Upload
oji-gitar
View
55
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu
upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut dengan meningkatkan
mutu pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, tentu tidak terlepas
dari peranan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru
diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat melibatkan siswa
agar termotivasi dalam proses pembelajaran. Guru juga dituntut agar dapat
menggunakan metode pembelajaran yang tepat yang dapat mengembangkan
kualitas dan potensi yang dimiliki siswa.
Untuk mengajarkan mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan
dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, namun dilihat dari kenyataan di
lapangan saat ini dalam pembelajaran guru kurang menggunakan metode
demonstrasi dalam pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam
pembelajaran. Imam (1994:7) mengatakan metode adalah cara yang
sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Salah satu metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran
Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI Administrasi Perkantoran adalah
metode demonstrasi. Menurut Wina (2006:152) Metode demonstrasi adalah
metode penyajian pelajaran dengan cara memperagakan dan mempertunjukan
1
pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik sebenarnya
maupun sekedar tiruan.
Penggunaan metode demonstrasi ini juga bisa memberi kesempatan
pada siswa untuk melakukan demonstrasi tersebut. Metode demonstrasi
bertujuan untuk mendidik siswa belajar memahami dan mengartikan akan
sesuatu berdasarkan kesimpulan yang diperolehnya dari apa yang
didemonstrasikan tersebut.
Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
metode demonstrasi cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
dalam pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI
Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang. Karena dengan metode ini,
materi yang sedang dipelajari akan lebih melekat dalam ingatan anak dan
ingatan itu akan bertahan lama, karena siswa terlibat secara langsung dan
bukan hanya mendengarkan saja.
Kenyataan yang terjadi, terdapat kecenderungan siswa kurang
berminat mengikuti pelajaran menangani surat/ dokumen kantor. Kurangnya
minat siswa ini dapat disebabkan karena siswa merasa jenuh dengan metode
pembelajaran yang diberikan oleh guru selama ini. Kebanyakan guru masih
dominan menggunakan metode ceramah dalam mengajar sehingga tidak
terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan dan bervariasi, yang
dapat menambah semangat belajar siswa. Akibatnya, kegiatan belajar
mengajar kurang menarik dan membosankan karena siswa tidak diransang
atau ditantang untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam
2
pembelajaran, siswa banyak yang tidak memperhatikan guru ketika guru
sedang menjelaskan pelajaran, mereka lebih senang berbicara dengan teman
sebangkunya atau mengerjakan pekerjaan lain di luar pembelajaran.
Selain itu, dalam proses pembelajaran, kebanyakan siswa hanya
menunggu penjelasan dari guru dan belum diarahkan untuk belajar secara
mandiri, sehingga guru kurang dapat mengembangkan pemikiran siswa atau
dengan kata lain aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah. Berdasarkan
hasil observasi awal penulis disekolah tempat penulis mengadakan Praktek
lapangan Kependidikan, penulis menemukan bahwa pada kelas XI di SMKN
2 Padang aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 1 : Hasil Observasi Aktivitas Belajar Menangani surat/ dokumen kantor Siswa Kelas XI Administrasi Perkantorn di SMKN 2 Padang
No.Jumlah Siswa
% Aktivitas Siswa
A B C D E F
1. 37 94 6 9 17 23 9
Keterangan : A = keseriusan kerja
B = mempertahankan pendapat
C = mengajukan pendapat
D = bertanya
E = menjawab pertanyaan
F = menyanggah pendapat teman
3
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa siswa yang aktif dalam
pembelajaran tidak lebih dari 25 % dalam tiap jenis aktivitasnya. Berdasarkan
permasalahan di atas, penulis tertarik untuk memberikan sebuah metode
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif berpartisipasi dalam
pembelajaran yaitu dengan memberikan metode diskusi kelompok. Dengan
diskusi kelompok ini siswa akan belajar untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran, siswa akan belajar mengemukakan pendapat, menjawab
pertanyaan teman, dan memberikan pertanyaan kepada kelompok lain,
sehingga nanti diharapkan aktivitas belajar siswa akan meningkat.
Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa diharapkan hasil belajar
siswa juga ikut meningkat. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah
”Peningkatan Hasil Belajar Menangani Surat/ Dokumen Kantor Dengan
Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran
Smkn 2 Padang”.
B. Identifikasi masalah
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka keadaan
yang ditemui di Kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang adalah:
1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi Menangani surat/ dokumen
kantor yang sedang diajarkan guru.
2. Proses pembelajaran masih bersifat teacher centered
3. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah.
4. Siswa kurang mampu mengungkapkan pertanyaan dan mengemukakan
pendapat.
4
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu aktivitas siswa yang diamati
adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dalam diskusi
kelompok, seperti siswa yang aktif menjawab soal, aktif mengajukan
pertanyaan, aktif menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan
membuat kesimpulan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis
mengajukan pertanyaan penelitian yaitu: ”Apakah dengan Metode
Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Administrasi
Perkantoran SMKN 2 Padang”.
E. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar Menangani surat/ dokumen kantor dengan
menggunakan Metode Demonstrasi pada siswa kelas XI Administrasi
Perkantoran SMKN 2 Padang.
