56
BAB I KONSEP DASAR PROFESI KEGURUAN A. Pengertian Profesi Secara etimologi ,istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu Profession atau Bahasa Latin Profecus,yang artinya mengakui,adanya pengakuan,menyatakan mampu atau ahli dalam melakukan pekerjaan.Sedangkan secara terminologi ,profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental,yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrument untuk melakukan perbuatan praktis,bukan pekerjaan manual.(Danin,2002).Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok yaitu pengetahuan,keahlian,dan persiapan akademik. Menelaah pengertian profesi tersebut ,dapat dipahami bahwa profesi adalah pekerjaan atau jabatan khusus yang dilakukan untuk melayani masyarakat.Pengertian profesi senada dengan pengertian diatas ,Sanusi,dkk(1991) mengutarakan ciri- ciri utama suatu profesi yaitu: 1. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan (cruzial) 2. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu 3. Keterampilan atau keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah dengan menggunkan teori dan metode ilmiah.

Rangkuman profker lngkp

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Rangkuman profker lngkp

BAB I

KONSEP DASAR PROFESI KEGURUAN

A. Pengertian Profesi

Secara etimologi ,istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu Profession atau

Bahasa Latin Profecus,yang artinya mengakui,adanya pengakuan,menyatakan mampu atau

ahli dalam melakukan pekerjaan.Sedangkan secara terminologi ,profesi berarti suatu

pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada

pekerjaan mental,yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrument untuk

melakukan perbuatan praktis,bukan pekerjaan manual.(Danin,2002).Jadi suatu profesi harus

memiliki tiga pilar pokok yaitu pengetahuan,keahlian,dan persiapan akademik.

Menelaah pengertian profesi tersebut ,dapat dipahami bahwa profesi adalah

pekerjaan atau jabatan khusus yang dilakukan untuk melayani masyarakat.Pengertian profesi

senada dengan pengertian diatas ,Sanusi,dkk(1991) mengutarakan ciri-ciri utama suatu

profesi yaitu:

1. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan

(cruzial)

2. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu

3. Keterampilan atau keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan

masalah dengan menggunkan teori dan metode ilmiah.

4. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmuyang jelas sistematik dan

eksplisit bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.

5. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang

cukup lama .

B. Syarat-syarat Profesi Keguruan.

Nasional Education Association menyusun sejumlah syarat atau criteria yang mesti

ada dalam jabatan guru, yaitu jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, jabatan yang

mengeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus, jabatan yang memerlukan persiapan

professional yang lama, jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang

berkesinambungan, jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen,

jabatan yang menentukan standarnya sendiri, jabatan yang lebih mementingkan layanan

Page 2: Rangkuman profker lngkp

diatas keuntungan pribadi, dan jabatan yang mempunyai organisasi profesi yang kuat dan

terjalin erat.

Adapun gambaran syarat-syarat jabatan guru adalah sebagai berikut:

1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus.

3. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama.

4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen

C. Sejarah Perkembangan Profesi Keguruan

Pada awalnya, orang – orang diangkat menjadi guru belum berpendidikan khusus

keguruan, dan secara perlahan- lahan tenaga guru ditambah dengan mengangkat dari lulusan

Sekolah Guru (Kweeksschool) yang pertama kali didirikan di Solo pada tahun 1852.Tetapi

karena kebutuhan penambahan jumlah guru yang semakin mendesaak, maka pemerintah

Hindia Belanda mengangkat 5 macam guru yakni sebagai berikut:

1. Guru lulusan Sekolah Guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh.

2. Guru yang bukan lulusan Sekolah Guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk

menjadi guru,

3. Guru bantu, yang lulus ujian guru bantu,

4. Guru yang dimagangkan kepada guru senior, yang merupakancalon guru, dan

5. Guru yang diangkat karena keadaan yang sangat mendesak yang berasal dari warga

yang pernah mengecap pendidikan.

Sejalan dengan pendirian sekolah- sekolah yang lebih tinggi tingkatannya dari

sekolah umum seprti Hollands Inlandse School (HIS),Meer Uitgebreid LagereOnderwijis

(MULO), Hogere Burgeshcool (HBS), dan, Algemene Middelelbare School(AMS),secara

berangsunr-angsur didirikan pula lembaga pendidikan guru atau kursus-kursus penyiapan

guru; seperti Hogere Kweekschool (HKS)untuk guru HIS dan kursus Hoofdacte (HA) untuk

calon kepalah sekolah.

Keadaan demikian berlanjut sampai zaman pendudukan Jepang dan awal perang

kemerdekaan.Secara perlahan namun pasti, pendidika guru meningkatkan jenjang kualifikasi

dan mutunya.Saat ini lembaga tunggal untuk pendidikan guru, yakni Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan (LPTK).

Page 3: Rangkuman profker lngkp

D. Kode Etik Profesi keguruan

Setiap profesi harus mempunyai kode etik yang disebut dengan kode etik profesi.

Jadi kode etik profesi adalah serangkaian peraturan professional yang harus digunakan para

anggota profesi dalam pelaksanaan praktik profesionalnya. Menurut UU no.8 Tahun 1974

tentang pokok-pokok kepegawaian pasal 28 menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil

mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap,tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di

larkedinasan”.Artinya bahwa dengan adanya kode etik ini,Pegawai Negeri Sipil sebagai

aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat mempunyai pedoan sikap, tingkah laku

dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya srta dalam pergaulanya sehari-hari.

Adapun isi kode etik guru Indonesia yang dirumuskan pada kongres XIII persatuan

guru Republik Indonesia (PGRI) tentang profesi keguruan pada tahun 1973 di Jakarta

yang telah disemprnakan pada kongres XIV PGRI tahun 1989 di Jakarta yang menyatakan

guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap tuhan Yang

Maha Esa, bangsa, Negara, serta kemanusiaan

E. Pengembangan Profesi Keguruan

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional dinyatakan

bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada

satuan pendidikan(pasal 39 ayat 1).

Ada beberapa persyaratan keilmiahan atau pengetahuan yang harus dimliki oleh

guru adalah:

Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi,

Memahami ilmu pendidikan dan keguruan serta mampu menerapkannya dalam

tugas sebagai pendidik,

Memahami, menguasai, dan mencintai ilmu pengetahuan yang diajarkan

Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang lainnya,

Pertanyaan:

1. Jelaskan pengertian profesi, baik secara etimologi maupun terminology !

Jawab : Secara etimologi ,istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu Profession

atau Bahasa Latin Profecus,yang artinya mengakui,adanya

pengakuan,menyatakan mampu atau ahli dalam melakukan

pekerjaan.Sedangkan secara terminologi ,profesi berarti suatu pekerjaan yang

Page 4: Rangkuman profker lngkp

mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada

pekerjaan mental.

2. Sebutkan minimal 5 ciri-ciri utama suatu profesi!

Jawab : Ciri-ciri utama suatu profesi yaitu:

Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang

menentukan (cruzial)

Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu

Keterampilan atau keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui

pemecahan masalah dengan menggunkan teori dan metode ilmiah.

Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmuyang jelas

sistematik dan eksplisit bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.

Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan

waktu yang cukup lama .

3. Sebutkan 4 syarat-syarat jabatan guru !

Jawab : Syarat-syarat jabatan guru adalah sebagai berikut:

Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus.

Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama.

Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

4. Bagaimanakah sejarah awal perkembangang profesi keguruan?

Jawab: Pada awalnya, orang – orang diangkat menjadi guru belum berpendidikan

khusus keguruan, dan secara perlahan- lahan tenaga guru ditambah dengan

mengangkat dari lulusan Sekolah Guru (Kweeksschool) yang pertama kali

didirikan di Solo pada tahun 1852.Tetapi karena kebutuhan penambahan

jumlah guru yang semakin mendesaak, maka pemerintah Hindia Belanda

mengangkat 5 macam guru . Sejalan dengan pendirian sekolah- sekolah yang

lebih tinggi tingkatannya dari sekolah umum. secara berangsunr-angsur

didirikan pula lembaga pendidikan guru atau kursus-kursus penyiapan guru;

seperti Hogere Kweekschool (HKS)untuk guru HIS dan kursus Hoofdacte

(HA) untuk calon kepalah sekolah. Saat ini lembaga tunggal untuk

pendidikan guru, yakni Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

5. Bagaimanakah kode etik profesi guru yang diatur dalam Undang-Undang?

Jawab :Menurut UU no.8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian pasal 28

menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai

Page 5: Rangkuman profker lngkp

pedoman sikap,tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di

larkedinasan”.Artinya bahwa dengan adanya kode etik ini,Pegawai Negeri

Sipil sebagai aparatur Negara, abdi Negara, dan abdi masyarakat mempunyai

pedoan sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya srta

dalam pergaulanya sehari-hari.

