29
BUSINESS PLAN Proposal Analaisis Usaha PRODUKSI TEPUNG NATRIUM ALGINAT DARI RUMPUT LAUT COKLAT (Phaeophyceae) Rumput Laut Coklat Sargassum filipendula Disusun Oleh : Ir. Yunizal & Rudi Riyanto Call Number: 081318692556 (Rudi)

Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

BUSINESS PLAN

Proposal Analaisis Usaha PRODUKSI TEPUNG NATRIUM ALGINAT

DARI RUMPUT LAUT COKLAT

(Phaeophyceae)

Rumput Laut Coklat Sargassum filipendula

Disusun Oleh : Ir. Yunizal & Rudi Riyanto

Call Number: 081318692556 (Rudi)

Page 2: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

2

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 3 MANFAAT RUMPUT LAUT COKLAT 3 POTENSI BAHAN BAKU 4 BUDIDAYA RUMPUT LAUT SARGASSUM SP 8

PROSPEK PASAR 11 PENANGANAN RUMPUT LAUT COKLAT 12 DISKRIPSI HASIL RISET/TEKNOLOGI 14 MUTU NATRIUM ALGINAT 16 MANAJEMEN USAHA 17 ANALISA USAHA PENGOLAHAN NATRIUM ALGINAT 18 KESIMPULAN 23 LAMPIRAN CONTOH-CONTOH GAMBAR ALAT DAN PERALATAN . 24

Page 3: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

3

PENDAHULUAN

Rumput laut merupakan salah satu komoditas ekspor andalan dari sub sektor

perikanan sebagai penghasil devisa negara. Sejumlah genus rumput laut yang telah

mendapatkan pasaran dalam perdagangan internasional, yaitu Gracilaria, Gelidium,

Gelidiella dan Gelidiopsis (rumput laut merah – genus Rhodophyceae) sebagai bahan baku

penghasil agar-agar (agrophytes); Eucheuma dan Hypnea (rumput laut merah – genus

Rhodophyceae) sebagai bahan baku penghasil karaginan (carrageenophytes); Sargassum

dan Turbinaria (rumput laut coklat – genus Phaeophyceae) sebagai bahan baku penghasil

alginat (alginofit).

Dalam dunia industri dan perdagangan, algin dikenal dalam bentuk asam alginat atau

garam alginat. Asam alginat adalah suatu getah selaput (membran mucilage) yang disebut

juga gummi alami, sedangkan alginat adalah bentuk garam dari asam alginat, yang

hakekatnya merupakan suatu poliskarida, dan secara umum polisakarida yang terdapat

pada rumput laut disebut phycocolloid. Polisakarida yang terpenting pada rumput laut coklat

adalah asam alginat dan turunannya, fukoidan, funoran, dan laminaran yang merupakan

komponen penyusun dinding sel seperti halnya selulosa dan pektin.

Hingga saat ini, jenis rumput laut coklat tersebut belum diusahakan atau diolah untuk

mendapatkan tepung Na-alginat yang sangat dibutuhkan dalam berbagai industri, sehingga

persaingan pada industri ini belum ada.

Oleh karena itu pendirian pabrik misinya adalah menghasilkan tepung Na-alginat

dengan kualitas terbaik, menjaga kualitas tersebut dan meningkatkan kapasitas produksi dan

meningkatkan penghasilan petani rumput laut. Disamping itu tujuan dari pabrik ini adalah

mengisi kebutuhan Na-alginat dalam negeri dan kelebihannya untuk ekspor dan memberikan

jaminan pasar terhadap produksi rumput laut yang diusahakan oleh petani rumput laut.

Penggunaan alginat yang terbesar adalah industri tekstil (50%), industri pangan

(30%), industri kertas (6%), industri batang pengelas (5%), industri farmasi (5%) dan yang

lain-lain (4%).

MANFAAT RUMPUT LAUT COKLAT

Berbagai jenis rumput laut coklat sudah lama dimanfaatkan sebagai obat dan

makanan. Pemanfaatan dalam bahan makanan (sayuran, lalapan, dll) sangat baik sekali

bagi kesehatan karena rumput laut coklat mengandung zat besi, iodium, dan mineral-mineral

lainnya. Selain itu rumput laut coklat berkasiat untuk anti tumor, anti bakteri, anti tekanan

Page 4: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

4

darah tinggi, mengatasi gangguan kelenjar, penyakit goiter (gondok) dan penyakit jantung.

