Upload
andreadante
View
41
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Seminar Akuntansi
Citation preview
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
1. LATAR BELAKANG
Terdapat perubahan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan PSAK No. 1 Tahun
2009. Perubahan tersebut didasarkan atas:
1. Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat
2. Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009
3. Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 Tahun 2010 yaitu pemisahaan penghasilan
komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif
4. Sikronisasi dengan IAS terkait format
5. Pendekatan penyajian standar dengan revisi – tidak menyajikan ulang semua
standar
6. Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini
7. Terdapat perbedaan IAS 1 dengan PSAK 1.
Adapun perubahan yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
• Judul Laporan Pendapatan Komprehensif Lain menjadi Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain.
• Informasi komparatif minimum dan tambahan
• Penyajian laporan dalam dua bagian: Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.
• Pemisahan penghasilan komprehensif yang akan direklasifikasi ke laporan laba rugi
periode berikutnya setelah penghentian pengakuan dengan OCI (misal surplus
revaluasi aset) yang tidak akan direklasifikasi ke laporan laba rugi.
• Pemisahan pajak penghasilan atas pos yang disajikan dalam OCI yang akan
direklasifikasikan ke laporan laba rugi dan yang tidak direklasifikasi ke dalam
laporan laba rugi.
• Sinkronisasi dengan terbitnya PSAK lain – PSAK 65 Konsolidasian, PSAK 4 Laporan
Keuangan Tersendiri
1 | P S A K 0 1
2. TUJUAN (PSAK 1 Revisi 2009 dan 2013)
Dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose
financial statements) agar dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya dan entitas
lain.
Pernyataan ini mengatur:
persyaratan bagi penyajian laporan keuangan
struktur laporan keuangan
persyaratan minimum
isi laporan keuangan.
3. RUANG LINGKUP
Revisi 2009
Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini
tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.
PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan,pengukuran, dan pengungkapan
transaksi tertentu dan peristiwa lainnya.
Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim
ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan Interim. Namun,
paragraf 13-33 diterapkan bagi laporan keuangan interim tersebut. Pernyataan ini
berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan keuangan
konsolidasian dan laporankeuangan terpisah sebagaimana diatur dalam PSAK 4:
Laporan Keuangan Konsolidasi.
2 | P S A K 0 1
Revisi 2013
Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini
tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.
PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan,pengukuran, dan pengungkapan
transaksi tertentu dan peristiwa lainnya.
Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim
ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan Interim. Namun,
paragraf 17–33 diterapkan bagi laporan keuangan interim tersebut. Pernyataan ini
berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan keuangan
konsolidasian sesuai dengan PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian dan entitas
yang menyajikan laporan keuangan tersendiri sesuai dengan PSAK 4: Laporan Keuangan
Tersendiri.
4. KARAKTERISTIK UMUM
Karakteristik umum penyajian laporan keuangan yang diatur dalam PSAK no.1
adalah sebagai berikut :
1. Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian
secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan
definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan
SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat
pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK
tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan
bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan
tersebut telah patuh terhadap semua yang dipersyaratkan dalam SAK.
2. Kelangsungan Usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas
menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali
manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan,
atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain melakukannya. Jika
3 | P S A K 0 1
manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya
ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang
dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan
ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak
berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang
dapat menggunakan asumsi Kelangsungan usaha.
3. Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus
kas. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai
aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan)
ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-
unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan.
4. Materialitas dan Agregasi
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material.
Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda
kecuali pos tersebut tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau
peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari
proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan
keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan
pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan
keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam
laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas
laporan keuangan.
5. Saling Hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK.
Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan liabilitas serta pendapatan
dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi
keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi
kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi,
peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas
4 | P S A K 0 1
entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi
atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian
(misalnya, penyisihan keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak
tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.
6. Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi
komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas
berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang
atau lebih pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode
cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:
a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek;
dan
b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
diperbandingkan secara keseluruhan.
7. Informasi Komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang
bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya
diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode
berjalan.
8. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus
konsisten kecuali:
a) setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau
review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan
akuntansi dalam PSAK 25; atau
b) perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.
