Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TAHUNAN
V PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK
SIPIL 2018
“Perkembangan Riset dan Teknologi Dibidang Teknik Sipil
dan Lingkungan Menyongsong Era Industri 4.0”
Banjarbaru, Sabtu, 1 Desember 2018
Hotel Mercure Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Universitas Lambung Mangkurat Press
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
i
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TAHUNAN V
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL 2018
“ Perkembangan Riset dan Teknologi Dibidang Teknik Sipil dan Lingkungan
Menyongsong Era Industri 4.0”
Pelindung : Dekan Fakultas Teknik
Dr. -Ing. Yulian Firmana Arifin, S.T., M.T.
Penanggung Jawab : Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Dr. Mahmud, ST., MT.
Ketua Pelaksana : Dr. Eng. Irfan Prasetia, ST., MT.
Sekretaris : Muhammad Rizki, S.Pd.
Bendahara I : Hendrayani
Kesekretariatan : Ade Yuniarti Pratiwi, ST., M.Sc., Ph.D.
Acara : Misbahul Munir, S.P.
Publikasi dan Dokumentasi : Ady Fitriady, S.Sos.
Reviewer : Muhammad Akbar, Ezra Tegar Abiyyu Supar
Editor : Ezra Tegar Abiyyu Supar
Perancang Sampul : Wahyu Mahardika Subiyanto
ISBN : 978-602-6483-89-8
Issue : Cetakan pertama, Maret 2019
Penerbit :
Universitas Lambung Mangkurat Press
d/a Pusat Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan
ULM Lantai 2 Gedung Perpustakaan Pusat
ULM Jl. Hasan Bashri, Kayu Tangi Banjarmasin,
70123 Telp/Fax. (0511) 3305195
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
ii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunianya, sehingga Prosiding Seminar Nasional Tahunan V 2018
Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat dapat
tersusun dan diterbitkan. Prosiding ini merupakan kumpulan makalah dan hasil presentasi
yang telah dilaksanakan selama berlangsungnya Seminar Nasional Tahunan V 2018 yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Desember 2018 di Hotel Mercure Banjarmasin. Seminar
Nasional Tahunan V 2018 mengangkat tema “Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang
Teknik Sipil dan Lingkungan Menyongsong Era Industri 4.0” Dengan diangkatnya tema
tersebut peserta dapat memahami mengenai konsep yang menekankan pada pola digital
economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lainnya.
Sebagai Keynote Speaker dalam acara seminar ini kami mengundang Guru Besar
Bidang Keahlian Struktur Universitas Gajah Mada, Guru Besar Bidang Keahlian Manajemen
dan Rekayasa Air FTSL Institut Teknologi Bandung, serta Dosen Universitas Lambung
Mangkurat Bidang Keahlian Geoteknik. Kepada Bapak/Ibu Para Narasumber/Pembicara
kami ucapkan banyak terimakasih atas kesediaannya mengisi materi pada acara seminar
ini. Sedangkan sebagai peserta seminar hadir sekitar 210 orang, berasal dari kalangan
para peneliti, praktisi, ilmuwan, akademisi dan mahasiswa. Atas partisipasi Bapak/Ibu
dalam Seminar Nasional Tahunan V 2018 kami ucapkan banyak terimakasih.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak (sponsor, pendukung dan media
partner) yang telah terlibat. Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan dan
penyajian buku ini masih jauh dari kata sempurna serta terdapat berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, perkenankan kami memohon maaf atas kekurangan tersebut.
