26
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING PENDAHULUAN Tujuan Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara; melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri (foreign operations). Untuk memasukkan transaksi dalam valuta asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan dalam mata uang pelaporan perusahaan. Pernyataan ini mengatur akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing yang meliputi penentuan kurs yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan dari perubahan kurs vaiuta asing dalam laporan keuangan. Ruang Lingkup 01 Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk transaksi dalam valuta asing. 02 Pernyataan ini mengatur akuntansi hedge sebatas selisih kurs dalam transaksi hedge. Aspek lain dari akuntansi hedge diatur dalam standar akuntansi keuangan terkait. 03 Pernyataan ini tidak mengatur tentang penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri untuk tujuan konsolidasi, atau konsolidasi parsial, atau melalui penerapan dengan metode ekuitas (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing). 04 Pernyataan ini tidak mengatur penyajian laporan arus kas tentang arus kas yang bersumber dari transaksi valuta asing (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 tentang Laporan Arus Kas). Definisi

psak 10 dan 55

  • Upload
    gekaik

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psak 10 dan 55

Citation preview

Page 1: psak 10 dan 55

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

PENDAHULUAN

Tujuan

Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign

activities) dalam dua cara; melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

kegiatan usaha luar negeri (foreign operations). Untuk memasukkan transaksi dalam valuta

asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan dalam mata

uang pelaporan perusahaan.

Pernyataan ini mengatur akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing yang meliputi

penentuan kurs yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan dari perubahan kurs

vaiuta asing dalam laporan keuangan.

Ruang Lingkup

01 Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk transaksi dalam valuta asing.

02 Pernyataan ini mengatur akuntansi hedge sebatas selisih kurs dalam transaksi hedge.

Aspek lain dari akuntansi hedge diatur dalam standar akuntansi keuangan terkait.

03 Pernyataan ini tidak mengatur tentang penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha

luar negeri untuk tujuan konsolidasi, atau konsolidasi parsial, atau melalui penerapan

dengan metode ekuitas (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing).

04 Pernyataan ini tidak mengatur penyajian laporan arus kas tentang arus kas yang

bersumber dari transaksi valuta asing (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2

tentang Laporan Arus Kas).

Definisi

05 Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Kegiatan usaha luar negeri (foreign operation) adalah suatu anak perusahaan (subsidiary),

perusahaan asosiasi (associates), usaha patungan (joint venture) atau cabang perusahaan

pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara di luar negara perusahaan pelapor.

Kegiatan usaha tersebut dapat merupakan suatu bagian integral dari suatu perusahaan

pelapor atau suatu entitas asing.

Entitas asing (foreign entity) adalah suatu kegiatan usaha luar negeri (foreign operation),

yang aktivitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.

Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan

keuangan.

Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan suatu perusahaan.

Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang.

Page 2: psak 10 dan 55

Selisih kurs (exchange difference) adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit

mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda.

Kurs penutup (closing rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca.

Investasi neto dalam suatu entitas asing adalah bagian (share) perusahaan pelapor dalam

aktiva neto suatu entitas asing.

Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atau

dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.

Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran

aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan

berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction).

PENJELASAN

Pengakuan Awal

06 Suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau

membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang. asing, termasuk transaksi yang timbul

ketika suatu perusahaan:

(a) membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata

uang asing.

(b) meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu

mata uang asing.

(c) menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana;

atau

(d) memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban, yang

didenominasi dalam suatu mata uang asing.

07 Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat

terjadinya transaksi.

08 Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs spot (spot rate).

Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi sering digunakan,

contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau sebulan mungkin digunakan untuk

seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing yang terjadi selama periode itu. Namun, jika

kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk satu periode tidak dapat

diandalkan.

Pelaporan Pada Tanggal Neraca Berikutnya

09 Pada setiap tanggal neraca:

(a) pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata

uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam

menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia

sebagai indikator yang obyektif;

Page 3: psak 10 dan 55

(b) pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca

tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan

(c) pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan

dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

10 Nilai terbawa dari suatu pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan.

Misalnya, instrumen keuangan dan properti tertentu (investasi yang dilakukan Dana

Pensiun), mungkin dinilai pada nilai wajar atau pada biaya historis. Apakah nilai tercatat

ditentukan berdasarkan biaya historis atau nilai wajar, nilai yang ditentukan untuk pos valuta

asing dilaporkan pada mata uang pelaporan sesuai dengan Pernyataan ini.

Pengakuan Selisih Kurs (Recognition of Exchange Differences)

11 Paragraf 13 hingga 17 menjelaskan perlakuan akuntansi yang diharuskan Pernyataan ini

sehubungan dengan selisih kurs atas transaksi dalam mata uang asing. Paragraf tersebut

juga mencakup perlakuan wajib (benchmark treatment) untuk selisih kurs sebagai akibat

devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang yang tidak memungkinkan

dilakukannya hedging dan yang menimbulkan kewajiban tak terselesaikan sehubungan

dengan perolehan aktiva dalam mata uang asing.

Perlakuan alternatif yang diijinkan untuk selisih kurs seperti itu dijelaskan dalam paragraf 20.

12 Pernyataan ini mengatur akuntansi hedge sebatas selisih kurs dalam transaksi hedge.

Aspek lain dari akuntansi hedge diatur dalam standar akuntansi keuangan terkait.

