29
PROSEDUR PENYUSUNAN TES KETERAMPILAN OLAHRAGA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Tes dan Pengukuran Yang dibina oleh Prof.Dr.H.M.E Winarno,M.pd Oleh Moch Alaq Antoni 207711411720 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PROSEDUR PENYUSUNAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROSEDUR PENYUSUNAN

PROSEDUR PENYUSUNAN

TES KETERAMPILAN OLAHRAGA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Tes dan Pengukuran

Yang dibina oleh Prof.Dr.H.M.E Winarno,M.pd

Oleh

Moch Alaq Antoni

207711411720

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

Mei 2013

Page 2: PROSEDUR PENYUSUNAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

A. Sejarah Sepak Bola

Sekitar empat tahun lalu saat sepakbola Piala Eropa 96 berlangsung di

Inggris, banyak orang bilang sepakbola itu berasal dari Inggris. Mungkin banyak

orang percaya. Lagipula, koran-koran Eropa saat itu juga ramai dan gegap gempita

menulis, “Sepakbola kembali ke tanah leluhurnya!’’Tapi konon kata filsuf atau

siapalah, credo ergo sum (saya percaya maka saya ada) itu baru cespleng jika

dilengkapi cogito ergo sum (saya mengerti maka saya ada) berbareng dubio ergo

sum (saya meragu maka saya ada). Maka kita pun mencari berbagai sumber lain.

Dan, bisa kita temukan aneka info yang berbeda.Inggris cikal bakal sepakbola? Itu

betul, jika awal sejarah bola dimulai akhir abad ke-19, saat Inggris pada 8 Desember

1863 meresmikan Football Association dengan segala aturan mainnya di

Freemasons Tavern, Great Queen Street, London.

 

Kenyataan, sepakbola (dan atau bola dalam pengertian luas) adalah hasil

proses panjang peradaban yang bisa ditelusuri di banyak tempat di bumi sejak

sebelum Masehi. Maka jika Inggris pada 1996 itu dengan bangga pasang slogan

Euro 96 - Football Comes Homes - apakah bukan kebanggaan berlebihan? Sebab

permainan bola itu sudah amat tua.Era Mesir purba, misalnya, sudah mengenal bola

dengan kain linen. Ini masih tersimpan di museum Inggris. Berbagai relief dinding di

museum menunjukkan, permainan bola juga sudah dikenal di peradaban Yunani

purba disebut episcuro.

 

Pada relief itu terlukis anak muda memegang bola bundar dan

memainkannya dengan paha. Sekitar abad kedua, episcuro hijrah ke Roma dan

peradaban Romawi menyebutnya harpastum.Konon Julius Caesar suka permainan

itu. Tapi Horatius dan Virgilius meremehkannya. Ovidius menyebut permainan itu

brutal kasar mendekati biadab, maka tak cocok buat perempuan.Sampai abad ke-9

Page 3: PROSEDUR PENYUSUNAN

para intelektual era Yunani-Romawi tak sudi menyebut-nyebut permainan bola.

Dianggap tidak bermutu. 

 

Tapi politik kolonial Romawi dalam rangka meluaskan kekuasaannya

membawa serta permainan itu, sebagai “barang’’ sampingan, ke Eropa luar daratan

alias Inggris. Jadi, bahkan hanya dalam bingkai Eropa dan sekitarnya, bola itu

ternyata budaya impor bagi Inggris. Sifat impora itu makin menonjol jika kita telusuri

keberadaan bola di belahan bumi yang lain.Di luar Eropa, sebelum Masehi di

peradaban Aztek, Amerika Latin sudah mengenal bola. Di Tiongkok permainan bola

sudah dikenal sejak 206 SM, disebut Tsu Chu, dan tersimpan di dokumen militer

setebal 25 bab, pada zaman Dinasti Han. Tsu berarti “menghantam bola dengan

kaki’’. Chu berarti “bola yang dibuat dari kulit dan diisi’’. Juga diinformasikan, pada

50 SM sudah ada tim bola Tiongkok yang berlatih di Jepang. Permainan itu penuh

variasi permainan kaki, semacam sepakbola. Yang jelas, pada abad ke-5 di

Tiongkok dipastikan sudah terdapat permainan bola bundar diisi rambut. Informasi

sejarah bola dari Tiongkok itu bisa ditelusuri dari tulisan Li Ju, yang tersimpan di

Museum Muenchen, Jerman.Di Jepang, permainan bola sudah dikenal sejak abad

ke-8. Itu disebut Kemari; konon masih eksis sampai sekarang. Bola itu bundar berisi

udara, dibuat dari kulit kijang. Kemari itu bersangkut-paut dengan iman dan adat.

