5
PREEKLAMSI DAN EKLAMSIA ( OBSTETRI KEBIDANAN ) Definisi Adalah peningkatan tekenan darah setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria. Klasifikasi Pre-eklamsi Pre-eklamsia digolongkan menjadi 2 golongan : Pre-eklamsia ringan : kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 2 kali pengukuran berjarak 1jam atau tekanan diastolik sampai 110mmHg kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau > atau mencapai 140 mmHg. protein urin positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan BB > 1Kg/mgg. Pre-eklampsia berat : tekanan diastolik >110 mmhg protein urin positif 3, oliguria (urine, 5gr/L). hiperlefleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrik, terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala, gangguan kesadaran. Patologi Pre-eklamsi ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu, sebagian besar pemeriksaaan anatomik patologik berasal dari penderita eklampsi yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi-patologik pada alat-alat itu pada pre-eklamsi tidak banyak berbeda dari pada ditemukakan pada eklamsi. Perlu dikemukakan disini bahwa tidak ada perubahan histopatologik khas pada pre-eklamsi dan eklamsi. Perdarahan, infark, nerkosis ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut mungkin sekali disebabkan oleh vasospasmus arteriola. Penimbunan fibrin

Preeklamsi Dan Eklamsia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

maternitas

Citation preview

PREEKLAMSI DAN EKLAMSIA ( OBSTETRI KEBIDANAN ) DefinisiAdalah peningkatan tekenan darah setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria.

Klasifikasi Pre-eklamsi Pre-eklamsia digolongkan menjadi 2 golongan :Pre-eklamsia ringan : kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 2 kali pengukuran berjarak 1jam atau tekanan diastolik sampai 110mmHg kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau > atau mencapai 140 mmHg. protein urin positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan BB > 1Kg/mgg.

Pre-eklampsia berat : tekanan diastolik >110 mmhg protein urin positif 3, oliguria (urine, 5gr/L). hiperlefleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrik, terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala, gangguan kesadaran.

PatologiPre-eklamsi ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu, sebagian besar pemeriksaaan anatomik patologik berasal dari penderita eklampsi yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi-patologik pada alat-alat itu pada pre-eklamsi tidak banyak berbeda dari pada ditemukakan pada eklamsi. Perlu dikemukakan disini bahwa tidak ada perubahan histopatologik khas pada pre-eklamsi dan eklamsi. Perdarahan, infark, nerkosis ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut mungkin sekali disebabkan oleh vasospasmus arteriola. Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan faktor penting juga dalam patogenesis kelainan-kelainan tersebut.

Perubahan-perubahan pada organ :1.Perubahan hati Perdarahan yang tidak teratur Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati Rasa nyeri di epigastrium karena perdarahan subkapsuler2. Retina Spasme areriol, edema sekitar diskus optikus Ablasio retina (lepasnya retina) Menyebabkan penglihatan kabur3. Otak Spasme pembuluh darah arteriol otak menyebabkan anemia jaringan otak, perdarahan dan nekrosis Menimbulkan nyeri kepala yang berat4. Paru-paru Berbagai tingkat edema Bronkopnemonia sampai abses Menimbulkan sesak nafas sampai sianosis5. Jantung Perubahan degenerasi lemak dan edema Perdarahan sub-endokardial Menimbulkan dekompensasio kordis sampai terhentinya fungsi jantung6. Aliran darah keplasenta Spasme arteriol yang mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai kemaian janin Spasme yang berlangsung lama, mengganggu pertumbuhan janin7. Perubahan ginjal Spasme arteriol menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun sehingga fitrasi glomerolus berkurang Penyerapan air dan garam tubulus tetap terjadi retensi air dan garam Edema pada tungkai dan tangan, paru dan organ lain8. Perubahan pembuluh darah Permeabilitasnya terhadap protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi protein ke jaringan Protein ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulkan edema Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi metabolisme tubuh dan trombosis.

Faktor Resiko :- Primigravida- Kehamilan kembar- Riwayat keluarga- Riwayat hipertensi sebelumnya- Obesitas

Diagnosis :Hipertensi setelah kehamilan 20 minggu*TD >= 140/90 mmHg*Peningkatan >= 30/15 mmHg*Diastolik >= 90 mmHg*Konfirmasi ulang 4-6 jam kecuali tinggi*Tekanan darah tinggin sekaliProteunuria>= +2 pada dipstik*=300 mg/dL pada urin 24 jamEdema tetapi tidak tidak masuk syarat preeklamsia.

Prinsip Manajemen :Tujuan :- Pengakhiran kehamilan- Melahirkan bayi mampu hidup- Perbaiki kondisi ibu

Penatalaksanaan Kejang :a. MgSO4 merupakan pilihan utama 8 gram MgSO4 40% bokong kanan dan kiri, dilanjutkan 4 gram / 6 jam.b. Efek samping : lemas, paralisis pernapasan, toksisitas jantungc. Monitor : refleks patella, pernapasand. Antidotum kalsium glukonas 10% 10 ml iv dalam 3 menit

Kapan Kehamilan Harus di Terminasi ?a. >= 37 minggu dengan PERb. >= 34 minggu dengan PEBc. < 34 minggu jika : -TD sulit dikontrol - Gangguan multiorgan - Gawat janin - Kejang

Komplikasi :a. Eklamsiab. Solutio plasentac. Udem pulmod. Kerusakan ginjal, hepare. Janin tumbuh lambatf. Persalinan prematur

Eklamsia adalah merupakan penyakit akut dengan kejang-kejang dan koma pada wanita hamil dan wanita dalam masa nifas disertai dengan hipertensi, edema, dan proteinuria (Pusdiknes, Depkes RI, 1990;9).

Faktor predisposisi (faktor resiko) terjadinya eklamsia dan preeklamsia adalah : 1. Hipertensi.2. Diabetes melitus.3. Gangguan ginjal kronik.4. Primi gravida tua.Penatalaksanaan :1. Bebaskan jalan nafas2. Pasien dimiringkan ke kiri3. Diberikan injeksi MgSO44. Diberikan oksigen5. Kehamilan segera diterminasi