16
1 JUDUL: Adsorpsi Ion Pb 2+ Oleh Limbah Serbuk Gergaji Kayu Tersulfonasi yang Diaktivasi dengan Pelarut Etanol-Toluena. IDENTITAS Nama : Putu Dody Setiawan NIM : 1113031017 Semester/Kelas : VI/B BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran logam-logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Kontaminasi logam berat dalam lingkungan akuatik dapat menimbulkan: (1) resistensinya di lingkungan perairan serta kemungkinan transformasinya menjadi senyawa yang lebih toksik, (2) bioakumulasi dan biomagnifikasi oleh organisme akuatik, (3) efek kronik dan subletal bagi organisme pada konsentrasi rendah, (4) kemungkinan masuknya ke dalam tubuh manusia melalui air minum dan makanan yang berasal dari organisme akuatik, (5) kemungkinan akumulasinya oleh tubuh manusia yang semakin lama semakin meningkat, akhirnya mencapai tingkat toksisitas, (6) sensitivitas yang tinggi pada anak-anak untuk beberapa logam berat, (7) kemungkinan sifat karsinogenik dan teratogenik dari beberapa logam berat dan senyawanya, (8) efek sinergetik logam berat pada organisme (Giyatmi, 2008). Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan antara lain merkuri (Hg), timbal/timah hitam (Pb), arsen

Proposal 3 (Laboratorium)

Embed Size (px)

Citation preview

10

JUDUL: Adsorpsi Ion Pb2+ Oleh Limbah Serbuk Gergaji Kayu Tersulfonasi yang Diaktivasi dengan Pelarut Etanol-Toluena.

IDENTITAS

Nama

: Putu Dody Setiawan

NIM

: 1113031017

Semester/Kelas: VI/B

BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangPencemaran logam-logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Kontaminasi logam berat dalam lingkungan akuatik dapat menimbulkan: (1) resistensinya di lingkungan perairan serta kemungkinan transformasinya menjadi senyawa yang lebih toksik, (2) bioakumulasi dan biomagnifikasi oleh organisme akuatik, (3) efek kronik dan subletal bagi organisme pada konsentrasi rendah, (4) kemungkinan masuknya ke dalam tubuh manusia melalui air minum dan makanan yang berasal dari organisme akuatik, (5) kemungkinan akumulasinya oleh tubuh manusia yang semakin lama semakin meningkat, akhirnya mencapai tingkat toksisitas, (6) sensitivitas yang tinggi pada anak-anak untuk beberapa logam berat, (7) kemungkinan sifat karsinogenik dan teratogenik dari beberapa logam berat dan senyawanya, (8) efek sinergetik logam berat pada organisme (Giyatmi, 2008).Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan antara lain merkuri (Hg), timbal/timah hitam (Pb), arsen (As), tembaga (Cu), kadmium (Cd), khrom (Cr), dan nikel (Ni). Logam-logam berat tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi (Palar, 1994).Timbal (Pb) adalah salah satu golongan logam berat yang bersifat racun bagi tubuh manusia. Apabila dalam jumlah tertentu terserap ke dalam sistem tubuh manusia, maka akan dapat mengganggu fungsi kerja darah, sistem saraf, sistem pencernaan, sistem reproduksi dan ginjal pada manusia. (Kirk & Othmer,1994) Selain itu, limbah logam timbal juga berpotensi menjadi zat yang sangat beracun dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi makhluk hidup lainnya, baik yang hidup di darat maupun di air. Dengan demikian penanganan terhadap limbah logam timbal harus dilakukan.Usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi kadar pencemar pada perairan biasanya dilakukan melalui kombinasi biologi, fisika dan kimia. Pada proses fisika, dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam bak penampung yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini lebih ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan penyisihan lumpur. Pada proses kimia, dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia untuk mengendapkan zat pencemar misalnya persenyawaan karbonat (Sutrisno, 2002). Pengurangan zat pencemar secara kimia juga sering dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat menjerap zat-zat pencemar seperti karbon aktif, biomassa sel dan lempung. Lempung dapat digunakan sebagai adsorben untuk menjerap senyawa fosfat dari air limbah. Sementara itu, Amri, dkk (2004) melaporkan bahwa zeolit alam terimpregnasi 2-merkaptobenzotiazol dapat digunakan untuk menjerap ion Cd (II) dan Cr (III). Namun, bahan-bahan tersebut relatif sulit diperoleh dan karbon aktif mempunyai harga yang cukup mahal. Oleh karena itu, penelusuran terhadap material baru yang lebih murah, mudah didapat serta mempunyai daya adsorpsi besar sangat perlu diupayakan. Bahan-bahan alam organik mempunyai gugus hidroksil (-OH) dapat dipakai untuk mengadsorpsi ion-ion logam berat (Yantri, 1998).