5. LAPORAN POSISI KEUANGAN
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:
a) aset tetap;
b) properti investasi;
5 | P S A K 0 1
c) aset tidak berwujud;
d) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (g) dan (h));
e) investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
f) persediaan;
g) piutang dagang dan piutang lainnya;
h) kas dan setara kas;
i) total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset
yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang
dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
j) utang dagang dan terutang lainnya;
k) provisi;
l) liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l));
m) liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;
n) liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;
o) liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan
sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
p) kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan
q) modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk.
Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan posisi
keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas.
Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka
pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi
keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai
aset lancar (liabilitas jangka pendek).
Entitas mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara
terpisah didasarkan pada penilaian dari:
a. sifat dan likuiditas aset;
b. fungsi aset tersebut dalam entitas;
c. jumlah, sifat dan jangka waktu liabilitas.
Penggunaan dasar pengukuran yang berbeda untuk kelompok aset yang
berbeda menunjukkan bahwa sifat dan fungsi aset tersebut berbeda dan, oleh karena
itu, entitas menyajikan kelompok aset yang berbeda secara terpisah. Misalnya,
kelompok aset tetap yang berbeda dapat dicatat berdasarkan biaya perolehan atau
jumlah revaluasian sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap.
6 | P S A K 0 1
Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar dan Liabilitas Jangka Pendek dan
Jangka Panjang
Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek
dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan,
kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan
dan dapat diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas
menyajikan seluruh aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas.
Apapun metode penyajian yang digunakan, entitas mengungkapkan jumlah
yang diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas
bulan untuk setiap pos aset dan liabilitas yang menggabungkan jumlah yang
diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan:
a) tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan; dan
b) lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan
Contoh perusahaan yang lebih cocok menggunakan urutan likuiditas adalah
institusi keuangan.
Entitas dimungkinkan untuk mengkombinasikan dasar penyajian jika
memiliki operasi yang beragam. Informasi mengenai tanggal perkiraan realisasi aset
dan liabilitas berguna dalam penilaian likuiditas dan solvabilitas entitas.
Aset Lancar
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:
a) entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual
atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;
b) entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
c) entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan; atau
d) kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas)
kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk
menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode
pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut
sebagai aset tidak lancar. Istilah “aset tidak lancar” mencakup aset tetap , aset tidak
berwujud, dan aset keuangan yang bersifat jangka panjang serta dapat menggunakan
istilah lainnya sepanjang pengertiannya jelas.
Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk
pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas. Jika siklus operasi
7 | P S A K 0 1
normal entitas tidak dapat diidentifikasi secara jelas, maka diasumsikan selama 12
bulan.
Liabilitas Jangka Pendek
Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika:
a) entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normalnya;
b) entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
c) liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan; atau
d) entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut
sebagai liabilitas jangka panjang.
Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual
untuk biaya karyawan dan biaya operasi lain, merupakan bagian modal kerja yang
digunakan dalam siklus operasi normal diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka
pendek meskipun liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari 12
bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada
aset dan liabilitas entitas. Jika tidak dapat diidentifikasikan secara jelas, maka siklus
operasi normal entitas diasumsikan 12 bulan.
Liabilitas jangka pendek lainnya tidak diselesaikan dalam siklus operasi
normal, tetapi jatuh tempo untuk diselesaikan dalam waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya, cerukan bank, dan
bagian jangka pendek dari liabilitas keuangan jangka panjang, dividen terutang, pajak
penghasilan terutang, dan terutang nonusaha lain. Liabilitas keuangan yang
merupakan pembiayaan jangka panjang (bukan bagian dari modal kerja yang
digunakan dalam siklus operasi normal) dan tidak jatuh tempo dalam waktu dua
belas bulan setelah periode pelaporan merupakan liabilitas jangka panjang.
Entitas mengklasifikasikan Iiabilitas keuangan sebagai liabilitas jangka
pendek jika liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan, meskipun:
1) kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas
bulan; dan
2) perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadualan kembali pembayaran,
atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan
sebelum tanggal penyelesaian taporan keuangan.
