Upload
cristiano-ebry
View
545
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 1/49
Daftar Isi
Daptar Isi……………………………………………….………………….1
BAB I Pendahuluan…………………...…………………..……….2
BAB II Tujuan Percobaan ……………………………...………….11
BAB III Prosedur Kerja……………………………………………..12
BAB IV Hasil Percobaan……………………………………………18
BAB V Pembahasan………………………………………………..23
Kesimpulan ……………………………………………………………….29
Daptar Pustaka ……………………………………………………………30
Lampiran……..……………………………………………………………31
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 2/49
BAB I
PENDAHULUAN
PROTEIN
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau
utama. Protein merupakan komponene utama dalam sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen
terbesar setelah air. Kira-kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein.
Protein adalah senyawa organic komplek yang terdiri atas unsur-unsur karbon (50-
55%), hydrogen (±7%), oksigen (±13%), dan nitrogen (±16%). Banyak pula protein
yang mengandung belerang (S) dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%).
Fungsi utama protein adalah sebagai zat pembangun atau pembentuk
struktur sel, misalnya untuk pembentukan kulit, otot, rambut, membran sel, jantung,
hati, ginjal, dan beberapa organ penting lainnya. Selain itu terdapat pula proteinyang mempunyai fungsi khusus, yaitu protein yang aktif. Beberapa diantaranya
adalah enzyme yang berperan sebagai biokatalisator, hemoglobin sebagai
pengangkut oksigen, hormon sebagai pengatur metabolisme tubuh, dan antibodi
untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit.
Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang
berasal dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut
protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.
Sumber protein dari beberapa bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan,
beras, kacang, dan buah-buahan. Protein dalam makanan yang dikonsumsi manusia
akan dipecah menjadi asam-asam amino dalam proses pencernaan dengan dibantu
oleh enzym seperti pepsin dan tripsin. Asam-asam amino yang dihasilkan kemudian
diserap oleh usus dan dibawa darah ke hati atau didistribusikan ke jaringan-jaringan
yang membutuhkan. Selain untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein dapat pula
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 3/49
digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energy tubuh tidak terpenuhi oleh
karbohidrat dan lemak.
Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara
5000 sampai jutaan. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein.
Asam-asam amino ini terikat satu sama lain oleh ikatan peptida, yaitu ikatan antara
gugus karboksil (-COOH) asam amino yang satu dengan gugus amino (-NH2) dari
asam amino yang lain dengan melepaskan satu molekul air. Peptida yang terbentuk
atas dua asam amino disebut dipeptida. Sebaliknya, peptida yang terdiri atas tiga,
empat, atau lebih asam amino masing-masing disebut tripeptida, tetrapeptida, dan
seterusnya.
Protein adalah suatu polipeptida yang memiliki kira-kira 100 sampai 1800
atau lebih residu asam amino. Suatu protein yang hanya tersusun atas asam amino
dan tidak mengandung gugus kimia lain disebut protein sederhana contohnya :
enzym ribonuklease dan khimotripsinogen. Namun, banyak protein yang
mengandung bahan lain selain asam amino seperti derivat vitamin, lipid, atau
karbohidrat. Protein tersebut disebut protein konjugasi. Bagian yang bukan asam
amino dari jenis protein ini disebut gugus prostetik. Contohnya, lipoprotein
mengandung lipid dan glikoprotein mengandung gula.
Berdasarkan stuktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi dua golongan
utama, yaitu :
1.Protein globuler, yaitu protein berbentuk bulat atau elips dengan rantai
polipeptida yang berlipat. Umumnya, protein globuler larut dalam air, asam,
basa, atau etanol. Contoh : albumin, globulin, protamin, semua enzym dan
antibodi.
Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh
panas. Larutan albumin dalam air dapat diendapkan dengan penambahan
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 4/49
amoniumsulfat hingga jenuh. Albumin antara lain terdapat pada serum darah dan
bagian putih telur.
2.Protein fiber, yaitu protein berbentuk serat atau serabut dengan rantai
polipeptida memenjang pada satu sumbu. Hampir semua protein fiber
memberikan peran struktural atau pelindung. Protein fiber tidak larut dalam air,
asam, basa, maupun etanol. Contoh : keratin pada rambut, kolagen pada tulang
rawan, dan fibroin pada sutera.
Sifat-sifat protein
Berat molekul protein sangat besar, ribuan sampai jutaan, sehingga
merupakan suatu makromolekul. Seperti senyawa polimer lain (misalnya: pati),
protein dapat pula dihidrolisis oleh asam, basa, atau enzim tertentu dan
menghasilkan campuran asam-asam amino.
Sifat fisikokimia berbeda satu sama lain, tergantung pada komposisi dan jenis asam amino penyusunnya, sebagian besar protein bila dilarutkan dalam air
akan membentuk disperse koloidal dan tidak dapat berdifusi bila dilewatkan
melalui membran semipermiabel. Beberapa protein mudah larut dalam air, tetapi
ada pula yang sukar larut. Protein tidak dapat larut dalam pelarut organik seperti
eter, kloroform, atau benzena.
Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dan
zat kimia, sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau
modifikasi pada struktur molekul protein disebut denaturasi. Hal-hal yang dapat
menyebabkan terjadinya denaturasi adalah : panas, pH, tekanan, aliran listrik,
dan adanya bahan kimia seperti urea, alkohol, atau sabun. Proses denaturasi
kadang berlangsung secara reversible, tetapi ada pula yang irreversible,
tergantung pada penyebabnya. Protein yang mengalami denaturasi akan
menurunkan aktivitas biologinya dan berkurang kelarutannya, sehingga mudah
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 5/49
mengendap. Penggumpalan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi
yang berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein tersebut. Protein yang
terdenaturasi pada titik isolistriknya masih dapat larut pada pH di luar titik iso
listrik tersebut. Air ternyata diperlukan untuk proses denaturasi oleh panas. Putih
telur yang kering dapat dipanaskan hingga 100ºC dan tetap dapat larut dalam air.
Molekul protein mempunyai gugus amino (-NH2) dan gugus karboksilat (-
COOH) pada ujung-ujung rantainya. Hal ini menyebabkan protein mempunyai
banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan
asam dan basa. Dengan larutan asam atau pH rendah, gugus amino pada protein
akan bereaksi dengan ion H+, sehingga protein bermuatan positif. Sebaliknya,
dalam larutan basa gugus karboksilat bereaksi dengan ion OH- sehingga protein
bermuatan negatif. Adanya muatan pada molekul protein menyebabkan protein
bergerak di bawah pengaruh medan listrik.
Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul-
molekul di dalam zat cair yang mengalir. Suatu larutan protein dalam air
mempunyai viskositas atau kekentalan yang relative lebih besar daripada
viskositas air sebagai pelarutnya.viskositas larutan protein tergantung pada jenis
protein,bentuk molekul,konsentrasi,serta suhu larutan.Viskositas berbanding
lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu. Larutan suatu
protein yang bentuk molekulnya panjang, mempunyai viskositas lebih besar
daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat. Pada titik isolistrik
viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.
Proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama, artinya ada
yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar. Beberapa
enzyme antara lain pepsin, trypsin, katalase, dan urease telah dapat diperoleh
dalam bentuk kristal. Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan. Proses
kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan penambahan garam ammonium
sulfas atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 6/49
Kadang-kadang dilakukan pula penmbahan aseton atau alkohol dalam jumlah
tertentu.
Asam Amino
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam
amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada
atom karbon α dari posisi gugus –COOH.
Rumus umum untuk asam amino ialah
R – CH – COOH
NH2
Sifat-sifat Asam Amino.
Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organic nonpolar seperti eter, aseton dan kloroform. Sifat asam amino ini
berbeda dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat
alifatik maupun aromatic yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya
kuran larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic. Demikian pula amina
pada umunya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic.
Perbedaan sifat antara asam amino dengan asam karboksilat dan amina
terlihat pula pada titik leburnya. Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina. Kedua sifat fisika
ini menunjukkan bahwa asam amino cenderung mempunyai struktur yang
bermuatan dan mempunyai polaritas tinggi dan bukan sekedar senyawa yang
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 7/49
mempunyai gugus –COOH dan gugus –NH2. Hal ini tampak pula pada sifat
asam amino sebagai elektrolit.
Apabila asam amino larut dalam air, gugus karboksilat akan melepaskan ion
H+, sedangkan gugus amina akan menerima ion H+, sebagaimana dituliskan
dibawah ini.
-COOH -COO- + H+
-NH2 + H+ -NH3+
Penggolongan Asam Amino.
Tidak semua asam amino yang terdapat dalam molekul protein dapat dinuat
dalam tubuh kita. Ditinjau dari segi pembentukannya asam amino dapat dibbagi
dalam dua golongan, yaitu asam amino yang tidak dapat dibuat atau disintesis
dalam tubuh atau yang disebut dengan asam amino essensial dan harus diperoleh
dari makanan sumber protein. Dan asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh
kita yang disebut asam amino nonessensial.
Selain ditinjau dari segi pembentukannya asam amino dapat pula dibagi
dalam beberapa kelompok menurut strukturnya. Yang ditinjau terutama ialah
struktur gugus –R dalam asam amino, yaitu rantai samping yang terikat pada
bagian inti molekul asam amino. Atas dasar struktur ini asam amino dibagi
dalam tujuh kelompok, yaitu asam amino dengan rantai samping yang :
1. Merupakan rantai karbon yang alifatik,
2. Mengandung gugus hidroksil,
3. Mengandung atom belerang,
4. Mengandung gugus asam atau amidanya,
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 8/49
5. Mengandung gugus basa,
6. Mengandung cincin aromatik,
7. Membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino,
Beberapa asam amino yang terdapat dalam protein.
Glisin, adalah asam amino yang paling sederhana dan terdapat pada
skleroprotein. Glisin diperoleh dari hasil hidrolisis gelatin.
Alanin, semua asam amino, kecuali glisin dapat dianggap sebagai derivat
alanin. Alanin diperoleh dari haril hidrolisis fibroin, yaitu protein yang terdapat
pada sutera.
Valin, leusin dan isoleusin, ketiga asam amino ini mempunyai gugus –R
bercabang dan mempunyai sifat kimia yang hampir sama. Leusin dan isoleusin
bahkan sukar dipisahkan. Asam amino ini termasuk golongan asam amino
essensial.
Prolin, adalah asam amino heterosiklik yang dapat diperoleh dari hasil
hidrolisis kasein. Kolagen mengandung banyak prolin dan hidroksiprolin.
Fenilalanin, asam amino ini mempunyai gugus –R aromatic dan tidak dapat
disintesis dalam tubuh.
Tyrosin, asam amino ini mempunyai gugus fenol dan bersifat asam lemah.
Tyrosin dapat diperoleh dari kasein, yaitu protein utama yang terdapat dalam
keju.
Triptopan, adalah suatu asam amino heterosiklik yang mula-mula diperoleh
dari hasil pencernaan kasein oleh cairan pankreas.
Serin, merupakan asam amino yang mempunyai gugus alkohol, diperoleh
dari hasil hidrolisis gelatin yang terdapat pada sutera alam.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 9/49
Treonin, adalah homolog yang lebih besar dari serin dan termasuk dalam
golongan asam amino essensial. Mula-mula treonin diisolasi dari hasil hidrolisis
fibrin darah.
Sistein, molekul asam amino ini mengandung gugus sulfahidril ( -SH ) yang
cukup reaktif teutama pada proses dehidrogenasi. Dengan oksidasi dua molekul
sistein akan berikatan dan membentuk molekul sistin.
Metionin, diperoleh dari hasil hidrolisis kasein dan merupakan asam amino
essensial. Gugus metal dalam molekul metionin dapat dipindahkan kepada
molekul senyawa lain. Dengan demikian metionin berfungsi sebagai donor
gugus metil.
Glutamin, adalah suatu amida yang terdapat pada gliadin, yaitu protein pada
terigu.
Asparagin, terdapat pada konglutin dan legumin yaitu protein dalam
tumbuhan.
Asam glutamate dan aspartat, dapat diperoleh masing-masing dari glutamin
dan asparagin. Gugus amida yang terdapat pada molekul glutamin dan asparagin
dapat diubah menjadi gugus karboksilat melalui proses hidrolisis dengan asam
atau basa.
Lisin, asam amino ini bersifat basa karena gugus –NH2 lebih dari satu,
artinya pada rantai samping terdapa pula gugus –NH2. Asam ini mula-mula
diisolasi dari hasil hidrolisis kasein.
Arginin, diisolasi dalam bentuk garam perak (argentum) dari hasil hidrolisis
tanduk. Arginin mempunyai sifat basa.
Sistidin, diperoleh dari hasil hirdolisis protein yang terdapat pada sperma
suatu jenis ikan (kaviar).