Demikian secara singkat yang dapat panitia sampaikan, ucapan terimakasih dan
penghargaan yang tinggi kami haturkan kepada semua pihak yang turut membantu
suksesnya pelaksanaan kegiatan seminar sampai penerbitan Prosiding ini. Semoga Prosiding
ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta seminar khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Banjarmasin, Desember 2018
Ketua Pelaksana
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................. i
Daftar Isi ..................................................................................................................................... ii
Studi Analisis Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan pada Jalan Bukit Kaminting Palangka
Raya
Desi Riani, Sutan Parasian Silitonga dan Riska Resita .............................................................. 1
Analisis Potensi Bahaya Rockfall Menggunakan Pendekatan Rockfall Hazard Rating System
pada Lereng Jalan Negara Km 133-139, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur
Eko Santoso, Romla Noor Hakim, Fadhilla Akbar .................................................................... 9
Penelitian Terhadap Penyebab Kerusakan Jalan Lingkungan Pemukiman Di Kota
Banjarmasin
Abdurrahman ............................................................................................................................ 19
Analisis Sistem Kerja Manajemen Konstruksi dalam Proyek Pembangunan Gedung Rumah
Sakit Daerah Sultan Suriansyah Tahap II Di Kota Banjarmasin
Ruliana Febrianty ..................................................................................................................... 28
Analisis Faktor Efisiensi Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang Kelompok pada Pembangunan
Dermaga Terminal Peti Kemas Pelabuhan Trisakti Banjarmasin
Akhmad Gazali ......................................................................................................................... 35
Beban Gempa Seismik Menggunakan Peta Gempa Indonesia 2017 di Kalimantan Selatan
Eka Purnamasari ....................................................................................................................... 46
Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan Kota di Pusat Terminal Antasari Kota Banjarmasin
Robiatul Adawiyah ................................................................................................................... 55
Analisis Tingkat Produktivitas Pekerjaan Pondasi Bored Pile dengan Metode Unit Completed
(Studi Kasus Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Kalimantan dan Pulau Laut Site
Batulicin)
Irwan Azhar .............................................................................................................................. 62
Analisis Pengaruh Penambahan Tempurung Kelapa Sebagai Pengganti Agregat Kasar
Terhadap Kuat Tekan Beton Dengan Mutu FC 21 MPA
Sylvina Permatasari .................................................................................................................. 73
Pengaruh Suhu Material Agregat Kasar dan Pasir dalam Campuran Adukan terhadap Mutu
Beton
Hudan Rahmani ........................................................................................................................ 81
Pengaruh Arah dan Rambatan Retak Terhadap Nilai Kekuatan Geser Tanah
Hutagamissufardal dan Adriani ................................................................................................ 93
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
iv
Studi Pemanfaatan Kayu Karet sebagai Material Cap Terowongan Tambang Bawah Tanah di
Desa Pualam Sari, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan
Adip Mustofa .......................................................................................................................... 100
Studi Peningkatan Tahanan Geser Tanah Lempung Lunak Menggunakan Metode Navfac
DM.7.0 dan Model Skala Laboratorium
Rusdiansyah ............................................................................................................................ 111
Analisis Stabilitas Lereng dengan Menggunakan Pendekatan Metode Slope Mass Rating :
Studi Kasus Jalan Negara Km 133 Sampai 139, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur
Eko Santoso, Romla Noor Hakim, Dan Muhammad Jawad ................................................... 123
Sifat Fisik Komposit Papan Semen Berbahan Serat Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) Dengan
Perlakuan Perendaman NaOH
Henry Wardhana dan Ninis Hadi Haryanti ............................................................................. 134
Kajian Pemanfaatan Agregat Lokal Kalimantan Timur sebagai Material Konstruksi
Rusdiyanur dan Irfan Prasetia ................................................................................................. 142
Potensi Kebudayaan Kawasan Permukiman Tepian Sungai Sebagai Daya Tarik Wisata Kota
(Studi Kasus: Kelurahan Seberang Mesjid Kota Banjarmasin)
Noor Aina, Fitri Wulandari, Humairoh Razak ........................................................................ 153
Identifikasi Citra Kampung Sasirangan sebagai Dasar Perancangan Kawasan
Fitri Wulandari Dan Evan Elianto Supar ................................................................................ 162
Analisis Penentuan Nilai EMP Kendaraan Pada Persimpangan Jalan Ahmad Yani dan Jalan
Karang Rejo di Banjarbaru
Utami Sylvia Lestari dan Novia Ulfah Haika ........................................................................ 172
Analisis dan Potensi Penataan Ruang Terbuka di Kawasan Permukiman Tepian Air Kota
Banjarmasin
Evan Elianto Supar dan Annisa .............................................................................................. 181
Aproksimasi Potensi Penurunan Dasar Sungai dan Defisit Sedimen Sungai Bermeander pada
Penggal Sungai Seruyan di Desa Hanau Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan Provinsi
Kalimantan Tengah
Nomeritae, Raden Haryo Saputra ........................................................................................... 188
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
v
SUSUNAN JADWAL PEMAKALAH SEMINAR NASIONAL TAHUNAN V
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL, FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TAHUN 2018
PARALEL 1
No Nama Pemakalah Judul Makalah
1. Rusdiyanur dan Irfan
Prasetia
Kajian Pemanfaatan Agregat Lokal Kalimantan Timur
sebagai Material Konstruksi
2. Rusdiansyah
Studi Peningkatan Tahanan Geser Tanah Lempung Lunak
Menggunakan Metode Navfac DM.7.0 dan Model Skala
Laboratorium
3. Abdurrahman Penelitian Terhadap Penyebab Kerusakan Jalan
Lingkungan Pemukiman Di Kota Banjarmasin
4. Robiatul Adawiyah Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan Kota di Pusat
Terminal Antasari Kota Banjarmasin
5.