Pemainnya delapan orang, berpakaian adat, bola tak boleh jatuh ke tanah. Bola

dianggap matahari. Jika ia jatuh, akan terjadi bencana kegelapan - gelap dalam arti

luas.Dalam pada itu, di Eropa daratan sendiri, bola baru dikenal pada abad ke-13,

pada 1254, di Florence. Ia dianggap cikal bakal sepakbola modern. Sebab

permainan itu, disebut calcio, sudah mengenal dua gawang dan jumlah pemain lima

orang. Dalam perkembangan kemudian, jumlah pemain meningkat jadi 11 orang.

Saat itu sudah dikenal strategi permainan 1-2-3-5 yang mengambil alih strategi

bertahan kavaleri. Itulah yang selanjutnya menjadi sistem sepakbola

“konvensional’’.Permainan bola pada abad ke-13 dari Florence itu menjalar ke

berbagai negara Eropa lain. Salah satunya Inggris. Khalayak antusias. Tapi sisi lain

antusiasme adalah kerusuhan. Akibatnya, Raja Edward II pada 1314 melarang

calcio tersebut.

Oleh sang raja, calcio disebut football alias bola sepak atau sepakbola. Siapa masih

main bola dengan kaki, demikian sabda sang paduka, akan dipenjarakan.

Page 4: PROSEDUR PENYUSUNAN

Larangan itu membuat sibuk para ahli pikir. Ditafsirkan, kaki itu di tempat

rendah, pantas jika dilarang. Jadi yang rendah itu harus ditinggikan. Maka uthak-

athuk pikir itu lalu melahirkan permainan bola sundul, dengan kepala. Ini juga bikin

heboh. Paling seru terjadi pada 1321. Akibatnya, ia juga dilarang!

Sepak bola sudah dimainkan di Olimpiade sejak tahun 1900. (kecuali pada

Olimpiade tahun 1932 di Los Angeles). Awalnya ini hanya untuk pemain-pemain

amatir saja, namun sejak Olimpiade Los Angeles 1984 pemain profesional juga

mulai ikut bermain, disertai peraturan yang mencegah negara-negara daripada

memainkan tim terkuat mereka. Pada saat ini, turnamen Olimpiade untuk pria

merupakan turnamen U-23 yang boleh ditamnbahi beberapa pemain di atas umur.

Akibatnya, turnamen ini tidak mempunyai kepentingan internasional dan prestise

yang sama dengan Piala Dunia, atau bahkan dengan Euro, Copa America atau Piala

Afrika.

Sebaliknya, turnamen Olimpiade untuk wanita membawa prestise yang

hampir sama seperti Piala Dunia Wanita FIFA; turnamen tersebut dimainkan oleh

tim-tim internasional yang lengkap tanpa batasan umur.

B. Tujuan

1. Bagaimana cara memberi tes ketrampilan heading.

2. Seperti apa penguasaan ketermpilan heading atlet.

C. Manfaat

1. Untuk mengetahui cara memberi tes ketrampilan heading.

2. Untuk mengetahui penguasaan ketermpilan heading atlet.

Page 5: PROSEDUR PENYUSUNAN

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Tes, Pengukuran dan Evaluasi

1. Pengertian tes

Istilah tes telah sedemikian populernya di Indonesia. Boleh dikatakan setiap

orang pernah mendengar, membicarakan, atau bahkan mengalami pengukuran

suatu tes dalam situasi dan keperluan yang berbeda. Tetapi apakah sebenarnya tes

itu? Kiranya tidak banyak orang yang dapat menjelaskan secara baik dan lengkap.

Dalam buku Saifuddin Azwar pada tahun 1987 dengan judul “Test Prestasi :

Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar”, suatu tes tidak lain dari

sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan yang

akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis  tertentu berdasarkan

jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subyek melakukan

tugasnya.

Penjelasan ini mungkin terlalu sederhana, karena pada kenyataannya tidak

sembarang kumpulan pertanyaan cukup berharga untuk dinamakan suatu alat tes.

Banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar pertanyaan itu dapat

dinamai suatu alat tes.

