitas dari program-program pelatihan

    yang diadakan bagi para karyawan. Diungkapkan oleh Bernardin & Russell

    (Gomes, F.C., 2003; 135) performansi merupakan catatan outcome yang

  • 5

    dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu

    periode tertentu.

    Dalam sebuah perusahaan performansi karyawan merupakan hal yang

    sangat perlu diperhatikan karena hal ini yang akan menentukan kesuksesan

    perusahaan nantinya. Sebuah perusahaan akan berusaha mencari pekerja yang

    berkualitas sesuai dengan keinginan mereka agar dapat membantu untuk

    mencapai tujuan mereka. Perusahaan mengharapkan dapat memperoleh

    karyawan yang memiliki kinerja yang baik sesuai dengan hasil tes bakat yang

    diperolehnya. Oleh karena itu peneliti ingin melihat faktor lain yang

    diperkirakan memiliki hubungan yang erat dengan performansi kerja

    karyawan, dalam hal ini yaitu skor tes bakat yang diberikan pada seleksi

    karyawan. Penelitian ini perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengevaluasi

    kinerja karyawan. Hal ini diperlukan agar karyawan yang sudah memiliki

    performansi kerja yang baik dapat mempertahankannya. Sedangkan karyawan

    yang memiliki performansi kerja yang kurang dapat memperbaiki performansi

    mereka.

    B. Rumusan Masalah

    Didasarkan pada latar belakang di atas, setiap individu memiliki

    kemampuan yang berbeda-beda, dimana kemampuan yang terlihat di awal

    biasanya menunjukkan kemampuan individu nantinya. Berdasarkan pendapat

    di atas maka rumusan masalahnya adalah: “Apakah tes bakat dapat

    memprediksi performansi kerja karyawan?”

  • 6

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka tujuan

    penelitiannya adalah untuk melihat sejauh mana tes bakat dapat memprediksi

    performansi kerja karyawan.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan penelitian

    ini dapat memberikan sumbangan dalam bidang Psikologi Industri tentang

    seberapa baik tes bakat dapat memprediksi performansi kerja seorang

    karyawan.

    Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini antara lain:

    1. Dapat mengetahui efektivitas tes bakat yang digunakan perusahaan

    dalam menyeleksi calon karyawannya sehingga dapat mengetahui

    hal-hal yang perlu diperbaiki agar bisa mendapatkan karyawan

    yang memiliki performnsi kerja yang baik.

    2. Berguna untuk evaluasi kinerja karyawan. Hal ini diperlukan agar

    karyawan yang sudah memiliki performansi kerja yang baik dapat

    mempertahankannya. Sedangkan karyawan yang memiliki

    performansi kerja yang kurang dapat memperbaiki performansi

    mereka.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Performansi Kerja

    1. Pengertian Performansi Kerja

    Menurut Maier, (1965) dan Lawler & Porter, (1967) performansi

    pada umumnya diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang dalam

    melaksanakan pekerjaan (As’ad, 2003; 47). Pendapat lain dikemukakan

    oleh Stolovitch and Keeps (Rivai, V. & Basri A.F., 2005; 14) dimana

    performansi merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada

    tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta.

    Hal ini didukung dengan pendapat yang mengatakan bahwa performansi

    merupakan catatan keseluruhan hasil pada fungsi kerja tertentu atau

    aktivitas selama periode waktu tertentu. Walaupun performansi tergantung

    pada kemampuan, usaha dan kesempatan tetapi dapat juga diukur melalui

    outcomes (Bernardin, H.J. & Russell, E.A., 1993; 379). Selain itu

    performansi juga merupakan kunci atau prediktor pengukuran terhadap

    kerangka kerja dari seorang pekerja. Fungsi perilaku dari para pekerja dan

    perilaku tersebut ditetapkan oleh level kerja dan kemampuan pekerja

    tersebut (Szilaghi, Jr.A.D. & Wallace, Jr. J. Marc., 1980; 45-46, 631).

    Dari beberapa pengertian performansi di atas dapat disimpulkan

    bahwa performansi (kinerja) adalah suatu hasil atau sebuah tingkat

    keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode waktu tertentu

    7

  • 8

    dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Biasanya orang yang memiliki

    performansi kerja yang tinggi disebut juga sebagai orang yang produktif,

    dan sebaliknya orang yang performansi kerjanya rendah dikatakan sebagai

    orang yang tidak produktif.

    2. Faktor yang mempengaruhi Performansi Kerja

    Berdasarkan pada teori performansi yang menjelaskan tentang

    perbedaan performansi antara orang yang satu dengan lainnya dalam

    situasi yang sama adalah karena adanya perbedaan karakteristik dalam diri

    setiap individu. Di samping itu, orang yang sama juga dapat menghasilkan

    performansi yang berbeda dalam situasi yang berbeda pula. Dari sini dapat

    kita ketahui bahwa performansi kerja seseorang dipengaruhi oleh dua

    faktor yaitu faktor-faktor individu dan faktor-faktor situasi (As’ad, 2003;

    56).

    a. Faktor Individu, faktor-faktor ini adalah segala sesuatu yang

    berhubungan dengan kondisi fisik dan psikis. Kondisi fisik

    berhubungan dengan kesehatan, vitalitas dan stamina. Sedangkan

    kondisi psikis berhubungan dengan kesiapan mental dan kemampuan

    dalam mengolah pribadi.

    b. Faktor Situasi, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi di

    sekitar individu bisa dari lingkungan pekerjaan, lingkungan keluarga

    maupun lingkungan masyarakat tempat tinggal.

    Selain kedua faktor di atas banyak pendapat yang mengemukakan

    tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi performansi karyawan. Hal

  • 9

    utama yang mempengaruhi performansi karyawan adalah tujuan dari

    karyawan itu sendiri. Tujuan yang berbeda dari setiap karyawan akan

    membedakan performansi kerja mereka. Ada yang menyatakan bahwa

    norma-norma organisasi juga akan mempengaruhi perbedaan dasar kinerja

    karyawan.

    Menurut Robbin (1996), pada dasarnya performansi dipengaruhi

    oleh faktor motivasi (M), Opportunity (O) serta Ability (A). Dengan kata

    lain performansi kerja yang dimiliki oleh seseorang itu merupakan hasil

    dari interaksi kemampuan, motivasi dan kesempatan. Dari sini dapat kita

    simpulkan bahwa :

    Performansi = f (A x M x O)

    Dalam menyelesaikan suatu tugas tertentu seseorang haruslah

    memiliki kemauan dan kemampuan tertentu namun hal ini tidaklah cukup

    tanpa didukung dengan adanya pemahaman tentang apa yang akan

    dikerjakan serta kesempatan untuk mengerjakannya (Rivai, V. & Basri

    A.F., 2005; 15).

    3. Pengertian Performance Appraisal (Penilaian Performansi)

    Pada dasarnya performance appraisal merupakan suatu proses

    yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi job performance (Rivai &

    Basri, 2005; 17). Jika dikerjakan dengan benar, penilaian ini akan

    memberikan manfaat yang penting baik bagi karyawan, supervisor,

    maupun perusahaan.

  • 10

    Performance Appraisal merupakan prosedur formal dalam

    organisasi yang digunakan untuk melihat performansi karyawannya

    (Hufman, Vernoy, Vernoy, 1997; 623). Pendapat ini dilengkapi oleh pakar

    lain yang mengemukakan bahwa Performance Appraisal merupakan suatu

    proses mengukur performansi kerja karyawan dengan cara

    membandingkan dengan standar tertentu yang sudah ditentukan

    sebelumnya (Riggio, 2003, 73). Selain pengukuran performance appraisal

    ini dilakukan dengan cara membandingkan dengan standar yang ada

    namun prosesnya juga harus dilaksanakan secara formal.

    Dari beberapa pengertian performance appraisal di atas dapat

    disimpulkan bahwa performance appraisal adalah suatu proses formal

    dalam mengukur performansi karyawan dibandingkan dengan standar

    kerja yang telah ditentukan perusahaan sebelumnya. Standar yang

    ditentukan oleh perusahaan umumnya ada tiga, yaitu (Smither & College,

    1994; 170) behavioral, personological dan criterion-referenced.

    Behavioral dan personological ini berfokus pada cara karyawan dalam

    melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan criterion-referenced berfokus pada

    apa yang sudah dihasilkan oleh karyawan dari pekerjaan yang sudah

    dilakukannya.

