64
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 30 JUNI 2012 EQUITY TOWER LT.9 JL. JEND. SUDIRMAN KAV 52 – 53 TLP (021 ) 51401707, FAX (021) 51401708/09 JAKARTA -12910 Email : [email protected] http//:www.bankwindu.com

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

  • Upload
    dohuong

  • View
    250

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbk

LAPORAN KEUANGAN INTERIM 30 JUNI 2012

EQUITY TOWER LT.9 JL. JEND. SUDIRMAN KAV 52 – 53 TLP (021 ) 51401707, FAX (021) 51401708/09

JAKARTA -12910 Email : [email protected]

http//:www.bankwindu.com

Page 2: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

30 JUNI 2012

DAFTAR ISI

Halaman

Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan

PT Bank Windu Kentjana International Tbk pada akhir periode 30 Juni 2012

dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.

LAPORAN KEUANGAN

Laporan Posisi Keuangan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 1

Laporan Laba Rugi Komprehensif Untuk Periode yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 3

Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Periode yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 4

Laporan Arus Untuk Periode yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011 5

Catatan atas Laporan Keuangan 6

Page 3: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

1

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL TbkLaporan Posisi KeuanganPada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1,000,00030 Juni 2012 31 Desember 2011

ASET

Kas 104,405 108,067

Giro pada Bank Indonesia 496,643 410,733

Giro pada bank lain - pihak ketiga 31,233 60,096

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - pihak ketiga 894,764 770,253

Efek-efek - pihak ketiga 427,454 372,475

Kredit yang diberikanPihak berelasi 27,346 35,003Pihak ketiga 4,490,314 4,591,930Jumlah 4,517,661 4,626,933Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai (48,718) (71,890)Jumlah - bersih 4,468,943 4,555,043

Tagihan akseptasi - pihak ketiga 6,550 1,456

Pendapatan bunga yang masih akan diterima 16,040 16,876

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi sebesar Rp 65.726 juta pada tahun 2012 danRp 57.006 juta pada tahun 2011 112,535 121,342

Aset pajak tangguhan 6,657 6,657

Aset lain-lain - bersih 44,187 29,796

JUMLAH ASET 6,609,409 6,452,794

Page 4: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

2

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL TbkLaporan Posisi KeuanganPada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 2012 31 Desember 2011

LIABILITAS DAN EKUITAS

LiabilitasLiabilitas segera 16,431 1,504

SimpananPihak - pihak berelasi 271,451 697,755Pihak ketiga 5,586,851 5,115,937Jumlah 5,858,302 5,813,692

Simpanan dari bank lain - pihak ketiga 38,708 26,293

Liabilitas spot dan derivatif 172 -

Liabilitas akseptasi - pihak ketiga 6,550 1,456

Utang pajak 7,738 7,281

Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 21,276 16,276

Liabilitas lain-lain 48,546 28,658

Jumlah Liabilitas 5,997,721 5,895,159

EkuitasModal saham

Modal dasar -10.000.000.000 saham dengan

nilai nominal Rp 100 per sahamModal ditempatkan dan disetor -

3.756.875.883 saham 375,688 375,688Tambahan modal disetor - bersih 127,419 127,419Saldo laba - setelah eliminasi defisit sebesar

Rp 147.757 juta pada tanggal 31 Oktober 2005melalui kuasi reorganisasi 108,581 54,528

Jumlah Ekuitas 611,688 557,635

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 6,609,409 6,452,794

Page 5: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL TbkLaporan Laba Rugi KomprehensifUntuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2012 dan 2011(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1,000,000

30 Juni 2012 30 Juni 2011

PENDAPATAN DAN BEBANPendapatan bunga 292,136 215,399Beban bunga 170,810 131,942Pendapatan bunga - bersih 121,326 83,457

Pendapatan lainnya Provisi dan komisi 16,772 12,252 Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai

aset non produktif, komitmen dan kontijensi 655 1,349 Keuntungan selisih kurs mata uang asing - bersih 1,694 351 Keuntungan penjualan surat berharga 537 259 Keuntungan atas kenaikan nilai wajar efek-efek 12,455 4,497 Lainya 42,229 34,457

Jumlah pendapatan lainnya 74,341 53,165

Beban lainnya Umum dan administrasi 38,081 36,916Tenaga kerja 53,851 43,811Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif 8,807 25,226Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi - 6,385Kerugian atas penurunan nilai wajar efek-efek 11,723 3,321 Kerugian atas penurunan nilai wajar spot dan derivatif 172 -Lainya 10,962 256

Jumlah beban lainnya 123,596 115,915

Beban lainnya - bersih (49,255) (62,750)

LABA SEBELUM PAJAK 72,071 20,707

BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK Kini 18,018 5,638 Tangguhan - - Jumlah 18,018 5,638

LABA BERSIH 54,053 15,069

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - -

JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF 54,053 15,069

LABA PER SAHAM DASAR (Dalam Rupiah Penuh) 14.39 4.01

Page 6: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL TbkLaporan Perubahan EkuitasUntuk Periode yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

MODAL LABA TOTAL MODAL LABA TOTALDISETOR DITAHAN DISETOR DITAHAN

A. MODAL DASAR10.000.000.000 lbr saham @ Rp.100

Rp. 1.000.000.000.000,-

B. MODAL DITEMPATKAN &

DISETOR

3.756.875.883 lbr saham @ Rp.100,- 375,688 375,688 375,688 375,688

C. TAMBAHAN MODAL

- Agio Saham 127,419 127,419 127,419 127,419

- Disagio (-/-) -Cadangan Umum & Tujuan -Laba / Rugi Tahun Lalu 18,314 18,314 54,528 54,528 -Penurunan Nilai Surat Berharga

-Revaluasi aset Tetap

LABA BERJALAN 1 JANUARI

S/D 30 Juni 2011 dan 2012 3,874 3,874 54,053 54,053

SALDO PER 30 Juni 2012 503,107 22,188 525,295 503,107 108,581 611,688

TAHUN 2012TAHUN 2011

KOMPEN

Page 7: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

5

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL TbkLaporan Arus KasUntuk Periode yang berakhir 30 Juni 2012 dan 2011(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1,000,00030 Juni 2012 30 Juni 2011

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPendapatan bunga, provisi dan komisi 301,285 223,363 Beban bunga dan beban keuangan lainnya (170,810) (131,943) Keuntungan selisih kurs mata uang asing - bersih 1,694 1,349 Beban umum dan administrasi (55,370) (43,811) Beban tenaga kerja (53,851) (67,868) Pendapatan diterima lainya - bersih 57,775 39,877

Arus kas operasional sebelum perubahan asetdan Liabilitas operasi 80,724 20,967

Penurunan (kenaikan) Aset operasi :Efek-efek 144,945 (79,675) Kredit 86,100 (422,158)Tagihan akseptasi (5,094) 2,360Aset lain-lain (13,554) (35,404)

Kenaikan (penurunan) liabilitas operasi :Liabilitas segera 9,542 (16,999) Simpanan dan simpanan dari bank lain 57,025 429,177 Liabilitas akseptasi 5,094 (2,351) Utang pajak (1,228) 5,638 Liabilitas lain-lain 14,112 (3,460)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 377,666 (101,906)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIHasil penjualan aset tetap 68 3,742 Perolehan Aset tetap 87 16,122

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas investasi 155 19,864

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPenerimaan dari penerbitan saham - - Biaya emisi saham - -

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan - -

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 377,821 (82,042)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 1,149,224 957,139 Pengaruh perubahan kurs mata uang asing - -

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 1,527,045 875,097

PENGUNGKAPAN TAMBAHANKas dan Setara Kas terdiri dari :

Kas 104,405 86,772Giro pada Bank Indonesia 496,643 327,119Giro pada Bank Lain 31,233 39,218Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 894,764 421,988

Jumlah Kas dan Setara Kas 1,527,045 875,097

Page 8: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan

PT. Bank Windu Kentjana International (d/h PT. Bank Multicor Tbk.) (atau selanjutnya disebut "Perusahaan") didirikan pada tanggal 2 April 1974 berdasarkan Akta No. 4 dari Bagijo, SH, notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. Y.A 5/369/19 tanggal 12 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 November 1974, tambahan No. 719.

Pada tahun 2007, berdasarkan Akta No. 170 tanggal 28 November 2007 dari Eliwaty Tjitra, SH notaris di Jakarta, nama perusahaan diubah menjadi PT. Bank Windu Kentjana International Tbk. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 189 tanggal 24 Juni 2010 dari Eliwaty Tjitra, SH, notaris di Jakarta mengenai penyesuaian Anggaran Dasar terhadap Peraturan Nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan Ketua bapepam-LK No.Kep.179/BL/2008 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan penawaran umum efek bersifat ekuitas dan perusahaan publik.

Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-39470.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 10 Agustus 2010.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor Pusat di Equity Tower Lantai 9, Jl. Jend Sudirman Kav 52 - 53 Jakarta. Perusahaan mempunyai 1 kantor Pusat, 22 Kantor Cabang, 20 Kantor Cabang Pembantu dan 31 Kantor kas yang berlokasi di Pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Kepulauan Riau, dan Tanjung Pinang sehingga total seluruh kantor 74 Kantor. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Perusahaan telah beroperasi secara komersial sejak tahun 1974. Perusahaan adalah sebuah Bank devisa swasta nasional.

B. Penggabungan Usaha dengan PT. Bank Windu Kentjana

Untuk memperkuat struktur Permodalan terkait dengan implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) , para pemegang saham PT. Bank Multicor Tbk dan PT. Bank Windu Kentjana, telah menyetujui untuk melakukan penggabungan usaha ( merger ). Rencana merger tersebut telah dituangkan dalam ” Usul Inti Kesepakatan Pemegang Saham PT. Bank Windu Kentjana dan PT. Bank Multicor Tbk tanggal 31 Juli 2007. Dalam penggabungan ini PT. Bank Multicor Tbk bertindak selaku” Perusahaan yang menerima Penggabungan dan PT. Bank Windu Kentjana, sebagai ” Perusahaan Yang Akan Bergabung”. Pada tanggal 2 Oktober 2007, Perusahaan telah mengajukan Pernyataan Penggabungan kepada Bapepam–LK dan telah mendapat persetujuan efektif sesuai dengan Surat Ketua Bapepam dan LK dengan No. S-5968/BL/2007 tanggal 26 November 2007.