F. Manfaat Penelitian
Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan
peneliti sendiri yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, bermanfaat sebagai penambah pengetahuan wawasan dalam
menggunakan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Menangani surat/
5
dokumen kantor siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2
Padang
2. Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menggunakan Metode
Demonstrasi dalam pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor siswa
kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang
3. Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
Menangani surat/ dokumen kantor serta dapat meningkatkan hasil belajar
siswa
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakekat Pembelajaran Menangani Surat/ Dokumen Kantor
a. Pengertian Surat
Surat adalah alat untuk menyampaikan sesuatu maksud secara
tertulis dari pihak yang satu ke pihak yang lain. Atau surat adalah suatu
sarana untuk menyampaikan informasi atau pernyataan secara tertulis
kepada pihak lain, baik atas nama sendiri ataupun jabatannya dalam
organisasi. Informasi dapat berupa pemberitahuan, pernyataan,
pertanyaan, permintaan, laporan, atau buah pikiran lainnya yang ingin
disampaikan kepada pihak lain baik perorangan maupun organisasi
melalui surat. Sedangkan pengertian surat menyurat adalah suatu
kegiatan yang menyangkut tentang bagaimana membuat surat yang
sebaik-baiknya.
Dewasa ini teknologi komunikasi maju pesat, sehingga lalu lintas
informasi melalui telepon, radio, televisi, telex, telegrap, frekuensinya
sangat tinggi. Tetapi surat mempunyai kelebihan tersendiri. Jika alat-alat
komunikasi dapat menyampaikan informasi yang bisa didengar atau
secara pendek, maka surat merupakan sarana yang dapat merekam
informasi secara panjang lebar, terperinci dan merupakan bukti ”hitam
diatas putih”. Surat bersifat praktis, karena dapat menyimpan rahasia dan
dapat menghilangkan perasaan, karena informasi itu sesuai dengan
sumbernya.
7
Surat merupakan sehelai kertas atau lebih yang ditulis atau ditik
dengan susunan kalimat dan bahasa yang baik. Surat itu berisi curahan
hati atau berita dari seseorang yang disampaikan dari jarak jauh kepada
orang lain dengan cara tertulis, oleh sebab itu fungsi surat di masyarakat
adalah sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat dengan
menggunakan tulisan.
Tata cara dan sopan santun menulis surat harus terpelihara dengan
baik, seperti halnya bila kita berbicara langsung dengan orangnya. Kalau
berbicara langsung, mka air muka dan mimik dapat menunjukkan isi hati
sipembicara, sedangkan dalam surat menyurat tampak dalam penggunaan
bahasa dan gaya bahasa. Oleh karena itu, seorang koresponden harus
menguasai dan kaya akan perbendaharaan bahasanya.
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau
informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak lain.
Informasi itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan,
permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan dan sebagaimananya.
Berdasarkan yang diatas mengenai surat-menyurat baik pada
instansi pemerintah maupun pada dunia bisnis khususnya, ternyata betapa
banyak terjadi kesalahan-kesalahan dalam penulisan surat. Kesalahan ini
sebenarnya tidak perlu terjadi andaikata mereka yang menangani
langsung surat-menyurat memahami sungguh-sungguh apa hakikat, arti,
fungsi dan misi daripada surat yang dibuatnya. Kekurangan dan
kesalahan ini dapat ditelusuri lebih jauh dimana sumbernya.
8
b. Tujuan Menulis Surat
Setiap orang, badan usaha atau instansi pemerintah yang
melakukan sesuatu tentunya mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Begitu
pula halnya dalam menulis surat tiada lain bertujuan untuk
menyampaikan sesuatu maksud (warta/ berita) dari sipengirim surat.
Surat menyurat merupakan masalah yang cukup pelik, dan menulis
surat ituseni merupakan suatu seni merangkai bahasa secara khusus,
namun kantor pos tak pernah sepi melayani masyarakat yang ingin
melakukan pengiriman berita, berupa permintaan jasa pengiriman surat,
dan keperluan lain yang berhubungan dengan jasa kantor pos.
Proses penyampaian warta ini dari sumber (pengirim) sampai ke
tujuan (penerima) kadang-kadang tidak lancar seperti yang diharapkan.
Gangguan-gangguan mungkin dijumpai baik berupa gangguan
lingkungan, gangguan fisik, gangguan bahasa, dan lain-lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan utama
sipenulis surat, yaitu agar surat mencapai sasaran dan memperoleh
tanggapan dari sipenerima surat. Oleh karena itu, surat merupakan media
komunikasi yang banyak dipergunakan baik oleh badan usaha maupun
perorangan.
9
B. Metode Demostrasi
1. Pengertian Metode
Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran, dan
dianggap suatu cara yang efisien digunakan guru dalam menyampaikan
suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, seperti yang telah diungkapkan
Wina (2006:149) guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat
belajar secara efisien dan efektif mengenai tujuan yang diharapkan salah
satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-
teknik pengajaran atau biasanya disebut metode pengajaran, dengan
demikian tujuan yang dirumuskan di dalam kegiatan pembelajaran dapat
dicapai dengan efektif.
Dalam proses pendidikan metode mempunyai kedudukan yang
menunjang dan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan. Karena
metode menjadi sarana yang menunjang untuk materi pembelajaran
sehingga pelajaran dapat dipahami dan diserap oleh siswa. Metode
mengajar yang baik adalah metode mengajar yang dapat menyebabkan
pihak yang belajar dapat mengajar dirinya sendiri”.
Menurut Nana (2004:79) metode mengajar adalah “cara yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran”.
10
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat penulis
simpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan guru untuk
menyampaikan suatu materi pelajaran pada siswa
2. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Roestiyah (2001:83) metode demonstrasi merupakan
metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang
benar.
Menurut Syaiful (2010:90) metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada
siswa suatu proses, siuasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
yang esbenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan
lisan.
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
demonstrasi yaitu suatu metode pembelajaran dimana guru atau siswa
sendiri memperlihatkan sesuatuproses kepada seluruh siswa bisa dilakukan
secara langsung maupun melalaui bantuan media pembelajaran. Dapat kita
ketahui bahwa dalam penggunaan metode demonstrasi ini siswa menjadi
aktif. Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana
dibandingkan metode metode yang lain, karena dalam penggunaannya
sangat mudah sekali dan akan membuat orang yang memperhatikan
demonstrasi tersebut akan lebih mengerti karena menyaksikan langsung.