Salah satu dari rumput laut coklat jenis Sargassum yang potensial untuk bahan makanan

dan obat-obatan adalah Sargassum polycystum karena mengandung iodium, protein, vitamin

C dan mineral seperti Ca, K, Mg, Na, Fe, Cu, Zn, S, P dan Mn, obat gondok dan kelenjar

lainnya, antibakteri, antitumor, sumber alginat, tannin, fenol dan auxin, serta zat yang

merangsang pertumbuhan dan zat yang dapat mengontrol polusi logam berat. Algae-coklat

umumnya menghasilkan senyawa komplek diterpenoid dan senyawa campuran terpenoid-

aromatik, yang mempunyai aktivitas biologi sebagai antibiotik.

Dalam bidang peternakan, rumput laut coklat dimanfaatkan sebagai makanan ternak

yang menghasilkan tekstur daging lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan

rumput laut coklat.

Dalam bidang pertanian, dan tanaman hortikultura rumput laut coklat dalam bentuk

ekstrak cair dapat digunakan sebagai pupuk tanaman sehingga mempunyai nilai ekonomis.

POTENSI BAHAN BAKU

Di perairan Indonesia terdapat 28 spesies rumput laut coklat yang berasal dari enam

genus yaitu Dictyota, Padina, Hormophysa, Sargassum, Turbinaria dan Hydroclathrus.

Penyebaran dari rumput laut tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan kepada penyebaran rumput laut coklat tersebut di atas, ternyata rumput

laut coklat terdapat dimana-mana seluruh pantai perairan Indonesia yang sampai sekarang

sebagian besar belum dimanfaatkan dan banyak orang yang belum mengetahui bahwa

rumput laut coklat tersebut mengandung alginat yang banyak diperlukan karena manfaatnya

sangat luas dan kini sudah dapat diektraksi alginatnya. Rumput laut coklat yang tumbuh di

perairan sub tropis yang utama adalah jenis-jenis Macrocystis, Laminaria, Aschophyllum,

Nerocytis, Ekklonia, Fucus dan Sargassum, sedangkan rumput laut coklat yang tumbuh di

perairan tropis termasuk di Indonesia terdapat jenis-jenis Sargassum, Turbinaria, Padina,

Dictyota. Jenis rumput laut alginofit yang banyak diketemukan dan tersebar luas di Indonesia

adalah Sargassum dan Turbinaria. Sayangnya, data kuantitatif tentang sumberdaya dan

produksi jenis rumput laut ini belum diketahui. Disamping itu, apabila terdapat kekurangan

bahan baku rumput laut coklat Sargassum sp. dapat dipenuhi oleh rumput laut coklat hasil

budidaya yang teknik budidayanya telah dikuasai.

Page 5: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

5

Tabel 1. Jenis Rumput Laut Coklat dan Penyebarannya

Jenis Penyebarannya

Dyctyota apiculata Sulawesi Selatan dan Tenggara

Hydroclathrus clathrus

Kalimantan Selatan, Jawa Barat dan Timur. P. Timor, P. Sumbawa

Padina australis

Kep. Riau, Lampung Selatan, Jawa bagian Selatan, P. Sumbawa, P. Ambon, Kep. Tanibar, Kep. Kai, Kep. Aru, P. Sumba, Sulawesi Selatan, dan Tenggara, P. Lombok, P. Flores

Sargassum aquilifolium Tersebar

Sargassum polycystum Tersebar

Sargassum siliquosum

Jawa bagian Selatan, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Kep. Aru, Kep. Kai, Kep. Tanibar

Turbinaria ornate Tersebar Turbinaria conoides Tersebar

Untuk memenuhi kebutuhan alginat dalam negeri, Indonesia setiap tahunnya

mengimpor alginat dari negara-negara produsen, padahal bahan baku alginat tersebut

banyak tumbuh di Indonesia. Sampai saat ini Indonesia masih mengimpor alginat dari

beberapa negara seperti Perancis, Inggeris, RRC dan Jepang. Volume dan Nilai impor

Alginat dari tahun 1990 – 1999, terdapat pada Tabel 2. Beberapa gambar dari rumput laut

coklat yang telah dikumpulkan, dapat dilihat pada Gambar 1 s/d 6.

Gambar 1. Rumput Laut Coklat Jenis Sargassum crassifolium

Page 6: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

6

Gambar 2. Rumput Laut Coklat Jenis Turbinaria conoides

Gambar 3. Rumput Laut Coklat Jenis Turninaria ornate

Gambar 4. Rumput Laut Coklat Jenis Sargassum polycystum

Page 7: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

7

Gambar 5. Rumput Laut Coklat Jenis Sargassum filipendula

Gambar 6. Rumput Laut Coklat Jenis Homophyceae triquetra

Page 8: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

8

BUDIDAYA RUMPUT LAUT SARGASSUM

Rumput laut Sargassum merupakan tumbuhan kosmolitan yang banyak dijumpai

tumbuh diperairan pantai dan karang. Sargassum adalah rumput laut alginofit yang dapat

dijadikan sumber untuk industri alginat. Di pasar dunia rumput laut alginofit diperoleh dari

”kelp” yang merupakan rumput laut dari daerah subtropis, perairan Indonesia hanya

mempunyai alginofit dari rumput laut Sargassum dan Turbinaria.

