Upload
hermasusilo
View
63
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PROSEDUR PENYUSUNAN
TES KETERAMPILAN OLAHRAGA
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Tes dan Pengukuran
Yang dibina oleh Prof.Dr.H.M.E Winarno,M.pd
Oleh
Moch Alaq Antoni
207711411720
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
Mei 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
A. Sejarah Sepak Bola
Sekitar empat tahun lalu saat sepakbola Piala Eropa 96 berlangsung di
Inggris, banyak orang bilang sepakbola itu berasal dari Inggris. Mungkin banyak
orang percaya. Lagipula, koran-koran Eropa saat itu juga ramai dan gegap gempita
menulis, “Sepakbola kembali ke tanah leluhurnya!’’Tapi konon kata filsuf atau
siapalah, credo ergo sum (saya percaya maka saya ada) itu baru cespleng jika
dilengkapi cogito ergo sum (saya mengerti maka saya ada) berbareng dubio ergo
sum (saya meragu maka saya ada). Maka kita pun mencari berbagai sumber lain.
Dan, bisa kita temukan aneka info yang berbeda.Inggris cikal bakal sepakbola? Itu
betul, jika awal sejarah bola dimulai akhir abad ke-19, saat Inggris pada 8 Desember
1863 meresmikan Football Association dengan segala aturan mainnya di
Freemasons Tavern, Great Queen Street, London.
Kenyataan, sepakbola (dan atau bola dalam pengertian luas) adalah hasil
proses panjang peradaban yang bisa ditelusuri di banyak tempat di bumi sejak
sebelum Masehi. Maka jika Inggris pada 1996 itu dengan bangga pasang slogan
Euro 96 - Football Comes Homes - apakah bukan kebanggaan berlebihan? Sebab
permainan bola itu sudah amat tua.Era Mesir purba, misalnya, sudah mengenal bola
dengan kain linen. Ini masih tersimpan di museum Inggris. Berbagai relief dinding di
museum menunjukkan, permainan bola juga sudah dikenal di peradaban Yunani
purba disebut episcuro.
Pada relief itu terlukis anak muda memegang bola bundar dan
memainkannya dengan paha. Sekitar abad kedua, episcuro hijrah ke Roma dan
peradaban Romawi menyebutnya harpastum.Konon Julius Caesar suka permainan
itu. Tapi Horatius dan Virgilius meremehkannya. Ovidius menyebut permainan itu
brutal kasar mendekati biadab, maka tak cocok buat perempuan.Sampai abad ke-9
para intelektual era Yunani-Romawi tak sudi menyebut-nyebut permainan bola.
Dianggap tidak bermutu.
Tapi politik kolonial Romawi dalam rangka meluaskan kekuasaannya
membawa serta permainan itu, sebagai “barang’’ sampingan, ke Eropa luar daratan
alias Inggris. Jadi, bahkan hanya dalam bingkai Eropa dan sekitarnya, bola itu
ternyata budaya impor bagi Inggris. Sifat impora itu makin menonjol jika kita telusuri
keberadaan bola di belahan bumi yang lain.Di luar Eropa, sebelum Masehi di
peradaban Aztek, Amerika Latin sudah mengenal bola. Di Tiongkok permainan bola
sudah dikenal sejak 206 SM, disebut Tsu Chu, dan tersimpan di dokumen militer
setebal 25 bab, pada zaman Dinasti Han. Tsu berarti “menghantam bola dengan
kaki’’. Chu berarti “bola yang dibuat dari kulit dan diisi’’. Juga diinformasikan, pada
50 SM sudah ada tim bola Tiongkok yang berlatih di Jepang. Permainan itu penuh
variasi permainan kaki, semacam sepakbola. Yang jelas, pada abad ke-5 di
Tiongkok dipastikan sudah terdapat permainan bola bundar diisi rambut. Informasi
sejarah bola dari Tiongkok itu bisa ditelusuri dari tulisan Li Ju, yang tersimpan di
Museum Muenchen, Jerman.Di Jepang, permainan bola sudah dikenal sejak abad
ke-8. Itu disebut Kemari; konon masih eksis sampai sekarang. Bola itu bundar berisi
udara, dibuat dari kulit kijang. Kemari itu bersangkut-paut dengan iman dan adat.
