12
I.PENDAHULUAN A. Latar belakang Pterygium merupakan suatu proses degeneratif dan hiperplastik dengan neoformasi fibrovaskular berbentuk segitiga yang muncul pada konjungtiva, tumbuh terarah dan menginfiltrasi permukaan kornea antara lain lapisan stroma dan membra na Bowman. Pun cak segitig a terl etak di kor nea dan dasa rnya ter letak di ba gi an tep i bola mata. Apa bi la hal ini mencapai pupi l da pat mempengaruhi penglihatan. Penyebab dari penyakit ini adalah iritasi kronik akibat debu, angin, paparan sinar UV atau mikrotrauma yang mengenai mata !lyas, "#$%&. Pterygium  banyak dijumpai pada orang yang bekerja di luar ruangan dan  banyak bersinggungan dengan udara, debu ataupun sinar matahari dalam  jangka waktu yang lama V o ughan, "#$%&. Umumnya banyak muncul pada usia "# ' %# tahun. Pemicu pterigium ti dak ha nya da ri et io logi nya saja te ta pi terdapat factor ri si ko yang mempengaruhinya antara lain faktor usia, jenis kelamin, jenis pterigium, jenis  pekerjaan out doo r atau indoor &. (al tersebut di atas dapat dibuktikan pada st ud i ya ng di la ku ka n )a **ar d di !ndo ne sia +e pu la ua n i au & yang menyebutkan pada usia dibawah "$ tahun sebesar $# - dan diatas # tahun sebesar $/,0-, pada wanita $1,/ - dan laki2laki $/,$- !lyas, "#$%&. Berdasarkan letak !ndonesia sebagai bagian negara beriklim tropis dan dengan paparan sinar UV yang tinggi, angka kejadian Pterigium  cukup tinggi. 3ingkat kekambuhan pada pasca ekstirpasi di !ndonesia berkisar %4 - ' 4" -. 5ata di 678 angka kekambuhan pterigium  mencapai /4,$ - pada penderita dibawah usia # tahun dan sebesar $",4 - diatas # tahun. +ekambuhan  pterigium merupakan pertumbuhan kembali jaringan fibrovaskuler konjungtiva ke kor nea pada bek as pembed ahan . Pte rigium dinya taka n kambuh apa bil a setelah dil aku kan ope rasi pengan gka tan ditemukan per tumbuhan kembali 1

Pterygium_Kelompok09

Embed Size (px)

Citation preview

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 1/12

I.PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pterygium  merupakan suatu proses degeneratif dan hiperplastik dengan

neoformasi fibrovaskular berbentuk segitiga yang muncul pada konjungtiva,

tumbuh terarah dan menginfiltrasi permukaan kornea antara lain lapisan stroma

dan membrana Bowman. Puncak segitiga terletak di kornea dan dasarnya

terletak di bagian tepi bola mata. Apabila hal ini mencapai pupil dapat

mempengaruhi penglihatan. Penyebab dari penyakit ini adalah iritasi kronik 

akibat debu, angin, paparan sinar UV atau mikrotrauma yang mengenai mata!lyas, "#$%&.

Pterygium  banyak dijumpai pada orang yang bekerja di luar ruangan dan

 banyak bersinggungan dengan udara, debu ataupun sinar matahari dalam

 jangka waktu yang lama Voughan, "#$%&.

Umumnya banyak muncul pada usia "# ' %# tahun. Pemicu pterigium

tidak hanya dari etiologinya saja tetapi terdapat factor risiko yang

mempengaruhinya antara lain faktor usia, jenis kelamin, jenis pterigium, jenis

 pekerjaan outdoor atau indoor &. (al tersebut di atas dapat dibuktikan pada

studi yang dilakukan )a**ard di !ndonesia +epulauan iau & yang

menyebutkan pada usia dibawah "$ tahun sebesar $# - dan diatas # tahun

sebesar $/,0-, pada wanita $1,/ - dan laki2laki $/,$- !lyas, "#$%&.