11
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
Menurut Syaiful (2010:91) kelebihan dari metode demonstrasi
adalah: (1) dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih
konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata
atau kalimat) (2) siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. (3)
proses pengajaran lebih menarik, (4) siswa diransang untuk aktif
mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba
melakukannyansendiri
Kelebihan menggunakan metode demonstrasi antara lain adalah:
(1) Perhatian siswa dapat dipusatkan dan pokok bahasan yang penting
dapat diartikan seperlunya, (2) Siswa aktif bila demonstrasi sekaligus
dilanjutkan dengan eksperimen, (3) dapat mengurangi kesalahan bila
siswa hendak mencoba mempelajari suatu proses dari buku bacaan, dan
(4) Persoalan yang belum dimengerti dapat langsung ditanyakan pada
saat proses berlangsung ditunjukkan sehingga dapat terjawab dengan
jelas pertanyaan tersebut.
www.Ipp.uns.id/web/moodle/moodledata/5/Pekerti AA/Metode Mengajar
ppt. (Diakses13 Januari 2012)
Dari uraiaan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa
kelebihan dari metode demonstrasi adalah: (1) membuat siswa aktif
dalam pembelajaran, (2) perhatian siswa dalam pembelajaran akan lebih
terpusatkan. (3) perhatian siswa akan lebih terpusatkan, (4) dapat
mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, dan (5)
12
pertanyaan-pretanyaan yang belum mengerti jika diajukan pada saat
proses itu akan terjawab langsung dengan jelas karena bisa langsung
disaksikan olehsiswa prosesnya.
C. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan Metode
Demonstrasi
Adapun hal-hal yang harus kita perhatikan dalam melaksanakan
metode demonstrasi dalam pembelajaran menurut Suryo (2002:151)
adalah:
(1) Guru harus mampu menyusun rumusan rumusan tujuan intruksional,
agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar. (2)
Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu
menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan. (3) Amatilah
apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk melakukan suatu
demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil
kebijaksanaan yang lain. (4) Apakah anda telah meneliti alat-alat dan
bahan yang akan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya. Juaga anda
perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu agar
demonstrasi itu berhasil. (5) Harus sudah menentukan garis besar
langkah-langkah yang akan dilakukan. (6) Apakah tersedia waktu yang
cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa
bisa bertanya. (7) Selama demonstrasi berlansung guru harus memberi
kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya. (8)
13
kita perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan
itu berhasil, dan jika perlu demonstrasi bisa diulang.
Dari uraian di atas maka penulis simpulkan bahwa dalam
melaksanakan demonstrasi ada hal-hal yang harus kita perhatikan
diantaranya yaitu: penyusunan tujuan, pencapaian tujuan, jumlah siswa
apakah memungkinkan untuk dilaksanakannya demonstrasi, dan waktu.
D. Langkah - langkah Penggunaan Metode Demonstrasi
Menurut Winarno (2000:89) cara dalam merancang demonstrasi
yang efektif adalah:
a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan
yang diharapkandapat dicapai atau dilaksanakan oleh siswa itu sendiri
bila demonstrasi itu telah berakhir adapun hal-hal yang harus di
perhatikan dalam menggunakan metode demonstrasi adalah:
(1) Mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan
merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang
telah dirancang, (2) Apakah lalat-alat yang diperlukan untuk
demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan apakh alat-alat itu
sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu dilakukan demonstrasi
tidak gagal,dan (3) Apakah dengan jumlah siswa itu
memungkinkan diadakan demonstrasi dengan jelas.
b. Menetapkan garis besar lanhkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan. Sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, guru sudah
mencobaterlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
14
c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu
untuk memberi keempatan siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. Menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan pada siswa untuk merancang obserpasi
d. Sebelum demonstrasi berlangsung kita bertanya pada diri kita apakah:
(1) Keterangan-keterangan itu dapat didengar dengan jelas oleh siswa,
(2) Alat itu telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga semua
siswa dapat melihat dengan jelas, dan (3) Telah disarankan pada siswa
untuk membuat catatan seperlunya.
e. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan murid. Seringkali perlu
terlebih dahulu diadakan diskusi dan siswa mencoba lagi demonstrasi
agar memperoleh kecakapan yang lebih baik.
Dengan adanya prosedur di atas maka dapat diuraikan langkah
penggunaan metode demonstrasi, dilihat dari:
a. Tahap persiapan
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti
kognitif, afektif, dan psikomotor
2. Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilakukan, Yang akan diperlukan untuk menghindari
kegagalan
3. Lakukan uji coba demonstrasi, yang meliputi segala peralatan
yang diperlukan
15
b. Tahap pelaksanaan
1. Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya :
(a) Aturlah tempat duduk yang
memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas
apa yang didemonstrasikan
(b) Kemukakan tujuan yang harus
dicapai oleh siswa
(c) Kemukakan tugas tugas yang
harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskn untuk
mencatat hal-hal yang penting dari pelaksanaan demonstrasi.
2. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
(a) Mulailah demonstrasi dengan
kegiatan yang meransang siswa untuk berpikir, misalnya
melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik untuk
memperhatikan demonstrasi
(b) Ciptakan suasana yang
menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan
(c) Yakinkan bahwa semua siswa
mengikuti berjalannya demonstrasi dengan memperhatikan
reaksi seluruh siswa
16
(d) Berikan kesempatan kepada
siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan
apa yang dilihat dari proses demonstrasi
3. Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran
perlu diakhiri dengan memberi tugas-tugas tertentu yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian
tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa memehami demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan
tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan
evaluasi bersama tentang jalannya demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya.
a. Tindak lanjut
1). Membuat kesimpulan dari hasil demonstrasi yang
dilakukaan tersebut.