BAB II

RANAH PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN

A. Penyediaan Guru

Guru harus memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1/D-IV dan

bersertifikat pendidik. Pada sisi lain, baik UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

maupun PP no.74 tentang guru, telah mengamanatkan bahwa ke depan, hanya yang

berkualifikasi S1/D-IV bidang kependidikan dan nonkependidikan yang memenuhi syarat

sebagai guru.

Ketiga, sertifikasi pendidik bagi calon guru harus dilakukan secara objektif,

transparan, dan akuntabel.Keempat, jumlah peserta didik program pendidikan profesi setiap

tahun ditetapkan oleh Menteri.Kelima, program pendidikan profesi diakhiri dengan uji

kompetensi pendidik. Keenam, uji kompetensi pendidik dilakukan melalui ujian tertulis dan

ujian kinerja sesuai standar kompetensi.Ketujuh, ujian tertulis dilaksanankan komprehensif

yang mencakup penguasaan 1.wawasan atau landasan kependidikan,2.materi pelajaran secara

luas,3. Konsep disiplin keilmuan. Kedelapan, ujian kinerja dilaksanakan secara holistik.

B. Induksi Guru Pemula

Lahirnya UU No.14 Tahun 2005 dan PP No.74 tahun 2008 seperti dimaksudkan

diatas mengisyarakatkan bahwa ke depan, hanya lulusan S1/D-IV yang memiliki sertifikat

pendidiklah yang akan direkrut menjadi guru. Namun demikian, sekalipun guru yang direkrut

telah memiliki kualifikasi minimum dan sertifikat pendidik, yang dalam produk hukum

dilegitimasi.

Page 6: Rangkuman profker lngkp

Program induksi merupakan masa transisi bagi guru pemula terhitung mulai dari

pertama kali menginjakkan kaki di sekolah atau satuan pendidikan hingga benar-benar layak

dilepas untuk menjalankan tugas pendidikan dan pembelajaran secara mandiri.

C. Profesionalisasi Guru Berbasis Lembaga

Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan merupakan proses yang ditempuh oleh

guru pada saat menjalani tugas-tugas kedinasan. Kegiatan ini diorganisasikan secara beragam

dan berspektrum luas dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi, keterampilan sikap,

pemahaman dan performansi yang dibutuhkan oleh guru saat ini dan di masa mendatang. Di

banyak negara, saat ini berkembang kecendrungan – kecendrungan baru. Kecendrungan-

kencendrungan baru yang dimaksud adalah berbasis pada program penelitian, menyiapkan

guru untuk menguji dan mengases kemampuan praktis dirinya, diorganisasikan dengan

pendekatan kolegialitas, berfokus pada partisipasi guru dalam proses pembuatan keputusan

mengenai isu-isu esensial di lingkungan sekolah dan membantu guru-guru yang dipandang

masih lemah pada beberapa aspek.

D. Profesionalisasi Guru Berbasis Individu

Untuk menjadi guru yang profesional, perlu perjalanan panjang. Diawali dengan

penyiapan calon guru, rekrutmen, penempatan, penugasan, pengembangan profesi dan karir

hingga menjadi guru profesional.Dengan demikian, dari sisi kepribadian untuk tumbuh

menjalani profesionalisasi, ciri-ciri umum guru profesional adalah: melakukan

profesionalisasi guru, memotivasi guru, memiliki disiplin, mengevaluasi diri, memiliki

kesadaran diri, melakukan pengembangan diri, menjadi pembelajar, melakukan hubungan

efektif, berempati tinggi, dan taat asat pada kode etik.

Guru profesional pun adalah pembelajar sejati dan menjunjung tinggi kode etik

dalam bekerja. Sejalan dengan uraian sebelumnya, guru profesional bercirikan sebagai

berikut :

- Mempunyai kemampuan profesionalnya dan siap di uji atas kemampuannya itu

- Memiliki kemampuan berintegrasi antarguru dan kelompok lain yang “seprofesi”

dengan mereka melalui kontrak dan aliansi sosial

- Memiliki rencana dan program pribadi untuk meningkatkan kompetensi

Pertanyaan :

1. Jelaskan yang manakah yang dimaksud dengan guru yang berkualafikasi?

Page 7: Rangkuman profker lngkp

Jawab : Guru harus memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1/D-IV dan

bersertifikat pendidik. Pada sisi lain, baik UU No.14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen maupun PP no.74 tentang guru, telah mengamanatkan

bahwa ke depan, hanya yang berkualifikasi S1/D-IV bidang kependidikan

dan nonkependidikan yang memenuhi syarat sebagai guru.

2. Apa yang dimaksud dengan induksi guru pemula?

Jawab : Program induksi merupakan masa transisi bagi guru pemula terhitung mulai

dari pertama kali menginjakkan kaki di sekolah atau satuan pendidikan

hingga benar-benar layak dilepas untuk menjalankan tugas pendidikan dan

pembelajaran secara mandiri.

3. Bagaimana yang dimaksud dengan profesionalisasi guru berbasis lembaga?

Jawab : Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan merupakan proses yang

ditempuh oleh guru pada saat menjalani tugas-tugas kedinasan. Kegiatan ini

diorganisasikan secara beragam dan berspektrum luas dengan tujuan untuk

meningkatkan kompetensi, keterampilan sikap, pemahaman dan

performansi yang dibutuhkan oleh guru saat ini dan di masa mendatang.

4. Sebutkan ciri-ciri guru professional !

Jawab : guru profesional bercirikan sebagai berikut :

Mempunyai kemampuan profesionalnya dan siap di uji atas

kemampuannya itu

Memiliki kemampuan berintegrasi antarguru dan kelompok lain yang

“seprofesi” dengan mereka melalui kontrak dan aliansi sosial

Memiliki rencana dan program pribadi untuk meningkatkan kompetensi

5. Bagaimanakah kesesuaian antara teori mngenai guru yang professional dengan

realitas yang ada di lapangan saat ini?

Jawab : Realitas membuktikan, hanya sebagian kecil guru memiliki peluang

menjalani profesionalisasi atas prakarsa institusi atau lembaga. Kenyataan

di lapangan, begitu banyak guru yang sama sekali tidak memiliki akses.

Page 8: Rangkuman profker lngkp

BAB III

LATAR BELAKANG BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan dan konseling merupakan salahsatu bentuk pelayanan pendidikan yang

dilakukan oleh guru pembimbing (konselor), guna membantusiswa dalam memenuhi

kebutuhannya di sekolah. Dalam memenuhi kebutuhan siswa, teruatama dalam proses belajar

mengajar, guru pembimbing hendaknya bekerja sama dengan staf sekolah, khususnya dengan

guru mata pelajaran. Perlunya kerjasama tersebut didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan:

1. Guru mata pelajaran dalam melaksanakan tugas mengajarnya, menitikberatkan pada

pengembangan intelek siswa.

2. Perhatian guru di kelas lebih banyak tertuju kepada siswa sebagai bagian dari kelompok

(pendekatan klasikal) daripada sebagai pribadi. Sedangkan guru pembimbing

perhatiannya tertuju pada pendekatan individual/ pribadi.

A. Landasan Legalistik

Surat Keputusan (SK) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, No. 026 tahun 1989

menyatakan secara eksplisit bahwa pekerjaan bimbingan dan penyuluhan (konseling) dan

pekerjaan mengajar, satu sama lain berkedudukan seimbang dan sejajar. Dalam SK tersebut

dicantumkan bahwa seorang guru di sekolah dapat mengerjakan kegiatan mengajar atau

kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan. Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di

sekolah dipertegas lagi oleh Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 (tentang Pendidikan

Dasar) dan No. 29 tahun 1990 (tentang pendidikan Menengah). Di kedua peratuan

pemerintah itu dicantumkan bahwa:

a. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menemukan

pribadi, mengenal lingkugan, dan merencanakan masa depan.

b. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.