Berdasarkan letak !ndonesia sebagai bagian negara beriklim tropis dan

dengan paparan sinar UV yang tinggi, angka kejadian Pterigium  cukup tinggi.

3ingkat kekambuhan pada pasca ekstirpasi di !ndonesia berkisar %4 - ' 4" -.

5ata di 678 angka kekambuhan pterigium mencapai /4,$ - pada penderita

dibawah usia # tahun dan sebesar $",4 - diatas # tahun. +ekambuhan

 pterigium merupakan pertumbuhan kembali jaringan fibrovaskuler konjungtiva

ke kornea pada bekas pembedahan. Pterigium dinyatakan kambuh apabila

setelah dilakukan operasi pengangkatan ditemukan pertumbuhan kembali

1

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 2/12

 jaringan pterigium yang disertai pertumbuhan kembali neovaskularisasi yang

menjalar kearah kornea !lyas, "#$%&.

9angka waktu terjadinya kekambuhan pada berbagai studi disebutkan

antara $2" bulan sesudah pengangkatan. 3erapi yang digunakan adalah berupa

tindakan bedah atau ekstirpasi dengan berbagai macam metode. 6alah satu

metode yang masih digunakan sampai saat ini adalah metode bare sclera.

5alam penggunaannya metode bare sclera ternyata menunjukkan tingkat

kekambuhan yang tinggi, metode lain yang digunakan yaitu free conjunctival

autograft 7A)& Voughan, "#$%&.

B. Tujuan

$. 6ebagai syarat mengikuti ujian identifikasi :aboratorium Patologi Anatomi

". 8enambah pengetahuan kita tentang ;Pterygium<

%. 8enambah referensi pengetahuan terkini patologis pada sistem =euro and

spesific senses

II. TINJAUAN PUSTAKA

2

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 3/12

A. Definisi

 Pterygium  adalah suatu penebalan konjungtiva bulbi yang berbentuk 

segitiga, mirip daging yang menjalar ke kornea, pertumbuhan fibrovaskular 

konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif .  Pterygium merupakan

suatu pelanggaran batas suatu pinguicula berbentuk segitiga berdaging ke

kornea, umumnya di sisi nasal, secara bilateral. 6edangkan menurut 6idharta

!lyas,  Pterygium  merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva

yang bersifat invasif dan degeneratif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada

celah kelopak bagian nasal maupun temporal konjungtiva yang meluas ke

daerah kornea. Pterygium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral

atau di daerah kornea. Asal kata pterygium dari bahasa >unani, yaitu pteron

yang artinya wing atau sayap. (al ini mengacu pada pertumbuhan pterygium

yang berbentuk sayap pada konjungtiva bulbi 6uharjo, "#$%&.

B. Etiologi

(ingga saat ini etiologi pasti pterigium masih belum diketahui secara

 pasti. Beberapa faktor resiko pterigium antara lain adalah paparan ultraviolet,

mikro trauma kronis pada mata, infeksi mikroba atau virus. 6elain itu

 beberapa kondisi kekurangan fungsi lakrimal film baik secara kuantitas

maupun kualitas, konjungtivitis kronis dan defisiensi vitamin A juga

 berpotensi menimbulkan pterigium. 6elain itu ada juga yang mengatakan

 bahwa etiologi pterigium merupakan suatu fenomena iritatif akibat

 pengeringan dan lingkungan dengan banyak angin karena sering terdapat

 pada orang yang sebagian besar hidupnya berada di lingkungan yang berangin, penuh sinar matahari, berdebu dan berpasir. Beberapa kasus

dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan pterigium dan berdasarkan

 penelitian menunjukkan riwayat keluarga dengan pterigium, kemungkinan

diturunkan autosom dominan 6uharjo, "#$%&.

. E!i"e#iologi

3

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 4/12

+asus  pterygium  yang tersebar di seluruh dunia sangat bervariasi,

tergantung pada lokasi geografisnya, tetapi lebih banyak di daerah iklim

 panas dan kering. ?aktor yang sering mempengaruhi adalah daerah dekat

ekuator. Prevalensi juga tinggi pada daerah berdebu dan kering 6uharjo,

"#$%&.