8 | P S A K 0 1
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas
Laporan Keuangan
Entitas mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan
atas laporan keuangan, subklasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan
dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas.
Rincian subklasifikasi bergantung pada ketentuan SAK, serta ukuran, sifat,
dan fungsi jumlah yang terkait. Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang diatur
di paragraf untuk menentukan dasar subklasifikasi. Pengungkapan berbeda untuk
setiap pos, misalnya:
a) pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap;
b) piutang dipisahkan menjadi jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lain;
c) persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan menjadi
kelompok barang dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi;
d) provisi dipisahkan menjadi provisi untuk imbalan kerja dan provisi lain; dan
e) ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok seperti modal
disetor, tambahan modal disetor, dan cadangan.
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau
laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:
a) untuk setiap jenis saham:
jumlah saham modal dasar;
jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan
tetapi tidak disetor penuh;
nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai
nominal;
rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode;
hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham,
termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal;
saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak
atau entitas asosiasi; dan
saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak
penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan;
b) penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau
unit perwalian, mengungkapkan informasi yang setara dengan poin a di atas, yang
9 | P S A K 0 1
memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak,
keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.
6. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan
komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain:
a) laba rugi;
b) total penghasilan komprehensif lain;
c) penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, menjadi total laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.
Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, entitas tidak menyajikan
bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif.
Entitas menyajikan pos-pos berikut, tambahan atas bagian laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain untuk periode berjalan:
a) laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
(i) kepentingan nonpengendali; dan
(ii) pemilik entitas induk.
b) penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
(i) kepentingan nonpengendali; dan
(ii) pemilik entitas induk.
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, entitas
menyajikan (a) dalam laporan tersebut.
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif
Sebagai tambahan atas pos-pos yang disyaratkan oleh PSAK/ISAK lainnya, bagian
laba rugi atau laporan laba rugi,mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama
suatu periode:
a) pendapatan;
b) biaya keuangan;
c) bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas;
d) beban pajak;
e) jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan (lihat PSAK 58) (Rev.2013)
Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif Lain
10 | P S A K 0 1
Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah
penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan
sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura
bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan
PSAK/ISAK lainnya:
a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
b) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu
terpenuhi.
Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal dalam laporan yang
menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain jika penyajian tersebut relevan
untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.
Karena dampak dari berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa lain entitas
berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk
dapat diprediksi, maka pengungkapan unsure-unsur kinerja keuangan membantu
pengguna laporan keuangan dalam memahami kinerja keuangan yang dicapai dan
dalam membuat proyeksi kinerja keuangan masa depan. Entitas memasukkan pos-pos
tambahan dalam laporan yang menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
dan perubahan istilah yang dipakai dan perubahan urutan dari pos-pos jika hal ini
diperlukan untuk menjelaskan unsur kinerja keuangan. Entitas mempertimbangkan
faktor-faktor termasuk materialitas, sifat, dan fungsi dari berbagai komponen
pendapatan dan beban. Misalnya, suatu institusi keuangan dapat mengubah istilah
untuk memberikan informasi yang relevan dengan operasinya. Entitas tidak
diperkenankan melakukan saling hapus penghasilan dan beban kecuali memenuhi
kriteria di paragraf 30.
Entitas tidak diperkenankan menyajikan pos-pos penghasilan atau beban sebagai
pos luar biasa, dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan yang menyajikan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan.
Laba Rugi Selama Periode
Entitas mengakui seluruh pos-pos pendapatan dan beban pada suatu periode
dalam laba rugi kecuali suatu PSAK mensyaratkan atau memperkenankan lain.
Beberapa SAK menentukan kondisi-kondisi kapan entitas mengakui pos-pos
tertentu di luar laba rugi dalam periode berjalan. PSAK 25 menentukan dua kondisi
tersebut: koreksi kesalahan dan dampak perubahan kebijakan akuntansi. SAK lainnya
mensyaratkan atau memperkenankan suatu komponen pendapatan komprehensif lain
yang memenuhi definisi pendapatan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan dikeluarkan dari laba rugi (lihat paragraf 5).
