Upload
haddiwijaya
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 1/12
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal jantung merupakan masalah yang sedang berkembang di seluruh dunia,
yang mengenai lebih dari 20 juta penduduk di dunia. Prevalensi gagal jantung secara
keseluruhan di Amerika dan Eropa sekitar 1-2%. Prevalensi gagal jantung mengikuti
pola eksponensial, meningkat dengan usia, dan mempengaruhi 6-10% orang di atas
usia 65. Prevalensi gagal jantung secara keseluruhan diperkirakan akan meningkat,
hal ini sebagian dikarenakan saat ini terapi untuk gangguan jantung telah lebih baik
yang memungkinkan pasien untuk bertahan hidup lebih lama. (Harrison 17th
)
Aritmia merupakan suatu gangguan pada irama jantung yang dapat
menyebabkan gagal jantung. Pada sebagian orang yang mengalami aritmia, penyebab
yang mendasari mungkin tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan yang
spesifik, tetapi aritmia juga bisa menandakan bahwa terdapat suatu kondisi jantung
yang serius. Aritmia dapat terjadi pada orang yang dilahirkan dengan kondisi jantung
yang tidak normal (seperti ventricular septal defect ) atau gangguan sistem elektrikal
pada jantung mereka. Sementara sebagian orang, pada suatu tahap dalam hidup
mereka mengalami masalah jantung, seperti serangan jantung atau gagal jantung,
yang juga dapat menyebabkan aritmia. (palp&arrhythmia, R liew)
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada denyut jantung yang tidak
teratur, tetapi juga termasuk kecepatan denyut jantung yang abnormal dan gangguan
konduksi. Irama jantung yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat membuat aliran
darah menjadi tidak efisien sehingga suplai darah dari jantung tidak dapat mencukupikebutuhan metabolisme. Pada gangguan irama jantung yang terlalu cepat yang terjadi
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kardiomiopati dilatasi yang biasanya
berakhir pada kegagalan jantung. Bahkan pada sebagian kasus, aritmia akut seperti
takikardia ventrikular, fibrilasi ventrikular, fibrilasi atrial atau fluter atrial, dan
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 2/12
takikardia supraventrikular lain dapat menyebabkan gagal jantung akut bahkan henti
jantung mendadak yang dapat berujung pada kematian. (IPD 3)
Penulis melihat pentingnya seorang dokter dalam mengetahui patogenesis,
mendiagnosis dan mengevaluasi kelainan irama jantung ini guna mencegah terjadinya
suatu kondisi yang dapat memperburuk ataupun mengancam jiwa penderita sehingga
penulis tertarik untuk menulis sebuah referat tentang gagal jantung et causa aritmia.
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 3/12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gagal Jantung
Gagal jantung secara klasik didefinisikan sebagai keadaan patofisiologis
dimana abnormalitas fungsi jantung berperan terhadap kegagalan jantung dalam
memompa darah dalam tingkat yang sepadan dengan kebutuhan metabolism jaringan
atau ketika tekanan pengisian meningkat secara berlebihan. Tidak seluruh pasien
dengan disfungsi ventrikel mempunyai gejala-gejala klinis dari gagal jantung.(Mayo
Clinic, HF). Paradigma baru, gagal jantung dianggap sebagai remodeling progresif
akibat beban/penyakit pada miokard sehingga pencegahan progresivitas dengan
penghambat neurohumoral seperti ACE-inhibitor , Angiotensin Receptor-Blocker , atau
penyekat beta diutamakan disamping obat konvensional (diuretika dan digitalis)
ditambah dengan terapi yang muncul belakangan ini seperti biventricular pacing ,
recyncronizing cardiac teraphy (RCT), intra cardiac defibrillator (ICD), LV
reconstruction surgery, dan mioplasti. IPD
Gambar 1. Progresivitas gagal jantung. Aktivasi neurohumoral dan disfungsi
ventrikel yang progresif memicu vasokontriksi yang berlebihan, retensi sodium, dan
gagal jantung kongestif klinis.
