Upload
anggia-cinta-ayu
View
432
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 1/21
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNyalah sehingga
laporan kasus ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dari Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan,RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARJO. Dalam penyusunan laporan yang
berjudul “Preeklampsia Berat” ini penulis memperoleh bimbingan, petunjuk serta bantuan moral dari
berbagai pihak.Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan kepada : Dr. Amin Nurokhim, Sp.OG ,
selaku Dosen Pembimbing laporan kasus ini.
Menyadari masih terdapat banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini dapat
memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan khususnya kepada penulis dan kepada pembaca dalam
menjalankan praktek sehari-hari sebagai dokter.
Purwokerto, Maret 2011,
Penulis
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 2/21
BAB I
PENDAHULUAN
Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan
kehamilan dan persalinan. Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari
500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Di Indonesia, 2 orang ibu
meninggal setiap jam karena kehamilan, persalinan dan nifas. Begitu juga dengan kematian anak, di
Indonesia setiap 20 menit anak usia di bawah 5 tahun meninggal. Dengan kata lain 30.000 anak balita
meninggal setiap hari dan 10,6 juta anak balita meninggal setiap tahun. Sekitar 99 % dari kematian ibu
dan balita terjadi di negara miskin, terutama di Afrika dan Asia Selatan. Di Indonesia angka kematian
anak balita menurun 15 % dalam 15 tahun, dari 79 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1988
menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu 1998-2002 (Survei Demografi Kesehatan
Indonesia 2002/2003). Sebagai perbandingan, angka kematian bayi di negara maju seperti di Inggris saat
ini sekitar 5 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2005). Sebagian besar kematian perempuan disebabkan
komplikasi karena kehamilan dan persalinan, termasuk perdarahan, infeksi, aborsi tidak aman, tekanan
darah tinggi dan persalinan lama (Anonim, 2005).
Preeklampsia-eklampsia merupakan kesatuan penyakit yang masih merupakan penyebab utama
kematian ibu dan penyebab kematian perinatal tertinggi di Indonesia. Wahdi, dkk (2000) mendapatkan
angka kematian ibu akibat preeklampsia/ eklampsia di RSUP Dr. Kariadi Semarang selama tahun 1996-
1998 sebanyak 10 kasus (48%). Data ini sebanding dengan dokumen WHO (18 September 1989) yang
menyatakan bahwa penyebab langsung kematian terbanyak adalah preeklampsia/eklampsia, perdarahan,
infeksi dan penyebab tak langsung adalah anemia, penyakit jantung. Sehingga diagnosis dini
preeklampsia yang merupakan pendahuluan eklampsia serta penatalaksanaannya harus diperhatikan
dengan seksama. Disamping itu, pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin untuk mencari tanda
preeklampsia yaitu hipertensi dan proteinuria sangat penting dalam usaha pencegahan, disamping
pengendalian faktor-faktor predisposisi lain (Sudinaya, 2003). Insiden preeklampsia sangat dipengaruhi
oleh paritas, berkaitan dengan ras dan etnis. Disamping itu juga dipengaruhi oleh predisposisi genetik dan
juga faktor lingkungan. Sebagai contoh, dilaporkan bahwa tempat yang tinggi di Colorado meningkatkan
insiden preeklampsia. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita dengan sosio ekonominya lebih
maju jarang terkena preeklampsia (Cunningham, 2003). Preeklampsia lebih sering terjadi pada
primigravida dibandingkan multigravida. Faktor risiko lain yang menjadi predisposisi terjadinya
preeklampsia meliputi hipertensi kronik, kelainan faktor pembekuan, diabetes, penyakit ginjal, penyakit
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 3/21
autoimun seperti Lupus, usia ibu yang terlalu muda atau yang terlalu tua dan riwayat preeklampsia dalam
keluarga (George, 2007).
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 4/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Preeklampsia
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat
vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria
(Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005). Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas
20 minggu, paling banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja
pada pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang dari preeklampsia yang ringan sampai
preeklampsia yang berat (George, 2007).
