18
PENDAHULUAN Rabdomiosarkoma berasal dari bahasa yunani, (rhabdo yang artinya bentuk lurik, dan myo yang artinya otot). Rabdomiosarkoma merupakan suatu tumor ganas yang aslinya berasal dari jaringan lunak (soft tissue) tubuh, termasuk disini adalah jaringan otot, tendon, dan connective tissue. Rabdomiosarkoma ialah kanker jaringan lunak yang paling sering pada anak dengan derajat keganasan tinggi dan diperkirakan timbul dari sel-sel mesenkimal primitif yang kemudian hari menjadi otot lurik, dapat dijumpai dimana saja dalam tubuh, termasuk di tempat yang tidak biasanya terdapat otot lurik. Paling banyak ialah kepala dan leher (40%), selanjutnya saluran kemih (20%), anggota gerak ekstremitas (18%), tubuh (7%) dan sisanya di daerah perineum, dan tempat lain (8%). 1,2 Rabdomiosarkoma merupakan keganasan pada anak dengan presentase sekitar 5% dari keseluruhan keganasan pada anak dan 20% dari bentuk keganasan di jaringan lunak yang terjadi pada anak. Usia rata-rata anak yang mengalami rabdomiosarkoma yaitu anak usia dibawah 15 tahun, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 5:3. Terdapat dua puncak angka kejadian, yang pertama 1

rabdomiosarkoma.docx

Embed Size (px)

Citation preview

PENDAHULUAN

Rabdomiosarkoma berasal dari bahasa yunani, (rhabdo yang artinya bentuk lurik, dan myo yang artinya otot). Rabdomiosarkoma merupakan suatu tumor ganas yang aslinya berasal dari jaringan lunak (soft tissue) tubuh, termasuk disini adalah jaringan otot, tendon, dan connective tissue. Rabdomiosarkoma ialah kanker jaringan lunak yang paling sering pada anak dengan derajat keganasan tinggi dan diperkirakan timbul dari sel-sel mesenkimal primitif yang kemudian hari menjadi otot lurik, dapat dijumpai dimana saja dalam tubuh, termasuk di tempat yang tidak biasanya terdapat otot lurik. Paling banyak ialah kepala dan leher (40%), selanjutnya saluran kemih (20%), anggota gerak ekstremitas (18%), tubuh (7%) dan sisanya di daerah perineum, dan tempat lain (8%).1,2Rabdomiosarkoma merupakan keganasan pada anak dengan presentase sekitar 5% dari keseluruhan keganasan pada anak dan 20% dari bentuk keganasan di jaringan lunak yang terjadi pada anak. Usia rata-rata anak yang mengalami rabdomiosarkoma yaitu anak usia dibawah 15 tahun, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 5:3. Terdapat dua puncak angka kejadian, yang pertama diantara 2-5 tahun dan yang kedua pada masa adolsen (15-19 tahun).1Penyebab pasti rabdomiosarkoma pada anak masih belum diketahui. Dari data epidemiologi, ada indikasi bahwa faktor genetik tampaknya mempunyai peranan penting pada penyebab.3Biasanya tampak sebagai massa tumor, paling sering di daerah kepala dan leher yang meliputi orbita, nasofaring, sinus, telinga tengah dan kulit kepala, serta dapat dijumpai pula pada saluran urogenital. Lesi pada otak frekuensinya rendah; selain penyebaran hematogen dapat juga perluasan langsung dari kepala dan leher. Penyakit ini sangat ganas, sehingga pada saat diagnosis ditegakkan biasanya telah terjadi metastasis luas.3Gejala yang ditimbulkan tergantung letaknya. Pada rongga mata, dapat menyebabkan mata menonjol keluar dan benjolan di mata. Di telinga menyebabkan nyeri atau keluarnya darah dari lubang telinga. Di tenggerokan menyebabkan sumbatan jalan napas, radang sinus (rongga-rongga disekitar hidung), keluar darah dari hidung (mimisan) atau sulit menelan. Disaluran kemih menyebabkan gangguan berkemih. Apabila menyerang otot anggota gerak, akan menimbulkan pembengkakkan.1,2,3Tipe embrional menyebabkan sekitar 60% dari semua kasus dan mempunyai prognosis sedang. Tipe botrioid, menyebabkan 6% kasus dan paling sering tampak di vagina, uterus, kandung kemih, nasofaring dan telinga tengah. Tumor alveolar yang menyebabkan kira-kira 15% kasus, tumor alveolar paling sering terjadi pada tubuh dan anggota gerak dan mempunyai prognosis yang paling buruk. Tipe pleomorfik (bentuk dewasa) jarang pada anak-anak (1% kasus). Kira-kira 20% penderita diperkirakan mempunyai sarcoma tidak berdiferensiasi.4