11 | P S A K 0 1
Penghasilan Komprehensif Lain Selama Periode
Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan setiap
komponen dari pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam catatan atas
laporan keuangan.
Entitas dapat menyajikan komponen penghasilan komprehensif lain:
a) jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau
b) jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan
yang terkait dengan pos tersebut.
Jika entitas memilih alternatif (b), entitas mengalokasi pajak antara pos-pos yang
mungkin direklasifikasi selanjutnya ke bagian laba rugi dan yang tidak akan
direklasifikasi selanjutnya ke bagian laba rugi.
Entitas mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi yang terkait dengan komponen
pendapatan komprehensif lain.
SAK lainnya menjelaskan bagaimana dan kapan jumlah yang sebelumnya diakui
dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi. Reklasifikasi yang
dimaksud pada Pernyataan ini adalah penyesuaian reklasifikasi. Penyesuaian
reklasifikasi dimasukkan dengan komponen pendapatan komprehensif lain yang terkait
pada periode dimana penyesuaian direklasifikasi ke laba rugi. Misalnya, keuntungan
yang direalisasi dari pelepasan aset keuangan yang dikategorikan sebagai "tersedia
untuk dijual" dimasukkan dalam laba rugi periode berjalan. Jumlah tersebut mungkin
telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain sebagai keuntungan yang belum
direalisasi pada periode berjalan atau periode sebelumnya. Keuntungan yang belum
direalisasi tersebut dikurangkan dari pendapatan komprehensif lain pada periode
ketika keuntungan yang telah direalisasi direklasifikasi ke laba rugi untuk menghindari
memasukkan keuntungan yang belum direalisasi tersebut dua kali dalam total laba rugi
komprehensif.
Entitas dapat menyajikan penyesuaian reklasifikasi dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain atau catatan atas laporan keuangan. Entitas yang
menyajikan penyesuaian reklasifikasi dalam catatan atas laporan keuangan menyajikan
komponen pendapatan komprehensif lain setelah penyesuaian reklasifikasi terkait.
Penyesuaian reklasifikasi terjadi, misalnya, dari pelepasan kegiatan usaha luar
negeri (lihat PSAK 11), penghentian pengakuan aset keuangan "tersedia untuk dijual"
(lihat PSAK 55) dan ketika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi menimbulkan
laba atau rugi (lihat paragraf 103 PSAK 55 yang berhubungan dengan lindung nilai atas
arus kas).
12 | P S A K 0 1
Penyesuaian reklasifikasi tidak dilakukan pada perubahan surplus revaluasi yang
diakui berdasarkan PSAK 16: Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Tak berwujud atau
pengukuran kembali program manfaat pasti sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja.
Komponen tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan tidak
direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya. Perubahan surplus revaluasi dapat
dialihkan ke saldo laba pada periode berikutnya ketika aset tersebut digunakan atau
dihentikan pengakuannya (lihat PSAK 16 dan PSAK 19).
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif atau
Catatan atas Laporan Keuangan
Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas
mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah.
Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos
pendapatan dan beban adalah sebagai berikut:
a) penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan
nilai aset tetap menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali,
sebagaimana pemulihan atas penurunan tersebut;
b) restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap
laibilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi;
c) pelepasan aset tetap;
d) pelepasan investasi;
e) operasi yang dihentikan;
f) penyelesaian litigasi; dan
g) pembalikan laibilitas diestimasi lain.
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang
dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan.
Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis di paragraf 98 laporan yang
menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Beban disubklasifikasikan menjadi komponen utama dari kinerja keuangan yang
dapat berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan
untuk dapat memprediksi. Analisis ini diberikan dalam satu dari dua bentuk.