Pemainnya delapan orang, berpakaian adat, bola tak boleh jatuh ke tanah. Bola
dianggap matahari. Jika ia jatuh, akan terjadi bencana kegelapan - gelap dalam arti
luas.Dalam pada itu, di Eropa daratan sendiri, bola baru dikenal pada abad ke-13,
pada 1254, di Florence. Ia dianggap cikal bakal sepakbola modern. Sebab
permainan itu, disebut calcio, sudah mengenal dua gawang dan jumlah pemain lima
orang. Dalam perkembangan kemudian, jumlah pemain meningkat jadi 11 orang.
Saat itu sudah dikenal strategi permainan 1-2-3-5 yang mengambil alih strategi
bertahan kavaleri. Itulah yang selanjutnya menjadi sistem sepakbola
“konvensional’’.Permainan bola pada abad ke-13 dari Florence itu menjalar ke
berbagai negara Eropa lain. Salah satunya Inggris. Khalayak antusias. Tapi sisi lain
antusiasme adalah kerusuhan. Akibatnya, Raja Edward II pada 1314 melarang
calcio tersebut.
Oleh sang raja, calcio disebut football alias bola sepak atau sepakbola. Siapa masih
main bola dengan kaki, demikian sabda sang paduka, akan dipenjarakan.
Larangan itu membuat sibuk para ahli pikir. Ditafsirkan, kaki itu di tempat
rendah, pantas jika dilarang. Jadi yang rendah itu harus ditinggikan. Maka uthak-
athuk pikir itu lalu melahirkan permainan bola sundul, dengan kepala. Ini juga bikin
heboh. Paling seru terjadi pada 1321. Akibatnya, ia juga dilarang!
Sepak bola sudah dimainkan di Olimpiade sejak tahun 1900. (kecuali pada
Olimpiade tahun 1932 di Los Angeles). Awalnya ini hanya untuk pemain-pemain
amatir saja, namun sejak Olimpiade Los Angeles 1984 pemain profesional juga
mulai ikut bermain, disertai peraturan yang mencegah negara-negara daripada
memainkan tim terkuat mereka. Pada saat ini, turnamen Olimpiade untuk pria
merupakan turnamen U-23 yang boleh ditamnbahi beberapa pemain di atas umur.
Akibatnya, turnamen ini tidak mempunyai kepentingan internasional dan prestise
yang sama dengan Piala Dunia, atau bahkan dengan Euro, Copa America atau Piala
Afrika.
Sebaliknya, turnamen Olimpiade untuk wanita membawa prestise yang
hampir sama seperti Piala Dunia Wanita FIFA; turnamen tersebut dimainkan oleh
tim-tim internasional yang lengkap tanpa batasan umur.
B. Tujuan
1. Bagaimana cara memberi tes ketrampilan heading.
2. Seperti apa penguasaan ketermpilan heading atlet.
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui cara memberi tes ketrampilan heading.
2. Untuk mengetahui penguasaan ketermpilan heading atlet.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Tes, Pengukuran dan Evaluasi
1. Pengertian tes
Istilah tes telah sedemikian populernya di Indonesia. Boleh dikatakan setiap
orang pernah mendengar, membicarakan, atau bahkan mengalami pengukuran
suatu tes dalam situasi dan keperluan yang berbeda. Tetapi apakah sebenarnya tes
itu? Kiranya tidak banyak orang yang dapat menjelaskan secara baik dan lengkap.
Dalam buku Saifuddin Azwar pada tahun 1987 dengan judul “Test Prestasi :
Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar”, suatu tes tidak lain dari
sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan yang
akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subyek melakukan
tugasnya.
Penjelasan ini mungkin terlalu sederhana, karena pada kenyataannya tidak
sembarang kumpulan pertanyaan cukup berharga untuk dinamakan suatu alat tes.
Banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar pertanyaan itu dapat
dinamai suatu alat tes.