    Sebagai sebuah proses formal, maka performance appraisal harus

    bersifat reliabel, realistis, representatif serta bisa menggambarkan

    perilaku-perilaku yang memiliki kontribusi penting bagi organisasi (As’ad,

    2003; 63). Reliabel di sini maksudnya adalah performance appraisal bisa

  • 11

    dilakukan secara konsisten terhadap setiap orang kapan saja. Performance

    appraisal juga harus mudah dimengerti dan digunakan, dimana

    mempergunakan kata-kata umum dan tidak terlalu akademis.

    Performance appraisal perlu dilakukan secara adil, tidak memihak

    dan harus menggambarkan performansi yang akurat. Oleh karena itu

    seorang manajer harus mengetahui secara baik hal-hal yang

    mempengaruhi performansi karyawannya. Jika performance appraisal ini

    tidak dilakukan dengan baik dapat menjadi ajang penghakiman yang

    menakutkan. Tidak hanya menakutkan bagi para karyawan yang dinilai

    tapi juga bagi para atasannya. Misalnya takut kalau hubungan antara

    atasan dan bawahan menjadi tidak harmonis. Hal ini mungkin disebabkan

    karena atasan tidak jelas mengenai manfaat, tujuan dan kurang terampil

    dalam melakukan performance appraisal (Rivai & Basri, 2005; 63-67).

    Tujuan yang jelas merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam

    melakukan performance appraisal. Salah satu tujuan utama dilakukannya

    performance appraisal adalah untuk evaluasi pekerjaan yang sudah

    dilakukan oleh karyawan. Hal ini berkaitan dengan kompensasi,

    penambahan/pengurangan karyawan serta sistem seleksi pekerja.

    Performance appraisal juga bertujuan untuk pengembangan kinerja. Hal

    ini berhubungan dengan pemberian umpan balik terhadap performansi

    yang sudah dilakukan, pemberian arah perbaikan performansi di masa

    yang akan datang serta untuk identifikasi adanya kebutuhan terhadap

  • 12

    program-program baru seperti pelatihan dan pengembangan (Rivai &

    Basri, 2005; 52-55).

    Umpan balik yang diberikan kepada karyawan sangat berguna agar

    karyawan dapat melihat performansi kerja mereka. Pekerja sangat perlu

    mengetahui kapan mereka bekerja dengan baik (agar mereka bisa

    mempertahankannya), dan kapan mereka bekerja dengan tidak baik (agar

    mereka bisa memperbaikinya). Dalam sebuah penelitian diketahui bahwa

    pekerja akan dapat bekerja dengan lebih baik jika pekerjaan mereka di

    evaluasi, adanya penguat serta adanya kritik yang membangun (Huffman,

    Vernoy, Vernoy, 1997; 623).

    Hasil dari performance appraisal ini harus dilaporkan kepada

    pihak-pihak yang bersangkutan dengan tujuan sebagai

    pertanggungjawaban atas hasil yang dicapai, proses yang dilakukan serta

    sumber daya yang telah dipercaya untuk dikelola. Hasil ini juga berfungsi

    sebagai umpan balik dalam rangka meningkatkan performansi kerja di

    masa yang akan datang.

    Salah satu cara untuk meningkatan performansi karyawan adalah

    dengan cara karyawan tersebut haruslah sukses dalam pekerjaannya

    namun ukuran untuk menentukan sukses ini amatlah sulit karena

    seringkali pekerjaan begitu kompleks sehingga sulit ada ukuran output

    yang pasti. Hal ini biasanya terdapat dalam jabatan-jabatan administratif.

    Beberapa syarat kriteria pekerjaan yang sukses adalah apabila lebih

    reliabel, realitas, representatif, dan memiliki fungsi prediksi. Beberapa hal

  • 13

    yang dapat dilihat sebagai kriteria antara lain kualitas, kuantitas, waktu

    yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi serta keselamatan dalam

    menjalankan tugas pekerjaan (As’ad, 2003; 63). Dalam menentukan

    kriteria mana yang lebih penting dalam proses penilaian adalah berbeda

    antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya.

    Dalam usaha untuk memudahkan proses performance appraisal,

    maka Meier (1965) membagi pekerjaan menjadi dua jenis (As’ad, 2003;

    63), yaitu: pekerjaan produksi, dimana secara kuantitatif orang dapat

    membuat suatu standar yang objektif. Pekerjaan non produksi, dimana

    penentuan sukses tidaknya seseorang di dalam tugas biasanya didapat

    melalui human jugments atau pertimbangan subjektif.

    4. Metode Performance Appraisal

    Metode yang digunakan untuk melakukan performance appraisal

    antara lain (Rivai & Basri, 2005; 349 - 369) :

    a. Metode Penilaian Subjektif

    1. Numerical Rating, merupakan metode dimana penilai merating

    karyawan-karyawan dengan menggunakan angka yang mempunyai

    bobot yang berbeda.

    2. Force Choice Rating Index, metode dimana penilai diminta untuk

    membuat kata sifat atau ungkapan-ungkapan yang dapat

    memberikan gambaran tentang kinerja karyawan yang akan dinilai.

    3. Personality Trait Rating, metode ini terdiri dari lima atau enam

    poin kualitas personal dan karakteristik kepribadian. Penilai

  • 14

    diminta untuk memilih salah satu angka yang menggambarkan

    kepribadian orang tersebut.

    4. Graphic Rating Score, metode ini menggunakan skala grafik yang

    memberikan gambaran mulai dari kinerja tertinggi sampai yang

    terendah.

    5. Force Distribution, metode ini mengacu pada distribusi normal.

    Karyawan dibagi dalam kategori yang berbeda sesuai dengan

    performansi yang dimilikinya, misalnya rendah, di bawah rata-rata,

    rata-rata, di atas rata-rata, dan tinggi.

    6. Ranking, merupakan metode dimana seluruh karyawan dirangking

    dari yang memiliki performansi terbaik hingga yang terburuk.

    b. Metode Penilaian Objektif

    1. Free Written Report (metode karangan), merupakan metode

    penilaian performansi dengan cara menilai performansi karyawan

    secara deskriptif, biasanya berisi kelebihan dan kelemahan

    karyawan.

    2. Controlled Written Report, metode ini hampir sama dengan free

    written report, namun metode ini lebih terarah karena adanya

    heading dalam dokumen penilaian yang mengarahkan komentar

    penilai.

    3. Critical Incident Technique, dalam metode ini penilai diminta

    untuk mecatat kedua sisi kinerja baik yang positif maupun yang

    negatif.

  • 15

    4. Self Appraisal, metode ini melibatkan karyawan dalam proses

    penilaian tentang kinerja masing-masing.

    c. Metode Penilaian yang Berorientasi Masa Lalu

    1. Checklist, metode penilaian performansi yang menggunakan

    serangkaian pertanyaan tentang performansi karyawan.

    2. Metode dengan pilihan terarah (Forced Choice Method), dalam

    metode ini penilai diharuskan untuk memilih pernyataan yang

    paling sesuai dengan pernyataan tentang karyawan yang dinilai.

    3. Metode Peristiwa Krisis (Critical Incident Method), dalam metode

    ini penilai diminta untuk mecatat kedua sisi kinerja baik yang

    positif maupun yang negatif dari masing-masing poin yang akan

    dinilai.

    4. Metode Catatan Prestasi, metode ini merupakan catatan

    penyempurnaan.

    5. Metode Peninjauan Lapangan (Field Review Method), dalam

    metode ini penilai turun langsung ke lapangan untuk mengevaluasi

    berdasarkan informasi yang ada.

    6. Skala Peringkat (Rating Scale), merupakan metode dimana

    dilakukan penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja

    karyawannya dalam skala-skala tertentu mulai dari yang paling

    rendah sampai yang paling tinggi.

  • 16

    Selain metode performance appraisal di atas ada penggolongan

    metode lainnya yang digunakan untuk melakukan performance appraisal

    antara lain (Smither, 1994; 190):

    a. Metode Komparatif, yaitu metode yang digunakan untuk

    membandingkan performansi antara karyawan yang satu dengan

    karyawan lainnya. Metode komparatif ini meliputi :

    1) Ranking, merupakan metode yang merangking seluruh karyawan

    dari yang memiliki performansi terbaik hingga yang terburuk.

    2) Paired Comparison, yaitu metode yang membagi karyawan ke

    dalam kelompok untuk dibandingkan performansi kerjanya.

    3) Force Distribution, metode ini mengacu pada distribusi normal.

    Karyawan dibagi dalam kategori yang berbeda sesuai dengan

    performansi yang dimilikinya.

    b. Metode Individual

    1) Graphic Rating Score, metode penilaian performansi dengan

    menggunakan skala yang berisi aspek-aspek penting yang sudah

    ditentukan sebelumnya untuk merating.