2). Mengadakan evaluasi.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan
langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi dalam
pembelajaran sebagai berikut:
1. Pembukaan Demonstrasi
Tahap ini berupa tahap persiapan atau perencanaan dari
demonstrasi yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan Demonstrasi
17
Tahap ini berupa tahap pelaksanaan demonstrasi tersebut. Disini
guru melakukan demonstrasi yang sudah direncanakan dan siswa
mengamatinya dilanjutkan dengan membuat hasil pengamatan
kedalam lembaran pengamatan
3. Mengakhiri Demonstrasi
Tahap ini merupakan tahap setelah kita melakukan demonstrasi
pada tahap ini kita bisa melakukan tindak lanjut dan evaluasi sesuai
dengan demonstrasi yang kita lakukan. Evaluasi bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang dipelajari.
4. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk
menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep
dalam belajar. Apabila sudah terjadi perubahan tingkah laku
seorang, maka seorang itu telah bisa dikatakan akan berhasil dalam
belajar, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Hamalik
(1990:2): Hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul, minsalnya
dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru,
perubahan dalam tahap kebiasan keterampilan, kesanggupan
menghargai, perkembangan sikap sosial, emosional dan
pertumbuhan jasmani.
Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari kemampuan siswa
dalam mengingat pelajaran yang telah disampaikan guru selama
proses pembelajaran dan bagaimana siswa tersebut untuk bisa
18
menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya serta mampu untuk
memecahkan masalah yang timbul.
5. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini
adalah :
Nurza Maretni (2009) dengan judul “Penggunaan Metode
Demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar Menangani
Surat/ Dokumen Kantor siswa kelas XI Administrasi
Perkantoran SMKN 2 Padang”.Dari penelitian ini hasil belajar
siswa meningkat dari target ketuntasan 70% menjadi
85%.Sedangkan penelitian yang peneliti amati adalah dengan
judul ”Peningkatan Hasil Belajar Menangani Surat/ Dokumen
Kantor Dengan Metode Demonstrasi Pada siswa kelas XI
Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang .
6. Kerangka Teori
Mempelajari Menangani surat/ dokumen kantor dengan
menggunakan metode demonstrasi dapat membuat siswa
lebih mengenal surat/ dokumen kantor secara mendalam, hal
ini disebabkan karena dengan ini siswa bisa menyaksikan
berlangsungnya suatu proses tentang materi yang dipelajari,
dan demiikian siswa akan mendapatkan ilmu menangani
surat/ dokumen kantor itu sendiri. Maka dari itu penulis
beranggapan bahwa dengan menggunakan metode
19
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar menangani
surat/ dokumen kantor siswa. Dengan demikian maka
kerangka teoritis penelitian ini dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Pembukaan Demonstrasi
Tahap ini berupa tahap persiapan atau perencanaan dari
demonstrasi yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan Demonstrasi
Tahap ini berupa tahap pelaksanaan demonstrasi
tersebut. Disini guru melakukan demonstrasi yang sudah
direncanakan dan siswa mengamatinya dilanjutkan dengan
membuat hasil pengamatan kedalam lembaran pengamatan.
3. Mengakhiri Demonstrasi
Tahap ini merupakan tahap setelah kita melakukan
demonstrasi pada tahap ini kita bisa melakukan tindak lanjut
dan evaluasi sesuai dengan demonstrasi yang kita lakukan.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa
menguasai materi yang dipelajari.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
harus dipecahkan berasal dari soalan praktek pembelajaran di kelas secara lebih
professional, prosedur pelaksanaan penelitian ini mengikuti prinsip – prinsip
dasar penelitian.
Menurut Suharsimi (2008:3) “Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadapkegiatan belajar berupa sesuai tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sexual kelas secara bersama”.
B. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan di kelas XI Administrasi
Perkantoran SMKN 2 Padang. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian
dengan pertimbangan, sekolah tersebut bersedia dilakukan pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil
belajar.
2. Subjek Penelitian
Adapun yang telah menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI
Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang.
3. Waktu Penelitian
21
Penelitian dilaksanakan pada semester IV tahun ajaran 2012/2013.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada desain PTK yang
dikemukakan oleh Suharsimi, dkk (2007 : 16), ada empat tahap yang perlu
dilakukan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/ pengamatan
dan refleksi.
Hubungan keempat komponen tersebut merupakan suatu siklus dan
digambarkan pada diagram atau bagan berikut :
Bagan 2
Model Alur Penelitian Tindakan KelasSuharsimi, dkk (2010 : 16)
22
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
?
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus, yaitu
satu siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Seandainya indikator keberhasilan
pada siklus I belum mencapai sasaran dan tujuan, maka penelitian dilanjutkan
pada siklus II. Pada siklus II, fokus dan tindakan adalah memperbaiki
permasalahan yang muncul pada siklus I. apabila kriteria keberhasilan pada
siklus I belum mencapai sasaran, penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan
materi yang baru untuk melihat apakah keberhasilan yang dicapai lebih baik
pada siklus I.
Ada empat tahap prosedur penelitian yaitu : perencanaan, pelaksanaan,
tindakan, observasi/pengamata dan refleksi.