Sylvina Permatasari Analisis Pengaruh Penambahan Tempurung Kelapa
Sebagai Pengganti Agregat Kasar Terhadap Kuat Tekan
Beton Dengan Mutu FC 21 MPA
6. Adip Mustofa
Studi Pemanfaatan Kayu Karet sebagai Material Cap
Terowongan Tambang Bawah Tanah di Desa Pualam Sari,
Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi
Kalimantan Selatan
7. Henry Wardhana dan Ninis
Hadi Haryanti
Sifat Fisik Komposit Papan Semen Berbahan Serat Purun
Tikus (Eleocharis Dulcis) Dengan Perlakuan Perendaman
NaOH
8 Utami Sylvia Lestari dan
Novia Ulfah Haika
Analisis Penentuan Nilai EMP Kendaraan Pada
Persimpangan Jalan Ahmad Yani dan Jalan Karang Rejo di
Banjarbaru
9 Andius D. Putra Perilaku Deformasi yang Diakibatkan Oleh Slaking
10. Aqli Mursadin
Sebuah Aplikasi dari Analisis Kinerja Aset pada
Infrastruktur Energi (Studi Kasus: Perilaku Stabil Beban
Produksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Asam-asam di
Kalimantan Selatan)
11. Dyah Pradhitya Hardiani Analisa Perilaku Lalu Lintas Pengguna Jalan pada
Simpang Empat Jalan Cemara Raya Kota Banjarmasin
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
vi
PARALEL 2
No Nama Pemakalah Judul Makalah
1. Mahmud dan Prawita Sari
Evaluasi Perubahan Kualitas Air dan Tanah Pada
Pengembangan Daerah Irigasi Rawa (DIR) Maliku
Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah
2. Desi Riani, Sutan Parasian
Silitonga dan Riska Resita
Studi Analisis Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan
pada Jalan Bukit Kaminting Palangka Raya
3 Nomeritae dan Raden Haryo
Saputra
Aproksimasi Potensi Penurunan Dasar Sungai dan
Defisit Sedimen Sungai Bermeander pada Penggal
Sungai Seruyan di Desa Hanau Kecamatan Hanau
Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah
4. Akhmad Gazali
Analisis Faktor Efisiensi Daya Dukung Lateral Pondasi
Tiang Kelompok pada Pembangunan Dermaga
Terminal Peti Kemas Pelabuhan Trisakti Banjarmasin
5. Hutagamissufardal dan Adriani Pengaruh Arah dan Rambatan Retak Terhadap Nilai
Kekuatan Geser Tanah
6. Eko Santos, Romla Noor
Hakim, Dan Muhammad Jawad
Analisis Stabilitas Lereng dengan Menggunakan
Pendekatan Metode Slope Mass Rating : Studi Kasus
Jalan Negara Km 133 Sampai 139, Kabupaten Paser,
Provinsi Kalimantan Timur
7. Fitri Wulandari Dan Evan
Elianto Supar
Identifikasi Citra Kampung Sasirangan sebagai Dasar
Perancangan Kawasan
8. Maretina Eka Sinta Dan
Kuntarto
Analisis Keterlambatan Pembayaran Dalam Proyek
Konstruksi Di Kotawaringin Barat
9. Satriani
Evaluasi Kepadatan Tanah Dasar Jalan Masuk Desa
Sahapi Kabupaten Kotabaru Menggunakan Alat
Dynamic Cone Penetrometer
10. Evan Elianto Supar Dan Annisa Analisis dan Potensi Penataan Ruang Terbuka di
Kawasan Permukiman Tepian Air Kota Banjarmasin
11. Andi Maghfirah Dan Irfan
Prasetia
Perencanaan Jembatan yang Efisiensi Ditinjau dari
Aspek Biaya Investasi
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
vii
PARALEL 3
No Nama Pemakalah Judul Makalah
1.
Juhriansyah Dalle, Dwi
Hastuti, Mahmud, Irfan
Prasetia
The Evaluation of Letter Management System Using
Delone and Mclean Information System Success Model
2.