Pemanfaatan rumput laut Sargassum di Indonesia untuk pasar dunia masih belum

berperan. Sargassum dari hasil panen alami baru dimulai pada tahun 1995 dari hasil panen

di daerah pantai selatan Jawa dalam jumlah yang masih sangat sedikit. Tetapi karena

keperluan dunia yang terus meningkat terhadap alginofit, peluang rumput laut alginofit

Indonesia yaitu Sargassum spp. merupakan jenis yang ada di Indonesia mempunyai

harapan untuk dikembangkan budidayanya.

Penelitian budidaya rumput laut Sargassum masih sangat terbatas. Pada tahun 1998

penelitian pertumbuhan zygote sargassum dari hasil perkawinan di laboratorium dalam

kondisi salinitas yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa alinitas 25% diatas atau dibawah

dari salinitas normal air laut memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan zygote

sargassum. Ini memberikan gambaran kemampuan dari zygote sargassum terhadap

toleransi kisaran salinitas yang cukup besar. Percobaan pemeliharaan zygote beberapa jenis

Sargassum yang ada di Indonesia telah dilakukan dari hasil perkawinan yang dilakukan di

laboratorium Pusat Penelitian Oseanografi menunjukkan kemungkinan untuk mengawali

kemungkinan budidayanya di Indonesia. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan

teknik pemeliharaan benih srgassum untuk ditransplatasikan ke aeral pertumbuhan di pesisir

atau perairan pantai seperti yang telah dilakukan di Jepang untuk rehabilitasi perairan pantai

dengan menebar benih rumput laut Sargassum. Perkembangan budidaya Sargassum di

Jepang ini setelah dapat diketahuinya pertumbuhan secara lengkap mulai dari zygote

sampai ke tingkat dewasa di laboratorium untuk kemudian dikembangkan di perairan pantai.

Budidaya rumput laut Sargassum sp. telah dilakukan menggunakan rakit. Rumput

laut coklat dibudidayakan dengan 2 macam cara, yaitu rumput laut coklat utuh (panjang

thallus 15 – 20 cm) dan rumput laut coklat yang telah dipotong-potong dengan ukuran

panjang thallus 10 – 15 cm. Rumput laut coklat yang dibudidayakan dengan cara pertama

dari berat 3.4 kg pada awal penanaman menjadi 13.6 kg setelah 3 bulan, sedangkan

budidaya yang kedua berat rumput laut awal adalah 3.8 kg menjadi 8.5 kg setelah 3 bulan

budidaya. Jadi teknik budidaya yang pertama lebih baik dibandingkan dengan teknik

Page 9: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

9

budidaya yang ke dua. Kegiatan budidaya tersebut dapat dilihat pada beberapa gambar

berikut (Gambar 7 s/d 10).

Gambar 7. Pembuatan Rakit Bambu

Gambar 8. Pemasangan Rakit Ke Dalam Air Laut

Page 10: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

10

Gambar 9. Budidaya Rumput Laut coklat Sargassum sp

Gambar 10. Pemanenan Rumput Laut Coklat

Page 11: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

11

PROSPEK PASAR NATRIUM ALGINAT

Berkembangnya industri di berbagai negara terutama di negara maju, maka

berkembang pula produksi berbagai produk yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat modern baik untuk kebutuhan pangan, obat-obatan, bahan kosmetika, tekstil

dan sebagainya. Salah satu bahan yang sangat diperlukan adalah produk pikokoloid yang

umumnya dihasilkan dari rumput laut. Bahan pikokoloid yang sangat diperlukan di beberapa

industri tersebut adalah alginat. Kebutuhan alginat untuk industri tekstil di kawasan Asia

Pasifik dewasa ini mencapai 8.000 – 10.000 ton, sedangkan kebutuhan alginat di negara

maju sebesar 15.000 ton yang sebagian besar di impor. Produsen alginat dewasa ini

terpusat di beberapa negara saja, diantaranya adalah Cina, Korea, Jepang, Norwegia dan

Perancis.

