Upload
rizka-nadya
View
52
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
preskas kardio fk unsyiah
Citation preview
+
ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE
Oleh :Riska Apriliana
(0907101010078)
Pembimbing : dr. M. Ridwan, Mapp, Sc, Sp. JP., FIHA
Presentasi kasus
+ Heart failure atau gagal jantung adalah salah satu penyakit kardiovaskular yang menjadi
masalah serius di Amerika.
+IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. AJUmur : 77 tahunJenis kelamin : Laki-lakiAgama : IslamSuku : AcehPekerjaan : SwastaAlamat : Lampeuneurut, Aceh BesarCM : 0-99-47-84Tanggal Masuk : 26 Agustus 2014Tanggal Pemeriksaan : 27 Agustus 2014
+ ANAMNESA Keluhan Utama : Sesak napas Keluhan Tambahan : Bengkak di kaki, perut membesar
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang dirasakan memberat sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas dirasakan pada saat beraktivitas seperti naik tangga, berjalan kamar mandi, dan membaik ketika pasien istirahat. Pasien juga mengeluhkan sering terbangun dua – tiga jam saat tidur di malam hari karena sesak dan membaik ketika pasien duduk beberapa menit. Pasien lebih nyaman tidur menggunakan dua sampai tiga buah bantal. Pasien juga mengeluhkan cepat lelah ketika beraktivitas. Sesak napas tidak dipengaruhi oleh cuaca atau paparan debu. Tidak ada nyeri dada. Tidak ada jantung berdebar.
Selain itu pasien juga mengeluhkan kaki nya bengkak dan perut membesar sejak 1 bulan terakhir. Tidak ada mual dan muntah. Pasien tidak nafsu makan sejak 1 minggu terakhir. BAB tidak ada sejak 3 hari sebelum pasien datang ke RSUZA. BAK tidak ada keluhan.
+ Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah dirawat di RSUDZA dengan keluhan yang sama 2 bulan yang lalu. Pasien direncanakan dilakukan tindakan (PCI) pada tanggal 17 Juli 2014 namun pasien tidak datang. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat diabetes disangkal.
Riwayat Penyakit KeluargaDisangkal
Riwayat Kebiasaan SosialPasien sering mengkonsumsi makanan berlemak dan tidak pernah menjaga pola makan. Pasien juga mengaku tidak teratur berolahraga. Pasien merokok kurang dari satu bungkus perhari selama 10 tahun.
Riwayat Penggunaan Obat
Pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan yang di dapatkannya saat pasien dirawat di RSUDZA. Namun pasien lupa nama obatnya
+ Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi
Usia 77 tahun
Jenis kelamin
Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi
Makan makanan berlemak
Jarang berolahraga
Merokok
+PEMERIKSAAN FISIK
Status PresentKeadaan Umum : LemahKesadaran: Compos MentisTekanan Darah : 110/80 mmHgNadi : 72 x/menit, regulerFrekuensi Nafas : 38 x/menitTemperatur : 36.6 0C (aksila)
+ AbdomenInspeksi : Distensi (-)Palpasi : Soepel (-), Nyeri tekan (+) Undulasi (+)
Hepar/ Lien/ Renal tidak dapat dirabaPerkusi : Timpani (+), Shifting dullness (+) Auskultasi: Peristaltik usus melemah
Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas Superior InferiorKanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -Edema - - + +Ikterik - - - -
Gerakan Aktif Aktif Aktif AktifTonus otot Normotonus Normotonus Normotonus NormotonusSensibilitas N N N NAtrofi otot - - - -
Akral Dingin - - - -
+PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium 26/8/2014
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukanHemoglobin 15.3 14 -17 gr/dlLeukosit 5,3 4.1-10.5 x 103/ulTrombosit 110 150 - 400 x 103/ulHematokrit 46 37.0 - 47.0 %Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 4 0 - 6 %Basofil 0 0 - 2 %Neutrofil Segmen 55 50 - 70 %Limfosit 29 20 - 40 %Monosit 10 2 - 8 %
Glukosa Darah Sewaktu 137 < 200 mg/dl
Creatinin darah 0.80 0.51- 0.95 mg/dlUreum darah 38 13 - 43 mg/dlNatrium 142 135 - 145 meq/lKalium 4.3 3.5 - 4.5 meq/lChlorida 111 110.meq/l
+ Bacaan EKG tanggal 27-08-2014
Irama : Sinus ritmeLaju : 88 x/menitAxis : normoaxisInterval PR : 0.12 sMorfologi
Gel P : 0.08 s, 0,1 mV Kompleks QRS : QRS durasi 0.08 s Segmen ST :
ST elevasi (-) ST depresi (-)
T inverted : (+) di V3-V6 Q patologis : (+) di V1-V3 Hipertrofi : (-) VES : (-)
Kesimpulan :Sinus ritme, HR: 88x/menit, normoaxis, kesan iskemik lateral, old infarct
anteroseptal.