Iphan F. Radam, Mahmud ,
dan Supermata A. D.
Alexander
Factor Analysis of The Influence Of River Crossing Ferry
Use – A Case In Banjarmasin and Kuala Kurun
3 Ruliana Febrianty
Analisis Sistem Kerja Manajemen Konstruksi dalam
Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Daerah Sultan
Suriansyah Tahap II Di Kota Banjarmasin
4. Eka Purnamasari Beban Gempa Seismik Menggunakan Peta Gempa
Indonesia 2017 di Kalimantan Selatan
5. Irwan Azhar
Analisis Tingkat Produktivitas Pekerjaan Pondasi Bored
Pile dengan Metode Unit Completed (Studi Kasus
Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Kalimantan
dan Pulau Laut Site Batulicin)
6. Hudan Rahmani Pengaruh Suhu Material Agregat Kasar dan Pasir dalam
Campuran Adukan terhadap Mutu Beton
7. Noor Aina, Fitri Wulandari,
Humairoh Razak
Potensi Kebudayaan Kawasan Permukiman Tepian Sungai
Sebagai Daya Tarik Wisata Kota (Studi Kasus: Kelurahan
Seberang Mesjid Kota Banjarmasin)
8. Miming Virganinda Burako Analisis Pengembangan Kawasan Rawa Mentaren
Kabupaten Pulang Pisau
9. Ichwan Setiawan Stabilisasi Tanah Lempung dengan Menggunakan Abu
Cangkang Sawit Terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas
10. Tahan,S.T.,M.T Pengaruh Kekuatan Balok Induk Terhadap Dimensi Balok
Anak pada Beton Bertulang
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
181
ANALISIS DAN POTENSI PENATAAN RUANG TERBUKA
DI KAWASAN PERMUKIMAN TEPIAN AIR
KOTA BANJARMASIN
Evan Elianto Supar dan Annisa
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Gedung Ahmad Azhar Baasyir Lt. 3 Jalan Gubernur H. Syarkawi (Lingkar Luar)
Semangat Dalam, Kabupaten Barito Kuala, 70528, Indonesia
Email: [email protected] ; [email protected]
ABSTRAK
Kota dengan identitas tepian air memiliki beragam keunikan, baik melalui setting fisik keruangan maupuan nilai budaya dan tradisinya, salah satunya adalah Kota Banjarmasin. Perkembangan kota yang semakin kompleks menuntut pemenuhan kebutuhan dasar. Desakan kebutuhan dan keterikatan erat terhadap sungai, kemudian yang menjadikan banyak terdapatnya kawasan permukiman pada kawasan tepian sungai di Kota Banjarmasin. Seiring perkembangan, kawasan permukiman tepian sungai berkembang dengan keberagaman serta kompleksitasnya sehingga kemudian muncul kawasan dengan dugaan kawasan permukiman kumuh di kawasan tepian air. Salah satu indikator dugaan berupa ketersediaan ruang terbuka pada kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan ruang terbuka di kawasan permukiman tepian air Kota Banjarmasin. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melalui perbandingan literatur pustaka dan kondisi empiris. Hasil dari penelitian ini analisis ketersediaan ruang terbuka kawasan permukiman tepian air di Kota Banjarmasin serta potensi optimalisasi terhadap penyediaan ruang terbuka di kawasan permukiman tepian air. Kata kunci: permukiman, ruang terbuka, tepian air.
1. PENDAHULUAN
Kota Banjarmasin dicitrakan sebagai Kota Seribu Sungai, dengan banyaknya jumlah sungai yang membelah kota. Total terdapat 102 sungai dan anak sungai yang terdapat di Kota Banjarmasin, berdsarkan Surat Keputusan Walikota Banjarmasin No. 158 Tahun 2011 tentang Penetapan Sungai sebagai Falisitas Umum dan Aset Pemerintah Kota. Keberadaan sungai menjadi urat nadi kota sejak dahulu, melalui sistem transportasi, perdagangan, dsb. Banyak bukti sejarah yang tedapat disepanjang tepian sungai Kota Banjarmasin, antara lain Masjid Sultan Suriansyah di tepi sungai Kuin dan beberapa rumah tradisional di Kawasan Sungai Jingah di tepian Sungai Martapura.
