Upload
risa-utami
View
9
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
preskas
Citation preview
STATUS PENDERITA
GANGGUAN JIWA
I. Data Identifikasi
Nama : Tn. SH
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 34 tahun
Suku Bangsa : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Tamat SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status Pernikahan : Belum menikah
Status rawat : Pasien ulangan
Ruang : Enggang
Masuk RSK pertama kali : 18 Juni 1998
Masuk RSK terakhir kali : 16 Agustus 2012 (rawat inap)
II. Data Psikiatri
A. Keluhan Utama
Autoanamnesis
Pasien sering keluar malam hari tanpa tujuan yang jelas.
Alloanamnesis
Keluarga mengaku pasien sering keluar malam hari tanpa tujuan yang jelas.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesis (tanggal 24 oktober 2012)
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Khusus Alianyang karena sering keluar
malam tanpa tujuan yang jelas. Sejak 28 hari sebelum pasien masuk ke rumah
sakit, pasien merasa tidak betah berada di rumah, karena dia sering merasa
1
terganggu dengan suara-suara cicak. Menurut pasien dikamarnya banyak
cicak sehingga membuat pasien risih dan ingin keluar. Pasien juga
mengatakan bahwa dia sering mendengarkan bisikan-bisikan yang
menyuruhnya untuk pergi keluar rumah. Pasien juga merasa terkadang dia
sering keluar malam karena tubuhnya dikendalikan oleh makhluk halus.
Kakak pasien marah dengan pasien, karena sering keluar malam tanpa tujuan
yang jelas. Kemudian pasien meminta untuk dibawa ke RSK karena pasien
merasa pikirannya sedang kacau. Pasien merasa minder dengan keluarga dan
sulit untuk berkomunikasi dengan keluarga. Hal ini membuat pasien sering
mengurung diri di kamar. Pasien merasa tidak diperhatikan oleh kakak karena
kakak juga harus memperhatikan suami dan anaknya, tidak selalu
memperhatikan pasien. Pasien tidak mau bergaul dengan tetangga karena
merasa curiga tetangga sering membicarakan penyakit pasien.
Sejak bulan puasa pasien mengaku tidak pernah lagi minum obat-obatan
yang dia dapatkan dari RSK Alianyang. Pasien berhenti minum obat karena ia
merasa ulu hati terasa nyeri jika ia meminum obat tersebut.
Di RSK Alianyang Pasien curiga bahwa ada yang membicarakannya yaitu
tetangga-tetangganya di rumah. Dan saat pasien merasa sedang dibicarakan
oleh tetangga, maka cicak-cicak akan bersuara “cit, cit, cit” yang diartikan
oleh pasien bahwa cicak tersebut membenarkan pikirannya. Pasien juga
mengartikan bahwa kokokan ayam yang didengarnya di pagi hari adalah
“hidayat sakit, hidayat sakit”.
Pasien percaya bahwa pasien memiliki kekuatan untuk menghidupkan atau
mematikan lampu sesuai dengan keinginannya.
Pasien mengatakan bahwa, jika pasien merasa sedih, maka cuaca akan
berubah menjadi mendung dan turun hujan.
Pasien mengatakan bahwa ia sering berbicara sendiri, tetapi tidak tahu
berbicara dengan siapa.
Pasien juga sering mendengarkan suara bisikan-bisikan yang
menyuruhnya untuk berjalan mondar-mandir di ruangan kamar tidur RSK
Alianyang dan pasien mengikutinya.
2
Pasien yakin bahwa tubuhnya dimasuki oleh seorang Ratu berambut
panjang dengan mahkota di kepalanya dan Ratu tersebut bisa berbicara
dengan pasien, “Dayat, saya ini adalah pelindungmu, jika ada orang-orang
yang ingin berbuat jahat pada Dayat, maka orang tersebut tidak bisa melihat
Dayat”.
Pasien mengatakan bahwa ia percaya para penunggu pohon akan marah
dan mengamuk di dunia ini jika pasien meninggal.