Lebih lanjut PP No. 29 tahun 1990 secara rinci menyatakan sebagai berikut:

a. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi siswa, dimaksudkan untuk membantu

siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.

b. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksudkan untuk membantu

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, ekonomi, budaya, serta alam yang ada.

Page 9: Rangkuman profker lngkp

c. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan, mempersiapkan diri untuk langkah

yang dipilihnya setelah tamat belajar pada sekolah menengah serta karirnya di masa

depan..

B. Landasan Filosofis

Kata filosofis atau filsafat berasal dari bahasa yunani: philos artinya cinta, dan shopos

artinya bijaksana. Lebih luas, kamus Webster New Universal memberikan pengertian bahwa

filsafat merupakan ilmu yang memepelajari kekuatan yang didasari proses berpikir dan

bertingkah laku, teoi tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum data yang mengatur alam

semesta serta mendasari semua alam semesta dan pengetahuan, dan kenyataan, termasuk

didalamnya studi tentang estetika, etika, logika, metafisika, dan sebagainya. Dengan kata

lain, filsafat merupakan pemikiran yang sedalam dalamnya, seluas luasnya, setinggi-

tingginya, selengkap-lengkapnya, serta setuntas-tuntasnya tentang sesuatu.

C. Landasani Religius

Prayitno (1999) mengemukakan landasan religious bagi layanan bimbingan dan

konseling perlu ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu:

a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan

b. Sikap yang mendorong perkembangan dan prikehidupan manusia berjalan kearah dan

sesuai dengan kaidah-kaidah agama.

c. Upaya memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan

perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan

yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan

pemecahan masalah individu.

Dalam UUD 1945, agama dituliskan dalam bab tersendiri. Dalam sistem pendidikan

nasional pentingnya peranan agama itu tertuang dalam rumusan tujuan yang hendak dicapai

oleh tujuan pendidikan, yaitu tujuan yang menyangkut manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa (UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

D. Landasan Psikologis

Landasan psikologis alam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman

tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting

karena bidang garapan bimbingan dan koneling adalah tingkah laku klien, yaitu tingah laku

Page 10: Rangkuman profker lngkp

yng perlu diubah atau dikembangkan dalam upaya mengatai masalah yang dihadapi klien

atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya.

Untuk keperluan bimbingan dan konseling, sejumlah daerah kajian dalam

bidangpsikologi perlu kuasai, yatu tentang : (a) motif dan motivasi, (b) pembawaan dasar

dan lingkungan, (c) perkembangan individu, (d) belajar, balikan dan penguatan, dan (e)

kepribadian (Prayitno, 1999).

Di bawah ini dikemukakan secara ringkas bidang psikologi yang dimaksud, yaitu :

a. Motif dan Motivasi

Motif adalah dorongan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini

hidup pada diri seseorang an setiap kali mengusik serta menggerakkan orang itu untuk

melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang terkandung di dalam dorongan itu sendiri.

Dengan demikian, suatu tingkah laku yang didasarkan pada motif tertentu tidaklah bersifat

sembarangan atau acak, melainkan mengandung isi atau tema sesuai dengan motif yang

mendasarinya.

b. Pembawaan dan Lingkungan

Setiap individu dilahirkan kedunia dengan membawa kondisi fisik dan mental tertentu,

yang sering disebut dengan pembawaan. Dalam arti yang luas, pembawaan meliputi berbagai

hal, seperti warna kulit, bentuk dan warna rambut, golongan darah, kecendurang

pertumbuhan fisik, minat dan bakat khusus, kecerdasan, kecenderungan ciri-ciri kepribadian

tertentu. Pembawaan dan lingkungn masing-masing individu tidak sama. Pembawaan yang

diwariskan sejak lahir, berupa bakat, minat, inteligensi/kecerdasan, dan kemampuan lainnya

berbeda-berbeda. Demikian pula dengan lingkungan.

c. Perkembangan Individu

Havighurst (Hurlock, 1989) mengemukakan tugas-tugas perkembangn tersusun

menurut suatu pola tertentu dan secara keseluruhan saling terkait. Tugas-tugas perkembengan

tersebt dibentuk oleh unsur-unsur biologis, psikologis, dan cultural yang ada pada diri dan

lingkungan individu. Berikut dikemukakan tugas-tugas perkembangan manusia (individu)

remaja (12-18 tahun), yaitu :

a. Mencapai hubungan-hubungan yng baru dan lebih matang dengn teman sebaya antar

jenis kelamin yang sama dan berbeda.

b. Mencapau peranan sosial sebagai pria dan wanita.

c. Menerima kesatuan tubuh sebagaimana adanya dan menggunakannya secara efektif..

Page 11: Rangkuman profker lngkp

d. Belajar, Balikan, dan Penguatan

Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan

memanfaatkab apa yang sudah adapada diri individu. Individu yang belajar dapat dilihat pada

beberapa indikator, yaitu: Pertama, terjadinya perubahan dan/atau tercapainya seuatu yang

baru pada diri individu yang tidak berlangsung dengan sendirinya, melainkan harus

diupayakan. Kedua, proses belajar tidak terjadi di dalam kekosongan, melainkan dalam suatu

kondisi tertentu. Ketiga, hasil belajar yang diharapkan adalah sesuatu yang baru, baik dalm

kawasan. Keempat, kegiatan belajar seringkali memerlukan sejumlah sarana, baik peralatan

maupun suasana hati dan hubungan social-emosional. Kelima, hasil yang diperoleh dari

kegiatan belajar hendaknya dapat diketahui dan diukur, baik oleh individu yang belajar

maupun oleh orang. Keenam, upaya belajar merupakan upaya yang berkesinambungan.

E. Landasan Sosial Budaya

Sesuai dengan dimensi kesosialannya, individi individu saling berkomunikasidan

menyesuaikan diri. Komunikasi dan penyesuaian diri antar-individu yang berasal dari latar

belakang budaya yang sama cenderung lebih mudah daripada mereka yang berasal dari latar

belakang budaya yang berbeda. Ada lima sumber hambatan yang mungkin timbul dalam

komunikasi dan proses penyesuaian diri antar budaya.

Inti proses pelayanan bimbingan dan konseling adalah komunikasi antar klien dan

konselor atau antara guru pembimbing dan siswa. Dalam proses pelayanan bimbingan dan

konseling yang bersifat antar budaya klien ( konselor) diperlukan pengatahuan dan

pemahaman budaya masing –masing. Jika klien dan konselor berasal dari latar belakang

sesial budaya yang berbeda maka terdapat kemungkinan terjadi hambatan dalam

berkomunikasi. Misalnya,perbedaan dalam latar ras atau etnis, kelas ekonomi dan pola

bahasa dapat menimbulkan masalah dalam hubungan konseling. Oleh karena itu guru

pembimbing / konselor ditantang untuk mempelajari aneka ragam budaya di Indonesia

sekaligus penerapannya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseing.

Pertanyaan :

1. Sebutkan lima sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi dan proses

penyesuaian diri antar budaya ?

Jawab :

a. Sumber sumber yang berkenaan dengan perbedaan bahasa.

b. Komunikasi nonverbal.

Page 12: Rangkuman profker lngkp

c. Stereotip.

d. Kecenderungan menilai.

e. Kecemasan .

2. Jelaskan pemahaman anda tentang belajar ?

Jawab : Belajar merupakan salah satu konsep dari psikologi yang amat mendasar.

Peristiwa belajar terentang dari bentuk-bentuk belajar yang ditandai oleh

perubahan tingkah laku yang amat sederhana sebagai hasil latihan singkat

sampai dengan proses mental tingkat tinggi.

3. Sebutkan 5 diantaranya perkembangan individu (remaja) ?

Jawab :

a. Mencapai hubungan-hubungan yng baru dan lebih matang dengn teman sebaya

antar jenis kelamin yang sama dan berbeda.

b. Mencapai peranan sosial sebagai pria dan wanita.

c. Menerima kesatuan tubuh sebagaimana adanya dan menggunakannya secara

efektif.

d. Mencapau kemerdekaan emosional terhadap orangtua dan orang dewasa lainnya.

e. Mencapai keadaan yang dimilikinya sebagai jaminan untuk kemerdekaan

ekonomi.