Page 9: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7

Berdasarkan Akta No. 170 PT. Bank Multicor Tbk tentang Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 November 2007 dari Eliwaty Tjitra, SH, notaris di Jakarta, menyetujui beberapa hal sebagai berikut :

1. Menyetujui penggabungan usaha ( merger ) PT. Bank Windu Kentjana ke dalam PT. Bank

Multicor Tbk. 2. Menyetujui Rancangan Penggabungan Usaha ( Merger ) yang telah disusun bersama-sama

oleh Direksi PT. Bank Windu Kentjana dan Direksi PT. Bank Multicor Tbk. 3. Menyetujui konsep Akta Penggabungan ( merger ) dan konsep Akta Perubahan Anggaran

Dasar Perusahaan. 4. Menyetujui perubahan susunan Direksi dan komisaris Perusahaan. 5. Mengubah seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, antara lain:

Perubahan nama dari PT. Bank Multicor Tbk menjadi PT. Bank Windu Kentjana International Tbk dan perubahan lokasi.

§ Perubahan Modal Dasar Perusahaan Rp. 1 Triliun ( 1.000.000.000.000 ) yang terbagi

atas 10.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 100, dan modal Ditempatkan dan Disetor 2.742.245.170 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 274.224.517.000,- dengan perincian sebagai berikut :

Jumlah Saham Nominal Jumlah Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

Ir. Syamsuar Halim 593.457.809 Rp. 100,- 59.345.780.900 PT. Mitra Wadah Kencana 556.706.008 Rp. 100,- 55.670.600.800 Drs. Johnny Wiraatmadja 361.275.699 Rp. 100,- 36.127.569.900 PT. BCA Finance 129.093.590 Rp. 100,- 12.909.359.000 Masyarakat 379.160.665 Rp. 100,- 37.916.066.500 Total 2.742.245.170 274.224.517.000

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/67/KEP.GBI/2007 tanggal 18 Desember 2007, Bank Indonesia telah memberikan izin penggabungan usaha PT. Bank Windu Kentjana ke dalam PT. Bank Multicor Tbk. dan Keputusan Gubernur Bank Indonesia tersebut mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan Anggaran Dasar PT. Bank Multicor Tbk, Perusahaan Hasil Penggabungan Oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-00982.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 8 Januari 2008.

Dengan efektifnya penggabungan, maka seluruh kepemilikan saham PT. Bank Windu Kentjana dihapuskan serta dilakukan konversi dan alokasi saham Perusahaan (berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Penilai Independen ) sebagai berikut :

Page 10: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8

Sebelum Merger Setelah Merger Eks PT. Bank Multicor Tbk 1.729.245.170 2.185.539.162 Eks PT. Bank Windu Kentjana 202.600 556.706.008

Sejak tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum antara nasabah/relasi bisnis eks PT. Bank Windu Kentjana dengan PT. Bank Multicor Tbk telah dialihkan ke PT. Bank Windu Kentjana International Tbk.

• Neraca proforma setelah efektifnya penggabungan usaha pada tanggal 08 Januari 2008

telah dipublikasikan pada tanggal 6 Pebruari 2008 pada Koran Bisnis Indonesia.

C. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 20 Juni 2007 melalui surat No.S-3023/BL/2007 dari ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK) Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif untuk melakukan penawaran umum perdana atas 300.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp. 100 per saham. Saham-saham Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2007. Pada tanggal 31 Desember 2009 seluruh saham Perusahaan sebanyak 2.742.245.170 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 24 Juni 2010 melalui surat No. S-5684/BL/2010 dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif untuk Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Saham-saham Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Juli 2010. Pada tanggal 31 Desember 2011 seluruh saham Perusahaan sebanyak 3.756.875.883 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 27 Juni 2012 perseroan telah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK) melalui surat nomor : S-8057/BL/2012 untuk melaksanakan Penawaran Umum Terbatas II (PUT II) dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 525.962.624 Waran Seri I yang akan diterbitkan dengan nominal Rp 100,- menyertai Saham Biasa Atas Nama hasil pelaksanaan HMETD tersebut dimana pada setiap 1 (satu) saham baru tersebut melekat 1 (satu) Waran Seri I yang diberikan secara Cuma-Cuma

Setelah pelaksanaan right issue (HMETD), jumlah saham Perseroaan menjadi sebesar 4.282.838.507 lembar saham.

Page 11: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9

D. Karyawan , Direksi dan Dewan Komisaris

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan per tanggal 30 Juni 2012 sebagai berikut: Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Sjerra Salim Komisaris : Ir.Syamsuar Halim Komisaris Independen : Mohamad Hasan

Komisaris Independen : Djunyanto Thriyana Direksi

Direktur Utama : Herman Sujono Wakil Direktur Utama : Hendri Kurniawan

Direktur : Tohir Sutanto Direktur : Setiawati Samahita

Direktur : Andreas Herman Basuki *

* Efektif terhitung sejak mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. Perusahaan memiliki Komisaris Independen sebagaimana dipersyaratkan oleh Bapepam-LK sebagai perusahaan terbuka, yaitu Mohamad Hasan yang telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia pada tanggal 07 Juni 2010 dan telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 24 Juni 2010 dan Djunyanto Thriyana yang telah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 28 Juni 2012.

Per tanggal 30 Juni 2012 komite yang ada adalah sebagai berikut : Susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut: Ketua : Mohamad Hasan Anggota : Rusmin Anggota : Donny Pradono Suleiman

Susunan Komite Pemantau Resiko adalah sebagai berikut : Ketua : Anggota : Rusmin Anggota : Donny Pradono Suleiman

Susunan Komite Renumerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut : Ketua : Mohamad Hasan Anggota : Syamsuar Halim Anggota : Andreas Basuki

Jumlah rata-rata karyawan pada bulan Juni 2012 dan 2011 adalah sebanyak 954 karyawan dan 1130 karyawan.

Page 12: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan untuk tahun yang akhir 30 Juni 2012 disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (‘PAPI’) 2008, pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan BI, dan peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi dan Perbankan”. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas.

Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas, kas dan setara kas termasuk kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan simpanan yang sangat likuid dengan jatuh tempo tiga (3) bulan atau kurang dari tanggal perolehan. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kas dan setara kas untuk tujuan penyusunan laporan arus kas temasuk kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain. Perubahan ini disebabkan dari pencabutan PSAK 31”Akuntansi Perbankan” efektif 1 Januari 2010. Dengan demikian, untuk tujuan perbandingan penyajian, laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 telah disajikan kembali.

Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang rupiah. Angka-angka yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan ini adalah dalam jutaan Rupiah, kecuali bila dinyatakan secara khusus.

b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) Revisi

Efektif tanggal 1 januari 2011, perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) berikut: (i) PSAK No.1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, mengatur penyajian laporan

keuangan, antara lain tujuan, komponen laporan keuangan, penyajian yang wajar, materialitas dan agregat, saling hapus, pemisahan antara asset lancar dan tidak lancar, serta liabilitas jangka pedek dan jangka panjang, informasi komparatif dan konsistensi. Selain itu PSAK No.1 juga memperkenalkan pengungkapan baru antara lain estimasi dan pertimbangan untuk akun-akun utama, manajemen permodalan, dan pendapatan komprehensif lain. Standar ini memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi secara bersama-sama dengan “pendapatan komprehensif lain”. Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan laba rugi komprehensif atau dua laporan yaitu laporan laba rugi terpisah dan laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan dan

Page 13: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11

menyajikan laporan keuangan tahun sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan pada tanggal 31Desember 2011.

(ii) PSAK No.5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, yang mensyaratkan informasi dilaporan dalam setiap segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular kepada pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. PSAK ini menyempurnakan definisi segmen operasi dan mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Perusahaan menyajikan informasi segmen tahun sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.

(iii) PSAK No.7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” mensyaratkan pengungkapan pihak-pihak berelasi, transaksi, saldo, dan komitmen dalam laporan keuangan.

(iv) PSAK No.25 (Revisi 2009) – Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan kesalahan. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi. Sejak tanggal 1 Januari 2011 perusahaan menentukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi atau garansi bank., letter of credit, dan fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan berdasarkan selisih antara biaya perolehan diamortisasi (nilai tercatat) dan niai kini pembayaran liabilitas yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi besar kemungkinan terjadinya). Berdasarkan Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, perusahaan tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian atas aset nonproduktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi. Namun, perusahaan tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Sebelum 1 Januari 2011, perusahaan menentukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan sesuai dengan Surat Bank Indonesia No.12/516/DPNP/IDPnP tanggal 21 September 2010. Penentuan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi diklasifikasikan menjadi lima kategori dengan persentase minimum penyisihan kerugian sebagai berikut:

Kategori Persentase minimum cadangan kerugian

penurunan nilaiLancar 1%Dalam perhatian khusus 5%Kurang lancar 15%Diragukan 50%Macet 100%

Page 14: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

Persentase di atas berlaku untuk komitmen dan kontinjensi (fasilitas kredit diberikan yang belum digunakan, letter of credit, dan bank garansi) dikurangi nilai agunan, kecuali untuk komitmen dan kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancer dimana persentasenya langsung diterapkan atas saldo komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan. Cadangan kerugian penurunan nilai asset non-produktif. Sejak tanggal 1 Januari 2011, perusahaan menentukan cadangan kerugian penurunan nilai asset non-produktif pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual. Sebelum 1 Januari 2011 cadangan kerugian penurunan nilai asset non-produktif ditetapkan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengklasifikasikan asset non-produktif dalam 4 kategori dengan besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut:

Kategori Persentase cadangan kerugian

penurunan nilaiLancar Minimum 1%Kurang lancar Minimum15%Diragukan Minimum 50%Macet 100%

Dampak perubahan penentuan cadangan kerugian penurunan nilai di atas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Berikut ini adalah standar baru dan revisi atas standar dan interpretasi standar yang relevan terhadap laporan keuangan perusahaan dan wajib diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, tetapi tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan perusahaan. PSAK 1. PSAK NO.2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas. 2. PSAK NO.3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim 3. PSAK NO.8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 4. PSAK No.23 (Revisi 2010), Pendapatan 5. PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset 6. PSAK No.57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi ISAK 1. ISAK No.17 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai Berikut ini adalah standar baru dan revisi atas standard an interpretasi standar yang wajib

Page 15: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, tetapi tidak relevan terhadap laporan keuangan perusahaan: PSAK 1. PSAK NO.4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan

Tersendiri. 2. PSAK NO.12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. 3. PSAK NO.15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi. 4. PSAK NO.19 (Revisi 2010), Aset tak Berwujud. 5. PSAK NO.22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis. 6. PSAK NO.58 (Revisi 2009), Aset tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

Dihentikan. ISAK 1. ISAK No.7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus 2. ISAK No.9 (Revisi 2009), Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna operasi, Restorasi, dan

Liabilitas Serupa 3. ISAK No.10 (Revisi 2009), Program Loyalitas Pelanggan 4. ISAK No.11 (Revisi 2009), Distribusi Aset Non Kas kepada Pemilik 5. ISAK No.12 (Revisi 2009), Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Non Moneter oleh

venturer 6. ISAK No.14 (Revisi 2009), Aset Tak Berwujud – Biaya Situs web

c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Perusahaan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing yang terjadi di sepanjang tahun tercatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinnya transaksi yang bersangkutan.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia melalui reuters pada pukul 16.00 WIB. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran asset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dicatat dalam laba rugi tahun berjalan.

Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas dalam mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 adalah kurs Reuters jam 16.00 WIB masing-masing sebesar:

Page 16: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

Jun-2012 Jun-2011

Euro 11,812.95 12,418.18 Dolar Amerika Serikat 9,392.50 8,575.50 Dolar Autralia 9,552.65 9,202.37 Dolar Singapura 7,398.00 6,979.26 Dolar Hongkong 1,211.03 1,101.90 Yen Jepang 118.16 106.68

d. Transaksi Pihak – pihak Berelasi Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Definisi pihak berelasi adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak berelasi dan sesuai dengan peraturan BI No. 8/13/PBI/2006 mengenai ”Perubahan atas Peraturan BI No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum”. Suatu pihak dianggap berelasi dengan perusahaan jika:

1. Secara langsung, atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara: a. Mengendalikan, dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama

dengan perusahaan. b. Memiliki kepentingan pada perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan

atas perusahaan. c. Memiliki kontrol bersama atas perusahaan.

2. Suatu entitas adalah perusahaan asosiasi. 3. Suatu entitas merupakan ventura bersama dimana perusahaan sebagai venturer. 4. Personil manajemen kunci perusahaan dan/atau entitas induk perusahaan. 5. Anggota keluarga terdekat dari pihak yang diidentifikasikan dalam (1) atau (4) 6. Entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau secara signifikan dipengaruhi

oleh, atau hak suara dalam entitas tersebut, secara lansung atau tidak langsung oleh individu yang dimaksud dalam (4) atau (5).

7. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja perusahaan atau perusahaan lain yang terkait dengan perusahaan.

e. Penggunaan Estimasi

Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan dan beban. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.

f. Instrumen Keuangan

Kebijakan Akuntansi

Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang berlaku efektif 1 Januari 2010.

Perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada neraca, jika dan hanya jika,

Page 17: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut.

Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi.

Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrument keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi. Pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrument keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.

Page 18: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya.

Laba/Rugi Hari ke-1

Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan menerapkan metode pengakuan ”Laba/Rugi Hari ke-1” yang sesuai. Aset Keuangan 1. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi asset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan asset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila asset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak

konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau

b. Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan,

atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar,

Page 19: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau

c. Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif

melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada neraca pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan. Pada tanggal 30 Juni 2012, kategori ini mencakup investasi dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Bank Indonesia (FASBI), Fine Tune Operation (FTO), Obligasi Pemerintah, dan obligasi korporasi.

2. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau asset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 30 Juni 2012, kategori ini mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, pendapatan bunga yang masih akan diterima, dan aset lain-lain dalam bentuk uang jaminan, tagihan penjualan agunan yang diambil alih, dan tagihan transaksi ATM.

3. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dan manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah

Page 20: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh asset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual.

Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.

4. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu - waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi pasar. Setelah pengukuran awal, asset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari efek hutang - tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk efek hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca dan laporan perubahan ekuitas. Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi langsung diakui dalam laporan laba rugi. Jika Perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama. Bunga yang diperoleh dari asset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 30 Juni 2012, Perusahaan tidak memiliki asset keuangan dalam kategori ini.

Liabilitas Keuangan 1. Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Liabilitas

keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini.

Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi.

Page 21: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

Pada tanggal 30 Juni 2012, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan dalam kategori ini.

2. Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang dimiliki tidak untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrument keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau asset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan liabilitas keuangan tersebut, dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 30 Juni 2012, kategori ini mencakup liabilitas segera, simpanan, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, dan liabilitas lain-lain.

Instrumen Keuangan Derivatif Derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif jika seluruh kondisi berikut terpenuhi: a. Karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan

karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama. b. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat

memenuhi definisi sebagai derivatif. c. Instrumen campuran atau instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi komprehensif. Derivatif yang berdiri sendiri dan derivatif melekat yang dipisahkan diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pada pengakuan awal, instrumen derivatif diukur pada nilai wajar pada tanggal transaksi derivatif terjadi atau dipisahkan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajar.

Derivatif disajikan sebagai aset apabila nilai wajarnya positif, dan disajikan sebagai liabilitas apabila nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi dari perubahan nilai wajar derivatif langsung

Page 22: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Manajemen menelaah apakah derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya pada saat pertama kali. Perusahaan menjadi salah satu pihak dari kontrak tersebut. Penelaahan kembali dilakukan apabila terdapat perubahan syarat-syarat kontrak yang mengakibatkan modifikasi arus kas secara signifikan.

Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan asset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu asset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi telah mengalami penurunan nilai. 1. Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk asset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka asset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas asset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi komprehensif. Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, asset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi

Page 23: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset dievaluasi. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara koletif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis, tetapi sudah tidak ada lagi pada saat ini.

Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan pemulihan atas akun cadangan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi, dengan ketentuan pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan.

2. Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk asset keuangan serupa.

3. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas. Atas instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang

Page 24: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.

Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan

1. Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika:

a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;

b. Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas asset keuangan, tetapi telah mentransfer pengendalian atas asetkeuangan tersebut.

Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas asset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan asset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai asset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan.

2. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Kebijakan Akuntansi Instrumen Keuangan Sebelum Tanggal 1 Januari 2010 Penempatan pada bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

Page 25: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

Efek-efek Pengakuan awal dan pengukuan selanjutnya atas efek-efek dicatat berdasarkan klasifikasi efek-efek sebagaimana ditetapkan oleh manajemen sesuai dengan PSAK No.50 (1999) tentang “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Efek-efek diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat perolehan, sebagai berikut: 1. Efek yang tujuan investasinya untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)

disajikan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Bila terjadi penurunan nilai wajar di bawah biaya perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) yang bersifat permanen, maka biayaperolehan efek individual harus diturunkan sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan dalam laporan laba rugi tahunan berjalan.

2. Efek yang tujuan investasinya tersedia untuk dijual (available for sale) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya dicatat sebagai komponen ekuitas dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai laba atau rugi tersebut direalisasi.

3. Efek yang tujuan investasinya untuk diperdagangkan (trading) adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui dalam laba rugi tahun yang bersangkutan.

Pemindahan efek ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dari tersedia untuk dijual dicatat sebagai nilai wajarnya pada saat pemindahan kelompok efek tersebut. Laba atau rugi yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama sisa umur efek tersebut. Pemindahan efek ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dari perdagangan dicatat sebagai nilai wajar pada saat transfer, yang dianggap sebagai biaya perolehan dari efek tersebut. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ekuitas ditentukan berdasarkan metode biaya perolehan rata-rata, sedangkan biaya perolehan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus. Tagihan dan Liabilitas Derivatif Perlakuan akuntansi untuk tagihan dan liabilitas derivatif mengacu pada PSAK 55 (Revisi 1999) tentang Akuntansi Instrumen Derifatif dan Aktivitas Lindung Nilai.

Page 26: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

Instrumen derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan diperlukan sebagai instrumen derivatif, jika seluruh kriteria tersebut terpenuhi maka: 1. Karakteristik ekonomis dan risiko instrument derivatif melekat tidak secara jelas dan erat

berhubungan dengan karakteristik ekonomis dan risiko kontrak utama. 2. Instrumen derivatif yang mencakup instumen derivatif melekat pada kontrak utama tidak

dinilai kembali sesuai dengan nilai wajarnya berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum.

3. Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan imstrumen derivatif melekat dapat merupakan instrumen derivatif seperti yang diatur berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum.

Apabila suatu entitas tidak dapat secara pasti mengidentifikasi dan mengukur instrumen derivatif melekat yang harus dipisahkan dari kontrak utama, maka keseluruhan perjanjian diukur dengan nilai wajar. Tagihan dan liabilitas derivatif disajikan sebesar keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang berasal dari kontrak derivatif dengan tujuan bukan untuk lindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tersebut dihitung dari selisih antara nilai kontrak dan nilai wajar instrumen derivatif pada tanggal pelaporan.

Kredit Kredit yang diberikan dinyatakan berdasarkan saldo kredit dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas dan kredit yang diberikan. Restrukturisasi Kredit Bermasalah Dalam restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit yang tidak mengakibatkan penerimaan aset (termasuk penerimaan saham dari debitur), dampak restrukturisasi tersebut dicatat secara prospektif dan tidak mengubah nilai kredit pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru. Dampak perubahan jumlah, saat jatuh tempo, atau keduanya penerimaan kas yang diperuntukkan baik sebagai bunga maupun pokok kredit diakui secara prospektif dalam periode yang akan datang. Tagihan Akseptasi dan Liabilitas Akseptasi Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar nilai L/C atau nilai realisasi L/C yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas dari tagihan akseptasi.