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 10/49
Peptida
Beberapa molekul asam amino dapat berikatan satu dengan yang lain
membentuk suatu senyawa yang disebut peptida. Apabila jumlah asam amino yang
berikatan tidak lebih dari sepuluh molekul disebut oligopeptida. Peptida yang
dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida. Tripeptida dan
tetrapeptida adalah peptida yang terdiri dari tiga molekul dan empat molekul asam
amino. Delapan molekul asam amino akan membentuk oktapeptida. Polipeptida
adalah peptida yang molekulnya terdiri dari banyak molekul asam amino. Protein
adalah suatu polipeptida yang terdiri atas lebih dari seratus asam amino.
Sifat Peptida
Peptida diperoleh dengan cara hidrolisis protein yang tidak sempurna.
Apabila peptida yang terjadi dihidrolisis lebih lanjut, akan dihasilkan asam-asam
amino.
Sifat sifat peptida ditentukan oleh gugus -NH2, gugus –COOH dan gugus R.
sifat asam dan basa pada peptida ditentukan oleh gugus –COOH dan gugus –NH2,
namun pada peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2 yang terletak diujung
rantai tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti
asam amino. Reaksi biuret merupakan reaksi warna untuk peptida dan protein.
Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan denngan hati-hati kedalam larutan
protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning
apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena yang
terdapat pada molekul protein. Jadi reaksi ini positif untuk protein yang
mengandung tirosin, fenilalanin, dan triftofan.
Reaksi Millon
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 11/49
Pereaksi millon adalah larutan mercuro dan mercuri nitrat dalam asam
nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan
endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Reaksi ini
positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa mercuri dengan gugus
hidroksi fenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan
hasil positif.
Reaksi Biuret
Ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida
atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptida atau
lebih, tetapi negative untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi pun positif
terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus : -CH2 NH2, -CSNH2,-
C(NH)NH2, dan –CONH2. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang
terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 12/49
BAB II
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah :
• Mengidentifikasi unsure-unsur penyusun protein.
• Memperlihatkan bahwa protein mempunyai ikatan peptida yang bereaksi positif
dengan uji biuret. Reaksi ini tidak terjadi pada makromolekul lain.
• Identifikasi asam amino yang mengandung monohidroksi benzene.
• Mengetahui pengaruh logam berat terhadap kelarutan protein.
• Mengetahui pengaruh garam konsentrasi tinggi terhadap kelarutan protein.
• Identifikasi asam amino tyrosin, triptopan atau fenilalanin.
• Mengamati peristiwa denaturasi.
• Mengatahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan perubahan struktur pada
protein.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 13/49
BAB III
PROSEDUR KERJA
1. Uji Susunan Elementer Protein
Tujuan :
Identifikasi unsur-unsur penyusun protein
Reagen dan Bahan :
a. Albumin telur
b. Gelatin
c. Larutan NaOH 10 %
d. Larutan Pb-asetat 5 %
e. Larutan HCl pekat
f. Kertas lakmus
Prosedur :
A. Uji adanya unsur C, H, dan O.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 14/49
- Masukkan 1 ml albumin telur ke dalam cawan porselen, taruh kaca
obyek di atasnya, kemudian panaskan.
- Perhatikan adanya pengembunan pada gelas obyek, yang
menunjukkan adanya hydrogen (H) dan oksigen (O).
- Ambil gelas obyek, amati bau yang terjadi. Bila tercium bau rambut
terbakar, berarti protein mengandung unsur nitrogen ( N ), bila
terjadi pengarangan, berarti ada atom karbon ( C ).
- Ulangi menggunakan gelatin.
B. Uji adanya atom N
- Masukkan 1 ml larutan albumin telur ke dalam tabung reaksi,
tambahkan 1 ml NaOH 10 %, panaskan.
- Perhatikan bau ammonia yang terjadi, uji uap yang terbentuk dengan
kertas lakmus yang telah dibasahi aquades.
- Ulangi menggunakan gelatin
C. Uji adanya atom S
- Masukkan 1 ml larutan albumin telur ke tabung reaksi, tambahkan
NaOH 10 %, panaskan.
- Tambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5 %, bila larutan menghitam,
berarti PbS terbentuk.
- Tambahkan 4 tetes HCl pekat hati-hati.
- Perhatikan bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi.
2. Uji Biuret
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 15/49
Tujuan :
Memperlihatkan, bahwa protein mempunyai ikatan peptida yang bereaksi
positif dengan uji biuret. Reaksi ini tidak terjadi pada makro-molekul lain.
Reagen dan Bahan :
a. Sampel yang dibawa praktikan (diberi kode A, B, C)
b. Air liur
c. Larutan pati 1 %
d. NaOH 10 %
e. Larutan CuSO4 0,1 %
Prosedur :
- Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, isilah masing-masing tabung
dengan sampel A, B, C, air liur, larutan pati dan air suling sebanyak
1 ml
- Tambahkan pada setiap tabung 1 ml NaOH 10 % dan 3-5 tetes
CuSO4
- Campurlan dengan baik
- Amati perubahan warna yang terjadi
3. Uji Millon
Tujuan :
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 16/49
Identifikasi asam amino yang mengandung monohidroksi benzene
Reagen dan Bahan :
a. Albumin
b. Susu
c. Gelatin
d. Reagen Millon
Prosedur :
- Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih, isilah masing-masing tabung
dengan putih telur, susu A, susu B dan gelatin sebanyak 1 ml
- Tambahkan pada setiap tabung 3-4 tetes reagen millon
- Campurlah dengan baik, amati apakah terbentuk endapan atau tidak.
- Panaskan tabung dalam penangas, amati warna endapan yang
terbentuk.
4. Pengendapan Protein dengan logam berat
Tujuan :
Mengetahui pengaruh logam berat terhadap kelarutan protein
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 17/49
Reagen dan bahan :
a. Putih telur
b. Susu (salah satu)
c. Larutan HgCl2 1 %
d. Larutan Pb-asetat
Prosedur :
- Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih, pada tabung pertama dan
kedua isilah dengan 2 ml putih telur dan pada tabung 3 dan 4 dengan
2 ml susu.
- Pada tabung 1 dan 3 tambahkan beberapa tetes larutan HgCl2 1 %.
- Pada tabung 2 dan 4 tambahkan beberapa tetes larutan Pb-asetat.
- Kocoklah setiap tabung dan amati perubahan yang terjadi.
5. Pengendapan dengan garam-garam anorganik
Tujuan :
Mengetahui pengaruh garam konsentrasi tinggi terhadap kelarutan protein.
Reagen dan bahan :
a. Larutan protein (albumin)
b. Larutan (NH4)2SO4
c. Pereaksi biuret
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 18/49
d. Pereaksi Millon (150 g/l larutan merkuri sulfat dalam 15 % v/v asam
sulfat)
Prosedur :
- Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering, masing-masing
tabung isi dengan putih telur, susu, dan gelatin sebanyak 2 ml.