+RESUME
Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang dirasakan memberat sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas dirasakan pada saat beraktivitas seperti naik tangga, berjalan kamar mandi, dan membaik ketika pasien istirahat. Pasien juga mengeluhkan sering terbangun saat tidur dua sampai tiga jam saat tidur di malam hari karena sesak dan membaik saat duduk. Pasien lebih nyaman tidur menggunakan dua sampai tiga buah bantal. Pasien juga mengeluhkan cepat lelah ketika beraktivitas. Selain itu pasien juga mengeluhkan kaki nya bengkak dan perut membesar sejak 1 bulan terakhir. Pasien tidak nafsu makan sejak 1 minggu terakhir. BAB tidak ada sejak 3 hari sebelum pasien datang ke RSUZA. BAK tidak ada keluhan.
Dari pemeriksaan secara umum tampak pasien dalam keadaan lemah, vital sign dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ditemukan TVJ R+3cmH2O, iktus kordis teraba di ICS V linea axilaris anterior, batas jantung atas dan kanan normal, batas jantung kiri melebar yaitu di ICS V linea axilaris anterior, rhonki basah halus di basal paru kanan dan kiri, pemeriksaan undulasi dan shifting dullness positif dan pitting edema positif pada kedua tungkai. Dari hasil pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan yang berarti. Dari pemeriksaan EKG kesan sinus ritme, HR 88x/ menit, iskemik lateral dan infark anteroseptal
+DIAGNOSIS KLINIS
ADHF tipe wet and warm pada CHF FC NYHA IV ec dd/ 1. IHD + OMI anteroseptal
2. Kardiomiopati
+PENATALAKSANAAN Non-MedikamentosaBed rest semi fowlerOksigen 3 L/menitDiet jantung II 1600 kkal/hariBalance cairanKurangi asupan garamMeningkatkan konsumsi buah dan sayur, dan kurangi konsumsi lemak
MedikamentosaDrip furosemide 2 cc/ jam (loop diuretic)Drip dobutamin 5 meq/kgBB/jam (inotropik positif)Inj. Lovenox 0,6 cc/ hari ( enoxaparin, LMWH)Spironolakton 1 x 100 mg (diuretik, anti aldosteron)Ramipril 1x 2,5mg (ACE inhibitor)Aspilet 1 x 80 mg (Aspirin)Simvastatin 1 x 20 mg (Anti inflamaasi)Laxadine syr 3 x CI (Laxantia)
+ PLANNING DIAGNOSTIK
- EKG serial setiap hari- Balance cairan- Pemeriksaan laboratorium (profil lipid, protein total, albumin/globulin, SGOT/SGPT)-Foto Thorax AP-Echocardiografi
PROGNOSIS
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad malam
- Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
+ Anamnesa Pembahasan
Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang dirasakan memberat sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas dirasakan pada saat beraktivitas seperti naik tangga, berjalan kamar mandi, dan membaik ketika pasien istirahat.