Page 27: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain Simpanan dan simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar saldo liabilitas perusahaan kepada nasabah dari bank lain.

g. Giro Wajib Minimum (GWM)

Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peraturan No. 10/25/PBI/2008 mengenai perubahan atas Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan Peraturan No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing yang berlaku efektif pada tanggal 1 November 2010, kecuali untuk GWM Loan to Deposit (LDR) berlaku efektif pada 1 Maret 2011. Pada tanggal 9 Februari 2011, Bank Indonesia telah menerbitkan Peratuaran No. 13/10/PBI/2011 mengubah Peraturan No. 12/19/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM terdiri dari GWM Rupiah dan GWM mata uang asing. GWM Rupiah terdiri dari GWM Utama, GWM Sekunder, dan GWM LDR.

GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga. GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau kelebihan cadangan (Excess Reserve), yang besarnya ditetapkan BI sebesar persentase tertentu. GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia sebesar persentase dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihitung berdasarkan selisih LDR yang dimiliki oleh Bank dan target LDR yang wajib dipenuhi oleh Bank.

h. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk deposito berjangka, call money, deposit on call dan lain-lain. Penempatan pada bank diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai, sedangkan penempatan pada Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan dicatat pada nilai wajarnya.

Page 28: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

i. Kredit yang diberikan

Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi hutang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu. Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Perusahaan.

Restrukturisasi Kredit Selama tahun 2010 dan 2011, jenis restrukturisasi kredit bermasalah adalah dengan modifikasi persyaratan kredit. Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan pendapatan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.

j. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Penilaian kualitas dan cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan terhadap asset produktif dan asset non-produktif. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, efek-efek, kredit, tagihan akseptasi, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Aset non-produktif merupakan aset non - keuangan, terdiri dari agunan yang diambil alih (AYDA) dan properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Penerapan Ketentuan Transisi dari Bank Indonesia untuk Penurunan Nilai Secara Kolektif

Pada tanggal 8 Desember 2009, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan Surat Edaran No. 11/33/DPNP yang mengatur mengenai estimasi penurunan nilai kolektif kredit yang diberikan dengan keterbatasan pengalaman kerugian spesifik. Bagi bank yang belum memiliki data kerugian historis yang memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit yang

Page 29: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

diberikan secara kolektif sesuai dengan persyaratan dalam PSAK 55 (Revisi 2006) dan PAPI, maka pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai dapat menggunakan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”, sebagaimana telah diterapkan oleh Perusahaan sejak sebelum 1 Januari 2010. Sesuai dengan itu, tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan ketentuan transisi dari BI tersebut. Sejak Januari 2012, Perusahaan telah menerapkan cadangan kerugian penurunan nilai kolektif. Penentuan kualitas aset dan cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum” dengan perubahan terakhir melalui Peraturan Bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Produktif

Cadangan kerugian penurunan nilai asset produktif serta estimasi komitmen dan kontinjensi berdasarkan penelaahan terhadap kualitas masing-masing asset produktif, komitmen dan kontinjensi sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengklasifikasikan aset produktif tersebut dalam lima (5) kategori dengan besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut:

Persentase Minimun Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Kategori Lancar 1% Dalam perhatian khusus 5% Kurang lancar 15% Diragukan 50% Macet 100%

Persentase cadangan kerugian penurunan nilai di atas diterapkan terhadap saldo asset produktif setelah dikurangi nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia kecuali untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai lancar yang diterapkan terhadap saldo asset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan. Sertifikat Bank Indonesia (SBI), penempatan pada Bank Indonesia, dan obligasi Pemerintah tidak disyaratkan untuk dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai. Cadangan kerugian penurunan nilai untuk komitmen dan kontinjensi (kecuali akseptasi) yang dibentuk, disajikan dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”. Pembentukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”. Aset produktif dihapusbukukan dengan cadangan kerugian penurunan nilai asset produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aset produktif tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan atau sulit untuk ditagih.

Page 30: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif yang bersangkutan pada saat diterima kembali. Jika jumlah yang diterima kembali lebih besar daripada nilai pokok, kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.

k. Aset Tetap

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan, amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah asset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dan amortisasi dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat asset tetap atau jangka waktu sewa, yang mana lebih pendek (khusus untuk perbaikan asset yang disewa) sebagai berikut:

Jenis Aset Tahun

Bangunan dan prasarana 20 Inventaris kantor 3 Kendaraan 5 Perbaikan Aset yang Disewa 10

Aset tetap yang tidak digunakan (property terbengkalai) dinyatakan berdasarkan nilai tercatat atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah, dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aset lain-lain”. Atas properti terbengkalai, dibentuk penyisihan penghapusan aset non-produktif sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Aset dalam penyelesaian merupakan aset tetap dalam pembangunan yang dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai secara substansial dan siap digunakan sesuai tujuannya. Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset

Page 31: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29

tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Perubahan yang dilakukan merupakan perubahan estimasi dan diterapkan secara prospektif. Penyesuaian yang timbul diakui pada laporan laba rugi.

l. Agunan Yang Diambil Alih

Tanah dan aset lainnya (agunan kredit yang telah diambil alih oleh Perusahaan) disajikan dalam perkiraan " Aset lain-lain". Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi biaya-biaya untuk pelepasan asset tersebut. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih, dibebankan ke dalam akun penyisihan penghapusan aset produktif. Jika nilai realisasi bersih di atas saldo kredit, agunan yang diambil alih diakui sebesar saldo kredit. Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan. Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Atas agunan yang diambil alih, dibentuk penyisihan penghapusan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

m. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus

n. Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain

Simpanan dan simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan

Page 32: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan dan simpanan dari bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima. Simpanan merupakan liabilitas kepada nasabah dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka.

Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan syarat tertentu yang disepakati pada saat pembukaan rekening tabungan. Penarikan atas tabungan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau instrumen sejenis, tetapi menggunakan formulir penarikan tersendiri yang hanya berlaku di bank yang bersangkutan dan/atau menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dengan nasabah pada saat penempatannya, dimana nasabah akan dikenakan penalti apabila melakukan penarikan sebelum tanggal jatuh temponya. Simpanan dari bank lain merupakan liabilitas kepada bank lain dalam bentuk deposito berjangka, giro dan interbank call money kurang dari atau 90 hari.

o. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham dikurangkan dari bagian tambahan modal disetor yang timbul dari penerbitan saham dan tidak diamortisasi.

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga

Sejak 1 Januari 2010, Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan diakui secara akrual di dalam laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrument keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait asset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang, serta tersedia untuk dijual telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah penurunan nilai diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.

Page 33: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

Sebelum 1 Januari 2010, diskonto dan premi diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus dan dicatat sebagai penyesuaian atas bunga. Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasi sebagai non-performing, pendapatan bunga tersebut diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas asset non-performing yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai. Kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya (tidak termasuk efek-efek) diklasifikasikan sebagai non-performing jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan, efek-efek diklasifikasikan sebagai non-performing jika penerbit efek tidak dapat memenuhi pembayaran bunga dan atau pokok.

Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga

q. Pengakuan Pendapatan dari dan Beban Provisi dan Komisi dan Lainya.

Provisi and Komisi Terkait Instrumen Keuangan Pendapatan dan beban provisi komisi terkait perolehan instrumen keuangan dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman diberikan dan piutang, serta tersedia untuk dijual, atau terkait jangka waktu tertentu, dicatat sebagai bagian dari nilai wajar asset atau liabilitas keuangan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan menggunakan suku bunga efektif.

Provisi dan Komisi Lainnya Provisi dan komisi lainnya yang tidak terkait dengan kegiatan perolehan instrumen keuangan dan jangka waktu tertentu, diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang pada saat terjadinya transaksi. Pendapatan provisi dan komisi lainnya, meliputi pendapatan yang tidak terkait dengan kredit, seperti pendapatan terkait dengan ekspor impor dan bank garansi, diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan.

Pendapatan dan Beban Lainya Pendapatan lainya diakui pada saat terjadinya. Beban Lainya diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan metode akrual.

Page 34: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

r. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi suatu asset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai asset perlu dilakukan, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan asset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk asset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar asset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali asset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari asset atau atau kelompok asset lain. Jika nilai tercatat asset lebih besar daripada nilai terpulihkanya, maka asset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai asset tercatat diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dari nilai waktu uang dan resiko spesifik atas asset. Dalam menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia. Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menetukan nilai wajar asset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu (valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia. Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari asset yang diturunkan nilainya. Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai asset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan asset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya dipulihkan hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan asset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat asset dinaikan ke jumlah terpulihkanya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk asset tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan asset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat asset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

s. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul

Page 35: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33

dari perbedaan jumlah tercatat tarif dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak tarif dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum terkompensasi, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di neraca, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan, ketika hasil banding telah ditentukan.

t. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

u. Imbalan Kerja

Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada neraca setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian actuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.

v. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Page 36: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

Efektif 1 Januari 2011, PSAK No. 5 (Revisi 2009) mensyaratkan identifikasi segmen operasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Perusahaan yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Perusahaan. Sebaliknya, standar terdahulu mengharuskan Perusahaan untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama).

b) Hasil opersinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya)

w. Kejadian Setelah Periode Pelaporan

Kejadian-kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca yang menyediakan informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan pada tanggal neraca sehingga perlu dilakukan penyesuaian, jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan Kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian, apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan

3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan, dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan, dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Cadangan kerugian penurunan nilai dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aset keuangan. Pada setiap tanggal neraca Perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas,

Page 37: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35

antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas asset keuangan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.

4. Giro pada Bank Indonesia

Jun-2012 Dec-2011

Rupiah 466,117 370,836 Mata uang asing 30,526 39,897

Jumlah 496,643 410,733

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI), setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di BI untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK) baik dalam Rupiah maupun mata uang asing.

GWM Perusahaan dalam mata uang Rupiah pada tanggal 30 Juni 2012, 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2011 untuk persentase GWM Utama Rupiah masing-masing adalah 8.39%, 8.05% dan 8.04%, sedangkan GWM Utama Valas 8.55%, 8.35% dan 8.39%.