Anne Anastasi (1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya adalah suatu

pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel perilaku. Brown (1976)

mengatakan bahwa tes adalah suatu prosedur yang sistematis guna mengukur

sample perilaku seseorang. Nampaknya Brown menganggap bahwa cirri sistematis

tersebut telah mencakup pengertian obyektif, standar, dan syarat-syarat kualitas

lainnya.

2. Pengertian Pengukuran.

Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan

adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang

Page 6: PROSEDUR PENYUSUNAN

dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil.

Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi

lambat, juga tidak sapat dikatakan terampil (Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati

Zahri,1991:2). Sedangkan ruang lingkup keterampilan sendiri cukup luas, meliputi

kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan sebagai.

Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar

untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan

atau menghadapi sesuatu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan

perbuatan dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.

3. Pengertian Evaluasi.

Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses sederhanan

memberikan/menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-

kerja, proses orang, objek, dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan Wand dan

Brown mengemukakan bahwa Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan

nilai dari sesuatu.

Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi dengan batasan sebagai proses

memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria

tertentu. (Nana Sudjana, 1990:30). Dengan batasan-batasan sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses

sistematis untuk menentukan nlai sesuatu,( tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk

kerja, proses, orang,objek, dan lain-lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui

penilaian,.

Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan

criteria, evaluator dapat langsung mebandingkan dengan kriteria namun dapat pula

melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru

membandingkannya dengan criteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui

proses mengukur baru melakukan proses menilai tetapi dapat pula evaluasi

langsung melalui penilaian saja.

Page 7: PROSEDUR PENYUSUNAN

B. Hakikat Tes Keterampilan

1. Hakikat Permainan Sepak bola.

Permainan sepak bola di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh orang-

orang Belanda. Semula permainan ini dimainkan hanya oleh orang Belanda dan

kaum bangsawan saja, akan tetapi lambat laun permainan sepak bola dimainkan

juga oleh orang-orang pribumi. Seperti diketahui, bahwa orang Belanda menetapkan

banyak aturan-aturan yang membatasi kegiatan bangsa pribumi.

Dalam perkembangannya, sepak bola digunakan sebagai sarana atau media

untuk mencapai berbagai macam tujuan, baik rekreatif, edukatif maupun prestatif.

Hal ini sebagaimana penjelasan Sajoto (1988:10) mengenai tujuan individu dalam

aktivitas olahraga sebagai berikut:

“ Pertama, adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk

“rekreasi”, yaitu mereka melakukan kegiatan olahraga hanya untuk mengisi waktu

senggang, dilakukan penuh kegembiraan. Jadi segalanya dikerjakan dengan santai

dan tidak formal, baik tempat, sarana maupun peraturannya.

Kedua, adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan,

seperti misalnya anak-anak sekolah yang diasuh oleh guru olahraga. Kegiatan yang

dilakukan adalah formal, tujuannya jelas guna mencapai sasaran pendidikan.

Ketiga, adalah mereka yang melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan mencapai

tingkat kesegaran jasmani tertentu. Dalam hal ini mulai dari berbagai bidang ilmu

pengetahuan yang ada kaitannya dengan manusia seperti pengetahuan kedokteran,

sosial, ekonomi, lingkungan hidup dan lain-lain. Segalanya diperhatikan dan

diperhitungkan, dikerjakan dengan formal, baik program, sasaran maupun fasilitasnya.

Keempat, adalah mereka yang melakukan olahraga untuk mencapai sasaran suatu

prestasi tertentu. Dalam hal ini ilmu-ilmu pengetahuan yang terkait mengenai manusia

sebagai objek yang akan diolah prestasinya agar lebih baik, ditinjau secara lebih

mendalam dan lebih terinci”.

Page 8: PROSEDUR PENYUSUNAN

Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa tujuan individu dalam melakukan

olahraga sepak bola pada saat sekarang diantaranya untuk mengisi waktu luang,

rekreasi atau mencari kesenangan, memperoleh kesegaran jasmani dan mencapai

prestasi yang maksimal. Tujuan-tujuan tersebut dapat dilihat pada perwujudan aktivitas

olahraga sepak bola yang dilakukan, seperti sering dijumpai pada lingkungan

masyarakat yang sedang bermain sepak bola.