Ruang Terbuka dan Kawasan Permukiman Kumuh
Keterikatan masyarakat kota dengan sungai menjadikan banyaknya permukiman yang terdapat di tepian sungai di Kota Banjarmasin. Berdasarkan dokumen RTRW Kota Banjarmasin Tahun 2013-2032, permukiman di tepian sungai merupakan fungsi mayoritas.
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
182
Umumnya kawasan permukiman tepian sungai memiliki kepadatan yang tinggi dengan hubungan kekeluargaan warga yang dekat satu sama lain. Sebagian besar kawasan permikiman padat di tepian sungai ini bahkan dikategorikan sebagai kawasan kumuh, berdasarkan Surat Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor 460 tahun 2015 tentang Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh Kota Banjarmasin Tahun 2015. Terdapat sekitar 549,70 Ha kawasan permukiman kumuh yang tersebar di 5 kecamatan di Kota Banjarmasin, sebagian besarnya terdapat di kawasan tepian sungai. Jika ditinjau berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 40 Tahun 2016 Tentanf Pedoman Umum Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) -program pemerintah yang berkonsentrasi pada penuntasan kekumuhan- indikator kawasan permukiman kumuh dan perumahan kumuh mencakup kondisi bangunan tidak memenuhi syarat serta kondisi sarana prasarana yang tidak memenuhi syarat, meliputi (1) kondisi bangunan, (2) jalan lingkungan, (3) kondisi lingkungan, (4) penyediaan air bersih/minum, (5) pengelolaan persampahan, (6) pengelolaan air limbah, (7) pengamanan kebakaran, dan (8) ruang terbuka hijau. Ruang terbuka merupakan salah satu indikator penting dalam keberhasilan peningkatan kualitas permukiman kumuh. Disamping itu menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 mengamanatkan peneyediaan ruang terbuka minimal sebesar 30% disetiap wilayah dan kota di Indonesia.
Ruang Terbuka Menurut Hakim (dalam Pramudito, 2013), ruang terbuka merupakan ruang yang berada diluar bangunan yang dapat menampung aktivitas tertentu manusia, baik secara individu atau secara kelompok. Menurut Trancik (1986), ruang terbuka adalan ruang keras (hard space) yang dibatasi oleh dinding arsitetkrural serta digunakan untuk aktifitas sosial dan ruang lunak (soft space) didominasi oleh lingkungan alam seperti kebun, jalur hijau dan taman. Ruang terbuka secara umum dimanfaatkan untuk mewadahi aktifitas masyarakat yang berada diluar ruangan, dengan elemen yang dapat terdiri dari perkerasan maupun vegetasi.
Menurut Hakim (2003) ruang terbuka sebagai wadah kegiatan bersama, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruang terbuka umum dan ruang terbuka khusus. Ruang terbuka umum dapat dilihat dari bentuk dasar dari ruang terbuka selalu terletak diluar massa bangunan, dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang (warga), dan memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan (multi fungsi), misalnya jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza lapangan olahraga, taman kota dan taman rekreasi. Sedangkan ruang terbuka khusus memiliki juga terletak di luar massa bangunan, pemanfaatannya untuk kegiatan terbatas dan dipergunakan untuk keperluan khusus/ spesifik, contohnya taman rumah tinggal, taman lapangan upacara, daerah lapangan terbang, dan daerah untuk latihan kemiliteran.
Ditinjau dari kegiatannya ruang terbuka dapat dibagai menjadi dua jenis, yaitu ruang terbuka pasif dan ruang terbuka pasif (Hakim, 2003). Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan manusia didalamnya misalkan, bermain, olahraga, jala-
jalan. Ruang terbuka aktif dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi. Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka yang didalamnya tidak mengandung unsur-unsur kegiatan manusia misalkan, penghijauan tepian jalur jalan, penghijauan tepian rel kereta api, penghijauan tepian bantaran sungai, ataupun penghijauan daerah yang bersifat alamiah. Ruang terbuka pasif ini lebih berfungsi sebagai keindahan visual dan fungsi ekologis belaka.
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
183
Ruang terbuka ditinjau dari sifatnya dikelompokkaan menjadi 2, yaitu ruang terbuka lingkungan dan ruang terbuka antar bangunan (Hakim, 2003). Ruang terbuka lingkungan merupakan ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan sifatnya umum. Ruang terbuka antar bangunan adalah ruang terbuka yang terbentuk oleh massa bangunan. Ruang terbuka ini dapat bersifat umum atau pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya.