5. Giro pada Bank Lain

Jun-2012 Dec-2011

RupiahPihak ketiga 9,212 8,316

Mata uang asingPihak ketiga 22,021 51,780

Jumlah 31,233 60,096

Page 38: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

6. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Transaksi Penempatan pada Bank lain untuk periode 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 sebagai berikut:

Jun-2012 Dec-2011

RupiahBank Indonesia 874,764 770,253

Call moneyBank Hana 20,000 -

Jumlah 894,764 770,253 7. Efek - efek

Jun-2012 Dec-2011

RupiahPihak ketiga

Aset keuangan pada nilai wajar melaluilaporan laba rugi

Obligasi korporasi 111,599 106,107 Obligasi Pemerintah 189,656 15,562

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 77,633 255,000 Pendapatan diterima di muka (450) (5,569) Nilai Bersih 77,183 249,431

Jumlah - Aset keuangan pada nilai nihilwajar melalui laporan laba rugi 378,437 371,100

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi korporasi 1,375 1,375 Obligasi Pemerintah 47,641 -

427,454 372,475

Tingkat bunga rata-rata per tahun :

Jun-2012 Dec-2011

RupiahSBI 5.32% 4.57%Obligasi 8.23% 10.56%FASBI 3.75% 4.50%FTO Bank Indonesia 4.10% 4.54%

Page 39: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37

Peringkat obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), Moody’s Investor Services, Inc., dan Fitch, Inc. seperti yang diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

Jun-2012 Dec-2011

PT Bank Mega Tbk A- (idn) A (idn)PT Bank Mayapada International Tbk - A- (idn)PT Bank DKI id A id APT Bank CIMB Niaga Tbk AA (idn) AA (idn)PT Bank BII idAA idAAPT Bank Bukopin idA -PT Jasa Marga (Persero) Tbk - idAAPT Duta Pertiwi IdBBB+ id BBBPT Bank Permata Tbk id AA- id AA-PT Bank Victoria International Tbk BBB+ BBB+ (idn)PT Panin Sekuritas Tbk - A (idn) Efek-efek (yang dimiliki hingga jatuh tempo) diklasifikasikan berdasarkan jatuh tempo adalah sebagai berikut:

Sampai dengan Lebih dari Lebih dari Jumlah1 tahun 1-5 tahun 5 tahun

Dimiliki hingga jatuh tempoObligasi korporasi 1,375 Obligasi Pemerintah 47,641

Jumlah - Dimiliki hingga jatuh tempo - 49,016 - -

Jun-2012

Page 40: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

8. Kredit yang Diberikan

Jenis Kredit :

Jun-2012 Dec-2011

1000000Pihak berelasi

RupiahPinjaman modal kerja 8,722 16,200 Pinjaman rekening koran 6,275 6,965 Pinjaman Karyawan 6,857 6,725 Kredit Investasi 2,711 2,950 Pinjaman Konsumsi 86 1,169 Pinjaman kepemilikan rumah 2,694 994

Jumlah 27,346 35,003 Cadangan kerugian penurunan nilai (28) (203)

Jumlah - Pihak berelasi 27,318 34,800

Pihak ketigaRupiah

Pinjaman modal kerja 1,871,987 1,934,229 Kredit Investasi 947,999 1,002,878 Pinjaman rekening koran 791,871 761,227 Pinjaman kepemilikan rumah 448,269 272,795 Pinjaman Konsumsi 2,180 118,578 Pinjaman kepemilikan kendaraan bermotor 42,857 88,766 Pinjaman Chaneling 20,336 23,155 Pinjaman karyawan 13,347 18,705 Pinjaman multiguna 34,486 35,287 Trust Receipt 1,768 -

4,175,100 4,255,620

Mata uang asingPinjaman modal kerja 270,513 290,495 Pinjaman konsumsi - 1,801 Kredit investasi 44,701 44,014

Jumlah - Mata uang asing 315,214 336,310

Jumlah 4,490,314 4,591,930 Cadangan kerugian penurunan nilai (48,690) (71,687) Jumlah - Pihak ketiga 4,441,625 4,520,243

Jumlah - Bersih 4,468,943 4,555,043

Page 41: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39

Sektor Ekonomi:

Jun-2012 Dec-2011

##Rupiah

Pertanian, perburuan dan kehutanan 26,263 12,269Perikanan 3,002 2,438Pertambangan dan penggalian 104,627 249,805Industri pengolahan 511,188 431,526Listrik, gas dan air 27,601 21,334Kontruksi 252,222 241,844Perdagangan besar dan eceran 940,395 766,255Penyediaan akomodasi dan penyediaan

makan minum 296,621 332,872Transportasi, pergudangan dan

komunikasi 669,998 842,928Perantara keuangan 318,306 273,270Real estat, usaha persewaan dan jasa

perusahaan 333,628 294,387Jasa pendidikan 4,038 23,837Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 29,752 11,873Jasa kemasyarakatan, sosial budaya,

hiburan dan perorangan lainya 111,952 187,686Jasa perorangan yang melayani

rumah tangga 223 215Lain-lain 572,630 598,084Jumlah 4,202,446 4,290,623

Mata uang asingPerikanan 1,031 996Pertambangan dan penggalian 1,913 43,978Industri pengolahan 141,390 873Kontruksi 26,052 9,486Perdagangan besar dan eceran 26,821 24,251Transportasi, pergudangan dan

komunikasi 65,296 78,962Real estat, usaha persewaan dan jasa

perusahaan 14,978 23,095Jasa kemasyarakatan, sosial budaya,

hiburan dan perorangan lainya 37,733 18,993Lain-lain 0 135,676Jumlah 315,214 336,310

Jumlah 4,517,661 4,626,933Cadangan kerugian penurunan nilai (48,718) (71,890)

Jumlah - Bersih 4,468,943 4,555,043

Page 42: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut: Berdasarkan Periode Perjanjian Kredit

Jun-2012 Dec-2011

RupiahKurang dari atau sama dengan 1 tahun 161,028 1,535,060Lebih dari 1 sampai 2 tahun 847,056 395,026Lebih dari 2 sampai 5 tahun 1,455,933 844,365Lebih dari 5 tahun 1,738,429 1,516,172

Jumlah 4,202,446 4,290,623

Mata uang asingKurang dari atau sama dengan 1 tahun - 135,891 Lebih dari 1 sampai 2 tahun 18,419 70,983 Lebih dari 2 sampai 5 tahun 204,402 66,174 Lebih dari 5 tahun 92,394 63,262

Jumlah 315,214 336,310

Jumlah 4,517,661 4,626,933Penyisihan penghapusan (48,718) (71,890)

Jumlah - Bersih 4,468,943 4,555,043

Page 43: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41

Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo

Jun-2012 Dec-2011

RupiahKurang dari atau sama dengan 1 tahun 20,405 1,911,881Lebih dari 1 sampai 2 tahun 1,774,792 210,709Lebih dari 2 sampai 5 tahun 1,034,789 1,229,439Lebih dari 5 tahun 1,372,460 938,594

Jumlah 4,202,446 4,290,623

Mata uang asingKurang dari atau sama dengan 1 tahun - 207,919 Lebih dari 1 sampai 2 tahun 182,202 36,047 Lebih dari 2 sampai 5 tahun 100,332 74,636 Lebih dari 5 tahun 32,681 17,708

Jumlah 315,214 336,310

Jumlah 4,517,661 4,626,933Penyisihan penghapusan (48,718) (71,890)

Jumlah - Bersih 4,468,943 4,555,043

Berikut ini adalah saldo kredit berdasarkan kolektibilitas:

Jun-12 Dec-11

1000000Lancar

Rupiah 3,953,781 4,091,498 Mata uang asing 315,214 335,565

Jumlah 4,268,995 4,427,063

Dalam Perhatian khususRupiah 104,399 52,599 Mata Uang Asing - 745

Jumlah 104,399 53,344

Kurang LancarRupiah 21,830 9,123

Diragukan Rupiah 21,769 71,567

MacetRupiah 100,668 65,836

Jumlah 4,517,661 4,626,933

Page 44: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

Rincian kredit bermasalah menurut sector ekonomi sebagai berikut:

Jun-12 Dec-11

1000000Rupiah

Pertanian, perburuan dan kehutanan 136 77Pertambangan dan penggalian 48,876 48,849Industri pengolahan 30,229 17,709Kontruksi 1,136 1,136Perdagangan besar dan eceran 13,915 12,732Penyediaan akomodasi dan penyediaan

makan minum 1,182 1,186Transportasi, pergudangan dan

komunikasi 26,329 27,246Perantara keuangan 0 -Real estat, usaha persewaan dan jasa

perusahaan 5,494 5,285Jasa pendidikan 583 592Jasa kemasyarakatan, sosial budaya,

hiburan dan perorangan lainya 3,445 1,532Lain-lain 12,942 30,182

Jumlah 144,267 146,526Cadangan kerugian penurunan nilai (46,628) (33,164)

Jumlah - Bersih 97,639 113,362

Kredit yang diberikan kepada karyawan terdiri dari kredit yang dibebani bunga untuk membeli rumah, kendaraan bermotor dan keperluan pribadi lainnya, dengan suku bunga per tahun sebesar 0,00% - 12,00% untuk tahun 2012 dan 2011. Kredit ini berjangka waktu antara 1 sampai dengan 20 tahun dan dilunasi melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan kredit yang dibentuk telah memadai. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011, tidak terdapat penyediaan dana kepada pihak-pihak berelasi dan pihak ketiga yang melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Perusahaan.

9. Tagihan Akseptasi dan Liabilitas Akseptasi

a. Tagihan Akseptasi

Pada tanggal 30 Juni 2012, tidak terdapat tagihan akseptasi yang mengalami penurunan nilai, sedangkan kolektibilitas tagihan akseptasi pada tanggal 30 Juni 2012 adalah lancar.

Page 45: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43

b. Liabilitas Akseptasi

Liabilitas akseptasi pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 merupakan liabilitas kepada bank lain pihak ketiga. Tagihan akseptasi dan liabilitas akseptasi berdasarkan tanggal jatuh tempo adalah kurang dari atau sama dengan 1 tahun.

10. Pendapatan Bunga yang Masih Akan Diterima

Pendapatan bunga yang masih akan diterima dalam mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 533 juta dan Rp 499 juta pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.

