23
Bercak Merah Bersisik Pada Kulit Akibat Psoriasis Imelda Gunawan 102012205/F5 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510 [email protected] Pendahuluan Penyakit kulit adalah penyakit yang paling sering ditemukan pada usia muda hingga tua. Tidak hanya itu penyakit kulit juga bisa mempengaruhi kondisi fisik orang yang terkena penyakit tersebut. Kulit adalah bagian yang paling sensitif dari tubuh kita. Maka itu sangat rentan sekali untuk terkena sebuah luka ataupun reaksi alergi yang lain, tergantung dari tingkat kesensitifan dari individu tersebut. Pada makalah ini saya akan membahas tentang psoriasis. Psoriasis adalah suatu penyakit yang penyebabnya adalah autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema atau kemerahan yang antara batas-batasnya tegas dengan tanda skuama yang kasar, berlapis-lapis dan terlihat transparan. 1 Di dalam makalah ini akan banyak dibahas tentang bagamana cara individu bisa terkena psoriasis dan gejala klinisnya beserta pengobatannya. Skenario Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan bercak merah bersisik pada lengan sejak 6 minggu yang lalu. Bercak bersisik disertai rasa gatal. Makin lama bercak makin luas dan sisik bertambah tebal. 1

Psoriasis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Kulit

Citation preview

Bercak Merah Bersisik Pada Kulit Akibat Psoriasis Imelda Gunawan102012205/F5Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta [email protected] kulit adalah penyakit yang paling sering ditemukan pada usia muda hingga tua. Tidak hanya itu penyakit kulit juga bisa mempengaruhi kondisi fisik orang yang terkena penyakit tersebut. Kulit adalah bagian yang paling sensitif dari tubuh kita. Maka itu sangat rentan sekali untuk terkena sebuah luka ataupun reaksi alergi yang lain, tergantung dari tingkat kesensitifan dari individu tersebut. Pada makalah ini saya akan membahas tentang psoriasis. Psoriasis adalah suatu penyakit yang penyebabnya adalah autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema atau kemerahan yang antara batas-batasnya tegas dengan tanda skuama yang kasar, berlapis-lapis dan terlihat transparan.1 Di dalam makalah ini akan banyak dibahas tentang bagamana cara individu bisa terkena psoriasis dan gejala klinisnya beserta pengobatannya. SkenarioSeorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan bercak merah bersisik pada lengan sejak 6 minggu yang lalu. Bercak bersisik disertai rasa gatal. Makin lama bercak makin luas dan sisik bertambah tebal.Anamnesis Anamnesis atau wawancara medis merupakan tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien yang bersangkutan (auto-anamnesis) atau melalui keluarga maupun relasi terdekatnya (allo-anamnesis). Yang didapatkan adalah data subyektif pasien. Tujuan anamnesis adalah untuk memperoleh informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Data anamnesis meliputi identitas dasar pasien meliputi nama lengkap, umur, alamat, dan pekerjaannya. Selanjutnya keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang (RPS), riwayat penyakit terdahulu (RPD), riwayat kesehatan keluarga, serta riwayat pribadi, social ekonomi dan budayanya.2Anamnesis pada pasien psoriasis yang perlu ditanyakan adalah : 31. Identitas (Pada psoriasis atau kelainan kulit, harus ditanyakan : pekerjaan)2. Keluhan utama, pada psoriasis, harus ditanyakan : a. Kelainan timbul sejak kapan?b. Kelainan pada bagian mana?c. Bagaimana warna lesi (bercak) tersebut? Merahd. Bagaimana bentuk lesi tersebut? Agak menonjol karena terdapat sisik yang berlapise. Bagaimana ukuran lesi tersebut?f. Bagaimana permukaan lesi tersebut? Bersisik tebal dan keringg. Apakah lesi tersebut menimbulkan rasa gatal? Gatal ringanh. Apakah lesi tersebut menimbulkan rasa nyeri?tidak nyeri3. Riwayat penyakit sekarang, pada psoriasis, harus ditanyakan :a. Gatal sejak kapan?b. Bagaimana frekuensi gatal? Pagi hari/sepanjang hari/malam haric. Apakah gatal bertambah bila berkeringat?d. Bagaimana detail sisik? Tebale. Apakah sudah diobati sebelumnya?4. Riwayat penyakit dahulua. Apakah dulu sudah pernah mengalami penyakit yang sama?b. Apakah dulu sudah pernah mengalami penyakit kulit yang lainnya?5. Riwayat penyakit dalam keluarga6. Riwayat pribadi dan sosial a. Bagaimana lokasi dan keadaan tempat tinggal?b. Apakah sering meminum alcohol atau merokok?Anamnesis berdasarkan skenario : Identitas : Laki laki, usia 40 tahun Keluhan utama : terdapat bercak merah bersisik pada siku sejak 6 minggu yang lalu. Riwayat penyakit sekarang : makin lama bercak makin luas dan sisik tambah tebalPemeriksaan FisikPemeriksaan ini umumnya diliputi oleh 4 bagian yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Inspeksi ini adalah observasi kritis dimana hal ini dilakukan pertama kali dan terus dilakukan selama pemeriksaan selanjutnya, ketika melakukan inspeksi hal-hal yang diperiksa adalah keselururuhan area, dan baru menuju ke petunjuk kunci kemudian berpusat pada hal spesifik seperti warna, tekstur dan ukuran. Setelah melakukan inspeksi berikutnya adalah palpasi, palpasi merupakan menyentuh tubuh pasien dan untuk mengkaji ciri-ciri seperti ukuran, tekstur, kehangatan, mobilitas, dan nyeri tekan.3