5i Amerika 6erikat, kasus pterigium sangat bervariasi tergantung pada

lokasi geografisnya. 5i daratan Amerika serikat, Prevalensinya berkisar 

kurang dari "- untuk daerah di atas #o lintang utara sampai 42$4- untuk 

daerah garis lintang "02%/o. 6ebuah hubungan terdapat antara peningkatan

 prevalensi dan daerah yang terkena paparan ultraviolet lebih tinggi di bawah

garis lintang. 6ehingga dapat disimpulkan penurunan angka kejadian dilintang atas dan peningkatan relatif angka kejadian di lintang bawah6uharjo,

"#$%&.

5i !ndonesia yang melintas di bawah garis khatuliswa, kasus2kasus

 pterygium  cukup sering didapati. Apalagi karena faktor risikonya adalah

 paparan sinar matahari UVA @ UVB&, dan bisa dipengaruhi juga oleh

 paparan alergen, iritasi berulang misal karena debu atau kekeringan&. !nsiden

tertinggi pterygium terjadi pada pasien dengan rentang umur "# ' tahun.

Pasien dibawah umur $4 tahun jarang terjadi  pterygium. ekuren lebih sering

terjadi pada pasien yang usia muda dibandingkan dengan pasien usia tua.

:aki2laki lebih beresiko " kali daripada perempuan :as*uarni, "#$"&

D. $aktor %isiko

Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden Pterygium yaitu :as*uarni,

"#$"&

$. adiasi ultraviolet

  ?aktor risiko lingkungan yang utama timbulnya pterigium adalah

eksposure sinar matahari. 6inar ultraviolet diabsorbsi cornea dan

conjungtiva menghasilkan kerusakan sel dan proliferasi sel. :etak lintang,

waktu diluar rumah, penggunaan kacamata dan topi juga merupakan faktor 

 penting.

". )enetik 

Beberapa kasus dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan

4

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 5/12

 pterigium dan berdasarkan penelitian case control menunjukan riwayat

keluarga dengan pterigium, kemungkinan diturunkan autosom dominan.

%. ?aktor lain

!ritasi kronik atau inflamasi terjadi pada area limbus atau perifer 

cornea merupakan pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan

terjadinya limbal defisiensi dan saat ini merupakan teori baru patogenesi

dari pterygium. 5ebu, kelembapan yang rendah dan trauma kecil dari

 bahan partikel tertentu, dry eye dan virus papiloma juga penyebab dari

 pterigium.

E. Tan"a "an &ejala

 Pterygium  biasanya terjadi secara bilateral, namun jarang terlihat

simetris, karena kedua mata mempunyai kemungkinan yang sama untuk 

kontak dengan sinar ultraviolet, debu dan kekeringan. +ira2kira #- terletak 

di daerah nasal karena daerah nasal konjungtiva secara relatif mendapat sinar 

ultraviolet yang lebih banyak dibandingkan dengan bagian konjungtiva yang

lain. 6elain secara langsung, bagian nasal konjungtiva juga mendapat sinar 

ultra violet secara tidak langsung akibat pantulan dari hidung !lyas, "#$&.

 Pterygium yang terletak di nasal dan temporal dapat terjadi secara

 bersamaan walaupun  pterygium  di daerah temporal jarang ditemukan.

Perluasan  pterygium  dapat sampai ke medial dan lateral limbus sehingga

menutupi sumbu penglihatan dan menyebabkan penglihatan kabur. 6ecara

klinis muncul sebagai lipatan berbentuk segitiga pada konjungtiva yang

meluas ke kornea pada daerah fissura interpalpebra. Biasanya pada bagian

nasal tetapi dapat juga terjadi pada bagian temporal. 5eposit besi dapat

dijumpai pada bagian epitel kornea anterior dari kepala  pterygium   stoker’sline& !lyas, "#$&.

