Upload
dinhdiep
View
216
Download
4
Embed Size (px)
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS
MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MA KELAS X SEMESTER II
DI PONDOK PESANTREN
Dwi Utami, Murtono, Drs, M. Si, Joko Purwanto, M. Sc
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa produk silabus dan
RPP fisika yang berbasis multiple intelligences khusus untuk Madrasah ‘Aliyah (MA) berbasis Pondok Pesantren (PonPes). Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) dengan instrumen yang dikembangkan brupa perangkat pembelajaran fisika yang mencakup silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences dengan fokus pengembangan pada bagian indikator pembelajaran, variasi kegiatan pembelajaran, dan kreasi penilaian pembelajaran yang dikhususkan untuk Madrasah ‘Aliyah (MA) di Pondok Pesantren dengan mengacu pada ketentuan BSNP.
Data penilaian produk yang dikumpulkan melalui pengisian angket sebagai uji publik berupa chek list dari 6 guru fisika dan 42 siswa dari MA berbasis Pondok Pesantren. Hasil penilaian produk dari 6 guru fisika memiliki predikat “Sangat Baik” dengan penilaian produknya memiliki persentase keidealan produk sebesar 87,5% dan penilaian dari 42 siswa memiliki predikat “Baik” dengan persentase keidealan sebesar 75,3%. Data ini menunjukkan bahwa produk berupa silabus dan RPP fisika yang dikembangkan baik dari segi indikator, kegiatan pembelajaran, maupun penilaian pembelajaran telah memiliki nilai yang cukup efisien untuk menjadi sebuah terobosan baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk sekolah berbasis Pondok Pesantren yang berperan sebagai sekolah Islam yang telah berdiri cukup lama. Selain itu, terdapat tinjauan utama berupa kenyamanan siswa saat melakukan pembelajaran di kelas untuk memahami fisika sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing disertai pengetahuan keterkaiatan fisika dengan al qur’an, hadits, maupun kaidah dalam agama Islam sebagai penguat karakteristik sekolah berbasis Pondok Pesantren.Kata kunci : silabus dan RPP fisika, multiple intelligences, MA berbasis Pondok Pesantren.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa data yang terdapat dalam salah satu jurnal nasional terlihat dalam sebuah
tabel yang bersumber dari Depdiknas bahwa NEM Fisika SMA di Indonesia tahun ajaran
2001/2002 – 2003/2004 berada pada peringkat paling rendah. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa pendidikan Fisika di SMA masih bermasalah.1 Disebutkan juga dalam
jurnal ini bahwa hasil penelitian menunjukkan potensi guru Fisika SMA dalam
implementasi kurikulum masih kurang baik dimana guru Fisika jarang menyusun persiapan
program pengajaran.2 Dalam sebuah jurnal nasional pendidikan lain juga disebutkan bahwa
hasil penelitian dari Suheimi dan Wiratma (2004:43) oleh Freida Nurlita diungkapkan
bahwa pada umumnya SMA sudah melaksanakan kurikulum 2004 dengan berbagai
interpretasi dan pelaksanaan yang bervariasi. Dijelaskan pula bahwa tidak ada satu guru
1 Indrawati. Potensi Guru Fisika SMA dalam Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 067, Tahun Ke-13, Juli 2007. Hal.546.2 Ibid, hal. 545
F- 1
Dwi Utami, Drs. Murtono, M. Si, Joko Purwanto, M. Sc/ Pengembangan Perangkat Pembelajaran
pun yang merencanakan pembelajaran dengan pendekatan inquiry, pembelajaran
berdasarkan masalah atau pembelajaran kooperatif. Salah satu masalah yang dialami oleh
guru dalam KBM tersebut karena guru belum banyak mengetahui tentang model
pembelajaran inovatif, dan kesulitan mencari strategi yang tepat agar siswa dengan
kemampuan rendah dapat aktif belajar, dengan fasilitas dan sumber belajar yang terbatas.3
Dalam sebuah jurnal internasional4 yang telah melakukan penelitian pada analisis
silabus Fisika di SMA new Zambian bahwa silabus dan praktek ujian Fisika yang ada
masih kurang tegas dalam misi peningkatan kemampuan inquiry (penyelidikan) dan belum
dikembangkan aktivitas dan pembelajaran yang mendukung siswa agar lebih kritis. Dalam
jurnal ini terlihat bahwa adanya sebuah harapan dari sang peneliti dalam jurnal untuk
mengembangkan silabus dan praktek ujian Fisika yang berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan inquiry dalam diri siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti melalui perbincangan dan
angket yang telah diisi oleh beberapa guru Fisika MA di Pondok Pesantren, ternyata masih
terlihat cukup banyak guru Fisika yang belum mengembangkan indikator, kegiatan, dan
penilaian pembelajaran yang terdapat dalam silabus dan RPP Fisika secara mandiri.