Dispnea de effort menunjukkan gejala awal dari gagal jantung kiri. Hal ini dikarenakan jantung tidak bereaksi dengan normal ketika ada beban tambahan seperti aktivitas, dimana pada kondisi gagal jantung yang berat cardiac output yang dikeluarkan oleh jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen saat aktivitas.
+ Anamnesa Pembahasan
Pasien juga mengeluhkan sering terbangun di malam hari karena sesak. Pasien lebih nyaman tidur menggunakan dua sampai tiga buah bantal. Pasien juga mengeluhkan cepat lelah ketika beraktivitas.
Selain itu pasien juga mengeluhkan kaki nya bengkak dan perut membesar sejak 1 bulan terakhir.
Orthopnea (atau dispnea saat berbaring) hal ini disebabkan pada saat berdiri terjadi penimbunan cairan di kaki dan perut. Pada waktu berbaring maka cairan ini kembali ke pembuluh darah balik dan pada akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri sehingga terjadi sesak nafas.
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) atau mendadak terbangun karena dyspnea, pada saat tidur terjadi reabsorbsi bertahap (gradual reabsorption) kembali cairan yang berada di interstisial kedalam intravaskular kembali. Hal tersebut menyebabkan beban awal jantung meningkat yang dapat berakibat pada peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri sehingga terjadi sesak nafas.
+ Anamnesa Pembahasan
Pasien laki-laki dengan usia 77 tahun, tidak menjaga pola makan dimana pasien sering mengkonsumsi makanan berlemak tanpa disertai dengan olahraga yang teratur.
Terdapat penambahan massa otot jantung pada usia yang semakin lanjut, akibat bertambahnya beban akhir (afterload) sebagai konsekuensi kekakuan arteri sentral dan perifer. Kekakuan pembuluh darah ini terjadi akibat proliferasi kolagen, hipertrofi otot polos, kalsifikasi, serta kehilangan jaringan elastik seiring dengan bertambahnya usia. Perubahan otot jantung ini akan menyebabkan gangguan fungsi diastolik ventrikel.
+ Anamnesa Pembahasan
Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung dan teknanan darah, menyempitkan pembuluh darah, merusak jaringan paru akibat gangguan biokimia dan neurotransmitter yang kompleks. Hipoksia timbul karena hemoglobin lebih mudah berikatan dengan CO yang bersifat radikal bebas. Radikal bebas ini akan merusak endotel pembuluh darah, meningkatkan agregasi trombosit yang menyebabkan
trombosis.
+ Anamnesa Pembahasan
Tingginya kadar lipid nantinya akan menyebabkan penimbunan lipid dalam arteri koronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah meningkat dan membahayakan
aliran darah miokardium.
+Tatalaksana PembahasanDari pemeriksaan secara umum tampak pasien dalam keadaan lemah, vital sign dalam batas normal. Pemeriksaan fisik ditemukan TVJ R+3cmH2O, iktus kordis teraba di ICS V linea axilaris anterior, batas jantung atas dan kanan normal, batas jantung kiri melebar yaitu di ICS V linea axilaris anterior,
Pada pasien ini telah terjadi kardiomegali akibat dari kompensasi jantung untuk
meningkatkan cardiac output.
+ Tatalaksana Pembahasan
Ronkhi basah halus di basal paru kanan dan kiri,pemeriksaan undulasi dan shifting dullness positif dan pitting edema positif pada kedua tungkai.
Ekstravasasi cairan dari kapiler paru ke alveoli akibat peningkatan tekanan ventrikel kiri.
+ Tatalaksana Pembahasan
Dari pemeriksaan elektrokardiogram kesan sinus ritme, HR 88x/ menit, iskemik lateral dan anterior infark.