13 Kecuali untuk hal-hal yang diuraikan dalam paragraf 16 dan 18, selisih penjabaran pos

aktiva dan kewajiban moneter dalam mate uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi

kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada

laporan laba rugi periode berjalan.

14 Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal

penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang

asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode

akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika

timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi,

maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan

perubahan kurs untuk masing-masing periode.

Transaksi Valuta Berjangka

15a Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua valuta

asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan

tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Pada hakekatnya transaksi tersebut

dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang bersifat tetap

selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian akibat perubahan

Page 4: psak 10 dan 55

kurs. Dalam transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya memperhitungkan premi yang

ditetapkan terlebih dahulu .

b. Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging

hutang adalah sebagai berikut:

(i) Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto

atau premi yang arus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka.

(ii) Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing

(yang diproteksi melalui hedging), forward receivable dan forward payable dalam mata uang

asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan

kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs

periode berjalan.

(iii) Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau premi yang

belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus

dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi neto dari seluruh pos

tersebut.

Investasi Neto dalam suatu Entitas Asing

16 Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk

bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai

ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat pelepasan (disposal) investasi

neto dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban (lihat Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata

Uang Asing).

17 Suatu perusahaan mungkin memiliki suatu pos moneter berupa hutang piutang dengan

suatu entitas asing. Apabila timbulnya dan penyelesaian pos moneter tersebut tidak

terencana, dalam substansinya merupakan suatu perluasan, atau pengurangan dari,

investasi neto perusahaan dalam entitas asing tersebut. Pos moneter itu mungkin mencakup

piutang jangka panjang atau pinjaman tetapi tidak mencakup piutang dagang atau hutang

dagang.

18 Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan sebagai suatu

hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan

sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga pelepasan (disposal) investasi

neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban (lihat

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan

dalam Mata Uang Asing) .

Perlakuan Alternatif yang Diijinkan

19 Perlakuan wajib (benchmark treatment) untuk selisih kurs pada paragraf 20 dijelaskan

pada paragraf 13.

Page 5: psak 10 dan 55

20 Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu

mata uang dalam keadaan tidak tersedia fasilitas hedging dan menimbulkan kewajiban yang

tak terselesaikan akibat-perolehan aktiva yang baru saja dilakukan dan harus dilunasi dalam

mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying

amount) aktiva tersebut sepanjang nilai tercatat aktiva yang telah disesuaikan tidak melebihi

jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh

kembali (amount recoverable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut. Alternatif

yang dipilih harus diungkapkan secukupnya.

21 Selisih kurs tidak termasuk dalam nilai tercatat suatu aktiva jika tersedia fasilitas hedging

hutang valuta asing yang timbul dari perolehan aktiva. Tetapi, kerugian akibat perubahan

kurs adalah bagian yang secara langsung dapat diatribusikan pada biaya perolehan aktiva

jika kewajiban tidak dapat diselesaikan dan tidak terdapat alat praktis untuk hedging,

contohnya, jika sebagai hasil dari pengendalian valuta asing terdapat penundaan dalam

memperoleh mata uang asing. Maka dalam keadaan demikian biaya perolehan aktiva

termasuk selisih kurs.

Pengungkapan

22 Perusahaan harus mengungkapkan:

(a) jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk periode

tersebut;

(b) selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang

terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode; dan

(c) jumlah selisih kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam nilai tercatat suatu

aktiva sesuai dengan perlakuan alternatif yang diijinkan dalam paragraf 20.

23 Perusahaan mengungkapkan dampak atas pos-pos moneter mata uang asing

sehubungan dengan suatu perubahan dalam kurs yang terjadi setelah tanggal neraca jika

perubahan tersebut sedemikian besar sehingga bila tidak diungkapkan akan mempengaruhi

kemampuan pembaca laporan keuangan untuk membuat evaluasi dan keputusan yang

tepat (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 8 tentang Kontinjensi dan

Peristiwa Setelah Tanggal Neraca).

24 Pengungkapan juga diperlukan sehubungan dengan kebijakan manajemen risiko mata

uang asing.

 

PERSYARATAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 10

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 10 terdiri dari paragraf 25 - 35. Pernyataan Ini

harus dibaca dalam konteks paragraf 1 - 24.

25 Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk transaksi dalam valuta asing.

Page 6: psak 10 dan 55

Pengakuan Awal

26 Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat

terjadinya transaksi.

Pelaporan Pada Tanggal Neraca Berikutnya

27 Pada setiap tanggal neraca:

(a) pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata

uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca;

(b) pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca

tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan

(c) pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan

dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

Pengakuan Selisih Kurs (Recognition of Exchange Differences)

28 Kecuali untuk hal-hal yang diatur dalam paragraf 31 dan 32, selisih penjabaran pos aktiva

dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi kurs

yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan

laba rugi periode berjalan.

Transaksi Valuta Berjangka

29a. Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua valuta

asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan

tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Pada hakikatnya transaksi tersebut

dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang bersifat tetap

selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian akibat perubahan

kurs. Dalam transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya memperhitungkan premi yang

ditetapkan terlebih dahulu.

b. Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging

hutang adalah sebagai berikut:

(i) Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto

atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka .

(ii) Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing

(yang diproteksi melalui hedging), forward receivable dan forward payable dalam mata uang

asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan

kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs

periode berjalan.

