59
 BAHAN AJAR NUTRISI IKAN  Protein dan Lemak - Oleh: Dr.Ir. Subandiyono, MAppSc. PS. BUDIDAYA PERAIRAN JUR. PE RIKANAN – FPIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2009  

Protein Lemak

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAHAN AJAR

    NUTRISI IKAN

    - Protein dan Lemak -

    Oleh: Dr.Ir. Subandiyono, MAppSc.

    PS. BUDIDAYA PERAIRAN, JUR. PERIKANAN FPIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

    TAHUN 2009

  • 1

    I. PROTEIN

    1.1. PENDAHULUAN

    1.1.1. Deskripsi Singkat

    Protein merupakan jenis makro-nutrien yang paling mahal dibandingkan dengan jenis makro-nutrien lainnya seperti lemak dan karbohidrat. Sementara itu,

    ikan membutukan kandungan protein dalam pakan dalam tingkat yang jauh lebih

    tinggi dibandingkan ke dua jenis makro-nutrien lainnya. Dibandingkan dengan

    jenis hewan darat lainnya, baik mamalia maupun burung, ikan juga membutuhkan

    protein pakan yang jauh lebih tinggi. Padahal, protein merupakan sumber

    pencemar lingkungan yang sangat potensial dan berbahaya bilamana

    penggunaannya dalam sistem budidaya tidak tepat. Oleh karena itu, pemahaman

    akan protein serta kebutuhannya oleh ikan sangat diperlukan agar

    pemanfaatannya oleh ikan dapat menjadi lebih efisien dan dengan harga

    pembuatannya yang lebih ekonomis.

    1.1.2. Relevansi

    Pemahaman mengenai konsep bio-energetika pada ikan sangat membantu dalam menetapkan tingkat kebutuhan protein serta konsep pemberian pakan

    (feeding regime) untuk ikan. Lebih lanjut lagi, pemahaman mengenai penggantian

    sebagian protein oleh karbohidrat dapat membantu menurunkan kadar protein

    dalam pakan tanpa harus mengurangi nilai nutrisi pakan tersebut secara nyata.

    Dalam hal ini, terdapat keterkaitan antara kadar protein dan karbohidrat dalam

    pakan agar diperoleh nilai nutrisi dan efisiensi optimum. Oleh karena itu,

    1

  • 2

    pemahaman terhadap peran penting karbohidrat dalam menggantikan protein

    serta berapa besar kontribusi yang dapat diberikan dalam pakan sebagaimana

    dijelaskan pada Pokok Bahasan ini sangatlah perlu.

    1.1.3. Kompetensi

    Standar Kompetensi

    Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan kembali berbagai komponen nutrisi dan non-nutrisi penting yang mempengaruhi

    kualitas pakan dan yang sesuai dengan kebutuhan ikan dalam budidaya

    perikanan.

    Kompetensi Dasar

    Setelah diberikan materi ini, mahasiswa hendaknya mampu: Menjelaskan kembali definisi dan pengertian protein;

    Menyebutkan kembali jenis ikatan dan komponen penyusun protein;

    Merangkum kembali peran dan fungsi penting protein;

    Memberikan contoh minimal 1 untuk masing-masing peran dan fungsi

    penting dari protein;

    Menjelaskan kembali ketentuan/kriteria tentang protein yang berkualitas;

    Menerangkan kembali klasifikasi dan definisi asam amino;

    Menggambarkan/menuliskan kembali struktur umum asam amino dan

    rumus bangun 3 5 jenis asam amino esensial;

    Menyebutkan kembali nama-nama 10 jenis asam amino esensial dengan

    benar;

    Merumuskan kembali prinsip dasar penentuan kandungan protein;

    Menyebutkan kembali peran utama dari protein;

    2

  • 3

    Menjelaskan kembali kebutuhan ikan akan protein dan keterkaitannya

    dengan komponen nutrisi penghasil energi lainnya, seperti karbohidrat

    dan lemak;

    Menjelaskan kembali pentingnya imbangan protein energi dalam pakan

    ikan;

    Menjabarkan kembali konsep dasar protein sparing;

    Menjelaskan kembali peran penting keberadaan 2 jenis asam amino

    esensial (yaitu fenilalanin dan metionin) serta 2 jenis asam amino non-

    esensial (yaitu tirosin dan sistin) dalam pakan ikan;

    Menjelaskan kembali pengaruh defisiensi akan 2 jenis asam amino

    esensial (yaitu fenilalanin dan metionin) serta 2 jenis asam amino non-

    esensial (yaitu tirosin dan sistin) pada ikan.

    1.2. PENYAJIAN

    1.2.1. URAIAN

    Pengertian Protein dan Asam Amino PROTEIN. Protein merupakan persenyawaan organik terbanyak dalam

    tubuh hewan berdasarkan bobot kering. Protein adalah asam amino rantai

    panjang yang dirangkai dengan banyak ikatan yang disebut ikatan peptida.

    Protein dibutuhkan untuk memperbaiki atau mempertahankan jaringan,

    pertumbuhan, dan membentuk berbagai persenyawaan biologis aktif tertentu.

    Protein dapat juga berfungsi sebagai sumber energi.

    Protein mengandung karbon (50-55%), oksigen (22-26%), nitrogen (12-19%

    dengan asumsi rata-rata 16%), hidrogen (6-8%), dan sulfur (0-2%). Protein

    bervariasi dalam komposisi kimiawinya, ukuran, bentuk, sifat-sifat fisikanya, dan

    fungsi biologisnya. Namun demikian, bilamana terhidrolisis, semua protein

    menghasilkan satu grup komponen organik yang sederhana yang dinamai dengan

    asam amino. Dengan demikian, asam amino disebut juga sebagai dinding

    3

  • 4

    pembangun atau building blocks dari protein. Terdapat berbagai asam amino di

    alam namun hanya 18 L-asam amino yang umumnya dijumpai dalam kebanyakan

    protein.

    Protein mempunyai berbagai macam peran dan/atau fungsi menurut jenisnya

    masing-masing. Protein yang berperan sebagai struktur atau pembentuk tubuh diantaranya adalah kolagen yang merupakan jaringan ikat berserat, dan

    mempunyai struktur padat serta kekuatan besar. Elastin terdiri dari rantai

    polipeptida panjang yang tersusun secara acak, dan dapat ditarik hingga batas

    tertentu namun lebih mudah robek bila dibandingkan dengan kolagen.

    Mukoprotein merupakan hasil sekresi mukosa. Keratin adalah jenis protein

    berserat yang tidak larut dari sel-sel ektodrermal hewan. Keratin merupakan

    protein pada kulit, rambut, sisik, bulu domba, bulu unggas, kuku, taji, dan tanduk

    dari berbagai hewan. -keratin kaya akan sisa-sisa sistin, dan terdapat pada kulit. Sedangkan -karatin tidak mempunyai sistin namun kaya akan asam amino dengan sedikit R-group seperti Gly, Ala, Ser, serta terdapat pada sisik.

    Protein kontraktil adalah jenis protein yang berperan dalam kontraksi otot. Sebagai contoh adalah aktin, miosin, dan tropomiosin B. Enzim merupakan jenis protein katalisator organik. Enzim mempunyai fungsi yang sangat spesifik.

    Semua jenis enzim yang diketahui adalah protein. Beberapa protein berperan

    sebagai transporter molekul atau ion. Hemoglobin dan hemosianin merupakan transporter untuk transporter oksigen dalam darah, baik untuk hewan vertebrata

    dan invertebrata. Mioglobin merupakan transporter oksigen dalam sel-sel otot.

    Globulin berperan sebagai pengikat besi dan transporter zat besi dalam darah. -lipoprotein berperan dalam transport lipid dalam darah, sedangkan serum albumin

    berperan dalam transport berbagai asam lemak dalam darah. Berbagai jenis

    protein juga berperan sebagai pelindung (protective protein) dalam darah hewan vertebrata. Berbagai jenis antibodi merupakan protein pelindung terhadap

    antigen. Fibrinogen, trombin, dan tromboplastin merupakan jenis protein yang

    terlibat dalam proses pembekuan darah (blood clotting). Hormon merupakan jenis protein, meskipun tidak semua hormon adalah protein. Hormon diproduksi

    oleh beberapa sel dalam jumlah yang sedikit dan mempunyai peran yang sangat

    besar dalam metabolisme. Hormon insulin dan glukagon berperan dalam

    mengatur metabolisme glukosa. Hormon IGF-I (insulin-like growth factor-I) seperti

    4

  • 5

    somatomedin C merupakan hormon pertumbuhan yang merangsang pertumbuhan

    tulang. Hormon protein lainnya adalah berbagai hormon gonadotropik. Beberapa

    jenis protein tersimpan dalam tubuh (storage protein), seperti misalnya kasein (yaitu protein susu), ovalbumin (yaitu protein putih telur), zein (yaitu protein dalam

    jagung), dan gliadin (yaitu protein dalam gandum).

    Protein merupakan nutrien yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan

    mempertahankan kehidupan dari semua hewan. Diantara berbagai makro-nutrien,

    protein merupakan komponen yang paling mahal dalam pembuatan pakan

    khususnya untuk ikan dikarenakan ikan membutuhkan tingkat protein yang lebih

    tinggi (30 hinghga 55%) guna pertumbuhan yang baik. Terdapat sedikitnya 2

    penentuan dari nilai protein untuk ikan. Pertama adalah nilai digestibilitas atau

    kecernaan. Bilamana protein tidak tercerna, protein tersebut tidak memiliki nilai

    nutrisi. Faktor lainnya adalah komposisi kimia protein. Meskipun berbagai usaha

    telah dilakukan dengan berbagai spesies ikan guna menentukan tingkat protein

    pakan yang optimum, dengan hanya informasi tanpa menjabarkan data kebutuhan

    asam amino esensial, akan merupakan nilai yang kurang sempurna.

    ASAM AMINO. Terdapat 24 asam amino yang umum untuk semua protein, namun nilai nutrisi protein bergantung pada jumlah relatif ketersediaan

    asam amino. Sebagian besar ikan perairan daerah tropis membutuhkan 10 asam

    amino untuk pertumbuhan dan berbagai proses metabolik lainnya. Untuk

    mendapatkan pertumbuan yang baik, pola dan jumlah asam amino esensial dalam

    pakan hendaknya mirip dengan pola maupun jumlah asam amino esensial yang

    terdapat pada spesies ikan yang diberi pakan. Pada umumnya, protein dari

    sumber-sumber hewani mempunyai profil asam amino yang baik dan lebih dapat

    dicerna dibandingkan dengan protein asal tanaman. Struktur umum asam amino

    ditunjukkan sebagaimana Gambar 1.1. Berbagai komponen penting adalah

    kelompok amin, kelompok karboksil, dan kelompok radikal (R) pada -karbon. Asam amino berbeda dalam grup R-nya.

    5

  • 6

    NH2 R C COOH

    H Gambar 1.1. Struktur Umum Asam Amino

    Asam amino diklasifikasikan sebagai essential (indispensable) dan non-

    essential (dispensable). Asam amino esensial (AAE) adalah jenis-jenis AA yang

    tidak dapat disintesa sama sekali oleh hewan atau yang disintesa dalam jumlah

    yang kurang mencukupi untuk mendukung pertumbuhan maksimum. Oleh karena

    itu, AEE harus terdapat dalam pakan. Non-AAE dapat disintesa dalam jumlah

    yang cukup di dalam jaringan dan karena itu tidak diperlukan keberadaannya di

    dalam pakan. Berdasarkan pada sifat kimiawi yang dimiliki, asam amino

    dikelompokkan ke dalam: a) asam amino dengan rantai karbon terbuka, b) asam

    amino yang bersifat basa, c) asam amino yang bersifat asam, d) asam amino

    dengan rantai karbon tertutup, e) asam amino yang memiliki aroma, dan f) asam

    amino yang mengandung ion sulfur. Struktur kimiawi asam amino yang umum

    ditemukan dalam protein dengan berbagai sifat kimiawi yang dimilikinya disajikan

    pada Tabel 1.1.