Pasien meyakini bahwa jika pasien tidak memiliki anak dan isteri maka
pasien adalah rasul malaikat. Namun, jika pasien memiliki isteri dan anak,
maka pasien adalah rasul, semacam wali Allah. Pasien mendapatkan
keyakinan tersebut dari bisikan-bisikan.
Pasien memiliki keinginan untuk bunuh diri karena merasa putus asa dan
merasa tidak diperhatikan oleh keluarga. Tetapi tidak diwujudkan dalam
tindakan.
Alloanamnesis (tanggal 24 oktober 2012)
Keluarga mengantar pasien ke RSK Alianyang karena pasien sering
keluar malam hari tanpa tujuan. Hal ini telah terjadi semenjak 28 hari
sebelum pasien masuk RSK Alianyang.
Menurut keluarga, alasan pasien sering keluar rumah pada malam hari
adalah karena pikirannya yang kacau. Sebelum ke RSK Alianyang, kakak
pasien memarahi pasien karena sering keluar pada malam hari, dan pasien
malah meminta dimasukkan ke RSK Alianyang karena merasa pikiran sudah
kacau.
Pasien tidak teratur minum obat setelah keluar dari RSK Alianyang
bahkan semenjak bulan puasa pasien tidak minum obat sama sekali. Padahal
sebelum bekerja kakak pasien selalu menyiapkan obatnya tetapi pasien tidak
memakannya.
Keluarga mengaku pasien sering mengurung diri di kamar dan tidak mau
mengobrol maupun bergaul dengan keluarga. Keluarga sadar bahwa pasien
merasa kurang diperhatikan padahal keluarga mengaku sangat perhatian
3
terhadap pasien. Keluarga membenarkan pasien yang tidak mau bergaul
dengan tetangga karena merasa malu dengan penyakitnya.
C. Riwayat Gangguan Dahulu
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
No. MRSYang
MembawaKeluhan KRS
Keadaan Waktu KRS
1.18 Juni 1998
Ibu Kandung
Bingung, merasa putus asa, sering
bicara sendiri, ingin bunuh diri dengan cara menjerat leher
dengan kain.
03 Agustus 1998
Pasien tidak teratur minum obat, ia sering menyendiri di dalam kamar.
2.13 Januari
1999Ibu
Kandung
Bingung, sering bicara sendiri,
mudah tersinggung, tidak teratur minum
obat.
01 Februari 1999
3.11
Februari 1999
Ibu Kandung
Tidak teratur minum obat, ingin bunuh diri dengan menabrakan diri ke
truk yang lewat.
19 April 1999
4.10 Januari
2000Ibu
Kandung
Bingung, ingin membunuh diri
dengan menyetrum diri ke colokan
listrik.
17 Januari 2000
5.08
November 2001
Ibu Kandung
Merasa ada yang merasuki badannya
sehingga kepala dirasakan seperti bakul dan jari-jari tangan membesar.
13 Februari 2002
6. 10 Oktober
2002
Ibu Kandung
Gelisah, melihat bayangan-bayangan
di dinding, berbicara sendiri, mendengar suara
30 Desember
2002
4
namun tidak ada orangnya.
7.19
September 2004
Ibu Kandung
Gelisah, tidur kurang, sering
berbicara sendiri, tidak teratur minum
obat.
18 Oktober 2004
8.03
November 2004
Ibu Kandung
Gelisah, tidur kurang, tidak teratur
minum obat.
16 Desember
2004
9.06
November 2005
Ibu Kandung
Sering berbicara sendiri, sering
marah-marah, tidak teratur minum obat.
21 November
2005
10.14
Desember 2005
Ibu Kandung
Makan dan tidur kurang, sering marah-marah,
gelisah.
14 Maret 2006
11.15 Juni 2007
Ibu Kandung
Gelisah, tidur kurang, ketakutan
karena melihat hantu.
27 Desember
2007
12.15
Februari 2008
Ibu Kandung
Sering marah-marah, sering
keluyuran pada malam hari.