4. Jelaskan pengertian Bimbingan dan Konseling ?

Jawab : Bimbingan dan konseling merupakan salahsatu bentuk pelayanan pendidikan

yang dilakukan oleh guru pembimbing (konselor), guna membantu siswa dalam

memenuhi kebutuhannya di sekolah.

5. Sebutkan beberapa pertimbangan yang melandasi mengapa bimbingan dan konseling

diperlukan keberadaannya di sekolah !

Jawab : Landasan filosofis, religious, psikologis, legislative, dan social budaya.

BAB IV

HAKEKAT BIMBNGAN DAN KONSELING

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan (guidance) dan konseling (counseling) merupakan dua istilah yang sering

digunakan bagaikan kata majemuk. Para ahli mengemukakan pengertian bimbingan dan

konseling sesuai dengan sudut sududt tinjauan masing-masing.

Page 13: Rangkuman profker lngkp

1) Menurut Jones (1963) “guidance is the helpgiven by one person to another in making

choice and adjustment and in solving problems”. Maksud pengertian tersebut adalah

bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada individu lain

untuk membuat pilihan dan penyesuaian diri dalam memecahkan masalahnya.

2) Schertzer & Stone (1966) mengartikan “guidance as the process of helping an

individual understand himself and his world”. Bimbingan ialah proses menolong

individu memahami dirinya sendiri dan lingkungannya.

Beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas, dapat

dikemukakan bahwa bimbingan adalah

a) Suatu proses yang berkesinambungan

b) Suatu proses membantu individu

c) Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat

mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan

kemampuan/potensinya,

d) Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami

keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.

a. Pengertian Konseling

Dalam Ensiklopedi Pendidikan (Winkel; 1991)dikemukakan bahwa konseling adalah

suatu usaha dari pihakpimpinan suatu lembaga pendidikan untuk membantu siswa secara

perseoranagn, Konseling dilaksanakan melalui wawancara atau pembicaraan dimana siswa

dibantu untuk menentukan keputusan-keputusan serta pilihan-pilihannya (dibatasi pada

konseling sekolah).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut,dapat disimpulkan bahwa kegiatan konseling itu

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pada umumnya dilaksanakan secara individual

2) Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka

3) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan ornag yang ahli

b. Tujuan Bimbingan

Secara umum dan luas, bimbingan dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu individu

dalam mencapai:

a) Kebahagiaan hidup pribadi;

b) Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarkat;

c) Hidup bersama dengan individu-individu lain,

Page 14: Rangkuman profker lngkp

c. Fungsi Bimbingan Dan Konseling

Prayitno (1997) mengemukakan ada empat fungsi bimbingan yakni:

a. Fungsi Pemahaman

b. Fungsi Pencegahan, c. Fungsi Pengentasand. Fungsi Pemeliharaan Dan Pengembangan

2. Prinsip, Asas, Orientasi, dan Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

a. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

Dalam layanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip, yaitu:

1) Prinsip-Prinsip berkenaan dengan sasaran layanan, bimbingan dan konseling:

2) Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu, bimbingan dan konseling

3) Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan, bimbingan, dan konseling

4) Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling

b. Asas-asas Bimbingan dan Konseling

Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling disamping dimuati oleh fungsi

dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan, juga dituntut memenuhi asas-asas bimbingan.

Asas-asas tersebut adalah:

1) Asas kerahasiaan, yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya data dan keterangan

tentang peserta didik yang menjadi sasaran layanan.

2) Asas kesukarelaan, yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta

didik untuk mengikuti layanan yang diperuntukkan baginya.

3) Asas keterbukaan, yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi

layanan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan

tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari

luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.

4) Asas kegiatan, yaitu asas yang menghendaki peserta didik menjadi sasaran layanan

berpartisipasi dalam bimbingan.

5) Asas kemandirian, yaitu asas pada tujuan umum bimbingan dan konseling sebagai

sasaran layanan yang diharapkan menjadi individu mandiri.

Page 15: Rangkuman profker lngkp

c. Orientasi Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling memiliki orientasi tertentu. Sikap dasar pekerjaan

bimbingan adalah individual, artinya melayani klien(siswa/peserta didik) secara individual.

Layanan bimbingan hendaknya berfokus pada perkembangan individu. Hal ini berarti bahwa

layanan bimbingan dan konseling harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh klien

saat ini. Berdasarkan pendapat- pendapat tersebut disimpulkan bahwa layanan bimbingan

dan konseling hendaknya menekankan pada

1) Orientasi individual

2) Orientasi perkembangan

3) Orientasi masalah

d. Ruang Lingkup Layangan Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting baik bagi individu

yang berada dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat pada umumnya.

Dalam kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan

bimbinggan dan konseling mempunyai kedudukan dan peranan yang kusus.

1) Keterkaitan antara bidang pelayanan bimbingan dan konseling dan bidang-bidang

lainnya.

Terdapat 3 bidang pelayanan pendidikan yang masing-masing mempunyai tugas tersendiri

yaitu:

a. Bidang kurikulum dan pengajaran, meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum

dan pelaksanaan pengajaran.

b. Bidang administrasi dan kepemimpinan,meliputi berbagai fungsi yang berkenaan

dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan.

c. Bidang kesiswaan,meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu pada bakat,

potensi dan minat-minatnya.

2) Tanggung jawab guru pembimbing/ Konselor

Sebagai guru pembimbing yang mengendalikan dan melaksanakan layanan bimbingan

dan konseling, menimbulkan tanggung jawab terhadap beberapa pihak yang dapat

menunjang pencapaian tujuan.

a. Tanggung jawab kepada siswa

b. Tanggung jawab kepada orang tua siswa

Page 16: Rangkuman profker lngkp

c. Tanggung jawab kepada teman sejawat

d. Tanggung jawab kepada profesi

3) Bidang, Jenis Layanan, Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling.

(2) Bimbingan Sosial

Pelayanan bimbingan ini berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi

pekerti luhur, tanggun jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Bidang ini dirinci menjadi

pokok-pokok berikut:

(a) Pemantapan kemampuan berkomunikasi

(b) Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta beragumentasi

secara dinamis, kreatif, dan produktif.

(c) Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial

(3) Bimbingan Belajar

Pelayanan ini membantu siswa mengembangkan diri serta menguasai pengetahuan dan

keterampilan, dan menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.

3. Kode Etik

Kode etik profesi adalah norma-norma yang harus di indahkan oleh setiap anggota

profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat, berisi

petunjuk bagi para anggota profesi tentang tata cara melaksanakan profesinya.

Menurut Bimo Walgito tentang rumusan kode etik bimbingan dan konseling yaitu:

a. Membimbing dan memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan harus

memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling

b. Pembimbing berusaha untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan

membatasi diri pada keahliannya.

c. Pekerjaan pembimbing langsung dengan kehidupan pribadi

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk

kepentingan angota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan

mengadakan kode etik adalah sebagai berikut (R. Hermawan, 1979):

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

Pertanyaan

1. Jelaskan pengertian kode etik profesi ?

Page 17: Rangkuman profker lngkp

Jawab : Kode etik profesi adalah norma-norma yang harus di indahkan oleh setiap

anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya

di masyarakat, berisi petunjuk bagi para anggota profesi tentang tata cara

melaksanakan profesinya.

2. Tuliskan tujuan secara umum mengadakan kode etik ?

Jawab :

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.

c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

3. Sebutkan tiga bidang layanan pendidikan dalam bimbingan konseling ?

jawab :

a. Bidang kurikulum dan pengajaran, meliputi semua bentuk pengembangan

kurikulum dan pelaksanaan pengajaran.

b. Bidang administrasi dan kepemimpinan,meliputi berbagai fungsi yang

berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan.

c. Bidang kesiswaan,meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu pada

bakat, potensi dan minat-minatnya.