Tabel 2. Volume dan Nilai Impor Alginat, Tahun 1990 – 1999

Tahun Volume (kg) Nilai (US$)

1990 406.393 3.795.543

1991 342.668 3.304.950

1992 135.031 1.475.946

1993 272.456 2.889.119

1994 285.394 2.889.590

1995 495.580 4.711.370

1996 557.658 3.782.948

1997 614.944 5.555.455

1998 22.216 459.961

1999 599.003 2.773.517

Natrium alginat yang diperdagangkan biasanya dalam bentuk bubuk yang dipak

dalam suatu wadah yang baik. Konsumen dari Natrium alginat ini sangat luas sekali sesuai

dengan pemanfaatannya seperti terdapat pada keterangan berikut : Pemanfaatan alginat

yang diekstrak dari rumput laut coklat pemakaiannya dalam industri sangat luas, diantaranya

dalam industri farmasi (desintegrasi tablet, pengemulsi, penstabil suspensi, menurunkan

gula darah dan kolesterol); kesehatan (cetak gigi, benang operasi, diatic food, sumber serat

alami dan mereduksi efek radiasi alami, dan mereduksi efek radiasi); makanan (pudding,

salad dressing, jelly dan permen); minuman (es krim, sirup, dan sari buah); kosmetik

(masker dan hand body lotion); tekstil (pewarnaan yang halus dan baik serta daya ikat warna

lebih kuat) dan kertas (penghalus permukaan kertas); keramik, vernis, fotografi, kulit buatan,

insektisida, pestisida, pelindung kayu, pencegah api dan lain-lain. Dalam industri, Na-alginat

digunakan sebagai : pembentuk gel (gelling agent), pengemulsi dan penstabil emulsi

Page 12: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

12

(emulsifying dan stabilizing agent), pensuspensi (suspending agent), pengikat (binding

agent), penghalus (finishing agent), pengeras kain (stiffening agent), pembentuk struktur

(sizing agent), penjernih (clarifying agent) dan sebagainya.

PENANGANAN RUMPUT LAUT COKLAT SETELAH DIPANEN

Sebelum dilakukan proses ekstraksi Na-alginat, rumput laut coklat yang telah

dipanen, dilakukan pencucian dan perendaman, pengeringan/sortasi dan

pengemasan/penyimpanan. Secara garis besar keterangan dari masing-masing perlakuan

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemanenan

Sebagai bahan baku pengolahan, rumput laut harus dipanen pada umur yang tepat

sesuai jenis dan lokasi pertumbuhannya, dimana kandungan pikokoloidnya (Na-alginat)

terdapat dalam jumlah yang maksimal. Untuk jenis rumput laut Sargassum sp., pemanenan

dilakukan setelah tanaman panjangnya antara 30 – 50 cm. Panjang tanaman yang kurang

atau melebihi ukuran tersebut dapat juga digunakan, tetapi kadar alginatnya sudah

berkurang.

2. Pencucian/Perendaman

Rumput laut yang sudah selesai di panen, kemudian dilakukan pencucian dan

perendaman dalam air tawar. Tujuan dari perlakukan ini adalah untuk memebersihkan

rumput laut dari sisa-sisa karang, pasir, garam, tanah, jenis rumput laut lainnya. Untuk

rumput laut jenis Sargassum sp. setelah pemanenan, rumput laut tersebut direndam lebih

dahulu dalam larutan KOH 0.1% selama 1 jam. Setelah itu rumput laut kembali dicuci

dengan air tawar hingga bersih dan bebas dari sisa larutan alkali. Hal ini dilakukan untuk

menghasilkan rumput laut yang bersih dengan kadar air cukup rendah sehingga dapat

mencegah terjadinya degradasi kimia dan biologi serta dapat meningkatkan rendemen

alginat yang dihasilkan.

3. Pengeringan/Sortasi

Rumput laut dijemur matahari di atas para-para (agar tidak tercampur pasir atau

tanah) di tempat terbuka, jauh dari pemukiman dan tidak jauh dari pantai sehingga

mendapatkan sinar matahari yang maksimal. Penjemuran dilakukan selama 2 – 3 hari dan

harus dihindarkan dari pengaruh hujan dan embun.