Bila ada sisik dapat dilakukan :a. Fenomena tetesan lilin : skuama yang berubah warna menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias.b. Fenomena Auspitz : tampak serum darah berbintik-binntik yang disebabkan oleh papilomatosis. Yang tampak pada saat mengerok skuama terus menerus dan setelah skuamanya habis, pengerokan harus dilakukan perlahan-lahan karena jika terlalu ddalam tidak akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik melainkan perdarahan yang merata.c. Fenomena kobner : trauma pada kulit penderita, misalnya garukan, dapat menyebabkan kelainan atau lesi yang sama dengan lesi yang sudah ada. Biasanya timbul setelah 3 minggu.Untuk perkusi sendiri adalah tepukan yang cepat dan tajam dengan jari atau tangan pada permukaan tubuh untuk menghasilkan suara, mendapat nyeri tekan, atau untuk mengkaji refleks. Dan terakhir untuk auskultasi yaitu mendengarkan suara tubuh dengan bantuan stetoskop.3 Diagnosis PsoriasisPsoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, dan ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena lilin, Auspitz, dan Kobner.2EpidemiologiKasus psoriasis makin sering dijumpai. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, terlebih mengingat bahwa perjalanan menahun dan residif. Insiden pada orang kulit putih lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Dieropa dilaporkan sebanyak 3-7%, diamerika serikat 1-2%, sedangkan dijepang 0,6%. Pada bangsa berkulit hitam misalnya diafrika, jarang dilaporkan demikian pula bangsa indian di amerika. Insiden pada pria agak lebih banyak dari pada wanita, psoriasis terdapat pada semua usia, tetapi umumnya pada orang dewasa. 2EtiopatogenesisFaktor genetik berperan. Bila orangtuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapat psoriasis 12%, sedangkan jika salah seorang orangtuanya menderita psoriasis risikonya mencapai 34-39%. Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe: psoriasis tipe I dengan awitan dini bersifat familial, psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat nonfamilial. Hal lain yang menyokong adanya faktor genetik ialah bahwa psoriasis berkaitan dengan HLA. Psoriasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57 dan Cw6, sedangkan psoriasis pustulosa berkorelasi dengan HLA-27.Faktor imunologik juga berperan. Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau keratinosit. Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesi psoriasis matang umumnya penuh dengan serbukan limfosit T pada dermis terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik daam epidermisnya. Sedangkan lesi baru umumnya lebih banyak didominasi oleh T CD8. Pada psoriasis pembentukan, epidermis lebih cepat hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.Faktor pencetus pada psoriasis adalah stress psikis, infeksi fokal, trauma, endokrin, gangguan metabolik, obat, juga alkohol dan merokok. Stress psikis merupakan pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis ialah psoriasis gutata. Umumnya dikarenakan oleh streptococcus. Faktor endokrin rupanya mempengaruhi perjalanan penyakit. Puncak insiden psoriasis pada waktu pubertas dan menopause. Pada waktu kehamilan umumnya membaik, sedangkan pada masa pascapartus memburuk. Gangguan metabolisme contohnya hipokalsemia dan dialisis telah dilaporkan sebagai salah satu faktor pencetus. Obat yang umumnya dapat menyebabkan residif adalah beta adremerhic blocking agents, litium, antimalaria dan penghentian mendadak kortikosteroid sistemik.1Gejala Klinis Keadaan umum tidak dipengaruhi, kecuali pada psoriasis yang menjadi eritroderma. Sebagian penderita mengeluh gatal ringan. Tempat predileksi pada scalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.2