4. Sebutkan 4 fungsi bimbingan dan konseling ?

Jawab : fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan dan

pengembangan

5. Jelaskan tujuan bimbingan ?

Jawab :

a. Kebahagiaan hidup pribadi;

b. Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarkat;

c. Hidup bersama dengan individu-individu lain,

d. Harmoni antara cita-cita individu dengan kemampuan yang dimilkinya

BAB VI

Pengelolaan Layanan Bimbingan dan Konseling

Page 18: Rangkuman profker lngkp

Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah ditunjang oleh adanya

organisasi, para pelaksanaan, program pelaksanaan dan operasionalisasi pelaksanaan

bimbingan dan konseling.

A. Organisasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah meliputi segenap unsur di

sekolah.

1. Organisasi Pelayanan BK dan SMU

2. Personil Pelaksana

3. Program Pelayanan

B. Peranan Guru Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling

1. Peran Guru Pada Umumnya

Guru mempunyai peranan pentingdlam keseluruhan proses pendiidkan terutama dalam

pendidikan formal, bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya.

Surakhmad (1969), mengingatkan pentingnya peranan guru dalam pembangunan bahwa

kekuatan dan mutu pendidkan sesuatu Negara dapat dinilai denagn mempergunakan factor

guru sebagai salah satu indeks utama. Itulah salah satu sebab mengapa guru merupakan factor

yang mutlak di dalm pembangunan. Dalam keadaan semacam ini, guru seyogyanya memiliki

kualifikasi sesuai dengan bidangnya. Sehubungan denga kualifikasi dan tugas guru itu, guru

mengemban sekurang-kurangnya tiga tugas pokok, yaitu:

a. Tugas Professional (professional task), yaitu tugas yang berkenaan dengan profesinya.

Tugas ini mencakup tugas mendidik, mengajar, melatih, dan mengelola ketertiban

sekolah sebagai penunjang ketahanan sekolah.

b. Tugas manusiawi (human responsibility), yaitu tugasnyya sebagai manusia. Daloam hal

ini guru bertugas mewujudkan dirinya, dalam arti merealisasikan seluruh potensi yang

dimilikinya, sesuai denagn martabat manusia.

c. Tugas kemasyarakatan (civic mission), yaitu tugas guru sebagai anggota masyarakat

dan warga Negara. Daloam hal ini, guru berfungsi sebagai perancang masa depan dan

penggerak kemajuan.

Untuk ini, menurut Bernard ada beberapa syarat bagi guru, diantaranya yaitu:

a. Memiliki mental yang sehat.

Page 19: Rangkuman profker lngkp

b. Menguasai cara-cara untuk menghindari pengaruh negative terhadap siswa, terutama

menyingkirkan pengartuh negative dari masa kanak-kanaknya yang mungkin ditularkan

kepada siswa secxar tidak sadar.

c. Memperlakukan siswa sebagai yang unik.

d. Menghindari ucapan-ucapan yang melukai perasaan serta hargai harga diri siswa.

Dalam hubungannya ini, Natawijaya (1988) mengemukaakan pendapat Erick Hoyle

bahwa seperangkat perana yang guru di dalam kelas, yaitu sebagai berikut :

a. Wakil masyarakat (termasuk pandangan moralnya),

b. Hakim (member nilai).

c. Sumber (proses, pengetahuan dan keterampilan).

2. Peran Bimbingan Dalam Pembelajaran

Peran bimbingan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu kompetensi guru

yang terpadu dalm keseluruhan kompetensi penyesuaian interaksional, yang merupakan

kemampuan guru untuk menesuaikan diri dengan karakteristik siswa dan suasan belajar

sisiwa. Dalam hal ini, Bolton (Natawijaya, 1988) mengemuukakan tiga factor situasional

yang dapat mempengaruhi penampilan dan efektivitas guru yaitu, karakteristik :

a) Karakteristik siswa, termasuk hal-hal seperti sikap, minat, motivasi, semangat, dan

hasil belajar pada waktu yang lau.

b) Karakteristik kepala sekolah, termasuk sikap dan orientasinya terhadap perubahan,

kemampuan, dan minat membantu guru, kemampuan dan hubungan manusiawi dan

dalam berorganisai, dan gaya kepemimpinan serta cara mengambil keputusan.

c) Karakteristik teman sejawat, ialah guru-guru lain di sekolah yang bersangkutan.

Termasuk kedalamnya ialah semanagat kesatuan, sikap mereka terhadap para pendatang

baru dan terhadap perubahan, kesedian membantu guru yang baru, dan kesedian mereka

untuk bekerja sama dalam merencanakan program kerja.

3. Peranan Guru Dalam Bimbingan Di Kelas

Hasil penelitian Milfred McQueen (Natawijaya, 1988), menunjukkan bahwa peranan

guru dalam bimbingan di sekolah adalah : (1) memahami siswa, (2) membantu siswa

mengembangkan kepribadian sehat, dan (3) menyajikan informasi tentang upaya bimbingan

dan informasi tentang pekerjaan.

Walaupun masalah penyesuaian diri merupakan bagian dari upaya bimbingan yang sulit

dipahami dan membutuhkan kemampuan teknis yang kompleks, sesungguhnya sebagian

Page 20: Rangkuman profker lngkp

besar dari pelayanan bimbingan kepada itu siswa itu tidaklah merupakan misteri dan tidak

pula membutuhkan kemampuan teknis yang tinggi.

Pertanyaan

1. Kemukakan tiga factor situasional yang dapat mempengaruhi penampilan dan efektivitas

guru !

Jawab :

1. Karakteristik siswa, termasuk hal-hal seperti sikap, minat, motivasi, semangat, dan

hasil belajar pada waktu yang lau.

2. Karakteristik kepala sekolah, termasuk sikap dan orientasinya terhadap perubahan,

kemampuan, dan minat membantu guru, kemampuan dan hubungan manusiawi

dan dalam berorganisai, dan gaya kepemimpinan serta cara mengambil keputusan.

3. Karakteristik teman sejawat, ialah guru-guru lain di sekolah yang bersangkutan.

Termasuk kedalamnya ialah semanagat kesatuan, sikap mereka terhadap para

pendatang baru dan terhadap perubahan, kesedian membantu guru yang baru, dan

kesedian mereka untuk bekerja sama dalam merencanakan program kerja.

2. Tuliskan peranan guru dalam bimbingan di sekolah !

Jawab : (1) memahami siswa, (2) membantu siswa mengembangkan kepribadian sehat,

dan (3) menyajikan informasi tentang upaya bimbingan dan informasi tentang

pekerjaan.

3. Kemukakan pendapat Erick Hoyle tentang perangkat peranan yang guru di dalam kelas !

Jawab :

a. Wakil masyarakat (termasuk pandangan moralnya),

b. Hakim (member nilai).

c. Sumber (proses, pengetahuan dan keterampilan).

d. Penolong (member bimbingan bagi kesulitan siswa).

e. Detektif (menemukan pelanggar aturan).

f. Pelerai (menyelesaikan perselisihan di antara siswa).

4. Sebutkan unsur-unsur pelayanan bimbingan dan konseling yang terdapat di sekolah !

Jawab :

a. Organisasi Pelayanan BK dan SMU

Page 21: Rangkuman profker lngkp

b. Personil Pelaksana

c. Program Pelayanan

5. Sehubungan dengan kualifikasi dan tugas guru, tuliskan tiga tugas pokok guru !

Jawab :

a. Tugas Professional (professional task),.

b. Tugas manusiawi (human responsibility),

c. Tugas kemasyarakatan (civic mission),

BAB VII

Keprofesian Bidang Kepengawasan Sekolah

A. Jabatan Supervisor Sekolah

Dalam skema peraturan pemerintah No.74 tahun 2008, Tentang guru. Pengawas

sekolah Esensinya adalah guru, yaitu guru dalam jabatan pengawas. Sebutan pengawas

sering dikenal sebagai Supervisor. Supervisor tersebut tugasnya melakukan supervisi sekolah.

Fungsi dari supervisi itu antara lain dilakukan oleh pengawas yang dalam konteks UU No.20

Tahun 2003, Tentang system pendidikan Nasional masuk dalam Rumpun Tenaga

kependidikan. Di dalam peraturan ini yang dimaksud dengan pengawas sekolah adalah guru

yang berstatus PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) yang diberi tugas untuk malakukan pengawasan

dan pembinaan dari segi tehnis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan anak usia

dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah

atas (SMA).