Iskemia miokardium biasanya disertai dua perubahan EKG akibat perubahan elektrofisiologi sel, yaitu gelombang T terbalik dan depresi segmen ST. Perubahan tertentu pada hasil EKG yang menunjukkan infark miokardium akut mencakup peningkatan segmen ST, inversi gelombang T, dan gelombang-Q yang nyata pada sadapan yang terpasang pada miokardium yang mengalami infark
Tatalaksana Pembahasan
Terapi farmakologis pada pasien diantaranya:
drip furosemide, drip dobutamin, injeksi enoxaparin, spironolakton tablet, ramipril tablet, aspilet tablet, simvastatin, dan laxadine sirup
Furosemid merupakan diuretik kuat. Cara kerja pada gagal jantung adalah dengan menurunkan retensi garam dan air sehingga mengurangi beban awal jantung (preload).
Penambahan suatu diuretika hemat-kalium, dalam hal ini adalah spironolakton, dapat menurunkan ekskresi kalium secara bermakna. Selain itu spironolakton adalah antagonis aldosteron.
Dobutamin merupakan inotropik positif agonis selektif- 1, Pengaktifan reseptor meningkatkan arus masuk kalsium melewati sel membran dan menyimpannya dalam sel.
Tatalaksana Pembahasan
Terapi farmakologis pada pasien diantaranya:
drip furosemide, drip dobutamin, injeksi enoxaparin, spironolakton tablet, ramipril tablet, aspilet tablet, simvastatin, dan laxadine sirup
Ramipril termasuk golongan ACE inhibitor yang bekerja dengan menghambat enzim pengonversi peptidyl dipeptidase yang menghidrolik angiotensin I ke angiotensin II dan menyebabkan inaktivasi bradikinin menurunkan aktivitas simpatis menurunkan remodelling kardiovaskular.
Enoxaparin merupakan Low-molecular-weight-heparin (LMWH) yang menghambat faktor Xa, dan menghambat penggabungan faktor Xa dengan platelet.
Tatalaksana Pembahasan
Terapi farmakologis pada pasien diantaranya:
drip furosemide, drip dobutamin, injeksi enoxaparin, spironolakton tablet, ramipril tablet, aspilet tablet, simvastatin,
dan laxadine sirup
Aspirin menghambat sintesis thromboxane A2 melalui
asetilasi irreversible pada enzim cyclooxygenase.
Simvastatin merupakan analog struktural dari HMG-CoA (3-hydroxyl-3-mehylglutaryl-coenzim A). Penghambat reduktase meningkatkan jumlah reseptor Low Density Lipoprotein (LDL) dengan afinitas tinggi sehingga mengurangi simpanan LDL plasma. Simvastatin juga dapat berfungsi sebagai anti inflamasi dengan menghambat monosit dan sekresi metalloproteinase oleh makrofag pada proses inflamasi.
Laxadine yaitu laxantia sebagai obat pencahar diberikan pada pasien untuk mencegah usaha berlebih dari pasien untuk buang air besar sehingga
diharapkan beban jantung berkurang
Prognosis Pembahasan
Pasien gagal jantung akut memiliki prognosis yang sangat buruk. Pasien yang dirawat dengan gagal jantung yang mengalami dekompensasi, mortalitas 60 hari adalah 9,6% dan apabila dikombinasi dengan perawatan ulang 60 hari menjadi 35,2%.
+ Gagal jantung akut adalah serangan cepat dari tanda dan gejala jantung yang membutuhkan terapi segera, dapat berupa serangan baru tanpa adanya kelainan jantung sebelumnya, atau dekompensasi dari gagal jantung yang telah ada. Pasien dengan gagal jantung akut dekompensasi memerlukan evaluasi diagnostik segera dan perawatan serta pengamatan yang sering untuk memperbaiki gejala dan kualitas hidupnya. Pengobatan gagal jantung akut segera bertujuan untuk memperbaiki simtom dan menstabilkan kondisi hemodinamik. Gagal jantung akut dapat sembuh dengan baik, tergantung etiologi dan patofisiologi yang mendasarinya.