Jun-2012 Dec-2011

Mata uang asingPihak ketiga 6,550 1,456

Jumlah - Bersih 6,550 1,456

Jun-2012 Dec-2011

Bunga atas :Kredit yang diberikan 14,640 15,988 Efek-efek 1,398 888 Penempatan pada bank lain 2 -

Jumlah 16,040 16,876

Page 46: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

11. Aset Tetap

1 Januari 30 Juni2012 Penambahan Pengurangan 2012

Biaya perolehan:Tanah 7,559 - 7,559 Bangunan 89,348 758 (1,791) 88,315 Perbaikan aset

yang disewa 14,589 673 (957) 14,305 Inventaris kantor 40,012 1,339 (545) 40,806 Kendaraan 26,840 598 (163) 27,275 Jumlah 178,348 3,368 (3,456) 178,260

Akumulasi penyusutan danamortisasi:Bangunan 14,192 2,270 - 16,462 Perbaikan aset -

yang disewa 1,775 1,045 - 2,820 Inventaris kantor 28,355 2,887 - 31,242 Kendaraan 12,684 2,380 57 15,121 Jumlah 57,006 8,582 57 65,645

Nilai Buku 121,342 112,615

Perubahan selama tahun berjalan/Changes during the year

1 Januari 31 Desember2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2011

Biaya perolehan:Tanah 7,328 101 (360) 490 7,559 Bangunan 111,889 4,348 (28,696) 1,807 89,348 Perbaikan aset -

yang disewa 11,334 3,064 (473) 664 14,589 Inventaris kantor 33,227 6,890 (412) 307 40,012 Kendaraan 22,597 4,900 (657) 26,840 Aset dalam penyelesaian 3,268 - - (3,268) -

Jumlah 189,643 19,303 (30,238) - 178,348

Akumulasi penyusutan danamortisasi:Bangunan 15,233 5,286 (6,327) - 14,192 Perbaikan aset

yang disewa 1,375 726 (326) - 1,775 Inventaris kantor 22,645 6,117 (407) - 28,355 Kendaraan 8,596 4,456 (368) - 12,684

Jumlah 47,849 16,585 (7,428) - 57,006

Nilai Buku 141,794 121,342

Changes during the yearPerubahan selama tahun berjalan/

Beban penyusutan dan amortisasi adalah sebesar Rp 8.582 juta dan Rp 16.585 juta masing-masing untuk 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.

Page 47: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tersebut pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.

12. Aset Lain - lain

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, agunan yang diambil alih disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 5.130 juta dan Rp 3.796 juta. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, properti terbengkalai sebesar masing-masing Rp 166 juta disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing adalah sebesar Rp 166 juta.

13. Liabilitas Segera Pada tanggal 31 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 liabilitas segera merupakan liabilitas sehubungan dengan transaksi kliring dan transfer. 14. Simpanan

Jun-2012 Dec-2011

Giro 714,238 617,282 Tabungan 451,247 513,078 Deposito berjangka 4,692,817 4,683,332

Jumlah 5,858,302 5,813,692

Jun-2012 Dec-2011

Biaya dibayar dimuka 25,018 17,731 Agunan yang diambil alih - bersih 3,182 5,675Properti terbengkalai - bersih - - Uang jaminan 2,843 2,928Lain-lain 13,143 3,462

Jumlah - Bersih 44,187 29,796

Page 48: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

a. Giro terdiri dari :

Jun-2012 Dec-2011

Pihak yang berelasiRupiah 46,661 27,660Mata uang asing 7,670 10,978

Jumlah 54,331 38,638

Pihak ketigaRupiah 468,260 456,387Mata uang asing 191,648 122,257

Jumlah 659,908 578,644

Jumlah 714,238 617,282

b. Tabungan

Jun-2012 Dec-2011

Rupiah

Pihak yang berelasi 4,770 3,356 Pihak ketiga 446,477 509,722

Jumlah 451,247 513,078

Page 49: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

47

c. Deposito berjangka terdiri atas:

Jun-2012 Dec-2011

Pihak yang berelasiRupiah 207,722 651,319Mata uang asing 4,628 4,442

Jumlah 212,350 655,761

Pihak ketigaRupiah 4,373,370 3,736,653Mata uang asing 107,096 290,918

Jumlah 4,480,467 4,027,571

Jumlah 4,692,817 4,683,332

Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu:

Pihak yg Pihak yg berelasi Pihak ketiga Jumlah berelasi Pihak ketiga Jumlah

1 bulan 107,488 2,426,485 2,533,973 579,910 2,607,332 3,187,2423 bulan 4,488 1,248,941 1,253,430 5,940 869,436 875,3766 bulan 88,373 677,948 766,321 61,161 488,404 549,56512 bulan 12,000 127,093 139,093 8,750 62,399 71,149

Jumlah 212,350 4,480,467 4,692,817 655,761 4,027,571 4,683,332

Dec-2011Jun-2012

Page 50: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

15. Simpanan dari Bank Lain – Pihak Ketiga

Jun-2012 Dec-2011

RupiahDeposito berjangka 21,971 21,315Giro 7,344 4,978Call money - -Jumlah 29,315 26,293

Mata uang asing Call money 9,393 -

Jumlah 38,708 26,293

Giro dari bank lain merupakan simpanan dalam mata uang Rupiah dan tanpa bunga.

16. Liabilitas Derivatif

Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk swap untuk tujuan trading. Rincian liabilitas derivatif pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Beli Jual Tagihan Liabilitas

Pihak ketigaSwap - 28,178 - 178

Beli Jual Tagihan Liabilitas

Pihak ketigaSwap - - - -

Jumlah notional derivatif

Jumlah notionalTagihan dan liabilitas

derivatif

Jun-12

Dec-11Tagihan dan liabilitas

Jangka waktu dari transaksi derivatif pada tanggal 30 Juni 2012 berkisar 1-30 hari.

17. Liabilitas Lain-lain

Jun-2012 Dec-2011

Bunga yang masih harus dibayar 17,748 16,180Setoran jaminan 3,063 2,879Premi Penjaminan Pemerintah 0 320Lain-lain 27,735 9,279

Jumlah 48,546 28,658

Page 51: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

49

18. Modal Saham Modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Modal Dasar

Modal dasar Perusahaan adalah sebesar Rp 1.000.000 juta yang terdiri dari 10.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per lembar pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.

Modal Ditempatkan dan Disetor

Jumlah Jumlah Jumlah JumlahSaham Modal Disetor Saham Modal Disetor

Rp '000.000 Rp '000.000

Johnny Wiraatmadja 2,519,321,029 251,932 2,519,321,029 251,932 PT Mitra Wadah Kencana 556,706,008 55,671 556,706,008 55,671 PT Blue Cross Indonesia 160,770,310 16,077 160,770,310 16,077 Suganda Setiadi Kurnia 6,916,981 692 6,916,981 692 Syamsuar Halim 5,680,461 568 5,680,461 568 Sjerra Salim 51,495,306 5,150 51,495,306 5,150 Masyarakat 455,985,788 45,599 455,985,788 45,599

Jumlah 3,756,875,883 375,688 3,756,875,883 375,688

Jun-2012 Dec-2011

Nama Pemegang Saham

Persentase kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah:

Jumlah Persentase Jumlah PersentaseSaham Kepemilikan Saham Kepemilikan

Johnny Wiraatmadja 2,519,321,029 67.06% 2,519,321,029 67.06%PT Mitra Wadah Kencana 556,706,008 14.82% 556,706,008 14.82%PT Blue Cross Indonesia 160,770,310 4.28% 160,770,310 4.28%Suganda Setiadi Kurnia 6,916,981 0.18% 6,916,981 0.18%Syamsuar Halim 5,680,461 0.15% 5,680,461 0.15%Sjerra Salim 51,495,306 1.37% 51,495,306 1.37%Masyarakat 455,985,788 12.14% 455,985,788 12.14%

Jumlah 3,756,875,883 100.00% 3,756,875,883 100.00%

Jun-2012 Dec-2011

Nama Pemegang Saham

Page 52: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

19. Pendapatan Bunga

Jun-2012 Jun-20111,000,000

RupiahKredit 255,505 179,356Efek-efek 13,679 14,365Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 11,190 12,222Giro pada Bank Indonesia 1,304 847

Jumlah 281,679 206,790

Mata uang asingKredit 10,215 8,348Efek-efek 0 57Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 242 204Giro pada Bank Indonesia 0 0

Jumlah 10,457 8,609

Jumlah 292,136 215,399

20. Beban Bunga

Jun-2012 Jun-2011

Deposito berjangka 152,234 113,006Tabungan 8,753 7,119Giro 8,670 6,753Premi Penjaminan Pemerintah 0 0Simpanan dari bank lain 1,143 4,108Lainnya 10 956

Jumlah 170,810 131,942

21. Beban Gaji dan Tunjangan

Jun-2012 Jun-2011

Gaji dan upah 35,260 35,357 Honorarium 487 590 Lainnya 18,104 7,864 Jumlah 53,851 43,811

Page 53: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

51

Rincian gaji dan bonus atas kelompok direksi, dewan komisaris dan komite audit adalah sebagai berikut :

30 Juni 2012 Jumlah Pegawai Gaji Tunjangan Bonus Jumlah1,000,000

Dewan Komisaris 3 415 95 70 580 Direksi 4 1,671 1,867 413 3,951 Komite Audit 2 60 - - 60 Pejabat Eksekutif 40 6,207 1,203 1,402 8,812

Jumlah 49 8,353 3,165 1,884 13,402

30 Juni 2011 Jumlah Pegawai Gaji Tunjangan Bonus Jumlah1,000,000

Dewan Komisaris 4 504 106 81 691 Direksi 5 1,550 3,359 446 5,355 Komite Audit 2 60 - - 60 Pejabat Eksekutif 41 5,521 1,073 989 7,582

Jumlah 52 7,634 4,537 1,516 13,687

22. Beban Umum dan Administrasi

Jun-2012 Jun-2011

Penyusutan dan amortisasi 8,582 7,657 Prasarana - - Publikasi 2,068 2,016 Imbalan pasti pasca kerja - - Perbaikan dan pemeliharaan 3,099 2,184 Sewa kantor 3,664 3,289 Barang dan jasa 5,074 7,997 Asuransi 7,275 4,808 Latihan dan pendidikan 1,500 2,250 Lain-lain 6,819 6,715

Total 38,081 36,916

Page 54: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

23. Pendapatan Lainya

Jun-2012 Jun-2011

Keuntungan atas penjualan agunan yang diambil alih - bersih 988 417

Keuntungan atas penjualan aset tetap - bersih 68 3,368Lain-lain 41,173 30,672

Jumlah 42,229 34,457

24. Beban Lainya

Terdiri dari beban-beban yang dikeluarkan sehubungan dengan denda, pemeliharaan agunan yang diambil alih dan lain-lain.