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 4/12
2.2. Gagal Jantung Akut dan Kronik
Gagal jantung berdasarkan onset serangannya dapat dibagi menjadi gagal
jantung akut (GJA) dan gagal jantung kronik (GJK). Pada gagal jantung akut,
serangan cepat dari gejala-gejala atau tanda-tanda ( symptoms and signs) akibat fungsi
jantung yang abnormal dapat berupa acute de novo (serangan baru dari GJA, tanpa
ada kelainan jantung sebelumnya) atau dekompensasi akut dari GJK. Pada gagal
jantung kronik, progresivitas penyakit terjadi secara perlahan. Definisi objektif yang
sederhana untuk menentukan batasan gagal jantung kronik sulit untuk dibuat karena
tidak terdapat nilai batas yang tegas pada disfungsi ventrikel. Guna kepentingan
praktis, gagal jantung kronik didefinisikan sebagai sindrom klinik yang komplek
yang disertai keluhan gagal jantung berupa sesak, fatik baik dalam keadaan istirahat
atau latihan, edema dan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan
istirahat. (IPD)
2.3. Definisi Aritmia
Bila irama jantung normal adalah irama yang berasal dari nodus SA, yang
datang secara teratur dengan frekuensi antara 60-100/menit, dan dengan hantaran tak
mengalami hambatan pada tingkat manapun, maka irama jantung lainnya dapat
dikatakan sebagai aritmia. Jadi yang dapat didefinisikan sebagai aritmia adalah:
- Irama yang bukan berasal dari nodus SA
- Irama yang tidak teratur, sekalipun ia berasal dari nodus SA
- Frekuensi kurang dari 60x/menit (sinus bradikardia) atau lebih dari
100x/menit (sinus takikardia)
- Terdapatnya hambatan impuls supra atau intra ventricular.
Jelaslah untuk membaca irama jantung, disamping frekuensi dan teratur atau
tidaknya, harus dilihat juga tempat asal (fokus) irama tersebut. Nodus SA merupakan
fokus irama jantung yang paling dominan, sehingga pada umumnya irama jantung
adalah irama sinus. Bila nodus SA tidak dapat lagi mendominasi fokus lainnya, maka
irama jantung akan ditentukan oleh fokus lainnya itu.
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 5/12
2.4. Klasifikasi Aritmia
Berdasarkan mekanisme terjadinya irama jantung, maka aritmia dapat
diklasifikasi sebagai berikut:
Gangguan Pada Nodus Sinus
- Sinus Bradikardia
- Blok Sinoatrial
- Sinus Aritmia
- Sinus Takikardia
Aritmia Atrial
- Fibrilasi Atrial
- Fluter Atrial
- Atrial Takikardia, biasanya paroksismal (PAT, Paroxysmal Atrial
Tachycardia)
- Ekstrasistol Atrial
Aritmia AV Jungsional
- Irama AV Jungsional, biasanya bradikardia
- AV Jungsional Takikardia non Paroksismal
- AV Jungsional Ekstrasistol
- AV Jungsional Takikardia Paroksismal
Aritmia Supra Ventrikular (SV) lainnya
- Aritmia SV multifocal/ wandering pacemaker
- Multifokal SV Takikardia
- Multifokal SV dengan blok
- SV ekstrasistol “non conducted ”
Aritmia Ventrikular
- Irama idioventrikular
- Paroksismal ventricular takikardia (PVT)
- Fluter ventricular (VFl) serta Fibrilasi Ventrikular (Vfi)
- Parasistol ventricular
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 6/12
Gangguang hantaran pada sekitar berkas His dan percabangannya ( Bundle
Branch)
- Blok AV (AVB) derajat 1, 2 (tipe 1 Wenkebach serta tipe 2), dan 3
(total)
- Bundle Branch Block (BBB), mungkin kanan (RBBB) atau kiri
(LBBB)
Berdasarkan kecepatan denyut jantung, aritmia jantung dapat dibagi menjadi:
Takiaritmia
- Takikardia supraventrikular (SVT)- Fibrilasi Atrial (AF)
- Fluter Atrial
- Takikardia ventrikular (VT)
Bradiaritmia
- Penyakit Nodus Sinus (SND)
- Blok Jantung ( Heart Block )
2.5. Aritmia Sebagai Penyebab Gagal Jantung
Aritmia merupakan salah satu penyebab maupun faktor presipitasi gagal
jantung. Gagal jantung yang disebabkan aritmia dapat terjadi pada pasien dengan atau
tanpa sakit jantung sebelumnya. Keadaan irama jantung yang abnormal ini
menyebabkan fungsi jantung terganggu sehingga seringkali memerlukan pengobatan
penyelamatan jiwa, dan perlu pengobatan segera.