Kebanyakan mereka masih mengcopy silabus dari BSNP, sehingga kegiatan pembelajaran
yang dilakukan di kelas masih berjalan satu arah yang membuat siswa sering mengantuk
dan bosan dengan efek samping setelah itu, siswa kurang memahami apa yang
disampaikan guru di kelas bahkan ada yang tertidur5, dan saat peneliti berbincang-bincang
dengan beberapa guru Fisika tersebut, ternyata istilah kecerdasan ganda atau multiple
intelligences masih terdengar asing bagi mereka.
Teori multiple intelligences (sering juga disebut dengan istilah kecerdasan ganda
atau kecerdasan majemuk) oleh Howard Gardner yang akhir-akhir ini sedang marak untuk
dikembangkan dalam dunia pendidikan sedini mungkin.6
B. Landasan Teori
1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran disini mencakup silabus dan RPP fisika untuk
kelas X semester II. Secara sederhana silabus dapat diartikan sebagai rencana
3 Nurlita, Frieda. 2008. Penggunaan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Keterampilan Berfikir Kritis. JIPP. Hal. 887.4 Frackson, Analysis of new Zambian High School Physics Syllabus and Practical Examinations for Levels of Inquiry and Inquiry Skills. Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology Education 2007, 3(3), hal. 213-220.5 Dari hasil observasi awal peneliti saat mengikuti pembelajaran fisika di sekolah berbasis Pondok Pesantren 6 http://www.vilila.com/2010/10/multiple-intel li gen ce -kecerdasan-majemuk.html diunduh pada 12 Juni 2011
F- 2
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang
mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Prinsip pengembangan silabus mencakup
beberapa prinsip antara lain: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai,
aktual dan kontekstual, fleksibel, menyeluruh.7 Terdapat tujuh komponen utama
silabus yang perlu difahami dalam menyukseskan implementasi KTSP. Ketujuh
komponen tersebut adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, materi
standar, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar.8 Untuk pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mencakup beberapa prinsip penyusunan RPP antara lain:9 memperhatikan
perbedaan individu peserta didik, mendorong partisipasi aktif peserta didik,
mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan
tindak lanjut, keterkaitan dan keterpaduan, dan menerapkan teknologi informasi
dan komunikasi. Komponen RPP meliputi : identitas mata pelajaran, Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran (Kegiatan Pendahuluan mengandung apersepsi dan motivasi,
Kegiatan Inti mengandung proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, serta
Kegiatan Penutup mengandung rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi,
umpan balik, dan tindak lanjut), penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.10
2. Teori Multiple Intelligences
Menurut Howard Gardner sebagai tokoh yang mencetuskan tentang teori
multiple intelligences, dia mendefinisikan kecerdasan sebagai “the ability to
solve problems, or to fashion products, that are valued in one or more cultural
or community settings,”11 yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah-
masalah, atau produk mode yang merupakan konsekuensi dalam satu atau lebih
latar budaya atau masyarakat tertentu.