Sebagai tenaga fungsional kependidikan jabatan pengawas selanjutnya di buat

penjenjangan sebagaimana jabatan guru. Dengan demikian jabatan pengawas telah diakui

secara resmisebagai jabatan funsional. Jabatan tersebut mencerminkan kompetensi dan

profesionalitas dalam pelaksanaan tugas sebagaimana jabatan funsinal lainnya. Dalam

peratran pemerintah No.74 tahun 2008 pada prinsipnya guru itu ada “tiga”, yaitu :

a. Guru sebagai pengajar

b. Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah

c. Guru dalam jabatan pengawas yang melaaksanakan sepervisi sekolah

Page 22: Rangkuman profker lngkp

Dalam peraturan pemerintah No 74 tahun 2008 disebutkan guru yang diangkat dalam

jabatan pengawas satuan pendidikan tetap diberi tunjangan profesi guru apabila yang

bersangkutan tetap melaksanakan tugas pendidik yang :

1. Berpengalaman sebagai guru sekuarng kurangnya pembimbingan dan pelatihan

professional 8 tahun atau kepala sekolah sekurang kurangnya 4 tahun.

2. Memenuhi persyaratan akademik sebagai guru sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

3. Memiliki sertivikat pendidik

4. Melakukan tugas guru dan tugas pengawasan.

B. Tugas Pokok Pengawas Sekolah

Tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah yaitu

1) Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan

penugasannya pada jenjang pendidikan anak usia dini formal sampai dengan usia

menengah;

2) Meningkatkan kuaitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar siswa

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

C. Fungsi Pengawas Sekolah

Pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, baik supervise akademik maupun

manajerial. Menurut Depdiknas (2006), supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang

berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan professional guru

dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah.

Sasaran supervisi akademik antara lain membantu guru dalam:

1. Merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bimbingan

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan

3. Menilai proses dan hasil pembelajaran/bimbingan

4. Memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran

5. Memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada siswa

6. Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran dan atau

bimbingan

D. Kewenangan Pengawas Sekolah

Page 23: Rangkuman profker lngkp

Sebagai tenaga profesional, pengawas sekolah memiliki tugas pokok dan fungsi yang

khas. Karenanya, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas sekolah,

setiap pengawas memiliki kewenagan dan hak-hak yang melekat pada jabatannya. Beberapa

kewenagan yang ada pada pengawas adalah kewengan untuk

a. Bersama kepala sekolah dan guru dibinanya, menentukan program peningkatan mutu

pendidikan.

b. Menyusun program kerja/agenda kerja kepengawasan pada sekolah binaanya dan

membiarakannya dengan kepala sekolah dan guru pada sekolah yang bersangkutan.

c. Menentukan metode kerja untuk perapaian hasil optimal berdasarkan program kerja yang

telah disusun.

d. Menetapkan kinerja sekolah, kepala sekolah dan guru serta tenaga kependidikan guna

peningkatan kualitas diri dan layanan pengawas.

E. Kompetensi Pengawas Sekolah

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi juga dapat didefinisikan

sebagai spesifikasi pengatahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta

penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh

masyarakat dan dunia kerja. Bagaimana kompetensi ideal pengawas setuan pendidikn?

Secara akdemik standar kompetensi pengawas sekolah dikelompokkan ke dalam tiga

komponen, yaitu:

1. Komponen Kompetensi Profesional

a. Sub komponen kompetensi pengawas sekolah terdiri dari unit-unit kompetensi

b. Sub komponen kompetensi wawasan kependidikan terdiri dari unit-unit kompetensi

c. Sub komponen kompetensi akademik dan pengembangan profesi

d. Sub komponen kompetensi akademik/vokasional

Terdiri dari unit-unit kompetensi sesuai dengan substansi materi pelajaran yang diawasi dan

dibana atau sesuai dengan bidang bimbingan atau konseling bagi pengawas sekolah bidang

bimbingan dan konseling.

2. Komponen kompetensi personal

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Berakhalk mulia

c. Jiwa kepemimpinan

d. Pengendalian emosi

Page 24: Rangkuman profker lngkp

e. Keterbukaan

3. Komponen kompetensi sosial, terdiri dari unit kompetensi

a. bekerjasama dalam melaksanakan tugas

b. berpartisipasi dalam kegiatan kelembagaan

c. berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan

F. Kualifikasi Pengawas Sekolah

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan bagi pengawas dan calon pengawas satuan

pendidikan terdiri atas kualifikasi umum dan khusus.

1. Umum (berlaku untuk semua pengawas satuan pendidikan):

a. Memiliki pangkat minimal Penata golongan ruang III/c

b. Berusia maksimal 50 tahun sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.

c. Pernah menyandang predikat guru atau kepala sekolah berprestasi

d. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan

e. Menempuh pendidikan profesi pengawas

2. Khusus

a. Pengawas TK/RA/BA, SD/MI:

1. Berlatar belakang pendidikan minimal S1 diutamakan S2 kependidikan dengan

keahlian pendidikan ke-TK/SD-an.

2. Guru TK/SD bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun atau

Kepala Sekolah TK/SD berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.

b. Pengawas Pendidikan Khusus (PLB):

1. Berpendidikan minimal S1 kependidikan diutamakan S2 kependidikan dalam rumpun

mata pelajaran pendidikan khusus.

2. Guru PLB bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun atau

Kepala Sekolah PLB berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.

c. Pengawas SMP/MTs:

1. Berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan atau S1

non-kependidikan plus Akta dalam rumpun mata pelajaran MIPA, IPS, Bahasa,

Olahraga-Kesehatan dan rumpun Seni Budaya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Guru SMP/MTs bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun

atau Kepala Sekolah SMP/MTs berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.

Page 25: Rangkuman profker lngkp

d. Pengawas SMA/MA:

a. Berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan atau S1

non-kependidikan plus Akta dalam rumpun mata pelajaran MIPA, IPS, Bahasa,

Olahraga-Kesehatan dan rumpun Seni Budaya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b. Guru SMA/MA bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun

atau Kepala Sekolah SMA/MA berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.

e. Pengawas SMK/MAK:

1. Berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan atau S1

non-kependidikan plus Akta dalam rumpun pertanian dan kehutanan, teknologi dan

industri, bisnis dan manajemen, kesejahteraan masyarakat, Pariwisata dan rumpun

seni dan kerajinan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Guru SMK/MAK bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun

atau Kepala Sekolah SMK/MAK berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun..

Pertanyaan :

1. Tuliskan kualifikasi pengawas ditingkat SMA !

Jawab :

a. Berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan

atau S1 non-kependidikan plus Akta dalam rumpun mata pelajaran MIPA, IPS,

Bahasa, Olahraga-Kesehatan dan rumpun Seni Budaya sesuai dengan

kurikulum yang berlaku.

b. Guru SMA/MA bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan)

tahun atau Kepala Sekolah SMA/MA berpengalaman kerja minimal 4 (empat)

tahun.

2. Sebutkan sub-sub komponen dalam kompetensi professional ?

Jawab :

a. Sub komponen kompetensi pengawas sekolah terdiri dari unit-unit kompetensi

b. Sub komponen kompetensi wawasan kependidikan terdiri dari unit-unit

kompetensi

c. Sub komponen kompetensi akademik dan pengembangan profesi

d. Sub komponen kompetensi akademik/vokasional

3. Jelaskan pengertian kompetensi ?

Page 26: Rangkuman profker lngkp

Jawab : Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar

yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi juga

dapat didefinisikan sebagai spesifikasi pengatahuan, keterampilan, dan sikap yang

dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar

kinerja yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja.

4. Jelaskan wewenang seorang pengawas sekolah ?

Jawab :

a. Bersama kepala sekolah dan guru dibinanya, menentukan program peningkatan

mutu pendidikan.

b. Menyusun program kerja/agenda kerja kepengawasan pada sekolah binaanya

dan membiarakannya dengan kepala sekolah dan guru pada sekolah yang

bersangkutan.

c. Menentukan metode kerja untuk perapaian hasil optimal berdasarkan program

kerja yang telah disusun.

d. Menetapkan kinerja sekolah, kepala sekolah dan guru serta tenaga kependidikan

guna peningkatan kualitas diri dan layanan pengawas.