Dewasa ini sepak bola di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga

yang banyak digemari oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan permainan sepak bola

dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja, mulai dari anak-anak sampai orang

dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Permainan sepak bola banyak dimainkan

bukan saja di perkotaan, tetapi juga di desa-desa. Hal ini disebabkan diantaranya

peralatan yang digunakan sederhana, dapat dilakukan sekaligus oleh banyak orang,

dapat dilakukan di berbagai lapangan, serta memberikan rasa senang atau gembira.

Soejoedi (1999:103) menjelaskan tentang pengertian sepak bola sebagai

berikut: “Sepak bola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-

masing regu terdiri dari 11 orang pemain, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan

bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri

untuk tidak kemasukan.” Kemudian Sucipto dkk. (2000:7) menjelaskan tentang

pengertian sepak bola sebagai berikut: “Sepak bola merupakan permainan beregu,

masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang.

Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali

penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan

hukumannya.” Hal ini berarti regu atau tim yang lebih banyak membuat gol dinyatakan

sebagai pemenang dalam pertandingan.

2. Keterampilan Bermain Sepakbola

Mengenai teknik-teknik dasar sepak bola, penulis deskripsikan dalam bentuk gambar-

gambar dengan uraian sebagai berikut:

a. Teknik Menendang Bola

Awalan: berdiri lurus dengan bola, kaki tumpu diletakkan di samping bola

dengan jari kaki menghadap ke depan dan lutut sedikit ditekuk. Kaki sepak diputar

Page 9: PROSEDUR PENYUSUNAN

keluar pada pangkal pahanya sehingga kaki sepak membentuk sudut 90o dengan kaki

tumpu. Perkenaan dengan bola: terjadi pada daerah pergelangan kaki (engkel) bagian

dalam, sedangkan bola disepak tepat pada titik pusatnya. Follow Through: dengan cara

mengikuti lintasan ayunan gerak kaki ke depan.

b. Teknik Menerima Bola

Awalan: Sikap berdiri rilek, kaki yang digunakan untuk mengontrol bola diangkat

kemudian ditarik ke belakang. Perkenaan dengan bola: terjadi pada kaki bagian dalam,

pergelangan kaki dan tanah. Sudut antara kaki dengan tanah dibentuk dengan jalan

memutar badan sedikit ke samping ke arah datangnya bola. Follow through:

melemasakan kaki saat kaki mengayun ke belakang untuk mengontrol bola.

c. Teknik Menyundul Bola

Awalan: sikap kaki sejajar ataupun muka belakang, kedua lutut ditekuk. Selama

bola melambung mendekati, pemain mencondongkan badan ke belakang. Berat badan

diletakkan pada kaki belakang. Perkenaan dengan bola: melakukan lecutan ke depan

dari bagian atas badan dan dengan meluruskan kaki yang di depan, sampai pemain

berdiri pada ujung sepatunya. Kedua lengan diayunkan secara berlawanan dengan

gerakan badan untuk menambah kekuatan. Follow through: mengikuti gerak badan ke

depan dengan melangkahkan salah satu kaki.

d. Teknik Menggiring Bola

Awalan: Menggiring bola dengan kura-kura (punggung) kaki dilakukan apabila

pemain bergerak ke depan. Perkenaan dengan bola: kaki yang digunakan untuk

menggiring bola ditarik ke bawah pada pergelangan kakinya. Usahakan agar bola tetap

dekat dengan kaki dan disentuh dengan punggung kaki. Follow through: melangkahkan

kaki ke depan mengikuti gerak bola.

e. Teknik Melempar Bola

Awalan: posisi kaki sejajar atau muka belakang, dengan kedua lutut ditekuk.

Bola dipegang dengan jari-jari direnggangkan dan tapak tangan menutup separo bola

Page 10: PROSEDUR PENYUSUNAN

yang dekat dengan badan. Selama persiapan gerakan dilakukan dengan membawa

bola ke belakang melalui atas kepala. Pelaksanaan: waktu akan melemparkan bola,

tangan dan badan ditarik ke belakang jauh-jauh dan kedua lutut ditekuk dalam-dalam.

Lemparan ke dalam dilakukan dengan gerakan badan ke depan, selanjutnya kekuatan

dipindahkan pada kedua lengan. Follow through: kedua lutut diluruskan sampai pemain

berdiri pada kedua ujung kaki, kedua lengan menjaga keseimbangan.

f. Teknik Menipu Lawan

Awalan: bola seolah-olah disodorkan kepada lawan. Pelaksanaan: segera lawan

mencoba untuk mendapatkan bola tersebut, tetapi bola ditarik dengan sole sepatu.