7 Depdiknas, Panduan Umum Pengembangan Silabus. 2008. Hlm. 16- 18. Didownload pada 4 maret 2011, pukul 08.008 Mulyasa, Implementasi KTSP kemandirian guru dan kepala sekolah. (2009, Jakarta: Bumi Aksara). Hlm. 1479 Ibid. Hal. 610 Ibid. Hal. 4-611 Howard Gardner, Multiple Intelligences...hal. 7.
F- 3
Dwi Utami, Drs. Murtono, M. Si, Joko Purwanto, M. Sc/ Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Teori kecerdasan majemuk memandang bahwa manusia itu pada
dasarnya memiliki banyak kecerdasan dan memiliki kemampuan untuk
mengembangkan kecerdasan-kecerdasan tersebut sampai batas maksimal bila
berada pada lingkungan yang mendukung. Minimal ada tujuh kecerdasan yang
dimiliki oleh manusia menurut teori kecerdasan majemuk. Adapun ketujuh
kecerdasan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: kecerdasan linguistik
(kecerdasan linguistik (linguistic intelligence) adalah kemampuan untuk
berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks12, kecerdasan logika-
matematika (logical-mathematical intelligence) merupakan kemampuan dalam
menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta
menyelesaikan operasi-operasi matematis13, kecerdasan spasial (spatial
intelligence) merupakan kecerdasan yang mampu membangkitkan kapasitas
untuk berpikir dalam tiga cara dimensi seperti yang dilakukan oleh pelaut,
pilot, pemahat, pelukis, dan arsitek14, musical intelligence atau kecerdasan
musik merupakan kecerdasan yang dapat terlihat pada seseorang yang
memiliki sisi sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme, dan nada15,
kecerdasan kinestetik (kinestetic intelligences) atau kecerdasan gerakan badan
didefinisikan oleh Howard Gardner sebagai sebuah kemampuan menyelesaikan
masalah atau produk mode menggunakan seluruh badan seseorang atau
sebagian badan.16 Kecerdasan ini juga memungkinkan seseorang untuk
menggerakkan objek dan keterampilan-keterampilan Fisika yang
halus.17Interpersonal intelligence atau kecerdasan interpersonal adalah suatu
kemampuan yang berfungsi untuk memahami dan berinteraksi dengan orang
lain secara efektif.18 Intrapersonal intelligence atau kecerdasan intrapersonal
merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri
sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dan merencanakan dan
12 Ibid. Hal. 213 Ibid. Hal. 214 Ibid. Hal. 215 Ibid. Hal. 316 Howard Gardner.2003. Multiple intelligences Kecerdasan Majemuk Teori dan Praktek.interaksara. hlm.24.17 Linda, campbell. Metode Praktis Pembelajaran..... hal. 218 Ibid. Hal. 3
F- 4
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
mengarahkan kehidupan seseorang. Beberapa individu yang memiliki
kecerdasan ini adalah ahli psikolog, ahli ilmu agama, dan ahli filsafat.19
3. Zona Alfa dalam pembelajaran berbasis multiple intelligences
Munif Chatib sebagai pakar multiple intelligences di Indonesia, dalam
bukunya20 menyebutkan bahwa kondisi alfa adalah tahap paling iluminasi
(cemerlang) proses aktif seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi paling
baik untuk belajar sebab neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu harmoni
(keseimbangan). Seseorang yang sedang dalam kondisi alfa akan mengalami
kondisi relaks tapi waspada, seperti sedang melamun tetapi sebenarnya sedang
berfikir. Intinya, otak bekerja dengan relaks.21
4. Karakteristik Pendidikan MA di Pondok Pesantren
Kurikulum yang digunakan Madrasah di pondok pesantren adalah
kurikulum terintegrasi yang diasumsikan akan mampu menciptakan keseluruhan
aspek lingkungan hidup dan dapat memberikan apa yang paling berharga mengenai
pegangan hidup di masa depan serta membantu peserta didik mempersiapkan
kebutuhan hidup yang esensial untuk menghadapi dinamika kehidupan.22
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development) dengan model pengembangan dalam penelitian ini yaitu procedural