- Tambahkan 2 ml (NH4)2SO4 tetes demi tetes sampai jenuh. Amati
apakah terbentuk endapan.
- Lakukan uji biuret dan millon pada endapan yang terbentuk
- Lakukan uji biuret dan millon pada filtrate yang terbentuk.
- Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing uji.
6. Uji Xantoprotein
Tujuan :
Identifikasi asam amino tirosin, triptofan atau fenilalanin.
Reagen dan bahan :
a. Putih telur
b. Susu
c. Gelatin
d. Larutan HNO3 pekat
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 19/49
e. Larutan NaOH 10 %
Prosedur :
- Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih, masing-masing tabung diisi
dengan 2 ml putih telur, susu, gelatin.
- Pada setiap tabung tambahkan 1 ml larutan HNO3 pekat. Dan pada
tabung kedua tambahkan beberapa tetes Pb-asetat. Amati apakah
terjadi endapan.
- Panaskan selama 1 menit, amati perubahan warna yang terjadi
- Dinginkan dengan cepat, tambahkan NaOH 10 % setetes demi
setetes melalui dinding tabung, sehingga terbentuk lapisan. Amati
perubahan warna yang terjadi.
7. Uji denaturasi protein
Tujuan :
- Mengamati peristiwa denaturasi.
- Mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan perubahan
struktur pada protein.
Reagen dan bahan :
a. Albumin
b. Susu
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 20/49
c. Minyak
d. Larutan pati
e. Alkohol 70 % dan 95 %
f. Asam asetat 1 M
g. NaOH 0,1 M
h. Detergen
i. Buffer asetat 1M
j. Pereaksi millon
Prosedur :
- Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih, masukkan ke dalam masing-
masing tabung reaksi larutan albumin, susu, minyak, larutan pati
masing-masing sebanyak 2 ml
- Tambahkan pada semua tabung alkohol 70 %. Amati perubahan
yang terjadi.
- Dengan cara yang sama, ganti pereaksi dengan alkohol 95 %. Amati
perubahan yang terjadi
- Untuk bahan yang menimbulkan endapan, lakukan percobaan
dengan mengganti alkohol dengan asam asetat, NaOH, buffer asetat
1 M, pemanasan dengan air mendidih, penambahan detergen dan
pengguncangan intesif. Amati yang terjadi.
8. Uji Intensitas Lemak
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 21/49
Reagen dan bahan
a. Susu A
b. Susu B
c. Susu C
d. Minyak
e. Kertas saring
Prosedur :
• Siapkan 4 tabung reaksi. Isilah masing-masing tabung reaksi
dengan susu sampel A, susu sampel B , susu sampel C dan
minyak
•Teteskan masing-masing 1 ml
• Kemudian teteskan masing – masing sampel A, sampel B,
sampel C dan minyak 3 tetes pada kertas saring.
• Biarkan kering sehingga akan tertinggal bercak-bercak lemak
pada kertas saring.
• Bandingkan secara relaatif besar dan intensitas bercak
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 22/49
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
1. Uji Susunan Elementer Protein
A. Uji unsure C, H, dan O
No. Zat uji Hasil pengamatan (+/-)
Pengarangan Bau rambut Pengembunan
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 23/49
(C) terbakar (N) (H dan O)
1 Albumin + + +
2 Gelatin + + +
B. Uji adanya atom N
No. Zat Uji
Hasil pengamatan
Bau amoniak (N)Kertas lakmus
merah (N)
1 Albumin + +
2 Gelatin _ _
C. Uji adanya atom S
No. Zat UjiHasil pengamatan
PbS Belerang (S)
1 Albumin Menghitam Berbau Belerang
2 Gelatin Bening Tidak Berbau
2. Uji Biuret
Tabung 1 2 3 4 5 6
Sampel A 1 ml - - - - -
Sampel B - 1 ml - - - -
Sampel C - - 1 ml - - -
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 24/49
Air liur - - - 1 ml - -
Larutan
Pati- - - 1 ml -
Air Suling - - - - - 1 ml
NaOH 1 ml 1 ml 1ml 1ml 1ml 1ml
Larutan
CuSO43-5 tetes 3-5 tetes 3-5 tetes 3-5 tetes 3-5 tetes 3-5 tetes
Warna
lembayung + + + + _ _
Intensitas
warna
lembayung
++ + +++ ++ _ _
3. Uji Millon
Tabung 1 2 3 4
Putih telur 1 ml - - -
Susu A - 1 ml - -
Susu B - - 1 ml -
Gelatin - - - 1 ml
Reagen millon 3-4 tetes 3-4 tetes 3-4 tetes 3-4 tetes
Endapan putih + + + -
Panaskan dalam penangas
HasilGumpalan
putih
Gumpalan
putih
Gumpalan kuning
kecoklatan
Bening
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 25/49
4. Pengendapan Protein dengan Logam Berat
Tabung 1 2 3 4
Putih telur 2 ml 2 ml - -
Susu - - 2 ml 2 ml
Larutan
HgCl2
Bbrp tetes - Bbrp tetes -
Pb-asetat - Bbrp tetes - Bbrp tetes
Kocok setiap tabung dan amati perubahan yang terjadi
Endapan ada /
tidak Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada
5. Pengendapan Protein dengan Garam-garam Anorganik
Tabung 1 2 3
Larutan protein 2 ml 2 ml 2 ml
Larutan (NH4)2SO4
tetes demi tetes sp
jenuh
2 ml 2 ml 2 ml
Endapan : ada /
tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Pisahkan endapan dengan menyaring
Lakukan uji biuret :
- Filtrat
- Endapan
- Endapan
putih
- Endapan
putih
- Tidak ada
endapan
- Endapan
putih
Tidak ada
endapan
Uji Millon
- Filtrat
- Endapan
putih
- Endapan
putih
Tidak ada
endapan
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 26/49
- Endapan- Endapan
putih
- Endapan
putih
6. Uji Xantoprotein
Tabung 1 2 3
Putih telur 2 ml - -Susu - 2 ml -
Gelatin - - 2 ml
Larutan HNO3 1 ml 1 ml 1 ml
Pb-asetat - Bbrp tetes -
Terbentuk
endapan putih
(+/-)
Ada Ada Tidak
Panaskan selama 1 menit,amati perubahan warna
Warna yang
terbentuk Kuning orange Kuning keputihan
Tidak berwarna
(bening)
Dinginkan dengan cepat, tambahkan NaOH 10% setetes demi setetes melalui
dinding tabung, sehingga terbentuk lapisan
Perubahan warna Kuning muda Kuning Kuning terang
7. Uji Denaturasi Protein
Tabung 1 2 3 4
Larutan albumin
(putih telur)2 ml - - -
Susu - 2 ml - -
Minyak - - 2 ml -
Larutan pati - - - 2 ml
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 27/49
Alkohol 70% 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
Dengan cara yang
sama, ganti dengan
alkohol 95%
Amati yang terjadi
Endapan (++/+/-)
- Alkohol 70%
- Alkohol 95%
+
-
-
-
-
-
-
-
I. (endapan) +
air suling
II. (endapan) +
pereaksi
millon
-+
-+
--
--
Catatan :
Untuk bahan yang menimbulkan endapan, lakukan percobaan dengan mengganti
alohol dengan asam asetat, NaOH, buffer asetat 1 M, pemanasan dengan air
mendidih, penambahan deterjen dan penguncangan intensif
Hasil :
BahanAsam
Asetat NaOH
Buffer
Asetat
Air
MendidihDeterjen Guncangan
Albumin + + + - + +
Susu
A
B
+
+
+
+
+
+
-
-
+
+
+
+
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 28/49
8. Uji intensitas lemak
Tabung 1 2 3 4
Susu A 1ml - - -
Susu B - 1ml - -
Susu C - - 1ml -
Minyak - - - 1ml
Teteskan masing - masing 3 tetes pada kertas saring
Biarkan hingga kering, sehingga akan tertinggal bercak-bercak lemak pada kertas
saring, bandingkan secara relatif besar dan intensitas bercak !