Gagal jantung yang disebabkan oleh aritmia dikaitkan dengan penurunan fraksi
ejeksi. Penurunan fraksi ejeksi dapat ditemukan pada penderita yang mengalami
bradiaritmia ataupun takiaritmia kronis yang memicu dilatasi otot-otot jantung yang
selanjutnya terjadi disfungsi ventrikel kiri simptomatik. Pada penderita gagal jantung
akut, kegagalan sirkulasi dapat disebabkan oleh aritmia akut seperti takikardia
ventrikular, fibrilasi ventrikular, fibrilasi atrial atau fluter atrial dan takikardia
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 7/12
supraventrikular lain. Berikut ini akan dijelaskan mekanisme aritmia dalam
menyebabkan terjadinya kegagalan jantung.
2.5.1 Mekanisme Takikardia Menyebabkan Gagal Jantung
2.5.1.1 Takikardia Menyebabkan Kardiomiopati Dilatasi
Takikardia kronis pada akhirnya menghasilkan perubahan struktural jantung
yang signifikan, dengan dilatasi ventrikel kiri dan perubahan morfologi selular.
Namun, mekanisme yang tepat takikardia menghasilkan perubahan ini tidak diketahui
dengan baik. Banyak perubahan dalam aktivasi neurohumoral dan seluler telah
dijelaskan dan beberapa faktor mungkin berkontribusi terhadap perkembangan
disfungsi miokard. Meskipun terdapat data yang menarik yang mendukung
mekanisme tertentu, masih belum jelas apakah mereka memainkan peran etiologi atau
muncul sebagai konsekuensi dari takikardia.
Pada animal models, telah dipelajari secara ekstensif dalam evaluasi
takikardia yang menengahi terjadinya kardiomiopati. Rangsangan yang cepat
menghasilkan perubahan pada hewan yang mirip dengan yang diamati pada manusia,
termasuk penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF), peningkatan tekanan
pengisian, penurunan cardiac output , dan peningkatan resistensi pembuluh darah
sistemik. Peningkatan denyut jantung akan memperpendek waktu fase diastolik
sehingga menurunkan volume akhir diastolic (EDV) pada ventrikel. Penurunan EDV
mengurangi peregangan otot jantung sehingga kekuatan kontraksi otot berkurang dan
terjadi penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri, peningkatan tekanan pengisian,
penurunan cardiac output , dan merespon aktivasi neurohumoral (termasuk saraf
simpatis, renin-angiotensin system, vasopressin, natriuretic peptide) sehingga
meningkatkan tekanan vaskular sistemik (SVR). Bila tahanan semakin bertambah
besar sehingga ventrikel kiri harus bekerja lebih berat (afterload) maka langkah
kompensasi pertama ialah peninggian EDV yang diikuti dilatasi ventikel kiri, dan
suatu saat otot-otot akan mengalami hipertrofi, dinding ventrikel kiri menebal dan
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 8/12
berat otot jantung akan sangat bertambah. Akan tetapi proses hipertrofi ini ada
batasnya. Pembuluh darah yang member nutrisi pada otot-otot jantung tidak turut
mengalami hipertrofi dan apabila keadaan hipertofi sedemikian hebatnya sehingga
telalu banyak otot-otot jantung yang harus diberi makan oleh pembuluh darah yang
sudah tua dan menyempit, maka kekurangan oksigen yang difus lama kelamaan akan
menyebabkan gagal jantung.