14 April 2008
13.13 Mei 2009
Kakak dan Ibu
kandung
Tidak teratur minum obat, sering marah-marah dan
mengamuk di rumah, sering
keluyuran di malam hari.
29 Mei 2009
14.02 Juli 2010
Kakak kandung
Bingung, sering mengomel dan marah-marah di rumah, sering
keluyuran, tidur kurang, mendengar bisikan dan suara.
26 Juli 2010
5
15.16 Januari
2011Kakak
kandung
Bingung, merasa kesepian di rumah, memukul perabot
rumah, sering berbicara sendiri, sering mendengar bisikan dan suara,
makan kurang, tidak teratur minum obat.
22 Februari 2011
16.29 April
2011Kakak
kandung
Sering marah-marah, bingung, mendengar suara dan bisikan, tidur
kurang, tidak teratur minum obat, merasa badannya dirasuki
seorang Ratu.
24 Juni 2011
17.03
Agustus 2011
Kakak kandung
Gelisah, marah-marah dengan
kakak kandung, putus obat, sering
keluyuran di malam hari, mendengar bisikandan suara, makan dan tidur
kurang.
26 Agustus 2011
18.11
Oktober 2011
Kakak kandung
Gelisah, tidur kurang, mendengar bisikan dan suara,
tidak teratur minum obat.
11 November
2011
19. 27 November
2011
Kakak kandung
Merasa bingung, sering melamun,
pikiran kacau, mendengar bisikan
dan suara, memecahkan
perabot rumah, tidur kurang, sering marah-marah,
minum obat tidak teratur.
13 Januari 2012
6
20.11
Februari 2012
Kakak kandung
Gelisah, sering marah-marah,
mudah tersinggung
09 Mei 2012
21.03 Juni 2012
Kakak kandung
Gelisah, sering marah-marah, bicara sendiri,
makan dan tidur kurang.
12 Juni 2012
22.16
Agustus 2012
Kakak kandung
Sering keluyuran saat malam hari,
mendengar bisikan dan suara,
mengurung diri dikamar, tidak
teratur minum obat.
Sampai sekarang
2. Kondisi Medis Umum
Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang serius
sebelumnya.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien mengaku pernah menggunakan ganja saat pasien
masih SMP. Pasien mengaku mendapatkan ganja dari teman
sekolahnya. Pasien juga mengaku hanya menggunakan ganja
satu kali dan pasien tidak lagi mengkonsumsi ganja karena tidak
punya uang untuk membeli sendiri. Keluarga tidak mengetahui
kalau pasien pernah menggunakan ganja.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Menurut keluarga, pasien lahir cukup bulan, dilahirkan
secara normal di rumah, kelahiran dibantu bidan. Lahir tidak
langsung menangis spontan dengan berat badan lahir 2.200
gram, oleh karena itu dilakukan perawatan dalam inkubator
selama 7 hari di RSU Antonius. Riwayat penyakit infeksi dan
kejang disangkal. Ibu mengeluh lesu dan lemah selama
kehamilan karena nafsu makan berkurang.
7
2. Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 th)
Pasien diasuh oleh ayah dan ibu kandungnya. Pasien
terlambat dalam perkembangan bicara sampai usia 2 tahun dan
terlambat berjalan sampai usia 2,5 tahun. Saat kecil ia tidak
pernah kejang demam. Pasien mendapat ASI sampai usia 9
bulan. .
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 th)
Saat usia kanak-kanak pasien adalah anak yang pemalu
dan pendiam. Pasien masuk SD saat berusia 7 tahun. Pasien
tidak pernah tinggal kelas. Pasien mengaku tidak pernah
membenci bahkan berkelahi dengan teman sebaya karena pasien
menyadari hal tersebut adalah sesuatu yang tidak baik. Keluarga
membenarkan informasi tersebut.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien masuk SMP saat berusia 13 tahun dan masuk
SMA usia 17 tahun. Pasien memiliki sifat pendiam dan pemalu
bila bergaul dengan teman perempuan. Sehingga pasien
mempunyai banyak teman anak laki-laki dibandingkan teman
anak perempuan. Pasien belum mempunyai pacar. Tetapi pasien
merupakan orang yang tertutup sehingga tidak memiliki teman
yang sangat akrab.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien mengaku dirinya tamat SMP. Kemudian
pasien berniat melanjutkan ke sekolah perikanan tetapi
tidak lulus tes penerimaan. Lalu pasien mendaftar di SMA
biasa tetapi hanya 2 minggu, kemudian berhenti karena
pasien merasa tidak bisa mengikuti pelajaran. Keluarga
juga memberikan informasi yang sama.
