31

Presentasi PPh 22-23-26-4(2) 2009

Embed Size (px)

Citation preview

PAJAK PENGHASILAN

PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN

(Witholding Tax)

Yang Masuk PPh Pot-Put PPh Pasal 21; PPh Pasal 22; PPh Pasal 23; PPh Pasal 24; PPh Pasal 15; PPh Pasal 26; dan PPh Pasal 4 ayat (2)/ PPh Final.

PPh Pasal 22

Pemungut PPh Pasal 22 Per Men Keu NOMOR 154/PMK.03/20101. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang atas impor barang; 2. bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang; 3. bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP); 4. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA, untuk pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS); 5. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri;Pertamina serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar minyak jenis premix, super TT, dan gas atas penjualan hasil produksinya; 6. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, Gas, dan pelumas; 7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas pembelian bahanbahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.

Tarif PPh Pasal 22 atas Impor Tarif 2,5% (dua setengah persen) dari Nilai Impor, jika memiliki Angka Pengenal Impor (API) kecuali atas impor kedelai, gandum dan tepung terigu sebesar 0,5% (setengah persen) dari nilai impor; Tarif 7,5% (tujuh setengah persen) dari Nilai Impor, jika tidak memiliki API; Tarif 7,5% (tujuh setengah persen) dari harga jual lelang untuk barang yang tidak dikuasai.

Nilai Impor = Cost Insurance and Freight (CIF) + Bea Masuk + Bea Masuk Tambahan + Pungutan Lain berdasarkan peraturan di bidang pabean

Tarif PPh Pasal 22 atas Pembelian Barang/Bahan Tarif 1,5% dari harga pembelian (excluding PPN) atas pembelian barang oleh : Ditjen Anggaran dan Bendaharawan Pemerintah;

Tarif 0,25% dari harga pembelian (excluding PPN) atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul oleh industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan

Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas oleh produsen atau importir bahan bakar minyak, gas dan pelumasSPBU swastanisasi SPBU Pertamina

Bahan Bakar Minyak Bahan Bakar Gas Pelumas

0,3% dari penjualan 0,25% dari penjualan0,3% dari penjualan 0,3% dari penjualan

0,3% dari penjualan

0,3% dari penjualan

PPh Pasal 22 atas penjualan hasil industri semen, kertas, baja, & otomotifJenis industriIndustri semen

Tarif PPh Pasal 220,25% dari DPP PPN

Industri kertasIndustri baja Industri otomotif

0,10% dari DPP PPN0,30% dari DPP PPN 0,45% dari DPP PPN

Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22a. b. c. d. Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan tidak terutang Pajak Penghasilan; Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nilai; Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali; Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam huruf b, huruf c dan, huruf d , berkenaan dengan: Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah; Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda- benda pos. Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (BULOG); Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor; Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

e.

f. g. h.

PPh Pasal 23

Pemotong PPh Pasal 231. Wajib Pajak Badan; 2. Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, PPAT (excluding camat), Pengacara, & Konsultan; yang melakukan pekerjaan bebas hanya atas sewa; 3. WP Orang Pribadi yang menyelengga-rakan usaha dan mengadakan pembu-kuan hanya atas sewa. Nomor 1 otomatis (tanpa penunjukan khusus), sedangkan Nomor 2 & 3 tidak otomatis (dengan penunjukan khusus)

PPh PASAL 23 Dihitung Dari

15% X Penghasilan Bruto

2% X Penghasilan Bruto

Yang dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 23a. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada Bank; b. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi; c. dividen yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai WP dalam negeri, koperasi, BUMN/D, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat : 1) dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2) bagi perseroan terbatas, BUMN/D yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor;

Yang dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 23 (lanjutan)d. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi;

e. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;f. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan atau pembiayaan yang diatur dengan peraturan menteri keuangan.

Tarif PPh Pasal 231. 15% dari jumlah bruto :a. Dividen; b. Bunga atau imbalan karena jaminan pengembalian utang selain yang dibayar bank; c. Royalti; dan d. Hadiah, penghargaan Bonus dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh Pasal 21;

Tarif PPh Pasal 231. 2% dari jumlah bruto :a. Sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta (selain yang telah dipotong PPh Pasal 4 (2)); b. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan , dan jasa lain (selain yang telah dipotong PPh Pasal 21);

JUMLAH BRUTO JASA Jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk : pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa(dibuktikan dengan kontrak kerja dan daftar gaji); pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material (dibuktikan dengan Faktur Pembelian); pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya dibayarkan kepada pihak ketiga(dibuktikan dengan Faktur Tagihan pihak ke tiga dan perjanjian tertulis); pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu penggantian pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan Faktur Tagihan / Bukti Pembayaran). Untuk Jasa Catering jumlah bruto adalah nilai kontrak

PPh Pasal 26

Pemotong PPh Pasal 26 Badan pemerintah; Subjek pajak dalam negeri; Penyelenggara kegiatan; Bentuk Usaha Tetap; atau Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.