Page 13: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

13

Rumput laut yang sudah kering ditandai dengan keluarnya kristal garam pada

permukaan rumput laut. Pengeringan yang tidak sempurna menyebabkan terjadinya

fermentasi dan bau busuk, terutama selama penyimpanan sehingga menyebabkan mutu

hasil ekstraksi rumput laut seperti rendemen dan kekuatan gel menjadi rendah

4. Pengemasan/Penyimpanan

Rumput laut kering yang diperoleh selanjutnya dikemas (karung, plastik, goni atau

kotoran yang bersih dan tidak tercemar bahan kimia yang membahayakan kesehatan)

sepadat mungkin (dengan cara diinjak-injak atau dengan alat pengepres hidraulik) dengan

berat kemasan diberi label sesuai dengan jenis rumput laut yang dikemas. Rumput laut yang

telah dikemas ini selanjutnya disimpan dalam gudang yang bersih, kering, tidak lembab,

tidak bocor dan di atas permukaan lantai serta permukaan dinding sebaiknya diberi anyaman

bambu/kayu penyekat.

Kegiatan pada waktu panen rumput laut coklat yang pernah dilakukan dapat dilihat

pada Gambar 11 s/d 12.

Gambar 11. . Hasil Panen Rumput Laut Coklat Sargassum sp

Page 14: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

14

Gambar 12. Teknik Pengeringan Rumput Laut Coklat Sargassum sp

DISKRIPSI HASIL RISET / TEKNOLOGI

Teknologi Proses Produksi

Alginat pertama kali diekstrak dari rumput laut coklat jenis Laminaria oleh seorang

ahli kimia Inggeris E.C.C. Standford pada tahun 1883. Kemudian ekstraksi alginat menurut

metode Standford ini berkembang menjadi proses ekstraksi alginat lain dengan tujuan untuk

memperbaiki mutu alginat yang dihasilkan. Di Amerika terdapat dua proses ekstraksi alginat

yang telah diberi hak paten. Pertama adalah proses dingin Green (Green’s Cold Process)

dan ke dua adalah proses Le Gloahec-Herter. Proses Standford dan proses Green telah

dimodifikasi dan diterapkan pada produksi alginat di Jepang. Di Taiwan, proses Le Gloahec-

Herter dipadukan dengan proses Green, kemudian dikembangkan untuk studi kelayakan

industri alginat.

Sebelum dilakukan proses ekstraksi alginat, rumput laut coklat yang telah dikeringkan

mengalami suatu perlakuan pendahuluan (praperlakuan) yang sangat penting karena

tahapan ini akan turut menentukan mutu dari Na-alginat yang dihasilkan. Praperlakuan

tersebut adalah perendaman rumput laut coklat dalam air, dilanjutkan dalam larutan asam,

atau larutan CaCl2 dan atau larutan formaldehid (CHOH). Produk alginat yang dihasilkan

umumnya dijadikan bentuk garam alginat yang dapat larut dalam air, seperti natrium alginat,

kalium alginat dan ammonium alginat.

Berdasarkan kepada ketentuan-ketentuan proses ekstraksi Na-alginat tersebut, Balai

Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan telah melakukan

Page 15: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

15

penelitian yang lama dan akhirnya diperoleh prosedur ekstraksi Na-alginat yang mudah

dikerjakan, efisien dan dapat ditingkatkan produksinya menggunakan rumput laut dalam

jumlah yang banyak asalkan tersedia alat dan peralatan yang dibutuhkan. Proses ekstraksi

yang digunakan adalah sebagai berikut :

Produk Na-alginat Yang Dihasilkan

Produk Na-alginat yang dihasilkan berdasarkan Skema Pengolahan Na-alginat Dari

Rumput Laut Coklat seperti ditulis di atas, yang dilakukan berulang-ulang menghasilkan

mutu fisiko-kimianya sebagai berikut : rendemen Na-alginat rata-rata adalah 31.32%, kadar

air 14.45%, kadar abu 20.12%, viskositas rata-rata adalah 659.50 cps. Hasil analisis Na-

alginat memenuhi persyaratan mutu food grade, Pharmaeutical grade, Industrial grade

Produk tepung Na-alginat yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 14.

RUMPUT LAUT COKLAT KERING

| Pemotongan

| Pencucian

| Perendaman Dalam Alkali

| Pencucian

| Perebusan

| Pengenceran

| Penyaringan

| Pemutihan

| Penggumpalan Asam Alginat

| Pencucian dan Penyaringan

| Penggumpalan Natrium Alginat

| Penyaringan

| Pengeringan

| Penepungan

|

Page 16: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

16

TEPUNG NATRIUM ALGINAT

| Pengepakan

Gambar 13. . Skema Alir Ekstraksi Na-alginat Dari Rumput Laut Coklat

Gambar 14. Tepung Natrium Alginat Murni

MUTU NATRIUM ALGINAT

Untuk menguji mutu Na-alginat yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan sifat-sifat

fisik yang tercantum pada Tabel 3 dan fisiko-kimia dari beberapa standar mutu Na-alginat

pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 3. Kelarutan Senyawa Polisakarida Pada Berbagai Pelarut