25. Pajak Penghasilan

Jun-2012 Jun-2011

Pajak kini 18,018 5,638Pajak tangguhan -

Jumlah 18,018 5,638

26. Laba per Saham Dasar

Jun-2012 Jun-2011

Laba bersihLaba bersih untuk perhitungan laba

per saham dasar 54,053 15,069

Jumlah sahamJumlah rata-rata tertimbang saham biasa

untuk perhitungan laba per saham 3,756,875,883 3,756,875,883

Laba per saham dasar 14.39 4.01

27. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi

Sifat Pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah karyawan kunci, individu (perorangan) dan perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung

Page 55: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

53

dengan Perusahaan. Adapun pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: a. Hubungan pemegang saham

Johnny Wiraatmadja, PT Blue Cross Indonesia, Sjerra Salim, Syamsuar Halim, dan PT Mitra Wadah Kencana.

b. Hubungan kepemilikan/pemegang saham yang sama

Standard Commerce Serv., PT Danpac Resource, PT Pilarmas Investindo, PT Millenium Pharmacon InternationalTbk, PT Blue Cross Indonesia, PT Danpac Pharma, PT Panwin Bullion, PT Duta Indah Propertindo, PT Gerbangraya Alam Permai dan PT Bumipurati Alam Lestari, PT. Central Omega Resources Tbk, PT. Jinsheng Mining, PT. Mulia Pacific Resources, PT. Mega Buana Resources, PT. Bumi Konawe Resources, PT. Victory Light, PT. Anugerah Utama Multifinance, PT. Straits Bullion.

c. Hubungan kepengurusan

Dana Pensiun Bank Windu (dahulu Dana Pensiun Multicor), PT Bank Panin Tbk. d. Hubungan keluarga dengan pemegang saham dan pengurus

PT Anugrah Prima Perdana, PT Pancar Pelangi Sakti, PT OTP (Sawmill), PT Hutan Bersama, PT Nusa Kencana Abadi, PT Bina Plaspac Indonesia, PT Putera Kusuma Perkasa, PT Jabalu Media Internusa, dan PT Asuransi Purwanjasa, PT Danpac Resource Kalbar, PT Steril Medical Indonesia dan PT Asuransi Central Asia, PT. Evergreen Capital, PT Galic Bina Mada, PT Multikimia Intipelangi, PT Tansri Gani, PT Galic Artabahari, PT Gani Investa, PT Steril Medical Indonesia, PT Anamakmur Perdana.

e. Hubungan manajemen dan karyawan kunci Perusahaan.

Transaksi-transaksi Pihak – pihak Berelasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan juga melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan persyaratan yang sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga, kecuali pinjaman yang diberikan kepada karyawan. Tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM- LK No. IX.E.1 “Benturan Kepentingan“.

Page 56: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

54

a. Transaksi aset dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Persentase PersentaseJumlah Terhadap Jumlah Jumlah Terhadap Jumlah

Aset Aset

Rp '000.000 % Rp '000.000 %

AsetKredit

PT Anugrah Prima Perdana 7,878 0.12 14,345 0.22PT Jabalu Media Internusa 3,581 0.05 4,804 0.07PT Verena Multifinance - 0.00 - 0.00PT Pancar Pelangi Sakti 1,583 0.02 1,660 0.03Lain-lain (dibawah Rp 1.000 juta) 17,322 0.26 14,194 0.22

30,365 0.46 35,003 0.54

Jun-12 Dec-11

b. Transaksi liabilitas dengan pihak – pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Persentase PersentaseJumlah Terhadap Jumlah Jumlah Terhadap Jumlah

Kewajiban Kewajiban

Rp '000.000 % Rp '000.000 %

KewajibanSimpanan 271,451 0.05 698,748 0.12Kewajiban lain-lain

Jumlah 271,451 0.05 698,748 0.12

Jun-12 Dec-11

Page 57: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

55

28. Komitmen dan Kontinjensi

Perusahaan memiliki tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi dengan rincian sebagai berikut:

Jun-12 Dec-11Rp '000.000 Rp '000.000

KOMITMENTagihan Komitmen

Tagihan Spot dan Derivatif 28,443 0Lainya 81,232 81,135

Liabilitas KomitmenFasilitas kredit kepada nasabah

yang belum digunakan 910,483 1,025,577 Irrevocable L/C 81,232 81,135 Posisi penjualan Spot dan Derivatif 28,178 - Akseptasi Wesel Impor atas dasar L/C berjangka - -

Jumlah Kewajiban Komitmen - Bersih 1,019,893 1,106,712

KONTINJENSITagihan Kontinjensi

Pendapatan bunga dalam penyelesaian 10,472 8,314

Liabilitas KontinjensiBank garansi yang diberikan 48,901 66,311

Kewajiban Kontinjensi - Bersih 38,429 57,997

29. Aset dan Kewajiban dalam Mata Uang Asing a. Posisi Devisa Neto (PDN)

Berikut adalah posisi devisa neto perusahaan :

Mata Uang Aktiva Liabilitas Nilai Bersih

Dolar Amerika Serikat 344,321 315,676 28,645 Dolar Singapura 32,913 32,348 565 Dolar Hongkong 519 - 519 Dolar Australia 464 - 464 Euro 6,923 7,818 895 Yen Jepang 109 118 9

385,249 355,960 31,097

Jun-12Neraca dan Rekening Administratif

Page 58: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

56

Mata Uang Aktiva Liabilitas Nilai Bersih

Dolar Amerika Serikat 388,557 392,577 4,020 Dolar Singapura 18,056 18,176 120 Dolar Hongkong 1 - 1 Dolar Australia 92 - 92 Euro 7,691 8,057 366 Yen Jepang 103 105 2

414,500 418,915 4,601

Jun-11Neraca dan Rekening Administratif

30. Manajemen Risiko Kegiatan usaha Perusahaan sebagai bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Oleh karena itu, kegiatan operasional Perusahaan dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian bagi Perusahaan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Perusahaan tidak memiliki kompleksitas yang tinggi atas penerapan manajemen risiko. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003, bank umum konvensional diwajibkan untuk menerapkan delapan (8) jenis resiko dan lima (5) peringkat penetapan penilaian peringkat risiko yang mulai berlaku sejak 1 Juli 2010.

a. Pengelolaan Risiko Kredit

Penyaluran kredit oleh Perusahaan berlandaskan pada prinsip kehati-hatian, peraturan Bank Indonesia, dan kebijakan perkreditan yang disusun oleh manajemen. Komite Kredit merupakan komite tertinggi yang membantu Direksi dalam pengawasan pengelolaan risiko melalui keputusan dan rekomendasi yang dikeluarkannya. Secara periodik, Komite Kredit melakukan rapat antara lain untuk memantau BMPK dan kualitas kredit, serta kecukupan penyisihan penghapusan aset. Perusahaan selalu memonitor penyebaran risiko yang timbul sejalan dengan pertumbuhan sektor ekonomi dimana Perusahaan melakukan kegiatan bisnisnya. Batasan ditetapkan secara spesifik berdasarkan nasabah dan sektor industri untuk menghindari konsentrasi risiko kredit yang berlebihan. Batasan tersebut juga diterapkan bagi nasabah individu atau korporasi

b. Pengelolaan Risiko Pasar

Risiko ini disebabkan oleh pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan portofolio yang dimiliki Perusahaan yaitu suku bunga dan nilai tukar. Ruang lingkup manajemen risiko pasar antara lain meliputi aktivitas fungsional kegiatan treasuri, dan investasi dalam bentuk surat berharga, penyediaan dana dan kegiatan pendanaan. Asset and Liability Committee (ALCO) merupakan komite yang membantu Direksi dalam mengawasi dan mengelola risiko pasar. Perusahaan juga menetapkan kebijakan limit terhadap aktivitas treasuri untuk menghindari

Page 59: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

57

terjadinya konsentrasi portofolio pada suatu instrumen ataupun counterparty tertentu, sehingga terjadi diversifikasi pengelolaan aset dan liabilitas.

c. Pengelolaan Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko yang timbul dari kemungkinan kerugian yang disebabkan ketidakmampuan Perusahan memenuhi liabilitas yang telah jatuh waktu. Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan melalui suatu strategi likuiditas antara lain mencakup penetapan pricing dan gapping terhadap sumber dana dan kredit, analisis kecukupan modal serta investasi Perusahaan dalam portofolio dan surat berharga. Perusahaan senantiasa memelihara kemampuannya untuk melakukan akses pasar uang dengan memelihara hubungan dengan bank-bank koresponden.

d. Pengelolaan Risiko Operasional

Perusahaan berupaya mengantisipasi serta mengendalikan seluruh faktor yang berpotensi menimbulkan risiko operasional, antara lain dengan memastikan bahwa setiap personil memiliki kualifikasi dan terlatih untuk fungsi yang dilakukan dan memastikan bahwa seluruh aktivitas operasional dilakukan berdasarkan hukum dan prosedur yang telah ditentukan.

e. Pengelolaan Risiko Hukum

Perusahaan selalu memastikan bahwa seluruh kegiatan dan hubungan kerja dengan pihak ketiga telah didasarkan pada aturan maupun prasyarat yang dapat melindungi kepentingan Perusahaan dari segi hukum termasuk tuntutan dari pihak eksternal.

f. Pengelolaan Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan dapat berdampak pada pengenaan denda dan sanksi ataupun kehilangan reputasi Perusahaan. Untuk itu, Perusahaan melakukan pemantauan terhadap keselarasan atas seluruh aktivitas di lingkungan Perusahaan terhadap peraturan dan ketentuan eksternal maupun kebijakan dan prosedur internal. Peran Satuan Kerja Kepatuhan dan Good Corporate Governance merupakan hal penting, khususnya dalam memastikan dipatuhinya ketentuan-ketentuan eksternal dan internal terhadap keputusan-keputusan bisnis yang diambil.

g. Pengelolaan Risiko Reputasi

Risiko reputasi dapat berdampak langsung pada berkurangnya kepercayaan nasabah sehingga jumlah nasabah ataupun pendapatan Perusahaan menurun. Dalam mengelola risiko reputasi, Perusahaan berupaya untuk menjaga reputasi dengan memberikan pelayanan terbaik dengan menangani keluhan dan memberikan kepuasan kepada nasabah untuk menghindari munculnya keluhan tersebut di media massa.

