Upload
bara-kharisma
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 1/12
I.PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pterygium merupakan suatu proses degeneratif dan hiperplastik dengan
neoformasi fibrovaskular berbentuk segitiga yang muncul pada konjungtiva,
tumbuh terarah dan menginfiltrasi permukaan kornea antara lain lapisan stroma
dan membrana Bowman. Puncak segitiga terletak di kornea dan dasarnya
terletak di bagian tepi bola mata. Apabila hal ini mencapai pupil dapat
mempengaruhi penglihatan. Penyebab dari penyakit ini adalah iritasi kronik
akibat debu, angin, paparan sinar UV atau mikrotrauma yang mengenai mata!lyas, "#$%&.
Pterygium banyak dijumpai pada orang yang bekerja di luar ruangan dan
banyak bersinggungan dengan udara, debu ataupun sinar matahari dalam
jangka waktu yang lama Voughan, "#$%&.
Umumnya banyak muncul pada usia "# ' %# tahun. Pemicu pterigium
tidak hanya dari etiologinya saja tetapi terdapat factor risiko yang
mempengaruhinya antara lain faktor usia, jenis kelamin, jenis pterigium, jenis
pekerjaan outdoor atau indoor &. (al tersebut di atas dapat dibuktikan pada
studi yang dilakukan )a**ard di !ndonesia +epulauan iau & yang
menyebutkan pada usia dibawah "$ tahun sebesar $# - dan diatas # tahun
sebesar $/,0-, pada wanita $1,/ - dan laki2laki $/,$- !lyas, "#$%&.
Berdasarkan letak !ndonesia sebagai bagian negara beriklim tropis dan
dengan paparan sinar UV yang tinggi, angka kejadian Pterigium cukup tinggi.
3ingkat kekambuhan pada pasca ekstirpasi di !ndonesia berkisar %4 - ' 4" -.
5ata di 678 angka kekambuhan pterigium mencapai /4,$ - pada penderita
dibawah usia # tahun dan sebesar $",4 - diatas # tahun. +ekambuhan
pterigium merupakan pertumbuhan kembali jaringan fibrovaskuler konjungtiva
ke kornea pada bekas pembedahan. Pterigium dinyatakan kambuh apabila
setelah dilakukan operasi pengangkatan ditemukan pertumbuhan kembali
1
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 2/12
jaringan pterigium yang disertai pertumbuhan kembali neovaskularisasi yang
menjalar kearah kornea !lyas, "#$%&.
9angka waktu terjadinya kekambuhan pada berbagai studi disebutkan
antara $2" bulan sesudah pengangkatan. 3erapi yang digunakan adalah berupa
tindakan bedah atau ekstirpasi dengan berbagai macam metode. 6alah satu
metode yang masih digunakan sampai saat ini adalah metode bare sclera.
5alam penggunaannya metode bare sclera ternyata menunjukkan tingkat
kekambuhan yang tinggi, metode lain yang digunakan yaitu free conjunctival
autograft 7A)& Voughan, "#$%&.
B. Tujuan
$. 6ebagai syarat mengikuti ujian identifikasi :aboratorium Patologi Anatomi
". 8enambah pengetahuan kita tentang ;Pterygium<
%. 8enambah referensi pengetahuan terkini patologis pada sistem =euro and
spesific senses
II. TINJAUAN PUSTAKA
2
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 3/12
A. Definisi
Pterygium adalah suatu penebalan konjungtiva bulbi yang berbentuk
segitiga, mirip daging yang menjalar ke kornea, pertumbuhan fibrovaskular
konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif . Pterygium merupakan
suatu pelanggaran batas suatu pinguicula berbentuk segitiga berdaging ke
kornea, umumnya di sisi nasal, secara bilateral. 6edangkan menurut 6idharta
!lyas, Pterygium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva
yang bersifat invasif dan degeneratif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada
celah kelopak bagian nasal maupun temporal konjungtiva yang meluas ke
daerah kornea. Pterygium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral
atau di daerah kornea. Asal kata pterygium dari bahasa >unani, yaitu pteron
yang artinya wing atau sayap. (al ini mengacu pada pertumbuhan pterygium
yang berbentuk sayap pada konjungtiva bulbi 6uharjo, "#$%&.