No Polisakarida Air Distilasi Larutan Garam K

Larutan Garam Na

Larutan Garam Ca

Susu

1 Karaginan Sedikit larut (+)

Larut (+++) Tidak larut (-)

Larut (+++) Larut (+++)

2 Purcelleran Agak banyak larut

(++)

Larut (+++) Sedikit larut (+)

Agak banyak

larut (++)

Agak banyak

larut (++)

3

Agar – agar Larut (+++)

Larut (+++) Larut (+++) Larut (+++) Larut (+++)

4 Alginat Tidak larut (-)

Tidak larut (-)

Tidak larut (-)

Larut (+++) Larut (+++)

Page 17: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

17

Tabel 4. Standar Mutu Asam Alginat dan Natrium Alginat dan Propilen Glikol Alginat Menurut Food Chemical Codex (FCC)

No Spesifikasi Asam alginat

Na-alginat Propilen

Glikol Alginat

1 Kemurnian (%) 91-104.5 90.8-106 16-20

2 Kadar As (ppm) <3 <3 <3

3 Kadar abu (%) <4 18-27 <10

4 Kadar logam berat (%) <0.004 <0.004 0.004

5 Kadar Pb (ppm) <10 <10 <10

6 Kadar susut pengeringan (%) <15 <15 <20

Tabel 5. Standar Mutu Natrium Alginat Sebagai Food Grade

No Spesifikasi Kandungan

1 Kadar air (%) 13

2 Kadar abu (%) 23

3 Berat jenis (%) 1.59

4 Warna Gading

5 Densitas kamba (kg/m3) 874

6 Suhu pengabuan (oC) 480

7 Panas pembakaran (kalori/gram) 2.5

Disamping grade tersebut ada lagi yang disebut Industrial grade yang biasanya

masih mengizinkan adanya beberapa bagian dari selulosa, dengan warna dari coklat sampai

putih. Variasi pH algin 3.5 – 10 dengan viscositas (1% larutan air) 10 – 5000 cPs, kadar air 5

– 20% dengan ukuran partikel 10 – 200 standar mesh.

MANAJEMEN USAHA

Dalam usaha ini dilakukan manajemen secara holistik, dimana dilakukan kerjasama

dari hulu sampai hilir. Dari hulu dilakukan kerja sama dengan kelompok petani pembudidaya

rumput laut, yaitu dilakukan pembelian dengan cara kontak kerja sama sehingga didapatkan

kepastian jumlah dan mutu rumput laut yang sesuai kebutuhan industri (pabrik rumpur laut

coklat). Khusus dalam pemasaran dalam negeri juga dilakukan kontrak dengan industri hilir

yaitu industri Farmasi, Industri Kesehatan, Industri Makanan, Industri Minuman, Industri

Kosmetik, Industri Tekstil, Industri Kertas, sehingga akan terjamin pasarnya. Sedangkan

untuk pasar luar negeri dilakukan setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi dan harga lebih

tinggi.

Page 18: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

18

ANALISA USAHA PENGOLAHAN NATRIUM ALGINAT

Analisa usaha pengolahan Natrium Alginat dapat dilihat dari 2 segi, yakni segi

sosial dan segi komersial. Dilihat dari segi sosial, usaha pengolahan berhasil apabila

usaha itu dapat menyediakan Na-alginat bagi konsumen dengan harga yang rendah.

Akan tetapi dilihat dari segi komersial, maka usaha pengolahan Natrium Alginat itu

berhasil apabila dapat memberi keuntungan bagi produsen (pengusaha).

Pengolahan rumput laut coklat menjadi tepung Na-alginat merupakan suatu

usaha peningkatan nilai tambah dari rumput laut coklat itu sendiri. Biasanya rumput

laut diekspor atau dijual dalam negeri dalam bentuk rumput laut coklat yang sudah

dikeringkan. Sampai saat sekarang rumput laut coklat ini belum ada harganya seperti

rumput laut kering jenis lain. Apabila rumput laut coklat diekstrak untuk mendapatkan

tepung Na-alginat, sudah barang tentu harganya cukup tinggi sehingga selisih harga

juga cukup besar.

Apabila teknologi ekstraksi alginat ini dapat dikembangkan di masyarakat

terutama dipusat-pusat produksi rumput laut coklat, maka diharapkan ada beberapa

dampak positif antara lain :

(a). Meningkatkan pemanfaatan rumput laut coklat baik dari alam maupun dari

budidaya

(b). Meningkatkan pemanfaatan sumber daya rumput laut penghasil natrium

alginat lebih optimal dan rasional.