5. Tuliskan tiga prinsip guru menurut PP No.74 tahun 2008 !

Jawab :

a. Guru sebagai pengajar

b. Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah

c. Guru dalam jabatan pengawas yang melaaksanakan sepervisi sekolah

BAB VIII

SUPERVISI

A. Supervisi klinis

Seorang supervisor pembelajaran yang professional mampu melakukan pendekatan

klinis dalam pelaksanaan tugasnya. Kajian dan diskusi mengenai supervise klinis di bidang

pendidikan makin intensif akhir-akhir ini. Hal ini membersitkan kuatnya pengakuan atas

status supervisor klinis sebagai profesi atau setidaknya subkeahlian dari supervisor

pembelajaran. Khususnya Indonesia seharusnya pengawasan memenuhi angka kredit untuk

naik jabatan fungsional tertentu membuktikan pengakuan Negara atas profesi ini, meski

sangat mungkin substansi masih layak di perdebatkan. Upaya untuk menemukan model atau

Page 27: Rangkuman profker lngkp

teknik supervise pembelajaran terbaik akan terus dilakukan, meski sangat mungkin tidak akan

benar-benar berhasil menemukannya.

Perwujudan supervisi klinis memang tidak melulu terfokus pada pengembangan

professonal guru, melainkan berkaitan juga dengan kesejahtraan, proteksi atas profesi, dan

peningkatan hasil belajar siswa.

B. Definisi Supervisi Klinis

Apa suvervisi klinis itu? suvervisi klinis adalah bantuan professional kesejawatan oleh

supervisor kepada guru yang mengalami masalah dalam pembelajaran agar yang

bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah yang sistematis,

dimulai dari tahap perencanaan, pengamatan prilaku guru mengajar, analis perilaku, dan

tindak lanjut. Supervisi klinis adalah proses bantuan atau terapi professional yang berfokus

pada upaya perbaikan pembelajaran melalui proses siklikal yang sistematis dimulai dari

perencanaan, pengamatan dan analisis yang intesif terhadap penampilan guru dengan tujuan

untuk memperbaiki proses pembelajaran. Bordersr et al. (1991) merumuskan, “clinical

supervision is the construction of individualized learning plans for supervisees working with

clients.” Supervisi klinis adalah konstruksi rencana pembelajaran individual bagi yang

supervisi agar bisa bekerja efektif dengan kliennya.

C. Ciri-ciri Supervisi Klinis

Perilaku supervisi memandang masalah klien sebagai masalah belajar. Karenanya, hal

itu memerlukan dua keahlian. Pertama, identifikasi masalah. Kedua, menyeleksi teknik

belajar yang tepat (Leddick & Bernard, 1980). Guru yang disupervisi dapat berpartisipasi

sebgai ko-terapi untuk melakukan penguatan. Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi

pembelajaran. Perbedaannya dengan supervisi yang lain adalah prosedur pelaksanaanya

ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang dilakukan oleh guru selama

proses pembelajaran dan kemudian langsung diusahakan perbaikan

D. Karakteristik Supervisi Klinis

1. Perbaikan proses pembelajaran mengharuskan gruru mempelajarari kemampuan

intelektual dan keterampilan teknis. Supervisor mendorong guru berprilaku berdasarkan

kemampuan intelektual dan keterampilan teknis yang dimilikinya.

Page 28: Rangkuman profker lngkp

2. Fungsi utama supervisor adalah menginformasikan beberapa kemampuan dan

keterampilan seperti : (1) kemampuan dan keterampilan menganalisis proses

pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan, (2) kemampuan dan keterampilan

mengembangkan kurikulum, terutama bahan pembelajaran, (3) Kemampuan dan

keterampilan dalam proses pembelajaran, (4) Kemampuan dan keterampilan guru

melakukan evaluasi dan tindak lanjut

3. Berfokus pada (1) Perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran, (2) Perbaikan kinerja

guru pada hal-hal spesifik yang masih memerlukan kesempurnaan, dan(3) Upaya

perbaikan di dasari atas kesepakatan bersama dan pengalaman masa lampau.

4. Hubungan pembantuan antara supervisor dengan yang disupervisor mengedepankan

dimensi kolegialitas.

5. Tindakan supervisor menemukan kelemahan atau kekurangan guru semata-mata untuk

diperuntukan bagi upaya perbaikan, buakan utuk keperluan penilaian atas prestasi

individual guru.

E. Urgensi Supervisi klinis

1. Mengindarkan guru dari jebakan penurunan motivasi dan kinerja dalam melakukan

proses pembelajaran.

2. Menghindarkan guru dan upaya menutupi kelemahannya sendiri melalui cara-cara

dialok terbuka dengan supervisornya.

3. Menghindara ketiadaan respon dari supervisor atau praktik profesionalyang telah

memenuhi standar kompetensi dank ode etik atau yang masih dibawa standar.

4. Mendorong guru untuk selalu daptif terhadap kemajuan iptek dalam proses

pembelajaran.

5. Menjaga konsistensi guru agar tidak kehilangan identitas diri sebagai penyanggang

profesi yang terhormat dan bermanfaat bagi kemajuan generasi

F. Tujuan Supervisi Klinis

1. Menjaga konsinstensi motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran

2. Mendororng keterbukaan guru kepada supervisior mengenai kelemahannya sendiri dalam

melaksanakan pembelajaran

3. Menciptakan kondisi agar guru terus menjaga dan meningkatkan mutu praktik

professional sesuai standar kompetensi dank ode etik yang telah ditetapkan

Page 29: Rangkuman profker lngkp

4. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pembelajaran

yang berkualitas, baik proses maupun hasilnya

5. Membantu guru untuk senaantiasa memperbaiki dan meningkatkan penguasaan ilmu

pengetahuan, teknologi, wawasan umum dan keterampilan khusus yang diperlukan

dalam pembelajaran

6. Membantu guru untuk dpat menemukan cara pemecahan masalah yang ditemukan dalam

proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas

G. Prinsip-prinsip Supervisi Klinis

a. Hubungan supervisor dengan guru disadari sangat kolegialitas yang taat asas.

b. Setiap kelemahan dan kesalahan guru semata-mata digunkan untuk tindakan perbaikan,

tanpa secara eksplisit melabeli guru belum professional

c. Menumbuhkembangkan posisi guru, mulai dari tidak professional sampai professional

sungguhan

d. Hubungan antara supervisor dengan guru dilakukan secara objektif, transparan, dan

akuntabel

H. Bagaimana prosedur supervisi klinis?

Pelaksanaan supervisi klinis berlangsung dalam suatu siklus yang terdiri dari tiga tahap

berikut :

Tahap perencanaan awal. Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:

a. menciptakan suasana yang intim dan terbuka

b. mengkaji rencana pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu, media,

evaluasi hasil belajar, dan lain-lain yang terkait dengan pembelajaran,

c. menentukan fokus obsevasi,

Tahap pelaksanaan observasi. Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan,

antara lain:

1. harus luwes,

2. tidak mengganggu proses pembelajaran,

3. tidak bersifat menilai,

4. mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai

kesepakatan bersama, dan

5. menentukan teknik pelaksanaan observasi.

Page 30: Rangkuman profker lngkp

Tahap akhir (diskusi balikan). Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan

antara lain:

1. memberi penguatan;

2. mengulas kembali tujuan pembelajara.

3. mengulas kembali hal-hal yang telah disepakati bersama,

4. mengkaji data hasil pengamatan,

5. tidak bersifat menyalahkan,

6. data hasil pengamatan tidak disebarluaskan,

7. penyimpulan,

8. hindari saran secara langsung, dan

9. merumuskan kembali kesepakatan-kesepakatan sebagai tindak lanjut proses

perbaikan.