Selanjutnya dengan kaki yang sama bola digerakkan ke depan di samping lawan maka

pemain akan berhasil melewati lawan. Follow through: melangkahkan kaki ke depan

mengikuti gerak bola.

g. Teknik Merampas Bola dari Lawan

Awalan: memutar kaki keluar pada pergelangan kakinya. Pelaksanaan: kaki

bagian dalam kontak dengan bola tepat pada titik pusatnya. Berat badan diletakkan

pada kaki tumpu. Teknik ini juga dapat dilakukan dengan jalan menjatuhkan diri. Follow

through: melangkahkan kaki ke depan mengikuti gerak bola.

3 LANGKAH MENYUSUN TES KETERAMPILAN

Langkah-langkah pembuatan tes keterampilan olahraga adalah: meng-

analisis teknik- keterampilan;. membuat tes keterampilan eksperimen; menentukan

kriterion; menentukan orang coba; mengumpul-kan data tes eksperimen dan kriterion;

menentukan reliabilitas, menentukan validitas; menyusun rangkaian tes eksperimen;

membuat persamaan regresi.

Berikut ini dibahas langkah-langkah pembuatan tes keterampilan olahraga (Scott,

Gladys dan  French: 1959).

1. Menganalisis Teknik-teknik Keterampilan Cabang Olahraga yang akan Diukur dan

Dijadikan Butir Tes Keerampilan.

2. Membuat Tes Keterampilan Eksperimen

Page 11: PROSEDUR PENYUSUNAN

3. Menentukan Kriteria Pembanding

4. Menentukan Orang coba

5. Mengumpulkan Data Tes Eksperimen dan Kriterion.

6. Menentukan Reliabilitas Setiap Butir Tes Eksperimen

Cara Tes dan Tes Ulang

Cara tes dan tes ulang, maksudnya tes pertama dilakukan kemudian selang

beberapa waktu disusul dilakukan tes ulang dengan menggunakan tes yang sama.

Untuk memperoleh  koefisien reliabilitas butir tes eksperimen, hasil tes pertama dan

hasil tes ulang dikorelasikan menggunakan teknik statistik korelasi product moment.

Koefisien korelasi antara hasil tes pertama dan hasil tes kedua merupakan koefisien

reliabilitas tes eksperimen (Thomas dan Nelson: 1990).

Tes Terstandar sebagai Kriterion

Tes terstandar adalah tes yang telah dibakukan, sehingga diakui telah

memiliki kualitas sebagai tes yang baik dilihat dari validitas dan reliabilitasnya.

Biasanya tes terstandar tersebut dibuat oleh seorang ahli dalam bidang pendidikan

jasmani dan memahami tentang perihal suatu cabang olahraga yang tesnya

dibakukan.  Validitas tes eksperimen diperoleh dengan cara mengkorelasikan hasil tes

eksperimen dengan hasil tes menggunakan tes standar atau tes yang telah terbukti

baik (valid dan reliabel). Koefisien korelasi antara hasil tes eksperimen dengan hasil tes

terstandar merupakan koefisien validitas tes eksperimen (Abdoellah: 1975).

Hasil Penilaian Para Juri sebagai Kriterion

Cara lain memperoleh validitas  tes eksperimen  menggunakan hasil

pengamatan dan penilaian para juri (judge rating scale) sebagai tes kriterion. Beberapa

juri melakukan pengamatan dan penilaian secara subyektif terhadap kualitas

permainan orang coba. Pengamatan dan penilaian dilakukan pada saat orang coba

sedang bermain (Verducci (1980). Untuk memperoleh hasil pengamatan dan penilaian

Page 12: PROSEDUR PENYUSUNAN

yang lebih obyektif dari beberapa juri tersebut maka perlu disusun pedoman

pengamatan dan penilaian. Pedoman pengamatan dan penilaian tersebut berisi

tentang deskripsi aspek-aspek keterampilan dan skala penilaian. Berikut ini contoh

data hasil  tes keterampilan lob bulutangkis sebagai tes eksperimen (X) dikorelasikan

dengan  hasil penilaian  para juri sebagai kriterion (Y) (Budiwanto: 2001).