Anne Anastasi (1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya adalah suatu
pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel perilaku. Brown (1976)
mengatakan bahwa tes adalah suatu prosedur yang sistematis guna mengukur
sample perilaku seseorang. Nampaknya Brown menganggap bahwa cirri sistematis
tersebut telah mencakup pengertian obyektif, standar, dan syarat-syarat kualitas
lainnya.
2. Pengertian Pengukuran.
Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan
adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang
dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil.
Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi
lambat, juga tidak sapat dikatakan terampil (Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati
Zahri,1991:2). Sedangkan ruang lingkup keterampilan sendiri cukup luas, meliputi
kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan sebagai.
Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar
untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan
atau menghadapi sesuatu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.
3. Pengertian Evaluasi.
Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses sederhanan
memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-
kerja, proses orang, objek, dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan Wand dan
Brown mengemukakan bahwa Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu.
Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi dengan batasan sebagai proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria
tertentu. (Nana Sudjana, 1990:30). Dengan batasan-batasan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses
sistematis untuk menentukan nlai sesuatu,( tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk
kerja, proses, orang,objek, dan lain-lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui
penilaian,.
Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan
criteria, evaluator dapat langsung mebandingkan dengan kriteria namun dapat pula
melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru
membandingkannya dengan criteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui
proses mengukur baru melakukan proses menilai tetapi dapat pula evaluasi
langsung melalui penilaian saja.
B. Hakikat Tes Keterampilan
1. Hakikat Permainan Sepak bola.
Permainan sepak bola di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh orang-
orang Belanda. Semula permainan ini dimainkan hanya oleh orang Belanda dan
kaum bangsawan saja, akan tetapi lambat laun permainan sepak bola dimainkan
juga oleh orang-orang pribumi. Seperti diketahui, bahwa orang Belanda menetapkan
banyak aturan-aturan yang membatasi kegiatan bangsa pribumi.
Dalam perkembangannya, sepak bola digunakan sebagai sarana atau media
untuk mencapai berbagai macam tujuan, baik rekreatif, edukatif maupun prestatif.
Hal ini sebagaimana penjelasan Sajoto (1988:10) mengenai tujuan individu dalam
aktivitas olahraga sebagai berikut:
“ Pertama, adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk
“rekreasi”, yaitu mereka melakukan kegiatan olahraga hanya untuk mengisi waktu
senggang, dilakukan penuh kegembiraan. Jadi segalanya dikerjakan dengan santai
dan tidak formal, baik tempat, sarana maupun peraturannya.
Kedua, adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan,
seperti misalnya anak-anak sekolah yang diasuh oleh guru olahraga. Kegiatan yang
dilakukan adalah formal, tujuannya jelas guna mencapai sasaran pendidikan.
Ketiga, adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan mencapai
tingkat kesegaran jasmani tertentu. Dalam hal ini mulai dari berbagai bidang ilmu
pengetahuan yang ada kaitannya dengan manusia seperti pengetahuan kedokteran,
sosial, ekonomi, lingkungan hidup dan lain-lain. Segalanya diperhatikan dan
diperhitungkan, dikerjakan dengan formal, baik program, sasaran maupun fasilitasnya.
Keempat, adalah mereka yang melakukan olahraga untuk mencapai sasaran suatu
prestasi tertentu. Dalam hal ini ilmu-ilmu pengetahuan yang terkait mengenai manusia
sebagai objek yang akan diolah prestasinya agar lebih baik, ditinjau secara lebih
mendalam dan lebih terinci”.
Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa tujuan individu dalam melakukan
olahraga sepak bola pada saat sekarang diantaranya untuk mengisi waktu luang,
rekreasi atau mencari kesenangan, memperoleh kesegaran jasmani dan mencapai
prestasi yang maksimal. Tujuan-tujuan tersebut dapat dilihat pada perwujudan aktivitas
olahraga sepak bola yang dilakukan, seperti sering dijumpai pada lingkungan
masyarakat yang sedang bermain sepak bola.
Dewasa ini sepak bola di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga
yang banyak digemari oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan permainan sepak bola
dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja, mulai dari anak-anak sampai orang
dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Permainan sepak bola banyak dimainkan
bukan saja di perkotaan, tetapi juga di desa-desa. Hal ini disebabkan diantaranya
peralatan yang digunakan sederhana, dapat dilakukan sekaligus oleh banyak orang,
dapat dilakukan di berbagai lapangan, serta memberikan rasa senang atau gembira.
