35
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN 1. LATAR BELAKANG Terdapat perubahan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan PSAK No. 1 Tahun 2009. Perubahan tersebut didasarkan atas: 1. Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat 2. Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009 3. Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 Tahun 2010 yaitu pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif 4. Sikronisasi dengan IAS terkait format 5. Pendekatan penyajian standar dengan revisi – tidak menyajikan ulang semua standar 6. Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini 7. Terdapat perbedaan IAS 1 dengan PSAK 1. Adapun perubahan yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut: Judul Laporan Pendapatan Komprehensif Lain menjadi Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain. Informasi komparatif minimum dan tambahan Penyajian laporan dalam dua bagian: Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain. Pemisahan penghasilan komprehensif yang akan direklasifikasi ke laporan laba rugi periode berikutnya setelah penghentian pengakuan dengan OCI (misal surplus revaluasi aset) yang tidak akan direklasifikasi ke laporan laba rugi. 1 | PSAK 01

PSAK 01_Paper

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Seminar Akuntansi

Citation preview

Page 1: PSAK 01_Paper

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1. LATAR BELAKANG

Terdapat perubahan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan PSAK No. 1 Tahun

2009. Perubahan tersebut didasarkan atas:

1. Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat

2. Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009

3. Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 Tahun 2010 yaitu pemisahaan penghasilan

komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif

4. Sikronisasi dengan IAS terkait format

5. Pendekatan penyajian standar dengan revisi – tidak menyajikan ulang semua

standar

6. Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini

7. Terdapat perbedaan IAS 1 dengan PSAK 1.

Adapun perubahan yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:

• Judul Laporan Pendapatan Komprehensif Lain menjadi Laporan Laba Rugi dan

Penghasilan Komprehensif Lain.

• Informasi komparatif minimum dan tambahan

• Penyajian laporan dalam dua bagian: Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.

• Pemisahan penghasilan komprehensif yang akan direklasifikasi ke laporan laba rugi

periode berikutnya setelah penghentian pengakuan dengan OCI (misal surplus

revaluasi aset) yang tidak akan direklasifikasi ke laporan laba rugi.

• Pemisahan pajak penghasilan atas pos yang disajikan dalam OCI yang akan

direklasifikasikan ke laporan laba rugi dan yang tidak direklasifikasi ke dalam

laporan laba rugi.

• Sinkronisasi dengan terbitnya PSAK lain – PSAK 65 Konsolidasian, PSAK 4 Laporan

Keuangan Tersendiri

1 | P S A K 0 1

Page 2: PSAK 01_Paper

2. TUJUAN (PSAK 1 Revisi 2009 dan 2013)

Dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose

financial statements) agar dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya dan entitas

lain.

Pernyataan ini mengatur:

persyaratan bagi penyajian laporan keuangan

struktur laporan keuangan

persyaratan minimum

isi laporan keuangan.

3. RUANG LINGKUP

Revisi 2009

Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini

tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.

PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan,pengukuran, dan pengungkapan

transaksi tertentu dan peristiwa lainnya.

Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim

ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan Interim. Namun,

paragraf 13-33 diterapkan bagi laporan keuangan interim tersebut. Pernyataan ini

berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan keuangan

konsolidasian dan laporankeuangan terpisah sebagaimana diatur dalam PSAK 4:

Laporan Keuangan Konsolidasi.

2 | P S A K 0 1

Page 3: PSAK 01_Paper

Revisi 2013

Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini

tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.

PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan,pengukuran, dan pengungkapan

transaksi tertentu dan peristiwa lainnya.

Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim

ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan Interim. Namun,

paragraf 17–33 diterapkan bagi laporan keuangan interim tersebut. Pernyataan ini

berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan keuangan

konsolidasian sesuai dengan PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian dan entitas

yang menyajikan laporan keuangan tersendiri sesuai dengan PSAK 4: Laporan Keuangan

Tersendiri.

4. KARAKTERISTIK UMUM

Karakteristik umum penyajian laporan keuangan yang diatur dalam PSAK no.1

adalah sebagai berikut :

1. Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK

Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja

keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian

secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan

definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur

dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan

SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan

penyajian laporan keuangan secara wajar.

Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat

pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK

tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan

bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan

tersebut telah patuh terhadap semua yang dipersyaratkan dalam SAK.