)ejala klinis  pterygium  pada tahap awal biasanya ringan bahkan

sering tanpa keluhan sama sekali asimptomatik&. Beberapa keluhan yang

sering dialami pasien antara lain 6uharjo, "#$%&

$. 8ata sering berair dan tampak merah

". 8erasa seperti ada benda asing

%. 3imbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterygium

5

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 6/12

. Pada pterygium derajat % dan dapat terjadi penurunan tajam penglihatan

4. 5apat terjadi diplopia sehingga menyebabkan terbatasnya pergerakan

mata.

$. Penegakan Diagnosis

  Penegakan diagnosis yang sering dilakukan Ardalan, "#$&

$. Anamnesis

Pada anamnnesis didapatkan adanya keluhan pasien seperti mata

merah, gatal, mata sering berair, ganguan penglihatan. 6elain itu perlu

 juga ditanyakan adanya riwayat mata merah berulang, riwayat banyak 

 bekerja di luar ruangan pada daerah dengan pajanan sinar mathari yangtinggi, serta dapat pula ditanyakan riwayat trauma sebelumnya

". Pemeriksaan ?isik 

Pada inspeksi pterigium terlihat sebagai jaringan fibrovaskular 

 pada permukaan konjuntiva. Pterigium dapat memberikan gambaran yang

vaskular dan tebal tetapi ada juga pterigium yang avaskuler dan  flat .

Perigium paling sering ditemukan pada konjungtiva nasal dan berekstensi

kr kornea nasal, tetapi dapt pula ditemukan pterigium pada daerah

temporal.%. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan pada pterigium

adalah topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa

astigmtisme ireguler yang disebabkan oleh pterigium.

$. Patogenesis

6

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 7/12

&a#bar '.( Patogenesis Pter)giu#

!ritasi kronik atau inflamasi yang terjadi pada area limbus atau perifer 

kornea merupakan pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan terjadinya

limbal defisiensi, dan saat ini merupakan teori baru patogenesis dari

 pterigium. 5ebu, kelembaban yang rendah, dan trauma kecil dari bahan

 partikel tertentu, dry eyes, dan virus papiloma juga diduga sebagai penyebab

dari pterigium Voughan, "#$%&.

&. Patofisiologi

Ctiologi pterygium tidak diketahui dengan jelas. +arena penyakit ini lebih

sering pada orang yang tinggal di daerah beriklim panas, maka gambaranyang paling diterima tentang hal tersebut adalah respon terhadap faktor2faktor 

lingkungan seperti paparan terhadap sinar ultraviolet dari matahari, daerah

kering, inflamasi, daerah angin kencang dan debu atau faktor iritan lainnya.

5iduga pelbagai faktor risiko tersebut menyebabkan terjadinya degenerasi

elastis jaringan kolagen dan proliferasi fibrovaskular. 5an progresivitasnya

diduga merupakan hasil dari kelainan lapisan Bowman kornea. Beberapa

studi menunjukkan adanya predisposisi genetik untuk kondisi ini Voughan,

"#$%&.

3eori lain menyebutkan bahwa patofisiologi  pterygium  ditandai

dengan degenerasi elastik kolagen dan proliferasi fibrovaskular dengan

 permukaan yang menutupi epitel. (al ini disebabkan karena struktur 

konjungtiva bulbi yang selalu berhubungan dengan dunia luar dan secara

intensif kontak dengan ultraviolet dan debu sehingga sering mengalami

kekeringan yang mengakibatkan terjadinya penebalan dan pertumbuhan

konjungtiva bulbi sampai menjalar ke kornea. 6elain itu, pengeringan lokal

dari kornea dan konjungtiva yang disebabkan kelainan tear film menimbulkan

fibroplastik baru. 3ingginya insiden  pterygium pada daerah beriklim kering

mendukung teori ini Voughan, "#$%&..