(iii) Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau premi yang

belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus

dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi neto dari seluruh pos

tersebut.

Page 7: psak 10 dan 55

Investasi Neto dalam suatu Entitas Asing

30 Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk

bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai

ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat pelepasan (disposal) investasi

neto dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban (lihat Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata

Uang Asing).

31 Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan sebagai suatu

hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan

sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga pelepasan (disposal) investasi

neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban (lihat

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan

dalam Mata Uang Asing).

Perlakuan Alternatif yang Diijinkan

32 Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu

mata uang di mana tidak mungkin dilakukan hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak

terselesaikan akibat perolehan aktiva yang harus dibayar dalam suatu mata uang asing .

Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying amount) aktiva yang

bersangkutan dengan pengertian nilai tercatat yang disesuaikan tersebut tidak melampaui

jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang mungkin

diperoleh kembali (amount recoverable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut

Alternatif yang dipilih harus diungkapkan secukupnya.

Pengungkapan

33 Perusahaan harus mengungkapkan:

(a) jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk periode

tersebut;

(b) selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang

terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode; dan

(c) jumlah selisih kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam nilai tercatat suatu

aktiva sesuai dengan perlakuan alternatif yang diijinkan dalam paragraf 32.

Masa Transisi

34 Pada saat Pernyataan ini pertama kali diterapkan, perusahaan harus mengklasifikasikan

secara terpisah dan mengungkapkan saldo kumulatif, pada awal periode, selisih kurs yang

ditangguhkan dan diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam periode sebelumnya, kecuali jika

jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar. Dalam hal tersebut maka perlu

dijelaskan alasannya .

Tanggal Efektif

Page 8: psak 10 dan 55

35 Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode laporan yang

dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini dianjurkan.

file:///C:/Users/End-User/AppData/Local/Temp/PSAK%2010%20Transaksi%20dalam

%20Mata%20Uang%20Asing.htm

PERNYATAAN PSAK No.

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

55

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

AKUNTANSI INSTRUMEN DERVATIF DAN AKTIVITAS LINDUNG NILAI

PSAK No.55 (Revisi 1999) tentang AKUNTANSI INSTRUMEN DERIVATIF DAN AKTIVITAS

LINDUNG NILAI telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 10

September 1999.

PSAK 55 tentang Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai dikeluarkan pada

tanggal 21 September 1998. Standar ini mengatur akuntansi instrumen derivatif, termasuk

instrumen derivatif tertentu yang melekat pada perjanjian lainnya, dan aktivitas hedging

(lindung nilai). Pernyataan ini sebelumnya akan diterapkan secara prospektif mulai berlaku

efektif untuk tahun buku yang dimulai setelah tanggal 1 Januari 2000.

Dari hasil pengamatan Dewan dalam melaksanakan sosialisasi atas PSAK 55, Dewan

menerima banyak permohonan untuk mempertimbangkan penundaan tanggal efektif

pemberlakuan PSAK 55 ini. Badan usaha dan auditor memohon penundaan tersebut untuk

mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan yang ada dalam pernyataan

tersebut pada transaksi perusahaan. Oleh karena itu, Dewan memutuskan untuk menunda

tanggal efektif pemberlakuan PSAK 55 sesuai dengan paragraf 63.

PERNYATAAN STADAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 55

AKUNTANSI INSTRUMENT DERIVATIF DAN AKTIVITAS LINDUNG NILAI

Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf stadar yang

harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf penjelasan dan panduan implementasi yang

dicetak dalam huruf biasa. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang

tidak material.

Page 9: psak 10 dan 55

PENDAHULUAN

Tujuan

01 Pernyataan ini mengatur akuntansi instrumen derivatif, termasuk instrumen derivatif

tertentu yang melekat pada perjanjian lainya, dan aktivitas hedging (lindung nilai).

02 Dalam pernyataan standar akuntansi ini, terdapat empat hal yang mendasari perlakuan

akutansi atas instrument derivatif, yaitu:

instrumen derivatif merupakan hak atau kewajiban yang memenuhi definisi aktiva atau

kewajiban, sehingga instrumen derivatif harus dilaporkan dalam laporan keuangan;

nilai wajar merupakan dasar pengukuran yang paling relevan bagi instrumen keuangan dan

karenanya merupakan satu-satunya dasar pengukuran nilai instrumen derivatif yang

relevan. Instrumen derivatif harus dinyatakan sebesar nilai wajar, dan penyesuaian

terhadap nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang dilindungi harus menggambarkan

perubahan nilai wajar (laba atau rugi) aktiva/kewajiban yang bersangkutan akibat risiko yang

dilindungi dan yang terjadi pada saat lindung nilai berlaku;

hal-hal yang dapat dilaporkan lama laopran keuangan hanyalah yang memenuhi definisi

aktiva dan kewajiban; dan

akuntansi khusus untuk aktiva atau kewajiban yang dilindungi hanya dapat diterapkan untuk

transaksi yang memenuhi persyaratan (qualifying items). Salah satu persyaratan adalah

pertimbangan atas perkiraan terjadinya saling hapus (offset) yang efektif terhadap

perubahan nilai wajar atau risiko arus kas yang dilindungi/item yang dilindungi selama

periode lindung nilai.