8
Menurut keluarga pasien, prestasi pasien selama di
sekolah cukup baik. Pasien tidak pernah tinggal kelas.
Bahkan saat kelas 3 SMP pasien menjadi ketua kelas.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja.
c. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
d. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam. Menurut keluarga pasien,
pasien adalah seorang yang rajin beribadah. Namun
semenjak pasien sakit, pasien jarang beribadah.
e. Riwayat Aktifitas Sosial
Menurut keluarga pasien, sebelum sakit pasien
adalah orang bisa bergaul dan mempunyai banyak teman
laki-laki, tetapi tidak mempunyai teman perempuan yang
dekat. Hal itu dikarenakan pasien pendiam dan pemalu bila
bergaul dengan perempuan. Pasien merupakan orang yang
tertutup sehingga tidak memiliki teman yang sangat akrab.
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan
lingkungan.
f. Riwayat Psikoseksual
Pasien belum pernah pacaran hingga sekarang.
Pasien juga belum menikah. Pasien tidak berhubungan
seksual diluar nikah.
g. Riwayat Militer
Tidak pernah ikut dalam kegiatan kemiliteran.
h. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah masuk penjara ataupun
melakukan tindak kriminal.
9
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Kakak
pertama sudah menikah dan bekerja sebagai pedagang makanan. Abang
kedua juga sudah menikah dan bekerja sebagai petani. Kakak ketiga
juga sudah menikah dan bekerja sebagai guru TK. Ayah pasien telah
meninggal pada tahun 1994 dan ibu pasien meninggal pada tahun 2010.
Semenjak ibunya meninggal, pasien tinggal berdua dengan kakak
pertamanya. Kemudian kakak pasien menikah, pasien ikut tinggal
bersama suami dan anak kakaknya. Karena pasien lebih sering bersama
dengan kakak pertamanya maka pasien merasa lebih disayangi oleh
kakak pertamanya dibandingkan dengan saudara lainnya. Tidak ada
anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien.
Hubungan pasien dengan keluarganya cukup baik.
F. 1. Genogram
= pasien = tinggal bersama
= laki-laki
= perempuan
+ = meninggal
10
++
ibuayah
KakakKakak pasienabang
2. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien menjalani perawatan di rumah sakit khusus Alianyang
Pontianak. Sebelum masuk rumah sakit, pasien tinggal bersama kakak
kandungnya (kakak pertama). Kedua orang tua pasien telah meninggal
dunia. Biaya hidup pasien baik untuk berobat maupun sehari-hari
ditanggung oleh kakak pasien (kakak pertama).
G. Impian Fantasi dan Nilai-nilai
Pasien memiliki impian untuk menjadi petinju saat pasien remaja.
Namun, semenjak pasien sakit, pasien jadi tidak memiliki impian apa-
apa lagi. Hidup terasa hampa dan kosong.
H. Persepsi Keluarga tentang Pasien
Keluarga merasa pasien mengalami sakit jiwa. Menurut keluarga,
sebelum sakit, pasien memiliki kepribadian pemalu dan pendiam, namun
memiliki hubungan yang baik dengan keluarga maupun tetangga dan
teman-temannya. Tetapi pasien merupakan orang yang tertutup sehingga
tidak memiliki teman yang sangat akrab. Setelah pasien menderita sakit,
pasien menjadi lebih mudah tersinggung dan sering menyendiri di
kamar.
III. Pemeriksaan Status Mental
A. Diskripsi Umum
Hasil pemeriksaan ini didasarkan pada pemeriksaan yang
dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012.