Besar dan intensitas bercak (
dalam urutan angka : 1, 2,
dst)2 4 3 1
Nb :
Susu A : 4,3 cm
Susu B : 3,3 cm
Susu C : 3,7 cm
Minyak : 6,3 cm
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 29/49
BAB V
PEMBAHASAN
A. Uji Susunan Elementer Protein
Protein merupakan molekul polimer yang tersusun karbon, hidrogen dan
oksigen juga nitrogen serta banyak diantaranya mengandung belerang, fosfor dan
unsur lainnya. Komposisi dasar protein meliputi sekitar sekitar 55% karbon, 7%
hidrogen, 23% oksigen, 16% nitrogen, 1% sulfur dan kurang 1% fosfor.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 30/49
1. Uji Unsur C, N, H, dan O
Albumin
Pada saat percobaan dilakukan dengan albumin, terjadi
pengembunan pada obyek glass yang dipanaskan, ini menunjukkan
terdapat unsur hidrogen (H) dan oksigen (O) dalam albumin yang
muncul dalam bentuk uap air (H2O). Kemudian dalam obyek glass
tercium bau rambut terbakar, yang merupakan bau dari adanya unsur
nitrogen (N) dalam albumin. Terjadi pengarangan juga yang
menunjukkan adanya unsur karbon (C) pada albumin yang melekat pada
objek glass sebagai arang saat pemanasan.
Gelatin
Percobaan dengan gelatin juga terdapat hal yang sama seperti pada
albumin. Pada obyek glass yang dipanaskan terdapat pengembunan. Hal
ini menunjukkan terdapat unsur hidrogen dan oksigen yang muncul
dalam uap air (H2O). Tercium juga bau rambut terbakar yang merupakan
bau khas dari unsur nitrogen. Adanya pengarangan juga menunjukkan
bahwa gelatin memiliki juga unsur karbon.
2. Uji Adanya Atom N
• Pada uji ini albumin memberikan hasil positif (+) yang ditandai
dengan munculnya bau amoniak setelah albumin ditambahkan dengan
NaOH 10 % kemudian dipanaskan. Bau amoniak yang terjadi
menandakan terbentuknya NH4OH yang menguap dalam bentuk gas
NH3. Bau amoniak yang tercium disebabkan karena NH3 terurai karena
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 31/49
bereaksi dengan NaOH yang dipanaskan. Uji kertas lakmus juga
menunjukkan hal yang positif .
• Pada uji ini kelompok kami memberikan hasil negatif (-). Berbeda
dengan teori yang seharusnya karena seharusnya uji gelatin dengan
penambahan NaOH 10 % yang dipanaskan seharusnya positif. Hal ini
disebabkan terbentuknya NH4OH yang menguap dalam bentuk gas
NH3. uji kertas lakmus juga bernilai negative.
3. Uji Adanya Atom S
• Pada albumin saat ditambahkan NaOH dan beberapa tetes Pb-asetat
kemudian dipanaskan terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
coklat dan akhirnya hitam. Perubahan warna ini menunjukan hasil
positif yang berarti PbS mengendap sebagai koloid. Albumin yang
mengandung unsure S ditambah NaOH dipanaskan, maka H2S dapat
diuraikan dan dalam larutan Alkalis membentuk Na2S. dalam larutan
Pb-asetat berubah menjadi PbS. Hal ini disebabkan albumin terdiriatas sistin (cystin) sehingga menunjukan hasil positif pada
pengamatan PbS. Kemudian ditambahkan beberapa tetes HCL pekat
maka timbul bau belerang karena terjadi peristiwa oksidasi dari atom
S pada unsur PbS.
• Pada uji adanya atom S, gelatin negatif (-) terhadap timbulnya
endapan hitam saat penambahan Pb Asetat dan tidak mengalami
perubahan warna, hal ini disebabkan kandungan protein dan unsur Syang terdapat dalam gelatin sangat sedikit sehingga sukar untuk
bereaksi dengan Pb-asetat untuk membentuk PbS. Karena tidak
terbentuknya PbS sehingga pada penambahan beberapa tetes HCl
pekat tidak menimbulkan bau belerang.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 32/49
B. Uji Biuret
Biuret adalah senyawa dengan 2 ikatan peptida yang terbentuk pada
pemanasan molekul urea. Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan peptida
pada suatu senyawa. Pada uji biuret, suspensi protein dibuat alkalis dengan larutan
NaOH lalu ditambahkan larutan CuSO4.
Ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida
atau sejumlah ikatan peptida yang menyusun protein dan membentuk senyawa
kompleks berwarna lembayung (ungu). Hal ini menunjukkan terjadi koordinasi
atom hidrogen pada ikatan peptida dengan ion Cu2+. Jumlah atau intensitas warna
lembayung yang dihasilkan bergantung dari konsentrasi protein yang dikandung
oleh suatu zat. Reaksi ini positif untuk zat yang mengandung dua atau lebih ikatan
peptida, dan negatif untuk asam amino yang tidak memiliki ikatan peptida atau
yang mengandung hanya satu ikatan peptida.