2. Kelangsungan Usaha

Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang

kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas

menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali

manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan,

atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain melakukannya. Jika

3 | P S A K 0 1

Page 4: PSAK 01_Paper

manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya

ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang

dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan

ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak

berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta

tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang

dapat menggunakan asumsi Kelangsungan usaha.

3. Dasar Akrual

Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus

kas. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai

aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan)

ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-

unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan.

4. Materialitas dan Agregasi

Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material.

Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda

kecuali pos tersebut tidak material.

Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau

peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari

proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan

keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan

pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan

keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam

laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas

laporan keuangan.

5. Saling Hapus

Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau

pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK.

Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan liabilitas serta pendapatan

dan beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi

keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi

kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi,

peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas

4 | P S A K 0 1

Page 5: PSAK 01_Paper

entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi

atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian

(misalnya, penyisihan keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak

tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.

6. Frekuensi Pelaporan

Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi

komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas

berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang

atau lebih pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode

cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:

a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek;

dan

b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat

diperbandingkan secara keseluruhan.

7. Informasi Komparatif

Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode

sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan

periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang

bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya

diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode

berjalan.

8. Konsistensi Penyajian

Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus

konsisten kecuali:

a) setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau

review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau

pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan

mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan

akuntansi dalam PSAK 25; atau

b) perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.

5. LAPORAN POSISI KEUANGAN

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:

a) aset tetap;

b) properti investasi;

5 | P S A K 0 1

Page 6: PSAK 01_Paper

c) aset tidak berwujud;

d) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (g) dan (h));

e) investasi dengan menggunakan metode ekuitas;

f) persediaan;

g) piutang dagang dan piutang lainnya;

h) kas dan setara kas;

i) total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset

yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang

dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;

j) utang dagang dan terutang lainnya;

k) provisi;

l) liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l));

m) liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;

n) liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;

o) liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan

sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;

p) kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan

q) modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas

induk.

Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan posisi

keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas.

Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka

pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi

keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai

aset lancar (liabilitas jangka pendek).

Entitas mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara

terpisah didasarkan pada penilaian dari:

a. sifat dan likuiditas aset;

b. fungsi aset tersebut dalam entitas;

c. jumlah, sifat dan jangka waktu liabilitas.

Penggunaan dasar pengukuran yang berbeda untuk kelompok aset yang

berbeda menunjukkan bahwa sifat dan fungsi aset tersebut berbeda dan, oleh karena

itu, entitas menyajikan kelompok aset yang berbeda secara terpisah. Misalnya,

kelompok aset tetap yang berbeda dapat dicatat berdasarkan biaya perolehan atau

jumlah revaluasian sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap.

6 | P S A K 0 1

Page 7: PSAK 01_Paper

Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar dan Liabilitas Jangka Pendek dan

Jangka Panjang

Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek

dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan,

kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan

dan dapat diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas

menyajikan seluruh aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas.

Apapun metode penyajian yang digunakan, entitas mengungkapkan jumlah

yang diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas

bulan untuk setiap pos aset dan liabilitas yang menggabungkan jumlah yang

diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan:

a) tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan; dan

b) lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan

Contoh perusahaan yang lebih cocok menggunakan urutan likuiditas adalah

institusi keuangan.

Entitas dimungkinkan untuk mengkombinasikan dasar penyajian jika

memiliki operasi yang beragam. Informasi mengenai tanggal perkiraan realisasi aset

dan liabilitas berguna dalam penilaian likuiditas dan solvabilitas entitas.

Aset Lancar

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:

a) entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual

atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;

b) entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;

c) entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan

setelah periode pelaporan; atau

d) kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas)

kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk

menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode

pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut

sebagai aset tidak lancar. Istilah “aset tidak lancar” mencakup aset tetap , aset tidak

berwujud, dan aset keuangan yang bersifat jangka panjang serta dapat menggunakan

istilah lainnya sepanjang pengertiannya jelas.

Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk

pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas. Jika siklus operasi

7 | P S A K 0 1

Page 8: PSAK 01_Paper

normal entitas tidak dapat diidentifikasi secara jelas, maka diasumsikan selama 12

bulan.

Liabilitas Jangka Pendek

Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika:

a) entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus

operasi normalnya;

b) entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;

c) liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan

setelah periode pelaporan; atau

d) entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas

selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut

sebagai liabilitas jangka panjang.

Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual

untuk biaya karyawan dan biaya operasi lain, merupakan bagian modal kerja yang

digunakan dalam siklus operasi normal diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka

pendek meskipun liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari 12

bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada

aset dan liabilitas entitas. Jika tidak dapat diidentifikasikan secara jelas, maka siklus

operasi normal entitas diasumsikan 12 bulan.

Liabilitas jangka pendek lainnya tidak diselesaikan dalam siklus operasi

normal, tetapi jatuh tempo untuk diselesaikan dalam waktu 12 bulan setelah periode

pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya, cerukan bank, dan

bagian jangka pendek dari liabilitas keuangan jangka panjang, dividen terutang, pajak

penghasilan terutang, dan terutang nonusaha lain. Liabilitas keuangan yang

merupakan pembiayaan jangka panjang (bukan bagian dari modal kerja yang

digunakan dalam siklus operasi normal) dan tidak jatuh tempo dalam waktu dua

belas bulan setelah periode pelaporan merupakan liabilitas jangka panjang.

Entitas mengklasifikasikan Iiabilitas keuangan sebagai liabilitas jangka

pendek jika liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan

setelah periode pelaporan, meskipun:

1) kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas

bulan; dan

2) perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadualan kembali pembayaran,

atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan

sebelum tanggal penyelesaian taporan keuangan.

8 | P S A K 0 1

Page 9: PSAK 01_Paper

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas

Laporan Keuangan

Entitas mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan

atas laporan keuangan, subklasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan

dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas.

Rincian subklasifikasi bergantung pada ketentuan SAK, serta ukuran, sifat,

dan fungsi jumlah yang terkait. Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang diatur

di paragraf untuk menentukan dasar subklasifikasi. Pengungkapan berbeda untuk

setiap pos, misalnya:

a) pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap;

b) piutang dipisahkan menjadi jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak

yang mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lain;

c) persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan menjadi

kelompok barang dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam proses,

dan barang jadi;

d) provisi dipisahkan menjadi provisi untuk imbalan kerja dan provisi lain; dan

e) ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok seperti modal

disetor, tambahan modal disetor, dan cadangan.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau

laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:

a) untuk setiap jenis saham:

jumlah saham modal dasar;

jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan

tetapi tidak disetor penuh;

nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai

nominal;

rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode;

hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham,

termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal;

saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak

atau entitas asosiasi; dan

saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak

penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan;

b) penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.

Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau

unit perwalian, mengungkapkan informasi yang setara dengan poin a di atas, yang

9 | P S A K 0 1

Page 10: PSAK 01_Paper

memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak,

keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.

6. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan

komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain:

a) laba rugi;

b) total penghasilan komprehensif lain;

c) penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, menjadi total laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain.

Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, entitas tidak menyajikan

bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif.

Entitas menyajikan pos-pos berikut, tambahan atas bagian laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain untuk periode berjalan:

a) laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:

(i) kepentingan nonpengendali; dan

(ii) pemilik entitas induk.

b) penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:

(i) kepentingan nonpengendali; dan

(ii) pemilik entitas induk.

Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, entitas

menyajikan (a) dalam laporan tersebut.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif

Sebagai tambahan atas pos-pos yang disyaratkan oleh PSAK/ISAK lainnya, bagian

laba rugi atau laporan laba rugi,mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama

suatu periode:

a) pendapatan;

b) biaya keuangan;

c) bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan

menggunakan metode ekuitas;

d) beban pajak;

e) jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan (lihat PSAK 58) (Rev.2013)

Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif Lain

10 | P S A K 0 1

Page 11: PSAK 01_Paper

Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah

penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan

sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura

bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan

PSAK/ISAK lainnya:

a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan

b) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu

terpenuhi.

Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal dalam laporan yang

menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain jika penyajian tersebut relevan

untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.

Karena dampak dari berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa lain entitas

berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk

dapat diprediksi, maka pengungkapan unsure-unsur kinerja keuangan membantu

pengguna laporan keuangan dalam memahami kinerja keuangan yang dicapai dan

dalam membuat proyeksi kinerja keuangan masa depan. Entitas memasukkan pos-pos

tambahan dalam laporan yang menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

dan perubahan istilah yang dipakai dan perubahan urutan dari pos-pos jika hal ini

diperlukan untuk menjelaskan unsur kinerja keuangan. Entitas mempertimbangkan

faktor-faktor termasuk materialitas, sifat, dan fungsi dari berbagai komponen

pendapatan dan beban. Misalnya, suatu institusi keuangan dapat mengubah istilah

untuk memberikan informasi yang relevan dengan operasinya. Entitas tidak

diperkenankan melakukan saling hapus penghasilan dan beban kecuali memenuhi

kriteria di paragraf 30.