    Penting!!. Sebagai tambahan terhadap fungsi asam amino sebagai komponen dasar protein, beberapa asam amino merupakan precursor (pendahulu

    atau ujung tombak) atau menyediakan sebagian dari struktur metabolit lain.

    Metionin adalah prekursor dari sistein dan sistin. Metionin juga menyediakan grup

    metil untuk kreatin, kolin, dan berbagai senyawa lain. Fenilalanin, bilamana

    terhidroksilasi, membentuk tirosin yang mana terlibat dalam pembentukan tiroksin,

    adrenalin, noradrenalin, dan pigmen-pigmen melanin. Ketika urea terbentuk di

    dalam siklus urea, arginin menghasilkan ornitin. Bilamana terkarboksilasi, histidin

    membentuk histamin. Triptofan merupakan prekursor dari serotonin dan asam

    nikotinat.

    6

  • 7

    Tabel 1.1. Berbagai Jenis Asam Amino yang Umum Terdapat dalam Protein _________________________________________________________________ No. Asam Amino Singkatan Grup R Struktur Kimia _________________________________________________________________ A. Kelompok rantai karbon terbuka 1. Glycine Gly H-

    NH2 O

    H C C OH

    H 2. Alanin Ala CH3-

    NH2 O

    C C OH

    H

    CH3

    3. Valine Val CH(CH3)2-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H CH3 C

    CH3

    4. Leucine Leu CH2CH(CH3)2-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H CH3 C

    CH3

    H

    C

    H

    5. Isoleucine Iso CH(CH3)CH2CH3-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H CH3 C

    H

    H

    C

    CH3

    7

  • 8

    Tabel 1.1. (lanjutan) _________________________________________________________________ No. Asam Amino Singkatan Grup R Struktur Kimia _________________________________________________________________ 6. Serine Ser CH2OH-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H HO C

    H 7. Threonine Thr CH(OH)CH3-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H CH3 C

    OH B. Kelompok basa 8. Lysine Lys (CH2)4NH2-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H H2N C

    H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    9. Arginine Arg (CH2)3NHCNHNH2-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    H H2N C N

    NH 10. Histidine His

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    N NH

    8

  • 9

    Tabel 1.1. (lanjutan) _________________________________________________________________ No. Asam Amino Singkatan Grup R Struktur Kimia _________________________________________________________________ C. Kelompok asam 11. Aspartic acid Asp CH2COOH-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    O C

    HO

    12. Asparagine Asn CH2CONH2-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    O C

    NH2

    13. Glutamic acid Glu (CH2)2COOH-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    O C

    OH

    14. Glutamine Gln (CH2)2CONH-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    O C

    NH2

    D. Kelompok rantai karbon tertutup 15. Proline Pro

    O C

    OH

    NH

    9

  • 10

    Tabel 1.1. (lanjutan) _________________________________________________________________ No. Asam Amino Singkatan Grup R Struktur Kimia _________________________________________________________________ 16. Tryptophan Try

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    HN H

    E. Kelompok asam amino beraroma 17. Phenylalanine Phe

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H 18. Tyrosine Tyr

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    HO

    F. Kelompok asam amino bersulfur 19. Methionine Met (CH2)2SCH3-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    CH3 S

    10

  • 11

    Tabel 1.1. (lanjutan) _________________________________________________________________ No. Asam Amino Singkatan Grup R Struktur Kimia _________________________________________________________________ 20. Cysteine*) Cys CH2SH-

    NH2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    HS

    21. Cystine Cys (CH2S)2-

    NH 2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    S

    NH 2 O

    C C OH

    H

    H

    C

    H

    S

    *) 2 grup sistein dapat membentuk suatu kovalen disulfida ikatan S=S. Ikatan disulfida antara sistein tersebar luas dalam protein dan merupakan hal penting dalam penentuan konformasi dimensi 3 dan dalam perangkaian bersama protein multi-subunit.

    Kebutuhan Protein dan Asam Amino Kebutuhan Protein. Kebutuhan ikan akan protein bervariasi menurut

    spesies dan tahap biologis dari ikan tersebut (lihat Tabel 1.1). Semua asam

    amino mengandung nitrogen, sehingga semua protein mengandung nitrogen.

    Dalam kenyataannya, pengukuran kandungan nitrogen merupakan suatu metode

    dari penghitungan kandungan protein. Metabolisme protein untuk energi

    menghasilkan produk akhir bernitrogen. Ikan mengeluarkan atau membuang

    nitrogen tersebut melalui insang, feses, dan urin. Produk akhir bernitrogen

    tersebut dapat mengakibatkan berbagai permasalahan di dalam kolam

    pemeliharaan ikan.

    11

  • 12

    Protein mencakup 3 peran dalam nutrisi ikan, yaitu:

    1. Menyediakan energi;

    2. Menyediakan asam amino; dan

    3. Memenuhi kebutuhan untuk protein fungsional (seperti enzim dan

    hormon) dan protein struktural (seperti daging dan jaringan organ).

    Bilamana protein dalam sebagian besar bahan penyusun pakan diolah

    dengan cara yang baik dan benar, maka protein tersebut dapat dicerna dengan

    sangat baik. Atau, tingkat kecernaan protein tersebut menjadi tinggi. Kecernaan

    berbagai macam bahan penyusun pakan yang kaya akan protein (atau disebut

    juga dengan bahan pakan sumber protein) berkisar antara 75 dan 95 persen.

    Bilamana kandungan karbohidrtat dalam suatu bahan penyusun pakan meningkat

    maka kecernaan proteinnya cenderung menurun. Pemanasan dapat menurunkan

    maupun memperbaiki kualits protein. Pemanasan yang berlebihan selama proses

    pembuatan pakan menurunkan nilai nutrisi dari protein. Namun demikian,

    pemanasan yang kurang mencukupi dari tepung kedelai menurunkan

    ketersediaan protein.

    Kebutuhan ikan akan protein relatif lebih tinggi daripada hewan darat yang

    berdarah panas. Kebutuhan ikan akan protein menurun sejalan dengan umur.

    Protein hewani pada umumnya memiliki kualitas yang lebih baik daripada protein

    nabati. Namun, protein hewani lebih mahal. Dalam pakan ikan, protein yang

    berasal dari kombinasi berbagai sumber menghasilkan tingkat konversi yang lebih

    baik daripada sumber tunggal apapun asalnya.

    Ikan tidak mempunyai kemampuan untuk menggunakan sumber nitrogen

    non-protein. Sumber nitrogen non-protein yang dimaksudkan tersebut misalnya

    urea dan sitrat diamonium, yang bahkan hewan-hewan non-ruminansia sekalipun

    (seperti ayam dan kelinci) mampu memanfaatkannya hingga batas-batas tertentu,

    tidak memiliki nilai sebagai sumber pakan untuk ikan. Bahkan pada tingkat yang

    tinggi, nitrogen non-protein dalam pakan ikan dapat bersifat meracuni.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan

    maksimum adalah umur, spesies, ukuran, padat penebaran, suhu air, kualitas

    protein yang dicerminkan oleh profil asam amino, dan pakan harian yang

    diperlukan. Ikan yang lebih kecil atau lebih muda mempunyai kebutuhan protein

    yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan yang lebih tua dari spesies yang

    12

  • 13

    sama. Ikan mempunyai respons yang lebih baik terhadap protein pakan dengan

    kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein pakan berkualitas lebih

    rendah. Dengan demikian, berbagai sumber protein dengan nilai biologis tinggi

    seperti protein seluruh bagian telur, kasein, kombinasi kasein dan gelatin, dan

    tepung ikan sering dipergunakan dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan

    protein. Protein dikatakan mempunyai kualitas yang tinggi bilamana komposisi

    asam aminonya hampir menyerupai kebutuhan asam amino dari hewan uji dan

    mempunyai nilai kecernaan tinggi untuk hewan tersebut. Ikan yang diberi pakan

    pada tingkat pemberian pakan dibawah tingkat kekenyangan (under satiation)

    akan membutuhkan protein dengan tingkat yang lebih tinggi bila dibandingkan

    dengan ikan yang diberi pakan pada tingkat kekenyangan (at satiation). Tabel 1.2

    menunjukkan berbagai tingkat kebutuhan protein dalam pakan buatan yang

    disarankan untuk ikan.

    Tabel 1.2. Berbagai Tingkat Kebutuhan Protein dalam Pakan Buatan untuk Ikan pada Berbagai Tahap Pertumbuhan

    Persentase Protein dalam Pakan Spesies

    Awal (Starter) Pertumbuhan (Grower)

    Produksi (Production)

    Trout 40 55 35 40 30 40 Chinook Salmon 40 - - Catfish 35 40 25 36 28 32 Carp 43 47 37 42 -

    Dalam pakan ikan, protein dan energi hendaknya dipertahankan seimbang.

    Kekurangan atau kelebihan energi dalam pakan menurunkan tingkat

    pertumbuhan. Bilamana energi dalam pakan kurang, maka protein digunakan

    sebagai energi. Bilamana energi dalam pakan berlebih, maka konsumsi pakan

    akan menurun dan hal tersebut menurunkan pengambilan sejumlah protein yang

    diperlukan untuk pertumbuhan.

    Kebutuhan protein telah pula ditentukan pada ikan dengan penggunaan

    beberapa pakan yang bervariasi baik pada kandungan protein maupun energinya.

    Pada kisaran tertentu dari tingkat protein yang dapat diterima oleh hewan,

    terdapat perbandingan optimum dari protein terhadap energi (optimum protein-to-

    energi ratio) yang menghasilkan pertumbuhan yang baik. Protein dan energi

    13

  • 14

    sangatlah berkaitan. Hal tersebut dikarenakan protein pakan adalah juga sumber

    energi pakan dan energi pakan diperlukan dalam pembentukan protein tubuh.

    Pembentukan protein tubuh, pada akhirnya merupakan bagian dari energi

    cadangan dari hewan tersebut.

    Untuk menentukan kebutuhan protein dari suatu spesies ikan, percobaan

    pemberian pakan dilakukan dengan menggunakan pakan uji yang mengandung

    berbagai tingkat kandungan protein dari berbagai sumber yang mempunyai nilai

    biologis tinggi. Respons pertumbuhan, biasanya perolehan bobot, diukur untuk

    setiap pakan uji. Tingkat yang dibutuhkan ditentukan dari kurva respons dosis.

    Nilai maksimum dari retensi protein jaringan dipergunakan sebagai suatu kriteria

    dalam menentukan kebutuhan protein, disamping perolehan bobot.

    Pakan uji dirancang agar bersifat iso-kalori dikarenakan konsumsi pakan

    terpengaruh oleh satu diantaranya yaitu tingkat energi pakan. Sebagaimana

    hewan-hewan lainnya, ikan meregulasi konsumsi pakan untuk mempertahankan

    pemasukan energinya. Karbohidrat seperti dekstrin secara umum digunakan

    untuk menggantikan protein pada basis energi bilamana protein pakan bervariasi.

    Hal tersebut penting dimana energi bukan dari protein dalam pakan adalah cukup

    sehingga protein akan digunakan secara efisien untuk pertumbuhan dengan

    konversi protein terhadap energi sesedikit mungkin.

    Namun demikian, terdapat kesulitan dalam merancang pakan yang

    mengandung protein tinggi dengan kandungan energi non-protein yang cukup

    tanpa mengatur tingkat lemak juga. Karbohidrat dan lemak (yang merupakan

    sumber energi non-protein) menggantikan (spare) protein sebagai sumber energi.

    Apabila pakan kekurangan akan energi non-protein maka ikan akan menggunakan

    sebagian dari protein untuk mencukupi kebutuhan energinya terlebih dahulu

    sebelum protein dipergunakan untuk pertumbuhan. Sebaliknya, bilamana pakan

    mengandung energi terlalu banyak dalam kaitannya dengan protein maka ikan

    akan berhenti makan segera setelah kebutuhan energinya terpenuhi dan karena

    itu terbatasnya konsumsi protein serta nutrien lainnya yang dibutuhkan untuk

    pertumbuhan maksimum. Bilamana protein pakan tidak mencukupi maka hewan

    tersebut tidak akan tumbuh dengan baik, tidak akan tumbuh sama sekali, atau

    bahkan akan kehilangan bobot. Pada batas-batas tertentu, kelebihan protein

    14

  • 15

    pakan tidaklah berbahaya namun hal tersebut merupakan dan menambah biaya

    pakan yang dibuat.