• Pada sampel A yang merupakan susu merek “x” merupakan susu yang
mengandung protein dengan intensitas warna lembayung yang sedang
dibanding kedua sampel susu lainnya. Hal ini menandakan konsentrasi
protein yang dikandung pada sampel A termasuk sedang (tidak tinggi
dan tidak kecil) dibanding susu sampel B dan susu sampel C.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 33/49
• Pada sampel B yang merupakan susu merek “B” merupakan susu yang
mengandung protein dengan intensitas warna lembayung yang palingrendah dibanding kedua sampel lainnya. Ini menandakan bahwa
konsentrasi protein dari susu sampel B memiliki konsentrasi yang
kecil dibanding susu sampel A dan susu sampel C
• Pada sampel C yang merupakan susu low fat dengan merek “H”
merupakan susu yang mengandung protein dengan intensitas warna
lembayung yang tinggi dibanding kedua sampel lainnya. Dapat
dikatakan bahwa konsentrasi protein dari susu low fat sampel C
memiliki konsentrasi protein tinggi dibandingan dengan susu sampel
A dan sampel B.
• Pada percobaan yang dilakukan terhadap air liur pun membentuk
warna lembayung. Hal ini dikarenakan pada air liur terdapat enzim,
yang merupakan salah satu jenis protein. Enzim yang terdapat dalam
air liur adalah ptyalin (α-amilase saliva) dan musin, yakni glikoprotein
yang mengandung lebih dari satu ikatan peptida.
• Pada percobaan terhadap larutan pati, tidak terbentuk warna
lembayung. Hal ini disebabkan larutan pati bukan protein, melainkan
suatu karbohidrat yang tidak memiliki ikatan peptida.
• Pada percobaan dengan air suling tidak terbentuk warna lembayung.
Hal ini dikarenakan air suling tidak mengandung suatu protein yang
mempunyai ikatan peptida.
C. Uji Millon
Pereaksi millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat. Uji Millon dilakukan untuk identifikasi asam amino yang mengandung
monohidroksi benzen (adanya triptopan dalam molekul protein). Reaksi ini
positif untuk fenol karena terbentuk senyawa merkuri dengan gugus
hidroksifenil yang berwarna. Tirosin adalah asam amino yang mengandung
gugus fenol, sehingga protein yang mengandung tirosin akan menghasilkan
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 34/49
reaksi positif. Suatu protein yang mengandung monohidroksi benzen bila
ditambahkan reagen millon akan membentuk suatu endapan putih dan oleh
pemanasan berubah menjadi merah. Pereaksi millon mengandung raksa yang
dilarutkan dalam asam nitrat, membentuk campuran garam raksa (I) dan raksa
(II). Bila pereaksi millon ditambahkan ke dalam protein terbentuk endapan
putih. Endapan putih ini akan berwarna merah pada pemanasan. Reaksi millon
spesifik untuk asam amino tirosin.
• Pada percobaan yang dilakukan, pada putih telur dan susu yang
ditambahkan pereaksi millon terbentuk endapan putih susu. Hal ini
disebabkan putih telur merupakan suatu protein albumin, dan susu
mengandung protein dalam jumlah besar, khususnya kasein.
Setelah dipanaskan di penangas air pada data kelompok kami
tidak berwarna merah muda baik putih telur maupun pada susu
sebab kesalahan praktikan karena waktu pemanasan yang kurang
lama, suhunya terlalu rendah, atau warna dasar susu yang putih,
sehingga sulit untuk diamati. Padahal secara teori seharusnyaendapan pada putih telur menjadi berwarna pink (merah muda). Hal
ini disebabkan karena terbentuk senyawa raksa dengan hidroksifenil,
yang menunjukkan bahwa putih telur mengandung asam amino
tirosin.
• Sedangkan pada gelatin tidak tampak terbentuk endapan putih.
Hasil yang kami dapat bening. Padahal seharusnya terdapat
endapan putih. Karena seharusnya pada teorinya gelatin terdapatstruktur asam amino yang memiliki rantai samping.
4. Uji pengendapan protein dengan logam berat
Hasil uji yang kita lakukan pada putih telur dan susu yang diberi beberapa
tetes Pb-Asetat menghasilkan endapan. Sedangkan hasil uji putih telur dan
susu yang ditetesi oleh beberapa tetes HgCl2 tidak menghasilkan endapan.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 35/49
Dilihat secara teoritis, seharusnya perlakuan pada putih telur dan susu yang
ditetesi Pb Asetatat maupun HgCl2 harus menghasilkan endapan. Hal tersebut
disebabkan protein yang terkandung dalam putih telur dan susu dapat
diendapkan dengan adanya ion logam pada HgCl2 dan Pb-asetat yaitu ion
Hg2+ dan Pb2+ .
Semakin banyak larutan yang mengandung ion logam diberikan semakin
banyak pula endapan yang terbentuk. Pada pH di atas titik isoelektrik protein
bermuatan negatif sehingga keadaan seperti inilah yang dibutuhkan untuk
mengendapkan protein dengan ion logam berat. Ion-ion positif yang dapat
mengendapkan protein ialah Ag+, Ca2+, Zn2+, Hg2+, Fe2+, Cu2+, dan Pb2+ .
Dengan adanya logam-logam berat tersebut, protein mengalami denaturasi
irreversible sehingga mudah mengendap dan tidak dapat lagi berubah menjadi
larutan atau keadaan semula. Endapan yang timbul inilah yang merupakan
hasil dari proses denaturasi pada putih telur dan susu oleh ion logam berat.
Namun seperti yang telah dipaparkan diatas susu dan putih telur yang
ditambahkan HgCl2 pada data kami tidak mengalami pengendapan. Hal
tersebut dikarenakan karena mungkin penambahan HgCl masih kurang
sehingga nilai keelektronegatifanya kecil yang membuat masih belum
terbentuk endapan.
5. Pengendapan protein oleh garam –garam anorganik
Pengaruh penambahan garam juga tergantung pada kelarutan protein yang berbeda
dengan konsentrasi garam yang berbeda pula. Peristiwa pemisahan atau
pengendapan protein oleh garam berkonsentrasi tinggi ini disebut salting out.
Peristiwa salting out tersebut pada dasarnya untuk menurunkan kelarutan protein
Pada titik isoelektrik kelarutan protein kecil sehingga mudah menguap. Hal ini
berarti saat Protein mengendap seluruhnya berarti protein tersebut berada pada titik
isoelektrik.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 36/49
- Pada susu saat ditambahkan (NH4)2SO4 terbentuk endapan. Hal ini
disebabkan larutan garam dapat mengendapkan protein, semakin tinggi
konsentrasi dan jumlah muatan ion garam, semakin efektif garam dalam
mengendapkan protein.