Gambar 1. Predileksi psoriasis. 4Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritem yang meninggi dan skuama diatasnya. Eritema sirkumskrip dan merata. Tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang ditengah menghilang dan hanya terdapat dipinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar, berwarna putih seperti mika serta transparan. Besar kelainan bervariasi : lentikular, numular atau plakat dapat berkonfluensi. Jika seluruhnya atau sebagian besar lentikuler disebut psoriasis gutata, biasanya pada anak-anak dan dewasa muda dan terjadi infeksi akut oleh Streptococcus. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz, Kobner. Kedua fenomena pertama dianggap khas, sedangkan yang terakhir tidak khas hanya kira-kira 47% yang positif dan didapati pula penyakit lain, misalna liken planus dan veruka plana juvenilis. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Cara menggores dari pinggir gelas alas. Pada fenomena auzpitz terdapat serum atau tampak darah berbintik yang disebabkan papilomatosis. Trauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut fenomena kobner yang timbul kira-kira setelah 3 minggu. Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku sebanyak 50% yang agak khas adalah pitting nail berupa lekukan-lekukan milier. Kelainan yang tidak khas adalah kuku yang keruh, tebal, bagian distalnya terangkat karena terdapat lapisan tanduk dibawahnya dan onikolisis. Disamping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini ini pula mengenai sendi distal interfalang. Umumnya bersifat poliartikular, tempat predileksinya pada sendi interfalang distal, terbanyak terdapat pada usia 30-50 tahun. Sendi membesar kemudian terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks. Kelainan pada mukosa jarang ditemuka dan tidak penting untuk diagnosis sehingga tidak dibicarakan. 1Terkenanya kuku merupakan satu-satunya gambaran klinis untuk mengetahui penderita psoriasis mana yang mungkin mengalami artritis. Kelainan kuku dapat berupa pitting, depresi melintang dan retak, keratosis subungual, warna kunging kecoklatan, leukonychia dengan permukaan yang kasar.5Bentuk Klinis1. Psoriasis vulgaris : psoriasis yang paling lazim, dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk plak.2

Gambar 2. Psoriasis vulgaris. 42. Psoriasis gutata : Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm timbulnya mendadak dan diseminata, umumnya ssetelah infeksi Streptococcus di saluran pernafasan bagian atas sehabis influenza atau morbili, terutama pada anak dan dewasa muda. Selain itu, juga dapat timbul setelah infeksi yang lain, baik bacterial maupun viral.2

Gambar 3. Psoriasis gutata. 43. Psoriasis inversa atau fleksural : psoriasis yang tempat predileksinya pada daerah fleksor.2 Dan biasanya di daerah lipatan-lipatan yang sering mengalami gesekan.

Gambar 4. Psoriasis inversa54. Psoriasis eksudativa : psoriasis yang sangat jarang, biasanya psoriasis kering tapi ini memiliki eksudat seperti dermatitis akut. 25. Psoriasis Seboroik (Seboriasis) : gabungan antara psoriasis dan dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak. Selain berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.6. Psoriasis pustulosa : terdapat 2 pendapat mengenai psoriasis pustulosa, pertama dianggap sebagai penyakit tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Psoriasis pustulosa memiliki 2 bentuk, yaitu lokalisata dan generalisata. Bentuk lokalisata, contohnya psoriasis pustulosa palmo-plantar (Barber). Sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch).2a. Psoriasis pustulosa palmoplantar (Barber)Penyakit ini bersifat kronik dan residif, mengenai telapak tangan atau telapak kaki atau keduanya. Kelainan kulit berupa kelompok-kelompok pustul kecil steril dan dalam, di atas kulit yang eritematosa, disertai rasa gatal.2