Studi pada animal models telah menunjukan bahwa takikardia yang persisten
menghabiskan banyak cadangan energi yang dibuktikan dengan berkurangnya level
creatine miokard, phosphocreatine, adenosine triphosphate (ATP), dan berkurangnya
aktivitas pompa Na-K-ATPase. Perubahan ini mungkin disebabkan perubahan dalam
metabolisme sel dengan cedera mitokondria dan peningkatan aktivitas dari enzim
oksidatif siklus krebs. Takikardi menyebabkan aliran darah ke arteri koroner jantung
berkurang dikarenakan waktu fase diastolik yang memendek sedangkan kebutuhan
O2 pada miokard meningkat, cadangan energy yang tinggi di dalam otot jantung akan
dihabiskan yang dapat menimbulkan iskemia jika tidak ada penyaluran O2 ke
miokard. Dalam jangka pendek aktivasi sistem adrenergik dapat sangat membantu,
tetapi kemudian akan terjadi maladaptasi. Angiotensin II juga mempunyai beberapa
aksi penting dalam mempertahankan sirkulasi homeostasis dalam jangka pendek,
namun jika terjadi ekspresi lama dan berlebihan akan masuk ke keadaan maladaptif
yang dapat menyebabkan fibrosis pada jantung, ginjal dan organ lain. Apabila suplai
darah ke miokard berkurang, kerusakan jaringan miokard dapat terjadi dan hal ini
dapat menimbulkan aritmia (contohnya fibrilasi atrial, aritmia ventrikular). Pada
daerah miokard yang terjadi infark tidak mampu menahan tekanan dan beban volume
yang sama dengan jaringan yang sehat lainnya. Akibatnya terjadi dilatasi ruang padadaerah yang infark. Fase awal remodeling ini berdampak pada perbaikan daerah
nekrotik dan jaringan parut yang mungkin dalam batas tertentu dapat meningkatkan
dan memelihara fungsi ventrikel kiri dan cardiac output . Bagaimanapun, sejalan
dengan waktu, jantung terus mengalami remodeling sehingga bentuk jantung menjadi
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 9/12
kurang elips dan lebih bulat ( pathological remodeling ), massa dan volume ventrikel
meningkat yang secara bersama-sama mempengaruhi fungsi jantung.pada akhirnya,
fungsi diastolik atau kemampuan jantung untuk relaksasi diantara kontraksi menjadi
tidak seimbang yang selanjutnya menyebabkan perburukan fungsi jantung.
Kelainan pada aktivitas saluran kalsium dan transportasi kalsium reticulum
sarkoplasma dapat berkontribusi dalam terjadinya disfungsi miokard pada
kardiomiopati yang dimediasi oleh takikardia. Terdapat perubahan aktivitas saluran
kalsium serta transportasi kalsium dalam retikulum sarkoplasma yang abnormal pada
miosit setelah rangsangan. Perubahan ini terjadi segera setelah takikardia diinduksi
dan mungkin bertahan sampai beberapa minggu setelah rangsangan dihentikan.
Bagaimanapun mekanisme perubahan ini secara jelas belum diketahui. Hilangnya
respon beta-adrenergik juga telah diamati dan mungkin karena berkurangnya densitas
reseptor miosit beta-1 (downregulation). Penurunan densitas reseptor beta dan
responsifitas tidak berhubungan dengan faktor hemodinamik dan neurohumoral.
Pada pasien dengan fibrilasi atrial dan disfungsi atrium, terdapat bukti
histologist yaitu stres oksidatif dan cedera dalam miokardium atrium. Hal ini
menyebabkan pembentukan peroxynitrite, yang memodifikasi protein myofibrillar,
memberikan kontribusi untuk hilangnya fungsi protein fibrillar, dan mengubah
energetika myofibrillar.
Suatu hubungan antara polimorfisme gen dan kardiomiopati dimediasi
takikardia telah dilaporkan. kadar angiotensin converting enzyme (ACE) yang
berhubungan dengan insersi(I)/delesi(D) 287 pasangan basa polimorfisme dalam
intron 16 dari gen ACE. Genotipe DD dikaitkan dengan peningkatan kadar serum
ACE dan insiden yang lebih tinggi dari kardiomiopati dilatasi idiopatik dan iskemik.