Bentuk pertama analisis ini adalah metode "sifat beban". Entitas mengabungkan
beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya (misalnya, penyusutan, pembelian bahan
baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan), dan tidak merealokasikan
menurut berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mudah diterapkan karena tidak
13 | P S A K 0 1
memerlukan adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional. Contoh dari
klasifikasi dengan menggunakan metode sifat beban adalah sebagai berikut:
Pendapatan XXX
Pendapatan lainnya XXX
Perubahan atas persediaan
barang jadi dan barang dalam proses XXX
Bahan baku yang digunakan XXX
Beban imbalan kerja XXX
Beban penyusutan dan amortisasi XXX
Beban lainnya XXX
Total beban (XXX)
Laba sebelum pajak XXX
Bentuk kedua analisis ini adalah metode "fungsi beban" atau "biaya penjualan"
dan mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari biaya
penjualan atau, misalnya, biaya aktivitas distribusi atau administratif.
Sekurangkurangnya entitas mengungkapkan biaya penjualan berdasarkan metode ini
secara terpisah dari beban-beban lainnya. Metode ini dapat memberikan informasi yang
lebih relevan kepada pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode
klasifikasi beban berdasarkan sifat, namun pengalokasian biaya berdasarkan fungsi
mungkin membutuhkan pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan yang matang.
Contoh klasifikasi berdasarkan metode fungsi beban adalah sebagai berikut:
Pendapatan XXX
Beban penjualan (XXX)
Laba bruto XXX
Pendapatan lainnya XXX
Beban distribusi (XXX)
Beban administratif (XXX)
Beban lainnya (XXX)
Laba sebelum pajak XXX
Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi mengungkapkan
informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi,
dan beban imbalan kerja.
Pemilihan antara metode fungsi beban dan sifat beban tergantung pada faktor
historis dan industri serta sifat entitas. Kedua metode tersebut memberikan indikasi
tentang biaya-biaya tersebut yang mungkin berbeda, baik langsung maupun tidak
langsung, dengan tingkat penjualan atau produksi entitas. Karena tiap metode penyajian
14 | P S A K 0 1
memiliki manfaat untuk jenis entitas yang berbeda, Pernyataan ini mensyaratkan
manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan lebih relevan. Namun demikian,
karena informasi atas sifat beban bermanfaat dalam memprediksi arus kas masa depan,
maka pengungkapan tambahan diperlukan ketika metode fungsi beban digunakan
Dalam paragraf 102, "imbalan kerja" memiliki pengertian yang sama seperti di PSAK 24.
Ilustrasi Struktur Laporan Keuangan
K E L o M P o K USAHA X Y Z L ap o ran laba rugi dan Penghasilan komprehensif lain untuk tahun yan g
b e r a k h ir pada 31 Desember 2 0 X 7 (dalam ribuan r u p ia h )
(Mengilustrasikan penyajian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam satu l a p o ra n
dan pengklasifikasian beban dalam laba rugi berdasarkan fungsi)
Pendapatan
2 0 X 7
390.000
20X6
355.000
Beban pokok p enju a la n
(245.000)
(230.000)
L a b a bruto 145.000 125.000 Pendapatan lainnya 20.667 11.300 Biaya d is trib u s i (9.000) (8.700) Beban ad m in is tra s i (21.000) Beban la in -la in (2.100) (1.200) Biaya p e n d an a an (8.000) (7.500) Bagian laba entitas asosiasi 35.100 30.100
L a b a sebelum pajak 161.667 128.000 Beban pajak p en g h as ila n (40.417) (32.000)
L a b a tahun be r ja la n dari operasi yang dilanjutkan 121.250 96.000
Kerugian tahun berjalan dari op e ra s i yang d ih e ntik an
-
30.500)
L a b a tahun berjalan 121.250 65.500
Pendapatan komprehensif lain:
Penghasilan komprehensif lain
Pos yang tidak akan d ir ek la s ifik a s i ke laba rugi
9 3 3 3.367 Keuntungan revaluasi aset te tap Pengukuran kembali program p e n siun (667) (1.333) imbalan p a sti
Bagian penghasilan komprehensif la in 4 0 0 (700) dari entitas asosiasi
Pajak penghasilan terkait dengan p os (166) (1.000) yang tidak direklasifikasi 5 0 0 3.000
15 | P S A K 0 1
Pendapatan komprehensif lain:
Penghasilan komprehensif lain Pos yang akan d ir ek la s if ik a s i ke laba
rugi Selisih kurs karena penjabaran la p oran keuangan dalam valuta asing