artinya penyusunan silabus dan RPP Fisika yang mengikuti alur kerja penyusunan
buku. Model pengembangan silabus dan RPP Fisika yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan langkah-langkah yang diadaptasi dari Borg & Gall sebagai berikut:23
Pendahuluan (perencanaan)
Pengembangan
19 Ibid. Hal. 320 Chatib, Munif. 2011. Gurunya Manusia. Mizan Media Utama: Bandung. Hal. 8721 Ibid. Hal. 9022 Ainurrafiq Dawam dan Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren, Yogyakarta: Listafariska Putra,2005. Hlm. 5923 Ibid
Melakukan Penelitian Pendahuluan:- Studi Pustaka- Observasi awal
- Menganalisis SK dan KD mata pelajaran Fisika kelas X semester II- Menganalisis materi pokok pembelajaran Fisika kelas X semester II- Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi berbasis MI- Mengembangkan kegiatan Pembelajaran Fisika berbasis MI- Mengembangkan jenis penilaian berbasis MI- Menentukan alokasi waktu- Menentukan sumber belajar- Menyusun instrumen penilaian- Membuat instrumen penelitian
F- 5
Dwi Utami, Drs. Murtono, M. Si, Joko Purwanto, M. Sc/ Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(pengorganisasian)
Validasi(pelaksanaan)
Gambar 1. Model pengembangan perangkat pembelajaran berbasis multiple intelligences
PEMBAHASAN
1. Implementasi teori multiple intelligences ke dalam silabus dan RPP fisika
a. Kecerdasan matematis-logis
Salah satu aplikasi pembelajaran yang mengandung kecerdasan matematis-
logis adalah membiarkan siswa untuk menjabarkan sendiri asal muasal rumus
perbesaran pada mikroskop, lup, maupun teropong.
b. Kecerdasan ruang visual
Kecerdasan ini tampak pada indikator yang menuntut pencapaian siswa
dengan membuat kreasi baik individu maupun berkelompok dengan didukung
menggunakan kegiatan pembelajaran yang divariasi salah satunya dengan
kegiatan menjodohkan, pembuatan kreasi komik/kartun fisika sederhana, ataupun
melengkapi pohon imajinasi.
c. Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan kinestetik ini tampak pada indikator yang mengarahkan siswa
untuk menggerakkan tubuhnya, baik itu dengan evaluasi yang menggunakan
permainan yang menuntut adanya gerak tubuh dan sandiwara sederhana.
d. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal ini tampak pada indikator yang menunjukkan evaluasi
yang fleksibel, dimana siswa diberikan kesempatan untuk mambuat lirik lagu
Uji kelas Terbatas
Uji Publik
Desain Final
Uji Ahli Kurikulum dan Ahli Pembelajaran
F- 6
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
yang sesuai dengan materi saat pembelajaran sebagai evaluasi kelompok.
Dibawah ini salah satu hasil karya siswa saat memasukkan konsep teropong
dalam sebuah lagu.
Gambar 4.1 Hasil lagu karya siswa secara berkelompok konsep teropong.e. Kecerdasan linguistik
Kecerdasan linguistik ini muncul dalam beberapa indikator, salah satunya
adalah indikator pembelajaran yang bersifat fleksibel, dimana masing-masing
kelompok diberi kebebasan untuk membuat karya kelompok dalam bentuk puisi,
pantun, cerpen, ataupun cerbung yang berkaitan dengan konsep fisika pada
pertemuan tersebut dengan kegiatan pembelajaran siswa yang menyukai puisi
dikumpulkan dengan yang suka membuat puisi, siswa yang menyukai pantun,
dikumpulkan dengan yang menyukai pantun. Dibawah ini salah satu contoh puisi
dan pantun
Gambar 4.2 Puisi karya siswa setelah mempelajari konsep Lup.f. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal ini dimunculkan dalam indikator yang berbentuk
pengembangan kemampuan individu siswa, contohnya pada indikator yang menguji
kemampuan afektif siswa, dimana kemampuan individu siswa tersebut yang menjadi
penilaian utamanya dengan kegiatan pembelajaran berupa pengarahan siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya di kelas dan dengan penilaian berupa penilaian keaktifan
siswa dalam mengungkapkan pendapatnya.