    2) Behaviorally Anchore Rating Scale, metode penilaian performansi

    dengan menggunakan skala yang berisi contoh kinerja yang

    mencerminkan buruk sampai dengan paling bagus.

    3) Behavioral Observation Scale, metode penilaian performansi yang

    menuntut penilai untuk mengingat seberapa sering karyawan telah

    melakukan suatu pekerjaan yang bagus ataupun yang jelek.

  • 17

    4) Checklist, metode penialaian performansi yang menggunakan

    serangkaian pertanyaan tentang performansi karyawan.

    5) Narrative, metode penilaian performansi dengan cara menilai

    performansi karyawan secara deskriptif, biasanya berisi kelebihan

    dan kelemahan karyawan.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Skala

    Peringkat (Rating Scale). Dalam metode ini dilakukan penilaian yang

    berhubungan dengan hasil kerja karyawannya dalam skala-skala tertentu

    mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Dalam metode

    ini yang dijadikan patokan dalam penilaian adalah tugas-tugas utama dari

    pekerjaan tersebut. Tugas-tugas utama tersebut antara lain, sikap antusias,

    ramah dan selalu sopan, melaksanakan pergantian shift secara disiplin,

    menangani semua transaksi secara cermat, cepat dan akurat, menerima

    kiriman barang dari gudang atau suppliers secara cermat dan teliti, serta

    secara rutin merapikan dan mereposisi display barang. Setiap tugas

    memiliki bobot tersendiri kemudian dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu

    buruk, kurang baik, baik serta baik sekali. Setiap karyawan dinilai

    berdasarkan empat tingkatan tersebut, sehingga didapat karyawan mulai

    dari urutan yang terbaik hingga yang terburuk.

    5. Aspek Dalam Penilaian Performansi

    Dalam melakukan penilaian terhadap performansi kerja karyawan,

    seseorang haruslah memiliki pedoman dan dasar-dasar penilaian. Pedoman

    dan dasar-dasar penilaian tersebut dapat dibedakan dalam aspek-aspek

  • 18

    performansi. Yang dimaksud aspek di sini adalah hal yang pada dasarnya

    merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dapat menunjukkan bahwa

    pelaksanaan suatu pekerjaan tertentu dapat berjalan dengan lancar dan

    berhasil dengan baik. Atau dengan kata lain ciri-ciri dari pelaksanaan

    pekerjaan yang berhasil digunakan kembali untuk menilai setiap

    pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan secara rutin (Suprihanto J, 1988;

    23).

    Seorang karyawan pada dasarnya adalah sebagai patner bagi

    pengusaha. Sebagai seorang patner karyawan dipercaya menyelenggarakan

    kegiatan perusahaan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dari sini

    dapat dilihat aspek-aspek umum yang dapat diterapkan misalnya prestasi

    kerja, rasa tanggung jawab, kesetiaan dan pengabdian, prakarsa, kejujuran,

    disiplin, kerjasama dan kepemimpinan (Suprihanto J, 1988; 23).

    Performansi juga dapat diartikan sebagai prestasi atau hasil yang

    telah dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

    standar dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan itu. Dari

    pengertian ini maka dapat kita lihat bahwa performansi mempunyai empat

    aspek, yaitu: kemampuan, penerimaan tujuan karyawan, tingkatan tujuan

    yang dicapai, serta interaksi antara tujuan dan kemampuan karyawan

    dalam perusahaan (Rivai & Basri, 2005; 17).

    Schuler dan Jackson (1996) memberikan beberapa dimensi dalam

    penilaian performansi antara lain hubungan dengan pelanggan, semangat

    kerja, kehadiran, dan ketepatan memenuhi jadwal tugas. Sedangkan Flippo

  • 19

    (1984) menjelaskan faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai indikator

    untuk menilai kinerja karyawan terdiri dari:

    a. Kualitas kerja, meliputi ketetapan, keterampilan, ketelitian,

    kebersihan, dan kerapian.

    b. Kuantitas kerja, meliputi keluaran dan kecepatan menyelesaikan suatu

    tugas esktra atau mendesak.

    c. Ketangguhan, yaitu patuh pada perintah, inisiatif, hati-hati, kahadiran,

    dan kerajinan.

    d. Sikap, yaitu sikap terhadap perusahaan, teman sekerja, kerjasama, dan

    sikap terhadap supervisor.

    Berdasarkan berbagai indikator tersebut, oleh perusahaan

    dikembangkan dan diadaptasi sebagai indikator untuk melihat performansi

    karyawannya. Secara umum kriteria yang sering digunakan untuk

    penilaian kinerja adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, waktu yang

    digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan, jabatan yang

    dipegang, absensi, dan keselamatan dalam menjalankan tugas/pekerjaan

    (As’ad, 2003; 63). Mengacu pada teori tersebut, adapun indikator-

    indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    a. Selalu antusias, ramah, akrab, dan sopan kepada customer dan

    berterima kasih kepada customer saat meninggalkan toko.

    b. Melaksanakan pergantian shift secara disiplin dan tertib administrasi

    dengan menyerahkan storebag yang berisi semua catatan hasil

    penjualan dari shiftnya, sesuai sistem prosedur yang berlaku.

  • 20

    c. Menangani semua transaksi penjualan dengan cermat, cepat dan ramah

    serta memasukkan data transaksi ke dalam komputer maupun jurnal

    secara akurat.

    d. Memeriksa semua barang kiriman dari CD atau suppliers secara cermat

    dan teliti agar akurat sesuai STO dan memasukkan data penerimaan

    tersebut ke dalam komputer.

    e. Secara rutin merapikan dan mereposisi display barang dagangan

    setelah terjadi pengambilan dan secara kontinya menjaga kebersihan

    toko, perabot dan perlengkapan toko.

    Dari indikator-indikator yang ada, penilai memberikan angka yang

    menunjukkan perbedaan kinerja yang lebih baik dan yang lebih buruk.

    Dari skor tersebut akan diketahui karyawan yang memiliki performansi

    mulai dari yang buruk, kurang baik, baik hingga baik sekali.

    6. Manfaat Penilaian Performansi

    Manfaat performance appraisal berguna bagi semua pihak dalam

    sebuah perusahaan yaitu agar mereka mengetahui manfaat yang dapat

    mereka harapkan. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian yaitu

    orang yang dinilai (karyawan), penilai (atasan, supervisor, pimpinan,

    manajer, konsultan), dan perusahaan (Rivai & Basri, 2005; 55-58).

  • 21

    a. Manfaat Bagi Karyawan

    Bagi karyawan yang dinilai pelaksanaan performance

    appraisal ini memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai reinforcement

    (untuk kenaikan gaji ataupun penghargaan lain), untuk peningkatan

    karier, memberikan informasi tentang pencapaian tujuan kerja, sumber

    feedback untuk peningkatan kinerja selanjutnya (meningkatkan

    motivasi). Performance Appraisal ini juga akan memberikan

    pengetahuan lebih tentang kekuatan dan kelemahan tentang diri

    individu. Individu juga dapat melakukan pengembangan perencanaan

    untuk meningkatkan performansi dengan membangun kekuatan dan

    mengurangi kelemahan semaksimal mungkin. Dan yang lebih penting

    individu bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang konteks

    pekerjaan.

    b. Manfaat Bagi Penilai

    Bagi penilai atau atasan performance appraisal ini memiliki

    beberapa manfaat antara lain sebagai dasar untuk membuat keputusan

    bagi karyawan (promosi, peningkatan gaji), untuk pengukuran

    pencapaian hasil kerja. Manfaat lainnya adalah untuk memberikan

    feedback yang konstruktif serta kesempatan untuk berinteraksi dengan

    karyawan. Kesempatan ini juga dapat digunakan oleh atasan untuk

    melakukan pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan tentang

    rasa takut, rasa grogi, harapan dan aspirasi mereka serta untuk menilai

  • 22

    kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi

    target atau menyusun prioritas baru.

    c. Manfaat Bagi Perusahaan

    Performance appraisal juga bermanfaat untuk melakukan

    pengukuran produktivitas individual dan unit kerja serta sebagai sarana

    untuk memotivasi karyawan. Hal yang tidak kalah penting adalah

    untuk melakukan evaluasi terhadap metode seleksi dan placement serta

    sebagai sumber evaluasi terhadap program peltihan yang telah

    dilakukan. Performance appraisal ini juga dapat dijadikan sumber

    informasi untuk kebutuhan pelatihan karyawan serta untuk melakukan

    peningkatan dari segi pengawasan dari setiap kegiatan yang dilakukan

    oleh karyawan. Perusahaan juga akan lebih muda untuk melihat

    karyawan yang berpotensi untuk menjadi pimpinan perusahaan.