    Metoda statistik yang umum dipergunakan dalam analisis respons

    pertumbuhan terhadap tingkat protein pakan yang berbeda meliputi analisis nilai

    tengah (ANOVA) yang diikuti dengan perbandingan multiple dari nilai tengah

    perlakuan, metoda regresi garis putus, dan order kedua analisis regresi polinomial.

    Metoda yang sama dipergunakan dalam studi kebutuhan asam amino.

    Kebutuhan Asam Amino. Kebutuhan protein dalam pakan ikan pada hakekatnya suatu kebutuhan akan asam amino dalam protein pakan. Beberapa

    jenis asam amino yang mana ikan dan udang (baik udang air laut maupun udang

    air tawar) tidak mampu mensintesisnya disebut asam amino esensial (essential

    amino acids) atau asam amino yang sangat diperlukan dan harus tersedia

    (indispensable amino acids). Kelompok ini mencakup 10 jenis asam amino, yang

    secara alfabetik dapat disebutkan sebagai berikut:

    1. Arginin (Arginine)

    2. Histidin (Histidine)

    3. Isoleusin (Isoleucine)

    4. Leusin (Leucine)

    5. Lisin (Lysine)

    6. Metionin (Methionine)

    7. Fenilalanin (Phenylalanine)

    8. Treonin (Threonine)

    9. Triptofan (Tryptophan)

    10. Valin (Valine)

    15

  • 16

    Untuk mempermudah dalam mengingat-ingat ke 10 asam amino esensial

    tersebut dapat pula disusun sebuah kata dengan menggunakan akronim

    dari salah satu nama wakil presiden yang cukup terkenal, yaitu MATT

    HILL Vice President, yang merupakan kepanjangan dari: Metionin,

    Arginin, Treonin, Triptofan, Histidin, Isoleusin, Leusin, Lisin, Valin, dan

    Phenylalanine.

    Kebutuhan beberapa jenis asam amino dalam pakan seperti fenilalanin dan

    metionin dapat dipenuhi masing-masing oleh tirosin (tyrosine) dan sistin (cystine),

    yang merupakan jenis asam amino non-esensial. (Ingat!! PT. MC). Kebutuhan

    asam amino yang diberikan oleh NRC disajikan pada Tabel 1.3, masing-masing

    untuk lele (catfish), trout, salmon, karper atau mas (carp), dan nila atau mujahir

    (tilapia). Penelitian membuktikan bahwa antar spesies ikan terdapat perbedaan

    yang sangat besar dalam kebutuhannya terhadap asam amino. Beberapa

    perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan pada laju

    pertumbuhan, bobot pakan yang dikonsumsi, dan sumber asam amino dalam

    pakan.

    Tabel 1.3. Kebutuhan Asam Amino untuk Ikan menurut NRC* Lele

    (ChannelCatfish)

    RainbowTrout

    Pacific Salmon

    Karper (Common

    Carp)

    Tilapia(Nila)

    Energi (kcal DE/kg pakan) 3.000 3.600 3.600 3.200 3.000 Protein (kecernaan), % 32(28) 38(34) 38(34) 35(30.5) 32(28) Asam Amino Arginin (%) 1.20 1.5 2.04 1.31 1.18 Histidin (%) 0.42 0.7 0.61 0.64 0.48 Isoleusin (%) 0.73 0.9 0.75 0.76 0.87 Leusin (%) 0.98 1.4 1.33 1.00 0.95 Lisin (%) 1.43 1.8 1.70 1.74 1.43 Metionin+sistin (%) 0.64 1.0 1.36 0.94 0.90 Fenilalanin+tirosin (%) 1.40 1.8 1.73 1.98 1.55 Treonin (%) 0.56 0.8 0.75 1.19 1.05 Triptofan (%) 0.14 0.2 0.17 0.24 0.28 Valin (%) 0.84 1.2 1.09 1.10 0.78

    Keterangan: *)Sumber: Nutrient Requirements of Fish (1993)

    16

  • 17

    Kekurangan atau defisiensi akan protein atau asam amino esensial berakibat

    menurunkan perolehan bobot. Kekurangan asam amino spesifik tertentu

    mencerminkan kondisi penyakit. Pada kelompok ikan salmon, termasuk rainbow

    trout, katarak akan terbentuk bilamana ikan tersebut diberi pakan yang defisien

    akan metionin atau triptofan. Kekurangan triptofan juga menyebabkan tulang

    belakang melengkung ke sisi tepi atau skoliosis pada kelompok ikan salmon.

    Pada ikan tout, kekurangan triptofan mengganggu metabolisme mineral kalsium

    (Ca), magnesium (Mg), sodium (natrium, Na), dan potasium (kalium, K).

    1.2.2. LATIHAN

    Pengertian Protein dan Asam Amino

    Kerjakan latihan ini sebagaimana instruksi di bawah: 1. Seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Nutrisi Ikan dibagi kedalam 3

    kelompok studi;

    2. Setiap kelompok studi tersebut dilengkapi dengan 3 buah akuarium atau

    wadah pemeliharaan lengkap dengan sistem pemeliharaannya;

    3. Setiap akuarium diisi 5 ekor dari jenis yang sama (mis: bawal, tilapia, atau

    lele);

    4. Ikan terpilih hendaknya memiliki bobot atau ukuran tubuh yang setara sehingga

    tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan makanan;

    5. Buat jenis pakan sederhana untuk ikan dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Kelompok studi 1 membuat pakan sederhana dengan protein berasal dari 1

    sumber saja, yaitu nabati;

    b. Kelompok studi 2 membuat pakan sederhana dengan protein berasal dari 1

    sumber saja, yaitu hewani;

    c. Kelompok studi 3 membuat pakan sederhana dengan protein berasal dari

    campuran antara nabati dan hewani yang digunakan oleh kelompok studi 1

    dan 2;

    17

  • 18

    6. Amati dan catat bentuk, tekstur, bau, warna, dan kestabilan pakan;

    7. Setiap kelompok studi memberi pakan kepada ikan peliharaannya selama 4

    minggu dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Setiap kelompok studi memberi makan ikan dengan pakan yang dibuatnya;

    b. Pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga kenyang (secara at satiation).

    Metode tersebut biasanya membutuhkan waktu 30 menit periode makan;

    c. Pakan diberikan sebanyak 3 kali pada pagi, siang, dan sore hari.

    8. Selama 4 minggu pemberian pakan, amati dan catat berbagai fenomena yang

    terjadi mencakup bobot pakan yang dikonsumsi setiap hari, respons saat

    pakan diberikan, pertumbuhan ikan, kelulushidupan, dan kualitas air.

    9. Bandingkan hasil pengamatan Anda dengan kelompok studi lainnya;

    10. Buat laporan lengkap dan presentasikan di depan semua kelompok studi serta

    dosen pengampu.

    Kebutuhan Protein dan Asam Amino

    Kerjakan latihan ini sebagaimana instruksi di bawah: 1. Seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Nutrisi Ikan dibagi kedalam 4

    kelompok studi;

    2. Setiap kelompok studi tersebut dilengkapi dengan 3 buah akuarium atau

    wadah pemeliharaan lengkap dengan sistem pemeliharaannya;

    3. Setiap akuarium diisi 5 ekor dari jenis yang sama (mis: bawal, tilapia, atau

    lele);

    4. Ikan terpilih hendaknya memiliki bobot atau ukuran tubuh yang setara sehingga

    tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan makanan;

    5. Buat jenis pakan sederhana untuk ikan dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Pakan sederhana mempunyai komposisi jenis bahan penyusun pakan yang

    sama, dan dengan protein yang berasal dari beberapa sumber. Porsi

    sumber protein divariasikan, dengan total energi pakan mengikuti;

    b. Kelompok studi 1 membuat pakan sederhana dengan kadar protein 25%;

    c. Kelompok studi 2 membuat pakan sederhana dengan kadar protein 30%;

    18

  • 19

    d. Kelompok studi 3 membuat pakan sederhana dengan kadar protein 35%;

    e. Kelompok studi 4 membuat pakan sederhana dengan kadar protein 40%;

    6. Amati dan catat bentuk, tekstur, bau, warna, dan kestabilan pakan;

    7. Setiap kelompok studi memberi pakan kepada ikan peliharaannya selama 4

    minggu dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Setiap kelompok studi memberi makan ikan dengan pakan yang dibuatnya;

    b. Pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga kenyang (secara at satiation).

    Metode tersebut biasanya membutuhkan waktu 30 menit periode makan;

    c. Pakan diberikan sebanyak 3 kali pada pagi, siang, dan sore hari.

    8. Selama 4 minggu pemberian pakan, amati dan catat berbagai fenomena yang

    terjadi mencakup bobot pakan yang dikonsumsi setiap hari, respons saat

    pakan diberikan, pertumbuhan ikan, kelulushidupan, dan kualitas air;

    9. Bandingkan hasil pengamatan Anda dengan kelompok studi lainnya;

    10. Buat laporan lengkap dan presentasikan di depan semua kelompok studi serta

    dosen pengampu.

    1.3. PENUTUP

    1.3.1. Test Formatif

    Pengertian Protein dan Asam Amino

    Jawablah soal-soal di bawah ini. A. Jawaban Benar / Salah

    1. Unsur lengkap penyusun protein adalah karbon, hidrogen, oksigen, dan

    sulfur.

    2. Protein terdiri dari beberapa asam lemak yang dihubungkan dengan ikatan

    peptida.

    3. Kualitas protein ditentukan oleh nilai kecernaan dan komposisi kimiawinya.

    4. Asam amino dapat berperan sebagai prekursor.

    19

  • 20

    5. Semua hormon adalah protein.

    B. Jawaban singkat

    1. Sebutkan 4 peran dan/atau fungsi penting protein!. Beri contoh 1 saja

    untuk setiap peran/fungsi yang disebutkan itu!.

    2. Untuk dapat mendukung pertumbuhan secara maksimal, protein yang

    diberikan harus berkualitas. Terangkan, bagaimana protein dapat

    dikategorikan sebagai protein berkualitas!.

    Gambar atau tulis struktur umum asam amino dan rumus bangun 3 jenis

    asam amino esensial.

    3. Bagaimana klasifikasi dan definisi asam amino?.

    Kebutuhan Protein dan Asam Amino

    Jawablah soal-soal di bawah ini. A. Jawaban Benar / Salah

    1. Ikan mampu membuang nitrogen melalui feses, urin, dan insang.

    2. Semua protein mengandung unsur N.

    3. Kandungan protein pakan ditentukan secara tidak langsung dengan

    mengukur kandungan N-nya.

    4. Korelasi kecernaan protein dari suatu bahan pakan berbanding terbalik

    dengan kadar karbohidrat bahan tersebut.

    5. Pemanasan selalu dapat merusak atau menurunkan kualitas protein.

    6. Protein dalam pakan hendaknya berasal dari 1 sumber saja.

    7. Sebagaimana mamalia dan bangsa burung, ikan mampu memanfaatkan

    sumber nitrogen dari non-protein.

    B. Jawaban singkat

    1. Sebutkan 3 peran utama protein pada pakan ikan!.

    2. Sebutkan 3 faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan protein

    untuk pertumbuhan maksimum!.

    20

  • 21

    3. Terdapat 2 jenis asam amino non-esensial yang penting keberadaannya

    dalam pakan karena mampu berperan sebagai pengganti asam amino

    esensial.

    a. Sebutkan ke 2 jenis asam amino non-esensial tersebut!; dan

    b. Jenis asam amino apa yang diganti dan oleh apa penggantinya?.

    4. Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi perbedaan kebutuhan yang besar

    akan asam amino pada ikan yang berbeda spesies!.

    C. Uraian

    1. Jelaskan, mengapa imbangan kandungan protein dan energi dalam pakan

    menjadi penting untuk diperhatikan?.

    2. Jabarkan, apa yang dimaksudkan dengan protein sparing?. Jelaskan pula

    kaitannya dengan fenomena pemanfaatan energi pakan oleh ikan!