Page 13: PROSEDUR PENYUSUNAN

BAB III

METODE

A. Rancangan Penyusunan Tes Tes Keterampilan

1. Tujuan

Menyusun tes keterampilan keterampilan bermain sepak bola bagi anak club

sepak bola Jazom fc jalan jombang kec. Klojen Malang.

2. Mengidentifikasi kemampuan yang akan diukur

Hasil observasi permainan sepak bola pada pertandingan Jazom fc pada tanggal

30 April 2013.

No keterampilan Sepak

bola

Frekuensi Jumlah Rating

1. Passing IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII III

163 II

2. Kontrol IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII

129 III

3. Shoting IIII IIII III 13 V

4. Heading IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII III

48 IV

5. Drebling IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII II

177 I

Page 14: PROSEDUR PENYUSUNAN

3. Memilih butir gerak : pilih butir gerak sesuai dengan rating ( tingkat seringnya

muncul )

Heading(menyundul bola)

4. Fasilitas dan peralatan.

1. Lapangan Sepak Bola

2. Bola Sepak

3. Kun

4. Peluit

5. Pelaksanaan  percobaan dan  revisi butir tes

5. Susun panduan tes keterampilan.

Panduan untuk tes heading bola.

6. Memilih subjek yang digunakan

Subjek yang digunakan adalah pemain dari tim Jazom fc.

7. Menentukan validitas butir  tes.

Validitas tes yang digunakan adalah  membandingkan hasil tes buatan dosen

dengan penilaian juri  sebanyak 2 orang.

8. Menentukan realibilitas butir tes

Realibilitas instrumen yang digunakan adalah dengan cara tes ulang, yang

dilakukan dengan cara setiap testi melakukan tes sebanyak tiga kali ulangan. Hasil

tes pertama dan kedua dikorelasikan untuk memperoleh realibilitas.

Page 15: PROSEDUR PENYUSUNAN

PANDUAN TES KETERAMPILAN INSTRUMEN PENELITIAN

TES KETERAMPILAN SEPAK BOLA

1. Heading

a) Tujuan :

Tes ini untuk mengukur keterampilan heading Sepak Bola

b) Alat dan perlengkapan :

-          Stopwatch

-          Bola Sepak

-          Lapangan

-          Alat tulis

-          Peluit

-          kun

c) Sasaran :

Tes ini berlaku untuk pemain tim Jazom fc. 

d) Validitas :

Validitas berupa content validity

e) Reliabilitas

Reliabilitas yang digunakan adalah tes ulang ( test re-test )

Page 16: PROSEDUR PENYUSUNAN

f) Prosedur Pelaksanaan :

1. Petugas :

Seorang penghitung berapa kali testi melakukan heading

g) Pelaksanaan tes :

Testi berada pada garis belakang atau tempat kun dengan memegang sebuah bola . ketika

ada aba-aba “ya” maka bola dilempr kepada petugas dan petugas mulai melempar bola

kepada testi untuk diheading kembali kepada petugas, tes dilakukan selama 2menit.

h) Penilaian :

Skor yang dicatat adalah  jumlah ketika testi bisa heading kembali tepat pada petugas.

Page 17: PROSEDUR PENYUSUNAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 HASIL TES HEADING.

NO NAMA heading

1 Hudan Ulin Nuha 19

2 Dwi Catur Andi 22

3 Farid Hasby 24

4 Faris Labib 18

5 Satria Alpha Tamara 21

6 Santi Jayanti 15

7 Pradanang 21

8 Rizal Samsul Arifin 18

9 Pradibta Buyung 24

10 Gery Tisna Amijaya 23

11 Frans Yohanes 25

12 Noky Pasha Lutha 23

13 Elvri Tri Ardianto 25

14 Riski Ariska Rahma 24

15 Samson Teguh P 23

16 Eris Nurochman 17

17 Yulianto Dwi p 21

18 Endi nurwantono 22

19 Dito Imam Akbar 21

20 Pivo Zandica Putra 22

Page 18: PROSEDUR PENYUSUNAN

4.2 MENGHITUNG HASIL REABILITAS

FORMAT  REABILITAS

SEPAK BOLA

Jenis Tes      :   Heading                                                 Waktu                         : 14.30 -  16.30

Tempat Tes :    Lap bank Indonesia Tidar               Hari / Tanggal : Senin, 30 – 04 -  2013