03 Pernyataan ini mengatur standar akuntansi instrumen derivatif, termasuk instrumen

derivatif tertentu yang melekat pada perjanjian lainnya, dengan ketetentuan bahwa entitas

mengakui instrumen derivatif tersebut sebagai aktiva atau kewajiban dalam laporan posisi

keuangan sebesar nilai wajarnya.

Ruang Lingkup

04 Pernyataan ini diterapkan terhadap seluruh jenis entitas.

05 Terlepas dari kondisi yang dijelaskan pada paragraf 08-10, persyaratan pernyataan ini

tidak berlaku untuk perjanjian-perjanjian berikut:

Perdagangan biasa surat berharga.

Pembelian normal dan penjualan normal.

Perjanjian asuransi tertentu.

Kontrak jaminan keuangan tertentu.

Kontrak tertentu yang tidak diperdagangkan di bursa. .

06 Terlepas dari kondisi yang dijelaskan pada paragraf 05 dan 08-10, perjanjian berikut ini

tidak dikategorikan sebagai instrumen derivatif oleh entitas pelapor:

Kontrak yang dibuat oleh entitas pelapor yang:

Page 10: psak 10 dan 55

didasarkan pada sahamnya sendiri; dan

diklasifikasikan sebagai ekuitas pemegang saham dalam laopran posisi keuangan.

Kontrak yang dibuat oleh entitas sehubungan dengan kompensasi berbasis saham (stock-

based compensation) diatur dalam PSAK 53:

07 Dalam ketentuan selanjutnya dari pernyataan ini, baik (a) instrumen derivatif yang

termasuk di dalam lingkup pernyataan ini pada paragraf 05, 06, 08-10 dan (b) instrumen

derivatif melekat yang telah terpisah dari kontrak utama sebagaimana dijelaskan pada

paragraf 11, secara kolektif merupakan instrumen derivatif. .

Definisi

Instrumen Derivatif

08 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Instrumen derivatif adalah instrument keuangan atau perjanjian lainnya yang memiliki tiga

karakteristik, sebagai berikut:

memiliki:

satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (underlying); dan

satu atau lebih jumlah nosional (notional amount) atau syarat pembayaran atau keduanya.

Persyaratan perjanjian tersebut menentukan besarnya nilai penyelesaian perjanjian

(settlements) dan pada beberapa kasus, menentukan apakah suatu penyelesaian

diperlukan;

Jumlah nosional adalah suatu jumlah dalam unit valuta, saham, dan atau satuan unit lainnya

yang disebutkan dalam perjanjian.

Syarat pembayaran adalah jumlah yang harus dibayar pada saat penyelesaian kontrak

apabila variabel pokok berubah sesuai dengan syarat perjanjian.

Variabel pokok adalah tingkat bunga, nilai surat berharga, harga komoditi, kurs valuta asing,

indeks harga atau kurs, atau variabel penentu lainnya.

10 Penyelesaian sekaligus. Suatu kontrak memenuhi karakteristik yang ditentukan pada

paragraf 8 mengenai definisi “instrumen derivatif” huruf (c) apabila ketentuan penyelesaian

memenuhi salah satu dari kriteria

11 Perjanjian yang tidak sepenuhnya memenuhi definisi instrumen derivatif (sesuai paragraf

08-10), seperti obligasi, polis asuransi, dan sewa guna usaha, mungkin mengandung

instrumen derivatif melekat secara implisit maupun eksplisit mempengaruhi beberapa atau

keseluruhan arus kas atau nilai pertukaran lainnya yang merupakan persyaratan perjanjian

dengan cara yang serupa dengan instrumen derivatif

12 Instrumen derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utama dan diperlakukan

sebagai instrumen derivatif menurut pernyataan ini jika dan hanya jika seluruh kriteria

terpenuhi

Page 11: psak 10 dan 55

13 Untuk tujuan penerapan ketentuan pada paragraf 12, instrumen derivatif melekat dengan

variabel pokok berupa tingkat bunga atau index tingkat bunga yang mempengaruhi jumlah

pembayaran bunga bersih yang akan dibayar atau diterima atas kontrak utama yang

dibebani bunga dianggap memiliki hubungan yang jelas dan erat dengan kontrak utama

kecuali memenuhi salah satu kondisi

14 Walaupun kondisi-kondisi diatas difokuskan pada tingkat pengembalian (rate of return)

yang diperoleh investor dan pemulihan investasinya, eksistensi dari salah satu kondisi

tersebut akan menyebabkan instrumen derivatif tidak dianggap memiliki hubungan yang

jelas dan erat dengan kontrak utama oleh karena eksistensi dari kondisi tersebut dinilai pada

tanggal saat instrumen majemuk di pasar sekunder dapat secara potensial memiliki

kesimpulan yang berbeda dari penerbit instrumen majemuk karena diterapkannya kondisi

menurut paragraf ini pada waktu yang berbeda.

15 Namun surat berharga yang memisahkan perdagangan bunga dan pokoknya tidak

tunduk pada pernyataan ini jika:

berasal dari pemisahan hak untuk menerima arus kas yang diperjanjikan dari instrumen

keuangan yang tidak mengandung derivatif melekat yang akan diperhitungkan secara

terpisah sebagai derivatif menurut ketentuan dalam paragraf 11 dan 12; dan

tidak memasukkan kondisi apapun yang tidak terdapat dalam instrumen keuangan asal

seperti dijelaskan di atas.