Soejoedi (1999:103) menjelaskan tentang pengertian sepak bola sebagai
berikut: “Sepak bola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-
masing regu terdiri dari 11 orang pemain, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan
bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri
untuk tidak kemasukan.” Kemudian Sucipto dkk. (2000:7) menjelaskan tentang
pengertian sepak bola sebagai berikut: “Sepak bola merupakan permainan beregu,
masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang.
Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali
penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan
hukumannya.” Hal ini berarti regu atau tim yang lebih banyak membuat gol dinyatakan
sebagai pemenang dalam pertandingan.
2. Keterampilan Bermain Sepakbola
Mengenai teknik-teknik dasar sepak bola, penulis deskripsikan dalam bentuk gambar-
gambar dengan uraian sebagai berikut:
a. Teknik Menendang Bola
Awalan: berdiri lurus dengan bola, kaki tumpu diletakkan di samping bola
dengan jari kaki menghadap ke depan dan lutut sedikit ditekuk. Kaki sepak diputar
keluar pada pangkal pahanya sehingga kaki sepak membentuk sudut 90o dengan kaki
tumpu. Perkenaan dengan bola: terjadi pada daerah pergelangan kaki (engkel) bagian
dalam, sedangkan bola disepak tepat pada titik pusatnya. Follow Through: dengan cara
mengikuti lintasan ayunan gerak kaki ke depan.
b. Teknik Menerima Bola
Awalan: Sikap berdiri rilek, kaki yang digunakan untuk mengontrol bola diangkat
kemudian ditarik ke belakang. Perkenaan dengan bola: terjadi pada kaki bagian dalam,
pergelangan kaki dan tanah. Sudut antara kaki dengan tanah dibentuk dengan jalan
memutar badan sedikit ke samping ke arah datangnya bola. Follow through:
melemasakan kaki saat kaki mengayun ke belakang untuk mengontrol bola.
c. Teknik Menyundul Bola
Awalan: sikap kaki sejajar ataupun muka belakang, kedua lutut ditekuk. Selama
bola melambung mendekati, pemain mencondongkan badan ke belakang. Berat badan
diletakkan pada kaki belakang. Perkenaan dengan bola: melakukan lecutan ke depan
dari bagian atas badan dan dengan meluruskan kaki yang di depan, sampai pemain
berdiri pada ujung sepatunya. Kedua lengan diayunkan secara berlawanan dengan
gerakan badan untuk menambah kekuatan. Follow through: mengikuti gerak badan ke
depan dengan melangkahkan salah satu kaki.
d. Teknik Menggiring Bola
Awalan: Menggiring bola dengan kura-kura (punggung) kaki dilakukan apabila
pemain bergerak ke depan. Perkenaan dengan bola: kaki yang digunakan untuk
menggiring bola ditarik ke bawah pada pergelangan kakinya. Usahakan agar bola tetap
dekat dengan kaki dan disentuh dengan punggung kaki. Follow through: melangkahkan
kaki ke depan mengikuti gerak bola.
e. Teknik Melempar Bola
Awalan: posisi kaki sejajar atau muka belakang, dengan kedua lutut ditekuk.
Bola dipegang dengan jari-jari direnggangkan dan tapak tangan menutup separo bola
yang dekat dengan badan. Selama persiapan gerakan dilakukan dengan membawa
bola ke belakang melalui atas kepala. Pelaksanaan: waktu akan melemparkan bola,
tangan dan badan ditarik ke belakang jauh-jauh dan kedua lutut ditekuk dalam-dalam.
Lemparan ke dalam dilakukan dengan gerakan badan ke depan, selanjutnya kekuatan
dipindahkan pada kedua lengan. Follow through: kedua lutut diluruskan sampai pemain
berdiri pada kedua ujung kaki, kedua lengan menjaga keseimbangan.
f. Teknik Menipu Lawan
Awalan: bola seolah-olah disodorkan kepada lawan. Pelaksanaan: segera lawan
mencoba untuk mendapatkan bola tersebut, tetapi bola ditarik dengan sole sepatu.