1. Penampilan
Perawatan diri kurang, berpenampilan sesuai umur,
kurang rapi dan pasien menggunakan baju dan training RSK
Alianyang.
11
2. Perilaku dan Psikomotor
Normoaktif (dalam batas normal)
3. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif dan sopan.
B. Pembicaraan
Kontak verbal (+), banyak bicara, bicara lancar, artikulasi jelas, intonasi
normal, relevan.
C. Mood, Afek, Emosi dan Keserasian
Mood : disforik
Afek/Emosi : terbatas/tumpul
Keserasian : serasi
D. Proses Pikir : Bentuk, Arus dan Isi Pikir
Bentuk pikir : non realistik
Arus pikir : tidak ditemukan gangguan.
Isi pikiran : waham keagamaan (+), waham curiga (+), illogical
thought (+), pikiran hubungan (+), delusion of being control (+), delusion
of insertion (+), dan pikiran bunuh diri (+).
E. Persepsi
Halusinasi auditorik (+), ilusi auditorik (+), command halucination (+).
F. Sensorium dan Kognisi
1. Taraf Kesadaran
kuantitas : kompos mentis
kualitas : berubah (+)
2. Orientasi
Waktu : baik, pasien bisa menyebutkan saat pemeriksaan
pada siang hari.
12
Tempat : baik, pasien tahu bahwa ia sedang berada di
Rumah Sakit Khusus Alianyang
Orang : baik, pasien dapat mengenali pemeriksa dan
beberapa orang temannya.
3. Perhatian dan Konsentrasi
Pasien dapat melakukan pengurangan angka 100 dengan 7
dan seterusnya. Pasien dapat melakukan perkalian sederhana
(9x4) dan (5x4). Pasien dapat mengeja kata “d u n i a” dari
depan maupun dari belakang. Pasien juga dapat menyebutkan
beberapa benda dari huruf B, seperti bangku, bantal, dan botol.
4. Daya Ingat / Memori
Daya ingat jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat
alamat rumahnya dengan jelas,
nama anggota keluarga, dan tahun
lulus sekolah.
Daya ingat jangka sedang : baik, pasien dapat mengingat siapa
yang mengantarnya ke rumah sakit
khusus Alianyang.
Daya ingat jangka pendek : baik. pasien dapat mengingat menu
makan siangnya.
Daya ingat jangka segera : baik. pasien dapat mengulang
angka “332576”.
5. Pengetahuan Umum
Baik. Pasien dapat menyebutkan nama presiden sekarang. Pasien
dapat menyebutkan tanggal kemerdekaan RI.
6. Kemampuan Baca Tulis
Pasien bisa membaca dan menulis dengan baik.
13
7. Pikiran Abstrak
Pasien dapat mengartikan peribahasa “Air susu di balas
dengan air tuba”, “Tong kosong nyaring bunyinya”
8. Kemampuan Visuospasial
Pasien dapat membuat gambar segienam seperti yang
dicontohkan. Pasien dapat membuat gambar rumah, manusia dan
pohon menurut definisinya
9. Bakat dan Kreatifitas
Pasien tidak memiliki bakat tertentu
14
10 Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik. Pasien dapat makan, minum, dan mandi sendiri
tanpa dibantu.
G. Pengendalian Impuls
Cukup baik, pasien tenang dan tidak melakukan sesuatu yang
dapat membahayakan dirinya ataupun orang lain. Pasien juga dapat
menjaga kontak mata dengan pemeriksa.
H. Pertimbangan dan Tiikan
1. Daya Nilai Sosial
Daya nilai sosial baik. Ketika pasien ditanya jika menemui
anak kecil yang menangis karena tidak mengambil mainannya
yang tersangkut, pasien akan membantu mengambil mainan
tersebut.
2. Daya Nilai Realitas
Terganggu.
3. Tilikan
Positif, karena pasien menyadari bahwa dirinya sakit
(gangguan jiwa) dan membutuhkan pengobatan.
I. Taraf Bisa Dipercaya
Pasien dapat dipercaya.