B. Etiologi
(ingga saat ini etiologi pasti pterigium masih belum diketahui secara
pasti. Beberapa faktor resiko pterigium antara lain adalah paparan ultraviolet,
mikro trauma kronis pada mata, infeksi mikroba atau virus. 6elain itu
beberapa kondisi kekurangan fungsi lakrimal film baik secara kuantitas
maupun kualitas, konjungtivitis kronis dan defisiensi vitamin A juga
berpotensi menimbulkan pterigium. 6elain itu ada juga yang mengatakan
bahwa etiologi pterigium merupakan suatu fenomena iritatif akibat
pengeringan dan lingkungan dengan banyak angin karena sering terdapat
pada orang yang sebagian besar hidupnya berada di lingkungan yang berangin, penuh sinar matahari, berdebu dan berpasir. Beberapa kasus
dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan pterigium dan berdasarkan
penelitian menunjukkan riwayat keluarga dengan pterigium, kemungkinan
diturunkan autosom dominan 6uharjo, "#$%&.
. E!i"e#iologi
3
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 4/12
+asus pterygium yang tersebar di seluruh dunia sangat bervariasi,
tergantung pada lokasi geografisnya, tetapi lebih banyak di daerah iklim
panas dan kering. ?aktor yang sering mempengaruhi adalah daerah dekat
ekuator. Prevalensi juga tinggi pada daerah berdebu dan kering 6uharjo,
"#$%&.
5i Amerika 6erikat, kasus pterigium sangat bervariasi tergantung pada
lokasi geografisnya. 5i daratan Amerika serikat, Prevalensinya berkisar
kurang dari "- untuk daerah di atas #o lintang utara sampai 42$4- untuk
daerah garis lintang "02%/o. 6ebuah hubungan terdapat antara peningkatan
prevalensi dan daerah yang terkena paparan ultraviolet lebih tinggi di bawah
garis lintang. 6ehingga dapat disimpulkan penurunan angka kejadian dilintang atas dan peningkatan relatif angka kejadian di lintang bawah6uharjo,
"#$%&.
5i !ndonesia yang melintas di bawah garis khatuliswa, kasus2kasus
pterygium cukup sering didapati. Apalagi karena faktor risikonya adalah
paparan sinar matahari UVA @ UVB&, dan bisa dipengaruhi juga oleh
paparan alergen, iritasi berulang misal karena debu atau kekeringan&. !nsiden
tertinggi pterygium terjadi pada pasien dengan rentang umur "# ' tahun.
Pasien dibawah umur $4 tahun jarang terjadi pterygium. ekuren lebih sering
terjadi pada pasien yang usia muda dibandingkan dengan pasien usia tua.
:aki2laki lebih beresiko " kali daripada perempuan :as*uarni, "#$"&
D. $aktor %isiko
Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden Pterygium yaitu :as*uarni,
"#$"&
$. adiasi ultraviolet
?aktor risiko lingkungan yang utama timbulnya pterigium adalah
eksposure sinar matahari. 6inar ultraviolet diabsorbsi cornea dan
conjungtiva menghasilkan kerusakan sel dan proliferasi sel. :etak lintang,
waktu diluar rumah, penggunaan kacamata dan topi juga merupakan faktor
penting.
". )enetik
Beberapa kasus dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan
4
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 5/12
pterigium dan berdasarkan penelitian case control menunjukan riwayat
keluarga dengan pterigium, kemungkinan diturunkan autosom dominan.
%. ?aktor lain
!ritasi kronik atau inflamasi terjadi pada area limbus atau perifer
cornea merupakan pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan
terjadinya limbal defisiensi dan saat ini merupakan teori baru patogenesi
dari pterygium. 5ebu, kelembapan yang rendah dan trauma kecil dari
bahan partikel tertentu, dry eye dan virus papiloma juga penyebab dari
pterigium.
E. Tan"a "an &ejala
Pterygium biasanya terjadi secara bilateral, namun jarang terlihat
simetris, karena kedua mata mempunyai kemungkinan yang sama untuk
kontak dengan sinar ultraviolet, debu dan kekeringan. +ira2kira #- terletak
di daerah nasal karena daerah nasal konjungtiva secara relatif mendapat sinar
ultraviolet yang lebih banyak dibandingkan dengan bagian konjungtiva yang
lain. 6elain secara langsung, bagian nasal konjungtiva juga mendapat sinar
ultra violet secara tidak langsung akibat pantulan dari hidung !lyas, "#$&.