PPh PASAL 26 Dihitung Dari

Tarif 20% atau Tarif Tax Treaty

Tarif 20%

Penghasilan Bruto

Perkiraan Penghasilan Neto

Tarif PPh Pasal 2620% dari jumlah bruto:

dividen; bunga, termasuk premium, diskonto, premi swap dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang; royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan; hadiah dan penghargaan; pensiun dan pembayaran berkala lainnya; Penghasilan Kena Pajak (PKP) sesudah dikurangi pajak dari suatu BUT di Indonesia.

20% dari perkiraan penghasilan neto :Perkiraan Penghasilan Neto Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri: - Oleh tertanggung - Oleh perusahaan asuransi - Oleh perusahaan reasuransi Atas penghasilan (WP LN selain BUT) dari penjualan saham di Indonesia Tarif Efektif PPh

50% 10% 5% 25%

10% 2% 1% 5%

PPh Pasal 4 ayat (2) atau PPh Final

Jenis-jenis PPh Final PPh atas bunga deposito, tabungan, & diskonto SBI; PPh atas deviden ke Orang Pribadi PPh atas hadiah undian; PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan; PPh atas penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan; PPh atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi; PPh atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa; dan PPh atas Bunga dan Diskonto Obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek.

PPh atas bunga deposito, tabungan, dan diskonto SBIa. Subjek Pajak b.Pemotong Pajak c. Objek PPh d. Tarif PPh : Nasabah : Bank dan Bank Indonesia : Bunga deposito/tabungan, Jasa Giro, dan Diskonto SBI : - 20% dari Penghasilan Bruto (untuk WP dalam negeri dan BUT) - 20% dari Penghasilan Bruto atau tarif berdasarkan Tax Treaty (untuk WP luar negeri).

Pengecualian (tidak terkena PPh atas bunga deposito, tabungan, dan diskonto SBI) Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah pokok deposito dan tabungan serta SBI nya tidak melebihi Rp.7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah; bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank dalam negeri; Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sbb : iuran pemberi kerja; iuran peserta; hasil investasi; dan pengalihan dari Dana Pensiun lain. bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.

PPh atas Deviden Ke orang Pribadia. Subjek Pajak b.Pemotong Pajak c. Objek PPh d. Tarif PPh : : : : Orang Pribadi Penerima deviden Perusahaan Yang membagikan Deviden Deviden - 10% dari deviden (untuk WP dalam negeri dan BUT)

PPh atas hadiah undiana. b. c. d. Subjek Pajak Pemotong Pajak Objek PPh Tarif PPh Terutang : : : : Penerima Undian Penyelenggara Undian Hadiah Undian (diundi didepan notaris) 25% dari jumlah bruto hadiah undian atau nilai pasar apabila hadiah tersebut diserahkan dalam bentuk natura.

PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah & atau bangunana. Subjek Pajak b. Pemotong Pajak c. Objek PPh d. Tarif PPh Terutang : : : : Penjual atau pihak yang mengalihkan hakPembeli atau pihak yang menerima pengalihan hakPenghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan (penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati dengan pihak lain atau dengan pemerintah) 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan (nilai yang tertinggi antara nilai berdasarkan Akta Pengalihan Hak dengan Nilai Jual Obyek Pajak) hak atas tanah dan atau bangunan

Pengecualian (tidak terkena PPh atas pengalihan tanah & atau bangunan)

Orang Pribadi atau badan yang melakukan pengalihan tanah dan atau bangunan sehubungan dengan hibah yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan kepada badan keagamaan/pendidikan/sosial/ pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; Orang Pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan yang jumlah brutonya kurang dari Rp.60.000.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah, harus ada Surat keterangan Bebas; Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan kepada pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus seperti pembebasan tanah oleh pemerintah untuk proyek jalan umum, saluran pembuangan air, waduk, saluran irigrasi, pelabuhan laut, Bandar udara, tanggul, dan fasilitas ABRI; Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan sehubungan dengan warisan.

PPh atas penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunana. Subjek Pajakb. Pelunasan Pajak

: Pihak yang menyewakan sebagai penerima penghasilan.

: - Pemotongan oleh penyewa (jika pihak penyewa Badan Pemerintah, Subjek Pajak Badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, BUT, KSO, perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan Orang Pribadi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak); - Penyetoran sendiri oleh yang menyewakan dalam hal penyewa adalah Orang Pribadi dan Subjek Pajak lainnya. : Penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan.

c. Objek Pajak

d. Tarif PPh Terutang

: 10% dari jumlah bruto nilai persewaan (semua jumlah yang dibayarkan atau terutang oleh pihak yang menyewa dengan nama dan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan tanah dan atau bangunan yang disewa, termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan dan service charge baik yang perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun yang disatukan dengan perjanjian persewaan yang bersangkutan).

PPh PASAL 4(2) KONSTRUKSI

Perencana Pengawas

Pelaksana

A Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha PPh 4(2)=Jmlh Pembyrn X 4%

C Penyedia Jasa selain A & B PPh 4(2)=Jmlh pembyrn X 3%

B Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha PPh 4(2)=Jmlh Pembyrn X 6%

B Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha PPh 4(2)=Jmlh Pembyrn X 4%

A Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil PPh 4(2)= Jmlh pembyrn X 2%