Page 60: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

58

h. Pengelolaan Risiko Strategik

Resiko strategik timbul antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang tepat responsifnya bank terhadap perubahan eksternal. Dalam mengelola strategik, Perusahaan melakukan identifikasi pada fungsional tertentu seperti perkreditan, treasuri dan investasi serta operasional dan jasa. Perusahaan melakukan pencatatan perubahan kinerja akibat tidak terealisasinya pelaksanaan strategi, melakukan pengendalian keuangan untuk melakukan pemantauan realisasi dengan target yang tercapai. Penilaian risiko Perusahaan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dilakukan melalui proses self-assessment untuk menghasilkan profil risiko yang terdiri dari inherent risk yaitu risiko yang melekat pada aktivitas bank dan risk control system yaitu pengendalian terhadap risiko inheren. Sesuai dengan kriteria ukuran dan kompleksitas usaha Perusahaan berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, maka penilaian risiko dilakukan hanya terhadap lima jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuditas, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hokum, risiko reputasi, dan risiko straregik. Hasil penilaian profil resiko Perusahaan yang disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 19 Januari 2012, menunjukan bahwa peringkat risiko secara keseluruhan bisnis Perusahaan dinilai rendah dengan kecenderungan tren stabil.

31. Informasi Segmen Segmen Usaha Informasi segmen Perusahaan disajikan berdasarkan jenis kegiatan usahanya, yakni pemasaran, kredit, treasuri, dan ekspor-impor. Kegiatan usaha tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan, sebagai berikut:

Pemasaran Kredit Treasuri Ekspor-impor Jumlah

Aset Aset Segmen 547,876 4,483,583 1,303,618 6,550 6,341,626 Aset yang Tidak Dapat Dialokasikan 267,783

Jumlah Aset 6,609,409

KewajibanKewajiban Segmen 5,892,444 - 38,745 9,613 5,940,801 Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasikan 56,921

Jumlah Kewajiban 5,997,722

30 Juni 2012

Page 61: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

59

Kredit Treasuri Ekspor-impor Jumlah

Aset Aset Segmen 470,829 4,571,031 1,143,616 1,456 6,186,932 Aset yang Tidak Dapat Dialokasikan 265,862

Jumlah Aset 6,452,794

KewajibanKewajiban Segmen 5,831,327 - 26,342 4,335 5,862,004 Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasikan 33,156

Jumlah Kewajiban 5,895,160

31 Desember 2011

Pemasaran Kredit Treasuri Ekspor-Import Jumlah

Pendapatan

Pendapatan Bunga 12,737 265,720 13,679 - 292,136

Pendapatan Operasional Lainnya 7,583 239 7,269 1,628 16,719 Jumlah Pendapatan 20,320 265,959 20,948 1,628 308,855

BebanBeban Bunga 169,657 - 1,153 - 170,810 Beban Operasional Lainnya - (28,115) - - (28,115)

Jumlah Beban 169,657 (28,115) 1,153 - 142,695 Hasil Segmen Bersih (149,337) 294,074 19,795 1,628.00 166,160

Beban yang Tidak Dapat Dialokasikan (94,089)Laba Sebelum Pajak 72,071Beban Pajak 18,018

Laba Bersih 54,053

30 Juni 2012

Pemasaran Kredit Treasuri Ekspor-Import Jumlah

Pendapatan

Pendapatan Bunga 5,801 187,704 21,894 - 215,399

Pendapatan Operasional Lainnya 12,828 30,929 4,756 - 48,513 Jumlah Pendapatan 18,629 218,633 26,650 - 263,912

BebanBeban Bunga 126,878 956 4,108 - 131,942 Beban Operasional Lainnya 87,232 25,127 3,321 - 115,680

Jumlah Beban 214,110 26,083 7,429 - 247,622 Hasil Segmen Bersih (195,481) 192,550 19,221 - 16,290

Beban yang Tidak Dapat Dialokasikan 4,417Laba Sebelum Pajak 20,707Beban Pajak 5,638

Laba Bersih 15,069

30 Juni 2011

Page 62: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

60

32. Informasi Lainnya

a. Posisi rasio kecukupan modal pada tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 masing-masing sebesar 11,44% dan 14,02%. Rasio kecukupan modal per 30 Juni 2012 dan 2011 dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.

b. Rasio aset produktif yang bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif pada tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 masing-masing adalah sebesar 2,50% dan 1,38%.

c. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif pada tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 masing-masing adalah 2,88% dan 1,21%.

d. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuntungan terhadap aset produktif pada

tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 masing-masing adalah 0,97% dan 1,57%.

e. Rasio Non-Performing Loan (NPL) Perusahaan (secara bruto) pada tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 adalah masing-masing sebesar 3,21% dan 1,65%, sedangkan secara neto masing-masing adalah sebesar 2,18% dan 0,85%.

f. Prinsip Mengenal Nasabah

Dalam rangka penerapan prinsip mengenal nasabah dan penyusaian terhadap Undang-undang No. 15 Tahun 2002 tanggal 17 April 2002 yang telah diubah dengan Undang-undang No. 25 Tahun 2003 tanggal 13 Oktober 2003 tentang ”Tindak Pidana Pencuncian Uang”, Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 3/10/PBI/2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang ”Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles)” yang telah diubah dua kali dengan perubahan terakhir berdasarkan PBI No. 5/21/PBI/2003 tanggal 17 Oktober 2003. Sesuai peraturan tersebut, Perusahaan wajib memiliki dan menerapkan kebijakan penerimaan dan identifikasi nasabah, Pemantauan rekening dan transaksi nasabah, mengidentifikasikan dan menerapkan manajemen resiko atas prinsip mengenal nasabah, dan melaporkan kepada Bank Indonesia apabila terjadi transaksi yang mencurigakan selambatnya 7 hari setelah diketahui oleh Perusahaan. Perusahaan wajib memiliki sistem informasi yang memadai untuk memungkinkan pelaksanaan secara efektif. Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penerapan prinsip mengenal nasabah. Perusahaan telah membentuk unit kerja khusus dan menunjuk pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan sesuai dengan peraturan tersebut. Pada saat ini, pelaksanaan penerapan prinsip mengenal nasabah tersebut.

g. Jaminan Pemerintah terhadap Liabilitas Pembayaran Bank Umum Sejak tahun 2005, program penjaminan Pemerintah dilaksanakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) LPS akan membayarkan klaim penjaminan yang layak dibayar setelah melalui prosedur

Page 63: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

61

rekonsiliasi dan/atau verifikasi sesuai dengan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan (PLPS) yang berlaku.

h. Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan penjualan atas beberapa aset tetap dan agunan

yang diambil alih kepada PT Mega Agung Mandiri (MAM), pihak ketiga, melalui Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB). Dua diantara aset yang dijual kepada MAM tersebut telah dijual oleh MAM kepada pihak berelasi Perusahaan.

33. Jaminan Pemerintah Terhadap Liabilitas Pembayaran bank Umum

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000, sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Pebruari 2004 dan No. 189/KMK.06/2004 tanggal 8 April 2004, Pemerintah menjamin liabilitas tertentu dari bank berdasarkan program penjaminan yang berlaku bagi bank umum. Jaminan Pemerintah berlaku hingga 21 September 2005 berdasarkan Undang-undang No.24 tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005. Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku.

34. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntanasi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 PSAK 1. PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas 3. PSAK 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interm 4. PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri 5. PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi. 6. PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa 7. PSAK 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 8. PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 9. PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi Pada Entitas Asosiasi 10. PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tidak Berwujud 11. PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis 12. PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan 13. PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Entitas Akuntansi, dan Kesalahan 14. PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset 15. PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 16. PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

Page 64: PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL, Tbkakses.ksei.co.id/docs/quarter/2012/06/TW2/MCOR/MCOR_LKTT... · 2012-11-22 · Suganda Setiadi Kurnia 722.551.399 Rp. 100,- 72.255.139.900

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

62

Dihentikan 35. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya

Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 PSAK 1. PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing 2. PSAK No. 13 (Revisi 2011), Properti Investasi 3. PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap 4. PSAK No. 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 5. PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja 6. PSAK No. 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman 7. PSAK No. 28 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian 8. PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa 9. PSAK No. 33 (Revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup 10. PSAK No. 34 (Revisi 2010), Kontrak Kontruksi 11. PSAK No. 36 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa 12. PSAK No. 45 (Revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba 13. PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan 14. PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian 15. PSAK No. 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham 16. PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran 17. PSAK No. 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham 18. PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan 19. PSAK No. 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah 20. PSAK No. 62, Kontrak Asuransi 21. PSAK No. 63, Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi 22. PSAK No. 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan Sumber Daya Mineral

ISAK 1. ISAK No. 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri 2. ISAK No. 15, PSAK 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum, dan

Interaksinya 3. ISAK No. 16, Perjanjian Konsesi Jasa 4. ISAK No. 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Realisasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi 5. ISAK No. 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63, Pelaporan Keuangan

dalam Ekonomi Hiperinflasi 6. ISAK No. 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang

Sahamnya 7. ISAK No. 22 Perjanjian Konsesi Jasa 8. ISAK No. 23, Sewa Operasi – Insentif 9. ISAK No. 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan suatu Bentuk Legal Sewa

10. ISAK No. 25, Hak atas Tanah 11. ISAK No. 26, Penilaian Uang Derivatif Melekat

PPSAK 1. PPSAK No. 7, Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat 2. PPSAK No. 8, Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian 3. PPSAK No. 9, Pencabutan ISAK 5: Interprestasi atas Par.14 PSAK 50 (1998) tentang Pelaporan

Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual 4. PPSAK No. 11, Pencabutan PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi

Perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK revisi di atas dan dampak terhadap laporan keuangan dari penerapan PSAK dan ISAK revisi tersebut belum dapat ditentukan.