2.2 Epidemiologi Preeklampsia
2.2.1 Insiden Preeklampsia
Frekuensi preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang
mempengaruhinya; jumlah primigravida, keadaan sosial ekonomi, perbedaan kriteria dalam penentuan
diagnosis dan lain-lain. Di Indonesia frekuensi kejadian preeklampsia sekitar 3-10% (Triatmojo, 2003),
Sedangkan di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian preeklampsia sebanyak 5% dari semua
kehamilan (23,6 kasus per 1.000 kelahiran) (Dawn C Jung, 2007). Pada primigravida frekuensi
preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda, Sudinaya
(2000) mendapatkan angka kejadian preeklampsia dan eklamsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur
sebesar 74 kasus (5,1%) dari 1431 persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2000,
dengan preeklampsia sebesar 61 kasus (4,2%) dan eklamsia 13 kasus (0,9%). Dari kasus ini terutama
dijumpai pada usia 20-24 tahun dengan primigravida (17,5%). Diabetes melitus, mola hidatidosa,
kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas merupakan faktor predisposisi
untuk terjadinya preeklampsia (Trijatmo, 2005). Peningkatan kejadian preeklampsia pada usia > 35 tahun
mungkin disebabkan karena adanya hipertensi kronik yang tidak terdiagnosa dengan superimposed PIH
(Deborah E Campbell, 2006)
Di samping itu, preklamsia juga dipengaruhi oleh paritas. Surjadi, dkk (1999) mendapatkan
angka kejadian dari 30 sampel pasien preeklampsia di RSU Dr. Hasan Sadikin Bandung paling banyak
terjadi pada ibu dengan paritas 1-3 yaitu sebanyak 19 kasus dan juga paling banyak terjadi pada usia
kehamilan diatas 37 minggu yaitu sebanyak 18 kasus. Wanita dengan kehamilan kembar bila
dibandingkan dengan kehamilan tunggal, maka memperlihatkan insiden hipertensi gestasional (13 % : 6
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 5/21
%) dan preeklampsia (13 % : 5 %) yang secara bermakna lebih tinggi. Selain itu, wanita dengan
kehamilan kembar memperlihatkan prognosis neonatus yang lebih buruk daripada wanita dengan
kehamilan tunggal (Cunningham, 2003).
2.2.2 Faktor Risiko Preeklampsia
Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya preeklampsia, tetapi
beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor
risiko tersebut meliputi;
1)Riwayat preeklampsia. Seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia atau riwayat keluarga dengan
preeklampsia maka akan meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia.
2)Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibodi penghambat (blocking antibodies)belum
sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia Perkembangan preklamsia semakin
meningkat pada umur kehamilan pertama dan kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti terlalu muda
atau terlalu tua.
3)Kegemukan
4)Kehamilan ganda. Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempuyai bayi kembar atau
lebih.5)Riwayat penyakit tertentu. Wanita yang mempunyai riwayat penyakit tertentu sebelumnya,
memiliki risiko terjadinya preeklampsia. Penyakit tersebut meliputi hipertensi kronik, diabetes, penyakit
ginjal atau penyakit degenerati seperti reumatik arthritis atau lupus.
2.3Etiologi Preeklampsia
Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori yang
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit
teori”; namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai
sebagai penyebab preeklampsia adalah teori “iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapatmenerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini (Rustam, 1998).
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 6/21
Adapun teori-teori tersebut adalah ;
1)Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga sekresi
vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel endotelial plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal
prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah sehingga timbul vasokonstrikso
generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi
plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume plasma (Y. Joko, 2002).
2)Peran Faktor Imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena pada kehamilan I terjadi pembentukanblocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna. Padapreeklampsia terjadi komplek imun
humoral dan aktivasi komplemen. Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.
3)Peran Faktor Genetik
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat pada anak dari ibu yang
menderita preeklampsia.
4)Iskemik dari uterus
Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus
5)Defisiensi kalsium
Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu mempertahankan vasodilatasi dari pembuluh darah
(Joanne, 2006).
6)Disfungsi dan aktivasi dari endotelial
Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting dalam patogenesis terjadinyapreeklampsia. Fibronektin diketahui dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan
meningkat secara signifikan dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin
sudah dimulai pada trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat sesuai dengan
kemajuan kehamilan (Drajat koerniawan, ).
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 7/21
2.4 Patofisiologi Preeklampsia
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis pada sejumlah
organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia (Cunningham, 2003).
Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon terhadap berbagai
substansi endogen (seperti prostaglandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi
platelet. Penumpukan trombus dan pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai
dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju
filtrasi glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri
epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan
volume intavaskular, meningkatnya cardiac output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer.
Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni. Infark plasenta dan
obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim
(Michael, 2005).
Perubahan pada organ-organ :
1)Perubahan kardiovaskuler
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklampsia dan eklamsia.
Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat
hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis
hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik atau kristaloid
intravena, dan aktivasi endotel disertai ekstravasasi ke dalam ruang ektravaskular terutama paru
(Cunningham, 2003).
2)Metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklamsia tidak diketahui penyebabnya.
Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada penderita preeklampsia dan eklamsia daripada
pada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita preeklampsia tidak dapat
mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus
menurun, sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak
menunjukkan perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam
serum biasanya dalam batas normal (Trijatmo, 2005 ).
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 8/21
3)Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu dapat terjadi ablasio
retina yang disebabkan oleh edema intra-okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan
terminasi kehamilan. Gejala lain yang menunjukan tanda preklamsia beratyang mengarah pada eklamsia
adalah adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan preedaran
darah dalam pusat penglihatan dikorteks serebri atau didalam retina (Rustam, 1998).
4)Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri, pada
keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan (Trijatmo, 2005).
5)Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta, sehingga terjadi
gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan
eklamsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjadi
partus prematur.
6)Paru-paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklamsia biasanya disebabkan oleh edema paru yang
menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena terjadinya aspirasi pneumonia, atau abses paru(Rustam, 1998).
2.5 Gambaran Klinis Preeklampsia
2.5.1 Gejala subjektif
Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan
kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan padapreeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. Tekanan darahpun
akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat (Trijatmo, 2005).
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 9/21
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg
dan diastolik 15 mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah pada
preklamsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai kerusakan beberapa organ. Selain itu
kita juga akan menemukan takikarda, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati,
hiperefleksia, pendarahan otak (Michael, 2005).
2.6 Diagnosis Preeklampsia
Diagnosis preeklampsia dapat ditegakkan dari gambaran klinik dan pemeriksaan laboratorium.
Dari hasil diagnosis, maka preeklampsia dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu;
1)Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
a)Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30
mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal.
b)Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliter atau kualitatif 1+ atau 2+ pada urine kateter atau midstearm.
2)Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:
a)Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b)Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+
c)Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
d)Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di epigastrium.
e)Terdapat edema paru dan sianosis
f)Trombositopeni
g)Gangguan fungsi hati
h)Pertumbuhan janin terhambat (Lanak, 2004).
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 10/21
2.7 Penatalaksanaan Preeklampsia BeratPenanganan umum.
a) Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai tekanan diastolik diantara 90-100
mmHg
b)Pasang infus RL
c)Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
d)Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuriae)Jika jumlah urin < 30 ml perjam:
•Infus cairan dipertahankan 1 1/8 jam
•Pantau kemungkinan edema paru
f)Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin
g)Observasi tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam
h)Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Krepitasi merupakan tanda edema paru. Jika terjadi
edema paru, stop pemberian cairan dan berikan diuretik misalnya furosemide 40 mg intravena
i)Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit,
kemungkinan terdapat koagulapati (Abdul bari, 2001).
Antikonvulsan.
Pada kasus preeklampsia yang berat dan eklampsia, magnesium sulfat yang diberikan secara parenteral
adalah obat anti kejang yang efektif tanpa menimbulkan depresi susunan syaraf pusat baik bagi ibu
maupun janinnya. Obat ini dapat diberikan secara intravena melalui infus kuntinu atau intramuskular
dengan injeksi intermiten
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 11/21
Infus intravena kontinu;
a)Berikan dosis bolus 4 – 6 gram MgSO4 yang diencerkan dalam 100 ml cairan dan diberikan dalam 15-
20 menit
b)Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam dalam 100 ml cairan intravena
c)Ukur kadar MgSO4 pada 4-6 jam setelah pemberian dan disesuaikan kecepatan infus untuk
mempertahankan kadar antara 4 dan 7 mEg/l (4,8-8,4 mg/l)
d)MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi lahir.