Gambar 5. Psoriasis pustulosa palmoplantar.4b. Psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch)Sebagai faktor provokatif banyak, misalnya obat yang tersering karena penghentian kortikosteroid sistemik. Obat lain contohnya, penisilin dan derivatnya (ampisilin dan amoksisilin) serta antibiotik betalaktam yang lain, hidroklorokuin, kalium jodida, morfin, sulfapiridin, sulfonamide, kodein, fenilbutazon, dan salisilat. Faktor selain obat ialah hipokalsemia, sinar matahari, alcohol, stress, emosional, serta infeksi bacterial dan virus. Gejala awalnya adalah nyeri, hiperalgesia disertai gejala umum berupa demam, malese, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin eritematosa. Setelah beberapa jam timbul banyak plak edematosa dan eritematosa pada kulit yang normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul miliar pada plak-plak tersebut. Dalam sehari pustul berkonfluensi membentuk lake of pus berukuran beberapa cm. Pada pemeriksaan lab menunjukkan leukositosis (leukosit dapat mencapai 20.000/l, kultur pus dari pus steril.

Gambar 6. Psoriasis von Zumbuch 47. Eritroderma psoriatik : disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal universal. Ada kalanya lesi psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih meninggi.

Gambar 7. Erirodrma psoriatik. 4Diagnosis Banding DermatofitosisTabel 1. Perbedaan psoriasis dan dermatofitosisPSORIASISDERMATOFITOSIS

EtiologiFaktor genetic, faktor imunologikjamur

Faktor pencetusStress sikis, infeksi fokal, trauma (fenomena kobner), endokrin, gangguan metabolik, ibat, alkohol, merokokHigienitas yang buruk

EffloresensiSkuama tebal (monomorf)Polimorf

Gejala klinisSedikit gatalGatal hebat, terutama bila berkeringat

PemeriksaanFenomena tetesan lilin, fenomena auspitz, tes kobnerSediaan langsung ditemukan adanya jamur

Gambar 8. Perbedaan dermafitosis dan psoriasis.

Sifilis psoriasiformis (stadium II)Tabel 2. Perbedaan psoriasis dan sifilis psoriasiformisPSORIASISSIFILIS PSORIASIFORMIS

EtiologiFaktor genetic, faktor imunologikTreponema pallidum

Faktor pencetusStress sikis, infeksi fokal, trauma (fenomena kobner), endokrin, gangguanmetabolik, ibat, alcohol, merokokPost coitus suspectus (bersenggama)

EffloresensiPlak berskuama tebalPapul berskuama

PemeriksaanFenomena tetesan lilin, fenomena auspitz, tes kobnerTes serologi (+)

Gambar 9. Perbedaan sifilis psoriaformis dan psoriasis. Dermatitis seboroikTabel 3. Perbedaan psoriasis dan dermatitis seboroikPsoriasisDermatitis Seboroik

Faktor pencetusStress sikis, infeksi fokal, trauma (fenomena kobner), endokrin, gangguan metabolik, ibat, alkohol, merokokBakteri atau pityrosporum ovale (flora normal tubuh) yang tumbuh secara berlebihan

PredileksiScalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor (terutama siku dan lutut), dan daerah lumbosakralTempat-tempat yang seboroik (kepala, leher, dada,dll)

EffloresensiSkuama keringSkuama berminyak

Gambar 10. Perbedaan psoriasis dan dermatitis seroboik. Ptiriasis roseaTabel 4. Perbedaan psoriasis dan ptiriasis roseaPsoriasisPtiriasis Rosea

EffloresensiSkuama tebal, merataEritem dan skuama halus dipinggir, ruam sejajar dengan lipat kulit dan kosta. Diawali heralds patch

PredileksiScalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor (terutama siku dan lutut), dan daerah lumbosakralBadan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas

Gambar 11. Perbedaan ptiriasis rosea dan psoriasis.