16 Instrumen derivatif valuta asing melekat tidak boleh dipisahkan dari kontrak utama dan

dianggap sebagai instrumen derivatif menurut paragraf 11 apabila kontrak utama bukan

merupakan instrumen keuangan dan memerlukan pembayaran dalam denominasi:

mata uang fungsional pihak yang membuat kontrak; atau

valuta yang dipergunakan dalam perdagangan internasional (misalnya, US dollar untuk

transaksi minyak mentah).

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Pengakuan Transaksi Derivatif dan Penilaian Derivatif dan Saldo Transaksi yang di Lindung

Nilainya

17 Suatu entitas harus mengakui seluruh instrumen derivatifnya didalam laporan posisi

keuangan sebagai aktiva atau kewajiban berdasarkan hak atau kewajiban menurut

perjanjian. Seluruh intrumen derivatif harus disajikan dengan nilai wajar.

18 Apabila proyeksi arus kas pada masa yang akan datang digunakan untuk mengestimasi

nilai wajar, proyeksi arus kas tersebut harus diestimasi berdasarkan asumsi dan proyeksi

yang wajar dan mendukung.

Page 12: psak 10 dan 55

19 Akuntansi untuk perubahan nilai wajar (laba atau rugi) derivatif bergantung pada apakah

derivatif tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai bagian dari hubungan lindung nilai

dan, dengan demikian, ada alasan untuk memilikinya.

20 Laba dan rugi dari instrumen derivatif diperthitungkan seperti dijelaskan pada paragraf

21-24.

21 Bukan untuk lindung nilai. Laba atau rugi dari suatu instrumen derivatif yang tidak

diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai harus diakui sebagai pendapatan periode

berjalan.

22 Lindung nilai atas nilai wajar. Laba atau rugi dari suatu instrumen derivatif yang

diperlakukan sebagai dan memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai atas nilai

wajar dan saling hapus rugi atau laba akibat risiko terhadap aktiva/kewajiban yang dilindungi

harus diakui sebagai laba/rugi dalam periode akuntansi yang sama (sebagaimna dijelaskan

dalam paragraf 29, 30 dan 31).

23 Lindung nilai arus kas. Bagian efektif dari laba atau rugi dari suatu instrumen derivatif

yang diperlakukan sebagai dan memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai arus

kas harus dilaporkan sebagai bagian dari ekuitas (hanya diakui dalam laporan rugi laba)

pada periode yang sama dengan perode dimana arus kas yang dilindungi mempengaruhi

laporan rugi laba, (sebagaimana dijelaskan pada paragraf 41 dan 43).

24 Lindung nilai valuta asing. Laba atau rugi dari lindung nilai instrumen derivatif atau

instrumen keuangan bukan-derivatif yang diperlakukan dan memenuhi persyaratan sebagai

instrumen nilai wajar valuta asing harus diperhitungkan

25 Dalam pernyataan ini, perubahan nilai wajar dari keseluruhan aktiva atau kewajiban

keuangan untuk periode tertentu merupakan selisih antara nilai wajar pada awal periode

(atau tanggal perolehan) dan akhir periode yang disesuaikan untuk mengecualikan:

perubahan nilai wajar yang diakibatkan berlalunya waktu; dan

perubahan nilai wajar yang berkaitan dengan pembayaran yang diterima atau dilakukan,

seperti pengembalian sebagian aktiva atau pelunasan sebagian kewajiban.

Lindung Nilai atas Nilai Wajar

Umum

26 Suatu entitas dapat memperlakukan instrumen derivatif sebagai lindung nilai atas risiko

perubahan nilai wajar aktiva atau kewajiban atau porsi tertentu yang diidentifikasi

(transaksi/saldo yang dilindung nilai) disebabkan oleh risiko tertentu.

27 Instrumen lindung nilai yang ditentukan dan aktiva/kewajiban yang dilindung nilai

memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai atas nilai wajar apabila seluruh dari kriteria be

dan kriteria terpenuhi

Transaksi Saldo yang Dilindung Nilainya

Page 13: psak 10 dan 55

28 Suatu aktiva atau kewajiban memenuhi syarat untuk diperlakukan sebagai transaksi yang

dilindung nilainya dalam lindung nilai atas nilai wajar apabila seluruh kriteria terpenuhi

29 Laba atau rugi atas nilai wajar yang memenuhi persyaratan lindung nilai harus

diperhitungkan sebagai berikut:

laba atau rugi instrumen lindung nilai harus diakui dalam pendapatan periode berjalan;

laba atau rugi (perubahan nilai wajar) dari aktiva/kewajiban yang dilindungi yang

mengakibatkan penyesuaian terhadap nilai tercatat dari aktiva/kewajiban yang dilindungi

dan diakui sebagai laba/rugi periode berjalan.

30 Apabila lindung nilai atas nilai wajar sepenuhnya efektif, laba atau rugi instrumen lindung

nilai, disesuaikan untuk komponen (jika ada) laba atau rugi yang dikecualikan dari penilaian

efektivitas berdasarkan strategi manajemen risiko entitas untuk hubungan lindung nilai

tertentu, akan saling menghapuskan rugi atau laba dari transaksi/saldo yang dilindung

nilainya akibat risiko yang dilindung nilai.