Serbuk gergaji kayu merupakan salah satu bahan organik yang mengandung komponen-komponen kimia seperti selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif. Terdapatnya selulosa dan hemiselulosa menjadikan serbuk gergaji kayu berpotensi untuk digunakan sebagai bahan penjerap. Serbuk gergaji kayu sebagai hasil samping dari industri gergaji kayu sampai saat ini hanya sebagian kecil saja dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti digunakan dalam pembuatan batu-bata, industri keramik, campuran dalam pembuatan pupuk organik, sedangkan selebihnya terbuang secara percuma. Pemanfaatan serbuk gergaji kayu sebagai bahan material penjerap merupakan salah satu teknologi yang murah karena bahan bakunya mudah didapat mengingat negara Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan yang sangat luas.Sukarta (2008) melaporkan bahwa, serbuk gergaji kayu dapat digunakan sebagai adsorben untuk menjerap ion nikel dan zat warna safranin sebesar 1119 ppm. Namun dalam penelitian tersebut tidak disebutkan jenis kayu yang dipakai sebagai penjerap zat warna safranin. Setiawan (2004) juga melaporkan kemampuan mengadsorpsi zat warna kationik oleh serbuk gergaji kayu dapat ditingkatkan dengan memodifikasi gugus aktif permukaan menggunakan gugus sulfonat. Dari hasil penelitian tersebut, serbuk gergaji kayu yang tersulfonasi kapasitas jerapannya mengalami peningkatan dua kali lebih besar dibandingkan dengan kapasitas jerapan serbuk gergaji kayu alami.Metode sulfonasi adalah metode yang dilakukan dengan memodifikasi gugus reaktif permukaan adsorben dengan gugus sulfonat dengan pengsulfonasian sorben batubara sedemikian hingga menjadi material sejenis kation exchange. Sulfonasi merupakan reaksi subtitusi elektrofilik dimana terjadi pembentukan gugus sulfonat (-HS03). Ion positif dari logam berat akan bertukar dengan ion negatif gugus ini. Proses adsorpsi kemudian akan diikuti dengan proses difusi, dimana ion logam akan terjerap dari permukaan sorben ke bagian pusat membentuk suatu ikatan molekul sampai mencapai suatu reaksi kesetimbangan, sehingga ion logam akan tetap diam di dalam adsorben (serbuk gergaji kayu).

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mencoba meneliti tentang Adsorpsi Ion Pb2+ Oleh Limbah Serbuk Gergaji Kayu Tersulfonasi yang Diaktivasi dengan Pelarut Etanol-Toluena. Serbuk gergaji kayu yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu berukuran 50 mesh yang sebelumnya disulfonasi dan diaktivasi dengan campuran etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1 dengan cara ekstraksi Sokhlet.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Berapa daya serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan campuran etanol-toluena (1:1) digunakan untuk mengadsorpsi ion Pb2+?2. Bagaimana pola absorpsi ion Pb2+ oleh serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan campuran etanol-toluena ?

C. Tujuan MasalahDari rumusan masalah yang disampaikan, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui daya serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan campuran etanol-toluena (1:1) digunakan mengadsorpsi ion Pb2+.2. Untuk mengetahui pola adsorpsi maksimum ion Pb2+ oleh serbuk gergaji kayu yang diaktivasi dengan campuran etanol-toluena.D. Manfaat Penelitian1) Bagi Pemilik Industri

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemilik industri yang menghasilkan limbah ion Pb2+ sebagai solusi untuk menaggulangi permasalah limbah yang dihasilkan oleh industri tekstil yang dimilikinya dengan keunggulan tidak menimbulkan masalah lingkungan yang baru serta dengan biaya yang relatif murah.