    3. Terangkan akibat yang dapat ditimbulkan pada ikan yang defisien akan

    asam amino esensial!.

    1.3.2. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Mahasiswa diminta untuk pergi ke perpustakaan. Cari dan catat komposisi

    asam amino lengkap masing-masing 1 contoh untuk tanaman, daging hewan, telur

    ayam atau bebek, dan ikan. Perhatikan dengan seksama komposisi dan kadar

    masing-masing jenis asam amino pada ke 4 contoh di atas. Simpulkan

    persamaan serta perbedaannya. Hubungkan kesimpulan tersebut dengan hasil

    pengamatan sebagaimana pada topik latihan Pengertian Protein dan Asam

    Amino.

    Mahasiswa diminta untuk mengunjungi perpustakaan. Cari dan catat

    menurut beberapa pustaka kebutuhan protein untuk 2 spesies ikan tawar dan 2

    spesies ikan laut masing-masing dengan umur atau ukuran yang berbeda mulai

    dari larva, juvenil atau pembesaran, hingga induk untuk ikan dengan spesies yang

    sama. Usahakan ikan yang dipilih mempunyai feeding habit yang berbeda.

    21

  • 22

    Untuk dapat melanjutkan ke Pokok Bahasan IV, mahasiswa harus mampu

    menjawab semua pertanyaan paling tidak 75% benar. Selamat bagi Anda yang

    telah lolos ke materi berikutnya!

    1.3.3. Rangkuman

    Pengertian Protein dan Asam Amino

    Protein merupakan persenyawaan organik dan tersusun atas beberapa asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Protein

    mengandung C, H, O, N, dan S. Peran dan/atau fungsi protein meliputi:

    peran struktural atau pembentuk tubuh, kontraktil dalam kontraksi otot,

    transporter molekul atau ion, dan pelindung dalam darah vertebrata;

    serta berfungsi sebagai enzim, hormon, dan protein yang tersimpan

    (storage protein). Hormon merupakan jenis protein, meskipun tidak

    semua hormon adalah protein. Terdapat sedikitnya 2 kategori atau

    penentu terhadap nilai kualitas protein, yaitu kecernaan dan komposisi

    kimiawinya. Sebagian besar ikan perairan tropis membutuhkan 10 jenis

    asam amino untuk pertumbuhan dan berbagai proses metabolik lainnya.

    Agar mendapatkan pertumbuan yang baik, pola dan jumlah asam amino

    esensial dalam pakan hendaknya mirip dengan pola maupun jumlah asam

    amino esensial yang terdapat pada spesies ikan yang diberi pakan. Pada

    umumnya, protein hewani mempunyai profil asam amino yang baik dan

    lebih dapat dicerna dibandingkan dengan protein nabati.

    22

  • 23

    (lanjutan)

    Struktur umum asam amino ditunjukkan sebagaimana gambar berikut

    di bawah ini:

    NH 2 R C COOH H

    Asam amino diklasifikasikan sebagai essential (indispensable) dan non-

    essential (dispensable). Asam amino esensial (AAE) adalah jenis AA yang

    tidak dapat disintesa sama sekali oleh hewan atau yang disintesa dalam

    jumlah yang kurang mencukupi untuk mendukung pertumbuhan maksimum.

    Oleh karena itu, AEE harus terdapat dalam pakan. Non-AAE dapat

    disintesa dalam jumlah yang cukup di dalam jaringan, dan karena itu tidak

    diperlukan keberadaannya di dalam pakan. Berdasarkan pada sifat

    kimiawinya, asam amino dikelompokkan ke dalam: a) asam amino dengan

    rantai karbon terbuka, b) asam amino yang bersifat basa, c) asam amino

    yang bersifat asam, d) asam amino dengan rantai karbon tertutup, e)

    asam amino yang memiliki aroma, dan f) asam amino yang mengandung ion

    sulfur. Beberapa asam amino merupakan precursor (pendahulu atau ujung

    tombak) atau menyediakan sebagian dari struktur metabolit lain.

    23

  • 24

    Kebutuhan Protein dan Asam Amino

    Semua asam amino mengandung nitrogen, sehingga semua protein mengandung nitrogen. Pengukuran kandungan nitrogen merupakan suatu

    metode penghitungan kandungan protein. Ikan membuang nitrogen

    melalui insang, feses, dan urin. Protein mencakup 3 peran dalam nutrisi

    ikan, yaitu menyediakan energi, menyediakan asam amino, dan memenuhi

    kebutuhan untuk protein fungsional (seperti enzim dan hormon) dan

    protein struktural (seperti daging dan jaringan organ). Bilamana

    kandungan karbohidrtat dalam suatu bahan penyusun pakan meningkat

    maka kecernaan proteinnya cenderung menurun. Dalam pakan ikan,

    protein yang berasal dari kombinasi berbagai sumber menghasilkan

    tingkat konversi yang lebih baik daripada sumber tunggal apapun asalnya.

    Ikan tidak mempunyai kemampuan untuk menggunakan sumber nitrogen

    non-protein. Bahkan, nitrogen non-protein dalam pakan ikan pada tingkat

    yang tinggi dapat bersifat meracuni.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein untuk

    pertumbuhan maksimum adalah umur, spesies, ukuran, padat penebaran,

    suhu air, kualitas protein yang dicerminkan oleh profil asam amino, dan

    pakan harian yang diperlukan. Protein dikatakan mempunyai kualitas

    tinggi bilamana komposisi asam aminonya hampir menyerupai kebutuhan

    asam amino dari hewan uji dan mempunyai nilai kecernaan tinggi untuk

    hewan tersebut.

    24

  • 25

    (lanjutan)

    Dalam pakan ikan, protein dan energi hendaknya dipertahankan

    seimbang. Kekurangan atau kelebihan energi dalam pakan menurunkan

    tingkat pertumbuhan. Protein dan energi sangatlah berkaitan. Hal

    tersebut dikarenakan protein pakan adalah juga sumber energi pakan dan

    energi pakan diperlukan dalam pembentukan protein tubuh. Karbohidrat

    dan lemak (yang merupakan sumber energi non-protein) menggantikan

    (spare) protein sebagai sumber energi. Kebutuhan protein oleh ikan pada

    hakekatnya suatu kebutuhan akan asam amino dalam protein pakan. Antar

    spesies ikan terdapat perbedaan yang sangat besar akan kebutuhan asam

    amino. Defisiensi asam amino esensial tertentu dapat berakibat

    menurunkan perolehan bobot, penyakit seperti katarak, tulang belakang

    melengkung, dan metabolisme mineral terganggu.

    1.3.4. Kunci Jawaban Test Formatif

    Pengertian Protein dan Asam Amino A. Jawaban Benar / Salah

    1. Jawab: Salah.

    2. Jawab: Salah.

    3. Jawab: Benar.

    4. Jawab: Benar.

    5. Jawab: Salah.

    B. Jawaban singkat

    1. Jawab: Protein berperan sebagai: a) struktur atau pembentuk tubuh, b)

    kontraktil pada kontraksi otot, c) transporter molekul dan ion, serta d)

    25

  • 26

    pelindung dalam darah vertebrata. Protein juga berfungsi sebagai: a)

    enzim, b) hormon, dan c) protein yang tersimpan.

    2. Jawab: protein dapat disebut atau dikategorikan sebagai protein berkualitas

    apabila:

    a. Protein tersebut memiliki nilai kecernaan yang tinggi; dan

    b. Protein tersebut memiliki profil atau konfigurasi asam amino yang

    mirip atau sama sebagaimana ikan atau hewan yang akan diberi

    pakan.

    3. Jawab: Struktur umum asam amino adalah sebagai berikut:

    NH 2

    R C COOH

    H

    Rumus bangun 3 jenis asam amino esensial adalah sebagai berikut: NH2

    O C C

    OH H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    H H 2 N C N

    NH (arginin) NH2

    O C C

    OH H

    H

    C

    H

    H

    C

    H

    CH3 S

    (metionin) NH2

    O C C

    OH H

    H

    C

    H (fenilalanin)

    4. Jawab: Asam amino diklasifikasikan ke dalam asam amino esensial (AAE)

    atau indispensable dan asam amino non-esensial (Non-AAE) atau

    dispensable. AAE adalah jenis AA yang tidak dapat disintesa sama sekali

    26

  • 27

    oleh hewan atau yang disintesa dalam jumlah yang kurang mencukupi

    untuk mendukung pertumbuhan maksimum. Non-AAE adalah jenis AA

    yang dapat disintesa dalam jumlah yang cukup di dalam jaringan.

    Kebutuhan Protein dan Asam Amino A. Jawaban Benar / Salah

    1. Jawab: Benar

    2. Jawab: Benar.

    3. Jawab: Benar.

    4. Jawab: Benar.

    5. Jawab: Salah.

    6. Jawab: Salah.

    7. Jawab: Salah.

    B. Jawaban singkat

    1. Jawab: Protein mencakup 3 peran utama dalam nutrisi ikan, yaitu

    menyediakan energi; menyediakan asam amino, dan memenuhi kebutuhan

    untuk protein fungsional (seperti enzim dan hormon) serta protein struktural

    (seperti daging dan jaringan organ).

    2. Jawab: Tiga (3) faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan protein untuk

    pertumbuhan maksimum adalah: a) umur, b) spesies, c) ukuran, d) padat

    penebaran, e) suhu air, f) kualitas protein yang dicerminkan oleh profil

    asam amino, dan g) pakan harian yang diperlukan.

    3. Jawab: a) tirosin dan sistin; dan b) fenilalanin oleh tirosin dan metionin oleh

    sistin.

    4. Jawab: Perbedaan kebutuhan tersebut dikarenakan: a) perbedaan pada

    laju pertumbuhan, b) perbedaan pada bobot pakan yang dikonsumsi, dan c)

    perbedaan pada sumber asam amino dalam pakan.

    27

  • 28

    C. Uraian

    1. Jawab: Imbangan kandungan protein dan energi dalam pakan menjadi

    penting untuk diperhatikan karena kekurangan atau kelebihan energi dalam

    pakan dapat menurunkan tingkat pertumbuhan. Bilamana energi dalam

    pakan kurang, maka protein digunakan sebagai energi. Bilamana energi

    dalam pakan berlebih, maka konsumsi pakan akan menurun dan hal

    tersebut menurunkan pengambilan sejumlah protein yang diperlukan untuk

    pertumbuhan. Protein pakan pada perbandingan optimum terhadap energi

    (optimum protein-to-energi ratio) dapat menghasilkan pertumbuhan yang

    baik. Hal tersebut dikarenakan protein pakan adalah juga sumber energi

    pakan dan energi pakan diperlukan dalam pembentukan protein tubuh.

    Pembentukan protein tubuh pada akhirnya merupakan bagian dari energi

    cadangan dari hewan tersebut.

    2. Jawab: Protein sparing merupakan suatu fenomena penggantian sebagian

    fungsi protein sebagai sumber energi oleh sumber energi non-protein, yaitu

    karbohidrat atau lemak. Biasanya hal trsebut dapat terjadi bilamana

    karbohidrat banyak tersedia dengan kecernaan yang tinggi. Sebagaimana

    hewan-hewan lainnya, ikan meregulasi konsumsi pakan untuk

    mempertahankan pemasukan energinya. Karbohidrat seperti dekstrin

    secara umum digunakan untuk menggantikan protein pada basis energi

    bilamana energi pakan asal protein bervariasi. Hal tersebut penting agar

    energi dari non-protein dalam pakan adalah cukup sehingga protein akan

    digunakan secara efisien untuk pertumbuhan dengan konversi protein

    terhadap energi sesedikit mungkin. Karbohidrat dan lemak (yang

    merupakan sumber energi non-protein) dapat menggantikan (spare) protein

    sebagai sumber energi. Apabila pakan kekurangan akan energi non-

    protein maka ikan akan menggunakan sebagian dari protein untuk

    mencukupi kebutuhan energinya terlebih dahulu sebelum protein

    dipergunakan untuk pertumbuhan. Sebaliknya, bilamana pakan

    mengandung energi terlalu banyak dalam kaitannya dengan protein maka

    ikan akan berhenti makan segera setelah kebutuhan energinya terpenuhi

    dan karena itu terbatasnya konsumsi protein serta nutrien lainnya yang

    dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum. Bilamana protein pakan tidak

    28

  • 29

    mencukupi maka hewan tersebut tidak akan tumbuh dengan baik, tidak

    akan tumbuh sama sekali, atau bahkan akan kehilangan bobot. Pada

    batas-batas tertentu, kelebihan protein pakan tidaklah berbahaya namun

    hal tersebut merupakan dan menambah biaya pakan yang dibuat.