Pemeriksaan PenunjangBiasanya tidak diperlukan, karena anamnesis yang cermat, gejala klinis, serta hasil pemeriksaan fisik sudah membantu untuk menegakkan diagnosis. Akan tetapi, pemeriksaan digunakan untuk mengetahui faktor pencetus seperti adanya infeksi dan pemeriksaan gula darah serta kolesterol pada penderita diabetes mellitus.Dari pemeriksaan histologist, psoriasis memberikan gambaran histopatologis yang khas yakni parakeratosis dan akantosis. Terdapat perpanjangan (akantosis) reteridges dengan bentuk clublike, perpanjangan papilla dermis, parakeratosis, mikro abses munro (kumpulan netrofil leukosit polimorfonuklear yang menyerupai pustule spongiform kecil) dalam stratum spinosum, penebalan suprapapiler epidermis (menyebabkan tanda Auspitz), dilatasi kapiler papiler dermis, infiltrate inflamasi limfohistiositik ringan sampai sedang di dalam papilla dermis atas. Aktivitas mitosis sel epidermis sangat tinggi, sehingga maturasi keratinisasi sel-sel epidermis terlalu cepat dan tampak penebalan pada stratum korneum. Di dalam stratum korneum dapat ditemukan kantong-kantong kecil yang berisikan sel radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro abses Munro. Pada puncak papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah kecil yang disertai sel radang limfosit dan monosit.6PenatalaksanaanPengobatan topikala. Preparat ter : berguna untuk antiradang Menurut asalnya dibagi menjadi tiga, yakni :2Fosil, misalnya iktiol Kurang efektif untuk psoriasisKayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski Kurang nyaman padda penderita, karena berbau kurang sedap dan berwarna coklat kehitamanBatubara, misalnya liantraldan likuor karbonis detergen Baik digunakan pada psoriasis yang telah menahun dan paling efektif Konsentrasi yang bisa digunakan : 2-5% Supaya lebih efektif, penetrasi harus ditingkatkan dengan cara menambahkan asam salisilat dengan konsentrasi 3 5% Digunakan dalam bentuk salep Dapat memberikan penyembuhan pada kurang lebih 60% penderita psoriasis

b. Kortikosteroid topikalPada scalp, muka, dan daerah lipatan digunakan krim, sedangkan di tempat lainnya digunakan salep. Pada daerah muka, dipilih kortikosteroid potensi sedang, bila digunakan potensi kuat pada muka dapat memberikan efek samping di antaranya teleangiektasis. Pada batang tubuh dan ekstremitas digunakan salep dengan potensi kuat atau sangat kuat bergantung pada lama penyakit. Jika telah terjadi perbaikan, potensi dan frekuensinya dapat dikurangi.2c. Ditranol (antralin)2 Efektif Kekurangan : mewarnai kulit dan pakaian Biasanya digunakan dengan konsentrasi 0,2 0,8% dalam pasta, salep, atau krim Lama pemakaian hanya -1/2 jam sehari untuk mencegah iritasi Penyembuhan dalam 3 minggu.d. Pengobatan dengan penyinaran2 Sinar A (UVA) Dapat digunakan sendiri atau berkombinasi dengan psoralen (8-metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA Sinar B (UVB) Digunakan untuk pengobatan psoriasis tipe plak, gutata, pustular, dan eritroderma Pada tipe plak dan gutata dikombinasi dengan salep likuor karbonis detergens 5 7% yang dioleskan sehari dua kali Dosis UVB pertama 12 23mJ menurut tipe kulit, kemudian dinaikkan berangsur-angsur (15% dari dosis sebelumnya) Diberikan seminggu tiga kali Hasil baik dicapai pada 73,3% kasus, terutama tipe plake. Calcipotriol2 Merupakan sintetik vit.D berupa salep atau krim 50mg/g, efeknya antiproliferasi Perbaikan setelah satu minggu Efek : antiproliferasi Efek samping : iritasi yakni rasa terbakar dan tersangat, dapat pula eritema dan skuamasi pada 4 20%f. Tazaroten2 Merupakan molekul retinoid asetilinik topical Efek : menghambat proliferasi dan normalisasi petanda diferensiasi kreatinosit dan menghambat petanda proinflamasi pada sel radang yang menginfiltrasi kulit Tersedia dalam bentuk gel 0,05% dan krim 0,1% Bila dikombinasikan dengan steroid topical potensi sedang dan kuat akan mempercepat penyembuhan dan mengurangi iritasig. Emolien2 Efek : melembutkan permukaan kulit Emolien tidak memiliki efek antipsoriasisPengobatan sistemika. Kortikosteroid2 Kortikosteroid dapat mengontrol psoriasis Prednisolone 30mg, setelah membaik dosis diturunkan perlahan-lahan kemudian diberi dosis pemeliharannya karena pemberhentian obat secara mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis pustulosa generalisatab. Obat sitostatik2 Metotreksat Indikasi : psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis artritis dengan lesi kulit, eritroder,a karena psoriasis Kontaraindikasi : kelainan hepar, ginjal, sistem hematopoetik, kehamilan, penyakit infeksi aktif (missal : tuberculosis), ulkus peptikum, colitis ulserosa, dan psikosis Dosis : 3 x 2,5mg dengan interval 12 jam dalam seminggu dengaan dosis total 7,5mg Efek samping : nyeri kepala, alopesia, gangguan saluran cerna, berupa nausea, nyeri lambung stomatitis ulserosa, dan diare. Jika hebat dapat terjadi enteritis hemoragik dan perforasi intestinalc. Levodopa2 Sebenarnya dipakai untuk penyakit Parkinson yamg sekaligus menderita psoriasis Dosis : 22 x 250mg 3 x 500mg Berhasil menyembukan kurang lebih 40% kasus psoriasis Efek samping : mual, muntah, anoreksia, hipotensi, gangguan psikik, pada jantung d. DDS (diaminodifenilsulfon)2 Dipakai sebagai pengobatan psoriasis pustulosa tipe barber Dosis : 2 x 100mg /hari Efek samping : anemia hemolitik, methemoglobinemia, agranulositosis