5.334 10.667
Aset keuangan tersedia untuk dijual
(24.000)
26.667
Lindung nilai arus kas
(667)
(4.000)
Pajak penghasilan terkait dengan p os yang direklasifikasi
4.883
(8.334)
(14.500) 25.000
Penghasilan komprehensi lain selama
tahun b e r ja la n , setelah pajak (14.000) 28.000
Total Penghasilan Komprehensi L ain Selama Tahun Berjalan 107.250 93.500
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas in d u k
97.000
52.400
Kepentingan n on p e n g e n d a li
24.250
13.100
121.250
65.500
Penghasilan komprehensif lain yang
dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas in d u k 85.800 74.800
Kepentingan n on p e n g e n d a li
21.450
18.700
107.250
93.500
Laba per saham (dalam ru p ia h )
Dasar dan d i lu s ian
0.4 6
030
16 | P S A K 0 1
K E L o M P o K USAHA X Y Z L ap o r an laba rugi untuk tahun yang b e r ak h ir pada 31 Desember 2 0 X 7
(dalam ribuan ru piah )
(Mengilustrasikan penyajian laporan laba rugi dan penghasilan ko m p re h en si f lain dalam dua laporan dan pengklasifikasian beban dalam laba ru g i
berdasarkan s ifat)
Pendapatan
20X7
390.000
20X6
355.000
Pendapatan lainnya 20.667 11.300
Perubahan dalam p e rse d ia an
barang jadi dan b a ran g (115.100) (107.900) dalam proses Pekerjaan dilaksanakan oleh
entitas dan dikapitalisasi 16.000 15.000
Bahan baku yang d igu n a ka n (96.000) (92.000)
Beban imbalan kerja (45.000) (43.000)
Beban penyusutan d an
a m o r tisa s i (19.000) (17.000)
Penurunan nilai aset te tap (4.000) -
Beban lainnya (6.000) (5.500)
Biaya p en d an a an (15.000) (18.000)
Bagian laba entitas asosiasi 35.100 30.100
L a b a sebelum pajak
161.667
128.000
Beban pajak p en g h a s ila n (40.417) (32.000)
L a b a tahun be r ja la n dari
121.250
96.000 operasi yang dilanjutkan
Kerugian tahun berjalan dari op e ra s i
yang d ih e ntik an - (30.500)
L a b a tahun berjalan
121.250
65.500
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas in d u k 97.000 52.400
Kepentingan n on p en g en d a li 24.250 13.100
121.250 65.500
Laba per saham (dalam ru p ia h )
Dasar dan d ilu s ian 0,46 0,3 0
17 | P S A K 0 1
L a b a tahun berjalan
2 0 X 7
121.250
2 0 X 6
65.500
Penghasilan komprehensif lain Pos yang tidak akan d ir e k la s if ik a s i ke laba rugi
Keuntungan revaluasi aset te tap 933 3.367
Pengukuran kembali program p en s iu n
imbalan p a s ti (667) 1.333
Bagian penghasilan komprehensif la in dari entitas asosiasi
400 (700)
Pajak penghasilan terkait dengan p os yang tidak direklasifikasi
(166) (1.000)
500 3.000
Penghasilan komprehensif lain Pos yang akan d ir ek la s if ik a s i ke laba rugi
Selisih kurs karena penjabaran lap oran keuangan dalam valuta asing
5.334 10.667
Aset keuangan tersedia untuk dijual
(24.000)
26.667
Lindung nilai arus kas
(667)
(4.000)
Pajak penghasilan terkait dengan p os yang tidak direklasifikasi
4.833 (8.334)
(14.500) 25.000
Penghasilan komprehensi lain selama tahun b e r ja la n , setelah pajak
(14.000)
28.000
Total Penghasilan
107.250
93.500
Komprehensi L ain Selama Tahun Berjalan
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas in d u k
85.800
74.800
Kepentingan n on p en g en d a li 21.450 18.700
107.250 93.500
18 | P S A K 0 1
7. Laporan Perubahan Ekuitas
Sesuai dengan paragraf 104 PSAK 1 (rev 2009) entitas menyajikan laporan
perubahan ekuitas yang menunjukkan:
a) Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara
terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan
kepada kepentingan nonpengendali;
b) untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau
penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25 (revisi
2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan;
c) untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal
dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan
yang timbul dari:
(i) laba rugi;
(ii) masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan
(iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang
menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan ditribusi
kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang
tidak menyebabkan hilang pengendalian.
Jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode,
dan nilai dividen per saham disajikan baik dalam laporan perubahan ekuitas atau
catatan atas laporan keuangan (par. 105).
Perubahan ekuitas entitas antara awal dan akhir periode pelaporan
mencerminkan naik turunnya aset neto entitas selama periode. Kecuali untuk
perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasistasnya sebagai
pemilik (seperti kontribusi modal, perolehan kembali instrumen ekuitas entitas, dan
dividen) dan biaya transaksi yang secara langsung berkaitan dengan transaksi tersebut,
perubahan keseluruhan atas ekuitas selama periode yang menggambarkan jumlah total
penghasilan dan beban (termasuk keuntungan dan kerugian) yang diakibatkan oleh
aktivitas entitas selama periode tersebut.
Adapun contoh laporan perubahan ekuitas adalah sebagai berikut:
19 | P S A K 0 1
Pada contoh di atas, PT. Metrodata Electronics Tbk dalam Laporan Perubahan
Ekuitas 2013 nya melaporkan modal saham/modal disetor, tambahan modal disetor,
jumlah laba ditahan baik untuk yang dicadangkan dan tidak dicadangkan, dan
pendapatan komprehensif lainnya seperti selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan dalam valuta asing dan bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas
asosiasi. Adapun jumlah ekuitasnya sendiri merupakan gabungan dari ekuitas yang
dapat diatribusikan kepada entitas induk dan kepentingan non pengendali. Dalam
laporan ini, perusahaan juga menyajikan akun-akun dividen, pembentukan cadangan
umum, serta jumlah laba rugi komprehensif tahun berjalan. Saldo ekuitas juga
menyajikan informasi mengenai saldo awal tahun lalu, saldo awal tahun berjalan, dan
saldo akhir tahun berjalan.
8. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Terkait strukturnya, CaLK haruslah:
a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi tertentu yang digunakan dasar pengukuran, kebijakan yang relevan,
asumsi dalam estimasi.
b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan di bagian
mana pun dalam laporan keuangan; dan
20 | P S A K 0 1
c) Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan
keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
Sepanjang praktis, penyajian catatan atas laporan keuangan dilakukan secara
Sistematis. Entitas membuat referensi silang atas setiap pos untuk informasi yang
berhubungan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Berdasarkan par. 111 PSAK 1 (revisi 2009), entitas biasanya menyajikan CALK
dengan urutan sebagai berikut:
a. Pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK
b. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan:
- Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan.
Misalnya biaya historis, biaya perolehan kini, dan lainnya, karena dasar
pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
mempengaruhi analisis pengguna secara siginifikan.
- Kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami
laporan keuangan.
Beberapa contoh pertimbangan manajemen dalam penerapan kebijakan
akuntansi:
1) Apakah aset keuangan merupakan investasi yang dikategorikan sebagai
“dimiliki hingga jatuh tempo?”
2) Kapan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat yang signifikan dari
kepemilikan aset keuangan dan aset sewa dialihkan kepada entitas lain.