Pterygium yang terletak di nasal dan temporal dapat terjadi secara
bersamaan walaupun pterygium di daerah temporal jarang ditemukan.
Perluasan pterygium dapat sampai ke medial dan lateral limbus sehingga
menutupi sumbu penglihatan dan menyebabkan penglihatan kabur. 6ecara
klinis muncul sebagai lipatan berbentuk segitiga pada konjungtiva yang
meluas ke kornea pada daerah fissura interpalpebra. Biasanya pada bagian
nasal tetapi dapat juga terjadi pada bagian temporal. 5eposit besi dapat
dijumpai pada bagian epitel kornea anterior dari kepala pterygium stoker’sline& !lyas, "#$&.
)ejala klinis pterygium pada tahap awal biasanya ringan bahkan
sering tanpa keluhan sama sekali asimptomatik&. Beberapa keluhan yang
sering dialami pasien antara lain 6uharjo, "#$%&
$. 8ata sering berair dan tampak merah
". 8erasa seperti ada benda asing
%. 3imbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterygium
5
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 6/12
. Pada pterygium derajat % dan dapat terjadi penurunan tajam penglihatan
4. 5apat terjadi diplopia sehingga menyebabkan terbatasnya pergerakan
mata.
$. Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis yang sering dilakukan Ardalan, "#$&
$. Anamnesis
Pada anamnnesis didapatkan adanya keluhan pasien seperti mata
merah, gatal, mata sering berair, ganguan penglihatan. 6elain itu perlu
juga ditanyakan adanya riwayat mata merah berulang, riwayat banyak
bekerja di luar ruangan pada daerah dengan pajanan sinar mathari yangtinggi, serta dapat pula ditanyakan riwayat trauma sebelumnya
". Pemeriksaan ?isik
Pada inspeksi pterigium terlihat sebagai jaringan fibrovaskular
pada permukaan konjuntiva. Pterigium dapat memberikan gambaran yang
vaskular dan tebal tetapi ada juga pterigium yang avaskuler dan flat .
Perigium paling sering ditemukan pada konjungtiva nasal dan berekstensi
kr kornea nasal, tetapi dapt pula ditemukan pterigium pada daerah
temporal.%. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan pada pterigium
adalah topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa
astigmtisme ireguler yang disebabkan oleh pterigium.
$. Patogenesis
6
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 7/12
&a#bar '.( Patogenesis Pter)giu#
!ritasi kronik atau inflamasi yang terjadi pada area limbus atau perifer
kornea merupakan pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan terjadinya
limbal defisiensi, dan saat ini merupakan teori baru patogenesis dari
pterigium. 5ebu, kelembaban yang rendah, dan trauma kecil dari bahan
partikel tertentu, dry eyes, dan virus papiloma juga diduga sebagai penyebab
dari pterigium Voughan, "#$%&.
&. Patofisiologi
Ctiologi pterygium tidak diketahui dengan jelas. +arena penyakit ini lebih
sering pada orang yang tinggal di daerah beriklim panas, maka gambaranyang paling diterima tentang hal tersebut adalah respon terhadap faktor2faktor
lingkungan seperti paparan terhadap sinar ultraviolet dari matahari, daerah
kering, inflamasi, daerah angin kencang dan debu atau faktor iritan lainnya.
5iduga pelbagai faktor risiko tersebut menyebabkan terjadinya degenerasi
elastis jaringan kolagen dan proliferasi fibrovaskular. 5an progresivitasnya
diduga merupakan hasil dari kelainan lapisan Bowman kornea. Beberapa
studi menunjukkan adanya predisposisi genetik untuk kondisi ini Voughan,
"#$%&.