TINJAUAN PUSTAKA

1. DefinisiRabdomiosarkoma berasal dari bahasa yunani, (rhabdo yang artinya bentuk lurik, dan myo yang artinya otot). Rabdomiosarkoma merupakan suatu tumor ganas yang aslinya berasal dari jaringan lunak (soft tissue) tubuh, termasuk disini adalah jaringan otot, tendon, dan connective tissue. Pustaka lain juga mengatakan bahwa Rabdomiosarkoma ialah kanker jaringan lunak yang paling sering pada anak dengan derajat keganasan tinggi dan diperkirakan timbul dari sel-sel mesenkimal primitif yang kemudian hari menjadi otot lurik, dapat dijumpai dimana saja dalam tubuh, termasuk di tempat yang tidak biasanya terdapat otot lurik.1,2,3

2. EpidemiologiSecara umum, tumor ini dapat dikatakan memiliki insidensi yang relative jarang. Insidensi rabdomiosarkoma yakni sekitar 4,3 kasus per satu juta kasus yang lebih banyak terjadi pada anak-anak. Rabdomiosarkoma merupakan keganasan pada anak dengan presentase sekitar 5% dari keseluruhan keganasan pada anak dan 20% dari bentuk keganasan di jaringan lunak yang terjadi pada anak. Usia rata-rata anak yang mengalami rabdomiosarkoma yaitu anak usia dibawah 15 tahun, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 5:3. Terdapat dua puncak angka kejadian, yang pertama diantara 2-5 tahun dan yang kedua pada m asa adolsen (15-19 tahun).1

3. EtiologiPenyebab pasti rabdomiosarkoma pada anak masih belum diketahui. Dari data epidemiologi, ada indikasi bahwa faktor genetic tampaknya mempunyai peranan penting pada penyebab. Perkembangan bidang biomolekuler telah menunjukkan indikasi kelainan kromosom pada berbagai jenis keganasan jaringan lunak. Pada rabdomiosarkoma translokasi (2;13) (q35;q14) merupakan keadaan yang selalu dapat ditemukan pada subtype alveolar. Pada subtype embrional sampai saat ini tidak ditemukan kelainan kariotipik, namun demikian masih dapat ditemukan hilangnya heterogenosit konstitusional (loss of constitutional heterozygosity) pada kromosom 11 p 15.3