2) Bagi Peneliti

Dari hasil penelitian ini, peneliti akan lebih memahami pentingnya menangani permasahan lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri tekstil.BAB II KAJIAN TEORI1. Komponen Kimia KayuSecara umum, kayu mengandung komponen-komponen kimia seperti selulosa dan hemiselulosa. Dengan adanya komponen-komponen ini menjadikan serbuk gergaji kayu berpotensi untuk digunakan sebagai penjerap.Selulosa (C6H10O5)n adalah polimer alami yang tersusun oleh monomer glukosa dan dihubungkan oleh ikatan 1,4- -glikosida. Selulosa merupakan komponen struktural utama dari tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh manusia. Struktur selulosa ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Selulosa

(Sumber: Sukarta, 2008)

Secara biokimia, hemiselulosa adalah semua polisakarida yang dapat diekstraksi dalam larutan basa (alkalis). Dilihat dari strukturnya, selulosa dan hemiselulosa mempunyai potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebagai penjerap karena gugus OH yang terikat dapat berinteraksi dengan komponen adsorbat. Adanya gugus OH pada selulosa dan hemiselulosa, menyebabkan terjadinya sifat polar pada adsorben tersebut. Dengan demikian selulosa dan hemiselulosa lebih kuat menjerap zat yang bersifat polar dari pada zat yang bersifat kurang polar (Yantri, 1998).

2. Adsorpsi Ion Logam oleh PadatanAdsorpsi merupakan terjerapnya suatu zat (molekul atau ion) pada permukaan adsorben. Mekanisme penjerapan tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu, jerapan secara fisika (fisisorpsi) dan jerapan secara kimia (kemisorpsi). Pada proses fisisorpsi gaya yang mengikat adsorbat oleh adsorben adalah gaya-gaya Van Der Waals. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol (Sutariani, 2004). Sedangkan pada proses adsorpsi kimia, interaksi adsorbat dengan adsorben melalui pembentukan ikatan kimia. Kemisorpsi terjadi diawali dengan adsorpsi fisika yaitu partikel-partikel adsorbat mendekat ke permukaan adsorben melalui gaya van der Waals atau melalui ikatan hidrogen. Kemudian diikuti oleh adsorpsi kimia yang terjadi setelah adsorpsi fisika. Dalam adsorpsi kimia partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen) dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasi dengan substrat (Atkins, 1999).S OH S OH

+ M2+

M2+

S OH S OH

Gambar 2. Mekanisme Pengikatan Ion Logam Divalen oleh Gugus OH

(Sumber: Yantri, 1998)

3. Timbal (Pb)

Timbal/timah hitam merupakan suatu unsur kimia dengan simbol Pb dengan nomor atom 82. Timbal tergolong dalam logam berat yang lunak serta mudah dibentuk dan memiliki warna putih kebiru-biruan. Timbal memiliki sifat konduksi listrik dan daya tahan korosi yang baik, tahan juga terhadap zat zat kimia serta pelindung yang baik terhadap pancaran radioaktif dan peredam yang baik terhadap suara dan getaran ( Wikipedia,2010). Sebagai bahan konstruksi, timbal tidak begitu diperlukan tetapi sangat penting sebagai unsur paduan. Sebagai unsur paduan boleh dikatakan timbal tidak larut di dalam logam-logam lain melainkan terpisah dalam bentuk bola bola kecil timbal yang bebas dan bola-bola kecil ini berfungsi sebagai pelumas darurat (Van Vliet,et.all.,1984). Timbal memiliki dua bilangan oksidasi, yaitu +2 dan +4, namun bilangan oksidasi yang umum dari timbal adalah +2. Sifat-sifat fisik logam timbal disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Sifat-Sifat Fisik Logam Timbal (Pb)ParameterHarga

Massa atom (gram/mol)

Keelektronegatifan

Panas penguapan (kj/mol)

Panas peleburan (kj/mol)

Kapasitas panas spesifik (j/gK)

Jari-jari atom (pm)

Jari-jari kovalen (pm)

Massa jenis (g/mL)

Titik leleh (0C)

Titik didih (0C)207.22,33179,54,7726,650175

14611.34

327.46

1749

(Sumber: Pkimunlan, 2008)