    B. Tes Psikologis (Psikotes)

    1. Pengertian Tes Psikologis (Psikotes)

    Perusahaan memiliki berbagai metode seleksi untuk memperoleh

    pekerja yang berkualitas sesuai dengan keinginan perusahaan. Secara

    umum tahapan seleksi tersebut adalah sama, yaitu rekruitmen, penyaringan

    (screening), tes. Tes adalah topik yang akan dibahas secara lebih

    mendalam. Tes yang dimaksud di sini adalah tes psikologis (psikotes).

    Beberapa jenis psikotes yang umumnya digunakan dalam proses seleksi

    (Gomes, 2003;124) yaitu ketangkasan (aptitude), kemampuan (ability),

  • 23

    dan kinerja/penampilan (performance). Dalam usaha mendapatkan pekerja

    yang berkualitas, umumnya perusahaan akan menggunakan beberapa

    bentuk tes. Hasil-hasil dari psikotes ini secara statistik diharapkan dapat

    dikorelasikan secara signifikan dengan unsur-unsur penting dari

    performansi kerja karyawan.

    Tes secara sederhana dapat didefenisikan sebagai suatu prosedur

    pengukuran atau alat ukur (Cohen & Swerdlik, 2005; 5). Jika kata tes

    digabungkan dengan kata sifat maka pengertiannya akan menjadi suatu

    alat atau prosedur yang dimaksudkan untuk mengukur variabel yang

    berhubungan dengan kata sifat tersebut. Jadi, kata tes yang ditambahkan

    dengan kata psikologis akan menjadi sebuah kata baru yaitu tes psikologis

    (psikotes) yaitu suatu alat ukur atau prosedur terstandar yang dimaksudkan

    untuk mengukur variabel-variabel yang berhubungan dengan psikologis.

    Variabel-variabel yang dimaksud di sini antara lain inteligensi,

    kepribadian, bakat, minat, sikap dan nilai.

    Tes psikologis adalah suatu prosedur terstandar yang berisi sampel

    perilaku yang akan dideskripsikan dalam kategori-kategori/skor-skor

    berdasarkan norma yang ada yang akan menghasilkan prediksi perilaku

    tertentu (Gregory, 1996). Tes Psikologi merupakan suatu prosedur

    sistematis yang berisi sampel perilaku yang berfungsi untuk mengukur

    perilaku tertentu. (Azwar, 1996; 124).

    Prosedur yang sistematis di sini maksudnya adalah bahwa dalam tes

    psikologis harus memperhatikan penyusunan item, proses skoring dan

  • 24

    administrasi serta setiap orang diberi kondisi yang sama (meliputi interaksi

    testee dan tester yang sama, administrasi tes yang sama serta ingkungan

    tes yang sama). Tes psikologis merupakan prosedur sistematis yang

    bertujuan untuk membandingkan perilaku dua orang atau lebih (Cronbach,

    1960; 21).

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan beberapa ciri-ciri dari Tes

    Psikologis yaitu merupakan prosedur yang terstandar, adanya sampel

    perilaku, adanya skor, adanya norma yang terstandar serta adanya prediksi

    terhadap perilaku di luar tes. Ciri-ciri di atas dapat dijadikan sebuah

    pengertian tes psikologis secara umum yaitu suatu prosedur terstandar

    yang berisi sampel perilaku yang akan dideskripsikan dalam kategori-

    kategori/skor-skor berdasarkan norma yang ada yang bertujuan untuk

    memprediksi perilaku tertentu.

    Syarat Tes Psikologis yang baik (Sukardi, D.K., 1997; 186) yaitu :

    a. Terstandar, yaitu tes psikologis harus memiliki aturan-aturan yang

    jelas sehingga kapanpun digunakan harus memiliki proses yang sama.

    b. Objektif, yaitu dimana proses skoring adalah lepas dari kesubjektifan

    opini pemeriksa tes.

    c. Reliabel, yaitu hasil dari suatu tes haruslah sama meski dilakukan

    secara berulang kali.

    d. Valid, yaitu harus adanya kesesuaian antara tes yang digunakan

    dengan apa yang akan diukur.

  • 25

    Tes Psikologis secara umum akan memberikan informasi tentang

    perbedaan performansi beberapa orang. Tes psikologis disini dilakukan

    pada tahap seleksi penerimaan karyawan. Setiap orang akan memberikan

    respon yang berbeda pada tes yang diterimanya. Seseorang yang

    memberikan respon yang baik pada tes yang diterimanya dan mendapatkan

    hasil yang baik maka diprediksi orang tersebut nantinya akan memiliki

    performansi yang baik juga saat bekerja (Cronbach, 1960; 17). Menurut

    ahli Psikologis seseorang yang memiliki inteligensi yang baik mungkin

    akan merasa bosan dengan rutinitas pekerjaannya. Sedangkan seseorang

    yang memiliki inteligensi yang rata-rata akan menjadi seorang karyawan

    yang lebih baik. Oleh karena itu tidaklah cukup hanya menggunakan satu

    jenis alat tes saja untuk mendapatkan seorang karyawan yang memiliki

    performansi kerja yang baik pada saat dia bekerja nantinya. Dengan

    menggunakan beberapa alat tes diharapkan tidak hanya melihat

    inteligensinya namun juga bisa melihat kemampuan-kemampuan penting

    lainnya dalam pekerjaan yang akan digunakan untuk mempediksi

    performansi kerja calon karyawan nantinya (Cronbach, 1960; 9).

    2. Fungsi dan Syarat Tes Psikologis

    Fungsi tes psikologis (Sukardi, 1997; 7) antara lain:

    a. Fungsi seleksi, yaitu menentukan individu-individu yang akan dipilih.

    Misalnya tes seleksi untuk suatu jabatan tertentu. Berdasarkan tes

    psikologis yang dilakukan, pimpinan akan memutuskan calon-calon

    yang dapat diterima dan calon-calon yang akan ditolak.

  • 26

    b. Fungsi klasifikasi, yaitu mengelompokkan individu-individu dalam

    kelompok sejenis. Misalnya mengelompokkan individu yang memiliki

    masalah sejenis sehingga dapat diberikan bantuan yang sesuai dengan

    masalahnya.

    c. Fungsi deskripsi, yaitu melaporkan profil seseorang dari hasil tes

    Psikologis yang telah dilakukan.

    d. Fungsi mengevaluasi suatu treatment, yaitu mengetahui apakah suatu

    tindakan yang telah dilakukan terhadap seseorang atau kelompok

    individu tertentu telah dicapai atau belum. Misalnya untuk mengetahui

    apakah program pelatihan yang diberikan bermanfaat atau tidak.

    e. Menguji suatu hipotesis, yaitu untuk menetahui apakah hipotesis yang

    dikemukakan itu betul atau salah. Misalnya untuk menguji betul

    tidaknya suatu hipotesis perlu dilakukan suatu tes.

    Fungsi seleksi ini dapat dilihat dimana tes psikologis digunakan

    untuk menyeleksi karyawan agar diperoleh karyawan sesuai dengan

    harapan. Tes psikologis digunakan untuk memprediksi performansi kerja

    karyawan saat bekerja nantinya.

    3. Penggolongan Tes Psikologis

    Menurut Cronbach (dalam Sukardi, D.K., 1997; 9) tes psikologis

    yang bertujuan untuk mengukur variabel-variabel yang berhubungan

    dengan psikologis (Inteligensi, Kepribadian, Bakat, Minat, Sikap dan

    Nilai) pada dasarnya dapat digolongkan sebagai berikut :

  • 27

    ┌Maximum Performance ┌Tes Inteligensi Tes Psikologis │ └Tes Bakat

    │ └Typical Performance ┌Tes Kepribadian └Tes Minat

    Menurut Smith & Adams (dalam Sukardi, D.K., 1997; 10) tes

    dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, yaitu:

    a. Tes Prestasi (Achievement test), tes untuk mengungkap kemampuan

    aktual sebagai hasil dari kegiatan belajar.

    b. Tes Bakat (Aptitude test), tes ini dimaksudkan untuk mengungkap

    kemampuan potensial atau kemampuan yang terkandung pada diri

    subjek.

    c. Tes Karakteristik Sosial-Pribadi (Test of Personal-Social

    Characteristic), tes ini lebih mengacu pada tes inventori, karena tidak

    ditetapkan sebelumnya jawaban yang benar atau salah dalam

    pertanyaan-pertanyaannya.

    d. Tes Kecepatan dan tes Kekuatan (Speed and Power Test), tes yang

    mementingkan kecepatan waktu pengerjaan atau tidak mementingkan

    waktu melainkan hasil yang dicapai.

    e. Tes Individual dan tes Kelompok (Individual and group test)

    f. Tes Performansi dan Tes Verbal dan Non Verbal

    Sukardi, D.K., (1997) mengklasifikasikan tes menjadi tujuh

    kategori, yaitu :

  • 28

    a. Tes Baku vs Tes Buatan Guru, Tes baku merupakan tes yang

    dilaksanakan dan diskros berdasarkan pedoman dan petunjuk yang ada.