- Pada saat albumin ditambahkan (NH4)2SO4 seharusnya terbentuk endapan
sama seperti yang terjadi pada susu . karena garam juga dapat
mengendapkan protein termasuk albumin. Namun dalam praktek kami
terdapat kesalahan yaitu penambahan (NH4)2SO4 tidak tetes demi tetes,
tetapi langsung dituang dalam tabung reaksi.
- Pada gelatin saat ditambahkan (NH4)2SO4 tidak terbentuk endapan karena
pada gelatin tidak terdapat gugus hidrofobik dan hidrofilik yang
menggulung seperti protein globular pada putih telur dan susu, tapi berupa
struktur fiber yang membentuk ikatan hidrogen. pengaruh penambahan
garam juga tergantung pada kelarutan protein yang berbeda dengan
konsentrasi garam.
- Pada filtrat dan endapan dari putih telur dan susu yang dilakukan uji biuret,
menunjukkan warna lembayung (ungu) yang menunjukkan adanya
polipeptida atau ikatan-ikatan peptida pada masing-masing sample yang
bereaksi dengan Cu2+ dari pereaksi biuret. Hal ini mungkin disebabkan
karena penyaringan yang kurang sempurna sehingga masih ada molekul
protein yang tersisa pada filtrat, atau karena proses pengendapan yangkurang sempurna.
- Uji millon yang dilakukan pada filtrat putih telur menghasilkan endapan
putih susu, dan filtrat susu menghasilkan warna keruh. Hal ini menunjukkan
pada filtrat masih tersisa tirosin dari molekul protein yang tidak tersaring
sempurna atau tidak terendapkan seluruhnya. Sedangkan pada endapan
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 37/49
putih telur dan susunya keduanya berwarna putih kekuningan, menunjukkan
adanya tirosin.
6. Uji xantoprotein
Uji ini dilakukan untuk identifikasi asam amino tirosin, triptofan, atau fenilalanin.
Penambahan larutan asam nitrat pekat pada asam amino (tirosin, triptofan, atau
fenilalamin) menunjukkan hasil positif jika membentuk endapan putih yang jika
dipanaskan akan berubah warna menjadi kuning. Endapan putih dihasilkan karena
adanya proses nitrasi terhadap cincin benzena (gugus fenil yaitu tirosin, triptofan,
dan fenilalamin). Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi
dan berubah warna menjadi jingga.
Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin, dan triptofan.
Bila asam nitrat pekat terpercik mengenai tangan, maka segera terbentuk warna
kuning yang dihasilkan oleh reaksi asam nitrat dengan protein yang terdapat pada
kulit.
• Pada percobaaan yang dilakukan, putih telur yang ditetesi HNO3
pekat dan susu yang ditetesi HNO3 pekat ditambah Pb-asetat
membentuk endapan berwarna putih yang kemudian menjadi kuning
setelah dipanaskan. Kemudian setelah didinginkan dan ditetesi NaOH
10%, putih telur membentuk dua lapisan, dimana bagian atasnya
berwarna kecoklatan dan endapannya berwarna kuning. Hal ini
menunjukkan bahwa pada putih telur dan susu terdapat tirosin,
fenilalanin, dan triptofan yang mengalami nitrasi pada inti benzena
pada molekul protein. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana
basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi kuning jingga.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 38/49
• Pada gelatin saat dilakukan uji xantoprotein menunjukkan hasil
negatif yaitu tidak terjadi perubahan, gelatin tetap bening dan tidak terjadi endapan. Hal ini dikarenakan dalam gelatin terdapat glisin yang
tidak terdapat inti benzen pada strukturnya sehinnga tidak dapat
melakukan nitrasi dengan HNO3 pekat yang menyebabkan tidak
terbentuk senyawa nitro. Hal ini menyebabkan saat ditambahkan
NaOH tidak dapat memberikan reaksi positif.
7. Uji Denaturasi protein
Denaturasi adalah perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang
tidak menentu. Denaturasi protein dapat diartikan sebagai suatu perubahan atau
modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier, dan kuarterner molekul protein tanpa
terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen. Protein yang mengalami denaturasi
berkurang kelarutannya. Lapisan molekul protein bagian dalam yang bersifat
hidrofobik berbalik keluar, sedangkan bagian luar yang hidrofil terlipat ke dalam.
Pelipatan atau pembalikan terjadi khususnya bila larutan protein mendekati pH
isolistrik, yang akhirnya protein akan menggumpal dan mengendap.
• Pada percobaan yang dilakukan, saat putih telur(albumin) ditambah
dengan alcohol terbentuk endapan. Hal ini terjadi karena putih telur
merupakan protein yang mengalami denaturasi oleh alkohol, karena
alkohol sanggup membentuk ikatan hidrogen intermolekuler dengan
molekul protein dan memutuskan ikatan hidrogen intramolekul.
Begitupun dengan susu namun pada praktikum yang kami lakukan
susu tidak mengendap saat penambahan alkohol dikarenakan kurang
ketelitian praktikan dalam pengamatan atau kurangnya penambahan
alkohol sehingga tidak ada endapan yang terjadi.
• Minyak yang ditetesi alkohol tidak menimbulkan endapan, karena
minyak merupakan lipid yang tidak mengandung protein yang dapat
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 39/49
terdenaturasi. Dan begitu pula pada protein. Larutan pati juga
demikian tidak menimbulkan endapan dengan alkohol karena larutan
pati bukan suatu protein melaikan karbohidrat dimana tidak memiliki
ikatan peptida.
• Saat endapan putih telur dan susu diberi air suling, endapannya
berkurang karena kencenderungan larutan bertambah, sedangkan saat
diberi pereaksi millon, endapannya bertambah karena tirosin pada
putih telur yang ikut mengendap
• Asam asetat dan NaOH menimbulkan endapan pada albumin dan
susu. Hal ini disebabkan pereaksi asam atau basa memecah ikatan ion
intramolekul menyebabkan koagulasi protein. Asam dan basa dapat
mengacaukan jembatan garam karena ada muatan ionik. Suatu reaksi
pergantian ganda terjadi sewaktu ion positif dan negatif yang berasal
dari asam atau basa yang ditambahkan.