g. Kecerdasan interpersonal
F- 7
Dwi Utami, Drs. Murtono, M. Si, Joko Purwanto, M. Sc/ Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Kecerdasan interpersonal siswa merupakan kecerdasan yang menguji sosial siswa,
kecerdasan ini muncul pada indikator yang menguji kemampuan siswa dalam
bekerjasama dengan teman kelompoknya dengan kegiatan pembelajaran yang
mengarahkan siswa untuk saling bekerjasama satu sama lain (kelas dibuat berkelompok-
kelompok) dan dengan penilaian secara berkelompok (apapun yang dihasilkan dari
kelompok itu, maka nilai itu menjadi nilai kelompok yang artinya nilai itu berlaku untuk
satu kelompok).
2. Pemunculan karakteristik Pondok Pesantren dalam silabus dan RPP fisika
Dalam produk ini dimunculkan beberapa karakteristik indikator, kegiatan pembelajaran,
serta penilaian yang memiliki karakteristik untuk sekolah pondok pesantren yang meliputi
indikator yang menuntut siswa untuk lebih memahami fisika dari bentuk sosial keagamaan
atau yang sesuai dengan kaidah agama dan ada beberapa juga yang menggunakan dalil al
qur’an sebagai penambaham pembelajaran ilmu agama bagi siswa.
3. Kualitas silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences untuk MA kelas X di Pondok
Pesantren
a. Kualitas silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences untuk MA kelas X
semester II menurut guru fisika
Tabel 4.1 Kualitas silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences menurut penilaian guru fisika MA
No
Aspek Kriteria Skor Rata-Rata
Kualitas
1. Indikator pembelajaran
1, 2, 3, 4, 5, 6 25,7 SB (Sangat Baik)
2. Kegiatan pembelajaran
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16
44,5 SB (Sangat Baik)
3. Penilaian pembelajaran
17, 18, 19, 20, 21, 22 25,5 SB (Sangat Baik)
4. Kebahasaan 23, 24 8,17 SB (Sangat Baik)5. Sinkronisasi 25, 26, 27 13,8 SB (Sangat Baik)
Jumlah 116,7 SB (Sangat Baik)
Tabel 4.2 Presentase keidealan tiap aspek penilaian silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences menurut penilaian guru fisika MA
No.
Aspek Skor Hasil Penelitian
Skor Maksimal Ideal
Presentase Keidealan (%)
1. Indikator pembelajaran
154 180 85,6
2. Kegiatan pembelajaran
267 300 89,0
3. Penilaian pembelajaran
147 180 81,7
4. Kebahasaan 49 60 81,75. Sinkronisasi 83 90 92,0
Jumlah 700 810 87,5
F- 8
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
60100 85.6 89 81.7 81.7 92
Diagram Batang Persentase Keidealan Silabus dan RPP fisika Menurut Penilaian Guru Fisika
Aspek
Pers
enta
se
Keid
eala
n (%
)
Gambar 4.5 Persentase keidealan tiap aspek penilaian kualitas silabus dan RPP fisika menurut penilaian guru fisika di Pondok Pesantren
Data tersebut menunjukkan bahwa pengembangan silabus dengan RPP ini
memiliki memiliki kualitas Sangat Baik (SB).
b. Kualitas silabus dan RPP fisika berbasis multiple intelligences untuk MA kelas X
semester II menurut siswa MA kelas X
Berdasarkan hasil penilaian siswa dalam uji kelas terbatas yang dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan memiliki nilai 604 dan 775 dari 1000 skor maksimal
dengan persentase keidealan masing-masing 60% dan 77,8% dengan kategori
Cukup (C) dan Baik (B). Sedangkan berdasarkan hasil penilaian siswa dalam uji
kelas luas yang dilakukan sebanyak dua kali memiliki persentase keidealan
masing-masing 75,3% dan 75,2% dan sama-sama memiliki kategori Baik (B).