Injeksi intamuskular intermiten:
a)Berikan 4 gram MgSO4sebagai larutan 20% secara intavena dengan kecepatan tidak melebihi 1
g/menit
b)Lanjutkan segera dengan 10 gram MgSO4 50%, sebagian (5%) disuntikan dalam-dalam di kuadran
lateral atas bokong (penambahan 1 ml lidokain 2 % dapat mengurangi nyeri). Apabila kejang menetap
setelah 15 menit, berikan MgSO4 sampai 2 gram dalam bentuk larutan 20% secara intravena dengan
kecepatan tidak melebihi 1 g/menit. Apabila wanita tersebut bertubuh besar, MgSo4 dapat diberikan
samapi 4 gram perlahan.
c)Setiap 4 jam sesudahnya, berikan 5 gram larutan MgSO4 50% yang disuntikan dalam-dalam ke kuadran
lateral atas bokong bergantian kiri-kanan, tetapi setelah dipastikan bahwa:
•Reflek patela (+)
•Tidak terdapat depresi pernapasan
•Pengeluaran urin selama 4 jam sebelumnya melebihi 100 mld)MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi
lahir.
e)Siapkan antidotum
Jika terjadi henti napas
•Berikan bantuan dengan ventilator
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 12/21
•Berikan kalsium glukonat 2 g (20 ml dalam larutan 10%) secara intravena perlahan -lahan sampai
pernapasan mulai lagi.
Antihipertensi.
a)Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5 mg intravena pelan-pelan selama 5 menit sampai
tekanan darah turun
b)Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5 intamuskular setiap 2 jam
c)Jika hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan:
•Nifedipine dosis oral 10 mg yang diulang tiap 30 menit.
•Labetalol 10 mg intravena sebagai dosis awal, jika tekanan darah tidak membaik dalam 10 menit, maka
dosis dapat ditingkatkan samapi 20 mg intravena (Cunningham, 2003).
Persalinan.
a)Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam.
b)Jika seksio sesarea akan dilakukan, perhatikan bahwa:
•Tidak terdapat koagulapati
•Anestesi yang aman/ terpilih adalah anastesia umum. Jangan lakukan anastesia lokal, sedangkan
anestesia spinal berhubungan dengan hipotensi
c)Jika anestesia yang umum tidak tersedia, atau janin mati, aterm terlalu kecil, lakukan persalinan
pervaginam.
•Jika servik matang, lakukan induksi dengan aksitosin 2-5 IU dalam 500 ml dekstrose 10 tetes/menit atau
dengan prostaglandin (Abdul bari, 2001).
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 13/21
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama: Nyonya “A”
Umur: 22 tahun
Agama: Islam
Pendidikan Terakhir : SMU
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Nama Suami: Tuan Kr”
Pendidikan Terakhir : SMU
Pekerjaan: Wiraswasta
Status: Nikah : 1 X 5tahun
Alamat: Karang Talum. Kidul. Rt 05/05. Purwojati
MRS: 28-febuari-2011, pukul 11.25
II. ANAMNESIS:
Keluhan Utama: Pasien baru rujukan dari bidan pratiwi lina.
RPS : Pasien baru kiriman dari bidan pratiwi lina, datang dengan keluhan kenceng-kenceng sejak tadi
malam pukul 00.00 (28/02/2011) dan keluar lendir dan darah dari jalan lahir sejak pukul 00.30 WITA
(28/02/2011), pasien mengatakan belum keluar air berwarna jernih . Penderita tidak mengeluhkan nyeri
perut. Penderita tidak mengeluhkan pusing, mual/ muntah (-), nyeri epigastrium (-), pandangan kabur (-),
kejang (-). Pada kehamilan sebelumnya menurut penderita, tekanan darahnya dalam batas normal.
Gerakan anak masih dirasakan.
Hari pertama haid terakhir : 20 juni 2010.
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 14/21
Selama kehamilannya penderita memeriksa kehamilannya ke Puskesmas setiap 1 bulan 1x.
Pemeriksaan USG belum pernah dilakukan. Selama pemeriksaan kehamilan dikatakan keadaan janinnya
sehat dan tekanan darahnya dalam batas normal.
TD: 180/120 mmHg, Nadi: 92 x/menit, Respirasi: 28 x/menit, T: 36,8 0C
Letak kepala, Masuk PAP ↓ 4 /5, TFU=34 cm, TBJ = 3.565 gram
His (+) 1-2x/10’ ~ 25”, DJJ (+) 12.13.12 (148x/mnt)
VT : Φ 1 jari longgar, eff acement 10 %, ketuban (+), penurunan H I.
Riwayat Persalinan:
1. Anak perama :♂, lahir dengan vakum ekstraksi, RSMS, 3 thn.
Riwayat Perkawinan:
Penderita menikah 1 kali dan telah berlangsung 5 tahun
Riwayat Kontrasepsi:
Penderita mengakui pernah menggunakan kontrasepsi jenis pil selama ½ tahun.