(c). Memperluas lapangan kerja (budidaya, agroindustri, pengolahan) yang berarti

menyerap tenaga kerja.

(d). Meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani/nelayan dan

kesejahteraannya.

(e). Membantu memenuhi kebutuhan natrium alginat dalam negeri yang berarti

mengurangi impor natrium alginat dan menghemat devisa.

Rencana produksi Na-alginat dapat diterangkan sebagai berikut :

Setiap hari proses produksi Na-alginat dilakukan tiga kali. Tiap kali proses produksi

menggunakan 3 unit alat pengolahan. Dan setiap unit proses produksi Na-alginat

Page 19: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

19

digunakan 100 kg rumput laut coklat Sargassum sp yang sudah dikeringkan,

sehingga kebutuhan rumput laut coklat kering adalah :

a). 1 hari = 3 ulangan x 3 unit pengolahan x 100 kg rumput laut coklat kering =

900 kg

b). 1 bulan = 30 hari x 900 kg = 27.000 kg

c). 1 tahun = 12 x 27.000 kg = 324.000 kg

2. Pada ekstraksi Na-alginat diperoleh setiap 4 kg rumput laut coklat kering,

menghasilkan 1 kg tepung Natrium alginat, sehingga produksi Na-alginat yang

dihasilkan dari proses pengolahan yang telah ditetapkan di atas, adalah :

a). 1 hari = 900 kg : 4 = 225 kg

b). 1 bulan = 30 x 225 kg = 6.750 kg

c). 1 tahun = 12 bulan x 6.750 kg = 81.000 kg

3. Hasil perhitungan di atas digunakan untuk menghitung kebutuhan alat

pengolahan, bahan kimia, dll. serta keuntungan yang diperoleh.

Oleh karena itu, untuk mencapai kedua tujuan di atas, kiranya perlu untuk

menghitung kelayakan usaha pengolahan Natrium Alginat ini dengan menghitung

besarnya Internal Rate Return (IRR), yaitu tingkat bunga yang menentukan titik

impas dari usaha pengolahan Natrium Alginat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6, 7,

8, dan 9.

Page 20: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

20

Tabel 6. Perhitungan Biaya Investasi

No

Rincian Jml Harga Satuan (Rp.)

Biaya (Rp.)

1 Pengadaan Tanah, bangunan pabrik dan perkantoran (M

2)

200 4.000.000 800.000.000

2 Pe Pengadaan Alat dan Peralatan

Timbangan (buah) 1 3.000.000 3.000.000

Alat pencacah (buah) 2 40.000.000 40.000.000

Alat pencampur (buah) 3 100.000.00 300.000.000

Alat perebus (buah) 3 300.000.00 900.000.000

Alat penyaring, rotary nylon screen (buah)

3 70.000.000 210.000.000

Alat pengering (buah) 1 75.000.00 150.000.000

Alat penepung (buah) 1 50.000.000 50.000.000

3 Pe Pengadaan Alat Pembantu

Wadah pengering (buah) 1 30.000.000 50.000.000

Ember / tong plastik (paket)

1 50.000.000 50.000.000

4 Instalasi Pembersih Limbah Cair (paket)

1 200.000.000 200.000.000

5 Pemasangan Instalasi Listrik (paket)

1 100.000.000 100.000.000

6 Penggalian /Pemipaan Air (paket)

1 100.000.000 100.000.000

Sub Jumlah 2.953.000.000

Lain – lain (5%) 147.650.000

Total Biaya Investasi 3.100.650.000

Page 21: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

21

Tabel 7. Biaya Produksi Tetap per Tahun Usaha

N No.

No Rincian Jumlah Biaya (Rp.) Penyusutan (Rp.)

1 Pengadaan Tanah, bangunan pabrik dan perkantoran (M

2)

10% 800.000.000 80.000.000

2 Pengadaan Alat dan Peralatan

Timbangan (buah) 10% 3.000.000 300.000

Alat pencacah (buah) 10% 40.000.000 4.000.000

Alat pencampur (buah)

10% 300.000.000 30.000.000

Alat perebus (buah) 10% 900.000.000 90.000.000

Alat penyaring, rotary nylon screen (buah)

10% 210.000.000 21.000.000

Alat pengering (buah)

10% 150.000.000 15.000.000

Alat penepung (buah) 10% 50.000.000 5.000.000

3 Pengadaan Alat Pembantu

Wadah pengeing (buah)

10% 50.000.000 5.000.000

Ember / tong plastik (paket)