(a) Perencanaan
Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan, peneliti
bersama guru membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan
itu berupa pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI
Administrasi Perkantoran dengan menggunakan metode
demonstrasi .Kegiatan itu dimulai dengan merumuskan rancangan
tindakan pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di kelas XI
Administrasi Perkantoran berdasarkan metode demonstrasi yaitu dengan
kegiatan berikut
1) Menyusun rancangan tindakan berupa model Ranancangan
Pembelajaran. Hal ini meliputi: (a) Standar Kompetensi, (b)
Kompetensi Dasar,(c) Indikator, (d) Materi, (e) Metode, (f) Kegiatan
pembelajaran, (g) Media atau Sumber,dan (h) Evaluasi.
23
2) Menyusun indikator, dan kriteria pembelajaran Menangani surat/
dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran yang
berdasarkan metode demonstrasi.
3) Menyusun, pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi
4) Melakukan pelatihan guru untuk membuat perencanaan, melaksanakan
dan mengevaluasi pembelajaran, dengan metode demonstrasi.
(b) Pelaksanaan
Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran Menangani
surat/ dokuen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran dengan
peneraan metode demonstrasi yang sesuai dengan rencana. Penelitian ini
dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan satu kali
pertemuan dengan dua materi yang berlainan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disesuaikan. Kegiatan pembelajaran dilakukan
oleh peneliti atau peneliti sebagai praktisi dan guru kelas XI
Administrasi Perkantoran sebagai observer. Praktisi melakukan kegiatan
pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi antar guru dan siswa dan
siswa dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan seperti:
(1) Guru atau praktisi melaksanakan pembelajaran Menangani
surat/ dokumen kantor dengan penerapan metode demonstrasi sesuai
dengan rancangan pembelajaran yang dibuat .
(2) Peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan format
observasi, format catatan lapangan.
24
(3) Peneliti dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang
dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan
untuk perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.
Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam dua siklus dan
masing-masing siklus sebanyak dua kali pertemuan. Fokus tindakan pada
setiap siklus berupa penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran
Menangani surat/ dokumen kantor kelas XI Administrasi Perkantoran.
(c) Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran Menangnai surat/
dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran dengan penerapan
metode demonstrasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Hal
ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan
dilakukan oleh guru kelas XI Administrasi Perkantoran pada saat peneliti
melaksanakan tindakan atau kegiatan pembelajaran Menangani surat/
dokumen kantor.
Dalam kegiatan ini peneliti dan guru berusaha membuat, dan
mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang
terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak
intervensi dalam pembelajaran pengaruh energi. Berdasarkan metode
demonstrasi. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk
lembaran observasi.
Pengamatan dilakukan secara terus-menerus mulai dari siklus satu
sampai siklus dua. Pengamatan dilakukan pada siklus dapat
25
mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil
pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan diadakan refleksi
untuk perencanaan siklus berikutnya.
(d) Refleksi
Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini
guru dan peneliti mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru
dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah: (1) Menganalisis tindakan
yang baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana
dan tindakan yang dilakukan, dan (3) Melakukan interferensi, pemaknaan,
dan penyimpulan data yang diperoleh.
Hasil referensi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan pada
tindakan selanjutnya. Selain itu hasil refleksi setiap tindakan digunakan
untuk menyusun kesimpulan terhadap hasil tindakan I dan II
D. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, dokumentasi,
wawancara, catatan lapangan dari setiap tindakan perbaikan pembelajaran
pengaruh energi. dengan penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas
XI Administrasi Perkantoran. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang berupa
informasi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku guru dan
siswa yang meliputi interaksi belajar mengajar antara guru, siswa dan
26
siswa, siswa dan guru dalam pembelajaran pengaruh energi, baik
dalam tahap pra demonstrasi, saat demonstrasi, dan pasca demonstrasi.
b. Evaluasi pembelajaran pengaruh energi baik yang berupa evaluasi
proses maupun evaluasi hasil.
c. Hasil tes siswa sesudah pelaksanaan tindakan pembelajaran pengaruh
energi dengan metode demonstrasi
2. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah proses kegiatan belajar mengajar
pengaruh energi yang berdasarkan metode demonstrasi yang meliputi:
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari
tahap pra demonstrasi, saat demonstrasi, pasca demonstrasi. Kegiatan
evaluasi pembelajaran prilaku guru dan siswa pada waktu pembelajaran.
Data diperoleh dari subjek terteliti yaitu guru dan siswa di kelas XI
Administrasi Perkantoran SMKN 2 Padang.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Data dikumpulkan dengan menggunakan pencatatan lapangan,
observasi, wawancara dan hasil tes, untuk masing-masing diuraikan sebagai
berikut:
Catatan lapangan pada dasarnya berisi deskripsi atau berupa latar
pengamatan terhadap tindakan praktisi sewaktu pembelajaran Menangani
surat/ dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran SMKN 2
Padang.
27
Pemahaman unsur-unsur yang diamati pada pelaksanaan mengacu
pada apa yang tertera pada butir-butir observasi. Disamping itu juga memuat
rancangan refleksi berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dengan
cara observasi dan wawancara.
Observasi dilakukan untuk mengamati kelas tempat berlangsungnya
pembelajaran pengaruh energi dengan berpedoman pada lembaran-lembaran
observasi mengamati pada proses pembelajaran unsur-unsur yang menjadi
bukti-bukti pengamatan bila terjadi dalam proses pembelajaran ditandai
dengan menandai cek list pada lembaran observasi. Sedangkan tanda cek list
pada kolom tidak akan dituliskan setelah berakhirnya proses pembelajaran.
Peneliti berperan sebagai partisipan. Maksudnya pengamat berada di luar
aktivitas tetapi masih berada dalam setting penelitian.
Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi
di kelas baik dari unsur guru maupun siswa, wawancara dilakukan kepada
guru yang melakukan tindakan langsung intervensi langsung di kelas,
terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Menangani surat/
dokumen kantor di kelas XI Administrasi Perkantoran dengan penerapan
metode demonstrasi. Hasil diskusi digunakan sebagai bahan untuk perbaikan
perencanaan dan pelaksanaan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Wawancara juga dilakukan kepada siswa untuk memperoleh data
berkaitan dengan proses pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor di
kelas XI Administrasi Perkantoran hal ini berguna untuk memperjelas
28
perilaku belajar dan proses berpikir siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung.
Tes digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam
kelas terutama dalam penguasaan materi pembelajaran dari unsur siswa. Hal
ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan siswa
memahami pembelajaran pengaruh energi berdasarkan metode demonstrasi.
F. Analisis data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan
model analisis data kualitatif yang ditawarkan oleh Milles dan Huberman
(1992:18) yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan
data sampai pengumpulan data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan
masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir menyimpulkan.
Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang begitu data
selesai dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap
tindakan.
Tahap analisis adalah:
1. Menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi, pencatatan
dan wawancara dengan melakukan proses transkripsi hasil pengamatan,
penyeleksian dan penilaian data.
2. Reduksi, data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data
yang terkumpul diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan fokus. Data
yang telah dipisahkan tersebut lalu diseleksi mana yang relevan dan mana
29
yang tidak relevan. Data yang relevan dianalisis dan yang tidak relevan
dibuang.
3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi
yang telah direduksi. Data tersebut mula-mula disajikan terpisah tetapi
setelah tindakan terakhir direduksi keseluruhan data tindakan dirangkum
dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan
fokus pembelajaran Menangani surat/ dokumen kantor.
4. Menyimpulkan hasil penelitian dan priagulasi kegiatan ini merupakan
penyimpulan akhir temuan penelitian diikuti dengan kegiatan priagulasi
penelitian, kegiatan penelitian dilakukan dengan cara
a. Peninjauan kembali catatan lapangan
b. Bertukar pikiran dengan guru kelas XI Administrasi Perkantoran
SMKN 2 Padang
G. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah model spiral. Satu putaran
spiral (satu siklus) terdiri dari langkah-langkah: perencanaan tindakan (action)
pemantauan (observation) dan refleksi. Pada penelitian ini direncanakan
terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tiga kali
pertemuan.
H. Prosedur Kerja Penelitian
1. Refleksi awal
Dalam pembelajaran yang telah dilalui dengan metode ceramah
ditemukan beberapa hal:
30
1. Siswa bersifat pasif hanya mendengar ceramah.
2. Sedikit yang bertanya dan mengemukakan pendapat.
3. Tidak ada kerja sama antar siswa.
Secara keseluruhan siswa belum aktif dalam pembelajaran.
Tindakan yang dilakukan adalah memakai metode diskusi kelompok
karena metoda diskusi kelompok ini dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa.
Siklus 1
a. Rencana pemecahan masalah (planning)
Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti analisis
materi pelajaran, program tahunan, program semester, rencana
pelaksanaan pembelajaran, dan bahan ajar. Guru menggunakan metode
mengajar diskusi kelompok memakai bahan ajar yang dapat
melibatkan siswa secara aktif. Guru dapat menggunakan media untuk
memperjelas materi yang didiskusikan. Dari planning pembelajaran ini
akan dapat menimbulkan aktivitas, motivasi siswa belajar dalam
kelompok.
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Strategi pembelajaran yang dipilih untuk memecahkan masalah
rendahnya aktivitas belajar siswa adalah belajar melalui diskusi
kelompok.
Langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Membentuk kelompok diskusi dengan kelompok yang heterogen.
31
2. Siswa duduk pada kelompok masing-masing yang tempat
duduknya telah diatur sebelum kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
3. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok, guru memberikan
dorongan agar siswa berpartisipasi aktif supaya diskusi berjalan
dengan lancar.
4. Melakukan diskusi kelas tiap kelompok melaporkan hasil diskusi
kelompoknya. Salah satu kelompok membacakan hasil diskusinya
yang akan ditanggapi oleh kelompok lain.
5. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap materi yang
telah didiskusikan.
6. Siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan
hasil diskusi satu perkelompok.
7. Siswa diberikan soal latihan untuk dikerjakan secara mandiri.
c. Pemantauan (observation)
Pemantauan hasil observasi dilakukan oleh seorang observer
yang akan mencatat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung
dan kemungkinan data sampingan yang merupakan informasi berguna
dalam penelitian ini. Data pada tabel disusun berdasarkan data pada
lembaran pengamatan, yaitu pengamatan dari aspek siswa tentang
aktivitas yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung terdiri dari
jumlah siswa yang aktif mengajukan pertanyaan, jumlah siswa yang
32
aktif menjawab pertanyaan, jumlah siswa yang aktif mengemukakan
pendapat, dan jumlah siswa yang membuat kesimpulan.
d. Refleksi
Data yang dikumpulkan diolah secara kuantitatif (persentase) dan
secara kualitatif (deskripsi dengan kata-kata). Dari refleksi ini akan
tergambar hasil yang dicapai apakah rumusan masalah diterima atau
ditolak. Pada bagian refleksi ini akan digambarkan pula kekurangan-
kekurangan yang ditemukan pada siklus pertama. Kemudian dilakukan
lagi untuk tindakan pada siklus kedua. Berdasarkan perenungan dari
siklus pertama ini disusunlah rencana untuk siklus kedua.
2. Siklus ke II
a. Rencana pemecahan masalah (planning)
1. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran.
2. Merencanakan pembagian tugas yang baru dengan pemberian
nomor panggil untuk setiap siswa.