31 Apabila aktiva/kewajiban yang dilindungi diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai

wajar dilaporkan sebagai bagian ekuitas (seperti surat berharga yang tersedia untuk dijual),

penyesuaian untuk nilai tercatat transaksi/saldo yang dilindung nilainya sebagaimana

dijelaskan pada paragraf 30 harus diakui sebagai laba/rugi dan tidak sebagai bagian ekuitas

untuk saling menghapuskan laba atau rugi instrumen lindung nilai.

32 Penyesuaian terhadap nilai tercatat dari aktiva atau kewajiban yang dilindungi yang

disyaratkan oleh paragraf 30 harus diperhitungkan dengan cara yang sama sebagaimana

komponen lain dari nilai tercatat aktiva atau kewajiban tersebut.

33 Suatu entitas dapat menghentikan secara prospektif pencatatan akuntansi seperti yang

dijelaskan pada paragraf 30 dan 31 atas lindung nilai apabila satu dari kondisi berikut terjadi:

salah satu kriteria dalam paragraf 27 dan 28 tidak lagi dipenuhi;

derivatif tidak berlaku lagi atau dijual, akhiri atau dieksekusi; atau

entitas membatalkan tujuan hubungan lindung nilai atas nilai wajar.

34 Dalam kondisi tersebut, entitas dapat memilih untuk menentukan secara prospektif

hubungan lindung nilai yang baru dengan instrumen lindung nilai yang berbeda atau, dalam

kondisi seperti yang dijelaskan pada paragraf 33 (a) dan 33 (c) di atas, transaksi/saldo yang

dilindungi nilainya yang berbeda atau transaksi yang dilindungi nilainya apabila hubungan

lindung nilai memenuhi kriteria pada paragraf 26 dan 27 untuk lindung nilai atas nilai wajar

atau paragraf 38 dan 40 untuk lindung nilai arus kas.

35 Secara umum, apabila penilaian periodik menunjukkan ketidak patuhan terhadap kriteria

efektivitas pada paragraf 27(b), suatu entitas tidak diperkenankan mencatat penyesuaian

terhadap nilai tercatat dari aktiva/kewajiban yang dilindungi seperti dijelaskan pada paragraf

20 dan 21 setelah tanggal terakhir dimana kepatuhan terhadap kriteria efektivitas ditetapkan.

Penurunan Nilai

Page 14: psak 10 dan 55

36 Suatu aktiva atau kewajiban yang dilindung nilainya dan diperhitungkan sesuai dengan

paragraf 30-32 tetap tunduk pada persyaratn dalam penerapan prinsip akuntansi yang

berlaku umum untuk penilaian penurunan nilai (impairment) aktiva tersebut atau untuk

pengakuan peningkatan kewajiban hutang tersebut.

37 Persyaratan untuk penurunan nilai diterapkan setelah akuntansi lindung nilai diterapkan

selama periode tertentu dan nilai tercatat dari aktiva atau kewajiban yang dilindung nilainya

telah disesuaikan menurut paragraf 30 pernyataan ini.

Lindung Nilai Arus Kas

Umum

38 Suatu entitas dapat memperlakukan instrumen derivatif sebagai lindung nilai atas risiko

fluktuasi jumlah arus kas pada masa yang akan datang yang diakibatkan oleh risiko tertentu.

39 Risiko tersebut dapat dikaitkan dengan aktiva dan kewajiban yang diakui (seperti seluruh

atau sebagian pembayaran bunga pada masa yang akan datang atas pinjaman dengan

tingkat bunga variabel) atau transaksi yang diperkirakan akan terjadi (seperti pembelian atau

penjualan yang diperkirakan akan terjadi

Instrumen non-derivatif, seperti SBI, tidak boleh ditentukan sebagai instrumen lindung nilai

untuk lindung nilai arus kas.

Lindung Nilai atas Transaksi yang Diperkirakan Akan Terjadi

40 Suatu transaksi yang diperkirakan akan terjadi memenuhi syarat sebagai transaksi yang

dilindungi dalam lindung nilai arus kas

41 Bagian efektif dari laba/rugi transaksi derivatif yang diperlakukan sebagai lindung nilai

arus kas dilaporkan sebagai bagian ekuitas secara terpisah, dan bagian yang tidak efektif

dilaporkan dalam laba/rugi.

42 Secara lebih spesifik, lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat dapat

dipertanggungjawabkan sebagai berikut:

Jika strategi manajemen risiko yang ditentukan oleh entitas untuk suatu hubungan lindung

nilai tertentu mengecualikan suatu komponen laba atau rugi yang spesifik, atau arus kas

yang bersangkutan, dari transaksi derivatif untuk tujuan lindungi nilai pada saat penilaian

efektivitas lindung nilai, maka komponen laba/rugi yang dikecualikan tersebut diakui dalam

laporan laba rugi periode berjalan. .

Akumulasi pendapatan komprehensif lain yang diakui sebagai bagian ekuitas secara

terpisah yang berhubungan dengan transaksi yang dilindungi harus disesuaikan ke saldo

yang paling rendah

43 Jumlah yang diakumulasi dalam pendapatan komprehensif lain yang disajikan sebagai

bagian ekuitas secara terpisah harus direklasifikasikan menjadi laba/rugi dalam periode atau

Page 15: psak 10 dan 55

periode-periode yang sama saat transaksi yang diperkirakan akan terjadi dan dilindungi

mempengaruhi laba/rugi.