IV. Pemeriksaan Lebih Lanjut
A. Status Generalis
Pemeriksaan fisik pada pasien dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012.
1. Pemeriksaan Tanda Vital
Keadaan umum : Tidak tampak sakit
Kesadaran : Kompos mentis
15
Tekananan darah : 100/70 mmHg
Frekuensi pernafasan : 16 x / menit
Frekuensi nadi : 80 x / menit
1. Status Generalis
Kulit : kuning langsat.
Kepala : deformitas (-)
Rambut : hitam, terdapat alopesia.
Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
THT : deviasi septum (-)
Gigi dan mulut : gigi geligi utuh.
Jantung : bunyi jantung I-II normal, murmur (-),
gallop (-)
Paru : sonor, vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : atletikus, nyeri tekan (-), bising usus (+)
normal
Alat Kelamin : tidak diperiksa
Anus : tidak diperiksa
B. Status Neurologis
Glasgow Coma Scale (GCS) : E4M6V5 = 15
- Refleks fisiologis : bisep (+/+)
trisep (+/+)
radius (+/+)
patella (+/+)
achilles (+/+)
- Refleks patologis : Hoffman-Trommer (-/-)
Babinsky (-/-)
- Kaku kuduk (-)
V . Ikhtisar Penemuan Bermakna
Pasien dibawa ke RSK Alianyang karena sering keluyuran saat malam hari.
16
Dari pemeriksaan status mental didapatkan penampilan : perawatan diri
kurang, kurang rapi, berpenampilan sesuai umur. Prilaku dan psikomotor :
normoaktif (dalam batas normal). Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif dan sopan.
Pembicaraan : kontak verbal (+), banyak bicara, bicara lancar, artikulasi jelas,
intonasi normal dan relevan. Mood : disforik, afek /emosi : terbatas/tumpul,
keserasian : serasi. Proses pikir; bentuk pikir : non realistik, arus pikir : tidak
ditemukan gangguan, isi pikiran : waham keagamaan (+), waham curiga (+),
illogical thought (+), pikiran hubungan (+),delusion of being control (+), delusion
of insertion (+), pikiran bunuh diri (+). Persepsi : halusinasi auditorik (+), ilusi
auditorik (+), command halucination (+). Taraf kesadaran; kualitas : berubah. Daya
nilai realitas : terganggu. Orientasi; waktu : baik, tempat : baik, orang : baik.
Perhatian dan konsentrasi : baik. Daya ingat; jangka panjang : baik, jangka sedang :
baik, jangka pendek : baik, jangka segera : baik. Pengetahuan umum : baik.
Kemampuan baca tulis : baik. Pikiran abstrak : baik. Kemampuan visuospasial :
baik. Bakat dan kreativitas : tidak mempunyai bakat tertentu. Kemampuan
menolong diri sendiri : baik. Pengendalian impuls : cukup baik. Daya nilai sosial :
baik, daya nilai realitas : terganggu, tilikan : positif. Taraf bisa dipercaya: pasien
dapat dipercaya.
Sebelum sakit pasien adalah orang bisa bergaul dan mempunyai banyak
teman laki-laki, tetapi tidak mempunyai teman perempuan yang dekat. Hal itu
dikarenakan pasien pendiam dan pemalu bila bergaul dengan perempuan. Pasien
merupakan orang yang tertutup sehingga tidak memiliki teman yang sangat akrab.
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan lingkungan.
Pasien tidak pernah menderita penyakit serius sebelumnya.
Pasien mengaku dirinya tamat SMP. Kemudian pasien berniat melanjutkan ke
sekolah perikanan tetapi tidak lulus. Lalu pasien mendaftar di SMA biasa tetapi
hanya 2 minggu tetapi kemudian berhenti karena pasien merasa tidak bisa
mengikuti pelajaran. Pasien tidak bekerja sehingga pasien tidak memiliki
penghasilan sendiri dan mendapatkan uang hanya dari kakak pasien. Pasien tidak
mau bergaul dengan keluarga karena merasa minder dengan keluarga akan
penyakitnya sehingga pasien sering mengurung diri dikamar dan tidak berkumpul
17
maupun mengobrol dengan keluarga. Pasien juga tidak mau bergaul maupun
berinteraksi dengan tetangga karena merasa curiga mereka sering membicarakan
pasien dibelakang mengenai penyakit yang diderita.