Riwayat Penyakit Terdahulu:
Penderita mengaku tidak memiliki riwayat penyakit yang kronis ataupun berat seperti: DM, asma,
hipertensi, kelainan jantung, penyakit paru, dan penyakit berat lainnya.
III. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran: compos mentis
BB: 89 kg
TB: 155 cm
TD: 180/120 mmHg
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 15/21
Nadi: 92 x/menit
Respirasi: 28 x/menit
T rectal: 36,8 0C
Mata: anemis -/-, ikterus -/-
Thorax: Cor : S1 S2 tunggal, Reguler, Mur (-), Gal (-)
Pulmo : Ves +/+, Rh -/-, Whez -/-
Abdomen: membesar sesuai status obstetric
Ekstremitas: edema (-/-,+/+)
Refleks patella: +/+
Status Obstetri
Abdomen:
•Leopold I : teraba bagian lunak (bokong)
•Leopold II : teraba bagian punggung di perut kanan (puka)
•Leopold III : teraba bagian bulat, keras (kepala)
•Leopold IV : letak kepala, masuk PAP ↓ 4 /5
Tinggi Fundus Uteri (TFU): 34 cm, Taksiran Berat Janin (TBJ) : 3.565 gram
His: (positif) 2 x /10 menit selama 30 detik
Denyut Jantung Janin (DJJ) : 12.13.12 (148 x/menit)
Pemeriksaan Dalam Vagina
VT: Pembukaan (Φ) 2 cm, effacement 25 %, ketuban (+), teraba kepala sutura sagitalis
melintang, penurunan H I+, tidak teraba bagian kecil/tali pusat janin.
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 16/21
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
•Pemeriksaan Laboratorium : DL, UL dan HbsAgHb : 11,3 g%, Leukosit : 14.900/mm3
Trombosit : 247.000/mm3, Hematokrit : 35,7HbsAg : (-), Proteinuria (++)
V. DIAGNOSIS
GIIPIA0AHI, Usia 22 tahun, Ukuran Kehamilan 36 minggu, belum inpartu kala I fase aktif dengan Pre
Eklampsi Berat.
VI. PENATALAKSANAAN
•Observasi Ibu dan Janin
•Cek Laboratorium : Darah Lengkap (DL), HbSAg, Urine Lengkap (UL)
•Pemberian Antibiotik : Tes Ampicilin dan Injeksi Ampicilin 1 gram IV
-Usul : pemberian MgSO4 40% 15 cc dalam 500 cc larutan RL (drip 28 tetes/ menit) dan MgSO4 40% 4
g IV (bolus) dan Nifedipin 3 x 10 mg.
•Pasang Dawer Catheter (DC) →pemantauan produksi urine perjam
•Evaluasi
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 17/21
Bab IV
PEMBAHASAN
Preeklampsia berat adalah timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria dan atau
edema pada kehamilan setelah 20 minggu. Pada kasus ini ibu dikatakan mengalami preeklampsia berat
karena mengalami hipertensi, yaitu tekanan darahnya sebesar 180/120 mmHg dan disertai proteinuria +3.
Ibu mengalami edema pada kedua kaki, namun edema memang bukan lagi menjadi kriteria untuk
mendiagnosis preeklampsia berat. Dalam kasus ini ibu telah hamil cukup bulan.
Hipertensi terjadi sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tahanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat tercukupi. Proteinuria terjadi karena pada preeklampsia permeabilitas pembuluh darah
terhadap protein meningkat. Edema terjadi karena terjadi penimbunan cairan yang berlebihan dalam
ruang interstitial. Pada preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin
yang tinggi daripada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan
mengatur retensi air dan natrium. Pada preeklampsia terjadi perubahan pada ginjal yang disebabkan oleh
aliran darah kedalam ginjal menurun sehingga mengakibatkan filtrasi glomerulus berkurang atau
mengalami penurunan. Penurunan filtrasi glomerulus akibat spasmus arteriole ginjal menyebabkan filtrasi
natrium melalui glomerulus menurun yang menyebabkan retensi garam dan juga retensi air.
Tanda lain dari preeklampsia berat yang tidak dijumpai pada kasus ini adalah
•Oliguria, jumlahproduksi urine < 500 cc / 24 jam yang disertai kenaikan kadar kreatinin darah.