4. Klasifikasi Penentuan histiotipe spesifik perlu untuk terapi dan prognosis. Ada empat tipe subhistologi yang telah diketahui. Tipe embrional menyebabkan sekitar 60% dari semua kasus dan mempunyai prognosis sedang. Tipe botrioid, merupakan suatu varian bentuk embrional dimana sel tumor dan stroma yang membengkak menonjol ke dalam rongga badan seperti sekelompok buah anggur, menyebabkan 6% kasus dan paling sering tampak di vagina, uterus, kandung kemih, nasofaring dan telinga tengah. Tumor alveolar menyebabkan kira-kira 15%, ditandai dengan translokasi kromosom t(2;13). Sel tumor cenderung tumbuh dalam inti (core) yang sering mempunyai ruang mirip celah yang menyerupai alveoli. Tumor alveolar paling sering terjadi pada tubuh dan anggota gerak dan mempunyai prognosis yang paling buruk. Tipe pleomorfik (bentuk dewasa) jarang pada anak-anak (1% kasus). Kira-kira 20% penderita diperkirakan mempunyai sarkoma tidak berdiferensiasi.4,5 Tipe pleomorfik (sangat jarang) terjadi pada pasien-pasien di atas 45 tahun yang lainnya tiga dalam 90% kasus terjadi sebelum usia 20 tahun. Varian pleomorfik mempunyai sel-sel tumor atipik yang besar, beberapa memperlihatkan sitoplasma yang benyak dengan corakan berlurik yang khas bagi diferensiasi otot rangka. Varian-varian lain pada dasarnya adalah tumor-tumor kecil sel biru primitif, berdiferensiasi buruk yang mempunyai diferensiasi otot rangka fokal (rabdomiosarkoma dengan sitoplasma eusinofilik dan corakan lurik). Embrional rabdomiosarkoma merupakan jenis yang paling sering ditemukan pada anak, kira-kira 60% dari semua kasus rabdomiosarkoma. Tumor biasa muncul dimana saja, tetapi paling sering pada genitourinarius, kepala atau leher. Pada pemeriksaan histologi jenis ini mempunyai variabilitas histologi yang tinggi, dimana menggambarkan beberapa tingkatan dari morfogenesis otot skeletal. Merupakan neoplasma dengan diferensiasi tinggi yang terdiri dari rabdomioblas dengan sitoplasma eosinofilik. Desmin dan aktin yang terdapat pada otot digunakan untuk mendiagnosis rabdomiosarkoma.

Gambar 1. Imunohistokimia pada alveolar dan embrional rabdomiosarkoma3

Berdasarkan pemeriksaan histologik maka dapat ditentukan derajat keganasannya (grading) : G1 : well differentiated (baik) G2 : moderately differentiated (sedang) G3 : poorly differentiated (buruk)

5. Patofisiologimeskipun rabdomiosarkoma berasal dari sel otot skeletal, tumor ini biasa menyerang bagian manapun dari tubuh kecuali tulang. Botrioid adalah bentuk dari embrional rabdomiosarkoma yang berasal dari mukosa daerah yang berongga, seperti kandung kemih, vagina, nasofaring dan telinga tengah. Lesi pada ekstremitas lebih banyak merupakan alveolar rabdomiosarkoma. Metastasis ditemukan terutama di paru, sumsum tulang, tulang, kelenjar limfe, payudara dan otak.2,5walaupun merupakan tumor yang paling sering dijumpai pada anak-anak, etiologi dari rabdomiosarkoma tidak diketahui. Rabdomiosarkoma diduga timbul dari mesenkim embrional yang sama dengan otot serat lintang. Atas dasar gambaran mikroskopik cahaya, rabdomiosarkoma termasuk kelompok sel tumor sel bulat kecil, yang meliputi sarkoma Ewing, neuroblastoma, tumor neuroektodermal primitf dan limfoma non Hodgkin. Diagnosis pasti adalah histopatologi atau perlu ditambah pemeriksaan imunohistokimia dengan menggunakan elektron untuk membedakan gambaran khas.4

6. Manifestasi KlinisRabdomiosarkoma adalah tumor yang sangat agresif dan cenderung berinfiltrasi dipermukaan dan dalam jaringan disekitarnya dan juga menyebar secara limfogen dan hematogen. Sekitar 80% pasien dengan tumor lokal ataupun regional pada saat dioperasi. Gejala tergantung pada tempat tumor primer, dari mulai tanpa gejala sampai pada proptosis mata, poliposis (tumor) di daerah telinga, hidung, atau vagina atau hidung selalu berdarah. Tumor didaerah kepala dan leher dapat menyerupai parotitis atau menyebabkan disfungsi neurologis akibat pendesakan tumor ke dalam otak, tumor di daerah penis dapat menyebabkan gangguan kencing atau retensi urin. Lesi perifer lebih dini setelah itu susunan saraf pusat, kelenjar regional, tulang, jaringan lunak dan sumsum tulang.1,3,4,5Perluasan luas ke dalam kranium dapat menyebabkan paralisis saraf cranial, buta dan tanda peningkatan tekanan intrakranial dengan sakit kepala dan muntah. Bila tumor timbul di wajah atau di leher dapat timbul pembengkakan yang progresif dengan gejala neurologis setelah perluasan regional. Tumor primer di orbita biasanya didiagnosis pada awal perjalanan karena disertai proptosis, edema periorbital, ptosis, perubahan ketajaman penglihatan dan nyeri lokal. Bila tumor ini timbul di telinga tengah, gejala awal paling sering adalah nyeri, kehilangan pendengaran, otore kronis atau massa di telinga, perluasan tumor menimbulkan paralisis saraf cranial dan tanda dari massa intrakranial pada sisi yang terkena. Croupy cough yang tidak mau reda dan stridor progresif dapat menyertai rabdomiosarkoma laring.1,3,5