• Buffer asetat secara teori tidak menyebabkan terjadinya pengendapan
pada albumin dan susu. Hal ini disebabkan buffer asetat tidak
menyebabkan denaturasi karena buffer asetat memiliki pH yang
mendekati normal, justru buffer asetat digunakan untuk pemurnian
protein. Namun pada percobaan yang kami lakukan penambahan
buffer ini menyebabkan pengendapan pada susu. Hal ini mungkin
terjadi karena kekurangantelitian praktikan.
• Secara teori, Pemanasan dengan air menyebabkan albumin dan susu
mengendap hal ini disebabkan karena Suhu tinggi dapat meningkatkan
energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak
atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul,
mengganggu interaksi hidrofobik dan ikatan hidrogen dengan
molekul-molekul bergetar terlalu keras, serta memutuskan ikatan
hydrogen sehingga terjadi denaturasi yang pada akhirnya akan
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 40/49
mengendap. Namun data yang kami dapat justru sebalikknya tidak
sama dengan teori yaitu tidak mengendap . mungkin kesalahan
disebabkan oleh kekurang telitiannya praktikan.
• Penambahan detergen pada albumin dan susu, menghasilkan endapan
karena denaturasi protein. Hal ini disebabkan karena senyawa ini
mempengaruhi ikatan hidrogen serta dapat membentuk jembatan
antara gugus hidrofobik dan hidrofilik sehingga terjadi denaturasi.
• Pengguncangan intensif dapat menyebabkan denaturasi karena
biasanya akan terbentuk busa sebagai tanda telah terjadi denaturasi.
Pengguncangan intensif dapat menyebabkan molekul protein dalam
bentuk globular meluas memanjang dan kemudian menyusut dan yang
pada akhirnya hal ini dapat menyebabkan terjadinya denaturasi pada
protein.
8. Uji Intensitas Lemak
Pada intensitas, semua bahan di teteskan di atas kertas saring masing –
masing 1 ml (3 tetes). Kemudian di biarkan hingga kering, maka akan
tertinggal bercak – bercak lemak pada kertas saring. Laldan mu
bandingkan secara relative dan intensitas bercak. Bercak yang
diameternya terbesar merupakan bahan yang banyak mengandung
intensitas lemak.
Pada hasil percobaan yang kita lakukan, susu A dalam hal ini kita
gunakan susu murni diukur diameter bercak sebesar 5,3 cm, susu C
dalam hal ini kita gunakan susu low fat diukur diameter bercak sebesar 3,17 cm, susu c dalam hal ini kami menggunakan susu indomilk diukur
diameter bercak sebesar 4,23 cm, dan minyak yang diukur bercaknya
sebesar 4,6 cm. Dengan demikian dapat disimpulkan diameter bercak
diameter bercak dari yang terkecil-terbesar, yaitu : susu B,susu C,susu A
dan minyak.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 41/49
BAB VI
KESIMPULAN
• Protein memiliki unsur-unsur C, H, O, N, dan S
• Uji biuret dapat dilakukan untuk mengetahui adanya dua atau lebih ikatan
peptida pada protein
• Uji millon dapat dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya tirosin pada
protein.
• Adanya logam berat menyebabkan protein denaturasi irreversible. Sehingga
protein dapat digunakan sebagai antidotum pada orang yang mengalami
keracunan akut.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 42/49
• Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah ion garam yang ditambahkan, semakin
efektif garam dalam mengendapkan protein, dimana protein-protein tersebutmemiliki kelarutan yang berbeda-beda pada konsentrasi garam yang berbeda
pula.
• Denaturasi dapat disebabkan oleh penambahan alkohol, aseton, deterjen,
perubahan PH yang disebabkan penambahan asam atau basa, pemanasan atau
perubahan suhu, dan gerakan mekanik berupa guncangan intensif. Denaturasi
adalah peristiwa perubahan atau modifikasi pada struktur molekul protein yang
biasanya ditandai dengan berkuyrangnya daya larut protein (mengendap).
• Uji xantoprotein dapat dilakukan untuk membuktikan adanya asam amino
tirosin, triptopan atau penilalanin yang terdapat pada protein.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nursanti,Lisda.dkk.2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk
Mahasiswa Analis.Gresik: Penerbit Andi.
2. Poedjiadi,Anna.1994. Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta: Universitas
Indonesia.
3. Yuniastuti,Ari.dkk.2006. Biokimia.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 43/49
4. Lehninger.1928. Dasar-dasar Biokimia jilid 1. Erlangga : Jakarta
LAMPIRAN
1. Tuliskan logam-logam berat yang menjadi pencemar utama lingkungan
dan jelaskan mengapa logam tersebut berbahaya?
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 44/49
Jawab :
Cu2+, Hg2+, Pb2+, Ag+. Karena terjadi keracunan logam berat dan
penyakit lain seperti kanker karena bersifat karsinognik
2. Jelaskan mengapa susu atau putih telur dapat digunakan sebagai antidotum
pada keracunan logam berat?
Jawab:
Untuk mengendapkan protein dengan ion logam, diperlukan pH larutan di
atas titik isolistrik, sedangkan pengendapan oleh ion negatif memerlukan pH
di bawah titik isolistrik.Ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein
antara lain ialah Ag+, Ca2+,Zn2+,Hg2+,Fe2+,Cu2+ dan Pb2+, sedangkan ion-ion
negatif yang dapat mengendapkan protein ialah ion
salisilat,trikloroasetat,pikrat, tanat dan sulfosalisilat.Bedasarkan sifat
tersebut putih telur atau susu dapat disunakan sebagai antidotum atau penawar racun apabila orang keracunan logam berat.
3. Apakah yang dimaksud dengan denaturasi?
Jawab :
Perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak
menentu.
Apakah yang dimaksud dengan denaturasi irreversible protein?
Jawab :
Denaturasi irreversible protein adalah proses denaturasi yang tidak dapat
berubah kembali ke keadaan semula.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 45/49
4. Apakah yang dimaksud dengan isoelektrik protein?
Jawab :
Adalah daerah pH tertentu dimana protein tidak mempunyai selisih muatan
atau jumlah muatan positif dan negatifnya sama, sehingga tidak bergerak
bila diletakkan dalam medan listrik.
5. Apakah konsentrasi alkohol berpengaruh terhadap peristiwa denaturasi?
Jelaskan!
Jawab :
Iya, karena semakin tinggi konsentrasi alkohol yang digunakan sebagai
pelarut maka semakin besar terjadinya denaturasi terhadap zat yang
mempunyai kandungan protein.
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 46/49
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 47/49
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 48/49
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36
5/15/2018 Protein F3 Zella Fix Setengah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/protein-f3-zella-fix-setengah 49/49
Laporan praktikum biokim analisis protein byF3
36