44 Jika transaksi yang dilindungi mengakibatkan perolehan aktiva atau timbulnya kewajiban,

laba atau rugi dalam akumulasi pendapatan komprehensif lain yang disajikan sebagai

bagian ekuitas secara terpisah harus direklasifikasikan menjadi laba/rugi dalam periode atau

periode-periode yang sama saat aktiva yang diperoleh atau kewajiban yang timbul tersebut

mempengaruhi laporan laba/rugi (seperti dalam periode dimana beban penyusutan, beban

bunga, atau beban pokok penjualan diakui).

45 Suatu entitas harus menghentikan perlakuan akuntansi atas lindung nilai seperti yang

dijelaskan dalam paragraf 41 dan 43 sejak salah satu dari hal-hal berikut terjadi:

salah satu kriteria dalam paragraf 41 dan 43 tidak lagi dipenuhi;

derivatif telah kadaluarsa, dijual, dihentikan atau direalisasi; atau

entitas yang bersangkutan membatalkan perlindungan nilai arus kas.

46 Dalam kondisi tersebut, laba atau rugi bersih harus tetap dicatat dalam akumulasi

pendapatan komprehensif lain dan direklasifikasikan sebagai laba/rugi dalam periode seperti

dijelaskan dalam paragraf 43.

47 Jika lindung nilai arus kas dihentikan karena adanya kemungkinan bahwa transaksi yang

diperkirakan tidak akan terjadi, laba atau rugi bersih dalam akumulasi pendapatan

komprehensif lain harus segera direklasifikasi menjadi laba/rugi dalam laporan rugi laba

tahun yang bersangkutan.

48 Persyaratan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk penilaian penurunan nilai

aktiva atau pengakuan atas peningkatan kewajiban diterapkan pada aktiva atau kewajiban

yang menimbulkan fluktuasi arus kas (seperti instrumen keuangan dengan tingkat bunga

variabel), atas yaitu arus kas berfluktuasi (transaksi yang diperkirakan akan terjadi) yang

telah dilindungi nilainya dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan paragraf 41 dan 43.

49 Jika, berdasarkan persyaratan dari prinsip akuntansi yang diterima umum, suatu kerugian

penurunan nilai aktiva diakui atau suatu kewajiban tambahan diakui atas kewajiban yang

berhubungan dengan transaksi yang diperkirakan akan terjadi dan yang dilindungi, saldo

laba bersih setelah saling hapus yang tercatat dalam akumulasi pendapatan komprehensif

lain yang semula diakui dalam bagian ekuitas secara terpisah harus segera direklasifikasi

menjadi laba/rugi.

Lindung Nilai Valuta Asing

50 Suatu entitas dapat melakukan lindung nilai atas risiko valuta asing, seperti dijelaskan

dalam paragraf 52-58:

lindung nilai atas nilai wajar dari suatu komitmen yang belum diakui (unrecognized firm

comittment) atau dari surat berharga yang tersedia untuk dijual;

Page 16: psak 10 dan 55

lindung nilai arus kas dari transaksi dalam valuta asing yang diperkirakan akan terjadi atau

transaksi antar - perusahaan dalam valuta asing yang diperkirakan akan terjadi;

lindung nilai atas nilai investasi bersih dalam kegiatan usaha di luar negeri.

51 Kriteria dalam paragraf 28(c)(i) mensyaratkan aktiva atau kewajiban yang diakui yang

dapat menimbulkan laba atau rugi dari transaksi dalam valuta asing bukan merupakan

transaksi yang dilindungi dalam lindung nilai atas nilai wajar valuta asing atau lindung nilai

arus kas karena aktiva/kewajiban tersebut dinilai kembali sesuai dengan perubahan dalam

nilai tercatat sehubungan dengan risiko yang dilindungi (perubahan nilai tukar) yang

dilaporkan dalam laporan laba/rugi berjalan

Lindung Nilai atas Nilai Wajar Valuta Asing

52 Komitmen yang belum diakui. Suatu instrumen derivatif atau instrumen keuangan non-

derivatif yang dapat menimbulkan laba atau rugi transaksi valuta asing, dapat ditujukan

untuk melindungi risiko perubahan nilai wajar dari seluruh atau sebagian dari komitmen

tersebut sehubungan dengan kurs valuta asing.

53 Surat berharga yang tersedia untuk dijual. Suatu instrumen keuangan non-derivatif tidak

dapat diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai dalam suatu lindung nilai wajar atas

risiko valuta asing terhadap surat berharga yang tersedia untuk dijual (available-for-sale

securities).

54 Laba atau rugi atas transaksi lindung nilai atas nilai wajar valuta asing yang memenuhi

syarat dipertanggungjawabkan sesuai dengan paragraf 20-25. Laba atau rugi atas

instrumen lindung nilai non-derivatif sehubungan dengan risiko valuta asing merupakan laba

atau rugi transaksi valuta asing seperti yang dijelaskan dalam PSAK 10.

Lindung Nilai atas Arus Kas dalam Valuta Asing

55 Suatu instrumen keuangan non-derivatif tidak boleh diperlakukan sebagai instrumen

lindung nilai dalam lindung nilai arus kas dalam valuta asing.

56 Suatu instrumen derivatif yang dimaksudkan sebagai lindung nilai terhadap risiko

perubahan kurs valuta asing atas arus kas ekuivalen dalam mata uang fungsional,

sehubungan dengan, transaksi dalam valuta asing yang diperkirakan akan terjadi.