Menurut Rob Krier (1997) berdasarkan bentuknya ruang terbuka dapat dikelompokkan menjadi, bentuk koridor dan lapangan. Ruang terbuka dengan bentuk koridor pada umumnya hanya mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya, misalkan bentuk ruang terbuka jalan, bentuk ruang terbuka sungai. Sedangkan ruang terbuka bentuk lapangan mempunyai batas disekelilingnya, seperti lapangan upacara, alun-alun, lapangan olahraga, dsb.
Karakteristik Kawasan Permukiman Di Tepian Sungai Kota Banjarmasin
Pola permukiman tepi sungai di Banjarmasin umumnya adalah pola linier di sepanjang tepi sungai mengikuti bentuk sungainya. Rumah-rumah dibangun menghadap ke sungai dan pada tepian sungai terdapat dermaga yang dihubungkan dengan titian. Dermaga digunakan untuk menambatkan perahu sebagai satu-satunya alat transportasi pada saat itu serta digunakan sebagai sarana dalam memanfaatkan air sungai sebagai sumber air minum dan sanitasi (Daud dalam Mentayani, 2016). Permukiman ini tidak bisa meluas ke arah belakang dan depan karena faktor alam (Daldjoeni dalam Atmojo dalam Dahliani, 2012). Bagian depan terdapat aliran sungai sebagai sistem transportasi utama, sedangkan bagian belakang terdapat rawa-
rawa yang selalu tergenang. Berdasarkan data ini, pola perkembangan pemukiman cenderung bertambah kebagian sisi-sisinya.
Menurut Dahliani (2012) berdasarkan historis, permukiman tumbuh di sepanjang tepian sungai dengan orientasi ke sungai. Setiap rumah memiliki dermaga sebagai tempat menambatkan perahu, sebagai wadah “batang” untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi, cuci dan mengambil air untuk keperluan di rumah. Jarak antara rumah dengan sungai + 30 meter, terdapat titian dari kayu ulin dengan struktur panggung sebagai penghubung rumah dengan dermaga. Antara dermaga dan titian terdapat urugan tanah yang dijadikan sebagai tanggul (kemudian berkembang fungsinya menjadi jalan darat). Tanggul ini biasanya diurug dengan cara mengeruk sungai saat musim kemarau (sungai kering) sehingga mengurangi endapan lumpur yang dapat membuat sungai dangkal. Rumah menggunakan struktur panggung dengan tiang ulin dan pondasi kacapuri atau pancangan kayu galam. Jarak antar rumah lebih dari 20 meter. Pada tahap ini, kondisi tapak permukiman masih terdapat ruang-ruang untuk area resapan dan aliran air.
Menurut Mentayani (2016), identitas arsitektur tepian sungai di Banjarmasin terdiri dari rumah lanting, rumah bantaran sungai dan rumah tepian sungai, titian, dermaga/batang, batang dan jamban, dan budaya kehidupan masyarakat di tepian sungai. Sedangkan permukiman tepian sungai Kota Banjarmasin menurut Mentayani (2016) terdiri dari, (1) Pola hunian mengikuti bentuk sungai, akses dan orientasi bangunan mengutamakan sungai sebagai area depan. (2) Adanya jembatan, jembatan ringkap, dermaga, batang, jamban dan titian sebagai bagian elemen arsitektur sungai. (3) Transportasi sungai dan budaya kehidupan sungai menjadi gambaran keseharian masyarakatnya. (4) Besarnya kesadaran, pengetahuan, dan ketergantungan akan fungsi dan peran sungai. (5) Besarnya ketergantungan terhadap fungsi dan peran sungai dalam kehidupan sehari, seperti ekonomi, sosial dan budaya (penunjang transportasi, penunjang mata pencaharian, sumber air untuk kebutuhan sehari hari, dan lain-
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
184
lain). (6) Posisi sungai dan jalan sebagai elemen yang dominan adalah ketika adanya koeksistensi sungai dan jalan dalam elemen-elemen permukiman maupun aktivitas masyarakatnya.
2. METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian berada pada kawasan permukiman tepian sungai di Kota Banjarmasin terutama pada kawasan permukiman tepian sungai. Terdapat beberapa kawasan yang menjadi fokus amatan, meliputi Kawasan Sungai Jingah, Kawasan Seberang Mesjid, Kawasan Kuin dan Kawasan Alalak. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dengan metode kualitatif. Menurut Priadmaja, et el (2017) metode kualitatif merupakan prosedur penelitian uang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dari objek amatan melalui pendekatan deduktif.