    3. Jawab: Akibat defisiensi asam amino esensial adalah: a) penurunan laju

    pertumbuhan, b) terjadinya gangguan kesehatan, misalnya katarak pada

    ikan yang defisien akan metionin dan triptofan, c) abnormalitas atau

    penyimpangan bentuk tulang belakang, misalnya pada ikan yang defisien

    akan triptofan, dan d) terganggunya matabolisme beberapa mineral

    penting, misalnya pada ikan yang defisien akan triptofan.

    DAFTAR PUSTAKA/ACUAN/BACAAN ANJURAN 1. Campbell P.N. and Smith, A.D. 1982. Biochemistry Illustrated. Churchill

    Livingstone, Wilture Enterprises (Internat.) Ltd. 225 p. 2. Cho, C.Y., Cowey, C.B. and Watanabe, T. 1985. Finfish Nutrition in Asia-

    Methodological Approaches to Research and Development. IDRC, Canada. 154 p.

    3. Cowey, C.B. and Cho, C.Y. 1991. Nutritional Strategies & Aquaculture Waste.

    Univ. of Guelph, Canada. 275 p. 4. Groff J.L. and Gropper, S.S. 2000. Advanced Nutrition and Human

    Metabolism. Wadsworth, Thomson Learning, USA. 584 p. 5. Halver, J.E. 1972. Fish Nutrition. Acad. Press., New York. 713 p. 6. Halver, J.E. 1989. Fish Nutrition. 2nd ed. Acad. Press, Inc., San Diego. 798 p. 7. Halver, J.E. and Hardy, R.W. 2002. Fish Nutrition. 3rd ed. Acad. Press,

    Amsterdam. 822 p. 8. Hepher, B. 1988. Nutrition of Pond Fishes. Cambridge Univ. Press. New

    York. 387 p. 9. Lawrence, E. 1989. Biological Terms. 10th ed. Longman Sci. & Technical,

    Singapore. 645 p. 10. Lovell, T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand reinhold, New

    York. 260 p.

    29

  • 30

    11. NRC. 1977. Nutrient Requirements of Warmwater Fishes. Nation. Acad. Sci., Washington, DC., USA. 78 p.

    12. NRC. 1982. Nutrient Requirements of Warmwater Aquatic Animals. Nation.

    Acad. Press, Washington, DC., USA. 252 p. 13. Parker, R. 2002. Aquaculture Science. 2nd ed. Delmar, Thomson Learning,

    USA. 621 p. 14. Pillay, T.V.R. 1990. Aquaculture-Principles and Practices. Fishing News

    Books, Blackwell Sci. Pub. Ltd., Oxford, London. 575 p. 15. Steffens, W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Ellis Horwood Ltd., England.

    384 p. 16. Stickney, R.R. 1979. Principles of Warmwater Aquaculture. John Wiley &

    Sons, Inc., Canada. 375 p. 17. Tacon, A.G.J. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp-A

    Training Manual: The Essential Nutrients. FAO-UN., Brazil. 117 p. 18. Tytler, P. and Calow, P. 1985. Fish Energetics-New Perspectivees. Croom

    Helm, London. 349 p. 19. Weatherly, A,H. and Gill, H.S. 1987. The Biology of Fish Growth. Acad, Press

    Ltd., London. 443 p. 20. Webster, C.D. 2002. Nutrient Requirements and Feeding of Finfish for

    Aquaculture. CABI Pub., USA. 448 p.

    SENARAI Kolagen: satu atau semua famili protein berserat yang ditemukan pada semua

    vertebtara, protein yang paling melimpah pada mamalia. Mukoprotein: glikoprotein, khususnya ang ditemukan pada sekresi mukosa. Mukosa: membran mukosa; lapisan usus yang terdiri dari 3 lapis, epitelium,

    lamina propria, dan mukosa muskularis. Transporter = carrier = pembawa. Asam amino esensial = atau asam amino yang sangat diperlukan dan harus

    tersedia (indispensable amino acids).

    30

  • 31

    II. LEMAK

    2.1. PENDAHULUAN

    2.1.1. Deskripsi Singkat

    Lemak merupakan salah satu komponen makro-nutrien penting dalam pakan ikan dan merupakan sumber penghasil energi terbesar bila dibandingkan

    dengan komponen makro-nutrien lainnya, seperti protein atau pun karbohidrat.

    Lemak tersusun atas berbagai jenis asam lemak, mulai dari rantai karbon pendek

    hingga rantai karbon panjang. Sebagaimana pada protein, sebagian diantara

    asam lemak tersebut bersifat esensial untuk ikan, yaitu terutama untuk asam

    lemak dengan rantai karbon panjang seperti C18 hingga C22. Kebutuhan ikan air

    tawar akan jenis asam lemak tertentu pada umumnya tidak jauh berbeda

    sebagaimana ikan air laut, meskipun terdapat beberapa perbedaan pokok diantara

    ke dua kelompok ikan tersebut. Lemak, sebagaimana protein, merupakan sumber

    energi dalam pakan. Namun, penggunaan lemak dalam pakan perlu pemahaman

    yang tepat baik dalam jumlah, jenis, ataupun sumber asalnya. Penggunaan yang

    kurang tepat dapat mengakibatkan pakan mudah rusak, menurunkan efisiensi

    pakan, pemborosan secara ekonomis, bahkan mungkin saja berdampak pada

    kematian ikan yang dipelihara. Karena itu, pemahaman atas peran atau fungsi

    lemak pada pakan maupun ikan adalah penting.

    2.1.2. Relevansi

    Salah satu peran penting protein, sebagaimana dijelaskan pada Sub-Pokok Bahasan sebelumnya, adalah sebagai sumber energi. Pada Sub-Pokok Bahasan

    31

  • 32

    II ini dijelaskan sumber energi pakan penting lainnya, yaitu lemak. Sebagaimana

    protein berkualitas tinggi, harga lemak dengan kualitas yang tinggi juga mahal.

    Baik lemak maupun protein diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi pakan

    secara seimbang. Pemahaman akan pentingnya penggunaan lemak hewani dan

    nabati yang seimbang dalam pakan sebagaimana dijelaskan pada Sub-Pokok

    Bahasan II ini menjadi penting. Oleh karena itu, pemahaman akan materi lemak

    dalam Sub-Pokok Bahasan II ini tidak kalah pentingnya dan saling berkaitan

    dengan materi protein yang disajikan sebelumnya pada Sub-Pokok Bahasan I.

    2.1.3. Kompetensi

    Standar Kompetensi

    Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan kembali berbagai komponen nutrisi dan non-nutrisi penting yang mempengaruhi

    kualitas pakan dan yang sesuai dengan kebutuhan ikan dalam budidaya

    perikanan.

    Kompetensi Dasar

    Setelah mendapatkan materi ini, mahasiswa hendaknya mampu: Mendiskripsikan kembali pengertian dan fungsi/peran umum lemak;

    Menjelaskan kembali berbagai komponen lemak serta fungsinya;

    Menyebutkan kembali faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

    kecernaan lemak;

    Mendiskripsikan kembali pengertian umum asam lemak;

    Menuliskan kembali rumus kimia umum dari asam lemak;

    Mendiskripsikan kembali nama berbagai macam kelompok asam lemak

    berdasarkan pada jumlah ikatan ganda yang dimiliki;

    32

  • 33

    Menjelaskan kembali berbagai jenis dan karakteristik asam lemak;

    Menjelaskan kembali keterkaitan antara jenis asam lemak dengan sifat

    fisik maupun pengelompokkan asam lemak;

    Menuliskan dan menjabarkan kembali berbagai rumus kimia asam lemak

    penting dengan benar serta makna nutrisinya;

    Menyebutkan kembali klasifikasi PUFA;

    Menyebutkan kembali berbagai faktor yang berpengaruh terhadap

    komposisi asam lemak pada ikan dan udang;

    Menyebutkan kembali berbagai sumber asam lemak penting untuk ikan;

    Menjelaskan kembali perbedaan prinsip antara asam lemak nabati dan

    hewani dengan benar;

    Menjelaskan kembali metode pencegahan terhadap penurunan kualitas

    atau kerusakan lemak dalam pakan ikan;

    Menjelaskan kembali peran lemak pada penyerapan vitamin;

    Menjelaskan kembali perbedaan yang mendasar antara ikan air tawar

    dan laut akan kebutuhan jenis asam lemak;

    Menyebutkan kembali tanda-tanda kekurangan asam lemak esensial

    pada ikan;

    Menjelaskan kembali pentingnya imbangan lemak hewani nabati dalam

    pakan ikan;

    Menyebutkan kembali 4 nama asam lemak yang penting dan dibutuhkan

    dalam pakan ikan.

    2.2. PENYAJIAN

    2.2.1. URAIAN

    Pengertian Lemak dan Asam Lemak LEMAK. Lemak merupakan salah satu komponen makro-nutrien dengan

    kandungan energi terbesar dibandingkan dengan protein maupun karbohidrat.

    33

  • 34

    Setiap gram lemak mengandung energi 2.5 kali lebih banyak dibandingkan

    dengan energi dalam setiap gram protein maupun karbohidrat. Lemak merupakan

    suatu kelompok heterogen dari berbagai senyawa yaitu lemak yang dapat larut

    dan ditemukan dalam jumlah relatif besar pada jaringan tanaman maupun hewan.

    Lemak menyumbangkan sifat yang relatif tidak larut dalam air namun larut dalam

    berbagai pelarut organik seperti kloroform, eter, dan benzena.

    Fungsi Umum Lemak. Lemak pakan mempunyai 2 fungsi utama, yaitu sebagai sumber energi metabolik dan sebagai sumber dari berbagai komponen

    asam lemaknya. Lemak menyediakan energi yang dapat dimetabolisme

    (metabolizable energy, ME) dan asam lemak esensial sebagaimana juga berbagai

    nutrien esensial seperti sterol dan fosfolemak. Secara umum, fungsi lemak dapat

    dijabarkan sebagai berikut:

    1. Sebagai sumber energi metabolik (yaitu adenosin trifosfat, ATP). Lemak

    mengandung hampir dua kali lipat energi protein dan karbohidrat. Nilai energi

    kotor (gross energy) untuk lemak adalah sebesar 9.5 kkal/gr, protein sebesar

    5.6 kkal/gr, dan karbohidrat sebesar 4.1 kkal/gr;

    2. Sebagai sumber dari asam lemak esensial (essential fatty acids, EFA) yang

    penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup. EFA tak dapat

    disintesis oleh hewan itu sendiri, dan karena itu harus disediakan dalam

    pakannya;

    3. Merupakan komponen esensial dari membran seluler dan sub-seluler. Hal

    tersebut terutama termasuk fosfolemak dan asam lemak tak jenuh rantai

    panjang (polyunsaturated fatty acids, PUFA); serta

    4. Sebagai sumber steroid yang berperan dalam fungsi biologis penting, seperti

    mempertahankan sistem membran, transport lemak, dan prekursor berbagai

    hormon steroid.

    Lemak pakan mempunyai berbagai peranan yang penting dalam nutrisi ikan

    perairan tropis seperti sebagai sumber energi, fosfolemak, dan komponen-

    komponen steroid berbagai organ vital, serta pada saat ikan mempertahankan

    keseimbangan dalam air (bouyancy). Lemak dalam jaringan ikan terdapat dalam

    34

  • 35

    jumlah yang besar. Hal ini diduga mengindikasikan bahwa lemak merupakan

    energi cadangan yang lebih disukai oleh sebagian besar ikan daripada

    karbohidrat. Karakteristik lemak jaringan ikan, yang dapat dipengaruhi oleh faktor-

    faktor lingkungan dan pakan, adalah penting dalam hal rasa dan sifat-sifat

    penyimpanan dari produk perikanan.