    Sedangkan tes buatan guru merupakan evaluasi dalam ruangan dimana

    tidak ada norma-norma.

    b. Tes Individual vs Tes Kelompok, merupakan tes yang pelaksanaannya

    sendiri ataupun secara berkelompok.

    c. Tes Kecepatan vs Tes Kekuatan, merupakan tes yang mementingkan

    kecepatan pengerjaan ataupun tidak.

    d. Tes Performansi vs Tes Lisan, merupakan tes yang dimana subjek

    diharuskan menggerakkan atau menggunakan objek atau subjek

    memberikan jawaban secara tertulis ataupun lisan.

    e. Tes Objektif vs Tes Subjektif, merupakan tes dimana tidak

    diperlukannya pendapat dari keputusan dari pemberi skor ataupun tes

    yang perlu menggunakan pertimbangan atau pendapat dalam menilai

    jawaban subjek.

    f. Tes Performansi Maksimal vs Tes Performansi Tipikal, merupakan tes

    yang mengungkap apa yang dapat dilakukan subjek dan seberapa baik

    dia melakukannya atau tes yang mengungkap apa yang bisa dan apa

    yang paling memungkinkan untuk dilakukan oleh subjek dalam situasi

    yang diberikan.

    g. Tes Referensi Kriterion vs Tes Referensi Norma, merupakan tes untuk

    menilai penguasaan objektif dari subjek yang dicakup dalam tes atau

  • 29

    tes yang mengungkap bagaimana kedudukan seseorang dalam

    beberapa populasi.

    Dari beberapa kriteria jenis tes di atas, Azwar (dalam Sukardi,

    D.K., 1997; 9) mengungkapkan secara umum tes dapat diklasifikasikan

    sebagai berikut:

    a. Tes yang mengukur Inteligensi Umum (General Intelligence Test)

    b. Tes yang mengukur kemampuan khusus (Special Ability Test)

    c. Tes yang mengukur prestasi (Achievement Test)

    d. Tes yang mengukur aspek kepribadian (Personality Assessment)

    4. Tes Bakat (Aptitude Test)

    Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan

    potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih (Sukardi, 1997; 106).

    Bakat sebagai suatu kondisi pada diri individu yang dengan suatu latihan

    khusus memungkinkan mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan

    ketrampilan khusus. Dengan kata lain agar bakat seseorang dapat

    berkembang secara optimal maka perlu adanya pengembangan dan latihan

    tertentu serta banyak juga dipengaruhi oleh faktor keluarga dan lingkungan

    serta nilai-nilai. Jadi, bakat dapat diartikan sebagai suatu kondisi atau

    suatu kualitas yang dimiliki individu yang memngkinkan individu itu

    untuk berkembang pada masa yang akan datang (Sukardi, 1997; 106).

    Tes bakat (aptitude test) adalah salah satu jenis tes psikologis yang

    digunakan dalam seleksi kerja. Tes bakat ini adalah jenis tes yang

    digunakan untuk memprediksi (Cohen & Swerdlik, 2005; 311 - 312). Tes

  • 30

    ini digunakan untuk memprediksi apakah individu sesuai dengan jenis

    pekerjaan. Tes bakat ini juga digunakan untuk mengungkap potensi-

    potensi individu untuk belajar beberapa macam aktivitas tertentu, yaitu

    aktivitas-aktivitas berhubungan dengan pekerjaan yang bersangkutan. Pada

    dasarnya bakat itu adalah relatif tetap sepanjang waktu tertentu. Oleh

    sebab itu maka bakat tersebut dapat digunakan untuk memprediksi

    keberhasilan dalam bidang pendidikan dan karier, serta dapat digunakan

    sebagai landasan untuk mengambil keputusan karier (Sukardi, 1997; 106).

    Dalam tes bakat yang dilakukan ada beberapa aspek penilaian, yaitu

    pengetahuan umum, berhitung, penalaran aritmatika, analogi, pemahaman

    konsep serta pengambilan keputusan. Dalam aspek pengetahuan umum

    kriteria yang ingin dinilai adalah kemampuan dalam menangkap dan

    memahami informasi, daya ingat serta sejauh mana perhatian serta minat

    yang dimiliki terhadap lingkungan. Aspek ini digunakan untuk

    memprediksi performansi untuk bersikap ramah, sopan, akrab kapada

    konsumen serta untuk melihat kepekaan terhadap kerapian barang yang

    ada di toko.

    Aspek berhitung menilai tentang kemampuan memahami persoalan

    yang berkaitan dengan angka atau bilangan. Kemampuan dalam

    melakukan penalaran terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan

    angka dan bilangan serta kemampuan mengaplikasikan konsep hitung

    dapat dinilai melalui aspek penalaran aritmatika. Aspek analogi dan

    pemahaman konsep berfungsi untuk melihat seberapa baik kemampuan

  • 31

    individu dalam melakukan penalaran terhadap kata atau kalimat. Untuk

    melihat kemampuan dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan serta

    mengambil keputusan dapat dinilai melalui aspek pengambilan keputusan.

    Kelima aspek diatas digunakan untuk memprediksi kemampuan individu

    dalam melakukan transaksi penjualan secara cepat dan cermat,

    memasukkan transaksi ke dalam komputer, memeriksa semua barang

    kiriman serta melakukan pergantian shift secara disiplin dan tertib

    administrasi.

    Dengan dilakukannya tes bakat ini diharapkan dapat menemukan

    karyawan yang sesuai dengan pekerjaan yang ada sehingga karyawan

    tersebut dapat menikmati pekerjaannya sehingga ia dapat menghasilkan

    performansi yang baik. Tes bakat ini sangat perlu diberikan kepada calon

    karyawan agar individu dapat lebih mengenal dirinya sehingga dapat

    menyesuaikan pekerjaannya dengan bakat alami yang dimilikinya.

    C. Prediksi Tes Bakat terhadap Performansi Kerja Karyawan

    Mengikuti perkembangan jaman saat ini individu sudah sangat

    disibukkan dengan pekerjaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya.

    Setiap orang akan berusaha untuk dapat mencapai tujuannya, salah satunya

    dengan cara menampilkan yang terbaik dalam pekerjaannya. Agar dapat

    menampilkan yang terbaik dalam pekerjaannya, setiap orang akan berusaha

    untuk meningkatkan kemampuannya agar dapat berhasil dalam mencapai

    tujuan. Sebuah perusahaan pun akan berusaha untuk mencari karyawan yang

  • 32

    sesuai harapan agar dapat membantu dalam mencapai tujuan perusahaan

    tersebut.

    Salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan

    karyawan yang sesuai dengan harapan mereka adalah dengan cara melakukan

    proses seleksi dengan sebaik mungkin. Salah satu proses seleksi yang

    dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan Tes Bakat. Melalui Tes

    Bakat ini perusahaan mengharapkan dapat melihat kemampuan apa yang

    menonjol dari setiap calon karyawannya. Dengan mengetahui bakat masing-

    masing calon karyawan akan memudahkan perusahaan dalam membagi jenis

    pekerjaan nantinya.

    Tes bakat memiliki beberapa aspek penilaian antara lain aspek

    pengetahuan umum, berhitung, penalaran aritmatika, analogi, pemahaman

    konsep, serta pengambilan keputusan. Melalui beberapa aspek penilaian

    tersebut diharapkan dapat memprediksi kemampuan individu nantinya dalam

    bekerja. Aspek ini sesuai dengan target pekerjaan dimana aspek pengetahuan

    umum berfungsi untuk memprediksi kemampuan individu dalam bersikap

    antusias, ramah, akrab dan sopan. Untuk memprediksi kemampuan individu

    dalam segi kecepatan dan kecermatan, disiplin terhadap aturan serta tertib

    administrasi adalah fungsi dari aspek penilaian berhitung, penalaran

    aritmatika, analogi, pemahaman konsep serta pengambilan keputusan.

    Sedangkan tingkat kerapian individu dapat dilihat dari aspek penilaian

    pengetahuan umum.