Penelitian ini berfokus pada indikator ruang terbuka terutama pada kawasan permukiman tepian sungai. Isu penyediaan ruang terbuka menjadi penting dikarenakan memiliki keterkairan terhadap dua tujuan pentingm yaitu pemenuhan amanat undang-undang dan pengentasan kekumuhan pada kawasan permukiman. Kawasan permukiman tepian sungai tumbuh menjadi kawasan permikiman dengan kepadatan tinggi, sehingga perlu adanya penyediaan ruang terbuka sebgai salah satu standar minimum pelayanan. Sehingga permasalahan penilitian fokus pada analisis dan potensi ruang terbuka di kawasan permukiman tepian sungai di Kota Banjarmasin.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan kajian terhadap pustaka yang relevan. Langkah ini dilakukan guna memperoleh informasi akurat sebagai pangkah menjawab pemasalahan penelitian. Selanjutnya dilakukan analisa terhadap data lapangan, melalui langkah pengelompokan data, penafsiran data secara keseluruhan, dialog data terhadap deskripsi teori, kemudiaan dilakukan penyajian kembali berupa kesimpulan dan temuan penelitian. Penyajian kembali data dapat berupa tabel, gambar, bagan maupun deskripsi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ruang terbuka hijau merupakan salah satu indikator dalam penilaian kekumuhan disebuah kawasan permukiman. Variabel dari ruang terbuka hijau dalam indikator tersebut adalah ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka dalam sebuah kawasan. Kawasan permukiman kumuh di Kota Banjarmasin sebagian besar berada di tepian sungai Kota Banjarmasin, hal ini mengindikasikan kawasan permukiman tepian sungai yang memiliki kepadatan tinggi.
Pola Permukiman Tepian Sungai Kota Banjarmasin
Pola permukiman di tepian Sungai Martapura terutama di kawasan penelitian membentuk pola liner terhadap bentuk sungai. Selain hunian elemen yang terdapat pada kawasan tepian berupa titian, batang, jamban dan lanting. Keberadaan bangunan pada kawasan permukiman tepian sungai dapat terbentuk menjadi beberapa lapisan bergantung pada lebar sungai. Di kawasan Sungai Jingah, Kawasan Seberang Masjid dan Kawasan Kuin, bangunan pada bagian tepian sungai hanya terdiri dari satu hingga dua lapis. Sedangkan Kawasan Alalak bangunan
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
185
pada bagian tepian sungai dapat mencapai hingga lima lapisan bangunan dengan beragam fungsi.
Gambar 1. Pola Permukiman Tepian Sungai
Analiasa Ruang Terbuka di Kawasan Permukiman Tepian Sungai Kota Banjarmasin Ruang terbuka yang terdapat pada kawasan permukiman tepian sungai merupakan ruang-
ruang luar yang dibatasi oleh bangunan-bangunan yang terdapat di kawasan tersebut. Berdasarkan amatan ruang-ruang tebuka ini berupa, jalan, jaringan titian, batang dan jamban, serta dermaga. Ruang-ruang ini umumnya dimanfaatkan warga sebagai wadah aktifitas bersama, seperti mengadakan kegiatan perkawinan pada jalan. Titian dimanfaatkan sebagai wadah masyarakat berkumpul dengan menambahkan fitur seperti tempat duduk, bahkan di beberapa kawasan terdapat warung pada area titian. Ruang terbuka di kawasan permukiman tepian sungai umumnya merupakan ruang terbuka umum, hal ini dikarenakan umumnya lahan untuk mendirikan bangunan tidak terdapat ruang sisa. Bangunan di kawasan ini umumnya berdiri di atas sungai dengan konstruksi panggung sehingga tidak ada lahan yang dapat dijadikan sebagai pekarangan. Hal ini menyebabkan jaringan titian pada bagian luar bangunan menjadi ruang bersama masyarakat.