Entitas tidak diperkenankan menyajikan pos-pos penghasilan atau beban sebagai

pos luar biasa, dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan yang menyajikan laba

rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Laba Rugi Selama Periode

Entitas mengakui seluruh pos-pos pendapatan dan beban pada suatu periode

dalam laba rugi kecuali suatu PSAK mensyaratkan atau memperkenankan lain.

Beberapa SAK menentukan kondisi-kondisi kapan entitas mengakui pos-pos

tertentu di luar laba rugi dalam periode berjalan. PSAK 25 menentukan dua kondisi

tersebut: koreksi kesalahan dan dampak perubahan kebijakan akuntansi. SAK lainnya

mensyaratkan atau memperkenankan suatu komponen pendapatan komprehensif lain

yang memenuhi definisi pendapatan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan dikeluarkan dari laba rugi (lihat paragraf 5).

11 | P S A K 0 1

Page 12: PSAK 01_Paper

Penghasilan Komprehensif Lain Selama Periode

Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan setiap

komponen dari pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik

dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam catatan atas

laporan keuangan.

Entitas dapat menyajikan komponen penghasilan komprehensif lain:

a) jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau

b) jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan

yang terkait dengan pos tersebut.

Jika entitas memilih alternatif (b), entitas mengalokasi pajak antara pos-pos yang

mungkin direklasifikasi selanjutnya ke bagian laba rugi dan yang tidak akan

direklasifikasi selanjutnya ke bagian laba rugi.

Entitas mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi yang terkait dengan komponen

pendapatan komprehensif lain.

SAK lainnya menjelaskan bagaimana dan kapan jumlah yang sebelumnya diakui

dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi. Reklasifikasi yang

dimaksud pada Pernyataan ini adalah penyesuaian reklasifikasi. Penyesuaian

reklasifikasi dimasukkan dengan komponen pendapatan komprehensif lain yang terkait

pada periode dimana penyesuaian direklasifikasi ke laba rugi. Misalnya, keuntungan

yang direalisasi dari pelepasan aset keuangan yang dikategorikan sebagai "tersedia

untuk dijual" dimasukkan dalam laba rugi periode berjalan. Jumlah tersebut mungkin

telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain sebagai keuntungan yang belum

direalisasi pada periode berjalan atau periode sebelumnya. Keuntungan yang belum

direalisasi tersebut dikurangkan dari pendapatan komprehensif lain pada periode

ketika keuntungan yang telah direalisasi direklasifikasi ke laba rugi untuk menghindari

memasukkan keuntungan yang belum direalisasi tersebut dua kali dalam total laba rugi

komprehensif.

Entitas dapat menyajikan penyesuaian reklasifikasi dalam laporan laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain atau catatan atas laporan keuangan. Entitas yang

menyajikan penyesuaian reklasifikasi dalam catatan atas laporan keuangan menyajikan

komponen pendapatan komprehensif lain setelah penyesuaian reklasifikasi terkait.

Penyesuaian reklasifikasi terjadi, misalnya, dari pelepasan kegiatan usaha luar

negeri (lihat PSAK 11), penghentian pengakuan aset keuangan "tersedia untuk dijual"

(lihat PSAK 55) dan ketika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi menimbulkan

laba atau rugi (lihat paragraf 103 PSAK 55 yang berhubungan dengan lindung nilai atas

arus kas).

12 | P S A K 0 1

Page 13: PSAK 01_Paper

Penyesuaian reklasifikasi tidak dilakukan pada perubahan surplus revaluasi yang

diakui berdasarkan PSAK 16: Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Tak berwujud atau

pengukuran kembali program manfaat pasti sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja.

Komponen tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan tidak

direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya. Perubahan surplus revaluasi dapat

dialihkan ke saldo laba pada periode berikutnya ketika aset tersebut digunakan atau

dihentikan pengakuannya (lihat PSAK 16 dan PSAK 19).

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif atau

Catatan atas Laporan Keuangan

Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas

mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah.

Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos

pendapatan dan beban adalah sebagai berikut:

a) penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan

nilai aset tetap menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali,

sebagaimana pemulihan atas penurunan tersebut;

b) restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap

laibilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi;

c) pelepasan aset tetap;

d) pelepasan investasi;

e) operasi yang dihentikan;

f) penyelesaian litigasi; dan

g) pembalikan laibilitas diestimasi lain.

Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan

menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang

dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan.

Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis di paragraf 98 laporan yang

menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Beban disubklasifikasikan menjadi komponen utama dari kinerja keuangan yang

dapat berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan

untuk dapat memprediksi. Analisis ini diberikan dalam satu dari dua bentuk.

Bentuk pertama analisis ini adalah metode "sifat beban". Entitas mengabungkan

beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya (misalnya, penyusutan, pembelian bahan

baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan), dan tidak merealokasikan

menurut berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mudah diterapkan karena tidak

13 | P S A K 0 1

Page 14: PSAK 01_Paper

memerlukan adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional. Contoh dari

klasifikasi dengan menggunakan metode sifat beban adalah sebagai berikut:

Pendapatan XXX

Pendapatan lainnya XXX

Perubahan atas persediaan

barang jadi dan barang dalam proses XXX

Bahan baku yang digunakan XXX

Beban imbalan kerja XXX

Beban penyusutan dan amortisasi XXX

Beban lainnya XXX

Total beban (XXX)

Laba sebelum pajak XXX

Bentuk kedua analisis ini adalah metode "fungsi beban" atau "biaya penjualan"

dan mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari biaya

penjualan atau, misalnya, biaya aktivitas distribusi atau administratif.

Sekurangkurangnya entitas mengungkapkan biaya penjualan berdasarkan metode ini

secara terpisah dari beban-beban lainnya. Metode ini dapat memberikan informasi yang

lebih relevan kepada pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode

klasifikasi beban berdasarkan sifat, namun pengalokasian biaya berdasarkan fungsi

mungkin membutuhkan pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan yang matang.

Contoh klasifikasi berdasarkan metode fungsi beban adalah sebagai berikut:

Pendapatan XXX

Beban penjualan (XXX)

Laba bruto XXX

Pendapatan lainnya XXX

Beban distribusi (XXX)

Beban administratif (XXX)

Beban lainnya (XXX)

Laba sebelum pajak XXX

Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi mengungkapkan

informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi,

dan beban imbalan kerja.

Pemilihan antara metode fungsi beban dan sifat beban tergantung pada faktor

historis dan industri serta sifat entitas. Kedua metode tersebut memberikan indikasi

tentang biaya-biaya tersebut yang mungkin berbeda, baik langsung maupun tidak

langsung, dengan tingkat penjualan atau produksi entitas. Karena tiap metode penyajian

14 | P S A K 0 1

Page 15: PSAK 01_Paper

memiliki manfaat untuk jenis entitas yang berbeda, Pernyataan ini mensyaratkan

manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan lebih relevan. Namun demikian,

karena informasi atas sifat beban bermanfaat dalam memprediksi arus kas masa depan,

maka pengungkapan tambahan diperlukan ketika metode fungsi beban digunakan

Dalam paragraf 102, "imbalan kerja" memiliki pengertian yang sama seperti di PSAK 24.

Ilustrasi Struktur Laporan Keuangan

K E L o M P o K USAHA X Y Z L ap o ran laba rugi dan Penghasilan komprehensif lain untuk tahun yan g

b e r a k h ir pada 31 Desember 2 0 X 7 (dalam ribuan r u p ia h )

(Mengilustrasikan penyajian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam satu l a p o ra n

dan pengklasifikasian beban dalam laba rugi berdasarkan fungsi)

Pendapatan

2 0 X 7

390.000

20X6

355.000

Beban pokok p enju a la n

(245.000)

(230.000)

L a b a bruto 145.000 125.000 Pendapatan lainnya 20.667 11.300 Biaya d is trib u s i (9.000) (8.700) Beban ad m in is tra s i (21.000) Beban la in -la in (2.100) (1.200) Biaya p e n d an a an (8.000) (7.500) Bagian laba entitas asosiasi 35.100 30.100

L a b a sebelum pajak 161.667 128.000 Beban pajak p en g h as ila n (40.417) (32.000)

L a b a tahun be r ja la n dari operasi yang dilanjutkan 121.250 96.000

Kerugian tahun berjalan dari op e ra s i yang d ih e ntik an

-

30.500)

L a b a tahun berjalan 121.250 65.500

Pendapatan komprehensif lain:

Penghasilan komprehensif lain

Pos yang tidak akan d ir ek la s ifik a s i ke laba rugi

9 3 3 3.367 Keuntungan revaluasi aset te tap Pengukuran kembali program p e n siun (667) (1.333) imbalan p a sti

Bagian penghasilan komprehensif la in 4 0 0 (700) dari entitas asosiasi

Pajak penghasilan terkait dengan p os (166) (1.000) yang tidak direklasifikasi 5 0 0 3.000

15 | P S A K 0 1

Page 16: PSAK 01_Paper

Pendapatan komprehensif lain:

Penghasilan komprehensif lain Pos yang akan d ir ek la s if ik a s i ke laba

rugi Selisih kurs karena penjabaran la p oran keuangan dalam valuta asing

5.334 10.667

Aset keuangan tersedia untuk dijual

(24.000)

26.667

Lindung nilai arus kas

(667)

(4.000)

Pajak penghasilan terkait dengan p os yang direklasifikasi

4.883

(8.334)

(14.500) 25.000

Penghasilan komprehensi lain selama

tahun b e r ja la n , setelah pajak (14.000) 28.000

Total Penghasilan Komprehensi L ain Selama Tahun Berjalan 107.250 93.500

Laba yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas in d u k

97.000

52.400

Kepentingan n on p e n g e n d a li

24.250

13.100

121.250

65.500

Penghasilan komprehensif lain yang

dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas in d u k 85.800 74.800

Kepentingan n on p e n g e n d a li

21.450

18.700

107.250

93.500

Laba per saham (dalam ru p ia h )

Dasar dan d i lu s ian

0.4 6

030

16 | P S A K 0 1

Page 17: PSAK 01_Paper

K E L o M P o K USAHA X Y Z L ap o r an laba rugi untuk tahun yang b e r ak h ir pada 31 Desember 2 0 X 7

(dalam ribuan ru piah )

(Mengilustrasikan penyajian laporan laba rugi dan penghasilan ko m p re h en si f lain dalam dua laporan dan pengklasifikasian beban dalam laba ru g i

berdasarkan s ifat)

Pendapatan

20X7

390.000

20X6

355.000

Pendapatan lainnya 20.667 11.300

Perubahan dalam p e rse d ia an

barang jadi dan b a ran g (115.100) (107.900) dalam proses Pekerjaan dilaksanakan oleh

entitas dan dikapitalisasi 16.000 15.000

Bahan baku yang d igu n a ka n (96.000) (92.000)

Beban imbalan kerja (45.000) (43.000)

Beban penyusutan d an

a m o r tisa s i (19.000) (17.000)

Penurunan nilai aset te tap (4.000) -

Beban lainnya (6.000) (5.500)

Biaya p en d an a an (15.000) (18.000)

Bagian laba entitas asosiasi 35.100 30.100

L a b a sebelum pajak

161.667

128.000

Beban pajak p en g h a s ila n (40.417) (32.000)

L a b a tahun be r ja la n dari

121.250

96.000 operasi yang dilanjutkan

Kerugian tahun berjalan dari op e ra s i

yang d ih e ntik an - (30.500)

L a b a tahun berjalan

121.250

65.500

Laba yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas in d u k 97.000 52.400

Kepentingan n on p en g en d a li 24.250 13.100

121.250 65.500

Laba per saham (dalam ru p ia h )

Dasar dan d ilu s ian 0,46 0,3 0

17 | P S A K 0 1

Page 18: PSAK 01_Paper

L a b a tahun berjalan

2 0 X 7

121.250

2 0 X 6

65.500

Penghasilan komprehensif lain Pos yang tidak akan d ir e k la s if ik a s i ke laba rugi

Keuntungan revaluasi aset te tap 933 3.367

Pengukuran kembali program p en s iu n

imbalan p a s ti (667) 1.333

Bagian penghasilan komprehensif la in dari entitas asosiasi

400 (700)

Pajak penghasilan terkait dengan p os yang tidak direklasifikasi

(166) (1.000)

500 3.000

Penghasilan komprehensif lain Pos yang akan d ir ek la s if ik a s i ke laba rugi

Selisih kurs karena penjabaran lap oran keuangan dalam valuta asing

5.334 10.667

Aset keuangan tersedia untuk dijual

(24.000)

26.667

Lindung nilai arus kas

(667)

(4.000)

Pajak penghasilan terkait dengan p os yang tidak direklasifikasi

4.833 (8.334)