  • 33

    Aspek-aspek ini diharapkan dapat memprediksi kemampuan individu

    yang nantinya dibutuhkan saat mereka bekerja. Dengan mengetahui

    kemampuan individu di awal diharapkan dapat memprediksi performansi

    individu saat bekerja nantinya. Menurut Coward & Sackett kebanyakan

    variabel yang terkait dengan pekerjaan, hubungan dengan performansi

    cenderung linier sehingga semakin tinggi skor tesnya semakin baiklah

    performansinya (Anastasi & Susana, 1997; 60).

    Perusahaan melakukan performance appraisal untuk mengevaluasi

    metode seleksi yang mereka lakukan, dalam hal ini untuk melihat sejauh mana

    keberhasilan tes bakat yang mereka gunakan dalam menyeleksi karyawan.

    Mereka ingin melihat apakah karyawan yang mereka terima sesuai dengan

    hasil tes bakat saat proses seleksi tersebut. Hal ini sesuai dengan manfaat

    performance appraisal bagi perusahaan, dimana perusahaan melakukan

    performance appraisal untuk mengevaluasi metode seleksi dan placement serta

    sebagai sumber evaluasi terhadap program pelatihan yang telah dilakukan

    (Rivai & Basri, 2005; 55-58).

    D. Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang

    dihadapi dimana kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian. Hipotesis

    diterima jika dapat dibuktikan dan ditolak jika tidak dapat dibuktikan melalui

    penelitian di lapangan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Tes

    Bakat (Aptitude Test) dapat memprediksi performansi kerja karyawan.”

  • 34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Tujuan penelitian

    korelasional (Suryabrata, 1998; 24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana

    variabel satu berhubungan dengan variabel lainnya. Dengan kata lain tujuan

    dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan antara dua variabel yaitu

    antara tes masuk psikologis (psikotes) yang dapat memprediksi performansi

    kerja.

    B. Identifikasi Variabel

    Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian, yaitu

    variabel tergantung (dependent) dan variabel bebas (independent).

    Variabel tergantung : Performansi Kerja

    Variabel bebas : Tes Bakat

    C. Definisi Operasional

    1. Performansi Kerja

    Performansi (kinerja) dapat diartikan sebagai suatu hasil atau

    sebuah tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode

    waktu tertentu dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Performansi

    karyawan perlu dinilai sebagai evaluasi kinerja karyawan. Melalui

    34

  • 35

    penilaian performansi diharapkan karyawan yang memiliki performansi

    yang kurang dapat memperbaikinya, sedangkan karyawan yang sudah

    memiliki performansi yang baik dapat mempertahankannya. Salah satu

    metode yang digunakan dalam penilaian performansi adalah metode rating

    scale. Dalam metode ini performansi karyawan diukur berdasarkan

    indikator-indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Dari indikator-

    indikator yang ada, penilai memberikan angka yang menunjukkan

    perbedaan kinerja yang lebih baik dan yang lebih buruk.

    2. Tes Bakat

    Tes Bakat (Aptitude Test) adalah salah satu jenis tes psikologis yang

    digunakan dalam seleksi kerja. Tujuan dari Tes Bakat adalah untuk

    memprediksi bakat seseorang, sehingga dapat diidentifikasi jenis jabatan

    atau profesi yang sesuai untuk orang yang bersangkutan. Tes bakat ini

    adalah jenis tes yang digunakan untuk memprediksi, dalam hal ini adalah

    untuk memprediksi apakah individu sesuai dengan pekerjaan yang

    dimaksud. Tes bakat ini juga digunakan untuk mengungkap potensi-

    potensi individu untuk belajar beberapa macam aktivitas tertentu, yaitu

    aktivitas-aktivitas berhubungan dengan pekerjaan yang bersangkutan.

    Dalam tes bakat yang dilakukan ada beberapa aspek penilaian,

    yaitu pengetahuan umum, berhitung, penalaran aritmatika, analogi,

    pemahaman konsep serta pengambilan keputusan. Setiap aspek ini

    diharapkan dapat memprediksi apa yang dibutuhkan. Dalam aspek

    pengetahuan umum kriteria yang ingin dinilai adalah kemampuan dalam

  • 36

    menangkap dan memahami informasi, daya ingat serta sejauh mana

    perhatian serta minat yang dimiliki terhadap lingkungan. Total soal dalam

    aspek ini adalah 10 soal, dengan bobot per soal 1 sehingga total skor

    dalam aspek ini adalah 10. Aspek ini diharapkan dapat memprediksi

    kemampuan individu melakukan tugas untuk bersikap antusias, ramah,

    akrab dan sopan dalam menghadapi konsumen. Aspek ini juga diharapkan

    dapat memprediksi seberapa baik kemampuan individu dalam merapikan

    display.

    Aspek berhitung menilai tentang kemampuan memahami persoalan

    yang berkaitan dengan angka atau bilangan. Total soal dalam aspek ini

    adalah 20 dengan bobot per soal adalah 1 sehingga total skor dalam aspek

    ini adalah 20. Kemampuan dalam melakukan penalaran terhadap suatu

    permasalahan yang berkaitan dengan angka dan bilangan serta

    kemampuan mengaplikasikan konsep hitung dapat dinilai melalui aspek

    penalaran aritmatika. Aspek ini terdiri dari 15 soal dengan bobot per soal 1

    dan total skor dalam aspek ini adalah 15. Aspek analogi dan pemahaman

    konsep berfungsi untuk melihat seberapa baik kemampuan individu dalam

    melakukan penalaran terhadap kata atau kalimat. Aspek analog terdiri dari

    15 soal dengan bobot per soal 1 dan total skor 15. Total soal dalam aspek

    pemahaman adalah 10 dengan bobot per soal 1,5 sehingga total skor dalam

    aspek ini adalah 15.

    Untuk melihat kemampuan dalam melakukan pertimbangan-

    pertimbangan serta mengambil keputusan dapat dinilai melalui aspek

  • 37

    analisa dan keputusan. Dalam aspek ini terdapat 25 soal dengan bobot per

    soal 1 sehingga total skor dalam aspek ini adalah 25. Kelima aspek di atas

    diharapkan dapat memprediksi kemapuan individu dalam melakukan

    transaksi penjualan secara cepat dan cermat, memasukkan transaksi ke

    dalam komputer, memeriksa semua barang kiriman serta melakukan

    pergantian shift secara disiplin dan tertib administrasi. Dari ke enam aspek

    tersebut akan diperoleh skor total 100, dimana akan dibagi menjadi tiga

    kategori yaitu dipertimbangkan, dianjurkan dan sangat dianjurkan.

    Dengan dilakukannya tes bakat ini diharapkan dapat menemukan

    karyawan yang sesuai dengan pekerjaan yang ada sehingga karyawan

    tersebut dapat menikmati pekerjaannya sehingga ia dapat menghasilkan

    performansi yang baik.

    D. Subjek Penelitian

    Pada dasarnya cara pengambilan subjek penelitian yang baik adalah

    secara random. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan Circle K

    Yogyakarta yang pernah melalui tes masuk psikologis (psikotes). Dari sini

    sample akan diambil secara random dari populasi.

    E. Deskripsi Alat

    Metode dan skala penelitian yang digunakan adalah mengikuti metode

    yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan dalam melakukan tes

    bakat maupun dalam menilai performansi kerja karyawan. Tes bakat yang

  • 38

    dilakukan terdiri dari enam bagian jenis tes dengan jumlah soal dan waktu

    yang berbeda-beda. Tes bakat ini terdiri dari enam aspek penilaian yaitu aspek

    pengetahuan umum, berhitung, penalaran aritmatika, analogi, pemahaman

    konsep serta pengambilan keputusan. Dalam aspek pengetahuan umum

    kriteria yang ingin dinilai adalah kemampuan dalam menangkap dan

    memahami informasi, daya ingat serta sejauh mana perhatian serta minat yang

    dimiliki terhadap lingkungan.

    Aspek berhitung menilai tentang kemampuan memahami persoalan

    yang berkaitan dengan angka atau bilangan. Kemampuan dalam melakukan

    penalaran terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan angka dan

    bilangan serta kemampuan mengaplikasikan konsep hitung dapat dinilai

    melalui aspek penalaran aritmatika. Aspek analogi dan pemahaman konsep

    berfungsi untuk melihat seberapa baik kemampuan individu dalam melakukan

    penalaran terhadap kata atau kalimat. Sedangkan untuk melihat kemampuan

    dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan serta mengambil keputusan

    dapat dinilai melalui aspek pengambilan keputusan. Setiap soal dari masing-

    masing sub tes memiliki bobot antara 1 – 1,5. Total bobot dihitung per sub tes

    yang selanjutnya akan dijumlahkan. Hasil dari penjumlahan inilah yang akan

    menjadi skor total dari tes bakat tersebut. Skor total ini dibagi menjadi empat

    kriteria yaitu kriteria sangat dianjurkan, dianjurkan, dipertimbangkan serta

    tidak dianjurkan.