3eori terbaru  pterygium  menyatakan kerusakan limbal stem cell   di

daerah interpalpebra akibat sinar ultraviolet.  Limbal stem cell   merupakan

sumber regenarasi epitel kornea dan sinar ultraviolet menjadi mutagen untuk 

 p53 tumor supressor gene  pada limbal stem cell . 3anpa apoptosis,

7

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 8/12

transforming growth factor-beta  diproduksi dalam jumlah berlebihan dan

meningkatkan proses kolagenase sehingga sel2sel bermigrasi dan terjadi

angiogenesis. Akibatnya, terjadi perubahan degenerasi kolagen dan terlihat

 jaringan subepitelial fibrovaskular. Pada jaringan subkonjungtiva terjadi

 perubahan degenerasi elastik dan proliferasi jaringan vaskular di bawah

epitelium yang kemudian menembus kornea. +erusakan pada kornea terdapat

 pada lapisan membran Bowman oleh pertumbuhan jaringan fibrovaskular 

yang sering disertai inflamasi ringan. Cpitel dapat normal, tebal, atau tipis dan

kadang terjadi displasia. Pada keadaan defisiensi limbal stem cell , terjadi

 pembentukan jaringan konjungtiva pada permukaan kornea 6uharjo, "#$%&.

H. &a#baran Histo!atologi

(istopatologi kolagen abnormal pada daerah degenerasi elastotik 

menunjukkan basofilia bila dicat dengan hematoksin dan eosin. 9aringan ini

 juga bisa dicat dengan cat untuk jaringan elastic akan tetapi bukan jaringan

elastic yang sebenarnya, oleh karena jaringan ini tidak bisa dihancurkan oleh

elastase Voughan, "#$%&..

(istologi, pterigium merupakan akumulasi dari jaringan degenerasi

subepitel yang basofilik dengan karakteristik keabu2abuan di pewarnaan ( @

C . Berbentuk ulat atau degenerasi elastotic dengan penampilan seperti cacing

 bergelombang dari jaringan yang degenerasi. Pemusnahan lapisan Bowman

oleh jaringan fibrovascular sangat khas. Cpitel diatasnya biasanya normal,

tetapi mungkin acanthotic, hiperkeratotik, atau bahkan displastik dan sering

menunjukkan area hiperplasia dari sel goblet Voughan, "#$%&..

 

8

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 9/12

&a#bar '.' &a#baran Histo!atologi "ai Pter)giu#

I. Tera!i

$. 3erapi baru

Penanganan pterigium pada tahap awal adalah berupa tindakann

konservatif seperti penyuluhan pada pasien untuk mengurangi iritasi

maupun paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata anti

UV dan pemberian air mata buatanDtopical lubricating drops :ang,

"#$%&.

8encangkok membran amnion juga telah digunakan untuk 

mencegah kekambuhan pterigium. 8eskipun keuntungkan dari

 penggunaan membran amnion ini belum teridentifikasi, sebagian besar 

 peneliti telah menyatakan bahwa itu adalah membran amnion berisi

faktor penting untuk menghambat peradangan dan fibrosis dan

epithelialisai.6ayangnya, tingkat kekambuhan sangat beragam pada

studi yang ada, diantara ",/ persen dan $#,1 persen untuk pterygia

 primer dan setinggi %1,4 persen untuk kekambuhan pterygia. 6ebuah

keuntungan dari teknik ini selama autograft konjungtiva adalah

 pelestarian bulbar konjungtiva. 8embran Amnion biasanya

ditempatkan di atas sklera , dengan membran basal menghadap ke atas

dan stroma menghadap ke bawah. Beberapa studi terbaru telah

menganjurkan penggunaan lem fibrin untuk membantu cangkok 

membran amnion menempel jaringan episcleral dibawahnya. :em

fibrin juga telah digunakan dalam autografts konjungtiva Voughan,

"#$%&.