Selanjutnya dengan kaki yang sama bola digerakkan ke depan di samping lawan maka
pemain akan berhasil melewati lawan. Follow through: melangkahkan kaki ke depan
mengikuti gerak bola.
g. Teknik Merampas Bola dari Lawan
Awalan: memutar kaki keluar pada pergelangan kakinya. Pelaksanaan: kaki
bagian dalam kontak dengan bola tepat pada titik pusatnya. Berat badan diletakkan
pada kaki tumpu. Teknik ini juga dapat dilakukan dengan jalan menjatuhkan diri. Follow
through: melangkahkan kaki ke depan mengikuti gerak bola.
3 LANGKAH MENYUSUN TES KETERAMPILAN
Langkah-langkah pembuatan tes keterampilan olahraga adalah: meng-
analisis teknik- keterampilan;. membuat tes keterampilan eksperimen; menentukan
kriterion; menentukan orang coba; mengumpul-kan data tes eksperimen dan kriterion;
menentukan reliabilitas, menentukan validitas; menyusun rangkaian tes eksperimen;
membuat persamaan regresi.
Berikut ini dibahas langkah-langkah pembuatan tes keterampilan olahraga (Scott,
Gladys dan French: 1959).
1. Menganalisis Teknik-teknik Keterampilan Cabang Olahraga yang akan Diukur dan
Dijadikan Butir Tes Keerampilan.
2. Membuat Tes Keterampilan Eksperimen
3. Menentukan Kriteria Pembanding
4. Menentukan Orang coba
5. Mengumpulkan Data Tes Eksperimen dan Kriterion.
6. Menentukan Reliabilitas Setiap Butir Tes Eksperimen
Cara Tes dan Tes Ulang
Cara tes dan tes ulang, maksudnya tes pertama dilakukan kemudian selang
beberapa waktu disusul dilakukan tes ulang dengan menggunakan tes yang sama.
Untuk memperoleh koefisien reliabilitas butir tes eksperimen, hasil tes pertama dan
hasil tes ulang dikorelasikan menggunakan teknik statistik korelasi product moment.
Koefisien korelasi antara hasil tes pertama dan hasil tes kedua merupakan koefisien
reliabilitas tes eksperimen (Thomas dan Nelson: 1990).
Tes Terstandar sebagai Kriterion
Tes terstandar adalah tes yang telah dibakukan, sehingga diakui telah
memiliki kualitas sebagai tes yang baik dilihat dari validitas dan reliabilitasnya.
Biasanya tes terstandar tersebut dibuat oleh seorang ahli dalam bidang pendidikan
jasmani dan memahami tentang perihal suatu cabang olahraga yang tesnya
dibakukan. Validitas tes eksperimen diperoleh dengan cara mengkorelasikan hasil tes
eksperimen dengan hasil tes menggunakan tes standar atau tes yang telah terbukti
baik (valid dan reliabel). Koefisien korelasi antara hasil tes eksperimen dengan hasil tes
terstandar merupakan koefisien validitas tes eksperimen (Abdoellah: 1975).
Hasil Penilaian Para Juri sebagai Kriterion
Cara lain memperoleh validitas tes eksperimen menggunakan hasil
pengamatan dan penilaian para juri (judge rating scale) sebagai tes kriterion. Beberapa
juri melakukan pengamatan dan penilaian secara subyektif terhadap kualitas
permainan orang coba. Pengamatan dan penilaian dilakukan pada saat orang coba
sedang bermain (Verducci (1980). Untuk memperoleh hasil pengamatan dan penilaian
yang lebih obyektif dari beberapa juri tersebut maka perlu disusun pedoman
pengamatan dan penilaian. Pedoman pengamatan dan penilaian tersebut berisi
tentang deskripsi aspek-aspek keterampilan dan skala penilaian. Berikut ini contoh
data hasil tes keterampilan lob bulutangkis sebagai tes eksperimen (X) dikorelasikan
dengan hasil penilaian para juri sebagai kriterion (Y) (Budiwanto: 2001).