    Metode yang digunakan dalam menilai performansi kerja adalah

    metode skala peringkat (rating scale), yaitu metode penilaian yang

  • 39

    berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam skala-skala tertentu mulai

    dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Dalam metode ini yang

    dijadikan patokan dalam penilaian adalah tugas-tugas utama dari pekerjaan

    tersebut. Setiap tugas memiliki bobot tersendiri kemudian dibagi menjadi

    empat tingkatan, yaitu buruk, kurang baik, baik serta baik sekali. Skor

    individu dari setiap bagian tugas kemudian dijumlahkan sehingga didapat skor

    total. Dari skor total ini akan didapat karyawan mulai dari kategori buruk,

    kurang baik, baik hingga baik sekali.

    F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

    1. Validitas

    Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan

    suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Ketepatan alat ukur

    dapat tercapai apabila alat tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, hasil

    ukur sesuai dengan maksud pengukuran dan kecermatan apabila

    pengukuran mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang

    sekecil-kecilnya di antara subjek yang satu dengan yang lain. Validitas alat

    ukur yang digunakan mengacu pada validitas konten, di mana item-item

    yang terdapat di dalamnya diharapkan dapat benar-benar mewakili

    keadaan yang sesungguhnya pada diri subjek. Oleh karena alat ukur

    performansi kerja yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

    instrumen yang berasal dari perusahaan Circle K sendiri maka pengujian

    validitas menggunakan pendekatan professional judgment.

  • 40

    2. Seleksi Item

    Pengujian validitas item dilakukan dengan melihat signifikansi

    korelasi antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total. Teknik

    korelasi dalam penelitian ini memakai teknik korelasi poin biserial. Uji

    validitas instrumen dilakukan dengan program komputer SPSS 10.0, dan

    menunjukkan bahwa seluruh item memiliki nilai probabilitas (signifikansi)

    kurang dari 0,05 sehingga dinyatakan valid (Hadi, S, 1990; 22). Hasil uji

    validitas tes bakat selengkapnya dipaparkan pada tabel berikut.

    Tabel 1. Hasil Uji Validitas Item Tes Bakat

    Instrumen Jumlah item

    Koefisien Korelasi

    Nilai Probabilitas (Signifikansi)

    Keterangan

    Tes 01 10 0,373 – 0,695 0,000 – 0,007 Sahih

    Tes 02 20 0,306 – 0,862 0,000– 0,029 Sahih

    Tes 03 15 0,287 – 0,793 0,000 – 0,042 Sahih

    Tes 04 15 0,290 – 0,874 0,000 – 0,039 Sahih

    Tes 05 10 0,285 – 0,843 0,000 – 0,043 Sahih

    Tes 06 25 0,356 – 0,840 0,000 – 0,010 Sahih

    Tes bakat total 95 0,306 – 0,847 0,000 – 0,046 Sahih

    Tabel 2. Hasil Uji Validitas Item Performansi

    Instrumen Koefisien

    Korelasi Nilai Probabilitas

    (Signifikansi) Keterangan

    Performansi 1 0,686 0,000 Sahih

    Performansi 2 0,659 0,000 Sahih

    Performansi 3 0,550 0,000 Sahih

    Performansi 4 0,663 0,000 Sahih

    Performansi 5 0,799 0,000 Sahih

  • 41

    3. Reliabilitas

    Reliabilitas merupakan kesesuaian/konsistensi skor jika dilakukan

    pada kapanpun pada orang yang sama. Reliabilitas diterjemahkan dari kata

    reliability yang mempunyai arti sejauhmana hasil suatu tes dapat

    dipercaya, artinya hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapakali

    pengkuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang

    relatif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum

    berubah. Pengertian relatif menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap

    perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil pengukuran. Bila perbedaan itu

    besardari waktu ke waktu maka hasil pengukuran itu tidak dapat dipercaya

    atau tidak reliabel. Untuk melihat reliabelnya tes yang digunakan adalah

    dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal. Pendekatan

    konsistensi internal dilakukan dengan menggunakan satu bentuk tes yang

    dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok subjek. Teknik perhitungan

    konsistensi internal yang digunakan untuk estimasi reliabiitas skala yaitu

    formula Cronbach’s Alpha. Suatu instrumen penelitian dinyatakan reliabel

    apabila nilai alpha > 0,60. Perhitungan reliabilitas alat ukur penelitian ini

    dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 10.0 for Windows, dan

    diperoleh hasil kedua instrumen penelitian, baik tes psikologis maupun

    skala performansi kerja, reliabel. Hasil uji reliabilitas selengkapnya

    dipaparkan pada tabel berikut.

  • 42

    Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

    Instrumen Koefisien Cronbach’s Alpha

    Keterangan

    Tes 01 0,6879 Reliabel

    Tes 02 0,7260 Reliabel

    Tes 03 0,6592 Reliabel

    Tes 04 0,8403 Reliabel

    Tes 05 0,7840 Reliabel

    Tes 06 0,6235 Reliabel

    Tes bakat total 0,8354 Reliabel

    Performasi kerja 0,6376 Reliabel

    G. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

    dengan cara uji hipotesis, dimana sebelum melakukan uji hipotesis perlu

    dilakukan uji asumsi. Uji asumsi ini meliputi uji normalitas serta uji linearitas.

    Selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut :

    1. Uji Asumsi

    Uji asumsi yang digunakan meliputi uji normalitas dan uji linearitas.

    a. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat distribusi variabel terhadap

    suatu sampel. Teknik yang akan digunakan adalah teknik

    Kolmogorov-Smirnov Tes pada SPSS for Windows versi 10.

    b. Uji linearitas ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat

    hubungan antara dua variabel yang bersangkutan. Teknik yang

    digunakan adalah teknik belah dua, yaitu metode compare means pada

    SPSS for Windows versi 10.

  • 43

    2. Uji Hipotesis

    Uji hipotesis ini akan menggunakan formula korelasi Product

    Moment Pearson untuk melihat tinggi rendahnya koefisien korelasi yang

    dihasilkan dari hubungan dua variabel dalam penelitian, yaitu skor tes

    psikologis (psikotes) dan performansi kerja. Dari analisis korelasi tersebut

    dapat diketahui pula nilai determinasi (r2). Nilai koefisien determinasi

    didapat dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (Gujarati, 1995).

    Koefisien determinasi ini menunjukkan seberapa besar skor tes masuk

    psikologis (psikotes) memprediksi performansi kerja.

  • 44

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Subyek Penelitian

    Dalam manajemen Circle K Yogyakarta terdapat beberapa strata

    jabatan yang diberikan pada karyawan, antara lain customer service, asisten

    manajer, collector, dan office boy. Setiap jabatan memiliki tugas masing-

    masing, sehingga pengukuran performansi kerja karyawan pada setiap

    jabatan akan berbeda. Dalam penelitian ini subyek penelitian yang dipilih

    adalah karyawan yang menjabat sebagai customer service. Hal

    dipertimbangkan karena jumlah karyawan pada jabatan customer service

    adalah yang terbanyak yaitu, 43 orang dari seluruh 51 karyawan Circle K

    Yogyakarta. Di samping itu, peran customer service dalam perusahaan retail

    sangat penting, sebab dialah yang berhadapan langsung dengan pelanggan.

    Performansi kerja customer service yang tinggi akan berdampak langsung

    pada kinerja perusahaan secara umum.

    Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan Circle K Yogyakarta

    yang menjabat sebagai customer service, baik yang berjenis kelamin laki-

    laki maupun perempuan. Secara rinci deskripsi subyek penelitian

    berdasarkan jenis kelamin dapat diuraikan pada tabel berikut.

    44

  • 45

    Tabel 4. Deskripsi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

    Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 38 77.6%

    Perempuan 11 22.4% 49 100,0%

    Dari Tabel 4 diketahui bahwa dari 49 subyek penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini 38 orang karyawan di antaranya berjenis

    kelamin laki-laki dan sisanya sebanyak 11 orang adalah perempuan.

    Proporsi jumlah karyawan laki-laki yang lebih banyak ini disebabkan karena

    Circle K merupakan toko dengan jam buka 24 jam penuh sehingga lebih

    banyak dibutuhkan karyawan laki-laki khususnya untuk shift kerja malam.

    B. Deskripsi Data Penelitian

    Pada bagian ini dipaparkan deskripsi data yang diperoleh dari

    penelitian, meliputi variabel skor psikotes dan variabel skor performansi.