Dari sifat-sifat fisiknya, timbal termasuk salah satu logam berat. Logam berat adalah logam yang memiliki massa jenis lebih besar daripada 5,0 g/mL. Tembaga merupakan logam murni yang kuat, keras, berwarna merah terang, dapat ditempa, tahan lama, mempunyai struktur kristal kubik berpusat muka, dan sangat banyak dimanfaatkan oleh manusia (Palar, 1994).Sesuai sifatnya sebagai logam berat yang berbahaya, apabila Pb dalam jumlah tertentu terserap ke dalam sistem tubuh manusia, maka akan dapat mengganggu fungsi kerja darah, sistem saraf, sistem pencernaan, sistem reproduksi dan ginjal pada manusia. (Kirk & Othmer,1994) Selain itu, limbah logam Pb juga berpotensi menjadi zat yang sangat beracun dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi makhluk hidup lainnya, baik yang hidup di darat maupun di air.4. Spektroskopi Serapan Atom (SSA)

Spektrofotometer serapan atom (SSA) ditujukan untuk analisis kuantitatif terhadap unsur-unsur logam. Alat ini memiliki sensitivitas yang sangat tinggi, sehingga sering dijadikan sebagai pilihan utama dalam menganalisis unsur logam yang konsentrasinya sangat kecil (ppm bahkan ppb) (Muderawan, 2007).Prinsip dasar pengukuran dengan SSA adalah penyerapan energi (sumber cahaya) oleh atom-atom dalam keadaan dasar menjadi atom-atom dalam keadaan tereksitasi. Atom-atom dalam keadaan dasar (M0) akan menyerap energi sumber energi berupa lampu katode berongga, yang mana jumlah energi yang diserap adalah sebanding dengan populasi atau konsentrasi atom-atom dalam sampel. Penentuan konsentrasi unsur logam dalam sampel dapat dilakukan dengan bantuan kurva kalibrasi (Gambar 3) yang merupakan aluran antara absorbansi terhadap konsentrasi larutan standard. Hal ini sesuai dengan Hukum Lambert-Beer yang menyatakan bahwa energi yang terserap (absorbansi) adalah sebanding dengan konsentrasi (C) (Muderawan, 2007).

BAB III

BAB III METODE PENELITIAN1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen laboratorium mengenai daya adsorpsi ion Pb2+ oleh limbah serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan campuran etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1 secara ektraksi sokhlet. Limbah gergaji kayu yang digunakan diperoleh dari industri penggergajian UD. Dayak Bali yang terletak di Desa Baktiseraga, Singaraja. Secara garis besar tahapan penelitian ini dapat disajikan dalam rancangan penelitian pada Gambar 4.

Gambar 4. Rancangan Penelitian2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. 3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan campuran etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1. Sedangkan objek penelitian adalah (1) data kuantitatif tentang daya adsorpsi ion Pb2+ oleh serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi campuran etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1 secara ektraksi Sokhlet, dan (2) daya adsorpsi maksimum ion Pb2+ oleh serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan campuran etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1 secara ekstraksi Sokhlet.4. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian.

4.1. Tahap Persiapan

4.1.1. Penyedian Alat dan Bahan

Peralatan utama yang digunakan dalam penelitian in adalah SSA model AA-6300 merek Shimadzu, oven, blender, Sokhlet, dan neraca analitik, serta beberapa peralatan tambahan yaitu kaca arloji, spatula, pipet tetes, batang pengaduk, gelas kimia, labu ukur, biuret, botol kosong, pengocok (shaker) dan ayakan ukuran 50 mesh. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk gergaji kayu serta bahan-bahan kimia yang digunakan antara lain : Pb(NO3)2, etanol, toluena, Na2SO3, NaHCO3, kertas saring dan aquades. 4.1.2. Penghancuran dan Pencucian Limbah Gergaji Kayu

Untuk menjadikan serbuk, limbah gergaji kayu terlebih dahulu dihancurkan dengan cara memblender limbah gergaji kayu, selanjutnya diayak dengan ayakan berukuran 50 mesh. Serbuk gergaji kayu kemudian ditimbang sebanyak 50 gram, dimasukan dalam gelas kimia ukuran 1 liter, kemudian ditambahkan aquades sebanyak 500 mL. Campuran tersebut diaduk menggunakan pengocok (shaker) selama 1 jam. Campuran didekantasi dan serbuk gergaji kayu dikeringkan dalam oven pada suhu 1000C selama 2 jam sampai massa serbuk gergaji kayu konstan.