3. Menggunakan metoda mengajar mandiri.
4. Mengumpulkan hasil kerja diakhir pelajaran untuk setiap siswa dan
dinilai.
5. Siswa diberikan latihan untuk dikerjakan secara mandiri.
b. Tindakan (Action)
Strategi pembelajaran yang dipakai adalah pemberian tugas per
individu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
33
1. Siswa duduk pada tempat duduk masing-masing yang tempat
duduknya telah diatur sebelum kegiatan belajar dimulai.
2. Guru membagikan bahan tugas untuk setiap siswa masing-masing
siswa wajib mengumpulkan hasil kerjanya masing-masing.
3. Guru memberikan arahan agar siswa terlibat secara aktif dalam
bekerja.
4. Siswa melaksanakan tugas, guru memberikan dorongan agar siswa
berpartisipasi aktif.
5. Melaksanakan tugas, tiap masing-masing siswa melaporkan hasil
kerjanya.
6. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap materi yang
disajikan agar siswa dapat menarik kesimpulan yang benar.
7. Guru mengumpulkan hasil kerja setiap siswa untuk dinilai.
c. Pemantauan (Observation)
Sebagaimana refleksi siklus pertama, data yang terkumpul pada
lembaran observasi diolah secara kuantitatif dan kualitatif. Pada
refleksi ini digambarkan hasil yang dicapai dan dibandingkan dengan
siklus pertama apakah diperoleh kemajuan. Dengan siklus kedua ini
maka akan diperoleh gambaran secara keseluruhan dan sekaligus
mengetahui jawaban masalah atau pertanyaan yang diajukan. Dengan
kata lain disini akan diperoleh gambaran apakah hasil penelitian ini
sesuai atau tidak dengan tujuan yang dirumuskan
34
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dari kegiatan siswa dalam lembaran observasi
pertemuan 1, 2 dan 3 siklus I dan II setelah dilakukan tindakan adalah sebagai
berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi Data Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II
N
o
Aspek
Kegiatan
Siswa
yang
Diamati
Jumlah Siswa Tiap Pertemuan
Siklus I Siklus II
1 % 2 % 3 %Rata-
rata1 % 2 % 3 %
Rata-
rata
A
1
2
AKTIF
DALAM
DISKUSI
Aktif
mengajuk
an
pertanyaa
n
Aktif
7
5
57,
9
65,
8
9
5
63,
2
65,
8
11
9
71
76,
3
64
69,3
11
5
81,
6
65,
8
15
4
92,
1
63,
2
15
9
92,
1
76,
3
88,6
68,4
35
3
4
B
menjawab
pertanyaa
n
Aktif
mengemu
kakan
pendapat
Membuat
kesimpula
n
AKTIF
MENGE
RJAKAN
LATIHA
N
1
8
15
52,
6
21
92,
1
2
12
15
57,
9
31,
6
92,
1
6
14
17
68,
4
36,
8
97,
4
59,6
29,8
93,9
4
20
16
36,
8
52,
6
94,
7
9
18
18
76,
3
50
100
11
16
18
84,
2
42,
1
100
65,8
48,2
98,2
JUMLAH
RATA-
RATA
SISWA
AKTIF (%)
57,
9
62,
1
69,
963,3
66,
3
67,
3
78,
970,8
36
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari pelaksanaan observasi
terhadap aktivitas belajar siswa dengan mempergunakan metode belajar
mandiri memakai bahan ajar dapat diketahui tingkat aktivitas siswa. Apakah
aktivitas siswa rendah, cukup, tinggi atau sangat tinggi, sehingga dapat
diketahui peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel
dapat diketahui peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada
tabel dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk menentukan kriteria
tersebut dipakai kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (1991: 71), yaitu:
a. 80 – 100 : Aktivitas siswa sangat tinggi
b. 60 - 80 : Aktivitas siswa tinggi
c. 40 - 60 : Aktivitas siswa cukup
d. 20 - 4 0 : Aktivitas siswa rendah
e. 0 - 20 : Aktifitas siswa sangat rendah
Dari hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II didapat kriteria
aktivitas siswa yang dapat dilihat pada lampiran 1 dan 3.
Berdasarkan data pada tabel dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
pada siklus I siswa telah menampakkan peningkatan aktivitas bila
dibandingkan dengan refleksi awal. Hal ini dapat terlihat dari persentase rata-
rata siswa yang aktif dalam diskusi pada siklus I dengan hasil sebagai berikut:
a) Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan rata-rata 64 % (tinggi)
b) Siswa yang aktif menjawab pertanyaan rata-rata 69,3 % (tinggi)
c) Siswa yang aktif mengemukakan pendapat 59,6 % (cukup)
37
d) Membuat kesimpulan rata-rata 29,8 % (rendah)
e) Siswa mengerjakan latihan di akhir pelajaran rata-rata 93,9% (sangat
tinggi)
Walaupun kriteria siswa yang aktif pada siklus I sudah mulai
menampakkan keaktifan dalam diskusi, namun peneliti belum merasa pada
batas yang diharapkan., karena pada siklus I masih ada siswa yang belum aktif
dalam berdiskusi. Maka penulis merasa perlu melanjutkan ke siklus II dengan
hasil sebagai berikut:
a. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan rata-rata 88,6 % (sangat tinggi)
b. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan rata-rata 68,4% (tinggi)
c. Siswa yang aktif mengemukakan pendapat 65,8 % (tinggi)
d. Membuat kesimpulan rata-rata 48,2 % (cukup)
e. Siswa mengerjakan latihan di akhir pelajaran rata-rata 98,2% (sangat
tinggi)
Secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan
aktivitas siswa pada siklus II. Rata-rata kenaikan persentase rata-rata siklus I
dengan siklus II dengan rata-rata naik 7,5 %.