VI. Usul Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
VII. Diagnosa Multi Aksial
Aksis I : F.25.x1 Skizoafektif Berkelanjutan
Aksis II : Ciri kepribadian premorbid :pemalu, pendiam dan ciri
kepribadian skizoid.
Aksis III : Tidak ditemukan diagnosis.
Aksis IV : masalah pekerjaan, masalah keluarga, masalah ekonomi,
masalah psikososial dan lingkungan.
Aksis V : GAF 30-21 : disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai,
tidak mampu berfungsi hampir semua bidang.
VIII. Daftar Masalah
Organobiologik
Tidak ditemukan diagnosis organobiologik.
Psikologik/Prilaku
Penampilan : perawatan diri kurang, kurang rapi. Mood : disforik, afek
/emosi : terbatas/tumpul, keserasian : serasi. Proses pikir; bentuk pikir : non
realistik, isi pikiran : waham keagamaan (+), waham curiga (+), illogical
thought (+), pikiran hubungan (+),delusion of being control (+), delusion of
insertion (+), pikiran bunuh diri (+). Persepsi : halusinasi auditorik (+), ilusi
auditorik (+), command halucination (+). Taraf kesadaran; kualitas : berubah.
Daya nilai realitas : terganggu. Bakat dan kreativitas : tidak mempunyai bakat
tertentu Pengendalian impuls : cukup baik. Daya nilai realitas : terganggu.
Taraf bisa dipercaya: pasien dapat dipercaya.
18
Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Masalah pekerjaan, masalah keluarga, masalah ekonomi, masalah psikososial
dan lingkungan.
IX. Penatalaksanaan
A. Hospitalisasi
Untuk kepentingan diagnositik, stabilisasi pengobatan sehingga gejala yang
dialami tidak bertambah berat, demi keselamatan pasien dari kemungkinan
mengganggu lingkungan, pengelolaan dan perilaku dalam peningkataan
kepekaan sosial.
B. Psikofarmaka
Risperidone 3 x 2 mg
Fuoxetine 3 x 20 mg
C. Psikoterapi
a. Ventilasi (katarsis)
Katarsis yaitu membiarkan pasien mengeluarkan si hati
sesukanya. Setelah itu, biasanya ia merasa lega sehingga ia lalu dapat
melihat masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya.
b. Bimbingan
Memberi nasihat-nasihat yang praktis dan khusus (spesifik)
yang berhubungan dengan masalah kesehatan (jiwa) pasien agar ia
lebih sanggup mengatasinya, umpamanya tentang cara mengadakan
hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, bekerja dan belajar dan
sebagainya.
c. Terapi Kelompok
19
Psikoterapi kelompok adalah terapi di mana orang yang
memiliki penyakit emosional yang telah dipilih secara cermat
ditempatkan ke dalam kelompok yang dibimbing oleh ahli terapi yang
terlatih untuk membantu satu sama lainnya dalarn menjalani
perubahan kepribadian.
d. Terapi keluarga
Terapi keuarga adalah terapi yang bertujuan untuk memecahkan atau
menurunkan konflik dan kecemasan, meningkatkan persepsi dan
pemenuhan kebutuhan anggota keluarga lain oleh anggota keluarga,
meningkatkan hubungan peran yang sesuai antara jenis kelamin dan
antara generasi, serta memperkuat kemampuan anggota individual,
keluarga untuk mengatasi tenaga dekstruktif dari dalam maupun dari
luar serta mempengaruhi identitas dan nilai-nilai keluarga.
X. Prognosa
Quo Ad Vitam : dubia ad malam
Quo Ad Functionam : dubia ad malam
Quo Ad Sanactionam : dubia ad malam
20