3) Apakah secara substansial penjualan produk tertentu merupakan perjanjian
pembiayaan dan dengan demikian tidak meningkatkan pendapatan;
4) Apakah substansi hubungan antara entitas dan entitas bertujuan khusus
menunjukkan bahwa entitas tersebut mengendalikan entitas bertujuan
khusus.
c. Informasi tambahan untuk pos-pos disajikan di dalam laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi (jika disajikan), laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan pelaporan dan
penyajian masing-masing pos
d. Pengungkapan lainnya, termasuk:
a. Liabilitas kontijensi (PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas kontijensi, dan
aset kontijensi
b. Pengungkapan informasi non keuangan, misalnya tujuan dan kebijakan
manajemen risiko keuangan
Berikut struktur bagian awal dari CaLK PT. Metrodata Electronics:
21 | P S A K 0 1
PT. Metrodata Electronics Tbk ternyata menyajikan Catatan atas Laporan
Keuangan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian 2013 nya dengan struktur:
1. Informasi umum perusahaan
2. Penerapan PSAK baru dan revisi beserta Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK)
3. Kebijakan akuntansi perusahaan
4. Pertimbangan kritis akuntansi dan estimasi akuntansi yang signifikan
5. Entitas anak dan asosiasi
6. Pos-pos akun tertentu dan perlu untuk dijabarkan dalam laporan posisi keuangan
dan laporan laba rugi
7. Laba per saham
8. Sifat dan transaksi oleh pihak yang berelasi
9. Informasi segmen, kewajiban kontijensi, kebijakan non keuangan dan informasi
tambahan lainnya.
Terkait Pengungkapan Kebijakan Akuntansi pada CaLK, entitas harus
mengungkapkannya dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan berupa:
a. dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan;
22 | P S A K 0 1
b. Kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.
Entitas mengungkapkan, dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan atau
catatan atas laporan keuangan lain, pertimbangan (selain yang telah tercakup dalam
estimasi (lihat paragraph 122)) yang telah dibuat manajemen dalam proses penerapan
kebijakan akuntansi dan memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah yang
diakui dalam laporan keuangan.
Contoh pengungkapan kebijakan akuntansi dari PT. Metrodata Electronics dalam
CaLKnya:
Terkait Sumber Estimasi Ketidakpastian, entitas harus mengungkapkan
dalam CaLK informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan, dan sumber
utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki
risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat
aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan
liabilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:
a. sifat; dan
b. jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.
Contoh pengungkapan sumber estimasi ketidakpastian dari PT. Metrodata
Electronics dalam CaLKnya:
23 | P S A K 0 1
Lalu untuk Modal, Entitas dalam CaLK harus mengungkapkan informasi yang
memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan
proses entitas dalam mengelola permodalannya.
Contoh pengungkapan informasi mengenai modal PT. Metrodata Electronics
dalam CaLK nya:
24 | P S A K 0 1
Dan yang terakhir terkait Pengungkapan Lainnya, Entitas mengungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan berupa:
a. Jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian
laporan keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama
periode serta jumlah dividen per lembar saham; dan
b. Jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui.
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian
mana pun dalam informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:
a. domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas
(atau lokasi utama kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);
b. keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;
c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha; dan
d. bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang lama umur entitas.
Contoh pengungkapan lain berkaitan dengan dividen:
9. Perbedaan PSAK 01 Revisi 2013 dengan IAS 01
Sekalipun revisi PSAK 01 2013 mengadopsi IAS 01, masih terdapat beberapa
perbedaan diantara keduanya, perbedaan tersebut adalah:
a. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan
penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas
syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
b. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan
menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena
pelaporan keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi
pemerintah bukan Standar Akuntansi Keuangan.
25 | P S A K 0 1
c. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar
Akuntansi Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk
entitas yang berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan
peraturan perundang-undangan di pasar modal.
d. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan kalimat
yang memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan
keuangan, supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan
keuangan.
e. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena
peraturan perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas
laporan keuangan untuk semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.
f. IAS 1 paragraf 19–22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar
Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di
Indonesia. Pengaturan IAS 1 paragraf 23–24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 21–
22 mengenai pengungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the
relevant regulatory framework prohibits departure from the requirement” dalam
IAS 1 paragraf 23.
g. IAS 1 paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture
belum diadopsi.
h. IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat
dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara
bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara
bertahap.
i. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi
karena paragraf tersebut tidak relevan.
j. IAS 1 paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut tidak
relevan.
26 | P S A K 0 1