3eori lain menyebutkan bahwa patofisiologi pterygium ditandai
dengan degenerasi elastik kolagen dan proliferasi fibrovaskular dengan
permukaan yang menutupi epitel. (al ini disebabkan karena struktur
konjungtiva bulbi yang selalu berhubungan dengan dunia luar dan secara
intensif kontak dengan ultraviolet dan debu sehingga sering mengalami
kekeringan yang mengakibatkan terjadinya penebalan dan pertumbuhan
konjungtiva bulbi sampai menjalar ke kornea. 6elain itu, pengeringan lokal
dari kornea dan konjungtiva yang disebabkan kelainan tear film menimbulkan
fibroplastik baru. 3ingginya insiden pterygium pada daerah beriklim kering
mendukung teori ini Voughan, "#$%&..
3eori terbaru pterygium menyatakan kerusakan limbal stem cell di
daerah interpalpebra akibat sinar ultraviolet. Limbal stem cell merupakan
sumber regenarasi epitel kornea dan sinar ultraviolet menjadi mutagen untuk
p53 tumor supressor gene pada limbal stem cell . 3anpa apoptosis,
7
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 8/12
transforming growth factor-beta diproduksi dalam jumlah berlebihan dan
meningkatkan proses kolagenase sehingga sel2sel bermigrasi dan terjadi
angiogenesis. Akibatnya, terjadi perubahan degenerasi kolagen dan terlihat
jaringan subepitelial fibrovaskular. Pada jaringan subkonjungtiva terjadi
perubahan degenerasi elastik dan proliferasi jaringan vaskular di bawah
epitelium yang kemudian menembus kornea. +erusakan pada kornea terdapat
pada lapisan membran Bowman oleh pertumbuhan jaringan fibrovaskular
yang sering disertai inflamasi ringan. Cpitel dapat normal, tebal, atau tipis dan
kadang terjadi displasia. Pada keadaan defisiensi limbal stem cell , terjadi
pembentukan jaringan konjungtiva pada permukaan kornea 6uharjo, "#$%&.
H. &a#baran Histo!atologi
(istopatologi kolagen abnormal pada daerah degenerasi elastotik
menunjukkan basofilia bila dicat dengan hematoksin dan eosin. 9aringan ini
juga bisa dicat dengan cat untuk jaringan elastic akan tetapi bukan jaringan
elastic yang sebenarnya, oleh karena jaringan ini tidak bisa dihancurkan oleh
elastase Voughan, "#$%&..
(istologi, pterigium merupakan akumulasi dari jaringan degenerasi
subepitel yang basofilik dengan karakteristik keabu2abuan di pewarnaan ( @
C . Berbentuk ulat atau degenerasi elastotic dengan penampilan seperti cacing
bergelombang dari jaringan yang degenerasi. Pemusnahan lapisan Bowman
oleh jaringan fibrovascular sangat khas. Cpitel diatasnya biasanya normal,
tetapi mungkin acanthotic, hiperkeratotik, atau bahkan displastik dan sering
menunjukkan area hiperplasia dari sel goblet Voughan, "#$%&..
8
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 9/12
&a#bar '.' &a#baran Histo!atologi "ai Pter)giu#
I. Tera!i
$. 3erapi baru
Penanganan pterigium pada tahap awal adalah berupa tindakann
konservatif seperti penyuluhan pada pasien untuk mengurangi iritasi
maupun paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata anti
UV dan pemberian air mata buatanDtopical lubricating drops :ang,
"#$%&.
8encangkok membran amnion juga telah digunakan untuk
mencegah kekambuhan pterigium. 8eskipun keuntungkan dari
penggunaan membran amnion ini belum teridentifikasi, sebagian besar
peneliti telah menyatakan bahwa itu adalah membran amnion berisi
faktor penting untuk menghambat peradangan dan fibrosis dan
epithelialisai.6ayangnya, tingkat kekambuhan sangat beragam pada
studi yang ada, diantara ",/ persen dan $#,1 persen untuk pterygia
primer dan setinggi %1,4 persen untuk kekambuhan pterygia. 6ebuah
keuntungan dari teknik ini selama autograft konjungtiva adalah
pelestarian bulbar konjungtiva. 8embran Amnion biasanya
ditempatkan di atas sklera , dengan membran basal menghadap ke atas
dan stroma menghadap ke bawah. Beberapa studi terbaru telah
menganjurkan penggunaan lem fibrin untuk membantu cangkok
membran amnion menempel jaringan episcleral dibawahnya. :em
fibrin juga telah digunakan dalam autografts konjungtiva Voughan,
"#$%&.