Hal ini terjadi karena pada preeklampsia filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga
menyebabkan diuresis menurun; pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria atau anuria.
•Gangguan visus : mata berkunang-kunang karena terjadi vasospasme, edema/ ablatio retina. Hal
ini dapat diketahui dengan oftalmoskop.
•Gangguan Serebral : kepala pusing dan sakit kepala karena vasospasme / edema otak dan adanya
resistensi pembuluh darah dalam otak
.•Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen karena regangan selaput hati
oleh perdarahan/ edema atau sakit akibat perubahan pada lambung.
•Edema paru dan sianosis. Edema paru merupakan penyebab utama kematian pada penderita
preeklampsia dan eklampsia. Komplikasi ini terjadi sebagai akibat dekompensasio kordis kiri.
•Pertumbuhan janin terhambat ( IUGR )
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 18/21
Terapi preeklampsia berat menggunakan MgSO4 40% 15 cc dalam 500 cc larutan RL (drip 28
tetes/ menit) dan MgSO4 40% 4 g IV (bolus) dalam kasus ini terbukti efektif dalam mencegah terjadinya
kejang pada penderita. Pemberian Nifedipin 3x 10 mg peroral juga efektif pada pasien ini. Setelah bayi
lahir keadaan tekanan darah pasien segera turun dan berada dalam keadaan normotensi (tekanan darah
normal) sehingga pemberian MgSO4 tidak dilanjutkan.
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 19/21
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2005, 07 April), Make Every Mother and Child Count, Available from:
http://pikas.bkkbn.go.id/news_detail.php?nid=4356
(Accesed: 2008, November 20).
Anaonim., (2006, october 31 – Last updated), About Preeclampsia, Available from:
http://www.preeklamsia.org/abaut.asp.
(Accesed: 2008, November 20)
Anonim, (2006, August), Preeclampsia, Eclampsia, and HELLP Syndrome, Available from:
http://www.marchofdimes.com/pnhec/188 1054.asp.
(Accesed: 2008, November 20)
Anonim,(2007,January24),Preeclampsia, Available from:
htttp://www.mayoclinic.com/health/preeclamsia/DS00583/DSECTION=4.
(Accesed: 2008, November 20)
Brooks, B.M., (2005, January 05 – Last update), Pregnancy, Preeclampsia, Available from:
http://www.emedicine.com/emerg/topic480.
htm (Accesed: 2008, November 20)
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 20/21
Cunningham, F.G. et all, 2003, Williams Obstetrics, 21st ed, McGraw-Hill Companies.
Mochtar, R., 1998, Toksemia Gravidarum, dalam: Sinopsis Obstetri, Jilid I edisi II, EGC, Jakarta.
Musalli,G. & Linden, A. (2007), Preeclampsia, Available from:
http://www.babycenter.com/refcap/pregnancy/pregcomplications/257.
html#5.(Accesed: 2008, November 20).
Rachimhadhi, T., 2005, pereklamsia dan Eklamsia, dalam: buku Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.
Saifuddin, B. A., 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, JNNPKKR-
POGI bekerjasama dengan Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.
Sudinaya I.P., 2003, Insiden Preeklamsia-Eklamsia di Rumah Sakit Umum Tarakan Kalimantan Timur-
Tahun 2000, Cermin Dunia Kedokteran, 139, 13-15.
Surjadi, M.L. dkk, 1999, Perbandingan Rasio Ekskresi Kalsium/Kreatinin Dalam Urin Antara Penderita
Preeklamsia Dan Kehamilan Normal, Majalah Obstetri Dan Ginekologi Indonesia, 23, 23-26.
Suyono, Y.J., 2002, Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi, edisi 6, Hipokrates, JakartaTomasulo, P.J. &
Lubetkin, D., (2006, March 15 – Review date), Preeclamsia, Availablefrom:
http://www.obgyn.health.ivillage.com/pregnancybacics/preeclamsia.cmf .
5/12/2018 PRESUS Pre eklampsi berat - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presus-pre-eklampsi-berat 21/21
Wagner, L., (2004), Diagnosis And Management Of Preeclampsia, Available:
http://www.aafp.org/afp/20041215/2317.html.
(Accesed: 2008, November 20)
Wahdi. Dkk, 2000. Kematian Maternal Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 1996-1998, Majalah
Obstetri Dan Ginekologi Indonesia,24, 165-170.