10% 50.000.000 5.000.000

4 Instalasi Pembersih Limbah Cair (paket)

10% 200.000.000 20.000.000

5 Pemasangan Instalasi Listrik (paket)

10% 100.000.000 10.000.000

6 Penggalian /Pemipaan Air (paket)

10% 100.000.000 10.000.000

7 Gaj Manager Pabrik (OB) 12 5.000.000 60.000.000

8 Gaj Pegawai penjaga (OB) 48 2.000.000 96.000.000

9 Gaj Pegawai kantor (OB) 72 2.500.000 180.000.000

10 Gaj Pegawai pabrik (OB) 240 3.000.000 720.000.000 Biaya Produksi Tetap 1.366.065.000

Page 22: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

22

Tabel 8. Biaya Produksi Tidak Tetap per Tahun Usaha

No Jenis Pengeluaran Jumlah Harga Satuan (Rp.)

Total Biaya (Rp.)

1 Bahan Baku

Rumput laut, kering, kg 324.000 5.000 1.620.000.000

2 Bahan Kimia

Asam khlorida (HCl) 32%, L 4.125 206.250.000

Natrium karbonat (Na2CO3), kg 8.250 495.000.000

Sodium hipoklorit, teknis, L 8.000 200.000.000

3 Pemakaian listrik, bulan 12 50.000.000 600.000.000 Total Biaya Tidak Tetap 3.121.250.000

Tabel 9. Rekapitulasi Biaya Ekstraksi Na-alginat per Tahun

No Jenis

Pengeluaran/Pemasukkan Jumlah

Harga Satuan (Rp.)

Total Biaya (Rp.)

1 Pendapatan

Produksi Na-alginat, kg 81.000 150.000 12.150.000.000

2 Pengeluaran

Biaya investasi 3.100.650.000

Biaya tetap 1.366.065.000

Biaya Tidak Tetap 3.121.250.000

3 Keuntungan Kotor (1 – 2) 4.562,035.000

4 Pajak 30% 1.368.610.500

5 Keuntungan Bersih (3 – 4) 3.193.424.500

MODAL YANG DIPERLUKAN

. Nilai Investasi (untuk asset tetap) = Rp. 3.100.650.000

. Biaya Tidak Tetap = Rp. 3.121,250.000

- Biaya Tetap = Rp. 1.366.065.000

Page 23: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

23

KESIMPULAN

Berapa jumlah produksi Na-alginat yang harus di produksi per tahun agar

supaya tidak untung tetapi juga tidak rugi (Break Event Point – BEP) dapat dihitung

sebagai berikut :

1. Batas Laba Rugi (BEP) = (Hasil Penjualan – Keuntungan Bersih) : Hasil Produksi

Natrium alginat atau (Rp. 12.150.000.000 – Rp. 3.193.424.500) : 81.000 kg= Rp.

8.956.575.500 : 81.000 kg = Rp. 110.575 atau dibulatkan Rp. 111.000.-

2. Atau (Hasil Penjualan – Keuntungan Bersih) : Harga Natrium alginat per kg atau (Rp.

12.150.000.000 – Rp. 3.193.424.500) : 150.000 kg= Rp. 8.956.575.500 : Rp 150.000

= 59.710 kg, dibulatkan menjadi 60.000 kg

3. Dari perhitungan di atas, agar supaya tidak rugi harus Natrium alginat

diproduksi sebanyak 60.000 kg per tahun dengan harga jual per kg adalah Rp.

111.000.-

4. Sedangkan kemampuan keuntungan untuk mengembalikan modal atau Return on

investment (ROI), perhitungannya adalah sebagai berikut : ROI = Laba bersih : Total

investasi atau (Rp. 3.193.424.500 : Rp. 3.100.650.000) = 1.029. Waktu balik modal =

1 : 1.029 tahun = 0.971 tahun atau 11.652 bulan dibulatkan menjadi 12 bulan.

Page 24: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

24

L A M P I R A N

Page 25: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

25

CONTOH DARI ALAT DAN PERALATAN EKSTRAKSI

Gambar 15. Alat Pencincang Rumput Laut Kering

Gambar 16. Alat Untuk Pencampur Rumput Laut

Page 26: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

26

Gambar 17. Alat Perebus Rumput Laut

Gambar 18. Alat Penyaring Larutan Rumput Laut

Page 27: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

27

Gambar 19. Alat Penyaring Larutan Rumput Laut

Gambar 20. Alat Penepungan Agar-agar Kering

Page 28: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

28

Gambar 21. Pengeringan Agar-agar Basah

Page 29: Proposal Analisis Usaha Produksi Tepung Natrium Alginat Dari Rumput Laut Coklat Phaeophyceae

29

Gambar 22. Alat Press Untuk Na-alginat basah