9
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 10/12
". 3erapi lama
Adapun indikasi operasi :ang, "#$%&
$. 8engganggu visus
". 8engganggu pergerakan bola mata
%. Berkembang progresif
. 8endahului suatu operasi intraokuler
4. +osmetik
Pada prinsipnya, tatalaksana pterigium adalah dengan tindakan
operasi. Ada berbagai macam teknik operasi yang digunakan dalam
penanganan pterigium di antaranya adalah 6uharjo, "#$%&
1. Bare sclera bertujuan untuk menyatukan kembali konjungtiva
dengan permukaan sklera. +erugian dari teknik ini adalah tingginya
tingkat rekurensi pasca pembedahan yang dapat mencapai #214-.
2. Simple closure menyatukan langsung sisi konjungtiva yang terbuka,
diman teknik ini dilakukan bila luka pada konjuntiva relatif kecil.
3. Sliding flap dibuat insisi berbentuk huruf : disekitar luka bekas
eksisi untuk memungkinkan dilakukannya penempatan flap.
4. Rotational flap dibuat insisi berbentuk huruf U di sekitar luka bekas
eksisi untuk membentuk seperti lidah pada konjungtiva yang
kemudian diletakkan pada bekas eksisi.
5. on!ungti"al graft menggunakan free graft yang biasanya diambil
dari konjungtiva bulbi bagian superior, dieksisi sesuai dengan ukuran
luka kemudian dipindahkan dan dijahit atau difiksasi dengan bahan
perekat jaringan misalnya #isseel $%& Ba'ter %ealthcare&
(earfield& )llionis&.
J. Ko#!likasi
8enururt 6uharjo tahun "#$% adalah
1. )angguan penglihatan
'. 8ata kemerahan
*. !ritasi
4. )angguan pergerakan bola mata.
+. 3imbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea
10
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 11/12
,. Pada pasien yang belum di eksisi terjadi distorsi dan penglihatan sentral
berkurang
-. 3imbul jaringan parut pada otot rektus medial yang dapat menyebabkan
diplopia
8. 5ry Cye sindrom
. +eganasan epitel pada jaringan epitel di atas pterigium
K. Prognosis
Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baik. +ebanyakan
pasien dapat beraktivitas lagi setelah 0 jam post operasi. Pasien dengan
pterigium rekuren dapat dilakukan eksisi ulang dan graft dengan konjungtiva
autograft atau transplantasi membran amnion Voughan, "#$%&.
III. KESI/PULAN
(. Pterygium merupakan suatu proses degeneratif dan hiperplastik dengan
neoformasi fibrovaskular berbentuk segitiga yang muncul pada
konjungtiva, tumbuh terarah dan menginfiltrasi permukaan kornea antara
lain lapisan stroma dan membrana Bowman.
'. Ctiologi pterygium tidak diketahui dengan jelas.
*. Pterygium biasanya terjadi secara bilateral, namun jarang terlihat
simetris, karena kedua mata mempunyai kemungkinan yang sama untuk
kontak dengan sinar ultraviolet, debu dan kekeringan.
11
8/19/2019 Pterygium_Kelompok09
http://slidepdf.com/reader/full/pterygiumkelompok09 12/12
DA$TA% PUSTAKA
Ardalan Aminlari, 85, avi 6ingh, 85, and 5avid :iang, 85. "#$".
8anagement of Pterygium. United 6tates Epthalmic Pearls.
!lyas 6. "#$%. Pterigium dalam !khtisar !lmu Penyakit 8ata. 9akarta ?+U!.
:ang, )erhad +. "#$%. 7onjungtiva. !n Ephtalmology A Pocket 3eFtbook Atlas.
=ew >ork 3hieme 6tutgart.
:as*uarni. "#$". Prevalensi Pterigium di +abupaten :angkat. 3esis 5okter
6pesialis 8ata. 8edan 5epartemen !lmu +esehatan 8ata ?akultas
+edokteran Universitas 6umatera Utara.
6uharjo. "#$%. !lmu kesehatan 8ata edisi $. >ogyakarta Bagian !lmu Penyakit
8ata ?akultas +edokteran Universitas )ajah 8ada.
Voughan. "#$%. Eftalmologi Umum edisi $1. 9akarta C)7.
12