NO NAMA SKOR HASIL TES Jumlah

SKOR 1 SKOR 2

1 Hudan Ulin Nuha 22 19

2 Dwi Catur Andi 23 22

3 Farid Hasby 20 24

4 Faris Labib 21 18

5 Satria Alpha Tamara 18 21

6 Santi Jayanti 13 15

7 Pradanang 21 21

8 Rizal Samsul Arifin 16 18

9 Pradibta Buyung 25 24

10 Gery Tisna Amijaya 24 23

11 Frans Yohanes 22 25

12 Noky Pasha Lutha 24 23

13 Elvri Tri Ardianto 23 25

14 Riski Ariska Rahma 21 24

15 Samson Teguh P 19 23

16 Eris Nurochman 23 17

17 Yulianto Dwi p 23 21

18 Endi nurwantono 20 22

Page 19: PROSEDUR PENYUSUNAN

19 Dito Imam Akbar 25 21

20 Pivo Zandica Putra 20 22

Diketahui : ∑ X = 423 ∑ y = 428 ∑x2 = 178929  ∑ y2 = 183184 ∑ X . ∑ y =  9133

Ditanya : Rxy ?

Jawab :

20. ∑9133 – (∑423) . (∑428)

rxy = ——-———————–

√{20. ∑178929- (∑423)²} { 20. ∑183184 – (∑428)²}

= 282660 – 181044

184580 – 178929    186080 – 183184

= 1616    = 0.40

4045.4

Page 20: PROSEDUR PENYUSUNAN

FORMAT MENGHITUNG VALIDITAS

Jenis Tes     :    Heading                              Waktu                           : 14.30 – 16.30

Tempat Tes : Lap bank Indonesia Tidar                 Hari / Tanggal   : senin, 30 – 04 – 2013

NO NAMA TES

CONTROLING

JURI 1 JURI II JUMLAH

1 Hudan Ulin Nuha 19 4 4 8

2 Dwi Catur Andi 22 2 3 5

3 Farid Hasby 24 3 4 7

4 Faris Labib 18 3 2 5

5 Satria Alpha T. 21 4 3 7

6 Santi Jayanti 15 2 3 5

7 Pradanang 21 1 4 5

8 Rizal Samsul Arifin 18 4 3 7

9 Pradibta Buyung 24 2 4 6

10 Gery Tisna Amijaya 23 3 4 7

11 Frans Yohanes 25 2 3 5

12 Noky Pasha Lutha 23 2 4 6

13 Elvri Tri Ardianto 25 4 3 7

14 Riski Ariska Rahma 24 3 4 7

15 Samson Teguh P 23 3 3 6

16 Eris Nurochman 17 4 3 7

17 Yulianto Dwi p 21 2 4 6

18 Endi nurwantono 22 3 3 6

19 Dito Imam Akbar 21 4 2 6

20 Pivo Zandica Putra 22 4 3 7

Page 21: PROSEDUR PENYUSUNAN

Jumlah

 

Diketahui : ∑ X = 428  ∑ Y = 125  ∑ x 2 = 183184  ∑ y 2 = 797  ∑ x . ∑ y = 2700

Ditanya : Rxy3 ?

Jawab :

20. ∑ 2700 – (∑428) . (∑125)

rxy = ——-———————–

√{20. ∑183184- (∑428)²} { 20. ∑797 – (∑125)²}

 

=  366860- 360000

( 550940 – 540225 )  ( 255500 – 253009 )

= 1860     = 0.360

Page 22: PROSEDUR PENYUSUNAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Instrumen tes keterampilan heading dalam sepak bola ini valid digunakan

untuk pemain tim Jazom fc jalan Jombang kecamatan Klojen kota Malang dengan

koefisien validitas sebesar 0.36, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh koefisien

korelasi sebasar 0.40, sehingga Instrumen tes keterampilan heading dalam sepak

bola ini reliabel digunakan untuk pemain tim Jazom fc jalan Jombang kecamatan

Klojen kota Malang.

B. Saran-saran

Instrumen tes keterampilan heading dalam sepak bola ini baik dilakukan untuk

mengetahui hasil latihan sebuah tim. Dan untuk tesnya sendiri akan lebih mudah jika

digunakannya alat- alat tes yang benar-benar bagus.

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id/8563/1/COVER%20-.pdf

http://harry-football.blogspot.com/2007/12/tes-keterampilan-sepak-bola.html;

http://farizaulia.wordpress.com/2010/10/28/tes-keterampilan-olahraga/