    Komponen Lemak dan Fungsinya. Penentuan yang penting dari keseluruhan nilai nutrisi setiap bahan penyusun pakan adalah kandungan

    lemaknya. Komponen penting lemak adalah: a) triglisirida yang merupakan ester

    asam lemak dari gliserol dan merupakan cara utama dimana hewan menyimpan

    energi; b) fosfolemak yang merupakan ester dari asam lemak dan asam fosfatidat

    serta merupakan komponen utama dari memban selular; c) wax yang merupakan

    ester asam lemak dari alkohol monohidrat berat molekul tinggi, dan sebagaimana

    trigliserida, merupakan komponen simpanan energi dalam tanaman maupun

    hewan; d) steroid yang penting secara biologis dalam berbagai proses reproduksi.

    Lemak jenis ini biasanya alkohol polisiklik rantai panjang dan merupakan

    prekursor dari hormon sex atau lainnya pada ikan serta udang; serta e)

    spingomielin yang merupakan ester asam lemak dari spingosin dan merupakan

    komponen-komponen lemak dari otak serta jaringan syaraf.

    Kecernaan Lemak. Kecernaan lemak bervariasi, bergantung pada: 1) jumlahnya dalam pakan; 2) tipe dari lemak; 3) suhu air; 4) derajad kejenuhan

    lemak; dan 5) panjang dari rantai karbonnya.

    ASAM LEMAK. Asam lemak merupakan bagian penting dari lemak. Lebih dari 40 asam lemak telah diketahui. Asam lemak dapat dinyatakan dengan

    formula umum sebagai berikut: CH3(CH2)nCOOH; dimana n bervariasi dari 0

    hingga 24 dan biasanya angka genap. Sebagian besar asam lemak yang terjadi

    secara alamiah mengandung grup COOH tunggal dan rantai C lurus tidak

    bercabang, yang pada akhirnya mungkin tidak mengandung ikatan ganda atau

    jenuh (saturated), satu ikatan ganda (monounsaturated) atau lebih dari satu ikatan

    ganda (poly-unsaturated fatty acids, PUFA). PUFA pada umumnya mempunyai

    35

  • 36

    suatu sistem ikatan ganda yang disela metilena. Sedangkan yang mengandung

    ikatan ganda tidak kurang dari empat dikategorikan sebagai asam lemak sangat

    tidak jenuh (highly unsaturated fatty acids, HUFA).

    Jenis dan Karakteristik Asam Lemak. Berbagai jenis asam lemak yang umum disajikan pada Tabel 2.1. Derajad ketidakjenuhan dari asam lemak

    mempengaruhi sifat fisik unsur pokok lemak. Secara umum, asam lemak tidak

    jenuh lebih reaktif secara kimiawi dan mempunyai titik leleh yang lebih rendah bila

    dibandingkan dengan asam lemak jenuh untuk jenis sama. Asam lemak diberi

    nama umum disamping formula kimiawi dan nama singkatnya. Sebagai contoh,

    penandaan numerik untuk oleat atau asam oktadekanoat adalah 18:1 -9. Hal tersebut berarti bahwa asam oleat mempunyai 18 karbon dan mengandung satu

    ikatan ganda yang mana muncul pada karbon kesembilan, dihitung dari ujung

    metil rantai asam lemak.

    Tabel 2.1. Berbagai Jenis Asam Lemak secara Umum _________________________________________________________________No. Nama Umum Nama Kimiawi Notasi Singkat _________________________________________________________________ A. Jenuh 1. Butirat Asam butanoat 4:0 2. Kaproat Asam heksanoat 6:0 3. Kaprat Asam dekanoat 10:0 4. Laurat Asam dodekanoat 12:0 5. Miristat Asam tetradekanoat 14:0 6. Palmitat Asam heksadekanoat 16:0 7. Stearat Asam oktadekanoat 18:0 B. Tidak Jenuh 1. Palmitoleat Asam heksadekanoat 16:1 -7 2. Oleat Asam oktadekanoat 18:1 -9 3. Linoleat Asam oktadekadienoat 18:2 -6 4. Linolenat Asam oktadekatrienoat 18:3 -3 5. Arakidonat Asam eikosatetraenoat 20:4 -6 6. EPA Asam eikosapentaenoat 20:5 -3 7. DHA Asam dokosaheksaenoat 22:6 -3 _________________________________________________________________ Catatan:

    Jumlah atom karbon (C): jumlah ikatan ganda dan posisi ikatan ganda yang pertama, dihitung dari ujung metil (CH3) asam lemak tersebut.

    36

  • 37

    Klasifikasi Asam Lemak Jenuh. Berdasarkan pada Tabel 4.1, PUFA dibagi menjadi tiga famili utama, yaitu oleat atau kelompok -9, linoleat atau kelompok -6, dan linolenat atau kelompok -3. Setiap nama famili menunjukkan anggota rantai terpendek dari grup tersebut. Asam lemak dari ikan sering jauh

    lebih tidak jenuh (unsaturated) dibandingkan dengan asam lemak hewan darat.

    Lemak ikan mengandung PUFA pada tingkat yang tinggi. Famili PUFA yang

    terjadi dalam lemak ikan ditunjukkan pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2. Klasifikasi Asam Lemak Tidak Jenuh (PUFA) ______________________________________________________ No. Nama Famili Formula ______________________________________________________ 1. Palmitoleat, -7 16:1 -7 18:1 -7 2. Oleat, -9 18:1 -9 20:1 -9 3. Linoleat, -6 18:2 -6 18:3 -6 20:3 -6 20:4 -6 22:3 -6 4. Linolenat, -3 18:3 -3 18:5 -3 22:5 -3 22:6 -3 ______________________________________________________

    Komposisi Asam Lemak Ikan. Komposisi asam lemak pada ikan dan udang dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan, terutama salinitas, suhu, dan

    pakan.

    Salinitas. Ikan hidup dalam lingkungan salinitas yang berbeda.

    Perbandingan antara komposisi asam lemak ikan air laut dan air tawar disajikan

    pada Tabel 2.3. Perbedaan-perbedaan dalam komposisi asam lemak juga

    dicerminkan dalam ikan yang bermigrasi dari lingkungan air tawar ke air laut; dan

    hasil observasi secara umum yang menunjukkan bahwa perbandingan -3/-6

    37

  • 38

    untuk ikan air laut lebih tinggi daripada ikan air tawar adalah tetap benar, bahkan

    untuk ikan-ikan yang senang bermigrasi seperti smelt dan salmon.

    Kecenderungan secara umum menunjukkan bahwa:

    a. Spesies ikan air tawar mempunyai tingkatan asam monoenoat rantai medium

    yang lebih tinggi, sedangkan spesies ikan air laut mempunyai kandungan asam

    monoenoat rantai panjang yang lebih tinggi;

    b. Spesies ikan air laut mengandung asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty

    acids) yang lebih tinggi bila dibandingan dengan spesies ikan air tawar; dan

    c. Perbandingan asam lemak -3/-6 untuk spesies ikan air laut lebih tinggi daripada spesies ikan air tawar.

    Tabel 2.3. Asam Lemak Utama dalam Lemak Ikan _________________________________________________________________ No. Asam Lemak Persentase Asam Lemak ________________________________________ Ikan Air Laut Ikan Air Tawar ________________ _________________ A1 B1 A2 B2 _________________________________________________________________ 1. 14:0 3.7 2.2 2.8 6.7 2. 14:1 0.1 0.2 1.0 0.7 3. 16:0 12.6 17.0 16.6 14.6 4. 16:1 9.3 4.1 17.7 14.7 5. 18:0 2.3 3.2 3.3 1.5 6. 18:1 22.7 21.4 26.1 18.2 7. 18:2 -6 1.5 2.0 4.3 3.7 8. 18:2 -3 0.6 1.0 3.6 3.6 9. 20:1 7.5 5.4 2.4 1.6 10. 20:4 -6 1.4 0.9 2.6 2.4 11. 20:5 -3 12.9 6.7 2.7 8.2 12. 22:1 6.2 9.4 0.3 0.4 13. 22:4 -6 0.1 0.6 0.4 0.4 14. 22:5 -3 1.7 2.3 2.0 1.5 15. 22:6 -3 12.7 16.1 2.0 6.0 _________________________________________________________________ Total saturated 18.6 22.4 22.7 22.8 Total monoenes medium 32.2 25.7 44.8 33.6 long-chain 13.7 14.8 2.7 2.0 Total -3 27.9 26.1 10.3 19.3 Total -6 4.1 3.5 7.3 6.5 Ratio -3/-6 6.8 7.5 1.4 3.0 _________________________________________________________________ (After Ackman, 1967)

    38

  • 39

    Suhu. Telah didokumentasikan dengan baik untuk ikan dan udang bahwa

    asam lemak jenuh bervariasi secara langsung dengan suhu, dan beberapa

    monoenoat serta PUFA berlawanan dengan suhu. Baik perpanjangan rantai

    maupun desaturasi meningkat sejalan dengan penurunan suhu (Tabel 2.4).

    Kecenderungan secara umum menunjukkan bahwa:

    a. Asam lemak jenuh lebih banyak ditemukan pada ikan yang hidup di perairan

    tropis, sedangkan asam lemak tidak jenuh lebih banyak dijumpai pada ikan

    yang tumbuh pada suhu yang lebih dingin; dan

    b. Perbandingan asam lemak -3/-6 pada umumnya lebih tinggi untuk ikan-ikan perairan dingin bila dibandingkan dengan ikan-ikan perairan tropis.

    Tabel 2.4. Pengaruh Suhu Media Budidaya terhadap Komposisi Asam Lemak Palaemon serratus

    _________________________________________________________________ Suhu Jumlah Perbandingan Media ____________________________________________ -3/-6 Jenuh Mono -3 -6 18C 20C 22C _________________________________________________________________ 25C 34.3 36.7 21.6 5.2 45.0 15.0 4.1 4.17 15C 37.2 37.1 17.6 6.7 39.9 20.8 5.4 2.63 9C 26.7 31.8 28.5 11.4 39.5 20.4 8.5 2.50 _________________________________________________________________ (After Martin dan Ceccaldi, 1977)

    Penjelasan secara biologis untuk tingkat asam lemak tidak jenuh yang tinggi

    pada ikan perairan dingin adalah keperluannya untuk mempertahankan fluiditas

    membran. Sebagian besar PUFA tetap berada pada keadaan cair bahkan pada

    suhu rendah, sedangkan asam lemak jenuh beku dan padat pada suhu rendah.

    Pakan. Pakan dipertimbangkan sebagai faktor tunggal terbesar dalam

    lingkungan yang mempengaruhi komposisi asam lemak ikan. Dibawah kondisi

    normal, komposisi asam lemak ikan menunjukkan suatu keseimbangan diantara

    tiga sumber, yaitu: a) asam lemak yang diturunkan dari pakan; b) asam lemak

    yang diturunkan dari sumber-sumber non-lemak dengan cara biosintesis; dan c)

    asam lemak yang diturunkan dari sumber-sumber lemak dengan cara biosintesis.

    Pengaruh pakan terhadap komposisi asam lemak dari lemak ikan dan udang telah

    39

  • 40

    ditunjukkan dalam banyak pengamatan. Hasil dari penelitian komposisi pakan

    terhadap Penaeus setiferus disajikan pada Tabel 2.5.

    Bilamana P. setiferus diberi makanan suatu pakan yang tinggi akan 18:2 -6 dan rendah dalam PUFA karbon 20 dan 22, pengaruh lemak pakan terhadap

    komposisi asam lemak nampak setelah satu bulan. Setelah tiga bulan, retensi

    spesifik dari asam lemak -3 nampak jelas dikarenakan ratio -6/-3 udang adalah 1.4 dibandingkan dengan 4.5 dalam lemak pakan. Meskipun 20:4 -6, 20:5 -3, dan 22:6 -3 tinggi dalam P. setiferus pada awal percobaan, aktivitas perpanjangan dan penurunan tingkat kejenuhan merupakan bukti dari kadar asam

    lemak tersebut yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan kadar dalam pakan

    setelah tiga bulan pemberian pakan. Variasi musiman dari komposisi asam lemak

    ikan mungkin juga berkaitan dengan pakan dikarenakan adanya pengaruh

    berbagai perubahan komposisi pakannya di habitat alamiahnya.