2.5.1.2 Takikardia Menyebabkan Gangguan Hemodinamik
Beberapa takiaritmia telah dikaitkan dengan perkembangan gagal jantung,
termasuk fibrilasi atrial, fluter atrial, takikardia atrium otomatis, takikardia reentry
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 10/12
nodus atrioventrikular, takikardia jungsional atrioventrikular otomatis, dan takikardia
ventrikel. Meskipun takiaritmia ventrikel menyebabkan depresi lebih parah pada
fungsi ventrikel kiri, lebih umum ditemui adalah variasi supraventrikuler, khususnya
fibrilasi Atrial. Perubahan hemodinamik yang terjadi antara lain disfungsi sistolik
ventrikel, penurunan curah jantung, peningkatan tekanan pengisian ventrikel, dan
peningkatan resistensi vaskuler.
Perubahan patofisiologi yang mengarah pada perkembangan gagal jantung
pada pasien yang memiliki takiaritmia belum dengan jelas dipahami. Selain itu, tidak
jelas apakah perubahan struktural jantung yang diamati pada kardiomiopati
merupakan hasil dari takiaritmia, atau takiaritmia disebabkan perubahan yang terlihat
dalam kardiomiopati. Meskipun demikian, sejumlah mekanisme telah diusulkan yang
berusaha untuk menjelaskan mengapa takikardia menyebabkan disfungsi ventrikel
kiri seperti deplesi energi miokard, gangguan pengaturan kalsium, iskemia miokard,
dan remodeling matriks ekstraseluler.
Pada aritmia yang menyebabkan gagal jantung, seperti fibrilasi atrial akibat
peregangan dinding atrium yang berlebihan, gelombang listrik yang dilepaskan oleh
pacu jantung akan tiba pada serabut-serabut otot jantung yang masih belum siap
untuk meneruskan rangsang. Arus listrik tidak dapat langsung mengalir menuju
nodus aschoff dan akan mengalir mengitari suatu lingkaran di daerah yang tidak
sensitive. Lingkaran ini secara bergiliran akan tetap mengeluarkan impuls sekunder
yang cepat dengan akibat tiap menit terbentuk sekitar 400-500 impuls listrik kecil
yang mencapai nodus aschoff. Untung saja sistem aschoff-His tidak dapat menerima
terus menerus
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 11/12
Seperti pada bahasan sebelumnya, tubuh memiliki mekanisme kompensasi
dalam mempertahankan hemodinamik, gagal jantung simptomatis muncul apabila
mekanisme ini sudah mencapai batasnya.
Beberapa takiaritmia telah dihubungkan dengan patogenesis terjadinya gagal jantung,
mencakup fibrilasi atrial, fluter atrial, automatic atrial tachycardia, atrioventricular
nodal reentry tachycardia, automatic atrioventricular junctional tachycardia, dan
takikardia ventricular. Walaupun takiaritmia ventricular menyebabkan penurunan
fungsi ventrikel yang lebih parah, yang paling sering ditemui adalah jenis
supraventricular, terutama fibrilasi atrial. Perubahan hemodinamik yang terjadi
berupa disfungsi sistolik ventrikel, penurunan cardiac output,
Gagal jantung yang berhubungan dengan takiaritmia biasanya ditandai dengan
pelebaran ventrikel kiri dan selanjutnya disfungsi sistolik, Gangguan ini dapat
disebabkan baik oleh aritmia atrium atau pun aritmia ventrikel, yang tersering adalah
fibrilasi atrial kronis. Sedangkan pada sebagian kasus kardiomiopati
2.3 Fibrilasi Atrial
7/22/2019 REFERAT HADI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-hadidocx 12/12
Disfungsi Nodus Sinus
Disfungsi nodus sinus (DNS) meliputi gangguan yang luas pada fungsi nodus
sinoatrial (SA) atau nodus sinus yang menyebabkan jantung berdetak lambat atau
cepat dalam waktu yang kronis atau intermiten. DNS dapat disebabkan oleh kondisi
yang secara langsung mengubah struktur dari nodus SA seperti iskemia, fibrosis atau
penyakit infiltratif, atau faktor ekstrinsik seperti obat-obatan atau gangguan autoimun.