BAB III
METODE
A. Rancangan Penyusunan Tes Tes Keterampilan
1. Tujuan
Menyusun tes keterampilan keterampilan bermain sepak bola bagi anak club
sepak bola Jazom fc jalan jombang kec. Klojen Malang.
2. Mengidentifikasi kemampuan yang akan diukur
Hasil observasi permainan sepak bola pada pertandingan Jazom fc pada tanggal
30 April 2013.
No keterampilan Sepak
bola
Frekuensi Jumlah Rating
1. Passing IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII III
163 II
2. Kontrol IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII
129 III
3. Shoting IIII IIII III 13 V
4. Heading IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII III
48 IV
5. Drebling IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
IIII IIII IIII II
177 I
3. Memilih butir gerak : pilih butir gerak sesuai dengan rating ( tingkat seringnya
muncul )
Heading(menyundul bola)
4. Fasilitas dan peralatan.
1. Lapangan Sepak Bola
2. Bola Sepak
3. Kun
4. Peluit
5. Pelaksanaan percobaan dan revisi butir tes
5. Susun panduan tes keterampilan.
Panduan untuk tes heading bola.
6. Memilih subjek yang digunakan
Subjek yang digunakan adalah pemain dari tim Jazom fc.
7. Menentukan validitas butir tes.
Validitas tes yang digunakan adalah membandingkan hasil tes buatan dosen
dengan penilaian juri sebanyak 2 orang.
8. Menentukan realibilitas butir tes
Realibilitas instrumen yang digunakan adalah dengan cara tes ulang, yang
dilakukan dengan cara setiap testi melakukan tes sebanyak tiga kali ulangan. Hasil
tes pertama dan kedua dikorelasikan untuk memperoleh realibilitas.
PANDUAN TES KETERAMPILAN INSTRUMEN PENELITIAN
TES KETERAMPILAN SEPAK BOLA
1. Heading
a) Tujuan :
Tes ini untuk mengukur keterampilan heading Sepak Bola
b) Alat dan perlengkapan :
- Stopwatch
- Bola Sepak
- Lapangan
- Alat tulis
- Peluit
- kun
c) Sasaran :
Tes ini berlaku untuk pemain tim Jazom fc.
d) Validitas :
Validitas berupa content validity
e) Reliabilitas
Reliabilitas yang digunakan adalah tes ulang ( test re-test )
f) Prosedur Pelaksanaan :
1. Petugas :
Seorang penghitung berapa kali testi melakukan heading
g) Pelaksanaan tes :
Testi berada pada garis belakang atau tempat kun dengan memegang sebuah bola . ketika
ada aba-aba “ya” maka bola dilempr kepada petugas dan petugas mulai melempar bola
kepada testi untuk diheading kembali kepada petugas, tes dilakukan selama 2menit.
h) Penilaian :
Skor yang dicatat adalah jumlah ketika testi bisa heading kembali tepat pada petugas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 HASIL TES HEADING.
NO NAMA heading
1 Hudan Ulin Nuha 19
2 Dwi Catur Andi 22
3 Farid Hasby 24
4 Faris Labib 18
5 Satria Alpha Tamara 21
6 Santi Jayanti 15
7 Pradanang 21
8 Rizal Samsul Arifin 18
9 Pradibta Buyung 24
10 Gery Tisna Amijaya 23
11 Frans Yohanes 25
12 Noky Pasha Lutha 23
13 Elvri Tri Ardianto 25
14 Riski Ariska Rahma 24
15 Samson Teguh P 23
16 Eris Nurochman 17
17 Yulianto Dwi p 21
18 Endi nurwantono 22
19 Dito Imam Akbar 21
20 Pivo Zandica Putra 22
4.2 MENGHITUNG HASIL REABILITAS
FORMAT REABILITAS
SEPAK BOLA
Jenis Tes : Heading Waktu : 14.30 - 16.30
Tempat Tes : Lap bank Indonesia Tidar Hari / Tanggal : Senin, 30 – 04 - 2013
NO NAMA SKOR HASIL TES Jumlah
SKOR 1 SKOR 2
1 Hudan Ulin Nuha 22 19
2 Dwi Catur Andi 23 22
3 Farid Hasby 20 24
4 Faris Labib 21 18
5 Satria Alpha Tamara 18 21
6 Santi Jayanti 13 15
7 Pradanang 21 21
8 Rizal Samsul Arifin 16 18
9 Pradibta Buyung 25 24
10 Gery Tisna Amijaya 24 23
11 Frans Yohanes 22 25
12 Noky Pasha Lutha 24 23
13 Elvri Tri Ardianto 23 25
14 Riski Ariska Rahma 21 24
15 Samson Teguh P 19 23
16 Eris Nurochman 23 17
17 Yulianto Dwi p 23 21
18 Endi nurwantono 20 22
19 Dito Imam Akbar 25 21
20 Pivo Zandica Putra 20 22
Diketahui : ∑ X = 423 ∑ y = 428 ∑x2 = 178929 ∑ y2 = 183184 ∑ X . ∑ y = 9133
Ditanya : Rxy ?