    Tabel 2.5. Pengaruh Pakan terhadap Komposisi Asam Lemak Penaeus setiferus

    _____________________________________________________________ Asam Lemak Komposisi Lemak P. setiferus Setelah Pakan

    _____________________________ 0 bulan 1 bulan 3 bulan

    _____________________________________________________________ 14:0 0.6 0.5 0.5 1.6 16:0 14.8 13.4 15.0 15.5 16:1 11.2 8.7 10.0 7.9 18:0 5.1 2.3 2.2 1.7 18:1 13.1 22.9 20.0 28.4 18:2 -6 2.3 18.1 14.1 32.2 18:3 -3 2.8 2.1 1.3 4.4 20:4 -6 11.6 9.4 10.3 0.7 20:5 -3 10.4 8.7 9.7 2.6 22:6 -3 11.3 6.3 6.9 0.3 _____________________________________________________________ Total saturated 26.6 22.6 25.6 25.0 Total monoenes 18.2 25.2 22.2 30.1 Total -6 13.9 27.5 24.4 33.0 Total -3 24.5 17.1 17.9 7.3 Ratio -3/-6 0.57 1.16 1.36 4.5 _____________________________________________________________ (After Castell, 1981)

    40

  • 41

    Kebutuhan Lemak dan Asam Lemak

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam lemak tidak jenuh-3 (poly unsaturated fatty acids, PUFA-3) dibutuhkan oleh beberapa spesies ikan air laut, udang, dan lobster. Diantara berbagai sumber PUFA-3 yang baik adalah minyak ikan laut seperti minyak hati ikan cod, minyak hati ikan polak, dan minyak kerang

    (kima). Lemak asal tanaman biasanya tinggi kandungan asam lemak-6nya. Nilai nutrisi pakan yang rendah mutunya dari minyak kedelai kemungkinan

    dikarenakan kekurangan PUFA-3 seperti 20:5-3 dan 22:6-3 meskipun nilai PUFA-6nya tinggi.

    Pakan ikan diformulasikan untuk memenuhi perbandingan optimum antara

    energi terhadap protein untuk masing-masing spesies. Lemak berfungsi sebagai

    sumber energi yang penting. Namun, persentase pemberian lemak dalam pakan

    bukannya tanpa batas dengan tidak mempertimbangkan jenis lemak,

    sebagaimana protein dan kandungan energi dari pakan tersebut. Tabel 2.6

    menyajikan beberapa petunjuk umum untuk kandungan lemak dalam pakan pada

    spesies ikan serta kondisi yang berbeda. Kandungan lemak yang terlalu tinggi

    dalam pakan dapat mengakibatkan perbandingan antara protein kasar terhadap

    energi tercerna menjadi tidak seimbang serta deposisi lemak yang berlebihan

    dalam rongga tubuh dan jaringan.

    Tabel 2.6. Petunjuk untuk Kandungan Lemak dalam Pakan Ikan

    No. Spesies Kondisi Persentase Lemak

    1. Trout Pakan awal (starter diet) ) Pakan pertumbuhan (grower diet) Pakan produksi (production diet)

    12 16 8 10 6 8

    2. Lele 82F (28C) 73F (23C)

    12 5

    3. Ikan mas 82 73F (28 23C)

  • 42

    Lemak hewan dan lemak yang sangat jenuh mempunyai tingkat kecernaan

    yang lebih rendah dibandingkan dengan lemak yang tidak jenuh. Sebaliknya,

    pada lemak yang sangat tidak jenuh (yaitu lemak yang mana ikan dapat mencerna

    dengan mudah) terdapat bahaya oksidasi terhadap lemak tersebut yang

    mengakibatkan kerusakan atau pembusukan pakan. Antioksidan ditambahkan

    secara turin ke dalam sebagian besar pakan ikan untuk mencegah lemak menjadi

    tengik selama penyimpanan.

    Selain menjadi sumber energi yang penting untuk ikan, lemak dalam pakan

    menyediakan asam lemak esensial (essential fatty acids, EFA) yang dibutuhkan

    untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Ikan tidak dapat mensintesis

    asam lemak tersebut. Lemak dalam pakan juga membantu dalam penyerapan

    berbagai jenis vitamin yang larut dalam lemak (fat-soluble vitamins). Ikan air tawar

    membutuhkan asam lemak lionoleat (linoleic acid) dan/atau linolenat (linolenic

    acid) dalam pakannya. Ke duanya adalah asam lemak rantai karbon C 18. Ikan

    laut, seperti yellowtail ataupun red sea bream, membutuhkan asam lemak

    ekosapentaenoat (eicosapentaenoic acid, EPA) dan/atau asam lemak

    dokosaheksaenoat (docosahexaenoic acid, DHA) dalam pakannya. EPA adalah

    asam lemak rantai karbon C 20, sedangkan DHA adalah asam lemak rantai

    karbon C 22.

    Channel catfish, coho salmon, dan rainbow trout membutuhkan asam

    linolenat atau EPA dan/atau DHA. Tabel 2.7 mengindikasikan kebutuhan asam

    lemak esensial untuk beberapa spesies ikan. Tanda-tanda kekurangan asam

    lemak esensial meliputi luka pada kulit, shock syndrome, permasalahan pada

    jantung, laju pertumbuhan menurun, efisiensi pakan menurun, performa

    reproduksi menurun, dan tingkat kematian atau mortalitas meningkat. Di dalam

    tubuh, asam lemak esensial berfungsi sebagai bagian dari membran sel dan

    prekursor biokimia yang melakukan berbagai fungsi metabolik.

    Ikan membutuhkan asam lemak -3 dan -6 dalam pakannya pada kadar tertentu. Kegagalan untuk menyediakan asam-asam lemak tersebut

    menyebabkan gangguan pertumbuhan dan dapat mengakibatkan kematian

    bilamana terjadi dalam waktu yang lama. Ikan mas membutuhkan baik -3 maupun -6. Proporsi terbaik diperoleh pada perbandingan 1% 18:3 -3 dan 1% 18:2 -6. Sidat juga membutuhkan baik -3 maupun -6, namun pada tingkat

    42

  • 43

    yang lebih rendah daripada kebutuhan ikan mas. Pada kadar 0.5% untuk masing-

    masing asam lemak ternyata didapatkan sudah mencukupi. Rainbow trout, suatu

    ikan perairan dingin, membutuhkan kurang lebih 1% asam lemak -3. Tidaklah jelas apakah juga membutuhkan -6.

    Tabel 2.7. Kebutuhan Asam Lemak Esensial untuk Ikan*

    No. Spesies Kebutuhan 1. Channel catfish 1.0 hingga 2.0% asam linolenat atau

    0.5 hingga 7.5% EPA dan DHA 2. Chum salmon 1.0% asam linoleat dan 1.0% asam

    linolenat 3. Coho salmon 1.0 hingga 2.5% asam linolenat 4. Common carp 1.0% asam linoleat dan 1.0% asam

    linolenat 5. Rainbow trout 0.8 hingga 1.0% asam linolenat

    20% lemak sebagai asam linolenat atau 10% lemak sebagai EPA dan DHA

    6. Tilapia 0.5 hingga 1.0% asam linoleat 7. Red sea bream 0.5% EPA dan DHA 8. Yellowtail 2.0% EPA dan DHA

    *)Sumber: NRC (1993).

    Kajian tentang kebutuhan lemak biasanya melibatkan penggunaan asam

    lemak spesifik dalam pakan. Suatu penelitian terhadap rainbow trout

    menggunakan berbagai proporsi asam lemak sebagaimana berikut ini: 12:0, 18:3

    -3, dan 18:2 -6, disajikan pada Tabel 2.8. Pakan-pakan tersebut diberikan pada rainbow trout untuk beberapa minggu selama pengamatan pertumbuhan.

    Berdasarkan pada pengamatan tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan

    terbaik terlihat untuk pakan dengan kandungan 18:3 -3 kurang lebih 2%. Tidak ditemukan adanya perbaikan pada laju pertumbuhan dengan penambahan 18:2 -6. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa pada rainbow trout, -3 merupakan asam lemak esensial.

    Pada suatu kajian yang berkaitan, ditemukan adanya konversi pakan dan

    laju pertumbuhan pada rainbow trout yang diberi pakan dengan 18:3 -3 atau pakan yang mengandung baik 18:1 -3 maupun 18:2 -6. Pada tingkat yang rendah (yaitu kurang dari 1%), penambahan -6 nampak meningkatkan pertumbuhan dan konversi pakan. Bilamana -3 terdapat pada tingkat 1% atau

    43

  • 44

    lebih maka tidak ditemukan adanya efek seperti itu. Keberadaan -3 secara tunggal adalah mencukupi. Penelitian ini lebih lanjut menerangkan bahwa untuk

    rainbow trout -3 adalah asam lemak esensial, dan sebaiknya disediakan pada tingkat yang cukup yaitu kurang lebih 1%.

    Tabel 2.8. Komposisi Asam Lemak Pakan Uji __________________________________________________________

    No. Persentase Asam Lemak (%, Etil Ester) Pakan Uji ____________________________________ Laurat Linoleat Linolenat 12:0 18:2 -6 18:3 -3

    __________________________________________________________ 1. 2.0 0.0 0.0 2. 1.9 0.0 0.1 3. 1.5 0.0 0.5 4. 1.0 0.0 1.0 5. 0.0 0.0 2.0 6. 1.0 0.1 0.9 7. 1.0 0.3 0.7 8. 1.0 0.5 0.5 9. 1.0 0.7 0.3 10. 1.0 1.0 0.0

    __________________________________________________________ (After Castell et al., 1972)

    2.2.2. LATIHAN

    Pengertian Lemak dan Asam Lemak

    Kerjakan latihan berikut ini sebagaimana instruksi di bawah: 1. Seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Nutrisi Ikan dibagi kedalam 5

    kelompok studi;

    2. Setiap kelompok studi tersebut dilengkapi dengan 1 buah akuarium dan 9

    buah tabung reaksi (misalnya dengan tinggi 10 cm);

    44

  • 45

    3. Letakkan ke 9 tabung reaksi ke dalam rak tabung reaksi, dan isi setiap 3

    tabung reaksi masing-masing dengan minyak nabati, minyak mamalia atau

    hewan darat lainnya, dan minyak ikan;

    4. Masukkan rak beserta ke 9 tabung reaksi di dalamnya ke dalam sebuah

    akuarium yang telah diisi dengan air hingga ketinggian sedikit (1 cm) di

    bawah mulut tabung reaksi tersebut;

    5. Letakkan sebuah termometer ke dalam akuarium, dan tempatkan sedekat

    mungkin dengan tabung reaksi;

    6. Masukkan es batu sedikit demi sedikit ke dalam akuarium dengan ketentuan

    sebagai berikut:

    a. Kelompok studi 1 memasukkan es batu hingga suhu air terbaca 20C;

    b. Kelompok studi 2 memasukkan es batu hingga suhu air terbaca 15C;

    c. Kelompok studi 3 memasukkan es batu hingga suhu air terbaca 10C;

    d. Kelompok studi 4 memasukkan es batu hingga suhu air terbaca 5C.

    Alternatif lainnya adalah dengan memasukkan rak ke dalam refrigerator;

    e. Kelompok studi 5 memasukkan es batu hingga suhu air terbaca 0C.

    Alternatif lainnya adalah dengan memasukkan rak ke dalam freezer;

    7. Bilamana tingkat suhu tertentu telah tercapai, pertahankan dengan menambah

    es batu ke dalam akuarium atau mengatur kembali setting refrigerator agar

    suhu tidak berubah atau menyimpang jauh;

    8. Pertahankan kondisi seperti itu hingga 10 jam;

    9. Amati dan catat setiap perubahan yang terjadi jam demi jam pada ke 3 jenis

    minyak dalam tabung reaksi meliputi warna dan perubahan-perubahan fisik

    lainnya;

    10. Bandingkan hasil pengamatan Anda dengan kelompok studi lainnya;

    11. Buat laporan lengkap dan presentasikan di depan semua kelompok studi serta

    dosen pengampu.