57 Suatu lindung nilai atas arus kas dalam valuta asing harus dipertanggungjawabkan

sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 41-49.

Lindung Nilai Risiko Valuta Asing atas Investasi Bersih pada Kegiatan Operasi Luar Negeri

58 Suatu instrumen derivatif atau instrumen keuangan non-derivatif yang dapat

menimbulkan laba/rugi transaksi dalam valuta asing, dapat diperlakukan sebagai lindung

nilai atas risiko valuta asing dari suatu investasi bersih pada unit operasional di luar negeri.

PENGUNGKAPAN

59 Suatu entitas yang memiliki atau menerbitkan instrumen derivatif (atau non-derivatif yang

ditujukan untuk dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai sesuai dengan

Page 17: psak 10 dan 55

paragraf 52 dan 53), harus mengungkapkan tujuan pemilikan atau penerbitan instrumen

tersebut, latar belakang yang diperlukan untuk memahami tujuan tersebut, dan strategi

untuk mencapai tujuan tersebut.

60 Pengungkapan dalam laporan keuangan lengkap untuk setiap periode pelaporan harus

meliputi hal-hal sebagai berikut:

Lindung nilai atas nilai wajar

Lindung nilai arus kas

Lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan usaha di luar negeri

Pelaporan Perubahan Komponen Ekuitas

61 Suatu entitas harus menyajikan laba/rugi dari instrumen derivatif yang ditujukan dan

memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai arus kas, sebagai klasifikasi yang terpisah

dalam bagian ekuitas lain seperti yang dijelaskan dalam paragraf 41, 42 dan 57.

62 Suatu entitas harus mengungkapkan secara terpisah saldo awal dan akhir akumulasi

laba dan rugi transaksi derivatif, perubahan bersih yang berhubungan transaksi lindung nilai

pada periode berjalan, dan jumlah bersih dari reklasifikasi ke dalam laba/rugi yang disajikan

sebagai bagian ekuitas.

TANGGAL EFEKTIF DAN MASA TRANSISI

63 Pernyataan ini diterapkan secara prospektif mulai berlaku tanggal 1 Januari 2001.

(Penerapan keseluruhan pernyataan harus dilakukan sejak awal tahun buku; pada tanggal

tersebut, hubungan lindung nilai dianggap mulai berlaku dan didokumentasikan sesuai

dengan ketentuan pernyataan ini.

64 Pada tanggal penerapan awal pernyataan ini, suatu entitas harus mengakui seluruh

instrumen derivatif (selain instrumen derivatif melekat) dalam laporan posisi keuangan

sebagai aktiva atau kewajiban pada nilai wajarnya sesuai dengan paragraf 17 dan 18.

65 Pada tanggal awal penerapan pernyataan ini, suatu entitas juga harus mengakui

instrumen derivatif melekat sebagai aktiva atau kewajiban dalam laporan posisi keuangan,

seperti yang dijelaskan dalam paragraf 07, 11-16 dan dipisahkan dari kontrak utama jika

instrumen yang dilekatkan tersebut diterbitkan, diperoleh, atau secara substantif dimodifikasi

oleh entitas yang bersangkutan setelah tanggal 31 Desember 1998.

66 Jika isntrumen derivatif yang melekat akan dipisahkan dari kontrak utamanya,

sehubungan dengan penerapan awal dari pernyataan ini, suatu entitas harus

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut dalam menentukan penyesuaian transisi yang

berhubungan:

nilai tercatat dari kontrak utama pada tanggal awal penerapan harus didasarkan pada nilai

wajar pada saat instrumen melekat tersebut diterbitkan atau diperoleh oleh entitas yang

bersangkutan dan harus mencerminkan penyesuaian yang tepat untuk aktivitas setelah

penerbitan atau perolehannya, seperti penerimaan atau pengeluaran kas setelah penerbitan

Page 18: psak 10 dan 55

atau perolehannya dan amortisasi premi atau diskonto dari kontrak utama sehubungan

dengan pemisahan derivatif yang melekat tersebut;

nilai tercatat dari instrumen derivatif melekat pada tanggal awal penerapan pernyataan ini

harus merupakan nilai wajar instrumen tersebut; dan

penyesuaian transisi harus merupakan selisih pada tanggal awal

67 Penyesuaian transisi yang timbul dari penerapan pernyataan ini harus dilaporkan sebagai

pendapatan bersih atau pendapatan komprehensif lain, sebagaimana mestinya, sebagai

akibat dari perubahan dalam prinsip akuntansi dan disajikan sebagai efek kumulatif dari

perubahan dalam prinsip akuntansi.

68 Setiap penyesuaian transisi yang dilaporkan sebagai penyesuaian yang mempunyai efek

kumulatif terhadap akumulai pendapatan komprehensif lain harus direklasifikasi menjadi

laba/rugi secara konsisten sesuai dengan paragraf 43 dan 44.

69 Pada tanggal penerapan awal pernyataan ini, suatu entitas dapat mengubah kategori

surat berharga untuk tujuan investasi sampai jatuh tempo (held to maturity) menjadi surat

berharga yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) atau kategori untuk diperdagangkan.

70 Pada tanggal awal penerapan ini, suatu entitas dapat mengubah kategori surat berharga

untuk tujuan investasi sampai jatuh tempo menjadi kategori surat berharga untuk

diperdagangkan.