    1. Deskripsi Data Skor Psikotes

    Soal psikotes terdiri dari 6 macam tes, untuk test 1 terdiri dari 10

    pertanyaan dengan bobot 1, untuk test 2 terdiri dari 20 pertanyaan dengan

    bobot 1, untuk test 3 terdiri dari 15 pertanyaan dengan bobot 1, untuk test

    4 terdiri dari 15 pertanyaan dengan bobot 1, untuk test 5 terdiri dari 10

    pertanyaan dengan bobot 1,5 dan untuk test 6 terdiri dari 25 pertanyaan

    dengan bobot 1. Dengan demikian dapat ditentukan nilai hipotetik

    maksimal skor psikotes sebesar 100, nilai hipotetik minimal sebesar 0,

    dan rerata hipotetik sebesar 50. Berdasarkan hasil perhitungan maksimal

  • 46

    empirik skor psikotes sebesar 85, nilai minimal empirik sebesar 72 dan

    nilai rerata empirik sebesar 76,9. Secara rinci deskripsi data statistik skor

    psikotes dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian Skor Psikotes

    Skor Psikotes Maks Min Mean

    Skor Hipotetik 100 0 50

    Skor Empirik 85 72 76,9

    Sumber : Data primer diolah 2008 Keterangan tabel :

    Min : Minimal Mean : Rerata Maks : Maksimal SD : Standar Deviasi

    Adanya data skor psikotes maka dapat dilihat bahwa mean empirik

    lebih tinggi dibandingkan mean hipotetik. Hal tersebut menunjukkan

    bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki skor psikotes yang

    lebih tinggi dibandingkan rata-rata. Demikian pula nilai minimal empirik

    skor psikotes sudah di atas rata-rata hipotetik, sehingga secara

    keseluruhan skor psikotes karyawan Circle-K Yogyakarta sudah baik.

    Selanjutnya dilakukan pula kategorisasi skor psikotes yang

    dimaksudkan untuk mengelompokkan subjek pada kondisi “sangat

    dianjurkan”, “dianjurkan”, dan “dipertimbangkan”. Hasil kategorisasi

    skor subjek pada psikotes adalah sebagai berikut.

  • 47

    Tabel 6. Kategorisasi Skor pada Hasil Psikotes

    Kategori Interval Jumlah Persentase Sangat dianjurkan > 80 7 16,3% Dianjurkan 75 – 80 31 72,1% Dipertimbangkan < 75 5 11,6%

    Total 43 100,0% Sumber : Data primer diolah 2008

    Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 5 orang (11,6%)

    karyawan memiliki skor psikotes pada kategori “dipertimbangkan” atau

    kurang dari 75, 31 orang (72,1%) memiliki skor psikotes pada kategori

    “dianjurkan” atau berada pada interval 75 – 80, dan 7 orang (16,3%)

    memiliki skor psikotes pada kategori “sangat dianjurkan” atau lebih dari

    80. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan Circle K Yogyakarta yang

    menjabat sebagai customer service memiliki kondisi skor psikotes berada

    pada kategori “dianjurkan”.

    2. Deskripsi Data Skor Performansi

    Penilaian performansi kerja terdiri dari 5 indikator, yang masing

    masing berbobot sama. Rentang skor penilaian untuk setiap indikator

    adalah 0 – 200, sehingga dapat ditentukan nilai hipotetik maksimal skor

    performansi sebesar 1000, nilai minimal hipotetik sebesar 0, dan nilai

    rerata hipotetik sebesar 500. Berdasarkan perhitungan diketahui nilai

    maksimal empirik skor performansi sebesar 970, nilai minimal empirik

    sebesar 435 dan nilai rerata sebesar 760,2. Secara rinci deskripsi data

    statistik skor performansi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  • 48

    Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian Skor Performansi

    Skor Performansi Maks Min Mean

    Skor Hipotetik 1000 0 500

    Skor Empirik 970 435 760,2

    Sumber : Data primer diolah 2008 Keterangan tabel :

    Min : Minimal Mean : Rerata Maks : Maksimal SD : Standar Deviasi

    Adanya data skor performansi maka dapat dilihat bahwa mean

    empirik lebih tinggi dibandingkan mean hipotetik. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki skor

    performansi yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata. Meski demikian,

    nilai minimum empirik skor performansi kerja masih dibawah rata-rata.

    Kategorisasi skor untuk pengukuran performansi dilakukan dengan

    kriteria “baik sekali”, “baik” dan “kurang baik”. Hasil kategorisasi skor

    subjek pada pengukuran performansi adalah sebagai berikut

    Tabel 8. Kategorisasi Skor pada Performansi Kerja

    Kategori Interval Jumlah Persentase Baik sekali > 750 24 55,8% Baik 500 – 750 17 39,5% Kurang baik < 500 2 4,7%

    Total 43 100,0% Sumber : Data primer diolah 2008

    Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 orang

    karyawan (4,7%) memiliki skor performansi kerja pada kategori “kurang

    baik” atau kurang dari 500, 17 orang (39,5%) memiliki skor performansi

    kerja pada kategori “baik” atau berada pada interval 500 – 750, dan 24

  • 49

    orang (55,8%) memiliki skor performansi kerja pada kategori “baik sekali”

    atau lebih dari 750, Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan Circle K

    Yogyakarta yang menjabat sebagai customer service memiliki kondisi skor

    performansi kerja berada pada kategori “baik sekali”.

    C. Uji Prasyarat Analisis

    Pada penelitian ini, dilakukan 2 macam uji asumsi atau prasyarat

    analisis, yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sampel

    berasal dari populasi dengan distribusi yang normal atau tidak. Hasil uji

    normalitas untuk masing-masing variabel penelitian dengan program

    SPSS 10.0 disajikan pada Tabel 8 berikut.

    Tabel 9. Hasil Uji Normalitas

    Variabel Kolmogorov -Smirnov

    Signifikansi

    Skor Psikotes 1,326 0,059

    Skor Performansi 0,494 0,968

    Sumber : Data primer diolah 2008

    Dari Tabel 8 di atas akan dilakukan interpretasi hasil uji asumsi

    normalitas data sebagai berikut:

    a) Uji Normalitas Variabel Skor Psikotes

    Pada Tabel 8 di atas menunjukkan hasil uji normalitas variabel

    skor psikotes dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-

    Smirnov yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS.

  • 50

    Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi uji lebih

    dari taraf 0,05. Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi

    sebesar 0,059. Oleh karena nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov

    untuk variabel skor psikotes lebih dari taraf 0,05 maka disimpulkan

    bahwa data variabel skor psikotes memiliki sebaran yang normal.

    b) Uji Normalitas Variabel Skor Performansi

    Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-

    Smirnov variabel skor performansi dilakukan dengan bantuan

    program komputer SPSS seperti terlihat pada Tabel 6. Data dikatakan

    berdistribusi normal jika nilai signifikansi uji lebih dari taraf 0,05.

    Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,968. Oleh

    karena nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov untuk variabel skor

    performansi lebih dari taraf 0,05 maka disimpulkan bahwa data

    variabel skor performansi memiliki sebaran yang normal.

    2. Uji Linieritas

    Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang

    terkumpul dari masing-masing variabel memiliki hubungan yang bersifat

    linier atau tidak. Pengujian linieritas dilakukan dengan teknik belah dua,

    yaitu metode compare means pada SPSS for Windows versi 10. Hubungan

    yang terjadi bersifat linier jika nilai signifikansi F kurang dari taraf 0,05.

    Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000. Oleh

    karena nilai signifikansi F kurang dari taraf 0,05 maka disimpulkan data

  • 51

    variabel skor psikotes dan variabel skor performansi memiliki hubungan

    yang bersifat linier.

    D. Uji Hipotesis

    Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi

    product moment yang bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan

    positif antara skor psikotes dengan skor performansi karyawan Circle K

    Yogyakarta. Hubungan antar variabel tersebut dinyatakan dengan koefisien

    korelasi (r). Analisis korelasi product moment dalam penelitian ini dilakukan

    dengan bantuan program komputer SPSS 10.0, diperoleh hasil sebagai berikut.

    Tabel 10. Hasil Analisis Korelasi

    Statistik Nilai

    Koefisien korelasi 0,533

    Signifikansi 0,000

    Sumber : Data primer diolah 2008

    Berdasarkan tabel di atas diketahui r hitung sebesar 0,533. Setelah r

    hitung diperoleh, untuk menguji signifikan tidaknya r hitung dilakukan

    pengujian signifikansi koefisien korelasi. Pengujian hipotesis dilakukan

    dengan membandingkan nilai signifikansi r hitung dengan taraf signifika