(14.500) 25.000

Penghasilan komprehensi lain selama tahun b e r ja la n , setelah pajak

(14.000)

28.000

Total Penghasilan

107.250

93.500

Komprehensi L ain Selama Tahun Berjalan

Laba yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas in d u k

85.800

74.800

Kepentingan n on p en g en d a li 21.450 18.700

107.250 93.500

18 | P S A K 0 1

Page 19: PSAK 01_Paper

7. Laporan Perubahan Ekuitas

Sesuai dengan paragraf 104 PSAK 1 (rev 2009) entitas menyajikan laporan

perubahan ekuitas yang menunjukkan:

a) Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara

terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan

kepada kepentingan nonpengendali;

b) untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau

penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25 (revisi

2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan;

c) untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal

dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan

yang timbul dari:

(i) laba rugi;

(ii) masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan

(iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang

menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan ditribusi

kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang

tidak menyebabkan hilang pengendalian.

Jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode,

dan nilai dividen per saham disajikan baik dalam laporan perubahan ekuitas atau

catatan atas laporan keuangan (par. 105).

Perubahan ekuitas entitas antara awal dan akhir periode pelaporan

mencerminkan naik turunnya aset neto entitas selama periode. Kecuali untuk

perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasistasnya sebagai

pemilik (seperti kontribusi modal, perolehan kembali instrumen ekuitas entitas, dan

dividen) dan biaya transaksi yang secara langsung berkaitan dengan transaksi tersebut,

perubahan keseluruhan atas ekuitas selama periode yang menggambarkan jumlah total

penghasilan dan beban (termasuk keuntungan dan kerugian) yang diakibatkan oleh

aktivitas entitas selama periode tersebut.

Adapun contoh laporan perubahan ekuitas adalah sebagai berikut:

19 | P S A K 0 1

Page 20: PSAK 01_Paper

Pada contoh di atas, PT. Metrodata Electronics Tbk dalam Laporan Perubahan

Ekuitas 2013 nya melaporkan modal saham/modal disetor, tambahan modal disetor,

jumlah laba ditahan baik untuk yang dicadangkan dan tidak dicadangkan, dan

pendapatan komprehensif lainnya seperti selisih kurs karena penjabaran laporan

keuangan dalam valuta asing dan bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas

asosiasi. Adapun jumlah ekuitasnya sendiri merupakan gabungan dari ekuitas yang

dapat diatribusikan kepada entitas induk dan kepentingan non pengendali. Dalam

laporan ini, perusahaan juga menyajikan akun-akun dividen, pembentukan cadangan

umum, serta jumlah laba rugi komprehensif tahun berjalan. Saldo ekuitas juga

menyajikan informasi mengenai saldo awal tahun lalu, saldo awal tahun berjalan, dan

saldo akhir tahun berjalan.

8. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Terkait strukturnya, CaLK haruslah:

a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan

akuntansi tertentu yang digunakan dasar pengukuran, kebijakan yang relevan,

asumsi dalam estimasi.

b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan di bagian

mana pun dalam laporan keuangan; dan

20 | P S A K 0 1

Page 21: PSAK 01_Paper

c) Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan

keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.

Sepanjang praktis, penyajian catatan atas laporan keuangan dilakukan secara

Sistematis. Entitas membuat referensi silang atas setiap pos untuk informasi yang

berhubungan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Berdasarkan par. 111 PSAK 1 (revisi 2009), entitas biasanya menyajikan CALK

dengan urutan sebagai berikut:

a. Pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK

b. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan:

- Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan.

Misalnya biaya historis, biaya perolehan kini, dan lainnya, karena dasar

pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan

mempengaruhi analisis pengguna secara siginifikan.

- Kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami

laporan keuangan.

Beberapa contoh pertimbangan manajemen dalam penerapan kebijakan

akuntansi:

1) Apakah aset keuangan merupakan investasi yang dikategorikan sebagai

“dimiliki hingga jatuh tempo?”

2) Kapan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat yang signifikan dari

kepemilikan aset keuangan dan aset sewa dialihkan kepada entitas lain.