9

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 10/12

". 3erapi lama

Adapun indikasi operasi :ang, "#$%&

$. 8engganggu visus

". 8engganggu pergerakan bola mata

%. Berkembang progresif 

. 8endahului suatu operasi intraokuler 

4. +osmetik  

Pada prinsipnya, tatalaksana pterigium adalah dengan tindakan

operasi.  Ada berbagai macam teknik operasi yang digunakan dalam

 penanganan pterigium di antaranya adalah 6uharjo, "#$%&

1.  Bare sclera  bertujuan untuk menyatukan kembali konjungtiva

dengan permukaan sklera. +erugian dari teknik ini adalah tingginya

tingkat rekurensi pasca pembedahan yang dapat mencapai #214-.

2. Simple closure  menyatukan langsung sisi konjungtiva yang terbuka,

diman teknik ini dilakukan bila luka pada konjuntiva relatif kecil.

3. Sliding flap  dibuat insisi berbentuk huruf : disekitar luka bekas

eksisi untuk memungkinkan dilakukannya penempatan flap.

4.  Rotational flap  dibuat insisi berbentuk huruf U di sekitar luka bekas

eksisi untuk membentuk seperti lidah pada konjungtiva yang

kemudian diletakkan pada bekas eksisi.

5. on!ungti"al graft   menggunakan free graft  yang biasanya diambil

dari konjungtiva bulbi bagian superior, dieksisi sesuai dengan ukuran

luka kemudian dipindahkan dan dijahit atau difiksasi dengan bahan

 perekat jaringan misalnya #isseel $%& Ba'ter %ealthcare&

 (earfield& )llionis&.

J. Ko#!likasi

8enururt 6uharjo tahun "#$% adalah

1. )angguan penglihatan

'. 8ata kemerahan

*. !ritasi

4. )angguan pergerakan bola mata.

+. 3imbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea

10

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 11/12

,. Pada pasien yang belum di eksisi terjadi distorsi dan penglihatan sentral

 berkurang

-. 3imbul jaringan parut pada otot rektus medial yang dapat menyebabkan

diplopia

8. 5ry Cye sindrom 

. +eganasan epitel pada jaringan epitel di atas pterigium

K. Prognosis

Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baik. +ebanyakan

 pasien dapat beraktivitas lagi setelah 0 jam post operasi. Pasien dengan

 pterigium rekuren dapat dilakukan eksisi ulang dan  graft  dengan konjungtiva

autograft  atau transplantasi membran amnion Voughan, "#$%&.

III. KESI/PULAN

(. Pterygium  merupakan suatu proses degeneratif dan hiperplastik dengan

neoformasi fibrovaskular berbentuk segitiga yang muncul pada

konjungtiva, tumbuh terarah dan menginfiltrasi permukaan kornea antara

lain lapisan stroma dan membrana Bowman.

'. Ctiologi pterygium tidak diketahui dengan jelas.

*.  Pterygium  biasanya terjadi secara bilateral, namun jarang terlihat

simetris, karena kedua mata mempunyai kemungkinan yang sama untuk 

kontak dengan sinar ultraviolet, debu dan kekeringan.

11

8/19/2019 Pterygium_Kelompok09

http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 12/12

DA$TA% PUSTAKA

Ardalan Aminlari, 85, avi 6ingh, 85, and 5avid :iang, 85. "#$".

8anagement of Pterygium. United 6tates Epthalmic Pearls.

!lyas 6. "#$%. Pterigium dalam !khtisar !lmu Penyakit 8ata. 9akarta ?+U!.

:ang, )erhad +. "#$%. 7onjungtiva. !n Ephtalmology A Pocket 3eFtbook Atlas.

 =ew >ork 3hieme 6tutgart.

:as*uarni. "#$". Prevalensi Pterigium di +abupaten :angkat. 3esis 5okter 

6pesialis 8ata. 8edan 5epartemen !lmu +esehatan 8ata ?akultas

+edokteran Universitas 6umatera Utara.

6uharjo. "#$%. !lmu kesehatan 8ata edisi $. >ogyakarta Bagian !lmu Penyakit

8ata ?akultas +edokteran Universitas )ajah 8ada.

Voughan. "#$%. Eftalmologi Umum edisi $1. 9akarta C)7.

12