Penilaian siswa melalui angket yang berupa chek list ini menunjukkan bahwa
kegiatan pembelajaran yang dikembangkan mampu memberikan semangat bagi
siswa untuk lebih mendalami fisika dan meningkatkan kemampuan belajar sesuai
dengan kecenderungan cara belajar yang disukai siswa disertai dengan penilaian
yang memiliki beberapa variasi, artinya menilai siswa sesuai dengan kesukaan
dan kemampuan siswa.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian pengembangan ini mengacu pada
tujuan penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Produk berupa perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP fisika berbasis multiple
intelligences untuk MA kelas X semester II di Pondok Pesantren telah berhasil
dikembangkan melalui penelitian ini dengan prosedur pengembangan yaitu tahap
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, uji coba siswa, dan penilaian.
2. Produk penelitian ini memiliki kualitas Sangat Baik (SB) dengan persentase rata-rata
seluruh aspek sebesar 86% menurut penilaian 6 guru fisika di Pondok Pesantren
sehingga produk ini telah layak untuk digunakan sebagai referensi bagi guru khususnya
F- 9
Dwi Utami, Drs. Murtono, M. Si, Joko Purwanto, M. Sc/ Pengembangan Perangkat Pembelajaran
dalam mengembangkan silabus dan RPP fisika di sekolah berbasis Pondok Pesantren
dengan fokus pada pengembangan indikator, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang
berbasis pada teori multiple intelligences dengan batasan pengembangan pada
kecerdasan matematis-logis, linguistik, musikal, kinestetik, ruang-visual, interpersonal,
dan intrapersonal.
3. Karakteristik untuk sekolah Pondok Pesantren terlihat pada pemunculan keterkaitan
fisika dengan al qur’an, hadist, maupun kaidah agama Islam dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Ainurrafiq Dawam dan Ahmad Ta’arifin. 2005. Manajemen Madrasah Berbasis
Pesantren. Yogyakarta: Listafariska Putra.
Campbell, Linda. et all. 2006. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences. Depok: Intuisi Press.
Chatib, Munif. 2010. Sekolahnya Manusia. Bandung: Mizan Media Utama.
_____, _____. 2011. Gurunya Manusia. Bandung: Mizan Media Utama.
Depdiknas. 2006. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
Depdiknas. 2008. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus
Mata Pelajaran Fisika. Yogyakarta: BSNP.
Frackson, Analysis of new Zambian High School Physics Syllabus and Practical
Examinations for Levels of Inquiry and Inquory Skills. Eurasia Journal of
Mathematics Science and Technology Education 2007, 3(3)
Indrawati. 2007. Potensi Guru Fisika SMA dalam Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan di
Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 067, Tahun Ke-13
Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurlita, Frieda. 2008. Penggunaan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mengembangkan Keterampilan Berfikir
Kritis. JIPP.
Salim, Bairus. 2008. Pembelajaran Berbasis Multiple intelligences (Telaah dari Sudut
Pandang Pendidikan Islam). Surabaya : Program Pascasarjana, Institut Agama Islam
Negeri Sunan Ampel, Konsentrasi Pendidikan Islam.
Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
F- 10
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
Sugiharti, Piping. 2005. Penerapan Teori Multiple intelligences dalam Pembelejaran
Fisika. Jurnal Pendidikan Penabur-No.05/Th.IV/Desember 2005.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
http://www.vilila.com/2010/10/multiple-intelligence-kecerdasan-majemuk.html diunduh
pada 12 Juni 2011
F- 11