3) Apakah secara substansial penjualan produk tertentu merupakan perjanjian

pembiayaan dan dengan demikian tidak meningkatkan pendapatan;

4) Apakah substansi hubungan antara entitas dan entitas bertujuan khusus

menunjukkan bahwa entitas tersebut mengendalikan entitas bertujuan

khusus.

c. Informasi tambahan untuk pos-pos disajikan di dalam laporan posisi keuangan,

laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi (jika disajikan), laporan

perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan pelaporan dan

penyajian masing-masing pos

d. Pengungkapan lainnya, termasuk:

a. Liabilitas kontijensi (PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas kontijensi, dan

aset kontijensi

b. Pengungkapan informasi non keuangan, misalnya tujuan dan kebijakan

manajemen risiko keuangan

Berikut struktur bagian awal dari CaLK PT. Metrodata Electronics:

21 | P S A K 0 1

Page 22: PSAK 01_Paper

PT. Metrodata Electronics Tbk ternyata menyajikan Catatan atas Laporan

Keuangan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian 2013 nya dengan struktur:

1. Informasi umum perusahaan

2. Penerapan PSAK baru dan revisi beserta Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan

(ISAK)

3. Kebijakan akuntansi perusahaan

4. Pertimbangan kritis akuntansi dan estimasi akuntansi yang signifikan

5. Entitas anak dan asosiasi

6. Pos-pos akun tertentu dan perlu untuk dijabarkan dalam laporan posisi keuangan

dan laporan laba rugi

7. Laba per saham

8. Sifat dan transaksi oleh pihak yang berelasi

9. Informasi segmen, kewajiban kontijensi, kebijakan non keuangan dan informasi

tambahan lainnya.

Terkait Pengungkapan Kebijakan Akuntansi pada CaLK, entitas harus

mengungkapkannya dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan berupa:

a. dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan;

22 | P S A K 0 1

Page 23: PSAK 01_Paper

b. Kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan

keuangan.

Entitas mengungkapkan, dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan atau

catatan atas laporan keuangan lain, pertimbangan (selain yang telah tercakup dalam

estimasi (lihat paragraph 122)) yang telah dibuat manajemen dalam proses penerapan

kebijakan akuntansi dan memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah yang

diakui dalam laporan keuangan.

Contoh pengungkapan kebijakan akuntansi dari PT. Metrodata Electronics dalam

CaLKnya:

Terkait Sumber Estimasi Ketidakpastian, entitas harus mengungkapkan

dalam CaLK informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan, dan sumber

utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki

risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat

aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan

liabilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:

a. sifat; dan

b. jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.

Contoh pengungkapan sumber estimasi ketidakpastian dari PT. Metrodata

Electronics dalam CaLKnya:

23 | P S A K 0 1

Page 24: PSAK 01_Paper

Lalu untuk Modal, Entitas dalam CaLK harus mengungkapkan informasi yang

memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan

proses entitas dalam mengelola permodalannya.

Contoh pengungkapan informasi mengenai modal PT. Metrodata Electronics

dalam CaLK nya:

24 | P S A K 0 1

Page 25: PSAK 01_Paper

Dan yang terakhir terkait Pengungkapan Lainnya, Entitas mengungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan berupa:

a. Jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian

laporan keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama

periode serta jumlah dividen per lembar saham; dan

b. Jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian

mana pun dalam informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:

a. domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas

(atau lokasi utama kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);

b. keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;

c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha; dan

d. bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang lama umur entitas.

Contoh pengungkapan lain berkaitan dengan dividen:

9. Perbedaan PSAK 01 Revisi 2013 dengan IAS 01

Sekalipun revisi PSAK 01 2013 mengadopsi IAS 01, masih terdapat beberapa

perbedaan diantara keduanya, perbedaan tersebut adalah:

a. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan

penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas

syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101:

Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

b. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan

menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena

pelaporan keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi

pemerintah bukan Standar Akuntansi Keuangan.

25 | P S A K 0 1

Page 26: PSAK 01_Paper

c. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar

Akuntansi Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk

entitas yang berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan

peraturan perundang-undangan di pasar modal.

d. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan kalimat

yang memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan

keuangan, supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan

keuangan.

e. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena

peraturan perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas

laporan keuangan untuk semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.

f. IAS 1 paragraf 19–22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar

Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di

Indonesia. Pengaturan IAS 1 paragraf 23–24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 21–

22 mengenai pengungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the

relevant regulatory framework prohibits departure from the requirement” dalam

IAS 1 paragraf 23.

g. IAS 1 paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture

belum diadopsi.

h. IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif dengan

meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat

dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara

bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara

bertahap.

i. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi

karena paragraf tersebut tidak relevan.

j. IAS 1 paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut tidak

relevan.

26 | P S A K 0 1