    45

  • 46

    Kebutuhan Lemak dan Asam Lemak

    Kerjakan latihan berikut ini sebagaimana instruksi di bawah: 1. Seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Nutrisi Ikan dibagi kedalam 4

    kelompok studi;

    2. Setiap kelompok studi tersebut dilengkapi dengan 3 buah akuarium atau

    wadah pemeliharaan lengkap dengan sistem pemeliharaannya;

    3. Setiap akuarium diisi 5 ekor dari jenis yang sama (mis: bawal, tilapia, atau

    lele);

    4. Ikan terpilih hendaknya memiliki bobot atau ukuran tubuh yang setara

    sehingga tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan makanan;

    5. Kelompok studi 1, 2, 3, dan 4 masing-masing membuat jenis pakan sederhana

    I, II, III, dan IV dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Pakan sederhana mempunyai komposisi jenis bahan penyusun pakan yang

    sama dan dengan jenis lemak yang berasal dari beberapa sumber. Porsi

    masing-masing sumber lemak divariasikan, dengan penambahan total

    lemak dalam pakan tetap, yaitu 10%;

    b. Pakan sederhana I dengan penambahan total lemak nabati 10%;

    c. Pakan sederhana II dengan penambahan total lemak hewani asal ikan

    10%;

    d. Pakan sederhana III dengan penambahan total lemak nabati 5% dan lemak

    hewani asal ikan 5%;

    e. Pakan sederhana IV tanpa penambahan lemak;

    6. Amati dan catat tekstur permukaan, bau, dan warna pakan;

    7. Setiap kelompok studi memberi pakan kepada ikan peliharaannya selama 4

    minggu masing-masing dengan pakan yang dibuatnya dengan ketentuan

    sebagai berikut:

    a. Pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga kenyang (secara at satiation).

    Metode tersebut biasanya membutuhkan waktu 30 menit periode makan;

    b. Pakan diberikan sebanyak 3 kali pada pagi, siang, dan sore hari.

    46

  • 47

    8. Selama 4 minggu pemberian pakan, amati dan catat berbagai fenomena yang

    terjadi mencakup bobot pakan yang dikonsumsi setiap hari, respons saat

    pakan diberikan, pertumbuhan ikan, kelulushidupan, dan kualitas air;

    9. Bandingkan hasil pengamatan Anda dengan kelompok studi lainnya;

    10. Buat laporan lengkap dan presentasikan di depan semua kelompok studi serta

    dosen pengampu.

    2.3. PENUTUP

    2.3.1. Test Formatif

    Pengertian Lemak dan Asam Lemak

    Jawablah soal-soal di bawah ini. A. Jawaban Benar / Salah

    1. Kandungan energi per gram lemak setara atau sedikit lebih tinggi daripada

    energi yang terkandung dalam per gram protein.

    2. Tingginya kandungan lemak dalam jaringan ikan mengindikasikan bahwa

    energi cadangan dalam bentuk lemak lebih disukai daripada karbohidrat.

    3. Sifat fisik lemak berkorelasi dengan tingkat kejenuhan asam lemak

    penyusunnya. Tipe lemak dalam jaringan dapat mempengaruhi rasa

    daging ikan. Jawab: Benar.

    4. Asam lemak jenuh lebih dibutuhkan oleh udang, lobster, dan ikan laut.

    5. Ikan mengandung asam lemak jenuh pada tingkat yang lebih tinggi

    dibandingkan dengan hewan darat lainnya.

    6. Asam lemak -3 lebih banyak dijumpai pada lemak nabati.

    B. Jawaban singkat

    1. Sebutkan 2 fungsi umum dari lemak.

    2. Sebutkan 2 contoh komponen lemak beserta fungsi bio-fisiologisnya.

    47

  • 48

    3. Sebutkan 3 faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecernaan lemak.

    4. Tulis rumus kimia umum dari asam lemak.

    5. Deskripsikan, apa yang dimaksudkan dengan:

    a. Saturated fatty acids,

    b. Monounsaturated fatty acids,

    c. Polyunsaturated fatty acids,

    d. Highlyunsaturated fatty acids,

    6. Jelaskan hubungan antara sifat fisik lemak dengan tingkat kejenuhan dari

    asam lemak penyusunnya.

    7. Berdasarkan pada posisi ikatan ganda yang pertama pada rantai karbon

    dari gugus metil yang terakhir dari asam lemak tersebut, PUFA

    diklasifikasikan kedalam 3 kelompok. Sebutkan.

    8. Jabarkan, apa nama dan makna nutrisinya dari rumus kimia asam lemak

    berikut ini: a) 18:1 -9, b) 18:2 -6, c) 18:3 -3, d) 22:6 -3. 9. Selain salinitas lingkungan hidupnya, sebutkan 2 faktor lainnya yang dapat

    mempengaruhi komposisi asam lemak pada ikan maupun udang.

    10. Sebutkan 3 contoh sumber asam lemak yang penting untuk ikan.

    C. Uraian

    1. Apabila diberikan rumus kimia sebagai berikut: 20:5 -3. Jabarkan apa nama dan maknanya.

    2. Lemak dikenal dapat menyebabkan berbagai penyakit, namun pakan harus

    mengandung lemak dalam jumlah yang cukup. Jabarkan alasannya.

    Kebutuhan Lemak dan Asam Lemak

    Jawablah soal-soal di bawah ini. A. Jawaban Benar / Salah

    1. Lemak yang sangat jenuh mempunyai tingkat kecernaan yang lebih tinggi

    dibandingkan dengan lemak yang tidak jenuh.

    48

  • 49

    2. Selain menyediakan energi, lemak dalam pakan membantu penyerapan

    berbagai vitamin.

    3. Pada ikan air tawar, peran asam lemak rantai karbon C 20 atau C 22 dapat

    digantikan oleh asam lemak rantai karbon C 18.

    4. Asam lemak -6 tidak diperlukan dalam pakan ikan karnivora.

    B. Jawaban singkat

    1. Sebutkan salah satu cara untuk mencegah terjadinya kerusakan lemak

    dalam pakan!.

    2. Sebutkan perbedaan yang paling mendasar dalam hal kebutuhan jenis

    asam lemak antara ikan air tawar dan ikan air laut!.

    3. Sebutkan 3 saja tanda-tanda kekurangan asam lemak esensial pada ikan.

    4. Sebutkan 4 macam jenis asam lemak penting yang dibutuhkan oleh ikan.

    C. Analisis

    1. Analisis, mengapa ikan laut, terutama ikan perairan dingin, lebih

    membutuhkan EPA dan DHA daripada linoleat atau linolenat, sedangkan

    ikan air tawar tidak terlalu membutuhkan EPA dan DHA?.

    2.3.2. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

    Mahasiswa diminta untuk pergi mencari literatur di perpustakaan. Catat berdasarkan pada berbagai macam literatur, berbagai macam kandungan asam

    lemak (jenuh hingga PUFA atau HUFA) dari berbagai sumber lemak yang meliputi

    minyak ikan, minyak nabati, dan minyak mamalia atau hewan darat lainnya.

    Bandingkan kandungan asam lemaknya. Amati dan pelajari, lalu tulis apa yang

    dapat Saudara simpulkan!. Bandingkan dengan berbagai fenomena yang terjadi

    pada latihan Pengertian Lemak dan Asam Lemak.

    Selanjutnya, setiap mahasiswa baik secara sendiri-sendiri maupun

    berkelompok, diminta untuk melakukan hal yang sama sebagaimana latihan

    Kebutuhan Lemak dan Asam Lemak di rumah masing-masing. Pilih ikan dengan

    49

  • 50

    feeding habit yang berbeda sebagaimana latihan tersebut. Amati dan catat

    berbagai fenomena yang terjadi, dan bandingkan dengan hasil yang dicapai di

    laboratorium kampus. (Ingat!! Feeding habit ikan dikelompokkan ke dalam

    herbivora, karnivora, omnivora, detritivora, dan planktovora. Pilih saja jenis ikan

    dari 3 kelompok yang pertama).

    Untuk dapat melanjutkan ke materi selanjutnya (Pokok Bahasan V),

    mahasiswa harus mampu menjawab semua pertanyaan paling tidak 70% benar.

    Selamat bagi Anda yang telah lolos ke materi berikutnya!

    2.3.3. Rangkuman

    Pengertian Lemak dan Asam Lemak

    Lemak merupakan salah satu komponen makro-nutrien dengan kandungan energi terbesar dibandingkan dengan protein maupun

    karbohidrat. Secara umum, fungsi lemak adalah: 1) sebagai sumber energi

    metabolik (yaitu adenosin trifosfat, ATP). Nilai energi kotor (gross

    energy) untuk lemak adalah sebesar 9.5 kkal/gr, protein sebesar 5.6

    kkal/gr, dan karbohidrat sebesar 4.1 kkal/gr; 2) sebagai sumber asam

    lemak esensial (essential fatty acids, EFA). EFA tak dapat disintesis

    oleh ikan, dan karena itu harus tersedia dalam pakan; 3) merupakan

    komponen esensial dari membran seluler dan sub-seluler; serta 4) sebagai

    sumber steroid yang berperan dalam fungsi biologis penting, seperti

    mempertahankan sistem membran, transport lemak, dan prekursor

    berbagai hormon steroid.

    50

  • 51

    (lanjutan)

    Lemak dalam jaringan ikan terdapat dalam jumlah yang besar yang

    mengindikasikan bahwa lemak merupakan energi cadangan yang lebih

    disukai daripada karbohidrat. Komponen penting lemak adalah: a)

    triglisirida; b) fosfolemak; c) wax; d) steroid; serta e) spingomielin.

    Masing-masing komponen tersebut memiliki fungsi bio-fisiologis penting

    dalam tubuh ikan. Kecernaan lemak bergantung pada jumlahnya dalam

    pakan, tipe dari lemak, suhu air, derajad kejenuhan lemak, dan panjang

    dari rantai karbonnya. Formula umum asam lemak adalah

    CH3(CH2)nCOOH. Beradasarkan pada jumlah ikatan gandanya, lemak

    dikelompokkan kedalam saturated, monounsaturated poly-unsaturated

    fatty acids (PUFA), dan highly unsaturated fatty acids (HUFA).

    Berdasarkan pada posisi ikatan ganda pertama yang dihitung dari ujung

    metil (CH3) dari asam lemak tersebut, PUFA dibagi menjadi tiga famili

    utama, yaitu oleat atau kelompok -9, linoleat atau kelompok -6, dan linolenat atau kelompok -3. Derajad ketidakjenuhan asam lemak mempengaruhi sifat fisik lemak tersebut. Asam lemak tidak jenuh lebih

    reaktif secara kimiawi dan mempunyai titik leleh yang lebih rendah bila

    dibandingkan dengan asam lemak jenuh untuk jenis sama. Asam lemak

    ikan sering jauh lebih tidak jenuh bila dibandingkan dengan asam lemak

    hewan darat. Komposisi asam lemak pada ikan dan udang dipengaruhi oleh

    sejumlah faktor lingkungan, terutama salinitas, suhu, dan pakan. Berbagai

    sumber PUFA-3 berasal dari minyak ikan laut. Lemak asal tanaman tinggi kandungan asam lemak-6nya. Nilai nutrisi minyak kedelai yang rendah mutunya dikarenakan kekurangan PUFA-3 meskipun tinggi nilai PUFA-6nya.

    51

  • 52

    Kebutuhan Lemak dan Asam Lemak

    Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang penting. Persentase pemberian lemak dalam pakan bukannya tanpa batas dengan tidak

    mempertimbangkan jenis dan asal sumber lemak. Lemak dengan

    kandungan yang terlalu tinggi dalam pakan dapat mengakibatkan

    perbandingan antara protein kasar terhadap total energi menjadi t