e. Etretinat dan asitresin2 Etretinat Digunakan bagi psoriasis yang tidak bisa disembuhkan dengan obat lain, eritroderma psoriatika Pada psoriasis mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal Dosis : bulan pertama 1mg/kgBB, jika belum terjadi perbaikan dosis dapat dinaikkan menjadi 1,5 mg/kgBB Efek samping : kulit menipis, selaput lendir pda mulut, mata, dan hidung kering ; peninggian lipid darah, gangguan fungsi hepar, hyperostosis, dan teratogenik. Kehamilan sebaiknya tidak terjadi sebelum 2 tahun setelah obat dihentikan Waktu paruh eliminasinya lebih dari 100 hari Asitretin Merupakan metabolit aktif etretinat yang utama Efek samping dan manfaat serupa dengan etretinat Kelebihan : waktu paruh eliminasinya adalah 2 hari, f. Siklosporin2 Efek : imunosupresif Dosis : 6mg/kgBB sehari Bersifat netrotoksik dan hepatotoksik Bila obat dihentikan akan terjadi kekambuhang. Terapi biologik Efek : memblok langkah molecular spesifik penting pada pathogenesis psoriasis2 Infliksimab, alefaseb, etanersep, efalizumab, adalimumab, ustekimumab.7PrognosisPsoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi penyakit ini bersifat kronis dan residif. Belum ada cara yang efektif dan memberi penyembuhan yang sempurna hingga saat ini.8KesimpulanPenyakit yang dideita pasien kemungkinan besar adalah psoriasis vulgaris dikarenakan kemiripan ciri penyakit ini dengan keluhan yang disampaikan pasien yaitu adanya bercak merah bersisik semakin tebal dan meluas serta ditambah rasa gatal sejak 6 minggu yang lalu.

Daftar Pustaka1. Wasitaatmadja SM, Djuandi A, Natahusada EC. Ilmu Penyakit kulit Kelamin. Faal Kulit, Dermatosis Eritoskuamosa, Sifilis. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2013.h.7.189-203.384.2. Djuanda Adhi,dkk. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi keenam. Jakarta: FKUI; 2010. H. 189-95.3. Abdurrahman N, dkk. Anamnesis dan pemeriksaan fisis. Jakarta: Interna Publishing FKUI; 2007.4. Wolff K., Johnson R.A. Psoriasis. Dalam Wolff K., Johnson R.A. Fitzpatricks color atlas and synopsis of clinical dermatology. Edisi keenam. New York:Mc Graw Hill;2009.h.53-71.5. Albar Z. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Artitis psoriatik. Jakarta: Penerbit Buku FKUI.2010.h,2533.6. Kee JL, Hayes ER. Farmakologi. Jakarta : EGC ; 2000. h.380.7. Siregar, R.S. Penyakit jamur kulit. Edisi ke-2. Jakarta : EGC; 2005. h.24-368. Price, Sylvia. A dan Wilson, lorraince. Patofisiologi Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006. h.1392-96..

15