Gambar 2. Rabdomiosarkoma pada orbita

Rabdomiosarkoma pada tubuh atau anggota gerak pertama-tama sering diketahui setelah trauma dan mungkin mula-mula dianggap sebagai hematom. Bila pembengkakan itu tidak mereda atau malah bertambah, keganasan harus dicurigai keterlibatan saluran urogenital dapat menyebabkan hematuria, obtruksi saluran kencing bawah, infeksi saluran kencing berulang, inkontinensia atau suatu massa yang terdeteksi pada pemeriksaan perut atau rectum.Rabdomiosarkoma pada vagina dapat muncul sebagai tumor seperti buah anggur yang keluar lewat lubang vagina (sarcoma boitriodes) dan dapat menyebabkan gejala saluran kencing dan usus besar. Perdarahan vagina atau obstruksi uretra atau rectum dapat terjadi.Intergroup Rhabdomyosarcoma Study (IRS) membuat klasifikasi laboratorium dan pembedahan untuk rabdomiosarkoma yaitu: Kelompok I : penyakit hanya local, limfonodi regional tidak ikut terlibat, dapat direseksi komplit Terbatas pada otot atau organ asli. Infiltrasi keluar otot atau organ asli. Kelompok II : Tumor dapat direseksi secara luas dengan sisa mikroskopis (limfonodi negatif). Penyakit regional, dapat direseksi komplit (limfonodi positif atau negatif). Penyakit regional dengan melibatkan limfonodi dapat direseksi secara luas tetapi dengan sisa mikroskopis. Kelompok III : reseksi tidak komplit atau hanya dengan biopsy dengan penyakit sisa cukup besar. Kelompok IV : telah ada metastasis saat ditegakkan diagnosis.Rhabdomyosarcoma Staging ystem Stage 1 : lokasi pada orbita, kepala dan atau leher (bukan parameningeal) meluas ke traktus urinarius (bukan kandung kemih atau prostat) Stage 2 : lokasi lain, No atau Nx. Stage 3 : lokasi lain, N1 jika tumor 5cm. Stage 4 : lokasi apapun dan terdapat metastasis jauh.

7. DiagnosisAnamnesis mengenai perjalanan penyakit termasuk riwayat adanya kecenderungan kanker dalam keluarga (L1-Fraumenn), tumor ini jarang memberikan keluhan bila ukurannya kecil, jenis tumor ini adalah tumor lunak tanpa rasa sakit. Penderita mengeluh bila tumor telah membesar dan memberikan tanda-tanda penekanan jaringan sekitar rumor seperti neuralgia, paralisis, iskemia, sedangkan penekanan pada system digestif akan mengakibatkan gejala obstruksi.3,4Pemeriksaan fisik yang teliti untuk menentukan letak dan ukuran tumor dan kelenjar getah bening regional.Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan termasuk darah lengkap, faal hati dan ginjal, elektrolit serum, kalsium dan bila mungkin kadar magnesium, asam urat dan fungsi pembekuan. Aspirasi sumsum tulang juga diperlukan untuk dugaan RMS parameningeal.4Untuk menentukan grading, maka diperlukan biopsy dari jaringan tumor. Tumor >3 cm dilakukan biopsy insisi dan pada tumor