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis data hasil kegiatan siswa ternyata telah mulai
menampakkan peningkatan aktivitas siswa seperti aspek-aspek yang diteliti,
yaitu:
1. Jumlah siswa yang aktif mengajukan pertanyaan.
2. Jumlah siswa yang aktif menjawab pertanyaan.
38
3. Jumlah siswa yang aktif mengemukakan pendapat.
4. Jumlah siswa yang membuat kesimpulan.
5. Jumlah siswa yang mengerjakan latihan.
Dari 5 aspek tersebut diperoleh kriteria sangat tinggi, tinggi dan cukup.
Walaupun selama penelitian telah mengalami peningkatan namun belum
mencapai kriteria yang diharapkan. Aspek itu adalah jumlah siswa yang
membuat kesimpulan dengan kriteria cukup. Oleh sebab itu perlu dipikirkan
arah tindakan pada siklus berikutnya.
Berikut ini akan dibahas beberapa hal yang berkenaan dengan hasil
tindakan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang telah menampakkan
peningkatan setelah diadakan tindakan adalah:
1. Persentase siswa yang aktif mengajukan pertanyaan naik dari 64 %
(tinggi) pada siklus pertama menjadi 88,6 % (sangat tinggi) pada siklus
kedua, dengan peningkatan rata-rata 24,6 %.
2. Persentase yang menjawab pertanyaan. Pada siklus pertama siswa yang
menjawab pertanyaan yaitu 69,3 % (tinggi) namun pada siklus kedua
menjadi 68,4 % (tinggi ) dengan penurunan rata-rata 0,9 %.
3. Persentase siswa yang aktif mengemukakan pendapat pada siklus pertama
59,6 % (cukup) sedangkan pada siklus kedua naik menjadi 65,8% (tinggi)
dengan kenaikan rata-rata 6,2 %.
4. Persentase siswa yang membuat hasil kesimpulan diskusi mengalami
kenaikan yang cukup tinggi yaitu pada siklus pertama 29,8% (cukup)
39
kemudian meningkat pada siklus kedua menjadi 48,2 % (sangat tinggi)
dengan rata-rata kenaikan 18,4 %.
5. Persentase siswa yang mengerjakan latihan di akhir pelajaran pada siklus
pertama 93,9% (sangat tinggi) meningkat menjadi 98,9% (sangat tinggi)
pada siklus dua dengan kenaikan rata-rata 5%.
Nasution (1995:161) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas siswa
yang aktif mengajukan pertanyaan disebabkan siswa dianjurkan menuliskan
pertanyaan agar siswa tidak ragu-ragu mengajukan pertanyaan dan guru
mendorong siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah sehingga timbul
keinginan untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (1995: 149)
bahwa motivasi belajar anak akan lebih besar karena adanya rasa tanggung
jawab. Peningkatan aktivitas siswa yang menjawab pertanyaan disebabkan
siswa termotivasi untuk merasa bertanggung jawab saat menjawab pertanyaan
diskusi.
Nasution (1995:169) menyatakan bahwa guna penelitian itu antara lain
memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar giat dan menyelesaikan
tugas-tugasnya karena ingin mengetahui hasilnya. Peningkatan aktivitas siswa
yang membuat hasil kesimpulan diskusi disebabkan pada siklus kedua setiap
siswa diwajibkan mengumpulkan hasil diskusi kelompok masing-masing tiap
akhir diskusi, kemudian diadakan penilaian dengan tujuan untuk mendorong
siswa lebih aktif menyelesaikan tugas.
Peningkatan aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan pendapat walaupun ada kenaikan namun masih belum
40
mencapai kriteria tinggi atau kriteria yang diharapkan. Oleh sebab itu perlu
dipikirkan arah tindakan pada siklus berikutnya.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya maka dari penelitian
tindakan (action research) ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode kerja mandiri dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mata
pelajaran Menangani surat/ dokumen kantor hal ini terlihat pada hasil
penelitian yang menunjukkan pada siklus I jumlah rata-rata siswa yang
aktif saat diskusi 63,3% dengan kriteria tinggi, sedangkan pada siklus II
aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata 70,8 %
(kriteria tinggi).
2. Metode kerja mandiri dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dan suasana kelas saat PBM menjadi lebih hidup.
B. Saran
1. Guru-guru Mengelola surat/ dokumen kantor yang akan mencobakan
metode kerja mandiri dengan menambahkan variasi dan jangan
menjadikan pencapaian materi ajar dan waktu sebagai patokan utama
tetapi jadikan pemahaman siswa sebagai tujuan utama dari keberhasilan
kerja mandiri.
2. Peneliti lain dapat meneliti lebih lanjut dengan pembahasan lebih
mendalam misalnya pada bidang studi lain atau jenjang pendidikan yang
lain.
42
DAFTAR PUSTAKA
BNSP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. BNSP.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta: BNSP
Suharsimi Arikunto,dkk 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara
Nurza Maretni.2008. Penggunaan metode Demostrasi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 15 Ulu Gadut Kecamatan Pauh Kota
Padang. Skripsi. Padang: Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
FKIP. Universitas Negeri Padang.
Djamarah Syaiful Bahri , Zain Aswan.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
www.lpp.uns.ac.id/web/moodle/moodledata/5/Pekerti__AA/
METODE _MENGAJAR ppt. (Diakses13 Januari 2012)
Hamalik, Oemar. 1990. Proses pembelajaran Mengajar. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Nana Sudjana, dkk. 2004. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Dunia.
Roestiyah N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
43