Berdasarkan hasil amatan, ruang-ruang luar pada kawasan permukiman tepian sungai di Kota Banjarmasin ini berdasarkan jenisnya digolongkan sebagai ruang terbuka aktif. Dilihat dari keterlibatan aktifas dari masyarakat yang memafaatkan kawasan tersebut. Beberapa kawasan selain dimafaatkan sebagai fungsi sosial, ruang-ruang antar bangunan ini dimafaatkan sebagai penggerak ekonomi dengan adanya warung atau toko sederhana. Sebagai dukungan kegiatan ruang-ruang luar bangunan ini dapat diberikan tambahan vegetasi sebagai upaya penghijauan, serta fitur-fitur pendukung seperti penerangan, pagar keamanan, tempat sampah, dsb. Bentuk ruang terbuka yang terdapat di kawasan permukiman tepian sungai umumnya berbentuk koridor terutama pada jaringan titian dan jalan. Sedangkan pada area batang dan jamban berbentuk lapangan walaupun ukurannya kecil. Pada jaringan titian dan jalan yang menjadi
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
186
pembatas ruang berupa dinding bangunan, sedangkan pada area batang dan jamban pembatas ruang dapat berupa dinding bangunan dan sungai.
Gambar2. Potensi Ruang Terbuka di Kawasan Permukiman Tepian Sungai di Kota Banjarmasin
4. KESIMPULAN
Kawasan permukiman tepian sungai di Kota Banjarmasin umumnya merupakan kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi. Diperlukan sarana dan prasarana dasar sebagai strandar pelayanan minimum kawasan, salah satunya berupa keberadaan ruang terbuka. Secara swadaya masyarakat telah membentuk dengan seindirinya ruang-ruang antar bangunan di kawasan permukiman tepian sungai. Elemen ruang terbuka di kawasan permukiman tepian sungai di Kota Banjanjarmasin berupa 1) Jalan 2) Jaringan Titian 3) Batang dan jamban yang dimanfaatkan sebagai ruang bersama. Agar manfaat lebih dirasakan masyarakat, perlu adanya optimalisasi elemen ruang terbuka, misalnya dengan penghijauan, penambahan fitur keamanan, dsb.
DAFTAR RUJUKAN
Dahliani. 2012. Konsep Pengolahan Tapak Permukiman di Lahan Rawa, Banjarmasin.
LANTING Journal of Architecture, (1) 2, 96-105.
Elianto, Evan Supar. 2013. Konsolidasi Keruangan Kawasan Tepian Sungai Berbasis Titian
Sebagai Karakteristik Lokal Lokus: Kawasan Tepian Sungai Kota Banjarmasin. Tesis.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Hakim, Rustam. 2003. Arsitektur Lansekap : Manusia, Alam dan Lingkungan. Jakarta:
Universitas Trisakti.
Krier, Rob. 1997. Urban Space. New York: Rizzoli International Publication.
Mentayani, Ira. 2016. Identitas dan Eksistensi Permukiman Tepi Sungai Di Banjarmasin. In:
Universitas Lambung Mangkurat. Seminar Nasional Universitas Lambung Mangkurat,
5 November 2016 Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan
Basah secara Berkelanjutan, Banjarmasin, Indonesia 5 November 2016. Universitas
Lambung Mangkurat: Banjarmasin.
Mentayani, Ira. 2016. Identitas Keruangan Tepian Sungai dan Perubahannya pada
Prosiding Seminar Nasional Tahunan V Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-602-6483-89-8
Banjarmasin, 1 Desember 2018
187
Permukiman Vernakular di Banjarmasin. In: Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Uiversitas Brawijaya. Seminar Nasional – Semesta Arsitektur Nusantara 4, Malang,
Indonesia 17-18 November 2016. Universitas Brawijaya: Malang.
Noor, Bani Muchamad. dan Mentayani, Ira, 2002. Karakteristik Perumahan di Tepi Sungai
Martapura Tinjauan Aspek Fisik Tradisional. INFO-TEKNIK, 3 (1), pp.1-7.
Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banajrmasin Tahun 2013-2032.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyar Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Pramudito, Sidhi. 2013. Analisis Pola Tata Ruang Terbuka Tepian Sungai Winongo di
Kampung Budaya Bangunrejo. Jurnal Arsitektur KOMPOSISI. (10) 4, pp. 239-254.
Priadmaja, Adji Prama. Anisa. Prayogi, Lutfi. 2017. Penerapan Konsep Transit Oriented
Development (TOD) pada Penataan Kawasan di Kota Tangerang. Jurnal Arsitektur
PURWARUPA, 1(2), pp. 53-60.
Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 40 Tahun 2016 Tentanf Pedoman Umum Program Kota Tampa Kumuh
(Kotaku)
Surat Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor 158 Tahun 2011 tentang Penetapan Sungai
sebagai Falisitas Umum dan Aset Pemerintah Kota.
Surat Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor 460 tahun 2015 tentang Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh Kota Banjarmasin Tahun 2015.