I. Komunikasi Klinis

Ada dua sikapsupervisor pembelajaran yang mempengaruhi proses berkomunikasi,

yaitu sikap yang memnghambat dan sikap yang membantu. Dua sikap pengirim pesan yang

menghambat dan membantu proses komunikasi menurut Jack R. Gibb (1970) dalam “journal

of Communication” dituangkan berkit ini.

a. Evaluasi-Deskripsib. Penguasaan-Permasalahanc. Manipulasi-Spontanitasd. Tidak memperhatikan-Memperhatikane. Bersikap-Menyamakan dirif. Kaku-Luwes

Ketidakmampuan supervisor pembelajaran tersebut akan menyebabkan dia maupun

guru tidak memperoleh kepuasan akibat tidak adanya perasaan saling mempercayai nsatu

sama lain. Factor-factor yang menyebabkan komunikasi antara supervisor pembelajaran dan

guru adalah:

1. factor psikologis, yaitu persepsi dan penapsiran guru yang dibina terhadap stimulus

yang ada dari supervisor ditentukan oleh tingkatan emosi dan sifat pribadi seorang

supervisornya

2. factor biofisikal,

3. factor psikofisikal

4. factor sosiokultural

Page 31: Rangkuman profker lngkp

Pertanyaan

1. Tuliskan Factor-factor yang menyebabkan komunikasi antara supervisor pembelajaran

dan guru !

Jawab :

a. factor psikologis, yaitu persepsi dan penapsiran guru yang dibina terhadap

stimulus yang ada dari supervisor ditentukan oleh tingkatan emosi dan

sifat pribadi seorang supervisornya.

b. factor biofisikal,

c. factor psikofisikal

d. factor sosiokultural

2. Sebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang prosedur supervise klinis

khususnya pada tahap awal !

Jawab :

a. menciptakan suasana yang intim dan terbuka

b. mengkaji rencana pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu, media,

evaluasi hasil belajar, dan lain-lain yang terkait dengan pembelajaran,

c. menentukan fokus obsevasi

3. Jelaskan prinsip-prinsip supervise klinis ?

Jawab :

a. Hubungan supervisor dengan guru disadari sangat kolegialitas yang taat asas.

b. Setiap kelemahan dan kesalahan guru semata-mata digunkan untuk tindakan

perbaikan, tanpa secara eksplisit melabeli guru belum professional

c. Menumbuhkembangkan posisi guru, mulai dari tidak professional sampai

professional sungguhan

d. Hubungan antara supervisor dengan guru dilakukan secara objektif,

transparan, dan akuntabel

e. Diskusi dan pengkajian atas umpan balik yang segera atau yang diketahui

kemudian bersifat demokratis dan didasarkan pada data hasil pengamatan

4. Jelaskan Perbedaan dilihat dari prosedurnya dengan supervisi Klinis dengan supervisi

yang lainnya ?

Page 32: Rangkuman profker lngkp

Jawab : supervise klinis, Prosedur pelaksanaanya ditekankan kepada mencari sebab-

sebab atau kelemahan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran,

sedangkan supervise yang lain kebalikannya.

5. jelaskan pengertian supervise Klinis ?

Jawab : Supervisi klinis adalah bantuan professional kesejawatan oleh supervisor

kepada guru yang mengalami masalah dalam pembelajaran agar yang

bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah yang

sistematis, dimulai dari tahap perencanaan, pengamatan prilaku guru mengajar,

analis perilaku, dan tindak lanjut

BAB IX

TUGAS KEPROFESIAN UNTUK IMPLEMENTASI

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A.Defenisi dan Prinsip

Bagi guru dan kepala sekolah, KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh

setiap kelompok atau satuan pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan

atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk

pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman

pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan

pertimbangan komite sekolah/madrasah. Dalam naskah yang dikeluarkan oleh BNSP

disebutkan bahwa KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

dan lingkungannya.

2. Beragam dan terpadu.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

6. Belajar sepanjang hayat.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Page 33: Rangkuman profker lngkp

Sejalan dengan itu, BNSP juga menyusun acuan operasional penyusunan KTSP.

KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia sebagai dasar pembentukan

kepribadian peserta didik secara utuh.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik.

3. Keragaman potensi dan kerakteristikdaerah dan lingkungan.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

5. Tuntutan dunia kerja.

6. Perkenbangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. Agama.

8. Dinamika perkembangan global.

B. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan dasar dan menengah dirumuskan

mengacu kepada tujuan umum pendidikan yaitu meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lanjut.

2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Struktur dan muatan

KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam SI meliputi lima mata

pelajaran yaitu a). Agama dan akhlak mulia, Kewarganegaraan dan kepribadian, Ilmu

pengetahuan dan teknologi, Estetika, dan Jasmani, olahraga, dan kesehatan.

3. Mata pelajaran beserta alokasi waktu pada struktur kurikulum ysng tercsntum dalam

SI.

C.Pengembangan Silabus

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam

materi poko/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi

untuk penilaian. Prinsip pengembangan silabus disajikan berikut in.

1. Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan dalam silabus harus benar dan dapat

dipertanggun jawabkan secara keilmuan.

2. Relevan. Cakupan dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai tingkat

perkembangan peserta didik.

Page 34: Rangkuman profker lngkp

3. Sistematis. Komponen-kompnen silabus sasling terkait satu sama lain.

4. Konsisten.

5. Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan

sistem penilaian menunjang pencapaian kompetensi dasar.

D.Unit Waktu dan Pengembangan Silabus

Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu disediakan untuk

mata pelajran selama penyelanggaraan pendidikandi tingkat satuan pendidikan dengan

memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester.

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau kelompok

dalam sebuah sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada pusat

Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.

E. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

a. Mengkaji Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran sebagai mana

tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

b. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi

dasar

c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran yang dirancang untuk memmberikan

pengalaman belajar melalui beberapa interaksi dalam rangka pencapaian kompetensi

dasar.

d. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator merupakan penanda

pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang diukur yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keteramplan.

e. Penentuan Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian dasar peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator dengan menggunakan tes dan non tesdalam bentuk tertulis

maupun lisan, pengamatan kerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,

proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

F. Pelaksanaan Penyusunan KTSP

Page 35: Rangkuman profker lngkp

1. Analisis Konteks

2. Mekanisme Penyusunan

Tim penyusun KTSP terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua

merangkap anggota yang melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak

lain yang terkait. Di surervisi dilakukan oleh Dinas yyang bertanggun jawab di tingkat

kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK. Tim

penyusun kurikulum tingkat satuan MI, MTs, MA, dan MAK terdiri atas guru,

konselor, dan kepala sekolah merangkap anggota. Tim penyusun kurikulum tingkat

satuan pendidikan khusus (SDLB, SMPLB, dan SMALB) terdiri atas guru, konselor,

kepala sekolah merangkap anggota.

Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah

setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas tingkat

kabupaten/kota.

Pertanyaan :

1. Tuliskan dua tekhnik pelaksanaan penyusunan KTSP ?

Jawab :

a. Analisis Konteks

b. Mekanisme Penyusunan

2. jelaskan tiga diantaranya langkah-langkah pengembangan silabus ?

Jawab :

a. Mengkaji Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran sebagai

mana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

b. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran yang menunjang pencapaian

kompetensi dasar

c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran yang dirancang untuk memmberikan

pengalaman belajar melalui beberapa interaksi dalam rangka pencapaian

kompetensi dasar.

3. jelaskan dua Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ?

Jawab :

1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan dasar dan menengah

dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan yaitu meletakkan dasar

Page 36: Rangkuman profker lngkp

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut.

2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Struktur dan

muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam SI meliputi

lima mata pelajaran yaitu a). Agama dan akhlak mulia, Kewarganegaraan dan

kepribadian, Ilmu pengetahuan dan teknologi, Estetika, dan Jasmani, olahraga,

dan kesehatan.

4. Jelaskan hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan KTSP ?

Jawab :

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia sebagai dasar pembentukan

kepribadian peserta didik secara utuh.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

3. Keragaman potensi dan kerakteristikdaerah dan lingkungan.

5. Jelaskan prinsip-primsip pengembangan KTSP ?

Jawab :

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya.

b. Beragam dan terpadu.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Page 37: Rangkuman profker lngkp

Profesi Keguruan

Rangkuman materI

DISUSUN OLEH:

NAMA : MARDHIYYATIN NAQIYAH

NIM : 1112040005

KELAS : PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

Page 38: Rangkuman profker lngkp

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2011/2012