4.1.3. Aktivasi Serbuk Gergaji Kayu

Serbuk gergaji kayu yang sudah dicuci dan dikeringkan, ditimbang sebanyak 30 gram. Serbuk gergaji kayu tersebut selanjutnya diaktivasi dengan campuran etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1 dengan cara ekstraksi Sokhlet, selama kurang lebih 2 jam. Serbuk gergaji kayu yang sudah diaktivasi tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 1000C selama 2 jam sampai massa serbuk gergaji kayu konstan.

4.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Ke dalam 5 buah gelas kimia ukuran 50 mL, masing-masing diisi larutan standar ion Pb2+ 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm sebanyak 50 mL. Kelima larutan ini diukur absorbansinya dengan SSA model AA-6300 pada panjang gelombang 324,7 nm (Khopkar, 1990). Data absorbansi tersebut selanjutnya digunakan untuk membuat kurva kalibrasi.4.2.2 Penentuan Absorbansi Maksimum

Ke dalam 5 buah labu Erlenmeyer ukuran 100 mL, dimasukkan masing-masing sebanyak 1 gram serbuk gergaji kayu yang telah diaktivasi. Selanjutnya, ke dalam labu Erlenmeyer tersebut dimasukkan berturut-turut 50 mL larutan Pb2+ dengan konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm. Campuran tersebut didiamkan selama 2 hari, kemudian disaring dan filtratnya ditampung untuk diukur kadar timbalnya (Pb2+) dengan SSA. 5. Analisis Data

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif tentang daya adsorpsi ion Pb2+ oleh serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan campuran etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1. Daya adsorpsi maksimum dari adsorben ditentukan dengan membuat kurva hubungan antara konsentrasi dan daya adsorpsi per gram adsorben. DAFTAR RUJUKANAmri A, Supranto M, Fahrurozi. 2004. Kesetimbangan Adsorpsi Optional Campuran Biner Cd(II) dan Cr(III) dengan Zeolit Alam Terimpregnasi 2- merkaptobenzotiazol. Jurnal Natur Indonesia 6(2): 111-117.

Atkins PW. 1999. Physical Chemistry. Terjemahan Indarto Purnomo Wahyu. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga. Connel, D. W. 1995. Bioakumulasi Senyawa Xenobiotik. Jakarta: UI Press.

Giyatmi, dkk. 2008. Penurunan Kadar Cu,Cr dan Ag Dalam Limbah Cair Industri Perak di Kotagede Setelah Diadsorpsi Dengan Tanah Liat Dari Daerah Godean. ISSN 1978-0176 (Halaman 99-106).Muderawan, I Wayan. 2007. Buku Ajar Analisis Instrumen. Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Ganesha. (Tidak diterbitkan).

Palar, H.1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Pkimunlan, 2008. Adsorpsi Ion Logam. Tersedia pada http://pkimunlam.wordpress.com/2008/11/09/adsorbsi-ion-logam/#more-11 (diakses tanggal 12 Juni 2013).

Setiawan, A.H., dkk. 2004. Peningkatan Kemampuan Daya Serap Sorben Serbuk Gergaji dengan Pengsulfonasian dan Pengujiannya dengan Zat Warna Tekstil Kationik. Alchemy. Volume 3, No. 2, Halaman 10-15.

Sukarta, I Nyoman. 2008. Adsorpsi Ion Cr3+ Oleh Serbuk Gergaji Kayu Albizia (Albizzia falcata). Tesis (tidak diterbitkan). Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Yantri Ni Ketut. 1998. Pemanfaatan Jerami Padi (Oryza Sativa) Sebagai Bahan Penyerap Ion Cu2+, Cd2+ dan Pb2+ Pada Limbah Pencelupan Perusahaan Garmen. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Kimia, STKIP Negeri Singaraja.

A

A

Gambar 3. Kurva Kalibrasi

(Sumber: Muderawan, 2007)

C

Limbah Gergaji Kayu

Diblender dan diayak

Serbuk Gergaji Kayu dengan ukuran 50 mesh

Dicuci dengan aquades dan dikeringkan

Aktivasi dan Sulfonasi

Dikeringkan

Dimasukkan dalam Larutan Standar Pb2+ 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, dan 60 ppm

Disaring

Residu

Filtrat

AAS

Larutan Standar Pb2+

_1433061709.cdx