Jawab :
20. ∑9133 – (∑423) . (∑428)
rxy = ——-———————–
√{20. ∑178929- (∑423)²} { 20. ∑183184 – (∑428)²}
= 282660 – 181044
184580 – 178929 186080 – 183184
= 1616 = 0.40
4045.4
FORMAT MENGHITUNG VALIDITAS
Jenis Tes : Heading Waktu : 14.30 – 16.30
Tempat Tes : Lap bank Indonesia Tidar Hari / Tanggal : senin, 30 – 04 – 2013
NO NAMA TES
CONTROLING
JURI 1 JURI II JUMLAH
1 Hudan Ulin Nuha 19 4 4 8
2 Dwi Catur Andi 22 2 3 5
3 Farid Hasby 24 3 4 7
4 Faris Labib 18 3 2 5
5 Satria Alpha T. 21 4 3 7
6 Santi Jayanti 15 2 3 5
7 Pradanang 21 1 4 5
8 Rizal Samsul Arifin 18 4 3 7
9 Pradibta Buyung 24 2 4 6
10 Gery Tisna Amijaya 23 3 4 7
11 Frans Yohanes 25 2 3 5
12 Noky Pasha Lutha 23 2 4 6
13 Elvri Tri Ardianto 25 4 3 7
14 Riski Ariska Rahma 24 3 4 7
15 Samson Teguh P 23 3 3 6
16 Eris Nurochman 17 4 3 7
17 Yulianto Dwi p 21 2 4 6
18 Endi nurwantono 22 3 3 6
19 Dito Imam Akbar 21 4 2 6
20 Pivo Zandica Putra 22 4 3 7
Jumlah
Diketahui : ∑ X = 428 ∑ Y = 125 ∑ x 2 = 183184 ∑ y 2 = 797 ∑ x . ∑ y = 2700
Ditanya : Rxy3 ?
Jawab :
20. ∑ 2700 – (∑428) . (∑125)
rxy = ——-———————–
√{20. ∑183184- (∑428)²} { 20. ∑797 – (∑125)²}
= 366860- 360000
( 550940 – 540225 ) ( 255500 – 253009 )
= 1860 = 0.360
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Instrumen tes keterampilan heading dalam sepak bola ini valid digunakan
untuk pemain tim Jazom fc jalan Jombang kecamatan Klojen kota Malang dengan
koefisien validitas sebesar 0.36, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh koefisien
korelasi sebasar 0.40, sehingga Instrumen tes keterampilan heading dalam sepak
bola ini reliabel digunakan untuk pemain tim Jazom fc jalan Jombang kecamatan
Klojen kota Malang.
B. Saran-saran
Instrumen tes keterampilan heading dalam sepak bola ini baik dilakukan untuk
mengetahui hasil latihan sebuah tim. Dan untuk tesnya sendiri akan lebih mudah jika
digunakannya alat- alat tes yang benar-benar bagus.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uny.ac.id/8563/1/COVER%20-.pdf
http://harry-football.blogspot.com/2007/12/tes-keterampilan-sepak-bola.html;
http://farizaulia.wordpress.com/2010/10/28/tes-keterampilan-olahraga/